analisis pengaruh upah minimum kabupaten/kota dan
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM
KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP
PENGANGGURAN TERBUKA
(Studi Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah 2002-2013)
SKRIPSI
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
HANGGORO SETYO PRAYOGO
NIM. 12020110141036
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Hanggoro Setyo Prayogo
Nomor Induk
Mahasiswa
: 12020110141036
Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM
KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO
TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA
(Studi Kasus : Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah 2002-2013)
Dosen Pembimbing : Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si
Semarang, 9 Mei 2016
Dosen Pembimbing
(Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si)
NIP. 197107251997022001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Hanggoro Setyo Prayogo
Nomor Induk Mahasiswa : 12020110141036
Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/ Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH UPAH MINIMUM
KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO
TERHADAP PENGANGGURAN
TERBUKA (Studi Kasus : Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013)
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 25 mei 2016
Tim Penguji
1. Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si. (......................................................)
2. Drs. Y. Bagio Mudakir, MSP. (......................................................)
3. Drs. R. Mulyo Hendarto, MSP. (......................................................)
Mengetahui,
Pembantu Dekan I,
Anis Chariri, SE, M.Com.,Ph.D, Akt
NIP. 196708091992031001
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hanggoro Setyo Prayogo
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS PENGARUH UPAH
MINIMUM KABUPATEN/KOTA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA (Studi Kasus :
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2002-2013)”, adalah hasil tulisan saya
sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudiann terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah –
olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan
oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 9 Mei 2016
Yang membuat pernyataan,
(Hanggoro Setyo Prayogo)
NIM: 12020110141036
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jadilah sesorang yang dapat menyerang dikemudian dan mencapainya, serta
dapat mengorbankan dirinya sendiri tanpa henti”
“Bergembiralah bila kau mengetahuinya, dengan itu engkau bagaikan selembar
kertas bertintakan cahaya”
~Penulis
UNTUK KEDUA ORANG TUA DAN KAKA PENULIS
vi
ABSTRACT
Unemployment is a problem that always happen hearts one economy
should resolved to review also increase revenues and welfare. Central Java
Province has unemployment third largest and the second smallest minimum wage
compared with 29 other Provinces in Indonesia. Singer study aimed to analyze the
effect of the minimum wage review and the GDP against unemployment in Central
Java.
The objective of this study is to analyze the impact of minimum wage and
regional PDB on to unemployment Central Java. This study uses panel data by
means of multiple linear regression analysis with fixed effect model. With time
series data used is 2002-2013 with a cross-section 35 District / City in Central
Java.
The results showed that the minimum wage variable positive and
significant effect on unemployment, as a result of movement of workers looking
for new jobs with higher wages. In addition, the regional GDP variable
significant negative effect on unemployment, as a result of economic growth that
increases the capacity of the economy and affect the amount of labor utilization.
Keywords: Unemployment, Minimum Wage, Regional GDP, Data Panel.
vii
ABSTRAK
Pengangguran merupakan permasalahan yang selalu terjadi dalam suatu
perekonomian yang harus diatasi untuk meningkatkan pendapatan dan juga
tingkat kesejahteraan. Provinsi Jawa Tengah mempunyai pengangguran terbuka
ketiga terbesar dan upah minimum kedua terkecil dibandingkan dengan 29
Provinsi lainnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap pengangguran terbuka Jawa
Tengah.
Penelitian ini menggunakan data panel dengan metode analisis regresi
linier berganda model fixed effect dengan least square dummy variabel. Data
runtut waktu yang digunakan adalah 2002-2013 dengan data cross-section 35
Kabupaten/Kota Jawa Tengah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel upah minimum berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengangguran terbuka di Jawa Tengah. akibat dari
perpindahan tenaga kerja yang mencari lapangan kerja baru dengan tingkat upah
yang lebih tinggi. Selain itu, variabel PDRB berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pengangguran terbukadi Jawa Tengah, akibat dari pertumbuhan ekonomi
yang meningkatkan kapasitas perekonomian serta mempengaruhi besarnya
penggunaan tenaga kerja.
Kata kunci: Pengangguran Terbuka, Upah Minimum, PDRB, Data Panel
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat, nikmat, anugerah, hidayah serta inayah–Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Upah
Minimum Kabupaten/Kota dan Produk Domestik Regional Bruto Terhadap
Pengangguran Terbuka (Studi Kasus : Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah
2002-2013)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mengalami
hambatan. Namun, berkat doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada:
1. Dr Suharnomo, SE, MSi. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
2. Ayahanda Sudjarwanto, dan Ibunda Etty Komar selaku orang tua yang
telah berjuang untuk mendidik secara keras, dan selalu mewajibkan untuk
belajar, dukungan moral, serta kepercayaannya yang telah diberikan
kepada penulis selama ini.
3. Esty Atika atas dukungan yang selalu membantu kegiatan perkuliahan
penulis.
ix
4. Alfa Farah, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk berdiskusi, memotivasi, memberikan masukan, saran
serta kritik yang membangun yang sangat-sangat berguna bagi penulisan
skripsi ini.
5. Evi Yulia Purwanti, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing pengganti yang
telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memotivasi, memberikan
masukan, saran serta kritik yang membangun yang sangat-sangat berguna
bagi kelancaran penulisan skripsi ini.
6. Akhmad Syakir Kurnia, S.E., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Ekonomi Studi Pembangunan
7. Hastarini Dwi Atmanti, S.E., M.Si. selaku dosen wali yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
8. Mayanggita Kirana, S.E., M.Si. selaku dosen wali pengganti yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menjalani studi di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
9. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan mengajarkan banyak hal kepada
penulis.
10. Seluruh staf, pegawai serta seluruh civitas akademik yang ada di
lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro atas
seluruh bantuannya.
11. Keluarga besar Dideatho.
x
12. Keluarga besar IESP 2010 Reguler 2 maupun IESP Reguler 1.
13. Keluarga besar kos Ksatria II .
14. Keluarga besar HMJ IESP Undip Reguler 2 Periode 2011-2012 untuk
kerja samanya selama berorganisasi.
15. Kelompok Echa tahun 2010 & 2011 yang telah berbagi keseruan.
16. Teman-teman KKN Tim 1 2013/2014 Desa Pakumbulan, Kecamatan
Buaran, Kabupaten Pekalongan.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.
18. Semua orang yang telah menjadi kunci semangat.
19. Semua fasilitas publik.
20. Alam semesta yang tetap damai beserta isinya.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik atas skripsi ini.
Semarang, 9 Mei 2016
Penulis
(Hanggoro Setyo Prayogo)
NIM: 12020110141036
xi
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ............................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 15
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 17
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 17
1.3.2 Kegunaan Penelitian ..................................................... 17
1.3.3 Sistematika Penulisan ................................................... 17
BAB II TELAAH PUSTAKA............................................................................. 19
2.1 Landasan Teori ............................................................................. 19
2.1.1 Pasar Tenaga Kerja ....................................................... 19
2.1.2 Permintaan Tenaga Kerja dalam Pasar Persaingan ....... 20
2.1.3 Teori Persaingan dalam Pasar Tenaga Kerja ................ 24
xii
2.1.4 Hubungan Variabel Terikat Terhadap Variabel Tidak
Terikat ........................................................................... 27
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 30
2.3 Kerangka Pemikiran Teoretis ....................................................... 34
2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 38
3.1.1 Variabel Penelitian ........................................................ 38
3.1.2 Definisi Operasional ..................................................... 38
3.2 Jenis dan Sumber data .................................................................. 39
3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 40
3.4 Estimasi Model Regresi Panel Data Dengan Penggunaan Fixed
Effect Model (FEM) atau Least Square Dummy Variable (LSDV)41
3.5 Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik ........................................ 43
3.5.1 Deteksi Normalitas ........................................................ 43
3.5.2 Deteksi Autokorelasi ..................................................... 43
3.5.3 Deteksi Heteroskedastisitas .......................................... 44
3.5.4 Deteksi Multikolinearitas .............................................. 45
3.5.5 Metode Newey West (HAC) Untuk Memperbaiki
Standard Error OLS ...................................................... 45
3.6 Pengujian Statistik Analisis Regresi ............................................ 46
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 46
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik) ................... 47
3.6.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t-Statistik) ........................ 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 51
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 51
xiii
4.1.1 Gambaran Umum .......................................................... 51
4.1.2 Kondisi Pengangguran Terbuka Jawa Tengah .............. 52
4.1.3 Kondisi Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah ........................................................................... 56
4.1.4 Kondisi Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ........................ 58
4.2 Hasil Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ...................................... 60
4.2.1 Uji Normalitas ............................................................... 60
4.2.2 Uji Autokorelasi ............................................................ 61
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................. 62
4.2.4 Metode Newey-West (HAC) untuk Memperbaiki
Standard Error ............................................................... 63
4.2.5 Uji Multikolinearitas ..................................................... 63
4.3 Hasil Uji Statistik Analisis Regresi (Three Goodness Of Fit) ..... 64
4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 64
4.3.2 Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) ....................... 65
4.3.3 Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji
Statistik t) ...................................................................... 66
4.4 Interpretasi Hasil .......................................................................... 67
4.4.1 Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap
Pengangguran Terbuka ................................................. 67
4.4.2 Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Terhadap
Pengangguran Terbuka ................................................. 69
4.4.3 Pengaruh Variabel Dummy Wilayah ............................ 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 75
xiv
5.2 Keterbatasan ................................................................................. 75
5.3 Saran ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 80
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 32
Tabel 4.1 Jumlah dan Pertumbuhan Pengangguran Terbuka Jawa Tengah ........... 53
Tabel 4.2 Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2002-
2013 (Jiwa) ............................................................................................ 55
Tabel 4.3 Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 2002-2013(Rp) ....... 57
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
2002-2013 (Miliaran Rp) ....................................................................... 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Nomalitas Kolmogrov-Smirnov ............................................. 60
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 61
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 62
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................... 64
Tabel 4.9 Hasil Adjusted R2 ................................................................................... 65
Tabel 4.10 Uji F Statistik ....................................................................................... 65
Tabel 4.11 Uji Signifikansi t .................................................................................. 66
Tabel 4.12 Hasil Coefisien Upah Minimum Kabupaten/Kota ............................... 67
Tabel 4.13 Hasil Coefisien Produk Domestik Bruto Kabupaten/Kota .................. 69
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, Persentasi Penduduk Bekerja dan
Pengangguran Terbuka 2002-2013 ....................................................... 2
Gambar 1.2 Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Provinsi Indonesia Tahun
2002-2013 ............................................................................................. 4
Gambar 1.3 Jumlah Rata-rata Upah Minimum Provinsi Indonesia Tahun 2002-
2013 (Rupiah) ....................................................................................... 5
Gambar 1.4 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2002-2013
.............................................................................................................. 6
Gambar 1.5 Jumlah dan Pertumbuhan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013 .................................................................................. 7
Gambar 1.6 Jumlah dan Pertumbuhan pengangguran Terbuka Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2002-2013 ..................................................................... 8
Gambar 1.7 Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah 2002-2013 ....................................................................... 9
Gambar 1.8 Pertumbuhan Upah Minimum Nominal Provinsi Jawa Tengah Tahun
2002-2013 (Rupiah) ............................................................................ 11
Gambar 1.9 Jumlah Rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2002-2013 (Rupiah) ................................................... 12
Gambar 1.10 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2002-2013 ................................................................... 13
Gambar 1.11 Jumlah Rata-rata Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002-2013 ....................................... 14
Gambar 2.1 Permintaan Tenaga Kerja Pasar persaingan Sempurna ...................... 22
Gambar 2.2 Permintaan Tenaga Kerja Persaingan Tidak Sempurna ..................... 23
Gambar 2.3 Profit Maskimalisasi Pasar Persaingan Oligopsoni ............................ 26
Gambar 2.4 Efek Upah Minimum Pasar Persaingan Oligopsoni ........................... 28
Gambar 2.5 Kurva Hukum Okun ........................................................................... 30
xvii
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 36
Gambar 4.1 Persentase Jumlah Rata-rata Pengangguran Terhadap Jumlah Rata-
rata Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ............ 71
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampira A Data Awal ............................................................................................ 81
Lampira B Struktur Panel ...................................................................................... 85
Lampira C Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, dan Hasil Regresi Model .................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan ekonomi makro menunjukan tingkat keberhasilan suatu Negara
dalam melakukan ekonomi pembangunan. Kebijakan ekonomi makro bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional, keadaan perekonomian yang
stabil dan sustainable, serta tingkat kesempatan kerja yang tinggi. Seringkali
kebijakan makro difokuskan untuk kesempatan kerja yang tinggi, dimana jumlah
penggunaan tenaga kerja yang tinggi atau maksimal akan menghasilkan tingkat
pendapatan nasional yang maksimum.
Salah satu indikator kapasitas produksi nasional dalam suatu Negara
adalah Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan jumlah produksi netto
dari suatu barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah dalam waktu tertentu.
Kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan dapat dilihat
dari peningkatan PDB secara terus menerus dari waktu ke waktu. Kemampuan
yang meningkat ini disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang mengalami
pertambahan dalam jumlah dan kuantitasnya.
Indonesia sebagai Negara berkembang masih memiliki angkatan kerja
yang besar dan juga struktur lapangan kerja dengan perekonomian yang dualistic,
yaitu sektor tradisional (informal) dan sektor modern yang pada umumnya relatif
kecil. Selain itu secara umum pasar tenaga kerja Indonesia dicirikan oleh
2
kelebihan penawaran tenaga kerja, rendahnya kualitas tenaga kerja dan
pengangguran yang sangat tinggi. Menurut BPS pengangguran terbuka adalah
mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan; mereka yang tidak bekerja dan
mempersiapkan usaha, mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang tidak
bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja, tetapi belum
mulai bekerja.
Gambar 1.1
Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, Persentase Penduduk Bekerja dan
Pengangguran Terbuka 2002-2013 (Jutaan Penduduk)
Sumber: SAKERNAS, BPS, diolah.
Gambar 1.1 menggambarkan perkembangan keadaan angkatan kerja
Indonesia yang dimana jumlah penduduk yang masuk dalam angkatan kerja
cenderung meningkat dengan angka terakhir adalah 162 juta penduduk yang
masuk dalam katagori angkatan kerja pada tahun 2013 dan rata-rata kenaikan
angkatan kerja 12 tahun terakhir adalah 1.19 persen.
93,6 93,493,0 92,6 92,7
93,493,9 94,1
94,995,4 95,6 95,5
6,4 6,67,0 7,4 7,3
6,66,1 5,9
5,14,6 4,4 4,5
90%
91%
92%
93%
94%
95%
96%
97%
98%
99%
100%
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Bekerja pengangguran
142,7 145 146.2 147 147 149.9 152.2 149.2 160.2 165.2 163 162.1
3
Berbeda dengan tingkat penduduk yang bekerja dan pengangguran yang
mengalami fluktuatif. tingkat pengangguran dalam gambar 1.1 merupakan refleksi
dari tingkat penduduk yang berkerja. Kenaikan tingkat pengangguran terjadi pada
awal tahun 2002 dengan tingkat 6.4 persen yang menjadi 7.4 persen pada tahun
2005, dimana tingkat pengangguran 2005 merupakan tingkat pengangguran
tertinggi pada 12 tahun terakhir atau berjumlah 10.854.254 jiwa. Kenaikan ini
juga terjadi pada tahun 2013 dengan tingkat pengangguran 4.5 persen atau
7.302.482 jiwa dengan tingkat pengangguran 4.4 persen atau 7.166.323 jiwa di
tahun sebelumnya yaitu 2012. Keberhasilan Indonesia dalam menurunkan tingkat
pengangguran ini terjadi pada awal tahun 2005 dengan tingkat 7.4 persen atau
10.854.254 jiwa menjadi 6.13 persen atau 7.166.323 jiwa pada tahun 2012 atau
pada 6 tahun terakhir.
Sejak awal desentralisasi tahun 2001, pemerintah daerah mempunyai
kewenangan dalam mengurusi kegiatan atau bertanggung jawab atas keadaan
perekonomiannya. Perubahan pemerintahan sentralisasi menjadi desentralisasi ini
salah satunya adalah bertujuan untuk mendukung penurunan tingkat
pengangguran serta meningkatkan sumbangan pendapatan daerah yang dapat
meningkatkan pendapatan serta pertumbuhan ekonomi secara nasional secara
keorganisasian. Gambar 1.2 menggambarkan jumlah rata-rata pengangguran
terbuka Provinsi Indonesia pada tahun 2002 hingga 2013 atau 12 tahun terakhir
sebagai berikut:
4
Gambar 1.2
Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Provinsi Indonesia
Tahun 2002-2013 (Jiwa)
Sumber: SAKERNAS, BPS, diolah.
Jumlah rata-rata pengangguran terbuka tertinggi terdapat pada Provinsi
Jawa Barat dengan jumlah rata-rata pengangguran terbuka 2.155.178 jiwa dan
28.419 pengangguran terbuka terendah terdapat pada Provinsi Maluku Utara.
28419
29404
30713
41979
47616
59311
62026
62521
68904
72788
74952
79634
98357
102849
111708
127385
134728
141308
184064
188204
214108
246486
262321
371687
529216
557174
606546
1182635
1202503
2155178
0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000
Maluku Utara
Gorontalo
Bangka Belitung
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Maluku
Sulawesi Tenggara
Papua
Sulawesi Tengah
Jambi
Bali
NTT
DI Yogyakarta
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
NTB
Kalimantan Timur
Aceh
Sumatera Barat
Riau
Lampung
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
DKI Jakarta
Banten
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa Barat
pengangguran terbuka
5
Selain itu Jawa Tengah merupakan Provinsi dengan urutan ke 3 terbesar yang
mempunyai tingkat jumlah rata-rata pengangguran terbuka yaitu 1.182.635 jiwa.
Tingkat upah merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat penyediaan
dan permintaan tenaga kerja yang dapat mempengaruhi tingkat penyediaan dan
permintaan tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja.
Gambar 1.3
Jumlah Rata-rata Upah Minimum Provinsi Indonesia
Tahun 2002-2013 (Rupiah)
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah
501.938526,825
547.498590.522
624.750629.833630.892636.667643.530647.083
672.164673.956690.000690.065690.492
726.625755.367772.076777.826784.583785.477
805.250806.833811.162825.625834.267
872.159949.583
1.042.1321.052.133
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000
Jawa TimurJawa Tengah
Jawa BaratDI Yogyakarta
GorontaloLampung
Kalimantan BaratNTT
BengkuluSulawesi Tengah
BaliMaluku Utara
MalukuNTB
Sulawesi TenggaraJambi
Bangka BelitungBanten
Sumatera SelatanSumatera Barat
Sulawesi SelatanKalimantan Selatan
RiauKalimantan Tengah
Sumatera UtaraSulawesi Utara
Kalimantan TimurAceh
DKI JakartaPapua
jumlah rata-rata
6
Berdasarkan jumlah rata-rata pada gambar 1.3 tingkat upah minimum
Provinsi Jawa Tengah mempunyai urutan kedua terkecil yaitu Rp. 526.825
setelah upah minimum Provinsi Jawa Timur yang juga sebagai upah minimum
terkecil dari 30 Provinsi Indonnesia yaitu Rp. 501.938. selain itu tingkat upah
minimum tertinggi yaitu Rp. 1.052.133 terdapat pada Provinsi Papua.
Sesuai dengan gambar 1.2 dan gambar 1.3 pada Provinsi Jawa Tengah
merupakan salah satu Provinsi yang mempunyai permasalahan dalam keadaan
angakatan tenaga kerja terutama pada pengangguran terbuka. Dimana besarnya
jumlah pengangguran terbuka Provinsi Jawa Tengah dalam urutan ke tiga dengan
upah minimum urutan ke dua terendah.
Besarnya persentase yang berada dalam angkatan kerja disuatu daerah
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah itu sendiri
(Ananta, 1990). Dengan kata lain besarnya pertumbuhan penduduk akan
mempengaruhi tingkat pengangguran melalui besarnya jumlah angkatan kerja.
Gambar 1.4
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah Tahun 2002-2013
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah
1.141.58
1.58
-2.220.63
0.760.73
-1.470.81
1.92-0.02
30500000
31000000
31500000
32000000
32500000
33000000
33500000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Rata-rata Pertumbuhan: 0.45%
7
Dalam gambar 1.4 menggambarkan jumlah dan pertumbuhan penduduk di
Provinsi Jawa Tengah. Dalam 12 tahun terakhir Provinsi Jawa Tengah
mempunyai 0.45 persen rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk, dimana tingkat
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2012 dengan tingkat 1.92 persen pertumbuhan
penduduk atau berjumlah 33.270.207 penduduk dan tingkat 1.58 persen
pertumbuhan penduduk atau 32.908.850 penduduk pada tahun 2005.
Gambar 1.5
Jumlah dan Pertumbuhan Angkatan Kerja Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah
Menurut Mulyadi (2003), angkatan kerja adalah penduduk dalam usia
kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa serta berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Dimana
proporsi penyerapan tenaga kerja terhadap angakatan kerja akan mempengaruhi
tingkat pengangguran terbuka.
Dalam gambar 1.5 menggambarkan jumlah dan tingkat pertumbuhan
angkatan kerja. Dimana tingkat pertumbuhan tertinggi terdapat pada tahun 2007
dengan pertumbuhan 7.66 persen atau dengan jumlah 17.664.277 penduduk dan
4.13 persen pada tahun 2005 atau 16.634.255 penduduk yang masuk dalam
2.37
-0.83
4.13
-1.36
7.66
-5.51
2.38
-1.35
0.37
-0.63
1.04
1450000015000000155000001600000016500000170000001750000018000000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Angkatan Kerja
Rata-rata Pertumbuhan:0.75 %
8
angkatan kerja. Pada tahun terakhir atau pada tahun 2013 tecatat 16.986.776
penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.
Gambar 1.6
Jumlah dan Pertumbuhan Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah
Gambar 1.6 menunjukan pertumbuhan jumlah pengangguran terbuka di
Provinsi Jawa Tengah. Rata-rata pertumbuhan pengangguran Provinsi Jawa
Tengah adalah -0.006 persen, yang dapat diartikan pengangguran terbuka pada
Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan pada 12 tahun terakhir. Kenaikan
pertumbuhan tertinggi 0.022 persen yang terdapat pada tahun 2006 atau dengan
jumlah 1.197.244 penduduk dan pada tahun 2007 dengan kenaikan pertumbuhan
0.14 atau 1.360.219 penduduk.
Provinsi Jawa Tengah diketahui mempunyai jumlah 29 Kabupaten dan 6
kota yang dimana Kota Semarang sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Berikut
adalah gambar 1.7 menunjukan jumlah rata-rata pengangguran terbuka
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah selama 2002-2013:
-0.05
0.12
-0.06
0.220.14
-0.10
0.02
-0.06 -0.04-0.04
0.06
0200000400000600000800000
1000000120000014000001600000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pengangguran terbuka
Rata-rata Pertumbuhan:-0.006 %
9
Gambar 1.7
Jumlah Rata-rata Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2002-2013
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.
Pengangguran terbuka terbesar pada Kabupaten Brebes dengan angka
72.816 penduduk dan 6.732 penduduk yang termasuk pengangguran terbuka
6732
8296
12596
12954
14136
16332
16483
17091
20941
22082
23314
23865
24979
25287
25313
25323
25733
26513
26784
27105
29080
30159
32313
33465
35361
35642
36788
37531
45755
46441
53399
53972
69005
70613
72816
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000
kota magelangkota salatiga
kota pekalongankota tegal
Kab purworejoKab Wonosobo
kab rembangkab temanggung
kab blorakota surakarta
Kab PurbalinggaKab Banjarnegara
kab sragenKab wonogiri
kab pekalongankab karanganyar
kab jeparakab kudus
kab boyolalikab batangkab kendal
kab semarangKab sukoharjoKab Magelang
kab demakKab Kebumen
Kab kelatenkab grobogan
kab patiKab Banyumaskab pemalang
kab tegalkota semarang
Kab Cilacapkab brebes
jumlah rata-rata
10
terendah pada kota Magelang. Kota semarang sebagai ibu Kota Provinsi Jawa
Tengah menjadi peringkat ke 14 tertinggi dari 35 Kabupaten/Kota dengan jumlah
rata-rata pengangguran terbuka 30.159 penduduk.
Pengangguran terjadi karena adanya penyerapan tenaga kerja yang tidak
penuh atau terjadi penurunan permintaan tenaga kerja. Kebijakan penetapan upah
minimum adalah penetapan upah diatas upah keseimbangan yang menjadi isu
dalam permasalah penurunan permintaan tenaga kerja. Penurunan permintaan ini
terjadi karena upah adalah salah satu variabel yang mempengaruhi biaya produksi
suatu perusahaan, karena permintaan tenaga kerja berasal dari fungsi produksi
yang memaksilmalkan pendapatan perusahaan (Heijdra, 2002). Dalam keadaan
pasar persaingan dengan kebijakan upah minimum akan menurunkan permintaan
tenaga kerja (Stigler, 1946).
Kebijakan upah minimum untuk melindungi upah tenaga kerja agar tidak
merosot pada tingkat upah yang rendah, akibat ketidak keseimbangan pasar tenaga
kerja sejak awal tahun 1969. Kebijakan ini juga dalam rangka upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Penetapan upah minimum
didasari oleh Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) pada awal tahun 1996-2006 dan
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pada tahun 2007 hingga saat ini (Silalahi, 2008).
Selain itu penetapan upah minimum juga memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi, untuk menyesuaian kemampuan perusahaan.
Penetapan upah terdiri dari Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK). UMP merupakan upah minimum yang
11
berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota disuatu provinsi, dan UMK adalah upah
minimum yang berlaku di wilayah Kabupaten/Kota.
Gambar 1.8
Pertumbuhan Upah Minimum Nominal Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013 (Rupiah)
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.
Pada gambar 1.8 menggambarkan pertumbuhan UMP Jawa Tengah.
pertumbuhan tertinggi pertama terdapat pada tahun 2006 dengan pertumbuhan
15.38 persen atau mengalami kenaik sebesar Rp. 60.000 dari Rp. 390.000 pada
tahun 2005 menjadi Rp. 450.000 di tahun 2006. Pertumbuhan UMP tertinggi ke
dua adalah pada tahun 2010 dengan pertumbuhan 14.78 persen atau mengalami
kenaikan sebesar Rp. 85.000 dari Rp 575.000 di tahun 2009 menjadi Rp. 660.000
di tahun 2010. Kenaikan 15.28 persen UMP pada tahun 2013 terjadi karena
Provinsi Jawa Tengah tidak menetapkan kenaikan UMP, sehingga penetapan
diambil dari UMK terendah yaitu Kabupaten Cilacap dengan nominal Rp.
720.000 rupiah melalui Surat Keputusan Gubernur No.20/MEN/XI/2011Tentang
Pembentukan Satuan Tugas Pemantauan Penetapan Upah Minimum 2012.
8.24 7.23 6.85 15.3811.11 9.40 5.12
14.78 2.27 6.6715.28
0
200000
400000
600000
800000
1000000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Upah Minimum Provinsi Jawa Tengah
Rata-rata Pertumbuhan:9.30 %
12
Dalam kebijakan penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) oleh
gubernur dapat menetapkan UMK atas rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi
dan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Penetapan disesuaikan oleh keadaan
masing-masing KHM ataupun KHL di Kabupaten/Kota atau penetapan UMK
dapat lebih tinggi dari penetapan UMP.
Gambar 1.9
Jumlah Rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013 (Rupiah)
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.
550.783553.056553.675554.842555.792560.808562.992563.417563.758566.850570.271573.208574.788574.929579.196581.464581.744582.654584.275
592.313593.354596.000600.142600.742606.425606.725609.400613.613619.517
631.013633.279634.737639.120
654.988712,394
300000 450000 600000 750000
kab groboganKab Banjarnegara
Kab Kebumenkab brebes
Kab wonogirikab tegal
kota tegalKab purworejoKab Banyumas
kab rembangKab PurbalinggaKab Wonosobo
kab temanggungkab pemalang
kab sragenKab kelatenKab Cilacapkab jepara
kota magelangkab pati
kab blorakab boyolali
Kab MagelangKab sukoharjo
kab karanganyarkab batang
kab pekalongankota pekalongan
kota surakartakota salatiga
kab kendalkab demakkab kudus
kab semarangkota semarang
jumlah rata-rata
13
Berdasarkan gambar 1.9 jumlah rata-rata upah minimum Kabupaten/Kota
terbesar pada Kota Semarang dengan angka Rp. 712.394 dan Rp. 550.783 yang
termasuk upah minimum Kabupaten/Kota terendah pada kota Grobogan. Selain
itu Kabupaten Semarang juga mempunyai jumlah rata-rata upah minimum
tertinggi kedua yaitu Rp. 654.998.
Indikator penting lain dalam mempengaruhi tingkat pengangguran adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi. Okun’s Law menyatakan bahwa terdapat hubungan
negatif antara tingkat pertumbuhan PDR riil dengan pengangguran dalam jangka
pendek (Dornbuch, 2004). Jika pertumbuhan ekonomi daerah di setiap tahunnya
meningkat maka dapat dikatakan pembangunan ekonomi meningkat.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah dan
masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk pola
kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan pekerjaan dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di dalam
wilayah tersebut (Arsyad, 2004).
Gambar 1.10
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2002-2013 (Milyaran Rupiah)
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.
3.90 4.45 4.38 4.32 4.81 4.73 5.025.125.00
5.60 5.49
0,00
50000000,00
100000000,00
150000000,00
200000000,00
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah
Rata-rata Pertumbuhan:4.80%
14
Dalam gambar 1.10 menggambarkan pertumbuhan produk domestik bruto
(PDRB). Dalam 11 tahun terakhir PDRB Jawa tengah mengalami kenaikan
signifikan dengan rata-rata kenaikan pertumbuhan 4.80 persen. dengan
pertumbuhan tertinggi 5.60 persen yaitu pada tahun 2012 dan pertumbuhan
terendah pada tahun 3.90 persen pada tahun 2003.
Gambar 1.11
Jumlah Rata-rata Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002-2013
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, BPS, diolah.
828.1391.003.3421.148.268
1.750.2541.898.7551.911.9552.076.1892.195.6642.219.5922.262.3062.611.8902.694.8782.696.8462.738.0872.753.8052.771.7702.934.0752.946.7833.137.8183.244.980
3.719.6393.890.7473.890.8354.167.0094.194.1174.499.4184.501.7864.528.5864.857.1514.910.1054.962.5595.114.102
11.590.68111.675.800
19,100,250
0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000
kota salatigakota magelang
kota tegalKab Wonosobo
kab blorakota pekalongan
kab rembangkab batang
kab temanggungKab Purbalingga
Kab BanjarnegaraKab Kebumen
Kab purworejokab sragen
Kab wonogirikab demak
kab grobogankab pekalongan
kab pemalangkab tegal
Kab Magelangkab boyolali
kab jeparakab pati
Kab BanyumasKab sukoharjo
Kab kelatenkota surakarta
kab karanganyarkab kendalkab brebes
kab semarangkab kudus
Kab Cilacapkota semarang
Jumlah rata-rata
15
Menurut jumlah rata-rata gambar 1.11, produk domestik regional bruto
terbesar terdapat pada Kota Semarang dengan angka Rp. 19.100.250 miliar dan
Rp. 828.139 miliar yang termasuk produk domestik regional bruto terendah pada
kota Salatiga. Cilacap sebagai Kabupaten Provinsi Jawa Tengah dengan urutan ke
2 terbesar dengan produk domestik regional bruto sebesar Rp. 11.675.800 miliar.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa, upah minimum mempunyai pengaruh terhadap tingkat
pengangguran terbuka melalui besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat terserap
pada tingkat upah minimum dan pengangguran juga dapat dipengaruhi oleh
besarnya perkembangan produk domestik bruto melalui besarnya skala
perekonomian, yang dapat menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan
penggunaan tenaga kerja.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, upaya pemerintah dalam menurunkan
pengangguran dalam Provinsi Jawa Tengah masih belum optimal. Tingkat
pengangguran terbuka selama periode 2002-2013 masih terlihat fluktuatif
walaupun cenderung menurun di tahun terakhir. Selain itu, Provinsi Jawa tengah
Memiliki jumlah rata-rata pengangguran tertinggi ke tiga dan jumlah rata-rata
upah minimum terendah ke 2 dari 30 Provinsi di Indonesia.
Upah minimum merupakan faktor yang sangat penting dalam penurunan
permintaan tenaga kerja yang mempengaruhi jumlah pengangguran terbuka
disuatu daerah. Dalam pasar persaingan oligopsoni, upah minimum akan
16
menurunkan tenaga kerja melalu perpindahan tenaga kerja dari pekerjaan satu ke
lainnya, dan pertambahan tenaga kerja melalui keingin tenaga kerja masuk dalam
partisipasi angkatan kerja (Bhaskar, 2002). Kebijakan penetapan Upah Minimum
oleh gubernur dapat menetapkan upah atas rekomendasi Dewan Pengupahan
Provinsi dan rekomendasi dari Bupati/Walikota. Selama periode 2002-2013,
penetapan upah minimum Provinsi Jawa Tengah signifikan meningkat.
Produk domestik bruto dianggap sebagai indikator yang mempunyai
pengaruh negatif terhadap pengangguran menurut Okun’s Law (Dornbuch, 2004).
Dengan meningkatkan kapasitas produk domestik bruto akan dapat menurunkan
pengangguran terbuka melalui permintaan tenaga kerja. Produk domestik bruto di
Provinsi Jawa Tengah selama periode 2002-2013 mengalami peningkatan
signifikan.
Berdasarkan kondisi-kondisi diatas, maka pertanyaan dalam penelitian ini
disusun sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh upah minimum Kabupaten/Kota terhadap pengangguran
terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah selama 2002-
2013.
2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota
terhadap pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah
selama 2002-2013.
17
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis bagaimana pengaruh upah minimum terhadap pengangguran
terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah selama 2002-
2013.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
terhadap pengangguran terbuka di setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah selama 2002-2013.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau pihak-pihak terkait untuk
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dan perencaraan daerah di
Provinsi Jawa Tengah.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya yang mempunyai relevansi sama.
1.3.3 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bermaksud untuk membantu memudahkan
penelitian dan pemahaman isi skripsi. Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab.
18
Bab pertama merupakan yang terdiri dari latar belakang pemilihan judul,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian. Inti bab pertama ini
mengenai pengaruh upah minimum dan PDRB terhadap pengangguran terbuka
Jawa Tengah dalam kurun waktu 12 tahun, yaitu tahun 2002 sampai dengan 2013.
Bab kedua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan mengenai landasan
teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
yaitu teori permintaan tenaga kerja melalui fungsi produksi yang memaksimalkan
profit dalam pasar persaingan oligopsoni dan teori Okun’s Law. Pada bab ini juga
dijelaskan adanya penelitian terdahulu yang menjadi landasan teori dan penelitian
terdahulu dapat disusun kerangka pemikiran teoritis.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada penelitian ini menggunakan
data sekunder dengan metode pengumpulan data tidak dengan cara sampling dan
kuesioner melainkan didapat dari instansi-instansi terkait dan metode analisis
menggunakan regresi data panel dengan alat analisis EViews.
Bab keempat merupakan pembahasan. Dalam bab ini menjelaskan hasil
analisis penelitian dengan menguraikan objek penelitian, menjabarkan analisis
data penelitian dan pembahasan hasil analisis dari objek penelitian.
Bab kelima merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil
analisis data dan pembahasan. Bab ini juga memuat saran-saran untuk
merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan
penelitian ini.