analisis pengaruh produksi kasabrepository.utu.ac.id/603/1/bab i_v.pdf3 dan ada yang dibuat dari...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PRODUKSI “KASAB”
TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN SULAMAN
BENANG EMAS DI KABUPATEN ACEH SELATAN
SKRIPSI
OLEH :
ELITA CAHYU
NIM : 09C20101131
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari
pembangunan nasionaluntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan pendapatan nasional perkap ita,
untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi, diukur
dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi salah satu target
penting yang harus dicapai dalam pembangunan
ekonomi.Dalampembangunanekonomidiharapkandapatmewujudkanperekonomian
yang mandiriuntukmeningkatkankemakmuranseluruhrakyatsecaraselaras,
adildanmerata.Pertumbuhanekonomi yang
tinggidanberkelanjutanmerupakankondisiutamaataukeharusanbagikelangsunganpe
mbangunanekonomidanpeningkatankesejahteraan.Selaindarisisipermintaan
(konsumsi) dan darisisipenawaran,
pertumbuhanpendudukjugamembutuhkanpertumbuhankesempatankerja
(sumberpendapatan).Pertumbuhanekonomitanpa
diiringidenganpenambahankesempatankerjaakanmengakibatkanketimpangandala
mpembagiandaripenambahantersebut,yang
selanjutnyaakanmenciptakansuatukondisipertumbuhanekonomidenganpeningkata
nkemiskinan(Tambunan. 2009, h 44)
Sektorindustrimemegangperanan yang
sangatpentinguntukmeningkatkanpertumbuhanekonomi.Sektorindustritidakhanya i
ndustri besar yang memilikiteknologi yang
2
canggihakantetapiperludikembangkanjugaindustrikecil, industri rumah
tangga(Home Industry) yang
kebanyakanberorientasikepadakegiatankeluargasehinggadapatmeningkatkanprodu
ktivitasmasyarakatdandapatmeningkatkanpendapatanperkapitamasyarakat.
Kegiatan ekonomi ini bersifat produktif dan berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Batasan mengenai skala
usaha menurut Badan Pusat Statistik(BPS), yaitu berdasarkan kriteria tenaga
kerja, yang berjumlah 1-4 orangsebagaiIndustriRumahTangga
Aceh Selatan merupakansalah satu kabupaten yang ada di wilayah Aceh
bagian Selatan dengan Ibu Kota Tapak Tuan.Kabupaten Aceh Selatan memiliki 18
(Delapan Belas) buah kecamatan yang terbentang mulai dari Kecamatan Labuhan
Haji yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya hingga Kecamatan
Trumon Timur yang berbatasan dengan Kota Subulussalam. Pada tahun 2010
jumlah kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan adalah 16 (Enam Belas)
Kecamatan. Pada tahun 2011, dua kecamatan di bagian timur yakni Trumon
dimekarkan lagi menjadi dua kecamatan lagi sehingga keseluruhan kecamatan
dalam Kabupaten Aceh Selatan sekarang ini berjumlah 18 (Delapan Belas)
kecamatan. Aceh Selatan merupakansalahsatukabupaten di Aceh yang
menghasilkanberbagaijenisindustrikecildanindustri rumahtangga,salahsatunya
adalahindustrikasab darisulamanbenangemas. Kabupaten Aceh Selatan yang
menghasilkan produksi kasab dari sulaman benang emas hanya terdapat di 9
(Sembilan) kecamatan, kasab yang diproduksi ada yang dibuat dari benang emas
3
dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih
menyukai kasab yang dibuat dari sulaman benang emas dari pada kasab yang
dibuat dari sulaman benang perak, maka dari itu masyarakat Aceh lebih banyak
menghasilkan kasab sulaman benang emas selain coraknya yang khas dan
terkesan mewah. Kecamatan yang
menghasilkankerajinansulamanbenangemassecaralebihrincidapatdilihatpadaTabel
1.
Tabel 1 JumlahUsahaSulamanBenangEmas di Kabupaten Aceh Selatan
Tahun 2014
No Nama Kecamatan Jumlah Usaha Sulaman Benang Emas
(Unit)
1 Bakongan 2
2 Bakongan Timur 2
3 Kluet Selatan 7
4 Kluet Tengah -
5 Kluet Timur -
6 Kluet Utara 5
7 Kota Bahagia -
8 Labuhan Haji -
9 Labuhan Haji Barat 2
10 Labuhan Haji Timur -
11 Meukek -
12 Pasie Raja 3
13 Sama Dua 5
14 Sawang -
15 Tapak Tuan 7
16 Trumon -
17 Trumon Timur -
18 Trumon Tengah 1
Jumlah Total 34
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Selatan. Tahun 2014
Industrikerajinansulamanbenangemasdimanfaatkanuntukdijadikansebagaib
ahanuntukmembuatpelaminandanpelaminaninidigunakanpadaupacarapernikahanat
aukenduri-kendurilainnya. Biasanyamasyarakat Aceh Selatan
4
sangatmenjunjungtinggiadatistiadat.
Industrikerajinansulamanbenangemasmerupakanpekerjaan yang
dilakukanolehiburumahtanggapendudukAcehSelatan,kebanyakan
yangberusiaantara20tahun sampai 45 tahun. Keuntungan yang
dihasilkanmemangtidakbanyaknamunbisamenambahpendapatankeluargasehingga
dapatmeringankanbebankeluargasepertimembantuuntukkeperluananak-
anakmereka dan keperluan sehari-hari.
Adapun kasab darisulamanbenangemasitudibuatdiataskainbeludu yang
dihiasidengan benang danmanik-manikbewarnaemas yang diukirdenganberbagai
motif, kasab darisulamanbenangemasterdiridari 4 warnakhusus,
sepertipasatiraimisalnyamembentangbeludupolossecaravertikalantarawarnakuning
, merah, hijaudanhitam. Keempatwarnatersebutmewakili status
sosialmasyarakattradisionalAcehmulaidarikuningmelambang raja,
merahsebagaihulubalangataupanglima,
hijausebagaiulamasementarahitamsebagairakyatjelata.Sulamanbenangemasterdirid
aribeberapabagian, yaituPelaminan, Pinto Geureubang, Seurambi, Tilamduek,
Meureuecu, Tiangpelaminan, Tirai, Aneuktirai, Langet-langet, Mata langet, Mata
kasurKipas, Payung, Sange (Dalung) dan Pakaian Aceh.Setiapbagian kasab
darisulamanbenangemasmengandungcorak yang berbeda-beda. Proses
pembuatansatubagian kasab
darisulamanbenangemasbiasanyamenghabiskanwaktuberbulan-
bulankarenaperluketelitiandankesabaranuntukmenghasilkan kasab
darisulamanbenangemas yang bagusseterusnyadapatdijual di pasaran.Kerajinan
sulaman benang emas ini dikenal secara luas sebagai sulaman khas tradisional dari
5
Aceh yang dikenal dengan nama kasab.Ukiran kasab darisulamanbenangemas
terdiri dari banyak motif pada umumnya berbentuk bunga yang disulam dengan
rapi bahkan dihiasidengan manik-manik berwarna emas. Bagi masyarakat
tradisional Aceh penggunaan kasab darisulamanbenangemas sama halnya dengan
penggunaan rencong. Jenis kasab darisulamanbenangemas bisa mewakili derajat
atau menjadi parameter status sosial, misalnya bagi raja dan rakyat umum bentuk
dan coraknya akan sedikit berbeda dari segi warna dan unsurnya, tapi sekarang
perbedaan itu sudah tidak terlalu dipermasalahkan dan bahkan disetarakan. Dilihat
dari pemakaiannya, kasab darisulamanbenangemas merupakan bagian dari
perangkat adat masyarakat Aceh yang berfungsi sebagai dekorasi. Meskipun
sebagai dekorasi, kasab darisulamanbenangemas sebenarnya mengandung nilai
atau makna sendiri sehingga tidak sekedar mengandung nilai estetika semata.
Misalnya pada ayakan yang biasa dipasang pada dinding utama akan dihiasi
dengan kipas berjumlah 17 buah, angka 17 tersebut merupakan jumlahsujud
dalam shalat selama sehari semalam sebagai perwujudan dari falsafah hidup
masyarakat Aceh yang tidak terlepas dari ajaran syariat, “Adat dikandong hayat,
Syariat dikandong badan”. Begitulah Aceh, setiap aktivitas kebudayaan
masyarakat selalu menjunjung tinggi nilai religiusitas.Begitu juga halnya dengan
ukiran-ukiran pada kasab darisulamanbenangemas yang penuh dengan corak dan
motif flora, pemilihan motif flora ini sendiri mengandung makna keagamaan yang
kuat yakni mengandung nilai-nilai ajaran syariat islam sehingga adanya sebuah
pemahaman bahwa adanya pelanggaran untuk menggambarkan bentuk makhluk
hidup seperti hewan dan manusia, pada kesimpulannya kekayaan motif flora yang
terdapat pada hasil-hasil karya seni di Aceh mempunyai makna dalam kerangka
6
konseptual islam yang mengaitkan taman dan alam tumbuh-tumbuhan dengan
taman firdaus (Http.///.potret-online.com//kasab.diakses tgl 28 july 2013).
Dalammeningkatkanperkembangansuatuindustriatausuatuusahasangatlahb
ergantungpadafaktor- faktorproduksinya, karenatanpaadanyafaktor-
faktorproduksitersebut proses
produksitidakakanberjalantermasukpadaindustrikerajinan kasab
darisulamanbenangemas di Kabupaten Aceh Selatan.
Berdasarkanuraian yang telahdikemukakan di
ataspenulismerasatertarikuntukmelakukanpenelitianilmiahdenganjudul“AnalisisP
engaruhProduksi“Kasab”
terhadapPendapatanPengrajinSulamanBenangEmas di Kabupaten Aceh
Selatan”.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang, maka yang
menjadirumusanmasalahdalampenelitianiniadalahbagaimana pengaruh produksi
“kasab” terhadappendapatanPengrajin Sulaman Benang Emasdi Kabupaten Aceh
Selatan ?
1.3 TujuanPenelitian
Berdasarkanlatarbelakangdanperumusanmasalah yang
telahdikemukakanmakapenelitianinibertujuanuntukmenganalis pengaruh produksi
“kasab”terhadappendapatanPengrajin Sulaman Benang Emasdi Kabupaten Aceh
Selatan.
1.4 ManfaatPenelitian
7
Berdasarkantujuanpenelitian diatas, maka yang
menjadimanfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1.4.1 ManfaatTeoritis
a. BagiPenulis
Melaluipenelitianitumakapenulisdapatmengembangkanteori-teori yang
pernahdipelajariselama di
perkuliahansekaligusdapatmenerapkanmelaluiprakteknyata yang
telahdilakukan.
b. LingkunganAkademik
Hasilpenelitianinidiharapkandapat bermanfaatbagimahasiswaataupeneliti-
peneliti yang inginmelanjutkanpenelitian Sulaman Benang
Emasdandapatmenambah bahanbacaan yang bermanfaatbagimahasiswa
Fakultas Ekonomi khususnya dan Fakultas- fakultas lainnya di
lingkunganUniversitasTeuku Umar.
1.4.2 ManfaatPraktis
Memberikanmanfaatbagipemerintahdaerahsetempatsebagaibahanpengetah
uan untukmengetahuibagaimanakeadaan perekonomian masyarakat yang berada
di wilayah pimpinannya, sehigga dengan adanya perhatian pemerintah daerah
pada jenis usaha kerajinan Kasab dari Sulaman Benang Emas ini, maka dengan
sendirinya akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya
pertumbuhan perekonomian diwilayah Aceh Selatan semakin membaik.
8
1.5 SistematikaPenulisan.
Adapunsistematikapenulisandalampenelitianini terdiri atas limabab yaitu:
BagianpertamaPendahuluan, yang terdiri atas Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
BagiankeduaTinjauan Pustaka yang membahas tentang Industri,
Pengertian Industri danJenis-jenis Industri, PengertianKasab
dariSulamanBenangEmas, Kasab dariSulamanBenangEmas berdasarkan
fungsinya, Produksi, Pengertian Produksi, Sistem Produksi, Fungsi Produksi,
Pendapatan, Pengertian Pendapatan, Jenis-jenis Pendapatan, Faktor-faktor yang
mempengaruhi Produksi, Modal, Tenaga Kerja dan Perumusan Hipotesis.
BagianketigaMetodePenelitianyang membahas tentang populasi dan
sampel, Data Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data,
Model Analisis Data, Definisi Opersional Variabel dan Pengujian Hipotesis.
Bagian keempat Hasil dan Pembahasan yang membahas tentang Gambaran
Umum Penelitian, Statistik Deskriptif Variabel Venelitian dan Hasil Pengujian
Hipotesis.
Bagian kelima adalah bagian terakhir yang membahas tentang Simpulan
dan Saran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri
2.1.1 Pengertian Industri dan Jenis-jenis Industri
Industri adalah sesuatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri dapat dibagi berdasarkan jenis-jenisnya
yaitu :
1. Berdasarkan Tempat Bahan Baku.
a. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar. Contohnya pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
b. Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
c. Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contohnya asuransi,
perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan Besar Kecil Modal
a. Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
10
b. Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik beratkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
3. Berdasarkan Klasifikasi (SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986)
a. Industri kimia dasar seperti semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb.
b. Industri mesin dan logam dasar adalah pesawat terbang, kendaraan
bermotor, tekstil, dll.
c. Industri kecil adalahroti, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll.
d. Aneka industri yaitu pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-
lain.
4. Berdasarkan jumlah tenaga kerja
a. Industri rumah tangga adalah jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.
b. Industri kecil adalah jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.
c. Industri sedang atau industri menengah yaitu jumlah tenaga kerja antara
20-99 orang.
d. Industri besaryaitu jumlah tenaga kerja berjumlah 100 orang atau lebih.
5. Berdasarkan Lokasi
a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market
oriented industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi
potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-
kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
semakin menjadi lebih baik.
b. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man
power oriented industry) dalah industri yang berada pada lokasi di pusat
11
pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan
banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry) adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana
bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi
yang besar.
6. Berdasarkan Produktivitas Perorangan
a. Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan
hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah
hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan
sebagainya.
b. Industri sekunder adalah industri yang mengelola bahan mentah sehingga
menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah
pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
c. Industri tersier adalahindustri yang produk atau barangnya berupa layanan
jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan,
dan masih banyak lagi yang lainnya(Http.///yprawira. wordpress.
com/pengertianindustri diakses tgl 28 juli 2013).
2.1.2 Pengertian Kasab dariSulaman BenangEmas
Menurut Budi (2009, h, 154) dalamkonteksbudaya dan kesenian, Kasab
adalah sulaman khas tradisional dari Aceh yang dibuat diatas kain beludru, ukiran
kasab banyak bermotif flora yang disulam dengan rapi dan dihiasi dengan manik-
manik berwarna emas. Sedangkankerajinansulaman benang emas yang dikenal
secara luas sebagai sulaman yang dibuat diatas kain beludru dan kain lainnya
12
disulam dan dihiasi dengan manik-manik. Kerajinan kasab dari sulaman
benangemas merupakan upaya menggambarkan motif tertentu pada kain dengan
menggunakan benang. Biasanya benang yang dipakai untuk membuat kasab
darisulamanbenangemas adalah benang emas atau perak. Begitupula terhadap
kain yang digunakan sebagai media untuk menyulam motif tersebut, tak jarang
masyarakat menggunakan kain beledru, saten, bahkan kain sutera.Namun pada
masyarakat yang berekonomi rendah kain yang digunakan adalah kain poplen,
teteron, dan lain- lain. Benangnya pun hanya benang warna-warni biasa. Aceh
terbentuk dari perpaduan antara ajaran agama islam dan adat budaya. Dia ntara
keduanya tidak dapat dipisahkan dan bahkan menyatu seperti dua sisi dalam
sebuahmata uang. Selain itu, faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi
perkembangan keberadaan adat budaya Aceh. Dan seperti pada kasab
darisulamanbenangemas yang dilihat dari pemakaiannya, kasab dari
sulamanbenangemas merupakan bagian dari perangkat adat masyarakat Aceh
yang berfungsi sebagai dekorasi. Meskipun sebagai dekorasi, kasab
darisulamanbenangemas sebenarnya mengandung nilai atau makna tersendiri
sehingga tidak sekedar mengandung nilai estetika semata. Budaya kasab
darisulaman benangemas biasaya dipakai untuk pelamiminan pada acara adat
yang besifat khusus.
2.1.3 Kasab DariSulamanBenangEmas Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya kasab darisulamanbenangemas terdiri dari
beberapa bagian, yaitu Pelaminan, Pinto Geurubang, Seuradi, Dalansi, Tilam
Duek, Tirai, Aneuk Tirai, Langet-Langet, Mata Langet, Mata Kasur, Kipas,
Payung, Dalung (Sange) dan Baju Adat.Setiap bagian kaab
13
darisulamanbenangemas mengandung konsep yangberbeda-beda dan digunakan
pada acara-acara tertentu. Proses pembuatan kasab darisulamanbenangemas
menghabiskankan waktu berbulan-bulan karena perlu ketelitiandan konsentrasi
serta kesabaran untuk menghasilkan sulaman benangemas yang
sempurna.Penggunaan kasab darisulamanbenangemas pada umumnya digunakan
pada acara-acara yang bersifat khusus seperti pernikahan, sunatan rasul, aqiqah,
dan seremonial lainnya yang mengandung nilai adat. Namun kasab dari sulaman
benangemas sekarang ini tidak terbatas lagi kepada perangkat dekorasi pesta
tetapi sudah merambah pada souvenir dan hiasan lainnya yang dijua l sebagai
cenderamata khas Aceh. ( Http.//Aceh desain wordpress.com diakses tgl.28 july
2013).
2.2 Produksi
2.2.1 Pengertian Produksi
Produksimerupakansalahsatukegiatan yang
berhubunganeratdengankegiatanekonomi.Melalui proses
produksibisadihasilkanberbagaimacambarang yang dibutuhkanolehmanusia.
Tingkat
produksijugadijadikansebagaipatokanpenilaianatastingkatkesejahteraansuatunegar
a.Jaditidakheranbilasetiapnegaraberlomba -
lombameningkatkanhasilproduksisecara global
untukmeningkatkanpendapatanperkapitanya (NazaruddindanPaimin2006, h. 48 ).
Selanjutnya menurut Sudarman (2004, ha. 103)Secara umum produksi
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian yang
14
bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi
hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang, baik barang jadi
maupun barang setengah jadi. Hasil produksinya dapat berupa barang-barang
konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan
untukmenciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa berarti
kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Ada beberapa faktor penentu peningkatan produksi Menurut Mankiw
(2005, h.529) yaitu :
1. Modal fis ik yaitu peralatan dan infrastruktur yang digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa dinamakan modal fisik atau barang modal
maka semakin banyak.
2. Modal manusia merupakan istilah ekonomi untuk pengetahuan dan
keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan serta
pengalaman. Modal manusia meningkatkan kemampuan untuk
memproduksi barang dan jasa.
3. Sumberdaya alam merupakan input- input produksi yang disediakan oleh
alam seperti tanah dan kekayaan alam lainnya, sumberdaya alam
mempunyai dua bentuk yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak
dapat diperbaharui.
4. Pengetahuan teknologi merupakan pemahaman tentang cara terbaik untuk
memproduksi barang dan jasa agar dapat mencapai produksi yang tinggi.
Menurut Sinulingga (2009, h. 28-29) produksi adalah daya tukar suatu
barang atau jasa untuk memperoleh barang atau jasa lain yang diukur secara
15
kuantitatif dengan jumlah satuan barang atau uang. Sedangkan produksi
merupakan perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau
mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Dalam teori proddduksi,
produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang.
Produksi diukur sebagai tingkat hasil produksi (output) per periode waktu.
Keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau
jasa. Produk yang dihasilkan sebagai output dari proses tersebut dapat berupa
produk akhir yang sering juga disebut produk jadi, produk setengah jadi atau
bahan baku yang semuanya bersifat tangible (berwujud fisik). Proses produksi
dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara
pola permintaan barang atau jasa dan kualitas, bentuk ukuran panjang dan
distribusi barang atau jasa tersedia bagi pasar.
Untuk menghasilkan jumlah output yang tertentu, perusahaan harus
menentukan kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis
terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi
jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi
perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor
produksi dianggap tetap jumlahnya. Dalam jangka pendek tersebut perusahaan
tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor
produksi yang dianggap tetap biasanya adalah modal seperti mesin dan
peralatannya, bangunan perusahaan, dan lain- lain. Sedangkan faktor produksi
yang dimisalkan dapat mengalami perubahan misalnya adalah tenaga kerja.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti
16
dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau
memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan
penyesuaian terhadap perubahan-parubahan yang terjadi di pasar. Jumlah alat-alat
produksi dapat ditambah, penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan
ditingkatkan efisiensinya, jenis-jenis komoditas baru dapat dihasilkan (Sugiarto
et.al, 2007, h. 203-204).
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai
faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan
tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed
input) dan faktor produksi variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah
faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah
produksi. Mesin- mesin pabrik adalah salah satu contoh. Sampai tingkat interval
produksi tertentu jumlah mesin tidak perlu ditambah. Tetapi jika tingkat produksi
menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi), jumlah mesin tidak bisa
dikurangi. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat
produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi
variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik
rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka
jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,
buruh harian dapat dikurangi.Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi
variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau
mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi
17
tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah
atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel karena
jumlah kebutuhannya disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun (Rahardja
dan Manurung, 2004, h. 85-86).
2.2.2 Sistem Produksi
Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan saling saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sistem
produksi adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang
saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi
dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa e lemen tersebut antara lain adalah
produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi, lingkungan kerja
dari para karyawan serta standar produksi yang dipergunakan dalam perusahaan
tersebut.Dalam sistem produksi moderen terjadi suatu prosestransformasi nilai
tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga
kompetitif di pasar (Ginting, 2010. h. 332)
2.2.3 FungsiProduksi
Fungsi produksi adalah berapa banyak jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada
proses produksi.Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-
faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor- faktor produksi
dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai
output.Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenaifungsidan faktor-faktor
18
produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian
keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai
faktor produksi yang berubah-ubahjumlahnya. Dengan demikian perkaitan
antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah
perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang
dicapai ( Sudarman, 2004. h. 118).
Produksi juga dikatakan suatu kegiatan yang mengubah input menjadi
output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.
Fungsi produksi oleh suatu persamaan hubungan ketergantungan antara tingkat
input yang digunakan dalam proses proses produksi dengan tingkat output yang
dihasilkan. Fungsi produksi juga menunjukkan jumlah maksimum output yang
dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi-
teknologi tertentu (Sugiarto et.al, 2007, h. 202).
Menurut Soeharno (2007, h. 113) produksi adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan manfaat dengan cara mengombinasikan faktor- faktor produksi,
yaitu capital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Fungsi produksi adalah
hubungan teknis antara input dan output. Analisis produksi dilakukan dengan
membedakan analisis jangka pendek dan analisis jangka panjang dimana
produksi jangka pendek adalah analisis yang membedakan antara faktor produksi
tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variables input). Faktor produksi
tetap misalnya modal (K) dan faktor produksi tenaga kerja sebagai produksi
variabel (L). Dimana hubungan matematis pengaruh faktor produksi yang
menghasilkan output maksimal disebut dibawah ini:
Q = F(K, L, R)
Dimana :
19
Q : Tingkat output (Produksi)
K : Modal
L : Tenaga kerja
R : Kekayaan alam
2.3 Pendapatan
2.3 1 Pengertian Pendapatan
Menurut Simamora (2008, h. 41- 43) pendapatan adalahjumlah uang yang
diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan
jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding
keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi
pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari
penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan
pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting
bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik
investor.Selain itu pendapatan dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Arus kekayaan dalam bentuk tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk ke
dalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan
barang atau penyerahan jasa.
b. Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang
dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam
modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang
berasal dari barang dan jasa yang dijual.
Menurut Hasibuan (2009. h. 32) dewasa ini sumber pendapatan sebagian
besar rumah tangga di pedesaan tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari
beberapa sumber atau dapat dikatakan rumah tangga melakukan diversifikasi
20
pekerjaan atau memiliki aneka ragam sumber pendapatan. Bagi rumah tangga
pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka
ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat
upah yang yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga
kerja pedesaan. di sektor industri kesempatan kerja ditentukan oleh volume
produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi. Sektor industri sangat berperan
penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat terutama masyarakat
pedesaan. karena sektor industri terutama industri rumah tangga mampu
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang pada akhirnya juga
meningkatkan perekonomian masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendapatan adalah suatu aliran kas masuk atau kenaikan lain
aktiva yangberasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan atau
aktivitas utama perusahaan.
Pendapatan juga mengandung makna yang luas dimana dalam pendapatan
termasuk pula pendapatan bunga, sewa, laba, pendapatan aktiva lain- lain.
Sehingga penyajian pendapatan dalam laporan keuangan dipisahkan antara
pendapatan operasional dengan pendapatan di luar pendapatan operasional. Dasar
yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah dengan
menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa yang ditukar
dengan cash equivalent atau present value dari tagihan-tagihan yang diharapkan
dapat diterima (Simamora 2008, h. 43- 44)
Menurut Sukirno (2006, h. 47) Dalam suatu perekonomian, pendapatan
masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan
ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan
21
tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
komsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S dan
investasi dilambangkan dengan I. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan
yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh negara-negara yang sedang
berkembang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riel per kapita,
pendapatan ini pada umumnya masih rendah. Gejala umum yang sering terjadi
dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang adalah hasrat konsumsi
dari masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Pendapatan
adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:
1. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.
2. Pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap
dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
3. Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.
2.3.2 Jenis-jenis Pendapatan
Untuk keperluan manajerial pendapatan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis menurut Noor (2008, h. 186) sebagai berikut :
a. Pendapatan Total (Total Revenue)
Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan. Total
revenue ini dalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan
22
harga jual perunit (P), hal ini dinayatakan denganpersamaan matematis
:TR = P. Q
b. Pendapatan Rata-rata (Average Revenue) atau Pendapatan Per Unit Barang
dan Jasa.
Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rat dari setiap unit penjualan, oleh
karena itu pendapatan rata-rata dapat dirumuskan sebagai hasil dari
pendapatan total perunit dengan jumlah unityang terjual (Q). Bentuk
matematisnya adalah AR = TR/Q= PQ/Q=P
c. Pendapatan Tambahan atau Penerimaan Marjinal
Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk
setiap unit penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi
pada setiap tindakan produksi.
Selain itu pendapatan juga dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis,
sebagai berikut:
1. Pendapatan bersih (disposable income) adalah pendapatan seseorang sesudah
dikurangi pajak langsung.
2. Pendapatan diterima di muka (unearned revenues) adalah uang muka untuk
pendapatan yang belum dihasilkan.
3. Pendapatan lain- lain adalah pendapatan yang berasal dari sumber-sumber
diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi,
misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan deviden dan laba
penjualan aktiva tetap.
4. Pendapatan permanen (permanent income) adalah pendapatan rata-rata yang
diharapkan rumah tangga konsumsi selama hidupnya.
23
5. Pendapatan uang (money income) adalah pendapatan rumah tangga konsumsi
atau rumah tangga produksi dalam bentuk suatu kesatuan moneter.
6. Pendapatan usaha (operating revenue) adalah pendapatan yang berasal dari
kegiatan utama perusahaan.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Menurut Sukirno (2006, h. 330)Proses pembentukan produksi adalah suatu
konsep terjadinya pendapatan dalam suatu usaha. Konsep ini berdasarkan pada
asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam mencapai hasil yang
meliputi semua tahap kegiatan produksi yang memberikan pengaruh atau
kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang
terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. Untuk
melakukan kegiatan produksi diperlukan faktor produksi, faktor produksi ini
meliputi modal, tenaga kerja dan nilai produksi . setiap faktor produksi yang
terdapat dalam perekonomian dimiliki oleh anggota rumah tangga. Pemiliknya
menyediakan faktor- faktor produksi tersebut untuk digunakan oleh para
pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan.
Pendapatan yang diperoleh masing-masing faktor produksi tergantung kepada
harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah
pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa sama dengan harga dari barang dan jasa tersebut.
Dengan demikian didalam suatu perusahaan, hasil penjualan barang dan jasa
merupakan jumlah dari seluruh pendapatan faktor- faktor yang digunakan dalam
perusahaan tersebut
24
2.4.1 Modal
Menurut Firdaus (2009, h. 100) modal (capital) sering diartikan secara
berbeda. Dalam konteks akuntansi, modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau
ekuitas pemilik dalam bisnis. Sedangkan dalam konteks manajemen, modal sering
diartikan sebagai keseluruhan aktiva sehingga mencakup ekuitas dan utang bisnis.
Perbedaan pengertian ini sering diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan,
dimana akuntansi lebih terkait dengan masalah admintrasi dan hukum, sedangkan
manajemen dengan masalah efisiensi.
Menurut Rosyidi (2009, h. 57) faktor produksi yang ketiga ini adalah real
capital goods (barang-barang modal riil), yang meliputi semua jenis barang yang
dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa.
Inilah yang disebut sebagai barang-barang investasi. Termasuk kedalam bilangan
barang-barang modal semacam itu misalnya adalah mesin-mesin, pabrik-pabrik,
jalan-jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta semua
peralatannya.Pengertian modal (capital) semacam itu sebenarnya hanyalah
merupakan salah satu saja pengertian modal seluruhnya, sebagaimana yang sering
dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab, modal juga mencakup arti uang
yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor
produksi lainnya.
2.4.2 Tenaga Kerja
Menurut Hasibuan (2009, h. 8) tenaga kerja mencakup penduduk yang
sudah bekerja, sedang mencari kerja, dan yang mencari kerja, lain seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tenaga kerja adalah penduduk dalam
usia kerja yang siap melakukan pekerjaan. Dalam hal ketenagakerjaan, sensus
25
penduduk membagi penduduk kedalam dua kelompok yaitu Penduduk yang
termasuk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja.
a. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah orang yang usianya lebih dari
15 tahun ke atas, yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan.
b. Penduduk bukan angkatan kerja usianya lebih dari 15 tahun yang tidak
sedang bekerja atau tidak sedang mencari pekerjaan.
2.4.3 Klasifikasi Tenaga Kerja
a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yangmemiliki keahlian dibidang
tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan non formal.
Contohnya dokter, guru dan lain- lain.
b. Tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang
memiliki keahlian dibidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja yang
berulang-ulang. Contohnya apoteker, mekanik dan lain- lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidakterlatih adalah tennaga yang kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contohnya buruh, pembantu rumah
tanggadan lainnya. ( Sudarsono dan Edilius,2004, h. 112).
2.5 Perumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka maka perumusan
hipotesis penelitian ini adalah diduga bahwa produksi kasab berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas di Kabupaten Aceh
Selatan.
26
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasidalam
penelitian ini adalah keseluruhan usaha industri kerajinansulamanbenangemas
yang ada di Kabupaten Aceh Selatan. Sedangkan sampel merupakan sebagian dari
objek populasi yang akan diteliti. Adapun jumlah seluruh populasidan sampel
sebagai berikut :
Tabel 2 Jumlah Populasi dan Sampel Kerajinan KasabSulamanBenangEmas di Kabupaten
Aceh Selatan
No Nama Kecamatan Populasi
(orang)
Sampel
(orang)
1 Tapak Tuan 7 7
2 Labuhanhaji Barat 2 2
3 Sama Dua 5 5
4 Pasie Raja 3 3
5 Bakongan 2 2
Jumlah Total 19 19 Sumber Data: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
diKabupaten Aceh Selatan. Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2 di atas maka dapat dilihat keseluruhan populasi usaha
kerajinan sulaman benang emas yang berjumlah 19 orang yang tersebar
dibeberapa Kecamatan antara lain di Kecamatan Tapaktuan, Kecamatan labuhan
haji barat, Kecamatan pasie raja, Kecamatan Bakongan, Kecamatan Sama Dua.
Sedangkan jumlah sampel yang menjadi objek penelitian adalah sebanyak 19
orang yang terdapat di 5 (Lima) kecamatan yaitu Kecamatan Tapaktuan,
Kecamatan Labuhanhaji Barat, Kecamatan Sama Dua, Kecamatan Pasie Raja dan
kecamatan Bakongan. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposiveSampling pengambilan sampel dari 5 (Lima) kecamatan karena
27
merupakan daerah sentra kerajinan kasab sulaman benang emas di Kabupaten
Aceh Selatan.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan crossection
tahun 2014 dan sumber data yaitu data primer dan data sekunder.Untuk
memperoleh data primer penulis akan melakukan penelitian lapangan langsung
dengan cara wawancara kepada semua responden yang diteliti.Sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu dari Kantor Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten
Aceh Selatan.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Library Research)
Metode ini dilakukan dilakukan dengan cara menelaah teori-teori yang
bersumber dari buku perpustakaan, literatur, internet serta bahan lain.
2. Penelitian Lapangan
a. Observasi (Observation)
Merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan
dataprosespencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang
diamatisecara langsung terutama yang menyangkut dengan kegiatan
yangdilakukan dan berkaitan denganpenulisan skripsi ini.
28
b. Wawancara (Interview)
Merupakan suatumentode yang menggunakan pengumpulan data primer
yaitu dengan cara mengandalkan komunikasi langsung dengan objek yang
diteliti. Wawancara langsung dilakukan dengan responden.
c. Kuisioner
Merupakan suatu tekhnik pengumpulan informasi dalam wawancara,
selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen
yang diekpresikan dalam suatu wawancara.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Adapun oprasional variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain :
1. Pendapatan Pengrajin kasabsulamanbenangemas (Y) adalah seluruh
penerimaan yang diperoleh dan hasil perkalian jumlah produksi kasab
dengan harga per unit kasab dari sulaman benang emas di Kabupaten Aceh
Selatan yang diukur dalam satuan rupiah
2. Produksi kasab (X)adalahjumlah output yang
dihasilkanolehpengrajinkasab darisulamanbenangemas di Kabupaten Aceh
Selatan yang dihitungdalamsatuanlembar (unit).
3.4 Model Analisis Data
Dalam penelitian ini model analisis data yang digunakan yaitu
menggunakan model Analisis LinearSederhana, Analisis Korelasi dan
Determinasi dan uji t yang akan diolah menggunakan program komputer statistik
SPSS (Statitical Product and Service Solution) dengan penjelasan berikut ini :
29
3.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)
dihubungkan dengansatu variabel (X) atauvariabelbebas.(Irianto, 2010, h. 157).
Bentuk persamaan regresi linearsederhana dituliskan tanpa konstanta karena
merupakan fungsi R ( pendapatan ) sebagai berikut :
Y + b X + e...........................................................................................(1)
Keterangan :
Y = Pendapatan PengrajinSulamanBenangEmas
b = Koefisien Regresi
X=Produksi
e =kesalahanpengganggu
3.4.2 Analisis korelasi
a. Koefisien Korelasi (r)
Menurut Sutrisno (2009, h, 107) koefisien korelasi adalah suatu analisis
untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan signifikan antara variabel satu
dengan variabel lainnya dan dinyatakan dalam lambang (r).
b. Koefisien determinasi
Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menya takan
sumbangan variabel satu (X) terhadap variabel lainnya (Y) yang dinyatakan dalam
persen (Sutrisno, 2009, h. 110).
3.5 Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
30
3.5.1 Uji t
Untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y secaraindividu
digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut :
H0: βi = 0, artinya produksi kasab yang diteliti secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengrajin sulaman benang emas di
kabupaten aceh selatan.
H1: βi ≠ 0, artinya produksi kasab yang diteliti secara parsial berpengaruh
nyata terhadap pendapatan pengrajin sulaman benang emas di kabupaten
aceh selatan.
Adapun kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian
iniadalah sebagai berikut:
a. Apabila th ≥ ttatau th ≤ -tt maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara faktor produksi
kasabterhadappendapatanpengrajinsulamanbenangemasdi Kabupaten Aceh
Selatan.
b. Apabila –tt<th< tt maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara faktor produksi kasabterhadap pendapatan
pengrajinsulamanbenangemas di Kabupaten Aceh Selatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Aceh, sesuai dengan namanya Aceh Selatan terletak di daerah Selatan Aceh. Aceh
Selatan berbatasan langsung dengan samudra hindia, Aceh Selatan diapit oleh
pegunungan bukit barisan dan samudra hindia. Luas wilayah Aceh Selatan sekitar
7% dari luas provinsi Aceh. Dari data yang diperoleh, kondisi topografi dengan
tingkat kemiringan sangat curam atau terjal mencapai 63,45%, sedangkan berupa
dataran hanya sekitar 34,66% dengan kemiringan lahan dominan adalah pada
kemiringan 3,40% dengan luas 254,138,39 h dan terkecil kemiringan 8-15%
seluas 175,04 h, selebihnya tersebar pada berbagai tingkat kemiringan. Dilihat
dari ketinggian tempat atau diatas permukaan laut ketinggian 0-25 meter memiliki
luas terbesar yakni 152.648 h (38.11%) dan terkecil adalah ketinggian 25-00 m
seluas 39.720 h (9.92%). Aceh Selatan berbatasan dengan Aceh Tenggara di
bagian Utara, berbatasan dengan Samudra hindia dibagian selatan, berbatasan
dengan Aceh Barat Daya dibagian Barat dan berbatasan dengan Aceh singkil
dibagian timur.
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.
4.2.1 Poduksi Kasab Dari Sulaman Benang Emas
Menurut hasil penelitian yang telah penulis lakukan, jumlah produksi
yang dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh selatan
dalam satu kali produksi bervariasi tergantung dari berapa banyak jumlah
32
permintaan atau orderan. Berikut ini merupakan data tabel produksi yang
dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh selatan.
Tabel 3 Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Produksi Kasab
Dari sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan
No Jumlah Produksi
( Unit)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 10 -13 7 37
2 14 -17 8 42
3 18 - 21 1 5
4 22 -25 - -
5 > 25 3 16
Jumlah 19 100
Sumber : Data Primer Diolah Juni 2014
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi kasab
yang paling sedikit yaitu 10 -13 unit dalam sekali produksi dengan jumlah
responden sebanyak 7 orang atau 37 persen. Sedangkan jumlah produksi kasab
paling banyak yang dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten
Aceh Selatan dalam sekali produksi yaitu > 25 unit dengan jumlah responden 3
orang atau 16 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi kasab yang
dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan
produksinya terputus-putus sesuai dengan permintaan pelanggan dan tidak di
produksi setiap bulan.
4.2.2 Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas
Menurut hasil penelitian pendapatan yang diperoleh pengrajin sulaman
benang emas di Kabupaten Aceh Selatan bervariasi tergantung dari jumlah
produksi yang dihasilkan dan jumlah permintaan pelanggan. Pendapatan diperoleh
oleh pemilik usaha pengrajin sulaman benang emas yang dihitung selama
perhitungan dalam satu kali produksi, maka dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
33
Tabel 4
Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan Di Kabupaten Aceh Selatan
No Pendapatan
(Rupiah)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
1 17.000.000 - 23.999.999 1 5
2 24.000.000 - 30.999.999 7 37
3 31.000.000 - 37.999.999 2 11
4 38.000.000 - 44.999.999 1 5
5 45.000.000 - 51.999.999 3 16
6 ≥ 52.000.000 5 26
19 100
Sumber: Data Primer Diolah Juni 2014
Berdasarkan T abel 4 diatas menunjukkan bahwa pendapatan paling kecil
yaitu antara17.000.000 rupiah s/d 23.999.999 rupiah merupakan pendapatan
paling sedikit yang diperoleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh
Selatan yaitu berjumlah 1 orang atau 5 persen jumlah responden dan pendapatan
paling tinggi adalah sebesar ≥ 52.000.000 rupiah diperoleh oleh 5 orang atau 26
persen responden yang menjadi sampel penelitian. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pendapatan pengrajin kasab dari sulaman benang emas lebih banyak yang
berpenghasilan antara 24.000.000 sampai dengan 30.999.999 rupiah sebanyak 7
orang atau 37 persen responden.
4.2.3 Karakteristik Responden
4.2.3.1 Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan umur dan jenis
kelamin di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
34
Tabel 5
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelaminan dan Umur di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014
No Umur
(Tahun) Jenis Kelamin
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1
2
3
4
5
6
15-20
21-25
26-30
31-35
36-40
≥ 41
P
P
P
P
P
P
-
3
4
5
6
1
-
16
21
27
31
5
Jumlah 19 100
Sumber : Data Primer diolah Juni 2014
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa usia responden perajinan
sulamanbenang emasdiKabupaten AcehSelatan paling kecil berusia antara 21-25
tahun dengan jumlah responden sebanyak 3 orang atau sekitar 16 % dari total
responden. Sedangkan pengrajin yang paling banyak berusia antara 36 tahun dan
40tahun. Sehinggi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenis kelamin pengrajin
sulaman benang emas adalah perempuan dan berdasarkan umurnya lebih banyak
dari usia 36 tahun keatas.
4.2.3.2 Responden Berdasarkan Status
Berdasarkan hasil penelitian, status responden berbeda-beda, jumlah
responden berdasarkan status di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 6 Jumlah Responden Berdasarkan Status di
Kabupaten Aceh Selatan 2014
No Status Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 Belum Kawin 2 11
2 Kawin 13 68
3 Janda 4 21
Jumlah Total 19 100
Sumber : Data Primer diolah Juni 2014
35
Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat dilihat dari 19 jumlah responden yang
ada, status responden berbeda-beda. Tabel diatas menunjukkan bahwa status
responden yang belum kawin sebanyak 2 orang, pada status kawin jumlah
responden sebanyak 13 orang, sedangkan pada status janda ada sebanyak 4 orang
responden atau 21% dari total responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada industri sulaman benang emas lebih banyak berstatus kawin.
4.2.3.3 Pendidikan Terakhir Responden
Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 7 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kabupaten Aceh Selatan
No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 Tidak Tamat SD 1 5
2 SD 2 10
3 SMP 4 21
4 SMA 9 48
5 Akademi/ Universitas 3 16
Jumlah 19 100 Sumber : Data Primer Diolah Juni 2014
Berdasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa responden yang tidak
tamat SD ada 1 orang, responden dengan pendidikan terakhir SD ada 2 orang
,responden dengan pendidikan terakhir SMP ada 4 orang,responden dengan
pendidikan terakhir SMA ada 9 orang dan responden dengan pendidikan terakhir
yang lulus dari perguruan tinggi atau Universitas ada 3 orang. Sehingga dapat
disimpulkan brdasarkan pendidikan terakhir pengrajin sulaman benang emas
banyak yang berpendidikan SMP dan SMA.
36
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis.
Agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh produksi terhadap
peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang mas di Kabuapten Aceh
Selatan akan dianalisis dengan menggunakan model regresi liner sederhana,
analisis korelasi, analisis determinasi, dan uji t yang diolah dengan menggukan
program statistik komputer (SPSS versi 19). Setelah dilakukan perhitungan
diperoleh rata-rata variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8
Deskriptive statistics
No Variabel Rata-Rata Root Mean Square N
1
2
Pendapatan
Produksi
38.505.263,16
16,16
4,040E7
17,179
19
19
Sumber : Hasil Regresi (diolah Juni 2014)
Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan(Y) dengan
jumlah Sampel (n) sebanyak 19 orang mempunyai jumlah rata-rata
adalahsebesar 38505263,16 rupiah dan variabel Produksi (X) dengan jumlah
Sampel (n) sebanyak 19 orang mempunyai jumlah produksi rata-rata
sebesar16,16 unit.
4.3.1 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel X (Produksi) dengan variabel Y ( Pendapatan pengrajin
sulaman benang mas) apakah pengaruhnya positif atau negatif. Hasil Perhitungan
regresi sederhana dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :
37
Tabel 9
Hasil Estimasi Pengaruh Produksi Terhadap Peningkatan
Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas
Variabel Koefisien
Regresi
Standar
Error thitung ttabel sig
Produksi 22.77.126,806 138635,814 16,425 2,101 ,000
Model :
R ( Koefisien Korelasi ) = 0,968
R2 ( Koefisien Determinasi ) = 0,937
Sumber : Hasil Regersi (data diolah juni2014)
Berdasarkan Tabel 9 diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut :
Y = b x + e
Y = 2277126,806 X
Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diperoleh nilai
koefisienregresi X (produksi) sebesar2277126,806 ini menyatakan apabila terjadi
perubahan jumlah produksi yaitu penambahan atau penurunan sebesar 1 unit akan
menyebabkan pendapatan sulaman benang emas naik atau turun
sebesar2277126,806 rupiah.
4.3.2 Koefisien Korelasi (r)
Koefisien ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
produksi terhadap peningkatan pendapatan sulaman benang emas di Kabupaten
Aceh Selatan.
Koefisien korelasi variabel produksi yang diperoleh R=0,968menjelaskan
terdapat hubungan yang kuat dan positif terhadap peningkatan pendapatan
sulaman benang mas dengan keeratan hubungan 96, 8persen, artinya
38
apabilaproduksi mengalami penambahan atau pengurangan akan
mempengaruhipeningkatan atau penurunan pendapatan pengrajin sulaman benang
emas di Kabupaten Aceh Selatan.
4.3.3 Koefisien Determinasi(r²)
Koefisien Determinasi digunakanuntuk mengetahui seberapa besar
sumbangan variabelproduksi (X) terhadap variabel(Y) yaitupeningkatan
pendapatan sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan.
Adapun koefisien determinasi dapat diketahui dengan menggunakan
rumus koefisien determinasi yaitu:
Koefisien Determinasi = r² X 100%
Koefisien Determinasi =(0,968)2X 100%
Koefisien Determinasi = 93,7%
Berdasarkan perhitungan diatas peneliti dapat dijelaskan bahwa koefisien
penentu atau koefisisen determinasi sebesar93,7persen ini berarti besarnya
sumbangan variabelproduksi terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman
benang emas di Kabupaten Aceh Selatan sebesar 93,7persen. Sedangkan sisanya
sebesar 6,3 persen disebabkan oleh faktor lainnya diluar model penelitian seperti
sistem pemasaran dan kualitas produk sulaman benang emas.
4.3.4 Uji t ( Uji Parsial )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh produksi (X) secara parsial
terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas (Y) di
Kabupaten Aceh Selatan. pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat bahwa diperoleh t hitung sebesar 16,425lebih besar ttabelsebesar 2.101 maka
Ho ditolak dan H1 diterima,artinya variabelproduksi berpengaruh signifikan
39
terhadappeningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten
Aceh Selatan.Hal ini disebabkan apabila jumlah permitaaan konsumen banyak
maka jumlah produksi yang dihasilkan juga banyak, dengan demikian jumlah
pendapatan pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatanjuga
besar, dan sebaliknya apabila jumlah permintaan konsumen sedikit maka jumlah
produksi yang dihasilkan juga sedikit, dengan demikian jumlahpendapatan
pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatanjuga kecil.
Permintaan konsumen terhadap produk sulaman benang emas di
Kabupaten Aceh Selatan tidak pernah putus karena sulaman benang emas
adalahkebutuhan dari perangkat adat masyarakat Aceh, dan dengan perubahan
zaman industri sulaman benang emas juga memiliki variasi-variasi baru dalam
corak lukisannya. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan pengrajin
sulaman benang emas dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
Kabupaten Aceh Selatan yaitu pendapatan tenaga kerja.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 19
bahwa variabel produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin
sulaman benang mas di Kabupaten Aceh Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Hasil yang di peroleh dari t-hitung sebesar 16,425> ttabel2,101yang berarti H0
ditolak H1 diterima, maka secara parsial variabel produksi kasabberpengaruh
yang signifikan terhadappendapatan pengrajin sulaman benang emas di
Kabupaten Aceh Selatan.
b. Berdasarkan hasil penelitian bahwa produksi kasab sulaman benang emas
setiap satu kali produksi yang paling banyak diproduksi yaitu jenis payung,
sange mata kasur, tirai dan baju adat. Pendapatan Pengrajin sulaman benang
emas rata-rata Rp 20.0000.000 – 30.000.000 dalam sekali produksi
Selanjutnya karakteristik pengrajin sulaman benang emas bila dilihat dari
umur dan status perkawinan banyak yang berusia 36 – 40 th dan banyak
berstatus sudah kawin. Bila dilihat dari tingkat pendidikan dan pekerjaan
banyak yang berpendidikan terakhir SMP dan SMA Serta berpekerjaan tetap
sebagai pengrajin sulaman benag emas dan sekaligus sebagai Ibu Rumah
Tangga (RT).
c. Hasil Koefisien korelasi diperoleh R = 0, 968ini menjelaskan bahwa secara
positif terdapat hubungan yang signifikan antara variabel produksi
terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas di
Kabupaten Aceh dengan keeratan hubungan 96, 8persen.
41
c. Hasil Koefisien determinasi (R2) menunjukkkan besarnya sumbangan variabel
produksi terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang mas di
Kabupaten Aceh Selatan sebesar 93,7%. Sedangkan sisanya sebesar 6,3 %
disebabkan oleh faktor lainnya diluar model penelitian.
5.2. Saran – Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai
berikut:
a. Bagi pemilik usaha kasab dari sulaman benang emas ini agar lebih banyak jenis
lagi menghasilkan produksinya yang bervariasi dan menciptakan model dan
kreasi baru yang lebih khas dibandingkan dengan daerah lain diluar Kabupaten
Aceh Selatan sehingga akan lebih banyak peminatnya dan modelnya selalu ap
tu date. Dengan begitu bisa peminatnya akan datang tidak hanya dari dalam
bahkan dari luar daerah Kabupaten Aceh Selatan.
b. Bagi Pemerintah daerah khususnya pemerintah Aceh Selatanmelalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi agar
lebih serius memperhatikan usaha sulaman benang emas ini, dengan
memberikan bantuan modal kepada ibu- ibu rumah tangga. Dan juga
membantu memasarkan keluar daerah produksi kasab terbuat dari sulaman
benang emas yang dihasilkan oleh ibu- ibu rumah tangga di Aceh Selatan.
Dengan begitu usaha ini semakin berkembang supaya kedepannya dapat
menciptakan lapangan juga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
perkapita masyarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian di
Kabupaten Aceh Selatan.
42
c. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut
mengenal pengaruh produksi kasabterhadap pendapatan pengrajin sulaman
benang emas , maka dapat menggunakan metode-metode yang lain dan tidak
hanya di Kabupaten Aceh Selatan saja tetapi boleh dilakukan di kabupaten
lainnya di Provinsi Aceh.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Agus. 2009. Kompilasi Sejarah dan Budaya Aceh. Badan Arsip dan
Perpustakaan. Banda Aceh
Firdaus, Muhammad. 2009. ManajemenAgribisnis. PT. BumiAngsara. Jakarta.
Hasibuan, Sp, Melayu.2009. PengelolaanSumberDayaIndustri. PT.
RinekaCiptaKarya. Jakarta.
Irianto, Agus. 2010. StatistikKonsepDasar, Aplikasi, danPengembangannya. Kencana. Jakarta.
Mankiw, Gregory. 2005. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat. Jakarta
Nazaruddin&Paimin, Farry B .2006. Budi Daya&Pengolahan,
StrategiPemasaran. Tim Penulis PS. PT. PenebarSwadaya.Bogor.
Noor, Henry Fayzal. 2008. EkononomiManajerial. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Rahardja, PrathamadanManurung, Mandala. 2004.Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Jakarta.
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Rosnani, Ginting, 2010. Sistem Produksi. Graha Ilmu.Yogyakarta
Simamora, Henry. 2008. Akuntansi Basis PengambilanKeputusanBisnisjilid II.
UPP AMP YKPN. Jakarta
Soeharno, 2007. Teori Mikro Ekonomi. Andi Publisher. Yogyakarta
Sudarman, Ari. 2004. TeoriEkonomiMikro. BPFE. Yogyakarta
Sutrisno, Hadi. 2009. Statistik. Gama. Yogyakarta
Sugiarto et.al, 2007, Ekononomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2006. MikroEkonomiTeori Pengantar .PT.Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Graha
Ilmu. Yogyakarta
SudarsonodanEdilius.2004. ManajemenKoperasi Indonesia.RinekaCipta. Jakarta. Tambunan, Tulus. 2009 Perekonomian Indonesia. Bogor. Ghalia Indonesia
Http.///..wordpress.com. Pengertian Industri. Diakses tgl 28 juli 2013
Http.///..potret-online.com//kasab. Diakses tgl 28 juli 2013
Http.//Aceh desain wordpress.com diakses tgl.28 july 2013