analisis pengaruh produksi kasabrepository.utu.ac.id/603/1/bab i_v.pdf3 dan ada yang dibuat dari...

46
ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABTERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN SULAMAN BENANG EMAS DI KABUPATEN ACEH SELATAN SKRIPSI OLEH : ELITA CAHYU NIM : 09C20101131 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

Upload: others

Post on 26-Apr-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI “KASAB”

TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN SULAMAN

BENANG EMAS DI KABUPATEN ACEH SELATAN

SKRIPSI

OLEH :

ELITA CAHYU

NIM : 09C20101131

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari
Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

pembangunan nasionaluntuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat

kesejahteraan masyarakat dapat diukur dengan pendapatan nasional perkap ita,

untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi, diukur

dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi salah satu target

penting yang harus dicapai dalam pembangunan

ekonomi.Dalampembangunanekonomidiharapkandapatmewujudkanperekonomian

yang mandiriuntukmeningkatkankemakmuranseluruhrakyatsecaraselaras,

adildanmerata.Pertumbuhanekonomi yang

tinggidanberkelanjutanmerupakankondisiutamaataukeharusanbagikelangsunganpe

mbangunanekonomidanpeningkatankesejahteraan.Selaindarisisipermintaan

(konsumsi) dan darisisipenawaran,

pertumbuhanpendudukjugamembutuhkanpertumbuhankesempatankerja

(sumberpendapatan).Pertumbuhanekonomitanpa

diiringidenganpenambahankesempatankerjaakanmengakibatkanketimpangandala

mpembagiandaripenambahantersebut,yang

selanjutnyaakanmenciptakansuatukondisipertumbuhanekonomidenganpeningkata

nkemiskinan(Tambunan. 2009, h 44)

Sektorindustrimemegangperanan yang

sangatpentinguntukmeningkatkanpertumbuhanekonomi.Sektorindustritidakhanya i

ndustri besar yang memilikiteknologi yang

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

2

canggihakantetapiperludikembangkanjugaindustrikecil, industri rumah

tangga(Home Industry) yang

kebanyakanberorientasikepadakegiatankeluargasehinggadapatmeningkatkanprodu

ktivitasmasyarakatdandapatmeningkatkanpendapatanperkapitamasyarakat.

Kegiatan ekonomi ini bersifat produktif dan berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Batasan mengenai skala

usaha menurut Badan Pusat Statistik(BPS), yaitu berdasarkan kriteria tenaga

kerja, yang berjumlah 1-4 orangsebagaiIndustriRumahTangga

Aceh Selatan merupakansalah satu kabupaten yang ada di wilayah Aceh

bagian Selatan dengan Ibu Kota Tapak Tuan.Kabupaten Aceh Selatan memiliki 18

(Delapan Belas) buah kecamatan yang terbentang mulai dari Kecamatan Labuhan

Haji yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya hingga Kecamatan

Trumon Timur yang berbatasan dengan Kota Subulussalam. Pada tahun 2010

jumlah kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan adalah 16 (Enam Belas)

Kecamatan. Pada tahun 2011, dua kecamatan di bagian timur yakni Trumon

dimekarkan lagi menjadi dua kecamatan lagi sehingga keseluruhan kecamatan

dalam Kabupaten Aceh Selatan sekarang ini berjumlah 18 (Delapan Belas)

kecamatan. Aceh Selatan merupakansalahsatukabupaten di Aceh yang

menghasilkanberbagaijenisindustrikecildanindustri rumahtangga,salahsatunya

adalahindustrikasab darisulamanbenangemas. Kabupaten Aceh Selatan yang

menghasilkan produksi kasab dari sulaman benang emas hanya terdapat di 9

(Sembilan) kecamatan, kasab yang diproduksi ada yang dibuat dari benang emas

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

3

dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih

menyukai kasab yang dibuat dari sulaman benang emas dari pada kasab yang

dibuat dari sulaman benang perak, maka dari itu masyarakat Aceh lebih banyak

menghasilkan kasab sulaman benang emas selain coraknya yang khas dan

terkesan mewah. Kecamatan yang

menghasilkankerajinansulamanbenangemassecaralebihrincidapatdilihatpadaTabel

1.

Tabel 1 JumlahUsahaSulamanBenangEmas di Kabupaten Aceh Selatan

Tahun 2014

No Nama Kecamatan Jumlah Usaha Sulaman Benang Emas

(Unit)

1 Bakongan 2

2 Bakongan Timur 2

3 Kluet Selatan 7

4 Kluet Tengah -

5 Kluet Timur -

6 Kluet Utara 5

7 Kota Bahagia -

8 Labuhan Haji -

9 Labuhan Haji Barat 2

10 Labuhan Haji Timur -

11 Meukek -

12 Pasie Raja 3

13 Sama Dua 5

14 Sawang -

15 Tapak Tuan 7

16 Trumon -

17 Trumon Timur -

18 Trumon Tengah 1

Jumlah Total 34

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Selatan. Tahun 2014

Industrikerajinansulamanbenangemasdimanfaatkanuntukdijadikansebagaib

ahanuntukmembuatpelaminandanpelaminaninidigunakanpadaupacarapernikahanat

aukenduri-kendurilainnya. Biasanyamasyarakat Aceh Selatan

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

4

sangatmenjunjungtinggiadatistiadat.

Industrikerajinansulamanbenangemasmerupakanpekerjaan yang

dilakukanolehiburumahtanggapendudukAcehSelatan,kebanyakan

yangberusiaantara20tahun sampai 45 tahun. Keuntungan yang

dihasilkanmemangtidakbanyaknamunbisamenambahpendapatankeluargasehingga

dapatmeringankanbebankeluargasepertimembantuuntukkeperluananak-

anakmereka dan keperluan sehari-hari.

Adapun kasab darisulamanbenangemasitudibuatdiataskainbeludu yang

dihiasidengan benang danmanik-manikbewarnaemas yang diukirdenganberbagai

motif, kasab darisulamanbenangemasterdiridari 4 warnakhusus,

sepertipasatiraimisalnyamembentangbeludupolossecaravertikalantarawarnakuning

, merah, hijaudanhitam. Keempatwarnatersebutmewakili status

sosialmasyarakattradisionalAcehmulaidarikuningmelambang raja,

merahsebagaihulubalangataupanglima,

hijausebagaiulamasementarahitamsebagairakyatjelata.Sulamanbenangemasterdirid

aribeberapabagian, yaituPelaminan, Pinto Geureubang, Seurambi, Tilamduek,

Meureuecu, Tiangpelaminan, Tirai, Aneuktirai, Langet-langet, Mata langet, Mata

kasurKipas, Payung, Sange (Dalung) dan Pakaian Aceh.Setiapbagian kasab

darisulamanbenangemasmengandungcorak yang berbeda-beda. Proses

pembuatansatubagian kasab

darisulamanbenangemasbiasanyamenghabiskanwaktuberbulan-

bulankarenaperluketelitiandankesabaranuntukmenghasilkan kasab

darisulamanbenangemas yang bagusseterusnyadapatdijual di pasaran.Kerajinan

sulaman benang emas ini dikenal secara luas sebagai sulaman khas tradisional dari

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

5

Aceh yang dikenal dengan nama kasab.Ukiran kasab darisulamanbenangemas

terdiri dari banyak motif pada umumnya berbentuk bunga yang disulam dengan

rapi bahkan dihiasidengan manik-manik berwarna emas. Bagi masyarakat

tradisional Aceh penggunaan kasab darisulamanbenangemas sama halnya dengan

penggunaan rencong. Jenis kasab darisulamanbenangemas bisa mewakili derajat

atau menjadi parameter status sosial, misalnya bagi raja dan rakyat umum bentuk

dan coraknya akan sedikit berbeda dari segi warna dan unsurnya, tapi sekarang

perbedaan itu sudah tidak terlalu dipermasalahkan dan bahkan disetarakan. Dilihat

dari pemakaiannya, kasab darisulamanbenangemas merupakan bagian dari

perangkat adat masyarakat Aceh yang berfungsi sebagai dekorasi. Meskipun

sebagai dekorasi, kasab darisulamanbenangemas sebenarnya mengandung nilai

atau makna sendiri sehingga tidak sekedar mengandung nilai estetika semata.

Misalnya pada ayakan yang biasa dipasang pada dinding utama akan dihiasi

dengan kipas berjumlah 17 buah, angka 17 tersebut merupakan jumlahsujud

dalam shalat selama sehari semalam sebagai perwujudan dari falsafah hidup

masyarakat Aceh yang tidak terlepas dari ajaran syariat, “Adat dikandong hayat,

Syariat dikandong badan”. Begitulah Aceh, setiap aktivitas kebudayaan

masyarakat selalu menjunjung tinggi nilai religiusitas.Begitu juga halnya dengan

ukiran-ukiran pada kasab darisulamanbenangemas yang penuh dengan corak dan

motif flora, pemilihan motif flora ini sendiri mengandung makna keagamaan yang

kuat yakni mengandung nilai-nilai ajaran syariat islam sehingga adanya sebuah

pemahaman bahwa adanya pelanggaran untuk menggambarkan bentuk makhluk

hidup seperti hewan dan manusia, pada kesimpulannya kekayaan motif flora yang

terdapat pada hasil-hasil karya seni di Aceh mempunyai makna dalam kerangka

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

6

konseptual islam yang mengaitkan taman dan alam tumbuh-tumbuhan dengan

taman firdaus (Http.///.potret-online.com//kasab.diakses tgl 28 july 2013).

Dalammeningkatkanperkembangansuatuindustriatausuatuusahasangatlahb

ergantungpadafaktor- faktorproduksinya, karenatanpaadanyafaktor-

faktorproduksitersebut proses

produksitidakakanberjalantermasukpadaindustrikerajinan kasab

darisulamanbenangemas di Kabupaten Aceh Selatan.

Berdasarkanuraian yang telahdikemukakan di

ataspenulismerasatertarikuntukmelakukanpenelitianilmiahdenganjudul“AnalisisP

engaruhProduksi“Kasab”

terhadapPendapatanPengrajinSulamanBenangEmas di Kabupaten Aceh

Selatan”.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakang, maka yang

menjadirumusanmasalahdalampenelitianiniadalahbagaimana pengaruh produksi

“kasab” terhadappendapatanPengrajin Sulaman Benang Emasdi Kabupaten Aceh

Selatan ?

1.3 TujuanPenelitian

Berdasarkanlatarbelakangdanperumusanmasalah yang

telahdikemukakanmakapenelitianinibertujuanuntukmenganalis pengaruh produksi

“kasab”terhadappendapatanPengrajin Sulaman Benang Emasdi Kabupaten Aceh

Selatan.

1.4 ManfaatPenelitian

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

7

Berdasarkantujuanpenelitian diatas, maka yang

menjadimanfaatdaripenelitianiniadalahsebagaiberikut:

1.4.1 ManfaatTeoritis

a. BagiPenulis

Melaluipenelitianitumakapenulisdapatmengembangkanteori-teori yang

pernahdipelajariselama di

perkuliahansekaligusdapatmenerapkanmelaluiprakteknyata yang

telahdilakukan.

b. LingkunganAkademik

Hasilpenelitianinidiharapkandapat bermanfaatbagimahasiswaataupeneliti-

peneliti yang inginmelanjutkanpenelitian Sulaman Benang

Emasdandapatmenambah bahanbacaan yang bermanfaatbagimahasiswa

Fakultas Ekonomi khususnya dan Fakultas- fakultas lainnya di

lingkunganUniversitasTeuku Umar.

1.4.2 ManfaatPraktis

Memberikanmanfaatbagipemerintahdaerahsetempatsebagaibahanpengetah

uan untukmengetahuibagaimanakeadaan perekonomian masyarakat yang berada

di wilayah pimpinannya, sehigga dengan adanya perhatian pemerintah daerah

pada jenis usaha kerajinan Kasab dari Sulaman Benang Emas ini, maka dengan

sendirinya akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya

pertumbuhan perekonomian diwilayah Aceh Selatan semakin membaik.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

8

1.5 SistematikaPenulisan.

Adapunsistematikapenulisandalampenelitianini terdiri atas limabab yaitu:

BagianpertamaPendahuluan, yang terdiri atas Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BagiankeduaTinjauan Pustaka yang membahas tentang Industri,

Pengertian Industri danJenis-jenis Industri, PengertianKasab

dariSulamanBenangEmas, Kasab dariSulamanBenangEmas berdasarkan

fungsinya, Produksi, Pengertian Produksi, Sistem Produksi, Fungsi Produksi,

Pendapatan, Pengertian Pendapatan, Jenis-jenis Pendapatan, Faktor-faktor yang

mempengaruhi Produksi, Modal, Tenaga Kerja dan Perumusan Hipotesis.

BagianketigaMetodePenelitianyang membahas tentang populasi dan

sampel, Data Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data,

Model Analisis Data, Definisi Opersional Variabel dan Pengujian Hipotesis.

Bagian keempat Hasil dan Pembahasan yang membahas tentang Gambaran

Umum Penelitian, Statistik Deskriptif Variabel Venelitian dan Hasil Pengujian

Hipotesis.

Bagian kelima adalah bagian terakhir yang membahas tentang Simpulan

dan Saran.

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri

2.1.1 Pengertian Industri dan Jenis-jenis Industri

Industri adalah sesuatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri dapat dibagi berdasarkan jenis-jenisnya

yaitu :

1. Berdasarkan Tempat Bahan Baku.

a. Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari

alam sekitar. Contohnya pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,

peternakan, pertambangan, dan lain lain.

b. Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat

lain selain alam sekitar.

c. Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk

jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contohnya asuransi,

perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

2. Berdasarkan Besar Kecil Modal

a. Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang

jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

10

b. Industri padat karya adalah industri yang lebih dititik beratkan pada

sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta

pengoperasiannya.

3. Berdasarkan Klasifikasi (SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986)

a. Industri kimia dasar seperti semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb.

b. Industri mesin dan logam dasar adalah pesawat terbang, kendaraan

bermotor, tekstil, dll.

c. Industri kecil adalahroti, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll.

d. Aneka industri yaitu pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-

lain.

4. Berdasarkan jumlah tenaga kerja

a. Industri rumah tangga adalah jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang.

b. Industri kecil adalah jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang.

c. Industri sedang atau industri menengah yaitu jumlah tenaga kerja antara

20-99 orang.

d. Industri besaryaitu jumlah tenaga kerja berjumlah 100 orang atau lebih.

5. Berdasarkan Lokasi

a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market

oriented industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi

potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-

kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan

semakin menjadi lebih baik.

b. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man

power oriented industry) dalah industri yang berada pada lokasi di pusat

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

11

pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan

banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.

c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply

oriented industry) adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana

bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi

yang besar.

6. Berdasarkan Produktivitas Perorangan

a. Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan

hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah

hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan

sebagainya.

b. Industri sekunder adalah industri yang mengelola bahan mentah sehingga

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah

pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.

c. Industri tersier adalahindustri yang produk atau barangnya berupa layanan

jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan,

dan masih banyak lagi yang lainnya(Http.///yprawira. wordpress.

com/pengertianindustri diakses tgl 28 juli 2013).

2.1.2 Pengertian Kasab dariSulaman BenangEmas

Menurut Budi (2009, h, 154) dalamkonteksbudaya dan kesenian, Kasab

adalah sulaman khas tradisional dari Aceh yang dibuat diatas kain beludru, ukiran

kasab banyak bermotif flora yang disulam dengan rapi dan dihiasi dengan manik-

manik berwarna emas. Sedangkankerajinansulaman benang emas yang dikenal

secara luas sebagai sulaman yang dibuat diatas kain beludru dan kain lainnya

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

12

disulam dan dihiasi dengan manik-manik. Kerajinan kasab dari sulaman

benangemas merupakan upaya menggambarkan motif tertentu pada kain dengan

menggunakan benang. Biasanya benang yang dipakai untuk membuat kasab

darisulamanbenangemas adalah benang emas atau perak. Begitupula terhadap

kain yang digunakan sebagai media untuk menyulam motif tersebut, tak jarang

masyarakat menggunakan kain beledru, saten, bahkan kain sutera.Namun pada

masyarakat yang berekonomi rendah kain yang digunakan adalah kain poplen,

teteron, dan lain- lain. Benangnya pun hanya benang warna-warni biasa. Aceh

terbentuk dari perpaduan antara ajaran agama islam dan adat budaya. Dia ntara

keduanya tidak dapat dipisahkan dan bahkan menyatu seperti dua sisi dalam

sebuahmata uang. Selain itu, faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi

perkembangan keberadaan adat budaya Aceh. Dan seperti pada kasab

darisulamanbenangemas yang dilihat dari pemakaiannya, kasab dari

sulamanbenangemas merupakan bagian dari perangkat adat masyarakat Aceh

yang berfungsi sebagai dekorasi. Meskipun sebagai dekorasi, kasab

darisulamanbenangemas sebenarnya mengandung nilai atau makna tersendiri

sehingga tidak sekedar mengandung nilai estetika semata. Budaya kasab

darisulaman benangemas biasaya dipakai untuk pelamiminan pada acara adat

yang besifat khusus.

2.1.3 Kasab DariSulamanBenangEmas Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan fungsinya kasab darisulamanbenangemas terdiri dari

beberapa bagian, yaitu Pelaminan, Pinto Geurubang, Seuradi, Dalansi, Tilam

Duek, Tirai, Aneuk Tirai, Langet-Langet, Mata Langet, Mata Kasur, Kipas,

Payung, Dalung (Sange) dan Baju Adat.Setiap bagian kaab

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

13

darisulamanbenangemas mengandung konsep yangberbeda-beda dan digunakan

pada acara-acara tertentu. Proses pembuatan kasab darisulamanbenangemas

menghabiskankan waktu berbulan-bulan karena perlu ketelitiandan konsentrasi

serta kesabaran untuk menghasilkan sulaman benangemas yang

sempurna.Penggunaan kasab darisulamanbenangemas pada umumnya digunakan

pada acara-acara yang bersifat khusus seperti pernikahan, sunatan rasul, aqiqah,

dan seremonial lainnya yang mengandung nilai adat. Namun kasab dari sulaman

benangemas sekarang ini tidak terbatas lagi kepada perangkat dekorasi pesta

tetapi sudah merambah pada souvenir dan hiasan lainnya yang dijua l sebagai

cenderamata khas Aceh. ( Http.//Aceh desain wordpress.com diakses tgl.28 july

2013).

2.2 Produksi

2.2.1 Pengertian Produksi

Produksimerupakansalahsatukegiatan yang

berhubunganeratdengankegiatanekonomi.Melalui proses

produksibisadihasilkanberbagaimacambarang yang dibutuhkanolehmanusia.

Tingkat

produksijugadijadikansebagaipatokanpenilaianatastingkatkesejahteraansuatunegar

a.Jaditidakheranbilasetiapnegaraberlomba -

lombameningkatkanhasilproduksisecara global

untukmeningkatkanpendapatanperkapitanya (NazaruddindanPaimin2006, h. 48 ).

Selanjutnya menurut Sudarman (2004, ha. 103)Secara umum produksi

diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan

masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian yang

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

14

bersifat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga mencakup keluaran

(output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi

hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang, baik barang jadi

maupun barang setengah jadi. Hasil produksinya dapat berupa barang-barang

konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan

untukmenciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa berarti

kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Ada beberapa faktor penentu peningkatan produksi Menurut Mankiw

(2005, h.529) yaitu :

1. Modal fis ik yaitu peralatan dan infrastruktur yang digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa dinamakan modal fisik atau barang modal

maka semakin banyak.

2. Modal manusia merupakan istilah ekonomi untuk pengetahuan dan

keahlian yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan serta

pengalaman. Modal manusia meningkatkan kemampuan untuk

memproduksi barang dan jasa.

3. Sumberdaya alam merupakan input- input produksi yang disediakan oleh

alam seperti tanah dan kekayaan alam lainnya, sumberdaya alam

mempunyai dua bentuk yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak

dapat diperbaharui.

4. Pengetahuan teknologi merupakan pemahaman tentang cara terbaik untuk

memproduksi barang dan jasa agar dapat mencapai produksi yang tinggi.

Menurut Sinulingga (2009, h. 28-29) produksi adalah daya tukar suatu

barang atau jasa untuk memperoleh barang atau jasa lain yang diukur secara

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

15

kuantitatif dengan jumlah satuan barang atau uang. Sedangkan produksi

merupakan perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau

mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Dalam teori proddduksi,

produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang.

Produksi diukur sebagai tingkat hasil produksi (output) per periode waktu.

Keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau

jasa. Produk yang dihasilkan sebagai output dari proses tersebut dapat berupa

produk akhir yang sering juga disebut produk jadi, produk setengah jadi atau

bahan baku yang semuanya bersifat tangible (berwujud fisik). Proses produksi

dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara

pola permintaan barang atau jasa dan kualitas, bentuk ukuran panjang dan

distribusi barang atau jasa tersedia bagi pasar.

Untuk menghasilkan jumlah output yang tertentu, perusahaan harus

menentukan kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis

terhadap perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi

jangka pendek dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi

perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor

produksi dianggap tetap jumlahnya. Dalam jangka pendek tersebut perusahaan

tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor

produksi yang dianggap tetap biasanya adalah modal seperti mesin dan

peralatannya, bangunan perusahaan, dan lain- lain. Sedangkan faktor produksi

yang dimisalkan dapat mengalami perubahan misalnya adalah tenaga kerja.

Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

16

dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau

memang diperlukan. Dalam jangka panjang perusahaan dapat melakukan

penyesuaian terhadap perubahan-parubahan yang terjadi di pasar. Jumlah alat-alat

produksi dapat ditambah, penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan

ditingkatkan efisiensinya, jenis-jenis komoditas baru dapat dihasilkan (Sugiarto

et.al, 2007, h. 203-204).

Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai

faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan

tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed

input) dan faktor produksi variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah

faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah

produksi. Mesin- mesin pabrik adalah salah satu contoh. Sampai tingkat interval

produksi tertentu jumlah mesin tidak perlu ditambah. Tetapi jika tingkat produksi

menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi), jumlah mesin tidak bisa

dikurangi. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat

produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi

variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik

rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka

jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,

buruh harian dapat dikurangi.Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi

variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau

mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

17

tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah

atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel karena

jumlah kebutuhannya disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun (Rahardja

dan Manurung, 2004, h. 85-86).

2.2.2 Sistem Produksi

Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling

berhubungan dan saling saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sistem

produksi adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang

saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi

dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa e lemen tersebut antara lain adalah

produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi, lingkungan kerja

dari para karyawan serta standar produksi yang dipergunakan dalam perusahaan

tersebut.Dalam sistem produksi moderen terjadi suatu prosestransformasi nilai

tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga

kompetitif di pasar (Ginting, 2010. h. 332)

2.2.3 FungsiProduksi

Fungsi produksi adalah berapa banyak jumlah maksimum output yang

dapat diproduksi apabila sejumlah input yang tertentu dipergunakan pada

proses produksi.Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-

faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor- faktor produksi

dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai

output.Dari pengertian diatas dapat dipahami mengenaifungsidan faktor-faktor

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

18

produksi disini yang dimaksud adalah tanah, modal, tenaga kerja dan keahlian

keusahawan dimana tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai

faktor produksi yang berubah-ubahjumlahnya. Dengan demikian perkaitan

antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai adalah

perkaitan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah produksi yang

dicapai ( Sudarman, 2004. h. 118).

Produksi juga dikatakan suatu kegiatan yang mengubah input menjadi

output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi oleh suatu persamaan hubungan ketergantungan antara tingkat

input yang digunakan dalam proses proses produksi dengan tingkat output yang

dihasilkan. Fungsi produksi juga menunjukkan jumlah maksimum output yang

dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi-

teknologi tertentu (Sugiarto et.al, 2007, h. 202).

Menurut Soeharno (2007, h. 113) produksi adalah suatu kegiatan untuk

meningkatkan manfaat dengan cara mengombinasikan faktor- faktor produksi,

yaitu capital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill. Fungsi produksi adalah

hubungan teknis antara input dan output. Analisis produksi dilakukan dengan

membedakan analisis jangka pendek dan analisis jangka panjang dimana

produksi jangka pendek adalah analisis yang membedakan antara faktor produksi

tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variables input). Faktor produksi

tetap misalnya modal (K) dan faktor produksi tenaga kerja sebagai produksi

variabel (L). Dimana hubungan matematis pengaruh faktor produksi yang

menghasilkan output maksimal disebut dibawah ini:

Q = F(K, L, R)

Dimana :

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

19

Q : Tingkat output (Produksi)

K : Modal

L : Tenaga kerja

R : Kekayaan alam

2.3 Pendapatan

2.3 1 Pengertian Pendapatan

Menurut Simamora (2008, h. 41- 43) pendapatan adalahjumlah uang yang

diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan

jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding

keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi

pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari

penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan

pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting

bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik

investor.Selain itu pendapatan dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Arus kekayaan dalam bentuk tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk ke

dalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan

barang atau penyerahan jasa.

b. Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang

dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam

modal (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang

berasal dari barang dan jasa yang dijual.

Menurut Hasibuan (2009. h. 32) dewasa ini sumber pendapatan sebagian

besar rumah tangga di pedesaan tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari

beberapa sumber atau dapat dikatakan rumah tangga melakukan diversifikasi

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

20

pekerjaan atau memiliki aneka ragam sumber pendapatan. Bagi rumah tangga

pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka

ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat

upah yang yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga

kerja pedesaan. di sektor industri kesempatan kerja ditentukan oleh volume

produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi. Sektor industri sangat berperan

penting dalam peningkatan pendapatan masyarakat terutama masyarakat

pedesaan. karena sektor industri terutama industri rumah tangga mampu

menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang pada akhirnya juga

meningkatkan perekonomian masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendapatan adalah suatu aliran kas masuk atau kenaikan lain

aktiva yangberasal dari penjualan barang atau jasa yang merupakan kegiatan atau

aktivitas utama perusahaan.

Pendapatan juga mengandung makna yang luas dimana dalam pendapatan

termasuk pula pendapatan bunga, sewa, laba, pendapatan aktiva lain- lain.

Sehingga penyajian pendapatan dalam laporan keuangan dipisahkan antara

pendapatan operasional dengan pendapatan di luar pendapatan operasional. Dasar

yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah dengan

menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa yang ditukar

dengan cash equivalent atau present value dari tagihan-tagihan yang diharapkan

dapat diterima (Simamora 2008, h. 43- 44)

Menurut Sukirno (2006, h. 47) Dalam suatu perekonomian, pendapatan

masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan

ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

21

tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan

komsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S dan

investasi dilambangkan dengan I. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan

yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh negara-negara yang sedang

berkembang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riel per kapita,

pendapatan ini pada umumnya masih rendah. Gejala umum yang sering terjadi

dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang adalah hasrat konsumsi

dari masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Pendapatan

adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya

selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.

Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain:

1. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu Negara.

2. Pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus

dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap

dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

3. Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang

diproduksikan oleh suatu negara dalam satu tahun.

2.3.2 Jenis-jenis Pendapatan

Untuk keperluan manajerial pendapatan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis menurut Noor (2008, h. 186) sebagai berikut :

a. Pendapatan Total (Total Revenue)

Pendapatan total adalah jumlah seluruh pendapatan dari penjualan. Total

revenue ini dalah hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q), dengan

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

22

harga jual perunit (P), hal ini dinayatakan denganpersamaan matematis

:TR = P. Q

b. Pendapatan Rata-rata (Average Revenue) atau Pendapatan Per Unit Barang

dan Jasa.

Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rat dari setiap unit penjualan, oleh

karena itu pendapatan rata-rata dapat dirumuskan sebagai hasil dari

pendapatan total perunit dengan jumlah unityang terjual (Q). Bentuk

matematisnya adalah AR = TR/Q= PQ/Q=P

c. Pendapatan Tambahan atau Penerimaan Marjinal

Pendapatan tambahan adalah tambahan pendapatan yang didapat untuk

setiap unit penjualan atau produksi. Karena tambahan ini dapat terjadi

pada setiap tindakan produksi.

Selain itu pendapatan juga dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis,

sebagai berikut:

1. Pendapatan bersih (disposable income) adalah pendapatan seseorang sesudah

dikurangi pajak langsung.

2. Pendapatan diterima di muka (unearned revenues) adalah uang muka untuk

pendapatan yang belum dihasilkan.

3. Pendapatan lain- lain adalah pendapatan yang berasal dari sumber-sumber

diluar kegiatan utama perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi,

misalnya: pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan deviden dan laba

penjualan aktiva tetap.

4. Pendapatan permanen (permanent income) adalah pendapatan rata-rata yang

diharapkan rumah tangga konsumsi selama hidupnya.

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

23

5. Pendapatan uang (money income) adalah pendapatan rumah tangga konsumsi

atau rumah tangga produksi dalam bentuk suatu kesatuan moneter.

6. Pendapatan usaha (operating revenue) adalah pendapatan yang berasal dari

kegiatan utama perusahaan.

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Menurut Sukirno (2006, h. 330)Proses pembentukan produksi adalah suatu

konsep terjadinya pendapatan dalam suatu usaha. Konsep ini berdasarkan pada

asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang diperlukan dalam mencapai hasil yang

meliputi semua tahap kegiatan produksi yang memberikan pengaruh atau

kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang

terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. Untuk

melakukan kegiatan produksi diperlukan faktor produksi, faktor produksi ini

meliputi modal, tenaga kerja dan nilai produksi . setiap faktor produksi yang

terdapat dalam perekonomian dimiliki oleh anggota rumah tangga. Pemiliknya

menyediakan faktor- faktor produksi tersebut untuk digunakan oleh para

pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan.

Pendapatan yang diperoleh masing-masing faktor produksi tergantung kepada

harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah

pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk

menghasilkan barang dan jasa sama dengan harga dari barang dan jasa tersebut.

Dengan demikian didalam suatu perusahaan, hasil penjualan barang dan jasa

merupakan jumlah dari seluruh pendapatan faktor- faktor yang digunakan dalam

perusahaan tersebut

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

24

2.4.1 Modal

Menurut Firdaus (2009, h. 100) modal (capital) sering diartikan secara

berbeda. Dalam konteks akuntansi, modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau

ekuitas pemilik dalam bisnis. Sedangkan dalam konteks manajemen, modal sering

diartikan sebagai keseluruhan aktiva sehingga mencakup ekuitas dan utang bisnis.

Perbedaan pengertian ini sering diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan,

dimana akuntansi lebih terkait dengan masalah admintrasi dan hukum, sedangkan

manajemen dengan masalah efisiensi.

Menurut Rosyidi (2009, h. 57) faktor produksi yang ketiga ini adalah real

capital goods (barang-barang modal riil), yang meliputi semua jenis barang yang

dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa.

Inilah yang disebut sebagai barang-barang investasi. Termasuk kedalam bilangan

barang-barang modal semacam itu misalnya adalah mesin-mesin, pabrik-pabrik,

jalan-jalan raya, pembangkit tenaga listrik, gudang serta semua

peralatannya.Pengertian modal (capital) semacam itu sebenarnya hanyalah

merupakan salah satu saja pengertian modal seluruhnya, sebagaimana yang sering

dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab, modal juga mencakup arti uang

yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor

produksi lainnya.

2.4.2 Tenaga Kerja

Menurut Hasibuan (2009, h. 8) tenaga kerja mencakup penduduk yang

sudah bekerja, sedang mencari kerja, dan yang mencari kerja, lain seperti

bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tenaga kerja adalah penduduk dalam

usia kerja yang siap melakukan pekerjaan. Dalam hal ketenagakerjaan, sensus

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

25

penduduk membagi penduduk kedalam dua kelompok yaitu Penduduk yang

termasuk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja.

a. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah orang yang usianya lebih dari

15 tahun ke atas, yang sedang bekerja atau mencari pekerjaan.

b. Penduduk bukan angkatan kerja usianya lebih dari 15 tahun yang tidak

sedang bekerja atau tidak sedang mencari pekerjaan.

2.4.3 Klasifikasi Tenaga Kerja

a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yangmemiliki keahlian dibidang

tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan non formal.

Contohnya dokter, guru dan lain- lain.

b. Tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang

memiliki keahlian dibidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja yang

berulang-ulang. Contohnya apoteker, mekanik dan lain- lain.

c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidakterlatih adalah tennaga yang kasar yang

hanya mengandalkan tenaga saja. Contohnya buruh, pembantu rumah

tanggadan lainnya. ( Sudarsono dan Edilius,2004, h. 112).

2.5 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka maka perumusan

hipotesis penelitian ini adalah diduga bahwa produksi kasab berpengaruh positif

terhadap Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas di Kabupaten Aceh

Selatan.

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasidalam

penelitian ini adalah keseluruhan usaha industri kerajinansulamanbenangemas

yang ada di Kabupaten Aceh Selatan. Sedangkan sampel merupakan sebagian dari

objek populasi yang akan diteliti. Adapun jumlah seluruh populasidan sampel

sebagai berikut :

Tabel 2 Jumlah Populasi dan Sampel Kerajinan KasabSulamanBenangEmas di Kabupaten

Aceh Selatan

No Nama Kecamatan Populasi

(orang)

Sampel

(orang)

1 Tapak Tuan 7 7

2 Labuhanhaji Barat 2 2

3 Sama Dua 5 5

4 Pasie Raja 3 3

5 Bakongan 2 2

Jumlah Total 19 19 Sumber Data: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

diKabupaten Aceh Selatan. Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 2 di atas maka dapat dilihat keseluruhan populasi usaha

kerajinan sulaman benang emas yang berjumlah 19 orang yang tersebar

dibeberapa Kecamatan antara lain di Kecamatan Tapaktuan, Kecamatan labuhan

haji barat, Kecamatan pasie raja, Kecamatan Bakongan, Kecamatan Sama Dua.

Sedangkan jumlah sampel yang menjadi objek penelitian adalah sebanyak 19

orang yang terdapat di 5 (Lima) kecamatan yaitu Kecamatan Tapaktuan,

Kecamatan Labuhanhaji Barat, Kecamatan Sama Dua, Kecamatan Pasie Raja dan

kecamatan Bakongan. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposiveSampling pengambilan sampel dari 5 (Lima) kecamatan karena

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

27

merupakan daerah sentra kerajinan kasab sulaman benang emas di Kabupaten

Aceh Selatan.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan crossection

tahun 2014 dan sumber data yaitu data primer dan data sekunder.Untuk

memperoleh data primer penulis akan melakukan penelitian lapangan langsung

dengan cara wawancara kepada semua responden yang diteliti.Sedangkan data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait yaitu dari Kantor Dinas

Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten

Aceh Selatan.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1. Studi Pustaka (Library Research)

Metode ini dilakukan dilakukan dengan cara menelaah teori-teori yang

bersumber dari buku perpustakaan, literatur, internet serta bahan lain.

2. Penelitian Lapangan

a. Observasi (Observation)

Merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan

dataprosespencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang

diamatisecara langsung terutama yang menyangkut dengan kegiatan

yangdilakukan dan berkaitan denganpenulisan skripsi ini.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

28

b. Wawancara (Interview)

Merupakan suatumentode yang menggunakan pengumpulan data primer

yaitu dengan cara mengandalkan komunikasi langsung dengan objek yang

diteliti. Wawancara langsung dilakukan dengan responden.

c. Kuisioner

Merupakan suatu tekhnik pengumpulan informasi dalam wawancara,

selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen

yang diekpresikan dalam suatu wawancara.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Adapun oprasional variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain :

1. Pendapatan Pengrajin kasabsulamanbenangemas (Y) adalah seluruh

penerimaan yang diperoleh dan hasil perkalian jumlah produksi kasab

dengan harga per unit kasab dari sulaman benang emas di Kabupaten Aceh

Selatan yang diukur dalam satuan rupiah

2. Produksi kasab (X)adalahjumlah output yang

dihasilkanolehpengrajinkasab darisulamanbenangemas di Kabupaten Aceh

Selatan yang dihitungdalamsatuanlembar (unit).

3.4 Model Analisis Data

Dalam penelitian ini model analisis data yang digunakan yaitu

menggunakan model Analisis LinearSederhana, Analisis Korelasi dan

Determinasi dan uji t yang akan diolah menggunakan program komputer statistik

SPSS (Statitical Product and Service Solution) dengan penjelasan berikut ini :

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

29

3.4.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y)

dihubungkan dengansatu variabel (X) atauvariabelbebas.(Irianto, 2010, h. 157).

Bentuk persamaan regresi linearsederhana dituliskan tanpa konstanta karena

merupakan fungsi R ( pendapatan ) sebagai berikut :

Y + b X + e...........................................................................................(1)

Keterangan :

Y = Pendapatan PengrajinSulamanBenangEmas

b = Koefisien Regresi

X=Produksi

e =kesalahanpengganggu

3.4.2 Analisis korelasi

a. Koefisien Korelasi (r)

Menurut Sutrisno (2009, h, 107) koefisien korelasi adalah suatu analisis

untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan signifikan antara variabel satu

dengan variabel lainnya dan dinyatakan dalam lambang (r).

b. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi atau koefisien penentu adalah untuk menya takan

sumbangan variabel satu (X) terhadap variabel lainnya (Y) yang dinyatakan dalam

persen (Sutrisno, 2009, h. 110).

3.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

30

3.5.1 Uji t

Untuk melihat pengaruh variabel X terhadap variabel Y secaraindividu

digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut :

H0: βi = 0, artinya produksi kasab yang diteliti secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengrajin sulaman benang emas di

kabupaten aceh selatan.

H1: βi ≠ 0, artinya produksi kasab yang diteliti secara parsial berpengaruh

nyata terhadap pendapatan pengrajin sulaman benang emas di kabupaten

aceh selatan.

Adapun kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian

iniadalah sebagai berikut:

a. Apabila th ≥ ttatau th ≤ -tt maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara faktor produksi

kasabterhadappendapatanpengrajinsulamanbenangemasdi Kabupaten Aceh

Selatan.

b. Apabila –tt<th< tt maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara faktor produksi kasabterhadap pendapatan

pengrajinsulamanbenangemas di Kabupaten Aceh Selatan.

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Aceh, sesuai dengan namanya Aceh Selatan terletak di daerah Selatan Aceh. Aceh

Selatan berbatasan langsung dengan samudra hindia, Aceh Selatan diapit oleh

pegunungan bukit barisan dan samudra hindia. Luas wilayah Aceh Selatan sekitar

7% dari luas provinsi Aceh. Dari data yang diperoleh, kondisi topografi dengan

tingkat kemiringan sangat curam atau terjal mencapai 63,45%, sedangkan berupa

dataran hanya sekitar 34,66% dengan kemiringan lahan dominan adalah pada

kemiringan 3,40% dengan luas 254,138,39 h dan terkecil kemiringan 8-15%

seluas 175,04 h, selebihnya tersebar pada berbagai tingkat kemiringan. Dilihat

dari ketinggian tempat atau diatas permukaan laut ketinggian 0-25 meter memiliki

luas terbesar yakni 152.648 h (38.11%) dan terkecil adalah ketinggian 25-00 m

seluas 39.720 h (9.92%). Aceh Selatan berbatasan dengan Aceh Tenggara di

bagian Utara, berbatasan dengan Samudra hindia dibagian selatan, berbatasan

dengan Aceh Barat Daya dibagian Barat dan berbatasan dengan Aceh singkil

dibagian timur.

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian.

4.2.1 Poduksi Kasab Dari Sulaman Benang Emas

Menurut hasil penelitian yang telah penulis lakukan, jumlah produksi

yang dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh selatan

dalam satu kali produksi bervariasi tergantung dari berapa banyak jumlah

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

32

permintaan atau orderan. Berikut ini merupakan data tabel produksi yang

dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh selatan.

Tabel 3 Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Produksi Kasab

Dari sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan

No Jumlah Produksi

( Unit)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1 10 -13 7 37

2 14 -17 8 42

3 18 - 21 1 5

4 22 -25 - -

5 > 25 3 16

Jumlah 19 100

Sumber : Data Primer Diolah Juni 2014

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah produksi kasab

yang paling sedikit yaitu 10 -13 unit dalam sekali produksi dengan jumlah

responden sebanyak 7 orang atau 37 persen. Sedangkan jumlah produksi kasab

paling banyak yang dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten

Aceh Selatan dalam sekali produksi yaitu > 25 unit dengan jumlah responden 3

orang atau 16 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa produksi kasab yang

dihasilkan oleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan

produksinya terputus-putus sesuai dengan permintaan pelanggan dan tidak di

produksi setiap bulan.

4.2.2 Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas

Menurut hasil penelitian pendapatan yang diperoleh pengrajin sulaman

benang emas di Kabupaten Aceh Selatan bervariasi tergantung dari jumlah

produksi yang dihasilkan dan jumlah permintaan pelanggan. Pendapatan diperoleh

oleh pemilik usaha pengrajin sulaman benang emas yang dihitung selama

perhitungan dalam satu kali produksi, maka dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

33

Tabel 4

Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan Di Kabupaten Aceh Selatan

No Pendapatan

(Rupiah)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 17.000.000 - 23.999.999 1 5

2 24.000.000 - 30.999.999 7 37

3 31.000.000 - 37.999.999 2 11

4 38.000.000 - 44.999.999 1 5

5 45.000.000 - 51.999.999 3 16

6 ≥ 52.000.000 5 26

19 100

Sumber: Data Primer Diolah Juni 2014

Berdasarkan T abel 4 diatas menunjukkan bahwa pendapatan paling kecil

yaitu antara17.000.000 rupiah s/d 23.999.999 rupiah merupakan pendapatan

paling sedikit yang diperoleh pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh

Selatan yaitu berjumlah 1 orang atau 5 persen jumlah responden dan pendapatan

paling tinggi adalah sebesar ≥ 52.000.000 rupiah diperoleh oleh 5 orang atau 26

persen responden yang menjadi sampel penelitian. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pendapatan pengrajin kasab dari sulaman benang emas lebih banyak yang

berpenghasilan antara 24.000.000 sampai dengan 30.999.999 rupiah sebanyak 7

orang atau 37 persen responden.

4.2.3 Karakteristik Responden

4.2.3.1 Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan umur dan jenis

kelamin di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

34

Tabel 5

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelaminan dan Umur di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014

No Umur

(Tahun) Jenis Kelamin

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1

2

3

4

5

6

15-20

21-25

26-30

31-35

36-40

≥ 41

P

P

P

P

P

P

-

3

4

5

6

1

-

16

21

27

31

5

Jumlah 19 100

Sumber : Data Primer diolah Juni 2014

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa usia responden perajinan

sulamanbenang emasdiKabupaten AcehSelatan paling kecil berusia antara 21-25

tahun dengan jumlah responden sebanyak 3 orang atau sekitar 16 % dari total

responden. Sedangkan pengrajin yang paling banyak berusia antara 36 tahun dan

40tahun. Sehinggi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenis kelamin pengrajin

sulaman benang emas adalah perempuan dan berdasarkan umurnya lebih banyak

dari usia 36 tahun keatas.

4.2.3.2 Responden Berdasarkan Status

Berdasarkan hasil penelitian, status responden berbeda-beda, jumlah

responden berdasarkan status di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 6 Jumlah Responden Berdasarkan Status di

Kabupaten Aceh Selatan 2014

No Status Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1 Belum Kawin 2 11

2 Kawin 13 68

3 Janda 4 21

Jumlah Total 19 100

Sumber : Data Primer diolah Juni 2014

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

35

Berdasarkan Tabel 6 diatas dapat dilihat dari 19 jumlah responden yang

ada, status responden berbeda-beda. Tabel diatas menunjukkan bahwa status

responden yang belum kawin sebanyak 2 orang, pada status kawin jumlah

responden sebanyak 13 orang, sedangkan pada status janda ada sebanyak 4 orang

responden atau 21% dari total responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada industri sulaman benang emas lebih banyak berstatus kawin.

4.2.3.3 Pendidikan Terakhir Responden

Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 7 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kabupaten Aceh Selatan

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden

(Orang)

Persentase

(%)

1 Tidak Tamat SD 1 5

2 SD 2 10

3 SMP 4 21

4 SMA 9 48

5 Akademi/ Universitas 3 16

Jumlah 19 100 Sumber : Data Primer Diolah Juni 2014

Berdasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa responden yang tidak

tamat SD ada 1 orang, responden dengan pendidikan terakhir SD ada 2 orang

,responden dengan pendidikan terakhir SMP ada 4 orang,responden dengan

pendidikan terakhir SMA ada 9 orang dan responden dengan pendidikan terakhir

yang lulus dari perguruan tinggi atau Universitas ada 3 orang. Sehingga dapat

disimpulkan brdasarkan pendidikan terakhir pengrajin sulaman benang emas

banyak yang berpendidikan SMP dan SMA.

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

36

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis.

Agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh produksi terhadap

peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang mas di Kabuapten Aceh

Selatan akan dianalisis dengan menggunakan model regresi liner sederhana,

analisis korelasi, analisis determinasi, dan uji t yang diolah dengan menggukan

program statistik komputer (SPSS versi 19). Setelah dilakukan perhitungan

diperoleh rata-rata variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 8

Deskriptive statistics

No Variabel Rata-Rata Root Mean Square N

1

2

Pendapatan

Produksi

38.505.263,16

16,16

4,040E7

17,179

19

19

Sumber : Hasil Regresi (diolah Juni 2014)

Berdasarkan Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan(Y) dengan

jumlah Sampel (n) sebanyak 19 orang mempunyai jumlah rata-rata

adalahsebesar 38505263,16 rupiah dan variabel Produksi (X) dengan jumlah

Sampel (n) sebanyak 19 orang mempunyai jumlah produksi rata-rata

sebesar16,16 unit.

4.3.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel X (Produksi) dengan variabel Y ( Pendapatan pengrajin

sulaman benang mas) apakah pengaruhnya positif atau negatif. Hasil Perhitungan

regresi sederhana dapat dilihat pada Tabel 9 berikut :

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

37

Tabel 9

Hasil Estimasi Pengaruh Produksi Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pengrajin Sulaman Benang Emas

Variabel Koefisien

Regresi

Standar

Error thitung ttabel sig

Produksi 22.77.126,806 138635,814 16,425 2,101 ,000

Model :

R ( Koefisien Korelasi ) = 0,968

R2 ( Koefisien Determinasi ) = 0,937

Sumber : Hasil Regersi (data diolah juni2014)

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai

berikut :

Y = b x + e

Y = 2277126,806 X

Berdasarkan persamaan regresi diatas maka dapat diperoleh nilai

koefisienregresi X (produksi) sebesar2277126,806 ini menyatakan apabila terjadi

perubahan jumlah produksi yaitu penambahan atau penurunan sebesar 1 unit akan

menyebabkan pendapatan sulaman benang emas naik atau turun

sebesar2277126,806 rupiah.

4.3.2 Koefisien Korelasi (r)

Koefisien ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

produksi terhadap peningkatan pendapatan sulaman benang emas di Kabupaten

Aceh Selatan.

Koefisien korelasi variabel produksi yang diperoleh R=0,968menjelaskan

terdapat hubungan yang kuat dan positif terhadap peningkatan pendapatan

sulaman benang mas dengan keeratan hubungan 96, 8persen, artinya

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

38

apabilaproduksi mengalami penambahan atau pengurangan akan

mempengaruhipeningkatan atau penurunan pendapatan pengrajin sulaman benang

emas di Kabupaten Aceh Selatan.

4.3.3 Koefisien Determinasi(r²)

Koefisien Determinasi digunakanuntuk mengetahui seberapa besar

sumbangan variabelproduksi (X) terhadap variabel(Y) yaitupeningkatan

pendapatan sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatan.

Adapun koefisien determinasi dapat diketahui dengan menggunakan

rumus koefisien determinasi yaitu:

Koefisien Determinasi = r² X 100%

Koefisien Determinasi =(0,968)2X 100%

Koefisien Determinasi = 93,7%

Berdasarkan perhitungan diatas peneliti dapat dijelaskan bahwa koefisien

penentu atau koefisisen determinasi sebesar93,7persen ini berarti besarnya

sumbangan variabelproduksi terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman

benang emas di Kabupaten Aceh Selatan sebesar 93,7persen. Sedangkan sisanya

sebesar 6,3 persen disebabkan oleh faktor lainnya diluar model penelitian seperti

sistem pemasaran dan kualitas produk sulaman benang emas.

4.3.4 Uji t ( Uji Parsial )

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh produksi (X) secara parsial

terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas (Y) di

Kabupaten Aceh Selatan. pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel

terikat bahwa diperoleh t hitung sebesar 16,425lebih besar ttabelsebesar 2.101 maka

Ho ditolak dan H1 diterima,artinya variabelproduksi berpengaruh signifikan

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

39

terhadappeningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten

Aceh Selatan.Hal ini disebabkan apabila jumlah permitaaan konsumen banyak

maka jumlah produksi yang dihasilkan juga banyak, dengan demikian jumlah

pendapatan pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatanjuga

besar, dan sebaliknya apabila jumlah permintaan konsumen sedikit maka jumlah

produksi yang dihasilkan juga sedikit, dengan demikian jumlahpendapatan

pengrajin sulaman benang emas di Kabupaten Aceh Selatanjuga kecil.

Permintaan konsumen terhadap produk sulaman benang emas di

Kabupaten Aceh Selatan tidak pernah putus karena sulaman benang emas

adalahkebutuhan dari perangkat adat masyarakat Aceh, dan dengan perubahan

zaman industri sulaman benang emas juga memiliki variasi-variasi baru dalam

corak lukisannya. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan pengrajin

sulaman benang emas dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

Kabupaten Aceh Selatan yaitu pendapatan tenaga kerja.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 19

bahwa variabel produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin

sulaman benang mas di Kabupaten Aceh Selatan, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Hasil yang di peroleh dari t-hitung sebesar 16,425> ttabel2,101yang berarti H0

ditolak H1 diterima, maka secara parsial variabel produksi kasabberpengaruh

yang signifikan terhadappendapatan pengrajin sulaman benang emas di

Kabupaten Aceh Selatan.

b. Berdasarkan hasil penelitian bahwa produksi kasab sulaman benang emas

setiap satu kali produksi yang paling banyak diproduksi yaitu jenis payung,

sange mata kasur, tirai dan baju adat. Pendapatan Pengrajin sulaman benang

emas rata-rata Rp 20.0000.000 – 30.000.000 dalam sekali produksi

Selanjutnya karakteristik pengrajin sulaman benang emas bila dilihat dari

umur dan status perkawinan banyak yang berusia 36 – 40 th dan banyak

berstatus sudah kawin. Bila dilihat dari tingkat pendidikan dan pekerjaan

banyak yang berpendidikan terakhir SMP dan SMA Serta berpekerjaan tetap

sebagai pengrajin sulaman benag emas dan sekaligus sebagai Ibu Rumah

Tangga (RT).

c. Hasil Koefisien korelasi diperoleh R = 0, 968ini menjelaskan bahwa secara

positif terdapat hubungan yang signifikan antara variabel produksi

terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang emas di

Kabupaten Aceh dengan keeratan hubungan 96, 8persen.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

41

c. Hasil Koefisien determinasi (R2) menunjukkkan besarnya sumbangan variabel

produksi terhadap peningkatan pendapatan pengrajin sulaman benang mas di

Kabupaten Aceh Selatan sebesar 93,7%. Sedangkan sisanya sebesar 6,3 %

disebabkan oleh faktor lainnya diluar model penelitian.

5.2. Saran – Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

a. Bagi pemilik usaha kasab dari sulaman benang emas ini agar lebih banyak jenis

lagi menghasilkan produksinya yang bervariasi dan menciptakan model dan

kreasi baru yang lebih khas dibandingkan dengan daerah lain diluar Kabupaten

Aceh Selatan sehingga akan lebih banyak peminatnya dan modelnya selalu ap

tu date. Dengan begitu bisa peminatnya akan datang tidak hanya dari dalam

bahkan dari luar daerah Kabupaten Aceh Selatan.

b. Bagi Pemerintah daerah khususnya pemerintah Aceh Selatanmelalui Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi agar

lebih serius memperhatikan usaha sulaman benang emas ini, dengan

memberikan bantuan modal kepada ibu- ibu rumah tangga. Dan juga

membantu memasarkan keluar daerah produksi kasab terbuat dari sulaman

benang emas yang dihasilkan oleh ibu- ibu rumah tangga di Aceh Selatan.

Dengan begitu usaha ini semakin berkembang supaya kedepannya dapat

menciptakan lapangan juga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan

perkapita masyarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian di

Kabupaten Aceh Selatan.

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

42

c. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut

mengenal pengaruh produksi kasabterhadap pendapatan pengrajin sulaman

benang emas , maka dapat menggunakan metode-metode yang lain dan tidak

hanya di Kabupaten Aceh Selatan saja tetapi boleh dilakukan di kabupaten

lainnya di Provinsi Aceh.

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Agus. 2009. Kompilasi Sejarah dan Budaya Aceh. Badan Arsip dan

Perpustakaan. Banda Aceh

Firdaus, Muhammad. 2009. ManajemenAgribisnis. PT. BumiAngsara. Jakarta.

Hasibuan, Sp, Melayu.2009. PengelolaanSumberDayaIndustri. PT.

RinekaCiptaKarya. Jakarta.

Irianto, Agus. 2010. StatistikKonsepDasar, Aplikasi, danPengembangannya. Kencana. Jakarta.

Mankiw, Gregory. 2005. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat. Jakarta

Nazaruddin&Paimin, Farry B .2006. Budi Daya&Pengolahan,

StrategiPemasaran. Tim Penulis PS. PT. PenebarSwadaya.Bogor.

Noor, Henry Fayzal. 2008. EkononomiManajerial. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Rahardja, PrathamadanManurung, Mandala. 2004.Pengantar Ilmu Ekonomi

(Mikroekonomi & Makroekonomi). Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta.

Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro Dan Makro. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Rosnani, Ginting, 2010. Sistem Produksi. Graha Ilmu.Yogyakarta

Simamora, Henry. 2008. Akuntansi Basis PengambilanKeputusanBisnisjilid II.

UPP AMP YKPN. Jakarta

Soeharno, 2007. Teori Mikro Ekonomi. Andi Publisher. Yogyakarta

Sudarman, Ari. 2004. TeoriEkonomiMikro. BPFE. Yogyakarta

Sutrisno, Hadi. 2009. Statistik. Gama. Yogyakarta

Sugiarto et.al, 2007, Ekononomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. MikroEkonomiTeori Pengantar .PT.Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI KASABrepository.utu.ac.id/603/1/BAB I_V.pdf3 dan ada yang dibuat dari benang perak tetapi kebanyakan masyarakat Aceh lebih menyukai kasab yang dibuat dari

Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Graha

Ilmu. Yogyakarta

SudarsonodanEdilius.2004. ManajemenKoperasi Indonesia.RinekaCipta. Jakarta. Tambunan, Tulus. 2009 Perekonomian Indonesia. Bogor. Ghalia Indonesia

Http.///..wordpress.com. Pengertian Industri. Diakses tgl 28 juli 2013

Http.///..potret-online.com//kasab. Diakses tgl 28 juli 2013

Http.//Aceh desain wordpress.com diakses tgl.28 july 2013