analisis pengaruh penjualan bersih terhadap laba kotor (mufida warni dan chumairoh)

6
ANALISIS PENGARUH PENJUALAN BERSIH TERHADAP LABA KOTOR PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) Oleh Nama NIM NO HP Mufida Warni 1111082000009 081370711223 Chumairoh 1111082000015 081906350875 Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro KODE : MKD 1213 (1507) Dosen Pembimbing Tony S. Chendrawan, ST., SE.,M.Si., Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta 2012 Abstract The research aim to know the influance of net sales to gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) . research method used by analisys of data of sekunder. The data obtained from document and information which has the influance for this research. Data analise by using simple linear correlation analisys. From research result indicate that during 5 year ( 2007-2011), amount net sales can influance the gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) relation of increasing net sales with the gross profit is sliverring and positif with the value of correlation coefficient r = 0,999 or 99,9 %, storey level net sales have the contribution to gross profit equal to 99,7 % and rest 0,3 % influenced by other factor. to know the influance of net sales to gross profit, we use t, t by count = 33, 850 while t (table) = 2,776 equally t hitung of bigger than at tables of matter this means that calculation expressing acceptable positive and strong correlation. Keyword : net sales, gross profit

Upload: akuntansi-a-2011

Post on 06-Aug-2015

823 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

ANALISIS PENGARUH PENJUALAN BERSIH TERHADAP LABA KOTOR

PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)

Oleh

Nama NIM NO HP

Mufida Warni 1111082000009 081370711223

Chumairoh 1111082000015 081906350875

Mata Kuliah

Teori Ekonomi Mikro

KODE : MKD 1213 (1507)

Dosen Pembimbing

Tony S. Chendrawan, ST., SE.,M.Si.,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

UIN Syarief Hidayatullah Jakarta

2012

Abstract

The research aim to know the influance of net sales to gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI

ROTI) . research method used by analisys of data of sekunder. The data obtained from document and information which has the

influance for this research. Data analise by using simple linear correlation analisys.

From research result indicate that during 5 year ( 2007-2011), amount net sales can influance the gross profit of PT. NIPPON

INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) relation of increasing net sales with the gross profit is sliverring and positif with the

value of correlation coefficient r = 0,999 or 99,9 %, storey level net sales have the contribution to gross profit equal to 99,7 % and

rest 0,3 % influenced by other factor. to know the influance of net sales to gross profit, we use t, t by count = 33, 850 while t (table)

= 2,776 equally t hitung of bigger than at tables of matter this means that calculation expressing acceptable positive and strong

correlation.

Keyword : net sales, gross profit

Page 2: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

I. PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat timur,

yang menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari,

namun pada kenyataannya, pada saat ini banyak masyarakat

Indonesia yang mengkonsumsi roti untuk kehidupan sehari-

hari, hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya tingkat

penjualan roti dari tahun ketahun, hal ini dapat kita lihat dari

tingginya tingkat penjualan salah satu perusahaan roti yaitu

PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK yang

memproduksi roti dengan nama produk Sari Roti. produk

Sari Roti telah mampu meningkatkan laba perusahannnya

dari tahun ketahun.

Tabel 1

Laba Bruto PT. NIPPON INDOSARI

CORPINDO TBK tahun 2007-2011

Tahun Total Laba Bruto

( dalam jutaan

rupiah)

Peningkatan pertahun

Selisih

jumlah

laba

%

2007 104.853 - -

2008 161.193 56.340 53,73 %

2009 222.099 60.906 37,78 %

2010 289.025 66.926 30,13 %

2011 379.404 90.379 31,27 %

Table 2

Penjulan Neto PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

TBK tahun 2007-2011

Tahun Penjualan Neto

( dalam jutaan

rupiah)

Peningkatan pertahun

Selisih

jumlah

laba

%

2007 250.513 - -

2008 383.553 133.040 53,11 %

2009 485.920 102.367 26,69 %

2010 612.192 126.272 25,99 %

2011 813.342 201.150 32,86 %

Seperti yang terlihat pada tabel 1, laba kotor PT.

NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK dari tahun 2007-

2011 telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan,

yaitu berkisar antara 30 % sampai 54 % pertahunnya dengan

peningatan laba kotor tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu

peningkatan mencapai 53,73 %, hal tersebut menggambarkan

tingginya tingkat permintaan terhadap roti sari roti yang

dipengaruhi oleh tingginya selera konsumen terhadap roti.

Dari kenaikan laba yang terjadi secara terus menerus tersebut,

PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK telah berhasil

meraih berbagai penghargaan, diantaranya Sari Roti berhasil

meraih Top Brand 2011 dan Top Brand For Kids 2011, setelah

dua tahun berturut-turut di tahun 2009 dan 2010 mendapatkan

penghargaan yang sama untuk kategori roti tawar. Perseroan

berhasil meraih penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) pada tahun

2011 sebagai Perseroaan dengan kapasitas produksi roti

terbesar di Indonesia.

Namun pada tahun 2010 terjadi peningkatan laba

terendah yang hanya mencapai 30, 13 %, hal tersebut mungkin

dipengaruhi oleh menurunnya selera konsumen terhadap roti

dan tingginya persaingan antara perusahaan-peusahaan Roti

lainnya dan perusahaan yang memproduksi barang yang

bersifat substitusif terhadap roti.

Kenaikan laba kotor yang terjadi secara terus

menerus yang dialami oleh PT. NIPPON INDOSARI

CORPINDO TBK dipengaruhi oleh banyak faktor,

diantaranya tingginya selera konsumen terhadap roti Sari Roti

yang terlihat dari tingginya tingkat penjualan bersih roti sari

roti yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Pada tabel 2, terlihat bahwa penjualan roti Sari Roti

mengalami peningakatan yang cukup tinggi dari tahun

ketahun, seperti yang terlihat ditabel, dari tahun 2007 – 2011,

terjadi peningakatn yang berkisar antara 26 % sampai 53 %

pertahun, tingkat penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008

dengan kenaikan mencapai 53,11 %, persentase kenaikan yang

melebihi 50 % tersebut merupakan peningkatan yang cukup

tinggi yang mungkin dipengaruhi oleh tingginya selera

konsumen terhadap sari roti yang mungkin timbul akibat

adanya diferensiasi produk sari roti yang selalu membuat

konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya secara terus

menerus. Tingginya tingkat penjualan Sari Roti dari tahun ke

tahun, dipengaruhi oleh produk Sari Roti yang bermutu

tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi. melalui penerapan

GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation

Standard Operating Procedure), HACCP (Hazard Analysis

and Critical Control Point), dan SJH (Sistem Jaminan Halal),

sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-

produk perseroan.

Pada tahun 2011, peningkatan penjualan bersih

hanya mencapai 25,99 %, persentase tersebut merupakan

persentase terendah yang terjadi selama tahun 2007-2011, hal

tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang

mempengaruhinya, diantaranya tingginya penawaran oleh para

pesaing dan munculnya produk-produk yang bersifat

substitusif terhadap roti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan

diatas, penulis ingin menganalisis hubungan antara laba kotor

dan penjualan dari PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

TBK (SARI ROTI), maka yang menjadi permasalahan

pokok dalam penelitian ini adalah : “ apakah dengan

peningkatan penjualan bersih PT. NIPPON INDOSARI

CORPINDO TBK (SARI ROTI) akan mempengaruhi laba

kotor pada perseroan tersebut?”

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pejualan bersih PT.

NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI

ROTI) terhadap laba kotor perseroan tersebut.

2. Untuk mengetahui prospek peningkatan penjualan

bersih PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

TBK (SARI ROTI) dari tahun ketahun.

3. Untuk mengetahui prospek peningkatan laba kotor

PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK

(SARI ROTI) dari tahun ketahun.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan materi

Ekonomi Mikro dalam kehidupan sehari-hari

2. Sebagai masukan bagi penulis untuk mengenal lebih

jauh PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK

(SARI ROTI) dalam segi penjualan bersih dan laba

kotornya.

Page 3: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi dalam pembuatan jurnal dengan judul

“Analisis Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor

PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)”

ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan penjualan bersih?

2. Apa yang dimaksud dengan laba kotor?

3. Bagaimana pengaruh penjualan bersih terhadap laba

kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI

ROTI) ?

III.KAJIAN PUSTAKA

a. Teori Pengaruh Penjualan terhadap Laba

Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara

volume penjualan dengan laba dapat di lihat pada komponen-

komponen dalam laporan laba rugi perusahaan yang saling

terkait yang menyatakan adanya hubungan yang erat

mengenai hubungan antara keduanya.Karena dalam hal ini

dapat diketahui bahwa laba akan timbul jika penjualan produk

perusahaan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok

penjualan yang dikeluarkan. Faktor utama yang

mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan.

Pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang

dagangan perusahaan. keberhasilan suatu perusahaan dapat

dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri

karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah

untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba

merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup

perusahaan itu sendiri.Seperti diketahui bahwa pendapatan

utama perusahaan dagang adalah pendapatan penjualan biasa

disingkat menjadi penjualan, yang menunjukkan penambahan

dalam ekuitas pemilik dari pengiriman persediaannya kepada

para pelanggan. (Penjualan bersih adalah pendapatan

penjualan dikurangi dengan berbagai pengurangan penjualan).

Beban utama dari perusahaan dagang adalah harga

pokok penjualan. Pada saat persediaan di jual kepada

pelanggan maka biaya persediaan menjadi beban bagi

perusahaan. Kelebihan pendapatan penjualan dari harga

pokok penjualan disebut sebagai laba bruto (gross profit).

Berdasarkan hasil penelitian Eva Ariesti (2008) yang

berjudul “Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap

Peningkatan Laba Bersih (Studi Kasus PT Indo Perkasa Usahatama

Semarang ) “ , hasil penelitian tersebut mengatakan hasil analisis

perhitungan statistik bahwa koefisien korelasi yang diperoleh

sebesar 0,99 yang berarti hubungan antara volume penjualan

dengan laba bersih adalah sangat erat dan positif atau bisa

dikatakan mempunyai hubungan yang sempurna yaitu apabila

volume penjualan naik maka laba bersih akan terdorong

untuk naik juga. Sebaliknya apabila volume penjualan turun

maka laba bersih akan terdorong untuk turun juga. Sedangkan

untuk mengetahui besar keeratan pengaruh antara volume

penjualan terhadap peningkatan laba bersih serta untuk

diketahui besarnya pengaruh faktor-faktor lain yang

mempengaruhi laba bersih, maka dilakukan dengan

menghitung koefisien determinasi dengan tingkat signifikan

5% yaitu diperoleh sebesar 98% sedangkan sisanya sebesar

2% dipengaruhi oleh faktor lain, selain dari volume penjualan.

Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

laba bersih.

b. Teori penjualan

“Selling adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk

mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi petunjuk agar

pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi

yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga

yang menguntungkan bagi kedua belah pihak “ (Moekjiat,

2000, p.438)

Sedangkan menurut Basu Swastha mengatakan

bahwa manajemen penjualan adalah perencanan, pengarahan,

dan pengawasan personal selling, termasuk penarikan,

pemilihan, perlengkapan, penentuan rute, supervise,

pembayaran, dan motivasi sebagai tugas diberikan kepada

salesman (1990 : 403)

Dan menurut Force One Selling and Distribution

Consultan, menjual adalah proses interaksi antara calon

pembeli dan calon penjual dalam menjajaki sebuah transaksi

barang atau jasa yang saling dibutuhkan kedua pihak. Adapun

syarat utama menjual adalah :

Ada calon pembeli dan calon penjual.

Proses interaksi komunikasi dan persepsi

Menjajaki sebuah transaksi / pertukaran kepentingan

Barang, jasa, ide, gagasan, rencana, keyakinan,

prinsip.

Semua manusia pada dasarnya harus atau wajib

melakukan tugas menjual apapun profesi, agama, etis, umur,

pendidikan, jenis kelamin, tanpa kecuali. Bagi perusahaan

pada umumnya memiliki 3 tujuan umum dalam penjulan yaitu

sebagai berikut :

Mencapai volume penjulan tertentu

Mendapatkan laba tertentu

Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Menurut Kartajaya (2006) “ penjualan dalah

bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan

pelanggan melalui produk atau jasa perusahaan.” Adapun

menurut Pass dan Lowss (1999) “ penjulan merupakan

pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari

seorang penjual sesuai dengan harga yang telah ditetapkan

atau dalam beberapa kasus melalui perjanjian pertukaran

barang atau imbal beli “ (p. 518).

Penjulan Bersih

Definisi Penjualan Bersih/Neto (Net Sales) adalah

Hasil Penjualan kotor sesudah dikurangi dengan berbagai

potongan serta pengurangan lainnya seperti diskon penjualan

dan retur penjualan.

Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah

satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam

penjualan bersih terdiri dari:

- penjualan kotor;

- retur penjualan;

- potongan penjualan;

- penjualan bersih.

Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:

Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan –

potongan penjualan.

Page 4: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

c. Teori Laba Kotor

Laba kotor merupakan hasil dari penjualan bersih

dikurangi dengan harga pokok penjualan, hal ini sejalan

dengan kutipan dari Soemarso (200.234) “Laba kotor (gross

profit) adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok

penjualan”.

Menurut Soemarso (1999 : 244 ) pengertian laba

bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga

pokok penjualan disebut laba bruto ( Gross Profit) atau

margin kotor ( Gross Margin) . disebut bruto karena jumlah

ini masih harus dikurangi dengan jumlah biaya-biaya usaha.

Menurut Ahmad Belkaoli “Laba kotor atas penjualan,

merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok

penjualan . Laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan

bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk

periode tertentu.”

M. Tuanakotta mengemukakan Laba Kotor yaitu

perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan

HPP.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (1997:105) bahwa “

laba bruto atau margin bruto adalah kelebihan penjualan di

atas harga pokok penjualan.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia laba kotor

adalah “ hasil penjualan bersih dikurangi biaya produksi.”

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, “Dalam

akuntansi, laba kotor adalah keuntungan penjualan adalah

perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat

suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi biaya

overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. Perhatikan

bahwa ini berbeda dari laba usaha (laba sebelum bunga dan

pajak).”

Dalam buku intermediate Accounting edisi IFRS

volume 1, “Gross profit is revenue less cost of goods sold .

the reporting of gross profit provides a useful number for

evaluating performance and predicting future earnings” .

d. Teori Hipotesis

Menurut Andri Hipotesis nol ini adalah suatu

hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini pada

umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak,

maka hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif atau

hipotesis satu (Ha atau H1) yang diterima. Hipotesis pengganti

ini merupakan hipotesis penelitian dari si pembuat

eksperimen, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis

penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang

sedang diuji. Bila dikehendaki membuat keputusan mengenai

perbedan-perbedaan, diuji H0 terhadap H1, maka H1

merupakan pernyataan yang diterima jika H0 ditolak.

Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kedua

populasi itu sama, sedangkan hipotesis tandingannya

menyatakan bahwa rata-rata keduanya tidak sama (berbeda).

Dalam hal ini seorang peneliti bisa bertanya, “Dapatkah saya

menyimpulkan bahwa kedua populasi itu memiliki rata-rata

yang berbeda ?”.

Peneliti itu mungkin merasa bahwa pertanyaannya

akan lebih berarti bila berbunyi sebagai berikut, “Dapatkah

saya menyimpulkan bahwa populasi 1 memiliki rata-rata yang

lebih besar/lebih baik dari pada` populasi 2 ?”.

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan

yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang

terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam

statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik

jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh

faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang

sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa

data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat

berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian

untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis

nol adalah benar.

Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis

adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol,

untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritis ini biasanya

di simbolkan dengan huruf C.

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah penjualan bersih

berpengaruh positif terhadap laba kotor PT. Nippon Indosari

Corpindo Tbk (Sari Roti).

IV. METODA PENELITIAN

a. Populasi dan Prosedure

Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Nippon

Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti), dalam penelitian ini kami

melakukan pengambilan data dari pusat PT. Nippon Indosari

Corpindo Tbk (Sari Roti) yang berpusat di kawasan Industri

Jababeka Jl. Jababeka XII A, Blok W No. 40-41Cikarang,

Bekasi 17530- Jawa Barat.

b. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini,

pertama-tama dilakukan dengan uji analisis jalur untuk

memperlihatkan hubungan antar variabel independen dengan

variabel dependen. Analisis jalur dipergunakan dengan

pertimbangan bahwa pola hubungan antar variabel dalam

penelitian adalah bersifat korelatif dan kausalitas untuk

mengetahui pengaruh antara penjualan bersih terhadap laba

kotor. Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis jalur ( path analysis).

c. Model Penelitian

Hubungan struktur jalur antara variabel dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1 Model hubungan Antar Variabel

X

ɛ

X

Y

ɛ

Y

Page 5: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

V. HASIL PENELITIAN

a. Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor PT.

NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis jalur (path analysis). Adapun persamaan dari proses

analisis adalah sebagai berikut :

Y = -21.991,795 + 0.498 X

Errovar = 0,003 , R = 0,999 , R² = 0,997

Nilai R atau koefisien korelasi sebesar 0.999 atau

99,9 % memperlihatkan bahwa hubungan antara penjualan

bersih dan laba kotor adalah positif kuat. Sedangkan nilai R²

atau koefisien determinasi sebesar 0.997 atau 99,7 %

memperlihatkan bahwa penjualan bersih memiliki pengaruh

kontribusi sebesar 99,7 % terhadap laba kotor, sedangkan 0.3

% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain selain penjualan bersih.

untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh

penjualan bersih terhadap laba kotor, maka dilakukan dengan

uji nilai signifikansi. Dari Hasil perhitungan didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 atau

0,000 < 0,05. Dengan demikian model persamaan regresi

berdasarkan data penelitian ini adalah signifikan. Artinya

model regresi linear telah memenuhi kriteria linieritas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan kata

lain penjualan bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap

laba kotor.

Pengujian dengan uji t

koefisien regresi penjualan bersih adalah 0.498, hal

ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel penjualan

bersih (X) sebesar satu satuan nilai akan meningkatkan laba

kotor (Y) sebesar 0.498 satu satuan nilai dengan asumsi

variabel lainnya adalah konstan. Untuk mengetahui hasil dari

pengujian dengan uji t antara penjualan bersih terhadap laba

kotor dapat dilakukan dengan cara membandingkan t hitung

dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel,

maka hipotesis signifikan, artinya penjulan bersih berpengaruh

secara signifikan terhadap laba kotor, sebaliknya apabila t

hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis tidak

signifikan artinya penjulan bersih tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap laba kotor.

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 19, dapat

dilihat bahwa nilai t hitung 33,850, bila kita bandingkan dengan

nilai t tabel 2,776 dapat kita simpulkan bahwa pengujian

dengan uji t, variabel penjulan bersih berpengaruh secara

signifikan terhadap laba kotor.

Tabel 3

Kesimpulan pengujian dengan uji t

Nilai t Hitung Nilai t Tabel Kesimpulan

33, 850 2,776 Signifikan

Dari tabel 3 diatas, terlihat nilai t hitung sebesar

33,850 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,776, artinya

bahwa penjulan bersih (X) memiliki pengaruh yang

signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada

variabel penjualan bersih (X), maka akan langsung terjadi

perubahan yang berarti pada laba kotor (Y).

b. Uji Hipotesis

Dari tabel t diatas, kita dapat melihat bahwa t tabel

lebih kecil dari t hitung, maka pengujian tersebut signifikan

atau dengan kata lain penjulan bersih memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap laba kotor. Artinya apabila terjadi

perubahan sedikit saja pada variabel penjualan bersih maka

akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variabel

laba kotor.

Atas dasar perhitungan diatas, hasil penelitian yang

dapat dikemukakan adalah variabel penjualan bersih (X)

secara langsung menentukan perubahan variabel laba kotor

(Y) sebesar 99,7 %. Artinya variabel penjualan bersih

memiliki pengaruh positif terhadap laba kotor. Semakin

tinggi penjualan bersih, maka semakin tinggi pula laba kotor

PT. NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).

VI. IMPLIKASI PENELITIAN

Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh

penjualan bersih terhadap laba kotor, dari hasil penelitian ini

dapat kita tarik implikasi penelitian sebagai berikut :

1. Selama 5 tahun (2007-2011) hasil penelitian

menunjukkan jumlah penjualan bersih mengalami

peningkatan dari tahun ketahun yang dapat

mempengaruhi peningkatan laba kotor PT. NIPPON

NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).

2. Hubungan tingkat penjualan bersih terhadap

peningkatan laba kotor adalah positif kuat dengan

nilai koefisien korelasi r = 0,999 atau 99,9 %

3. Tingkat penjulan bersih memberikan sumbangan atau

kontribusi terhadap laba kotor senilai 99, 7 % , dan

selebihnya 0.3 % dipengarugi faktor-faktor lain.

4. Untuk mengetahui pengaruh antara penjualan bersih

terhadap laba kotor, digunakan uji t, nilai t hitung 33,

850 lebih besar dari t tabel senilai 2,776. Ini

menunjukan bahwa penjualan bersih memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor PT.

NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI

ROTI).

VII. REFERENSI

Alimiyah dan Padji. 2003, “Kamus IstilahAkuntansi”, Bandung : Yrama

Widya.

Budi Rahardjo. 2007. “Keuangan dan Akuntansiuntuk Manajer Non

Keuangan”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Basu Swastha. 2001, “Manajemen Penjualan”. Edisi 3, cetakan 5.

Yogyakarta : BPFE.

Cramer, Duncan (2004). The Sage Dictionary of Statistics.

hlm. 76. ISBN Djojohadikususumo, s. 2000.Ekonomi Pembangunan. Cetakan

kelima. Penerbit PT. Pembangunan Jakarta. Eva ariesty dan Irwan Hermansah, 2008, “jurnal Akuntansi FE

Unes”, Vol. 3, No. 2,

Henry Simamora. 2000. “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”,

Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat.

R. A. Fisher (1925). Statistical Methods for Research

Workers, Edinburgh: Oliver and Boyd, 1925, p.43.

Roti, sari,”annual report 2011”, 2011

Riuwan, 2003. Dasar-Dasar Statistika. Penerbit

alfabeta,Bandung.

SoemarsoS.R.,2002, Akuntansi SuatuPengantar , Salemba

Empat, Buku 1,Edisi 5, Jakarta.

Page 6: Analisis Pengaruh Penjualan Bersih Terhadap Laba Kotor (Mufida Warni Dan Chumairoh)

Sugiyono. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis.Bandung:

Alfabeta CV.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta CV.

Soemarso SR, 2002.Akuntansi SuatuPengantar ,edisi lima,

Jakarta: salemba empat.

Warfield, Kieso weygandt, 2011, “Intermediate Accounting

Volume 1 IFRS EDITION”, united states of America,

World color inc,