analisis pengaruh penjualan bersih terhadap laba kotor (mufida warni dan chumairoh)
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PENJUALAN BERSIH TERHADAP LABA KOTOR
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)
Oleh
Nama NIM NO HP
Mufida Warni 1111082000009 081370711223
Chumairoh 1111082000015 081906350875
Mata Kuliah
Teori Ekonomi Mikro
KODE : MKD 1213 (1507)
Dosen Pembimbing
Tony S. Chendrawan, ST., SE.,M.Si.,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2012
Abstract
The research aim to know the influance of net sales to gross profit of PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI
ROTI) . research method used by analisys of data of sekunder. The data obtained from document and information which has the
influance for this research. Data analise by using simple linear correlation analisys.
From research result indicate that during 5 year ( 2007-2011), amount net sales can influance the gross profit of PT. NIPPON
INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI) relation of increasing net sales with the gross profit is sliverring and positif with the
value of correlation coefficient r = 0,999 or 99,9 %, storey level net sales have the contribution to gross profit equal to 99,7 % and
rest 0,3 % influenced by other factor. to know the influance of net sales to gross profit, we use t, t by count = 33, 850 while t (table)
= 2,776 equally t hitung of bigger than at tables of matter this means that calculation expressing acceptable positive and strong
correlation.
Keyword : net sales, gross profit
I. PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat timur,
yang menjadikan beras sebagai makanan pokok sehari-hari,
namun pada kenyataannya, pada saat ini banyak masyarakat
Indonesia yang mengkonsumsi roti untuk kehidupan sehari-
hari, hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya tingkat
penjualan roti dari tahun ketahun, hal ini dapat kita lihat dari
tingginya tingkat penjualan salah satu perusahaan roti yaitu
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK yang
memproduksi roti dengan nama produk Sari Roti. produk
Sari Roti telah mampu meningkatkan laba perusahannnya
dari tahun ketahun.
Tabel 1
Laba Bruto PT. NIPPON INDOSARI
CORPINDO TBK tahun 2007-2011
Tahun Total Laba Bruto
( dalam jutaan
rupiah)
Peningkatan pertahun
Selisih
jumlah
laba
%
2007 104.853 - -
2008 161.193 56.340 53,73 %
2009 222.099 60.906 37,78 %
2010 289.025 66.926 30,13 %
2011 379.404 90.379 31,27 %
Table 2
Penjulan Neto PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO
TBK tahun 2007-2011
Tahun Penjualan Neto
( dalam jutaan
rupiah)
Peningkatan pertahun
Selisih
jumlah
laba
%
2007 250.513 - -
2008 383.553 133.040 53,11 %
2009 485.920 102.367 26,69 %
2010 612.192 126.272 25,99 %
2011 813.342 201.150 32,86 %
Seperti yang terlihat pada tabel 1, laba kotor PT.
NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK dari tahun 2007-
2011 telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
yaitu berkisar antara 30 % sampai 54 % pertahunnya dengan
peningatan laba kotor tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu
peningkatan mencapai 53,73 %, hal tersebut menggambarkan
tingginya tingkat permintaan terhadap roti sari roti yang
dipengaruhi oleh tingginya selera konsumen terhadap roti.
Dari kenaikan laba yang terjadi secara terus menerus tersebut,
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK telah berhasil
meraih berbagai penghargaan, diantaranya Sari Roti berhasil
meraih Top Brand 2011 dan Top Brand For Kids 2011, setelah
dua tahun berturut-turut di tahun 2009 dan 2010 mendapatkan
penghargaan yang sama untuk kategori roti tawar. Perseroan
berhasil meraih penghargaan Rekor Bisnis (ReBi) pada tahun
2011 sebagai Perseroaan dengan kapasitas produksi roti
terbesar di Indonesia.
Namun pada tahun 2010 terjadi peningkatan laba
terendah yang hanya mencapai 30, 13 %, hal tersebut mungkin
dipengaruhi oleh menurunnya selera konsumen terhadap roti
dan tingginya persaingan antara perusahaan-peusahaan Roti
lainnya dan perusahaan yang memproduksi barang yang
bersifat substitusif terhadap roti.
Kenaikan laba kotor yang terjadi secara terus
menerus yang dialami oleh PT. NIPPON INDOSARI
CORPINDO TBK dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya tingginya selera konsumen terhadap roti Sari Roti
yang terlihat dari tingginya tingkat penjualan bersih roti sari
roti yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Pada tabel 2, terlihat bahwa penjualan roti Sari Roti
mengalami peningakatan yang cukup tinggi dari tahun
ketahun, seperti yang terlihat ditabel, dari tahun 2007 – 2011,
terjadi peningakatn yang berkisar antara 26 % sampai 53 %
pertahun, tingkat penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008
dengan kenaikan mencapai 53,11 %, persentase kenaikan yang
melebihi 50 % tersebut merupakan peningkatan yang cukup
tinggi yang mungkin dipengaruhi oleh tingginya selera
konsumen terhadap sari roti yang mungkin timbul akibat
adanya diferensiasi produk sari roti yang selalu membuat
konsumen tertarik untuk mengkonsumsinya secara terus
menerus. Tingginya tingkat penjualan Sari Roti dari tahun ke
tahun, dipengaruhi oleh produk Sari Roti yang bermutu
tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi. melalui penerapan
GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation
Standard Operating Procedure), HACCP (Hazard Analysis
and Critical Control Point), dan SJH (Sistem Jaminan Halal),
sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-
produk perseroan.
Pada tahun 2011, peningkatan penjualan bersih
hanya mencapai 25,99 %, persentase tersebut merupakan
persentase terendah yang terjadi selama tahun 2007-2011, hal
tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor yang
mempengaruhinya, diantaranya tingginya penawaran oleh para
pesaing dan munculnya produk-produk yang bersifat
substitusif terhadap roti.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan
diatas, penulis ingin menganalisis hubungan antara laba kotor
dan penjualan dari PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO
TBK (SARI ROTI), maka yang menjadi permasalahan
pokok dalam penelitian ini adalah : “ apakah dengan
peningkatan penjualan bersih PT. NIPPON INDOSARI
CORPINDO TBK (SARI ROTI) akan mempengaruhi laba
kotor pada perseroan tersebut?”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pejualan bersih PT.
NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI
ROTI) terhadap laba kotor perseroan tersebut.
2. Untuk mengetahui prospek peningkatan penjualan
bersih PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO
TBK (SARI ROTI) dari tahun ketahun.
3. Untuk mengetahui prospek peningkatan laba kotor
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK
(SARI ROTI) dari tahun ketahun.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan materi
Ekonomi Mikro dalam kehidupan sehari-hari
2. Sebagai masukan bagi penulis untuk mengenal lebih
jauh PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK
(SARI ROTI) dalam segi penjualan bersih dan laba
kotornya.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi dalam pembuatan jurnal dengan judul
“Analisis Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor
PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)”
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penjualan bersih?
2. Apa yang dimaksud dengan laba kotor?
3. Bagaimana pengaruh penjualan bersih terhadap laba
kotor PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI
ROTI) ?
III.KAJIAN PUSTAKA
a. Teori Pengaruh Penjualan terhadap Laba
Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara
volume penjualan dengan laba dapat di lihat pada komponen-
komponen dalam laporan laba rugi perusahaan yang saling
terkait yang menyatakan adanya hubungan yang erat
mengenai hubungan antara keduanya.Karena dalam hal ini
dapat diketahui bahwa laba akan timbul jika penjualan produk
perusahaan lebih besar dibandingkan dengan harga pokok
penjualan yang dikeluarkan. Faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan.
Pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang
dagangan perusahaan. keberhasilan suatu perusahaan dapat
dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri
karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah
untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba
merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan itu sendiri.Seperti diketahui bahwa pendapatan
utama perusahaan dagang adalah pendapatan penjualan biasa
disingkat menjadi penjualan, yang menunjukkan penambahan
dalam ekuitas pemilik dari pengiriman persediaannya kepada
para pelanggan. (Penjualan bersih adalah pendapatan
penjualan dikurangi dengan berbagai pengurangan penjualan).
Beban utama dari perusahaan dagang adalah harga
pokok penjualan. Pada saat persediaan di jual kepada
pelanggan maka biaya persediaan menjadi beban bagi
perusahaan. Kelebihan pendapatan penjualan dari harga
pokok penjualan disebut sebagai laba bruto (gross profit).
Berdasarkan hasil penelitian Eva Ariesti (2008) yang
berjudul “Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap
Peningkatan Laba Bersih (Studi Kasus PT Indo Perkasa Usahatama
Semarang ) “ , hasil penelitian tersebut mengatakan hasil analisis
perhitungan statistik bahwa koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar 0,99 yang berarti hubungan antara volume penjualan
dengan laba bersih adalah sangat erat dan positif atau bisa
dikatakan mempunyai hubungan yang sempurna yaitu apabila
volume penjualan naik maka laba bersih akan terdorong
untuk naik juga. Sebaliknya apabila volume penjualan turun
maka laba bersih akan terdorong untuk turun juga. Sedangkan
untuk mengetahui besar keeratan pengaruh antara volume
penjualan terhadap peningkatan laba bersih serta untuk
diketahui besarnya pengaruh faktor-faktor lain yang
mempengaruhi laba bersih, maka dilakukan dengan
menghitung koefisien determinasi dengan tingkat signifikan
5% yaitu diperoleh sebesar 98% sedangkan sisanya sebesar
2% dipengaruhi oleh faktor lain, selain dari volume penjualan.
Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
laba bersih.
b. Teori penjualan
“Selling adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk
mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi petunjuk agar
pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi
yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga
yang menguntungkan bagi kedua belah pihak “ (Moekjiat,
2000, p.438)
Sedangkan menurut Basu Swastha mengatakan
bahwa manajemen penjualan adalah perencanan, pengarahan,
dan pengawasan personal selling, termasuk penarikan,
pemilihan, perlengkapan, penentuan rute, supervise,
pembayaran, dan motivasi sebagai tugas diberikan kepada
salesman (1990 : 403)
Dan menurut Force One Selling and Distribution
Consultan, menjual adalah proses interaksi antara calon
pembeli dan calon penjual dalam menjajaki sebuah transaksi
barang atau jasa yang saling dibutuhkan kedua pihak. Adapun
syarat utama menjual adalah :
Ada calon pembeli dan calon penjual.
Proses interaksi komunikasi dan persepsi
Menjajaki sebuah transaksi / pertukaran kepentingan
Barang, jasa, ide, gagasan, rencana, keyakinan,
prinsip.
Semua manusia pada dasarnya harus atau wajib
melakukan tugas menjual apapun profesi, agama, etis, umur,
pendidikan, jenis kelamin, tanpa kecuali. Bagi perusahaan
pada umumnya memiliki 3 tujuan umum dalam penjulan yaitu
sebagai berikut :
Mencapai volume penjulan tertentu
Mendapatkan laba tertentu
Menunjang pertumbuhan perusahaan.
Menurut Kartajaya (2006) “ penjualan dalah
bagaimana menciptakan hubungan jangka panjang dengan
pelanggan melalui produk atau jasa perusahaan.” Adapun
menurut Pass dan Lowss (1999) “ penjulan merupakan
pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari
seorang penjual sesuai dengan harga yang telah ditetapkan
atau dalam beberapa kasus melalui perjanjian pertukaran
barang atau imbal beli “ (p. 518).
Penjulan Bersih
Definisi Penjualan Bersih/Neto (Net Sales) adalah
Hasil Penjualan kotor sesudah dikurangi dengan berbagai
potongan serta pengurangan lainnya seperti diskon penjualan
dan retur penjualan.
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai salah
satu unsur dari pendapatan Perusahaan. Unsur-unsur dalam
penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan –
potongan penjualan.
c. Teori Laba Kotor
Laba kotor merupakan hasil dari penjualan bersih
dikurangi dengan harga pokok penjualan, hal ini sejalan
dengan kutipan dari Soemarso (200.234) “Laba kotor (gross
profit) adalah penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan”.
Menurut Soemarso (1999 : 244 ) pengertian laba
bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan disebut laba bruto ( Gross Profit) atau
margin kotor ( Gross Margin) . disebut bruto karena jumlah
ini masih harus dikurangi dengan jumlah biaya-biaya usaha.
Menurut Ahmad Belkaoli “Laba kotor atas penjualan,
merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan . Laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan
bersih sebelum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk
periode tertentu.”
M. Tuanakotta mengemukakan Laba Kotor yaitu
perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan
HPP.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (1997:105) bahwa “
laba bruto atau margin bruto adalah kelebihan penjualan di
atas harga pokok penjualan.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia laba kotor
adalah “ hasil penjualan bersih dikurangi biaya produksi.”
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, “Dalam
akuntansi, laba kotor adalah keuntungan penjualan adalah
perbedaan antara pendapatan dengan biaya untuk membuat
suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi biaya
overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. Perhatikan
bahwa ini berbeda dari laba usaha (laba sebelum bunga dan
pajak).”
Dalam buku intermediate Accounting edisi IFRS
volume 1, “Gross profit is revenue less cost of goods sold .
the reporting of gross profit provides a useful number for
evaluating performance and predicting future earnings” .
d. Teori Hipotesis
Menurut Andri Hipotesis nol ini adalah suatu
hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini pada
umumnya diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak,
maka hipotesis tandingan atau hipotesis alternatif atau
hipotesis satu (Ha atau H1) yang diterima. Hipotesis pengganti
ini merupakan hipotesis penelitian dari si pembuat
eksperimen, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis
penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang
sedang diuji. Bila dikehendaki membuat keputusan mengenai
perbedan-perbedaan, diuji H0 terhadap H1, maka H1
merupakan pernyataan yang diterima jika H0 ditolak.
Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kedua
populasi itu sama, sedangkan hipotesis tandingannya
menyatakan bahwa rata-rata keduanya tidak sama (berbeda).
Dalam hal ini seorang peneliti bisa bertanya, “Dapatkah saya
menyimpulkan bahwa kedua populasi itu memiliki rata-rata
yang berbeda ?”.
Peneliti itu mungkin merasa bahwa pertanyaannya
akan lebih berarti bila berbunyi sebagai berikut, “Dapatkah
saya menyimpulkan bahwa populasi 1 memiliki rata-rata yang
lebih besar/lebih baik dari pada` populasi 2 ?”.
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan
yang didasarkan dari analisa data, baik dari percobaan yang
terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam
statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh
faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa
data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat
berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian
untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis
nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis
adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol,
untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritis ini biasanya
di simbolkan dengan huruf C.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah penjualan bersih
berpengaruh positif terhadap laba kotor PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk (Sari Roti).
IV. METODA PENELITIAN
a. Populasi dan Prosedure
Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Nippon
Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti), dalam penelitian ini kami
melakukan pengambilan data dari pusat PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk (Sari Roti) yang berpusat di kawasan Industri
Jababeka Jl. Jababeka XII A, Blok W No. 40-41Cikarang,
Bekasi 17530- Jawa Barat.
b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini,
pertama-tama dilakukan dengan uji analisis jalur untuk
memperlihatkan hubungan antar variabel independen dengan
variabel dependen. Analisis jalur dipergunakan dengan
pertimbangan bahwa pola hubungan antar variabel dalam
penelitian adalah bersifat korelatif dan kausalitas untuk
mengetahui pengaruh antara penjualan bersih terhadap laba
kotor. Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis jalur ( path analysis).
c. Model Penelitian
Hubungan struktur jalur antara variabel dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Model hubungan Antar Variabel
X
ɛ
X
Y
ɛ
Y
V. HASIL PENELITIAN
a. Pengaruh Penjualan Bersih terhadap Laba Kotor PT.
NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI)
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis jalur (path analysis). Adapun persamaan dari proses
analisis adalah sebagai berikut :
Y = -21.991,795 + 0.498 X
Errovar = 0,003 , R = 0,999 , R² = 0,997
Nilai R atau koefisien korelasi sebesar 0.999 atau
99,9 % memperlihatkan bahwa hubungan antara penjualan
bersih dan laba kotor adalah positif kuat. Sedangkan nilai R²
atau koefisien determinasi sebesar 0.997 atau 99,7 %
memperlihatkan bahwa penjualan bersih memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 99,7 % terhadap laba kotor, sedangkan 0.3
% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain selain penjualan bersih.
untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh
penjualan bersih terhadap laba kotor, maka dilakukan dengan
uji nilai signifikansi. Dari Hasil perhitungan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0,05 atau
0,000 < 0,05. Dengan demikian model persamaan regresi
berdasarkan data penelitian ini adalah signifikan. Artinya
model regresi linear telah memenuhi kriteria linieritas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan kata
lain penjualan bersih memiliki pengaruh signifikan terhadap
laba kotor.
Pengujian dengan uji t
koefisien regresi penjualan bersih adalah 0.498, hal
ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan variabel penjualan
bersih (X) sebesar satu satuan nilai akan meningkatkan laba
kotor (Y) sebesar 0.498 satu satuan nilai dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan. Untuk mengetahui hasil dari
pengujian dengan uji t antara penjualan bersih terhadap laba
kotor dapat dilakukan dengan cara membandingkan t hitung
dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel,
maka hipotesis signifikan, artinya penjulan bersih berpengaruh
secara signifikan terhadap laba kotor, sebaliknya apabila t
hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis tidak
signifikan artinya penjulan bersih tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap laba kotor.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 19, dapat
dilihat bahwa nilai t hitung 33,850, bila kita bandingkan dengan
nilai t tabel 2,776 dapat kita simpulkan bahwa pengujian
dengan uji t, variabel penjulan bersih berpengaruh secara
signifikan terhadap laba kotor.
Tabel 3
Kesimpulan pengujian dengan uji t
Nilai t Hitung Nilai t Tabel Kesimpulan
33, 850 2,776 Signifikan
Dari tabel 3 diatas, terlihat nilai t hitung sebesar
33,850 lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,776, artinya
bahwa penjulan bersih (X) memiliki pengaruh yang
signifikan. Artinya apabila terjadi perubahan sedikit saja pada
variabel penjualan bersih (X), maka akan langsung terjadi
perubahan yang berarti pada laba kotor (Y).
b. Uji Hipotesis
Dari tabel t diatas, kita dapat melihat bahwa t tabel
lebih kecil dari t hitung, maka pengujian tersebut signifikan
atau dengan kata lain penjulan bersih memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap laba kotor. Artinya apabila terjadi
perubahan sedikit saja pada variabel penjualan bersih maka
akan langsung terjadi perubahan yang berarti pada variabel
laba kotor.
Atas dasar perhitungan diatas, hasil penelitian yang
dapat dikemukakan adalah variabel penjualan bersih (X)
secara langsung menentukan perubahan variabel laba kotor
(Y) sebesar 99,7 %. Artinya variabel penjualan bersih
memiliki pengaruh positif terhadap laba kotor. Semakin
tinggi penjualan bersih, maka semakin tinggi pula laba kotor
PT. NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).
VI. IMPLIKASI PENELITIAN
Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh
penjualan bersih terhadap laba kotor, dari hasil penelitian ini
dapat kita tarik implikasi penelitian sebagai berikut :
1. Selama 5 tahun (2007-2011) hasil penelitian
menunjukkan jumlah penjualan bersih mengalami
peningkatan dari tahun ketahun yang dapat
mempengaruhi peningkatan laba kotor PT. NIPPON
NDOSARI CORPINDO TBK (SARI ROTI).
2. Hubungan tingkat penjualan bersih terhadap
peningkatan laba kotor adalah positif kuat dengan
nilai koefisien korelasi r = 0,999 atau 99,9 %
3. Tingkat penjulan bersih memberikan sumbangan atau
kontribusi terhadap laba kotor senilai 99, 7 % , dan
selebihnya 0.3 % dipengarugi faktor-faktor lain.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara penjualan bersih
terhadap laba kotor, digunakan uji t, nilai t hitung 33,
850 lebih besar dari t tabel senilai 2,776. Ini
menunjukan bahwa penjualan bersih memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor PT.
NIPPON NDOSARI CORPINDO TBK (SARI
ROTI).
VII. REFERENSI
Alimiyah dan Padji. 2003, “Kamus IstilahAkuntansi”, Bandung : Yrama
Widya.
Budi Rahardjo. 2007. “Keuangan dan Akuntansiuntuk Manajer Non
Keuangan”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Basu Swastha. 2001, “Manajemen Penjualan”. Edisi 3, cetakan 5.
Yogyakarta : BPFE.
Cramer, Duncan (2004). The Sage Dictionary of Statistics.
hlm. 76. ISBN Djojohadikususumo, s. 2000.Ekonomi Pembangunan. Cetakan
kelima. Penerbit PT. Pembangunan Jakarta. Eva ariesty dan Irwan Hermansah, 2008, “jurnal Akuntansi FE
Unes”, Vol. 3, No. 2,
Henry Simamora. 2000. “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”,
Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat.
R. A. Fisher (1925). Statistical Methods for Research
Workers, Edinburgh: Oliver and Boyd, 1925, p.43.
Roti, sari,”annual report 2011”, 2011
Riuwan, 2003. Dasar-Dasar Statistika. Penerbit
alfabeta,Bandung.
SoemarsoS.R.,2002, Akuntansi SuatuPengantar , Salemba
Empat, Buku 1,Edisi 5, Jakarta.
Sugiyono. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis.Bandung:
Alfabeta CV.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta CV.
Soemarso SR, 2002.Akuntansi SuatuPengantar ,edisi lima,
Jakarta: salemba empat.
Warfield, Kieso weygandt, 2011, “Intermediate Accounting
Volume 1 IFRS EDITION”, united states of America,
World color inc,