analisis pengaruh nilai tukar rupiah · pdf fileanalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR,
INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK
KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH (PADA PERBANKKAN SYARIAH DI INDONESIA)
Disusun Oleh:
ACHMAD TOHARI 106081002370
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2010 M
i
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR,
INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA
PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN
MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
AHCMAD TOHARI
NIM : 106081002370
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP 19690203 200112 1 003 NIP 19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010
ii
Hari ini Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan
Ujian Komprehensif atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan
judul skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2)
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA
PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Dr A. Dumiyati, MA Arif Mufraini, Lc, M.si Ketua Sekretaris
Yahya Hamja, Dr,. MM. Penguji Ahli
iii
Hari ini Tanggal 15 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan
Ujian Skripsi atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul
skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RP/$, INFLASI, DAN
JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA
SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA
PRBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan
Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Murdiyah Hayati, S.Kom, MM
Penguji Ahli I,
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Penguji Ahli II,
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
Penguji Proposal
Hemmy Fauzan, SE, MM
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Achmad Tohari
Tempat/Tanggal lahir : Purwokerto, 30 Mei 1987
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :Perum LBC. Blok BJ: 25
Parung-Bogor
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
No. Telp : 085810511759/085664017339
Alamat E-mail : [email protected]
Pendidikan :
1) Tamatan SD Islam Almukhlisin Bogor 1999
2) Tamatan MTS Al-Zaytun Indramayu 2002
3) Tamatan MA Al-Zaytun Indramayu 2005
4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2010.
v
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) against the Third Party Funds and their implications on Mudharabah on Sharia Banking in Indonesia. Path Analysis methodology with structural models was utilised in this study. The result of study of substructure I was discovered that the variable Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) significantly affected the Third Party Funds. The result of study of substructure II was found that the variables of the Money Supply and the Third Party Funds (TPF) Significantly affected mudharabah
Keywords: Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation, and Money Supply, Third Party Fund (TPF), Mudharabah, Path Analysis Methodology.
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan model
struktural. Hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel Nilai
Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh signifikan
terhadap Dana Pihak Ketiga. Hasil pengujian pada substruktur II menunjukkan
bahwa variabel Jumlah Uang Beredar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
signifikan terhadap Mudharabah.
Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar, Dana
Pihak Ketiga (DPK), Mudharabah, analisis jalur. .
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku
untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di
Indonesia”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun
dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ayahku Salim Abdul Rachman dan Ibuku Rasmini tercinta yang selalu
menguatkan diriku dengan do’a, biaya yang tidak sedikit dan selalu memberiku
kasih sayang, semangat, serta menasehatiku dan membimbingku untuk
keberhasilan dalam segala hal.
2. Seluruh saudaraku Mba Deniza Mukti Lestari, dan adik-adiku Saras, Fadil dan
Ismie walaupun sering mengganggu namun turut memberikan semangatnya.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi dan memberikan
kebahagiaan kepada mereka, Amin.
viii
3. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, MM Pudek I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih
atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga
menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat
dan saran-saran yang berharga kepada penulis.
6. Bapak Indoyama Nasarudin, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih
atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.
7. Bapak Yahya Hamja. Dr. MM. Phd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya .
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu
yamg sangat berharga bagi saya pribadi.
9. Terima kasih pula untuk Om Didan atas dukungan dan nasehatnya, Tante Mita,
dan Tante Imel atas saran-saran yang berguna.
10. Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006
Manajemen A dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka
serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya teman-teman
Gayo Fc, Herry yang banyak bantu dengan saran-saran jitunya (mantap dah).
11. Teman-teman Universitas BL, I-wank, Bgoes, Depri, Andreas, E-q, Seha, Apri,
yang seru tapi gila.
12. Sahabat-sahabat terbaik di Perum LBC. Hanan sahabat dari kecil yang lenjeh,
Beni anak tegal yang kacau tapi banyak membantu, Anjar d’nasiv Prayoko (le,
masih mirip sama Ryan d’masiv ga), B…. (yang tak disebut namanya), Icha
yang baik hati walau kadang perhatiannya kaga jelas hehe, Agi yang selalu
bikin semangat (berarti sekali semangatmu gie), Hezty Mei Erovita si anak
pinter, Isah, Mutqien, Rani, James.
ix
13. Tidak lupa pula untuk Evoly Inuy Nait, yang menjadi bintang diantara bintang-
bintang yang bersinar yang slalu mendoakan dan mengingatkan…Jadilah
bintang dimanapun kau bersinar, semoga bahagia.
14. Trim’s jg at Leni Rahayu, Latifah, yang selalu memberikan dukungan serta doa
y,..sMoga kalian mendapatkan yang lebih baik.
15. Khusus untuk seorang wanita yang selalu dikagumi, diingat, di senangi dan
mendapat tempat khusus di hati…Yelinda Murni. Thaks Nda banyak yang q
tiru dari qm..
16. Untuk Ibu Fifah Asri dan Bapak Putu Rahwidhiyasa (Kepala Desk
Penggadaian) Bank Syariah Mandiri (BSM) yang saya hormati, terima kasih
atas saran dan bimbinganya.
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan
rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak
menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanaya penulis berharap segala ktitikan dan saran yang membangun demi
terwujudnya kesempurnaan skripsi ini, dan dapat membuka jalan untuk meraih
cita-cita penulis.
“Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap
masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain?”
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah .............................................................................. 10
B. Nilai Tukar Rp/$ ........................................................................ 11
C. Inflasi .......................................................................................... 14
D. Uang Beredar (M2) .................................................................... 19
E. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................... 21
F. Mudharabah ............................................................................... 22
G. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 25
H. Kerangka Berfikir ...................................................................... 27
I. Hipotesis ..................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 32
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 32
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32
xi
D. Metode Analisis .......................................................................... 33
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 43
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 47
B. Penemuan dan Pembahasan ...................................................... 50
C. Interpretasi Hasil ....................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Implikasi ..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Demand Inflation 15
2.2 Cost Inflation 16
2.3 Kerangka Berfikir 29
2.4 Paradigma Penelitian 30
3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y 34
3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z 35
4.1 Grafik Nilai Tukar Rupiah/$ 52
4.2 Grafik Inflasi 54
4.3 Grafik Jumlah Uang Beredar 56
4.4 Grafik Dana Pihak Ketiga 58
4.5 Grafik Pembiayaan Mudharabah 60
4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan 62
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
Diagram Jalur Substruktur I
Diagram Jalur Substruktur II
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming
Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
65
70
78
80
85
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
Keterangan
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
Nilai Tukar Rp/$
Inflasi (dalam desimal)
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2)
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK)
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, Jumlah
Uang Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Mudharabah
Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan
Endogen
Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga
serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) setelah Trimming
Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi,
dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap DPK
Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan
DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah
Trimming
Halaman
42
51
53
55
58
60
62
66
71
75
76
77
79
80
85
87
xiv
4.16
4.17
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming
Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan
Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar
Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2)
(X3) terhadap DPK (Y) serta Implikasinya terhadap
Pembiayaan Mudharabah (Z)
88
90
i
ii
Hari ini Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan
Ujian Komprehensif atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan
judul skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2)
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA
PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH
DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Agustus 2010
iii
Hari ini Tanggal 15 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan
Ujian Skripsi atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul
skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RP/$, INFLASI, DAN
JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA
SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA
PRBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan
Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Achmad Tohari
Tempat/Tanggal lahir : Purwokerto, 30 Mei 1987
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :Perum LBC. Blok BJ: 25
Parung-Bogor
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
No. Telp : 085810511759/085664017339
Alamat E-mail : [email protected]
Pendidikan :
1) Tamatan SD Islam Almukhlisin Bogor 1999
2) Tamatan MTS Al-Zaytun Indramayu 2002
3) Tamatan MA Al-Zaytun Indramayu 2005
4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2010.
v
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) against the Third Party Funds and their implications on Mudharabah on Sharia Banking in Indonesia. Path Analysis methodology with structural models was utilised in this study. The result of study of substructure I was discovered that the variable Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) significantly affected the Third Party Funds. The result of study of substructure II was found that the variables of the Money Supply and the Third Party Funds (TPF) Significantly affected mudharabah
Keywords: Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation, and Money Supply, Third Party Fund (TPF), Mudharabah, Path Analysis Methodology.
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan model
struktural. Hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel Nilai
Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh signifikan
terhadap Dana Pihak Ketiga. Hasil pengujian pada substruktur II menunjukkan
bahwa variabel Jumlah Uang Beredar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
signifikan terhadap Mudharabah.
Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar, Dana
Pihak Ketiga (DPK), Mudharabah, analisis jalur. .
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku
untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di
Indonesia”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun
dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ayahku Salim Abdul Rachman dan Ibuku Rasmini tercinta yang selalu
menguatkan diriku dengan do’a, biaya yang tidak sedikit dan selalu memberiku
kasih sayang, semangat, serta menasehatiku dan membimbingku untuk
keberhasilan dalam segala hal.
2. Seluruh saudaraku Mba Deniza Mukti Lestari, dan adik-adiku Saras, Fadil dan
Ismie walaupun sering mengganggu namun turut memberikan semangatnya.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi dan memberikan
kebahagiaan kepada mereka, Amin.
viii
3. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, MM Pudek I Bidang Akademik Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih
atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga
menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.
5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat
dan saran-saran yang berharga kepada penulis.
6. Bapak Indoyama Nasarudin, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih
atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.
7. Bapak Yahya Hamja. Dr. MM. Phd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya .
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu
yamg sangat berharga bagi saya pribadi.
9. Terima kasih pula untuk Om Didan atas dukungan dan nasehatnya, Tante Mita,
dan Tante Imel atas saran-saran yang berguna.
10. Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006
Manajemen A dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka
serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya teman-teman
Gayo Fc, Herry yang banyak bantu dengan saran-saran jitunya (mantap dah).
11. Teman-teman Universitas BL, I-wank, Bgoes, Depri, Andreas, E-q, Seha, Apri,
yang seru tapi gila.
12. Sahabat-sahabat terbaik di Perum LBC. Hanan sahabat dari kecil yang lenjeh,
Beni anak tegal yang kacau tapi banyak membantu, Anjar d’nasiv Prayoko (le,
masih mirip sama Ryan d’masiv ga), B…. (yang tak disebut namanya), Icha
yang baik hati walau kadang perhatiannya kaga jelas hehe, Agi yang selalu
bikin semangat (berarti sekali semangatmu gie), Hezty Mei Erovita si anak
pinter, Isah, Mutqien, Rani, James.
ix
13. Tidak lupa pula untuk Evoly Inuy Nait, yang menjadi bintang diantara bintang-
bintang yang bersinar yang slalu mendoakan dan mengingatkan…Jadilah
bintang dimanapun kau bersinar, semoga bahagia.
14. Trim’s jg at Leni Rahayu, Latifah, yang selalu memberikan dukungan serta doa
y,..sMoga kalian mendapatkan yang lebih baik.
15. Khusus untuk seorang wanita yang selalu dikagumi, diingat, di senangi dan
mendapat tempat khusus di hati…Yelinda Murni. Thaks Nda banyak yang q
tiru dari qm..
16. Untuk Ibu Fifah Asri dan Bapak Putu Rahwidhiyasa (Kepala Desk
Penggadaian) Bank Syariah Mandiri (BSM) yang saya hormati, terima kasih
atas saran dan bimbinganya.
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan
rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak
menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanaya penulis berharap segala ktitikan dan saran yang membangun demi
terwujudnya kesempurnaan skripsi ini, dan dapat membuka jalan untuk meraih
cita-cita penulis.
“Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap
masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain?”
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah .............................................................................. 10
B. Nilai Tukar Rp/$ ........................................................................ 11
C. Inflasi .......................................................................................... 14
D. Uang Beredar (M2) .................................................................... 19
E. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................... 21
F. Mudharabah ............................................................................... 22
G. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 25
H. Kerangka Berfikir ...................................................................... 27
I. Hipotesis ..................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 32
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 32
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32
xi
D. Metode Analisis .......................................................................... 33
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 43
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 47
B. Penemuan dan Pembahasan ...................................................... 50
C. Interpretasi Hasil ....................................................................... 90
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................ 94
B. Implikasi ..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Demand Inflation 15
2.2 Cost Inflation 16
2.3 Kerangka Berfikir 29
2.4 Paradigma Penelitian 30
3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y 34
3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z 35
4.1 Grafik Nilai Tukar Rupiah/$ 52
4.2 Grafik Inflasi 54
4.3 Grafik Jumlah Uang Beredar 56
4.4 Grafik Dana Pihak Ketiga 58
4.5 Grafik Pembiayaan Mudharabah 60
4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan 62
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
Diagram Jalur Substruktur I
Diagram Jalur Substruktur II
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming
Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
65
70
78
80
85
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
Keterangan
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
Nilai Tukar Rp/$
Inflasi (dalam desimal)
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2)
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK)
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, Jumlah
Uang Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Mudharabah
Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan
Endogen
Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga
serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) setelah Trimming
Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi,
dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap DPK
Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan
DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah
Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah
Trimming
Halaman
42
51
53
55
58
60
62
66
71
75
76
77
79
80
85
87
xiv
4.16
4.17
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming
Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan
Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar
Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2)
(X3) terhadap DPK (Y) serta Implikasinya terhadap
Pembiayaan Mudharabah (Z)
88
90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di tanah air
menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut ditandai dengan
meningkatnya jumlah bank syariah di Indonesia. Pada bulan Oktober tahun
2009 jaringan kantor perbankan syariah mencapai 1.186 kantor dengan kinerja
pertumbuhan bank syariah yang semakin baik. Hal ini dibuktikan dengan
penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah yang secara konsisten terus
mengalami peningkatan hingga mencapai 46,7 Triliun ke beberapa sektor
ekonomi seperti pertanian, kehutanan, sarana pertanian, pertambangan,
perindustrian, jasa dunia usaha, hingga jasa sosial/masyarakat. Sementara
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai 47,7 Triliun,
dengan perincian Giro Wadiah 5,4 Triliun, Tabungan 15,3 Triliun, dan
Deposito Mudharabah tercatat mencapai 27 Triliun. (Statistik Perbankan
Syariah periode Oktober 2009).
Di Indonesia sendiri mengenal sistem perbankan yang menganut dual
banking sytem yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan
syariah. Hal tersebut telah di akui sejak diberlakukannya UU No.7 tahun 1992
tentang Perbankan syariah. Kemudian di perkuat dengan UU No.10 tahun
1998 sebagai pengganti UU No.7 tahun 1992. Yang di ikuti dengan
dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi
1
2
Bank Indonesia (BI). Selanjutnya pada tahun 1999 di keluarkan UU No 23
yang selanjutnya diamandemen dengan UU No.3 tahun 2004 tentang Bank
Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat
pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Posisi perbankan
syariah makin diperkuat dengan fatwa MUI No.01 tanggal 24 Januari 2004
mengenai haramnya bunga bank. (Rossar Maries, 2008: 1).
Pertumbuhan dunia perbankan di Indonesia telah terlihat kompleks,
dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai
keunggulan kompetitif. Kondisi ini telah menciptakan suatu sistem dan
pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank
tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Sebuah fenomena nyata
yang telah menuntut manajer keuangan bank untuk lebih antisipatif terhadap
perubahan yang terjadi dalam dunia perbankan.
Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan
syariah antara lain : realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah)
menjadi BUS (Bank Umum Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil mendorong
peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun
2008 tentang SBSN mampu memberikan semangat industri untuk
meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU Perpajakan sebagai
kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank
syariah melalui peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di
tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya pemahaman masyarakat dan preferensi
3
untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi penerbitan
Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital
perbankan syariah. (Perbankan Syariah Lebih Tahan Krisis Global, 2009)
Indikator lainnya adalah tingkat bagi hasil bank syariah yang nilainya
lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku. Saat ini prosentase bagi
hasil bank syariah mencapai kisaran delapan hingga sembilan persen, masih
lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang mencapai lima
hingga enam persen. Tentu saja hal ini menunjukkan performansi bank syariah
yang lebih baik. Di sisi lain, bank syariah membuktikan kemampuannya untuk
bertahan tanpa kucuran dana dari pemerintah di tengah gejolak nilai tukar dan
tingkat suku bunga yang tinggi. Menurut Ketua Umum Masyarakat Ekonomi
Syariah Jawa Barat, Uce K. Suganda, dalam hal transaksi, bank syariah
menekankan pada transaksi riil, bukan spekulatif. Sedangkan kemitraan yang
dibangun bukan debitor-kreditor. Dalam menyalurkan pembiayaan lebih
menekankan pada keharusan kehalalannya, bukan pada profit semata. Lebih
penting lagi, uang hanya dijadikan sebagai instrumen, bukan komoditas.
(Ma’ruf Amin, 2007 : 127-128)
Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran dana
yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana. Menurut
Muhammad (2005 : 41), kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat
ditentukan oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat,
sehingga peranan bank syariah tersebut sebagai financial intermediary
berjalan dengan baik. Jika peranan bank syariah tersebut berjalan baik, barulah
4
bank syariah dapat dikatakan berhasil. Jadi, bagaimana bank melayani sebaik-
baiknya mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk
giro wadi’ah, deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan
mudharabah, serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian
pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank
syariah.
Bank syariah dalam melakukan kebijakan penghimpunan dana
dipengaruhi oleh variabel makro, diantaranya Nilai Tukar Rp/$, jika Nilai
Tukar Rp/$ naik maka permintaan akan barang/jasa akan mengalami
penurunan dan akan menekan permintaan, jika permintaan turun akan disikapi
oleh produsen dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami
penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi akan
mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk
diinvestasikan dan disimpan akan berkurang, hal tersebut mengakibatan bank
kesulitan dalam melakuan penghimpunan DPK. Variabel Inflasi merupakan
berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan turunnya nilai riil uang.
Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil yang diperoleh menjadi
berkurang. Berkurangnya pendapatan yang diperoleh mengakibatan
kemampuan nasabah untuk menabung atau menyimpan uang di bank menjadi
turun karena pendapatan yang diperoleh habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Variabel selanjutnya adalah jumlah uang beredar, kenaikan
jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK yang dihimpun mengalami
peningkatan.
5
Bank syariah harus selalu menjaga kemampuannya dalam melakukan
penghimpunan dana pihak ketiga. DPK inilah yang akan menjadi beban untuk
disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Sedangkan pembiayaan yang
berhasil disalurkan oleh bank syariah akan menjadi sumber pendapatan bagi
bank selain fee based income. Umumnya keuntungan dari penyaluran
pembiayaan merupakan komponen terbesar dari laba yang diperoleh bank
syariah.
Salah satu bentuk produk pembiayaan yang dikeluarkan perbankan
syariah adalah pembiayaan mudharabah dengan prinsip bagi hasil.
Mudharabah merupakan bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak
di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini
menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik
modal dan keahlian dari pengelola.
Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal
dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus
bertindak hati-hati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat
kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal. Sedangkan,
shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk
menciptakan laba yang optimal.
Bank Indonesia sebagai regulator telah menyarankan agar perbankkan
syariah lebih banyak menggunakan prinsip bagi hasil. Untuk itu perlu dikaji
6
aspek-aspek yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga dan
penyaluran pembiayaan mudharabah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari Cahyono (2009), menyatakan
bahwa Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap DPK.
Penelitian tentang analisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pembiayaan bagi hasil pernah dilakukan oleh Yayat Sujatna
(2006), hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kurs dan inflasi
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil yang disalurkan.
Maryanah (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pembiayaan bagi hasil di Bank Syariah mandiri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan
bagi hasil di BSM.
Rossar Maries (2008) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan
bahwa jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap DPK, respon yang diperlihatkan oleh DPK perbankkan
syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi bank syariah dalam
melihat perkembangan dan pertumbuhan jumlah uang beredar yang
mengalami peningkatan sehingga dana dari jumlah uang beredar tersebut
dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan.
Dewi Yulianti Fuadah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah di Bank
Syariah Mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh
7
antara simpanan, modal sendiri, dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah yang disalurkan
oleh Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh
antara faktor-faktor simpanan dan modal sendiri terhadap pembiayaan
investasi.
Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang
mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat
Indonesia periode 2000-2003. Pengujian hipotesa secara parsial yang
dilakukan, maka dari semua variabel independent yang digunakan (SBI,Valas
USD, dan SWBI) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent
(Dana Pihak Ketiga).
Dari latar belakang diatas, maka penulis memilih judul “Analisis
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta
Implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah. (pada Perbankan Syariah
di Indonesia)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar,
Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK).
8
2. Bagaimana pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar,
Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2), Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Mudharabah.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
terutama bertujuan untuk :
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK).
b. Untuk menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar,
Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2), Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Mudharabah.
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
ganda, yakni manfaat akademis maupun praktis.
a. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan
bermanfaat untuk:
1) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri
dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.
2) Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan
pemikiran dan bahan kajian penelitian.
9
b. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat:
1) Bagi manajemen perusahaan perbankan Syariah di Indonesia,
sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
yang bermanfaat bagi manajemen perbankan Syariah di Indonesia
sebagai bahan acuan dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi.
2) Untuk memberikan informasi tambahan bagi investor dan
masyarakat yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya
di perbankan Syariah di Indonesia.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
Yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun
dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas
dasar prinsip syariah. (Ahmad Rodoni, 2005 : 31)
Secara konsep, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan,
keterbukaan dan universalitas bagi seluruh kalangan (Yusak Laksmana, 2009 :
10).
Menurut Muhammad (2005 : 1), bank syariah adalah bank yang
beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa
disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan
Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan syariat Islam.
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antar bank dengan
pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum Islam. Sehingga perbedaan antara
bank Islam (syariah) dengan bank konvensional terletak pada prinsip dasar
10
11
operasinya yang tidak menggunakan bunga, akan tetapi menggunakan prinsip
bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariat Islam, karena
bunga diyakini mengandung unsur riba yang diharamkan (dilarang) oleh
Agama Islam (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 758-759).
B. Nilai Tukar Rupiah/ $
1. Definisi Nilai Tukar (KURS)
Menurut Adiningsih, dkk (1998 : 155), Nilai Tukar Rupiah adalah
harga rupiah terhadap mata uang Negara lain ($). Jadi, nilai tukar rupiah
merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang
Negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar ($), nilai tukar rupiah
terhadap yen dan lain sebagainya.
Menurut Lipsey et.al (1997), “Nilai tukar (exchange rate) adalah harga
suatu mata uang dalam satuan mata uang asing; ini adalah jumlah mata uang
suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit mata
uang domestik”
Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994 : 34) Kurs adalah Harga
sebuah Mata Uang dari suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata
uang.
Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua Mata
Uang yang berbeda,maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara
kedua Mata Uang tersebut.
Menurut Suad Husnan (1998), “Kurs valuta asing di Indonesia
biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank untuk
12
membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa rupiah yang akan diterima
kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual)”
Menurut Mankiw (2007)
“Exchange rate is the rate at which a country makes exchanges in world
markets.”
Menurut Kuncoro (2008) “Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah
rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US Dollar).”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar
(Madura, 1993), yaitu :
1. Faktor fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indicator-indikator ekonomi
seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar-negara,
ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral.
2. Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan
devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan,
sementara penawaran tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya.
3. Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-berita
poltik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas naik atau
turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita-berita
sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
13
2. Teori Nilai Tukar Islam
Sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan
Internasional, Perbankkan Islam tidak dapat menghindarkan diri dari
keterlibatannya pada pasar valuta asing. Perbankkan Islam harus menyusun
pedoman kerja operasional bagi dirinya agar juga mempunyai akses yang luas
ke pasar valuta asing tanpa harus terlibat pada mekanisme perdagangan yang
tidak disetujui atau bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Perdagangan valuta asing dapat diibaratkan dengan pertukaran antara
emas dan perak (sharf). Harga atas pertukaran itu dapat ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakar : “Jangan menukarkan
emas dengan emas dan perak dengan perak melainkan dengan kualitas yang
sama, tapi tukarkanlah emas dengan perak menurut yang kanu sukai”(HR.
Bukhari). (Arifin, 2003; 196).
Teori nilai tukar Islam menyebutkan (Karim, 2002: 97-98) penyebab
fluktuasi nilai tukar mata uang dalam Islam juga digolongkan dalam dua
kelompok, yaitu:
a. Natural (alamiah); dan
b. Human Error (factor kesalahan manusia), yang diakibatkan oleh korupsi
dan kebobrokan administrasi, penetapan pajak penjualan yang tinggi
terhadap barang dan jasa, percetakan uang dengan maksud menarik
keuntungan secara berlebihan.
14
C. Inflasi
1. Definisi Inflasi
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara
umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode
lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada
suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Nanga
(2005), inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami
kenaikan secara terus-menerus. Inflasi adalah suatu keadaan yang
mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin
merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty, 2000:5).Menurut
Robert dan Ben (2004:98) another important economic statistic is the rate of
inflation, which is the rate at which prices in general are increasing over
time.Menurutnya inflasi menyebabkan variasi harga dalam perekonomian.
Ketika inflasi tinggi, seseorang yang memiliki pendapatan tetap, seperti
pensiunan yang menerima pendapatan tetap setiap bulan, maka seseorang
tersebut tidak dapat mengimbangi biaya hidup yang semakin meningkat.
2. Jenis-Jenis Inflasi
Menurut Boediono (2001:162) Inflasi dapat di golongkan menjadi dua
golongan, golongan pertama didasarkan pada “parah” atau tidaknya inflasi
tersebut, yaitu ;
a) Inflasi ringan ( dibawah 10% setahun)
b) Inflasi sedang (antara10-30% setahun)
c) Inflasi berat ( antara 30-100% setahun)
15
d) Hiperinflasi (diatas 100% setahun).
Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi.
Atas dasar ini di bedakan 2 macam inflasi :(Boediono, 2001 : 156)
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Infasi ini disebut demand inflation.
Gambar 2.1 Demand Inflation
(Sumber : Boediono, 2001)
Gambar tersebut menunjukan demand inflation. Karena permintaan
masyarakat akan barang-barang (agrerate demand) bertambah (misalkan,
karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan
pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang
ekspor, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau
bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah), maka
kurva aggregate demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga
umum naik dari H1 ke H2.
H2
H1
Harga
Output Q1 Q
D2 D1
S
Q2 Q
16
b. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut cost
inflation.
Gambar 2.2 Cost Inflation (Sumber : Boediono, 2001)
Gambar tersebut menunjukan cost inflation, yaitu jika biaya produksi
naik (misalkan karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari
luar negeri, atau karena kenaikan bahan bakar minyak) maka kurva penawaran
masyarakat (Aggregate supply) bergeser dari S1 ke S2.
Harga
Output
S2 S1
D
H4 H3
Q4 Q3
17
Data inflasi Januari 2009- Juli 2010
Juli 2010 0.003
Juni 2010 0.003
Mei 2010 0.003
April 2010 0.003
Maret 2010 0.003
Februari 2010 0.004
Januari 2010 0.005
Desember 2009 0.002
November 2009 0.002
Oktober 2009 0.002
September 2009 0.002
Agustus 2009 0.002
Juli 2009 0.002
Juni 2009 0.003
Mei 2009 0.005
April 2009 0.006
Maret 2009 0.007
Februari 2009 0.007
Januari 2009 0.008
18
3. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi
Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi
inflasi yaitu:
a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi
pengeluaran pemerintah.
b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan
membatasi kredit.
c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat
mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti
mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan
penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan
perkembangan teknologi.
4. Teori Inflasi Islam
Inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi
sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Hal ini menyebabkan uang menjadi
standar pembayaran tertunda yang tidak adil dan suatu alat penyimpanan nilai
yang tidak dapat dipercaya. Inflasi cenderung merusak nilai-nilai, memberikan
imbalan kepada usaha-usaha spekulasi dengan menimpakan kerugian pada
aktivitas-aktivitas produktif dan memperparah ketidakmerataan pendapatan
(Chapra, 2000; 4).
Inflasi merupakan salah satu bentuk risiko yang sifatnya abstrak.
Dalam perbankan konvensional, sebagaimana dikemukakan (Muljono, 1996;
80) walaupun utang pokok dan bunga telah dibayar lunas oleh nasabah, tetapi
19
pada masa inflasi yang tinggi bank telah menderita penurunan terhadap daya
beli rupiah yang dipinjamkan kepada nasabahnya. hal ini merupakan suatu
ancaman terhadap modal bank karena dengan adanya inflasi laba bank akan
over stead akan mengakibatkan pembayaran pajak dan pembagian laba
semakin semakin tinggi, akibatnya terjadi kanibalisme modal.
Dengan demikian pada masa-masa inflasi ada suatu kebijaksanaan
yang harus ditempuh agar bank tersebut tetap dapat mempertahankan real
capitalnya sesuai dengan purchasing power pada saat pemberian kredit pada
nasabah.
D. Jumlah Uang Beredar (M2)
Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang berada
di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money)
adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral
M1 = C + D
Dimana :
M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit
C = Uang kartal (=uang kertas+uang logam)
D = uang giral atau cek
Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah ditambah deposito berjangka
(time deposit) :
M2 = M1 + TD
20
Dimana:
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)
Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang
yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan
bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal)
milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring
dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan
berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya
berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal makin
sedikit, digantikan uang giral atau near money. Biasanya juga bila
perekonomian makin meningkat, komposisi M1 dalam peredaran uang
semakin kecil, sebab porsi uang kuasi makin besar.
Menurut Rahardja, Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi dan makroekonomi) edisi revisi. Jakarta : FEUI
Uang Beredar
Uang kartal (logam dan kertas) : yang ada di tangan masyarakat (di luar
bank Umum) dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank
sentral.
Uang giral : yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang
diciptakan oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG (Bank Umum
Pencipta Uang Giral).
21
Uang Kuasi : yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan
deposito berjangka (time deposits) yang dikeluarkan oleh bank-bank
umum.
E. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam
arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga,
koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam
valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini
umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan
fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Heithzal Rivai, dkk,
2007 : 413).
Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan
hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic
added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana
“uang mengembangbiakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam
kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus
dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik
secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak
langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh
kegiatan usaha tersebut.
Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik Dana Pihak
Ketiga (DPK) atau masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin, 2006: 48) :
22
1. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
(guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2008 : 230), wadiah adalah akad
penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang
menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima
titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut dan yang
dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan.
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed
account untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah
mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara
proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.
3. Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di
mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee.
Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya
mengambil resiko atas investasi.
F. Mudharabah
1. Pengertian Mudharabah
Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu
yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali
kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan
penyalahgunaan
23
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi
atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak,
sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali
disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan
oleh pengelola dana.
akad mudharabah merupakan suatu transaksi pendanaan atau investasi
yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting
dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada
pengelola dana. oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting, maka
mudharabah dalam istilah bahasa inggris disebut trust financing. Pemilik dana
yang merupakan investor disebut beneficial ownership atau sleeping partner,
dan pengelola dana disebut managing trustee atau labour partner.
(Syahdeini,1999)
2. Landasan Syar’i
a. Al-Qur’an
“…..Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah SWT….” (QS. Al-Muzzammil: 20)
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi, dan carilah karunia Allah SWT…” (QS. Al-jumu’ah: 10)
b. Al-hadist
“ diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra, bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah, ia
24
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru basah. Jika
menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab
atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah
saw, dan beliau pun membolehkanya.” (HR. ath-Thabarani).
Dari Shuhaib, Rasulullah saw bersabda, “Tiga perkara yang di
dalamnya terdapat keberkahan : menjual dengan pembayaran secara
angsuran, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, dan tidak dijual.” (HR. Ibnu Majah)
3. Rukun Mudharabah
a. Pemilik modal (Shahibul mal)
b. Pemilik usaha (mudharib)
c. Proyek / usaha (‘amal)
d. Modal (ra’sul)
e. Ijab qabul (sighat)
f. Nisbah bagi hasil
4. Jenis-jenis Mudharabah
a. Mudharabah mutlaqah. Mudharabah di mana pemilik usaha memberikan
hak penuh kepada pengelola dana dalam melakukan investasinya.
Mudharabah ini disebut juga investasi tidak teriakat.
b. Mudharabah muqayyadah. Di mana pemilik usaha dibatasi haknya oleh
pemilik modal, antara lain dalam hal jenis usaha, waktu, tempat usaha, dll.
25
c. Mudharabah musyarakah. Mudharabah yang pengelola dananya turut
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
G. Penelitian Sebelumnya
Ari Cahyono (2009) meneliti tentang Pengaruh Indikator
Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah
Mandiri. Penelitian ini bertujuan utuk menganalisa pengaruh indikator
makroekonomi (suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG dan PDB) terhadap Dana
Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa indikator makroekonomi memberikan pengaruh terhadap
DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri, dimana suku bunga SBI
memberikan pengaruh negatif, sedangkan inflasi, kurs, IHSG dan PDB
memberikan pengaruh yang positif. Berdasarkan penelitian dengan metode
yang sama menunjukkan bahwa PDB memberikan pengaruh positif yang
paling besar terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah
Mandiri.
Yayat Sujatna (2006) meneliti tentang faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi jumlah pembiayaan bagi hasil di bank syariah mandiri.
Analisis yang dipakai adalah regresi linear berganda, hasil penelitian
menunjukkan bahwa keempat variabel yang digunakan yaitu nisbah, suku
bunga kredit bank konvensional, inflasi dan kurs rupiah terhadap dollar AS
scara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel jumlah pembiayaan bagi
hasil.
26
Maryanah (2006) menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi
pembiayaan bagi hasil (musyarakah dan mudharabah) di bank syariah mandri.
Metode yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM), hasil
penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK), profit dan Non
Performing Financing (NPF) dalam jangka panjang memberikan pengaruh
terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil di BSM.
Dewi Yulianti Fuadah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah di Bank
Syariah Mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh
antara simpanan, modal sendiri, dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah yang disalurkan
oleh Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh
antara faktor-faktor simpanan dan modal sendiri terhadap pembiayaan
investasi.
Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang
mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat
Indonesia periode 2000-2003. Pengujian hipotesa secara parsial yang
dilakukan, maka dari semua variabel independent yang digunakan (SBI,Valas
USD, dan SWBI) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent
(Dana Pihak Ketiga). Selain itu dalam pengujian F test dimana F test = 15,311
dan nilai signifikan 0,00 berarti variabel independent (SBI, Valas USD, dan
SWBI) secara bersama-sama berpengaruhi secara signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga.
27
H. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh
data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data
yang telah diolah.
Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian yang telah ada
sebelumnya dengan penambahan beberapa variabel dan metode penelitian
yang berbeda. Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal, skripsi dan
tesis, peneliti mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian
membuat paradigma penelitian yang berbeda dimana pada penelitian ini
menggunakan path analysis (analisis jalur). Hal ini dikarenakan analisis jalur
dapat memperlihatkan hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel.
Setelah menentukan judul dan metode analisis, peneliti mengumpulkan
data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti
merupakan Bank Syariah di Indonesia. Variabel yang diteliti adalah nilai tukar
rupiah terhadap dollar, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2), dana pihak
ketiga (DPK) terhadap pembiayaan mudharabah. Dalam penelitian ini yang
akan menjadi variabel eksogen adalah nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah
uang beredar (M2). Sedangkan yang akan menjadi varaibel endogen adalah
dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah.
Peneliti mengambil data dari masing-masing variabel dari situs Bank
Indonesia dan Perpustakaan Bank Indonesia. Pencarian data dibagi menjadi
dua bagian. Yang pertama, pengambilan data nilai tukar rupiah (kurs), inflasi,
jumlah uang beredar (M2) yang diambil dari laporan Statistik Ekonomi
28
Keuangan Indonesia. Kedua, pengambilan data DPK, pembiayaan
mudharabah yang diambil dari statsitik perbankan syariah.
Setelah memperoleh data-data dari setiap variabel peneliti mulai
melakukan analisis. Langkah awal yang diperlukan adalah menentukan
struktur persamaan linier dari paradigma penelitian yang telah dibentuk
berdasarkan teori-teori yang ada. Kemudian data diolah dengan menggunakan
Software AMOS 16. Dari output tersebut dapat dianalisa korelasi, hubungan
anatara variabel, besarnya R square dan kesesuaian model (Goodness of Fit).
Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang peneliti
bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.
29
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Bank Indonesia
Statistik Perbankan Syariah SEKI
Kurs (X1) DPK (Y) Inflasi(X2) M2 (X3)
Analisis Jalur
Hubungan langsung dan tidak langusng
Interpretasi
Pengujian Hipotesa
Uji Kesesuaian Model
Mudharabah (Z)
30
Gambar 2.4
Paradigma Penelitian
I. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesisis
yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap
Dana Pihak Ketiga (DPK)
H0 : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2)
tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan
secara simultan dan parsial.
Ha : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2)
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan
secara simultan dan parsial.
2. Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2), dan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan Mudharabah
NT Rp/$
INFLASI
M2
DPK
MUDHARABAH
e1 e2
31
H0 : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2),
dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan tidak berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah secara simultan dan
parsial.
Ha : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2),
dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah secara simultan dan
parsial.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif karena
dalam penelitian ini penulis akan menghitung seberapa besar pengaruh Nilai
Tukar Rupiah, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak
Ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel penelitian adalah data Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Jumlah
Uang Beredar (M2) yang tercatat dalam Statistik Ekonomi Keuangan
Indonesia (SEKI) periode Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun
2010. Sedangkan data DPK dan Mudharabah diambil dari Statistik Perbankan
Syariah periode Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Judgement Sampling
dalam menentukan sampel. Metode judgement sampling atau purposive
pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi
semata. (Abdul Hamid, 2007 : 29)
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal
dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun perbankan syariah di
Indonesia, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
32
33
1. Data sekunder
a. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut berupa
laporan statistik ekonomi keuangan indonesia Bulan Juni tahun 2004
hingga Bulan Juli tahun 2010 yang dipublikasikan di Bank Indonesia.
b. DPK dan pembiayaan Mudharabah yang terdapat dalam laporan
statistik perbankan syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia.
2. Library Research
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan
membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber
dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun.
Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan
yang berkenaan dengan penelitian.
D. Metode Analisis
Analisis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang
digunakan untuk kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model
yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan
lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi
dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang diprediksi
oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan
nilai goodness of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan nilai
goodness of fit. (Imam Ghozali, 2008:21).
34
X
X
X
Y e1
Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis
regresi berganda dan bivariat. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi
yang melibatkan beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga
memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau
variabel antara. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan
langsung antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar
variabel dalam model. Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap
variabel dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah
seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui
variabel intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan
hubungan langsung dan tidak langsung. (Imam Ghozali, 2008:93).
Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh 2
(dua) substruktur linier sebagai berikut:
Substruktur I :
Gambar 3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y
Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + 1
Keterangan : Y = Dana Pihak Keriga X1 = Nilai Tukar Rupiah (Kurs) X2 = Inflasi
35
X
X
X
Y
Z
e1
e2
X3 = Jumlah Uang Beredar (M2) 1 = Residual Error
Substruktur II :
Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z
Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ρZY + 2
Keterangan :
Z = Mudharabah Y = Dana Pihak Ketiga X1 = Nilai Tukar Rupiah (Kurs) X2 = Inflasi X3 = Jumlah Uang Beredar (M2) 2 = Residual Error
Selanjutnya dengan menggunakan model logaritma natural
formulasinya dapat dibentuk lebih nyata sebagai berikut
Substruktur I : Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + 1
Substruktur II : Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ρZY + 2
Hair et. al (1998) dalam Imam Ghozali (2008:61) mengajukan tahapan
pemodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 7 (tujuh) langkah
yaitu:
36
Langkah 1: Pengembangan Model Berdasar Teori
Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas,
dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan
variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat
seperti ditemukan dalam proses fisik seperti dalam riset perilaku yaitu alasan
seseorang membeli produk tertentu. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua
variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis
yang dia pilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran) secara teoritis
untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan antar variabel dalam
model merupakan dedukasi dari teori.
Langkah 2 dan 3: Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan
diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang perlu
dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar model
konstruk laten baik endogen maupun eksogen dan menyusun measurement
model yaitu menghubungkan konstrak laten endogen atau eksogen dengan
variabel indikator atau manifest.
Langkah 4: Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan
Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisis multivariate
lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian
atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukkan dalam
program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah
menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier
37
harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung. Teknik
estimasi model persamaan struktural pada awalnya dilakukan dengan ordinary
least square (OLS) regression, tetapi teknik ini mulai digantikan oleh
Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased jika
asumsi normalitas multivariate dipenuhi. Teknik ML sekarang digunakan oleh
banyak program komputer. Namun demikian teknik ML sangat sensitif
terhadap non-normalitas data sehingga diciptakan teknik estimasi lain seperti
Weight Least Square (WLS), Generalized Least Square (GLS) dan
Asymptotivally Distribution Free (ADF).
Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model Struktural
Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering
didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini berkaitan
dengan masalah identifikasi model struktural. Problem identifikasi adalah
ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara
melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi
yang meliputi: (1) adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih
koefisien, (2) ketidakmampuan program untuk invert information matrix, (3)
nilai estimasi yang tidak mungkin misalkan error variance yang negatif , (4)
adanya nilai korelasi yang tinggi ( > 0,90) antar koefisien estimasi.
Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit
Salah satu tujuan dari Analisis Jalur adalah menentukan apakah model
planusible (masuk akal) atau fit. Suatu model penelitian dikatakan baik,
38
apabila memiliki model fit yang baik pula. Tingkat kesesuaian model dalam
buku Imam Ghozali (2008) terdiri dari:
1. Absolute Fit Measure
Absolute fit measure mengukur model fit secara keseluruhan (baik
model struktural maupun model pengukuran secara bersamaan).
a. LikeliHood-Ratio Chi-Square Statistic
Ukuran fundamental dari overall fit adalah likeliHood-ratio
chi-square ( 2 ). Nilai chi-square yang tinggi relatif terhadap degree
of freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang
diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini akan
menghasilkan probabilitas (p) yang lebih besar dari tingkat signifikansi
( ) dan ini menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara prediksi
dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan.
Dalam hal ini peneliti harus mencari nilai chi-square yang tidak
signifikan (p 0.05) karena mengharapkan bahwa model yang
diusulkan cocok atau fit dengan data observasi.
b. CMIN/DF
Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom.
Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan ratio ukuran ini
untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et. Al (1977) dalam Imam
Ghozali (2008) nilai ratio 5 (lima) atau kurang dari lima merupakan
ukuran yang reasonable. Peneliti lainnya seperti Byrne (1988)
mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan ukuran fit.
39
c. Goodness of Fit Index (GFI)
Goodness of Fit Index (GFI) dikembangkan oleh Joreskog dan
Sorbon (1984) yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar 0
(poor fit) sampai 1 (perfect fit). Nilai GFI tinggi menunjukkan fit yang
lebih baik dan berapa nilai GFI dapat diterima sebagai nilai yang layak
belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti menganjurkan nilai di
atas 90% sebagai ukuran good fit.
d. Root Mean Square Erorrs of Approximation (RMSEA)
Root mean square error of approximination (RMSEA)
merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan
statistic chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang besar.
Nilai RMSEA antara 0,05 sampai 0,08 merupakan ukuran yang dapat
diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model
konfitmatori atau competing model strategy dengan jumlah sampel
besar.
2. Incremental Fit Measures
Incremental fit measures membandingkan proposed model dengan
baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan
model realistic dimana model-model yang lain harus diatasnya.
a. Adjusted Goodness of Fit Indes (AGFI)
Adjusted Goodnbess of Fit Index (AGFI) merupakan
pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of
40
freedom untuk propsed model dengan degree of freedom untuk null
model. Nilai yang direkomendasikan adalah 0,90.
b. Tucker-Lewis Index (TLI)
Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index
(NNFI). Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi
analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran ini
menggabungkan ukuran parsimony kedalam indeks komparasi antara
proposal model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai
1.0. Nilai TLI yang direkomemdasikan adalah 0,90.
c. Normed Fit Index (NFI)
Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara
proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (no
fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Seperti halnya TLI tidak ada nilai
absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya
direkomendasikan 0,90.
3. Parsimony Fit Measures
Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan
sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit.
Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah
tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien.
Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap nilai R2 didalam multiple
regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia
maka penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model.
41
a. Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI)
Parsimonious goodness-of-fit index (PGFI) memodifikasi GFI
atas dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar antara 0
sampai 1.0 dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih
parsimony.
b. Parsimony Normed Fit Index (PNFI)
Parsimonious Normal Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi
dari NFI. PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang
digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI
semakin baik. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk
membandingkan model dengan degree of freedom yang berbeda.
Digunakan untuk membandingkan model alternatif sehingga tidak ada
nilai yang direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun
demikian jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0,60
sampai 0,90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan
42
Tabel 3.1 Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan
Imam Ghozali (2008)
Cut of value Keterangan Absolut Fit
Probabilitas 2 Tidak signifikan (p > 0.05) Model yang diusulkan cocok/fit dengan data
observasi
2 /df 5 < 2
- Ukuran yang reasonable - Ukuran fit
RMSEA
< 0.1 < 0.05 < 0.01
0.05 x 0.08
- good fit - very good fit
- outstanding fit - reasonable fit
GFI > 0.9 good fit
Incremental Fit
AGFI 0.9 good fit
TLI 0.9 good fit
NFI 0.9 good fit
Parsimonious Fit
PNFI 0-1.0 lebih besar lebih baik
PGFI 0-1.0 lebih besar lebih baik (Sumber : Imam Ghozali, 2008)
Langkah 7 : Interpretasi dan Modifikasi Model
Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki
penjelasan teoritis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari model awal harus
dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka
43
model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan data terpisah)
sebelum model modifikasi diterima.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Endogen
a. Dana Pihak Ketiga (Y)
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari
masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan,
pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam
mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar
atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana
terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai
penghimpun dana dari masyarakat (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 413).
Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi
melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai
ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan
perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembangbiakkan uang”,
tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau
tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan
kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik secara
langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak
langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau
seluruh kegiatan usaha tersebut.
44
b. Mudharabah (Z)
Mudharabah adalah salah satu jenis transaksi musyarakah di
mana pihak yang bersyirkah adalah pemilik dana (shahibul mal) dan
pemilik tenaga (mudharib)
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha,
laba dibai atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua
belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si
pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau
pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana.
2. Variabel Eksogen
a. Nilai Tukar Rupiah (X1)
Menurut Adiningsih, dkk (1998 : 155), Nilai Tukar Rupiah
adalah harga rupiah terhadap mata uang Negara lain ($). Jadi, nilai
tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan
ke dalam mata uang Negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar ($), nilai tukar rupiah terhadap yen dan lain sebagainya.
Menurut Lipsey et.al (1997), “Nilai tukar (exchange rate)
adalah harga suatu mata uang dalam satuan mata uang asing; ini adalah
jumlah mata uang suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk
mendapatkan satu unit mata uang domestik”
45
Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994 : 34) Kurs adalah
Harga sebuah Mata Uang dari suatu Negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang.
Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs adalah Pertukaran antara
dua Mata Uang yang berbeda,maka akan mendapat perbandingan
nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut.
Menurut Suad Husnan (1998), “Kurs valuta asing di Indonesia
biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank
untuk membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa rupiah yang
akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual)”
b. Inflasi (X2)
Menurut Sukirno Sadono(2004:27) inflasi adalah kenaikan
harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari
suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah
presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding
dengan tahun sebelumnya. Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah
proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-
menerus ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang
itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan
tersebut tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum
barang secara terus-menerus selama satu periode. Data inflasi yang
digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan periode bulan Juni
46
2004 – bulan Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari data statistik
ekonomi keuangan Indonesia.
c. Jumlah Uang Beredar (X3)
Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang
berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit
(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang
kartal dan uang giral
M1 = C + D
Dimana :
M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit
C = Uang kartal (=uang kertas+uang logam)
D = uang giral atau cek
Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah ditambah deposito
berjangka (time deposit) :
M2 = M1 + TD
Dimana:
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = deposito berjangka (time deposit)
Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar
adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang
berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas
dan logam (kuartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang
beredar.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem
perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha
pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba
serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal:
usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media
yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan
embel-embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu
akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini
Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis
profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963.
Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9
bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut
maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha
perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan
membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.
47
48
Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank
didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga.
Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama
maupun syariat islam.
Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974
disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi
Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang
bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-
negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit
sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri
berdasar pada syariah islam.
Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis
islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic
Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of
Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine
Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di
Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang
bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah
(Haji).
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat
Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat
49
terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya
hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan
dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan
menghasilkan laba. [1].Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di
atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan
UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah.
Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19
bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia
(Persero), Bank Rakyat Indonesia (Persero)dan Bank swasta nasional: Bank
Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk).
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah
antara lain :
Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai
pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat
hasil usaha institusi yang meminjam dana.
50
Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya
merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki
nilai intrinsik.
Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua
belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh
dari sebuah transaksi
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan
bantuan AMOS 16 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari
variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Nilai
tukar rupiah/$, Inflasi, Jumlah uang beredar (M2). Sedangkan variabel
endogen; Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah.
a. Analisis Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah/$
Menurut Kuncoro (2008), kurs rupiah adalah nilai tukar
sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US Dollar).
Nilai tukar tersebut ditentukan oleh kekuatan penawaran dan
permintaan pasar atau istilah lainnya adalah mekanisme pasar. Jika
harga rupiah terhadap dollar melemah, maka sebaliknya permintaan
terhadap mata uang dollar akan meningkat. Hal ini disebabkan karena
investor cenderung akan melepas rupiah dan akan membeli dollar.
Kurs tersebut ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan kurva
penawaran dari mata uang asing tersebut. Data nilai tukar rupiah dalam
51
penelitian ini diwakili oleh Dollar Amerika periode Juni 2004 - Juli
2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan
Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada
tanggal 17 September 2010.
Tabel 4.1 Nilai Tukar Rp/$ (dalam ribuan)
Bulan Nilai Tukar Rp/$ 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 9165 9395 9090 9291 11355 9365 Februari - 9260 9230 9160 9051 11980 9335
Maret - 9480 9075 9118 9217 11575 9115 April - 9570 8775 9083 9234 10713 9012 Mei - 9495 9220 8828 9318 10340 9180 Juni 9415 9713 9300 9054 9225 10225 9083 Juli 9168 9819 9070 9186 9118 9920 8952
Agustus 9328 10240 9100 9410 9153 10060 - September 9170 10310 9235 9137 9378 9681 -
Oktober 9090 10090 9110 9103 10995 9545 -
November 9018 10035 9165 9376 12151 9480 - Desember 9290 9830 9020 9419 10950 9400 -
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
52
Gambar. 4.1 Grafik Nilai Tukar Rupiah/$
(Sumber : data diolah)
Kenaikan harga minyak bumi pada tahun 2005 menyebabkan
permintaan terhadap US dolar menjadi meningkat sehingga
mengakibatkan terjadinya kenakian harga, yang berdampak pada
turunnya pendapatan masyarakat. Pada pertengahan 2006 hingga akhir
2008, nilai tukar kembali stabil. Terjadinya krisis ekonomi global pada
2008 hingga 2010 mendorong nilai tukar kembali naik tajam.
b. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga
secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan
harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun
sebelumnya.
53
Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan
periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs
www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.
Tabel 4.2 Inflasi (dalam desimal)
Bulan Inflasi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 0.006 0.014 0.005 0.006 0.008 0.005 Februari - 0.006 0.015 0.005 0.006 0.007 0.004
Maret - 0.007 0.013 0.005 0.007 0.007 0.003 April - 0.007 0.013 0.006 0.008 0.006 0.003 Mei - 0.006 0.013 0.005 0.009 0.005 0.003 Juni 0.006 0.006 0.013 0.005 0.009 0.003 0.003 Juli 0.006 0.007 0.013 0.005 0.010 0.002 0.003
Agustus 0.006 0.007 0.012 0.005 0.010 0.002 -
September 0.005 0.008 0.012 0.006 0.010 0.002 -
Oktober 0.005 0.015 0.005 0.006 0.010 0.002 -
November 0.005 0.015 0.004 0.006 0.010 0.002 -
Desember 0.005 0.014 0.006 0.006 0.009 0.002 -
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
54
Gambar. 4.2 Grafik Inflasi
(Sumber : data diolah)
Tingginya harga minyak dunia pada 2005 lalu menyebabkan
inflasi di Indonesia naik tajam. Hal ini diindikasikan dengan naiknya
harga kebutuhan pokok dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sehingga
mengakibatkan pendapatan riil masyarakat menurun. Namun, seiring
dengan kebijaan yang dikeluarkan pemerintah, inflasi berangsur-
angsur menurun hingga tahun 2007. Walaupun pada tahun 2008
hingga 2009 kembali naik, dampaknya tidak terlalu berimbas pada
perbankan syariah secara keseluruhan .
c. Analisis Deskriptif Jumlah Uang Beredar (M2)
Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang
berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit
55
(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang
kartal dan uang giral.
Data jumlah uang beredar (M2) yang digunakan adalah
perkembangan M2 per bulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data
tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia
yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17
September 2010.
Tabel 4.3 Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
Bulan Jumlah Uang Beredar (M2)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 1017491 1194939 1367957 1596565 1874145 2073860 Februari - 1014376 1197772 1369243 1603750 1900208 2066481
Maret - 1022703 1198748 1379237 1594390 1916752 2111350 April - 1046656 1197122 1385715 1611691 1912623 2115125 Mei - 1049516 1241865 1396067 1641733 1927070 2142339 Juni 973398 1076526 1257785 1454577 1703381 1977532 2230237 Juli 974097 1092206 1252816 1474769 1686050 1960950 2216101
Agustus 982669 1119102 1274084 1493050 1682811 1995294 - September 988173 1154053 1294744 1516884 1778139 2018510 -
Oktober 998167 1168842 1329425 1533846 1812490 2021517 - November 1001586 1169085 1341940 1559569 1851023 2062206 -
Desember 1033877 1202762 1382493 1649662 1895839 2141384 -
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
56
Gambar. 4.3 Grafik Jumlah Uang Beredar
(Sumber : data diolah)
Jumlah uang beredar ditentukan oleh tingat permintaan dan
penawaran terhadap uang. Sepanjang priode penelitian , jumlah uang
beredar cenderung bergera naik. Hal ini dapat direspon positif bagi
perbankan syariah untuk menyalurkan pembiayaan yang dananya
dihasilkan dari meningkatnya dana pihak ketiga akibat bertambahnya
penawaran uang di masyarakat.
d. Analisis Deskriptif Dana Pihak Ketiga (DPK)
Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh
bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah
dapat berbentuk (Zainul Arifin, 2006 : 48)
57
1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan.
2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed
account untuk investasi umum (general investment account/
mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian
keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai
dengan modal tersebut.
3) Investasi khusus (special investment account/mudharabah
muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi
untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan
investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.
Data Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan adalah
perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbulan periode Juni 2004 -
Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah
yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17
September 2010.
58
Tabel 4.4 Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
Bulan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliaran Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 11891 15135 20514 27696 38195 53163 Februari - 11764 14873 21054 29121 38651 53299
Maret - 12259 14956 21883 29552 38040 52811 April - 12799 15189 22008 31064 39193 54043 Mei - 12840 15835 22570 31705 40288 55067 Juni 8316 13358 16433 22714 33049 42103 58078 Juli 8683 13323 16508 23232 32898 43004 60462
Agustus 9348 13617 17107 23309 32359 44019 - September 9676 13358 17976 24680 33569 45381 -
Oktober 10100 13585 18856 25473 34118 46500 - November 10559 13489 19347 25473 34422 47887 -
Desember 11862 15582 20672 28012 36852 52271 - (Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
Gambar. 4.4 Grafik Dana Pihak Ketiga (DPK)
(Sumber : data diolah)
Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan kecenderungan yang
terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan kantor-kantor
59
cabang bank syariah di Indonesia yang semakin banyak jumlahnya
sehingga semakin besar dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang dapat diserap oleh perbankan syariah.
Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh minat masyarakat cukup
tinggi dalam menempatkan dananya di bank syariah yang telah terbukti
tidak mengalami guncangan saat terjadi krisis.
e. Analisis Deskriptif Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio
tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak
Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,
kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,
kecurangan dan penyalahgunaan.
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha,
laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua
belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si
pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau
pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana.
60
Tabel 4.5 Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
Bulan Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 2106 3105 4007 5564 7554 10363 Februari - 2236 3130 4001 5720 7866 10725
Maret - 2370 3209 4133 5835 8108 11216 April - 2517 3336 4323 6095 8347 11632 Mei - 2633 3430 4432 6242 8672 11950 Juni 1459 2745 3561 4687 6518 9142 7593 Juli 1573 2790 3636 4855 6522 9422 7856
Agustus 1655 2896 3698 5029 6602 9932 - September 1702 3004 3843 5247 6750 10007 -
Oktober 1884 3140 3950 5355 6590 10184 -
November 1907 3108 3966 5440 6440 10359 - Desember 2062 3124 4062 5578 6205 10412 -
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut
dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
Gambar. 4.5 Grafik Pembiayaan Mudharabah
(Sumber : data diolah)
61
Seiring dengan meningkatnya jumlah sumber dana pihak
ketiga yang dihimpun, maka jumlah pembiayaan yang berhasil
disalurkan pun meningkat sepanjang periode penelitian. Hal ini
menunjukkan konsistensi perbankan syariah dalam menyalurkan
pembiayaan tetap tinggi.
2. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah
uang beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya
terhadap Pembiayaan Mudharabah
Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang
pertama menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah/$, inflasi dan jumlah
uang beredar (M2) sebagai variabel eksogen terhadap Dana Pihak Ketiga
sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh
nilai tukar rupiah/$, inflasi, jumlah uang beredar (M2) dan dana pihak
ketiga sebagai variabel eksogen terhadap Pembiayaan Mudharabah
sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
AMOS 16, maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut.
62
Gambar. 4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
(Sumber : Output AMOS 16)
a. Analisis Hubungan Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2)
Korelasi antara nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang
beredar (M2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2)
Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas NT Rp/$ <--> INFLASI 0.102 0,385 INFLASI <--> M2 -0.429 0,000 NT Rp/$ <--> M2 0.276 0,023
(Sumber : data diolah)
1) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan Inflasi
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sebesar 0,102. Untuk
menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
NT Rp/$
INFLASI
M2
.98
DPK
.93
MUDHARABAH
.10
-.43
.28-.06 .42
-.07
.98
.00
.53
-.04
e1 e2
63
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara
dua variabel.
Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua
variabel
Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Korelasi sebesar 0,102 mempunyai maksud hubungan antara
variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sangat lemah dan searah. Searah
artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka inflasi juga
akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel
tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,385 > 0,05 maka tidak
cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga
korelasi tidak signifikan.
2) Korelasi antara inflasi dengan M2
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel inflasi dan M2 sebesar -0,429. Korelasi sebesar -0,429
mempunyai maksud hubungan antara variabel inflasi dan M2 cukup
kuat dan berlawanan searah. Artinya apabila terjadi kenaikan inflasi,
64
maka nilai M2 akan mengalami penurunan, dan sebaliknya.
Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar
0,000 > 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan
menerima Ha;ρ≠0 sehingga korelasi signifikan.
3) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan M2
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara
variabel nilai tukar rupiah/$ dan M2 sebesar 0,276. Korelasi sebesar
0,276 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar
rupiah/$ dan M2 cukup kuat dan searah. Searah artinya apabila
terjadi kenaikan nilai tukar rupiah/$, maka nilai dari M2 juga akan
mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut
mempunyai probabilitas sebesar 0,023 < 0,05 maka telah cukup
bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga
korelasi signifikan.
b. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2
terhadap Dana Pihak Ketiga
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur Substruktur pertama
adalah sebagai berikut.
65
Gambar. 4.7 Diagram Jalur Substruktur I
(Sumber : data diolah)
Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis
pengaruh Nilai Tukar Rp/$, Inflasi dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga
baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya
pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel
Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara
individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel
Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi
pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression
Weight kolom Probability (lihat lampiran). Adapun hasil perhitungan
dengan menggunakan AMOS 16 adalah sebagai berikut.
NT Rp/$
INFLASI
M2
.98
DPK
.10
-.43
.28-.06
-.07
.98
.00 e1
66
Tabel 4.7 Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap
Dana Pihak Ketiga Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square
NT Rp/$ - - > DPK -0.069 0,000 0,976 INFLASI - - > DPK -0.056 0,006
M2 - - > DPK 0.979 0,000 (Sumber : data diolah)
Untuk melihat pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2
secara gabungan terhadap Dana Pihak Ketiga, kita dapat melihat hasil
perhitungan pada tabel 4.2 khususnya angka R square.
Besarnya angka R square (r2) adalah 0,976. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Nilai Tukar
Rupiah/$, Inflasi, dan M2 secara gabungan terhadap Dana Pihak
Ketiga dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan
menggunakan rumus berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,976 x 100%
KD = 97,6%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel
Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga
secara gabungan adalah 97,6%, sedangkan sisanya sebesar 2,4%
(100%-97,6%%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,
variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan
variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 adalah sebesar 97,6%,
sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di
luar model ini adalah sebesar 2,4%.
67
Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$,
Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga secara parsial, digunakan
kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan untuk melihat signifikansi
digunakan kolom probabilitas.
1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak
Ketiga
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga, dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$
dengan Dana Pihak Ketiga.
Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan
Dana Pihak Ketiga.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan
68
Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$
dengan Dana Pihak Ketiga sebesar -0,067atau -6,9%.
Nilai Tukar Rupiah/$ memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi
kenaikan Nilai Tukar Rupiah/$, maka jumlah Dana Pihak Ketiga
akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.
2) Pengaruh antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi
terhadap Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana
Pihak Ketiga.
Ha : Ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak
Ketiga.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 > 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga.
Besarnya pengaruh inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar
atau -0,056 atau -5,6%.
Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi kenaikan
69
inflasi, maka jumlah Dana Pihak Ketiga akan mengalami
penurunan, begitu juga sebaliknya.
3) Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana
Pihak Ketiga.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga, dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar
(M2) dengan Dana Pihak Ketiga.
Ha : Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2)
dengan Dana Pihak Ketiga.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2)
dengan Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh inflasi dengan
penyaluran kredit sebesar 0,979 atau 97,9%.
Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya,
apabila Jumlah Uang Beredar (M2) mengalami kenaikan, maka
jumlah Dana Pihak Ketiga juga akan mengalami kenaikan, begitu
juga sebaliknya.
70
c. Analisis Jalur Pengaruh Variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi,
M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua
adalah sebagai berikut.
Gambar. 4.8 Diagram Jalur Substruktur II
(Sumber : Output AMOS)
Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis
pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga
terhadap Pembiayaan Mudharabah baik secara simultan maupun
secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat
terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation.
Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari
besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight.
Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat
terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability
NT Rp/$
INFLASI
M2
.98
DPK
.93
MUDHARABAH
.10
-.43
.28-.06 .42
-.07
.98
.00
.53
-.04
e1 e2
71
(lihat pada lampiran). Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan
menggunakan Software AMOS 16 adalah sebagai berikut
Tabel 4.8 Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak
Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah
Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square
NT Rp/$ - - > Mudharabah 0,000 0,997
0,934 Inflasi - - > Mudharabah -0,036 0,324 M2 - - > Mudharabah 0,529 0,007
DPK - - > Mudharabah 0,425 0,030 (Sumber : data diolah)
Untuk melihat pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi,
M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara
gabungan dapat dilihat pada tabel 4.3 kolom R Square.
Besarnya angka R square (r2) adalah sebesar 0,934. Angka
tersebut menjelaskan bahwa pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi,
M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara
gabungan adalah 93,4% (0,934 x 100%), sedangkan sisanya sebesar
6,6% (100% - 93,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,
variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan
variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga
terhadap Pembiayaan Mudharabah sebesar 93,4%, sementara
pengaruh 6,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model
ini.
Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$,
Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah
72
secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan
untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.
1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan
Mudharabah.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan
Pembiayaan Mudharabah.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,997 < 0,05. Maka
belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
tidak ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$
dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Nilai Tukar
Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. sebesar 0,000 atau
0%.
2) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan
langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
73
Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan
Pembiayaan Mudharabah.
Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan Pembiayaan
Mudharabah.
Hasil perhitungan menunjukkan angka -0,036 > 0,05. Maka
belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya,
tidak ada hubungan linier antara variabel Inflasi dengan
Pembiayaan Mudharabah.
3) Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan
Pembiayaan Mudharabah.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah
dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar
(M2) dengan Pembiayaan Mudharabah.
Ha : Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2)
dengan Pembiayaan Mudharabah.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,007 > 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan
Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Jumlah Uang
74
Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah sebesar 0,529 atau
52,9%.
Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif
dan tidak signifikan pada Pembiayaan Mudharabah. Artinya,
apabila terjadi kenaikan Jumlah Uang Beredar (M2), maka
Pembiayaan Mudharabah juga akan mengalami kenaikan, begitu
juga sebaliknya.
4) Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan
Mudharabah.
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat
melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
Ho : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan
Pembiayaan Mudharabah.
Ha : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan
Pembiayaan Mudharabah.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,030 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan
Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga
dengan Pembiayaan Mudharabah sebesar 0,425 atau 42,5%.
75
Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah. Artinya, apabila
terjadi Dana Pihak Ketiga, maka Pembiayaan Mudharabah juga
akan mengalami kenaikan.
Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel
eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan NT Rp/$ DPK -0.069 0,000 Signifikan Inflasi DPK -0.056 0,006 Signifikan
M2 DPK 0.979 0,000 Signifikan NT Rp/$ Mudharabah 0,000 0,997 Tidak Signifikan Inflasi Mudharabah -0,036 0,324 Tidak Signifikan
M2 Mudharabah 0,529 0,007 Signifikan DPK Mudharabah 0,425 0,030 Signifikan
(Sumber : data diolah)
d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum,
maka dilakukan uji kesesuaian model (Goodness of Fit) sebagai berikut.
76
Tabel 4.10 Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya terhadap Pembiayaan
Mudharabah
Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan (Imam Ghozali, 2008)
Hasil Keterangan
Absolut Fit Prob. 2 Tidak signifikan (p > 0.05) - Model tidak cocok
2 /df 5 < 2 - -
RMSEA
< 0.1 < 0.05 < 0.01
0.05 x 0.08
- Poor Fit
GFI 0.9 1 Perfect Fit Incremental Fit
AGFI 0.9 - - TLI 0.9 - - NFI 0.9 1 Perfect Fit
Parsimonious Fit PNFI 0-1.0 0 Poor Fit PGFI 0-1.0 0 Poor Fit (Sumber : data diolah)
Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak
Terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini
disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh antar variabel yang
tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model
trimming. Analisis Jalur Model Trimming adalah model yang digunakan
untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien betanya (eksogen)
tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur
(panah) yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang
memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat
dilihat pada tabel berikut.
77
Tabel 4.11 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi
(Sumber : data diolah)
Pada trimming, jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan
mudharabah dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,997 > 0,05 (tidak
signifikan). Dari hasil modifikasi I model analisis jalur dengan
menghilangkan jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan
mudharabah, diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik. Akan
tetapi masih terdapat probabilitas yang lebih dari 0,05, yaitu Inflasi
terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,324. (Lihat Lampiran). Maka
dari itu penelitian harus diulang kembali dengan menghilangkan jalur
yang memiliki probabilitas terbesar yaitu inflasi terhadap pembiayaan
mudharabah.
Indeks Goodness of
Fit
Cut-Off Value
Hasil Uji Sebelum
Trimming Trimming
I Trimming
II Absolut Fit
Prob. 2 Tidak
signifikan (p > 0.05)
- 0,997 0,614
Df 0 1 2 2 /df 5
< 2 - 0,000 0,487
RMSEA
< 0.1 < 0.05 < 0.01
0.05 x 0.08
- 0,000 0,000
GFI 0.9 1 1 0,995 Incremental Fit
AGFI 0.9 - 1 0,960 TLI 0.9 - 1,020 1,011 NFI 0.9 1 1 0,998
PNFI 0-1.0 0 0,1 0,200 PGFI 0-1.0 0 0,67 0,133
78
Pada trimming kedua, jalur (panah) inflasi terhadap pembiayaan
mudharabah dihilangkan karena memiliki probabilitas sebesar 0,324 >
0,05 (tidak signifikan). Dari hasil trimming II model analisis jalur
dengan menghilangkan jalur (panah) inflasi terhadap kredit inflasi
terhadap pembiayaan mudharabah, diperoleh indeks kesesuaian model
yang cukup baik.
Setelah dimodifikasi, maka dapat diperoleh hasil perhitungan
dalam gambar sebagai berikut.
Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
(Sumber : Output Amos 16) Dikarenakan terjadi beberapa trimming bagi jalur yang tidak
signifikan, maka dari itu penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah
uang beredar (M2) terhadap DPK.
2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah uang beredar (M2) dan DPK
terhadap pembiayaan mudharabah.
NT Rp/$
INFLASI
M2
.98
DPK
.93
MUDHARABAH
.10
-.43
.28-.06 .49
-.07
.98 .48
e1 e2
79
3. Analisis Jalur Setelah Trimming
Pengujian analisis jalur setelah trimming terdiri dari 2 (dua) sub
struktur. Yang pertama adalah menganalisis pengaruh antara pengaruh
nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK baik
secara simultan maupun parsial. Yang kedua menganalisis pengaruh
jumlah uang beredar (M2) dan DPK terhadap pembiayaan mudharabah
baik secara simultan maupun parsial.
a. Analisis Hubungan Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2)
Korelasi antara nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang
beredar (M2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.12 Hasil Korelasi antara nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang
beredar (M2) setelah Trimming Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas NT RP/$ <--> INFLASI 0,102 0,385 INFLASI <--> M2 -0,429 0,000 NT RP/$ <--> M2 0,276 0,023
(Sumber : data diolah)
Korelasi antara deposito, nilai tukar Rp/$ dan inflasi bank Mandiri
Indonesia tidak berbeda dengan analisis korelasi sebelum trimming.
b. Analisis Jalur Pengaruh nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang
beredar (M2) terhadap DPK Secara Simultan dan Parsial
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur
pertama adalah sebagai berikut.
80
Gambar 4.10 Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming
(Sumber : data diolah)
Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk
ringkasan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.13 Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah
Uang Beredar (M2) terhadap DPK Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square
Inflasi - - > DPK -0,056 0,006 0,976 NT Rp/$ - - > DPK -0,069 0,000
M2 - - > DPK 0,979 0,000 (Sumber : data diolah)
Besarnya pengaruh variabel nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan
jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK secara simultan adalah
97,6%, sedangkan sisanya sebesar 2,4% (100%-97,6) dipengaruhi
oleh faktor lain. Besarnya pengaruh Inflasi terhadap DPK sebesar
-0,056 atau -5,6%, nilai tukar Rp/$ terhadap DPK sebesar -0,069
atau -6,9% pengaruh M2 terhadap DPK sebesar 0,979 atau 97,9%.
1) Pengaruh antara variabel inflasi terhadap DPK
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 < 0,05.
Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha.
NT Rp/$
INFLASI
M2
.98
DPK
.10
-.43
.28 -.06
-.07
.98 .48
e1
81
Artinya, ada hubungan linier antara variabel inflasi terhadap
DPK. Besarnya pengaruh inflasi terhadap DPK sebesar -0,056
atau -5,6%.
Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka
DPK akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008 : 65),
bahwa inflasi secara sederhana dapat dipahami sebagai
kenaikan harga barang pada kurun waktu tertentu di suatu
negara. Dampak yang ditimbulkan dari inflasi adalah
berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan turunnya
nilai riil uang. Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil
yang diperoleh menjadi berkurang. Berkurangnya pendapatan
yang diperoleh mengakibatan kemampuan nasabah untuk
menabung atau menyimpan uang di bank menjadi turun karena
pendapatan yang diperoleh habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
2) Pengaruh antara variabel nilai tukar Rp/$ terhadap DPK.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05.
Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel nilai tukar Rp/$
terhadap DPK. Besarnya pengaruh nilai tukar Rp/$ terhadap
DPK sebesar -0,069 atau -6,9%.
82
Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan
nilai tukar Rp/$, maka DPK akan mengalami penurunan. Hal
ini diperkuat dengan hasil penelitian Ari Cahyono (2009).
Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa bila
kurs/ nilai tukar Rp/$ naik, maka produksi barang dan jasa
yang dihasilkan negara tersebut akan menjadi lebih mahal bila
dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya
permintaan terhadap barang atau jasa akan mengalami
penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan
substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan
permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh
produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai
keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan
mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan,
maka masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi
akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang
tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang.
Hal tersebut mengakibatan bank kesulitan dalam melakuan
penghimpunan dana pihak ketiga.
3) Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap
DPK.
83
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05.
Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel jumlah uang
beredar (M2) terhadap DPK. Besarnya pengaruh jumlah uang
beredar (M2) terhadap DPK sebesar 0,979 atau 97,9%.
Jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi
kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka DPK juga akan
mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
Rossar Maries (2008 : 71). Dalam penelitiannya menghasilkan
kesimpulan bahwa respon yang diperlihatkan oleh DPK
perbankan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi
bank syariah dalam melihat perkembangan dan pertumbuhan
jumlah uang beredar yang mengalami peningkatan. Hal ini
berkaitan dengan fungsi intermediasi bank syariah,
sebagaimana diketahui perbankkan syariah lebih banyak
menyalurkan pembiyaan terhadap sektor UKM atau sektor riil.
Para pelaku UKM adalah mereka yang memiliki
tingkat pendapatan yang rendah jika dibandingkan dengan
korporasi. Para pengusaha kecil menengah ini umumnya
membidik pangsa pasar masyarakat dengan penghasilan rendah
pula. Dengan demikian respon yang diperlihatan oleh
perbankkan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah
84
reaksi terhadap potensi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
peningkatan jumlah pembiayaan melalui peningkatan jumlah
uang beredar.
Agar peningkatan jumlah uang beredar berdampa
positif terhadap DPK perbankan syariah. Maka bank syariah
melakukan kebijakan dalam meningkatkan DPK yang
dihimpun. Strategi tersebut adalah memberian nisbah yang
kompetitif terhadap tabungan/smpanan berjangka.
c. Analisis Jalur Pengaruh jumlah uang beredar (M2) dan DPK
terhadap pembiayaan mudharabah Secara Simultan dan Parsial
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua
adalah sebagai berikut.
85
Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
(Sumber : data diolah)
Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk
ringkasan tabel sebagai berikut.
Tabel 4.14 Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan DPK terhadap
Pembiayaan Mudharabah Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square
M2 - - > Mudharabah 0,478 0,004 0,933 DPK - - > Mudharabah 0,492 0,003 (Sumber : data diolah)
Besarnya pengaruh variabel jumlah uang beredar (M2) dan
DPK terhadap pembiayaan mudharabah secara simultan adalah
93,3%, sedangkan sisanya sebesar 6,7% (100%-93,3%) dipengaruhi
oleh faktor lain. Besarnya pengaruh uang beredar (M2) terhadap
pembiayaan mudharabah sebesar 0,478 atau 47,8%, pengaruh DPK
terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,492 atau 149,2%.
1) Pengaruh antara variabel uang beredar (M2) terhadap pembiayaan
mudharabah
M2
.98
DPK
.93
MUDHARABAH.49
.48
e1 e2
86
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,004 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel uang beredar (M2) terhadap
pembiayaan mudharabah. Besarnya pengaruh uang beredar (M2)
terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,478 atau 47,8%.
Dana uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila
terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka pembiayaan
mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008 :
78), bahwa Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan
perbankan memiliki kemampuan untuk melakukan fungsi
intermediasi. Peningkatan jumlah uang beredar direspon
perbankkan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan.
Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK
yang dihimpun mengalami peningkatan. Jika peningkatan jumlah
uang beredar ini tidak segera disalurkan dalam bentuk pembiayaan,
bank syariah akan mengalami kerugian akibat adanya kewajiban
untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah dihimpun.
2) Pengaruh antara variabel DPK terhadap pembiayaan mudharabah.
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,003 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel DPK terhadap pembiayaan
87
mudharabah. Besarnya pengaruh DPK terhadap pembiayaan
mudharabah sebesar 0,492 atau 49,2%.
DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila terjadi
kenaikan DPK, maka pembiayaan mudharabah juga akan
mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyataan
oleh Muhammad (2005 : 52), bahwa dalam tataran operasional,
secara umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas pembiayaan
sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang
berasal dari pemilik berupa modal serta dana dari masyarakat luas,
Dana Pihak Ketiga (DPK). Jelasnya, semakin besar funding suatu
bank akan meningkatkan potensi bank yang bersangkutan dalam
penyediaan pembiayaan.
Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel
eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming
Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan NT Rp/$ - - > DPK -0,069 0,000 Signifikan Inflasi - - > DPK -0,056 0,006 Signifikan
M2 - - > DPK 0,979 0,000 Signifikan DPK - - > Mudharabah 0,492 0,003 Signifikan M2 - - > Mudharabah 0,478 0,004 Signifikan
(Sumber : data diolah)
88
d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) Setelah Trimming
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau
belum, maka dilakukan uji kesesuaian model (Goodness of Fit) sebagai
berikut.
Tabel 4.16 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming
(Sumber : data diolah)
Dilihat dari nilai chi-square sebesar 0,974 dengan probabilitas
0,614 yang jauh diatas 0,05 dapat disimpulkan bahwa data empiris
sesuai dengan model. Begitu juga apabila dilihat dari kriteria fit
lainnya seperti CMIN/DF ( 2 /df) sebesar 0,487 yang dapat
disimpulkan bahwa model sangat baik karena berada dibawah 5.
Laporan Statistik
Nilai yang Direkomendasikan
(Imam Ghozali, 2008) Hasil Keterangan
Absolut Fit 2 (prob.) Tidak signifikan (p > 0.05) 0,614 Model cocok
Df 2 2 /df 5
< 2 0,487 good fit
RMSEA
< 0.1 < 0.05 < 0.01
0,05 x 0,08
0,000 good fit
GFI > 0,9 0,995 good fit Incremental Fit
AGFI 0,9 0,960 good fit TLI 0,9 1,011 good fit NFI 0,9 0,998 good fit
Parsimonious Fit
PNFI 0-1,0 0,200 Lebih besar lebih baik
PGFI 0-1,0 0,133 Lebih besar lebih baik
89
Begitu juga apabila dilihat dari krteria fit lainnya seperti GFI, TLI,
NFI, AGFI yang berada di atas 0,90 yang dapat disimpulkan bahwa
model sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan model yang signifikan.
Menurut Imam Ghozali (2008) apabila salah satu kriteria tidak fit
maka dapat melihat kriteria fit yang lainnya.
e. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
Beberapa pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh
total tentang pengaruh antara nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang
beredar (M2) terhadap DPK serta implikasinya terhadap pembiayaan
mudharabah dapat dilihat pada tabel dan uraian sebagai berikut:
1) Pengaruh antara variabel nilai tukar Rp/$ terhadap DPK.
Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh langsung/pengaruh total
terhadap DPK sebesar -0,069.
2) Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap DPK.
Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap DPK sebesar -0,056.
3) Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK.
jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh langsung (pengaruh
total) terhadap DPK sebesar 0,979.
4) Pengaruh tidak langsung jumlah uang beredar (M2) terhadap
pembiayaan mudharabah melalui DPK sebesar 0,481668 (0,979 x
0,492). Pengaruh total jumlah uang beredar (M2) terhadap
pembiayaan mudharabah sebesar 0,959668 (0,478 + 0,481668).
90
5) Pengaruh antara variabel DPK terhadap pembiayaan mudharabah.
DPK memiliki pengaruh langsung (pengaruh total) terhadap
pembiayaan mudharabah sebesar 0,492.
Tabel 4.17 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan
Tidak Langsung, dan Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2) (X3) terhadap DPK
(Y) serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah (Z)
Pengaruh variabel Pengaruh Kausal
Langsung Tidak Langsung Melalui Y Total
X1 → Y -0,069 - -0,069 X2 → Y -0,056 - -0,056 X3 → Y 0,979 - 0,979 X3 → Z 0,478 0,481668 0,959668 Y → Z 0,492 - 0,492
(Sumber : data diolah)
C. Interpretasi Hasil
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path
analysis setelah trimming sebagai berikut :
1. Persamaan Sub Struktur I
Dana Pihak Ketiga= -0,056 Inflasi + 0-,069 NT Rp/$ + 0,979 M2 +
0,024 1 ; R square = 0,976
Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui
variabel Inflasi, Nilai Tukat Rp/$, M2 berpengaruh signfikan terhadap
DPK pada Perbankkan Syariah yang ada di Indonesia.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Inflasi
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan pada DPK, dan variabel
91
Nilai Tukar Rp/$ juga memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap
DPK. Sedangkan M2 memiliki pengaruh yang positif terhadap DPK pada
Perbankkan Syariah di Indonesia.
Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada DPK.
Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka DPK akan mengalami
penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rossar Maries (2008 : 65) yang menyatakan dampak yang ditimbulkan
dari inflasi adalah berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan
turunnya nilai riil uang. Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil yang
diperoleh menjadi berkurang. Berkurangnya pendapatan yang diperoleh
mengakibatan kemampuan nasabah untuk menabung atau menyimpan
uang di bank menjadi turun karena pendapatan yang diperoleh habis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Nilai Tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
pada DPK. Artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka DPK
akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Ari
Cahyono (2009). Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa
bila kurs/ nilai tukar Rp/$ naik, maka produksi barang dan jasa yang
dihasilkan negara tersebut akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan
mata uang negara lain tersebut. Sehingga permintaan akan barang/jasa
akan mengalami penurunan dan akan menekan permintaan, jika
permintaan turun akan disikapi oleh produsen dengan mengurangi
produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat selaku
92
penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan
pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan
disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatan bank kesulitan dalam
melakuan penghimpunan DPK.
Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh positif dan
signifikan pada DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah uang
beredar (M2), maka DPK juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Rossar Maries (2008 : 71).
2. Persamaan Sub Struktur II
Mudharabah = 0.478 M2 + 0,492 DPK + 0.067 1 ; R square = 0,933
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel M2, DPK
berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah pada
Perbankkan Syariah di Indonesia.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel M2 memiliki
pengaruh positif dan signifikan pada pembiayaan mudharabah. Artinya,
apabila terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka pembiayaan
mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian oleh Rossar Maries (2008 : 78), Dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa respon yang diperlihatkan oleh DPK
perbankan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi bank
syariah dalam melihat perkembangan dan pertumbuhan jumlah uang
beredar yang mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah uang beredar
direspon perbankkan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan.
93
Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK yang
dihimpun mengalami peningkatan. Jika peningkatan jumlah uang beredar
ini tidak segera disalurkan dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan
mengalami kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah
terhadap DPK yang telah dihimpun.
DPK memiliki pengaruh positif signifikan pada pembiayaan
mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka pembiayaan
mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan teori
yang dinyataan oleh Muhammad (2005 : 52), bahwa dalam tataran
operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas
pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang
berasal dari pemilik berupa modal serta dana dari masyarakat luas, Dana
Pihak Ketiga (DPK). Jadi, semakin besar funding suatu bank maka akan
meningkatkan potensi bank yang bersangkutan dalam penyediaan
pembiayaan.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pada substruktur I diketahui variabel Jumlah Uang
Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
Dana Pihak ketiga, sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rp/$
memilki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga
pada Perbankkan Syariah di Indonesia.
2. Hasil pengujian pada substruktur II diketahui variabel Jumlah Uang
Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memilki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah pada Perbankkan
Syariah di Indonesia.
B. Implikasi
Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis
dua variabel eksogen yaitu nilai tukar Rp/$, inflasi dan jumlah uang beredar
(M2) terhadap variabel endogen yaitu dana pihak ketiga (DPK) dan
pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah pada periode Bulan Juni
tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010. Agar dapat memperoleh gambaran
yang lebih mendalam serta komprehensif maka penulis menyarankan beberapa
hal sebagai berikut :
94
95
1. Untuk tetap menjaga kinerja perbankan syariah di Indonesia, agar tetap
bisa mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas maka bank harus
tetap mempertahankan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
profitabilitas bank, baik itu faktor internal maupun eksternal.
2. Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan pemikiran
dan bahan kajian penelitian.
3. Bagi investor diharapkan agar menanankan modalnya di Bank syariah,
sehinga DPK yang ada dapat disalurkan kesektor riil.
4. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam tahun penelitian,
diharapkan penelitian berikutnya dapat meneliti dengan waktu penelitian
yang lebih panjang sehingga akan menambah jumlah sampel.
5. Peneliti ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis method)
dalam melakukan penelitian, diharapkan penelitian selanjutnya untuk
dapat lebih dikembangkan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim.
Al-Hadist.
Ambarwati, Septiana, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, 2008.
Amin, Ma’ruf, “Prospek Cerah Perbankan Islam”, Jakarta : LeKAS, 2007. Arifin,Zainul “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cet. 3, Pustaka Alvabet,
Jakarta, 2005.
Budiono. “Ekonomi Moneter”,Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 2001.
Bagus Wicaksono, Anggo. (2007) meneliti tentang analisis pengaruh produk
domestik bruto (PDB), dana pihak ketiga (DPK) perbankan dan tingkat suku bunga SBI terhadap penyaluran kredit UKM di Indonesia tahun 2002-2006.
Cahyono, Ari. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga
dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”,Tesis, pasca sarjana FEUI, Jakarta, 2009.
Dewi Yulianti Fuadah, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Investasi Mudharabah dan Musyarakah di Bank Syariah Mandiri”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008.
Fahrudin Zuhri, Muhammad (2008), meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi, jumlah uang beredar, exchange rate dan interest rate terhadap index JII ( Jakarta Islamic Index).
Ghozali, Imam. “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan
Program Amos 16.0”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2008. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta,
2007. Laksmana, Yusak, “Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan Di
Bank Syariah”, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2009.
97
Minan, Ahmad. “Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.”. Tesis, Pasca Sarjana FEUI. Jakarta. 2008.
Maries,Rossar. “Dampak Fluktuasi Variabel Ekonomi Makro Terhadap Dpk Yang
Dihimpun Dan Penyaluran Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia”, Tesis UI, 2008.
Maryanah. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di Bank
Syariah Mandiri” Skripsi Universitas Indonesia, 2006. Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, Penerbit: UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 2005. Nurhayati, Sri, dkk, “Akuntansi Syariah di Indonesia”, Jakarta : Salemba Empat,
2008. Nopirin.”Ekonomi Moneter”BPFE UGM, Yogyakarta, 2000.
Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang mempengaruhi
penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003.
Rodoni, Ahmad. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain” Rivai, Heithzal, dkk, “Bank and Financial Institution Management Conventional
& Syaria System”, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2007. Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan
Ilustrasi”, Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta, 2003. Sukirno,Sadono,“Pengantar Teori Ekonomi Makro”, Rajawali Press, Jakarta,
2004. Situs Bank Indonesia, “www.bi.org”, diakses tanggal 19 Bulan Oktober tahun
2010, pukul 18.00 WIB. Sujatna, Yayat. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi
Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil” (Studi Kasus BSM) Skripsi Universitas Indonesia, 2006.
Usman, Rachmadi. “Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia”, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
98
Usman, Rachmadi, “Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia”, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003. Zulkifli, Sunarto. “ Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, edisi revisi
Jakarta : Zikrul Hakim, 2007.
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nilai Tukar Rp/$ (dalam ribuan)
Bulan Nilai Tukar Rp/$ 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 9165 9395 9090 9291 11355 9365 Februari - 9260 9230 9160 9051 11980 9335
Maret - 9480 9075 9118 9217 11575 9115 April - 9570 8775 9083 9234 10713 9012 Mei - 9495 9220 8828 9318 10340 9180 Juni 9415 9713 9300 9054 9225 10225 9083 Juli 9168 9819 9070 9186 9118 9920 8952
Agustus 9328 10240 9100 9410 9153 10060 -
September 9170 10310 9235 9137 9378 9681 - Oktober 9090 10090 9110 9103 10995 9545 -
November 9018 10035 9165 9376 12151 9480 - Desember 9290 9830 9020 9419 10950 9400 -
(Sumber : BI)
Inflasi (dalam desimal)
Bulan Inflasi
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 0.006 0.014 0.005 0.006 0.008 0.005
Februari - 0.006 0.015 0.005 0.006 0.007 0.004 Maret - 0.007 0.013 0.005 0.007 0.007 0.003
100
April - 0.007 0.013 0.006 0.008 0.006 0.003 Mei - 0.006 0.013 0.005 0.009 0.005 0.003 Juni 0.006 0.006 0.013 0.005 0.009 0.003 0.003 Juli 0.006 0.007 0.013 0.005 0.010 0.002 0.003
Agustus 0.006 0.007 0.012 0.005 0.010 0.002 -
September 0.005 0.008 0.012 0.006 0.010 0.002 -
Oktober 0.005 0.015 0.005 0.006 0.010 0.002 -
November 0.005 0.015 0.004 0.006 0.010 0.002 -
Desember 0.005 0.014 0.006 0.006 0.009 0.002 -
(Sumber : BI)
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
Bulan Jumlah Uang Beredar (M2) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 1017491 1194939 1367957 1596565 1874145 2073860 Februari - 1014376 1197772 1369243 1603750 1900208 2066481
Maret - 1022703 1198748 1379237 1594390 1916752 2111350 April - 1046656 1197122 1385715 1611691 1912623 2115125 Mei - 1049516 1241865 1396067 1641733 1927070 2142339 Juni 973398 1076526 1257785 1454577 1703381 1977532 2230237 Juli 974097 1092206 1252816 1474769 1686050 1960950 2216101
Agustus 982669 1119102 1274084 1493050 1682811 1995294 -
September 988173 1154053 1294744 1516884 1778139 2018510 - Oktober 998167 1168842 1329425 1533846 1812490 2021517 -
November 1001586 1169085 1341940 1559569 1851023 2062206 -
Desember 1033877 1202762 1382493 1649662 1895839 2141384 - (Sumber : BI)
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
Bulan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliaran Rupiah)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 11891 15135 20514 27696 38195 53163
Februari - 11764 14873 21054 29121 38651 53299 Maret - 12259 14956 21883 29552 38040 52811 April - 12799 15189 22008 31064 39193 54043 Mei - 12840 15835 22570 31705 40288 55067
101
Juni 8316 13358 16433 22714 33049 42103 58078 Juli 8683 13323 16508 23232 32898 43004 60462
Agustus 9348 13617 17107 23309 32359 44019 - September 9676 13358 17976 24680 33569 45381 -
Oktober 10100 13585 18856 25473 34118 46500 - November 10559 13489 19347 25473 34422 47887 - Desember 11862 15582 20672 28012 36852 52271 -
(Sumber : BI)
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
Bulan Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari - 2106 3105 4007 5564 7554 10363 Februari - 2236 3130 4001 5720 7866 10725
Maret - 2370 3209 4133 5835 8108 11216 April - 2517 3336 4323 6095 8347 11632 Mei - 2633 3430 4432 6242 8672 11950 Juni 1459 2745 3561 4687 6518 9142 7593 Juli 1573 2790 3636 4855 6522 9422 7856
Agustus 1655 2896 3698 5029 6602 9932 -
September 1702 3004 3843 5247 6750 10007 - Oktober 1884 3140 3950 5355 6590 10184 -
November 1907 3108 3966 5440 6440 10359 -
Desember 2062 3124 4062 5578 6205 10412 - (Sumber : BI) HASIL OUTPUT SEBELUM TRIMMING Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.595 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .085 .039 2.170 .030 par_5 MUDHARAB <--- KURS .001 .142 .004 .997 par_8 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 2.717 .007 par_9
102
Estimate S.E. C.R. P Label MUDHARAB <--- INF -28813.847 29243.518 -.985 .324 par_10 Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate DPK <--- INF -.056 DPK <--- KURS -.069 DPK <--- M2 .979 MUDHARAB <--- DPK .425 MUDHARAB <--- KURS .000 MUDHARAB <--- M2 .529 MUDHARAB <--- INF -.036 Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 par_1 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** par_2 KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023 par_3 Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate DPK .976 MUDHARAB .934 Model Fit Summary CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 15 .000 0 Saturated model 15 .000 0 Independence model 5 497.878 10 .000 49.788
RMR, GFI Model RMR GFI AGFI PGFI Default model .000 1.000 Saturated model .000 1.000 Independence model 1422379680.456 .408 .112 .272
Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model .000 .000 .000 Saturated model .000 .000 .000
103
Model PRATIO PNFI PCFI Independence model 1.000 .000 .000
HASIL OUTPUT SETELAH TRIMMING 1 Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.593 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .085 .036 2.352 .019 par_5 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 3.028 .002 par_8 MUDHARAB <--- INF -28802.466 29083.194 -.990 .322 par_9 Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate DPK <--- INF -.056 DPK <--- KURS -.069 DPK <--- M2 .979 MUDHARAB <--- DPK .424 MUDHARAB <--- M2 .529 MUDHARAB <--- INF -.036 Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 par_1 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** par_2 KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023 par_3 Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate KURS <--> INF .102 INF <--> M2 -.429 KURS <--> M2 .276 Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label KURS 494395.063 81832.853 6.042 *** par_10 INF .000 .000 6.042 *** par_11 M2 147250186725.076 24373024326.295 6.042 *** par_12 e1 4824937.556 798629.347 6.042 *** par_13 e2 535238.836 88593.362 6.042 *** par_14 Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
104
Estimate DPK .976 MUDHARAB .934 Matrices (Group number 1 - Default model) Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
M2 INF KURS DPK DPK .037 -228972.337 -1.410 .000 MUDHARAB .007 -48157.326 -.119 .085
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .979 -.056 -.069 .000 MUDHARAB .945 -.059 -.029 .424
Direct Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .037 -228972.337 -1.410 .000 MUDHARAB .004 -28802.466 .000 .085
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .979 -.056 -.069 .000 MUDHARAB .529 -.036 .000 .424
Indirect Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .000 .000 .000 .000 MUDHARAB .003 -19354.860 -.119 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .000 .000 .000 .000 MUDHARAB .415 -.024 -.029 .000
Model Fit Summary CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 14 .000 1 .997 .000 Saturated model 15 .000 0 Independence model 5 497.878 10 .000 49.788
RMR, GFI Model RMR GFI AGFI PGFI Default model 49.607 1.000 1.000 .067 Saturated model .000 1.000 Independence model 1422379680.456 .408 .112 .272
Baseline Comparisons
105
Model NFI Delta1
RFI rho1
IFI Delta2
TLI rho2 CFI
Default model 1.000 1.000 1.002 1.020 1.000 Saturated model 1.000 1.000 1.000 Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model .100 .100 .100 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000
NCP Model NCP LO 90 HI 90 Default model .000 .000 .000 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 487.878 418.506 564.659
FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model .000 .000 .000 .000 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 6.820 6.683 5.733 7.735
RMSEA Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Default model .000 .000 .000 .997 Independence model .818 .757 .879 .000
AIC Model AIC BCC BIC CAIC Default model 28.000 30.507 60.257 74.257 Saturated model 30.000 32.687 64.561 79.561 Independence model 507.878 508.773 519.398 524.398
ECVI Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model .384 .397 .397 .418 Saturated model .411 .411 .411 .448 Independence model 6.957 6.007 8.009 6.969
HOELTER
Model HOELTER .05
HOELTER .01
Default model Independence model 3 4
HASIL OUTPUT SETELAH TRIMMING 2 Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
106
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.595 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .098 .034 2.922 .003 par_5 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 2.844 .004 par_8 Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate DPK <--- INF -.056 DPK <--- KURS -.069 DPK <--- M2 .979 MUDHARAB <--- DPK .492 MUDHARAB <--- M2 .478 Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 par_1 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** par_2 KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023 par_3 Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate KURS <--> INF .102 INF <--> M2 -.429 KURS <--> M2 .276 Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label KURS 494395.063 81832.853 6.042 *** par_9 INF .000 .000 6.042 *** par_10 M2 147250186725.076 24373024326.294 6.042 *** par_11 e1 4824937.784 798629.384 6.042 *** par_12 e2 542430.012 89783.654 6.042 *** par_13 Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate DPK .976 MUDHARAB .933 Matrices (Group number 1 - Default model) Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
M2 INF KURS DPK DPK .037 -228972.337 -1.410 .000 MUDHARAB .007 -22427.463 -.138 .098
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
107
M2 INF KURS DPK DPK .979 -.056 -.069 .000 MUDHARAB .960 -.028 -.034 .492
Direct Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .037 -228972.337 -1.410 .000 MUDHARAB .004 .000 .000 .098
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .979 -.056 -.069 .000 MUDHARAB .478 .000 .000 .492
Indirect Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .000 .000 .000 .000 MUDHARAB .004 -22427.463 -.138 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) M2 INF KURS DPK
DPK .000 .000 .000 .000 MUDHARAB .481 -.028 -.034 .000
Model Fit Summary CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 13 .974 2 .614 .487 Saturated model 15 .000 0 Independence model 5 497.878 10 .000 49.788
RMR, GFI Model RMR GFI AGFI PGFI Default model 1338.407 .995 .960 .133 Saturated model .000 1.000 Independence model 1422379680.456 .408 .112 .272
Baseline Comparisons
Model NFI Delta1
RFI rho1
IFI Delta2
TLI rho2 CFI
Default model .998 .990 1.002 1.011 1.000 Saturated model 1.000 1.000 1.000 Independence model .000 .000 .000 .000 .000
Parsimony-Adjusted Measures Model PRATIO PNFI PCFI Default model .200 .200 .200 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 1.000 .000 .000
NCP
108
Model NCP LO 90 HI 90 Default model .000 .000 5.153 Saturated model .000 .000 .000 Independence model 487.878 418.506 564.659
FMIN Model FMIN F0 LO 90 HI 90 Default model .013 .000 .000 .071 Saturated model .000 .000 .000 .000 Independence model 6.820 6.683 5.733 7.735
RMSEA Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Default model .000 .000 .188 .665 Independence model .818 .757 .879 .000
AIC Model AIC BCC BIC CAIC Default model 26.974 29.303 56.927 69.927 Saturated model 30.000 32.687 64.561 79.561 Independence model 507.878 508.773 519.398 524.398
ECVI Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI Default model .370 .384 .454 .401 Saturated model .411 .411 .411 .448 Independence model 6.957 6.007 8.009 6.969
HOELTER
Model HOELTER .05
HOELTER .01
Default model 449 691 Independence model 3 4