analisis pengaruh manajemen modal kerja,...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA,
LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Periode 2011 – 2015)
SKRIPSI
Oleh:
Eva Ahsanti
NIM: 1112081000071
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ii
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA,
LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
Periode 2011 – 2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Eva Ahsanti
NIM: 1112081000071
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 14 Bulan April Tahun Dua Ribu Enam Belas telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama :Eva Ahsanti
2. NIM : 1112081000071
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas,
Leverage, Aktivitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Tingkat Profitabilitas Perusahaan.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif , maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Eva Ahsanti
NIM : 1112081000071
Jurusan` : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Eva Ahsanti
2. Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 20 Februari 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. H Muhi VI No.23
Pondok Pinang, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan.
5. Telepon : 087733368894
6. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Muslimat NU Petarukan Tahun 1998 – 2000
2. MI Islamiyah Petarukan Tahun 2000 - 2006
3. MTs N Model Babakan Tahun 2006 - 2009
4. SMA N 2 Pemalang Tahun 2009 - 2012
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 – 2016
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Aminto
2. Ibu : Hj. Muslihah
3. Alamat : Jl. Raden Saleh, RT 01/10
Petarukan, Pemalang
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. 2012 : Seminar Motivasi dan Kewirausahaan “Burn Your Spirit! Be a
Super Student”, Komus dan LDK Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. 2013 : Seminar Berani Mulai Usaha, Ikatan Alumni UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
3. 2013 : Seminar Internasional “Flexibility of Hadith in Answering
Contemporary Issues (Education, Economic, and Muamalah)”,
Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. 2014 : Seminar Internasional “Toward ASEAN Economic Community
2015: Fair Governments Policies in Islamic Finance Sectors
Among ASEAN Countries”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarat.
V. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2013 – 2014 : Divisi Penelitian dan Pengembangan HMJ
Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. 2012 – 2014 : Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
VI. PENGALAMAN KERJA
1. 2012 – 2016 : Mentor di bimbel Nur Insan Villa Pamulang II
2. 2015 : Tutor di Rumah Belajar (RB)
3. 2015 : Surveyor di PT. Tabar Pratama Consultant
viii
ANALYSIS THE EFFECT OFWORKING CAPITALMANAGEMENT,
LIQUIDITY, LEVERAGE, ACTIVITIY AND FIRM SIZEON
PROFITABILITY
Eva Ahsanti
Abstract
This study aimed to analyze the effect of working capital management,
liquidity, leverage, activity and firm size on profitability, either partially or
simultaneously and analyze how much influence the companies listed in Jakarta
Islamic Index (JII). The data used is secondary data obtained from published
financial reports for five years, in the period 2011 to 2015. The results of this
study using panel data regression analysis with Random Effect Model, which
shows that in partial variable of Cash Turnover and Debt to Asset Ratio
significant influence negative on Return on Assets. While Working Capital
Turnover, Current Ratio and Total Assets Turnover positive significant effect. But
Firm Size variable has no significant effect. There are significant independen
variables simultaneously on dependen variable. The coefficient of determination
obtained is 0.6002 which means the ability of independent variables in explaining
the dependent variable of 60.02%, while the remaining 39.98% is explained by
other variables not included in the model equations of this study.
Keywords: working capital management, liquidity, leverage, activity, firm size
and profitability.
ix
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS,
LEVERAGE, AKTIVITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Eva Ahsanti
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen modal
kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan, baik secara parsial maupun secara simultan serta
menganalisis seberapa besar pengaruhnya pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII). Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari publikasi laporan keuangan selama lima tahun, periode tahun 2011
sampai 2015. Hasil penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan
Model Random Effect, yang menunjukkan bahwa secara parsial variabel Cash
Turnover dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap Return
On Asset. Sedangkan Working Capital Turnover, Current Ratio dan Total Assets
Turnover berpengaruh signifikan positif. Namun variabel ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Secara simultan seluruh variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi
diperoleh sebesar 0.6002, artinya kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sebesar 60.02%, sedangkan sisanya 39.98%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model persamaan
penelitian.
Kata kunci: manajemen modal kerja, likuiditas, leverage, aktivitas, ukuran
perusahaan dan profitabilitas.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang penuh
kemajuan pada berbagai aspek yang dapat kita rasakan saat ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua, Ayahanda tecinta H. Aminto dan Ibunda tersayang Hj.
Muslihah yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya
serta selalu memotivasi untuk terus semangat dan maju sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
2. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh jajarannya.
3. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh
jajarannya.
4. Dr. Hj. Pudji Astuti, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing I, yang
senantiasa memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi
ini hingga selesai.
5. Taridi Kasbi Ridho MBA., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan
bimbingannya.
7. Kakak-kakakku yang terkeren Jamal Hidayat dan Manarul Hidayat yang
selalu bersedia mendengarkan keluh kesah serta memotivasi penulis untuk
tetap maju.
xi
8. Fathu Rezky Gustisyaf yang selalu meluangkan waktu untuk menemani dan
berjuang, selalu memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berarti
serta membuat penulis semakin termotivasi hingga skripsi ini terselesaikan
dengan baik.
9. Dan kepada semua teman-teman dan pihak-pihak lain yang telah membantu,
mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga dengan segala kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang telah
diberikan kepada penulis akan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT. Amin
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatas dari penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan pembaca serta penliti selanjutnya.
Jakarta, Maret 2016
Eva Ahsanti
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................... vi
ABSTRACT ...................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 12
A. Landasan Teori ................................................................ 12
1. Modal Kerja .............................................................. 12
a. Definisi Modal Kerja........................................... 12
b. Manajemen Modal Kerja..................................... 14
c. Kebijakan Modal Kerja ....................................... 17
2. Likuiditas .................................................................. 19
a. Current Ratio ....................................................... 19
b. Cash Ratio ........................................................... 20
c. Quick Ratio.......................................................... 20
3. Leverage .................................................................... 21
a. Debt to Asset Ratio .............................................. 22
b. Debt to Equity Ratio ............................................ 23
4. Aktivitas .................................................................... 23
xiii
a. Inventory Turnover Ratio .................................... 23
b. Account Receivable Turnover ............................. 24
c. Total Asset Turnover ........................................... 25
5. Profitabilitas .............................................................. 25
a. Profit Margin On Sales ....................................... 26
b. Return On total Asset .......................................... 27
c. Return On Equity................................................. 28
6. Ukuran Perusahaan (Firm Size) ................................ 28
7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
................................................................................... 29
B. Penelitian Terdahulu ....................................................... 33
C. Kerangka Berpikir ........................................................... 41
D. Hipotesis .......................................................................... 43
1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t) .............. 43
2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F) .......... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................ 46
B. Metode Penentuan Sampel ........................................... 47
1. Populasi .................................................................. 47
2. Sampel .................................................................... 47
C. Metode Pengumpulan Data .......................................... 49
D. Metode Analisis Data ................................................... 50
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................... 50
2. Penaksiran Model Data Panel ................................ 50
a. Uji Chow .......................................................... 51
b. Uji Hausman .................................................... 53
3. Uji Asumsi Klasik ................................................... 53
a. Uji Normalitas .................................................. 54
b. Uji Multikolinearitas ........................................ 55
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................... 56
d. Uji Autokorelasi ............................................... 57
4. Uji Signifikansi ...................................................... 58
a. Uji Parsial (t) .................................................... 58
b. Uji Simultan (F) ............................................... 60
c. Uji R2 ................................................................ 61
E. Definsi Operasional Variabel ....................................... 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................. 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 64
1. Sejarah dan Perkembangan JII ............................... 64
2. Sejarah Perusahaan Manufaktur ............................. 65
3. Sejarah Perusahaan Jasa ......................................... 65
4. Sejarah Perusahaan Pengolah SDA ........................ 66
B. Pengujian dan Pembahasan .......................................... 67
1. Deskriptif Sampel................................................... 67
xiv
a. Perkembangan Cash Turnover ......................... 67
b.Perkembangan Working Capital Turnover ...... 68
c. Perkembangan Current Ratio ........................... 68
d.Perkembangan Debt to Asset Ratio .................. 69
e. Perkembangan Total Asset Turnover ............... 70
f. Perkembangan Firm Size.................................. 70
g.Perkembangan Return On Asset ....................... 71
2. Uji Penaksiran Regresi Data Panel ........................ 72
a. Uji Chow .......................................................... 72
b. Uji Hausman .................................................... 74
3. Pengujian Asumsi Klasik ....................................... 76
a. Uji Normalitas .................................................. 77
b. Uji Multikolinearitas ........................................ 78
c. Uji Heteroskedastisitas ..................................... 79
d. Uji Autokorelasi ............................................... 81
4. Uji Signifikansi ...................................................... 82
a. Uji Parsial (t) .................................................... 82
b. Uji Simultan (F) ............................................... 86
c. Uji R2 ................................................................ 88
5. Hasil dan Interpretasi ............................................. 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 93
A. Kesimpulan ........................................................................... 93
B. Impilkasi dan Saran ............................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 97
LAMPIRAN ..................................................................................... 100
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Rata-rata Variabel Penelitian ............................................. 7
2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu ...................................... 39
3.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian ................................... 48
3.2 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel ........................... 49
3.3 Kriteria Pengujian Autokorelasi Uji DW ........................... 58
3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................... 63
4.1 Daftar Perusahaan Manufaktur .......................................... 65
4.2 Daftar Perusahaan Jasa ....................................................... 66
4.3 Daftar Perusahaan Pengolah SDA ..................................... 66
4.4 Hasil Common Effect Model ............................................. 72
4.5 Hasil Fixed Effect Model ................................................... 73
4.6 Hasil Uji Chow ................................................................... 74
4.7 Hasil Random Effect Model............................................... 75
4.8 Hasil Uji Hausman ............................................................. 76
4.9 Uji Multikolinearitas .......................................................... 79
4.10 Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 80
4.11 Rangkuman Pengaruh Variabel Independen ...................... 86
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 54
3.1 Bentuk Histogram Normalitas............................................ 69
4.1 Grafik Perkembangan Cash Turnover ............................... 85
4.2 Grafik Perkembangan Working Capital Turnover ............. 87
4.3 Grafik Perkembangan Current Ratio ................................. 88
4.4 Grafik Perkembangan Debt to Asset Ratio......................... 89
4.5 Grafik Perkembangan Total Asset Turnover ...................... 90
4.6 Grafik Perkembangan Firm Size ........................................ 91
4.7 Grafik Perkembangan Return On Assets ............................ 92
4.8 Histogram Residual ............................................................ 109
4.9 Statistik Durbin-Watson d .................................................. 113
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Perusahaan
Lampiran 2: Data Penelitian (Data Mentah)
Lampiran 3: Output Eviews Common Effect Model
Lampiran 4: Output Eviews Fixed Effect Model
Lampiran 5: Output Eviews Random Effect Model
Lampiran 6: Output Eviews Uji Chow
Lampiran 7: Output Eviews Uji Hausman
Lampiran 8: Tabel dL-dU
Lampiran 9: Tabel Chi Square (χ²)
Lampiran 10: Tabel F
Lampiran 11: Tabel t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dan perdagangan bebas di kawasan ASEAN sudah berlaku
dari tahun 2003. Globalisasi ekonomi adalah suatu proses semakin
terintregasinya perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia.
Dalam era globalisasi negara-negara maju ingin tetap mempertahankan
keunggulan kompetitifnya terhadap negara berkembang yang menjadi pasar
mereka.Indonesia dihadapkan pada persaingan perdagangan regional yang
semakin ketat. Dengan demikian globalisasi perekonomian dan liberalisasi
perdagangan merupakan suatu tantangan yang dampaknya akan terasa di
seluruh kehidupan manusia dalam cara bekerja, cara berbisnis, pola pikir dan
gaya hidup serta lahirnya era countries without borders (Sumarsono, 2007: 7).
Perusahaan dituntut untuk lebih maju dari para pesaingnya agar dapat
mencapai tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya serta memperbesar skala usahanya.Agar perusahaan
bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti
dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan demikian,
perusahaan harus lebih memperhatikan dalam pengelolaan dana yang tersedia
untuk menjalankan akitivitas operasional perusahaan. Dana yang
diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang
dinamakan modal kerja, dimana dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat
2
kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek
melalui hasil penjualannya (Sawir, 2008).
Menurut Raheman, et al. (2010: 414), modal kerja merupakan salah satu
aspek dalam manajemen keuangan yang paling mempengaruhi
keberlangsungan operasi perusahaan. Manajemen modal kerja yang tepat
dapat menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dan menentukan baik
buruknya kinerja perusahaan.
Keberhasilan dalam pengelolaan modal kerja mencerminkan pengawasan
maksimal terhadap aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat
meningkatkan profitabilitas.Investasi pada modal kerja bermanfaat maksimal
apabila jumlah kas, piutang, dan persediaan optimal. Optimalisasi kas, piutang
dan persediaan berpengaruh pada kebutuhan dana untuk pembiayaan modal
kerja dan berhubungan langsung dengan pertumbuhan penjualan (Sawir,
2008).
Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang
memuaskan maka kemungkinan perusahaan mengalami ketidakmampuan
dalam mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo (in-solvency) dan bahkan
mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk
dapat menutup hutang lancar, sehingga menggambarkan adanya tingkat
keamanan (margin safety) yang memuaskan. Eljelly (2004:48) menyatakan
bahwa jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan
menyebabkan perusahaan over-likuid sehingga menimbulkan dana
3
menganggur yang akan mengakibatkan in-efisiensi perusahaan dan membuang
kesempatan memperoleh keuntungan.
Investor juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau
profitabilitas. Salah satu kebijakan keuangan yang mempengaruhi kemampuan
perusahaan mendapatkan keuntungan adalah masalah pengelolaan modal
kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang
keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja
dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat bahkan terhenti sama
sekali. Selain itu, para investor biasanya memfokuskan pada analisis
profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya
agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut (Wibowo dan Wartini, 2012:50).
Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, aktivitas, dan
hutang pada hasil operasi. Profitabilitas akan menunjukkan perimbangan
pendapatan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada
berbagai tingkat operasi, sehingga rasio ini akan mencerminkan efektifitas dan
keberhasilan manajemen secara keseluruhan.
Alasan utama mengapa modal kerja penting dibahas dalam usaha
meningkatkan profitabilitas yaitu modal kerja merupakan bagian dari
4
pembelanjaan jangka pendek perusahaan, yang sejalan dengan tujuan jangka
pendek perusahaan. Modal kerja merupakan bidang aktivitas yang
berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama operasional
perusahaan. Kemudian berdasarkan fungsi kerja, modal kerja bersifat
fleksibel, relatif bervariasi, dan berputar cepat. Fleksibel artinya modal kerja
mudah untuk ditambahkan atau dikurangkan jumlahnya. Bersifat variatif
dikarenakan modal kerja berasal dari sumber yang beragam, sedangkan modal
kerja dapat berputar cepat karena dalam perputaran modal kerja umumnya
kurang dari satu tahun atau dalam jangka waktu pendek (Syamsuddin, 2007).
Wiagustini (2010: 148) menyatakan kas merupakan bentuk aktivayang paling
cair (likuid) yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial
perusahaan. Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, yang timbulkarena
adanya penjualan kredit, semakin besar penjulan kredit maka semakinbesar pula
investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akandikeluarkan
akan semakin besar pula. Komponen modalkerja yang lain dalam penelitian ini
adalah persediaan, juga merupakan elemenutama dari modal kerja, karena
jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan, jenis persediaan yang ada dalam
perusahaan akan tergantung dari jenis perusahaan.
Dalam pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dapat diukur dengan
perputaran kas (cash turnover) dan perputaran modal kerja (working capital
turnover). Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan
jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi
penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena tingkat perputaran
kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
5
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:73) perputaran modal kerja mengukur
efektivitas penggunaan aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan.
Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan
aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
(Brigham dan Houston, 2009:95). Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan likuid. Bagi perusahaan, tingkat likuiditas merupakan masalah
penting karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan
pihak internal maupun pihak external perusahaan. Semakin tinggi tingkat
likuiditas, maka kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya akan semakin baik, sehingga mampu meningkatkan kredibilitas
perusahaan baik di mata kreditur maupun investor.
Hutang atau leverage juga termasuk faktor yang dapat mempengaruhi naik
turunnya tingkat profitabilitas perusahaan dalam setiap periode. Sartono
(2010:257) mengemukakan bahwa suatu perusahaan menggunakan hutang
dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut lebih besar
dari pada biaya aset dan sumber dananya karena dapat menurunkan pajak
perusahaan. Namun, dalam teori Pecking Order menjelaskan bahwa
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru
mempunyai tingkat utang yang lebih kecil.
Rasio aktivitas digunakan oleh manajer untuk mengetahui sejauh mana
efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan penjualan (Sartono, 2010:114). Jika sebuah perusahaan
6
memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu
tinggi, sehingga akan berdampak pada keutungan perusahaan. Sebaliknya, jika
aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang
(Brigham dan Houston, 2009:97).
Munawir (2007:19) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang
memilikiukuran lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan
tingkat profitabilitas yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
yang lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang
dengan lebih kritis oleh para investor. Sedangkan menurut Farooq, Siham dan
Samir (2012) mengatakan bahwa investor yang akan menginvestasikan
dananya pada perusahaan besar belum tentu akan menghasilkan keuntungan
yang tinggi dan perusahaan yang kecil belum tentu akan menghasilkan
keuntungan yang kecil, sehingga tingkat risiko yang diterima investor tidak
ditentukan dengan menilai besar kecilnya suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi
manajemen modal kerja terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, hanya
beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini, antara lain: perputaran
kas (cash turnover), perputaran modal kerja (working capital turnover),
likuiditas yang diukur dengan rasio lancar (current ratio), leverage diukur
dengan rasio hutang terhadap total aset (debt to total aset), aktivitas diukur
dengan perputaran total aset (Total Asset Turnover) dan ukuran perusahaan
(Firm Size). Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat sebagai
berikut:
7
Tabel 1.1
Rata-rata Variabel Penelitian
pada Perusahaan yang Terdaftar di JII
Variabel Rata-rata
2011 2012 2013 2014 2015
Cash Turnover(x) 5.90 6.73 7.48 8.03 7.37
Working Capital Turnover(x) 8.23 10.57 13.07 13.43 5.14
Current Ratio(x) 2.92 2.66 2.23 2.06 2.14
Debt to Asset Ratio(%) 36.36 36.66 38.02 38.53 40.00
Total Asset Turnover(x) 1.06 1.00 0.94 0.89 0.81
Firm Size(ln) 9.89 10.04 10.15 10.22 10.81
Return On Assets(%) 19.91 16.26 12.41 11.18 8.80
(Sumber: data diolah)
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata manajemen modal kerja
yang diukur dengan Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT)
mengalami kenaikan tiap tahunnya, namun pada tahun 2015 mengalami
penurunan. Selain itu, Debt to Asset Ratio (DAR) dan Firm Size juga mengalami
kenaikan tiap tahun yang menunjukkan fenomena yang berbanding terbalik
dengan Return On Assets (ROA) dan membentuk hubungan yang negatif, dimana
pada saat rata-rata manajemen modal kerja, leverage dan ukuran perusahaan
meningkat, tingkat rata-rata ROA perusahaan menurun. Sedangkan Current Ratio
(CR) dan Total Asset Turnover (TAT) mengalami penurunan tiap tahunnya yang
menunjukkan fenomena yang searah dan membentuk hubungan positif dengan ROA,
dimana pada saat rata-rata rasio likuiditas dan aktivitas menurun, rata-rata ROA
menurun juga.Sehingga perlu diuji pengaruh dari keenam variabel independen
tersebut yaitu CT, WCT. CR, DAR, TAT dan Firm Size dalam mempengaruhi tingkat
profitabilitas (ROA) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2011-2015.
Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor fundamental yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.Agus Wibowo dan Wartini (2012)
8
menganalisis efisiensi modal kerja yang diukur dengan WCT. Studinya menemukan
bahwa manajemen modal kerja berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas.
Sedangkan Julkarnain (2013) dalam penelitiannya tentang manajamen modal kerja
yang diukur dengan WCT, CT dan Account Receivable Turnover (A/RT) menemukan
bahwa CT berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat profitabilitas perusahaan,
namun WCT dan A/RT tidak memiliki pengaruh.
Richard et al. (2013) menganalisis terkait manajemen modal kerja pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Ghana. Dalam penelitiannya, variabel
independen menggunakan Account Receivable Days (ARD), Cash Conversion
Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover
(CAT)., sedangkan profitabilitas (ROE) sebagai variabel dependen. Penelitian
tersebut mengemukakan bahwa ARD berpengaruh negatif, sedangkan CCC,
CR, Size, CAT tidak berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.
Penelitian mengenai hubungan antara manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas juga dilakukan oleh Ikpefan dan Owalabi (2014) yang menggunakan
variabel independen diukur dengan Quick Ratio (QR), Current Ratio (CR),
Receivable Collection (TRC) dan Trade Payables Payment Period (TPP),
sedangkan variabel dependen diukur dengan ROE. Penelitian tersebut
menghasilkan bahwa hanya TPP yang berpengarug signifikan negatif terhadap
ROE.
Hubungan manajemen modal kerja dengan profitabilitas juga diteliti oleh
Sujeewa (2015) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Colombo.
Variabel independen yang digunakan adalah Debtors Conversion Period
(DCP), Inventory Conversion Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC),
9
Creditor Conversion Period (CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity
Ratio (DER). Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi
tersebut mengemukakan bahwa DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan
negatif dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diketahui bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam menangani masalah
pengelolaan penggunaan modal kerja. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih
banyak dilakukan hanya terhadap kelompok perusahaan manufaktur,
sementara penelitian yang menganalisis modal kerja pada perusahaan yang
terdaftar di Indeks Syariah masih relatif sedikityang terdiri dari beberapa
sektor dan jenis perusahaan, tidak hanya perusahaan manufaktur, namun
perusahaan jasa dan perusahaan pengolah sumber daya alam.Maka penulis
tertarik untuk memilih objek penelitian pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII). Adapun penulis tertarik melakukan penelitian
yang berjudul: “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas,
Leverage, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat
Profitabilitas Perusahaan. (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di
JII Periode 2011-2015)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam
penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:
10
1. Bagaimana pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh secara simultan antara manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan?
3. Berapa besar pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage,
aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat profitabilitas
perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh secara parsial antara manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII).
2. Menganalisis pengaruh secara simultanl antara manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII.
3. Menganalisis berapa besarnya pengaruh manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di JII.
11
Sedangkan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
informasi maupun bentuk bukti empiris khususnya kepada pihak
manajemen perusahaan terkait pengaruh manajemen modal kerja terhadap
tingkat profitabilitas sehingga perusahaan diharapkan mampu mengelola
modal kerja dengan lebih efektif dan efisien.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan
manfaat kepada investor dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara
akademis dan juga sebagai referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya baik menggunakan metode penelitian yang sama ataupun
menggunakan metode penelitian yang berbeda.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Modal Kerja
a. Definisi Modal Kerja
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai
kegiatan operasional perushaan.Perusahaan harus mengelola modal kerja
dengan baik agar seluruh kegiatan operasinya berjalan dengan lancar.
Gitman mengungkapkan dalam bukunya Principles of Managerial
Finance (2006) menyebutkan bahwa “Working Capital is a current assets,
which represent the portion of investment that circulates from one form to
another in the ordinary conduct of business” yang dapat diartikan bahwa
modal kerja adalah harta lancar, yang mewakili bagian dari investasi yang
terus berputar dari satu bentuk ke dalam bentuk lainnya dalam konteks
bisnis.
Menurut Brigham dan Houston, (2009: 489), modal kerja merupakan
investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas
yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Keown, et al.
(2010) mengemukakan bahwa modal kerja adalah invesatasi total
perusahaan pada aset lancar atau aktiva yang diharapkan dapat dikonversi
menjadi kas dalam jangaka waktu pendek. Sedangkan Subramanyam dan
Wild (2010) mendefinisikan modal kerja adalah aset lancar setelah
dikurangi kewajiban lancar.
13
Menurut Ambarwati (2010:114-115), pengertian modal kerja dapat
dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu konsep kuantitaif (gross
working capital), konsep kualitatif (net working capital) dan konsep
fungsional. Konsep kuantitatif berdasasrkan pada kuantitas dana yang
tertanam pada unsur-unsur aset lancar yang dapat berputar kembali dalam
bentuk semula. Konsep kualitatif dikaitkan dengan besarnya jumlah
kewajiban lancar yang harus segera dibayar. Konsep ini merupakan
sebagian aset lancar dapat diigunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yang berarti kelebihan aset
lancar diatas kewajiban lancarnya. Sedangkan konsep fungsional
mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan.
Modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan aset lancar ditambah
penyusutan dari aset tetap pada periode tertentu.
Modal kerja juga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu modal kerja
permanen dan modal kerja variabel. Modal kerja permanen adalah modal
kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan operasinya,
Sedangkan modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
modal kerja merupakan investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek,
seperti kas, sekuritas, piutang usaha dan persediaan yang digunakan untuk
memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Apabila perusahaan kekurangan
modal kerja untuk meningkatkan penjualan dan produksinya, maka besar
14
kemungkinan akan menurunkan pendapatan dan keuntungannya.
Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat
membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya dan akan
menghadapi masalah likuiditas.
b. Manajemen Modal Kerja
Menurut Horne dan Wachowicz (2008:115), manajemen modal kerja
adalah administrasi aset lancar perusahaan dan pendanaan yang
dibutuhkan untuk mendukung aset lancar. Manajemen modal kerja adalah
pengaturan total dan jumlah masing-masing komponen modal kerja dan
pembelanjaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar. Seorang
manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja dengan baik agar dapat
mendukung kegiatan operasinya dan dapat meningkatkan penjualan
perusahaan.
Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan
pasiva lancar.Manajemen modal kerja mempunyai beberapa pengertian
penting bagi perusahaan. Pertama, modal kerja menunjukkan ukuran
besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan
klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar. Kedua, investasi
dalam aktiva lancar, piutang dan persediaan barang adalah sensitif
terhadap tingkat produksi dan penjualan. Tingkatan (level) investasi dalam
aktiva lancar ditentukan oleh “trade-off” antara manfaat dan biayanya.
Semakin besar posisi aktiva lancar, semakin besar biaya pengadaannya
disertai opportunity cost dari investasi. Manfaat tambahan akan semakin
15
berkurang dengan bertambahnya jumlah modal kerja (Tampubolon,
2013:62).
Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai
berikut:
1) Modal kerja digunakan untuk memnuhi kebutuhan likuiditas
perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung kepada
manajemen modal kerja.
2) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
3) Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari
para kreditur apabila rasio keuangannya memenuhi syarat seperti
likuiditas yang terjamin.
4) Digunakan untuk memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk
meningkatkan penjualan dan laba.
5) Perusahaan mempu melindungi diri apabila terjadi krisis modal
kerja akibat penurunan dari nilai aktiva lancar.
Manajemen modal kerja dapat diukur dengan melihat aktiva lancar
seperti perputaran kas dan perputaran modal kerja:
a) Perputaran Kas (Cash Turnover- CT)
Kas adalah aktiva yang paling cair (likuid). Hal ini berarti semakin
besar kas yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan akan
semakin likuid. Perputaran kas merupakan kemampuan uang kas
16
berputar selama periode tertentu untuk menghasilkan penjualan
(Riyanto, 2011).
Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan
jumlah kas rata-rata. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran
efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.Karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan dan laba.
Rasio perputaran kas (Cash Turnover) berfungsi untuk mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan-tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar
hutang dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan (Julkarnain,
2013). Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio perputaran kas
adalah sebagai berikut:
Apabila jumlah kas relatif tinggi maka perusahaan memiliki
perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kas relatif
kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas yang tinggi.
b) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover-WCT)
Menurut Riyanto (2011), perputaran modal kerja merupakan
kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dari
17
perusahaan. Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan
aktiva lancar untuk menghasilkan penjualan.
Sugiyono (2009: 73), rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan
(dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal
kerja. Rumus yang digunakan adalah:
Semakin tinggi rasio perputaran modal kerja maka semakin baik
kinerja suatu perusahaan di mana persentase modal kerja yang ada
mampu menghasilkan penjualan dengan jumlah tertentu.Semakin besar
rasio ini menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang
tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.
c. Kebijakan Modal Kerja
Brigham dan Daves (2010) mengemukakan bahwa kebijakan modal
kerja menyangkut keputusan yang berkaitan dengan aktiva lancar dan
pembiayaannya. Besar kecilnya modal kerja yang disediakan oleh
perusahaan terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba
dan risiko yang akan diperoleh. Kebijakan modal kerja adalah bagian dari
manajemen modal kerja yang merupakan salah satu aspek penting dari
keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Aktiva lancar harus
cukup untuk dapat mentupi hutang lancar sehingga dapat menggambarkan
tingkat keamanan perusahaan yang tinggi (margin of safety).
18
Menurut Tampubolon (2013:65), dalam memilih tingkatan aktiva
lancar dan hutang yang dapat memaksimalkan kekayaan bagi pemegang
saham maka diperlukan suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual
ini harus dapat digunakan untuk menghubungkan kebijakan modal kerja
dengan kekayaan pemegang saham. Suatu kerangka konseptual yang dapat
digunakan antara lain:
1) Mempergunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas
rendah, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat
aktiva lancar terhadap penjualan yang rendah pula, dan posisi
hutang lancar lebih tinggi dari aktiva lancar.
2) Menggunakan kebijakan modal kerja dengan tingkat likuiditas
yang tinggi, yaitu dengan suatu kebijakan yang menentukan tingkat
aktiva lancar terhadap penjualan adalah tinggi, serta posisi hutang
lancar lebih rendah dari aktiva lancar.
Perubahan kebijakan tingkat likuiditas dalam konsep ini akan
mempengaruhi pengaruh terhadap:
1) Pengaruh investasi, yaitu adanya tingkatan dari total aktiva.
2) Pengaruh tingkat diskonto, yaitu risiko yang berubah disertai
pengaruhnya terhadap tingkat pengembalian yang diinginkan oleh
pemegang saham.
3) Pengaruh Cash flow, yaitu biaya operasional dan pendapatan.
19
2. Likuiditas
Menurut Brigham dan Houston (2009:95), rasio likuiditas merupakan
rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari
sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Moeljadi (2006:48)
mengemukakan bahwa istilah likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam
jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Alat pemenuhan
kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang
bersifat likuid, yaitu aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun,
karena lebih mudah dicairkan dari pada aktiva tetap yang perputarannya
lebih dari satu tahun. Menentukan tingkat likuiditas perusahaan digunakan
rasio likuiditas antara lain:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar
dengan menggunakan hutang lancar. Current ratio dihitung dengan
membagi aktiva lancar (current activa) dengan kewajiban lancar
(current liabilities). Rasio ini merupakan rasio yang paling umum
digunakan dengan rumus sebagai berikut:
Pada umumnya, aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga, piutang
usaha, piutang wesel, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar
20
terdiri atas hutang usaha, wesel bayar, kewajiban jangka panjang yang
akan jatuh tempo, pajak akrual dan beban akrual lainnya. Untuk menjaga
current ratio yang tepat, manajemen harus memerhatikan beberapa
faktor, antara lain jenis usaha, cash flow, maupun tingkat kredibilitas
perusahaan tersebut dalam hubungannya dengan kreditor. (Moeljadi,
2006:68)
b. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki
perusahaan di dalam menjamin hutang lancarnya. Rasio tersebut lebih
menggambarkan tingkat kemampuan yang sebenarnya dibandingkan
dengan rasio-rasio likuiditas lainnya. Hal ini disebabkan kas merupakan
komponen alat likuid yang paling likuid dan fleksibel sehingga setiap
saat dapat digunakan (Moeljadi,2006:68). Rumus dari rasio kas adalah
sebagai berikut:
c. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Quick ratio berarti likuiditas perushaan diukur dengan menggunakan
unsur-unsur aktiva lancar, dengan cara tidak mempertimbangkan yang
kurang likuid. Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang
diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat
dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang
berlaku. Rasio ini dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva
21
lancar kemudian hasilnya dibagi dengan hutang lancar. Rumusnya
adalah sebagai berikut:
Persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid dan bila
terjadi likuidasi, maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering
menderita kerugian. Oleh karena itu, pengukuran kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajban jangka pendek tanpa
mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.
3. Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menjelaskan
penggunaan pendanaan melalui hutang untuk membiayai sebagian dari pada
aktiva perusahaan (Brigham dan Houston,2009:101). Pengertian leverage
dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua
hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Munawir
(2007) leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memnuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan.
Menurut Tampubolon (2013:410), pembiayaan dengan hutang
mempunyai pengaruh bagi perusahaan karena hutang mempunyai beban
yang bersifat tetap. Kegagalan perusahaan dalam membayar bunga atas
hutang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang dapat berakhir dengan
kebangkrutan perusahaan. Tetapi penggunaan hutang juga memberikan
subsidi pajak atas bunga yang dapat menguntungkan pemegang saham.
22
Dengan demikian, semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula
risiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba
yang besar. Sebaliknya semakin rendah rasio ini tentu mempunyai risiko
yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggunaan hutang harus
menyeimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya. Rasio leverage
(solvabilitas) ini berusaha mengukur penjaminan hutang, baik dengan
menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
Rasio leverage ini akan diukur melalui (a) rasio antara hutang dan aktiva,
(b) rasio antara hutang dan modal sendiri (Moeljadi, 2006:51)
a. Rasio Hutang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Rasio total hutang terhadap total aktiva yangumumnya disebut
sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur persentase dari dana
yang diberikan oleh para kreditor. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang.
Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin
rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian
yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di lain pihak, pemegang
saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan
memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houston, 2009:103-
104).
23
b. Rasio Hutang terhadap Total Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Debt to Equity Ratio menggambarkan kemampuan modal sendiri
menjamin hutang. Dengan kata lain, bagian dari hutang yang dapat
dijamin dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk
mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik
perusahaan dan berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rasio ini diukur dengan
membandingkan antara seluruh hutang dengan modal sendiri (Moeljadi,
2006: 51).Rumusnya adalah sebagai berikut:
4. Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan
mengelola aktiva-aktivanya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak
aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga
keuntungannya akan tertekan. Sebaliknya, jika aktiva terlalu rendah,
penjualan yang menguntungkan juga akan hilang. (Brigham dan
Houston,2009:97). Berikut beberpa rasio yang menganalisis jenis-jenis
aktiva antara lain:
a. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Dengan Inventory ratioakan dihitung meliputi (1) Kemampuan
persediaan perusahan berputar selama satu tahun yang diukur dengan
menggunakan perputaran persediaan (2) Waktu rata-rata dari persediaan
24
tertahan di gudang. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan
dengan persediaan. Jika nilai perputaran persediaan suatu perusahaan
jauh lebih rendah dari rata–rata industri, hal itu menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan.Kelebihan
persediaan adalah sesuatu yang tidak produktif, dan mencerminkan suatu
investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah. (Brigham dan
Houston, 2009:97). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Perlu diperhatikan, bahwa penjualan terjadi sepanjang tahun,
sedangkan angka persediaan adalah angka pada suatu titik waktu
tertentu. Kemudian jika bisnis perusahaan tersebut sangat bersifat
musiman, atau jika terjadi kenaikan ataupun penurunan tren penjualan
yang kuat selama tahun berjalan. Karena alasan ini, akan lebih baik jika
menggunakan pembaginya adalah ukuran rata-rata persediaan (Brigham
dan Houston,2009:98).
b. Perputaran Piutang ( Account Receivable Turnover)
Account Receivable Turnover digunakan untuk mengetahui jumlah
waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun
yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-
rata piutang. Dengan menganggap seluruh penjualan kredit, Account
Receivable Turnover menurut Moeljadi (2006:49) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
25
Menurut Riyanto (2011) banyaknya dana perusahaan yang terikat
dalam piutang sangat ditentukan oleh volume penjualan kredit, syarat
pembayaran kredit, ketentuan pembatasan kredit, kebijaksanaan
pengumpulan piutang, dan kebiasaan membayar dari para langganan.
Semakin longgar persyaratan pembayaran yang diberikan maka jumlah
piutang yang tertanam dalam operasionalnya akan semakin besar.
c. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Total Asset Turnover ini menunjukkan kemampuan total aktiva
untuk berputar selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang
dapat dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aktiva
(Brigham dan Houston, 2009: 100). Rumus yang digunakan adalah:
Jika suatu perusahaan memiliki nilai perputaran total aktiva berada di
bawah rata-rata industri, menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak
menghasikan cukup banyak volume bisnis jika dilihat dari total
investasinya untuk aktiva. Perusahaan sebaiknya melakukan langkah -
langkah untuk meningkatkan penjualan, menjual beberapa aset, atau
kombinasi dari keduanya.
5. Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2009:107), profitabilitas adalah hasil
akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
26
perusahaan. Rasio ini akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas,
aktivitas (manajemen aktiva), dan hutang pada hasil-hasil operasi. Moeljadi
(2006:52) mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas berusaha
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan
menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal
sendiri.
Tampubolon (2013:43) mengatakan bahwa rasio ini tergantung dari
informasi akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu,
profitabilitas dalam konteks analisis rasio digunakan untuk mengukur
pendapatan menurut laporan Rugi Laba dengan nilai buku investasi. Rasio
profitabilitas yang digunakan pada umumnya adalah:
a. Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin On Sales)
Rasio ini mengukur jumlah laba bersih per nilai dolar penjualan,
yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan. Rumusnya
adalah:
Jika suatu perusahaan memiliki margin laba yang rendah atau masih
berada di bawah angka rata-rata industri, hal ini menunjukkan karena
tingginya biaya-biaya yang biasanya terjadi karena operasi perusahaan
yang tidak efisien. Margin laba yang rendah juga merupakan akibat dari
penggunaan hutangnya yang terlalu berlebihan. Jika perusahaan
menggunakan lebih banyak hutang daripada yang lain, maka perusahaan
tersebut akan memiliki beban bunga yang lebih tinggi. Beban bunga
27
tersebut akan menurunkan laba bersih, dan karena penjualan tetap maka
akibatnya margin laba akan menjadi relatif rendah. Dalam kasus seperti
ini, perusahaan dengan margin laba yang rendah mungkin akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas investasi
pemegang sahamnya karena penggunaan leverage keuangan. (Brigham
dan Houston, 2009:107)
b. Tingkat Pengembalian Total Aktiva (Rate of return on total asset –
ROA)
Tingkat pengembalian total aktiva merupakan rasio yang mengukur
antara laba bersih terhadap total aktiva. Rasio ini sering disebut sebagai
earning power of total investment yang menunjukkan kemampuan total
aktiva menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham
biasa setelah dikurangi beban bunga dan pajak (Brigham dan Houston,
2009:109). Rumusnya adalah:
Apabila perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang rendah
merupakan akibat dari (1) kemampuan untuk menghasilkan laba
perusahaan yang rendah, (2) biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan
oleh penggunan hutangnya yang di atas rata-rata, dimana keduanya telah
menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah.
28
c. Tingkat Pengembalian Ekuitas Saham Biasa (Return On Equity – ROE)
Return On Equitymenunjukkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa
(earnings available for common stockholder’s). Rasio ini mengukur
tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa dan
merupakan rasio akuntansi yang paling penting, atau “jumlah akhir”
(bottom line). Para pemegang saham melakukan investasi untuk
mendapatkan pengembalian atas uang mereka. Rumusnya adalah:
Dari penjelasan mengenai rasio profitabilitas, jelas bahwa margin
laba atas penjualan, tingkat pengembalian total aktiva dan tingkat
pengembalian ekuitas saham biasa, ketiganya menghitung kemampuan
aktiva untuk menghasilkan laba (Moeljadi, 2006:53).
6. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat
dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran
lebih besar memiliki dorongan yang kuat untuk menyajikan tingkat
keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang
lebih kecil, karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang
dengan lebih kritis oleh para investor. Selain itu ukuran perusahaan yang
besar akan memberikan indikasi perkembangan perusahaan yang pesat.
29
Adapun alat ukur indicator ukuran perusahaan yang digunakan yaitu tingkat
penjualan perusahaan (Munawir, 2007: 19).
Menurut Raheman dan Nasr (2007), salah satu kemudahan perusahaan
besar adalah dapat mengakses pasar modal. Perusahaan tersebut memiliki
fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkandana. Dalam hal ini, ukuran
perusahaan berhubungan dengan fleksibilitas, kemampuan untuk
mendapatkan dana dan memperoleh laba di antaranya dapat dilihat dengan
tingkat penjualan. Tingkat penjualan dapat dihitung dengan menggunakan
logarithm natural of sales (Ln Sales).
7. Implikasi antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
a. Keterkaitan Variabel Cash Turnover (CT) dengan Return On Asset
(ROA)
Menurut Riyanto (2011), Cash Turnover merupakan kemampuan
uang kas berputar untuk menghasilkan penjualan selama periode
tertentu. Rasio ini dihitung berdasarkan perbandingan antara penjualan
dengan jumlah kas rata-rata. Apabila jumlah kas relatif tinggi maka
perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah. Sebaliknya, apabila
jumlah kas relatif kecil maka perusahaan memiliki nilai perputaran kas
yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa jika perputaran kas tinggi
mengidentifikasikan bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan relatif
rendah untuk menghasilkan penjualan sehingga mempengaruhi
penurunan terhadap profitabilitas perusahaan.
30
Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013) mengemukakan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara Cash Turnover (CT) dengan
Return On Asset (ROA). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya
hubungan negatif antara CT dengan ROA.Artinya, apabila CT
meningkat maka akanterjadi penurunan terhadap ROA. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk
menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas
perusahaan.
b. Keterkaitan Variabel Working Capital Turnover (WCT) dengan Return
On Asset (ROA)
Perputaran modal kerja mengukur efektivitas penggunaan aktiva
lancar untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini
menunjukkan efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Artinya jika rasio perputaran
modal kerja tinggi maka semakin baik kinerja suatu perusahaan dalam
menghasilkan penjualan yang tinggi pula sehingga perusahaan dapat
meningkatkan profitabilitasnya (Sugiyono, 2009: 73).
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Wartini (2012)
mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif antara perputaran
modal kerja terhadap tingkat profitabilitas.
c. Keterkaitan Variabel Current Ratio (CR) dengan Return On Asset
(ROA)
31
Menurut Moeljadi (2006:68) Current Ratio (CR) menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan hutang
lancar. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar.
Artinya, perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari
kewajiban lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang
tinggi pula. Richard, et al. (2013) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa adanya pengaruh positif antara CR dengan ROA. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi CR maka dapat meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
d. Keterkaitan Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) dengan Return On
Asset (ROA)
Brigham dan Houston (2009:104) menyatakan bahwa rasio hutang
yang lebih rendah dapat mengurangi resiko jika terjadi likuidasi. Hal
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih
besar dari pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola
aktivanya yang dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada
kenaikan profitabilitas perusahaan.Penelitian yang dilakukan oleh
Sujeewa (2015) menyebutkan bahwa adanya pengaruh negatif antara
rasio hutang terhadap profitabilitas. Artinya apabila rasio hutang
mengalami kenaikan maka profitabilitas perusahaan akan menurun. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam membayar
32
bunga atas hutang sehingga menyebabkan kesulitan keuangan yang
dapat berakhir dengan kebangkrutan.
e. Pengaruh Variabel Total Asset Turnover (TAT) dengan Return On Asset
(ROA)
Rasio ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar
selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini mengukur
kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan dan meningkatkan profitabilitas. Semakin tinggi perputaran
total aset suatu perusahaan maka akan menghasilkan tingkat
profitabilitas yang tinggi pula. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan
mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang
dimiliki perusahaan (Brigham dan Houston, 2009:100).
Dalam penelitian Ambarwati, et al. (2015) menyebutkan bahwa
terdapat hubungan positif antara rasio aktivitas dengan tingkat
profitabilitas. Artinya, apabila rasio aktivitas perusahaan tinggi maka
akan meningkatkan profitabilitas.
f. Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) dengan Return On
Asset (ROA)
Raheman dan Nasr (2007) menyatakan bahwa perbedaan ukuran
perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan
antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, karena perusahaan yang
besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih
33
mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat
meningkatkan profitabilitas.
Namun, dalam penelitian yang dilakukan oleh J. Niresh dan
Velnampy (2014) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Colombo. Studi tersebut menjelaskan adanya
separation of ownership pada perusahaan yang melakukan perubahan
pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap
maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang
tetap tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan,
penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga
menimbulkan biaya-biaya (costs) yang tinggi.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai manajemen modal kerja terhadap profitabilitas telah
banyak diteliti sebelumnya dari berbagai pandangan dan di berbagai sektor.
Diantaranya terdapat beberapa yang sangat menarik dan berguna untuk
memperkuat hasil penelitian yang dilakukan saat ini.
Wibowo danWartini (2012) meneliti tentang efisiensi modal kerja,
likuiditas dan leverage terhadap profitabilitas pada 149 perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2009. Variabel
independen yang digunakan adalah Working Capital Turnover (WCT),
Current Ratio (CR) dan Debt To Asset Rasio (DTA) dan variabel
34
dependennya yaitu Return On Investment (ROI). Penelitian tersebut
menemukan bahwa secara simultan variabel WCT, CR dan DTA berpengaruh
signifikan terhadap variabel ROI sebesar 21.9%. Secara parsial hanya WCT
yang berpengaruh signifikan positif terhadap ROI. Sedangkan CR dan DT
tidak berpengaruh. Perbedaan dari penelitian Agus dan Sri dengan penelitian
ini adalah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih
melengkapi diantaranya CT, TAT dan Firm Size sedangkan variabel dependen
menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis yang
digunakan metode Regresi Linier Berganda.
Julkarnain (2013) melakukan penelitian terkait pengaruh modal kerja (aset
lancar-kewajiban lancar), perputaran modal kerja, perputaran kas, dan
perputaran piutang terhadap profitabilitas pada 24 perusahaan idustri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Variabel independen yang
digunakan adalah Modal Kerja, WCT, Perputaran Kas, dan Perputaran
Piutang. Variabel dependennya adalah ROI. Studi tersebut menghasilkan
bahwa secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependennya sebesar 21.6%. Secara Parsial Modal Kerja dan
Perputaran Kas berpengaruh signifikan negatif terhadap ROI, sedangkan WCT
dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh.Persamaan penelitian Julkarnain
dengan penelitian ini adalah dalam metode alat analisis yang digunakan
metode Regresi Linier Berganda. Perbedaannya adalah dari variabel yang
digunakan baik dependen maupun independen. Dalam penelitian ini selain
35
menggunakan variabel independen terkait modal kerja juga menggunakan
rasio keungan seperti likuiditas, leverage, aktivitas dan Firm Size.
Penelitian terdahulu yang membahas tentang modal kerja juga dilakukan
oleh Richard, et al. (2013) menganalisis tentang hubungan antara manajemen
modal kerja terhdap profitabilitas pada 13 perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Ghana Stock Exchange tahun 2005-2009. Variabel independen
yang digunakan adalah Accounts Receivable Days (ARD), Cash Conversion
Cycle (CCC), Current Ratio (CR), size (Ln Sales), Current Asset Turnover
(CAT). Variabel dependennya yaitu Return On Equity (ROE). Studi tersebut
mengemukakan bahwa secara parsial ARD berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROE. Variabel CCC, CR, Size, dan CAT berpengaruh signifikan
positif terhadap ROE. Secara simultan variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen sebesar 38.4%. Persamaan dalam penelitian
Richard dengan penelitian ini adalah dalam metodologi menggunakan data
panel. Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini variabel
manajemen modal kerja menggunakan Cash Turnover (CT) dan Working
Capital Turnover (WCT) dan variabel dependen menggunakan ROA.
Ikpefan dan Owolabi (2014) menganalisis tentang manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas pada sektor manufaktur dengan meneliti secara empiris
pada Nestle Nigeria PLC dan Cadbury Nigeria PLC periode 2008-2012.
Variabel independen yang digunakan adalah Quick Ratio (QR) sebagai rasio
likuiditas, Current Ratio (CR), Trade Receivable Collection (TRC) dan Trade
Payables Payment Period (TPP) sebagai alat ukur kebijakan manajemen
36
modal kerja. Variabel dependen menggunakan ROE. Studi tersebut
mengemukakan bahwa pada Nestle Nigeria Plc secara parsial hanya TPP yang
berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE. Namun QR,CR dan TRC tidak
berpengaruh. Pada Cadbury Nigeria Plc secara parsial CR dan QR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROE. Sedangkan TRC dan TPP
tidakberpengaruh. Perbedaan penelitian yang dilakukan Ikpefan dan penelitian
ini adalah variabel independen yaitu dalam penelitian ini menggunakan
variabel WCT, DAR, TAT dan ukuran perusahaan dan variabel dependen
menggunakan ROA. Persamaannya adalah dalam metode analisis data.
J. Niresh dan T. Velnampy (2014) melakukan penelitian mengenai
Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Profitabilitas pada 15 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 2008-
2012. Variabel independen yang digunakan yaitu Asset Turnover, Log of Total
Asset dan Log of Total Sales. Variabel dependennya yaitu Net Profit Margin
(NPM) dan Return On Assets (ROA). Hasil dari studi tersebut mengemukakan
bahwa seluruh variabel independen yang digunakan tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependennya. Studi tersebut mengemukakan
adanya separation of ownership pada perusahaan modern yang melakukan
perubahan pada tujuan seorang manajer dari profit maximization terhadap
maximization of managerial utility. Selain itu, struktur organisasi yang tetap
tidak membawa pengaruh terhadap kemajuan perusahaan serta penggunaan
teknologi yang tidak efektif dan efisien. Persamaan penelitian Niresh dan
penelitian ini yaitu dalam metode yang digunakan adalah metode analisis
37
regresi linear berganda dan variabel dependen yang digunakan yaitu
ROA.Sedangkan perbedaannya adalah dalam variabel independen penelitian
ini menggunakan CT, WCT, CR, dan DAR.
Sujeewa (2015), menganalisis terkait pengaruh manajemen modal kerja
terhadap profitabilitas pada 20 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Colombo Stock Exchange (CSE) tahun 2008-2012. Variabel independen yang
digunakan adalah Debtors Conversion Period (DCP), Inventory Conversion
Period (ICP), Cash Conversion Cycle (CCC), Creditor Conversion Period
(CCP), Size, Sales Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER). Variabel
dependen yang digunakan yaitu ROA.Dari studi tersebut mengemukakan
bahwa secara parsial DCP, ICP, dan CCC berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROA dan CCP berpengaruh signifikan positif terhadap ROA.
Sedangkan Size, Sales Growth dan DER tidak berpengaruh. Secara simultan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 54%.
Persamaan dalam penelitian Sujeewa dengan penelitian ini adalah dalam
metodologi menggunakan data panel yaitu Pooled Ordinary Least Square
(OLS) dan variabel dependen menggunakan ROA. Sedangkan perbedaannya
yaitu dalam penelitian ini variabel manajemen modal kerja menggunakan
Cash Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT).
Ambarwati, et al. (2015) meneliti terkait pengaruh modal kerja, likuiditas,
aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada 10 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Variabel independen yang
digunakan adalah WCT, CR, TAT dan Firm Size. Variabel dependen
38
menggunakan ROI. Persamaan penelitian Novi dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen dan metode analisis yang digunakan yaitu metode
regresi linear berganda.Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini
menggunakan tambahan variabel independen yaitu CT, DAR dan variabel
dependennya yaitu ROA.
Hasil dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, dapat dilihat secara
ringkas pada table 2.1 sebagai berikut:
39
Table 2.1
Rangkuman Penelitian Terdahulu
No Peneliti,
Tahun
Variabel
Penelitian
Metode
Analisis Perbedaan Hasil Penelitian
1.
Wibowo
dan
Wartini,
2012
Independen:
WCT, CR,
dan DTA
Dependen:
ROI
Metode
Regresi
Linear
Berganda.
Variabel
independen
penelitian ini lebih
melengkapi yaitu
dengan adanya CT,
TAT, Firm Size.
Dan variabel
independen diukur
dengan ROA.
Secara parsial WCT
berpengaruh signifikan
positif, sedangkan CR dan
DTA tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Secara simultan WCT, CR
DTA berpengaruh terhadap
ROA sebesar 21.9%
2. Julkarnain,
2013
Independen:
Modal
Kerja (CA-
CL), WCT,
CT, A/R T
Dependen:
ROI
Regresi
Linear
Berganda,
Pengujian
Asumsi
Klasik dan
Pengujian
Hipotesis.
Variabel
independen
penelitian ini yaitu
CR, DAR, TAT,
Firm Size.
Dan variabel
dependen yaitu
ROA.
Secara parsial Modal Kerja
dan CT berpengaruh
signifikan negatif, sedangkan
WCT dan A/R T tidak
berpengaruh terhadap ROI.
Secara simultan variabel
independen berpengaruh
terhadap ROI sebesar 21.6%
3. Richard, et
al., 2013
Independen:
ARD, CCC,
CR,Size,
CAT
Dependen:
ROA
Ordinary
Least
Square
(OLS)
Regression,
Descriptive
Statistics
Variabel
independen modal
kerja penelitian ini
menggunakan
WCT dan CT.
Secara parsial ARD
berpengaruh signifikan
negatif, sedangkan CCC, CR,
Size, CAT tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Secara simultan ARD, CCC,
CR, Size, CAT berpengaruh
terhadap ROA sebesar 38.4%
4.
Ikpefan
dan
Owolabi,
2014
Independen:
QR, CR,
TRC, TPP
Dependen:
ROI
Correlation
dan
Regression
Analysis.
Variabel
independen modal
kerja penelitian ini
menggunakan
WCT dan CT.
Variabel dependen
Pada Nestle hanya TPP yang
berpengaruh signifikan
negatif, sedangkan QR, CR,
TRC tidak berpengaruh
terhadap ROE.
Pada Cadbury, CR dan QR
40
diukur dengan
ROA.
berpengaruh positif,
sedangkan TRC dan TPP
tidak berpengaruh.
5.
Niresh dan
Velnampy,
2014
Independen:
Asset
Turnover,
Log of Total
Asset, Log
of Total
Sales
Dependen:
NPM, ROA
Correlation
dan
Regression
Analysis.
Variabel
independen
penelitian ini yaitu
WCT, CT, CR, dan
DAR.
Seluruh variabel independen
yang digunakan tidak
berpengaruh terhadapNPM
dan ROA.
Hal tersebut dikarenakan
adanya separation of
ownership pada perusahaan
yang melakukan perubahan
pada tujuan seorang manajer
dari profit maximization
terhadap maximization of
managerial utility.
6.
Ambarwat
i,et al.,
2015
Independen:
WCT, CR,
TAT, Firm
Size
Dependen:
ROI
Regresi
Linear
Berganda,
dan Uji
Asumsi
Klasik
Variabel
independen dalam
penelitian ini lebih
melengkapi yaitu
CT dab DAR.
Variabel dependen
diukur dengan
ROA
Secara parsial modal kerja,
aktivitas, dan size
berpengaruh signifikan positif
dan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap
profitabilitas.
Secara simultan variabel
independen berpengaruh
terhadap ROA sebesar
52.8%.
7. Sujeewa,
2015
Independen:
DCP, ICP,
CCC, CCP,
Sales
Growth,
DER
Dependen:
ROA
Descriptive
Statistics,
Pearson
Correlation
Analysis,
dan Pooled
Ordinary
Least
Square
(OLS)
Variabel
independen modal
kerja penelitian ini
menggunakan
WCT dan CT.
Secara parsial DCP, ICP,
CCC berpengaruh signifikan
negatif, CCP berpengaruh
signifikan positif dan Size,
Sales growth, DER tidak
berpengaruh terhadap ROA.
Secara simultan variabel
independen berpengaruh
terhadap ROA sebesar 54%
41
C. Kerangka Berpikir
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas.
Profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para
pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut. Sebelum melakukan investasi para
pemodal harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas
perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah
modal kerja. Seorang manajer diharapkan mampu mengelola modal kerja
dengan baik agar dapat mendukung kegiatan operasinya dan dapat
meningkatkan penjualan perusahaan sehingga mampu meningkatkan tingkat
profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan konsep-konsep dasar, hasil penelitian terdahulu dan masalah
yang ada yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dibuat kerangka
pemikiran dari pengaruh manajemen modal kerja, likuiditas, leverage,
aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas secara sistematis dapat
disusun pada gambar berikut:
42
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Latar Belakang
Masalah
Penelitian
Terdahulu
Landasan
Teori
Rumusan
Masalah
Variabel
Dependen
Variabel
Independen
Analisis
Deskriptf
Penaksiran Model
Data Panel
Uji Chow Uji Hausman
Model
Terpilih
Uji Asumsi
Klasik
Uji
Signifikansi
Hasil dan
Interpretasi
Kesimpulan, Implikasi dan
Saran
43
D. Hipotesis
Menurut Iqbal (2010:140), Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau
dugaan mengenai keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah
kebenarannya. Hipotesis statistik dapat berbentuk suatu variabel atau nilai dari
suatuparameter. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak
hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah sehingga menimbulkan
risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Berdasarkan konsep-konsep dasar dan kerangka pemikiran di atas yang
berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Parsial (t)
Menurut Ghozali (2011), Uji statistic t dilakukan untuk menguji
seberapa jauh signifikansi pengaruh variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tahap dalam pengujiannya
adalah:
a. H0: b1≥ 0, Variabel Cash Turnover (CT) tidak berpengaruh
negatif terhadap Return On Asset (ROA)
Ha: b1 <0, Variabel Cash Turnover (CT) berpengaruh negative
terhadap Return On Asset (ROA)
44
b. H0: b2≥ 0, Variabel Working Capital Turnover (WCT) tidak
berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
Ha: b2<0, Variabel Working Capital Turnover (WCT)
berpengaruh positif terhadap Return On Asset.
c. H0: b3 ≥0, Variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
positif terhadapReturn On Asset (ROA)
Ha: b3<0, VariabelCurrent Ratio (CR) berpengaruh positif
terhadap Return On Asset (ROA)
d. H0: b4 ≥ 0, Variabel Debt Asset Ratio (DAR) tidak
berpengaruh negatif terhadap Return On Asset.
Ha: b4<0, Variabel Debt AssetRatio (DAR) berpengaruh
negatif terhadap Return On Asset (ROA)
e. H0: b5 ≥0 , Variabel Total Asset Turnover (TAT)
tidak berpengaruh positif terhadapReturn On Asset
Ha: b5<0, Variabel Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh
positif terhadap Return OnAsset (ROA)
f. H0: b6 ≥ 0, Variabel Ukuran Perusahaan(Size) tidak
berpengaruh positif terhadap Return On Asset
Ha: b6<0, Variabel Ukuran Perusahaan (Size) berpengaruh
positif terhadap Return On Asset (ROA).
2. Hipotesis untuk Uji Signifikansi Simultan (F)
Uji Stignifikansi F menunjukan apakah semua variabel independen
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau untuk
45
menguji apakah model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis untuk uji signifikansi F yaitu:
H0 : b1, b2, b3, b4, b5,b6 = 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash
Turnover (CT), Working Capital Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR),
Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran
Perusahaan (SIZE), tidak berpengaruh terhadap
Return On Asset (ROA).
Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, Variabel independen yang terdiri dari Cash
Turnover (CT), Working Capital Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR),
Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran
Perusahaan (SIZE), berpengaruh terhadap Return
On Asset (ROA).
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Manajemen modal kerja merupakan salah satu fungsi manajemen
perusahaan yang terpenting baik bagi perusahaan konvensional maupun
syariah, karena modal kerja adalah sumber kehidupan ekonomi dan dana yang
terus menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan tersebut masih
beroperasi (Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah
data perusahaan public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) sebagai
objek penelitiannya. JII merupakan indeks syariah yang terdiri dari 30
perusahaan (emiten) yang kegiatan usahanya sesuai dengan syariah.
Ditetapkan pada perusahaan yang terdaftar di JII karena jenis usaha dari
emiten yang sesuai dengan syariah yang terdiri dari berbagai sektor yang dapat
melengkapi penelitian-penelitian terdahulu dan data yang diperoleh lebih
lengkap dibandingkan dengan hanya memilih satu sektor tertentu. Penelitian
ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Random Effect Model dan
menggunakan laporan keuangan yang tersedia di Bursa Efek Indonesia
maupun dalam website www.idx.co.id periode 2011 – 2015.
Analisis masalah pada penelitian ini dengan menggunakan variabel
dependen yaitu Return On Asset (ROA) sebagai ukuran dari rasio
profitabilitas. Sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu Cash
Turnover (CT) dan Working Capital Turnover (WCT) sebagai ukuran dari
manajemen modal kerja, Current Ratio (CR) sebagai ukuran dari rasio
47
likuiditas, Debt to Asset Ratio (DAR) ukuran dari rasio leverage, Total Assets
Turnover (TAT) ukuran dari rasio aktivitas dan Logarithm Natural of Sales
sebagai ukuran perusahaan (Firm size).
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai keseluruhan
objek penelitian (Husaini dan Setiady, 2006:181). Populasi pada penelitian
ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode
pengamatan tahun 2011 – 2015.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari anggota populasi dan
membatasi berlakunya daerah generalisasi (Husaini dan Setiady,
2006:181). Sampel penelitian yang diambil adalah 16 perusahaan yang
terdaftar pada JII tahun 2011 – 2015. Dalam penelitian ini metode atau
teknik yang digunakan adalah Teknik Sampling Bertujuan (Purposive
Sampling) yang merupakan teknik penentuan sampel yang dipilih secara
khusus berdasarkan tujuan penelitian dan pertimbangan atau kriteria
tertentu (Sugiyono, 2009:89)
Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:
1) Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam JII periode 2011
– 2015
48
2) Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan dan
dipubikasikan secara lengkap pada periode 2011 – 2015
3) Perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan secara berkala
setiap tahun dalam jangka waktu penelitian 2011 – 2015
4) Perusahaan yang mempunyai nilai Cash Turnover (CT), Working
Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio
(DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm
Size), dan Return On Asset (ROA) positif selama periode 2011 –
2015.
Hasil dari pertimbangan atau kriteria sampel yang ditentukan di atas,
didapatkan sejumlah sampel perusahaan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Sumber: Data diolah
No Keterangan Jumlah
1. Jumlah Perusahaan yang terdaftar di JII 30
2. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
penelitian (14)
3. Sampel terpilih 16
4. Tahun pengamatan 5
5. Sample total selama periode pengamatan 80
49
Table 3.2
Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel
No Kode Nama Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. AKRA AKR Corporindo Tbk.
3. ASII Astra International Tbk.
4. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
5. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
6. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
8. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
9. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
10. KLBF Kalbe Farma Tbk.
11. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.
12. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
13. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
14. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
15. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
16. UNTR United Tractors Tbk.
(Sumber: www.idx.co.id)
Data perusahaan tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia
berdasarkan kriteria yang menggunakan purposive sampling diperoleh data
sebanyak 16 perusahaan.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi pustaka yang berarti data tersebut bersifat sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang ada dan tidak perlu
dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan tahun 2011 – 2015 yang dapat diperoleh dari website resmi Bursa
Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.
50
Selain itu, dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan
studi kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti maupun
bahan yang bersifat teoritis dan relevan untuk dijadikan referensi melalui buku
literatur, jurnal, artikel, internet, website (SSRN.com, pdfsearchengine.org,
etc.) dan lainnya yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan judul penelitian terkait dengan manajemen modal kerja,
likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistic deskriptif,
penaksiran model data panel, uji asumsi klasik dan uji signifikansi.
1. Analisis Deskriptif
Menurut Ghozali (2011), analisis ini memberikan gambaran berkaitan
dengan variabel penelitian secara umum baik variabel independen yaitu
CT, WCT, CR DAR,TAT dan ukuran perusahaan maupun variabel
dependen menggunakan ROA yang dikomparasikan dengan melibatkan
suatu perusahaan yang membandingkan kondisi rata-rata objek penelitian
setiap tahunnya.
2. Penaksiran Model Data Panel
Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan data panel. Data
panel adalah jenis data yang merupakan gabungan antara data runtut waktu
(time series) dengan data seksi silang (cross section). Data silang terdiri
atas beberapa atau banyak objek (misalnya perusahaan) dan data runtut
51
waktu misalnya tingkat inflasi, dan kurs mata uang (Winarno, 2011:9.1).
Oleh karena itu, data panel memiliki gabungan karakteristik kedua jenis
data yang meliputi beberapa objek dan beberapa periode waktu.
Dalam penelitian ini uji regresi panel dilakukan dengan menggunakan
aplikasi komputer yaitu Eviews 8. Model regresi panel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y: Return On Asset (ROA) X4: Debt to Asset Ratio(DAR)
α: Konstatnta X5: Total Asset Turnover (TAT)
X1: Cash Turnover (CT) X6: Ukuran Perusahaan (Size)
X2: Working Capital Turnover (WCT) ε: Error term
X3: Current Ratio (CR)
Dalam penaksiran modal data panel, penelitian ini menggunakan uji
signifikansi Fixed Effect (uji Chow) dan uji signifikansi Fixed Effect atau
Random Effect (uji Hausman). Kedua pengujian statistic tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Uji Chow
Uji Chow adalah uji statistic untuk memilih suatu model yang tepat
apakah menggunakan Common Effect Model atau Fixed Effect Model.
(Widarjono, 2009:238). Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow
adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + ε
52
H0: Common Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan Fixed
Effect Model lebih baik dari Common Effect Model dengan
menggunakan uji F dan melihat Residual Sum of Squares (RSS).
Adapun uji F statistiknya adalah sebagai berikut:
Dimana RSS1 adalah Residual Sum of Squares dari Common Effect
Model RSS2 adalah Residual Sum of Squares dari Fixed Effect
Model.Sedangkan m merupakan jumlah restriksi atau pembatasan di
dalam model tanpa variabel dummy (Common Effect Model). Dalam
penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 16 perusahaan maka
restriksinya sebanyak 15. n merupakan jumlah observasi dan k adalah
jumlah parameter dalam model.
Nilai statistic F hitung akan mengikuti distribusi statistic F dengan
derajat kebebasan (df) sebanyak m untuk numerator dan sebanyak n –
k untuk denominator. (Widarjono, 2009:238)
Dasar penolakan terhadap hioptesis uji Chow yaitu dengan
membandingkan nilai F-statistik dan F-tabel. Keputusan yang diambil
adalah apabila nilai F-statistik lebih besar dari F-tabel, maka H0
ditolak, artinya model yang lebih tepat digunakan dalam penelitian
adalah Fixed Effect Model. Sebaliknya, apabila F-statistik lebih kecil
53
dari F-tabel, maka H0 diterimadan model yang lebih tepat digunakan
adalah Common Effect Model (Gujarati & Porter, 2009).
b. Uji Hausman
Uji hausman merupakan uji statistic untuk memilih apakah
menggunakan model Fixed Effect atau Random Effect. Statistic uji
Hausman ini mengikuti distribusi statistic chi-square dengan degree of
freedom (df) sebanyak k dimana k adalah jumlah variabel independen.
(Widarjono, 2009:240-241).
Menurut Gujarati dan Porter (2009), hipotesis uji Hausman adalah
sebagai berikut:
H0: Fixed Effect Model
H1: Random Effect Model
Jika nilai statistic Hausman lebih besar dari nilai kritisnya (chi-
square) maka model yang tepat adalah Fixed Effect Model. Sedangkan
sebaliknya, apabila nilai statistic Hausman lebih kecil dari nilai
kritisnya maka model yang tepat adalah model Random Effect.
3. Uji Asumsi Klasik
Menurut Widarjono (2009:101), dalam melakukan analisis regresi
berganda harus memenuhi beberapa persyaratan dan berhasil melewati
serangkaian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitan dan uji autokorelasi.
54
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika
digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng
(bell-shaped curve). Untuk mendeteksi apakah nilai residual
terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka dalam penelitian
ini menggunakan metode analisis grafik dan metode statistic.
(Suliyanto, 2011:69).
1) Uji Normalitas dengan Analisis Grafik
Pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik
merupakan metode yang termudah. Analisis grafik dilakukan dengan
menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel dependen
sebagai sumbu vertical sedangkan nilai residual terstandarisasi
digambarkan sebagai sumbu horizontal. Jika Histogram Standardized
Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai
residual tersebut dinyatakan normal.
Gambar 3.1
Bentuk Histogram Normalitas
(Sumber: Ghozali,2009:34)
55
2) Uji Normalitas dengan Jarque -Bera (JB Test)
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistic Jarque-
Bera (JB) dengan nilai Chi-Square (χ2) table dengan tingkat
signifikansi 5% dan df (2).
Pengambilan keputusan dalam uji JB adalah jika nilai Jarque-
Bera (JB) ≤ χ2 tabel maka nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal.Sedangkan jika nilai Jarque-Bera (JB) > χ2
tabel maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi tidak normal
(Widarjono, 2009:49).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi yang terbentuk ada atau tidaknya korelasi yang tinggi atau
sempurna di antara variabel bebas. Jika dalam model regresi yang
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung
gejala multikolinier. (Suliyanto, 2011:61)
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya
multikoliearitas yaitu dengan menganalisis korelasi berpasangan yang
tinggi di antara variabel-variabel independen. Jika antar variabel
independen terdapat koefisien korelasi yang tinggi (di atas 0.85) maka
dapat disimpulkan bahwa dalam model terdapat multikolinearitas. Jika
koefisien korelasi lebih rendah dari 0.85 maka model tidak
mengandung multikolinearitas (Widarjono, 2009:103)
56
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan adanya varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Jika varian variabel pada model
regresi memiliki nilai yang sama maka disebut dengan
homoskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah
heteroskedastisitas dapat digunakan metode analisis grafik dan metode
statistik. Metode analisis grafik dilakukan dengan mengamati
scatterplot di sumbu horizontal menggambarkan nilai Predicted
Standardized sedangkan sumbu vertical menggambarkan nilai
Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu
menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi
yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka
hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada
model regresi yang dibentuk. (Suliyanto, 2011:97)
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan
dengan metode Park (Uji Park). Uji Park dilakukan untuk
meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai Ln residual kuadrat
(Ln e2). Jika terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan terhadap
nilai Ln residual kuadrat (Ln e2) maka dalam model terdapat masalah
heteroskedastisitas. Persamaan yang digunakan untuk uji Park ini
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
ln μ²i = α + β ln Xi + vi
57
μ²i : Nilai residual Kuadrat
Xi : Variabel bebas
Pengambilan keputusan dalam uji Park ini adalah jika β signifikan
maka terdapat pengaruh variabel bebas terhadap nilai ln residual
kuadrat sehingga dapat dinyatakan terdapat gejala heteroskedastisitas.
Demikian pula sebaliknya (Suliyanto, 2011: 102). Dalam penelitian ini
tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 5%.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi dapat berbentuk
autokorelasi positif dan autokorelasi negatif (Winarno, 2009:5.26). Uji
autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu
(time-series) atau ruang (cross-section). (Suliyanto,2011:125).
Dalam penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji D-W)
merupakan uji yang sangat popular yang dikenal sebagai statistic d
Durbin-Watson dan merupakan salah satu uji yang banyak dipakai
untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
Metode ini membandingkan nilai d statistic dengan nilai table dL–
dU. Hipotesis yang digunakan dalam model ini adalah:
H0: Tidak ada autokorelasi ( r = 0)
H1:Ada autokorelasi ( r ≠ 0)
58
Pengambilan keputusan uji autokorelasi dengan criteria sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Pengujian Autokorelasi dengan Uji DW
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi
positif Tolak
0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi
positif No decision
dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi
negative Tolak
4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi
negative No decision
4 – dU ≤ d ≤ 4–dL
Tidak ada autokorelasi
positif atau negative Tidak ditolak
dU < d < 4 – dU
(Sumber: Gujarati dan Porter, 2007:122)
4. Uji Signifikansi
Dalam penelitian ini dilakukan tiga jenis uji signifikansi yaitu Uji
Signifikansi Parameter Individual atau Uji Parsial (t), Uji Signifikansi
Simultan (F) dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Menurut Ghozali
(2011:87) uji signifikansi secara statistic apabila nilai dari uji statistic
berada dalam daerah kritis (daerah H0 ditolak). Sedangkan apabila nilai uji
statistic berada dalam daerah H0 diterima maka dapat dinyatakan tidak
signifikan.
a. Uji Parsial (t)
Uji statistic t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial dalam menerangkan
variasi dari variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu
variabel secara parsial berpengaruh secara signifikan atau tidak
59
digunakan uji t. Untuk melakukan uji t menurut Purwanto dan
Suharyadi (2013:228) hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
H0 : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol.
Sebaliknya, apabila nilai koefisiennya sama dengan nol maka variabel
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Melakukan uji t dengan menentukan daerah kritis. Daerah kritis
ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas (degree of freedom -
df) yaitu n – k dengan tingkat signifikansi (α). Dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel dependen dan variabel
independen. Kemudian membandingkan nilai t-statistik dengan t-tabel.
Jika nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel artinya t-statistik berada di
daerah H0 ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan
demikian hipotesis alternatifnya adalah bahwa variabel independen
berpengruh signifikan terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, uji yang dilakukan adalah uji satu arah (one
tail) sedangkan nilai probabilitas pada output regresi merupakan uji
dua arah (twotail). Apabila akan menggunakan uji satu arah maka nilai
probabilitas harus dibagi dua. Namun apabila mengunakan uji dua arah
60
maka yang harus dibagi dua adalah tingkat signifikansi (Widarjono,
2009:67).
b. Uji Simultan (F)
Uji F dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-
sama. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen memiliki koefisien regresi sama dengan nol. (Purwanto
dan Suharyadi,2013:225). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
H0 : b1; b2; b3; b4; b5; b6 = 0
Ha : b1; b2; b3; b4; b5; b6 ≠ 0
Variabel independen tidak berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap variabel dependen apabila nilai koefisien regresi sama dengan
nol, sehingga berapapun nilai variabel independen, tidak akan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, untuk hipotesis
alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol yang
artinya variabel indpenden mempunyai pengaruh signifikan secara
simultan terhadap variabel dependen (Purwanto dan Suharyadi,
2013:226).
Dalam uji F untuk menentukan daerah keputusan dilakukan dengan
mencari nilai F-tabel. Nilai F kritis dari table distribusi F dengan
tingkat signifikansi (α) dan df dimana df ditentukan oleh pembilang
(numerator) yaitu k - 1 dan df penyebut (denominator) yaitu n – k. k
61
adalah jumlah variabel independen dan variabel dependen dan n adalah
ukuran sampel penelitian. Kemudian membandingkan nilai F-statistik
dengan F-tabel. Jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel, maka H0
diterima yang artinya nilai koefisien regresi sama dengan nol maka
variabel independen tidak dapat menerangkan variabel dependen.
Sebaliknya, jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel maka H0 ditolak,
artinya nilai koefisien regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. (Purwanto dan Suharyadi, 2013:227).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Purwanto dan Suharyadi (2013:126), koefisien
determinasi adalah bagian dari variasi total variabel dependen yang
dapat diterangkan oleh variasi variabel independen. Jadi koefisien
determinasi adalah kemampuan variabel independen mempengaruhi
variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan
semakin baik kemampuan variabel independen dalam menerangkan
variabel dependen.
Nilai R2akan berkisar 0 sampai 1. Nilai R
2 = 1 menunjukkan bahwa
100% total variasi diterangkan oleh varians variabel independen
menerangkan variabel dependen sebesar 100%. Sebaliknya, jika nilai
R2
= 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan
oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi>0.5
menunjukkan variabel independen dapat menjelaskan variabel
62
dependen dengan baik atau kuat, sama dengan 0.5 dikatakan sedang
atau kurang dari 0.5 relatif kurang baik. Apabila koefisien determinasi
kurang dari 0.5 ada beberapa penyebab salah satu diantaranya adalah
spesifikasi model yang salah yaitu pemilihan variabel yang kurang
tepat atau pengukuran yang tidak akurat (Purwanto dan Suharyadi,
2013:217).
Koefisien determinasi mempunyai kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi di
mana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah
pengamatan akan meningktakan nilai R2 meskipun variabel
independen yang dimasukkan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengatasi kelemahan
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan
(Adjusted R square – R2
adj). Adjusted R square menjelaskan bahwa
koefisien tersebut telh dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel
dan ukuran sampel yang digunakan. (Suliyanto, 2011:59)
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
yang dinyatakan dengan simbol X yaitu terdiri dari Cash Turnover (CT),
Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio
(DAR), Total Asset Turnover(TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), dan
63
variabel dependen yang dinyatakan dengan simbol Y yaitu Return On Asset
(ROA).
Dalam penelitian ini definisi operasional dari kedua jenis variabel yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Table 3.4
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Rumus Skala
1
Cash
Turnover
(CT)
Menunjukkan kemampuan
uang kas berputar untuk
menghasilkan penjualan
selama periode tertentu
Rasio
2
Working
Capital
Turnover
(WCT)
Menunjukkan banyaknya
penjualan yang dapat
diperoleh perusahaan
untuk setiap modal kerja.
Rasio
3
Current
Ratio
(CR)
Rasio yang menunjukkan
likuiditas perusahaan yaitu
kemampuan perusahaan
menggunakan aset lancar
untuk melunasi utang
lancar yang akan jatuh
tempo.
Rasio
4
Debt to
Asset
Ratio
(DAR)
Rasio yang mengukur
bagian aset yang didanai
dengan menggunakan
utang.
Rasio
5
Total
Assets
Turnover
(TAT)
Menunjukkan kemampuan
total aset untuk berputar
selama satu tahun untuk
menghasilkan penjualan.
Rasio
6
Ukuran
Perusaha
an
(FirmSiz
e)
Besar kecilnya ukuran
perusahaan diukur
berdasarkan tingkat
penjualan perusahaan.
Logarithm Natural of
Sales Rasio
7
Return
On
Assets
(ROA)
Rasio yang menunjukkan
kemampuan total aset
menghasilkan laba
perusahaan.
Rasio
(Sumber: Penelitian Terdahulu)
64
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan Jakarta Islamic Index(JII)
Jakarta Islamic Index atau yang biasa disebut JII merupakan salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang dibuat berdasarkan saham
syariah dan didirikan pada tanggal 3 Juli 2000 oleh PT Bursa Efek
Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management
(DIM).
JII terdiri dari 30 emiten (perusahaan) berdasarkan saham yang dipilih
yang sesuai dengan syariah Islam dan terdiri dari 3 jenis perusahaan yaitu
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan pengolahsumber
daya alam.Pada awalnya peluncurannya, pemilihan saham yang masuk
dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah.
Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan
syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat
dimasukkan dalam perhitungan JII.
Evaluasi indeks dan penggantian saham pada JII akan direview setiap
6 bulan, yaitu setiap bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang
ditetapkan oleh Bapepam-LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek
Syariah. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara
berkala berdasarkan data public yang tersedia (www.idx.co.id).
65
2. Sejarah Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengelolaan suatu produk yang mengolah dari bahan mentah menjadi
barang jadi. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia semakin banyak dari periode ke periode dan termasuk ke dalam
kategori saham syariah yang terdaftar di JII, walaupun terdapat beberapa
perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara
akibat imbas dari krisis ekonomi.
Jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terbagi menjadi
beberapa sektor diantaranya sektor industry dasar dan kimia, sektor aneka
industry dan otomatif, dan sektor industry barang konsumsi yang masing-
masing sektor memiliki sub sektor di dalamnya. Adapun yang termasuk ke
dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di JII
adalah:
Table 4.1
Daftar Perusahaan Manufaktur
No Kode Nama Perusahaan
1. ASII Astra International Tbk.
2. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
3. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
4. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
5. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
6. KLBF Kalbe Farma Tbk.
7. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
(Sumber: www.idx.co.id)
3. Sejarah Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya memproduksi
produk yang tidak berwujud (jasa) untuk memenuhi kebutuhan konsumen
66
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Karakteristik jasa
diantaranya bersifat abstrak dan tidak bisa dilihat, produk yang dihasilkan
tidak standar atau bervariasi (heterogenitas) dan tidak dapat disimpan.
Perusahaan jasa yang terdaftar di BEI terbagi menjadi beberapa sektor
diantaranya sektor property, real estate dan konstruksi bangunan, sektor
infrastruktur, utilitas dan transportasi. Adapun perusahaan jasa yang
terdaftar di JII secara konsisten pada periode 2011 – 2015 adalah:
Table 4.2
Daftar Perusahaan Jasa
No Kode Nama Perusahaan
1. AKRA AKR Corporindo Tbk.
2. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
3. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
4. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
5. UNTR United Tractors Tbk.
(Sumber: www.idx.co.id)
4. Sejarah Perusahaan Pengolah Sumber Daya Alam (SDA)
Perusahaan pengolah sumber daya alam yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia hanya ada dua sektor yaitu sektor pertanian dan pertambangan.
Terdapat beberapa perusahaan jenis ini yang secara konsisten terdaftar di
JII, namun jumlahnya relative sedikit dibanding perusahaan manufaktur
dan perusahaan jasa. Adapun perusahaan tersebut adalah:
Table 4.3
Daftar Perusahaan Pengolah SDA
No Kode Nama Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
3. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk,
4. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk.
(Sumber: www.idx.co.id)
67
B. Pengujian dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel
bebas (X) terdiri dari Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt To Asset Ratio (DAR), Total Asset
Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (Firm Size), serta variabel terikat
menggunakan Return On Asset (ROA). Berdasarkan dari pengolahan data
menggunakan Microsoft Excel dan Eviews 8 diperoleh hasil analisis
deskriptif dari seluruh variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Perputaran Kas (Cash Turnover – CT)
Gambar 4.1
Perkembangan Cash Turnover
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.1 menggambarkan perkembangan
perputaran kas pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai perputaran
perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan perusahaan
pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 –
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
68
2015.Namun pada tahun 2015 perusahaan manufaktur mengalami
penurunan cukup signifikan.
b. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover – WCT)
Gambar 4.2
Perkembangan Working Capital Turnover
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.2menggambarkan perkembangan
perputaran modal kerja pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai
perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan
pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 –
2015.Perusahaan jasa mengalami kenaikan pada tahun 2012 namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan.
c. Rasio Lancar (Current Ratio – CR)
Gambar 4.3
Perkembangan Current Ratio
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
69
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.3menggambarkan perkembangan rasio
lancarpada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai rasio perusahaan
manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan perusahaan pengolah
sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015 namun
tiap tahunnya mengalami penurunan.
d. Rasio Hutang terhadap Total Asset (Debt to Asset Ratio – DAR)
Gambar 4.4
Perkembangan Debt to Asset Ratio
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.4 menggambarkan perkembangan rasio
hutang terhadap total asetpada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai
rasio perusahaan jasa lebih besar dari perusahaan manufaktur dan
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
70
perusahaan pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun
2011 – 2015.
e. Perputaran Total Asset (Total Asset Turnover – TAT)
Gambar 4.5
Perkembangan Total AssetTurnover
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.5 menggambarkan perkembangan
perputaran total aset pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai
perputaran perusahaan manufaktur lebih besar dari perusahaan jasa dan
pengolah sumber daya alam selama periode penelitian tahun 2011 – 2015.
Namun mengalami penurunan cukup signifikan tiap tahunnya.
f. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Gambar 4.6
Perkembangan Firm Size
(Sumber: Data diolah)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
9,009,209,409,609,80
10,0010,2010,4010,6010,80
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
71
Berdasarkan pada gambar 4.6 menggambarkan perkembangan ukuran
perusahaan yang diukur dengan Ln of Total Sales pada perusahan yang
terdaftar di JII bahwa nilai perputaran perusahaan manufaktur lebih besar
dari perusahaan jasa dan pengolah sumber daya alam selama periode
penelitian tahun 2011 – 2015 dan ketiga jenis perusahaan tersebut
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
g. Rasio Laba terhadap Total Asset (Return On Asset – ROA)
Gambar 4.7
Perkembangan Return On Asset
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan pada gambar 4.7 menggambarkan perkembangan rasio
laba terhadap total aset pada perusahan yang terdaftar di JII bahwa nilai
rasio perusahaan pengolah sumber daya alam pada tahun 2011 lebih besar
dari perusahaan anufaktur dan perusahaan jasa. Namun ketiga jenis
perusahaan tersebut mengalami penurunan tiap tahunnya selama periode
pengamatan tahun 2011 – 2015.
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
2011 2012 2013 2014 2015
MANUFAKTUR
JASA
SDA
72
2. Uji Penaksiran Regresi Data Panel
a. Uji Chow
Uji Chow adalah pengujian untuk menentukan suatu model yang
tepat antara Common Effect Model atau Fixed Effect Model yang
digunakan dalam penaksiran pada data panel (Widarjono, 2009:238).
Hipotesis yang digunakan dalam uji Chow pada penelitian ini adalah:
H0: Common Effect Model
H1: Fixed Effect Model
Hasil Common Effect Model adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Common Effect Model
Dependent Variabel: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:23
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.108715 0.717421 -4.333184 0.0001
CT -0.387083 0.108553 -3.565851 0.0007
WCT 0.619058 0.216248 2.862724 0.0059
CR 0.472946 0.200285 2.361363 0.0216
DAR -1.960390 0.487608 -4.020420 0.0002
TAT 0.734626 0.160014 4.591001 0.0000
SIZE 0.087727 0.054773 1.601643 0.1148 R-squared 0.637084 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.598882 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.353189 Akaike info criterion 0.859290
Sum squared resid 7.110312 Schwarz criterion 1.095418
Log likelihood -20.49728 Hannan-Quinn criter. 0.952313
F-statistic 16.67686 Durbin-Watson stat 1.159983
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: data diolah)
Sedangkan hasil Fixed Effect Model adalah sebagai berikut:
73
Tabel 4.5
Fixed Effect Model
Dependent Variabel: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:24
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 91.59167 73.97952 1.238068 0.2226
CT 1.638773 2.026126 0.808821 0.4232
WCT 21.92269 21.48902 1.020181 0.3135
CR 0.455946 0.158278 2.880670 0.0062
DAR -0.592829 0.788271 -0.752063 0.4562
TAT 1.853719 0.270707 6.847701 0.0000
SIZE -11.43964 8.919439 -1.282552 0.2067 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variabels) R-squared 0.904521 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.856781 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.211043 Akaike info criterion -0.007222
Sum squared resid 1.870646 Schwarz criterion 0.734894
Log likelihood 22.23111 Hannan-Quinn criter. 0.285135
F-statistic 18.94696 Durbin-Watson stat 2.089998
Prob(F-statistic) 0.000000
(Sumber: data diolah)
Menurut Gujarati dan Porter (2009) dasar penolakan terhadap
hipotesis tersebut adalah dengan membandingkan nilai F-statistik
dengan F-tabel. Perbandingan yang dipakai adalah jika nilai F-statistik
lebih besar dari F-tabel, maka H0 ditolak, artinya model yang lebih
tepat digunakan dalam penelitian adalah Fixed Effect Model.
Sebaliknya, apabila F-statistik lebih kecil dari F-tabel, maka H0
diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect
Model.
74
Hasil uji Chow yang dilakukan dengan menggunakan Redundant
Fixed Effects Test – Likelihood Ratio adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Pool
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.842778 (15,58) 0.0000
Cross-section Chi-square 85.456777 15 0.0000
(Sumber: data diolah)
Dari tabel di atas diperoleh F-statistik untuk uji Chow adalah
sebesar 7.84 yang dibandingkan dengan F-tabel dengan nilai
signifikansi α = 5% dan df (15, 58) adalah sebesar 1.84. Artinya F-
statistik lebih besar dari F-tabel yaitu 7.84 > 1.84. Dan nilai
probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi (α = 5%)
yaitu 0.00 < 0.05. Dengan demikian, bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa model yang terbaik yang digunakan yaitu
model Fixed Effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman merupakan pengujian statistic untuk memilih suatu
model yang tepat antara Fixed EffectModel dan Random Effect Model
yang digunakan dalam penaksiran data panel (Widarjno, 2009:240).
Nilai yang harus diperhatikan pada uji Hausman yaitu nilai
probabilitas dari chi-square (Gujarati dan Porter, 2009). Hipotesis
dalam uji Hausman pada penelitian ini adalah:
75
H0: Fixed Effect Model
H1: Random Effect Model
Hasil Random Effect Model adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Random Effect Model
Dependent Variabel: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/25/16 Time: 19:25
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.677005 0.960415 3.828558 0.0003
CT -0.682718 0.146915 -4.647024 0.0000
WCT 0.666670 0.260025 2.563872 0.0130
CR 0.446972 0.145331 3.075543 0.0032
DAR -1.350074 0.566730 -2.382217 0.0206
TAT 1.275572 0.182319 6.996373 0.0000
SIZE 0.115930 0.093922 1.234327 0.2221
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.312985 0.6874
Idiosyncratic random 0.211043 0.3126 Weighted Statistics R-squared 0.638280 Mean dependent var -0.652332
Adjusted R-squared 0.600204 S.D. dependent var 0.353838
S.E. of regression 0.223729 Sum squared resid 2.853125
F-statistic 16.76342 Durbin-Watson stat 1.597745
Prob(F-statistic) 0.000000 (Sumber: data diolah)
Hasil uji Hausman yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
76
Tabel 4.8
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Pool
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.058739 6 0.0421
(Sumber : Data diolah)
Dari tabel uji Hausman diperoleh nilai chi-square statistic sebesar
13.06dengan chi-square tabel pada df (6) dengan tingkat signifikansi
(α = 5% ) sebesar 12.59. Dengan demikian, nilai chi-square-statistic
lebih besar dari nilai chi-square-tabel yaitu 13.06 > 12.59, dan nilai
probabilitas dari chi-square lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu
0.0421 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya model regresi data panel yang tepat digunakan adalah Random
Effect Model.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Hasil pemilihan regresi data panel dalam penelitian ini yaitu model
yang tepat digunakan adalah Random Effect Model yang menggunakan
data perusahaan yang terdaftar dalam JII periode 2011 - 2014. Untuk
mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan
yang signifikan dan representative maka model tersebut harus memenuhi
asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan
efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dengan metode kuadrat
77
terkecil (Least Square). Syarat dari uji asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
a. Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2011:69) uji normalitas merupakan uji statistik
untuk menentukan apakah suatu uji data berdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah data-data berdistribusi normal
atau mendekati normal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah dengan Histogram Residual dan uji Jarque-Bera (JB).
Histogram residual merupakan metode grafis yang digunakan untuk
mengetahui apakah bentuk dari probability distribution function (PDF)
berbentuk distribusi normal atau tidak. Jika histogram menyerupai
grafik distribusi normal maka dapat dikatakan bahwa residual
mempunyai distribusi normal.Sedangkan metode JB menggunakan
perhitungan nilai statistic JB ini didasarkan pada distribusi Chi-square
dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2. (Widarjono, 2009:49). Jika
nilai JB lebih rendah dari Chi-square tabel maka nilai residual
terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal. (Suliyanto, 2011:75).
Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan
bahwa residual mempunyai distribusi normal yaitu jika nilai
probabilitas kurang dari 5% atau 0.05 (Winarno, 2011:37).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0: Residual berdistribusi tidak normal
78
H1: Residual berdistribusi normal
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah:
Gambar 4.8
Histogram Residual
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2014
Observations 64
Mean -8.33e-16
Median -0.002984
Maximum 0.788314
Minimum -0.877633
Std. Dev. 0.372224
Skewness -0.041239
Kurtosis 2.429588
Jarque-Bera 0.885792
Probability 0.642174
(Sumber: Data diolah)
Dari output di atas dapat dilihat bahwa bentuk histogram
didistribusikan secara simetris sehingga residualnya didistribusikan
secara normal. Berdasarkan pada uji statistic JB, nilai statistiknya
diperoleh sebesar 0.88579 sedangkan nilai chi-square dengan
signifikansi (α = 5%) dan df 2 sebesar 5.9915. Nilai JB lebih kecil dari
nilai chi-square yaitu 0.88579 < 5.9915. Dikatakan berdistribusi
normal juga dapat dilihat dari probabilitasnya yaitu sebesar 0.642174
(64.2174%) lebih besar dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya bahwa residual didistribusikan secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Widarjono (2009:103) uji multikolineritas merupakan metode
yang menguji ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel
independen di dalam regresi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi
multikolineritas dengan menggunakan Korelasi Parsial antar variabel
independen. Jika koefisien korelasi diatas 0.85 maka terdapat
79
multikolineritas dalam model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi
lebih rendah dari 0.85 maka model tidak mengandung
multikolinearitas.
Hasil dari uji multikolinearitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Uji Multikolineritas
CT WCT CR DAR TAT SIZE
CT 1.000000 0.296897 -0.351079 0.382464 0.668646 0.450975
WCT 0.296897 1.000000 -0.853336 0.687174 -0.132991 0.031256
CR -0.351079 -0.853336 1.000000 -0.745104 0.132258 -0.254258
DAR 0.382464 0.687174 -0.745104 1.000000 -0.008445 0.214345
TAT 0.668646 -0.132991 0.132258 -0.008445 1.000000 0.175354
SIZE 0.450975 0.031256 -0.254258 0.214345 0.175354 1.000000
(Sumber: Data diolah)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien korelasi
antar sesama variabel independen yaitu terdiri dari Cash Turnover
(CT), Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio (CR), Debt To
Asset Ratio (DAR), Total Asset Turnover (TAT) dan Ukuran
Perusahaan (SIZE) mempunyai nilai koefisien korelasi di bawah 0.85.
Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan tidak mengandung
unsur multikolinier.
c. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari variabel independen
yang ada di dalam model (Ghozali, 2011). Dalam mendeteksi terdapat
atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam model penelitian ini
dapat dilakukan dengan uji Park. Dalam uji Park, varian variabel
80
gangguan yang tidak konstan atau masalah heteroskedastisitas muncul
karena residual ini tergantung dari variabel independen yang ada di
dalam model.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas
H1 : terdapat heteroskedastisitas
Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variabel: LOG(RES2)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/25/16 Time: 19:34
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.520933 6.725091 -0.672249 0.5041
CT 0.477959 1.064498 0.448999 0.6551
WCT -2.496140 1.927027 -1.295332 0.2004
CR 0.514539 1.315055 0.391268 0.6971
DAR 6.368191 4.465250 1.426167 0.1593
TAT -0.281002 1.448919 -0.193939 0.8469
SIZE -0.017551 0.616409 -0.028473 0.9774 (Sumber: data diolah)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen
mempunyai nilai probabilitas di atas tingkat signifikansi (α = 5%),
maka H0 diterima, artinya data dalam penelitian ini terbebas dari maslah
heteroskedastisitas. Data tersebut merupakan seluruh variabel
independen diantaranya Cash Turnover (CT) sebesar 0.6551, Working
Capital Turnover (WCT) sebesar 0.2004, Current Ratio (CR) sebesar
81
0.6971, Debt to Asset Ratio (DAR) sebesar 0.1593. Total Assets
Turnover (TAT) sebesar 0.8469 dan Ukuran Perusahaan (Size) sebesar
0.9774.
d. Uji Autokorelasi
Widarjono (2009: 141) uji autokorelasi merupakan adanya korelasi
antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan
waktu. Ada beberapa model yang digunakan untuk menjelaskan
masalah hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel
gangguan yang lain. Dalam penelitian ini untuk menguji apakah model
terdapat autokorelasi atau tidak yaitu dengan menggunakan Metode
Durbin-Watson (DW) dengan melihat nilai DW statistik.
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai DW statistic dari
persamaan regresi adalah sebagai berikut:
d = 1.597745
n=80 dari tabel Durbin-Watson, α = 5%
diperoleh dL=1.4800 dan dU=1.8008
k=6
Gambar 4.9
Statistik Durbin-Watson d
Autokorelasi
Positif
Ragu-ragu Tidak ada
Autokorelasi
Ragu-ragu Autokorela
si
negatif
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
sehinga nilai 4-dU = 4 - 1.8008 = 2.1992
82
maka dU ≤ d ≤ 4-dU yaitu 1.4800 ≤ 1.5977 ≤ 2.1992
Dengan demikian ,dapat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh yaitu
tidak ada autokorelasi positif maunpun negatif karena berada pada
daerah yang tidak mengandung autokorelasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.
4. Uji Signifikansi
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data panel yang
melakukan uji model regresi dengan uji chow dan uji hausman. Hasilnya
menunjukkan model yang terpilih yang tepat digunakan yaitu Random
Effect Model. Dengan demikian, selanjutnya dilkaukan uji signifikansi
yaitu sebagai berikut:
a. Uji Signifikan Parsial ( t )
Menurut Purwanto dan Suharyadi (2013:228) Uji statistic t
dilakukan untuk menguji seberapa jauh signifikansi pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dengan membandingkan tingkat signifikansi α = 5% dan
membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel. Dalam penelitian ini
dilakukan uji t satu arah (one tail) dengan nilai df (n – k) yaitu (80 – 7
= 73) pada α = 5% adalah sebesar 1.666. Adapun hasil yang diperoleh
dari output dalam regresi Random Effect Model pada software Eviews
merupakan uji dua arah, maka nilai dari probablitasnya harus dibagi
dua.
83
Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat dijelaskan signifikansi pengaruh
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Cash Turnover (CT) terhadap Return On Asset (ROA).
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh
sebesar -4.647024 dengan signifikansi 0.000. Dengan tingkat
signifikan α = 5% dan t-tabel dengan df (73) adalah sebesar 1.666.
Nilai t-statistik lebih kecil dari t-tabel yaitu -4.647024 < 1.666,
sedangkan nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar
(0.00/2 = 0.00). Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.00 <
0.05. Tanda negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan
bahwa CT berbanding terbalik dengan ROA. Sehinggadapat
disimpulkan bahwa variabel Cash Turnover (CT) secara parsial
berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu
ROA.
2) Pengaruh Working Capital Turnover (WCT) terhadap Return On
Asset (ROA).
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik
diperoleh sebesar 2.563872. Maka t-statistik > t-tabel yaitu
2.563872 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh
sebesar (0.0130/2 = 0.0065). Maka probabilitas t-statistik < α = 5%
yaitu 0.0065 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
84
Working Capital Turnover (WCT) secara parsial berpengaruh
signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu ROA.
3) Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return On Asset (ROA).
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik
diperoleh sebesar 3.075543.Maka t-statistik > t-tabel yaitu
3.075543 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh
sebesar (0.0032/2 = 0.0016). Maka probabilitas t-statistik < α = 5%
yaitu 0.0016 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh signifikan positif
terhadap variabel dependen yaitu ROA.
4) Pengaruh Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap Return On Asset
(ROA).
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh
sebesar -2.382217 dengan signifikansi 0.0206.Dengan tingkat
signifikan α = 5% dan t-tabel sebesar 1.666. Nilai t-statistik lebih
kecil dari t-tabel yaitu -2.382217 < 1.666, sedangkan nilai
probabilitas t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0206/2 = 0.0103).
Maka probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.0103 < 0.05. Tanda
negatif (-) yang dihasilkan dari t-statistik menandakan bahwa DAR
berbanding terbalik dengan ROA.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Debt to Assets Ratio (DAR) secara parsial
berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel dependen yaitu
ROA.
85
5) Pengaruh Total Asset Turnover (TAT) terhadap Return On Asset
(ROA).
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik
diperoleh sebesar 6.996373. Maka t-statistik > t-tabel yaitu
6.996373 > 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh
sebesar (0.00/2 = 0.00). Maka probabilitas t-statistik < α = 5%
yaitu 0.00 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Total Asset Turnover (TAT) secara parsial berpengaruh signifikan
positif terhadap variabel dependen yaitu ROA.
6) Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Return On
Asset (ROA).
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai t-statistik
diperoleh sebesar 1.234327. Maka t-statistik < t-tabel yaitu
1.234327 < 1.666. Nilai probabilitas t-statistik yang diperoleh
sebesar (0.2221/2 = 0.1110). Maka probabilitas t-statistik > α = 5%
yaitu 0.111 > 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran perusahaan (Firm Size) secara parsial tidak berpengaruh
signifikanterhadap variabel dependen yaitu ROA.
7) Nilai Konstanta
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai t-statistik diperoleh
sebesar 3.677 dengan signifikansi 0.0003. Dengan tingkat
signifikan α = 5% dan t-tabel sebesar 1.666. Nilai t-statistik lebih
kecil dari t-tabel yaitu 3.677 > 1.666, sedangkan nilai probabilitas
86
t-statistik yang diperoleh sebesar (0.0003/2 = 0.00015). Maka
probabilitas t-statistik < α = 5% yaitu 0.00015 < 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa jika seluruh nilai variabel independen
konstan maka nilai konstanta sebesar 3.677%.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi
data panel dengan menggunakan Random Effect Model yaitu sebagai
berikut:
ROA = 3.677005 + (-0.682718)CT + 0.666670WCT + 0.446972CR + (-
1.350074)DAR + 1.275572TAT + 0.115930SIZE
Dari uji signifikansi parsial (t) diatas, maka dapat disimpulkan dengan
rangkuman dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Rangkuman Pengaruh Variabel Independen
Variabel Koefisien Nilai t
statistic
Nilai t
table Prob.
α =
5% keterangan
CT -0.6827 -4.6470 1.666 0.0000 0.05 Berpengaruh
Negatif
WCT 0.6667 2.5639 1.666 0.0065 0.05 Berpengaruh
Positif
CR 0.4469 3.0755 1.666 0.0016 0.05 Berpengaruh
Positif
DAR -1.3501 -2.3822 1.666 0.0103 0.05 Berpengaruh
Negatif
TAT 1.2756 6.9963 1.666 0.0000 0.05 Berpengaruh
Positif
SIZE 0.1159 1.2343 1.666 0.1110 0.05 Tidak
Berpengaruh
(Sumber: data diolah)
b. Uji Signifikan Simultan ( F )
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama
87
(simultan) terhadap variabel dependen atau untuk menguji apakah
model dapat digunakan atau tidak (Ghozali, 2011). Apabila nilai
probabilitas signifikansi < 0.05, maka variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Widarjono (2009:69) uji F ditujukan untuk mengukur tingkat
keberartian hubungan secara keseluruhan koefisien regresi dari
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menentukan nilai uji F
dan tingkat signifikansi. Nilai F kritis dari tabel distribusi F
berdasarkan besarnya α dan df dimana besarnya ditentukan oleh
numerator (k – 1) dan df untuk denominator (n – k). Jika F hitung > F
kritis, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya jika F hitung <
F kritis maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa F-statistik diperoleh
sebesar 16.76. F-tabel dengan df untuk numerator (6 – 1 = 5) dan df
denominator (16 – 6 = 10) adalah sebesar 3.59. Maka F-statistik > F
tabel yaitu 16.76 > 3.59. Tingkat signifikansi α = 5% dan nilai
probabilitas F-statistik yang diperoleh adalah 0.00. Maka probabilitas
F-statistik < α = 5% yaitu 0.00 < 0.05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT dan SIZE
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu ROA.
88
c. UjiR Square (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
kemampuan seberapa besar presentase dari variasi variabel bebas pada
model regresi linear berganda dalam menjelaskan variasi dari variabel
terikat. Menurut Yahya Hamja (2014:35) salah satu persoalan besar
penggunaan koefisen determinasi R2 adalah tidak pernah menurun
terhadap jumlah variabel independen, artinya koefisien determinasi
semakin besar jika terus menambah variabel independen di dalam
model. Hal ini terjadi karena ∑ (Y-Ŷ)2
bukan merupakan fungsi dari
variabel independen (X), sedangkan RSS yaitu ∑ e2
tergantung dari
jumlah variabel X di dalam model, sehingga bila jumlah variabel X
bertambah maka e2 akan menurun.
Nilai R2 adalah antara nol dan satu.Jika nilai R
2 kecil, hal itu
menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Jika R2
= 0, maka variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan jika
besarnya R2
mendekati angka 1, maka variabel independen
berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen.
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa Adjusted R2
diperoleh sebesar
0.600204 (60.02%) yang menunjukkan bahwa kemampuan variabel
independen yaitu Cash Turnover (CT), Working Capital Turnover
(WCT), Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), Total Asset
Turnover (TAT) dan Ukuran Perusahaan (SIZE) dalam menjelaskan
89
variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) sebesar 60.02%,
sedangkan sisanya sebesar 39.98% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak termasuk dalam model persamaan penelitian ini.
5. Hasil dan Interpretasi
a. Nilai Konstanta
Koefisien dari nilai konstanta diperoleh sebesar 3.6770, artinya apabila
seluruh variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT dan Firm
Size bernilai konstan atau sama dengan 0 maka ROA diperoleh sebesar
3.67 persen.
b. H1: Variabel Cash Turnover(CT) berpengaruh negatif terhadap Return
On Asset (ROA). Koefisien dari CT diperoleh sebesar -0.6827, artinya
setiap penurunan dari perputaran kas sebesar 1, maka nilai dari ROA
akan naik sebesar 0.6827. Hal ini didukung dalam peneltian yang
dilakukan oleh Julkarnain (2012) yang menyebutkan bahwa perputaran
kas berpengaruh signifikan negatif pada prfitabilitas. Hal tersebut
dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk
menghasilkan penjualan sehingga dapat menurunkan profitabilitas
perusahaan.
c. H1: Variabel Working CapitalTurnover(WCT) berpengaruh positif
terhadap Return On Asset (ROA). Koefisien dari WCT diperoleh
sebesar 0.6667, artinya setiap kenaikan dari perputaran modal kerja
sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 0.6667 kali. Hal ini
didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Wibowo dan
90
Wartini(2012) yang menyebutkan bahwa efisiensi modal kerja yang
diukur dengan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan positif
terhadap profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan perusahaan mampu
mengelola modal kerja dengan efektif dan efisien untuk menghasilkan
penjualan dan keuntungan perusahaan.
d. H1: Variabel Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap Return
On Asset (ROA). Koefisien dari CR diperoleh sebesar 0.4469, artinya
setiap kenaikan dari rasio lancar sebesar 1, maka nilai dari ROA akan
naik sebesar 0.4469 kali. Hal ini didukung dalam penelitian yang
dilakukan oleh Richard, et al. (2013) studi kasus pada Ghana Stock
Exchangeyang menyebutkan bahwa rasio lancar berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih tinggi dari kewajiban
lancarnya sehingga mampu menghasilkan penjualan yang tinggi pula.
e. H1: Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif terhadap
Return On Asset (ROA). Koefisien dari DAR diperoleh sebesar -
1.3501, artinya setiap penurunan dari rasio hutang terhadap total aset
sebesar 1, maka nilai dari ROA akan naik sebesar 1.3501 persen. Hal
ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh Sujeewa (2015)
studi kasus pada Colombo Stock Exchange yang menyebutkan bahwa
rasio leverage yang diukur dengan rasio hutang terhadap total aset
berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari
91
pada hutangnya sehingga perusahaan dapat mengelola aktivanya yang
dapat memberikan pengaruh positif dan berdampak pada kenaikan
profitabilitas perusahaan.
f. H1: Variabel Total Asset Turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap
Return On Asset (ROA). Koefisien dari TAT diperoleh sebesar 1.2756,
artinya setiap kenaikan dari perputaran total aset sebesar 1, maka nilai
dari ROA akan naik sebesar 1.2756 kali. Hal ini didukung dalam
peneltian yang dilakukan oleh Ambarwati, et al. (2015) yang
menyebutkan bahwa rasio aktivitas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan
mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total aset yang
dimiliki perusahaan.
g. H1: Variabel Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh signifikan
positif terhadap Return On Asset (ROA). Namun hipotesis alternatif ini
ditolak. Artinya hipotesis nol diterima bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Koefisien dari
ukuran perusahaan diperoleh sebesar 0.1159, artinya setiap kenaikan
dari ukuran perusahaan sebesar 1, maka nilai dari ROA akan tetap
sebesar 0.1159. Hal ini didukung dalam peneltian yang dilakukan oleh
Niresh dan T. Velnampy (2014) studi kasus pada perusahaan yang
terdaftar di Colombo Stock Exchange (CSE) menyebutkan bahwa
ukuran perusahaan (Firm Size) yang diukur dengan Logarithm of Sales
dan Logarithm of Assets tidak berpengaruh terhdap profitabilitas. Hal
92
ini dikarenakan dalam pengelolaan kegiatan operasi maupun
penggunaan teknologi yang tidak efektif dan efisien sehingga adanya
biaya-biaya (cost) perusahaan yang tinggi yang dapat menurunkan
keuntungan perusahaan.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen modal
kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah dijelaskan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan dari
penelitian ini, antara lain:
1. Hasil uji regresi data panel menggunakan Random Effect Model ditemukan
bahwa variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen yaitu:
a. Manajemen Modal Kerja diukur dengan Cash Turnover (CT)
menunjukkan hasil yang signifikan dan negatif. Semakin besar tingkat
perputaran kas maka dapat menurunkan profitabilitas. Hal ini
dikarenakan perusahaan mempunyai kas yang relatif rendah untuk
menghasilkan penjualan.
b. Working Capital Turnover (WCT) menunjukkan hasil yang signifikan
dan positif. Semakin besar perputaran modal kerja maka semakin besar
tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan mampu
mengelola aktiva lancar atas hutang lancar secara efektif dan efisien
untuk menghasilkan penjualan.
c. Likuiditas diukur dengan Current Ratio (CR) menunjukkan hasil yang
signifikan dan positif. Semakin besar rasio lancar maka semakin besar
94
tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki aktiva
lancar yang lebih tinggi dari kewajiban lancarnya.
d. Leverage yang diukur dengan Debt to Asset Ratio (DAR)
menunjukkan hasil yang signifikan dan negatif. Semakin besar rasio
ini maka dapat menurunkan profitabilitas. Hal ini dikarenakan
perusahaan memiliki aktiva yang lebih besar dari pada hutangnya dan
dapat mengelola aktiva dengan baik.
e. Aktivitas yang diukur dengan Total Asset Turnover (TAT)
menunjukkan hasil yang signifikan dan positif. Semakin besar rasio ini
maka semakin besar tingkat profitabilitas. Hal ini dikarenakan suatu
perusahaan mampu menghasilkan penjualan yang lebih besar dari total
aset yang dimiliki perusahaan.
f. Ukuran Perusahaan (Firm Size) yang diukur dengan Logarithm natural
of Sales menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan. Besar
kecilnya tingkat penjualan perusahaantidak mempengaruhi tingkat
profitabilitas. Hal ini dikarenakan tingginya biaya-biaya (costs)
kegiatan operasional baik biaya produksi maupun penggunaan
teknologi yang tidak efektif dan efisien.
2. Secara simultan menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0.00, lebih kecil
dari alpha 0.05 (5%) atau F-statistik sebesar 16.76 lebih besar dari F-tabel
sebesar 3.59.Dengan demikian hipotesis alternatif diterima yang artinya
variabel CT, WCT, CR, DAR, TAT, dan SIZE berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
95
3. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2) sebesar
0.6002. Hal ini menunjukkan bahwa 60.02% dari ROA dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu CT, WCT, CR, DAR, TAT, dan SIZE.
B. Implikasi dan Saran
Manajemen modal kerja merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan, dimana profitabilitas
merupakan rasio yang menjadi ukuran perusahaan dalam melakukan investasi.
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa implikasi dari penelitian
ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuannya.
1. Bagi Perusahaan
Bagi pihak manajemen perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI) khususnya yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index
(JII) diharapkan untuk lebih memperhatikan dalam pengelolaan modal
kerja, likuiditas, leverage, aktivitas dan ukuran perusahaan terhadap
kegiatan perusahaan dalam memperoleh laba untuk keberlangsungan hidup
perusahaan.
2. Bagi Investor
Bagi pihak investor dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
informasi untuk mengetahui kinerja keuangan terkait pengelolaan aset
perusahaan dalam memperoleh laba sebagai alternatif dalam pengambilan
keputusan investasi sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi
dan tidak salah dalam melakukan investasi.
96
3. Bagi Akademisi
Bagi pihak akademisi penelitian ini diharapkan mampu memberikan
bukti secara empiris dan dapat memberikan pemahaman terkait
pengelolaan modal kerja, likuidias, leverage, aktivitas dan ukuran
perusahaan yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan hasil dan analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki
dan diperhatikan lagi untuk para peneliti selanjutnya guna melakukan penelitian
yang lebih baik lagi. Adapun sarannya adalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan mampu
mengembangkan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
profitabilitas perusahaan dengan menggunakan variabel yang berbeda
maupun menambahkan variabel-variabel yang terkait.
2. Dalam penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2011 – 2015.
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperpanjang periode penelitian
agar dapat menghasilkan data yang lebih normal.
3. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti menggunakan metode
analisis yang berbeda dan mencari teori yang relevan sesuai dengan
perkembangan dan keadaan saat ini.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ailemen, I. O., dan Folashade, O. (2014). Working Capital Management and
Profitability of the Manufacturing Sektor. Global Journal of
Management and Business Research: C Finance, Vol. 14, pp. 21-28.
Akoto, R. K., Vitor, D. A., dan Angmor, P. L. (2013). Working Capital
Management and Profitability: Evidence from Ghanaian Listed
Manufacturing Firms. Journal of Economics and International
Finance, Vol. 5(9), pp. 373-379.
Ambarwati, N. S., Yuniarta, G. A., dan Sinarwati, N. K. (2015). Pengaruh
Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
Jurnal Akuntansi Program S1, 1-11.
Ambarwati, S. D. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Brigham, E. F., dan Daves, P. (2010). Intermediate Finnancial Managemen.
Tenth Edition. South-Western: Cengage Learning.
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. (2009). Fundamentals of Financial
Management. Edisisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Eljelly, A. (2004). Liquidity - Profitability Tradeoff: An Empirical Investigation
in an Emerging Market. International Journal of Commerce and
Management, Vol. 14 pp 48-61.
Farooq, O., Saoud, S., dan Agnaou, S. (2012). Dividen Policy as a Signaling
Mechanism under Different Market Conditions: Evidence from
Casablanca Stock Exchange. International Research Journal of Finance
and Economics, pp 1-13.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan
Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, L. J. (2006). Principles of Managerial Finance. 17th Edition.
Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company.
Gujarati, N. D., dan Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics. 5th
Edition.
Singapore: Mc Graw Hill Internationa.
Hamja, Y. (2014). Ekonometri. Edisi Revisi. Jakarta: Global Future.
98
Hasan, I. (2010). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Husaini, U., dan Setiady, A. P. (2006). Pengantar Statistika. Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Julkarnain. (2013). Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas
dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi, pp 1
- 13
Keown, E. A., Martin, J. D., Petty, J. W., dan JR, D. F. (2010). Manajemen
Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kodithuwakku, S. (2015). Impact of Working Management on Profitability:
A Study on Listed Manufacturing Companies in Colombo Stock
Exchange. International Conference on Business Management, pp. 1-
13.
Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishing.
Munawir, S. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty.
Niresh, J. A., dan Velnampy, T. (2014).Firm Size and profitability: A Study
of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka. International Journal of
Business and Management, Vol. 9, pp 57-64.
Purwanto, dan Suharyadi. (2013). Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba
Empat.
Raheman, A., Qayyum, A., Afza, T., dan Bodla, M. A. (2010). Sektor Wise
Analysis of Working Capital Management and Firm Performance in
Manufacturing Sektor of Pakistan. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, Vol. 2 pp 412-437.
Riyanto, B. (2011). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.
Sartono, A. (2011). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada.
Sawir, A. (2008). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Subramanyam, dan Wild. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono, A. (2009). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.
Jakarta: PT. Grasindo.
99
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Edisi Pertama. Yogyakarta: ANDI Offset.
Sumarsono, Sony. (2007). Ekonomi Mikro, Teori dan Soal Latihan. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep
Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan
Keputusan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tampubolon, P. M. (2013). Manajemen Keuangan (Finance Management).
Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Van Horne, J. C., dan Wachowicz, J. M. (2008). Fundamentals of Financial
Management. 12th Edition. New Jersey: Prentice Hall International.
Wiagustini, N. L. (2010). Dasar- dasar Manajemen Keuangan. Denpasar:
Udayanan University Press.
Wibowo, A., dan Wartini, S. (2012). Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan
Leverage terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3 pp: 49-58.
Widarjono, A. (2009). Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakart:
Ekonosia FEUII.
Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Satistika dengan
EViews. Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIM YKPN.
100
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1. ADRO Adaro Energy Tbk.
2. AKRA AKR Corporindo Tbk.
3. ASII Astra International Tbk.
4. ASRI Alam Sutera Realty Tbk.
5. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
6. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
7. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
8. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
9. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
10. KLBF Kalbe Farma Tbk.
11. LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk.
12. PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
13. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
14. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
15. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
16. UNTR United Tractors Tbk.
Lampiran 2: Data Penelitian (Data Mentah)
No Kode Tahun CT WCT CR DAR TAT FIRM SIZE
ROA
1. ADRO
2011 5.27 5.90 1.70 0.57 0.70 10.49 0.10
2012 5.25 5.88 1.57 0.55 0.56 10.49 0.06
2013 5.84 6.54 1.77 0.53 0.49 10.60 0.04
2014 6.03 6.72 1.64 0.49 0.52 10.63 0.03
2015 4.99 4.21 2.40 0.44 0.45 10.52 0.03
2. AKRA
2011 15.25 14.18 1.40 0.56 2.23 9.84 0.27
2012 17.58 16.34 1.44 0.64 1.84 9.98 0.06
2013 18.12 16.84 1.17 0.63 1.53 10.01 0.04
2014 18.22 16.94 1.09 0.60 1.52 10.02 0.06
2015 16.71 8.19 1.50 0.49 1.23 9.89 0.07
3. ASII
2011 10.41 8.98 1.30 0.51 1.05 12.00 0.14
2012 12.04 10.39 1.40 0.51 1.03 12.14 0.12
2013 12.42 10.71 1.24 0.50 0.91 12.17 0.10
2014 12.92 11.14 1.32 0.49 0.85 12.21 0.09
2015 10.28 11.84 1.38 0.48 0.75 12.12 0.06
4. ASRI
2011 1.30 4.01 0.98 0.54 0.23 7.23 0.10
2012 2.30 2.72 1.23 0.57 0.22 7.80 0.11
2013 3.46 4.46 0.75 0.63 0.26 8.21 0.06
2014 3.41 3.10 1.14 0.62 0.21 8.20 0.07
2015 2.84 2.64 0.72 0.65 0.15 7.93 0.04
5. . CPIN
2011 19.17 3.43 3.33 0.30 2.03 9.80 0.27
2012 22.75 4.07 3.31 0.34 1.73 9.97 0.22
2013 27.40 4.91 3.79 0.37 1.63 10.15 0.16
2014 31.16 5.58 2.24 0.48 1.40 10.28 0.08
2015 2.84 4.77 2.11 0.49 1.22 10.31 0.08
6. ICBP
2011 3.59 3.11 2.78 0.32 1.31 9.91 0.14
2012 3.88 3.36 2.72 0.33 1.22 9.99 0.14
2013 4.48 3.89 2.41 0.38 1.18 10.13 0.11
2014 5.36 4.65 2.18 0.40 1.21 10.31 0.11
2015 27.74 3.99 2.33 0.38 1.20 10.37 0.11
7. INDF
2011 3.39 3.21 1.94 0.41 0.85 10.73 0.10
2012 3.72 3.52 2.05 0.43 0.85 10.82 0.09
2013 4.12 3.90 1.68 0.51 0.72 10.93 0.05
2014 4.72 4.46 1.81 0.52 0.74 11.06 0.06
2015 5.28 3.62 1.71 0.53 0.70 11.07 0.04
8. INTP
2011 1.35 1.15 6.98 0.13 0.77 9.54 0.22
2012 1.68 1.44 6.03 0.15 0.76 9.76 0.23
2013 1.82 1.55 6.15 0.14 0.70 9.84 0.21
2014 1.94 1.66 4.93 0.14 0.69 9.90 0.19
2015 4.78 1.69 4.89 0.14 0.64 9.79 0.15
9. ITMG
2011 5.28 7.77 2.34 0.32 1.51 9.98 0.35
2012 5.77 8.49 2.22 0.33 1.64 10.07 0.29
2013 6.50 9.56 1.62 0.32 1.64 10.19 0.15
2014 5.92 8.70 1.56 0.31 1.49 10.09 0.15
2015 1.79 6.97 2.15 0.29 1.35 10.00 0.06
10. KLBF
2011 5.98 2.24 3.65 0.21 1.32 9.30 0.18
2012 7.48 2.80 3.41 0.22 1.45 9.52 0.18
2013 8.77 3.29 2.84 0.25 1.41 9.68 0.17
2014 9.52 3.57 3.40 0.21 1.40 9.76 0.17
2015 5.47 2.80 3.70 0.20 1.31 9.79 0.15
11. LSIP
2011 2.83 3.05 4.82 0.14 0.69 8.45 0.28
2012 2.54 2.74 3.27 0.17 0.56 8.35 0.16
2013 2.50 2.69 2.49 0.17 0.52 8.33 0.10
2014 2.86 3.08 2.49 0.17 0.55 8.46 0.11
2015 8.93 6.01 2.22 0.17 0.47 8.34 0.08
12. PGAS
2011 1.43 1.75 5.50 0.45 0.66 9.91 0.32
2012 2.05 2.51 4.20 0.24 0.77 10.28 0.31
2013 2.58 3.17 2.01 0.24 0.69 10.51 0.26
2014 3.00 3.22 1.71 0.30 0.55 10.65 0.19
2015 2.85 2.91 2.58 0.53 0.47 10.65 0.14
13. PTBA 2011 2.11 1.94 4.62 0.29 0.92 9.27 0.27
2012 2.31 2.12 4.87 0.33 0.91 9.36 0.23
2013 2.23 2.05 2.87 0.35 0.96 9.32 0.16
2014 2.60 2.39 2.08 0.41 0.88 9.48 0.14
2015 2.93 5.13 1.54 0.46 0.83 9.53 0.13
14. SMGR
2011 4.26 3.41 2.65 0.26 0.83 9.70 0.20
2012 5.09 4.08 1.71 0.32 0.74 9.88 0.18
2013 6.37 5.10 1.88 0.29 0.80 10.11 0.17
2014 7.01 5.62 2.21 0.27 0.79 10.20 0.16
2015 2.96 6.84 1.60 0.28 0.71 10.20 0.12
15. TLKM
2011 5.17 5.85 0.96 0.41 0.69 11.17 0.11
2012 5.60 3.31 1.16 0.40 0.69 11.25 0.12
2013 6.02 4.75 1.16 0.39 0.65 11.33 0.11
2014 6.51 5.57 1.06 0.39 0.64 11.40 0.10
2015 8.74 3.20 1.35 0.44 0.62 11.54 0.09
16. UNTR
2011 7.56 6.64 1.72 0.41 1.19 10.92 0.16
2012 7.68 6.75 1.95 0.36 1.11 10.93 0.12
2013 7.01 6.15 1.91 0.38 0.89 10.84 0.09
2014 7.30 6.41 2.06 0.36 0.88 10.88 0.09
2015 6.16 7.71 2.15 0.36 0.80 10.81 0.06
Lampiran 3: Output Eviews Common Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:23
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.108715 0.717421 -4.333184 0.0001
CT -0.387083 0.108553 -3.565851 0.0007
WCT 0.619058 0.216248 2.862724 0.0059
CR 0.472946 0.200285 2.361363 0.0216
DAR -1.960390 0.487608 -4.020420 0.0002
TAT 0.734626 0.160014 4.591001 0.0000
SIZE 0.087727 0.054773 1.601643 0.1148 R-squared 0.637084 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.598882 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.353189 Akaike info criterion 0.859290
Sum squared resid 7.110312 Schwarz criterion 1.095418
Log likelihood -20.49728 Hannan-Quinn criter. 0.952313
F-statistic 16.67686 Durbin-Watson stat 1.159983
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 4: Output Eviews Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:24
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 91.59167 73.97952 1.238068 0.2226
CT 1.638773 2.026126 0.808821 0.4232
WCT 21.92269 21.48902 1.020181 0.3135
CR 0.455946 0.158278 2.880670 0.0062
DAR -0.592829 0.788271 -0.752063 0.4562
TAT 1.853719 0.270707 6.847701 0.0000
SIZE -11.43964 8.919439 -1.282552 0.2067 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.904521 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.856781 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.211043 Akaike info criterion -0.007222
Sum squared resid 1.870646 Schwarz criterion 0.734894
Log likelihood 22.23111 Hannan-Quinn criter. 0.285135
F-statistic 18.94696 Durbin-Watson stat 2.089998
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 5: Output Eviews Random Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/25/16 Time: 19:25
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations:80
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.677005 0.960415 3.828558 0.0003
CT -0.682718 0.146915 -4.647024 0.0000
WCT 0.666670 0.260025 2.563872 0.0130
CR 0.446972 0.145331 3.075543 0.0032
DAR -1.350074 0.566730 -2.382217 0.0206
TAT 1.275572 0.182319 6.996373 0.0000
SIZE 0.115930 0.093922 1.234327 0.2221 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.312985 0.6874
Idiosyncratic random 0.211043 0.3126 Weighted Statistics R-squared 0.638280 Mean dependent var -0.652332
Adjusted R-squared 0.600204 S.D. dependent var 0.353838
S.E. of regression 0.223729 Sum squared resid 2.853125
F-statistic 16.76342 Durbin-Watson stat 1.597745
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.554480 Mean dependent var -2.041875
Sum squared resid 8.728697 Durbin-Watson stat 0.766800
Lampiran 6: Output Eviews Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.842778 (15,58) 0.0000
Cross-section Chi-square 85.456777 15 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:24
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.108715 0.717421 -4.333184 0.0001
CT -0.387083 0.108553 -3.565851 0.0007
WCT 0.619058 0.216248 2.862724 0.0059
CR 0.472946 0.200285 2.361363 0.0216
DAR -1.960390 0.487608 -4.020420 0.0002
TAT 0.734626 0.160014 4.591001 0.0000
SIZE 0.087727 0.054773 1.601643 0.1148 R-squared 0.637084 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.598882 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.353189 Akaike info criterion 0.859290
Sum squared resid 7.110312 Schwarz criterion 1.095418
Log likelihood -20.49728 Hannan-Quinn criter. 0.952313
F-statistic 16.67686 Durbin-Watson stat 1.159983
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 7: Output Eviews Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 13.058739 6 0.0421
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. CT 1.638773 -0.682718 4.083603 0.2506
WCT 21.922690 0.666670 461.710269 0.3226
CR 0.455946 0.446972 0.003931 0.8862
DAR -0.592829 -1.350074 0.300188 0.1669
TAT 1.853719 1.275572 0.040042 0.0039
SIZE -11.439643 0.115930 79.547572 0.1951
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 05/25/16 Time: 19:27
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 91.59167 73.97952 1.238068 0.2226
CT 1.638773 2.026126 0.808821 0.4232
WCT 21.92269 21.48902 1.020181 0.3135
CR 0.455946 0.158278 2.880670 0.0062
DAR -0.592829 0.788271 -0.752063 0.4562
TAT 1.853719 0.270707 6.847701 0.0000
SIZE -11.43964 8.919439 -1.282552 0.2067 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.904521 Mean dependent var -2.041875
Adjusted R-squared 0.856781 S.D. dependent var 0.557662
S.E. of regression 0.211043 Akaike info criterion -0.007222
Sum squared resid 1.870646 Schwarz criterion 0.734894
Log likelihood 22.23111 Hannan-Quinn criter. 0.285135
F-statistic 18.94696 Durbin-Watson stat 2.089998
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 8: Output Eviews Uji Asumsi Klasik
Histogram Residual
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Series: Standardized Residuals
Sample 2011 2014
Observations 64
Mean -8.33e-16
Median -0.002984
Maximum 0.788314
Minimum -0.877633
Std. Dev. 0.372224
Skewness -0.041239
Kurtosis 2.429588
Jarque-Bera 0.885792
Probability 0.642174
Uji Multikolinearitas
CT WCT CR DAR TAT SIZE
CT 1.000000 0.296897 -0.351079 0.382464 0.668646 0.450975
WCT 0.296897 1.000000 -0.853336 0.687174 -0.132991 0.031256
CR -0.351079 -0.853336 1.000000 -0.745104 0.132258 -0.254258
DAR 0.382464 0.687174 -0.745104 1.000000 -0.008445 0.214345
TAT 0.668646 -0.132991 0.132258 -0.008445 1.000000 0.175354
SIZE 0.450975 0.031256 -0.254258 0.214345 0.175354 1.000000
Heteroskedastisitas
Dependent Variable: LOG(RES2)
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 005/25/16 Time: 19:34
Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 16
Total panel (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -4.520933 6.725091 -0.672249 0.5041
CT 0.477959 1.064498 0.448999 0.6551
WCT -2.496140 1.927027 -1.295332 0.2004
CR 0.514539 1.315055 0.391268 0.6971
DAR 6.368191 4.465250 1.426167 0.1593
TAT -0.281002 1.448919 -0.193939 0.8469
SIZE -0.017551 0.616409 -0.028473 0.9774 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 1.866969 0.4728
Idiosyncratic random 1.971571 0.5272 Weighted Statistics
R-squared 0.065945 Mean dependent var -1.556840
Adjusted R-squared -0.032377 S.D. dependent var 1.903312
S.E. of regression 1.933878 Sum squared resid 213.1734
F-statistic 0.670702 Durbin-Watson stat 1.806717
Prob(F-statistic) 0.673614 Unweighted Statistics R-squared 0.171578 Mean dependent var -3.334262
Sum squared resid 353.1842 Durbin-Watson stat 1.366756