analisis pengaruh manajemen laba dengan kinerja operasi...

112
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO SKRIPSI Oleh Didi Suprianto NIM : 104081002570 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: buitruc

Post on 04-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN

KINERJA OPERASI DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO

SKRIPSI

Oleh

Didi Suprianto

NIM : 104081002570

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

ii

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN

KINERJA OPERASI DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Didi Suprianto

NIM : 104081002570

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MAB

NIP. 150317955 NIP. 150317593

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

iii

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN

KINERJA OPERASI DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Didi Suprianto

NIM : 104081002570

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MAB

NIP. 150317955 NIP. 150317593

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 131474891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 4: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

iv

Hari ini Kamis Tanggal 7 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Didi Suprianto NIM : 104081002570

dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA

DENGAN KINERJA OPERASI DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO” Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung,

maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Agustus 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda. SE, Msi

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

v

CURRICULUM VITAE

Didi Suprianto Hp : 08568620788

[email protected]

Nama : Didi Suprianto

Tempat & Tgl Lahir : Banjarnegara, 20 April 1984

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kebon kosong 7 Rt 013 Rw 03 No. 21. Jakarta

Pusat.

� 1991-1997 : Sekolah Dasar Swasta (SDS) Kebon Kosong Pagi Jakarta

� Pusat

� 1997-2000 : Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 78 Jakarta Pusat

� 2000-2003 : Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Purwareja

� Klampok, Banjarnegara, Jawa-tengah

� 2004-2008 : Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

� Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

� Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan Formal

Pengalaman Organisasi

Identitas

Page 6: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

vi

ABSTRACT

The purpose of this research to examine is in surrounding IPO happen

earning management, is operating performance and stock return after IPO underperformance, is found earning management influence with operating

performance. This study takes sample from 30 company registered at Indonesia

stock Exchange (IDX), publicized at prospectus and financial report from 2001-

2005, analysis method in this result used one sample t-test, paired sample test, and

multiregression.

The study found that companies already proved to do earning management

before IPO, year IPO, and after IPO. The result of this study consistent with

Syaiful (2004), Sri Anik (2004), Jain and Kini (1994), Freidlan (1994), Kiswara

(1999), Sutamto (2000), and Gumanti (2001). Researcher also found operating

performance before and after IPO are relative same, although mean operating

performance after IPO is bigger then mean operating performance before IPO,

consistent with Sri Anik.

About stock return, the researcher success found stock return after IPO

underperformance, This study consistent with Syaiful (2004), Rodoni (2002) and Amin (2007). And about earning management influence, researcher doesn’t can to

find influence significant between earning management with operating performances.

Key word : earning management, IPO, stock return, operating performance,

accrual

Page 7: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah di sekitar IPO terjadi

manajemen laba, apakah kinerja operasi dan return saham setelah IPO rendah. Apakah terdapat adanya pengaruh manajemen laba dengan kinerja operasi setelah

IPO. Penelitian ini mengambil sampel dari 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dipublikasikan di prospektus dan laporan keuangan

dari tahun 2001-2005. Metode analisia dalam penelitian ini menggunakan one

sample t-test, paired sample test, dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah terbukti melakukan manajemen laba menjelang IPO, pada saat IPO, dan sesudah IPO. Hasil ini

konsisten dengan Syaiful (2004), Sri Anik (2004), Jain dan Kini (1994), Freidlan

(1994), Kiswara (1999), Sutamto (2000), dan Gumanti (2001).Peneliti juga

menemukan bahwa kinerja operasi sebelum dan sesudah IPO relatif sama,

meskipun dilihat rata-rata kinerja opersi sesudah IPO lebih besar daripada kinerja

operasi menjelang IPO, konsisten dengan Sri Anik (2004).

Berkaitan dengan return saham peneliti berhasil menemukan return saham

setelah IPO rendah, hasil ini konsisten dengan penelitian Syaiful (2004), Rodoni

(2002) and Amin (2007). Dan berkaitan dengan pengaruh manajemen laba,

peneliti tidak mampu menemukan pengaruh yang signifikan antara manajemen

laba dengan kinerja operasi.

Kata kunci : manajemen laba, IPO, return saham, kinerja operasi, akrual

Page 8: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam, yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu, karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Analisis Pengaruh Manajemen Laba Dengan Kinerja Operasi dan Return Saham

Di Sekitar IPO”. Shalawat serta salam semoga tetap dan akan terus tercurahkan

untuk Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan yang pribadinya adalah tauladan

bagi kita semua, kepada keluarganya, sahabatnya, sampai kepada para

pengikutnya.

Penulis sadari tiada kesuksesan apapun tanpa motivasi dan dorongan orang

lain. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyampaikan penghargaan

setinggi-tingginya dan menghaturkan terima kasih kepada semua pihak, baik

secara langsung ataupun tidak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I, dan

Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB, selaku dosen pembimbing II.

3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Khususnya di jurusan

manajemen keuangan yang telah mentransfer ilmu pengetahuan kepada

penulis guna memperluas wawasan keilmuan sebagai kewajiban umat

Islam, semoga ilmu yang diberikan selama perkuliahan dapat bermanfaat.

4. Pimpinan dan staff/karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN syarif Hidayatullah Jakarta atas

literaturnya baik selama penulisan skripsi dan perkulahan berlangsung.

5. Orangtua khususnya ibunda yang telah memberikan bantuan baik moril

maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

ix

6. Kepada sahabat Martan, Ozy, Fadli yang selalu bersama-sama penulis

dalam suka maupun duka dan banyak memberikan nasihat dan motivasi,

semoga persahabatan kita kita tak akan putus. Sahabat-sahabat kelas

manajemen E angkatan 2004, terima kasih atas support dan

kebersamaannya selama ini, banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang

Insya Allah menjadi manfaat untuk penulis.

7. Dan semua pihak yang telah ikut membantu hingga tersusunnya karya ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

kritik, saran dan masukan konstruktif dari berbagai pihak agar dapat lebih

memberikan manfaat dikemudian hari.

Jakarta, 28 November 2008

Penulis,

Didi Suprianto

Page 10: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

x

DAFTAR ISI

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. v

Abstract........................................................................................................ vi

Abstrak......................................................................................................... vii

Kata pengantar ............................................................................................ viii

Daftar Tabel ................................................................................................. x

Daftar Gambar ............................................................................................ xiii

Daftar Lampiran.......................................................................................... xiv

BAB I Pendahuluan ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 10

BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................ 12

A. Pengertian Manajemen Laba .............................................................. 12

B. Initial Public Offering (IPO)............................................................... 16

C. Pola Manajemen Laba ........................................................................ 18

D. IPO dan Manajemen Laba .................................................................. 19

E. Rasio Likuiditas ................................................................................. 21

F. Manajemen Laba dan Kinerja Operasi ................................................ 21

G. Manajemen Laba dan return Saham.................................................... 23

H. Hipotesis ............................................................................................ 26

I. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 27

Page 11: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

xi

J. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................ 29

BAB III Metodologi Penelitian .................................................................... 31

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 31

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 31

C. Metode Pengumpulan Data................................................................. 32

D. Metode Analisis ................................................................................. 32

E. Operasional Variabel Penelitian.......................................................... 41

BAB IV Analisis dan Pembahasan .............................................................. 46

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ................................................... 46

B. Perkembangan Penawaran Umum Perdana ......................................... 49

C. Analisis Deskriptif.............................................................................. 51

D. Pengolahan dan Pengujian Earning Management................................ 53

E. Pengujian dan Interpretasi Hasil Penelitian......................................... 61

1. Pengujian Hipotesis Penelitian........................................................ 61

2. Interpretasi Hasil Penelitian............................................................ 78

BAB V Kesimpulan dan Implikasi .............................................................. 81

A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

B. Implikasi ............................................................................................ 82

Daftar Pustaka ............................................................................................... 84

Lampiran ....................................................................................................... 87

Page 12: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

xii

DAFTAR TABEL

4. 1 Statistik Emisi Saham IPO ..................................................... 50

4. 2 Deskriptif Statistik ................................................................. 52

4.3 Hasil One sample Kolmogorov Smirnov ................................. 54

4.4 Hasil Multikolinearitas............................................................ 54

4. 5 Hasil Durbin Watson.............................................................. 55

4. 6 Hasil Scatterplot .................................................................... 56

4. 7 Hasil Model Summary ........................................................... 57

4. 8 Hasil Anova ........................................................................... 58

4. 9 Hasil Uji Signifikansi Model.................................................. 60

4. 10 Hasil One sample Kolmogorov Smirnov .............................. 62

4. 11 Hasil One Sampel T-Test ..................................................... 63

4.12 Hasil One sample Kolmogorov Smirnov ............................... 66

4. 13 Hasil Uji Beda Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah IPO .. 67

4. 14 Hasil One sample Kolmogorov Smirnov .............................. 68

4. 15 Hasil Multikolinearitas......................................................... 69

4. 16 Hasil Durbin Watson............................................................ 70

4. 17 Hasil Scatterplot................................................................... 71

4. 18 Hasil Model Summary ......................................................... 72

4. 19 Hasil Anova ......................................................................... 73

4. 20 Hasil Uji Signifikansi Model................................................ 74

4. 21 Hasil One sample Kolmogorov Smirnov .............................. 75

4. 22 Hasil One Sampel T-Test ..................................................... 76

Page 13: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

xiii

DAFTAR GAMBAR

J.1. Indikasi Earning Management, Kinerja Operasi dan Return Saham

Underperformance.................................................................................. 29

J. 2. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Operasi Sesudah IPO ...... 30

Page 14: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Output Non Discretionary Accruals................................... 88

2. Lampiran 2 Output Uji Beda Discretionary Accruals ........................... 91

3. Lampiran 3 Output Uji Beda Kinerja Operasi ....................................... 92

4. Lampiran 4 Output Regresi Manajemen Laba, Quick Ratio, SGRO

Terhadap Kinerja Operasi..................................................................... 93

5. Lampiran 5 Output Uji Beda Cummulative Abnormal return ................ 96

6. Daftar Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian............................... 97

Page 15: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan mampu memenangkan

persaingan bisnis harus selalu melakukan inovasi. Inovasi menyebabkan

perusahaan tumbuh dan berkembang. Perkembangan usaha tersebut memaksa

manajemen perusahaan melakukan perluasan usaha, baik dengan diversifikasi

maupun dengan intensifikasi. Perluasan usaha berdampak pada kebutuhan dana

yang terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas perusahaan akan

menyulitkan perusahaan tersebut untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan

pihak lain yang bersedia memberikan bantuan kepada perusahaan, seperti investor

dan kreditor.

Pasar modal merupakan media yang dapat mempertemukan pihak yang

akan memberikan dana dengan perusahaan yang membutuhkan dana. Agar dapat

memperoleh dana dari dari pihak penyedia dana, perusahaan dapat menerbitkan

saham atau obligasi yang akan diperjualbelikan di pasar modal. Keputusan untuk

menjual saham atau obligasi sangat bergantung pada pertimbangan manajemen

dan pemilik perusahaan. Manajemen yang memiliki keinginan untuk menerbitkan

saham atau obligasi harus disampaikan pada pemegang saham dalam rapat umum

pemegang saham untuk mendapatkan persetujuan. Jika dalam rapat umum

pemegang saham akan berusaha memperoleh dana dari pasar modal melalui

penerbitan saham, maka bagi perusahaan yang belum pernah menawarkan

Page 16: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

2

sahamnya di pasar modal akan melakukan penawaran saham perdana (initial

public offering/IPO).

IPO dilakukan perusahaan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang

ditetapkan oleh pengawas pasar modal (seperti Bapepam di Indonesia dan SEC di

Amerika Serikat). Salah satu syarat yang ditetapkan pengawas pasar modal adalah

prospektus. Prospektus berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan

informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang di jual (Hartono 2000:20).

Prospektus tersebut disiapkan oleh perusahaan untuk keperluan registrasi dan

didistribusikan kepada publik (Francis 1993:154). Salah satu informasi penting

dalam prospektus adalah informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam

neraca dan laporan laba rugi tiga tahun sebelum IPO (Francis 1993:86).

Prospektus tersebut didistribusikan untuk setiap investor potensial (Jones

2000:75).

Fenomena lain menunjukkan adanya asimetri informasi (asymetric

information) yang menyertai kebijakan IPO. Walaupun investor mempunyai

informasi yang cukup mengenai perusahaan yang melakukan IPO tersebut,

asimetri informasi tetap terjadi dalam penawaran ini (Ritter, 1991; Beatty, 1989;

Leland dan Pyle, 1997). Kondisi inilah yang memotivasi manajemen untuk

bersikap oportunistik untuk melakukan manipulasi terhadap kinerjanya baik

sebelum dan pada saat penawaran (Jones, 1991; Freidlan, 1994; Gumanti, 2001;

Setiawati, 2002; Ihalauw dan Afni, 2002).

Manipulasi yang dikenal dengan istilah earnings management ini akan

mengakibatkan penurunan kinerja (underperformance) setelah penawaran (Ritter,

Page 17: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

3

1991; carter et al., 1998). Namun praktek earnings management di sisi lain dapat

mempengaruhi nilai perusahaan (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Kondisi ini

terjadi karena earnings yang diumumkan pada saat IPO tampak relatif baik

sehingga respon pasar menjadi positif. Paek dan Press (1997) dalam Wilopo dan

Mayangsari (2002) menyatakan bahwa nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh

motivasi manajer yang mandasari adanya discretionary accruals dalam kebijakan

earnings management.

Kebijakan earnings management dalam hal ini ditujukan untuk

memberikan sinyal positif kepada pasar tentang perusahaan yang dikelolanya.

Sinyal positif ini diwujudkan dalam kinerja yang di laporkan (biasanya dalam

prospektus penawaran). Namun sinyal positif ini dalam jangka panjang tidak bisa

dipertahankan oleh manajemen, yang tercermin dari penurunan kinerja yang

dilaporkan oleh perusahaan tersebut (Teoh et al., 1998). Loughran dan Ritter

(1997) menemukan perbedaan antara kinerja operasi lima tahun sebelum dan

sesudah penawaran, yaitu adanya penurunan kinerja dalam jangka panjang.

Rodoni (2002) juga menemukan bahwa kinerja IPO untuk jangka panjang

menunjukkan kinerja yang negatif. Sementara Denis dan serin (1999) mencatat

bahwa rendahnya kinerja pasca IPO diakibatkan pengukuran earnings yang

dilakukan secara “tidak tepat” oleh manajemen. Kondisi ini mempengaruhi

interpretasi investor terhadap kinerja perusahaan dan mengakibatkan investor

mempunyai harapan profitabilitas masa depan perusahaan yang keliru. Atau

dengan kata lain investor yang naif akan over-optimistik dalam meramalkan

earnings masa depan dan mengalami kekecewaan terhadap realisasinya pada

Page 18: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

4

periode pasca penawaran. Penurunan kinerja yang terjadi sebagai dampak

pengukuran tersebut akan terjadi selama lima tahun setelah IPO. Shivakumar

(2000) juga menunjukkan bahwa manajemen telah melakukan overstate terhadap

earnings sebelum melakukan pengumuman IPO. Lebih lanjut penelitian tersebut

menunjukkan bahwa investor sebenarnya sudah menduga adanya manajemen laba

(earnings management) dan secara rasional berusaha melepaskan pengaruhnya

pada saat pengumuman IPO. Jadi investor memiliki penilaian yang rendah

terhadap earnings sebelum IPO dan secara rasional memberikan nilai yang rendah

untuk perusahaan.

Setiap investor yang akan melakukan investasi di pasar modal akan

memperoleh prospektus. Prospektus tersebut akan merupakan satu-satunya

informasi yang akan digunakan oleh investor untuk menentukan keputusan

investasinya pada perusahaan yang melakukan IPO. Investor hanya dapat

menggunakan prospektus sebagai sumber informasi mengenai perusahaan

tersebut. Hal ini disebabkan tidak terdapat media lain yang dapat memberikan

informasi mengenai perusahaan tersebut sebelum IPO. Sehingga informasi

asymetry antara manajemen dengan pihak eksternal perusahaan tinggi (Teoh et al.

1998a). Informasi asymetry yang tinggi tersebut memberikan peluang kepada

manajemen melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk meningkatkan

kemakmurannya (utility).

Manajemen laba dilakukan manajemen dengan cara memilih

kebijaksanaan akuntansi atau kebijaksanaan akrual yang dapat menggeser laba

pendapatan periode yang akan datang ke periode sekarang atau menggeser biaya

Page 19: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

5

periode sekarang ke periode yang akan datang. Manajemen laba yang dilakukan

dengan cara pemilihan kebijaksanaan akuntansi mudah dideteksi oleh investor.

Sedangkan apabila dilakukan dengan kebijaksanaan akrual, akan sulit di deteksi.

Oleh sebab itu penelitian ini akan menggunakan pendekatan akrual untuk

menentukan manajemen laba. Pendekatan tersebut digunakan oleh (Rangan 1998;

Dechow et al. 1995; Teoh et al, 1998a; 1998b; Hall dan Stammerjohan 1997;

Shivakumar 2000; Sutanto 2000).

Meskipun informasi asymetry antara manajemen dan investor tidak lagi

tinggi setelah IPO, namun berbagai penelitian menunjukkan manajemen laba

menjelang terjadi pula ketika seasoned equity offering (SEO). Teoh et al. (1998b)

menemukan manajemen melakukan penyesuaian akrual dalam rangka menaikkan

laba menjelang SEO. Rangan (1998) juga menemukan hal yang sama dengan apa

yang ditemukan Teoh et al. (1998b). Loughrean dan Ritter (1997) membuktikan

bahwa kinerja perusahaan setelah melakukan SEO menurun. Shivakumar (2000)

memberikan bukti bahwa manajemen melakukan manajemen laba disekitar SEO,

meskipun tidak ditujukan untuk menyesatkan investor dalam pengambilan

keputusan investasi.

Melihat pada hasil penelitian yang menemukan pada berbagai penawaran

saham terjadi manajemen laba (seperti IPO dan SEO), maka diskusi mengenai

manajemen laba semakin meningkat terutama berkaitan dengan penetapan standar

akuntansi mengenai manajemen laba tersebut.Walaupun demikian banyak diskusi

yang dilakukan berkaitan dengan manajemen laba belum terdapat suatu

kesepakatan tentang apakah manajemen laba diizinkan atau tidak. Menurut

Page 20: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

6

Munter (1999) dan Ketz (1999) manajemen laba harus dicegah, karena dapat

menyesatkan keputusan investor. Sedangkan Subramanyam (1996) menyatakan

bahwa jika manajemen laba dilakukan dengan metode perataan laba (income

smoothing) tidak perlu dipersoalkan. Karena jika yang dilakukan manajemen

adalah perataan laba ternyata mampu memperbaiki kemampuan laba untuk

mencerminkan nilai ekonomis perusahaan. Manajemen laba menjelang IPO dan

SEO perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena pada umumnya bertujuan

untuk meningkatkan kemakmuran manajemen dengan cara melaporkan laba

sekarang lebih tinggi daripada laba periode yang akan datang. Namun demikian

tidak perlu sampai mencegah, seandainya investor mampu bereaksi dengan cepat

terhadap manajemen laba tersebut.

Reaksi investor terhadap manajemen laba ditunjukkan dengan penyesuaian

terhadap harga saham setelah IPO dan SEO. Ritter (1991) menyatakan bahwa

kinerja harga saham menurun beberapa periode setelah IPO. Hal ini disebabkan

investor terlalu optimis pada saat IPO. Teoh et al. (1998b) menyatakan bahwa

perusahaan yang melakukan IPO akan melaporkan laba melebihi cash flow

dengan mengambil akrual yang positif. Sehingga kinerja saham akan menurun

selama tiga tahun setelah IPO. Laughren dan Ritter (1997) menyatakan kinerja

saham yang rendah setelah SEO merupakan suatu anomaly dalam pasar efisien.

Penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

terbukti bahwa telah terjadi manajemen laba menjelang IPO (Sutanto 2000; dan

Gumanti 2001). Kiswara (1999) menemukan bahwa perusahaan yang terdaftar di

BEJ melakukan praktek manajemen laba untuk membentuk persepsi investor yang

Page 21: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

7

positif terhadap perusahaan. Gumanti (2001) menyimpulkan bahwa dalam periode

dua tahun menjelang IPO terbukti perusahaan melakukan manajemen laba, namun

tidak terdapat indikasi manajemen laba dalam periode satu tahun menjelang IPO.

Perhatian terhadap reaksi investor berkaitan dengan manajemen laba

belum diberikan oleh peneliti, meskipun terdapat beberapa peneliti yang

mengaitkan antara perataan laba dengan return saham (Asih dan Gudono 2000;

dan Salno dan Baridwan 2000). Asih dan Gudono (2000) membuktikan bahwa

terdapat perbedaan mean cummulative abnormal return antara perusahaan perata

laba dengan perusahaan bukan perata laba. Namun Salno dan Baridwan (2000)

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara perusahaan

perata laba dengan perusahaan bukan perata laba berdasarkan jenis industri.

Saiful (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa di sekitar

pelaksanaan IPO telah terjadi manajemen laba, baik pada periode sebelum IPO,

pada saat IPO, dan pada periode sesudah IPO. Hasil ini konsisten dengan

penelitian Teoh et al. (1998a), Jain dan Kini (1994), Freidlan (1994), Kiswara

(1999), Sutanto (2000), dan Gumanti (2001). Peneliti juga menemukan kinerja

operasi perusahaan setelah IPO rendah, konsisten dengan penelitian Jain dan Kini

(1994), Rangan (1998), Loughran dan Ritter (1997), dan Teoh et al (1998b).

Berkaitan dengan return saham peneliti menemukan return saham pada periode

satu tahun setelah IPO rendah. Hasil ini konsisten dengan Prastiwi dan Kusuma

(2001), Bray dan Gompers (2000, 1997), Wijaya (1999), dan Rizka (1995).

Peneliti tidak mampu menemukan hubungan yang signifikan antara manajemen

laba dan return saham. Meskipun demikian peneliti menemukan arah hubungan

Page 22: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

8

antara manajemen laba dan return saham konsisten dengan penelitian Ali et al.

(2000), dan Rangan (1998).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisa hubungan

earning management (manajemen laba) dengan kinerja operasi dan return saham

di sekitar IPO, yang dituangkan dalam penelitian dengan judul “ANALISIS

PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI DAN

RETURN SAHAM DI SEKITAR IPO”. Pada perusahaan yang melakukan IPO di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2001-2005. Pertimbangan peneliti memakai

perusahaan yang melakukan IPO di BEI tahun 2001-2005 adalah untuk

mendapatkan sampel yang lebih besar, dengan sampel yang relatif lebih besar

peneliti akan mendapatkan hasil yang lebih kuat. Sedangkan pertimbangan

peneliti menggunakan perusahaan yang melakukan IPO adalah karena perusahaan

yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer

perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus

mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Saiful (2004) yang

berjudul “hubungan manajemen laba (earning management) dengan kinerja

operasi dan return saham di sekitar IPO”. Dengan variabel independennya adalah

discretionary accrual (DA), return on asset (ROA), dan variabel kontrol sales

growth (SGRO). Sedangkan variabel dependennya adalah return on asset (ROA).

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah sebagai berikut :

Page 23: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

9

1. Perbedaan objek penelitian. Pada penelitian ini mengambil objek

perusahaan-perusahaan selain jasa keuangan yang melakukan IPO dan

terdaftar di BEI.

2. Pada penelitian ini ada lima variabel penelitian penelitian yaitu

discretionary accrual (DA), sales growth (SGRO), return on asset (ROA),

cummulative abnormal return (CAR), dan peneliti menambahkan variabel

Quick ratio.

3. Perbedaan periode yang digunakan, pada penelitian ini mengambil sampel

dari tahun 2001-2005, sedangkan peneliti sebelumnya mengambil sampel

dari tahun 1992-1994.

B. Perumusan Masalah

Fenomena yang menunjukkan bahwa pada situasi tertentu manajemen

akan cenderung melakukan manajemen laba, yang diikuti dengan kinerja dan

return saham perusahaan setelah IPO rendah, maka penelitian ini akan

mengungkap fenomena tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan

mengajukan pertanyaan berikut :

1. Apakah perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan manajemen laba di

sekitar IPO ?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata kinerja operasi yang terdaftar di BEI

antara sebelum dan sesudah IPO ?

3. Apakah terdapat pengaruh manajemen laba sesudah IPO dengan kinerja

operasi perusahaan sesudah IPO ?

Page 24: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

10

4. Bagaimanakah return saham perusahaan yang terdaftar di BEI setelah

IPO?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai penelitian ini

adalah :

1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan yang terdaftar di BEI

telah melakukan manajemen laba di sekitar IPO.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang kinerja operasi yang terdaftar di

BEI setelah IPO.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba di

sekitar IPO dengan kinerja operasi perusahaan yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai return saham perusahaan

yang terdaftar di BEI setelah IPO.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :

1. Bagi investor penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam membuat

keputusan investasi terutama berkaitan dengan penawaran saham perdana

(IPO).

2. Bagi pengambil keputusan regulatory (seperti Bapepam dan IAI)

penelitian ini dapat bermanfaat untuk menetapkan peraturan atau standar

berkaitan manajemen laba dan prospektus.

Page 25: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

11

3. Bagi akademisi, penelitian ini memberikan bukti tambahan tentang

manajemen laba, kinerja operasi, dan return saham perusahaan yang

terdaftar di BEI setelah IPO.

4. Peneliti selanjutnya, sebagai acuan dalam menguji variabel-variabel yang

telah ada dan pedoman untuk menguji kembali atau menambahkan

variabel-variabel yang belum ada dan dianggap perlu untuk diuji.

Page 26: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Laba

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan

keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan

manajer atas sumber daya pemilik. Salah satu parameter penting dalam laporan

keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba.

Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

Informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau

pertanggungjawaban manajer. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik

atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan

datang. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh

manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi

tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang (dysfunctional

behaviour), yang salah satu bentuknya adalah earning management atau

manajemen laba.

Definisi manajemen laba dalam penelitian ini didasarkan pada literatur

akademik yang menurut Dechow dan Skinner (2000) telah berterima secara luas,

yaitu yang dikembangkan oleh Schipper (1989), dan Scott (2000).

Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi

dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan

Page 27: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

13

sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Healy dan Wahlen (1999)

menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan

judgement dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah

laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholder tentang kinerja ekonomi

perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak

yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba

merupakan pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus. (Scott

2000:351).

Healy dan wahlen (1999) menyatakan bahwa definisi manajemen laba

mengandung beberapa aspek. Pertama, intervensi manajemen terhadap pelaporan

keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgement. Misalnya judgement

yang dibutuhkan untuk mengestimasikan sejumlah peristiwa ekonomi di masa

yang akan datang yang ditunjukkan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan

umur ekonomi dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk dana pensiun,

pajak yang di tangguhkan, dan kerugian dari piutang ragu dan penurunan nilai

asset. Di samping itu manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti

metode penyusutan (garis lurus atau menurun) dan metode persediaan (LIFO,

FIFO, atau rerata tertimbang).

Kedua, tujuan manajemen laba adalah untuk menyesatkan stakeholders

mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen tidak

percaya bahwa stakeholders dapat mengungkap manajemen laba tersebut atau

manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat di akses oleh

pihak luar.

Page 28: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

14

Dalam positif accounting theory terdapat tiga hipotesis yang

melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt-Zimmerman : 1986), yaitu :

1. Bonus plan hypotesis

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan

utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan

bonus besar berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode

akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan

2. Debt covenant hypotesis

Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit

cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak

meningkatkan laba (Sweeney, 1994). Hal ini untuk menjaga reputasi

mereka dalam pandangan pihak eksternal.

3. Political cost hypotesis

Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan

tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut

dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil

tindakan, misalnya : mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak

pendapatan perusahaan dan lain-lain.

Namun demikian tidak selamanya tujuan manajemen laba untuk

memaksimumkan kepentingan manajemen saja. Scott (2000 : 302)

mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba :

1. Bonus purposes

Page 29: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

15

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan

bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan

memaksimalkan laba saat ini.

2. Political motivations

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada

perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang

dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah

menetapkan peraturan yang lebih ketat.

3. Taxation motivation

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang

paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan

penghematan pajak pendapatan.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan

pendapatan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka

akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

5. Initial public offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan

menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan

manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat

menaikkan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya memberi informasi kepada investor

Page 30: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

16

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor

sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa

perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Healy dan Wahlen (1998) mengelompokkan motivasi yang mendasari

manajemen laba ke dalam tiga kelompok. Pertama, motivasi dari pasar modal

yang ditunjukkan dengan return saham. Beberapa penelitian memberikan bukti

tentang adanya manajemen laba untuk tujuan pasar modal, seperti DeAngelo

(1998) memberikan bukti bahwa manajemen cenderung melaporkan laba lebih

rendah (understate) ketika melakukan buyout, dan Teoh et el. (1998a & 1998b)

dan Rangan (1998) melaporkan bahwa ketika dilakukan penawaran saham kepada

publik (IPO dan SEO) manajemen cenderung melaporkan laba lebih tinggi

(overstate). Kedua, motivasi kontrak yang dapat berupa kontrak hutang (Sweeney

1994) dan kontrak kompensasi manajemen (Holthausen, Larcker, dan Sloan

1995). Ketiga, motivasi regulatory seperti yang dikemukakan Jones (1991), Cahan

(1992), Guenter (1994), Na’im dan Hartono (1996), dan Key (1997).

B. Initial Public Offering (IPO)

IPO merupakan penawaran saham pertama kali yang dilakukan oleh

perusahaan yang go public. Langkah pertama yang dilakukan sebelum go public

adalah perusahaan mencari pihak yang akan memberikan pelayanan dalam

penjualan sahamnya (underwriter). Underwriter berusaha untuk menjual saham

perusahaan yang ditawarkan perdana pada saat harga yang terbaik (Dalton 1993 :

42).

Page 31: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

17

Perusahaan penerbit saham (issuer) dan underwriter bersama-sama

menyiapkan dokumen yang dibutuhkan oleh pengawas pasar modal (seperti

Bapepam di Indonesia dan SEC di USA) untuk kepentingan registrasi. Banyak

dokumen yang diperlukan dalam proses go public termasuk penyiapan prospektus.

Prospektus berisi informasi keuangan dan non keuangan dan beberapa hal yang

harus dilakukan pengungkapan, Dalto (1993 : 43-45) menyatakan pengungkapan

yang harus dilakukan adalah :

1. Maksud dan tujuan manajemen.

2. Berapa jumlah saham yang akan dijual perusahaan.

3. Apa yang akan dilakukan perusahaan dengan dana yang

diperolehnya dari penjualan saham tersebut.

4. Status pajak perusahaan.

5. Peristiwa yang tidak dapat di prediksi.

6. Status hukum perusahaan.

Setelah proses registrasi selesai perusahaan akan melakukan penawaran

saham perdana (IPO).

Ketika penawaran saham perdana dilakukan investor potensial hanya

menggunakan informasi yang terdapat dalam prospektus untuk menetapkan

keputusan investasinya. Hal ini disebabkan tidak terdapat media lain yang

menyediakan informasi mengenai penerbit sekuritas (Roa,1993). Oleh sebab itu

investor yang pada awalnya optimis, menyebabkan kebanyakan saham

underpricing dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang akan

underperformance.

Page 32: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

18

C. Pola Manajemen Laba

Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan cara :

1. Taking a bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru

dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan

dapat meningkatkan laba di masa datang.

2. Income minimization

Di lakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabiltas yang

tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun

drastis dapat diatasi dengan mengambil laba sebelumnya.

3. Income maximization

Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization

bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus

yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan

pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada

umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Page 33: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

19

D. IPO dan Manajemen Laba

Informasi asymetry antara manjemen perusahaan dan investor potensial

sangat tinggi untuk perusahaan yang belum melakukan IPO. hal ini disebabkan

informasi mengenai perusahaan yang belum go public relatif sulit diperoleh oleh

investor potensial tersebut. Ketika dilakukan IPO, investor potensial hanya

mengandalkan informasi yang terdapat dalam prospektus perusahaan yang

melakukan IPO tersebut. Menurut Rao (1993) tidak terdapat media lain yang

menyediakan informasi mengenai perusahaan yang sedang melakukan IPO,

kecuali prospektus yang disyaratkan oleh pengawas pasar modal. Kelangkaan

informasi mengenai perusahaan sebelum IPO, memaksa investor potensial hanya

mengandalkan informasi mengenai perusahaan tersebut pada prospektus. Padahal

prospektus hanya menyediakan laporan keuangan selama tiga tahun sebelum IPO

dan informasi non keuangan (Teoh et al 1998a). Kondisi seperti ini

memungkinkan manajemen melakukan manajemen laba untuk meningkatkan

kemakmurannya dengan harapan harga saham akan tinggi pada penawaran

perdana.

Teoh et el. (1998a) menemukan discretionary current accrual di sekitar

IPO lebih tinggi untuk perusahaan yang sedang melakukan IPO dibandingkan

dengan perusahaan yang tidak sedang melakukan IPO (non issuer). Sehingga

Teoh et al. (1998a) menyimpulkan perusahaan yang sedang IPO melakukan

manajemen laba. Hal yang sama terjadi pula pada saat perusahaan melakukan

seasoned equity offerings (SEO).

Page 34: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

20

Jain dan Kini (1994) menyatakan terdapat penurunan kinerja operasional

perusahaan setelah IPO. Penurunan kinerja tersebut merupakan indikasi telah

terjadi manajemen laba menjelang IPO dengan menggeser pendapatan periode

yang akan datang ke periode sekarang atau menggeser biaya periode sekarang ke

periode yang akan datang. Sehingga laba periode sekarang dilaporkan lebih tinggi.

Freidlan (1994) melakukan penelitian terhadap manajemen laba menjelang

IPO dengan menghitung mean discretionary accruals. Walaupun dalam penelitian

tersebut Freidlan (1994) menemukan kesulitan dalam menghitung discretionary

accruals, disebabkan pertumbuhan yang cepat komponen akrual, namun dengan

melakukan beberapa kontrol, ia berhasil menemukan bahwa mean discretionary

accruals lebih tinggi menjelang IPO.

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Kiswara (1999), Sutanto

(2000), dan Gumanti (2001) memberikan bukti bahwa di Indonesia juga terjadi

manajemen laba untuk perusahaan publik. Kiswara (1999) meneliti tentang

indikasi manajemen laba perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

(BEJ) tanpa melihat peristiwa tertentu, seperti IPO dan SEO. Hasil penelitiannya

menunjukkan terdapat indikasi perusahaan publik tersebut melakukan manajemen

laba, walaupun tidak dapat menunjukkan bukti bahwa ukuran perusahaan, jenis

industri, dan jenis penanam modal berhubungan dengan besarnya akrual yang

mengarah pada manajemen laba. Sutanto (2000) melihat indikasi perusahaan

publik yang terdaftar di BEJ pada peristiwa menjelang IPO. Hasil penelitian

tersebut memberikan bukti bahwa perusahaan publik melakukan manajemen laba

menjelang IPO.

Page 35: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

21

Gumanti (2001) meneliti tentang kemungkinan manajemen melakukan

manajemen laba menjelang IPO dengan pendekatan total discretionary accruals.

Sampel yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian tersebut adalah 39

perusahaan sehingga ia menggunakan alat analisis non parametrik. Hasilnya

menunjukkan bahwa manajemen laba terjadi pada dua tahun sebelum IPO dan

tidak dilakukan dalam periode satu tahun sebelum IPO.

E. Rasio Likuiditas

Bambang Riyanto (1998:25) mengatakan bahwa rasio likuiditas adalah

rasio untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendek yang jatuh tempo. Benishay dalam Eni Lisetyati (2000)

mengatakan rasio likuiditas adalah suatu indikator mengenai kehidupan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat

jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, likuiditas tidak

hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga

berkaitan dengan kemampuan merubah aktiva lancar menjadi kas. Dua rasio yang

umum digunakan yaitu rasio lancar dan rasio cepat (quick ratio).

F. Manajemen Laba dan Kinerja Operasi

Perusahaan yang melakukan manajemen laba menjelang IPO telah

berusaha manggeser laba periode yang akan datang ke periode sekarang, sehingga

laba periode sekarang akan dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan periode

yang akan datang. Akibatnya laba dan kinerja perusahaan setelah IPO akan turun.

Page 36: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

22

Jain dan Kini (1994) menemukan terjadinya penurunan kinerja perusahaan setelah

IPO. Penurunan tersebut juga terjadi untuk market to book ratio, price per earning

ratio (PER), dan laba perlembar saham (earning per share). Meskipun terdapat

pertumbuhan penjualan dan pengeluaran modal yang tinggi perusahaan setelah

IPO, namun pertumbuhan profitabilitas perusahaan menurun. Sri anik (2004)

menemukan kinerja operasi sebelum dan sesudah IPO relatif sama.

Laughran dan Ritter (1997), Rangan (1998) dan Teoh et al. (1998b) telah

melakukan penelitian terhadap perusahaan yang sedang melakukan seasoned

equity offerings dengan tujuan untuk mengetahui apakah apakah perusahaan

tersebut melakukan manajemen laba dan apakah manajemen laba berhubungan

dengan laba bersih dan retur saham perusahaan setelah SEO. Laughran dan Ritter

(1997) menemukan bukti bahwa terdapat penurunan margin laba dan return on

asset perusahaan setelah SEO. Jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

melakukan SEO penurunan tersebut 5,4% pada periode 0 dan 2,5% pada tahun ke

empat setelah SEO.Rangan (1998) menemukan penurunan kinerja perusahaan

setelah SEO dan adanya hubungan yang negatif antara discretionary current

accruals dengan return on asset. Teoh et al. (1998b) meneliti apakah terdapat

hubungan antara manajemen laba sebelum SEO dengan laba bersih perusahaan

setelah SEO tersebut. Mereka menemukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara manajemen laba dan penurunan laba bersih perusahaan setelah

SEO. Arif dan Bambang gus Pramuka meneemukan variabel discretionary

accruals tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Lemahnya

pengaruh tersebut dapat dikatakan bahwa return on asset merupakan salah satu

Page 37: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

23

pengukuran kinerja perusahaan dalam kategori cash flow measures yang dapat

meniadakan engaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap

suatu transaksi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Feltham dan Pae

(2000) dalam Agus.

G. Manajemen Laba dan Return Saham

Banyak peneliti menunjukkan bahwa umumnya penawaran saham perdana

adalah underpricing. Di Indonesia penelitian terhadap penawaran saham perdana

menunjukkan underpricing, dengan mean initial return adalah 4.3547% (Widjaja

1999) dan 12.4891% (Rizka 1995). Return saham masih tetap positif pada minggu

pertama dan akan negatif dalam jangka panjang.

Return saham perusahaan setelah IPO dalam jangka panjang akan turun.

Hal ini disebabkan ketika IPO investor terlalu optimis, sehingga harga saham akan

lebih tinggi pada awal penawarannya dan berangsur-angsur turun dalam jangka

panjang (Bray dan Gompers 1997). kemudian Bray dan gompers (2000)

melakukan pengujian terhadap abnormal return yang mengikuti penawaran

sekuritas (IPO dan SEO). Mereka menyimpulkan bahwa kinerja saham yang

rendah terjadi untuk perusahaan yang memiliki book to market ratio rendah. Teoh

et al. (1998a) meneliti kinerja perusahaan dalam jangka panjang setelah IPO,

hasilnya menggambarkan bahwa return saham dalam jangka panjang rendah

setelah IPO dibandingkan dengan perusahaan yang tidak sedang melakukan IPO.

Mereka juga membuktikan kinerja yang rendah tersebut berhubungan dengan

discretionary accruals di sekitar IPO.

Page 38: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

24

Jain dan Kini (1994) membuktikan terdapat hubungan antara kinerja

operasi perusahaan dengan underpricing penawaran saham perdana. Kinerja

operasi perusahaan setelah IPO rendah, sehingga menyebabkan terjadi

underpricing. Investor yang melakukan kesalahan dalam menetapkan harga saham

ketika IPO akan segera memperbaiki kesalahannya dalam jangka panjang.

Perbaikan kesalahan tersebut didasrkan pada kinerja perusahaan setelah IPO.

Meskipun Ritter (1991) masih menganggap belum mampu menemukan jawaban

terhadap pertanyaan “mengapa beberapa perusahaan secara ekstreem memperoleh

return perdana yang sangat tinggi”?

Menurut Sankar (1997) hubungan antara laba dan return saham sangat

tergantung laba yang dilaporkan manajemen. Hubungan antara laba dan return

saham cenderung non-linier untuk perusahaan yang melakukan manajemen laba.

Koefisien respon return saham terhadap perusahaan yang melakukan manajemen

laba lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan

manajemen laba. Sedangkan untuk perusahaan yang melakukan perataan laba

memiliki koefisien respons yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan

yang tidak melakukan perataan laba. Namun demikian Sloan (1996) menyatakan

harga saham sebenarnya tidak seluruhnya mencerminkan informasi mengenai

perusahaan penerbit sekuritas tersebut.

Menurut Teoh et al. (1998b) kinerja saham juga rendah untuk perusahaan

yang melakukan SEO. Laughren dan Ritter (1995) bahkan menyatakan kinerja

saham yang rendah tersebut terjadi sampai lima tahun setelah SEO. Rangan

(1998) membuktikan bahwa kinerja saham perusahaan tersebut setelah malakukan

Page 39: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

25

SEO rendah. Rendahnya kinerja tesebut mampu dijelaskan dengan manajemen

laba menjelang SEO. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan

manajemen laba menjelang SEO akan memiliki return saham lebih rendah

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Rangan

(1998) mencoba memprediksi return saham dengan komponen discretionary

accruals dengan harapan mendapatkan suatu koefisien yang negatif untuk

menunjukkan bahwa kinerja saham yang rendah tersebut mampu dijelaskan

dengan manajemen laba. Hasilnya menunjukkan koefisien regresi hubungan

antara discretionary accrual dan return saham adalah negatif sesuai dengan

harapan. Sehingga ia menyimpulkan bahwa rendahnya kinerja saham mampu

dijelaskan oleh komponen akrual. Ali et al (2000) menguji apakah komponen

akrual mampu menjelaskan return saham perusahaan setahun setelah penerbitan

laporan keuangan. Komponen akrual dalam penelitan tersebut di hitung dengan

pendekatan Dechow et al. (1995). hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen

akrual berhubungan negatif dengan return saham.

Asih dan Gudono (2000) memberikan bukti adanya perbedaan mean

cummulative abnormal return (CAR) antara perusahaan perata laba dengan bukan

perata laba. Namun pengujian yang dilakukan Salno dan Baridwan (2000)

menunjukkan tidak terdapat perbedaan return saham antara kelompok perusahaan

perata laba dengan perata laba berdasarkan jenis industri.

Pratiwi dan Kusuma (2001) melakukan penelitian terhadap kinerja saham

perusahaan yang terdaftar di BEJ dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang.

Penelitian dilakukan terhadap 78 perusahaan yang IPO tahun 1994-1997 untuk

Page 40: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

26

jangka pendek (1 bulan, 2 bulan, 3 bulan). hasilnya menunjukkan dalam jangka

pendek kinerja saham perusahaan yang terdaftar di BEJ outperformance dan

dalam jangka panjang adalah underperformance.

H. Hipotesis

1. H 0 : Perusahaan yang terdaftar di BEI tidak melakukan manajemen

laba di sekitar IPO.

H a : Perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan manajemen laba di

sekitar IPO.

2. H 0 : Tidak ada perbedaan rata-rata kinerja operasi (return on asset)

yang terdaftar di BEI antara sebelum dan sesudah IPO.

H a : Ada perbedaan rata-rata kinerja operasi (return on asset) yang

terdaftar di BEI antara sebelum dan sesudah IPO.

3. H 0 : Tidak terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap kinerja

operasi sesudah IPO.

H a :Terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap kinerja

operasi sesudah IPO.

4. H 0 : Tidak terjadi return saham yang rendah pada perusahaan yang

terdaftar di BEI setelah IPO.

H a : Terjadi return saham yang rendah pada perusahaan yang terdaftar

di BEI setelah IPO.

Page 41: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

27

I. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah di sekitar IPO terjadi

manajemen laba, apakah kinerja operasi dan return saham setelah IPO rendah.

Apakah terdapat pengaruh antara manajemen laba disekitar IPO dengan kinerja

operasi setelah IPO.

Data yang digunakan untuk menganalisis earning management, kinerja

operasi, return saham underperformance, diperoleh dari data perusahaan yang

melakukan IPO di BEI, dari tahun 2001-2005, dan perusahaan tersebut masih

tercatat di BEI sampai tahun 2007.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tiga

tahun sebelum IPO dan dua tahun sesudah IPO, misalkan perusahaan yang

melakukan IPO pada tahun 2001, maka data laporan keuangan yang dibutuhkan

adalah untuk tahun 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, 2003. Untuk return saham

dibutuhkan harga saham bulanan selama periode satu tahun setelah IPO. Semua

data yang dibutuhkan tersebut diperoleh dari pusat referensi pasar modal (PRPM).

Untuk menguji hipotesis (1) yang berkaitan dengan manajemen laba yang

di duga dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI di sekitar IPO, diuji

dengan melakukan uji beda discretionary accruals menggunakan One Sample T-

test dengan nilai nol, sebelum dan setelah IPO. Apabila nilai discretionary

accruals berbeda dari nol, maka perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan

manajemen laba. Kemudian selanjutnya dicari rata-rata yang terbesar untuk

menentukan manajemen laba sebelum dan sesudah IPO yang terbesar yang

selanjutnya dijadikan variabel independen yang akan menjelaskan kinerja operasi.

Page 42: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

28

Hipotesis (2) mengenai adanya perbedaan rata-rata kinerja operasi

perusahaan yang terdaftar di BEI antara sebelum dan setelah IPO , akan di uji

dengan uji beda (Paired Sample T-test) antara perubahan return on asset sebelum

IPO dan setelah IPO.

Selanjutnya untuk melihat pengaruh antara kinerja operasi perusahaan

yang terdaftar di BEI setelah IPO dengan manajemen laba akan digunakan teknik

analisis regresi linier berganda.

Hipotesis (4) mengenai return saham yang terdaftar di BEI rendah (under

performance),di uji dengan one sample t-test, yaitu dengan cara membandingkan

cummulative abnormal return ( CAR) selama setahun setelah IPO dengan nilai

nol. Hipotesis ini akan didukung, apabila CAR selama setahun setelah IPO lebih

rendah dibandingkan nol.

Page 43: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

29

J. 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Indikasi Earning Management, Kinerja Operasi dan Return Saham

Underperformance

Page 44: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

30

J. 2. Bagan Kerangka Pemikiran

Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Operasi Sesudah IPO

Page 45: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti terdahulu menemukan bahwa manajemen laba dilakukan pada

periode dua tahun dan satu tahun menjelang IPO. Beberapa peneliti lain

menemukan bahwa manajemen laba dilakukan pada periode saat IPO. Peneliti

lainnya juga menemukan bahwa setelah IPO pun perusahaan masih melakukan

manajemen laba. Peneliti terdahulu juga menemukan kinerja operasi dan return

saham perusahaan setelah IPO rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah di sekitar IPO terjadi

manajemen laba, apakah kinerja operasi dan return saham setelah IPO rendah.

Apakah terdapat adanya pengaruh antara manajemen laba di sekitar IPO dengan

kinerja operasi.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan IPO di tahun 2001, 2002,

2003, 2004, dan 2005. Sampel ditetapkan secara purposive sampling, dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Perusahaan termasuk perusahaan yang sudah go public di BEI selama

periode 2001 – 2005.

Page 46: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

32

2. Perusahaan tidak dikelompokkan kedalam jenis industri jasa keuangan.

Hal ini ditetapkan sebagai karakteristik untuk jenis industri jasa keuangan

sangat rentan terhadap regulasi dan memilki perbedaan dalam karakteristik

akrual dibandingkan jenis industri lainnya.

3. Perusahaan tetap terdaftar minimal dua tahun setelah IPO, karena untuk

melihat perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak peneliti akan

membandingkan akrual sebelum IPO dan dua tahun setelah IPO.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, dibutuhkan data dan

informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi yang

dibutuhkan, penulis diperoleh dari :

1. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI dapat dilihat dengan

menggunakan Capital Market Electronic Document Service (CMEDS),

Prospektus, serta JSX Fact Book statistik Accrually dari seluruh

perusahaan yang go public dari tahun 2001-2005.

2. Literatur-literatur yang membahas topik-topik yang relevan dengan

masalah yang di teliti.

D. Metode Analisis

1. Pengujian Hipotesis 1

Pengujian Hipotesis 1 yang berkaitan dengan manajemen laba yang diduga

dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI di sekitar IPO, diuji dengan

Page 47: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

33

melakukan uji beda Discretionary Accrual (DA) untuk setiap periode dengan nilai

0. Alat uji statistik yang digunakan untuk menguji beda Discretionary Accrual

(DA) model statistik parametric one sample t-test. Dengan pendekatan tersebut

manajemen laba terjadi jika mean DA > 0. Dengan demikian manajemen laba

terjadi jika mean DA keseluruhan sampel lebih besar dari nol, demikian pula

sebaliknya.

Untuk menghitung uji one sample t-test dapat dihitung sebagai berikut:

t = nσ

µ- x

x = Mean sampel

µ = Mean populasi

σ = Standar deviasi

n = Size sampel

Sebelum uji beda dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov test. Untuk mengetahui kenormalan

distribusi data yang akan digunakan. Jika data berdistribusi normal maka nilai

Kolmogorov Smirnov akan lebih besar dari α > 0,05.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan bila signifikansi lebih kecil (<) α =

0,05, maka H0 di tolak dan Ha diterima

2. Pengujian Hipotesis 2

Pengujian Hipotesis 2, yaitu untuk membuktikan adanya perbedaan rata-rata

kinerja operasi sebelum dan sesudah IPO, digunakan perubahan Return on Asset

(∆ ROA). (Rangan, 1998)

Page 48: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

34

Dengan pendekatan tersebut, apabila ∆ ROA < 0, maka kinerja operasi

pada periode tersebut rendah, dan jika ∆ ROA > 0, maka kinerja operasi tersebut

tinggi.

Sebelum melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

dengan Kolmogorov Smirnov test untuk melihat apakah data yang akan digunakan

berdistribusi normal atau tidak, apabila hasil pengujian normalitas data terhadap

data terhadap data menunjukkan distribusi data yang normal maka pengujian beda

akan menggunakan alat uji beda parametrik dengan paired sample t-test,

sedangkan bila distribusi data tidak normal maka pengujian beda akan

menggunakan uji beda non parametrik dengan wilcoxon test.

Apabila ∆ ROA sebelum IPO tidak terdapat perbedaan rata-rata dengan ∆

ROA setelah IPO, maka menunjukkan kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI

sebelum dan sesudah IPO relatif sama.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan bila signifikansi < 0,05 maka H0 di

tolak dan Ha diterima.

3. Pengujian hipotesis 3

Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistika yaitu

analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis), dengan tujuan untuk

mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat. Dalam pengujian hipotesis diatas digunakan uji statistik regresi

linier berganda karena terdapat lebih dari satu variabel bebas, untuk pengaruh

manajemen laba sebelum dan sesudah IPO terhadap kinerja operasi setelah IPO

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Page 49: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

35

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + ε i

Di mana :

Y = Perubahan Return on asset (∆ ROA)

a = Konstanta

b1,2,3 = Koefisien regresi

X1 = Discretionary accrual di sekitar IPO

X2 = Perubahan Quick Ratio (∆ Quick Ratio)

X3 = Sales growth (SGRO)

ε i = Error term

Apabila koefisiennya negatif menunjukkan rendahnya kinerja perusahaan

setelah IPO disebabkan karena perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan

manajemen laba disekitar IPO.

Untuk Hipotesis 3 dilakukan pengujian sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model variabel

dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.

Menurut Imam Ghozali (2201 :114) ada beberapa cara mendeteksi

normalitas, salah satunya menggunakan Kolmogorov Smirnov Test, dasar

penambilan keputusan dalam uji normalitas adalah :

H0 diterima jika p-value pada kolom Asimp. sig (2 tailed) > level of significant

(α ).

Page 50: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

36

H0 ditolak jika p-value pada kolom Asimp. sig (2 tailed) < level of significant

(α ).

b. Uji Asumsi Klasik

i. Multikolinearitas

Istilah kolinieritas ganda (Multicoliniearity) diciptakan oleh Rangar Fish

di dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of Complete

Regression Systems” artinya istilah itu berarti adanya hubungan linier yang

sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel bebas dalam

model regresi.

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan

antar beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi.

Multikolinearitas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen

dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika

diantara perubah-perubah bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu

dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas.

Untuk menguji asumsi Multikolinearitas dapat digunakan VIF (Variance

Inflation Factor), dimana Gujarati (2003) mengatakan bila nilai VIF lebih dari 10

berarti terdapat Multikolinearitas sangat tinggi dan sebaliknya apabila nilai VIF

lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi Multikolinearitas.

ii. Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah bahwa tidak ada

autokorelasi atau korelasi serial (autocorrelation or serial correlation) antara

kesalahan pengganggu (εi).

Page 51: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

37

Istilah autokorelasi (autocorrelation) menurut Maurice G. Kendall and

William R. Buckland, A Dictionary of Statistical Term : “Correlation between

member’s of series ordered in time (as in time-series data) or space (as in cross-

sectional data)”. Jadi autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri

observasi yang disususn menurut urutan waktu (seperti data time series) atau

menurut urutan tempat atau ruang (seperti data cross-section), atau korelasi pada

dirinya sendiri.

Autokorelasi dapat didefinisikan pula terjadinya korelasi diantara data

pengamatan sebelumnya, dengan kata lain bahwa munculnya suatu data

dipengaruhi oleh data sebelumnya. Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi (Singgih Santoso, 2000 : 216).

Untuk mendeteksi terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat melalui

nilai Durbin Watson. Adapun panduan mengenai DW (Durbin Watson). Bila nilai

DW terletak di antara du < d < 4 – du, maka dapat dikatakan tidak terjadi

autokorelasi baik positif maupun negatif, atau jika nilai d mencapai sekitar 2

dimana du adalah batas atas dan dL adalah batas bawah. Menurut Durbin Watson

Statistik terdapat lima kondisi autokorelasi :

1. 0 < d < dL : ada autokorelasi positif

2. dL < d < du : ragu-ragu ada autokorelasi positif (inconclusive)

3. du < d < 4-du : tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif

Page 52: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

38

4. 4-du < d <4-dL : ragu-ragu ada autokorelasi negatif (inconclusive)

5. 4-dL < d < 4 : ada autokorelasi negatif

iii. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan

pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, (J.Supranto, (1983).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas. Model yang baik

adalah homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Singgih Santoso (2000 :210) ada beberapa cara untuk mendeteksi

ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain :

1. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID

dan ZPRED di mana sumbu X dan Y yang telah di prediksi dan sumbu Y

adalah residual (Y prediksi -Y sesungguhnya) yang telah distudentized.

2. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola

yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 53: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

39

c. Uji Signifikansi

i. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen (bebas) secara individu dalam menerangkan variansi variabel terikat.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel, dengan asumsi

jika t-hitung > t-tabel maka tolak H0 dan jika t-hitung < t-tabel maka terima H0.

Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (bi)

sama dengan nol, atau :

H0 : bi = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha)

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

Ha : bi ≠ 0

Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen. Untuk menguji t-hitung digunakan rumus sebagai berikut :

t-hit = )(bi Se

)β(b ii −

Di mana :

bi = Koefisiensi variabel ke-i

βi = Parameter ke-I yang dihipotesiskan

Se(bi) = Kesalahan standar bi

Page 54: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

40

ii. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen (bebas)

secara keseluruhan terhadap variabel dependen (terikat). Hipotesis nol (H0) yang

hendak diuji adalah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau :

H0 : b1 , b2, …….= bk = 0

Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak

semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

Ha : b1, b2, …….≠ bk ≠ 0

Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen. Menguji F hitung dapat digunakan

rumus :

F hit = 1)k/(nR

/kRk

2

−−

Di mana :

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sample

iii. uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi dinyatakan dengan R² menjelaskan proporsi atau

prosentase variasi total dalam variabel dependent yang dijelaskan oleh variabel

independent secara bersama-sama (gabungan). R² menggambarkan ukuran

kesesuaian (goodness of fit), yaitu sejauh mana garis regresi sample mencocokkan

data yang ada. Kriterianya adalah semakin tinggi R² maka semakin baik garis

Page 55: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

41

regresi sampelnya. Nilai R² mempunyai range antara 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati 1 berarti menunjukkan semakin mendekati kenyataan yang sebenarnya.

4. Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis 4 mengenai return saham perusahaan yang terdaftar di BEI

rendah (underperformance), diuji dengan one sample t-test, yaitu dengan cara

membandingkan Cummulative abnormal return (CAR) selama setahun setelah

IPO dengan nilai 0. Hipotesis ini akan didukung apabila CAR selama setahun IPO

lebih rendah dibandingkan 0.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan bila signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.

E. Operasional Variabel Penelitian

Data variabel yang diperlukan dalam penelitian ini pada dasarnya terdiri

dari :

a. Perubahan return on asset (∆ ROA), yaitu rasio ini menggambarkan

perubahan perputaran aktiva di ukur dari volume penjualan. Rumus untuk

mengukur ∆ ROA :

∆ ROA = ROAt - ROAt-1

Dimana :

ROA = 1tperiodeaktivaTotal

tperiodebersihLaba

b. Discretionary accrual, yaitu untuk mengukur manajemen laba.

Manajemen laba dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan

komponen non-cash dari laporan laba rugi atau sering disebut current

Page 56: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

42

accrual. Dalam penelitian ini current accrual dihitung dengan

menggunakan formulasi yang digunakan Rangan (1998), yaitu :

CA = (∆AL-∆KAS)-(∆HL-∆BLP)

Di mana :

CA : Current accrual

∆AL : Aktiva lancar perusahaan i pada periode t dikurang Aktiva

lancar perusahaan i pada periode t-1

∆KAS : Kas dan investasi jangka pendek perusahaan i pada

periode t dikurang kas dan investasi jangka pendek

perusahaan i pada periode t-1

∆HL : Hutang jangka pendek perusahaan i pada periode t

dikurang hutang perusahaan i pada periode t-1

∆BLP : Hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo perusahan i

pada periode t dikurang hutang jangka panjang

perusahaan yang telah jatuh tempo perusahaan i pada

periode t-1

Kemudian dalam mengukur manajemen laba dengan pendekatan akrual

akan menggunakan model yang dikembangkan oleh Jones (1991) dan

dimodifikasi oleh Dechow et al. (1995) model ini digunakan didasarkan

pertimbangan model tersebut masih dianggap yang terbaik Selanjutnya

dengan menggunakan pendekatan tersebut, akrual pada suatu periode akan

berisi komponen discretionary dan komponen nondiscretionary.

Nondiscretionary diestimasi dengan persamaan :

Page 57: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

43

Y = a + b1X1 + b2X2 +ε i

CA = a + b1∆PEN + b2∆HPP + ε i

Di mana :

Y = Current accrual

a = Konstanta

b1,2 = Kosfisien regresi

X1 = Pendapatan perusahaan i pada periode t dikurang

Pendapatan perusahaan i pada periode t-1 (∆PEN)

X2 = Harga pokok penjualan perusahaan i pada periode t

dikurang harga pokok penjualan perusahaan i pada

periode t-1 (∆HPP)

ε i = Error term

Berdasarkan hasil regresi pada formulasi Nondiscretionary akan diperoleh

koefisien regresi (nilai a, b1, b2). Koefisien tersebut akan digunakan dalam

persamaan berikut untuk menghitung discretionary accrual. Rumus untuk

menentukan discrectionary accrual :

DA = CA-[a+b1(∆PEN - ∆PIU)+b2∆HPP]

Di mana :

DA : Disrcretionary accrual perusahaan i pada periode t

CA : Current accrual perusahaan i pada periode t

∆PEN : Pendapatan perusahaan i pada periode t dikurang

pendapatan perusahaan i pada periode t-1

∆PIU : Piutang perusahaan i pada periode t dikurang pendapatan

Page 58: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

44

perusahaan i pada periode t-1

∆HPP : Harga pokok penjualan perusahaan i pada periode t

Dikurang harga pokok penjualan perusahaan i pada

periode t-1

a, b1, b2 : Koefisien regresi yang diperoleh dari persamaan

sebelumnya.

c. Perubahan Quick ratio (∆ Quick ratio), rasio ini digunakan untuk

mengukur kemampuan likuiditas.

Rumus untuk menentukan ∆ Quick ratio :

∆ Quick ratio = Quick ratiot - Quick ratiot-1

Di mana :

Quick ratio = 1 -lancar t Hutang

PersediaanlancarAktiva −

d. Sales growth (SGRO), rasio ini merupakan indikator dari perusahaan yang

diukur dengan pertumbuhan penjualan.

Rumus untuk menentukan sales growth (pertumbuhan penjualan) :

SGRO = 1tbersihPenjualan

1tbersihpenjualantbersihPenjualan

−−

e. Cummulative abnormal return (CAR), yaitu selisih antar return aktual

dengan return yang diharapkan yang dapat terjadi. Untuk mencari

Cummulative abnormal return (CAR) menggunakan metode market

adjusted model dengan rumus berikut :

CAR = ∑ ((1+Rit/Rmt)-1)

Di mana :

Page 59: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

45

CARit : Cummulative abnormal return

Rit : Return saham perusahaan i pada periode t

Rmt : Return pasar pada periode t

Untuk mencari return saham perusahaan (Rit) i pada periode t dihitung

menggunakan metode market adjusted model dengan rumus berikut :

Rit = (Pit/Pit-1)-1

Di mana :

Rit : Return perusahaan i pada periode t

Pit : Harga saham perusahaan i pada periode t

Pit-1 : Harga saham perusahaan i pada periode t-1

Untuk mencari return pasar (Rmt) periode t dihitung menggunakan metode

market adjusted model dengan rumus berikut :

Rmt = (IHSGt/IHSGt-1)-1

Dimana:

Rmt : Return pasar pada periode t

IHSGt : IHSG pada periode t

IHSGt-1 : IHSG pada periode t-1

Page 60: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

46

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) Atau Indonesia Stock Exchange adalah sebuah

pasar saham di Indonesia yang merupakan hasil penggabungan antara Bursa Efek

Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya (BES), dalam hal ini BES melebur ke dalam

bersa BEJ. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini mulai beroperasi pada 1

Desember 2007. Bursa Efek Indonesia merupakan tempat orang–orang

memperjualbelikan efek di Indonesia.

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

Page 61: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

47

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat sebagai berikut:

• 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di

Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

• 1914–1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

• 1925–1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

• Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek

di Semarang dan Surabaya ditutup.

• 1942–1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II

• 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU

Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri

kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR.

Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan:

Obligasi Pemerintah RI (1950)

• 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

• 1956–1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

• 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden

Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana

Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar

Page 62: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

48

Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan

go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

• 1977–1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah

emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

• 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES

87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk

melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan

modal di Indonesia.

• 1988–1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar

Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa

terlihat meningkat.

• 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),

sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

• Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go

public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan

pasar modal.

• 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

Page 63: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

49

• 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai

HUT BEJ.

• 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading

Systems).

• 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang

No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai

diberlakukan mulai Januari 1996.

• 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek

Surabaya.

• 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

• 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

• 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia

(BEI).

B. Perkembangan Penawaran Umum Perdana (IPO)

Pasar saham Indonesia berkembang pesat dari tahun 1988 hingga 1990.

Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (saat ini telah berganti

nama menjadi BEI). Berjumlah 24 perusahaan pada tahun 1988, meningkat

Page 64: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

50

menjadi 56 perusahaan pada tahun 1989. 122 perusahaan pada tahun 1990 dan

140 perusahaan pada bulan Desember 1991. Pada tahun 1990 sebanyak 64

perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO), sekaligus

merupakan jumlah terbesar sepanjang sejarah pasar saham Indonesia, seterusnya

pada tahun1994, sebanyak 47 perusahaan melakukan penawaran umum perdana di

BEJ. (Rodoni 2003)

Tabel 4. 1

Statistik Emisi Saham IPO

Jumlah Emiten Nilai Emisi

Tahun

Per

Tahun Kumulatif

Per

Tahun Emisi

1995 17 249 5.682,10 20.481,90

1996 19 268 2.682,20 23.144,70

1997 34 302 3.950,50 27.094,60

1998 3 305 68.125,00 27.162,70

1999 12 317 805,2 27.967,00

2000 25 342 1.772,20 297.940,10

2001 32 374 1.096,70 30.836,90

2002 22 396 1.166,50 32.003,40

2003 9 405 7.508,60 39.512,00

2004 12 417 2.194,00 41.706,00

Pada tahun 1995 jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum

perdana tercatat mengalami penurunan hanya 17 emiten pertahunnya, meskipun

krisis ekonomi tengah melanda Indonesia jumlah perusahaan yang melakukan

penawaran umum perdana tercatat justru mengalami peningkatan menjadi 34

emiten per tahun di banding tahun 1996 yang hanya 19 emiten pertahunnya.

Page 65: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

51

Namun di tahun 1998 justru jumlah emiten yang melakukan penawaran perdana

tercatat hanya 3 emiten per tahun. Perkembangan jumlah emiten yang melakukan

IPO selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Berdasarkan data statistik Pasar modal yang diterbitkan oleh Biro Pusat

dan teknologi informasi, BAPEPAM LK, dapat dilihat bahwa perusahaan yang

telah memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum saham

(IPO/Right) di Bursa Efek Indonesia sampai dengan minggu ke empat desember

2007 sebanyak 468 emiten (87 emiten diantaranya juga melakukan emisi obligasi,

obligasi konversi, sekuritas kredit telah jatuh tempo tanggal 24 April 1991 dan 7

perusahaan publik yang tidak tercatat di bursa)

Dengan total nilai Rp 327,68 triliun termasuk yang berasal dari kegiatan

right/issue.

C. Analisis Deskriptif

Tabel 4. 2 menggambarkan karakteristik 30 perusahan sampel yang

terpilih di dalam penelitian ini. Karakteristik sampel yang digambarkan berupa

besaran perusahaan yang di ukur dengan total aktiva, dan total penjualan.

Disamping itu dijelaskan pula besarnya komponen yang akan dimasukkan dalam

analisis regresi dan uji beda, seperti laba bersih, current accrual, harga pokok

penjualan (HPP), dan total penjualan.

Page 66: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

52

Tabel 4. 2

Descriptif Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std.

Deviation Variance

CURRENT

ACCRUAL 150

-

761448000000.00

3207250000000.00

7792844

665758.01

5195229

7771.7201

337838108451.45890

1141345

87522059700000

000.000

HPP

150 361369939.00 26523200000

000.00

71255897986927.

00

475039319912.84

60

2255132152

707.06600

50856210261732

00000000000.000

LABABERSIH

150 29970194.00 20155600000

00.00

9589773

090666.0

0

6393182

0604.440

0

2109773272

52.58560

44511432614644

6300000

00.000 PENJUALAN

150 181624.00 54337400000

00.00

60665544223921.

00

404436961492.80

67

779961582032.79600

6083400

69447103000000

000.000 PIUTANG

150 .00 11784300000

000.00

23748511540857.

99

158323410272.38

66

9704880913

27.53900

94184713540857

1000000000.000

TOTALAKTIVA

150 53698266.00 12574800000

000.00

8806308

8609354.00

5870872

57395.6930

1713175819635.30100

293497138898308600000

0000.000 Valid N

(listwise) 150

Sebagaimana ditunjukkan di dalam tabel 4. 2 mean total aktiva perusahaan

sampel secara pooled data adalah 5.87E+11 dengan standar deviasi 1.71E+12,

serta nilai minimum dan maximum masing – masing 5E+07 dan 1.26E+13 Mean

penjualan untuk 150 observasi perusahaan sampel adalah sebesar 4E+12, standar

deviasi sebesar 7.8+E+11, serta nilai minimum dan maximum masing – masing

sebesar 2E+05 dan 5.4E+12. Melihat pada ukuran perusahaan yang ditunjukkan

dengan total aktiva dan penjualan, maka perusahaan sampel memilki range yang

cukup besar. Mean, median, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum

variabel lainnya yang akan dimasukkan dalam penelitian ini juga mengikuti

besarnya total aktiva dan penjualan. Hal ini berarti semakin besar ukuran

Page 67: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

53

perusahaan semakin besar laba bersih, current accrual, harga pokok penjualan

(HPP), dan total penjualan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu dalam penelitian

ini semua variabel yang akan dianalisis akan distandardisasi dengan total aktiva.

Tujuannya adalah mengurangi range dan menghindari terjadinya

Heteroskedastisitas.

D. Pengolahan dan Pengujian Earning Management

Model regresi ini dilakukan untuk menentukan nilai koefisien estimasi dari

Non Discretionary Accrual. Variabel yang akan dimasukkan ke dalam model

regresi tersebut adalah Curent accrual (CA), Perubahan pendapatan ( ∆ PEN ),

Perubahan HPP ( ∆ HPP ). Persamaan model regresi tersebut dinyatakan sebagai

berikut :

CA = a + b1 ( ∆ PEN ) + b2 ( ∆ HPP) +ε i

Sebelum meregresikan, akan dilakukan terlebih dahulu uji normalitas

dengan menggunakan One sample Kolmogorov –Smirnov, selain itu juga akan

dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

Hasil dari uji normalitas dan asumsi klasik adalah sebagai berikut :

1. Uji normalitas

Pengujian normalitas model regresi dilakukan dengan One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai

signifikansi Kolmogorov Smirnov > α = 0,05, sedangkan bila nilai

signifikansinya < α = 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal.

Page 68: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

54

Tabel 4. 3

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig(2-tailed)

CA .476

∆ PEN .914

∆ HPP .838

Hasil pengujian One Sample Kolmogorov- Smirnov Test menunjukkan

masing-masing distribusi data yang akan digunakan dalam model regresi adalah

berdistribusi normal karena tingkant signifikansinya > α = 0,05.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance inflation

Factor (VIF) tiap variabel independen. Apabila nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan telah terjadi multikolinearitas, sedangkan bila nilai VIF < 10, berarti

tidak terjadi multikolinearitas dalam model tersebut.

Pengujian multikolinearitas pada model regresi tersebut terlihat pada tabel

4. 4 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 4

Hasil Multikolinearitas

Unstandardized

Coefficient

Colinearity

Statistic

Tolerance VIF Kesimpulan

∆PEN .299 .429 2.333 Tidak ada mulikolinearitas

∆ HPP .300 .429 2.333 Tidak ada mulikolinearitas

Page 69: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

55

Tabel 4. 4 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel ∆ PEN

adalah 2,333 yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi

multikolinearitas pada variabel ini. Nilai VIF untuk variabel ∆ HPP adalah 2,333

yang juga lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan pada variabel ∆ HPP

pun tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin

Watson (DW). Jika nilai DW mendekati atau berada di sekitar angka 2 maka

model regresi tersebut bebas dari autokorelasi.

Pengujian autokorelasi pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 5

Dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Durbin Watson

Durbin - Watson Kesimpulan

2.030 Tidak ada autokorelasi

Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin watson 2,030. Langkah

selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah (dI) dan batas

atas (du) untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson.

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,030,

dan batas bawah (dI) dan batas atas (du) dari tabel terlihat. Dengan jumlah

variabel bebas (k) = 2, dengan jumlah sampel (n) = 150, maka dI = 1,71, dan du =

1,76. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2,030

Page 70: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

56

terletak di daerah No autocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dilihat

pola gambar Scatterplot. Model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas

jika pola Scatterplot yang berupa titik-titik menyebar di atas dan di bawah atau di

sekitar angka nol.

Tabel 4. 6

Hasil Scatterplot

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

Regr

essi

on S

tude

ntize

d Re

sidu

al

Dependent Variable: CA

Scatterplot

Pola titik-titik pada Scatterplot di atas menunjukkan pola yang menyebar

di atas dan di bawah angka 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

bebas dari gejala heteroskedastisitas.

Page 71: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

57

3. Uji signifikansi

a. Goodness of Fit

Goodness of Fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi

sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik Goodness of Fit dapat diukur

dari nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R2 pada intinya mengukur seberapa

jauh kemempuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2001).

Goodness of Fit pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 7 dengan

hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 7

Hasil Model Summary

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .568(a) .323 .314 1.51859

a Predictors: (Constant), HPP, PEN b Dependent Variable: CA

Tabel 4. 7 di atas menunjukkan nilai koefisien determinasi (R square)

sebesar 0,323. artinya 32,3%Variabel dependen Current Accrual (CA) dijelaskan

oleh variabel independen, ∆ PEN dan ∆ HPP, dan sisanya 67,7% (100%-32,3%)

dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

b. Uji F-test

Uji simultan dengan F test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 72: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

58

Hipotesis operasional :

H0 : Data variabel ∆ PEN dan ∆ HPP secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap Current Accrual (CA)

Ha : Data variabel ∆ PEN dan ∆ HPP secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Current Accrual (CA)

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

atau

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima

Tabel 4. 8

Hasil Anova

Mod

el

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 161.857 2 80.929 35.093 .000(a)

Residual

338.998 147 2.306

1

Total

500.856 149

a Predictors: (Constant), HPP, PEN b Dependent Variable: CA

Tabel 4. 8 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji F adalah 0,000

nilai ini lebih kecil dari α = 0,056, sedangkan nilai F hitung 35,093 lebih besar

dari F tabel 2,667. Hal ini berarti maka H0 ditolak dan maka Ha diterima. Sehingga

Page 73: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

59

dapat disimpulkan secara simultan variabel independen yeng terdiri dari ∆ PEN

dan ∆ HPP berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Current Accrual (CA)

c. Uji T-test

Uji T-Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel dependen.

Hipotesis operasional:

H0 : Data variabel ∆ PEN dan ∆ HPP secara sendiri-sendiri tidak berpengaruh

terhadap Current Accrual (CA)

Ha : Data variabel ∆ PEN dan ∆ HPP secara sendiri-sendiri berpengaruh

terhadap Current Accrual (CA)

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

atau

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Page 74: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

60

Tabel 4. 9

Uji Signifikansi Individual

Coefficients(a)

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.822 1.487 5.261 .000

PEN

.299 .103 .300 2.897 .004

1

HPP

.300 .101 .306 2.957 .004

a Dependent Variable: CA

Tabel 4. 9 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel

∆ PEN adalah 0,004 nilai ini lebih kecil dari α = 0,05, sedangkan untuk nilai t

hitung 2,897 nilai ini lebih besar dari tabel 1,976. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara sendiri-sendiri variabel ∆ PEN

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Current Accrual (CA). Variabel

∆ HPP memiliki nilai signifikansi 0,004 nilai ini lebih kecil dari α = 0,05,

sedangkan untuk nilai t hitung 2,957 nilai ini lebih besar dari tabel 1,976. Artinya

H0 kembali ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

sendiri-sendiri variabel ∆ HPP pun berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu

Current Accrual (CA).

Persamaan pada model regresi adalah sebagai berikut :

Y= 7,822 + 0,299 X1 + 0,300 X 2 + e

Berdasarkan hasil regresi pada formulasi Nondiscretionary akan diperoleh

koefisien regresi (nilai a, b1, b2). Koefisien tersebut akan digunakan dalam

Page 75: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

61

persamaan berikut untuk menghitung discretionary accrual. Rumus untuk

menentukan discretionary accrual :

DA = CA-[a+b1(∆PEN - ∆PIU)+b2∆HPP]

DA = CA-[7,822+0,299 (∆PEN - ∆PIU)+3,00 ∆HPP]

Di mana :

DA : Disrcretionary accrual perusahaan i pada periode t

CA : Current accrual perusahaan i pada periode t

∆PEN : Pendapatan perusahaan i pada periode t dikurang

pendapatan perusahaan i pada periode t-1

∆PIU : Piutang perusahaan i pada periode t dikurang pendapatan

perusahaan i pada periode t-1

∆HPP : Harga pokok penjualan perusahaan i pada periode t

dikurang harga pokok penjualan perusahaan i pada

periode t-1

a, b1, b2 : Koefisien regresi yang diperoleh dari persamaan

sebelumnya.

E. Pengujian dan Interpretasi Hasil Penelitian

1.Pengujian Hipotesis Penelitian

a) Hasil Pengujian Hipotesis 1

Hasil pengujian terhadap hipotesis satu yang menyatakan bahwa

perusahaan yang melaksanakan IPO terindikasi melakukan kebijakan manajemen

Page 76: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

62

laba dengan cara memainkan komponen-komponen accruals adalah sebagai

berikut :

1. Uji Beda Discretionary Accruals

Pengukuran manajemen laba di dalam penelitian ini didasarkan pada nilai

Discretionary Accruals (DA). Dengan pendekatan tersebut manajemen laba

terjadi jika DA > 0. Untuk menguji apakah nilai DA > 0 atau tidak, digunakan

pendekatan stastistik parametrik (one sample t- test). Sebelumnya akan diuji

normalitas model One sample t-test dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov

Test. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai signifikansi Kolmogorov

Smirnov > α = 0,05, sedangkan bila nilai signifikansinya < α = 0,05 distribusi

data dikatakan tidak normal.

Pengujian normalitas tersebut terlihat pada tabel 4. 10 dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4. 10

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig(2-tailed)

DA MIN 2 .846

DA MIN 1 .839

DA 0 .957

DA PLUS 1 .913

D APLUS 2 .371

Tabel uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa data yang akan

digunakan untuk pengujian One sample t-test terdistribusi secara normal. Oleh

karena itu pengujian One sample t-test dapat dilanjutkan.

Page 77: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

63

Hipotesis operasional :

H0 : Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak melakukan

manajemen laba di sekitar IPO.

Ha : Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan

manajemen laba di sekitar IPO.

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

Tabel 4. 11

Hasil One Sample T-test

Test Value = 0

95% Confidence Interval

of the Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

DAMIN2 55.535 29 .000 19.69929 18.9738 20.4248

DAMIN1 67.147 29 .000 20.43198 19.8096 21.0543

DA0 74.067 29 .000 21.14627 20.5623 21.7302

DAPLUS1 67.986 29 .000 21.15547 20.5190 21.7919

DAPLUS2 61.018 29 .000 21.02740 20.3226 21.7322

Hasil pengujian One sample t-test (Tabel 4. 11) Pada periode dua tahun

sebelum IPO, menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi itu

lebih kecil dari α =0,05, sehingga kita menerima Ha1, Perusahaan yang terdaftar

di BEI pada periode minus dua melakukan manajemen laba di sekitar IPO. Pada

Page 78: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

64

periode tersebut 70 % positif perusahaan sampel yang memiliki nilai DA positif

atau 21 perusahaan dari 30 perusahaan melakukan manajemen laba.

Pada periode satu tahun sebelum IPO menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Nilai signifikansi itu lebih kecil dari α =0,05 sehingga kita

menerima Ha2, Perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode minus satu

melakukan manajemen laba di sekitar IPO. Namun dilihat dari % positif

perusahaan sampel perusahaan, pada periode tersebut hanya 56,6% perusahaan

saja yang melakukan manajemen laba atau sekitar 17 perusahan.

Manajemen laba kembali dilakukan pada periode IPO yang ditunjukkan

dengan nilai DA (Mean sebesar 21.1463 ). Pada periode ini 63,3 % sampel

perusahaan mempunyai DA positif sebesar 19 perusahaan, dan nilai Pada periode

nol (pada saat IPO) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai

signifikansi itu lebih kecil dari α =0,05 sehingga kita menerima Ha3, Perusahaan

yang terdaftar di BEI pada periode nol melakukan manajemen laba di sekitar IPO.

Pada periode satu tahun sesudah IPO mempunyai Pada periode satu tahun

sebelum IPO menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi itu

lebih kecil dari α =0,05 sehingga kita menerima Ha4, Perusahaan yang terdaftar di

BEI pada periode plus satu melakukan manajemen laba di sekitar IPO. Tetapi

pada periode tersebut hanya 56,6 % perusahaan saja yang melakukan manajemen

laba, atau sekitar 17 perusahaan saja.

Pada periode dua tahun setelah IPO menunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Nilai signifikansi itu lebih kecil dari α =0,05 sehingga kita

menerima Ha5, Perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode plus dua melakukan

Page 79: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

65

manajemen laba di sekitar IPO. Pada periode ini perusahaan yang memiliki %

positif sebesar 43,3 % atau kurang dari sebagian perusahaan (13 perusahaan)

kembali melakukan manajemen laba pada periode dua tahun setelah IPO.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan, bahwa

perusahaan terbukti malakukan manajemen laba di sekitar IPO, hal ini didukung

dengan hasil one sample t-test yang menunjukkan pada setiap periode

mempunyai menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi itu

lebih kecil dari α =0,05 sehingga kita menolak (H0) dan menerima hipotesis

alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa perusahaan yang terdaftar di BEI

melakukan manajemen laba di sekitar IPO dapat diterima.

b) Hasil Pengujian Hipotesis 2

Hasil pengujian terhadap hipotesis dua yang menyatakan bahwa terdapat

perbadaan rata-rata kinerja operasi antara sebelum dan sesudah IPO pada

perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebagai berikut :

1. Uji Beda kinerja Operasi

Sebelum dilakukan uji beda terlebih dahulu diuji normalitas distribusi data

kinerja operasi variabel ∆ ROA satu tahun sebelum IPO ( ∆ ROA minus satu), dan

∆ ROA satu tahun sesudah IPO ( ∆ ROA plus satu. Uji normalitas ini untuk

menentukan alat uji yang akan digunakan. Apabila hasil uji normalitas

menunjukkan distribusi data yang tidak normal maka alat uji beda yang akan

digunakan adalah nonparametrik dan sebaliknya jika distribusi datanya normal

maka alat uji beda yang akan digunakan adalah parametrik. Pengujian normalitas

tersebut terlihat pada tabel 4. 12 dengan hasil sebagai berikut :

Page 80: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

66

Tabel 4.12

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig(2-tailed)

∆ ROA MIN 1 .321

∆ ROA PLUS 1 .220

Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi ∆ ROA

MIN 1 adalah 0,321 yang lebih besar dari α =0,05, artinya distribusi datanya

normal. Sedangkan ∆ ROA PLUS 1 menunjukan nilai signifikansi 0,220 yang

lebih besar dari α =0,05, artinya distribusi datanya juga normal. Oleh karena itu

uji beda yang akan dipakai pada penelitian ini adalah uji parametrik dengan

Paired Sample Test.

Hipotesis operasional :

H 0 : Tidak ada perbedaan rata-rata kinerja operasi (return on asset) yang

terdaftar di BEI antara sebelum dan sesudah IPO.

H a : Ada perbedaan rata-rata kinerja operasi (return on asset) yang terdaftar di

BEI antara sebelum dan sesudah IPO.

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

Page 81: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

67

Tabel 4. 13

Hasil Uji Beda Kinerja Operasi Sebelum dan Sesudah IPO

Mean N Correlation Sig

ROA MINUS 1

ROA PLUS 1

-2.4731

-2.2564

30

30

.346

.061

ROA MIN 1

ROA PLUS 1

Paired Differences Mean -.21673

Std. Deviation 2.34846

Std. Error Mean .42877

95%Confidence Interval

Lower -1.09366

of the Differences Upper .6602

t -.505

df 29

Sig (2 tailed) .617

Hasil uji menggunakan α = 5% two tailed, dan data yang digunakan

adalah time series satu tahun sebelum IPO dan satu tahun sesudah IPO, jumlah

sample n = 30 periode pengamatan, menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,617

yang nilainya lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan hipotesis

alternatif (H0) diterima dan hipotesis nol (Ha) ditolak, berarti tidak terdapat

perbedaan rata-rata kinerja operasi ( ∆ ROA) sebelum IPO dan kinerja operasi

sesudah IPO, walaupun besarnya berbeda yaitu rata – rata kinerja operasi sebelum

IPO sebesar – 2,4731, sedangkan rata- rata kinerja operasi ( ∆ ROA) sesudah IPO

sebesar – 2,2564.

Korelasi antara kedua variabel yaitu kinerja operasi ( ∆ ROA) sebelum

dan kinerja operasi ( ∆ ROA) sesudah IPO yang menghasilkan angka 0,346 dan

Page 82: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

68

nilai probabilitasnya p = 0,061. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara kinerja

operasi sebelum IPO dan kinerja operasi sesudah IPO adalah memiliki keeratan

lemah dan tidak berhubungan.

c) Hasil Pengujian Hipotesis 3

1. Uji Normalitas

Untuk menguji hipotesis ketiga ini digunakan analisis regresi berganda

untuk melihat pengaruh manajemen laba terhadap kinerja operasi. Sebelum

dilakukan regresi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan One

Sample Kolmogorov-Smirnov test. Uji normalitas untuk model regresi berganda

dilakukan terhadap masing variabel. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai

signifikansi Kolmogorov-Smirnov > α = 0,05, sedangkan bila nilai

signifikansinya < α = 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal.

Tabel 4. 14

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig(2-tailed)

∆ ROA .220

DA .913

QUICK RATIO .642

SGRO .551

Hasil pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan

masing-masing distribusi data yang akan digunakan dalam model regresi adalah

berdistribusi normal karena tingkat signifikansinya > α = 0,05.

Page 83: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

69

2. Uji Asumsi Klasik

i) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance inflation

Factor (VIF) tiap variabel independen. Apabila nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan telah terjadi multikolinearitas, sedangkan bila nilai VIF < 10, berarti

tidak terjadi multikolinearitas dalam model tersebut.

Pengujian multikolinearitas pada model regresi tersebut terlihat pada tabel

4. 15 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 15

Hasil Multikolinearitas

Colinearity Statistic

Tolerance VIF Kesimpulan

DA .982 1.018 Tidak ada mulikolinearitas

Quick Ratio .868 1.152 Tidak ada mulikolinearitas

SGRO .871 1.148 Tidak ada mulikolinearitas

Tabel 4. 15 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel

Discretionary accruals (DA) adalah 1.018 yang lebih kecil dari 10, sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas pada variabel ini. Nilai VIF

untuk variabel Quick Ratio adalah 1.152 yang juga lebih kecil dari 10, sehingga

dapat disimpulkan pada variabel Quick Ratio tidak terjadi multikolinearitas pada

variabel Quick Ratio ini. Untuk variabel Sales growth (SGRO) Nilai VIF adalah

1.148 sehingga dapat disimpulkan pada variabel Sales growth (SGRO) pun tidak

terjadi multikolinearitas.

Page 84: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

70

b) Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin

Watson (DW). Jika nilai DW mendekati atau berada di sekitar angka 2 maka

model regresi tersebut bebas dari autokorelasi.

Pengujian autokorelasi pada model regresi tersebut terlihat pada tabel

4. 16 dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16

Hasil Durbin Watson

Durbin - Watson Kesimpulan

2.028 Tidak ada autokorelasi

Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin watson 2,028. Langkah

selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah (dI) dan batas

atas (du) untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson.

Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,028,

dan batas bawah (dI) dan batas atas (du) dari tabel terlihat. Dengan jumlah

variabel bebas (k) = 3, dengan jumlah sampel (n) = 30, maka dI = 1,21, dan du =

1,65. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 2,028

terletak di daerah No autocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model

regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

c) Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas pada model regresi dilihat

pola gambar Scatterplot. Model regresi dikatakan bebas dari heteroskedastisitas

Page 85: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

71

jika pola Scatterplot yang berupa titik-titik menyebar di atas dan di bawah atau di

sekitar angka nol.

Tabel 4. 17

Hasil Scatterplot

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4

-2

0

2

4

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

Dependent Variable: ROA

Scatterplot

Pola titik-titik pada Scatterplot di atas menunjukkan pola yang menyebar

di atas dan di bawah angka 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi

bebas dari gejala heteroskedastisitas.

d) Uji Signifikansi

1. Goodness of Fit

Goodness of Fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi

sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik Goodness of Fit dapat diukur

dari nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R

2 pada intinya mengukur seberapa

Page 86: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

72

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2001).

Goodness of Fit pada model regresi tersebut terlihat pada tabel 4. 18

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. 18

Hasil Model Summary

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .323(a) .105 .001 2.15442

a Predictors: (Constant), SGRO, DA, QUICKRATIO b Dependent Variable: ROA

Tabel 4. 18 di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,001.

artinya 0,1% Variabel dependen ∆ ROA dijelaskan oleh variabel independen, DA,

Quick Ratio, SGRO, dan sisanya 99,9% (100%-0,1%) dijelaskan oleh variabel

lain di luar variabel yang digunakan.

2. Uji F-test

Uji simultan dengan F test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.

Hipotesis operasional :

H0 : Data variabel DA, Quick Ratio, SGRO secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap kinerja operasi( ∆ ROA )

Ha : Data variabel DA, Quick Ratio, SGRO secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kinerja operasi( ∆ ROA )

Page 87: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

73

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

atau

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima

Tabel 4. 19

Hasil Anova

Mod

el

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 14.104 3 4.701 1.013 .403(a)

Residual 120.680 26 4.642

1

Total 134.784 29

a Predictors: (Constant), SGRO, DA, QUICKRATIO b Dependent Variable: ROA

Tabel 4. 19 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji F adalah

0,403 nilai ini lebih besar dari α = 0,056, sedangkan nilai F hitung 1,013 lebih

kecil dari F tabel 3,369. Hal ini berarti maka H0 diterima dan maka Ha ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan secara simultan variabel independen yeng terdiri dari

DA, Quick Ratio, SGRO secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja

operasi( ∆ ROA ).

3. Uji T-test

Uji T-Test ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel dependen.

Page 88: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

74

Hipotesis operasional :

H0 : Data variabel Discretionary accruals (DA), Quick ratio, dan SGRO

secara sendiri-sendiri tidak berpengaruh terhadap kinerja operasi

( ∆ ROA )

Ha : Data variabel Discretionary accruals (DA), Quick ratio, dan SGRO

secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kinerja operasi( ∆ ROA )

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

atau

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Tabel 4. 20

Uji Signifikansi Individual

Coefficients(a)

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -4.125 5.081 -.812 .424

DA

.098 .23 .077 .413 .683

1

Quick Ratio

SGRO

-6.72

-.244

.410

.308

-.327

-.157

-1.641

-.791

.113

.436

a Dependent Variable: ROA

Page 89: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

75

Tabel 4. 20 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel

Discretionary accruals (DA) adalah 0,424 nilai ini lebih besar dari α = 0,05,

sedangkan untuk nilai t hitung 0,413 nilai ini lebih kecil dari t tabel 2,065. Hal ini

berarti H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

sendiri-sendiri variabel Discretionary accruals (DA) tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen yaitu kinerja operasi. Variabel Quick ratio memiliki nilai

signifikansi 0,113 nilai ini lebih besar dari α = 0,05, sedangkan untuk nilai t

hitung -1,641 nilai ini lebih besar dari t tabel -2,065. Artinya H0 kembali diterima

dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa secara sendiri-sendiri variabel

Quick ratio pun tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja

operasi. Variabel SGRO memiliki nilai signifikansi 0,436 nilai ini lebih besar dari

α = 0,05, sedangkan untuk nilai t hitung –0,791 nilai ini lebih besar dari t tabel -

2,065. Artinya H0 kembali diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa secara sendiri-sendiri variabel SGRO pun tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen yaitu kinerja operasi.

Persamaan pada model regresi adalah sebagai berikut :

Y= - 4,125 + 0,098 X1 +0,672 X2 – 0,244 X3 + e

Keterangan :

Y = Kinerja operasi

X1 = Discretionary accruals (DA)

X2 = Quick Ratio

X3 = SGRO

Page 90: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

76

d) Hasil Pengujian Hipotesis 4

1. Uji Beda Pengukuran rendahnya return saham

Pengujian rendah tidaknya return saham perusahaan yang terdaftar di BEI

setelah IPO digunakan pendekatan cummulative abnormal return (CAR). CAR

tersebut merupakan penjumlahan dari abnormal return bulanan perusahaan dengan

model pasar disesuaikan (adjusted market model) selama setahun di mulai dari

bulan Mei sampai April. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak

pengumuman laba (earning anouncement) yang diperkirakan terjadi pada bulan

Maret dan April sebagaimana dikatakan oleh Ali. Et al(2000). Berdasarkan

pendekatan tersebut return saham perusahaan dikatakan rendah apabila CAR < 0.

Untuk menguji apakah nilai CAR < 0 atau tidak, digunakan pendekatan

stastistik parametrik (one sample t- tes)t. Sebelumnya akan diuji normalitas model

One sample t-test dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Distribusi data

dikatakan normal apabila nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov > α = 0,05,

sedangkan bila nilai signifikansinya < α = 0,05 distribusi data dikatakan tidak

normal.

Pengujian normalitas tersebut terlihat pada tabel 4. 10 dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4. 21

Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Asymp. Sig(2-tailed)

CAR .709

Page 91: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

77

Tabel uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa data yang akan

digunakan untuk pengujian One sample t-test terdistribusi secara normal. Oleh

karena itu pengujian One sample t-test dapat dilanjutkan.

Hipotesis operasional :

H0 : Tidak terjadi return saham yang rendah setelah IPO pada perusahaan

yang terdaftar di BEI

Ha : Terjadi Return saham yang rendah setelah IPO pada perusahaan yang

terdaftar di BEI

Kriteria pengujian :

Jika probabilitas (sig-t) < 0.05, maka H0 ditolak

Jika probabilitas (sig-t) > 0.05, maka H0 diterima

Tabel 4. 21

Hasil One Sample T-test

One-Sample Test

-3,376 29 ,002 -,311 -,50 -,12CUMMULATIVE

ABNORMAL RETURN

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Test Value = 0

Hasil pengujian One Sample t-test di atas menunjukkan nilai signifikansi

untuk Cummulative abnormal return satu tahun sesudah IPO adalah 0,002. Nilai

signifikansi itu lebih kecil dari α = 0,05, kita menerima Ha : Terjadi Return saham

Page 92: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

78

yang rendah setelah IPO pada perusahaan yang terdaftar di BEI, dengan mean -

0,31 dan perusahaan yang memilki CAR positif hanya 23%. Dengan demikian

hipotesis alternatif (Ha) diterima.

2. Interpretasi Hasil Penelitian

a. Analisis Manajemen Laba

Beberapa peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa manajemen

cenderung melakukan manajemen laba menjelang IPO. Hal ini disebabkan

manajemen ingin memaksimumkan utilitasnya dan pada saat itu terdapat

informasi asimetri yang cukup tinggi antara manajemen dan investor. Manajemen

laba dilakukan dengan menggeser laba periode yang akan datang ke periode

sekarang (positif) atau menggeser laba periode sekarang ke periode yang akan

datang (negatif). Apabila manajemen laba dilakukan dengan tujuan meningkatkan

jumlah laba yang dilaporkan sekarang, maka laba periode yang akan datang akan

lebih rendah dibandingkan periode sekarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah terbukti melakukan

manajemen laba sebelum IPO, pada saat IPO, dan setelah IPO. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian Syaiful (2004), Gumanti (2000), Teoh et al. (1998a,

1998b), Jain dan kini (1994). Hasil penelitian ini juga konsisten dengan Rangan

(1998) yang menemukan pada saat penawaran saham akan dilakukan manajemen

laba. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Kiswara (1999) yang

menemukan setelah IPO pun perusahaan juga melakukan manajemen laba. Hasil

penelitian yang menunjukkan manajemen laba juga terjadi pada periode IPO,

Page 93: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

79

kemungkinan disebabkan oleh keinginan manajemen untuk mencapai laba dalam

prospektus.

b. Analisis Kinerja Operasi

Hasil uji beda menunjukkan bahwa kinerja operasi ( ∆ ROA ) sebelum IPO

dengan kinerja operasi ( ∆ ROA ) setelah IPO relatif sama meskipun dilihat rata -

rata (mean) kinerja operasi antara sebelum dan sesudah IPO besarnya berbeda

yaitu -2.4731 untuk kinerja operasi sebelum IPO, dan -2.2564 kinerja operasi

sesudah IPO. Hal ini membuktikan bahwa kinerja operasi tidak terdapat

perbedaan antara kinerja operasi sebelum IPO dengan sesudah IPO. Temuan ini

sejalan dengan Sri anik (2004) yang menemukan bahwa kinerja operasi tidak

terdapat perbedaan antara kinerja operasi sebelum IPO dengan sesudah IPO.

c. Analisis Pengaruh Manajemen Laba, Quick ratio, dan Sales Growth

terhadap Kinerja Operasi.

Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa pengaruh Manajemen Laba,

Quick ratio, dan Sales Growth secara bersama-sama terhadap kinerja operasi

tidak signifikan. Secara parsial peneliti tidak dapat membuktikan hipotesis ketiga

yang menyatakan adanya pengaruh pengaruh manajemen laba terhadap kinerja

operasi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Pae

(1999), Felthem dan pae (2000) dalam arif (2007). Lemahnya pengaruh tersebut

dapat dikatakan bahwa return on asset merupakan salah satu pengukuran kinerja

perusahaan dalam kategori cash flow measures yang dapat meniadakan pengaruh

peggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap suatu transaksi. Cash flows

menunjukkan hasil yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta

Page 94: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

80

dibebani dengan beban yang bersifat tunai yang benar-benar sudah dikeluarkan

oleh perusahaan (Pradhono, 2004).

d. Analisis Return Saham Underperformance

Penelitian ini juga menemukan rendahnya return saham perusahaan yang

terdaftar di BEI setelah IPO. Temuan ini juga konsisten dengan hasil penelitian

Rodoni (2002) dan Amin (2007). Menurut Amin (2007) penurunan kinerja saham

dalam jangka panjang ini akan merugikan investor karena akan memperoleh

return yang negatif. Menurut Amin (2007) penurunan kinerja saham dalam jangka

panjang ini akan merugikan investor karena akan memperoleh return yang negatif.

Penurunan kinerja saham dalam jangka panjang ini disebabkan investor terlalu

optimis, sehingga harga saham akan lebih tinggi pada awal penawarannya dan

berangsur-angsur turun dalam jangka panjang (Bray dan Gompers, 1997 dalam

Syaiful, 2004).

Page 95: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

81

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab IV sebelumnya, maka

didapati kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Hasil pendeteksian earning management yang dilakukan dengan

Discretionary Accruals menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang

melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun 2001 s/d

2005 terindikasi melakukan kebijakan earning management (pengaturan

laba) pada laporan keuangan yang termuat dalam prospektus sebelum

pelaksanaan IPO. Hal ini terlihat dari rata – rata Discretionary Accruals

yang positif sebelum pelaksanaan IPO. Temuan ini diperkuat dengan uji

One Sample T – test yang menunjukkan hasil yang signifikan pada α =

0,05. Pada periode sesudah pelaksanaan IPO pun masih ada indikasi

earning management hal ini terlihat dari rata-rata Discretionary Accruals

yang juga positif sesudah pelaksanaan IPO.

2. Hasil penganalisaan kinerja operasi yang dilakukan dengan ∆ ROA telah

membuktikan bahwa kineja operasi ( ∆ ROA ) sesudah IPO dengan kinerja

operasi ( ∆ ROA ) setelah IPO relatif sama meskipun dilihat dari rata-rata

(mean) kinerja operasi antara sebelum dan sesudah IPO besarnya berbeda.

Hal ini dibuktikan dengan menggunakan Paired Sample T-test, yang

Page 96: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

82

menunjukkan sig. 2 tailed > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan

rata-rata kinerja operasi sebelum dan sesudah IPO.

3. Hasil pengujian antara pengaruh manajemen laba terhadap kinerja operasi

sesudah IPO, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda. Namun peneliti tidak mampu menemukan adanya pengaruh

antara manajemen laba terhadap kinerja operasi sesudah IPO.

4. Hasil pengujian terhadap return saham underperformance, peneliti

menggunakan One Sample T-test, peneliti menemukan return saham

setelah IPO adalah rendah hal ini dibuktikan dengan sig. 2 tailed < 0,05.

Sehingga membuktikan bahwa return saham setelah IPO adalah rendah.

B. Implikasi

Melihat pada hasil dan keterbatasan penelitian ini, maka ada beberapa

implikasi untuk penelitian berikutnya :

1. Penelitian berikut sebaiknya menggunakan sampel yang lebih besar, agar

supaya hasilnya akan lebih kuat. Dengan sampel yang relatif lebih besar

peneliti akan dapat memisahkan sampel ke dalam ukuran perusahaan,

sehingga dapat diketahui kecenderungan manajemen laba disekitar IPO

antara perusahaan besar dan kecil. Disamping itu sampel dapat pula

dipecah ke dalam industri, sehingga memungkinkan untuk mengetahui

jenis industri yang cenderung melakukan manajemen laba disekitar IPO.

2. Peneliti yang akan datang, sebaiknya menggunakan beberapa pendekatan

di dalam mengukur manajemen laba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

Page 97: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

83

konsistensi hasil yang diperoleh dengan berbagai model dan model yang

paling tepat untuk kondisi pasar modal negara berkembang (emerging

capital market) seperti pasar modal Indonesia.

3. Peneliti yang akan datang sebaiknya tidak hanya menggunakan ROA

dalam mengukur kinerja, tetapi menggunakan pendekatan yang lain.

Sehingga dapat diketahui kinerja operasi mana yang paling terpengaruh

oleh manajemen laba di sekitar IPO.

Page 98: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

84

DAFTAR PUSTAKA

Anik, Sri. 2004.“Indikasi Manajemen Laba (earning Management) Dan

Hubungan Dengan Kinerja Operasi Di Sekitar Initial Public Offering

Pada Perusahaan – Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Investasi VOL. 5, No. 2.

Arief ujiyanto, Muh, dan Bambang Agus Pramuka. 2007.”Mekanisme

Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja keuangan

(Studi Pada perusahaan Go Public Sektor Manufaktur)”. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar. AKPM 01

Arsana, I Made marsa.2007.’Faktor-faktor yang Berpengaruh Tterhadap

kinerja Keuangan Koperasi Unit Desa di Kabupaten Tabanan suatu

Pendekatan Equation Modelling”. Socio-Economic of Agriculture and

Agribisnis (SOCA).

Asih Prihat, dan M. Gudono. 2000.”Hubungan Tindakan Perataan Laba

(income Smoothing) dengan Reaksi Pasar Atas Pengumuman

Informasi Laba Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ“. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia. 3.(1). 35-53.

Bernard. Victor L. dan Douglas J. skinner .1996.”What Motivates Managers

Choice of Discretionary Accruals?”. Journal of Financial Economics,

22, hal : 313-323.

Brav. Alon., Christophers Geezy., dan Pul A. Gompers.2000.”Is The

Abnormal Return Following Equity Issuances Anomlous?”. Journal of

Financial Economics Vol. 59. hal 209-249

Dajan, Anto. 2000.”Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Dan 2”. Penerbit :

LP3ES.

Dechow. Patricia M., Richard G. Sloan, dan Amy P.

Sweeney.1995.”Detecting Earning Managemenet”. The Accounting

Review Vol 70, No. 7. hal 193-225

Farari, Zainal, dkk. 2006.”Manajemen laba : Bukti Dari Set Kesempatan

Investasi, Utang, Kos Politis, Dan Konsentrasi Pasar Pada Pasar

Yang Sedang Berkembang”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

K-AKPM 11

Freidlan. J M.1994.”Accounting Choice of issuers of Initial Public

Offerings”. Contempory Accounting research, Vol. 11, No. 1. hal 1-31

Page 99: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

85

Ghozali, Imam. 2001.”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang Ari. 2000.”Earning Management : Suatu Telaah Pustaka ”.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan VOL. 2, No. 2, hal 104-115.

Gumanti, Tatang Ari. 2001. “Earnings Management dalam Penawaran

Saham Perdana Saham Perdana di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 4, hal 165-185.

Gumanti, Tatang Ari. 2002.”Underpricing Dan Biaya-Biaya Di Sekitar Initial

Public Offering”. Wahana Vol. 5, No. 2, hal 135-147.

Gumanti, Tatang Ari. 2004.”Hubungan Antara Nilai Perusahaaan,

Underpricing, Dan Ownership Retention Pada Perusahaan Yang Baru

Go Publik Di Bursa Eerk Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. X.

No 2, hal 187-199.

Lako, Andreas. 2004.”Pengujian Empiris Free Riding Dalam Reaksi Pasar

Terhadap Pengumuman Laporan Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Vol. X. No 2, hal 200-220.

Loughran. Tim., dan Jay R. Ritter.1997.”The Operating Performances of

Firms Conducting Seasoned Equity Offerings”. Journal of Finance, No. 5 , hal : 1833-1850.

Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan. 2004. Pengaruh Economic value

Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap

Return yang diterima oleh Pemegang saham (studi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6. no. 2, hal 140-166

Priyatno, dwi. 2008. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. PT. Elek

Media Komputindo, Jakarta 2008.

Rahmawati, Yacob Suparno Dan Nurul Qomariyah. 2006.”Pengaruh Asimetri

Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan

Perbankan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium

Nasional Akuntansi 9 Padang.

Rangan. Srinivasan. 1998.”Earning management and the Performance of

Seasoned Equity Offerings”. Journal of Financial Economics, 50, hal :

100-122.

Page 100: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

86

Rodoni, Ahmad dan Indoyama. 2003.”Prestasi Awal dan Prestasi Setelah

Dipasarkan Pada Penawaran Saham Perdana “. Jurnal Ekonomi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.Vol 1. No 2, hal 60-84.

Rodoni, Ahmad. 2002.”Penawaran Saham Perdana : Pengalaman di BEJ

1990-1998”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 17.No 4. hal 398 – 419.

S. Uyanto, Stanislaus. 2006.”Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Graha

Ilmu.

Saiful. 2002. “Hubungan Management Laba (Earning Management) Dengan

Kinerja Operasi dan return Saham di Sekitar IPO “.Thesis S2

Akuntansi UGM.

Saiful. 2004. “Hubungan Management Laba (Earning Management) Dengan

Kinerja Operasi dan retur Saham di Sekitar IPO “. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia,Vol 7. No 3, hal 316-332.

Scott. William R. 2000.”Financial Accounting Theory”. Canada. Prantice

Hall, 2rd Edition.

Sughiartha, I Putu. 2005.” Analisis Pengaruh Akrual Diskresioner Terhadap

Return Saham Bagi Perusahaan Yang DI Audit Oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP) BIG FOUR DAN NON BIG FOUR.”. Jurnal Akuntansi

dan Manajemen VOL. XVI, No. 3, hal 183-193.

Suharyadi, dan Purwanto. 2004.”Statistik Untuk Ekonomi Dan Keuangan

Modern”. Salemba Empat.

Tri Kumalasari, Puput. 2001.” Asimetry informasi, Positive Accounting

Theory Dan Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen

VOL. 2, No. 2, hal 92-111.

Triani, Apriliani dan Nikmah. 2006.”Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi

Auditor, Persentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan dan

Fenomena Under Pricing : Studi Empiris Pada BEJ”. Simposium

Nasional Akuntansi 9 Padang.

Widodo, Eko. 2005.”Manajemen Laba : Sintesa Teori”. Jurnal Akuntansi dan

Manajemen Vol. XVI, No. 3, hal 173-181.

Page 101: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

87

LAMPIRAN

Page 102: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

88

LAMPIRAN 1

OUTPUT NON DISCRETIONARY ACCRUAL (NDA)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CA PEN HPP

N 150 150 150

Mean 20.2239 20.7967 20.6048 Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 1.83343 1.83855 1.87479

Absolute .069 .046 .051

Positive .069 .042 .042

Most Extreme Differences

Negative -.067 -.046 -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .843 .559 .619

Asymp. Sig. (2-tailed) .476 .914 .838

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 HPP, PEN(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: CA Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .568(a) .323 .314 1.51859 2.030

a Predictors: (Constant), HPP, PEN b Dependent Variable: CA ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression

161.857 2 80.929 35.093 .000(a)

Residual 338.998 147 2.306

1

Total 500.856 149

a Predictors: (Constant), HPP, PEN b Dependent Variable: CA

Page 103: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

89

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

7.822 1.487 5.261 .000

PEN .299 .103 .300 2.897 .004 .429 2.333

HPP .300 .101 .306 2.957 .004 .429 2.333

a Dependent Variable: CA Collinearity Diagnostics(a)

Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue

Condition Index (Constant) PEN HPP

1 2.993 1.000 .00 .00 .00

2 .005 25.352 .99 .10 .15

1

3 .002 39.363 .01 .90 .85

a Dependent Variable: CA Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 16.1712 23.0230 20.2239 1.04225 150

Std. Predicted Value -3.888 2.686 .000 1.000 150

Standard Error of Predicted Value .124 .850 .196 .088 150

Adjusted Predicted Value 15.8301 22.9515 20.2225 1.05709 150

Residual -5.42696 4.19262 .00000 1.50836 150

Std. Residual -3.574 2.761 .000 .993 150

Stud. Residual -3.705 2.773 .000 1.005 150

Deleted Residual -5.83448 4.23012 .00142 1.54426 150

Stud. Deleted Residual -3.878 2.839 -.001 1.017 150

Mahal. Distance .007 45.718 1.987 4.254 150

Cook's Distance .000 .344 .008 .030 150

Centered Leverage Value .000 .307 .013 .029 150

a Dependent Variable: CA

Page 104: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

90

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

Dependent Variable: CA

Scatterplot

Page 105: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

91

LAMPIRAN 2

OUTPUT UJI BEDA DISCRETIONARY ACCRUAL (DA)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DAMIN2 DAMIN1 DA0 DAPLUS1 DAPLUS2

N 30 30 30 30 30

Mean 19.6993 20.4320 21.1463 21.1555 21.0274 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 1.94286 1.66664 1.56376 1.70438 1.88751

Absolute .112 .113 .093 .102 .167

Positive .096 .113 .093 .084 .167

Most Extreme Differences

Negative -.112 -.084 -.066 -.102 -.138

Kolmogorov-Smirnov Z .614 .618 .510 .559 .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .846 .839 .957 .913 .371

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

DAMIN2 30 19.6993 1.94286 .35472

DAMIN1 30 20.4320 1.66664 .30429

DA0 30 21.1463 1.56376 .28550

DAPLUS1 30 21.1555 1.70438 .31118

DAPLUS2 30 21.0274 1.88751 .34461

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Lower Upper

DAMIN2 55.535 29 .000 19.69929 18.9738 20.4248

DAMIN1 67.147 29 .000 20.43198 19.8096 21.0543

DA0 74.067 29 .000 21.14627 20.5623 21.7302

DAPLUS1 67.986 29 .000 21.15547 20.5190 21.7919

DAPLUS2 61.018 29 .000 21.02740 20.3226 21.7322

Page 106: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

92

Paired Samples Test

-.21673 2.34846 .42877 -1.09366 .66020 -.505 29 .617ROAMIN1 - ROAPLUS1Pair 1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

LAMPIRAN 3

OUTPUT UJI BEDA KINERJA OPERASI ( ∆ ROA )

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROAMIN1 ROAPLUS1

N 30 30

Mean -2.4731 -2.2564 Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 1.93947 2.15586

Absolute .174 .192

Positive .174 .192

Most Extreme Differences

Negative -.129 -.126

Kolmogorov-Smirnov Z .955 1.050

Asymp. Sig. (2-tailed) .321 .220

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error

Mean

ROAMIN1 -2.4731 30 1.93947 .35410 Pair 1

ROAPLUS1

-2.2564 30 2.15586 .39360

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 ROAMIN1 & ROAPLUS1

30 .346 .061

Page 107: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

93

LAMPIRAN 4

OUTPUT REGRESI MANAJEMEN LABA, QUICK RATIO, SGRO TERHADAP KINERJA OPERASI

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA DA QUICKRATIO SGRO

N 30 30 30 30

Mean -2.2564 21.1555 .6751 -1.0463 Normal Parameters(a,b)

Std. Deviation 2.15586 1.70438 1.04807 1.39058

Absolute .192 .102 .135 .145

Positive .192 .084 .135 .145

Most Extreme Differences

Negative -.126 -.102 -.085 -.052

Kolmogorov-Smirnov Z 1.050 .559 .741 .796

Asymp. Sig. (2-tailed) .220 .913 .642 .551

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 SGRO, DA, QUICKRATI

O(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: ROA Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .323(a) .105 .001 2.15442 2.028

a Predictors: (Constant), SGRO, DA, QUICKRATIO b Dependent Variable: ROA ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression

14.104 3 4.701 1.013 .403(a)

Residual 120.680 26 4.642

1

Total 134.784 29

a Predictors: (Constant), SGRO, DA, QUICKRATIO b Dependent Variable: ROA

Page 108: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

94

Coefficientsa

-4.125 5.081 -.812 .424

.098 .237 .077 .413 .683 .982 1.018

-.672 .410 -.327 -1.641 .113 .868 1.152

-.244 .308 -.157 -.791 .436 .871 1.148

(Constant)

DA

QUICKRATIO

SGRO

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: ROAa.

Collinearity Diagnostics(a)

Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue

Condition Index (Constant) DA QUICKRATIO SGRO

1 2.950 1.000 .00 .00 .04 .04

2 .623 2.175 .00 .00 .44 .14

3 .423 2.640 .00 .00 .51 .81

1

4 .003 31.168 1.00 1.00 .01 .01

a Dependent Variable: ROA Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -3.9049 -1.1746 -2.2564 .69738 30

Std. Predicted Value -2.364 1.551 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted Value .477 1.218 .756 .222 30

Adjusted Predicted Value -4.1224 -.9838 -2.2427 .77451 30

Residual -4.13798 7.02773 .00000 2.03995 30

Std. Residual -1.921 3.262 .000 .947 30

Stud. Residual -2.040 3.376 -.003 1.002 30

Deleted Residual -4.66737 7.52643 -.01370 2.28750 30

Stud. Deleted Residual -2.182 4.417 .027 1.152 30

Mahal. Distance .455 8.308 2.900 2.319 30

Cook's Distance .000 .202 .030 .052 30

Centered Leverage Value .016 .286 .100 .080 30

a Dependent Variable: ROA

Page 109: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

95

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4

-2

0

2

4

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

Dependent Variable: ROA

Scatterplot

Page 110: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

96

LAMPIRAN 5

OUTPUT UJI BEDA CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN (CAR)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30

-,31

,505

,128

,128

-,096

,701

,709

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

CUMMULATIV

E ABNORMAL

RETURN

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

One-Sample Statistics

30 -,31 ,505 ,092CUMMULATIVE

ABNORMAL RETURN

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

One-Sample Test

-3,376 29 ,002 -,311 -,50 -,12CUMMULATIVE

ABNORMAL RETURN

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Test Value = 0

Page 111: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

97

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI OBJEK PENELITIAN

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

TAHUN IPO

1 AIMS AKBAR INDO MAKMUR STIMEC. Tbk 2001

2 ARNA ARWANA CITRA MULIA. Tbk 2001

3 BTON BETON JAYA MANUNGGAL. Tbk 2001

4 CLPI COLORPAK INDONESIA. Tbk 2001

5 INAF INDOFARMA. Tbk 2001

6 IDSR INDOSIAR. Tbk 2001

7 IATG INFO ASIA TEKNOLOGI GLOBAL. Tbk 2001

8 KAEF KIMIA FARMA. Tbk 2001

9 LAPD LAPINDO PACKAGING. Tbk 2001

10 LMAS LIMAS STOCKHOMINDO. Tbk 2001

11 PANR PANORAMA SENTRA WISATA. Tbk 2001

12 PLAS PLAT SPACK PRIMA INDUSTRI. Tbk 2001

13 PYFA PYRIDAM FARMA. Tbk 2001

14 RYAN RYANE ADI BUSANA. Tbk 2001

15 TMPO TEMPO INTI MEDIA. Tbk 2001

16 WAPO WAHANA PHOENIX MANDIRI.Tbk 2001

17 ANTA ANTA EXPRESS TOUR AND TRAVEL SERVICE. Tbk 2002

18 APEX APEXINDO PRATAMA DUTA. Tbk 2002

19 CITA CIPTA PANEL UTAMA. Tbk 2002

20 FPNI FATRA POLINDO NUSA PERKASINDO. Tbk 2002

21 FISH FISHINDO KUSUMA SEJAHTERA. Tbk 2002

22 FORU FORTUNE INDONESIA. Tbk 2002

23 JTPE JASUINDO TIGA PERKASA. Tbk 2002

24 SUGI SUGI SAMA PERSADA. Tbk 2002

25 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA. Tbk 2003

26 ENRG ENERGI MEGA PERSADA. Tbk 2004

27 PJAA PEMBANGUNAN JAYA ANCOL. Tbk 2004

28 SQMI SANEX QIANJIANG MOTOR INTERNASIONAL. Tbk 2004

29 APOL ARPENI PRATAMA OCEAN LINE. Tbk 2005

30 MASA MULTI STRADA ARAH SASANA. Tbk 2005

Page 112: ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA OPERASI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16202/1/Didi... · iii ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA

98