analisis pengaruh makro ekonomi dan faktor

7
Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017 104 ISSN ISSNL 23376686 23383321 PENDAHULUAN Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya pemahaman investor terhadap resiko ketidakpastian yang akan ditanggung untuk setiap investasi yang dilakukan pada sekuritas saham. Investor yang berinvestasi pada sekuritas saham tidak hanya memperhitungkan return yang diperoleh tetapi risiko dari investasi itu juga perlu diperhitungkan. Menurut Tandelilin (2010), dalam hubunganya dengan investasi, risiko dibagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Dalam konteks investasi, risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis yang sering disebut dengan beta. Jogiyanto (2013) menyatakan bahwa beta merupakan suatu pengukur volatilitas dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Variasi waktu dan ketidakstabilan beta menjadi celah untuk dilakukan penelitian dan mencari hubungan makro ekonomi dan fundamental perusahaan yang bisa mempengaruhinya. Menurut Jogiyanto (2013:5) bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:13) bahwa investasi sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainya yang dilakukan saat ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) dikemudian hari (in future). Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman pola hubungan antara return yang diharapkan dengan risiko suatu investasi. Secara umum hubungan antara resiko dan return yang diharapkan adalah searah dan linear. Artinya semakin besar resiko suatu investasi maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan dari investasi tersebut dan sebaliknya. Menurut Gumanti (2011:50) bahwa return yang diharapkan merupakan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan akan diperoleh, sedangkan resiko diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSAEFEK INDONESIA Anius Sarumaha Magister Akuntansi Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640 Email: [email protected] Abstrak: Penggunaan beta dalam mengukur risiko sistematis baik dalam praktik maupun dalam penelitian, masih menunjukan hasil yang tidak konsisten. Hal ini terjadi karena ketidakakuratan dalam mengestimasi beta dan adanya perbedaan dalam waktu pengukuran beta. Variasi waktu dan ketidakstabilan beta menjadi celah untuk dilakukan penelitian dan mencari hubungan faktor luar yang bisa mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi dan faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham. Populasi penelitian adalah seluruh emiten yang termasuk dalam industri pertambangan periode 20102014. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling dan menghasilkan 28 emiten yang memenuhi syarat menjadi sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis diperoleh bahwa secara simultan variabel makro ekonomi dan fundamental perusahaan berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Secara parsial variabel inflasi, CR berpengaruh negatif signifikan terhadap beta saham. Sedangkan ROA dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Kurs Rupiah/USD dan DER tidak berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham. Kata kunci: Beta, Fundamental Perusahaan, Makro Ekonomi. Abstract: The use of beta measuring systematic risk in both practice and in research, they showed inconsistent results. This occurs due to inaccuracies in estimating the beta and the differences in beta measurement time. The time variation and instability beta loophole to do research and look for relationships outside factors that can affect it. This study aims to determine the effect of macroeconomic and company fundamentals to beta stocks. The study population was all issuers included in the mining industry in 20102014. The sampling technique used purposive sampling method and produces 28 issuers that qualify as sample. The analytical method used in this research is multiple linear regression analysis. The results of analysis that simultaneously macroeconomic and fundamentals company variables significantly influence the company's stock beta. In partial inflation, CR significant negative effect on beta. While the ROA and ROE significant positive effect on beta. Exchange rates Rupiah/USD and DER no significant positive effect on beta. Keywords: Beta; Fundamental Company; Macro Economy.

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017104

ISSNISSN­L

2337­66862338­3321

PENDAHULUANLatar belakang penelitian ini didasarkan pada

pentingnya pemahaman investor terhadap resikoketidakpastian yang akan ditanggung untuk setiapinvestasi yang dilakukan pada sekuritas saham.Investor yang berinvestasi pada sekuritas saham tidakhanya memperhitungkan return yang diperoleh tetapirisiko dari investasi itu juga perlu diperhitungkan.Menurut Tandelilin (2010), dalam hubunganyadengan investasi, risiko dibagi menjadi dua, yaiturisiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Dalamkonteks investasi, risiko yang dianggap relevanadalah risiko sistematis yang sering disebut denganbeta. Jogiyanto (2013) menyatakan bahwa betamerupakan suatu pengukur volatilitas dari suatusekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar.Variasi waktu dan ketidakstabilan beta menjadi celahuntuk dilakukan penelitian dan mencari hubunganmakro ekonomi dan fundamental perusahaan yangbisa mempengaruhinya.

Menurut Jogiyanto (2013:5) bahwa investasimerupakan penundaan konsumsi sekarang untukdimasukan ke aktiva produktif selama periode waktutertentu. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:13)bahwa investasi sebagai komitmen sejumlah uangatau sumber daya lainya yang dilakukan saat ini(present time) dengan harapan memperoleh manfaat(benefit) dikemudian hari (in future). Hal mendasardalam proses keputusan investasi adalah pemahamanpola hubungan antara return yang diharapkan denganrisiko suatu investasi. Secara umum hubungan antararesiko dan return yang diharapkan adalah searah danlinear. Artinya semakin besar resiko suatu investasimaka semakin besar pula tingkat return yangdiharapkan dari investasi tersebut dan sebaliknya.Menurut Gumanti (2011:50) bahwa return yangdiharapkan merupakan tingkat pengembalianinvestasi yang diharapkan akan diperoleh, sedangkanresiko diartikan sebagai kemungkinan terjadinyakerugian yang akan dialami investor atau

ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTORFUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM PADA

INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA

Anius SarumahaMagister Akuntansi Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

Email: [email protected]

Abstrak: Penggunaan beta dalam mengukur risiko sistematis baik dalam praktik maupun dalam penelitian, masih menunjukan hasilyang tidak konsisten. Hal ini terjadi karena ketidakakuratan dalam mengestimasi beta dan adanya perbedaan dalam waktu pengukuranbeta. Variasi waktu dan ketidakstabilan beta menjadi celah untuk dilakukan penelitian dan mencari hubungan faktor luar yang bisamempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makro ekonomi dan faktor fundamental perusahaan terhadapbeta saham. Populasi penelitian adalah seluruh emiten yang termasuk dalam industri pertambangan periode 2010­2014. Teknikpengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling dan menghasilkan 28 emiten yang memenuhi syarat menjadi sampel.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis diperoleh bahwa secarasimultan variabel makro ekonomi dan fundamental perusahaan berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Secara parsial variabelinflasi, CR berpengaruh negatif signifikan terhadap beta saham. Sedangkan ROA dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap betasaham. Kurs Rupiah/USD dan DER tidak berpengaruh positif signifikan terhadap beta saham.

Kata kunci: Beta, Fundamental Perusahaan, Makro Ekonomi.

Abstract: The use of beta measuring systematic risk in both practice and in research, they showed inconsistent results. This occurs dueto inaccuracies in estimating the beta and the differences in beta measurement time. The time variation and instability beta loophole todo research and look for relationships outside factors that can affect it. This study aims to determine the effect of macro­economic andcompany fundamentals to beta stocks. The study population was all issuers included in the mining industry in 2010­2014. The samplingtechnique used purposive sampling method and produces 28 issuers that qualify as sample. The analytical method used in this researchis multiple linear regression analysis. The results of analysis that simultaneously macroeconomic and fundamentals company variablessignificantly influence the company's stock beta. In partial inflation, CR significant negative effect on beta. While the ROA and ROEsignificant positive effect on beta. Exchange rates Rupiah/USD and DER no significant positive effect on beta.

Keywords: Beta; Fundamental Company; Macro Economy.

Page 2: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017105

ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasamendatang. Beberapa sumber resiko yangmempengaruhi resiko investasi seperti resiko inflasi,resiko pasar, resiko mata uang, resiko likuiditas,resiko finansial dan resiko bisnis, selalu menjadiperhatian investor sebelum menanamkan dananyapada suatu sekuritas. Mengetahui beta suatu sekuritasatau portofolio merupakan hal yang penting untukmenganalisis sekuritas tersebut. Beta suatu sekuritasdapat dihitung dengan teknik estimasi yangmenggunakan data historis. Beta yang digunakandengan data historis ini selanjutnya dapat digunakanuntuk mengestimasi beta masa datang. Seoranginvestor dalam mengestimasi beta dapatmenggunakan data historis dan kemudianmenggunakan faktor­faktor lain yang diperkirakandapat mempengaruhi beta masa depan.

Menggunakan model pasar untuk mengestimasibeta dapat dihitung dengan persamaan sebagaiberikut (Jogiyanto:2013):

Dimana:Ri = return sekuritas ke­i

i = komponen return yang tidak tergantung(unit) atau independen terhadap returnpasar.

i = beta merupakan koefisien yang mengukurRi akibat perubahan RM

RM = return dari indeks pasarei = kesalahan residu dengna nilai ekspektasi­

nya nol atau E(ei) = 0Menghitung return pasar (Rm) dapat dilakukan

dengan menggunakan data indeks harga sahamgabungan sebagai berikut:

Dimana:Rm.t = Return pasar pada periode ke­tIHSGt = Data Indeks Harga Saham Gabungan

pada periode tIHSGt­1 = Data Indeks Harga Saham Gabungan

periode sebelumnyaSedangkan perhitungan return sekuritas (Ri)

dilakukan dengan menggunakan perubahan dataharga saham perusahaan secara bulanan pada periodetertentu menggunakan rumus berikut ini:

Dimana:Ri.t = Return saham ke i pada periode tPt = Harga saham periode ke t (periode

sekarang)Pt­1 = Harga saham periode ke t­1 (periode

sebelumnya)Namun diduga bahwa beta yang dihasilkan

dengan model indeks tunggal yang belum dikoreksimasih mungkin terjadi bias karena perdagangan yangtidak sinkron di Bursa Efek Indonesia. Beta sahamyang bias tersebut masih perlu dikoreksi denganmenggunakan metode Fowler­Rorke (untuk asumsimenggunakan periode 1 (satu) lag dan lead). Tahapanberikutnya yang dilakukan untuk mengkoreksi biasbeta dengan metode Fowler­Rorke (Jogiyanto,2013:460) adalah:

Mengoperasikan persamaan regresi yangdiadopsi dari single index model sebagai berikut:

1. Mengoperasikan persamaan regresi untukmendapatkan korelasi (ρi) serial return indeks pasardengan return indeks pasar periode sebelumnya

sebagai berikut:

2. Menghitung bobot yang digunakan sebesar:

3. Menghitung beta koreksian saham perusahaanyang merupakan penjumlahan koefisien regresiberganda dengan bobot.4. Selain itu, karena data di pasar modal berkembangjuga diduga mempunyai distribusi yang tidak normal,maka diperlukan pengujian normalitas data returnmenggunakan Kolmogorov – Smirnov.

Variabel makro ekonomi yang digunakan dalampenelitian ini untuk memprediksi beta yaitu:1. Inflasi: inflasi adalah proses kenaikan harga –harga umum barang – barang secara terus menerus(Nopirin:2015). Pengujian yang dilakukan olehSadeli (2010) dan Sitanggang (2014) menemukanbahwa inflasi berpengaruh positif signifikan terhadapresiko sistematis saham. Inflasi dapat dihitung denganrumus sebagai berikut:

Page 3: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017106

Dimana:IHKn = Indeks harga konsumen periode

sekarangIHK0 = Indeks harga konsumen pada periode

sebelumnya.

2. Kurs Rupiah/USD: “Kurs merupakan harga ataunilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam matauang negara lain atau dapat juga didefinisikan sebagaijumlah uang domestik yang dibutuhkan untukmemperoleh satu unit mata uang asing” (Sukrisno ;2015 ). Pengujian yang dilakukan oleh Haryanto &Riyatno (2007) menemukan bahwa KursRupiah/USD berpengaruh positif signifikan terhadapresiko sistematik saham. Kurs yang digunakan dalampenelitian ini adalah kurs tengah BI yang dapatdirumuskan sebagai berikut:

Variabel fundamental perusahaan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah:1. Current Ratio: Rasio ini mengukur seberapa jauhaktiva lancar suatu perusahaan bisa dipakai untukmemenuhi kewajiban lancarnya. Penelitian yangdilakukan oleh Abdurahim (2003) menemukan bahwaCR berpengaruh negatif signifikan terhadap betasaham. Rumus untuk menghitung current ratiomenurut Gumanti (2011) adalah:

2. Debt to Equity Ratio: DER digunakan untukmengukur rasio besarnya kewajiban perusahaankepada kreditur yang dibandingkan dengan totalmodal sendiri yang dimiliki. Penelitian yangdilakukan oleh Andayani,dkk (2010), dan Sadeli(2010) yang menemukan bahwa DER berpengaruhpositif signifikan terhadap resiko sistematik saham.DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3) Return On Asset: ROA digunakan untuk mengukurrasio kemampuan perusahaan menghasilkan labadengan menggunakan total asset (kekayaan) yangdimiliki perusahaan. Penelitian yang dilakukan olehSoeroso (2013), Setiawan (2003) yang menyatakanbahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadapresiko sistematik saham. Secara matematis rumusuntuk mengukur nilai ROA adalah sebagai berikut:

4) Return On Equity: ROE digunakan untukmengetahui seberapa besar bagian laba yangdiperoleh perusahaan bisa dialokasikan kepadapemegang saham untuk periode tertentu setelah

semua hak kreditur dan saham preferen dilunasi.penelitian yang dilakukan oleh Wulansari danTriyonowati (2014) yang menyatakan bahwa ROEberpengaruh positif signifikan terhadap resikosistematik saham. Secara matematis, menurut Halimdan Hanafi (2009) ROE diperoleh dengan rumusberikut ini:

Berdasarkan latar belakang tersebut makarumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1)Apakah secara bersama­sama terdapat pengaruhvariabel makro ekonomi (inflasi, kurs/USD) danvariabel fundamental perusahaan (CR, DER, ROA,ROE) terhadap beta saham?; (2) Apakah secaraparsial terdapat pengaruh variabel makro ekonomi(inflasi, kurs/USD) dan variabel fundamentalperusahaan (CR, DER, ROA,ROE) terhadap betasaham?. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untukmenganalisis pengaruh secara bersama­sama variabelmakro ekonomi (inflasi, kurs/USD) dan variabelfundamental perusahaan (CR,DER,ROA,ROE)terhadap beta saham; (2) untuk menganalisispengaruh secara parsial variabel makro ekonomi(inflasi,kurs/USD) dan variabel fundamentalperusahaan (CR,DER,ROA,ROE) terhadap betasaham.

Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapatdigambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Teoritis

METODOLOGI PENELITIANUntuk dapat menganalisis pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen makadigunakan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasikdan pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitianini adalah perusahaan­perusahaan di sektor industripertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010­2014 yang berjumlah 41 perusahaan, terdiri dari: 23sub sektor industri pertambangan batubara, 8 subsektor industri pertambangan produksi minyak

Page 4: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017107

mentah dan gas alam, 8 sub sektor industripertambangan logam dan mineral, dan 2 sub sektorindustri pertambangan penggalian tanah/batuan.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah Purposive sampling. Kriteriapenentuan sampel adalah (1) Perusahaanpertambangan yang sahamnya terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) selama periode Januari 2010 –Desember 2014, dan selama periode tersebutperusahaan tidak pernah di­delisting; (2) Perusahaanaktif dalam perdagangan saham dan tersedia hargaperdagangan saham selama periode penelitian; (3)Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunanselama periode 2010­2014.

Bentuk rumusan persamaan linear bergandadalam penelitian ini adalah:

Dimana:Y = Beta sahama = Konstantab1,b2,b3,b4,b5,b6 = Koefisien regresiX1 = InflasiX2 = Kurs Rupiah/USDX3 = Current RatioX4 = Debt to Equity RatioX5 = Return on AssetX6 = Return on Equitye = error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Data

Deskripsi Variabel Beta Sebelum dan SetelahDikoreksi

Hasil persamaan regresi dengan menggunakanmodel pasar diperoleh nilai beta pasar saham yangbelum dikoreksi sebesar βm = 1,233 denganpenyimpangan dari nilai satu sebesar 23,3%. Hasil inimenunjukan bahwa beta saham perusahaan sektorpertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010­2014 memiliki nilai beta yang bias, tetapi tingkatkebiasanya kecil. Korelasi antara return dan betamemiliki hubungan yang negatif dengan nilai r =­,550, artinya semakin tinggi return maka semakinrendah beta sahamnya dan hubungan kuat dengansignifikansi kurang dari 5% menggunakan ujikorelasi Pearson. Sedangkan variasi nilainya tidak

tetap setiap periode. Hal ini tidak sejalan dengan teoriterhadap hubungan linear antara return dan betasaham. Selanjutnya beta saham masing­masingsekuritas tersebut dikoreksi dengan metode Fowlerdan Rorke untuk tiga periode lag dan lead. Setelahbeta saham masing­masing emiten dikoreksi denganmetode Fowler­Rorke, maka diperoleh beta pasarnyasebesar βm = 1,128. Nilai beta koreksi ini masih tetapbias dengan penyimpangan sebesar 12,8%. Nilai betasaham setelah dikoreksi mampu menurunkan masalahbias dibandingkan dengan sebelum dikoreksi. Karenanilai beta koreksian memiliki nilai lebih mendekatinilai satu dan memiliki penyimpangan yang lebihkecil dibandingkan dengan sebelum dikoreksisehingga dianggap sebagai beta yang lebih baik. Darihasil uji normalitas data rata­rata return saham danbeta saham emiten menggunakan metodeKolmogorov­Smirnov diperoleh nilai signifikansinya0,884 sehingga dapat disimpulkan bahwa data returnyang digunakan memiliki distribusi normal, sehinggatidak diperlukan transformasi data return.

Uji Asumsi Klasika. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakanuji Kolmogorov – Smirnov pada tingkat signifikansiα = 5%. Dari hasil pengujian diperoleh data tidakberdistribusi normal dengan asymp sign = 0,015,jauh di bawah alpha α = 5%. Sehingga langkahselanjutnya yang dilakukan adalah mendeteksiadanya outlier. Dari hasil pengolahan data untukmenjadikanya normal menggunakan metodetrimming maka diperoleh hasil jumlah data yangdinyatakan bebas dari nilai outlier sebanyak 108 data,sedangkan data yang dibuang sebagai outliersebanyak 32 data. Hasil uji normalitas datamenggunakan 108 data yang dinyatakan bebas darioutlier diperoleh asymp significance sebesar 0,939,sehingga dapat disimpulkan data berdistribusinormal.b. Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian inidiperoleh nilai tolerance seluruh variabel independendi atas 0,1 sedangkan nilai VIF variabel independenberada di bawah nilai 10. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa penelitian ini bebas darimultikolinearitas.c. Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi menggunakan uji Durbin­Watson untuk jumlah variabel independen k = 6 dan

Page 5: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017108

total data N = 108 pada tingkat signifikansi α = 5%,diperoleh nilai DW sebesar 1,987, dengan nilai dl =1,571 dan du = 1,805 sehingga dapat disimpulkanmodel regresi tidak terdapat autokorelasi.d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas menggunakan ujiGlejser pada tingkat signifikan 5% diperoleh seluruhvariabel independen memiliki nilai signifikansiabsolute residual di atas 5% sehingga dapatdisimpulkan model regresi tidak mengandungheteroskedastisitas.

Analisis Regresi dan KorelasiPengujian pengaruh secara simultan

menggunakan uji F dengan taraf keyakinan 5%,diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil perhitungan uji F hitungtersebut diperoleh nilai F hitung sebesar 5,677,sedangkan nilai F tabel pada α = 5% adalah sebesar2,19. Hal ini menunjukan bahwa nilai F hitung > Ftabel dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil inidapat diinterpretasikan bahwa secara bersama – samavariabel makro ekonomi (inflasi, Kurs Rupiah/USD),dan variabel fundamental perusahaan (CR, DER,ROA, ROE ) berpengaruh secara signifikan terhadapBeta Saham, dengan demikian H1 diterima

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji F

Berdasarkan hasil perhitungan uji F hitungtersebut diperoleh nilai F hitung sebesar 5,677,sedangkan nilai F tabel pada α = 5% adalah sebesar2,19. Hal ini menunjukan bahwa nilai F hitung > Ftabel dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil inidapat diinterpretasikan bahwa secara bersama – samavariabel makro ekonomi (inflasi, Kurs Rupiah/USD),dan variabel fundamental perusahaan (CR, DER,ROA, ROE ) berpengaruh secara signifikan terhadapBeta Saham, dengan demikian H1 diterima

Sedangkan hasil pengujian pengaruh secaraparsial menggunakan uji t dengan taraf keyakinan5%, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji t

Berdasarkan tabel 2. di atas dapat dibuatpersamaan regresi sebagai berikut:

1. Pengaruh inflasi terhadap Beta SahamHasil pengujian terhadap variabel inflasi

diperoleh nilai t hitung = ­ 3,452 lebih kecil dari nilait tabel = ­ 1,660 dengan tingkat signifikansi 0,001,berada di bawah batas taraf signifikansi α = 5%.Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial inflasiberpengaruh negatif signifikan terhadap Beta Sahampada perusahaan pertambangan. Hal ini bisa terjadikarena sebagian besar produksi pertambangandipengaruhi oleh permintaan negara tujuan, sehinggaperubahaan terhadap kondisi ekonomi domestik tidakmempengaruhi penjualan hasil produksi per­tambangan. Selama periode 2010 – 2014 kondisiekonomi domestik tidak mengalami kondisi ekonomiyang hiperinflasi, sehingga tidak berpengaruhterhadap operasional perusahaan secara menyeluruh.Hasil ini bertentangan dengan penelitian yangdilakukan oleh Sadeli (2010) dan Sitanggang (2014)yang mengatakan inflasi berpengaruh positifsignifikan terhadap resiko sistematik.2. Pengaruh Kurs Rupiah/USD terhadap Beta Saham

Hasil pengujian terhadap variabel KursRupiah/USD diperoleh nilai t hitung = 1,395 lebihkecil dari t tabel = 1,660 pada tingkat signifikansi0,166, berada di atas batas signifikansi α = 5%. Hasilini menunjukkan bahwa variabel Kurs Rupiah/USDberpengaruh positif tidak signifikan terhadap betasaham perusahaan pertambangan. Hasil yang tidaksignifikan ini dapat disebabkan oleh karenaperusahaan pertambangan yang terdaftar di BEIsebagian besar menjual hasil produksi pertambanganke negara lain menggunakan transaksi mata uangasing khususnya mata uang dollar AS, sehinggasebagian besar pendapatan dan pengeluaran operasiperusahaan didenominasi dalam mata uang dollar ASyang secara tidak langsung merupakan lindung nilaialami terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing.Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitianHaryanto & Riyatno (2007) yang melakukanpenelitian pada perusahaan manufaktur yang

Variabel Koefisien Regresi Signifikansi

Inflasi, Kurs Rp/USD, CR,DER, ROA dan ROE

INFLASIKURSCRDERROAROE

5,677

­17,726,071­,018,0081,112,454

Variabel Nilai FSignifikan

,001,166,030,286,037,047

Keterangan,000b

Sig.

Nilai t

­3,4521,395­2,2021,0732,1122,012

Keterangan

H2 diterimaH3 ditolakH4 diterimaH5 ditolakH6 diterimaH7 diterima

Page 6: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017109

menemukan bahwa Kurs Rupiah/USD berpengaruhpositif signifikan terhadap resiko saham, tetapimendukung hasil penelitianya pada perusahaan nonmanufaktur yang menemukan Kurs Rupiah/USDberpengaruh positif tidak signifikan tehadap resikosaham.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Beta Saham

Hasil pengujian terhadap variabel current ratiodiperoleh nilai t hitung = ­ 2,220 lebih kecil dari ttabel = ­ 1,660 pada tingkat signifikansi 0,030, beradadi bawah batas signifikansi α = 5%. Hasil pengujianini menunjukkan bahwa CR berpengaruh negatifsignifikan terhadap beta saham pada perusahaanpertambangan. Pentingnya informasi CR bagiinvestor adalah untuk mengetahui kondisi finansialjangka pendek perusahaan dalam memenuhikewajiban jangka pendeknya terhadap kreditur danpemerintah, sehingga meningkatkan keyakinaninvestor terhadap return yang akan diperoleh di masadepan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Abdurahim (2003) yang menemukanbahwa current ratio berpengaruh negatif signifikanterhadap beta saham.4. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap BetaSaham

Hasil pengujian terhadap variabel debt to equityratio diperoleh nilai t hitung = 1,073 lebih kecil dari ttabel = 1,660 pada tingkat signifikansi 0,286, beradadi atas batas signifikansi α = 5%. Hasil pengujian inimenunjukkan bahwa variabel DER berpengaruhpositif tidak signifikan terhadap beta saham padaperusahaan pertambangan. Hasil yang tidaksignifikan dapat disebabkan penggunaan hutanguntuk membiayai ekspansi infrastruktur dalammendukung peningkatan kapasitas produksipertambangan dan untuk modal kerja jangka panjang,sehingga diharapkan dengan peningkatan hutangtersebut akan meningkatkan pendapatan perusahaan.Hasil ini bertentangan dengan penelitian yangdilakukan oleh Andayani,dkk (2010), dan Sadeli(2010) yang mengatakan bahwa DER berpengaruhpositif signifikan terhadap beta saham.5. Pengaruh Return on Asset terhadap Beta Saham

Hasil pengujian terhadap variabel return on assetdiperoleh nilai t hitung = 2,112 lebih besar dari t tabel= 1,660 pada tingkat signifikansi 0,037, berada dibawah batas taraf signifikansi α = 5%. Hasilpengujian ini menunjukkan bahwa variabel ROAberpengaruh positif signifikan terhadap beta saham

pada perusahaan pertambangan. Bagi investorpeningkatan terhadap laba perusahaan akanberdampak pada peningkatan nilai pasar saham,sehingga tingkat pengembalian yang diperoleh jugasemakin besar. Kendala bagi industri pertambanganuntuk memperoleh profit yang tinggi dipengaruhioleh besarnya investasi yang diperlukan dan adanyaregulasi pemerintah untuk berproduksi, sehinggahambatan tersebut memungkinkan tingginyaketidakpastian perolehan laba di masa yang akandatang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Setiawan (2003), dan Soeroso(2013) yang mengatakan bahwa ROA berpengaruhpositif signifikan terhadap beta saham.6. Pengaruh Return on Equity terhadap Beta Saham

Hasil pengujian terhadap variabel return onequity diperoleh nilai t hitung = 2,012 lebih besar darit tabel = 1,660 pada tingkat signifikansi 0,047, beradadi bawah taraf signifikansi α = 5%. Hasil pengujianini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positifsecara signifikan terhadap beta saham padaperusahaan pertambangan. Pengaruh positifsignifikan ROE terhadap beta sahammengindikasikan bahwa ada ketidakpastian perolehanlaba perusahaan pertambangan dalam jangka panjang,hal ini terlihat dari rata­rata fluktuasi laba bersihperusahaan pertambangan yang tidak tetap atau naik– turun, sehingga kondisi ketidakpastian perolehanlaba ini menyebabkan ketidakpastian perolehanreturn di masa depan. Hasil ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Wulansari danTriyonowati (2014) yang mengatakan bahwa ROEberpengaruh positif signifikan terhadap beta saham.

PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis data secara empiris

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Secara bersama­sama variabel makro ekonomi(inflasi, Kurs Rupiah/USD), dan faktor fundamentalperusahaan (CR, DER, ROA dan ROE) berpengaruhsignifikan terhadap Beta Saham. Secara parsialvariabel inflasi dan CR berpengaruh negatifsignifikan terhadap beta saham. Variabel ROA danROE berpengaruh positif signifikan terhadap betasaham. Sedangkan variabel Kurs Rupiah/USD danDER tidak berpengaruh positif signifikan terhadapbeta saham.

Page 7: ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI DAN FAKTOR

Anius Sarumaha,104 ­ 110

Analisis Pengaruh Makro Ekonomi dan Faktor FundamentalPerusahaan Terhadap Beta Saham Pada Industri Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume 1 Nomor 2 Juli 2017110

Saran ­ SaranBagi investor yang akan menanamkan dananya,

disarankan agar mempertimbangkan kondisi inflasi,CR, ROA, dan ROE dalam pengambilankeputusanya. Hasil penelitian ini mengindikasikanbahwa pada kondisi inflasi yang tinggi ( bukan dalamkondisi hiperinflasi) dan perusahaan yang memilikirasio lancar yang tinggi merupakan waktu yang tepatuntuk melakukan investasi pada perusahaanpertambangan karena akan memberikan kepastianperolehan keuntungan yang diharapkan. Sedangkanperusahaan yang menunjukan efektifitas dan efisiensidalam pengelolaan aktiva dan modal pemilik, bukanmerupakan jaminan akan kepastian return yang akandiperoleh di masa depan. Hal ini dikarenakan adaketidakpastian perolehan laba perusahaan di masadepan. Sehingga bukan saat yang tepat dalammelakukan investasi pada industri pertambangan,tetapi harus mempertimbangkan faktor lain yang akanmempengaruhi kegiatan operasi perusahaan, misalnyakebijakan pemerintah terhadap kegiatan operasiperusahaan dan investasi yang dibutuhkan.

Bagi perusahaan khususnya industripertambangan agar memperhatikan pengaruh faktorfundamental perusahaan terhadap harga sahamnyaterutama dengan mempertahankan nilai CR yangtinggi dan stabilitas perolehan laba di masa depan,sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investorterhadap kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKAAbdurahim, Ahim., Pengaruh Current ratio, Asset Size, dan

Earning Variability Terhadap Beta Pasar, Jurnal Akuntansidan Investasi, Vol. 4 No. 2, Hal 44­62, ISSN: 1411­6227,2003.

Andayani,N.S.D.,Moeljadi,P.S.,Susanto,M.H, Pengaruh VariabelInternal dan Eksternal Perusahaan Terhadap RisikoSistematis Saham Pada Kondisi Pasar Yang Berbeda (Studipada Saham­saham ILQ 45 di BEI), Wacana, Vol 13 No2,ISSN 1411­0199, 2010.

Bursa Efek Indonesia, Daftar Industri Pertambangan dan DataLaporan Keuangan Perusahaan Pertambangan,www.idx.co.id

Bank Indonesia, Data Kurs Rupiah/US$. www.bi.go.idBadan Pusat Statistik, Data inflasi bulanan, www.bps.go.idGumanti,T.A, Manajemen Investasi Konsep, Teori dan Aplikasi,

Mitra Wacana Media, Jember, 2011.Hanafi, M.Muhammad, & Halim, Abdul, Analisis Laporan

Keuangan, Edisi 4, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.Hariyanto,D.M.Y.,Riyatno, Pengaruh Suku Bunga SBI, dan Nilai

Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan diBEJ, Jurnal Keuangan dan Bisnis,Vol 5 No 1, Hal 24­40,2007.

Hartono, Jogiyanto., Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi8, BPFE Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Yogyakarta,2013.

Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro & Makro, EdisiPertama, BPFE Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM,Yogyakarta, 2015.

Sadeli, Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Mikro – MakroTerhadap Risiko Saham, Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol 6 No2, Hal 1­15, 2010.

Setiawan, Doddy., Analisis Faktor­Faktor Fundamental YangMempengaruhi Risiko Sistematis Sebelum dan SelamaKrisis Moneter, Simposium Nasional Akuntansi VI,Surabaya, 2003.

Sitanggang, Widya.,S., Analisis Determinan Risiko InvestasiSaham. Artikel Ilmiah Universitas Brawijaya, Malang,2014.

Soeroso,Anditya, Faktor Fundamental (CR, DER, TATO danROI) Terhadap Risiko Sistematis Pada Industri Food andBeverages di BEI, Jurnal EMBA, Vol.1 No. 4, Hal 1687­1696, 2013.

Sukrisno,S., Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, DivisiBuku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2015.

Tandelilin, Eduardus, Materi Pokok Manajemen Investasi,Cetakan 4 Edisi 1. Universitas Terbuka, Jakarta, 2010.

Wulansari, I.,N., Triyonowati, Analisis Pengaruh Faktor­FaktorFundamental Terhadap Beta Saham LQ­45 di BEI, JurnalIlmu dan Riset Manajemen, Vol. 3 No.6, 2014.

Yahoo Finance, Data Indeks Harga Saham Gabungan dan Hargasaham perusahaan pertambangan, www.yahoofinance.com