analisis pengaruh lokasi dan pelayanan pegadaian …
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
61
ANALISIS PENGARUH LOKASI DAN PELAYANAN PEGADAIAN
SYARIAH TERHADAP MINAT NASABAH
PADA PT. PEGADAIAN SYARIAH (PERSERO)
CABANG CIKARANG
Oleh:
Muntasir
Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599
Email :[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana pengaruh lokasi terhadap minat
nasabah, 2) mengetahui pengaruh pelayanan pegadaian syariah terhadap minat nasabah,
3) mengetahui cara pegadaian syariah dalam memperkenalkan produknya kepada
nasabah.Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pegadaian Syariah (Persero) Cabang
Cikarang dan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus.
Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Pegadaian Syariah (Persero) Cabang
Cikarang, dan data penelitian ini berupa data primer yang bersumber dari kuisioner.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi pegadaian memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap minat nasabah dalam menggunakan jasa pegadaian
syariah, penanganan keluhan yang ditangani oleh pegawai pegadaian syariah sangat baik
menurut nasabah.,
Kata Kunci: lokasi, pelayanan, minat nasabah
PENDAHULUAN
Pegadaian syariah Cikarang Bekasi
berdiri pada tanggal 9 Juni 2010
Keberadaan pegadaian syariah Cikarang
merupakan tempat pegadaian yang
strategis, mudah dijangkau karena alat
trasnpormasi mudah ditemui, dan
letaknya yang berada di jalan Niaga Raya
yang merupakan pusat keramaian kota
dan sebagai penghubung jalan ke Bekasi
dan Jakarta. Pegadaian syariah Cikarang
sangat dikenal masyarakat luas.
Pegadaian memiliki ahli taksir yang
dengan cepat menaksir beberapa nilai riil
barang jaminin tersebut. Biasanya nilai
taksiran lebih rendah dari nilai pasar hal
ini dimaksudkan bila terjadi kemacetan
terhadap pembayaran pinjaman maka
dengan mudah pihak pegadaian melelang
jaminan yang diberikan nasabah di
bawah harga pasar.
Di samping itu, pegadaian juga
memiliki timbangan, serta alat ukur
tertentu, misalnya untuk mengukur karat
emas atau gram emas. Tujuan akhir dari
taksiran itu lah untuk menentukan
besarnya jumlah pinjaman yang dapat
diberikan. Besarnya pinjaman yang di
peroleh dari 80%-90% dari nilai
taksiran. Semakin besar nilai taksiran
maka semakin besar pula pinjaman
yang diperoleh.
Selain lokasi dan
peayanannya juga sangat dominan
dalam menentukan minat nasabah
dalam menggadaikan barangnya, dari
sini penulis ingin mengangkat tentang
pengaruh lokasi dan pelayanan
pegadaian syariah da n diberi judul
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
62
“Analisis pengaruh Lokasi dan
Pelayanan Pegadaian Syariah Terhadap
Minat Nasabah Pada PT. Pegadaian
Syariah (Persero) Cabang Cikarang”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah pada :
1. Bagaimana pengaruh lokasi
terhadap minat nasabah?
2. Bagaimana pengaruh pelayanan
pegadaian syariah terhadap minat
nasabah?
3. Bagaimana cara pegadaian syariah
dalam memperkenalkan produknya
kepada nasabah?
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, dibutuhkan
data-data yang berhubungan dengan
kajian peneliti, yaitu bersumber dari :
1. Studi Lapangan, yaitu penelitian
dengan cara melakukan kunjungan
dan peninjauan langsung ke
pegadaian syariah Cikarang yang
menjadi objek kajian. Teknik
pengumpulan datanya, yaitu
wawancara dan pengumpulan data
melalui kuisioner.
2. Studi Pustaka, yaitu pengumpulan
data-data dengan cara mempelajari
berbagai bentuk bahan-bahan
tertulis seperti buku-buku
penunjang kajian, catatan-catatan,
maupun referensi lain yang bersifat
tertulis.
LANDASAN TEORI
Pengertian Lokasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi usaha menurut
Manulang (1991:41) adalah lingkungan
masyarkat, kedekatan dengan
pasar/konsumen dan tenaga kerja.
Menurut Tjiptono (2000:41), dalam
mendirikan perusahaan, pemilihan lokasi
sangat dipertimbangkan. Karena
pemilihan lokasi merupakan faktor
bersaing yang penting dalam usaha
menarik konsumen atau pelanggan.
Pertimbangan-pertimbangan yang cermat
dalam menentukan lokasi meliputi faktor-
faktor :
a. Akses, misalnya lokasi yang
dilalui atau mudah dijangkau
sarana transportasi umum.
b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat
dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
c. Lalu lintas (traffic) di mana ada 2
hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
1) Banyaknya orang yang lalu
lalang bisa memberi peluang
terjadinya impulse buying.
2) Kepadatan dan kemacetan lalu
lintas bisa pula menjadi
hambatan, misalnya terhadap
pelayanan kepolisian,
pemadam kebakaran, atau
ambulan.
d. Tempat parkir yang luas dan aman.
e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat
yang luas untuk perluasan usaha di
kemudian hari.
f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar
yang mendukung jasa yang
ditawarkan. Misalnya warung
makan yang berdekatan dengan
daerah kost, asrama mahasiswa,
atau perkantoran.
g. Persaingan yaitu lokasi pesaing.
Misalnya dalam menentukan
lokasi wartel perlu
dipertimbangkan apakah di jalan
atau daerah yang sama, banyak pula
terdapat wartel lain atau tidak.
h. Peraturan pemerintah, misalnya
ketentuan yang melarang tempat
reparasi (bengkel) kendaraan
bermotor berdekatan dengan
pemukiman penduduk.
Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah sarana untuk
mengidentifikasi dan memenuhi
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
63
superior need. Dengan kata lain layanan
konsumen dapat menjadi pusat
keuntungan perusahaan
Menurut Parasuraman dan kawan-
kawan (1988) di dalam salah studi
mengenai SERQUAL atau Dimensi
Kualitas Pelayanan mengidentifikasikan
lima faktor utama yang dipergunakan
konsumen dalam menilai atau
menentukan kualitas layanan. Kelima
faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keandalan (reliability)
Yakni kemampuan perusahaan
untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan.
b. Berwujud (tangible)
Yakni bukti fisik dari layanan, bisa
berupa fasilitas fisik, perlengkapan
dan peralatan yang dipergunakan
dan sarana komunikasi.
c. Daya Tanggap (responsibility)
Yakni keinginan untuk membantu
para konsumen dan memberikan
pelayanan dengan cepat, tepat dan
informasi yang jelas.
d. Jaminan (assurance)
Mencakup pengetahuan,
kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya, bebas dari resiko
bahaya dan keragu-raguan.
e. Empati (empathy)
Meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan komunikasi
yang baik, perhatian pribadi dan
memenuhi kebutuhan para
konsumen.
Pengertian Minat Nasabah
Minat nasabah adalah keinginan
nasabah dalam menggunakan jasa
pegadaian syariah , minat nasabah dalam
menggadaikan atau dalam menggunakan
jasa pegadaian syariah dapat di
kelompokkan dalam beberapa hal:
1. Mudah
Di mana prosedur yang diterapkan
pegadaian syariah dalam
pelaksanaanya sangat mudah yaitu
dengan hanya membawa harta
(emas, berlian) yang mau di
gadaikan dan tidak memerlukan
banyak persyaratan dalam
menggunakan jasa pegadaian
syariah.
2. Cepat
Hanya butuh waktu kurang lebih 15
menit dalam menggadaikan barang
(emas, berlian) dan nasabah akan
langsung mendapatkan uang yang
mana nasabah tersebut telah
menggadaiakan hartanya di
pegadaian syariah.
3. Dekat
Lokasi yang dekat dan mudah
dijangkau sangat mempengaruhi
nasabah dalam menentukan
pegadaian syariah yang akan di
datangi, semakin mudah dijangkau
dan dekat maka nasabah akan
memilih pegadaian tersebut.
4. Pelayanan
Pelayanan yang ramah serta prima
dalam melayani nasabah akan
memberikan nilai plus dalam
pandangan nasabah, serta nasabah
akan merasa nyaman dan akan
kembali untuk menggunakan jasa
pegadaian syariah.
5. Bebas Bunga
Dalam pegadaian syariah untuk
mengambil keuntungan tidak
mengenakan bunga melainkan
dengan biaya simpanan, dengan
bebas dari bunga maka nasabah
akan merasa lebih percaya dengan
pegadaian syariah.
Pengertian Gadai Syariah
Pengertian gadai yang ada dalam
syariah agak berbeda dengan pengertian
gadai yang ada dalam hukum positif.
Pengertian gadai dalam hukum positif
seperti yang tercantum dalam Burgerlijk
Wetbook (Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata) adalah suatu hal yang
diperoleh seseorang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
64
kepadanya oleh seseorang yang
berhutang atau oleh orang lain atas
namanya dan yang memberikan
kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan dari pada
orang-orang yang berpiutang lainnya,
dengan pengecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya-
biaya mana yang harus didahulukan
(Pasal 1150 KUH Perdata). Jadi
perbedaan pegadaian syariah dengan
hukum positif adalah dimana hukum
positif ialah mendahulukan orang yang
menggadaikan barangnya dibandingkan
dengan orang yang berpiutang lainnya.
Faktor Kepuasan Kerja
Penelitian Zainudin (2006) tentang
preferensi masyarakat terhadap gadai
syariah pada kantor cabang Pegadaian
Syariah Margonda Depok dengan hasil
penelitian bahwa faktor yang
mempengaruhi masyarakat menggunakan
jasa Pegadaian Syariah Margonda Depok
adalah faktor biaya murah, alasan agama
dan lokasi yang dekat dengan rumah
atau tempat usaha (lokasi kantor)
,sedangkan masyarakat yang tidak
memanfaatkan gadai syariah dengan
alasan tidak tahu prosedur, tidak
memunyai emas atau berlian (barang
jaminan).
Menurut penelitian In Endang
Mardiani (1994) di Perum Pegadaian
Jawa tengah yang mengkaji faktor
penentu perkembangan Pegadaian tahun
1988-1992, diperoleh hasil bahwa
nasabah merupakan faktor penentu yang
sangat dominan bagi perkembangan
Pegadaian.
Dalam penelitian Erlyana (2010) di
Bank Jabar Banten Syariah yang meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku nasabah dalam menggunakan
gadai emas pada Bank Jabar Banten
Syariah menunjukan bahwa faktor
dominan yang mempengaruhi perilaku
nasabah adalah tempat transaksi yang
nyaman (kantor layanan) dan nasabah
juga setuju faktor produk, harga,
promosi, religiusitas dan pelayanan juga
menjadi faktor yang mempengaruhi
nasabah melakukan transkasi di Bank
Jabar Syariah.
Dalam penelitian Purwanto (2012)
yang meneliti perbandingan sensitivitas
permintaan kredit gadai emas dengan
kredit gadai non emas terhadap
pergerakan variable makro ekonomi
mengungkapkan bahwa harga emas,
tahun krisis berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap
sensitivitas permintaan kredit emas,
sedangkan variable inflasi berpengaruh
negatif terhadap permintaan kredit emas
,sementara untuk suku bunga dan
pertumbuhan ekonomi pengaruhnya
tidak bisa dijelaskan karena tidak sejalan
dengan hipotesis. Untuk permintaan
kredit non emas, ditemukan bahwa
pertumbuhan ekonomi, tahun krisis
berpengaruh positif, dan inflasi
berpengaruh negarif, sedangkan suku
bunga tidak bisa dijelaskan pengaruhnya
karena tidak sejalan dengan hipotesis.
PEMBAHASAN
Data yang digunakan adalah data
bersifat kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka/data kualitatif yang
diangkakan (skoring), dengan jenis data
“Kontinum” yaitu data yang bervariasi
menurut tingkatan yang diperoleh dari
hasil pengukuran data “Ratio” yaitu data
yang jaraknya sama dan memiliki nilai
nol mutlak. Sedangkan untuk Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan
Non Probability Sampling, yaitu
mengambil sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Metode Non
Probability Sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling dengan
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
65
memilih responden dengan pertimbangan
tertentu yaitu:
1. Jumlah kedatangan nasabah
minimal 2 kali datang, dengan
harapan nasabah yang telah
datang lebih dari satu kali dapat
lebih mengetahui standar
pelayanan yang ada di Pegadaian
Syariah Cabang Cikarang.
2. Usia nasabah di atas 17 tahun,
karena dianggap sudah dapat
melakukan transaksi.
Populasi dari penelitian ini adalah
Nasabah PT. Pegadaian Syariah
(Persero) Cabang Cikarang. Yang
berjumlah 2054 orang. Sampel penelitian
adalah sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi yaitu 100
responden.
Penelitian ini menggunakan skala Likert
yaitu menghadapkan responden pada
pertanyaan menyangkut tanggapan
konsumen mengenai Kualitas Pelayanan,
Fasilitas dan nilai pelanggan yang dapat
dilihat pengaruhnya terhadap Kepuasan
nasabah. Instrumen pertanyaan ini akan
menghasilkan total skor bagi tiap-tiap
anggota sampel yang diwakili oleh setiap
nilai skor seperti yang tercantum pada
tabel skala likert di bawah ini :
Skala Likert
Sebelum mengolah data dengan
menggunakan rumus regresi, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan:
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan
cara melihat korelasi skor butir
pertanyaan dengan total skor variabel.
Untuk membantu pengujian
validitas, maka prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
operasional, yaitu Ho dan Ha
Ho : Instrumen penelitian tidak
valid
Ha : Instrumen penelitian valid
b) Syarat minimum untuk dianggap
suatu butir instrumen valid adalah
indeks validitasnya > 0,3. Dengan
demikian, jika korelasi antara
butir dengan skor total kurang
dari 0,3 maka butir instrumen
tersebut tidak valid. Semakin
tinggi korelasi itu mendekati
angka satu (1,00) maka semakin
baik pula konsistensinya atau
validitasnya
c) Menentukan pendekatan (alat)
statistik yang digunakan dengan
kriteria pengujian:
Jika r hitung > r tabel maka Ho
ditolak
Jika r hitung < r tabel maka Ha
ditolak
d) Melakukan perhitungan sesuai
dengan pendekatan (alat)
statistika menggunakan program
komputer SPSS
e) Mengambil kesimpulan
b. Uji Realibilitas
Untuk membantu pengujian
reliabilitas, maka prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis
operasional, yaitu Ho dan Ha
Ho : Instrumen penelitian tidak
reliabel
Ha : Instrumen penelitian reliabel
b) Metode alpha cronbach, batasan
reliabilitas sebenarnya sudah
ditentukan Batasan tersebut
adalah:
1. Koefisien alpha berada di atas
angka 0,8 baik
2. Koefisien alpha berada di 0,7
dapat diterima
3. Koefisien alpha berada di
bawah 0,6 kurang baik/tidak
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
66
reliable1
c) Menentukan pendekatan (alat)
statistik yang digunakan dengan
kriteria pengujian:
1. Jika r Alpha > r tabel maka
Ho ditolak
2. Jika r Alpha < r tabel maka
Ho diterima
d) Melakukan perhitungan sesuai
dengan pendekatan (alat)
statistika menggunakan program
komputer SPSS
e) Mengambil kesimpulan
Tabel 3.2
c. Uji asumsi klasik regresi linier
berganda 1. Uji Multikolonearitas
Uji multikoleniaritas digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik
multikoleniaritas, yaitu adanya
hubungan linear antara variable
independent dalam model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak
adanya multikoleniaritas. Ada
beberapa metode pengujian yang
bisa digunakan, diantaranya 1)
dengan melihat nilai inflation factor
(VIF) pada model regresi, 2)
dengan membandingkan nilai
koefesien determinasi individual (r)
dengan nilai determinasi secara
serentak (R), dan 3) dengan melihat
nilai eigenvalue dan condition index.
Pada pembahasan ini akan dilakukan
uji multikolinearitas dengan melihat
nilai inflation factor (VIF) pada
model regresi. Menurut Santoso
(2001), pada umumnya jika VIF
lebih besar dari 5, maka variable
tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variable
bebas lainnya.
Tabel 3.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Dari hasil di atas dapat diketahui
nilai variance inflation factor (VIF) kedua
variabel, yaitu pelatihan dan
pengembangan adalah 1.580 lebih kecil
dari 5. Disimpulkan bahwa antar
variabel independen tidak terjadi
multikolinearitas.
2. Heterokodastisitas
Heterokedastisitas menunjukan
bahwa variasi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Pada
heterokedastisitas kesalahan yang
terjadi tidak random, tetapi
menunjukkan hubungan yang
sistematis sesuai dengan besarnya
satu atau lebih variabel.
Heterokedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari
residual atau pengamatan ke
pengamatan lainnya, jika varian
residual dan satu pengamatan
kepengamatan lainnya tetap maka
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
67
disebut homokedstisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regrresi yang baik yang
homokedastisitas dan tidak terjadi
heterokedastisitas.
Gambar 3.1
Hasil output SPSS pada gambar
diatas menunjukan bahwa titik-titik data
menyebar di atas dan dibawah atau di
sekitar angka nol serta titik-titik data
tidak mengumpul hanya diatas atau di
bawah saja, penyebaran titik-titik data
tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian
menyempit dan melebar kembali dan
penyebaran titik-titik data sebaiknya
tidak berpola. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi linier berganda
bebas dari asumsi klasik
heterokedastisitas dan layak digunakan
dalam penelitian.
3. Uji Normalitas Data
Selain uji asumsi klasik
multikoleniaritas dan
heterokedastisitas uji asumsi klasik
yang lain adalah uji normalitas. Uji
normalitas adalah pengujian tentang
kenormalan distribusi data. Uji ini
merupakan pengujian yang paling
banyak dilakukan untuk analisis
statistic parametric. Penggunaan uji
normalitas karena pada analisis
statistic parametric, asumsi yang
harus dimiliki oleh data adalah bahwa
data tersebut terdistribusi secara
normal. Maksud data terdistribusi
secara normal adalah bahwa data akan
mengikuti bentuk distribusi normal.
Bahwa data memusat pada nilai rata-
rata median.
Untuk mengetahui bentuk distribusi
data kita bisa menggunakan grafik
distribusi.
Gambar 3.2
4. Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah
yang tidak memiliki masalah
autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi
maka persamaan tersebut menjadi
tidak baik atau tidak layak dipakai
prediksi. Masalah autokorelasi baru
timbul jika ada korelasi secara linear
antara kesalahan pengganggu periode t
(berada) dan kesalahan pengganggu
periode t-1 (sebelumnya). Salah satu
ukuran dalam menentukan ada tidaknya
masalah autokorelasi dengan uji
Durbin-Watson (DW), dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif jika
nilai DW di bawah -2 (DW <-2)
2) Tidak terjadi autokorelasi jika
nilai DW berada di antara -2 dan
+2 atau -2 < DW<+2.
3) Terjadi autokorelasi negative jika
nilai DW di atas +2 atau DW>
+2.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
68
Tabel 3.4
Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary(b)
a Predictors: (Constant), pelayanan pegadaian, lokasi
b Dependent Variable: minat nasabah
Dari hasil output di atas didapat
nilai DW yang dihasilkan dari model
regresi adalah 1.050 dan -2 < 1.050 <
+2. Maka, disimpulkan bahwa data di
atas tidak terjadi autokorelasi.
d. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini untuk mengetahui
arah hubungan antara variabel
indevenden apakah variabel
devenden apakah masing-masing
variabel indevenden berhubungan
positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel
devenden apabila nilai variabel
indevenden mengalami kenaikan
atau penurunan. Data yang biasa
digunakan biasanya berskala interval
atau rasio. Penulis menggunakan
bantuan SPSS 15.00 For Window.
Dengan menggunakan rumus sebagai
berikut
Y = a+ b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Dimana :
Y = Minat
a = Bilangan konstanta (intercept
Regresi)
b1x1 = Koefesien regresi X1 (Lokasi)
b2x2 = Koefesien regresi X2
(Pelayanan)
e = Standar error
1) Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilaksanakan untuk melihat
signifikansi dari pengaruh
independent secara individu/parsial
terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat
konstan atau digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh yang signitas atas variabel X
dan variabel Y . Untuk menguji
koefesien hipotesis. Ho = 0. Untuk
itu langkah-langkah yang akan
digunakan untuk menguji hipotesa
tersebut dengan adalah sebagai
berikut. Menguji pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap
variabel terikat. Kriteria pengambilan
keputusan:
a) Dengan
membandingkan
nilai t hitung
dengan t table .
Jika t table < t hitung , maka Ho
diterima.
Jika t table > t hitung , maka Ho
ditolak
Dengan tingkat signifikansi 5% (=
5%) dan nilai df (degree of
freedom) n-k (50 - 5) = 45, maka
dapat diketahui nilai t table sebesar
64
b) Dengan menggunakan angka
signifikansi
Jika angka signifikansi > 0,05 ,
maka Ho diterima
Jika angka signifikansi < 0,05 ,
maka Ho ditolak.
2) Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel-variabel
independent secara keseluruhan
terhadap variabel dependent. Untuk
menguji pengaruh secara keseluruhan
variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka digunakan criteria
sebagai berikut:
(a) Pengujian F hitung dengan F
table.
Ho : B = 0
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
69
Variabel-variabel bebas tidak
berpengaruh yang signifikan
secara bersama-sama terhadap
variabel terikatnya.
Ha : B = 0
Variabel-variabel bebas
punya pengaruh yang
signifikan secara bersama-
sama terhadap variabel
terikatnya.
(b) Dengan menggunakan angka
signifikansi.
Jika angka probabilitas > 0,05 ,
maka Ho diterima.
Jika angka probabilitas < 0,05 ,
maka Ho ditolak atau Ha
diterima.
Hasil Kuesioner
Lokasi
1. Lokasi Pegadaian Syariah Cikarang dari
tempat tinggal nasabah
Tabel 4.6
Memperhatikan pada tabel 4.6
tampak bahwa nasabah pegadaian syariah
menganggap lokasi pegadaian syariah
Cikarang sulit sebesar 1 responden (1%),
sedangkan 26 responden (26%)
menganggap lokasi pegadadaian syariah
Cikarang cukup mudah, 57 responden (57%)
mengatakan mudah dan 16 responden(16%)
lainnya mengatakan sangat mudah.
2. Lokasi Pegadaian dari jalan raya
Lokasi yang mudah dijangkau
dari jalan raya erat kaitannya dengan
lokasi pegadaian syariah. Mengenai
lokasi yang mudah dijangkau dari jalan
raya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Memperhatikan pada tabel 4.7
tampak bahwa nasabah pegadaian syariah
Cikarang mengatakan bahwa lokasi
pegadaian syariah Cikarang sulit
dijangkau dari jalan raya sebesar 6
responden (6%), sedangkan 25
responden (25%) menganggap lokasi
pegadaian syariah cukup mudah, 52
responden (52%) mengatakan mudah
dan 17 responden (17%)mengatakan
sangat mudah dijangkau dari jalan raya.
3. Lokasi pegadaian dari jalur transportasi
Lokasi pegadaian syariah Cikarang
yang strategis dilihat dari jalur
transportasi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.8
Memperhatikan tabel 4.8 tampak
bahwa nasabah pegadaian syariah
menganggap bahwa lokasi pegadaian
syariah sulit dilihat jalur transportasi
sebesar 2 responden (2%), sedangkan 20
responden (20%) menganggap cukup
mudah, 55 responden (55%) mengatakan
mudah dan 23 responden(23%) lain
mengatakan sangat mudah dan strategis
dilihat dari jalur transportasi.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
70
4. Lokasi pegadaian dari jangkauan
angkutan umum
Lokasi pegadaian syariah mudah
dijangkau angkutan umum. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9
sebagai berikut.
Tabel 4.9
Berdasarkan pada tabel 4.9 tampak
bahwa responden pegadaian syariah
menganggap lokasi pegadaian syariah
sulit dijangkau dengan angkutan umum
sebesar 4 responden (4%), sedangkan 18
responden (18%) menyatakan cukup
mudah, 62 responden (62%) menyatakan
mudah dan 16 responden (16%)
menganggap bahwa lokasi pegadaian
syariah sangat mudah dijangkau
angkutan umum.
5. Jarak pemberhentian angkutan umum
dengan pegadaian syariah
Tabel 4.10
Berdasarkan tabel 4.10 tampak
responden pegadaian syariah yang
mengatakan jarak pemberhentian
angkutan umum dengan pegadaian
syariah sulit sebesar 3 responden (3%),
sedangkan 28 responden (28%)
mengatakan jarak pemberhentian
angkutan umum pegadaian syariah cukup
mudah, 51 responden (51%) menyatakan
mudah dan 18 responden menyatakan
sangat mudah.
6. Penggunaan angkutan umum
Tabel 4.11
Memperhatikan pada tabel 4.11
tampak bahwa tanggapan responden
tentang penggunaan angkutan umum 7
responden (7) menyatakan sulit, 21
responden (21%) menyatakan cukup
mudah, 55 responden (55) menyatakan
mudah dan 17 responden (17) menyatakan
sangat mudah.
2. Pelayanan
Untuk melihat kualitas
pelayanan Pegadaian Syariah Cabang
Cikarang maka ditampilkan hasil
kuesioner kualitas pelayanan untuk
melihat jawaban dari 100 responden
terhadap sembilan belas pertanyaan
kualitas pelayanan. Jawaban
permasing-masing pernyataan sebagai
berikut:
1) Interior dan penataan ruang
Tabel 4.12
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
71
Dapat diketahui pada tabel 4.12
bahwa sebanyak 1 responden (1%)
menyatakan tidak setuju, 11 responden
(11%) menyatakan kurang setuju,
responden menyatakan bahwa hal ini
disebabkan karena kurangnya kerapihan.
Sedangkan 66 responden (66%)
menyatakan setuju, dan 22 responden
(22%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
2) Kebersihan
Tabel 4.13
Dapat diketahui pada gambar 4.13
bahwa sebanyak 4 responden (2%)
menyatakan tidak setuju, 38 responden
(38%) menyatakan kurang setuju,
menurut responden hal ini dilihat karena
tidak adanya petugas khusus yang
bertugas menjaga kebersihan. Sedangkan
49 responden (49%) menyatakan setuju
dan 9 responden (9%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
3) Suasana tempat
Tabel 4.14
Dapat diketahui pada tabel 4.14
bahwa sebanyak 9 responden (9%)
menyatakan tidak setuju, 30 responden
(30%) kurang setuju menurut responden
hal ini disebabkan karena kenyamanan
di ruangan terganggu manakala jumlah
nasabah yang datang cukup banyak
sedangkan pendingin ruangan kurang
dingin. Sedangkan 55 responden (55%)
menyatakan setuju dan 6 responden (6%)
menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
4) Lokasi parkir
Dapat diketahui pada gambar 4.15
bahwa sebanyak 6 responden (6%)
menyatakan tidak setuju, 31 responden
(31%)menyatakan kurang setuju
menurut nasabah hal ini dikarenakan
tidak adanya petugas khusus yang
menjaga dan memberikan karcis sebagai
jaminan keamanan. Sedangkan 51
responden (51%) menyatakan setuju dan
12 responden (12%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
5) Memberikan informasi dan
pelayanan yang dibutuhkan
Tabel 4.16
Dapat diketahui pada gambar 4.16
bahwa sebanyak 1 responden (1%)
menyatakan tidak setuju, 22 responden
(22%) menyatakan kurang setuju, 66
responden (66%) menyatakan setuju dan
11 responden (11%) menyatakan sangat
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
72
setuju dengan pernyataan ini.
6) Pegawai mengetahui produk yang
ditawarkan
Tabel 4.17
Dapat diketahui pada tabel 4.17
bahwa sebanyak 1 responden (1%)
menyatakan tidak setuju, 23 responden
(23%) menyatakan kurang setuju, 51
responden (51%) menyatakan setuju dan
25 responden (25%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
7) Penyediaan layanan yang tepat
waktu
Tabel 4.18
Dapat diketahui pada gambar 4.18
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan sangat tidak setuju, 30
responden (30%) menyatakan kurang
setuju, menurut responden hal ini
disebabkan manakala jumlah nasabah
yang datang cukup banyak, sedangkan
jumlah pegawai yang melayani terbatas
Sedangkan 59 responden (59%)
menyatakan setuju dan 5 responden (5%)
menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
8) Kecepatan melayani
Tabel 4.19
Dapat diketahui pada gmbar 4.19
bahwa sebanyak 3 responden
(3%)menyatakan tidak setuju, 44
responden (44%) menyatakan kurang
setuju, 40 responden (40%) menyatakan
setuju dan 13 responden (13%)
menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
9) Responsif terhadap keinginan
nasabah
Tabel 4.20
10) Penyampaian informasi layanan
Tabel 4.21
Dapat diketahui pada gambar 4.21
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan tidak setuju, 32 responden
(32%) menyatakan kurang setuju, 47
responden (47%) menyatakan setuju dan
18 responden (18%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
73
11) Kemampuan pegawai atas produk
Berikut ini adalah tabel kemampuan
atas produk:
Tabel 4.22
Dapat diketahui pada table 4.22
bahwa sebanyak 2 responden (2%)
menyatakan tidak setuju, 27 responden
(27%) menyatakan kurang setuju, 57
responden (57%) menyatakan setuju, dan
14 responden (14%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
12) Kerapihan dan kesopanan dalam
melayani Tabel 4.23
Dapat diketahui pada gambar 4.23
bahwa sebanyak 7 responden (7%)
menyatakan tidak setuju, 27 responden
(27%) menyatakan kurang setuju, 56
responden (56%) menyatakan setuju dan
10 responden (10%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
13) Keamanan saat bertransaksi
Tabel 4.24
Dapat diketahui pada tabel 4.24
bahwa sebanyak 4 responden (4%)
menyatakan tidak setuju, 23 responden
(23%) menyatakan kurang setuju 58
responden (58%) menyatakan setuju dan
15 responden (15%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
14) Kepercayaan nasabah
Tabel 4.25
Dapat diketahui pada gambar 4.25
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan tidak setuju, 23 responden
(23%) menyatakan kurang setuju, 58
responden (58%) menyatakan setuju dan
16 responden (16%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
15) Penanganan keluhan Tabel 4.26
Dapat diketahui pada table 4.26
bahwa sebanyak 9 responden (9%)
menyatakan kurang setuju, 80 responden
(80%) menyatakan setuju dan 11
responden (11%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
16) Menyambut kedatangan nasabah
Tabel 4.27
Dapat diketahui pada gambar 4.27
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan tidak setuju, 26 responden
(26%) menyatakan kurang setuju, 60
responden (60%) menyatakan setuju, 11
responden (11%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
74
3. Minat
1) Penaksiran harga Tabel 4.28
Dapat diketahui pada tabel 4.28
bahwa sebanyak 2 responden (2%)
menyatakan tidak setuju 68 responden
(68%) menyatakan setuju, 32 responden
(32%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
2) Keamanan barang
Tabel 4.29
Dapat diketahui pada tabel 4.29
bahwa 9 responden (9%) menyatakan
tidak setuju sebanyak 15 responden
(15%) menyatakan kurang setuju, 48
responden (48%) menyatakan setuju dan
28 responden (28%) menyatakan sangat
setuju.
3) Biaya penyimpanan
Tabel 4.30
Dapat diketahui pada tabel 4.30
bahwa 3 responden (3%) menyatakan
tidak setuju, 36 responden (36%)
menyatakan kurang setuju, menurut
responden hal ini karena mereka
melakukan gadai hanya karena bukan
untuk menjadi kebiasaan tetapi hanya
saat-saat terdesk keuangan saja.
Sedangkan 51 responden (51%)
menyatakan setuju dan 10 responden
(10%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
4) Pencairan dana Tabel 4.31
Dapat diketahui pada tabel 4.7
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan tidak setuju, 27 responden
(27%) menyatakan kurang setuju, 59
responden (59%) menyatakan setuju, dan
11 responden (11%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
5) Menyarankan orang lain Tabel 4.32
Dapat diketahui pada tabel 4.32
bahwa sebanyak 4 responden (4%)
menyatakan tidak setuju, 36 responden
(36%) menyatakan kurang setuju, 49
responden (49%) menyatakan setuju, dan
11 responden (11%) menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini.
6) Kepuasan atas pelayanan Tabel 4.33
Dapat diketahui pada tabel 4.33
bahwa sebanyak 3 responden (3%)
menyatakan tidak setuju, 26 responden
(26%) menyatakan kurang setuju,
57responden (57%) menyatakan setuju,
dan 14 responden (14%) menyatakan
sangat setuju dengan pernyataan ini.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
75
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4. 34 Hasil Analisis Regresi Berganda
a. Predictors: (Constant), Pelayanan Pegadaian, Lokasi
b. Dependent Variable: Minat Nasabah
Berdasarkan tabel di atas korelasi
lokasi dan pelayanan dengan minat
nasabah diperoleh angka R sebesar
0.616. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi pengaruh yang kuat dan searah.
Sedangkan R Square (R2) menunjukkan
koefisien determinasi pengaruh lokasi
dan pelayanan terhadap minat nasabah
diperoleh sebesar 0.379, artinya
persentase sumbangan sebesar 37,9%,
sedangkan sisanya sebesar 62,1%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 4.35 Hasil Uji F
ANOVA(b)
a. Predictors: (Constant), lokasi, pelayanan pegadaian
b. Dependent Variable: Minat nasabah
Untuk mengetahui apakah lokasi
dan pelayanan mempunyai pengaruh
yang signifikan atau tidak secara
bersama-sama terhadap minat nasabah
pegadaian syariah adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis:
Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan antara lokasi
dan pelayanan secara
bersama-sama terhadap
minat nasabah.
H1 : Ada pengaruh yang
signifikan antara lokasi
dan pelayanan secara
bersama-sama terhadap
minat nasabah.
2. Kriteria pengujian:
Jika F hitung F tabel, maka Ho
diterima.
Jika F hitung > F tabel maka Ho
ditolak.
Dari hasil analisis pada tabel di
atas diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 29.662 dengan menggunakan
tingkat keyakinan 95%, = 5 %, df 1
(jumlah variabel - 1) = 2 dan df 2 (n - k -
1) atau 100 - 2 - 1 = 97 maka dapat
diketahui F tabel = 2.992. Karena F
hitung > F tabel (29.662 > 2.992) dan
signifikansi < 0.05 (0.000 < 0.05), maka
H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan
lokasi dan pelayanan secara bersama-
sama terhadap minat nasabah.
Tabel 4.36
Hasil Uji t
Coefficients(a)
a Dependent Variable:
Minat nasabah
Untuk mengetahui apakah secara
parsial lokasi dan pelayanan mempunyai
pengaruh yang signifikan atau tidak
terhadap minat nasabah adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan hipotesis:
a. H0 : Secara parsial tidak ada
pengaruh yang signifikan
antara lokasi terhadap minat
nasabah.
b. H1 : Secara parsial ada
pengaruh yang signifikan
lokasi terhadap minat nasabah.
2. Kriteria pengujian:
Jika t hitung t tabel, maka H0
diterima.
Jika t hitung > t tabel maka H0
ditolak.
3. Berdasarkan signifikansi:
Jika signifikansi > 0.05 maka H0
diterima.
Jika signifikansi < 0.05 maka H0
ditolak.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
76
Pada koefisien pelatihan t hitung
adalah 3.973 untuk mencari t tabel bias
dihitung pada tabel t-test, dengan =
0.05, karena menggunakan hipotesis dua arah
(uji 2 sisi), ketika mencari t tabel nilai =
0.05 : 2 = 0.025, dengan derajat kebebasan (df)
n - k - 1 atau 100 - 2 - 1 = 97 maka
diperoleh untuk t tabel sebesar -1.987.
Karena t hitung > t tabel (3.973 > -
1.987) dan signifikansi < 0.05 (0.012 <
0.05) maka H0 ditolak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial ada
pengaruh yang signifikan lokasi terhadap
minat nasabah.
Sedangkan koefisien
pengembangan t hitung adalah 7.990
untuk mencari t tabel bisa dihitung pada
tabel t-test, dengan = 0.05, karena
mengggunakan hipotesis dua arah (uji 2
sisi), ketika mencari t tabel nilai = 0.05 :
2 = 0.025, dengan derajat kebebasan (df) n -
k - 1 atau 100 - 2 - 1 = 97 maka
diperoleh untuk t tabel sebesar 1.987.
Karena t hitung > t tabel (2.842 >
1.987) dan signifikansi < 0.05 (0.000 <
0.05) maka H0 ditolak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa secara parsial ada
pengaruh yang signifikan pelayanan
terhadap minat nasabah.
3. Analisis pengaruh lokasi terhadap
minat nasabah
Pengaruh lokasi terhadap minat
nasabah dapat dilihat pada tabel 4.6
yaitu jarak pegadaian syariah dari
jangkauan nasabah dari 100
responden 57 responden mengatakan
bahwa lokasi pegadaian syariah
mudah dijangkau dari tempat tinggal
nasabah berarti ada pengaruh yang
signifikan antara lokasi pegadaian
syariah dengan minat nasabah dalam
menggunakan jasa pegadaian syariah.
Dan dalam tabel 4.7 dari 100
responden 52 responden mengataan
lokasi pegadaian syaraih Cikarang
dijangkau dari jalan raya sangat
mudah karena letaknya di jantung
kota Cikarang. Ini menunjukkan
bahwa lokasi berpengaruh secara
signifikan terhadap minat nasabah
dalam menggunakan jasa pegadaian
sariah.
4. Analisis pengaruh pelayanan
terhadap minat nasabah
Pengaruh pelayanan pegadaian
syariah terhadap minat nasabah dapat
dilihat pada tabel 4.16 pegawai
memberikan informasi dan pelayanan
yang dibutuhkan nasabah dan dari
100 responden 66 responden
mengatakan sangat setuju bahwa
pegawai memberikan informasi dan
pelayanan yang baik untuk nasabah,
serta dapat dilihat pada tabel 4.18
yaitu penyediaan pelayanan oleh
pegawai pegadaian syariah tepat
waktu dapat di buktikan melalui
jawaban respondeh, dari 100
responden 59 responden menyatakan
sangat setuju bahwa pegawai dalam
melayani nasabah tepat waktu dan
tidak memakan waktu yang lama dan
terbukti dari pelayanan pegadaian
syariah sangat mempengaruhi minat
nasabah secara signifikan. Serta
dalam menangani keluhan nasabah
dapat di lihat pada tabel bahwa
pegawai mengatasi keluhan nasabah
dengan baik dari 100 responden 80
responden mengatakan sangat setuju
bahwa penanganan keluhan yang
ditangani oleh pegawai pegadaian
syariah sangat baik.
5. Analisis minat nasabah Dapat dilihat pada tabel 4.28
sebanyak 68 responden dari 100
responden menyatakan bahwa
penaksiran harga di pegadaia syariah
cukup tinggi dan itu salah satu hal
yang mempengaruhi minat nasabah
dalam menggunakan jasa pegadaian
syariah. Serta biaya penyimpanan
yang terjangkau dapat dilihat pada
tabel 4.30 dari 100 reponden 51
responden menyatakan setuju bahwa
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
77
biaya penyimpanan di pegadaian
syariah sangat terjangkau dan
pelayanan yang di berikan oleh
pegadaian syariah sangat baik kepada
nasabah dan sangat mempengaruhi
minat nasabah dalam menggunakan
jasa pegadaian syariah.
6. Analisis Strategi Pelayanan PT.
Pegadaian Syariah Cabang Cikarang Dalam rangka menghadapi tuntutan
pelanggan yang semakin kritis dan
untuk menghadapi persaingan yang
semakin meningkat, sebagai bentuk
pelayanan di Perum Pegadaian
Syariah Cabang Cikarang, maka
pihak pegadaian syariah melakukan
beberapa hal untuk lebih mengenalkan
produknya ke masyarakat serta
meningkatkan pelayanan yang lebih
baik dengan cara :
1) Membuka unit-unit pegadaian
syariah dan memberdayakan
seluruh unit kerja yang ada sesuai
dengan struktur organisasi dan
sesuai dengan pengembangan
perusahaan.
2) Memberikan brosur ke tempat
keramaian seperti pengajian ibu-
ibu, tablig akbar serta acara yang
mengundang banyak orang agar
pegadaian syariah dapat dikenal
oleh masyarakat.
3) Meningkatkan kualitas SDM
dengan pendidikan dan pelatihan
yang terpadu sesuai dengan
kebutuhan pengembangan SDM,
baik melalui program diklat
internal maupun eksternal untuk
mendukung organisasi berbasis
kompetensi.
4) Mengefektifkan kinerja pegawai
dengan melakukan reposisi
pegawai berdasarkan beban kerja
dan memenuhi jumlah tenaga
kerja sesuai persyaratan jabatan,
baik untuk mengembangkan
organisasi maupun mengganti
yang pensiun.
5) Menambah formasi pegawai,
melakukan rekrutmen sesuai
kebutuhan organisasi dan
memanfaatkan kompetensi.
Seperti menambah petugas khusus
untuk menjaga kebersihan dan
lokasi parkir.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Lokasi yang strategis dan mudah
dijangkau sangat mempengaruhi
minat nasabah dalam mengunakan
jasa pegadaian syariah, serta lokasi
pegadaian syariah dari jangkauan
jalan raya mempermudah nasabah
menemukan pegadaia syariah.
2. Pelayanan pegadaian syariah sangat
mempengaruhi minat nasabah di
antaranya adalah pelayanan yang
cepat serta ramah dan pegawai dapat
memberikan informasi yang baik dan
tepat kepada nasabah mengenai
produk atau hal lainnya. Selain
lokasi dan pelayanan pegadaian
syariah yang mempengaruhi minat
nasabah, adalah kecepatan dalam
transaksi serta prosedur yang mudah
dan bebas dari bunga yang
mempengaruhi minat nasabah dalam
menggunakan jasa pegadaian
syariah.
3. Dalam mengenalkan produk serta
jasa pegadain syariah, pegadaian
syariah memiliki strategi dengan
membuka unit-unit baru yang dekat
dengan masyarakat serta
memberikan brosur di tempat
keramain seperti di pengajian, tablig
akbar serta diacara keramaian
lainnya agar pegadaian syariah
Cikarang dapat dikenal luas oleh
masyarakat Cikarang khususnya dan
masyarakat sekitar Cikarang pada
umumnya.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
78
Saran
1. Pegadaian syariah Cikarang harus
mempunyai tempat yang luas agar
nasabah yang bertransaksi terasa
nyaman.
2. Pegadaian syariah harus selalu
mengevaluasi tingkat kinerja dan
melakukan inovasi-inovasi
pelayanan agar Pegadaian Syariah
tetap menjadi Pegadaian Syariah
yang mengutamakan pelayanan
terbaik kepada nasabah.
3. Pegadaian syariah harus bisa
menerima masukan dan saran dari
nasabah agar lebih meningkatkan
pelayanan kepada nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ghafur Anshori, Gadai Syariah
Di Indonesia Konsep,
Implementasi Dan
Institusionalisasi, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
2006 hal 89
Bank Muamalat institute, Perbankan
Syariah Perspektif Praktisi.
(Jakarta;1999) hal.126.
Budi W. Soetjipto, Sahala Harahap, dll,
HR Excelllence 2007 Kisah Sukses
para Kampiun SDM, (Jakarta:
Salemba Empat, 2008), hal.168.
Chuziamah T. Yanggo dan Hafiz Anshari,
Problematika Hukum Islam
Kontemporer, Edisi 3, LSIK,
Jakarta: 1997. hal. 60
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga
Keuangan, edisi 2, cetakan 2,
Lembaga Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta:
2001, hal. 501-502
Data didapatkan dari wawancara dengan
kepala cabang Pegadaian Syariah
Cabang Cikarang, yaitu Bapak
Wahidin, Bekasi, Maret, 2014.
Dwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data
dengan SPSS 17, (Yogyakarta:
ANDI, 2008), hal.172.
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Andi
Ofsert Yogyakarta 2000 hal: 41-
43
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah,
(Yoyakara;Adipura,2003), Cet Ke-
1, hal 157.
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Edisi 6, Cetakan 6. Pt
Raja Grafindo Persada, Jakarta:
2002, hal.246.
Manulang, Manajemen Personalia ,Ghalia
Indonesia Medan 1991 hal: 41
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah
dari Teori ke Praktek, Cetakan 1,
Kerjasama Gema Insani Press
dengan Tazkia Institute, GIP,
Jakarta: 2001. hal. 128.
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian,
(Bandung, Alfabeta, 2007), hal.61.
Rambat lupoiadi, Manajemen Pemasaran
Jasa Teori Dan Praktek , Salemba
Empat, Jakarta 2001 hal: 61-62
Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep
dan Sistem Operasional cetakan
pertama, UI-Press, Jakarta 2005
hal 135
Shanto, J.William , Prinsip - Prinsip
Pemasaran Erlangga, Jakarta 1996
hal: 165
Sriyadi, Bisnis Manajemen Perusahaan
Modern Ikip Press , Semarang
1991 hal: 60
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Vol. 2 No 2, November 2016
79
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta,
Rineka Cipta, 1998), hal.117.