analisis pengaruh faktor produksi, geografis, dan …digilib.unila.ac.id/56945/12/skripsi tanpa bab...

110
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN PERAN INSTITUSI TERHADAP PENDAPATAN NEGARA PRODUSEN KOPI DUNIA DARI PERDAGANGAN KOPI INTERNASIONAL (Skripsi) Oleh IRMA TATA MANGGALA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

59 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN

PERAN INSTITUSI TERHADAP PENDAPATAN NEGARA PRODUSEN

KOPI DUNIA DARI PERDAGANGAN KOPI INTERNASIONAL

(Skripsi)

Oleh

IRMA TATA MANGGALA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN PERAN

INSTITUSI TERHADAP PENDAPATAN NEGARA PRODUSEN KOPI DUNIA DARI

PERDAGANGAN KOPI INTERNASIONAL

Oleh

IRMA TATA MANGGALA

Perdagangan kopi internasional ditandai dengan keragaman karakteristik produksi, geografis,

dan pendapatan di tengah kehadiran International Coffee Organization (ICO). Penelitian ini

mengangkat pertanyaan apakah faktor produksi, geografis, dan peran institusi berpengaruh

terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia dari perdagangan kopi internasional. Dua

variabel independen serta satu variabel kontrol dengan total 13 sub variabel. Penelitian ini

tergolong ke dalam penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linier berganda

dengan variabel kontrol dan menggunakan data sekunder yang bersumber dari berbagai

laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

variabel produksi, geografis, dan peran institusi secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia dari perdagangan kopi

internasional. Adapun peran institusi dinyatakan sebagai variabel dengan kekuatan pengaruh

paling besar terhadap pendapatan negara produsen kopi dari perdagangan kopi internasional.

Kata kunci : Perdagangan internasional, Komoditas kopi, Produksi Kopi, Pendapatan

Negara, Institusi Internasional

Page 3: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

ABSTRACT

ANALYSIS OF EFFECT OF PRODUCTION, GEOGRAPIC, AND INSTITUTION

ROLE FACTOR ON COFFEE PRODUCER STATE’S INCOME FROM

INTERNATIONAL COFFEE TRADE IN THE WORLD

By

IRMA TATA MANGGALA

International coffee trade is marked by various production, geograpic, and income

characteristic, among the presence of International Coffee Organization (ICO). This study

was carried out to determine wether production, geograpic, and institution’s role factors are

taking effect on world coffee producing country’s income of international coffee trade. Two

independent variables and one control variable with a total of 13 sub variables. This study is

classified to quantitative research with multi liniear regression with variable control as

technic analysis tools and using secondary data that sourced from several international

organiztions’s webs and reports. The result of this study show that production, geograpic, and

institution’s role factors affected significantly to world coffee producing country’s income of

international coffee trade in simultan. And intstitution’s role factor expressed as the most

affected factor to trade on world coffee producing country’s income of international coffee

trade.

Key Word : International trade, Coffee Commodity, Coffee Production, State Income,

International Institution.

Page 4: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN PERAN

INSTITUSI TERHADAP PENDAPATAN NEGARA PRODUSEN KOPI

DUNIA DARI PERDAGANGAN KOPI INTERNASIONAL

Oleh

IRMA TATA MANGGALA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada

Program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian
Page 6: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian
Page 7: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian
Page 8: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

RIWAYAT HIDUP

Irma Tata Manggala lahir di Bandar Lampung pada tanggal 01

Mei 1997. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara

pasangan bapak Murni, S.P.,M.H dan ibu Dra. Netti. Penulis

menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN.2 Harapan

Jaya Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009, kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

di SMPN.12 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN.2 Bandar Lampung dan

lulus pada tahun 2015.

Pada tahun yang sama penulis dinyatakan berhasil di terima sebagai mahasiswa

Jurusan Hubungan Internasional Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti

program internship di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia,

tepatnya di bidang Destinasi Pengembangan Daerah Pariwisata yang dilakukan selama satu

bulan pada tahun 2018.

Page 9: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

MOTTO

Where The Focus Goes, Energy Flows, And Results Show

(Wayne Dyer)

“Sifat orang yang berilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada

manusia dan takut kepada Tuhannya”

(Nabi Muhammad SAW)

Page 10: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

PERSEMBAHAN

Dengan Segala Kerendahan Hati Kupersembahkan Karya Kecilku

ini Kepada :

Kedua Orang Tuaku dan Kakakku

Terimakasih Untuk Semua Kasih Sayang Dan Pengorbanannya

selama ini. Tumbuh Bersama Dalam Suatu Ikatan Keluarga

Membuatku Semakin Yakin Bahwa Merekalah Yang Akan

Membantuku Di Saat Susah Maupun Senang

Page 11: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

SANWACANA

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul “Analisis

Pengaruh Faktor Produksi, Geografis, dan Peran Institusi Terhadap

Pendapatan Negara Produsen Kopi Dunia dari Perdagangan Kopi

Internasional” adalah salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana

Hubungan Internasional di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si. selaku pembimbing pertama skripsi.

Terima kasih atas jasa, ilmu, saran, masukan, serta dukungan moril yang

sangat berguna bagi pengembangan diri penulis. Mohon maaf penulis

sampaikan jika terdapat perkataan atau perbuatan yang salah selama proses

bimbingan yang dilakukan penulis. Doa dan dukungan Bapak Agus sangat

berguna bagi penulis sebagai bekal untuk masa depan.

3. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.AB selaku dosen pembahas yang selalu

memberikan pandangan kehidupan mengenai konsep usaha, ikhtiar, dan

tawakal kepada penulis serta membantu membangun logika penulis dalam

penulisan skirpsi. Terima kasih bapak selalu memberikan semangat dan doa

agar penulis sukses dalam segala hal.

Page 12: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

4. Mas Fahmi Tarumanegara, S.IP., M.Si., M.B.A selaku pembimbing skripsi

yang selama ini selalu membimbing dan memotivasi penulis dalam

merangkai cita-cita dan masa depan. Terima kasih telah menjadi sosok

panutan yang sangat baik, yang penuh perhatian dan pengetahuan sehingga

selalu membantu berbagai kesulitan yang penulis alami. Terima kasih telah

memberikan kesempatan berada di MasterPiece Squad dan selalu

memberikan dorongan yang sangat berguna bagi penulis dan senantiasa

meluangkan waku, mengingatkan, dan mengarahkan penulis dalam segala

hal, sehinggaa penulis bisa menjadi Irma Tata Manggala yang lebih baik.

Mohon maaf penulis ucapkan sebagai mahasiswa bimbingan sekaligus adik

jika terdapat perbuatan atau perkatan yang tidak berkenan baik yang disengaja

maupun tidak sengaja. Penulis juga berharap mas Gara senantiasa diberikan

kelancaran dalam hidup dan kesehatan.

5. Bapak Murni dan Ibu Netti selaku kedua orang tua yang sangat penulis cintai

dan selalu ingin penulis banggakan dan bahagiakan. Terima kasih sudah

memahami dengan sabar hingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

Terima kasih atas segala dukungan, motivasi, perhatian, kasih sayang, doa,

dan semangat yang senantiasa diberikan kepada penulis selama ini. Mohon

maaf untuk ayah dan mama penulis sampaikan jika selama ini ada sikap

penulis yang membebankan maupun mengecewakan ayah dan mama.

Penulis juga senatiasa berharap ayah dan mama selalu diberikan kesehatan

dan lindungan dari Allah SWT.

6. Muhammad Ibram Manggala selaku kakak yang penulis sayangi. Terima

kasih sudah menjadi kakak dan sekaligus contoh panutan yang baik, dan

Page 13: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

selalu siap siaga. Terima kasih Ajo atas semua bantuan, dukungan, motivasi,

dan kegembiraan yang selama ini diberikan untuk Ata.

7. Ridho Rakhman, Firstya Rachmadininta Putri, Rafika Permata Sari, Anita

Dwi Gita Rianto, dan Ardyta Nabilah selaku “My 911”. Terimakasi telah

menjadi panggilan darurat penulis selama penulis berada di bangku

perkuliahan. Terimakasih jugas atas segala semangat, waktu, kegembiraan,

bantuan, tumpangan, dan terutama pinjaman printer serta hal-hal merepotkan

lainnya. Penulis berharap dalam waktu dekat kita dapat mencapai kesuksesan

sesuai yang kita harapkan.

8. Nadhifa Khansa Riani, Farah Meutia, Latifah Ida Kurniati, Shintia Maharani,

Muhammad Arief Satria Wibowo, Muhammad Primanda Alazmi selaku

sahabat penulis sejak bangku SMA. Terima kasih atas dukungan dan doa

serta selalu bersedia memberi masukan pemilihan diksi untuk penulisan

skripsi ini. Penulis berharap dalam waktu dekat kita dapat mencapai

kesuksesan sesuai yang kita harapkan.

9. Aprilia Adhani selaku sistur generasi 1 dan partner pejuang skripsi. Terima

kasih selalu bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih juga telah menjadi partner yang mampu berkerjasama dengan

baik di segala hal. Penulis berharap dalam waktu dekat kita dapat mencapai

kesuksesan sesuai yang kita harapkan.

10. Lies Deanti Mega Puspita selaku sistur generasi 3 dan partner pejuang

skripsi. Terima kasih selalu bersedia membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga telah menjadi partner yang

mampu berkerjasama dengan baik di segala hal, terutama di bidang canda

Page 14: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

tawa. Penulis berharap dalam waktu dekat kita dapat mencapai kesuksesan

sesuai yang kita harapkan.

11. Kak Dimas,Kak Andhika, dan Kak Rima selaku kakak yang senantiasa

membantu penulis mencari fokus masalah dan gap di awal perbimbingan di

mulai. Terima kasih atas arahan dan bimbingan yang telah kakak-kakak

berikan. Penulis senantiasa berdoa kakak-kakak selalu diberi kesehatan dan

kelancaran dalam hidup.

12. Ria Aulia Mediana alias (BE 1214 AM) selaku kakak yang penulis sayangi.

Terima kasih telah menjadi partner yang membuat penulis tidak terlalu

merasa freak di MasterPiece Squad karena kaka mampu menunjukan sifat

freak yang melebihi penulis. Terimakasih juga atas segala tips and trick

dalam kehidupan yang diberikan serta bantuan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini. Penulis senantiasa berharap kakak dapat mencapai

keinginan menjadi manusia kaya raya, bisa foya-foya, dan mati masuk surga.

13. Nurika Amalia selaku kakak yang penulis sayangi. Terimakasih atas setiap

masukan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

Terimakasih juga telah menjadi partner yang selalu mengerjakan skripsi dan

merangkai mimpi bersama. Penulis berharap semoga kanuy selalu diberikan

kelancaran dalam segala hal.

14. Anika Ayu Puspita selaku siri di dunia nyata dan kakak yang penulis

sayangi. Terimakasih untuk setiap ocehan dan omelan yang kakak berikan,

sesungguhnya perhatian kakak selalu menjadi motivasi tersendiri bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap dalam waktu dekat

kita dapat mencapai kesuksesan sesuai yang kita harapkan.

Page 15: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

15. Teman-teman seperbimbingan Masterpiece Squad I-IV dari angkatan 2013

hingga 2016. Terima kasih khususnya kepada Masterpiece Squad III: Aprilia

Adhani, Lies Deanti Mega Puspita, Dara Billa, Ata Seprina, Tiyas Sumangsih

selaku teman-teman seperbimbingan yang selalu bersama-sama menanamkan

budaya saling mendukung, membantu dan memberi baik itu ilmu ataupun

masukan-masukan yang berguna bagi perkembangan skripsi ataupun

mentalitas sesama keluarga.

16. Staff Jurusan, Dekanat, Universitas terima kasih telah berperan dan membantu

penulis dalam segala urusan administrasi yang diperlukan.

17. Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional terima kasih atas seluruh ilmu

yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir dengan lancer dan tepat waktu.

18. Caffe Tegar Tv (Mas Yoyo) dan Rumah Makan Cikwo selaku tempat yang

senantiasa menjadi basecamp penulis dan teman-teman MaterPiece Squad

melakukan bimbingan skripsi. Terima kasih penulis ucapkan atas dukungan

berupa penyediaan tempat dan hidangan dengan daftar harga yang

menyejukan kantong untuk penulis selama proses menulis skripsi ini.

19. Teman-teman Hubungan Internasional angkatan 2015. Terima kasih sudah

menjadi bagian dari perjalanan perkuliahan penulis. Terima kasih sudah

berbagai tawa, cerita dan kesulitan bersama. Maaf jika selama ini penulis

pernah melakukan perbuatan maupun perkataan yang kurang mengenakan,

sungguh penulis tidak bermaksut demikian.

20. Untuk orang-orang yang belum disebutkan dan tidak mungkin untuk

disebutkan. Penulis mengucapkan terima kasih atas semuanya, yang pernah

Page 16: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

terjadi dahulu telah membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi

dan memberikan pembelajaran yang sangat bermakna bagi penulis. Maaf

atas kesalahan yang pernah penulis lakukan di masa itu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari

kata kesempurnaa, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2019

Penulis,

Irma Tata Manggala

Page 17: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 7

1.3. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 8

1.4. Kegunaan Penelitian .............................................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 10

2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................................ 11

2.2. Perdagangan Internasional ................................................................................. 22

2.3. Institusi Internasional .......................................................................................... 31

2.4. Pendapatan negara ................................................................................................ 36

2.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 38

2.6. Hipotesis .................................................................................................................. 39

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

........................................................................................................... 45

3.5. Teknik Pengumpulan Data

......................................................................................... 41

...................................................................................................... 41

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 41

3.3. Populasi Penelitian ............................................................................................... 44

3.4. Sumber Data

................................................................................. 45

3.6. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................. 46

3.7. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 47

3.8. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 50

3.9. Jadwal Penelitian .................................................................................................. 54

IV. GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 55

4.1. Perdagangan Kopi Internasional ...................................................................... 55

Page 18: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

ii

4.2. Produksi ................................................................................................................... 58

4.3. Geografis ................................................................................................................. 67

4.4. Peran Institusi ........................................................................................................ 74

4.5. Pendapatan Negara Dari Perdagangan Kopi Internasional ...................... 79

................................................................................ 83

5.1. Hasil Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda ............................................... 83

5.2. Hasil Interpretasi ................................................................................................... 89

5.3. Penentu Pendapatan Negara Produsen Kopi dari Perdagangan Kopi

Internasional ................................................................................................................... 103

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 114

5.2. Saran Dan Rekomendasi..................................................................................... 115

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. PENUTUP ...................................................................................................................... 114

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 118

Page 19: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Status Keanggotan ICO dalam ICA 2007 .............................................................. ..4

2.1 Rangkuman Hasil Literature Review ....................................................................... 21

3.1 Definisi Operasional ...................................................................................................... 43

3.2 Populasi Penelitian ......................................................................................................... 44

3.3 Uji Validitas ..................................................................................................................... 46

3.4 Uji Multikolinearitas ..................................................................................................... 47

3.5 Uji Heterosedasitas ........................................................................................................ 49

3.6 Jadwal Penelitian ............................................................................................................ 50

4.1 Teknologi Pengolahan Kopi ........................................................................................ 53

4.2 Jumlah Petani ................................................................................................................... 61

4.3 Presentase Fasilitas Air ................................................................................................. 63

4.4 Luas Lahan Perkebunan................................................................................................ 65

4.5 Luas Lahan Panen .......................................................................................................... 66

4.6 Kawasan Kopi ................................................................................................................. 68

4.7 Jenis Kopi ......................................................................................................................... 70

4.8 Urutan Panen ................................................................................................................... 71

4.9 Sumber Air ....................................................................................................................... 73

4.10 Lahan Organik .............................................................................................................. 74

4.11 Status Dalam Fairtrade .............................................................................................. 75

4.12 Status Dalam ICA 2007.............................................................................................. 77

4.13 Hak Voting Negara dalam ICO ................................................................................ 78

4.14 Pendapatan Negara dari Perdagangan Kopi Internasional ............................... 79

5.1 Uji F .................................................................................................................................... 84

5.3 Uji T ................................................................................................................................... 87

5.5 Rekapan Penunggakan Anggaran ICO ..................................................................... 108

Page 20: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Perbandingan Nilai Ekspor Komoditas Biji-Bijian ............................................. ..2

1.2 Perbandingan Tren Konsumsi dan Produksi Kopi Dunia .................................. ..5

2.2 Dimensi dan Faktor Pembangunan Menurut Para Ahli ..................................... 24

2.3 Peran Institusi dalam Perdagangan Internasional ................................................ 33

2.4 Kerangka Pemikiran ..................................................................................................... 38

4.1 Korelasi Faktor Produksi, Geografis, dan Peran Institusi terhadap Pendapatan

Negara Produsen Kopi dari Perdagangan Kopi Internasional .................................. 81

Page 21: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

5

DAFTAR SINGKATAN

ICO : International Coffee Organization

ICA : International Coffee Agreement

UNCTAD : United Nation on Trade and Development

FAO : Food and Agricultural Organization

UCDA : Uganda Coffee Development Authority

LDC : Less Development Countries

ICC : International Coffee Council

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

v

Page 22: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas agraris paling potensial untuk

diperdagangkan, hal ini bahkan disadari sejak awal perdagangannya di kawasan

Semenanjung Arab pada abad ke-18. Popularitas kopi hingga saat ini kian

meningkat di pasar internasional, yang didorong oleh tingginya permintaan

konsumen dunia. Negara produsen dalam kondisi tersebut berupaya

memaksimalkan penguatan sektor kopi guna meningkatkan kemampuan

produksinya. Negara-negara produsen kemudian bergabung dalam International

Coffee Organization (ICO) sebagai upaya meminimalisir hambatan perdagangan

serta memaksimalkan pendapatan dari perdagangan kopi internasional.

Kopi selain memiliki potensi yang tinggi, juga unggul dibandingkan

komoditas biji-bijian lainnya di pasar internasional. Kopi sepanjang tahun 2016

telah diproduksi sebesar 8.745.435 ton, yang hal ini berbeda jauh dengan produksi

biji-bijian jenis lain seperti: biji coklat, biji kacang merah, biji kara oncet, biji

kacang azuki, dan lain sebagainya yang rata-rata diproduksi sebesar 2.798.539 ton

atau sebesar 30,7% angka produksi kopi dunia.1 Nilai ekspor kopi bahkan selalu

unggul, tahun 2016 ialah capaian titik tertinggi nilai ekspor kopi yang mencapai

US$ 30.307.179.000 atau senilai 71% total nilai ekspor komoditas biji-bijian.

11 Lihat https://www.trademap.org/Country_Coffee_SelProduct, diakses pada 9 Oktober 2018, pukul 19:24 WIB

Page 23: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

2

Gambar 1.1: Perbandingan Nilai Ekspor Komoditas Biji-Bijian.

Sumber: Data diolah dari ICO.org.

Nilai ekspor kopi bukan hanya unggul , namun juga relatif mengalami

pertumbuhan sepanjang tahun 2007 hingga 2017. Pertumbuhan ekspor kopi

tertinggi terjadi pada tahun 2011, dengan kenaikan sebesar 48,7% atau setara US$

11.780.546. Meski ekspor kopi mengalami penurunan, namun angka minimum

kopi ternyata masih jauh lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor komoditas biji-

bijian terkuat saat itu, dengan perbandingan 3:1 atau dengan selisih sebesar US$

20.045.004.000. Gambaran perbandingan ini telah menjamin masing-masing

negara produsen kopi dunia mendapatkan rata-rata pendapatan sebesar US$

435.189.590 pada tahun 2016, dan nilai ini diperkirakan akan terus tumbuh

dengan peningkatan rata-rata nilai ekspor tahunan sebesar 3,8%.

Pertumbuhan perdagangan kopi yang relatif positif menjadikannya sebagai

produk agraris yang penting bagi negara produsennya. Negara-negara produsen

yang umumnya negara berkembang sekaligus berperan sebagai penyedia

permintaan kopi bagi lebih dari 150 negara.2 Tingginya potensi kopi di negara

berkembang juga didukung oleh kondisi geografis negara produsen yang relatif

ideal untuk tumbuh kembang kopi. Seluruh negara produsen kopi memiliki iklim

yang kering menuju tropis yang merupakan iklim terbaik bagi komoditas ini.

2 Lihat http://www.ico.org/members_e.asp, diakses pada 9 Oktober 2018, pukul 22:31 WIB.

Coffe Beans

Cocoa Beans

Kidney Beans

Broad Beans

Adzuki Beans

Page 24: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

3

Sebanyak 25 negara produsen bahkan terletak di kawasan bean belt, atau kawasan

dengan kondisi paling sempurna untuk tanaman kopi.3

Negara produsen kopi di tengah berbagai kondisi yang ada, menyadari

potensi adanya sejumlah tantangan di dalam sektor perkopian, bahkan hal ini telah

diprediksi pada masa sebelumnya. Sejumlah 44 negara produsen kopi yang terdiri

dari 30 negara berkembang dan 14 less development countries (LDC) dari empat

kawasan dunia, menyadari butuhnya kerjasama untuk mengatasi masalah-masalah

yang ada.4 Negara-negara tersebut kemudian di tahun 1963 bergabung ke dalam

ICO yang merupakan satu-satunya organisasi kopi di dunia, yang beranggotan

negara-negara produsen, konsumen, swasta, dan sektor perkopian dunia lainnya.

ICO hingga kini telah menghasilkan tujuh perjanjian, yang dikenal dengan

International Coffee Agreement (ICA) yang dibuat guna menyesuaikan tantangan

dan masalah perkopian dunia. Perjanjian pertama tercatat dilakukan pada tahun

1963 dan yang terakhir diberlakukan sejak tahun 2007. Ketujuh perjanjian ICA

2007 menegaskan komitmen untuk menyelaraskan permintaan, penerimaan serta

pergerakan ekonomi negara-negara produsen lewat sektor perkopian.

Negara anggota ICO secara langsung mendapatkan serangkaian fasilitas

sebagai komitmen upaya penguatan sektor perkopian dunia. Fasilitas ini berupa

mediasi antar pemerintah negara produsen dan pihak swasta untuk: (1) pertukaran

pandangan kondisi pasar dan tren kopi dunia (2) kordinasi kebijakan dan

pertemuan antar negara, (3) pengembangan dan pendanaan proyek pembangunan

3 Kawasan bean bealt meliputi negara-negara yang berada di sepanjang zona equator yang berada di 25

derajat lintang utara dan 30 derajat derajat lintang selatan. Lihat http://www.ncausa.org/about-coffee/coffee-

around-the-world,pada 11 Oktober 2018, pada 15.09 WIB. 4 14 Negara LDC yang dimaksud ialah: Angola, Benin, Burundi, Central African Republic, Congo,

Democratic Republic of, Ethiopia, Guinea, Liberia, Madagaskar, Malawi, Rwanda, Tanzania,Timor

Lesta,Uganda, Yemen, Zambia. Lihat https://unctad.org/Sections/wcmu/docs/ditc_comb_ Coffee002_en.pdf,

pada 22 September 2018, pukul 11:22 WIB.

Page 25: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

4

ekonomi kopi dunia (4) transparansi pasar dengan penyediaan berbagai data

statistik perkopian (5) pengadaan program peningkatan kualitas kopi, dan (6)

pengadaan pelatihan dan transfer teknologi.5

Negara produsen percaya komitmen ICO dapat membantu penyelesaian

hambatan perdagangan kopi internasional; misal peningkatan implementasi

teknologi dalam produktivitas kopi, mengingat kondisi negara produsen belum

memiliki kemampuan teknologi yang matang untuk melakukan kegiatan industri

produksi yang produktif. Komitmen ini juga diyakini dapat mendorong

ketersedian lapangan pekerjaan baik di tingkat internasional, nasional, hingga di

tingkat desa. Kepercayaan negara produsen ini tercermin dari ketergabungan

seluruh negara ke dalam ICA 2007 sejak satu tahun instrumen ini dibentuk.

Tabel 1.1: Status Keanggotaan ICO dalam ICA 20076

Negara

Eksportir

Tanggal

Penandatanganan Status

Negara

Eksportir

Tanggal

Penandatanganan Status

Yemen 27 Februari 2008 Ratifikasi Ethiopia 28 Agustus 2008 Ratifikasi

Angola 19 Mei 2008 Menyetujui India 28 Agustus 2008 Ratifikasi

Brazilia 19 Mei 2008 Ratifikasi Malawi 28 Agustus 2008 Ratifikasi

Kolombia 20 Mei 2008 Ratifikasi Vietnam 28 Agustus 2008 Menyetujui

Republik Afrika

Tengah

22 Mei 2008 Ratifikasi Kuba 29 Agustus 2008 Ratifikasi

Kenya 22 Mei 2008 Ratifikasi Guatemala 29 Agustus 2008 Ratifikasi

Kamerun 23 Mei 2008 Ratifikasi Ekuador 30 September 2008 Ratifikasi

Togo 23 Mei 2008 Ratifikasi Papua Nugini 7 November 2008 Ratifikasi

Kostarika 29 Mei 2008 Ratifikasi Nikaragua 19 Maret 2009 Ratifikasi

Bolivia, 16 Juni 2008 Ratifikasi Meksiko 23 Juni 2009 Ratifikasi

Meksiko 23 Juni 2008 Ratifikasi Thailand 4 Agustus 2009 Ratifikasi

El Savador 25 Juni2008 Ratifikasi Zambia 11 September 2009 Ratifikasi

Indonesia 25 Juni2008 Ratifikasi Burundi 21 September 2009 Menerima

Honduras 27 Juni 2008 Ratifikasi Uganda 21 September 2009 Ratifikasi

Panama 1 Juli 2008 Ratifikasi Kongo 23 September 2009 Ratifikasi

Ghana 11 Juli 2008 Ratifikasi Madagaskar 25 September 2009 Ratifikasi Pantai Gading 18 Juli 2008 Menyetujui Paraguay 27 September 2010 Ratifikasi

Rwanda 18 Juli 2008 Ratifikasi Nepal Aksesi

Ghabon 22 Juli 2008 Menyetujui Peru Aksesi

Tanzania 23 Juli 2008 Ratifikasi Filiphina Aksesi

Timor-Leste 19 Agustus 2008 Ratifikasi Sierra Leone Aksesi

Liberia 26 Agustus 2008 Ratifikasi Venezuela Aksesi

Keterengan: Presentase hak voting kurang dari 1,00 H Presentase hak voting lebih dari 1,00

Presentase hak voting kurang dari 5,00

Sumber: ICO.org.

5 Lihat http://www.ico.org/mission07_e.asp, diakses pada 21 September 2018, pukul 19:25 WIB. 6 International Coffee Organization, 2017, ICO’s Member under ICA 2007 Report, London: ICO.Org.

Page 26: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

5

Negara produsen kopi di dalam ICO, ternyata menanggapi instrumen ICA

2007 dengan cara yang beragam. Sebanyak 34 negara (77%) meratifikasi, empat

negara (9%) menyetujui, satu negara (2,3%) menerima, dan lima negara (11,4%)

sisanya berstatus aksesi dan belum menandatangani perjanjian ICA 2007. Seluruh

negara anggota uniknya mulai menandatangani ICA 2007 selang satu tahun

setelah perjanjian ini resmi diberlakukan, yang mengindikasikan adanya

pertimbangan negara produsen atas peran ICA 2007 dalam penguatan sektor

perkopian dunia sebelum memutuskan status ketergabungannya. Kesenjangan

antara tren produksi dan konsumsi kopi memang merupakan permasalahan klasik

bagi sektor perkopian dunia. Kehadiran perjanjian ICA 2007 diharapkan mampu

meminimalisir kesenjangan yang ada.

Gambar 1.2: Perbandingan Tren Konsumsi dan Produksi Kopi Dunia

7

Sumber: ICO.org.

Sejalan pemberlakuan ICA 2007, angka produksi kopi negara produsen

periode 2007 hingga 2008 memperlihatkan adanya kenaikan yakni sebesar 4,4%

atau senilai 203.340 ton.8 Peningkatan produktivitas kopi tersebut sayangnya tidak

bertahan lama. Tercatat di tahun 2009 tren produktivitas produksi kopi seketika

7 Lihat http://www.ico.org/trade_statistics.asp?section=Statistics, diakses pada 11 Oktober 2018, pukul 12:03

WIB. 8 International Coffee Organization, 2017, Total Production by All Exporting Countries Report, London:

ICO Statitstic Publish.

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Konsumsi

Produksi

Page 27: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

6

mengalami penurunan sebesar 6,7%, yang mana secara matematis penurunan ini

lebih besar ketimbang pertumbuhan yang pernah dicapai selang setahun

diberlakukannya ICA 2007.9 Bahkan hingga satu dekade pemberlakuan ICA

2007, tren produktivitas kopi di negara-negara produsen masih memperlihatkan

fluktuasi dan belum mampu mencapai salah satu misi ICA 2007, yakni

meminimalisir kesejangan tren produksi dan konsumsi kopi dunia.

Di tengah tidak stabilnya tingkat produksi kopi dunia, tren konsumsi justru

memperlihatkan perkembanganya dengan presentase pertumbuhan lebih dari 2%

atau senilai US$ 890.000.000 setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan tetap

adanya kesenjangan produksi dan konsumi kopi dunia. Kesenjangan yang terjadi

semakin tinggi ditengah segala fasilitas yang telah dijanjikan oleh ICA 2007,

menjadikan peran ICO dan ICA 2007 dalam penguatan sektor perkopian dunia

dipertanyakan. Realita ini kontras dengan tujuan dan misi yang telah tertulis di

dalam naskah perjanjian bagian I, mengenai tujuan dan misi pembentukan ICA

2007 yang menyebutkan:10

“ The objective of this agreement is to strengthen the global coffee

sector and promote the sustainable expansion in a market based

on environmen for the betterment of all participants in the sector.”

Kesenjangan tersebut memperlihatkan bahwa penguatan sektor perkopian

dunia belum tercipta secara penuh. Keberadaan negara produsen kopi di dalam

ICO serta keberadaan ICA yang seharusnya mampu mendongkrak produktivitas

kopi nyatanya belum mampu menekan kesenjangan yang ada. Ketidakmampuan

negara produsen memenuhi kebutuhan kopi dunia bahkan berpotensi menghambat

negara produsen dalam memaksimalisasi pendapatan negaranya.

9 Ibid 10

International Coffee Organization, 2007, International Coffee Agreement, London: ICO.Org, hal. 1..

Page 28: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

7

Anggota ICO dan ICA 2007 dalam kondi tertentu harus adaptif melihat

tantangan perkopian dunia, serta melahirkan solusi atas permasalahan sektor

perkopian yang dapat mengancam negara produsen, negara konsumen, serta

seluruh elemen yang terkait sektor perkopian dunia. Pekerjaan rumah tersebut

semakin intens dengan kehadiran produk kopi milik negara- negara produsen

diluar ICO seperti: Swiss, Perancis, Italia, dan Belgia yang dapat mengancam

pangsa pasar negara produsen kopi ICO dengan produk kopi berkualitas tinggi

dan harga yang bersaing.

1.2 Rumusan Masalah

Di tengah belum jelasnya faktor pembangun perdagangan kopi

internasional, baik pengaruh dimensi produksi maupun geografis terhadap

peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia; kehadiran negara-negara

produsen di luar ICO berpotensi mengancam pasar produsen kopi ICO. Tren

kopi periode 2007 hingga 2017 yang belum menunjukan pengaruh positif

atau negatif yang jelas atas keberadaan peran ICO menjadikan negara

produsen berpotensi terus terhambat dalam mencapai maksimalisasi

pendapatan negara. Atas latar belakang tersebut, penelitian ini mengangkat

pertanyaan, yaitu “Apakah Faktor Produksi, Geografi, dan Peran Instiusi

Berpengaruh Terhadap Peningkatan Pendapatan Negara Produsen Kopi

?”. Masalah ini dianggap penting untuk diteliti agar negara produsen kopi

dunia mampu mengetahui faktor-faktor mana yang paling penting untuk

dimaksimalisasi demi tercapaiannya peningkatan pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

Page 29: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

8

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini disusun untuk menjadi arahan analisis lebih lanjut guna

menjawab pertanyaan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk:

1) Untuk mengetahui pengaruh keberadaan ICO terhadap peningkatan

pendapatan negara produsen kopi dunia.

2) Untuk mengetahui pengaruh faktor produksi terhadap peningkatan

pendapatan negara produsen kopi.

3) Untuk mengetahui pengaruh faktor geografis terhadap peingkatan

pendapatan negara produsen kopi.

4) Untuk mengetahui pengaruh faktor peran institusi, faktor produksi, dan

faktor geografis terhadap peningkatan pendapatan negara produsen kopi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Serangkaian paparan analisis dan jawaban dari pertanyaan penelitian ini

diharapkan mampu berguna baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya:

1) Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan Hubungan

Internasional dengan mengisi kekosongan teori yang menjelaskan

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan

perdagangan di komoditas spesifik yakni kopi. Penelitian ini juga

diharapkan dapat berguna menjelaskan gambaran pengaruh institusi

terhadap peningkatan perdagangan, serta pemaksimalan keuntungan.

2) Secara Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi bagi

negara-negara produsen kopi ICO dalam upaya penyelesaian

Page 30: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

9

kesenjangan produksi dan konsumsi kopi yang selama ini belum dapat

tereselesaikan, sehingga negara-negara produsen dapat

memaksimalkan kegiatan ekspor kopi dengan meningkatkan

kemamampuannya dalam memenuhi tingginya permintaan kopi dunia .

Page 31: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi serangkaian penelitian terdahulu, landasan koseptual dan

kerangka pemikiran, dengan dasar perspektif liberalisme institusional untuk

memetakan peran dan kemampuan sebuah institusi internasional dalam

mewujudkan kepentingan negara. Liberalisme institusional meyakini bahwa

institusi internasional dapat mempermudah dan memungkinkan terjadinya kerja

sama. Perspektif ini menolak asumsi realis yang menyatakan institusi

internasional hanya sebuah badan yang dibetuk oleh negara-negara great power

untuk memenuhi kepentingannya.11

Liberalisme institusional percaya bahwa institusi memiliki sifat netral,

sehingga mampu mewadahi dan mewujudkan kepentingan seluruh negara anggota

dengan cara membangun kerja sama antar anggotanya. Institusi internasional,

menurut liberalisme institusional dapat membantu memajukan dan meningkatkan

kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, misalnya perdagangan.

Liberalisme institusional juga memandang institusi hadir sebagai respon atas

munculnya kesamaan permasalahan dan tantangan di berbagai bidang di dalam

tatanan internasional yang dirasakan oleh sejumlah negara. Dalam melihat

berbagai tantangan tersebut negara kemudian menyadari penyelesain akan lebih

11 Robert Jackson dan Georg Sorense, 2013, Introduction to international Relation: Theories, and

Approaches, New York: Oxford University Press. Hal. 143.

Page 32: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

11

efektif jika dilakukan melalui kerja sama internasional atau melalui collective

action ketimbang harus dikerjakan secara individual. Perspektif ini juga

menyataan bahwa institusi internasional akan membantu mengurangi

ketidakpercayaan dan rasa takut antar negara yang dianggap menjadi masalah di

tengah sistem anarki internasional. Institusi yang mewadahi sejumlah negara

dinilai akan mengurangi gesekan konflik antar negara.12

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini melihat beberapa penelitian terdahulu untuk merumuskan

gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan

perdagangan kopi dunia. Hal ini dinilai penting untuk dilakukan guna menemukan

pembaharuan dan keunikan pada penelitian, serta mempermudah peneliti dalam

membangun kerangka pemikiran.

Penelitian pertama merupakan karya milik Nahanga Verter, et al yang

berjudul Analysis of Coffee Production and Export in Uganda tahun 2015.13

Penelitian ini berangkat dari kesadaran dunia akan tingginya potensi kopi di pasar

internasional. Uganda merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar di

dunia yang menjadikan kopi sebagai komoditas ekspor ungulannya. Kopi tidak

haya menyediakan lapangan pekerjaan bagi ratusan ribu penduduk uganda namun

juga menyumbang rata-rata 60% nilai total ekspor tahunan negara ini, meski

begitu Uganda masih memiliki masalah terkait produksi kopi. Permasalahan ini

kemudian memunculkan ketidakstabilan harga kopi dunia dan ketidakmampuan

Uganda dalam memaksimalkan pendapatannya.

12 Ibid, hal.145 13 Nahanga Verter, Samuel Antwi Darkwah, dan Dastan Bamwesigye, 2015, Analysis of Coffe Production

and Export in Uganda: Mendel Agriculture, Brno: Mendel University in Brno.

Page 33: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

12

Penelitian tersebut mencoba menganalisis beberapa faktor yang

mempengaruhi peningkatan ekspor kopi di Uganda. Verter menggunakan dimensi

produksi dengan memasukan beberapa faktor seperti: tingkat produksi kopi,

konsumsi domestik, dan harga kopi dunia; dengan rentang periode 1995 hingga

2012 untuk menguji pengaruhnya terhadap ekspor dan produksi kopi di Uganda.

Hasil penelitian tersebut dimaksudkan untuk dijadikan pertimbangan dan

rekomendasi bagi pemerintah Uganda dalam membuat kebijakan demi menyikapi

permasalahan-permasalahan yang ada.

Verter menggunakan teori perdagangan absolute advantage milik Adam

Smith dan Curiak, et.al; dimana Smith menjelaskan bahwa untuk menjadi

penghasil produk terbaik maka negara harus berkonsentrasi terhadap suatu

produk. Smith menyimpulkan negara-negara perlu membentuk kerangka kerja,

kebijakan, dan mengatur sistemnya untuk mencapai keberhasilan di pasar

internasional. Curiak, et.al lebih lanjut menekankan bahwa perdagangan yang

baik akan selalu didukung dan dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan dan

negosiasi, serta kemampuan negara untuk memfasilitisi akses pasar, agenda

multinasional, dan perusahaan.

Verter dalam penelitiannya cenderung menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan logika berfikir deduktif, dan hanya berfokus pada satu negara

yakni Uganda. Penelitian Verter juga menggunakan analisis regresi linier dengan

metode pengumpulan data sekunder yang di dapat dari beberapa sumber; seperti

data-data sekunder dari Food and Agricultural Organization of the United Nation

(FAO), United Nation Conference of Trade and Development (UNCTAD), dan

Uganda Coffee Development Authority (UCDA).

Page 34: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

13

Penelitian Verter menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain: pertama

produksi kopi mempengaruhi tingkat ekspor kopi. kedua harga kopi dan tingkat

ekspor kopi di Uganda memiliki korelasi yang kuat, hasil penelitian Verter

menujukan tiap 1% kenaikan harga kopi dunia mampu mendorong kenaikan

ekspor kopi di Uganda sebesar 1,4%. Verter menjelaskan kenaikan harga kopi

dunia mampu menstimulasi dan memotivasi petani untuk meningkatkan

produktivitasnya. ketiga, konsumsi domestik sebaliknya justru memiliki hubungan

berbanding terbalik dengan ekspor kopi, sehingga semakin sedikit konsumsi

domestik di Uganda maka akan semakin besar exportable produk kopi yang

mampu di perdagankan di pasar internasional.

Verter menyimpulkan bahwa beberapa faktor seperti: tigkat produksi kopi,

konsumsi domestik, dan harga kopi dunia memiliki pengaruh terhadap ekspor

kopi di Uganda. Verter juga merekomendasikan pemerintah Uganda untuk

memaksimalkan faktor-faktor memiliki pengaruh tehadap ekspor kopi negaranya.

Hal ini dianggap penting, agar Uganda dapat mencapai keuntungan maksimal dari

kegiatan perdagangan kopi internasional.

Penelitian karya Verter memiliki relevansi terhadap penelitian ini, berupa

kesamaan topik dan dimensi serta outcome yakni maksimalisasi pendapatan

negara produsen kopi. Perbedaanya, penelitian Verter hanya berfokus pada satu

negara saja yakni Uganda, sedangkan peneliti ini menggunakan 44 negara yang

mencakup seluruh negara produsen kopi di negara-negara berkembang dan LDC

di dunia sebagai sampelnya. Penelitian ini juga memberikan gambaran mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan ekspor kopi, sehingga

membantu dalam membangun kerangka pemikiran penelitian ini.

Page 35: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

14

Penelitian kedua ditulis oleh Alexander Preston Magginetti dengan judul

“A Study of The Economic Effects of Imposing Fair Trade Coffee

Consumption in San Fransisco” di tahun 2010.14

Penelitian ini berangkat dari

kesadaran negara-negara produsen akan tingginya potensi kopi dunia. Negara

produsen kopi tidak sedikit yang menggantungkan pendapatan negaranya dari

kegiatan ekspor komoditas ini, bahkan kopi menjadi penyumbang setengah dari

total nilai ekspor sejumlah negara. Kopi selain terkenal dengan potensinya yang

tinggi, juga dikenal sebagai komoditas dengan harga yang cenderung tidak stabil.

Hal ini menjadi permasalahan dan hambatan bagi negara produsen dalam

mewujudkan maksimalisasi pendapatannya. Sertifikasi fair trade Kemudian hadir

bagi produk kopi yang dibentuk untuk melindungi produsen kopi ditengah

fluktuasi harga kopi dunia.

Penelitian tesebut mencoba menganalisis dan memberikan negara

rekomendasi kebijakan terkait labelling terhadap produk kopi. Rekomendasi

tersebut dilakukan dengan melihat apakah kopi bersertifikasi fair trade mampu

meningkatkan pendapatan negara produsen kopi di San Fransisco. Magginetti di

dalam penelitiannya menguji peningkatan pendapatan negara produsen fair trade

kopi dengan menggunakan beberapa faktor yakni: permintaan, konsumsi, dan

harga, terhadap fair trade kopi di San Fansisco dan membandingkannya dengan

produk serupa seperti kopi reguler, teh, dan soda. Penelitian ini berfokus dalam

rentang waktu tahun 2009 hingga 2010.

Magginetti menggunakan konsep labeling milik Laureiro, et al dan Fridel.

Laureiro, et al menjelaskan bahwa label seperti sertifikasi ramah lingkungan,

14

Alexander Preston Magginetti , 2010, A Study of The Economic Effects of Imposing Fair Trade Coffee

Consumption in San Fransisco: Development on Agriculture ,California:California Polytechnic State

University.

Page 36: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

15

organik, fair trade pada suatu produk dapat mempengaruhi keinginan konsumen

untuk membeli produk tersebut. Fridel sependapat akan hal itu dan menambahkan

bahwa labeling terhadap suatu produk dapat meningkatkan kepercayaan

konsumen atas produk yang dipasarkan, sehingga produk-produk berlabel tersebut

akan memiliki harga yang lebih tinggi, serta dianggap lebih aman oleh konsumen

ketimbang produk yang tidak berlabel.

Magginetti dalam penelitiannya cenderung menggunakan pendekatan

kuantiatif dengan logika berfikir deduktif. Magginetti menggunakan empat

sampel yakni: fairtrade kopi, kopi reguler, teh, dan soda serta membandingkan

posisi label fairtrade terhadap 3 komoditas lainnya. Metode pengumpulan data

sekunder dilibatkan dengan bersumber pada: Transfair USA and the United States

Department of Agriculture’s Economic Research Service, FLO, International

Coffee Organization, dan World Bank.

Hasil analisis Magginetti menunjukan bahwa label fairtrade kopi telah

mengalami peningkatan baik dari segi produksi, harga, maupun konsumsi di pasar

San Fransisco. Kuantitas kopi berlabel fairtrade naik sebesar 327%, sedangkan

kenaikan permintaan tahunan kopi berlabel fair trade kini naik menjadi 933 ton,

lebih lanjut ia menjelaskan konsumsi kopi berlabel fairtrade di Amerika Serikat

juga mengalami kenaikan sebesar 1,9%. Hasil penelitian Magginetti

mengungkapkan adanya pengaruh signifikan antara kenaikan kuantitas kopi

berlabel fairtrade dengan peningkatan pendapatan negara produsennya, ketika

kuantitas kopi berlabel fairtrade naik sebesar 327% di pasar Fran Sisco maka

terjadi pula kenaikan peningkatan pendapatan negara produsen sebesar 1020%.

Page 37: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

16

Magginetti melihat kemampuan kopi berlabel fairtrade inilah yang mendorong

peningkatan pendapatan negara produsennya.

Penelitian Magginetti berkontribusi terhadap peneliti dalam perumusan

kerangka pemikiran mengenai sistem labeling fairtrade pada produk kopi dalam

mempengaruhi peningkatan pendapatan bagi negara produsen. Hasil penelitian

Magginetti yang menjelaskan hubungan antara sertifikasi fairtrade dan

peningkatan pendapatan negara produsen di pas pasar San Fransisco inilah yang

kemudian diadopsi dalam penelitian ini menjadi salah satu faktor yang diujikan

pengaruhnya terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia.

Penelitian ketiga ditulis oleh Sarah Belay, et al dengan judul “ Factors

Affecting Coffee (Coffee Arabika L.) Quality in Ethiopia: A Review” tahun

2015.15

Sarah dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Kopi telah menjadi

komoditas dengan kontribusi paling penting di pasar internasional setelah minyak.

Ethiopia merupakan salah satu negara yang bergantung kepada komoditas agraris

ini. Kopi telah menyerap lapangan pekerjaan bagi 25% total populasi di Ethiopia.

Ethiopia juga merupakan salah satu negara produsen terbesar di kawasan Afrika.

Meski telah menjadi pemasok bagi 4,2% dari total produksi dunia. Ethiopia masih

memiliki masalah dalam minimnya jumlah permintaan di pasar internasional.

yang muncul akibat rendahnya tingkat kualitas kopi asal Ethiopia.

Penelitian ini kemudian mencoba menganalisis beberapa faktor yang

mempengaruhi peningkatan kualitas produk kopi di Ethiopia. Sarah menggunakan

faktor-faktor seperti: kondisi geografis, teknik pemeliharaan, dan peran

pemerintah di dalam penelitiannya. Hasil uji pengaruh faktor tersebut diharapkan

15

Sara Belay, Daniel Mideksa, Solomon Gebrezgiabher, dan Weldemariam Seifu, 2015, Factors Affecting

Coffee (Coffee Arabika L.) Quality in Ethiopia: A Review,Agriculture Journal, Addis ababa:Addis Ababa

University.

Page 38: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

17

dapat menjadi rumusan rekomendasi untuk pemerintah Ethiopia dalam menyikapi

permasalahan yang ada.

Sarah dalam penelitiannya menggunakan konsep supply chain milik

Leroy, et al yang menjalaskan bahwa rantai yang menyambungkan produksi

dengan konsumen ialah kualitas. Kualitas didefinisikan berbeda-beda di tiap

tingkatan. Pada tingkat petani, kualitas ialah kombinasi antara tingkat produksi,

harga, dan kondisi produk. Pada tingkat ekspor-impor, kualitas dihubungkan

dengan dimensi ukuran, kondisi produk yang prima, karakteristik fisik serta harga.

Leroy juga menjelaskan bahwa negara dapat memiliki standarisasi tersendiri

dalam menyikapi kualitas produk impornya.

Sarah dalam penelitiannya cenderung menggunakan pendekatan kualitatif

dengan logika berfikir induktif. Penelitian tersebut berusaha menguji peningkatan

kualitas kopi di Ethiopia dengan memasukan faktor-faktor seperti peran

pemerintah dan geografis. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian trsebut

didapat dari berbagai sumber seperti: ICO, Trade Map Center, Food and

Agricultur Organization, dan berbagai jurnal laporan lain.

Penelitian ini kemudian menunjukan beberapa hal yang berpengaruh

terhadap kualitas kopi di Ethiopia: pertama lingkungan memiliki pengaruh yang

besar terhadap kualitas kopi, Sarah menjelaskan faktor geografis negara produsen

dapat mempengaruhi kualitas hasil produksinya. Kedua proses panen juga

menjadi hal yang berpengaruh terhadap kualitas kopi, kopi harus di panen saat

kematangannya sempurna. Ketiga lemahnya peran pemerintah Ethiopia dalam

pengembangan komoditas kopi juga menjadi alasan kuat yang mempengaruhi

buruknya kualitas kopi. Hal ini ini terlihat dari ketidaktersediannya bantuan

Page 39: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

18

subsidi pupuk bagi petani kopi di Ethiopia, tercatat hampir 90% petani kopi

Ethiopia tidak menggunakan pupuk selama proses penanaman .

Sarah menyimpulkan, terdapat faktor lain selain faktor kondisi geografis

yang dapat mempengaruhi kualitas produk kopi di Ethiopia yaitu peran

pemerintah. Sarah menjelaskan keterpurukan kualitas kopi di Ethiopia yang

berkelanjutan diakibatkan ketidakseriusan pemerintah mengembangkan

komoditas potensial ini. Sarah merekomendasikan pemerintah Ethiopia untuk

memberikan bantuan dana subsidi pada proses penanaman kopi, untuk mengakhiri

persoalan kualitas kopi dan mendorong peningkatan pendapatan Ethiopia di sektor

ini.Penelitian ini berkontribusi terhadap peneliti dalam perumusan kerangka

pemikiran mengenai adanya potensi pengaruh antara faktor geografis dan

peningkatan kualitas serta pendapatan bagi negara produsen.

Penelitiaan keempat ialah karya milik Margaret Njeri Gathura yang

berjudul “Factor Effecting Small-Scale Coffee Production in Githunguri

District, Kenya” di tahun 2013.16

Penelitian ini berangkat dari masalah penurunan

produktifitas kopi yang terjadi di Kenya. Kopi telah menjadi produk ekspor

andalan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian dan upaya pengurangan

kemiskinan di Kenya. Kenya merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar

di Afrika dengan total produksi tahunan lebih dari 50.000 ton, namun kini secara

konstan angka tersebut terus mengalami penurunan tingkat produktifitasnya.

Gathura menjelaskan bahwa penurunan ini berpotensi besar mempengaruhi

perekonomian Kenya, mengingat kopi ialah penyumbang 60% dari total

pendapatan devisa negara. Tahun 2002 merupakan awal dari melemahnya sektor

16 Margaret Njeri, 2013, Factor Effecting Small-Scale Coffee Production in Githunguri District, Kenya,Kenya

coffee journal, Juja: Jomo Kenyata University.

Page 40: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

19

pekopian di Kenya, dimana kontribusi kopi terhadap pendapatan negara turun

sebanyak 25%.

Penelitian tersebut kemudian berusaha menganalisis faktor- faktor yang

dapat mempengaruhi peningkatan produktifitas kopi di Kenya. Gathura

memasukan sejumlah faktor seperti startegi pemasaran, keuangan, kebijakan

pemerintah, dan sumber daya manusia yang kemudian diujikan pengaruhnya

terhadap peningkatan produksi kopi di Kenya. Gathura menilai hal ini penting

untuk dilakukan mengingat tingginya potensi kopi dan ketergantungan penduduk

Kenya terhadap komoditas ini.

Gathura menggunakan konsep organisasi sosial di dalam penelitiannya,

yang menjelaskan pentingnya sebuah wadah yang didukung peran negara sebagai

sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa. Pembentukan

organisasi sosial dapat difungsikan sebagai forum diskusi untuk memecahkan

sebuah permasalahan yang dianggap krusial, misalnya masalah rendahnya angka

produktivitas kopi pada petani di Kenya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan

metode analisis deksriptif statis. Gathura dalam penelitian ini juga melakukan

pengumpulan data melalui kuisioner, observasi, dan wawancara terhadap 120

petani di Distrik Githunguri sebagai sampelnya serta data sekunder tambahan dari

berbagai sumber seperti: ICO, FAO, International Trade Center, dan berbagai

jurnal dan laporan lainnya. Berdasarkan hasil kuisioner, obersevasi, dan

wawancara terhadap 120 sampel yang telah divalidasi, Gathura menemukan

beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi kopi di Kenya antara lain:

faktor pemasaran dan pendanaan. Selain itu sumber daya manusia teruji

Page 41: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

20

berpengaruh terhadap produktivitas kopi Kenya. Gathura berharap hasil penelitian

ini dapat berguna bagi produsen kopi bersekala kecil dalam menemukan solusi

jangka panjang untuk menghadapi tantangan di dalam sektor industri perkopian.

Penelitian karya Gathura memiliki relevansi terhadap penelitian ini pada

kesamaannya berupa rekomendasi atau solusi terkait masalah rendahnya angka

produktivitas kopi di negara-negara produsen. Perbedaannya, Gathura di dalam

penelitianya menggunakan 120 petani sebagai sampel yang merepresentatifkan

komoditas kopi Kenya. Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel sebanyak

42 negara yang mencakup seluruh negara produsen kopi di ICO yang juga

merupakan negara-negara berkembang dan LDC di dunia. Gathura juga

memberikan gambaran mengenai adanya faktor-faktor lain di dalam dimensi

produksi yang memiliki pengaruh terhadap produktivitas kopi.

Terdapat beberapa perbedaan antara empat penelitian terdahulu dengan

penelitian ini yakni: pertama , keempat penelitian terdahulu hanya berfokus pada

satu negara sedangkan penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 42 negara.

Perbedaan kedua ada pada kerangka teoritis, berbeda dengan teori yang digunakan

oleh keempat penelitian terdahulu, penelitian ini menggunakan teori perdagangan

internasional, institusi, dan pendapatan negara. Perbedaan lainnya ialah

penggunaan variabel kontrol di dalam model penelitian yang mana tidak

ditemukan di keempat penelitian terdahulu.

Untuk memudahkan pembaca, keempat penelitian terdahulu yang telah

dipaparan sebelumnya, dapat dirangkum ke dalam sebuah tabel komparasi untuk

melihat inti sari serta perbedaan dari masing-masing keempat penelitian terdahulu

yang telah digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini sekaligus

Page 42: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

21

membandingkan secara komperhensif dengan penelitian analisis pengaruh faktor

produksi, geografis, dan peran institusi yang telah dilakuka. Adapun tabel

komparasi tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Rangkuman Hasil Literature Review Nahanga Verter, et

al

Alexander Preston

Magginetti Sarah Belay, et al

Margaret Njeri

Gathura

To

pik

pen

eli

tan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

peningkatan

pendapatan negara

produsen kopi di

Uganda.

Pengaruh sertifikasi

fair trade terhadap

peningkatan

pendapatan negara

produsen kopi dunia.

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

kualitaas kopi di

Ethiopia.

Faktor-faktor yang

mempangaruhi

penurunan

produktivitas kopi

di Kenya.

Teo

ri

/

ko

nse

p

Absolute Advantage Labeling Supply Chain Social Organization

Meto

de Pendekatan:Kuantitatif

Logika: deduktif

Sumber data: sekunder

Metode: Studi literatur

Pendekatan:Kuantitatif

Logika: deduktif

Sumber data: sekunder

Metode: Studi literatur

Pendekatan:Kualitatif

Logika: Induktif

Sumber data:

sekunder

Metode: Studi literatur

Pendekatan:

Kualitatif dan

kuantitatif

(campuran)

Logika: Induktif

Sumber data:

sekunder

Metode: kuisioner,

observasi,

wawancara, dan

studi literatur

Kes

imp

ula

n

Faktor Produksi kopi,

konsumsi domestik,

dan harga kopi

berpengaruh terhadap

eskpor kopi di

Uganda, perlu adanya

fokus terhadap faktor-

faktor diatas demi

tercapainya

maksimalisasi

pendapatan bagi

Uganda.

Kopi bersertifikasi fair

trade terbukti memiliki

harga yang lebih tinggi

dan stabil serta

pertumbuhan angka

konsumsi baik.

sertifikasi fair trade

terhadap kopi mampu

mendorong

maksimalisasi

pendapatan negara

produsennya.

Faktor geografis

merupakan faktor

utama yang

mempengaruhi

kualitas kopi disusul

oleh faktor perlakuan

pasca panen yang juga

menjadi penentu

tingkat kualitas kopi

suatu negar

Faktor marketing,

keuangan, sumber

daya manusia dan

kebijakan

pemerintah sangat

berpengaruh

terhadap tingkat

produktivitas kopi

di Kenya.

Rele

va

nsi

/ko

nst

rib

usi

Kesamaan Topik

menganalisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

maksimalisasi

pendapatan negara

produsen kopi, dan

berkontribusi

memberikan gambaran

baru terhadap peneliti

mengenai faktor-

faktor lain yang dapat

mempengaruhi

peningkatan

pendapatan negara

produsen kopi.

Kesamaan tujuan

yankni menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

maksimalisasi

pendapatan negara

produsen kopi dan

berkontribusi dalam

perumusan kerangka

pemikiran mengenai

sertifikasi fair trade

yang mempengaruhi

pendapatan negara

produsen kopi.

Kesamaan tujuan

yankni menganalisis

faktor-faktor yang

mempengaruhi

maksimalisasi

pendapatan negara

produsen kopi melalui

peningkatan kualitas

kopi. Jurnal ini

berkontribusi dalam

perumusan kerangka

pemikiran mengenai

pengaruh geografis

terhadap peningkatan

kualitas kopi dan

pendapatan negara

produsen.

Kesamaan manfaar

yakni berusaha

memberikan

rekomendasi dan

solusi terkait

masalah rendahnya

produktivitas kopi

di negara produsen,

Jurnal ini

berkontribusi dalam

memberikan

gambaran baru

mengenai faktor-

faktor lain yang

dapat

mempengaruhi

produktifitas kopi.

Sumber: Hasil olah data peneliti

Page 43: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

22

Tabel komparasi di atas memperlihatkan bahwa keempat penelitian

terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini hanya menggunakan

satu teori/ konsep. Sedangkan penelitian ini menggabungkan tiga teori dan konsep

sebagai alat analisis guna menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditentukan.

2.2 Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional didefinisikan oleh Wei Bin Zhang sebagai

kegiatan ekonomi antar negara. Negara akan saling bertukar barang maupun jasa,

dengan tujuan untuk saling melengkapi kebutuhan.17

Perdagangan internasional

juga didefinisikan oleh Huala Adolf sebagai sebuah sistem tukar menukar barang

maupun jasa yang didasari atas kehendak setiap individu di suatu negara dengan

individu di negara lain tanpa adanya suatu paksaan.18

Dari definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa perdagangan internasional merupakan sebuah kegiatan jual

beli barang maupun jasa yang dapat dilakukan antar negara maupun individu

dengan tujuan untk memenuhi kebutuhab ekonomi, nasional, maupun pribadi.

Penelitian ini berfokus terhadap peningkatan pendapatan negara.

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

maksimalisasi pendapatan negara di dalam kegiatan perdagangan internasional.

Sependapat dengan David Ricardo, maka dalam penelitian ini perdagangan

internasional diposisikan sebagai cara negara untuk mendapatkan kekayaan dan

kekuasaan.19

Beberapa ahli teori perdagangan internasional lainnya juga

17 Paul R.Krugman, Maurice Obstfield, Marc J.Melitz. 2014. International Trade Theory and Policy,10Th

Edition, Carmel: Pearson. Hal. 67. 18 Huala Adolf. 2006. Hukum Perdagangan Internasional, Depok: Rajawali Pers. Hal. 12. 19 Wei Bin Zhang. 2008. International Trade Theory: Capital, Knowledge, Economic Structure, Money, and

Crisis over Time, Berlin: Springer Science and Business Media. Hal. 1.

Page 44: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

23

berpendapat mengenai syarat yang harus dilakukan negara di dalam mencapai

keuntungan maksimal di dalam perdagangan internasional:

Pendapat pertama dikemukakan oleh Adam Smith yang menyatakan

bahwa perdagangan internasional memiliki sifat positive sum game. Negara dalam

kerjasama perdagangan akan mendapatkan keuntungan, yang tidak hanya

mengenai pendapatan. Kebutuhan negara juga diatikan sebagai keuntungan dari

perdagangan. Smith lebih lanjut menjelaskan syarat untuk mencapai

maksimalisasi pendapatan dapat dilakukan dengan penciptaan absolute

advantages. Teori absolute advantages milik Smith secara sederhana hadir karena

kesadarannya akan perbedaan produktivitas antar negara. Smith menerangkan

bahwa untuk mencapai pendapatan yang maksimal di dalam perdagangan

internasional, negara harus memaksimalisasi faktor-faktor produksinya. Smith

menyebutkan setidaknya terdapat dua faktor yang mampu mempengaruhi

pendapatan negara yakni: modal dan tenaga kerja.20

Pendapat kedua hadir dari David Ricardo yang menanggapi pendapat

Smith mengenai absolute advantages. Ricardo menjelaskan bahwa di dalam

perdagangan internasional, negara yang tidak memiliki absolute advantages pun

tetap dapat memaksimalisasi pendapatan negaranya dan tidak hanya sekedar

memenuhi kebutuhannya. Ricardo melalui teori comparative advantage

menjelaskan bahwa kemampuan negara dalam memproduksi suatu barang

idealnya unggul jika biaya produksinya dapat lebih rendah dibandingkan negara

lain.21

Ricardo menerangkan bahwa hanya dengan meningkatkan faktor produksi,

negara dapat mencapai keuntungan maksimal dari perdagangan internasional.

20 Opcit, Paul R.Krugman, Maurice Obstfield, Marc J.Melitz. 2014. Hal. 67-90. 21 Ibid.

Page 45: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

24

Namun keduanya memiliki sedikit perbedaan mengenai indikator di dalam faktor

produksi. Ricardo menggunkan dua indikator di dalam faktor produksinya yakni:

tenaga kerja dan teknologi. Ricardo berpendapat bahwa teknologi merupakan hal

yang penting untuk dimaksimalkan oleh negara. Teknologi di dalam proses

produksi dapat memangkas biaya produksi, karena kemampuan teknologi yang

dapat menjadikan proses produksi menjadi lebih efesien dan efektif.22

Pendapat ketiga dijelaskan oleh Heckscher-Ohlin yang menghadirkan teori

baru di dalam teori perdagangan internasional untuk menambahkan faktor lain

diluar faktor produksi. Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa pendapat Ricardo

yang berfokus terhadap teknologi tidaklah cukup untuk meningkatkan pendapatan

negara. Sebab suatu saat negara-negara di dunia akan memiliki tingkat teknologi

yang identik dan serupa akibat adanya transfer teknologi. Heckscher-Ohlin sejalan

dengan peteori sebelumnya, namun tidak haya berfokus pada dimensi teknologi

namun juga perbedaan sumber daya alam serta perbedaan harga. Heckscher-Ohlin

menyimpulkan setidaknya terdapat tiga dimensi yang dapat mempengaruhi

pendapatan negara dalam perdagangan internasional yaitu: dimensi produksi,

geografis dan harga dengan faktor faktor pembangun sebagai berikut:23

Gambar 2.2: Dimensi dan faktor pembangun menurut para ahli Sumber: Dari Berbagai Sumber

22 Ibid, hal. 83 23 Ibid, hal. 90

Adam Smith

(Absolute Advantage)

Dimensi Produksi:

- Modal

- Tenaga Kerja

David Ricardo

(Comparative Advantage)

Dimensi Produksi:

- Tenaga Kerja

- Teknologi

Hescher- Ohlin

(Comparative Advantage)

Dimensi Produksi:

- Tenaga Kerja

- Modal

- Teknologi

Dimensi Geografis:

- Lahan

- SDA

Page 46: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

25

Maksimalisasi perdagangan juga berarti memaksimalkan nilai komoditas.

Cambridge Dictionary menjelaskan komoditas sebagai barang ekonomi seperti

halnya produk hasil agraris maupun produk hasil tambang.24

Komoditas biasanya

memiliki ciri yaitu diciptakan secara masal dan dapat dengan mudah untuk

diperdagangkan atau ditukarkan dengan alat tukar uang.25

Komoditas juga

diartikan sebagai barang pokok yang digunakan dalam perdagangan untuk

menghasilkan pendapatan.26

Definisi lain juga dijelaskan oleh Karl Marx, yang

menjelakan bahwa komoditas sebagai produk yang memiliki nilai guna dan nilai

tukar dapat diperjualbelikan atas dasar untuk memenuhi kebutuhan manusia.27

Dari beberapa pengertian di atas, secara sederhana komoditas dapat diartikan

sebagai benda yang memiliki nilai tukar dan nilai guna yang dapat

diperdagangkan untuk menghasilkan pendapatan,

Peter Jackson menjelaskan lebih lanjut bahwa komoditas klasik pada

dasarnya dibagi menjadi dua yakni: hard commodity dan soft commodity. Hard

commodity ialah produk yang mencakup barang-barang seperti hasil tambang,

mineral. Sedangkan soft commodity ialah sekumpulan produk hasil perkebunan

dan pertanian. Jackson menjelaskan kedua jenis komoditas ini bermain di segmen

yang berbeda.28

Hard commodity biasanya dijadikan penopang utama pendapatan

negara karena nilai jualnya yang tinggi, lebih lanjut Jackson menjelaskan hard

commodity tidak bisa bertahan selamanya mengingat bahan mineral bumi bukan

merupakan sumber daya alam yang mudah untuk diperbaharui. Jackson

24 Lihat https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/commodity, diakses pada 12 Oktober 2018, Pukul

00:05 WIB. 25 Lihat https://www.merriam-webster.com /commodity.asp., diakses pada 23 Oktober 2019, pukul 21:20

WIB. 26 Lihat https://www.investopedia.com/agriculture-commodity.asp, diakses pada 23 Oktober 2019, pukul

22:08 WIB.

28 Peter Jackson, Niel Ward, dan Polly Russel, 2006, Mobilising the Commodity Chain Concept in the

Politics of Food and Farming, Journal of International Development, Cambridge: Academic Press, Hal.133

Page 47: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

26

mengungkapkan meski soft commodity memiliki nilai jual yang tidak setinggi

bahan mineral namun komoditas ini memiliki potensi karena sifatnya yang

fleksibel dan mudah dibudidayakan serta memiliki angka permintaannya yang

selalu tinggi.29

Produsen suatu komoditas di pasar internasional akan dihadapkan dengan

banyak produsen lain yang juga berkompetisi di komoditas yang sama.

Karenanya, masing-masing negara produsen harus memiliki standar kualitas

untuk terus bertahan dan memenangkan persaingan.Terlebih di dalam soft

commodity, Jackson menjelaskan pada umumnya produk-produk konsumsi seperti

hasil pertanian dan perkebunan memiliki sifat yang cenderung indentik.30

Sehingga menurutnya untuk tetap memenangkan persaingan di pasar

internasional, negara harus memiliki pembeda pada hasil produknya dengan hasil

produk milik produsen lain.

Penelitian ini berfokus terhadap komoditas kopi. Sehingga untuk

mengukur performa negara produsen kopi dalam meningkatkan kuantitas,

kualitas, dan sifat pembeda bagi komoditas kopinya; dimana penelitian ini

menggunakan dua dimensi yakni dimensi produksi dan geografis.

2.2.1 Produksi

Dimensi produksi diartikan sebagai segala sumber daya yang digunakan

suatu negara dalam proses produksi barang maupun jasa.31

Menurut Nearing,

Peace dan Atkinson; faktor produksi merupakan hal yang paling mendasar dan

utama untuk dimaksimalkan demi terciptanya peningkatan pendapatan negara.

29 Ibid, Hal.134. 30 Ibid, Hal.138. 31 Ronald J. Ebert dan Ricky W. Griffin, 2006, Business Essentials, Carmel: Pearson Education. Hal.8.

Page 48: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

27

Tidak hanya itu Smith, Ricardo, dan Hescher-Ohlin, yang merupakan pakar teori

perdagangan internasional juga meyakini tingginya pengaruh faktor produksi

terhadap peningkatan pendapatan negara dalam perdagangan internasional. Smith

dan Ricardo pun pada masanya mampu menjelaskan efek keuntungan dan

perdagangan internasional hanya dengan menggunakan faktor produksi saja.32

Dari dua pernyataan di atas mereperesentasikan bahwa faktor produksi mampu

mempengaruhi peningkatan pendapatan negara dalam perdagangan internasional.

Sebab dengan memaksimalkan faktor produksi, negara mampu mengoptimalkan

pengaturan dan pengolahan sumber dayanya secara efisien dan efektif.

Untuk mengukur performa dimensi produksi, penelitian ini menggunakan

tiga indikator yaitu modal sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith, teknologi

dan tenaga kerja sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ricardo dan

Hescher Ohlin. Indikator pertama adalah modal. Cambridge Dictionary

mengartikan modal sebagai kekayaan dalam bentuk uang atau aset lain yang

dimiliki, disediakan, maupun disumbangkan oleh seseorang atau organisasi untuk

tujuan tertentu misalnya investasi. Hampir serupa, Adam Smith mendefinisikan

modal sebagai saham yang diberikan oleh seseorang untuk mengharapkan

imbalan kembali dalam jangka waktu tertentu berupa pengahasilan. Modal

menurut Adam Smith modal adalah salah satu penggerak utama dalam proses

produksi, dan jumlah modal dapat mempengaruhi kapabilitas sebuah industri

dalam melakukan proses produksi.33

Berdasarkan penjabaran konsep tersebut,

penelitian ini berasumsi bahwa banyaknya jumlah modal akan mempengaruhi

faktor produktifitas suatu industri sekaligus outcomenya yakni pendapatan negara.

32 Opcit.hal. 12. 33 Opcit.hal. 37.

Page 49: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

28

Dimensi kedua ialah tenaga kerja. Menurut David Ricardo, tenaga kerja

merupakan penggerak utama dalam proses produksi, bahkan menjadi aset utama

sebuah industri.34

Penelitian ini Berdasarkan konsep tersebut mengasumsikan

bahwa tenaga kerja akan meningkatkan faktor produksi dan dapat mempengaruhi

peningkatan pendapatan negara di dalam perdagangan internasional. Indikator

pekerja dalam penelitian ini menggunakan jumlah petani negara produsen.

Dimensi ketiga dalam adalah teknologi. David Ricardo memaknai

teknologi sebagai serangkaian sarana untuk memudahkan dan mempercepat

produksi yang diperlukan oleh manusia untuk kebutuhan komersil.35

Ricardo

menjelaskan bahwa teknologi suatu negara dapat menentukan keefektifan proses

produksi barang industrinya. Tingkat teknologi yang tinggi memungkinkan negara

untuk menghasilkan lebih banyak produk tanpa harus menambahkan jumlah

tenaga kerja dan waktu kerja. Penelitian ini berasumsi bahwa tingkat teknologi

suatu negara produsen kopi mempengaruhi faktor produktivitas sekaligus

pendapatan negaranya.

Penelitian ini hanya berfokus pada perdagangan kopi internasional. Kopi

sebelum di ekspor melewati tahapan pengolahan untuk menjadi green coffee.

Sehingga dalam penelitian ini, tingkat teknologi diartikan sebagai implementetion

industry index dan teknologi proses pengolah kopi. Metode pengolahan kopi di

negara-negara produsen menurut ICO dibagi menjadi dua yaitu:

34 Opcit,hal.93 35 Opcit, hal.95

Page 50: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

29

1) Tanpa mesin (Dry Method)– Proses ini merupakan metode pengolahan

yang masih dipakai di sejumlah negara produsen kopi dunia. Metode

pengolahan ini sangat bergantung pada keadaan cuaca. 36

2) Dengan mesin (Wet Method) – Sejumlah negara produsen telah

menggunakan teknologi terbarukan dalam proses pengolah produk

kopinya. Penggunaan teknologi bahkan mampu mengoptimalkan proses

pengolahn kopi menjadi lebih efektif dan efisien.37

2.2.2 Geografi

Hescher-Ohlin adalah ahli perdagangan pertama yang menghadirkan

geografis sebagai dimensi yang dapat mempengaruhi pendapatan negara dalam

perdagangan internasional. Hescher-Ohlin menganggap setiap negara di dunia

memiliki karakteristik sumber daya alam yang berbeda-beda. Beberapa

karakteristik tersebut dipercaya oleh Hescher-Ohlin dapat menguntungkan suatu

negara di dalam perdagangan.38

Penelitian ini menggadopsi dua faktor yaitu varietas hasil sumber daya

alam dan lahan yang dikemukakan oleh David Ricardo. Karena penelitian ini

berfokus pada komoditas spesifik yakni kopi, maka teori milik David Ricardo

disesuaikan dengan latar belakang dan data komoditas kopi.

Faktor pertama dalam dimensi geografis ialah sumber daya alam.

Sebagaimana penjelasan David Ricardo, negara dapat diuntungkan, karena adanya

36 Dalam metode kering buah kopi yang sudah dipanen kemudian akan dikeringkan dengan bantuan sinar

matahari, dan diputar sepanjang hari untuk mendapatkan hasil pengeringan yang sempurna.Proses

pengeringan akan terus dilakukan selama tujuh hingga sepuluh hari sampai kadar air dalambuah kopi turun

menjadi 11% dan cangkang kopi terkelupas. Ibid. 37 Dalam metode basah, buah kopi yang baru dipanen akan dimasukan kedalam mesin penggiling berisi air

untuk memisahkan cangkangnya, baru kemudian dimasukan kedalam mesin pengering.Proses pengolahan

kopi ini hanya memakan waktu 12 hingga 48 jam saja.Ibid. 38 Paul R.Krugman, Maurice Obstfield, Marc J.Melitz. 2014. International Trade Theory and Policy,10Th

Edition, Carmel: Pearson. Hal. 68.

Page 51: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

30

perbedaan hasil sumber daya alam karena dapat memungkinkan negara memiliki

produk spesialisasi. ICO membagi varietas kopi komersial sebagai spesialisasi

jenis kopi yang diproduksi negara produsen secara garis besar dibagi menjadi dua

yakni:

1) Kopi Robusta – Robusta memiliki harga jual yang relatif rendah di pasar

internasional, keunggulannya ialah memiliki biaya produksi yang murah.

2) Kopi Arabika – Arabika dalam pembudidayaannya membutuhkan biaya

produksi dan perawatan yang cukup tinggi, meski begitu varietas ini

memiliki harga yang tinggi di pasar internasional.39

Faktor kedua dalam dimensi ini ialah letak. David Ricardo dalam

penjelasannya, menggunakan ukuran luas untuk menjelaskan indikator lahan.

yang dalam penelitian ini lahan yang dimaksud ialah karakteristik lahan di

masing-masing wilayah di negara produsen kopi. United Nations Conference on

Trade and Development (UNCTAD) menjelaskan karakterstik wilayah negara

produsen kopi dunia dibagi menjadi tiga kategori yakni kawasan bean bealt,

sebagian bean bealt, dan kawasan non bean bealt. Ketiga kawasan tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut: 40

1) Kawasan Non Bean Bealt, kawasan bagi sejumlah negara di luar titik

koordinat bean bealt yang juga membudidayakan kopi, sekaligus

penyumbang bagi 1/5 hasil total produksi kopi dunia.

2) Kawasan Bean Bealt, kawasan penghasil 80% green beans dunia dan

memiliki iklim yang paling cocok untuk tumbuh kembang

39 Berbanding terbalik dengan robusta, kopi jenis arabika merupakan tanaman yang rentan akan hama dan

cuaca ekstrem, tanaman ini hanya dapat tumbuh di dataran tinggi yang memiliki kondisi iklim sejuk dan

intensitas matahari yang cukup. Ibid. 40 United Nations Conference on Trade and Development, 2018, Publication Library Report, Geneva:

Unctad.Org, hal 7.

Page 52: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

31

3) Kawasan sebagian Bean Bealt, ialah milik negara produsen yang memiliki

baik kawasan bean bealt dan non bean bealt

Sedangkan faktor ketiga adalah kategorisasi waktu musim panen tiap

negara produsen. Penelitian ini menggunakan pembagaian periode panen

berdasarkan pengelompokan ICO yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: grup

april, grup juli, dan grup oktober.

2.3 Institusi Internasional

Institusi internasional dalam perdagangan, seringkali hadir sebagai badan

yang diharapkan dapat meminimalisir hambatan perdagangan itu sendiri. Ostrom

mendefinisikan institusi internasional sebagai serangkaian aturan kerja yang

digunakan pihak pembuat keputusan. Ostrom menjelaskan bahwa pembuat

keputusan diberi kuasa untuk membuat aturan kerja yang umumnya berisi tentang

pelarangan dan perizinan atas sebuah tindakan serta output yang akan dicapai. Hal

ini meliputi tindakan yang boleh atau tidak boleh untuk dilakukan, prosedur mana

yang harus diikuti, informasi apa yang harus dan tidak boleh untuk disebarkan,

serta penargetan outcome.

Definisi Institusi internasional lainnya dikemukakan oleh Schmoller,

baginya institusi ialah sebuah hubungan di dalam sekelompok masyarakat yang

memiliki tujuan tertentu misalnya untuk mengurangi ketidakpastian,

menyederhanakan pengambilan keputusan dan mempromosikan kerjasama antar

sesama anggotanya. Schmoller juga menjelaskan bahwa institusi akan

berkembang secara mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain di luar

anggotanya. Institusi internasional didefiniskan oleh Kresner sebagai keselerasan

antara perilaku dengan seperangkat aturan yang ada, dengan keselerasan antara

Page 53: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

32

perilaku dengan regulasi yang berlaku akan menentukan kemampuan institusi

dalam mempercepat terwujudnya tujuannya. Kresner menjelaskan bahwa institusi

hadir sebagai respon kepentingan banyak negara, sehingga aturan dan tujuan perlu

disesuaikan agar mampu merepresentasikan kepentingan setiap negara anggota.41

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa institusi

internasional ialah hubungan sekelompok aktor yang meliputi sekelompok

masyarakat atau negara yang bertujuan untuk mengarahkan perilaku anggotanya

melalui serangkain aturan kerja yang telah dibuat demi terciptanya tujuan yang

telah ditetapkan dan pencapain keuntungan bersama.

Beberapa ahli ekonomi meyakini bahwa institusi internasional memiliki

pengaruh terhadap pencapaian kepentingan ekonomi suatu negara lewat jalur

kerjasama. Pendapat pertama datang dari Williamson, ia menyatakan bahwa

institusi memainkan peran sebagai penyeimbang antara negara maju dan negara

berkembang di dalam kerjasama perdagangan internasional. Williamson

menjelaskan bahwa institusi dimanfatkan sebagai pendorong peningkatan

pendapatan dalam perdagangan, negara harus memaksimalisasi peran institusi itu

sendiri. Williamson menjelaskan institusi memiliki peran sebagai pendorong

terpenuhinya kepentingan seluruh negara anggotanya, hal ini dapat dilakukan

mengingat sifat institusi yang netral dan tidak memihak.

Pendapat kedua dikemukakan oleh Franceshet. Sependapat dengan

William, Franceshet menyetujui pengaruh peran institusi dalam pencapaian dan

peningkatan kepentingan ekonomi negara. Fracehset melihat institusi tidak hanya

mampu mewujudkan kepentingan ekonomi suatu negara, namun telah mendorong

41 Martin, Lisa, Beth Simmons, 2012, International Organization and Institutins, Philadhelphian: University

of Pennsylvania. Hal.329.

Page 54: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

33

kemandirian masyarakat dalam meningkatkan tingkat produktivitas; terlebih di

negara-negara berkembang melalui bantuan transfer teknologi misalnya.42

Pendapat ketiga datang dari lembaga ekonomi dunia, World Economic

Forum. WEF menjelaskan peningkatan pendapatan negara di dalam perdangan

internasional dapat dicapai apabila negara mampu memaksimalisasi manfaat

peran institusi. Masing-masing pendapat para ahli dapat dikelompokan sebagai

berikut:

Gambar 2.3: Peran Institusi dalam Perdagangan Internasional

Sumber: Diakses dari berbagai sumber

Penelitian ini mengartikan peran institusi sebagaimana yang telh

dikemukakan WEF, yang secara mana secara garis besar menjelaskan terdapat

empat peran institusi yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan negara

dalam perdagangan yaitu:43

1) Meningkatkan value pada produk

2) Meningkatkan partisipasi negara anggota dalam kerjasama

3) Menyediakan transfer teknologi dan bantuan proyek pengembangan

4) Meningkatkan tren produksi dan ekspor

42 Sterian Maria Gabriela, 2014, The Role Of International Organizations In The Global Economic

Governance – An Assessment, Romanian Economic Business Review, Romanian: American University, hal

313. 43

Ibid, Hal.314.

Williamson

Faktor Peran Institusi:

- Mendorong tercapaiannya hiiiiikepentingan negara iiiiiiianggota

Francheset

Faktor Peran Institusi:

-Mendorong tercapainya hiiikepentingan negara iiiiianggota

-Mendorong kemandirian hiiinegara anggota

WEF

Faktor Peran Institusi

- Meningkatkan value

- Meningkatkan interaksi

- Menyediakan bantuan gjjjgpengembangan

- Meningkatkan trend iiiiiikekspor dan produksi

Page 55: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

34

2.3.1 Peran Institusi

Sebagaimana konsep yang dijelaskan Williamson, Francheset, dan WEF.

Penelitian ini berasumsi bahwa faktor peran institusi merupakan faktor yang dapat

memengaruhi peningkatan pendapatan dalam perdagangan. Dalam mengukur

performa faktor peran institusi dalam pengaruhnya terhadap peningkatan

pendapatan negara, penelitian ini menggunakan peran-peran institusi dalam

perdagangan sebagai indikator. Penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu

ketergabungan negara produsen di dalam sertifikasi fairtrade dan status

ketergabungan negara produsen ICO dalam ICA 2007, serta status hak votig

negara dalam ICO, dimana ketiga indikator ini ialah representatif peran-peran

institusi yang mampu meningkatkan pendapatan negara dalam perdagangan

internasional berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Williamson,

Francheset, serta WEF.

Faktor pertama adalah status ketergabungan anggota ICO di dalam ICA

2007. ICA 2007 ialah serangkaian instrumen perjanjian yang dibentuk untuk

memperkuat peran ICO sebagai satu-satunya lembaga kopi dunia. ICA 2007

memfasilitasi perdagangan internasional melalui peningkatan konsultasi antar

pemerintah dan sektor swasta, transparansi informasi terkait perkopian, promosi

ekonomi kopi, transfer teknologi, dan penyedian dana untuk proyek peningkatan

kualitas kopi negara produsen.44

Griffin menjelaskan bahwa serangkaian fasilitas di dalam institusi seperti:

forum negosiasi, implementasi perjanjian, penawaran transfer teknologi, hingga

serangkain bantuan pembangunan berpengaruh terhadap tercapainya kepentingan

44 Lihat http://www.ico.org/ica2007.asp, diakses pada 25 Oktober 2019, pukul 05:39 WIB.

Page 56: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

35

ekonomi suatu negara.45

Berdasarkan konsep yang dikemukakan Griffin,

penelitian ini berasumsi bahwa ketergabungan negara di dalam instrumen

perjanjian ICA 2007 dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan negara

produsen lewat serangkain fasilitas yang tersedia, karena fasilitas yang tersedia di

dalam instrumen perjanjian ini dapat membantu negara produsen dalam

mengakselerasi proses produktifitas dan menyelesaikan hambatan-hambatan di

dalam sektor perkopian.

Sehubungan dengan hal tersebut, faktor kedua dalam dimensi ini adalah

ketergabungan negara produsen di dalam sertifikasi fairtrade. Sertifikasi

fairtrade ialah suatu pendekatan di dalam perdagangan internasional yang

didasarkan pada kemitraan antara produsen dan konsumen. Di dalam komoditas

kopi, fairtrade juga berfokus terhadap tiga hal yakni: kesejahteraan petani,

pelestarian lingkungan, serta peningkatan kualitas produk.46

Sehingga Setiap

produk kopi yang ditempeli sertifikasi ini akan memiliki harga yang lebih tinggi.

Labeling terhadap suatu komoditas seperti fairtrade menurut Fridel dapat

meningkatkan kepercayaan konsumen atas produk yang dipasarkan. Fridel juga

menambahkan meskipun dengan harga yang lebih tinggi, produk yang memiliki

sertifikasi tertentu tetap memiliki trend konsumsi yang baik.47

Hal ini dikarenakan

produk-produk yang telah membawa label tersendiri akan dianggap lebih aman

dan premium oleh konsumen. Berdasarkan konsep tersebut penelitian ini

berasumsi bahwa ketergabungan negara produsen kopi di dalam sertifikasi

fairtrade dapat meningkatkan pendapatan negara produsen kopi dunia, hal ini

45 Griffin. K, 2003, Development and Change, Economic Globalization and Institutions of Global, Hal.802. 46 Lihat https://www.fairtrade.net/about-fairtrade/what-is-fairtrade.html, diakses pada 12 November 2018,

pukul 08:02 WIB. 47

Opcit, Alexander Fridel Maginnetti, hal.3.

Page 57: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

36

dikarenakan harga kopi fairtrade yang cenderung lebih tinggi dan stabil meski di

tengah ketidaksetabilan harga kopi reguler yang kerap terjadinya.

Setiap negara produsen kopi memiliki kontrol penuh atas pemilihan status

ketergabungannya di dalam ICA 2007 maupun di dalam sertifikasi fairtrade.

Tercatat di dalam dua instrumen tersebut negara produsen kopi memiliki status

ketergabungan yang bervariatif. Dalam penelitian ini status ketergabungan negara

produsen di dalam kedua instrumen institusi diatas akan dijadikan sebagai

variable control.

2.4 Pendapatan Negara

Tujuan utama dalam perdagangan, umumnya ialah pencapaian

maksimalisasi pendapatan negara. Pendapatan negara diartikan oleh Marshall

sebagai total laba bersih dari keseluruhan hasil produksi setiap komoditas, baik

berupa barang maupun jasa yang diproduksi oleh suatu negara. Definisi lain

mengenai pendapatan negara juga diungkapkan oleh Clark Warbuton. Clark

mengatakan bahwa pendapatan negara ialah keseluruhan laba atau pendapatan

setiap jenis kelompok industri yang menghasilkan barang maupun jasa yang legal.

Pendapat lain datang dari Simon Kuznets yang mendefinisikan pendapatan negara

sebagai nilai laba atau pendapatan dari keseluruhan barang ekonomi yang

diproduksi oleh suatu negara.48

Penelitian ini mendeskripsikan pendapatan negara

sebagai total keseluruhan pendapatan hasil perdagangan barang komoditas

ekonomi legal yang didapat oleh suatu negara dalam periode satu tahun.

Menurut Glen Atkinson nilai pendapatan negara akan selalu identik

dengan nilai national output dan pengeluran nasional, sehingga keduanya dapat

48 Rafael Rofman dan Dena Ringlod, 2007, Origin of Income: Financing of Social Policy, World Bank Paper,

Buenos Aries: Universidad de Buenos, hal.2.

Page 58: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

37

dijadikan pengukur nilai pendapatan suatu negara. Glen Atkinson

mengungkapkan bahwa terdapat tiga metode untuk mengukur nilai pendapatan

negara yaitu;49

1) Metode perhitungan pendapatan, menjumlahkan seluruh pendapatan

yang diterima dari setiap indikator di dalam faktor produksi dalam

jangka waktu satu tahun. Atkinson mengatakan pendapatan dari setiap

indikator tersebut mencakup investasi, upah pekerja, keuntungan

negara berupa pajak, dan biaya sewa tanah bagi perusahaan asing.

2) Metode perhitungan Output. menggabungkan seluruh pendapatan dari

setiap sektor yang memiliki output berupa nilai ekonomi, termasuk:

manufaktur, jasa keuangan, transportasi, rekreasi, kesehatan,

pendidikan, property dan pertanian.

3) Metode perhitungan pengeluaran. menjumlahkan seluruh biaya

pengeluaran negara yang dihabiskan dalam jangka satu tahun baik

pada pembelian barang maupun jasa.

Penelitian ini mengartikan pendapatan negara sesuai dengan Pasal 1 angka

26 UU No 42 Tahun 2009, pendapatan negara melalui perdagangan internasional

dapat diukur melalui nilai eksport. Nilai eksport diartikan sebagai sejumlah uang

yang mencakup seluruh biaya yang diminta oleh eksportir setelah melakukan

kegiatan perdagangan kepada pengimpor. Sehinga nilai eksport yang merupakan

seluruh uang yang dihasilkan dari kegiatan perdagangan kopi di pasar

internasional diartikan sebagai pendapatan negara produsen kopi dunia. Penelitian

49 Glen Atkinson, 2008, Purpose and Measurement of National Income and Product, Journal of Economic

Issues, Washington D.C: Association for Evolutionary Economic, Hal. 308-309.

Page 59: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

38

ini juga menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat sebagai satuan nilai

ekspor kopi tahunan.

2.5 Kerangka Pemikiran

Berbagai pemahaman konsep yang telah dipaparkan telah membangun

kerangka pemikiran bahwa faktor produksi, geografis, serta peran institusi

dianggap dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan negara produsen kopi

dunia. Dalam menyusun kerangka pemikiran, penelitian ini memilih dimensi dan

faktor yang digunakan sebagai analisa penelitian berdasarkan latar belakang serta

sumber data yang diperoleh. Secara garis besar, kerangka pemikiran yang akan

dianalisis oleh peneliti terangkum dalam gambar berikut:

Gambar 2.3: Model Pemikiran Penelitian Sumber: Dari Berbagai Sumber

Peran Institusi -Status negara produsen kopi dalam ICA 2007

-Ketergabungan dalam

setfikasi fairtrade

- Hak Voting dalam ICO

Produksi -Lahan perkebunan

-Lahan panen

-Teknologi

-Tenaga kerja - Fasilitas sanitasi air

----

Geografi

-Kawasan Kopi - Jenis Kopi

- Urutan panen

- Sumber Air

- Lahan Organik

Pendapatan

Negara Produsen

Kopi Dunia

Page 60: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

39

2.6 Hipotesis

Teori di dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk megedintifikasi

hubungan antar variabel, itulah mengapa penelitian ini sangat erat dengan

hipotesis, sebab hipotesis dibutuhkan untuk menjadi jawaban sementara sebelum

dilakukan uji penelitian.50

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

ialah:

H1: Produksi, geografi, dan peran institusi berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional.

H0: Produksi, geografi, dan peran institusi tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional.

H1 (X1) : Produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

H0 (X1) : Produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

H1 (X2) : Geografi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

H0 (X2) : Geografi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

H1 (X3) : Peran Institusi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

50

Dr. Priyono, MM , 2016, metode penelitian kuantitatif. Siduarjo: zifatama publisihing, hal. 67.

Page 61: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

40

H0 (X3) : Peran Institusi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan negara dari

perdagangan kopi internasional.

Page 62: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang lebih menekankan

pada alur logika deduktif. Menurut Priyono, penelitian kuantitatif erat dengan data

berupa numerik dan program statistik.51

Data-data numerik tersebut kemudian

diolah menggunakan program statistik dan ditafsirkan guna menjawab pertanyaan

dalam penelitian. Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur performa masing-

masing variabel independen dan variabel kontrol dalam mempengaruhi variabel

dependen dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian kuantitatif juga dianggap

dapat memudahkan analisis dalam penelitian ini yang menggunakan sampel

banyak negara.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Varibel Penelitian

Menurut Priyono, penelitian kuantitatif mengharuskan peneliti menjelaskan

bagaimana variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel penelitian sendiri

merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau intensitas maupun jumlah.52

Penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel kontrol, dan variabel

dependen. Variabel independen merupakan variabel penyebab yang

51 Dr. Priyono, MM , 2016, metode penelitian kuantitatif. Siduarjo: zifatama publisihing, hal. 21. 52 Ibid, hal.49.

Page 63: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

42

mempengaruhi variabel lainnya, sedangkan variabel dependen merupakan

variabel yang merespon perubahan dalam variabel independen, dan variabel

kontrol ialah variabel yang dikendalikan agar hubungan yang dipengaruhi variabel

independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor di luar

penelitian.53

Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Variabel independen : Produksi dan geografi

Faktor-faktor produksi serta geografi merupakan variabel penyebab atau

variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan negara produsen kopi

dunia. Variabel independen di dalam penelitian ini memiliki dua faktor

yaitu: produksi dan geografi, serta sepuluh sub variabel pembangunnya

yaitu: kawasan kopi, lahan organik, jenis kopi, urutan panen, jumlah

petani, teknologi pengolahan kopi, fasilitas sanitasi air, luas lahan

perkebunan, luas lahan panen.

Variabel kontrol : Peran institusi

Peran institusi merupakan variabel yang dikendalikan untuk melihat

pengaruhnya terhadap hubungan antara variabel independen dan dependen

dalam penelitian ini. Variabel kontrol di dalam penelitian ini memiliki satu

faktor yaitu beserta 3 sub variabel yaitu: hak voting dalam ICO, status

sertifikasi fairtrade, dan status dalam ICA 2007.

2) Variabel dependen : Pendapatan negara produsen kopi

Pendapatan negara produsen kopi dari perdagangan kopi internasional

merupakan variabel depeden atau variabel yang mengalami perubahan

akibat efek implementasi variabel independen dan juga variabel kontrol

yang digunakan dalam penelitian ini.

53 Ibid, hal.144-146

Page 64: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

43

3.2.2 Definis Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan atau deskripsi variabel

independen, variabel kontrol, dan variabel dependen, sekaligus keterangan dari

masing-masing dimensi, faktor, dan indikator beserta skala ataupun alat ukur yang

bertujuan untuk menjelaskan panjang interval ukuran yang dipakai.54

Deskripsi

operasional dalam penelitian ini dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1: Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Dimensi Sub Variabel Satuan Ukur/

Skala Ukur

Variabel

Independen:

Dimensi dan

Faktor

Pembangun

Peningkatan

Pendapatan

Negara Produsn

Kopi

faktor produksi

dan geografi

harus

dimaksimalisasi

agar negara

produsen kopi

dapat mencapai

pendapatan

negara yang

maksimal

Faktor peran

Produksi

Fasilitas sanitasi Ordinal

Jumlah petani

Ordinal

Luas lahan

perkebunan

Ordinal

Ordinal Ordinal

Teknologi pengolahan

kopi

Ordinal

Geografi

Jenis kopi

Ordinal

Kawasan kopi Ordinal

Lahan organik

Ordinal

Sumber air Ordinal

Urutan panen Ordinal

Variabel Kontrol:

Peran Institus

Peran institusi

digunakan untuk

mengetahui

pengaruhnya

dalam

mengontrol

hubungan antara

variabel indepen

dan indepen

Peran

Institusi

Status negara

produsen kopi jdalam

ICA 2007

Ordinal

Ketergabungan

jnegara produsen

jkopi dalam

jsertifikasi jfairtrade

Ordinal

Hak voting ICO Ordinal

Variabel

Dependen:

Peningkatan

Pendapatan

Negara Produsen

Kopi

Peningkatan

pendapatan

negara dijadikan

efek atas

pengaruh variabel

independen serta

kendali dari

variabel kontrol

Pendapatan

negara Pendapatan negara

produsen kopi dari

perdagangan kopi

internasional

Ratio

Sumber: Hasil Olahan Peneli

54 Ibid, hal.154.

Page 65: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

44

Setiap sub variabel yang diujikan dalam penelitian ini ditemukan memiliki

satuan yang beragam, sehingga sebelum melakukan serangkaian pengujian

statistik, seluruh sub variabel harus disamakan satuannya agar tidak menyalahi

logika statistika. Penelitian ini akan menjadikan satuan seluruh sub variabel

menjadi tiga tingkatan yakni: 1 hingga 3.

3.3 Populasi Penelitian

Fokus penelitian ini khusus mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap pendapatan negara produsen kopi dunia. Penelitian ini juga melibatkan

42 negara di dunia yang melakukan produksi dan perdagangan internasional

terhadap komoditas kopi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik dengan keakuratan kebenaran yang lebih tinggi. Rincian keseluruhan data

negara-negara tersebut dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 3.2: Populasi Penelitian55

Sub Kawasan

Negara

Jumlah

Amerika Tengah

Honduras, Costa Rica, Guatemala, Kuba, El Savador,

Meksiko, Nikaragua, Panama

8

Amerika Selatan

Brazilia, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Peru, Paraguay,

Venezuela

7

Asia

Indonesia, India, Vietnam, Thailand, Papua Nugini,

Filiphina, Nepal, Yemen

6

Afrika

Angola,Burundi, Kamerun, Kongo, dem.Rep.of, Pantai

Gading, Ethiopia, Guinea, Kenya, Madagaskar, Rwanda,

Tanzania, Togo, Uganda, Central African Republic,

Gabon, Ghana, Guatemala, Malawi, Sierra Leone, Togo,

Zimbabwe

21

Jumlah 42

Sumber: Hasil Olahan Peneli

55

International Coffee Organization, 2017, Document of ICO membership,London: ICO publih

Page 66: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

45

3.4 Sumber Data

Salah satu pertimbangan dalam peneltian ialah pemilihan sumber data.

Dalam penelitian, sumber data dianggap sebagai objek yang menyediakan

serangkaian data yang digunakan serta dikelola dalam penelitian. Sumber data

pada dasarnya dibagi atas dua yakni data primer dan data sekunder. Data primer

ialah data yang diperoleh melalui pengamatan fenomena secara aktual; sedangkan

data sekunder ialah data yang diperoleh dari catatan, dokumen, laporan, ataupun

artikel dalam surat kabar atau hasil penelitian terdahulu.56

Penelitian ini

menggunakan sumber data sekunder dari berbagai laporan, dokumen, dan data-

data lain yang berasal dari penelitian terdahulu, lembaga organisasi internasional

seperti: ICO, UNCTAD, Trade Map, serta jurnal internasional dan lain

sebagainnya yang berkenaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Priyono, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis di dalam penelitian, karena teknik ini bertujuan untuk

mendapatkan data yang diperlukan untuk membantu menjawab pertanyaan

penelitian.57

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti harus memastikan

kelengkapan serta kualitas data, hal ini perlu dilakukan agar hasil penelitian dapat

dimaksimalkan kevaliditasannya. Penelitian ini akan meggunakan teknik

pengumpulan data sekunder yang diperolah melalui laporan, dokumen, maupun

situs-situs resmi yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

56 Ibid, hal.41 57 Ibid, hal. 44

Page 67: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

46

3.4 Teknik Pengujian Instrumen

3.4.1 Uji Validitas

Priyono menjelaskan bahwa uji validitas sangat berkaitan dengan

ketepatan penggunaan sub variabel dalam menjelaskan arti konsep yang sedang

diteliti. Dengan kata lain uji validitas berguna untuk menentukan apakah sub

variabel yang ditetapkan di dalam model sesuai dengan konsep yang akan diukur

keberpengaruhannya. Priyono juga menambahkan bahwa uji ini digunakan untuk

menilai apakah definisi operasional dalam penelitian dapat diterapkan pada

konsep yang akan diukur. Kevalidan suatu data kemudian dapat diukur

menyesuaikan nilai Corrected item- Total Correlation masing-masing sub variabel

dengan kriteria data diatakan valid ketika memiliki nilai corrected item= >0,300:58

Tabel 3.3: Hasil Uji Validitas

Model Corrected Item- Total Correlation Hasil

Kawasan Kopi 0,715 Valid

Lahan Organik 0,487 Valid

Sumber Air 0,381 Valid

Jenis Kopi 0,692 Valid

Urutan Panen 0,603 Valid

Jumlah Petani 0,386 Valid

Teknologi Pengolahan Kopi 0,659 Valid

Fasilitas Sanitasi Air 0,707 Valid

Luas Perkebunan 0,386 Valid

Luas Lahan Panen 0,350 Valid

Hak Voting 0,550 Valid

Status Sertifikasi Fairtrade 0,844 Valid

Status Sertifikasi ICA 2007 0,699 Valid

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti

58 Ibid, hal. 80-83.

Page 68: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

47

3.4.2 Uji Realibilitas

Uji reabilitas dijeaskan Priyono sebaga langkah yang digunakan peliti

untuk mengetahui keandalan dan konsistensi seluruh sub variabel terhadap konsep

yang akan diteliti. Realibilias sendiri diartikan sebagai pernyataan yang

menunjukan sebuah instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data. Dalam uji reabilitas dinyatakan bahwa semakin tinggi angka

atau nilai realibilitas suatu alat pengukur maka dinyatakan semakin stabil pula alat

pengukur tersebut untuk diujikan.59

Dalam penelitian ini, uji reabilitas

menggunakan uji Cronbach’s Alpha dan menggunakan alat uji statistik SPSS 22,

dengan ketetuan istrumen variabel dalam model dinilai reliabel ketika nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar 0,60. Hasil uji reabilitas penelitian ini dapat

dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 3.4: Tabel Uji Realibilitas

Model Cronbach’s Alpha Hasil

Prroduksi 0,669 Realibel

Geografis 0,699 Realibel

Peran Institusi 0,774 Realibel

Sumber: Hasil Olahan Data Peneliti

Tabel hasil uji di atas menunjukan bahwa seluruh vaiabel di dalam model

yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan handal dan dapat dipercaya untuk

dipakai di dalam penelitian sehingga memenuhi asumsi uji realibilitas.

3.5 Uji Asumsi Klasik

3.5.1 Uji Normalitas

Penelitin yang baik adalah penelitian yang menggunkan data yang

teditsribusi secara normal, artinya data tersebut memiliki sebaran merata sehingga

59 Ibid, hal 84.

Page 69: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

48

benar-benar mampu mewakili populasi. Uji normalitas data adalah tahapan yang

dilakukan untuk meyakinkan apakah data yang digunakan layak dipakai dalam

penelitian. Menurut Priyono, model regresi yang baik adalah model yang memilki

distribusi data normal atau mendekati normal. Penelitian ini menggunakan

Normal Personality Plot untuk menguji kenormalan terdistribusinya data yang

dipakai dalam penelitian.60

Uji normalitas memiliki beberapa kriteria natara lain:

1) Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengikuti arah garis

diagonal pada grafik, maka dinyatakan data terdistribus dengna normal

sehingga persamaan regresi memenuhi asumsi uji normalitas

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak megikuti arah garis

diagonal pada grafik atau pola terlihat seakan vertikal atau horizontal,

maka dinyatakan data tersebut tidak terdistribusi secara normal sehingga

tidak memenuhi asumsi uji normalitas

Gambar 3.1: Grafik P.P Plot

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

Grafik P.P Plot dalam penelitian di atas menunjukan data menyebar

mengikuti arah diagonal dan menunjukan pola pesebaran medekati garis diagonal,

maka dinyatakan data yang diguakan dalam peneltian ini memenuhi asumsi dalam

uji normalitas.

60 Ibid. hal.92.

Page 70: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

49

3.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

yang signifikan antara variabel-variabel yang telah ditentukan di dalam model.

Priyono mengatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan

korelasi diantara variabel bebas, sebab keberadaan multikolinearitas dapat

menyebabkan standar eror regrsi bernilai besar sehingga pengujian variabel bebas

secara parsial menjadi tidak signifikan.61

Penelitian ini melihat tabel koefisien korelasi pearson untuk mengetahui

apakah model dalam penelitia memenuhi atau tidak memenuhi asumsi uji

multikolinearitas. Dinyatakan bahwa sebuah model dapat dinyatakan baik ketika

masing-masing nilai beta dan standar error setiap variabel kurang dari 1,00.

Berikut tabel koefisien korelasi pearsonnya:

Tabel 3.5: Tabel Uji Multikolinearitas

Model

Standardized Coefficients

Std. Error Beta

(Constant) 0,297 -

Peran Institusi 0,039 0,416

Produksi 0,036 0,382

Geografis 0,026 0,013

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

Dari tabel di atas menunjukan bahwa sleuruh variabel yang ada di dalam

model memiliki masing-masing nilai Beta dan nilai std.error kurang dari 1,00,

sehingga dapat dinyatakan, bahwa seluruh variabel pada model yang digunakan

dalam penelitian ini memiliki tingkat standar eror yang rendah serta tidak

ditemukan hubungan tumpah tindih antar variabel yang artinya model memenuhi

asumsi uji multikolinearitas.

61 Ibid. hal.98

Page 71: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

50

3.5.3 Uji Hetreokedastisitas

Uji Hetreokedastisitas betujuan untuk memastikan apakah terjadi

ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model

penelitian yang baik adalah model yang tidak ditemukan ketidaksamaan variance

residual atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Penelitian ini menggunakan uji park dan menggunakan alat statistik SPPS

22, untuk mengetahui apakah dalam model yang digunakan mengalami

ketidaksamaan variance dari residual atau tidak. Model yang baik dalam uji ini

diartikan harus memililiki nilai (Sig.) lebih besar dari 0,05. Model dengan begitu

dinyatakan tidak memiliki gejala heteroskedastisitas dan memenuhi asumsi uji.62

Tabel 3.6: Tabel Uji Hetreokedastisitas

Model Sig.

(Constant) 0,008

Goegrafi 0,120

Produksi 0,184

Peran Institusi 0,531

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

Tabel di atas menunjukan seluruh variabel memiliki ilai (sig.) = > 0,05. Sehingga

dinyatakan bahwa tidak ditemukan ketidaksamaan variance residual di seluruh

variabel di dalam model penelitian dan model penelitian ini berarti diakui

memenuhi asumsi uji heteroskedastisitas.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam pendekatan kuantitatif diartikan sebagai deskripsi

serangkaian data berupa angka, yang dapat dijadikan bagan, tabel, grafik, maupun

62 Ibid, hal 105.

Page 72: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

51

pengukuran statistik.63

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

ialah analisis regresi linier berganda. Analisis data dilakukan agar data yang telah

dikumpulkan dapat memiliki tafsiran makna sehingga dapat ditarik

kesimpulannya untuk menjawab pertanyaan dan permasalahan dalam penelitian.

Model yang digunakan dalam regresi linier berganda dapat dijelaskan melaui

persamaan sebagai berikut:64

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ....bnXn + e

Model regresi linier berganda di atas digunakan sebagai rumus dalam

mengetahui arah hubungan antara variabel independen yang dikendalikan oleh

variabel kontrol terhadap variabel independen dalam penelitian ini. Persamaan ini

juga mampu memprediksi nilai keberpengaruhan variabel independen dan

variabel kontrol di dalam penelitian ini terhadap variabel dependennya.

3.6.1 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

yang telah ditentukan dalam penelitian ini secara parsial memiliki pengaruh nyata

terhadap variabel dependennya. Dalam uji ini, derajat signifikansi yang digunakan

ialah 0,05, sehingga apabila nilai signifikansi lebih kecil dari derajat signifikansi

tersebut maka dapat dinyatakan variabel independen dalam penelitian ini secara

parsial memiliki pengaruh terhadap variabel independennya. Sehingga syarat

untuk menentukan bahwa model diterima adalah:

1) Jika nilai signifikansi model sama dengan atau kurang dari 0,05 maka

hipotesis satu (H1) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak, dimana hal

ini menunjukan hubungan searah antara Y dan X , dan menyatakan

63 Suharyadi dan Purwanto, 2004, statistika untuk ekonomi keuangan modern, Jakarta: Salemba empat, hal.49 64 Ibid, hal.56-60

Page 73: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

52

adanya pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap

variabel dependen dalam penelitian ini (secara parsial).

2) Jika nilai signfikansi model lebih besar dari 0,05 maka hipotesis satu

(H1) ditolak dan hipotesis nol (H0) diterima, dimana hal ini

menunjukan tidak adanya kontribusi X terhadap Y, dan menyatakan

tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen

terhadap variabel dependen dalam penelitian ini (secara parsial).

Dalam penelitia ini uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh signifikan secara parsial faktor-faktor dalam dimensi produksi dan

geografi terhadap peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia.

3.6.2 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

dalam penelitian ini secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan tehadap

variabel dependennya. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila

nilai uji f lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan semua variabel independen secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kriterianya

sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi uji f sama dengan atau lebih besar daripada 0,05.

maka H1 diiterima dan H0 ditolak, dimana hal ini menyatakan adanya

pengaruh signifikan variabel indepen terhadap variabel dependen di

dalam penelitian ini (secara simultan).

2) Jika nilai signifikansi uji f lebih kecil daripada 0,05 maka HI ditolak

dan H0 diterima, dimana hal ini menyatakan tidak adanya pengaruh

Page 74: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

53

signifikan variabel independen tehadap variabel dependen dalam

penelitian ini (secara simultan).65

Dalam penelitian ini pengujian uji t digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh signifikan secara simultan faktor-faktor dalam dimensi

produksi dan geografi terhadap variabel dependen dalam penelitian ini yakni

peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia .

3.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar perubahan aau variasi

suatu variabel mampu dijelaskan oleh perubahan atau variasi variabel lain.

Dengan kata lain uji ini bertujuan untuk menjelaskan kemampuan variabel bebas

untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam hitungan presentase. Nilai

koefisien ada diantara rentang 0 hingga 1, dengan kriteria sebagai berikut:66

1) Jika hasil uji semakin mendekati angka 0 maka dapat dinyatakan

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dalam penelitian ini amatlah terbatas.

2) Jika hasil uji semakin mendekati angka 1 maka dapat dinyatakan

seluruh variabel-variabel independen dalam penelitian ini telah mampu

memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen.

Dalam penelitian ini, uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen yang dikendalikan

oleh variabel kontrol yang mana dalam penelitian ini menggunakan faktor-faktor

65 Ibid, hal.64. 66 Ibid, hal.66.

Page 75: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

54

dalam dimensi produksi, geografis, serta peran institusi untuk memprediksi faktor

pembangun dalam peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia.

3.7 Jadwal Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah menentukan jadwal

penelitian secara terperinci. Hal ini dilakukan agar penelitian ini dapat

diselesaikan sesuai waktu yang diharapkan oleh peneliti. Jadwal penelitian

tersebut telah terangkum secara terperinci sebagai berikut:

Tabel 3.3: Jadwal Peneitian

Aktivitas

Waktu ( Minggu ke)

Juli-Desember Januari Februari- April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pra riset

Pembuatan

proposol

penelitian

Bimbingan

proposal

Seminar usul

penelitian

Pengumpulan

data

Kelola data

Bimbingan hasil

Seminar hasil

Penyusunan

naskah skripsi

Bimbingan

skripsi

Sidang skripsi

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Page 76: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

55

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Kopi dengan potensinya sebagai komoditas yang populer memiliki

beberapa hambatan dalam perdagangannya, salah satunya belum maskimalknya

kemampuan negara produsen dalam memenuhi tingginya konsumsi kopi dunia

Negara produsen akibatnya menjadi terhambat dalam mencapai peningkatan

pendapatan negara. Negara produsen pada dasarnya memiliki karakteristik

produksi, geografis maupun posisi dalam institusi yang berbeda-beda. Bab ini

dengan begitu mendeskripsikan setiap faktor-faktor tersebut guna menilai apa saja

yang menjadi faktor pendukung atau penghambat negara produsen dalam

pencapaian maksimalisasi pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional.

4.1. Perdagangan Kopi Internasional

Komoditas kopi sudah dikenal masyarakat di berbagai belahan dunia,

sejak belasan abad yang lalu. Kopi pertama kali ditemukan di kawasan Afrika

tepatnya di Ethiopia pada akhir abad ke-8, setalah 7 abad kemudian kopi baru

mulai diperdagangan. Produsen sekaligus pedagang kopi pertama di dunia kala itu

ialah bangsa Yemen.

Di awal sejahrahya komoditas kopi hanya diperdagangkan di kawasan

Arab, hingga pada tahun 1616 melalui jalur pedagangan laut, kopi mulai

diperkenalkan ke daratan Eropa. Popularitas kopi berkembang dengan cepat di

Page 77: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

56

kawasan ini, kopi bahkan mampu bersaing dengan anggur sebagai minuman

paling populer di Eropa saat itu. 67

Kopi setelah diperkenalkan ke luar daratan

Arab mengalami penyebaran yang cepat, sehingga dalam waktu singkat telah

didistribusikan ke berbagai kawasan di dunia. Kolonisasi Bangsa Eropa (Belanda,

Spanyol dan Prancis) adalah salah satu alasan pendorong hal ini. Perluasan

pendistribusian kopi di dukung akibat bangsa Eropa yang membawa kopi ke

negara-negara jajahannya, untuk dibudidayakan dan kemudian diperdagangkan.

Beberapa negara bekas jajahan bangsa Eropa inilah yang kemudian kini kita kenal

sebagai negara-negara produsen kopi dunia.68

Negara produsen kopi tersebar di empat kawasan meliputi: Asia, Amerika

Tengah, Amerika Selatan, dan Afrika. Setelah mendapatkan kemerdekannya,

seluruh negara produsen masih menjalankan bisnis komoditas ini. Hal ini

dilakukan karena menyadari tingginya tren konsumsi kopi dunia, namun di tengah

tingginya potensi kopi dalam perdagangan internasional, negara produsen

menyadari terdapat beberapa hambatan dalam perdagangan komodtas ini yang

tidak mampu mereka selesaikan sendiri.

Seluruh negara produsen kopi kemudian bergabung ke dalam

International Coffee Organization (ICO). Badan ini ialah satu-satunya organisasi

perkopian dunia yang dibentuk PBB pada tahun 1963 dengan tujuan untuk

membina kerjasama internasional dalam pembangunan ekonomi serta

mensejahterakan negara produsen kopi lewat penguatan sektor perkopian dunia.

ICO untuk mewujudkan hal tersebut menyediakan serangkaian fasilitas yang

dijanjikan mampu menyelesaikan masalah dan hambatan perkopian yang dihadapi

67 UNCTAD,2017, Special issue on coffee in the world, Commodities at A Glance vol.10, London:

UNCTAD,hal.6. 68 Ibid, hal.9.

Page 78: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

57

oleh negara-negara produsen. Serangkain komitmen yang diberikan ICO inilah

yang kemudian mendorong seluruh negara produsen secara bertahap

mendaftarkan diri mereka ke dalam keanggotaan ICO.

Komitmen ICO dibangun berdasarkan kebutuhan negara produsen kopi

dunia, hal ini dilakukan mengingat segala keterbatasan dan kekurangan yang

dimiliki negara produsen. Hampir seluruh negara produsen adalah negara

berkembang, bahkan 31.8% diantaranya merupakan negara Less Development

Countries (LDC) atau negara miskin, tercatat hampir 25% masyarakat di negara

produsen kopi hidup di bawah garis kemiskinan.69

Negara-negara anggota ICO

memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi terutama di kawasan Afrika,

tercatat lebih dari 25% dari masyarakatnya hanya berpenghasilan $1.25 per hari.

Hal ini dikhawatirkan mendorong tebentuknya kesenjangan berupa

ketidaksetaraan kapabilitas produski kopi di antara negara-negara kawasan Afrika

dengan kawasan lainnya yang memiliki tingkat perekenomian yang lebih tinggi

dan stabil. Peran ICO dengan begitu sangat diperlukan dalam membantu negara

produsen untuk dapat tumbuh secara bersamaan lewat serangkain komitmennya.

Angka kemiskinan yang tinggi bukan lah permasalahan tunggal yang

dialami oleh masyarakat di negara produsen kopi dunia. Tingkat gizi buruk juga

menjadi masalah yang serius di beberapa negara produsen, rata-rata presentasenya

menunjukan nilai sebesar 18%, dimana angka ini juga berarti meliputi petani dan

stakeholder perkopian lainnya. Uniknya di tengah permasalahan gizi buruk dan

tingkat kesejahteraan yang ada, rata-rata angka harapan hidup di seluruh negara

produsen justru tergolong tinggi yakni sebesar 65 tahun.70

69 Ibid, hal.28. 70

Food and Agriculture Organization, FAO Statistical Coffee Pocket Book, 2015, Roma: FAO.

Page 79: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

58

ICO untuk mengatasi segala hambatan dan permasalahan yang dihadapi

oleh negara produsen dan demi memperkuat perannya, kemudian merespon

dengan membentuk perjanjian yang disebut dengan ICA. Perjanjian ini mulai

dirancang sejak tahun 1963 dan terus diperbaiki tiap selang waktu tertentu demi

menyeleraskan kebutuhan dan tujuan perkopian dunia. ICA 2007 merupakan

perjanjian yang paling terbaru, dalam perjanjian ini ICO lebih menekankan pada

produsen kopi skala kecil dan menengah, bahkan ICO juga menyediakan forum

konsultasi keuangan serta fasilitas pengembangan teknologi yang bisa digunakan

negara produsen untuk menyokong kapabilitas produksinya.

Kondisi yang telah disebutkan di atas memperlihatkan bahwa perdagangan

kopi internasional memiliki hambatan dan permasalahan internal maupun

eksternal. ICO dan negara-produsen hingga kini masih berupaya untuk mengatasi

masalah perdagangan kopi internasional dengan terus mengamati fenomena

perkopian dunia dan merancang solusi yang dinilai mampu mewujudan misi dan

tujuan utama mereka.

4.2. Produksi

Kopi memiliki popularitas yang tinggi dan juga tren konsumsi yang tidak

pernah turun.71

Perdagangan kopi internasional di tengah segala keungulan

tersebut, sayangnya masih memiliki permasalahan besar yang belum

terselesaikan. Permasalahan utamanya ialah kesenjangan antara tingkat produksi

dan konsumsi kopi dunia, di tambah lagi ragamnya karakteristik yang dimiliki

oleh negara produsen.72

Atas masalah tersebut, maka penelitian ini akan

71 Steven Topik, 2004,The World Coffee Market in the EighteenthAnd Nineteenth Centuries, from Colonial

To National Regimes, A Millennium of Material Progress,California:University of California, hal.4. 72 Gregory Dicum dan Nina Luttinger, 1999, The Coffee Book, New York: New Press, hal.10.

Page 80: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

59

mendeskripsikan perbedaan dan mengukur tiap karakteristik produksi negara

produsen kopi serta mengukur performa tiap karakteristik tersebut guna

mengidentifikasi karakteristik produksi mana yang menjadi faktor pendukung

maupun penghambat tercapainnya peningkatan pendapatan negara produsen dari

perdagangan kopi internasional.

4.2.1 Teknologi Pengolahan Kopi

Teknologi pengolahan kopi membantu penyederhanaan proses pasca

panen kopi dari semula berbentuk biji merah hingga menjadi green beans yakni

standar bentuk kopi dalam perdagangan kopi internasional. Teknologi pengolahan

kopi sangatlah beragam dan berbeda-beda di tiap negara produsen. Secara umum

teknologi ini dibagi ke dalam tiga jenis yakni; wet method, dry method, dan

campuran. Jenis teknologi pengolahan kopi pada suatu negara produsen

bergantung pada kemampuan teknologi yang mereka miliki, dimana wet method

merupakan teknologi pengolahan paling tinggi karena telah melibatkan bantuan

mesin, sedangkan dry method ialah yang paling tradisional, dengan hanya

bergantung pada cuaca dan sinar matahari, dan metode campuran merupakan

pengolahan yang menggunakan kedua metode di atas.

Tabel 4.1: Teknologi Pengolahan Kopi

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

73

73

Lihat, http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-final.pdf, diakses pada 26 Januari

2019, Pukul 10:21 WIB.

Teknologi Pengolahan Kopi

Mean 2,02

Median 2,00

Mode 3,00

Std. Deviation 0,92

Variance 0,85

Skewness -,049

Kurtosis -1,74

Page 81: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

60

Dari 42 sampel negara memperlihatkan bahwa teknologi pengolahan kopi

di negara produsen kopi dunia rata-rata telah menggunakan mekanisme

pengolahan berbasis teknologi mesin, dimana sekitar 43% negara produsen telah

sepenuhnya menggunakan wet method dan 16,5% lainnya secara bertahap juga

mulai menggunakan metode tesebut, sedangkan 40% sisanya masih bertahan

dengan pengolahan tradisional atau belum mengaplikasikan teknologi ke dalam

proses pengolahan kopi mereka (dry method). Teknologi pengolahan kopi di

negara produsen yang beragam juga membuat efektifitas produksi negara

produsen menjadi berbeda-beda, mengingat jenis teknologi pengolahan dapat

mempengaruhi akselerasi proses produksi.74

Penerapan teknologi pengolahan kopi paling baik dan merata ditemukan di

kawasan Amerika Tengah, dimana dry method sepenuhnya tidak lagi digunakan

dalam kegiatan produksi mereka. Berbeda dengan Amerika tengah yang memiliki

tingkat perekonomian yang baik yang memungkinkan penerapan teknologi terjadi,

uniknya kawasan Afrika yang merupakan kawasan paling tertinggal dan memiliki

angka kemiskinan paling tinggi justru menjadi kawasan dimana 48% negara

produsen pengguna wet method berasal. Fenomena ini dapat dijadikan bukti

keseriusan ICO dalam mewujudkan salah satu misinya yakni merespon kebutuhan

negara dengan mengutamakan negara-negara produsen berskala kecil,

sebagaimana yang ditulis ICO dalam teks Perjanjian ICA 2007 bagian I yang

menyebutkan:

“Importan innovation include a new Chapter on the development and

funding of coffee development projects, and the establishment of a

Consultative Forum on Coffee Sector Finance, responding to the need

for increased access to information on topics related to finance, risk

74 Lihat http://www.ico.org/icohistory_e.asp, diakses pada 12 Maret 2019, Pukul 19:28 WIB.

Page 82: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

61

management,and transfer technology in the coffee sector, with

particular emphasis on the needs of small -scale producers.”75

Misi ini ialah salah satu bentuk upaya ICO untuk membantu

pengembangan sektor perkopian di kawasan Afrika dari ketertinggalan. Hal ini

juga diperuntukan untuk meminimalisir salah satu hambatan negara produsen

berupa kesenjangan produksi di antara tiap-tiap negara produsen kopi dunia.

4.2.2 Jumlah Petani

Jumlah petani yang memadai dibutuhkan oleh tiap negara produsen untuk

membantu meningkatkan produktivitas serta mengejar terpenuhinya angka

konsumsi kopi dunia yang kian tinggi. Jumlah petani di tiap negara produsen pun

berbeda-beda, sejalan dengan ragamnya jumlah populasi di tiap negara.

Tabel 4.2: Jumlah Petani

Presentase Ketersedian Sumber Air

Mean 621390,81

Median 91641,50

Mode 1212

Std. Deviation 1041580,063

Variance 1085E+12

Skewness 2,356

Kurtosis 5,619

Sumber: Hasiol Olah Data Peneliti76

Negara produsen kopi umumnya memiliki jumlah petani di negara

produsen cukup besar yakni rata-rata lebih dari 620.000 pekerja. Meski demikian,

secara aktual sekitar 60% negara produsen memiliki jumlah petani jauh dibawah

angka tersebut. Hal ini menggambarkan kesenjangan jumlah petani diantara

negara produsen, penyebabnya ialah terdapat tujuh negara yang memiliki jumlah

75 Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/mission07_e.asp, diakses pada 10 Maret 2019, Pukul

20:18 WIB. 76 Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 26 Januari 2019, Pukul 11:15 WIB.

Page 83: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

62

petani sangat besar yakni sekitar 2 hingga 7 kali lipat dari rata-rata kepemilikan

petani negara produsen kopi dunia. Jumlah petani tersebut ialah milik negara-

negara produsen kopi terkuat seperti; Brazilia, Kolombia, Ethiopia, Honduras,

Indonesia, Uganda, dan Vietnam. Data tersebut memperlihatkan bahwa tinggi

rendahnya jumlah petani pada suatu negara dapat mempengaruhi performa

produksi negara dalam perdagangan kopi internasional.

Petani memang memainkan peran penting dalam komoditas kopi, dimana

sekitar 90% kopi dunia dihasilkan oleh para petani berskala kecil. Jumlah petani

dalam suatu negara jika dibandingkan dengan total populasinya juga dapat

merepresentasikan seberapa besar ketergantungan masyarakat terhadap komoditas

ini. Afrika meski bukan pemilik jumlah petani yang tinggi namun kawasan ini

merupakan yang paling bergantung dengan kopi, dimana ditemukan rata-rata 3

hingga 8 % masyarakatnya bekerja sebagai petani kopi, meski dengan

ketergantungan yang begitu besar, negara-negara di kawasan ini merupakan

negara produsen dengan pendapatan dan tingkat produksi yang rendah.

4.2.3 Ketersedian Fasilitas Sanitasi Air

Negara produsen memerhatikan ketersedian fasilitasi air di setiap lahan

perkebunan mereka agar produk kopi yang dihasilkan dapat sesuai dengan standar

yang telah ditentukan oleh pasar internasional. Keberadaan fasilitas sanitasi air

dibutuhkan oleh negara produsen kopi untuk memastikan seluruh lahan

perkebunan mendapat aksesbilitas air bersih yang baik. Negara produsen kopi

tercatat memiliki ketersedian sumber air yang berbeda-beda, untuk

menggambarkan keumuman kondisi sanitasi air di seluruh negara produsen kopi

dunia dapat dipaparkan sebagai berikut:

Page 84: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

63

Tabel 4.3: Presentase Fasilitas Sanitasi Air

Sumber: Hasiol Olah Data Peneliti

Dari 42 sample negara yang digunakan penelitian ini ditemukan bahwa

ketersediaan fasilitasi air di negara produsen sudah cukup baik, dimana rata-rata

negara produsen telah menyediakan lebih dari 50% fasilitas sanitasi untuk

keperluan lahan tanaman kopi di negaranya. Sayangnya masih ada 14,2% negara

lainnya yang masih memiliki ketersedian sanitasi yang sangat minim yakni

dengan presentase dibawah 14% dari total lahan perkebunan, padahal ke enam

negara ini merupakan negara yang pada dasarnya sangat membutuhkan

ketersedian sumber air tambahan.77

Ketersedian fasilitas sanitasi air dapat membantu proses produksi suatu

negara. Hal ini disebabkan karena kebanyakan negara menanam tanaman kopi

mereka di dataran tinggi sehingga keberadaan fasilitas ini sangat dibutuhkan

untuk menjangkau akses air hingga langsung ke lahan perkebunan. Fasilitas

sanitasi air memungkinkan pengatasan masalah pembuangan limbah cair kopi

yang didapat akibat proses pengolahan wet method. Sayangnya dari 47% negara

produsen yang masih memiliki ketersedian fasilitas sanitasi air di bawah angka

rata-rata, ternyata 26% diantaranya merupakan negara dengan pengolahan wet

method. Hal ini membuktikan bahwa ada beberapa negara produsen ICO yang

masih menjalakan produksi perkopian dengan tidak berlandaskan asas-asas yang

77 Keenam negara yang di maksud adalah: Ghana, Madascar, Malawi, Sierra Leone, Tanzania, dan Togo.

Jumlah Petani

Mean 52,4619

Median 49,8000

Mode 38,90

Std. Deviation 26,83232

Variance 719,973

Skewness -,042

Kurtosis -1,315

Page 85: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

64

dianut dalam ICO mengenai pengembangan sektor kopi berkelanjutan dengan

mementingkan pemeliharaan lingkungan.78

Ketersedian fasilitasi air meski membantu proses produksi di suatu negara

namun nyatanya tidak selalu menjadi penentu dalam meningkatnya pendapatan

negara. Hal ini dibuktikan, beberapa negara dengan tingkat ketersedian fasilitas

sanitasi tinggi ternyata memiliki pendapatan yang cenderung rendah. Salah satu

contohnya Ekuador. Negara ini memiliki presentase fasilitas sanitasi air tiga kali

lebih besar dibandingkan Kenya namun sebaliknya penghasilan Kenya dari

perdagangan kopi internasional mampu mengungguli Ekuador bahkan hingga 13

kali lipatnya. Hal ini menunjukan bahwa ketersedian fasilitas air memang mampu

membantu proses produksi namun belum dapat menjadi faktor utama pembangun

pendapatan perdagangan kopi internasional.

4.2.4 Luas Lahan Perkebunan

Lahan perkebunan merupakan media bagi budidaya komoditas kopi.

Negara produsen kopi dunia memerlukan luas lahan perkebunan yang memadai

agar mampu menampung tanaman kopi dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini

dibutuhkan agar maksimalisasi hasil produksi dapat tercapai. Setiap negara

produsen tercatat memiliki luas lahan perkebunan yang berbeda-beda. Luas lahan

tersebut dalam penelitian ini kemudian dijadikan tolak ukur atau salah satu

indikator pendorong produksi di suatu negara. Dengan anggapan tingginya luas

perkebunan negara produsen berpotensi mempercepat peluang negara produsen

dalam melipat gandakan hasil produksinya.79

78 Lihat http://www.ico.org/sustaindev.e.asp, Pada 12 Maret 2019, Pukul 22:02 WIB 79Lihat https://unctad.org/meetings.pdf, diakses pada 24 Maret 2019, Pukul 02:35 WIB.

Page 86: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

65

Tabel 4.4: Luas Lahan Perkebunan

Sumber: Hasiol Olahan Peneliti

80

Dari data diatas dapat dilihat bahwa rata-rata negara produsen kopi dunia

memiliki luas lahan perkebunan yang cukup besar yakni lebih dari 7500 Ha,

meski begitu, data aktual menunjukan lebih dari setengah produsen kopi dunia

memiliki luas lahan perkebunan di bawah angka rata-rata tersebut. Hal ini

membuktikan hanya sebagian atau sekitar 40% negara produsen saja yang

memiliki luas lahan perkebunan yang memadai, dimana 16,6% diantaranya

memiliki lahan perkebuan terluas di dunia, yakni 1 hingga 3 kali lipat lebih besar

dari angka rata-rata yang ada.

Negara produsen dengan lahan perkebunan terluas paling banyak

ditemukan di kawasan Afrika, namun sayangnya tidak sama seperti Vietnam,

Brazilia dan Peru yang memiliki luas lahan serupa yang mampu sukses mencapai

tingkat produksi dan pendapatan yang tinggi. Negara-negara Afrika justru

menujukan kondisi sebaliknya, tercatat tingkat kuantitas produksi maupun

pendapatan dari perdagangan kopi internasional di kawasan ini tergolong sangat

rendah. Hal ini menggambarkan bahwa negara-negara di Afrika masih memiliki

hambatan dalam pengelolaan kegiatan baik dalam produksi maupun ekspor

80 Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 27 Januari 2019, Pukul 19:21 WIB.

Luas Lahan Perkebunan

Mean 7522,36

Median 5666,00

Mode 3194

Std. Deviation 5712,484

Variance 326324,31

Skewness 1,778

Kurtosis 3,153

Page 87: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

66

komoditas kopi, sebab hubungan terbalik antara luas lahan perkebunan dengan

tingkat produksi hanya terjadi di kawasan ini dan tidak di kawasan lain.

4.2.5 Luas Lahan Panen

Luas lahan panen kopi berhubungan dengan jumlah produksi suatu negara,

sebab luas lahan panen merupakan total kumpulan hasil panen buah kopi layak

petik yang siap untuk diolah.. Dalam penelilitian ini, luas lahan panen akan

dijadikan ukuran untuk mengukur performa produksi di masing-masing negara

produsen kopi dunia.

Tabel 4.5: Luas Lahan Panen

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

81

Data di atas menunjukan bahwa adanya kesenjangan yang tinggi di antara

luas lahan panen negara-negara produsen kopi duia. Hal ini terlihat dari luasnya

jarak antara nilai rata-rata luas lahan panen dunia yang mencapai lebih dari

400.000 Ha dengan nilai luas lahan panen negara produsen kebanyakan, nyatanya

sebanyak 80% negara produsen dunia memiliki luas lahan di bawah angka rata-

rata tersebut. Hal ini disebabkan oleh keberadaan negara-negara produsen utama

dengan luas lahan panen mencapai 50% hingga 250% lebih tinggi dari nilai

keumuman yang ada.

81

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 27 Januari 2019, Pukul 19:33 WIB.

Luas Lahan Panen

Mean 407633,48

Median 109037,00

Mode 28000

Std. Deviation 1112224,074

Variance 1,237E+12

Skewness 5,413

Kurtosis 31,805

Page 88: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

67

Negara produsen dengan luas lahan panen tertinggi tercatat sebanyak 8

negara, dimana hampir semuanya berhubungan dengan pendapatan dari

perdagangan kopi internasional yang tinggi pula. Hal ini mengindikasikan

hubungan linier diantara keduanya, namun uniknya terdapat satu negara yang

tidak merasakan efek yang sama, yakni `Ghana. Meski menjadi salah satu negara

produsen dengan luas lahan panen paling tinggi, Ghana sayangnya justru

menduduki nilai pendapatan kedua terendah di dunia. Hal ini menggambarkan

bahwa kuantitas hasil produksi ghana yang melimpah tidak diikuti dengan kualitas

kopi yang memadai, sehingga tidak mampu bersaing di pasar internasional.

Data di atas juga memperlihatkan bahwa ICO dalam penguatan sektor

perkopian bagi seluruh negara anggotanya, ternyata belum mampu meminimalisir

hambatan produksi yang ada di kawasan Afrika. Hal ini terlihat dari rata-rata

angka ekspor negara-negara di kawasan ini yang cenderung rendah dan tidak

banyak berubah di tiap periodenya.

4.3 Geografis

Geografis adalah salah satu modal bagi negara produsen kopi dunia sebab

dalam komoditas ini, karakteristik suatu wilayah mampu menjadi penentu tumbuh

kembangnya kopi ideal.82

Negara produsen kopi dunia memiliki karakteristik

geografis yang berbeda-beda, sehingga sub bab ini akan mendeskripsikan

perbedaan-perbedaan tersebut serta mengukur dan menentukan sub variabel

geografis mana yang mampu menjadi pendukung maupun penghambat negara

produsen dalam mencapai peningkatan pendapatan negara dari perdagangan kopi

internasional.

82

United Nation Conference on Trade and Development, 2018, Comodities at A Glance, Geneva: UNCTAD,

hal.14.

Page 89: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

68

4.3.1 Kawasan Kopi

Kawasan kopi suatu negara produsen akan ditentukan berdasarkan letak

geografisnya, dimana semakin dekat negara produsen dengan garis khatulitstiwa

maka semakin ideal pula negara tersebut untuk proses budidaya tanaman kopi.83

Kawasan kopi di dunia pada dasarnya dibagi ke dalam tiga kelompok yakni bean

bealt, sebagian bean bealt, dan non bean bealt. Negara produsen tercatat berada di

kawasan yang berbeda-beda dan sub bab ini akan mendeskripsikan di kawasan

kopi mana umumnya negara produsen berada.

Tabel 4.6: Kawasan Kopi

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Dari 42 negara yang menjadi sampel penelitian, terlihat umumnya negara

produsen kopi paling banyak ditemukan di dua kawasan yakni bean bealt dan non

bean bealt, persentasenya bean bealt (50% ) dan non bean bealt (42%), sementara

8% sisanya ditemukan hanya bersinggungan sebagian dengan kawasan bean bealt.

Data ini menjukan bahwa sebagian besar negara produsen dunia telah memiliki

modal geografis yang baik untuk budidaya kopi, sementara sebagian lainnya harus

bertahan meski dengan kondisi geografis yang kurang ideal. Kawasan kopi

menjadi penting karena dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi kopi.

Dapat dikatakan bahwa 18 negara produsen yang berada di kawasan non bean

bealt harus melakukan usaha lebih maksimal, agar kuantitas dan kualitas produk

83 Lihat https://unctad.org/en/PublicationsLibrary/ditccom_pdf., Pada 15 Maret 2019, Pukul 12:00 WIB

Kawasan Kopi

Mean 1,93

Median 1,50

Mode 1,00

Std. Deviation 0,973

Variance 0,946

Skewness 0,148

Kurtosis -1,992

Page 90: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

69

kopinya tetap dapat bersaing dengan negara produsen asal kawasan kopi lainnya

di pasar internasional. Kawasan kopi mampu mendorong pemaksimalan target

produksi negara. Sayangnya, kawasan kopi ternyata tidak memiliki hubungan

langsung terhadap pendapatan negara, sebab ditemukan tidak semua negara

dengan status kawasan bean bealt memiliki pendapatan negara dari perdagangan

kopi yang tinggi. Setidaknya terdapat 19% negara produsen bestatus bean bealt

justu memiliki pendapatan negara dari perdangan kopi internasional yang rendah.

4.3.2 Jenis Kopi

Jenis kopi yang diproduksi oleh seluruh negara produsen pada dasarnya

dibagi menjadi tiga kelompok yakni: arabika, robusta, dan arabika/robusta atau

yang sering disebut juga dengan campuran. Jenis kopi juga dapat menjadi penentu

pendapatan negara dalam perdagangan selain kuantitasnya, sebab tiap jenis kopi

memiliki kisaran harga jual yang berbeda-beda. Jenis kopi Arabika merupakan

jenis yang memiliki harga tertinggi di pasar internasional di atas kopi robusta.

Tabel 4.7: Jenis Kopi

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

84

Data yang ada memperlihatkan bahwa negara proudusen kopi dunia

umunya memiliki varietas produksi kopi yang cukup beragam. Hal ini terlihat dari

tingginya jumlah negara yang mampu memproduksi kedua jenis kopi secara

84

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 27 Januari 2019, Pukul 19:33 WIB.

Jeniis Kopi

Mean 2,10

Median 2,00

Mode 2,00

Std. Deviation 0,726

Variance 0,527

Skewness -0,148

Kurtosis -1,033

Page 91: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

70

bersamaan, tercatat terdapat 47% negara produsen memproduksi baik kopi arabika

maupun kopi robusta, sedangkan negara produsen sisanya lebih berfokus pada

satu jenis kopi saja, dimana 32% memproduksi kopi arabika dan 21% lainnya

menjadi negara produsen kopi robusta.

Jenis kopi Arabika merupakan jenis paling menguntungkan bagi negara

produsen kopi, sebab harga jualnya mampu mencapai dua kali lipat lebih tinggi di

bandingkan jenis robusta85

, meski begitu jenis kopi ini hanya dapat tumbuh di

kawasan dengan kondisi wilayah tertentu sehingga tidak semua negara produsen

mampu memproduksinya. Jenis kopi Arabika ditemukan paling banyak di

kawasan Afrika dan Asia. Produsen kopi arabika identik dengan pendapatan yang

lebih tinggi namun nyatanya terdapat tiga negara produsennya yang justru

memiliki pendapatan perdagangan kopi yang rendah seperti: Timor leste,

Phillipines, dan Kongo.86

Ketiga negara tersebut memang merupakan kelompok

negara yang memiliki angka produksi rendah sehingga meski jenis kopi yang

mereka produksi memiliki nilai jual yang lebih tinggi, nyatanya lemahya tingkat

produksi masih menghambat mereka dalam mencapai peningkatan pendapatan

negara dari perdagangan kopi internasional.

4.3.3 Urutan Panen

Kopi memiliki periode musim panen yang berbeda-beda di setiap negara.

Hal ini pada dasarnya disebabkan oleh kondisi dan karaktertisk geografis negara

produsen yang juga beragam. Urutan panen negara produsen dibagi menjadi tiga

kelompok periode yakni: periode pertama (april hingga mei), periode dua (bulan

85 Lihat http://www.ico.org/coffee_prices.asp?section=Statistics, diakses pada 16 Maret 2019, Pukul 12:00

WIB 86 Diolah dari berbagai sumber FAO, 2015, Coffee Statistical, FAO Statistical Pocket Book, Rome: FAO

Report, hal.28-46.

Page 92: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

71

juli hingga agustus), serta periode tiga (bulan oktober hingga november).87

Dalam

sub bab ini akan dideskripsikan masing-masing karaktertik urutan panen negara

produsen kopi dunia guna menjelaskan ada tidaknya hubungan urutan panen

dengan peningkatan pendapatan negara produsen kopi dunia dari perdagangan

kopi internasional.

Tabel 4.8: Urutan Panen

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

88

Hasil olah data memperlihatkan bahwa umumnya negara produsen kopi

memiliki musim panen di kisaran bulan april hingga juli. Hal ini dibuktikan

dengan besarnya presentase jumlah negara produsen yang berada di periode panen

tersebut yakni lebih dari 60%, sedangkan sisanya berada di kisaran angka 12%

untuk periode dua, serta 28% sisanya berada di periode ketiga

Seluruh negara produsen kopi terkuat dunia yang memiliki tingkat

produktivitas yang tinggi uniknya hanya berada di dua periode panen saja yakni

periode panen satu dan periode panen tiga.89

Hal ini mampu mempengaruhi harga

kopi di pasar internasional, sebab negara-negara produsen terkuat hampir

memasarkan hasil produksinya secara bersamaan. Hukum ekonomi menjelaskan

hal ini dapat mengancam turunnnya harga kopi akibat ketersedian kopi secara

87

Lihat http://www.ico.org/new_historical.asp?section=Statistics, diakses pada 16 Maret 2019. Pukul 12:21 88Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 21:21 WIB. 89 Opcit FAO, FAO Statistical Pocket Book

Urutan Panen

Mean 1,71

Median 1,00

Mode 1,00

Std. Deviation 0,918

Variance 0,843

Skewness 0,616

Kurtosis -1,562

Page 93: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

72

besar-besaran di pasar internasional. Ketidakstabilan harga kopi sendiri memang

merupakan salah satu hambatan dalam perdagangan komoditas perkopian yang

sampai saat ini terus diupayakan oleh ICO.

4.3.4 Sumber Air

Sumber air merupakan kebutuhan mendasar bagi seluruh komoditas

pertanian termasuk kopi. Ketersedian sumber air cukup mampu mendorong

tanaman kopi untuk tetap hidup dan berkembang dengan baik sehingga hasil

produksinya dapat sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Sumber

air yang dimaskud penelitian ini adalah presentase keteredian air yang ditemukan

di alam di setiap negara produsen kopi dunia.

Tabel 4.9: Performa Sumber Air

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti

90

Dari 42 negara ditemukan bahwa umumnya negara produsen dunia secara

geografis terletak di kawasan dengan ketersedian sumber air yang tinggi, tercatat

rata-rata presentase ketersedian sumber air di negara produsen mencapai 80%. Hal

ini menggambarkan bahwa hampir seluruh negara produsen pada dasarnya

memiliki modal karakteritik geografis yang menguntungkan, posisi mereka yang

90

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 21:25 WIB.

Sumber Air

Mean 79,43

Median 85,70

Mode 85,00

Std. Deviation 15,61

Variance 243,923

Skewness -0,737

Kurtosis -0,845

Page 94: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

73

kebanyakan berada di iklim sub tropis mampu menjadi tempat yang cocok untuk

tumbuh kembang komoditas kopi.

Ketersedian sumber air memang merupkan salah satu faktor penting yang

mampu mempengaruhi kegiatan produksi kopi suatu negara, namun meski begitu

sayangnya hal tersebut tidak berlaku terhadap peningkatan pendapatan negara

produsen dari perdagangan kopi internasional. Hal dibutkikan dari minimnya

jumlah negara yang memiliki presentase tinggi baik dalam ketersedian sumber air

maupun pendapatan yakni hanya sekitar 24% negara saja, sedangkan sisanya atau

76% lainnya justru merasakan efek sebaliknya. Umunya negara produsen

memiliki ketersedian sumber air yang melimpah namun kurang sejalan dengan

peningkatan pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional.

4.3.5 Lahan Organik

Lahan organik adalah kawasan pertanian yang terbentuk secara alamiah.

Keberedaan lahan organik di suatu negara produsen dapat memungkinkan negara

tersebut menghasilkan produk kopi dengan kualitas yang lebih baik tanpa harus

menggunakan perawatan tambahan seperti pemberian bahan kimia buatan,

megingat lahan organik telah menyediakan mineral dan komposisi yang pas bagi

tanaman kopi.91

Sayangnya peresentase lahan organik di negara produsen kopi

sangatlah rendah, padahal budidaya kopi dengan lahan jenis ini mampu membuat

komoditas kopi memiliki daya jual yang lebih tinggi akibat sifat organik yang

dihasilkan,ditambah lagi budidaya ini juga sangat ramah lingkugan

91 Opcit FAO, FAO Statistical Pocket Book

Page 95: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

74

Tabel 4.10: Lahan Organik

Sumber: Hasil Olah Data Peneliti92

Dari hasil analisis data ditemukan bahwa keberadaan lahan organik dalam

budidaya kopi sangatlah minim yakni rata-rata hanya sekitar 0,38% dari total

keseluruhan lahan perkopian yang ada di negara produsen kopi dunia. Hal ini

menujukan bahwa karakteristik geografis negara produsen kopi dunia umumnya

memang tidak dianugerahi oleh keberadaan lahan organik yang memadai.

Presentase lahan organik paling tinggi ditemukan di Timor leste, dimana

ketersedian lahan organik disana mencapai 6,4% dari total lahan yang ada,

prsentase ini lebih besar 12 kali lipat dibandingkan nilai rata-rata produsen kopi

dunia, meski begitu jika dihitung berdasarkan luas lahannya, Brazi masih menjadi

negara produsen dengan lahan organik terluas di dunia, dimana luasnya mencapai

14.177 km2

atau lebih besar 5 kali lipat dari kepemilikan lahan milik Timor Leste.

4.4 Peran Institusi

Perdagangan kopi internasional sangatlah erat dengan peran institusi

terkait. Peran institusi hadir sebagai solusi dan upaya yang dibutuhkan negara

untuk menyelesaikan serangkain hambatan yang kerap muncul dalam

perdagangan komoditas kopi. Peran institusi kerap diartikan sebagain modal

eksternal yang datang dari luar diri negara produsen itu sendiri, namun meski

92 Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 21:32 WIB.

Lahan Organik

Mean 0,38

Median 0,20

Mode 0,10

Std. Deviation 0,995

Variance 0,992

Skewness 5,673

Kurtosis 34,358

Page 96: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

75

begitu bukan berarti peran institusi tidak memiliki pengaruh terhadap

perdagangan internasional sebab peran institusi ikut andil dalam banyak hal dan di

segala bidang, baik itu dalam penguatan sektor perkopian, penyelesaian

hambatan-hambatan perdagangan hingga pemenuhan serangkai kebutuhan yang

diperlukan bagi negara produsen.93

4.4.1 Status dalam Fairtrade

Status fairtrade merupakan sebuah sertifikasi yang instrumennya

mengutamakan kesejahteran para petani kopi berskala kecil. Status fairtrade juga

berfokus pada misi berbasis ramah lingkungan dan kemanusiaan dalam setiap

proyeknya. Instrumen ini dinilai dapat menguntungkan negara produsen, sebab

setiap kopi hasil produksi negara anggota akan mendapatkan sertifikasi sebagai

kopi fairtrade. Setiap kopi yang tersertifikasi akan memiliki harga jual yang lebih

tinggi hingga yakni dua kali lipat atau lebih ketimbang kopi reguler.94

Tujuan

dasar dari penerapan isntrumen ini ialah untuk memastikan petani kopi di seluruh

dunia yang umumnya merupakan masyarakat negara berkembang dan LDC dapat

hidup sejahtera secara berkelanjutan.

Tabel 4.11: Status dalam Fairtrade

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

93 Opcit, Steven Topik,The World Coffee Market in the EighteenthAnd ineteenth Century 94

Lihat https://www.fairtrade.net/about-fairtrade/fairtrade-and-you/selling-fairtrade.html, diakses pada 28

Januari 2019, Pukul 18:56 WIB

Status Fairtrade

Mean 1,90

Median 2,00

Mode 1,00

Std. Deviation 0,821

Variance 0,674

Skewness 0,182

Kurtosis 0,365

Page 97: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

76

Dari seluruh sampel yang diteliti ditemukan bahwa umumnya seluruh

negara produsen kopi dunia tercatat sudah mulai bergabung bersama instrumen

fairtrade, dimana diperolah 33% negara produsen secara bertahap mulai

menerapakan sertifikasi ini ke dalam produk kopi mereka, meski begitu populasi

negara produsen ternyata masih di dominasi oleh kelompok negara tanpa

sertifikasi fairtrade yakni sebanyak 38% negara sedangkan 28% negara sisanya

lagi ialah kelompok negara yang telah melakukan sertifikasi secara menyeluruh ke

tiap hasil produksi kopi yang mereka hasilkan.

Negara bersertifikasi fairtrade paling banyak ditemukan di negara-negara

dengan status ekonomi yang cenderung stabil, dimana 12 negara berasal dari

negara berkembang dengan tingkat ekonomi yang baik. Selain itu, negara dengan

sertifikasi fairtrade juga identik dengan pendapatan negara yang tergolong tinggi,

ditemukan bahwa umumnya negara produsen yang tergabung bersama fairtrade

masuk ke golongan pendapatan sedang menuju tinggi dalam perdagangan kopi

internasional. Hal ini mengindikasikan bahwa ketergabungan fairtrade mampu

menguntungkan negara produsen sebab isntrumen ini mampu meminimalisir

resiko negara untuk terkena kerugian akibat dampak dari ketidakstabilan harga

kopi yang kerap terjadi setiap tahunnya.

4.4.2 Status dalam ICA 2007

ICA 2007 merupakan sebuah instrumen perjanjian yang dibentuk oleh

ICO. Seluruh negara anggota produsen kopi dunia tercatat telah tergabung ke

dalam instrumen perjanjian ini bahkan sejak awal pembentukannya. Perjanjian ini

dibentuk guna merespon permasalahan dan hambatan-hambatan yang kerap

terjadi dalam perdagangan kopi internasional serta memperkuat peran ICO

Page 98: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

77

sebagai satu-satunya organisasi perkopian dunia. ICA 2007 berkomitmen

mengedepankan kepentingan dan kebutuhan negara produsen. Hal ini terbukti

dengan misi, tujuan, serta isi perjanjian yang selalu memprioritaskan negara

produsen kopi dunia.

Tabel 4.12: Status dalam ICA 2007

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

95

Data diatas menunjukan bahwa umumnya negara produsen kopi dunia

menyikapi instrumen ICA 2007 dengan sangat baik, tercatat bahwa status

ketergabungan ICA 2007 didominasi oleh negara-negara yang meratifikasi

instrumen ini yakni sebesar 78% negara, sedangkan 22% sisanya merupakan

negara-negara produsen yang memiliki status aksesi dan setuju.

ICA 2007 telah berjalan lebih dari satu dekade, sepanjang periode itu

negara produsen secara bertahap terus merevisi status ketergabungan mereka

menjadi setuju bahkan beberapa negara memilih meratifikasi instrumen perjanjian

ini dan mengadopsinya ke dalam Undang Undang mereka. Sikap ini kemudian

dapat menjadi indikasi adanya kepuasan serta kepercayaan negara anggota ICO

terhadap kinerja dan instrumen ICA 2007. Hal ini sejalan dengan fakta yang

menujukan bahwa negara produsen yang meratifikasi ICA 2007 identik dengan

kepemilikan pendapatan dari perdagangan internasional yang tinggi, dimana

95

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 21:56 WIB

Status ICA 2007

Mean 2,64

Median 3,00

Mode 3,00

Std. Deviation 0,692

Variance 0,479

Skewness -1,072

Kurtosis 1,417

Page 99: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

78

hampir setengah dari negara-negara tersebut memiliki pendapatan negara diatas

pendapatan rata-rata negara produsen kopi dunia.

4.4.3 Hak Voting Negara dalam ICO

ICO layaknya organisasi internasional lainnya, juga memiliki forum panel,

yang dibentuk untuk pengambilan segala keputusan yang berhubungan dengan

seluruh negara anggota baik negara produsen, konsumen, maupun pihak swasta.

Maka dari itu setiap negara produsen akan memiliki hak voting untuk

menyuarakan aspirasinya dalam pembuta keputusan di dalam forum. Hak voting

setiap negara juga beragam dan didasarkan pada besaran kontribusi negara

tersebut dalam sektor perkopian.

Tabel 4.13: Hak Voting Negara dalam ICO

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

96

Dari 42 negara produsen memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan

yang tinggi diantara presentase hak voting negara-negara produsen kopi dunia.

Hal ini disebabkan oleh tingginya hak voting beberapa negara produsen besar

seperti Brazilia, Vietnam, dan Indonesia, ketiga negara tersebut memiliki hak

voting berkisar 250% hingga 850% lebih besar daripada nilai keumuman yang

96

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 22:09 WIB

Hak Voting

Mean 2,31

Median 0,75

Mode 0,50

Std. Deviation 4,271

Variance 18,245

Skewness 4,027

Kurtosis 18,271

Page 100: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

79

ada, sedangkan negara produsen lainnya hanya memiliki presentase hak voting

rata-rata sebesar 1,3% saja.

Berdasarkan data yang ada, ditemukan juga bahwa seluruh negara

anggota yang memiliki hak voting yang tinggi di dalam ICO adalah negara

produsen dengan pendapatan yang tinggi dalam perdagangan internasional begitu

pula sebaliknya, negara dengan hak voting rendah ternyata meiliki pendapatan

yang rendah pula. Hal ini membuktikan bahwa hak voting memiliki hubungan

kuat dengan peningkatan pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional.

4.5 Pendapatan Negara dari Perdagangan Kopi Internasional

Pendapatan negara dalam perdagangan kopi internasional merupakan hal

yang paling diupayakan peningkatannya oleh semua pihak baik negara produsen

maupun institusi-institusi perkopian dunia yang mana memang memiliki tujuan

untuk memberdayakan negara produsen lewat sektor perkopian. Pendapatan

masing-masing negara produsen dari perdagangan internasional sangatlah

beragam, menyesuaikan dengan kuantitas dan kualitas produksi mereka.

Tabel 4.14: Pendapatan Negara dari Perdagangan Kopi Internasional

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

97

97

Lihat lampiran 1, diakses melalui http://www.ico.org/documents/icc-102-10e-rules-statistical-reports-

final.pdf, diakses pada 28 Januari 2019, Pukul 21:35 WIB

Pendapatan Negara

Mean 423404285,71

Median 17808000,00

Mode 1000

Std. Deviation 913559934,21

Variance 834E+17

Skewness 3,205

Kurtosis 11,383

Page 101: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

80

Hasil olah data menggambarkan bahwa adanya kesenjangan antar negara

produsen yang begitu tinggi dalam pendapatan negara dari kopi. Hal ini terlihat

dari data yang menunjukan rata-rata negara produsen memiliki pendapatan dari

perdagangan internasional sekitar lebih dari $ 423.000.000 , padahal nyatanya

hanya 12 negara yang memiliki pendapat sebesar itu, sedangkan 70% negara

sisanya memiliki pendapatan jauh dari nilai rata-rata tersebut. Hal ini

membuktikan bahwa penguatan sektor perkopian hanya dirasakan oleh beberapa

negara dan belum tercipta secara merata, padahal bagi beberapa negara terlebih di

Afrika kopi merupakan salah satu geneartor utama pendapatan negara, sayangnya

justru pendapatan negara di kawasan ini kerap menjadi pendapatan terendah.

Dari bagan histogram di atas dapat terlihat pula bahwa negara produsen

duia ternyata didominasi oleh negara-negara dengan kepemilikan pendapatan

yang rendah, kondisi ini cukup unik bila mengingat betapa berharganya

komoditas kopi dan tingginya peminat di pasar internasional serta keberadaan

beberapa instrumen dan institusi perkopian yang menjanjikan terciptanya

pemberdayaan ekonomi bagi negara produsen kopi dunia.

4.5.1 Korelasi Faktor Produksi, Geografis, dan Peran Institusi terhadap

Pendapatan Negara dari Perdagangan Kopi Internasional

Faktor pembangun pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional

yaitu produksi, geografi, dan peran institusi menunjukkan gejala yang beragam,

dimana ketika faktor-faktor tersebut di lihat secara bersamaan ternyata

menciptakan pola hubungan yang tidak serupa antara satu sama lain. Hubungan

korelasi antar seluruh variabel bebas dan variabel dependen penelitian ini akan

digambarkan melalui grafik scapter plot. Garis vertikal dan horizontal dalam

Page 102: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

81

grafik akan membantu memudahkan pembacaan pola keumuman karakteristik

negara-negara produsen kopi pada tiap variabel. Adapun grafik yang

menggambarkan pola korelasi antara variabel produksi, geografis, dan peran

institusi terhadap pendapatan ialah sebagai berikut :

Gambar 4.1: Korelasi Faktor Produksi, Geografis, dan Peran Institusi terhadap

Pendapatan Negara dari Perdagangan Kopi Internasional Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Ketiga grafik di atas menunjukan bahwa hanya ada dua faktor saja yang

memperlihatkan dengan lebih jelas hubungannya terhadap peningkatan

pendapatan negara, faktor tersebut ialah peran institusi dan peran institusi. Hal ini

ditunjukan dari pola keumuman yang memperlihatkan negara-negara produsen

kopi dunia dengan performa peran institusi dan produksi yang baik cenderung

memiliki pendapatan negara yang lebih tinggi. Sedangkan faktor geografi

Page 103: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

82

cenderung menunjukan pola yang kurang beraturan, akibatnya hubungan diantara

keduanya terhadap peningkatan pendapatan negara menjadi tidak jelas.

Ditemukan bahwa terdapat beberapa negara produsen yang memiliki performa

baik geografis maupun produksi yang tinggi justru memiliki pendapatan negara

yang rendah, namun di sisi lain beberapa negara dengan performa produski atau

geografis yang baik lainnya menunjukan angka pendapatan negara yang tinggi.

Hal ini lah yang kemudian menjadikan alasan faktor geografis dan peran institusi

terhadap peningkatan pendapatan negara dari perdagangan internasional

diindikasikan memiliki hubungan sebab akibat yang tidak kuat.

Page 104: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

114

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa faktor produksi, geografis, dan

peran institusi mempengaruhi pendapatan negara produsen kopi dunia dari

perdagangan kopi internasional. Pernyataan ini didukung dengan hasil uji yang

menyatakan bahwa model layak untuk diujikan dengan besaran kekuatan variabel

independen yang dikendalikan variabel kontrol dalam menjelaskan variabel

dependen sebesar 45,8%. Selain itu secara keseluruhan, model yang digunakan

dalam penelitian ini juga dinyatakan memiliki ketepatan yang tinggi yakni 100%,

tercermin dari nilai Uji F sebesar 0,000.

Sedangkan berdasarkan hasil uji parsial, ketiga faktor utama yakni

produksi, geografis, dan peran institusi memperlihatkan signifikansi yang

beragam. Ditemukan bahwa tidak semua variabel memiliki pengaruh yang

signifikan secara parsial, dengan kondisi sebagai berikut:

1. Faktor peran institusi dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan negara produsen kopi dari perdagangan kopi internasional

dibuktikan dengan nilai = 0,004 atau lebih kecil dari derajat (sig.) yakni

0,05. Peran institusi juga dinyatakan sebagai faktor dengan pengaruh

paling kuat terhadap pendapatan negara dari perdagangan kopi

internasional.

Page 105: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

115

2. Faktor Produksi juga secara statistik dinyatakan berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan negara dari perdagangan kopi internasional,

sedangkan dengan nilai sebesar 0,008 atau lebih kecil dari derajat (sig.)

yang ditentukan yakni 0,05

3. Sedangkan faktor geografis yang diperkirakan memiliki hubungan erat

dengan perdagangan soft commodity seperti komoditas kopi nyatanya

secara statistik tidak dinyatakan berpengaruh terhadap pendapatan negara

produsen kopi dari perdagangan kopi internasional Hal ini tercermin dari

nilai senilai 0,921 atau lebih besar dari derajat (sig.) yakni 0,05

Hasil uji ini memperlihatkan bahwa pendapatan negara produsen kopi dari

perdagangan kopi internasional justru sangat dipengaruhi oleh posisi negara

produsen di dalam institusi ICO serta besaran alokasi sumber daya alam (SDA)

dan sumber daya manusia (SDM) yang diperuntukan bagi sektor perkopian.

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat dua karakteristik negara produsen yang

dianggap memungkinkan negara dapat mencapai maksimalisasi pendapatan dari

perdagangan kopi internasional dengan mudah. Karakteristik tersebut ialah negara

dengan intensitas keeratan terhadap ICO yang tinggi serta kepemilikan populasi

dan lahan yang besar, dimana kedua karakteristik tersebut umumnya hanya

dimiliki oleh negara-negara besar baik secara kewilayahan maupun populasi.

6.2 Saran dan Rekomendasi

Penelitian ini berusahan memberikan rekomendasi bagi ICO sebagai

institusi yang menaungi seluruh negara produsen kopi dunia, yang mana juga

mendeklrasikan tujuan pembentukannya guna mensejahterakan seluruh negara

produsen yang umunya merupakan negara berkembang dan negara miskin lewat

Page 106: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

116

sektor perkopian. ICO sebagai badan yang berwenang seharusnya memberikan

kewajiban-kewajiban anggota yang tidak memberatkan pihak manapun,

mengingat seluruh negara produsen berasal dari latar belakang tingkat ekonomi

yang beragam. Iuran anggaran yang ditetapkan sebesar 5% dari pendapatan negara

serta sanksi perampasan hak voting bagi negara yang melakukan keterlambatan

pelunasan iuran tahunan dinilai sangat membebankan negara produsen terlebih

mereka yang berada di dalam kelompok pendapatan tingkat rendah. Apabila ICO

tidak kunjung melindungi anggotanya, ada kekhawatiran bahwa negara-negara

produsen berskala kecil justru akan tenggelam dan digantikan oleh negara-negara

eksportir non produsen yang sudah mulai banyak bermunculan seperti: Amerika,

Tiongkok, Australia, Perancis yang menawarkan produk olahan kopi dengan

kualitas lebih tinggi dan harga yang bersaing. Di sisi lain negara produsen kopi

dunia juga diharapkan dapat meningkatkan fungsionalitas biji kopi agar

kebutuhan dunia atas komoditas ini tidak lagi hanya dibutuhkan oleh indutri

pangan. Upaya ini diharapkan dapat membantu negara produsen kopi dunia dalam

meningkatan pendapatanya dari perdagangan kopi internasional.

Penelitian ini juga memberikan saran dan beberapa rekomendasi bagi

peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut:

1. Mengingat karena keterbatasan akses terhadap data, maka penilitian ini

hanya menggunakan sampel 42 negara yang dirasa kurang untuk

merepresentasikan kondisi keseluruhan negara produsen kopi yang ada di

dunia yang berjumlah 42 negara.

2. Penelitian ini juga hanya menggunakan model dengan 13 sub variabel dan

tiga faktor utama sehingga masih ada beberapa faktor dan variabel lainnya

Page 107: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

117

yang harusnya dihadirkan untuk menyempurnakan penjelasan megenai

faktor-faktor pembangun pendapatan negara dari perdagangan kopi

internasional, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan

model penelitian untuk mengetahui 54,2% faktor lain yang belum dapat

dijelaskan oleh model dalam penelitian ini.

3. Penelitian ini juga dinilai memiliki kekurangan berupa sub variabel yang

saling tumpang tindih, diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbaiki

kekurang tersebut guna menyempurnakan penjelasan mengenai faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan negara dari perdagangan

kopi internasional.

Page 108: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

118

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Bryman Allan. 2012. social research methods, 4th edition, Oxford: Oxford

university press.

Fanhusyen, Sjoerd dan Joost Pierrot, 2014, Coffe Barometer, Den Haag: IUCN

Netherlend.

Huala Adolf. 2006. Hukum Perdagangan Internasional, Depok: Rajawali Pers.

Jackson, Robert, George Sorensen. 2013. Introduction to International

Relations: Theories anda Approaches. 5th ed, New York: Oxford

University press.

Krugman Paul, R. 2014. International Trade Theory and Policy,10Th Edition,

Carmel: Pearson.

Matthews, Bob, Liz Ross. 2010. Research methods, a practical guide for the

social sciences. London: Pearson education.

Zhang, Wei B. 2008. International Trade Theory: Capital, Knowledge,

Economic Structure, Money, and Crisis over Time, Berlin: Springer

Science and Business Media.

Page 109: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

119

B. Jurnal dan Laporan Penelitian

Atkinson, Glen. 2008. Purpose and Measurement of National Income and

Product, Journal of Economic Issues, Washington D.C: Association for

Evolutionary Economic.

Belay, Sarah, Daniel Mideksa, Solomon Gebrezgiabher, dan Weldemariam

Seifu.2015. Factors Affecting Coffee (Coffee Arabika L.) Quality in

Ethiopia: A Review,agriculture journal,Addis ababa:Addis Ababa

University.

Dicum, Gregory dan Nina Luttinger, 1999, The Coffee Book, New York: New

Press.

FAO, 2015, Coffee Statistical, FAO Statistical Pocket Book, Rome: FAO Report

Gabriela, Sterina M. 2012. The Role Of International Organizations In The

Global Economic Governance – An Assessment, Romanian Economic

Business Review, Romanian: American University.

International Coffee Organization, 2017, International Coffee Agreement

Document, London: ICO.Org,

Jackson Peter, Niel Ward, dan Polly Russel, 2006, Mobilising the Commodity

Chain Concept in the Politics of Food and Farming, Journal of

International Development, Cambridge: Academic Press.

Njeri, Margaret.2013. Factor Effecting Small-Scale Coffee Production in

Githunguri District, Kenya,Kenya coffee journal, Juja:Jomo Kenyata

University.

Page 110: ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI, GEOGRAFIS, DAN …digilib.unila.ac.id/56945/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · laporan dan laman organisasi internasional resmi. Hasil penelitian

120

Topik, Steven, 2004,The World Coffee Market in the EighteenthAnd Nineteenth

Centuries, from Colonial To National Regimes, A Millennium of Material

Progress,California:University of California.

UNCTAD,2017, Special issue on coffee in the world, Commodities at A Glance

vol.10, London: UNCTAD.

Verter, Nahangga, Samuel Antwi Darkwah, dan Dastan Bamwesigye, 2015,

Analysis of Coffe Production and Export in Uganda, Mendel Agriculture,

Brno: Mendel University in Brno.

Sjoerd Fanhusyen dan Joost Pierrot, 2014, Coffe Barometer, Den Haag: IUCN

Netherlend.

C. Situs Internet Resmi dan Publikasi

International Coffe Organization : http://www.ico.org/

http://www.ico.org/new_historical.asp

http://www.ico.org/members_e.asp

UNCTAD : https://unctad.org/en/Pages/Home.aspx

Trade Map : https://www.trademap.org/Index.aspx

Cambridge Dictionary : https://dictionary.cambridge.org/