analisis pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman… · 2016. 1. 27. · lembar pengesahan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN,
PEMAHAMAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA SISTEM
PEMERINTAHAN DAN HUKUM, KUALITAS PELAYANAN PAJAK
TERHADAP WILLINGNESS TO PAY TAXES
(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran)
Proposal Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun Oleh:
Aljuni Vernorth Nuzul
NIM. 208082000059
JURUSAN AKUNTANSI PAJAK
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN,
PEMAHAMAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA SISTEM
PEMERINTAHAN DAN HUKUM, KUALITAS PELAYANAN PAJAK
TERHADAP WILLINGNESS TO PAY TAXES
(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Aljuni Vernorth Nuzul
NIM. 208082000059
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ismawati Haribowo,SE., M.Si
NIP. 19570617 198503 1 002 NIDN. 2009098001
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat, tanggal 9 Agustus 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Aljuni Vernorth Nuzul
2. NIM : 208082000059
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan,
Pemahaman, Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan
dan Hukum, Kualitas Pelayanan Pajak terhadap
Willingness to Pay Taxes.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 agustus 2014
1. Arief Fitrianto, M.Si ( )
NIP. 197111182005011003 Penguji I
2. Yusro Rahma, SE., M.Si ( )
NIP. 198005062008012016 Penguji II
3. Yayu Putri Senjani, SE., Msc ( )
NIP. 19800416 200901 2 006 Penguji III
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, tanggal 21 April 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Aljuni Vernorth Nuzul
2. NIM : 208082000059
3. Jurusan : Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan,
Pemahaman, Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan
dan Hukum, Kualitas Pelayanan Pajak terhadap
Willingness to Pay Taxes
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 April 2014
1. Leis Suzanawaty, SE,. M.Si ( )
NIP. 19720809 200501 2 004 Ketua
2. Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM ( )
NIP. 19720516 20090 1 1006 Sekretaris
3. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA ( )
NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )
NIP. 19570617 198503 1 002 Pembimbing I
5. Ismawati Haribowo, SE., M.Si ( )
NIDN. 2009098001 Pembimbing II
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Aljuni Vernorth Nuzul
NIM : 208082000059
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi Pajak
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Maret 2015
(Aljuni Vernorth Nuzul)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Aljuni Vernorth Nuzul
2. Tempat Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 12 januari 1990
3. Alamat : Villa Inti Persada Blok B3 no 12A (Pamulang
Timur)
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Nuzul Kurman
6. Nama Ibu : Nelliwarti
7. Nomor Telepon : 081297531249
8. E-mail : [email protected]
B. Data Pendidikan Formal
1. 1995 - 1996 : TK. Darul Ulum PGAI (Padang)
2. 1996 - 2002 : SDN Negeri Cirendeu.I
3. 2002 - 2005 : Mts Madrasah Pembangunan UIN
4. 2005 - 2008 : SMU Negeri 6 Jakarta
5. 2008 - 2015 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
(Perpajakan), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vi
ANALYSIS OF EFFECT EFFECTIVENESS TAXATION SYSTEMS,
UNDERSTANDING, THE LEVEL CONFIDENCE IN A
SYSTEM GOVERNMENT AND LAW, QUALITY TAX SERVICE
TOWARD WILLINGNESS TO PAY TAXES
(Empirical Studies on Tax Office Pratama Pancoran)
By:
Aljuni Vernorth Nuzul
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence effectiveness taxation
systems, understanding, the level confidence in a system government and law,
service tax quality towards willingness to pay taxes partially and simultaneously.
Sampling methods in the study was convenience sampling. Data was acquired
from the primery data by giving the questionnaire for taxpayers at tax office in
KPP Pratama Pancoran. The data analysis was done by using multiple regression
analysis. The results of this research show that there are simultaneous influence
on variables (effectiveness taxation systems, understanding, the level confidence
in a system government and law, service tax quality) toward willingness to pay
taxes, seen significant value under 0.05 and value Fvalue (26,117) > Ftable (2.48).
The results of this research also shows the value of the variable effectiveness
taxation systems of tvalue (2.004), understanding of tvalue (2.365), the level
confidence in a system government and law of tvalue (3.007) and service tax quality
of tvalue (2.953) more this ttable (1.98) then declared there is effect toward
willingness to pay taxes. On the determination of the test there is influence of
53,6% of the independent variables (effectiveness taxation systems,
understanding, the level confidence in a system government and law, service tax
quality) of the dependent variable (willingness to pay taxes). Meanwhile, a total of
46,4% is affected by other variables and not included into this regression
analysis, such as awareness preference risk, Moral a norm and ect.
Keywords: effectiveness taxation systems, understanding, the level confidence in a system government and law, service tax quality, willingness to pay taxes
vii
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN,
PEMAHAMAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA SISTEM
PEMERINTAHAN DAN HUKUM, KUALITAS PELAYANAN PAJAK
TERHADAP WILLINGNESS TO PAY TAXES
(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran)
Oleh:
Aljuni Vernorth Nuzul
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak terhadap variabel willingness to pay taxes secara parsial dan secara simultan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner pada wajib pajak pada kantor pelayanan pajak pratama Pancoran. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel (efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak) terhadap willingness to pay taxes, terlihat nilai signifikan di bawah 0,05 dan nilai Fhitung (57,770) > Ftabel (2,87). Hasil penelitian ini juga menunjukkan nilai thitung pada variabel efektifitas sistem perpajakan sebesar (2,004), pemahaman sebesar (2,365), tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum sebesar (3,007) dan kualitas pelayanan pajak sebesar (2,953) lebih besar dari ttabel (1,98) maka dinyatakan terdapat pengaruh terhadap willingness to pay taxes. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 53,6% dari variabel independen (efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak) terhadap variabel dependen (willingness to pay taxes). Sedangkan, sebanyak 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini, seperti kesadaran, Preferensi risiko, norma moral dan lain - lain. Kata kunci: efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada
sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak, willingness to pay taxes.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT semesta alam yang telah
melimpahkan taufiq, hidayah serta rahmat kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Serta kepada-Nya pula kita memohon pertolongan dan pengampunan. Hanya
padamu tuhan tempatku berteduh dari semua kepalsuan dunia. Shalawat serta
salam semoga tercurah dan terlimpah kepada junjungan tercinta, teladan mulia
dan kekasih idaman Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan pengikutnya
hingga akhir zaman. Mudah-mudahan kita selalu hidup dengan memegang teguh
pada dua pusaka yang tidak akan menggelincirkan manusia kedalam kehinaan dan
kesesatan. Pusaka yang akan membimbing kita kepada cahaya dan keselamatan
yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Atas segala kuasa dan kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Analisis pengaruh Efektivitas Sistem Perpajakan,
Pemahaman, Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum,
Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Willingness To Pay Taxes”.
Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana
(S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terwujudnya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai
pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
ix
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
penulis, secara khusus penulis haturkan terima kasih kepada:
1. Pertama kupanjatkan terima kasih kepada ALLAH SWT dan Kedua orang
tuaku tercinta bapak Nuzul kurman dan Ibu Nelliwarti, Kakak ku Nira
rahmiati SE dan adikku Diah rahmiati.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta para wakil
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Leis Suzanawaty, SE,. M.Si, (Wakil
Dekan Bidang Akademik), Dr. Herni Ali HT, SE,. MM (Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan), Yulianti, SE,. M.Si (Wakil Dekan Bidang Adminstrasi
Umum).
3. Bapak Hepi Prayudiawan,SE,MM,Ak,CA selaku Ketua jurusan Akuntasi.
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
5. Ibu Ismawati Haribowo, SE, M.Si selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan,
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita
semua.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
x
8. untuk teman teman seperjuangan angkatan terbaik yaitu belo, fandi, yoga,
basir, kadir, indra, kutil, suhendri, karyo, pipin terima kasih atas keajaiban
yang tidak pernah terlupakan.
9. Kawan-kawan seperjuangan kelas Akuntansi Pajak, manajemen, iesp,
semangat untuk cita - citanya
10. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan saran dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Maret 2015
(Aljuni Vernorth Nuzul)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v
Abstract ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ............................................................................................... xv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
A. Landasan Teori ........................................................................ 10
1. Tinjauan Umum Tentang Pajak .......................................... 10
2. Wajib Pajak ......................................................................... 19
3. Efektifitas Sistem Perpajakan .............................................. 21
4. Pemahaman Wajib Pajak .................................................... 23
5. Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan
Hukum ................................................................................ 28
xii
6. Kualitas Pelayanan Pajak .................................................... 31
7. Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan
Hukum ................................................................................ 32
8. Kemauan Membayar Pajak (Willingness Pay Taxes) ......... 34
B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 36
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 41
D. Hipotesis .................................................................................. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 48
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 48
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 48
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 49
D. Metode Analisis Data ............................................................... 50
E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 66
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 66
2. Karakteristik Responden ..................................................... 67
B. Hasil dan Pembahasan ............................................................. 70
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................. 70
2. Hasil Uji Kualitas data ........................................................ 71
a. Hasil Uji Validitas .......................................................... 70
b. Uji Reliabilitas ............................................................... 74
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 75
a. Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 75
b. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................. 78
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................... 79
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................. 80
a. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ................... 80
b. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda ..................... 82
xiii
5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 82
a. Hasil Uji F (Simultan) .................................................... 82
b. Hasil Uji t (Parsial) .................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 88
A. Kesimpulan .............................................................................. 88
B. Saran ........................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Realisasi Penerimaan Pajak (Dalam Milyaran Rupiah) .......... 4
2.1 Tarif Pajak Tahun 2013 ............................................................ 27
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................. 36
3.1 Operasional Variabel ............................................................... 63
4.1 Distribusi Sampel Penelitian .................................................... 67
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 67
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden ........ 68
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ................................................................................... 69
4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................... 71
4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Efektifitas Sistem
Perpajakan ................................................................................ 72
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman ................................ 72
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kepercayaan pada
Sistem Pemerintahan dan Hukum ............................................ 73
4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Pajak ........... 73
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Willingness To Pay Taxes ........... 74
4.11 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 74
4.12 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik ...................................... 78
4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 78
4.14 Hasil Uji Determinasi (Adjusted R2) ........................................ 81
4.15 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda .............. 82
4.16 Hasil Uji Statistik F (Simultan) ............................................... 82
4.17 Hasil Uji t (Parsial) .................................................................. 83
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 46
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 68
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden ........ 69
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ................................................................................... 70
4.4 Uji Normalitas Data Secara Grafik ........................................... 77
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 80
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 94
2 Data Mentah Jawaban Responden ........................................... 100
3 Hasil Pengolahan SPSS 20 ...................................................... 110
4 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Begitu besarnya peran pajak dalam APBN, maka usaha untuk
meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam
hal ini merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak. Berbagai upaya dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak agar penerimaan pajak maksimal, antara lain adalah
dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Hal tersebut dilakukan dengan
cara perluasan subjek dan objek pajak, dengan menjaring wajib pajak baru.
Pajak merupakan penerimaan terbesar negara sampai dengan tahun
2014, yaitu mencakup kurang lebih 2/3 dari penerimaan negara. Negara
menggunakan penerimaan pajak untuk membiayai pelayanan publik dan
pembangunan nasional. Dominasi pajak sebagai sumber penerimaan
merupakan satu hal yang sangat wajar, terlebih ketika sumber daya alam,
khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan. Penerimaan dari sumber
daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas, pada saatnya akan habis dan
tidak bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak, sumber penerimaan ini
mempunyai umur tidak terbatas, terlebih dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya (Nugroho dan
Zulaika, 2012:1).
Saat ini pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri
Indonesia. Sebagian besar sumber penerimaan negara yang tertuang dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak, dan
2
sekitar 73,7 persen dari total penerimaan negara bersumber dari penerimaan
pajak (http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/). Mengingat begitu pentingnya
peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah
melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak (Muliari,
2009:1).
Penerimaan pajak diharapkan dapat terus meningkat agar pembangunan
negara dapat berjalan dengan lancar. Bila setiap wajib pajak sadar akan
kewajibannya untuk membayar pajak, tentunya penerimaan negara atas pajak
akan terus meningkat bukan berkurang, sebab jumlah wajib pajak potensial
cenderung semakin bertambah setiap tahun. Kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan perpajakan, pelayan fiskus yang berkualitas, dan
wajib pajak atas efektifitas sistem perpajakan. Sebagian wajib pajak tidak
mengerti tentang peraturan perpajakan yang ada. Masih ada wajib pajak yang
menunggu ditagih baru membayar pajak, seperti peraturan pajak pada periode
lama (Wulandari, 2007:3).
Hal ini dapat menurunkan jumlah penerimaan pajak negara. Sejak
terbitnya Undang-undang No. 6 tahun 1983, yang kemudian diubah dengan UU
No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
dikenal istilah Self Assessment System yang memberikan kepercayaan kepada
wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak
terutangnya. Dengan dianutnya sistem Self Assessment System, maka selain
bergantung pada kesadaran dan kejujuran wajib pajak, pengetahuan teknis
3
perpajakan yang memadai juga memegang peran penting, agar wajib pajak
dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar. Karena
melalui sistem ini, setiap wajib pajak di wajibkan mengisi sendiri dan
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan benar, lengkap,
dan jelas (Wulandari, 2007:4).
Penerimaan pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara,
karena besarnya pajak seiring dengan laju pertumbuhan penduduk,
perekonomian dan stabilitas politik. Penerimaan pajak merupakan salah satu
komponen penerimaan dalam negeri yang harus ditinggalkan peranannya,
karena pajak merupakan sumber penerimaan utama yang merefleksikan
praktek demokrasi yang paling mendasar yaitu peran serta masyarakat dalam
membiayai negara dan pemerintahannya. Dari tahun ke tahun kontribusi
penerimaan pajak kepada penerimaan negara semakin meningkat. Hal ini tidak
terlepas dari peranan pemerintah yang telah memperbaiki sistem perpajakan
nasional agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih mandiri dalam
pembiayaan pembangunannya, dalam arti tidak terlalu bergantung pada
pinjaman luar negeri (Alfiani, 2010:5).
Fakta di lapangan menunjukkan sampai saat ini pendapatan pemerintah
dari sektor pajak belum maksimal, bisa dilihat Direktorat Jenderal Pajak A.
Fuad Rachmany memaparkan bahwa realisasi penerimaan pajak cenderung
mengalami penurunan, berikut peneliti tampilkan target dan realisasi
penerimaan pajak ke dalam format tabel pada lima tahun terakhir:
4
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Pajak (Dalam Milyaran Rupiah)
490 988 658 701 619 922 723 307 873 874 980 500 1 148 300 1 310 200
470 052 622 359 601 252 694 392 819 752 930 900 1 099 900 1 256 300
Pajak Penghasilan 238 431 327 498 317 615 357 045 431 122 465 100 538 800 591 600
Pajak Pertambahan Nilai 154 527 209 647 193 067 230 605 277 800 337 600 423 700 518 900
Pajak Bumi dan Bangunan 23 724 25 354 24 270 28 581 29 893 29 000 27 300 25 500
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 5 953 5 573 6 465 8 026 -1 0 0 0
Cukai 44 679 51 252 56 719 66 166 77 010 95 000 104 700 114 300
Pajak Lainnya 2 738 3 035 3 116 3 969 3 928 4 200 5 400 6 000
20 936 36 342 18 670 28 915 54 122 49 600 48 400 53 900
Bea Masuk 16 699 22 764 18 105 20 017 25 266 28 400 30 800 33 900
Pajak Ekspor 4 237 13 578 565 8 898 28 856 21 200 17 600 20 000
215 120 320 604 227 174 268 942 331 472 351 800 349 200 350 900
132 893 224 463 138 959 168 825 213 823 225 800 203 700 198 000
23 223 29 088 26 050 30 097 28 184 30 800 36 500 37 000
56 873 63 319 53 796 59 429 69 361 73 500 85 500 91 100
2 131 3 734 8 369 10 591 20 104 21 700 23 500 24 800
706 108 979 305 847 096 992 249 1 205 346 1 332 300 1 497 500 1 661 100
2013 2)Sumber Penerimaan 2007
1)2008
1)2009
1)2010
1)2011
1)2012
1)
Penerimaan Perpajakan
Pajak Dalam Negeri
Pajak Perdagangan Internasional
Penerimaan Bukan Pajak
Penerimaan Sumber Daya Alam
Bagian laba BUMN
2014 3)
Penerimaan Bukan Pajak Lainnya
Pendapatan Badan Layanan Umum
Jumlah / Total Sumber: BPS 2014
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa penerimaan negara yang
bersumber dari sektor pajak setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seiring
dengan hal tersebut maka menjadi motivasi aparat Direktorat Jendral Pajak
(DJP) untuk memperbaharui sistem administrasi perpajakan dalam
meningkatkan penerimaannya. Peningkatan realisasi penerimaan pajak terjadi
karena semakin baiknya sistem yang digunakan kantor pelayanan pajak dalam
melayani wajib pajak
Peningkatan jumlah pajak tercapai jika peningkatan jumlah wajib pajak
terjadi. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) baru berguna untuk
meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar. Tidak dipungkiri bahwa
masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak
aktual dan tidak taat untuk membayar pajak. Ketidaktaatan dalam membayar
pajak tidak hanya terjadi dalam lapisan pengusaha saja tetapi juga terjadi para
5
pekerja profesional lainnya. Dalam pemberian NPWP oleh Dirjen Pajak,
diharapkan wajib pajak dapat mengetahui hak dan kewajibanya (Widayati dan
Nurlis, 2010). Wajib pajak yang memiliki penghasilan lebih dari PTKP wajib
membayar pajak. Bila setiap wajib pajak mengetahui dengan jelas tentang
kriteria wajib pajak dan perhitungannya, maka wajib pajak akan memiliki
kemauan untuk membayar pajak penghasilannya. Faktor kedua yang
mempengaruhi kemauan membayar pajak adalah adanya pelayan fiskus yang
berkualitas. Fiskus yang berkualitas adalah fiskus yang memberikan informasi
yang akurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pajak dan tata cara
perhitungannya serta tidak melakukan penggelapan pajak ataupun tindakan lain
yang tidak sesuai dengan peraturan dan SOP yang berlaku. Munculnya oknum
seperti Gayus, Dhana Widyatmika dan banyak petugas pajak lainnya membuat
keyakinan wajib pajak atas kinerja pelayanan fiskus berkurang sehingga wajib
pajak tidak mau membayar pajak karena takut uangnya digelapkan, bukan
untuk pembangunan negara, atau adanya biaya tambahan yang dipungut oleh
fiskus (Nugroho dan Zulaika, 2012:3).
Adanya oknum yang melakukan tindakan pelanggaran pajak membuat
wajib pajak enggan untuk membayar pajak yang akan mengakibatkan
berkurangnya penerimaan pajak. Maka perlu adanya penanggulangan bagi
pemerintah dalam memberantas pelanggaran pajak, sehingga kemauan wajib
pajak dalam membayar pajak semakin meningkat. Kemauan membayar pajak
yang timbul pada wajib pajak juga sangat diperlukan, sampai sejauh mana
wajib pajak akan mengetahui ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Kemauan membayar merupakan suatu nilai dimana seseorang rela
6
untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk memperoleh
barang atau jasa Fikriningrum dan Syafruddin (2012). Pada sebagian besar
rakyat di seluruh negara tidak akan pernah menikmati kewajibannya membayar
pajak sehingga memenuhinya tidak ada yang tanpa menggerutu, sedikit saja
yang merasa benar-benar rela dan merasa ikut bertanggungjawab membiayai
pemerintahan suatu negara (Devano dan Rahayu, 2006:113), maka tanpa
adanya rasa kemauan dalam diri wajib pajak untuk rela membayar pajak, usaha
untuk memaksimalkan pendapatan pada sektor pajak tidak dapat tercapai
sempurna. Menurut Sanjaya dalam Tatiana dan Priyo (2009) menjelaskan
bahwa kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh pengetahuan tentang pajak,
persepsi terhadap sanksi pajak, kesadaran masyarakat dalam membayar pajak,
persepsi terhadap para petugas pajak, dan persepsi terhadap kemudahaan dalam
pelaksanaan sistem pajak.
Masyarakat merupakan salah satu yang sangat peka terhadap isu-isu
yang beredar mengenai pajak, persepsi dari seseorang mengenai sistem
perpajakan akan mempengaruhi kemauan membayar pajak, jika persepsinya
baik maka akan meningkatkan kemauan membayar pajak, jika buruk maka
akan menurunkan kemauan membayar pajak. Persepsi dapat dinyatakan
sebagai suatu proses pengorganisasian, penginteprestasian terhadap stimulus
oleh organisasi atau individu sehingga merupakan suatu yang berarti dan
merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Sedangkan efektifitas
memiliki pengertian suatu pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Persepsi wajib pajak terhadap
7
kinerja penerimaan pajak dilakukan oleh dalam Suryadi (2006) menyatakan
bahwa persepsi masyarakat terhadap kinerja Badan Perpajakan Nasional
Swedia, ini dilihat dari: kesadaran prosedur yang bermanfaat bagi wajib pajak,
kebutuhan bagi wajib pajak, perlakuan yang adil, keahlian aparat dalam
mendeteksi kesalahan, serta dalam mengoreksi laporan pajak. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa persepsi wajib pajak yang positif dapat mempengaruhi
perilaku wajib pajak dalam membayar pajak.
Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan wajib pajak untuk membayar pajak cukup banyak diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Zulaika (2012) dalam penelitianya
yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan utuk Membayar
Pajak dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening (Studi
Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang
Terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu)”.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui seberapa besar kualitas
pelayanan, kesadaran, efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, dan tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum terhadap kemauan
membayar pajak, dengan judul ”Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan,
Pemahaman dan Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan
Hukum, Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Willingness Pay Taxes (Studi
Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran)”.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh efektifitas sistem perpajakan terhadap willingness to
pay taxes?
2. Bagaimana pengaruh pemahaman terhadap willingness to pay taxes?
3. Bagaimana pengaruh tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum terhadap willingness to pay taxes?
4. Bagaimana pengaruh tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum terhadap willingness to pay taxes?
5. Bagaimana pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman dan tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak
terhadap willingness to pay taxes?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh variabel efektifitas sistem perpajakan terhadap
willingness to pay taxes.
2. Menganalisis pengaruh variabel pemahaman terhadap willingness to pay
taxes.
3. Menganalisis pengaruh variabel tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum terhadap willingness to pay taxes.
9
4. Menganalisis pengaruh variabel kualitas pelayanan pajak terhadap
willingness to pay taxes.
5. Menganalisis pengaruh secara simultan variabel efektifitas sistem
perpajakan, pemahaman dan tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan
dan hukum, kualitas pelayanan pajak terhadap willingness to pay taxes.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, adapun manfaat
penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Kantor
Pelayanan Pajak, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
memahami pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman dan tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak
terhadap willingness to pay taxes.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para akademisi
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan para akademisi mengenai
pengaruh dari efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, dan tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan pajak
terhadap willingness to pay taxes.
10
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi peneliti,
khususnya dalam menambah pengetahuan dan memberikan keyakinan
mengenai pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, dan tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum terhadap willingness to
pay taxes.
4. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan efektifitas sistem
perpajakan, pemahaman, dan tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan
dan hukum terhadap kemauan membayar pajak.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pajak
a. Pengertian Pajak
Dalam ilmu perpajakan yang mendasari adalah peraturan yang
tercantum dalam Undang-undang yang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Pajak. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi pajak, diantaranya:
Definisi pajak menurut Undang-undang No.28 tahun 2010:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.”
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1):
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Soeparman dalam Suandy (2011:9):
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut
oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup
biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum”.
Menurut Andriani dalam Lubis (2007):
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.”
12
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpukan bahwa pajak
memiliki unsur-unsur (Lubis, 2007:5):
1) Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya, dan sifatnya dapat dipaksakan.
2) Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
3) Pajak merupakan peralihan kekayaan dari orang atau badan ke negara
(pemerintah).
4) Pajak dapat dipungut baik langsung maupun tidak langsung.
5) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah
(fungsi budgetair), yang bila dari pemasukannya masih terdapat
surplus, digunakan untuk membiayai investasi publik.
6) Pajak untuk melaksankan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial
dan ekonomi (fungsi regulerend). Contoh: dikenakan pajak yang
tinggi terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras
dapat ditekan.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian pajak adalah iuran yang
dapat dipaksakan, dimana pemerintah dapat memaksa wajib pajak untuk
memenuhi kewajibannya dengan menggunakan surat paksa dan sita.
Setiap wajib pajak yang membayar iuran atau pajak kepada negara tidak
akan mendapat balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan. Tetapi
imbalan yang secara tidak langsung diperoleh wajib pajak berupa
pelayanan pemerintah yang ditujukan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan sarana irigasi, jalan, sekolah dan sebagainya.
13
b. Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1) fungsi pajak dalam masyarakat
suatu negara terbagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu:
1) Fungsi Budgetair (sumber dana bagi pemerintah) fungsi ini bertujuan
untuk memasukan penerimaan uang untuk kas negara sebanyak-
banyaknya antara lain mengisi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) sesuai dengan target penerimaan pajak yang telah
ditetapkan, sehingga posisi anggaran pendapatan dan pengeluaran
yang berimbang tercapai.
2) Fungsi Regulerend (mengatur) fungsi pajak yang secara tidak
langsung dapat mengatur dan menggerakan perkembangan sarana
perekonomian nasional yang produktif. Adanya pertumbuhan
perekonomian yang demikian maka akan dapat menumbuhkan objek
pajak dan subjek pajak yang baru yang lebih banyak lagi, sehingga
basis pajak lebih meningkat lagi.
Berdasarkan fungsi pajak di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi budgetair merupakan suatu alat untuk mengisi kas negara atau
daerah sebanyak-banyaknya dalam rangka membiayai pengeluaran rutin
dan pembangunan pemerintah pusat maupun daerah, sedangkan fungsi
regulerend yaitu bersifat mengatur dalam bidang sosial, politik, ekonomi
dan budaya.
c. Jenis Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:5) terdapat berbagai jenis pajak yang
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penggolongan menurut
golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya.
14
1) Menurut golongannya, jenis pajak terdiri:
a) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau
dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
b) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
2) Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari:
a) Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperlihatkan
pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang
memperhatikan pada subjeknya.
b) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan
pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak)
maupun tempat tinggal.
3) Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari:
a) Pajak negara atau pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara pada umumnya.
b) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga masing-masing.
15
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas bahwa jenis-jenis dari
pajak daerah pada hakekatnya sama dengan pajak pusat, yaitu dalam
pemungutannya pajak pusat maupun pajak daerah sama harus
berdasarkan peraturan perundang-undangan begitu juga dengan hasil
penerimaannya dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan, baik
pembangunan pusat maupun pembangunan daerah, dan yang
membedakannya hanyalah pelaksana pemungutnya.
d. Tata Cara Pemungutan Pajak
Menurut Waluyo (2011:16) tata cara pemungutan pajak terdiri
atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.
1) Stelsel Pajak
a) Stelsel nyata (rill), stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan banyak
didasarkan objek yang sesungguhnya terjadi (untuk pajak
penghasilan maka objeknya adalah pajak penghasilan). Oleh karena
itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam
suatu tahun pajak diketahui.
b) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang.
c) Stelsel campuran, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak
didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan.
16
Dianutnya suatu stelsel pajak tertentu dalam suatu negara
membawa adanya sistem pemungutan tertentu juga di dalamnya, seperti
yang telah di uraikan di atas stelsel dibagi menjadi tiga, dan ketiganya
juga memiliki kelebihan maupun kelemahan masing-masing.
e. Asas Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:7) dalam era globalisasi sekarang ini,
batas negara menjadi tidak jelas bagi wajib pajak dalam mencari dan
memperoleh penghasilan, sehingga penentuan cara pemungutan pajak ini
penting untuk menentukan negara mana yang berhak memungut pajak.
Dalam pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara yang biasa
dilakukan sebagai berikut:
1) Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Dalam asas ini, pemungutan pajak berdasarkan domisili atau
tempat tinggal wajib pajak dalam suatu negara. Negara di mana wajib
pajak bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap wajib pajak
tanpa melihat dari mana pendapatan atau penghasilan tersebut
diperoleh, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri dan tanpa
melihat kebangsaan atau kewarganegaraan wajib pajak tersebut.
2) Asas Sumber
Dalam asas ini pemungutan pajak didasarkan pada sumber
pendapatan atau penghasilan dalam suatu negara. Menurut asas ini,
negara yang menjadi sumber pendapatan atau penghasilan tersebut
berhak memungut pajak tanpa memerhatikan domisili dan
kewarganegaraan wajib pajak.
17
3) Asas Kebangsaan
Dalam asas ini, pemungutan pajak didasarkan pada
kebangsaan atau kewarganegaraan dari wajib pajak, tanpa melihat dari
mana sumber pendapatan tersebut maupun di negara mana tempat
tinggal (domisili) dari wajib pajak yang bersangkutan.
Di Indonesia, secara tegas dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala pajak untuk keuangan negara
ditetapkan berdasarkan undang-undang. Untuk dapat menyusun suatu
undang-undang perpajakan, diperlukan asas-asas atau dasar-dasar yang
akan dijadikan landasan oleh negara. Seperti yang telah di uraikan di atas
merupakan asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai
asas dalam menentukan wewenangnya untuk mengenakan pajak,
khususnya untuk pengenaan pajak penghasilan.
f. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:9) sistem pemungutan pajak dibagi
menjadi 3 (tiga) yaitu Official Assessment System, Self Assessment
System, With Holding System.
1) Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Utang pajak
timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
18
2) Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang ada pada wajib pajak sendiri. Wajib pajak aktif mulai dari
menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang,
fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3) With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus atau bukan wajib pajak yang bersangkutan)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak
ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
Di Indonesia, menerapkan ketiga sistem tersebut: (1) Official
Assessment System diterapkan dalam hal pelunasan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), dimana Kantor Pelayanan Pajak (KPP) akan
mengeluarkan surat ketetapan pajak mengenai besarnya PBB yang
terhutang setiap tahun. Jadi wajib pajak tidak perlu menghitung sendiri,
tapi cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran Pajak
Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP dimana tempat objek pajak
tersebut terdaftar. (2) Self Assessment System contohnya diterapkan
dalam penyampaian SPT Tahunan PPh (baik untuk wajib pajak badan
maupun wajib pajak orang oribadi), dan SPT Masa PPN. PBB juga
19
menganut System Self Assessment dimana wajib pajak diberikan
kepercayaan dengan memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk
mendaftarkan dan melaporkan sendiri objek pajak yang dikuasai dimiliki
atau dimanfaatkan (Self Declaration) dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). (3) With Holding System diterapkan
dalam mekanisme pemotongan atau pemungutan sesuai PPh Pasal 21,
PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Final Pasal 4 Ayat (2),
PPh Pasal 15, dan PPN. Sebagai bukti atas pelunasan pajak ini biasanya
berupa bukti potong atau bukti pungut. Dalam kasus tertentu ada juga
yang berupa Surat Setoran Pajak (SSP). Bukti-bukti pemotongan ini nanti
dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh / SPT masa PPN dari wajib pajak
yang bersangkutan.
g. Tarif Pajak
Menururt Mardiasmo (2011:9) pajak dipungut berdasarkan tarif.
Ada empat macam tarif pajak, yaitu tarif proposional, tarif tetap, tarif
progresif, dan tarif degresif.
1) Tarif Proposional
Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang
dikenakan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang proposional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
2) Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah
yang dikenai pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
20
3) Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
4) Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah dikenai
pajak semakin besar.
Tarif pajak merupakan ukuran atau standar pemungutan pajak,
dalam hubungannya dengan pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam
UU PPh maka tarif yang diterapkan adalah tarif progresif sebagaimana
diatur dalam pasal 17 ayat (1) UU PPh. Sedangkan untuk Pajak
Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak proporsional yaitu 10%.
2. Wajib Pajak
Berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007,
pengertian wajib pajak yaitu:
“Orang Pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
perpajakan. Orang Pribadi merupakan Subjek Pajak yang bertempat
tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia”
Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama
dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
21
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Kewajiban perpajakan
wajib pajak badan maupun perseorangan sesuai dengan undang-undang
KUP antara lain:
a. Wajib mendaftarkan diri kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat
untuk mendapatkan NPWP.
b. Wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) dengan
benar, lengkap dan jelas.
c. Wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang melalui kantor pos
atau bank persepsi yang ditunjuk.
Menurut “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” UU No. 28
Tahun 2007, wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (Ramadiansyah, 2014:2).
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak ini
terdiri dari dua jenis yaitu wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan
yang memenuhi definisi sebagai subjek pajak dan menerima atau
memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong
pajak tertentu.
22
3. Efektifitas Sistem Perpajakan
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan membayar
pajak, maka diperlukan perubahan atau penyempurnaan dan perbaikan
dalam sistem administrasi modern yang berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 68/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Intansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak mengenai tentang Pedoman
Umum Kelembagaan Instansi yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Dari sisi akuntabilitas, berdasarkan hasil
evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat tahun 2011.
Berdasarkan hal tersebut diharapakan sistem perpajakan yang
sekarang sudah ada seperti e-SPT, e-filling, e-NPWP, e-registration, e-
banking dan drop box, dan lain-lain dapat lebih sempurna serta memberikan
kemudahan kepada wajib pajak dalam membayar atau melaporkan
kewajiban perpajakan dan dapat memberikan pencitraan atau persepsi yang
baik kepada hal yang terkait dengan pajak terutama pada sistem perpajakan.
Menurut Fikriningrum dan Syafruddin (2012:4) hal-hal yang
mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan
oleh wajib pajak antara lain: (1) Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT
dan e-filling. Wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan
cepat. 2) Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak
dapat melakukan pembayaran dimana saja dan kapan saja. 3) Penyampaian
SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai tempat, tidak harus
di KPP tempat wajib pajak terdaftar. 4) Peraturan perpajakan dapat diakses
secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya
23
pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdatar. 5) Pendaftaran NPWP
yang dapat dilakukan secara online melalui e-registration dari website
pajak. Hal ini akan memudahkan wajib pajak untuk memperoleh NPWP
secara lebih cepat. Persepsi wajib pajak terhadap sistem perpajakan di
Indonesia berkaitan dengan media yang digunakan dalam membayar pajak.
Jika wajib pajak merasa bahwa sistem parpajakan yang ada adalah
terpercaya, handal dan akurat, maka wajib pajak akan memiliki pandangan
yang positif untuk sadar membayar pajak. Namun jika sistem perpajakan
yang ada tidak memuaskan bagi wajib pajak, maka hal itu dapat turut
mempengaruhi kesadaran wajib pajak.
Persepsi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengorganisasian,
pengintepretasian terhadap stimulus oleh organisasi atau individu sehingga
merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri
individu. Sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu pengukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah
tercapai (Handayani, 2012:4).
Hal-hal yang mengindikasikan efektifitas sistem perpajakan dan saat
ini dapat dirasakan oleh wajib pajak antara lain (Sutari dan Wardani,
2013:2) adalah sebagai berikut:
a. Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat
melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.
b. Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dalam
melakukan pembayaran dimana dan kapan saja.
24
c. Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register
dari website pajak untuk memudahkan wajib pajak memperoleh NPWP.
d. Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai
tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar.
e. Adanya Kring Pajak 500200 yang digunakan sebagai informasi peraturan
perpajakan yang dilayani melalui telepon.
Menurut Fitriana (2013:4) menyatakan bahwa efektifitas sistem
perpajakan terdiri dari:
a. Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat
melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.
b. Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dalam
melakukan pembayaran dimana dan kapan saja.
c. Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai
tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar.
d. Peraturan perpajakan dapat diakses dengan lebih cepat melalui internet
tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP.
e. Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register
dari website pajak untuk memudahkan wajib pajak memperoleh NPWP.
4. Pemahaman Wajib Pajak
Pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan adalah cara
wajib pajak dalam memahami peraturan perpajakan yang telah ada.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah masih banyaknya wajib pajak yang
belum memahami akan peraturan pajak. Masih terdapat wajib pajak yang
25
menunggu ditagih baru membayar pajak, seperti peraturan pajak pada
periode lama. Hal ini dapat menurunkan jumlah penerimaan pajak negara
serta tingkat kepatuhan wajib pajak (Adiasa, 2013:2).
Pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan perpajakan akan
meningkatkan kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajak. Karena Wajib
Pajak yang sudah memahami peraturan pajak kebanyakan berpikiran lebih
baik membayar daripada terkena sanksi pajak (Handayani, 2012:4).
Pengetahuan dan pemahaman adalah suatu proses atau cara dimana manusia
mengerti, paham dan mengetahui sesuatu yang bertujuan. Ini timbulnya
adanya motivasi yang merupakan keadaan dalam diri individu atau
organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Andi, 2014:2).
Adanya pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan
(syarat-syarat) terkait pembayaran pajak. Syarat-syarat untuk melakukan
pembayaran pajak adalah (1) Wajib pajak harus memiliki NPWP dan (2)
Wajib pajak harus melaporkan SPT (Permadi, 2013:6).
Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan wajib pajak
antara lain dibuktikan dengan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Peningkatan jumlah pajak tercapai seiring dengan peningkatan
jumlah wajib pajak. Pemberian NPWP dapat digunakan untuk
meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar (Sutari dan Wardani,
2013:2). Pasal 1 ayat 6 Undang-udang No. 28 Tahun 2007 tentang
“Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”, menyatakan bahwa Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib
26
pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakaannya. Setiap wajib pajak yang memiliki
penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak. Pendaftaran
NPWP dapat dilakukan secara langsung, untuk orang pribadi yaitu wajib
pajak orang pribadi berdasarkan domisili, mengisi formulir pendaftaran
dengan melampirkan persyaratan tertentu (foto copy KTP, foto copy kartu
keluarga dan surat keterangan domisili dan untuk orang pribadi karyawan
ditambah dengan surat rekomendasi dari instansi yang bersangkutan).
Setelah itu, wajib pajak akan memperoleh NPWP dan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT). Pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan melalui internet
yaitu dengan membuka situs www.pajak.go.id pilih menu e-reg, kemudian
isi formulirnya. Kemudian wajib pajak akan memperoleh NPWP dan SKTS
(jangka waktu 30 hari). Sebelum jatuh tempo wajib pajak harus ke KPP
terdaftar untuk meminta SKT.
Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban
sebagai wajib pajak. Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami
hak wajib pajak seperti penggunaan fasilitas umum, pemakaian jalan raya
yang halus, pembangunan sekolah-sekolah negeri dan lain-lain, dan
mengetahui kewajibannya sebagai wajib pajak seperti membayar pajak dan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu, maka mereka akan
melakukan kewajiban perpajakannya.
27
Ketiga, pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi perpajakan.
Menurut Undang-undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, sanksi keterlambatan penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan wajib pajak orang pribadi adalah Rp.100.000,00,
Sedangkan sanksi untuk keterlambatan pembayaran pajak adalah berupa
bunga 2% per bulan yang dihitung dari berakhirnya batas waktu
penyampaian surat pemberitahuan tahunan sampai tanggal pembayaran,
sanksi untuk wajib pajak yang tidak memiliki NPWP adalah sanksi
administrasi berupa denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar. Sanksi pidana berupa penjara paling singkat
6 bulan dan paling lama 6 tahun. Batas waktu penyampaian Surat
Pemberitahun Tahunan wajib pajak orang pribadi, paling lambat tiga bulan
setelah akhir tahun pajak. Sedangkan batas waktu pembayaran, paling
lambat sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan disampaikan (30 Maret).
SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas. Semakin mengetahui dan
paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin paham
pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan
kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu akan mendorong setiap wajib
pajak yang taat akan menjalankan kewajibannnya dengan baik.
Keempat, pengetahuan dan pemahaman mengenai Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP), Penghasilan Kena Pajak (PKP), dan tarif pajak.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
28
162/PMK.Oll/2012 yang diberlakukan sejak 1 Januari 2013 tentang Pajak
Penghasilan pada pasal 7 ayat 1, PTKP pertahun paling sedikit sebesar:
a. Rp. 24.300.000,00 untuk diri wajib pajak orang pribadi.
b. Rp. 2.025.000,00 untuk wajib pajak yang kawin.
c. Rp.24.300.000,00 untuk tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung oleh suami.
d. Rp.2.025.000,00 untuk anggota keluarga wajib pajak yang menjadi
tanggungan wajib pajak, maksimal tanggungan tiga orang.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) adalah penghasilan yang melebihi
Penghasilan Tidak Kena Pajak dan tarif pajak. Tarif pajak orang pribadi
berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2008 yang berlaku pada tahun
2013 tentang Pajak Penghasilan pada pasal 17 ayat 1(a):
Tabel 2.1
Tarif Pajak Tahun 2013
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5%
Di atas Rp. 50.000.000,00 - Rp. 250.000.000,00 15%
Di atas Rp. 250.000.000,00 - Rp. 500.000.000,00 25%
Di atas Rp. 500.000.000,00 30%
Sumber: http: www.ekonomi-holic.com
Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang
berlaku, maka akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung
kewajiban pajak sendiri secara benar.
Kelima adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan
perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak
29
dan yang keenam adalah bahwa wajib pajak mengetahui dan memahami
peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti. Masyarakat
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya,
pembayar pajak harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Adanya
pemahaman tentang perpajakan diharapkan dapat mendorong kesadaran
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
5. Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum
Di beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga
negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan untuk yang
pengangguran, tunjangan kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis,
transportasi yang nyaman, dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung
maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi
kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa
mereka akan mendapatkan imbalannya melalui fasilitas yang telah
dirancang oleh pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari
kewajiban membayar pajak akan terkikis (Handayani, 2012:5).
Penelitian James dalam Handayani (2012:5) yang dilakukan di Rusia
sebelum, selama dan sesudah masa transisi perubahan sistem pemerintahan
tidak berpengaruh signifikan terhadap kemauan wajib pajak untuk
membayar pajak karena kebanggaan nasional dan kepercayaan kepada
sistem pemerintahan yang tinggi dari pemanfaatan pajak tersebut.
30
Sedangkan dalam penelitian Henriket dalam Handayani (2012) yang
dilakukan di Swedia mengemukakan bahwa ketidakpercayaan wajib pajak
terhadap politisi terkemuka akan berpengaruh pada kemauan membayar
pajak memburuk dan kemungkinan mengumpulkan pajak untuk menjaga
kesejahteraan negara dikurangi.
Kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum dapat diartikan
sebagai suatu bentuk hubungan penilaian antar lembaga negara dalam
menyelenggarakan kekuasaan-kekuasaan negara untuk kepentingan negara
itu sendiri dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku (Permadi, 2013:6). Kepercayan
terhadap sistem pemerintahan dan hukum yang berlaku turut mendorong
kemauan wajib pajak untuk membayar pajaknya ketika wajib pajak
memiliki kepercayaan yang tinggi kepada sistem pemerintahan dan hukum
yang tegas dalam melaksanakan semua aturan-aturan yang berlaku
(Probondari, 2013:4).
Pada dasarnya pemungutan pajak dari masyarakat harus dapat
dikembalikan pula untuk masyarakat. Ini berarti bahwa apa yang telah
dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara pada akhirnya hasil dari
pembayaran pajak tersebut harus dapat dinikmati kembali oleh masyarakat
luas. Namun kenyataannya, saat ini masyarakat belum sepenuhnya
merasakan hasil pendapatan negara melalui pajak tersebut. Padahal potensi
yang ada cukup besar untuk dapat mengumpulkan hasil pajak ke dalam kas
negara. Kemudian muncul pertanyaan, kemana pemasukan pajak yang
31
seharusnya besar itu? Kenyataan di lapangan tampaknya memberikan
jawaban dari pertanyaan tersebut. Adanya pemasukan yang besar ternyata
terkadang bocor di tengah jalan. Ada yang salah dengan perpajakan kita.
Kemauan wajib pajak yang masih rendah disertai dengan rendahnya
profesionalitas aparat pajak menjadi bagian dari kesalahan tersebut,
hilangnya kepercayaan terhadap aparat pajak dikarenakan banyaknya kasus-
kasus pajak yang ada di indonesia seperti pengelapan pajak maupun
penyimpangan pembayaran pajak lainnya (Andi, 2014:2).
Kepercayaan adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan
perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai
yang sama (Handayani, 2012:8). Indikator yang digunakan dalam penelitian
ini adalah (1) Kepercayaan terhadap sistem pemerintahan ditetapkan (2)
Kepercayaan terhadap sistem hukum (3) Kepercayaan terhadap politisi akan
politik pemerintah dan (4) Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang
dialokasikan kembali ke rakyat dengan kepercayaan terhadap pemungutan
pajak, kepercayaan pengalokasian pajak untuk pembangunan dan
kepercayaan akan pengalokasian pajak demi kepentingan rakyat
(Handayani, 2012:8).
Fitriana (2013:4) menyatakan bahwa indikator pada variabel
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum yaitu kepercayaan
terhadap sistem pemerintahan, kepercayaan terhadap sistem hukum,
kepercayaan terhadap politisi dan kepercayaan terhadap pemungutan pajak
yang dialokasikan kembali ke rakyat.
32
6. Kualitas Pelayanan Pajak
Kualitas yang baik bukanlah berdasarkan pada persepsi pihak
penyedia jasa tetapi berdasrkan persepsi pelanggan, karena pelangganlah
yang mengkonsumsi dan menikmati jasa pelayanan sehingga konsumen
yang seharusnya menentukan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
penyedia jasa. Kualitas merupakan derajat yang dicapai oleh karateristik
yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan. Kualitas sering dianggap
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas
kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi
spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran
seberapa jauh produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi
kualitas yang ditetapkan. Kualitas merupakan cara petugas pajak dalam
membantu menyiapkan serta mengurus semua keperluan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakanya (Sutari dan Wardani, 2013:2).
Kualitas layanan adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang
dapat dipertangggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus.
Secara sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pihak yang menginginkannya. Pelayanan
perpajakan dibentuk oleh dimensi kualitas sumber daya manusia (SDM),
ketentuan perpajakan dan sistem informasi perpajakan (Lovihan, 2013:5).
33
Kualitas pelayanan adalah ukuran sejauh mana pelayanan yang
diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan (Assegaf, 2009:173).
Pelayanan Pajak dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
Wajib Pajak adalah melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) yang
dirasakan perlu untuk lebih diberdayakan lagi elemen kualitas pelayanannya
yang meliputi (Setyonugroho, 2012:6):
a. Prosedur Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak sebagaimana
yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
09/PJ.9/1995 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Perpajakan dan
Buku Pedoman Pelayanan Umum, maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2) Mengutamakan keramahan, kelancaran, keterbukaan dan kejelasan
dalam pemberian informasi dan pelayanan kepada Wajib Pajak.
3) Pelayanan yang mudah, tepat, cepat dan professional.
4) Pelayanan yang adil dan tanpa biaya.
5) Diperlukan budaya kerja yang tinggi, responsif dan efektif.
6) Kepuasan Wajib Pajak menjadi tanggung jawab KPP
b. Organisasi
Pembentukan TPT di KPP bersamaan dengan implementasi
Sistem Informasi Perpajakan (SIP) berdasarkan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor: SE-09/PJ.9/1995 tanggal 20 Oktober 1995, untuk
memberikan kejelasan tanggung jawab tugas-tugas administrasi,
34
pemberian informasi, dan pelayanan kepada Wajib Pajak di TPT menjadi
tanggung jawab Kepala Seksi TUP, sedangkan tugas-tugas penyediaan
data dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan komputer menjadi
tanggung jawab Kepala Seksi PDI.
c. Sumber Daya Manusia
Penunjukan petugas pajak yang bertugas di TPT dilakukan
melalui Nota Dinas Kepala KPP yang dilakukan setiap bulan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Berpenampilan menarik serta ramah.
2) Menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik.
3) Integritas dan dedikasi yang tinggi.
4) Kemapuan berkomunikasi yang baik serta dapat mengoperasikan
komputer.
5) Pengetahuan yang memadai di bidang perpajakan bagi yang
ditempatkan di information desk.
6) Penunjukan koordinasi harian/mingguan yang bertanggung jawab.
d. Sarana dan prasarana
Petugas pajak dituntut untuk mampu melayani setiap Wajib Pajak
dengan baik, sopan santun, memiliki rasa hormat kepada Wajib Pajak
sebagai pelanggan, serta memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang
pajak yang tentunya akan menujang kualitas dari pelayanan dari petugas
pajak kepada Wajib Pajak. Selain itu, peralatan yang dimilik oleh kantor
pajak tentunya juga diperlukan seperti alat komunikasi, komputer, ruang
tunggu yang bagus, nomor antrian, serta peralatan penunjang lainnya.
35
7. Kemauan Membayar Pajak (Willingness Pay Taxes)
Kemauan merupakan dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan
pertimbangan pikir dan perasan, serta seluruh pribadi seseorang yang
menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang
berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kemauan membayar merupakan
suatu nilai dimana seseorang rela untuk membayar, mengorbankan atau
menukarkan sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa
(Fikriningrum dan Syafruddin, 2012:8).
Berdasarkan definisi di atas, maka kemauan membayar pajak dapat
diartikan sebagai suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang
ditetapkan dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara
langsung. Kemauan membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai
yang rela dikontribusikan oleh seseorang kepada negara (yang ditetapkan
dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum
(Fitriana, 2013:3).
Definisi kemauan membayar pajak sependapat dengan Sutari dan
Wardani (2013:3) yang menyatakan bahwa kemauan membayar pajak
adalah suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan
dengan peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum
Negara dengan tidak mendapat kontraprestasi secara langsung.
Selain itu, menurut Sanjaya dalam Tatiana dan Priyo (2009:4)
menjelaskan bahwa kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang pajak, persepsi terhadap sanksi pajak, kesadaran
36
masyarakat dalam membayar pajak, persepsi terhadap para petugas pajak,
dan persepsi terhadap kemudahaan dalam pelaksanaan sistem pajak.
Konsep kemauan membayar pajak dikembangkan melalui dua
subkonsep yaitu, konsep kemauan membayar dan konsep pajak. Pertama,
konsep kemauan membayar. Kemauan membayar merupakan suatu nilai
dimana seseorang rela untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan
sesuatu untuk memperoleh barang atau jasa. Kedua, konsep pajak. pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh negara dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa
adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum (Lovihan, 2013:4).
Setyonugroho (2012:7) menyatakan bahwa pengukuran kemauan
membayar pajak yaitu:
a. Jumlah pajak yang tidak memberatkan, wajib pajak akan membayarkan
pajaknya jika jumlah pajak sesuai dengan penghasilan wajib pajak dan
tidak memberatkan wajib pajak
b. Keadilan sanksi perpajakan, suatu sanksi dikatakan adil jika sanksi
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memberikan sanksi
secara adil
c. Pemanfaatan pajak yang tepat, wajib pajak akan melakukan pembayaran
jika pajak digunakan sesuai dengan manfaatnya seperti pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat
d. Pelayanan yang baik, kemauan membayar pajak akan meningkat dengan
pelayanan yang baik oleh aparat pajak.
37
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh efektifitas sistem perpajakan,
pemahaman dan tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum,
kualitas pelayanan pajak terhadap willingness to pay taxes telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut
banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan pada penelitian ini.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil-hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman dan
tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan
pajak terhadap willingness to pay taxes.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Metodologi
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Ramadiansyah
(2014)
Analisis
Faktor-
Faktor yang
Mempengar
uhi Wajib
Pajak Orang
Pribadi
Dalam
Memenuhi
Kewajiban
Membayar
Pajak (Studi
Kasus pada
Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Singosari).
kemauan
membayar
pajak,
Pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
peraturan
perpajakan,
atas
efektifitas
sistem
perpajakan,
regresi linier
berganda
Kesadaran,
pelayanan
fiskus
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian
menyatakan
bahwa kesadaran
membayar pajak,
pelayanan fiskus,
Pengetahuan dan
pemahaman
tentang peraturan
perpajakan
Persepsi atas
efektifitas sistem
perpajakan,
kesadaran
membayar pajak,
berpengaruh
terhadap
kemauan
membayar pajak.
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
38
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Metodologi
Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Syafruddin
(2012)
Analisis
Faktor-
faktor yang
Mempengar
uhi Wajib
Pajak Orang
Pribadi
dalam
Memenuhi
Kewajiban
Membayar
Pajak
kemauan
membayar
pajak,
pemahaman
tentang
peraturan
perpajakan,
efektifitas
system
perpajakan,
regresi linier
berganda
Kesadaran,
pelayanan
fiskus
Regresi
Linier
Berganda
Disimpulkan
bahwa faktor
kesadaran
membayar pajak,
pengetahuan dan
pemahaman
tentang peraturan
perpajakan,
persepsi yang
baik atas
efektifitas sistem
perpajakan dan
pelayanan fiskus
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kemauan
membayar pajak.
3. Fikriningrum
dan
Syafruddin
(2012)
Analisis
Faktor-
Faktor yang
Mempengar
uhi Wajib
Pajak Orang
Pribadi
dalam
Memenuhi
Kewajiban
Membayar
Pajak (Studi
Kasus pada
Kantor
Pelayanan
Pajak
Pratama
Semarang
Candisari)
kemauan
membayar
pajak,
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
peraturan
perpajakan,
efektifitas
sistem
perpajakan,
regresi linier
berganda
Kesadaran,
pelayanan
fiskus
Regresi
Linier
Berganda
Hasil penelitian
yang telah
dilakukan,
disimpulkan
bahwa faktor
kesadaran
membayar pajak,
pengetahuan dan
pemahaman
tentang peraturan
perpajakan,
persepsi yang
baik atas
efektifitas sistem
perpajakan dan
pelayanan fiskus
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kemauan
membayar pajak.
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
39
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Andi (2014) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Badan Di Kota Padang
kemauan membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap system pemerintahan dan hukum regresi linier berganda
Kesadaran, objek penelitian dan waktu penelitian
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa kesadaran, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap system pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh
5. Setyonugroho (2012)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk Membayar Pajak pada wajib pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surabaya Tegal Sari
Kemauan membayar pajak, Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak, efektifitas sistem perpajakan, Kualitas pelayanan, regresi linier berganda
Kesadaran, objek penelitian dan waktu penelitian
Regresi Linier Berganda
Kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh. Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Kualitas pelayanan berpengaruh.
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
40
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6. Fitriana (2013)
Pengaruh Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan Dan Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan Dan Hukum Terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan, Efektifitas Sistem Perpajakan Dan Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan Dan Hukum
Objek penelitian, periode penelitian
Regresi Linier Berganda
pemahaman tentang peraturan perpajakan dan persepsi efektifitas sistem perpajakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sementara variabel tingkat kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
7. Handayani (2012)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum
Kesadaran membayar pajak
Regresi Linier Berganda
Kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum secara simultan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
41
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8. Adiasa (2013) Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko
Pemahaman tentang peraturan perpajakan, kepatuhan wajib pajak
Preferensi risiko, path analisis
Regresi Linier Berganda
Pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Preferensi risiko sebagai variabel moderating tidak berpengaruh. Preferensi risiko terhadap hubungan antara pemahaman tentang peraturan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak
9. Sutari dan Wardhani (2013)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Sebagai Perwujudan Masyarakat Madani
pemahaman peraturan perpajakan, efektifitas sistem perpajakan, regresi linier berganda
kesadaran membayar pajak, persepsi terhadap pelayanan fiskus, persepsi terhadap pelaksanaan sanksi denda
Regresi Linier Berganda
kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan, persepsi terhadap pelayanan fiskus dan persepsi terhadap pelaksanaan sanksi denda berpengaruh positif signifikan. Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
Permadi (2013)
Studi Kemauan Membayar Pajak Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Kasus Pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru)
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak, efektifitas sistem perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum
kesadaran membayar pajak, norma moral
Variabel kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan pajak serta norma moral berpengaruh, sedangkan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
42
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori dan penelitian yang dilakukan beberapa peneliti,
maka dapat dijabarkan kerangka pemikiran serta hubungan antar variabel
adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Willingness To Pay
Taxes
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, mengakses internet sudah
sangat mudah. Wajib Pajak sudah dapat membeli modem dan paket internet
dari berbagai provider dengan harga yang terjangkau yang ditawarkan.
Bahkan beberapa fasilitas umum sudah menyediakan jaringan wifi secara
gratis, yang mempermudah dalam mengakses internet. Sehingga dengan
berbagai tawaran fasilitas yang mempermudah Wajib Pajak dalam
membayar pajak akan menimbulkan persepsi yang baik dan kemauan untuk
membayar pajak pun akan meningkat. Penelitian mengenai efektifitas sistem
perpajakan dilakukan oleh Sutari dan Wardhani (2013) dalam penelitianya
menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan
pemahaman peraturan perpajakan, persepsi terhadap pelayanan fiskus dan
persepsi terhadap pelaksanaan sanksi denda berpengaruh positif signifikan.
Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak.
Persepsi adalah proses di mana individu mengatur
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti
bagi lingkungan mereka, sedangkan efektifitas memiliki pengertian suatu
pengukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan
waktu) telah tercapai (Ramadiyansah, 2013:3).
43
Menurut Fikriningrum (2012:18-21), hal-hal yang mengindikasikan
efektifitas sistem perpajakan yang saat ini dapat dirasakan oleh wajib pajak
antara lain yaitu pertama, pembayaran melalui e-banking lebih memudahkan
wajib pajak dalam membayar pajak. Persepsi efektifitas sistem perpajakan
adalah bagaimana wajib pajak menilai menurut persepsinya masing-masing
mengenai efektifitas system perpajakan apakah mempermudah wajib pajak
atau mempersulit wajib pajak (Fitriana, 2013:3).
2. Pengaruh Pemahaman terhadap Willingness To Pay Taxes
Menurut Nugroho dan Zulaikha (2012), apabila wajib pajak
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan serta
pelayanan yang berkualitas terhadap wajib pajak maka akan timbul
kesadaran akan membayar pajak. Kesadaran membayar pajak karena wajib
pajak memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Pajak yang mereka bayar
digunakan oleh pemerintah untuk membaiayai pelayanan publik dan
pembangunan nasional. Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan
perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang
perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu untuk membayar pajak.
Rendahnya kemauan wajib pajak disebabkan oleh pengetahuan wajib pajak
serta persepsi tentang pajak dan petugas pajak yang masih rendah. Sebagian
wajib pajak memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak, selain itu
ada yang memperoleh dari media informasi, konsultan pajak, seminar dan
pelatihan pajak. Nugroho dan Zulaikha (2012) menyatakan bahwa
meningkatnya pengetahuan perpajakan baik formal dan non formal akan
berdampak postif terhadap kesadaran wajib pajak sehingga meningkatkan
44
kemauan dalam membayar pajak. Berdasarkan penelitian-penelitian yang
telah diuraikan diatas, maka kualitas pemahaman berpengaruh signifikan
terhadap kemauan membayar pajak.
Penelitian mengenai pemahaman wajib pajak terhadap kemauan
wajib pajak telah banyak dilakukan oleh penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Adiasa (2013) hasil penelitianya menyatakan
bahwa pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Preferensi risiko sebagai variabel moderating tidak
berpengaruh. Preferensi risiko terhadap hubungan antara pemahaman
tentang peraturan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak.
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau
menginterprestasikan pristiwa, objek serta manusia. Sedangkan Wajib pajak
adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan
pajak dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan (Mardiasmo, 2011:24).
3. Pengaruh Tingkat Kepercayaan Pada Sistem Pemerintahan dan
Hukum terhadap Willingness To Pay Taxes
Di beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga
negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan untuk yang
pengangguran, tunjangan kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis,
transportasi yang nyaman dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung
maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi
45
kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa
mereka akan mendapatkan imbalannya melalui fasilitas yang telah
dirancang oleh pemerintah (Handayani, 2012:5).
Kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum dapat diartikan
sebagai suatu bentuk hubungan penilaian antar lembaga negara dalam
menyelenggarakan kekuasaan-kekuasaan negara untuk kepentingan negara
itu sendiri dalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
Kepercayaan adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan
perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai
yang sama. Kepercayan terhadap sistem pemerintahan dan hukum yang
berlaku turut mendorong kemauan wajib pajak untuk membayar pajaknya
ketika wajib pajak memiliki kepercayaan yang tinggi kepada sistem
pemerintahan dan hukum yang tegas dalam melaksanakan semua aturan-
aturan yang berlaku (Probondari, 2013:4).
Pendapat lain menagatakan bahwa Tingkat kepercayaan sistem
pemerintahan dan hukum merupakan suatu keyakinan yang mendasari setiap
masyarakat dalam hal ini kaitannya Wajib Pajak kepada sistem
pemerintahan dan hukum yang berada di Indonesia dan hubungannya
terhadap pelaksanaan sistem perpajakan di Indonesia apakah telah sesuai
dengan yang diharapkan masyarakat atau malah tidak sesuai dengan harapan
masyarakat (Fitriana, 2013:4).
46
4. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Willingness To Pay Taxes
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan (Tjiptono, 2007:110). Definisi lain kualitas adalah derajat yang
dicapai oleh karateristik yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan.
Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau
jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain
merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah
suatu ukuran seberapa jauh produk mampu memenuhi persyaratan atau
spesifikasi kualitas yang ditetapkan (Lupiyoadi, 2006:175).
Kualitas pelayanan yang baik akan meningkatkan kemauan wajib
pajak dalam membayar pajak, penelitian mengenai kualitas pelayanan telah
dilakukan oleh beberapa penelitian seperti penelitian yang dilakukan oleh
Setyonugroho (2012) kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan pajak berpengaruh. efektifitas sistem perpajakan berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak. Kualitas pelayanan berpengaruh.
Berdasarkan uraian di atas gambaran menyeluruh tentang pengaruh
kualitas pelyanan, kesadaran, efektifitas sistem perpajakan, pemahaman,
tingkat kepecayaan pada sistem pemerintahan dan hukum dan kualitas
pelayanan terhadap kemauan membayar pajak yang merupakan kerangka
penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 2.1 dibawah ini.
47
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Uji Asumsi Klasik:
1. Uji Normalitas Data
2. Uji Multikolonieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas Data
2. Uji Reliabilitas Data
1. Efektifitas Sistem Perpajakan (X1)
2. Pemahaman (X2)
3. Tingkat Kepercayaan pada Sistem
Pemerintahan dan Hukum (X3)
4. Kualitas Pelayanan (X4)
Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan, Pemahaman, Tingkat
Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum, Kualitas
Layanan terhadap Willingness To Pay Taxes
Willingness To Pay Taxes (Y)
Uji Regresi Linier Berganda
1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
2. Persamaan Linier Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji Secara Simultan (Uji F)
2. Uji Secara Parsial (Uji t)
Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
48
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan pada gambar 2.1
maka akan dijelaskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara efektifitas sistem perpajakan
terhadap willingness to pay taxes
2. Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan antara pemahaman terhadap
willingness to pay taxes
3. Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan antara tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum terhadap willingness to pay taxes
4. Ha4 : Terdapat pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan pajak
terhadap willingness to pay taxes
5. Ha5 : Terdapat pengaruh signifikan antara efektifitas sistem perpajakan,
pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum, kualitas pelayanan pajak terhadap willingness to pay taxes
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di KPP Pratama Pancoran dan
penelitian dilakukan pada tahun 2015. Adapun yang akan dibahas terbatas
hanya pada seberapa besar pengaruh efektifitas sistem perpajakan, pemahaman,
tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan
pajak terhadap willingness to pay taxes pada KPP Pratama Pancoran.
Sebagai variabel independent dalam penelitian ini adalah efektifitas
sistem perpajakan (X1), pemahaman (X2), tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum (X3), kualitas pelayanan pajak (X4). Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah willingness to pay taxes (Y).
B. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:117) menyatakan bahwa populasi, yaitu suatu
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti supaya dapat
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
berupa keseluruhan wajib pajak yang berada pada Kantor Pelayanan Pajak di
Jakarta Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience
sampling, yaitu anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan
kemudahan memperoleh data yang dibutuhkan, atau unit sampel yang ditarik
50
mudah untuk diukurnya dan bersifat kooperatif (Hamid, 2012:18). Teknik
pemilihan sampel ini dipilih karena pertimbangan lokasi yang mudah untuk
dijangkau sehingga dapat memudahkan peneliti dalam pengumpulan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data
sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan kemauan
membayar pajak.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah wajib pajak yang
berada di wilayah Jakarta Selatan. Pengumpulan data kuesioner dilakukan
dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuesioner
disampaikan dan dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan
Supomo, 2002:154).
51
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi
responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kemencengan distribusi (kurtosis dan skewness)
(Ghozali, 2013:23).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah
ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur yang
menunjukkan bahwa instrumen pengukur mampu mengukur apa yang
diukur. Menurut Ghozali (2013:56) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan
membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total
Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir
pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada
rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2013:56).
52
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga.
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini
digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu,
yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat
dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach
alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen
tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu
hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji
realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan di
uji. (Ghozali, 2013:58).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
53
a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2013:167) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan
metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi
normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model
Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal,
untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov-smirnov). (Ghozali,
2013:164).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah suatu
model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen).
Pengujian multikolinearitas dilihat dari besaran VIF (variance inflation
factor) dan tolerance. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF =
1/Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan
nilai VIF < 10 (Ghozali, 2013:107).
54
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroksiditas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroksiditas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau jika terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2013:141).
Pada saat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
ditentukan dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel
terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot
menunjukkan suatu pola titik yang bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas, serat titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:141).
4. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2013:101) menyatakan koefisien determinasi
bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas
menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted
R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari
dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5,
55
maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat
estimasi.
Semakin besar angka R² maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Jika R² semakin kecil berarti semakin lemah model tersebut
untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.
b. Persamaan Regresi Linier Berganda
Sesuai dengan masalah penelitian yang ditulis, yaitu untuk
menganalisis pengaruh variabel.Untuk dapat menganalisis pengaruh
variabel persepsi efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum dan kualitas
pelayanan terhadap kemauan membayar pajak, maka teknik analisis data
yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda dirumuskan
sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + ei
Dimana:
Y : Variabel willingness to pay taxes
a : Konstanta
b1….b4 : Koefisien regresi
X1 : Variabel persepsi efektifitas sistem perpajakan
X2 : Variabel pemahaman
X3 : Variabel tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum
X4 : Variabel kualitas pelayanan
56
5. Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2013:101).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai signifikan lebih kecil
dari pada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai signifikan lebih besar dari pada 0,05
maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2013:103). Dalam penelitian ini
menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji
yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah
kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda
57
sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠)
pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu
arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan
Purwanto, 2009:88 - 89).
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:191) dalam menentukan
kriteria dalam uji parsial (Uji t) two tailed test dapat dilihat sebagai
berikut:
1) Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel
Apabila thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi
a) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima.
b) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak.
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.
1. Kemauan Membayar Pajak / Willingness To Pay Taxes (Y)
Setyonugroho (2012:7) menyatakan bahwa pengukuran kemauan
membayar pajak yaitu:
a. Jumlah pajak yang tidak memberatkan, wajib pajak akan membayarkan
pajaknya jika jumlah pajak sesuai dengan penghasilan wajib pajak dan
tidak memberatkan wajib pajak
58
b. Keadilan sanksi perpajakan, suatu sanksi dikatakan adil jika sanksi
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan memberikan sanksi
secara adil
c. Pemanfaatan pajak yang tepat, wajib pajak akan melakukan pembayaran
jika pajak digunakan sesuai dengan manfaatnya seperti pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat
d. Pelayanan yang baik, kemauan membayar pajak akan meningkat dengan
pelayanan yang baik oleh aparat pajak.
2. Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan
Menurut Fitriana (2013:4) menyatakan bahwa persepsi efektifitas
sistem perpajakan terdiri dari:
a. Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling. Wajib pajak dapat
melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.
b. Pembayaran melalui e-banking yang memudahkan wajib pajak dalam
melakukan pembayaran dimana dan kapan saja.
c. Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan di berbagai
tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar.
d. Peraturan perpajakan dapat diakses dengan lebih cepat melalui internet
tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP.
e. Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-register
dari website pajak untuk memudahkan wajib pajak memperoleh NPWP.
3. Pemahaman
Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan wajib pajak
antara lain dibuktikan dengan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak
59
(NPWP). Peningkatan jumlah pajak tercapai seiring dengan peningkatan
jumlah wajib pajak. Pemberian NPWP dapat digunakan untuk
meningkatkan jumlah wajib pajak yang terdaftar (Sutari dan Wardani,
2013:2), adapun indikator yang digunakan untuk variael pemahaman adalah
sebagai berikut:
a. Kepemilikan NPWP dengan melakukan pendaftaran pada kantor pajak
dan sesuai dengan domisili.
b. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib
pajak
c. Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi administrasi
d. Pengetahuan dan pemahaman mengenai tarif penghasilan tidak kena
pajak
e. Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui sosialisasi
f. Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training pajak yang
mereka ikut.
4. Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum
Di beberapa negara maju yang memberlakukan wajib pajak, warga
negara mendapatkan tunjangan dari negara, misalnya tunjangan untuk yang
pengangguran, tunjangan kesehatan gratis, pendidikan dasar gratis,
transportasi yang nyaman,dll. Keuntungan-keuntungan secara langsung
maupun tidak langsung ini mendorong wajib pajak untuk memenuhi
kewajibannya untuk membayar pajak dengan kesadaran penuh bahwa
mereka akan mendapatkan imbalannya melalui fasilitas yang telah
60
dirancang oleh pemerintah. Secara otomatis keinginan untuk mengingkari
kewajiban membayar pajak akan terkikis (Handayani, 2012:5).
Kepercayaan adalah sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan
perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai
yang sama Doney et.al., (1998) dalam Handayani (2012:8). Variabel ini
diukur dengan instrumen pertanyaan yang diadaptasi dari penelitian James
et al., (2005) yang dilakukan di Rusia sebelum, selama dan sesudah masa
transisi perubahan sistem pemerintahan, yang terdiri dari empat item
pertanyaan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
Kepercayaan terhadap sistem pemerintahan ditetapkan (2) Kepercayaan
terhadap sistem hukum (3) Kepercayaan terhadap politisi akan politik
pemerintah dan (4) Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang
dialokasikan kembali ke rakyat dengan kepercayaan terhadap pemungutan
pajak, kepercayaan pengalokasian pajak untuk pembangunan dan
kepercayaan akan pengalokasian pajak demi kepentingan rakyat
(Handayani, 2012:8).
5. Kualitas Pelayanan Pajak
Kualitas pelayanan adalah ukuran sejauh mana pelayanan yang
diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan (Assegaf, 2009:173).
Pelayanan Pajak dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
Wajib Pajak adalah melalui Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) yang
dirasakan perlu untuk lebih diberdayakan lagi elemen kualitas pelayanannya
yang meliputi (Setyonugroho, 2012:6):
61
a. Prosedur Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak sebagaimana
yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-
09/PJ.9/1995 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi Perpajakan dan
Buku Pedoman Pelayanan Umum, maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2) Mengutamakan keramahan, kelancaran, keterbukaan dan kejelasan
dalam pemberian informasi dan pelayanan kepada Wajib Pajak.
3) Pelayanan yang mudah, tepat, cepat dan professional.
4) Pelayanan yang adil dan tanpa biaya.
5) Diperlukan budaya kerja yang tinggi, responsif dan efektif.
6) Kepuasan Wajib Pajak menjadi tanggung jawab KPP
b. Organisasi
Pembentukan TPT di KPP bersamaan dengan implementasi
Sistem Informasi Perpajakan (SIP) berdasarkan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor: SE-09/PJ.9/1995 tanggal 20 Oktober 1995, untuk
memberikan kejelasan tanggung jawab tugas-tugas administrasi,
pemberian informasi, dan pelayanan kepada Wajib Pajak di TPT menjadi
tanggung jawab Kepala Seksi TUP, sedangkan tugas-tugas penyediaan
data dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan komputer menjadi
tanggung jawab Kepala Seksi PDI.
62
c. Sumber Daya Manusia
Penunjukan petugas pajak yang bertugas di TPT dilakukan
melalui Nota Dinas Kepala KPP yang dilakukan setiap bulan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Berpenampilan menarik serta ramah.
2) Menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik.
3) Integritas dan dedikasi yang tinggi.
4) Kemapuan berkomunikasi yang baik serta dapat mengoperasikan
komputer.
5) Pengetahuan yang memadai di bidang perpajakan bagi yang
ditempatkan di information desk.
6) Penunjukan koordinasi harian/mingguan yang bertanggung jawab.
d. Sarana dan prasarana
Petugas pajak dituntut untuk mampu melayani setiap Wajib Pajak
dengan baik, sopan santun, memiliki rasa hormat kepada Wajib Pajak
sebagai pelanggan, serta memiliki keahlian dan pengetahuan dibidang
pajak yang tentunya akan menujang kualitas dari pelayanan dari petugas
pajak kepada Wajib Pajak. Selain itu, peralatan yang dimilik oleh kantor
pajak tentunya juga diperlukan seperti alat komunikasi, komputer, ruang
tunggu yang bagus, nomor antrian, serta peralatan penunjang lainnya.
63
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Butir
Pertanyaan Skala
Pengukuran Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan (X1) Fitriana (2013:4)
Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling
1. Melaporkan pajak lebih mudah 2. Melaporkan pajak lebih cepat
1,2
Likert
Pembayaran melalui e-banking
3. Memudahkan wajib pajak melakukan pembayaran pajak dimana saja
4. Memudahkan wajib pajak melakukan pembayaran pajak kapan saja
3,4
Likert
Penyampaian SPT melalui drop box
5. Penyampaian SPT di berbagai tempat tidak harus di KPP
5
Likert
Peraturan perpajakan dapat diakses dengan lebih cepat melalui internet
6. Peraturan yang diakses melalui internet
6
Likert
Pendaftaran NPWP 7. Pendaftran NPWP dilakukan secara online
8. Mempersingkat waktu
7,8 Likert
Pemahaman (X2) Sutari dan Warhani (2013:2)
Kepemilikan NPWP 1. Pendaftaran NPWP pada kantor pajak
2. Kepemilikan NPWP pada kantor pajak sesuai domisili
9,10 Likert
Pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak
3. Mengetahui pembayaran pajak tepat waktu
4. Mengetahui hak sebagai wajib pajak
11,12
Likert
Pengetahuan dan pemahaman mengenai sanksi pajak
5. Mengetahui sanksi pajak berupa sanksi administrai
13 Likert
Pengetahuan dan pemahaman mengenai penghasilan tidak kena pajak
6. Pengetahuan dan pemahaman mengenai tarif penghasilan tidak kena pajak
14 Likert
Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui sosialisasi
7. Wajib pajak harus mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui sosialisasi
15 Likert
Mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training pajak yang mereka ikuti
8. Wajib pajak harus mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training pajak yang mereka ikuti
16 Likert
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
64
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Butir
Pertanyaan Skala
Pengukuran Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum (X3) Handayani, (2012:8)
Kepercayaan terhadap sistem pemerintahan
1. Kepercayaan wajib pajak dengan sistem pemerintahan
17
Likert
Kepercayaan terhadap sistem hukum
2. Kepercayaan akan hukum yang ditetapkan
18
Likert
Kepercayaan terhadap politisi
3. Kepercayaan akan politik pemerintahan
19
Likert
Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali ke rakyat
4. Kepercayaan terhadap pemungutan pajak
5. Kepercayaan pengalokasian pajak untuk pembangunan
6. Kepercayaan akan pengalokasian pajak untuk kepentingan rakyat
20,21,22 Likert
Kualitas Pelayanan (X4) Setyonugroho, (2012:6)
Prosedur Pelayanan 1. Pelayanan sesuai standar dan prosedur yang telah ditetapkan
2. Mengutamakan keramahan, kelancaran, keterbukaan dan kejelasan dalam pemberian informasi dan pelayanan kepada Wajib Pajak
3. Pelayanan yang mudah, tepat, cepat dan professional.
4. Pelayanan yang adil dan tanpa biaya
23,24,25,26 Likert
Organisasi 1. kejelasan tanggung jawab tugas-tugas administrasi, pemberian informasi
27 Likert
Sumber Daya Manusia
2. Berpenampilan menarik serta ramah
3. Menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik
4. Integritas dan dedikasi yang tinggi.
5. Kemapuan berkomunikasi yang baik serta dapat mengoperasikan komputer
28,29,30, 31 Likert
Sarana dan Prasarana
1. alat komunikasi, komputer, ruang tunggu yang bagus, nomor antrian
32 Likert
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
65
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Sub Variabel Indikator Butir
Pertanyaan Skala
Pengukuran
Kemauan
Membayar
Pajak
Setyonugroho
(2012)
Jumlah pajak yang
tidak memberatkan
1. Jumlah pajak sesuai dengan
penghasilan wajib pajak
2. Tidak memberatkan wajib
pajak
33,34
Likert
Keadilan sanksi
Perpajakan
3. Sanksi pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku
4. Memberikan sanksi secara
adil
35,36
Likert
Peamanfaatan pajak
yang tepat
5. Pajak digunakan sebagai
pembangunan
6. Pajak yang digunakan
sebagai kesejahteraan
masyarakat
37,38
Likert
Pelayanan yang baik 7. Pelayanan yang baik yang
diberikan aparat pajak
39 Likert
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi oada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran. Kriteria Wajib Pajak Orang
Pribadi itu sendiri adalah sekumpulan atau wajib pajak yang mempunyai
penghasilan melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan sudah
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
secara langsung yang peneliti lakukan kepada para responden dan
penyebaran kuesioner ini dilakukan pada bulan Februari 2014. Kuesioner
yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah yang kembali sebanyak 95
buah atau 95%, jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 5 buah atau
5%, kuesioner yang tidak dapat diolah sebanyak 7 atau 7% dan kuesioner
yang dapat diolah sebanyak 88 atau 88%. 7 kuesioner yang tidak dapat
diolah dikarenakan kuesioner tidak terisi dengan penuh dan tidak
mencantumkan semua identitas sehingga kuesioner tersebut tidak dapat di
analisis. Gambaran mengenai data sampel dapat dalam tabel berikut:
67
Tabel 4.1
Distribusi Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Jumlah kuesioner yang disebar 100 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali (5) (5%)
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah (7) (7%)
4 Kuesioner yang dapat diolah 88 88%
Sumber data: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur
responden, pendidikan terakhir responden. Responden yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak orang pribadi pada KPP Pratama
Pancoran. Kuesioner disebar dengan harapan dapat diisi berdasarkan Wajib
Pajak Orang Pribadi, sehingga akan menghasilkan suatu penelitian yang
balance.
Pada karakteristik reponden, terdapat 88 responden yang terdiri dari
para Wajib Pajak Orang Pribadi yang dapat mewakili dan menjadi
responden. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Pria 59 67%
Wanita 29 33%
Total 88 100%
Sumber: data primer yang diolah
68
Jika disajikan dalam bentuk grafik karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin tampilannya sebagai berikut:
Gambar 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan grafik di atas berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa
responden dengan jenis kelamin pria lebih mendominasi, terlihat dari
jumlah responden sebanyak 59 responden atau 67% adalah pria dan 29
responden atau 33% adalah wanita. Hal ini sesuai dengan bukti yang
peneliti temukan dalam lapangan, dimana lebih banyak pria yang datang ke
KPP setempat untuk melakukan aktivitas perpajakannya.
Pada tabel 4.3 berikut ini disajikan data mengenai karakteristik
responden berdasarkan umur responden.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
20 – 24 tahun 17 19%
25 – 35 tahun 47 53%
> 35 tahun 24 28%
Total 88 100%
Sumber: data primer yang diolah
69
Jika disajikan dalam grafik karakteristik responden berdasarkan
umur responden maka tampilannya sebagai berikut:
Gambar 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan grafik di atas berdasarkan umur responden terlihat
bahwa umur responden 20 – 24 tahun berjumlah 17 responden atau sebesar
19%, umur responden 25 – 35 tahun berjumlah 47 responden atau sebesar
53%, umur responden di atas 35 tahun berjumlah 24 responden atau sebesar
28%.
pada Tabel 4.4 berikut ini mengenai karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir responden.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
D3 8 9%
S1 67 76%
S2 13 15%
S3 0 0%
Total 88 100%
Sumber: data primer yang diolah
70
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka tampilan karakteristik
responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan grafik di atas berdasarkan pendidikan terakhir yang
dimiliki responden terlihat bahwa responden berpendidikan terakhir D3
berjumlah 8 responden atau sebesar 9%, responden berpendidikan terakhir
S1 berjumlah 67 responden atau sebesar 76%, responden berpendidikan
terakhir S2 berjumlah 13 responden atau sebesar 15%.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan
gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean)
dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu efektifitas sistem
perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum, kualitas pelayanan pajak, willingness to pay taxes disajikan sebagai
berikut:
71
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PE 88 3.00 5.00 4.0891 .48779 PM 88 3.00 5.00 4.1473 .45335 TK 88 3.00 5.00 4.0909 .47282 PL 88 3.00 5.00 4.0966 .41507 WP 88 3.00 5.00 4.1678 .44322
Valid N (listwise) 88
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa jumlah
responden (N) ada 88. Dari 88 responden ini variabel efektifitas sistem
perpajakan memiliki nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean
4,0891, dengan standar deviasi 0,48779, pemahaman memiliki nilai
minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,1473, dengan standar deviasi
0,45335, tingkat kepercayaan sistem pemerintahan dan hukum memiliki
nilai minimum 3, nilai maksimum 5, nilai mean 4,0909 dengan standar
deviasi 0,47282 dan kualitas pelayanan memiliki nilai minimum 3, nilai
maksimum 5, nilai mean 4,0966 dengan standar deviasi 0,41507 Sedangkan
pada variabel dependen (willingness to pay taxes) nilai minimum 3, nilai
maksimum 5, nilai mean 4,1678 dengan standar deviasi 0,44322.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap
responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan
rtabel. Nilai rtabel 0,213, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 88 - 2 = 86,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,213. Setiap butir pertanyaan
72
dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan rtabel (Ghozali, 2013:56). Berdasarkan hasil
pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena
koefisien korelasi (rhitung) > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil
uji validitas dari variabel persepsi efektifitas sistem perpajakan dengan
88 sampel responden.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Efektifitas Sistem Perpajakan
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
PE1 0,483 0,213 Valid
PE2 0,420 0,213 Valid
PE3 0,455 0,213 Valid
PE4 0,680 0,213 Valid
PE5 0,628 0,213 Valid
PE6 0,547 0,213 Valid
PE7 0,722 0,213 Valid
PE8 0,640 0,213 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel efektifitas sistem perpajakan terdiri atas 8 butir
pernyataan, dari ke - 8 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel
di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel pemahaman
dengan 88 sampel responden.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
PM1 0,452 0,213 Valid
PM2 0,658 0,213 Valid
PM3 0,690 0,213 Valid
PM4 0,488 0,213 Valid
PM5 0,646 0,213 Valid
PM6 0,692 0,213 Valid
PM7 0,630 0,213 Valid
PM8 0,438 0,213 Valid
Sumber: data primer yang diolah
73
Variabel pemahaman terdiri atas 8 butir pernyataan, dari ke - 8
butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini
menunjukkan hasil uji validitas dari variabel tingkat kepercayaan pada
sistem pemerintahan dan hukum dengan 88 sampel responden.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kepercayaan
pada Sistem Pemerintahan dan Hukum
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
TK1 0,753 0,213 Valid
TK2 0,691 0,213 Valid
TK3 0,482 0,213 Valid
TK4 0,647 0,213 Valid
TK5 0,531 0,213 Valid
TK6 0,507 0,213 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum terdiri atas 6 butir pernyataan, dari ke - 6 butir pernyataan adalah
valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji validitas
dari variabel kualitas pelayanan pajak dengan 88 sampel responden.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan Pajak
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
PL1 0,512 0,213 Valid
PL2 0,606 0,213 Valid
PL3 0,455 0,213 Valid
PL4 0,468 0,213 Valid
PL5 0,578 0,213 Valid
PL6 0,448 0,213 Valid
PL7 0,544 0,213 Valid
PL8 0,516 0,213 Valid
PL9 0,559 0,213 Valid
PL10 0,535 0,213 Valid
Sumber: data primer yang diolah
74
Variabel kualitas pelayanan pajak terdiri atas 10 butir pernyataan,
dari ke - 10 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah
ini menunjukkan hasil uji validitas dari variabel willingness to pay taxes
dengan 88 sampel responden.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Willingness To Pay Taxes
Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria
WP1 0,514 0,213 Valid
WP2 0,635 0,213 Valid
WP3 0,518 0,213 Valid
WP4 0,515 0,213 Valid
WP5 0,546 0,213 Valid
WP6 0,434 0,213 Valid
WP7 0,549 0,213 Valid
Sumber: data primer yang diolah
Variabel willingness to pay taxes terdiri atas 10 butir pernyataan,
dari ke - 10 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen
telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang
digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan
bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu
pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
0,70 dalam (Ghozali, 2013:58).
75
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
N of
Items
Keterangan
Efektifitas Sistem Perpajakan 0,841 8 Reliabel
Pemahaman 0,848 8 Reliabel
Tingkat Kepercayaan pada Sistem
Pemerintahan dan Hukum
0,828 6 Reliabel
Kualitas Pelayanan 0,831 10 Reliabel
Willingness To Pay Taxes 0,798 7
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
efektifitas sistem perpajakan sebesar 0,841, variabel pemahaman sebesar
0,848, variabel tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum sebesar 0,828, variabel kualitas pelayanan sebesar 0,831 dan
variabel willingness to pay taxes sebesar 0,798. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner semua variabel ini
reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
76
normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen
dan variabel dependen yaitu persepsi efektifitas sistem perpajakan,
pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum,
kualitas pelayanan dan willingness to pay taxes (Y) keduanya memiliki
distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), adapun penjelasan mengenai uji
normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:167):
1) Hasil Uji Normalitas secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal.
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat
menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali,
2013:164). Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat
dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut
ini:
77
Gambar 4.4
Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber: data primer yang diolah
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
karena asumsi normalitas (Ghozali 2013:164).
2) Hasil Uji Normalitas secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2013:165). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-
smirnov adalah sebagai berikut:
78
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 88
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .29491119
Most Extreme Differences Absolute .085 Positive .081 Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .799 Asymp. Sig. (2-tailed) .546
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa
nilai unstandardized residual memiliki nilai sig. > 0,05, ini
mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) PE .435 2.299
PM .927 1.079
TK .653 1.531
PL .368 2.715
a. Dependent Variable: WP
Sumber: data primer yang diolah
79
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance
inflation factor (VIF) disekitar angka 1. efektifitas sistem perpajakan
mempunyai nilai tolerance 0,435, pemahaman mempunyai nilai
tolerance 0,927, tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum mempunyai nilai tolerance 0,653, kualitas pelayanan mempunyai
nilai tolerance 0,368 dan persepsi efektifitas sistem perpajakan
mempunyai nilai VIF 2,299, pemahaman mempunyai nilai VIF 1,079,
tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum mempunyai
nilai VIF 1,531 dan kualitas pelayanan mempunyai nilai VIF 2,715.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak
terdapat problem multikolinearitas karena nilai tolerance di atas 0,10 dan
nilai VIF (variance inflation factor) di bawah 10.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi
variabel tidaksama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat
pada gambar berikut:
80
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data primer yang diolah
Dari grafik Scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat
bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali 2013:141).
4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menentukan seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka
perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun
hasil uji determinasi Adjusted R2.
81
Tabel 4.14
Hasil Uji Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .746a .557 .536 .30193 2.227
a. Predictors: (Constant), PL, PM, TK, PE b. Dependent Variable: WP
Sumber: data primer yang diolah
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi
berganda (R), koefisien determinasi (Adj R Square), dan koefisien
determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel
model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi
berganda (R) sebesar 0,746. Ini menunjukkan bahwa variabel efektifitas
sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum dan kualitas pelayanan terhadap willingness to
pay taxes mempunyai hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,557
dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R
Square) adalah 0,536. Hal ini berarti 53,6% variasi dari willingness to
pay taxes bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (persepsi
efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada
sistem pemerintahan dan hukum dan kualitas pelayanan). Sedangkan
sisanya (100% - 53,6% = 46,4%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
ada dalam penelitian ini, seperti kesadaran (Fikriningrum dan
Syafruddin, 2012), Preferensi risiko (Adiasa, 2013), norma moral
(Permadi, 2013).
82
b. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .019 .466 .042 .967
PE .202 .101 .222 2.004 .048
PM .175 .074 .179 2.365 .020
TK .255 .085 .272 3.007 .003
PL .379 .128 .355 2.953 .004
a. Dependent Variable: WP
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di
atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 0,019 + 0,202 X1 + 0,175 X2 + 0,225 X3 + 0,379 X4
5. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Hasil Uji F (Simultan)
Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho,
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima
dan menolak Ha.
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9.524 4 2.381 26.117 .000b
Residual 7.567 83 .091
Total 17.090 87 a. Dependent Variable: WP b. Predictors: (Constant), PL, PM, TK, PE
Sumber: data primer yang diolah
83
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari hasil uji F
diperoleh nilai Fhitung sebesar 26,117 > Ftabel sebesar 2,48 dengan tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi
efektifitas sistem perpajakan, pemahaman, tingkat kepercayaan pada
sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan terhadap willingness
to pay taxes berpengaruh secara simultan (bersama-sama).
b. Hasil Uji t (Parsial)
Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17,
jika nilai signifikan < 0,05 maka Ho ditolak, sedangkan jika nilai
signifikan > 0,05 maka Ho diterima. (Ghozali, 2013:103).
Tabel 4.17
Hasil Uji t (Parsial) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .019 .466 .042 .967
PE .202 .101 .222 2.004 .048
PM .175 .074 .179 2.365 .020
TK .255 .085 .272 3.007 .003
PL .379 .128 .355 2.953 .004
a. Dependent Variable: WP
Sumber: data primer yang diolah
84
Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.17 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Pengaruh Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Willingness To
Pay Taxes
Hasil uji hipotesis 1 yang ditunjukkan pada tabel 4.17, terlihat
bahwa thitung koefisien efektifitas sistem perpajakan adalah 2,004,
Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena
digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2
menjadi 0,025 dan df = 86 (didapat dari rumus n – 2, dimana n adalah
jumlah data, 88 – 2 = 86). Didapat ttabel adalah 1,98.
Variabel efektifitas sistem perpajakan memiliki nilai sig.
(0,048) < 0,05 artinya signifikan, sedangkan thitung > ttabel, (2,004 >
1,98), Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa efektifitas sistem perpajakan berpengaruh signifikan
terhadap willingness to pay taxes, hal ini menunjukan bahwa semakin
baiknya persepsi efektifitas sistem perpajakan maka akan semakin
baik willingness to pay taxes. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Syafruddin (2012) yang menyatakan
bahwa faktor kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
85
2) Pengaruh Pemahaman terhadap Willingness To Pay Taxes
Hasil uji hipotesis 2 yang ditunjukkan pada tabel 4.17, terlihat
bahwa thitung koefisien pemahaman adalah 2,365, Sedang ttabel bisa
dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis
dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025 dan df =
86 (didapat dari rumus n – 2, dimana n adalah jumlah data, 88 – 2 =
86). Didapat ttabel adalah 1,98.
Variabel persepsi pemahaman memiliki nilai sig. (0,020) <
0,05 artinya signifikan, sedangkan thitung > ttabel, (2,365 > 1,98), Hal ini
berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
pemahaman berpengaruh signifikan terhadap willingness to pay taxes,
hal ini menunjukan bahwa semakin baiknya pemahaman maka akan
semakin baik willingness to pay taxes. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fikriningrum dan Syafruddin
(2012) yang menyatakan bahwa Hasil penelitian yang telah dilakukan,
disimpulkan bahwa faktor kesadaran membayar pajak, pengetahuan
dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas
efektifitas sistem perpajakan dan pelayanan fiskus berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
3) Pengaruh Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan
Hukum terhadap Willingness To Pay Taxes
Hasil uji hipotesis 3 yang ditunjukkan pada tabel 4.17, terlihat
bahwa thitung koefisien tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan
dan hukum adalah 3,007, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
86
dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari
ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025 dan df = 86 (didapat dari rumus n
– 2, dimana n adalah jumlah data, 88 – 2 = 86). Didapat ttabel adalah
1,98.
Variabel tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan
hukum memiliki nilai sig. (0,003) < 0,05 artinya signifikan, sedangkan
thitung > ttabel, (3,007 > 1,98), Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum berpengaruh signifikan terhadap willingness
to pay taxes, hal ini menunjukan bahwa semakin baiknya tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum maka akan
semakin baik willingness to pay taxes. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi (2014) dengan hasil
penelitian bahwa kesadaran, pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem
pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem
perpajakan berpengaruh.
4) Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Willingness To Pay Taxes
Hasil uji hipotesis 4 yang ditunjukkan pada tabel 4.17, terlihat
bahwa thitung koefisien kualitas pelayanan adalah 2,953, Sedang ttabel
bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan
87
hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 86 (didapat dari rumus n – 2, dimana n adalah jumlah data,
88 – 2 = 86). Didapat ttabel adalah 1,98.
Variabel kualitas pelayanan memiliki nilai sig. (0,004) < 0,05
artinya signifikan, sedangkan thitung > ttabel, (2,953 > 1,98), Hal ini
berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap willingness to pay
taxes, hal ini menunjukan bahwa semakin baiknya kualitas pelayanan
maka akan semakin baik willingness to pay taxes. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyonugroho (2012)
yang menyatakan bahwa Kesadaran membayar pajak tidak
berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh. Persepsi yang baik
atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak. Kualitas pelayanan berpengaruh.
.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa persepsi efektifitas
sistem perpajakan, pemahaman dan tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum berpengaruh positif terhadap willingness to pay
taxes. Responden penelitian ini berjumlah 88 orang Wajib Pajak. Berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap
permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa secara parsial
variabel efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap
willingness to pay taxes.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa secara parsial
variabel pemahaman berpengaruh positif terhadap willingness to pay taxes.
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa secara parsial
variabel tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum
berpengaruh positif terhadap willingness to pay taxes.
4. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa secara parsial
variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap willingness to pay
taxes
89
5. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda penelitian secara simultan
ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen (persepsi
efektifitas sistem perpajakan, pemahaman dan tingkat kepercayaan pada
sistem pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan) terhadap variabel
dependen (willingness to pay taxes).
B. Saran
Berdasarkan teori pada penelitian dan hasil penelitian, maka dapat
dibuat suatu saran sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa efektivitas sistem perjakan
berpengaruh terhadap willingness to pay taxes, maka sebaiknya bagi kantor
pelayanan pajak lebih meningkatkan efektifitas sistem perpajakan dengan
melakukan perbaikan sistem perpajakan dengan menggunakan teknologi
yang lebih baik lagi sehingga wajib pajak akan lebih mudah melakukan
pembayaran pajak.
2. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel pemahaman
memiliki pengaruh terhadap willingness to pay taxes, maka bagi pihak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran sebaiknya lebih meningkatkan
pemahaman mengenai pajak dengan memberikan penyuluhan kepada wajib
pajak mengenai perpajakan.
3. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel tingkat
kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum memiliki pengaruh
terhadap willingness to pay taxes, maka bagi pihak Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pancoran sebaiknya perlu melakukan peraturan yang lebih ketat
90
lagi dalam perbaikan sistem pemerintahan. Dalam penegakan hukum
pemerintah perlu melakukan tindakan yang tegas dan sesuai aturan yang
ada.
4. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan
memiliki pengaruh terhadap willingness to pay taxes, maka bagi pihak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pancoran sebaiknya meningkatkan kualitas
pelayanan dengan melakukan pelatihan bagi pegawai pajak, sehingga dapat
melayani wajib pajak lebih baik lagi
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel atau mengganti
dengan variabel lain yang berpengaruh terhadap willingness to pay taxes
karena masih terdapat 46,4% yang dapat mempengaruhi willingness to pay
taxes.
91
DAFTAR PUSTAKA
Adiasa, Nirawan, “Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko”, Accounting Analysis Journal, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013.
Alfiani, Rahman, “Analisis Efektivitas Pemeriksaan dan Penagihan Pajak dalam
Pelaksanaan Program Intensifikasi Pajak terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No.2, h.1-13, Jakarta, 2010.
Andi dan Puspa, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak Wajib Pajak Badan Di Kota Padang”, Jurnal Universitas Padang, Padang, 2014.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu, “Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu”,
Kencana, Jakarta, 2006. Fikriningrum, Winda Kurnia dan Muchamad Syafruddin “Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari)”, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 1-15, Semarang, 2012.
Fitriana, Sylvia, “Pengaruh Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan,
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan dan Tingkat Kepercayaan Sistem Pemerintahan dan Hukum terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 2, No. 3 Riau, 2013.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi”, Edisi 7, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2013. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Skripsi”, Edisi I. FEIS UIN Press Grafika Karya
Utama, Jakarta, 2012. Handayani Sapti Wuri, et,al, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin, 2012.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=13,
diakses pada tanggal 23 Agustus 2013. http://www.ekonomi-holic.com// http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/, diakses pada tgl 23 Agustus 2013. Indriantoro, dan Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
92
Lovihan, Siska, “Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan dan Pemahaman Peraturan Perpajakan dan Kualitas Layanan terhadap Kemauan Membayar Pajak Wajib Orang Pribadi di Kota Tomohon”, Jurnal Akuntansi, Jakarta, 2013.
Lupiyoadi, Rambat, et al, “Manajemen Pemasaran”, Edisi Kesebelas, PT. Indeks,
Jakarta, 2008. Mardiasmo,“Perpajakan”, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta, 2011. Muliari, Ni Ketut, “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan
Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar, 2009.
Nugroho, Rahman Adi dan Zulaikha, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan untuk Membayar Pajak dengan Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang Tengah Satu), Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 2, Halaman 1-11, Semarang, 2012.
Permadi, “Studi Kemauan Membayar Pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi
yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Kasus Pada KPP Pratama Tampan Pekanbaru)”, Jurnal Ekonomi, Volume 21, Nomor 2 Juni 2013, Riau, 2013.
Priyatno, Dwi, “Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik”,
Edisi Pertama, Mediakom, Jakarta, 2008. Probondari, Ryanni Z “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bintan”, Jurnal Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Riau, 2013.
Ramadiansyah, Sudjana dan Dwiatmanto, “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Singosari)”, Jurnal e-Perpajakan, No. 1 volume 1 tahun 2014, Surabaya, 2014.
Setyonugroho, Hariyadi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surabaya Tegalsari” Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, h. 1-15, Surabaya, 2012.
Suandy, Erly, “Hukum Pajak”, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Suharyadi dan Purwanto, “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Buku
2”, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
93
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2012. Suryadi, “Model Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survey di Wilayah Jatim”, Jurnal Keuangan Publik, Vol. 4 No.1:105-121, Jawa Timur, 2006.
Sutari dan Dewi Kusuma Wardani, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak Sebagai Perwujudan Masyarakat Madani”, Jurnal Prosiding Seminar Nasional 2013, ISBN: 978-979-98438-8-3, Jakarta, 2013.
Tatiana, Vanessa Rantung dan Priyo Hari Adi, “Dampak Program Sunset Policy
Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar”, Makalah Simposium Nasional Perpajakan II, Madura, 2009.
Tjiptono, Fandy, “Strategi Pemasaran”, Edisi ke Tiga, Yogyakarta, Andi, 2008. Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
undang No. 7 tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan. Undang-undang Republik Indonesia No. 16 tahun 2000 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Waluyo, “Akuntansi Pajak”, Edisi 2, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta,
2011. Widayati dan Nurlis. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak WAjib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir Tiga)”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
Wulandari, Permata. “Self Assesment Pajak Penghasilan pada Wajib Pajak”
Jurnal Pajak, 2007. Wulandari, Permata. “Self Assesment Pajak Penghasilan pada Wajib pajak”
Jurnal Pajak, Jakarta, 2007.
94
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI EFEKTIFITAS SISTEM
PERPAJAKAN, PEMAHAMAN, TINGKAT KEPERCAYAAN PADA
SISTEM PEMERINTAHAN DAN HUKUM, KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP WILLINGNESS TO PAY TAXES
(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pancoran)
Aljuni Vernorth Nuzul
NIM. 208082000059
JURUSAN AKUNTANSI PAJAK
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
95
Yang Terhormat
Bapak/Ibu/Sdr Responden
Di Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untk meluangkan waktunya dalam mengisi
kuesioner yang akan saya pergunakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir.
Kuesioner ini digunakan untuk menganalisis “Analisis Pengaruh
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan,pemahaman,tingkat kepercayaan
pada sistem pemerintahan dan Hukum, Kualitas Pelayanan terhadap
Willingness To Pay Taxes“.
Bapak/Ibu/Sdr dapat dengan bebas menentukan jawaban sesuai dengan
yang diyakini. Identitas dan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dalam kuesioner
ini akan dijaga kerahasiaanya.
Demikian permohonan ini, saya meminta maaf atas segala keterbatasan
dan kesederhanaan dalam penyampaian. Atas bantuan dan partisipasi yang
Bapak/Ibu/Sdr berikan, saya sampaikan terima kasih.
Jazzakumullah Khairan Katsier.
Wassalmualaikum Wr.Wb
Jakarta, Januari 2015
Pembimbing I, Penulis,
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Aljuni Vernorth Nuzul.
96
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
A. Pertanyaan Umum
Beri tanda ( X ) atau ( √ ) pada identitas pengenal Bapak,/Ibu/Saudara
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Umur Responden : 20 – 24 25 – 35 >35 Tahun
4. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya
B. Pernyataan Penelitian
Data pada bagian ini akan digunakan untuk keperluan analisis. Pernyataan
dibawah ini untuk mengetahui pendapat anda tentang pengaruh persepsi efektifitas
sistem perpajakan, pemahaman dan tingkat kepercayaan pada sistem
pemerintahan dan hukum, kualitas pelayanan terhadap willingness to pay taxes
(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pancoran). Pada setiap pertanyaan
telah disediakan bagian lima poin skala disampingnya dengan keterangan sebagai
berikut:
1. Sangat setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Netral (N)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat tidak setuju (STS)
Anda diminta untuk memberikan jawaban yang tersedia di samping pertanyaan
sesuai dengan jawaban/keadaan anda dengan cara memberi tanda cheklist (√).
97
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan (X1)
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling
dapat mempermudah wajib pajak dalam
melaporkan pajak
2. Sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-filling
dapat mempercepat dalam melaporkan pajak
3. Pembayaran melalui e-banking dapat
mempermudah wajib pajak dalam melakukan
transaksi pembayaran dimana saja, tanpa harus
membayar pada kantor pajak
4. Pembayaran melalui e-banking dapat
mempermudah wajib pajak dalam melakukan
transaksi pembayaran pajak kapan saja sesuai
waktu yang dimiliki wajib pajak
5. Penyampaian SPT melalui drop box
mempermudah wajib pajak dan tidak perlu ke
Kantor Pelayanan Pajak
6. Pengaksesan peraturan pajak melalui internet
dapat mempercepat sosialisasi
7. Pendaftaran NPWP secara online dapat
meningkatkan kemauan wajib pajak dalam
melakukan pendaftaran
8. Pendaftaran NPWP secara online dapat
mempersingkat waktu pendaftaran
Pemahaman (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS
9. Seorang warga Negara harus mendaftarkan
NPWP pada kantor pajak
10. Pendaftaran Kepemilikan NPWP dilakukan
sesuai domisili
11. Pembayaran pajak harus dilakukan tepat waktu
12. Wajib pajak harus mengetahui hak sebagai wajib
pajak
13. Wajib pajak harus mengetahui sanksi
administrasi perpajakan
14. Wajib pajak harus mengetahui dan memahami
mengenai tarif penghasilan tidak kena pajak
15. Wajib pajak harus mengikuti sosialisasi dalam
rangka mengetahui dan memahami peraturan
pajak
16. Wajib pajak hendaknya mengikuti training pajak
dalam rangka mengetahui dan memahami
peraturan pajak
98
Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum (X3)
No Pernyataan SS S N TS STS
17. Wajib pajak percaya dengan sistem pemerintah
dalam perpajakan
18. Wajib pajak percaya dengan hukum yang
ditetapkan dalam perpajakan
19. Wajib pajak percaya dengan politik
pemerintahan
20. Wajib pajak percaya dengan pemungutan pajak
untuk pembangunan
21. Wajib pajak percaya dengan pengalokasian pajak
untuk pembangunan
22. Wajib pajak percaya dengan pengalokasian pajak
untuk kepentingan rakyat
Kualitas pelayanan (X4)
No Pernyataan SS S N TS STS
23. Pelayanan yang dibeikan sesuai standar dan
prosedur yang telah ditetapkan
24. Pegawai pada Kantor pajak melayani wajib pajak
dengan mengutamakan keramahan, kelancaran,
keterbukaan dan kejelasan dalam pemberian
informasi
25. Pegawai pada KPP melayani wajib pajak dengan
tepat, cepat dan professional
26. Pegawai pada KPP melayani wajib pajak dengan
adil dan tanpa biaya
27. Pegawai melayani wajib pajak dengan kejelasan
tanggung jawab tugas-tugas administrasi
28. Pegawai pada KPP berpenampilan menarik dan
ramah kepada wajib pajak
29. Pegawai pada KPP melayani wajib pajak dengan
menunjukan prilaku yang simpatik
30. Pegawai pada KPP memiliki integritas dan
dedikasi yang tinggi
31. Pegawai pada KPP memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dan mampu
mengoperasikan komputer dengan baik
32. Alat komunikasi, komputer, ruang tunggu yang
bagus dan nomor antrian telah dimiliki oleh KPP.
99
Kemauan Membayar Pajak (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS
33. Pajak yang dibebankan kepada wajib pajak
sesuai dengan penghasilan
34. Saya tidak merasa berat dalam melakukan
pembayaran pajak
35. Saya akan membayar pajak karena sesuai dengan
peraturan yang berlaku
36. Pemerintah memberikan sanksi kepada pajak
secara adil
37. Saya yakin bahwa pajak digunakan sebagai
pembangunan
38. Saya akan membayar pajak karena saya yakin
akan digunakan sebagai kesejahteraan
masyarakat
39. Saya akan membayar pajak karena pelayanan
yang baik yang diberikan aparat pajak
----------TERIMA KASIH----------
100
Lampiran 2: Data Mentah Hasil Jawaban Responden
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan (X1)
No PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 PE6 PE7 PE8 Total Rata-Rata
1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00 2 3 4 4 3 4 4 3 3 28 3,50
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 4 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,00
5 5 5 4 5 4 4 5 5 37 4,63 6 3 3 3 3 4 4 3 3 26 3,25 7 4 4 5 4 3 4 4 4 32 4,00
8 4 4 5 4 4 5 4 4 34 4,25 9 3 3 4 3 3 4 3 3 26 3,25
10 5 5 4 5 5 4 5 5 38 4,75 11 4 4 4 4 3 3 4 4 30 3,75 12 4 5 4 5 4 4 4 5 35 4,38
13 5 4 5 4 5 5 5 4 37 4,63 14 3 4 3 4 3 3 3 4 27 3,38
15 4 3 4 3 4 4 4 3 29 3,63 16 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,13 17 4 5 5 5 5 5 5 5 39 4,88
18 3 3 4 4 4 4 4 4 30 3,75 19 4 4 3 3 3 3 3 3 26 3,25
20 5 5 5 4 4 4 5 4 36 4,50 21 4 4 5 5 5 5 5 5 38 4,75 22 3 4 4 4 3 3 4 4 29 3,63
23 4 4 5 5 4 4 5 5 36 4,50 24 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4,88
25 4 5 4 4 4 5 4 4 34 4,25 26 4 3 3 3 4 4 3 3 27 3,38 27 5 4 5 5 5 4 5 5 38 4,75
28 3 4 3 4 4 4 3 4 29 3,63 29 5 5 4 2 5 4 4 2 31 3,88
30 5 4 4 4 5 5 4 4 35 4,38 31 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00
32 4 4 4 3 3 4 4 3 29 3,63 33 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4,13 34 5 5 4 5 5 5 5 5 39 4,88
35 4 4 5 5 4 5 5 5 37 4,63 36 4 4 3 4 3 3 4 4 29 3,63
37 3 4 5 5 3 3 3 5 31 3,88 38 4 5 4 4 4 5 4 4 34 4,25 39 3 4 4 3 3 4 3 3 27 3,38
40 5 4 3 4 5 4 5 4 34 4,25 41 3 4 3 2 3 4 3 2 24 3,00
42 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4,13
101
No PE1 PE2 PE3 PE4 PE5 PE6 PE7 PE8 Total Rata-Rata 43 5 4 5 3 4 5 4 3 33 4,13 44 4 4 4 4 4 5 4 4 33 4,13 45 4 5 4 5 5 5 5 5 38 4,75 46 4 4 4 3 4 4 4 3 30 3,75 47 5 4 5 5 4 4 4 5 36 4,50 48 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4,13 49 4 3 4 4 4 4 4 4 31 3,88 50 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 51 5 4 5 4 4 5 4 4 35 4,38 52 4 4 4 4 4 4 3 4 31 3,88 53 5 5 5 4 4 4 4 4 35 4,38 54 3 5 3 4 5 5 4 4 33 4,13 55 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 56 5 4 5 4 4 5 3 4 34 4,25 57 5 4 5 3 4 4 4 3 32 4,00 58 5 4 5 4 4 4 4 4 34 4,25 59 4 4 4 5 4 5 4 5 35 4,38 60 4 4 4 5 5 5 5 5 37 4,63 61 5 4 5 5 4 4 4 5 36 4,50 62 4 5 4 2 4 4 4 2 29 3,63 63 5 5 5 3 3 3 3 3 30 3,75 64 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4,13 65 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4,13 66 4 5 4 4 4 4 3 3 31 3,88 67 5 4 5 4 5 5 4 4 36 4,50 68 5 4 5 5 5 5 5 5 39 4,88 69 5 4 5 4 4 4 3 3 32 4,00 70 4 5 4 5 5 5 4 4 36 4,50 71 5 5 5 5 5 5 4 4 38 4,75 72 5 4 5 4 4 4 5 5 36 4,50 73 4 4 4 4 4 4 5 5 34 4,25 74 4 4 4 4 4 4 3 3 30 3,75 75 4 3 4 4 4 4 3 3 29 3,63 76 3 4 3 5 5 5 5 4 34 4,25 77 4 4 4 4 5 5 4 3 33 4,13 78 4 4 4 3 2 2 3 3 25 3,13 79 5 5 5 3 4 4 4 4 34 4,25 80 4 5 4 4 4 4 5 4 34 4,25 81 5 5 5 4 5 3 4 4 35 4,38 82 5 4 5 5 5 4 4 4 36 4,50 83 4 4 4 4 4 5 5 5 35 4,38 84 4 4 4 4 4 3 3 4 30 3,75 85 5 3 5 3 3 4 4 3 30 3,75 86 4 4 4 5 5 5 5 5 37 4,63 87 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 88 4 3 4 3 3 3 3 4 27 3,38
102
Pemahaman (X2)
No PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 PM8 Total Rata-Rata
1 3 3 3 3 4 3 4 3 26 3,25 2 4 4 4 5 5 4 5 4 35 4,38 3 4 5 5 4 4 5 4 4 35 4,38
4 5 3 3 4 4 3 3 5 30 3,75 5 4 4 4 4 4 4 5 5 34 4,25
6 3 5 5 5 5 5 5 3 36 4,50 7 3 4 5 4 4 4 5 3 32 4,00 8 4 3 4 4 4 3 4 4 30 3,75
9 3 5 4 5 5 5 4 3 34 4,25 10 5 3 4 3 3 3 4 5 30 3,75
11 3 4 5 5 5 4 5 4 35 4,38 12 4 5 4 5 5 5 4 5 37 4,63 13 5 3 3 3 3 3 3 4 27 3,38
14 3 3 4 3 3 3 3 4 26 3,25 15 4 4 4 4 4 4 4 3 31 3,88
16 5 5 5 5 5 5 5 4 39 4,88 17 5 5 4 4 5 5 5 5 38 4,75 18 3 3 3 3 3 3 3 4 25 3,13
19 4 4 4 4 4 4 3 4 31 3,88 20 4 4 5 5 4 4 5 4 35 4,38
21 3 3 4 4 3 3 4 5 29 3,63 22 5 5 4 4 5 5 4 4 36 4,50
23 4 4 3 4 4 4 3 5 31 3,88 24 4 4 4 5 4 4 4 5 34 4,25 25 5 5 5 4 5 5 5 4 38 4,75
26 3 3 3 4 3 3 3 3 25 3,13 27 4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,88
28 5 5 5 4 5 5 5 5 39 4,88 29 4 4 4 5 4 4 4 4 33 4,13 30 3 3 3 4 3 3 3 3 25 3,13
31 4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,88 32 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,00
33 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 34 3 3 4 4 4 3 4 3 28 3,50 35 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
36 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4,88 37 5 4 5 5 4 4 5 4 36 4,50
38 3 4 3 3 4 4 3 4 28 3,50 39 4 5 4 4 4 5 4 5 35 4,38 40 4 3 4 4 4 3 4 3 29 3,63
41 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,00 42 4 5 4 4 4 5 4 5 35 4,38
43 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3,00 44 4 4 4 3 3 4 4 4 30 3,75
103
No PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 PM8 Total Rata-Rata
46 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,00 47 4 4 4 5 5 4 4 4 34 4,25 48 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
49 4 3 4 5 4 3 4 3 30 3,75 50 5 4 5 4 5 4 5 4 36 4,50
51 4 3 4 3 4 4 4 4 30 3,75 52 4 5 4 5 4 4 4 4 34 4,25 53 4 3 4 5 5 4 4 4 33 4,13
54 5 4 5 4 4 5 5 5 37 4,63 55 4 5 4 5 4 4 4 4 34 4,25
56 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 57 5 4 5 4 4 4 5 4 35 4,38 58 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
59 4 5 4 4 4 4 4 4 33 4,13 60 4 4 4 4 4 5 4 5 34 4,25
61 5 4 5 5 4 4 3 4 34 4,25 62 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 63 4 5 5 4 4 3 4 5 34 4,25
64 4 4 4 5 4 5 4 5 35 4,38 65 4 5 4 4 4 4 5 5 35 4,38
66 4 3 4 4 4 4 5 4 32 4,00 67 4 4 5 4 4 4 4 4 33 4,13
68 4 5 5 5 4 4 4 4 35 4,38 69 4 5 5 4 4 4 4 5 35 4,38 70 5 5 4 4 5 4 4 4 35 4,38
71 4 4 5 4 4 5 4 5 35 4,38 72 4 4 5 5 4 4 4 5 35 4,38
73 4 5 4 4 5 4 4 4 34 4,25 74 4 4 5 5 4 4 5 5 36 4,50 75 4 5 5 4 5 4 5 5 37 4,63
76 3 4 4 4 4 4 4 4 31 3,88 77 4 4 4 4 4 3 4 4 31 3,88
78 4 4 5 5 5 5 5 5 38 4,75 79 5 5 4 4 4 5 4 4 35 4,38 80 4 5 4 5 4 4 4 4 34 4,25
81 5 5 4 4 4 4 4 4 34 4,25 82 5 4 5 4 4 4 5 5 36 4,50
83 4 5 5 5 4 4 5 5 37 4,63 84 4 5 5 5 5 4 4 5 37 4,63 85 5 4 4 3 5 4 4 4 33 4,13
86 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00 87 4 4 3 4 3 4 3 3 28 3,50
88 4 3 4 4 4 3 5 4 31 3,88
104
Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum (X3)
No TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 Total Rata-Rata
1 3 3 3 3 3 3 18 3,00 2 3 3 3 3 4 4 20 3,33 3 4 4 4 4 4 4 24 4,00
4 5 5 5 5 5 5 30 5,00 5 5 4 5 5 4 4 27 4,50
6 3 3 3 3 3 3 18 3,00 7 3 3 3 3 3 3 18 3,00 8 5 4 5 5 4 4 27 4,50
9 4 3 4 4 3 3 21 3,50 10 4 5 4 4 5 5 27 4,50
11 3 4 3 3 4 3 20 3,33 12 5 5 5 5 5 5 30 5,00 13 4 4 4 4 4 4 24 4,00
14 4 4 4 4 4 4 24 4,00 15 3 3 3 3 3 3 18 3,00
16 4 4 4 4 4 4 24 4,00 17 5 5 5 5 5 5 30 5,00 18 4 4 4 4 4 4 24 4,00
19 5 4 3 5 4 5 26 4,33 20 4 5 4 4 4 4 25 4,17
21 5 4 5 5 5 5 29 4,83 22 3 3 3 3 4 3 19 3,17
23 5 5 4 5 5 5 29 4,83 24 4 4 5 4 5 4 26 4,33 25 5 4 4 5 4 5 27 4,50
26 4 3 3 4 3 4 21 3,50 27 4 5 5 4 5 4 27 4,50
28 4 5 3 4 4 4 24 4,00 29 4 4 4 4 4 4 24 4,00 30 5 5 5 5 5 5 30 5,00
31 5 5 3 5 5 5 28 4,67 32 4 4 3 4 4 4 23 3,83
33 4 4 4 4 4 4 24 4,00 34 4 4 5 4 4 4 25 4,17 35 5 5 5 5 5 5 30 5,00
36 4 4 3 4 4 4 23 3,83 37 5 5 4 5 5 4 28 4,67
38 4 3 4 4 3 4 22 3,67 39 3 4 3 3 4 4 21 3,50 40 4 4 5 4 4 4 25 4,17
41 5 5 4 5 5 5 29 4,83 42 4 4 4 4 4 4 24 4,00
43 5 4 4 5 4 5 27 4,50 44 5 4 4 5 4 4 26 4,33
105
No TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 Total Rata-Rata
45 5 5 4 5 5 4 28 4,67 46 4 4 4 4 4 4 24 4,00 47 4 4 4 4 4 4 24 4,00
48 4 4 5 4 4 4 25 4,17 49 4 4 4 4 5 4 25 4,17
50 4 4 3 4 4 4 23 3,83 51 5 4 4 5 5 3 26 4,33 52 4 3 3 4 4 4 22 3,67
53 4 4 4 4 4 5 25 4,17 54 5 4 5 5 4 4 27 4,50
55 4 4 4 4 4 4 24 4,00 56 5 5 4 5 5 4 28 4,67 57 4 4 3 4 4 5 24 4,00
58 4 4 4 4 4 4 24 4,00 59 5 4 3 5 4 4 25 4,17
60 5 5 3 5 5 4 27 4,50 61 4 4 3 4 4 4 23 3,83 62 4 4 3 4 4 4 23 3,83
63 5 4 3 5 4 4 25 4,17 64 4 4 3 4 4 4 23 3,83
65 3 5 3 4 5 4 24 4,00 66 4 4 4 4 4 5 25 4,17
67 4 4 4 4 4 5 25 4,17 68 3 4 3 4 4 5 23 3,83 69 4 4 4 5 4 3 24 4,00
70 3 4 3 4 4 4 22 3,67 71 4 4 4 5 4 4 25 4,17
72 3 4 3 4 5 4 23 3,83 73 4 4 4 4 5 4 25 4,17 74 3 4 3 4 3 4 21 3,50
75 4 4 4 4 3 4 23 3,83 76 3 4 3 3 5 4 22 3,67
77 4 4 4 4 4 3 23 3,83 78 4 4 4 4 3 3 22 3,67 79 4 5 4 4 4 5 26 4,33
80 5 5 5 3 5 5 28 4,67 81 5 5 5 4 4 4 27 4,50
82 4 4 4 4 4 4 24 4,00 83 4 4 4 4 5 4 25 4,17 84 4 4 4 4 3 4 23 3,83
85 4 4 4 5 4 3 24 4,00 86 4 4 3 3 5 4 23 3,83
87 5 5 4 4 4 4 26 4,33 88 5 5 5 5 3 3 26 4,33
106
Kualitas pelayanan (X4)
No PL1 PL2 PL3 PL4 PL5 PL6 PL7 PL8 PL9 PL10 Total Rata-Rata
1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 3,10 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 33 3,30 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5,00 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 47 4,70
6 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 34 3,40 7 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 37 3,70 8 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 43 4,30
9 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 33 3,30 10 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 46 4,60
11 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 36 3,60 12 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 43 4,30 13 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 48 4,80
14 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 32 3,20 15 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 38 3,80
16 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 46 4,60 17 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 45 4,50 18 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 35 3,50
19 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 35 3,50 20 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 47 4,70
21 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 43 4,30 22 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 36 3,60
23 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 42 4,20 24 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 48 4,80 25 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 43 4,30
26 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 35 3,50 27 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 46 4,60
28 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 36 3,60 29 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47 4,70 30 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 45 4,50
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3,00 32 5 3 3 3 4 4 5 4 4 4 39 3,90
33 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 42 4,20 34 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46 4,60 35 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48 4,80
36 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3,80 37 5 5 4 5 3 3 4 4 5 5 43 4,30
38 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 39 3,90 39 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 36 3,60 40 3 5 4 4 5 5 3 4 4 4 41 4,10
41 3 5 4 5 3 3 4 5 5 5 42 4,20 42 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 40 4,00
43 4 5 4 3 5 5 4 5 4 5 44 4,40 44 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,90
107
No PL1 PL2 PL3 PL4 PL5 PL6 PL7 PL8 PL9 PL10 Total Rata-Rata
45 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 43 4,30 46 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 43 4,30 47 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 41 4,10
48 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,90 49 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 41 4,10
50 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 41 4,10 51 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 39 3,90 52 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 41 4,10
53 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 42 4,20 54 4 4 4 5 3 5 5 4 4 5 43 4,30
55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00 56 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 43 4,30 57 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 45 4,50
58 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 42 4,20 59 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41 4,10
60 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 43 4,30 61 5 4 4 3 5 3 4 4 5 4 41 4,10 62 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 42 4,20
63 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 42 4,20 64 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 42 4,20
65 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 39 3,90 66 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 44 4,40
67 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 42 4,20 68 5 5 4 4 5 3 4 5 4 4 43 4,30 69 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 39 3,90
70 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 40 4,00 71 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 47 4,70
72 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 43 4,30 73 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 37 3,70 74 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 40 4,00
75 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 38 3,80 76 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 38 3,80
77 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41 4,10 78 4 2 2 5 4 4 4 3 4 4 36 3,60 79 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 45 4,50
80 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 44 4,40 81 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 47 4,70
82 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 44 4,40 83 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 40 4,00 84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,00
85 4 5 5 4 5 5 3 3 3 4 41 4,10 86 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 3,80
87 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 38 3,80 88 4 4 5 4 4 5 3 4 3 4 40 4,00
108
Kemauan Membayar Pajak (Y)
No WP1 WP2 WP3 WP4 WP5 WP6 WP7 Total Rata-Rata
1 3 3 3 3 3 3 3 21 3,00 2 4 4 4 4 4 4 3 27 3,86 3 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
4 5 5 5 5 5 5 5 35 5,00 5 5 5 4 5 5 4 5 33 4,71
6 4 3 3 4 4 3 4 25 3,57 7 5 4 5 5 5 5 5 34 4,86 8 4 4 5 4 4 5 4 30 4,29
9 3 3 4 3 3 4 3 23 3,29 10 5 5 4 5 5 4 5 33 4,71
11 4 4 3 4 4 5 3 27 3,86 12 5 5 5 5 5 4 4 33 4,71 13 4 4 4 4 4 3 5 28 4,00
14 4 4 4 4 4 4 3 27 3,86 15 3 3 3 3 3 4 4 23 3,29
16 4 4 4 4 4 5 5 30 4,29 17 5 5 5 5 5 4 5 34 4,86 18 4 3 4 4 3 3 3 24 3,43
19 5 4 5 4 4 4 4 30 4,29 20 4 5 4 5 4 5 4 31 4,43
21 5 4 5 5 5 4 3 31 4,43 22 3 4 4 3 3 4 5 26 3,71
23 5 4 5 4 4 5 4 31 4,43 24 4 5 5 5 5 5 5 34 4,86 25 5 5 4 5 5 4 5 33 4,71
26 4 3 3 4 3 3 4 24 3,43 27 4 4 5 4 5 5 4 31 4,43
28 4 4 3 4 4 3 4 26 3,71 29 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00 30 5 5 4 5 5 4 5 33 4,71
31 3 4 3 4 3 3 3 23 3,29 32 5 5 4 5 5 4 5 33 4,71
33 5 5 5 5 5 5 5 35 5,00 34 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00 35 5 5 5 5 5 5 5 35 5,00
36 3 3 3 3 3 3 3 21 3,00 37 3 5 5 5 5 5 5 33 4,71
38 4 5 4 4 5 4 4 30 4,29 39 3 4 4 4 4 4 4 27 3,86 40 5 4 3 3 4 3 3 25 3,57
41 3 4 3 5 5 5 3 28 4,00 42 4 5 4 5 4 4 4 30 4,29
43 5 4 5 3 3 3 4 27 3,86 44 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
109
No WP1 WP2 WP3 WP4 WP5 WP6 WP7 Total Rata-Rata
45 4 5 4 4 4 4 5 30 4,29 46 4 4 4 5 5 5 5 32 4,57 47 4 4 5 4 4 5 5 31 4,43
48 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00 49 4 3 4 3 4 4 4 26 3,71
50 5 4 4 4 5 4 4 30 4,29 51 4 4 5 4 4 5 3 29 4,14 52 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
53 4 4 5 4 4 4 5 30 4,29 54 5 5 3 5 5 5 4 32 4,57
55 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00 56 4 4 5 4 4 5 4 30 4,29 57 5 4 5 4 5 4 5 32 4,57
58 4 4 5 4 4 4 4 29 4,14 59 4 4 4 4 4 5 4 29 4,14
60 4 5 5 5 4 5 4 32 4,57 61 5 4 4 4 3 4 5 29 4,14 62 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
63 5 3 5 3 4 5 5 30 4,29 64 4 4 4 5 4 4 4 29 4,14
65 4 4 4 4 5 3 3 27 3,86 66 4 5 4 4 5 4 5 31 4,43
67 5 4 4 5 4 4 5 31 4,43 68 5 4 4 5 4 3 5 30 4,29 69 4 4 5 5 4 4 4 30 4,29
70 4 5 4 4 4 3 4 28 4,00 71 5 5 5 4 4 4 5 32 4,57
72 4 4 4 5 4 3 4 28 4,00 73 3 4 3 5 4 4 3 26 3,71 74 4 4 4 3 5 3 4 27 3,86
75 3 3 3 4 5 4 3 25 3,57 76 4 4 4 5 4 3 4 28 4,00
77 4 4 4 4 4 4 4 28 4,00 78 4 4 4 3 5 4 4 28 4,00 79 5 5 4 4 4 4 5 31 4,43
80 5 5 5 5 4 5 5 34 4,86 81 5 5 5 4 4 5 4 32 4,57
82 5 4 4 4 5 4 4 30 4,29 83 4 4 4 5 5 4 4 30 4,29 84 4 4 4 3 4 4 4 27 3,86
85 5 3 4 4 4 4 4 28 4,00 86 4 4 3 5 4 4 4 28 4,00
87 4 4 4 4 5 5 4 30 4,29 88 4 3 5 4 5 5 4 30 4,29
110
Lampiran 3: Hasil Pengolahan SPSS 20.0
Persepsi Efektifitas Sistem Perpajakan (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 88 100.0
Excludeda 0 .0
Total 88 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.841 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PE1 4.18 .687 88 PE2 4.14 .610 88 PE3 4.22 .669 88 PE4 3.99 .780 88 PE5 4.07 .708 88 PE6 4.15 .687 88 PE7 4.00 .711 88 PE8 3.95 .801 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PE1 28.51 12.414 .483 .833 PE2 28.56 13.008 .420 .839 PE3 28.48 12.620 .455 .836 PE4 28.70 11.084 .680 .808 PE5 28.63 11.685 .628 .815 PE6 28.55 12.136 .547 .826 PE7 28.69 11.273 .722 .803 PE8 28.74 11.161 .640 .813
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
32.69 15.227 3.902 8
111
Pemahaman (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 88 100.0
Excludeda 0 .0
Total 88 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.848 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PM1 4.09 .637 88 PM2 4.14 .730 88 PM3 4.22 .633 88 PM4 4.18 .653 88 PM5 4.14 .591 88 PM6 4.05 .659 88 PM7 4.16 .641 88 PM8 4.19 .658 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PM1 29.07 10.846 .452 .845 PM2 29.02 9.632 .658 .820 PM3 28.94 9.985 .690 .817 PM4 28.98 10.643 .488 .841 PM5 29.02 10.344 .646 .823 PM6 29.11 9.849 .692 .816 PM7 29.00 10.161 .630 .824 PM8 28.97 10.815 .438 .847
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33.16 13.147 3.626 8
112
Tingkat Kepercayaan pada Sistem Pemerintahan dan Hukum (X3)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 88 100.0
Excludeda 0 .0
Total 88 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.828 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TK1 4.15 .670 88 TK2 4.14 .591 88 TK3 3.85 .720 88 TK4 4.18 .635 88 TK5 4.15 .635 88 TK6 4.08 .611 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
TK1 20.40 5.277 .753 .765 TK2 20.41 5.739 .691 .782 TK3 20.69 5.847 .482 .827 TK4 20.36 5.682 .647 .790 TK5 20.40 5.989 .531 .813 TK6 20.47 6.137 .507 .818
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
24.55 8.044 2.836 6
113
Kualitas Pelayanan (X4)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 88 100.0
Excludeda 0 .0
Total 88 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.831 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PL1 4.14 .681 88 PL2 4.17 .682 88 PL3 3.99 .686 88 PL4 4.13 .622 88 PL5 4.18 .687 88 PL6 4.00 .743 88 PL7 4.07 .675 88 PL8 4.14 .628 88 PL9 4.08 .572 88 PL10 4.08 .592 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
PL1 36.83 14.143 .512 .817 PL2 36.80 13.705 .606 .807 PL3 36.98 14.390 .455 .823 PL4 36.84 14.618 .468 .821 PL5 36.78 13.803 .578 .810 PL6 36.97 14.171 .448 .824 PL7 36.90 14.024 .544 .814 PL8 36.83 14.373 .516 .816 PL9 36.89 14.470 .559 .813 PL10 36.89 14.470 .535 .815
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
40.97 17.229 4.151 10
114
Willingness To Pay Taxes (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 88 100.0
Excludeda 0 .0
Total 88 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.798 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
WP1 4.20 .646 88 WP2 4.14 .628 88 WP3 4.15 .670 88 WP4 4.20 .664 88 WP5 4.23 .638 88 WP6 4.10 .679 88 WP7 4.15 .687 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
WP1 24.97 7.413 .514 .775 WP2 25.03 7.114 .635 .753 WP3 25.02 7.310 .518 .774 WP4 24.97 7.344 .515 .775 WP5 24.94 7.342 .546 .769 WP6 25.07 7.559 .434 .790 WP7 25.02 7.149 .549 .769
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
29.17 9.637 3.104 7
115
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PE 88 3.00 5.00 4.0891 .48779 PM 88 3.00 5.00 4.1473 .45335 TK 88 3.00 5.00 4.0909 .47282 PL 88 3.00 5.00 4.0966 .41507 WP 88 3.00 5.00 4.1678 .44322
Valid N (listwise) 88
Correlations
WP PE PM TK PL
Pearson Correlation
WP 1.000 .592 .158 .565 .687
PE .592 1.000 -.102 .470 .735
PM .158 -.102 1.000 -.085 .069
TK .565 .470 -.085 1.000 .574
PL .687 .735 .069 .574 1.000
Sig. (1-tailed)
WP . .000 .071 .000 .000 PE .000 . .172 .000 .000 PM .071 .172 . .215 .262 TK .000 .000 .215 . .000 PL .000 .000 .262 .000 .
N
WP 88 88 88 88 88
PE 88 88 88 88 88
PM 88 88 88 88 88
TK 88 88 88 88 88
PL 88 88 88 88 88
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .746a .557 .536 .30193 2.227
a. Predictors: (Constant), PL, PM, TK, PE b. Dependent Variable: WP
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9.524 4 2.381 26.117 .000b
Residual 7.567 83 .091
Total 17.090 87 a. Dependent Variable: WP b. Predictors: (Constant), PL, PM, TK, PE
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .019 .466 .042 .967 PE .202 .101 .222 2.004 .048 .435 2.299
PM .175 .074 .179 2.365 .020 .927 1.079
TK .255 .085 .272 3.007 .003 .653 1.531
PL .379 .128 .355 2.953 .004 .368 2.715
a. Dependent Variable: WP
117
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 88
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .29491119
Most Extreme Differences Absolute .085 Positive .081 Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .799 Asymp. Sig. (2-tailed) .546
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.