analisis pengaruh bauran promosi promotion mix)...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI
(PROMOTION MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH
TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH NASABAH
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)
Disusun Oleh:
Nur Ainy Rohmah
213-10-036
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SALATIGA
2015
i
ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI (PROMOTION
MIX) PRODUK SIMPANAN SYARIAH TERHADAP
PENINGKATAN JUMLAH NASABAH
(Studi Kasus pada Beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang)
Disusun Oleh:
Nur Ainy Rohmah
213-10-036
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )
SALATIGA
2015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Keberhasilan, Kebahagiaan dan Kelimpahan adalah Mudah dan
Pantas Didapatkan oleh Setiap Orang
-Robert Collier-
Melihat, Berfikir dan Bertindak
Skipsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku tercinta “Pa’e Ma’e”
Adik - adikku
Serta
Orang-orang yang selalu mendukungku
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikun Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk
yang paling sempurna, hanya kepada-Nya-lah tempat kita mengadu, karena Dia
Maha Memberi Pertolongan kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
senantiasa kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Rasa syukur yang
teramat dalam penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix) Produk Simpanan
Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada BMT
di Kota Salatiga dan Kab. Semarang”.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, dukungan,
bimbingan dan saran serta doa dari semua pihak. Dengan kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dalam penulisan skripsi ini:
1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pembelajaran hidup.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Ketua Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Perbankan
Syari’ah Program Sarjana Strata 1 (S1) IAIN Salatiga.
5. Bapak Taufikur Rahman, S.E, M.Si., selaku Dosen pembimbing atas
semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam
proses penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Alfred L., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh staf pengajar Jurusan S1 Perbankan Syari’ah atas semua ilmu
yang telah diberikan.
vii
8. Keluarga Besar Management BMT RAMADANA yang telah
memberikan semangat, motifasi, doa dan dukungannya, Bapak Dr. Faqih
Nabhan, M.Si., Ibu Ema Nur Setyawati, SE., Maz Adhe Nur Setyanto,
Mbak Winarti, Maz Alvana, Mbak Laela, Maz Wahid, dan yang tidak
bisa saya sebut satu persatu.
9. Manajer dan karyawan BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang
yang bersedia menjadi objek penelitian.
10. Pa’e (alm) dan Ma’e tercinta atas semua doa, kasih sayang, semangat,
ilmu, bekal hidup, motivasi, arahan, serta semua hal yang menjadikan
aku seseorang yang kuat. Semoga skripsi ini bisa menjadi salah satu kado
atas semua harapan kalian. Thanks and love you.
11. Adik ku Emy Masruroh yang juga dalam waktu bersamaan
menyelesaikan skripsinya, serta sibontot Faisal yang selalu ngamuk-
ngamuk tiap hari terimakasih atas dukungan, kasih sayang, dan doanya.
12. Keluarga besarku Kakung, Uti, Om, bulek, tante, pak dhe, bu dhe yang
selalu memberikan dukungan dalam semua hal.
13. “Mr. Cebret” Arya Rahmantika yang selalu memberikan semangat, kasih
sayang dan perhatiannya (kadang-kadang).
14. Rifky, Tukah, Idut, Dini, Alfi, Eka, Dwi, Icha, Ayu, Baihaqi, Hanan,
Tandi dan semua teman-teman PS-S1 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku. Sukses selalu
untuk kita.
15. Sahabat-sahabati PMII kota Salatiga.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, thanks..
viii
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aminn..
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, sumbang pikir dan koreksi sangat bermanfaat dalam
menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang ingin mengkaji dn
meneliti lebih lanjut lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga,
Penulis
Nur Ainy Rohmah
NIM 213. 10. 036
ix
ABSTRAK
Rohmah, Nur Ainy.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi (Promotion Mix)Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (StudiKasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab.Semarang).Jurusan S1-Perbankan Syariah.Fakultas Ekonomi dan BisnisIslam.Institut Agama Islam Negeri.Salatiga.Pembimbing: TaufikurRahman, S.E., M.Si.
Kata Kunci: Promotion Mix (Advertising, Sales Promotion, Public Relation,Personal Selling, dan Direct Marketing) dan Peningkatan JumlahNasabah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi bauranpromosi (Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap PeningkatanJumlah Nasabah (Studi Kasus Pada Beberapa BMT di Kota Salatiga dan Kab.Semarang). Penelitian ini menggunakan variabel independen Bauran Promosi(Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan DirectMarketing), sedangkan variabel dependennya peningkatan jumlah nasabah.
Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa nasabah BMT di KotaSalatiga dan Kab. Semarang tahun 2013-2014. Jumlah BMT di Kota Salatigadan Kabupaten Semarang yang di ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebihdari 250 nasabah per BMT. Sedangkan total populasi yang akan diambil adalah2.500 nasabah. Pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji asumsi klasik, uji validitas,uji reliabilitas dan analisis regresi berganda. Pengujian hipotesis menggunakanuji t, uji F dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bauran Promosi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah.. Akan tetapi jikasecara individu Advertising berpengaruh positif dan signifikan terhadappeningkatan jumlah nasabah, Personal Selling berpengaruh positif dansignifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah, Public Relation (Publisitas)berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah,sedangkan Salles Promotion dan Direct Marketing berpengaruh positif tetapitidak signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Nota Pembimbing .......................................................................................... ii
Pengesahan .................................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................... iv
Motto dan Persembahan ................................................................................. v
Kata Pengantar .............................................................................................. vi
Abstrak .......................................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................ xv
BAB I Pendahuluan ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 8
BAB II Landasan Teori .................................................................................. 10
A. Telaah Pustaka ............................................................................... 10
B. Kerangka Teori .............................................................................. 13
1. Pengertian Pemasaran ................................................................ 13
2. Pemasaran Jasa .......................................................................... 15
xi
2.1 Karakteristik Jasa ............................................................. 18
2.2 Bauran Pemasaran Jasa .................................................... 19
3. Pengertian Promosi .................................................................... 22
4. Promosi Penjualan ..................................................................... 25
5. Tujuan Promosi Penjualan.......................................................... 29
6. Alat-alat Promosi Penjualan ...................................................... 30
7. Anggaran Promosi Penjualan .................................................... 32
8. Hubungan Promotion Mix (Bauran Pemasaran) terhadap
peningkatan jumlah nasabah ...................................................... 34
9. Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudhorobah dan
Tabungan Mudhorobah .............................................................. 35
9.1. BMT .................................................................................. 35
9.2. Giro Wadiah ....................................................................... 36
9.3. Deposito Mudhorobah ........................................................ 37
9.4. Tabungan Mudhorobah ....................................................... 38
C. Kerangka Penelitian ....................................................................... 40
D. Hipotesis ........................................................................................ 41
BAB III Metode Penelitian ............................................................................. 43
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 43
C. Populasi dan Sampel....................................................................... 44
D. Jenis dan Sumber Data.................................................................... 47
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 48
F. Skala Pengukuran ........................................................................... 49
G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.................... 50
H. Instrumen Penelitian ...................................................................... 54
I. Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 56
a. Uji Realibilitas....................................................................... 56
b. Uji Validitas .......................................................................... 57
J. Alat Analisis .................................................................................. 57
1. Metode Deskriptif ...................................................................... 57
xii
2. Metode Kuantitatif .................................................................... 58
a. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 58
1. Uji Multicolliearity ......................................................... 58
2. Uji Heteroscedasticity .................................................... 58
3. Uji Autocorrelation......................................................... 59
4. Uji Normalitas ................................................................ 60
b. Uji Ketetapan Model ............................................................. 61
3. Uji Hipotesis .............................................................................. 62
a. Uji t-test ................................................................................ 62
b. Uji F ...................................................................................... 63
c. Analisis Regresi Linier Berganda........................................... 64
BAB IV Analisis Data .................................................................................... 66
A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 66
1. Gambaran Umum BMT.............................................................. 66
2. Gambaran Umum Responden..................................................... 80
B. Analisis Data .................................................................................. 83
1. Hasil Uji Analisis ....................................................................... 83
a. Uji Realibilitas....................................................................... 83
b. Uji Validitas .......................................................................... 84
2. Hasil Uji Asumsi Klasik............................................................. 85
a. Uji Multicollinearity .............................................................. 85
b. Uji Heteroscedasticity ........................................................... 87
c. Uji Autocorrelation................................................................ 88
d. Uji Normalitas ....................................................................... 89
3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R2) ....... 90
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 92
a. Uji t-test ................................................................................ 92
b. Uji F-test ............................................................................... 100
c. Analisis Regresi Berganda ..................................................... 102
xiii
BAB V Penutup.............................................................................................. 108
A. Kesimpulan .................................................................................... 108
B. Saran ............................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110
Lampiran ........................................................................................................ 114
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Peningkatan Jumlah Nasabah ........................................... 2
Tabel 3.1 Daftar Nama BMT yang diteliti .................................................. 44
Tabel 3.2 Daftar Nama-nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang ....... 45
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 80
Tabel 4.2 Usia Responden ........................................................................... 81
Tabel 4.3 Pendidikan Responden ................................................................. 81
Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan Responden .......................................................... 82
Tabel 4.5 Lama Responden menjadi Nasabah .............................................. 83
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................... 84
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Data ............................................................... 85
Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas .................................................................... 86
Tabel 4.9 Uj Heteroscedasticity ................................................................... 87
Tabel 4.10 Uji Autocorrelation ...................................................................... 88
Tabel 4.11 Uji Normalitas................................................................................ 90
Tabel 4.12 Uji Ketetapan Model/ Koefisien Determinasi ............................... 91
Tabel 4.13 Uji Secara Individual (Uji Ttest) .................................................... 93
Tabel 4.14 Uji Secara Serempak (Uji Ftest) .................................................... 100
Tabel 4.15 Uji Analisis Regresi Berganda ..................................................... 103
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner Penelitian ...................................................................... 115
Lampiran Gambaran Umum Responden ........................................................ 119
Lampiran Uji Reliabilitas ............................................................................... 121
Lampiran Uji Validitas .................................................................................. 123
Lampiran Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 128
Lampiran Uji Ketetapan Model ...................................................................... 130
Lampiran Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan ekonomi saat ini timbul bukan hanya pengaruh dari
inflasi dan deflasi. Pada sektor riil pun, seperti Industri Rumah Tangga
(IRT), pangan dan jasa juga mengalami hambatan. Hambatan pada sektor
riil terbesar adalah dalam permodalan terutama pada sektor Industri
Rumah Tangga mikro. Hambatan permodalan menjadi permasalah terbesar
saat seseorang ingin melakukan usaha. Salah satu solusi yang ditwarkan
atau dicari adalah lembaga keuangan berbasis syariah. Perbankan syariah
merupakan salah satu lembaga keuangan yang sedang mengalami
kemajuan sangat pesat saat ini. Hampir semua produk diperbankan
mempunyai unit usaha syariah. Dengan sistem bagi hasil yang dirasa
memiliki keadilan yang tinggi baik dalam pendanaan maupun
pembiayaaan (Ridwan, 2004).
Lahirnya BMT (Baitul Maal Wat Tamwil), di setiap daerah
merupakan imbas dari berkembangnya perbankan syariah. BMT (Baitul
Maal Wat Tamwil) merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKMS), yaitu lembaga keuangan mikro yang sistem
operasionalnya berlandaskan syariah Islam.
Hal ini mendorong perekonomian menengah ke bawah untuk
bersaing dan berkembang menjadi lebih kuat. Penyaluran dana dan
pembiayaan dalam BMT yang memiliki kemudahan di masyarakat,
2
memudahkan para pengusaha mikro dalam permodalan. Selain itu,
keberadaan BMT yang mudah ditemui membuka kesempatan dan
peningkatan kemampuan dalam melayani kebutuhan masyarakat yang
lebih luas (Ridwan, 2004).
Pertumbuhan BMT yang sangat pesat dan banyak, menimbulkan
persaingan yang ketat diantara masing-masing BMT. Hal ini mendorong
setiap BMT untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap
BMT harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam
lingkungan kerjanya.
Tabel 1.1
Daftar peningkatan nasabah BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang
2013-2014
No. Nama BMT 2013 2014
1 BMT Anda Salatiga 3452 3659
2 BMT RAMA Salatiga 2132 2287
3 BMT Al-Mu’awwanah Bringin 2876 3149
4 BMT Al-Ishlah Salatiga 1682 1821
5 BMT Mitra Usaha Karangjati 2163 2297
6 BMT Sumber Mulia Tuntang 2893 3149
7 BMT Bina Insani Bergas 3578 3779
8 BMT Amal Mulia Suruh 2574 2718
9 BMT Inti Muamalat Bandungan 3942 4128
10 BMT Mandiri Sejahtera Bawen 2986 3256
3
Tidak hanya itu saja, krisis ekonomi dan moneter Indonesia yang di
mulai sejak pertengahan tahun 1997, mengakibatkan permasalahan yang
dihadapi semakin komplek. Tidak hanya persaingan antar BMT tetapi juga
termasuk didalamnya bank BUMN maupun bank swasta lainnya. Masalah
yang timbul bagi pihak BMT adalah bagaimana agar pengguna jasa dapat
memilih produk sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak bank. Di sini
peran pemasaran sangat diperlukan untuk memperkenalkan keunggulan
dari jasa perbankan seperti tabungan, giro, tabungan, rekening koran dan
lain-lain dalam meningkatkan calon nasabah (Ridwan, 2004).
Dalam hal ini BMT harus mampu menyusun program pemasaran,
khususnya dalam pengembangan bauran pemasaran yang efektif untuk
melayani nasabah. Setiap BMT berusaha seoptimal mungkin dapat
menarik perhatian dan simpatik masyarakat, baik dalam menghimpun dana
maupun menambah jumlah nasabah. Salah satu cara untuk menghimpun
dana adalah dengan menawarkan produk tabungan. Produk yang
ditawarkan oleh BMT semakin beragam, dengan memberikan berbagai
kemudahan-kemudahan dan prosentase bagi hasil yang kompetitif. Hal ini
jika dilihat dari sudut pandang nasabah, berarti keuntungan buat nasabah,
karena semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan.
Berbagai macam cara dan strategi pemasaran yang dipergunakan,
mulai dari prosentase bagi hasil, memberikan hadiah kepada nasabah,
tidak adanya potongan administrasi, dan lain sebagainya. Di sini mulai
terlihat seberapa besarnya pengaruh pemasaran dalam suasana persaingan
4
tersebut. Sebagai perusahaan yang ingin menjadi pemenang dalam
persaingan harus menyusun strategi pemasaran yang tepat bagi
perusahaannya, yaitu dengan menentukan kebijakan bauran pemasaran
yang diterapkan dalam produk yang dipasarkan.
Salah satu unsur pemasaran yang banyak dilakukan oleh BMT dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut adalah dengan
promosi, tugas promosi adalah memastikan bahwa konsumen sasaran
mengetahui dan menyukai produk-produk jasa yang ditawarkan oleh bank.
Menurut Hiam alih bahasa Maulana (1996), promosi mempunyai tiga
tugas utama, yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan.
Untuk mempromosikan produknya, perusahaan perlu melakukan promosi
agar produknya dikenal dan masyarakatpun tertarik dengan produknya,
salah satunya adalah dengan promosi penjualan. Dalam hal ini produk
yang dihasilkan oleh BMT adalah jasa. Dalam melakukan promosi
penjualan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh BMT untuk menarik
ataupun menghimpun dana dari masyarakat, seperti dengan memberikan
hadiah langsung, undian berhadiah dan lainnya, sehingga nasabah tertarik
untuk menabung di BMT tersebut.
Adanya permasalahan nyata yang salama ini menunjukan promotion
mix belum sepenuhnya dapat dimaksimalkan melalui terapan – terapan
nyata, sehingga masih banyak masyarakat yang belum tau ataupun belum
tertarik pada BMT. Seharusnya ada langkah nyata yang dilakukan
manajemen atau pihak personalia untuk dapat memaksimalkan
5
peningkatan jumlah nasabah dengan menggunakan promotion mix. Karena
data dari beberapa referensi ataupun penelitian yang telah dilakukan,
adanya promotion mix yang dilakukan secara optimal akan dapat
menguntungkan suatu organisasi.
Mengapa pengetahuan konsumen penting bagi pemasar? Karena apa
yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli, dan kapan
membeli, akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-
hal tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan konsumen akan mempengaruhi
keputusan pembelian. Ketika konsumen memiliki pengetahuan yang lebih
banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan. Ia akan
lebih efisien dan lebih tepat dalam mengolah informasi serta mampu
merecall informasi dengan lebih baik.
Penelitian dilakukan oleh Asmoro (2011) mengenai pengaruh bauran
promosi terhadap minat beli menunjukkan bahwa dimensi periklanan,
promosi penjualan serta publikasi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap minat beli, sedangkan penjualan personal memiliki pengaruh
signifikan. Penelitian lain mengenai bauran promosi terhadap minat
pembelian (Sandy, 2012) menunjukkan bahwa periklanan, penjualan
langsung, promosi penjualan serta publisitas memiliki pengaruh signifikan
dengan promosi penjualan sebagai pengaruh yang paling dominan
terhadap minat penggunaan nasabah. Data jumlah peningkatan nasabah
pada latar belakang di atas menunjukkan minat beli nasabah cenderung
masih sedikit. Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor bauran promosi
6
yang mempengaruhi minat beli nasabah juga menunjukkan hasil berbeda.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan objek penelitian,
tahun penelitian maupun sampel yang digunakan. Dari perbedaan
penelitian terdahulu dapat dianalisis bagaimana pengaruh variabel
independen (bauran promosi) terhadap variabel dependen (Peningkatan
Jumlah Nasabah).
Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik
dan menganggap penting untuk melakukan penelitian tentang pemasaran
yang dilakukan oleh Baitul Mal wat Tamwil (BMT) se-Salatiga dan Kab.
Semarang dan pengaruhnya terhadap jumlah nasabah. Maka dari itu
penelitian ini diberi judul: “Analisis Pengaruh Bauran Promosi
(Promotion Mix) Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan
Jumlah Nasabah (Studi Kasus Pada beberapa BMT di Kota Salatiga
dan Kab. Semarang)”.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah yang yang jelas maka terlebih
dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari
advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan
direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap peningkatan
jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang?
7
2. Apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix) yang terdiri dari
advertising, salles promotion, public relation, personal selling, dan
direct marketing, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab.
Semarang?
C. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix)
yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal
selling, dan direct marketing, secara individual berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang.
2. Untuk mengetahui apakah strategi bauran promosi (Promotion Mix)
yang terdiri dari advertising, salles promotion, public relation, personal
selling, dan direct marketing, secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah BMT di Kota
Salatiga dan Kab. Semarang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Secara Akademik
a. Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa, dalam
upaya memberikan pengetahuan, informasi, dan sebagai proses
pembelajaran mengenai promoosi yang diterapkan di lembaga
8
penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara syariah yaitu pada
BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan mengetahui berapa
besar pengaruh jumlah promosi terhadap jumlah nasabah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penulis dalam menambah pengetahuan serta penerapannya
berdasarkan teori dan konsep yang telah dipelajari
2. Secara Praktis
a. Bagi BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang sebagai masukan
dan saran dalam memperbaiki promosi yang diterapkan dan dapat
mengambil keputusan dalam menentukan promosi dalam
meningkatkan jumlah nasabah.
b. Diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai seberapa besar
pengaruh promosi pemasaran dalam meningkatkan jumlah tabungan
di BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimasudkan untuk memberikan gambaran
kepada pembaca mengenai keseluruhan isi penulisan dan menunjukkan
konsistensi dari penulisan dan pembahasannya. Sistematika penulisan
laporan penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
9
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai telaah pustaka, kerangka
teori, kerangka penelitian dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, popolasi dan sampel, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, skala pengukuran, variabel penelitian
dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, uji
instrument penelitian, dan alat analisis.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi obyek
penelitian, analisis data, serta intepretasi hasil.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yang
merupakan penyajian singkat dari keseluruhan hasil penelitian
yang diperoleh dalam pembahasan juga mengenai saran yang
diberikan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti hal
yang sama.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Indra Jayusman (2012), Fakultas
Ekonomi Universitas Antakusuma Pangkalan Bun Kalimantan Tengah
dengan judul “pengaruh promotion mix terhadap peningkatan jumlah
nasabah Bank (Studi kasus PD BPR MARUNTING BATU AJI kab.
Pangkalan Bun yang menggunakan variabel dependen: peningkatan
jumlah nasabah dan variable independen: Promotion mix, yaitu biaya
iklan, biaya sales promotion, biaya personal selling.
Dalam penelitian Muh Masri Triady (2012), Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Hasanuddin Makasaar,
dengan judul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Promosi Terhadap
Peningkatan Volume Penjualan pada Produk Jasa (Studi Produk TAMPAN
pada PT. Bank Sulselbar Cab. Utama). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah: Periklanan, Penjualan Perseorangan, Promosi
Penjualan, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Langsung. Sedangkan
variabel dependentnya adalah Peningkatan Volume Penjualan. Hasil
penelitian dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama kelima bauran
promosi ini memiliki pengaruh simultan yang positif dan signifikan,
sedangkan secara parsial pengaruh variabel bauran promosi terhadap nilai
penjualan, ditemukan bahwa periklanan merupakan variabel yang paling
dominan memiliki pengaruh terhadap volume penjualan.
11
11
Arizona Zia Alan Perdana (2010), Jurusan Manajemen Pemasaran
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010.
Dengan judul “Penerapan Bauran Promosi dalam Meningkatkan Jumlah
Nasabah pada Asuransi Bumi Putra Syariah Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan variabel dependen: jumlah nasabah dan variabel
independen: Periklanan, Promosi penjualan, Personal selling.
Fitri Maisya (2009), Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang,
dengan judul “Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan Hubungan
Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung Di PT.Bank Negara
Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan variabel
dependen: keputusan menabung dan variabel independen: periklanan,
promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis
dan pembahasan mengenai pengaruh periklanan, promosi penjualan dan
hubungan masyarakat terhadap keputusan menabung di PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi, dapat disimpulkan bahwa periklanan
dan hubungan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan menabung di BNI Cabang Bukittinggi. Keputusan menabung
akan semakin meningkat apabila pihak BNI Cabang Bukittinggi semakin
meningkatkan promosi penjualan seperti pemberian souvenir yang
menarik dan bermanfaat bagi konsumen serta harus lebih memperhatikan
kejelasan pesan yang disampaikan melalui iklan seperti menampilkan
keunggulan atau manfaat produk dan layanan yang ditawarkan sehingga
pesan iklan leih mudah dimengerti dan diingat oleh konsumen.
12
12
Darna (2013), Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Jakarta, Kampus
Baru UI Depok 16425, dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap
Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank
X Syariah Cabang Harmoni Jakarta”. Variabel Independent yang diteliti
adalah periklanan (X1), promosi penjualan (X2), personal selling (X3), dan
publisitas (X4), sedangkan yang menjadi variabel dependen (Y) adalah
keputusan nasabah. Hasilnya secara parsial hanya variabel promosi
penjualan dan publisitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB, sedangkan
variabel periklanan dan personal selling tidak memiliki pengaruh terhadap
keputusan pembelian produk pembiayaan KPR Platinum iB. Hasil
pengujian secara simultan menunjukkan bahwa keempat variabel bauran
promosi tersebut mempengaruhi keputusan nasabah dalam pembelian
produk KPR Platinum iB. dan dari keempat variabel yang dianalisis
ternyata yang paling dominan mempengaruhi keputusan nasabah memilih
produk pembiayaan KPR Platinum iB yaitu variabel publisitas.
Dalam jurnal Abrianto dan Oktavia (2015), Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI Depok 16425, dengan judul
“Analisis Pengaruh Bauran Promosi Kartu Prabayar Terhadap Minat beli
Nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang
Jatinegara”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran
promosi kartu prabayar bank X terhadap minat beli nasabah. Dimensi
bauran promosi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Periklanan,
13
13
Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Penjualan Personal dan
Pemasaran Langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
independen memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli nasabah.
Model penelitian ini mempengaruhi minat beli nasabah sebesar 59%,
sedangkan 41% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model
penelitian ini.
Sementara itu, penelitian ini akan meneliti tentang Pengaruh Bauran
Promosi Produk Simpanan Syariah Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
pada beberapa BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dalam penelitian
ini penulis ingin mengetahui gambaran promosi selama 2 tahun terakhir
yang diterapkan oleh lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat
secara syariah yaitu BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dan
pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah nasabah.
B. Kerangka Teori
1) Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan dalam memperkenalkan suatu
perusahaan dan produknya. Tujuan pemasaran itu sendiri adalah agar
dapat dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan
barang ataupun jasa dari perusahaan tersebut.
Menurut Kotler (2007: 6) pemasaran adalah proses sosial yang
didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
14
14
Sedangkan menurut Alma (2009: 2) pemasaran adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan
barang-barang yang dapat memenuhi keinginan dan mencapai sasaran
serta tujuan organisasi.
Walaupun pengertian pemasaran itu berbeda-beda menurut para
ahli, tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran itu berintikan
seluruh kegiatan organisasi perusahaan yang diarahkan untuk dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen atau pelanggan.
Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk
menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
cara memberi kepuasan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan, yaitu :
a. Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Pemasaran merupakan proses perencanaan, penentuan harga,
promosi dan pendistribusian barang dan jasa.
c. Pemasaran berorientasi pada pelanggan dan tujuan perusahaan.
Tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan
kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen
sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual. Pengembangan
pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh beberapa ahli, konsumen
atau pelanggan disebut pasar atau pasar sasaran bagi perusahaan.
15
15
Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan,
perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang
memuaskan (Wahjono, 2010). Oleh karena itu perlu adanya suatu
upaya yang harus ditempuh organisasi atau perusahaan untuk
mempengaruhi konsumen atau pelanggan dalam membeli suatu
produk yang ditawarkan dengan melihat dari kombinasi 4 faktor,
yaitu:
1. Menawarkan sesuatu yang bernilai bagi konsumen baik itu berupa
barang maupun jasa.
2. harga produk yang wajar, artinya penjual dan pembeli dapat
saling memperoleh manfaat dari produk tersebut.
3. Berusaha untuk mengkomunikasikan atau melakukan promosi
atas manfaat produk yang dihasilkan kepada target pasar yang
akan dilayani.
4. Merancang model distribusi yang mampu menjamin ketersediaan
produk diberbagai tempat dan situasi.
2) Pemasaran Jasa
Seperti kita ketahui bahwa yang disalurkan oleh pihak produsen
bukan hanya benda yang berwujud saja tetapi juga jasa-jasa. Sifat
perusahaan yang menghasilkan jasa ialah bahwa jasa itu tidak bisa
ditimbun atau ditumpuk seperti barang-barang lain. Umumnya
penyaluran jasa itu bersifat langsung kepada konsumen, misalnya jasa
16
16
perawatan, pengobatan, hiburan, travel / perjalanan, laundry / binatu,
perbankan dan lain-lain.
Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibawah ini
mengenai arti jasa. Pengertian jasa menurut Kotler (2007: 45) adalah
setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak
lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan
perpindahan kepemilikan, produk jasa dapat terikat atau tidak terikat
pada suatu produk fisik. Selanjutnya Tjiptono (2007: 537)
mengemukakan jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jasa
adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya
perpindahan kepemilikan. Menurut Fandi (2007: 7) bahwa sektor jasa
merupakan sektor yang paling besar mengalami perubahan sebagai
akibat dari cepatnya perubahan yang dialami oleh faktor lain, seperti
perubahan kebijakan dalam kaitan globalisasi serta perubahan
teknologi baru yang secara langsung menaikkan iklim kompetisi
didalam industri. Akibatnya pelanggan saat ini cenderung bersikap
lebih cerdik, suka memilih, lebih menuntut, mempelajari dengan baik
produk atau layanan yang ditawarkan, kesetiaannya rendah, sangat
17
17
peduli terhadap harga, memiliki waktu yang relatif terbatas, serta
mencari nilai yang tertinggi.
Menghadapi situasi seperti ini perusahaan jasa harus lebih
mampu memberikan layanan yang memiliki nilai tinggi serta mampu
menumbuhkan perasaan loyal pelanggan terhadap pelayanan yang
diterimanya. Menurut Tjiptono (2007: 27) pemasaran jasa merupakan
suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan
memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan
menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi
kebutuhan pasar tersebut.
Fungsi pemasaran menurut Tjiptono (2007: 28) terdiri dari tiga
komponen yaitu :
a. Bauran Pemasaran (marketing mix), merupakan unsur-unsur
internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah
organisasi.
b. Kekuatan pasar, merupakan peluang dan ancaman eksternal
dimana operasi pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
c. Proses penyelarasan, yaitu proses stratejik dan manajerial untuk
memastikan bahwa bauran pemasaran jasa dan kebijakan-
kebijakan internal organisasi sudah layak untuk menghadapi
kekuatan pasar.
18
18
2.1. Karakterisik Jasa
Menurut Kotler (2007:45), jasa memiliki empat ciri utama
yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu
sebagai berikut:
a. Tidak berwujud (Intangibility), bahwa jasa tidak berbau,
tidak dapat dilihat, diraba, didengar, dan dirasakan sebelum
dibeli. Yang dapat dilakukan perusahaan untuk dapat
meyakinkan calon konsumen adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud
2) Menekankan pada manfaat yang diperoleh
3) Menciptakan suatu nama merek (brandname) bagi jasa
4) Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen
b. Tidak terpisahkan (inseparability), jasa diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan, jika konsumen membeli
suatu jasa maka ia akan berhadapan dengan sumber atau
penyedia jasa, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan
untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas.
c. Bervariasi (variability), jasa yang diberikan sering berubah-
ubah tergantung dari siapa yang menyajikan, kapan dan
dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan
sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar.
19
19
d. Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat disimpan dan
mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang
akan datang.
2.2. Bauran Pemasaran Jasa
Kotler (2007: 46) mengemukakan bauran pemasaran adalah
sekumpulan alat pemasaran (marketing mix) yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran.
Kotler (2007: 49) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran
jasa terdiri dari 7P yaitu product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi), people (orang), physical evidence
(fasilitas fisik), dan process (proses).
1. Product / produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan termasuk benda fisik, jasa, organisasi, tempat,
ide atau gagasan.
2. Price / harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada
barang dan jasa, atau untuk lebih luas lagi merupakan jumlah
nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
keuntungan dalam memiliki dan menggunakan barang dan
jasa. Penetapan harga menentukan pendapatan dari suatu
usaha/bisnis. Keputusan penentuan harga sangat signifikan
dalam penentuan nilai/manfaat yang dapat diberikan kepada
20
20
pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran
kualitas jasa.
3. Place / tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan berupa
usaha untuk membuat produknya terjangkau dan tersedia bagi
pasar sasarannya. Maksudnya yaitu mengenai tempat yang
mudah dijangkau oleh konsumen, tempat merupakan
perencanaan dan pelaksanaan penyaluran produk melalui
saluran distribusi yang tepat, sehingga produk tersebut dapat
tersedia pada tempat dan waktu yang tepat.
4. Promotion / promosi adalah berbagai usaha agar produk
dikenal oleh pasar sasaran, atau untuk mengingatkan
konsumen akan keberadaan suatu produk yang mereka
butuhkan. Promosi digunakan perusahaan untuk
berkomunikasi dengan konsumennya. Tujuan utama promosi
adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk
serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan
dan bauran pemasarannya.
5. People / orang adalah semua pelaku yang memainkan
peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi
persepsi konsumen. Semua sikap dan tindakan karyawan
sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen atau
keberhasilan penyampaian jasa (service encounter).
21
21
6. Physical Evidence / sarana fisik, unsur-unsur yang termasuk
dalam sarana fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini
bangunan fisik peralatan, perlengkapan, logo, warna dan
barang-barang lainnya yang disatukan dengan jasa yang
diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya.
Firman (2007) mengemukakan bahwa perusahaan melalui
tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola
bukti fisik yang strategis, yaitu :
a. An attention-creating Medium, perusahaan jasa
melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat
sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring
pelanggan dari target pasarnya
b. As a message-creating Medium, menggunakan symbol
atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif
kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari
produk jasa.
c. An effect-creating Medium, baju seragam yang berwarna,
bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu
yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.
7. Process / proses adalah semua prosedur aktual, mekanisme,
dan aliran aktifitas yang digunakan untuk menyampaikan
jasa. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara pemasaran dan
22
22
operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama
dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan konsumen.
3) Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
program pemasaran. Menurut Kotler (2007: 59) promosi adalah
kegiatan menginformasikan atau menyampaikan keunggulan suatu
produk dan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli produk
tersebut.
Kotler (2002: 171) memberikan definisi promosi adalah salah
satu bauran pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan,
membujuk dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Tujuan
utama promosi adalah :
1. Menginformasikan (informing), menginformasikan ke pasar
mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara
pemakaian yang baru dari suatu produk, perubahan harga, cara
kerja, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh
perusahaan, kesan yang baik, dan membangun citra perusahaan
yang baik.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading), membentuk pilihan,
mengalihkan pilihan ke produk pemasar, mendorong pembeli
untuk berbelanja saat itu juga.
3. Mengingatkan (reminding), mengingatkan pembeli akan
keberadaan suatu produk, tempat menjual produk yang
23
23
ditawarkan, membuat pembeli tetap ingat akan produk suatu
perusahaan, dan menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada
produk perusahaan.
Menurut Kotler (2007: 204) bauran promosi adalah kombinasi
dari penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas
dan hubungan masyarakat yang membantu pencapaian tujuan
perusahaan.
Bauran promosi ini sangat penting dalam memperkenalkan suatu
produk agar suatu produk dibeli atau digunakan oleh konsumen,
sehingga tujuan pemasaran dapat tercapai.Bauran promosi terdiri dari:
1. Periklanan (Advertising),
Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah kegiatan
meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang, ataupun jasa
kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan. Pada pemasaran
jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan kegunaan jasa bagi
pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis.
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri dari
kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek,
dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa
tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen
atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak
24
24
menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi
penjualan yang sangat popular dan lebih efektif.Undian berhadiah
juga dilakukan pada bisnis perbankan.
3. Hubungan Mayarakat (Public Relation)
Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan masyarakat
(humas) adalah membangun hubungan yang baik dengan berbagai
pelanggan perusahaan dengan publisitas yang baik, membangun
citra perusahaan yang baik, dan menangani berbagai isu, cerita,
dan kejadian yang tidak menyenangkan. Humas sangat berperan
dalam menentukan citra perusahaan, sehingga mendukung
produknya.
4. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling)
Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan secara
pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan dengan
tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara pribadi ini
dibagi berdasarkan :
a. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan
dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat
perusahaan.
b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan
diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan
lain-lain.
25
25
c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak
sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran langsung /
direct marketing adalah hubungan langsung dengan konsumen
untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan erat dengan
konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing, yaitu :
a. Sistem yang interaktif
b. Respon
c. Wilayah mana saja
d. Faktor yang dapat diukur
Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Menunjukkan target yang jelas
b. Personalisasi
c. Ungkapan mendorong tindakan segera
d. Strategi yang tidak terlihat
e. Keterukuran
4) Promosi Penjualan
Kotler (2007: 204) menyatakan promosi penjualan terdiri dari
kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka pendek,
dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu
secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau
pedagang.
26
26
Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik
pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk,
mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktifitas
promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa
rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat
dengan pengecer.
Shimp (2003: 111) mengemukakan bahwa promosi penjualan
mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk
memicu transaksi (pedagang besar dan ritel) dan/atau konsumen untuk
membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjual melakukan
penjualan secara agresif.
Hermawan (2006) mengemukakan Insentif adalah tambahan
atas manfaat dasar yang diberikan oleh merek dan untuk sementara
dapat mengubah harga atau nilai yang dirasakan. Jadi dapat dikatakan
bahwa insentif promosi penjualan untuk merek tertentu hanya berlaku
pada satu pembelian atau mungkin beberapa pembelian selama suatu
periode, tetapi tidak untuk setiap pembelian yang akan dilakukan
konsumen untuk periode yang lebih lama.
Shimp (2003: 120) mengemukakan setiap unsur bauran promosi
dapat mencapai tujuan tertentu tetapi tidak dapat mencapai tujuan
lainnya. Promosi penjualan cocok untuk melaksanakan tugas-tugas
berikut:
27
27
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk
baru, yang dikembangkan, atau lama. Promosi penjualan yang
menggembirakan akan memberi motvasi kepada wiraniaga untuk
membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli, mereka
membangkitkan kembali rasa antusiasme dan mempermudah
pekerjaan wiaraniaga serta menjadikannya lebih menyenangkan.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama. Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya, promosi penjualan tidak dapat
mengubah penurunan penjualan produk atau merek yang tidak
disukai. Akan tetapi, promosi dapat memperkuat penjualan
produk yang sudah lama.
3. Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru kepada dunia
perdagangan. Untuk mencapai tujuan penjualan dan laba, para
pemasar secara kontinu memperkenalkan produk-produk baru dan
menambah merek-merek baru kedalam kategori yang telah ada.
4. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang.
Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan akan
memungkinkan produsen untuk memperoleh rak penyimpanan
barang ekstra untuk sementara.
5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif.
Promosi penjualan dapat digunakan untuk mengoffset usaha
periklanan dan promosi-promosi pesaing.
28
28
6. Mendapatkan pembelian percobaan dari para konsumen. Para
pemasar bergantung pada sampel gratis, kupon, dan promosi
penjualan lainnya untuk mendorong pembelian percobaan atas
merek-merek baru. Banyak konsumen tidak akan pernah mencoba
produk-produk baru atau merek-merek yang sebelumnya tidak
pernah dicoba, tanpa bujukan promosi penjualan.
7. Mempertahankan para pemakai saat ini dengan mendorong
pembelian ulang. Pemakaian strategis dari bentuk-bentuk promosi
penjualan tertentu dapat mendorong setidak-tidaknya pembelian
ulang jangka pendek. Program premi, refund, undian, dan
berbagai program rutin merupakan promosi penjualan yang
berguna untuk mendorong pembelian ulang.
8. Meningkatkan pemakaian produk dengan me-loading /
menumpuk konsumen. Promosi penjualan yang berorientasi harga
dapat mendorong konsumen untuk me-load up / memborong
dalam jangka pendek, tetapi loading / menumpuk pembelian
jangka pendek ini hanya mencuri pembelian konsumen yang akan
dilakukan selama waktu-waktu berikutnya.
9. Memenangkan persaingan dengan me-loading / menumpuk
konsumen. Jika konsumen diloading atau dijejali dengan merek
suatu perusahaan, maka mereka akan keluar untuk sementara dari
pasar merek-merek pesaing. Dengan demikian, promosi penjualan
29
29
atas satu merek berguna untuk mendahului penjualan merek-
merek pesaing.
10. Memperkuat periklanan
Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan usaha
promosi penjualan yang terkoordinasi dengan baik.
5) Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan
atau untuk meningkatkan jumlah konsumen, sehingga meningkatkan
jumlah penjualan. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik
konsumen untuk segera membeli atau menggunakan produk ataupun
jasa yang ditawarkan.
Untuk mencapai tujuan pemasaran (volume penjualan), Shimp
(2003: 113) mengungkapkan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
1. Tenaga penjual / sales force
a. Mendorong dukungan untuk produk atau model baru
b. Mendorong lebih banyak calon pelanggan
c. Mendorong penjualan diluar musim
2. Pengecer / retaillers
a. Mendorong pengecer untuk menjalankan produk baru dan
tingkat persediaan lebih tinggi
b. Mendorong pembelian diluar musim
30
30
c. Mendorong penyimpanan persediaan untuk produk-produk
yang berhubungan
d. Mengimbangi promosi pesaing
e. Membangun kesetiaan merek dari pengecer dan berusaha
masuk ke toko eceran baru
3. Konsumen / consumer
a. Tujuan untuk mendorong pembelian dalam unit yang lebih
besar
b. Membangun percobaan diantara bukan pemakai
c. Menarik pengganti dari merek pesaing
6) Alat-alat Promosi Penjualan
Kotler (2007: 269) menjabarkan alat-alat promosi penjualan
sebagai berikut:
1. Promosi konsumen / consumer promotion
a) Sample, adalah contoh produk yang dapat dicoba oleh
konsumen
b) Coupon, adalah sertifikat yang memberikan hak kepada
konsumen untuk mendapat pengurangan / potongan harga
atas pembelian suatu produk.
c) Cash Refund Offer (Rebate), menawarkan pengembalian
sebagian dari biaya pembelian barang kepada konsumen yang
mengembalikan barang kepada produsen.
31
31
d) Price Pack (Cents Off Deal), menurunkan harga yang dibuat
oleh produsen langsung di label atau kemasan.
e) Premium, penawaran yang baik salah satu dari gratis atau
dengan biaya yang rendah untuk pembelian produk.
f) Advertising Speciallity, memberikan cinderamata kepada
konsumen yang membeli ataupun yang menggunakan produk
dari perusahaan.
g) Patronage Award, penghargaan dalam bentuk uang ataupun
lainnya untuk pengguna atau pemakai produk atau jasa secara
regular.
h) Point of Purchase (POP) Promotion, mendemonstrasikan dan
menunjukkan penggunaan barang dan jasa.
i) Contest, Sweepstakes, Games, sebuah acara promosi yang
memberikan kesempatan kepada konsumen untuk
memenangkan sesuatu, seperti perjalanan wisata, atau
berbentuk barang bagi yang beruntung.
2. Promosi penjual / trade promotion
a) Potongan harga / discount, penurunan harga barang dalam
jangka waktu tertentu.
b) Penghargaan / allowance, uang promosi yang dbayarkan
kepada penjual oleh perusahaan agar lebih mengutamakan
menjual produknya.
32
32
c) Barang gratis / free gift, tawaran untuk tambahan barang
dagangan bagi perantara yang membeli dalam jumlah tertentu
atau yang mengutamakan rasa atau ukuran tertentu.
3. Promosi untuk tenaga penjual / sales force promotion
a) Pameran dagang dan Konvensi, perusahaan yang menjual
produk dan jasa kepada industri tertentu, membeli ruang dan
mendirikan stan dan tempat pameran untuk
mendemonstrasikan produk mereka di pameran.
b) Kontes Penjualan, kontes yang melibatkan tenaga penjualan
atau penyalur bertujuan untuk mendorong mereka
meningkatkan hasil penjualan selama satu periode tertentu.
c) Iklan khusus, media periklanan dan promosi yang
memanfaatkan artikel yang menarik atau deekoratif untuk
menyampaikan kepada audiens sasaran identifikasi organisasi
san pesan promosi. Perusahaan mempromosikan merek-
merek mereka kepada calon pelanggan dedngan menawarkan
item-item gratis yang membawa nama merek, seperti T-shirt,
topi, alat tulis, kalender dan lain-lain.
7) Anggaran Promosi Penjualan
Pada dasarnya anggaran merupakan salah satu aspek preventive
controll dan feedback controll atas biaya. Preventive controll adalah
pengendalian yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu kegiatan
dimulai. Sedangkan feedback controll adalah pemilihan yang
33
33
dilakukan selama pelaksanaan sedang berjalan dari suatu kegiatan.
Anggaran disusun untuk menetapkan jumlah biaya-biaya yang dapat
digunakan untuk periode yang akan datang dan untuk membandingkan
antara pelaksanaan sebenarnya dengan yang direncanakan, maka akan
mudah diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi (Kotler, 2007).
Penetapan anggaran promosi penjualan merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya dalam rangka melaksanakan kegiatan promosi
penjualan, karena tanpa adanya anggaran, promosi penjualan hanya
merupakan rencana saja tanpa ada realisasinya.
Salah satu hal yang tersulit bagi manajemen perusahaan adalah
untuk memutuskan metode apa yang digunakan dalam hal penetapan
anggaran promosi. Kotler (2007: 226) menyatakan ada 4 metode
dalam memutskan anggaran promosi, yaitu :
1. Metode kesanggupan / affordable method
Banyak perusahaan memutuskan besarnya anggaran untuk
promosi berdasarkan kesanggupan perusahaan. Metode ini sama
sekali mengabaikan promosi sebagai investasi dan pengaruh
langsung promosi terhadap volume penjualan. Hal ini
menyebabkan anggaran tahunan tidak menentu, yang
mengakibatkan perencanaan jangka panjang menjadi sulit.
2. Metode persentase penjualan / percentage of sale method
Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi,
bukan sebagai hasilnya. Ini menyebabkan anggaran ditetapkan
34
34
berdasarkan ketersediaan dana. Hal ini menghambat eksperimen
dalam mengembangkan promosi.
3. Metode keseimbangan perusahaan / competitive parity Method
Banyak perusahaan mengeluarkan biaya promosi penjualan untuk
mencapai keseimbangan dalam pesaingan.Seberapa besar pesaing
mengeluarkan anggaran buat promosi bisa dijadikan acuan untuk
mengeluarkan biaya promosi.
4. Metode tujuan dan tugas / objective and task method
Metode ini meminta pemasar mengembangkan anggaran promosi
dengan mendefinisikan tujuan yang jelas, menentukan tugas-tugas
yang jelas untuk mencapai tujuan, dan memperkirakan biaya
untuk melaksanakan tugas ini.
8) Hubungan Promotion Mix terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Untuk meningkatkan penjualan suatu produk dibutuhkan sebuah
strategi pemasaran yang efektif dan terpadu, diantaranya dalam bentuk
Promotion Mix. Kotler (2007) mengemukakan Promotion mix adalah
gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk
yang sama agar hasil dari kegiatan promosi yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi
sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran
promosi. Pushing strategi, perusahaan dengan menggunakan personal
selling berusaha mempromosikan produknya ke retailer dan
wholesaler saja, tidak ke end user. Strategi ini biasanya menggunakan
35
35
cara pemberian insentf seperti diskon (beli banyak), materi-materi
promosi, dan kerja sama iklan. Pulling strategi, Iklan dan promosi
penjualan merupakan contoh strategi pull ini. Dimana produsen
berusahaa menciptakan product awareness sehingga konsumen akan
mencari produk tersebut ke retailer. Kedua strategi ini sering kali
dilaksanakan secara bersamaan, unuk memberi efek yang lebih besar.
Pihak perusahaan juga harus memilih promotion mix yang tepat agar
memperoleh apa yang diharapkan, yaitu menyediakan informasi
produk, mendeferensiasi produk, meningkatkan demand, stabilisasi
sales, serta meningkatkan nilai produk (product value). Dengan
adanya bauran poromosi yang dilakukan secara maksimal, maka orang
atau calon nasabah akan mengetahui tentang organisasi kita dan mulai
mengenal dan yakin menggunakan produk atau jasa yang telah
ditawarkan. Menjadi pekerjaan rumah besar untuk suatu lembaga
untuk dapat menyakinkan calon nasabah untuk bergabung. Untuk itu
diperlukan adanya promosition mix yang senergi dan
berkesinambungan supaya jumlah nasabah terus bertambah.
9) Pengertian BMT, Giro Wadiah, Deposito Mudharabah dan
Tabungan Mudharabah
1. BMT
BMT adalah kependekan kata dari Balai Usaha Mandiri
Terpadu atau Baitul Mal wa Tamwil, yaitu lembaga keuangan
mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip
36
36
syariah. Menurut Anshori, (2007) BMT sesuai namanya terdiri
dari dua fungsi utama, yaitu:
a. Baitul Tamwil (Rumah Pengembang Harta), melakukan
kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan
kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
b. Baitul Mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat,
infak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai
dengan peraturan dan amanahnya.
Dengan kata lain Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai
usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-
tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi
pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan ekonominya. Selain itu Baitul Mal wat aTamwil juga
bisa menerima zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkan
sesuai dengan peraturan dan amanatnya.
2. Giro Wadiah
Giro adalah simpanan pihak ketiga yang dititipkan pada
BMT dan dapat dikelola oleh BMT. Setiap saat nasabah berhak
melakukan penarikan dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat
perintah pembayaran lainnya (SPPL) atau dengan cara
37
37
pemindahbukuan dan juga berhak menerima bagi hasil dari
pemanfaatan dana tersebut. Anshori (2007), mengemukakan
Rekening giro sering disebut juga dengan rekening koran yang
dapat digunakan untuk menatausahakan kredit yang diberikan
dalam bentuk rekening giro. Jenis rekening giro dapat berupa:
a. Rekening atas nama perorangan.
b. Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga.
c. Rekening bersama atau gabungan.
Sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber
dana yang sangat labil karena sifat penarikannya dapat dilakukan
setiap saat, tetapi bagi pihak nasabah dengan sifat penarikan
tersebut akan sangat membantu dan dapat digunakan sebagai alat
pembayaran yang lebih efisien. Kelebihan sumber dana ini adalah
biayanya relatif lebih murah. Persentase besarnya bonus yang
diberikan tidak ditentukan di muka tetapi benar-benar kebijakan
dari BMT, sehingga cukup bervariasi antara BMT satu dengan
BMT lainnya.
3. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada BMT yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara penyimpan (shahibul mal) dengan
BMT yang bersangkutan (Anshori, 2007). Dilihat dari sudut biaya
dana, maka dana yang bersumber dari simpanan dalam bentuk
38
38
deposito ini merupakan dana yang relatif mahal dibandingkan
dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan.
Sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi
tetap (Sudarsono, 2005). Berbeda dengan giro, dana deposito akan
mengendap diBMT karena para pemegangnya (deposan) tertarik
dengan tingkat bagi hasil yang ditawarkan oleh BMT dan adanya
keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo bila dia (deposan) tidak
ingin memperpanjang jangka waktu simpanannya, maka dananya
dapat ditarik kembali.
4. Tabungan Mudharabah
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga BMT yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Berbeda dengan simpanan giro yang dapat digunakan oleh para
pengusaha atau para pedagang untuk melakukan transaksi,
tabungan lebih ditujukan untuk maksud berjaga-jaga atau
keamanan dana oleh masyarakat luas. Selain itu bila dibandingkan
dengan giro atau deposito, peranan tabungan dalam komposisi
sumber dana BMT relatif lebih kecil. Tingkat fluktuasi dana
tabungan ini dianggap sangat kecil dan tidak selabil dana yang
bersumber dari giro.
39
39
Dahlan Siamat (2005: 301) menyatakan tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek dan bilyet giro.
Dengan melihat beberapa pengertian di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
a. BMT adalah suatu badan yang dapat menerima simpanan
dana masyarakat (operasi kredit pasif) dan memberikan kredit
kepada masyarakat (operasi kredit aktif).
b. BMT sebagai perantara kredit dimana BMT memberikan
kredit kepada masyarakat dengan uang yang didapat dari
masyarakat.
c. BMT sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan
kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang dan juga merupakan tempat penghimpun dana dari yang
menyalurkannya kepada masyarakat.
d. Giro Wadiah adalah sebagai simpanan yang dipercayakan
penyimpannya kepada BMT yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, perintah
pembayaran lainnya dan pemindahbukuan.
e. Deposito Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian antara nasabah penyimpanan dengan BMT.
40
40
f. Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati tidak dapat ditarik dengan cek dan bilyet giro.
C. Kerangka Penelitian
Bauran Promosi (Promotion Mix) yang sesuai akan meningkatkan
jumlah nasabah, sehingga tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai.
Untuk memperjelas faktor-faktor yang akan mempengaruhi peningkatan
jumlah nasabah pada BMT di kota Salatiga dan Kab. Semarang, penulis
membuat kerangka penelitian sebagai berikut:
H1
H2
H3
H6
H4
H5
H5
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran teoritis
Advertising (iklan)
Salles Promotion(Promosi Penjualan)
PeningkatanJumlah Nasabah
Public Relation(Hubungan Masyarakat)
Personal Selling(penjualan secara pribadi)
Direct Marketing
(Pemasaran Langsung)
41
41
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (1999: 51) hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Adapun hipotesis yang diajukan dan diuji kebenarannya dalam
penelitian ini adalah :
H1= Advertising (Iklan) berpengaruh positif Terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang
H2= Personal Selling (Penjualan Secara Pribadi) berpengaruh positif
Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan
Kab. Semarang
H3= Public Relation (Hubungan Masyarakat) berpengaruh positif
Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan
Kab. Semarang
H4= Salles Promotion (Promosi Penjualan) berpengaruh positif Terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.
Semarang
H5= Direct Marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh positif Terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.
Semarang
H6= Bauran Promosi Produk Simpanan Syariah (Advertising, Sales
Promotion, Public Relation, Personal Selling dan Direct Marketing)
secara bersama – sama (simultan) berpengaruh positif terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.
Semarang”.
42
42
Dari hipotesis diatas maka dapat dibuat persamaan matematis sebagai
berikut:
Y1= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Di mana:
Y = Jumlah Nasabah
bo = konstanta persamaan regresi
b1,2,3,4,5 = koefisien garis regresi
X1 =advertising
X2 = salles promotion
X3 = public relation
X4 = personal selling
X5 = direct marketing
e = Residual atau prediction error
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan rancangan berisi rumusan tentang objek
atau subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur
pengumpulan data dan analisis data berkenaan dengan fokus masalah tertentu
(Sutama, 2011:25). Berikut rancangan metode-metode penulisan yang
digunakan dalam penelitian ini:
A. Jenis Penelitian
Menurut pendekatan analisis data yang akan digunakan, penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan
teknik statistik (Sugiyono, 2006). Penelitian yang sering menggunakan
cara ini adalah deskriptif (survei), korelasional, eksperimen, dan kausal
komparatif (Iqbal, 2007). Di mana penulis akan menggunakan analisis
pada data-data yang akan diolah dengan metode statistic kemudian
hasilnya akan disajikan secara sistematik, sehingga dapat lebih mudah
untuk difahami dan disimpulkan, kemudian data hasil pengolahan statistik
akan dijabarkan secara deskriptif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa BMT di kota Salatiga
dan Kab. Semarang. Tempat penelitian ini dipilih karena berawal dari
44
keingintahuan peneliti untuk mengetahui pengaruh bauran promosi
produk simpanan terhadap peningkatan jumlah nasabah. Penelitian ini
akan dilaksanakan di:
Tabel 3.1
Daftar nama BMT yang diteliti
No. Nama BMT
1 BMT Anda Salatiga
2 BMT RAMA Salatiga
3 BMT Al-Mu’awwanah Bringin
4 BMT Al-Ishlah Salatiga
5 BMT Mitra Usaha Karangjati
6 BMT Sumber Mulia Tuntang
7 BMT Bina Insani Bergas
8 BMT Amal Mulia Suruh
9 BMT Inti Muamalat Bandungan
10 BMT Mandiri Sejahtera Bawen
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai
dengan Agustus 2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
45
Bawono (2006), populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan
subjek penelitian untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh
peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah nasabah
BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang tahun 2014.
Tabel 3.2
Daftar Nama – nama BMT Kota Salatiga dan Kab. Semarang
Nama-nama BMT Kota Salatiga Nama-nama BMT Kab. Semarang
1. BMT AL-ISLAH 1. AL FATTAH
2. BMT ANDA 2. AL HIKMAH
3. BMT KIS 3. AL IJTIHAD
4. BMT RAMA 4. AL MUAWANAH
5. BMT MUHAJIRIN 5. AMAL MULIA
6. ASSA’ADAH
7. BINA INSANI
8. BINA USAHA
9. BLATER
10. FAJAR MULIA
11. HUBBUL WATHON
12. INTI MUAMALAT
13. MANDIRI
14. MANDIRI SEJAHTERA
15. NABILA
16. SUMBER MULIA
Sumber: http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id
46
Sedangkan jumlah BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang
yang kita ambil adalah 10 BMT, dengan perkiraan lebih dari 250
nasabah penabung aktif per BMT, maka total populasi yang akan
diambil adalah 2.500 nasabah.
2. Sampel
Menurut Bawono (2006), Sampel adalah objek atau subjek
penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal
ini dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. Sehingga di dalam
menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang
dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.
Sugiono (2006) mengemukakan untuk menentukan berapa
jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Slovin :
= 1 +Keterangan :
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
e = kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir dalam penelitian ini 10%
Sedangkan menurut Bawono (2006: 29) dalam penentuan
jumlah sampel, dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
47
s = P
(P.e2)+ 1
s = 2.500
(2.500.0,12)+ 1
s = 2.500
26
S = 96,153 ≈ 97 ≈ 100
Keterangan:
s : jumlah sampel yang dicari
P : jumlah populasi
e : eror atau tingkat kesalahan yang diyakini
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random
sampling technique sehingga setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut (Sugiyono, 2010):
a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota
Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian,
dalam bentuk angka-angka yang masih perlu dianalisis seperti:
48
data jumlah nasabah 2 sampai 3 tahun terakhir untuk mendukung
penelitian ini.
b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT di Kota
Salatiga dan Kabupaten Semarang yang menjadi objek penelitian,
dalam bentuk informasi baik berupa lisan maupun tulisan, yang
merupakan data pendukung dalam penelitian ini.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian.Data primer biasanya diperoleh
dari survei lapangan yang menggunakan semua metode
pengumpulan data ordinal (Sugiyono, 2009).
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau peneliti arsip yang memuat peristiwa masa lalu.
Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, majalah, buku, data
statisitik (Sugiyono, 2009).
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006), teknik pengumpulan data adalah cara
yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
Dalam penggunaan tenik pengumpulan data, peneliti memerlukan
49
instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi
lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Metode kuesioner atau angket
Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui.
b. Metode observasi
Kegiatan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap
objek yang diteliti.
c. Metode dokumentasi
Objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi
jumlah nasabah bersumber pada tulisan (paper), tempat (place), dan
kertas atau orang (people).
F. Skala Pengukuran
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala likert. Skala likert
adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau
fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang
umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling
banyak digunakan dalam riset berupa survey (Hasan, 2002).
Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner analisis
pengaruh bauran promosi produk simpanan syariah terhadap peningkatan
50
jumlah nasabah di BMT kota Salatiga dan Kab. Semarang diukur dengan
menggunakan skala ordinal, dengan tingkatan sebagai berikut:
Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1
Jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2
Jawaban Setuju diberi nilai 3
Jawaban Sangat Setuju diberi nilai 4
G. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2009). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah:
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebasnya adalah bauran promosi (advertaising,
sales promotion, public relation, personal selling dan direct
marketing).
51
b. Variabel terikat (Dependen)
Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
peningkatan jumlah nasabah.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel,
sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran
tersebut (Sugiyono, 2010):
Agar konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep di atas
dioperasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau
sesuatu yang mempunyai nilai. Variabel tersebut meliputi variabel
independen dan variabel dependent. Variabel indenpenden meliputi:
1. Periklanan (Advertising), X1
Kotler (2007: 204) mengemukakan periklanan adalah
kegiatan meperkenalkan dan mempromosikan ide, barang,
ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan.
Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat dan
kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk tertulis
52
2. Penjualan Secara Pribadi (Personal Selling), X2
Menurut Kotler (2007: 207), menyatakan bahwa penjualan
secara pribadi adalah penyajian secara lisan dalam percakapan
dengan tujuan untuk melakukan penjualan. Penjualan secara
pribadi ini dibagi berdasarkan :
a. Retail Selling, yaitu tenaga penjual melakukan penjualan
dengan cara melayani konsumen yang datang ke tempat
perusahaan.
b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan
diluar perusahaan dengan mendatangi perusahaan, kantor dan
lain-lain.
c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak
sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan.
3. Hubungan Masyarakat (Public Relation), X3
Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa hubungan
masyarakat (humas) adalah membangun hubungan yang baik
dengan berbagai pelanggan perusahaan dengan publisitas yang
baik, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani
berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan.
Humas sangat berperan dalam menentukan citra perusahaan,
sehingga mendukung produknya.
53
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion), X4
Kotler (2007: 205) menyatakan promosi penjualan terdiri
dari kumpulan kiat insentif yang beragam biasanya berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk /
jasa tertentu secara lebih cepat dan / atau lebih besar oleh
konsumen atau pedagang. Pada saat ini para pengusaha banyak
menggunakan undian berhadiah sebagai salah satu alat promosi
penjualan yang sangat popular dan lebih efektif. Undian
berhadiah juga dilakukan pada bisnis perbankan.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), X5
Kotler (2007: 205) mengemukakan bahwa pemasaran
langsung / direct marketing adalah hubungan langsung dengan
konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan
erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing,
yaitu :
a. Sistem yang interaktif
b. Respon
c. Wilayah mana saja
d. Faktor yang dapat diukur
Direct marketing memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Menunjukkan target yang jelas
b. Personalisasi
c. Ungkapan mendorong tindakan segera
54
d. Strategi yang tidak terlihat
e. Keterukuran
H. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat berupa angket atau
kuesioner yang berisi pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Pengumpulan data-data kegiatan
promosi yang dikeluarkan oleh masing-masing BMT dengan penilaian
linkert scale. Skala linkert adalah skala respon psikometri terutama
digunakan dalam kuesioner untuk mendapatkan preferensi responden atau
sebuah pernyataan atau serangkaian laporan (Hasan, 2002). Mengacu pada
penelitian Triady (2012) data tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Bagian pertama berisi tentang identitas responden yang meliputi:
Nama BMT, Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jeni Pekerjaan,
Tingkat Pendidikan, Lama Menjadi Nasabah
2. Bagian kedua, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dengan kerangka
sebagai berikut:
X1: Advertising (periklanan)
adalah kegiatan memperkenalkan dan mempromosikan ide,
barang, ataupun jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara
lisan. Pada pemasaran jasa, periklanan ditentukan pada manfaat
dan kegunaan jasa bagi pelanggan dan bukan pada seluk-beluk
tertulis. Variabel periklanan ini dapat diukur dengan banyaknya
55
tayangan TV/ Radio, kejelasan pesan iklan, billboard, frekwensi
iklan.
X2: Personal Selling
Penjualan secara pribadi adalah penyajian secara lisan
dalam percakapan dengan tujuan untuk melakukan penjualan.
Personal selling dapat diukur menggunakan penampilan,
keramahaan, pengetahuan dan pengalaman petugas.
X3: Public Relations
Hubungan masyarakat (humas) adalah membangun
hubungan yang baik dengan berbagai pelanggan perusahaan
dengan publisitas yang baik, membangun citra perusahaan yang
baik, dan menangani berbagai isu, cerita, dan kejadian yang tidak
menyenangkan. Humas sangat berperan dalam menentukan citra
perusahaan, sehingga mendukung produknya. Variabel ini diukur
dengan advantorial di media surat kabar, sponsorsip, wisata
bersama.
X4: Salles Promotion
Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang
beragam, biasanya berjangka pendek, dirancang untuk
mendorong pembelian suatu produk / jasa tertentu secara lebih
cepat dan / atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Pada
saat ini para pengusaha banyak menggunakan undian berhadiah
sebagai salah satu alat promosi penjualan yang sangat popular dan
56
lebih efektif. Undian berhadiah juga dilakukan pada bisnis
perbankan. Dan variabel salles promotion ini dapet diukur dengan
menggunakan pengadaan undian, volume hadiah, pameran,
pemberian kupon/poin, dan hadiah.
X5: Direct Marketing
Direct marketing adalah hubungan langsung dengan
konsumen untuk mendapatkan respon yang cepat dan hubungan
erat dengan konsumen. Disini terdapat 4 unsur direct marketing,
yaitu : sistem yang interaktif, respon, wilayah mana saja.
Y: Peningkatan Jumlah Nasabah
Seberapa besar pengaruh masing – masing strategi bauran
Promosi terhadap peningkatan jumlah nasabah pada masing-
masing BMT.
I. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum instrument diatas digunakan dalam penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan pengujian instrument tersebut supaya
menghasilkan suatu penelitian yang akurat menggunakan uji reliabilitas
dan uji validitas.
1. Uji Reliabilitas
Menurut Hasan (2002), Reliabilitas adalah tingkat ketepatan,
ketelitian dan keakuratan sebuah instrument. Jadi reliabilitas
menunjukan apakah instrument tersebut secara konsisten memberikan
hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang
57
berlainan. Pada prinsipnya uji reliabilitas digunakan untuk menguji
data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner
yang kita bagikan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Teknik yang digunakan dalam pengukuran
reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 (Bawono, 2006).
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang
valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Instrument yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006). Uji
validitas digunakan untuk mengungkap sahih atau tidaknya suatu
pertanyaan pada kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid/sahih jika
pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Bawono, 2006).
Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai
Corrected Item- Total Correlation (sebagai r hitung), suatu pertanyaan
dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel.
J. Alat Analisis
1. Metode Deskriptif
Data yang diperoleh mengenai objek penelitian yang merupakan
data kuantitatif output dari SPSS versi 20, kemudian dianalisis secara
58
deskriptif. Dengan metode penelitian deskriptif peneliti dapat melihat
atau menggambarkan bagaimana bauran promosi dapat meningkatkan
jumlah nasabah.
2. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif yaitu melakukan pengelolaan data dengan
menggunakan:
a. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari:
1. Uji Multicollinearity (Multikolinearitas)
Multicollinearity adalah situasi di mana terdapat
korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang
lainnya.Masalah Multikolinearitas yang serius dapat
mengakibatkan berubahnya tanda dari parameter estimasi
(Bawono, 2006).
Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan metode
VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Nilai VIF
tidak boleh lebih besar dari 10, sedangkan nilai Tolerance
adalah tidak boleh lebih besar dari 1 (Ghozali, 2010).
2. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
59
lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2010).
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala penyakit
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
scatterplot. Jika pola pergerakan grafiknya beraturan, maka
cenderung ada gejala penyakit heterokendastisitas.
Sedangakan jika pergerakan grafiknya tidak beraturan, maka
tidak ada gejala penyakit heterokedastisitas (Bawono, 2006).
3. Uji Autocorrelation
Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah
korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari
serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian
waktu (time series). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson.
Ada beberapa asumsi yang mendasari uji Durbin
Watson menurut Bawono (2006):
a) Model regresi yang ada unsur intersep, apabila tidak ada
seperti dalam regresi titik pangkal, penting untuk
melakukan kembali regresi yang meliputi unsur intersep
untuk mendapatkan RSS.
60
b) Variabel independennya (X), adalah nonstokastik, atau
tetap dalam penyampelannya yang berulang.
c) Gangguan atau distribusi Ut ditimbulkan oleh skema
autoregresif: Ut = pUt-1 + €1
d) Model regresi tidak mengandung nilai lagged dari
variabel dependen sebagai satu variabel yang
independen. Jadi, pengujian tidak bisa diterapkan untuk
model jenis berikut:
Yt = β1 + β2 X2 + β3 X3 + …… + βk Xk + γYt-1 + Ut
Di mana Yt-1 adalah nilai lagged satu periode dari Y.
Model seperti ini dikenal sebagai model autoregresif.
4. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, data variabel dependen dan independen yang
digunakan memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2010).
Ada beberapa cara untuk mengujinya, salah satunya
dengan teknik Kolmogorov Smirnov. Uji Kolmogorov
Smirnov adalah pengujian normalitas yang sering digunakan
karena uji ini sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan
persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain,
yang serig terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan
grafik.
61
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov
adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji
normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi
normal baku adalah data yang telah ditransformasikan
kedalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi
sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara
data diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti
pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti
terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di
atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika
signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal
baku, berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi
di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara data yang akan diuji dengan data nrmal
baku, artinya data yang akan diuji normal
(www.statistikian.com).
b. Uji Ketepatan Model
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah uji ketepatan
model. Uji ketepatan model menggunakan Koefisien Determinasi
(R2). Koefisien determinasi (R2) menunjukan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen,
62
atau sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel
dependen (Bawono, 2006). Ciri-ciri nilai R2 adalah:
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai
dengan 1, atau (0 ≤ R2≤ 1).
2) Nilai 0 menunjukan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukan adanya hubungan yang sempurna antara
variabel independen dengan variabel dependen
c. Uji Hipotesis
1. Uji ttest (uji secara individual)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
individu atau sendiri-sendiri. Langkah-langkah pengujiannya:
a. Menentukan hipotesis
Ho : β1 = 0, artinya variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ho : β1≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Menentukan t tabel
Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan
tingkat α 5% dan derajat kepercayaan (dk) = n – 1 – k.
63
Di mana:
n : jumlah data
k : jumlah variabel
c. Pengambilan keputusan
Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi >
0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan.
Jika t hitung ≥ t tabel dan dan tingkat signifikansi <
0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan.
2. Uji F (Uji secara bersama-sama atau simultan)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh variabel independen atau bebas secara
bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen atau
terikat (Bawono, 2006). Langkah pengujiannya:
i. Menentukan hipotesis
H1: β1,β2,.... βn = 0, artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
H2: β1,β2,.... βn ≠ 0, artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap variabel
dependen.
64
ii. Menentukan F tabel
Memperoleh F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5%
dan derajat kebebasan (dk) = (n – k).
iii. Mencari F hitung dengan rumus
f = R2 / (k-1)
( 1 - R2 ) / ( n – k )
Di mana:
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
iv. Pengambilan keputusan
Jika f hitung < f tabel dan tingkat signifikansi >
0,05, maka Ho diterima artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika f hitung > f tabel dan tingkat signifikansi <
0,05, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap
65
variabel ndependent. Dalam regresi berganda terdapat 4
variabel, yaitu:
i. Variabel Bebas (X1), yaitu advertising
ii. Variabel Bebas (X2), yaitu personal selling
iii. Variabel Bebas (X3), yaitu public relation
iv. Variabel Bebas (X4), yaitu salles promotion
v. Variabel Bebas (X5), yaitu direct marketing
vi. Variabel Terikat (Y), yaitu Peningkatan Jumlah nasabah
Persamaan regresi berganda untuk menguji variabel di
atas dengan menggunakan rumus :
Y= bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Di mana:
Y = Jumlah Nasabah
bo = konstanta persamaan regresi
b1,2,3,4 = koefisien garis regresi
X1 =advertising
X2 = personal selling
X3 = public relation
X4 = salles promotion
X5 = direct marketing
e = Residual atau prediction error
66
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
I. Gambaran Umum BMT
a. Pengertian BMT
Menurut Ridwan (2004) Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)
pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi
dalam Islam terutama bidang keuangan. Istilah BMT adalah
penggabungan dari baitul maal wa tamwil dan baitut tamwil.
Baitul maal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya
mengelola dana yang bersifat Nirlaba (sosial). Sumber dana
diperoleh dari zakat, infaq, dan sadaqah atau sumber lain yang
halal. Kemudian dana tersebut disalurkan kepada mustakhiq,yang
berhak atau untuk kebaikan. Adapun baitut tamwil adalah
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.
Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan
penyalurnya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investsi
yang dijalankan berdasarkan prinsip syari'at.
Dengan demikian BMT menggabungkan dua kegiatan yang
berbeda sifatnya, laba dan nirbala dalam satu lembaga. Namun
secara organisasi BMT tetap merupakan entitas (badan) yang
terpisah. Dalam perkembangannya, selain bergerak di bidang
67
keuangan, BMT juga melakukan kegiatan di sektor riil, sehingga
ada tiga jenis aktivitas yang dijalankan BMT, yaitu jasa keuangan,
sosial dan pengelolaan zakat, infaq dan sadaqah (ZIS) serta sektor
riil. Mengingat masing-masing memiliki kekhasannya sendiri,
Setiap aktivitas merupakan suatu entitas (badan) yang terpisah
artinya pengelolaan dana ZIS, jasa keuangan dan sektor riil tidak
bercampur satu sama lain. Penilaian kerjanya pun dipisahkan
sebelum menilai kinerja BMT secara keseluruhan (Ridwan:
2004).
Selain itu, yang mendasar adalah bahwa seluruh aktivitas
BMT harus dijalankan berdasarkan prinsip muamalah (ekonomi)
dalam islam. Pada hukum di Indonesia, badan hukum yang paling
mungkin untuk BMT adalah koperasi, baik serba usaha (KSU)
maupun simpan pinjam (KSP).
Visi BMT harus mengarah pada upaya untuk mewujudkan
BMT menjadi lembaga yang mampu meningkatkan kualitas
ibadah anggota (ibadah dalam arti luas). Sehingga mampu
berperan sebagai wakil pengabdi Allah SWT memakmurkan
kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya (Ridwan, 2004).
Titik tekan perumusan visi BMT adalah mewujudkan
lembaga yang profesional dan dapat meningkatkan kualitas
ibadah. Selain BMT mempunyai visi yang berdasrkan syari'at
68
Islam, maka BMT juga mempunyai misi yang menarik. Misi
BMT di antaranya membangun dan mengembangkan tataran
perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil
berkemakmuran, berkemajuan, serta berkeadilan berlandaskan
syari'ah dan ridha Allah SWT (Firman, 1999).
Dari pengertian di atas dapat kita pahami, bahwa misi BMT
bukan semata-mata mencari keuntungan dan penumpukan laba
modal pada segolongan orang-orang kaya saja, tetapi lebih
berorientasi pada prinsip ekonomi sosial atau ekonomi Islam.
Pada dasarnya memang visi dan misi BMT memang harus
berdasarkan ekonomi Islam akan tetapi BMT juga mempunyai
tujuan. Tujuan tersebut di antaranya meningkatkan kualitas dan
masyarakat pada umumnya.
Aspek sosial BMT (Baitul Maal wa Tamwil) beroerientasi
pada peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin
dijangkau dengan prinsip bisnis. BMT berdasarkan pancasila dan
UUD 45 serta berlandaskan prinsip syari'ah Islam, keimanan,
keterpaduan (kaffah) kekeluargaan/koperasi, kebersamaan,
kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan
BMT menjadi organisasi yang syah dan legal (Ridwan, 2004).
b. Produk BMT (Baitul Maal wa Tamwil)
Untuk dapat menarik minat anggota dalam menabung, maka
BMT perlu mengemas produknya ke dalam nama yang menarik
69
dan mudah diingat. Menurut Ridwan (2004) produk
penghimpunan dana BMT harus mampu menampung keinginan
nasabah. Jenis produk-produk dapat dikembangkan sebagai
berikut:
1. Tabungan Haji (Taji) yakni tabungan khusus menampung
keinginan masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji
dalam jangka panjang.
2. Tabungan qurban (Taqur), yakni tabungan yang disediakan
untuk para shohibul qurban, yaitu masyarakat disediakan
produk yang dapat membantu merencanakan ibadah
qurbannya.
3. Tabungan Pendidikan (Tapen), yakni tabungan yang
disediakan untuk membantu masyarakat dalam menyediakan
kebutuhan dana pendidikan di masa yang akan datang.
4. Tabungan berjangka Mudharabah (Tobah), yakni deposito
dengan berjangka waktu tertentu.
Masing-masing jenis tabungan tersebut memiliki jangka
waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun sangat
mungkin juga berbeda.
Di sisi lain BMT (baitukl Maal wa Tamwil) mempunyai
banyak produk yang ditawarkan dalam rangka memperdayakan
ekonomi.
70
1. Al-Wadiah (Titipan/Simpanan)
Dalam tradisi fiqih Islam prinsip titipan atau simpanan
dikenal dengan sistem al-Wadiah. Al-Wadiah dengan
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Antoniom,
1999).
Seperti yang telah dijelaskan pada ayat di bawah ini
(Soemarjo, 1971):
إن اللھ یأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أھلھا وإذا حكمتم بین الناس
سمیعا أن تحكموا بالعدل إن اللھ نعما یعظكم بھ إن اللھ كان
بصیرا
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamumenyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antaramanusia supaya kamu menetapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah MahaMendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. An-Nisa’ : 58)
وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرھان مقبوضة فإن أمن
ھ ولیتق اهللا ربھ وال تكتموا بعضكم بعضا فلیؤد الذي اؤتمن أمانت
الشھادة ومن یكتمھا فإنھ ءاثم قلبھ واهللا بما تعملون علیم
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalahtidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorangpenulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
71
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagiankamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yangdipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; danjanganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; danAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah : 283)
2. Al-Wakalah/ Wakil
Menurut Antoniom (1999) Wakalah atau wakilah
berarti penyerahkan pendelegasian, atau pemberian mandat.
Dalam bahasa Arab hal ini dapat dipahamui sebagai at-
Tafwiah.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai
berikut:
إن الناس قد جمعوا لكم فاخشوھم فزادھم إیمانا الذین قال لھم الناس
وقالوا حسبنا اللھ ونعم الوكیل .
Artinya: ”(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah danRasul) yang kepada mereka ada orang-orang yangmengatakan: "Sesungguhnya manusia[250] telahmengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itutakutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambahkeimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allahmenjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baikPelindung". (Al Imron:173)
3. Al-Kafalah/ Jasa Penjamin
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
72
pengertian lain kafalah juga berarti mengalihkan tanggung
jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada
tanggung jawab orang lain sebagai peminjam (Antoniom,
1999).
4. Ar-Rahn (Gadai)
Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas peminjam yang diterimanya
barang yang ditanam tersebut memiliki nilai ekonomis.
Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya secara sederhana dapat dijelaskan bahwa ar-rahn
adalah semacam jaminan hutang atau gadai (Antoniom,
1999).
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai
berikut (Soemarjo, 1971).
وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرھان مقبوضة فإن أمن
بعضكم بعضا فلیؤد الذي اؤتمن أمانتھ ولیتق اهللا ربھ وال تكتموا
ادة ومن یكتمھا فإنھ ءاثم قلبھ واهللا بما تعملون علیمالشھ
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalahtidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorangpenulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yangdipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagiankamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yangdipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) danhendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
73
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, makasesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; danAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Baqarah : 283)
Ayat tersebut di atas secara eksplisit menyebutkan
“Barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang).”
Dalam dunia finansial, barang tanggungan biasa dikenal
sebagai jaminan/colloteral atau objek pegadain.
5. Al-Qordh (Pinjaman Kebajikan)
Al-Qordh adalah pemberian harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain
meminjam tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur
fiqih klasik. Qordh dikategorikan dalam aqd tadhawwui atau
akad saling bantu-membantu dan bukan transaksi komersial
(Antoniom, 1999).
Yang menjadi landasan dalil ayat ini adalah sebagai
berikut (Soemarjo, 1971):
وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى میسرة وأن تصدقوا خیر لكم إن
كنتم تعلمون
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalamkesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebihbaik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Al-Baqarah: 280)
74
c. Sistem Yang digunakan BMT
Secara umum sistem yang digunakan dalam BMT adalah
bagi hasil. Dalam hal ini bagi hasil biasa dikenal dengan istilah
profit sharing. Menurut kamus ekonomi profit sharing berarti
pembagian laba. Namun secara istilah profit sharing merupakan
distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai berupa
pembagian laba akhir tahun, bonus prestasi dan lain-lain.
Dalam mekanisme keuangan syari'ah model bagi hasil ini
berhubungan dengan usaha oengumpulan dana (funding) maupun
pelemparan produk penyertaan (finaning), terutama yang
berkaitan dengan produk penyertaan atau kerjasama usaha. Di
dalam pengembangan produknya, dikenal istilah shohibul maal
dan mudharib. Shabhibu maal merupakan pemilik dananya pada
lembaga keuangan syari'ah (bank dan BMT) untuk dikelola sesuai
dengan perjanjian. Sedangkan mudharib merupakan kelompok
orang tua atau badan yang memperoleh dana untuk dijadikan
modal atau investasi (Ridwan, 2004).
Dalam sistem ini BMT akan memerankan fungsi ganda
pada tahap funding, ia akan berperan sebagai mudharib dan
karenanya dana yang terkumpul harus dikelola secara optimal.
Namun pada financing, BMT akan berperan sebagai shahibul
maal dam karenanya ia harus menginvesttasikan dananya pada
usaha-usaha yang halal dan menguntungkan.
75
Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil ini harus
dijalankan secara transparan dan adil. Karena untuk mengetahui
tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan
kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang
terpercaya pada tahap perjanjian kerja sama ini disetujui oleh para
pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus
disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling
mengingatkan.
Untuk menentukan tingkat pembagian hasilnya, BMT akan
menghitung setiap bulan atau setiap periode tertentu sesuai
dengan periode perhitungan pendapatan usaha. Berapapun
pendapatan usaha, itulah yang kemudian didistribusikan kepada
para nasabah sehingga perlu mengetahui tingkat nisbah masing-
masing produk. Nisbah merupakan proposisi pembagian hasil
begitup ula dalam pembaiayaan bagi hasil. Debitur harus
melaporkan pembukuan usahanya sehingga dapat diketahui nilai
bagi hasilnya.
Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian
sebelum akad ditanda tangani, nasabah/anggota dapat menawar
sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan
sistem bunga, yakni nasabah pada pihak yang sealu dikalahkan,
karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak bank.
Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad
76
atas dasar laporan dari nasabah/anggota. Menejemen BMT akan
membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut
(Ridwan, 2004).
Secara umum prinsip bagi hasil dalam BMT dapat
dilakukan dalam empat akad, yaitu al-Musyarakah, al-
Mudharabah, al-Muzaraah dan al-Musaqah. Sesungguhnya
prinsip yang dipakai atau yang paling banyak dipakai adalah al-
Musyarakah dan al-Mudharabah, sementara al-Muzaraah dan al-
Musaqah dipergunakan khusus plantation financing atau
pembiayaan pertanian oleh beberapa BMT.
1. Al-Musyarakah
Istilah al-Musyarakah adalah syarikah atau syirkah
musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk usaha tertentu di mana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
(Sudarsono, 2003).
Landasan syari'ah/landasan hukumnya ada dalam QS.
An-Nisa’(4) : 12 dan As-shaad 24 (Soemarjo, 1971)
ولكم نصف ما ترك أزواجكم إن لم یكن لھن ولد فإن كان لھن ولد
فلكم الربع مما تركن من بعد وصیة یوصین بھا أو دین ولھن
إن كان لكم ولد فلھن الثمن الربع مما تركتم إن لم یكن لكم ولد ف
77
مما تركتم من بعد وصیة توصون بھا أو دین وإن كان رجل یورث
كاللة أو امرأة ولھ أخ أو أخت فلكل واحد منھما السدس فإن كانوا
لك فھم شركاء في الثلث من بعد وصیة یوصى بھا أو أكثر من ذ
دین غیر مضار وصیة من اللھ واللھ علیم حلیم
Artinya: “Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dariharta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidakmempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyaianak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yangditinggalkannya setelah dipenuhi wasiat yang mereka buatatau (dan) setelah dibayar hutangnya. Para isteri memperolehseperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidakmempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka paraisteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamutinggalkan setelah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)setelah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal,baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkanayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyaiseorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudaraperempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari keduajenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudaraseibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-samadalam bagian yang sepertiga itu, setelah dipenuhi wasiat yangdibuatnya atau (dan) setelah dibayar hutangnya dengan tidakmenyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuanAllah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun”. (AnNissa: 12)
قال لقد ظلمك بسؤال نعجتك إلى نعاجھ وإن كثیرا من الخلطاء
لیل لیبغي بعضھم على بعض إلا الذین آمنوا وعملوا الصالحات وق
ما ھم وظن داود أنما فتناه فاستغفر ربھ وخر راكعا وأناب
Artinya: “Daud berkata sesungguhnya dia telah berbuat zalimkepadapmu dengan meminta kambingmu itu untukditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnyakebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagianmereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali
78
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;dan amat sedikitlah mereka ini`. Dan Daud mengetahuibahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepadaTuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat”. (QS. As-Shaad: 24)
2. Al-Mudharabah
Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah
perjanjian diantara paling sedikit dua pihak di mana satu
pihak pemilik modal (shahibul maal atau rab al maal)
mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain. Pengusaha
(mudharib) untuk menjalankan suatu aktifitas atau usaha
(Sudarsono, 2003).
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai
berikut:
للیل ونصفھ وثلثھ وطائفة من إن ربك یعلم أنك تقوم أدنى من ثلثي ا
الذین معك واللھ یقدر اللیل والنھار علم أن لن تحصوه فتاب علیكم
فاقرءوا ما تیسر من القرآن علم أن سیكون منكم مرضى وآخرون
في األرض یبتغون من فضل اللھ وآخرون یقاتلون في یضربون
سبیل اللھ فاقرءوا ما تیسر منھ وأقیموا الصالة وآتوا الزكاة
ند وأقرضوا اللھ قرضا حسنا وما تقدموا ألنفسكم من خیر تجدوه ع
اللھ ھو خیرا وأعظم أجرا واستغفروا اللھ إن اللھ غفور رحیم
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwaengkau (Muhammad) berdiri (shalat) kurang dari dua pertigamalam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan(demikian pula) segolongan dari orang-orang yangbersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang.Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan
79
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanankepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dariAl Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamuorang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumimencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang dijalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari AlQur’andan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat danberikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik.Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscayakamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasanyang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Danmohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah MahaPengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S Al-Muzammil: 20)
فإذا قضیت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اللھ
واذكروا اللھ كثیرا لعلكم تفلحون
Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlahkamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlahAllah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Q.S Al-Jumu’ah: 10)
3. Al-Muzaraah
Al-Muzaraah adalah kerjasama pengolahan pertanian
antara pemilik lahan dengan penggarap di mana pemilik
lahan memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk
ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu
(persentase) dari hasil panen (Sudarsono, 2003).
4. Al-Musaqah
Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari
muzaraah di mana si penggarap hanya bertanggung jawab
atas penyiraman dan pemeliharaan, sebagai imbalan si
80
penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen
(Sudarsono, 2003).
II. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh strategi promotion mix
terhadap peningkatan jumlah anggota. Adapun responden yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 anggota pada BMT
(Baitul Maal wa Tamwil) Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden, maka peneliti
akan mengidentifikasi bardasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan,
dan lamanya menjadi anggota. Berikut ini adalah gambaran umum
para responden
a. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
ValidLaki-laki 44 44,0 44,0 44,0Perempuan 56 56,0 56,0 100,0Total 100 100,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Identifikasi anggota berdasarkan jenis kelamin,
menunjukkan persentase anggota laki-laki sebesar 44% lebih
sedikit dari pada persentase anggota perempuan sebesar 56%.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini
dikarenakan anggota BMT Kota Salatiga dan Kabupaten
Semarang lebih banyak anggota perempuan dari pada anggota
81
laki-laki. Tetapi untuk perbedaannya tidak terlalu banyak, jadi
bisa dikatakan total anggotalaki-laki dan perempuan hampir sama
jumlahnya.
b. Identifikasi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Usia Responden
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
< 20 tahun 5 5.0 5.0 5.021 – 30 tahun 35 35,0 35,0 40,031 – 40 tahun 39 39.0 39.0 79.041 – 50 tahun 18 18.0 18.0 97.0
> 50 tahun 3 3,0 3,0 100,0Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa sebagian besar
anggota BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang berusia
antara 21 sampai 40 tahun dengan persentase sebesar 35% untuk
kisaran usia 21 sampai 30 dan 39% untuk kisaran usia 31 sampai
40 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif bagi seseorang
untuk bekerja dan menghasilkan uang.
c. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3
Tingkat Pendidikan Responden
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
Dibawah SMA 12 12.0 12,0 12,0SMA 45 45,0 45,0 57.0Diplomat 3/Sarjana 34 34.0 34,0 91.0
Pasca Sarjana 9 9.0 9,0 100,0Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
82
Identifikasi berdasarkan pendidikan anggota BMT kota
Salatiga dan Kabupaten Semarang lebih dominan yang
berpendidikan SMA dengan persentase sebesar 45%. Hal ini
dikarenakan kebanyakan orang yang berpendidikan diatas SMA
lebih memilih untuk menaruh uangnya di Bank-bank besar yang
menyediakan kartu debit maupun kartu kredit untuk nasabahnya.
d. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 4.4
Jenis Pekerjaan Responden
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
PNS 10 10.0 10.0 10.0
Pegawai swasta 37 37.0 37.0 47.0
Wiraswasta 37 37.0 37.0 84,0
Pegawai
BUMN9 9.0 9.0 93.0
Lainnya 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Berdasarkan data diatas, maka anggota BMT di Kota
Salatiga dan Kab. Semarang didominasi oleh pegawai swasta dan
wiraswasta dengan prosentase masing-masing yaitu 37% untuk
anggota dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta dan 37% untuk
anggota dengan pekerjaan wiraswasta yang dalam hal ini adalah
pedagang.
83
e. Identifikasi Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota
Tabel 4.5
Lama Responden Menjadi Anggota
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
Valid
1 tahun 15 15.0 15.0 15.01-2 tahun 25 25.0 25.0 40.02-3 tahun 30 30.0 30.0 70.03-4 tahun 17 17.0 17.0 87.0Lebih dari 4tahun 13 13.0 13.0 100,0
Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Berdasarkan data diatas, yang telah menjadi anggota selama
2-3 tahun lebih mendominasi kisaran 30%.
B. Analisis Data
1. Hasil Uji Analisis
Agar penelitian ini menghasilkan data yang akurat, maka
instrument yang digunakan diuji terlebih dahulu menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas.Uji validitas dilakukan untuk
mengungkapkan apakah pertanyaan pada questioner yang digunakan
benar atau tidak, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk melihat
konsistensi pengukuran dari satu variabel (Bawono, 2006).
a. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabiltas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat
ukur sehingga dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama.
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah
teknik alpha dan cronbach dengan nilai cronbach alpha lebih dari
84
0,60 (Bawono, 2006:68). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil uji reliabilitas data
Variabel Cronbach’sAlpha
StandarReliabilitas
Kesimpulan
Advertising 0.767
0.60
ReliablePersonal Selling 0.715 ReliablePublishing 0.728 ReliablePromotion 0.643 ReliableDirect Marketing 0.681 Reliable
Sumber: Data Primer yang diolah (2015)
Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa semua
variabel independent mempunyai nilai cronbach’s alpha diatas
0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa pengukur masing-masing
variabel dari kuesioner yang digunakan peneliti dinyatakan
reliable sehingga item-item pada masing-masing konsep variabel
tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
b. Hasil Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur seberapa cermat
suatu test melakukan fungsi ukurnya atau telah benar-benar
mencerminkan variable yang diukur (Bawono, 2006:68). Menurut
Bawono (2006) Item kuisioner dinyatakan valid apabila pearson
correlation berbintang dua dengan tingkat signifikansi pada level
5% dan berbintang satu dengan tingkat signifikansi pada level
1%. Berikut merupakan tabel hasil pengujiannya:
85
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Data
Variabel PearsonCorelation
Significant(2-Tailed)
Kesimpulan
Advertising 0.248*-0.795** .000 ValidSalles promotion 0.373**-0.866** .000 ValidPublishing 0.357**-0.809** .000 ValidPersonal Selling 0.340**-0.850** .000 ValidDirect Marketing 0.409**-0.889** .000 Valid
Sumber: Data Primer yang dioalah (2015)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui semua pertanyaan yang
digunakan dalam kuesioner adalah valid, semua item pertanyaan
dalam variabel berbintang dua yang menunjukkan signifikansi
pada level 1% dan satu item pertanyaan pada variabel dependen
atau peningkatan jumlah anggota berbintang satu yang
menunjukkan signifikansi pada level 5%, sehingga tidak ada item
pertanyaan yang dihapus dan semua item pertanyaan dapat
digunakan pada keseluruhan model pengujian.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas)
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya
korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas
lainya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF
(Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga matrik
kolerasi.
Menurut Bawono (2006) Kedua nilai VIF dan Tolerance
saling berlawanan, apabila nilai tolerancenya besar maka nilai
86
VIF nya kecil dan sebaliknya. Nilai VIF di sini tidak boleh lebih
besar dari 10 (sepuluh), jika lebih besar maka bisa dikatakan ada
gejala multikolinieritas, sebaliknya jika nilai VIF nya lebih kecil
dari 10 maka tidak ada gejala multikolinieritas. Demikian juga
dengan nilai Tolerancenya tidak boleh lebih dari angka 1
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct Marketing Terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Coefficientsa
Model UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std.Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372
2
(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372
3
(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606
a. Dependent Variable: % peningkatan
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig. PartialCorrelation
Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum
Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421
3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
87
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai VIF masing-
masing variabel lebih kecil dari 10 (sepuluh) dan nilai
tolerancenya tidak ada yang lebih dari angka 1, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada semua
variabel.
b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menentukan
efisiensi sampel, uji T-test dan T-tabel sehingga tidak
menyebabkan kesimpulan yang salah (Ghozali, 2010). Untuk
mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskendastisitas maka
dapat dilihat melalui uji white sebagai berikut
Tabel 4.9
Uji White
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model SummaryModel R R Square Adjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,402a ,161 -,051 ,000219148a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECTMARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52, PERSONALSELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5, PERIKLANAN,x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Hasil perhitungan persamaan regresi White menghasilkan
nilai R2 sebesar 0,161, maka dapat diketahui besarnya X2 hitung,
yaitu 100 x 0,161 = 16,1. Sedangkan besarnya X2 tabel adalah
88
118,7520. Karena X2 tabel lebih > X2 hitung, maka gejala
penyakit hetroskedastisitas dalam model persamaan tidak ada.
c. Uji Autocorrelation
Menurut Bawono (2006: 160) autokorelasi adalah korelasi
(hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat
dilakukan dengan uji durbin Watson.
Tabel 4.10
Uji Autocorrelation
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted RSquare
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2,176a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLESPROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONb. Dependent Variable: % peningkatan
Diketahui:
Nilai DW test nya sebesar 2,067,
Nilai tabel dL = 1,57
Nilai tabel dU = 1,78
Nilai 4 - dU = 4 – 1,78 = 2,22
89
Karena nilai DW test di antara dU dan 4 - dU, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala penyakit autokorelasi
dalam model regresi.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas model
regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Pengujian dilakukan dengan
analisa grafik, yaitu dengan melihat grafik kurva histogram dan
normal probality plot dan juga dengan melakukan uji Kolmogrov
Smirnov (Ghozali, 2010).
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov
adalah membandingkan distribusi data (yang akan diuji
normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal
baku adalah data yang telah ditransformasikan kedalam bentuk Z-
Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov
Smirnov adalah uji beda antara data diuji normalitasnya dengan
data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di
bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika
signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang
signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah
bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,
berarti data tersebut tidak normal. Dan jika signifikansi di atas
90
0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
data yang akan diuji dengan data nrmal baku , artinya data yang
akan diuji normal (www.statistikian.com)
Tabel 4.11
Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized
ResidualN 100
Normal Parametersa,bMean 0E-7Std.Deviation
,01550416
Most Extreme DifferencesAbsolute ,134Positive ,134Negative -,093
Kolmogorov-Smirnov Z 1,339Asymp. Sig. (2-tailed) ,055a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Berdasarkan hasil olah data diatas maka dapat dikatan
bahwa distribusi data dikatan normal karena nilainya di atas
0,05.
3. Hasil Uji Ketepatan Model/ Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Ketepatan Model digunakan untuk melihat tingkat
ketetapan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk
menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketetapan atau keaktualan
dapat diukur dari goodness of fit nya (Iqbal, 2002). Uji ini dapat
dilihat dari nilai koefisien diterminasinya. Berkaitan apakah uji
statistik dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat
signifikansi dari hasi perhitungannya, jika hasil perhitungannya
91
berada di daerah kritis atau yang menolak H0 maka dikatakan bahwa
uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya. Berlaku
sebaliknya jika hasil perhitungan berada didaerah yang menerima H0,
maka dapat dikatakan bahwa uji statistiknya tidak lolos dan tidak
layak untuk uji selanjutnya.
Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat
R² pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh (Bawono,
2006). Apabila angka koefisien diterima (R²) semakin mendekati 1
berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai
model penduga terhadap variabel dependen.
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal
Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah
Model SummaryModel R R Square Adjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 ,298a ,089 ,040 ,01591122 ,296b ,088 ,049 ,01583553 ,286c ,082 ,053 ,0158049a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN,SALLES PROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
92
Dari data diatas dapat diketahui bahwa:
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar : 0,286. Hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel
independen dan variabel dependen (karena mendekati angka 1).
Nilai koefisien Adjusted (R2) = 0,082 yang menjelaskan bahwa
hanya 8,2% Peningkatan Jumlah Nasabah bisa dijelaskan dari ke-
lima variabel independen (Advertising, Salles Promotion, Personal
Selling, Public Relation dan Direct Marketing). Sedangkan sisanya
(100% - 8,2% = 91,8%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4. Uji Hipotesis
a. Uji ttest
Uji digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara
individual (Iqbal,2002). Berikut merupakan tabel koefisien
untuk melihat nilat t hitung yang akan dibandingkan dengan
nilai tabel.
Atau bisa juga dilihat dengan tabel sebagai berikut:
93
Tabel 4.13
Uji Secara Individual
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal
Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah
Anggota
VARIABEL B NILAI
t test
NILAI
t tabel
NILAI
SIGNIFIKAN
KET
Constant 0,057 2,990
1,2906
0,004 Signifikan
Periklanan .002 1,967 .052 Signifikan
Personal
Selling
.0052,484 .015
Signifikan
Public
Relation
.0021,736 .086
Signifikan
Salles
Promotion
.0450,323 .748
Tidak
Signifikan
Direct
Marketing
-,091c
-0.793 .430Tidak
Signifikan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Artinya:
a. Pengaruh variabel Periklanan/ Advertising (X1) terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai
signifikansi dari variabel periklanan sebesar 0,052 pada
tingkat kesalahan 10% dan nilai t test sebesar 1,967 lebih
besar dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat dikatakan
bahwa secara empiris variabel periklanan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel peningkatan jumlah
nasabah. Hal tersebut berarti dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Advertising
94
(Periklanan) berpengaruh positif terhadap Peningkatan
Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang
yaitu diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fitri Maisya (2013) tentang pengaruh Periklanan, Promosi
Penjualan dan Hubungan Masyarakat Terhadap Keputusan
Menabung di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Cabang
Bukittinggi yang menyatakan bahwa periklanan yang
dilakukan oleh BNI Cabang Bukittingi mempengaruhi
keputusan menabung.
Hal tersebut tidak sesuai pula dengan teori yang
dikemukakan oleh Tjiptono (2008:225), “iklan adalah
bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada
informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk
yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
yang menyenangkan akan mengubah fikiran seseorang
untuk melakukan pembelian.
b. Pengaruh variabel personal selling (X2) terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai
signifikansi dari variabel personal selling sebesar 0,015
yang lebih kecil dari α (0.05) pada tingkat kesalahan 5%
dan nilai t test sebesar 2,484 lebih besar dari t tabel sebesar
95
1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris
variabel personal selling berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut
berarti dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa personal selling berpengaruh positif
terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota
Salatiga dan Kab. Semarang yaitu diterima.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Darna dan Dita
Pramudya Wardani (2013) tentang Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap Keputusan Pengambilan Produk
Pembiayaan KPR Platinum iB pada Bank X Syariah
Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan bahwa Personal
Selling tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pengambilan KPR Platinum iB.
Tetapi hal tersebut sesuai dengan pendapat yang
dikemukan oleh Tjiptono (2008) yang menyebutkan bahwa
“Personal Selling adalah komunikasi langsung antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membeli”.
96
c. Pengaruh variabel Publisitas/ Public Relation (X3) terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai
signifikansi dari variabel publisitas (Public Relation)
sebesar 0,086 yang berada pada tingkat kesalahan 10% dan
nilai t test sebesar 1,736 lebih besar dari t tabel sebesar
1,2906, sehingga dapat dikatakan bahwa secara empiris
variabel publisitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti
dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa Public Relation berpengaruh positif terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan
Kab. Semarang yaitu diterima.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yaitu kegiatan
pameran atau event-event, sumbangan kemasyarakatan,
pemberian sponsorship pada acara-acara besar, penjalinan
hubungan yang baik dengan nasabah, dan pemberian
majalah atau bulletin bank dalam publisitas dapat
meningkatkan ketertarikan konsumen pada produk jasa
yang ditawarkan khususnya KPR Platinum iB sehingga
meningkat pula tingkat keputusan pengambilan KPR
Platinum iB oleh nasabah.
97
Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (1997:230)
bahwa public relation merupakan upaya menyeluruh dari
suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap
perusahaan tersebut. Sehingga konsumen akan mencoba dan
akhirnya membeli produk tersebut.
d. Pengaruh variabel Salles Promotion (X4) terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai
signifikansi dari variabel Salles Promotion sebesar 0,748
yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar 0,323
lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat
dikatakan bahwa secara empiris variabel Salles Promotion
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel
peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat
disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa Salles Promotion berpengaruh positif terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota Salatiga dan
Kab. Semarang yaitu ditolak.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) tentang
tentang Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB pada
98
Bank X Syariah Cabang Harmoni Jakarta, yang menyatakan
bahwa promosi penjualan (salles promosi) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengambilan
KPR Platinum iB (Y).
Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang
dikemukakan Tjiptono (2008), “promosi penjualan adalah
bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli pelanggan.
e. Pengaruh variabel direct marketing (X5) terhadap
Peningkatan Jumlah Nasabah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai
signifikansi dari variabel direct marketing sebesar 0,430
yang lebih besar dari α (0.05) dan nilai t test sebesar -0,793
lebih kecil dari t tabel sebesar 1,2906, sehingga dapat
dikatakan bahwa secara empiris variabel direct marketing
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel
peningkatan jumlah nasabah. Hal tersebut berarti dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan
bahwa direct marketing (Penjualan Langsung) berpengaruh
positif terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah BMT di-Kota
Salatiga dan Kab. Semarang yaitu ditolak.
99
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Heri Abrianto dan Astrid Oktavia (2015) tentang
“Analisis Pengaruh bauran Promosi Kartu Prabayar
Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Jatinegara” yang menyatakan bahwa
Pemasaran Langsung (Direct Marketing) memiliki
hubungan positif dengan minat beli nasabah.
Berdasarkan hasil uji t diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi
peningkatan jumlah anggota adalah variabel personal selling
(X2), yang ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,484.
Dengan demikian strategi bauran promosi BMT di Kota
Salatiga dan Kab.Semarang dilakukan dengan memberikan
layanan dalam mengatasi keluhan dari pelanggan, bersikap
ramah dan membantu permasalahan yang dihadapi pelanggan.
Sifat penjualan perseorangan ini lebih luwes dalam menghadapi
pelanggan karena tenaga penjualan dapat secara langsung
menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan
perilaku masing-masing pembeli. Selain itu, tenaga penjualan
juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap
penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-
penyesuaian ditempat pada saat itu juga.
100
b. Uji Ftest
Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel
independen (Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal
Selling, dan Direct Marketing) secara simultan (bersama-sama)
berpengaruh terhadap variabel dependen (Peningkatan Jumlah
Nasabah) pada BMT di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang
(Ghozali, 2001).
Tabel 4.14
Uji Secara Serempak
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
ANOVAa
Model Sum ofSquares
df MeanSquare
F Sig.
1Regression ,002 5 ,000 1,827 ,115b
Residual ,024 94 ,000Total ,026 99
2Regression ,002 4 ,001 2,281 ,066c
Residual ,024 95 ,000Total ,026 99
3Regression ,002 3 ,001 2,843 ,042d
Residual ,024 96 ,000Total ,026 99
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONd. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Dari data di atas, diketahui nilai F hitung sebesar 2,843
dengan tingkat probabilitas (signifikansi) sebesar 0,042. Karena
Probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan f hitung lebih besar dari f
101
tabel sebesar 2,195, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi peningkatan jumlah nasabah, atau dengan
demikian variabel Advertising, Personal Selling, Public
Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing secara
bersama-sama berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dengan
kata lain H6 yang menyatakan bahwa bauran promosi
(Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct Marketing) produk simpanan syariah secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah nasabah
BMT di-Kota Salatiga dan Kab. Semarang dapat diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa nasabah sebelum
memutuskan untuk memilih dan menggunakan produk simpanan
syariah yang dimiliki oleh BMT, nasabah akan mengevaluasi
segala yang berhubungan dengan Advertising, Salles
Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct Marketing
dari BMT tersebut terhadap produk tabungan syariah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Darna dan Dita Pramudya Wardani (2013) yang dalam hasil
penelitiannya menyatakan bahwa secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan antar bauran promosi yang terdiri
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct Marketing terhadap proses keputusan pembelian
konsumen.
Kotler (2007), menjelaskan bahwa bauran promosi
menjadi kegiatan promosi atau pemilihan jenis kegiatan promosi
yang paling efektif untuk memberi keputusan dan ketertarikan
produk yang ditawarkan. Keaneka ragaman produk membuat
konsumen sulit menentukan produk mana yang akan dipilih.
Dalam satu kategori produk saja terdapat bermacam- macam
produk dari beberapa penjual yang bersaing untuk mendapat
konsumen. Bauran promosi berguna untuk mengenali dan
102
membedakan barang dan jasa dari penjual yang satu dengan
barang dan jasa dari penjual yang lain, sehingga memudahkan
konsumen untuk mengindentifikasikan barang dan jasa yang
akan dibeli. Jadi promosi dengan bauran promosi yang kuat
akan memudahkan konsumen memilih produk dan menambah
rasa percaya diri dalam melakukan keputusan pembeli pada
produk tersebut.
c. Analisis Regresi Berganda
Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang
bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan
nilai variabel dependen dengan variabel independen yang lebih
dari satu (minimal dua variabel). Kondisi variabel independen
dalam mempengaruhi variabel dependen dapat bersifat positif
atau negative (Ghozali, 200
103
Tabel 4.14
Hasil Analisis Regresi Berganda
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal
Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah
Anggota
xCoefficientsa
Model UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig. CollinearityStatistics
B Std.Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372
2
(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372
3
(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606
a. Dependent Variable: % peningkatan
Excluded Variablesa
Model Beta In T Sig. PartialCorrelation
Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum
Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421
3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING,PUBLIC RELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
104
Dari hasil pengujian-pengujian tersebut dapat dibuat
persamaan matematis sebagai berikut:
Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3 X3+ β4X4 + β5 X5+e
Y= 0,057+0,002X1+0,005X2+0,002X3+ 0,045 X4 – 0,091 X5+e
Di mana:
Y = Peningkatan Jumlah Nasabah
X1 = Advertising
X2 = Personal Selling
X3 = Public Relation
X4 = Salles Promotion
X5 = Direct Marketing
Artinya:
Nilai constant (β0) : 0,057 menyatakan bahwa ketika
variabel independen (advertising, personal selling, dan public
relation) dianggap konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka
variabel Peningkatan Jumlah Nasabah sebesar 0,057 dengan
asumsi cateris paribus.
Koefisien regresi Periklanan/ Advertising (X1) sebesar
0,002, diartikan bahwa jika advertising mengalami peningkatan
1 satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan
mengalami kenaikan sebesar 0,002 Berarti untuk setiap
kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Perikalanan
(X1) yang meliputi brosur, leaflet, majalah, radio, dan internet
105
baik dari segi gambar, informasi, maupun penempatannya akan
mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002
dengan asumsi bahwa variabel personal selling (X2), publisitas
(X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing (X5) adalah
konstan.
Koefisien regresi Personal Selling (X2) sebesar 0,005
diartikan bahwa jika personal selling mengalami peningkatan 1
satuan, maka variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan
mengalami kenaikan sebesar 0,005. Berarti untuk setiap
kontribusi yang diberikan oleh variabel independen Personal
Selling (X2) yang meliputi penggunaan personal selling/ armada
penjualan/ marketing people untuk memasarkan produknya
secara efektif baik dari segi penjelasan yang jelas dan informatif
guna meningkatkan jumlah nasabah ini akan mempengaruhi
sebesar 0,005 dengan asumsi bahwa variabel periklanan (X1),
publisitas (X3), promosi penjualan (X4) dan direct marketing
(X5) adalah konstan.
Koefisien regresi Publisitas/ Public Relation (X3) sebesar
0,002, diartikan bahwa jika publisitas/ Public Relation
mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Peningkatan
Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan sebesar 0,002.
Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan oleh variabel
independen Publisitas (X3) yang meliputi penjalinan hubungan
106
yang baik dengan nasabah, pemberian sponsor pada acara-acara
besar, pemberian sumbangan pada kegiatan kemasyarakatan,
pemberian majalah atau bulletin bank, dan pengadaaan event-
event atau pameran-pameran dalam penjualan produk simpanan
khususnya produk simpanan syariah akan mempengaruhi
peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar 0,002 dengan asumsi
bahwa periklanan (X1), personal Selling (X2), promosi penjualan
(X4), dan direct marketing (X5) adalah konstan.
Koefisien regresi Salles Promotion/ Promosi Penjualan
(X4) sebesar 0,045, diartikan bahwa jika Salles Promotion/
Promosi Penjualan mengalami peningkatan 1 satuan, maka
variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami kenaikan
sebesar 0,045. Berarti untuk setiap kontribusi yang diberikan
oleh variabel independen promosi penjualan (X4) yang meliputi
pemberian souvenir, margin spesial yang ringan, pembebasan/
potongan biaya administrasi dan biaya non operasional lainnya
pada saat promosi, serta pengadaan pengadaan kegiatan undian
akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah (Y) sebesar
0,045 dengan asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal
Selling (X2), Publisitas (X3), dan Direct Marketing (X5) adalah
konstan.
Koefisien regresi Direct Marketing/ Pemasaran Langsung
(X5) sebesar -0,091, diartikan bahwa jika Direct Marketing/
107
Pemasaran Langsung mengalami peningkatan 1 satuan, maka
variabel Peningkatan Jumlah Nasabah akan mengalami
penurunan sebesar 0,091. Berarti untuk setiap kontribusi yang
diberikan oleh variabel independen Direct Marketing/
Pemasaran Langsung melalui interaksi informasi dan promosi
produk simpanan syariah melalui surat, telepon, e-mail, dan alat
penghubung lain untuk berkomunikasi dengan nasabah tertentu
akan mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah sebesar -0,091
atau bisa diartikan sebagai penurunan sebesar 0,091, dengan
asumsi bahwa variabel Periklanan (X1), Personal Selling (X2),
Publisitas (X3), dan Salles Promotion (X4) adalah konstan.
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan analisis data mengenai pengaruh bauran
promosi (promotion mix) produk simpanan syariah terhadap
peningkatan jumlah nasabah (studi kasus pada bmt kota salatiga dan
kab. Semarang dalam 2 tahun terakhir), maka penelitian ini
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengujian Koefisien Regresi (Uji T) atau uji secara
individu bahwa tidak semua variabel bauran promosi
mempengaruhi peningkatan jumlah nasabah. Hanya untuk
variabel Promosi/ Advertaising (X1), Personal Selling/ Penjualan
Secara Pribadi (X2), dan Publisitas/ Public Relation (X3) yang
berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah (Y). Sedangkan variabel Salles Promotion (X4) dan
Direct Marketing (X5) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Peningkatan Jumlah Nasabah (Y).
2. Dari hasil pengujian model regresi (Uji F) atau uji secara
serempak membuktikan bahwa variabel bauran promosi yang
meliputi Advertising, Personal Selling, Public Relation, Salles
Promotion, dan Direct Marketing secara simultan (bersama-sama)
sangat berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
109
peningkatan jumlah nasabah BMT di-Kota Salatiga dan Kab.
Semarang.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian
dan kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Pihak BMT agar lebih meningkatkan lagi bauran promosi yang
dilakukan khususnya dalam dimensi Advertising, Personal
Selling, Public Relation, Salles Promotion, dan Direct Marketing,
sehingga kelima dimensi tersebut tidak lagi memiliki hubungan
yang lemah terhadap minat beli nasabah. Agar bauran promosi
yang dilakukan oleh BMT dapat membuat nasabah menjadi lebih
berminat dan terdorong untuk menggunakan Produk Simpanan
Syariah serta meningkatkan citra BMT.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya menganalisis faktor-faktor
lainnya diluar model penelitian ini, dari keseluruhan yang
mempengaruhi minat beli nasabah pengguna produk simpanan
yang dimiliki BMT. Sehingga penelitian tidak hanya dari sisi
bauran promosi saja, namun juga dari bauran pemasaran lain
seperti faktor harga dan produk atau faktor kemudahan sehingga
analisis yang dihasilkan dapat lebih menyeluruh.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mal An. 2010. Corporate Governance Perbankan Syariah diIndonesia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Abrianto, Heri; Astrid Oktavia.2015. Analisis Pengaruh Bauran Promosi KartuPrabayar Terhadap Minat Beli Nasabah pada PT Bank NegaraIndonesia (Persero) Tbk Cabang Jatinegara, Jurnal Akuntansi,Keuangan, dan Perbankan, Vol. 1 (3). Politeknik Negeri Press: Jakarta.
Amir, M. Taufiq,. 2005. Dinamika Pemasaran, Jakarta : PT Raja GrafindoPersada.
Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Perbankan Syari’ah di Indonesia. Yogyakarya:Gadjah Mada University Press .
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah; dari Teori ke Praktik.Jakarta: Gema Insani.
Antoniom, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.Tazkia Institut: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Asmoro, Ayu Afrillya. 2011. Pengaruh Variabel-variabel Bauran PromosiTerhadap Minat Pembelian. Skripsi. Surabaya : UniversitasPembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analisys dengan SPSS. Salatiga: STAINSalatiga pers
Buchari Alma. 2009. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. CvAlvabeta: Bandung.
Darna; Dita Pramudya Wardani. 2013. Pengaruh Bauran Promosi TerhadapKeputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB padaBank X Syariah Cabang Harmoni-Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,Vol. 12(1):1-10. Politeknik Negeri Jakarta Press: Jakarta.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Firman, Asmeldi. 1999. Panduan Praktis BMT. Mizan: Jakarta.
Firman, Susilo. 2007. Manajemen Perbankan Syaria: Graha Ilmu
111
Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariat 2. Semarang:Badan PenerbitUndip.
Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian DanAplikasinya. Ghalia Indonesia:Bogor.
Hasan, Iqbal. 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Pt.Rineka Cipta.
Hiam. 2002. Alih Bahasa Maulana (1996). Paradigma Pendidikan Islam.Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Husein, umar.2005. Metode Penelitian untuk skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Imam,Wahjono, Sentot. 2010. Manajemen Pemasaran Bank.Yogyakarta : GrahaIlmu.
Jayusman, Indra. 2012. Pengaruh Promotion Mix Terhadap Peningkatan JumlahNasabah Bank (Studi Kasus PD BPR Marunting Batu Aji Kab.Pangkalan Bun). Universitas Antakusuma Pangkalan Bun KalimantanTengah.
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers
Kartajaya, Hermawan.2004.On MarketingMark Plus & Co. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.
Kartajaya, Hermawan, dan Syakir, M. Sula. 2006. Syariah Marketing. Bandung:PT Mizan Pustaka.
Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung. 2007. Bank Syariah : Teori,Praktik, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing.
Kotler, Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran.Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhallindo.
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Managemen Pemasaran Jilid IEdisi Ke 13. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip; Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi BahasaIndonesia. Jakarta: Erlangga.
112
Maisya, Fitri. 2013. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan HubunganMasyarakat Terhadap Keputusan Menabung di PT. Bank NegaraIndonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Jurnal. Universitas Negeri PadangPress: Padang.
Perdana, Alan. 2010. Penerapan Bauran Promosi Dalam Meningkatkan JumlahNasabah pasa Asuransi Bumi Putra Syariah Syurakarta. UniversitasSebelas Maret Surakarta.
Prof. H. Soemarjo, SH. 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya. YayasanPenyelenggara Penerjemah Al-Quran Raja Fard: Jakarta.
Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen BMT . UII press: Yogyakarta.
Rohmad, Wahid. 2008. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran TerhadapKebutusan Nasabah Dalam Mengambil Pembiayaan Murabahah PadaBMT Palur Karanganyar Pada tahun 2007. UIN Sunan Kali JagaJogjakarta.
Sandy, Febryan. 2012. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap KeputusanPembelian. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 9 No. 2.
Saputro, Nugroho. 2011. Efektifitas Strategi Pemasaran Produk Bmt JogjatamaDalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif. (Penelitian). STMIKAMIKOM Yogyakarta.
Shimp, Christopher H.. 2003. Service Marketing, Second Edotion, Usa: PrenticeInternational.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi DanIlustrasi. Edisi 1, Ekonisa: Yogyakarta.
Sudarsono, Heri. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi DanIlustrasi. Edisi 2, Ekonisa: Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:CV Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD, Alfabeta,Bandung.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif: Toeri DanAplikasi. Bandung.
Sunarto, Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi perbankan Syariah Jakarta:Zikrul Hakim.
113
Tjiptono, Fandi. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi 2. CV. Andi Offset.Yogyakarta.
Tjiptono, Fandi. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. CV. Andi Offset.Yogyakarta.
Wahjono, 2010. Pengantar Manajemen Pemasaran. Penerbit Bpfe: Yogyakarta.
http://www.statistikian.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogrov-smirnov.html?m=1
http://forumbaitulmaal-jateng.blogspot.co.id/2015/01/daftar-anggota-pbmti-korwil-jateng.html?=1
115
ANGKET / QUESIONER
I. Isilah identitas Bapak/Ibu/Sdr (i) sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Pria
Wanita
2. Usia responden
Di bawah 20 tahun
21 - 30 tahun
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
di atas 50 tahun
3. Tingkat Pendidikan
Dibawah SMA
SMA
Diplomat 3/ Sarjana
Pasca Sarjana
4. Jenis pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pegawai swasta
Wiraswasta
Pegawai BUMN
Lainnya, sebutkan ………..
116
5. Lama Menjadi Nasabah
≤ 1 tahun
1-2 tahun
2-3 tahun
3-4 tahun
≥ 4 tahun , sebutkan ………..
6. Pilihlah salah satu jawaban pertanyaan di bawah ini yang dianggap
paling tepat dengan memberi tanda X :
Seberapa penting strategi promosi dalam meningkatkan Jumlah nasabah
pada BMT di Kota Salatiga dan Kab. Semarang. Dari hasil wawancara agar
dibubuhkan tanda (X) pada kolom:
1) Sangat Tidak Setuju (STS)
2) Tidak Setuju (TS)
3) Setuju (S)
4) Sangat Setuju (SS)
A. Variabel Bauran Promosi (Promotion Mix)
No. Pernyataan STS TS S SS
Periklanan (Advertising)
1. Informasi mengenai Produk
Simpanan Syariah yang dimiliki
BMT mudah saya dapatkan
2. Pesan Promosi Produk
Simpanan Syariah yang
disampaikan BMT mudah saya
pahami
3. Pesan Promosi Produk
117
Simpanan Syariah yang dibuat
BMT menarik bagi saya
4. Ketersediaan brosur mengenai
fasilitas yang ditawarkan oleh
BMT
Personnal Selling
1. Staff BMT memberikan
pelayanan yang baik bagi saya
2. Manager BMT yang
memberikan waktu luang
kepada saya untuk memberikan
sejumlah informasi
3. Manajer BMT ramah dalam
memberikan informasi bagi saya
Public Relations
1. Para nasabah sering diundang
oleh BMT dalam event-event
tertentu
2. Berita-berita yang berhubungan
dengan BMT membantu saya
untuk mendapatkan informasi
tentang BMT
3. Situs BMT membantu saya
dalam memberikan informasi
4. Sponsorsip yang diikuti oleh
BMT membantu saya
memperoleh informasi
Salles promotion
1. Pemberian kupon/ poin
mempengaruhi saya dalam
118
memilih Produk Simpanan BMT
2. Pemberian hadiah langsung
mempengaruhi saya dalam
memilih Produk Simpanan BMT
Direct Marketing
1. BMT dalam mempromosikan
Produk Tabungan Syariah via
telemarketing mempengaruhi
saya memilih BMT
2. BMT dalam mempromosikan
Produk Tabungan Syariah via
social media mempengaruhi
saya memilih BMT
B.Variabel Peningkatan Jumlah Nasabah
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya menjadikan BMT sebagai
pemenuhan kebutuhan saya
untuk menabung
2. BMT menjadi pertimbangan
saya untuk menyimpan dana
saya pada saat mempunyai dana
lebih
3. Keputusan saya untuk
menabung di BMT adalah
keputusan yang tepat
4. Saya berkeinginan menyimpan
kembali uang saya di BMT di
waktu yang akan datang
119
1. Gambaran umum responden
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent ValidPercent
CumulativePercent
ValidLaki-laki 44 44,0 44,0 44,0
Perempuan 56 56,0 56,0 100,0Total 100 100,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Usia RespondenFrequency Percent Valid
PercentCumulative
Percent
Valid
< 20 tahun 5 5.0 5.0 5.021 – 30 tahun 35 35,0 35,0 40,031 – 40 tahun 39 39.0 39.0 79.041 – 50 tahun 18 18.0 18.0 97.0> 50 tahun 3 3,0 3,0 100,0
Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Tingkat Pendidikan RespondenFrequency Percent Valid
PercentCumulative
Percent
Valid
Dibawah SMA 12 12.0 12,0 12,0SMA 45 45,0 45,0 57.0
Diplomat 3/Sarjana
34 34.0 34,0 91.0
Pasca Sarjana 9 9.0 9,0 100,0Total 100 100,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
120
Jenis Pekerjaan RespondenFrequency Percent Valid
PercentCumulative
Percent
Valid
PNS 10 10.0 10.0 10.0Pegawai swasta 37 37.0 37.0 47.0
Wiraswasta 37 37.0 37.0 84,0Pegawai BUMN 9 9.0 9.0 93.0
Lainnya 7 7,0 7,0 100,0Total 100 100,0 100,0
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Lama Responden Menjadi AnggotaFrequency Percent Valid
PercentCumulative
Percent
Valid
1 tahun 15 15.0 15.0 15.01-2 tahun 25 25.0 25.0 40.02-3 tahun 30 30.0 30.0 70.03-4 tahun 17 17.0 17.0 87.0
Lebih dari 4tahun
13 13.0 13.0 100,0
Total 100 100,0 100,0Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
121
2. Uji Relibilitas
Advertising (Periklanan)
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems
N ofItems
,768 ,767 4
Selles Promotiom (Promosi Penjualan)
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems
N ofItems
,635 ,643 2
Public Relation (Publisitas)
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems
N ofItems
,717 ,728 4
122
Personal Selling (Promosi Penjualan)
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems
N ofItems
,715 ,715 3
Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Reliability StatisticsCronbach's
AlphaCronbach's
Alpha Basedon
StandardizedItems
N ofItems
,662 ,681 2
123
3. Validitas
Advertising (Periklanan)
Correlationsp1 p2 p3 p4 PERIKLANAN
p1
PearsonCorrelation
1 ,595** ,354** ,248* ,723**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,013 ,000N 100 100 100 100 100
p2
PearsonCorrelation
,595** 1 ,542** ,430** ,842**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
p3
PearsonCorrelation
,354** ,542** 1 ,538** ,795**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
p4
PearsonCorrelation
,248* ,430** ,538** 1 ,708**
Sig. (2-tailed) ,013 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
PERIKLANAN
PearsonCorrelation
,723** ,842** ,795** ,708** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deletedp1 10,74 1,406 ,494 ,356 ,752p2 10,70 1,222 ,685 ,497 ,646p3 10,58 1,297 ,605 ,410 ,693p4 10,43 1,480 ,498 ,317 ,748
124
Personal Selling (Promosi Penjualan)
Correlationsp5 p6 p7 PERSONAL
SELLING
p5Pearson Correlation 1 ,506** ,340** ,782**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000N 100 100 100 100
p6Pearson Correlation ,506** 1 ,522** ,850**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100
p7Pearson Correlation ,340** ,522** 1 ,762**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000N 100 100 100 100
PERSONALSELLING
Pearson Correlation ,782** ,850** ,762** 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deletedp5 7,11 ,685 ,489 ,264 ,684p6 6,70 ,616 ,627 ,395 ,506p7 6,39 ,745 ,495 ,280 ,672
125
Public Relation (Publisitas)
Correlationsp8 p9 p10 p11 PUBLIC
RELATION
p8
PearsonCorrelation
1 ,583** ,357** ,185 ,732**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,066 ,000N 100 100 100 100 100
p9
PearsonCorrelation
,583** 1 ,605** ,261** ,809**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,000N 100 100 100 100 100
p10
PearsonCorrelation
,357** ,605** 1 ,412** ,791**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
p11
PearsonCorrelation
,185 ,261** ,412** 1 ,633**
Sig. (2-tailed) ,066 ,009 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
PUBLICRELATION
PearsonCorrelation
,732** ,809** ,791** ,633** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deletedp8 9,68 1,331 ,465 ,341 ,685p9 9,51 1,364 ,656 ,520 ,577p10 9,40 1,313 ,599 ,435 ,598p11 9,06 1,532 ,345 ,171 ,749
126
Selles Promotiom (Promosi Penjualan)
Correlationsp12 p13 SALLES
PROMOTION
p12
PearsonCorrelation
1 ,373** ,787**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
p13
PearsonCorrelation
,373** 1 ,866**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
SALLESPROMOTION
PearsonCorrelation
,787** ,866** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deletedp12 3,35 ,270 ,373 ,139 .p13 2,94 ,178 ,373 ,139 .
127
Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Correlations
p14 p15 DIRECTMARKETING
p14Pearson Correlation 1 ,409** ,781**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
p15Pearson Correlation ,409** 1 ,889**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
DIRECTMARKETING
Pearson Correlation ,781** ,889** 1Sig. (2-tailed) ,000 ,000N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
ItemDeleted
p14 9,78 1,507 ,648 . ,906p15 9,36 1,142 ,767 . ,770DIRECTMARKETING
6,38 ,561 1,000 . ,562
128
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multicollinearity (Multikolinieritas)
Hasil Uji Multikolinieritas
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct
MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Coefficientsa
Model UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004
PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372
2
(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372
3
(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003
PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606
a. Dependent Variable: % peningkatan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig. PartialCorrelation
Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum
Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421
3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
129
b. Uji Heteroscedasticity (Heteroskedastisitas)
Uji White
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model SummaryModel R R Square Adjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,402a ,161 -,051 ,000219148a. Predictors: (Constant), x4x5, x12, x22, x32, DIRECTMARKETING, x42, PUBLIC RELATION, x1x4, x52,PERSONAL SELLING, SALLES PROMOTION, x2x5, x1x5,PERIKLANAN, x1x3, x3x5, x3x4, x1x2, x2x4, x2x3
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
c. Uji Autocorrelation
Tabel Autocorrelation
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct
MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted RSquare
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
1 ,298a ,089 ,040 ,0159112 2,176a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLESPROMOTION, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONb. Dependent Variable: % peningkatan
130
d. Uji Normalitas
Tabel one sampel Kolmogorov Smirnov Test
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestUnstandardized
ResidualN 100
Normal Parametersa,b Mean 0E-7Std. Deviation ,01550416
Most Extreme DifferencesAbsolute ,134Positive ,134Negative -,093
Kolmogorov-Smirnov Z 1,339Asymp. Sig. (2-tailed) ,055a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.
Sumber:Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
5. Hasil Uji Ketepatan Model
Koefisien Determinasi
Advertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan Direct
MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah Nasabah
Model SummaryModel R R Square Adjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 ,298a ,089 ,040 ,01591122 ,296b ,088 ,049 ,01583553 ,286c ,082 ,053 ,0158049a. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING,PERIKLANAN, SALLES PROMOTION, PERSONALSELLING, PUBLIC RELATIONb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING,PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONALSELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
131
6. Uji Hipotesisa. Uji ttest
Uji Secara IndividualAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah AnggotaVARIABEL B NILAI
t testNILAIt tabel
NILAISIGNIFIKAN
KET
Constant 0,057 2,990
1,2906
0,004 SignifikanPeriklanan .002 1,967 .052 Signifikan
PersonalSelling
.0052,484 .015
Signifikan
PublicRelation
.0021,736 .086
Signifikan
SallesPromotion
.045 0,323 .748 TidakSignifikan
DirectMarketing
-,091c
-0.793 .430Tidak
Signifikan
b. Uji Ftest
Uji Secara SerempakAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal Selling, dan
Direct MarketingTerhadap Peningkatan Jumlah NasabahANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,002 5 ,000 1,827 ,115b
Residual ,024 94 ,000
Total ,026 99
2
Regression ,002 4 ,001 2,281 ,066c
Residual ,024 95 ,000
Total ,026 99
3
Regression ,002 3 ,001 2,843 ,042d
Residual ,024 96 ,000
Total ,026 99
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, SALLES PROMOTION,PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATIONc. Predictors: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONd. Predictors: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
132
c. Analisis Regresi Berganda
Hasil Analisis Regresi BergandaAdvertising, Salles Promotion, Publisitas, Personal
Selling, dan Direct MarketingTerhadap Peningkatan JumlahAnggota
xCoefficientsa
Model UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,057 ,019 2,990 ,004
PERIKLANAN ,003 ,001 ,242 2,053 ,043 ,698 1,433PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,338 -2,384 ,019 ,483 2,071PUBLIC RELATION ,002 ,002 ,229 1,512 ,134 ,421 2,375SALLES PROMOTION ,001 ,003 ,044 ,315 ,754 ,497 2,013DIRECT MARKETING -,002 ,003 -,091 -,786 ,434 ,729 1,372
2
(Constant) ,059 ,019 3,158 ,002PERIKLANAN ,003 ,001 ,238 2,040 ,044 ,707 1,414PERSONAL SELLING -,005 ,002 -,324 -2,419 ,017 ,536 1,865PUBLIC RELATION ,003 ,001 ,252 1,901 ,060 ,545 1,834DIRECT MARKETING -,002 ,002 -,091 -,793 ,430 ,729 1,372
3
(Constant) ,054 ,017 3,075 ,003
PERIKLANAN ,002 ,001 ,227 1,967 ,052 ,716 1,396PERSONAL SELLING ,005 ,002 -,331 2,484 ,015 ,539 1,856PUBLIC RELATION ,002 ,001 ,215 1,736 ,086 ,622 1,606
a. Dependent Variable: % peningkatan
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2015)
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig. PartialCorrelation
Collinearity StatisticsTolerance VIF Minimum
Tolerance2 SALLES PROMOTION ,044b ,315 ,754 ,032 ,497 2,013 ,421
3SALLES PROMOTION ,045c ,323 ,748 ,033 ,497 2,013 ,467DIRECT MARKETING -,091c -,793 ,430 -,081 ,729 1,372 ,536
a. Dependent Variable: % peningkatanb. Predictors in the Model: (Constant), DIRECT MARKETING, PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLICRELATIONc. Predictors in the Model: (Constant), PERIKLANAN, PERSONAL SELLING, PUBLIC RELATION