analisis pengaruh batulempung formasi rajamandala terhadap gerakantanah
DESCRIPTION
fokus lempungTRANSCRIPT
Petrologi dalam Analisis Pengaruh Batulempung Formasi
Rajamandala Terhadap Gerakantanah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPetrologi Lanjut (Q20A.103)
Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Ildrem Syafri, DEA.
2. Euis T. Yuningsih, S.T., M.T., Ph.D.
Oleh:
Muhammad Adimas Amri
(2701 2015 0016)
PROGRAM MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015
Analisis Pengaruh Batulempung Formasi Rajamandala Terhadap
Gerakantanah
I. PENDAHULUAN
Dalam Thesis saya, saya mengambil objek penelitian Batulempung
Formasi Rajamandala yang dianalisis pengaruhnya terhadap gerakantanah yang
bertujuan untuk mitigasi dan penanggulangan bencana gerakantanah pada daerah
yang terdapat Batulempung Formasi Rajamandala.
II. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian terletak diantara waduk cirata dan waduk saguling yang
secara secara administratif terletak di Daerah Cipatat dan Sekitarnya (Gambar 1.)
dan geografis berada pada titik koordinat 107°180”E - 107°240”E dan 6°47’0’’S -
6°53’0’’S.
Gambar 1 : Lokasi Daerah Penelitian
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 1
III. Anggota Batulempung, napal dan batupasir , Formasi Rajamandala (Omc)
Terdiri dari lempung abu abu tua sampai hitam, lempung napalan, napal
globigerina, batupasir kuarsa, dan konglomerat kerakal kuarsa, mengandung
lembar – lembar mika, jalur – jalur batubara dan ambar. Memiliki ketebalan 1150
M, sebarannya dapat dilihat pada peta litologi daerah penelitian (Gambar 2)
Gambar 2 : Peta Litologi Daerah Cipatat dan Sekitarnya
IV. Gerakantanah Pada Anggota Batulempung Formasi Rajamandalam
Gerakantanah pada Anggota Batulempung Formasi Rajamandalam terjadi
di (06o 51’42.7”S – 107o21’33,2”T) dengan tipe gerakantanah nya adalaha rayapan
“creep”. Terjadi pada akses jalan alternatif menuju bendungan saguling. Pada
daerah tersebut sudah dilakukan pekerjaan teknis berupa pembuatan tanggul
(Gambar 3) yang nyatanya tidak efektif untuk mencegah ataupun mengurangi
dampak dari gerakantanah tersebut.
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 2
Gambar 3 Gerakantanah Di Daerah Penelitian (06o 51’42.7”S –
107o21’33,2”T)
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 3
BT
TB
Contoh Gerakantanah Pada Daerah Penelitian (06o 51’42.7”S –
107o21’33,2”T)
Gambar Dengan Saturasi : 400%
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 4
U S
V. Petrologi Batulempung
Mudrock merupakan batuan sedimen yang paling melimpah di bumi
yaitu bisa mencapai 50% dari total sedimen dalam rekaman
sedimentologi (Raymond, 2002; Boggs, 2006).
Beberapa penulis menyebutnya sebagai shale tapi ada juga yang
mudrock. Blatt, Middleton, Murray (1980) menggunakan istilah
mudrock begitu juga Raymond (2002). Tapi Boggs menyebutnya
Shale. Distingsi menurut Boggs mudrock disebut shale bila berlapis
(berlaminasi) dan mudstonme (bila laminasi tidak ada/ massive)
(Boggs, 2006).
Batulempung adalah jenis batuan sedimen (umumnya silisiklastik)
yang disusun oleh butiran yang sangat halus berupa lempung dengan
ukuran <1/256 mm. bila ukurannya pada kisaran 1/16-1/256 mm
dinamakan silt (lanau) jika menjadi batu dinamakan siltstone. (Boggs,
2006). menurut Raymond mudrock adalah siltsone (batulanau),
mudstone, mudshale, claystone, dan clayshale. shale sendiri
dibedakan dengan modstone dan claystone karena laminasinya.
Bentonit adalah tipe calystone atau clayshale yang komposisi utama
penyusunnya adalah smektit (montmorillonite) dari kelompok lempung
(Raymond, 2002). sementara Loess adalah jenis mudrock yang porous,
friable, umumnya calcareous silststone yang merupakan endapan
penutup endapan lainnya material halus penyusunnya ini (untuk loess)
oleh Raymond dikatakan kemungkinan dibawa oleh transport angin.
adapun bentonit merupakan jenis lempung yang terbentuk akibat
altrasi abu vulkanik yang siliceous (kaya silika), bentonit ini banyak
ditambang untuk bahan baku industri semen karena daya rekatnya
yang baik.
Selain bentonit, studi mengenai mudrock banyak dilakukan oleh ahli,
karena manfaatnya sebagai batuan penyekat (seal rock) yang juga
sangat baik (karena memiliki permeabilitias sangat buruk) untuk
menyekat minyak (atau air tanah) pada reserovior. studi geoteknik
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 5
dan ketahanan pondasi juga dipelajari oleh ahli geoteknik dan sipil
yang juga mempelajari perilaku dari mudrock ini.
V.I. Mineralogi
Mineral pengisi lempung perlu diketahui, kaerna bentuknya
yang halus sehingga sangat sulit mengidentifikasi komposisi
penyusun lempung (mineraloginya), yang mungkin dan mudah
menggunakan bantuan mikroskop elektron, adapun pengamatan
dengan mikroskop polarisasi di laboratorium. Berikut ini
pendekatan dari berbagai penulis tentang mineralogi
batulempung (mudrock/shale) ini.
Shale (mudrock) secara umum disusun oleh mineral mineral
lempung, dan mineral lain seukuran lempung. Apa saja mineral
lempung itu? Secara umum ada 4 kelompok utama yaitu
smektit, ilit, kaolinit, dan klorit (merupakan tipe sekunder paling
banyak di alam) yang primer adalah kelompok kelompok mika
(item biotit, dan putih muskovit dari rock forming mineral
bowen).
Secara sederhana mineral lempung masuk ke dalam kelompok
phylosilicate (mineral yang berlembar lembar), bentuk struktur
dari mineral ini adalah berlembar lembar dan beruikuran sangat
halus.
Perhatiian struktur internal mineral lempung dibawah.
Perlapisan perlapisan dari mineral lempung ini disusun oleh ion
ion air dan ion logam lain (Mg or Ca), jadi jelas sekali mengapa
mineral lempung ini adalah tipe mineral yang sangat mampu
menahan air, bahkan tidak meloloskan air. Sehingga
batulempung ini sangat sulit ditembus air (seal yang baik) dan
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 6
bila dalam fase sedimen lepas (belum terlitifikasi) serta juga
kuat menahan air
Banyak daerah lawan longsor adalah daerah yang terdapat
litologi lempung, air yang tertahan dalam masa lempung
mengakibatkan massa formasi lempung bertambah berat, jika
posisinya terdapat di lereng atau lembah akan emningkatkan
resiko gerakantanah.
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 7
.M ADIMAS AMRI270120150016 Page 8
Shale (mudrock) disusun oleh material kristal halus seperti mineral
mineral lempung (ukuran <1/256 atau antara 1/16-1/256 mm), selain
itu ada juga mineral lain seperti karbonat (kalsit, dolomit, siderit),
sulfida (pirit, markasit), oksida besi (geotit), mienral berat, juga
beberapa karbon organik (Boggs Jr, 2006).
mineral lain seperti oksida alumunium (selain oksida besi diatas),
hidrokseida, zeolit, sulfat dan sulfida, apatit, mineral berat seperti
hornblenda, selain itu ada gelas vulkanik dan material organik (P.E
Potte, Maynard, Prior, 1980; Scheiber et al., 2000 dalam Raymond,
2002).
Mineral lempung dalam mudrock termasuk kaolinit; smektit, termasuk
montmorilonit, beidelite (aluminous smectite), dan nontronite (iron
smectite); chamosite; ilmenite, mixed layer (I/S) clay; Mg-bearing clay,
termasuk corrensite, sepiolite, dan attapulgite (palygorskite). Tiap
individu lempung yang terbentuk pada kondisi tertentu. Diantra
mineral mineral lempungi ni ada yang teralterasi menjadi illite, klorit,
muskovit—yaitu kelompok mineral yang mencirikan suatu alterasi
diagenetik dan memarfisme lemah dari mudrock. Sebasgai contoh
montmorilonit terubah menjadi illilte, yang mana dapat
terreksritalisasi membentuk muskovit seiring meingkatnya diaganesisi
atau metamorfisme. Corrensite teralterasi menajdi kloirt.
V.II Warna
Perubahan warna pada batulempung mengambarkan mineralogi
dan kandungan organik di dalamnya (Raymond, 2002). Kisaran
warna yang umum muncul pada mudrock sekitar putih sampai
abu abu dan hitam, dan termasuk kilap yang diadalmnya berada
pada kisaran violet, biru, hijau, kuning, orange, coklat, dan
merah.
tiga warna yang paling umum dalam mudrock adalah coklat, abu
abu, dan hitam. Tiga warna ini umumnya dipengaruhi oleh
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 9
warna material organik di dalamnya, khususnya yang
kandungan material organiknya banyak maka warnanya akan
semakin gelap. Sebagai contoh Sheu dan Presley (1986)
menemukan bahwa laminasi shale dengan warna abu abu gelap
dan hitam pada Orca Basin di teluk meksiko mengandung >1%
organic carbon, sementara yang mengandung material organik
<1% akan berwarna abu abu terang.
diagram perubahan warna pada mudrock berhubngandengan kandungan mateiral organik dan
tingkat oksidasi besi (Potter, Maynard, dan Pryor,. 1980 dalam raymond 2002)
V.III Struktur sedimen yang berkembang
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 10
struktur yang paling umum pada mudrock adalah bedding dan
lamination. struktur ini dapat hadir secara paralel,
bergelombang, atau lenticular. stratifikasi paralel dalam
mudrock merupakan hasil dari sediment rain dari mekanisme
arus supensi pada pengendapan normal, pengendapan oleh
storm (badai) dan flood (banjir), pengendapan oleh contour
current, dan varve deposition (pengendapan sedimen halus oleh
aktivitas glasial menghasilkan endapan ritmik berupa material
sedimen halus berukuran pasir sangat halus sampai lempung)
(D.L Reedet al, 1987; R.Y Anderson dan Dean, 1988). preservasi
dari laminasi kemungkinan hadir akibat: (1) kondisi bottom
anoxic, toxic hingga tidak ada kehidupan organisme, dan hal ini
bersifat preventif (terjaga) oleh aktivitas organisme (karena
laminasi gampang rusak oleh aktivitas biogenik yang membuat
struktur jejak), (2) tingkat sedimentasi yang tinggi (Leithold,
1993). Wavy lamination, termasuk flasaer lamination hadir
sebagai akibat : (1) pengendapan (dari arus suspensi) dari
kombinasi arus traks, dengan struktur lokal scour (erosional),
dan sediment rain, (2) deformasi ringan dari sedimen lunak,
atau (3) pertumbuhan kristal postdepositional. struktur laminasi
lenticular hadir pada interval fasies Tc dari mudrock turbidite,
dimana pada bagian ini juga menunjukan adanya ripple marks,
dan arus traksi yang bekerja juga memegang andil dalam
pengendapan.
berbagai struktur lainnya yang dijumpai pada mudrock. struktr
primer termasuk ripple mark, flame structure, slat crystal cast,
graded bedding, struktur sekunder, termasuk struktur
diagenetik dan deformasional, hadir seperti konkresi, crystal
cast, load cast, rain print, mudcracks, color banding (termasuk
lisegang rings) burrows, bioturbated, disrupted, dan covoluted
bedding, escape structure (fluid escape ex: dish and pillar), soft
sedimen fold (slump), soft sediment fault, clastic dikes, fold,
joint, faults, dan slickenside (saya juga heran kenapa yang
terkahir ini dimasukin kategori struktur sedimen oleh raymond
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 11
padahal dia kan hasil deformasi tektonik tapi begitu adanya di
bukunya halaman 348).
fissilitas (kecenderungan shale untuk terpisah menjadi lembaran
lembaran bahasa indonesianya ‘kemenyerpihan’ kali yah hahaha
gak tau sob), mungkin akan memberikan ciri enigmatik dari
origin (asal muasal) dari mudrock yang berhubungan dengan
kombinasi pengaruh sedimentasi, kompaksi, dan pelapukan.
secara khas hadir pada batuan yang muncul dipermukaan
(fisilitas itu) (Lundegard dan Samuels, 1980).
V.IV Tekstur
batuan mudrock dan segala macam jenisnya memerlukan
mikroskop khusus untuk mengamati hubungan butirannya yang
kecil dan halus.
Tekstur pada mudrock biasanya bertekstur epiklstik. batuan
kaya clay, namun memiliki foliasi lemah karena kemelurusan
saat pengendapan terjadi. (Raymond, 2002). karena ukuran
butiranya yang sangat halus, hampir semua mudrock memiliki
sortasi yang baik sampai sangat baik. adapaun siltstone
mengandung komponen pasir yang cukp signifikan jadi
kemungkinan terpilah sedang dan adapun pebbly mudstone bila
hadir sifat teksturnya terpilah buruk. butiran umumnya angular,
kecuali untuk silt, sand, atau klas berukuran lebih kasar, yang
man a secara lokal mungkin membundar (Amazzulo dan
Peterson, 1989 dalam Raymond, 2002). rekristalisasi selama
diagenesis menunjukan tekstur kristalin dalam mudrock, yang
hadir dari ukuran ekigranular teranyam (sutured equigranular).
hingga tipe poikilotopik.
Contoh :
Batulempung Formasi Karangsambung
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 12
Kode contoh : Lempung
Lokasi : Sungai Sadang - Gombong
Batuan : Sedimen
Satuan batuan : Batu lempung
Klasifikasi : Pettijhon,1975
Mikroskopis:
Sayatan batupasir , klastik, fracture, berbutir sedang-kasar, kemas tertutup, pemilahan sedang, komposisi butiran terdiri dari feldspar, fragmen batuan, kalsit dan mineral opak, yang tertanam dalam matrik mineral lempung serta tersemenkan oleh oksida besi.
A B C D E F G H I A B C D E F G H I
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
A B C D E F G H I A B C D E F G H I
X - Nikol ll– Nikol
0 0.5 mm P1 0 0.5 mmFoto: 02
Deskripsi Mineralogi:
Butiran (36%)
Felspar (18%) :Bentuk kristalin, berwarna terang, menyudut tanggung, kembar albit, albit-kalsbad, zoning.
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 13
Kuarsa (6%): tidak berwarna, interferensi kuning terang, menyudut tanggung, tidak ada belahan, tidak mempunyai kembar, relief sedang.
Fragmen batuan (10%): berwarna kecoklatan, bentuk membundar-menyudut tanggung, terdiri dari fragmen mudstone.
Min. Opak (2%): segar-agak lapuk, bentuk anhedral, ukuran 0.01-0.5 mm,hadir sebagai butiran lepas
Matriks (40%): tidak berwarna-abu-abu kunig terang, interfernsi kehijauan, bentuk tidak teratur, hadir berupa mikrokristalin kalsit dan mineral lempung.
Semen (14%) warna kecoklatan, isotrop, tersebar merata, hadir berupa oksida besi.
Nama Batu: Felspatic wacke/mudstone
Daftar Pustaka
Loren A. Raymond, Petrology: The Study of Igneous, Sedimentary and Metamorphic Rocks.
Amri, M.Adimas. 2012, Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sampang dan
Sekitarnya, Universitas Trisakti, Jakarta
Amri, M.Adimas. 2014, Analisis Gerakantanah Daerah Cipatat dan
Sekitarnya, Universitas Trisakti, Jakarta
Boggs, Sam. 1987, Principles of sedimentology and stratigraphy. New
York : Merrill Pub. Co., c1987.
M ADIMAS AMRI270120150016 Page 14