analisis penanganan pembiayaan...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
PADA AKAD MURABAHAH DI BANK BNI SYARI’AH
CABANG SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh:
Fauzan
092503021
PRODI PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
ii
DR. Imam Yahya, M.Ag
Perum Pandana Merdeka
Ngalian Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 (empat ) eks
Hal : Naskah Tugas Akhir
An. Sdra. Fauzan
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama
ini saya kirim naskah Tugas Akhir saudara :
Nama : Fauzan
NIM : 092503021
Judul : ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH PADA AKAD MURABAHAH DI
BANK BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir saudara tersebut dapat
segera diujikan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing
DR. Imam Yahya. M.Ag
NIP. 19700410 199503 1 001
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS SYARI’AH PRODI PERBANKAN SYARI’AH
Jl. Prof. DR. Hamka Kampus III Ngaliyan Telp/Fax(024) 7601291
Semarang
PENGESAHAN
Tugas Akhir Saudara
Nama : Fauzan
NIM : 092503021
Judul : ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
PADA AKAD MURABAHAH DI BANK BNI SYARI’AH
CABANG SEMARANG
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Prodi Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan
predikat cumlaude / baik / cukup pada tanggal:
2 Mei 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun
akademik 2012/2013.
Semarang, 25 Mei 2010
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Muhammad Saifullah, M.Ag DR. Imam Yahya, M.Ag
NIP. 19700321 199603 1 003 NIP. 19700410 199503 1 001
Penguji I, Penguji II,
Nur Fatoni, M.Ag H. Ahmad Izzudin, M.Ag
NIP. 19730811 200003 1 004 NIP. 19720512 199903 1 003
Pembimbing I, Pembimbing II,
DR. Imam Yahya, M.Ag Muchamad Fauzi, SE, MM
NIP. 19700410 199503 1 001 NIP. 19730217 200604 1 001
iv
MOTTO
Aku punya janji hidup di dunia bukan urusan kosong untuk
mati konyol
Aku punya mimpi kan datang pasti saatnya
Aku punya Do’a dalam setiap hembusan nafas untuk
Sang Pencipta semoga jalan ini selalu terarah dalam
petunjukNya.
v
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini ku persembahkan kepada :
Thank to Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta tidak lupa
sholawat serta salam penulis junjungkan kepada Nabi Agung Muhammad
SAW.
Ayah dan ibunda tercinta, Kakak-kakak serta segenap keluarga yang
senantiasa telah memberikan curahan kasih sayang dan selalu memberikan
semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis dalam keadaan apapun
selama ini. serta dengan ketulusan doanya yang selalu mengiringi langkah-
langkah penulis dalam menjalani hidup ini agar menjadi manusia yang
bermanfaat.
Untuk kedua keponakan ku tersayang (Azka dan Zayan) kalianlah bintang
hidup ku karena kalian penulis selalu semangat untuk bangkit.
Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syari’ah khususnya dosen pengajar D3
Perbankan Syari’ah yang telah mengajarkan banyak ilmu dan pengalamanya
dalam perbankan syari’ah.
Terima kasih untuk sahabat terkasih Si Cet A.tifani yang selalu setia
menemani dalam menghadapi hujan dan badai, telah mengajarkan banyak
berbagai hal, juga membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini,
selalu memberikan motivasi, semangat dalam setiap langkah-langkah menuju
gerbang kesuksesan dan perhatian sepenuhnya kepada penulis, semoga lekas
menjadi orang yang sukses dan bermanfaat.
Untuk My White Mio yang tak pernah lelah selalu setia menemani,
mengantarkan penulis menebus kota demi kota menjemput satu per satu
impian, terima kasih banyak atas jasa-jasa mu. Cepatlah pulang aku
merindukanmu.
vi
Teman-teman D3 Perbankan Syari’ah angkatan ’09 senasib dan seperjuangan
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selalu membangkitkan,
memberikan semangat dan motivasi. terima kasih atas waktu dan
kebersamaannya. Kesini ku datang disini pun berpisah nanti ku hadir kembali.
Teman-teman kos yang selama 3 tahun telah menemani, merasakan susah
senang bersama dan telah memberikan pelajaran, arti dalam hidup, thankyu
kawan atas waktu, semangat, dukungan dan kebersamaannya.
Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sedalam-dalamnya.
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi
yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun
pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat
dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Mei 2012
Deklarator,
Fauzan
092503021
viii
ABSTRAK
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang
tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Menurut para Fuqaha, murabahah
didefinisikan sebagai penjualan barang seharga biaya/harga pokok barang tersebut
ditambah mark up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik
murabahah adalah bahwa penjual harus memberitahu pembeli mengenai harga
pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada
keuntungan tersebut.
Transaksi murabahah merupakan salah satu transaksi jual beli yang
mendominasi penyaluran dana di bank syari’ah. Begitu juga dengan Bank BNI
Syari’ah Cabang Semarang yang memiliki berbagai macam produk yang
menggunakan akad murabahah,
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak lancar yang
diberikan pihak bank kepada nasabah pada saat jatuh tempo. Pembiayaan yang
tidak lancar harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih besar dapat
dihindari.
Prosedur permohonan pembiayaan Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang
dapat dilakukan dengan cara : menjadi anggota Bank BNI Syari’ah Cabang
Semarang mengisi formulir aplikasi dengan melampirkan dokumen persyaratan
yang telah ditetapkan oleh Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang, kemudian
pegawai bank akan melakukan verifikasi atas kebenaran data anggota pemohon,
dan menentukan apakah permohonan nasabah tersebut disetujui atau tidak.
ix
م اهلل الّرحمن الرخيمــــــــــــــــبس
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, penguasa alam semesta dan raja
manusia karena segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Tak lupa kita panjatkan
shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul: "ANALISIS
PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA AKAD
MURABAHAH DI BANK BNI SYARI’AH CABANG SEMATRANG”. Tugas
akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
pendidikan Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan tugas akhir ini
dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta
perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak DR. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang, dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun tugas akhir ini.
3. Bapak DR. Wahab Zaenuri, MM, selaku Ketua Prodi Perbankan Syari’ah
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
4. Seluruh dosen pengajar Prodi D3 Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
5. Semua pihak Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang yang telah
meluangkan waktunya membantu penulis dalam pembuatan tugas akhir
ini.
x
6. Bapak Ibuku tersayang dan semua keluargaku yang senantiasa selalu
memberikan motivasi dan dukunganya, baik morilil maupun materiil.
7. Teman-teman D3 Perbankan Syari’ah angkatan ’09 terima kasih untuk
motivasi, semangat dan semua waktu atas kebersamaannya.
8. Teman-teman kos, Ibu kos, Bapak kos terima kasih penulis persembahkan
untuk kalian semua atas bantuan, dukungan dan kebersamaannya.
9. Perpustakaan Institut dan Fakultas yang telah meminjamkan buku-buku
yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Semarang, Mei 2012
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN MOTTO............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................v
HALAMAN DEKLARASI....................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................5
E. Metodologi Penelitian.............................................................................6
F. Sistematika Penulisan..............................................................................8
BAB II : KONDISI UMUM BANK BNI SYARI’AH CABANG
SEMARANG......................................................................................10
A. Sejarah Berdirinya..................................................................................10
B. Visi dan Misi..........................................................................................17
C. Struktur Organisasi.................................................................................18
D. Produk yang Ditawarkan......................................................................24
xii
E. Data Pembiayaan....................................................................................29
BAB III : PEMBAHASAN..............................................................................28
A. Pengertian Murabahah..........................................................................31
B. Landasan Hukum Murabahah..............................................................32
1. Landasan Hukum............................................................................32
2. Landasan Syari’ah...........................................................................32
C. Rukun Dan Syarat Murabahah.....................................................……34
D. Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermaslaha..........................36
E. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah.....................................38
F. Analisa.......................................................…………………………..46
G. Analisis…………………………………………………….…….......48
BAB IV : PENUTUP.......................................................................................55
A. Kesimpulan.........................................................................................55
B. Saran...................................................................................................56
C. Penutup...............................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syari’ah pada era reformasi ditandai dengan
disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur
dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan
diimplementasikan oleh bank syari’ah. Undang-undang tersebut juga
memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang
syari’ah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank syari’ah1
Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syari’ah tergolong cepat salah
satu alasannya adalah karena keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat
muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang
dilarang agama Islam. Rekomendasi hasil loka karya utama bunga tentang bunga
bank dan perbankan itu ditujukan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada
pemerintah dan seluruh umat Islam.
Seiring dengan perkembangan zaman Bank Syari’ah sekarang menjadi
lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk
membantu dalam hal permodalan. Penduduk Indonesia sebagian besar
merupakan golongan ekonomi menengah ke bawah, eksistensi lembaga keuangan
1 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press,2001, hlm. 26
2
yang bisa menyentuh lapisan inilah yang perlu dikembangkan agar kualitas
kehidupan masyarakat mengalami perkembangan. Bank Syari’ah pada dasarnya
merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang
keuangan.
Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang merupakan lembaga keuangan
yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan dana. Hal utama yang membedakannya dengan
bank konvensional adalah dalam cara menghimpun dan menyalurkan dana dari
dan kepada masyarakat harus sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah
Peranan Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang adalah sebagai wadah
menghimpun dan menyalurkan dananya pada usaha-usaha yang dilakukan
masyarakat dengan berdasarkan pada sistem perekonomian syari’at Islam. Untuk
menjalankan peranannya tersebut, maka terdapat produk-produk pendanaan yang
beruapa simpanan dan produk – produk penyaluran dana berupa pembiayaan.
Penyaluran dana berupa pembiayaan yang sesuai dengan syariat islam
yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra seperti Pembiayaan MUDHARABAH
(Bagi Hasil), Pembiayaan MURABAHAH (Jual beli), Pembiayaan AL IJARAH
(Sewa menyewa). 2sehingga masyarakat yang membutuhkan dana dapat memilih
akad yang sesuai.
Pemberian kredit dapat mendorong peningkatan ekonomi dan
kesejahteraan sosial masyarakat dan harus dikelola dengan baik oleh lembaga
2 Http://www.bni.co.id/20 syariah.
3
keuangan tersebut. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan
banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga
keuangan tersebut. .3 Dalam dunia perbankan kita mengenal 5 (lima) prinsip
analisis pembiayaan yaitu; Character, Capacity, Capital, Collateral,
Conditional. Dalam dunia perbankan Syari'ah 5 (lima) prinsip analisis tersebut
belumlah cukup. Masih harus memperhatikan sifat amanah, kejujuran,
kepercayaan dari setiap nasabah.
Resiko kredit didefinisikan sebagai resiko kerugian sehubungan dengan
pihak peminjam ( counterparty ) tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban
untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh
tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud dalam pembahasan resiko
kredit ini adalah aktiva produktif yaitu alokasi dana bank yang ditempatkan pada
pihak lawan trasaksi atau peminjam, dimana peminjam berkewajiban untuk
mengembalikan kembali pada waktu yang disepakati. Pengembalian dana dari
pinjaman adalah berupa pokok pinjaman ditambah margin atau bantuk investasi
lain.4
Meskipun pembiayaan bermasalah tersebut, pihak Bank BNI Syari’ah
dibenarkan melakukan upaya-upaya hukum untuk menyelamatkan dana yang
sudah diberikan kepada nasabah. Ini sesuai dengan Undang-undang No. 7 tahun
3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari'h, UPP AMP YKPN Yogyakarta, 2005,
hal.59 4 Ferry N. Idroes, Sugiarto. Manajeman resiko perbankan. Yogyakarta : Graha ilmu. 2006.
Hal. 79
4
Meskipun Undang-undang memperbolehkan lembaga ekonomi melakukan
upaya-upaya hukum dalam menyelamatkan modalnya, tapi dalam menghadapi
kejadian tersebut Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang justru melakukan
langkah-langkah persuasif dalam mengatasi pembiayaan bermasalah terutama
dalam pembiayaan murabahah.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang penanganan pembiayaan bermasalah murabahah di Bank BNI
Syari’ah Cabang Semarang yang dituangkan dalam tugas akhir ini dengan judul
“ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA AKAD
MURABAHAH DI BANK BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG”.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diharapkan
pembahasan yang selanjutnya dapat dituangkan secara rinci mengenai hal-hal
yang berkaitan dengna pembiayaan Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang dalam
hal pembiayaan bermasalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa saja faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada
akad murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang ?
2. Bagaimana strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada akad
murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang ?
5
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan
bermasalah pada murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang.
2. Untuk mengetahui analisis penanganan pembiayaan bermasalah pada akad
murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang.
I.4. Manfaaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang operasional serta
penanganan pembiayaan bermasalah di Bank BNI Syari’ah Cabang
Semarang
b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di
lembaga keuangan syariah.
2. Bagi bank
a. Sebagai media publik ke masyarakat untuk memperkenalkan produk
pembiayaan Murabahah yang sesuai syariah kepada masyarakat.
b. Memperkenalkan produk-produk yang ada di Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang.
6
I.5. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek
yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan tugas akhir
ini,penulis menggunakan berbagai metode penelitian.
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mana
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, yang
akan penulis lakukan penelitian pada Bank BNI Syari’ah cabang
Semarang.
2. Sumber data
Untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan menyelesaikan masalah
tersebut, penulis memperoleh sumber data antara lain:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung
dari lapangan penelitian.5 Dengan data ini penulis dapat mendapatkan
5 Ervan Agsu Purawnto, Dyah Ratih Sulistyastuti. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :
Gava Media. 2007. Hal : 20
7
gambaran umum tentang Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang dan
penanganan pembiayaan bermasalah pada akad murabahah di Bank
BNI Syari’ah Cabang Semarang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain.6 Data sekunder dalam
penelitian ini adalah majalah, artikel dan buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian ini.
3. Metode pengumpulan data
a. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab dengan petugas, pegawai dan otoritas
(pihak yang berwenang) tentang bagaimana menangani
pembiayaan bermasalah pada murabahah di Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang.
b. Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung terhadap objek tertentu yang terjadi fokus penelitian dan
mengetahui suasana kerja di Bank BNI Syari’ah Cabang
Semarang dan bagaimana cara menangani pembiayaan bermasalah
pada akad murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang.
6 Ibid, hlm 20
8
c. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mencari data tentang
hal-hal yang berkaitan dalam pembahasan dalam penelitian ini,
yang berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan cara menangani
pembiayaan bermasalah pada murabahah di Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang.
4. Metode analsis data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripsi.
Analisis deskripsi bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subyek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari
kelompok subyek yang diteliti. Data-data yang diperoleh kemudian
penulis analisa dengan mengaitkan antara penanganan pembiayaan
bermasalah pada murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang
dengan teori dan konsep yang ada.
I.6. Sistematika penulisan
Sistematika penulian pada tugas akhir adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
9
BAB II GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARI’AH CABANG
SEMARANG
Berisi tentang sejarah berdirinya Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang
,visi dan misi Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang, Struktur
organisasi Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang, uraian dan fungsi
tugas masing – masing jabatan, produk-produk Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang.
BAB III PEMBAHASAN
Berisi tentang pengertian murabahah, dasar hukum murabahah,
faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah, dan
analisis penaganan pembiayaan bermasalah pada akad murabahah.
BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan , saran-saran dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
KONDISI UMUM BNI SYARIAH CABANG SEMARANG
2.1. Sejarah Berdirinya BNI Syari’ah
Bank BNI Berdiri sejak tahun 1946, BNI yang dahulu dikenal
sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan
dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai
mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah
Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam
menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari
Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5
Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De
Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai
Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara
Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia
lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak
untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi
luar negeri. Dalam perkembangannya BNI tercatat telah mengalami
perkembangan yang pesat hingga akhirnya BNI berubah status menjadi bank
komersial pada tahun 1986. dengan fokus pelayanan pada sektor industri,
BNI secara bertahap memainkan peranan penting dalam pembangunan
11
ekonomi Indonesia dan menjadi salah satu bank pemerintah yang
terkemuka.7
Dengan adanya Peraturan Pemerintah dalam UU No. 7/1992 yang
berisikan tentang perbankan yang di dalam Undang–Undang tersebut
memperkenalkan Sistem Perbankan Bagi Hasil dan juga ketentuan tentang
bank bagi hasil, perbankan syari’ah mulai dikembangkan. Dan perbankan
syariah lebih serius di kembangkan lagi setelah dikeluarkannya UU No.
10/1998 dan diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan
dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Direksi Bank Indonesia yang
memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang luas
bagi pengembangan perbankan syari’ah di Indonesia. Dan pada masa awal
sebagai peraturan lebih lanjut tentang ketentuan operasional bank
berdasarkan prinsip syari’ah dikeluarkan SK Direksi BI No.32/34.KEP/DIR
tanggal 12 Mei 1999 dan kemudian di rubah dengan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) dengan No. 6/24/PBI/2004 pada tanggal 14 Oktober 2004
tentang bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syari’ah.
BNI Syariah melakukan penyusunan corporate plan pada tahun 2003
yang di dalamnya termasuk rencana independensi pada tahun 2009-2010.
Proses independensi BNI Syariah diperkuat dengan kebijakan otonomi
khusus yang diberikan oleh BNI kepada UUS BNI pada tahun 2005. Pada
Tahun 2009, BNI membentuk Tim Implementasi Pembentukan Bank Umum
7 File BNI Syari’ah Cabang Semarang
12
Syariah, sehingga terbentuk PT Bank BNI Syariah yang efektif beroperasi
sejak tanggal 19 Juni 2010.
Proses spin off dilakukan dengan beberapa tahapan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan Bank
Indonesia. Bank Indonesia memberikan persetujuan prinsip untuk pendirian
BNI Syariah, dengan surat nomor 12/2/ DPG/DPbS tanggal 8 Februari 2010
perihal Izin Prinsip Pendirian PT Bank BNI Syariah. Pada tanggal 22 Maret
2010 telah ditandatangani Akta Nomor 159, Akta Pemisahan Unit Usaha
Syariah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ke dalam PT Bank BNI
Syariah dan Akta Nomor 160, Akta Pendirian PT Bank BNI Syariah, yang
keduanya dibuat di hadapan Aulia Taufani, sebagai penganti dari Sutjipto,
Notaris di Jakarta. Selanjutnya Akta pendirian tersebut telah memperoleh
pengesahaan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia nomor AHU-15574. AH.01.01, Tanggal 25 Maret 2010.
Izin Usaha diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 Mei 2010,
melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/kep.gbi/2010
tentang Pemberian Izin Usaha PT Bank Bni Syariah. Selanjutnya BNI
Syariah efektif beroperasi pada tanggal 19 Juni 2010.
Terdapat 2 (dua) hal pendorong bagi BNI untuk melakukan spin off
UUS BNI pada tahun 2010 tersebut, yakni sebagai berikut:
a. Aspek eksternal
Pertimbangan utama dari aspek eksternal adalah regulasi,
pertumbuhan bisnis, dan kesadaran konsumen yang kian meningkat.
13
Regulasi untuk industri Perbankan Syariah kian kondusif dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 16 Juli
2008 tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang nomor 19 Tahun 2008
tanggal 7 Mei 2008 mengenai Surat Berharga Syariah Negara, Peraturan
Bank Indonesia Nomor 11/10/2009 tentang Unit Usaha Syariah,
Peraturan Bank Indonesia nomor 11/3/2009 tentang Bank Umum
Syariah dan penyempurnaan ketentuan pajak termasuk pengenaan pajak
pertambahan nilai (PPN) terhadap produk yang berdasarkan prinsip jual
beli. Hal tersebut merupakan langkah strategis bagi perkembangan
industri perbankan syariah di masa depan. Di sisi pertumbuhan industri,
dalam 5 (lima) tahun terakhir perbankan syariah menunjukkan angka
pertumbuhan yang sangat signifikan di mana total pembiayaan, dana dan
aset bertumbuh sebesar 34% per tahun (CAGR 2004-2008). Hal ini jauh
melampaui pertumbuhan angka perbankan konvensional sebesar 19%
dan 25% masing-masing untuk dana dan kredit pada periode yang sama.
Namun demikian jika dibandingkan dengan potensi pasar yang ada,
maka peluang pengembangan syariah masih sangat terbuka luas. Aspek
eksternal berikutnya adalah dari sisi kesadaran konsumen yang kian
meningkat. Dari hasil survey yang dilakukan di tahun 2000–2001 di
beberapa propinsi di Jawa dan Sumatera bahwa nasabah masih
meragukan kemurnian prinsip syariah terhadap bank syariah yang
dioperasikan secara Dual Banking System (UUS). Untuk menghindari
keragu-raguan dan persepsi masyarakat tersebut, maka ke depannya
14
pengelolaan usaha syariah oleh UUS seyogyanya dikonversi menjadi
Bank Umum Syariah.
b. Aspek Internal
Dari aspek internal UUS BNI, sebagaimana telah ditetapkan
dalam Corporate Plan tahun 2003 bahwa status UUS bersifat sementara,
maka secara bertahap telah dilakukan persiapan untuk proses pemisahan.
Oleh karenanya dalam pengembangan bisnisnya UUS BNI telah
memiliki infrastruktur dalam bentuk sistem, prosedur dan mekanisme
pengambilan keputusan yang independen.
Di sisi lain UUS BNI juga telah memiliki sumber daya dalam
bentuk jaringan, dukungan teknologi informasi, serta sumber daya
manusia yang memadai dan kompeten sehingga mampu menjadi sebuah
entitas bisnis yang independen. Selain itu terdapat alasan yang lebih
spesifik untuk dilakukannya spin off, yakni:
a. Memanfaatkan keunggulan sebagai salah satu yang pertama dalam
industri perbankan syariah.
b. Menciptakan profil di pasar untuk menjaring investor potensial
baik domestik maupun global.
c. Mengelola usaha yang lebih bersifat independent dan strategis.
d. Semakin mudah berkompetisi, kian ulet, dan fleksibel dalam
mengambil keputusan-keputusan bisnis ke depannya.
e. Pemisahan (spin off ) akan mendorong berjalannya praktik-
praktik terbaik (market best practice) dan tata kelola perusahaan
15
yang baik dalam pengelolaan bisnis BNI Syariah sehingga pada
gilirannya akan menciptakan efisiensi dan produktifitas bisnis yang
lebih baik. Dari aspek strategis dengan dilakukannya spin off
diharapkan akan memberi sejumlah manfaat bagi seluruh
pemangku kepentingan, antara lain sebagai berikut:
a) Akselerasi pengembangan usaha syariah yang lebih mudah
b) Meningkatkan kualitas kepercayaan dan citra
c) Meningkatkan produktifitas dan efisiensi
d) Meningkatkan struktur permodalan
e) Memberikan manfaat bagi pemegang saham
f) Mendukung rencana percepatan pertumbuhan perbankan
syariah
g) Mempertajam kompetensi insan perbankan syariah. 8
BNI akhirnya membuka Cabang Unit Syari’ah yang diresmikan oleh
Menteri Keuangaan Republik Indonesia Dr. Bambang Sudibyo yakni pada
tanggal 29 April 2000. Hal ini merupakan langkah awal Unit Usaha Syariah
(UUS). Di mana BNI Syari’ah ini akan melakukan usaha pokoknya yaitu
memberikan pembiayaan dan jasa- jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari’ah.
Dalam perkembangannya, PT BNI Syari’ah membuka Kantor
Cabang Syari’ah di Semarang pada tanggal 29 April 2003 yang terletak di Jl.
Pandanaran No.102 Semarang, dengan pertimbangan mempunyai lokasi
8 Dokumen BNI Syari’ah Cabang Semarang
16
yang strategis karena berada di pusat kota Semarang sehingga memudahkan
bagi nasabah.
2.2. Visi dan Misi BNI Syari’ah
BNI Syari’ah mempunyai Visi “ Menjadi Bank Syari’ah yang unggul
dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah
membawa berkah”. Adapun Misi yang diemban BNI Syari’ah adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syari’ah Islam
secara istoqomah
2. Memberikan kualitas pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan
sistem front end dan otomasi online.
3. Mengembangkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha ritel melalui
kegiatan operasional Kantor Cabang Syari’ah.
4. Memberikan kontribusi laba yang optimal terhadap laba bank BNI
melalui pendapatan bagi hasil dari kegiatan Kantor Cabang Syari’ah.
2.3. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Masing-masing Bidang Kantor
Cabang Syariah Semarang
17
1. Pemimpin Cabang
a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran dan tujuan yang
akan dicapai, strategi dan rencana program pelaksanaan.
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara
langsung unit-unit kerja menurut bidang tugasnya di area wilayah
kerjanya sejalan dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI Syari’ah kepada nasabah
serta menggali calon nasabah .
2. Pemimpin Bidang Operasional
a. Memberi dukungan kepada pemimpin cabang syari’ah dan bekerja
sama dalam hal:
18
1) Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan
penetapan target pelayanan dan tujuan-tujuan yang akan
dicapai.
2) Mengorganisasikan serta mengelola SDM yang ada di unit
front office dan back office.
3) Pelaksanaan penerbitan garansi bank.
4) Memberikan jasa pelayanan BNI kepada nasabah,
Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro wadiah,
tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan produk
BNI syari’ah kepada nasabah.
5) Pelayanan semua jenis transaksi kas tunai dan pemindahan,
Operasional back office dalam menunjang penyelesaian
transaksi produk dana, pembayaran jasa yang dilakukan
back office dan unit pemasaran bisnis produksi.
b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara
langsung seluruh unit-unit operasional yang berada di bawahnya
sejalan dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor
besar USY.
c. Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY
3. Penyelia Pelayanan Nasabah
a. Menyelia langsung seluruh kegiatan pelayanan yang dilakukan
asisten pelayanan nasabah antara lain meliputi:
19
1) Pembukaan dan pengelolaan rekening, transaksi produk jasa
dalam maupun luar negeri, penerbitan BNI card, phone plus,
serta melayani transaksi pencairan deposito dan lain-lain.
2) Melakukan refferel dan crosselling kepada walk in customer
serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran
berbiaya rendah (ATM, phone plus) kepada nasabah yang akan
datang.
b. Bertanggung jawab untuk mengontrol dan memecahkan
permasalahan yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang
dikelolanya, memeriksa pelaporan-pelaporan yang dibuat unitnya.
c. Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan budaya
pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY
atau Kantor Wilayah.
4. Penyelia Keuangan dan Umum
a. Menyelia seluruh pegawai di unit administrasi keuangan dan
umum untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan umum cabang syari’ah dalam usaha:
1) Mengelola sistem otomasi di KCS dan Cabang Pembantu
syari’ah
2) Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang
syari’ah dan cabang pembantu syari’ah
3) Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan
cabang pembantu syari’ah
20
4) Mengendalikan transaksi kantor cabang syariah dan cabang
pembantu syari’ah
5) Mengelola laporan kantor cabang pembantu syari’ah
b. Menyelia langsung seluruh kegiatan pengelolaan administrasi
kepegawaian, kebutuhan logistik, akomodasi, transportasi dan
penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan.
c. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari
kantor besar USY atau Kantor Wilayah.
5. Penyelia Operasional
a. Menyelia langsung pegawai di unit administrasi domestik dan
kliring dan melaksanakan kegiatan meliputi: Mengelola transaksi
kliring termasuk KU/inkaso dalam negeri, Melaksanakan entry
transaksi keuangan secara kliring/pemindahan ke dalam sistem,
Mengelola daftar hitam/nasabah penarik cek kosong, Mengelola
komunikasi cabang, Menyelesaikan transaksi daftar pos terbuka
(DPT) rupiah
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari
kantor besar USY atau Kantor Wilayah.
6. Penyelia Pemasaran Bisnis
a. Menyelia langsung kegiatan:
21
1) Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada
nasabah/calon nasabah
2) Mengelola permohonan pembiayaan ritel (produktif,
konsumtif)
3) pemantauan nasabah dan kolektibilitas
4) Mengelola kualitas portepel pembiayaan dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah
5) Membantu Kantor Besar USY/cabang lain di bidang
pemasaran bisnis
6) Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah
non ritel
7) Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan
menyusun peta bisnis
b. Mendukung dan mensupport berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari
kantor besar USY atau Kantor Wilayah.
7. Asisten Pemasaran Bisnis
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam
melaksanakan kegiatan:
a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan konsumtif
b. Membantu memasarkan produk dan jasa BNI Syari’ah kepada
nasabah/calon nasabah
22
c. Membina hubungan dan memantau pertumbuhan aktivitas nasabah
non ritel.
8. Teller
Di bawah penyeliaan, pengendalian serta pengawasan
bertanggung jawab penuh untuk menyediakan pelayanan transaksi
kas/tunai, pemindahan kliring serta transaksi keuangan lainnya kepada
nasabah sesuai dengan standar layanan yang ditetapkan, melakukan
refferal walk in customer serta mengarahkan nasabah untuk
menggunakan saluran berbiaya rendah (ATM, phone plus) kepada
nasabah yang datang.
9. Asisten Pelayanan Nasabah
Di bawah penyeliaan atasannya bertugas: Memberikan
informasi produk dan jasa BNI Syari’ah kepada nasabah, Mengelola
dan melayani pembukaan rekening giro, tabungan, THI, deposito,
Melaksanakan penjualan melalui cross seling.
10. Asisten administrasi Pembiayaan
Mempunyai tugas: Mengelola administrasi pembiayaan dan
portepel pembiayaan, Memantau proses pemberian pembiayaan,
Mengelola penerbitan jaminan bank.
11. Asisten Keuangan dan Umum
Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam
kegiatan:
23
a. Mengelola sistem otomasi di kantor cabang syari’ah dan cabang
pembantu syari’ah
b. Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang
syari’ah dan cabang pembantu syari’ah
c. Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan
cabang pembantu syari’ah
d. Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang syari’ah dan
cabang pembantu syari’ah
e. Mengelola laporan kantor cabang syari’ah
f. Pengelolaan administrasi kepegawaian
g. Kebutuhan logistik, akomodasi
h. Transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan
kearsipan9
2.4. Produk- produk BNI Syari’ah
Adapun produk- produk yang ditawarkan terbagi menjadi 3, yaitu
produk penghimpunan dana (Funding), produk penyaluran dana (Lending),
dan produk jasa.
1. Produk Penghimpunan Dana (funding)
a. Tabungan Syariah Plus
Yaitu simpanan dana rupiah nasabah perorangan dalam
rekening buku tabungan yang dapat disetor dan ditarik sewaktu-
9 Profil BNI Syari’ah Cabang Semarang
24
waktu dengan memakai slip setoran atau slip penarikan. Tabungan
Syariah Plus menggunakan prinsip Mudharobah Mutlaqoh.
b. Deposito Syariah
Adalah simpanan khusus (restricted invesment) di mana
pemilik dana menetapkan syarat- syarat tertentu yang harus diikuti
oleh bank. Deposito syariah berprinsip pada mudharabah mutlaqoh,
di mana pengelolaan dana nasabah sebagai investasi jangka
panjang.
c. Giro Syariah
Merupakan titipan murni yang dengan seizin penitip dapat
dipergunakan oleh bank. Atas giro ini bank menjamin
pengembalian dana penitip. Dalam penerapannya, Giro syariah ini
menggunakan prinsip wadiah yad adhomanah.
d. THI Syariah
Merupakan tabungan yang dipergunakan sebagai sarana
untuk mendapatkan porsi berangkat menunaikan ibadah haji sesuai
keinginan penabung. THI Syariah membantu mewujudkan niat haji
dengan lebih terencana lebih mantap dan menenteramkan.
2. Produk Penyaluraan Dana (Lending)
a. Pembiayaan Personal Syariah
Pembiayaan personal merupakan alternatif mudah yang
ditawarkan oleh BNI Syariah, yang mana prinsip yang digunakan
25
adalah prinsip murabahah,Rahn dan ijaroh. Bentuk- bentuk
pembiayaan personal syariah terdiri dari:
1) BNI iB Griya Syari’ah (melalui pembiayaan ini nasabah dapat
mewujudkan kebutuhan perumahan,kavling siap bangun,atau
renovasi rumah. Pembayaran dengan cara diangsur dalam
periode waktu sampai 15 tahun. Bentuk akad ialah ijaroh).
2) BNI iB Oto Syari’ah (merupakan pembiayaan untuk
pembelian kendaraan dengan proses yang mudah dan cepat
berdasarkan prinsip syari’ah. Bentuk akad yang digunakan
ialah murabahah).
3) BNI iB Gadai Emas (merupakan pembiayaan dengan jaminan
berupa emas(latakan atau perhiasan) yang secara fisik dikuasai
oleh bank. Proses pembiayaan sangat cepat karena seluruh
proses hanya 30 menit. Akad yang digunakan ialah Rahn).
4) BNI iB Multijasa (merupakan pembiayaan jasa konsumtif
yang diberikan kepada masyarakat untuk memperoleh manfaat
suatu jasa misalnya jasa pernikahan,jasa pendidikan, jasa
kesehatan, wisata umroh/haji, dan jasa lainya yang tidak
bertentangan dengan syariah dengan menggunakan akad
ijaroh).
5) BNI iB Flexi Syariah (merupakan pembiayaan konsumtif bagi
pegawai suatu perusahaan untuk pembelian barang-barang
yang tidak bertentangan dengan undang-undang serta tidak
26
diharamkan dalam syariah islam,dengan menggunakan akad
murabahah).
b. Pembiayaan Komersial
Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi
tantangan yang membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan,
dimana kebutuhan tersebut membutuhkan dukungan modal. Untuk
menangkap peluang emas tersebut BNI Syari’ah menyediakan
pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syari’ah. Adapun jenis
pembiayaan komersial yang diberikan oleh BNI Syari’ah adalah:
1) BNI iB Wirausaha Syariah
Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha anda,
dengan besarnya pembiayaan dari Rp. 50 juta sampai dengan Rp.
500 juta dengan proses lebih cepat dan fleksibel sesuai dengan
prinsip syariah. Jenis akad yang digunakan ialah murabahah,
musyarokah, dan mudharabah.
2) BNI iB Usaha Kecil
Adalah pembiayaan modal kerja atau investasi kepada
pengusaha kecil dengan maksimum pembiayaan sampai dengan
Rp. 10 miliar berdasarkan prinsip murabahah, musyarokah,
mudharabah, dan ijaroh.
3) BNI iB Usaha Besar
Adalah pembiayaan modal kerja atau investasi kepada
pengusaha menengah dan korporasi diatas Rp. 10 milyar
27
berdasarkan prinsip murabahah, musyarokah, mudharabah, dan
ijaroh.10
3. Produk- Produk Jasa
Adapun produk- produk jasa yang ditawarkan oleh BNI
Syari’ah adalah sebagai berikut :
a. Inkaso, sangat cocok bagi nasabah yang membutuhkan penagihan
warkat- warkat yang berasal dari kota lain secara cepat dan aman.
Baik dari cabang syari’ah ke cabang konvensional maupun
sebaliknya.
b. Kiriman uang dengan fasilitas On-line, baik dari cabang syari’ah
ke cabang konvensional maupun sebaliknya. Yang
pelaksanaannya dilalukan pada saat sistem bross dalam keadaan
On-line.
c. Garansi Bank (kafalah), dapat diterbitkan oleh cabang syari’ah
dengan ketentuan bahwa nasabah harus menyetorkan jaminan
sebesar 100% dari nominal garansi.
d. SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking: merupakan
trend layanan perbankan yang saat ini, di mana nasabah tidak
perlu datang ke bank bersangkutan untuk melakukan transaksi,
nasabah bisa melakukan di manapun berada. misalnya: transfer,
cek saldo, dan lain-lain.
10
Http://www.bni.co.id/20 syariah/produk.htm.
28
2.5. Data Pembiayaan
Segmentasi pembiayaan BNI Syari’ah dibagi menjadi komersial,
ritel produktif, ritel konsumtif, dan kartu pembiayaan. Strategi penyaluran
dana tahun 2011 yaitu difokuskan pada bisnis ritel konsumer. Guna
menunjang strategi tersebut maka ditetapkan beberapa produk unggulan
yaitu Griya iB Hasanah, Gadai Emas iB Hasanah, iB Hasanah Card,
Talangan Haji iB Hasanah, dan Wirausaha iB Hasanah.
Keunggulan kompetitif oleh masing-masing produk adalah proses
aplikasi yang cepat, persyaratan yang mudah, dan pricing yang bersaing.
Berdasarkan akad atau skim pembiayaannya, pembiayaan BNI Syari’ah
sampai dengan Desember 2010 didominasi oleh pembiayaan dengan skim
murabahah, yaitu sebesar 71,75% dari total pembiayaan, atau sebesar
Rp2,553 triliun. Selanjutnya pembiayaan dengan skim musyarakah sebesar
Rp624,8 miliar atau dengan porsi 17,56%. Sedangkan pembiayaan dengan
skim mudharabah sebesar Rp87,3 miliar atau dengan porsi 2,45%.
Pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan adalah sebagai berikut :
Uraian Sebelum spin off
Desember 2010
Sesudah spin off
Juni 2011
Sesudah spin off
Desember 2011
Murabahah 2,473,721 2,323,349 2,553,092
Mudharabah 84,7413 93,921 87,327
Musyarakah 516,844 492,374 624,820
Lainya 190,167 224,888 293,249
29
Disajikan dalam jutaan rupiah11
11
Data BNI Syari’ah Cabang Semarang
31
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.12
Sedangkan dalam Pedoman Akuntansi
Perbankan Syari’ah Indonesia 2003 Murabahah adalah transaksi penjualan
barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Secara sederhana, murabahah berarti
suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang
disepakati.
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang. Tingkat keuntungan Bank ditentukan di
depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual .
Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang
kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.
Pada perjanjian murabahah, Bank membiayai pembeli barang yang
dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, ia
kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah
keuntungan atau di mark up.
Pada intinya murabahah adalah merupakan kegiatan dari bentuk jual
beli, di mana barangnya diterima di depan, sementara pembayarannya
12
Op. Cit, Muhammad Syafi’i Antonio, hlm 101
32
kemudian (ditangguhkan). Dalam murabahah pihak Bank mendapatkan
margin yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelum terjadinya
akad/perjanjian. Sistem pembiayaan ini sangat tepat untuk memenuhi
kebutuhan nasabah terhadap barang-barang modal.
3.2. Landasan Syari’ah
a. Al qur’an
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(Al-
Baqarah 275)13
b. Al Hadits
1. Hadits riwayat al Baihaqi dan Ibnu Majah dan sahihkan oleh Ibnu
Hibban:
14 Dari Abu Said al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan dengan
kerelaan kedua belah pihak”.
c. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Fatwa MUI tentang sanksi atas nasabah yang mampu yang
menunda-nunda pembayaran.
13
Al Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, hlm 69 14
Al Hafidh Abu Abdullah Muhammad Yazid, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Beirut Libanon:
Darul Kutub, t.t., hlm 12
33
Pertama :
1) Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan
LKS kepada nasabah mampu membayar, tetapi menunda-nunda
pembayaran dengan disengaja.
2) Nasabah yang tidak atau belum mampu membayar disebabkan
force majeur (bencana yang tidak terduga) tidak boleh dikenakan
sanksi.
3) Nasabah yang mampu yang menunda pembayaran dan atau tidak
mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya
boleh dikenakan sanksi.
4) Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir, yaitu bertujuan agar nasabah
lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya.
5) Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya
ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad
ditandatangani.
6) Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial.
Kedua:
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika
terjadi perselisihan di antara kedua belah maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.15
15
Himpunan Fatwa DSN edisi kedua 2003 diterbitkan atas kerjasama DSN MUI dengan
BI, hlm 59
34
3.3. Rukun dan syarat murabahah
1. Rukun Murabahah
a. Pihak yang berakad
b. Pembeli (Musytari).
c. Objek jual beli (Mabi).
d. Harga (Tsaman).
e. Ijab qobul.16
2. Syarat Murabahah
a. Pihak yang berakad
1) Sebagai keabsahan suatu perjanjian (akad) para pihak harus
cakap hukum.
2) Sukarela dan tidak di bawah tekanan (terpaksa/dipaksa).
b. Objek yang diperjualbelikan
1) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang
dilarang (haram), dan bermanfaat serta tidak menyembunyikan
adanya cacat barang.
2) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.
3) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang
diterima pembeli.
4) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.
c. Sighat
16
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syari’ah, UII Pres,2009, hlm 58
35
1) harus jelas secara spesifik (siapa) para pihak berakad.
2) Antara ijab qobul harus selaras dan transparan baik dalam
spesifikasi barang (penjelasan fisik barang) maupun harga yang
disepakati (memberitahu biaya modal kepada pembeli).
3) Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang.
d. Ijab Qobul
1) Harus jelas secara spesifik (siapa) para pihak yang berakad.
2) Antara ijab qobul harus selaras dan transparan baik dalam
spesifikasi barang (memberitahu biaya modal kepada pembeli).
3) Tidak mengandung klausal yang bersifat menggantungkan
keabsahan transaksi pada kejadian yang akan datang
Gambar 1
Skema Pembiayaan Murabahah
1. Negosiasi dan persyaratan
2. Akad jual beli
6. Bayar (secara angsur)
3. Beli barang 4. Kirim 5. Terima
barang17
Keterangan:
17
Wirdayaningsih, SH., MH, Bank Dan Asuransi Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005, hlm
2005
NASABAH BANK
SUPLIER
PENJUAL
36
a. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli.
Harga jual adalah harga beli Bank dari produsen ditambah
keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran.
b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati
tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan,
murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.
c. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada
nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
3.4. Faktor-faktor yang menyebabkan Pembiayaan Bermasalah pada akad
murabahah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang
1. Faktor internal
Faktor yang ada dalam perusahaan tersebut, dan faktor utama yang
paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan
keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat
dari beberapa hal seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan
penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan
piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap,
permodalan yang tidak cukup. 18
a. Petugas
1) Rendahnya kemampuan atau ketajaman pihak Bank
18
Wawancara dengan pihak BNI Syari’ah Cabang Semarang Bapak Rahmat Prabowo
bagian pembiayaan pada hari Rabu, tanggal 25/4/2012 jam 09:30 WIB
37
2) Melakukan analisis kelayakan permintaan pembiayaan yang
diajukan nasabah.
3) Lemahnya sistem informasi pembiayaan serta sistem
pengawasan administrasi pembiayaan mereka.
4) Campur tangan yang berlebih dari pemegang saham Bank dalam
keputusan penyaluran pembiayaan.
5) Pengikat jaminan yang kurang sempurna
b. Sistem
1) Penyaluran yang kurang jelas untuk apa pembiayaan tersebut
2) Pengawasan dan pembinaan dari pihak Bank yang kurang
terhadap nasabah
3) Pelunasan atau jangka waktu
4) Manajemen/kebijakan
5) Komite terdiri dari 3 orang
6) Pengurus atau pejabat
7) Aplikasi sistem
2. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan manajemen
perusahaan, seperti bencana alam, perubahan dalam kondisi perekonomian
dan perdagangan, perubahan-perubahan teknologi dan lain-lain.19
a. Nasabah
19
Zainul Arifi, MBA. Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Alfabet cet.2,
2003, hlm 223
38
1) Karakter (watak) nasabah yang tidak mau bayar
2) Kapasitas nasabah tersebut tidak mampu membayar angsuran
pembiayaan tersebut.
b. Lingkungan
1) Kebijakan pemerintah
2) Kondisi lingkungan
3) Kondisi ekonomi/persaingan usaha
3.5. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada akad murabahah di
Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh Bank untuk penyelesaian
pembiayaan bermasalah ini, tergantung pada berat ringannya masalah yang
dihadapi serta sebab-sebab terjadinya pembiayaaan bermasalah. Apabila
pembiayaan itu masih dapat diharapkan akan berjalan baik kembali, maka
Bank dapat memberikan keringanan-keringanan misalnya menunda jadwal
angsuran (rescheduling).
Bila potensi usahanya masih baik tetapi untuk memperbaiki kondisi
usahanya perlu tambahan dana, Bank dapat memberikan bantuan tambahan
dana. Tetapi bila kondisi perusahaan sudah tidak dapat diharapkan lagi,
maka Bank dapat melakukan penghapusan piutang atau pembiayaan
tersebut.
Namun bila kemacetan pembiayaan bermasalah tersebut akibat
kelalaian, pelanggaran atau kecurangan nasabah, maka Bank dapat
39
meminta agar nasabah menyelesaikan segera, termasuk menyerahkan
barang yang diagunkan kepada Bank. Bila penyelesaian di luar pengadilan
tidak dapat dicapai, maka Bank dapat menempuh jalur hukum. Dalam hal
ini ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu pengadilan negeri atau badan
arbitrase. Perbankan syari’ah lebih suka memilih badan arbitrase
muamalah di Indonesia. Berikut adalah strategi untuk menagih
pembiayaan yang bermasalah
1. Gencarlah menagih setelah 10 hari faktur jatuh tempo terlewati
Banyak perusahaan menunda penagihan hingga faktur tertunggak
jauh dari limit waktu pembayaran, penundaan penagihan berdampak:
a. Klien mencatat kelemahan anda dan akan memanfaatkan lebih jauh
pada kesempatan lain.
b. Keterlambatan tagihan akan membuka peluang kreditur lain mendapat
pelunasan.
c. Makin lama pembayaran tertunggak, makin besar kemungkinan
piutang anda tidak tertagih lagi.
2. Kirimlah nota dengan nama individu dari pada nama perusahaannya.
Pengiriman faktur dalam amplop dengan nama perusahaan berisiko
lebih besar. Karena surat anda akan menumpuk di bagian administrasi atau
sekretaris jika tidak ada identitas pribadi yang bertanggung jawab atas
pembayaran anda. Bahkan surat anda dapat melayang ke orang yang
kurang bertanggung jawab. Usahakan anda mengetahui nama dan
mengenal orang yang bertanggung jawab atas pembayaran kepada anda.
40
3. Surat tagihan di format ringkas, jelas dan to the point pada maksud anda.
Surat dengan kalimat bombastis akan menghilangkan ketegasan
dan minat orang yang membacanya. Hindari redaksional surat tagihan
yang sama dari tahun ke tahun, sehingga klien hafal isi surat tagihan anda.
Apabila hal ini terjadi kerugian yang anda dapat adalah hilangnya
kekuatan tagihan dari anda, dan kurang mendorong klien untuk membayar.
Solusinya, revisi kata-kata surat tagihan agar bahasa terasa komunikatif
dan efektif. Berilah kesan bahwa pesan anda kuat, jelas dan mendesak.
4. Kirim surat tagihan secara terus menerus 3 atau 4 kali dalam periode
singkat.
Setiap periode pengiriman surat tagihan, isi surat (via pos atau e-
mail lembaga) meninggikan permintaan anda kepada klien untuk
membayar lewat bahasa yang kian menuntut. Kirimkan surat berikutnya
dengan selang waktu seminggu atau sepuluh hari dengan ap-peal
(permohonan) yang makin agresif. Apabila surat anda hanya sekali
kemudian berhenti karena kesibukan dan lain-lain, itu ibarat anda minum
antibiotik dengan dosis kurang yang berakibat resisten. Ini membuat
debitur menjadi lebih imun (kebal) terhadap tagihan anda.
5. Inovasi sistem penundaan pemberian pembiayaan perlu diadakan.
Misalnya setelah 30 hari jatuh tempo dan faktur belum dilunasi,
maka pengiriman barang berikutnya ditangguhkan. Jika dari awal sistem
ini sudah dirancangkan dan disebarluaskan, maka anda tidak akan rikuh
untuk menyetop pemberian pinjaman baru apabila terjadi pelanggaran
41
pembayaran yang tidak rasional anda harus ambil konsiderans untuk
menyetop pembiayaan juga faktur belum juga diselesaikan setelah jangka
waktu tertentu.
6. Hindari jebakan “gali lubang tutup lubang”
7. Dapatkan alasan mendasar kemacetan pembayaran langsung dari klien
anda.
8. Usahakan mendapat back up dari janji klien, setelah rencana pembayaran
dinegosiasikan.
Adapun strategi-strategi lainnya yang digunakan di Bank BNI Syari’ah
dalam menangani pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:
1. Strategi kolektion (langsung)
a. Simpati
Simpati yang dimaksudkan di sini adalah menaruh belas
kasihan, kita ikut merasakan perasaan yang dialami atau dirasakan
nasabah.
1) Sopan
Dalam menghadapi nasabah bermasalah pihak Bank
harus tetap mengedepankan sikap sopan santun tidak bersikap
emosional dan sebagainya.
2) Menghargai
Pihak Bank harus tetap menghargai keadaan nasabah,
mungkin belum dapat membayar karena sesuatu hal.
3) Menyanjung
42
Pihak Bank harus tetap menyanjung si nasabah agar
nasabah merasa tenang dan dihormati sehingga mau memenuhi
kewajibannya kepada Bank.
4) Perhatian terhadap kebanggaannya
Mengetahui keinginan atau kemauan nasabah tersebut
dengan mengetahui apa yang menjadi kebanggaan nasabah.
5) Fokus ke tujuan kita
Setelah langkah-langkah di atas, maka pihak Bank
kembali ke tujuan awal yaitu menagih kewajiban nasabah
b. Empati
Empati itu pada dasarnya adalah peduli atau care (perhatian).
Empati itu adalah kapasitas seseorang untuk bisa berbagi atas dasar
semangat kepedulian. Bentuk peduli yang paling tinggi adalah
bantuan nyata atau tindakan, yaitu sebagai berikut:
1) Sopan
Dalam menghadapi nasabah bermasalah pihak Bank
harus mengedepankan sikap sopan santun.
2) Menyelami keadaan nasabah
Pihak Bank harus memahami keadaan nasabah pada saat
itu.
3) Bicara seakan untuk kepentingan nasabah
43
Pihak Bank harus meyakinkan nasabah bahwa
pentingnya kerjasama yang baik antara nasabah dengan Bank
karena keduanya saling membutuhkan.
4) Membangkitkan emosi, perasaan, kesadaran, perenungan
nasabah agar sadar akan kewajibannya kepada Bank.
5) Fokus ke tujuan kita
Setelah langkah-langkah di atas, maka pihak Bank kembali
ke tujuan awal yaitu menagih kewajiban nasabah.
c. Menekan
Yaitu sikap yang diambil oleh pihak Bank melalui jalan yang
lebih keras apabila langkah-langkah di atas tidak berhasil. Adapun
caranya sebagai berikut:
1) Langsung: pribadi, keluarga
Yaitu langsung menekan kepada nasabah tersebut atau
pihak keluarganya agar segera memenuhi kewajibannya kepada
Bank.
2) Tidak langsung: pinjam bendera, melalui persaingan/musuh,
atasan, kepolisian dan lain-lain.
Pihak Bank meminta bantuan kepada pihak lain untuk
menagih kepada nasabah yang bermasalah.
3) Fokus ke tujuan kita
44
Setelah langkah-langkah di atas, maka pihak Bank
kembali ke tujuan awal yaitu menagih kewajiban nasabah
bermasalah.
2. Rescheduling (Penjadwalan ulang )
Yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta
memperkecil jumlah angsuran atau akad dan marjin baru.20
Adapun syarat-
syarat agar dapat dilakukan penjadwalan ulang adalah sebagai berikut:
a. Potensi usaha ada
Usaha yang dijalankan nasabah memiliki potensi dan prospek
yang cerah.
b. Kemampuan debitur ada
Nasabah mempunyai kemampuan untuk menjalankan usahanya
tetapi mengalami sedikit masalah.
c. Problem cash flow sementara
Nasabah mengalami kesulitan dalam hal manajemen keuangan
(aliran kas) yang bersifat sementara.
d. Plafon tetap
Jumlah pembiayaan yang diberikan tetap seperti semula,
tidak berubah.
Adapun yang mengalami perubahan adalah:
1) Jangka waktu pembiayaan
2) Jadwal angsuran
20
Muhammad, op.cit, hlm 268
45
3) Jumlah angsuran
3. Resconditioning (Persyaratan ulang)
Memperkecil marjin keuntungan atau bagi hasil usaha yang sudah
ditetapkan oleh kedua belah pihak.21
Adapun syarat-syarat agar dapat
dilakukan persyaratan ulang adalah sebagai berikut:
a. Potensi usaha ada
Usaha yang dijalankan nasabah memiliki potensi dan prospek
yang cerah.
b. Kemampuan debitur ada
Nasabah mempunyai kemampuan untuk menjalankan usahanya
tetapi mengalami sedikit masalah.
c. Problem cash flow sementara
Nasabah mengalami kesulitan dalam hal manajemen keuangan
(aliran kas) yang bersifat sementara.
d. Plafon tetap
Jumlah pembiayaan yang diberikan tetap seperti semula, tidak
berubah. Adapun yang mengalami perubahan adalah harga jual,
agunan, kepemilikan, pengurus, nama dan status perubahan,
perusahaan debitur
4. Bantuan manajemen
Diusulkan agar debitur mendapatkan bantuan manajemen dari
pihak lain yang lebih menguasai seluk beluk usahanya. 22
21
Ibid, hlm 268
46
3.6. Analisa Pembiayaan yang Dilakukan Bank BNI Syari’ah Cabang
Semarang
Dalam melakukan analisa pembiayaan, pihak Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan
dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Prinsip penilaian yang di
gunakan Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang adalah 5C yaitu:
a. Character (watak/akhlak)
Yaitu bagian pokok dari analisa calon nasabah yang tidak
boleh diabaikan, karena karakter merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku seseorang. Karakter dapat diketahui dengan
cara mengumpulkan informasi nasabah dan bank lain tentang
perilaku, kejujuran, pergaulan dan ketaatanya memenuhi
pembayaran transaksi.
b. Capital (modal)
Bagaimanapun sebuah usaha yang baik akan tercermin dari
tingkat efektivitas penggunaan modal dan perkembangan modal itu
sendiri.
c. Capacity (kapasitas produk)
adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output
produk (baik kualitas maupun kuantitasnya).
d. Condition (kondisi usaha)
22
Wawancara dengan Pihak Bank BNI Syari’ah Bapak Nasirul Umam bagian Collection
hari Rabu tanggal 25/4/2012 jam 09.00 WIB
47
Merupakan bagian terpenting dalam menganalisa calon
nasabah, karena dengan melihat kondisi usaha calon nasabah (bila
dibaca dan dianalisa dari laporan keuangan yang dibuat oleh calon
nasabah) kita bisa tahu tentang keadaan riil dari aktiva dan pasiva
usaha nasabah, berikut tingkat keuntungan yang diperolehnya.
Sehingga kita mengetahui tingkat keuntungan yang diraih nasabah
dan prospek ke depan dari usaha yang akan dibiayai.
e. Collateral (jaminan)
Bentuk perwujudan dari itikad baik nasabah untuk
mempertanggung jawabkan dana yang diterimanya dengan sebenar-
benarnya. Dan penetapan jaminan harus tetap mempertimbangkan
tingkat kelancarannya. 23
23
Malayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar Perbakan, Jakarta :PT. Bumi Aksara, 2006, hlm
106-107
48
Gambar 4
Proses Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Faktor intern
3.7. Analisis Penanganan Pembiayaan bermasalah Pada Bank BNI Syari’ah
Cabang Semarang
Salah satu upaya BNI Syari’ah Cabang Semarang untuk
menyehatkan usaha nasabah pembiayaan murabahah agar dapat memenuhi
kewajibannya adalah dengan kebijakan R3 (Reascheduling, Reconditioning,
Restructuring). Berdasarkan SK DIR BI No. 31/150/KEP/DIR tanggal 12
PEMBIAYAAN LANCAR (COL 1)
- Monitoring usaha, stock, proyek dan lain-lain,
- pengelolaan account dan pembinaan debitur
- oleh account officer
PEMBIAYAAN POTENSIAL BERMASALAH (COL 1 A)
- Pembinaan debitur,
- buat surat teguran/pemberitahuan/
- kunjungan lapangan,
- upaya preventif penanganan (reschedule, restructure, reconditioning)
- oleh account officer
PEMBIAYAAN KURANG LANCAR (COL 2)
- Buat surat teguran/peringatan
- Kunjungan lapangan/collecting
- Upaya penyehatan (reschedulling, restructuring,
reconditioning) oleh
- account officer pembiayaan
PEMBIAYAAN DIRAGUKAN DAN MACET (COL 3 & 4)
- Surat penyerahan account ke remedial
- Surat pemberitahuan ke debitur tentang pengelolaan
account oleh bagian remedial,
- account officer
BAGIAN REMEDIAL
sehat
masalah
49
November 1998 ditetapkan bahwa bank wajib mempunyai kebijakan atau
ketentuan secara tertulis sebagai pedoman dalam melakukan Restrukturisasi
pembiayaan di Bank BNI Syariah Cabang Semarang.
Kegiatan BNI Syariah Cabang Semarang dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat akan memperoleh imbalan berupa pendapatan.
Bentuk pendapatan itu sesuai dengan jenis pelayanannya yaitu bagi hasil,
margin/mark up, fee dan sewa
Dalam BNI Syariah Cabang Semarang, penyaluran dana kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan seperti murabahah tentunya tidak
akan terlepas dari resiko-resiko yang mungkin timbul. Apabila angsuran
pembiayaan mulai bermasalah maka perlu di tempuh langkah penyelamatan
melalui R3 (Rescheduling, Rsconditioning, restrukturing). Mengingat
perjanjian pembiayaan murabahah, format/ bentuknya sudah di tentukan
secara sepihak oleh bank syariah maka diperlukan pengaturan khusus
mengenai kontrak baku lagi perbankan syariah, agar nasabah tidak dalam
posisi yang lemah dan tertekan , sehingga tujuan syariah yang ingin di capai
baik oleh nasabah maupun bank syariah dapat terpenuhi. Ketika pembiayaan
murabahah itu menjadi masalah dan sudah tidak bisa di selamatkan lagi,
maka bank syari’ah dalam upaya penyelesaiannya mengedepankan cara-cara
damai dan musyawarah serta tidak bertentangan dengan syari’ah, yaitu
melalui Pengadilan Agama (PA)
Bagaimanpun baiknya suatu manajemen yang diterapkan oleh BNI
Syari’ah Cabang Semarang, tidak akan terlepas dari pembiayaan
50
bermasalah khususnya murabahah. Meskipun kebijakan R3 sudah
diterapkan, namun untuk meminimalkan terjadinya pembiayaan murabahah
di BNI Syari’ah Cabang Semarang.
Adapun upaya untuk mengantisipasi pembiayaan bermasalah yang
juga bisa di lakukan dengan langkah-langkah pengamanan pembiayaan
sebagai berikut:
1. Sebelum realisasi pembiayaan
Dalam tahapan ini berdasarkan persetujuan dari nasabah, BNI Syari’ah
Cabang Semarang harus melakukan analisa yang terlebih dahulu, karena
tanpa dilakukan analisa akan membahayakan bagi BNI Syari’ah Cabang
Semarang. nasabah dalam hal ini dapat memberikan data-data fiktif
sehingga pembiayaan sebelum realisasi pembiyaan meliputi;
a. Jenis usaha
b. Karakter nasabah
c. Modal
d. Jaminan
e. Pengadaan Asuransi syari’ah
f. Pencegahan praktek suap di BNI Syari’ah
g. Pengecekan lewat BI
2. Setelah realisasi pembiayaan
Bagi BNI Syariah Cabang Semarang, pencairan pembiayaan
barulah akhir periode pemohonan yang selanjutnya merupakan awal
pembinaan dan pemantauan pembiayaan
51
a. Melakukan pembinaan pada nasabah
1) Pembinaan dapat dilakukan melalui strategi yang mewajibkan
nasabah untuk menabung di Bank BNI Syari’ah Cabang
Semarang.
2) Memberikan arahan pada nasabah (mitra) baik dalam
manajemen maupun pengelolaan usahanya jika dirasa ada yang
kurang atau salah.
3) BNI Syari’ah Cabang Semarang melakukan pembinaan dengan
cara pelatihan dan pendidikan bagi nasabah atau masyarakat
dalam rangka mencetak enterpeneur-enterpeneur yang handal
dan kompetitif.
b. Pemantauan kepada nasabah
1) Pemantauan oleh pihak manajemen BNI Syari’ah Cabang
Semarang harus selalu dilakukan setiap waktu, jika nasabah
sudah masuk pada tingkat golongan kurang lancar sejak saat itu
nasabah harus selalu dalam pemantauan dan pengawasan ketat.
2) Sebagai bentuk kerja sama antara BNI Syar’iah Cabang
Semarang dengan nasabahnya, pemantauan terhadap
perkembangan usaha nasabah juga harus dilakukan secara
berkala.
Dalam hal penanganan seperti ini BNI Syari’ah Cabang
Semarang juga mempunyai kebijakan dalam bentuk:
a. Perubahan jadwal angsuran
52
1) Tidak menambah margin/ jumlah tagihan yang tersisa jangka
waktu
2) Tunggakan nisbah bagi hasil harus dilunasi
b. Perpanjangan jangka waktu pembiayaan
1) Tidak menambah margin/ jumlah tagihan yang tersisa jangka
waktu
2) Tunggakan nisbah bagi hasil harus dilunsi
3) Dapat dikenakan biaya ganti rugi akibat diperpanjangnya jangka
waktu namun biaya yang dikeluarkan harus berupa biaya riil
kerugian bank
4) Perubahan jangka waktu pembiayaan untuk pembiayaan produktif
adalah:
a) Memperpanjang jangka waktu pembiayaan maksimal
sampai 5 tahun sejak jatuh tempo
b) Merubah jangka waktu dan jumlah angsuran sesuai
kemampuan/ cash flow nasabah pembiayaan
c) Merubah nisbah bagi hasil sesuai kemampuan/ cash flow
nasabah pembiayaan
c. Tambahan pembiayaan
1) Kemampuan usaha nasabah pembiayaan mencukupi
2) Diberikan untuk usaha nasabah mencukupi
53
3) Kewenangan untuk memutuskan penambahan jumlah pembiayaan
nasabah dalam rangka restrukturisasi berada pada DPBS (Dir
sektor dan Dir membidangi manajemen resiko)
4) Tujuan untuk penggunaan tambahan pembiayaan tidak
diperkenankan untuk melunasi tunggakan pokok dan bagi hasil
pembiayaan
d. Penurunan nisbah bagi hasil pada khusus nasabah pascabencana atau krisis
nasional yang diumumkan pemerintahan.
1) Penurunan nisbah bagi hasil khusus untuknasabah pembiayaan
murabahah yang mengalami kesulitan membayar pada golongan II,
III, IV, DAN V
2) Penurunan nisbah bagi hasil dapat dilakukan dengan `dilakukannya
penjadwalan kembali atau perpanjangan jangka waktu pembayaran
dalam penyelamatan
3) Merubah nisbah bagi hasil disesuaikan dengan kemampuan
membayar nasabah pembiayaan dalam rangka penyelamatan
pembiayaan, besarnya keringanan yang dapat di berikan setinggi-
tingginya hanya 1,5% dari tingkat flat yang ditetapkan divisi USY.
e. Jika semua cara diatas telah dilakukan tetapi nasabah tetap tidak mampu
untuk melunasi hutangnya maka penyelesaian melalui PA (Pengadilan
Agama) yaitu dengan:
1) Penjualan barang jaminan
Adalah penjualan Asset nasabah pembiayaan atau jaminan yang
54
dilakukan secara sukarela (Private selling) dalam rangka
penyelamatan atau penyelesaian pembiayaan bermasalah.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Nasirul Umam bahwa saat
penjualan barang jaminan dilakukan , pihak bank menawarkan
dahulu kepada nasabah apakah dia akan menjual sendiri ataukah
ingin dijual lewat lelang.
2) Landasan hukum
Fatwa DSN No. 47/ DSN-MUI/II/ 2005 tanggal 22 Februari 2005
yang berisi tentang penyelesaian piutang pembiayaan bagi nasabah
tidak mampu membayar.
3) Hasil penjualan harus digunakan untuk melunaskan outstanding
pembiayaan, dan apabila ada kelebihan maka dikembalikan kepada
nasabah sedang apabila ada kekurangan maka tetap menjadi hutang
nasabah dan tetap ditagih oleh bank.
Dari analisis yang penulis lakukan untuk mengungkap fakta yang
telah terjadi diharapkan dapat mengurangi dan tidak ada nasabah yang
bermasalah lagi, sehingga tujuan utama dari pembiayaan bisa tersalurkan.
55
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan tentang strategi
penanganan pembiayan bermasalah dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang tidak lancar yang
diberikan pihak bank kepada nasabah pada saat jatuh tempo. Pembiayaan
yang tidak lancar harus secepatnya diselesaikan agar kerugian yang lebih
besar dapat dihindari.
Hal-hal yang mengakibatkan pembiayaan bermasalah di BNI
Syari’ah Cabang Semarang yaitu faktor internal yang meliputi faktor utama
yang paling dominan dalam sebuah perusahaan yaitu faktor manajerial.
Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh
faktor manajerial yang dapat dilihat dari beberapa hal seperti kelemahan
dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya dalam kebijakan
pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran,
kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada
aktiva tetap, permodalan yang tidak cukup. Sedangkan faktor eksternal
meliputi faktor-faktor yang berada diluar kekuasaan manajemen perusahaan
seperti bencana alam, perubahan dalam kondisi perekonomian dan
perdagangan, perubahan-perubahan teknologi dan lain-lain.
56
4.2. Saran
1. Produk-produk yang sudah sesuai dengan syari’ah harus dipertahankan
dan dikembangkan.
2. Perlu adanya peningkatan dalam penanganan pembiayaan murabahah
yaitu dengan lebih mengedepankan hubungan kemitraan antara
karyawan dengan nasabah
3. Keprofesionalan karyawan dalam bersungguh-sungguh untuk
memajukan BNI Syari’ah cabang Semarang.
4.3. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala kerendahan hati
penulis panjatkan, akhirnya walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis mengakui bahwa
dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang
semuanya itu karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Semoga kekurangan ini bisa menjadi motivasi bagi penulis untuk lebih giat
dalam menempuh kegiatan-kegiatan lainnya.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya, sebagai masukan dan bahan
kritikan. Serta segala daya dan upaya serta kekuatan senantiasa teriring
rahmat dan keselamatan dari Allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hafidh Abu Abdullah Muhammad Yazid, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Beirut Libanon: Darul
Kutub, t.t., hlm 12
Al Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, hlm 69
Antonio Syafi’i Muhammad, Bank Syari’ah Dari Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani
Press,2001.
Data BNI Syari’ah Cabang Semaranng
Dokumen BNI Syari’ah Cabang Semarang
File BNI Syari’ah Cabang Semarang
Hasibuan P.S Malayu, Dasar-Dasar Perbakan, Jakarta :PT. Bumi Aksara, 2006.
Himpunan Fatwa DSN edisi kedua 2003 diterbitkan atas kerjasama DSN MUI dengan BI,
hlm 59
Http://www.bni.co.id/20 syariah.
Http://www.bni.co.id/20 syariah/produk.htm
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari'h, UPP AMP YKPN Yogyakarta, 2005.
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syari’ah, UII Pres,2009.
Profil BNI Syari’ah Cabang Semarang
Purawnto Agsu Ervan, Dyah Ratih Sulistyastuti. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :
Gava Media. 2007.
Sugiarto Idroes, N.Ferry. Manajeman resiko perbankan. Yogyakarta : Graha ilmu. 2006.
Wawancara dengan Pihak Bank BNI Syari’ah Semarang Bapak Nasirul Umam Bagian
Collection hari Rabu tanggal 25/4/2012 jam 09.00 WIB
Wawancara dengan pihak BNI Syari’ah Cabang Semarang Bapak Rahmat Prabowo bagian
pembiayaan pada hari Rabu, tanggal 25/4/2012 jam 09:30 WIB.
Wirdayaningsih, SH., MH, Bank Dan Asuransi Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005.
Zainul Arifi, MBA. Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, Jakarta: Alfabet cet.2, 2003.
Curiculum Vitae
Nama Lengkap : Fauzan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Pemalang, 16 Oktober 1990
Umur : 21 Tahun
Agama : Islam
Alamat Asal : Jl. Panca Karya No 16 Pdurungan, Taman, Pemalang
E-mail : [email protected]
Phone : 087830939130
PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 04 Pedurungan lulus tahun ajaran 2003/2004
2. SMP Darul Ulum Pemalang lulus tahun 2006/2007
3. MAN Pemalang lulus tahun 2009/2010
4. IAIN Walisongo Semarang Perbankan Syari’ah lulus tahun 2012/2013
Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, Mei 2012
Hormat Saya
Fauzan
092503021