analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam …digilib.unila.ac.id/54503/2/skripsi tanpa bab...

89
ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM MENGATASI STEREOTIP NEGATIF MUSLIMAH BERCADAR (STUDI PADA KOMUNITAS NIQAB SQUAD PIMPINAN INDADARI) SKRIPSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 Oleh AGNES RACHMAHWATI

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM

MENGATASI STEREOTIP NEGATIF MUSLIMAH BERCADAR

(STUDI PADA KOMUNITAS NIQAB SQUAD PIMPINAN INDADARI)

SKRIPSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Oleh

AGNES RACHMAHWATI

Page 2: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

ABSTRAK

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM

MENGATASI STEREOTIP NEGATIF MUSLIMAH BERCADAR

(STUDI PADA KOMUNITAS NIQAB SQUAD PIMPINAN INDADARI)

Oleh

AGNES RACHMAHWATI

Muslimah bercadar dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan stereotip negatif, mereka dicurigai sebagai muslimah garis keras, isteri teroris, kaku dan eksklusif.

Mereka belum mendapatkan dukungan oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini

mendorong Niqab Squad membentuk komunitas khusus para muslimah bercadar.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana komunikasi dakwah Niqab

Squad dalam mengatasi stereotip muslimah bercadar studi pada komunitas Niqab

Squad pimpinan Indadari. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif

dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori

SMCRE (Source, Message, Receiver, Effect) milik David Berlo. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa komunitas Niqab Squad berhasil dalam mengatasi

stereotip negatif muslimah bercadar, didukung dengan kegiatan-kegiatan positif

yang dilakukan Niqab Squad. Kegiatannya adalah kerjasama antara organisasi lain

dengan Niqab Squad, masyarakat yang belum bercadar mau mengikuti kegiatan

yang diselenggarakan, keterikatan pengikut di media sosial Niqab Squad secara

aktif dan didukung dengan adanya sponsor serta bentuk kerjasama dari pihak

kepolisian untuk mengawasi keamanan.

Kata Kunci: Model Komunikasi Dakwah, Niqab Squad, Stereotip Negatif,

Muslimah Bercadar.

Page 3: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE COMMUNICATION MODEL OF NIQAB SQUAD

DA'WAH IN OVERCOMING THE STEREOTYPES NEGATIVE OF VEILED

MUSLIM WOMEN (STUDIES IN THE COMMUNITY OF NIQAB SQUAD

LED BY INDADARI)

Oleh

AGNES RACHMAHWATI

Niqabi Muslim women in everyday life create negative stereotypes, they are

suspected of beingMuslimextremists, terrorist wives, rigid, and exclusive. They

have not been accepted by certain parties. This prompted the Niqab Squad to form

a special community of niqabi Muslim women. This research was conducted to

find out how the Niqab Squad da'wah communication in overcoming the

stereotypes of niqabi Muslim women with respect to Indadari's Niqab Squad

community. The research method used is qualitative with a descriptive approach

using data collection techniques namely observation, interview, and

documentation. The theory used is from David Berlo's SMCRE (Source, Message,

Receiver, Effect). The results of this study indicate that the Niqab Squad

community succeeded in overcoming the negative stereotypes of niqabi Muslim

women, by using a reciprocal communication model involving communicants

namely each board member and internal member of the Niqab Squad, the wider

community throughout the world, the closest family, groups or institutions

involved, presenters who have knowledge in their fields, and are active followers

of Niqab Squad followers on Instagram, Facebook, and WhatsApp. The reciprocal

communication model is supported by positive activities carried out by the Niqab

Squad, the activities of which are collaboration between other organizations with

the Niqab Squad, people who do not use niqab want to take part in the activities

actively, the followers' attachments in the Niqab Squad social media and are

supported by sponsors and forms of cooperation from the police to oversee the

security.

Keywords: Communication Model of Da’wah, Da’wah Communication, Niqab

Squad, Negative Stereotypes, Niqabis.

Page 4: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM

MENGATASI STEREOTIP NEGATIF MUSLIMAH BERCADAR

(STUDI PADA KOMUNITAS NIQAB SQUAD PIMPINAN INDADARI)

Oleh

AGNES RACHMAHWATI

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU KOMUNIKASI

pada

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam
Page 6: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam
Page 7: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam
Page 8: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06 Agustus 1996. Penulis

merupakan putri dari Bapak Jaiman dan Ibu Ani, sebagai anak ke-lima dari enam

bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan: TK Kartika II-31 diselesaikan

pada tahun 2002, SD Negeri 1 Langkapura Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2008, SMP Negeri 4 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011 dan

SMA Negeri 9 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2014. Selanjutnya,

penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung pada tahun 2014

melalui jalur SNMPTN.

Dalam menempuh pendidikan di Universitas Lampung, penulis terlibat dalam

beberapa kegiatan mahasiswa: HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu

Komunikasi sebagai anggota bidang Public Relations (humas), dan FSPI (Forum

Selain itu, penulis telah melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) tematik

Universitas Lampung di Desa Karang Anyar, Kabupaten Lampung Tengah pada

periode Januari 2017. Selanjutnya, penulis juga telah melalui Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)

Provinsi Lampung di bidang kehumasan pada periode September hingga

November 2017.

Studi Pengembangan Islam) sebagai anggota bidang kemuslimahan.

Page 9: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

MOTTO

“Jadilah orang yang bermanfaat, kalau tidak bisa dengan Ilmu

pakailah pikiran, tenaga, serta apapun yang bisa kamu lakukan..

Untuk keluarga, saudara, sahabat, dan saudara seiman”

“Sesungguhnya Allah senantiasa menolong hamba selama ia

menolong saudaranya”

(HR. Muslim No.2699)

“Barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya, maka Allah

akan memenuhi keperluannya”

(HR. Bukhari No. 2422)

“Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang dalam

kesulitan, maka Allah akan memudahkan hisabnya pada hari

kiamat”

( Imam Badruddin Ibnu Jama’ah)

Page 10: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

PERSEMBAHAN

Allahul Musta’an wa ilallaahil Musytaka

(Hanya kepada Allah kami memohon pertolongan, dan hanya kepada Allah kami mengadu)

Penulis persembahkan karya ini untuk Allah Yang Maha Memberi Kebaikan.

Karena sesungguhnya hamba ini sekedar peminjam ilmu-Mu. Jika bukan sebab

ilmu-ilmu Mu, hamba tak lebih dari manusia yang banyak diliputi kebodohan.

Maka, apabila Engkau temukan banyak kesalahan dalam menyampaikan karya ini,

hamba mohon perbaikilah dan ampuni kesalahan hamba Ya Rabb serta berkahilah

tulisan ini. Sehingga tulisan ini mampu menjadi timbangan amal shalih pada hari

kiamat dan dapat menghantarkan hamba untuk memandang wajah-Mu kelak di

Jannah, aamiin.

kemudian ...

Ibu dan Abah

(Semoga Allah membalas kedua orangtua penulis dengan kebaikan dan pahala

yang berlimpah)

Page 11: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

SANWACANA

Alhamdulillaahi ladzi bini’ matihi tatimmush shaalihaatu.

Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala amal shalih menjadi

sempurna. Ungkapan syukur atas segala nikmat, taufiq, dan hidayah Allah

Ta’ala. Sehingga, penulis dapat menuntaskan skripsi yang berjudul “Analisis

Model Komunikasi Dakwah Niqab Squad Dalam Mengatasi Stereotip Negatif

Muslimah Bercadar (Studi Pada Komunitas Niqab Squad Pimpinan

Indadari)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Banyak pihak telah mendermakan berbagai bimbingan dan dukungan pada penulis

kasih dengan tulus kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Lampung.

2. Ibu Dhanik S. S.Sos, M.Comn and Media St, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

3. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menghaturkan terima

Page 12: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

4. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si, selaku Pembimbing Akademik, terimakasih telah

bermurah hati dalam membimbing penulis.

5. Ibu Bangun Suharti S.Sos, MIP selaku Pembimbing yang dengan tulus dan

sabar meluangkan banyak waktu untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Terimakasih atas semua ilmu yang luar

biasa yang selalu ibu berikan kepada saya.

6. Ibu Dr. Tina Kartika, M.Si selaku Pembahas, terimakasih telah memberikan

saran dan masukan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, terimakasih telah berjasa mendidik

penulis.

8. Ibu dan Abah, sosok yang selalu bersabar dalam mendidik penulis hingga

sekarang tanpa meminta imbalan. Terimakasih telah selalu mendukung

penulis dalam perkara kebaikan, semoga Allah membalas seluruh kebaikan

Ibu dan Abah dengan Surga-Nya.

9. Teteh Neni, Teteh Ita, Mas Ando, Teteh Ulul dan Adikku Farah. Terimakasih

selalu memberikan semangat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini,

semoga Allah mengumpulkan kita kelak bersama-sama di Surga-Nya.

10. Keponakan-keponakan Titi yang shalih dan shalihah: Tsabita, Tama, Tsamira,

Dzakwan, Dzakia, „Aisyah, Naufal dan Ashafa. Terimakasih kalian telah

menjadi pelipur lara, ketika orang-orang dewasa berpikir keras untuk

mempersiapkan pulang ke kampung akhirat, kalian dengan polosnya selalu

menghibur Titi membuat tersenyum dan tertawa! Alhamdulillah.

Page 13: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

11. Mbah Uti, Om Ujat, Bule i‟i, Najmah, Hilmi, Ayu, dan Agung. Terimakasih

saudara-saudara ku telah memberikan semangat yang penuh untuk penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dan saudara-saudara ku lainnya

tidak bisa disebutkan satu per-satu, semoga Allah selalu menjaga kalian.

12. Sahabat-sahabat shalihah dipadu dengan rasa cinta kasih karena Allah: Della

Septi Arum, Sa‟adatur Rahma, Nisa Larasati, dan Febrynanda Chika.

Terimakasih telah mendukung dan selalu menyemangati ku untuk berusaha

menjadi “Mahasantri”, biarpun mahasiswa tetapi masih diberikan kesempatan

oleh Allah untuk menuntut ilmu agama.

13. Kakak shalihah, Esy Andriyani. Terimakasih kak atas dukungannya selama

ini telah membantu, mendukung, mengarahkan menjadi pribadi yang lebih

baik dan bijaksana. Meskipun kita jauh, semoga Allah selalu mendekatkan

hati kita ya kak. Aku mencintai kakak karena Allah.

14. Kakak-kakak yang tidak pernah ku lupakan: Teh mita, Kak Yuli, Kak Prima,

Kak Bibeh dan Kak Nisa. Terimakasih telah mengarahkan ku untuk menjadi

pribadi yang lebih baik lagi.

15. Teman-teman shalihah yang penuh ketaatan kepada Allah: Bu Ambar, Ummu

Athiya, Mba pipit, Auliya, Cha-Cha, Vivien, Ummu Hafidz, Uwi, Annis,

Hafiza, dan Fiani. Terimakasih atas dukungan dan doa nya selama ini.

16. Mba Indadari, Mba Tyas, Mba Rara dan teman-teman lainnya selaku team

dari komunitas Niqab Squad. Terimakasih telah memberikan ruang bagi

penulis dengan ramah sehingga penulis tidak segan untuk menjaga tali

persaudaraan yang berlandaskan bertemu dan berpisah karena Allah Ta’ala.

Page 14: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

17. Majelis Taklim Al-Hayah Bandar Lampung yang telah menjadi perantara

dalam menaati Allaah Ta’ala kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa

sallam.

18. Teman-teman Ilmu Komunikasi 2014 yang telah belajar dan bertumbuh

bersama dengan bermacam perbedaan yang mendewasakan. Terimakasih

untuk doa dan semangat yang kalian berikan dan kebersamaan kita selama 4

tahun ini.

19. Teman-teman KKN desa Karang Anyar yang perempuan: Sekar Rona

Fiskasari, Nadia Fakhriyati, dan Dewi Lestari. Terimakasih atas kerjasamanya

untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana.

20. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung. Terimakasih untuk segala

pembelajaran berharga di bangku perkuliahan yang telah membuatku menjadi

orang yang lebih baik.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada

kita semua, serta membalas semua dengan kebaikan yang telah penulis uraikan.

Akhirnya, meskipun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap

semoga skripsi ini tetap dapat memberikan bermanfaat bagi semua, Aamiin.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis

Agnes Rachmahwati

Page 15: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. iii

DAFTAR BAGAN ................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. v

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu .................................................. 10

2.2 Tinjauan Tentang Analisis .................................................... 16

2.2.1 Definisi Analisis ........................................................... 16

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi .............................................. 16

2.3.1 Definisi Komunikasi .................................................... 16

2.4 Tinjauan Tentang Model Komunikasi ................................... 17

2.4.1 Model Komunikasi ...................................................... 17

2.4.2 Model S – R (positif-positif) .......................................... 18

2.4.3 Model Aristoteles ........................................................ 19

2.4.4 Model Lasswell ........................................................... 21

2.4.5 Model Schramm .......................................................... 22

2.4.6 Model Shannon dan Weaver ....................................... 23

2.4.7 Model DeFleur ............................................................ 25

2.5.Tinjauan Tentang Kelompok ................................................. 26

2.5.1 Definisi Komunikasi Kelompok ................................... 26

2.5.2 Definisi Kelompok ....................................................... 26

2.5.3 Fungsi Komunikasi Kelompok ..................................... 28

2.5.4 Komunitas Bagian dari Kelompok ............................... 30

2.6 Tinjauan Tentang Dakwah .................................................... 32

2.6.1 Definisi Komunikasi Dakwah ....................................... 32

2.6.2 Proses Komunikasi Dakwah .......................................... 34

2.6.3 Bentuk-Bentuk Dakwah ................................................ 34

2.7 Tinjauan Tentang Stereotip ................................................... 35

2.8 Tinjauan Tentang Niqab ........................................................ 38

2.9 Konsep Teori ......................................................................... 41

2.9.1 Teori SMCRE ............................................................... 41

2.10 Kerangka Pemikiran ............................................................ 44

Page 16: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

ii

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 47

3.1 Tipe Penelitian .......................................................................... 47

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................ 47

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 48

3.4 Jenis Sumber Data..................................................................... 50

3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 52

3.6 Teknik Pengolahan Data ........................................................... 53

3.7 Teknik Analisis Data................................................................. 55

3.8 Uji Validitas Data ..................................................................... 55

IV. GAMBARAN UMUM NIQAB SQUAD ........................................ 56

4.1 Profil Niqab Squad Indonesia .................................................... 56

4.2 Visi dan Misi Niqab Squad Indonesia ........................................ 57

4.2.1 Visi ................................................................................... 57

4.2.2 Misi .................................................................................. 57

4.3 Logo Niqab Squad Indonesia ..................................................... 58

4.4 Makna Niqab Squad ................................................................... 58

4.5 Fungsi Komunitas Niqab Squad Indonesia ................................ 59

4.6 Kepengurusan Niqab Squad Indonesia ...................................... 59

4.7 Bentuk Kegiatan Niqab Squad ................................................... 61

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 64

5.1 Identitas Informan ....................................................................... 65

5.2 Hasil Observasi ........................................................................... 69

5.3 Hasil Wawancara ........................................................................ 77

5.4 Pembahasan Model Komunikasi dakwah Niqab Squad.............. 133

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 194

6.1 Kesimpulan ................................................................................ 194

6.2 Saran .......................................................................................... 195

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14

2. Informan Primer Penelitian .............................................................. 49

3. Informan Sekunder Penelitian .......................................................... 50

4. Struktur Kepengurusan Niqab Squad Indonesia .............................. 60

5. Tabel Identitas Informan Primer ...................................................... 65

6. Tabel Identitas Informan Sekunder .................................................. 66

7. Jawaban dari seperti apa komunitas Niqab Squad itu ...................... 78

8. Jawaban dari apakah tujuan utama dalam di bentuknya .................. 82

9. Jawaban dari siapa saja yang menjadi pembicara ............................ 86

10. Jawaban dari apakah kegiatan sosialisasi ......................................... 90

11. Jawaban bagaimana bentuk kegiatan .............................................. 94

12. Jawaban bagaimanakah komunikasi dakwah ................................... 97

13. Jawaban bagaimana cara Niqab Squad meyakinkan........................ 101

14. Jawaban apa saja alat komunikasi yang digunakan ......................... 105

15. Jawaban media sosial apa saja yang digunakan ............................... 109

16. Jawaban dari siapa sajakah yang menjadi penerima ........................ 113

17. Jawaban dari seperti apa respon dari masyarakat ............................ 117

18. Jawaban atas pertanyaan kelebihan apa yang di dapat .................... 121

19. Jawaban atas pertanyaaan bagaimana efek ...................................... 125

20. Jawaban atas pertanyaaan apakah setelah mengadakan ................... 129

Page 18: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

iv

DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................. 46

Page 19: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model S – R (positif-positif) ............................................................ 18

2. Model Aristoteles ............................................................................. 19

3. Model Schramm ............................................................................... 22

4. Model Shannon dan Weaver ............................................................ 24

5. Model DeFleur ................................................................................. 25

6. Model Berlo .................................................................................... 42

7. Logo Niqab Squad Indonesia 1 ........................................................ 58

8. Logo Niqab Squad Indonesia 2 ........................................................ 58

9. Berbagi Pakaian Syar’i, Jilbab dan Cadar ........................................ 61

10. Membuka Stand Bazzar ................................................................... 61

11. Mengadakan Kajian Rutin ............................................................... 62

12. Melaksanakan Kegiatan Sosial ........................................................ 62

13. Membagikan Jadwal Kajian Rutin Di Jakarta ................................. 63

14. Membuat Aneka Merchandise ......................................................... 63

15. Informan primer 1 sangat menyayangi keluarga nya ....................... 70

16. Informan primer 2 memberikan Jadwal Kajian di Grup ................. 71

17. Informan primer 3 sering mengisi seminar pra-nikah ...................... 72

18. Wawancara bersama informan sekunder 1 ...................................... 73

19. Wawancara bersama informan sekunder 2 ...................................... 74

20. Wawancara bersama informan sekunder 3 ...................................... 74

21. Wawancara bersama informan sekunder 4 ..................................... 75

22. Wawancara bersama informan sekunder 5 ...................................... 76

23. Informan primer 1 bersama keluarga ............................................... 136

24. Informan primer 2 bersama keluarga ............................................... 137

25. Informan primer 3 bersama keluarga dan pasien ............................. 139

26. Kegiatan Niqab Squad ..................................................................... 141

27. Ustadz dan Ustadzah yang diundang oleh Niqab Squad ................ 141

28. Kegiatan Niqab Squad ..................................................................... 142

29. Pelatihan Janaiz Niqab Squad .......................................................... 142

30. Kegiatan Niqab Squad ..................................................................... 143

31. Sumber (Pembicara Niqab Squad) ................................................... 144

32. Berbagi jilbab, cadar, dan peci ......................................................... 148

33. Mengadakan kajian rutin .................................................................. 150

34. Mengadakan gathering .................................................................... 153

35. Perempuan Asing Berminat Menggunakan Cadar ........................... 155

36. Niqab Squad Store ........................................................................... 156

37. Kegiatan Sosial Niqab Squad ........................................................... 159

38. Membuat aneka merchandise........................................................... 160

39. Membagikan jadwal kajian rutin ..................................................... 161

Page 20: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

vi

40. Pelatihan Memanah Niqab Squad .................................................... 162

41. Pelatihan membuat hyena (nail art) ................................................. 163

42. Pelatihan Janaiz ................................................................................ 164

43. Workshop Beauty Class ................................................................... 165

44. Workshop Cooking Class ................................................................. 166

45. Seminar Pra-Nikah ........................................................................... 167

46. Channel (Saluran Niqab Squad : Online) ........................................ 171

47. Receiver (Penerima Pesan Niqab Squad : Umum dan Khusus) ...... 173

48. Effect (Pengaruh yang dirasakan Niqab Squad) ............................... 176

49. Effect (Pengaruh yang dirasakan Niqab Squad) ............................... 178

50. Effect (Pengaruh yang dirasakan Niqab Squad) ............................... 179

51. Effect (Pengaruh yang dirasakan Niqab Squad) ............................... 180

52. Effect (Pengaruh yang dirasakan Niqab Squad) ............................... 180

53. Model Komunikasi Dakwah Melingkar Niqab Squad 1 .................. 187

54. Model Komunikasi Dakwah Timbal Balik Niqab Squad 2 ............. 188

Page 21: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Jilbab di kalangan muslimah Indonesia merupakan sesuatu yang tidak asing lagi,

karena kesadaran muslimah Indonesia terhadap kewajiban menggunakan jilbab

sudah cukup baik. Salah satu kesadaran muslimah tersebut didukung oleh adanya

perkembangan akses informasi melalui internet yang mudah. Melalui akses

internet tersebut, dengan mudah pengetahuan tentang agama terutama perintah

untuk memakai jilbab diketahui masyarakat. Perintah penggunaan jilbab bagi

muslimah tersebut ditegaskan dalam terjemahan Al Qur‘an dalam Surat Al-Ahzab

ayat 59:

―Hai Nabi katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-

isteri orang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh

mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal. Karena itu

mereka tidak diganggu. Dan Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Hal ini diperjelas juga dalam Al Qur‘an Surat An-Nur ayat 31:

Katakanlah kepada wanita beriman: “Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka

menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan

hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah

menampakkan perhiasannya”.

Ayat-ayat di dalam Al Qur‘an tersebut menjelaskan bahwa muslimah dalam hal

ini harus menutupi auratnya sesuai dengan syariat agama Islam.

Page 22: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

2

Lain halnya dengan cadar (niqab) yaitu kain penutup wajah muslimah berjilbab.

Ada beberapa ulama berbeda pendapat mengenai hukum cadar. Sebagian ulama

berpendapat bahwa hukum cadar adalah sunnah, dan ada yang berpendapat

hukumnya wajib. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berpendapat bahwa

cadar itu wajib, beliau mengatakan bahwa ―Pandangan lelaki yang sudah baligh

kepada perempuan baligh yang bukan mahramnya tanpa ada kebutuhan darinya,

maka tidak boleh melihat sesuatupun darinya‖. Sedangkan pendapat Syaikh Al-

Albani berpendapat bahwa cadar itu merupakan sunnah, beliau mengatakan

bahwa ―Karena kebutuhan mendorong telah dibukannya wajah-wajah wanita

untuk keperluan jual-beli, dan membuka telapak tangan untuk mengambil dan

memberi. Maka hukum cadar disunnahkan‖ (Taimiyyah, 2009:116).

Namun penggunaan cadar membawa konsekuensi penolakan dari masyarakat

yang lebih besar dari sekedar menggunakan jilbab. Hal ini karena sudah

dilekatkan stereotip negatif pada muslimah bercadar yaitu sebagai muslimah garis

keras atau aliran islam fundamental yang erat juga kaitannya dengan terorisme.

Kehidupan muslimah bercadar yang cenderung eksklusif berpotensi menimbulkan

stereotip negatif terhadap mereka (Ratri, 2011:29).

Stereotip merupakan kesimpulan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan

membentuk asumsi sehingga mengkategorisasikan suatu kelompok dengan

persepsi tertentu. Kelompok ini terdiri dari: kelompok ras, kelompok etnik, kaum

tua, berbagai pekerjaan dan profesi, atau orang dengan penampilan fisik tertentu

(Mulyana, 2012:237). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa stereotip

bisa menjadi penghambat dalam proses komunikasi karena menimbulkan

Page 23: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

3

penilaian negatif serta menyamaratakan kelompok masyarakat. Stereotip tersebut

juga menimpa kelompok muslimah bercadar.

Terdapat beberapa contoh perlakuan kurang baik pada muslimah bercadar yang

terjadi di Indonesia, salah satunya di Universitas Pamulang, Cadar dilarang

digunakan di kampus bersamaan dengan larangan memakai celana pendek, rok

pendek serta berambut gondrong. Hal ini dipertegas dengan ancaman, dari ketua

Yayasan Unpam mengatakan bahwa mereka yang menggunakan cadar di kampus

akan dikeluarkan. Karena ia mengklaim bahwa muslimah yang memakai cadar

dapat mengganggu komunikasi (Diakses dari republika.co.id pada tanggal, 19

Februari 2018 pukul 21.00).

Kasus lainnya dialami oleh Mardiya Hayati, seorang Guru Madrasah di

Bulukamba. Mardiya terancam dipecat sebagai guru karena menggunakan cadar

saat mengajar di sekolah (Diakses dari wartasulsel.net pada 15 Februari 2018).

Permasalahan serupa juga dialami oleh Diana, seorang pengunjung salah satu Mal

di Jakarta. Diana diperiksa dengan ketat karena menggunakan cadar, bahkan

sampai harus membuka sepatu. Para satpam juga terkesan tidak ramah terhadap

pengunjung yang menggunakan cadar (Diakses dari detik.com pada tanggal, 15

Maret 2018 pukul 20.00).

Stereotip terhadap muslimah bercadar di Indonesia muncul akibat pemberitaan

negatif terhadap mereka, pemberitaan yang serampangan dan hanya menilai

melalui informasi sedikit saja. Salah satunya yaitu dalam pemberitaaan terorisme.

Padahal berita terorisme dan stereotip muslimah yang dikaitkan dengan istri

teroris, menurut perkataan Syaikh Tantawi dari Universitas Al-Azhar, Kairo, yang

Page 24: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

4

mengatakan bahwa ―Tidak ada salahnya perempuan bercadar, mungkin karena

sebagian besar teroris di Indonesia mewajibkan keluarga perempuannya memakai

cadar. Mereka berpendapat bahwa cadar adalah wajib. Teroris memakai aksi

kekerasan, mengaplikasikan bom, membunuh dan menculik. Padahal banyak

perempuan bercadar bukan teroris‖ (Diakses dari kompasiana.com pada tanggal,

19 Februari 2018 pukul 19.58).

Maraknya stereotip negatif masyarakat pada muslimah bercadar, memang sangat

dirasakan oleh para muslimah bercadar. Mereka para muslimah bercadar

seringkali dianggap seperti bagian dari teroris, kelompok aliran keras dan

kelompok ekslusif, menutup diri dan tidak mau bergaul dengan lingkungan

sekitarnya. Di tengah maraknya strereotip negatif terhadap muslimah bercadar,

pada awal tahun 2017 muncul suatu komunitas yang bernama Niqab Squad.

Komunitas ini berusaha untuk menginspirasi masyarakat luas, agar masyarakat

lebih mengenal muslimah bercadar secara lebih baik.

Awal terbentuknya komunitas Niqab Squad dimulai pada bulan Februari tahun

2017 di sebuah masjid Istiqlal di Jakarta Timur, dimulai dengan diskusi beberapa

muslimah bercadar lalu muncul ide untuk membentuk sebuah komunitas yang

bernama Niqab Squad. Komunitas Niqab Squad ini berdiri atas inisiatif Indadari

Mindrayanti, mantan istri komedian Caisar. Indadari mulai mengumpulkan

anggota Niqab Squad sejak awal 2017. Komunitas Niqab Squad memakai cadar

untuk mengaplikasikan peraturan Islam secara keseluruhan serta bukti cinta para

wanita muslimah kepada Allah Subhanallaahu wa Ta'ala.

Page 25: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

5

Indadari Mindrayanti mengatakan bahwa niqab melindungi wanita dari pelecehan

dan pandangan laki-laki. Indadari menanyakan pendapat beberapa teman laki-

lakinya, bahwa mereka mengatakan saat berbicara dengan wanita menggunakan

niqab mereka tidak memiliki pikiran kotor, laki-laki tersebut cenderung

menghormati para wanita berniqab. Lalu Indadari berpikir bahwa ada baiknya

menyatukan orang yang memakai niqab dan membentuk sebuah komunitas

sehingga muslimah bercadar tidak akan merasa sendirian (Diakses dari tempo.co

pada tanggal, 15 Maret 2018 pukul 20.00).

Komunitas merupakan sebuah identifikasi dan interaksi sosial. Diidentifikasikan

bahwa muslimah bercadar membentuk komunitas karena memiliki pemikiran dan

tujuan untuk saling menguatkan dan bertahan untuk interaksi sosial dalam

kehidupan yang dibangun dengan berbagai macam kebutuhan fungsional. Di

dalam komunitas terdapat komunikasi dakwah atau penyampaian pesan. Melalui

cara berdakwah atau penyampaian, komunikasi pada hakekatnya merupakan

penyampaian pesan untuk mencapai satu tujuan komunitas (Wiryanto, 2004: 52).

Fungsi komunikasi kelompok/komunitas yaitu untuk mengungkapkan kesulitan,

menjelaskan permasalahan, menganalisis masalah, menyarankan solusi,

membandingkan alternatif dan menguji mereka dengan tujuan dan kriteria

berlawanan, dan mengamalkan solusi yang terbaik (Littlejohn, 2011: 344).

Komunitas Niqab Squad meskipun baru setahun di bentuk, tetapi telah

mengadakan kegiatan rutin bagi muslimah setiap minggunya. Keunggulan Niqab

Squad dapat dilihat dari pengikut di Instagram nya mencapai 28.500 pengikut

hingga Juni 2018. Lalu keunggulan yang lain dapat dilihat dari anggota Niqab

Page 26: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

6

Squad lainnya yang sudah tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia, hingga

sekarang anggotanya semakin bertambah. Kini keberadaan Niqab Squad tersebar

di 40 daerah di Indonesia, serta di luar negeri, yakni Taiwan, Malaysia, dan Afrika

Selatan. Berbagai macam kegiatan Niqab Squad yang terunggah tersebut di dalam

media sosial, bertujuan untuk memberdayakan anggotanya, yang dilakukan setiap

pekannya yaitu antara lain berupa olahraga panahan, seminar pra-perkawinan,

lokakarya bisnis, penggalangan dana untuk Rohingya setiap hari Minggu di

daerah bunderan CFD di Jakarta, kelas Niqab Challenges dan Quran-reading

(Diakses dari https://www.facebook.com/niqabSquadindonesia pada tanggal 18

Februari, 2018).

Komunitas Niqab Squad menggunakan berbagai komunikasi dakwah untuk

mengatasi stereotip negatif pada muslimah bercadar di Indonesia. Para anggota

Niqab Squad yang telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia dapat menjadikan

semangat muslimah bercadar untuk terus berdakwah dan tidak berkecil hati

meskipun terkadang memakai tutupan wajah belum diterima dengan baik di

tengah-tengah masyarakat Indonesia. Keberadaan muslimah bercadar belum

diterima dengan baik di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan contoh permasalahan

muslimah bercadar yang telah penulis paparkan sebelumnya. Oleh karena itu,

berbagai komunikasi dakwah dilakukan agar muslimah bercadar semakin dihargai

dan diterima di masyarakat. Komunitas Niqab Squad telah menggunakan semua

sarana dakwah yang ada, baik media sosial maupun komunikasi secara langsung,

hal itu dilakukan dalam rangka mengatasi stereotip negatif muslimah bercadar

(Diakses dari https://www.Instagram.com/NiqabSquad_Official pada tanggal, 18

Maret 2018 pukul 20.00).

Page 27: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

7

Indadari selaku founder dalam Official Instagramnya menyatakan bahwa tujuan

terbentuknya komunitas Niqab Squad dengan berbagai macam kegiatan, bukan

sebagai sarana agar dipuji dan ingin dilihat saja. Namun memakai niqab adalah

sebagai bentuk dakwah kepada khalayak agar masyarakat tidak mendeskripsikan

muslimah bercadar dengan berbagai macam stereotip negatif. Mereka harus

membuktikan, bahwa para muslimah bercadar memiliki kegiatan yang positif,

bahkan Niqab Squad turut peduli kepada permasalahan masyarakat. Contoh

kepedulian masalah sosial kemasyarakatan yang ada di dalam kegiatan Niqab

Squad adalah penggalangan dana untuk membantu muslim Rohingnya (Diakses

dari https://www.Instagram.com/Indadari pada tanggal, 18 Maret 2018 pukul

20.00).

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang

memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen

lainnya. Model ini menjelaskan bahwa komunikasi merupakan informasi sebagai

pesan ditransmisikan dalam bentuk pesan kepada penerima (Receiver) untuk

mencapai tujuan komunikasi tertentu yang dalam prosesnya memiliki

kemungkinan terjadinya noise atau gangguan. Dalam proses komunikasi dakwah

yang dilakukan Niqab Squad terhadap masyarakat, model komunikasi yang

digunakan untuk proses komunikasi antara Niqab Squad dengan masyarakat

melalui pesan-pesan yang dipertukarkan akan menentukan apakah Niqab Squad

berhasil mengatasi stereotip negatif pada muslimah bercadar.

Page 28: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

8

Menurut Gorden Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa ada tiga

fungsi model komunikasi yang pertama yaitu melukiskan proses komunikasi,

kedua, menunjukan hubungan visual, dan ketiga, membantu dalam menemukan

dan memperbaiki kemacetan komunikasi (Ardianto, 2007:68)

Dengan demikian berdasarkan latar belakang yang diuraikan penulis di atas,

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Analisis Model Komunikasi

Dakwah Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif muslimah bercadar di

Indonesia. Khususnya yang di Jakarta sebagai pusat Niqab Squad Indonesia yang

dipimpin oleh Indadari. Dalam penelitian ini untuk memudahkan penelitian,

penulis menggunakan analisis teori SMCRE (Source, Message, Channel,

Receiver, Effect) oleh David K. Berlo (Mulyana, 2012:162) sebagai acuan dalam

meneliti. Dalam teori tersebut bahwa S adalah source yang berarti sumber.

Kemudian M adalah message yang berarti pesan. C adalah channel yang berarti

saluran. R adalah receiver yang berarti penerima serta E adalah effect yang berarti

dampak atau pengaruh. Dengan demikian analisis yang digunakan memakai

unsur-unsur komunikasi sebagai unsur menganalisis model komunikasi dakwah

Niqab Squad pusat di Jakarta.

Page 29: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ―Bagaimana Model Komunikasi

Dakwah Niqab Squad Dalam Mengatasi Stereotip Negatif Muslimah Bercadar?‖

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan pada

bagian sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana

model komunikasi dakwah Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif

muslimah bercadar pada komunitas Niqab Squad pimpinan Indadari.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi

bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan analisis model

komunikasi dakwah Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif muslimah

bercadar pada komunitas Niqab Squad pimpinan indadari.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu

pengetahuan mengenai cadar bagi masyarakat yang membacanya, serta

bermanfaat bagi komunitas Niqab Squad agar menjadi komunitas muslimah

bercadar yang terus eksis di tengah masyarakat.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan

memperkaya kajian yang berhubungan dengan penelitian kualitatif dan

pendekatan deskriptif.

Page 30: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan

pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti

sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu

sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu

memudahkan penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk

penyusunan penelitian dari segi teori maupun konsep. Adapun penelitian

sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis serta memudahkan

penulis dalam membuat penelitian ini. Peneliti telah menganalisis tiga penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini, yaitu:

1. Skripsi yang berjudul ―Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Bercadar

(WIB) Dalam Mensosialisasikan Jilbab Bercadar‖.

Penelitian tersebut disusun oleh Rizky Nurul Ambia Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2016)

Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,

Page 31: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

11

berbagai situasi ataupun berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat

yang menjadi objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu ke permukaan

sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,

situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2008).

Berdasarkan hasil pada penelitian ini adalah bahwa implementasi strategi

komunikasi Komunitas Wanita Indonesia Bercadar (WIB) Dalam

mensosialisasikan jilbab bercadar tertuang dalam beberapa kegiatan yang

dilakukan komunitas WIB. Program-program tersebut berjalan dengan lancar dan

mendapat respon yang baik dari beberapa bagian masyarakat. WIB menggunakan

penyajian pesan yang bersifat menarik perhatian khalayak dan menggunakan

tanda-tanda yang disesuaikan dengan kerangka acuan khalayak dan juga

menentukan metode yang akan digunakan dengan cara informatif, persuasif, dan

edukatif.

Namun dalam tahap evaluasi strategi komunikasi terdapat faktor penghambat

dalam mensosialisasikan jilbab bercadar. Faktor perhambat tersebut berasal dari

sisi internal WIB itu sendiri, evaluasi yang harus diperbaiki yaitu masalah

keterbatasan waktu dan SDM yang kurang memadai dalam mengkoordinir

program-program kegiatan yang telah dilaksanakan.

Page 32: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

12

2. Skripsi dengan judul ―Fenomena Wanita Bercadar (Studi Fenomenologi

Konstruksi Realitas Sosial Dan Interaksi Sosial Wanita Bercadar)‖.

Penelitian tersebut disusun oleh Zakiyah Jamal mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional

―Veteran‖ Jawa Timur (2013). Latar belakang penelitian ini adalah setelah proses

penangkapan terorisme-terorisme yang terjadi di Indonesia, pemberitaan di media

massa tidak hanya menguak profil seorang teroris, namun media massa juga

menampilkan sosok istri-istri pelaku peledakan yang hampir semuanya

menggunakan cadar. Seperti yang dilansir portal berita kompasiana.com, yang

menuliskan tentang peristiwa pengeboman hotel JW Marriot dan Ritz Carlton

beberapa waktu yang lalu oleh sekelompok teroris di bawah komando Noordin M

Top dan kawan-kawan. Isu penggunaan cadar dan wanita bercadar semakin

menjadi perhatian masyarakat, hal ini dipicu oleh fakta bahwa mayoritas istri dan

keluarga dari para pelaku bom bunuh diri dan para teroris yang selama ini menjadi

dalang teror memakai kerudung bercadar tersebut. Hingga akhirnya stigma cadar

selalu dikaitkan dengan haluan pemikiran garis keras yang berpotensi besar

dijadikan kelompok yang mendukung aksi terorisme yang terjadi.

Dalam latar belakang penelitian tersebut, menimbulkan pertanyaan bagi peneliti

skripsi untuk mengetahui konstruksi realitas yang dibagun oleh wanita bercadar.

Dengan adanya konstruksi realitas, dapat mengetahui dan mengungkapkan alasan

wanita menggunakan cadar serta motif menggunakan cadar. Penelitian ini

menggunakan pendekatan fenomenologi, yang tidak hanya pengalamannya saja

tetapi juga bagaimana interkasi sosial wanita bercadar dengan masyrakat sekitar.

Page 33: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

13

3. Skripsi yang berjudul ―Dinamika Komunikasi Wanita Arab Bercadar‖.

Penelitian ini disusun oleh Mutiah pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Jawa Timur.

Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui Penelitian ini menitik beratkan pada

penampilan otentik wanita Arab yang mengenakan cadar, yang notabene cadar

sendiri adalah pakaian budaya di Arab Saudi. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui makna cadar bagi wanita bercadar itu sendiri dan mengetahui

pengelolaan kesan yang terjadi dalam komunitas wanita bercadar tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Dalam penelitian ini terdapat 11 informan yang bersedia

mengartikulasi pengalamannya secara terbuka. Umumnya penulis memperoleh

sebuah pernyataan yang spontan sehingga didapat data yang natural. Makna cadar

yang mereka konstruksi, penulis reduksi menjadi tiga kategori, yaitu cadar sebagai

kewajiban, cadar sebagai kehormatan dan cadar berawal dari tradisi keluarga yang

ketiga kategori ini sangat dipengaruhi oleh faktor situasional. Penelitian ini

memperlihatkan dan memahami interaksi dan komunikasi yang terjadi dalam

komunitas wanita Arab yang mengenakan cadar itu sendiri maupun interaksi yang

terjadi dengan masyarakat sekitar, terjadi nuansa-nuansa identitas etnik ketika

interaksi tersebut berlangsung. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa semua

yang perempuan bercadar kelola, semua tindakan yang perempuan bercadar

lakukan dan kesadaran diri tentang makna cadar yang mereka konstruksi sendiri

terbentuk oleh satu motivasi yaitu syariat hukum Islam.

Page 34: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

14

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Aspek Peniliaian Keterangan

1 Judul Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Bercadar

(WIB) Dalam Mensosialisasikan Jilbab Bercadar.

Peneliti Rizky Nurul Ambia Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta (2016)

Hasil Penelitian Di dalam penelitian ini penelitian menghasilkan

implementasi strategi komunikasi dalam

mensosialisasikan cadar dengan efektif ke pihak

masyarakat.

Persamaan dan Perbedaan Persamaan nya adalah menggunakan metode

deskriptif-kualitatif. Namun perbedaan dari

penelitian ini dapat diketahui bahwa keunggulan

peneliti ialah mengetahui bagaimana WIB

mensosialisasikan cadar, sedangkan kekuatan dari

penelitian yang peneliti lakukan terdapat pada

bagaimana cara mengatasi stereotip negatif

masyarakat terhadap perempuan bercadar.

Kontribusi Penilitian Memberikan referensi dalam menggambarkan

keberadaan komunitas perempuan bercadar di

Indonesia.

2 Judul Fenomena Wanita Bercadar (Studi Fenomenologi

Konstruksi Realitas Sosial dan Interaksi Sosial

Wanita Bercadar).

Peneliti Zakiyah Jamal Jurusan IlmuKomunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan

Nasional ―Veteran‖Jawa Timur (2013)

Hasil Penelitian Penelitian ini dapat mengetahui interaksi sosial

wanita bercadar dengan masyarakat serta

mengetahui pemaknaan cadar bagi wanita bercadar

itu sendiri.

Persamaan dan Perbedaan Persamaan nya adalah menggunakan metode

deskriptif-kualitatif. Namun perbedaan dari

penelitian ini dapat diketahui fenomena realitas

sosial dan interaksi sosial wanita bercadar secara

keseluruhan. Sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan hanya fokus pada komunitas Niqab Squad

yang dikemas menjadi lebih anak muda sehingga

menjadi daya tarik pembaca

Kontribusi Penilitian Memberikan referensi cara interaksi sosial wanita

bercadar dengan masyarakat

3 Judul Dinamika Komunikasi Wanita Arab Bercadar

Peneliti Mutiah pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas PGRI

Ronggolawe Tuban, Jawa Timur (2013)

Hasil penelitian Penelitian ini menitikberatkan bagaimana

penampilan otentik wanita Arab yang mengenakan

cadar serta mengetahui pengelolaan kesan

Page 35: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

15

Persamaan dan Perbedaan Persamaan nya adalah menggunakan metode

deskriptif-kualitatif. Namun perbedaan dari

penelitian ini dapat diketahui bahwa salah satu

kekuatannya peneliti dapat langsung berinteraksi

dengan komunitas wanita Arab yang dimana

keturunan bangsa Arab. Sedangkan keunggulan

penelitian yang peneliti lakukan merupakan

komunitas Niqab Squad Indonesia yang seluruh

masyarakat indonesia dapat bergabung tanpa

mengenal ras atau suku

Kontribusi Penelitian Memberikan referensi keberadaan wanita bercadar

yang notaben komunitas wanita Arab

Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id

http://eprints.upnjatim.ac.id

http://bppkibandung.id (Diakses pada 15 Maret, 2018)

Berdasarkan penelitian terdahulu menjadi acuan untuk menjadikan penelitian ini

lebih baik lagi, dengan alasan penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan

penelitian yang penulis lakukan, yaitu berkaitan dengan model analisis

komunikasi dakwah Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif pada

muslimah bercadar. Persamaan lain terletak pada keberadaan muslimah bercadar

ditengah masyarakat, keberadaan mereka masih dalam keterasingan. Dikarenakan

stereotip negatif masyarakat, maka mereka perlu menunjukan kepada masyarakat

bahwa stereotip negatif tersebut tidak benar. Untuk dapat dihargai serta tidak

diasingkan ditengah masyarakat, maka terbentuklah suatu komunitas muslimah

bercadar yang dinamakan Niqab Squad.

Page 36: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

16

2.2 Tinjauan Tentang Analisis

2.2.1 Definisi Analisis

Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai

sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya, atau juga dapat diartikan sebagai sebuah penguraian suatu pokok atas

berbagai bagian itu sendiri. Analisis memiliki hubungan antar-bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI,

1990:32). Sedangkan menurut Effrey Like (dalam skripsi Nyimas, 2016) bahwa

analisis merupakan waktu untuk mengumpulkan bukti sehingga dapat menemukan

sumber suatu masalah, yaitu akarnya. Dalam penelitian ini penulis diharapkan

dapat meniliti setiap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dengan baik,

sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan atau sebagai contoh

penilitian berikutnya.

2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.3.1 Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris disebut Communication berasal dari

bahasa latin Communication yang berarti ‗pemberitahuan‘ atau ‗pertukaran

pikiran‘. Jadi secara garis besar, dalam sebuah proses komunikasi haruslah

terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan

pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan)

(Cangara, 2016:19). Raymond S. Ross mengatakan bahwa komunikasi adalah

suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian

rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari

pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator

(Wiryanto, 2004:6)

Page 37: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

17

Dalam buku pengantar ilmu komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi adalah

proses penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang

kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. Carl Hovland mengemukakan

bahwa kegiatan komunikasi adalah untuk mengubah perilaku orang lain (to

modify the behavior of other individual) yang artinya setiap kegiatan komunikasi

bertujuan untuk mengubah perilaku orang lain melalui program informasinya

(Tommy, 2009:144). Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa

komunikasi adalah sebuah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara

dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI,

1990:454)

2.4 Tinjauan Tentang Model Komunikasi

2.4.1 Model Komunikasi

Seperti model pesawat terbang, model komunikasi kurang lebih adalah replika

kebanyakan sebagai model diagramatik dari dunia nyata. Oleh karena komunikasi

bersifat dinamis, sebenarnya komunikasi sulit dimodelkan. Akan tetapi,

penggunaan model berguna untuk mengidentifikasi unsur-unsur komunikasi dan

bagaimana unsur-unsur tersebut berhubungan.

Sejauh ini terdapat ratusan model komunikasi yang telah dibuat oleh pakar.

Kekhasan suatu model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan

(pembuat) model tersebut, paradigma yang digunakan, kondisi teknologis, dan

semangat zaman yang melingkunginya. Penulis akan membahas sebagian kecil

saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut, khususnya model-model yang

sangat populer (Mulyana, 2012:143)

Page 38: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

18

2.4.2 Model S – R

Model stimulus – respons (S – R) adalah model komunikasi yang paling dasar.

Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran

behavioristik. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus – respons.

Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi – reaksi yang sederhana.

Bila seorang wanita senyum kepada sahabatnya, dan sahabatnya membalas

senyumannya itulah pola S – R. Jadi model S – R mengasumsikan bahwa kata-

kata verbal (lisan – tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan

tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan

respons dengan cara tertentu. Oleh karena itu, proses ini sebagai pertukaran atau

pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal-balik dan

mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi

(communication act) berikutnya (Mulyana, 2012:144).

Gambar 1. Model S – R (positif-positif)

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.144

Pola S – R dapat berlangsung negatif, sehingga perilaku (respons) manusia dapat

diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggap statis; manusia berperilaku karena

kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan keinginan atau kemauan

bebasnya.

Page 39: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

19

2.4.3 Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga

disebut model retoris (rhetorical model). Model ini intinya adalah komunikasi

melalui pendekatan persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi

verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan

pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap dan perilaku

mereka. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu

pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener).

Gambar 2. Model Aristoteles

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.145

Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini

lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato.Pada masa

itu, seni berpidato memang merupakan suatu keterampilan penting yang

digunakan di pengadilan dan di majlis legislator dan pertemuan-pertemuan

masyarakat.Oleh karena semua bentuk komunikasi publik melibatkan persuasi,

Aristoteles tertarik menelaah sarana persuasi yang paling efektif dalam pidato.

Menurut Aristoteles (dalam, Mulyana, 2012:145) persuasi dapat dicapai oleh siapa

anda (etos— keterpercayaan anda), argumen anda (logos—logika dalam pendapat

anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos— emosi khalayak).

Page 40: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

20

Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek

persuasif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampaiannya.

Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendengar. Persuasi berlangsung

melalui khalayak ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan

emosi.

Seperti model S -R, model komunikasi Aristoteles jelas sangat sederhana, malah

terlalu sederhana dipandang dari perspektif sekarang, karena tidak memuat unsur-

unsur lainnya yang dikenal dalam model komunikasi, seperti saluran, umpan

balik, efek, dan kendala atau gangguan komunikasi. Meskipun demikian, model

yang sangat sederhana ini dapat merangsang beberapa pertanyaan, misalnya:

unsur-unsur apa yang harus ada dalam pidato agar persuasif bagi khalayak?

Apakah bentuk susunan pidato tertentu lebih baik daripada bentuk lainnya?

Apakah gaya bahasa dalam suatu pidato mempengaruhi derajat persuasinya?

Apakah reputasi pembicara yang ada sebelumnya meningkatkan daya

persuasinya?

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai

fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak,

dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan alih-alih

terjadi secara simultan. Di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi

yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk

orang lain untuk menerima pendapatnya. Kelemahan lain model retoris ini adalah

tidak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam persuasi. Meskipun demikian, kita

harus bersikap adil untuk tidak menilai suatu model komunikasi dengan perspektif

kekinian. Jelas bahwa model Aristoteles ini telah mengilhami para pakar

Page 41: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

21

komunikasi lainnya untuk merancang model-model komunikasi yang lebih baru.

Kebanyakan model komunikasi lebih baru yang dikembangkan para ahli sejak

zaman Aristoteles tetap mengandung tiga unsur yang sama: yakni sumber yang

mengirimkan pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan tersebut (dalam,

Mulyana, 2012:146).

2.4.4 Model Lasswell

Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect. Model ini

dikemukakan oleh Harold Laswell tahun 1984 yang menggambarkan proses

komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Laswell

mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan lingkungan

yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam

lingkungan; kedua, kolerasi berbagai bagian terposah dalam masyarakat yang

merespons lingkungan; dan ketiga, transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke

generasi lainnya (Mulyana, 2012:147).

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut

mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur

sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya

oleh ―penjaga gerbang‖), sedangkan unsur pesan (say what) merupakan bahan

untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis

media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara

unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenaik

akibat yanbg ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak.

Page 42: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

22

2.4.5 Model Schramm

Model Schramm yang satu ini, berkenaan dengan model komunikasi

antarpersonal – antara seseorang dengan orang lain. Schramm (dalam Mulyana,

2002:140) menganggap bahwa komunikasi sebagai interaksi dengan kedua belah

pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik, mentransmisikan, dan

menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang

berkelanjutan untuk berbagi informasi. Model ini dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3. Model Schramm

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.152

Dari model di atas, menunjukkan bahwa setiap orang yang terlibat dalam proses

komunikasi tersebut bertindak sebagai encoder dan decoder. Encoder (pembicara)

pertama sekaligus menjadi decoder (penerima) kedua, dan decoder pertama

sekaligus menjadi encoder kedua. Kedua orang yang terlibat dalam komunikasi

tersebut, saling menyampaikan pendapat, saling menafsirkan simbol-simbol yang

diterima, dan saling merespon satu sama lain. Simbol-simbol itu bisa berupa kata-

kata, seperti, ―apa kabar?‖ ―Bagaimana?‖ ―Kapan anda datang?‖ ―Menurut saya!‖

―Sebaiknya!‖ dan sebagainya.

Page 43: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

23

Bisa juga simbol itu berbentuk gestur tubuh, seperti anggukan kepala, gelengan

kepala, mengkerutkan kening, dan sebagainya. Simbol-simbol tersebut,

memainkan peran penting dalam proses komunikasi, karena hal itu memberi tahu

kita bagaimana pesan itu disampaikan, dimaknai dan ditafsirkan. Kita akan saling

mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pesan itu, untuk apa, dan

apa tujuannya. Pesan itu bisa bermakna positif, bila pesan itu membicarakan

kepentingan bersama, memberikan solusi, tujuan bersama, dan disampaikan

dengan cara yang baik dan santun. Sebaliknya pesan itu, bisa bermakna negatif

bila pesan itu hanya menyangkut kepentingan diri sendiri dan disampaikan dengan

cara yang tidak etis (Mulyana. 2012:153)

2.4.6 Model Shannon dan Weaver

Model matematika ini sangat berpengaruh terhadap model-model dan teori

komunikasi berikutnya. Model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa

sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan. Pemancar

mengubah pesan menjadi signal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.

Saluran adalah medium yang digunakan untuk mengirim signal dari pemancar ke

penerima (Mulyana: 2012: 149)

Page 44: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

24

Gambar 4. Model Shannon dan Weaver

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.149

Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan

berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang

menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran

kepada seorang penerima yang menyandi-balik atau mencipta-ulang pesan

tersebut. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai

dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang

mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Sasaran

(destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan pesan itu.

Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah gangguan

(noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat

mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa merupakan

interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang hingar bingar di

sebuah pesta, atau sirene di luar rumah. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan

ini selalu ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima

(Mulyana: 2012: 149).

Page 45: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

25

2.4.7 Model DeFleur

Model ini merupakan proses komunikasi massa yang dikembangkan dari proses

komunikasi antarpribadi. Model ini juga dapat dikatakan perluasan dari model

Shannon dan Weaver dengan memasukkan unsur unsur piranti media massa dan

piranti umpan balik. Sumber dan pemancar merupakan dua fungsi berbeda yang

dilakukan oleh individu. Individu memilih simbol simbol untuk menyatakan

makna denotatif dan konotatif. Hal ini disampaikan secara verbal atau ditulis

dalam simbol simbol tertentu, sehingga merubah menjadi peristiwa yang dapat

kita baca, dengar, atau lihat, serta dapat dipersepsikan sebagai stimulus oleh

khalayak (Mulyana: 2012: 165).

Gambar 5. Model DeFleur

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.156

Page 46: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

26

2.5 Tinjauan Tentang Kelompok

2.5.1 Definisi Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon (Wiryanto, 2005: 52) mendefinisikan komunikasi kelompok

sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan

yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah,

yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-

anggota yang lain secara tepat.

2.5.2 Definisi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama

lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan

masalah, atau suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu

keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi

antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga

bagi komunikasi kelompok (Mulyana, 2005: 61).

Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor

yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.Begitu pula

dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat,

didorong oleh faktor-faktor tertentu. Mengapa manusia ingin melaksanakan

komunikasi dengan yang lainnya, khususnya komunikasi kelompok adalah

kumpulan orang-orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan

saling berinteraksi. Atau dengan kata lain, kelompok adalah kumpulan orang yang

Page 47: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

27

saling berinteraksi, interdependen (saling tergantung antara satu dengan yang

lainnya), dan berada bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Dua faktor utama yang mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan

kesamaan, yaitu:

a) Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan

seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur.Kelompok tersusun atas

individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis

antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara dan

bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi

dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok

sosial. Jadi kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peran

penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

b) Kebersamaan

Pembentukan kelompok tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi

juga kesamaan diantara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang

lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan

dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai,

usia, tingkat intelejensi, dan karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga

merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk

kelompok yang disebut keluarga.

Page 48: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

28

2.5.3 Fungsi Komunikasi Kelompok

Keberadaan suatu kelompok dalam suatu masyarakat dicerminkan oleh adanya

fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut antara lain

adalah, fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan

pembuat keputusan, serta terapi. Semua fungsi ini di manfaatkan untuk

kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.Berikut

penjelasan mengenai fungsi-fungsi kelompok, yaitu:

a) Fungsi pertama adalah menjalin hubungan sosial dalam artian bagaimana

kelompok tersebut dapat membentuk dan memelihara hubungan antara para

anggotanya dengan memberikan kesempatan melakukan berbagai aktivitas

rutin yang informal, santai, dan menghibur.

b) Fungsi kedua adalah pendidikan yang mana mempunyai makna bagaimana

sebuah kelompok baik secara formal maupun informal berinteraksi untuk

saling bertukar pengetahuan. Fungsi pendidikan ini sendiri sangat bergantung

pada 3 faktor, yang pertama adalah jumlah informasi yang di kontribusikan

oleh setiap anggota, yang kedua adalah jumlah partisipan yang ikut di dalam

kelompok tersebut, dan yang terakhir adalah berapa banyak interaksi yang

terjadi di dalam kelompok tersebut. Fungsi ini juga akan efektif jika setiap

anggota juga dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

anggotanya.

c) Fungsi ketiga adalah persuasi, dalam fungsi ini, seorang anggota berusaha

mempersuasikan anggota kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di inginkannya. Seseorang yang

terlibat dalam usaha usaha persuasif didalam kelompoknya memiliki resiko

Page 49: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

29

untuk tidak diterima oleh anggota kelompok nya yang lain, apabila hal yang di

usulkannya tersebut bertentangan dengan norma-norma kelompoknya, maka

justru dia dapat menyebabkan konflik di dalamkelompok dan dapat

membahayakan posisinya di dalam kelompok tersebut.

d) Fungsi keempat adalah pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.

Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif

atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan

(decision making), berhubungan dengan pemilihan materi atau bahkan untuk

pembuatan keputusan.

e) Fungsi kelima adalah terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan

kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari

kelompok terapi adalah membantu setiap individu untuk mencapai perubahan

persoalannya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota

kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah

membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai tujuan

kelompoknya. Sebagai contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok

konsultasi perkawinan, kelompok penderitas narkotika, kelompok perokok

berat. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi ini dikenal

dengan nama pengungkapan ciri (self-disclosure). Artinya dalam suasana yang

mendukung setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang

apa yang menjadi permasalahannhya. Jika muncul konflik antar anggota

dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang

memberi terapi yang akan menyelesaikannya.

Page 50: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

30

2.5.4 Komunitas Bagian Dari Kelompok

Kata community menurut Iriantara dalam Skripsi Arsdiansyah (2016: 25) adalah

sekumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan

kepentingan yang sama. Sedangkan menurut Wenger (2002: 4) komunitas itu

adalah sekumpulan orang yang saling berbagi masalah, perhatian atau kegemaran

terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka

dengan saling berinteraksi secara terus-menerus.

Komunitas memiliki banyak makna, komunitas dapat dimaknai sebagai sebuah

kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai kelompok orang yang hidup disuatu

area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Menurut Etienne

Wenger (2002: 24), komunitas mempunyai berbagai macam bentuk dan

karakteristik, diantaranya:

1. Besar atau Kecil

Keanggotaan dibeberapa komunitas ada yang hanya terdiri dari beberapa

anggota saja dan ada yang mencapai 1000 anggota.Besar atau kecilnya

anggota disuatu komunitas tidak menjadi masalah, meskipun demikian

komunitas yang memiliki banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi

berdasarkan wilayah sub tertentu.

2. Terpusat atau Tersebar

Sebagian besar suatu komunitas berawal dari sekelompok orang yang bekerja

ditempat yang sama atau memiliki tempat tinggal yang berdekatan. Sesama

anggota komunitas saling berinteraksi secara tetap serta ada beberapa

komunitas yang tersebar diberbagai wilayah.

Page 51: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

31

3. Berumur Panjang atau Berumur Pendek

Terkadang sebuah komunitas dalam perkembangannya, memerlukan waktu

yang cukup lama, sedangkan jangka waktu keberadaan sebuah komunitas

sangat beragam.Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka tahunan,

tetapi pula komunitas berumur pendek.

4. Internal atau Eksternal

Sebuahkomunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis atau

bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.

5. Homogen atau Heterogen

Sebagian komunitas berasal dari latar belakang yang sama serta ada yang

terdiri dari latar belakang yang berbeda. Pada umumnya jika sebuah

komunitas berasal dari latar belakang yang sama komunikasi akan lebih

mudah terjalin, sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar

belakang diperlukan rasa saling menghargai dan rasa toleransi yang cukup

besar satu sama lain.

6. Spontan atau Disengaja

Beberapa komunitas ada yang berdiri tanpa adanya intervensi atau usaha

pengembangan suatu organisasi. Anggota secara spontan bergabung karena

kebutuhan berbagai informasi dan memiliki minat yang sama. Pada 18

beberapa kasus, terdapat komunitas yang secara sengaja didirkan secara

spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau tidaknya sebuah

komunitas.

Page 52: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

32

7. Tidak Dikenal atau Di bawahi sebuah institusi

Sebuah komunitas memilki berbagai macam hubungan dengan orgnasisai,

baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun komunitas yang berdiri

sendiri di bawah sebuah institusi.

Pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain

lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi

yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest

atau values. Dengan demikian, suatu komunitas merupakan suatu kelompok sosial

yang memiliki kesamaan tujuan, hobi ataupun keinginan. Komunitas adalah

sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,

umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama (Kertajaya Hermawan,

2008).

2.6 Tinjauan Tentang Dakwah

2.6.1 Definisi Komunikasi Dakwah

Dakwah memiliki arti yang berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟ayad‟uda‟watan,

yang artinya menyeru, mengajak, memanggil. Kata tersebut telah menjadi istilah

baku dalam Bahasa Indonesia. Dalam kamus besar bahasa indonesia, dakwah

memiliki arti; penyiaran, propaganda, penyiaran agama dikalangan masyarakat

dan pengembangannya, seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan

agama. Dengan kata lain, dakwah memberikan sedikitnya lima arti dari kata yaitu;

memanggil, menyeru, menegaskan atau membela sesuatu, perbuatan atau

perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu, dan memohon atau meminta

(Mauludi, 2016).

Page 53: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

33

Secara teoritis, dakwah adalah kegiatan mengkomunikasikan pesan ajaran Islam

kepada khalayak. Dakwah bahwa kegiatan dakwah merupakan bentuk dari

komunikasi. Komunikasi itu sendiri secara sederhana bermakna suatu proses

penyampaian pesan dari penyampai pesan (komunikator) kepada orang lain

(komunikan). Seperti halnya pengertian dakwah yang sederhana berarti menyeru

dan menyampaikan pesan ajaran Islam kepada khalayak (Mauludi, 2016).

Dakwah dapat dikatakan merupakan bagian dari komunikasi. Dakwah juga

merupakan bagian dari studi cross-disciplinarity atau antar bidang yang tujuannya

adalah mengkaji fenomena dakwah dari sudut pandang atau perspektif ilmu

komunikasi. Melihat kembali tentang definisi dakwah sebagai proses

penyampaian pesan kepada khalayak, maka bahwa untuk memahami hal itu

diperlukan bantuan ilmu komunikasi. Dan jika komunikasi didefinisikan sebagai

proses pengiriman pesan dari berbagai lambang,ide, gagasan dan sebagainya

kepada masyarakat, maka berarti bahwa proses penyampaian ajaran Islam tersebut

akan dilihat dari perspektif proses pengiriman pesan atau lambang-lambang yang

akan disampaikan. Dari proses penyampaian ajaran Islam atau pesan dakwah

tersebut bisadikembangkan dalam pengelolaan komunikasi dakwah sehingga

menjadikan pesan dakwah tersebut tersampaikan secara efektif (Anis, 2011: 187)

Hal ini mengingat tentang formulasi teori Harold Lawell tentang ”Who sayswhat

to whom in what channel and with what effect”. Komponen komunikasi dalam

berdakwah juga terdiri dari lima komponen penting tersebut.

Oleh karena itu, dalam proses berdakwah banyak mengkaji tentang proses

komunikasi, baik secara persuasif atau proses interaksi sosial. Dakwah pada

Page 54: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

34

akhirnya bisa menjadi bagian dari proses perubahan sosial. Proses perubahan

sosial tersebut sangatlah penting untuk menjadi gambaran para penyampai pesan

yang ingin berkomunikasi dengan khalayak terutama dalam skala yang lebih besar

untuk memperhatikan tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam

penyampaian pesan tersebut, agar terciptanya komunikasi yang efektif.

2.6.2 Proses Komunikasi Dakwah

Proses komunikasi dakwah berlangsung sesuai dengan proses komunikasi dimulai

dari komunikator hingga feedback atau respon komunikan (objek dakwah).

Aktivitas dakwah dimulai dari adanya seorang komunikator (pengirim pesan).

Komunikator dakwah memilih dan memilah ide berupa materi dakwah

(encoding), lalu diolah menjadi pesan dakwah (message). Pesan itu disampaikan

melalui sarana (media) yang tersedia untuk diterima oleh komunikan (receiver,

penerima pesan, objek dakwah). Komunikan menerjemahkan atau memahami

simbol-simbol pesan dakwah itu (decoding) lalu memberi umpan balik (feedback)

atau meresponnya (Syamsul, 2013:12).

2.6.3 Bentuk-Bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi empat golongan besar

(Ya‘kub, 1992: 47-48) yaitu sebagai berikut:

1). Dakwah Melalui Lisan

Dakwah yang dilakukan dengan lidah atau suara. Termasuk dalam bentuk ini

adalah khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi, seminar, musyawarah, nasehat,

pidato-pidato radio, ramah tamah dalam anjang sana, obrolan secara bebas setiap

ada kesempatan, dan lain sebagainya.

Page 55: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

35

2) Dakwah Melalui Tulisan

Dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan misalnya: buku, majalah, surat

kabar, buletin, risalah, kuliah tertulis, pamflet, pengumuman tertulis, spanduk, dan

sebagainya.

3) Dakwah Melalui Media Audio Visual

Cara penyampaian yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.

Contohnya adalah dakwah melalui televisi, Instagram dan lain-lain.

4) Dakwah melalui Akhlak Atau Perilaku

Cara penyampaian langsung ditunjukkan dalam bentuk perbuatan yang nyata

misalnya: menjenguk orang sakit, bersilaturrahmi ke rumah, pembangunan masjid

dan sekolah, poliklinik, kebersihan, pertanian, peternakan, dan lain sebagainya.

2.7 Tinjauan Tentang Stereotip

Stereotip adalah pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok

tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan pada persepsi kelompok.

Stereotip dapat berupa prasangka positif dan negatif, dan kadang-kadang

dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif. Sebagian orang

menganggap segala bentuk stereotip bermakna negatif. Stereotip jarang sekali

akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan

sepenuhnya dikarang-karang (Dzikriyya, 2017:19).

Di dalam buku Mulyana, mengemukakan bahwa kesulitan komunikasi akan

muncul dari penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-

orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka

Page 56: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

36

berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain,

penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang dan objek-objek ke

dalam kategori-kategori yang sesuai, ketimbang berdasarkan karakteristik

individual mereka (Mulyana, 2012:237)

Definisi lain mengenai stereotip adalah kategorisasi psikologis dari kelompok

sosial tertentu yang diyakini oleh masyarakat umum, yang mempengaruhi

pembuatan keputusan dan pemrosesan informasi. Terkadang stereotip tidak

mencerminkan realita atau kenyataan dengan benar. Banyak penelitian

menunjukkan stereotip dengan citra negatif akan menghasilkan pemikiran yang

negatif pula. Serupa dengan definisi sebelumnya, definisi lain juga

mengungkapkan adanya pandangan yang negatif dimana stereotip diartikan

sebagai gambaran yang digeneralisir dan tercipta karena prasangka terhadap

kelompok tertentu yang terlalu disederhanakan, sehingga seseorang memandang

seluruh anggota kelompok itu memiliki sifat pembawaan tertentu yang negatif

(Bambang, 2015:233)

Stereotip terdapat dua macam yaitu stereotip positif dan stereotip negatif, namun

sebagian besar orang menganggap stereotip itu negatif. Sedangkan, stereotip

positif merupakan dugaan atau gambaran yang bersifat positif terhadap kondisi

suatu kelompok tertentu. Stereotip ini dapat membantu terjadinya komunikasi

(nilai-nilai toleransi) lintas budaya sehingga dapat memudahkan terjadinya

interaksi antar orang yangberbeda latar belakang pada sebuah lingkungan secara

bersama-sama. Sehingga menciptakan suatu hubungan yang harmonis antar

kelompok budaya (Dzikriyya, 2017: 19)

Page 57: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

37

Stereotip itu bersifat unik dan berdasarkan pengalaman individu, namun kadang

merupakan hasil pengalaman dan pergaulan dengan orang lain maupun dengan

anggota kelompok kita sendiri. Hewstone dan Giles dalam Sunarto, mengajukan

kesimpulan tentang proses stereotip: (1) Proses stereotip merupakan hasil dari

kecenderungan mengantisipasi atau mengharapkan kualitas derajat hubungan

tertentu antara anggota kelompok tertentu berdasarkan sifat psikologis yang

dimiliki. Semakin negatif generalisasi itu kita lakukan, semakin sulit kita

berkomunikasi dengan sesama. (2) Sumber dan sasaran informasi mempengaruhi

proses informasi yang diterima atau yang hendak dikirimkan. Stereotip

berpengaruh terhadap proses informasi individu. (3) Stereotip menciptakan

harapan pada anggota kelompok tertentu dan anggota kelompok lain. (4) Stereotip

menghambat pola perilaku komunikasi kita dengan orang lain (Sunarto, 2010:233)

Salah satu dasar adanya stereotip adalah teori peran sosial. Dalam teori ini,

terdapat harapan individu untuk mengkonfirmasi tindakan dan kecenderungan

yang konsisten dengan peran mereka. Hal ini dapat didasarkan pada jender, status

ekonomi, atau variable demografi. Setiap orang beresiko mendapat perlakukan

yang tidak menyenangkan akibat adanya stereotipe ini. Ancaman stereotip ini

dapat didefinisikan sebagai ancaman situasional yang berasal dari penyebaran

stereotip negatif tentang suatu kelompok.

Contoh lain dari stereotip ini banyak sekali, dalam (Mulyana, 2012: 238) yaitu:

a) Laki-laki berpikir logis

b) Wanita bersikap emosional

c) Orang berkulit hitam pencuri

Page 58: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

38

d) Orang Batak kasar

e) Orang Padang pelit

f) Orang Jawa halus-pembawaan

g) Orang berkaca mata minus jenius

h) Orang berjenggot fundamentalis (padahal kambing juga berjenggot)

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa stereotip

adalah persepsi terhadap seseorang atau kelompok lain yang telah dibawa dalam

alam bawah sadarnya sejak kecil sehingga membentuk suatu pemahaman yang

cenderung permanen terhadap seseorang atau kelompok.

2.8 Tinjauan Tentang Niqab

Pengertian cadar (niqab) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

kain penutup kepala atau muka (http://kbbi.web.id/cadar). Cadar dalam bahasa

arab disebut niqab, yang berarti pakaian wanita yang menutupwajah. Dalam

mengenakanjilbab muslimah akan menambah niqab untuk menutupi kulit wajah.

Dalam bahasa inggris pengertian cadar adalah veil (sebagaimana varian Eropa

lain, misalnya voile dalam bahasa Prancis) bahwa cadar biasa dipakai untuk

merujuk pada penutup tradisional kepala, wajah (mata, hidung, atau mulut), atau

tubuh perempuan di Timur Tengah dan Asia Selatan. Makna yang dikandung kata

ini adalah ―penutup‖, dalam arti ―menutupi‖ atau menyembunyikan‖, atau

―menyamarkan‖. Dalam bahasa Arab kata veil tidak ada padannya yang tepat. The

Encyclopedia of Islam dalam Ratri menyebutkan ratusan istilah untuk

menunjukkan bagian-bagian pakaian, yang kebanyakan digunakan untuk padanan

kata veiling. Beberapa istilah yang dapat disebutkan disini antara lain „abayah,

Page 59: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

39

burqu‟, burnus, disydasya, gallaiyah, gina‟, niqab, gargush, habarah, hayik,

jellabah, mungub, milayah, dan yashmik (Ratri, 2011: 33)

Banyak sekali dalil dari Al-Quran dan sunnah menunjukan bahwa menutup wajah

dengan cadar merupakan ajaran Islam, namun pemakaiannya masih diperdebatkan

oleh sebagian ulama. Ada yang mengatakan wajib, dan ada yang mengatakan

sunnah. Salah satunya firman Allah Ta‘ala di dalam surat (Al Ahzab:59) Allah

berfirman:

―Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri

orang mu‘min: ―Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka.Yang

demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak

diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang‖.

Penegasan ayat di atas dapat ditegaskan dalam Kitab Tafsir Jalalain, karya

Jalaluddin ibn Muhammad Al-Mahalli dan Jalaluddin ibn Abi Bakrin as-Suyuthi

rahimahumallahu dijelaskan bahwa:

―Pakaian besar yang menutupi perempuan, yaitu menjulurkan sebagiannya ke atas

wajah-wajah mereka ketika keluar untuk pergi dalam keperluan mereka, hingga

tidak menampakkanya kecuali hanya satu mata saja.‖

(Kitab Tafsir Al-Jalalain hal. 437, Darus salam, Riyadh, cet. Ke-2, 1422 H diakses

pada, 15 Maret 2018)

Merupakan tuntutan agama Islam yang memerintahkan para muslimah untuk

menutup aurat dari pandangan laki-laki, niqab menutupi tubuh secara sempurna

dari atas hingga ujung kaki. Adapun di beberapa negara Islam, jilbab dikenal

dengan beberapa istilah. Kalau di Iran disebut chador, pardeh di India dan

Pakistan, milayat di Libya, abaya di Irak, charshaf di Turki, hijabb di beberapa

negara Arab-Afrika seperti di Mesir, Sudan, dan Yaman. Hanya saja pergeseran

makna hijab dari semula yang berarti tabir, berubah makna menjadi pakaian

Page 60: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

40

penutup aurat wanita semenjak abad ke 4 H Sementara di Riyadh, banyak wanita

yang menutup wajah mereka dari laki-laki dengan Niqab (cadar) yang mereka

gunakan (Mutiah, 2008:58).

Penggunaan niqab menurut hukum Syariah Arab Saudi, pakaian wanita harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Wanita harus menutupi seluruh tubuh

mereka, tetapi mereka diizinkan untuk mengekspos mata salah satu atau kedua

dalam kebutuhan; 2) Wanita harus mengenakan niqab cukup tebal untuk

menyembunyikan apa yang di bawahnya, dan abaya harus longgar. Wanita tidak

boleh mengenakan pakaian berwarna cerah atau baju yang dihiasi sehingga

merekadapat menarik perhatian laki-laki (Mutiah, 2013: 59).

Terdapat dua hukum cadar yaitu yang pertama hukum cadar adalah wajib. Syaikh

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan bahwa pandangan lelaki yang

sudah baligh kepada perempuan baligh yang bukan mahramnya tanpa ada

kebutuhan darinya. Maka tidak boleh melihat sesuatupun darinya, meskipun

rambut sambungannya. Pendapat kedua adalah sunnah menurut madzhab

Syafi‘iyyah, yaitu apabila memandang tidak disertai hawa nafsu dan tidak

dikhawatirkan akan muncul terjadinya sesuatu kepada perempuan maka

hukumnya adalah sunnah. Adapun para ulama sekarang syaikh Al-albani

mengatakan: ―Karena kebutuhan mendorong telah dibukanya wajah-wajah

wanitauntuk keperluan jual-beli, dan membuka telapak tangan untuk mengambil

dan memberi. Maka hukum cadar disunnahkan‖ di dalam kitab Jilbab Al Mar‟ah

Al Muslimah (Taimiyyah, 2009: 113)

Page 61: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

41

2.9 Konsep Teori

2.9.1 Teori SMCRE

Dalam Mulyana (2012: 163), David Berlo mengemukakan suatu model

komunikasi interpersonal yang dikenal dengan model SMCRE (Source, Message,

Channel, Receiver, Effect). Pada model SMCRE, Sumber (Source) diasumsikan

sebagai orang yang mempunyai informasi yang senantiasa mengirimkan informasi

yang disebutnya sebagai Pesan (Message) kepada Penerima (Receiver) melalui

Saluran komunikasi (Channel), sehingga menimbulkan perubahan perilaku pada

Penerima (Effect) sesuai dengan yang dikehendaki oleh Sumber. Model David K.

Berlo (1960) sangat mengutamakan pada pengaruh pesan terhadap perilaku

penerima, oleh karenanya orientasinya lebih kepada bagaimana pesan harus

diterima oleh Penerima sesuai kehendak sumber.Itu sebabnya bersifat linear

(lurus) dan searah dalam arus pesan. Berdasarkan model Berlo tersebut

melukiskan beberapa faktor pribadi yang mempengaruhi proses komunikasi:

keterampilan berkomunikasi, pengetahuan, sistem sosial dan lingkungan budaya

sumber dan penerima.

Page 62: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

42

Gambar 6. Model Berlo

Sumber: Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung: 2012. Hlm.163

Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor:

keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Pesan

dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan dan kode. Salurannya

berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan

merasai. Model ini lebih bersifat organisasional daripada mendeskripsikan proses

karena tidak menjelaskan umpan balik.

Salah satu kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada

komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar pribadi

dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo misalnya dapat memandu

untuk meneliti efek keterampilan komunikasi penerima atas penerimaan.

Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller, dan

Melvin L.De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedbaack)

sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna, yaitu:

Page 63: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

43

1. Sumber (source);

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari

satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai,

organisasi, lembaga dan komunitas. Sumber sering disebut pengirim,

komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut Source.

2. Pesan (message);

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya

bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, atau nasehat. Dalam bahasa

Inggris diterjemahkan dengan kata message.

3. Saluran (channel);

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan

pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai

saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam

bentuknya, selain indra manusia, ada saluran komunikasi seperti telepon,

surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.

4. Penerima (receiver);

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.

Penerima biasa disenut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak,

sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver.

Page 64: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

44

5. Pengaruh (Effect)

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan

dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh

ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara,

2016:29)

6. Tanggapan Balik

Umpan balik bisa berasal dari lain seperti pesan dan media, meski pesan

belum sampai pada penerima. Misalnya, sebuah konsep surat yang

memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi

jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni

lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, dan lingkungan psikologis, dan

dimensi waktu (Cangara, 2016:29).

2.10 Kerangka Pikir

Setiap manusia tidak lepas dari komunikasi, begitupula dengan berdakwah. Disaat

manusia ingin berdakwah pasti membutuhkan komunikasi. Mengelola pesan

dakwah dengan baik merupakan salah satu cara agar pesan diterima oleh khalayak

yang dituju. Demikian halnya, salah satu bentuk dakwah yang digunakan oleh

kaum perempuan ialah dakwah melalui jilbab. Jilbab merupakan salah satu ajaran

agama Islam. Sebagian muslimah berjilbab, berkomitmen untuk mengenakan

cadar atau menutup wajah.

Page 65: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

45

Muslimah bercadar tidak hanya dijumpai di tempat-tempat kajian, namun juga

saat kuliah di kampus, ke pasar, dan berbagai aktivitas lainnya. Namun sangat

disayangkan kesadaran mereka yang begitu tinggi untuk menjaga aurat belum

mendapatkan dukungan oleh pihak-pihak tertentu. Justru yang ada, mereka

dicurigai dan dilarang untuk mengenakan cadar. Berbeda dengan mereka yang

tidak berjilbab, yang berarti tidak melaksanakan salah satu perintah agama Islam

yaitu menutup aurat. Mereka yang melanggar salah satu syariat agama Islam ini,

perlakuannya yang tidak adil dan kurang nyaman bagi muslimah bercadar. Hal ini

mendorong mereka membentuk perekumpulan khusus muslimah bercadar.

Kelompok ini bernama Niqab Squad, mereka berharap keberadaan mereka di

hargai dan diterima di tengah masyarakat. Dengan komunitas ini, mereka berharap

dapat menguatkan satu sama lain, saling memotivasi, dan mengingatkan

komitmennya dalam menggunakan niqab. Mereka juga terus berdakwah kepada

masyarakat sekitarnya, agar eksistensi muslimah bercadar semakin kuat dan

mendapatkan tempat yang baik di tengah-tengah masyarakat. Mereka juga

berharap masyarakat menerima muslimah bercadar sehingga tidak diasingkan dan

tidak dicurigai dengan stereotip negatif muslimah bercadar sebagai istri teroris.

Penelitian ini berdasarkan teori SMCRE. Sumber nya adalah pihak Niqab Squad

pimpinan Indadari dalam menciptakan pesan. Pesan adalah terjemahan gagasan ke

dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat. Saluran nya adalah medium

yang membawa pesan; serta penerima adalah orang yang menjadi sasaran

komunikasi yaitu masyarakat luas.

Page 66: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

46

Penelitian ini juga ingin mengetahui bagaimana model komunikasi dakwah Niqab

Squad dalam mengatasi stereotip negatif muslimah bercadar, dengan melihat

unsur-unsur komunikasi yaitu SMCRE, yaitu:

a. Sumber (source); Niqab Squad Pimpinan Indadari

b. Pesan (message); Isi pesan yang dibawa oleh Niqab Squad

c. Saluran (channel); Medium yang digunakan oleh Niqab Squad

d. Penerima (receiver); Penerima Pesan

e. Efek (effect); Pengaruh Pesan yang telah disampaikan

KERANGKA PIKIR

Komunitas Niqab Squad

Pimpinan Indadari

Model Komunikasi Dakwah dengan Unsur-Unsur:

(Source, Message, Channel, Receiver, Effect)

Penerima Pesan

Mengatasi Stereotip Negatif

Muslimah Bercadar

Page 67: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian

dengan pengamatan langsung yang bersifat interaktif dan memaparkan sesuai data

yang di dapat. Metode kualitatif adalah memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan

lain-lain. Pada penelitian ini menggunakan cara deskripsi yaitu dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah (Moleong, 2012:118)

3.2 Fokus Penelitian

Metode deskriptif kualitatif sangat penting adanya fokus penelitian, karena fokus

penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang dilakukan. Metode

deskriptif kualitatif untuk memandu penelitian, memfokuskan dan membatasi

pengumpulan data. Hal tersebut merupakan bentuk pra-analisis yang

mengensampingkan variabel-variabel dan memperhatikan lainnya (Sugiyono,

2009:240) fokus penelitian ini adalah menganalisis model komunikasi dakwah

Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif muslimah bercadar menggunakan

unsur-unsur komunikasi yang dikenal dengan SMCRE (Source, Message,

Channel, Receiver, Effect).

Page 68: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

48

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Creswell (2012: 475), pemilihan subjek atau informan penelitian

memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a. Subjek yang telah lama dan intensif menyatu dengan suatu kegiatan atau

lokasi aktivitas yang menjadi target atau perhatian penelitian dan ini biasanya

ditandai oleh kemampuan memberikan informasi di luar kepala tentang

sesuatu yang ditanyakan.

b. Subjek masih terkait secara penuh serta aktif dan terlibat pada lingkungan dan

kegiatan yang menjadi sasaran penelitian.

c. Subjek mempunyai cukup banyak waktu dan kesempatan untuk dimintai

informasi.

d. Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung di olah atau

dikemas terlebih dahulu dan mereka masih relatif jujur dalam memberikan

informasi.

Subjek penelitian dalam penelitian yang bermetode kualitatif yaitu informan

penelitian yang memahami informasi tentang objek penelitian. Dalam penentuan

subjek atau informan dalam penelitian digunakan teknik yang sesuai agar

informan yang diperoleh merupakan informan yang tepat dan sesuai dengan

penelitian. Informan penelitian merupakan subjek yang memahami informasi

sebagai pelaku ataupun orang lain yang mengetahui tentang penelitian yang

dilakukan. Informan (narasumber) penelitian ini berjumlah 3 orang yang memiliki

pekerjaan yang berbeda. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari

wawancara langsung melalui wawancara langsung yang disebut sebagai

narasumber. Dalam pelaksanaanya penelitian ini menggunakan teknik pemilihan

Page 69: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

49

informan adalah teknik purposive (bertujuan), dimana peneliti memilih informan

secara sengaja sesuai dengan pertimbangan-petimbangan yang telah ditentukan

sebelumnya pada penentuan informan.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan primer 1 adalah founder Niqab

Squad Indonesia, informan primer 2 adalah ketua Niqab Squad Indonesia, dan

informan primer 3 adalah anggota Niqab Squad Indonesia pada divisi kesehatan.

Untuk mendapat informasi yang mendalam pada penelitian ini, peneliti membagi

informan menjadi 2 kelompok, yaitu informan primer dan informan sekunder:

1. Informan Primer terdiri dari 3 orang informan, yaitu:

Tabel 2. Informan Primer Penelitian

No Nama Profesi/Jabatan Usia Alamat

1 Indadari

Mindrayanti

Motivator

Muslimah/

founder Niqab

Squad Indonesia

35 Tahun

Cibubur, Jakarta

Timur

2 Tri Ningtyas ( Tyas

Ummu Zahid )

Pegawai Swasta/

Ketua Niqab

Squad Indonesia

33 Tahun

Cempaka Baru,

Jakarta Pusat

3 Rara Rihardini Dokter Umum/

Divisi Kesehatan

Niqab Squad

Indonesia

27 Tahun

Cibubur, Jakarta

Timur

Page 70: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

50

2. Informan Sekunder terdiri dari 5 orang informan, digunakan peneliti untuk

mengklarifikasikan kebenaran data yang didapatkan oleh peneliti dari hasil

wawancara kepada informan primer. Informan Sekunder peneliti yaitu:

Tabel 3. Informan Sekunder Penelitian

No Nama Profesi/Jabatan Usia Alamat

1 Hartati Ibu Rumah

Tangga/ Ibunda

Indadari

Mindrayanti

50 Tahun

Sukarame, Bandar

Lampung

2 Ummu Haura Ibu Rumah

Tangga/ Anggota

Niqab Squad

Lampung

33 Tahun

Hajimena, Bandar

Lampung

3 Safira Hanoem

(Teh Fia )

Penjahit/ Anggota

Niqab Squad

Indonesia

39 Tahun

Kalideres, Jakarta

Barat

4 Sulastri Mahasiswi/ Divisi

Kemuslimahan

Niqab Squad

Indonesia

24 Tahun

Sunter, Jakarta Utara

5 Agus Purnomo Polisi Lalu Lintas

di Lampung

27 Tahun Gedong air, Bandar

Lampung

3.4 Jenis Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk digunakan dalam

penelitian guna menjelaskan valid tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal

ini penulis menggunakan data primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:

Page 71: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

51

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung yang dicatat

melalui catatan dan wawancara dari berbagai pihak atau orang-orang yang

terlibat langsung dan berhubungan dengan pembahasan peneliti (Arikunto,

1991) Dalam hal ini data primer didapatkan melalui wawancara mendalam

(depth interview) dengan narasumber yang terkait yaitu founder Niqab Squad

Indonesia yaitu Indadari, ketua Niqab Squad Indonesia di Jakarta yaitu Ummu

Zahid, dan dari divisi kesehatan Niqab Squad Indonesia yaitu Dr. Rara

Rihardini. Dalam penelitian ini data primer yang peneliti gunakan adalah hasil

wawancara dan observasi pada ketua dan anggota Niqab Squad, karena

keterbatasan waktu dan tempat peneliti melakukan wawancara bersama

founder Niqab Squad melalui aplikasi Whatsapp.

b. Data Sekunder

Memperoleh data dalam bentuk yang sudah tersedia melalui publikasi dan

informasi yang dikeluarkan oleh komunitas. Data sekunder dalam penelitian ini

adalah berupa catatan-catatan, dokumen-dokumen, brosur dan sumber-sumber

lain yang berkaitan dengan penulisan penelitian ini. Informan Sekunder pada

penelitian ini terdiri dari 5 orang informan, digunakan peneliti untuk

mengklarifikasikan kebenaran data yang didapatkan oleh peneliti dari hasil

wawancara kepada informan primer.

Page 72: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

52

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data yang

diperoleh dan juga melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara.

Melalui observasi penulis memperhatikan, mencatat, dan apabila diperlukan

memvideokan aktivitas anggota komunitas. Observasi dalam penelitian ini

akan peneliti lakukan sebagai observasi terbuka. Artinya, peneliti

teridentifikasi secara jelas dan selama riset, subjek sadar bahwa dirinya sedang

diobservasi. Peneliti dalam hal ini semata sebagai seorang observer

(pengamat).

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode

yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung peneliti dengan

narasumber. Teknik wawancara yang dilakukan penulis adalah dengan cara

mencatat hasil wawancara, merekam dalam bentuk suara berdasarkan pedoman

pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya sehubungan dengan

pertanyaan penelitian. Pertanyaan yang diberikan agar tetap terarah pada

masalah yang akan dibahas. Terdapat 3 informan primer, yaitu sebagai sumber

data adalah founder-nya Niqab Squad yaitu bernama Indadari, Ketua Niqab

Squad Jakarta Pusat yaitu Ummu Zahid, dan Anggota Niqab Squad divisi

kesehatan yaitu Dr. Rara Rihardini. Dengan menggunakan metode ini, peneliti

akan memperoleh data yang sebenarnya dari informan secara utuh.

Page 73: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

53

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang direkam. Dokumentasi yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa foto, video, dan arsip-arsip

dokumentasi selama proses wawancara dan observasi.

c. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik ini disesuaikan dengan

sumber-sumber data yang diperoleh, dengan mempelajari beberapa buku-buku,

majalah, artikel, surat kabar maupun tulisan ilmiah terkait dengan penelitian.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Sebagaimana kita ketahui bahwa penelitian kualitatif menggunakan banyak

sumber data berupa simbol, gambar, narasi, kutipan, kata-kata dan tindakan.

Dengan demikian, kita membutuhkan teknik tertentu untuk dapat mengolahnya.

Berikut adalah beberapa teknik yang penulis gunakan dalam mengolah data

penelitian, yaitu:

a) Inventarisasi Data

Inventarisasi data adalah kegiatan mengumpulkan data dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara mendalam dengan informan.

b) Mereduksi Data

Teknik ini adalah kegiatan untuk mengurangi data-data yang tidak penting

sehingga dapat memproses data pada tahapan selanjutnya. Data kualitatif yang

bukan berupa data numerik atau berupa data deskriptif sering kali tidak dapat

Page 74: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

54

secara langsung dianalisis. Oleh karena itu, menurut Chariri (2009: 18) data

perlu diorganisir ke dalam format yang memungkinkan untuk dianalisis.

c) Editing Data

Editing data merupakan kegiatan untuk memilih dan memilah data yang telah

berhasil diperoleh dengan tujuan mencapai validitas penelitian. Proses editing

dilakukan dengan menyesuaikan pada rumusan masalah penelitian melalui

seleksi hasil pengumpulan data, baik berupa wawancara maupun dari

dokumentasi. Untuk kemudian ditentukan data manakah yang sesuai untuk

digunakan dalam penelitian ini. Sehingga, dapat diproses secara lebih lanjut

pada tahap selanjutnya.

d) Interpretasi Data

Interpretasi data adalah kegiatan memanfaatkan data hasil penelitian yang

telah penulis dapatkan. Baik berupa data primer maupun sekunder. Dengan

demikian penulis dapat menemukan makna dengan menghubungkan berbagai

data yang telah diperoleh. Selanjutnya, penulis akan mengaitkannya dengan

teori yang telah dipilih sehingga interpretasi tidak menjadi bias. Namun

demikian, dalam proses mengaitkannya dengan teori, penulis juga tetap

menyesuaikan dengan setting penelitian yang ada.

e) Menyimpulkan Data

Data-data yang telah melalui berbagai macam tahap di atas, selanjutnya masuk

ke dalam proses simpulan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Page 75: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

55

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah melalui berbagai tahap pengumpulan dan pengolahan data, maka

selanjutnya data tersebut dianalisis. Peneliti menggunakan teknik analisis filling

system. Dalam teknik ini, data dianalisis dengan membuat kategori-kategori atau

domain-domain tertentu. Karena peneliti memasukkan data ke dalam kategori-

kategori di dalam teknik pengolahan data, cara ini menurut Wimmer & Domnick

(dalam Kriyantono, 2010:200) disebut filling system.

3.8 Uji Validitas Data

Setelah menganalisis data penelitian, langkah berikutnya ialah menguji validitas

data. Uji validitas data yang peneliti akan gunakan dalam penelitian ini ialah

Triangulasi Teknik/Metode. Dwidjowinoto dalam Kriyantono (2010:72)

berpendapat bahwa tringulasi metode ialah usaha mengecek keabsahan data atau

mengecek keabsahan temuan riset. Tringulasi metode dapat dilakukan dengan

menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang

sama.

Sedangkan, Sugiyono (2013:274) menyatakan bahwa tringulasi teknik ialah

teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi. Bila dari

ketiga teknik itu peneliti mendapati hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti

dapat mendiskusikan lebih lanjut kepada narasumber.

Page 76: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

56

BAB IV

GAMBARAN UMUM NIQAB SQUAD

4.1 Profil Niqab Squad Indonesia

Niqab Squad Indonesia merupakan komunitas muslimah yang didirikan pada awal

Februari 2017 dengan tujuan menjadi sarana dakwah untuk memperkenalkan

cadar (niqab) sebagai salah satu alternatif pakaian muslimah. Dalam melakukan

kegiatan dakwahnya, Niqab Squad Indonesia menjadikan Al-Qur‘an dan Sunnah

sebagai rujukan utama. Anggotanya terjalin dalam satu ikatan cinta kepada Islam,

meski masing-masing memiliki latar belakang dari organisasi yang berbeda.

Komunitas Niqab Squad Indonesia mencoba mengatasi stereotip negatif muslimah

bercadar di masyarakat, bahwa muslimah bercadar tidak seperti yang mereka

katakan dan pikirkan. Sehingga aksi-aksi sosial terkait dengan aktivitas Niqab

Squad Indonesia ini dilaksanakan bersama anggota dan juga bersinergi dengan

komunitas lainnya. Disini Niqab Squad tidak memandang para anggota yang ingin

bergabung, wanita yang belum mengenakan cadar pun dapat bergabung di dalam

Niqab Squad Indonesia untuk belajar dan saling menguatkan satu sama lain.

Page 77: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

57

Niqab Squad Indonesia berpandangan bahwa cadar bukan milik organisasi Islam

tertentu saja, namun setiap muslimah dari organisasi Islam manapun boleh

mengenakan cadar (niqab). Niqab Squad menyikapi dengan bijak adanya

perbedaan tentang hukum cadar seperti sunnah ataupun wajib.

4.2 Visi dan Misi Niqab Squad Indonesia

4.2.1 Visi

Sejak awal berdirinya komunitas Niqab Squad Indonesia telah memiliki visi

yaitu: membangun wadah silaturahmi, wadah dakwah, wadah informasi, wadah

kreasi, wadah penulis, wadah donasi, dan wadah pengusaha serta untuk

mengatasi stereotip negatif yang beredar di masyarakat terkait muslimah

bercadar.

4.2.2 Misi

Menyelamatkan dan memenuhi kebutuhan para muslimah bercadar di dunia

dan akhirat. Seperti membentuk fanpage sebagai sarana dakwah dan informasi

komunitas, mengadakan event-event non profit, bersinergi dengan komunitas

lain, menjadi peserta bazar dalam berbagai acara, serta menyapa masyarakat

secara langsung dengan kegiatan sosial.

Page 78: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

58

4.3 Logo Niqab Squad Indonesia

Gambar 7.

Logo Niqab Squad Indonesia 1

Gambar 8.

Logo Niqab Squad Indonesia 2

4.4 Makna Niqab Squad

Sebagaimana diketahui anggota Niqab Squad tersebar diseluruh Indonesia. Oleh

sebab itu, komunitas ini diberi nama Niqab Squad Indonesia dengan harapan

dapat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia secara luas. Logo Niqab Squad

Indonesia memiliki arti ‗keberanian‘. ―Niqab Squad‖ secara bahasa berasal dari

Page 79: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

59

dua kata yaitu niqab dalam bahasa Arab yang berarti cadar, dan kata Squad dalam

bahasa Inggris adalah pasukan. Sehingga secara umum Niqab Squad memiliki

makna ‗pasukan muslimah bercadar‘.

4.5 Fungsi Komunitas Niqab Squad Indonesia

Beberapa fungsi komunitas Niqab Squad Indonesia, antara lain:

1. Mempererat ukhuwah Islamiah para muslimah yang belum bercadar dan

sudah bercadar yang sedang belajar berhijrah menuju Islam yang kaffah

(sempurna).

2. Memberikan motivasi bagi para muslimah yang sedang atau pun baru

mengenal hijrah agar tetap semangat dan istiqamah.

3. Menjadi wadah silaturahmi dan berbagi pengalaman guna menginspirasi

para muslimah agar istiqomah menjalankan Islam sesuai Sunnah.

4. Mengubah stereotip negatif masyarakat dan memberikan pemahaman yang

benar tentang muslimah bercadar.

4.6 Kepengurusan Niqab Squad Indonesia

Komunitsas Niqab Squad Indonesia dinaungi oleh seorang founder bernama

Indadari Mindrayanti dan dibantu oleh rekan yang lain, salah satunya bernama

Tyas Ummu Zahid sebagai ketua Niqab Squad pusat serta para ketua chapter yang

tersebar di beberapa daerah. Saat ini Niqab Squad Indonesia yang masuk dalam

keanggotaan inti hanya 9 orang, berikut divisi-divisi yang terbentuk dalam Niqab

Squad Indonesia:

Page 80: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

60

Tabel 4. Struktur Kepengurusan Niqab Squad Indonesia

Sumber: Data Hasil Wawancara 2018

Selain dari 10 orang pengurus inti di atas, Niqab Squad memiliki sekitar 3.000

anggota yang terbagi dalam 40 perwakilan daerah yang tersebar di seluruh

Indonesia. Ada pun ke-40 perwakilan daerah tersebut di antaranya: Jakarta,

Bandung, Depok, Jambi, Batam, Bekasi, Bengkulu, Semarang, Ciamis, Pontianak,

Tangerang, Solo, Surabaya, Medan, Makassar, Balikpapan, Palembang, Bogor,

Padang, Denpasar, Pekanbaru, Banjarmasin, Malang, Tasikmalaya, Cirebon,

Purworejo, Kendal, Purakarta, Indramayu, Yogyakarta, Garut, Manado, Bima,

Banyuwangi, Sukabumi, Purwokerto, Lombok, Mataram, Bandar lampung,

Banjarnegara. Selain itu ada juga 3 perwakilan Niqab Squad yang berada di luar

negeri yaitu Malaysia, Taiwan, dan Afrika Selatan. Total pengikut yang ada di

akun Facebook milik Niqab Squad Indonesia sampai pertengahan bulan Juni 2018

adalah 3.278 orang, sedangkan di Instagram 28.500 pengikut.

1. Founder : Indadari Mindrayanti

2. Ketua : Tyas Ummu Zahid

3. Wakil Ketua : Ina Arok

4. Bendahara : Anggun

5. Divisi Kemuslimahan : Ustadzah Rosdiana

6. Divisi Sosial : Dian Rose

7. Divisi Konsultasi : Diana Nurliana

8. Divisi Hukum : Karina Mastha, S.H M.R

9. Divisi Kesehatan : Dr. Rara Rihardini

10. Divisi Event : Ami Abdillah

Page 81: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

61

4.7 Bentuk Kegiatan Niqab Squad

Komunitas Niqab Squad Indonesia memiliki beberapa program kegiatan, yaitu

berbagi pakaian syar‘i, jilbab dan cadar, mengadakan kajian rutin setiap

minggunya, gathering, membuka stand bazzar, mengadakan kegiatan sosial,

pelatihan mempelajari kerajinan dan kreatifitas untuk dapat menghasilkan barang,

membagikan jadwal kajian rutin yang ada di Jakarta, dan membuat aneka

merchandise seperti stiker, topi, pin, dll

Gambar 9. Berbagi Pakaian Syar’i, Jilbab dan Cadar di Car Free Day

Jakarta pada 2 Febuari 2018

Gambar 10. Membuka Stand Bazzar di Acara Youth Festival pada 15 Juli

2018

Page 82: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

62

Gambar 11. Mengadakan Kajian Rutin Setiap Pekan Di Masjid Al-

Muhajirin Jakarta Timur pada 23 Maret 2018

Gambar 12. Melaksanakan Kegiatan Sosial Peduli Rohingya Bekerja Sama

Dengan PKPU Human Initatiative pada 12 Januari 2018

Page 83: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

63

Gambar 13. Membagikan Jadwal Kajian Rutin Di Jakarta pada grup

Whatsapp Niqab Squad Jakarta

Gambar 14. Membuat Aneka merchandise; Gantungan Kunci, Pin, Topi,

Gelas, Tempat Minum, dan lain-lain

Page 84: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

194

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui bagaimana model komunikasi dakwah Niqab Squad dalam mengatasi

stereotip negatif muslimah bercadar yang dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh Niqab Squad yang bertujuan agar masyarakat lebih

mengenal dan nyaman dengan sunnah cadar serta dapat mengatasi stereotip

negatif yang beredar di masyarakat. Model komunikasi dakwah Niqab Squad

adalah menggunakan model komunikasi melingkar dan model komunikasi

dakwah timbal balik yaitu dengan berbagai macam unsur-unsur komunikasi yaitu

SMCRE (Source, Message, Channel, Receiver, Effect).

Komunikasi dakwah Niqab Squad adalah dengan cara berakhlak baik dengan

masyarakat dalam kegiatan berbagi jilbab, peci, dan cadar, gathering, melakukan

kegiatan sosial, menjadi peserta bazzar, kajian rutin, dan membuat aneka

merchandise. Niqab Squad menyampaikan isi pesan dengan cara santai dan lugas

sehingga tidak terkesan kaku, mereka membuktikan bahwa muslimah bercadar

pun bisa bersosialisasi dengan cara yang santai penuh dengan keseriusan namun

tetap dengan sikap yang ramah tamah dan sopan santun. Kegiatan-kegiatan positif

yang mereka lakukan menghasilkan model komunikasi dakwah yang digunakan

Page 85: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

195

Niqab Squad dalam mengatasi stereotip negatif muslimah bercadar yaitu sesuai

dengan teori yang dikembangkan oleh David Berlo dan Wilbur Schramm, dengan

menggunakan model komunikasi melingkar, dimana komunikator dan komunikan

dapat berinteraksi secara langsung.

Dapat disimpulkan bahwa Niqab Squad sejauh ini berhasil dalam mengatasi

stereotip negatif masyarakat pada muslimah bercadar, hal ini didukung oleh

dengan adanya kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan Niqab Squad,

diantaranya adalah adanya kerjasama antara organisasi lain dengan Niqab Squad,

masyarakat yang belum bercadar mau mengikuti kegiatan yang diselenggarakan,

keterikatan pengikut di media sosial Niqab Squad secara aktif dan didukung

dengan adanya sponsor serta bentuk kerjasama dari pihak kepolisian untuk

mengawasi keamanan saat kajian Niqab Squad yang akan datang.

6.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin diberikan peneliti, terkait hasil penelitian ini

kepada komunitas Niqab Squad. Tentunya saran ini bertujuan untuk eksistensi

Niqab Squad menjadi lebih baik lagi, diantaranya adalah:

1. Seharusnya Niqab Squad pusat melakukan pengawasan terhadap

kepengurusan tiap daerah, agar perwakilan tiap daerah yang memiliki

jobdesk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

Sehingga program kegiatan Niqab Squad dapat terlaksana secara lancar

dan terkoordinir di setiap daerah bukan hanya di pusat saja.

Page 86: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

196

2. Program kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Niqab Squad seperti

Gathering, dan berbagi jilbab, cadar, dan peci di Car Free Day seharusnya

rutin dilaksanakan. Mengingat kegiatan ini sukses dan mendapat respon

yang sangat baik dari masyarakat, karena masyarakat dapat melihat

langsung rasa kepedulian yang besar para muslimah bercadar dengan

masyarakat umum.

3. Sebaiknya hubungan antar sesama anggota lebih direkatkan agar

komunikasi dakwah yang dijalankan oleh Niqab Squad secara internal dan

eksternal dapat berjalan lebih efektif.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk melengkapi penelitian

mengenai komunitas Niqab Squad dengan berbagai fenomena yang terjadi

di masa yang akan datang.

Page 87: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Al Qur’an beserta Tejemahannya. 1422H. (Komplek Percetakan Al Qur’anul Karim

Kepunyaan Raja Fahd), Dibawah Pengawasan Kementrian Urusan Agama Islam

Wakaf, Da’wah dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia.

Aliyudin, Enjang AS. 2009, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Tim Widya Padjajaran, Bandung.

Arikunto, S. 1991. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Hlm 53.

Atik Catur, Budiati. 2009. Sosiologi Konstektual. Mediatama, Jakarta. Hlm 63.

Cangara, Hafied. 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo, Jakarta. Hlm 19.

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT Remaja

Rosdakarya, Bandung. Hlm 387. Hlm 33-38.

Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti komunitas. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hlm 13.

Littlejohn, Stephen. 2011. Teori Komunikasi. Salemba Humanika, Jakarta. Hlm 344.

Moleong, J. Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Hlm 118.

Muhammad Al-Mahalli, Jalaluddin. Kitab Tafsir Al-Jalalain. 1422 H. Penerbit Elba, Darus

salam, Riyadh. Hlm. 437 Cet. Ke-2.

Mulyana, Deddy. 2012. Suatu Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya,

Bandung. Hlm 237.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. Hlm

267.

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Medpress, Jakarta.

Hlm 23.

Syamsul, Anwar. 2007. Hukum Perjanjian Syariah; Studi tentang Teori Akad dalam Fikih

Muamalat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm 12.

Wenger, Etienne. 2002. Cultivating Communities of Practice. Harvard Business School

Press. Hlm 24.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Grasindo, Jakarta. Hlm 52.

Page 88: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

Jurnal Ilmiah :

Aditya, Ardiansyah. 2016. Komunikasi Kelompok Pada Komunitas Instameet Dalam

Meningkatkan Kemampuan Fotografi Anggota (Skripsi). Universitas Lampung.

Bandar Lampung. Hlm 25-30.

Amelia, Rizka. 2017. Gaya Komunikasi Dakwah Bil-Lisan yang Digunakan Ustadz di

Majelis Taklim (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 25-26

Rina Destri, Nyimas. 2016. Analsis Konsep Komunikasi Pada Metode Mengajar Oleh

Pengajar Muda Dalam Program Indonesia Mengajar (Skripsi). Universitas Lampung.

Bandar Lampung. Hlm 15-16.

E-Jurnal :

Ahmadi, Dadi dan Nova Yohan. 2007. Kontruksi Jilbab Sebagai Simbol Keislaman. Jurnal

Mediator. Desember, Vol. 8 No. 2: 54

Ambia, Rizky Nurul. 2016. Strategi Komunikasi Komunitas Wanita Bercadar (WIB) Dalam

Mensosialisasikan Jilbab Bercadar. Jurnal Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 19-45

Bahtiar, Anis. 2011. Membangun Etika Dan Efektifitas Komunikasi Dalam Berdakwah.

Jurnal Komunikasi Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya: 187-190

Bambang, Kariyawan. 2015. Meminimalisir Stereotipe Antar Gender Dengan Menggunakan

Teknik Ungkap Tangkap Curahan Hati. Jurnal Guru Sosiologi SMA Cendana

Pekanbaru, Komplek Palem PT. CPI Rumbai: 233 – 245

Dzikriyya, Vina Wavi. 2017. Stereotip Islam teroris dalam film “Alif Lam Mim”. Jurnal

Ilmu Komunikasi UIN Walisongo: 19-21

Faricha, Sari. 2014. “Studi Fenomenologi Mengenai Penyesuaian Diri Pada Wanita

Bercadar”. Jurnal Wacana Psikologi. Vol.6, No.11.

https://wolipop.detik.com/read/2017/07/26/160355/3574754/1632/mengenal-niqab-

squad-komunitas-para-wanita-bercadar-di-indonesia pada 19 Febuari, 2018.

Mauludi, MI. 2016. Keterkaitan Internet Addiction Dan Nomophobia Dengan Ayat- ayat Al-

Quran Perspektif Mufassir Indonesia. Jurnal Ilmiah UIN Sunan Ampel Surabaya : 33

Mensicosa, Herini. 2014. Analisis pesan dakwah dalam content SMS premium versi Siraman

Rohani Islam. Jurnal Ilmiah IAIN Walisongo: 55-57

Muthiah, M. 2013. Communication Dynamics of Vailed Arab Women. Jurnal Penelitian

Komunikasi. BPPKI Bandung: 58-59

Ratri, Lintang. 2011. Cadar, Media, dan Identitas Perempuan Muslim (pdf). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Diponegoro: 29-33

Sunarto. 2010. Stereotipasi Peran Gender Wanita dalam Program Televisi Anak di Indonesia

Jurnal Ilmiah Program Magister Ilmu Komunikasi: 233 – 245

Page 89: ANALISIS MODEL KOMUNIKASI DAKWAH NIQAB SQUAD DALAM …digilib.unila.ac.id/54503/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-11-23 · analisis model komunikasi dakwah niqab squad dalam

Sumber lainnya :

Aminah, Andy Nur. (2017). Universitas Pamulang Dilaporkan Larang Mahasiswinya

Bercadar. Diakses dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-

nasional/17/08/09/ouee5p1384-universitas-pamulang-dilaporkan-larang-

mahasiswinya-bercadar pada tanggal 19 Febuari , 2018.

Bahrean, Raehanul. 2011. Engkau Lebih Cantik Bercadar. Diakses dari

https://muslimafiyah.com/engkau-lebih-cantik-bercadar-mengangkat-kekhawatiran-

dan-belum-siapnya-wanita-untuk-memakai-cadar.html pada tanggal 7 maret, 2018.

Fajar, 2017. Fenomena Guru Sekolah Yang Bercadar Akan Di Pecat Di Bulukumba.

Diakses dari http://wartasulsel.net/2017/03/26/fenomena-guru-sekolah-yang-bercadar-

akan-di-pecat-di-bulukumba/ pada15 Febuari, 2018.

Indadari. Diakses dari https://www.Instagram.com/Indadari pada tanggal 18 Maret, 2018.

Iskandar, Syafi’i. 2017. Larang Cadar, Ketua Yayasan Unpam: Ini Kampus Saya, Saya yang

Punya Aturan. Diakses dari https://www.kiblat.net/2017/08/10/larang-cadar-ketua-

yayasan-unpam-ini-kampus-saya-saya-yang-punya-aturan/ pada 15 Febuari, 2018.

Model Komunikasi. Diakses dari

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=dakwah+bil+lisan&oq

= pada tanggal 18 Juli 2018.

Mulyono, Tri. 2015. Seputar Jilbab, Cadar dan Terorisme. Diakses dari

https://www.kompasiana.com/trimulyono/seputar-bra-cadar-jilbab-dan-

terorisme_54ff0f4ca33311e61a50f911 pada 19 Febuari, 2018.

Niqab Squad. Niqabsquad Indonesia. Diakses dari

https://www.facebook.com/niqabsquadindonesia pada 18 Febuari, 2018.

Niqab Squad. Niqabsquad_official. Diakses dari

https://www.instagram.com/niqabsquad_official/ pada 18 Febuari, 2018.

Pengertian Analisis. Diakses dari https://kbbi.web.id/analisis pada tanggal 20 Juli 2018.

Pengertian Cadar. Diakses dari https://kbbi.web.id/cadar pada tanggal 20 Juli 2018.

Widyanto, Untung. 2017. Perempuan Bercadar Parade di CFD: I Am Not a Terrorist.

Diakses dari https://metro.tempo.co/read/907724/perempuan-bercadar-parade-di-

cfd-i-am-not-a-terrorist pada tanggal 15 Maret 2018.

Yulistara, Arina. 2017. Mengenal Niqab Squad, Komunitas Para Wanita Bercadar di

Indonesia. Diakses dari

https://wolipop.detik.com/read/2017/07/26/160355/3574754/1632/mengenal-niqab-

squad-komunitas-para-wanita-bercadar-di-indonesia pada 19 Febuari, 2018.