analisis manajemen koperasi selapa polri...
TRANSCRIPT
ANALISIS MANAJEMEN KOPERASI SELAPA POLRI
PONDOK PINANG DALAM PELAYANAN UNTUK
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana
Oleh :
Nur Muchamad
105053001829
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/ 2012 M
ANALISIS MANAJEMEN KOPERASI SELAPA POLRI
PONDOK PINANG DALAM PELAYANAN UNTUK
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana
Oleh :
Nur Muchamad
105053001829
Pembimbing :
H. Mulkanasir, BA, S.Pd. MM
NIP : 19551011983012001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/ 2012 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2012
Nur Muchamad
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirabbil alamin, hanyalah ucapan rasa syukur sebesar-
besarnya yang mampu terucap atas segala nikmat, karunia dan rahmat Nya, tiada
daya dan upaya melainkan atas kehendak Nya, begitupun dalam menyelesaikan
skripsi ini, kemudahan dan pertolongan Allah SWT senantiasa penulis rasakan,
sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Analisis Manajemen
Pelayanan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Pada Koperasi Selapa
Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan ”. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah
satu syarat kelulusan srata satu (S1) Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah terlimpah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW.
Perasaan senang, bahagia, sedih berbaur menjadi satu di dalam hati kecil
penulis atas terselesaikannya skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa atas
do’a bimbingan, bantuan, dorongan dan motivasi yang begitu banyak dari semua
pihak penulisan ini menjadi mudah dan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih banyak yang sangat
mendalam pada semua pihak yang telah membantu dari awal hingga akhir dalam
penulisan skripsi ini baik secara moril maupun materil, terutama kepada kedua
orang tua tercinta, tersayang Ayahanda Sakimun yang mudah-mudahan arwahnya
iii
tenang di alam sana dan ditempatkan di sisi Allah dengan tempat yang semulia-
mulianya dan Ibunda tercinta Hj. Kartini yang telah banyak memberikan motivasi
kepada penulis.
Dan penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hadayatullah Jakarta beserta Pembantu
Dekan I Drs. Wahidin Saputra M.A, dan Pembantu Dekan II Drs. Mahmud
Jalal M.A.
3. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, M.A. selaku ketua Jurusan Manajemen
Dakwah (MD) yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswanya
agar tetap semangat menyelesaikan kuliah.
4. Bapak H. Mulakanasir, BA, S.Pd. M.M. selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah, terimakasih telah memberikan masukan, semangat
kepada penulis agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak H. Mulkanasir, BA, S.pd. M.M. selaku Dosen Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi sekaligus menjadi pembimbing skripsi
penulis. Terimakasih banyak ibu tanpa motivasi dan bantuan ibu skripsi ini
tidak akan terselesaikan.
6. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan pembantu Dosen
dan juga Staf karyawannya.
iv
7. Bapak AKABP H. Ateng pimpinan umum Koperasi Selapa Polri Pondok
Pinang Jakarta Selatan.
8. Teman-teman Angkatan 2005 MD B UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
walaupun penulis ditinggal sendiri tapi penulis optimis bisa mengikuti
kalian lulus dari kampus tercinta ini.
9. Kakak dan Adikku tercinta. Kamsi, Abang Sulihun, Kodri, Sobirin dan
Mpo Sumarni, Mpo Yati dan Abang Ipar Ito, dan Abang Ipar Poniman,
terimakasih atas do’anya, bimbingannya dan juga motivasinya kepada
penulis.
10. Abdul Hamid, Ajim, Omansyah, April Yanti, Abdul Latif, Asep, Sobari,
Terimakasih sudah memberikan motivasi kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih penulis mudah-mudahan Allah SWT
membalas semua amal perbuatan yang Bapak/ Ibu dan saudara, teman-teman
berikan kepada penulis dan dari penulis cukup sekian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
Nur Muchamad
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3
D. Metodologi Penelitian ............................................................ 3
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen ........................................................... 7
B. Pengertian Koperasi ............................................................... 8
1. Keanggotaan Koperasi ............................................... 9
2. Tujuan Koperasi ......................................................... 10
3. Ciri-ciri Koperasi ....................................................... 11
4. Prinsip-prinsip Koperasi ............................................. 12
5. Partisipasi Anggota dalam Koperasi .......................... 15
C. Manajemen Koperasi ............................................................. 18
D. Kualitas Pelayanan ................................................................. 21
a. Pengertian Pelayanan ................................................. 21
b. Dimensi Kualitas Pelayanan ...................................... 21
c. Pengembangan Kualitas Pelayanan ............................ 25
vi
E. Manajerial Pengurus ............................................................... 27
a. Pengertian Pengurus ................................................... 27
b. Tugas dan Kewajiban Pengurus ................................. 28
c. Wewenang Pengurus .................................................. 29
d. Tanggung jawab Pengurus Koperasi .......................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI SELAPA POLRI
A. Sejarah berdirinya Primkoppol .............................................. 30
B. Usaha-usaha yang dilakukan Koperasi Primkoppol .............. 31
C. Keanggotaan Koperasi ........................................................... 31
D. Struktur Organisasi ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN TERHADAP KOPERASI SELAPA
POLRI PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN
A. Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota .......................................................... 35
B. Pembahasan ............................................................................ 37
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 38
B. Saran-saran ............................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian.
Kerjasama ini diadakan karena adanya kerjasama jenis kebutuhan hidup mereka.
Kebutuhan yang berhubungan dalam perusahaan ataupun universitas, sekolah.
Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung
terus. Oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai kerjasama.1
Keberhasilan koperasi dalam pencapaian tujuannya tergantung dari
aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan kerjasama,
memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dari garis kebijakan
yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian usaha meningkatkan taraf
hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.2
Bagi koperasi asas gotong royong berarti bahwa pada koperasi terdapat
semangat kerjasama dan tanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri
melainkan untuk kepentingan bersama. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya
kesadaran untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk
semua, dibawah pimpinan pengurus serta pokok melaksanakan pendidikan jabatan
guna membentuk perwira polri yang mempunyai kecakapan, kemampuan dan
1 Panji Anoraga, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta : PT. Asah
Mahasatya, 2003). Cet ke-4, h. 1 2 Ibid, … h. 163.
2
keterampilan untuk memimpin dan membina calon organisasi yang setingkat
dengan komando resort kepolisian. 3
Selain tugas tersebut diatas koperasi selapa polri Pondok Pinang juga
merupakan suatu wahana dalam memberikan peluang kepada seluruh dosen dan
karyawan untuk menanamkan modal dikoperasi (menjadi anggota koperasi). Hal
ini sangat menarik jika kita telaah karena dengan jumlah anggota yang sangat
banyak akan memberikan modal usaha yang sangat besar yang mempunyai
peluang untuk mensejahterakan anggotanya. Dari latar belakang inilah penulis
akan membuat sebuah penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul :
“ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN ANGGOTA PADA KOPERASI SELAPA POLRI
PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN”.
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
Penulis menyadari begitu luasnya pembahasan mengenai koperasi, oleh
karena itu penulis membatasi pada Analisi Manajemen Koperasi Selapa Polri
Pondok Pinang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis melakukan perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana manajemen koperasi selapa polri dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota?
2. Bagaimana analisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan
koperasi dalam mensejahterakan anggota?
3 Panji Anoraga, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta : PT. Asah
Mahasatya, 2003). Cet ke-4, h. 6
3
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuanm dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui manajemen koperasi selapa polri dalam
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota terhadap koperasi dalam
mensejahterakan anggota.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Untuk menambah keilmuan dan wawasan bagi penulis dan pengetahuan
penulis dalam masalah ini, disamping itu sebagai perbandingan antara
teori yang diajarkan di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di
lembaga bersangkutan.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak koperasi selapa polri
dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
c. Dapat menambah keilmuan baru dalam perkoperasian bagi para
mahasiswa.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Pernelitian
Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam
pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab pertanyaan
yang diselidiki. Pada penulisan skripsi ini digunakan pendekatan penelitian
4
kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dari orang atau prilaku yang diamati.4
Jadi penelitian ini untuk memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau
karakteristik dari objek yang diteliti, untuk mengetahui tentang gambaran
Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Anggotanya.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikantor Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang.
Adapun waktunya adalah dari bulan agustus sampai selesai.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunkan sumber data yaitu :
a. Data premier adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
informan berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, angket dan
dokumentasi.
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang
terdapat dalam buku-buku, internet, dan literlatur yang berhubungan
dengan judul penulisan skripsi ini.
4. Subjek dan Objek penelitian
Subjek penelitian yang merupakan orang yang dapat memberikan
informasi dalam penelitian ini adalah kantor Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang
dan yang menjadi objeknya adalah anggota koperasi.
4 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2006). Cet ke-22, hal-3.
5
6. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan
komunikasi tatap muka (face to face) antara peneliti dan sumber penelitian atau
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.5 Dalam
hal ini peneliti mengadakan wawancara secara mendalam guna mendapatkan
informasi secara objektif. Wawancara tersebut dilakukan dengan informan
diantaranya wawancara langsung dengan pegawai atau staf koperasi selapa polri
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah mengumpulkan data-data atau arsip-arsip tertulis
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, internet, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti dan kemudian akan
dianalisis atau diteliti lebih lanjut. Studi dokumentasi ini lebih mengedepankan
aspek bagaimana etika dalam mendapatkan hasil penelitian yang mudah tapi
mempunyai nilai yang tinggi dan hasil yang maksimal.
d. Tehnik Olah Data
Semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan
metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena
peneliti menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis yang berdasarkan
pernyataan keadaan dan ukuran kualitas (bersifat non statistik) yaitu cara
melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran dan
5 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya
2006). Cet ke-22 hal. 186.
6
mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa
adanya.
Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan sesudah
pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi yang
berkenaan dengan bentuk dan pelaksanaan koperasi selapa polri Pondok Pinang. .
E. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN Meliputi : Latar belakang masalah, Pembatasan dan
perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Metode
penelitian, dan Sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS Meliputi : Pengertian koperasi, Keanggotaan
koperasi, Tujuan koperasi, Ciri-ciri koperasi, Prinsip-prinsip koperasi,
Partisipasi anggota dalam koperasi, Manajemen koperasi, Pengertian
pelayanan, Dimensi kualitas pelayanan, Pengembangan kualitas
pelayanan, Pengertian pengurus, Tugas dan kewajiban pengurus,
Wewenang pengurus, Dan tanggung jawab pengurus koperasi.
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI SELAPA POLRI Meliputi :
sejarah berdirinya primkoppol, usaha-usaha yang dilakukan koperasi
primkoppol, keanggotaan koperasi, struktur organisasi koperasi.
BAB IV DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Meliputi : Hasil
deskriptif karakteristik responden, Hasil uji instrument penelitian,
Hasil uji validitas, Hasil uji reliabilitas, Hasil uji analisis data, Hasil uji
koefisien determinasi, Hasil uji dan pembahasan.
BAB V PENUTUP Meliputi : Kesimpulan dan Saran-saran
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” (mengurus) pokok dari
managemen tidak lain adalah pengurus suatu usaha, mengurus, mengatur,
membimbing, memimpin agar tujuan suatu usaha itu tercapai seperti yang
dikehendaki. Suatu proses kegiatan dari pada seorang pemimpin (Manager) yang
harus dilakukan dengan menggunakan sumber tenaga kerja, serta dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-
tepatnya.6
Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer “Managemen berarti proses
pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.” 7
Sedangkan dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris
dari kata “to manage” yang sinonimnya antara lain “to hand” yang berarti
mengurus, “to control“ yang berarti memeriksa atau mengawasi, “to guide” yang
berarti menuntun atau mengemudikan, jadi apabila dilihat dari sisi terminology
maka manajemen adalah mengurus, memeriksa, menganalisa, pengendalian,
mengemudikan, dan membimbing. 8
6 Ida Indarwati, Pengantar Manajemen dan Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
1998), h. 1. 7 Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta :
Moderen English, 1991), h. 923. 8 John, M. Fichlos, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta :PT. Gramedia, 1095), h. 375.
8
Manajemen berasal dari bahasa latin kata manus yang berarti tangan dan
agere yang berarti berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
mangere yang berarti menangani, managere diterjemkan kedalam bahasa inggris
dalam bentuk kata kerja “to manage” untuk orang yang melakukan kegiatan
manajemen akhirnya managemen diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
menjadi manajemen atau pengelolaan.9
Sedangkan pengertian manajemen menurut M. Manullang terkandung
pada tiga arti, yaitu : pertama manajemen suatu proses, kedua manajemen sebagai
kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen, ketiga manajemen
sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.10
Buchari Zaini mengemukakan definisi manajemen yaitu “Penggunaan
secara efektif sumber-sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Zaini
Muchtarom “Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur penggunaan sumber
daya bagi tercapainya tujuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan.11
B. Pengertian Koperasi
Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, pengertian
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
9 Rahmayanti Tihan, “Pengantar Administrasi Dan Manajemen”. http://rachmayantitihan-
amma.blogspot.com/. Diakses pada 11 April 2009. 10
M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia 1996), ke 5, h. 2 11
Buchari Zaini, Organisasi Dan Manajemen, (Jakarta : Balai Aksara, 1980), cet, ke 2, h.
14
9
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau
badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota,
dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan para anggotanya.12
Koperasi pegawai kepolisian Selapa Polri adalah koperasi golongan
konsumen yang didirikan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi para
anggota (keluarga anggota koperasi sebagai konsumen). Koperasi Selapa Polri
adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi
yang anggotanya di lingkungan tertentu (anggota kepolisian) yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya.
Dilihat dari lapangan usahanya, koperasi Selapa Polri adalah koperasi
golongan konsumen yang berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dalam
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dilihat dari jenisnya, koperasi
Selapa Polri termasuk jenis atau golongan koperasi fungsional dimana anggotanya
mempunyai kesamaan profesi dan kepentingan yaitu sebagai anggota kepolisian.
1. Keanggotaan Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung
secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan
budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara
demokratis. 13
12
Arifinal Chaniago, Perkoperasian Indonesia, Bandung : Angkasa Bandung, 1984
, h. 1 13
Hendrojogi, Azas-azas, Teori Dan Praktik Koperasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998, h. 25.
10
Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam
organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi dapat berdiri,
apalagi pelaksanaan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi
adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut memiliki
hak dan kewajiban.
Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan
keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukan
sebagai pemilik, anggota koperasi adalah pemodal koperasi dan karena itu harus
memberikan kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan
dalam anggaran dasar rumah tangga atau keputusan rapat anggota.
Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari koperasi
harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi
pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan
untuk kepentingan anggota sendiri.
2. Tujuan Koperasi
Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggotanya. Koperasi dalam memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-
prinsip ideal tertentu. Oleh sebab itu kegiatan koperasi diharapkan dapat
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih
dari itu, karena perjuangan koperasi biasanya terjalin dalam suatu gerakan tertentu
yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk
pembangunan suatu tatanan perekonomian nasional.
11
Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi mendapatkan
kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya
merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan
sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun bangsa, tetapi juga
dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.
3. Ciri-ciri Koperasi
Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat
memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-
anggotanya, serta warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, koperasi
memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk-bentuk perusahaan
yang lain,. Ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
a. Dilihat dari segi pelakunya
Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang
yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas yang secara
sukarela menyatukan dirinya dalam koperasi, sebagai upaya untuk
memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dengan latar belakang tersebut
dapat disaksikan bahwa koperasi pada dasarnya adalah suatu bentuk
perusahaan alternative yang didirikan oleh warga masyarakat golongan
ekonomi lemah dan karena keterbatasan ekonomi tersebut tidak mampu
melibatkan diri dalam kerjasama ekonomi melalui bentuk-bentuk
perusahaan selain koperasi. Walaupun demikian, tidak dapat diabaikan
bahwa koperasi didirikan juga oleh golongan ekonomi lemah yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas sebagai media untuk menjalin
12
kerjasama ekonomi dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang lebih kuat.
Dengan alasan tersebut koperasi memiliki kecenderungan yang sangat kuat
untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat
lapisan bawah.
b. Dilihat dari segi tujuannya
Koperasi pada dasarnya bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan
dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Anggota
koperasi secara keseluruhan terdiri dari warga kelompok masyarakat yang
berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh
permasalahan ekonomi yang dihadapi para anggotanya.
c. Dilihat dari segi hubungannya dengan negara
Sebagai salah satu perilaku ekonomi, peranan koperasi dalam
perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh system
perekonomian dan sistem politik yang dianut oleh negara yang
bersangkutan. Namun demikian, apabila melihat perkembangan koperasi
dibanyak negara dapat disaksikan bahwa keberadaan koperasi pada
umumnya sangat besar manfa’atnya bagi perkembangan perekonomian
negara-negara tersebut. Oleh karena itu, biasanya koperasi mendapat
perhatian dan dukungan yang lebih oleh pemerintah.
4. Prinsip-prinsip Koperasi
Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
koperasi. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
13
koperasi. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
koperasi. Perkoperasian di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25
tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.14
Koperasi bekerja
berdasarkan beberapa prinsip, prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi
dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi. Prinsip-prinsip dalam koperasi adalah
sebagai berikut :
a. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang
keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia
menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaan tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik,
atau agama.
b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi
demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan
kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih
sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota.
Dalam koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu
anggota satu suara) dikelola secara demokratis.
14
Herdhiana, Upaya untuk mencapai keberhasilan berwirausaha di koperasi, Jurnal info
@koperindo.com, 2004.
14
c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal
mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis.
Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa
terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU
untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti dibawah ini :
1. Mengembangkan koperasi. Caranya dengan membentuk dana
cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan.
2. Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan
transaksi mereka dengan koperasi.
3. Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam rapat
anggota.
d. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan
mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat
perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh
modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap
menjamin adanya upaya : a). pengawasan yang demokratis dari
anggotanya. b). mempertahankan otonomi koperasi.
e. Pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi memberikan pendidikan
dan pelatihan bagi anggota, pengurus, manager, dan karyawan. Tujuannya,
agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan lebih efektif bagi
perkembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada
masyarakat umum, khususnya orang-orang muda dan tokoh-tokoh
masyarakat mengenai hakekat dan manfaat koperasi.
15
f. Kerjasama antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal,
regional dan internasional, maka : a). gerakan koperasi dapat melayani
anggotanya dengan efektif. b). dapat memperkuat gerakan koperasi.
g. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk
pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui
kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.
5. Partisipasi anggota dalam koperasi
Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan
koperasi. Partisipasi ini menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam
pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam
memperoleh manfaat dan partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang
berpartisipasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik anggota seperti umur,
jenis kelamin, status dalam keluarga, pendidikan, penghasilan dan sebagainya.
Selanjutnya bagaimana timbul dan berlangsungnya partisipasi dapat dilihat dari
dasar partisipasinya, bentuk partisipasinya, lingkup partisipasinya maupun efek
dari partisipasi.15
Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada
perkiraan dan kekhawatiran mengenai apa yang sekiranya diinginkan oleh
anggotanya, akan tetapi berdasar pada kebutuhan masing-masing anggota itu
sendiri. Mutu partisipasi tergantung pada interaksi dari ketiga variabel, yaitu
15
Pudjiastuti, Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Percapaian Kemandirian Koperasi,
1992, h. 4
16
anggota dalam pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan terwujud jika ketiga
kesesuaian itu terjalin diantara anggota, program dan organisasi yang ada.16
Dimensi partisipasi anggota terhadap koperasi diuraikan sebagai berikut :
a. Anggota dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota memberikan
kontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam
bentuk kontribusi keuangan dan melalui usaha-usaha pribadinya dan
mengambil bagian didalam penetapan keputusan-keputusan dan proses
pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi.
b. Anggota didalam kedudukannya sebagai pelanggan, memanfaatkan
berbagai pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk menunjang
kepentingan-kepentingan ekonomi mereka sendiri.
Ciri-ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah
sebagai berikut :
1. Selalu menghadiri rapat
2. Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika
dipilih menjadi pengurus.
3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi
anggota dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta
selalu mengikuti perkembangan koperasi.
4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan-segan mengemukakan melalui
pegawai koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain diluar
koperasi.
16
Arifin, Kopeerasi Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan, Menjawab
Tantangan Global Dan Regionalisme Baru , 2000, h. 11
17
5. Selalu berusaha mencari kawan-kawannya untuk menjadi anggota
koperasi.
6. Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar
hutangnya tepat pada waktunya.
Partisipasi anggota merupakan input dalam rangka pengembangan
koperasi, karena mengingat didalam bentuk dan jenis partisipasi anggota selalu
dibarengi dengan keterlibatan mental, fisik, emosional secara nasional dari
anggota dalam mendukung perkembangan koperasi. Oleh karena itu partisipasi
akan menentukan dan mempengaruhi tingkat perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan dari
koperasi, peningkatan modal hendaknya berasal dari anggota bukan dari luar
sebagai memicu koperasi untuk berkembang, modal yang berasal dari anggota
harus jauh lebih besar jumlahnya daripada modal dari luar sehingga keterlibatan
anggota akan menjadi lebih baik. Modal tersebut dapat berupa uang, atau
kesediaan anggota menanggung kewajiban yang dibebankan dari koperasinya.
Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan dengan cara
memberikan sumbangan modal kepada koperasi dengan cara yang adil.
Partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat
diwujudkan jika pelayanan oleh koperasi sesuai dengan kebutuhan daripada
anggotanya. Oleh karena kebutuhan yang berubah-ubah dari para anggotanya
maupun usaha koperasi, dan tantangan lingkungan, maka pelayanan yang
diberikan koperasi pun harus secara terus menerus disesuaikan. Untuk
mewujudkan penyesuaian yang berkelanjutan dari pelayanan tersebut pada
18
kebutuhan anggota, anggota harus mampu dan mau untuk mempengaruhi dan
mengontrol manajemen.
B. Manajemen Koperasi
Dalam jurnal ilmiah manajemen dan bisnis, koperasi merupakan lembaga
yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah
lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang
dikenal dengan manajemen. Demikian pula dalam badan usaha koperasi,
manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang
diharapkan.
Menurut Prof. Ewell Paul Roy dalam jurnal Manajemen dan Bisnis
mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan empat unsur, yaitu : anggota,
pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan
kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang
tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota
pelanggan.17
Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada
manajemen partisipatif yang didalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan,
sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan kepengurusan
usaha ataupun yang diluar kepengurusan atau anggota biasa, memiliki rasa
tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi. 18
17
Hendrojogi, Azas-azas, Teori Dan Praktik Koperasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998, h. 43. 18
Panji Anoraga, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta : PT. Asah
Mahasatya, 2003). Cet ke-4, h. 56
19
Manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang
yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen
koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu anggota, pengurus dan
karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang
sepintas adalah sama, yaitu : rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Untuk itu,
hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur
pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada
hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk
mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi control sehari-hari terhadap
jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.
Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi
tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang
proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan
keputusan. Istilah satu orang satu suara sudah mendarah daging adalah organisasi
koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien,
kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya
manajemen, manajemen koperasi menurut gaya partisipatif, dimana posisi
anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam
mengendalikan manajemen perusahaannya.
Badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang
dianut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu : rapat anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola. Telah diuraikan sebelumnya bahwa watak manajemen
20
koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang
partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen
koperasi. Terdapat pembagian tugas pada masing-masing unsur. Demikian pula
setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan yang berbeda, kendatipun
masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama. Adapun lingkup
keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut:
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan
kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.
Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada
forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali
setahun.
2. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Dengan
demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat
Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang
ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan
strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
3. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. Pengawas dipilih
dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam struktur
organisasi koperasi, posisi pengawas dan pengurus adalah sama.
4. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh
pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha.
21
Hubungan pengelola usaha dengan pengurus koperasi adalah hubungan
kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.
C. Kualitas Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan dalam proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain, oleh karena itu pelayanan
merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan. 19
Menurut Olsen dan Wyekoff kualitas pelayanan merupakan suatu
perbandingan antara harapan pemakai jasa dengan kinerja kualitas jasa pelayanan.
Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan
yaitu harapan dan kinerja yang dirasakan karyawannya.20
2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman, bahwa terdapat lima dimensi kualitas pelayanan
yaitu sebagai beikut:21
a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu organisasi dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik organisasi dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi
19
Moenir , Manajemen Pelayana Umum, Bandung : Bina Aksara, 1995, h . 27 20
Yamit Zulian, Manajemen Produksi Dan Koperasi, Yogyakarta : Ekonisia, 2001, h. 22 21
Leonard L. Berry dan Parasuraman, Delivering Quality , New York : The Free Press,
1998, h. 77.
22
jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung), perlengkapan dan peralatan
yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
b. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan organisasi (perusahaan)
untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus disesuaikan dengan pelanggan yang berarti
ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan sikap simpatik.
c. Responsiveness, atau tanggapan yaitu kemampuan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu
tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif
dalam kualitas pelayanan.
d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan pegawai untuk menumbuhkan rasa
percaya para pelanggan perusahaan (organisasi). Dimana jaminan ini
terdiri dari beberapa komponen antara lain: komunikasi, keamanan,
kompetensi, dan sopan santun.
e. Empaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau bersifat pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan
(organisasi) diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memahami kebutuhan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
23
Menurut Moenir, banyak kemungkinan tidak adanya layanan yang
memadai antara lain:22
a. Tidak atau kurang adanya kesadaran terhadap tugas atau kewajiban
yang menjadi tanggung jawabnya. Akibatnya mereka bekerja dan
melayani seenaknya.
b. Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada tidak memadai sehingga
mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan dan
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
c. Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi, sehingga terjadi
simpang siur penanganan tugas, tumpang tindih atau tercecernya suatu
tugas tidak ada yang menangani.
d. Pendapatan pegawai tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Akibatnya
pegawai tidak tenang dalam bekerja, berusaha mencari tambahan
pendapatan dalam jam kerja.
e. Kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang
dibebankan kepadanya. Akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
f. Tidak tersedianya sarana pelayanan yang memadai, yang
mengakibatkan pekerjaan menjadi lamban, waktu banyak yang hutang
dan penyelesaian masalah terlambat.
Dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang telah dikemukakan di
atas, harus dilaksanakan dengan baik. Apabila tidak hal tersebut
22
Moenir , Manajemen Pelayana Umum, Bandung : Bina Aksara, 1995, h . 40
24
menimbulkan kesenjangan antara organisasi (perusahaan) dan pelanggan
karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Menurut
Rambat Lupiyoadi,ada lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan adanya
perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan sebagai berikut:23
a. Gap Persepsi Manajemen
Yaitu adanya perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna
jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.
b. Gap Spesifikasi Kualitas
Yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan
pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara
lain karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas
jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya standarisasi
tugas dan tidak adanya penyusunan tujuan.
c. Gap Penyampaian Pelayanan
Yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas dan penyampaian jasa.
Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Ambisius peran, yaitu sejauh mana pegawai dapat melakukan tugas
sesuai dengan harapan pelanggan.
2) Konflik peran, yaitu sejauh mana pegawai meyakini bahwa mereka
tidak memuaskan semua pihak.
3) Kesesuaian pegawai dengan tugas yang harus dikerjakannya.
23
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat, 2001,
hal.150.
25
4) Kesesuaian teknologi yang digunakan pegawai.
5) Sistem pengendalian atasan, yaitu tidak memadainya sistem
penilaian dari sistem imbalan.
6) Perceived control yaitu sejauh mana pegawai merasakan
kebebasan atau fleksibilitas untuk menentukan cara pelayanan.
7) Team work yaitu sejauh mana pegawai dan manajemen
merumuskan tujuan bersama di dalam memuaskan pelanggan
secara bersama-sama dan terpadu.
d. Gap Komunikasi
Yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Kesenjangan ini terjadi karena tidak memadainya komunikasi
horizontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang
berlebihan. Dalam hal ini komunikasi eksternal telah mendistorsi
harapan pelanggan.
e. Gap dalam Pelayanan yang Dirasakan
Adalah perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dan yang
diharapkan oleh pelanggan.
3. Pengembangan Kualitas Pelayanan
Salah satu konsep yang dimiliki kaitan erat dan berdampak
langsung terhadap keberhasilan pendekatan kualitas pelayanan adalah
sistem komputer. Dalam usaha meningkatkan pelayanan, tiap organisasi
haruslah memperhatikan dan mendengarkan pendapat yang dikeluarkan
oleh pelanggan mengenai jasanya. Dalam mengembangkan kualitas
26
pelayanan yang efektif melalui sistem informasi, ada lima petunjuk yang
perlu dilakukan, yaitu:24
a. Mengukur besarnya harapan pelanggan atas pelayanan. Perusahaan
atau suatu organisasi harus dapat mengukur besarnya harapan yang
muncul atas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
b. Menentukan di mana titik berat kualitas informasi. Perusahaan atau
organisasi harus mampu menetapkan titik berat kualitas informasi yang
ingin dicapai. Penitikberatan kualitas informasi pada proses keputusan
pihak manajemen yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan yang
diharapkan.
c. Mengetahui saran pelanggan. Perusahaan atau organisasi dituntut
untuk dapat mendengarkan dan memahami saran pelanggan mengenai
produk atau jasanya.
d. Menghubungkan kinerja pelayanan dan output yang dihasilkan oleh
perusahaan. Organisasi diharapkan mampu mengkaitkan kinerja
pelayanan dengan tujuan organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa koperasi harus mampu member
alternatif rasional bagi pelanggannya (anggota) melalui berbagai kebijakan
insentif usaha maupun perbaikan dalam teknis pelayanan pelanggan.
Sehingga indikator yang digunakan pada variabel kualitas pelayanan ini
adalah:
1) Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan.
24
Leonard L. Berry dan Parasuraman. Delivering ……………. Hal. 80.
27
2) Kesesuaian dalam hasil pelayanan yang diberikan.
3) Pemberian fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang.
D. Manajerial Pengurus
1. Pengertian Pengurus
Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan, mereka
adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu faktor yang
menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi. Pengurus koperasi adalah pemegang
kuasa Rapat Anggota untuk mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh
melakukan segala macam kreasi manajemen yang tidak keluar dari koridor
keputusan Rapat Anggota.
Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri dengan
pertanggungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang terdiri atas beberapa
anggota pengurus. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pengelola
koperasi baik itu pengurus ataupun manajer yaitu tentang kemampuan menjadi
seorang wirausaha koperasi yang handal yaitu dengan memiliki sifat-sifat
wirausaha yang disikapi dengan baik dan benar.
Dalam berwirausaha dituntut memiliki ketrampilan dan kemampuan
manajerial. Ketrampilan manajerial adalah dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen yang meliputi antara lain:
a) Perencanaan (planning)
b) Kepemimpinan (leadership)
c) Pengorganisasian (organizing)
28
d) Pengendalian (controlling)
Sedangkan kemampuan manajerial meliputi kemampuan teknis,
kemampuan personal, dan kemampuan emosional. Mengingat peran dan
fungsi seorang manajer dalam aspek memproduksi, menerapkan,
memperbaharui, dan sistem mengintegrasi maka harus di tuntut memiliki
ketrampilan manajerial. Paling tidak seorang manajer harus menguasai
ketrampilan yang bersifat:
1) Ketrampilan konseptual
2) Ketrampilan hubungan antar manusia
3) Ketrampilan teknis.
2. Tugas dan Kewajiban Pengurus
Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk
melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:
a) Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan program kerja.
b) Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban.
c) Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuangan
dan inventaris.
d) Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan administrasi.
e) Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan Rapat Anggota.
29
3. Wewenang Pengurus
a) Pengurus berwenang mewakili koperasi di dalam dan di luar koperasi.
b) Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk
kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.
c) Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian
anggota sesuai ketentuan Rapat Anggota.
4. Tanggung Jawab Pengurus Koperasi
Pengurus koperasi bertanggungjawab atas segala upaya yang berhubungan
dengan tugas kewajiban, dan wewenangnya. Dapat disimpulkan bahwa
peningkatan kemampuan pengurus koperasi merupakan hal yang perlu dilakukan
dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi. Perubahan yang terjadi dalam
perekonomian nasional harus diimbangi dengan kemampuan pengelola koperasi
dalam mencari, menemukan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Untuk
mewujudkan semua itu, maka perlu dilakukan upaya-upaya yang nyata dan yang
tepat untuk menjadi seorang wirausaha koperasi yang sukses. Sehingga indikator
yang digunakan pada variabel kemampuan manajerial pengurus adalah:
a) Kemampuan mengelola dan memanfaatkan dana.
b) Kemampuan membangun komunikasi dengan anggota.
c) Kemampuan mengkoordinasi anggota dan melaksanakan program
kerja.
30
BAB III
GAMBARAN UMUM KOPERASI SELAPA POLRI PONDOK PINANG
A. Sejarah Berdirinya Primkoppol
Koperasi Selapa Polri disahkan oleh badan hukum Departemen
Perdagangan dan Koperasi Kantor Wilayah Koperasi Daerah khusus Ibu Kota
Jakarta pada tanggal 23 Oktober 1978 yang bertempat di Sekolah Komando
Umum Polri di Jakarta, jalan Ciputat Raya Pasar Jum’at No. 40, Kelurahan
Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perkumpulan
koperasi ini bernama Koperasi Primer Anggota Kepolisisan Sekolah Komando
Umum Polri (Primkoppol) Amanah Selapa Polri. Koperasi ini mempunyai akte
notaris dengan tanggal 30 Juli 1979 dengan nomor 1299/ B.H/I.
Koperasi Primkoppol Amanah Selapa Polri ini bertujuan untuk
membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi sosial, Koperasi Primkoppol berperan secara aktif dalam upaya
mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ketahanan perekonomian nasional
dan koperasi sebagai soko gurunya, serta berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
31
B. Usaha-usaha yang dilakukan Koperasi Primkoppol
Untuk mencapai tujuan mensejahterakan anggota koperasi
menyelenggarakan usaha sebagai berikut :
1. Simpan pinjam untuk anggota
2. Menyediakan atau mengadakan barang-barang kebutuhan anggota baik
barang primer maupun sekunder.
3. Jasa salon kecantikan
4. Jasa transportasi atau penjualan tiket
5. Menyediakan perlengkapan kantor atau alat tulis kantor
6. Melayani jasa pemeliharaan
7. Rental dan penjualan computer, warung internet (warnet)
8. Fotocopy dan penjilidan
9. Kantin atau Catring
10. Melayani jasa pembersih (Cleaning Service dan laundry)
11. Kerjasama antar koperasi dengan pihak lain perusahaan swasta. Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dalam bidang usaha permodalan yang saling
menguntungkan.
C. Keanggotaan Koperasi
Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa, keanggotaan
juga tidak dapat dipindah tangankan, dan yang dapat diterima menjadi anggota
koperasi ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memenuhi syarat
sebagai berikut :
32
1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum
(dewasa, tidak dalam perwalian dan sebagainya).
2. Bertempat tinggal di daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
3. Mata pencarian anggota Kepolisisan Republik Indonesia (POLRI),
Pegawai Negri Sipil (PNS) di lingkungan Sekolah Lanjut Perwira Polri
(Selapa Polri)
4. Telah menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk melunasi
simpanan pokok dan simpanan wajib.
5. Telah menyetujui anggaran dasar dan peraturan-peraturan
perekonomian yang berlaku.
Selain syarat keanggotaan diatas, setiap anggota koperasi juga
memiliki kewajiban dan hak sebagai berikut :
a. Kewajiban
- Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan-
keputusan rapat anggota.
- Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya
yang diputuskan oleh rapat anggota.
- Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi
- Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas
kekeluargaan.
33
b. Hak
- Menghindari, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam
rapat anggota
- Memilih dan dipilih menjadi anggota, pengurus dan pengawas
- Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus diluar rapat
anggota baik diminta maupun tidak diminta
- Meminta keterangan mengenai perkembangan koperasi
- Mendapat bagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan jasa usaha
masing-masing anggota terhadap koperasi
D. Struktur Organisasi
Organisasi koperasi Primkoppol “Amanah” yang telah terbentuk
memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi Primkoppol “Amanah” diantaranya
mengenai bagan struktur organisasi yang relevan, dan fungsi organisasi koperasi.
Bagan struktur organisasi koperasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan
organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas
maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.
Landasan pembuatan struktur organisasi koperasi Primkoppol “Amanah”
adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi
3. Keputusan Rapat
34
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Koperasi Primkoppol “Amanah”
Rapat Anggota
Ketua Pengawas
Kompol I Nyoman Tika, S.Ag, S.H
Ketua
AKBP H. Ateng Priyatna
Manager
Prajitno
KA Unit Toko
Iptu Sri Harmini KA Unit TSP
Penata Christina S.
KA Unit Balai
Penata Suyitno KA Unit SKC
AKBP. Dra. Ni Wayan Roheni
KA Unit Jasa
Brigadir Sunaryo
ANGGOTA
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN TERHADAP KOPERASI SELAPA POLRI
PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN
A. Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Anggota
Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian
nasional, karena tujuan dari koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Anggota koperasi pada umumnya terdiri dari pengusaha golongan
kecil yang memiliki banyak kelemahan baik dalam segi modal, teknologi dan
informasi pasar. Salah satu koperasi di Jakarta Selatan adalah Koperasi Selapa
Polri yang keanggotaannya bersifat sukarela, koperasi Selapa Polri berperan
penting dalam mensejahterakan anggotanya.
Responden dalam penelitian ini adalah anggota kepolisian yang bekerja di
Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan. Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitiian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan
lama bekerja pada instansi kepolisian.
1. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria
Wanita
Total
22
58
80
27.5
72.5
100.0
27.5
72.5
100.0
27.5
100.0
36
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sekitar 58 orang atau 72.5 %
responden didominasi oleh jenis kelamin wanita, sedangkan sisanya sebesar
22 atau 27.5 % responden berjenis kelamin pria.
2. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 – 30 Tahun
31 – 40 Tahun
41 – 50 Tahun
Total
56
13
11
80
70.0
16.2
13.8
100.0
70.0
16.2
13.8
100.0
70.0
86.2
100.0
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa anggota polisi yang memiliki usia 20-
30 tahun sebanyak 56 orang responden polisi, sebanyak 13 orang responden polisi
berusia kisaran 31-40 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 11 orang responden
polisi berusia kisaran 41-50 tahun.
3. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 Tahun
1-5 Tahun
> 5 Tahun
Total
12
40
28
80
15.0
50.0
35.0
100.0
15.0
50.0
35.0
100.0
15.0
65.0
100.0
Sumber: Data primer diolah pada tahun 2012
37
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa polisi yang memiliki masa
bekerja berkisar antara 1-5 tahun sebanyak 40 orang responden polisi, dan yang
memiliki masa bekerja sebagai polisi lebih dari 5 tahun berjumlah 28 orang
responden polisi, sedangkan sisanya sebanyak 12 orang responden polisi memiliki
masa bekerja sebagai polisis kurang dari 1 tahun.25
B. Pembahasan
Kepemimpinan merupakan yang harus dimiliki oleh seorang pengelola.
Data empiris menyatakan sikap ini masih tergolong rendah dikalangan pengelola
terutama koperasi. Tanpa sikap ini, pengelola tidak lebih dari karyawan biasa
yang menggantungkan hidup dari koperasi. Terakhir adalah kemampuan
manajerial yang berhubungan dengan kebersediaan dan ketersediaan pengelola
untuk melaksanakan fungsi manajemen secara proporsional dan professional
sehingga apa yang dikerjakan merupakan hasil kerja yang terurut dan terukur.
Permasalahan yang muncul dari segi pelayanan pada konsumen baik
pelayanan produk atau jasa adalah bagaimana memberikan pelayanan yang
berkualitas dan memuaskan mengingat setiap koperasi memiliki karakteristik atau
keunggulan tersendiri dari segi produk dan jasanya. Tingkat kualitas pelayanan
tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang sebuah koperasi tetapi harus dinilai
berdasarkan sudut pandang penilaian pelanggan. Karena itu, dalam merumuskan
strategi dan program pelayanan, koperasi harus berorientasi pada kepentingan
pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
25
Sumber: Data primer diolah pada tahun 2012
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab
terdahulu, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
“Adanya pengaruh signifikan antara kemampuan manajerial pengurus
terhadap kualitas pelayanan anggota Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang
Jakarta Selatan.”
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Pengurus Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan dapat
meningkatkan kemampuan manajerial pengurus dalam mengelola
koperasi. Pengurus sebagai pengelola koperasi harus mampu
memberikan dorongan agar dapat menarik anggota untuk ikut serta
dalam pengembangan Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta
Selatan. hal ini dilakukan agar kemampuan manajerial pengurus
meningkat yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan
anggota Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan.
2. Untuk mempertahankan kualitas pelayanan yang memuaskan kepada
anggota, maka Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan
39
sebaiknya lebih memperhatikan terhadap kinerja pengurus dan
karyawan dalam memenuhi pelayanan melalui ketanggapan dalam
melayani anggota dengan cepat dan tepat serta mempermudah
prosedur peminjaman kredit dalam usaha simpan pinjam.
40
DAFTAR PUSTAKA
Ana Rohana. Pengaruh Kemampuan Managerial Pengurus dan Kualitas
Pelayanan Koperasi Terhadap Loyalitas Anggota Pada Koperasi
Simpan Pinjam di Jawa Tengah. Skripsi Semarang: Fakultas Ekonomi
UNNES, 2009.
Arifmal Chaniago. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung, 1984.
Arifin. Koperasi Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan: Menjawab
Tantangan Global Dan Regionalisme Baru. 2000. hal. 11.
http://www.ekonomirakyat.org/jurnal. dikses 27 Desember 2011.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
BP UNDIP, 2005.
Hendrojogi. Azas-azas, Teori dan Praktek Koperasi. Jakarta: PT. Raja Grafmdo
Persada, 1998.
Herdhiana, Upaya untuk mencapai keberhasilan berwirausaha di koperasi. Jurnal
[email protected], 2004.
Leonard L. Berry dan Parasuraman. Delivering Quality. New York: The Free
Press, 1998.
Moenir. Manajemen Pelayanan Umum. Bandung: Bina Aksara, 1995.
Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta,
1992.
Pudjiastuti. Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Pencapaian Kemandirian
Koperasi. 1992. hal, 4. http://www.educare.e-fkipunla.net/jurnal diakses
27 Desember 2011.
Rambat Lupiyoadi. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Riduwan dan Engkos Ahmad. Cam Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.
Bandung: Cetakan 1 Januari. Alfabeta, 2007.
Sugiyono. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2003.
41
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
RinekaCipta, 1993.
Sutrisno Hadi. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
2000.
Yamit Zulian. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2001.