analisis laporan keuangan untuk memprediksi …/analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat...

139
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengeluarkan Obligasi) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : SESILIA DIAN KRISMAWATI NIM.F0205136 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vanphuc

Post on 07-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengeluarkan Obligasi)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SESILIA DIAN KRISMAWATI

NIM.F0205136

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di
Page 3: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di
Page 4: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

MOTTO

Ora Et Labora. Bekerja dan Berdoa

There can be miracles, when you believe

Though hope is frail, it’s hard to kill

Who knows what miracles, You can achieve

When you believe, some how you will,

You will when you believe (Mariah Carey)

Orang yang berhasil di dunia ini adalah orang yang bangkit dan mencari

keadaan yang mereka inginkan dan kalau mereka tidak menemukannya,

mereka akan menciptakannya (George Bernad Shaw)

Page 5: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk

- Almamater

- Ayah dan Ibu tercinta

- Mbak Heny dan Mas Redy

- Mas Cahyo, dan

- Sahabat-sahabatku di FE UNS’05

Page 6: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan, berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Analisis Laporan Keuangan untuk Memprediksi Tingkat

Kebangkrutan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini

disusun guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan, dorongan serta sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih

kepada

1. Prof. Dr Bambang Sutopo, M.Com., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Bapak Reza

Rahardian, SE, MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.

3. Drs. Harmadi, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan pengarahan, bantuan, saran, kesabaran dan waktunya selama

proses penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Anastasia Riani S, MSi., selaku Pembimbing Akademik.

5. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

6. Teman-teman manajemen 2005, terima kasih atas persahabatannya.

Page 7: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

7. Kepada semua pihak yang belum tertulis yang telah membantu penulis selama

masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada Gading yang Tak Retak, penulis juga menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu segala

saran dan kritik selalu diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan kedepan.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa skripsi

ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 13 Mei 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………..v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………...xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xiii

ABSTRAK………………………………………………………………………xiv

BAB

I. PENDAHULUAN………………………………………………………….,...1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….5

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...6

II. TELAAH PUSTAKA

A. Pengertian Obligasi.……………………………………………………….6

B. Pengertian Laporan Keuangan…………………………………………….7

Page 9: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

C. Analisis Laporan Keuangan dan Tujuannya………………………………7

D. Rasio-Rasio Keuangan dalam Analisis Laporan Keuangan……………….9

E. Pengertian Kebangkrutan………………………………………………...17

F. Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan………………………………….19

G. Analisis Tingkat Kebangkrutan…………………………………………..23

H. Penelitian Terdahulu……………………………………………………..27

I. Kerangka Teoritis………………………………………………………...29

J. Hipotesis………………………………………………………………….31

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian…………………………………………………………32

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling………………………………….32

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data…………………………...32

D. Metode Analisis Data…………………………………………………….33

IV. ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data……………………………………………………………39

B. Pengujian Data…………………………………………………………...44

C. Interpretasi Hasil…………………………………………………………72

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan………………………………………………………………80

B. Keterbatasan……………………………………………………………..82

C. Saran……………………………………………………………………..83

Page 10: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………84

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR………………………………………………………………....Halaman

II.1. Kerangka Teoritis………………………………………………………...29

IV.1 Uji Heterokedastisitas……………………………………………………51

Page 12: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

VI.1. Sampel Penelitian………………………………………………………...40

VI.2. Descriptive Statistic……………………………………………………...41

VI.3. Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data……………………………..45

VI.4. Uji Normalitas Setelah Transformasi Data………………………………46

VI.5. Uji Multikolinearitas Sebelum Variable Removed....................................47

VI.6. Uji Multikolinearitas Setelah Variable Removed………………………..48

VI.7. Uji Autokorelasi………………………………………………………….49

VI.8. Regresi dan Uji Hipotesis………………………………………………...53

VI.9. Nilai Variabel Altman Z-Score Tahun 2003-2007……………………….58

VI.10. Test of Equality of Group Means………………………………………...63

VI.11. Log Determinants 1.……………………………………………………...64

VI.12. Test Results 1.…………………………………………………………….64

VI.13. Log Determinants 2………………………………………………………65

VI.14. Test Results 2.…………………………………………………………….65

VI.15. Variables in the Analysis…………………………………………………66

VI.16. Eigenvalues………………………………………………………………67

VI.17. Wilks’ Lambda…………………………………………………………...67

VI.18. Standardized Canonical Discriminants Function Coefficients…………..68

VI.19. Canonical Discriminant Function Coefficients………………………….68

VI.20. Functions at Group Centroids…………………………………………...69

VI.21. Classification Result……………………………………………………..70

Page 13: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

VI.22. Hasil Pengelompokkan Perusahaan...........................................................71

Page 14: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Nilai Variabel Altman Z-Score (Y) Tahun 2003-2007

Lampiran II Nilai Variabel WC/TA (X1) Tahun 2003-2007

Lampiran III Nilai Variabel RE/TA (X2) Tahun 2003-2007

Lampiran IV Nilai Variabel EBIT/TA (X3) Tahun 2003-2007

Lampiran V Nilai Variabel MVE/TL (X4) Tahun 2003-2007

Lampiran VI Nilai Variabel S/TA (X5) Tahun 2003-2007

Lampiran VII Nilai Variabel CR (X6) Tahun 2003-2007

Lampiran VIII Nilai Variabel QR (X7) Tahun 2003-2007

Lampiran IX Nilai Variabel Rata-Rata Umur Piutang (X8) Tahun 2003-2007

Lampiran X Nilai Variabel Rata-Rata Umur Persediaan (X9) Tahun 2003-

2007

Lampiran XI Nilai Variabel Rasio Perputaran Aktiva Tetap (X10) Tahun 2003-

2007

Lampiran XII Nilai Variabel Rasio Total Hutang (X11) Tahun 2003-2007

Lampiran XIII Nilai Variabel TIER (X12) Tahun 2003-2007

Lampiran XIV Nilai Variabel PMR (X13) Tahun 2003-2007

Lampiran XV Nilai Variabel ROA (X14) Tahun 2003-2007

Lampiran XVI Nilai Variabel ROE (X15) Tahun 2003-2007

Lampiran XVII Hasil Analisis Regresi Rasio Keuangan Terhadap Tingkat

Kebangkrutan

Lampiran XVIII Analisis Diskriminan

Page 15: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

ABSTRAK

Sesilia Dian Krismawati

F0205136

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengeluarkan Obligasi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mengetahui rasio keuangan yang secara signifikan memiliki pengaruh terhadap tingkat kebangkrutan dan mengetahui rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan.

Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode lima tahun, yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

Analisis data menggunakan Altman Z-Score, regresi linear dan Multiple Discriminant Analysis dengan bantuan SPSS 16. Hasil pengujian menunjukkan perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi tidak hanya mengalami prediksi bangkrut, variabel WC/TA , RE/TA, ln quick ratio dan rata-rata umur persediaan secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kebangkrutan dan terbukti ada dua rasio keuangan yang dapat memprediksi tingkat kebangkrutan, yaitu WC/TA dan RE/TA, dengan tingkat akurasi 81,1%.

Kata Kunci : Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, Tingkat Kebangkrutan

Page 16: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modal merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang manajer

dalam suatu perusahaan. Keputusan mengenai permodalan adalah keputusan

penting. Hal itu menyangkut masalah investasi maupun pembiayaan yang

harus dilakukan perusahan untuk dapat tumbuh dan mengembangkan

usahanya. Sumber pendanaan ini dapat berasal dari modal sendiri maupun

dana dari pihak luar perusahaan. Masalah permodalan muncul ketika terdapat

banyak peluang bisnis baru yang menjanjikan prospek keuntungan bagi

perusahaan di satu sisi, sedangkan di sisi lain dana perusahaan yang

bersumber dari modal sendiri terbatas jumlahnya. Untuk mendukung

pertumbuhan perusahaan itulah dimanfaatkan dana dari pihak luar.

Pasar modal merupakan pasar yang menyediakan sumber-sumber

pendanaan dari eksternal perusahaan. Fungsi yang dijalankan pasar modal

melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang memiliki kelebihan modal dan pihak

yang memerlukan modal. Dalam usaha mendapatkan modal tersebut

perusahaan dapat melakukan dengan menerbitkan saham ataupun obligasi.

Saham adalah bukti pemilikan sebagian dari perusahaan. Sedangkan obligasi

merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi

pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Peminjam harus membayar kembali

pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang

sudah disepakati (Jogiyanto, 2003).

Page 17: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

2

Obligasi merupakan salah satu jenis surat berharga yang cukup

penting dalam dunia bisnis. Bagi perusahaan, obligasi merupakan sarana

ekspansi dan sarana untuk memperkuat struktur modal. Di Indonesia

perdagangan obligasi akhir-akhir ini mulai marak dan banyak diminati oleh

para investor baik dari perusahaan swasta publik maupun perorangan. Hal itu

dipicu oleh diterbitkannya obligasi pemerintah (government bond) serta

adanya reksa dana. Menurut Adler Manurung, pengamat reksa dana, dulu

orang tidak bisa membeli government bond jika hanya mempunyai uang

sedikit, tetapi kini dengan adanya reksa dana orang pun dapat membeli

government bond atau dengan membeli reksa dana obligasi pemerintah

(Infobank No. 322 Januari 2006). Salah satu pertimbangan investor memilih

investasi dalam bentuk obligasi adalah volalitas obligasi relatif lebih rendah

dibanding saham, dan obligasi memberi laba yang positif serta income yang

tetap (Esme Faeber dalam Sugeng, 2007).

Pada setiap pengambilan keputusan investasi, investor dihadapkan

pada kondisi ketidakpastian. Hal ini mendorong investor yang rasional untuk

selalu mempertimbangkan resiko yang muncul. Model prediksi kesulitan

(distress prediction models) dapat membantu investor dalam menentukan

sikap terhadap surat-surat berharga (debt securities) yang dikeluarkan oleh

suatu perusahaan, ketika menilai kemungkinan perusahaan mengalami

kesulitan dalam membayar bunga dan hutang pokoknya. Bagi investor yang

melakukan investasi dengan pendekatan aktif, dapat mengembangkan suatu

strategi yang didasarkan pada asumsi bahwa model prediksi kesulitan

keuangan dapat menjadi peringatan awal adanya kesulitan keuangan,

Page 18: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

3

dibandingkan dengan sesuatu yang tersembunyi pada harga surat berharga

yang berlaku (Foster G,1986).

Secara umum masyarakat mengukur keberhasilan perusahaan

berdasarkan pada kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja

manajemen. Kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan

dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Sehingga untuk mengukur

keberhasilan perusahaan dapat menggunakan analisis terhadap laporan

keuangan perusahaan.

Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi masa

depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan

digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang

lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan

mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham dan Houston, 2001).

Analisis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan

penginterpretasian informasi akuntansi. Dengan analisis rasio ini dapat

diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Analisis

rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning

system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan.

Rasio keuangan banyak dipakai oleh berbagai penelitian karena rasio

keuangan terbukti berperan penting dalam evaluasi kinerja keuangan dan

dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat

maupun yang tidak sehat (Chen, 1981).

Atas dasar uraian diatas, peneliti ingin mengidentifikasi rasio-rasio

keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur

Page 19: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

4

yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas , maka dapat dirumuskan masalah

yang diangkat pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana variabel - variabel Altman Z-Score memprediksi tingkat

kebangkrutan perusahaan-perusahaan manufaktur yang mengeluarkan

obligasi di Indonesia?

2. Apakah variabel-variabel rasio keuangan, yaitu working capital/total asset,

retained earning/total asset, EBIT/total asset, market value equity/book

value of total liabilities, sales/total asset, current ratio, quick ratio, rata-

rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran aktiva

tetap, rasio total hutang, times interest earned ratio, profit margin ratio,

return on asset, dan return on equity memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan-perusahaan di Indonesia ?

3. Apakah variabel-variabel rasio keuangan, yaitu working capital/total asset,

retained earning/total asset, EBIT/total asset, market value equity/book

value of total liabilities, sales/total asset, current ratio, quick ratio, rata-

rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran aktiva

tetap, rasio total hutang, times interest earned ratio, profit margin ratio,

return on asset, dan return on equity dapat digunakan untuk memprediksi

kebangkrutan perusahaan-perusahaan di Indonesia ?

Page 20: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui prediksi tingkat kebangkrutan perusahaan-perusahaan

manufaktur yang mengeluarkan obligasi di Indonesia dengan

menggunakan variabel - variabel Altman Z-Score.

2. Mengetahui rasio-rasio keuangan yang memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan-perusahaan

manufaktur yang mengeluarkan obligasi di Indonesia.

3. Mengetahui rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai prediksi

kebangkrutan perusahaan-perusahaan di Indonesia

D. Manfaat Penelitian

1. Menguji kembali dan memperkuat penelitian terdahulu mengenai rasio-

rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai model untuk memprediksi

kebangkrutan perusahaan

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan rasio-rasio keuangan

yang dapat memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan, agar bagi pihak

intern perusahaan dapat mengambil langkah preventif yang tepat.

3. Hasil penelitian ini juga berguna bagi para pemakai informasi laporan

keuangan seperti para pengambil keputusan agar mempertimbangkan

rasio-rasio keuangan dalam berinvestasi

4. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan pembaca mengenai

manfaat rasio-rasio keuangan

Page 21: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

6

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Pengertian Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah panjang yang

dapat dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan

obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan

melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak

pembeli obligasi tersebut .

Menurut Kidwell, Peterson, dan Blackwell (1997: 246) dalam

Sugeng (2007), obligasi adalah salah satu jenis surat berharga dalam bentuk

surat hutang yang diperdagangkan secara terbuka kepada publik (masyarakat),

di mana di dalamnya mengandung unsur:

1. Surat bukti investor memberikan pinjaman kepada emiten selama jangka

waktu tertentu.

2. Menjanjikan pendapatan tetap bagi pemegang (pemilik) obligasi.

3. Menjanjikan pembayaran bunga tetap secara periodik dalam jangka waktu

tertentu.

4. Mengembalikan (membayar) kembali sejumlah dana yang telah

dipinjam pada saat jatuh tempo.

Menurut Husnan (1996) obligasi merupakan surat tanda hutang dan

umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu. Karena itu kalau perusahaan

bangkrut pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditor umum.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001) obligasi adalah kontrak

Page 22: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

7

jangka panjang di mana peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga

dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu, kepada pemegang obligasi.

B. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada

akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca

atau daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah

menjadi kebisaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga

yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (Munawir,2004)

Laporan keuangan (financial statement) merupakan daftar ringkasan

akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan kegiatan operasional

organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan (Sugiyarso,

2006 dalam Haryadi Sarjono).

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan

untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Pentingnya laporan keuangan juga diungkapkan Belkoui bahwa laporan

keuangan merupakan sarana mempertanggung jawabkan apa yang telah

dilakukan manajer atas sumber daya pemilik (Lontoh dan Lindrawati, 2004

dalam Haryadi Sarjono).

C. Analisis Laporan Keuangan dan Tujuannya

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel

atau indikator. Sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar

penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. (Gibson

Page 23: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

8

dan Boyer dalam Sugeng, 2007).

Secara umum masyarakat mengukur keberhasilan perusahaan

berdasarkan pada kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerja

manajemennya. Kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan ini

dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Sehingga untuk mengukur

keberhasilan perusahaan dapat digunakan analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan data yang paling umum tersedia untuk

tujuan tersebut. Setiap metode dan teknik analisis laporan keuangan

mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data agar lebih dapat

dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Analisis Laporan Keuangan (financial statement analysis) terdiri atas

aplikasi alat-alat dan teknik-teknik analitis laporan keuangan dan data relevan

lainnya untuk menggali informasi yang berfaedah. Analisis laporan keuangan

biasanya didasarkan pada laporan keuangan terbitan perusahaan dan informasi

ekonomi lainnya tentang perusahaan dan industrinya. Sumber utama informasi

ini adalah laporan tahunan. Laporan tahunan terdiri dari laporan keuangan

(neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas), serta laporan tahunan lainnya

yang terdiri dari catatan atas laporan keuangan, ringkasan dari metode

akuntansi yang digunakan, pembahasan dan analisis manajemen terhadap

hasil-hasil keuangan, laporan akuntan, data keuangan komparatif untuk

beberapa tahun (Rindu Rika Gamayuni, 2006) .

Tujuan pokok analisis keuangan adalah memprediksi kinerja yang

akan datang. Walaupun laporan keuangan ini historis sifatnya, namun laporan

Page 24: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

9

ini biasanya memberikan indikator-indikator bagaimana sebuah perusahaan

kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya. Indikator-indikator

ini mungkin saja tidak langsung terbukti, dan pemakai yang berkepentingan

perlu menganalisis laporan secara cermat guna memperoleh informasi tertentu

yang sesuai dengan tujuan-tujuan mereka (Rindu Rika Gamayuni, 2006) .

Studi yang menggunakan rasio keuangan mulai dilakukan pada tahun

1930 dan kemudian beberapa studi lanjutan lebih menekan pada kebangkrutan

usaha. Kebanyakan hasil penelitian tersebut meyakini bahwa perusahaan yang

bangkrut memiliki rasio yang berbeda dari perusahaan yang tidak bangkrut.

Secara umum, rasio yang mengukur profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas

telah berhasil menunjukkan keberhasilan sebagai indikator kebangkrutan

usaha (Muliaman D Hadad dkk, 2003).

D. Rasio-rasio Keuangan dalam Analisis Laporan Keuangan

Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-

perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditunjukkan dalam neraca

maupun laporan laba rugi (Kuswandi, 2004 dalam Haryadi Sarjono).

Analisis rasio menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih

dari data laporan keuangan. Rasio memperlihatkan hubungan matematis di

antara satu kuantitas dengan kuantitas lainnya. Hubungan ini dinyatakan

dalam persentase, tingkat, maupun proporsi tunggal. Rasio merupakan

pedoman yang bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan

perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun

sebelumnya atau perusahaan-perusahaan lain.

Page 25: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

10

Tujuan pokok rasio-rasio ini adalah untuk menyoroti bidang-bidang

yang memerlukan investigasi lebih dalam. Banyak rasio yang sudah

terstandarisasi, rasio tersebut sudah diakui sebagai indikator yang bermanfaat

mengenai kinerja keuangan dan dihitung secara rutin serta dipublikasikan

berdasarkan keuangan atau industri oleh perusahaan-perusahaan analisis

keuangan (Rindu Rika Gamayuni, 2006).

Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima

macam kategori , yaitu : (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003)

1. Rasio Likuiditas : Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas : Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset

3. Rasio Solvabilitas : Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.

4. Rasio Profitabilitas : Rasio yang melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan laba (profitabilitas)

5. Rasio Pasar : Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan

relatif terhadap nilai buku perusahaan.

Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan risiko perusahaan

pada masa mendatang.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek

perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap

hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).

Page 26: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

11

Meskipun rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka

panjang), dan biasanya relatif tidak penting dibandingkan rasio solvabiitas,

tetapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan

mempengaruhi solvabilitas perusahaan. Dua rasio likuiditas jangka pendek

yang sering digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Rasio

solvabilitas penting karena mencakup total hutang (termasuk kewajiban

jangka pendek, atau likuiditas).

a. Current Ratio

Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang

jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang

akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus

bisnis). Berikut ini rumus perhitungan current ratio:

Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi,

sedangkan current ratio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan

aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik

terhadap profitabilitas perusahaan.

b. Quick Ratio

Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang, dan persediaan),

persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang paling tidak likuid.

Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk

sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk

menjadi kas semakin lama, dan juga ketidakpastian nilai persediaan.

Current Ratio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Page 27: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

12

Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai perolehan, sedangkan

apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama dengan nilai jual

yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai perolehan.

Dengan alasan diatas, pesediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk

perhitungan quick ratio.

2. Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat

aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas

yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin

besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana

kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang

lebih produktif. Empat rasio aktivitas antara lain :

a. Rata-Rata Umur Piutang

Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk

melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-

rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang.

Rata-rata umur piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada

piutang

Peputaran Piutang = Penjualan

Piutang

Rata-rata umur piutang = 365

Perputaran Piutang

Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan

Hutang Lancar

Page 28: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

13

Angka rata-rata piutang yang terlalu tinggi menunjukkan kemungkinan

tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi. Sebaliknya, angka yang

terlalu rendah bisa jadi merupakan indikasi kebijakan piutang yang

terlalu ketat, dan ini akan menurunkan penjualan dari yang seharusnya

bisa dimanfaatkan.

b. Rasio Perputaran Persediaan.

Berikut ini perhitungan rasio perputaran persediaan :

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya

persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas

manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah

menandakan tanda-tanda mis-manajemen seperti kurangnya

pengendalian persediaan yang efektif.

c. Perputaran Akiva Tetap

Perputaran aktiva tetap bisa dihitung dengan cara formula di bawah

ini:

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki

Peputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan

Persediaan

Rata-Rata Umur Persediaan = 365

Perputaran Persediaan

Peputaran Aktiva Tetap = Penjualan

Aktiva Tetap

Page 29: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

14

perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas

perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

d. Rasio Perputaran Total Aktiva.

Rasio menggunakan formula sebagai berikut :

Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung

efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya

menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah

harus membuat manajemen mengevaluasi strategi pemasarannya dan

pengeluaran modalnya.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah

perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.

Rasio ini mengkur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan

demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam

rasio yang bisa dihitung : rasio hutang dan times interest earned ratio

a. Rasio Hutang

Peputaran Total Aktiva = Penjualan

Total Aktiva

Rasio hutang = Total Hutang

Total Aset

Page 30: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

15

Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur.

Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan

yang tinggi. Penggunaan leverage keuangan yang tinggi akan

meningkatkan return on equity dengan cepat, tetapi sebaliknya apabila

penjualan menurun, return on equity akan menurun cepat pula. Risiko

perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi akan tinggi pula.

b Times Interest Earned Ratio

Bisa juga dikatakan rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum

bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga.

Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun

barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang

perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari

pihak manajemen.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan

pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga

rasio profitabilitas, yaitu : profit margin, return on total asset (ROA), dan

return on equity (ROE).

a. Profit Margin Ratio

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini

dilihat secara langsung pada analisis common size untuk laporan laba-

TIER = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)

Bunga

Page 31: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

16

rugi. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan

perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada

periode tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut :

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit

margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk

tingkat biaya yang tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat

penjualan yang tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

b. Return On Total Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio ini bisa dihitung sebagai

berikut :

Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset, yang

berarti efisiensi manajemen

c. Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran

profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ROE bisa

dihitung sebagai berikut

ROA = Laba bersih

Total Aset

ROE = Laba bersih

Modal Saham

Profit Margin = Laba bersih

Penjualan

Page 32: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

17

5. Rasio Pasar

Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif

terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada

sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga

berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa

dihitung : PER (price earning ratio), dividen yield, dan pembayaran

dividen (dividen payout)

E. Pengertian Kebangkrutan

Kemampuan dalam memprediksi kebangkrutan akan memberikan

keuntungan banyak pihak, terutama kreditur dan investor. Ketika sebuah

badan usaha mengajukan pernyataan kebangkrutan, seringkali kreditur

kehilangan bagian dari normal piutang dan bunganya. Bagi investor,

kebangkrutan akan mempunyai konsekuensi berkurangnya ekuitas atau

bahkan hilangnya ekuitas secara keseluruhan. Perusahaan sendiri dalam proses

kebangkrutan akan menanggung biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu,

dengan mengetahui indikator kebangkrutan sejak dini akan banyak pihak yang

bisa diselamatkan (Hariyanto (1998) dalam Sayekti Endah (2005)).

Kebangkrutan adalah kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga

perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik. Kebangkrutan

biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi

perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut

likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau penutupan perusahaan

Page 33: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

18

atau insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam

beberapa arti (Martin et al. dalam Sayekti Endah, 2005).

1. Kegagalan dalam arti ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang

atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutup biaya sendiri, ini

berarti bahwa tingkat labanya lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi

bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas

yang diharapkan.

2. Kegagalan keuangan (financial failure)

Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi. Insolvensi atas

dasar arus kas ada dua bentuk :

a. Insolvensi teknis (tehnical insolvency)

Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat

memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, walaupun total aktiva

melebihi total hutang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal

memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya

seperti rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar yang telah ditetapkan

atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang diisyaratkan.

Insolvensi teknis juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk

memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok pada

tanggal tertentu.

b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan

Dalam pengertian ini, kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran

sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

Page 34: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

19

Pengertian kebangkrutan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan

atau situasi perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-

kewajiban kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan

ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga

tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan bisa digunakan untuk

mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhi bisa tutup dengan laba atau aktiva yang

dimiliki (Adnan dan Kurniasih (2000) dalam Sayekti Endah (2005)).

F. Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan

Faktor – faktor penyebab kebangkrutan secara garis besar dibagi

menjadi tiga (Jauch and Glueck dalam Sayekti Endah, 2005)

1. Faktor Umum

a. Sektor Ekonomi

Faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala

inflasi dan deflasi pada harga barang dan jasa, kebijakan keuangan,

suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya

dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam

hubungannya dengan perdagangan luar negeri

b. Sektor Sosial

Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan

cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang

mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa. Faktor sosial lain

Page 35: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

20

yang juga berpengaruh yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi

dalam masyarakat.

c. Sektor Teknologi

Penggunaan teknologi informasi menyebabkan biaya yang ditanggung

perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan

implementasi. Pembengkakan biaya terjadi jika penggunaan teknologi

informasi tersebut kurang terencana oleh pihak manajemen, sistemnya

tidak terpadu dan pada manajer penggunaanya kurang professional.

d. Sektor Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan

dan industri, pengenaan tarif ekspor dan import barang yang berubah,

kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan

lain-lain.

2. Faktor Eksternal Perusahaan

a. Sektor Pelanggan

Perusahaan harus bisa mengidentifikasi sifat konsumen. Hal ini

berguna untuk menghindari hilangnya konsumen, juga menciptakan

peluang untuk menemukan konsumen baru dan menghindari

menurunnya hasil penjualan sehingga akan menurunkan pendapatan

yang diperoleh dan mencegah konsumen berpaling ke pesing lain.

b. Sektor Pemasok

Perusahaan dan pemasok harus tetap bekerja sama dengan baik karena

kekuatan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangi

Page 36: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

21

keuntungan pembelinya tergantung pada seberapa jauh pemasok ini

berhubungan dengan pedagang bebas.

c. Sektor Pesaing

Perusahaan jangan melupakan pesaing, karena kalau produk pesaing

lebih diterima oleh masyarakat maka perusahaan tidak akan kehilangan

konsumen dan mengurangi pendapatan yang diterima.

3. Faktor Internal Perusahaan

Faktor internal biasanya merupakan hasil dari keputusan dan

kebijaksanaan yang tidak tepat di masa lalu dan kegagalan manajemen

untuk berbuat sesuatu pada saat yang diperlukan. Faktor-faktor yang

menyebabkan kebangkrutan secara internal adalah sebagai berikut :

(Harnanto dalam Sayekti Endah, 2005).

a. Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada debitur atau pelanggan.

Hal ini pada akhirnya tidak dibayar oleh para pelanggan pada

waktunya.

b. Manajemen yang tidak efisien. Ketidakefisienan manajemen tercermin

pada ketidakmampuan manajemen menghadapi situasi yang terjadi,

diantaranya sebagi berikut :

1) Hasil penjualan yang tidak memadai

Turunnya hasil penjualan biasanya timbul sebagai akibat dari

rendahnya mutu barang yang dijual dan pelayanannya. Kegiatan

promosi yang kurang terarah dan daerah pemasaran yang kurang

menguntungkan.

Page 37: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

22

2) Kesalahan dalam penetapan harga jual

Kesalahan di dalam menentukan harga jual barang atau jasa terjadi

ketika harga jual ternyata terlalu rendah dalam hubungannya

dengan harga pokok produksi atau pengadaan jasa, akibatnya

perusahaan menderita kerugian.

3) Pengelolaan hutang-piutang yang kurang memadai

Berapapun besarnya volume dan tingginya harga jual, kalau

piutang yang ditimbulkan tidak bisa direalisir, maka perusahaan

akan menderita kerugian.

4) Struktur biaya

Pengaruh kebijakan manajemen terhadap biaya dalam perusahaan

yang sangat berat memerlukan waktu yang cukup lama untuk

mengadakan penyesuaian, sehingga akan merugikan bagi

kelangsungan kegiatan perusahaan terutama menyangkut biaya-

biaya tetap.

5) Tingkat investasi dalam aktiva tetap dan persediaan yang

melampaui batas

Dalam rangka ekspansi, perusahaan membutuhkan investasi yang

cukup besar dalam bentuk aktiva. Investasi persediaan yang terlalu

besar, mengakibatkan timbulnya biaya-biaya ekstra, sehingga

berakibat kenaikan biaya yang harus dibebankan pada penghasilan.

6) Kekurangan modal kerja

Banyak faktor penyebab perusahaan kekurangan modal antara lain

hutang lancar yang jumlahnya terlalu besar, kegiatan ekspansi yang

Page 38: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

23

kurang persiapan, kegagalan dalam mendapatkan kredit dari bank

dan kebijakan pembagian deviden yang kurang tepat.

7) Ketidakseimbangan dalam struktur permodalan

Kebijakan trading on equity mempertaruhkan para pemilik pada

resiko kerugian, tidak hanya yang berasal dari kegiatan opeasional

tetapi juga keharusan untuk menanggung biaya financial yang

tidak cukup ditutup melalui laba.

8) Sistem dan prosedur akutansi kurang memadai

Kebangkrutan bisa terjadi sebagai akibat dari sistem dan prosedur

akuntansi yang tidak mampu menghasilkan informasi untuk

mengidentifikasi berbagai aspek dimana usaha preventif harus

dilakukan.

c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan. Hal ini

banyak dilakukan oleh karyawan, kadang oleh manajer puncak dan hal

ini sangat merugikan, apalagi kalau kecurangan itu berhubungan

dengan keuangan perusahaan

G. Analisis Tingkat Kebangkrutan

Untuk mengadakan analisis kebangkrutan dari suatu badan usaha,

ada suatu cara yang bisa dilakukan. Karena kebangkrutan merupakan

persoalan yang serius. dan memakan biaya, maka jika ada early warning

system yang bisa mendeteksi potensi kebangkrutan sejak awal, dimana

manajer akan sangat terbantu, manajer bisa melakukan perbaikan-perbaikan

yang diperlukan sedini mungkin untuk menghindari kebangkrutan (Mamduh

Page 39: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

24

M.Hanafi, 2005: 654).

Adapun teori mengenai analisis tersebut akan diterangkan dibawah

ini. Analisis Model Z-Score (Mamduh, 2005: 656). Model Z-Score pertama

kali diperkenalkan oleh Edward 1. Altman di New York University pada

pertengahan tahun 1960. yang telah teruji kehandalannya sehingga bertahan

sampai sekarang. Dalam melakukan percobaan, Altman menggunakan 66

sampel perusahaan yang kemudian sampel tersebut dibagi lagi meniadi 2

bagian. yaitu 33 bangkrut dan 33 tidak bangkrut. Dalam studinya. setelah

menyeleksi 22 rasio keuangan, Altman menemukan 5 rasio keuangan yang

dapat dikombinasikan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan.

Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5 …………….(1)

Dengan keterangan sebagai berikut:

Z = over all index

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earning/total asset

X3 = earning before interest and taxes/total asset

X4 = market value equity/book value of total liabilities

X5 = sales/total asset

Nilai cut-off :

Z < 1,81 bangkrut

1,81 <Z< 2,67 grey area

Z > 2,67 tidak bangkrut

Page 40: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

25

Perkembangan selanjutnya banyak individu yang merasa lebih cocok

dengan formula berikut:

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 …….………………….(2)

Nilai cut-off :

Z < 1,81 bangkrut

1,81 <Z< 2,99 grey area

Z > 2,99 tidak bangkrut

Mengingat bahwa tidak semua perusahaan tidak melakukan go

public dan tidak memiliki nilai pasar, maka formula untuk perusahaan yang

tidak go public diubah menjadi sebagai berikut:

Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 ………….(3)

Sedangkan untuk variabel X4 = book value of equity/book value of total

liabilities

Nilai cut-off :

Z < 1,81 bangkrut

1,81 <Z< 2,99 grey area

Z > 2,99 tidak bangkrut

Model Z-Score sangat efektif untuk dapat memprediksi kebangkrutan

2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya dan untuk beberapa

kasus model ini dapat memprediksi kebangkrutan 4 atau 5 tahun sebelumnya.

Selain dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur secara tepat 2

tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya, Z-Score juga dapat

digunakan untuk:

1. Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok

Page 41: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

26

dan perusahaan lain untuk mendeteksi masalah keuangan yang timbul dari

perusahaan-perusahaan tersebut yang kemungkinan akan mempengaruhi

bisnis perusahaan kita.

2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi

yang diperoleh dari laporan keuangan.

Altman (2000) meneliti kegunaan analisis rasio keuangan dalam

memprediksi kegagalan perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan

dari penelitian sebelumnya, menggunakan dua model prediksi yang

ditemukannya yakni Z-Score (1968) dan ZETA (1977). Altman menggunakan

metode Multiple Discriminant Analysis dengan masing-masing 5 jenis rasio

keuangan pada model Z-Score dan 7 jenis rasio keuangan pada ZETA untuk

memprediksi defalut dan kebangkrutan. Sampel pertama yang digunakan

dalam model Z-Score sebanyak 66 perusahaan yang terbagi dua masing-

masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut pada

tahun 1946-1965, sampel kedua adalah 25 perusahaan bangkrut, dan sampel

ketiga menggunakan 86 perusahaan yang bangkrut tahun 1969-1975, 110

perusahaan bangkrut tahun 1976-1995, serta 120 pefusahaan yang bangkrut

tahun 1997-1999, sedangkan model ZETA menggunakan sampel 53

perusahaan bangkrut dan 58 perusahaan tidak bangkrut periode 1969-1975.

Hasil penelitian menunjukkan model ZETA secara konsisten mempunyai

ketepatan prediksi yang lebih tinggi dibanding Z-Score. Model ZETA mampu

memprediksi secara tepat sebesar 96,2% sedangkan Z-Score mempunyai

tingkat akurasi 93,9% untuk periode satu tahun sebelum bangkrut.

Page 42: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

27

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain oleh Beaver

(1968). Dalam penelitian ini membahas tentang kebangkrutan dengan

membandingkan mean rasio keuangan dari 79 perusahaan yang kesulitan

keuangan (gagal) dengan 79 perusahaan yang tidak gagal (tidak mengalami

kesulitan keuangan). Suatu perusahaan dikategorikan kesulitan keuangan

apabila salah satu kejadian berikut terjadi : (1) mengalami kebangkrutan; (2)

kegagalan membayar hutang obligasi; (3) pengambilan keuangan di bank

yang melebihi simpannya; atau (4) tidak terbayarnya deviden saham prioritas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio keuangan yang terbaik

untuk memprediksi kegagalan keuangan adalah (1) cash flow / total debt, (2)

Net income / total asset, dan (3) Total debt / total asset. Hasil penelitian juga

menghitung nilai rata-rata dari 39 perusahaan masing-masing, pada tahun

sebelum kebangkrutannya. Dan beberapa rasio keuangan yang penting

mengindikasikan bahwa : (1) kegagalan suatu perusahaan adalah kasnya tidak

mencukupi dan piutang terlalu besar.

Altman (1968), memprediksi kebangkrutan dengan menggunakan 66

sampel perusahaan yang kemudian sample tersebut dibagi lagi menjadi dua

bagian, yaitu 33 bangkrut dan 33 tidak bangkrut. Altman menggunakan

multivariate discriminant analysis dalam menguji manfaat lima rasio

keuangan yang bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan dengan tingkat

keakuratan 95% setahun sebelum perusahaan benar-benar bangkrut.

Page 43: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

28

I. Kerangka Teoritis

GAMBAR II.1KERANGKA TEORITIS

LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS RASIO

1. Rasio Altman Z-Scorea. X1 (WC/TA)b. X2 (RE/TA)c. X3 (EBIT/TA)d. X4 (MVE/TL)e. X5 (S/TA)

2. Rasio likuiditasa. current ratiob. quick ratio

3. Rasio aktivitasa. rata-rata umur piutangb. rata-rata umur persediaanc. rasio perputaran aktiva tetap

4. Rasio solvabilitasa. rasio hutangb. times interest earned ratio

5. Rasio profitabilitasa. profit margin ratiob. return on assetc. return on equity

ALTMAN Z-SCORE

TINGKAT KEBANGRUTAN

Page 44: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

29

Keterangan :

Laporan keuangan perusahaan dianalisis dengan menggunakan variabel-

variabel Altman Z-Score untuk mngetahui prediksi tingkat kebangkrutan masing-

masing perusahaan.

Rasio keuangan (WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, MVE/TL, S/TA, rasio

likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas) yang diduga

signifikan berpengaruh terhadap tingkat kebangkrutan perusahaan digunakan

sebagai variabel independen untuk menguji laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang mengeluarkan obligasi dengan menggunakan data pada periode

2003-2007 dan variabel Altman Z-Score digunakan untuk menentukan nilai

kebangkrutan perusahaan-perusahaan di Indonesia digunakan sebagai variabel

dependen.

Kemudian variabel-variabel rasio keuangan yang memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap tingkat kebangkrutan digunakan untuk memprediksi

tingkat kebangkrutan perusahaan-perusahaan manufaktur yang mengeluarkan

obligasi di indonesia.

Page 45: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

30

J. Hipotesis

Kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dituangkan

dalam bentuk laporan keuangan. Dari sudut pandang investor, analisis laporan

keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut

pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu

mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting sebagai titik

awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa

depan (Brigham dan Houston, 2001).

Karena tidak seorangpun yang dapat mengetahui secara pasti

berapakah hasil operasi dan keuangan dari suatu perusahaan di masa depan,

banyak penekanan diberikan pada prestasi masa lalu dan masa kini sebagai

indikator untuk masa depan. Salah satu pendekatan yang menarik adalah

menggunakan analisis rasio keuangan dalam bentuk model-model untuk

memprediksikan apakah suatu perusahaan menuju kegagalan atau kesuksesan

bisnis. Garrison (1988) dalam Sugeng (2007) menyatakan bahwa tujuan

pelaporan keuangan adalah membantu para pemakai potensial laporan

keuangan untuk memprediksi masa depan melalui perbandingan, evaluasi, dan

analisis. Analisis rasio keuangan dapat juga dipakai sebagai sistem peringatan

awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari

suatu perusahaan (Sugeng , 2007).

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi diprediksi bangkrut

dengan menggunakan variabel - variabel Altman Z-Score.

Page 46: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

31

H2 : WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, MVE/TL, S/TA, current ratio, quick ratio,

rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran

aktiva tetap, rasio total hutang, times interest earned ratio, profit margin

ratio, ROA,dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI.

H3 : WC/TA, RE/TA, EBIT/TA, MVE/TL, S/TA, current ratio, quick ratio,

rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, rasio perputaran

aktiva tetap, rasio total hutang, times interest earned ratio, profit margin

ratio, ROA, dan ROE secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI.

H4 : Terdapat kemampuan seperangkat rasio keuangan sebagai alat prediksi

tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur.

Page 47: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Tipe penelitian ini merupakan penelitian studi analisis, yaitu suatu

pendekatan yang mengambil obyek penelitian untuk dianalisis secara

signifikan dan diteliti agar diperoleh gambaran lengkap mengenai

permasalahan yang berkaitan dengan objek tersebut atau ditujukan untuk

menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi variabel-variabel yang

mempengaruhi.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi yang digunakan sebagai sampel penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar

(listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada rentang waktu 2003-2007.

Mengingat karakteristik populasi yang ada dan tujuan penelitian,

maka penentuan perusahan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu metode berdasarkan

pertimbangan dan kriteria tertentu. Teknik ini ditujukan untuk mendapatkan

sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan data

sekunder laporan tahunan perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi

Page 48: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

33

dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian adalah selama lima

tahun dengan menggunakan data terbaru yaitu dari tahun 2003 sampai dengan

tahun 2007.

Teknik pengumpulan data adalah dilakukan dengan memilih

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

diambil dari publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdapat dalam

www.bei.co.id.

D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan

variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau membandingkan

dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik suatu

variabel secara mandiri.

2. Uji Asumsi Dasar ( Normalitas )

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk

mengukur data berskala ordinal, interval ataupun rasio.

Pengujian normalitas data dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

pengujian dua arah ( two-tailed test ). Suatu distribusi dikatakan normal

apabila nilai signifikansi ( p-value ) lebih besar dari taraf signifikansi yang

ditentukan yaitu 0,05 atau apabila p > 0,05, maka data berdistribusi

normal.

Page 49: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

34

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan

linear antara variabel independen dalam model regresi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilakukan

analisis matrik korelasi antar variable bebas. Jika pada variable bebas

terdapat korelasi yang tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolineritas. Selain itu dapat juga dengan cara melihat tolerance

value dan VIF. Batas tolerance value adalah kurang dari 10%,

sehingga apabila tolerance value kurang dari 10% maka terjadi

multikolineritas. Sedangkan batas nilai VIF adalah 10. Jika VIF diatas

10, maka terjadi multikolineritas

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi

dapat digunakan uji Durbin Watson ( DW-test ). Sebagai dasar

pengambilan keputusan secara umum bisa diambil patokan (Santoso

dalam skripsi Vidyana Ananditya Chrisnaputri (2007)

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

Page 50: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

35

3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi.

Pengujian terhadap asumsi klasik heterokedastitas menggunakan grafik

antara nilai prediksi yang diperoleh dari model regresi dengan kuadrat

masing-masing residual.

Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi apakah dalam suatu

model regresi terjadi gejala heterokedastitas adalah sebagai berikut :

1) Jika ada pola-pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi

heterokedastistas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastistas.

d. Uji Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang

kekuatan variabel penentu (variable independent) terhadap nilai

kebangkrutan, dalam penelitian ini digunakan analisis regresi

berganda. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 51: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

36

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8+

b9 X9 + b10 X10 + b11 X11+ b12 X12 + b13 X13 + b14 X14 + b15 X15

Keterangan:

Y = Z-Score

a = konstanta

b1 b2 b3 b4b5

b6 b7 b8 b9b10 b11 = koefisien regresi

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earning/total asset

X3 = EBIT/total asset

X4 = market value equity/book value of total

liabilities

X5 = sales/total asset

X6 = current ratio

X7 = quick ratio

X8 = rata-rata umur piutang

X9 = rata-rata umur persediaan

X10 = rasio perputaran total aktiva tetap

X11 = rasio hutang

X12 = times interest earned ratio

X13 = profit margin ratio

X14 = return on asset

X15 = return on equity

Page 52: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

37

4. Pengujian Hipotesis

a. Memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan

variabel-variabel Altman Z-Score. Formula sebagai dasar patokan pada

analisis Z-Score, yaitu :

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 …………………….(2)

Nilai cut-off :

Z < 1,81 bangkrut

1,81 <Z< 2,99 grey area

Z > 2,99 tidak bangkrut

b. Menguji pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap tingkat kebangkrutan

perusahaan dengan menggunakan uji F, uji R2 dan uji t.

Variabel bebas yang hendak diuji adalah rasio keuangan: WC/TA,

RE/TA, EBIT/TA, MVE/TL, S/TA, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio

solvabilitas, rasio profitabilitas.

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat kebangkrutan

perusahaan.

1). Pengujian Koefisien Regresi Simultan ( Uji F )

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Penolakan atau penerimaan hipotesis didasarkan pada tingkat

signifikansi ( λ ) sebesar 5%. Bila nilai F hitung > nilai F tabel,

maka Ho diterima dan bila nilai F hitung ≤ nilai F tabel, maka Ho

ditolak. Atau apabila nilai probabilitas ( p ) > 0,05 maka Ho ditolak

dan bila nilai ( p ) ≤ 0,05 maka Ho diterima.

Page 53: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

38

2). Pengujian Koefisien Determinasi ( Uji R2 )

Koefisien determinasi ( Uji R2 ) menunjukkan indeks keeratan yang

menyatakan proporsi dari variabel total Y (variabel dependen)

yang dapat diterangkan oleh variabel X (variabel dependen). Nilai

koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel-variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

3). Pengujian koefisien regresi parsial ( uji t )

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

parsial berpengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi

independen lainnya konstan. Penolakan dan penerimaan hipotesis

didasarkan pada tingkat signifikansi ( λ ) sebesar 5%. Bila nilai t

hitung > nilai t tabel, maka Ho diterima dan bila nilai t hitung ≤

nilai t tabel, maka Ho ditolak. Atau apabila nilai probabilitas ( p ) >

0,05 maka Ho ditolak dan bila nilai ( p ) ≤ 0,05 maka Ho diterima

c. Menentukan rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi

tingkat kebangkrutan perusahaan akan digunakan analisis diskriminan.

Page 54: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

39

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data

Objek penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang

mengeluarkan obligasi dan terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada rentang waktu 2003-2007. Data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan

perusahaan yang terdapat pada situs www.bei.co.id.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108).

Dalam penelitian ini seluruh anggota populasi menjadi subjek yang akan

diteliti. Adapun populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan manufaktur yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai periode 2007.

Peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu

pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria yang akan digunakan dalam

penelitian, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 15 perusahaan.

Pemilihan perusahaan yang akan menjadi sampel ditentukan berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Perusahaan

yang memenuhi kriteria tersebut adalah :

1. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut

yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006, dan tahun 2007.

Page 55: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

40

3. Perusahaan tersebut memiliki kelengkapan informasi laporan keuangan

selama periode penelitian.

4. Memiliki komponen indikator-indikator perhitungan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, yaitu Z-Score, Current Ratio, Quick Ratio, Rata-Rata

Umur Piutang, Rata-Rata Umur Persediaan, Rasio Perputaran Aktiva

Tetap, Rasio Hutang, Times Interest Earned Ratio, Profit Margin Ratio,

Return On Asset dan Return On Equity.

Secara ringkas, proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel

IV.1 sebagai berikut:

TABEL IV.1SAMPEL PENELITIAN

Keterangan Jumlah Perusahaan Perusahaan yang mengeluarkan obligasi dan

terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2007

Perusahaan diluar sektor manufaktur

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap

Jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian

64

43

6

15

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang

ringkasan variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau

membandingkan dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik

suatu variabel secara mandiri. Nilai statistik deskriptif dari masing-masing

variabel penelitian ini, disajikan dalam tabel berikut:

Page 56: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

41

TABEL IV.2DESCRIPTIVE STATISTICS

N Minimum Maximum MeanStd.

DeviationZ-score -0,07 3,79 2,0899 0,98339WC/TA

7575 -0,52 0,60 0,2271 0,20980

RE/TA 75 -0,46 0,35 0,1047 0,16895EBIT/TA 75 -0,02 0,15 0,0712 0,04060MVE/TL 75 0,12 2,19 0,7077 0,40213S/TA 75 0,25 2,33 1,0121 0,55072Current Ratio 75 0,22 9,82 2,0056 1,40560Quick Ratio 75 0,09 8,04 1,3488 1,13809Rata-Rata Umur Piutang

75 9,68 101,14 51,9907 23,97832

Rata-Rata Umur Persediaan

75 21,26 214,73 74,5727 33,06342

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

75 0,31 17,54 2,7132 3,19776

Rasio Hutang 75 0,31 0,87 0,5993 0,12195Times Interest Earned Ratio

75 -1,33 15,5 3,1539 2,96052

Profit Margin Ratio 75 -0,21 0,33 0,0355 0,08100Return On Asset 75 -0,06 0,16 0,0325 0,04230Return On Equity 75 -0,52 0,40 0,0815 0,13123

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Berdasarkan statistik deskriptif variabel penelitian yang disajikan

dalam tabel IV.2 maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Z-Score memiliki nilai minimum sebesar -0,07 pada PT Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia Tbk dan nilai maksimum sebesar 3,79 pada PT Metrodata

Electronics Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 2,0899 dan

standar deviasi variabel sebesar 0,98339.

2. WC/TA memiliki nilai minimum sebesar -0,52 pada PT Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,60 pada PT Bentoel

Internasional Investama Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata

sebesar 0,2271 dan standar deviasi variabel sebesar 0,20980.

Page 57: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

42

3. RE/TA memiliki nilai minimum sebesar -0,46 pada PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,35 pada PT Astra

Internasional Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 0,1047

dan standar deviasi variabel sebesar 0,16895.

4. EBIT/TA memiliki nilai minimum sebesar -0,02 pada PT Bentoel

Internasional Investama Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,15 pada PT

Astra Graphia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 0,0712

dan standar deviasi variabel sebesar 0,04060.

5. MVE/TL memiliki nilai minimum sebesar 0,12 pada PT Japfa Comfeed

Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 2,19 pada PT Mayora Indah

Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 0,7077 dan standar

deviasi variabel sebesar 0,40213.

6. S/TA memiliki nilai minimum sebesar 0,25 pada PT Indah Kilat Pulp &

Paper Tbk dan nilai maksimum sebesar 2,33 pada PT Metrodata Elctronics

Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 1,0121 dan standar

deviasi variabel sebesar 0,55072.

7. Current ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,22 pada PT Lontar

Papyrus Pulp & Paper Industry dan nilai maksimum sebesar 9,82 pada PT

Mayora Indah Tbk . Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 2,0056

dan standar deviasi variabel sebesar 1,40560.

8. Quick ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,09 pada PT Lontar Papyrus

Pulp & Paper Industry dan nilai maksimum sebesar 8,04 pada PT Mayora

Indah Tbk . Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 1,3488 dan

standar deviasi variabel sebesar 1,13809.

Page 58: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

43

9. Rata-rata umur piutang memiliki nilai minimum sebesar 9,68 pada

PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan nilai maksimum sebesar

101,14 pada PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Secara

keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 51,9907 dan standar deviasi

variabel sebesar 23,97832.

10. Rata-rata umur persediaan memiliki nilai minimum sebesar 21,26 pada

PT Metrodata Elctronics Tbk dan nilai maksimum sebesar 214,73 pada

PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Secara keseluruhan diperoleh

rata-rata sebesar 74,5727 dan standar deviasi variabel sebesar 33,06342.

11. Rasio perputaran aktiva tetap memiliki nilai minimum sebesar 0,31 pada

PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk dan nilai maksimum sebesar 17,54 pada

PT Metrodata Elctronics Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata

sebesar 2,7132 dan standar deviasi variabel sebesar 3,19776.

12. Rasio hutang memiliki nilai minimum sebesar 0,31 pada PT Mayora Indah

Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,87 pada PT Japfa Comfeed Indonesia

Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 0,5993 dan standar

deviasi variabel sebesar 0,12195.

13. Times interest earned ratio memiliki nilai minimum sebesar -1,33 pada

PT Bentoel Internasional Investama Tbk dan nilai maksimum sebesar

15,15 pada PT Astra International Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-

rata sebesar 3,15339 dan standar deviasi variabel sebesar 2,96052.

14. Profit margin ratio memiliki nilai minimum sebesar -0,21 pada PT Indah

Kilat Pulp & Paper Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,33 pada PT Lontar

Page 59: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

44

Papyrus Pulp & Paper Industry. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata

sebesar 0,0355 dan standar deviasi variabel sebesar 0,08100.

15. Return on asset memiliki nilai minimum sebesar -0,06 pada PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,16 pada PT Astra

International Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 0,0325

dan standar deviasi variabel sebesar 0,04230.

16. Return on equity memiliki nilai minimum sebesar -0,52 pada PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,40 pada PT Japfa

Comfeed Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar

0,0815 dan standar deviasi variabel sebesar 0,13123.

B. Pengujian Data

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah model

yang dibentuk oleh variabel yang mempunyai atau mendekati distribusi

normal.

Pengujian terhadap normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov–Smirnov pengujian dua arah (two-tailed test). Suatu

distribusi dikatakan normal apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar

dari taraf signifikansi yang ditentukan, yaitu 0,05 atau apabila p > 0,05,

maka data berdistribusi normal. Pengujian normalitas data memberikan

hasil seperti yang ditunjukkan dalam tabel IV.3 sebagai berikut:

Page 60: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

45

TABEL IV.3UJI NORMALITAS SEBELUM TRANSFORMASI DATA

Variabel Notasi p-value Critical Value (α)

Interpretasi

Z-scoreWC/TARE/TAEBIT/TAMVE/TLS/TACurrent RatioQuick RatioRata-Rata Umur

Piutang Rata-Rata Umur

PersediaanRasio Perputaran

Aktiva TetapRasio HutangTimes Interest

Earned RatioProfit Margin

RatioReturn On AssetReturn On Equity

YX1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

X15

0,9710,0860,0740,3800,4520,4410,1760,0290,274

0,462

0,000

0,9840,023

0,006

0,2000,141

0,050,050,050,050,050,050,050,050,05

0,05

0,05

0,050,05

0,05

0,050,05

NormalNormalNormalNormalNormalNormalNormal

Tidak NormalNormal

Normal

Tidak Normal

NormalTidak Normal

Tidak Normal

NormalNormal

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.3 menunjukkan bahwa

variabel quick ratio, rasio perputaran aktiva tetap, times interest earned

ratio dan profit margin ratio tidak berdistribusi normal karena memiliki

nilai p-value di bawah 0,05. Variabel-variabel yang tidak terdistribusi

normal perlu ditransformasikan agar berubah menjadi normal.

Transformasi ini menggunakan transformasi log-linear (ln) untuk

memperbaiki data menjadi terdistribusi normal. Akan tetapi, hasil log-

linear (ln) pada variabel times interest earned ratio dan profit margin ratio

tidak mendukung dikarenakan terdapat data yang negatif maka kedua

variabel tersebut tidak dapat digunakan pada model. Hasil uji normalitas

Page 61: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

46

terhadap variabel yang telah ditransformasikan disajikan dalam tabel

IV.4.

TABEL IV.4UJI NORMALITAS SETELAH TRANSFORMASI DATA

Variabel Notasi p-value Critical Value (α)

Interpretasi

Z-scoreWC/TARE/TAEBIT/TAMVE/TLS/TACurrent RatioLn Quick RatioRata-Rata Umur PiutangRata-Rata Umur PersediaanLn Rasio Perputaran Aktiva TetapRasio HutangReturn On AssetReturn On Equity

YX1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X14

X15

0,9710,0860,0740,3800,4520,4410,1760,2810,2740,4620,4530,9840,2000,141

0,050,050,050,050,050,050,050,050,050,050,050,050,050,05

NormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormalNormal

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Setelah transformasi data, hasil uji normalitas membaik. Variabel quick

ratio dan rasio perputaran total aktiva tetap yang semula tidak terdistribusi

normal, setelah ditransformasi log-linear kedua variabel tersebut menjadi

terdistribusi normal karena memiliki p-value yang lebih besar dari 0,05.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Multikolinearitas

Metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari

Variance Inflation Factor (VIF) atau nilai Tolerance. Besarnya VIF

dan Tolerance dari hasil analisis dapat dilihat pada tabel IV.5 seperti

berikut:

Page 62: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

47

TABEL IV.5UJI MULTIKOLINEARITAS

SEBELUM VARIABLE REMOVED

Variabel Tolerance VIF Interpretasi X1

X2

X3

X4

X5

X6

Ln X7

X8

X9

Ln X10

X11

X14

X15

0,1070,2470,4240,0540,0330,1810,1130,7030,3070,0290,0470,1280,176

9,3554,0502,35918,68829,8775,5128,8171,4233,25334,99921,4787,8105,670

Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTerjadi multikolinearitasTerjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTerjadi multikolinearitasTerjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: Z-Score ( Y)Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Keterangan:Y : over all indexX1 : working capital/total assetX2 : retained earning/total assetX3 : earning before interest and taxes/total assetX4 : market value equity/book value of total liabilitiesX5 : sales/total assetX6 : current ratioLn X7 : ln quick ratioX8 : rata-rata umur piutangX9 : rata-rata umur persediaanLn X10 : ln perputaran total aktiva tetapX11 : rasio hutangX14 : return on assetX15 : return on equity

Hasil output SPSS di atas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

variabel yang mengalami multikolinearitas, yaitu market value

equity/book value of total liabilities, sales/total asset, rasio perputaran

total aktiva tetap dan rasio hutang karena masing-masing memiliki

nilai tolerance kurang dari 0,1 dan VIF lebih dari 10 maka keempat

variabel tersebut tidak dapat digunakan pada model. Hasil uji

Page 63: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

48

multikolinearitas setelah beberapa variabel dikeluarkan dari model

disajikan dalam tabel IV.6.

TABEL IV.6UJI MULTIKOLINEARITAS

SETELAH VARIABLE REMOVED

Variabel Tolerance VIF Interpretasi X1

X2

X3

X6

Ln X7

X8

X9

X14

X15

0,4220,6400,5380,2570,1640,8180,6960,1670,216

2,3711,5631,8583,8986,0921,2231,4375,9754,637

Tidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitasTidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: Z-Score ( Y)Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Keterangan:Y : over all indexX1 : working capital/total assetX2 : retained earning/total assetX3 : earning before interest and taxes/total assetX6 : current ratioLn X7 : ln quick ratioX8 : rata-rata umur piutangX9 : rata-rata umur persediaanX14 : return on assetX15 : return on equity

Setelah beberapa dari variabel dikeluarkan diperoleh model yang

terbebas dari multikolinearitas.

b. Autokorelasi

Cara mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi

dapat digunakan uji Durbin Watson ( DW-test ). Sebagai dasar

pengambilan keputusan secara umum bisa diambil patokan (Santoso

dalam skripsi Vidyana Ananditya Chrisnaputri, 2007)

Page 64: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

49

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Pengujian Durbin Watson menyajikan hasil seperti yang ditunjukkan

pada tabel IV.7 berikut:

TABEL IV.7UJI AUTOKORELASI

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.00

Dari hasil pengujian tersebut, nilai Durbin Watson menunjukkan

angka sebesar 1,082 yang memenuhi sarat Durbin Watson yaitu

-2 < DW < 2. Hal itu berarti dalam model tidak terjadi autokorelasi.

c. Heteroskedastisitas

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

dapat dilihat dari scatterplot. Gambar scatterplot menunjukkan pola

berikut :

Autokorelasi PositifDW≤-2

Tidak Ada Autokorelasi-2<DW<2

Autokorelasi NegatifDW>2

1,082

Page 65: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

50

GAMBAR IV.1UJI HETEROSKEDASTISITAS

(SCATTERPLOT)

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0

Output SPSS pada gambar Sactterplot menunjukkan penyebaran titik-

titik data sebagai berikut:

1). Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka

0.

2). Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3). Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4). Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda tersebut

terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan

dalam penelitian.

Page 66: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

51

3. Uji Regresi Berganda

Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8+

b9 X9 + b10 X10 + b11 X11 + b12 X12+ b13 X13+ b14 X14+ b15 X15

Keterangan:

Y : over all index

X1 : working capital/total asset

X2 : retained earning/total asset

X3 : earning before interest and taxes/total asset

X4 : market value equity/book value of total liabilities

X5 : sales/total asset

X6 : current ratio

X7 : quick ratio

X8 : rata-rata umur piutang

X9 : rata-rata umur persediaan

X10 : perputaran total aktiva tetap

X11 : rasio hutang

X12 : times interest earned ratio

X13 : profit margin ratio

X14 : return on asset

X15 : return on equity

Hasil pengujian normalitas ternyata menunjukkan bahwa quick ratio, rasio

perputaran total aktiva tetap, times nterest earned ratio dan profit margin

ratio tidak terdistribusi normal sehingga pada keempat variabel tersebut

Page 67: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

52

harus dilakukan transformasi ke log-natural (ln) untuk memperbaiki

normalitas data. Sedangkan pada hasil pengujian multikolinearitas variabel

market value equity/book value of total liabilities, sales/total asset, rasio

perputaran total aktiva tetap dan rasio hutang terdapat multikolinearitas

maka keempat variabel tersebut dikeluarkan dari model untuk

memperbaiki multikolinearitas data. Proses transformasi dan pengeluaran

data mengubah persamaan regresi menjadi berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b6X6 + b7 (LnX7) + b8X8 + b9X9 + b14X14 +

b15X15

Keterangan:

Y : over all index

X1 : working capital/total asset

X2 : retained earning/total asset

X3 : earning before interest and taxes/total asset

X6 : current ratio

LnX7: Ln quick ratio

X8 : rata-rata umur piutang

X9 : rata-rata umur persediaan

X14 : return on asset

X15 : return on equity

Hasil dari regresi dan uji hipotesis yang telah dilaksanakan dapat dilihat

secara singkat dalam tabel IV.8 sebagai berikut:

Page 68: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

53

TABEL IV.8REGRESI DAN UJI HIPOTESIS

Keterangan Koefisien T p-value KonstantaX1

X2

X3

X6

LnX7

X8

X9

X14

X15

Adjusted R SquareFhitung

p-value

1,2644,1101,6702,0990,161

-0,571-0,003-0,0093,445

-0,6020,897

72,9130,000

6,24215,2926,1621,7073,122

-5,011-1,775-6,5381,628

-1,002

0,0000,0000,0000,0930,0030,0000,0810,0000,1080,320

Variabel dependen: Z-ScoreSumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Keterangan:Y : over all indexX1 : working capital/total assetX2 : retained earning/total assetX3 : earning before interest and taxes/total assetX6 : current ratioLnX7 : ln quick ratioX8 : rata-rata umur piutangX9 : rata-rata umur persediaanX14 : return on assetX15 : return on equity

Berdasarkan tabel regresi dan uji hipotesis (tabel IV.8) maka model

analisis regresi berganda antara variabel X terhadap variabel Y dapat

ditransformasikan dalam model persamaan sebagai berikut:

Y =1,264 + 4,11X1 + 1,67X2 + 2,099X3 + 0,161X6 – 0,571 (LnX7) - 0,003X8

- 0,009X9 + 3,445X14 – 0,602X15

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut, masing-masing variabel

dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap rasio kebangkrutan sebagai

berikut:

Page 69: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

54

a. Konstanta sebesar 1,264; artinya jika nilai koefisien regresi variabel

lainnya nol maka koefisien kebangkrutan (Y) nilainya positif yaitu

sebesar 1,264.

b. Koefisien working capital/total asset (X1) sebesar 4,11; artinya jika

working capital/total asset mengalami kenaikan sebesar 1 satuan,

maka koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar

4,11. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara

tingkat kebangkrutan dengan working capital/total asset, semakin

tinggi working capital/total asset maka semakin meningkatkan tingkat

kebangkrutan.

c. Koefisien retained earning/total asset (X2) sebesar 1,67; artinya jika

retained earning/total asset mengalami kenaikan sebesar 1 satuan,

maka koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar

1,67. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara

tingkat kebangkrutan dengan retained earning/total asset, semakin

tinggi retained earning/total asset maka semakin meningkatkan

tingkat kebangkrutan.

d. Koefisien EBIT/total asset (X3) sebesar 2,099; artinya jika EBIT/total

asset mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien

kebangkrutan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 2,099.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara tingkat

kebangkrutan dengan EBIT/total asset, semakin tinggi EBIT/total asset

maka semakin meningkatkan tingkat kebangkrutan.

Page 70: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

55

e. Koefisien current ratio (X6) sebesar 0,161; artinya jika current ratio

mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien kebangkrutan

(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,161. Koefisien bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara tingkat kebangkrutan

dengan current ratio, semakin tinggi current ratio maka semakin

meningkatkan tingkat kebangkrutan.

f. Koefisien ln quick ratio (X7) sebesar -0,571; artinya jika ln quick ratio

mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien kebangkrutan

(Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,571. Koefisien bernilai

negatif artinya terjadi hubungan negatif antara tingkat kebangkrutan

dengan ln quick ratio, semakin tinggi ln quick ratio maka semakin

menurunkan tingkat kebangkrutan.

g. Koefisien rata-rata umur piutang (X8) sebesar -0,003; artinya jika rata-

rata umur piutang mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka

koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,003.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara

tingkat kebangkrutan dengan rata-rata umur piutang, semakin tinggi

rata-rata umur piutang maka semakin menurunkan tingkat

kebangkrutan.

h. Koefisien rata-rata umur persediaan (X9) sebesar -0,009; artinya jika

rata-rata umur pesediaan mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka

koefisien kebangkrutan (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,009.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara

tingkat kebangkrutan dengan rata-rata umur persediaan, semakin tinggi

Page 71: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

56

rata-rata umur persediaan maka semakin menurunkan tingkat

kebangkrutan.

i. Koefisien return on asset (X14) sebesar 3,445; artinya jika return on

asset mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien

kebangkrutan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 3,445.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara tingkat

kebangkrutan dengan return on asset, semakin tinggi return on asset

maka semakin meningkatkan tingkat kebangkrutan.

j. Koefisien return on equity (X15) sebesar -0,602; artinya jika return on

equity mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka koefisien

kebangkrutan (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,602. Koefisien

bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara tingkat

kebangkrutan dengan return on equity, semakin tinggi return on equity

maka semakin menurunkan tingkat kebangkrutan.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian untuk membuktikan hipotesis-

hipotesis dalam penelitian.

a. Penelitian ini akan menggunakan analisa potensi kebangkrutan

perusahaan dengan menggunakan metode Altman sebagai alat analisis

datanya. Formula sebagai dasar patokan pada analisis Z-Score, yaitu :

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5 …………………….(2)

Keterangan :

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earning/total asset

Page 72: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

57

X3 = earning before interest and tax/total asset

X4 = market value equity/book value of total liabilities

X5 = sales/total asset

Kondisi perusahaan dapat dilihat dari nilai Z-Scorenya, jika :

1). Nilai Z-Score lebih kecil atau sama dengan 1,81, berarti perusahaan

mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi.

2). Nilai Z-Score antara 1,81 sampai 2,99 maka perusahaan berada

pada daerah abu-abu (Grey Area). Pada kondisi ini, perusahaan

mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan

penanganan manajemen yang tepat. Apabila terlambat dan tidak

tepat penanganannya, maka perusahaan dapat mengalami

kebangkrutan.

3). Nilai Z-Score lebih besar dari 2,99, memberikan penilaian bahwa

perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga

kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi.

Berikut ini merupakan hasil analisis tingkat kebangkrutan perusahaan

dengan menggunakan formula Altman Z-Score.

Page 73: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

58

TABEL IV.9NILAI VARIABEL ALTMAN Z-SCORE TAHUN 2003-2007

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, Ms Exel

Hasil uji hipotesis dari tabel IV.9 menunjukkan bahwa perusahaan

manufaktur yang mengeluarkan obligasi mengalami prediksi bangkrut,

grey area, dan tidak bangkrut sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa hipotesis 1 ditolak.

b. Hasil dari regresi dan uji hipotesis yang telah dilaksanakan dapat

dilihat secara singkat dalam tabel IV.8.

1) Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh simultan variabel

independen terhadap variabel dependen.

Hasil regresi dan uji hipotesis dari tabel IV.8 menunjukkan F

hitung 72,913. F tabel sebesar 2.027419 lebih kecil dari sehingga

NO NAMAPERUSAHAAN

2003 Keterangan 2004 Keterangan 2005 Keterangan 2006 Keterangan 2007 Keterangan

1 PT Apexindo Pratama Duta Tbk

1.31 Bangkrut 1.49 Bangkrut 1.56 Bangkrut 1.65 Bangkrut 1.98 Grey area

2 PT Astra Graphia Tbk 2.09 Grey area 2.94 Grey area 3.02 Tidak bangkrut

2.67 Grey area 2.96 Grey area

3 PT Astra International Tbk

2.61 Grey area 2.62 Grey area 2.19 Grey area 2.25 Grey area 2.72 Grey area

4 PT Budi Acid Jaya Tbk 1.27 Bangkrut 1.78 Bangkrut 1.80 Bangkrut 1.83 Grey area 2.08 Grey area5 PT Indah Kilat Pulp &

Paper Tbk0.32 Bangkrut 0.70 Bangkrut 0.71 Bangkrut 0.68 Bangkrut 0.80 Bangkrut

6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2.43 Grey area 2.40 Grey area 2.38 Grey area 2.57 Grey area 1.76 Bangkrut

7 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

1.34 Bangkrut 1.49 Bangkrut 1.64 Bangkrut 2.00 Grey area 2.59 Grey area

8 PT Lautan Luas Tbk 2.06 Grey area 2.38 Grey area 2.61 Grey area 2.31 Grey area 2.42 Grey area9 PT Lontar Papyrus Pulp

& Paper Industry Tbk0.25 Bangkrut 0.69 Bangkrut 0.65 Bangkrut 0.37 Bangkrut 0.38 Bangkrut

10 PT Mayora Indah Tbk 3.17 Tidak bangkrut

3.64 Tidak bangkrut

3.20 Tidak bngkrut

3.61 Tidak bangkrut

3.68 Tidak bangkrut

11 PT Metrodata Electronics Tbk

3.78 Tidak bangkrut

3.59 Tidak bangkrut

3.79 Tidak bangkrut

3.63 Tidak bangkrut

3.67 Tidak bangkrut

12 PT Bentoel Internasional Investama Tbk

3.39 Tidak bangkrut

3.74 Tidak bangkrut

3.10 Tidak bangkrut

2.98 Grey area 2.88 Grey area

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

-0.07 Bangkrut 1.11 Bangkrut 1.09 Bangkrut 0.95 Bangkrut 1.10 Bangkrut

14 PT Tunas Baru Lampung Tbk

1.72 Bangkrut 1.90 Grey area 1.73 Bangkrut 1.55 Bangkrut 1.89 Grey area

15 PT Unggul Indah Cahaya Tbk

2.07 Grey area 2.32 Grey area 2.36 Grey area 2.24 Grey area 2.22 Grey area

Page 74: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

59

dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis 2 diterima. Jadi working

capital/total asset, retained earning/total asset, EBIT/total asset,

current ratio, quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata umur

persediaan, return on asset dan return on equity secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

2) Koefisien Determinasi (R2)

Tabel IV.8 menunjukkan nilai koefisien determinasi yang sudah

disesuaikan (Adjusted R2) sebesar 0,897. Artinya, persentase

sumbangan pengaruh variabel independen (working capital/total

asset, retained earning/total asset, EBIT/total asset, current ratio,

quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan,

return on asset dan return on equity) terhadap variabel dependen

(kebangkrutan) sebesar 89,7%. Sedangkan sisanya sebesar 10,3%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

3) Uji T (Uji Parsial)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel

bebas secara parsial atau individu mempunyai pengaruh terhadap

variabel bebas lainnya (Djarwanto,1996).

Hasil pengujian dapat dilihat dengan membandingkan p-value

dengan tingkat signifikansi. Dalam penelitian ini menggunakan

tingkat signifikansi 5% (0,05). Kriteria yang digunakan dalam uji

ini adalah bahwa jika p-value 0,05 maka Ha diterima, sedangkan

apabila p-value > 0,05 maka Ha ditolak.

Page 75: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

60

a). Variabel working capital/total asset

Hipotesis yang diajukan adalah:

H3.a : Working capital/total asset berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan.

Variabel working capital/total asset memiliki nilai b1 = 4,110

dan p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini

berarti H3a diterima. Jadi working capital/total asset

berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kebangkrutan.

b). Variabel retained earning/total asset

Hipotesis yang diajukan adalah:

H3b : Retained earning/total asset berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel retained earning memiliki nilai b2 = 1,670 dan

p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini

berarti H3b diterima. Jadi retained earning/total asset

berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kebangkrutan.

c). Variabel EBIT/total asset

Hipotesis yang diajukan adalah:

H3c : EBIT/total asset secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel EBIT/total asset memiliki nilai b3 = 2,099 dan

p-value 0,093 > 0,05 artinya tidak signifikan. Signifikan di sini

berarti H3c ditolak. Jadi EBIT/total asset tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

Page 76: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

61

d). Variabel current ratio

H3d : Current ratio secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel current ratio memiliki nilai b6 = 0,161 dan

p-value 0,03 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini berarti

H3d diterima. Jadi current ratio berpengaruh signifikan positif

terhadap tingkat kebangkrutan.

e). Variabel ln quick ratio

H3e : Quick ratio secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel ln quick ratio memiliki nilai b7 = -0,571 dan

p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini

berarti H3e diterima. Jadi ln quick ratio berpengaruh signifikan

negatif terhadap tingkat kebangkrutan.

f). Variabel rata-rata umur piutang

H3f : Rata-rata umur piutang secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel rata-rata umur piutang memiliki nilai b8 = -0,003 dan

p-value 0,081 > 0,05 artinya tidak signifikan. Signifikan di sini

berarti H3f ditolak. Jadi rata-rata umur piutang tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

Page 77: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

62

g) Variabel rata-rata umur persediaan

H3g : Rata-rata umur persediaan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel rata-rata umur persediaan memiliki nilai b9 = -0,009

dan p-value 0,000 > 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini

berarti H3g diterima. Jadi rata-rata umur persediaan

berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kebangkrutan.

h) Variabel return on asset

H3h : Return on asset secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel return on asset memiliki nilai b3 = 3,445 dan p-value

0,108 > 0,05 artinya tidak signifikan. Signifikan di sini berarti

H3h ditolak. Jadi return on asset tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan.

i). Variabel return on equity

H3i : Return on equity secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan

Variabel return on equity memiliki nilai b15 = -0,602 dan

p-value 0,320 > 0,05 artinya tidak signifikan. Signifikan di sini

berarti H3i ditolak. Jadi return on equity tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

Page 78: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

63

c. Multiple Discriminant Anlysis

Pengolahan data untuk menguji hipotesis keempat akan digunakan uji

Multiple Discriminant Anlysis. Analisis diskriminan ini digunakan

untuk variabel dependen lebih dari dua group.

Test of Equality of Group Means dilakukan untuk mengetahui jenis

rasio keuangan yang dapat digunakan untuk membedakan perusahaan

yang masuk pada kategori sangat sehat, sehat, kurang sehat dan tidak

sehat. Hasil uji tersebut nampak pada table IV.10.

TABEL IV.10Tests of Equality of Group Means

Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.

WC/TA .332 47.618 3 71 .000

RE/TA .636 13.538 3 71 .000

CURRENT RATIO .808 5.630 3 71 .002

LN QUICK RATIO .617 14.697 3 71 .000

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN

.837 4.619 3 71 .005

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Tests of Equality of Group Means memberikan nilai Wilk’s Lambda

dan Univariate F ratio untuk setiap variabel independen. Dengan

melihat tingkat signifikansinya maka dapat disimpulkan bahwa rasio

WC/TA, RE/TA, current ratio, quick ratio, rata-rata umur persediaan

secara univariate semua variabel independen adalah signifikan yang

berarti mampu membedakan antara kelompok variabel dependen .

Page 79: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

64

TABEL IV.11Log Determinants 1

Z-SCORE RankLog

Determinant

Tidak Sehat 5 -7.083

Kurang Sehat 5 -6.792

Sehat 5 -6.389

Sangat Sehat 5 -7.384

Pooled within-groups

5 -3.731

The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

TABEL IV.12Test Results 1

Box's M 217.345

Approx. 4.106

df1 45

df2 6.339E3

F

Sig. .000

Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Box’s M menguji asumsi homogenitas covariance matrik antar group.

Hasil uji Box’s M menunjukkan nilai yang signifikan yang berarti

terdapat perbedaan covariance matrix antar group dan ini menyalahi

asumsi analisis diskriminan. dan terdapat beberapa data outlier pada

beberapa variabel, yaitu current ratio, quick ratio dan rata-rata umur

persediaan, oleh karena itu ketiga variabel tersebut tidak digunakan

pada model.

Page 80: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

65

TABEL IV.13Log Determinants 2

Z-SCORE RankLog

Determinant

TIDAK SEHAT 2 -9.166

KURANG SEHAT 2 -9.207

SEHAT 2 -8.176

SANGAT SEHAT 2 -11.455

Pooled within-groups

2 -8.230

The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

TABEL IV.14Test Results 2

Box's M 70.316

Approx. 7.356

df1 9

df2 1.810E4

F

Sig. .000

Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Hasil uji Box’s M menunjukkan nilai yang signifikan yang berarti

terdapat perbedaan covariance matrix antar group dan ini menyalahi

asumsi analisis diskriminan. Namun demikian analisis diskriminan

tetap rebust walaupun asumsi homogenitas variance tidak terpenuhi

dan data tidak terdapat outlier.

Page 81: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

66

Kemudian untuk melakukan klasifikasi perusahaan masuk pada

kategori sangat sehat, sehat, kurang sehat dan tidak sehat akan

digunakan prosedur stepwise untuk memaksimalkan Mahalanobis

distance antar grup. Hasil menunjukan sebagai berikut :

TABEL IV.15Variables in the Analysis

Step ToleranceSig. of F to

RemoveMin. D Squared Between Groups

1 WC/TA 1.000 .000

WC/TA.925 .000 .046

Tidak Sehat dan Kurang Sehat

2

RE/TA .925 .000 .254 Kurang Sehat dan Sehat

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Mahalonobis distance digunakan untuk menemukan variabel yang

memiliki kekuatan terbesar mendiskriminasi. Prosedur stepwise

dimulai dengan memasukkan variabel yang akan memaksimalkan

Mahalonobis distance antar group. Dalam hal ini minimum signifikan

value 0.05 digunakan sebagai syarat entry variabel (Ghozali dalam

Sugeng (2007))

Hasil analisis dengan metode stepwise menunjukkan bahwa variabel

pertama yang dimasukkan dalam analisis adalah X1 (WC/TA),

kemudian variabel kedua yang dimasukkan dalam analisis adalah X2

(RE/TA) yang mempunyai Mahalanobis D2 tertinggi. Jadi berdasarkan

prosedur stepwise diperoleh variabel yang signifikan untuk periode ini

ada dua yaitu WC/TA dan RE/TA dimana kedua variabel ini mampu

membedakan pengklasifikasian perusahaan secara multivariate

Page 82: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

67

berdasarkan nilai Wilk’s lambda dan nilai minimum Mahalonobis

distance.

TABEL IV.16Eigenvalues

Function Eigenvalue

% of Variance

Cumulative %

Canonical Correlation

1 3.173a 95.9 95.9 .872

2 .136a 4.1 100.0 .345

a. First 2 canonical discriminant functions were used in theanalysis.

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

TABEL IV.17Wilks' Lambda

Test of Function(s)

Wilks' Lambda Chi-square df Sig.

1 through 2 .211 110.466 6 .000

2 .881 9.025 2 .011

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Fungsi diskriminan dengan dua variabel independent WC/TA dan

RE/TA ternyata signifikan seperti terlihat dari nilai Chi Square baik

untuk Fungsi Diskriminan 1 dan Fungsi Diskriminan 2. Nilai

eigenvalue menunjukkan berapa besar variasi pada variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh setiap fungsi diskriminan. Pada tabel

IV.16, menunjukkan fungsi diskriminan 1 mampu menjelaskan 95,9%

variasi sedangkan fungsi diskriminan 2 hanya mampu menjelaskan

variasi sebesar 4,1%.

Page 83: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

68

TABEL IV.18Standardized Canonical Discriminant Function

Coefficients

Function

1 2

WC/TA .962 -.394

RE/TA .643 .817

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

TABEL IV.19Canonical Discriminant

Function Coefficients

Function

1 2

WC/TA 7.797 -3.194

RE/TA 4.674 5.941

(Constant) -2.260 .103

Unstandardized coefficientsSumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Berdasarkan pada nilai unstandardized coefficient maka dapat

dituliskan persamaan fungsi diskriminan sebagai berikut:

Fungsi 1 Z1 = -2,260 + 7,797X1 + 4,674X2

Fungsi 2 Z2 = 0,103 – 3,194X1 + 5.941X2

Page 84: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

69

TABEL IV.20Functions at Group Centroids

FunctionZ-SCORE 1 2

TIDAK SEHAT -3.297 .325

KURANG SEHAT -.582 -.554

SEHAT .699 .261

SANGAT SEHAT 2.301 .031

Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Fungsi at group centroids digunakan untuk menentukan cutting point

pengelompokan kasus. Nilai optimal cutting point adalah rata-rata

tertimbang dari pasangan nilai. Nilai cutting point memberikan range

score diskriminan untuk mengelompokkan kasus sebagai perusahaan

sangat sehat, sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Fungsi group centroid 1 memisahkan antara kelompok perusahaan

bangkrut dengan perusahaan kurang sehat, sehat, dan sangat sehat.

Dengan melihat hasil nilai centroid dapat disimpulkan bahwa sumber

utama dari perbedaan fungsi diskriminan 1 adalah antara kelompok

perusahaan bangkrut dan kurang sehat keduanya negatif dengan

perusahaan sehat dan sangat sehat keduanya positif.

Page 85: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

70

TABEL IV.21Classification Resultsa

Predicted Group MembershipZ-SCORE 0 1 2 3 Total

0 8 3 0 0 11

1 0 16 5 0 21

2 0 3 22 3 28

Count

3 0 0 0 14 14

0 72.7 27.3 .0 .0 100.0

1 .0 76.2 23.8 .0 100.0

2 .0 10.7 78.6 10.7 100.0

Original

%

3 .0 .0 .0 100.0 100.0

a. 81.1% of original grouped cases correctly classified.Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

Classification result digunakan untuk menilai seberapa baik fungsi

diskriminan. Fungsi diskriminan mampu mengelompokkan kasus

dengan benar sebesar 81,1%. Kemampuan mengelompokkan

perusahaan tidak sehat adalah 72,7%, untuk perusahaan kurang sehat

76,2%, perusahaan sehat 78,6% dan perusahaan sangat sehat 100%.

Page 86: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

71

TABEL IV.22HASIL PENGELOMPOKKAN PERUSAHAAN

No Nama Perusahaan TahunActual Group Predicted Group Keterangan

1 Pt Apexindo Pratama Duta Tbk 2003 1 1 Kurang Sehat2 2004 1 2 Misclasified case3 2005 1 1 Kurang Sehat4 2006 1 2 Misclasified case5 2007 1 2 Misclasified case6 Pt Astra Graphia Tbk 2003 2 2 Sehat7 2004 2 3 Misclasified case8 2005 3 3 Sangat Sehat9 2006 2 2 Sehat

10 2007 2 2 Sehat11 Pt Astra International Tbk 2003 2 2 Sehat12 2004 2 2 Sehat13 2005 2 2 Sehat14 2006 2 2 Sehat15 2007 2 2 Sehat16 Pt Budi Acid Jaya Tbk 2003 1 1 Kurang Sehat17 2004 1 1 Kurang Sehat18 2005 1 1 Kurang Sehat19 2006 1 1 Kurang Sehat20 2007 2 1 Misclasified case21 Pt Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 2003 0 0 Tidak Sehat22 2004 0 1 Misclasified case23 2005 0 1 Misclasified case24 2006 0 0 Tidak Sehat25 2007 0 0 Tidak Sehat26 Pt Indofood Sukses Makmur Tbk 2003 2 2 Sehat27 2004 2 2 Sehat28 2005 2 2 Sehat29 2006 2 2 Sehat30 2007 1 1 Kurang Sehat31 Pt Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2003 1 1 Kurang Sehat32 2004 1 1 Kurang Sehat33 2005 1 1 Kurang Sehat34 2006 2 1 Misclasified case35 2007 2 1 Misclasified case36 Pt Lautan Luas Tbk 2003 2 2 Sehat37 2004 2 2 Sehat38 2005 2 2 Sehat39 2006 2 2 Sehat40 2007 2 2 Sehat41 Pt Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry 2003 0 0 Tidak Sehat42 2004 0 0 Tidak Sehat43 2005 0 0 Tidak Sehat44 2006 0 0 Tidak Sehat45 2007 0 0 Tidak Sehat

Page 87: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

72

46 Pt Mayora Indah Tbk 2003 3 3 Sangat Sehat47 2004 3 3 Sangat Sehat48 2005 3 3 Sangat Sehat49 2006 3 3 Sangat Sehat50 2007 3 3 Sangat Sehat51 Pt Metrodata Electronics Tbk 2003 3 3 Sangat Sehat52 2004 3 3 Sangat Sehat53 2005 3 3 Sangat Sehat54 2006 3 3 Sangat Sehat55 2007 3 3 Sangat Sehat56 Pt Bentoel Internasional Investama Tbk 2003 3 3 Sangat Sehat57 2004 3 3 Sangat Sehat58 2005 3 3 Sangat Sehat59 2006 2 3 Misclasified case60 2007 2 3 Misclasified case61 Pt Pabrik Kertas Tjiwi Kimia 2003 -1 0 Misclasified case62 2004 1 1 Kurang Sehat63 2005 1 1 Kurang Sehat64 2006 0 1 Misclasified case65 2007 1 1 Kurang Sehat66 Pt Tunas Baru Lampung Tbk 2003 1 2 Misclasified case67 2004 1 1 Kurang Sehat68 2005 1 1 Kurang Sehat69 2006 1 1 Kurang Sehat70 2007 1 2 Misclasified case71 Pt Unggul Indah Cahaya Tbk 2003 2 2 Sehat72 2004 2 2 Sehat73 2005 2 2 Sehat74 2006 2 2 Sehat

75 2007 2 2 Sehat

Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS, 16.0

C. Interpretasi Hasil

Pengujian terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang

mengeluarkan obligasi dengan menggunakan Altman Z-Score menunjukkan

bahwa masing-masing perusahaan memiliki tingkat kebangkrutan yang

berbeda-beda, yaitu bangkrut, grey area, dan tidak bangkrut sehingga

hipotesis 1 ditolak.

Dari pengujian variabel secara simultan atau uji F, dengan tingkat

signifikansi 0,05 menunjukkan nilai F hitung sebesar 72,913 lebih besar dari F

Page 88: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

73

tabel 2.027419 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 maka H2 diterima.

Hal ini berarti working capital/total asset, retained earning/total asset,

EBIT/total asset, current ratio, quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata

umur persediaan, return on asset dan return on equity secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

Berikut ini dapat disimpulkan pengaruh variabel working

capital/total asset, retained earning/total asset, EBIT/total asset, current ratio,

quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, return on asset

dan return on equity terhadap nilai kebangkrutan secara parsial sebagai

berikut:

1. Pengaruh variabel working capital/total asset terhadap tingkat

kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel working

capital/total asset bernilai positif sebesar 4,110, hal ini berarti bahwa

setiap kenaikan 1 satuan variabel working capital/total asset akan

meningkatkan tingkat kebangkrutan sebesar 4,110 dengan asumsi variabel

independen yang lainnya konstan. Hasil uji t variabel independent working

capital/total asset sebesar 4,110 mempunyai nilai signifikan t sebesar

0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian H3a

diterima berarti variabel working capital/total asset mempunyai pengaruh

yang signifikan positif terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Altman (2000) yang

menyatakan bahwa rasio working capital/total asset yang sering

ditemukan pada studi kebangkrutan perusahaan menggambarkan aktiva

Page 89: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

74

lancar dan hutang lancar. Biasanya, perusahaan yang mengalami

kebangkrutan menyusutkan aktiva lancar pada total aktivanya yang

menurunkan rasio WC/TA.

2. Pengaruh variabel retained earning/total asset terhadap tingkat

kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel retained

earning/total asset bernilai positif sebesar 1,670, hal ini berarti bahwa

setiap kenaikan 1 satuan variabel retained earning/total asset akan

meningkatkan tingkat kebangkrutan sebesar 1,670 dengan asumsi variabel

independent yang lainnya konstan. Hasil uji t variabel independent

retained earning/total asset sebesar 1,670 mempunyai nilai signifikan t

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan

demikian H3b diterima berarti variabel retained earning/total asset

mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap tingkat

kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Altman (2000) yang menyatakan bahwa perusahaan

dengan retained earning yang tinggi dan total aktiva yang relatif, telah

mendanai aktivanya melalui profit dan tidak menggunakan banyak hutang,

dan pada penelitan Myerr (1997) menyatakan bahwa semakin tinggi

tingkat hutang perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan

diprediksi mengalami kebangkrutan oleh debtholder jika tidak mampu

membayar hutang.

Page 90: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

75

3. Pengaruh variabel EBIT/total asset terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel EBIT/total

asset bernilai positif sebesar 2,099, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1

satuan variabel EBIT/total asset akan meningkatkan tingkat kebangkrutan

sebesar 2,099 dengan asumsi variabel independent yang lainnya konstan.

Hasil uji t variabel independent EBIT/total asset sebesar 2,099 mempunyai

nilai signifikan t sebesar 0,093 yang lebih besar dari taraf signifikansi

0,05. Dengan demikian H3c ditolak berarti variabel EBIT/total asset

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Altman (2000) yang menyatakan bahwa EBIT/total asset mempunyai

pengaruh signifikan positif terhadap tingkat kebangkrutan yang didasarkan

pada teori bahwa kebangkrutan terjadi ketika total hutang melebihi

penilaian yang seimbang dengan aktiva perusahaan yang ditentukan oleh

kekuatan laba dari aktiva. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan

oleh perbedaan sampel penelitian dan jumlah variabel yang digunakan di

dalam penelitian.

4. Pengaruh variabel current ratio terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel current

ratio bernilai positif sebesar 0,161, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1

satuan variabel current ratio akan meningkatkan tingkat kebangkrutan

sebesar 0,161 dengan asumsi variabel independen yang lainnya konstan.

Hasil uji t variabel independent current ratio sebesar 0,161 mempunyai

nilai signifikan t sebesar 0,03 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.

Page 91: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

76

Dengan demikian H3c diterima berarti current ratio mempunyai pengaruh

yang signifikan positif terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai

dengan teori Weston dan Brigham (2001) yang menyatakan bahwa jika

suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan

tersebut mulai membayar hutang usaha dengan lebih lambat. Jika

kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancar, maka

rasio lancar akan turun dan hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan.

5. Pengaruh variabel ln quick ratio terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel ln quick

ratio bernilai negatif sebesar -0,571, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan

1 satuan variabel ln quick ratio akan menurunkan tingkat kebangkrutan

sebesar -0,571 dengan asumsi variabel independen yang lainnya konstan.

Hasil uji t variabel independent ln quick ratio sebesar -0,571 mempunyai

nilai signifikan t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.

Dengan demikian H3e diterima berarti ln quick ratio mempunyai pengaruh

yang signifikan negatif terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai

dengan teori Kaaro dan Hartono (2002) yang menyatakan bahwa

perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas (quick ratio) yang tinggi

menandakan kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung rendah. Hal ini

dikarenakan oleh lebih banyak aktiva lancar yang ada di perusahaan

dibandingkan dengan aktiva tetapnya. Aktiva tetap juga mengalami

penurunan nilai dikarenakan oleh adanya faktor penurunan ekonomi atau

depresiasi. Pada tahap ini juga banyak aktiva tetap yang sudah tidak

produktif lagi dijual oleh perusahaan.

Page 92: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

77

6. Pengaruh variabel rata-rata umur piutang terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel rata-rata

umur piutang bernilai negatif sebesar -0,003, hal ini berarti bahwa setiap

kenaikan 1 satuan variabel rata-rata umur piutang akan menurunkan

tingkat kebangkrutan sebesar -0,003 dengan asumsi variabel independent

yang lainnya konstan. Hasil uji t variabel independent rata-rata umur

piutang sebesar -0,003 mempunyai nilai signifikan t sebesar 0,081 yang

lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian H3f ditolak

berarti rata-rata umur piutang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

terhadap nilai kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan teori Mamduh M.

Hanafi dan Abdul Halim (2003) yang menyatakan bahwa angka rata-rata

piutang yang terlalu tinggi menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya

piutang yang lebih tinggi. Sebaliknya, angka yang terlalu rendah bisa jadi

merupakan indikasi kebijakan piutang yang terlalu ketat, dan ini akan

menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan.

7. Pengaruh variabel rata-rata umur persediaan terhadap tingkat

kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel rata-rata

umur persediaan bernilai negatif sebesar -0,009, hal ini berarti bahwa

setiap kenaikan 1 satuan variabel rata-rata umur persediaan akan

menurunkan tingkat kebangkrutan sebesar -0,009 dengan asumsi variabel

independent yang lainnya konstan. Hasil uji t variabel independent rata-

rata umur persediaan sebesar -0,009 mempunyai nilai signifikan t sebesar

0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian H3g

Page 93: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

78

diterima berarti rata-rata umur persediaan mempunyai pengaruh yang

signifikan negatif terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan

teori Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003) yang menyatakan

bahwa semakin rendah perputaran persediaan akan meningkatkan nilai

rata-rata umur persediaan yang menandakan tanda-tanda mis-manajemen

seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif, dan sebaliknya.

8. Pengaruh variabel return on asset terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel ROA

bernilai positif sebesar 3,445, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1

satuan variabel ROA akan meningkatkan tingkat kebangkrutan sebesar

3,445 dengan asumsi variabel independent yang lainnya konstan. Hasil uji

t variabel independent ROA sebesar 3,445 mempunyai nilai signifikan t

sebesar 0,108 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan

demikian H2h ditolak berarti variabel ROA mempunyai pengaruh yang

tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan teori

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003) yang menyatakan bahwa

rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset untuk

memperoleh laba, yang berarti efisiensi manajemen.

9. Pengaruh variabel return on equity terhadap tingkat kebangkrutan.

Persamaan diatas menunjukkan koefisien regresi dari variabel ROE

bernilai negatif sebesar -0,602, hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 1

satuan variabel ROE akan menurunkan tingkat kebangkrutan sebesar

-0,602 dengan asumsi variabel independent yang lainnya konstan. Hasil uji

t variabel independent ROE sebesar -0,602 mempunyai nilai signifikan t

Page 94: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

79

sebesar 0,320 yang lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan

demikian H3i ditolak berarti variabel ROE mempunyai pengaruh yang

tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan teori

Drs. Dwi Prastowo Darminto, MM, Ak. Dan Rifka Juliaty, SE. (2005)

yang menyatakan bahwa ROE yang tinggi tidak selalu mencerminkan

baiknya kinerja perusahaan, karena dalam upaya menaikkan angka ROE

manajer melakukannya dengan menaikkan jumlah hutang.

Berdasarkan hasil yag diperoleh dari Multiple Discriminant Anlysis

diperoleh dua variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

kebangkrutan perusahaan, yaitu WC/TA dan RE/TA dengan tingkat

signifikansi sebesar 81,1%. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Altman

dimana menyebutkan bahwa WC/TA dan RE/TA dapat digunakan untuk

mengelompokkan antara perusahaan bangkrut, grey area dan tidak bangkrut.

Page 95: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji Altman Z-Score menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan

manufaktur yang mengeluarkan obligasi tidak seluruhnya memiliki

prediksi bangkrut.

2. Hasil uji F menunjukkan pengujian variabel independent secara simultan

atau secara bersama-sama menghasilkan uji F sebesar 72,913 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,000, dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama variabel independent yaitu working

capital/total asset, retained earning/total asset, EBIT/total asset, current

ratio, quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, return

on asset dan return on equity mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat kebangkrutan.

3. Uji ketepatan perkiraan (Goodness of Fit Test) menghasilkan nilai adjusted

R2 sebesar 0,897 atau 89,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen yang dilakukan dalam model regresi yaitu working

capital/total asset, retained earning/total asset, EBIT/total asset, current

ratio, quick ratio, rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, return

on asset dan return on equity mampu menjelaskan pengaruh terhadap

Page 96: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

81

tingkat kebangkrutan sebesar 89,7%,sedangkan pengaruh sebesar 10,3%

dijelaskan oleh faktor lain

4. a. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan working capital/total asset

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat

kebangkrutan yaitu sebesar 4,110.

b. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan retained earning/total asset

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat

kebangkrutan yaitu sebesar 1,670.

c. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan EBIT/total asset mempunyai

pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan

yaitu sebesar 2,099.

d. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan current ratio mempunyai

pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat kebangkrutan yaitu

sebesar 0,161.

e. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan quick ratio mempunyai

pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat kebangkrutan yaitu

sebesar -0,571.

f. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan rata-rata umur piutang

mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat

kebangkrutan yaitu sebesar -0,003.

g. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan rata-rata umur persediaan

mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat

kebangkrutan yaitu sebesar -0,009.

Page 97: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

82

h. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan return on asset mempunyai

pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan

yaitu sebesar 3,445.

i. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan return on equity mempunyai

pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap tingkat kebangkrutan

yaitu sebesar -0,602.

5. Berdasarkan hasil yag diperoleh dari Multiple Discriminant Anlysis

diperoleh dua variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

kebangkrutan perusahaan, antara lain WC/TA dan RE/TA dengan tingkat

signifikansi sebesar 81,1%

B. Keterbatasan

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang

mengeluarkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga

memungkinkan adanya keterbatasan jumlah sampel penelitian dan hasil

yang kurang baik secara statistik.

2. Penelitian ini hanya menggunakan rasio-rasio likuiditas, rasio aktivitas,

rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas sebagai faktor yang diduga

mempunyai pengaruh terhadap tingkat kebangkrutan, sedangkan belum

memperhitungkan rasio pasar.

Page 98: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

83

C. Saran

1. Bagi Emiten

Perusahaan emiten seharusnya dapat mengusahakan untuk menciptakan

peningkatan working capital/total asset, retained earning/total asset,

current ratio, quick ratio, dan rata-rata umur persediaan karena

berdasarkan penelitian kelima rasio tersebut memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kebangkrutan.

2. Bagi Investor

Dalam melakukan investasi pada perusahaan manufaktur, investor maupun

calon investor harus memperhatikan working capital/total asset dan

retained earning/total asset serta menggunakannya dalam analisis

investasi. Hal ini dikarenakan menurut hasil penelitian kedua faktor

tersebut dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan

3. Bagi penelitian selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya dapat untuk menambah jumlah sampel

perusahaan dan rasio pasar sehingga dapat memperbanyak sampel

penelitian dan menambah faktor-faktor lain yang diduga mempunyai

pengaruh terhadap tingkat kebangkrutan.

Page 99: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

84

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I. 2000. Predicting Financial Distress of Companies: Revisiting The Z-Score and ZETA Models. The Journal of Finance, July 2000.

Brigham, Eugene F. dan Joel. F. Huston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Endah, Sayekti. 2005. Anlisis Penggunaan Z-Score Altman untuk menilai potensi kebangkrutan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2002. Skripsi S-1 UNS.

Gamayuni, Rindu Rika. 2006. Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Kegagalan Perusahaan di Indonesia. Journal Bisnis & Manajemen. Bandarlampung

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Mamduh, M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Rasio Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Muliaman, Wimboh Santoso dan Ita Rulina. 2003. Indikator Kepailitan Indonesia: An Additional Early Warning Tools Pada Stabilitas Sistem Keuangan. Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan.

Mulyono, Sugeng. 2007. Analisa Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Skripsi S-1 UNS.

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakoid.

Page 100: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

85

Sarjono, Haryadi. Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat PrediksiKemungkinan Kebangkrutan dengan Model Diskriminan Altman pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta. Jakarta.

Wahyuni, Salamah.2003. Buku Pedoman Penyusunan Skripsi. Surakarta: FE UNS.

Page 101: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

86

Page 102: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

87

Lampiran I

NILAI VARIABEL ALTMAN Z-SCORE (Y) TAHUN 2003-2007

NO NAMAPERUSAHAAN

2003 Keterangan 2004 Keterangan 2005 Keterangan 2006 Keterangan 2007 Keterangan

1 PT Apexindo Pratama Duta Tbk

1.31 Bangkrut 1.49 Bangkrut 1.56 Bangkrut 1.65 Bangkrut 1.98 Grey area

2 PT Astra Graphia Tbk 2.09 Grey area 2.94 Grey area 3.02 Tidak bangkrut

2.67 Grey area 2.96 Grey area

3 PT Astra International Tbk

2.61 Grey area 2.62 Grey area 2.19 Grey area 2.25 Grey area 2.72 Grey area

4 PT Budi Acid Jaya Tbk 1.27 Bangkrut 1.78 Bangkrut 1.80 Bangkrut 1.83 Grey area 2.08 Grey area5 PT Indah Kilat Pulp &

Paper Tbk0.32 Bangkrut 0.70 Bangkrut 0.71 Bangkrut 0.68 Bangkrut 0.80 Bangkrut

6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2.43 Grey area 2.40 Grey area 2.38 Grey area 2.57 Grey area 1.76 Bangkrut

7 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

1.34 Bangkrut 1.49 Bangkrut 1.64 Bangkrut 2.00 Grey area 2.59 Grey area

8 PT Lautan Luas Tbk 2.06 Grey area 2.38 Grey area 2.61 Grey area 2.31 Grey area 2.42 Grey area9 PT Lontar Papyrus Pulp

& Paper Industry Tbk0.25 Bangkrut 0.69 Bangkrut 0.65 Bangkrut 0.37 Bangkrut 0.38 Bangkrut

10 PT Mayora Indah Tbk 3.17 Tidak bangkrut

3.64 Tidak bangkrut

3.20 Tidak bngkrut

3.61 Tidak bangkrut

3.68 Tidak bangkrut

11 PT Metrodata Electronics Tbk

3.78 Tidak bangkrut

3.59 Tidak bangkrut

3.79 Tidak bangkrut

3.63 Tidak bangkrut

3.67 Tidak bangkrut

12 PT Bentoel Internasional Investama Tbk

3.39 Tidak bangkrut

3.74 Tidak bangkrut

3.10 Tidak bangkrut

2.98 Grey area 2.88 Grey area

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

-0.07 Bangkrut 1.11 Bangkrut 1.09 Bangkrut 0.95 Bangkrut 1.10 Bangkrut

14 PT Tunas Baru Lampung Tbk

1.72 Bangkrut 1.90 Grey area 1.73 Bangkrut 1.55 Bangkrut 1.89 Grey area

15 PT Unggul Indah Cahaya Tbk

2.07 Grey area 2.32 Grey area 2.36 Grey area 2.24 Grey area 2.22 Grey area

Page 103: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

88

Lampiran II

NILAI VARIABEL WC/TA (X1) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.14 0.22 0.21 0.17 0.182 PT Astra Graphia Tbk 0.34 0.51 0.41 0.36 0.353 PT Astra International Tbk 0.14 0.13 0.12 0.13 0.144 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.30 0.28 0.28 0.17 0.295 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk -0.04 0.07 0.07 0.06 0.056 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.22 0.20 0.12 0.12 0.027 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.27 0.30 0.28 0.25 0.378 PT Lautan Luas Tbk 0.29 0.27 0.35 0.30 0.319 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk-0.26 -0.20 -0.21 -0.33 -0.32

10 PT Mayora Indah Tbk 0.42 0.38 0.34 0.39 0.3911 PT Metrodata Electronics Tbk 0.47 0.51 0.48 0.50 0.5312 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk0.46 0.45 0.54 0.41 0.60

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0.52 0.24 0.22 0.22 0.2414 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.24 0.17 0.14 0.16 0.2415 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.31 0.33 0.27 0.35 0.12

Page 104: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

89

Lampiran III

NILAI VARIABEL RE/TA (X2) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.13 0.12 0.07 0.14 0.222 PT Astra Graphia Tbk 0.20 0.24 0.18 0.18 0.203 PT Astra International Tbk 0.27 0.30 0.26 0.30 0.354 PT Budi Acid Jaya Tbk -0.02 -0.02 -0.01 0.01 0.035 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk -0.10 -0.03 -0.03 -0.06 -0.056 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.24 0.24 0.25 0.27 0.177 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk -0.39 -0.46 -0.40 -0.31 -0.238 PT Lautan Luas Tbk 0.16 0.18 0.18 0.16 0.179 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk-0.07 0.04 0.05 0.00 0.01

10 PT Mayora Indah Tbk 0.28 0.33 0.31 0.34 0.3411 PT Metrodata Electronics Tbk 0.18 0.16 0.16 0.17 0.1312 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk0.16 0.20 0.26 0.26 0.19

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0.07 0.02 0.03 0.00 0.0014 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.10 0.09 0.09 0.09 0.1015 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.12 0.16 0.17 0.16 0.18

Page 105: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

90

Lampiran IV

NILAI VARIABEL EBIT/TA (X3) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.04 0.06 0.09 0.10 0.142 PT Astra Graphia Tbk 0.07 0.10 0.15 0.10 0.153 PT Astra International Tbk 0.12 0.12 0.10 0.09 0.134 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.04 0.09 0.08 0.08 0.105 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.00 0.01 0.01 0.02 0.046 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.13 0.13 0.11 0.12 0.107 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.01 0.05 0.06 0.07 0.118 PT Lautan Luas Tbk 0.05 0.09 0.09 0.05 0.099 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.02 0.03 0.02 0.02 0.02

10 PT Mayora Indah Tbk 0.12 0.10 0.06 0.11 0.1311 PT Metrodata Electronics Tbk 0.07 0.08 0.10 0.07 0.1012 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk-0.02 0.02 -0.01 0.07 0.09

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.04 0.04 0.03 0.01 0.0214 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.06 0.10 0.08 0.07 0.1015 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.07 0.08 0.06 0.04 0.05

Page 106: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

91

Lampiran V

NILAI VARIABEL MARKET VALUE EQUITY/BOOK VALUE OF TOTAL LIABILITIES (X4) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.83 0.78 0.95 0.92 0.922 PT Astra Graphia Tbk 0.89 1.38 1.22 1.02 1.013 PT Astra International Tbk 0.84 0.85 0.55 0.71 0.864 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.19 0.27 0.27 0.34 0.765 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.43 0.61 0.64 0.54 0.556 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.39 0.40 0.43 0.47 0.387 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.19 0.12 0.13 0.21 0.268 PT Lautan Luas Tbk 0.51 0.51 0.48 0.41 0.419 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.52 0.79 0.78 0.61 0.57

10 PT Mayora Indah Tbk 1.72 2.19 1.63 1.72 .3811 PT Metrodata Electronics Tbk 1.08 0.71 0.69 0.58 0.3512 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk0.99 1.16 1.53 1.03 0.67

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.25 0.40 0.42 0.36 0.3614 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.77 0.61 0.55 0.73 0.6215 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.61 0.67 0.82 0.70 0.88

Page 107: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

92

Lampiran VI

NILAI VARIABEL SALES/TOTAL ASSET (X5) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.31 0.39 0.35 0.36 0.412 PT Astra Graphia Tbk 0.63 0.83 1.05 1.06 1.163 PT Astra International Tbk 1.15 1.13 1.01 0.96 1.104 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.68 0.99 1.05 1.15 0.915 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.25 0.26 0.27 0.30 0.346 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.17 1.14 1.27 1.36 0.947 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.41 1.54 1.60 1.77 1.958 PT Lautan Luas Tbk 1.02 1.20 1.35 1.32 1.279 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.29 0.32 0.31 0.34 0.34

10 PT Mayora Indah Tbk 0.86 1.08 1.17 1.27 1.4911 PT Metrodata Electronics Tbk 2.09 2.06 2.26 2.21 2.3312 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk2.12 2.16 1.18 1.28 1.19

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.38 0.43 0.44 0.45 0.5314 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.62 0.88 0.84 0.58 0.7515 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.94 1.02 1.09 1.06 1.14

Page 108: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

93

Lampiran V II

NILAI VARIABEL CURRENT RATIO (X6) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 1.90 1.81 3.45 4.63 2.602 PT Astra Graphia Tbk 2.12 4.76 3.33 2.43 1.343 PT Astra International Tbk 1.19 1.03 0.74 0.78 0.914 PT Budi Acid Jaya Tbk 3.14 1.12 1.11 1.25 1.495 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.22 2.74 3.09 1.70 1.286 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.91 1.47 1.47 1.19 0.927 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 2.67 2.67 2.30 1.91 2.458 PT Lautan Luas Tbk 2.48 1.38 1.22 1.11 0.839 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.33 0.45 0.44 0.22 0.24

10 PT Mayora Indah Tbk 9.82 5.11 3.54 3.91 2.9311 PT Metrodata Electronics Tbk 2.51 1.66 1.70 1.52 1.2812 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk1.82 2.01 2.21 1.61 3.72

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.29 1.11 3.04 2.61 2.5314 PT Tunas Baru Lampung Tbk 1.00 1.58 1.05 1.48 1.8115 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 2.48 1.98 1.90 1.71 1.08

Page 109: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

94

Lampiran VIII

NILAI VARIABEL QUICK RATIO (X7) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 1.55 1.55 3.03 4.06 2.272 PT Astra Graphia Tbk 1.79 3.86 2.45 1.80 0.923 PT Astra International Tbk 0.96 0.77 0.50 0.58 0.704 PT Budi Acid Jaya Tbk 1.78 0.73 0.75 0.83 1.135 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.14 1.74 2.05 0.85 0.586 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.30 0.95 0.86 0.71 0.597 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.38 1.36 1.15 0.91 1.088 PT Lautan Luas Tbk 1.83 0.94 0.75 0.72 0.549 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.22 0.25 0.32 0.09 0.11

10 PT Mayora Indah Tbk 8.04 3.63 2.64 2.78 2.1811 PT Metrodata Electronics Tbk 2.00 1.40 1.46 1.24 1.0912 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk0.98 1.02 1.25 0.81 1.22

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.18 1.69 1.99 1.43 1.3914 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.64 1.07 0.62 1.19 1.0115 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 1.64 0.96 0.91 0.72 0.55

Page 110: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

95

Lampiran IX

NILAI VARIABEL RATA-RATA UMUR PIUTANG (X8) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 71.21 86.38 81.04 78.59 82.202 PT Astra Graphia Tbk 49.08 53.59 54.72 57.99 53.183 PT Astra International Tbk 17.24 26.89 27.83 26.73 29.744 PT Budi Acid Jaya Tbk 64.61 67.47 69.57 45.59 71.345 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 95.40 54.58 54.19 35.48 32.876 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 28.56 27.07 29.71 24.09 27.997 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 25.75 24.36 27.67 28.88 20.058 PT Lautan Luas Tbk 71.28 65.43 68.11 76.64 70.029 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk96.43 68.97 101.14 30.44 22.32

10 PT Mayora Indah Tbk 89.38 86.55 72.27 83.06 74.4711 PT Metrodata Electronics Tbk 51.36 64.51 77.73 70.85 80.0712 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk14.96 9.68 11.41 11.74 11.03

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 60.42 56.36 47.67 40.73 57.5714 PT Tunas Baru Lampung Tbk 85.66 59.57 31.08 43.46 34.1615 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 51.52 45.65 49.75 52.49 51.72

Page 111: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

96

Lampiran X

NILAI VARIABEL RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN (X9) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 66.72 49.12 49.76 42.57 47.782 PT Astra Graphia Tbk 98.45 92.83 88.38 90.40 102.353 PT Astra International Tbk 26.95 35.76 38.57 33.66 31.154 PT Budi Acid Jaya Tbk 99.75 56.57 49.27 37.25 51.415 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 111.77 94.58 82.37 103.77 102.126 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 60.40 62.58 68.50 64.79 71.507 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 76.20 77.87 78.88 78.78 78.398 PT Lautan Luas Tbk 65.78 72.28 75.74 66.47 66.269 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk100.01 112.89 73.32 74.63 72.20

10 PT Mayora Indah Tbk 55.68 65.06 47.15 57.49 44.2511 PT Metrodata Electronics Tbk 27.35 23.66 21.26 29.37 22.8212 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk63.83 69.34 124.51 133.99 214.73

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 102.60 123.49 103.23 129.91 117.9714 PT Tunas Baru Lampung Tbk 113.77 51.38 53.94 49.04 73.5415 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 79.14 127.58 92.33 110.29 83.47

Page 112: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

97

Lampiran XI

NILAI VARIABEL RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP (X10) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.42 0.54 0.49 0.46 0.552 PT Astra Graphia Tbk 1.77 2.36 2.61 2.88 3.223 PT Astra International Tbk 1.73 1.73 1.37 1.32 1.594 PT Budi Acid Jaya Tbk 1.10 1.56 1.69 1.66 1.655 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.38 0.31 0.32 0.35 0.406 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2.15 1.94 2.26 2.54 1.577 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 3.00 3.60 3.75 4.46 5.108 PT Lautan Luas Tbk 2.40 2.86 3.26 3.11 2.709 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.36 0.39 0.38 0.37 0.39

10 PT Mayora Indah Tbk 1.82 2.14 2.18 2.60 3.3311 PT Metrodata Electronics Tbk 6.25 8.62 13.08 14.71 17.5412 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk8.09 8.34 4.58 4.58 7.45

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.50 0.60 0.63 0.65 0.7914 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.86 1.25 1.11 0.86 1.2515 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 1.93 2.44 1.98 2.10 2.18

Page 113: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

98

Lampiran XII

NILAI VARIABEL RASIO TOTAL HUTANG (X11) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.55 0.56 0.51 0.52 0.522 PT Astra Graphia Tbk 0.53 0.42 0.45 0.49 0.503 PT Astra International Tbk 0.51 0.50 0.60 0.54 0.504 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.82 0.76 0.76 0.71 0.555 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.70 0.62 0.61 0.65 0.656 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.69 0.68 0.68 0.65 0.637 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.83 0.87 0.86 0.80 0.768 PT Lautan Luas Tbk 0.63 0.63 0.65 0.67 0.689 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.66 0.56 0.56 0.62 0.64

10 PT Mayora Indah Tbk 0.36 0.31 0.38 0.36 0.4111 PT Metrodata Electronics Tbk 0.44 0.54 0.55 0.61 0.7012 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk0.50 0.46 0.40 0.49 0.60

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.80 0.71 0.70 0.74 0.7414 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.56 0.62 0.65 0.58 0.6215 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.61 0.59 0.54 0.58 0.52

Page 114: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

99

Lampiran XIII

NILAI VARIABEL TIER (X12) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 1.98 1.79 2.88 8.89 4.772 PT Astra Graphia Tbk 3.79 2.84 3.95 3.57 6.013 PT Astra International Tbk 5.18 9.70 15.15 6.56 12.544 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.73 1.32 1.35 1.20 2.075 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk 0.06 0.83 0.38 1.37 3.036 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2.07 2.21 2.01 2.42 4.087 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.21 3.36 4.18 4.19 4.228 PT Lautan Luas Tbk 0.79 1.47 1.86 1.15 2.149 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk0.33 1.26 1.28 0.85 1.27

10 PT Mayora Indah Tbk 2.47 3.25 2.61 4.21 5.5111 PT Metrodata Electronics Tbk 2.85 4.90 5.61 9.23 12.6012 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk-1.33 1.56 -0.37 3.81 3.73

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 0.74 4.53 1.96 0.46 1.5914 PT Tunas Baru Lampung Tbk 1.62 1.80 1.36 1.46 3.5115 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 3.01 2.86 1.15 3.79 1.14

Page 115: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

100

Lampiran XIV

NILAI VARIABEL PROFIT MARGIN RATIO (X13) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.06 -0.03 -0.04 0.27 0.172 PT Astra Graphia Tbk 0.05 0.08 0.07 0.09 0.103 PT Astra International Tbk 0.14 0.12 0.09 0.07 0.094 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.01 0.00 0.00 0.02 0.035 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk -0.21 0.28 0.01 -0.12 0.056 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.03 0.02 0.01 0.03 0.047 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.03 -0.04 0.01 0.04 0.028 PT Lautan Luas Tbk 0.01 0.03 0.02 0.01 0.039 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk-0.15 0.33 0.03 -0.12 0.01

10 PT Mayora Indah Tbk 0.08 0.06 0.03 0.05 0.0511 PT Metrodata Electronics Tbk 0.00 0.01 0.01 0.01 0.0112 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk-0.01 0.02 0.05 0.05 0.05

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0.04 0.21 0.02 -0.07 0.0114 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.04 0.01 0.01 0.04 0.0515 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.03 0.06 0.02 0.00 0.01

Page 116: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

101

Lampiran XV

NILAI VARIABEL RETURN ON ASSET (X14) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.02 -0.01 -0.01 0.09 0.072 PT Astra Graphia Tbk 0.03 0.07 0.07 0.10 0.123 PT Astra International Tbk 0.16 0.14 0.09 0.06 0.104 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.00 0.00 0.00 0.02 0.035 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk -0.05 0.07 0.00 -0.04 0.026 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.04 0.02 0.01 0.04 0.037 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.05 -0.06 0.01 0.07 0.048 PT Lautan Luas Tbk 0.01 0.04 0.03 0.02 0.039 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk-0.04 0.10 0.01 -0.04 0.00

10 PT Mayora Indah Tbk 0.07 0.07 0.03 0.06 0.0711 PT Metrodata Electronics Tbk 0.00 0.02 0.02 0.03 0.0212 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk-0.01 0.04 0.06 0.06 0.06

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0.01 0.09 0.01 -0.03 0.0014 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.02 0.01 0.00 0.03 0.0415 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.03 0.06 0.02 0.00 0.01

Page 117: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

102

Lampiran XVI

NILAI VARIABEL RETURN ON EQUITY (X15) TAHUN 2003-2007

NO NAMA PERUSAHAAN 2003 2004 2005 2006 20071 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 0.04 -0.02 -0.03 0.20 0.152 PT Astra Graphia Tbk 0.06 0.11 0.13 0.19 0.233 PT Astra International Tbk 0.38 0.33 0.27 0.17 0.244 PT Budi Acid Jaya Tbk 0.03 0.01 0.01 0.09 0.075 PT Indah Kilat Pulp & Paper Tbk -0.17 0.19 0.00 -0.10 0.056 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.15 0.09 0.03 0.13 0.147 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0.31 -0.52 0.11 0.40 0.238 PT Lautan Luas Tbk 0.02 0.11 0.11 0.06 0.129 PT Lontar Papyrus Pulp & Paper

Industry Tbk-0.13 0.24 0.02 -0.10 0.01

10 PT Mayora Indah Tbk 0.11 0.10 0.05 0.10 0.1311 PT Metrodata Electronics Tbk -0.01 0.05 0.07 0.08 0.1012 PT Bentoel Internasional

Investama Tbk-0.02 0.08 0.10 0.12 0.16

13 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk -0.07 0.31 0.03 -0.11 0.0214 PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.05 0.03 0.01 0.06 0.1015 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.07 0.15 0.04 0.01 0.03

Page 118: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

103

Lampiran XVII

HASIL ANALISIS REGRESI RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KEBANGKRUTAN

DESKRIPTIVE STATISTICS

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Z-SCORE 75 2.0899 .98339 -.07 3.79

X1 75 .2271 .20980 -.52 .60

X2 75 .1047 .16895 -.46 .35

X3 75 .0712 .04060 -.02 .15

X4 75 .7077 .40213 .12 2.19

X5 75 1.0121 .55072 .25 2.33

CURRENT RATIO 75 2.0056 1.40560 .22 9.82

QUICK RATIO 75 1.3488 1.13809 .09 8.04

RATA-RATA UMUR

PIUTANG75 51.9907 23.97832 9.68 101.14

RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN75 74.5727 33.06342 21.26 214.73

RASIO PERPUTARAN

AKTIVA TETAP75 2.7132 3.19776 .31 17.54

RASIO HUTANG 75 .5993 .12195 .31 .87

TIER 75 3.1539 2.96052 -1.33 15.15

PROFIT MARGIN RATIO 75 .0355 .08100 -.21 .33

RETURN ON ASSET 75 .0325 .04230 -.06 .16

RETURN ON EQUITY 75 .0815 .13123 -.52 .40

Page 119: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

104

UJI NORMALITAS(SEBELUM TRANSFORMASI DATA)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Z-SCORE X1 X2 X3 X4 X5 CR

QUICK

RATIO

RATA-RATA

UMUR

PIUTANG

RATA-RATA

UMUR

PERSEDIAAN

RASIO

PERPUTARAN

AKTIVA TETAP

RASIO

HUTANG TIER

PROFIT

MARGI

N

RATIO ROA ROE

N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

Mean2.0899 .2271 .1047 .0712 .7077 1.0121 2.0056 1.3488 51.9907 74.5727 2.7132 .5993

3.153

9.0355 .0325 .0815

Normal

Parametersa

Std.

Deviatio

n

.98339 .20980 .16895 .04060 .40213 .55072 1.40560 1.13809 23.97832 33.06342 3.19776 .121952.960

52.08100 .04230 .13123

Absolute .056 .145 .148 .105 .099 .100 .127 .168 .115 .098 .237 .053 .173 .197 .124 .133

Positive .053 .059 .073 .083 .099 .100 .127 .168 .115 .098 .237 .053 .173 .189 .124 .102

Most

Extreme

DifferencesNegative -.056 -.145 -.148 -.105 -.072 -.083 -.102 -.135 -.074 -.053 -.226 -.052 -.130 -.197 -.088 -.133

Kolmogorov-Smirnov

Z.489 1.255 1.285 .909 .859 .866 1.103 1.453 .997 .852 2.051 .460 1.496 1.710 1.073 1.152

Asymp. Sig. (2-tailed) .971 .086 .074 .380 .452 .441 .176 .029 .274 .462 .000 .984 .023 .006 .200 .141

a. Test distribution is

Normal.

Page 120: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

105

UJI NORMALITAS(SETELAH TRANSFORMASI DATA)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Z-SCORE X1 X2 X3 X4 X5 CR

QUICK

RATIO

RATA-RATA

UMUR PIUTANG

RATA-RATA

UMUR PERSEDIAAN

RASIO

PERPUTARAN

AKTIVA TETAP

RASIO

HUTANG ROA ROE

N 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75

Mean 2.0899 .2271 .1047 .0712 .7077 1.0121 2.0056 .0236 51.9907 74.5727 .5088 .5993 .0325 .0815Normal

Parametersa

Std.

Deviation.98339 .20980 .16895 .04060 .40213 .55072 1.40560 .79316 23.97832 33.06342 .99555 .12195 .04230 .13123

Absolute .056 .145 .148 .105 .099 .100 .127 .114 .115 .098 .099 .053 .124 .133

Positive .053 .059 .073 .083 .099 .100 .127 .060 .115 .098 .081 .053 .124 .102

Most Extreme

Differences

Negative -.056 -.145 -.148 -.105 -.072 -.083 -.102 -.114 -.074 -.053 -.099 -.052 -.088 -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .489 1.255 1.285 .909 .859 .866 1.103 .990 .997 .852 .858 .460 1.073 1.152

Asymp. Sig. (2-tailed) .971 .086 .074 .380 .452 .441 .176 .281 .274 .462 .453 .984 .200 .141

a. Test distribution is

Normal.

Page 121: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

106

UJI ASUMSI KLASIK

UJI MULTIKOLINEARITAS

(SETELAH TRANSFORMASI DATA)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

ModelB Std. Error Beta

t Sig.Tolerance VIF

(Constant) -.060 .039 -1.546 .127

X1 1.241 .018 .265 70.244 .000 .107 9.355

X2 1.410 .014 .242 97.687 .000 .247 4.050

X3 3.344 .046 .138 72.950 .000 .424 2.359

X4 .624 .013 .255 47.913 .000 .054 18.688

X5 .989 .012 .554 82.209 .000 .033 29.877

CURRENT RATIO -.002 .002 -.003 -.995 .324 .181 5.512

QUICK RATIO -.004 .005 -.004 -.975 .334 .113 8.817

RATA-RATA UMUR PIUTANG .000 .000 -.003 -1.806 .076 .703 1.423

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -7.123E-

5.000 -.002 -1.078 .285 .307 3.253

RASIO PERPUTARAN AKTIVA

TETAP-.002 .007 -.002 -.255 .799 .029 34.999

RASIO HUTANG .091 .046 .011 1.981 .052 .047 21.478

RETURN ON ASSET .017 .080 .001 .206 .837 .128 7.810

1

RETURN ON EQUITY .009 .022 .001 .404 .688 .176 5.670

a. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 122: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

107

UJI MULTIKOLINEARITAS

(SETELAH VARIABLE REMOVED)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

ModelB Std. Error Beta

t Sig.Tolerance VIF

(Constant) -.060 .039 -1.546 .127

X1 1.241 .018 .265 70.244 .000 .107 9.355

X2 1.410 .014 .242 97.687 .000 .247 4.050

X3 3.344 .046 .138 72.950 .000 .424 2.359

X4 .624 .013 .255 47.913 .000 .054 18.688

X5 .989 .012 .554 82.209 .000 .033 29.877

CURRENT RATIO -.002 .002 -.003 -.995 .324 .181 5.512

QUICK RATIO -.004 .005 -.004 -.975 .334 .113 8.817

RATA-RATA UMUR PIUTANG .000 .000 -.003 -1.806 .076 .703 1.423

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -7.123E-5 .000 -.002 -1.078 .285 .307 3.253

RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP -.002 .007 -.002 -.255 .799 .029 34.999

RASIO HUTANG .091 .046 .011 1.981 .052 .047 21.478

RETURN ON ASSET .017 .080 .001 .206 .837 .128 7.810

1

RETURN ON EQUITY .009 .022 .001 .404 .688 .176 5.670

(Constant) 1.264 .203 6.242 .000

X1 4.110 .269 .877 15.292 .000 .422 2.371

X2 1.670 .271 .287 6.162 .000 .640 1.563

X3 2.099 1.229 .087 1.707 .093 .538 1.858

CURRENT RATIO .161 .051 .229 3.122 .003 .257 3.898

QUICK RATIO -.571 .114 -.461 -5.011 .000 .164 6.092

RATA-RATA UMUR PIUTANG -.003 .002 -.073 -1.775 .081 .818 1.223

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -.009 .001 -.292 -6.538 .000 .696 1.437

RETURN ON ASSET 3.445 2.116 .148 1.628 .108 .167 5.975

2

RETURN ON EQUITY -.602 .601 -.080 -1.002 .320 .216 4.637

a. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 123: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

108

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryc

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 1.000a 1.000 1.000 .01043

2 .954b .910 .897 .31500 1.082

a. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP, X2, RATA-RATA UMUR

PIUTANG, X3, X4, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1, RASIO HUTANG, X5

b. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3, QUICK RATIO, RETURN ON

ASSET, X1

c. Dependent Variable: Z-SCORE

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Page 124: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

109

UJI REGRESI BERGANDA

Regression

Variables Entered/Removedc

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP, X2,

RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3, X4, QUICK RATIO,

RETURN ON ASSET, X1, RASIO HUTANG, X5a

. Enter

2

.a

RASIO

PERPUTARAN

AKTIVA TETAP,

RASIO

HUTANG, X5,

X4b

Remove

a. All requested variables entered.

b. All requested variables removed.

c. Dependent Variable: Z-SCORE

Model Summaryc

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 1.000a 1.000 1.000 .01043

2 .954b .910 .897 .31500 1.082

a. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP, X2, RATA-RATA UMUR

PIUTANG, X3, X4, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1, RASIO HUTANG, X5

b. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3, QUICK RATIO, RETURN ON

ASSET, X1

c. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 125: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

110

ANOVAc

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 71.556 13 5.504 5.064E4 .000a

Residual .007 61 .000

1

Total 71.562 74

Regression 65.113 9 7.235 72.913 .000b

Residual 6.450 65 .099

2

Total 71.562 74

a. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3,

X4, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1, RASIO HUTANG, X5

b. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1

c. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 126: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

111

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

ModelB Std. Error Beta

t Sig.Tolerance VIF

(Constant) -.060 .039 -1.546 .127

X1 1.241 .018 .265 70.244 .000 .107 9.355

X2 1.410 .014 .242 97.687 .000 .247 4.050

X3 3.344 .046 .138 72.950 .000 .424 2.359

X4 .624 .013 .255 47.913 .000 .054 18.688

X5 .989 .012 .554 82.209 .000 .033 29.877

CURRENT RATIO -.002 .002 -.003 -.995 .324 .181 5.512

QUICK RATIO -.004 .005 -.004 -.975 .334 .113 8.817

RATA-RATA UMUR PIUTANG .000 .000 -.003 -1.806 .076 .703 1.423

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -7.123E-5 .000 -.002 -1.078 .285 .307 3.253

RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP -.002 .007 -.002 -.255 .799 .029 34.999

RASIO HUTANG .091 .046 .011 1.981 .052 .047 21.478

RETURN ON ASSET .017 .080 .001 .206 .837 .128 7.810

1

RETURN ON EQUITY .009 .022 .001 .404 .688 .176 5.670

(Constant) 1.264 .203 6.242 .000

X1 4.110 .269 .877 15.292 .000 .422 2.371

X2 1.670 .271 .287 6.162 .000 .640 1.563

X3 2.099 1.229 .087 1.707 .093 .538 1.858

CURRENT RATIO .161 .051 .229 3.122 .003 .257 3.898

QUICK RATIO -.571 .114 -.461 -5.011 .000 .164 6.092

RATA-RATA UMUR PIUTANG -.003 .002 -.073 -1.775 .081 .818 1.223

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -.009 .001 -.292 -6.538 .000 .696 1.437

RETURN ON ASSET 3.445 2.116 .148 1.628 .108 .167 5.975

2

RETURN ON EQUITY -.602 .601 -.080 -1.002 .320 .216 4.637

a. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 127: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

112

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -.9472 3.5939 2.0899 .93803 75

Std. Predicted Value -3.238 1.603 .000 1.000 75

Standard Error of Predicted

Value.047 .281 .107 .041 75

Adjusted Predicted Value -1.1784 4.2887 2.0911 .96636 75

Residual -.46756 .87715 .00000 .29522 75

Std. Residual -1.484 2.785 .000 .937 75

Stud. Residual -1.993 3.130 .001 1.023 75

Deleted Residual -1.11870 1.10840 -.00121 .36284 75

Stud. Deleted Residual -2.041 3.370 .005 1.041 75

Mahal. Distance .644 57.774 8.880 9.195 75

Cook's Distance .000 .864 .028 .104 75

Centered Leverage Value .009 .781 .120 .124 75

a. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 128: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

113

CHART

Page 129: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

114

Page 130: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

115

UJI HIPOTESIS

UJI SIMULTAN (F-TEST)

ANOVAc

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 71.556 13 5.504 5.064E4 .000a

Residual .007 61 .000

1

Total 71.562 74

Regression 65.113 9 7.235 72.913 .000b

Residual 6.450 65 .099

2

Total 71.562 74

a. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3,

X4, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1, RASIO HUTANG, X5

b. Predictors: (Constant), RETURN ON EQUITY, CURRENT RATIO, RATA-RATA UMUR

PERSEDIAAN, X2, RATA-RATA UMUR PIUTANG, X3, QUICK RATIO, RETURN ON ASSET, X1

c. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 131: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

116

UJI PARSIAL (t-TEST)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics

ModelB Std. Error Beta

t Sig.Tolerance VIF

(Constant) -.060 .039 -1.546 .127

X1 1.241 .018 .265 70.244 .000 .107 9.355

X2 1.410 .014 .242 97.687 .000 .247 4.050

X3 3.344 .046 .138 72.950 .000 .424 2.359

X4 .624 .013 .255 47.913 .000 .054 18.688

X5 .989 .012 .554 82.209 .000 .033 29.877

CURRENT RATIO -.002 .002 -.003 -.995 .324 .181 5.512

QUICK RATIO -.004 .005 -.004 -.975 .334 .113 8.817

RATA-RATA UMUR PIUTANG .000 .000 -.003 -1.806 .076 .703 1.423

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -7.123E-5 .000 -.002 -1.078 .285 .307 3.253

RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP -.002 .007 -.002 -.255 .799 .029 34.999

RASIO HUTANG .091 .046 .011 1.981 .052 .047 21.478

RETURN ON ASSET .017 .080 .001 .206 .837 .128 7.810

1

RETURN ON EQUITY .009 .022 .001 .404 .688 .176 5.670

(Constant) 1.264 .203 6.242 .000

X1 4.110 .269 .877 15.292 .000 .422 2.371

X2 1.670 .271 .287 6.162 .000 .640 1.563

X3 2.099 1.229 .087 1.707 .093 .538 1.858

CURRENT RATIO .161 .051 .229 3.122 .003 .257 3.898

QUICK RATIO -.571 .114 -.461 -5.011 .000 .164 6.092

RATA-RATA UMUR PIUTANG -.003 .002 -.073 -1.775 .081 .818 1.223

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN -.009 .001 -.292 -6.538 .000 .696 1.437

RETURN ON ASSET 3.445 2.116 .148 1.628 .108 .167 5.975

2

RETURN ON EQUITY -.602 .601 -.080 -1.002 .320 .216 4.637

a. Dependent Variable: Z-SCORE

Page 132: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

117

Lampiran XIII

ANALISIS DISKRIMINAN

Analysis Case Processing Summary

Unweighted Cases N Percent

Valid 75 100.0

Missing or out-of-range group codes

0 .0

At least one missing discriminating variable

0 .0

Both missing or out-of-range group codes and at least one missing discriminating variable

0 .0

Excluded

Total 0 .0

Total 75 100.0

Tests of Equality of Group Means

Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.

X1 .332 47.618 3 71 .000

X2 .636 13.538 3 71 .000

CURRENT RATIO .808 5.630 3 71 .002

QUICK RATIO .617 14.697 3 71 .000

RATA-RATA UMUR PERSEDIAAN

.837 4.619 3 71 .005

Page 133: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

118

Analysis 1 ( Terdapat Variabel yang Outlier)

Box's Test of Equality of Covariance Matrices

Log Determinants

Z-SCORE RankLog

Determinant

0 5 -7.083

1 5 -6.792

2 5 -6.389

3 5 -7.384

Pooled within-groups

5 -3.731

The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.

Test Results

Box's M 217.345

Approx. 4.106

df1 45

df2 6.339E3

F

Sig. .000

Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

Page 134: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

119

Analysis 2

Box's Test of Equality of Covariance Matrices

Log Determinants

Z-SCORE RankLog

Determinant

0 2 -9.166

1 2 -9.207

2 2 -8.176

3 2 -11.455

Pooled within-groups

2 -8.230

The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.

Test Results

Box's M 70.316

Approx. 7.356

df1 9

df2 1.810E4

F

Sig. .000

Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.

Page 135: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

120

Stepwise Statistics

Variables in the Analysis

Step ToleranceSig. of F to

RemoveMin. D Squared

Between Groups

1 WC/TA 1.000 .000

WC/TA .925 .000 .046 .00 and 1.002

RE/TA .925 .000 .254 1.00 and 2.00

Summary of Canonical Discriminant Functions

Eigenvalues

Function Eigenvalue

% of Variance

Cumulative %

Canonical Correlation

1 3.173a 95.9 95.9 .872

2 .136a 4.1 100.0 .345

a. First 2 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Wilks' Lambda

Test of Function(s)

Wilks' Lambda Chi-square Df Sig.

1 through 2 .211 110.466 6 .000

2 .881 9.025 2 .011

Page 136: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

121

Standardized Canonical Discriminant Function

Coefficients

Function

1 2

WC/TA .962 -.394

RE/TA .643 .817

Canonical Discriminant Function Coefficients

Function

1 2

WC/TA 7.797 -3.194

RE/TA 4.674 5.941

(Constant) -2.260 .103

Unstandardized coefficients

Functions at Group Centroids

FunctionZ-SCORE 1 2

0 -3.297 .325

1 -.582 -.554

2 .699 .261

3 2.301 .031

Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means

Page 137: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

122

Classification Statistics

Classification Resultsa

Predicted Group MembershipZ-SCORE 0 1 2 3 Total

0 8 3 0 0 11

1 0 16 5 0 21

2 0 3 22 3 28

Count

3 0 0 0 14 14

0 72.7 27.3 .0 .0 100.0

1 .0 76.2 23.8 .0 100.0

2 .0 10.7 78.6 10.7 100.0

Original

%

3 .0 .0 .0 100.0 100.0

a. 81.1% of original grouped cases correctly classified.

Page 138: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

123

Casewise Statistics

Highest Group Second Highest Group Discriminant Scores

P(D>d | G=g)CaseNumber Actual Group Predicted Group

p dfP(G=g | D=d)

Squared Mahalanobis Distance to Centroid Group P(G=g | D=d)

Squared Mahalanobis Distance to Centroid Function 1 Function 2

1 1 1 .617 2 .560 .966 2 .405 1.615 -.560 .429

2 1 2** .784 2 .512 .487 1 .437 .804 .017 .114

3 1 1 .885 2 .594 .244 2 .376 1.158 -.295 -.151

4 1 2** .614 2 .484 .976 1 .481 .986 -.280 .392

5 1 2** .738 2 .670 .608 1 .260 2.499 .172 .836

6 2 2 .820 2 .528 .396 3 .394 .980 1.326 .206

7 2 3** .858 2 .898 .306 2 .099 4.707 2.839 -.100

8 3 3 .860 2 .600 .301 2 .360 1.323 1.778 -.137

9 2 2 .767 2 .495 .532 3 .426 .832 1.389 .023

10 2 2 .777 2 .503 .505 3 .428 .824 1.404 .174

11 2 2 .505 2 .720 1.366 1 .219 3.748 .094 1.260

12 2 2 .415 2 .754 1.759 1 .178 4.643 .156 1.470

13 2 2 .436 2 .685 1.661 1 .269 3.531 -.109 1.265

14 2 2 .415 2 .754 1.759 1 .178 4.643 .156 1.470

15 2 2 .328 2 .793 2.229 3 .105 6.265 .468 1.736

16 1 1 .779 2 .658 .499 2 .306 2.032 -.014 -.974

17 1 1 .862 2 .694 .297 2 .278 2.125 -.170 -.910

18 1 1 .861 2 .670 .299 2 .299 1.910 -.123 -.850

19 1 1 .940 2 .771 .123 2 .190 2.928 -.887 -.380

20 2 1** .766 2 .542 .532 2 .402 1.130 .142 -.645

21 0 0 .763 2 .940 .540 1 .059 6.072 -3.039 -.363

22 0 1** .431 2 .571 1.683 0 .385 2.470 -1.854 -.298

23 0 1** .431 2 .571 1.683 0 .385 2.470 -1.854 -.298

24 0 0 .351 2 .505 2.092 1 .471 2.232 -2.072 -.445

25 0 0 .390 2 .546 1.884 1 .431 2.355 -2.104 -.353

26 2 2 .846 2 .700 .335 1 .163 3.250 .577 .827

27 2 2 .789 2 .704 .474 1 .190 3.093 .421 .890

28 2 2 .444 2 .665 1.623 1 .291 3.277 -.156 1.205

29 2 2 .425 2 .703 1.711 1 .248 3.797 -.062 1.324

30 1 1 .212 2 .509 3.099 0 .256 4.474 -1.309 1.049

31 1 1 .016 2 .918 8.307 0 .075 13.308 -1.977 -3.076

32 1 1 .003 2 .933 11.419 0 .063 16.813 -2.071 -3.588

33 1 1 .013 2 .929 8.690 0 .065 14.021 -1.946 -3.167

34 2 1** .070 2 .920 5.318 0 .067 10.554 -1.759 -2.537

35 2 1** .166 2 .918 3.593 2 .074 8.638 -.450 -2.445

36 2 2 .990 2 .613 .020 1 .202 2.237 .749 .128

37 2 2 .999 2 .637 .003 1 .196 2.357 .687 .310

38 2 2 .812 2 .520 .416 3 .392 .981 1.311 .055

39 2 2 .978 2 .606 .044 3 .209 2.175 .827 .096

40 2 2 .959 2 .598 .083 3 .250 1.827 .952 .123

41 0 0 .412 2 1.000 1.773 1 .000 17.405 -4.614 .518

42 0 0 .763 2 .996 .541 1 .004 11.654 -3.632 .980

43 0 0 .708 2 .997 .691 1 .003 12.134 -3.663 1.071

44 0 0 .217 2 1.000 3.052 1 .000 20.995 -4.833 1.157

45 0 0 .255 2 1.000 2.731 1 .000 20.045 -4.708 1.185

46 3 3 .925 2 .772 .156 2 .220 2.667 2.324 .425

47 3 3 .714 2 .732 .674 2 .261 2.739 2.246 .850

48 3 3 .638 2 .584 .898 2 .399 1.661 1.840 .859

49 3 3 .697 2 .769 .722 2 .226 3.174 2.370 .878

50 3 3 .697 2 .769 .722 2 .226 3.174 2.370 .878

51 3 3 .936 2 .775 .132 2 .210 2.740 2.246 -.328

Original

52 3 3 .821 2 .839 .394 2 .152 3.815 2.465 -.575

Page 139: ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI …/Analisis... · keuangan untuk memprediksi tingkat kebangkrutan perusahaan manufaktur . 4 yang mengeluarkan obligasi dan terdaftar di

124

53 3 3 .876 2 .775 .265 2 .208 2.893 2.231 -.479

54 3 3 .868 2 .829 .282 2 .161 3.562 2.433 -.484

55 3 3 .687 2 .848 .751 2 .141 4.334 2.480 -.817

56 3 3 .882 2 .723 .250 2 .253 2.349 2.075 -.415

57 3 3 .978 2 .750 .045 2 .235 2.369 2.184 -.146

58 3 3 .684 2 .937 .760 2 .062 6.199 3.166 -.077

59 2 3** .943 2 .722 .117 2 .266 2.118 2.152 .339

60 2 3** .467 2 .955 1.523 2 .044 7.692 3.307 -.684

61 -1 0** .002 2 1.000 12.234 1 .000 40.332 -6.641 1.348

62 1 1 .960 2 .667 .083 2 .307 1.636 -.295 -.544

63 1 1 .976 2 .677 .049 2 .299 1.682 -.404 -.421

64 0 1** .998 2 .741 .004 2 .237 2.285 -.544 -.599

65 1 1 .976 2 .714 .050 2 .264 2.036 -.388 -.663

66 1 2** .781 2 .494 .493 1 .451 .672 .079 -.069

67 1 1 .808 2 .612 .426 2 .358 1.498 -.514 .095

68 1 1 .748 2 .652 .582 2 .306 2.097 -.747 .191

69 1 1 .793 2 .627 .464 2 .341 1.683 -.591 .127

70 1 2** .781 2 .494 .493 1 .451 .672 .079 -.069

71 2 2 .910 2 .572 .189 1 .251 1.836 .718 -.174

72 2 2 .905 2 .569 .199 3 .291 1.537 1.061 .000

73 2 2 .998 2 .629 .004 1 .216 2.142 .640 .251

74 2 2 .830 2 .532 .374 3 .355 1.183 1.217 -.064

75 2 2 .432 2 .498 1.677 1 .465 1.814 -.483 .790

**. Misclassified case