analisis kota jakarta sebagai dan penggunaan …
TRANSCRIPT
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
41
ANALISIS KOTA JAKARTA SEBAGAI SMART CITY
DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI MENUJU MASYARAKAT MADANI Endang Puji Astutik*), Gunartin**)
Email: [email protected], [email protected]
ABSTRAK ANALISIS KOTA JAKARTA SEBAGAI SMART CITY DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENUJU MASYARAKAT MADANI. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa dan mendeskripsikan perkembangan Jakarta Smart Cityter masuk keunggulan-keunggulan dan kekurangan dari Jakarta Smart City yang dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menuju masyarakat madani setelah berjalan empat tahun lebih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan analisa deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik analisa deskritif dari data yang telah dikumpulkan. Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu dari web site Jakarta Smart City Go. Id dan data primer melalui wawancara langsung dengan nara sumber yaitu divisi Jakarta Smart City (JSC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komponen-komponen Jakarta Smart City seperti smart mobility, smart government, smart economy, smart environment, smart living dan smart people sudah berjalan baik serta sangat terintegrasi dengan penggunaan teknologi informasi. Demokrasi, toleransi, pluralisme juga sudah terlihat, keadilan sosial sedang diwujudkan dengan adanya perhatian Pemprov DKI terhadap rakyatnya. Begitu pula dengan berdirinya lembaga swadaya masyarakat, pers, dan partai politik bahwa setiap warga Jakarta berhak menyalurkan aspirasinya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perkembangan Jakarta Smart City yang sekarang sudah baik, hubungan dengan penggunaan Teknologi Informasi sangat erat, sedangkan kekurangan dari Jakarta Smart City yaitu perkembangan inovasi teknologi informasi lebih cepat dibandingkan dengan regulasi artinya jika ada inovasi teknologi yang terkini belum bisa langsung dijalankan, harus melalui sistem regulasi anggaran. Tatanan Masyarakat Madani di kota Jakarta sudah terlihat dengan tandai banyaknya pembangunan wilayah publik yang luas serta bebas berpolitik tanpa adanya tekanan. Pemerintah, swasta dan masyarakat sudah terjalin kerjasama dalam pembangunan Jakarta yang lebih inovatif dan transparan.
Kata Kunci : Smart City, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Masyarakat Madani ABSTRACT ANALYSIS OF JAKARTA CITY AS A SMART CITY AND THE USE OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY TOWARDS MADANI COMMUNITIES. This study aims to analyze and describe the development of Jakarta Smart Cityter into the advantages and disadvantages of Jakarta Smart City which is associated with the use of information and communication technology to go to civil society after more than four years. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive analysis approach. The results showed that the implementation of Jakarta Smart City components such as smart mobility, smart government, smart economy, smart environment, smart living and smart people had gone well and was very integrated with the use of information technology. Democracy, tolerance, pluralism have also been seen, social justice is being realized with the attention of the DKI Jakarta Provincial Government to its people. From the results of the study it can be concluded that the development of Jakarta Smart City is now good, the relationship with the use of Information Technology is very close, while the shortcomings of Jakarta Smart City are the development of information technology innovation faster than the budget regulation system. The Civil Society Order in the city of Jakarta has been seen by marking the development of large areas of public and political freedom without any pressure. Cooperation between the Government, the private sector and the community in the development of Jakarta has been well established, more innovative and transparent. Keywords: Smart City, Information and Communication Technology, Civil Society *) dan **) Dosen S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, UNPAM
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
42
I. PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Kota Jakarta merupakan kota metropolitan yang padat akan penduduk, yang
begitu sibuk dengan hiruk-pikuk, hilir-mudik manusia dan padat lalu lintas ibarat kota
yang tak pernah mati. Selain sebagai kota metropolitan Jakarta juga sebagai ibu kota
negara Indonesia. Dengan predikat Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibu kota
negara maka kota ini menjadi pusat kegiatan perkantoran, pemerintahan maupun
swasta. Niaga dan bisnis merupakan bagian dari kehidupan warga Jakarta dan
sekitarnya.
Dengan banyak disandangnya predikat tersebut maka sudah sewajarnya kota
Jakarta harus diatur dan dikelola dengan baik yang saat ini Pemerintahan Provinsi DKI
Jakarta mengimplementasikan pembangunan kota Jakarta sebagai smart city. Jika
seluruh komponen Smart city sudah bisa diterapkan dengan baik maka kota Jakarta
bisa dikategorikan ke dalam masyarakat madani artinya Jakarta smart city merupakan
wujud dari implementasi masyarakat madani. Karena ciri-ciri masyarakat madani
diantaranya, peradaban adalah manusia cerdas yang tinggal diperkotaan artinya
masyarkatnya sudah terintegrasi dengan baik mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial-
budaya dan kesadaran beragama. Karena ciri–ciri smart city diantaranya penggunaan
atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan aspek penting
yang nantinya diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kota
untuk menghasilkan proses kerja yang lebih efektif dan efisien.
Pembangunan yang saat ini dilakukan pemerintah provinsi Jakarta luar biasa,
mulai pembangunan infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel kereta
bawah tanah, bandara, pelabuhan, pengelolaan gedung. Terlebih era kepemimpinan
Pak Anis Bawesdan bersama Sandiaga Uno kala itu fokus memperbaiki segala sektor
mulai infrastruktur, ekonomi, sosial dan budaya. Kota Jakarta memiliki permasalahan
yang terus bertambah dalam penataan ruangnya karena semakin lama penduduk
Jakarta semakin bertambah hal ini disebabkan tidak hanya dari pertumbuhan
penduduk lokal saja tapi juga adanya urbanisasi dari tempat lain. Terkadang masalah
itu muncul akibat dari pembangunan kota itu sendiri. Agar dapat mengontrol dan
mencegah hal tersebut tidak terjadi maka diperlukan sebuah kebijakan yang smart
dengan manajemen kota yang tepat sasaran melalui pendekatan konsep perencanaan
dan pengelolaan yang berkelanjutan.
Konsep smart city telah memboming untuk pembangunan kota-kota besar di
seluruh Indonesia termasuk kota Jakarta telah mengimplementasikan konsep ini,
namun belum semua kota bisa mewujudkan seutuhnya. Bagian terpenting dari smart
city atau kota cerdas adalah bahwa kota saat ini harus memberikan pelayanan yang
menggunakan teknologi terkini dan membangun infrastruktur yang pintar, sehingga
dapat memberikan pelayanan yang efektif, efisien dan ekonomis kepada seluruh
masyarakat yang tinggal di kota ( Sudaryono, 2014). Dengan begitu masyarakat D.K.I
akan merasa puas atas pelayanan yang diberikan pemprov D.K.I Jakarta.
Kota-kota yang disebut smart city adalah kota yang pada awalnya memiliki
terobosan baru dalam penyelesaian-penyelesaian masalah di kotanya, dan sukses
meningkatkan performa kotanya (Widyaningsih, 2013). Jakarta smart city harusnya
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
43
memiliki 8 indikator yaitu smart governance (pemerintahan yang transparan, informatif
dan responsif), smart economy (menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan
dan semangat inovasi), smart people (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup
layak), smart mobility (penyediaan system transportasi dan infrastuktur), smart
environment (manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan), dan smart living
(mewujudkan kota sehat dan layak huni), smart operation center (mengelola dan
menjamin kinerjanya melalui jaringan telekomunikasi dan infrastruktur IT guna
memberikan kualitas pelayanan yang baik yang diperlukan kliennya), smart service
Meluncurkan aplikasi smart service yang bisa diakses melalui telepon pintar,
masyarakat dapat mengakses berbagai layanan termasuk keluhan ataupun
permohonan perizinan hingga layanan kegawatdaruratan.
Letak Geologis, seluruh dataran terdiri dari endapan Pleistocene yang terdapat
pada + 50 m dibawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial,
sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 Km. Di
wilayah bagian utara baru terdapat pada kedalaman 10-25, makin ke selatan
permukaan tanah yang keras dengan kedalaman 40 m.
Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara maksimum
berkisar 32,7oC - 34oC pada siang hari. Dengan uraian latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kota Jakarta
SebagaiSmart City dan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Menuju Masyarakat Madani”
B. Perumusan Malasah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana deskripsi analisis pekembangan kota Jakarta sebagai smart city setelah
berjalan empat tahun?
2. Bagaimana deskripsi pemanfaatan tehnologi informatika dan komunikasi menuju
masyarakat madani?
3. Bagaimana korelasi antara analisis kota Jakarta sebagai smart city dengan
pemanfaatan teknologi Informatika, Komunikasi serta beberapa faktor keunggulan
dan kekurangannya setelah berjalan empat tahun untuk menuju Masyarakat
Madani?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memberikan gambaran dan analisa dekriptif tentang tujuan Jakarta Smart
City yaitu mewujudkan Jakarta yang baru, informatif, transparan disertai kolaborasi
penggunaan teknologi supaya pelayanan publik menjadi lebih baik merupakan misi
Jakarta Smart City (JSC). Hal itu tentu membutuhkan waktu dan proses untuk
mewujudkannya dan hal ini tentu ada beberapa faktor kelebihan dan kekurangan dari
program Jakarta Smart City tersebut. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengalisa dan mendiskripsikan faktor-faktor keunggulan dan kekurangan dari program
Jakarta Smart City yang dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk menuju masyarakat madani setelah berjalan empat tahun lebih.
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
44
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. GAMBARAN UMUM KOTA DKI JAKARTA
1. Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Membangun dan mengelola Kota Jakarta yang baru dan informatif memerlukan
strategis perencanaan jangka panjang yang matang dan tata kelola pemerintahan yang
transparan, Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya terlibat dalam
mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua yang didasarkan
pada visi dan misi.
a. VISI
Terwujudnya Jakarta sebagai kota maju, lestari dan berbudaya yang warganya
terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
b. MISI
1) Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya dengan
memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreatifitas melalui
kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan.
2) Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejateraan umum melalui
terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok,
meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur,
kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
3) Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur Negara yang bekarya, mengabdi,
melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara
efektif, meritokratis, dan berintegritas.
4) Menjadikan Jakarta kota yang lestari dengan pembangunan dan tata kehidupan
yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.
5) Menjadikan Jakarta kota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia yang
bercirikan keadilan, kebangsaan dan kebinekaan.
2. Batas Wilayah
Sumber: Almaida-Medina.blokspot.com
Batasan wilayah DKI Jakarta
Sebelah Selatan : Kota Depok
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Barat
Sebelah Barat : Provinsi Banten
Sebelah Utara : Laut Jawa
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
45
3. Demografi
Total penduduk Jakarta berdasarkan hasil survei tahun 2015 adalah 10.177.924
jiwa dengan kepadatan 15.367 jiwa per kilometer persegi. Rata-rata pertumbuhan
penduduk adalah bertambah 1,02 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. .
4. Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Jakarta pada triwulan pertama tahun 2018 menunjukkan
angka sebesar 0,51 % bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dilihat dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen ekspor yang tumbuh sebesar
14,11 %.
5. Sosial Budaya
Dahulu masyarakat Jakarta (Betawi) jika ingin mengawinkan putra/putrinya masih
berbau kerabat dengan tujuan supaya hartanya tidak jatuh ke orang lain. Namun
seiring berjalannya waktu adat istiadat itu mulai meredup kini mereka kaum Betawi
sudah berbaur diperbolehkan menikah dengan siapa saja dan dari suku mana saja.
B. Smart City
1. Definisi Konsep Smart City Jika menurut Nijkamp et al (2009) dalam Widyaningsih (2013) tentang definisi
kota cerdas adalah kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM),
modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi moderen untuk mewujudkan pelabuhan
ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen
sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
Sedangkan Cohen (2011) menyebutkan bahwa kota cerdas diidentifikasikan pada 6
(enam) dimensi utama yaitu smart government (pemerintahan cerdas), smart
economy (ekonomi cerdas), smart society (kehidupan social cerdas), smart mobility (
mobilitas cerdas), smart environment (lingkungan cerdas), dan quality of life (hidup
berkualitas). Pengertian dimensi mobilitas cerdas pada sebuah kota cerdas lebih
menekankan pada pergerakan yang mudah. Hal tersebut dijamin oleh kemampuan
inovatif dan berkelanjutan dan transportasi umum serta penggunaan kendaraan
dengan dampak lingkungan yang rendah (Alberti, 2011) yang diantara 6 komponen
smart city diterapkan untuk mewujudkan kenyamanan warga DKI dan sekitarnya.
Smart city adalah kota dengan investasi modal manusia dan sosial, dengan
transportasi (tradisional) dan infrastruktur komunikasi modern serta pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, dengan manajemen
sumber daya alam (SDA) yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang partisipatif,
(Giffinger 2010) dalam (Jung Hoon 2014)
2. Penelitian Terdahulu Tabel : 2.1 : Penelitian Terdahulu
No. Penulis, tahun dan
Judul Metode
Penelitian
Teknik Pengumpulan
dan analisa data Hasil Penelitian
1. Hafed Chourabi, Tae woo Nam, Shawan Walker, J Ramon Giil Carcia, Sehl Mellouli,
Study Literatur
Studi Pustaka dan deskriptif kualitatif
Konsep smart city dipahami melalui kerang-ka /ruang lingkup yang di pengaruhi 2 faktor yaitu
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
46
Karine Nahon, Theresa A. Pardo, dan Han Jochens School, 2012. Understanding Smart City an integrative frame work
faktor luar dan dalam. Faktor dari dalam yaitu pemerintah, infrastruktur dan ekonomi sedangkan dari luar adalah faktor teknologi, pengelolaan dan kebijakan.
2. Anggraini & Rahmawati 2017. Penentuan Variabel Berpengaruh Terhadap Pengemba-ngan Kampung Cerdas Dalam Mewujudkan Smart City
Kualitatif Literatur, FGD, Kuisioner dengan teknis analisis deskritif kualitatif.
Terdapat Variabel ber-pengaruh sesuai konsep smart city, yang mana variabel berpengaruh menyesuaikan karakter kampong perkotaan dan masyarakat didalamnya.
3. Wahyudi dan Hariadi, 2016. Strategi Pembangunan smartcity dan tantangannya bagi masyarakat kota.
Kualitatif Studi Pustaka, wawancara dan analisa data deskriptif kualitatif
Tantangan diterapkan-nya smart city di suatu daerah antara lain ke-tersediaan data dan informasi, keamanan dan privasi, investasi yang sangat besar, infrastruk-tur IT adaptasi social dan pengem-bangan aplikasi.
C. Indikator Jakarta Smart City
Di bawah ini penulis akan menguraikan beberapa indikator smart city yang
didasarkan gambar Jakarta smart city yang tersebut diatas sebagai berikut:
1. Smart Living, yaitu yang menunjukkan pada kualitas hidup dan kebudayaan
masyarakat, karena ada kemudahan akses terhadap layanan pendidikan, layanan
kesehatan, pengembangan peran media, tersedianya semua kebutuhan, adanya
rasa aman, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup.
2. Smart Mobility, akses moda transportasi yang beragam dan memprioritaskan
angkutan yang ramah lingkungan dan bukan kendaraan bermotor, terintegrasi
dengan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Smart Governance, peran pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dengan
mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan,
demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntantabilitas serta
efektvitas dan efisiensi kebijakan. Termasuk pengembangan e-governance dan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sehingga masyarakat bisa
berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.
4. Smart Economy, Menunjukkan keadaan tingkat ekonomi dan kesejahteraan
finansial masyrakat yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan
pendapatan perkapita tinggi. Semakin banyaknya wirausaha bahkan
pengembangan city branding, produktifitas secara lokal dan global.
5. Smart Environment, adanya perencanaan pembangunan yang ramah lingkungan,
energi ramah lingkungan, bangunan ramah lingkungan disertai penerapan dan
pemanfaatan pengelolaan lingkungan berbasis IT, pengelolaan sumber daya alam
berbasis IT serta pengembangan sumber energy baru. Lingkungan yang
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
47
memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan kata lain
keberlanjutan lingkungan baik dalam keadaan fisik maupun non fisik.
6. Smart People, masyarakatnya berpendidikan bagus di era abad 21 baik secara
formal maupun non formal dan mampu mengembangkan sumber daya manusia
yang melek teknologi. Dukungan terhadap penelitian pengembangan karakter
sosial budaya semakin kuat. Sumberdaya manusia yang inovatif dan kreatif,
masyarakatnya inklusif.
Menurut penulis harusnya komponen Jakarta smart city ditambah 2 lagi sebagai
berikut:
7. Smart Service, Menyediakan dan memberikan pelayanan dengan cepat serta
memuaskan baik melalui aplikasi smart service yang bisa diakses melalui telepon
pintar, email atau pesan singkat. Aplikasi ini masyarakat dapat mengakses
berbagai layanan, penyampaian keluhan, permohonan izin hingga layanan
kegawatdaruratan.
8. Smart Operation Center, Mengelola, menjamin seluruh kinerjanya dengan jaringan
telekomunikasi dan infrastruktur IT untuk memberikan kualitas layanan yang
tertinggi yang diperlukan kliennya, melalu pusat operasi cerdas mengoperasikan
automatic meter infrastruktur mendatang untuk air, gas, limbah dan lain-lain.
Ada 3 (tiga) dimensi utama yang sangat mendukung di dalam smart city diantaranya
yaitu Teknologi, People, dan Community
D. Konsep Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Definisi teknologi informasi berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat
lunak untuk menjalankan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan, memgambil, memanipulasi, dan
menampilkan data (Alter, 1992). Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (hardware & software) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi (Martin 1999). Teknologi informasi adalah segala bentuk
teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan infromasi dalam bentuk
elektronis (Lucas, 2000). Definisi teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi
komunikasi untuk mengirimkan informasi. (Martin, 2002). Jika penulis simpulkan
definisi teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi yang digunakan dalam penangkapan, penyimpanan, dan penyebaran
informasi. Teknologi informasi dapat digolongkan menjadi 2(dua) bagian, yaitu:
perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware). Sedangkan yang
tergolong perangkat keras yaitu peralatan-peralatan yang bersifat fisik seperti memory,
printer, dan keyboard. Perangkat lunak terkait dengan instruksi-instruksi untuk
mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instruksi-instruksi
tersebut., pemroses Teknologi masukan adalah segala perangkat yang digunakan
untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya. Untuk mengeluarkan informasi
diperlukan perangkat lunak atau program. Program adalah sekumpulan instruksi yang
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
48
digunakan untuk mengendalikan perangkat keras komputer. Teknologi penyimpan
menyangkut segala peralatan yang digunakan untuk menyimpan data. Contoh media
penyimpan data adalah tape, hard disk, disket dan zip disk. Teknologi telekomunikasi
adalah teknologi yang menghubungkan informasi jarak jauh. Sebagai contoh dari
teknologi infromasi dan komunikasi adalah Internet dan ATM. Sedangkan komponen
CPU merupakan mesin pemroses yang penting dalam teknologi informasi yang
berfungsi untuk mengingat data/program (berupa komponen memory).
E. Konsep Masyarakat Madani Masyarakat Madani menurut bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society.
Civil society memiliki pengertian suatu masyarakat yang mimiliki peradaban tinggi
dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Kata madani sendiri
berasal dari bahasa Arab yaitu Madinah yang artinya kota, hal ini mengacu pada
konsep negara kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622M.
Konsep masyarakat Madani juga mengacu pada konsep tamadhun yaitu masyarakat
yang memiliki peradaban, konsep ini diperkenalkan oleh Ibn Khaldun dan konsep Al-
Madinah Al-Fadhilah (Madinah sebagai negara utama) hal ini diungkapkan oleh filsuf
Al-Farabi pada abad pertengahan. Jika penulis simpulkan pengertian masyarakat
madani menurut para ahli di atas adalah suatu tatanan masyarakat yang tinggal di
suatu wilayah yang memiliki kesamaan dengan masyarkat perkotaan disertai
peradaban tinggi artinya sudah baik moralnya, sopan-santun, kesadaran dalam
ketaatan beragama yang baik dan bisa menerima.
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti mencari dan
mengumpulkan sumber informasi dan data yang berkaitan dengan fenomena yang
akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di kota Jakarta yang merupakan ibu kota Jakarta
dan dikenal dengan kota metropolitan, khususnya di Pemerintahan Provinsi D.K.I
Jakarta.
B. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif karena
dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data primer berupa
wawancara dan diskusi terfokus dengan para aparat yang berkepentingan yang di
temui dilapangan, serta pengamatan langsung berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
langsung yang berhubungan dengan smart city yang nantinya menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata hasil wawancara ataupun pengamatan yang telah penulis
lakukan dari para pegawai pemerintah kota DKI Jakarta dan instansi yang terkait
seperti dinas komunikasi dan informasi (Diskominfo), dinas tata kota dan pertamanan,
perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah dalam mengimplementasikan
teknologi, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, serta warga masyarakat yang
aktif terlibat dalam program smart city.
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
49
C. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pegumpul
data, artinya peneliti bersama team terlibat penuh dalam wawancara, observasi dan
studi pustaka serta menganalisa informasi data dari nara sumber juga sumber data
yang lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini penelti bertindak sebagai partisipan
penuh untuk menganalisa komponen-kompenen smart city yang telah dilaksanakan
Jakarta Smart City dikaitkan dengan penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi
menuju Masyarakat Madani.
D. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini fokus kepada komponen-komponen
smart city yang sudah atau belum jelas dilaksanakan menurut konsep Jakarta Smart
city dikaitkan dengan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menuju
Masyarakat Madani. Data yang digunakan ada dua yaitu : Data Primer adalah data
yang langsung diperoleh dari narasumber baik lisan ataupun perilaku subjek yang
berkaitan dengan relevansi kompetensi. Sedangkan data Sekunder adalah data yang
digunakan untuk mendukung data primer berupa dokumen, foto, catatan lain yang
dapat dipakai sebagai sumber data (Sugiyono, 2012).
E. Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi pada penelitian
ini adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
2. Metode Pengambilan Sampel
Sampel merupakan jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2015). Apabila populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari
semua karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga, sehingga peneliti mengambil dan
menggunakan sampel dari populasi.
F. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer
dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara. Data sekunder didapat dari BPS,
perpustakaan, internet, dan literature lainnya yang dapat dijadikan bahan rujukan yang
berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Smart City DKI Jakarta
Kota yang cerdas tidak begitu saja muncul tiba-tiba namun perlu perencanaan,
pembangunan dan pengelolaan serta implementasi yang baik dan rapi. Berdasarkan
peraturan Gubernur DKI Jakarta no. 280 tahun 2014 organisasi dan tata kerja unit
pengelola Jakarta Smart City sudah direncanakan pada RPJMD 2013-2017.
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
50
Berdasarkan perencanaan ini misi pertama adalah tentang kebijakkan smart city
Jakarta. Tahapan kedua pelaksanaan program yang terdiri dari penilaian struktur,
prosedur dari Jakarta smart city. Tahapan ketiga mengadakan pengawasan program
sehingga stakeholder pelaksana kebijakan Jakarta smart city. Selanjutnya penulis
akan menjelaskan Wheel Framework Jakarta Smart City yang didalamnya ada 6
komponen yang juga merupakan keunggulan-keunggulan yang sudah dicapai setelah
4 tahun berjalan diantaranya seperti tersebut di bawah ini:
a. Smart Government merupakan keaktifan peran pemerintah Provinsi DKI yang
transparan dalam menjalankan kegiatan operasional pemerintahan telah
terintegrasi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, tanggap
terhadap kepentingan warganya, begitu pula peran serta masyarakat
b. Smart Economy kegiatan yang bisa menumbuhkan produktivitas ekonomi dengan
kewirausahaan disertai inovasi baru.
c. Smart Mobility akses media transportasi semakin beragam tersedia untuk massa
transportation. seperti bus trans Jakarta ada juga bus way, MRT, LRT, Comuter
Line yang semuanya dilengkapi dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, sebelum sampai masing-masing stasiun para penumpang sudah
diinfomasikan lewat pengeras suara yang keluar otomatis dari mesin dsertai
penyebutan nama-nama stasiun jadi para penumpang sudah bisa mempersiapkan
diri jika akan keluar menuju ke alamat tujuannya.
d. Smart People adanya peningkatan sumber daya manusia dan terjadi peningkatan
penghidupan kearah hidup yang layak.
e. Smart Environment ditunjukkan dengan adanya manajemen sumber daya alam
yang ramah lingkungan. seperti bus way yang menggunakan tenaga listrik dan
mobil berbahan bakar gas yang ramah lingkungan.
f. Smart Living mewujudkan kota yang sehat dan layak huni. Untuk mewujudkan
Kota Jakarta yang smart maka Pemerintah Provinsi DKI berusaha melaksanakan
visi dan misi Jakarta Smart City secara maksimal terbukti telah diluncurkan portal
resmi yaitu Jakarta.go.id dan Youtube resmi Pemprov DKI dan Application
Programming Interface ( API ) bagi pengembang melalui api.Jakarta.go.id.
Gambar 3.1 : Smart City Wheel Framework
Sumber : Jakarta smart city.go.id
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
51
Kemudian Penulis akan menyajikan diagram gambar yang berkaitan dengan pendekatan sistematis sebagai berikut:
Gambar : 3.2 : Pendekatan Sistematis Smart City Sumber : Jakarta smart city.go.id
Berdasarkan gambar di atas penulis akan menjelaskan tentang pengertian Smart City,
visi dan misi dari unit pengelola Jakarta Smart City, sebagai berikut: Pengertian
Jakarta Smart City adalah pengaplikasian konsep smart city yang maksimal dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengetahui, memahami
dan mengontrol berbagai sumber daya di suatu kota dengan lebih efektif dan efisien,
sehingga dapat memaksimalkan pelayanan publik, memberikan solusi untuk masalah,
dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Sedangkan visi Jakarta Smart City
adalah Jakarta Baru yang efisien dan inovatif. Kalau misi Jakarta Smart City adalah
mewujudkan Jakarta Baru yang informatif, transparan, serta mendukung kolaborasi
menggunakan teknologi untuk pelayanan yang lebih baik.
Menurut Jakarta.go.id keberhasilan Jakarta Smart City bertumpu pada keberadaan
dua aplikasi, yaitu Qlue dan Cepat Respon Opini Publik (CROP). Qlue adalah aplikasi
yang diperuntukan bagi warga, Sedangkan untuk CROP hanya untuk Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan aparat kepolisian. Selanjutnya penulis akan menjelaskan
tentang cara kerja dua aplikasi tersebut. Qlue adalah aplikasi sejenis sosial media
yang memiliki sarana untuk menyampaikan aspirasi pengaduan real time. Aplikasi
Qlue dapat diunduh secara gratis melalui smartphone yang berbasis Android, lewat
Qlue, warga dapat melaporkan semua kejadian seperti macet, banjir, jalan rusak,
penumpukkan sampah, ataupun ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Laporan
yang disampaikan selain berupa tulisan juga harus berbentuk foto. Laporan yang
berasal dari masyarakat tersebut selanjutnya dipetakan secara digital dan terintegrasi
dengan laman smartcity.Jakarta.go.id dan CROP. Seluruh aparat Pemprov DKI
diwajibkan untuk menginstal aplikasi CROP di smartphone mereka masing-masing,
terutama aparat yang bertanggung jawab terhadap wilayah permukiman, yakni lurah
dan camat.
B. Pembahasan
1. Perkembangan Jakarta Smart City setelah 4 tahun
Kota Jakarta merencanakan Program Jakarta Smart City sejak Desember 2014.
Dikutip dari Jakarta Smart City (JSC) Jakarta.go.id misinya adalah mewujudkan
Jakarta baru yang informative, transparan serta dintegrasikan dengan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan yang lebih baik.
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
52
Setelah 4 tahun lebih sejak didirikan JSC telah bekerjasama dengan beberapa
startup untuk memberikan pelayanan dan inovasi yang lebih baik kepada masyarakat.
Di akhir tahun 2015 unit pengelola Jakarta Smart City memiliki JSC Lounge yaitu
ruangan kretif menuju smart city yang memiliki berbagai ruangan daintaranya
Command Center. Ruagan tersebut memiliki LED besar yang menampilkan berbagai
informasi yang telah terintegrasi dengan sistem Jakarta Smart City, merupakan pusat
komando koordinasi dengan SKPD lainnya terkait kejadian atau permasalahan yang
terjadi di Jakarta. Command Center juga dilengkapi dengan video surveillance dan
sistem intelegent Operational Center (IOC) berguna memonitoring dan analisis semua
kejadian yang ada di Jakarta.
Selanjutnya ruang operasional yang ditempati seluruh pegawai unit pengelola
Jakarta Smart City bekerja. Para karyawan bekerja dalam satu ruangan yang dikelilingi
kaca transparan yang menyebabkan semua orang bisa melihatnya yang merupakan
wujud transparansi Jakaarta dan koordinasi antar tim lebih efektif.
2. Keunggulan-keunggulan yang telah dicapai Jakarta Smart City setelah 4
tahun.
Penulis akan menjelaskan keunggulan dari Pelaksanaan Program Jakarta Smart
City berdasarkan Wheel FrameworkSmart City yang didalamnya ada 6 komponen
diantaranya adalah sebagai berikut;
a. Smart Government merupakan misi yang kelima dengan memperbaiki pelayanan
untuk mewujudkan indikator smart governance yaitu dengan membangun
pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik
yang diemban Pemprov DKI Jakarta sesuai RP JMD 2013-2017. Banyak upaya
yang telah dilakukan untuk mewujudkan misi ini, diantaran perbaikan pelayanan
perizinan dan non-perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
meningkatkan pelayanan pendidikan dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP), juga
menigkatkan akses layanan kesehatan dengan bantuan yang disalurkan melalui
Jaminan Kesehatan Nasional.
b. Smart Government merupakan keaktifan peran pemerintah Provinsi DKI yang
transparan dalam menjalankan kegiatan operasional pemerintahan telah teintegrasi
dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, tanggap terhadap
kepentingan warganya, begitu pula peran serta masyarakat, terbukti dengan adanya
dua aplikasi yaitu QLUE dan CROP yang bertujan untuk memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat. Menurut Pak Aang divisi monitoring Jakarta
Smart City (JSC) bahwa Pemprov DKI khususnya Divisi JSC bekerjasama dengan
QLUE (Swasta). Qlue merupakan aplikasi media sosial yang digunakan masyarakat
untuk melaporkan permasalahan kota kepada pemerintah, cara kerjanya adalah
laporan warga yang masuk melelui aplikasi Qlue akan diteruskan ke pihak terkait
dan tetap dipantau perkembangannya melalui aplikasi Qlue di dashboard
mycity.qlue.id.
c. Smart Economy merupakan misi pertama dari tahapan-tahapan rencana
pembangunan daerah Pemprov DKI Jakarta yaitu mewujudkan Jakarta sebagai kota
modern yang tertata rapi serta konsisten dengan tata ruang wilayah. Sesuai dengan
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
53
visi dan misi Jakarta yang terdapat dalam peraturan daerah No. 2 tahun 2013
tentang rencana pembangunan daerah tahun 2013-2017. Visi pembanguanan
jangka menengah tersebut adalah Jakarta baru, kota moderen yang tertib dan rapi
menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang
berkebudayaan, dengan pemerintah yang berorentasi pada pelayanan publik.
Adanya pembangunan infrastruktur yang memiliki konsep transit oriented
development (TOD) serta memberikan dukungan kepada pembangunan industri
teknologi tinggi yang nantinya bisa memperlancar ketercapaian indikator smart
economy akibat dari adanya pembangunan kota yang terencana dengan baik, tentu
akan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Di Jakarta telah dilaksanakan program OK OC yang artinya one kecamatan one
center for entrepreneurship untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru.
Berdasarkan data yang dihimpun Jawa Pos. Com, di Jakarta terdapat lima OK OCE
Mart dan empat Gerai OK OCE. Banyak dan maraknya startup berdiri seperti buka
Lapak, OJOL dan lainnya.
d. Smart Mobility merupakan misi yang ke dua yaitu menjadikan Jakarta kota yang
bebas dari masalah macet, banjir, sampah dan pemukiman kumuh. Maka dalam
hal ini Pemprov DKI Jakarta berusaha mengembangkan dan menggunakan
transportasi massal seperti penambahan koridor, armada, dan perbaikkan layanan
Transjakarta, serta membangun angkutan umum baru seperti MRT dan LRT hal ini
sudah sesuai dengan indikator smart mobility.
Dengan pelaksanaan smart mobility yang baik maka kepindahan seseorang
atau sekelompok orang dari tempat satu ketempat lain juga semakin cepat hal ini
akan membantu melancarkan urusan orang tersebut terlaksana dengan baik,seperti
bus trans Jakarta ataupun bus-way, MRT, LRT, Commuter Line yang semuanya
dilengkapi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang lengkap
disertai layar digitalnya, sebelum sampai masing-masing stasiun para penumpang
sudah diinfomasikan lewat pengeras suara yang keluar otomatis dari mesin disertai
penyebutan nama-nama setiap stasiun jadi para penumpang sudah bisa
mempersiapkan diri jika akan keluar menuju ke alamat tujuannya. Bagi para
penumpang bus-way sudah bisa mengetahui kapan bus-way akan datang dan
terintegrasi dengan mobile transportation application jadi calon penumpang bus-way
terhindar dari keresahan dalam menunggu bus way.
e. Smart People yang berkebudayaan merupakan misi yang ke empat yaitu dengan
membangun masyarakat perkotaan yang toleren sekaligus mampu dan sadar
memelihara kota. Usaha Pemprov DKI Jakarta dengan memperkuat pengembangan
budaya Betawi bersinergi dengan budaya multikultur lainnya. Dengan harapan
pembangunann kota yang modern tidak meninggalkan budaya asli daerah sekaligus
menjaga toleransi antar elemen masyarakat. Dengan terciptanya dan digunakannya
transportasi masa yaitu Massa Rapid Transportaiton (MRT), Line Rapid
Transportation (LRT) ini menunjukkan adanya smartpeople untuk warga dan
pemerintah provinsi Jakarta.
f. Smart Environment untuk mengatasi masalah menahun seperti banjir, pemukiman
kumuh dan sampah Pemprov DKI Jakarta berusaha menyediakan hunian publik
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
54
yang layak dan bisa dijangkau harganya oleh warga kota. Untuk mengatasi banjir
pemerintah melakukan normalisasi sungai, salah satu upayanya dengan
memindahkan mpemukiman penduduk di daerah aliran sungai serta menyediakan
hunian public yang layak dengan mendirikan rumah susun. Seperti bus way yang
menggunakan tenaga listrik dan mobil berbahan bakar gas yang ramah lingkungan.
g. Smart Living terwujudnya kota yang sehat dan layak huni. Telah dibangunkannya
rusun dan perumahan untuk warga DKI Jakarta dengan DP. 0% ini mengindikasikan
adanya keseriusan Pemprov DKI Jakarta untuk merealisasikan bangunan tempat
tinggal untuk warga DKI Jakarta yang layak huni. Setiap jalan raya yang di Jakarta
rata-rata diharuskan terbangunnya trotoar yang berfungi untuk para pejalan kaki hal
ini membuat aman dan nyaman pengguna trotoar tersebut. Untuk pencemaran
udara masih tergolong tinggi terutama dari polusi kendaraan bermotor.
3. Kekurangan-kekurangan dari Jakarta Smart City setelah 4 tahun
a. Smart Government. Di tingkat kelurahan belum maksimalnya pelayanan untuk
pembuatan kartu tanda penduduk elektronik (EKTP). Saat putri saya ingin
membuat kartu tanda penduduk elektronik (EKTP) masih harus menunggu minimal
satu minggu baru bisa jadi, bahkan hingga kini sudah satu bulan lebih belum jadi
juga tanpa adanya alasan yang jelas seperti blanko yang terbatas. Sedangkan
blanko tentu untuk EKTP yang berwewenang mengeluarkan KEMENDAGRI.
b. Smart Economy. Antara pekembangan teknologi dengan sumber daya manusia
(SDM) belum seimbang lebih cepat perkembangan teknologi. Dengan banyaknya
alat pembayaran digital tentu meminimalisir uang cash namun antara bank local dan
bank asing saling berkompetisi untuk pelayanan e-money ini dan Nampak bank
asinglah yang mendominasi, sebagai missal Go-pay. Jika alat pembayaran yang
berupa e-money ini mengalir ke bank asing maka bisa dipastikan akan melemahkan
bank local sehingga bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi local dan nasional.
c. Smart Mobility. Kurang sempurnanya pelayanan dari armada bus way terutama di
area halte-halte belum tersedia tempat duduk yang maksimal untuk calon
penumpang sehingga banyak yang berdiri lama dan mengantri. Matinya layar
monitor jadwal datang-keberangkatan bus way di beberapa halte bus way.
d. Smart People. Masih didapatinya preman-preman jalanan yang bertindak sebagai
pak ogah yang menganggu pengaturan lalu-lintas.
e. Smart Environment. Untuk pencemaran udara masih tergolong tinggi terutama dari
polusi kendaraan bermotor.
f. Smart Living. Masih banyaknya bangunan rumah yang tidak layak huni seperti
kontrakkan petakan ini terdapat di kampung pedalaman Jakarta yang padat
penduduk
4. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Di tingkat pemerintahan smart Government di lingkungan kelurahan sudah
terintegrasi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, Sebagai contoh:
Saat saya pergi ke kantor kelurahan untuk prosedur pertama kali ambil nomor antrian
pelayanan yang penomoran ini sudah terhubung dengan Teknologi Informasi dan
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
55
Komunikasi karena pemanggilan dilakukan oleh mesin yang terhubung dengan server
computer.
Untuk smart economy juga sangat erat berkaitan dengan teknologi informasi dan
komunikasi dengan adanya jaringan-jaringan startup dan digunakannya alat
pembayaran digital seperti go-pay.
Begitu pula smart mobility juga terhubung dengan jaringan internet untuk semua
kendaraan transportasi baik itu bus way, Massa RapidTransportations MRT, Line
Rapid Transportations LRT, setiap halte disambungkan dengan informasi yang terkini
tentang jadwal kedatangan dan keberangkatan dari semua transportasi.
3. Gambaran Masyarakat Madani DKI Jakarta
Perwujudan masyarakat madani didasarkan pada dua hal yang utama yaitu
legitimasi Negara dan terciptanya masyarakat mandiri yang berpijak diatas fondasi
moral yang kokoh. (Arifin 1999)
Masyarakat Jakarta taat beragama dan mendapatkan legalitas dari negara dengan
adanya sumber hukum tertulis yang menjamin warga negaranya untuk memeluk
agamanya masing-masing sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya. Di perkuat
dengan landasan hukum UUD 1945 pasal 29 ayat 2 bahwa Negara menjamin setiap
pemeluk agama. Masyarakat Jakarta sudah mandiri secara ekonomi ditandai
banyaknya wirausaha-wirausaha baru yang tumbuh subur di setiap sudut wilayah
perkotaan. Dengan demikian masyarakat Jakarta sudah semakin sadar pentingnya
fondasi agama sehingga memunculkan moral yang baik, serta sadar untuk hidup
mandiri dengan berwiraswasta.
Masyarkat Jakarta sudah terintegrasi dengan individu-individu dan kelompok-
kelompok eksklusif ke dalam masyarakat dengan kontak sosial dan aliansi
sosial.Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena adanya
masukan dari keanggotaan organisasi-organisasi volunteer yang bisa mempengaruhi
keputusan pemerintah. Sudah meluasnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga tidak
individualis. Masyarakat bebas mengikuti lembaga-lembaga sosial dengan berbagai
perspektif. Di kota Jakarta juga sudah terlihat unsur-unsur masyarakat madani dengan
adanya wilayah publik yang luas bebas menentukan pilihan politiknya tanpa rasa takut.
Demokrasi, toleransi, pluralisme juga sudah terlihat, keadilan sosial sedang diwujudkan
dengan adanya perhatian Pemprov DKI terhadap rakyatnya. Begitu pula dengan
berdirinya lembaga swadaya masyarakat, pers, dan partai politik bahwa setiap warga
Jakarta berhak menyalurkan aspirasi politiknya tanpa adanya intervensi dari pihak lain.
7. Hasil wawancara Peneliti dengan Nara Sumber Divisi Monitoring JSC.
Pada hari Senin, 24 Juni 2019 Peneliti datang ke kantor Pemprov DKI Jakarta
yang sering dikenal dengan Balai kota Jakarta, dan bertemu langsung dengan bagian
Monitoring Jakarta Smart City (JSC) yang bernama bapak Aang Jatmika di ruangan
Jakarta Smart City. Menurut Pak Aang yang menginisiasi gedung Jakarta Smart City
yang dikenal dengan JSC Lounge adalah Presiden Joko Widodo yang diresmikan pada
akhir tahun 2015 sekaligus luancing Jakarta Smart City. Unit JSC ini juga bekerjasama
dengan pemerintah dan berbagai pihak swasta yang memiliki tugas mengintergrasikan
data dalam hal ini JSC berhak menarik data-data yang terkait dengan enam prinsip
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
56
Jakarta Smart city dari masing-masing dinas baik pemerintah ataupun swasta, yang
kemudian dianalisisnya. Data-data yang ditarik bersifat umum bukan darurat. Untuk
Smart mobility yang mengerjakan secara teknis adalah Dinas perhubungan
bekerjasama dengan Trans Jakarta di bawah naungan PEMDA. Dinas ini memiliki
profesional transformasi, seluruh armada merah transjakarta yang berasal dari
Tiongkok diganti dengan armadaTtrans Jakarta yang berasal dari Eropa yang
dianggap layak dan lebih baik dari armada sebelumnya. Armada Trans Jakarta ini juga
bisa dilihat dari aplikasi sehingga keberadaanya bisa dipantau mulai dari halte Monas
dan seterusnya, kondisi kemacetan Jakarta juga bisa disajikan melalui aplikasi
transportasi umum Jakarta, selain itu juga Trans Jakarta bekerjasama dengan Google
Maps Transit sehingga melalui smart phone posisi bus Trans Jakarta bisa diketahui
para calon penumpang. Ada 6 aplikasi yang bisa di download berkaitan dengan
transportasi umum Jakarta adalah KRL Acces, Trafi, Uber, Gojek dan Grab hal ini
berguna untuk menghindari kemacetan di Jakarta.
Selanjutnya peneliti juga bertanya tentang smart environment yang berkaitan
dengan bank sampah, ternyata dibawah pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam (SDA) sebagai induk pelaksananya, unit JSC hanya mengambil
data. Kemudian peneliti juga bertanya tentang aplikasi smart phone yang berkaitan
dengan kesehatan menurut pak Aang Jatmika sampai saat ini belum ada karena untuk
pelaksanaan tehnisnya ada di Dinas Kesehatan. Jika belum ada disposisi untuk
anggaran pembuatan aplikasi kesehatan maka juga belum bisa dilaksanakan.Tetapi
untuk mengetahui tempat tidur kosong di rumah sakit Jakarta sudah bisa dilihat secara
on-line. Kemudian peneiti juga bertanya tentang smart government khususnya
berkaitan dengan pembuatan KTP secara on-line, sekali lagi secara tehnisnya ada di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) khususnya tingkat kelurahan.
Selanjutnya peneliti juga bertanya tentang CCTV, berdasarkan informasi yang peneliti
terima dari nara sumber bahwa JSC mengintegrasikan 7000 CCTV yang dimilki oleh
berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta, sehinga jika terjadi kerusakan
menjadi tanggung jawab dari masing-masing instansi tersebut. Delegasi-delegasi dari
suatu Negara yang pernah berkunjung ke JSC adalah New Zealand dan Ukraina.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari turun lapangan maka
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa perkembangan Jakarta Smart Citysudah
baik, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi setelah Empat Tahun menuju
Masyarakat Madani terdapat hubungan yang sangat erat, ada beberapa keunggulan
yang dicapai dan ada juga beberapa kekurangannya, antara lain sebagai berikut;
1. Beberapa Keunggulan Jakarta Smart City antara lain sebagai berikut;
a. Smart Mobilitypelaksanaannya sudah baik karena kepindahan seseorang atau
sekelompok orang dari tempat satu ketempat lain juga semakin cepat.
b. Smart Goverenmentperan pemerintah Provinsi DKI sudah aktif, transparan,
terintegrasi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
57
menjalankan kegiatan operasional pemerintahan, tanggap terhadap kepentingan
warganya, begitu pula peran serta masyarakat, terbukti dengan adanya dua
aplikasi yaitu QLUE dan CROP yang bertujan memberikan pelayanan terbaik.
c. Smart Economy mulai bermunculannya start up melalu perdagangan on-line
seperti Bukalapak dan lain-lain.
d. Smart Environment sudah dibangunnya trotoar-trotoar baru untuk pejalan kaki di
kota Jakarta, disetiap sector dibangun dan dikembangkan taman dan tempat
bermain anak yang sebagian juga dilengkapi dengan CCTV dan security.
e. Smart Living, sudah disediakannya hunian publik yang layak huni dengan harga
terjangkau dengan DP 0%.
f. Smart People, sudah dikembangkan dan digunakannya Massa Rapid
Transportation (MRT) dan Line Rapid Transportation (LRT).
2. Kekurangan dari Jakarta Smart City yaitu perkembangan antara inovasi
perkembangan teknologi informasi dan regulasi ternyata lebih cepat perkembangan
inovasi teknologinya artinya jika ada inovasi teknologi yang terkini belum bisa langsung
dijalankan harus melalui sistem regulasi anggaran. Begitu pula dengan kesiapan SDM
para aparat, JSC masih membutuhkan strategi untuk menyampaikan inovasi teknologi
terkini harus pelan-pelan dan membutuh waktu.
B. SARAN
1. Dibutuhkan sinergitas semua elemen yang untuk menjalankan program Jakarta
Smart City yang lebih baik.
2. Regulasi Pemerintah harus disesuaikan dan diselaraskan dengan inovasi
perkembangan teknologi supaya bisa seiring dan sejalan.
3. Perlu adanya evaluasi dari seluruh program Jakarta Smart City yang sudah
dijalankan untuk memperbaiki program dan pelayanan kepada masyarakat.
4. Untuk komponen Jakarta Smart City perlu ditambahkan dua komponen lagi yaitu :
a. Smart Service. Menyediakan dan memberikan pelayanan dengan cepat serta
memuaskan baik melalui aplikasi smart service yang bisa diakses melalui
telepon, email atau pesan singkat. Aplikasi ini masyarakat dapat mengakses
berbagai layanan, penyampaian keluhan, permohonan izin hingga layanan gawat
darurat.
b. Smart Operation Center Mengelola, menjamin seluruh kinerjanya dengan jaringan
telekomunikasi dan infrastruktur IT untuk memberikan kualitas layanan yang
tertinggi yang diperlukan kliennya, melalu pusat operasi cerdas mengoperasikan
automatic meter infrastruktur mendatang untuk air, gas, limbah dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir, (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta.
Agus, I putu, E.P. (2014). Smart city beserta Cloud Computing dan Teknologi-
Teknologi pendukung lainnya, Penerbit: Informatika, Bandung.
Airaksinen, Miimu, et.al. 2015. Smart City-Research Highlights. Miimu Airaksinen and
Matti Kokkala (ed). Grano: VTT Technical Research Centre of Firland Ltd.
Inovasi P-ISSN 2356-2005 E-ISSN 2598-4950 JURNAL ILMIAH ILMU MANAJEMEN
58
Al-Hader, Mahmoud and Ahmad Rodzi.2009. The Smart City Infrastructure
Development and Monitoring. CCSAP, Number 2(11): 87-94.
Bakici, Tuba, Esteve Almiral, and Jonathan Wareham.2013. A Smart City Initiative: the
Case of Barcelona. J Knowl Econ (2013). 4:135-148
Batty, Michael, et.al.2012. Understanding Smart Cities: An Integrative Statement &
Guidelines. Official Report of Smart City Mission Transformation on June, 2015
Burhanuddin, 2003 Civil Society & Demokrasi: Survey tentang Prtisipasi Sosial-Politik
Warga Jakarta. Ciputat: Indonesian Insitute for Civil Society (INCIS). hal 49>
Chris Rowley dan Keith Jackson (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Dharma Setyawan Salam (2004). Manajemen pemerintahan Indonesia. Penerbit:
Djembatan Jakarta
Ghosali, Imam (2001). Aplikasi Multavariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV.
Penerbit: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasibuan H. Malayu (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta
Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta
H.A.R Tilaar. Pendidikan, Kebudayaan Dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya (Yysn Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation), 2002
Iftiyani (2015). Pengaruh Teknologi Smart City Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah
Kota Administrasi Jakarta Utara. Skripsi IBM ASMI.
Komaruddin Hidayat dan Azyumari Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani.Jakarta : ICCE UIN Hidayatullah Jakarta dan The Asia
Foundation, 2006, hal. 302-325.
M.Dawan Rahardjo. Masyarakat Madani: Agama, Kelas Menengah dan Perubahan
Sosial. Jakarta: LP3ES, 1999. hal. xxiii.
Nam,Taewoo and Theresa A.Pardo.2011. Smart City as Urban Innovation: Focusing
on Management, Policy, and Context. ICEGOV, September 26-28:185-194.
Qodri Azizy. 2004. Melawan Golbalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam: Persiapan SDM
dan Terciptanya Masyarakat Madani. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Penerbit: Alfabeta,
Bandung.
Sutanta, Edhy. (2011), Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.
Tata Sutabri, (2014) Analisis Sistem Informasi. Penerbit: CV Andi Offset, OFFSET,
Yogyakarta.
Website:
Jakarta Smart City go.id
Ekonomi Kompas Komp.