analisis komparatif kinerja keuangan perusahaan …digilib.unila.ac.id/61593/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA
(Skripsi)
Oleh :
JESSICA LORENZIA EFRIDIAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE
GOVERNMENT INSURANCE COMPANY AND PRIVATE INSURANCE
COMPANY
By
JESSICA LORENZIA EFRIDIAN
This study aimed to compare the financial performance between government
insurance company and private insurance company. The financial ratios of which
used to represent the ratios of solvability are Risk Based Capital (RBC) and
Leverage. Meanwhile, the ratios to represent the liquidity are liqudity and LQR.
And the ratios to represent of the ratios of profitability are Return on Investment
(ROI) and Return on Equity (ROE). The method used in this study was descriptive
statistics. The selected samples are 18 insurance companies of all kinds with
assets of at least Rp1 trilion (9 from government insurance companies and 9 from
private insurance companies). The used data in this study is condensed financial
statements for the period of 2015-2017. The results of this non parametric
statistical test / mann-whitney test study showed that there are significant
differences between the Government insurance companies and private insurance
companies in the Risk Based Capital (RBC) ratios and Liquidity. However, there
is no significant difference in the ratios of leverage, LQR, Return on Investment
(ROI), and Return on Equity (ROE).
Keywords: Financial Performance, Solvability, Liquidity, Profitability
ABSTRAK
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA
Oleh
JESSICA LORENZIA EFRIDIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan
asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi swasta. Rasio keuangan yang
digunakan untuk mewakili solvabilitas adalah Risk Based Capital (RBC) dan
Leverage. Selanjutnya rasio yang digunakan untuk mewakili likuiditas adalah
likuiditas dan Liquidity Ratio (LqR). Dan rasio keuangan yang digunakan untuk
mewakili profitabilitas adalah Return on Investment (ROI) dan Return on Equity
(ROE). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.
Sampel terpilih adalah 18 perusahaan asuransi dari semua jenis dan dengan aset
minimal Rp 1 triliun (9 perusahaan asuransi pemerintah dan 9 perusahaan asuransi
swasta). Data yang digunakan adalah data sekunder bersumber dari laporan
keuangan perusahaan periode 2015-2017. Berdasarkan uji statistik non parametrik
/ uji mann-whitney diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
kinerja keuangan antara perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi
swasta pada rasio Risk Based Capital (RBC) dan Likuiditas. Namun demikian,
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio Leverage, LQR, Return on
Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE).
Kata kunci: Kinerja Keuangan, Solvabilitas, Likuiditas, Profitabilitas
ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ASURANSI PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA
Oleh
JESSICA LORENZIA EFRIDIAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA AKUNTANSI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkandi Bandar Lampung pada tanggal 06 April 1997 sebagai putri
pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Elvian Fiddaruqutni Yuz,S.E dan
Ibu Asnidar. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD
Mardiyuana Cilegonpada tahun 2009. Kemudian menyelesaikan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Kartika II-2 Bandar Lampung pada
tahun 2012, dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Al-Kautsar pada tahun 2015.
Penulis terdaftar sebagai Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2015. Selama menjadi mahasiswi, penulis
terdaftar sebagai anggota aktif Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKTA) dan
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Penulis mengikuti program pengabdian masyarakat melalui Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di desa Wawasan, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten
Lampung Selatan selama 40 hari.
MOTTO
“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”
(Albert Einstein)
“Be Strong, because things will get better. It may be stormy now, but it never
rains forever”
“Our patience will get more things than our strength”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam
selalu disanjung agungkan kepadaNabi Muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang tulus
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Elvian Fiddaruqutni Yuz dan Ibunda
Ida Elvianyang telah memberikan seluruh cinta dan kasih sayang, dukungan, dan
doa yang tiada henti untuk kesuksesanku.
Adikku, M. Dhio Noverian Yuzatas keceriaan, motivasi, perhatian, dan
dukungan kalian untukku selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat, dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillah, segalapujidansyukurkepada Allah SWT yang
telahmelimpahkanrahmatdanhidayah-
Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsidenganjudul “Analisis Komparatif
Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Pemerintah Dan Perusahaan Asuransi
Swasta.”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
2. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
3. Ibu Dr. Reni Oktavia, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Fitra Dharma, S.E.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama atas
waktu, bimbingan, saran, nasihat, dan pengalaman yang telah diberikan
selama proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Yunia Amelia, S.E., M.Sc., Akt., C.A. selaku Dosen Pembimbing Kedua
atas waktu, bimbingan, saran, dan nasihat yang telah diberikan dengan penuh
kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. BapakR. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.A., CPA.selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan, nasihat, saran-
saran yang membangun selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran
selama penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Lampung.
8. Seluruh staf dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung, terima kasih atas semua bantuannya.
9. Orang tuaku, Bapak Elvian Fiddaruqutni Yuz, S.E dan Ibu Asnidar. Terima
kasih atas curahan cinta dan kasih sayang, dukungan dan doa yang tiada
henti, untuk pengorbanan yang kalian berikan dalam merawat, membesarkan,
dan mendidikku sampai saat ini.
10. Adikku tersayang M. Dhio Noverian Yuz. Terima kasih atas keceriaan,
motivasi, perhatian, dan dukungan untukku selama ini.
11. Keluarga besar yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu
mendukung dan mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan
baik dan lancar. Terima kasih atas doa, nasihat, dan motivasi yang kalian
berikan untuk keberhasilan dan kesuksesanku.
12. Sahabat- sahabatku tim rumpi no secret Arnilla Permaisuri dan Rahma Nurul
Amina. Terimakasihtiadahentiataskebaikan kalian selamaini yang
selalumemberikancandatawa, dukungandalamkeadaanapapun, bantuan, doa,
danpembelajaranhidup yang sangatberharga, serta bantuan dalam pengerjaan
skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku semasa SMAWidya Gusti Pradini, Bagus Seno Aji, Rully
Ernando,Sapta Hadi, M. Romis Maulana Putra. Terima kasih atas canda tawa,
pengalaman,dukungan dan cerita yang menghiasi hari-hariku selama masa
sekolah hingga saat ini, semoga persahabatan kita selalu terjaga hingga nanti.
14. Sahabat-sahabatku semasa SMP ku Ade Ayu Fitri, Tamara Jusia, Dini
Octaviani, Amelia Saputri, Imam Saputra, dan M. Rafi Abdulhaq. Terima
kasih atas dukungan kalian dan keceriaan yang diberikan untukku selama
masa pengerjaan skripsi ini semoga kedepannya kita masih tetap bersahabat
dengan baik.
15. Kepada seseorang yang bernama Darwin Ricardo, S.H. Ku awali dan ku
akhiri masa-masa perkuliahan yang penuh bahagia dan suka cita ini
bersamamu, terima kasih telah menemani dan selalu mendengarkan keluh
kesahku sampai saat ini. Terima kasih pula atas dukungan, canda tawa, serta
kesabaran untuk selama ini hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
dan mendapat gelar sarjana. Semoga kita tetap bersama.
16. Teman-teman Akuntansi Paralel 2015,Habib, Komang, Elisa, Dewi, Zahra,
Fadhilah, Fandella, Nurohmayni, Dwi, Zavira, Tri Nanda, Rafi, Andi,
Rahmadi. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga selamanya.
17. Terima kasih kepada temanku Tiara Almira Putrianti atas bantuan dan
kesabaran nya selama ini dalam membimbingku menyelesaikan skripsi ini.
18. Tim Gupek Skripsi. Farah, Sayyid, Hafiz, Iqbal, Made, Rido, Adelin, Lusiana
terima kasih atas kegupek-an kalian selama ini sehingga kita dapat bersama-
sama menyelesaikan tahap-tahap dalam per-skripsian, tetap semangat untuk
kalian semua!.
19. Tim Cepat Wisuda. Gepi Wulan, Fergyani Ocfrin, dan Citra Damayanti
semoga kalian cepat wisuda ya guys! harus segera menyusul semangat selalu
untuk kedepannya.
20. Tim Tanpa. Nama Erfan Nata K, Panji Antonius, Arif Sualdi, M. Almanik,
Reza Refandi dll terima kasih telah menghibur dan membantuku selama masa
perkuliahan ini, semoga kalian segera menyusul guys !!.
21. Nyakmong Grup. Bang Berlian, Bang Maul, Yopi, Tabrani, Bang Yanfa,
Tania, Sofia, Sikho, Uul terima kasih atas masukan dan hiburan kalian
kepadaku disaat aku lagi membutuhkan hiburan,kalian selalu lucu guys
semoga kita tetap berteman sampai nanti.
22. Teman-teman KKN Tanjung Sari yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih atas kenangan-kenangan dan pengalaman berkesan selama 40
hari.
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih
atas segala dukungannya bagi keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam
menyelesaikan studi.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah,semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 21 Februari 2020
Penulis,
Jessica Lorenzia Efridian
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. . v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 6
1. Teori Regulasi ....................................................................... 6
2. Asuransi .................................................................................. 8
a. Risiko Asuransi .................................................................. 9
b. Manfaat Asuransi .............................................................. 10
c. Karakteristik Perusahaan Asuransi .................................... 10
d. Prinsip Dasar Perusahaan Asuransi .................................. 11
e. Jenis Perusahaan Asuransi ................................................. 13
f. Asuransi dari Pihak Pemerintah ........................................ 14
g. Asuransi dari Pihak Swasta .............................................. 15
3. Kinerja Keuangan ................................................................... 15
a. Laporan Keuangan ............................................................. 16
b. Syarat Laporan Keuangan ................................................. 17
c. Analisis Laporan Keuangan ............................................... 18
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 21
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 24
D. Pengembangan Hipotesis ............................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 34
B. Definisi dan Operasional variabel .............................................. 34
1. Variabel Dependen ................................................................. 34
2. Variabel Independen .............................................................. 34
ii
C. Pengukuran Variabel .................................................................. 36
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 36
1. Populasi .................................................................................. 36
2. Sampel ................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 37
F. Metode Analisis Data ................................................................... 38
1. Statistik Deskriptif ................................................................... 38
2. Uji Normalitas .......................................................................... 38
3. Uji Hipotesis ............................................................................ 39
a. Uji Statistik Non Parametrik .................................................... 39
b. Mann- Whitney Test ................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Data ............................................................. 43
1. Uji Normalitas ...................................................................... 46
B. Uji Hipotesis ............................................................................... 47
1. Mann-Whitney Test .................................................................. 47
C. Keterangan Hasil Penelitian .................................................... 50
1. Risk Based Capital ............................................................. 50
2. Rasio Leverage ................................................................. 50
3. Rasio Likuiditas ................................................................. 50
4. Rasio LQR ......................................................................... 50
5. Rasio Return On Investment .............................................. 51
6. Rasio Return On Equity ..................................................... 51
D. Pembahasan ............................................................................. 51
1. Rasio Risk Based Capital................................................... 52
2. Rasio Leverage ................................................................. 52
3. Rasio Likuiditas ................................................................. 53
4. Rasio LQR ......................................................................... 54
5. Rasio Return On Investment .............................................. 55
6. Rasio Return On Equity ..................................................... 55
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 57
B. Implikasi Penelitian .................................................................... 58
C. Saran ........................................................................................... 59
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 24
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Asuransi di Indonesia .................... 3
Tabel 1.2 Aset Industri Keuangan Non Bank Tahun 2013 ................................. 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 21
Tabel 3.1 Operasional Variabel........................................................................... 35
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ................................................................................ 37
Tabel 4.1 Perusahaan Penelitian ......................................................................... 42
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian............................................... 43
Tabel 4.3 Rata-Rata Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi ............................ 44
Tabel 4.4 Uji Normalitas ..................................................................................... 47
Tabel 4.5Uji Mann-Whitney ............................................................................... 48
Tabel 4.6 Hasil Penelitian ................................................................................... 49
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel
Lampiran 2 Data Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian
Lampiran 4 Data Statistik Deskriptif
Lampiran 5 Data Rata-Rata Kinerja Keuangan
Lampiran 6 Uji Normalitas
Lampiran 7 Uji Hipotesis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang
bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pilar
perekonomian di Indonesia, karena perkembangan perusahaan asuransi dapat
memberikan pengaruh pada kondisi dan pertumbuhan ekonomi baik dibidang
perdagangan maupun jasa. Dengan banyaknya perusahaan asuransi saat ini maka
persaingan antar perusahaan asuransi pun meningkat. Hanya saja perusahaan
asuransi wajib melaporkan kinerja perusahaannya kepada publik. Menurut UU RI
No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut: “Asuransi
ialah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Kehadiran asuransi pada prinsipnya merupakan jawaban atas kebutuhan untuk
memberikan proteksi terhadap adanya risiko dan hal ini berarti melakukan
2
transfer risiko yang dihadapi kepada pihak lain. Berdasarkan Undang-undang
No. 2/1992 tentang Perasuransian, usaha asuransi dapat dikelompokkan ke dalam
3 (tiga) jenis, yaitu asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi.Usaha
asuransi kerugian memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Usaha asuransi jiwa memberikan jasa
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Sementara itu, usaha reasuransi memberikan
jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
asuransi kerugian dan perusahaan asuransi jiwa.
Saat ini, kekuatan permodalan dalam perusahaan asuransi merupakan faktor
penting, faktor kecukupan modal pada industri asuransi dikenal sebagai Risk
Based Capital (RBC). Departemen Keuangan menetapkan perusahaan asuransi di
Indonesia saat ini wajib memiliki Risk Based Capital minimal 120 persen
(www.depkeu.go.id).Risk Based Capital (RBC) merupakan rasio kecukupan
modal terhadap resiko yang ditanggung dan menjadi salah satu indikator utama
dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi, khususnya yang terkait dengan
solvabilitas atau kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya.
Dalam hal ini terdapat perbedaan antara perusahaan asuransi pemerintah dan
perusahaan asuransi swasta dalam hal mencari permodalan, bahwa permodalan
dalam perusahaan asuransi pemerintah,sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah,
lain halnya dengan perusahaan asuransi swasta yang harus mempunyai
permodalan lebih banyak. Perusahaan asuransi swasta harus mempunyai kinerja
3
keuangan yang baik untuk dapat menarik perhatian investor agar dapat
menginvestasikan modal mereka di perusahaan tersebut.
Tabel 1 Pertumbuhan Jumlah Perasuransian di Indonesia tahun 2015 – 2017
Tabel 1.2 Aset Industri Keuangan Non Bank Tahun Periode Januari 2017
ASET INDUSTRI KEUANGAN NON BANK
Komponen
Januari 2017 Total
(triliun)
Konvensional
Syariah
Asuransi 948,53 33,73 982,25
Asuransi Jiwa 400,56 27,53 428,09
Asuransi Umum 123,56 4,80 128,35
Reasuransi 15,27 1,40 16,68
Asuransi Wajib 120,38 - 120,38
Asuransi Sosial (BPJS) 288,75 - 288,75
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu
perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial
dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan
keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
Asuransi Jiwa Asuransi Umum ReasuransiPialang
Reasuransi
2015 55 80 6 37
2016 55 80 6 40
2017 61 79 7 43
0102030405060708090
JUM
LAH
Grafik Pertumbuhan Jumlah Perusahaan Asuransi di
Indonesia 2015 - 2017
4
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi
keuangan.
Jika dilihat kondisi di Indonesia,apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja keuangan pada perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan
asuransi swasta. Oleh karena berdasarkan kelemahan tersebut maka muncul ide
untuk mengukur kinerja keuangan antara perusahaan asuransi pemerintah dan
perusahan asuransi swasta. Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan
pertanyaan apakah kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah lebih baik
dari kinerja perusahaan asuransi swasta. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk membahas tentang pengukuran kinerja dengan judul “Analisis
Komparatif Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Pemerintah Dan
Perusahaan Asuransi Swasta.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio solvabilitas yaitu Risk
Based Capital dan Leverage antara Perusahaan Asuransi Pemerintah dan
Perusahaan Asuransi Swasta ?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio likuiditas yaitu
likuiditas dan LQR antara Perusahaan Asuransi Pemerintah dan Perusahaan
Asuransi Swasta ?
5
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio profitabilitas yaitu
Return on Investment dan Return on Equity antara Perusahaan Asuransi
Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuaan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai :
Apakah ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan
(solvabilitas,likuiditas,dan profitabilitas) pada Perusahaan Asuransi Pemerintah
dan Perusahaan Asuransi Swasta.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-
kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan sebagai bahan
masukan dalam pengambilan keputusan serta menentukan langkah-langkah
perbaikan berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis oleh penulis dalam
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi
masyarakat sebagai konsumen atau calon konsumen mengenai penilaian kinerja
perusahaaan asuransi sehingga masyarakat dapat memilih perusahaan asuransi
yang tepat dan sebagai acuan bagi manajer mengenai rasio penilaian kinerja
perusahaan asuransi sehingga manajemen dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Regulasi
Menurut Scott (2009) terdapat dua teori regulasi yaitu public interest theory
dan interest group theory. Public interest theory menjelaskan bahwa regulasi
harus dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial dan interest group theory
menjelaskan bahwa regulasi adalah hasil dari beberapa individu atau kelompok
yang mempertahankan dan menyampaikan kepentingan mereka kepada
pemerintah. Teori regulasi menunjukkan hasil dari tuntutan publik atas koreksi
terhadap kegagalan pasar. Dalam teori ini kewenangan pusat termasuk badan
pengawas regulator diasumsikan memiliki kepentingan terbaik dihati masyarakat.
Peraturan 10 yang dibuat pemerintah dianggap sebagai trade off antara biaya
regulasi dan manfaat sosial dalam bentuk operasi improved pasar. Kegagalan
pasar dapat terjadi diantaranya disebabkan karena:
1. Tidak ada persaingan
2. Bariers to entry
3. Ketidaksempurnaan gap informasi (antara pembeli dan penjual)
4. Adanya pihak yang memperoleh informasi dengan biaya yang berbeda
5. Kepentingan konsumen yang diinterprestasikan pada regulasi
6. Adanya agen.
7
7. Pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi.
Pemerintah di banyak negara telah membentuk badan pembuat peraturan yang
bekerja secara independen dan berusaha untuk menghasilkan standar akuntansi
dengan kualitas tinggi yang akan memenuhi kebutuhan para pengguna laporan
keuangan dalam membuat suatu keputusan. Beberapa pihak yang berperan aktif
dalam laporan keuangan adalah pembuat laporan keuangan dan auditor eksternal
serta pembuat peraturan seperti pemerintah dan departemennya (di Indonesia ada
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang tergabung dalam Ikatan Akuntan
Indonesia dan Bapepam). Laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan
akan dipengaruhi oleh hukum, politik, sosial dan ekonomi dimana laporan
keuangan tersebut dibuat.
Sedangkan menurut Satria (2007), dalam rangka melindungi kepentingan
umum, pemerintah perlu membuat peraturan khusus untuk industri asuransi
dengan tujuan :
- Mencegah kondisi insolven dari penanggung
- Mencegah adanya kecurangan
- Menjamin penetapan harga yang wajar
- Menyediakan perlindungan asuransi secara luas
Di Indonesia, landasan hukum yang mengatur mengenai pembinaan dan
pengawasan industri asuransi tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1992 Tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. Tiga hal pokok yang diatur
dalam peraturan tersebut meliputi aspek kelembagaan perusahaan perasuransian,
kesehatan keuangan, dan penyelenggaraan usaha.
8
2. Asuransi
Asuransi atau pertanggung adalah suatu perjanjian dengan seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. (Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) Bab 9 Pasal 246). Pertumbuhan bisnis asuransi yang
pesat pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan berbagai macam jenis
asuransi mudah dijumpai disekitar masyarakat. Masyarakat Indonesia saat ini
sudah tidak asing lagi dengan istilah asuransi. Kata asuransi disebut “assurantie”
yang terdiri dari kata “assuradeur” yang berarti penanggung dan “geassureerde”
yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Perancis disebut “asssurance”
yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “asecurace” yang berarti meyakinkan
orang. Selanjutnya dalam bahasa Inggris kata asuransi disebut “insurance” yang
berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan
“assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi (Kasmir:
2012:2). Abbas Salim (2007:1) “Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan
kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi
kerugian-kerugian besar yang belum terjadi. Asuransi itu sendiri dalam Undang –
Undang No 40 Tahun 2014 adalah perjanjian antara dua pihak yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan biaya yang timbul,
9
kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu
peristiwa yang tidak pasti atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada
meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan didasarkan pada
hasil pengelolaan dana.
a. Risiko Asuransi
Menurut Nitisusastro (2013), risiko merupakan suatu peristiwa yang terjadi,
dimana kejadian tersebut tidak dapat diduga sebelumnya yang akibatnya
menimbulkan dampak kerugian, kerugian yang mana bisa berupa material dan
atau non material. Risiko dapat juga diartikan sebagai ketidakpastian atas
kerugian di masa mendatang akibat ketidakmampuan meramalkan suatu peristiwa
dan besarnya kerugian akibat peristiwa tersebut. Dalam dunia bisnis yang penuh
dengan ketidakpastian di masa mendatang, asuransi merupakan metode paling
umum yang digunakan oleh pelaku bisnis untuk memindahkan risiko. Dengan
membeli asuransi, maka perusahaan (tertanggung) memindahkan konsekuensi
finansial atas kerugian kepada perusahaan asuransi (penanggung). Dari penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa asuransi merupakan usaha yang berkaitan
dengan pengelolaan risiko. Risiko ini timbul sebagai akibat dari adanya
ketidakpastian di masa yang akan datang. Risiko yang dikelola oleh perusahaan
asuransi merupakan risiko milik orang lain yang ditransfer kepada perusahaan
asuransi.
10
b. Manfaat Asuransi
Manfaat asuransi menurut Dahlan Siamat (2004:420), yaitu:
1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko.
2. Asuransi sebagai pihak pengganti kerugian.
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang
disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.
4. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang
optimum.
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan
perusahaan asuransi dalam praktik berperan pula dalam aktivitas penting
pengendalian kerugian”.
c. Karakteristik Perusahaan Asuransi
Karakteristik asuransi adalah usaha yang melakukan pengelolaan risiko,
suatu proses dimana manajer perusahaan melakukan identifikasi adanya risiko
pada seluruh bagian di dalam organisasi yang berpotensi menimbulkan kerugian,
kemudian mengembangkan rencana untuk meniadakan atau memperkecil jumlah
kerugian yang mungkin terjadi (Barefoot dan Maxwell, 1987). Sedangkan
menurut Satria (2007), karakteristik perusahaan asuransi sebagai lembaga
keuangan non bank dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perusahaan asuransi melakukan kegiatan utama menerima risiko dari
masyarakat, sehingga masyarakat diharuskan membayar premi asuransi.
2. Premi yang diterima kemudian diinvestasikan dalam jenis-jenis investasi
yang aman, likuid, dan menguntungkan.
11
3. Pada dasarnya perusahaan asuransi tidak dibenarkan menarik kredit atau
meminjam dana untuk membiayai kegiatannya.
4. Perlindungan terhadap pemegang polis asuransi dilakukan oleh pemerintah
melalui Departemen Keuangan dalam bentuk pembinaan dan pengawasan.
d. Prinsip Dasar Perusahaan Asuransi
Dalam setiap usaha terdapat prinsip dasar yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan usaha yang bersangkutan, begitu juga usaha asuransi. Menurut
Nitisusastro (2013), dalam perjanjian antara penjual dengan pembeli asuransi,
perusahaan asuransi menganut dan memberlakukan beberapa prinsip dasar
perjanjian asuransi sebagai berikut :
1. Prinsip itikad baik (the utmost good faith)
Prinsip ini memiliki arti bahwa perjanjian asuransi yang disepakati oleh
pihak penanggung dan tertanggung, kedua belah pihak harus berlaku jujur.
2. Prinsip adanya kepentingan (insurable interest)
Prinsip ini menjelaskan bahwa seseorang yang membeli produk asuransi
harus memiliki kepentingan terhadap objek pertanggungan yang
diasuransikan.
3. Prinsip ganti rugi seimbang (principle of indemnity)
Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa dalam suatu perjanjian asuransi, apabila
seorang tertanggung menderita kerugian finansial yang diakibatkan oleh
risiko tertentu yang dijamin perusahaan asuransi benar-benar terjadi, maka
tertanggung akan mendapat ganti rugi sebesar kerugian yang dideritanya.
12
4. Prinsip subrogasi (subrogation)
Prinsip subrogasi menjelaskan bahwa seorang tertanggung pemegang polis,
ketika telah mendapat ganti rugi dari penanggung, maka hak untuk
menuntut ganti rugi dari pihak lain, bila ada, menjadi gugur dan berpindah
kepada pihak penanggung.
5. Prinsip kontribusi (contribution)
Prinsip kontribusi merupakan prinsip dimana seorang pengusaha yang
memiliki aset sangat besar mengasuransikan asetnya kepada dua perusahaan
asuransi. Bila masing-masing perusahaan mengeluarkan polis sendiri-
sendiri, maka disebut asuransi yang sejalan, atau berjalan serangkai. Namun
apabila perusahaan asuransi hanya menerbitkan sebuah polis disebut
dengan co-asuransi.
6. Prinsip mengikuti nasib penanggung asli (follow the fortune of the
cedingcompany)
Prinsip ini berlaku bagi perusahaan penerima pertanggungan ulang dari
perusahaan asuransi asli. Apabila perusahaan asuransi yang pertama
menerima pertanggungan dengan objek pertanggungan yang risikonya
bagus, maka demikian juga halnya dengan perusahaan reasuransi. Namun
sebaliknya, apabila perusahaan asuransi asli atau yang pertama menerima
pertanggungan dengan kondisi risiko yang kurang baik, maka demikian pula
yang diterima oleh perusahaan reasuransi.
13
e. Jenis Perusahaan Asuransi
Di Indonesia, usaha asuransi dikelompokkan menjadi tiga jenis
pengelompokan ini diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992,
tentang usaha perasuransian, yaitu :
1. Asuransi Jiwa
Dalam asuransi jiwa, yang diasuransikan adalah kerugian material yang
diderita apabila seseorang yang diasuransikan tersebut telah mencapai usia
pensiun atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.
2. Asuransi Umum
Asuransi umum juga sering disebut dengan asuransi kerugian. Perusahaan
asuransi kerugian adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti. Pada asuransi kerugian, yang diasuransikan adalah benda dan atau
kepentingan seseorang yang melekat pada benda. Dalam PSAK Nomor 28
tentang Akuntansi Asuransi Kerugian, dijelaskan yang termasuk dalam
asuransi kerugian antara lain Asuransi Kebakaran, Asuransi Pengangkutan,
Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut, Asuransi
Rangka Kapal Udara, Asuransi Rekayasa, dan Asuransi Aneka seperti
asuransi kecelakaan diri, asuransi pengiriman dan penyimpanan surat
berharga, dan lain-lain.
14
3. Asuransi Sosial
Asuransi sosial merupakan misi pemerintah dalam rangka melaksanakan
dan memberikan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat.
Sedangkan apabila ditinjau dari segi kepemilikan, perusahaan asuransi di
Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Badan Usaha Milik Negara
Perusahaan asuransi yang semua saham atau sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh pemerintah, yang dalam hal ini Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
b. Badan Usaha Milik Swasta
Perusahaan asuransi yang dimiliki oleh swasta, yaitu swasta nasional.
f. Asuransi dari Pihak Pemerintah
Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya
kepunyaan pemerintah. Disini kita hubungkan dengan peraturan pemerintah, yaitu
UU No. 19/1960 mengenai pembagian antara perusahaan-perusahaan negara.
Pembagian kegiatan seperti tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut :
1. Sektor produksi (perusahaan industri negara, perusahaan perkebunan negara,
dan perusahaan pertambangan negara).
2. Sektor marketing (perusahaan niaga).
3. Sektor pemberian fasilitas (perusahaan-perusahaan asuransi negara, bank
pemerintah, dan perusahaan pelayanan milik negara lainnya).
15
g. Asuransi dari Pihak Swasta
Asuransi yang di kelola oleh pihak swasta, yang mana kegiatan di dalamnya
adalah untuk mencari keuntungan. Di Indonesia sendiri banyak perusahaan
asuransi baik yang di kelola oleh Negara dalam bentuk BUMN seperti BPJS dan
juga ada perusaan asuransi yang di kelola oleh pihak swasta baik dalam negri
maupun pihak asing . serta ada juga asuransi campuran dimana kepemilikanya
terbagi antara swasta nasional dan asing.
Dapat disimpulkan disini bahwa perusahaan asuransi merupakan satu lembaga
keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat dipergunakan
dalam tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada UU No.
19/1960, ternyata sumbangan lembaga asuransi terhadap pembangunan ekonomi
ialah:
1. Sebagai alat pembentukan modal (capital formation)
2. Lembaga penabungan (saving)
3. Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan asuransi ialah untuk turut
membangun ekonomi nasional di bidang per asuransi jiwa sesuai dengan
Repelita, dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta
kesenangan bekerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur
materiil dan spiritual.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas
dan efisien suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas
apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
16
efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran
yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Orniati
(2009), kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi
laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu
seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja di masa depan.
Irham Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sedangkan menurut Kasmir
(2012:196) mengenai hasil pengukuran kinerja keuangan yaitu hasil pengukuran
tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini,apakah
mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.
a. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun
menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dan laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan ada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut
(Munawir,2010). Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan alat untuk menginformasikan kondisi keuangan pada
periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan, serta catatan atas laporan keuangan
(Kusumadiyanto, 2006). Laporan keuangan didasarkan pada prinsip akuntansi
keuangan yang berusaha mencatat secara konsisten dan wajar setiap transaksi
17
bisnis dengan menggunakan prinsip biaya historis pada waktu transaksi terjadi
dan prinsip penandingan pendapatan dengan biaya melalui akrual dan alokasi
(Sunyoto, 2013).
b. Syarat Laporan Keuangan
Dalam menyajikan laporan keuangan sebagai suatu sumber informasi harus
memenuhi beberapa persyaratan agar informasi tidak menyesatkan dan tujuan
laporan keuangan dapat terpenuhi. Menurut Bambang (2012), syarat-syarat
laporan keuangan meliputi :
1. Relevan
Relevansi atau kesesuaian informasi harus dikaitkan dengan maksud
penggunaannya. Jika informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil
keputusan, informasi tersebut tidak akan ada gunanya, walaupun syarat-syarat
lainnya dipenuhi.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakainya dan dinyatakan dalam
bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan lingkup pengertian pemakai.
3. Daya Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen
dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemkai tidak tergantung pada
kebutuhan dan keinginan khusus tertentu.
18
5. Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin sehingga dapat digunakan sebagai
dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding
Informasi mengenai laporan keuangan akan lebih berguna jika dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama,
maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode
yang sama.
7. Lengkap
Laporan keuangan harus disajikan secara lengkap yaitu memenuhi standar
pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.
c. Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya
(Horne dan JR, 2012). Dengan menghitung rasio, maka akan didapatkan hasil
perbandingan yang lebih bermanfaat dan informatif jika dibandingkan dengan
angka – angka aslinya. Analisis rasio keuangan merupakan alat yang digunakan
untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan dapat
diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas yang
dilakukan dalam mendayagunakan atau mengelola sumber keuangan yang tersedia
(Hasanah, 2012). Hasil dari analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh pihak
manajemen sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selain melihat
19
rasio keuangan, keputusan manajeman juga harus mempertimbangkan hasil
evaluasi perubahan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu dalam investasi
tertentu serta membandingan semua perusahaan dalam satu industri pada waktu
tertentu (White,Sondhi, dan Dov, 2003). Horne dan JR (2009) membagi rasio
keuangan menjadi empat (4) bagianyaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Sunyoto (2013), rasio
likuiditas memiliki tujuan untuk melakukan uji kecukupan dana, solvency
perusahaan, serta kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang
segera harus dipenuhi.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage sering juga disebut sebagai rasio solvabilitas merupakan rasio
yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Tingkat leverage
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semuakewajiban
jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek atau kenaikan apabila terus
dilikuidasi. Pada perusahaan asuransi, solvabilitas memiliki definisi yang lebih
spesifik yaitu kemampuan perusahaan asuransi untuk menjaga modal dansurplus
agar berada pada standar minimal yang ditentukan oleh hukum. Jika nilai modal
dan surplus berada di bawah standar minimal, regulator asuransi dapat mengambil
kendali dari perusahaan asuransi. Ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk
menjaga modal dan surplus di atas standar minimum sebagaimana ditentukan oleh
hukum disebut kebangkrutan (Soekarno dan Azhari, 2009).
20
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur bagaimana perusahaan
menggunakan aktivanya. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas
perusahaan dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari
penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas menunjukkan efektivitas operasional
keseluruhan perusahaan. Selain itu rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2002). Menurut
Soekarno dan Azhari (2009), rasio profitabilitas dalam perusahaan asuransi
berfungsi untuk menetapkan target profitabilitas yang ingin dicapai perusahaan di
tahun berikutnya. Sebagai contoh, banyak perusahaan asuransi yang menetapkan
target profitabilitas dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan dan untuk
masing-masing lini bisnis dari perusahaan asuransi. Selain itu, target profitabilitas
juga fokus pada tingkat pertumbuhan perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan
asuransi menetapkan target untuk meningkatkan pendapatan atau meningkatkan
nilai dari asset yang telah dinilai setiap tahun.
21
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1.
Hifsa Malik
(2011)
Determinans of
Insurance
Companies
Profitability: An
Analysis of
Insurance Sector
Pakistan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan
antara profitabilitas dan umur
perusahaan. Ukuran
perusahaan dan volume of
capital memiliki hubungan
positif dengan profitabilitas.
Selain itu diketahui pula
bahwa leverage dan loss ratio
memiliki hubungan negatif dan
signifikan dengan
profitabilitas.
2.
Nicodemus dan
Andri
Yulistyanto
(2013)
Analisis Komparasi
Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi
Jiwa Nasional Dan
Perusahaan Asuransi
Jiwa Patungan
Hasil dari penelitian ini adalah
berdasarkan analisis
independet samples t-test
diketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
antara perusahaan asuransi
jiwa nasional dengan
perusahaan asuransi jiwa
patungan pada semua rasio
profitabilitas.
3.
Tresna Yussri P
(2009)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Asuransi
Konvensional
dengan Asuransi
Syariah
Hasil dari penelitian ini adalah
menunjukkan bahwa kedua
perusahaan asuransi berada
pada kondisi yang sehat dan
kinerja keuangan PT Asuransi
Takaful Keluarga lebih baik
jika dibandingkan dengan
kinerja keuangan PT Asuransi
Jasa Indonesia.
4.
Dimita
Kusumadewi dan
Satrio Prasetio
(2013)
Analisis Kinerja
Keuangan
Perusahaan Asuransi
Jiwa dengan Metode
RBC dan Rasio
Keuangan LOMA
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa
berdasarkan metode
RBC,tingkat kesehatan
perusahaan berada di atas
batas tingkat solvabilitas
22
(Studi Kasus pada
PT Asuransi Cigna
Periode 2006-2011)
minimum yang diperlukan.
Temuan yang diperoleh adalah
bahwa secara umum tidak
terdapat perbedaan kinerja
keuangan, baik berdasarkan
metode RBC,maupun
berdasarkan metode LOMA.
5.
Marwanto
Marsuki,Cepi
Pahlevi dan Maat
Pono
(2011)
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Pemerintah
Dan Bank Swasta
Nasional
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja
keuangan bank - bank
pemerintah dilihat dari rasio
keuangan tidak selalu lebih
unggul dibandingkan bank-
bank swasta nasional atau
sebaliknya. Berdasarkan hasil
uji statistik dapat disimpulkan
bahwa jika ditinjau dari rasio
CAR,RORA,NPM,ROA,dan
OR ternyata tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan
antara bank pemerintah dan
bank swasta nasional. Namun
jika ditinjau dari LDR dan CM
ratio,ternyata terdapat
perbedaan kinerja keuangan
antara bank pemerintah dan
bank swasta nasional.
6
Yuli Christian
(2009)
Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan
Bank Umum
Pemerintah Dan
Bank Umum Swasta
Nasional Dengan
Menggunakan Rasio
Keuangan
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan
antara CAR,RORA,
NPM,BOPO,LDR,danCAMEL
bank umum swasta dan
pemerintah nasional Dan tidak
terdapat perbedaan yang
signifikan antara ROA bank
umum swasta dan pemerintah
nasional.
7
Syaputri
Noviyani
(2012)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank BUMN Dan
Bank Swasta Di
Indonesia
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja rasio
CAR,ROA,BOPO,NIM,LDR,
antara bank BUMN dan bank
23
swasta nasional. Dan terdapat
perbedaan yang signifikan
pada kinerja rasio NPL dan
DPL antara bank BUMN dan
bank swasta nasional.
8
Maulidya
Nurisya
(2012)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi
Pemerintah Dengan
Perusahaan Asuransi
Swasta
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang
signifikan antara rasio
profitabilitas dan solvabilitas
perusahaan asuransi
pemerintah dengan perusahaan
asuransi swasta karena
memiliki tingkat signifikan
yang sama. Sedangkan
terdapat perbedaan yang
signifikan antara rasio
likuiditas perusahaan asuransi
pemerintah dan perusahaan
asuransi swasta. Dilihat dari
rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitasnya kinerja
keuangan perusahaan asuransi
swasta lebih baik dari
perusahaan asuransi
pemerintah karena perusahaan
asuransi swasta memiliki rasio
yang lebih tinggi yang
mendandakan perusahaan
asuransi memiliki kondisi
perusahaan yang lebih sehat.
Sumber: Jurnal penelitian terdahulu
24
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
D. Pengembangan Hipotesis
1. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Pemerintah dan
Perusahaan Asuransi Swasta Berdasarkan RasioSolvabilitas
Menganalisa hubungan dari berbagai pos dalam laporan keuangan merupakan
dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Kinerja keuangan
dapat dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh perusahaan atas berbagai aktivitas
ASURANSI
MILIKSWASTA MILIK PEMERINTAH
ANALISISRASIO
KEUANGAN
LAPORANKEUAN
GAN
RASIOSOLVABI
LITAS
RASIOLIKUIDIT
AS
RASIOPROFITABI
LITAS
(X1) RBC
(X2) LEVERAGE
RATIO
(X3) LIKUIDITAS
RATIO
(X4) LQR
(X5) ROI
(X6) ROE
25
yang dilakukan dalam mengelola dan menggunakan sumber keuangan yang
tersedia. Suatu perusahaan dikatakan sehat apabila rasio keuangan perusahaan
tersebut telah memenuhi standar minimum yang sudah ditetapkan oleh pihak
pembuat peraturan. Sebaliknya, apabila rasio keuangan suatu perusahaan belum
mampu memenuhi standar yang berlaku maka kinerja keuangan perusahaan
tersebut dapat dikatakan kurang sehat.
a. Risk Based Capital
Salah satu faktor yang bisa meningkatkan kepercayaan para nasabah kepada
perusahaan asuransi, adalah faktor kesehatan keuangan perusahaan asuransi
tersebut. Perusahaan asuransi dipercaya dapat memenuhi seluruh kewajibannya
melalui bukti bahwa kondisi keuangan perusahaan asuransi tersebut cukup sehat
dalam menjalankan usahanya dengan memiliki aset dan kekuatan modal melebihi
dari total kewajiban yang dimilikinya. Berangkat dari latar belakang tersebut,
pemerintah melalui departemen keuangan, menetapkan peraturan perundang-
undangan , yaitu Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK/017/1999 tentang
kesehatan perusahaan asuransi dan reasuransi tertanggal 7 oktober 1999 yang
sudah diperbaharui di Keputusan Menteri Keuangan No 424/KMK.06/2003
tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi.
Faktor kecukupan modal pada industri asuransi dikenal sebagai Risk Based
Capital (RBC). Departemen Keuangan menetapkan perusahaan asuransi di
Indonesia saat ini wajib memiliki Risk Based Capital minimal 120 persen
(www.depkeu.go.id).Risk Based Capital (RBC) merupakan rasio kecukupan
modal terhadap resiko yang ditanggung dan menjadi salah satu indikator utama
26
dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi, khususnya yang terkait dengan
solvabilitas atau kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dimita Kusumadewi (2013)
menunjukkan bahwa berdasarkan RBC antara asuransi pemerintah dan asuransi
swasta memiliki tingkat signifikan yang sama. Tingkat kesehatan kedua
perusahaan asuransi berada di atas batas tingkat solvabilitas minimum yang
diperlukan. Artinya kedua perusahaan dalam mengatur kecukupan modal dapat
terpenuhi. Temuan yang diperoleh adalah bahwa secara umum terdapat perbedaan
kinerja keuangan antara perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi
swasta. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menganalisis hipotesis pertama dalam
penelitian ini yaitu:
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada RBC antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio leverage membandingkan antara total beban utang
perusahaan terhadap aset atau ekuitasnya. Artinya, rasio ini menunjukkan
seberapa banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham
dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh para kreditur atau pemberi utangnya.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi, apabila jumlah
aset yang dimiliki perusahaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah aset
krediturnya. Tingkat leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar semua kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendek.
27
Pada perusahaan asuransi, solvabilitas mimiliki definisi yang lebih spesifik
yaitu kemampuan perusahaan asuransi untuk menjaga modal dan surplus agar
berada pada standar minimal yang ditentukan oleh hukum. Rasio leverage
menggambarkan komposisi struktur modal yang digunakan untuk membiayai
operasional perusahaan. Suatu perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi
dalam struktur modalnya bisa berisiko, tetapi di sisi lain juga bisa memberikan
manfaat. Jika nilai modal dan surplus berada di bawah standar minimal, regulator
asuransi dapat mengambil kendali dari perusahaan asuransi. Ketidakmampuan
perusahan asuransi untuk menjaga modal dan surplus di atas standar minimum
sebagaimana ditentukan oleh hukum disebut kebangkrutan. (Soekarno dan
Azhari,2009).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tresna Yussri (2009) menunjukkan
bahwa perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi swasta berada
pada kondisi yang sehat dalam kinerja keuangan rasio leverage. Dan kinerja
keuangan pada perusahaan asuransi swasta lebih baik dibandingkan perusahaan
asuransi pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menganalisis hipotesis
kedua dalam penelitian ini yaitu:
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada leverage antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
2.Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Pemerintah dan
Perusahaan Asuransi Swasta Berdasarkan RasioLikuiditas
Kondisi likuiditas penting untuk pertimbangan dampak dari ketidakmampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga perusahaan
tidak akan mendapat keuntungan dari diskon serta kesempatan dan tindakan
28
manajemen lebih terbatas yang bisa dilihat dari pencatatan transaksi
keuangan perusahaan. Jika terjadi masalah masalah likuiditas maka investasi dan
aktiva akan dijual secara terpaksa.Menurut Sunyoto (2013), rasiolikuiditas
memiliki tujuan untuk melakukan uji kecukupan dana, solvency perusahaan, serta
kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus
dipenuhi. Sedangkan menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir, rasio
likuiditas merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban utang jangka pendek dengan memakai aktiva lancar. Rasio likuiditas
termasuk unsur unsur laporan keuangan yang digunakan untuk memaparkan
seberapa likuid (cair) suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka
pendek mempergunakan aktiva lancar pada saat jatuh tempo atau sebelum jatuh
tempo.
c. Rasio Likuiditas
Munawir (2007) rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan
alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Rasiolikuiditas
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.Masalah likuiditas bukan mengarah pada
kebangkrutan tetapi jika perusahaan sering gagal memenuhi kewajiban lancarnya
maka kelangsungan usahanya dipertanyakan.
29
Pengertian kewajiban dalam akuntansi berarti utang yang harus dilunasi.
Kesehatan suatu perusahaan tercermin dari tingginya rasio likuiditas yang
biasanya diukur dengan current rasio. Jika likuiditas digunakan sebagai ukuran
kinerja, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas rendah harus memberi
informasi tambahan yang lebih rinci dengan rasio lainnya dibandingkan
perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurisya (2012) terdapat perbedaan yang
signifikan antara rasio likuiditas perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan
asuransi swasta. Dilihat dari rasio profitabilitas dan rasio solvabilitasnya kinerja
keuangan perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan asuransi
pemerintah, karena perusahaan asuransi swasta memiliki rasio yang lebih tinggi
yang menandakan perusahaan asuransi swsta memiliki kondisi keuangan yang
lebih sehat. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menganalisis hipotesis ketiga
dalam penelitian ini yaitu:
H3: Terdapat perbedaan yang signifikan pada likuiditas antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
d. Rasio LQR
Jika perusahaan mamapu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan dinilai
sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya jika perusahaan tidak mampu
memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang
illikuid. Rasio likuiditas menurut para ahli adalah rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban
lancarnya. Perlu diketahui juga bahwa pengertian rasio LQR menurut para ahli
adalah suatu aset yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus
30
mengurangi harga aset tesebut. Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas
menurut para ahli berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk melunasi
utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo.Analisis rasio likuiditas membutuhkan
penggunaan anggaran kas, tapi dengan menghubungkan kas dan aset lancar
lainnya dengan kewajiban lancar.Fungsi analisis rasio likuiditas adalah
memberikan ukuran likuiditas yang cepat dan mudah digunakan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurisya (2012) terdapat perbedaan yang
signifikan antara rasio likuiditas perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan
asuransi swasta. Dilihat dari rasio profitabilitas dan rasio solvabilitasnya kinerja
keuangan perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan asuransi
pemerintah, karena perusahaan asuransi swasta memiliki rasio yang lebih tinggi
yang menandakan perusahaan asuransi swsta memiliki kondisi keuangan yang
lebih sehat. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menganalisis hipotesis keempat
dalam penelitian ini yaitu:
H4: Terdapat perbedaan yang signifikan pada LQR antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
3.Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Pemerintah dan
Perusahaan Asuransi Swasta Berdasarkan RasioProfitabilitas
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset dan ekuitas berdasarkan dasar
pengukuran tertentu. Rasio profitabilitas menunjukkan efektivitas operasional
keseluruhan perusahaan. Menurut Soekarno dan Azhari (2009), rasio profitabilitas
dalam perusahaan asuransi berfungsi untuk menetapkan target profitabilitas yang
31
ingin dicapai perusahaan di tahun berikutnya. Jenis-jenis rasio profitabilitas
dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang
diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan
keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Sebagai contoh, banyak perusahaan asuransi yang menetapkan target
profitabilitas dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan dan untuk masing-
masing lini bisnis dari perusahaan asuransi. Dalam perhitungan rasio-rasio
profitabilitas ini, semakin tinggi nilai rasionya semakin baik. Nilai yang tinggi
berarti perusahaan berjalan dengan baik dan efisien dalam menghasilkan laba,
pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio Profitabilitas ini akan memberikan informasi
yang lebih berarti apabila dibandingkan dengan pesaing atau dibandingkan
dengan rasio pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, analisis tren ataupun
analisis industri diperlukan untuk menarik kesimpulan yang berarti mengenai
profitabilitas suatu perusahaan.
e. Rasio Return On Investment
Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba
bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada
perusahaan. lain berguna sebagai alat kontrol, ROI juga berguna pada keperluan
perencanaan. ROI bisa dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan, bila
perusahaan ingin melakukan ekspansi dan digunakan sebagai alat ukur
profitabilitas dari tiap-tiap produk yang didapatkan oleh perusahaan. Dengan
menerapkan sistem biaya produksi yang baik, modal dan biaya bisa dialokasikan
32
dalam produk yang dihasilkan pada perusahaan, hingga bisa dihitung masing-
masing.Hal ini bisa dicapai bila perusahaan sudah melaksanakan praktik akutansi
dengan benar dalam artian mematuhi sistem serta prinsip akutansi yang ada.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Nurisya (2012) menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio profitabilitas dan solvabilitas
perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan asuransi swasta karena
memiliki tingkat signifikan yang sama. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakuan oleh Marwanto (2011) uji statistik dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau
dari rasio profitabilitas ternyata tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
bank pemerintah dan bank swasta nasional. Begitu juga dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nicodemus dan Andri (2013) yang berdasarkan analisis
independent samples t-test dketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara profitabilitas perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan
asuransi swasta. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menganalisis hipotesis
kelima dalam penelitian ini yaitu:
H5: Terdapat perbedaan yang signifikan pada ROI antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
f. Rasio Return On Equity
Return on Equity Ratio yang biasanya disingkat dengan ROE adalah rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dari investasi pemegang saham di perusahaan tersebut. Dengan kata lain, ROE ini
menunjukkan seberapa banyak keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
dari setiap satu rupiah yang diinvestasikan oleh para pemegang saham. ROE
biasanya dinyatakan dengan persentase (%). Return On Equity (ROE) merupakan
33
pengukuran penting bagi calon investor baru, karena investor tersebut dapat
mengetahui seberapa efisiennya sebuah perusahaan menggunakan uang yang di
investasikan tersebut untuk menghasilkan laba bersih. ROE (Return On
Equity) juga dapat dijadikan sebagai indikator, untuk menilai seberapa efektifnya
sebuah perusahaan memanagementkan untuk menggunakan pembiayaan ekuitas
untuk mendanai suatu operasional pada perusahaan dalam mensukseskan
perusahaannya tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nicodemus dan Andri (2013) yang
berdasarkan analisis independent samples t-test dketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara profitabilitas perusahaan asuransi pemerintah
dan perusahaan asuransi swasta. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurisya
(2012) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rasio
profitabilitas dan solvabilitas perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan
asuransi swasta karena memiliki tingkat signifikan yang sama. Berdasarkan uraian
tersebut peneliti menganalisis hipotesis keenam dalam penelitian ini yaitu:
H6: Terdapat perbedaan yang signifikan pada ROE antara Perusahaan
Asuransi Pemerintah dan Perusahaan Asuransi Swasta.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
empiris dengan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini,penulis
melakukan analisis untuk melihat perbandingan kinerja keuangan pada
perusahaan asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi swasta nasional selama
periode tahun 2015-2017.
B. Definisi dan Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah kinerja keuangan perusahaan asuransi.
2. Variabel Independen
Variabel independen atau juga dikenal dengan variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel terikat. Skala pengukuran variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu skala rasio. Dan variabel independen dalam penelitian
ini adalah rasio solvabilitas,likuiditas,dan profitabilitas yang diproksikan sebagai
berikut:
1. Risk-Based Capital (RBC) (X1)
35
2. Leverage Ratio (LvR) (X2)
3. Likuiditas Ratio (X3)
4. Liquidity Ratio (LqR) (X4)
5. Return On Investment (ROI) (X5)
6. Return On Equity (ROE) (X6)
Variabel variabel yang diuji sebagai representasi dari kinerja solvabilitas,
likuiditas, dan profitabilitas adalah sebagai berikut
Tabel 3.1: Operasional Variabel
Rasio Variabel Konsep Variabel Skala Rumus
Solvabilitas
RBC
Ukuran tingkat keamanan finansial atau
tingkat kesehatan keuangan perusahaan
asuransi
Rasio
Leverage
Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan
antara kewajiban perusahaan dengan
modal yang dimiliki perusahaan
Rasio
Likuiditas
Likuiditas
Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek yang berkaitan
dengan hutang piutang dalam jangka
pendek pula
Rasio
LQR
Rasio ini mencerminkan ketersediaan
aktiva likuid yang dimiliki perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka
pendek
Rasio
Profitabilitas
ROI
Indikator yang mengukur kemampuan
aset perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih
Rasio
ROE
Indikator kemampuan pengelolaaan
ekuitas yang dimilikinya untuk
menghasilkan laba bersih
Rasio
Sumber: Penulis
36
C. Pengukuran Variabel
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rasio
keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan,yaitu:
a. Rasio Solvabilitas
b. Rasio Likuiditas
c. Rasio Profitabilitas
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan asuransi milik pemerintah dan
swasta nasional yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2. Sampel
Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara
purposive sampling dimana sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk menjadi anggota sampel
adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta nasional yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta nasional yang menyajiikan
laporan keuangan secara lengkap pada periode tahun 2015-2017.
c. Perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta nasional yang mempunyai
asset di atas Rp 1 triliun sesuai laporan keuangan perusahaan.
37
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Perusahaan Milik Asuransi Pemerintah
1 PT.Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
2 PT.Asuransi Jiwasraya (Persero)
3 PT.Asuransi Jiwa Taspen
4 PT.Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
5 PT.Jasa Raharja (Persero)
6 Jamsostek Indonesia (BPJS Ketenagakerjaan)
7 PT.Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)
8 PT.Reasuransi Indonesia Utama
9 PT.Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RI (Persero)
No Perusahan Milik Asuransi Swasta
1 Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM)
2 Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA)
3 Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT)
4 Asuransi Ramayana Tbk (ASRM)
5 Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
6 Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)
7 Asuransi Multi Arta Guna Tbk (AMAG)
8 Asuransi Mitra Maparya Tbk (ASMI)
9 Victoria Insurance Tbk (VINS)
Sumber: Penulis
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sekunder / data yang
telah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta situs perusahaan asuransi yang
bersangkutan.
38
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang akan dilakukan adalah
deskriptif kuantitatif dan dengan alat statistik deskriptif dan pengujian
hipotesis. Peneliti menggunakan data berupa laporan keuangan perusahaan
asuransi pemerintah dan swasta nasional selama periode 2015-2017,data
akan terlebih dahulu diuji kenormalannya untuk menentukan pengujian
hipotesis apa yang tepat dilakukan untuk penelitian kali ini. Agar data yang
digunakan diketahui terdistribusi secara normal atau tidak, maka akan
dilakukan pengujian dengan dengan menggunakan statistik Onse Sampel
Komogrov-Smirnov Test. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan uji mann-whitney test. Apabila data yang dihasilkan
terdistribusi tidak normal maka akan dilakukan uji mann-whitney test
dengan tingkat signifikansi 5%.
1. StatistikDeskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untukmemberikan
deskriptif atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan
memberikan gambaran atau deskrepsi umum dari variabel penelitian
mengenai nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum,
sum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Uji Normalitas
Sebelum data yang diperoleh diolah untuk melakukan analisis, maka
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk
39
menguji apakah dalam model regresi variabel yang digunakan memiliki
distribusi normal. Menurut Ghozali (2016) uji normalitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel
dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Apabila
variabel tidak terdistibusi secara normal maka hasil uji statistik akan
mengalami penurunan. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
tekhnik One Sampel Kolomogrov Smirnov Test.
Uji ini berfungsi untuk menentukan alat uji statistik apa yang
digunakan. Apabila data yang diuji ternyata terdistribusi secara normal
maka akan digunakan statistik parametrik dimana hipotesis diuji dengan uji
beda t test. Namun bila data tidak terdistribusi secara normal maka akan
digunakan statistik non parametrik dimana hipotesis diuji dengan uji mann-
whitney test. Menurut Ghozali (2016) ketentuan mengenai kenormalan
data diindikasikan dengan:
a. Nilai Asymp.Sig. atau probabailitas lebih besar dari 0.05 (Sig.> 0.05)
yang artinya data terdistribusi secara normal.
b. Nilai Asymp. Sig. Atau probabilitas lebih kecil dari 0.05 (Sig.< 0.05)
yang artinya tidak terdistribusi secara normal.
3. Pengujian Hipotesis
1. Uji Statistik Non Parametrik
a. Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidakmensyaratkan
bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu,
statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial,
yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.
40
b. Ciri-ciri statistik non-parametrik :
1. Data tidak berdistribusi normal
2. Umumnya data berskala nominal dan ordinal
3. Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
4. Umumnya jumlah sampel kecil.
c. Keunggulan dan kelemahan statistik non-parametrik :
Keunggulan :
1. Tidak membutuhkan asumsi normalitas.
2. Secara umum metode statistik non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan
lebih mudah dimengerti jika dibandingkan dengan statistik parametrik karena
ststistika non-parametrik tidak membutuhkan perhitungan matematik yang
rumit seperti halnya statistik parametrik.
3. Statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal) dengan
jenjang (ordinal).
4. Kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak dibutuhkan urutan atau
jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil pengamatan yang
dinyatakan dalam data kualitatif.
5. Pengujian hipotesis pada statistik non-parametrik dilakukan secara langsung
pada pengamatan yang nyata.
6. Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal
populasi, tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal.
Kelemahan :
1. Statistik non-parametrik terkadang mengabaikan beberapa informasi tertentu.
41
2. Hasil pengujian hipotesis dengan statistik non-parametrik tidak setajam statistik
parametrik.
3. Hasil statistik non-parametrik tidak dapat diekstrapolasikan ke populasi studi
seperti pada statistik parametrik. Hal ini dikarenakan statistik non-parametrik
mendekati eksperimen dengan sampel kecil dan umumnya membandingkan
dua kelompok tertentu
2. Mann Whiney U Test
Dalam pengujian ini digunakan data dari dua sampel independen yang masing-
masing berasal dari populasi yang independent. Dua sampel masing-masing
berukuran n1 dan n2 dikatakan independent apabila pemilihan unit untuk kedua
sampel tidak saling mempengaruhi. Jadi apapun dan siapapun yang terpilih dari
sampel pertama tidak mempengaruhi pemilihan pada sampel kedua populasi yang
independent. Salah satu pengujian yang dapat dilakukan adalah pengujian Mann-
Whitney. Indikator untuk Mann Whitney U Test menurut Ghozali (2016)
dikatakan dengan:
a) Asymp. Sig lebih besar atau sama dengan dari 0.05 (Sig>).0.05) atau Z hitung
lebh besar atau sama dengan Z tabel maka tidak terdapat perbedaan yang
signifikan atau Ha ditolak.
b) Asymp. Sig lebih kecil dari 0.05 (Sig.<0.05) atau Z hitung lebih kecil dari Z
tabel makaterdapat perbedaan yang signifikan atau Haditerima.
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dalam penelitian ini penulis menganalisa dengan menggunakan uji statistik
non parametrik / uji mann whitney dengan menggunakan laporan keuangan kedua
perusahaan asuransi pemerintah dan swasta yang menjadi objek penelitian.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu:
1. Hasil uji mann-whitney menunjukan bahwaterdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dan
perusahaan asuransi swasta sebagai berikut :
a. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasio RBC.
b. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasio likuiditas.
2. Hasil uji mann-whitney menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dan
perusahaan asuransi swasta sebagai berikut :
a. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasio leverage.
58
b. Tidak terdapatperbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasioLQR.
c. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasioROI.
d. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan asuransi
pemerintah dan asuransi swasta dari rasioROE.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikemukakan implikasi secara
teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi kinerja keuangan perusahaan
asuransi pemerintah dan perusahaan asuransi swasta, perusahaan asuransi
pemerintah lebih baik dalam menjalankan kinerja keuangannya dibandingan
dengan perusahaan asuransi swasta. Hal ini dikarenakan, jika dilihat dari
rasio-rasio yang mewakili kinerja keuangan yaitu
Leverage,LQR,ROI,danROE perusahaan asuransi pemerintah terlihat lebih
unggul. Hanya saja untuk rasio RBC dan Likuiditas perusahaan asuransi
pemerintah dan perusahaan asuransi swasta dapat dikatakan sebanding
dimana kedua perusahaan ini dapat mempertahankan kinerja RBC yang
merupakan kekuatan permodalan,dan kinerja Likuiditas yang merupakan
kinerja dalam memenuhi hutang jangka pendek dari kedua perusahaan dan
faktor kesehatan keuangan kedua perusahaan asuransi tersebut.
59
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi masyarakatyang akan
memulai untuk berasuransi dan yang akan memilih jenis asuransi agar
dapat menjadi pertimbangan untuk dapat berasuransi di perusahaan
asuransi pemerintah, dikarenakan berdasarkan hasil penelitian ini baik dari
segi kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah lebih
baik dan dalam hal permodalan yang dapat dilihat dari rasio RBC dan
Likuiditas,dalam hal kepercayaan tentunya berasuransi di asuransi
pemerintah dinilai lebih aman dibandingkan dengan asuransi swasta
karena saat berasuransi di perusahaan pemerintah tentunya negara yang
akan menjamin.
C. Saran
Saran yang ingin penulis berikan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi perusahaan asuransi pemerintah dan swasta diharapkan untuk
meningkatkan kinerja keuangansehingga dapat mengoptimalkan kinerja
keuangan kedua perusahaan.Pengukuran kinerja keuangan kedua
perusahaan denganmenggunakan rasio keuangan diharapkan dapatmenjadi
rekomendasi atas pelaksanaan laporankeuangan sebagai bahan koreksi dan
masukanuntuk peningkatan peran kedua perusahaan dalammeningkatkan
akuntabilitas publik.
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untukmenambah periode penelitian,
variabel penelitian, dan penggunaan rasio pengukuran sebagai alat
pengukuranny
60
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dialami penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Masih sedikitnya perusahaan yang menerbitkkan laporan keuangan secara
lengkap, baik tahunan maupun triwulan sehingga membuat penulis sulit
untuk mengambil data dalam laporan keuangan baik dari BEI maupun dari
website perusahaan masing-masing.
2. Periode pengamatan yang tidak panjang yaitu hanya 3 periode
sehingasampel yang digunakan dalam penelitian ini sedikit jumlahnya.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Bambang,Subroto.(1985). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesatu. Cetakan
1.Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Bambang, Riyanto. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan, Edisi 4, Yogyakarta:
BPFE.
Dahlan,Siamat.(2004). Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia.
Danang, Sunyoto.(2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT
Refika Aditama Anggota Ikapi.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi,
Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek
Keuangan. Cetakan Kesatu. Bandung: CV Alfabeta.
Gitman, Lawrence J. dan Chat J. Zutter (2013). Principles of Managerial
Finance. 13th
Edition.
Ghozali,Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Pertama. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM.
SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Grace dkk., Risk-based Capital and Solvency Screening in property-Liability
Insurance: Hypotheses and Empirical Tests, The Journal of Risk and
Insurance, 1998. Vol. 65, No. 2, 213-243.
Haryanto, Gita Sahrani, Analisis Perbandingan Bank Pemerintah dan Bank
swasta, Surabaya: Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perbanas, 2012 Hanifi, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Ekonisia,
2004. (diakses 8 November 2018).
Hasanah,Nurul., dan Dewi Hastuti. (2011). “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Keuangan dan Ukuran Perusahaan”. Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 10. No. 1
Hal 50-68.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz Jr. 2012. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta : Salemba Empat.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. 2009. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Husnan,S, dan Pudjiastuti Eny. (2002). Dasar- Dasar Manajemen Keuangan,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
I Widodo, R RAHARDJA - 2011 - eprints.undip.ac.id.
Kasmir. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Keputusan Menteri Keuangan No 424/KMK.06/2003.
Kitab Undang – Undang Hukum Dagang ( KUHD) Bab 9 Pasal 246.
Kusumadewi, Dimita dan Satrio Prasetio (2013), Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Metode RBC dan Rasio Keuangan
LOMA (Studi Kasus pada PT Asuransi Cigna periode 2006-2011),Volume 1
(diakses 10 November 2018).
Kusumadiyanto, Andra.(2006). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai
Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Rokok,(Studi Survei pada
Kelompok industry Rokok) Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas
Widyatama.
Marwanto Marsuki,Cepi Pahlevi dan Maat Pono. (2011).
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta
Nasional. Volume 2. Diakses 16 Oktober 2019
Malik, Hifza. (2011). Determinants of Insurance Companies Profitability: An
Analysis of Insurance Sector of Pakistan, Academic Research International,
Volume 1, Issue 3, (Di akses 11 November2018).
Munawir,S. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima.
Belas. Yogyakarta: Liberty.
Mulligan,Elizabeth A.(2002). Financial Accounting and Reporting Requirements
in Life Insurance Companies, Atlanta,Georgia: LOMA.
Mulyadi.(2001) . Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa.
Jakarta : Salemba Empat.
Nitisusastro,Mulyadi. (2013). Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia.
Bandung: Alfabeta Bandung.
Noviyani, Syaputri. 2012. Pengaruh Financial Expertise of Committee Audit.
Members. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nurisya, Maulidya (2012), Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Asuransi Pemerintah dengan Perusahaan Asuransi
Swasta.repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/5899. (diakses 13
November 2018).
Orniati, Yuli. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat untuk Menilai Kinerja.
Peraturan Pemerintah RI No. 73/1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian.
Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
PER - 09 / BL / 2011 Tentang Pedoman Perhitungan Batas Solvabilitas
Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 424/ PMK. 06/ 2003 Tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan PerusahaanReasuransi.
PSAK Nomor 28 Tentang Asuransi Kerugian.
SAK. (2002). Tentang Pengertian Laporan Keuangan.
Salim,Abbas. (2007). Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Scott, William. R. (2009). Financial Accounting Theory. Fourth Edition. USA.
Prentice Hall.
Soekarno, S & Azhari, D.A. (2009). Analysis of Financial RAtio to Distinguish
Indonesia Joint Venture Generla Insurance Company Performance using
Discriminant Analysis. The Asian Journal of Technology Management. 2
(2): 100-111.
Stigler,J.G. (1971). The Theory of Economic Regulation, The Bell Journal of
Economic and Management Science, Vol 2,No.1,Spring.
Sugiyono. (2002). Metodologi Penelitian, Jakarta, Pustaka Baru
Syaputri,Noviyani (2012), Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank BUMN
Dan Bank Swasta Di Indonesia,Volume 1 (diakses 16 Oktober 2019).
Tresna Yussri Permatasari (2009), Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah.
http://elibrary.unisba.ac.id/files2/10.1768.pdf. (diakses 15November 2018).
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Usaha Perasuransian.
Undang – Undang Pasal 3 Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Jenis
Pengelompokkan Usaha Asuransi.
Undang – Undang Nomor 19 Tahun 1969 Tentang Bentuk – Bentuk Usaha
Negara.
Undang – Undang Nomor 73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian.
White,G,I., Sondhi,A.C.,and Fried,Dov. (2003). The Analysis and Use of
Finacial Statements. New York: Wiley.
Yuli,Christian. (2009). Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Umum
Pemerintah Dan Bank Umum Swasta Nasional Dengan
Menggunakan Rasio Keuangan.Volume 3 (Diakses 17 Oktober
2019) .
Data dan statistik asuransi (2017), www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/ data dan statistik
asuransi Documents Pages Statistik-Perasuransian-Indonesia2017/Buku
Statistik Perasuransian. 2017.pdf (diakses 20 Desember 2018).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan. (Diakses 22 Desember 2018).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Dayin Mitra Tbk. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Bina Dana Arta. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Jasa Tania Tbk. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Ramayana Tbk. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Lippo General Tbk. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.
Tahun 2015-2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Multi Arta GunaTbk. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Mitra Maparya. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan,www.idx.co.id/perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan.www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/. Asuransi Victoria Tbk. Tahun 2015-2017. Diakses
(15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.askrindo.co.id /perusahaan
tercatat/laporan keuangan dan tahunan. Asuransi Kredit Indonesia. Tahun
2015-2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.jiwasraya.co.id /perusahaan
tercatat/laporan keuangan dan tahunan. Asuransi Jiwasraya. Tahun 2015-
2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.taspen.co.id /perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan. Asuransi Taspen. Tahun 2015-2017. Diakses (15
Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.jasindo.co.id /perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan. Asuransi Jasa Indonesia. Tahun 2015-2017. Diakses
(15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.bpjsketenagakerjaan.go.id /perusahaan
tercatat/laporan keuangan dan tahunan. Asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
Tahun 2015-2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.jasaraharja.co.id /perusahaan
tercatat/laporan keuangan dan tahunan. Asuransi Jasaraharja. Tahun 2015-
2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.indonesiarei.co.id /perusahaan
tercatat/laporan keuangan dan tahunan. Asuransi Reasuransi Indonesia
Utama. Tahun 2015-2017. Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.asei.co.id /perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan. Asuransi Ekspor Indonesia. Tahun 2015-2017.
Diakses (15 Agustus 2019).
Laporan Keuangan dan Tahunan, www.asabri.co.id /perusahaan tercatat/laporan
keuangan dan tahunan. Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RI. Tahun
2015-2017. Diakses (15 Agustus 2019).