analisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah...
TRANSCRIPT
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH
PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX
PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
ABSTRAK
Oleh:
SITI SHOLEKHAH NOOR
NPM : 0811031053
Tlpn : 085279769123
Email : [email protected]
Pembimbing I : Harsono Edwin P., S.E., M.Si.
Pembimbing II : Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt.
Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang mengarahkan
dan mengendalikan kegiatan perusahaan agar sesuai dengan harapan pemangku
kepentingan. Lembaga yang membantu menyosialisasikan corporate governance
yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). IICG membuat
program untuk menilai penerapan corporate governance pada perusahaan yang
disebut Corporate Governance Perception Index (CGPI).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan publik
yang mengikuti program CGPI pada tahun 2006-2010. Periode pengamatan yang
digunakan adalah selama dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengumuman
skor CGPI. Sampel dalam penelitian berjumlah 12 perusahaan yang dipilih
melalui metode purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji
parametrik yaitu One Samples T Test.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pada current ratio terjadi peningkatan
kinerja keuangan yang signifikan. Debt to equity ratio menunjukkan penurunan
kinerja keuangan yang tidak signifikan. Net profit margin, return on asset, return
on equity, dan total asset turn over menunjukkan penurunan kinerja keuangan
yang signifikan.
Kata Kunci: Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Corporate Governance
Perception Index
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi pada tahun 1997 di Indonesia menyebabkan banyak
perusahaan tidak dapat bertahan dalam persaingan bisnis sehingga banyak
perusahaan yang mengalami kejatuhan serta kebangkrutan. Dalam Kaihatu
(2006) dijelaskan bahwa pada tahun 1999 di saat negara-negara Asia
Timur mulai mengalami pemulihan, Indonesia belum merasakan hal yang
sama. Moeljono (2005) dalam Kaihatu (2006) berpendapat bahwa pulih
atau terpuruknya perekonomian suatu negara tergantung pada korporat
masing-masing sehingga mengindikasikan bahwa korporat kita belum
terkelola dengan benar. Dalam Laporan IICG (2006) dijelaskan bahwa
Indonesia mulai menerapkan prinsip corporate governance sejak
menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan International Monetary
Fund (IMF) yang dalam salah satu bagiannya adalah pencantuman jadwal
perbaikan pengelolaan perusahaan (corporate governance) sehingga pada
tahun 1999 dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Menurut majalah SWA, yang bekerja sama dengan IICG untuk
mengumumkan hasil pemeringkatan skor CGPI, kinerja keuangan
perusahaan peserta program CGPI sesudah pengumuman skor CGPI
memiliki hasil yang beragam. Djatmiko (Majalah SWA, 19 Februari – 3
Maret 2004) menjelaskan bahwa PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.
menduduki peringkat ketujuh CGPI dengan skor 87,00 pada tahun 2002.
Tetapi pada tahun 2003, BNI tidak masuk dalam peringkat 10 besar hasil
pemeringkatan skor CGPI. Kejadian ini dikarenakan telah terjadi skandal
keuangan sebesar Rp1,7 triliyun yang melibatkan pejabat BNI.
Permasalahan kinerja keuangan yang berbeda terjadi pada kinerja PT
Unilever Tbk. Pambudi (Majalah SWA, 19 Februari – 3 Maret 2004)
menjelaskan bahwa PT Unilever Tbk. yang pada tahun 2002 menduduki
peringkat delapan mencuat pada tahun 2003 dengan meraih posisi kedua
peringkat CGPI. Sejalan dengan meningkatnya peringkat CGPI diketahui
pula bahwa kinerja PT Unilever Tbk. pun meningkat.
Seperti halnya fakta yang diungkap oleh majalah SWA (19 Februari – 3
Maret 2004) dan SWA (28 April 2005), penelitian tentang corporate
governance dan Corporate Governance Perception Index terhadap kinerja
perusahaan di Indonesia pun mempunyai hasil yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Menurut penelitian Riandi dan Siregar (2011) penerapan
good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap net profit
margin (NPM) serta earning per share (EPS) dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return on asset (ROA). Sayidah (2007) menemukan
kualitas corporate governance yang diproksikan dengan skor CGPI tidak
berpengaruh terhadap NPM, ROA, ROE, dan ROI. Hasil yang berbeda
berasal dari penelitian Nuswandari (2009) yang menunjukkan skor CGPI
berpengaruh signifikan terhadap ROE. Penelitian Nuswandari (2009)
didukung oleh Darmawati (2005) bahwa skor CGPI mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROE.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman
corporate governance perception index sehingga judul dari penelitian ini
yaitu “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Corporate Governance Perception Index pada
Perusahaan Publik yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.0. Rumusan Masalah
a. Berdasarkan current ratio apakah terdapat perbedaan antara kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI?
b. Berdasarkan debt to equity ratio apakah terdapat perbedaan antara
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI?
c. Berdasarkan rasio net profit margin apakah terdapat perbedaan antara
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI?
d. Berdasarkan rasio return on asset apakah terdapat perbedaan antara
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI?
e. Berdasarkan rasio return on equity apakah terdapat perbedaan antara
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI?
f. Berdasarkan rasio total asset turn over apakah terdapat perbedaan
antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI?
1.2.1. Batasan Masalah
a. Faktor kinerja keuangan yang digunakan likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas
b. Perubahan kinerja keuangan yang dianalisis diasumsikan hanya
berdasarkan pengumuman skor CGPI. Sedangkan faktor ekonomi dan
non-ekonomi lain yang mempengaruhi kinerja tidak diperhitungkan
dalam penelitian ini.
c. Indeks terhadap penerapan corporate governance yang digunakan
hanya CGPI.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan current
ratio
b. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan debt to
equity ratio
c. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio net
profit margin
d. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio
return on asset
e. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio
return on equity
f. Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio total
asset turn over
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap
pengaruh pengumuman skor CGPI terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
b. Penelitian ini dapat membantu pihak-pihak yang ingin mengetahui
tentang penerapan corporate governance pada perusahaan publik yang
ada di Indonesia sesuai peraturan yang telah dibut oleh IICG.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Stewardship Theory
Menurut penjelasan BAPEPAM (2006), salah satu teori yang berkaitan
dengan perkembangan corporate governance adalah stewardship theory.
Stewardship theory dibangun berdasarkan sifat alami manusia yakni
manusia dapat dipercaya, bertindak dengan penuh tanggung jawab,
memiliki integritas, dan memiliki kejujuran terhadap pihak lain. Hal ini
mengindikasikan bahwa melalui stewardship theory, corporate
governance dapat tercipta dengan baik pada setiap organisasi karena agen
telah melaksanakan salah satu prinsip dasar terciptanya corporate
governance yaitu responsibilitas (bertanggung jawab).
2.2. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisi teori agensi sebagai suatu
hubungan antara pemberi wewenang (principal) yang melimpahkan
wewenang kepada penerima wewenang (agen) untuk membuat keputusan
yang sesuai dengan keinginan principal. Supatmi (2007) menjelaskan
bahwa principal memberikan wewenang kepada agen untuk mengelola
perusahaan namun manajemen acapkali bertindak tidak sesuai dengan
keinginan para principal yaitu mementingkan kemakmuran manajemen
sendiri. Hal ini disebabkan karena principal dan agen merupakan individu
yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan kepentingan antara kedua
belah pihak.
Corporate governance timbul akibat keterbatasan teori keagenan dalam
mengatasi masalah keagenan menurut Ariyanto dkk. (2000) dalam
Nuswandari (2009)Konsep corporate governance timbul untuk mengatasi
dan mengendalikan perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri.
Penerapan corporate governance yang baik diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan kepentingan pribadi setiap principal
dan agen dalam masalah keagenan.
2.3. Corporate Governance
2.3.0. Pengertian Corporate Governance
Pengertian corporate governance menurut Laporan The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) (2009) adalah sebagai
serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu
perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan
para pemangku kepentingan (stakeholders). Menurut OECD (2004)
corporate governance merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
efisiensi ekonomis melalui hubungan antara manajemen perusahaan
dengan dewan direksi, shareholders, dan stakeholders lain.
2.3.1. Sejarah Perkembangan Corporate Governance
Menurut BAPEPAM (2006), istilah corporate governance muncul pada
tahun 1984 lewat tulisan yang dibuat oleh Robert I. Tricker. yang berjudul
Corporate Governance – Practices, Procedures, and Power in British
Companies and Their Board of Directors. Dalam tulisan tersebut, Tricker
menjelaskan corporate governance dalam empat kegiatan utama, yaitu
petunjuk, melakukan tindakan, pengawasan, dan akuntabilitas.
Pada bulan Mei 1991 dibentuk The Cadbury Committee oleh Dewan
Pelaporan Keuangan, Bursa Efek London, serta para akuntan untuk
mengatasi masalah keuangan dan tata kelola perusahaan. Tujuan utama
dibentuk The Cadbury Committee yaitu menelaah aspek-aspek corporate
governance yang berkaitan dengan laporan keuangan dan akuntabilitas.
2.3.2. Prinsip-prinsip Corporate Governance
Prinsip dasar yang mendasari terciptanya corporate governance menurut
Kementrian BUMN dalam BAPEPAM (2006) adalah sebagai berikut:
a. Transparency (keterbukaan)
b. Independency (kemandirian)
c. Accountability (akuntabilitas)
d. Responsibility (pertanggungjawaban)
e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Menurut OECD (2004) terdapat enam prinsip corporate governance yaitu:
a. Rerangka dasar corporate governance
b. Hak shareholders
c. Kesetaraan perlakuan terhadap shareholders
d. Peranan stakeholders
e. Keterbukaan
f. Tanggung jawab dewan komisaris
2.3.3. Manfaat Corporate Governance
Manfaat corporate governance dalam Laporan CGPI (2012) adalah
sebagai berikut:
a. Menjaga sustainability perusahaan
b. Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar
c. Mengurangi agency cost dan cost of capital
d. Meningkatkan kinerja, efisiensi, dan pelayanan terhadap stakeholders
e. Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum
f. Membantu terwujudnya good corporate citizen
2.3.4. Perkembangan Corporate Governance di Indonesia
Pada tahun 1999 pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999
membentuk suatu lembaga yang bertugas merumuskan dan menyusun
rekomendasi kebijakan nasional tentang corporate governance yaitu
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Menurut Laporan
CGPI (2006), selain KNKG ada pula lembaga independen yang membantu
mensosialisasikan corporate governance di Indonesia yang diantaranya
adalah Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD), dan The Indonesian Institute
for Corporate Governance (IICG).
2.3.4. Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Indeks Corporate Governance
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dibentuk pada
tanggal 2 Juni 2000. Selanjutnya pada tahun 2001, IICG mengeluarkan
program tentang penilaian penerapan corporate governance yang dikenal
sebagai Corporate Governance Perception Index (CGPI).
Aspek-aspek corporate governance yang dinilai dalam program CGPI
menurut Laporan CGPI (2006) adalah sebagai berikut:
a. Komitmen
b. Hak pemegang saham
c. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
d. Peran stakeholders
e. Transparansi
f. Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi
Tahapan riset dan pemeringkatan program CGPI menurut Laporan CGPI
(2009) adalah sebagai berikut:
a. Self-assessment
b. Penilaian dokumen
c. Penilaian makalah
d. Observasi ke perusahaan
2.4. Rerangka Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI.Untuk
mengetahui pengaruh pengumuman skor CGPI dilakukan pembandingan
rasio-rasio keuangan sebelum dan setelah pengumuman skor CGPI. Jika
hasil uji penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, maka disimpulkan
bahwa pengumuman skor CGPI berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat rerangka pemikiran sebagai
berikut:
Sumber: Penulis
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian Darmawati (2005) yang berjudul hubungan corporate
governance dengan kinerja perusahaan menggunakan skor CGPI sebagai
proksi corporate governance menjelaskan bahwa corporate governance
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(sesudah
pengumuman)
Kinerja
Keuangan
Perusahaan
(sebelum
pengumuman)
Skor CGPI
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE.
Sedangkan penelitian Supatmi (2007) membuktikan bahwa corporate
governance tidak berpengaruh positif terhadap rasio profitabilitas,
likuiditas, leverage, dan aktivitas. Hasil yang berbeda diungkap pula pada
Riandi dan Siregar (2011) bahwa penerapan good corporate governance
berpengaruh signifikan terhadap NPM dan EPS namun tidak berpengaruh
terhadap ROA.
2.6. Hipotesis
a. Skor CGPI terhadap Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Proksi rasio likuiditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Penerapan
corporate governance diharapkan dapat menjaga likuiditas.
Ha1 : Terdapat perbedaan current ratio antara kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
b. Skor CGPI terhadap Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya. Proksi rasio solvabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Melalui penerapan
corporate governance diharapkan perusahaan dapat menjaga tingkat
solvabilitas untuk memberikan kepercayaan kepada investor bahwa
semua kewajiban perusahaan dapat terpenuhi.
Ha2 : Terdapat perbedaan debt to equity ratio antara kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI
c. Skor CGPI terhadap Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari berbagai aktivitas. Proksi rasio profitabilitas
dalam penelitian ini yaitu net profit margin, return on asset, dan
return on equity. Melalui corporate governance diharapkan tujuan
utama perusahaan yaitu mendapatkan laba (profit) dapat tercapai.
Ha3 : Terdapat perbedaan net profit margin antara kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
Ha4 : Terdapat perbedaan return on asset antara kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
Ha5 : Terdapat perbedaan return on equity antara kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
d. Skor CGPI terhadap Rasio Aktivitas
Proksi rasio aktivitas dalam penelitian ini adalah total asset turn over
yang menjelaskan tentang tingkat efisiensi aset dalam menghasilkan
penjualan. Penerapan corporate governance diharapkan dapat
menjaga efisiensi perputaran aset untuk menciptakan penjualan.
Ha6 : Terdapat perbedaan total asset turn over antara kinerja
keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman
skor CGPI
3. METODA PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan adalah
perusahaan publik yang mengikuti program pemeringkatan CGPI pada
tahun 2006-2010 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling.
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan publik yang terdaftar di BEI yang mengikuti program
pemeringkatan CGPI tahun 2006-2010 kecuali sektor keuangan
2) Data pada laporan keuangannya dalam mata uang rupiah
3) Tidak melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2004-2011
4) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan secara lengkap dan
mempublikasikannya pada tahun 2004-2011
5) Periode laporan keuangannya berakhir pada 31 Desember setiap
tahunnya
6) Perusahaan publik yang hanya sekali mengikuti program
pemeringkatan CGPI pada tahun 2006-2010
Tabel 3.2
Perusahaan Sampel
No. Nama Perusahaan Kode Tahun
1 PT Astra International Tbk. ASII 2006
2 PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. UNSP 2006
3 PT Astra Otoparts Tbk. AUTO 2010
4 PT Timah Tbk. TINS 2010
Sumber: Data olahan
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber informasi. Sedangkan
data yang digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan dan data
hasil pemeringkatan skor CGPI.
Sumber data dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
a. website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
b. website The Indonesian Institute for Corporate Governance
(www.iicg.org)
c. Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
d. Sumber data pendukung lainnya
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja keuangan yang diproksikan dengan CR, DER, NPM, ROA, ROE,
dan TATO. Sedangkan variabel independen adalah variabel bebas atau
tidak terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah skor CGPI.
Dalam penelitian ini skor CGPI diasumsikan dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan.
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Corporate Governance Perception Index (CGPI) menurut IICG (2009)
adalah program riset dan pemeringkatan penerapan corporate governance
pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang dilakukan oleh The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Penilaian terhadap
penerapan corporate governance oleh IICG disajikan dalam bentuk skor
berupa nilai dari 55-100.
Pada penelitian ini penilaian kinerja keuangan perusahaan berasal dari
rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas.
a. Rasio Likuiditas
Proksi rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
current ratio (CR). Dalam Harahap (2010: 301) dijelaskan bahwa
current ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi
kewajiban-kewajiban lancar.
CR = ����������
���� ��������� (1.1)
b. Rasio Solvabilitas
Proksi rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
debt to equity ratio (DER). Dalam Harahap (2010: 303) dijelaskan
bahwa DER menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi utang-utang kepada pihak luar.
DER = ���������� ���
�� ������������������ (1.2)
c. Rasio Profitabilitas
1. Net Profit Margin (NPM)
NPM digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba
bersih per rupiah penjualan.
NPM = �����������������
������������� � (1.3)
2. Return On Asset (ROA)
Rasio ini menggambarkan laba yang diperoleh perusahaan melalui
aset.
ROA = �����������������
����������� (1.4)
3. Return on Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan laba bersih jika diukur melalui modal
pemilik.
ROE = �����������������
�� ������������������ (1.5)
d. Rasio Aktivitas
Proksi rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
asset turn over (TATO). Dalam Harahap (2010 : 303) dijelaskan
bahwa TATO menunjukkan penjualan yang diukur melalui perputaran
aset perusahaan.
TATO = ���������������
���������� (1.6)
3.4. Alat Analisis
3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan meringkas data
yang dianalisis. Prosedur statistika deskriptif dalam program SPSS
menghitung nilai dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness).
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan adalah
menghitung mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi dari CR,
DER, NPM, ROA, ROE, dan TATO untuk tahun 2004-2011.
3.5. Metoda Analisis
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan
yang mengikuti program pemeringkatan CGPI. Untuk memberikan
gambaran mengenai data yang digunakan maka digunakan analisis
statistika deskriptif terlebih dahulu. Kemudian rasio-rasio yang diteliti,
yaitu rasio sesudah pengumuman skor CGPI, dibandingkan dengan rasio-
rasio sebelum pengumuman skor CGPI.
3.6. Pengujian Statistik
3.6.1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model
penelitian. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data
dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Hipotesis nol
(HO) dinyatakan bahwa dari masing masing variabel penelitian sebelum
dan sesudah pengumuman skor CGPI berdistribusi normal. Jika tingkat
signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (tingkat signifikansi yang telah
ditentukan) maka dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki mempunyai
sebaran tidak normal sehingga HO dinyatakan ditolak. Sebaliknya jika
tingkat signifikansi lebih besar daripada 0,05 dapat disimpulkan bahwa
data yang dimiliki mempunyai sebaran normal sehingga HO dinyatakan
diterima.
3.6.2. Uji Hipotesis
Uji One Sample T Test Parametrik
Data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal sehingga uji
hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik One Samples T Test.
Sedangkan bentuk uji hipotesis dari penelitian ini adalah dua sisi atau dua
arah (two-tailed test).
4. PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh current ratio, debt to
equity ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan total
asset turn over. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah
perusahaan peserta CGPI non keuangan tahun 2006-2010 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan periode pengamatan kinerja keuangan
adalah dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengumuman
pemeringkatan skor CGPI.
4.2. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Keuangan
4.2.1. Current Ratio
Hasil analisis deskriptif untuk current ratio sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CRsebelum 8 ,74 2,88 1,8375 ,79746
CRsesudah 4 1,32 3,26 2,2750 1,08611
Valid N (listwise) 4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Melalui output di atas diketahui bahwa rata-rata CR sebelum pengumuman
skor CGPI yaitu 1,8375 dan rata-rata CR sesudah pengumuman CGPI
adalah 2,2750. Hal ini menjelaskan bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar
dibiayai oleh setiap Rp 1,8375 aset lancar sebelum pengumuman skor
CGPI sedangkan setelah pengumuman skor CGPI setiap Rp 1 kewajiban
lancar dibiayai oleh Rp 2,2750 aset lancar. Berdasarkan output tersebut
diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata CR setelah pengumuman
skor CGPI.
4.2.2. Debt to Equity Ratio
Hasil analisis deskriptif untuk debt to equity ratio sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
DERsebelum 8 ,39 1,81 1,0062 ,63171
DERsesudah 4 ,51 4,29 1,6950 1,75091
Valid N (listwise) 4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Berdasarkan descriptive statistics di atas diketahui bahwa rata-rata DER
sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 1,0062 yang berarti setiap Rp
1,0062 kewajiban dibiayai oleh Rp 1 ekuitas pemegang saham. Sedangkan
rata-rata untuk DER sesudah pengumuman CGPI adalah 1,6950 yang
menjelaskan bahwa setiap Rp 1 ekuitas pemegang saham dapat membiayai
kewajiban sebesar Rp 1,6950. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa
rata-rata DER mengalami peningkatan sehingga mengindikasikan bahwa
kinerja keuangan mengalami penurunan.
4.2.3. Net Profit Margin
Hasil analisis deskriptif untuk rasio net profit margin sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
NPMsebelum 8 ,04 ,15 ,1163 ,03701
NPMsesudah 4 ,09 ,14 ,1100 ,02160
Valid N (listwise) 4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Output descriptive statistics di atas menjelaskan bahwa rata-rata NPM
sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,1163 yang berarti bahwa setiap
Rp 0,1163 laba bersih dihasilkan oleh Rp 1 penjualan. Sedangkan setelah
pengumuman skor CGPI rata-rata NPM yaitu 0,1100. Hal ini menjelaskan
bahwa setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp
0,1100. Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa terjadi penurunan
rasio NPM setelah pengumuman skor CGPI.
4.2.4. Return on Asset
Hasil analisis deskriptif untuk return on asset sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ROAsebelum 8 ,06 ,23 ,1263 ,05528
ROAsesudah 4 ,05 ,14 ,1075 ,04272
Valid N (listwise) 4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Berdasarkan descriptive statistics di atas diketahui bahwa rata-rata ROA
sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,1263 yang berarti bahwa
kemampuan setiap Rp 1 aset perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar
Rp 0,1263 sedangkan sesudah pengumuman skor CGPI laba yang dapat
dihasilkan oleh setiap Rp 1 aset adalah sebesar Rp 0,1075. Berdasarkan
output di atas diketahui bahwa rata-rata ROA mengalami penurunan
sehingga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan mengalami penurunan.
4.2.5. Return on Equity
Hasil analisis deskriptif untuk rasio return on equity sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ROEsebelum 8 ,09 ,35 ,2450 ,07964
ROEsesudah 4 ,09 ,24 ,1900 ,06880
Valid N (listwise) 4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Output descriptive statistics di atas menggambarkan bahwa rata-rata ROE
sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,2450 dan rata-rata untuk ROE
sesudah pengumuman CGPI adalah 0,1900. Hal ini menjelaskan bahwa
kemampuan setiap Rp 1 ekuitas pemegang saham dapat menghasilkan laba
sebesar Rp 0,2450 sebelum pengumuman skor CGPI dan Rp 0,1900
setelah pengumuman skor CGPI. Berdasarkan output tersebut diketahui
bahwa terjadi penurunan rasio ROE setelah pengumuman skor CGPI.
4.2.6. Total Asset Turn Over
Hasil analisis deskriptif untuk rasio total asset turn over sebelum dan
sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Statistika Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
TATOsebelum 8 ,62 1,59 1,1350 ,35601
TATOsesudah 4 ,45 1,33 ,9850 ,37599
Valid N (listwise) 4
Sumber: Ouput SPSS, data olahan
Hasil descriptive statistics di atas menjelaskan bahwa rata-rata rasio
TATO sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 1,1350 yang berarti setiap
Rp 1 perputaran aset dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,1350.
Sedangkan rata-rata untuk TATO sesudah pengumuman CGPI adalah
0,9850 yang berarti bahwa penjualan sebesar Rp 0,9850 dapat dihasilkan
oleh setiap Rp 1 perputaran aset. Berdasarkan hasil statistika deskriptif di
atas diketahui bahwa rata-rata TATO mengalami penurunan sehingga
mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami
penurunan.
4.3. Pengujian Hipotesis
Dalam uji normalitas untuk current ratio, debt to equity ratio, net profit
margin, return on asset, return equity, dan total asset turn over diketahui
mempunyai tingkat signifikansi >0,05 yang berarti HO diterima sehingga
mengindikasikan bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal.
4.3.1. Rasio Likuiditas
Pengujian hipotesis untuk rasio likuiditas dilakukan untuk mengetahui
adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman
skor CGPI yang diproksikan dengan current ratio.
Hasil pengujian hipotesis current ratio adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
One Sample T Test
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan One Samples T
Test terhadap current ratio diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed)
sebelum dan sesudah yaitu 0,000 dan 0,025. Tingkat signifikansi tersebut
<0,05 yang berarti bahwa sampel pada penelitian menolak HO sehingga
mengindikasikan bahwa Ha1 terdukung secara statistik yang berarti
terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman
skor CGPI jika diukur melalui current ratio. Hasil penelitian berlawanan
dengan penelitian Supatmi (2007) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh
terhadap rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio.
4.3.2. Rasio Solvabilitas
Uji hipotesis untuk rasio solvabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya
perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI yang diproksikan dengan debt to equity ratio.
Hasil pengujian hipotesis debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
1,8375 0,000 HO ditolak 2,2750 0,025 HO ditolak
Tabel 4.8
One Samples T Test
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Berdasarkan uji hipotesis debt to equity ratio menggunakan One Samples
T Test diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,003 dan 0,148.
Hal tersebut mengimplikasikan bahwa sampel penelitian menolak HO
sebelum pengumuman skor CGPI dan tidak mampu menolak HO setelah
pengumuman skor CGPI. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada
perbedaan kinerja sesudah pengumuman skor CGPI. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Supatmi (2007) bahwa skor CGPI tidak
berpengaruh terhadap rasio solvabilitas yang diproksikan oleh debt to
equity ratio.
4.3.3. Rasio Profitabilitas
Pengujian hipotesis untuk rasio profitabilitas dilakukan untuk mengetahui
adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman
skor CGPI yang diproksikan dengan net profit margin, return on asset,
dan return on equity.
a. Hasil pengujian hipotesis net profit margin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
One Samples T Test
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
1,0062 0,003 HO ditolak 1,6950 0,148 HO tidak dapat ditolak
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
0,1163 0,000 HO ditolak 0,1100 0,002 HO ditolak
Menurut output uji hipotesis di atas diketahui bahwa tingkat
signifikansi (2-tailed) terhadap rasio net profit margin yaitu 0,000 dan
0,002 yang berarti <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
statistik sampel pada penelitian menunjukkan bahwa HO ditolak yang
mengimplikasikan Ha3 terdukung. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh net profit margin.
Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Sayidah (2007) bahwa
skor CGPI tidak berpengaruh terhadap net profit margin.
b. Hasil pengujian hipotesis return on asset adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
One Samples T Test
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Berdasarkan uji hipotesis return on asset menggunakan One Samples
T Test diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,000 dan
0,015. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa tingkat signifikansi
ROA adalah <0,05 dan menjelaskan bahwa sampel pada penelitian
menolak HO sehingga mengindikasikan bahwa Ha4 terdukung. Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI. Hasil penelitian ini
berlawanan dengan penelitian Sayidah (2007) serta Riandi dan Siregar
(2011) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap rasio
profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset.
c. Hasil pengujian hipotesis return on equity adalah sebagai berikut:
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
0,1263 0,000 HO ditolak 0,1075 0,015 HO ditolak
Tabel 4.11
One Samples T Test
Sumber: Lampiran IV, Ouput SPSS
Menurut output uji hipotesis di atas diketahui bahwa tingkat
signifikansi (2-tailed) terhadap rasio return on equity yaitu 0,000 dan
0,012 yang berarti <0,05. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel
penelitian menunjukkan HO ditolak sehingga mengimplikasikan
bahwa Ha5 terdukung. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang
diproksikan oleh return on equity. Hasil tersebut mendukung
penelitian Darmawati (2005) dan Nuswandari (2009) bahwa skor
CGPI berpengaruh terhadap return on equity.
4.3.4. Rasio Aktivitas
Uji hipotesis untuk rasio aktivitas dilakukan untuk mengetahui adanya
perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
yang diproksikan dengan rasio total asset turn over.
Hasil pengujian hipotesis untuk rasio total asset turn over adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.12
One Samples T Test
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
0,2450 0,000 HO ditolak 0,1900 0,012 HO ditolak
Sebelum Sesudah
Mean Sig. (2-tailed) Keterangan Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
1,1350 0,000 HO ditolak 0,9850 0,014 HO ditolak
Berdasarkan uji hipotesis One Samples T Test untuk rasio total asset turn
over diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,000 dan 0,014. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa rasio TATO mempunyai tingkat
signifikansi <0,05 yang berarti bahwa sampel penelitian menolak HO
sehingga mengindikasikan bahwa Ha6 terdukung. Hal ini
mengimplikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum
dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio total asset turn
over. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Supatmi (2007) bahwa skor
CGPI tidak berpengaruh terhadap TATO.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis
Rasio Tingkat Signifikansi
(2-tailed) Keterangan
Current ratio 0,025 Ha1 diterima
Debt to equity ratio 0,148 Ha2 ditolak
Net profit margin 0,002 Ha3 diterima
Return on asset 0,015 Ha4 diterima
Return on equity 0,012 Ha5 diterima
Total asset turn over 0,014 Ha6 diterima
Menurut hasil rekapitulasi pengujian hipotesis One Sample T Test sesudah
pengumuman skor CGPI di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang
diprokasikan CR, NPM, ROA, ROE, serta TATO dan tidak ada perbedaan
kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang
diprokasikan oleh DER.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini menguji tentang perbedaan kinerja keuangan yang
diproksikan oleh rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sedangkan sampelnya adalah perusahaan peserta
program CGPI tahun 2006-2010 untuk periode pengamatan kinerja
keuangan pada 2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah pengumuman skor
CGPI.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat
dijelaskan beberapa hal seperti di bawah ini:
1. Rasio likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
rata-rata CR setelah pengumuman skor CGPI dan mengindikasikan
terjadinya peningkatan kinerja keuangan. Sedangkan uji hipotesis
untuk rasio CR menggunakan One Sample T Test dan hasilnya yaitu
sampel penelitian menolak HO sehingga mengimplikasikan bahwa
Ha1 terdukung. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI.
2. Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to
equity ratio. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan rata-rata DER setelah pengumuman skor CGPI sehingga
mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan
uji hipotesis untuk rasio DER menggunakan One Samples T Test dan
hasilnya yaitu HO terdukung oleh sampel penelitian sehingga Ha2
ditolak yang mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah pengumuman skor
CGPI.
3. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio net
profit margin, return on asset, dan return on equity. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan bahwa terdapat penurunan rata-rata NPM,
ROA, dan ROE setelah pengumuman skor CGPI sehingga
mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan
uji hipotesis untuk rasio NPM, ROA, dan ROE menggunakan One
Samples T Test dan hasilnya yaitu sampel penelitian menolak HO
sehingga mengimplikasikan bahwa Ha3, Ha4, dan Ha5 terdukung. Hal
ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang
diproksikan oleh NPM, ROA, dan ROE.
4. Rasio aktivitas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio total
asset turn over. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat
penurunan rata-rata TATO setelah pengumuman skor CGPI sehingga
mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan
uji hipotesis untuk rasio TATO menggunakan One Samples T Test dan
hasilnya yaitu HO tidak terdukung yang berarti bahwa Ha6 diterima.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
5.2. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
a. Waktu penelitian yang digunakan belum mampu memberikan hasil
yang akurat sebab sampel yang digunakan sedikit
b. Proksi rasio untuk mengukur kinerja keuangan yang digunakan
terbatas
c. Penelitian ini hanya menggunakan pengumuman skor CGPI dalam
menganalisis perubahan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
pengumuman skor CGPI tanpa memperhatikan faktor ekonomi dan
non-ekonomi lain yang dapat mempengaruhi kinerja
5.3. Saran
Di bawah ini adalah beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk
penelitian selanjutnya yaitu:
a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperluas waktu penelitian
b. Penelitian selanjutnya hendaknya menambahkan proksi rasio untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan
c. Untuk mengukur perubahan kinerja keuangan sebelum dan setelah
pengumuman skor CGPI perlu menggunakan faktor ekonomi dan non-
ekonomi lain dalam menentukan batasan permasalahan sehingga hasil
penelitian lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica. Peringkat Corporate Governance. Luciana Spica Almilia
(Ed). November 2011. Diakses 2 April 2012
http://spicaalmilia.files.wordpress.com/2011/11/peringkat-corporate-governance-
tahun-2006-2009.pdf
BAPEPAM. Studi Penerapan Prinsip-prinsip OECD 2004 dalam Peraturan
BAPEPAM mengenai Corporate Governance. 2006. Diakses 4 Mei 2012
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-
2006/Studi-Penerapan-OECD.pdf
Darmawati, Deni. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No. 6: 65-81
Djatmiko, Harmanto Edy. “Ada Kemajuan, Banyak Keprihatinan”. 19 Februari –
3 Maret 2004. Diakses 23 Maret 2012
http://www.iicg.org/asset/doc/cgpi/GCGPI%202003-SWA.pdf
Forum for Corporate Governance in Indonesia. What is Corporate Governance.
2011. Diakses 21 April 2012 http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-
good-corporate-governance.html
Ghozali,Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics. Vol. 3 No. 4 (Oktober): 305-360
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 8 No. 1 (Maret): 1-9
Mitrariset. Data CGPI. Diakses 28 April 2012
http://www.mitrariset.com/DATA_CGPI.html
Mukti, Rama Kerta. Kutipan, Catatan Kaki, Catatan Tubuh. Rama Kerta Mukti
(Ed.). November 2010. Diakses 13 Mei 2012
ramakertamukti.files.wordpress.com/2010/11/penulisan-kutipan.doc
Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16 No. 2 (September): 70-84
Ong, Chin Huat, dan Soo Hoon Lee. 2000. Board Functions and Firm
Performance: A Review and Directions for Future Research. Journal of
Comparative International Management. Vol. 3 No. I (Juni)
Organisations for Economic Co-Operation and Development. OECD Principles
of Corporate Governance. 2004. Diakses 13 Mei 2012
http://www.oecd.org/dataoecd/32/18/31557724.pdf
Riandi, Dani, Hasan Sakti Siregar. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning per Share
pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index.
Jurnal Ekonom. Vol. 14 No. 3 (Juli)
Sam. Uji Hipotesa Perbedaan T-Test. 2006. Diakses 15 Mei 2012
http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/uji-perbedaan-t-test.pdf
Sayidah, Nur. 2007. Pengaruh Kualitas Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004,
2005). JAAI. Vol. 11 No. 11 (Juni): 1-19
Statistik, Konsultan. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Konsultan
Statistik (Ed.). Maret 2009. Diakses 14 Mei 2012
http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-normalitas-dengan-
kolmogorov.html
Supatmi. 2007. Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol 14: 183-191
The Indonesian Institute for Corporate Governance. Good Corporate Governance
dalam Perspektif Manajemen Stratejik. April 2009. Diakses 15 April 2012
www.iicg.org/asset/doc/Profil%20CGPI%202008.pdf
The Indonesian Institute for Corporate Governance. Good Corporate Governance
dalam Perspektif Risiko. 2012. Diakses 20 Juni 2012
www.iicg.org/asset/doc/Profile%20CGPI%202012%20A_4.pdf
Wild, John J., K.R. Subramanyam, dan Robert E. Haley, 2005. Financial
Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan), Edisi Kedelapan, Buku Kedua,
Alih Bahasa oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Jakarta: Salemba
Empat