analisis kesesuaian komponen rencana pelaksanaan ...digilib.unila.ac.id/56975/2/skripsi full.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESESUAIAN KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) BERDASARKAN STANDAR PROSES
PADA SMA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
(Skripsi)
Novia Anggraini
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
ANALYSIS OF FITNESS COMPONENTS OF LEARNING IMPLEMENTATION
PLAN BASED ON STANDARD PROCESSES IN HIGH SCHOOL IN BANDAR
LAMPUNG CITY IN 2018 YEAR
By
Novia Anggraini
This study aims to determine the level of suitability of the planned components of
the implementation of 2013 curriculum geography learning in SMA in Bandar
Lampung City. The type of research used is descriptive method. The technique of
collecting data using questionnaires and documentation. The population in this
study were 66 high school Geography teachers implementing the 2013 curriculum
in Bandar Lampung City, and the sample was taken by purposive sampling
technique totaling 7 Geography teachers. The results show that the RPP
component based on Minister of Education and Culture No. 22 of 2016
concerning Education Process Standards is included in the appropriate category.
The average percentage of RPP components is in the appropriate category.
Components that are in the appropriate category are subject identity, formulation
of components, formulation of learning objectives, selection of teaching materials,
selection of learning resources, selection of learning media, learning models,
learning scenarios. Whereas the components that are in the inappropriate
category are the assessment components. The ability of geography teachers in
preparing learning plans based on standard processes in high schools in Bandar
Lampung is included in the good category
Keyword : curriculum 2013, geography learning, learning plan
ABSTRAK
ANALISIS KESESUAIAN KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN BERDASARKAN STANDAR PROSES PADA SMA DI
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018
Oleh
Novia Anggraini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian komponen rencana
pelaksanaan pembelajaran geografi kurikulum 2013 pada SMA di Kota Bandar
Lampung Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah 66 guru Geografi SMA pelaksanaan kurikulum 2013 di
Kota Bandar Lampung, dan sampel diambil dengan teknik purposive sampling
berjumlah 7 guru Geografi. Hasil penelitian menunjukan komponen RPP
berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
termasuk dalam kategori sesuai. Rata-rata persentase komponen RPP berada ada
kategori sesuai. Komponen yang berada dalam kategori sesuai adalah identitas
mata pelajaran, perumusan komponen, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan
materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media pembelajaran, model
pembelajaran, skenario pembelajaran. Sedangkan komponen yang berada dalam
kategori kurang sesuai adalah komponen penilaian. Kemampuan guru geografi
dalam menyusun rencana pembelajaran berdasarkan stantar proses pada SMA di
Kota Bandar Lampung termasuk dalam kategori baik.
Kata Kunci : Kurikulum 2013, Pembelajaran Geografi, Perencanaan Pembelajaran
ANALISIS KESESUAIAN KOMPONEN RENCANA PELAKSAAN
PEMBELAJARAN BERDASARKAN STANDAR PROSES
PADA SMA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
NOVIA ANGGRAINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Novia Anggraini dilahirkan pada tanggal 26 November di
Air Meles Bawah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten
Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Penulis merupakan anak
kedua dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Wasinem Andri
Lisdiana.
Pendidikan yang ditempuh penulis yaitu di Taman Kanak-Kanak (TK) Bina
Sejahtera Kelurahan Air Bang tahun 2003, di SD Negeri 04 Curup Tengah lulus
tahun 2009, di SMP Negeri 1 Curup lulus tahun 2012, dan di SMA Negeri 1
Curup lulus tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN). Selama menjadi mahasiswa,
penulis mengikuti kegiatan organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu
Pengetahuan Sosial sebagai Bendahara Umum periode 2016-2017.
Pada tahun 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Geografi
di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Pada tanggal 11 Juli-25
Agustus 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Giriklopomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dan Praktik
MOTTO
Laa Yukallifullohu Nafsan Illa Wus’ahaa
(Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya)
(Q.S Al-Baqarah: 286)
Seorang Mahasiswa adalah pemimpin atas skripsi yang digarapnya dan ia
bertanggungjawab atasnya
(Novia Anggraini)
PERSEMBAHAN
Terucap Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, Kupersembahkan karyaku ini
sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada:
Orang tuaku tersayang (Bapak Slamet dan Ibu Wasinem Andri Lisdiana)
Yang selama ini telah mendidik dan membesarkanku tanpa pamrih, selalu
memberi semangat dan motivasi, dan selalu memberi dukungan baik materil
maupun moril yang takkan bisa ku balas sampai kapanpun.
Jazakumullah Khairon Katsiran.
Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulilah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Analisis Kesesuaian Guru Geografi dalam Menyususn Perencanaan
Pembelajaran berdasarkan Standar Proses pada SMA di Kota Bandarlampung
tahun 2018”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku
Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis demi
terselesaikannya skripsi ini. Ibu Dra. Nani Suwarni, M.Si., selaku Pembimbing II
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan
motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Dr. Sugeng
Widodo, M.Pd., selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan,
sumbangan pikiran, kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja
Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendidik dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Kedua orang tuaku tercinta, adikku serta keluarga besarku yang telah
memberikan kasih sayang, memberikan doa, semangat, dukungan dan
motivasi serta menantikan keberhasilanku.
9. Bapak Sinung Nugroho, S.Pd. selaku pengawas satuan pendidikan SMA Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung yang telah memberikan arahan dalam
penelitian ini.
10. Bapak Iskandar M.Pd. selaku Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Geografi Kota Bandar Lampung yang telah memberikan bantuan
serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Dewan guru geografi SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandar Lampung yang
bersedia memberikan bantuan dalam proses penelitian.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi Angkatan 2015 atas
kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan yang selama ini selalu menjadi
penyemangat dalam mengerjakan skripsi.
13. Sahabat-sahabatku Tersayang (Haryanti, Fitria, Devi Yulia, Nadya, Lifah,
Tiara, Ririn, Ratna, Reka, Eni, dan Mese) terimakasih telah membersamai
selama ini. Selamat melanjutkan langkah selanjutnya semoga sukses.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu semoga dengan bantuan dan duungan yang
diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat. Terima Kasih
Bandar Lampung, Mei 2019
Novia Anggraini
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 11
II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Belajar dan Pembelajaran ........................................................................... 13
B. Pembelajaran Geografi ............................................................................... 14
C. Standar Proses Pembelajaran ..................................................................... 15
1. Perencanaan Pembelajarann ................................................................. 15
1) Silabus ............................................................................................ 15
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 16
3) Prinsip Peyusunan RPP .................................................................. 18
D. Teori-Teori Belajar..................................................................................... 19
a. Teori Belajar Kontruktivisme .............................................................. 19
b. Teori Kognitif Piaget............................................................................ 20
c. Teori Perkembangan Sosial Vygotsky ................................................. 22
E. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 23
F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 26
III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian....................................................................................... 28
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28
1. Populasi ................................................................................................ 28
2. Sampel .................................................................................................. 29
C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Penelitian .......................... 30
1. Variabel Penelitian ............................................................................... 30
2. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 31
1) Kesesuaian RPP berdasarkan Standar Proses ................................ 31
ii
2) Kemampuan Guru Geografi Menyusun RPP ................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35
1. Kuisioner .............................................................................................. 35
2. Dokumentasi ........................................................................................ 36
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian .................................................................................. 38
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 42
C. Hasil Penelitian .................................................................................... 42
1. Kesesuaian RPP berdasarkan Standar Proses ................................ 42
2. Kemampuan Guru Geografi Menyusun RPP ................................. 53
D. Pembahasan ......................................................................................... 54
1. Kesesuaian RPP berdasarkan Standar Proses ................................ 54
a. Komponen Identitas Mata Pelajaran ...................................... 54
b. Komponen perumusan Indikator ............................................ 55
c. Komponen Perumusan Tujuan Pembelajaran ........................ 55
d. Komponen Pemilihan Materi Ajar ......................................... 56
e. Komponen Sumber Belajar .................................................... 56
f. Komponen Pemilihan Media Pembelajaran ........................... 57
g. Komponen Media Pembelajaran ............................................ 58
h. Komponen Skenario Pembelajaran ........................................ 59
i. Komponen Penilaian .............................................................. 60
2. Kemampuan Guru Geografi Menyusun RPP ................................. 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................. 42
Tabel 2. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R1 .......... 43
Tabel 3. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R2 .......... 44
Tabel 4. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R3 .......... 45
Tabel 5. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R4 .......... 47
Tabel 6. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R5 .......... 48
Tabel 7. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R6 .......... 49
Tabel 8 Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R7 ........... 51
Tabel 9. Hasil Perolehan Nilai Kesesuaian RPP Mata Pelajaran Geografi
Pada SMA di Kota Bandar Lampung ..................................................... 52
Tabel 10. Tingkat Kesesuaian Komponen RPP .................................................... 52
Tabel 11. Hasil Kuisioner Perencanaan Pembelajaran ....................................... 53
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitan ................................................................ 27
Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian .................................................................... 41
Gambar 3 Grafik Tingkat Kesesuaian RPP ...................................................... 53
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aspek universal yang selalu harus ada dalam kehidupan manusia ialah
pendidikan. Tanpa pendidikan, manusia mungkin tidak akan pernah berkembang
dan berbudaya, disamping itu kehidupan juga akan menjadi statis tanpa ada
kemajuan, bahkan bisa jadi akan mengalami kemunduran dan kepunahan. Oleh
karena itu, sudah sewajarnya jika pendidikan menjadi perhatian khusus dalam
setiap kebijakan perencanaan pembangunan pada setiap negara. Sejarah juga
telah membuktikan bahwa semua negara yang berhasil meraih kemajuan
ekonomi selalu bermula dari keberhasilan mereka dalam membangun potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui bidang pendidikan.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan ini sudah mulai didengungkan sejak
tahun 1972 melalui The International Comission for Education Development
yang diselenggarakan oleh UNESCO. Pada saat itu, negara-negara di seluruh
dunia diingatkan jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan
sebuah bangsa, harus dimulai dengan pendidikan. Hal itulah yang membuat
negara-negara di dunia terutama negara-negara maju sadar akan pentingnya
pendidikan, sehingga memberi prioritas tinggi kepada pendidikan. Mereka
2
mengadakan modernisasi dan penyempurnaan lembaga-lembaga pendidikan
sebagai upaya untuk melakukan akselerasi kemajuan pendidikan. Mereka tidak
segan-segan melakukan pembaharuan, termasuk secara progresif meningkatkan
anggaran pendidikan.
Pendidikan yang merupakan usaha sadar dilakukan oleh individu atau kelompok
tertentu melalui kegiatan pembelajaran atau pelatihan yang berlangsung
sepanjang hidup di berbagai lingkungan belajar dalam rangka mempersiapkan
manusia agar dapat memainkan peran secara tepat. Unsur-unsur yang harus ada
dalam pendidikan yaitu: peserta didik, pendidik, ada interaktif edukatif, tujuan
pendidikan, materi pendidikan, metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan.
Berdasarkan konsepsi-konsepsi pendidikan pada dasarnya upaya-upaya (proses)
di dalam pendidikan pada akhirnya menampakkan diri dalam terwujudnya
pribadi yang sesuai dengan kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Pendidikan
memiliki kaitan yang erat dengan pendidik sebagai orang yang memberikan
pendidikan dan anak didik/siswa yang mendapatkan pendidikan. Keterkaitan ini
akan menghasilkan salah satu syarat dari pendidikan itu sendiri yaitu terdapat
pendidik atau guru dan anak didik/siswa.
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik, serta memiliki kesesuaian merancang
program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta
didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan (Hamzah B. Uno, 2011:15). Guru memegang
3
peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa
dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan di Indonesia.
Tampaknya kehadiran guru masih memegang peranan penting, terlebih pada
masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya. Kehadiran teknologi
tidak dapat menggantikan sepenuhnya tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan
unik (Sumarmi, 2012 :7). Dari kedua kutipan di atas dapat di jelaskan bahwa guru
memiliki peran penting dalam proses pendidikan baik pendidikan formal maupun
non formal. Guru dapat ditemui dimanapun karena guru adalah orang yang harus
digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memilki karisma atau wibawa hingga
perlu untuk ditiru dan diteladani.
Seorang guru memiliki beberapa peranan yang sangat penting karena memiliki
tanggungjawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun, dalam
arti luas guru dapat ditemui sebagai orang yang dapat mengajarkan berbagai ilmu
dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam arti sempit guru biasa ditemui dalam
bidang formal seperti sekolah. Secara keseluruhan seorang pendidik atau guru
dituntut memiliki profesionalisme dalam mengerjakan tugasnya, hal ini
dimaksudkan agar tujuan dari pendidikan yang diberikan dapat tercapai dengan
maksimal. Menjadi seorang guru dalam sebuah lembaga pendidikan formal
memiliki tanggung jawab yang besar, karena guru dituntut untuk mendidik para
peserta didik dengan berbagai karakter untuk mencapai prestasi belajar yang
memuaskan.
4
Hal ini bersinergi dengan UU Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1
yang berbunyi: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah”. Tuntutan keprofesionalan seorang guru serta
kaitannya dalam keberhasilan mendidik siswa, suatu perencanaan dalam
pelaksanaan pembelajaran harus dirancang sebaik mungkin. Hadari Nawawi
(1983) di dalam buku Sholeh Hidayat menjelaskan bahwa perencanaan adalah
menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau melaksanakan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.
Perencanaan mencangkup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum
dan khusus suatu lembaga atau organisasi. Jika suatu perencanaan ini dikaitan
dalam proses pelaksanaan pembelajaraan yang dilakukan seorang guru yang
merupakan tumpuan keberhasilan suatu pendidikan, perencanaan pembelajaran
dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang dilaksanakan pada kurun waktu tertu untuk
mencapai tujuan atau kompetensi yang telah ditentukan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, akreditasi diartikan sebagai kegiatan
penilaian kelayakan program dan atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut meliputi standar isi, standar proses,
5
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Pada praktiknya, proses pembelajaran masuk pada standar
proses. Dalam standar tersebut proses pembelajaran dimulai dengan perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian hasil belajar. Oleh sebab itu, apabila proses tersebut
dilaksanakan dengan benar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan,
diharapkan output berupa hasil belajar siswapun akan meningkat.
Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum
pertama Indonesia adalah Rencana Pelajaran 1947. Namun pada saat itu istilah
kurikulum belum digunakan. Kemudiann Rencana Pengajaran 1947 diubah
menjadi Rencana Pelajaran 1950. Kemudian diganti dengan Rencana Pelajaran
1958, dan direvisi menjadi 1964. Setelah itu rencana pelajaran ini diganti
menjadi Kurikulum 1968. Sejak saat ini istilah rencana pelajaran diganti denga
kurikulum hingga saat ini. Kemudian, kurikulum ini berubah menjadi Kurikulum
1975,selanjutnya kurikulum 1975, selanjutnya kurikulum 1984, kKurikulum
1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 dan terakhir Kurikulum 2013.
Sejak dicanangkannya Kurikulum 2013 sebagai perubahan kurikulum
sebelumnya (KTSP) sampai saat ini menjadi wacana baik di dunia pendidikan
maupun masyarakat umum, yang pada intinya banyak kalangan menginginkan
pemerintah supaya Kurikulum 2013 ditinjau kembali dengan berbagai alasan.
Apabila semua pihak memahami bahwa dalam sebuah siklus keberhasilan di
6
dunia pendidikan yang berdampak terjadi perubahan secara komprehensif pada
masyarakat baik itu perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tindak, apalagi
dalam mengahadapi tuntutan persaingan tenaga kerja di era globalisasi, akhirnya
menuntut pihak penyelenggara pendidikan (Pemerintah) dalam hal ini
Kementerian Pendidikan Nasional untuk meninjau kurikulum sesuai dengan
tuntutan perubahan yang terjadi di masyarakat kita maupun dunia.
Perubahan kurikulum sudah tentu menimbulkan pro dan kontra di masyarakat,
yang paling di depan sebagai ujung tombak dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 adalah guru mengalami kebingungan karena belum memahami
secara utuh kurikulum 2013 itu sendiri. Salah seorang pengamat pendidikan
Sakhiyaa (2013) mempertanyakan kesesuaian kurikulum 2013 untuk semua
setting sekolah. Sebab pada kurikulum 2013 ini gurur tidak diharuskan
menyaiapkan silabus. Sedangkan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP
2006 mewajibkan guru merancang sendiri silbaus setelah mengidentifikasi
kebutuhan siswa. Berbeda dengan kurikulum KTSP 2006, kurikulum yang baru
diperkenalkan ini dibungkus dalam satu paket bersama silabus. Pada suatu
wawancara, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad
Nuh, mengatakan pemerintah akan menyiapkan kurikulum dalam satu paket
bersama silabusnya. Ini bisa menjadi berita bagus bagi sebagian guru, tetapi
mungkin tidak untuk sebagian yang lain.
7
Hasil penelitian Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) tahun 2013 menyangkut
pelatihan dan persiapan implementasi kurikulum 2013 di 17 kabupaten/kota di 10
provinsi di tanah air menunjukkan bahwa terdapat sejumlah masalah krusial dan
kegagalan sistemik pelatihan persiapan guru. Pelatihan tidak merubah mindset
guru, yaitu menggunakan pendekatan tradisional, tutor berceramah, peserta
mendengar. Dalam pelatihan tersebut tidak ditekankan pendekatan scientific,
murid mengamati, bertanya, mencoba, mengeksplorasi dan berkomunikasi.
Perubahan maindset guru ke pendekatan scientific tidak mudah dan butuh waktu
bertahun-tahun untuk belajar dan membiasakan diri. Sayangnya, penerapan
kurikulum 2013 dipaksakan secepatnya.
Bahkan dalam pelatihan tersebut hanya diminta satu hingga dua orang guru untuk
terlibat. Akibatnya, pihak sekolah mengalami kesulitan memilih guru dan tentu
saja sejumlah besar guru yang tidak terlibat dalam pelatihan tidak paham dengan
mekanisme kurikulum 2013. Bahkan menurut hasil pantauan FSGI ada sekolah
yang tidak tahu menahu tentang kurikulum 2013. Masih berhubungan dengan
guru, ditemukan juga bahwa ada sejumlah guru yang bernasib malang akibat dari
bertambahnya jam pelajaran dan penghapusan mata pelajaran seperti Teknologi
Informasi dan Komputer (TIK) di SLTP dan SLTA. Disamping itu, guru juga
menjadi bingung karena di tingkat SMA, kurikulum 2013 tidak memiliki
pedoman penjurusan.
8
Sakhiyya, Zulfa. (dalam The Jakarta Post halaman 6 tanggal 23 Februari 2013).
dalam opininya yang berjudul National curriculum 2013: Should one-size-fits
all?. Menurutnya, paling tidak, terdapat tiga kelemahan yang dapat diasumsikan
dengan kurikulum 2013, yaitu:
1. Perencanaan kurikulum telah salah mengidentifikasikan masalah, yaitu
menganggap guru tidak sanggup merancang silabus sehingga menganggap
obat mujarabnya adalah merancang kurikulum yang sama satu ukuran,
bersama dengan silabusnya untuk semua sekolah.
2. Seperti pakaian satu ukuran, kurikulum baru ini bisa cocok untuk satu
sekolah tetapi belum tentu cocok untuk sekolah lainnya. Yang lebih
mencemaskan lagi beberapa sekolah bisa terabaikan karena mereka memiliki
masalah dan kebutuhan yang unik. Kurikulum yang mengasumsikan semua
sekolah, fasilitas, guru dan siswa sama adalah kurang tepat.
3. Guru tidak dipercaya menyangkut kreativitas mereka dalam mengembangkan
kurikulum berdasarkan kebutuhan kontekstual dan kebutuhan-kebutuhan
unik di setiap daerah. Kurikulum 2013 diasumsikan bahwa guru akan disetir
dari jarak jauh dengan menggunakan remote control universal yang disebut
silabus. Sakhiyya juga mengutip Winston Churchill yang mengatakan bahwa
“barang siapa yang gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan.”
Berdasarkan hal tersebut akan dikaji apa yang menjadi landasan hukum bila
guru menyususun perencanaan pembelajaran, dan apa yang menjadi pedoman
bagi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran dalam
9
mengimplementasikan kurikulum 2013. Sebagai landasan hukum bagi guru
menyusun perencanaan pembelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum
2013 adalah UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, Peraturan pemerintah
No 32 tentang perubahan PP No 19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan, dan permen Mendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses,
serta Permen Mendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013,
bergitu pula Permendikbud yang lain yang mengatur setiap jenjang
pendidikan. Sedangkan pedoman guru dalam menyusun Perencanaan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 adalah mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pengawas satuan pendidikan
tingkat SMA di Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, diperoleh informasi bahwa
semua guru SMA khususnya guru geografi telah memiliki perangkat
pembelajaran, dimana yang termasuk di dalamnya adalah silabus dan RPP.
Namun dalam proses monitoring evaluasi hanya melihat apakah silabus dan RPP
tersebut ada atau tidak, sehingga belum diketahui kesesuaian komponen silabus
dan RPP yang digunakan untuk proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang
di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang Analisis kesesuaian
komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan standar
proses pada SMA di Kota Bandar Lampung.
10
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah:
1. Belum diketahui tingkat kesesuaian komponen RPP yang di susun oleh guru.
2. Belum diketahui tingkat kemampuan guru dalam menyusun RPP.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana kesesuaian komponen RPP berdasarkan standar proses pada
SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Bandar Lampung?
2. Bagaimana kemampuan guru geografi dalam menyusun perencanaan
pembelajaran berdasarkan standar proses pada SMA Negeri dan SMA
Swasta di Kota Bandar Lampung?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan kesesuaian komponen RPP berdasarkan standar proses
pada SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Bandar Lampung?
2. Mendeskripsikan informasi tentang kemampuan guru geografi dalam
menyusun perencanaan pembelajaran berdasarkan standar proses pada SMA
Negeri dan SMA Swasta di Kota Bandar Lampung
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
11
1. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Sebagai informasi kesesuaian mengajar guru geografi dalam perencanaan
pembelajaran berdasarkan standar proses untuk meningkatkan aktifitas dan
hasil belajar siswa.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian sejenis.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah guru geografi yang mengajar pada
SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Bandarlampung.
2. Ruang lingkup objek penelitian ini adalah standar proses (perencanaan
pembelajaran) guru geografi dalam melaksanakan pembelajaran geografi.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri dan SMA Swasta di
Kota Bandarlampung.
4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2018-2019.
5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Pendidikan Geografi.
Menurut Pargito (2016:6) Pendidikan Geografi adalah usaha mengembangkan
kemampuan atau kompetensi tentang geografi atau analisis geosfer untuk
menyiapkan peserta didik hidup di masyarakat dan atau melanjutkan
pendidikan. Pada penelitan ini, guru dituntut untuk menyusun komponen
12
RPP yang sesuai dengan Pemendikbud No 22 Tahun 2016 agar tujuan dari
pendidikan dan pembelajaran geografi dapat tercapai.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksii
dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pangalaman-
pengalaman belajar (Oemar Hamalik 2001: 28). Menurut Hilgard dan Bower
dalam Ngalim Purwanto (2007: 84), belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku
itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan sesaat seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
pengalaman yang dilakukan oleh seseorang secara berulang ulang dan terus
menerus sehingga seseorang tersebut mengalami perubahan tingkah laku baik
secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau peserta didik,
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya (Agus 2013:
18). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 57), pembelajaran adalah suatu
14
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulakn bahwa pembelajaran adalah
usaha yang harus ditempuh oleh siswa untuk mewujudkan kebutuhan
pengetahuannya dan mengembangkan minatnya melalui bantuan guru dan
didukung oleh metarial, fasilitas, perlengkapan dan prosedur.
B. Pembelajaran Geografi
Hasil seminar dan lokakarya para ahli geografi Indonesia di IKIP Semarang pada
12 dan 13 April 1988 disimpulkan bahwa definisi geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Djawali 2013: 80)
sedangkan menurut Bintarto dalam Sumarmi (2012: 7), geografi adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari kaitan sesama antara manusia, ruang,
ekologi, kawasan, dan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dan
kaitan sesama tersebut.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2001: 12), Pembelajaran Geografi adalah
pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahan. Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat
15
geografi yang diajarkan di sekolah dan sesuai dengan tingkat perkembangan
mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi adalah pembelajaran
tentang ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan persamaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan, dalam konteks
keruangan sesuai dengan perkembangan mental anak dan jenjang pendidikan.
C. Standar Proses Pendidikan
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (Sanjaya, 2006: 4). Menurut Permendikbus No 22
Tahun 2016,
1. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Permendikbus No 22 Tahun 2016, perencanaan pembelajaran
dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
1) Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
16
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas
dan mata pelajaran
d. Kompetensi dasar, merupakan kesesuaian spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
j. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
17
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema.
c. Kelas/semester.
d. Materi pokok.
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD
yang harus dicapai.
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai.
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran.
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup.
m. Penilaian hasil pembelajaran.
18
Komponen RPP paling sedikit memuat tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian (Permendikbud No
81A tahun 2013). Komponen RPP yang lengkap menurut Permendikbud
No 22 tahun 2016 terdiri dari identitas sekolah, identitas mata pelajaran,
kelas dan semester, materi pokok, alokasi waktu, KD, indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian.
3) Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kesesuaian
awal, tingkat intelektual bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kesesuaian sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi
dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
19
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Dengan demikian, seorang guru harus memahami komponen-komponen
dan prinsp-prinsip dalam penyusunan RPP agar perencenaan pembelajaran
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
D. Teori-Teori Belajar
a. Teori Belajar Kontruktivisme
Revolusi kontruktivisme mempunyai akar yang kuat dalam sejarandidikan.
Perkembangan kontruktivisme dalam belajar tidak terlepas dari usaha keras
Jean Piaget dan Vygotsky. Kedua tokoh ini menekankan bahwa perubahan
kognitif ke arah perkembangan terjadi ketika konsep-konsep yang
sebelumnya sudah mulai tergeser karena ada sebuah informasi baru yang
diterima melalui proses ketidakseimbangan. Menurut Piaget, manusia
memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak
yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda (Baharuddin
dan Esa Nur Wayuni, 2007: 117).
Menurut teori kontruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada sjswa. Siswa harus mampu membangun sendiri dalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mememukan atau menerapkan
20
ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Tritanto, 2010: 28).
Eveline Siregar dan Hartini Nara (2010: 41) menyatakan bahwa pandangan
kontruktivisme mengemukakan bahwa realitas ada pada pemikiran
seseorang, mengkontruksi dan menginterprestasikannya berdasarkan
pengalaman. Kontruktivisme mengarahkan perhatiannya pada bagaimana
seseorang mengkontruksi pengetahuan dari pengalamannya, struktur mental
dan keyakinan yang digunakan untuk menginterprestasikan objek dan
peristiwa-peristiwa, dimana interprestasi diri dari pengetahuan dasar
manusia secara induvidual.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pembelajaran
kontruktivisme,makan dapat disimpulkan bahwa kontruktivisme adalah
proses pembelajaran dimana peserta didik harus mampu membangun
pengetahuan yang diarahkan oleh guru agar pembelajaran yang diperoleh
oleh oleh siswa dapat bermakna.
b. Teori Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentuka oleh manipulasi dan
interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan dating dari tindakan .
Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalam fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa
interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasidan
21
berdiskusi membantu menjelaskan pemikiran yang pada akhimyamemuat
pemikiran itu menjadi lebih logis Tritanto (2010: 29).
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yakni
asimilasi, akomodasi dan equilibilitas (penyeimbangan). Asimilasi adalah
proses pengintegrasian informasi baru ke suatu struktur kognitif yang sudah
ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif kedalam
sitauasi baru, sedangkan equilibilitas adalah penyesuaian kesinambungan
antara asimilasi dan akomodasi (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2010: 32).
Beberapa tahapan perkembangan Kognitif Piaget sebagai berikut:
Tabel 1. Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Usia Gambaran
Sensorimotor 0-2 Bayi bergerak dari tindakan reflex instingtif
pada saat lahir sampai
pemulaan pemikiran simbolis. Bayi
membangun suatu pemahaman
tentang dunia
pengoordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan
tindakan fisik
Operational 2-7 Anak mulai mempresentasikan
dunia dengan kata-kata dan
gambar-gambar.
Concrete
Operational
7-11 Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret
dan mengklasifikasi benda-benda dalam
bentuk-bentuk yang berbeda.
Formal
Operational
11-15 Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih
abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistif
Sumber: Diadaptasi dari Santrok (1998) dalam Baharudin dan Esa (2007: 123)
22
c. Teori Perkembangan Sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti Piaget, siswa membentuk pengetahuan
sebagai hasil dari pemikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.
Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor
bilogis yang menentukan fungsi-fungsi elementar memori, atensi, persepsi
dan stimulus respon. Faktor sosial sangat penting bagi perkembangan fungsi
mental lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis dan
pengambilan keputusan Tritanto (2010: 38-39).
Menurut Vygotsky, pentingnya intraksi sosial dalam perkembangan kognitif
telah melahirkan konsep perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif
manusia ini berkaitan erat dengan perkembangan bahasanya, karena bahasa
merupakan kekuatan bagi perkembangan mental manusia, untuk itu
Vygotskty membagi perkembangan kognitif yang didasarkan pada
perkembangan bahasa menjadi empat tahap yaitu preintellectual speech,
naive psychology, egocentric speech dan inner spech Baharuddin dan Esa
Nur Wahyuni (2007: 125).
Menurut Rusman (2010: 209) menyatakan bahwa antara Piaget dan
Vygotsky memiliki kesamaan dalam hal pertumbuhan pengetahuan dan
pemahaman anak tentang dunia sekitar, menurut Piaget lebih memberikan
tekanan pada proses mental anak sedangkan menurut Vygotsky lebih
menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa
fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam diskusi atau
23
kerjasama antar individu sebelum fungsi fungsi mental yang lebih tinggi itu
terserap ke dalam individu.
d. Teori Belajar David Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pebelajaran
(Cinstrulctional content) sebelum didefinisikan dan dipresentasikan dengan
baik dan tepat kepada siswa (advance organizers), dengan demikian akan
mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa (Eveline Siregar dan
Hartini Nara, 2010:33)
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar
bermakna menupaikan suastu proses dikaitkan dengan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
(Tritanto, 2010: 37)
E. Penelitian yang Relevan
Berikut merupakan referensi hasil penelitian yang membahas pokok
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Fitri Andriyani Ar-Samid, Andri Tanra Tellu, Bustamin. 2016. e-JIP BIOL
Vol.5 (1): 79-85, Juni 2017 ISSN 2338-1795.dengan judul Kemampuan
Guru Biologi Sma Negeri Se-Kota Palu dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan Kurikulum 2013. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan guru biologi SMA Negeri
se-Kota Palu dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
24
berdasarkan Kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif kualitatif. Populasi dan teknik pengambilan sampel dalam
penelitian menggunakan all in atau sampel jenuh dengan jumlah responden
20 orang. Sumber data di peroleh dari guru, dengan teknik pengumpulan
data dengan observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan analisis
persentase (%). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata skor
persentase yaitu 86% dapat dikategorikan sangat mampu.
2. Riningsih tahun 2016 Jurnal Geo-Edukasi Vol.5 No, Oktober 2016
halaman (29-32) ISSN 2250-1321 dengan judul Kemampuan Guru SMA
dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Geografi
Kurikulum 2013 di Kabupaten Cilacap. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kemampuan guru dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran geografi kurikulum 2013 di Kabupaten
Cilacap. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah 12 guru Geografi SMA pelaksana kurikulum
2013 di Kabupaten Cilacap, dan sampel diambil dengan teknik random
sampling sebesar 50% sehingga berjumlah 6 guru Geografi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kemampuan guru Geografi SMA dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 di
Kabupaten Cilacap pada umumnya memiliki standar yang sangat baik.
3. Widya U., Djunaidah Zen, Kodri M tahun 2015 Jurnal Pembelajaran Biologi
Volume 2 No 1 dengan judul Analisis Kesesuaian Langkah-Langkah
25
Pembelajaran Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Mata
Pelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik di SMA yang Telah
Menerapkan Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesesuaian langkah-langkah pembelajaran pada RPP guru Biologi
dan kelengkapan komponen-komponen bentuk penyusunan RPP guru
Biologi kelas X di tiga SMA Negeri Unggulan di kota Palembang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan data
dilakukan di tiga SMA Negeri Unggulan dengan subjek penelitian tiga
orang guru Biologi kelas X dari SMA Negeri Unggulan di kota Palembang.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, tingkat kesesuaian substansi
RPP berada dalam kategori sangat sesuai, sesuai, dan sangat tidak sesuai.
Ketidaksesuaian ini secara substansi langkah-langkah pembelajaran pada
kegiatan inti tidak sesuai dengan ke lima aspek pendekatan saintifik (5M)
yang ditetapkan dalam Kemendikbud 2013. Tingkat kesesuaian
kelengkapan komponen RPP berada dalam kategori sangat sesuai.
Komponen RPP dalam kategori sangat sesuai adalah identitas mata
pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan sumber belajar.
Komponen yang berada dalam kategori sesuai adalah skenario pembelajaran
dan penilaian.
26
F. Kerangka Pikir
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah.
Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana dan prasarana, biaya, dan
sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi
guru dengan peserta didik tidak berkualitas.
Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang
diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan
hasil akademik peserta didik, sikap peserta didik, keterampilan peserta didik, dan
perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kesesuaian
mengajar yang dimiliki guru sangat sedikit akan berakibat bukan saja
menurunkan prestasi belajar peserta didik tetapi juga menurunkan tingkat kinerja
guru itu sendiri.
Proses pembelajaran haruslah berorientasi pada standar proses, karena di dalam
standar proses diatur bagaimana idealnya sebuah pembelajaran dilakukan
sehingga berjalan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Begitu pentingnya proses pembelajaran, dikarenakan proses pembelajaran yang
menentukan bagaimana kompetensi dibentuk sehingga diperoleh mutu
pendidikan yang berkualitas. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dapat
mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang
ditentukan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
27
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Perencanaan yang matang menjadikan guru menjadi lebih siap dalam
melaksanakan program pembelajaran yang akan dilakukannya. Perencanaan
mengajar dapat dijadikan pegangan guru dalam mengajar, sehingga guru dapat
melaksanakan pembelajaran secara terprogram dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai menjadi lebih jelas dan terarah. Agar dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik, maka guru harus membuat perencanaan pembelajaran
dan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dengan demikian pelaksanaan harus sesuai dengan RPP yang telah dibuat,
karena untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kesesuaian guru
dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses akan
menentukan hasil belajar siswa, oleh sebab itu perencanaan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan standar proses pendidikan yang sudah ditetapkan, maka
diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional
Gambar 1. Kerangkan Pikir Penelitian
Standar Proses Pendidikan
Perencanaan Pembelajaran
Silabus Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Kesesuaian Komponen RPP Berdasarkan Standar Proses
28
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya (Hamid, 2011:145). Sedangkan menurut Sumadi
Suryabrata (2009: 75) penelitian deskriptif (descriptive research) adalah
penelitian yang bertujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dari pendapat di atas, maka data yang terkumpul akan disusun secara sistematis
dan dianalisis kemudian dideskripsikan. Hasil analisisnya adalah kesesuaian guru
geografi dalam menyusun perencanaan pembelajaran berdasarkan standar proses
pada SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Bandarlampung.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,
binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan
secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian
29
(Sukardi 2003: 53). Sedangkan menurut Margono, populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
kita tentukan.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah
seluruh guru geografi yang mengajar pada SMA Negeri dan SMA Swasta di
Kota Bandarlampung tahun ajaran 2018-2019, yaitu sebanyak 66 orang guru
geografi, dengan jumlah 40 guru geografi pada SMA Negeri dan 26 guru
geografi pada SMA Swasta.
2. Sampel
Menurut Sukardi (2003: 54) sampel adalah sebagian dari jumlah populasi
yang dipilih untuk sumber data. Sedangkan menurut Margono (2014: 121)
sampel adalah sebagian bagian dari populasi, sebagian contoh (monster) yang
diambil dengan menggunakan cara cara tertentu.
Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini adalah teknik purposive
sampling. Menurut Margono (2014: 128) pemilihan sekelompok subjek dalam
purpisove sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yag erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan
tujuan penelitian dengan pertimbang sebagai berikut:
30
1. Sekolah tersebut merupakan rekomendasi dari instansi terkait yaitu Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung.
2. Kurikulum yang diterapkan pada sekolah tersebut sama yaitu Kurikulum
2013.
3. Guru yang mengajar di SMA tersebut bersedia menjadi objek penelitian.
Namun, pada saat penelitian dilakukan terdapat beberapa kendala yang tidak
memungkinkan untuk mengambil seluruh sampel sehingga ampel dalam
penelitian ini hanya berjumlah tujuh guru yang mengajar di kelas X pada
masing-masing SMA yaitu SMA YP Unila, SMA Gajah Mada, SMA Yadika
Bandar Lampung, SMA Fransiskus, SMA Negeri 9 Bandar Lampung, SMA
Negeri 14 Bandar Lampung, SMA 16 Bandar Lampung.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel juga dapat
diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih
(Margono 2014: 133). Menurut Hamid Darmadi (2011: 20), variabel
penelitian adalah suatu atribut, sifat, aspek, gejala, objek, yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil
kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka variabel dalam
penelitian ini adalah kesesuaian RPP berdasarkan standar proses
pendidikan.
31
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Kesesuaian RPP berdasarkan Standar Proses
Pada variabel ini, data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil
penilaian terhadap RPP yang dikembangkan oleh guru sesuai dengan
Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dengan
pedoman Instrumen Moneva untuk Guru Kurikulum 2013 dari Dinas
Pendidikan Provinsi Lampung tentang Penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013.
Recana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan pembelajaran per-unit
yang akan ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Untuk menentukan
kriteria yang digunakan skor nilai pada tiapp komponennya, skor 4
menunjukkan kriteria amat baik, skor 3 menunjukkan kriteria baik, skor 2
menunjukkan cukup dan skor 1 menunjukkan kriteria kurang dan 0
menunjukan tidak ada. Skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 0.
Komponen Butir Komponen
1. Identitas Mata Pelajaran 1) Meliputi satuan pendidikan, kelas,
semester, program, mata pelajaran,
jumlah pertemuan
2. Perumusan Indikator 1) Kesesuaian dengan SKL, KI dan
KD.
2) Kesesuaian penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi
yang diukur.
3) Kesesuaian dengan aspek
pengetahuan, sikap, dan
32
keterampilan.
3. Perumusan Tujuan
Pembelajaran
1) Kesesuaian dengan proses dan
hasil belajar yang diharapkan
dicapai
2) Kesesuaian dengan kompetensi
dasar
4. Pemilihan Materi Ajar
1) Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2) Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
3) Kesesuaian dengan alokasi waktu
5. Pemilihan Sumber
Belajar
1) Kesesuaian dengan KI dan KD
2) Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
ilmiah (saintific approach)
3) Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
6. Pemilihan Media
Pembelajaran
1) Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik
2) Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
3) Kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan
ilmiah (saintific approach)
7. Model Pembelajaran
1) Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
2) Kesesuaian dengan pendekatan
Scientific
8 Skenario Pembelajaran 1) Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup
dengan jelas.
2) Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan Scientific
3) Kesesuai penyajian dengan
sistematika materi
4) Kesesuaian alokasi waktu dengan
cakupan materi
33
9 Penilaian 1) Kesesuaian dengan teknik dan
bentuk penilaian
autentik.
2) Kesesuaian dengan indikator
pencapaian kompetensi
3) Kesesuaian kunci jawaban dengan
soal
4) Kesesuaian pedoman penskoran
dengan soal
Langkah selanjutnya menggolongkan kesesuaian perencanaan pembelajaran
guru geografi dalam merancang silabus dan RPP menurut kategori sebagai
berikut: sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dengan rumus menurut
Soegiyarto (1997:37) sebagai berikut
I = NT – NR
K
Keterangan:
I = Interval
NT= Nilai Tertinggi
NR= Nilai Terendah
K= Kategori
I = 100 – 0
3 = 33.3334
Selanjutya menentukan nilai kesesuaian Silabus dan RPP dengan kategori
sebagai berikut
34
Kategori Nilai
Sesuai >70
Kurang Sesuai 35-69
Tidak Sesuai 0-34
2. Kemampuan Guru Geografi Menyusun RPP
Pada variabel ini, data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari
hasil kuisioner yang sama dengan kemampuan guru dalam menyusun
perencanaan pembelajaran berdasarkan standar proses di atas dan telah
dijawab oleh responden yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel
berdasarkan subvariabel lalu dideskripsikan berdasarkan data yang ada.
Langkah selanjutnya menggolongkan kesesuaian perencanaan
pembelajaran guru geografi dalam merancang silabus dan RPP menurut
kategori sebagai berikut: sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dengan rumus
menurut Soegiyarto (1997:37) sebagai berikut
I = NT – NR
K
Keterangan:
I = Interval
NT= Nilai Tertinggi
NR= Nilai Terendah
K= Kategori
I = 50 – 0
3 = 16,3334
35
Selanjutya menentukan nilai kesesuaian Silabus dan RPP dengan kategori
sebagai berikut
Kategori Nilai
Sesuai >34
Kurang Sesuai 17-33
Tidak Sesuai 0-16
D. Teknik Pengumpulan data
1. Kuesioner
Kuesioner suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh
responden (Margono 2014 :167). Kuesioner ini juga sering disebut dengan
angket dimana terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat
dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan
ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Dalam penelitian ini,
teknik kuesioner dilakukan dengan membagikan kuisioner yang berisi 25
pernyataan yang terdiri atas 3 kriteria. Kriteria selalu dengan skor 2, kadang-
kadang dengan skor 1, dan tidak pernah dengan skor 0 yang diberikan kepada
guru mata pelajaran geografi untuk mengetahui bagaimana guru menyusun
perencanaan pembelajaran pada SMA di Kota Bandar Lampung. Skor
tertinggi yang diperoleh oleh masing-masing responden adalah 50 dan skor
terendah adalah 0
36
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah mencari data mencari data mengenai hal-hal
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, parasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2006:274). Data yang dikumpulkan
berupa data sekunder guru, murid dan sekolah tentang perangkat pembelajaran
yang dibuat guru, administrasi dan referensi lain yang berhubungan dengan
penelitian ini yaitu RPP
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan
cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Penelitian hanya
menjelaskan, memaparkan, dan menggambarkan secara objektif data yang
diperoleh. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data yang sudah terkumpul
untuk memperoleh jawaban dari masalah.
Untuk mengetahui keseuaian guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran
berdasarkan standar proses dilakukan analisis data presentase dari 3 kriteria yaitu
baik, kurang baik, dan buruk. Adapun langkah-langkah dalam analisis deskriptif
persentase menurut Riduan (2004:147) adalah sebaga berikut:
1) Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel.
2) Merekap nilai.
3) Menghitung nilai rata-rata.
37
4) Menghitung persentase dengan rumus DP = n
N x 100%, dimana n merupak
skort yang diperoleh dan N merupakan skort ideal untuk setiap item
pertanyaan.
5) Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:
a. Menentukan angka presentase tertinggi
b. Menentukan angka presentase terendah
38
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini Kota Bandar Lampung.
Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50°20’ LS -
50°30’ LS dan 105°28’ BT - 105°37’ BT dengan luas wilayah 192,96 km2.
Kota Bandarlampung berada di bagian selatan Provinsi Lampung (Teluk
Lampung) dan ujung selatan Pulau Sumatera. Adapun lokasi sekolah yang
dipilih dalam penelitian ini yaitu :
1. SMA YP UNILA, secara administratif SMA YP Unila terletak di Jalan
Suprapto No. 88 Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar
Lampung. Letak sekolah yang cukup strategis ini berada di pusat kota
namun tidk terganggu dengan kebisingan kota serta mudah dijangkau
dari segala penjuru, sehingga memungkinkan dalam mendukung
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kedaton.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Betung Utara.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Enggal.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Tanjung Karang Barat.
39
2. SMA Gajah Mada, secara administratif SMA Gajah Mada terletak di
Jalan Soekarno Hatta No.1 Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar
Lampung.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Way Halim.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukarame.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu.
3. SMA Yadika Bandar Lampung, secara administratif SMA Yadika
Bandar Lampung terletak di Soekarno Hatta Kecamatan Tanjung
Senang Kota Bandar Lampung.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Selatan.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu.
4. SMA Fransiskus, secara administratif SMA Fransiskus terletak di Jalan
Bumi Manti II Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.
Sekolah berjarak sejauh ± 2 km dari pusat Kecamatan.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Senang.
2) Sebelah Timur berbatasan denganKecamatan Way Halim.
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa.
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedaton.
5. SMA Negeri 9 Bandar Lampung, secara administratif SMA Negeri 9
Bandar Lampung terletak di Jalan Panglima Polim No.18 Kecamatan
Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Letak SMA Negeri 9
40
Bandarl Lampung diapit oleh beberapa sekolah, sebelah selatan SMP
Negeri 10 Bandar Lampung dan SLTP Swasta Wiyatama. Sebelah Utara
berbatasan dengan SMK Swasta Bhakti Utama. Jarak yang busa
ditempuh dari ibu kota provinsi/kota ± 4 km.
6. SMA Negeri 14 Bandar Lampung, secara administratif SMA Negeri 14
Bandar Lampung terletak di Bukit Kemiling Permai Kecamatan
Kemiling Kota Bandar Lampung.
1) Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Langkapura.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rajasaba dan
Kecamatan Langkapura.
7. SMA Negeri 16 Bandar Lampung, secara administratif SMA Negeri 16
Bandar Lampung terletak di Jalan Darussalam Kecamatan Tanjung
Karang Barat Kota Bandar Lampung.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rajabasa.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Betung Utara.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang
Pusat.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langkapura.
Berikut peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2:
42
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 - Januari 2019.
Selama kurun waktu tersebut data yang terkumpul berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta memberikan kuesioner mengenai
penyusunan rencana pembelajaran. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Lokasi dan Jadwal Penelitian
No Nama Sekolah Jadwal Penelitian
1. SMA YP Unila 28 November 2018
2. SMA Gajah Mada 14 Januari 2019
3. SMA Yadika Bandar Lampung 16 Jauari 2019
4. SMA Fransiskus 13 Desember 2018 - 22
Januari 2019
6. SMA Negeri 9 Bandar Lampung 24-28 Januari 2018
7. SMA Negeri 14 Bandar Lampung 28 Januari 2019
8. SMA Negeri 16 Bandar Lampung 15 November 2018
Sumber : Dokumentasi Penelitian Tahun 2018/2019
C. Hasil Penelitian
1. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dilakukan
di tujuh SMA yang terdiri dari tiga SMA negeri dan empat SMA swasta yang
ada di kota Bandar Lampung. Ketujuh sekolah ini telah melaksanakan
kurikulum 2013. Pada pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan mengumpulkan data-data dokumentasi berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijadikan objek penelitian. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang diteliti adalah RPP Kelas X semester 1
Materi Pengetahuan Dasar Geografi.
43
Selanjutnya, dilakukan penilaian komponen-komponen RPP Kurikulum 2013
berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Berikut adalah hasil penilaian kesesuaian RPP berdasarkan Permendikbud No
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada masing-masing sekolah:
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R1 yang berusia 26
tahun kurang lebih sudah mengajar mata perlajar geografi kurang lebih
selama 3 tahun. Selama menjadi guru geografi, guru R1 telah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013 yang diadakan oleh Departemen Agama di MAN 1
Bandar Lampung pada tahun 2016 dan Dinas Pendidikan pada tahun 2017.
Kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R1
No Komponen Nilai Kategori
1. Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2. Perumusan Indikator 11 Sesuai
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran 7 Sesuai
4. Pemilihan Materi Ajar 11 Sesuai
5. Pemilihan Sumber Belajar 10 Sesuai
6. Pemilihan Media Pembelajaran 10 Sesuai
7. Model Pembelajaran 8 Sesuai
8. Skenario Pembelajaran 15 Sesuai
9. Penilaian 14 Sesuai
Total 90 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 90, artinya
komponen RPP berada pada kategori sesuai. Adapun komponen yang
termasuk sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan
44
indikator dengan nilai 11, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 7,
pemilihan materi ajar dengan nilai 11, pemilihan sumber belajar dengan nilai
10, pemilihan media pembelajaran dengan nilai 10, pemilihan model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 15 penilaian
14. Secara umum, kesesuaian RPP terhadap standar proses sudah baik, hanya
saja dalam menyusun soal pada komponen penilaian belum runtut dan sesuai
dengan kompetensi dasar.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R2 yang berusia 46
tahun kurang lebih sudah mengajar mata perlajar geografi sejak tahun 1998.
Selama menjadi guru geografi, guru R2 telah banyak mengikuti pelatihan
tentang pembelajaran geografi. Sedangkan pelatihan untuk meyusun
Kurikulum 2013 guru R2 mengikutai workshop yang diadakan oleh Yayasan
SMA Fransiskus Bandar Lampung. Kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R2
No Komponen Nilai Kategori
1. Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2. Perumusan Komponen 11 Sesuai
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran 7 Sesuai
4. Pemilihan Materi Ajar 12 Sesuai
5. Pemilihan Sumber Belajar 12 Sesuai
6. Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7. Model Pembelajaran 8 Sesuai
8. Skenario Pembelajaran 16 Sesuai
9. Penilaian 16 Sesuai
Total 98 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
45
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 98, artinya
kesesuaian komponen RPP berada pada kategori sesuai. Adapun komponen
yang termasuk sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4,
perumusan indikator dengan nilai 11, perumusan tujuan pembelajaran dengan
nilai 7, pemilihan materi ajar dengan nilai 12, pemilihan sumber belajar
dengan nilai 12, pemilihan media pembelajaran dengan nilai 12. model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 16 dan
komponen penilaian dengan nilai 16. Secara keseluruhan nilai dalam
penelaahan RPP sudah sesuai hanya saja guru tidak mencantumkan
kompetensi inti dalam RPP.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R3 yang berusia 23
tahun kurang lebih sudah mengajar mata perlajaran geografi kurang lebih
selama 2 tahun. Selama menjadi guru geografi, guru R3 telah mengikuti
pelatihan tentang meyusun Kurikulum 2013 diadakan oleh Yayasan Abdi
Karya se-Lampung pada tahun 2017 selama 3 hari dan tahun 2018 selama 3
hari. Kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R3
No Komponen Nilai Kategori
1. Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2. Perumusan Komponen 12 Sesuai
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran 8 Sesuai
4. Pemilihan Materi Ajar 11 Sesuai
5. Pemilihan Sumber Belajar 12 Sesuai
6. Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7. Model Pembelajaran 8 Sesuai
46
8. Skenario Pembelajaran 12 Sesuai
9. Penilaian 4 Tidak Sesuai
Total 83 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 83, artinya
komponen RPP berada pada kategori sesuai. Adapun komponen yang
termasuk sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan
indikator dengan nilai 12, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 8,
pemilihan materi ajar dengan nilai 11, pemilihan sumber belajar dengan nilai
12, pemilihan media pembelajaran dengan nilai 12, pemilihan model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 12 dan
komponen penilaian dengan nilai 4. Komponen penilaian dalam RPP sudah
ada. Kesesuian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik sudah lengkap,
namun guru tidak membuat soal untuk penilaian sehingga kesesuaian dengan
komponen pencapaian kompetensi, kesesuaian kunci jawaban dengan soal,
dan kesesuian pedoman penskoran dengan soal tidak ada dan mendapat nilai
0.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R4 yang berusia 27
tahun kurang lebih sudah mengajar mata perlajar geografi kurang lebih
selama 3 tahun. Selama menjadi guru geografi, guru R4 telah mengikuti
pelatihan tentang meyusun Kurikulum 2013 terbaru yang diadakan oleh
MGMP Geografi pada tahun 2017 selama 3 hari. Kesesuaian RPP yang
dibuat oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 5. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R4
No Komponen Nilai Kategori
1 Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2 Perumusan Komponen 12 Sesuai
3 Perumusan Tujuan Pembelajaran 7 Sesuai
4 Pemilihan Materi Ajar 12 Sesuai
5 Pemilihan Sumber Belajar 12 Sesuai
6 Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7 Model Pembelajaran 8 Sesuai
8 Skenario Pembelajaran 16 Sesuai
9 Penilaian 8 Kurang Sesuai
Total 91 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 91 artinya
komponen RPP berada di kategori sesuai. Adapun komponen yang termasuk
sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan indikator
dengan nilai 12, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 7, pemilihan
materi ajar dengan nilai 12, pemilihan sumber belajar dengan nilai 12,
pemilihan media pembelajaran dengan nilai 12, pemilihan model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 16 dan
komponen penilaian dengan nilai 8. Komponen Penilaian termasuk kategori
kurang sesuai, karena subkomponen dari penilaian yaitu kesesuaian kunci
jawaban dengan soal dan kesesuaian pendoman penskoran dengan soal tidak
dicantumkan dalam RPP atau tidak ada, dari empat subkomponen penilaian
hanya dua subkomponen yang terpenuhi sehingga mendapatkan nilai 8.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R5 merupakan guru
yang sudah lama mengajar mata pelajaran geografi sejak tahun 1992. Guru
48
R5 merupakan guru senior yang bergabung dalam MGMP geografi. Selama
menjadi guru geografi guru R5 banyak mengikuti beberapa pelatihan tentang
pembelajaran geografi diantaranya workshop bahan ajar yang diadakan di
LPMP Bandar Lampung pada tahun 2014 selama 2 hari dan Diklat
Pembelajaran Geografi pada tahun 2015 selama 5 hari. Kesesuaian RPP yang
dibuat oleh guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R5
No Komponen Nilai Kategori
1 Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2 Perumusan Komponen 12 Sesuai
3 Perumusan Tujuan Pembelajaran 8 Sesuai
4 Pemilihan Materi Ajar 11 Sesuai
5 Pemilihan Sumber Belajar 12 Sesuai
6 Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7 Model Pembelajaran 8 Sesuai
8 Skenario Pembelajaran 12 Sesuai
9 Penilaian 4 Tidak Sesuai
Jumlah 83
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 83, artinya
komponen RPP berada pada kategori sesuai. Adapun komponen yang
termasuk sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan
indikator dengan nilai 12, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 8,
pemilihan materi ajar dengan nilai 11, pemilihan sumber belajar dengan nilai
12, pemilihan media pembelajaran dengan nilai 12, pemilihan model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 12 dan
49
komponen penilaian dengan nilai 4. Komponen Penilaian dalam RPP sudah
ada. Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik sudah lengkap,
namun guru tidak membuat soal untuk penilaian sehingga kesesuaian dengan
komponen pencapaian kompetensi, kesesuaian kunci jawaban dengan soal,
dan kesesuian pedoman penskoran dengan soal tidak ada dan mendapat nilai
0.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R6 merupakan guru
yang sudah lama mengajar mata pelajaran geografi sejak tahun 2014. Selama
menjadi guru geografi guru R6 telah mengikuti pelatihan penyusunan
Kurikulum 2013 yang diadakan oleh MGMP Geografi Kota Bandar
Lampung. Kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R6
No Komponen Nilai Kategori
1. Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2. Perumusan Komponen 12 Sesuai
3. Perumusan Tujuan Pembelajaran 6 Kurang Sesuai
4. Pemilihan Materi Ajar 11 Sesuai
5. Pemilihan Sumber Belajar 11 Sesuai
6. Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7. Model Pembelajaran 8 Sesuai
8. Skenario Pembelajaran 14 Sesuai
9. Penilaian 6 Kurang Sesuai
Jumlah 84 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan mencapai nilai rata-rata 84, artinya
50
komponen RPP berada pada sesuai. Adapun komponen yang termasuk sesuai
adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan indikator dengan
nilai 12, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 6, pemilihan materi ajar
dengan nilai 11, pemilihan sumber belajar dengan nilai 11, pemilihan media
pembelajaran dengan nilai 12, pemilihan model pembelajaran dengan nilai 8,
skenario pembelajaran dengan nilai 12 dan komponen penilaian dengan nilai
6.
Ada dua komponen yang termasuk dalam kategori kurang sesuai, yaitu
perumusan tujuan pembelajaran memperoleh nilai 6 dan penilaian
memperoleh nilai 4. Pada komponen perumusan tujuan pembelajaran hanya
dijelaskan tujuan secara umum, belum spesifik dengan proses dan hasil
belajar yang diharapkan juga belum spesifik dengan kompetensi dasar.
Sedangkan pada komponen penilaian, subkomponen kunci jawaban dengan
soal tidak ada dan kesesuaian pedoman penskoran dengan soal tidak ada,
sehingga mendapatkan skor 0.
Data yang didapat dari hasil pengisian kuesioner, guru R7 merupakan guru
yang sudah lama mengajar mata pelajaran geografi sejak tahun 2006. Selama
12 tahun menjadi guru geografi guru R7 telah mengikuti pelatihan
penyusunan Kurikulum 2013 yang diadakan oleh MGMP Geografi Kota
Bandar Lampung. Kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru dapat dilihat pada
tabel berikut:
51
Tabel 8. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru R7
No Komponen Nilai Kategori
1 Identitas Mata Pelajaran 4 Sesuai
2 Perumusan Komponen 12 Sesuai
3 Perumusan Tujuan Pembelajaran 8 Sesuai
4 Pemilihan Materi Ajar 11 Sesuai
5 Pemilihan Sumber Belajar 12 Sesuai
6 Pemilihan Media Pembelajaran 12 Sesuai
7 Model Pembelajaran 8 Sesuai
8 Skenario Pembelajaran 12 Sesuai
9 Penilaian 4 Tidak Sesuai
Jumlah 83 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa komponen RPP sudah lengkap
dan kesesuaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan memperoleh total nilai 83, artinya
komponen RPP berada pada kategori sesuai. Adapun komponen yang
termasuk sesuai adalah identitas mata pelajaran dengan nilai 4, perumusan
indikator dengan nilai 12, perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 8,
pemilihan materi ajar dengan nilai 11, pemilihan sumber belajar dengan nilai
12, pemilihan media pembelajaran dengan nilai 12, pemilihan model
pembelajaran dengan nilai 8, skenario pembelajaran dengan nilai 12 dan
komponen penilaian dengan nilai 4. Komponen Penilaian dalam RPP sudah
ada. Kesesuian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik sudah lengkap,
namun guru tidak membuat soal untuk penilaian sehingga kesesuaian dengan
komponen pencapaian kompetensi, kesesuaian kunci jawaban dengan soal,
dan kesesuian pedoman penskoran dengan soal tidak ada dan mendapat nilai
0.
52
Adapun rekapitulasi hasil penilaian RPP terhadap setiap guru pada SMA di
Kota Bandar Lampung dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Perolehan Nilai Kesesuaian RPP Mata Pelajaran Geografi Pada
SMA di Kota Bandar Lampung
No Nama Guru Nilai Kategori
1 R1 90 Sesuai
2 R2 98 Sesuai
3 R3 83 Sesuai
4 R4 91 Sesuai
5 R5 83 Sesuai
6 R6 84 Sesuai
7 R7 83 Sesuai
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan data yang ada pada Tabel 9, kriteria kesesuaian komponen RPP
dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu sesuai, kurang sesuai, dan tidak
sesuai seperti tertera pada Tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 10. Tingkat Kesesuaian Komponen RPP
No Nilai (Kategori) Jumlah Persentase
1 ≥70(Sesuai) 9 100%
2 35-69 (Kurang Sesuai) 0 0
3 0-34 (Tidak Sesuai) 0 0
Jumlah 9 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa guru memiliki tingkat
kesesuaian Komponen RPP berdasarkan standar proses sebesar 100%.
Tingkat kesesuaian RPP yang disusun oleh guru lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik tingkat tingkat kesesuain RPP sebagai berikut:
53
Gambar 3. Grafik Tingkat Kesesuaian RPP
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa RPP yang memiliki tingkat
kesesuaian paling tinggi adalah RPP yang disusun oleh guru R5 yang
memperoleh nilai 98 dan ada tiga RPP yang memiliki tingkat kesesuian yang
sama yaitu RPP yang disusun oleh guru R3, R5, dan R7 dengan 83.
2. Kemampuan Guru Geografi dalam Menyusun RPP
Hasil kuisioner yang digunakan untuk mengetahui kemampuan guru
menyusun perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil Kuisioner Perencanaan Pembelajaran
Nilai (Kategori) Jumlah Persentase
≥35(Baik) 7 100%
18-35 (Kurang) 0 0
0-17 (Buruk) 0 0
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahun 2018/2019
Berdasarkan Tabel 11 kemampuan guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran 100% termasuk dalam kategori baik.
75
80
85
90
95
100
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7
Grafik Tingkat Kesesuaian RPP
54
D. Pembahasan
1. Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di tiga SMA Negeri dan empat SMA
Swasta yang telah menerapkan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung ,
memperoleh tujuh eksemplar RPP Geografi kelas X dan tujuh kuesioner guru
dalam menyusun kurikulum 2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa
seluruh RPP masuk dalam kategori sesuai dengan nilai 90, 98, 83, 91, 83, 84,
dan 83.
Pembahasan pada penelitian ini, hanya dilakukan pada masing–masing
komponen secara keseluruhan. Adapun penjelasannya dipaparkan pada tiap
komponennya sebagia berikut:
a. Komponen Identitas Pembelajaran
Berdasarkanan analisis komponen identitas mata pelajaran menunjukkan
bahwa kesesuaian komponen RPP termasuk dalam kategori sesuai.
Komponen Identitas Pelajaran ini meliputi satuan pendidikan, kelas,
semester, program, mata pelajaran dan jumlah pertemuan, berada dalam
kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Guru R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7 memperoleh nilai yang sama yaitu 4.
Semua RPP yang telah di teliti memiliki identitas satuan pendidikan, identitas
sekolah, mata pelajaram, kelas, dan semester.
55
b. Komponen Perumusan Indikator
Analisis komponen perumusan indikator, menunjukkan bahwa guru SMA di
Kota Bandar Lampung dalam merumuskan indikator pada RPP berada dalam
kategori sesuai. Hal ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan nilai kesesuaian rata-rata 82. Perumusan komponen ini meliputi
kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD, kesesuaian penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi yang diukur, dan kesesuaian dengan aspek,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru R1 memperoleh nilai kesesuaian
11, guru R2 memperoleh nilai kesesuaian 11, guru R3 memperoleh nilai
kesesuaian 12, guru R4 memperoleh niali kesesuaian 12, guru R5
memperoleh nilai kesesuaian 12, guru R6 meperoleh nilai kesesuaian 12 dan
guru R7 memperoleh nilai kesesuaian 12.
c. Komponen Perumusan Tujuan
Analisis komponen perumusan tujuan, menunjukkan bahwa guru SMA di
Kota Bandar Lampung dalam merumuskan tujuan pada RPP berada dalam
kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan nilai rata-rata kesesuaian 51. Komponen perumusan tujuan
pembelajaran ini meliputi kesesuaian dengan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai dan kesesuaian dengan kompetensi dasar.
Guru R1 memperoleh nilai kesesuaian 7, guru R2 memperoleh nilai
kesesuaian 7, guru R3 memperoleh nilai kesesuaian 8, guru R4 memperoleh
56
nilai kesesuaian 7, guru R5 memperoleh nilai kesesuaian 8, guru R6
meperoleh nilai kesesuaian 6 dan guru R7 memperoleh nilai kesesuaian 8.
Secara umum guru telah memenuhi kriteria dalam merumuskan tujuan
pemberlajaran, namun ada beberapa guru yang menjabarkan tujuan
pembelajarnya kurang spesifik.
d. Komponen Pemilihan Materi Ajar
Analisis komponen pemilihan materi ajar, menunjukkan bahwa guru SMA di
Kota Bandar Lampung dalam memilih materi ajar pada RPP berada dalam
kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan nilai rata-rata kesesuaian 79. Komponen Pemilihan Materi Ajar ini
meliputi kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik, dan kesesuaian dengan alokasi waktu. Guru R1
memperoleh nilai kesesuaian 11, guru R2 memperoleh nilai kesesuaian 12,
guru R3 memperoleh nilai kesesuaian 11, guru R4 memperoleh niali
kesesuaian 12, guru R5 memperoleh nilai kesesuaian 11, guru R6 meperoleh
nilai kesesuaian 11 dan guru R7 memperoleh nilai kesesuaian 11. Materi ajar
yang dipilih oleh guru telah sesuai dengan materi ajar yang tercantum di
dalam silabus. Hanya saja beberapa guru tidak menuliskannya secara runut.
e. Komponen Sumber Belajar
Analisis komponen sumber belajar, menunjukkan bahwa guru SMA di Kota
Bandar Lampung dalam memilih sumber belajar pada RPP berada dalam
kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
57
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan nilai kesesuaian 81. Komponen Pemilihan Sumber Belajar ini
meliputi kesesuaian dengan KI dan KD, kesesuaian dengan materi
pembelajaran dan pendekatan ilmiah (saintific approach) dan kesesuaian
dengan karakteristik peserta didik.
Guru R1 memperoleh nilai kesesuaian 10, guru R2 memperoleh nilai
kesesuaian 12, guru R3 memperoleh nilai kesesuaian 12, guru R4
memperoleh niali kesesuaian 12, guru R5 memperoleh nilai kesesuaian 12,
guru R6 meperoleh nilai kesesuaian 11 dan guru R7 memperoleh nilai
kesesuaian 12. Sumber belajar yang dipilih oleh guru telah sesuai dengan
materi pembelajaran. Sumber belajar yang dipakai diantaranya buku paket
kelas X kurikulum 2013, gambar yang relevan dengan materi pembelajaran,
dan video tentang fenomena sosial dan fisik yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
f. Komponen Pemilihan Media Pembelajaran
Analisis komponen pemilihan media pembelajaran, menunjukkan bahwa guru
SMA di Kota Bandar Lampung dalam memilih media pembelajaran pada
RPP berada dalam kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi
penilaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses dengan nilai rata-rata kesesuaian 82. Komponen
Pemilihan Media Pembelajaran ini meliputi kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, dan kesesuaian dengan
materi pembelajran dan pendekatan ilmiah (saintific approach).
58
Guru R1 memperoleh nilai kesesuaian 10, guru R2 memperoleh nilai
kesesuaian 12, guru R3 memperoleh nilai kesesuaian 12, guru R4
memperoleh niali kesesuaian 12, guru R5 memperoleh nilai kesesuaian 12,
guru R6 meperoleh nilai kesesuaian 12 dan guru R7 memperoleh nilai
kesesuaian 12. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada
umumnya sama, seperti laptop dan LCD proyektor, namun guru masih tetap
menggunakan papan tulis untuk menjelaskan materi yang dianggap harus
dijelaskan secara manual.
g. Komponen Model Pembelajaran
Analisis komponen model pembelajaran, menunjukkan bahwa guru SMA di
Kota Bandar Lampung dalam merumuskan tujuan pada RPP berada dalam
kategori sesuai. Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian komponen
RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
dengan nilai kesesuaian 56. Komponen model pembelajaran ini meliputi
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, dan kesesuaian dengan pendekatan
saintifik (saintific approach).
Guru R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, memperoleh nilai kesesuaian maksimal
yaitu 8. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru diantaranya pembelajaran
inkuiri, discovery learning, dan Problem Based Learning (PBL). Guru juga
menggunakan metode tanya jawab dan diskusi sebagai bagian dari model
pembelajaran tersebut. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru sudah
sesuai dengan kriteria kekesuaian kompone, yaitu kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran dan kesesuain dengan pendekatan saintifik.
59
h. Komponen Skenario Pembelajaran
Analisis komponen skenario pembelajaran, menunjukkan bahwa guru SMA
di Kota Bandar Lampung dalam membuat skenario pembelajaran pada RPP
berada dalam kategori sesuai Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi penilaian
komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses dengan nilai rata-rata kesesuaian sebesar 97. Komponen
skenario pembelajaran ini meliputi menampilkan kegiatan pendahuluan, inti,
dan penutup dengan jelas, kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik
(scientific approach), kesesuaian penyajian dengan sistematika materi, dan
kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi. Guru R1 memperoleh nilai
kesesuaian 15, guru R2 memperoleh nilai kesesuaian 16, guru R3
memperoleh nilai kesesuaian 12, guru R4 memperoleh niali kesesuaian 16,
guru 12 memperoleh nilai kesesuaian 93,75, guru R6 meperoleh nilai
kesesuaian 14, dan guru R7 memperoleh nilai kesesuaian 12.
Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum, bahwa salah satu ciri RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013
adalah pada proses pembelajarannya terdiri atas kegiatan pembelajaran
pendekatan saintifik (5M), yakni kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi data, serta mengkomunikasi. Implementasi
kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik (5M) di dalam pembelajaran
tidak hanya mendorong partisipasi aktif peserta didik di dalam kelas, tetapi
juga memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Semua RPP yang dinilai, pada komponen skenario
60
pembelajaran telah menggunakan pendekatan saintifik. Hanya saja beberapa
RPP tidak mencantumkan 5M sebagai bagian dari pendekatan saintifik
dengan baik.
i. Komponen Penilaian
Analisis komponen skenario pembelajaran, menunjukkan bahwa guru SMA
di Kota Bandar Lampung dalam membuat penilaian hasil belajar pada RPP
berada dalam kategori kurang sesuai Hali ini didasari oleh hasil rekapitulasi
penilaian komponen RPP berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses dengan nilai rata-rata kesesuaian 56. Komponen
penilaian ini meliputi kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian
autentik, kesesuaian dengan komponen pencapaian kompetensi, kesesuaian
kunci jawabn dengan soal, dan kesesuaian pedoman penskoran dengan soal.
Guru R1 memperoleh nilai kesesuaian 14, guru R2 memperoleh nilai
kesesuaian 16, guru R3 memperoleh nilai kesesuaian 4, guru R4 memperoleh
niali kesesuaian 8, guru R5 memperoleh nilai kesesuaian 4, guru R6
meperoleh nilai kesesuaian 6 dan guru R7 memperoleh nilai kesesuaian 4.
Berdasarkan RPP yang telah di kumpulkan, ada 5 orang guru yang memiliki
nilai kurang dalam menyusun komponen penilaian. Hal ini disebabkan karena
guru tidak mencantumkan lembar penilaian dan tidak membuat soal-soal
untuk kegiatan penialaian secara tertulis.
2. Kemampuan Guru Geografi dalam Menyusun RPP
Berdasarkan hasil kuesioner, kesesuaian guru dalam menyusun rencana
pembelajaran termasuk dalam katagori baik dengan jumlah presentase sebesar
61
100%. Artinya semua guru telah memiliki kemampuan yang baik dan sesuai
dengan hasil penilaian terhadap komponen perencanaan pembelajaran. Guru
R1 memperoleh nilai kesesuaian 47, guru R2 memperoleh nilai kesesuaian
42, guru R3 memperoleh nilai 48. guru R4 memperoleh nilai 45, guru R5
memperoleh nilai 45, guru R6 memperoleh nilai 44, guru R7 memperoleh
nilai 44. Setiap proses pembelajaran pada umumnya guru selalu membuat
Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Semua guru selalu membuat dan
merencanakan bahan pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang
disempurnakan termasuk kurikulum 2013. Semua guru selalu merencanakan
kompetensi dasar dan komponennya. Guru juga selalu merencanakan metode
pembelajaran sesuai tujuan dan merencanakan langkah-langkah
pembelajaran. Pada proses pembelajaran, beberapa guru membuat rencana
penataan ruang kelas sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Pada umumnya guru merencanakan sumber belajar dan metode pembelajaran
yang bervariasi sesuai dengan konteks materi. Sumber belajar yang
digunakan oleh guru selalu direncanakan sebelum pelajaran dimulai dan
disampaikan oleh siswa.
Guru selalu menyampaikan penjelasan berdasarkan isi atau materi pelajaran.
Kemudian mengajukan pertanyaan pada siswa untuk menguji pemahaman
siswa. Apabila jawaban siswa kurang tepat maka pertanyaan tersebut
dikembalikan ke siswa lain. Setelah memperoleh jawaban, guru
mengklarifikasi penjelasan apabila siswa salah mengerti dan memberi
kesimpulan. Pada umumnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif dengan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi. Pada akhir
62
pelajaran beberapa guru menutup pelajaran dengan merangkum materi
permbelajaran.
Pada tahap penilaian, umumnya guru melakukan penilaian melalui
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Sebagian besar guru
selalu memberikan pengayaan (tugas-tugas) tambahan kepada siswa. Hanya
sedikit guru yang memberikan tugas dengan memperhatikan perbedaan
individu. Bagi siswa yang belum tuntas KKM, guru selalu memberikan
latihan-latihan khusus (remedial). Beberapa guru kadang-kadang melakukan
penilaian secara tertulis selama proses pembelajaran. Semua guru juga selalu
menyusun soal-soal tes sumatif sesuai prinsip-prinsip evaluasi. Namun soal-
soal yang disusun ini tidak dicantumkan dalam RPP sehingga mengurangi
nilai kelengkapan komponen RPP
Kesesuaian guru dalam menyusun komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah
faktor pengalaman mengajar dan keikutseratan dalam pelatihan-pelatihan.
Semakin lama pengalaman mengajar seorang guru, maka pengetahuan
tentang perencanaan pembelajaran juga baik. Terlebih jika guru mengalami
beberapa perubahan kurikulum selama mengajar. Namun, dari tujuh guru
yang peneliti wawancarai, implementasi kurikulum 2013 sudah baik
penerapannya di sekolah walaupun kadang-kadang proses pelaksanaan
belajarnya belum sesuai dengan direncanakan.
Faktor keikutsertaan guru menjadi peserta pelatihan khususnya kurikulum
2013 akan menambah pengetahuan guru dalam menyusun RPP. Pada
63
umumnya guru yang mengisi kuesioner telah mengikuti pelatihan kurikulum
2013 yang diadakan oleh beberapa instansi. Adanya kegiatan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Geografi juga memberi pengaruh positif
terhadap guru. Pelatihan Kurikulum 2013 yang diberikan melalui kegiatan
MGMP dapat menjadi acuan untuk guru menyusun RPP dan bisa
bekerjasama dengan guru lain sesama geografi.
64
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesesuaian RPP yang disusun
oleh guru geografi berdasarkan stantar proses pada SMA di Kota Bandar
Lampung termasuk dalam kategori sesuai. Setiap guru memiliki RPP sebagai
bagian dari perencanaan pembelajaran. Diketahui bahwa komponen RPP
berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan termasuk dalam kategori sesuai. Rata-rata persentase komponen
RPP berada ada kategori sesuai. Komponen yang berada dalam kategori
sesuai adalah identitas mata pelajaran, perumusan komponen, perumusan
tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar,
pemilihan media pembelajaran, model pembelajaran, skenario pembelajaran.
Sedangkan komponen yang berada dalam kategori kurang sesuai adalah
komponen penilaian. Kemampuan guru geografi dalam menyusun rencana
pembelajaran berdasarkan stantar proses pada SMA di Kota Bandar Lampung
termasuk dalam kategori baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, penilaian silabus dan RPP yang
dilakukan di tiga SMA negeri dan empat SMA swasta sudah termasuk dalam
65
kategori yang sesuai dengan Pemendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan. Pada komponen silabus terdapat dua komponen yang
kurang lengkap maka disarankan kepada guru untuk menggunakan silabus
dengan komponen yang lengkap untuk mengembangkan RPP. Pada
komponen RPP semua sudah lengkap hanya saja subkomponennya ada yang
belum sesuai dengan Permendikbud No 22 Tahun 2016, maka disarankan
kepada guru untuk lebih menyesuaikan agar dapat memperoleh nilai yang
maksimal.
66
DAFTAR PUSTAKA
Agus N Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Diva Press, Yogyakarta. 314 hlm.
Anas Sudijono. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. 428 hlm.
Depdiknas. Undang-Undang RepuBandarlampungik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 Sikdiknas. Fokusmedia, Bandung.
Djawali Hadi Nugroho. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Ombak,
Yogyakarta. 150 hlm.
Fitri Andriyani Ar-Samid, Andri Tanra Tellu, Bustamin. 2017 Kesesuaian Guru
Biologi Sma Negeri Se-Kota Palu dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Berdasarkan Kurikulum 2013. Universitas Tadulako.
Jurnal e-JIP BIOL Vol.5 (1) ISSN 2338-1795.Halaman 79-85
Hamid Darmadi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Lafabeta, Bandung.
382 hlm
Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha
Ilmu, Yogyakarta. 288 hlm.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2016. Permendikud Republik Indonesia No 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.,
Jakarta: Pemendikbud No 22 Tahun 2016
Margono. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta. 270
hlm.
Nanang Purwanto. 2014. Pengantar Pendidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta. 210
hlm
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
184 hlm
67
Nursid Sumaatmadja. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. PT Bumi Aksara,
Jakarta. 156 hlm.
Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Riningsih. 2016. Kesesuaian Guru SMA dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di Kabupaten
Cilacap. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Geo-Edukasi
Vol.5 No 2, ISSN 2250-1321 Halam 29-32
Soegyarto Mangkuatmodjo, 1997. Pengantar Statistik. Rineka Cipta, Jakarta. 210
hlm.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung. 344 hlm.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta, Jakarta. 413 hlm
Sumadi Suryabrata. 2009. Metodologi Penelitian. PT Graha Grafindo Persada,
Jakarta. 180 hlm
Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media Publishing,
Yogyakarta. 214 hlm
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta. 244
hlm.
Syarwan Ahmad. 2014. Problematika Kurikulum 2013 dan Kepemimpinan
Intruksional Kepala Sekolah. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Jurnal
Pencerahan Vol. 8 No. 2 Halaman 98-108.
Tutik Rachmawati, Daryanto. 2012. Penilaian Kinerja Guru dan Angka
Kreditnya. Gava Media, Yogyakarta. 226 hlm.
Widya U., Djunaidah Zen, Kodri M. 2015 .Analisis Kesesuaian Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Biologi dengan Pendekatan Saintifik di SMA yang Telah Menerapkan Kurikulum 2013. Universitas Sriwijaya. Jurnal Pembelajaran
Biologi Vol 2 No 1 Halaman 9
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 308 hlm.