analisis kepuasan konsumen terhadap … kepuasan konsumen terhadap atribut mutu pelayanan wisata...
TRANSCRIPT
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN
WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR
Oleh : Dini Vidya A14104008
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
RINGKASAN
DINI VIDYA. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor. (Dibawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI). Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat didunia (WTO, 2000), melibatkan 657 juta kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 milyar penerimaan ke seluruh dunia.Pada tahun 2000 sektor pariwisata memberikan kontribusi sebsesar Rp 238,6 triliun atau 9,27 persen terhadap produk nasional dan kontribusi pariwisata mencapai 9,38 persen (Rp 128,31 triliun) dari total PDB Indonesia sebesar Rp 1.368 triliun (BPS, 2001). Hal menarik yang patut dikemukakan adalah bahwa pencapaian sebesar itu diperoleh melalui peranan investasi kepariwisataan yang hanya mencapai 5,24 persen dari total investasi nasional. Sementara itu peranan dalan penyediaan lapangan kerja mencapai 7,36 juta orang atau 8,11 persen dari total lapangan kerja nasional sebesar 89,8 juta orang.
Salah satu objek wisata di bidang perikanan yang menarik adalah objek wisata mancing. Keadaan potensi Bogor yang baik ini sering dijadikan lokasi usaha wisata mancing karena ditunjang oleh kondisi udara Bogor yang sejuk dan lokasinya yang strategis di pinggir kota. Wisata mancing Fishing Valley merupakan wisata rekreasi keluarga dan kolam mancing terbesar di Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut pelayanan wisata mancing Fishing Valley Bogor dan mengidentifikasi fasilitas-fasilitas tambahan yang perlu dibangun oleh manajer Fishing Valley maupun konsumen. Penelitian dilaksanakan di wisata mancing Fishing Valley Bogor dari Februari sampai dengan April 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada pihak manajemen, observasi lapang selama 1 minggu, menyebarkan kuesioner dan wawancara langsung kepada responden. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bogor dan Jakarta, Balai Riset Perikanan an Kelautan Bogor, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata dan Seni Kota Bogor, perpustakaan, internet, dan laporan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan mengambil sampel dari satu populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Pengambilan sampel responden dalam penelitian ini digunakan teknik judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria responden. Adapun ukuran sampel yang diambil adalah mengacu pada Slovin yaitu 100 responden. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah pengujian kuesioner, analisis deskriptif, Importance Performance Analysis, dan analisis varian ranking dua arah Friedman. Wisata mancing Fishing Valley Bogor merupakan salah satu wisata mancing terbesar di Bogor yang tidak hnya meyajikan kolam pemancingan saja, namun juga menyuguhkan konsep wisata keluarga berupa restoran, wisata alam, dan sarana bermain anak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Konsumen wisata mancing Fishing Valley sebagian besar laki-laki, memiliki usia 31-40 tahun, telah menikah, karyawan swasta, pengeluaran ata-rata per bulan Rp 900.000-Rp 1.800.000, dan dominan berdomisili di Bogor. Secara keseluruhan, konsumen telah merasa puas dengan mutu pelayanan atribut-atribut yang berada di kuadran I dan II. Atribut-atribut yang dianggap penting, namun kinerja masih rendah (prioritas utama) adalah kesopanan karyawan, keamanan, komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen, dan kenyamanan saat memancing. Sedangkan atribut-atribut yang dapat memuaskan konsumen dan harus dipertahankan adalah atribut-atribut yang berada di kuadran I atau prioritas utama dan II atau pertahankan prestasi. Atribut yang memiliki kinerja baik dan penting (pertahankan prestasi) adalah nomor telepon dan alamat Fishing Valley, penampilan karyawan, kondisi kolam pemancingan, umpan ikan, fasilitas sarana toilet, kebersihan lokasi, luas areal parkir.
Dari hasil Uji Friedman, diperoleh hasil bahwa x2 hitung < x2 Tabel sehingga dapat dikatakan fasilitas-fasilitas tambahan Fishing Valley memiliki tingkat kepentingan yang sama sehingga perlu dibangun. Ketiga fasilitas tambahan tersebut yaitu kolam renang, penganekaragaman wahana alam, dan sarana bermain anak. Sedangkan fasilitas yang diharapkan untuk dibangun di Fishing Valley menurut sebagian besar konsumen adalah sarana olahraga. Adapun saran yang dapat diberikan bagi pihak wisata mancing Fishing Valley Bogor adalah Perusahaan sebaiknya memiliki visi dan misi yang lebih jelas dan tertulis serta dikomunikasikan kepada seluruh karyawan agar tercapai visi dan misi tersebut di masa depan. Perusahaan sebaiknya melakukan pembukuan maupun sistem administrasi umum yang lebih teratur sehingga dapat diketahui frekuensi kunjungan konsumen setiap bulannya. Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kinerja ke depannya
Pihak perusahaan dapat mempertahankan atribut-atribut pelayanan di kuadran I dan meningkatkan kinerja atribut-atribut di kuadran II dengan cara antara lain : memberlakukan jam shift penjagaan keamanan yang lebih teratur tidak hanya pada saat hari libur saja, pelatihan komunikasi bisnis dan leadership karyawan, serta memberlakukan garansi berupa free atau diskon jika pelayanan dinilai lambat dan merugikan konsumen, dan melakukan inovasi hadiah perlombaan di kolam pemancingan galatama agar konsumen tidak jenuh. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis manajemen strategi pemasaran maupun strategi pengembangan usahanya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN
WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR
Oleh : Dini Vidya A14104008
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Judul : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Nama : Dini Vidya NRP : A14104008
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Febriantina Dewi, S.E, M.Sc NIP. 132 419 312
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU
PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR” BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
TULISAN KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI LEMBAGA
MANAPUN.
Bogor, Mei 2008
Dini Vidya
A14104008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 17 Januari 1986. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putri pasangan keluarga Bapak Zainal
Haq, S.E dan Ibu Nurlaily Mansyur, S.H.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Kartika II-5 Bandar Lampung dari
tahun 1992 sampai tahun 1998. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SLTP
Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 1998 hingga selesai pada tahun 2001. Pada tahun
2001 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 2 Bandar Lampung dan lulus pada
tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program
Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi
Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan
diantaranya sebagai staff Biro marketing UKM CENTURY periode 2004-2007, BEM
Fakultas Pertanian staff Biro sosial lingkungan periode 2005-2006, anggota KOPMA
IPB periode 2005-2006, dan bendahara umum UKM KEMALA (Keluarga Mahasiswa
Lampung) periode 2006-2007. Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan
acara kampus.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada program studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki beragam keunikan komoditas tidak
hanya dari segi pertanian saja namun juga peternakan, kehutanan, dan perikanan. Salah
satu sektor usaha di bidang pelayanan jasa perikanan yang memiliki prospek cerah
adalah kolam pemancingan. Kolam pemancingan semakin menjamur di Indonesia, salah
satunya adalah wisata mancing Fishing Valley Bogor yang menawarkan keunikan
konsep wisata pemancingan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan
sehingga diperlukan saran-saran untuk perbaikan agar menjadi lebih baik. Semoga
skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Bogor, Mei 2008
Dini Vidya A14104008
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR............................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vii I PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 9 1.5 Ruang Lingkup Penelitian................................................................................... 9 II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 10
2.1 Perikanan dan Memancing ......................................................................... 10 2.1.1 Lokasi Pemancingan........................................................................ 10 2.1.2 Klasifikasi Sistem Pemancingan ...................................................... 11 2.1.3 Peralatan Mancing........................................................................... 14 2.2 Jasa ............................................................................................................ 18 2.3 Pariwisata .................................................................................................. 20 2.4 Agrowisata................................................................................................. 20 2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 22
III KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................. 25
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................................. 25 3.1.1 Dimensi Mutu Pelayanan/Kualitas Jasa..................................................... 25 3.1.2 Konsep Perilaku Konsumen Jasa .............................................................. 26 3.1.3 Kepuasan Konsumen ................................................................................ 27 3.1.4 Pengukuran Kepuasan .............................................................................. 28 3.1.5 Importance Performance Analysis (IPA) .................................................. 29 3.1.6 Atribut Produk ........................................................................................ 29 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................................... 30
IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 33
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................... 33 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 29 4.3 Teknik Penarikan Sampel........................................................................... 34 4.3.1 Tahap Pendahuluan .......................................................................... 35 4.3.1.1 Uji Validitas......................................................................... 35 4.3.1.2 Uji Reliabilitas ..................................................................... 36 4.3.2 Tahap Pelaksanaan ........................................................................... 37 4.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor........................................................................ 38 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 39
Halaman
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
4.4.1 Analisis Deskriptif........................................................................... 39 4.4.2 Importance Performance Analysis................................................... 40 4.4.3 Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman.................................. 42 4.5 Skala Likert ................................................................................................ 43 4.6 Variabel Penelitian...................................................................................... 45 4.7 Definisi Operasional ................................................................................... 47
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................................................. 55
5.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................................................. 55 5.2 Sejarah Singkat Perusahaan.................................................................................. 56 5.3 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................................................... 57 5.4 Slogan atau Jargon Perusahaan............................................................................. 58 5.5 Logo Perusahaan.................................................................................................. 59 5.6 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................................ 60 5.7 Sistem Pemancingan Fishing Valley..................................................................... 61 5.8 Kolam Pemancingan Sejenis Lainnya................................................................... 62
5.8.1 Kolam Pemancingan Djamhur Mas...................................................... 63 5.8.2 Kolam Pemancingan Mahoni............................................................... 63 5.8.3 Kolam Pemancingan Lagena................................................................ 64
VI HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 65
6.1 Karakteristik Umum Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor . 65 6.1.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 66 6.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia .......................................... 66 6.1.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan...................... 68 6.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir .... 69 6.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan ......................... 70 6.1.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan71 6.1.7 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal .......... 72
6.2 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor ......................................................... 72
6.2.1 Analisis Tingkat kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor ................................................ 73
6.2.1.1 Dimensi Keandalan (Reliability) .............................................. 75 6.2.1.2 Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) .................................. 78 6.2.1.3 Dimensi Jaminan (Assurance)................................................. 80 6.2.1.4 Dimensi Empati (Empathy)...................................................... 82 6.2.1.5 Dimensi Bukti Nyata (Tangibles)............................................. 84
6.2.2 Analisis Tingkat kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor........................................................................... 90
6.2.2.1 Dimensi Keandalan (Reliability) .............................................. 91 6.2.2.2 Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) .................................. 92 6.2.2.3 Dimensi Jaminan (Assurance).................................................. 94 6.2.2.4 Dimensi Empati (Empathy)...................................................... 96 6.2.2.5 Dimensi Bukti Nyata (Tangibles)............................................. 98
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
VII ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DAN FASILITAS TAMBAHAN ............................................................................ 104
7.1 Analisis Kepuasan Konsumen (Importance Performance Analysis) ............106 7.1.1 Atribut-Atribut dalam Kuadran I (Prioritas Utama)............................106 7.1.2 Atribut-Atribut dalam Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ..................109 7.1.3 Atribut-Atribut dalam Kuadran III (Prioritas Rendah) .......................115 7.1.4 Atribut-Atribut dalam Kuadran IV (Cenderung Berlebihan) .............118 7.2 Analisis Fasilitas Tambahan........................................................................121 7.2.1 Fasilitas Tambahan Menurut Pihak Pengelola Fishing Valley ............121 7.2.2 Fasilitas Tambahan Menurut Konsumen ...........................................124
VIII KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................125
8.1 Kesimpulan.................................................................................................125 8.2 Saran...........................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................127 LAMPIRAN............................................................................................................129
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR TABEL
1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor 2003-2007........................................4 2 Rata-Rata Kunjungan Harian Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley ............7 3 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian...................................34 4 Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Mutu
Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor ...............................................44 5 Kriteria Rentang Skala Tingkat Kepentingan dan Kinerja .................................. 45 6 Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor ...................................... 47 7 Indikator Skala Likert Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor ... 51 8 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................................... 66 9 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Usia ............................................................................................... 67 10 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Status Pernikahan .......................................................................... 69 11 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir.......................................................... 70 12 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................................................................. 64 13 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan .................................................. 71 14 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal Responden............................................. 71 15 Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor......................... 74 16 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Keandalan (Reliability) ................... 75 17 Daftar Jenis Ikan Dan Harga Ikan Per Kilo..........................................................76 18 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) ..... 78 19 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)..................... 80 20 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Empati (Empathy)......................... 82 21 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik (Tangibles) ..................84 22 Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kinerja Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor .............................................................. 90 23 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Keandalan (Reliability) ................. 91 24 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) .....93
Halaman Nomor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
25 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)...................... 94 26 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Empati (Empathy).......................... 97 27 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Bukti Nyata (Tangibles)................ 98 28 Jumlah Ranking Fasilitas-Fasilitas Tambahan Fishing Valley........................... 122
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Operasional......................................................................... 32 2 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis ........................................ 41 3 Logo Wisata Mancing Fishing Valley Bogor....................................................... 59 4 Struktur Organisasi Wisata Mancing Fishing Valley Bogor................................. 60 5 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis ......................................... 103
Halaman Nomor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Penelitian........................................................................................... 129 2 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 135 3 Ranking Analisis Fasilitas Tambahan.................................................................. 136 4 Foto-Foto Fishing Valley Bogor......................................................................... 139 5 Penghitungan Total Nilai Kepentingan dan Kinerja............................................. 141
Halaman Nomor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat didunia
(WTO, 2000), melibatkan 657 juta kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $
455 milyar penerimaan ke seluruh dunia. Apabila kondisi tetap stabil, pada tahun
2010 jumlah kunjungan antar negara ini diperkirakan meningkat mencapai 937
juta. Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menyatakan bahwa
pariwisata sebagai dasar dan aktivitas kebutuhan manusia yang mampu
memberikan kebanggaan bagi setiap orang maupun pemerintah.
Perkembangan pariwisata tersebut akibat peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara di Indonesia sebanyak 4.606.416 (rata-rata hari kunjungan 9,18 hari
per orang) di tahun 1998 meningkat menjadi 5.064.217 orang dengan jumlah hari
kunjungan 12,26 per orang pada tahun 2000. Besarnya devisa yang diperoleh
sektor pariwisata pada tahun 2000 sebesar 5,75 milyar US$.
Pada tahun 2000 sektor pariwisata memberikan kontribusi sebsesar Rp
238,6 triliun atau 9,27 persen terhadap produk nasional dan kontribusi pariwisata
mencapai 9,38 persen (Rp 128,31 triliun) dari total PDB Indonesia sebesar Rp
1.368 triliun (BPS, 2001). Hal menarik yang patut dikemukakan adalah bahwa
pencapaian sebesar itu diperoleh melalui peranan investasi kepariwisataan yang
hanya mencapai 5,24 persen dari total investasi nasional. Sementara itu peranan
dalan penyediaan lapangan kerja mencapai 7,36 juta orang atau 8,11 persen dari
total lapangan kerja nasional sebesar 89,8 juta orang. Demikian juga dapat
diungkapkan bahwa penyediaan upah dan gaji dari sektor pariwisata mencapai Rp
40,09 triliun, 9,87 persen dari penyediaan upah secara nasional sebesar Rp 406
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
2
triliun. Selain itu kontribusi pajak tak langsung mencapai 8,29 persen dari total
pajak tak langsung sebesar Rp 61 triliun1.
Preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis.
Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati objek-objek
spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk
secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik
menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal
tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi
pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun
produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik.
Objek wisata adalah suatu bentuk atau aktivitas yang dapat menarik minat
wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Objek wisata merupakan
dasar kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik suatu daerah akan sulit
mengembangkan kepariwisataan. Kepariwisataan akan lebih mudah
dikembangkan jika di suatu daerah memiliki satu atau lebih objek wisata.
(Marpaung, 2002).
Objek agrowisata tidak hanya terbatas kepada objek dengan skala
hamparan yang luas seperti yang dimiliki oleh areal perkebunan, tetapi juga skala
kecil yang karena keunikannya dapat menjadi objek wisata yang menarik.
Masyarakat yang mendatangi objek wisata mampu membuka peluang pasar tidak
hanya bagi produk dan objek agrowisata yang bersangkutan, namun pasar dan
segala kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian melalui agrowisata bukan semata merupakan usaha atau
bisnis yang tidak hanya menjual jasa bagi pemenuhan konsumen akan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
3
pemandangan yang indah dan udara yang segar, namun juga dapat berperan
sebagai media promosi produk pertanian, menjadi media pendidikan masyarakat,
memberikan signal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis
dan berarti pula dapat menjadi kawasan pertumbuhan baru wilayah. Dengan
demikian maka Agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru
deerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional.
Sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangbudayakan agrowisata
adalah bidang perikanan. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri
dari perairan dengan potensi sumber daya ikan yang jenis maupun jumlahnya
cukup besar, kegiatan perikanan di Indonesia mempunyai potensi yang besar
untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. Secara garis besar kegiatan
perikanan dibagi menjadi kegiatan penangkapan dan kegiatan budidaya, dan
kegiatan tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan menjadi obyek
agrowisata seperti budidaya ikan air tawar, budidaya Air Payau (tambak),
budidaya laut (kerang, rumput laut, kakap merah, dan mutiara).
Salah satu objek wisata di bidang perikanan yang menarik adalah objek
wisata mancing. Jumlah kolam pemancingan semakin banyak dikembangkan
untuk memenuhi keinginan masyarakat akan kebutuhan memancing. Tumbuhnya
kolam pemancingan ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi para pengusaha.
Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki potensi baik untuk
dikembangkan usaha kolam pemancingan. Hal ini terkait dengan kondisi
geografis dan alam di Jawa Barat yang cenderung sejuk.
Bogor dikenal sebagai daerah rekreasi, kolam pemancingan menjadi
alternatif pilihan konsumen untuk menghabiskan waktu luang konsumen. Potensi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
4
wisata mancing di Kabupaten Bogor cukup tinggi. Keadaan potensi Bogor yang
baik ini sering dijadikan lokasi usaha wisata mancing karena ditunjang oleh
kondisi udara Bogor yang sejuk dan lokasinya yang strategis di pinggir kota. Pada
tahun 2003-2007 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten
Bogor cenderung meningkat walaupun ada penurunan jumlah namun tidak terlalu
signifikan jika dibandingkan peningkatannya yang stabil seperti terlihat dalam
Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor 2003-2007 Perkembangan Per Tahun No Jenis
Usaha Jenis
Wisatawan 2003 2004 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Obyek Wisata Nusantara
1.380.477
1.360.374
1.267.839
1.370.119 1.087.900
Manca negara
32.421
11.211
13.732
18.714 124.385
Jumlah
1.412.898
1.371.585
1.281.571
1.388.833 1.212.285
2 Akomodasi Nusantara
149.095
173.139
539.276
716.807 520.737
Manca negara
9.472
13.330
36.144
31.443 32.987
Jumlah
158.567
186.469
575.420
748.250 553.724
Nusantara
1.529.572
1.533.513
1.807.115
2.086.926 1.608.637 Jumlah Manca
negara
41.893
24.541
49.876
50.157 157.372
JUMLAH
1.571.465
1.558.054
1.856.991
2.137.083
1.766.009
Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan, 2008
Salah satu bentuk objek wisata yang terdapat di Bogor adalah wisata
mancing Fishing Valley Bogor. Wisata mancing Fishing Valley merupakan wisata
rekreasi keluarga dan kolam mancing terbesar di Bogor. Wisata mancing ini
memiliki lahan seluas 3,5 hektar dan fasilitas yang lengkap dibandingkan
pemancingan sejenisnya seperti kolam pemancingan Lagena, Mahoni, dan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
5
Djamhur Mas. Dikatakan terbesar dilihat dari luas areal kawasannya yang sangat
luas dan juga dilengkapi dengan wahana wisata lainnya tidak hanya kolam
pemancingan saja. Fishing Valley menyediakan lahan parkir yang cukup luas 13
buah saung, dimana tiap-tiap saung diberi nama-nama ikan, seperti gazebu mas,
patin, nila, gurame, lele, mujair, dan bawal.
Fishing Valley menawarkan konsep wisata mancing yang unik dan kreatif
yaitu tidak hanya menyajikan kolam pemancingan saja namun disediakan juga
fasilitas lainnya seperti restoran, bom-bom boat, horse ridding, dan flying fox.
Selain itu, areal parkir yang luas dan beberapa fasilitas umum lainnya dan desain
bangunan yang menarik menjadi keunggulan Fishing Valley. Kesejukan udara
yang belum terkena polusi ditambah dengan suasana nyaman dan alami sangat
tepat untuk datang ke Fishing Valley dengan mencoba berbagai wahana rekreasi
seperti arena pancing, arena bermain anak dan restoran yang menyajikan menu
masakan yang penuh citarasa.
1.2 Perumusan Masalah
Setiap usaha yang bergerak di bidang jasa memiliki kekhasan yang
berbeda dengan usaha yang bergerak dalam hal penjualan barang, karena usaha
jasa ini salah satu karakteristiknya adalah kepuasan konsumen yang tidak dapat
diperkirakan. Salah satu usaha jasa di bidang perikanan adalah usaha
pemancingan, Wisata mancing saat ini mulai dilirik pengusaha karena animo
masyarakat yang tinggi akan hobi memancing untuk melepaskan kejenuhan
rutinitas. Tingkat persaingan objek-objek wisata di Bogor seperti kolam-kolam
pemancingan pun semakin tinggi seiring perkembangan kebutuhan masyarakat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
6
Hal tersebut dapat meningkatkan stimulus pengusaha kolam pemancingan untuk
merebut hati konsumen melalui pelayanan dan atribut yang terbaik.
Bogor dipilih menjadi salah satu alternatif pilihan rekreasi bagi konsumen
untuk memancing karena lokasinya yang strategis di pinggir kota, lahan yang
cukup luas dan masih tersedianya saluran irigasi untuk membuat kolam
pemancingan. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pihak dinas-dinas
terkait seperti Dinas Informasi kepariwisataan dan Kebudayaan Bogor, Badan
Pusat Statistik serta Balai Riset Kelautan dan Perikanan Air Tawar di Jalan
Sempur nomor 1, Bogor tidak ditemukan data resmi mengenai jumlah kolam
pemancingan yang terdapat di Kota Bogor. Hal ini disebabkan karena para
pengelola pemancingan tidak mendaftarkan secara resmi ke Dinas Pariwisata.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan manajer Fishing Valley
diketahui terdapat empat kolam pemancingan yang dapat ditemui di daerah Bogor
Barat, yaitu kolam pemancingan Djamhur Mas, Mahoni, Lagena, maupun Fishing
Valley.
Wisata mancing Fishing Valley yang telah berdiri selama 6 tahun (dari
tahun 2002-2008). Kesinambungan usaha pemancingan atau wisata mancing
bergantung pada kepuasan konsumennya. Tingginya tingkat kunjungan konsumen
sangat mempengaruhi keberadaan suatu usaha termasuk usaha jasa wisata
mancing Fishing Valley. Tidak diperoleh jumlah kunjungan sebenarnya yang
tertulis dari perusahaan karena belum tertatanya sistem manajemen maupun
administrasi umum perusahaan sehingga jumlah pengunjung hanya didasarkan
pada perkiraan dan pengalaman saja. Selain itu, terdapat keluhan-keluhan
konsumen yang diterima oleh pihak Fishing Valley menjadi permasalahan yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
7
sering dihadapi perusahaan. Keluhan-keluhan tersebut umumnya mengenai
ketidakpuasan pelayanan karyawan yang dinilai lambat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramly selaku manajer
Fishing Valley Bogor diketahui bahwa jumlah pengunjung saat ini belum
mencapai target perusahaan sebesar 6.000 konsumen setiap bulannya. Fluktuasi
jumlah pengunjung pada usaha pemancingan terkadang sulit untuk diperkirakan.
Rata-rata jumlah konsumen yang datang pada hari biasa sebesar 50-150 orang,
sedangkan pada hari libur atau minggu dapat mencapai 350 orang. Fluktuasi
jumlah konsumen wisata mancing Fishing Valley dapat dilihat Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Rata-Rata Kunjungan Harian Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley No Jenis hari kunjungan Jumlah konsumen 1 Senin-Jumat ± 50-150 orang 2 Sabtu, Minggu, Libur Besar ± 350 orang
Pelayanan jasa yang diberikan oleh manajemen dan karyawan belum dapat
memberikan kepuasan bagi konsumen. Kepuasan konsumen secara individu
memang sangat sulit dicapai karena adanya keanekaragaman keinginan
konsumen. Kepuasan konsumen umumnya digunakan untuk mengantisipasi
persaingan usaha, menciptakan loyalitas dan meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Salah satu cara untuk meningkatkan
kepuasan konsumen adalah dengan memberikan mutu pelayanan terbaik kepada
konsumen dibandingkan pesaingnya. Pihak pengelola Fishing Valley terus
berusaha meningkatkan kepuasan konsumen dengan merencanakan pembangunan
fasilitas-fasilitas tambahan di masa yang akan datang yaitu pembangunan fasilitas
kolam renang, penganekaragaman wahana alam, serta sarana bermain anak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
8
Berdasarkan kondisi usaha tersebut maka pengetahuan perusahaan
terhadap tingkat kepuasan konsumennya merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Selama ini pihak manajemen perusahaan wisata mancing Fishing
Valley belum pernah melakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen. Oleh
karena itu, penelitian mengenai kepuasan konsumen perlu dilakukan sebagai
bahan masukan informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas kinerja
pelayanan karyawan sehingga tercipta kepuasan konsumen.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan permasalahan yang dihadapi
perusahaan wisata mancing Fishing Valley dalam rangka membuat formulasi
strategi perusahaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap atribut pelayanan wisata mancing
Fishing Valley?
2. Fasilitas-fasilitas tambahan apa saja yang perlu dibangun oleh pihak pengelola
Fishing Valley?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kepuasan konsumen terhadap atribut pelayanan wisata mancing
Fishing Valley Bogor
2. Mengidentifikasi fasilitas-fasilitas tambahan yang perlu dibangun oleh pihak
pengelola Fishing Valley Bogor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
9
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan Fishing Valley Bogor, diharapkan dapat menjadi salah satu
rekomendasi alternatif bagi perbaikan kinerja karyawan maupun pelayanan
yang diberikan sehingga mampu meningkatkan kepuasan konsumen
2. Bagi pembaca, sebagai sarana informasi (literatur) dan masukan bagi
penelitian selanjutnya
3. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini hanya dibatasi pada penelitian mengenai kepuasan konsumen
terhadap atribut-atribut pelayanan wisata mancing Fishing Valley Bogor
2. Responden dibatasi yang telah berusia 17 tahun ke atas karena diasumsikan
telah mengerti prosedur tanya jawab dalam kuesioner dan telah memiliki
kemampuan menganalisis pertanyaan maupun informasi
3. Responden adalah pengunjung yang pernah mengunjungi wisata mancing
Fishing Valley minimal dua kali dan telah menikmati wahana-wahana yang
disediakan di wisata mancing Fishing Valley Bogor
4. Penelitian ini hanya menganalisis tingkat kepuasan konsumen di kolam
pemancingan baik galatama, kiloan, harian saja.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
10
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perikanan dan Memancing
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau
badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan,
pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau
mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi
pelaku usaha (komersial/bisnis)2.
Memancing (fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan
yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan
di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target
seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa
alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa
pemancing3.
2.1.1 Lokasi Pemancingan
Pengertian lokasi pemancingan menurut Wudianto (1999) terdiri atas
perairan umum dan kolam khusus. Perairan umum (open waters) adalah bagian
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air (air tawar, air
payau, dan air laut) dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air
tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Perairan ini kepemilikannya bersifat
umum, bukan milik perseorangan, contohnya : sungai, danau, situ, rawa, waduk
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
11
atau bendungan, laut, dan genangan yang bersifat sementara sedangkan kolam
khusus yaitu kolam yang secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang
luasnya terbatas, dibuat manusia dan mudah dikuasai (diisi air, dikeringkan, diatur
menurut kehendak kita). Pada setiap tempat pemancingan terdapat istilah sewa
kolam. Menurut Wudianto (1999) sistem penyewaan kolam yang umum adalah :
1) Sewa Lapak
Lapak adalah tempat pijakan pada saat memancing. Biasanya lapak terbuat dari
bambu atau papan dan dipasang di pinggiran/tepian kolam pemancingan.
Pemancing menyewa tempat di koam pemancingan yang telah diisi ikan oleh
pengelola pemancingan untuk periode waktu tertentu.
2) Sistem Borong Kolam
Pemancing menyewa kolam sendiri atau bersama-sama untuk periode waktu
tertentu. Lama waktu, jumlah, dan jenis ikan yang diisikan ke dalam kolam sesuai
dengan kesepakatan pemancing dengan pemilik kolam.
3) Sistem Kiloan
Pemancing melakukan pemancingan di kolam dengan besar biaya tergantung
pada jumlah (kilogram) yang tertangkap dan sesuai dengan harga yang telah
disepakati sebelumnya.
2.1.2 Klasifikasi Sistem Pemancingan
Budidaya kolam merupakan budidaya prikanan tertinggi kedua setelah
tambak. Peningkatan konsumsi ikan dapat meningkatkan stimulus para wirausaha
untuk membuka objek wisata mancing. Kolam ialah areal/bidang tanah yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
12
digenangi air dan dibudidayakan dengan jenis pengusahaan berupa : kolam air
tawar, tambak, dan kolam penggaraman.
Sistem pemancingan yang sering digunakan oleh para pengelola
pemancingan ikan air tawar dalam lokasi kolam buatan dikelompokkan sebagai
berikut (Wudianto, 1999):
1) Kolam Pancing Harian
Tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing
membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) baru kemudian memancing.
Kegiatan mancingnya dapat dilakukan setiap hari bahkan ada yang bukanya
sampai 24 jam.
2) Kolam Pancing Kiloan
Pemancingan yang menggunakan sistem dengan cara menimbang hasil
tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasarkan
perolehannya.
3) Kolam Pancing Borongan
Pemancingan ini menggunakan sistem dengan cara pemancing atau kelompok
pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya, jumlah ikan
yang diisikan di kolam pancing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau
dapat juga sekelompok pemancing menawar isi kolam pancing milik petani
budidaya, baru dilaksanakan kegiatan memancing.
4) Kolam Pancing Lomba
Pemancingan yang dikhususkan untuk para pemancing yang akan mencoba
ketangguhannya dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap
pemancing lain tanpa mengurangi keakraban sesamanya. Pada sistem pancing
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
13
lomba biasanya penyelenggara telah mengisikan sejumlah ikan terlebih dahulu
dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang
ditentukan berdasarkan perolehan terberat perekor yang didapatkan peserta lomba
mancing. Lomba biasanya diadakan mulai dari pagi hingga sore, pada hari
Minggu atau pada hari libur.
5) Kolam Pancing Galatama
Sistem pemancingan yang hendak mengasah keterampilan konsumen dalam
memancing karena ikan hasil tangkapan tidak dibawa pulang seperti pada sistem
pemancingan lainnya. Ikan yang ditebar pada kolam pemancingan jumlahnya
sangat banyak. Kegiatan memancing dilakukan setiap hari dan bersifat
perlombaan karena memiliki hadiah sebagai penghargaan untuk pemenangnya.
Hadiah umumnya berupa uang yang jumlah nominalnya tergantung dari jumlah
peserta. Jika uangnya sudah terkumpul terlebih dahulu dikurangi oleh bagian yang
menjadi hak panitia. Kriteria pemenang sesuai kesepakatan bersama, biasanya
seperti juara ikan terberat, juara ikan berwarna merah, juara total berat perolehan
berat ikan dan juara total perolehan jumlah satuan ikan. Dalam setiap harinya
lomba terbagi dalam beberapa babak, yang lamanya antara 2-3 jam per babak.
Dalam setiap babak didapatkan hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh
dilepaskan saat itu juga setelah dilakukan penimbangan. Dalam sistem
pemancingan yang lainnya selain perbedaan utama “timbang lepas” peraturan lain
yang berbeda yaitu :
a) Joran yang digunakan hanya sebuah joran saja kecuali pada empang galatama
tertentu yang boleh menggunakan hingga dua buah joran
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
14
b) Melarang penggunaan umpan hidup (cacing, kroto, dan lain-lainnya), umpan
yang berbahan dasar nasi dan umbi-umbian, umpan yang dapat mengambang
(roti kering, pelet, dan lain-lain)
c) Rangkaian pancing yang digunakan adalah rangkaian glosor (tanpa
pelampung) dengan menggunakan tali pandu berpemberat yang disebut
bemper. Ukuran pemberat kira-kira sebesar biji melinjo. Rangkaian kail yang
digunakan sebanyak maksimal satu rangkai yang berisi tiga mata kail dengan
ukuran mata kail bebas tidak ada batasan.
2.1.3 Peralatan Memancing
Menurut Wudianto (1999) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya yaitu : bagian-bagian pancing, jenis-jenis pancing, dan perlengkapan
memancing yang lainnya agar kegiatan memancing dapat berjalan lancar,
sehingga tujuan dan manfaat memancing dapat terpenuhi yakni selain
mendapatkan hasil tangkapan ikan, juga mampu memperoleh manfaat olahraga,
olahrasa maupun rekreasi.
1) Bagian-Bagian Pancing
Bagian-bagian pancing menurut Wudianto (1999) terdiri atas joran (rod),
gulungan (ree), tali pancing (lines), mata pancing (hook). Joran merupakan bagian
terpenting dalam sebuah alat pancing. Joran adalah tangkai pancing yang biasanya
terbuat dari kayu, bambu, dan atau fiberglass. Umumnya panjang joran tidak lebih
dari 4 m dan ini tergantung pada lokasi pemancingan. Tipe joran diantaranya :
joran sederhana, joran sederhana dengan cincin penyalur (memarit), dan joran
modern. Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam memilih joran yaitu tingkat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
15
kelenturan joran, agar proses memancing tidak terganggu. Semakin lentur suatu
joran maka akan semakin baik kualitas joran tersebut. Bagian pancing yang lain
yaitu gulungan (reel) yakni tempat untuk menggulung tali agar tidak kusut dan
lebih mudah penggunaannya. Alat ini digunakan pada jenis pancing yang
menggunakan cincin penyalur. Bahan dasar gulungan biasanya dari kayu, bambu,
plastik, dan stainless atau kuningan.
Bagian alat pancing yang lain yaitu tali pancing (lines) yang juga dikenal
sebagai kenur, senar, atau nangsi. Jenis tali sintesis sebagai bahan dasar tali
pancing yang biasa digunakan diantaranya yaitu :PE (polyethelene), PP
(polyprophelene), dan PA (polyamide). Hal yang harus diperhatikan dalam
memilih tali pancing yaitu ukuran diameter benangnya. Semakin besar ukuran tali
semakin besar juga kekuatannya menahan beban ikan. Namun besarnya diameter
tali pancing membuat bayangan tali didalam air semakin jelas sehingga mudah
dikenali oleh ikan yang akan menjadi sasaran pancing.
Bagian alat pancing yang tak kalah penting yaitu mata pancing (hook).
Terdapat dua jenis mata pancing yaitu mata pancing dengan pengait dan tanpa
pengait. Mata pancing yang ada di pasaran memiliki bentuk punggung lurus yang
dikenal bentuk huruf “J” dan bentuk punggung melengkung menyerupai huruf
“G” dan terdiri atas banyak ukuran. Patokan penomoran mata pancing berkaitan
dengan lebar celah dan diameter batang mata pancing.
2) Jenis Pancing
Wudianto (1999) mengemukakan bahwa pancing itu terdiri berbagai jenis
diantaranya yaitu : pancing tegeg, pancing golong, pancing bait casting, pancing
spinning, yang membedakan ketiga jenis pancing diatas yaitu kelengkapan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
16
bbagian-bagian pancingnya. Pancing tegeg merupakan pancing yang paling
sederhana, memiliki panjang antara 2-4 m. Tali pancing diikatkan mati pada ujung
joran. Bagian ujung tali pancing diberi keratin sebagai tempat pengikatan tali
pancing. Mata pancing diikatkan pada salah satu ujung tali pancing. Pancing
golong dilengkapi gulungan tempat menggulung tali pancing sehingga tali
pancing yang dimiliki relatif lebih panjang dari pancing tegeg dan memungkinkan
jangkauan lemparan mata pancing lebih jauh.
Jenis pancing bait casting dan spinning merupakan jenis pancing modern.
Pancing bait casting dilengkapi dengan casting reel (penggulung tali pelempar
umpan). Casting reel mampu mengulur tali, menghambat laju tali, dan sekaligus
menggulung tali pancing apabila unpan telah dimakan ikan sedangkan kelebihan
jenis pancing spinning yaitu dilengkapi dengan cara penyajian umpan yang
menghasilkan getaran sehingga pada saat umpan disodorkan ke hadapan ikan
target tampak sebagai mangsa karena memiliki gerakan sehingga ikan terget
tertarik untuk memakan umpannya. Umpan pada pancing spinning memang
dibuat khusus dari bahan plastik atau logam tak berkarat (spinner). Selain itu,
pancing spinning juga dilengkapi dengan penggulung (reel) tali pancing yang
sumbunya dapat dikunci yang disebut beuget pelindung yang sekaligus berfungsi
sebagai penyalur dan pengaman tali pancing agar tidak kusut.
3) Perlengkapan Lain
Perlengkapan lain dalam memancing menurut Wudianto (1999)
diantaranya yaitu umpan, pelampung, pemberat, pengasah mata pancing dan
tempat peralatan pancing. Umpan merupakan faktor penting dalam memancing
ikan. Hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan makan ikan (food and feeding habit)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
17
ikan. Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan.
Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau
tercampur dengan sesama bahan alami maupun bahan buatan. Khusus umpan
alami hewani, ada yang dapat digunakan dalam keadaan hidup atau mati. Contoh
umpan alami yaitu : gungsir, jangkrik, kroto, cacing merah, jagung, padi, dan lain-
lain sedangkan umpan buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik
dengan mesin (pabrik) maupun tidak umpan buatan ada yang berbentuk umpan
sebenarnya atau berbentuk umpan palsu. Umpan sebenarnya yaitu umpan yang
terbuat dari bahan yang dapat dicerna oleh ikan sedangkan umpan palsu adalah
umpan yang dibuat menyerupai umpan sebenarnya, biasanya terbuat dari bambu,
kayu, plastik, atau bahan sintesis lainnya.
Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di
permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Hal ini dikarenakan massa
jenis pelampung lebih kecil dari massa jenis air. Biasanya pelampung terbuat dari
bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang
permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya daya apung
sebuah pelampung akibat rembesan air, yang perlu diperhatikan dalam membuat
atau memilih pelampung diantaranya yaitu harus kedap air dan warnanya
mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh.
Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk
memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk
mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi
tali pancing ke air. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemberat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
18
diantaranya terbuat dari bahan yang mempunyai massa jenis lebih besar daripada
air, contohnya timah, dipasang pada jarak 15-30 cm dari mata pancing.
Perlengkapan memancing lainnya yaitu : pengasah mata pancing yang
biasanya berupa batu asah (seperti asahan pisau), gerinda, atau kikir besi. Selain
pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing yaitu : tempat
peralatan pancing yang biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau
kayu yang di dalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan peralatan
cadangan secara terpisah.
2.2 Jasa
Rangkuti (2006) mendefinisikan jasa adalah pemberian suatu kinerja atau
tindakan tidak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Jasa adalah setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk
fisik maupun tidak. (Kotler dalam Umar, 2003)
Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi
desain program pemasaran (Kotler, 2005) yaitu :
1. Tidak Berwujud (Intangibility)
Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar,
atau dicium sebelum membeli. Pembeli akan menarik kesimpulan mengenai
mutu dan tempat, orang-orang, peralatan, bahan komunikasi, simbol, dan
harga yang mereka lihat untuk mengurangi ketidakpastian. Oleh karena itu,
tugas penyedia jasa adalah untuk “mengelola bukti tersebut” dan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
19
“mewujudkan sesuatu yang tidak berwujud”. Pemasar jasa harus mampu
mengubah jasa yang tidak berwujud menjadi manfaat yang konkret.
2. Tidak Terpisahkan (Inseparability)
Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang
memberikan jasa, maka penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena
konsumen juga hadir pada saat jasa dihasilkan, interaksi penyedia-konsumen
merupakan ciri khusus pemasaran jasa.
3. Bervariasi (Variability)
Jasa bervariasi bergantung pada siapa yang memberikannya, kapan, dan
dimana diberikan.
4. Tidak Tahan Lama (Perishability)
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual
pada masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu lebih dijelaskan perbedaan antara
fisik dan jasa. Terdapat delapan aspek mendasar yang membedakan jasa dengan
barang fisik, yang menurut Lovelock dalam Umar, 2003 yaitu :
1. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh konsumen
2. Produk jasa merupakan suatu kinerja yang sifatnya intangibles
3.Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih besar untuk
turut serta pengolahnya dibandingkan dengan produk barang fisik
4.Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit banyak dalam
pembentukan atau mendesain jasa
5. Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran, produk jasa lebih bervariasi
6. Produk jasa tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
20
7. Jasa tidak dapat disimpan
8. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif lebih diperhatikan
2.3 Pariwisata
Menurut Undang-Undang No.9/1990, pariwisata diartikan sebagai segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan wisata
diartikan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata (Direktorat Jenderal Pariwisata 2005)
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pariwisata didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang wisata. Secara
filosofis, lahirnya kegiatan pariwisata berawal dari faktor manusia dan
perilakunya itu sendiri (human being). Secara periodik, manusia senantiasa
membutuhkan aktifitas-aktifitas baru diluar aktifitas rutinnya yang dapat
menumbuhkan kembali kesegaran dan gairah hidupnya.
2.4 Agrowisata
Agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan
hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek
wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
21
Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang
menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang
umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya4.
Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan
yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus
pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan
kesajahteraan masyarakat petani.
Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism),
yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam
dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau
tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan,
2005)
Antara ecotourism dan agritourism berpegang pada prinsip yang sama.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut (Wood 2000 dalam Pitana, 2002) :
a) Menekankan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan
kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata.
b) Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu
pelestarian.
c) Menekankan pentingnya bisnis yang bertanggung jawab yang bekerjasama
dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian.
4http://database.deptan.go.id. “Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani”. Deptan, 2005. 20 Februari 2008.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
22
d) Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian,
menejemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi.
e) Memberi penekanan pada kebutuhan zone pariwisata regional dan penataan
serta pengelolaan tanam-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan
yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut.
f) Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan
dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan
menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan.
g) Mendorong usaha peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan
masyarakat lokal, terutama penduduk yang tinggal di wilayah sekitar kawasan
yang dilindungi.
h) Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan pariwisata tidak melampui
batas-batas sosial dan lingkungan yang dapat diterima seperti yang ditetapkan
para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal.
i) Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuh-tumbuhan
dan binatang liar, dan menyesuaikannya dengan lingkungan alam dan budaya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Wahyu (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kepuasan
Pengunjung Terhadap Kinerja Kebun Wisata Pasirmukti dan Implikasinya
Terhadap Bauran Pemasaran, menggunakan alat analisis Importance-Performance
Analysis dan Customer Satisfaction Index untuk melihat tingkat kepentingan
atribut-atribut kinerja pelayanan kebun wisata pasirmukti Bogor. Dari hasil IPA
diperoleh atribut-atribut yang dinilai penting yaitu promosi, kemudahan mencapai
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
23
lokasi, serta sarana peribadatan. Sedangkan dari hasil CSI diperoleh bahwa secara
keseluruhan konsumen merasa cukup puas terhadap kinerja atributnya yaitu
mencapai 65,83%.
Andika (2007) menganalisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Agrowisata
Little Farmers Cisarua Kabupaten Bandung Utara. Penelitian ini menggunakan
Metode Analisis Deskriptif, IPA dan CSI. Hasil menunjukkan bahwa konsumen
merasa puas terhadap kinerja pelayanan selama ini terlihat dari nilai CSI sebesar
79,12 persen. Tujuan konsumen ke agrowisata adalah ingin berekreasi, manfaat
yang diperoleh adalah tambahan pengetahuan, sumber informasi utama adalah
teman/keluarga. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja pada atribut kebersihan
lokasi, pelayanan informasi.
Fahmi (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan IPA dan analisis
deskriptif. Berdasarkan hasil analisis penilaian konsumen terhadap tingkat
kepentingan atribut pisang Raja Bulu, diketahui bahwa atribut rasa merupakan
atribut yang dinilai paling penting oleh para responden. Atribut yang dinilai tidak
baik oleh responden adalah atribut bentuk, warna, kebersihan kulit, warna kulit
buah, ketebalan kulit buah, tekstur kulit buah dan daging buah.. Berdasarkan plot
data yang diperoleh dari diagram Kartesius, atribut-atribut yang menjadi prioritas
utama untuk diperbaiki kualitasnya adalah harga, bentuk buah, warna kulit buah,
kebersihan kulit buah, keseragaman buah per sisir, warna daging buah, dan tingkat
kematangan.
Maharani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Tingkat
Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Pelayanan dan Mutu Produk Makanan di
restoran Kedai Sunda Cipayung Bogor” menggunakan alat analisis IPA, Indeks
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
24
Kepuasan Pelanggan, dan Analisis Gap. Berdasarkan hasil IPA, atribut yang
dianggap penting dan memuaskan pelanggan adalah kecepatan mengantarkan
pesanan, kesesuaian pesanan dengan makanan yang disajikan, kebersihan
peralatan makanan, ketepatan dalam proses pembayaran, dan kenyamanan
restoran. Sedangkan atribut yang dinilai penting namun pelayanan belum
memuaskan adalah keramahan pramusaji, kelengkapan daftar menu, dan
kebersihan fasilitas toilet. Perhitungan Indeks Kepuasan Pelanggan menunjukkan
bahwa pelanggan merasa puas dengan nilai 80 persen.
Penelitian mengenai “Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Wisata
Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan” ini lebih
mengetahui tingkat kepuasan konsumen pemancingan di Fishing Valley terhadap
atribut dan mutu pelayanannya. Penelitian ini memiliki keunikan dari segi lokasi
yaitu wisata mancing terbesar di Bogor, Fishing Valley. Selain itu, penelitian ini
menggunakan alat analisis Importance Performance Analysis saja dengan
dilengkapi indikator-indikator skala kuesionernya. Selain itu, atribut-atribut yang
diteliti menggunakan dimensi mutu pelayanan jasa dan tidak ada atribut harga.
Penelitian ini menganalisis kepuasan konsumen objek wisata kolam pemancingan
yaitu wisata mancing Fishing Valley Bogor terhadap atribut mutu pelayanannya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
25
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran teoritis dari berbagai
penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-
metode atau teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun keangka
pemikiran teoritis penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.1.1 Dimensi Mutu Pelayanan / Kualitas Jasa
Mutu atau kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan jasa didefinisikan sebagai setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan
suatu produk fisik. Berdasarkan definisi tersebut, produk yang ditawarkan
perusahaan secara umumdapat dibedakan ke dalam lima kategori yaitu : produk
fisik murni, produk fisik ang disertai jasa pendukung, produk hybrid dimana porsi
barang dan jasa relatif berimbang, jasa utama yang didukung oleh barang, dan jasa
murni.
Menurut Zeithaml et.al., dalam Umar (2003) dimensi kualitas jasa dapat
dibagi menjadi lima jenis. Dimensi pertama adalah keandalan (reliability), yaitu
kemampuan untuk memberikan pelayanan jasa yang sesuai dengan janji yang
ditawarkan. Kedua adalah dimensi kesigapan (responsiveness). Dimensi ini
merupakan respon atau kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, meliputi kesigapan karyawan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
26
dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam menanggapi transaksi dan
penanganan keluhan konsumen.
Ketiga adalah jaminan atau kepastian (assurance). Dimensi ini meliputi
kemampuan karyawan atau pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas
keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan
keamanan di dalam jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dimensi ini merupakan gabungan
dari sub dimensi kompetensi (competence), kesopanan (courtesy), dan kredibilitas
(credibility).
Dimensi selanjutnya adalah empati (empathy), yaitu perhatian secara
individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Perhatian tersebut dapat
berupa kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dengan konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan kebutuhan konsumen. Dimensi ini dibangun dari sub dimensi
akses, komunikasi dan pemahaman pada konsumen. Terakhir adalah dimensi
bentuk (tangibles), dimana dimensi ini meliputi penampilan fisik, peralatan,
personel dan alat-alat komunikasi dari jasa yang ditawarkan.
3.1.2 Konsep Perilaku Konsumen Jasa
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian atau definisi perilaku
konsumen menurut pendapat para ahli. John C. Mowen dan Michael Minor dalam
Umar 2003 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit
pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
27
konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. David L.
Louden dan Albert J. Della Bitta dalam Umar 2003 mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu
secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau
dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
3.1.3 Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan tidak lepas dari kreativitas yang memungkinkan
organisasi jasa menangani dan memecahkan masalah-masalah yang sedang
maupun yang akan dihadapi dalam praktek bisnis yang dilakukan sehari-hari.
Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, organisasi jasa
harus melakukan empat hal (Tjiptono, 1997) :
1. Mengidentifikasi siapa pelanggannya
2. Memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas
3. Memahami strategi kualitas pelayanan pelanggan
4. Memahami siklus pengukuran umpan balik dari kepuasan pelanggan
Engel et al., (1994) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau
melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil
(outcome) tidak memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan Kotler (2005)
menandaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
28
3.1.4 Pengukuran Kepuasan
Untuk perusahaan-perusahaan yang berfokus pada pelanggan, kepuasan
pelanggan adalah sasaran sekaligus kepuasan pelanggan, ada enam konsep yang
dapat dipakai untuk pengukuran kepuasan konsumen (Umar, 2003), yaitu:
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan.
Caranya yaitu dengan menanyakan pelanggan mengenai tingkat kepuasan atas
jasa yang bersangkutan serta menilai dan membandingkan dengan tingkat
kepuasan pelanggan keseluruhan atas jasa yang mereka terima dari para
pesaing.
2. Dimensi kepuasan pelanggan
Prosesnya melalui empat langkah. Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi
kunci kepuasan pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai jasa
perusahaan berdasarkan item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau
keramahan staf pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan
menilai jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Keempat,
meminta pelanggan menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka ada di
kelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan
Pada cara ini, kepuasan tidak diukur langsung, amun disimpulkan berdasarkan
kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja
aktual jasa yang dijual perusahaan
4. Minat pembelian ulang
Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan apakah mereka akan mengadakan
pembelian ulang atas jasa yang sama yang dia konsumsi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
29
5. Kesediaan untuk merekomendasi
Cara ini merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi jasa yang pembelian
ulangnya relatif lama, seperti jasa pendidikan tinggi
6. Ketidakpuasan pelanggan
Dapat dikaji misalnya dalam hal komplain, biaya garansi, word of mouth yang
negatif, serta defections
3.1.5 Importance Performance Analysis (IPA)
Importance Performance Analysis digunakan untuk mengukur seberapa
besar tingkat kepuasan konsumen/pelanggan. Dengan analisis ini, suatu
perusahaan dapat mengetahui tingkat kepentingan menurut persepsi diukur dalam
kaitannya dengan yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Pengetahuan konsep ini memungkinkan perusahaan untuk dapat
memahami persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya beberapa atribut dari
produk atau jasa di mata konsumen. Selanjutnya, perusahaan dapat mengaitkan
pentingnya variabel ini dengan kenyataan yang dirasakan oleh konsumen terhadap
kinerja produk. Setelah mengetahui tingkat kepentingan dan kinerja produk yang
dirasakan konsumen, perusahaan dapat menerapkan strategi agar kinerja produk
perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen (Nasution, 2001).
3.1.6 Atribut Produk
Menurut Limbong dan Sitorus (1985), atribut produk adalah mutu,
penampilan, pilihan, gaya, merek, pengemasan, dan jenis produk. Engel,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
30
Blackweel, dan Miniard (1994) menyatakan bahwa atribut adalah karakteristik
atau sifat suatu produk yang umumnya mengacu pada karakteristik yang berfungsi
sebagai kriteria evaluatif selama masa pengambilan keputusan.
Menurut Sumarwan (2004) atribut suatu produk dibedakan ke dalam
atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik suatu
produk, misalnya ukuran, warna, dan bentuk. Atribut abstrak menggambarkan
karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.
Konsumen akan mempertimbangkan atribut fisik dan atribut abstrak dalam
menilai suatu produk. Pertimbangan ini sangat ditentukan oleh informasi yang
tersimpan di dalam memorinya.
Atribut didefinisikan juga sebagai karakteristik atau fitur yang mungkin
dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek (Sunarto, 2006). Selain itu, atribut
dibedakan menjai dua kelas, yang pertama adalah atribut instrinsik, yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk. Sedangkan atribut yang
kedua adalah atribut ekstrinsik yaitu segala sesuatu yang diperoleh dari aspek
eksternal produk seperti nama merek, kemasan, dan label.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Tingkat persaingan objek wisata kolam pemancingan di Bogor semakin
tinggi. Hal ini ditandai dengan semakin bermunculan kolam-kolam pemancingan
baru di beberapa daerah. Salah satu kolam pemancingan yang terkenal di Bogor
adalah kolam pemancingan Djamhur Mas, Mahoni, Lagena, dan Fishing Valley.
Hal tersebut meningkatkan stimulus bagi para pengusaha untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kolam pemancingan masing-masing untuk meraih pelanggan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
31
Kepuasan konsumen merupakan prioritas utama setiap kolam pemancingan. Hal
ini bertujuan agar perusahaan tidak kehilangan pelanggan setia ke kolam
pemancingan mereka.
Wisata mancing Fishing Valley Bogor merupakan wisata mancing terbesar
di Bogor yang menawarkan beragam pelayanan meliputi kolam pemancingan,
restoran, outbond, horse ridding, dan wahana permainan air seperti bom-bom boat
untuk anak-anak. Tempat wisata ini sangat cocok untuk mereka yang hobi
memancing, sekedar melepaskan kepenatan dari rutinitas kegiatan sehari-hari, dan
refreshing keluarga. Jumlah pengunjung yang tidak dapat diketahui jumlah
pastinya akibat system administrasi yang belum baik, serta terdapat beberapa
keluhan-keluhan dari konsumen ke pihak pengelola menjadi kendala yang
dihadapi Fishing Valley Bogor. Keluhan-keluhan konsumen tersebut sering
diutarakan melalui kotak saran konsumen yang tersedia di restoran wisata
mancing Fishing Valley Bogor maupun langsung diutarakan ke karyawan maupun
pihak pengelola. Selain itu, untuk mengatasi ketidakpuasan konsumen, maka
dalam jangka panjang manajemen akan mendirikan beberapa fasilitas tambahan
seperti kolam renang, penganekaragaman wahana alam, dan sarana bermain anak.
Berdasarkan kondisi yang diuraikan diatas, maka penting sekali untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan konsumen wisata mancing Fishing
Valley Bogor. Peningkatan kepuasan konsumen dilakukan dengan melakukan
penilaian konsumen menggunakan alat analisis IPA. Hal tersebut untuk
mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional
32
• Prospek sektor perikanan yang cerah
• Persaingan Pemancingan Sejenis Tinggi
• Sistem administrasi yang belum baik • Jumlah pengunjung yang sulit
diketahui dengan pasti • Keluhan konsumen terhadap
pelayanan karyawan yang sering
Atribut dan mutu pelayanan wisata mancing Fishing Valley
Penilaian konsumen
Tingkat kepentingan atribut
Tingkat kinerja atribut
Importance Performance Analysis (IPA)
Kepuasan Konsumen Fishing Valley
Dimensi mutu pelayanan :
- Reliability - Responsiveness - Assurance - Empathy - Tangible
Meningkatkan kepuasan konsumen Fishing Valley
Karakteristik konsumen : usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan
terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran rata-rata per
bulan
Analisis Deskriptif
Fasilitas-fasilitas tambahan: kolam renang,
penganekaragaman wahana alam, sarana bermain anak
Analisis Varian Ranking Dua
Arah Friedman
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
1
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini membahas tentang analisis kepuasan konsumen wisata mancing
Fishing Valley Bogor. Lokasi penelitiannya terletak di wisata mancing Fishing Valley
Bogor, Jalan Pemda Raya no.107, Cibinong Bogor Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini
dilakukan secara sengaja (purposive) karena Fishing Valley dikenal sebagai wisata
mancing terbesar di Bogor. Terbesar maksudnya adalah bahwa Fishing Valley memiliki
kawasan yang luas yaitu 3,5 hektar dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas lengkap tidak
hanya kolam pemancingan tetapi juga terdapat restoran, bom-bom boat, horse ridding,
dan flying fox. Waktu pengumpulan data penelitian berlangsung mulai bulan Februari
hingga April 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data-data yang terkait penelitian dan diperoleh secara
langsung dari sumber-sumber terpercaya. Sedangkan data sekunder adalah data-data
yang terkait dengan penelitian dan diperoleh secara tidak langsung seperti buku, jurnal,
skripsi, maupun internet. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian
dirinci pada Tabel 3 sebagai berikut :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
Tabel 3 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian Jenis data Sumber data Informasi yang diperoleh
Primer Manajer operasional wisata mancing Fishing Valley Bogor (Bapak Ramly)
Atribut mutu pelayanan, keadaan umum perusahaan dan data lain yang terkait dengan penelitian
Responden Mengetahui tingkat kepuasan dan atribut-atribut yang dinilai penting oleh konsumen wisata mancing Fishing Valley Bogor
Observasi lapang Fakta-fakta yang ada di lapangan seperti konsumen dan keadaan wisata mancing Fishing Valley
Sekunder Balai Riset Kelautan dan Perikanan Budidaya Air Tawar
Data statistik perikanan Data produksi perikanan Indonesia dan Bogor
Jurnal, buku, dan internet, skripsi
Kondisi perikanan Indonesia, Definisi kolam pemancingan, dan lain-lain
4.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sampel tanpa peluang (Non Probability Sampling). Menurut Umar (2005) dinyatakan
bahwa setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
menjadi sampel dalam teknik ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan dua tahapan
yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan. Metode yang digunakan adalah
judgemental sampling yaitu metode pengambilan sampel dimana elemen populasi
dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Syarat responden yang
diambil adalah :
1. Minimal berusia 17 tahun ke atas karena diasumsikan mampu menjawab dan
menganalisis pertanyaan maupun informasi kuesioner
2. Responden adalah pengunjung yang pernah mengunjungi wisata mancing Fishing
Valley minimal dua kali (termasuk saat kedatangan hari tersebut) dan telah
34
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
35
menikmati fasilitas dan wahana yang disediakan di wisata mancing Fishing Valley
Bogor
4.3.1 Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan yaitu melakukan observasi lapang terlebih dahulu dan
wawancara informal terhadap pengunjung dan seluruh karyawan wisata mancing
Fishing Valley Bogor. Hal tersebut bertujuan untuk mencari referensi atau informasi
untuk penyusunan kuesioner. Kuesioner tersebut diujikan ke 30 orang responden awal.
Kemudian dilakukan pengolahan data hasil kuesioner, baik dengan menggunakan rumus
validitas dan reliabilitas. Jika nilai validitas dan reliabilitas yang diperoleh cukup tinggi
maka kuesioner tersebut layak untuk dijadikan alat pengambilan sampel (Lampiran 1).
4.3.1.1 Uji Validitas
Suatu alat pengukur dikatakan valid jika alat itu mengukur apa yang harus
diukur oleh alat itu dengan menggunakan paket program SPSS (Statistical Program for
Social Science) 13,0 for windows. Menurut Suliyanto (2005), tahapan pengujian
validitas konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan secara operasional mengenai konsep yang akan diukur
2. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden (sebaiknya
menggunakan minimal 30 orang agar memenuhi sebaran normal)
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor tiap-tiap
pertanyaan (data ordinal) menggunakan rumus teknik korelasi Rank Spearman,
yaitu:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
36
)1(6
1 2
2
−−= ∑
nnbi
ρ
Keterangan :
=ρ koefisien Rank Spearman
n = jumlah responden
b2 = selisih antara ranking satu dengan ranking lainnya
5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka tabel korelasi r. Bila
nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid.
4.3.1.2 Uji Reliabilitas
Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya
dan memperoleh jawaban yang konsisten. Menurut Suliyanto (2005), suatu alat
pengukur dikatakan reliabel jika alat tersebut dapat mengukur suatu gejala pada waktu
yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Oleh karena itu, reliabilitas merupakan
syarat mutlak untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang
satu lagi. Selain itu, reliabilitas ini juga merupakan syarat bagi validitas suatu tes. Tes
yang tidak reliable dengan sendirinya tidak valid. Penelitian ini menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha, dengan formulasi sebagai berikut :
−
−= ∑
2
2
11 t
b
kkr
αα
Keterangan :
r = reliabilitas instrumen k = jumlah pertanyaan αt
2 = varian total ∑ αb
2 = jumlah varian butir
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
37
Penentuan atribut dilakukan dengan metode Judgement dari peneliti sendiri yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan hasil wawancara terhadap pengunjung
wisata mancing Fishing Valley untuk kemudian diuji keabsahannya melalui uji
reliabilitas. Kuesioner dikatakan reliabel atau dapat diandalkan jika r hitung lebih besar
dari r Tabel.
4.3.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian, pengambilan sampel yang akan dilakukan
terlebih dahulu ditentukan jumlah atau ukurannya. Salah satu cara menentukan jumlah
atau ukuran sampel pada penelitian sosial yaitu dengan menggunakan rumus slovin
(Umar, 2003) :
959,97)1,0(48001
48001 22 =
+=
+=
NeNn ≈ 100 orang
keterangan :
n = jumlah responden
N = jumlah pengunjung pada bulan Januari 2008 (data perkiraan)
e = 10% (nilai kritis yang diinginkan)
Berdasarkan rumus penentuan jumlah atau ukuran sampel, jumlah pengunjung
wisata mancing Fishing Valley yang akan dijadikan responden sebanyak 98 orang
namun untuk mempermudah penghitungan maka dibulatkan menjadi 100 orang.
Penyebaran kueisoner dilakukan terhadap responden yang melakukan kunjungan ke
wisata mancing Fishing Valley pada awal bulan April 2008. Pengambilan data
dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul 14.00-18.00 WIB dan hari Sabtu
sampai Minggu pada pukul 10.00-18.00 WIB. Hal ini dimaksudkan agar data yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
38
diperoleh mampu merepresentasikan karakteristik konsumen pengunjung wisata
mancing secara umum. Konsumen biasanya mulai berdatangan pada pukul 14.00 WIB
selepas menyelesaikan rutinitas pekerjaannya. Selain itu, kegiatan di kolam
pemancingan galatama yang lebih diminati konsumen baru dimulai pada pukul 14.30
WIB.
4.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan ke 100 orang responden di
wisata mancing Fishing Valley Bogor selama sepuluh hari dari tanggal dua minggu di
bulan April 2008. Penyebaran kuesioner dimulai dari pukul 14.00-18.00 WIB setiap hari
Senin-Jumat sedangkan untuk hari Sabtu atau Minggu dimulai dari pukul 11.00-18.00
WIB. Pemilihan waktu tersebut karena konsumen biasanya mulai berdatangan setiap
pukul 14.00 WIB untuk melakukan kegiatan memancing.
Suatu atribut dikatakan valid apabila memenuhi persyaratan bahwa signifikansi
atribut harus lebih kecil dari 0,05. Sedangkan suatu atribut dikatakan reliabel jika
memenuhi persyaratan yaitu nilai Cronbach’s Alpha harus lebih besar dari 0,377 atau
37 persen. Atribut dikatakan valid memiliki makna bahwa atribut tersebut telah terkait
dengan tujuan penelitian yang akan dicapai. Atribut dikatakan reliabel berarti atribut
tersebut mampu mencerminkan kondisi konsumen di lokasi penelitian dan jika diadakan
pertanyaan ulang dengan isi yang sama, hasilnya akan dicapai dengan jawaban yang
sama.
Atribut-atribut yang disajikan oleh peneliti berjumlah 20 buah dimana masing-
masing atribut disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya di lokasi penelitian. Setelah
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
39
dilakukan uji terhadap 30 orang responden ternyata terdapat atribut yang tidak valid
sebanyak dua buah. Atribut-atribut yang tidak valid tersebut antara lain kelengkapan
dan kondisi peralatan pancing, serta fasilitas mushola. Kedua atribut tersebut menjadi
tidak valid karena sebagian besar konsumen tidak atau sangat jarang menggunakannya
sehingga konsumen tidak mampu memberikan penilaian yang sebenarnya terhadap
kedua atribut tersebut. Konsumen lebih menyukai membawa peralatan pancing milik
pribadi daripada menyewa peralatan pancing di Fishing Valley (Lampiran 2).
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
orang, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu
yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab
dari suatu gejala tertentu. Selain itu, metode ini bertujuan menjawab pertanyaan yang
menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya proses penelitian (Nazir, 1988).
Analisis deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk melihat karakteristik
umum pengunjung wisata mancing Fishing Valley Bogor. Data diperoleh dari kuesioner
dan wawancara ditabulasikan dalam kerangka Tabel, kemudian dianalisis untuk melihat
karakteristik umum pengunjung. Pengelompokkan terhadap responden dibagi ke dalam
variabel pertanyaan meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
per bulan, pekerjaan dan daerah asal. Analisis deskriptif juga digunakan untuk
menggambarkan atribut-atribut yang terdapat di wisata mancing Fishing Valley Bogor.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
40
4.4.2 Importance Performance Analysis (IPA)
Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik atau metode untuk
menganalisis sejauh mana tingkat kepuasan seseorang terhadap kinerja sebuah
perusahaan. Pada Importance Performance Analysis responden diminta untuk menilai
tingkat kepentingan berbagai atribut mutu pelayanan wisata mancing Fishing Valley dan
tingkat kinerja perusahaan pada masing-masing atribut. Kemudian diperoleh Matrix
Importance Performance yang bermanfaat sebagai pedoman dalam mengalokasikan
sumber daya perusahaan yang terbatas pada bidang spesifik dimana perbaikan kinerja
dapat berdampak besar tehadap kepuasan total. Selain itu, matrik juga menunjukkan
bidang atau atribut tertentu yang perlu dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu
dipertahankan dan aspek-aspek yang perlu dikurangi prioritasnya. Dalam penelitian ini,
untuk mempermudah pengolahan data maka digunakan Program Minitab 14 dan
Microsoft Excell 2003.
Dalam Metode IPA, atribut-atribut yang akan diteliti dipetakan ke dalam suatu
diagram kartesius yang terbagi ke dalam empat kuadran wilayah yaitu Prioritas Utama
(kuadran I), pertahankan prestasi (kuadran II), prioritas rendah (kuadran III), dan
cenderung berlebihan (kuadran IV). Hubungan antara tingkat kepentingan dengan
kinerja yang dirasakan oleh responden tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam
diagram matriks importance performance analysis berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
41
Berikut ini mengenai keempat kuadran, yaitu :
1. Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi
pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belum sesuai dengan harapan pelanggan.
Tingkat kinerja dari atribut-atribut tersebut lebih rendah daripada tingkat harapan
pelanggan terhadap atribut tersebut. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini
harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar memuaskan pelanggan.
2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Atribut-atribut terdapat dalam kuadran ini menunjukkan bahwa atribut tersebut
penting dan memiliki kinerja yang tinggi. Atribut ini perlu dipertahankan untuk
waktu selanjutnya.
3. Kuadran III (Prioritas Rendah)
Atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap kurang penting oleh pelanggan
dan kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan terhadap atribut yang masuk
Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran IV (Cenderung Berlebihan)
Tingkat Kepentingan (Y)
Tingkat Kepuasan (X) X
Y
Gambar 2. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
42
dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap
manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
4. Kuadran IV (Cenderung Berlebihan)
Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pelanggan
dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada atribut-atribut yang
terdapat pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber
daya.
4.4.3 Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman
Uji Friedman dan Multiple Comparison digunakan untuk melihat perbedaan
yang signifikan antara atribut-atribut yang perlu ditambahkan oleh pihak manajemen
dalam usaha pengembangan wisata mancing Fishing Valley Bogor. Hipotesis yang
digunakan dalam analisis Friedman dalam penelitian ini yaitu :
Ho : setiap fasilitas tambahan memiliki peringkat yang sama sehingga tidak memiliki
perbedaan tingkat keperluan
H1 : setiap fasilitas tambahan memiliki peringkat yang berbeda sehingga memiliki
perbedaan tingkat keperluan
Nilai Friedman dapat didekati dengan menggunakan nilai Chi-Square (X2) dengan rumus:
X 2 hit = ( ) )1(3)1(
12 2 +−
+ ∑ knRjknk
Keterangan : X2 hit = nilai dari hasil uji Friedman n = jumlah responden k = jumlah variabel yang akan diuji (atribut tambahan) Rj = jumlah ranking tiap variabel
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
43
Kriteria uji untuk Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman, yaitu : Jika nilai
X2 hit >X2 tabel maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tolak Ho. Hal tersebut
berarti terdapat perbedaan tingkat keperluan atau kebutuhan diantara fasilitas tambahan.
Jika setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis Friedman
diperoleh perbedaan kebutuhan diantara variabel-variabel uji tersebut. Maka untuk lebih
mengetahui perbedaan yang nyata diantara variabel-variabel tersebut dilakukan Uji
Perbandingan Berganda untuk uji Friedman (Santoso, 2001 dalam Wahyu, 2006).
[ ] 6)1(
)1(/11 +
≥− −−knkZRjRj kkα
Kriteria uji untuk uji perbandingan berganda untuk uji Friedman ini yaitu : jika
nilai sisi sebelah kiri 1RjRj − lebih besar daripada nilai dari sisi sebelah kanan
[ ] 6)1(
)1(/1+
−−knkZ kkα berarti diantara dua variebel tersebut benar-benar terdapat
perbedaan yang nyata.
4.5 Skala Likert
Pada penelitian ini digunakan skala Likert karena skala likert mampu memberi
peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka. Semakin banyak
pilihan jawaban, maka semakin terwakili jawaban responden dan jumlahnya ganjil
(Simamora, 2004). Pengukuran tingkat kepuasan ini menggunakan skala Likert yang
terdiri dari lima tingkat, yaitu :
(1) Sangat Baik atau Sangat Penting,dengan bobot untuk jawaban ini diberi nilai 5
(2) Baik atau Penting, dengan bobot untuk jawaban ini diberi nilai 4
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
44
(3) Cukup Baik atau Cukup Baik dengan bobot untuk jawaban diberi nilai 3
(4) Tidak Baik atau Tidak Penting, dengan bobot untuk jawaban diberi nilai 2
(5) Sangat Tidak Baik atau Sangat Tidak Penting, dengan bobot untuk jawaban ini
diberi nilai 1
Tabel 4 Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Skor Sangat Penting (SP) Sangat Baik (SB) 5 Penting (P) Baik(B) 4 Cukup Penting (CP) Cukup Baik (CB) 3 Tidak Penting (TP) Tidak Baik (TB) 2 Sangat Tidak Penting (STP) Sangat Tidak Baik (STB) 1
Untuk mendapatkan penilaian konsumen mengenai beragam atribut yang ada di
wisata mancing Fishing Valley maka dibutuhkan suatu rentang skala. Menurut
Simamora (2004) diperlukan rentang skala untuk menentukan kriteria yang dimaksud
dalam penilaian atribut, yaitu :
Rentang Skala Tingkat Kepentingan
6,215
372480=
−=
−=
bnmRs
Rentang Skala Tingkat Kinerja
275
344479=
−=
−=
bnmRs
Keterangan : Rs = Rentang skala n = Skor terendah m = Skor tertinggi b = Jumlah kategori dalam penelitian ini
Setelah ditentukan rentang skala maka langkah selanjutnya adalah menentukan
kriteria tingkat kepentingan dan kinerja untuk mempermudah penilaian. Kriteria
Rentang Skala Tingkat Kepentingan dan Kinerja ditunjukkan dalam Tabel 5 berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
45
Tabel 5 Kriteria Rentang Skala Tingkat Kepentingan dan Kinerja Rentang Skala Tingkat Kepentingan Rentang Skala Tingkat Kinerja
372-393,6 Sangat tidak penting 344-371 Sangat tidak baik 393,7-415,2 Tidak penting 371,1-398 Tidak baik 415,3-436,8 Cukup penting 398,1-425 Cukup baik 436,9-458,4 Penting 425,1-452 Baik
458,5-480 Sangat penting 452,1-479 Sangat baik
4.6 Variabel Penelitian
Menurut Nazir (1999), variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-
macam nilai. Penelitian ini menggunakan dua pengelompokkan variabel yaitu variabel
yang digunakan dalam ananlisis deskriptif dan variabel analisis tingkat kepentingan dan
kepuasan kinerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, dan berbagai
sumber (skripsi dan buku), maka terdapat lima indikator utama yaitu Reliability
(Keandalan), Responsiveness (Ketanggapan), Assurance (Jaminan), Empathy (Empati),
dan Tangibles (Bukti Nyata). Pada penelitian ini tidak digunakan atribut-atribut umum
yang biasa digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya seperti harga, lokasi,
maupun kualitas ikan.
a. Atribut Harga
Penelitian di Fishing Valley Bogor tidak menggunakan atribut harga karena
atribut ini menurut sebagian besar konsumen tidak terlalu diperhatikan saat mereka
memutuskan untuk melakukan kunjungan ke kolam pemancingan Fishing Valley.
Konsumen menganggap bahwa harga di setiap kolam pemancingan tidak terlalu berbeda
signifikan. Hal terpenting bagi konsumen adalah kenyamanan saat memancing di suatu
kolam.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
46
b. Atribut Lokasi
Lokasi merupakan hal terpenting saat melakukan kunjungan. Namun yang
terjadi di Fishing Valley adalah konsumen ummnya sudah mengetahui lokasi Fishing
Valley karena promosi iklan Fishing Valley yang sering terlihat di televisi seperti Trans
Tv, Trans 7, Indosiar maupun SCTV. Selain itu, lokasiya yang mudah dijangkau
menjadi keunggulan Fishing Valley. Pada umumnya konsumen merasa bahwa hal yang
terpenting adalah konsep wisata unik yang ditawarkan Fishing Valley Bogor.
c. Atribut Kualitas Ikan
Kualitas ikan di Fishing Valley Bogor dinilai konsumen sudah baik. Hal ini
dinilai konsumen bahwa ikan-ikan yang ditebar di kolam pemancingan Fishing Valley
baik meliputi gerakannya yang lincah, mampu memakan umpan dengan cepat, dan
ukurannya yang besar. Selain itu, ikan yang ditebar biasanya diganti setiap satu minggu
sekali.
Atribut-atribut yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 20 buah atribut,
namun setelah diuji validitasnya menjadi 18 buah atribut yang sesuai dengan kondisi di
lapangan. Dalam penelitian ini, atribut yang digunakan berdasarkan keadaan yang
terdapat di lokasi dan penelitian terdahulu. Atribut mutu pelayanan yang akan dianalisis
disajikan dalam Tabel 6.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
47
Tabel 6 Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Dimensi Mutu Atribut yang Dianalisis
Reliability (Keandalan) 1. Sistem Pemancingan yang ditawarkan 2. Waktu Buka wisata mancing
Responsiveness (Ketanggapan) 1. Kecepatan melayani konsumen pemancingan
2. Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
Assurance (Jaminan) 1. Keramahan karyawan 2. Kesopanan karyawan 3. Keamanan
Empathy (Empati) 1. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen
2. Kemudahan menghubungi Fishing Valley Tangibles (Bukti Nyata) 1. Penampilan karyawan
2. Informasi daftar harga dan jenis ikan 3. Kenyamanan saat memancing 4. Umpan ikan 5. Fasilitas sarana mushola 6. Kondisi kolam pemancingan 7. Fasilitas sarana toilet 8. Kelengkapan dan kondisi peralatan
pancing 9. Variasi jenis ikan 10. Kebersihan lokasi 11. Luas areal parkir
4.7 Definisi Operasional
1. Atribut Produk : Sifat yang dimiliki suatu produk yang akan membentuk
karakteristik produk tersebut
2. Konsumen : Orang yang melakukan pembelian atau menikmati fasilitas yang
ditawarkan perusahaan
3. Karyawan : Para pegawai yang bertugas melayani konsumen kolam pemancingan
galatama (kolam pemancingan sistem lomba) saja yang lebih dikenal dengan
sebutan karyawan honoran.
4. Responden : Konsumen terpilih yang bersedia mengisi kuesioner penelitian
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
48
5. Tingkat kepentingan adalah penilaian konsumen tentang seberapa penting dan
berpengaruh suatu atribut dalam proses pemilihan atribut
6. Tingkat kepuasan adalah penilaian konsumen tentang seberapa puas kinerja
karyawan wisata mancing Fishing Valley Bogor dalam memberikan kepuasan bagi
konsumen pada suatu atribut
7. Kesesuaian pesanan dengan yang disajikan : Tidak adanya kesalahan penyajian jenis
pesanan konsumen oleh pramusaji
8. Sistem pemancingan yang ditawarkan : Sistem pemancingan yang digunakan di
kolam pemancingan Fishing Valley seperti sistem kiloan, harian, galatama,
borongan dan lomba
9. Waktu buka wisata mancing : Waktu atau jam beoperasinya wisata mancing Fishing
Valley setiap hari kunjungan
10. Kecepatan melayani konsumen pemancingan : Waktu yang dibutuhkan karyawan
untuk segera memberikan pelayanan atas kebutuhan konsumen. Dikatakan cepat jika
dilakukan dalam waktu kurang dari 10 menit
11. Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen : Keskgapan karyawan
menanggapi keluhan-keluhan konsumen mengenai produk atau pelayanan yang
ditawarkan perusahaan
12. Keramahan karyawan : Sikap karyawan dalam melayani pelanggan yaitu memberi
salam, menawarkan bantuan dan memberikan senyuman
13. Kesopanan karyawan : Sikap karyawan yaitu tutur kata yang lembut, halus,
menyenangkan konsumen diikuti senyum pula dan gerak tubuh yang sewajarnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
49
14. Keamanan : Kondisi sekitar wisata mancing Fishing Valley Bogor yang bebas dari
tindak kejahatan seperti pencurian, kehilangan barang, dan lain-lain
15. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen : Adanya hubungan
timbal balik yang lancar antara karyawan dengan konsumen mengenai informasi
mengenai produk maupun jasa perusahaan
16. Kemudahan menghubungi Fishing Valley : Konsumen mudah jika ingin
menghubungi Fishing Valley terkait informasi yang dibutuhkan konsumen.
17. Penampilan karyawan : Penampilan karyawan secara keseluruhan yaitu pakaian
yang dikenakan rapi dan bersih
18. Informasi daftar harga dan jenis ikan: Kemudahan konsumen dalam memperoleh
informasi mengenai jenis-jenis ikan pancingan beserta harga yang ditawarkan
perusahaan
19. Kenyamanan saat memancing : Suasana yang dirasakan konsumen saat melakukan
kegiatan memancing terdiri dari udara dan bau serta ketenangan
20. Umpan ikan : jenis umpan yang dijual di Fishing Valley Bogor meliputi udang,
pelet, dan jenis lainnya yang dibungkus dan djual dengan harga Rp 2.500 per
bungkus.
21. Fasilitas sarana mushola : kondisi sarana mushola yang disediakan bersih, nyaman,
cukup tersedia peralatan beribadah dan tempat wudhu
22. Kondisi kolam pemancingan : Keadaan kolam pemancingan yang bersih dari lumut,
tidak beraroma amis, dan dikuras pada waktu tertentu
23. Fasilitas sarana toilet : Kondisi sarana toilet yang bersih, tidak bau, lengkap
peralatannya serta baik pemeliharaannya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
50
24. Kelengkapan dan kondisi peralatan pancing : Ketersediaan dan kebersihan
peralatan-peralatan yang dibutuhkan konsumen ketika akan memancing
25. Variasi jenis ikan : Jenis ikan yang ditebar ke kolam pemancingan yang terdiri dari
ikan mas, nila, patin, bawal, maupun gurame
26. Kebersihan lokasi : Keadaan wisata mancing Fishing Valley yang bebas dari sampah
dan kotoran
27. Luas areal parkir : Tempat kendaraan konsumen selama melakukan kunjungan di
wisata mancing Fishing Valley
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
51
Tabel 7 Indikator Skala Likert Atribut-Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Dimensi mutu Atribut-atribut Indikator kepuasan Sistem pemancingan yang ditawarkan
1 = hanya kiloan saja 2 = kiloan dan harian 3 = kiloan, harian, galatama 4 = kiloan, harian, galatama, borongan 5 = kiloan, harian, galatama, borongan dan
lomba Keandalan (Reliability) Waktu buka wisata
mancing: Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
1 = sangat tidak puas 2 = tidak puas 3 = cukup puas 4 = puas 5 = sangat puas
Kecepatan melayani konsumen pemancingan
1 = lebih dari 30 menit 2 = 21-30 menit 3 = 11-20menit 4 = 10 menit 5 = kurang dari 10 menit
Ketanggapan (Responsiveness)
Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
1 = acuh tak acuh 2 = tidak langsung menanggapi, hanya diam
mendengarkan 3 = langsung menanggapi namun tidak
memberikan solusi 4 = langsung menanggapi dan memberikan
solusi 5 = langsung menanggapi dan memberi
solusi dan dipenuhi keinginan konsumennya
Keramahan karyawan 1 = cuek dan acuh tak acuh
2 = hanya melayani konsumen ketika dipanggil saja
3 = senyum dan tidak bertanya apapun 4 = senyum, bertanya pesanan konsumen
dan melayaninya 5 = senyum, bertanya pesanan konsumen,
mengantarkan konsumen ke lokasi dan melayaninya serta menemani
Jaminan (Assurance)
Kesopanan karyawan
1 = acuh tak acuh dan selalu cemberut 2 = tidak sopan, terlalu cuek, namun
melayani dengan baik 3 = cukup sopan, perhatian akan kebutuhan
konsumen 4 = sopan dan santun seperti tutur kata baik
atau lembut, gerak tubuh yang baik dan tidak berlebihan
5 = sangat sopan seperti tutur kata lembut, membungkukkan badan ketika melayani atau bertanya ke konsumen
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
52
Keamanan 1 = sangat tidak aman, tidak ada satpam 2 = tidak aman. satpam hanya menjaga di
pos saja 3 = cukup aman, satpam kadang-kadang
berkeliling mengawasi. 4 = aman, satpam selalu berkeliling
mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk
5 = sangat aman. pengawasan satpam sangat baik. setiap pengunjung yang datang diperiksa
Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen
1 = acuh tak acuh 2 = tidak berjalan baik. konsumen merasa
tdak nyaman dengan karyawan 3 = cukup lancar. namun ada beberapa hal
yang dinilai konsumen kurang 4 = lancar. setiap pertanyaan konsumen atau
kebutuhan konsumen mampu dilaksanakan walau tidak semuanya
5 = sangat lancar berkomunikasi dengan konsumen mengenai semua hal baik pelayanan, informasi dan kebutuhan. semuanya terlaksana dengan sangat baik
Kepedulian (Emphaty)
Nomor telepon dan alamat Fishing Valley
1 = tidak tersedia nomor telpon dan alamat 2 = tersedia nomor telepon, alamat tidak
jelas 3 = nomor telepon tidak tersedia, alamat
jelas 4 = nomor telepon dan alamat jelas 5 = nomor telepon dan alamat sangat jelas
dilengkapi brosur serta pernah ada di media massa
Penampilan Karyawan 1= tidak memakai seragam 2 = hanya memakai kemejanya saja. tidak
rapi dan tidak bersih 3 = memakai seragam, rapi dan tidak bersih 4 = memakai seragam rapi dan bersih 5 = memakai seragam sangat rapi, bersih,
sangat menarik
Bukti Fisik (Tangible)
Informasi daftar harga dan jenis ikan
1= daftar harga dan jenis ikan tidak ada 2 = daftar jenis ikan lengkap, namun tidak
ada daftar harga 3 = daftar harga dan jenis ikan ada namun
tidak jelas 4 = daftar harga dan jenis ikan lengkap dan
jelas 5 = daftar harga dan jenis ikan sangat
lengkap dan jelas bahkan disertai gambar menarik
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
53
Kenyamanan saat memancing
1= udara tidak sejuk, bising, dan tidak ada tempat duduk
2 = udara tidak sejuk, bising, ada tempat duduk
3 = udara sejuk, bising, tidak ada tempat duduk
4 = udara panas, tenang, ada tempat duduk 5 = udara sejuk, tenang, ada tempat duduk
Umpan Ikan 1 = sering habis dan sangat sedikit 2 = sedikit tersedia dan mahal 3 = cukup banyak tersedia namun mahal 4 = banyak tersedia dan murah 5 = banyak tersedia, murah, baik kualitas
umpannya
Fasilitas sarana mushola
1 = mushola sangat kotor dan bau 2 = tersedia mushola, kotor, tidak ada alat
shalat 3 = tersedia mushola, bersih, tidak ada alat
shalat 4 = tersedia mushola, bersih, ada alat shalat 5 = tersedia mushola, bersih, ada alat shalat,
ruang wangi
Kondisi kolam pemancingan
1 = sempit, air kotor, ada lumut, bau amis 2 = sempit, air kotor, ada lumut 3 = sempit, air bersih, namun ada lumut 4 = luas, air bersih, tidak ada lumut 5 = luas, air bersih dan jernih, tidak ada
lumut
Fasilitas sarana toilet 1 = toilet sangat kotor dan bau 2 = air kotor, handsoap dan tissu tidak ada 3 = air bersih, handsoap ada, tissu tidak ada 4 = air bersih, handsoap tidak ada, tissu ada 5 = air bersih, handsoap dan tissu ada
Kelengkapan dan kondisi peralatan pancing
1= tidak lengkap, rusak dan tidak bersih 2 = tidak lengkap, rusak namun bersih 3 = cukup lengkap dan bersih, namun ada
yang rusak 4 = lengkap, baik, dan bersih 5 = sangat lengkap, baik, bersih serta rapih
Variasi Jenis Ikan 1 = hanya satu jenis ikan 2 = ikan mas, dan bawal 3 = ikan mas, bawal, nila 4 = ikan mas, bawal, nila, gurame
Bukti Fisik (Tangible)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
54
5 = ikan mas, bawal, gurame, patin, nila
Kebersihan lokasi
1=sampah berserakan dimana-mana, kotak sampah tidak ada, bau
2 =ada sampah dan banyak dedaunan, kotak sampah sedikit tersedia
3 =tidak ada sampah tetapi terdapat sisa umpan ikan maupun makanan. kotak sampah tidak banyak. tidak bau
4 =tidak ada sampah namun ada beberapa dedaunan, kotak sampah banyak tersedia. tidak bau
5 =tidak ada sampah dan dedaunan berserakan, kotak sampah sangat banyak tersedia. tidak bau
Bukti Fisik (Tangible)
Luas areal parkir
1= mampu menampung ≤ 5 mobil 2 = mampu menampung 10 mobil 3 = mampu menampung 10-30 mobil 4 = mampu menampung 50-30 mobil 5 = mampu menampung ≥ 50 mobil
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
55
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Gambaran Umum Perusahaan
Wisata mancing Fishing Valley Bogor merupakan wisata mancing dan
rekreasi terbesar di Bogor. Fishing Valley dikatakan terbesar dilihat dari kawasan
usahanya yang luas yaitu mencapai 3,5 hektar dan memiliki fasilitas-fasilitas yang
menarik serta unik, tidak hanya menyuguhkan kolam pemancingan saja namun
juga terdapat restoran, bom-bom boat, horse ridding, dan flying fox. Selain itu,
Fishing Valley menyajikan suatu restoran tradisional dengan menu ikan hasil
tangkapan konsumen yang berkunjung. Usaha pemancingan ini berlokasi di Jalan
Pemda Raya nomor 107, Cibinong, Bogor Barat. Letaknya yang strategis di
pinggir jalan di dekat perumahan Cimanggu dan Pemda Cibinong serta dikelilingi
pemandangan sejuk membuat wisata mancing ini menjadi pilihan utama
konsumen yang memiliki hobi memancing. Kolam Galatama yang paling sering
dikunjungi memiliki luas sebesar 1,5 hektar serta kolam kiloan dan harian sebesar
satu hekar.
Kolam pemancingan dengan tujuan utama pemancingan di Bogor telah
banyak berdiri. Namun, wisata mancing Fishing Valley Bogor kolam
pemancingan dengan konsep wisata mancing keluarga ditambah fasilitas sarana
bermain anak, restoran dan wahana alam lainnya. Konsep tersebut masih
tergolong unik dan berbeda dengan kolam pemancingan yang telah berdiri
sebelumnya di Bogor. Selain itu, Fishing Valley merupakan satu-satunya wisata
mancing yang memiliki website sebagai media promosinya. Wahana-wahana yang
terdapat di Fsihing Valley, antara lain :
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
56
1. Wahana utama
Sesuai dengan namanya, Fishing Valley merupakan perusahaan yang
mengutamakan wisata memancing bagi konsumennya. Wahana wisata
utama Fishing Valley Bogor yang ditawarkan ke konsumen adalah kolam
mancing anak, kolam mancing harian untuk acara pribadi, serta kolam
pemancingan galatama (perlombaan).
2. Wahana penunjang lainnya atau wahana tambahan
Wahana tambahan yang dibangun di Fishing Valley bertujuan untuk
memberikan kenyamanan lainnya bagi konsumen yang membawa anggota
keluarganya untuk sekadar melepaskan kepenatan rutinitas sehari-hari.
Wahana tambahan itu antara lain : restoran yang dilengkapi saung dan
prasmanan, taman bermain anak berupa bom-bom boat, lapangan
sepakbola, horse ridding (naik kuda), wisata alam berupa flying fox,
jembatan gantung, tali-temali, dan lain-lain (outbond).
5.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Pada awal tahun 1991, Pak Joseph Hartoyo sang pemilik perusahaan
membeli lahan seluas 3 hektar di Bogor. Pembelian lahan tersebut dimaksudkan
untuk investasi jangka panjang. Namun, sekitar tahun 1998 tepatnya saat terjadi
krisis moneter, perusahaan yang dipimpin Bapak Joseph mengalami
kebangkrutan. Pak Joseph pun memutuskan hijrah ke Singapura untuk berbisnis
kembali. Bapak Ramly, seorang anak buah Bapak Joseph melihat peluang untuk
membuka bisnis baru.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
57
Bapak Ramly mempunyai ide untuk membangun wisata mancing di lahan
yang telah dibeli oleh Bapak Joseph. Kemudian ide tersebut diutarakan ke Bapak
Joseph selaku pemilik lahan, dan tanpa diduga tanggapannya sangat positif.
Akhirnya kerjasama antara Bapak Joseph dengan Bapak Ramly pun terjalin
dengan mendirikan wisata mancing Fishing Valley Bogor. Segala bentuk
manajemen dan kinerja dipercayakan pemilik ke Bapak Ramly mengenai
pendirian wisata mancing Fishing Valley Bogor.
Fishing Valley tidak hanya menjadikan sebagai wisata mancing saja, akan
tetapi juga didirikan berbagai wahana penunjang lainnya seperti restoran, wahana
alam, sarana bermain anak, dan horse ridding. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus
2002, wisata mancing Fishing Valley Bogor untuk pertama kalinya beroperasi
dengan lahan usaha seluas 3,5 hektar. Wisata mancing Fishing Valley Bogor ini
menggunakan konsep sebagai wisata mancing dan rekreasi keluarga terbesar di
Bogor. Lokasinya strategis mudah dijangkau kendaraan dan mulai buka setiap hari
dengan pembagian jadwal buka adalah sebagai berikut :
1. Senin- Jumat, mulai buka dari pukul 10.00-21.00 WIB
2. Sabtu-Minggu dan Hari Libur, mulai buka dari pukul 09.00-21.00 WIB
Fasilitas yang dimiliki Fishing Valley Bogor adalah gapura berbentuk teko
yang unik, saung untuk memancing dan menyantap makanan, lapak sebanyak 62
buah, Bom-Bom Boat, fasilitas wisata alam, alat-alat pancing, umpan ikan,
delapan buah toilet, satu buah musholla, enam buah saung, dan satu saung untuk
live music setiap hari Sabtu atau Minggu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
58
5.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi (vision) adalah pernyataan yang mendefinsikan sesuatu yang ingin
dicapai perusahaan/organisasi di waktu yang akan datang. Visi lebih
terkonsentrasi ke masa depan (jangka panjang, future) dan cenderung merupakan
pernyataan yang sifatnya strategis. Misi (mission) adalah pernyataan-pernyataan
yang mendefinsikan apa yang sedang dan akan dilakukan atau ingin dicapai dalam
waktu dekat. Misi lebih terkonsentrasi ke masa sekarang dan merupakan target-
target yang sifatnya lebih operasional yang mungkin dikaitkan dengan customer,
proses-proses dalam organisasi, serta tingkat kinerja yang diinginkan4.
Visi dan misi wisata mancing Fishing Valley Bogor tidak tertutis dengan jelas.
Namun berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramly selaku manajer
diketahui bahwa visi perusahaan adalah “Menjadikan Fishing Valley Sebagai
Wisata Rekreasi Keluarga dan Kolam Mancing Terbesar di Bogor”. Selain itu,
Fishing Valley juga memiliki keinginan untuk selalu berusaha membuat
konsumen atau pengunjung merasakan kepuasan melalui fasilitas-fasilitas yang
ditawarkan di perusahaan baik fasilitas utama maupun fasilitas tambahan.
Sedangkan misi wisata mancing Fishing Valley antara lain :
1. Membangkitkan usaha kolam dan wisata pemancingan keluarga di Bogor
2. Melakukan pemekaran usaha ke setiap daerah agar pangsa pasar semakin
meningkat
3. Menguatkan tujuan utama perusahaan melalui pelayanan yang berkualitas
4. Melakukan promosi secara berkala ke media massa maupun elektronik untuk
menciptakan citra perusahaan yang dikenal masyarakat luas
4 http://kupalima.wordpress.com/”Apa Sebenarnya Visi Misi dan Program Kerja”. 24 Maret 2008.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
59
5.4 Slogan atau Jargon Perusahaan
Slogan memberikan kepercayaan kepada konsumen akan prestasi dan
kinerja perusahaan. Wisata mancing Fishing Valley Bogor memiliki jargon atau
slogan unik yaitu ”Mancing Jadi Seru”. Maksud jargon tersebut adalah
menciptakan suatu image atau citra di telinga masyarakat bahwa Fishing Valley
merupakan wahana wisata memancing yang sangat seru untuk melepaskan
kelelahan rutinitas sehari-hari.
Slogan tersebut diartikan bahwa selain memancing ikan di kolam
pemancingan yang telah disediakan perusahaan, konsumen juga akan dimanjakan
dengan wahana lainnya.
5.5 Logo Perusahaan
Logo adalah bagian merek yang biasa dikenal dan tak
terucapkan, misalnya simbol rancangan atau warna dan huruf yang berbeda
dari lain-lainnya Banyak cara yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan
untuk
mengembangkan perusahaannya untuk menjadi lebih baik dan lebih berkembang.
Memperbaiki image sebuah perusahaan dapat dilakukan melalui desain kreatif
yaitu membuat logo menggunakan nama yang sama sehingga dapat menjadi
media pengenalan merek oleh konsumen dalam wujud identitas perusahaan.
Logo Fishing Valley Bogor berupa logo bulat berwarna merah dan
memiliki gambar ikan yang terletak di dalamnya. Makna yang terdapat pada logo
tersebut adalah bahwa pemilik mengharapkan usaha wisata mancing ini dapat
berjalan terus menerus seperti lingkaran, ikan yang ditawarkan berkualitas
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
60
ditunjukkan oleh gambar ikan yang segar di dalam logo. Sedangkan warna merah
menandakan bahwa wisata mancing ini memiliki keberanian yang tinggi dalam
melayani konsumen. Logo wisata mancing Fishing Valley Bogor ditunjukkan
oleh Gambar 3 berikut.
Gambar 3. Logo wisata mancing Fishing Valley Bogor
5.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-
orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber
daya yang dimiliki. Wisata mancing Fishing Valley Bogor merupakan suatu
perusahaan yang tidak memiliki struktur organisasi yang tertulis secara resmi.
Namun, struktur tersebut dapat digambarkan secara ringkas seperti gambar 4
berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
61
Gambar 4. Struktur organisasi wisata mancing Fishing Valley Bogor
5.7 Sistem Pemancingan Fishing Valley Bogor
Sistem yang diterapkan pada setiap tempat pemancingan sangat beragam.
Pertama, sistem harian atau biasa disebut dalam bahasa Sunda “kilo jebrus”.
Pemancingan dengan sistem harian atau “kilo jebrus” adalah pemancingan yang
menggunakan cara menimbang terlebih dahulu jumlah ikan yang akan
dimasukkan ke dalam kolam pemancingan sesuai dengan jumlah pemancing.
Kemudian pemancing membayar harga lapak, setelah itu kegiatan memancing
dapat dimulai.
Kedua, pemancingan dengan sistem lomba, penyelenggara telah mengisi
kolam dengan sejumlah ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-
hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan
terberat perekor yang didapat peserta lomba mancing. Jadi, pemancing yang
Pimpinan dan Pemilik
General Manager
Manager Restoran Bendahara
Karyawan tetap : 30 orang
Karyawan honoran: 62 orang
Satpam : 4 orang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
62
mendapatkan ikan dengan bobot terberat maka dialah yang menjadi
pemenangnya.
Ketiga, pemancingan dengan sistem borongan mengharuskan pemancing
atau kelompok pemancing menyewa kolam pemancingan, dan jumlah ikan yang
akan diisikan ke kolam berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Biasanya
pemesanan tempat pemancingan dilakukan minimal seminggu sebelumnya.
Sedangkan jumlah ikan yang diperlukan untuk sistem ini biasanya dimasukkan
pada saat akan dimulai kegiatan memancing, agar dapat diketahui penimbangan
jumlah ikan yang diperlukan atau dibeli.
Keempat, pemancingan dengan sistem kiloan, pada pemancingan ini ikan
hasil tangkapan yang diperoleh lalu ditimbang, kemudian pemancing membayar
harga berdasar perolehannya. Apabila pemancing tidak memperoleh ikan hasil,
maka pemancing ini tidak dikenakan biaya pemancingan.
Pemancingan yang dikhususkan untuk para pemancing yang akan
mencoba ketangguhannya dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya
terhadap pemancing lain tanpamengurangi keakraban sesamanya. Pada lomba
biasanya penyelenggara telah mengisikan sejumlah ikan terlebih dahulu dan
menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang
ditentukan berdasarkan perolehan terberat perkor yang didapat peserta lomba
mancing. Lomba biasanya diadakan mulai pagi hingga sore pada hari minggu atau
hari libur.
Kelima, pemancingan dengan sistem galatama, pemancingan ini
diperuntukkan bagi pemancing yang benar-benar hendak mengasah
keterampilannya dalam memancing, karena ikan hasil tangkapannya tidak dibawa
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
63
pulang. Pemancingan ini menyediakan berbagai macam hadiah, tergantung dari
pihak pengelola dalam menyediakan bentuk hadiahnya, dapat berupa uang atau
barang mewah. Kiteria pemenang pada sistem ini berdasar kesepakatan bersama,
yaitu antara pemancing dan pengelola pemancingan. Kriteria tersebut diantaranya
juara ikan terberat, yaitu bagi pemancing yang mendapatkan ikan dengan bobot
satuan terberat maka dialah sebagai pemenangnya.
Pemancingan yang pemancingnya adalah mereka yang benar-benar hendak
mengasah keterampilannya dalam memancing, karena hasil ikan tidak dibawa
pulang seperti pada sistem mancing yang telah disebut di atas tadi. Ikan yang
ditebar pada kolam pancing ini sangat banyak jumlahnya, penyelenggaraannya
dapat setiap hari dan bersifat lomba karena ada hadiahnya. Untuk hadiah biasanya
berupa uang, banyaknya terantung dari jumlah peserta setela uang yag terkumpul
dikurangi oleh bagian yang menjadi hak pantia. Kriteria pemenang sesuai
kesepakatan bersama, biasanya seperti juara ikan terberat,juara total berat
perolehan ikan dan juara total satuan ikan. Setiap harinya lomba terbagi dalam
beberapa babak yang lamanya tiga jam perbabak. Dalam setiap babak didapatkan
hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh dilepaskan kembali saat itu juga
setelah dilakukan penimbangan.
5.8 Kolam Pemancingan Sejenis Lainnya
Kolam pemancingan di Bogor sangat banyak namun tidak diperoleh data
resmi mengenai jumlah kolam pemancingan yang ada di Bogor baik dari Dinas
Pariwisata dan Seni Bogor maupun dari Dinas Kelautan dan Perikanan serta
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
64
instansi terkait lainnya. Hal ini disebabkan karena pengelola usaha pemancingan
tidak ada yang berinisiatif untuk mendaftarkan usahanya ke dinas-dinas terkait.
Akibatnya, penelusuran mengenai jumlah kolam pemancingan hanya
diperoleh dari pengamatan langsung maupun dari masyarakat yang sering
memancing serta dari pihak manajer Fishing Valley. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait, maka diperoleh empat kolam
pemancingan yang besar di Bogor Barat khususnya yaitu kolam pemancingan
Djamhur Mas, Mahoni, Lagena, dan Fishing Valley.
5.8.1 Kolam Pemancingan Djamhur Mas
Kolam pemancingan Djamhur Mas adalah kolam pemancingan yang
terletak di Jalan Got Ciputih, dekat dengan sekolah Bina Bangsa Sejahtera (BBS)
Kelurahan Marga Jaya, Bogor Barat. Kolam pemancingan ini memiliki tiga kolam
pemancingan utama, satu buah kolam berukuran 20m x 30m dan sisanya
berukuran 25m x 18m. Lapak yang disediakan pada setiap kolam berjumlah 40
buah. Namun ukuran kolam lebih kecil dibandingkan Fishing Valley. Kolam
pemancingan lomba hanya diadakan setiap hari Rabu dan Sabtu saja dengan
menggunakan system borongan. Hal ini berbeda dengan Fishing Valley yang
menerapkan kolam pemancingan lomba (galatama) setiap hari.
5.8.2 Kolam Pemancingan Mahoni
Kolam pemancingan Mahoni terletak di belakang Terminal Laladon,
Sindang Barang, kecamatan Ciomas, Bogor. Kolam pemancingan Mahoni
memiliki empat kolam utama, dua buah kolam masing-masing berukuran 400m2,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
65
sebuah kolam berukuran 300m2, dan sebuah kolam berukuran 270m2. Kolam
Mahoni menyediakan beberapa kolam yang digunakan untuk orang yang ingin
memancing secara gratis. Konsumen hanya diperbolehkan menggunakan satu
joran untuk satu kolam dan penambahan ikan hanya diperbolehkan satu kali yang
harganya disesuaikan dengan ukuran minimal yang telah ditetapkan pada setiap
kolam.
5.8.3 Kolam Pemancingan Lagena
Kolam pemancingan Lagena terletak di Terminal Laladon-Sindang
Barang, Kecamatan Ciomas, Bogor. Lokasinya hanya berjarak 100m dari kolam
pemancingan Mahoni. Kolam pemancingan Lagena kini memiliki empat kolam
besar, terdiri dari dua kolam berukuran 600m2, sebuah kolam berukuran 2000m2,
dan sebuah kolam berukuran 4000m2. Kolam pemancingan Lagena memiliki satu
kolam besar yang berisi berbagai macam ikan dikenakan biaya khusus juga
diterapkan apabila ada perlombaan dan pemancing yang ingin memancing secara
berkelompok atau borongan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
66
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Umum Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui keterkaitan antara konsumen dengan penilaian terhadap atribut-
atribut yang terdapat di wisata mancing Fishing Valley Bogor. Karakteristik
konsumen yang beragam akan mempengaruhi pola pikir konsumen terhadap
tingkat kepentingan maupun tingkat kinerja karyawan terhadap atribut-atribut
yang ditawarkan.
Konsumen yang datang mengunjungi wisata mancing Fishing Valley
Bogor ini memiliki beragam karakteristik. Hal ini dapat diketahui dari penyebaran
kuesioner penelitian ke 100 orang responden. Kuesioner penelitian tersebut terdiri
dari lima bagian yaitu, bagian pertama berupa screening mengenai frekuensi
kunjungan responden ke wisata mancing Fishing Valley Bogor dan pernah
menggunakan fasilitas yang ditawarkan perusahaan. Bagian kedua terdiri atas
identitas responden meliputi nama, jenis kelamin, alamat, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, pengeluaran rata-rata per bulan, dan domisili tempat tinggal.
Bagian kedua terdiri atas analisis tingat kepentingan atribut-atribut yang
ditawarkan wisata mancing Fishing Valley Bogor ke konsumen. Bagian keempat
terdiri atas analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang
ditawarkan. Sedangkan bagian kelima terdiri atas analisis fasilitas tambahan yang
akan dibangun oleh perusahaan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
67
6.1.1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin
Wisata mancing Fishing Valley Bogor merupakan wisata mancing terbesar
di Bogor. Setiap orang dapat berkunjung ke tempat tersebut baik kalangan bawah
maupun kalangan atas. Kaum wanita maupun laki-laki pun dapat melakukan
kunjungan ke wisata mancing Fishing Valley Bogor dengan tujuan memancing
ikan.
Hasil penyebaran kuesioner penelitian yang dilakukan terhadap 100
responden wisata mancing Fishing Valley Bogor, diketahui bahwa 89 persen
responden yang sering memancing adalah laki-laki. Sedangkan kaum wanita
hanya sebesar 11 persen. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih dominan
menyukai hobi memancing daripada wanita. Kaum wanita sebagian besar
menyukai berbelanja atau sekedar jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Perbedaan
hobi ini lebih ditekankan karena perbedaan motivasi awal konsumen dalam
memanfaatkan waktu luang konsumen masing-masing.
Tabel 8 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Laki-Laki 89 89 Perempuan 11 11 Total 100 100
6.1.2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia
Menurut Kasali (2000), dinyatakan bahwa usia dibagi ke dalam lima
kategori yaitu : masa transisi (usia 17-23 tahun), masa pembentukan keluarga
(usia 24-30 tahun), masa peningkatan karir (31-40 tahun), masa kemapanan (usia
41-50 tahun), dan masa persiapan pensiun (usia 51-65 tahun). Konsumen yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
68
berkunjung ke wisata mancing Fishing Valley Bogor pada umumnya memiliki
beragam usia mulai dari balita hingga manula.
Pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah konsumen yang telah
berusia ≥ 17 tahun. Hal tersebut dilakukan karena responden yang telah berusia 17
tahun keatas dianggap telah memiliki wawasan pemikiran yang dewasa sehingga
mampu menjawab pertanyaan kuesioner dengan baik. Setelah dilakukan
penyebaran kuesioner terhadap 100 orang responden, diperoleh informasi bahwa
konsumen wisata mancing Fishing Valley Bogor sebagian besar berada pada masa
peningkatan karir yaitu berusia di antara 31-40 tahun (33 persen). Sedangkan
kelompok usia terbesar kedua adalah konsumen yang berada pada masa
kemapanan sebanyak 30 orang (30 persen). Karakteristik Konsumen Wisata
Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Usia dapat dilihat pada Tabel 9
berikut.
Tabel 9 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Usia Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
17-23 5 5 24-30 22 22 31-40 33 33 41-50 30 30 ≥ 51 10 10
Total 100 100
Perbedaan kuantitas terbesar konsumen yang berkunjung ke wisata
mancing Fishing Valley Bogor tersebut terkait dengan kebutuhan pribadi,
kepribadian, dan gaya hidup. Faktor lingkungan seperti keluarga, status sosial, dan
pengaruh pribadi memiliki pengaruh kuat dalam menentukan perilaku konsumen
untuk berkunjung ke wisata mancing Fishing Valley Bogor. Setiap keputusan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
69
pembelian yang diambil merupakan keterkaitan dengan pengaruh pribadi dengan
status sosial individu.
Menurut Umar (2003), dijelaskan bahwa untuk beberapa hal, konsumen
tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses pengambilan keputusan yang
rasional, melainkan berdasarkan pada emosi atau fantasi saja. Wisata mancing
Fishing Valley Bogor merupakan wisata mancing bagi keluarga sehingga
konsumen lebih dimanjakan dengan kenyamanan emosi berupa wisata alam dan
memancing bagi keluarga. Akibatnya konsumen yang memiliki keluarga
umumnya lebih banyak kuantitasnya dibandingkan konsumen usia lainnya. Hal ini
disebabkan karena konsumen tidak hanya disajikan wahana memancing saja,
namun juga terdapat wahana tambahan seperti sarana bermain anak (Bom-Bom
Boat), outbound (Flying Fox dan wisata alam), restoran, serta horse ridding.
Konsumen yang tujuan awalnya ingin memancing kemudian tertarik dengan
sajian fasilitas tambahan lainnya di wisata mancing Fishing Valley Bogor tersebut
terutama bagi konsumen yang membawa anak, istri, dan kerabat keluarga.
6.1.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan
Dari 100 orang konsumen yang dijadikan responden diperoleh informasi
bahwa sebagian besar konsumen telah menikah yaitu sebanyak 58 orang atau
sebesar 58 persen. Status pernikahan tersebut berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga yang lebih sering melakukan kunjungan ke wisata mancing Fishing
Valley Bogor. Hal ini disebabkan wisata mancing Fishing Valley Bogor
menekankan pada kenyamanan wisata mancing dan rekreasi bagi keluarga
sehingga konsumen yang memiliki anggota keluarga lebih cocok dan sering
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
70
berkunjung. Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Berdasarkan Status Pernikahan dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%) Menikah 58 58 Belum Menikah 42 42 Total 100 100
6.1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Proses pengambilan keputusan konsumen dalam menggunakan jasa
dipengaruhi oleh pola pikir konsumen. Pola pikir konsumen ditentukan oleh tinggi
rendahnya tingkat pendidikan formalnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang akan semakin tinggi pula harapan dan motivasinya terhadap alat
pemenuh kebutuhannya. Wawasan dan emosi konsumen yang memiliki tingkat
pendidikan formal yang tinggi lebih banyak kapasitasnya dibandingkan tingkat
pendidikan formal yang rendah.
Penelitian terhadap 100 orang responden dapat diperoleh tingkat
pendidikan formal yang berbeda-beda. Sebagian besar konsumen memiliki tingkat
pendidikan formal SMU yaitu sebesar 55 persen (55 orang).. Hal ini disebabkan
karena konsumen Fishing Valley adalah yang telah memiliki pendapatan dan
bekerja. Umumnya konsumen Fishing Valley yang berpendidikan SMU telah
memiliki pekerjaan tetap. Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing
Valley Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir dapat dilihat pada Tabel
11 berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
71
Tabel 11 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Terakhir Jumlah (orang) Persentase (%) SD 2 2 SMP 15 15 SMU 55 55 D3 9 9 S1 17 17 S2 2 2 Total 100 100
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa konsumen wisata mancing
Fishing Valley Bogor memiliki tingkat pendidikan formal yang beragam dari
pendidikan SD hingga S2. Sebagian besar konsumen berpendidikan terkahir SMU
sebesar 55 persen. Pengetahuan yang tinggi menjadi indikator konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian terutama pemilihan lokasi pemancingan yang
mampu memberikan kenyamanan konsumen dengan pelayanan terbaik.
6.1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Dari 100 orang konsumen yang dijadikan responden diperoleh informasi
bahwa sebagian besar memiliki jenis pekerjaan sebagai karyawan swasta yaitu
sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar 37 persen. Jenis pekerjaan
konsumen terbesar kedua adalah sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 19 orang atau
sebesar 19 persen. Hal ini disebabkan karena lokasi Fishing Valley Bogor
berdekatan dengan dengan perkantoran swasta. Selain itu, karyawan swasta dan
wiraswasta umumnya memiliki waktu kerja yang sangat padat sehingga
memerlukan wisata yang mampu melpaskan kepenatan rutinitas konsumen sehari-
hari.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
72
Tabel 12 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 9 9 Sedang Mencari Pekerjaan 10 10 Karyawan Swasta 37 37 PNS 5 5 Pegawai BUMN 2 2 ABRI/Tentara 2 2 Ibu RumahTangga 2 2 Wiraswasta 19 19 Profesional 2 2 Pensiunan 3 3 Lainnya 9 9 Total 100 100
6.1.6 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan
Dari 100 orang konsumen yang dijadikan responden diperoleh informasi
bahwa sebagian besar memiliki berpendapatan rata-rata antara Rp 900.000-Rp
1.800.000 yaitu sebanyak 53 orang dengan persentase sebesar 53 persen. Jenis
pendapatan konsumen terbesar kedua adalah < Rp 900.000 yaitu sebanyak 17
orang atau sebesar 17 persen. Sebagian besar konsumen adalah karyawan swasta
sehingga rentang pengeluaran rata-rata konsumen berkisar antara Rp 900.000-Rp
1.800.000 sesuai dengan pendapatan umum karyawan swasta. Karakteristik
konsumen wisata mancing Fishing Valley Bogor berdasarkan pengeluaran rata-
rata per bulan dapat dilihat dari Tabel 13 berikut.
Tabel 13 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan
Pengeluaran rata-rata per bulan Jumlah (orang) Persentase (%) < Rp 900.000 17 17
Rp 900.000-Rp 1.800.000 53 53 Rp 1.800.001-Rp 2.700.000 6 6 Rp 2.700.001-Rp 3.600.000 5 5 Rp 3.600.001-Rp 4.500.000 6 6
> Rp 4.500.000 13 13 Total 100 100
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
73
6.1.7 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal
Dari 100 orang konsumen yang dijadikan responden diperoleh informasi
bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal atau berdomisili di Bogor
yaitu sebanyak 67 orang dengan persentase sebesar 67 persen. Sedangkan
konsumen yang berdominsili di luar Bogor yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar
33 persen.Alasan kemudahan dan kedekatan jarak menjadi pertimbangan
konsumen. Karakteristik konsumen wisata mancing Fishing Valley Bogor
berdasarkan domisili tempat tinggal responden dapat dilihat dari Tabel 14 berikut.
Tabel 14 Karakteristik Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Domisili Tempat Tinggal Responden
Domisili tempat tinggal Jumlah (orang) Persentase (%) Bogor 67 67 Di Luar Bogor 33 33 Total 100 100
6.2 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Kepuasan konsumen adalah target setiap perusahaan sehingga konsumen
saling bersaing untuk meningkatkan daya tarik perusahaan di mata konsumen.
Konsumen yang telah merasa puas diharapkan akan menjadi konsumen yang loyal
terhadap perusahaan dan tetap memutuskan untuk melakukan kunjungan secara
terus menerus.
Tingkat kepuasan konsumen tersebut tidaklah mudah mencapainya,
diperlukan ketajaman perusahaan untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Kepuasan konsumen erat kaitannya dengan tingkat kepentingan dan kinerja atribut
yang ditawarkan suatu perusahaan. Setelah mengetahui tingkat kepentingan dan
kinerja atribut maka akan diperoleh seberapa besar tingkat kepuasan konsumen.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
74
6.2.1 Analisis Tingkat kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut mutu pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley Bogor adalah seberapa penting suatu atribut mutu
pelayanan yang ditawarkan perusahaan ke konsumen. Selain itu, tingkat
kepentingan juga dapat diartikan seberapa besar kinerja yang diharapkan
konsumen (Rangkuti, 2003).
Tingkat kepentingan mengukur seberapa penting atribut-atribut yang
disediakan perusahaan di mata konsumen. Nilai tingkat kepentingan tersebut
diperoleh dengan menjumlahkan penilaian konsumen pada skala Likert dan
dikalikan dengan nilai skala Likert. Kemudian hasilnya disesuaikan dengan
kategori yang terdapat dalam rentang skala dalam Tabel 5. Atribut yang dinilai
berjumlah 18 buah yang akan dikombinasikan dengan nilai tingkat kinerja dan
diplotkan ke dalam diagram Importance Performance Analysis (IPA).
Penghitungan total penilaian kepentingan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut
Wisata Mancing Fishing Valley Bogor dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
75
Tabel 15 Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Jumlah Responden No Atribut Mutu Pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
I. Dimensi Keandalan (Reliability)
388,5 STP
1 Sistem Pemancingan yang ditawarkan 2 1 18 48 31 405 TP
2 Waktu Buka Wisata Mancing Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
0 4 31 54 11 372 STP
II. Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 398,5 TP
1 Kecepatan melayani konsumen pemancingan 0 0 26 45 29 403 TP
2 Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen 0 8 25 32 35 394 STP
III. Dimensi Jaminan (Assurance) 435 SP
1 Keramahan karyawan 1 2 15 48 34 412 TP 2 Kesopanan karyawan 0 2 11 45 42 427 CP 3 Keamanan 2 0 4 18 76 466 SP IV. Dimensi Empati (Empathy) 431,5 CP 1 Komunikasi yang lancar antara
karyawan dengan konsumen 1 1 10 39 49 434 CP
2 Nomor telepon dan alamat Fishing Valley 0 3 12 38 47 429 CP
V. Dimensi Bukti Fisik (Tangibles) 433,7 CP
1 Penampilan karyawan 0 3 1 9 87 480 SP 2 Informasi daftar harga dan jenis
ikan 2 2 32 42 22 380 STP 3 Kenyamanan saat memancing 0 1 1 50 48 445 P 4 Kondisi kolam pemancingan 0 1 14 39 46 430 CP 5 Umpan ikan 0 0 6 33 61 455 P 6 Fasilitas sarana toilet 0 1 6 56 37 429 CP 7 Variasi jenis ikan 4 7 21 13 55 408 TP 8 Kebersihan lokasi 0 2 16 34 48 428 CP 9 Luas areal parkir 0 0 5 42 53 448 P
Rata-rata tingkat kepentingan 4,247 CP Keterangan :
6.2.1.1 Dimensi Keandalan (Reliability)
STP = Sangat Tidak Penting (1) P = Penting (4) TP = Tidak Penting (2) SP = Sangat Penting (5) CP = Cukup Penting (3)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
76
Sebanyak 100 orang responden diperoleh informasi bahwa dimensi keandalan
atau reliability adalah penting. Hal ini dapat diketahui dari yang ditunjukkan dari hasil
kepentingan yaitu terletak diantara 372–393,6 dimana rentang skala tersebut
menunjukkan dimensi tersebut sangat tidak penting untuk diperhatikan konsumen saat
memancing (Tabel 5). Tingkat kepentingan mutu pelayanan atribut wisata mancing
Fishing Valley Bogor berdasarkan dimensi keandalan (reliability) ditunjukkan oleh Tabel
16 berikut.
Tabel 16 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Keandalan (Reliability)
Jumlah Responden No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP)
1 (TP)
2 (CP)
3 (P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
I. Dimensi Kehandalan (Reliability)
388,5 STP
1 Sistem Pemancingan yang ditawarkan 2 1 18 48 31 405 TP
2 Waktu Buka Wisata Mancing Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
0 4 31 54 11 372 STP
1. Sistem Pemancingan yang Ditawarkan
Sistem pemancingan yang ditawarkan di wisata mancing Fishing Valley Bogor
antara lain sistem harian, kiloan, galatama, borongan maupun sistem lomba. Sistem
pemancingan yang sering diminati konsumen adalah sistem galatama dan kiloan. Sistem
galatama merupakan sistem pemancingan dimana setiap konsumen saling berlomba
mendapatkan ikan dengan bobot paling berat dan sebagai imbalannya akan diberikan
hadiah berupa uang tunai yang jumlah nominalnya tergantung jumlah pendaftaran
peserta. Sistem pemancingan galatama tersebut berlangsung selama dua jam dengan tarif
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
77
Rp 150.000 per orang. Akan tetapi, ikan hasil tangkapannya tidak dapat dibawa pulang
dan setelah ditimbang harus dikembalikan lagi ke kolam.
Sedangkan sistem pemancingan kiloan adalah sitem pemancingan biasa yang
terletak di dekat saung dan sifatnya santai. Sistem kiloan dan harian dikenakan tarif jika
mendapatkan ikan pancingan yang besar nominalnya bervariasi sesuai jenis ikan yang
ditangkap. Daftar jenis ikan dan harga ikan per kilo dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.
Tabel 17 Daftar Jenis Ikan dan Harga Ikan Per Kilo No Jenis ikan pancingan Harga ikan per kilo
1 Ikan Mas Rp 20.000 2 Ikan Bawal, Nila, Patin, Lele Rp 17.500 3 Ikan Gurame Rp 26.000
Dari 100 orang responden diperoleh informasi bahwa sebagian besar menganggap
atribut sistem pemancingan yang ditawarkan tidak penting untuk diperhatikan. Total nilai
kepentingan sebesar 405, angka tersebut terletak pada rentang skala 393,7-415,2 (Tabel
5) yang memiliki arti bahwa atribut tersebut tidak penting diperhatikan oleh konsumen.
Hal ini disebabkan karena konsumen merasa nyaman dengan semua jenis sistem
pemancingan yang ditawarkan Fishing Valley. Selain itu, konsumen yang berkunjung
pada umumnya lebih sering menggunakan kolam pemancingan jenis galatama karena
konsumen tertarik dengan hadiah yang disediakan perusahaan untuk konsumen yang
memenangkan perlombaan. Konsumen menyesuaikan sistem pemancingan yang akan
dipilih dengan kondisi keuangan konsumen dan dengan siapa konsumen berkunjung. Jika
membawa keluarga, maka konsumen lebih memilih memancing di kolam pemancingan
kiloan atau harian karena lebih santai.
2. Waktu Buka Wisata Mancing Fishing Valley (Senin-Jumat pukul 10.00-21.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
78
Waktu Buka Wisata Mancing Fishing Valley Bogor yaitu hari Senin-Jumat pada
pukul 10.00-21.00 WIB sedangkan hari Sabtu, Minggu, atau hari Libur mulai beroperasi
pukul 09.00-21.00 WIB. Akan tetapi pada umumnya konsumen yang ingin memancing
mulai berdatangan pada siang hari yaitu pukul 14.00 WIB karena pada jam tersebut,
konsumen telah menyelesaikan aktivitas di kantor konsumen masing-masing. Untuk
melepaskan kepenatan dari rutinitas melelahkan, konsumen langsung menyalurkan hobi
memancing konsumen ke Fishing Valley pada pukul 14.00 WIB hingga malam hari.
Berdasarkan 100 orang responden, diperoleh nilai tingkat kepentingan sebesar
372 yang terletak diantara rentang skala sangat tidak penting yaitu 372-393,6. Konsumen
menganggap waktu buka wisata mancing Fishing Valley (Senin-Jumat pukul 10.00-21.00
WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB) sangat tidak penting untuk diperhatikan
ketika akan memancing di Fishing Valley. Hal ini disebabkan karena konsumen dapat
dating kapan saja menyesuaikan dengan waktu konsumen kerja sehingga waktu buka
yang panjang akan lebih dipilih konsumen. Setiap ada waktu luang selepas melakukan
rutinitas di tempat kerja, konsumen akan menuju ke Fishing Valley Bogor untuk
melepaskan lelah dengan memancing.
6.2.1.2 Dimensi Ketanggapan (Responsiveness)
Dimensi ketanggapan atau responsiveness wisata mancing Fishing Valley Bogor
meliputi respon karyawan maupun pengelola pemancingan untuk bergerak cepat dan
tanggap terhadap keinginan konsumen. Berdasarkan penilaian 100 orang responden
diperoleh keterangan bahwa dimensi ketanggapan memiliki nilai sebesar 398,5 yang
termasuk ke dalam rentang skala tidak penting yaitu terletak antara 393,7-415,2 (Tabel6).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
79
Tabel 18 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Ketanggapan (Responsiveness)
Jumlah Responden No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP)
1 (TP)
2 (CP)
3 (P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
II. Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 398,5 TP
1 Kecepatan melayani konsumen pemancingan 0 0 26 45 29 403 TP
2 Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen 0 8 25 32 35 394 STP
Konsumen menilai kecepatan dan ketanggapan karyawan Fishing Valley dalam
melayani konsumen tidak penting untuk diperhatikan. Hal ini terkait dengan waktu yang
dimiliki oleh konsumen yang berkunjung ke Fishing Valley selepas kerja atau hari libur
sangat fleksibel. Akibatnya konsumen memiliki waktu yang panjang untuk memberikan
toleransi ke karyawan, konsumen sengaja meluangkan waktu selepas kerja konsumen
untuk melepaskan kepenatan selepas bekerja. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam
dimensi ketanggapan adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan Melayani Konsumen Pemancingan
Dari hasil penelitian terhadap 100 orang responden, terdapat sebanyak 45 persen
menyatakan penting untuk memperhatikan atribut kecepatan melayani konsumen
pemancingan. Total nilai tingkat kepentingan mutu pelayanan atribut Wisata Mancing
Fishing Valley Bogor menunjukkan ada sebesar 403 terletak pada rentang skala tidak
penting yaitu 393,7-415,2 (Tabel 5).
Konsumen yang menganggap bahwa kecepatan karyawan sangat penting dan
penting diperhatikan karena konsumen memerlukan bantuan karyawan secara cepat akan
kebutuhan konsumen saat memancing seperti pembelian umpan ikan, lokasi lapak yang
telah ditentukan perusahaan, keusakan peralatan pancing, dan masalah lainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
80
Kecepatan karyawan tersebut dibutuhkan agar konsumen tidak menjadi bingung ketika
menemukan beberapa permasalahan terkait pemancingan.
2. Ketanggapan Karyawan Menanggapi Keluhan Konsumen Pemancingan Penilaian 100 orang responden terhadap atribut ketanggapan karyawan
menanggapi keluhan konsumen diperoleh keterangan bahwa sebanyak 35 persen menilai
sangat penting dan delapan persen menilai tidak penting. Nilai tingkat kepentingan atribut
ini adalah sebesar 394 yang terletak pada rentang skala sangat tidak penting yaitu 372-
393,6 (Tabel 5).
Pada saat konsumen melakukan kegiatan memancing sering terdapat beberapa
keluhan-keluhan mengenai beberapa hal seperti umpan ikan, peralatan pancing, atau
kenyamanan. Keluhan-keluhan konsumen tersebut harus segera ditanggapi karyawan
maupun pengelola Fishing Valley agar konsumen merasa puas memancing di tempat
tersebut dan kembali lagi ke Fishing Valley. Jika karyawan tidak menanggapi dengan
cepat dan tepat maka kemungkinan konsumen untuk kembali memancing di Fishing
Valley akan menjadi mimpi.
6.2.1.3 Dimensi Jaminan (Assurance)
Dimensi jaminan atau assurance adalah kemampuan karyawan atau pengetahuan
terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam
menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
mengutamakan kesopanan dan keramahan karyawan serta keamanan untuk menunjang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
81
dimensi jaminan ke konsumen. Dari Tabel 19 diperoleh keterangan bahwa dimensi
jaminan memiliki nilai 435 untuk tingkat kepentingan. Dimensi ini terletak diantara
rentang skala cukup penting yaitu 415,3-436,8 (Tabel 5). Konsumen sebagian besar
menilai bahwa dimensi jaminan cukup penting untuk diperhatikan baik pengelola
maupun konsumen.
Tabel 19 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)
Jumlah Responden No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP)
1 (TP)
2 (CP)
3 (P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
III. Dimensi Jaminan (Assurance) 435 CP
1 Keramahan karyawan 1 2 15 48 34 412 TP 2 Kesopanan karyawan 0 2 11 45 42 427 CP 3 Keamanan 2 0 4 18 76 466 SP
1. Keramahan Karyawan
Keramahan karyawan menurut 100 orang responden merupakan atribut yang
dinilai cukup penting yang memiliki nilai 412 dimana terletak diantara rentang skala
tidak penting yaitu 393,7-415,2 (Tabel 5).
Keramahan karyawan dapat membuat konsumen merasa diperhatikan ketika
melakukan kegiatan memancing sehingga konsumen merasa gembira dan ceria.
Konsumen cenderung menghinggapi lokasi wisata yang mampu memberikan
kenyamanan untuk melepaskan kelelahan. Namun ada pula yang tidak terlalu nyaman
dengan karyawan yang ramah sebab konsumen membutuhkan keadaan yang biasa saja.
2. Kesopanan Karyawan
Hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh informasi bahwa atribut
kesopanan karyawan dianggap cukup penting bagi konsumen. Hal ini terbukti dengan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
82
indeks tingkat kepentingan sebesar 427 yang terletak pada rentang skala cukup penting
yaitu 415,3-436,8 (Tabel 5).
Dalam memberikan pelayanan jasa pemancingan, karyawan dituntut bersikap
sopan terutama dalam hal tutur kata dan juga menghormati konsumen. Dengan demikian,
konsumen pun akan tunduk dan menghormati karyawan tersebut karena segan atau
senang.
3. Keamanan
Sebagian besar responden memberikan penilaian penting terhadap atribut
keamanan. Dari 100 orang responden diperoleh keterangan bahwa secara keseluruhan
konsumen menganggap atribut keamanan penting yang ditunjukan nilai tingkat
kepentingan sebesar 466 yang terletak pada rentang skala sangat penting yaitu 458,5-480
(Tabel 5).
Atribut ini secara keseluruhan dianggap sangat penting karena konsumen
umumnya menggunakan kendaraan pribadi dan anak kecil sehingga keamanan sangat
dibutuhkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penculikan atau
kehilangan.
6.2.1.4 Dimensi Empati (Empathy)
Dimensi empati (empathy) adalah dimensi berupa perhatian secara individual
yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. (Umar, 2003).
Hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh keterangan bahwa atribut
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
83
dimensi empati memiliki nilai tingkat kepentingan sebesar 431,5 yang terletak di rentang
skala cukup penting yaitu 415,3-436,8 (Tabel 5).
Tabel 20 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Empati (Empathy)
Jumlah Responden No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP)
1 (TP)
2 (CP)
3 (P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
IV. Dimensi Empati (Empathy) 431,5 CP
1 Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen 1 1 10 39 49 434 CP
2 Nomor telepon dan alamat Fishing Valley 0 3 12 38 47 429 CP
1. Komunikasi yang Lancar Antara Karyawan dengan Konsumen
Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan konsumen menilai atribut
komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen cukup penting untuk
diperhatikan. Hal ini terlihat dari nilai tingkat kepentingan atribut sebesar 434. Nilai
tersebut termasuk ke dalam rentang skala cukup penting yaitu berada antara 415,3-436,8
(Tabel 5).
Komunikasi yang lancar antara karyawan dan konsumen terkadang dibutuhkan
untuk menghindari kesalahpahaman. Karyawan memberikan kebebasan kepada
konsumen untuk mengemukakan segala keinginannya terlebih dahulu dengan tujuan agar
karyawan dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsumen yang
menganggap tidak penting karena konsumen cenderung membutuhkan ketenangan tanpa
diganggu pertanyaan karyawan.
2. Nomor Telepon dan Alamat Fishing Valley
Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh keterangan
bahwa secara keseluruhan menilai atribut nomor telepon dan alamat Fishing Valley
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
84
cukup penting untuk diperhatikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai tingkat kepentingan
sebesar 429 yang berada diantara rentang skala 415,3-436,8 (Tabel 5). Nilai tersebut
menunjukkan bahwa atribut nomor telepon dan alamat Fishing Valley dinilai cukup
penting untuk diketahui.
Kemudahan menghubungi perusahaan merupakan salah satu atribut yang
termasuk dimensi empati, konsumen memerlukan komunikasi melalui telepon untuk
mempermudah akses informasi yang dibutuhkan. Sebelum konsumen mendatangi
Fishing Valley, konsumen umumnya melakukan pemesanan melalui telepon untuk
membooking lapak pemancingan. Lapak adalah tempat memancing saat melakukan
perlombaan di kolam galatama. Sedangkan konsumen yang menilai tidak penting karena
konsumen tidak terlalu menyukai memancing di kolam galatama.
6.2.1.5 Dimensi Bukti Nyata (Tangibles) Dimensi bukti nyata (tangibles) adalah penampilan fasilitas fisik, seperti gedung
dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan, dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan, komunikasi, dan penampilan karyawan.
(Umar, 2003). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa konsumen menilai sangat penting
dimensi bukti nyata (tangibles). Hal ini terlihat dari nilai indeks tingkat kepentingan
sebesar 433,7 yang termasuk dalam rentang skala cukup penting yaitu 415,3-436,8 (Tabel
5).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
85
Tabel 21 Tingkat Kepentingan Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik (Tangibles)
Jumlah Responden No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP)
1 (TP)
2 (CP)
3 (P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
V. Dimensi Bukti Fisik (Tangibles) 433,7 CP
1 Penampilan karyawan 0 3 1 9 87 480 SP
2 Informasi daftar harga dan jenis ikan 2 2 32 42 22 380 STP
3 Kenyamanan saat memancing 0 1 1 50 48 445 P 4 Kondisi kolam pemancingan 0 1 14 39 46 430 CP 5 Umpan ikan 0 0 6 33 61 455 P 6 Fasilitas sarana toilet 0 1 6 56 37 429 CP 7 Variasi jenis ikan 4 7 21 13 55 408 TP 8 Kebersihan lokasi 0 2 16 34 48 428 CP 9 Luas areal parkir 0 0 5 42 53 448 P
1. Penampilan Karyawan
Hasil penelitian terhadap 100 orang responden menyatakan bahwa atribut ini
sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini terlihat dari nilai tingkat kepentingan sebesar
480 yang berada dalam rentang skala sangat penting yaitu 458,5-480 (Tabel 5).
Penampilan menurut sebagian besar konsumen sangat penting diperhatikan untuk
mempermudah konsumen saat memerlukan bantuan karyawan saat memancing. Dengan
adanya penampilan karyawan yang menggunakan pakaian seragam akan membedakan
antara karyawan dengan konsumen sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Sedangkan
konsumen yang menganggap tidak penting karena konsumen jarang berinteraksi dengan
karyawan.
2. Informasi Daftar Harga dan Jenis Ikan
Informasi daftar harga dan jenis ikan yang disajikan Fishing Valley dianggap
sangat tidak penting secara keseluruhan oleh konsumen. Hal ini terbukti dengan nilai
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
86
tingkat kepentingan sebesar 380 yang termasuk ke dalam rentang skala sangat tidak
penting yaitu 372-393,6 (Tabel 5).
Konsumen merasa sangat tidak penting untuk mengetahui terlebih dahulu harga-
harga ikan hasil tangkapan per kilogram. Hal ini dimaksudkan karena konsumen merasa
bahwa harga yang ditetapkan Fishing Valley sesuai dengan harga pasaran di kolam
pemancingan lainnya. Umumnya konsumen telah mengetahui harga yang seharusnya
konsumen keluarkan ketika akan menikmati kolam-kolam pemancingan terutama
galatama yaitu Rp 150.000 per dua jam.
3. Kenyamanan Saat Memancing
Terdapat 50 persen responden yang menilai penting atribut kenyamanan saat
memancing dan satu persen menilai tidak penting. Namun, secara keseluruhan konsumen
menilai penting atribut tersebut dilihat dari tingkat kepentingan sebesar 445 yang
tergolong dalam rentang skala penting yaitu 436,9-458,5 (Tabel 5).
Kenyamanan merupakan faktor utama yang diinginkan setiap orang terutama saat
melepaskan kelelahan setelah sibuk dengan rutinitas sehari-hari yang melelahkan.
Memancing juga memerlukan kenyamanan dan rileks sebab suasana seperti inilah yang
mampu membuat konsumen melepaskan kepenatan. Kenyamanan saat memancing dapat
dilihat dari kondisi udara yang sejuk, tidak bising, dan perusahaan menyediakan tempat
duduk atau saung untuk konsumen saat memancing.
4. Kondisi Kolam Pemancingan
Secara keseluruhan konsumen menilai atribut kondisi kolam pemancingan sangat
penting untuk diperhatikan terlihat dari nilai tingkat kepentingan sebesar 430 yang
terletak dalam rentang skala sangat penting.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
87
Kondisi kolam pemancingan sangat diperhatikan konsumen dalam menentukan
lokasi pemancingan yang mampu memberikan kepuasan bagi konsumen saat memancing.
Kolam pemancingan yang bersih dan luas menunjukkan kualitas pelayanan suatu
perusahaan sehingga menciptakan kepercayaan terhadap perusahaan. Kolam yang bersih
menunjukkan bahwa pengelola memperhatikan kebersihan kolam dan kualitas ikan yang
ditebar. Namun ada pula yang tidak mementingkan kondisi kolam karena bagi konsumen
asalkan mendapatkan ikan maka hal itu mampu membuat kepuasan batin.
5. Umpan Ikan
Umpan ikan secara keseluruhan dinilai penting oleh konsumen, yang ditunjukkan
dengan nilai tingkat kepentingan sebesar 455 yang terletak dalam rentang skala penting
yaitu 436,9-458,4 (Tabel 5).
Umpan dibutuhkan setiap konsumen saat akan memancing dengan tujuan menarik
perhatian ikan yang akan ditangkap. Umumnya konsumen melakukan pembelian umpan
ke perusahaan tempat konsumen memancing karena hal tersebut dianggap lebih praktis
dan ekonomis dibandingkan jika konsumen harus membawa dari kediaman konsumen.
6. Fasilitas Sarana Toilet
Toilet secara keseluruhan dianggap konsumen sebagai atribut yang cukup penting
untuk diperhatikan dalam Fishing Valley. Hal ini terlihat dari nilai tingkat kepentingan
sebesar 429 yang terletak dalam rentang skala cukup penting yaitu 415,3-436,8 (Tabel 5).
Setiap orang pasti membutuhkan fasilitas toilet untuk kesehatan tubuh, sehingga
fasilitas ini mutlak selalu ada di setiap wisata terutama pemancingan. Saat memancing
pun konsumen terkadang memiliki hasrat untuk menggunakan fasilitas toilet. Oleh karena
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
88
itu, fasilitas toilet sangat penting untuk diperhatikan setiap perusahaan. Bagi konsumen
yang memancing dalam jangka waktu cepat maka konsumen menganggap tidak penting.
7. Variasi Jenis Ikan
Dari 100 orang responden diperoleh keterangan bahwa secara keseluruhan
konsumen menilai atribut variasi jenis ikan merupakan atribut yang tidak penting untuk
diperhatikan ketika memutuskan untuk memancing di Fishing Valley. Hal ini dapat
dilihat dari nilai tingkat kepentingan sebesar 408 yang termasuk dalam rentang skala
tidak penting yaitu 393,7-415,2 (Tabel 5).
Sebenarnya konsumen tidak terlalu mempermasalahkan variasi ikan yang
disediakan karena konsumen lebih mencari kepuasan batin untuk melepaskan kepenatan
selepas kerja. Pada umumnya konsumen akan menyesuaikan jenis ikan dengan yang telah
disediakan di Fishing Valley Bogor. Konsumen lebih tertarik dengan sistem yang
memberikan kepuasan dan mampu melepaskan kepenatan konsumen saat memancing.
8. Kebersihan Lokasi
Berdasarkan penilaian terhadap 100 orang responden, diperoleh keterangan
bahwa secara keseluruhan atribut kebersihan lokasi dianggap cukup penting untuk
diperhatikan yang terlihat dari nilai tingkat kepentingan sebesar 428 yang terdapat dalam
rentang skala cukup penting yaitu 415,3-436,8 (Tabel 5).
Kebersihan sangat menentukan kenyamanan konsumen saat memancing. Lokasi
yang bersih berkorelasi positif dengan kepuasan konsumen. Sebaliknya jika lokasi kotor
dengan sampah maupun aroma tidak sedap dari ikan maka konsumen cenderung beralih
ke lokasi pemancingan lainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
89
9. Luas Areal Parkir
Luas areal parkir menurut konsumen merupakan atribut yang penting utnuk
diperhatikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tingkat kepentingan sebesar 448 yang
terletak dalam rentang skala penting yaitu 436,9-458,5 (Tabel 5).
Sebagian besar konsumen pemancingan Fishing Valley berasal dari Jakarta dan
Bogor sehingga konsumen umumnya menggunakan kendaraan pribadi. Luas areal parkir
dianggap cukup penting bagi konsumen yang memiliki atau menggunakan kendaraan
pribadi ketika berkunjung ke wisata mancing Fishing Valley. Luas areal parkir yang luas
memberikan kenyamanan dan keamanan tersendiri bagi konsumen. Bagi konsumen yang
tidak menggunakan kendaraan, luas areal parkir tidak terlalu penting diperhatikan.
6.2.2 Analisis Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti, misalnya
kecepatan, kemudahan, kenyamanan dan sebagainya. Tingkat kinerja konsumen
terhadap mutu pelayanan atribut wisata mancing Fishing Valley Bogor adalah seberapa
baik kinerja pelayanan karyawan terhadap atribut yang ditawarkan perusahaan ke
konsumen. Penghitungan total penilaian kinerja dapat dilihat pada Lampiran 5. Penilaian
Konsumen Terhadap Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing
Valley Bogor dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
90
Tabel 22 Penilaian Konsumen Terhadap Tingkat Kinerja Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Jumlah Responden No Atribut Mutu Pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
I. Dimensi Keandalan (Reliability) 438 B 1 Sistem Pemancingan yang
ditawarkan 1 1 8 23 67 454 SB 2 Waktu Buka Wisata Mancing
Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
0 1 16 43 40 422 B
II. Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 395,5 TB
1 Kecepatan melayani konsumen pemancingan 4 13 36 29 18 344 STB
2 Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen 0 2 3 41 54 447 B
III. Dimensi Jaminan (Assurance) 424,3 CB 1 Keramahan karyawan 0 2 6 51 41 431 B 2 Kesopanan karyawan 0 5 3 51 41 428 B 3 Keamanan 1 1 16 47 35 414 CB IV. Dimensi Empati (Empathy) 413,5 CB 1 Komunikasi yang lancar antara
karyawan dengan konsumen 2 1 33 41 23 382 TB 2 Nomor telepon dan alamat Fishing
Valley 0 1 2 48 49 445 B V. Dimensi Bukti Nyata
(Tangibles) 440,4 B 1 Penampilan karyawan 0 1 14 38 47 431 B 2 Informasi daftar menu dan harga 0 0 6 31 63 457 SB 3 Kenyamanan saat memancing 1 0 4 66 29 422 CB 4 Kondisi kolam pemancingan 0 4 1 7 88 479 SB 5 Umpan ikan 0 1 5 55 39 432 B 6 Fasilitas sarana toilet 0 1 7 40 52 443 B 7 Variasi jenis ikan 4 7 20 13 56 410 CB 8 Kebersihan lokasi 0 2 9 32 57 444 BB 9 Luas areal parkir 0 2 8 32 58 446 B
Rata-Rata Tingkat Kinerja 4,295 B Keterangan :
6.2.2.1 Dimensi Keandalan (Reliability)
Secara keseluruhan, konsumen menganggap dimensi keandalan atau reliability ini
memiliki kinerja dari para karyawannya yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tingkat
STB = Sangat Tidak Baik (1) B = Baik (4) TB = Tidak Baik (2) SB = Sangat Baik (5) CB = Cukup Baik (3)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
91
kepentingan sebesar 438 yang termasuk dalam rentang skala baik yaitu 425,1-452 (Tabel
5). Kinerja karyawan Fishing Valley dapat dikatakan baik pelayanannya terhadap
konsumen. Dimensi keandalan terkait dengan kesesuaian janji dengan yang ditawarkan
ke konsumen.
Tabel 23 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Keandalan (Reliability)
Jumlah Responden No Atribut Mutu Pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
Total Penilaian
Rentang Skala
I. Dimensi Keandalan (Reliability)
438 B
1 Sistem Pemancingan yang ditawarkan 1 1 8 23 67 454 SB
2 Waktu Buka Wisata Mancing Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
0 1 16 43 40 422 CB
1. Sistem Pemancingan yang Ditawarkan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh informasi
bahwa secara keseluruhan konsumen menganggap kinerja pada atribut sistem
pemancingan yang ditawarkan sangat baik, terlihat pada nilai tingkat kepentingan yang
terletak diantara rentang skala sangat baik 452,1-479 (Tabel 5) yaitu 454.
Sistem pemancingan dikelola dengan sangat baik oleh karyawam Fishing Valley
baik kolam harian, kiloan, galatama, borongan maupun lomba. Hal ini dapat dilihat masih
ramainya konsumen yang menikmati pemancingan tersebut setiap harinya. Adapun
konsumen yang memberikan penilaian sangat tidak baik dan tidak baik lebih disebabkan
karena konsumen termasuk konsumen yang jarang berkunjung ke Fishing Valley dan
tidak tertarik dengan beberapa sistem pemancingan disana, konsumen hanya bersenang-
senang sejenak.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
92
2. Waktu Buka Wisata Mancing Fishing Valley (Senin-Jumat pukul 10.00-21.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB)
Dari 100 orang responden didapat keterangan bahwa secara keseluruhan
konsumen menganggap kinerja atribut tersebut sudah sangat baik, terbukti dengan nilai
kinerjanya sebesar 422 yang terletak dalam rentang skala cukup baik yaitu 398,1-425
(Tabel 5). Kinerja karyawan terhadap pelayanan atribut waktu buka menunjukkan kinerja
yang cukup baik di hari biasa maupun hari libur. Adapun konsumen yang menilai tidak
baik kinerjanya karena konsumen datang pada hari libur dimana pada waktu tersebut
karyawan tidak maksimal melayan konsumen sebab keterbatasan jumlah karyawan.
6.2.2.2 Dimensi Ketanggapan (Responsiveness)
Dimensi ketanggapan atau responsiveness yaitu kemauan atau kesiapan para
karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. Selain itu, responsiveness
(daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan tanggap. Secara keseluruhan dimensi ketanggapan
dianggap memiliki kinerja yang tidak baik terlihat dari nilai sebesar 395,5 terletak dalam
rentang skala tidak baik 371,1-398 (Tabel6).
Tabel 24 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Ketanggapan (Responsiveness)
Jumlah Responden Total Penilaian
Rentang Skala No Atribut Mutu Pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
II. Dimensi Ketanggapan (Responsiveness) 395,5 TB
1 Kecepatan melayani konsumen pemancingan 4 13 36 29 18 344 STB
2 Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen 0 2 3 41 54 447 B
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
93
1. Kecepatan Melayani Konsumen Pemancingan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan inerja atribut kecepatan
melayani konsumen pemancingan dinilai sangat tidak baik, terlihat dari nilai sebesar 344
yang terdapat dalam rentang skala sangat tidak baik yaitu 344-371 (Tabel 5). Responden
yang menilai tidak baik tersebut disebabkan karena konsumen datang di saat jam-jam
sibuk dimana karyawan terlihat sangat lambat dalam melayani konsumen. Pelayanan
karyawan dianggap lebih dari 10 menit sesuai dengan indikator dalam kuesioner.
Sedangkan yang menilai baik karena karyawan memang telah dilatih terus menerus untuk
menyajikan keinginan konsumen dalam waktu singkat.
Karyawan Fishing Valley dituntut untuk cekatan dalam bekerja, pantang
menyerah, selalu ingin tahu, tidak mudah putus asa dan tidak pemalas. Tidak pemalas
disini maksudnya pekerjaaan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Karyawan harus
mampu memberikan pelayanan secepat mungkin agar konsumen tidak bosan menunggu
kebutuhannya dipenuhi. Cepat dan tanggap terhadap keinginan konsumen dan cepat
mengerjakan atau melayani konsumen. Selain itu, pelayanan yang diberikan harus benar
dan tepat waktu karena jika kita mlakukan kesalahan sedikit saja maka akan
menimbulkan kekesalan konsumen dan menganggap perusahaan tidak profesional.
2. Ketanggapan Karyawan Melayani Keluhan Konsumen
Dari 100 responden, diperoleh keterangan bahwa secara keseluruhan konsumen
menilai kinerja karyawan terhadap atribut ini sangat baik ditandai nilai kinerja sebesar
447 yang terletak di antara rentang skala baik yaitu 425,1-452 (Tabel 5).
Karyawan Fishing Valley mampu melayani keluhan konsumen yang datang
dengan baik. Keluhan-keluhan konsumen umumnya seputar kerusakan alat pancing,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
94
umpan yang habis, mata kail dan tali kenur yang rusak, maupun masalah-masalah lainnya
saat konsumen memancing. Karyawan jika tidak tanggap terhdap keluhan konsumen
akan membuat konsumen enggan untuk kembali memancing di Fishing Valley.
6.2.2.3 Dimensi Jaminan (Assurance)
Dimensi jaminan atau assurance mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan, bebas dari bahaya,
resiko atau keragu-raguan. Secara keseluruhan dimensi jaminan ini dinilai baik (Tabel
25).
Tabel 25 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)
Jumlah Responden Total Penilaian
Rentang Skala No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
III. Dimensi Jaminan (Assurance) 424,3 CB
1 Keramahan karyawan 0 2 6 51 41 431 B 2 Kesopanan karyawan 0 5 3 51 41 428 B 3 Keamanan 1 1 16 47 35 414 CB
1. Keramahan Karyawan
Berdasarkan 100 orang responden, kinerja keramahan karyawan dinyatakan
sangat baik yang memiliki nilai 431 dimana terletak diantara rentang skala baik yaitu
425,1-452 (Tabel 5).
Karyawan Fishing Valley dinilai telah mampu bekerja baik dalam keramahan
terhadap konsumen. Dalam menghadapi konsumen, karyawan selalu berusaha senyum
sebab senyum dapat membuat konsumen merasa simpatik terhadap karyawan dan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
95
menghormati satu dan lainnya. Namun bagi konsumen yang menilai tidak baik karena
konsumen kurang menyukai komunikasi yang berlebihan saat memancing.
2. Kesopanan Karyawan
Penelitian terhadap 100 orang responden mampu menghasilkan informasi bahwa
secara keseluruhan kinerja kesopanan karyawan dinilai sangat baik yaitu memiliki nilai
sebesar 428 yang termasuk dalam rentang skala baik 425,1-452 (Tabel 5).
Dalam melayani konsumen, karyawan sikap sopan santun harus selalu dijaga.
Emosi pun harus terkendali dan selalu bersikap tenang jika menghadapi konsumen yang
menyebalkan. Sikap sopan santun baik tindakan maupun tutur kata dapat membuat
konsumen merasa segan sehingga konsumen mampu berinteraksi dengan karyawan
dengan baik. Bagi konsumen yang menilai tidak baik karena terdapat karyawan honoran
yang bersikap malas melayani keinginan konsumen karena sebagian besar karyawan
honoran berusia remaja dimana emosinya masih labil.
3. Keamanan
Dari 100 orang responden diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan
konsumen menilai kinerja keamanan di Fishing Valley baik ditunjukkan kinerja sebesar
414 yang terletak dalam rentang skala cukup baik yaitu 398,1-425 (Tabel 5).
Keamanan di Fishing Valley baik kinerjanya, umumnya satpam maupun satuan
kepolisian diturunkan untuk menjaga keamanan Fishing Valley terutama di hari-hari libur
seperti Sabtu-Minggu maupun hari libur lainnya dimana jumlah konsumen meningkat
dibandingkan hari biasa. Satpam tersebut berkeliling-keliling menjaga keamanan barang-
barang maupun dari oknum kriminal. Ada yang menilai tidak baik kinerja keamanan ini
sebab satpam jarang yang berjaga di pos saat hari biasa.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
96
6.2.2.4 Dimensi Empati (Empathy)
Dimensi empati (Empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen. Dari
hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh informasi bahwa secara
keseluruhan menilai kinerja atribut ini cukup baik yang ditunjukkan dengan sebesar
413,5; termasuk dalam rentang skala 398,1-425 (Tabel 5). Atribut yang temasuk dalam
dimensi ini antara lain komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen, serta
nomor telepon dan alamat Fishing Valley. Tingkat kinerja mutu pelayanan atribut wisata
mancing Fishing Valley Bogor berdasarkan dimensi empati (empathy) ditunjukkan dala
Tabel 26 berikut.
Tabel 26 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Empati (Empathy)
Jumlah Responden Total Penilaian
Rentang Skala No Atribut Mutu Pelayanan Wisata
Mancing Fishing Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
IV. Dimensi Empati (Empathy) 413,5 CB
1 Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen 2 1 33 41 23 382 TB
2 Nomor telepon dan alamat Fishing Valley 0 1 2 48 49 445 B
1. Komunikasi yang Lancar Antara Karyawan dengan Konsumen
Komunikasi yang lancar antara karyawan Fishing Valley dengan konsumen dapat
dikatakan secara keseluruhan dinilai cukup baik selama ini. Hal tersebut ditunjukkan
sebesar 413,5 yang termasuk dalam rentang skala cukup baik yaitu 398,1-425 (Tabel 5).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
97
Konsumen yang menyatakan baik karena konsumen merasa nyaman dengan
jalinan komunikasi dengan karyawan seputar masalah yang terjadi saat memancing
seperti kerusakan alat, umpan, dan lain-lain.
2. Nomor Telepon dan Alamat Fishing Valley
Secara keseluruhan, konsumen menilai sangat baik yaitu adanya nilai sebesar 445
yang termasuk dalam rentang skala baik 425,1-452 (Tabel 5).
Konsumen yang menilai sangat baik disebabkan karena konsumen lebih tinggi
frekuensinya memancing di kolam galatama, konsumen memerlukan pemesanan lapak
terlebih dahulu. Nomor telepon manajer mdah dihubungi dan mudah dimiliki konsumen.
Selain itu, alamat Fishing Valley pun mudah dijangkau karena strategis dan sering
terdapat di acara-acara televisi seperti Trans Tv, Trans7, SCTV, maupun stasiun lainya.
6.2.2.5 Dimensi Bukti Nyata (Tangibles)
Bukti nyata (tangibles) yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik,
peralatan yang dipergunakan, penggabungan fisik dan jasa. Secara keseluruhan kinerja
dimensi bukti nyata ini dapat dikatakan sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai
sebesar 440,4 yang termasuk dalam rentang skala cukup baik 398,1-425 (Tabel 5). Hal ini
mengindikasikan Fishing Valley sebagai wisata mancing terbesar di Bogor memang
memiliki faslitas yang lebih baik dibandingkan kolam pemancingan sejenis lainnya.
Tingkat kinerja mutu pelayanan atribut wisata mancing Fishing Valley Bogor
berdasarkan dimensi bukti nyata (tangibles) ditunjukkan data Tabel 27 berikut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
98
Tabel 27 Tingkat Kinerja Mutu Pelayanan Atribut Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Bukti Nyata (Tangibles)
Jumlah Responden Total Penilaian
Rentang Skala No
Atribut Mutu Pelayanan Wisata Mancing Fishing
Valley (STP) 1
(TP) 2
(CP) 3
(P) 4
(SP) 5
V. Dimensi Bukti Nyata (Tangibles) 440,4 B
1 Penampilan karyawan 0 1 14 38 47 431 B 2 Informasi daftar harga dan
jenis ikan 0 0 6 31 63 457 SB 3 Kenyamanan saat memancing 1 0 4 66 29 422 CB 4 Kondisi kolam pemancingan 0 4 1 7 88 479 SB 5 Umpan ikan 0 1 5 55 39 432 B 6 Fasilitas sarana toilet 0 1 7 40 52 443 B 7 Variasi jenis ikan 4 7 20 13 56 410 CB 8 Kebersihan lokasi 0 2 9 32 57 444 B 9 Luas areal parkir 0 2 8 32 58 446 B
1. Penampilan Karyawan
Dari 100 orang responden secara keseluruhan dinilai baik yaitu sebesar 431 yang
terletak dalam rentang skala baik 425,1-452 (Tabel 5).
Konsumen yang menyatakan sangat baik karena konsumen merasakan akan
pentingnya penampilan karyawan untuk menghilangkan kejenuhan konsumen saat
memancing dan juga untuk membedakan antara konsumen dengan karyawan. Hal
tersebut dimaksudkan agar konsumen lebih mudah untuk memanggil karyawan saat
konsumen memerlukan bantuan karyawan. Sedangkan konsumen yang menyatakan tidak
baik karena konsumen merasa tidak mementingkan penampilan karyawan sebab yang
dibutuhkan konsumen adalah kenyamanan saat memancing.
Perusahaan jasa selalu berusaha memuaskan konsumennya dengan cara-cara yang
kreatif dan unik dibandingkan dengan pesaingnya. Salah satunya melalui pembedaan
penampilan karyawan, misalnya dari pakaian, cara berbicara, tutur kata dan lainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
99
2. Informasi Daftar Harga dan Jenis Ikan
Hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh keterangan bahwa
terdapat 63 persen menilai sangat baik. Secara keseluruhan, atribut informasi daftar harga
dan jenis ikan dinilai sangat baik yaitu dilihat dari nilai nya sebesar 457 yang termasuk
dalam rentang skala sangat baik yaitu 452,1-479 (Tabel 5).
Konsumen sebagian besar menilai positif kinerja atribut ini karena konsumen
membutuhkan informasi daftar harga dan jenis ikan saat memutuskan akan memancing.
Informasi tersebut digunakan konsumen dalam memilih kolam pemancingan dan
kuantitas ikan yang ditangkap dan disesuaikan dengan kondisi keuangan konsumen.
Informasi daftar harga dan jenis ikan selama ini telah jelas dan baik, yaitu diletakkan di
tempat-tempat strategis yang terlihat oleh mata konsumen.
3. Kenyamanan Saat Memancing
Berdasarkan keterangan dari Tabel 27 diperoleh informasi bahwa konsumen
menilai sangat baik kinerja atribut ini yaitu ditandai nilai sebesar 422 yang termasuk
dalam rentang skala cukup baik yaitu 398,1-425 (Tabel 5).
Kenyamanan merupakan kondisi penting yang dibutuhkan konsumen
pemancingan saat konsumen memancing. Suasana nyaman dapat diciptakan dari
tenangnya lokasi pemancingan, sejuknya udara saat memancing, konsumen yang
memancing disediakan tempat duduk dan saung agar semakn santai. Selain itu, konsumen
sangat nyaman dengan ditambahnya wahana penunjang lainnya seperti wahana bermain
anak, flying fox, horse ridding, dan bom-bom boat menambah serunya memancing.
Namun konsumen yang menilai sangat tidak baik lebih disebabkan karena
konsumen datang pada siang hari dimana udara sangat terik, dan membuat kondisi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
100
kurang nyaman sebab sinar matahari menyengat melalui belakang tempat duduk
pemancingan. Konsumen yang merasa tidak nyaman disebabkan pula konsumen lebih
sering datang di hari-hari libur yang sangat ramai pengunjung sehingga suasana
cenderung bising ditambah adanya live music di hari libur.
4. Kondisi Kolam Pemancingan
Dari 100 orang responden diperoleh informasi bahwa kinerja atribut ini dapat
dikatakan sangat baik dilihat dari sebesar 479 yang termasuk dalam rentang skala sangat
baik yaitu 452,1-479 (Tabel 5).
Kondisi kolam pemancingan Fishing Valley sangat baik ditandai bersihnya kolam,
luasnya kolam pemancingan, banyaknya jumlah ikan yang ditebar dan kualitas ikan pun
dinilai baik oleh konsumen. Namun ada pula yang menilai tidak baik, hal ini disebabkan
karena ketika konsumen datang kolam pemancingan belum dikuras dan masih terdapat
beberapa sampah dedaunan.
5. Umpan Ikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang responden diperoleh
informasi bahwa secara keseluruhan kinerja atribut ini sangat baik ditunjukkan dengan
sebesar 432 yang terletak dalam rentang skala baik yaitu 425,1-452 (Tabel 5).
Responden yang menilai baik umpan ikan yang dijual di Fishing Valley, umpan
tersebut berupa pelet, udang, maupun cacing yang dijual murah dan mampu menarik
perhatian ikan pancingan. Ada pula responden yang menilai tidak baik karena konsumen
memerlukan waktu lama untuk mendapatkan ikan dengan menggunakan umpan tersebut.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
101
6. Fasilitas Sarana Toilet
Dari 100 orang responden diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan dinilai
sangat baik, hal ini ditandai dengan nilai sebesar 443 yang terletak dalam rentang skala
baik yaitu 425,1-452 (Tabel 5).
Responden yang menilai positif kinerja ini karena konsumen merasa sarana toilet
yang konsumen gunakan telah menunjukkan kondisi baik walaupun ada kekurangan
namun tidak terlalu dipermasalahkan. Toilet di Fishing Valley terdapat delapan buah dan
lokasinya strategis, disediakan tissu dan air bersih. Namun ada responden yang menilai
tidak baik karena toilet yang berada di sekitar pemancingan masih bau tak sedap, sering
tidak ada tisu, ruang sempit dan kadang kotor.
7. Variasi Jenis Ikan
Dari 100 orang responden diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan kinerja
atribut ini dikatakan baik yang terlihat dari nilai sebesar 410 yang termasuk dalam
rentang skala cukup baik yaitu 398,1-425 (Tabel 5). Responden yang menilai positif
kinerja atribut ini karena menurut konsumen semua jenis ikan yang disediakan Fishing
Valley baik kualitas maupun kuantitasnya dan mampu melepaskan kepenatan konsumen.
Namun ada beberapa responden menilai negatif karena beberapa jenis ikan dinilai sangat
mahal dan jarang memperolehnya di kolam pemancingan sebab jumlahnya minim.
8. Kebersihan Lokasi
Dari 100 orang responden, diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan, kinerja
kebersihan lokasi dinilai sangat baik, terlihat dari nilai sebesar 444 yang terletak dalam
rentang skala baik yaitu 425,1-452 (Tabel 5).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
102
Responden yang menilai sangat baik kinerjanya sebab Fishing Valley memang
terlihat sangat bersih, jarang terlihat sampah maupun kotoran. Kebersihan ini terjaga dari
pagi hari hingga malam hari. Kotak sampah disediakan perusahaan banyak dan mudah
ditemukan oleh konsumen.
9. Luas Areal Parkir
Dari 100 orang responden, keseluruhan responden menilai sangat baik kinerja
atribut ini dengan nilai sebesar 446 yang terletak dalam rentang skala baik yaitu 425,1-
452 (Tabel 5).
Sebagian besar konsumen yang mengunjungi Fishing Valley menggunakan
kendaraan pribadi baik mobil maupun motor sehingga konsumen membutuhkan areal
parkir yang luas. Jumlah konsumen yang berkunjung pun setiap harinya mampu
mencapai minimal 50 orang. Selain itu, lokasi Fishing Valley yang terletak di pinggir
jalan menyebabkan konsumen membutuhkan areal parkir di dalam dengan alasan
keamanan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
103
VII ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN
DAN FASILITAS TAMBAHAN
Persaingan yang semakin meningkat menstimulasi perusahaan untuk berlomba-
lomba memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada konsumennya. Para konsumen
akan mencari produk, berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepadanya. Dengan kondisi seperti ini,maka perusahaan harus
dapat meningkatkan keterampilan dalam pemberian pelayanan untuk meningkatkan
kepuasan konsumennya.
Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini
memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta
kebutuhan konsumen. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dengan cara memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan
dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya
kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada
perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan.
Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat hasil penggabungan antara tingkat
kepentingan dengan tingkat kinerja konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor.
Dari hasil penggabungan tersebut diperoleh empat kuadran sebagai indikator kepuasan
konsumen secara keseluruhan melalui 100 orang responden. Penentuan posisi atribut-
atribut penelitian yang berjumlah delapan belas tersebut ditentukan berdasarkan nilai
rata-rata baik tingkat kepentingan maupun kinerja masing-masing. Penentuan sumbu Y
(performance) sebesar 4,247 dan sumbu X (importance) sebesar 4,295 diperoleh dari
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
104
rata-rata total seluruh nilai rata-rata atribut baik tingkat kepentingan maupun tingkat
kinerja. Berikut akan ditunjukkan Matriks Importance Performance Analysis.
Tingkat Kinerja (X)
Ting
kat
Kepe
ntin
gan
(Y)
4.754.504.254.003.753.50
4.8
4.6
4.4
4.2
4.0
3.8
3.6
4.295
4.247
20
19
18
16
15
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Gamb
ar 5. Diagram Kartesius Importance Performance Analysis
Keterangan : Kuadran I (Prioritas Utama) : Kuadran III (Prioritas Rendah) : 6 = kesopanan karyawan 7 = keamanan 8 = komunikasi yang lancar antara
karyawan dengan konsumen 12 = kenyamanan saat memancing
2 = waktu buka wisata mancing Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
3 = kecepatan melayani konsumen pemancingan
18 = variasi jenis ikan Kuadran II (Pertahankan Prestasi) : Kuadran IV (Berlebihan) : 9 = nomor telepon dan alamat Fishing Valley 1 = sistem pemancingan yang ditawarkan 10 = penampilan karyawan 13 = kondisi kolam pemancingan 15 = umpan ikan 16 = fasilitas sarana toilet 19 = kebersihan lokasi 20 = luas areal parkir
4 = ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
5 = keramahan karyawan 11 = informasi daftar harga dan jenis ikan
Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran IV (Cenderung Berlebihan)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
105
7.1 Analisis Kepuasan Konsumen (Importance Performance Analysis)
Kepuasan konsumen merupakan satu hal penting dalam perusahaan jasa terutama
usaha kolam pemancingan. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen wisata mancing
Fishing Valley Bogor ini menggunakan analisis importance performance analysis. Alat
analisis ini merupakan hasil penggabungan antara tingkat kepentingan dan kinerja suatu
pelayanan yang diplotkan ke dalam kuadran atau diagram kartesius.
7.1.1 Atribut-Atribut dalam Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran I dinamakan sebagai kuadran prioritas utama, artinya atribut yang berada
dikuadran ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi namun
kinerjanya dirasakan rendah oleh konsumen. Atribut-atribut yang berada dalam kuadran
ini memang dibutuhkan dan diperhatikan oleh konsumen dalam hal pelayanan karyawan
selama konsumen menikmati fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan. Atribut yang
terdapat di kuadran I ini adalah atribut kesopanan karyawan (6), keamanan (7),
komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen (8) dan kenyamanan saat
memancing (12).
1. Kesopanan Karyawan
Sikap sopan santun karyawan akan membuat konsumen merasa senang dan
nyaman saat berada di Fishing Valley. Atribut kesopanan karyawan memiliki tingkat
kepentingan yang tinggi namun kinerjanya dirasakan kurang oleh konsumen. Kinerja
karyawan yang rendah disini maksudnya adalah tingkah laku karyawan honoran yang
mendampingi konsumen saat sedang memancing.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
106
Pada kenyataannya, kesopanan karyawan memiliki kinerja yang rendah, hal ini
ditandai dengan sering terlihatnya beberapa karyawan yang tutur katanya kurang lembut
ketika berbicara dengan konsumen, bersikap cuek dan kurang senyum. Hal ini dapat
dipahami mengingat usia karyawan honoran sebagian besar masih berkisar dibawah 17
tahun sehingga emosi konsumen masih labil dan cenderung tidak ingin diatur. Selain itu,
rendahnya tingkat kesopanan konsumen umumnya mengenai tingkah laku yang kurang
sigap ketika konsumen memiliki keluhan saat memancing, bukan ke arah yang negatif.
Kesopanan dan keramahan merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, namun
konsumen Fishing Valley menganggap kedua hal tersebut berbeda. Karyawan Fishing
Valley memiliki keramahan yang tinggi namun hal tersebut dinilai sebagai suatu tindakan
yang kurang sopan saat konsumen menikmati kolam memancing. Sebagai contoh,
karyawan Fishing Valley sangat ramah terhadap konsumen dengan berusaha mencairkan
suasana dengan mengobrol, namun hal ini dirasakan mengganggu konsentrasi konsumen
saat memancing terutama untuk kolam galatama.
2. Keamanan
Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Lovelock, 2002) dinyatakan bahwa
keamanan merupakan kondisi aman dari bahaya, resiko, keragu-raguan. Aspek ini
meliputi keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial (financial security)
dan kerahasiaan (confidentiality). Keamanan menjadi hal yang sangat penting karena
pada saat-saat seperti sekarang ini sering terjadi tindakan kriminal yang semakin tinggi.
Keamanan di Fishing Valley memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun
pada kenyataannya kinerjanya masih rendah. Hal ini ditandai penjagaan dilakukan
intensif dari satuan polisi maupun satpam hanya di hari-hari libur kerja dimana saat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
107
tersebut dikunjungi banyak konsumen baik pemancingan maupun wahana penunjang
lainnya. Pihak perusahaan sengaja mengaktifkan satuan keamanan tersebut untuk alasan
kenyamanan konsumen dan menghindari oknum-oknum yang berniat tidak baik.
Penjagaan satpam pada hari biasa hanya saat menjelang malam hari saja dimana saat-saat
rawan memang menjelang sore hingga malam hari sedangkan pagi hingga siang hari
jarang terlihat penjagaan di pos satpam. Perusahaan dapat menambah jam shift karyawan
untuk berjaga-jaga terutama dari pagi hingga malam pada hari-hari kerja maupun hari
Libur kerja.
3. Komunikasi yang Lancar Antara Karyawan dengan Konsumen
Komunikasi merupakan sarana yang paling efektif dan mempengaruhi konsumen
dalam proses pembelian terutama pada saat membangun preferensi, keyakinan, dan
tindakan pembeli. Komunikasi sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap
konsumen. Selain itu, karyawan harus dapat membuat konsumen merasa senang sehingga
jika konsumen memiliki masalah, konsumen tidak segan-segan mengemukakannya ke
karyawan.
Komunikasi yang terjalin antara konsumen dengan karyawan Fishing Valley
masih rendah. Kinerja yang masih rendah ini disebabkan karyawan sebagian besar kurang
aktif untuk bertanya terlebih dahulu tanpa diminta konsumen. Selain itu, terkadang
karyawan tidak mampu membaca situasi saat kapan konsumen membutuhkan komunikasi
dan saat kapan konsumen membutuhkan ketenangan. Ketenangan dan konsentrasi akan
lebih dibutuhkan konsumen saat memancing. Oleh karena itu, karyawan harus
ditanamkan jiwa atraktif dan komunikatif dengan konsumen melalui pelatihan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
108
4. Kenyamanan Saat Memancing
Kenyamanan saat memancing dianggap konsumen sebagai atribut penting bagi
Fishing Valley yang harus ditingkatkan kinerjanya. Saat memancing, setiap konsumen
pasti membutuhkan suasana senyaman mungkin untuk melepaskan kepenatan akibat
rutinitas yang padat. Kenyamanan tersebut dapat berupa udara yang sejuk maupun
suasana lingkungan sekitar pemancingan.
Suasana pemancingan di sekitar Fishing Valley menurut sebagian besar konsumen
cukup sejuk, tidak bising walaupun terletak di pinggir jalan raya, dan disediakan tempat
duduk. Namun, ada beberapa keluhan seputar kondisi kenyamanan ini yaitu tempat
duduk yang rusak, dibutuhkan penutup di bagian belakang lapak untuk menghindari terik
matahari sore dan desiran hujan. Secara keseluruhan, konsumen merasa nyaman saat
memancing di Fishing Valley.
7.1.2 Atribut-Atribut dalam Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran II dinamakan sebagai kuadran pertahankan prestasi, artinya atribut yang
berada dalam kuadran ini dinilai konsumen memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan
kinerja karyawan yang memuaskan atau tinggi. Atribut-atribut yang berada dalam
kuadran II ini adalah nomor telepon dan alamat Fishing Valley (9), penampilan karyawan
(10), kondisi kolam pemancingan (13), umpan ikan (15), fasilitas sarana toilet (16),
kebersihan lokasi (19), luas areal parkir (20).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
109
Perusahaan berusaha mempertahankan kualitas pelayanan semua atribut yang
berada dalam kuadran ini karena merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan di
mata konsumen. Oleh karena itu, pihak pengelola Fishing Valley sudah sepatutnya
meningkatkan kinerja yang inovatif dan kreatif untuk memperkuat citra perusahaan
konsumen di mata konsumen sehingga mampu mempertahankan konsumen.
1. Nomor Telepon dan Alamat Fishing Valley
Wisata mancing Fishing Valley Bogor memberikan kebebasan bagi para
konsumennya untuk melakukan kontak telepon sebanyak yang konsumen perlukan.
Komunikasi melalui telepon ini penting untuk menjaga hubungan dengan konsumen atau
untuk menyampaikan informasi tentang program atau perlombaan memancing kepada
konsumen yang sering mengikuti.
Nomor telepon dan alamat Fishing Valley sebagian besar telah dimiliki konsumen
yang sering memancing disana terutama untuk kolam galatama. Konsumen biasanya
membooking lapak untuk memancing dengan sistem galatama dengan tujuan agar saat
konsumen sampai di lokasi mendapatkan lapak. Lapak adalah tempat konsumen untuk
memancing di kolam yang diberi nomor tiap lapaknya. Selain itu, rombongan perusahaan
besar biasanya melakukan pemesanan melalui telepon untuk memesan tempat baik wisata
mancing maupun wahana lainnya seperti Bom-Bom Boat, flying fox, horse ridding, dan
lain-lain. Kinerja dirasakan baik karena konsumen mudah menghubungi pengelola dan
mencapai lokasi Fishing Valley.
Alamat Fishing Valley pun mudah diketahui konsumen sebab Fishing Valley
dikenal sebagai wisata mancing terbesar di Bogor, untuk mencapai lokasi tersebut tidak
terlalu sulit sebab terletak di pinggir jalan raya dan dilalui angkutan kota. Sebagian besar
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
110
konsumen pun pada umumnya memperoleh informasi lokasi Fishing Valley ini dari
kerabat maupun saudara karena diajak pada awalnya sehingga informasi tersebut berantai
dari mulut ke mulut. Selain itu, Fishing Valley sering melakukan promosi melalui acara-
acara di beberapa stasiun televisi swasta sehingga menciptakan kepercayaan di benak
konsumen.
2. Penampilan Karyawan
Pada umumnya orang-orang akan memiliki kesan tentang orang lain yang
didasarkan pada cara berpikir, berpakaian, berbicara, dan berinteraksi dengan konsumen.
Penampilan pribadi, kerapian, bahasa tubuh, nada suara, pilihan kata, dan hal lain
membuat kesan pertama yang mempesona. Penampilan ternyata telah memainkan peran
sangat penting dalam membuat kesan pertama yang mempesona buat orang lain. Dengan
kata lain perhatian pada seseorang ketika sedang bertemu dengan orang lain sangat
penting dalam membangun kesan pertama yang positif.
Karyawan harus menarik, baik dari segi penampilan, gaya bicara, maupun gerak
geriknya sehingga tidak membosankan. Penampilan ini harus dijaga selama jam kerja
secara prima. Penampilan fisik karyawan Fishing Valley saat ini sudah baik, konsumen
menggunakan seragam yang telah disediakan manajer. Seragam karyawan Fishing Valley
berwarna orange dan bawahan celana panjang bahan berwarna hitam, berkerah hitam dan
terdapat logo perusahaan bergambar ikan di saku kemeja seragam tersebut. Selain itu,
disediakan pula topi hitam bergambar logo Fishing Valley untuk karyawan yang sering
berada di luar, menghindari teriknya matahari. Ada pula payung berlogo Fishing Valley
yang disediakan perusahaan untuk karyawan maupun konsumen saat hujan melanda
ketika memancing. Perusahaan dapat meningkatkan atribut ini dengan pemberian seragm
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
111
untuk karyawan honoran yang berada di lokasi pemancingan karena selama ini karyawan
honoran diperbolehkan memakai baju konsumen sendiri tanpa seragam. Warna seragam
yang digunakan tidak terlalu mencolok dan berlebihan.
3. Kondisi Kolam Pemancingan
Kondisi kolam pemancingan Fishing Valley cukup jernih, luas dan bersih dari
kotoran baik sampah maupun dedaunan serta dilengkapi saung khusus untuk kolam
harian dan kiloan. Selain itu, terdapat hiasan menarik berupa patung ikan sebanyak dua
buah di pinggir kolam unuk menambah keindahan. Kondisi kolam Fishing Valley yang
bersih tersebut mampu dijadikan indikator ikan yang ditebar di kolam baik jenisnya.
Kolam selalu dalam kondisi bersih dan jernih karena karyawan memiliki jadwal rutin
pengurasan air kolam yaitu sevulan sekali atau disesuaikan dengan kondisi kolam.
Sampah yang ada di kolam pun dengan segera dibersihkan karyawan jika terdapat
konsumen yang kurang mengindahkan kebersihan umum.
4. Umpan Ikan
Pemancingan galatama melarang penggunaan umpan hidup seperti cacing, kroto
dan lainnya. Fishing Valley juga melarang penggunaan umpan yang berbahan dasar nasi
dan umbi-umbian, umpan yang dapat mengambang seperti roti yang kering, pelet multi
dan bom. Alasan pembatasan umpan sesungguhnya ditujukan demi kenyamanan
pemancing sendiri, karena umpan yang dilarang tadi dapat merusak ikan hingga tidak
berselera lagi memakan umpan dironde-ronde selanjutnya, dapat mematikan ikan,
membuat ikan selalu mencari umpan di atas air. Peraturan mengenai umpan ini akan
berbeda di masing-masing empang.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
112
Umpan yang biasa dijual di Fishing Valley adalah udang, pelet, dan cacing.
Masing-masing umpan dijual dengan harga Rp 2.500 per bungkusnya. Konsumen selama
ini masih menilai baik kualitas maupun harga umpan yang ditawarkan. Umpan yang
dijual di Fishing Valley mampu menarik perhatian ikan lebih cepat sehingga konsumen
merasa puas dengan hasil tangkapannya tersebut. Umpan yang sering dibeli konsumen
Fishing Valley adalah umpan berupa pelet sebab selain murah, kualitas tangkapannya pun
memuaskan. Selain itu, umpan selalu tersedia setiap hari dan konsumen tidak pernah
mengeluh akan kehabisan persediaan umpan.
5. Fasilitas Sarana Toilet
Toilet merupakan sarana atau fasilitas yang selalu dan pasti dibutuhkan konsumen
dimanapun konsumen berada. Sarana ini selalu disediakan di lokasi wisata termasuk di
Fishing Valley. Kebersihan toilet terkadang dijadikan indikator kebersihan seluruh lokasi
dalam suatu perusahaan oleh konsumen. Namun filosofi tersebut ternyata tidak terlalu
mutlak benar sebab pada kenyataannya terkadang konsumen yang tidak menjaga sarana
tersebut. Konsumen yang tidak peduli biasanya membersihkan toilet seadanya saja tanpa
memikirkan kepentingan untuk konsumen lainnya saat menggunakan sarana yang sama.
Fishing Valley memiliki delapan buah toilet yang tersebar di beberapa lokasi,
seperti di kolam pemancingan harian dan kiloan sebanyak dua buah, di kolam
pemancingan galatama sebanyak satu buah, di restoran sebanyak dua buah, di belakang
terdapa dua buah, dan di mushola sebanyak satu buah. Toilet dinilai baik kualitasnya,
airnya bersih, terdapat gayung bahkan wastafel. Sebagian besar toilet tersebut dalam
kondisi yang baik namun ada beberapa toilet terutama yang di kolam pemancingan harian
dan galatama dirasa konsumen kurang bersih. Hal ini disebabkan karena ada beberapa
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
113
konsumen yang kurang memikirkan kepentingan bersama sehingga konsumen tidak
menjaga kebersihan toilet setelah menggunakannya. Perusahaan dapat memberikan tissu
dan pewangi karbol ke toilet di kolam pemancingan sebab toilet tersebut sering
digunakan konsumen setiap harinya.
6. Kebersihan Lokasi
Wisata mancing Fishing Valley Bogor selalu berusaha menjadikan kegiatan
memancing menjadi seru bagi konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut, Fishing
Valley pun berupaya menciptakan kepuasan konsumen yaitu dengan memberikan
perbaikan dan pelayanan terbaik serta kesadaran akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan dengan tetap menjaga kebersihan dan kehijauan lingkungan. Perusahaan
selalu menjaga kebersihan lingkungan Fishing Valley agar selalu bersih sehinga membuat
konsumen betah dan merasa nyaman memancing disana.
Kebersihan sangat dijaga oleh pihak pengelola Fishing Valley sebab erat sekali
kaitannya dengan kenyamanan konsumen. Pemancingan sering sekali dikaitkan dengan
aroma amis dari ikan yang ada, namun Fishing Valley berusaha mengatasinya dengan
pemberian parfum di meja restoran, diusahakan tidak ada sampah yang berserakan di
sekitar tempat lapak pemancingan dan karyawan dituntut untuk jeli dan tanggap jika ada
sampah di sekitar pemancingan. Kotak sampah pun tersedia di tempat-tempat yang
mudah ditemukan konsumen.
7. Luas Areal Parkir
Dalam membangun suatu bangunan komersial, pengelola harus memperhatikan
kebutuhan parkir karena kebutuhan parkir setiap bangunan komersial berbeda sehingga
perusahaan perlu menyediakan fasilitas parkir yang sesuai dengan kebutuhan parkir
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
114
tersebut. Para konsumen tentu akan lebih menyukai lokasi pemancingan yang memiliki
tempat parkir yang cukup luas dan dekat karena akan mempengaruhi orang yang akan
berkunjung ke tempat tersebut dan mempermudah konsumen mencapai lokasi. Namun
terkadang jauh dekatnya tidak terlalu dipermasalahkan konsumen jika ditunjang dengan
kualitas pelayanan yang baik.
Areal parkir Fishing Valley memang sengaja dibuat sangat luas, mampu
menampung lebih dari 50 mobil. Hal ini dilakukan perusahaan karena konsumen yang
berkunjung umumnya menggunakan kendaraan baik motor maupun mobil terutama di
hari-hari libur yang ramai. Selain itu, disediakan pula tukang parkir yang bertugas
mengatur penempatan kendaraan dan menjaga keamanan kendaraan-kendaraan
konsumen.
7.1.3 Atribut-Atribut dalam Kuadran III (Prioritas Rendah)
Kuadran III dinamakan sebagai kuadran prioritas rendah, artinya bahwa atribut
yang berada dalam kuadran ini dirasakan konsumen memiliki kepentingan dan kinerja
yang rendah. Atribut-atribut yang berada dalam kuadran ini antara lain : waktu buka
wisata mancing (Senin-Jumat pukul 10.00-21.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-
21.00 WIB) (2), kecepatan melayani konsumen pemancingan (3), dan variasi jenis ikan
(18).
1. Waktu buka wisata mancing (Senin-Jumat pukul 10.00-21.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB)
Waktu buka usaha memang umumnya sangat diperhatikan, namun pada
kenyataannya waktu buka usaha tidak terlalu dianggap penting bagi konsumen di bidang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
115
jasa pemancingan. Konsumen yang telah memiliki hobi memancing akan selalu berusaha
menyisihkan waktu luangnya untuk memancing di Fishing Valley disesuaikan waktu
kerja konsumen. Biasanya konsumen datang ke lokasi pemancingan setelah jam 14.00
WIB pada hari kerja dan pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB saat hari libur. Perusahaan
membuat dua jenis waktu buka usaha untuk mengantisipasi kedatangan konsumen yang
lokasinya dekat dengan Fishing Valley dan juga untuk konsumen yang jam kerjanya
berbeda dengan jam kerja normal.
Kinerja karyawan pada waktu buka usaha yang disediakan tersebut dinilai rendah
karena terkadang pada pagi hari saat konsumen tiba dapat dilihat karyawan masih sibuk
membersihkan lokasi terutama restoran. Selain itu, jumlah karyawan pada pagi hari
masih sedikit dibandingkan pada siang hari. Karyawan terlihat santai dan duduk-duduk
saja saat pagi sebab konsumen cenderung masih sangat sedikit yang datang.
2. Kecepatan Melayani Konsumen Pemancingan
Kemampuan melayani konsumen dengan cepat dan tepat adalah melayani
konsumen dalam batasan waktu yang wajar atau normal. Kecepatan pelayanan terhadap
konsumen mempunyai dampak pada keberhasilan jangka panjang dari suatu perusahaan.
Kepuasan konsumen tercermin dari aspek-aspek diatas sehingga dibutuhkan keahlian dan
keterampilan yang memuaskan dari karyawan. Keahlian dan keterampilan (skill) sangat
penting dan perlu diperhatikan dalam pemberian pelayanan kepada konsumen.
Karyawan harus pandai mengatur waktu dan tidak membicarakan hal-hal di luar
konteks pekerjaan secara berlebihan pada saat melayani konsumen. Kecepatan karyawan
Fishing Valley dalam melayani kebutuhan konsumen cenderung masih rendah karena
lamanya pelayanan karyawan ketika konsumen memesan makanan atau minuman saat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
116
sedang memancing. Karyawan membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam melayani
pesanan konsumen terutama konsumen yang menginginkan ikan hasil tangkapannya
dimasak untuk dinikmati konsumen. Selain itu, pelayanan karyawan saat konsumen baru
tiba di lokasi dapat mengganggu kenyamanan konsumen karena konsumen merasa risih
ketika baru datang langsung ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar kebutuhan
konsumen. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah yang signifikan bagi konsumen
sebab konsumen lebih mengutamakan pemancingan yang baik dan memuaskan serta
mampu melepaskan kepenatan konsumen.
3. Variasi Jenis Ikan
Variasi jenis ikan juga dirasakan kepentingan dan kinerjanya masih rendah. Pada
umumnya konsumen menyukai berbagai jenis ikan yang ditawarkan. Semakin banyak
variasi jenis ikan semakin puas konsumen ketika memancing. Fishing Valley menyiasati
keinginan konsumen tersebut dengan menyajikan variasi jenis ikan yaitu ikan mas, ikan
bawal, ikan gurame, ikan patin, dan ikan nila.
Pada dasarnya konsumen yang memancing terutama di kolam galatama lebih
tertarik akan hadiah yang dijanjikan perusahaan dengan mendapatkan ikan yang terberat.
Ada semacam kepuasan batin ketika seseorang memenangkan perlombaan galatama
tersebut. Saat memancing, semua permasalahan pribadi seseorang sejenak terlupakan
dengan asyiknya kegiatan ini.
7.1.4 Atribut-Atribut dalam Kuadran IV (Cenderung Berlebihan)
Kuadran IV dinamakan sebagai kuadran berlebihan, artinya atribut yang berada
dikuadran ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang rendah namun
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
117
dirasakan konsumen terlalu berlebihan dan memiliki kinerja yang tinggi. Atribut-atribut
yang termasuk ke dalam kuadran IV ini adalah sistem pemancingan yang ditawarkan (1),
ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen (4), dan keramahan karyawan (5).
1. Sistem Pemancingan yang Ditawarkan
Sistem pemancingan yang ditawarkan perusahaan Fishing Valley Bogor meliputi
sistem pemancingan harian, kiloan, galatama, borongan, dan lomba. Pada umumnya
konsumen lebih sering menggunakan kolam pemancingan galatama yaitu berupa
perlombaan memancing selama dua jam dimana konsumen yang mendapatkan ikan
paling berat maka dia yang memenangkan perlombaan. Hal ini dikaitkan dengan adanya
hadiah-hadiah berupa uang tunai sehingga konsumen merasa tertantang. Namun kolam
pemancingan harian maupun kiloan tidak pernah sepi dari hingar bingar konsumen.
Sistem pemancingan yang ditawarkan tidak terlalu dipermasalahkan bagi
konsumen karena konsumen bebas menentukan jenis kolam pemacingan mana yang
sesuai selera konsumen saat tiba di Fishing Valley. Selain itu, konsumen pun
menyesuaikan kondisi keuangan konsumen dengan sistem pemancingan. Selama ini,
sistem pemancingan di Fishing Valley dapat memuaskan konsumen, terbukti dengan
kunjungan konsumen yang ramai hampir setiap harinya mencapai minimal 50 orang.
Sistem pemancingan yang sering dinikmati oleh konsumen adalah kolam
pemancingan galatama. Hal ini disebabkan karena kolam pemancingan galatama
memiliki keunikan yaitu siste perlombaan mendapatkan ikan yang terbesar dan
pemenangnya akan diberikan hadiah berupa uang tunai yang jumlah nominalnya
disesuaikan dengan jumlah peserta.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
118
2. Ketanggapan Karyawan Melayani Keluhan Konsumen
Industri jasa seperti perbankan, asuransi, telekomunikasi, transportasi dan lain-
lain sekitar 50-80 persen konsumen tidak akan komplain jika mempunyai masalah.
Berdasarkan survei yang dilakukan Frontier, ada lima alasan yang sering menjadi alasan
pelanggan enggan menyatakan keluhannya. Pertama, masalah yang dihadapi relatif tidak
penting dan dapat diatasi sendiri. Kedua, karena konsumen yakin bahwa perusahaan tidak
akan melakukan tindakan apapun atas komplain konsumen. Ketiga, konsumen tidak tahu
cara untuk menyatakan komplain konsumen. Keempat, konsumen tidak tahu harus
komplain kepada siapa. Dan kelima adalah konsumen lebih memilih untuk menggunakan
jasa perusahaan atau pihak ketiga ntuk menyelesaikan masalah. (Irawan, 2007)
Setiap perusahaan terutama yang berorientasi konsumen selalu berupaya
memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumennya. Pelayanan konsumen atau
customer service banyak didominasi oleh perusahaan jasa terutama di negara
berkembang. Tidak hanya perbaikan produk saja yang diperlukan tetapi juga karyawan
dituntut tanggap atas harapan atau keluhan konsumen. Semua ini dilakukan perusahaan
agar pelayanan yang diberikan berbeda dengan yang diberikan para pesaing dan dapat
memberikan solusi bagi konsumen. Kemampuan dan keterampilan dalam melayani baik
dalam pemberian pelayanan bagi pemecahan masalah yang dihadapi konsumen dengan
cara yang baik.
Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, itu adalah filosofi yang dapat
diterapkan perusahaan. Cepat tanggap terhadap keluhan maupun kebutuhan yang
diinginkan konsumen dapat membuat konsumen merasa betah berkunjung. Karyawan
Fishing Valley dinilai cepat tanggap terhadap keluhan konsumen. Namun pada
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
119
kenyataannya, atribut ketanggapan karyawan menangani keluhan konsumen dinilai
rendah kepentingannya karena konsumen cenderung menyimpan keluhannya daripada
menyampaikan langsung ke karyawan. Konsumen lebih membutuhkan ketenangan untuk
melepaskan kepenatan selepas padatnya rutinitas konsumen sehari-hari dengan
memancing di Fishing Valley.
3. Keramahan Karyawan
Pelayanan dapat ditunjukkan melalui keramahan terhadap konsumen tidak hanya
pelayanan dengan pemberian senyum oleh karyawan, tetapi juga terdapat upaya
perusahaan untuk meningkatkan pelayanannya dengan perubahan dalam proses
pelayanan yang menghargai konsumen. Salah satu caranya antara lain karyawan
dikatakan ramah jika berjabat tanganlah yang erat, murah mengucapkan terima kasih,
menggunakan bahasa yang baik dan benar, kontak mata sewajarnya, menjadi pendengar
yang baik dan mampu berbicara cukup keras dan jelas dengan konsumen, serta
tersenyum.
Karyawan Fishing Valley pada kenyataannya dinilai telah mampu membuat
konsumen merasa dihargai dengan keramahan konsumen saat kedatangan konsumen
untuk memancing atau menikmati fasilitas lainnya. Konsumen selalu senyum, tutur kata
baik dan sopan, sabar dalam melayani keinginan konsumen. Saat konsumen tiba di
Fishing Valley karyawannya langsung menghampiri konsumen dan menanyakan apa
kebutuhan yang perlu dibantu dengan sikap yang membuat nyaman. Karyawan yang
ramah adalah karyawan tetap yang telah lama bekerja di Fishing Valley umumnya
konsumen sering mendapat pengarahan dari manajer seputar pelayanan. Namun
karyawan yang berada di galatama pun ramah hanya saja tidak seramah karyawan tetap.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
120
Hal ini disebabkan karena karyawan galatama masih berusia di bawah 17 tahun yang
cenderung masih labil emosinya.
7.2 Analisis Fasilitas Tambahan
Fasilitas-fasiltas tambahan yang akan dibangun di Fishing Valley meliputi tiga
fasilitas yaitu kolam renang, penganekaragaman wahana alam, dan sarana bermain anak.
Fasilitas tersebut direncnakan akan didirikan dalam waktu dekat oleh pihak pengelola
Fishing Valley Bogor. Pihak pengelola harus mengetahui penilaian konsumen akan
rencana pendirian fasilitas-fasilitas tambahan tersebut dengan melakukan analisis
menggunakan varian ranking dua arah Friedman. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui seberapa penting suatu fasilitas tambahan di mata konsumen.
7.2.1 Fasilitas Tambahan Menurut Pihak Pengelola Fishing Valley
Pihak pengelola Fishing Valley memiliki rencana jangka panjang yang akan
direalisasikan untuk memuaskan konsumen melalui peningkatan jumlah fasilitas
tambahan. Fasilitas-fasilitas tambahan yang akan dibangun tersebut antara lain : kolam
renang, pembangunan sarana olahraga dan sarana bermain anak. Penambahan fasilitas
tersebut dimaksudkan untuk menyiasati semakin maraknya layanan yang ditawarkan
kolam pemancingan sejenis dan membuat konsumen semakin nyaman berwisata di
Fishing Valley Bogor.
Pembangunan beberapa fasilitas-fasilitas tersebut menciptakan citra image di
benak konsumen bahwa Fishing Valley merupakan wisata mancing keluarga terbesar di
Bogor yang memiliki beragam kenyamanan disamping pemancingan. Analisis fasilitas
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
121
tambahan ini menggunakan Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman. Analisis
Varian Ranking Dua Arah Friedman dilakukan untuk melihat perbedaan antara tingkat
keperluan fasilitas-fasilitas tambahan bagi responden. Apabila terdapat tingkat perbedaan
antara fasilitas-fasilitas tambahan tersebut, maka analisis dilanjutkan dengan Uji
Perbandingan Berganda untuk uji Friedman untuk melihat fasilitas mana saja yang
memang perlu dibangun dan fasilitas mana yang tidak perlu dibangun.
Pada penelitian ini hanya digunakan Analisis Varian Ranking Dua Arah Friedman
saja sebab hasil pengujian menunjukkan bahwa semua fasilitas tambahan tersebut
memiliki peringkat yang sama sehingga tidak memiliki perbedaan tingkat keperluan.
Jumlah Rangking Fasilitas-Fasilitas Tambahan Fishing Valley dapat ditunjukkan dalam
Tabel 28 berikut.
Tabel 28 Jumlah Ranking Fasilitas-Fasilitas Tambahan Fishing Valley
No Fasilitas-fasilitas tambahan Jumlah ranking (Rj)
3 Penganekaragaman sarana bermain anak 213 2 Penganekaragaman wahana alam 196 1 Kolam renang 191
Berdasarkan hasil Analisis Varian Rangking Dua Arah Friedman, diperoleh nilai
X2 hitung < X2 Tabel maka dapat disimpulkan bahwa terima Ho, artinya tidak terdapat
perbedaan tingkat keperluan untuk setiap fasilitas tambahan. Dari hasil tersebut diperoleh
bahwa fasilitas penganekaragaman sarana bermain anak memiliki rangking tertinggi dan
kolam renang memiliki rangking terendah. Namun secara keseluruhan diperoleh
penilaian yang sama dari responden bahwa ketiga fasilitas tambahan tersebut perlu
dibangun untuk menambah variasi wahana selain memancing (Lampiran 3).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
122
Penganekaragaman sarana bermain anak dirasakan perlu dibangun sebab sebagian
besar konsumen Fishing Valley telah menikah dan memiliki anak. Sarana bermain anak
diperlukan untuk mengatasi kejenuhan anak-anak yang menyukai permainan anak saat
orang tuanya sedang memancing. Pengeola Fishing Valley mengharapkan dengan adanya
penambahan fasilitas tersebut kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Selain itu,
Fishing Valley akan semakin mengukuhkan diri sebagai wisata mancing dan rekreasi
keluarga terbesar di Bogor.
Penganekaragaman wahana alam juga dianggap perlu untuk menambah variasi
permainan wahana alam di samping flying fox, horse ridding, tali temali dan lainnya. Hal
ini juga diharapkan mampu membuat konsumen memiliki pilihan aktivitas selain
memancing ketika berada di Fishing Valley.
Kolam renang dibutuhkan bagi konsumen yang hanya menemani kerabat lainnya
yang sedang memancing. Konsumen membutuhkan fasilitas lain yang tidak atau jarang
dijumpai di kolam pemancingan sejenis lainnya. Konsumen yang membawa anak kecil
dan kerabat umumnya menginginkan adanya kolam renang tersebut segera dibangun oleh
pihak pengelola.
7.2.2 Fasilitas Tambahan Menurut Konsumen
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang menilai fasilitas-fasilitas tambahan
yang dibutuhkan konsumen untuk mengetahui keinginan konsumen. Fasilitas-fasilitas
yang dibutuhkan konsumen ini diharapkan dapat direalisasikan oleh pengelola Fishing
Valley untuk meningkatkan kepuasan akan kualitas pelayanan karyawan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
123
Berdasarkan penelitian terhadap 100 orang responden, diperoleh informasi bahwa
sebagian besar membutuhkan fasilitas sarana olahraga di Fishing Valley. Fasilitas sarana
olahraga tersebut dimaksudkan agar konsumen tidak merasa bosan dengan kemonotonan
wahana yang telah ada di Fishing Valley. Selain itu juga dengan adanya sarana olahraga
maka konsumen semakin dimanjakan dengan pilihan wisata yang berbeda dengan kolam
pemancingan lainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
124
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wisata mancing Fishing Valley Bogor,
maka dapat disimpulkan yaitu :
1. Konsumen telah merasa puas dengan mutu pelayanan atribut-atribut yang berada di
kuadran II (pertahankan prestasi). Atribut-atribut yang terdapat di kuadran II
dianggap penting, namun kinerja masih rendah (prioritas utama) yaitu kesopanan
karyawan, keamanan, komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen,
dan kenyamanan saat memancing. Sedangkan atribut-atribut yang dapat memuaskan
konsumen dan harus dipertahankan adalah atribut-atribut yang berada di kuadran I
atau prioritas utama. Atribut yang memiliki kinerja baik dan penting (pertahankan
prestasi) adalah nomor telepon dan alamat Fishing Valley, penampilan karyawan,
kondisi kolam pemancingan, umpan ikan, fasilitas sarana toilet, kebersihan lokasi,
dan luas areal parkir.
2. Fasilitas- fasilitas tambahan yang akan dibangun di Fishing Valley yaitu kolam
renang, penganekaragaman wahana alam, dan sarana bermain anak. Hasil Uji
Friedman menunjukkan bahwa x2 hitung < x2 Tabel sehingga dapat dikatakan
fasilitas-fasilitas tambahan Fishing Valley perlu diadakan di Fishing Valley.
Sedangkan fasilitas yang diharapkan untuk dibangun di Fishing Valley menurut
sebagian besar konsumen adalah sarana olahraga.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
125
8. 2. Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan pertimbangan perusahaan
untuk perbaikan kinerja wisata mancing Fishing Valley di masa depan, yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya memiliki visi dan misi yang lebih jelas dan tertulis serta
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan agar tercapai visi dan misi tersebut di
masa depan
2. Perusahaan sebaiknya melakukan pembukuan maupun sistem administrasi umum yang
lebih teratur sehingga dapat diketahui frekuensi kunjungan konsumen setiap bulannya.
Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kinerja ke depannya
3. Pihak perusahaan dapat mempertahankan atribut-atribu pelayanan di kuadran I dan
meningkatkan kinerja atribut-atribut di kuadran II dengan cara antara lain :
memberlakukan jam shift penjagaan keamanan yang lebih teratur tidak hanya pada
saat hari libur saja, pelatihan komunikasi bisnis dan leadership karyawan, serta
memberlakukan garansi berupa free atau diskon jika pelayanan dinilai lambat dan
merugikan konsumen, dan melakukan inovasi hadiah perlombaan di kolam
pemancingan galatama agar konsumen tidak jenuh
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis manajemen strategi pemasaran
maupun strategi pengembangan usahanya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
126
DAFTAR PUSTAKA
Andika, Meidy. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Agrowisata Little Farmers
Cisarua Kabupaten Bandung Utara. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Deptan, 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani pada
http://database.deptan.go.id Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan. 2008. Data Kunjungan Wisatawan ke
Kota Bogor 2003-2007. Engel JF, Roger DB, Paul WM. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid1-2. Budianto,
Penerjemah ; Jakarta : Binarupa Aksara. Terjemahan dari Customer Behavior Fahmi, M. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pisang Raja Bulu dan Saluran
Pemasarannya di Kota Bogor. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Kasali, R. 2000. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
Prenhallindo. Terjemahan : Marketing Management _________.2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT.
Indeks Kelompok Gramedia Limbong, W.H, Sitorus. 1985. Bahan Bacaan Pengantar Tataniaga Pertanian. Program
Studi Manajer Koperasi Unit Desa. Fakultas Politeknik. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Lovelock, Christopher H. 1984. Sevices Marketing : Text, Cases, and Reading. New
Jersey : Prentice- Hall Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia _______.1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi Kedua
Belas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama ______________. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Jakarta: PT.Grameda Pustaka Utama
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
127
Maharani, Desi Sagita. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pisang Raja Bulu
dan Saluran Pemasarannya di Kota Bogor. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oktaviani, Riandina Wahyu. 2006. Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Kinerja
Kebun Wisata Pasirmukti dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Pitana, I Gde. 2002. “Pengembangan Ekowisata di Bali”. Makalah Disampaikan pada
Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada tanggal 29 Juni 2002. Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia Sunarto. 2006. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : AMUS Yogyakarta Sutjipta, I Nyoman. 2001. Agrowisata.Magister Manajemn Agribisnis:Universitas
Udayana.(Diktat) Tjiptono, Fandy. 1997. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Penerbit Andi Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan pertama. Jakarta: Ghalia
Indonesia Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan Ke-4. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama Widyandari, Okky Oktavina. 2007. Analisis Preferensi Pengunjung Terhadap Atribut
Wisata Kusuma Agrowisata Kota Batu Jawa Timur. Skripsi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
World Tourism Organization. 2000.Tourism Trends. Madrid Wudianto, Maniswara, Anung WAP. 1999. Memancing di Perairan Tawar dan Laut.
Cetakan VI. Jakarta : Penebar Swadaya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
128
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
129
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN
Nama saya Dini Vidya, mahasiswa Institut Pertanian Bogor, yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul ”Analisis Kepuasan Konsumen Wisata Mancing Fishing Valley Bogor Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan”. Saya mengharapkan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I untuk berkenan mengisi kuesioner ini. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/I berikan merupakan hal yang sangat berharga dan akan dijaga kerahasiaannya serta dipergunakan untuk kepentingan akademik dan manajemen wisata mancing Fishing Valley Bogor. Anda dimohon menyilang (X) salah satu pilihan dan mengisi titik-titik dengan jawaban yang sesuai. SCREENING : 1. Apakah Anda sudah melakukan kunjungan di wisata mancing Fishing Valley Bogor minimal dua kali? 2. Apakah Anda sudah berusia ≥ 17 tahun? 3. Apakah Anda bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuisioner? « Bila semua jawaban Anda “YA”, maka silahkan melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya! « Bila ada salah satu saja jawaban Anda “TIDAK”, terimakasih, Anda tidak perlu melanjutkan pengisian
kuisioner ini! Nomor Responden : Nama :…………………………… Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan Alamat : ……………………………………………………………………. Status : a. Menikah b. Belum Menikah Usia : …………………………………… Pendidikan terakhir : a. Sekolah Dasar (SD) b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) c. Sekolah Menengah Umum (SMU) d. Diploma III/Akademik e. Strata 1 (S1) f. Strata 2/3 (Pascasarjana) Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa g. Ibu rumah tangga b. Sedang mencari pekerjaan h. Wiraswasta c. Karyawan swasta i. Profesional (dokter,dll) d. PNS j. Pensiunan e. Pegawai BUMN k. Lainnya………………….. f. ABRI/Tentara Pengeluaran rata-rata per bulan :
a. < Rp 900.000
b. Rp 900.001-1.800.000
c. Rp 1.800.001-2.700.000
d. Rp 2.700.001-3.600.000
e. Rp 3.600.001-4.500.000
f. > 4.500.000
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
130
I Analisis Tingkat Kepentingan
Tingkat Kepentingan Atribut 1
(STP) 2
(TP) 3
(CP) 4
(P) 5
(SP) Keterangan
Sistem Pemancingan yang ditawarkan
Waktu Buka Wisata Mancing: Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
Kecepatan melayani konsumen pemancingan
Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
Keramahan karyawan Kesopanan karyawan Keamanan Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen
Nomor telepon dan alamat Fishing Valley
Penampilan Karyawan Informasi daftar harga dan jenis ikan
Kenyamanan saat memancing Umpan Ikan Fasilias Sarana Mushola Kondisi kolam pemancingan Fasilitas sarana toilet Kelengkapan dan kondisi peralatan pancing
Variasi Jenis Ikan Kebersihan lokasi Luas areal parkir Keterangan : STP = Sangat Tidak Penting CP = Cukup Penting SP = Sangat Penting TP = Tidak Penting P = Penting
130
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
131
Dimensi mutu Atribut-atribut Indikator kepuasan Sistem pemancingan yang ditawarkan
1 = hanya kiloan saja 2 = kiloan dan harian 3 = kiloan, harian, galatama 4 = kiloan, harian, galatama, borongan 5 = kiloan, harian, galatama, borongan
dan lomba Keterandalan (Reliability) Waktu buka wisata
mancing: Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
1 = sangat tidak puas 2 = tidak puas 3 = cukup puas 4 = puas 5 = sangat puas
Ke Kecepatan melayani konsumen pemancingan
1 = lebih dari 30 menit 2 = 21-30 menit 3 = 11-20menit 4 = 10 menit 5 = kurang dari 10 menit
Ketanggapan (Responsiveness)
Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
1 = acuh tak acuh 2 = tidak langsung menanggapi, hanya
diam mendengarkan 3 = langsung menanggapi namun tidak
memberikan solusi 4 = langsung menanggapi dan
memberikan solusi 5 = langsung menanggapi dan memberi
solusi dan dipenuhi keinginan konsumennya
Keramahan karyawan
1 = cuek dan acuh tak acuh 2 = hanya melayani konsumen ketika
dipanggil saja 3 = senyum dan tidak bertanya apapun 4 = senyum, bertanya pesanan
konsumen dan melayaninya 5 = senyum, bertanya pesanan
konsumen, mengantarkan konsumen ke lokasi dan melayaninya serta menemani
Jaminan (Assurance)
Kes Kesopanan karyawan
1 = acuh tak acuh dan selalu cemberut 2 = tidak sopan, terlalu cuek, namun
melayani dengan baik 3 = cukup sopan, perhatian akan
kebutuhan konsumen 4 = sopan dan santun seperti tutur kata
baik atau lembut, gerak tubuh yang baik dan tidak berlebihan
5 = sangat sopan seperti tutur kata
131
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
132
lembut, membungkukkan badan ketika melayani atau bertanya ke konsumen
Keamanan 1 = sangat tidak aman, tidak ada satpam 2 = tidak aman. satpam hanya menjaga
di pos saja 3 = cukup aman, satpam kadang-
kadang berkeliling mengawasi. 4 = aman, satpam selalu berkeliling
mengawasi, tidak diperiksa secara ketat saat masuk
5 = sangat aman. pengawasan satpam sangat baik. setiap pengunjung yang datang diperiksa
Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen
1 = acuh tak acuh 2 = tidak berjalan baik. konsumen
merasa tdak nyaman dengan karyawan
3 = cukup lancar. namun ada beberapa hal yang dinilai konsumen kurang
4 = lancar. setiap pertanyaan konsumen atau kebutuhan konsumen mampu dilaksanakan walau tidak semuanya
5 = sangat lancar berkomunikasi dengan konsumen mengenai semua hal baik pelayanan, informasi dan kebutuhan. semuanya terlaksana dengan sangat baik
Kepedulian (Emphaty)
Nomor telepon dan alamat Fishing Valley
1 = tidak tersedia nomor telpon dan alamat
2 = tersedia nomor telepon, alamat tidak jelas
3 = nomor telepon tidak tersedia, alamat jelas
4 = nomor telepon dan alamat jelas 5 = nomor telepon dan alamat sangat
jelas dilengkapi brosur serta pernah ada di media massa
Bukti Fisik (Tangible)
Penampilan Karyawan
1= tidak memakai seragam 2 = hanya memakai kemejanya saja.
tidak rapi dan tidak bersih 3 = memakai seragam, rapi dan tidak
bersih 4 = memakai seragam rapi dan bersih 5 = memakai seragam sangat rapi,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
133
bersih, sangat menarik Informasi daftar harga dan jenis ikan
1= daftar harga dan jenis ikan tidak ada 2 = daftar jenis ikan lengkap, namun
tidak ada daftar harga 3 = daftar harga dan jenis ikan ada
namun tidak jelas 4 = daftar harga dan jenis ikan lengkap
dan jelas 5 = daftar harga dan jenis ikan sangat
lengkap dan jelas bahkan disertai gambar menarik
Kenyamanan saat memancing
1= udara tidak sejuk, bising, dan tidak ada tempat duduk
2 = udara tidak sejuk, bising, ada tempat duduk
3 = udara sejuk, bising, tidak ada tempat duduk
4 = udara panas, tenang, ada tempat duduk
5 = udara sejuk, tenang, ada tempat duduk
Umpan Ikan 1 = sering habis dan sangat sedikit
2 = sedikit tersedia dan mahal 3 = cukup banyak tersedia namun
mahal 4 = banyak tersedia dan murah 5 = banyak tersedia, murah, baik
kualitas umpannya
Fasilitas sarana mushola
1 = mushola sangat kotor dan bau 2 = tersedia mushola, kotor, tidak ada
alat shalat 3 = tersedia mushola, bersih, tidak ada
alat shalat 4 = tersedia mushola, bersih, ada alat
shalat 5 = tersedia mushola, bersih, ada alat
shalat, ruang wangi
Kondisi kolam pemancingan
1 = sempit, air kotor, ada lumut, bau amis
2 = sempit, air kotor, ada lumut 3 = sempit, air bersih, namun ada lumut 4 = luas, air bersih, tidak ada lumut 5 = luas, air bersih dan jernih, tidak ada
Bukti Fisik (Tangible)
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
134
lumut
Fasilitas sarana toilet 1 = toilet sangat kotor dan bau 2 = air kotor, handsoap dan tissu tidak
ada 3 = air bersih, handsoap ada, tissu tidak
ada 4 = air bersih, handsoap tidak ada, tissu
ada 5 = air bersih, handsoap dan tissu ada
Kelengkapan dan kondisi peralatan pancing
1= tidak lengkap, rusak dan tidak bersih
2 = tidak lengkap, rusak namun bersih 3 = cukup lengkap dan bersih, namun
ada yang rusak 4 = lengkap, baik, dan bersih 5 = sangat lengkap, baik, bersih serta
rapih
Variasi Jenis Ikan 1 = hanya satu jenis ikan 2 = ikan mas, dan bawal 3 = ikan mas, bawal, nila 4 = ikan mas, bawal, nila, gurame 5 = ikan mas, bawal, gurame, patin, nila
Kebersihan lokasi
1=sampah berserakan dimana-mana, kotak sampah tidak ada, bau
2 =ada sampah dan banyak dedaunan, kotak sampah sedikit tersedia
3 =tidak ada sampah tetapi terdapat sisa umpan ikan maupun makanan. kotak sampah tidak banyak. tidak bau
4 =tidak ada sampah namun ada beberapa dedaunan, kotak sampah banyak tersedia. tidak bau
5 =tidak ada sampah dan dedaunan berserakan, kotak sampah sangat banyak tersedia. tidak bau
Bukti Fisik (Tangible)
Luas areal parkir
1= mampu menampung ≤ 5 mobil 2 = mampu menampung 10 mobil 3 = mampu menampung 10-30 mobil 4 = mampu menampung 50-30 mobil 5 = mampu menampung ≥ 50 mobil
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
135
III Analisis Fasilitas Tambahan Fasilitas-fasilitas berikut ini belum terdapat di wisata mancing Fishing Valley Bogor. Dari pilihan dibawah ini, dimohon memberikan nilai pada titik-titik untuk setiap fasilitas dengan ketentuan sebagai berikut : 1 = sangat tidak perlu dibangun 2 = tidak perlu dibangun 3 = cukup perlu dibangun 4 = perlu dibangun 5 = sangat perlu dibangun
a. Manajer Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Mohon untuk memberikan tanda silang (x) pada kolom angka yang sesuai dengan pilihan Anda
Fasilitas Tambahan 1 2 3 4 5 Kolam Renang Penganekaragaman Wahana Wisata Alam Pembangunan Sarana Bermain Anak
b. Responden
Menurut Anda, fasilitas apakah yang sebaiknya ditambahkan di wisata mancing Fishing Valley Bogor? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………..
Saran-saran untuk pihak manajemen wisata mancing Fishing Valley Bogor : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Terima Kasih
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
136
Lampiran 2 Uji Validitas No Atribut-Atribut Signifikasi Keterangan 1 Sistem Pemancingan yang ditawarkan 0,002 Valid 2 Waktu buka wisata mancing:
Senin-Jumat 10.00-21.00 WIB Sabtu-Minggu 09.00-21.00 WIB
0,012 Valid
3 Kecepatan melayani konsumen pemancingan
0,039 Valid
4 Ketanggapan karyawan melayani keluhan konsumen
0,000 Valid
5 Keramahan karyawan 0,000 Valid 6 Kesopanan karyawan 0,012 Valid 7 Keamanan 0,014 Valid 8 Komunikasi yang lancar antara
karyawan dengan konsumen 0,000 Valid
9 No Nomor telepon dan alamat Fishing Valley
0,001 Valid
10 Penampilan karyawan 0,030 Valid 11 I Informasi daftar harga dan jenis
ikan 0,000 Valid
12 Kenyamanan saat memancing 0,021 Valid 13 U Umpan Ikan 0,003 Valid 14 Fa Fasilitas sarana mushola 0,178 Tidak Valid 15 Ko Kondisi kolam pemancingan 0,000 Valid 16 Fas Fasilitas sarana toilet 0,002 Valid 17 Ke Kelengkapan dan kondisi
peralatan pancing 0,092 Tidak Valid
18 Va Variasi jenis ikan 0,001 Valid 19 Kebersihan lokasi 0,015 Valid 20 Lu Luas areal parker 0,000 Valid Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha N of items
0,806 20
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
137
Lampiran 3 Ranking Analisis Fasilitas Tambahan
No Ranking Fasilitas-Fasilitas Tambahan Kolam Renang Penganekaragaman
wahana alam Penganekaragaman sarana bermain anak
1 3 1.5 1.5 2 2 2 2 3 2.5 1 2.5 4 2 2 2 5 3 1.5 1.5 6 2.5 1 2.5 7 2 2 2 8 1 2 3 9 1.5 1.5 3
10 2 2 2 11 2 2 2 12 1 2.5 2.5 13 2 2 2 14 2 2 2 15 1 3 2 16 2 2 2 17 1.5 3 1.5 18 2 2 2 19 2 2 2 20 2 2 2 21 2.5 1 2.5 22 2.5 1 2.5 23 2 2 2 24 2 2 2 25 2 2 2 26 1.5 3 1.5 27 3 1.5 1.5 28 1 3 2 29 1 3 2 30 1 2.5 2.5 31 2 2 2 32 2.5 1 2.5 33 2.5 1 2.5 34 2 2 2 35 2 2 2 36 2.5 1 2.5 37 2 2 2 38 2.5 1 2.5 39 2.5 1 2.5 40 2 2 2 41 2 2 2
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
138
42 2 2 2 43 2 2 2 44 1.5 3 1.5 45 2.5 2.5 1 46 1 2.5 2.5 47 3 1.5 1.5 48 2 2 2 49 3 1 2 50 3 1.5 1.5 51 1 2.5 2.5 52 1.5 3 1.5 53 3 1 2 54 1 2.5 2.5 55 2 1 3 56 1 2.5 2.5 57 1 2.5 2.5 58 1 2.5 2.5 59 1 2.5 2.5 60 1 2.5 2.5 61 1 2.5 2.5 62 1 2.5 2.5 63 2 1 3 64 2.5 2.5 1 65 2.5 2.5 1 66 2.5 2.5 1 67 2 2 2 68 2.5 1 2.5 69 3 1.5 1.5 70 2.5 1 2.5 71 2.5 1 2.5 72 3 1 2 73 1.5 3 1.5 74 2 2 2 75 2.5 1 2.5 76 2 2 2 77 1 2.5 2.5 78 1.5 1.5 3 79 1 3 2 80 1.5 3 1.5 81 2.5 2.5 1 82 1 2 3 83 1 2 3 84 1 2 3 85 2.5 1 2.5 86 1 3 2 87 2.5 1 2.5
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
139
88 1.5 3 1.5 89 2 2 2 90 2 2 2 91 2 2 2 92 2 2 2 93 1 2.5 2.5 94 1 2.5 2.5 95 2.5 1 2.5 96 2 2 2 97 2 2 2 98 2 1 3 99 2 2 2 100 2 2 2
Total Ranking 191 196 213
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
140
Ho : setiap fasilitas tambahan memiliki peringkat yang sama sehingga tidak
memiliki perbedaan tingkat keperluan
H1 : setiap fasilitas tambahan memiliki peringkat yang berbeda sehingga memiliki
perbedaan tingkat keperluan
Jika nilai X2 hit >X2 tabel maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tolak Ho.
X2 hit = ( ) )1(3)1(
12 2 +−
+ ∑ knRjknk
= ( ) )13)(100(3213196191)13)(3(100
12 222 +−++
+
= - 9,01 keterangan :
X2 hit = nilai dari hasil uji Friedman
n = jumlah responden
k = jumlah variabel yang akan diuji (atribut tambahan)
Rj = jumlah ranking tiap variabel
Dari Tabel Chi-Square diperoleh nilai x2 Tabel (α,df)
α = eror = 0,05
df = derajat kebebasan = k-1 = 3-1 =2
X2 Tabel (0,05; 2) = 5,991
Sehingga diperoleh nilai X2 hitung < X2 Tabel, maka Terima Ho, artinya semua
fasilitas tambahan tersebut memiliki peringkat kepentingan yang sama untuk
dibangun.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
141
Lampiran 4
Arena Bermain Anak
Kolam Galatama Fishing Valley Bogor
Gapura Fishing Valley Bogor
Kolam Harian dan Kiloan Fishing Valley Bogor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
142
Kolam Pemancingan Fishing Valley Bogor
Bagian Depan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor
Tampak Atas Kolam Pemancingan Fishing Valley Bogor
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
143
Lampiran 5
1. Penghitungan Total Nilai Tingkat Kepentingan : Contoh sistem pemancingan yang ditawarkan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ){ }5.4.3.2.1. spgxfrekpgxfrekcpgxfrektpgxfrekstpgxfrekaianTotalPenil ++++= = {(2x1)+(1x2)+(18x3)+(48x4)+(31x5)} = 405 Keterangan :
stpg = Sangat Tidak Penting pg = Penting
tpg = Tidak Penting spg = Sangat Penting
cpg = Cukup Penting
2. Penghitungan Total Nilai Tingkat Kinerja : Contoh sistem pemancingan yang ditawarkan
( ) ( ) ( ) ( ) ( ){ }5.4.3.2.1. spsxfrekpsxfrekcpsxfrektpsxfrekstpsxfrekaianTotalPenil ++++= = {(1x1)+(1x2)+(8x3)+(23x4)+(67x5)} = 454 Keterangan :
stps = Sangat Tidak Puas ps = Puas
tps = Tidak Puas
sps = Sangat Puas
cps = Cukup Puas
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com