analisis kelayakan komponen kebutuhan...

43
ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK DALAM MENGGAMBARKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PEKERJA/BURUH DI PT ASPEX KUMBONG AI SA’ADAH DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: phamkien

Post on 18-Aug-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP

LAYAK DALAM MENGGAMBARKAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN HIDUP PEKERJA/BURUH DI PT ASPEX

KUMBONG

AI SA’ADAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek
Page 3: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek
Page 4: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

ABSTRAK

AI SA’ADAH. Analisis Kelayakan Komponen Kebutuhan Hidup Layak dalam

Menggambarkan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Pekerja/Buruh di PT Aspex Kumbong.

Di bawah bimbingan ABDUL BASITH dan ERLIN TRISYULIANTI.

Industri pulp dan kertas memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.

PT Aspex Kumbong merupakan salah satu perusahaan yang berada pada industri

ini. Dalam mendukung hal tersebut, PT Aspex Kumbong sedang mengkaji

berbagai permasalahan yang dikeluhkan, salah satunya mengenai kompensasi,

khususnya komponen kebutuhan hidup layak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

menganalisis sistem pengupahan di PT Aspex Kumbong, (2) menganalisis

kelayakan upah yang diterima dalam memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh di

PT Aspex Kumbong, dan (3) menganalisis kelayakan komponen pembentuk upah

minimum dalam menggambarkan standar kehidupan layak pekerja/buruh di PT

Aspek Kumbong. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang

disebar kepada 90 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif

dan tabulasi silang. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan tabulasi silang,

sistem pengupahan di PT Aspex Kumbong didasarkan pada jumlah jam kerja

pekerja, serta 52.2% responden yang mendapatkan upah lebih dari upah nominal

kabupaten Bogor telah tercukupi kebutuhannya. Namun jumlah enam puluh

komponen kebutuhan hidup layak hanya menggambarkan 85.71% dari jumlah

kebutuhan yang dikonsumsi oleh para pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong.

Kata kunci: upah, kebutuhan hidup layak, analisis deskriptif

ABSTRACT

AI SA’ADAH. Feasibility Analysis of Components in The Living Needs

Labour Describes Life Fulfillment Labour of PT Aspex Kumbong. Supervised by

ABDUL BASITH dan ERLIN TRISYULIANTI.

Pulp and paper industry have a good prospek. PT Aspex Kumbong is one of

that industry. supporting that, PT Aspex Kumbong is reviewing the complaint

issues, one about compensation, particularly components for decent living. The

purpose of this study is (1) analyze the wage system in PT Aspex Kumbong, (2) to

analyze the feasibility of wages earned in subsistence workers PT Aspex

Kumbong, and (3) to analyze the feasibility of forming part of the minimum wage

in describing the standard of living decent workers PT Aspex Kumbong. Methods

of data collection using questionnaires distributed to 90 respondents. The analysis

used is descriptive analysis and cross-tabulation. Based on the results of the

descriptive analysis and cross tabulation, wage systems in PT Aspex Kumbong

based on the number of working hours of workers, as well as 52.2 % of

respondents who earn more than the nominal wage Bogor district has fulfilled its

needs. But the number sixty predetermined components only describe 85.71% of

the amount consumed by the needs of the labourers in PT Aspex Kumbong.

Keyword: wages, decent living, descriptive analysis

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP

LAYAK DALAM MENGGAMBARKAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN HIDUP PEKERJA/BURUH DI PT ASPEX

KUMBONG

AI SA’ADAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek
Page 8: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini ialah Analisis

Hubungan Upah Minimum Regional terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup Layak

Pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong. Pertama, ucapan terima kasih penulis haturkan teruntuk Ibunda dan

Ayahanda tercinta Ibu Yoyoh Nurhayati dan Bapak Arom Mahrom atas jasa dan

kasih sayangnya yang tulus. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir.

Abdul Basith MS dan Ibu Erlin Trisyulianti STP, M.Si selaku pembimbing. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ahmad Basoni,

Bapak Komarinda, Bapak Didin Cahyadi serta pekerja/buruh PT Aspex Kumbong

yang telah mengarahkan dan membantu selama proses pengambilan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Mira,Opih, Anwar, Tasya,

Hasna, Eva, Yani, Yeni serta teman-teman yang selama ini menudukung dan

turut serta berperan dalam proses penyusunan skripsi.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Ai Sa’adah

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE 9

Kerangka Pemikiran 9

Metode Pengumpulan Data 10

Metode Pengolahan Data 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Profil Perusahaan 12

Sejarah dan Lokasi PT Aspex Kumbong 12

Struktur Organisasi 13

Fasilitas Pekerja/Buruh 13

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 13

Karakteristik Responden 14

Sistem Pengupahan di PT Aspex Kumbong 16

Analisis Hubungan Upah dengan Pemenuhan Kebutuhan Pekerja/Buruh di PT

Aspex Kumbong 17

Analisis Kelayakan Komponen Kebuthan Hidup Layak Pekerja/Buruh 18

Implikasi Manajerial 23

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 26

RIWAYAT HIDUP 38

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

DAFTAR TABEL

1. Perbandingan komponen KHL pekerja/buruh 2006 dan 2012 2

2. Hasil uji reliabilitas 14

3. Persentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 15

4. Persentase karakteristik responden berdasarkan usia 15

5. Persentase karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan 16

6. Persentase karakteristik responden berdasarkan lama bekerja 16

7. Persentase karakteristik responden berdasarkan status pernikahan 16

8. Upah di PT Aspex Kumbong 17

9. Crosstabulation upah dan lama bekerja 17

10. Crostabulation upah dan pemenuhan kebutuhan 18

11. Frekuensi pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman 19

12. Frekuensi pemenuhan kebutuhan sandang 19

13. Frekuensi pemenuhan kebutuhan kesehatan 20

14. Frekuensi pemenuhan kebutuhan rumah dan perlengkapannya 20

15. Frekuensi pemenuhan kebutuhan rekreasi dan tabungan 21

16. Frekuensi pemenuhan kebutuhan pendidikan 21

17. Frekuensi pemenuhan kebutuhan transportasi 22

18. Persepsi pekerja/buruh tentang kelayakan 60 komponen KHL 22

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran konseptual 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner 25

2. Komponen kebutuhan hidup layak menurut Permenakertrans no. 13 tahun

2012 29

3.Komponen kebutuhan hidup layak menurut Permenaker Per-17/

Men/2005 33

4. Hasil uji validitas 37

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Industri pulp dan kertas memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.

Artikel bisnis.com menyebutkan bahwa nilai ekspor produk pulp dan kertas

Indonesia sepanjang kuartal I/2013 mencapai US$561.97 juta. Nilai tersebut

mengalami kenaikan sebesar 2.02% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

meskipun harga kertas dunia mengalami fluktuasi akibat krisis ekonomi di Eropa.

Selanjutnya, pada akhir tahun 20131 volume ekspor pulp mencapai 3.1 juta ton

dan kertas sebanyak 4,2 juta ton. Adanya peningkatan volume ekspor,

dikarenakan kebutuhan terhadap pulp dan kertas mengalami peningkatan rata-rata

sebesar 2,1% pertahun dengan rincian 4,1% untuk kebutuhan negara berkembang

dan 0,5% kebutuhan negara maju. Asosiasi Pulp dan Kertas (APKI)

menambahkan bahwa diperkirakan kebutuhan kertas pada tahun 2020 akan

mencapai 490 juta ton (naik 24,3%) dibandingkan kebutuhan pada tahun 2013

yakni sebesar 394 juta ton. Hal tersebut tentunya akan menguntungkan bagi para

pelaku yang bergerak di industri pulp dan kertas, terlebih saat ini hanya negara

Indonesia2 dan beberapa negara Amerika Latin yang mampu memproduksi pulp

dan kertas.

Selaras dengan data tersebut, terlebih dahulu Peraturan Presiden No. 28

tahun 2008 tentang kebijakan Industri Nasional menyebutkan bahwa industri pulp

dan kertas termasuk ke dalam industri andalan masa depan3 untuk visi “bangun

industri nasional” tahun 2025. Dalam mewujudkan visi dan peluang tersebut,

maka perlu ditunjang oleh kinerja yang baik dari para pekerja/buruhnya.

PT Aspex Kumbong sudah lebih dari 30 tahun berada dalam industri pulp

dan kertas. PT Aspex Kumbong memproduksi newsprint dengan bahan baku

berasal dari limbah kertas. PT Aspex Kumbong merupakan perusahaan patungan

antara perusahaan korea dan PT aspex Paper Indonesia di bawah naungan grup

Korindo. Namun, dari sistem manajerial, PT Aspex Kumbong lebih mengacu

kepada perusahaan Korea, termasuk sistem kompensasi. Perusahaan Aspex

Kumbong sendiri lebih mengukur kinerja pekerja berdasarkan hasil, maksudnya

hasil yang memuaskan akan diberi imbalan gaji yang tinggi. Tetapi tim manajerial

kurang memperhatikan serta aturan yang dibuat tidak terlalu jelas dan terdapat

aturan tersendiri di lapangan. Kondisi tersebut menimbulkan banyak keluhan dari

para pekerja yang diadukan kepada serikat kerja bukan kepada tim manajerial. Hal

tersebut dilakukan oleh para pekerja karena perusahaan Aspex dalam

menyelesaikan persoalannya tidak sesuai dengan regulasi undang-undang.

Banyaknya keluhan yang diadukan menjadikan serikat kerja memiliki

bairgaining position yang kuat di PT Aspex Kumbong, sehingga timbullah

tindakan-tindakan pelanggaran sebagai aksi protes dari para pekerja karena

tuntutannya tidak terpenuhi. Namun saat ini, PT Aspex Kumbong sedang

melakukan perbaikan dari sistem manajerial salah satunya dalam penyampaian

1 kontan.co.id “Kapasitas Produksi Meningkat di Tahun 2017 edisi Kamis 23 Januari 2014 2 www.kemendagri.go.id/pojokmedia/19 april 2013 3 Industri pulp dan kertas termasuk ke dalam indutri agro yang dijadikan salah satu industri andalan masa

depan PerPres no. 28 tahun 2008 poin 3

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

2

kaluhan dari para pekerja. Tim manajerial mengharapkan penyampaian keluhan

langsung disampaikan kepada atasan atau sesuai mekanisme yang telah diatur

dalam undang-undang, sedangkan serikat kerja berfungsi sebagai mediator. Oleh

karena itu, manajerial PT Aspex Kumbong melakukan kajian terhadap

permasalahan-permasalahan yang dikeluhkan oleh para pekerja. Salah satunya

permasalahan terkait perubahan jumlah komponen kebutuhan hidup layak (KHL)

yang terdapat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 perbandingan komponen KHL 2006 dan 2012 Komponen Kebutuhan Hidup Layak

Pekerja/buruh Tahun 2006 (Permenaker

No. 17/Men/2005)

Komponen Kebutuhan Hidup Layak

Pekerja/buruh Tahun 2012

(Permenakertrans No. 13 tahun 2012)

Makanan dan minuman ( 11) Makanan dan minuman (11)

Sandang (9) Sandang (13)

Perumahan (19) Perumahan (26)

Pendidikan (1) Pendidikan (2)

Kesehatan (3) Kesehatan (5)

Transportasi (1) Transportasi (1)

Rekreasi dan tabungan (2) Rekreasi dan tabungan (2)

Sumber: Permenaker no. 17/ Men/2005 dan Permenakertrans no. 13 tahun 2012

Pada Tabel 1.1 dapat terlihat bahwa perubahan dari tahun 2005 ke tahun 2012 ada

14 komponen yang ditambahkan. Perhitungan nilai dari komponen-komponen

tersebut dijadikan acuan untuk besarnya nilai upah minimum. Upah minimum itu

sendiri dijadikan acuan sebagai penentu besarnya upah yang akan diberikan oleh

PT Aspex Kumbong.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem pengupahan di PT Aspex Kumbong?

2. Sejauh mana upah yang diterima dapat mencukupi kebutuhan hidup

pekerja/buruh PT Aspex Kumbong?

3. Sejauh mana komponen pembentuk upah minimum dapat menggambarkan

standar kehidupan layak pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis sistem pengupahan di PT Aspex Kumbong;

2. Menganalisis kelayakan upah yang diterima dalam memenuhi kebutuhan

hidup pekerja/buruh PT Aspex Kumbong;

3. Menganalisis kelayakan komponen pembentuk upah minimum dalam

menggambarkan standar kehidupan layak karywan di PT Aspex

Kumbong.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

1. Memberikan tambahan wawasan bagi penulis di bidang sumber daya

manusia khususnya komponen kebutuhan hidup layak yang

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

3

menggambarkan terpenuhinya kesejahteraan pekerja/buruh di PT Aspex

Kumbong;

2. Menjadi bahan pertimbagan bagi perusahaan dan pemerintah dalam

menetapkan kebijakan upah minimum;

3. Memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan dan menjadi bahan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan terhadap analisis kelayakan komponen kebutuhan

hidup layak sebagai gambaran tingkat pemenuhan kebutuhan pekerja/buruh, serta

menganalisis kelayakan komponen tersebut yang dijadikan acuan dalam

menetapkan upah minimum. Penelitian dilakukan di PT Aspex Kumbong.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah besarnya upah yang

diberikan dan variabel tingkat kebutuhan pekerja/buruh yang tercermin dalam

komponen kebutuhan hidup layak.

TINJAUAN PUSTAKA

Upah Minimum

Pekerja/buruh yang bekerja di sebuah perusahaan tidak secara sukarela

ingin bekerja di suatu perusahaan. Tentunya mereka akan memiliki motivasi

mengapa mereka memilih bekerja di perusahaann tertentu. Namun, salah satu

motivasi utamanya adalah mendapatkan upah yang tinggi. Besarnya upah,

didasarkan pada besarnya upah di suatu wilayah atau sering disebut sebagai upah

minimum. Berikut ini dipaparkan mengenai upah minimum.

Regulasi pengupahan

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada para pekerja/buruh yang ditetapkan

dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan

perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya

atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Pengertian

tersebut sesuai pada pasal l ayat 30 UU no 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan.

Penetapan upah minimum di banyak negara tidak terlepas dari kebijakan

International Labour Organization (ILO) yang tercermin dalam sejumlah

konvensi dan rekomendasi ILO. Salah satu konvensi yang penting adalah

konvensi ILO no. 131 yang secara khusus mengatur upah minimum di negara-

negara berkembang. Konvensi tersebut direfleksikan di Indonesia pada

Permenaker no. 17 tahun 2005 (direvisi dalam Permenakertrans no 13 tahun

2012). Dalam ketentuan ini ditegaskan bahwa dalam menetapkan upah minimum,

Gubernur perlu mempertimbangkan 5 faktor, diantaranya:

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

4

1. Nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang diperoleh dan ditetapkan

berdasarkan hasil survei;

2. Produktivitas makro yang merupakan hasil perbandingan antara jumlah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah tenaga kerja pada periode

yang sama;

3. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB);

4. Kondisi pasar kerja merupakan perbandingan jumlah kesempatan kerja dengan

jumlah pencari kerja di daerah tertentu pada periode yang sama;

5. Kondisi usaha yang paling tidak mampu (marjinal) yang ditunjukkan oleh

perkembangan keberadaan jumlah usaha marginal di daerah tertentu pada

periode tertentu.

Regulasi terkait mekanisme penetapan upah diatur dalam UU no 13 tahun 2003

tentang ketenagakerjaan dengan sistematika sebagai berikut:

1. Penetapan upah minimum di tingkat provinsi dan kabupaten/kota (pasal 88)

2. Penetapan upah melalui kesepakatan/ perundingan kolektif (pasal 91)

3. Penetapan struktur dan skala upah (pasal 92 ayat 1)

4. Peninjauan upah secara berkala (pasal 92 ayat 2)

Pembahasan lebih merincikan mekanisme penetapan upah pada poin pertama,

yaitu penetapan upah dengan sistematika penetapan upah minimum di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota. Peraturan pelaksanaan terkait upah minimum diatur

dalam Pemenaker no. 01 tahun 1999 tentang upah minimum, Kepmenaketrans

no. 226/ MEN/2000 tentang perubahan beberapa pasal dalam Permenaketrans no.

01 tahun 1999. Dalam peraturan ini, upah minimum adalah upah bulanan terendah

yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap, pada pasal 13 ayat 2

Kepmenaketrans no. 226/MEN/2000 menyebutkan bahwa hal tersebut berlaku

bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun.

Sekalipun sudah lama diterapkan, secara normatif kebijakan upah minimum

resmi berlaku sejak keluarnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. Per-

05/Men/1989 tentang upah minimum. Pasal 1 menyebutkan upah minimum

adalah upah pokok terendah belum termasuk tunjangan-tunjangan yang diberikan

kepada pekerja. Pasal 2 dan pasal 3 menjelaskan tentang peninjauan atas besaran

upah minimum yang harus diadakan paling lambat dalam waktu dua tahun.

Penetapan upah minimum didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisik minimum

2. Indek harga konsumen

3. Perluasn kesempatan kerja

4. Upah pada umumny yag berlaku secara regional

5. Kelangsungan dan perkembangan perusahaan

6. Tingkat perkembangan dan perekonomian regional atau nasional.

Ketentuan upah minimum ini kemudian direvisi dengan Peraturan Menteri

Tenaga Kerja no. Per-01/Men/1990. Peraturan tersebut menerangkan bahwa upah

minimum adalah upah pokok ditambah dengan tunjangan tetap dengan ketentuan

upah pokok serendah-rendahnya 75% dari upah minimum.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, komponen KFM

dirasakan sudah tidak sesuai, sehingga ada kajian baru yag menghasilkan istilah

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

5

komponen Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) yang ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Tenaga Kerja no. 81 tahun 1995. Berdasarkan Keputusan Menteri

tersebut, komponen KHM terdiri dari:

1. Makanan dan minimum

2. Perumahan dan fasilitas

3. Sandang

4. Aneka kebutuhan.

Perubahan komponen menjadi KHM diselaraskan dengan munculnya

ketentuan upah minimum Permenaker no. 03 tahun 1997 tentang upah minimum

regional yang hanya berlaku selama dua tahun dan diganti dengan Permenaker

no.01 tahun 1999 tentang upah minimum. Dalam peraturan ini, upah minimum

adalah upah bulanan terendah termasuk tunjangan tetap. Upah minimum terdiri

dari UMR tingkat I, UMR tingkat II, UMSR tingkat I, UMSR tingkat II. UMR

tingkat I dan UMR tingkat II ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan;

Indeks Harga Konsumen (IHK); kemampuan perkembangan dan kelangsungan

perusahaan; upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar

daerah; tingkat perkembagan perekonomian dan pendaatan per kapita. Sedangkan

UMSR tngkat I dan UMSR tingkat II ditetapkan berdasarkan faktor pertimbangan

sebelumnya ditambah dengan kemampuan perusahaan secara sektoral.

Peraturan menteri ini kemudian diperbaiki melalui Kepmakentrans no. Kep-

226/Men/2000 tentang perubahan pasal peraturan-peraturan Menteri Tenaga Kerja

Per-01/Men/1999 tentang upah minimum, diantaranya tentang perubahan

beberapa istilah, yaitu:

1. Upah Minimum Regional Tingkat I (UMR tk. I) diubah menjadi Upah

Minimum Provinsi (UMP)

2. Upah Minimum Regional tingkat II (UMR tk. II) diubah menjadi Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK)

3. Upah Minimum Sektoral Regional tingkat I (UMR tk.I) diubah menjadi Upah

Minimum Sektoral Provinsi (UMP Provinsi)

4. Upah Minimum Sektoral Regional tingkat II (UMR tk.II) diubah menjadi Upah

Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMS Kabupaten/Kota).

UMP dan UMK ditetepkan oleh Gubernur berdasarkan usulan dari Komisi

Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah

(Dewan Pengupahan Provinsi atau Kab/Kota) dengan mempertimbangkan

kebutuhan hidup pekerja, indeks harga konsumen, pertumbuhan ekonomi, kondisi

pasar kerja, serta usulan besaran upah yang disampaikan (hasil survey kebutuhan

hidup seorang pekerja lajang). Gubernur juga dapat menentukan besarnya Upah

Minimum Sektoral (UMS) yang didasarkan4 pada kesepakatan antara organisasi

perusahaan dengan serikat pekerja/serikat buruh (pasal 8 ayat 1 dan pasal 4 ayat 3

Kepmenaketrans No. 226/MEN/2000).

Pengkajian kesesuaian peraturan dengan kebutuhan pekerja/buruh dan

perusahaan tetap dilakukan. Sejak tahun 2006 penetapan upah minimum

didasarkan pada kebutuhan hidup layak (KHL) seorang pekerja lajang. Komponen

kebutuhan layak tersebut diatur dalam Permenaker no. Per-17/Men/2005 tentang

komponen dan tingkatan kebutuhan hidup layak. Komponen kebutuhan hidup

4 rincian komponen kebutuhan hidup layak menurut Permenaker no. Per-17/Men/2005 terdapat pada lampiran

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

6

layak terdiri dari 7 kelompok kebutuhan, yaitu: makanan dan minuman (11 item);

sandang (9 item); perumahan (19 item); pendidikan (1 item); kesehatan (3 item);

transportasi (1 item); rekreasi dan tabungan (2 item).

Dinamisasi terus dilaksanakan untuk memperbaiki upah minimum, maka

dikeluarkan peraturan baru yaitu Permenaketrans no. 13 tahun 2012 tentang

komponen dan pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak yang

menambahkan komponen kebutuhan hidup layak menjadi 60 item5.

Teori tentang Kebutuhan

Manusia sebagai individu perlu memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya agar

dapat mempertahankan diri dan melakukan berbagai aktivitas. Berbagai jenis

kebutuhan perlu dipenuhi oleh manusia, banyak teori yang mengemukakan

tentang jenis-jenis kebutuhan, diantaranya teori yang dikemukan oleh Abraham

Malsow. Pada tahun 40an Maslow mengemukakan teori yang sekarang dikenal

sebagai “hierarki kebutuhan” yang terdiri dari:

1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang paling dasar (pokok) berkaitan

dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Siagian (2004) menyebutkan

bahwa meningkatnya kemampuan seseorang untuk memuaskan kebutuhan

cenderung menggeserkan pendekatan pemuasan yang sifatnya kuantitaif

menjadi kualitatif.

2. Kebutuhan keamanan yaitu kebutuhan merasa aman baik secara fisik maupun

piskologis seperti perlakuan adil dalam pekerjaaan.

3. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi manusia sebagai

makhluk sosial seperti pengakuan dan penghargaan dari kelompok masyarakat

atau lingkungannya.

4. Kebutuhan esteem yaitu kebutuhan untuk diakui atas status dan identitas yang

dimiliki oleh orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk dapat mengembangkan

potensi yang dimilki oleh individu.

Maslow menyusun kelima kebutuhan tersebut menjadi tingkatan kebutuhan

yang terurut. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai

kebutuhan tingkat bawah (lower-oredr needs); kebutuhan sosial, penghargaan,

dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas (higher-order needs).

Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut sesuai dasar pemikiran bahwa

kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang),

sementara kebutuhan tingkat rendah secara eksternal (hal-hal seperti imbalan

kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan) (Nugroho, Hasanudin dan Nurdin

Brasit 2013). Siagian (2004) menyebutkan persentase pemenuhan kebutuhan

Maslow ialah sebagai berikut: fisiologis 85%; keamanan 70%; dicintai dan

mencitai 50%; self esteem 40%; aktualisasi Diri 10%.

Berbeda dengan teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow,

melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 13 tahun 2012,

Pemerintah menetapkan standar kebutuhan hidup layak bagi pekerja/buruh. Jenis-

jenis kebutuhan tersebut didasarkan pada beberapa komponen, yaitu:makanan dan

minuman (11 item); sandang (13 item); perumahan (26 item); pendidikan (2 item);

5 rincian komponen kebutuhan hidup layak menurut Permenakertrans no. 13 tahun 2012 terdapat pada

lampiran

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

7

kesehatan (5 item); trasnportasi (1 item); rekreasi dan tabungan (2 item). Jika

dikaitkan dengan teori Malsow tersebut, komponen kebutuhan hidup layak

pekerja/buruh yang ditetapkan dalam PeraturanMenteri Tenaga Kerja no. 13 tahun

2012 hanya menenuhi kebutuhan yang bersifat fisiologis. Hal itu karena

komponen komponen tersebut menjadi dasar dalam menetapkan besaran upah

minimum.

Penelitian Terdahulu

Yuniarti (1999), dalam penelitiannya yang berjudul “hubungan kebijakan

upah minimum regional dengan tingkat kebutuhan dasar pekerja dan produktivitas

perusahaan: sebuah kasus perusahaan sepatu bata” mendeskripsikan dua asumsi

yang menyatakan bahwa dampak kebijakan UMR tersebut mengurangi margin

laba perusahaan Bata. Pihak perusahaan menanggapi kebijakan UMR secara

positif, dalam arti bahwa UMR dijadikan pedoman untuk menetapkan besarnya

upah yang diberikan juga disesuaikan dengan kebijakan perusahaan sehingga

dapat memicu produktivitas kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

produktivitas perusahaan. Dampak kebijakan upah minimum regional terhadap

tingkat kebutuhan dasar ekerja dan produktivitas perusahaan mempunyai dampak

yang membangun (positif). Dalam arti bahwa implementasi kebijakan upah

minimum regional di perusahaan Sepatu Bata dapat memacu semangat kerja dari

para pekerjanya sehingga dapat mewujudkan sinergi kerja yang baik. Pernyataan

tersebut didukung berdasarkan data persepsi kebutuuhan pekerja akan sandang,

pangan ternyata cukup baik (57%). Kemudian dari situasi kerja banyak yang

menyatakan cukup menyenangkan (70%) dan dilihat dari kesejahteraan pekerja

ternyata cukup baik (80%).

Carpio et al (2014) dalam penelitiannya, minimum wage, does it improve

welfare in Thailand menyatakan bahwa upah minimum di negara-negara

berkembang sering dijadikan alat fundamental dalam menduga kenaikan pasar

kerja. Namun, hal tersebut tidak selalu efektif untuk beberapa alasan. Seperti yang

diketahui, upah minum memiliki efek yang berbeda terhadap para pekerja yang

kurang produktif, usia muda, lebih tua, dan kurang berpendidikan. Terlebih lagi,

efek-efek tersebut memperburuk keadaan di negara berkembang, sedangkan

sebagian besar buruh, bekerja di sektor informal yang tidak dilindungi oleh

peraturan upah minimum. Namun, diharapkan perusahaan formal yang terdaftar

dapat memberikan kekuatan yang besar terhadap peraturan upah minimum yang

dijadikan sebagai asosiasi hasil pertimbangan yang panjang. Oleh karena itu,

prinsip yang belum jelas mengenai Undang-Undang Upah Minimum belum dapat

dijadikan alat yang benar untuk mengurangi perbedaan pada tingkat kemiskinan.

Paper ini menjelaskan tentang upah minimum yang mempengaruhi terhadap

variabel pasar tenaga kerja dan tingkat konsumsi perkapita selama beberapa

dekade terkahir ini di Thailand. Nilai elastisitasnya diestimasikan rentang 0.25-0.5

yang bergantung pada beberapa analisis dan rata-rata elastisitas populasi

keseluruhan pekerja di sektor formal sebesar 0.36. Penelitian ini tidak menemukan

bukti bahwa kenaikan upah minimum terjadi pada para pekerja di sektor non

formal. Meskipun demikian, ada bebarapa efek negatif upah minimum yaitu

adanya kemungkinan kecil perusahaan mengurangi jumlaah pekerja/buruh,

khususnya wanita dan usia lebih tua. Pada level agregat, upah minimum yang

menggambarkan upah aktual melebihi besarnya kompensasi para pekerja. Penulis

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

8

menduga, selama evaluasi pekerja mencapai upah nol, maka upah minimum

aktual akan meningkat 10% yang dihasilkan pada keniakan 2.6% saat upah

dibayarkan. Bagaimanapun, keuntungan-keuntugan ini tidak terdistribusi secara

seragam terhadap populasi. Para pekerja yang berada pada level softskill

menengah ke atas merasakan paling banyak manfaat dari kenaikan upah

minuimum. Faktanya, kenaikan upah minimum tidak merata pada level distrbusi

menengah dan estimasi yang belum selesai pada cakupan upah minimum terhadap

penurunan tingkat kemiskinan di Thailand.

Muller dan Steiner (2013) dalam penelitiannya yang berjudul wage in a

walfare state the case of Germany telah melakukan analisis efek kebijakan upah

minimum terhadap distribusi pendapatan di Jerman yang didasarkan pada data

basis individu dan level rumah tangga dari Socio Economy Panel (SOEP) Jerman.

Perubahan estimasi upah ketenagakerjaan dan efek harga disimulasikan ke dalam

model simulasi mikro. Model ini memperhitungkan interaksi-interaksi kompleks

antara tingkat upah individu, sistem pajak dan pendapatan bersih rumah tangga,

ketenagakerjaan level kedua dan efek harga yang diakibatkan oleh upah

minimum. Beberapa simulasi digabungkan berdasarkan kebijakan tingkat upah

minimum. Hasil simulasi menunjukan bahwa upah minimum yang tidak terlalu

rendah mengalami kenaikan substansial di bawah distribusi upah perjam, namun

hal tersebut hanya berdampak kecil terhadap level pendapatan bersih rumah

tangga. Penelitian ini dapat dijelaskan pada rata-rata substitusi uji coba dan

pergerakan pajak pendapatan. Upah minimum menjadi kurang efektif saat terjadi

keberagaman penurunan pendapatan dan saat efek negatif ketenagakerjaan

diperhitungkan. Hal ini diilustrasikan berdasarkan rendahnya keberagaman

penggabungan pendapatan hasil simulasi bukan hasil perhitungan efek negatif

ketenagakerjaan dari upah minimum. Efek kecil redistribusi lambat laun akan

hilang ketika harga dilibatkan dalam perhitungan konsumsi. Pada kasus ini,

peningkatan keberagaman pendapatan tergantung pada indikasi upah minimum

dalam perbedaan tingkat pengukuran. Upah minimum juga menjadi target yang

baik pada tingkat pendapatan yang rendah dan hanya berdampak kecil terhadap

keberagaman pendapatan. Oleh karena itu, upah minimum tidak bisa dijadikan

sebagai instrumen kebijakan redistribusi pendapatan pada tingkat kesejahteraan

nasional di Jerman. Meskipun demikian, hasil simulasi telah didasarkan melalui

beberapa asumsi kritis tetapi tidak termasuk ke dalam perhitungan effect

equilibrium. Keterbatasan-keterbatasan tidak berakibat fatal terhadap kesimpulan

utama karena keragaman mekanisme telah dianalisis pada penelitian ini (sistem

transfer dan pajak, posisi upah minimum pada distribusi pendapatn efek harga dan

ketenagakerjaan), serta pengarahan yang sama dan mengurangi efisiensi

redistribusi upah minimum.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

9

METODE

Kerangka Pemikiran

Upah minimum merupakan upah pokok terendah yang harus dibayarkan

oleh perusahaan kepada pekerja/buruhnya sesuai dengan kebutuhan hidup layak

(Pernaker Per-No. 17/MEN/2005). UU no. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, menetapakan kebutuhan hidup layak (KHL) dalam penentuan

besarnya Upah Minimum. Selanjutnya, lebih mendalam diatur dalam Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005 tentang Komponen dan Pentahapan

Kebutuhan Hidup Layak pekerja/buruh. Setelah dianalisis melalui dua variabel

tersebut (upah minimum dan kebutuhan hidup layak), maka akan diketahui sejauh

mana komponen kebutuhan hidup layak dapat mendeskripsikan jenis kebutuhan

yang dikonsumsi dan layak diperhitungkan dalam menentukan besarnya upah

minimum (lihat pada gambar 1).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Upah Minimum

Kabupaten Bogor

Kompensasi (Upah)

Kesejahteraan Pekerja/buruh PT

ASPEX KUMBONG

Rekomendasi dan upaya

antisipasi

Kebutuhan Hidup Layak menurut

Permenaketrans no. 13 tahun 2012

1. Makanan dan Minuman

2. Sandang

3. Rumah dan perlengkapannya

4. Pendidikan

5. Kesehatan

6. Transportasi

7. Rekreasi dan Tabungan

Analisis Deskriptif

( Frekuensi dan

Crosstabulation)

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

10

Berdasarkan gambar 1, setelah mendapatkan hasil dari analisis deskriptif

komponen-komponen kebutuhan hidup layak, maka hasil tersebut akan menjadi

masukan untuk PT Aspex Kumbong agar perusahaan menjadi lebih baik.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Aspex Kumbong yang berlokasi di Jalan

Narogong km.26 Desa Dayeuh Kec. Cileungsi Kabupaten Bogor. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan 2011). Metode

pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini terbagi ke

dalam dua jenis, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

melalui penyebaran kuisioner (angket) kepada pekerja/buruh di PT Aspex

Kumbong. Angket6yang telah dibuat dan disusun dalam bentuk pertanyaan dan

pelaksanaan observasi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi angket terbuka, yaitu angket yang bertujuan untuk memberikan

kebebasan kepada responden untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, serta

angket tertutup, yaitu angket yang berisi pertanyaan yang telah disediakan pilihan

jawaban. Data sekunder yang digunakan berupa literatur-literatur ataupun sumber

informasi lain yang dapat menunjang seperti data perusahaan, data statistik yang

diperlukan dalam penelitian.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah populasi pekerja/buruh

yang memiliki jabatan di bawah mandor. Penentuan jumlah sampel yang akan

dijadikan sebagai responden dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

............................................................................................ (1)

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e= Margin of error yaitu persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Pada penelitian ini tingkat error

yang digunakan adalah 10%.

Jumlah pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong 975 orang, dengan nilai alpha 10%,

maka didapat jumlah responden sebanyak 90 orang.

Metode Pengolahan Data

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan software SPSS 16 for Windows untuk melakukan

pengolahan dan analisis data secara keseluruhan.

6 Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia menjadi responden tanpa

mearas khawatir akan ketidaksesuaian jawaban yang diberikan.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

11

Uji Validitas

Validitas suatu penelitian akan bergantung pada validitas dari instrumen alat

penelitiannya. Suatu instrumen dapat dinyatakan valid apabila instrumen mampu

mengukur yang seharusnya diukur. Pengertian valid pun dapat dilihat dari dua

sisi. Pertama, konten dari instrumen yang diajukan dapat mengukur yang

seharusnya diukur (logical validity). Kedua, validitas yang telah diukur dapat

dibandingkan dengan hasil penelitian yang lain (empirical logical). Teknik

pengujian uji validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi

Bivariate Pearson. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-

masing skor item dengan skor total. Skor total yang dimaksud adalah penjumlahan

dari keseluruhan item. Rumus korelasi item total dengan Bivariate Pearson dapat

dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

.................................... (2)

Keterangan :

rix = Koefisien korelasi item – total (bivariate pearson)

i = Skor item

x = Skor total

n = Banyaknya Subjek

Pertanyaan akan dinyatakan valid apabila r hitung r Tabel pada selang 95%

dengan nilai 0.361 dan menggunakan taraf signifikansi 0.05. Jika r hitung ≥ r

Tabel (sig 0.05) maka instrumen atau item –item pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total dinyatakan valid. Begitu pula sebaliknya jika r hitung ≤ r Tabel

(sig 0.05) maka instrumen atau item – item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan

terhadap skor total dinyatakan tidak valid (Suwarno 2009).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan alat pengukur yang

digunakan dapat dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang kepada

responden yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode Alpha

(Cronbach’s). Uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha (Cronbach’s)

dapat dirumuskan sebagai berikut:

............................................................................. (3)

Keterangan:

r11= Reliabilitas instrumen

k= Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah variasi butir

= Variasi total

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari r kritis

product moment pada taraf signifikansi 0.05. Untuk hasil uji reliabilitas kurang

dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan hasil 0.7 dapat diterima dan hasil diatas

0.8 adalah kuat (Suwarno 2009).

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

12

Analisis Deskriptif

Menurut Santoso (2003), analisis deskriptif lebih berhubungan dengan

pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut.

Dalam analisis deskriptif, secara spesifik akan digunakan analisis frekuensi,

crostabulation, analisis chi-square. Software menggunakan SPSS for windows

versi 16.0.

1. Analisis Frekuensi

Analisis frekuensi membahas beberapa penjabaran ukuran statistik deskriptif

seperti, frekuensi, mean, median, quartil, persentil, standar deviasi dan lainnya.

Analisis frekuensi digunakan untuk mengkelompokan responden berdasarkan

beberapa karakteristik serta mengetahui secara mendetail persentase persepsi

responden.

2. Analisis Crosstab ( Chi-Square)

Santoso (2003) menyebutkan crosstab adalah sebuah Tabel silang yang terdiri

atas satu basris atau lebih dan satu kolom atau lebih. Fasilitas crosstab pada SPSS

hanya menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, hingga menampilkan

hubungan antara kedua variabel tersebut. Penggunaan crosstab untuk

menganalisis data yang bersifat non-parametik (skala ordinal dan nominal). Alat

statistik yang digunakan dalam pada crosstab ialah chi-square yang digunakan

untuk menguji ada tidaknya hubungan antara baris dan kolom pada crosstab.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah dan Lokasi PT Aspex Kumbong

PT Aspex Kumbong merupakan perusahaan patungan antara panwell

industrial Ltd. Perusahaan Korea yang beroperasi di Hongkong dengan PT Aspex

Paper Indonesia. PT Aspex Kumbong merupakan perusahaan di bawah Holding

Company Korindo Group. PT Aspex Kumbong berdiri pada tahun 1983 dengan

izin akta notaris no. 299 tahun 1983 tanggal 31 Desember 1983 dan surat izin

tetap (SPT) BKPM No. 40/I/PMA/1983 tanggal 31 Desember 1983, diresmikan

oleh Presiden Soeharto di Leces pada tanggal 28 Desember 1983. Awal tahun

2000, berdasarkan persetujuan (marger) Kepala BKPM No. 1560/III/PMA/1999

tanggal 29 November 1999 dan Akta Notaris A. Partomuan Mohan, SH.,LLM No.

27 tanggal 25 Februari 2000, nama “PT Aspex Kumbong” telah disahkan oleh

Menteri Hukum dan Perundang-undangan No.C-7631HT.01.04.TH2000 pada

tanggal 31 Maret 2000.

PT Aspex Kumbong mengawali produksinya pada tahun 1995

menggunakan satu buah mesin kertas (Paper Machine-1) dengan kapistas

produksi mencapai 90.000/tahun. Paper Machine ini menggunakan panel kontrol

sistem semi digital dengan penambahan alat dan beberapa modifikasi. Tahun

1996, mulai memproduksi dengan penambahan mesin ketiga yang menggunakan

sistem difital DCS (Distributed Control System).

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

13

PT Aspex Kumbong berada di kawasan Cileungsi Industrial Park, tepatnya

berada di jalan Narogong km. 26 Desa Dayeuh, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. PT

Aspex Kumbong memiliki luas lahan 900000 m², digunakan 163176.84 m² untuk

luas bangunan. Letak geografis PT Aspex Kumbong dibatasi oleh sungai

Cileungsi di sebelah barat, sebelah timur berbatasan dengan pemukiman

penduduk serta terletak diantara ruas jalan Jonggol-Bekasi. Pemilihan Lokasi

perusahaan berdasarkan peraturan pemerintah pada lokalisasi industri di Bogor,

serta lokasi yang strategis memberikan kemudahan bagi PT Aspex Kumbong

untuk memperoleh sumberdaya yang mendukung kegiatan produksi.

Struktur Organisasi

Organisasi PT Aspex Kumbong terbagi menjadi beberapa sub-organisasi:

1. Presiden Direktur dan wakilnya membawahi 6 Direktur Pelaksana

2. Presiden Komisaris dan Komisaris Pelaksana sebagai pengawas kegiatan

organisasi

3. Sub organisasi lain, yaitu: Manajer (keuangan, logistik, HRD dan GA,

produksi, enginering, laboratorium), tenaga administrasi, keamanan, dan buruh

umum.

Posisi pada no 1 dan 2 diisi oleh orang Korea sementara posisi no. 3 diisi oleh

orang Indonesia.

Fasilitas Pekerja/buruh

PT Aspex Kumbong mengupayakan untuk dapat memenuhi kesejahteraan

para karyawannya. Fasilitas yang disediakan oleh PT Aspex diantaranya:

mushola; kantin; kamar mandi; tempat istirahat; lapangan olahraga; fasilitas

kesehatan (poliknik dan jamsostek); fasilitas keselamatan kerja (sepatu boot,

sarung tangan kulit, alat-alat yang safety, masker, helmet, mobil pemadam

kebakaran); organisasi SP-KEP (serikat pekerja yang mewakili semua anggotanya

yang bekera di PT Aspex Kumbong); koperasi yang melayani berbagai keperluan

pekerja/buruh, berdiri pada tahun 1990.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dengan instrumen kuesioner dinayatakan valid nilai korelasi r

hitung lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0.361 pada taraf margin error 5%hasil

dari perhitungan uji validitas terhadap semua instrumen kuesioner menunjukkan

nilai r hitung > r tabel (0,361). Sehingga instrumen dapat menjalankan fungsi

ukurnya dengan memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran

tersebut (valid).

Uji reliabilitas dengan instrumen kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai

alpha cronbach lebih besar dari 0.60. Hasil akhir dari perhitungan uji reliabilitas

untuk semua instrumen kuesioner menunjukkan kuesioner reliabel, diperlihatkan

dengan nilai alpha cronbach di atas 0.60. Nilai alpha cronbach dapat dilihat pada

tebl 4.1

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

14

Tabel 4.1 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Alpha

Upah minimum

Kebutuhan hidup layak

0.982

0.981

Sumber: data diolah (2014)

Pada tabel 4.1 dapat terlihat bahwa kedua variabel memiliki nilai alpha

cronbach lebih dari 0.60, sehingga kedua variabel bersifat reliabel artinya

pertanyaan tersebut dapat diandalkan ketika kuesioner kembali disebar kepada

responden yang berbeda, maka hasil yang didapat akan konsisten.

Karakteristik Responden

Responden yang dijadikan sample dalam penelitian ini berjumlah 90 orang,

berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin. Penjabaran

karakteristik responden dilakukan untuk mengetahui tipe responden yang menjadi

sample. Karakteristik responden penting untuk dikemukakan karena diasumsikan

bahwa perbedaan tanggapan setiap responden terhadap item-item pertanyaan yang

diberikan berkaitan dengan perbedaan latar belakang masing-masing responden.

Jenis Kelamin

Berikut disajikan data responden pada Tabel 4.2 berdasarkan jenis kelamin.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pekerja/buruh yang menjadi responden di

PT Aspex Kumbong didominasi oleh laki-laki dengan persentase sebanyak

76.67%, sementara pekerja perempuan yang menjadi responden di PT Aspex

Kumbong hanya 23.33% dari total responden.

Tabel 4.2 Persentase Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 69 76.67

Perempuan 21 23.33

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat perbedaan signifikan. Perbedaan signifikan

tersebut terjadi karena jenis pekerjaan di lapangan lebih banyak membutuhkan

pekerja laki-laki dibandingkan perempuan.

Pendidikan

Tingkat pendidikan responden dikelompokan menjadi lulusan SMP, SMA,

Diploma dan lulusan S1. Berikut disajikan data responden pada Tabel 4.4

berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel 4.3 Persentase Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Usia Frekuensi Persentase

SMP/sederajat 2 2.22

SMA/sederajat 55 61.11

Diploma 16 17.78

S1 17 18.89

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik pendidikan responden di PT Aspex

Kumbong didominasi oleh lulusan SMA/sederajat sebanyak 61.11%. Hal tersebut

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

15

dikarenakan, PT Aspex Kumbong lebih banyak membutuhkan pekerja teknisi

khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan jurusan teknik.

Lama Bekerja

Berikut ini disajikan data responden pada Tabel 4.5 berdasarkan pada lama

bekerja di PT Aspex Kumbong. Data pada Tabel 4.5 menunjukan bahwa

responden sebagian besar telah bekerja di PT Aspex kumbong lebih dari 15 tahun

dengan persentase sebesar 40%.

Tabel 4.4 Persentase Karakteristik Reponden berdasarkan Lama Bekerja Usia Frekuensi Persentase

< 2 tahun 7 7.78

2-5 tahun 7 7.78

6-10 tahun 17 18.89

11-15 tahun 23 25.56

>15 tahun 36 40

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Masa kerja yang cukup lama (>15 tahun) dapat diasumsikan bahwa

pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong yang menjadi responden memiliki loyalitas

yang yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar pekerja di PT Aspex

Kumbong telah diangkat sebagai pekerja tetap dan mereka merasa nyaman

bekerja di PT Aspex Kumbong.

Usia Berikut disajikan data responden pada Tabel 4.3 berdasarkan usia.

Berdasarkan hasil penelitian, usia pekerja/buruh yang menjadi responden di PT

Aspex Kumbong didominasi oleh responden yang memiliki usia rentang 31-40

tahun dengan persentase sebanyak 45.56%.

Tabel 4.5 Persentase Karakteristik Responden berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase

<20 tahun 1 1,11

20-30 tahun 20 22.22

31-40 tahun 41 45.56

41-50 tahun 27 30

>50 tahun 1 1.11

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel 4.5, pekerja/buruh yang bekerja di PT Aspex

merupakan pekerja/buruh yang tergolong ke dalam usia produktif7 yaitu usia yang

masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu. Rentang usia yang mendominasi

dipengaruhi oleh loyalitas mereka yang sebagian besar telah bekerja lebih dari 15

tahun.

7 Usia produktif menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ialah rentang

usia 15-64 tahun.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

16

Status Pernikahan Berikut ini, disajikan data responden pada Tabel 4.6 berdasarkan pada

status pernikahan. Berdasarkan data yang diperoleh, pekerja di PT Aspex

Kumbong sebagaian besar berstatus menikah dengan presentase sebesar 86.67%.

Tabel 4.6 Persentase Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan Usia Frekuensi Persentase

Menikah 78 86.67

Belum menikah 12 13.33

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Hasil yang terdapat pada tabel 4.6 menunjukan para pekerja PT Aspex Kumbong

sebagian besar telah berkeluarga. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah

tanggungan keluarga menjadi bertambah terlebih jika pekerja sudah memiliki

anak.

Sistem Pengupahan di PT Aspex Kumbong

Upah di PT Aspex Kumbong

Data pada Tabel 4.7 menunjukkan besaran upah yang diberikan di PT

Aspex Kumbong. Upah terkecil yang diberikan berkisar 500.000-1.000.000

sedangkan upah terbesar yang diberikan lebih dari 5.000.000.

Tabel 4.7 Upah di PT Apex Kumbong Usia Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

500.000-1.000.00 1 1.11 1.11

>1.000.000-2.000.000 3 3.33 4.44

>2.000.000-3.000.000 22 24.44 28.88

>3.000.000-4.000.000 32 35.56 64.44

>4.000.000-5.000.000 20 22.22 86.66

>5.000.000 12 13.33 100

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Pada Tabel, dapat terlihat bahwa sistem pengupahan PT Aspex Kumbong telah

sesuai peraturan pemerintah karena sebanyak 95.56% mendapatkan upah di atas

upah minimum kabupaten Bogor tahun 2013 (2.242.2408).

Hubungan Upah dan Lama Bekerja

Tabel 4.8 menunjukan hasil tabulasi silang antara upah dan lama bekerja

pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong. Dapat dilihat pada Tabel, bahwa tabulasi

silang antar baris dan kolom cukup beragam. Hasil tabulasi silang menunjukan

bahwa ada beberapa pekerja/buruh yang sudah bekerja dalam rentang waktu

yang sama tetapi upah yang diterima berbeda. Selain itu, ada beberapa

pekerja/buruh yang menerima upah yang lebih besar tetapi mereka bekerja tidak

cukup lama dibandingkan dengan yang lainnya.

8 Sumber: http://www.kotabogor.go.id

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

17

Tabel 4.8 Crosstabulation Lama Bekerja dan Upah upah dalam ribuan

Lama

Bekerja

Upah Total

500-

1000

>1000-

2000

>2000-

3000

>3000-

4000

>4000-

5000

>5000

< 2tahun 0 1 2 5 0 0 8

2-5 tahun 0 0 2 2 2 1 7

6-10 tahun 0 0 6 3 5 3 17

11-15 tahun 0 1 4 9 4 5 23

>15 tahun 1 1 8 13 9 3 35

Total 1 3 22 32 20 12 90

Sumber: data diolah (2014)

Keberagaman hasil tabulasi islang tersebut menggambarkan bahwa sistem

pengupahan di PT Aspex Kumbong tidak didasarkan pada lamanya bekerja

seoarang pekerja/buruh, melainkan sistem pengupahan di PT Aspex Kumbong

didasarkan pada jumlah jam kerja pekerja/buruh PT Aspex Kumbong.

Analisis Hubungan Upah dengan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan

Pekerja/Buruh di PT Aspex Kumbong

Analisis upah dengan pemenuhan kebutuhan hidup layak pekerja/buruh

menggunakan alat anslisis chi-square yang dapat diukur dengan melihat besaran

yaitu kendall’s tau-tab, Kendallas tau-c, gamma, Spearman Correlation. Setelah

data diolah, keempat besaran tersebut cukup jauh dibawah 1, yaitu 0,254; 0,310;

0,409; 0,279. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dikatakan korelasi antara

tingkat upah dengan pemenuhan kebutuhan cukup lemah. Selain itu, untuk

mengetehui adanya hubungan antara upah dan tingkat pemenuhan kebutuhan

pekerja/buruh dapat dilihat berdasarkan angka signifikansi. Angka signifikansi

yang diperoleh sebesar 0.008 berada di bawah nilai kepercayaan yang digunakan

sebesar 0.05. Sehingga, upah yang diterima dapat memprediksi tingkat

pemenuhan kebutuhan hidup layak karayawan PT Aspex Kumbong.

Tabel 4.9 Crosstabulation Upah dan Pemenuhan Kebutuhan upah dalam ribuan

Upah Total

500-

1.000

1.001-

2.000

2.001-

3.000

3.001-

4.000

4.001-

5.000

>5.000

Pemenuhan

Kebutuhan

Terpenuhi 1 0 9 15 14 9 48

Tidak

terpenuhi

0 3 13 17 6 3 42

Total 1 3 22 32 20 12 90

Sumber: data diolah (2014)

Upah minimum yang berlaku di kabupaten Bogor pada tahun 2013 sebesar

2.242.240. Pada Tabel 4.9 responden yang mendapatkan upah lebih dari upah

minimum kabupaten masih merasa tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,

(berjumlah 39 orang). Sementara responden yang menerima upah dalam jumlah

yang sama merasa kebutuhan hidup layaknya terpenuhi (47 orang). Berdasarkan

data tersebut, jumlah nominal upah minimum yang ditetapkan di kabupaten Bogor

telah dapat memenuhi kebutuhan hidup layak sebagian besar pekerja/buruh di PT

Aspex Kumbong. Sementara, bagi pekerja/buruh yang masih merasa belum

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

18

tercukupi kebutuhannya dengan upah yang diterima sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan setiap individu berbeda

termasuk tingkat kebutuhan para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, menurut Rossana (2013) menyebutkan adanya 4

faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan manusia yaitu penyakit,

hubungan keluarga, konsep diri, dan tahap perkembangan.

Analisis Kelayakan Komponen Kebutuhan Hidup Layak Pekerja/Buruh

Analisis kelayakan komponen kebutuhan hidup layak dilihat dari persentase

kemampuan upah yang diterima pekerja/buruh terhadap pemenuhan kebutuhan

hidup layak yang terbagi menjadi tujuh komponen yaitu: makanan dan minuman,

sandang, kesehatan, rumah dan perlengkapannya, pendidikan, rekreasi dan

tabungan serta transportasi.

Analisis kelayakan komponen makanan dan minuman

Kebutuhan makanan dan minuman dalam penelitian ini terdiri dari sumber

karbohidrat, sumber protein, sumber serat dan susu. Analisis ini didasarkan pada

hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Berikut disajikan interpretasi

pekerja/ buruh PT Aspex Kumbong terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan

minuman pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Makanan dan Minuman

Keterangan T TT Modus Persentase

Sumber karbohidrat (nasi/jagung/ubi/roti) 62 28 62 68.9

Sumber protein

(daging/ayam/telur/tempe/tahu)

59 31 59 65.6

Sumber serat (buah/sayuran) 60 30 60 66.7

Susu 56 34 56 62.2

Sumber data: diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel, dapat terlihat bahwa upah yang diterima oleh

para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong sebagian besar telah dapat memenuhi

kebutuhan makanan dan minuman. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen-

komponen makanan dan minuman layak dijadikan sebagai komponen kehidupan

layak (KHL). Namun, kacang-kacangan (tempe dan tahu) sebaiknya digabungkan

ke dalam kelompok protein, karena menurut Baliwati dan Madanijah (2013)

kacang-kacangan termasuk olahannya termasuk ke dalam kelompok protein.

Selain itu, sebaiknya pengkelompokan karbohidrat bukan hanya nasi dan

kerbohidrat lainnya setara tepung terigu, tetapi dibagi kedalam sumber

karbohidrat pokok dan sampingan. Maksud sumber karbohidrat pokok ialah

sumber karbohidrat yang digunakan sebagai makanan pokok atau paling sering

dikonsumsi oleh pekerja/buruh. Sedangkan sumber karbohidrat sampingan ialah

makanan yang digunakan sebagai pengganjal atau camilan yang hanya menambah

sedikit jumlah energi. Pada Tabel 4.10 jumlah komponen yang termasuk kedalam

kelompok makanan dan minuman lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah

komponen makanan dan minuman berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

19

dan Transmigrasi no. 13 tahun 2012 (terdapat pada lampiran), hal tersebut

dikarenakan lebih mengacu pada penggolongan sumber pangan.

Analisis kelayakan komponen sandang

Kebutuhan sandang dalam penelitian ini terdiri dari pakaian bekerja dan

bersantai, peralatan ibadah, alas kaki, perlengkapan semir sepatu. Analisis ini

didasarkan pada hasil kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Berikut

disajikan ineterpretasi pekerja/ buruh PT Aspex Kumbong terhadap pemenuhan

kebutuhan sandang pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Sandang Keterangan T TT Modus Persentase

Pakaian bekerja dan bersantai 53 37 53 58.9

Peralatan ibadah (mukena/sejadah/sarung) 57 33 57 63.3

Alas kaki (sepatu/sandal/kaos kaki) 54 36 54 60

Perlengkapan semir sepatu 50 40 50 55.6

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel, dapat terlihat bahwa upah yang diterima oleh

para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong sebagaian besar telah dapat memenuhi

kebutuhan sandang. Hal ini, mengindikasikan bahwa komponen-komponen

sandang layak dijadikan sebagai komponen kehidupan layak (KHL). Dapat

terlihat bahwa persentase pemenuhan kebutuhan peralatan ibadah (56,8%) lebih

besar dibandingkan pemenuhan kebutuhan pakaian. Jumlah komponen pada tabel

4.11 lebih sedikit dibandingkan dengan komponen yang terdapat pada Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 13 tahun 2012. Penggolongan

kebutuhan sandang ke dalam kelompok pakaian formal dan santai, peralatan

ibadah, alas kaki serta perlengkapan semir sepatu. Pada Tabel, komponen sandang

yang sesuai dengan Permenaketrans tidak dijelaskan jenis pakaian yang termasuk

pakaian formal (untuk bekerja) dengan pakaian santai (di luar jam kerja).

Analisis kelayakan komponen kesehatan

Kebutuhan kesehatan dalam penelitian ini terdiri dari perlengkapan obat

pribadi, alat dan perlengkapan mandi, perlengkapan cukur dan potong rambut di

salon, dan perlengkapan memerindah diri. Berikut disajikan ineterpretasi pekerja/

buruh PT Aspex Kumbong terhadap pemenuhan kebutuhan kesehatan pada Tabel

4.12.

Tabel 4.12 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan

Keterangan T TT Modus Persentase

Perlengkapan obat pribadi 44 46 46 51.1

Alat dan perlengkapan mandi

(handuk/sabun/pasta gigi/sikat

gigi/shampo/lainnya)

60 30 60 66.7

Perlengkapan cukur dan potong rambut di

salon

46 44 46 51.1

Perlengkapan memperindah diri

(deodorant/minyak wangi/pelembab/dll)

47 43 47 52.2

Sumber: data diolah (2014)

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

20

Berdasarkan data pada Tabel, dapat terlihat bahwa upah yang diterima oleh para

pekerja/buruh PT Aspex Kumbong sebagaian besar telah dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen-komponen

sandang layak dijadikan sebagai komponen kebutuhan kehidupan layak (KHL).

Dapat terlihat bahwa persentase pemenuhan kebutuhan peralatan dan

perlengkapan mandi lebih mendominasi (66.7%) dibandingkan pemenuhan

komponen kebutuhan lainnya. Persentase pemenuhan komponen obat pribadi

paling kecil (51.1%) diantara komponen lainnya. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa komponen lain lebih diprioritaskan dibandingkan dengan kebutuhan obat

pribadi. Hal itu karena di PT aspex Kumbong diberikan fasilitas klinik dan

asuransi kesehatan dari Jamsostek.

Analisis kelayakan komponen perumahan

Kebutuhan perumahan dalam penelitian ini terdiri dari perlengkapan biaya

sewa kamar/rumah, perlengkapan rumah, perlengkapan dapur, biaya listrik/ pajak/

kebersihan. Berikut disajikan ineterpretasi pekerja/buruh PT Aspex Kumbong

terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Perumahan

Keterangan T TT Modus Persentase

Biaya sewa kamar/rumah 52 38 52 57.8

Perlengkapan rumah

(lemari/kasur/tv/lainnya)

47 43 47 52.2

Perlengkapan dan peralatan dapur

(kompor/rice cooker/gas/alat masak

lainya)

43 47 47 52.2

Biaya listrik/pajak/ kebersihan 54 36 54 60

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel 4.13, upah yang diterima oleh para pekerja/buruh PT

Aspex Kumbong sebagaian besar telah dapat memenuhi kebutuhan rumah beserta

perlengkapannya. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen-komponen rumah

dan perlengkapannya layak dijadikan sebagai komponen kebutuhan hidup layak

(KHL). Namun persentase untuk perlengkapan dapur seperti kompor, rice cooker,

gas, dan alat masak lainnya mendapatkan persentase lebih kecil dibandingkan

dengan komponen lain. Pada Tabel 4.13 terdapat biaya kebersihan, sedangkan

dalam Tabel komponen perumahan kebutuhan hidup layak berdasarkan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 13 tahun 2012 tidak dicantumkan,

sementara persentase tingkat pemenuhana pekerja/buruh terhadap kebutuhan

tersebut mencapai 60%. Data tersebut menujukan bahwa biaya kebersihan

merupakan salah satu kebutuhan para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong.

Analisis kelayakan komponen rekreasi dan tabungan

Kebutuhan rekreasi dan tabungan dalam penelitian ini terdiri dari tabungan

jangka panjang, tabungan pendidikan anak, rekreasi di dalam kota/kab. Bogor,

rekreasi di luar kota/kab. Bogor. Berikut disajikan ineterpretasi pekerja/ buruh PT

Aspex Kumbong terhadap pemenuhan kebutuhan rekreasi dan tabungan pada

Tabel 4.14.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

21

Tabel 4.14 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Tabungan

Keterangan T TT Modus Persentase

Tabungan jangka panjang 38 52 52 57.8

Tabungan pendidikan anak 49 41 49 54.4

Rekreasi di dalam kota/kab. Bogor 35 55 55 61.1

Rekreasi di luar kota/kab. Bogor 31 59 59 65.6

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel, dapat terlihat bahwa upah yang diterima oleh

para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong masih belum mencukupi seluruh

komponen kebutuhan rekreasi dan tabungan. Namun, jika dilihat dari tingkat

pemenuhannya, para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong lebih memperioritaskan

upahnya untuk disimpan sebagai tabungan pendidikan anak (54,4%). Hal ini

mengindikasikan bahwa tabungan pendidikan anak merupakan salah satu

kebutuhan para pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong karena berdaraskan

karakteristik, pekerja PT Aspex Kumbong sebagian besar telah berkeluarga.

Analisis kelayakan komponen pendidikan

Kebutuhan pendidikan dalam penelitian ini terdiri dari koran, buku bacaan,

alat tulis, kursus/pelatihan. Berikut disajikan ineterpretasi pekerja/buruh PT Aspex

Kumbong terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Frekuensi Kebutuhan Pendidikan

Keterangan T TT Modus Persentase

Koran 31 59 59 65.6

Buku bacaan 36 54 54 60

Alat tulis 40 50 50 55.6

Kursus/pelatihan 31 59 59 65.6

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel dapat terlihat, bahwa seluruh item kebutuhan pada

komponen pendidikan sebagian besar masih belum terpenuhi. Hal ini

mengindikasikan perlunya diadakan kajian ulang terkait item kebutuhan

komponen oleh serikat kerja PT Aspex Kumbong untuk diaspirasikan kepada

kesatuan serikat pekerja Indonesia (KSPI), sehingga ke depannya akan didapatkan

item kebutuhan yang benar-benar diperlukan oleh para pekerja/buruh.

Analisis kelayakan komponen transportasi

Kebutuhan transportasi dalam penelitian ini terdiri dari biaya transportasi,

kendaraan pribadi, bahan bakar kendaraan, perawatan kendaraan. Berikut

disajikan ineterpretasi pekerja/buruh PT Aspex Kumbong terhadap pemenuhan

kebutuhan transportasi pada Tabel 4.16.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

22

Tabel 4.16 Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Transportasi Keterangan T TT Modus Persentase

Biaya transportasi (ongkos pergi-pulang) 46 44 46 51.1

Kendaraan pribadi (sepeda/sepeda

motor)

37 53 53 58.9

Bahan bakar kendaraan 44 46 46 51.1

Perawatan kendaraan (sepeda/sepeda motor) 37 53 53 58.9

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada Tabel 4.16, upah yang diterima oleh para pekerja/buruh PT

Aspex Kumbong baru bisa memenuhi item kebutuhan biaya transportasi (ongkos

pergi-pulang) dengan persentase sebesar 51.1%. Hal tersebut mengindikasikan

lebih banyak responden yang menggunakan angkutan umum dibandingkan

kendaraan pribadi. Jumlah item kebutuhan komponen transportasi pada tabel 4.16

lebih banyak dibandingkan dengan item kebutuhan komponen transportasi yang

terdapat pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 13 tahun

2012. Komponen transportasi hanya dicantumkan biaya ongkos angkutan umum

pulang-pergi, tetapi tidak dirincikan juga mengenai jarak tempuhnya.

Analisis Kecukupan 60 Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

Pada penelitian ini dibuat pertanyaan terbuka yang menganalisis

kecukupan 60 komponen kebutuhan hidup layak. Tujuan dibuat pertanyaan

terbuka untuk menjaring aspirasi para pekerja/buruh PT Aspex Kumbong terkait

jenis kebutuhan yang sebenarnya mereka perlukan dan diharapkan dapat menjadi

acuan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Berikut disajikan pada Tabel

4.17 persepsi karyawan terkait kelayakan 60 komponen kebutuhan hidup layak.

Tabel 4.17 Persepsi Karyawan tentang Kelayakan 60 Komponen Kebutuhan

Hidup Layak (KHL) Keterangan Frekuensi Persentase

Tercukupi 23 25.6

Tidak tercukupi 50 55.6

Tidak menjawab 17 18.9

Total 90 100

Sumber: data diolah (2014)

Berdasarkan data pada tabel 4.20, sebagian besar para pekerja/buruh PT Aspex

Kumbong merasa tidak cukup akan 60 komponen kebutuhan hidup layak yang

telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

no. 13 tahun 2012 (persentase sebesar 55.6%). ada beberapa aspirasi yang

terhimpun dari responden, diantaranya: jumlah kebutuhan hidup layak menjadi 80

item sesuai yang diajukan oleh kesatuan serikat pekerja Indonesia (KSPI); adanya

perbedaan antara jumlah kebutuhan hidup layak lajang dengan yang sudah

menikah; ditambahkannya komponen tabungan pendidikan anak; ditambahkannya

tabungan untuk membeli kendaraan pribadi; tabungan untuk membeli rumah; alat-

alat kecantikan; alat komunikasi beserta pulsa; serta biaya pajak, listrik; biaya

bahan bakar kendaaraan dan perawataan kendaraan.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

23

Berdasarkan keseluruhan analisis deskriptif terkait enam puluh komponen

Kebutuhan Hidup Layak, melalui perbandingan jumlah komponen yang terpenuhi

dengan jumlah keseluruhan komponen, diperoleh hasil perhitungan sebesar

85.71%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa item yang ada di komponen

Kebutuhan Hidup Layak merupakan kebutuhan yang dipenuhi oleh pekerja/buruh

di PT Aspex Kumbong.

Implikasi Manajerial

PT Aspex telah menetapkan upah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan

oleh pemerintah. Namun untuk menunjang kinerja yang lebih baik, PT Aspex

Kumbong dapat menerapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Upah yang diberikan kepada para pekerja/buruh sebagian besar telah melebihi

nilai upah minimum kabupaten, sehingga PT Aspex Kumbong harus tetap

mempertahankan sistem upah yang mengikuti peraturan pemerintah (UU no.

13 tahun 2003).

2. Komponen-komponen kebutuhan hidup layak pekerja/buruh sesuai

PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. 13 tahun 2012 layak

digunakan untuk menentukan upah minimum, jika didasarkan pada distribusi

upah yang diterima PT Aspex Kumbong terhadap pemenuhan komponen

komponen kebutuhan tersebut. Namun, serikat kerja PT Aspex Kumbong perlu

melakukan pengkajian ulang terhadap komponen-komponen tersebut untuk

menentukan kebutuhan yang menjadi prioritas benar- benar dikonsumsi oleh

para pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong sehingga bisa dijadikan gambaran

atau diajukan kepada kesatuan serikat pekerja indonesia.

3. Serikat pekerja beserta pihak manejemen PT Aspex Kumbong hendaknya

memberikan informasi kepada para pekerja/buruh terkait komponen kehidupan

layak pekerja/buruh, sehingga ketika ada keluhan terkait hal tersebut, mereka

memiliki landasannya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem pengupahan

tidak didasarkan atas lama bekerja pekerja/buruh melainkan didasarkan pada

jumlah jam kerja pekerja/buruh PT Aspex Kumbong.

Upah yang diberikan di PTAspex Kumbong sebagian besar telah melebihi

nominal upah minimum yang berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2013

(2.242.420). Jumlah upah tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup sebagian

besar pekerja/buruh.

Berdasarkan gambaran distribusi upah yang diterima pekerja/buruh PT

Aspex Kumbong dalam memenuhi kebutuhan hidup layak, sebagian besar

komponen-komponen sudah layak menjadi gambaran jenis kebutuhan yang

dikonsumsi oleh pekerja/buruh PT Aspex Kumbong. Namun, hanya item

kebutuhan pendidikan yang masih perlu dikaji ulang. Selain itu, jumlah 60

komponen yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

24

Transmigrasi no. 13 tahun 2012 dirasa belum cukup menggambarkan jumlah

kebutuhan yang dikonsumsi oleh para pekerja/buruh di PT Aspex Kumbong.

Saran

PT Aspex Kumbong telah memberikan upah di atas upah minimum yang

berlaku di Kabupaten Bogor tahun 2013 (2.242.420). Upah yang diberikan di

bawah upah minimum belum menunjukan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan

hidup layak pekerja/buruh. Oleh karena itu, serikat kerja di PT Aspex Kumbong

dapat proaktif terlibat dalam penetapan upah minimum. Selain itu, koordinasi

yang baik dengan pihak manajemen PT Aspex Kumbong pun perlu dilakukan

untuk membangun hubungan yang baik serta memberikan keuntungan untuk

keduabelah pihak.

Penelitian selanjutnya yang menggunakan topik yang sama diharapkan

dapat mengambil responden dari cakupan yang lebih besar seperti kabupaten atau

kota dengan metode probability sampling. Hal tersebut untuk menghimpun

aspirasi dari pekerja/buruh yang terkumpul dalam satu kawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar MI. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung (ID):

Alfabeta

Baliwati YF, Madanijah S. 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Ekologi Pangan dan

Gizi. Bogor (ID): Departemen Gizi Masyarakat

Carpio XD, Messiono J, Galdeano ASD.2014. Minimum Wage, Does it improve

walfare in Thailand [Internet]. Barcelona (ES):IZA. Discussion paper no.

9711; [diunduh 2014 Maret 13]. Tersedia pada:

ftp://ftp.iza.org/RePEc/Discussionpaper/dp7911.pdf

Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta (ID): LkiS

Kebijakan Upah Minimum Indonesia [internet]. [diacu 2013 September 19].

Tersedia pada: http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed_dialogue/--

actrav/documents/meetingdocument/wcms_210427.pdf

Muller KU, Steiner V.2013. Distributional Effects of a Minimum Wage in a

Walfare State The Case of Germany [Internet]. Beline (ED). Paper discussion

No. 2013/21;[diunduh 2014 Maret 21]. Tersedia pada:

http://www.econstor.eu/handle/10419/90876

Nugroho EA, et al. 2013. Pengaruh Coaching terhadap Motivasi kerja dan Kinerja

Individual (Studi Kasus pada Pekerja/buruh bagian Support Service

Departemen Production Service International Nikel Indonesia, Tbk)

[internet]. [diacu 2014 Maret 24]. Tersedia pada:

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/1554236aaaa372f424b662cf83f097e4.pdf

Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi no. 13 tahun 2012 tentang Komponen Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) [Internet]. [diacu 2014 Mei 10]. Tersedia pada:

www.kemenaketrans.goid

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Per-17/ Men/2005 tentang Komponen dan Tingkatan

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

25

Kebutuhan Hidup Layak [Internet]. [diacu 2014 Juni 13]. Tersedia pada:

www.hukumonline.com

Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional [internet]. [diacu

2014 April 14]. Tersedia pada: http://www.kemenperin.go.id/direktori-

eksportir?what=kertas&prov=32

Pemerintah Republik Indonesia. 2003.Undang-Undang no. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan [Internet]. [diacu 2014 Mei 30 ] tersedia pada:

www.hukumonline.com

Riduwan A. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung (ID):

Alfabeta

Rossana. 2013. Kebutuhan Dasar Manusia BAB II [internet]. [diacu 2014 Maret

25]. Tersedia pada: repository.usu.ac.id

Ruky AS. 2001. Manajemen Penggajian dan Pengupahan untuk Pekerja/buruh

Perusahaan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama

Santoso S. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5.

Jakarta (ID): Elex Media Kompetindo

Siagian SP. 2004. Teori Motivasi dan aplikasinya. Jakarta (ID): Rineka Cipta

Sirait JT. 2006. Memahami Aspek-Aspek Peneglolaan Sumber Daya Manusia

dalam Organisasi. Jakarta (ID): Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia

Yuniarti F. 1999. Hubungan Kebijakan Upah Minimum Regional dengan Tingkat

Kebutuhan Dasar Kerja dan Produktvitas Perusahaan: Sebuah Kasus

Perusahaan Sepatu Bata [internet]. [diacu 2013 September 15]. Tersedia pada:

http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/details.jsp?id=758009& lokasi=local

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

26

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

“ANALISIS PENGARUH DAMPAK KIBAJAKAN UPAH MINIMUM REGIONAL

TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH”

(studi kasus PT Aspex Kumbong)

Saya Ai Sa’adah H24100045, mahasiswa departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen Institut Pertanian Bogor. Mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi

kuesioner ini sebagai data dalam penelitian. Informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi dan

pengalaman Bapak/Ibu/Sdr/i selama bekerja di perusahaan. Identitas dan informasi yang telah

diberikan akan dijaga kerahasiaannya serta hanay digunakan unutk kepentingan penelitian

Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i menjadi salah satu responden.

BAGIAN I

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : (boleh dikosongkan)

Jenis Kelamin :

Usia :

Status perkawinan :

Pendidikan Terakhir :

Bagian/ Jabatan :

Lama Bekerja :

Penghasilan

1. Berapa besar jumlah penghasilan yang Saudara terima ketika pertama kali bekerja?

a. 500.000- 1.000.000

b. 1.000.001- 2.000.000

c. 2.000.001- 3.000.000

d. 3.000.001- 4.000.000

e. 4.000.001-5.000.000

f. ≥5.000.000

2. Apakah penghasilan Saudara cukup untuk biaya selama satu bulan?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah Saudara mempunyai penghasilan luar selain dari tempat Saudara bekerja

a. Ya

b. Tidak

Upah Minimum

No

Pernyataan

Skala Jawaban

Ya Tidak

1. Saya mengikuti perkembangan berita terkait

upah minimum regional

2. Saya terlibat aktif dalam penetapan

kebijakan upah minimum regional

3. Saya merasa puas dengan kebijakan

besarnya upah minimum regional saat ini

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

27

Lanjutan Lampiran 1

Standar Kebutuhan Hidup Layak

No

Pernyataan

Skala Jawaban

ya Tidak

4. Saya pernah mengikuti aksi mogok kerja

untuk menuntut kebijakan upah minimum

regional

No

Pernyataan

Skala Jawaban

ya tidak

MAKANAN DAN MINUMAN

1.

Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

kebutuhan karbohidrat (nasi/jagung/roti/ubi)

2. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

kebutuhan protein (daging/ayam/telur/tempe/tahu)

3. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

kebutuhan serat (buah/sayuran)

4. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli susu

SANDANG

5. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli pakaian

yang layak digunakan untuk bekerja dan bersantai

6. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli peralatan

ibadah* (sajadah/mukena/sarung)

*bagi yang beragama islam

7. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli alas kaki

(sepatu, sandal, kaos kaki) yang layak digunakan untuk

bekerja dan bersantai

8. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

perlengkapan semir sepatu

RUMAH DAN PERLENGKAPANNYA

9. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membayar sewa

kamar tepat waktu

10. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

perlengkapan rumah (lemari/tv/kasur/lainnya)

11. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli perlatan

dan perlenkapan dapur (kompor/rice cooker/ gas/ alat

masak/lainnya)

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

28

Lanjutan Lampiran 1

No

Pernyataan

Skala Jawaban

ya tidak

12. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membayar

listrik/pajak/kebersihan tepat waktu

KESEHATAN

13. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

perlengkapan obat pribadi.

14. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli alat dan

perlengkapan mandi (handuk/sabun/pasta gigi / sikat gigi

/shampo/lainnya)

15. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

perlengkapan cukur dan sesekali memotong rambut ke salon

16. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

perlengkapan untuk mempeindah diri (deodorant/ minyak

wangi/ minyak rambut/pelembab/lainnya)

REKREASI DAN TABUNGAN

17. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat menyisihkan uang

tersebut sebagai tabungan jangka panjang

18. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat menyisihkan uang

tersebut untuk tabungan pendidikan anak saya

19. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat melakukan

rekreasi di dalam kota/kab. (Bogor)

20. Dengan upah yang diberikan, saya dapat melakukan

rekreasi ke tempat yang berada di luar kota/kab. Bogor

PENDIDIKAN

21. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli koran

sebagai sarana penambah pengetahuan

22. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli buku

bacaan sebagai sarana penambah wawasan

23. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli alat tulis

yang digunakan untuk membantu saya dalam bekerja

24. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat mengikuti

kursus/pelatiha yang dapat menambah keahlian saya dalam

bekerja

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

29

Lanjutan Lampiran 1

Evaluasi:

Menurut saudara apakah 60 komponen yang dijadikan dasar perhitungan standar

kehidupan layak (SKL) Upah Minimum Regional (UMR) sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup saudara?

a. ya b. Tidak

jika ya,sebutkan alasan.....................................................................................

jika tidak, sebutkan alasan................................................................................

Jika Saudara memiliki rekomendasi terkait komponen kebutuhan hidup layak (KHL),

sebutkan!

(boleh lebih dari 1)

No

Pernyataan

Skala Jawaban

ya tidak

TRANSPORTASI

25. Dengan upah yang diberikan, cukup untuk biaya tranportasi

(ongkos angkot pulang- pergi)

26. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat membeli

kendaraan pribadi (sepeda/ sepeda motor)

27. Dengan upah yang diberikan, Saya mampu mencukupi

kebutuhan bahan bakar kendaraan yang saya miliki

(sepeda/motor)

28. Dengan upah yang diberikan, Saya dapat melakukan

perawatan terhadap kendaraan yang saya miliki

(sepda/motor)

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

30

Lampiran 2 Komponen kebutuhan hidup layak menurut Permenakertrans no. 13 tahun 2012

KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK

NO KOMPONEN NO KOMPONEN

I Makanan dan Minuman VI Perumahan

1 Beras 29 Sewa kamar

2 Sumber Protein:

a. Daging

b. Ikan segar

c. Telur ayam

30

31

Dipan/ tempat tidur

Perlengkapan tidur:

a. Kasur busa

b. Bantal busa

3 Kacang-kacangan

(tempe/ tahu)

32

33

Seprei dan sarung bantal

Meja dan kursi

4 Susu bubuk 34 Lemari pakaian

5 Gula pasir 35 Sapu

6 Minyak goreng 36 Ceret alumunium

7 Sayuran 37 Perlengkapan makan:

8 Buah-buahan

(setara pisang/pepaya )

a. Piring makan

b. Gelas minum

9 Karbohdrat lain

(setara tepung terigu)

38

c. Sendok garpu

Wajan alumunium

10 Teh atau kopi 39 Panci alumunium

11 Bumbu- bumbu 40 Sendok masak

II Sandang 41 Rice cooker ukuran ½ liter

12 Celana Panjang/pakaian muslim 42 Kompor dan perlengkapannya

13 Celana Pendek a. Kompor gas 1 tungku

14 Ikat pinggang b. Selang dan regulator

15 Kaos oblong/BH c. Tabung gas 3 kg

16 Celana dalam 43 Gas elpiji

17 Sarung/kain panjang 44 Ember plastik

18 Sepatu 45 Gayung plastik

19 Kemeja lengan pendek/ blus 46 Listrik

20 Perlengkapan semir sepatu:

a. Semir sepatu

b. Sikat sepatu

47

48

49

Bola lampu hemat energi

Air bersih

Sabun cuci pakaian

21 Sandal jepit 50 Sabun cuci piring (colek)

22 Handuk mandi 51 Setrika

23 Perlengkapan ibadah:

a. Sajadah

b. Mukenah

c. Peci, dll

52

53

54

VII

Rak piring portabel plastik

Pisau dapur

Cermin

Kesehatan

III Pendidikan 55 Sarana kesehatan:

24 Bacaan/Radio a. Pasta dan sikat gigi

25 Balpoint/ pensil b. Sabun mandi

IV Transportasi c. Shampo

26 Transportasi kerja dan lainnya 56 Pembalut atau alat cukur

V Rekreasi dan Tabungan 57 Deodorant

27 Rekreasi 58 Obat anti nyamuk

28 Tabungan

(2% dari nilai 1 s/d 59)

59

60

Potong rambut

Sisir

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

31

Lampiran 3 Komponen kebutuhan hidup layak menurut permenaker Per-17/Men/2005

KOMPONEN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK

NO KOMPONEN NO KOMPONEN

I Makanan dan Minuman VI Perumahan

1 Beras 24 Sewa kamar

2 Sumber Protein:

d. Daging

e. Ikan segar

f. Telur ayam

25

26

27

28

Dipan/ tempat tidur

Kasur dan bantal

Seprei dan sarung bantal

Meja dan kursi

3 Kacang-kacangan

(tempe/ tahu)

29

30

Lemari pakaian

Sapu

4 Susu bubuk 31 Ceret alumunium

5 Gula pasir 32 Panci alumunium

6 Minyak goreng 33 Sendok masak

7 Sayuran 34 Perlengkapan makan:

8 Buah-buahan

(setara pisang/pepaya )

a. Piring makan

b. Gelas minum

9 Karbohdrat lain

(setara tepung terigu)

35

c. Sendok garpu

Wajan alumunium

10 Teh atau kopi 36 Kompor minyak tanah

11 Bumbu- bumbu 37 Minyak tanah

II Sandang 38 Ember plastik

12 Celana Panjang/rok 39 Listrik

13 Kemeja lengan pendek/ blus 40 Bola lampu pijar/neon

14 Sepatu 41 Air bersih

15 Kaos oblong/BH 42 Sabun cuci

16 Celana dalam VII Kesehatan

17 Sarung/kain panjang 43 Sarana kesehatan:

18 Sandal jepit a. Pasta gigi

19 Handuk mandi b. Sikat gigi

20

III

21

Perlengkapan ibadah

Pendidikan

Bacaan/radio

c. Sabun mandi

d. Shampo

e. Pembalutatau alat cukur

IV Rekreasi dan Tabungan 44 Obat anti nyamuk

22 Rekreasi 45 Potong rambut

23 Tabungan VII

46 Transportasi

Transportasi kerja dan lainnya

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

32

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Rekap Nilai Spearman correlation Hasil Uji Validitas

Pertanyaan ke- Nilai Spearmen

Correlation

Pertanyaan ke- Nilai Spearmen

Correlation

1 0.730 15 0.906

2 0.713 16 0.834

3 0.769 17 0.823

4 0.846 18 0.847

5 0.833 19 0.889

6 0.744 20 0.650

7 0.831 21 0.826

8 0.876 22 0.731

9 0.890 23 0.819

10 0.884 24 0.665

11 0.871 25 0.675

12 0.898 26 0.810

13 0.899 27 0.829

14 0.630 28 0.853

Sumber: data diolah (2014)

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN KOMPONEN KEBUTUHAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/70816/H14asa.pdf · 2014 . ABSTRAK . AI SA’ADAH. ... Industri pulp dan kertas memiliki prospek

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Garut pada tanggal 28 Mei 1992, putri ketiga dari lima

bersaudara, pasangan Yoyoh Nurhayati dan Arom Mahram. Penulis mengawali

pendidikan formalnya di TK Al-Hikmah, dilanjutkan ke SD Negeri Langen Sari 3.

Penulis mengenyam pendidikan sekolah menengah di SMP Negeri 1 Tarogong

Kidul sedangkan pendidikan sekolah atas di SMA Negeri 6 Garut, selanjutnya di

Institut pertanian Bogor fakultas Ekonomi dan Manajemen departemen

Manajemen. Selain mengikuti kegiatan akademik, penulis juga aktif di berbagai

organisasi dan kepanitian. Penulis pernah terlibat dalam organisasi Dewan

Gedung Asrama, Bimbingan Remaja dan Anak-anak Al-Hurriyah, IPB Political

School, Himpunan Mahasiswa Garut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Manajemen serta Lembaga Dakwah Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Penulis juga aktif di berbagai lomba yang diadakan di kampus, serta

pernah menjuarai lomba menulis surat kecil untuk Rektor.