analisis kadar paracetamol nitrimeti

10
Analisis Kadar Parasetamol Dengan Metode Nitrimetri  I. TUJUAN Melakukan identifikasi dan penetapan kadar senyawa  parasetamol menggunakan metode titrasi nitrimetri II. PRINSIP  Nitrimetri  Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah men jadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium. III. REAKSI Reaksi Diazotasi  NaNO2 + HCl  NaCl + HNO2 Ar- NH2 + HNO2 + HCl  Ar-N2Cl + H2O (Zulfikar, 2010). Titik Akhir Titrasi KI +HCl  KCl + HI 2 HI + 2 HNO2  I2 + 2 NO + H2O I2 + Kanji yod (biru) (Zulfikar, 2010).

Upload: regita-ayu-lestari

Post on 13-Apr-2018

552 views

Category:

Documents


54 download

TRANSCRIPT

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 1/10

Analisis Kadar Parasetamol Dengan Metode Nitrimetri 

I. TUJUAN 

Melakukan identifikasi dan penetapan kadar senyawa  parasetamol menggunakan metode titrasi

nitrimetri

II. PRINSIP 

 Nitrimetri

 Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasanaasam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi

dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium.

III. REAKSI 

Reaksi Diazotasi 

 NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2

Ar- NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + H2O (Zulfikar, 2010).

Titik Akhir Titrasi

KI +HCl → KCl + HI

2 HI + 2 HNO2 → I2 + 2 NO + H2O

I2 + Kanji yod (biru) (Zulfikar, 2010).

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 2/10

IV. TEORI DASAR  

 Nitrimetriadalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasana asam.

Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan

sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium (Gandjar et al, 2007).

Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat

ditambahkan KBr sebagai katalis (Hamdani, 2013).

Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus  –  NH2 (amin)

aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer

(Setyawati et al, 2010).

Paracetamol ( 3 : 37 )

 Nama resmi : Acetaminophenum

 Nama lain : Paaracetamol

RM / BM : C8H9 NO2 / 151,56

Struktur Molekul Parasetamol :

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 3/10

  NHCOCH3 

Pemerian : Hablur atau hablur serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dlam 7 bagian etanol 95 % p, dalam 17 bagian aseton p,

dalam 40 Bagian gliserol.

Khasiat : Analgetikumantipiretikum. Kegunaan : Sebagai sampel.

Persyaratan kadar : Mengandung tidk kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101,0 %

C8H9 NO2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringhkan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. (FI III, 1979).

Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,

khususnya untuk persenyawaan amina primer . Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara

fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksidiazotasi,  dengan persamaan yang berlangsung

dalam dua tahap seperti dibawah ini :

 NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2

Ar- NH2 + HNO2 + HCl → Ar-N2Cl + H2O (Zulfikar, 2010).

Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudah

tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu

dibawah 15oC. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium

 bromida (Hamdani, 2013).

Reaksi dilakukan dibawah 15 oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan

terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkan

kalium bromida (Hamdani, 2013).

Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodide

atau kertas iodida sebagai indicator luar. Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenil

sudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pasta

kanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahan

warna menjadi biru. Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapa

menit. Reaksi perubahan warna yang dijadikan indikator dalam titrasi ini adalah :

KI +HCl → KCl + HI

2 HI + 2 HNO2 → I2 + 2 NO + H2O

I2 + Kanji yod (biru) (Zulfikar, 2010).

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 4/10

Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagai

indikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometri

menggunakan platina sebagai indikator elektroda (Hamdani, 2013).

Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara:

1. Visual

Dengan indicator dalam, dengan tropeolin oo (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes). Indikator dalam

adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator dalam

mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :

Kelebihan :

cara kerja cepat dan praktis

dapat dilakukan pada suhu kamar

Kekurangan :

 penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat lainnyaperubahannya

tidak jelas

Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer

(Hamdani, 2013).

Kelebihan :

untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas

Kekurangan :

cara kerja tidak praktis

terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang

titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC (Hamdani, 2013).

2. Elektrometri ( potensiometri) 

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 5/10

Elektroda yang digunakan adalah sepasang elektroda platinum, atau elektroda natrium. Titik

akhir ditandai dengan terdepolarisasinya elektroda tersebut sehingga jarum petunjuk pada

galvanometer tidak kembali ketempat semula (Hamdani, 2013).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri :

apabila digunakan indicator luar, suhu harus dibawah 15oC karena bila suhu tinggi garam

diazonium akan pecah uap NO hasil tidak akurat, bila menggunakan indicator dalam

suhunya tidak harus 15oC tetapi harus tetap dijaga supaya tidak terlalu tinggi.

 penetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu cepat karena pembentukan garam diazonium

memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat HONO belum bereaksi dengan

sampel begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka

hasil tidak akurat.

 pH harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam

diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana

netral atau basa

 pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus

dibawah 15oC

 bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Titik akhir dicapai bila

saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung terbentuk warna biru. bila lama-kelamaan  pasta-

kanji-KI menjadi biru bukan titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara atau garam

diazonium yang bereaksi dengan KI (Hamdani, 2013).

V. ALAT DAN BAHAN 

A. Alat

· Buret

· Erlenmeyer

· Statif

· Beaker Glass

· Neraca Analitik  

· Pipet Tetes

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 6/10

· Pipet Volum

· Bulb Pipet

· Porselen

· Pemanas Listrik

· Corong

B. Bahan

· Aquadest

· NaNO2

· Pasta Kanji

· Sampel PCT

· HCl Pekat

· HCl 4 N

· FeCl3 

· Es Batu

· Asam Sulfanilat

· Indikator Tropeolin –  Metilen Blue

· KBr

VI. PROSEDUR  

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif parasetamol dilakukan dengan malarutkan sampel pct didalam aquadest.

Sampel yang telah larut kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl3. Dilihat reaksi yang terjadi.

Analisis Kuantitatif

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 7/10

Pembuatan kertas kanji iodida :

Dilarutkan 0,75 gram kalium iodida dalam 5 ml air dan 2 gram zink klorida dalam 10 ml air,

dicampurkan larutan tersebut dan ditambahkan 10 ml air, panaskan sampai mendidih dan

tambahkan sambil diaduk terus suspensi 5 gram pati dalam 35 ml air, dididihkan selama 2 menit

dan didinginkan. Dicelupkan kertas saring pada larutan.

Pembakuan NaNO2 dengan asam sulfanilat

Timbang seksama 173 mg asam sulfanilat yang telah dikeringkan lebih dahulu,

masukkan ke dalam labu 300 ml,tambahkan 30 ml air dan 20 tetes ammonia 25 % sampel

semua asamsulfanilat larut, tambahkan 15 ml asam hidroklorida 1 N dan 1 gram kalium

 bromide,kemudian tetesi 5 tetes larutan indicator toepeolin oo 0,1 % dan 3 tetes larutan biru

metilen 0,1 %> Titrasi hati-hati dengan larutan natrium nitrit 0,1 M sambil diduk-aduk sampai

terjadi perubahan warna dari ungu ke biru hijau.

Timbang seksam 500 mg sulfanilimda yang telah dikeringkan lebih dahulu pada suhu

105 C selama 2 jam, masukkan dalam gelas piala, tambahkan 5 ml asam hidroklorida dan 50 ml

air, aduklah samapai semua zat larut, dinginkan dengan es sampai suhu 15 C,tanbahkan 25 gram

es dan titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit sambil diaduk-aduk samapi terjadi warna biru

 pada pasta kanji iodide yang disebabkan oleh penggoresan satu tetes larutan titrasi indicator

 pasat kanji iodide

Titrasi Nitrimetri

Ditimbang sampel paracetamol 62 mg. Ditambahkan 10 ml H2SO4 10%. Dipanaskan (refluks) di

atas kompor listrik selama 10 menit. Ditambahkan 5 ml HCl encer. Ditambahkan 2 gr

KBr. Ditambahkan 10 ml aquadest Didinginkan dalam baskom berisi air es, dijaga agar suhu

tidak lebih dari 150C. Dititrasi dengan  NaNO2 hingga menunjukkan warna biru segera pada saat

digoreskan tetesan larutannya pada kertas kanji iodida. Dicatat volume titrasinya.

VII. DATA PENGAMATAN 

Penetapan Kadar 

V. Titran 

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 8/10

I. 9.65 ml

II. 11.5 ml

Rata-rata : 10.075%

VIII. PEMBAHASAN 

Analisis Kualitatif  

Analisis kualitatif merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk mendeteksi suatu

senyawa, unsur, ataupun zat lainnya dalam suatu larutan secara visual, baik dalam keadaan

kering maupun basah. Parameter dalam analisis kualitatif adalah endapan, perubahan warna pada

larutan, serta warna endapan yang terbentuk.

Analisis reaksi-reaksi khusus senyawa C, H, O, N merupakan suatu metode analisis yang

digunakan untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada senyawa C, H, O, N yang terdapat dalam

sampel obat-obatan. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif. Dalam metode ini hanya

dilakukan penentuan ada atau tidak adanya zat yang ingin diketahui di dalam sampel yang

diteliti, dimana dalam metode ini lebih mementingkan proses dibandingkan hasil akhir, oleh

karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya

gejala-gejala yang ditemukan.

Percobaan pertama kami kami melarutkan parasetamol dalam 10 ml air yang kemudian ditambah

1 tetes FeCl3 sampai warna larutan berubah menjadi biru violet yang menandakan hasil positif.

Parasetamol dicampurkan dengan air agar parasetamol bisa tercampur atau bisa larut.  Besi ( III )

klorida ini akan mengikat 3 molekul parasetamol dan Fe3+ ini yang menjadi atom pusat. Fe ini

yang akan sebagai akseptor atau penerima elektronnya sedangkan ligannya yang akan

memberikan electron sehingga akan terjadi ikatan kovalen. FeCl3 merupakan senyawa kompleks

yang mana senyawa kompleks ini mempunyai ciri yang khas yaitu umumnya berwarna tapi

warna itu tergantung ligannya.

Analisis Kuantitatif  

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 9/10

Reaksi diazotasi biasanya dilakukan pada senyawa yang memiliki gugus aromatis-bebas. Reaksi

diazotasi didasarkan pada pebentukan garam-garam diazonium yang terbentuk dari reaksi asam

nitrit dengan amin aromatik bebas.

Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar parasetamol dengan menggunakan metode

nitrimetri. Titran yang digunakan adalah NaNO2 0,1 N yang kemudian direaksikandengan HCl sehingga membentuk asam nitrit (HNO2). Titrasi dilakukan di bawah suh 15°C. Hal

ini karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebih tinggi bisa terurai menjadi fenol

dan natrium. Pada pecobaan ini, digunakan indikator luar yakni kertas kanji iodida. Pada kertas

kanji iodida akan terjadi perubahan warna mendi biru karena iodida diubah menjadi iodium

ketika bertemu dan kanji. HNO2 akan bereaksi dengan sampel dan akan membentuk garam

diazonium, namun tidak semua HNO2 itu akan bereaksi dengan sampel. Ketika larutan

digoreskan pada kertas, adanya kelebihan / sisa asam nitrit akan mengoksidasi iodida mejadi

iodium dan dengan adanya amilum akan menghasilkan warna biru segera. Berikut reaksinya :

2HI + 2HNO2 → I2 + 2NO + 2H2O

I2 + kanji → kan ji iod (biru)

Pada percobaan ini, digunakan sampel parasetamol Untuk sampel paracetamol,

 paracetamol 125 mg ditambahkan dengan H2SO4 10% sebagai bahan untuk menghidrolisa gugus

amin sekunder menjadi gugus amin primer. Kemudian dipanaskan dan ditambahkan HCl encer.

Untuk mempercepat reaksi, ditambahkan KBr lalu ditambahkan air. Setelah itu, dinginkan ingát

suhu di bawah 15°C. Hal ini karena garam diazonium tidak stabil dan jika suhunya lebih tinggi

 bisa terurai menjadi fenol dan natrium. Selanjutnya dtirasi dengan NaNO2 0,1 N. titrasi

dihentikan ketika terbentuk warna biru segera ketika larutan digoreskan di kertas kanji iodida.

Kadar yang didapatkan adalah 60 %. Kadar ini tidak sesuai dengan pustaka (FI III) yakni tidak

kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0%. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh

ketidaktelitian saat dilakukan nya titrasi (kesalahan Paradoksal) , karena titrasi ini menggunakan

indikator luar, sehingga agak sulit untuk mengetahui kapan titrasi sudah mendekati, maupun

sudah mencapai titik akhir. Faktor lain yang menyebabkan kesalahan dalam analisis parasetamol

tsb adalah suhu yang tidak tepat dan tidak terjaga saat dilakukannya titrasi.

IX. KESIMPULAN 

Analisis Kualitatif : Sampel merupakan positif parasetamol

Analisis Kuantitatif : Kadar Sampel parasetamol yang didapat adalah 60%

7/26/2019 Analisis Kadar Paracetamol Nitrimeti

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kadar-paracetamol-nitrimeti 10/10

 

DAFTAR PUSTAKA 

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Gandjar, I. G. dan Abdul R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Hamdani. 2013. Nitrimetr i. Available online at http://catatankimia.com/catatan/nitrimetri.html

Setyawati. H. Murwani. I.K. 2010. Sintesis Dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Besi(III)-

EDTA. Prosiding Seminar Nasional Sains. Jurusan Kimia ITS. Surabaya.

Zulfikar. 2010. Nitrimetr i. Available online at http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-

kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/titrasi-nitrimetri

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-analisis-

kadar.html#ixzz3CRrFA7MI