analisis isi perut (gut content analysis) ikan sapu …
TRANSCRIPT
ANALISIS ISI PERUT (GUT CONTENT ANALYSIS) IKAN SAPU-SAPU (Pterygoplichthys pardalis Castellnnau, 1855) ASAL SUNGAI CILIWUNG,
JAKARTA
Disusun Oleh :
AFIFATUS SHOLIHAH
11140950000069
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/1440 H
ANALISIS ISI PERUT (GUT CONTENT ANALYSIS) IKAN SAPU-SAPU (Pterygoplichthys pardalis Castellnau, 1855) ASAL SUNGAI CILIWUNG,
JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains
Pada Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
AFIFATUS SHOLIHAH
11140950000069
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/1440 H
i
ABSTRAK
Afifatus Sholihah. Analisis Isi Perut Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis) Asal Sungai Ciliwung, Jakarta. Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2019. Dibimbing oleh Fahma Wijayanti dan Dewi Elfidasari.
Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) merupakan ikan invasif yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang dapat ditemukan di Sungai Ciliwung. Keberadaan ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung menyebabkan ikan asli di Sungai Ciliwung menurun, diduga ikan asli berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pakan serta mengetahui status ikan sapu-sapu dalam tingkat trofik pada ekosistem perairan Sungai Ciliwung. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan purposive sampling method. Sebanyak 30 ekor diambil di daerah Kalibata dan Cawang, Ikan dibedah dan isi saluran pencernaan diamati menggunakan mikroskop cahaya, pengamatan diulang sebanyak 5x pada masing-masing sampel, organisme yang ditemukan diidentifikasi. Data dianalisis menggunakan indeks bagian terbesar, analisis luas relung, tumpang tindih relung dan analisis tingkat trofik. Bacillariophyta (82,03%) dan Chlorophyta (12,17%) ditentukan sebagai makanan utama dan pelengkap secara berurutan untuk ikan sapu-sapu. Organisme lain yang ditemukan di usus seperti Cyanophyta (3,74%), Euglenophyta (1,19%), Amoebozoa (0,28%), Dinophyta (0,68%) dan detritus yaitu 0,004% dikelompokkan sebagai makanan tambahan. Hasil analisis tingkat trofik menunjukkan ikan sapu-sapu berada pada tingkat trofik II tergolong herbivora (2,00 < troph < 2,90) dan tidak memiliki predator. Keberadaan ikan sapu-sapu menyebabkan ikan asli Sungai Ciliwung berkompetisi dalam mendapatkan makanan dari sungai.
Kata Kunci : Ikan sapu-sapu, Indeks bagian terbesar, Sungai Ciliwung, Tingkat trofik
ii
ABSTRACT
Afifatus Sholihah. Gut content Analysis Armoured catfish (Pterygoplichthys pardalis) from Ciliwung River, Jakarta. Undergraduate Thesis. Department of Biology, Faculty of Science and Technology. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019. Adviced by Fahma Wijayanti and Dewi Elfidasari.
Armoured catfish (Pterygoplichthys pardalis) was invasif species from Center America and South America that have been found in Ciliwung River. Armoured catfish presence made the Ciliwung River’s endemic species decreased, presumably due to competition for food. This research aims to obtain food source identification and determine armoured catfish state in Ciliwung River freshwater ecosystem trophic level. The research used purposive sampling method, 30 fish was sampled from the river in Kalibata and Cawang area. Fish was dissected and the content of intestine was observed under light microscope, observation repeated 5x for each sample. Every observed organism was identify. The data was analyzed with preponderance index, niche breadth analyze, niche overlap and trophic level analyze. Bacillariophyta (82,03%) and Chlorophyta (12,17%) was determined as main and complementary food sources respectively for armoured catfish. Other organism found in intestine such as Cyanophyta (3,74%), Euglenophyta (1,19%), Amoebozoa (0,28%), Dinophyta (0,68%) and detritus (0,004%) was classified as armoured catfish additional food source. The result from trophic level shown that armoured catfish was in II level trophic classified as herbivore (2,00 <troph <2,90) and didn’t had any predator. The existence of armoured catfish was caused indigenous fish species to compete in food source from the river.
Key words : Armoured catfish, Ciliwung River, index preponderance, trophic level
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya yang Maha Kuasa skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi
merupakan salah satu syarat yang diperuntukkan untuk mendapat gelar Sarjana.
Salah satu langkah awal dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi yang harus
ditempuh sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains di Program Studi
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Skripsi ini dibuat dengan judul “Analisis Isi Perut (Gut Content Analysis)
Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis Castellnnau, 1855) Asal Sungai
Ciliwung, Jakarta”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam Penulisan skripsi ini, antara lain kepada:
1. Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Dasumiati, M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi, sekaligus sebagai penguji sidang skripsi yang telah memberikan
arahan kepada penulis
3. Dr. Fahma Wijayanti, M.Si. dan Dr. Dewi Elfidasari, M.Si selaku Dosen
Pembimbing yang telah mengarahkan, memberi saran dan dukungan kepada
penulis
4. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi - kemerinristekdikti yang
mendanai penelitian
iv
5. Narti Fitriana, M.Si dan Etyn Yunita, M.Si. selaku dosen penguji Seminar
Proposal dan Seminar Hasil yang telah banyak memberikan saran dalam
penulisan
6. Dr. Nani Radiastuti, M.Si selaku dosen penguji sidang skripsi yang telah
banyak memberi masukan
7. Ade Lisdaniyah, Hurunin Fathonah, Marshel Eika, dan Maulidatul Hasanah
sebagai rekan penelitian yang turut membantu dalam menyelesaikan
penelitian
8. Teman-teman Biologi angkatan 2014 khususnya kelas B yang turut
membantu dan mendukung dalam proses penulisan sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis juga menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.
Jakarta, Januari 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3. Tujuan penelitian ........................................................................... 3 1.4. Manfaat penelitian ......................................................................... 4 1.5. Kerangka berfikir ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kondisi Perairan Sungai Ciliwung ................................................ 6 2.2. Morfologi Ikan Sapu-Sapu ............................................................ 8
2.3. Makanan Utama Ikan Sapu-sapu di Habitat Asli .......................... 12 2.4. Jenis Ikan dengan Sumber Pakan Yang Sama ............................... 13 2.5. Pemanfaatan Ikan sapu-Sapu ......................................................... 14 2.6. Luas Relung Pakan dan Tumpang Tindih Relung ......................... 15 2.7. Tingkat Trofik Ikan Sapu-Sapu di Sungai Ciliwung ..................... 16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 17 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 17 3.3. Prosedur Penelitian ..................................................................... 18
3.3.1. Pengambilan Sampel Ikan Sapu-Sapu ............................... 18 3.3.2. Pembedahan Ikan Sapu-Sapu ............................................ 20 3.3.3. pengeluaran Isi Usus .......................................................... 20 3.3.4. Pengamatan Isi Usus .......................................................... 21
3.4. Analisis data .................................................................................. 21 3.4.1. Analisis Isi Perut Ikan Sapu-Sapu ..................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Distribusi Panjang Tubuh ............................................................ 27 4.2. Morfometri Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) ............ 28 4.3. Panjang Relatif Usus ................................................................... 30
vi
4.4. Komposisi Jenis Pakan ................................................................ 32 4.5. Indeks Bagian Terbesar ............................................................... 36 4.6. Luas Relung Pakan ...................................................................... 41 4.7. Tumpang Tindih Relung Intraspesifik ......................................... 43 4.8. Tingkat Trofik Ikan Sapu-Sapu ................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 47 5.2. Saran ............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 54
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah inividu berdasarkan kelompok ukuran ....................................... 25 Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran morfometri ikan sapu-sapu ......................... 27 Tabel 3. Panjang relatif usus pada masing-masing kelompok ikan ...................... 29 Tabel 4. Komposisi jenis pakan dalam usus ikan sapu-sapu ................................ 32 Tabel 5. Luas relung dan standarisasi pada setiap kelompok ukuran ................... 40 Tabel 6. Nilai tumpang tindih intraspesifik antar kelompok ikan ......................... 42 Tabel 7. Tingkat trofik kelompok ikan sapu-sapu ................................................ 44
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram kerangka berfikir penelitian analisis ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung ................................................................................. 4
Gambar 2. Anatomi saluran pencernaan ikan sapu-sapu ...................................... 9 Gambar 3. Organ lambung ikan sapu-sapu ........................................................... 10 Gambar 4. Lokasi pengambilan sampel ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung ....... 16 Gambar 5. Karakter morfometri ikan sapu-sapu ................................................... 18 Gambar 6. Ilustrasi pengamatan pada kaca objek ................................................. 20 Gambar 7. Grafik persentase indeks bagian terbesar P. pardalis ......................... 35 Gambar 8. Grafik persentase indeks bagian terbesar pada tiap kelompok ........... 38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Menentukan Rentang Kelompok Ukuran Ikan ................................ 54 Lampiran 2. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Besar ................. 54 Lampiran 3. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Sedang .............. 54 Lampiran 4. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Kecil ................. 55
Lampiran 5. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Besar ..................................................................... 55
Lampiran 6. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Sedang ................................................................... 59
Lampiran 7. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Kecil ...................................................................... 64
Lampiran 8. Analisis Data Tumpang Tindih....................................................... 69
Lampiran 9. Analisis Data Tingkat Trofik .......................................................... 82 Lampiran 10. Kelompok Ukuran Ikan Berdasarkan Lokasi Pengambilan
Sampel ........................................................................................... 96 Lampiran 11. Data Morfometri Ikan Sapu-sapu ................................................... 97 Lampiran 12. Identifikasi Isi Perut Ikan Sapu-sapu dan Karakternya .................. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai yang mengalir dari Tugu
Puncak Kabupaten Bogor sampai Teluk Jakarta dengan panjang aliran 117 km
dan luas aliran sungai mencapai 387 km2 (Hendrayanto, 2008). Sungai Ciliwung
dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti
kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan, industri dan sebagai sumber mata
pencarian. Aktivitas tersebut menyebabkan Sungai Ciliwung tercemar oleh limbah
yang dihasilkan dari kegiatan seperti limbah domestik, limbah industri, dan
termasuk ke dalam salah satu sungai di dunia dengan tingkat pencemaran sangat
tinggi (International River Foundation, 2011). Pencemaran tersebut dapat
berpengaruh terhadap kondisi ekosistem.
Pada ekosistem Sungai Ciliwung dapat ditemukan ikan sapu-sapu
(Pterygoplichthys pardalis) yang merupakan spesies invasif berasal dari Amerika
Tengah dan Amerika Selatan (Armbruster, 2004). Ikan sapu-sapu mampu hidup
pada kondisi lingkungan yang ekstrem dengan tingkat pencemaran tinggi dan
dapat hidup pada kondisi oksigen terlarut yang sangat rendah. Menurut Nugroho
(2014) terdapat persebaran ikan sapu-sapu di sepanjang aliran Sungai Bengawan
Solo Kabupaten Sragen, yang memiliki kualitas perairan tergolong buruk dengan
kandungan oksigen terlarut 0–6 mg/l, CO2 (9,54-34,32 mg/l). Ikan ini memiliki
modifikasi pada bagian lambung yang berfungsi sebagai organ pernafasan
tambahan pada kondisi oksigen terlarut yang rendah (Armbruster, 1998) dan juga
2
memiliki persebaran yang sangat luas mampu hidup pada lingkungan air tawar
tropis dan subtropis diseluruh dunia (Rao, 2017).
Faktor yang mempengaruhi keberadaan ikan di suatu perairan yaitu adanya
sumber makanan, kesesuaian lingkungan hidup dan kemampuan ikan dalam
adaptasi pada kondisi lingkungan. Makanan merupakan faktor utama yang
menentukan ukuran populasi dan pertumbuhan ikan. Keberadaan makanan ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat ikan berada (Aprillyn et al.,
2015). Pada tahun 1910-an tingkat keanekaragaman ikan di Sungai Ciliwung
mencapai 187 spesies, akan tetapi lambat laun terjadi penurunan keanekaragaman.
Tahun 2011 hanya ditemukan 20 spesies, lima diantaranya merupakan ikan
introduksi yaitu Oreochromis niloticus, Poecilia reticulata, P. latipinna,
Xiphophorus helleri dan ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis). Penurunan
keanekaragaman jenis ikan di Sungai Ciliwung diduga karena adanya ikan
introduksi yang mendominasi perairan dan menjadi kompetitor bagi ikan asli
untuk mendapatkan makanan (Hadiaty, 2011). Fathonah (2019) menyebutkan
bahwa di Sungai Ciliwung bagian tengah dapat ditemukan ikan sapu-sapu
sebanyak 58 ind/m2.
Persaingan dalam mendapatkan makanan secara intraspesifik juga dapat
terjadi. Menurut hasil penelitian Tisasari et al. (2016) di Riau pada Sungai Air
Hitam ditemukan sumber makanan utama ikan sapu-sapu kecil (91-124 mm)
berupa Cyanophyceae, ikan sapu-sapu berukuran sedang (227-260 mm) jenis
makanannya Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae,
Xanthophyceae dan ikan besar hanya memiliki kategori makanan pelengkap.
Penelitian ini membuktikan adanya kesamaan sumber pakan utama dalam
3
populasi, memungkinkan terjadinya niche overlap dalam satu jenis yang sama.
Perbedaan ukuran ikan juga menjadi faktor penentu dalam mengetahui luas relung
ikan sapu-sapu diperairan. Penelitian mengenai ikan sapu-sapu di Sungai
Ciliwung mencakup morfometri dan meristik (Elfidasari et al., 2016), kandungan
logam berat (Aksari et al., 2015; Ratmini, 2009), variasi karakter morfologi
(Elfidasari et al., 2016), identifikasi melalui pola abdomen (Qoyyimah et al.,
2016), deteksi bakteri pencemar pada ikan sapu-sapu (Puspitasari et al., 2017) dan
identifikasi ikan sapu-sapu melalui DNA barcode (Rosnaeni et al., 2017). Belum
ada informasi mengenai sumber pakan ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung,
sehingga perlu adanya kajian terkait sumber pakan dan tingkat tofik ikan sapu-
sapu di perairan tersebut. Informasi mengenai sumber pakan ikan sapu-sapu dapat
diketahui melalui analisis isi perut (Gut Content Analysis). Kebutuhan terhadap
informasi sumber pakan ikan ini diperlukan sebagai strategi dalam pengelolaan
Sungai Ciliwung. Informasi tersebut juga digunakan untuk mengetahui alternatif
pemberian pakan ikan sapu-sapu dalam upaya domestikasi.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian analisis isi perut adalah :
1) Organisme apa sajakah yang menjadi sumber pakan ikan sapu-sapu di
perairan Sungai Ciliwung?
2) Bagaimanakah status ikan sapu-sapu dalam tingkat trofik pada ekosistem
perairan Sungai Ciliwung?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian analisis isi perut adalah :
1) Mengidentifikasi pakan ikan sapu-sapu melalui isi perutnya
4
2) Menganalisis status ikan sapu-sapu dalam tingkat trofik di perairan Sungai
Ciliwung.
1.4. Manfaat Penelitian
1) Sebagai acuan dalam strategi pengelolaan ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung.
2) Upaya domestikasi ikan sapu-sapu yang efektif dilihat dari sumber pakan
alami di perairan Sungai Ciliwung
5
1.5. Kerangka Berfikir
kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah terdapat pada Gambar 1.
Sungai Ciliwung tercemar
Berpengaruh terhadap sumber pakan biota perairan
Analisis isi perut ikan sapu-sapu (Gut Content Analysis)
Informasi terkait kebiasaan makan ikan sapu-sapu dan upaya domestikasi
Aktivitas masyarakat di sekitar sungai
komposisi sumber pakan utama dan tingkat trofik ikan sapu-sapu dalam
ekosistem
Adanya ikan sapu-sapu yang adaptif terhadap perairan tercemar
Berpengaruh terhadap penurunan spesies ikan asli
Gambar 1. Diagram kerangka berfikir penelitian analisis ikan sapu-sapu di Sungai
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kondisi Ekologi Peraiaran Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung merupakan salah satu komponen lingkungan yang
memiliki fungsi penting bagi ekosistem terestrial dan perairan. Daerah Aliran
Sungai (DAS) Ciliwung termasuk ke dalam 108 DAS prioritas 1 (super prioritas),
berdasarkan Menteri Kehutanan Nomor 328 tahun 2009 tentang Penetapan DAS
sebagai Prioritas dalam Rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) (Wahyuni, 2014). Hal tersebut dilakukan karena adanya penurunan
kualitas sungai akibat konversi lahan terutama bagian hulu. Konversi lahan
terbuka menjadi menjadi lahan terbangun yang berisi kegiatan pembangunan
untuk berbagai kebutuhan, menyebabkan perubahan yang sangat drastis pada
ekosistem Sungai Ciliwung. Penurunan kualitas pada bagian hulu akan
berpengaruh terhadap peningkatan erosi, sedimentasi, banjir, dan penurunan
produktivitas lahan.
Lahan terbangun di sekitar DAS Ciliwung juga sering dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar untuk berbagai aktivitas yang menunjang kehidupan.
Pemanfaatan tersebut seperti kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan,
industri dan sebagai sumber mata pencarian. Aktivitas tersebut tanpa disadari
cenderung merusak ekosistem perairan seperti membuang limbah domestik,
limbah industri, limbah pertanian dan peternakan yang mengakibatkan adanya
pencemaran. Salah satu pencemaran yang terjadi di Sungai Ciliwung yaitu adanya
senyawa organik, anorganik dan adanya pencemaran oleh logam berat seperti
timbal (Pb), Zn, dan Mn (Yudo, 2006).
7
Logam berat yang masuk ke perairan akan terabsorpsi oleh biota dan
dikeluarkan tubuh melalui mekanisme detoksifikasi, jika melebihi batas ambang
maka akan terakumulasi di dalam tubuh dan dapat mempengaruhi kerja
metabolisme organisme yang terpapar (Ebrahimi, 2011). Menurut Dini (2011)
kualitas air Sungai Ciliwung berdasarkan parameter fisik, kimia dan bakteriologis
rata-rata telah melebihi baku mutu berdasarkan PerGub no. 582 tahun 1995.
Air Sungai Ciliwung termasuk ke dalam air golongan D, yang digunakan
untuk keperluan pertanian dan dapat digunakan untuk usaha perkotaan industri
dan pembangkit listrik tenaga air. Kondisi ini memungkinkan perairan Sungai
Ciliwung menjadi habitat bagi beberapa jenis ikan, salah satunya yaitu ikan sapu-
sapu. Menurut Wiyaguna (2010) menyatakan salah satu jenis ikan yang dapat
hidup di perairan tercemar yaitu ikan sapu-sapu (Loricariidae). Jenis ini
mempunyai kelimpahan yang tinggi pada sungai yang dengan kadar pH mencapai
6,2–8,3 dan dapat bertahan pada lingkungan yang tercemar logam berat seperti
tembaga (Cu), kadmium (Cd), dan timbal (Pb).
Biota di perairan Sungai Ciliwung sangat berpotensi terkontaminasi oleh zat
berbahaya seperti senyawa organik, anorganik dan logam berat yang dapat
terakumulasi di dalam organ. Pencemaran logam berat biasanya tersedimentasi di
dasar perairan. Menurut Sucipto et al. (2013) logam berat mempunyai sifat yang
mudah mengikat sedimen dan mengendap di dasar perairan. Ikan sapu-sapu
merupakan salah satu biota yang dapat ditemukan di perairan Sungai Ciliwung.
Ikan ini mencari makan di dasar perairan atau disebut juga Bottom feeder.
Memungkinkan adanya sedimen yang masuk ke dalam mulut, sehingga sangat
berpotensi tercemar oleh logam berat yang terdapat di sedimen.
8
Dampak negatif lainnya dari pencemaran yaitu terjadi penurunan kualitas
perairan yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Fitoplankton
merupakan produsen primer perairan yang dapat berfungsi sebagai bioindikator
adanya perubahan lingkungan akibat pencemaran. Menurut hasil penelitian
Fachrul (2008) kelimpahan fitoplankton pada Sungai Ciliwung di bagian tengah
wilayah Guntur mencapai 5907 ind/L dan bagian hilir (teluk Gong) mencapai
4733 ind/L. Kelimpahan jenis fitoplankton terbesar pada kedua stasiun yaitu
Microcytis sp., Merismopedia sp., Ankistrodesmus sp., dan Closteriopasis sp..
Jenis fitoplankton yang ditemukan adalah jenis yang mempunyai daya toleransi
tinggi. Buangan limbah ke perairan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem
yang memunculkan organisme dominan dan tidak dominan dalam suatu
komunitas perairan (Soedarti et al., 2006).
2.2. Morfologi Ikan Sapu-sapu
Menurut Hadiaty (2011) Pterygoplichthys pardalis merupakan ikan yang
paling banyak ditemukan di bagian tengah Sungai Ciliwung. Pterigoplichthys sp.
merupakan salah satu jenis ikan sapu-sapu yang sering dijumpai. Ikan sapu-sapu
memiliki tubuh yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (caput), badan (truncus),
dan ekor (cauda). Bagian kepala dimulai dari ujung mulut sampai dengan batas
tutup insang, badan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, dan
bagian ekor dimulai dari belakang anus sampai ujung sirip (Jasin, 1989). Ikan
sapu-sapu memiliki pola garis pada bagian kepalanya dengan pola heksagonal dan
memiliki duri-duri kecil yang terasa kasar. Mulut penghisap pada bagian ventral
yang berbentuk triangular, gigi berfilamen tubular dengan susunan +16 +16 +32
pada kedua bagiannya (Rao, 2017). Bagian tubuhnya dilindungi oleh sisik keras
9
dan berduri (Rao, 2017). Ikan ini memiliki sisik dengan bentuk elasmoid kecuali
pada bagian abdomennya. Mempunyai sisik yang tersusun atas matriks berpori
yang dikelilingi oleh dua lapisan padat eksternal, struktur ini berbeda dengan
kelompok ikan lainnya. Struktur ini lebih mirip dengan struktur yang ditemukan
pada beberapa reptil dan mamalia (Ebenstein, 2015). Menurut (Elliott, 2011)
Loricariidae memiliki tipe sisik yang termodifikasi yaitu scute, berfungsi sebagai
pelindung yang memiliki struktur tersusun atas dermal denticles. Bentuk tubuh
pipih dorso-ventral, memiliki bentuk kepala lebar dengan pola garis gelap terang
geometris, letak mulut berada di bawah (subterminal) berbentuk seperti cakram
yang menghadap ke bawah bertipe penyaring atau penghisap dengan tipe mulut
inferior, berhabitat di perairan air tawar yang berarus, serta mempunyai
kemampuan bertahan hidup pada lingkungan yang ekstrem (Armbruster, 2004).
Ikan sapu-sapu memiliki adifose fin berduri yang terletak dekat dengan
ujung pangkal ekor yang ditutupi oleh sisik keras. Semua sirip kecuali bagian ekor
diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan tujuh jari- jari lemah
(Hypostosmus sp.) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcus pardalis), warna tubuh
cokelat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam di seluruh tubuhnya (Kottelat et
al., 1993). Jenis ikan sapu-sapu lainnya yaitu Lasiancitrus sp. merupakan genus
yang memiliki 16 spesies dari kelas Loricariidae (Armbuster, 2004) memiliki
rambut seperti sungut disebut odontodes yang terbentuk dari lapisan luar gigi,
terletak diantara mulutnya. Sebagian dari Lasiancitrus sp. memiliki bentuk tubuh
pipih evertibel.
Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air deras dan jernih,
tetapi dapat hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau (Prihardhyanto,
10
1995). Ikan sapu-sapu (Loricariidae) juga dapat hidup pada dataran berelevasi
rendah sampai pada ketinggian 3000 meter (Nelson, 1994). Ikan ini mampu hidup
pada perairan tercemar dengan kadar oksigen terlarut yang sangat rendah. Ikan
sapu-sapu memiliki pergerakan lambat dan cenderung menetap di dasar perairan,
ikan sapu-sapu jantan membuat lubang-lubang di sepanjang lereng pinggir sungai
dan digunakan oleh ikan betina sebagai tempat meletakkan telur-telur (Rao,
2017). Menurut Tisasari et al. (2016) ikan sapu-sapu yang ditemukan di Sungai
Air Hitam, Riau memiliki ukuran kecil berkisar 91–192 mm, ukuran sedang 193-
294 mm, dan ukuran besar berkisar 295–391 mm.
Sistem saluran pencernaan pada ikan sapu-sapu terdiri dari mulut,
tenggorokan (pharinx), kerongkongan (esophagus), lambung semu, usus
(intestinum) dan anus (Tisasari et al., 2016). Bentuk mulut pada ikan sapu-sapu
Gambar 2. struktur tubuh (a) morfologi ikan sapu-sapu, (b) Anatomi saluran pencernaan ikan sapu-sapu (Pterygoplicthis pardalis) skala 1:7. 1) Lambung semu, 2) Usus, 3) Anus (dokumentasi pribadi, 2018)
a
b 1 2 3
11
berfungsi untuk menghisap makanan yang terdapat di dasar (bottom feeder),
pharinx berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk (Samat, 2016).
Ikan sapu-sapu memiliki modifikasi saluran pencernaan pada bagian
lambung untuk menahan udara yang berfungsi sebagai organ respirasi tambahan.
Ikan ini bernafas menggunakan insang pada kondisi oksigen terlarut normal, dan
menggunakan organ tambahan berupa lambung pada kondisi oksigen terlarut
rendah (Moroni et al., 2015). Organ lambung ikan sapu-sapu termodifikasi
sebagai organ pernafasan tambahan, organ tersebut berbeda dari organ lambung
pada ikan secara umum.
Berdasarkan panjang ususnya, ikan sapu-sapu memiliki usus yang tersusun
melingkar seperti spiral dengan panjang usus ± 383 cm dan dikelompokkan ke
dalam jenis ikan herbivora. Berdasarkan relung makannya yang luas maka ikan
sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik yaitu ikan pemakan segalanya
(Prihardhyanto, 1995). Ikan ini digolongkan menjadi ikan herbivora karena
a
b
Gambar 3. Organ lambung (a) ikan sapu-sapu yang termodifikasi, (b) ikan kakap hitam (dokumentasi pribadi, 2018)
12
memiliki panjang usus mencapai 6 kali lipat dari panjang tubuh ikan sapu-sapu
(Tisasari et al., 2016). Panjangnya usus ikan sapu-sapu ini merupakan berfungsi
untuk memproses makanan yang sulit dicerna dan membutuhkan area yang luas
untuk penyerapan. Struktur usus P. pardalis menunjukkan adanya adaptasi yang
kuat terhadap jenis organisme yang dimakan (Samat, 2016).
2.3. Makanan Utama Ikan Sapu-sapu di Habitat Asli
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hud ayat 6 yang berbunyi : “Dan
tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya
dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat
penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”.
surah tersebut membuktikan bahwa semua makhluk ciptaan-Nya sudah diatur
rezekinya, begitu juga dengan ikan sapu-sapu yang berada di Sungai Ciliwung.
Allah SWT tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Morfologi ikan
sapu-sapu mempengaruhi ikan untuk mendapatkan makanan di habitatnya.
Pterygoplichthys pardalis memiliki mulut pada bagian ventral dengan gigi
filiform dan bagian premaxilla yang bergerak menunjukkan adanya adaptasi yang
tinggi terhadap makanannya. Kategori makanan P. pardalis berasal dari dasar
perairan yaitu berupa detritus dan bahan organik (Moroni et al., 2015). Kelompok
Loricariidae memiliki bagian mulut dan strukturnya yang memungkinkan untuk
mengikis makanan dari permukaan yang keras dan menelan sedimen secara
(Samat, 2016).
Menurut Tisasari et al. (2016) komposisi pakan ikan sapu-sapu terdiri atas
plankton dan alga seperti Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae,
Zooplankton, Desmidiaceae, fragmen insekta dan detritus. Komposisi jenis
13
makanan ikan dipengaruhi oleh faktor penyebaran organisme, faktor ketersediaan
makanan, selera ikan terhadap makanan dan kebiasaan makan spesies ikan akan
selalu bervariasi karena tergantung pada kondisi lingkungan tempat ikan itu hidup
(Lagler et al., 1977). Spesies ini dapat dikategorikan sebagai ikan herbivora atau
detrivora, dan juga ditemukan jenis makanan lainnya. Kebiasaan makan ikan
sapu-sapu sedikit informasi, khususnya untuk jenis organisme bentik karena
perbedaan habitat menyediakan perbedaan sumber jenis makanan (Samat, 2016).
2.4. Jenis Ikan Dengan Sumber Pakan yang Sama
Pada Sungai Ciliwung juga ditemukan ikan lain seperti ikan mas
(Cyprinus carpio), ikan patin (Pangasius sp.), ikan lele (Clarias sp.), ikan baung
(Mystus nemurus) dan lainnya (Wowor, 2010). Menurut Hadiaty (2011) terdapat
15 spesies ikan asli Sungai Ciliwung yaitu ikan kehkel (Glyptothorax
platypogon), ikan wader bintik dua (Puntius binotatus), ikan wader (Puntius
binotatus), ikan genggehek (Mystacoleucus marginatus), ikan lunjar (Rasbora
aprotaenia), ikan hampal (Halampala macrolepidota), ikan jeler kecil
(Neniavheiliis fasciatus), ikan arelot (Pangio oblonga), ikan baung (Hemibagrus
nemurus), Xhstus sp., ikan lele (Clarias sp.), ikan julung-julung (Dermogenys
pusilla), ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus), Cheinna gaclnia, ikan gabus
(C. striata), dan ikan tilan (Macroganthus maculatus). Ikan tersebut hidup
berdampingan dengan ikan sapu-sapu pada ekosistem yang sama. Ikan mas, ikan
lele, ikan patin, ikan baung, ikan genggehek dan ikan lunjar diduga memiliki jenis
pakan sama dengan ikan sapu-sapu (plankton, insekta, ikan kecil dan detritus)
sehingga sangat memungkinkan terjadi interaksi berupa kompetisi dalam
mendapatkan makanan.
14
Ikan mas mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan kandungan
oksigen terlarut dalam perairan, dapat ditemukan dipinggir sungai, danau dan
menyukai habitat yang aliran airnya tidak deras (Prasetya, 2015). Ikan patin juga
dapat ditemukan di muara sungai dan biasa menetap di dasar perairan, ikan ini
memiliki kebiasaan makan di dasar perairan (bottom feeder) yang digolongkan ke
dalam ikan pemakan segala atau disebut juga omnivora (Mahyuddin, 2010). Ikan
lele memiliki habitat di sungai yang tidak deras dan dapat ditemukan di rawa,
waduk, air sawah yang menggenang. Ikan ini memiliki alat pernapasan tambahan
yaitu arborescent yang berupa kulit tipis menyerupai spons, sehingga ikan lele
mampu hidup pada air dengan kondisi oksigen terlarut rendah. Ikan ini termasuk
ke dalam golongan karnivora yang lebih sering ditemukan di dasar perairan
(Natakesuma, 2016). Secara morfologis ikan yang termasuk ke dalam golongan
ikan karnivora memiliki ukuran tubuh yang lebih panjang dibandingkan dengan
panjang ususnya (Titrawani, 2013). Ikan baung merupakan hewan nokturnal yang
melakukan aktivitas mencari makan di malam hari. Berdasarkan jenis makanan
yang ditemukan, ikan baung tergolong ikan karnivora. Memiliki panjang usus 300
mm dari panjang total tubuhnya 330 mm (Sinaga, 2014).
2.5. Pemanfaatan Ikan Sapu-Sapu
Ikan sapu-sapu yang berada di Sungai Ciliwung banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencarian dan sebagai salah satu sumber
protein. Daging ikan ini dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan siomay,
abon, otak-otak serta keripik. Masyarakat sekitar juga sering memanfaatkan ikan
ini sebagai salah satu sumber mata pencarian dan dijual kepada para pedagang
yang membutuhkannya sebagai bahan baku produk pangan olahan. Menurut
15
Istanti (2005) ikan sapu-sapu memiliki kadar protein sedang yaitu 13,48% dengan
kadar lemak rendah yaitu >5%. Ikan sapu-sapu mengandung kadar protein tinggi
mencapai 36,23% dan memiliki keseimbangan asam amino yang sama dengan
jenis ikan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternatif (Hutasoit et
al., 2015).
Kemampuan ikan sapu-sapu yang mampu hidup pada kondisi lingkungan
perairan tercemar, apabila dikonsumsi dikhawatirkan akan berbahaya bagi
kesehatan jika mengandung zat-zat yang bersifat toksik. Menurut Elfidasari et al.
(2018) daging ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung mengandung logam berat yaitu
Pb, Hg dan Cd dengan konsentrasi yang melebihi baku mutu SNI, sehingga ikan
ini tidak layak dikonsumsi.
2.6. Luas Relung Pakan dan Tumpang Tindih Relung
Pemanfaatan bersama sumber daya makanan oleh ikan di perairan dapat
diketahui melalui analisis luas relung pakan dan tumpang tindih relung. Luas
relung pakan merupakan gambaran proporsi dari jumlah jenis pakan yang
dimanfaatkan oleh suatu jenis ikan (Giller, 1984). Luas relung pakan
menggambarkan seberapa besar ikan mampu memanfaatkan sumber daya yang
tersedia sebagai makanannya. Pengukuran luas relung dan tumpang tindih relung
bergantung kepada distribusi individu antara sumber makanan yang seharusnya
tidak bergantung terhadap kelimpahan spesies (Colwell, 1971).
Besarnya pemanfaatan bersama suatu pakan di perairan dapat diketahui
melalui tumpang tindih relung. Dalam ekosistem perairan tumpang tindih
menggambarkan seberapa besar kesamaan suatu ikan dalam memanfaatkan
sumber daya. Menurut Tresna et al. (2012) tumpang tindih dapat terjadi jika
16
terdapat dua atau lebih organisme memanfaatkan sumberdaya makanan yang
sama. Luas relung bisa diukur dengan mengamati persebaran organisme individu
yang menjadi sumber makanan sedangkan tumpang tindih relung digunakan untuk
mengukur seberapa besar kompetisi yang terjadi dalam mendapatkan makanan
(Colwell, 1971).
2.7. Tingkat Trofik Ikan Sapu-Sapu di Sungai Ciliwung
Suatu ekosistem erat kaitannya dengan aliran energi. Aliran energi atau
transfer material dapat menggambarkan hubungan tingkat trofik antar organisme.
Tingkat trofik mampu menggambarkan posisi organisme pada suatu ekosistem.
Estimasi fraksi tingkat trofik jenis ikan dalam suatu perairan dapat perlu diketahui
sebagai acuan dalam perubahan yang terjadi seperti adanya ikan introduksi,
pencemaran dan aktivitas penangkapan (Stergiou, 2002). Pada dasarnya tingkat
trofik merupakan urutan tingkat pemanfaatan pakan yang dapat tergambarkan dari
rantai makanan (Almohdar, 2017). Menurut Tresna et al. (2012) ikan sapu-sapu di
Sungai Cimanuk Kabupaten Garut memiliki nilai tingkat trofik yaitu 2,44. Nilai
kategori ikan sapu-sapu termasuk ke dalam tingkat trofik sebagai ikan herbivora.
Suatu jenis ikan belum tentu memiliki tingkat trofik yang sama pada habitat yang
berbeda, karena tingkat trofik berkaitan dengan jenis komposisi pakan dan trofik
level masing-masing fraksi makanannya yang diperoleh dari analisisi isi perut
(Mearns, 1981). Komposisi jenis pakan dipengaruhi oleh kelimpahan sumberdaya
yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dan hubungannya dengan karakteristik
morfologi ikan (Delariva, 2001). Belum ada informasi terkait tingkat trofik ikan
sapu-sapu di Sungai Ciliwung.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian analisis isi perut (Gut Content Analysis) dilaksanakan pada bulan
Maret sampai Juli 2018. Sampel ikan diambil dari Sungai Ciliwung, dengan titik
lokasi sampling di daerah Kalibata dan Cawang. Analisis isi perut ikan dilakukan
di Pusat Laboratorium Terpadu menggunakan Laboratorium Ekologi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah jala ikan berukuran 2x4 m2,
kotak pendingin, lemari es, plastik sampel, timbangan analitik, penggaris,
Gambar 4. Lokasi pengambilan sampel ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung
18
nampan, alat bedah (dissecting kit), benang, gelas piala, papan paraffin, gelas
ukur, cawan petri, sarung tangan lateks, botol film, kaca objek, mikroskop cahaya,
kaca penutup objek, pipet tetes, alat tulis, kamera, label, buku identifikasi jenis
plankton dan tabulasi data.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan iodin, akuades,
alkhohol 70%, es batu dan minyak imersi.
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan Sampel Ikan Sapu-sapu
Penentuan titik sampling dilakukan dengan metode purposive sampling
yaitu berdasarkan keberadaan ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung daerah Kalibata
dengan titik koordinat S 06.244053°-E 106.862654° dan Cawang dengan titik
koordinat S 06.28599°-E 106.84717°. Ikan sapu-sapu banyak ditemukan di bagian
tengah Sungai Ciliwung (Hadiaty, 2011) yaitu di daerah Kalibata dan Cawang
(Rosnaeni et al., 2017). Ikan sapu-sapu diambil menggunakan jala berukuran 2x4
m2, sampel ikan diambil sebanyak 15 ekor pada tiap lokasi sampling. Masing-
masing sampel ikan yang telah diambil, dimatikan dan dimasukkan ke dalam
kotak pendingin yang terdapat es batu di dalamnya. Penggunaan es batu dapat
menghentikan proses pencernaan dan mengawetkan sampel (Baker et al., 2013).
Sampel dibawa ke Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk dianalisis.
Morfometri sampel ikan diukur dengan satuan cm mulai dari Panjang
Total (PT) yaitu panjang yang diukur mulai dari ujung mulut sampai ke ujung
sirip ekor dan Panjang Baku (PB) yaitu panjang diukur mulai dari ujung mulut
sampai ke pangkal sirip ekor, panjang Sirip Punggung (SP), Panjang dan Lebar
19
Kepala (PK dan LK), panjang sirip ventral 1 dan ventral 2 (V1dan V2), Sirip
Adifosa (SAA), Sirip Anal Dasar (SAD), Sirip Ekor Atas dan Sirip Ekor Bawah
(SEA dan SEB) dan Panjang Cagak (PC) (Gambar 5.). Berat ikan ditimbang
menggunakan timbangan analitik. Hasil pengukuran dicatat. Ikan sapu-sapu yang
telah didapat dibedakan menjadi tiga kelompok ukuran yaitu kecil, sedang dan
besar berdasarkan kelompok ukuran (Aprillyn et al., 2015).
Penentuan kelompok ukuran ikan dilakukan dengan mengetahui distribusi
panjang tubuh, yaitu PT dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah,
kemudian menentukan rentang data dengan cara PT tertinggi dikurang PT
terendah. Banyaknya kelas interval dihitung menggunakan rumus : 1 + (3,3) log n,
dengan n yaitu banyaknya sampel. Panjang kelas ikan dihitung dengan cara
Gambar 5. Karakter morfometri ikan sapu-sapu : 1. PT, 2. PB, 3. SP, 4. PK, 5. LK, 6.V1, 7. V2, 8. SAA, 9.SAD, 10.SEA, 11. SEB, 12. PC (Elfidasari et al., 2016)
20
rentang data dibagi dengan banyaknya kelas interval. PT terendah dijumlah
dengan panjang kelas, masing-masing kelas interval ditambah 1 dan diulangi
dengan menjumlah panjang kelas. Kelompok ikan besar, sedang dan kecil
ditentukan dari banyaknya kelas interval.
3.3.2. Pembedahan Ikan Sapu-sapu
Ikan sapu-sapu dibedah menggunakan pisau bedah dari anus ke arah
vertebrae hingga bagian operkulum. Saluran pencernaan dikeluarkan dari dalam
tubuh. Pengeluaran saluran pencernaan dilakukan dengan cara mengikat kedua
ujung saluran, dari bagian lambung hingga ujung usus menggunakan benang,
kemudian kedua ujung saluran pencernaan dipotong. Saluran pencernaan
ditimbang menggunakan timbangan analitik dan dimasukkan ke dalam botol film,
kemudian diawetkan menggunakan alkohol 70% sampai saluran pencernaan
terendam dan disimpan didalam lemari es untuk pengamatan lebih lanjut.
3.3.3. Pengeluaran Isi Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yang telah diawetkan diambil menggunakan pinset dan
diletakkan pada papan paraffin, kemudian diuraikan. Saluran yang telah terurai
diukur panjangnya dengan menggunakan penggaris. Isi saluran pencernaan
dikeluarkan dengan cara merobek lapisan saluran penecrnaan menggunakan jarum
bertangkai. Isi saluran pencernaan dimasukkan kedalam botol film dan diencerkan
dengan akuades sebanyak 8 ml yang diukur menggunakan gelas ukur. Isi saluran
pencernaan yang telah diencerkan diberi iodin sebanyak 5 tetes, kemudian sampel
dihomogenkan dengan cara dikocok.
21
3.3.4. Pengamatan Isi Saluran Pencernaan
Pengamatan isi saluran pencernaan dilakukan dengan cara mengambil hasil
pengenceran isi saluran menggunakan pipet, kemudian diteteskan pada kaca objek
sebanyak 2 tetes dan ditutup dengan menggunakan kaca penutup objek.
Sampel diamati di bawah mikroskop cahaya binokuler mulai dari perbesaran
100x, 400x, dan perbesaran 1000x menggunakan minyak imersi. Pengamatan
sampel dilakukan dari sisi atas penutup kaca objek bergerak ke arah sisi kanan,
kemudian pengamatan dilakukan ke arah bawah dengan zig zag seperti pada
(Gambar 6.). Masing-masing sampel dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
Jenis organisme yang ditemukan dicatat jumlah individu dan diidentifikasi
menggunakan buku Freshwater Algae Identification and Use as Bioindicators,
MLG 110 14 Atlante Diatome Bentoniche Dei Corsi Dacqua Italiani.
3.4. Analisis Data
3.4.1 Analisis Isi Perut Ikan Sapu-sapu
a. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut)
Pengukuran panjang relatif usus (RLG) pada ikan merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya.
Panjang relatif usus dapat diketahui dengan mengukur panjang saluran
pencernaan terhadap panjang tubuh. Menurut Zuliani et al. (2016) pengukuran
panjang relatif usus dihitung dengan rumus :
Gambar 6. Ilustrasi pengamatan pada kaca objek
22
Keterangan :
RLG = (Relative Length of Gut) panjang relatif usus
GL = (Gut length) panjang usus dalam cm
TL = (Total length) panjang total tubuh ikan dalam cm
Hasil pengukuran RLG ikan dapat dibedakan berdasarkan nilai kategori sebagai
berikut :
1 = ikan tergolong karnivora
1 – 3 = ikan tergolong omnivora
3 = ikan tergolong herbivora
b. Index of Preponderance
Analisis yang digunakan untuk mengetahui berbagai jenis makanan ikan
sapu-sapu melalui Index of Preponderance dikemukakan oleh Effendie (1979)
index tersebut digunakan untuk menganalisis persentase bagian terbesar
organisme yang dimakan dengan menggabungkan frekuensi kejadian dan metode
volumetrik dengan rumus :
∑ 100%
Keterangan :
IP = Index of Propenderance
Vi = persentase volume satu jenis makanan
Oi = persentase frekuensi kejadian satu jenis makanan
∑(Vi x Oi) = jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan
Metode volumetrik dapat dilakukan dengan perbandingan jenis organisme
yang ditemukan di dalam saluran pencernaan melalui perhitungan rata-rata spesies
yang dimakan, berdasarkan jumlah individu (Hyslop, 1980). Organisme yang
ditemukan dalam saluran pencernaan diidentifikasi. Jumlah individu dari
23
organisme yang ditemukan dijumlah, sehingga diketahui total seluruh individu
pada 1 kelompok ukuran. Jumlah individu pada masing-masing organisme dibagi
dengan total individu.
Persentase volume satu jenis makanan dapat diketahui dengan rumus :
100%
Keterangan :
Vi = Persentase volume satu jenis makanan
Frekuensi kejadian merupakan metode yang sangat sederhana dalam
mengumpulkan data dari isi perut yang mengandung satu atau lebih individu dari
organisme yang dimakan (Hyslop, 1980). Sebanyak 30 ekor sampel ikan yang
teramati, dihitung jumlah saluran pencernaan yang mengandung satu jenis
makanan dan dibagi dengan jumlah usus yang berisi makanan pada masing-
masing kelompok ukuran. Taunay, (2012) menyatakan cara mengukur frekuensi
kejadian dengan mencatat tiap-tiap isi perut ikan sapu-sapu. Frekuensi kejadian
dapat dicari dengan menghitung jumlah saluran pencernaan yang berisi makanan
sejenis terhadap jumlah saluran pencernaan yang berisi makanan. Persentase
frekuensi kejadian satu jenis makanan dapat diketahui dengan rumus :
100%
Keterangan :
Oi = frekuensi kejadian
Kategori Index of Preponderance dikelompokkan menjadi tiga yaitu
IP > 40% makanan utama
IP 4% sampai 40% makanan pelengkap
IP < 4% makanan tambahan.
24
c. Luas Relung Pakan
Luas relung dapat diukur dengan mengetahui persebaran individu organisme
yang menjadi sumber pakan (Colwell, 1971). Analisis luas relung pakan dapat
dicari dengan cara jumlah individu dari masing-masing organisme yang
ditemukan dalam usus ikan sapu-sapu tiap kelompok ukuran didata, kemudian
menentukan proporsi makanan dengan cara menjumlah seluruh individu pada tiap
kelompok ikan. Proporsi makanan (Pi) diketahui dengan cara jumlah individu
pada satu organisme makanan dibagi dengan seluruh individu yang ditemukan
dalam satu kelompok ukuran ikan. Proporsi masing-masing organisme yang
didapatkan, dipangkatkan dan dijumlah. Luas relung pakan dapat diketahui
dengan membagi angka 1 dengan jumlah proporsi pakan yang didapatkan. Hasil
analisis luas relung pakan dilakukan standarisasi untuk mendapatkan nilai luas
relung dengan rentang 0-1. Luas relung dihitung berdasarkan makanan yang
dikonsumsi oleh ikan menggunakan Indeks Levin sebagai berikut:
∑ ¯¹
Keterangan :
B = luas relung pakan
∑ Pi = jumlah proporsi jenis makanan ke-i yang dikonsumsi
Standarisasi Luas Relung Pakan :
Standarisasi sering digunakan untuk mengekspresikan luas relung pakan dalam
skala 0 sampai 1, dapat dilakukan dengan membagi hasil Indeks Levins dengan
jumlah jenis makanan yang dimanfaatkan ikan.
1
1
25
Keterangan :
Ba = standarisasi luas relung levins
B = luas relung
N = jumlah jenis makanan yang dimanfaatkan oleh ikan
d. Tumpang Tindih Relung (Niche Overlap)
Niche overlap atau tumpang tindih relung dapat terjadi karena adanya satu
atau lebih organisme yang memanfaatkan sumberdaya makanan yang sama. Pada
niche overlap tidak terdapat kriteria, karena ikan yang memiliki nilai relung luas
berarti mampu memanfaatkan sumber makanan dalam jumlah besar (Tresna,
2012). Tumpang tindih relung pakan dapat diketahui dengan menentukan nilai
proporsi jenis makanan. Proporsi jenis masing-masing organisme pada tiap
kelompok ukuran dikali silang, yaitu kelompok ukuran ikan besar dengan ikan
sedang, kelompok ikan besar dengan ikan kecil dan kelompok ikan kecil dengan
ikan sedang, kemudian dijumlah. Masing-masing dari hasil kali silang antar
kelompok ikan dipangkatkan dan dibagi. Nilai tumpang tindih relung dapat
diketahui dengan menggunakan rumus berikut (Colwell, 1971).
∑ .
∑
Keterangan :
CH = Indeks MacArthur-Levins Measure
Pij, Pik = proporsi jenis organisme makanan ke-i yang digunakan oleh dua
kelompok ikan ke-j dan kelompok ikan ke-k, dalam satu populasi yang
sama.
e. Tingkat Trofik
Penentuan tingkat trofik suatu jenis ikan dapat ditentukan berdasarkan
komposisi makanan dan trofik level masing-masing fraksi makanannya yang
26
diperoleh dari analisisi isi perut. Estimasi tingkat trofik jenis ikan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh (Froese, 2000). Nilai tingkat
trofik dapat dilakukan dengan menghitung fraksi makanan dari jumlah individu
masing-masing organisme yang ditemukan dibagi dengan total individu yang
ditemukan pada satu kelompok ukuran ikan. Penentuan tingkat trofik organisme
yang dimakan dilakukan dengan mengetahui posisi organisme tersebut berada
pada kelompok apa (fitoplankton termasuk kategori produsen memiliki tingkat I
pada trofik). Hasil fraksi makanan yang dikalikan dengan tingkat trofik kemudian
ditotal, setelah itu ditambah dengan 1.
1
Troph-i = tingkat trofik ikan ke-i
DCij = fraksi makanan ke-j yang dimakan i
Troph-j = fraksi tingkat trofik makanan ke-j
Berdasarkan analisis penentuan tingkat trofik dikategorikan menjadi :
2,00 < Troph < 2,9 kelompok II ikan sebagai herbivora
2,9 < Troph < 3,7 kelompok III ikan sebagai karnivora
3,7 < Troph < 4,5 kelompok IV ikan sebagai karnivora
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Distribusi Panjang Tubuh
Sebanyak 30 ekor sampel ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis)
diambil dari Sungai Ciliwung dan diukur panjang total dengan menggunakan
penggaris. Pengukuran panjang total dilakukan untuk menentukan kelompok
ukuran ikan melalui kelas ukuran tubuh. Ikan dikelompokkan menjadi kelompok
ikan besar, ikan sedang dan ikan kecil. Pengelompokkan ikan dilakukan dengan
mengukur panjang total pada masing-masing sampel dan dihitung dengan
menentukan kelas interval dan banyaknya kelas.
Kelompok Ukuran Kelas Ukuran (cm) Jumlah Individu Ikan Besar 34,3 – 42,0 10
Ikan Sedang 26,5 – 34,2 6
Ikan Kecil 18,7 – 26,4 14
Berdasarkan hasil pengelompokkan ukuran didapatkan kelompok ikan besar
berjumlah 10 individu, ikan sedang 6 individu dan ikan kecil 14 individu. Ikan
sapu-sapu di Sungai Ciliwung memiliki rentang ukuran panjang tubuh dari 18,7-
42,0 cm (Tabel 1.). Kelompok ikan ukuran kecil dan sedang banyak ditemukan di
daerah Kalibata, sedangkan kelompok ikan besar banyak ditemukan di daerah
Cawang (Lampiran 10.). Perbedaan ukuran tersebut diduga karena ikan kecil
memiliki pergerakan yang terbatas. Menurut Hossain et al., (2017) ikan sapu-sapu
kecil rentan terhadap predasi, sehingga ikan tersebut sering ditemukan pada
Tabel 1. Jumlah individu ikan berdasarkan kelompok ukuran
28
tempat yang tertutup seperti tempat pemijahan. Berdasarkan lokasi pengambilan
sampel terlihat di Kalibata lebih banyak ditemukan tempat pemijahan berupa
lubang sepanjang pinggir sungai, hal ini diduga pada daerah Kalibata memiliki
substrat yang halus sehingga memudahkan ikan sapu-sapu untuk membuat lubang.
Sepanjang pinggir sungai daerah Cawang telah dibeton, sehingga diduga tidak
memungkinkan ikan sapu-sapu untuk membuat lubang tempat pemijahan.
Pergerakan yang terbatas pada kelompok ukuran ikan, menyebabkan ikan kecil
memiliki ruang yang yang lebih sempit dibandingkan ikan besar dalam mencari
makan. Area pergerakan ikan di suatu sungai akan meningkat seiring dengan
meningkatnya ukuran tubuh (Woolnough, 2008).
Menurut Samat (2016) ikan sapu-sapu kecil dan besar tidak dipengaruhi
oleh faktor ekstrinsik apapun seperti faktor kimia-fisik lingkungan. Area yang
cukup dan persediaan makanan yang melimpah menjadi faktor utama terhadap
peningkatan berat dan panjang tubuh. Ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung diduga
tidak memiliki predator karena memiliki sisik yang keras sehingga dapat
ditemukan ikan ukuran besar. Pterygoplicthys pardalis berasal dari famili
Loricariidae yang memiliki karakteristik tubuh ditutupi oleh sisik keras dan
memiliki mulut pada bagian ventral (Rao, 2017). Jumlah predator rendah dan
tidak rentan terhadap predasi karena memiliki ekor yang berduri dan sisik yang
keras (Zworykin et al., 2013).
4.2. Morfometri Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis)
Pengukuran morfometri ikan sapu-sapu dapat dilihat melalui karakteristik
sirip punggung, sirip anal, sirip ekor, sirip dada, sirip perut, dan jumlah sisik
(Bijikumar, 2015). Pengukuran morfometri pada sampel ikan meliputi Panjang
29
Total (PT), Panjang Baku (PB), Sirip Punggung (SP), Panjang Kepala (PK), Lebar
Kepala (LK), Sirip Dada dan Sirip Perut (V1 dan V2), Sirip Adifosa (SAA), Sirip
Anal Dasar (SAD), Sirip Ekor Atas dan Bawah (SEA dan SEB), Panjang Cagak
(PC), dan Panjang Usus (PU).
Morfometri P. pardalis
Cm PT PB SP PK LK V1 V2 SAA SAD SEA SEB
Data pribadi 35,04 25,53 8,57 5,54 5,54 6,12 4,85 1,08 1,42 8,33 8,76
Bijikumar (2015) 27,0-57,4 22,08-43,1 8,24-13,4 3,7-8 2,7-6,1 6,0-11,0 4,5-8,6 1,0-1,2 1,3-2,6 5,4-
10,7 5,7-11,4
Elfidasari (2016) 22,1-39,7 16,2-31,2 5,7-10,4 3,8-6,7 3,5-6,0 4,4-6,8 3,2-5,3 0,96-
2,4 0,7-1,7 - -
Standar deviasi 3,37 2,84 1,02 0,54 0,79 0,35 0,06 0,21 0,19 0,99 1,79
Pengukuran morfometri ikan sapu-sapu asal sungai Ciliwung Jakarta
menggunakan 16 sampel ikan pada kelompok ukuran ikan besar dan ikan sedang.
Kelompok ikan kecil tidak dimasukkan ke dalam perhitungan morfometri
dikarenakan kelompok ukuran ikan kecil masih dalam tahap pertumbuhan
sehingga belum memiliki ukuran tetap. Pengukuran standar deviasi morfometri
ikan sapu-sapu dilakukan untuk mengetahui sebaran pada sampel yang digunakan.
Standar deviasi dapat menggambarkan sebaran suatu kelompok data terhadap rata-
ratanya (Choudry et al., 2011).
Hasil pengukuran morfometri ikan sapu-sapu dibandingkan dengan hasil
penelitian Bijikumar (2015) dan Elfidasari et al, (2016). Berdasarkan hasil
pengukuran pada Tabel 2. menunjukkan adanya kesesuaian morfometri. Menurut
Bijikumar (2015) pengukuran morfometri masuk ke dalam rentang morfometri
ikan P. disjunctivus dan P. pardalis. Berdasarkan hasil penelitian Elfidasari
(2016) data hasil penelitian memiliki kesesuaian morfometri. Menurut Elfidasari
Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran morfometri ikan sapu-sapu (n=16)
30
et al. (2016) pengukuran morfometri tersebut menunjukkan ikan sapu-sapu di
Sungai Ciliwung merupakan spesies Pterygoplichthys pardalis.
Identifikasi sekuens melalui mitokondria diketahui bahwa ikan P.
disjunctivus dan P. pardalis menunjukkan tingkat kemiripan 100% (Bijikumar,
2015). Pernyataan tersebut didukung berdasarkan hasil penelitian Rosnaeni et al.
(2017) yaitu hasil identifikasi ikan sapu-sapu asal Sungai Ciliwung melalui DNA
barkode sekuens nukleotida ikan Pterygoplichthys sp. yang dibandingkan dengan
data GenBank menunjukkan 100% akurat dengan Pterygoplichthys pardalis.
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung
berasal dari spesies Pteryhoplichthys pardalis.
4.3. Panjang Relatif Usus (Relative Length of Gut)
Pengukuran panjang relatif usus dilakukan dengan menghitung rata-rata
panjang total tubuh dan panjang usus pada masing-masing kelompok ikan. Hasil
pengukuran panjang relatif usus dapat menentukan golongan ikan berdasarkan
panjang ususnya. Menurut Samat (2016) morfologi saluran pencernaan dapat
menentukan cara ikan dalam memproses makanan. Nilai kategori panjang relatif
usus yaitu (1) ikan tergolong karnivora, (1-3) ikan tergolong omnivora dan (3)
ikan tergolong herbivora.
Analisis panjang relatif usus dapat digunakan untuk mengetahui
penggolongan ikan berdasarkan panjang usus. Menurut Fariedah et al. (2017)
panjang relatif usus dapat digunakan sebagai indikator kebiasaan makan ikan
dengan mengetahui panjang usus terhadap panjang total. Tabel 3. menunjukkan
nilai RLG pada kelompok ikan besar, sedang dan kecil berturut-turut yaitu 10,98
cm, 11,17 cm dan 17,49 cm. Menurut Samat (2016) saluran pencernaan ikan sapu-
31
sapu memiliki struktur yang erat kaitannya dengan jenis makanan. Terdapat
hubungan linear antara panjang usus ikan sapu-sapu dengan morfometri panjang
baku.
Kelompok Ukuran Ikan Panjang total (cm)
Panjang Usus (cm) RLG (cm)
Ikan besar 37,03 406,75 10,98
Ikan sedang 31,73 354,6 11,17
Ikan kecil 21,64 378,53 17,49
Berdasarkan nilai kategori ikan sapu-sapu termasuk ke dalam kategori nilai
> 3, hal ini menunjukkan bahwa ikan tersebut merupakan ikan golongan herbivora
(Zuliani et al, 2016). Menurut Tisasari et al. (2016), Ikan yang tergolong
herbivora panjang ususnya dapat mencapai 5,9 kali lipat dari panjang tubuhnya.
Panjangnya usus ikan sapu-sapu dikarenakan ikan tersebut tergolong herbivora
yang membutuhkan proses pencernaan yang lebih lama dibandingkan golongan
ikan lainnya.
Kelompok ukuran ikan besar memiliki nilai RLG yang lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok ukuran lainnya. Semakin kecil kelompok ukuran
ikan menunjukkan adanya peningkatan nilai RLG (Tabel 3.). Peningkatan tersebut
diduga karena adanya pengaruh terhadap jenis pakan yang dimanfaatkan oleh ikan
sapu-sapu di perairan. Menurut Delariva (2001) panjang usus dapat dipengaruhi
oleh jenis makan ikan, dilihat dari adanya hubungan langsung antara jenis
makanan dengan panjang usus. Rhinelepis aspera memiliki panjang usus yang
berbeda signifikan dengan Megalancistrus aculeatus karena memiliki jenis pakan
yang berbeda, keduanya merupakan spesies dari Loricariidae. Jenis makanan dari
R. aspera berupa alga dan detritus, sedangkan M. aculeatus memiliki jenis
Tabel 3. Panjang relatif usus pada masing-masing kelompok ukuran ikan
32
makanan berupa gastropoda, chironomids dan tricopthera. Organisme detritus
dan sedimen yang termakan menjadi penting untuk menentukan panjang usus
spesies lain pada Loricariidae.
Menurut Samat (2016), struktur usus P. pardalis menunjukkan adanya
adaptasi yang kuat terhadap jenis makanan yang dimakannya. Makanan ikan
sapu-sapu berupa fragmen tumbuhan, alga dan detritus. Alga dan detritus sulit
dicerna dan membutuhkan kerja mekanik yang lebih lama. Proses pencernaan
membutuhkan area yang luas untuk penyerapan, hal tersebut yang menyebabkan
usus ikan sapu-sapu ini sangat panjang.
4.4. Komposisi Jenis Pakan
Komposisi jenis pakan dapat menentukan kebiasaan makan suatu ikan dan
dapat menentukan posisi tingkat trofik di suatu perairan (Almohdar & Souisa,
2017). Jenis makanan yang ditemukan dalam usus ikan P. pardalis asal Sungai
Ciliwung dikelompokkan menjadi 7 kelompok, yaitu Bacillariophyta,
Chlorophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Amoebozoa, Dinophyta, dan detritus.
Pengelompokkan jenis pakan dilakukan dengan mengetahui divisi dari masing-
masing genus.
Kelompok Bacillariophyta pada Tabel 4. merupakan jenis yang paling
banyak ditemukan pada usus ikan sapu-sapu dibandingkan yang lain. Kelompok
Bacillariophyta yang ditemukan sebanyak 59 genus, individu terbanyak berasal
dari genus Navicula sp.. Navicula sp. merupakan kelompok Bacillariophyta yang
banyak ditemukan pada sedimen di sungai dan danau (Bellinger et al., 2010).
Menurut Samat (2016) ikan sapu-sapu (P. pardalis) mengkonsumsi berbagai jenis
alga yang umumnya berada di dasar sungai seperti Bacillariophyta.
33
Kelompok Jenis Bacillariophyta Achnanthes sp., Achnantidhium sp., Amphipleura sp., Amphora sp., Aneumastus sp.,
Aulacoseira sp., Bacillaria sp., Caloneis sp., Climacosphenia sp., Cocconeis sp., Craticula sp., Cyclotella sp., Cymbella sp., Cymbopleura sp., Diadesmis sp., Diatoma sp., Diploneis sp., Encyonema sp., Entophysalis sp., Encyonopsis sp., Eolimna sp., Eunotia sp., Ephitemia sp., Fallacia sp., Fragilaria sp., Frustulia sp., Geissleria sp., Gomphoneis sp., Gomphonema sp., Grammatophora sp., Gyrosigma sp., Halamphora sp., Hantzschia sp., Luticola sp., Lemnicola sp., Lyrella sp., Mastogloia sp., Melosira sp., Navicula sp., Neidium sp., Nepula sp., Nitzschia sp., Oedogonium sp., Pinnularia sp., Placoneis sp., Planothidium sp., Prestauroneis sp., Rhoicospenia sp., Rivularia sp., Rhopalodia sp., sellaphora sp., Stauroneis sp., Stenopterobia sp., Stephanodiscus sp., Surirella sp., Synedra sp., Tabularia sp., Trybllionella sp., Ulnaria sp.
Chlorophyta Ankistrodesmus sp., Asterococcus sp., Bulbochaete sp., Chlamydomonas sp., Chlorella sp., Chlorococcum sp., Chlorococcus sp., Closterium sp., Choricystis sp., Coleastrum sp., Cosmarium sp., Crucigenia sp., Desmodesmus serratus, Dictyochloropsis sp., Dictyococcus sp., Dictyosphaerium sp., Eudorina sp., Haematococcus sp., Microspora sp., Monoraphidium sp., Oocystis sp., Oophila sp., Palmellopsis sp., Pediastrum sp., Planktosphaeria sp., Scenedesmus sp., Selenastrum sp., Staurastrrum sp., Steogclomium sp., Tetrastrum sp., Tetraedron sp., Tetraspora sp., Volvox sp., Zygnema sp.
Cyanophyta Anabaena sp., Aphanizomenon sp., Aphanocapsa sp., Aphanothece sp., Arthrospira sp., Chlorogloea sp., Chroococcus sp., Gloeocapsa sp., Gleocapsopsis sp., Gloeocystis sp., Gloeothece sp., Gloeothichia sp., Merismopedia sp., Neospongiococcum sp., Nostoc sp., Phormidium sp., Pseudocapsa sp., Pseudonabaena sp., Rivularia sp., Synechococcus sp., Tychonema sp.,
Euglenophyta Euglena sp., Lepocinclis sp., Phacus sp., Trachelomonas sp., Wailesella sp.
Amoebozoa Arcella sp., Centropyxis sp., Clypeolina sp., Pyxidicula sp.,
Dinophyta Prorocentrum sp.
Detritus Meliola sp., Pestaliotiopsis sp.
Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui bahwa ikan P. pardalis mencari makan
dengan cara bottom feeder (memakan fitoplankton), memiliki makanan terbanyak
dari kelompok Bacillariophyta. Umumnya kelompok Bacillariophyta ditemukan
pada sedimen dan substrat (Harmoko, 2018).
Tabel 4. Komposisi jenis pakan dalam usus ikan sapu-sapu
34
Bacillariophyta disebut juga diatom merupakan organisme uniseluler yang
berbeda dari kelompok alga lainnya, memiliki dinding sel yang tebal tersusun dari
silika. Komposisi dinding sel pada Bacillariophyta berasal dari bahan organik
diperairan dengan cara oksidasi kimia. Bacillariophyta merupakan organisme
planktonik dan bentik yang sangat melimpah di perairan air tawar, membentuk
biomassa alga yang besar dan banyak berkontribusi dalam produktifitas primer
(Bellinger et al., 2010). Divisi ini memiliki kemampuan beradaptasi terhadap arus
kuat karena memiliki sitoplasma yang mengandung mukopolisakarida yang
mengeluarkan cairan perekat untuk menempel pada substrat (Harmoko, 2018).
Bacillariophyta merupakan kelompok alga dengan adaptasi dan toleransi yang
tinggi terhadap perubahan lingkungan (Pambudi et al., 2016).
Kelompok lainnya yaitu Chlorophyta, memiliki jenis kedua terbanyak yang
ditemukan dalam usus ikan P. pardalis. Jenis paling banyak dari divisi
Chlorophyta yaitu Scenedesmus sp.. Scenedesmus sp. mampu berkembangbiak
dengan cepat, memiliki daya toleransi yang tinggi, jenis ini juga mampu hidup
pada kondisi lingkungan payau. Chlorophyta memiliki peran penting dalam
produksi biomassa di perairan tawar (Bellinger et al., 2010). Bacillariophyta dan
Chlorophyta memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan dapat berkembang biak dengan cepat (Pambudi et al., 2016).
Komposisi jenis makanan ikan sapu-sapu lainnya yaitu Cyanophyta. Jenis
makanan dari kelompok ini tidak banyak ditemukan, dikarenakan organisme
tersebut tidak mendominasi di dasar perairan. Menurut Bellinger et al. (2010)
Cyanophyta merupakan kelompok alga yang mampu beradaptasi pada semua
kondisi lingkungan perairan, termasuk kondisi ekstrem. Cyanophyta dapat bersifat
35
planktonik dan bentik di perairan, seringkali kelompok ini ditemukan pada
permukaan air.
Kelompok Euglenophyta pada usus ikan sapu-sapu hanya ditemukan 5 jenis
saja, hal tersebut diduga karena kelompok tersebut tidak banyak berada didasar
perairan. Menurut Bellinger et al. (2010) Euglenophyta umumnya ditemukan pada
lingkungan perairan yang memiliki kelimpahan bahan organik yang membusuk,
karena bersifat heterotofik. Kelompok lainnya yaitu Dinophyta, hasil pengamatan
isi usus hanya ditemukan satu jenis saja yaitu Prorocentrum sp. Menurut
Bellinger et al. (2010) Dinophyta merupakan organisme uniseluler yang banyak
ditemukan dipermukaan air bersifat planktonik, sekitar 90% ditemukan pada
perairan air asin.
Komposisi jenis makanan ikan sapu-sapu yang lainnya yaitu detritus. Genus
yang ditemukan yaitu Meliola sp., Pestaliotiopsis sp. yang merupakan spora
fungi. Kedua genus ini biasa ditemukan didaerah tropis, bersifat epifit pada
tumbuhan dan tidak menyebabkan penyakit pada tumbuhan (Hongsanan et al.,
2015). Kelompok ini ditemukan dalam usus ikan sapu-sapu diduga karena
terdapat didasar perairan, sehingga ikut termakan oleh ikan sapu-sapu.
Kelompok Amoebozoa di dalam usus ikan sapu-sapu ditemukan 4 jenis.
Amoebozoa merupakan filum dari kingdom Animalia, termasuk kedalam kelas
Tubulinea yang memiliki lobus dan tidak memiliki flagel. Genus dari Amoebozoa
yang ditemukan yaitu Arcella sp.. Arcella sp. merupakan genus dengan tingkat
adaptasi yang rendah dan kurang mampu menghadapi perubahan kondisi
lingkungan (Luthfiara, 2013). Taksonomi pada genus ini umumnya memiliki
cangkang hemisfer yang melingkar, hidup pada berbagai lingkungan perairan air
36
tawar (Feres et al., 2016). Menurut Samat (2016) pengamatan isi perut ikan sapu-
sapu di Sungai Langat Malaysia ditemukan alga dan fragmen tumbuhan. Fragmen
tersebut diperkirakan tidak sengaja termakan, adanya kesamaan komposisi pakan
dengan komposisi organik diperairan yang mengindikasikan bahwa spesies ini
tidak selektif dalam memilih makanan.
4.5. Indeks Bagian Terbesar (Index Preponderance)
Indeks bagian terbesar dilakukan untuk mengetahui proporsi jumlah
makanan secara kuantitatif melalui frekuensi kejadian dan metode volumetrik
makanan. Menurut Hyslop (1980) frekuensi kejadian menunjukkan persentase
makanan pada semua isi perut yang dianalisis dan metode volumetrik dapat
diketahui melalui persentase jumlah volume jenis makanan dari populasi ikan.
Analisis indeks bagian terbesar digunakan untuk mengetahui kebiasaan
makan ikan dengan menentukan kelompok makanan berdasarkan makanan utama
> 40%, makanan pelengkap 4-40% dan makanan tambahan < 40%. Persentase
analisis bagian terbesar merupakan hasil rata-rata dari tiga kelompok ukuran ikan.
Jenis makanan dikelompokkan berdasarkan divisi dari masing-masing jenis yang
ditemukan didalam usus P. pardalis. (Gambar 7.) secara umum menunjukkan
indeks bagian terbesar ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung.
Hasil analisis indeks bagian terbesar pada diketahui bahwa semua kelompok
ukuran ikan P. pardalis ditemukan Bacillariophyta sebesar 82,03%. Berdasarkan
nilai kategori ikan P. pardalis memanfaatkan Bacillariophyta sebagai makanan
utama (IP > 40%), Chlorophyta yaitu 12,17% dimanfaatkan oleh P. pardalis
sebagai makanan pelengkap (IP 4-40%), dan Cyanophyta yaitu 3,74%,
Euglenophyta yaitu 1,19%, Amoebozoa yaitu 0,28%, Dinophyta yaitu 0,68% dan
37
detritus yaitu 0% dimanfaatkan oleh P. pardalis sebagai makanan tambahan (IP <
40%).
Banyaknya persentase Bacillariophyta yang dimanfaatkan oleh ikan sapu-
sapu sebagai sumber pakan utama dikarenakan kelompok ini memiliki habitat di
dasar perairan yang mendukung karakteristik bentuk mulut ikan sapu-sapu.
Chlorophyta dimanfaatkan oleh ikan sapu-sapu sebagai makanan tambahan hal ini
diduga karena Chlorophyta tidak lebih banyak ditemukan dari Bacillariophyta di
perairan. Menurut Pambudi et al. (2016) Bacillariophyta memiliki kelimpahan
tertinggi dibandingkan divisi lainnya yang ditemukan di Sungai Ciliwung,
kelimpahan tertinggi kedua yaitu divisi Chlorophyta. Kelompok lainnya yang
dimanfaatkan sebagai makanan tambahan. Kelompok detritus menunjukkan nilai
0,004% (Gambar 7.), hal ini terjadi karena organisme yang ditemukan sangat
sedikit hanya 4 individu pada kelompok ikan sedang dan ikan kecil (Lampiran 3
dan 4).
Bacillariophyta
Chlorophyta
Cyanophyta
Euglenophyta
Amoebozoa
Dinophyta Detritus
Umum 82.03% 12.17% 3.74% 1.19% 0.28% 0.68% 0.004%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Per
sen
tase
Gambar 7. Grafik persentase indeks bagian terbesar P. pardalis
38
Menurut Tresna et al. (2012), Ikan sapu-sapu memanfaatkan fitoplankton
sebagai makanan utama (56,39%), zooplankton sebagai makanan pelengkap
(36,94%) dan detritus sebagai makanan tambahan (6,67%). Menurut Effendie
(1979) perbedaan kebiasaan makan suatu ikan sejenis bisa terjadi dikarenakan
adanya perbedaan kesediaan makanan yang dapat dimanfaatkan pada habitat
alaminya.
Indeks bagian terbesar pada masing-masing kelompok ukuran menunjukkan
adanya perbedaan persentase (Gambar 8.). Persentase indeks bagian terbesar pada
kelompok ikan besar diketahui memanfaatkan Bacillariophyta sebagai makanan
utama yaitu 86,70%, Chlorophyta, dan Cyanophyta sebagai makanan pelengkap
berturut-turut yaitu 6,87%, 5,24% dan Euglenophyta, Amoebozoa Dinophyta
sebagai makanan tambahan yaitu 0,84%, 0,11%, 0,21%. Kelompok ikan besar
memiliki makanan pelengkap yaitu Chlorophyta dan Cyanophyta diduga karena
ikan sapu-sapu mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia dihabitatnya.
Menurut Pambudi et al. (2016) kelimpahan Cyanophyta di Sungai Ciliwung
menempati urutan ketiga setelah Bacillariophyta dan Chlorophyta. Pernyataan
tersebut didukung oleh Samat (2016) Chlorophyta dan Cyanophyta yang
ditemukan diusus ikan sapu-sapu di Sungai Langat, relatif memiliki kesamaan
dengan kelimpahannya dihabitat. Menurut Sulistiono (2009) umumnya ikan akan
menyesuaikan jenis makanan dengan ukuran bukaan mulutnya, ikan yang lebih
besar cenderung mengambil makanan yang lebih banyak. Effendie (2002)
menyatakan perbedaan jumlah organisme yang dimakan ikan dapat terjadi
dikarenakan adanya persebaran organisme yang tidak merata di suatu wilayah
perairan.
39
Kelompok ikan sedang memanfaatkan Bacillariophyta sebagai makanan
utama yaitu 78,66%, Chlorophyta sebagai makanan pelengkap yaitu 17,27%, dan
Cyanophyta, Euglenophyta, Amoebozoa, Dinophyta dan detritus sebagai makanan
tambahan berturut-turut yaitu 1,87%, 1,7%, 0,5%, 0,41%, dan 0,0004%.
Kelompok ikan kecil memanfaatkan Bacillariophyta sebagai makanan utama
yaitu 81,11%, Chlorophyta dan Cyanophyta sebagai makanan pelengkap yaitu
12,40% dan 4,09%, dan Euglenophyta, Amoebozoa, Dinophyta dan detritus
dimanfaatkan sebagai makanan tambahan yaitu 0,93%, 0,25%, 1,41%, 0,0102%
(Gambar 8.). Ketiga kelompok ukuran dapat diketahui memanfaatkan
Bacillariophyta sebagai makanan utama. Pemanfaatan tersebut terjadi karena
Bacillariophyta merupakan jenis mikroalga yang bersifat epilitik. Secara
morfologi ikan P. pardalis memiliki bentuk mulut triangular ke arah ventral
dengan tipe mulut subterminal yang menunjang kebiasaan makannya. Menurut
Samat (2016) Loricariidae merupakan kelompok ikan pemakan alga,
mengkonsumsi sejumlah alga yang menutupi dasar permukaan. Morfologi bentuk
Bacillariophyta
Chlorophyta
Cyanophyta
Euglenophyta
Amoebozoa
Dinophyta Detritus
Besar 86.70% 6.87% 5.24% 0.84% 0.11% 0.21% 0.0000%Sedang 78.66% 17.27% 1.87% 1.70% 0.50% 0.41% 0.0004%Kecil 80.72% 12.38% 4.11% 1.04% 0.24% 1.41% 0.0102%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
Per
sen
tase
Gambar 8. Grafik persentase indeks bagian terbesar pada tiap kelompok ukuran
40
mulut dan strukturnya memungkinkan ikan untuk mengikis makanan dari
permukaan yang keras dan menelan sedimen lunak secara efisien.
Pemanfaatan makanan oleh kelompok ikan sedang terlihat lebih spesialis
dalam memilih makanan, dibandingkan ikan kecil. Kelompok ikan sedang hanya
memanfaatkan Chlorophyta sebagai makanan pelengkap sedangkan kelompok
ikan kecil memanfaatkan Chlorophyta dan Cyanophyta sebagai makanan
pelengkap. Perbedaan pemanfaatan makanan pada kelompok ukuran diduga
terjadi karena adanya perbedaan aktivitas kebiasaan makan antara ikan kecil
dengan ikan sedang. Menurut Nico (2010) ikan sapu-sapu kecil aktif mencari
makan pada malam hari, pada siang hari umumnya ikan sapu-sapu kecil
bersembunyi sebagai bentuk respon terhadap predator yang mencari makan pada
siang hari. Saat malam hari terjadi migrasi vertikal fitoplankton sehingga
fitoplankton cenderung turun dari permukaan karena terjadi perubahan berat jenis
(Zainuri, 2014). Aktivitas ikan kecil di malam hari diduga memanfaatkan
Cyanophyta lebih besar dibandingkan ikan sedang sebagai makanan pelengkap
yang tersedia diperairan.
Hasil analisis indeks bagian terbesar menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu
termasuk ikan oportunis, yaitu mampu memanfaatkan makanan yang tersedia
diperairan. Berbeda dengan pendapat menurut Effendi (1997) yang menyatakan
bahwa melimpahnya suatu pakan alami belum tentu dapat dimanfaatkan karena
adanya pengaruh dari persebaran organisme sebagai makanan ikan, ketersediaan
makanan dan faktor fisik yang dapat mempengaruhi perairan. Kebiasaan makan
ikan dapat dipengaruhi oleh persaingan antar individu, pemangsaan dan rantai
41
makanan dari nilai luas relung dan tumpang tindih relung makanan (Effendie,
2002).
4.6. Luas Relung Pakan
Luas relung pakan menunjukkan besarnya suatu kelompok ikan dapat
memanfaatkan organisme yang tersedia sebagai makanannya. Luas relung pakan
dapat menunjukkan kebiasaan makan suatu ikan dalam memanfaatkan
sumberdaya perairan (Sulistiono, 2009).
Kelompok Ukuran (cm) Luas Relung Ikan Besar
0,23 34,0 – 41,5
Ikan sedang
0,19 26,4 – 33,9
Ikan Kecil
0,07 18,7 – 26,3
Analisis luas relung pakan dapat diketahui dengan cara menentukan jumlah
individu terhadap seluruh jenis pada masing-masing kelompok ukuran.
Standarisasi dilakukan dengan tujuan didapatkan nilai luas relung berkisar 0-1
dengan selang antar variabel yang tidak terlalu berbeda (Izzani, 2012).
Hasil analisis luas relung pakan ikan sapu-sapu (Lampiran 5.,6.,7.)
memperlihatkan bahwa kelompok ukuran ikan besar memiliki luas relung yang
lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnya yaitu 0,23 (Tabel 5.).
Besarnya nilai luas relung kelompok ikan besar diduga karena ikan tersebut
mampu memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam jumlah besar. Besarnya
nilai luas relung dipengaruhi oleh jumlah jenis makanan yang dimanfaatkan oleh
suatu kelompok ikan. Ikan yang memiliki luas relung relatif besar akan semakin
Tabel 5. Luas relung dan standarisasi pada setiap kelompok ukuran
42
banyak jenis yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanannya (Tresna,
2012). Menurut Elinah (2016) ikan dengan luas relung yang tinggi menunjukkan
bahwa kelompok ikan tersebut dapat memanfaatkan seluruh kelompok sumber
daya makanan yang tersedia secara merata di perairan tersebut. Semakin besar
ukuran panjang suatu ikan akan menggunakan relung makanan yang semakin
besar (Hedianto, 2010).
Kelompok ukuran ikan sedang memiliki nilai luas relung 0,19 (Tabel 5.).
Nilai luas relung kelompok ikan sedang lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok ikan besar. Penurunan nilai luas relung pada suatu kelompok ikan
diketahui karena adanya perbedaan pemanfaatan sumber daya makanan di suatu
perairan. Ikan dengan luas relung yang lebih rendah menunjukkan bahwa
kelompok ikan tersebut lebih selektif dalam memanfaatkan sumberdaya
(Hedianto, 2010).
Kelompok ukuran ikan kecil memiliki nilai luas relung yang lebih rendah
yaitu 0,07 (Tabel 5.). Kelompok ukuran ikan yang lebih kecil akan memiliki nilai
luas relung yang lebih rendah dikarenakan kelompok tersebut memanfaatkan
makanan dengan selektif. Ikan yang memiliki luas relung relatif kecil akan
semakin sedikit jumlah jenis makanan yang dapat dimanfaatkannya. Menurut
Sentosa (2015) ikan dengan luas relung kecil akan cenderung bersifat spesialis
dalam memanfaatkan sumber daya makanan.
4.7. Tumpang Tindih Relung Intraspesifik (Niche Overlap Intraspecific)
Pemanfaatan bersama antar kelompok ukuran ikan terhadap sumberdaya
makanan yang tersedia dapat menyebabkan tumpang tindih relung (Sentosa,
2015). Tumpang tindih relung makanan terjadi apabila terdapat sumberdaya
43
makanan yang dimanfaatkan bersama oleh dua jenis atau lebih kelompok ikan
(Krismono et al., 2008). Perhitungan tumpang tindih relung instraspesifik dapat
diketahui melalui kesamaan jenis pakan (Lampiran 8.).
Kelompok Ukuran Ikan (cm) Besar Sedang Kecil Ikan Besar
- 0.77 0.42 34,0 – 41,5 Ikan Sedang
- - 0.43 26,4 – 33,9 Ikan Kecil
- - - 18,7 – 26,3 Analisis tumpang tindih relung antar kelompok ikan diketahui bahwa
kelompok ikan besar dengan kelompok ikan sedang memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan dengan hubungan antar kelompok yang lain yaitu 0,77 (Tabel
6.). Besarnya nilai tumpang tindih relung menunjukkan adanya jenis organisme
yang dimanfaatkan bersama antar kelompok ikan. Nilai tersebut menunjukkan
adanya kesamaan dalam pemanfaatan sumberdaya sebesar 0,77. Nilai tumpang
tindih yang tinggi dapat menyebabkan kelompok ikan besar dan sedang bersaing
dalam mendapatkan makanan. Banyaknya kelompok ikan besar yang ditemukan
di daerah Cawang diduga karena pada daerah tersebut banyak sumber daya yang
dapat dimanfaatkan oleh ikan besar, hal ini dapat mempengaruhi keberadaan
kelompok ikan sedang. Daerah Cawang merupakan lokasi sampling yang
mengarah ke hilir sungai. Menurut Piirsoo et al. (2008) pada sungai semakin ke
hilir memiliki beban pencemaran yang semakin besar menyebabkan banyaknya
zat organik seperti nitrat dan fosfat. Zat tersebut berasal dari limbah domestik dan
industri yang digunakan untuk perkembangan fitoplankton. Pernyataan ini juga
Tabel 6. Nilai tumpang tindih intraspesifik antar kelompok ikan
44
didukung oleh penelitian Fachrul (2008) pada daerah hilir kelimpahan
fitoplankton relatif lebih tinggi yaitu mencapai 4738 ind/L.
Hubungan tumpang tindih relung antara kelompok ikan sedang dengan ikan
kecil memiliki nilai kesamaan yaitu 0,43 dan hubungan tumpang tindih kelompok
ikan besar dengan ikan kecil yaitu 0,42 (Tabel 6.). Hubungan tumpang tindih
antara kelompok ikan sedang dengan ikan kecil dan ikan besar dengan ikan kecil
lebih rendah dibandingkan dengan hubungan antara ikan besar dengan ikan
sedang. Rendahnya nilai tumpang tindih tersebut menunjukkan adanya perbedaan
organisme yang dimanfaatkan, hal ini diduga yang menyebabkan banyaknya ikan
kecil dan ikan sedang ditemukan secara bersamaan di daerah Kalibata. Perbedaan
organisme yang dimanfaatkan tersebut yang memungkinkan ikan sapu-sapu kecil
mampu hidup berdampingan dengan ikan sedang.
Nilai tumpang tindih relung makanan mendekati satu (1), menunjukkan
adanya kesamaan sumber daya yang dimanfaatkan bersama menyebabkan
terjadinya kompetisi yang tinggi antar dua kelompok ikan. Nilai tumpang tindih
mendekati nol (0) menunjukkan perbedaan jenis makanan antar dua kelompok
ikan (Krismono et al., 2008). Tumpang tindih relung dapat terjadi apabila terdapat
kesamaan jenis makanan yang dimanfaatkan bersama oleh dua kelompok ikan
atau lebih (Izzani, 2012). Besarnya nilai tumpang tindih relung pada setiap
kelompok ukuran dapat memicu terjadinya interaksi berupa kompetisi untuk
mendapatkan makanan antar kelompok ukuran dalam lokasi yang sama
(Krismono et al., 2008).
45
4.8. Tingkat Trofik Ikan Sapu-Sapu
Komposisi jenis makanan ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung digunakan
untuk mengetahui fraksi jenis makanan dan tingkat trofik yang dimakan oleh
masing-masing kelompok ikan. Penentuan tingkat trofik dilakukan untuk
mengetahui status ekologi ikan sapu-sapu dalam perairan Sungai Ciliwung.
Kelompok Ukuran Ikan Tingkat Trofik Ikan Besar 2,00
Ikan Sedang 2,00
Ikan Kecil 2,00
Hasil analisis tingkat trofik ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung
menunjukkan tidak ada perbedaan pada masing-masing kelompok ukuran ikan
(Lampiran 9.). Nilai kategori tingkat trofik ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung
yaitu 2,00 menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu tergolong kelompok II sebagai
ikan herbivora bila dilihat dari nilai kategori tingkat trofik (2,00 < troph < 2,90).
Ikan herbivora tergolong pada kelompok II dikarenakan ikan tersebut memakan
fitoplankton (Tabel 4.) yang merupakan fraksi jenis makanan pada tingkat trofik
kelompok I. Menurut Hedianto (2010) spesies ikan dalam tingkat trofik sebagai
herbivora merupakan jenis ikan yang memakan tumbuhan, fitoplankton dan
detritus. Analisis tingkat trofik ini mendukung pernyataan Samat (2016) yang
menyatakan bahwa ikan sapu-sapu memiliki usus yang panjang dan tergolong ke
dalam ikan herbivora pemakan alga dan detritus.
Tingkat trofik ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung tergolong ke dalam
kelompok herbivora dapat menyebabkan kompetisi bagi ikan asli untuk bersaing
dalam mendapatkan makanan. Menurut Tresna et al. (2012) ikan genggehek dan
Tabel 7. Tingkat trofik kelompok ikan sapu-sapu
46
ikan lunjar merupakan ikan asli Sungai Ciliwung memiliki komposisi pakan
berupa plankton, fragmen tumbuhan dan detritus. Komposisi pakan tersebut
sangat memungkinkan ikan asli untuk berkompetisi dengan ikan sapu-sapu dalam
mendapatkan makanan. Kemampuan ikan dalam beradaptasi pada kondisi
lingkungan juga menjadi salah satu faktor penentu keberadaan ikan. Ikan sapu-
sapu mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tercemar, selain itu juga
didukung dengan karakter morfologi. Ikan sapu-sapu menggunakan organ
respirasi tambahan yang berfungsi sebagai alat pernapasan pada kondisi oksigen
terlarut rendah (Moroni et al., 2015). Ikan ini mempunyai sisik yang keras dan
berduri sehingga tidak memiliki predator di perairan (Hadiaty, 2011). Masuknya
ikan sapu-sapu ke perairan Sungai Ciliwung menyebabkan terganggunya rantai
makanan oleh kebiasaan makan ikan ini yang mememakan alga bentik dan
bersaing dengan ikan asli (Rao, 2017).
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) di Sungai Ciliwung memiliki
komposisi jenis pakan berupa Bacillariophyta, Chlorophyta, Cyanophyta,
Euglenophyta, Dinophyta, Amoebozoa,dan detritus. Ikan sapu-sapu
memanfaatkan Bacillariophyta sebagai makanan utama (82,03%), makanan
pelengkap (IP 4-40%) berupa Chlorophyta (12,17%) dan makanan
tambahan (IP < 40%) yaitu Cyanophyta (3,74%), Euglenophyta (1,19%),
Amoebozoa (0,28%), Dinophyta (0,68%) dan detritus yaitu 0,00%.
2) Ikan sapu-sapu di Sungai Ciliwung berada pada tingkat trofik kelompok II
(2,00 < troph < 2,90).
5.2. Saran
1) Perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai manajemen domestikasi ikan
sapu-sapu dalam upaya pemanfaatan ikan di Sungai Ciliwung.
2) Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan protein pada ikan
sapu-sapu sebagai upaya dalam memaksimalkan pemanfaatan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Aksari, Y. D., Dyah P., & Nurlisa A. B. 2015. Kandungan Logam Berat (Cd, Hg dan Pb) pada Ikan Sapu-sapu, Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855) di sungai Ciliwung. Jurnal Iktiologi Indonesia, 15 (3) : 257-266.
Almohdar, E., & Fabian N. S. 2017. Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik (Trophic Level) Hasil Tangkapan Bagan di Perairan Desa Ohoililir, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sumberdaya Indospasifik, 1 (2) : 165-174.
Aprillyn, D., Roza E., & Yusfiati. 2015. Analisis Isi Lambung Ikan sengarat (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) di Sungai tapung propinsi Riau. Repository University Riau. Pekan Baru.
Armbruster, J.W. 1998. Modification of DigestiveTract for Holding Air in Loricariidae in Scloloplacid Catfishes. Copeia, (3) : 663-675.
Armbruster, J.W. 2004. Phylogenetic relationships of the suckermouth armoured catfishes (Loricariidae) with emphasis on the Hypostominae and the Ancistrinae. Zoological Journal of the Linnean Society, 141: 1-80.
Baker, R., Amanda B., & Marcus S. 2013. Fish Gut Content Analysis : Robust Measure of Diet Composition. Fish and Fisheries, 15 : 170 – 177.
Bellinger, E. G., & David C. S. 2010. Freshwater Algae Identification and Use as Bioindicators.Willey-Blackwell. New Delhi, India.
Bijikumar, A. R. 2015. Invasion od South American Suckermouth Armoured Catfish Pterygoplichthys spp. (Loricariidae) in Kerala, India A case Study. Journal od Threatened Taxa, 7 (3) : 6987 - 6995.
Choudry, S., Priyasa S., Neli S., Dulur B., & Karabi D. 2011. Assessment of Morphometric Variation and Establishing Taxonomic Relationship among Six Species under Puntius Genus. The Ecoscan Special Issue, 1 (1) : 233-237.
Colwell, R. K., & Douglas J. F. 1971. On Measurement of Niche Breadth and Overlap. Ecological Society of America, 52 (4) : 567-576.
Delariva R. L., & Angelo, A. A. 2001. Relationship Between Mophology and Diets of Six Neotropical Loricariids. Journal of Fish Biology, 58 : 832-847.
Dini, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2000-2010. Universitasi Indonesia. Depok.
Ebenstein, D., Carlos C., Omar P. T., & Fernando G. T. 2015. Characterization of dermal Plates from Pterygoplichthys pardalis revals sandwich-like Nanocomposite Structure. Journal of the Mechanical Behavior of Biomedical Materials, 45 (2) : 175-182.
49
Ebrahimi, M., & Taherianfard M. 2011. The effects of heavy metals exposure on reproductive systems of cyprinid fish from Kor River. Iranian Journal of Fisheries Sciences. 10 (1): 13-24
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Elfidasari, D., Fatihah D. Q., & Melta R. F. 2016. Morphometric and Meristic of Common Pleco (Loricariidae) on Ciliwung River Watershed South Jakarta Region. International Journal of Advanced Research (IJAR), 4 (1) : 57-62.
Elfifasari, D., Fatihah D. Q., Melta R. F., & Riris L. P. 2016. Variasi Ikan Sapu-sapu (Loricariidae) Berdasarkan Karakter Morfologi di perairan Ciliwung. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 3 (4) : 221-225.
Elfidasari, D., Laksmi N. I., Afina P. S., & Irawan S. 2018. The Correlation Between Heavy metal and Nutrient Content in Plecostomus (Pterygoplichthys pardalis) from Ciliwung River in Jakarta. Biosaintifika, 10 (3) : accepted.
Elinah, Djamar T.F., & Yunizar E. 2016. Kebiasaan Makan dan Luas Relung Ikan-Ikan yang ditemukan di Waduk Penjalin Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 21 (2) : 98-103.
Elliott, D. 2011. Functional Morphology of the Integumentary System in Fish. Elsevier. 1 : 476-488.
Fachrul, M. F. 2008. Komposisi dan Model Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Sungai Ciliwung, jakarta. Biodiversitas, 9 (4) : 296 – 300.
Fariedah, F., Nanik Retno Buono, & Ayuda R.S. 2017. Kebiasaan Makan Ikan Janjan (Pseudapocryptes elongatus) di Kali Mirang Kabupaten Gresik pada November-Januari. Journal of Aquaculture and Fish Health, 6 (2) : 88-93.
Fathonah, H. 2019. Komunitas dan Habitat Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys sp.) di Sungai Ciliwung. Jakarta [skripsi] : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Feres, J., Giulia R., & Alfredo L.P. 2016. Morphological and Morphometric Description of a Novel Shelled Amoeba Arcella gandalfi. nov. (Amoebozoa : Arcellinida) from Brazilian Continental Waters. Acta Protozoologica, 55 : 221-229.
Froese, R., & Pauly D, Editors. 2000. FishBase 2000: Concepts, Design and Data Sources. Philippines (PHL): International Center for Living Aquatic Resources Management.
Giller, P. 1984. Community Structure and the Niche. Chapman and Hall. New York.
50
Hadiaty, R. K. 2011. Diversitas dan hilangnya jenis-jenis ikan di Sungai Ciliwung dan sungai Cisadane [Study of fish diversity and the lost of fish species of river Ciliwung and river Cisadane]. Berita Biologi. 10 (4) : 491-504.
Harmoko, Y. 2018. Mikroalga Divisi Bacillariophyta yang Ditemukan di Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 6 (1) : 30-35.
Hedianto, D.A., Ridwan A., & Siti N.A. 2010. Komposisi dan Luas Relung Makanan Ikan Keperas (Cyclocheilichthys apogon, Valenciennes, 1842) di Sungai Musi. Jurnal Iktiologi Indonesia, 10 (1) : 73-81
Hendrayanto. 2008. Transboundary watershed management. A case study of upstream-downstream relationships in Ciliwung watershed. Proceedings of International Workshop on Integrated Watershed Management for Sustainable Water Use in a Humid Tropical Region. JSPS-DGHE Joint Research Project (2) : 8-11.
Hongsanan, S., Qing T. 2015. Melioles. Fungal Diversity CrossMark.
Hossain, M. Y., Robert L. Vadas Jr., Ramon R., & Shams M. G. 2018. Amazon Sailfin Catfish Pterygoplichthys pardalis (loricariidae) in Bangladesh : A Critical Review of Its Invasive Threat to Native and Endemic Aquatic Species. MDPI, 3 (14) : 1-12.
Hutasoit, Y. D., Eri Y., & Indra L. 2015. Pengaruh Pemberian Tepung Ikan Sapu Pada Pakan Komersil Terhadap Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius sp.). Universitas Sumatra Utara. Jurnal Aquacoastmarine, 6 (1).
Hyslop. 1980. Stomach Content Analysis a Review of Methods and their Aplication. Journal Fish Biology, (17) : 411-429.
Istanti, I. 2005. Pegaruh lama penyimpanan terhadap karakteristik kerupuk ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) [skipsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
International River Foundation, 2011. Help Save The Ciliwung River. Online available : http//www. Riverfoundation.org/event.phpe1289 [10 September 2015].
Izzani, N. 2012. Kebiasaan Makanan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata Cuvier and Valenciennes 1847) dari Perairan Selat Sunda yang Didaratkan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar jaya. Jakarta.
Keputusan Gubernur DKI jakarta No. 582 Tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan baku Mutu Air Sungai atau Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di Wilayah DKI Jakarta.
51
Kottelat, M., Whitten A. J., Kartikasari S. N, & Wiroatmadja S. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Jerman: Periplus Edition. Hal 377.
Krismono, A. S. N., Anisa R. L., & Sutrisno S. 2008. Kebiasaan Makanan Ikan Motan (Thynnichthys polylepis) di Waduk Koto Panjang, Riau. Jurnal Iktiologi Indonesia. 8 (1) : 25 – 34.
Lagler, K. F., J. E. Bardach., R. R. Miller., & D. R. M. Passino. 1977. Ichthyology. John Wiley & sons, Inc. United State of America.
Luthfiara. 2013. Keanekaragaman Zooplankton di Perairan Sungai Telo Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas. Jurnal Wahana-Bio, 10 : 67-93.
Mahyuddin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
Mearns, A.J. 1981. Trophic Structure the Cesium-potassium Ration in Pelagic Ecosystem. Coastal Water Research Project, 22 : 99-115
Moroni, F. T., Antonio C. O., Raquel B. M., & Brice M. 2015. Limitation in Decision Context for Selection of Amaozonian Armoured Catfish acari-bodo (Pterygoplichthys pardalis) as Candidate Species for Aquaculture. International Journal of Fishesries and Aquaculture, 7 (8) : 142-150
Natakesuma, I. 2016. Analisis Produksi dan Finansial Usaha Ikan Lele di Kota Metro. (skripsi) Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nelson, J.SW. 1994. Fishes of the world. John Wiley& Sons, Inc. 600 p.
Nico, Leo G. 2010. Nocturnal and Diurnal Activity of Armored Suckermouth Catfish (Loricariidae : Pterygoplichthys) Associated With Wintering Florida Manatees (Trichechus manatus latirostris). Neotropical Ichthyology. 8 (4) : 893-898.
Nugroho, A. A. 2014. Efektivitas Penggunaan Ikan Sapu-sapu (Hypostomus plecostomus) Untuk Meningkatkan Kualitas Air Limbah Pengolahan Ikan (Berdasarkan Nilai BOD, COD, TOM). Diponegoro Journal Of maquares, 3 (4) : 15 – 23
Pambudi, Arief., Taufiq W., Nita N., Basma. 2016. Keanekaragaman fitoplankton Sungai Ciliwung Pasca Kegiatan Bersih Ciliwung. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 3(4) : 204-212.
Prasetya, B. 2015. Panduan Praktis Pakan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Piirsoo, K., Peeter P., Arvo T., Malle V. 2008. Temporal and Spatial Patterns of Phytoplankton in a Temperate Low Land River. Journal of Plankton Research, 30 (11): 319-342.
52
Prihardhyanto, A. 1995. Beberapa Aspek Biologi Ikan Sapu-sapu (Hypostamus sp. dan Hyposarcus pardalis). Fakultas Matematika dan IPA Universitas Indonesia. Depok.
Puspitasari, R. L., Dewi E., Yorianta S. H., Fatihah Dinul Qoyyimah & Fatkhurokhim. 2017. Deteksi Bakteri Pencemar Lingkungan (Coliform) Pada Ikan Sapu-sapu Asal Sungai Ciliwung Jakarta. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, 4 (1) : 24-27.
Qoyyimah, F. D., Dewi E., & Melta R. F. 2016. Identifikasi Ikan Sapu-sapu (Loricariidae) berdasarkan Karakter Pola Abdomen di Perairan Ciliwung. Jurnal Biologi, 20 (1) : 40-43.
Rao, R., & Venugopal. 2017. A Report on Pterygoplychthys pardalis Amazon Sailfin Suckermouth Catfishes in Freswater tanks at Telangana State, India. International Journal of Fisheries an Aquatic Studies, 5 (2) : 249-254.
Ratmini, N. A. 2009. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Mercuri (Hg) dan Cadmium (Cd) pada Daging Ikan Sapu-sapu (Hysposarcus pardalis) di Sunga Ciliwung Jakarta. Vis Vitalis, 2 (1) : 1-7.
Rosnaeni., Dewi E., & Meltarini F. 2017. DNA Barcodesof The Pleco (Loricariidae, Pterygoplichthys) in The Ciliwung River. International Journal of Advanced Research (IJAR), 5 (2) : 33-45.
Samat, A. 2016. Dietary Analysis of an Introduced Fish, Pterygoplichthys pardalis From Sungai Langat, Selangor, Penin Sular Malaysia. The Malayan Nature Journal, 68 (1) : 241-246.
Sentosa, A. & Arifin H. S. 2015. Kebiasaan Makan Beberapa Ikan di Rawa Kaiza Sungai Kumbe Kabupaten Merauke, Papua. Limnotek 22 (1) : 32-41.
Sinaga, L. M., Titrawani., & Yusfiati. 2014. Analisis Isi Lambung Ikan Baung (Mystus nemurus) di Perairan Sungai Siak Kecamatan Rumbai Pesisir. Jurnal Repository Universitas Riau. Pekan Baru.
Soedarti, T., Jayanti A., dan Soegianto A. 2006. Diversitas fitoplankton pada ekosistem perairan Waduk Sutami, Malang. Berkala Penelitian Hayati 11 (2) : 97-103.
Stergiou K. I., & Vasiliki S. K,. 2002. Feeding Habits and Trophic Levels of Mediterranean Fish. Fish Biology and Fisheries, 11 : 217-254.
Sucipto, H. T., Darma B., & Indra L. 2013. Studi Kandungan Logam Berat Tembaga dan Timbal di Perairan Danau Toba. Jurnal Aquacoastmarine 1 (1).
Sulistiono., Citra S., & Muniarti B. 2009. Kebiasaan Makanan Ikan Lidah (Cynoglossus lingua) di Peraiean Ujung Pangkah, Gresik, Jawa Timur. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 4 (1) : 184-193.
53
Taunay, P. N. 2012. Studi Komposisi Isi Lambung dan Kondisi Morfometri Untuk Mengetahui Kebiasaan Makan Ikan Manyung (Arius thalassinus) yang Diperoleh di Wilayah Semarang. Journal Of Marine Research. 2 (1) : 1-9.
Tisasari, M., Deni E., & Chaidir P. P. 2016. Stomach Content Analysis of Pterygoplichthys pardalis from The Air Hitam River, Payung Sekaki District, Riau Province. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu perikanan dan kelautan Universitasi Riau 3 (1).
Titrawani. 2013. Analisis Isi Lambung Ikan Senangin Eleutheronema tetradactylum Shaw di Perairan Dumai. Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 6 (2) : 85-90.
Tresna, L. K, Yayat D., & Titin H. 2012. Kebiasaan Makanan dan Luas Relung Ikan di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol 3 No. 3 163-174.
Wahyuni, S. 2014. Studi Nilai dan Distribusi Biodiversitas di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wiyaguna, D. 2013. Analisis Histologis Ikan Sapu-sapu (Hypostomus plecostomus Linn.) pada Sungai Banuaran yang Terkena Limbah Karet di Kota Padang. Tesis. Jurusan Biologi. FMIPA. Universitas Andalas. Padang
Woolnough D. A., John A. D., & Newton T. J. 2008. Fish Movement and Habitat Use Depends on Water Body Size and Shape. Ecology Fresh Water Fish, 18 (1) : 83-91.
Wowor, D. 2010. Studi Biota Perairan Dan Herpetofauna Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane: Kajian Hilangnya Keanekaragaman Hayati. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bogor.
Yudo, S. 2006. Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI Jakarta. Pusat Teknologi lingkungan-BPPT. JAI 2 (1).
Zainuri, M., & Ita W. 2014. Kajian Distribusi/Sebaran Fitoplankton dan Zooplankton di Perairan dan Estuaria Banjir Kanal Barat Kota Semarang Jawa Tengah. Prosiding Seminar Kelautan IX.
Zuliani, Z., Zainal A. M., & Nurfadillah N. 2016. Kebiasaan Makanan dan Hubungan Panjang Berat Ikan Julung - Julung (Dermogenys sp.) di Sungai Alur Hitam Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (1): 12-24
Zworykin, D. D., & Sergey V. B. 2013. Non-indigenous Armoured Catfish in Vietnam : Invasion and Systematics. Springer. 60 : 327-333.
54
LAMPIRAN
Lampiran 1. Menentukan Rentang Kelompok Ukuran Ikan
Menentukan Rentang Ukuran (mm) nilai tertinggi - nilai terendah Perhitungan
420 - 187 mm 233 banyak interval kelas
k = 1+3,3 log n k = 1+3,3 log 30 n = banyaknya sampel 1+3,3(1.47)
1+4,85 5,85
panjang interval kelas 6 c = jangkauan/banyaknya kelas interval c = 233/6
38.83333333
Lampiran 2. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Besar
Kelompok Jumlah individu Vi (%) Oi (%) Vi x Oi IP
Makanan Bacillariophyta 613 82,94993 100 8294,993 86,70438
Chlorophyta 54 7,307172 90 657,6455 6,874116 Cyanophyta 53 7,171854 70 502,0298 5,247525
Euglenophyta 10 1,35318 60 81,1908 0,848656 Amoebozoa 4 0,541272 20 10,82544 0,113154 Dinophyta 5 0,67659 30 20,2977 0,212164
total 739 9566,982 100
Lampiran 3. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Sedang
Kelompok Jumlah individu Vi (%) Oi (%) Vi x Oi IP
Makanan Bacillariophyta 665 77,23577 100 7723,577 78,66688
Chlorophyta 146 16,95703 100 1695,703 17,27123 Cyanophyta 19 2,206736 83,33333 183,8947 1,873021
Euglenophyta 15 1,74216 100 174,216 1,774441 Amoebozoa 7 0,813008 66,66667 54,20054 0,552048 Dinophyta 7 0,813008 50 40,65041 0,414036
Detritus 2 0,232288 0,166667 0,038715 0,000394 Total 861 500,1667 9818,08
55
Lampiran 4. Analisis Indeks Bagian Terbesar Kelompok Ikan Kecil
Kelompok Jumlah individu Vi (%) Oi (%) Vi x Oi IP
Makanan Bacillariophyta 2255 78,90133 100 7890,133 80,72517
Chlorophyta 346 12,10637 100 1210,637 12,38621 Cyanophyta 161 5,63331 71,42857 402,3793 4,116805
Euglenophyta 36 1,259622 85,71429 107,9676 1,104633 Amoebozoa 12 0,419874 57,14286 23,9928 0,245474 Dinophyta 46 1,609517 85,71429 137,9586 1,411476
Detritus 2 0,069979 14,28571 0,9997 0,010228 Total 2858 9774,068
Lampiran 5. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Besar
No. Jenis kelompok ind Pi Pi^2 1 Aulacoseira granulata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 2 Achnanthidium bioretii Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 3 Achnanthidium catenatum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 4 Achnanthidium exiguum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-065 Achnanthidium latecephalum Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 6 Achnanthidium sp. Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 7 Amphipleura kriegeriana Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 8 Amphora elleptica Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 9 Amphora sp. Bacillariophyta 15 0,0202977 0,000412 10 Ankistrodesmus sp. Chlorophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 11 Aphanizomenon issatschenkoi Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-0612 Aphanocapsa sp. Cyanophyta 12 0,0162382 0,00026368 13 Arcella sp. Amoebozoa 4 0,0054127 2,9298E-05 14 Arthrospira sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 15 Aulacoseira ambigua Bacillariophyta 19 0,0257104 0,00066103 16 Aulacoseira sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 17 Aulacoseira subarctica Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 18 Bacillaria paxillifera Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 19 Bacillariophytaa ehrenbergii Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 20 Bacillariophytaa moniliformis Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 21 Bulbochaete sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 22 Caloneis bacillum Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 23 Caloneis frustula Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 24 Caloneis hyalina Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 25 Caloneis undulata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 26 Chlorococcum infusionum Chlorophyta 8 0,0108254 0,00011719 27 Chlorococcum sp. Chlorophyta 2 0,0027064 7,3244E-06
56
28 Chlorogloea sp. Cyanophyta 24 0,0324763 0,00105471 29 Chroococcus sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 30 Climacosphenia sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 31 Closterium sp. Chlorophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 32 Cocconeis dirupta Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 33 Cocconeis placentula Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 34 Cyclotella comta Bacillariophyta 44 0,0595399 0,003545 35 Cyclotella meneghiniana Bacillariophyta 37 0,0500677 0,00250677 36 Cyclotella ocellata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 37 Cyclotella polymorpha Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 38 Cymbella affinis Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 39 Cymbella excisa Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 40 Cymbella helvetica Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 41 Cymbella sp. Bacillariophyta 7 0,0094723 8,9724E-05 42 Cymbella subcistula Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 43 Cymbella tropica Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 44 Cymbella tumida Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 45 Cymbopleura subaequalis Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 46 Dictyosphaerium sp. Chlorophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 47 Encyonema caespitosum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 48 Encyonema prostratum Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 49 Encyonema silesiacum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 50 Encyonema sp. Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 51 Entophysalis granulosa Cyanophyta 7 0,0094723 8,9724E-05 52 Eolimna minima Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 53 Euglena acus Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 54 Euglena polymorpha Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 55 Eunotia paludosa Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 56 Eunotia sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 57 Fallacia pygmaea Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 58 Fallacia subhamulata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 59 Fragilaria construens Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 60 Fragilaria rumpens Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 61 Fragilaria sp. Bacillariophyta 6 0,0081191 6,5919E-05 62 Frustulia vulgaris Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 63 Gleotrichia sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 64 Gomphoneis olivaceum Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 65 Gomphoneis sp. Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 66 Gomphonema affine Bacillariophyta 7 0,0094723 8,9724E-05 67 Gomphonema apiculatum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 68 Gomphonema augur Bacillariophyta 6 0,0081191 6,5919E-05 69 Gomphonema elegantissimum Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 70 Gomphonema incognitum Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 71 Gomphonema insurlatum Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06
57
72 Gomphonema minitum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 73 Gomphonema olivaceum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 74 Gomphonema parvulum Bacillariophyta 23 0,0311231 0,00096865 75 Gomphonema peregrina Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 76 Gomphonema pseudoaugur Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 77 Gomphonema pumilum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 78 Gomphonema sp. Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 79 Gomphonema sp1. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 80 Grammatophora angulosa Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 81 Gyrosigma eximum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 82 Gyrosigma sciotoense Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 83 Gyrosigma sigmoidea Bacillariophyta 1 0,0013532 1.8311E-06 84 Gyrosigma sp. Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 85 Haematococcus sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 86 Halamphora sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 87 Luticola deniseae Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 88 Luticola geoppertiana Bacillariophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 89 Luticola sp. Bacillariophyta 6 0,0081191 6,5919E-05 90 Mastogloia grunowii Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 91 Microspora sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 92 Monoraphidium arcuatum Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 93 Monoraphidium sp. Chlorophyta 6 0,0081191 6,5919E-05 94 Navicula viridis Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 95 Navicula capitatoradiata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 96 Navicula cari Bacillariophyta 17 0,0230041 0,00052919 97 Navicula cincta Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 98 Navicula cryptotenella Bacillariophyta 15 0,0202977 0,000412 99 Navicula erifuga Bacillariophyta 10 0,0135318 0,00018311
100 Navicula gregaria Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 101 Navicula lanceolata Bacillariophyta 8 0,0108254 0.00011719 102 Navicula linearis Bacillariophyta 1 0.0013532 1.8311E-06 103 Navicula oppugnata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 104 Navicula radiosa Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 105 Navicula recens Bacillariophyta 28 0,037889 0,00143558 106 Navicula simulata Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 107 Navicula sp. Bacillariophyta 51 0,0690122 0,00476268 108 Navicula torneensis Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 109 Navicula tripunctata Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 110 Navicula veneta Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 111 Neidium sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 112 Neospongiococcum sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 113 Nepula neglecta Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 114 Nitzschia amphibia Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 115 Nitzschia capitellata Bacillariophyta 8 0,0108254 0,00011719
58
116 Nitzschia communis Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 117 Nitzschia constricta Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 118 Nitzschia filiformis Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 119 Nitzschia fonticola Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 120 Nitzschia frustulum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 121 Nitzschia linearis Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 122 Nitzschia microcephala Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 123 Nitzschia palea Bacillariophyta 21 0,0284168 0,00080751 124 Nitzschia recta Bacillariophyta 7 0,0094723 8,9724E-05 125 Nitzschia scalaris Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 126 Nitzschia scalpelliformis Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 127 Nitzschia sigma Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 128 Nitzschia sigmoidea Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 129 Nitzschia sp. Bacillariophyta 7 0,0094723 8,9724E-05 130 Nitzschia veneta Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 131 Phacus peteloti Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 132 Phacus pleuronectes Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 133 Phacus triqueter Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 134 Phormidium sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 135 Pinnularia borealis Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 136 Pinnularia gibba Bacillariophyta 13 0,0175913 0,00030946 137 Pinnularia lundii Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 138 Pinnularia parvulissima Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 139 Pinnularia sp. Bacillariophyta 33 0,0446549 0,00199406 140 Pinnularia sp1. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 141 Pinnularia sp2. Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 142 Pinnularia subcapitata Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 143 Pinnularia subgibba Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 144 Pinularia lundii Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 145 Placoneis placentula Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 146 Placoneis sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 147 Planothidium biporomum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 148 Planothidium frequentissimum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 149 Planothidium sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 150 Prestauroneis protacta Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 151 Prorocentrum lima Dinoflagellata 5 0,0067659 4,5777E-05 152 Pseudocapsa sp. Cyanophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 153 Rhoicospenia sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 154 Rivularia sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 155 Scenedesmus acuminatus Chlorophyta 5 0,0067659 4,5777E-05 156 Scenedesmus acutus Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 157 Scenedesmus dimorphus Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 158 Scenedesmus intermedius Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 159 Scenedesmus protuberans Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06
59
160 Scenedesmus quadricauda Chlorophyta 10 0,0135318 0,00018311 161 Scenedesmus sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 162 Selaphora seminulum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 163 Selenastrum sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 164 Sellaphora bacillum Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 165 Sellaphora pupula Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 166 sellaphora sp. Bacillariophyta 3 0,0040595 1,648E-05 167 Stenopterobia sp. Bacillariophyta 4 0,0054127 2,9298E-05 168 Steogclomium sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 169 Stephanodiscus sp. Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 170 Surirella sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 171 Synedra acus Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 172 Synedra ulna Bacillariophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 173 Tabularia sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 174 Trachelomonas abrupta Euglenophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 175 Trachelomonas sp. Euglenophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 176 Trachelomonas volvocina Euglenophyta 2 0,0027064 7,3244E-06 177 Tychonema sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 178 Ulnaria sp. Bacillariophyta 24 0,0324763 0,00105471 179 Ulnaria ulna Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 180 Volvox sp. Chlorophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 181 Uroglenopsis sp. Cyanophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 182 Ephitemia sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06 183 Diadesmis sp. Bacillariophyta 1 0,0013532 1,8311E-06
183 739 0,02332633
B B-1 n-1 B' 42,87000549 41,8700055 182 0,230054975
Lampiran 6. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Sedang
No Jenis kelas Ind Pi Pi^2
1 Achnanthidium bioretii Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 2 Achnanthidium exiguum Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 3 A. minutissimum Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 4 Achnantidhium sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 5 Amphora sp. Bacillariophyta 15 0,017421603 0,000303512 6 Amphora sp1. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 7 Aneumastus sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 8 Ankistrodesmus sp. Chlorophyta 9 0,010452962 0,000109264 9 Aphanocapsa sp. Cyanophyta 3 0,003484321 1,21405E-05
10 Aphanothece sp. Cyanophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 11 Arcella sp. Amoebozoa 3 0,003484321 1,21405E-05
60
12 Arthrospira sp. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 13 Aulacoseira ambigua Bacillariophyta 18 0,020905923 0,00043705814 Aulacoseira granulata Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 15 Bacillaria paradoxa Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 16 Bacillaria sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 17 Caloneis hyalina Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 18 Centropyxis sp. Amoebozoa 2 0,00232288 5,39577E-0619 Centropyxis constricta Amoebozoa 1 0,00116144 1,34894E-06 20 Chlorella sp. Chlorophyta 14 0,016260163 0,000264393 21 Chlorella sp2. Chlorophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 22 Chlorococcum infusionum Chlorophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 23 C. macrostigmatum Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-0624 Chlorococcum minimum Chlorophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 25 Chlorococcum sp. Chlorophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 26 Chlorococcum sp1. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 27 Chlorococcus sp. Chlorophyta 4 0,004645761 2,15831E-0528 Chlorogloea sp. Cyanophyta 7 0,008130081 6,60982E-0529 Chroococcus sp. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 30 Chroococcus sp2. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 31 Closterium sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 32 Cocconeis dirupta Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-0533 Cocconeis placentula Bacillariophyta 7 0,008130081 6,60982E-05 34 Cosmarium sp. Chlorophyta 6 0,006968641 4,8562E-05 35 Cyclotella comta Bacillariophyta 37 0,042973287 0,001846703 36 Cyclotella meneghiniana Bacillariophyta 93 0,108013937 0,011667011 37 Cyclotella polymorpha Bacillariophyta 6 0,006968641 4,8562E-0538 Cyclotella sp. Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 39 Cymbella affinis Bacillariophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 40 Cymbella compacta Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 41 Cymbella excisa Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 42 Cymbella sp. Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-0643 Cymbella tropica Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 44 Desmodesmus armatus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 45 Desmodesmus serratus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 46 Diademis contenta Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 47 Dictyochloropsis sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-0648 Dictyosphaerium sp. Chlorophyta 6 0,006968641 4,8562E-05 49 Diploneis elleptica Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 50 Encyonema sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 51 Encyonopsis hustedtii Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-0652 Eolimna minima Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-0653 Eolimna sp. Bacillariophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 54 Eolimna sp2. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 55 Eolimna subminuscula Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06
61
56 Eolimna submuralis Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 57 Eunotia sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 58 Fragilaria sp. Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 59 Frustulia vulgaris Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 60 Gloeocapsa sp. Cyanophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 61 Gloeocystis sp. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 62 Gomphoneis eriense Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 63 Gomphoneis sp. Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 64 Gomphoneis subcapitata Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 65 Gomphonema affine Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 66 Gomphonema augur Bacillariophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 67 Gomphonema calcaerum Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 68 Gomphonema incognitum Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 69 Gomphonema olivaceum Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 70 Gomphonema sp. Bacillariophyta 15 0,017421603 0,000303512 71 Gomphonema parvulum Bacillariophyta 27 0,031358885 0,00098338 72 Gomphonema sp1. Bacillariophyta 7 0,008130081 6,60982E-05 73 Gomphonema sp2. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 74 Gomphonema tergestinum Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 75 Gyrosigma acuminatum Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 76 Gyrosigma sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 77 Hantzschia sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 78 Lemnicola hungarica Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 79 Lepocinclis acus Euglenophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 80 Luticola deniseae Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 81 Luticola geoppertiana Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 82 Luticola simplex Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 83 Luticola sp. Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 84 Lyrella abrupta Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 85 Melosira sp. Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 86 Merismopedia sp. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 87 monoraphidium arcuatum Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 88 Monoraphidium sp. Chlorophyta 18 0,020905923 0,000437058 89 Navicula antonii Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 90 Navicula capitatoradiata Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 91 Navicula capitellata Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 92 Navicula cari Bacillariophyta 8 0,009291521 8,63324E-05 93 Navicula cincta Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 94 Navicula erifuga Bacillariophyta 8 0,009291521 8,63324E-05 95 Navicula cryptotenella Bacillariophyta 5 0,005807201 3,37236E-05 96 Navicula lanceolata Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 97 Navicula libonensis Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 98 Navicula microcari Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 99 Navicula radiosa Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06
62
100 Navicula recens Bacillariophyta 31 0,036004646 0,001296335 101 Navicula rostellata Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 102 Navicula simulata Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 103 Navicula sp1. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 104 Navicula sp2. Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 105 Navicula sp3. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 106 Navicula sp. Bacillariophyta 38 0,044134727 0,001947874 107 Navicula striolata Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 108 Navicula tripunctata Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 109 Navicula veneta Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 110 Navicula vilaplanii Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 111 Nitzschia capitellata Bacillariophyta 18 0,020905923 0,000437058 112 Nitzschia clausii Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 113 Nitzschia filiformis Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 114 Nitzschia frustulum Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 115 Nitzschia linearis Bacillariophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 116 Nitzschia minuta Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 117 Nitzschia palea Bacillariophyta 24 0,027874564 0,000776991 118 Nitzschia recta Bacillariophyta 10 0,011614402 0,000134894 119 Nitzschia scalpelliformis Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 120 Nitzschia sigma Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 121 Nitzschia sp. Bacillariophyta 14 0,016260163 0,000264393 122 Nitzschia sp1. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 123 Nitzschia umbonata Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 124 Nupela praecipua Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 125 Oocystis sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 126 Oocytis solitaria Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 127 Oophila sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 128 Palmellopsis sp. Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 129 Pediastrum privum Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 130 Pestaliotiopsis sp. detritus 2 0,00232288 5,39577E-06 131 Pinnularia braunii Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 132 Pinnularia bresbissonii Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 133 Pinnularia divergens Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 134 Pinnularia gibba Bacillariophyta 18 0,020905923 0,000437058 135 Pinnularia lundii Bacillariophyta 11 0,012775842 0,000163222 136 Pinnularia sp. Bacillariophyta 38 0,044134727 0,001947874 137 Pinnularia sp1. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 138 Pinnularia sp2. Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 139 Pinnularia sp3. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 140 Pinnularia subgibba Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 141 Placoneis ovillus Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 142 Planktosphaeria sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 143 Planothidium frequentissimum Bacillariophyta 2 0,00232288 5,39577E-06
63
144 Planothidium sp. Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 145 Prorocentrum lima Dinoflagellata 7 0,008130081 6,60982E-05 146 Pyxidicula sp. Amoebozoa 1 0,00116144 1,34894E-06 147 Rhopalodia sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 148 Scendesmus quadricauda Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 149 Scenedesmus acuminatus Chlorophyta 6 0,006968641 4,8562E-05 150 Scenedesmus arcuatus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 151 Scenedesmus bernardii Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 152 Scenedesmus bicaudatus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 153 Scenedesmus denticulatus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 154 Scenedesmus dimorphus Chlorophyta 4 0,004645761 2,15831E-05 155 Scenedesmus ecornis Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 156 Scenedesmus obtusus Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 157 Scenedesmus opoliensis Chlorophyta 12 0,013937282 0,000194248 158 Scenedesmus quadricauda Chlorophyta 16 0,018583043 0,000345329 159 Scenedesmus sp. Chlorophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 160 Selenastrum sp. Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 161 Sellaphora pupula Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 162 Stauroneis sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 163 Stenopterobia sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 164 Stephanodiscus sp. Bacillariophyta 6 0,006968641 4,8562E-05 165 Surirella minuta Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 166 Surirella sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 167 Surirella splendida Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 168 Synechococcus sp. Cyanophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 169 Synedra ulna Bacillariophyta 3 0,003484321 1,21405E-05 170 Tetraedron sp. Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 171 Tetrastrum sp. Chlorophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 172 Tetrastrum sp2. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 173 Trachelomonas Kellogi Euglenophyta 2 0,00232288 5,39577E-06 174 Trachelomonas sp. Euglenophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 175 Trachelomonas volvocina Euglenophyta 10 0,011614402 0,000134894 176 T. volvocinopsis Euglenophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 177 Ulnaria sp. Bacillariophyta 36 0,041811847 0,001748231 178 Ephitemia sp. Bacillariophyta 1 0,00116144 1,34894E-06 179 Zygnema sp. Chlorophyta 1 0,00116144 1,34894E-06
179 861 0,027767998
B B-1 n-1 B' 36,01267914 35,01267914 178 0,196700445
64
Lampiran 7. Data Spesies dan Individu Perhitungan Luas Relung Pakan
Kelompok Ikan Kecil
No, Jenis Kelas Ind Pi Pi^21 Achnanthes sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 2 Achnanthidium sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 3 Amphora elleptica Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 4 Amphora sp. Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 5 Anabaena sp. Cyanophyta 3 0,00105 1,1018E-06 6 Aneumastus sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 7 Ankistrodesmus sp. Chlorophyta 119 0,041638 0,00173368 8 Ankistrodesmus sp2. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 9 Aphanizomenon sp. Cyanophyta 1 0,00035 1,2243E-07
10 Aphanocapsa sp. Cyanophyta 12 0,004199 1,7629E-05 11 Aphanothece sp. Cyanophyta 2 0,0007 4,8971E-07 12 Arcella hemisphaerica Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 13 Arcella sp. Amoebozoa 9 0,003149 9,9165E-06 14 Arcella sp2. Euglenophyta 2 0,0007 4,8971E-07 15 Arthrospira sp. Cyanophyta 4 0,0014 1,9588E-06 16 Asterococcus sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 17 Aulaccoseira ambigua Bacillariophyta 83 0,029041 0,0008434 18 Aulacoseira granulata Bacillariophyta 26 0,009097 8,276E-05 19 Bacillaria sp. Bacillariophyta 16 0,005598 3,1341E-05 20 Caloneis amphisbaena Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 21 Caloneis bacillum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 22 Caloneis hyalina Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 23 Centropyxis sp. Amoebozoa 2 0,0007 4,8971E-07 24 Chlamydomonas sp. Chlorophyta 2 0,0007 4,8971E-07 25 Chlorella sp. Chlorophyta 3 0,00105 1,1018E-06 26 Chlorococcum infusionum Chlorophyta 3 0,00105 1,1018E-06 27 Chlorococcum minimum Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 28 Chlorococcum sp. Chlorophyta 3 0,00105 1,1018E-06 29 Chlorogloea sp. Cyanophyta 90 0,031491 0,00099165 30 Choricystis sp. Chlorophyta 110 0,038488 0,00148136 31 Clypeolina sp. Amoebozoa 1 0,00035 1,2243E-07 32 Cocconeis dirupta Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 33 Cocconeis placentula Bacillariophyta 16 0,005598 3,1341E-05 34 Coelastrum pulchrum Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 35 Coelastrum sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 36 Cosmarium sp1. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 37 Craticula halophila Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 38 Crucigenia sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 39 Cyclotella comta Bacillariophyta 14 0,004899 2,3996E-05 40 Cyclotella meneghiniana Bacillariophyta 174 0,060882 0,00370659
65
41 Cyclotella polymorpha Bacillariophyta 13 0,004549 2,069E-05 42 Cymbella affinis Bacillariophyta 15 0,005248 2,7546E-05 43 Cymbella cistula Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 44 Cymbella compacta Bacillariophyta 6 0,002099 4,4074E-06 45 Cymbella sp. Bacillariophyta 26 0,009097 8,276E-05 46 Cymbella tropica Bacillariophyta 22 0,007698 5,9254E-05 47 Desmodesmus armatus Chlorophyta 7 0,002449 5,9989E-06 48 Diademis contenta Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 49 Diatoma sp. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 50 Dictyococcus sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 51 Dictyosphaerium sp. Chlorophyta 2 0,0007 4,8971E-07 52 Diploneis parma Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 53 Encyonema minutum Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 54 Encyonema sp. Bacillariophyta 4 0,0014 1,9588E-06 55 Eolimna sp. Bacillariophyta 7 0,002449 5,9989E-06 56 Eolimna sp1. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 57 Ephitemia sp. Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 58 Eudorina sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 59 Eunotia sp. Bacillariophyta 6 0,002099 4,4074E-06 60 Fallacia sp. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 61 Fragilaria crotonensis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 62 Fragilaria sp. Bacillariophyta 96 0,03359 0,00112828 63 Fragilaria sp1. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 64 Frustulia sp. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 65 Geissleria aikenensis Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 66 Geissleria ignota Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 67 Geissleria kriegeria Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 68 Geissleria sp. Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 69 Geissleria sp1. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 70 Gloeocapsa sp. Cyanophyta 15 0,005248 2,7546E-05 71 Gleocapsopsis sp. Cyanophyta 1 0,00035 1,2243E-07 72 Gloeothece sp. Cyanophyta 1 0,00035 1,2243E-07 73 Gloeothichia sp. Cyanophyta 1 0,00035 1,2243E-07 74 Gomphoneis minuta Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 75 Gomphoneis olivaceum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 76 Gomphoneis orophila Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 77 Gomphonema aerophila Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 78 Gomphonema affine Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 79 Gomphonema augur Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 80 Gomphonema eriense Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 81 Gomphonema gibba Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 82 Gomphonema incognitum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 83 Gomphonema minutum Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 84 Gomphonema olivaceum Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06
66
85 Gomphonema parvulum Bacillariophyta 53 0,018544 0,0003439 86 Gomphonema sp. Bacillariophyta 70 0,024493 0,00059989 87 Gyrosigma obtusatum Bacillariophyta 4 0,0014 1,9588E-06 88 Gyrosigma sciotoense Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 89 Haematococcus sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 90 Halamphora sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 91 Hantzschia amphioxys Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 92 Hantzschia sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 93 Lemnicola hungarica Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 94 Luticola geoppertiana Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 95 Luticola sp. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 96 Luticola ventricosa Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 97 Meliola sp. detritus 1 0,00035 1,2243E-07 98 Melosira sp. Bacillariophyta 4 0,0014 1,9588E-06 99 Microspora sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 100 Monoraphidium sp. Chlorophyta 41 0,014346 0,0002058 101 Monoraphidium sp2. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 102 Navicula amphiceropsis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 103 Navicula antonii Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 104 Navicula capitatoradiata Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 105 Navicula cari Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 106 Navicula cincta Bacillariophyta 9 0,003149 9,9165E-06 107 Navicula cryptocephala Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 108 Navicula cryptotenella Bacillariophyta 23 0,008048 6,4764E-05 109 Navicula gregaria Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 110 Navicula lanceolata Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 111 Navicula libonensis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 112 Navicula microcari Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 113 Navicula phyllepta Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 114 Navicula radiosa Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 115 Navicula recens Bacillariophyta 508 0,177747 0,03159388 116 Navicula cryptotenelloids Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 117 Navicula erifuga Bacillariophyta 34 0,011896 0,00014153 118 Navicula recta Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 119 Navicula rostellata Bacillariophyta 18 0,006298 3,9666E-05 120 Navicula simulata Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 121 Navicula sp. Bacillariophyta 292 0,102169 0,01043858 122 Navicula sp2. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 123 Navicula suprinii Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 124 Navicula tripunctata Bacillariophyta 11 0,003849 1,4814E-05 125 Navicula trivialis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 126 Nitzschia amphibia Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 127 Nitzschia capitellata Bacillariophyta 25 0,008747 7,6517E-05 128 Nitzschia clausii Bacillariophyta 18 0,006298 3,9666E-05
67
129 Nitzschia constricta Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 130 Nitzschia dissipata Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 131 Nitzschia filiformis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 132 Nitzschia frustulum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 133 Nitzschia linearis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 134 Nitzschia microcephala Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 135 Nitzschia palea Bacillariophyta 65 0,022743 0,00051725 136 Nitzschia pussila Bacillariophyta 4 0,0014 1,9588E-06 137 Nitzschia recta Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 138 Nitzschia scalpelliformis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 139 Nitzschia sigma Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 140 Nitzschia sigmoidea Bacillariophyta 6 0,002099 4,4074E-06 141 Nitzschia sp. Bacillariophyta 78 0,027292 0,00074484 142 Nitzschia subgibba Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 143 Nostoc sp. Cyanophyta 2 0,0007 4,8971E-07 144 Oedogonium sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 145 Oocytis solitaria Chlorophyta 2 0,0007 4,8971E-07 146 Palmellopsis sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 147 Phacus acuminatus Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 148 Pinnula gibba Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 149 Pinnularia biceps Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 150 Pinnularia brauniana Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 151 Pinnularia divergens Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 152 Pinnularia gibba Bacillariophyta 41 0,014346 0,0002058 153 Pinnularia islandica Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 154 Pinnularia latarea Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 155 Pinnularia lundii Bacillariophyta 7 0,002449 5,9989E-06 156 Pinnularia rivularis Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 157 Pinnularia saprophila Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 158 Pinnularia sp. Bacillariophyta 166 0,058083 0,00337359 159 Pinnularia sp1. Bacillariophyta 25 0,008747 7,6517E-05 160 Pinnularia sp2. Bacillariophyta 11 0,003849 1,4814E-05 161 Pinnularia sp3. Bacillariophyta 10 0,003499 1,2243E-05 162 Pinnularia subgibba Bacillariophyta 4 0,0014 1,9588E-06 163 Planothidium biporomum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 164 P. frequentissimum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 165 Planothidium lanceolatum Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 166 Planothidium sp. Bacillariophyta 3 0,00105 1,1018E-06 167 Prorocentrum lima Dinoflagellata 45 0,015745 0,00024791 168 Prorocentrum sp. Dinoflagellata 1 0,00035 1,2243E-07 169 Psetalotiopsis sp. detritus 1 0,00035 1,2243E-07 170 Pseudonabaena sp. Cyanophyta 27 0,009447 8,9249E-05 171 Rhoicospenia sp. Bacillariophyta 21 0,007348 5,399E-05 172 Rhopalodia musculus Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07
68
173 Scenedesmus acuminatus Chlorophyta 2 0,0007 4,8971E-07 174 Scenedesmus denticulata Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 175 Scenedesmus obliquus Chlorophyta 2 0,0007 4,8971E-07 176 Scenedesmus opoliensis Chlorophyta 6 0,002099 4,4074E-06 177 Scenedesmus quadricauda Chlorophyta 10 0,003499 1,2243E-05 178 Scenedesmus sp. Chlorophyta 12 0,004199 1,7629E-05 179 Sellaphora pupula Bacillariophyta 14 0,004899 2,3996E-05 180 Pediastrum sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 181 Unidentified Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 182 Lagerheimia sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 183 Unidentified Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 184 Unidentified Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 185 Staurastrrum anatinum Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 186 Stauroneis acidoclinata Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 187 Stephanodiscus sp. Bacillariophyta 7 0,002449 5,9989E-06 188 Surirella tenera Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 189 Synedra sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 190 Synedra ulna Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 191 Tetraspora sp. Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 192 Tetrastrum tiangulare Chlorophyta 1 0,00035 1,2243E-07 193 Trachelomonas abrupta Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 194 Trachelomonas curta Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 195 Trachelomonas oblongata Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 196 Trachelomonas rotunda Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 197 Trachelomonas sp. Euglenophyta 12 0,004199 1,7629E-05 198 Trachelomonas superba Euglenophyta 1 0,00035 1,2243E-07 199 Trachelomonas volvocina Euglenophyta 14 0,004899 2,3996E-05 200 Ulnaria sp2. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 201 Diadesmis sp. Bacillariophyta 2 0,0007 4,8971E-07 202 Wailesella sp. Euglenophyta 2 0,0007 4,8971E-07 203 Tryblionella levidensis Bacillariophyta 5 0,001749 3,0607E-06 204 Trybllionella sp. Bacillariophyta 1 0,00035 1,2243E-07 205 Tychonema sp. Cyanophyta 2 0,0007 4,8971E-07 206 Ulnaria sp. Bacillariophyta 35 0,012246 0,00014997
206 2858 0,05957079
B B-1 n-1 B' 16,78675 15,78675 205 0,077008537
69
Lampiran 8. Analisis Data Tumpang Tindih
Jenis Jumlah Individu Pi ∑ Pib * Pis ∑ Pib * Pik ∑ Pis * Pik ∑ Pib² ∑ Pis² ∑ Pik² Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Achnanthes sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Achnanthidium bioretii 2 2 0 0.00271 0.00232288 0 6.28655E-06 0 0 7.324E-06 5.4E-06 0 Achnanthidium catenatum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Achnanthidium exiguum 1 2 0 0.00135 0.00232288 0 3.14328E-06 0 0 1.831E-06 5.4E-06 0 A. latecephalum 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 A. minutissimum 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Achnanthidium sp. 2 0 1 0.00271 0 0.000349895 0 9.46942E-07 0 7.324E-06 0 1.22427E-07 Amphipleura kriegeriana 5 0 0 0.00677 0 0 0 0 0 4.578E-05 0 0 Amphora elleptica 5 0 1 0.00677 0 0.000349895 0 2.36735E-06 0 4.578E-05 0 1.22427E-07 Amphora sp. 15 15 3 0.0203 0.017421603 0.001049685 0.000353618 2.13062E-05 1.82872E-05 0.000412 0.000304 1.10184E-06 Amphora sp1. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Anabaena sp. 0 0 3 0 0 0.001049685 0 0 0 0 0 1.10184E-06 Aneumastus sp. 0 1 1 0 0.00116144 0.000349895 0 0 4.06382E-07 0 1.35E-06 1.22427E-07 Ankistrodesmus sp. 5 9 119 0.00677 0.010452962 0.041637509 7.07237E-05 0.000281715 0.000435235 4.578E-05 0.000109 0.001733682 Ankistrodesmus sp2. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Aphanizomenon issatschenkoi
1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Aphanizomenon sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Aphanocapsa sp. 12 3 12 0.01624 0.003484321 0.00419874 5.6579E-05 6.81798E-05 1.46298E-05 0.0002637 1.21E-05 1.76294E-05 Aphanothece sp. 0 4 2 0 0.004645761 0.00069979 0 0 3.25106E-06 0 2.16E-05 4.89706E-07 Arcella hemisphaerica 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Arcella sp. 4 3 9 0.00541 0.003484321 0.003149055 1.88597E-05 1.7045E-05 1.09723E-05 2.93E-05 1.21E-05 9.91655E-06 Arcella sp2. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Arthrospira sp. 1 1 4 0.00135 0.00116144 0.00139958 1.57164E-06 1.89388E-06 1.62553E-06 1.831E-06 1.35E-06 1.95882E-06 Asterococcus sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07
70
Aulaccoseira ambigua 19 18 83 0.02571 0.020905923 0.029041288 0.0005375 0.000746664 0.000607135 0.000661 0.000437 0.000843396 Aulacoseira granulata 1 4 26 0.00135 0.004645761 0.009097271 6.28655E-06 1.23102E-05 4.22637E-05 1.831E-06 2.16E-05 8.27603E-05 Aulacoseira sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Aulacoseira subarctica 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Bacillaria paradoxa 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Bacillaria paxillifera 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Bacillaria sp. 0 1 16 0 0.00116144 0.005598321 0 0 6.50211E-06 0 1.35E-06 3.13412E-05 Bacillariophytaa ehrenbergii
2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Bacillariophytaa moniliformis
2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Bulbochaete sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Caloneis amphisbaena 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Caloneis bacillum 5 0 1 0.00677 0 0.000349895 0 2.36735E-06 0 4.578E-05 0 1.22427E-07 Caloneis frustula 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Caloneis hyalina 3 3 1 0.00406 0.003484321 0.000349895 1.41447E-05 1.42041E-06 1.21915E-06 1.648E-05 1.21E-05 1.22427E-07 Caloneis undulata 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Centropyxis constricta 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Centropyxis sp. 0 2 2 0 0.00232288 0.00069979 0 0 1.62553E-06 0 5.4E-06 4.89706E-07 Chlamydomonas sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Chlorella sp. 0 14 3 0 0.016260163 0.001049685 0 0 1.70681E-05 0 0.000264 1.10184E-06 Chlorella sp2. 0 5 0 0 0.005807201 0 0 0 0 0 3.37E-05 0 Chlorococcum infusionum 8 5 3 0.01083 0.005807201 0.001049685 6.28655E-05 1.13633E-05 6.09573E-06 0.0001172 3.37E-05 1.10184E-06 Chlorococcum macrostigmatum
0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Chlorococcum minimum 0 3 1 0 0.003484321 0.000349895 0 0 1.21915E-06 0 1.21E-05 1.22427E-07 Chlorococcum sp. 2 3 3 0.00271 0.003484321 0.001049685 9.42983E-06 2.84083E-06 3.65744E-06 7.324E-06 1.21E-05 1.10184E-06 Chlorococcum sp1. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Chlorococcus sp. 0 4 0 0 0.004645761 0 0 0 0 0 2.16E-05 0 Chlorogloea sp. 24 7 90 0.03248 0.008130081 0.031490553 0.000264035 0.001022697 0.000256021 0.0010547 6.61E-05 0.000991655
71
Choricystis sp. 0 0 110 0 0 0.038488453 0 0 0 0 0 0.001481361 Chroococcus sp. 1 1 0 0.00135 0.00116144 0 1.57164E-06 0 0 1.831E-06 1.35E-06 0 Chroococcus sp2. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Climacosphenia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Closterium sp. 2 1 0 0.00271 0.00116144 0 3.14328E-06 0 0 7.324E-06 1.35E-06 0 Clypeolina sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Cocconeis dirupta 2 3 3 0.00271 0.003484321 0.001049685 9.42983E-06 2.84083E-06 3.65744E-06 7.324E-06 1.21E-05 1.10184E-06 Cocconeis placentula 5 7 16 0.00677 0.008130081 0.005598321 5.50073E-05 3.78777E-05 4.55148E-05 4.578E-05 6.61E-05 3.13412E-05 Coelastrum pulchrum 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Coelastrum sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Cosmarium sp. 0 6 0 0 0.006968641 0 0 0 0 0 4.86E-05 0 Cosmarium sp1. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Craticula halophila 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Crucigenia sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Cyclotella comta 44 37 14 0.05954 0.042973287 0.00489853 0.002558626 0.000291658 0.000210506 0.003545 0.001847 2.39956E-05 Cyclotella meneghiniana 37 93 174 0.05007 0.108013937 0.060881735 0.005408005 0.003048206 0.006576076 0.0025068 0.011667 0.003706586 Cyclotella ocellata 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Cyclotella polymorpha 4 6 13 0.00541 0.006968641 0.004548635 3.77193E-05 2.46205E-05 3.16978E-05 2.93E-05 4.86E-05 2.06901E-05 Cyclotella sp. 0 3 0 0 0.003484321 0 0 0 0 0 1.21E-05 0 Cymbella affinis 1 5 15 0.00135 0.005807201 0.005248425 7.85819E-06 7.10206E-06 3.04787E-05 1.831E-06 3.37E-05 2.7546E-05 Cymbella cistula 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Cymbella compacta 0 2 6 0 0.00232288 0.00209937 0 0 4.87659E-06 0 5.4E-06 4.40736E-06 Cymbella excisa 2 1 0 0.00271 0.00116144 0 3.14328E-06 0 0 7.324E-06 1.35E-06 0 Cymbella helvetica 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Cymbella sp. 7 2 26 0.00947 0.00232288 0.009097271 2.20029E-05 8.61717E-05 2.11319E-05 8.972E-05 5.4E-06 8.27603E-05 Cymbella subcistula 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Cymbella tropica 1 3 22 0.00135 0.003484321 0.007697691 4.71491E-06 1.04164E-05 2.68212E-05 1.831E-06 1.21E-05 5.92544E-05 Cymbella tumida 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0
72
Cymbopleura subaequalis 3 0 0 0.00406 0 0 0 0 0 1.648E-05 0 0 Desmodesmus armatus 0 1 7 0 0.00116144 0.002449265 0 0 2.84468E-06 0 1.35E-06 5.9989E-06 Desmodesmus serratus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Diademis contenta 0 1 3 0 0.00116144 0.001049685 0 0 1.21915E-06 0 1.35E-06 1.10184E-06 Diatoma sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Dictyochloropsis sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Dictyococcus sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Dictyosphaerium sp. 4 6 2 0.00541 0.006968641 0.00069979 3.77193E-05 3.78777E-06 4.87659E-06 2.93E-05 4.86E-05 4.89706E-07 Diploneis elleptica 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Diploneis parma 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Encyonema caespitosum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Encyonema minutum 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Encyonema prostratum 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Encyonema silesiacum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Encyonema sp. 2 1 4 0.00271 0.00116144 0.00139958 3.14328E-06 3.78777E-06 1.62553E-06 7.324E-06 1.35E-06 1.95882E-06 Encyonopsis hustedtii 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Entophysalis granulosa 7 0 0 0.00947 0 0 0 0 0 8.972E-05 0 0 Eolimna minima 1 1 0 0.00135 0.00116144 0 1.57164E-06 0 0 1.831E-06 1.35E-06 0 Eolimna sp. 0 5 7 0 0.005807201 0.002449265 0 0 1.42234E-05 0 3.37E-05 5.9989E-06 Eolimna sp1. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Eolimna sp2. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Eolimna subminuscula 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Eolimna submuralis 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Ephitemia sp. 0 0 5 0 0 0.001749475 0 0 0 0 0 3.06066E-06 Eudorina sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Euglena acus 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Euglena polymorpha 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Eunotia paludosa 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0
73
Eunotia sp. 1 1 6 0.00135 0.00116144 0.00209937 1.57164E-06 2.84083E-06 2.43829E-06 1.831E-06 1.35E-06 4.40736E-06 Fallacia pygmaea 5 0 0 0.00677 0 0 0 0 0 4.578E-05 0 0 Fallacia sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Fallacia subhamulata 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Fragilaria construens 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Fragilaria crotonensis 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Fragilaria rumpens 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Fragilaria sp. 6 3 96 0.00812 0.003484321 0.033589923 2.82895E-05 0.000272719 0.000117038 6.592E-05 1.21E-05 0.001128283 Fragilaria sp1. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Frustulia sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Frustulia vulgaris 3 1 0 0.00406 0.00116144 0 4.71491E-06 0 0 1.648E-05 1.35E-06 0 Geissleria aikenensis 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Geissleria ignota 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Geissleria kriegeria 0 0 3 0 0 0.001049685 0 0 0 0 0 1.10184E-06 Geissleria sp. 0 0 3 0 0 0.001049685 0 0 0 0 0 1.10184E-06 Geissleria sp1. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gleocapsopsis sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gleotrichia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gloeocapsa sp. 1 2 15 0.00135 0.00232288 0.005248425 3.14328E-06 7.10206E-06 1.21915E-05 1.831E-06 5.4E-06 2.7546E-05 Gloeocystis sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Gloeothece sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gloeothichia sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gomphoneis eriense 0 3 0 0 0.003484321 0 0 0 0 0 1.21E-05 0 Gomphoneis minuta 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gomphoneis olivaceum 2 0 1 0.00271 0 0.000349895 0 9.46942E-07 0 7.324E-06 0 1.22427E-07 Gomphoneis orophila 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gomphoneis sp. 3 2 0 0.00406 0.00232288 0 9.42983E-06 0 0 1.648E-05 5.4E-06 0 Gomphoneis subcapitata 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0
74
Gomphonema aerophila 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Gomphonema affine 7 2 1 0.00947 0.00232288 0.000349895 2.20029E-05 3.3143E-06 8.12764E-07 8.972E-05 5.4E-06 1.22427E-07 Gomphonema apiculatum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gomphonema augur 6 5 5 0.00812 0.005807201 0.001749475 4.71491E-05 1.42041E-05 1.01596E-05 6.592E-05 3.37E-05 3.06066E-06 Gomphonema calcaerum 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Gomphonema elegantissimum
2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Gomphonema eriense 0 0 5 0 0 0.001749475 0 0 0 0 0 3.06066E-06 Gomphonema gibba 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Gomphonema incognitum 3 4 1 0.00406 0.004645761 0.000349895 1.88597E-05 1.42041E-06 1.62553E-06 1.648E-05 2.16E-05 1.22427E-07 Gomphonema insurlatum 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Gomphonema minitum 1 0 3 0.00135 0 0.001049685 0 1.42041E-06 0 1.831E-06 0 1.10184E-06 Gomphonema olivaceum 1 4 5 0.00135 0.004645761 0.001749475 6.28655E-06 2.36735E-06 8.12764E-06 1.831E-06 2.16E-05 3.06066E-06 Gomphonema parvulum 23 27 53 0.03112 0.031358885 0.018544437 0.000975987 0.000577161 0.000581533 0.0009686 0.000983 0.000343896 Gomphonema peregrina 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gomphonema pseudoaugur 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gomphonema pumilum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gomphonema sp. 4 15 70 0.00541 0.017421603 0.024492652 9.42983E-05 0.000132572 0.000426701 2.93E-05 0.000304 0.00059989 Gomphonema sp1. 1 7 0 0.00135 0.008130081 0 1.10015E-05 0 0 1.831E-06 6.61E-05 0 Gomphonema spp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Gomphonema tergestinum 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Grammatophora angulosa 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gyrosigma acuminatum 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Gyrosigma eximum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gyrosigma obtusatum 0 0 4 0 0 0.00139958 0 0 0 0 0 1.95882E-06 Gyrosigma sciotoense 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Gyrosigma sigmoidea 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Gyrosigma sp. 2 1 0 0.00271 0.00116144 0 3.14328E-06 0 0 7.324E-06 1.35E-06 0 Haematococcus sp. 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07
75
Halamphora sp. 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Hantzschia amphioxys 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Hantzschia sp. 0 1 1 0 0.00116144 0.000349895 0 0 4.06382E-07 0 1.35E-06 1.22427E-07 Lemnicola hungarica 0 3 1 0 0.003484321 0.000349895 0 0 1.21915E-06 0 1.21E-05 1.22427E-07 Lepocinclis acus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Luticola deniseae 1 2 0 0.00135 0.00232288 0 3.14328E-06 0 0 1.831E-06 5.4E-06 0 Luticola geoppertiana 5 4 5 0.00677 0.004645761 0.001749475 3.14328E-05 1.18368E-05 8.12764E-06 4.578E-05 2.16E-05 3.06066E-06 Luticola simplex 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Luticola sp. 6 2 2 0.00812 0.00232288 0.00069979 1.88597E-05 5.68165E-06 1.62553E-06 6.592E-05 5.4E-06 4.89706E-07 Luticola ventricosa 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Lyrella abrupta 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Mastogloia grunowii 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Meliola sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Melosira sp. 0 2 4 0 0.00232288 0.00139958 0 0 3.25106E-06 0 5.4E-06 1.95882E-06 Merismopedia sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Microspora sp. 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Monoraphidium arcuatum 1 2 0 0.00135 0.00232288 0 3.14328E-06 0 0 1.831E-06 5.4E-06 0 Monoraphidium sp. 6 18 41 0.00812 0.020905923 0.014345696 0.000169737 0.000116474 0.00029991 6.592E-05 0.000437 0.000205799 Monoraphidium sp2. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula viridis 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Navicula amphiceropsis 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula antonii 0 3 5 0 0.003484321 0.001749475 0 0 6.09573E-06 0 1.21E-05 3.06066E-06 Navicula capitatoradiata 1 4 2 0.00135 0.004645761 0.00069979 6.28655E-06 9.46942E-07 3.25106E-06 1.831E-06 2.16E-05 4.89706E-07 Navicula capitellata 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Navicula cari 17 8 3 0.023 0.009291521 0.001049685 0.000213743 2.4147E-05 9.75317E-06 0.0005292 8.63E-05 1.10184E-06 Navicula cincta 1 3 9 0.00135 0.003484321 0.003149055 4.71491E-06 4.26124E-06 1.09723E-05 1.831E-06 1.21E-05 9.91655E-06 Navicula cryptocephala 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula cryptotenella 15 5 23 0.0203 0.005807201 0.008047586 0.000117873 0.000163347 4.67339E-05 0.000412 3.37E-05 6.47636E-05
76
Navicula cryptotenelloids 0 0 3 0 0 0.001049685 0 0 0 0 0 1.10184E-06 Navicula erifuga 10 8 34 0.01353 0.009291521 0.011896431 0.000125731 0.00016098 0.000110536 0.0001831 8.63E-05 0.000141525 Navicula gregaria 1 0 3 0.00135 0 0.001049685 0 1.42041E-06 0 1.831E-06 0 1.10184E-06 Navicula lanceolata 8 3 3 0.01083 0.003484321 0.001049685 3.77193E-05 1.13633E-05 3.65744E-06 0.0001172 1.21E-05 1.10184E-06 Navicula libonensis 0 1 1 0 0.00116144 0.000349895 0 0 4.06382E-07 0 1.35E-06 1.22427E-07 Navicula linearis 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Navicula microcari 0 1 3 0 0.00116144 0.001049685 0 0 1.21915E-06 0 1.35E-06 1.10184E-06 Navicula oppugnata 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Navicula phyllepta 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula radiosa 1 1 2 0.00135 0.00116144 0.00069979 1.57164E-06 9.46942E-07 8.12764E-07 1.831E-06 1.35E-06 4.89706E-07 Navicula recens 28 31 508 0.03789 0.036004646 0.177746676 0.001364181 0.006734651 0.006399706 0.0014356 0.001296 0.031593881 Navicula recta 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula rostellata 0 2 18 0 0.00232288 0.006298111 0 0 1.46298E-05 0 5.4E-06 3.96662E-05 Navicula simulata 2 1 5 0.00271 0.00116144 0.001749475 3.14328E-06 4.73471E-06 2.03191E-06 7.324E-06 1.35E-06 3.06066E-06 Navicula simulata 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Navicula sp. 51 38 292 0.06901 0.044134727 0.102169349 0.003045834 0.007050929 0.004509216 0.0047627 0.001948 0.010438576 Navicula sp1. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Navicula sp2. 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Navicula sp3. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Navicula sp4. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Navicula striolata 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Navicula suprinii 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula torneensis 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Navicula tripunctata 3 1 11 0.00406 0.00116144 0.003848845 4.71491E-06 1.56245E-05 4.4702E-06 1.648E-05 1.35E-06 1.48136E-05 Navicula trivialis 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Navicula veneta 3 1 0 0.00406 0.00116144 0 4.71491E-06 0 0 1.648E-05 1.35E-06 0 Navicula vilaplanii 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Neidium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0
77
Neospongiococcum sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Nepula neglecta 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Nitzschia amphibia 4 0 1 0.00541 0 0.000349895 0 1.89388E-06 0 2.93E-05 0 1.22427E-07 Nitzschia capitellata 8 18 25 0.01083 0.020905923 0.008747376 0.000226316 9.46942E-05 0.000182872 0.0001172 0.000437 7.65166E-05 Nitzschia clausii 0 3 18 0 0.003484321 0.006298111 0 0 2.19446E-05 0 1.21E-05 3.96662E-05 Nitzschia communis 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Nitzschia constricta 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Nitzschia dissipata 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Nitzschia filiformis 2 1 1 0.00271 0.00116144 0.000349895 3.14328E-06 9.46942E-07 4.06382E-07 7.324E-06 1.35E-06 1.22427E-07 Nitzschia fonticola 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Nitzschia frustulum 1 1 1 0.00135 0.00116144 0.000349895 1.57164E-06 4.73471E-07 4.06382E-07 1.831E-06 1.35E-06 1.22427E-07 Nitzschia linearis 4 4 1 0.00541 0.004645761 0.000349895 2.51462E-05 1.89388E-06 1.62553E-06 2.93E-05 2.16E-05 1.22427E-07 Nitzschia microcephala 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Nitzschia minuta 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Nitzschia palea 21 24 65 0.02842 0.027874564 0.022743177 0.000792105 0.000646288 0.000633956 0.0008075 0.000777 0.000517252 Nitzschia pussila 0 0 4 0 0 0.00139958 0 0 0 0 0 1.95882E-06 Nitzschia recta 7 10 2 0.00947 0.011614402 0.00069979 0.000110015 6.62859E-06 8.12764E-06 8.972E-05 0.000135 4.89706E-07 Nitzschia scalaris 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Nitzschia scalpelliformis 2 3 1 0.00271 0.003484321 0.000349895 9.42983E-06 9.46942E-07 1.21915E-06 7.324E-06 1.21E-05 1.22427E-07 Nitzschia sigma 2 1 1 0.00271 0.00116144 0.000349895 3.14328E-06 9.46942E-07 4.06382E-07 7.324E-06 1.35E-06 1.22427E-07 Nitzschia sigmoidea 1 0 6 0.00135 0 0.00209937 0 2.84083E-06 0 1.831E-06 0 4.40736E-06 Nitzschia sp 7 14 78 0.00947 0.016260163 0.027291812 0.00015402 0.000258515 0.000443769 8.972E-05 0.000264 0.000744843 Nitzschia sp1. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Nitzschia subgibba 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Nitzschia umbonata 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Nitzschia veneta 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Nostoc sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Nupela praecipua 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0
78
Oedogonium sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Oocystis sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Oocytis solitaria 0 1 2 0 0.00116144 0.00069979 0 0 8.12764E-07 0 1.35E-06 4.89706E-07 Oophila sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Palmellopsis sp. 0 2 1 0 0.00232288 0.000349895 0 0 8.12764E-07 0 5.4E-06 1.22427E-07 Pediastrum privum 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Pestaliotiopsis sp. 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Phacus acuminatus 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Phacus peteloti 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Phacus pleuronectes 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Phacus triqueter 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Phormidium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Pinnula gibba 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia biceps 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia borealis 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Pinnularia brauniana 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia braunii 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Pinnularia bresbissonii 0 3 0 0 0.003484321 0 0 0 0 0 1.21E-05 0 Pinnularia divergens 0 1 1 0 0.00116144 0.000349895 0 0 4.06382E-07 0 1.35E-06 1.22427E-07 Pinnularia gibba 15 18 41 0.0203 0.020905923 0.014345696 0.000424342 0.000291185 0.00029991 0.000412 0.000437 0.000205799 Pinnularia islandica 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia latarea 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia lundii 2 11 7 0.00271 0.012775842 0.002449265 3.4576E-05 6.62859E-06 3.12914E-05 7.324E-06 0.000163 5.9989E-06 Pinnularia parvulissima 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Pinnularia rivularis 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia saprophila 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pinnularia sp. 33 38 166 0.04465 0.044134727 0.058082575 0.001970834 0.002593674 0.002563459 0.0019941 0.001948 0.003373586 Pinnularia sp1. 1 1 25 0.00135 0.00116144 0.008747376 1.57164E-06 1.18368E-05 1.01596E-05 1.831E-06 1.35E-06 7.65166E-05
79
Pinnularia sp2. 0 3 11 0 0.003484321 0.003848845 0 0 1.34106E-05 0 1.21E-05 1.48136E-05 Pinnularia sp3. 2 1 10 0.00271 0.00116144 0.00349895 3.14328E-06 9.46942E-06 4.06382E-06 7.324E-06 1.35E-06 1.22427E-05 Pinnularia subcapitata 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Pinnularia subgibba 1 1 4 0.00135 0.00116144 0.00139958 1.57164E-06 1.89388E-06 1.62553E-06 1.831E-06 1.35E-06 1.95882E-06 Pinularia lundii 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Placoneis ovillus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Placoneis placentula 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Placoneis sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Planktosphaeria sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Planothidium biporomum 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 P. frequentissimum 1 2 1 0.00135 0.00232288 0.000349895 3.14328E-06 4.73471E-07 8.12764E-07 1.831E-06 5.4E-06 1.22427E-07 Planothidium lanceolatum 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Planothidium sp. 1 3 3 0.00135 0.003484321 0.001049685 4.71491E-06 1.42041E-06 3.65744E-06 1.831E-06 1.21E-05 1.10184E-06 Prestauroneis protacta 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Prorocentrum lima 5 7 45 0.00677 0.008130081 0.015745276 5.50073E-05 0.000106531 0.00012801 4.578E-05 6.61E-05 0.000247914 Prorocentrum sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Psetalotiopsis sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Pseudocapsa sp. 2 0 0 0.00271 0 0 0 0 0 7.324E-06 0 0 Pseudonabaena sp. 0 0 27 0 0 0.009447166 0 0 0 0 0 8.92489E-05 Pyxidicula sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Rhoicospenia sp. 1 0 21 0.00135 0 0.007347796 0 9.94289E-06 0 1.831E-06 0 5.39901E-05 Rhopalodia musculus 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Rhopalodia sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Rivularia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Scendesmus quadricauda 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Scenedesmus acuminatus 5 6 2 0.00677 0.006968641 0.00069979 4.71491E-05 4.73471E-06 4.87659E-06 4.578E-05 4.86E-05 4.89706E-07 Scenedesmus acutus 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Scenedesmus arcuatus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0
80
Scenedesmus bernardii 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Scenedesmus bicaudatus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Scenedesmus denticulata 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Scenedesmus denticulatus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Scenedesmus dimorphus 1 4 0 0.00135 0.004645761 0 6.28655E-06 0 0 1.831E-06 2.16E-05 0 Scenedesmus ecornis 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Scenedesmus intermedius 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Scenedesmus obliquus 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Scenedesmus obtusus 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Scenedesmus opoliensis 0 12 6 0 0.013937282 0.00209937 0 0 2.92595E-05 0 0.000194 4.40736E-06 Scenedesmus protuberans 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Scenedesmus quadricauda 10 16 10 0.01353 0.018583043 0.00349895 0.000251462 4.73471E-05 6.50211E-05 0.0001831 0.000345 1.22427E-05 Scenedesmus sp. 1 3 12 0.00135 0.003484321 0.00419874 4.71491E-06 5.68165E-06 1.46298E-05 1.831E-06 1.21E-05 1.76294E-05 Selaphora seminulum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Selenastrum sp. 1 2 0 0.00135 0.00232288 0 3.14328E-06 0 0 1.831E-06 5.4E-06 0 Sellaphora bacillum 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Sellaphora pupula 4 3 14 0.00541 0.003484321 0.00489853 1.88597E-05 2.65144E-05 1.70681E-05 2.93E-05 1.21E-05 2.39956E-05 sellaphora sp. 3 0 0 0.00406 0 0 0 0 0 1.648E-05 0 0 Unidentified 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Unidentified 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Lagerheima sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Unidentified 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Unidentified 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Staurastrrum anatinum 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Stauroneis acidoclinata 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Stauroneis sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Stenopterobia sp. 4 1 0 0.00541 0.00116144 0 6.28655E-06 0 0 2.93E-05 1.35E-06 0 Steogclomium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0
81
Stephanodiscus sp. 2 6 7 0.00271 0.006968641 0.002449265 1.88597E-05 6.62859E-06 1.70681E-05 7.324E-06 4.86E-05 5.9989E-06 Surirella minuta 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Surirella sp. 1 1 0 0.00135 0.00116144 0 1.57164E-06 0 0 1.831E-06 1.35E-06 0 Surirella splendida 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Surirella tenera 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Synechococcus sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Synedra acus 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Synedra sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Synedra ulna 2 3 1 0.00271 0.003484321 0.000349895 9.42983E-06 9.46942E-07 1.21915E-06 7.324E-06 1.21E-05 1.22427E-07 Tabularia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Tetraedron sp. 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Tetraspora sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Tetrastrum sp. 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Tetrastrum sp2. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Tetrastrum tiangulare 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Trachelomonas abrupta 1 0 1 0.00135 0 0.000349895 0 4.73471E-07 0 1.831E-06 0 1.22427E-07 Trachelomonas curta 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Trachelomonas Kellogi 0 2 0 0 0.00232288 0 0 0 0 0 5.4E-06 0 Trachelomonas oblongata 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Trachelomonas rotunda 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Trachelomonas sp. 2 1 12 0.00271 0.00116144 0.00419874 3.14328E-06 1.13633E-05 4.87659E-06 7.324E-06 1.35E-06 1.76294E-05 Trachelomonas superba 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Trachelomonas volvocina 2 10 14 0.00271 0.011614402 0.00489853 3.14328E-05 1.32572E-05 5.68935E-05 7.324E-06 0.000135 2.39956E-05 T. volvocinopsis 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 Tryblionella levidensis 0 0 5 0 0 0.001749475 0 0 0 0 0 3.06066E-06 Trybllionella sp. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Tychonema sp. 1 0 2 0.00135 0 0.00069979 0 9.46942E-07 0 1.831E-06 0 4.89706E-07 Ulnaria sp. 24 36 35 0.03248 0.041811847 0.012246326 0.001357895 0.000397716 0.000512042 0.0010547 0.001748 0.000149973
82
Ulnaria sp2. 0 0 1 0 0 0.000349895 0 0 0 0 0 1.22427E-07 Ulnaria ulna 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 unidentified 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0 unidentified 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Volvox 1 0 0 0.00135 0 0 0 0 0 1.831E-06 0 0 Wailesella sp. 0 0 2 0 0 0.00069979 0 0 0 0 0 4.89706E-07 Zygnema sp. 0 1 0 0 0.00116144 0 0 0 0 0 1.35E-06 0
366 739 861 2858 1 1 1 0.021525149 0.025601048 0.026077543 0.023425 0.02777 0.0595708
M sb M kb M ks 0.775178 0.429758 0.4377572
Lampiran 9. Analisis Data Tingkat Trofik
Jenis Jumlah individu Fraksi/ DCij Trofik DCij*Trofik Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Achnanthes sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Achnanthidium bioretii 2 2 0 0.00271 0.00232 0 1 1 0 0.00271 0.00232 0 Achnanthidium catenatum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Achnanthidium exiguum 1 2 0 0.00135 0.00232 0 1 1 0 0.00135 0.00232 0 A. latecephalum 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 A. minutissimum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Achnanthidium sp. 2 0 1 0.00271 0 0.00035 1 0 1 0.00271 0 0.00035 Amphipleura kriegeriana 5 0 0 0.00677 0 0 1 0 0 0.00677 0 0 Amphora elleptica 5 0 1 0.00677 0 0.00035 1 0 1 0.00677 0 0.00035 Amphora sp. 15 15 3 0.0203 0.01742 0.00105 1 1 1 0.0203 0.01742 0.00105 Amphora sp1. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Anabaena sp. 0 0 3 0 0 0.00105 0 0 1 0 0 0.00105
83
Aneumastus sp. 0 1 1 0 0.00116 0.00035 0 1 1 0 0.00116 0.00035 Ankistrodesmus sp. 5 9 119 0.00677 0.01045 0.04164 1 1 1 0.00677 0.01045 0.04164Ankistrodesmus sp2. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Aphanizomenon issatschenkoi 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0Aphanizomenon sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Aphanocapsa sp. 12 3 12 0.01624 0.00348 0.0042 1 1 1 0.01624 0.00348 0.0042Aphanothece sp. 0 4 2 0 0.00465 0.0007 0 1 1 0 0.00465 0.0007 Arcella hemisphaerica 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Arcella sp. 4 3 9 0.00541 0.00348 0.00315 2 2 2 0.01083 0.00697 0.0063 Arcella sp2. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 2 0 0 0.0014 Arthrospira sp. 1 1 4 0.00135 0.00116 0.0014 1 1 1 0.00135 0.00116 0.0014 Asterococcus sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Aulaccoseira ambigua 19 18 83 0.02571 0.02091 0.02904 1 1 1 0.02571 0.02091 0.02904 Aulacoseira granulata 1 4 26 0.00135 0.00465 0.0091 1 1 1 0.00135 0.00465 0.0091 Aulacoseira sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Aulacoseira subarctica 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Bacillaria paradoxa 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Bacillaria paxillifera 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Bacillaria sp. 0 1 16 0 0.00116 0.0056 0 1 1 0 0.00116 0.0056 Bacillariophytaa ehrenbergii 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Bacillariophytaa moniliformis 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Bulbochaete sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Caloneis amphisbaena 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Caloneis bacillum 5 0 1 0.00677 0 0.00035 1 0 1 0.00677 0 0.00035 Caloneis frustula 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Caloneis hyalina 3 3 1 0.00406 0.00348 0.00035 1 1 1 0.00406 0.00348 0.00035 Caloneis undulata 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Centropyxis constricta 0 1 0 0 0.00116 0 0 2 0 0 0.00232 0
84
Centropyxis sp. 0 2 2 0 0.00232 0.0007 0 2 2 0 0.00465 0.0014 Chlamydomonas sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007Chlorella sp. 0 14 3 0 0.01626 0.00105 0 1 1 0 0.01626 0.00105 Chlorella sp2. 0 5 0 0 0.00581 0 0 1 0 0 0.00581 0Chlorococcum infusionum 8 5 3 0.01083 0.00581 0.00105 1 1 1 0.01083 0.00581 0.00105 Chlorococcum macrostigmatum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Chlorococcum minimum 0 3 1 0 0.00348 0.00035 0 1 1 0 0.00348 0.00035 Chlorococcum sp. 2 3 3 0.00271 0.00348 0.00105 1 1 1 0.00271 0.00348 0.00105Chlorococcum sp1. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Chlorococcus sp. 0 4 0 0 0.00465 0 0 1 0 0 0.00465 0 Chlorogloea sp. 24 7 90 0.03248 0.00813 0.03149 1 1 1 0.03248 0.00813 0.03149 Choricystis sp. 0 0 110 0 0 0.03849 0 0 1 0 0 0.03849 Chroococcus sp. 1 1 0 0.00135 0.00116 0 1 1 0 0.00135 0.00116 0 Chroococcus sp2. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Climacosphenia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Closterium sp. 2 1 0 0.00271 0.00116 0 1 1 0 0.00271 0.00116 0 Clypeolina sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 2 0 0 0.0007 Cocconeis dirupta 2 3 3 0.00271 0.00348 0.00105 1 1 1 0.00271 0.00348 0.00105 Cocconeis placentula 5 7 16 0.00677 0.00813 0.0056 1 1 1 0.00677 0.00813 0.0056 Coelastrum pulchrum 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Coelastrum sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Cosmarium sp. 0 6 0 0 0.00697 0 0 1 0 0 0.00697 0 Cosmarium sp1. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Craticula halophila 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Crucigenia sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Cyclotella comta 44 37 14 0.05954 0.04297 0.0049 1 1 1 0.05954 0.04297 0.0049 Cyclotella meneghiniana 37 93 174 0.05007 0.10801 0.06088 1 1 1 0.05007 0.10801 0.06088 Cyclotella ocellata 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0
85
Cyclotella polymorpha 4 6 13 0.00541 0.00697 0.00455 1 1 1 0.00541 0.00697 0.00455 Cyclotella sp. 0 3 0 0 0.00348 0 0 1 0 0 0.00348 0Cymbella affinis 1 5 15 0.00135 0.00581 0.00525 1 1 1 0.00135 0.00581 0.00525 Cymbella cistula 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Cymbella compacta 0 2 6 0 0.00232 0.0021 0 1 1 0 0.00232 0.0021 Cymbella excisa 2 1 0 0.00271 0.00116 0 1 1 0 0.00271 0.00116 0Cymbella helvetica 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Cymbella sp. 7 2 26 0.00947 0.00232 0.0091 1 1 1 0.00947 0.00232 0.0091Cymbella subcistula 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Cymbella tropica 1 3 22 0.00135 0.00348 0.0077 1 1 1 0.00135 0.00348 0.0077 Cymbella tumida 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Cymbopleura subaequalis 3 0 0 0.00406 0 0 1 0 0 0.00406 0 0 Desmodesmus armatus 0 1 7 0 0.00116 0.00245 0 1 1 0 0.00116 0.00245 Desmodesmus serratus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Diademis contenta 0 1 3 0 0.00116 0.00105 0 1 1 0 0.00116 0.00105 Diatoma sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Dictyochloropsis sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Dictyococcus sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Dictyosphaerium sp. 4 6 2 0.00541 0.00697 0.0007 1 1 1 0.00541 0.00697 0.0007 Diploneis elleptica 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Diploneis parma 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Encyonema caespitosum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Encyonema minutum 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Encyonema prostratum 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Encyonema silesiacum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Encyonema sp. 2 1 4 0.00271 0.00116 0.0014 1 1 1 0.00271 0.00116 0.0014 Encyonopsis hustedtii 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Entophysalis granulosa 7 0 0 0.00947 0 0 1 0 0 0.00947 0 0
86
Eolimna minima 1 1 0 0.00135 0.00116 0 1 1 0 0.00135 0.00116 0 Eolimna sp. 0 5 7 0 0.00581 0.00245 0 1 1 0 0.00581 0.00245Eolimna sp1. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Eolimna spp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Eolimna subminuscula 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Eolimna submuralis 0 1 0 0 0.00116 0 1 1 0 0 0.00116 0Ephitemia sp. 0 0 5 0 0 0.00175 0 0 1 0 0 0.00175 Eudorina sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Euglena acus 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Euglena polymorpha 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Eunotia paludosa 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 1 0.00135 0 0 Eunotia sp. 1 1 6 0.00135 0.00116 0.0021 1 1 1 0.00135 0.00116 0.0021 Fallacia pygmaea 5 0 0 0.00677 0 0 1 0 0 0.00677 0 0 Fallacia sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Fallacia subhamulata 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Fragilaria construens 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Fragilaria crotonensis 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Fragilaria rumpens 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Fragilaria sp. 6 3 96 0.00812 0.00348 0.03359 1 1 1 0.00812 0.00348 0.03359 Fragilaria sp1. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Frustulia sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Frustulia vulgaris 3 1 0 0.00406 0.00116 0 1 1 0 0.00406 0.00116 0 Geissleria aikenensis 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Geissleria ignota 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Geissleria kriegeria 0 0 3 0 0 0.00105 0 0 1 0 0 0.00105 Geissleria sp. 0 0 3 0 0 0.00105 0 0 1 0 0 0.00105 Geissleria sp1. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Gleocapsopsis sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035
87
Gleotrichia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gloeocapsa sp. 1 2 15 0.00135 0.00232 0.00525 1 1 1 0.00135 0.00232 0.00525Gloeocystis sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Gloeothece sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Gloeothichia sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Gomphoneis eriense 0 3 0 0 0.00348 0 0 1 0 0 0.00348 0Gomphoneis minuta 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Gomphoneis olivaceum 2 0 1 0.00271 0 0.00035 1 0 1 0.00271 0 0.00035Gomphoneis orophila 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Gomphoneis sp. 3 2 0 0.00406 0.00232 0 1 1 0 0.00406 0.00232 0 Gomphoneis subcapitata 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Gomphonema aerophila 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Gomphonema affine 7 2 1 0.00947 0.00232 0.00035 1 1 1 0.00947 0.00232 0.00035 Gomphonema apiculatum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gomphonema augur 6 5 5 0.00812 0.00581 0.00175 1 1 1 0.00812 0.00581 0.00175 Gomphonema calcaerum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Gomphonema elegantissimum 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Gomphonema eriense 0 0 5 0 0 0.00175 0 0 1 0 0 0.00175 Gomphonema gibba 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Gomphonema incognitum 3 4 1 0.00406 0.00465 0.00035 1 1 1 0.00406 0.00465 0.00035 Gomphonema insurlatum 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Gomphonema minitum 1 0 3 0.00135 0 0.00105 1 0 1 0.00135 0 0.00105 Gomphonema olivaceum 1 4 5 0.00135 0.00465 0.00175 1 1 1 0.00135 0.00465 0.00175 Gomphonema parvulum 23 27 53 0.03112 0.03136 0.01854 1 1 1 0.03112 0.03136 0.01854 Gomphonema peregrina 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gomphonema pseudoaugur 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gomphonema pumilum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gomphonema sp. 4 15 70 0.00541 0.01742 0.02449 1 1 1 0.00541 0.01742 0.02449
88
Gomphonema sp1. 1 7 0 0.00135 0.00813 0 1 1 0 0.00135 0.00813 0 Gomphonema spp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Gomphonema tergestinum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Grammatophora angulosa 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0Gyrosigma acuminatum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Gyrosigma eximum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0Gyrosigma obtusatum 0 0 4 0 0 0.0014 0 0 1 0 0 0.0014 Gyrosigma sciotoense 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035Gyrosigma sigmoidea 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Gyrosigma sp. 2 1 0 0.00271 0.00116 0 1 1 0 0.00271 0.00116 0 Haematococcus sp. 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Halamphora sp. 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Hantzschia amphioxys 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Hantzschia sp. 0 1 1 0 0.00116 0.00035 0 1 1 0 0.00116 0.00035 Lemnicola hungarica 0 3 1 0 0.00348 0.00035 0 1 1 0 0.00348 0.00035 Lepocinclis acus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Luticola deniseae 1 2 0 0.00135 0.00232 0 1 1 0 0.00135 0.00232 0 Luticola geoppertiana 5 4 5 0.00677 0.00465 0.00175 1 1 1 0.00677 0.00465 0.00175 Luticola simplex 0 2 0 0 0.00232 0 1 1 0 0 0.00232 0 Luticola sp. 6 2 2 0.00812 0.00232 0.0007 1 1 1 0.00812 0.00232 0.0007 Luticola ventricosa 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Lyrella abrupta 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Mastogloia grunowii 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Meliola sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Melosira sp. 0 2 4 0 0.00232 0.0014 0 1 1 0 0.00232 0.0014 Merismopedia sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Microspora sp. 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Monoraphidium arcuatum 1 2 0 0.00135 0.00232 0 1 1 0 0.00135 0.00232 0
89
Monoraphidium sp. 6 18 41 0.00812 0.02091 0.01435 1 1 1 0.00812 0.02091 0.01435 Monoraphidium sp2. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Navicula viridis 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Navicula amphiceropsis 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Navicula antonii 0 3 5 0 0.00348 0.00175 0 1 1 0 0.00348 0.00175 Navicula capitatoradiata 1 4 2 0.00135 0.00465 0.0007 1 1 1 0.00135 0.00465 0.0007Navicula capitellata 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 1 0 0.00116 0 Navicula cari 17 8 3 0.023 0.00929 0.00105 1 1 1 0.023 0.00929 0.00105Navicula cincta 1 3 9 0.00135 0.00348 0.00315 1 1 1 0.00135 0.00348 0.00315 Navicula cryptocephala 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Navicula cryptotenella 15 5 23 0.0203 0.00581 0.00805 1 1 1 0.0203 0.00581 0.00805 Navicula cryptotenelloids 0 0 3 0 0 0.00105 0 0 1 0 0 0.00105 Navicula erifuga 10 8 34 0.01353 0.00929 0.0119 1 1 1 0.01353 0.00929 0.0119 Navicula gregaria 1 0 3 0.00135 0 0.00105 1 0 1 0.00135 0 0.00105 Navicula lanceolata 8 3 3 0.01083 0.00348 0.00105 1 1 1 0.01083 0.00348 0.00105 Navicula libonensis 0 1 1 0 0.00116 0.00035 0 1 1 0 0.00116 0.00035 Navicula linearis 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Navicula microcari 0 1 3 0 0.00116 0.00105 0 1 1 0 0.00116 0.00105 Navicula oppugnata 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Navicula phyllepta 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Navicula radiosa 1 1 2 0.00135 0.00116 0.0007 1 1 1 0.00135 0.00116 0.0007 Navicula recens 28 31 508 0.03789 0.036 0.17775 1 1 1 0.03789 0.036 0.17775 Navicula recta 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Navicula rostellata 0 2 18 0 0.00232 0.0063 0 1 1 0 0.00232 0.0063 Navicula simulata 2 1 5 0.00271 0.00116 0.00175 1 1 1 0.00271 0.00116 0.00175 Navicula simulata 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Navicula sp. 51 38 292 0.06901 0.04413 0.10217 1 1 1 0.06901 0.04413 0.10217 Navicula sp1. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0
90
Navicula sp2. 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Navicula sp3. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Navicula spp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Navicula striolata 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Navicula suprinii 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Navicula torneensis 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0Navicula tripunctata 3 1 11 0.00406 0.00116 0.00385 1 1 1 0.00406 0.00116 0.00385 Navicula trivialis 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Navicula veneta 3 1 0 0.00406 0.00116 0 1 1 0 0.00406 0.00116 0 Navicula vilaplanii 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Neidium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Neospongiococcum sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Nepula neglecta 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Nitzschia amphibia 4 0 1 0.00541 0 0.00035 1 0 1 0.00541 0 0.00035 Nitzschia capitellata 8 18 25 0.01083 0.02091 0.00875 1 1 1 0.01083 0.02091 0.00875 Nitzschia clausii 0 3 18 0 0.00348 0.0063 0 1 1 0 0.00348 0.0063 Nitzschia communis 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Nitzschia constricta 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Nitzschia dissipata 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Nitzschia filiformis 2 1 1 0.00271 0.00116 0.00035 1 1 1 0.00271 0.00116 0.00035 Nitzschia fonticola 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Nitzschia frustulum 1 1 1 0.00135 0.00116 0.00035 1 1 1 0.00135 0.00116 0.00035 Nitzschia linearis 4 4 1 0.00541 0.00465 0.00035 1 1 1 0.00541 0.00465 0.00035 Nitzschia microcephala 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Nitzschia minuta 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Nitzschia palea 21 24 65 0.02842 0.02787 0.02274 1 1 1 0.02842 0.02787 0.02274 Nitzschia pussila 0 0 4 0 0 0.0014 0 0 1 0 0 0.0014 Nitzschia recta 7 10 2 0.00947 0.01161 0.0007 1 1 1 0.00947 0.01161 0.0007
91
Nitzschia scalaris 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Nitzschia scalpelliformis 2 3 1 0.00271 0.00348 0.00035 1 1 1 0.00271 0.00348 0.00035Nitzschia sigma 2 1 1 0.00271 0.00116 0.00035 1 1 1 0.00271 0.00116 0.00035 Nitzschia sigmoidea 1 0 6 0.00135 0 0.0021 1 0 1 0.00135 0 0.0021Nitzschia sp 7 14 78 0.00947 0.01626 0.02729 1 1 1 0.00947 0.01626 0.02729 Nitzschia sp1. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Nitzschia subgibba 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Nitzschia umbonata 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0Nitzschia veneta 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Nostoc sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Nupela praecipua 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Oedogonium sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Oocystis sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Oocytis solitaria 0 1 2 0 0.00116 0.0007 0 1 1 0 0.00116 0.0007 Oophila sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Palmellopsis sp. 0 2 1 0 0.00232 0.00035 0 1 1 0 0.00232 0.00035 Pediastrum privum 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Pestaliotiopsis sp. 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Phacus acuminatus 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Phacus peteloti 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Phacus pleuronectes 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Phacus triqueter 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Phormidium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Pinnula gibba 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Pinnularia biceps 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Pinnularia borealis 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Pinnularia brauniana 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Pinnularia braunii 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0
92
Pinnularia bresbissonii 0 3 0 0 0.00348 0 0 1 0 0 0.00348 0 Pinnularia divergens 0 1 1 0 0.00116 0.00035 0 1 1 0 0.00116 0.00035Pinnularia gibba 15 18 41 0.0203 0.02091 0.01435 1 1 1 0.0203 0.02091 0.01435 Pinnularia islandica 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Pinnularia latarea 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Pinnularia lundii 2 11 7 0.00271 0.01278 0.00245 1 1 1 0.00271 0.01278 0.00245Pinnularia parvulissima 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Pinnularia rivularis 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Pinnularia saprophila 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Pinnularia sp. 33 38 166 0.04465 0.04413 0.05808 1 1 1 0.04465 0.04413 0.05808 Pinnularia sp1. 1 1 25 0.00135 0.00116 0.00875 1 1 1 0.00135 0.00116 0.00875 Pinnularia sp2. 0 3 11 0 0.00348 0.00385 0 1 1 0 0.00348 0.00385 Pinnularia spp. 2 1 10 0.00271 0.00116 0.0035 1 1 1 0.00271 0.00116 0.0035 Pinnularia subcapitata 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Pinnularia subgibba 1 1 4 0.00135 0.00116 0.0014 1 1 1 0.00135 0.00116 0.0014 Pinularia lundii 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Placoneis ovillus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Placoneis placentula 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Placoneis sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Planktosphaeria sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Planothidium biporomum 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Planothidium frequentissimum 1 2 1 0.00135 0.00232 0.00035 1 1 1 0.00135 0.00232 0.00035 Planothidium lanceolatum 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Planothidium sp. 1 3 3 0.00135 0.00348 0.00105 1 1 1 0.00135 0.00348 0.00105 Prestauroneis protacta 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Prorocentrum lima 5 7 45 0.00677 0.00813 0.01575 1 1 1 0.00677 0.00813 0.01575 Prorocentrum sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Psetalotiopsis sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035
93
Pseudocapsa sp. 2 0 0 0.00271 0 0 1 0 0 0.00271 0 0 Pseudonabaena sp. 0 0 27 0 0 0.00945 0 0 1 0 0 0.00945Pyxidicula sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 2 0 0 0.00232 0 Rhoicospenia sp. 1 0 21 0.00135 0 0.00735 1 0 1 0.00135 0 0.00735Rhopalodia musculus 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Rhopalodia sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Rivularia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Scendesmus quadricauda 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0Scenedesmus acuminatus 5 6 2 0.00677 0.00697 0.0007 1 1 1 0.00677 0.00697 0.0007 Scenedesmus acutus 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Scenedesmus arcuatus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Scenedesmus bernardii 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Scenedesmus bicaudatus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Scenedesmus denticulata 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Scenedesmus denticulatus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Scenedesmus dimorphus 1 4 0 0.00135 0.00465 0 1 1 0 0.00135 0.00465 0 Scenedesmus ecornis 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Scenedesmus intermedius 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Scenedesmus obliquus 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Scenedesmus obtusus 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Scenedesmus opoliensis 0 12 6 0 0.01394 0.0021 0 1 1 0 0.01394 0.0021 Scenedesmus protuberans 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Scenedesmus quadricauda 10 16 10 0.01353 0.01858 0.0035 1 1 1 0.01353 0.01858 0.0035 Scenedesmus sp. 1 3 12 0.00135 0.00348 0.0042 1 1 1 0.00135 0.00348 0.0042 Selaphora seminulum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Selenastrum sp. 1 2 0 0.00135 0.00232 0 1 1 0 0.00135 0.00232 0 Sellaphora bacillum 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Sellaphora pupula 4 3 14 0.00541 0.00348 0.0049 1 1 1 0.00541 0.00348 0.0049
94
sellaphora sp. 3 0 0 0.00406 0 0 1 0 0 0.00406 0 0 Pediastrum sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035sp2. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Lagerheimia sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035sp5 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 sp7 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Staurastrrum anatinum 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Stauroneis acidoclinata 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Stauroneis sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Stenopterobia sp. 4 1 0 0.00541 0.00116 0 1 1 0 0.00541 0.00116 0 Steogclomium sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Stephanodiscus sp. 2 6 7 0.00271 0.00697 0.00245 1 1 1 0.00271 0.00697 0.00245 Surirella minuta 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Surirella sp. 1 1 0 0.00135 0.00116 0 1 1 0 0.00135 0.00116 0 Surirella splendida 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Surirella tenera 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Synechococcus sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Synedra acus 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Synedra sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Synedra ulna 2 3 1 0.00271 0.00348 0.00035 1 1 1 0.00271 0.00348 0.00035 Tabularia sp. 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Tetraedron sp. 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Tetraspora sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Tetrastrum sp. 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Tetrastrum sp2. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Tetrastrum tiangulare 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Trachelomonas abrupta 1 0 1 0.00135 0 0.00035 1 0 1 0.00135 0 0.00035 Trachelomonas curta 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035
95
Trachelomonas Kellogi 0 2 0 0 0.00232 0 0 1 0 0 0.00232 0 Trachelomonas oblongata 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035Trachelomonas rotunda 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Trachelomonas sp. 2 1 12 0.00271 0.00116 0.0042 1 1 1 0.00271 0.00116 0.0042Trachelomonas superba 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Trachelomonas volvocina 2 10 14 0.00271 0.01161 0.0049 1 1 1 0.00271 0.01161 0.0049Trachelomonas volvocinopsis 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Tryblionella levidensis 0 0 5 0 0 0.00175 0 0 1 0 0 0.00175Trybllionella sp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Tychonema sp. 1 0 2 0.00135 0 0.0007 1 0 1 0.00135 0 0.0007 Ulnaria sp. 24 36 35 0.03248 0.04181 0.01225 1 1 1 0.03248 0.04181 0.01225 Ulnaria spp. 0 0 1 0 0 0.00035 0 0 1 0 0 0.00035 Ulnaria ulna 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Ephitemia sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0 Diadesmis sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Volvox 1 0 0 0.00135 0 0 1 0 0 0.00135 0 0 Wailesella sp. 0 0 2 0 0 0.0007 0 0 1 0 0 0.0007 Zygnema sp. 0 1 0 0 0.00116 0 0 1 0 0 0.00116 0
366 739 861 2858 1.00541 1.00813 1.0049 tingkat trofik 2.00541 2.00813 2.0049
96
Lampiran 10. Kelompok Ukuran Ikan Berdasarkan Lokasi Pengambilan Sampel
Kelompok Ukuran Ikan Panjang Total
(mm) Lokasi Pengambilan
Sampel
Ikan Besar
420 Cawang 360 Cawang 347 Kalibata 365 Cawang
343-420 350 Cawang 370 Cawang 350 Cawang 380 Cawang 392 Cawang 369 Cawang
Ikan Sedang
320 Kalibata 289 Kalibata 300 Kalibata
265-342 320 Kalibata 335 Cawang 340 Cawang
Ikan Kecil
237 Cawang 190 Kalibata 234 Cawang 210 Kalibata 201 Kalibata 187 Kalibata 225 Kalibata
187-264 200 Kalibata 205 Kalibata 190 Kalibata 230 Kalibata 248 Cawang 258 Cawang 215 Kalibata
97
Lampiran 11. Data Morfometri Ikan Sapu-Sapu
No. TL PB SP PK LK V1 V2 SAA SAD SEA SEB PC PU (cm) RLG (cm)
1 42 32.5 11.5 6.5 6.5 6.8 5.7 1 1.7 9.5 10 38.5 409 9.7380952 2 36 25.5 9 5.5 6 6.5 5.5 1 1.3 9.5 10.2 34 407 11.305556 3 34.7 26.5 8.9 5 4 5.9 4.8 1 1.7 9 5 31.3 353 10.172911 4 36.5 24.5 8.5 5.5 6 6.5 5.4 1 1.3 9.4 11 33 286 7.8356164 5 35 26 8.5 5.5 5.4 5.9 5 1 1.2 8 9.5 32 350.5 10.014286 6 37 27 8.5 5.4 4.5 6.3 4.8 1.8 1.5 9.5 11 31 507 13.702703 7 35 27 7.5 4.8 5.7 6 4.7 1.4 1.3 8.5 9 32 414 11.828571 8 38 28.7 9 5.5 4.6 6.5 4.7 1 1.5 9.5 11.5 33.5 372 9.7894737 9 39.2 29.2 10.5 6 7 6.7 5.2 1 1.8 7.5 7.6 35.5 463 11.811224 10 36.9 27 8.5 5 5 6.4 5 1 1.5 6.5 7.5 34 506 13.712737 11 32 25 8 5.5 6 6 4.9 1 1.4 8.4 8 28 390 12.1875 12 28.9 21.8 7.6 4.3 5 5.6 4.3 1 1.1 8.5 9 25 330 11.418685 13 30 20.3 8 5.4 5.7 5.8 4.5 1 1.5 6.6 6.5 27 240.5 8.0166667 14 32 26 8.5 4.5 6 5.9 4.5 1 1.5 8.4 8 30 430 13.4375 15 33.5 25 8.5 5 6 6 4.6 1.2 1.4 8.5 8 30.2 400 11.940299 16 34 24 8 5 5 6 4.5 1 1.3 7.5 10.5 30.2 337 9.9117647 17 23.7 17.8 6.2 3.4 4.4 5 4.1 0.9 0.6 6 6.6 20.2 374 15.780591 18 19 15 5.6 3 4 3.7 2.7 1 0.5 5.7 6 18 334.8 17.621053 19 23.4 18.9 6 4 4.5 4.5 3.5 1 0.6 5.6 6.5 21.5 495.5 21.175214 20 21 15 6 3 4 4 3 1 0.5 6.8 6.5 18.5 279.2 13.295238 21 20.1 15.5 5.3 3.4 4.5 4.1 3 0.9 0.6 6 6.3 18 373.7 18.59204 22 18.7 14 4.8 3.5 3.7 3.8 3.5 1 0.5 5.7 6 17 338.2 18.085561 23 22.5 16.6 6.3 4.2 4.3 5 4 0.8 0.6 6.6 7 20.5 415.7 18.475556 24 20 15 5.5 3 4 4 3 0.9 0.6 5.8 6.1 18 288 14.4 25 20.5 16.7 5.5 4.3 4 4.1 2.9 1.2 0.7 5 5.5 18.5 302 14.731707 26 19 16 5.3 4 3.5 3.8 2.9 1 0.5 5.7 6.2 18 362.6 19.084211 27 23 17 5 4.3 4 5.4 4.2 0.7 0.7 6 6.7 20 532 23.130435 28 24.8 18.5 6.5 5 4.3 5.3 4.3 0.9 0.7 6 7 21 427 17.217742 29 25.8 18.4 6.5 5.5 5 5.5 4.2 1 1 7 7.3 23.7 401.6 15.565891 30 21.5 16.3 5.5 4.5 4.5 4 3 0.9 0.4 6.8 6.5 19 375.2 17.451163
98
Achnanthidium sp.
-umumnya berukuran kecil, dengan valve sempit -striae biasanya tak terlihat -panjang <30 µm
Arcella sp.
-cangkang bundar -bagian lateral terdapat batas cangkang -margin denticular
Aneumastus sp.
-apeks mebulat tumpul -valve melengkung jelas -marginal linear sedikit cembung
Arcella sp2.
-Bentuk cangkang trapesium -memiliki diamter 52-100 μm -dibatasi oleh lipatan yang menonjol
Ankistrodesmus sp.
-sel berbentuk panjang pipih -linear -ujung menyempit -berwarna hijau
Asterococcus sp.
-sel berbentuk bulat -sitoplasma terdapat ditepi dan memenuhi ruang batas kloroplas -kloroplas terpisah-pisah
Aphanizomenon sp.
-sel berbentuk persegi panjang -heterosistis silindris -panjang 12-29 μm
Aulacoseira ambigua
-sel memanjang dengan dimensi tabung -tubuh granular -terlihat 2 sekat pada 1 sel -terdapat seperti duri pada ujung sel
Aphanocapsa sp.
-diameter 1,4 µm -koloni tidak beraturan -sel agak terkumpul -memiliki warna biru kehijauan keabua-abuan pucat
Aulacoseira granulata
-fraktur memiliki bentuk silinder -permukaan valve bundar -memiliki diameter 4-30 µm
Aphanothece sp.
-koloni umum dengan individu yang terbungkus sitoplasma -berwarna hijau-biru, kuning kecoklatan
Caloneis hyalina
-apeks membulat -valve melebar -area sentral menyempit
A. hemisphaerica
-cangkang hemisfer -memiliki 6 atau lebih lipatan yang menonjol -memiliki diameter 68-100 μm
Centropyxis constricta
-cangkang berbentuk bulat panjang -bukaan diperbatasan cangkang -punggung cangkang berwarna kecoklatan
Lampiran 12. Identifikasi Isi Perut Ikan Sapu-sapu dan Karakternya
99
Centropyxis sp.
-genus dari amoeba yang memiliki cangkang -cangkang membulat -terdapat seperti duri pada bagian anterior
Climacosphenia sp.
-bentuk pipih -salah satu ujung margin cembung dengan apeks menyempit
Chlamydomonas sp.
-memiliki panjang 9-14 μm -sel berbentuk bulat -dinding sel kokoh, penebalan diujung -kloroplas berbentuk cangkir
Cocconeis placentula
-memiliki panjang 10-80 μm -lebar 8-40 μm -valve berbentuk elips -striae dengan garis yang tidak selaras
Chlorella sp.
-berbentuk bulat, kecil berdiameter <10 μm -terdapat kloroplas parietal dan marginal yang jelas
Cosmarium sp.
-bentuk sel bulat telur, dengan sisi ujung agak melebar -sel bulat dibagi mejadi semi sel dengan alur sempit
Chlorococcum infusionum
-sel berbentuk bulat -kloroplas terlihat penuh -nukelus tampak -terdapat sedikit ruang disatu sisi
Crucigenia sp.
-memiliki panjang 4,7 µm -diameter 20 µm Sel mengandung pirenoid -koloni tersusun 4 sel
C. minimum
-nukleus tampak -kloroplas tidak memenuhi sel -tepi kloroplas bergelombang
Cyclotella comta
-valve simetri radial -diameter 8-50 μm -margin memiliki penebalan striae yang pendek
Chlorococcum sp.
-terdapat batas kloroplas menyebar dengan sitoplasma -nukleus terlihat -memiliki pirenoid
C. meneghiniana
-memiliki diameter 8-30 μm -fraktur berbentuk silinder -valve melingkar -striae radial
Chlorococcum sp1.
-kloroplas terlihat lebih menumpuk -sitoplasma ditepi -nukleus tidak terlihat
C. polymorpha
-fraktur berbentuk silinder -striae tidak terlihat jelas -berbentuk radial
Chlorogloea sp.
-koloni terdiri dari banyak individu -individu terbungkus oleh sitoplasma -bagian tepi koloni memudar
Cymbella affinis
-panjang 17-34 µm -valve cembung disisi punggung -bagian ventral sedikit cembung -striae terlihat
100
Cocconeis dirupta
-bulat panjang hingga tak berbentuk Memiliki panjang 18,3-36,5 μm -daerah sternum luas
Cymbella compacta
-area tengah kecil -apeks tumpul memanjang 4-8 -striae sejajar dengan valve
Cymbella excisa
-memiliki panjang 17-41 μm -lebar 6-10,7 μm -valve lanset -sisi punggung sangat cembung
Encyonema caespitosum
-margin punggung sangat melengkung -margin ventral lurus atau hampir lurus -asimetris terhadap sumbu apikal
Cymbella sp.
-apeks menyempit -striae terlihat -area sentral samar -bagian ventral cembung
Encyonema sp.
-valve menyempit dengan apeks tumpul -striae terlihat -area ventral datar
Cymbella subcistulla
-striae terlihat -bagian ujung tumpul -ventral dekat ujung sentral cembung
E. silaesicum
-anterior terlihat lebih lebar -striae yang memanjang -dorsal cembung, ventral cekung
Cymbella tropica
-lebar valve 8,5-12 μm -striae 9-11 μm -panjang 24-42 μm -lebar 8,5-12 μm
Eolimna minima
-umumnya berbentuk bulat panjang dengan ujung membulat -panjang 5-18 µm, lebar 2-4,5 µm
Diademis contenta
-ukurannya relatif kecil -bentuk seperti oval dengan penyempitan daerah central -apeks agak membulat
Eolimna sp.
-sternum terdapat pada area sentral -raphe lurus -striae memiliki unseriate atau biseriate
Dictyococcus sp.
-sel bulat sempurna -memiliki kloroplas dengan tepi rata/ tidak rata -kloroplas terlihat tidak penuh
Eolimna sp.
-berukuran kecil -panjangnya <20 μm -valve elliptik ke lanset -aerola kasar
Dictyosphaerium sp.
-sel ovoid -terdiri dari 7 sel yang mengandung kloroplas -masing-masing sel terikat satu sama lain dengan benang
Eolimna sp2.
-tubuh lonjong -apeks membulat -margin linear, sedikit cembung pada bagian central -area sentral lateral
101
Ephitemia sp.
-panjang 15-150 µm -valve berbentuk setengah bulan, isopolar, dorsoventral-sistem rafe-fibula adalah biarcuate
Frustulia sp.
-valve linear lanset -area pusat oval -memiliki sternum yang memanjang
Eudorina sp.
-sel bentuk bulat agak oval -memiliki kloroplas yang memenuhi tepi dinding sel
Frustulia vulgaris
-memiliki ukuran 51-57 µm -area sentral ovoid -valve rhomboid dengan sedikit rostrate pada apeks
Euglena sp.
-berbentuk oval dengan ujung lebih menyempit -nukleus terliha samar -ekor pendek
Geissleria aikenensis
-valve lanceolate -apeks bulat sedikit menyempit -margin menggembung
Eunotia sp.
-raphe memanjang mengelilingi tubuh -striae hampir tidak terlihat -mantel melengkung -ventral lurus atau cekung
Geissleria ignota
-memiliki panjang16-18 μm -valve berbentuk undulate -area sentral luas
Eunotia paludosa
-valve melengkung dengan apeks agak datar -margin melengkung -striae terlihat
Geissleria sp.
-terdapat anula pada apeks -valve berbentuk elips ke linear-elips, tumpul membulat
Fallacia sp.
-valve linear lanset hingga elips -apeks membulat -simetri bilateral
Gloeocapsa sp.
-koloni terdiri dari individu yang tidak beraturan -koloni diselubungi membran -individu berbentuk bulat
Fragillaria sp.
-sel tampak dari samping -menempel satu sama lain -area pusat terlihat sedikit tebal
Gloeocapsopsis sp.
-koloni terdiri dari 4 individu -berbentuk segitiga siku yang memenuhi 1 koloni -jarak antar individu
Fragillaria sp1.
-panjang 60-72 μm -valve lanset -pada area tengah margin membesar -terdapat serabut seperti duri
Gloeothece sp.
-umumnya koloni dilapisi dengan lamella -terdiri dari 4 atau banyak individu
102
Gloeotrichia sp.
-koloni tersusun oleh se yang memanjang -memiliki pusat pemanjangan -tepi tampak seperti serabut
Gomphonema incognitum
-ukuran 17,8-29,5 µm -valve klavat secara luas -terdapat stigmoid didaerah sentral -area aksial lanset
Gomphoneis aerophila
-ukuran 51-105 µm -valve linear-klavat -area aksial sempit -area sentral kecil -garis longitudinal submarginal
G. minitum
-memiliki panjang 10-35 µm -valve heteropolar -area aksial sempit -terdapat stigma pada area sentral
Gomphoneis eriense
-memiliki ukuran panjang 25-67 µm -valve lanceolate-klavat dan angular -raphe bersifat lateral
Gomphonema olivaceum
-valve berbentuk klavat -aerola tidak terlihat -area sentral persegi panjang -panjang 14-40 μm dan lebar 5-8 μm
Gomphoneis minuta
-Memiliki ukuran panjang 20-128 µm -valve linear-klavat -margin cembung menyempit kearah bawah
Gomphonema parvulum
-valve heteropolar -berbentuk learonic -raphe lurus -area aksial sempit -Striae paralel -memiliki panjang 10-36 µm
Gomphonema affine
-memiliki panjang 30-100 μm -lebar 7-12 μm -memiliki ujung berbentuk cunaete
Gomphonema pumilum
-memiliki panjang 12-36 µm -valve sempit dengan apeks membulat -terdapat stigma tunggal
Gomphonema augur
-memiliki panjang 17-130 μm, lebar 13-20 μm -valve heteropolar -kutub apikal bulat menonjol
Gomphonema sp.
-valve simetris dengan sumbu apikal -asimetris terhadap sumbu transpikal -sisi samping, frustula berbentuk baji
Gomphonema eriense
-berbentuk oval dengan ujung yang meruncing -bagian aksial sedikit cembung -apeks timbul sedikit bulat
Gomphonema sp2.
-striae terlihat jelas pada margin -sel menempel satu sama lain -stigma terlihat diantara dua sel
103
Gomphonema gibba
-apeks timbul membulat -valve melengkung kearah luar -area posterior meruncing Hantzschia sp.
-katup asimetris ke sumbu apikal -raphe eksentrik -frustula dengan kedua raphe disisi yang sama
Gomphonema peregrina
-kedua ujung menyempit -valve salah satu ujung sedikit lebih luas -area sentral samar
H. amphioxys
-memiliki panjang 20-65 μm -valve linear-lanset -margin dorsal lurus sedikit cembung -fibula marginal sedikit cekung
G. tergestinum
-memiliki panjang 10-32,5 µm -area aksial sempit -valve membentuk klub dengan apeks membulat
Lemnicola hungarica
-striae sejajar dengn pusat -frustula tipis dengan bentuk lanset atau elips. -panjang 6-45 μm
Gyrosigma obtusatum
-valve ditandai dengan sedikit sigmoidal -raphe linear -area aksial sempit -memiliki panjang 45-100 μm
Luticola deniseae
-memiliki variasi panjang 11-29,5 μm, lebar 3,5-7 μm -valve linear lanset -striae dapat dibedakan
G. sciotoense
-valve sigmoid yang lebih melengkung -area aksial menyempit -area pusat berbentuk elips
Luticola geoppertiana
-valve lanceolate-eliptik -apeks bulat -area aksial lebar -panjang 15-40 µm - lebar 6-11 µm
Gyrosigma sigmoidea
-apeks tumpul -valve lanceolate -terdapat raphe pada salah satu margin -bentuk tubuh sedikit bergelombang
Luticola Simplex
-memiliki ukuran panjang 25-26 μm -terdapat pada perairan eutofik -area sentral melebar
Gyrosigma sp.
-panjang 70-175 µm -valve hampir mirip dengan sigmoid -raphe berada ditengah -ujung melengkung
Luticola sp.
-valve linear-lanceolate ke lanceolate dengan ujung bundar, rostrate atau kapit -area sentral luas
Hematococcus sp.
-kloroplas ditengah -sitoplasma ditepi mengelilingi -berbentuk bulat - pigmen merah
Luticola sp1.
-apeks elips -sternum terlihat jelas -area sentral lateral dengan marginal sedikit cembung
104
104
Meliola sp.
-tersusun atas 4 konidia -bagian ujung setengah oval -berwarna coklat tua
Navicula cryptotenella
-bentuk raphe filiform -area pusat tidak teratur dan kecil -lineola hampir tidak terlihat -lebar 5-7 μm -lebar valve 4,25,0 μm
Melosira sp.
-memiliki dimensi seperti tabung -terdapat septa pada tiap sel -terdapat garis seperti serabut pada tiap septa
N. Cryptotenelloids
-valve lanseolate -apeks meruncing -marginal tubuh sedikit demi sedikit cembung -terdapat sternum yang tipis
Merismopedia sp.
-koloni kecil, kuadrat -sel berbentuk bulat -berwarna hijau-biru
Navicula erifuga
-memiliki panjang berkisar antara 21-36 µm -apeks berbetuk baji -aera central asimetris -valve berbentuk lanset
Monoraphidium sp.
-sel tunggal melengkung/sigmoid -meruncing kearah puncak -parietal kloroplas
Navicula gregaria
-valve lanset dengan apeks rostrate -area aksial sempit - tengah membulat -panjang 28-48 µm
Monoraphidium sp2.
-sel soliter -melengkung setengah lingkaran -parietal chloroplast -tanpa pirenoid
Navicula lanceolata
-panjang 30-60 µm, lebar 9-12 µm -valve margin lanseolata -area sentral oval
N. amphiceropsis
-valve linear -apeks tumpul -margin kearah tengah menggembung -margin linear
Navicula microcari
-memiliki ukuran panjang 21-23 µm -valve eliptik-lanceolate -striae terlihat ditengah -apeks konvergen
Navicula antonii
-memiliki panjang 10-23,8 µm -valve berbentuk lanceolate -area sentral kecil -striae melengkung
Navicula radiosa
-memiliki panjang 52-105 µm -valve berbentuk lanset yang sempit Garis sternum terlihat jelas
105
Navicula cincta
-Memiliki panjang 17-21 µm -area pusat kecil -striae banyak di area pusat -valve elips lanset
Navicula recens
-valve bervariasi (elips-linear lanset) -Striae terdiri dari areola garis -sternum central menebal
Navicula rostellata
-memiliki panjang 32-41 µm -valve linear hingga linear-lanset -apeks substruktur -striae pusat terlihat
Nitzschia filiformis
-memiliki panjang 40-100 µm -valve sedikit sigmoidal atau lurus -rafe-fibula terdapat pada margin
Navicula suprinii
-valve lanset -apeks sedikit tumpul -bentuk lebih pipih -sternum terlihat jelas melintang ke apeks
Nitzschia frustulum
-memiliki panjang 5-60 µm -valve memiliki bentuk lanset-linear -memiliki rafe-fibula
Navicula veneta
-memiliki panjang 17-26 µm -valve lanceolate ke linear-lanceolate -apeks agak protracted
Nitzschia linearis
-memiliki panjang 50-130 -valve linear, meruncing dengan ujung sangat sempit
Nepula neglata
-valve lanceolate -apeks membulat -sternum terlihat -marginal cembung
Nitzschia microcephala
-valve linear -memiliki panjang 10-15 μm -striae terlihat samar -margin lurus sedikit cekung-apeks berkepanjangan
Nitzschia amphibia
-memiliki panjang 6-50 µm -valve linear atau lanset dengan ujung rostrate -striae terlihat jelas
Nitzschia palea
-valve lanset -apeks subcapitate -striae hampir tidak terlihat -panjang 12-42 μm,
Nitzschia clausii
-valve hampir linear -infleksi berbentuk ‘s’ -memiliki fibula kecil -panjang 20-55 µm
Nitzschia pussila
-memiliki panjang 8-33 µm -valve berbentuk linear-ellips -apeks subrostratus -raphe tidak terlihat
Nitzschia constricta
-apeks runcing membulat -terdapat raphe pada striae -area pusat menyempit
Nitzschia sigma
-memiliki panjang 40-180 µm -valve linear-lanceolate hingga lanceolate -area pusat kecil dan meruncing
106
Nitzschia dissipata
-panjang 12,5-85 µm -valve berbentuk lanceolate -sistem raphe-fibula terletak dipermukaan valve
Nitzschia sp.
-raphe ekstrinsik -terdapat finula internal -tidak memiliki ternum
Nostoc sp.
-bentuk panjang tidak beraturan -berwarna hijau -sel membulat dan bergandengan
Phacus triquer
-sel ovoid -ujung anterior membulat -memiliki panjang 61 ± 5,1 µm -ekor meruncing
Oocystis solitaria
-sel berbentuk bulat agak memanjang -kloroplas tidak memenuhi ruang -kloroplas menyudut dibeberapa sisi
Phacus pleuronectes
-sel berbentuk bulat -anterior sedikit pipih -terdapat lipatan yang jelas pada anterior -nukleus tunggal -ekor lebih pendek
Oocystis sp.
-sel berbentuk bulat -kloroplas bulat dan saling merapat -sitoplasma memenuhi ruang
Pinnularia gibba
-valve linear -apeks bulat lebar -area aksial lanset lebar -Panjangnya 53-73 μm, lebar 9-11 µm -fascia melintang
Pediastrum privum
-ceonobia terdiri dari 8 sel -ceonobia selalu berlubang -diameter ceonobia 116 μm
Pinnularia borealis
-memiliki ukuran panjang 27-30 µm -valve linear ke ellips -apeks membulat luas
Pestalotiopsis sp.
-Memiliki bentuk konidial -terdiri dari 4 atau 6 konidia sel pusat olivaceous -sel terminal hyalin
Pinnularia brauniana
-memiliki panjang 31-74 μm -valve rhombic-lanceolate -area aksial lanset
Phacus acuminatus
-sel berbetuk bulat hingga oval -ujung anterior sel tertekan, posterior tajam
Pinnularia braunii
-panjang sekitar 40-47 µm -valve linear-lanceolate -area sentral rhomboidal
Phacus peteloti
-sel berbentuk bulat -anterior sedikit pipih-inti berdekatan -terlihat memiliki ekor yang menyempit
Pinnularia brebissonii
-memiliki panjang 15-87 µm -valve berbentuk elips-linear Menyusut kearah ujung
107
Pinnularia divergens
-valve linear -area sentral dengan tipe rhomboidal -lateral diperluas -valve subcapitated
Pinnularia subgibba
-apeks membulat -valve melengkung kedalam -margin sedikit cembung
Pinnularia islandica
-sel berbentuk kapsul memanjang -apeks elips, berlarut -striae terdapat disepanjang margin
Planothidium biporomum
-frustula berbentuk persegi panjang dan sedikit melengkung -valve lanceolate -area sentral melebar
Pinnularia lundii
-apeks membulat -valve linear lanset -striae terlihat memenuhi 4 sudut -terdapat fascia margin area central
Planothidium frequentissimum
-memiliki ukuran panjang 4-30 µm -valve bulat panjang dengan ujung rostrate -raphe area pusat -margin terdapat seperti tapal kuda
P. parvulissima
-memiliki ukuran 40-88 µm -fascia hadir -memiliki ujung yang bulat subcapitate -raphe bersifat lateral
Planothidium lanceolatum
-memiliki ukuran 7-24 µm -valve lanceolate ke ellips-lanceolate -valve tanpa raphe -area pusat asimetris
Pinnularia rivularis
-valve linear -apeks setengah lingkaran sedikit menonjol dan berlarut -area central sedikit melebar
Pseudostaurosira sp.
-memiliki panjang 10-25 µm -valve lanset, ditandai dengan penyempitan area pusat -Striae pendek
Pinnularia sp.
-sel linear -tampilan samping terlihat persegi panjang -memiliki variasi panjang 13-120 μm dan lebar 4-16 μm
Rhoicosphenia sp.
-valve berbentuk klavat -valve diujung menebal membentuk pseudosetti -striea tipis dan sejajar -panjang 10-75 µm
Pinnularia sp1.
-panjang sekitar 49-60 µm -valve linear-lanset -apeks membulat -striae alveolate -area sentral rhomnoid
Pinnularia sp 2.
-apeks membulat -valve melebar -margin linear -striae terlihat -area central luas
108
Scenedesmus acutus
-tersusun atas 4 sel -sel memiliki bentuk pipih disetiap ujung -bagian sudut mengalami pelebaran -terdapat ekor
Scenedesmus sp.
-sel berbentuk memanjang -koloni tunggal atau 2 kali lipat (4-16 sel) -bentuk sel silinder menyatu dari ujung ke ujung
Scenedesmus acuminatus
-terdiri dari 4-8 sel -berbentuk bulan dengan diameter 3-7 μm - panjang 30-40 μm
Sellaphora pupula
-memiliki panjang 11-26 μm -valve berbetuk lineae ke lanset -apeks bundar
Scenedesmus dimorphus
-tersusun atas 8 sel -sel berbentuk oval dengan ujung menyempit -tiap sel menempel secara zig-zag
Sellaphora sp.
-valve berbentuk linear-lanset sedikit berbentuk ellips -area aksial sempit -pusat berbentuk persegi panjang transversal
Scenedesmus obtusus
-tersusun atas 4 atau 8 sel -sel ovarium silinder -kutub bundar -panjang 5-7,5 μm
Stigeoelonium sp.
-cabang sedikit -memiliki sekat pada tiap sel -kloroplas terlihat samar
Scenedesmus opoliensis
-tersusun atas 4 sel -bentuk sel memanjang pipih -setiap sudutnya menyempit -memiliki ekor pada 4 sudutnya
Lagerheimia sp.
-sel berbentuk oval -terdapat kloroplas dengan bentuk bulat yang berkumpul ditengah sel
Scenedesmus quadricauda
-koloni terdiri dari 4,6,8 sel -bentuk lonjong silinder -panjang 9-35 μm, lebar 3-18 μm -kutub pada luar sel berbentuk kauda/duri
Staurastrum sp.
-ujung tubuh ekstensi seperti tanduk, bentuk poligonal -dinding sel memiliki granulasi -memiliki bentuk poligonal
Scenedesmus serratus
-tersusun atas 4/6 sel -pada setiap ujung sel terlihat berdekatan satu sama lain -tidak memiliki ekor disudut selnya
Stauroneis sp.
-terdapat stauro diarea sentral - valve hampir linier hingga lanset ke elips-lanset -terdapat striae
109
Stenopterobia sp.
-valve panjang dan tipis Apeks sedikit meruncing -valve sigmoid -striae disisi marginal
Trachelomonas abrupta
-sel berbentuk silinder -terdapat penebalan pada salah satu ujung -tidak memiliki serabut
stephanodiscus sp.
-sel berbentuk cakram -banyak kloroplas diskoid -permukaan valve bergelombang -frustula dengan duri marginal yang jelas
Trachelomonas curta
-berbentuk ellips transversal -memiliki panjang 24 ± 3,5 µm -pori apikal tanpa kerah
Surirella minuta
-memiliki panjang 9-47 µm -valve heteropolar ditandai dengan simetri bilateral -margin linear atau elips
Trachelomonas oblongata
-memiliki bentuk yang hampir mirip dengan T.abrupta -pada salah satu ujung terlihat lebih melengkung
Surirella tenera
-memiliki ukuran panjang 40-185 µm -valve heteropolar -sangat memanjang dan lebih sempit dari spesies lain
Trachelomonas volvocina
-berbentuk bulat -memiliki diameter 16 ± 1,5 μm -dinding kekuningan -memiliki pori apikal
Tetrastrum triangulare
-tersusun atas 4 sel -sel berbentuk trapezoid -tidak berinti dan memiliki pirenoid
Lyrella abrupta
-bentuk secara keseluruhan oval -raphe terlihat disalah satu sisi margina -apeks menyempit
Tetrastrum sp.
-berbentuk kuadrat hingga persegi panjang -berbentuk bulat telur dengan ruang tidak jelas antar sel
Ulnaria sinensis
-sel membentuk koloni pita -frustula terhubung satu sama lain -valve linear, margin paralel
Ulnaria ulna
-valve linear -area center luas -keujung menyempit dengan apeks membulat
Ulnaria sp.
-frustule bersegi panjang -valve linear-lanseolate -sternum sentral, khas dan teratur -striae luas
110