analisis identitas
DESCRIPTION
penugasan gangliomTRANSCRIPT
Analisis Identitas
Nama : Citra Dwi Mutiara
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Pekerjaan : Mahasiswi
Nama : Tidak ada korelasi antara nama pasien dengan penyakit.
Umur : Dari penggalian identitas Pasien yang didapatkan berjenis kelamin wanita
berumur 19 tahun. Umur bukan termasuk dari bagian faktor resiko. Semua umur bisa
berpotensi terkena penyakit ini.
Jenis Kelamin : Faktor resiko yang sesuai dengan identitas tersebut adalah jenis
kelamin. Ganglion biasanya lebih banyak ditemukan pada wanita. Belum ada penelitian yang
jelas tentang hal ini. Hanya saja pada wanita lebih rentan terkena hal ini. Untuk pekerjaan dan
umur tidak ada kaitannya dengan hal ini.
Pekerjaan : Dari hasil anamnesis pasien adalah mahasiswa, disini tidak termasuk
faktor resiko.
Analisis Hasil Anamnesis
Keluhan utama : Dari data hasil anamnesis adalah keluhan utama adanya benjolan
lunak dipunggung tangan kiri. benjolan ini muncul dan baru disadari sekitar 5 hari
yang lalu. Bejolan tidak terlihat jika dalam posisi tangan normal, tapi benjolan akan
terlihat dalam keadaan ekstensi pada pergelangan tangan. Benjolan ini bersifat lunak,
tidak keras. Pada hari pertama munculnya benjoalan tak didapati gejala-gejala lain,
tapi setelah hari ke 4 dan ke-5 terasa nyeri jika tangan digunakan untuk beraktivitas
dan dipergunakan untuk mengangkat beban, semakin lama benjolan semakin terlihat
menonjol.
Benjolan terjadi karena adanya penumpukan cairan jernih. Benjolan ini biasa
disebut kista. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan
pada tangan. Dari anamnesis lebih menjurus kearah ganglion. Menurut tanda dan
gejala ganglion antara lain :
a. Keterbatasan gerak
b. Parestesia
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Adanya benjolan pada bagian belakang pergelangan tangan, punggung tangan
dan sendi-sendi jari.
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya
memiliki dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista merupakan musin
yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik, albumin, globulin dan glukosamin.
Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Kista dengan banyak lobus dapat saling
berhubungan melalui jaringan duktus. Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas
epitel atau sinovia yang terjadi.
Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di
dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa
sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan tersebut
kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan seperti
lubang jarum pada pasta gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun lubangnya
kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan begitu
keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu
arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita menggunakan
tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan menyebabkan tekanan
yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut- ini dapat
menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental dan
pekat dan menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran.
Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya
sanggup menyerap air yang terkandung di dalamnya sehingga membuatnya
lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat,
cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.
Sumber:google
Anamnesis Sistem :
Sistem cerebrospinal : untuk ganglion tidak ada
kaitannya dengan sistem ini, semisal : pusing, demam, dsb.
Sistem kardiovaskuler : untuk sistem ini juga biasanya
tidakada keluhan.
Sistem respirasi : tidak ada kaitan dan keluhan.
Sistem digesti : -
Sistem Uropetika : -
Sistem Intergumentum : dalam sistem ini ada yang
berkaitan yaitu dibagian benjolan, karena pada ganglion ini
menyebabkan benjolan lunak dikulit bagian punggung tangan
kiri.
Sistem Reproduksi : normal
Sistem Musculoskeletal : adanya nyeri pergerakan yang
disebabkan oleh benjolan pada celah sendi dan hal ini juga
nantinya akan mengganggu gangguan pergerakan dan
keterbatasan gerak.
Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada riwayat penyakit dahulu yang
mengarah pada munculnya ganglion
Riwayat Penyakit pada Keluarga : tidak ada riwayat penyakit keluarga yang
mengarahkan pada gejala dan resiko terkenanya ganglion.
Riwayat Lingkungan/kebiasaan : untuk lingkungan tidak ada tanda yang
mengarah pada ganglion. Sedangkan pada kebiasaan pasien mengaku terbiasa
mengangkat beban berat, dan pada bagian punggung tangan sering mengalami
benturan-benturan. Hal ini termasuk bagian dari faktor resiko munculnya
ganglion.
Analisis Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang
Dari hasil pemeriksaan fisik dan status lokalis Pada inspeksi didapatkan
adanya bengkak dan benjolan berisi cairan dipunggung tangan, sedangkan pada palpasi tidak
ada hangat dan tidak ada krepitasi, tapi ditemukan nyeri tekan, dan pada gerakan ditemukan
adanya keterbatasan gerak tangan karena benjolan.
Sumber : google
Sedangkan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis
disini adalah tes radiologik seperti MRI, pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto sinar x
polos atau USG. Kista dapat dibedakan dari tumor padat melalui transiluminasi (berkas sinar
akan melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika merupakan massa tumor yang
padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk membedakan massa padat dan kistik di
tangan. Dari pemeriksaan diatas berguna untuk melihat bentuk kelainan benjolan.
Analisis Diagnosis
Setelah mengetahui data anamnesis kami menyimpulakan diagnosis banding yang
berkaitan dengan keluhan benjolan pada sendi-sendi. Adapun diagnosis tersebut antara lain;
ganglion, lipoma, nodul rhematoid artritis.
Ganglion adalah kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo.
Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista
merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion
biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada
suatu sendi. Penampakan kasar ganglion adalah benjolan yang lunak. Ganglion biasanya
muncul di bagian-bagian tubuh berikut ini :
o Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada telapak
tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini
berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh
cedera pada pergelangan tangan.
o Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini
berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang
terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.
o Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar
kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi
terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya
disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.
Lipoma adalah tumor jinak yang tumbuh di bawah kulit dan merupakan endapan
lemak. Tumor ini jarang berubah menjadi tumor ganas. Lipoma lebih sering ditemukan pada
wanita dan lebih sering tumbuh di lengan, batang tubuh dan leher bagian belakang. Beberapa
orang hanya memiliki 1 lipoma, sedangkan yang lainnya memiliki beberapa buah lipoma.
Tanda dari Lipoma adalah benjolan berbentuk bulat atau lonjong yang teraba lembut
pada lengan, batang tubuh atau leher bagian belakang. Benjolan tersebut jarang menimbulkan
masalah, tetapi kadang menyebabkan nyeri. Biasanya terjadi pada usia 40 – 60 tahun.
Nodul rheumatoid adalah nodul subcutan pada penonjolan tulang atau permukaan
ekstensor atau daerah juxta artrikuler yg diobservasi oleh seorang dokter. Biasanya terdapat
pada jari-jari tangan, Lokasi yang paling sering adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian nodul-nodul ini dapat juga
timbul pada tempat-tempat lainnya.
Dari ketiga diagnosis banding diatas dapat disimpulkan bahwa pasien mengarah pada
ganglion, sesuai dengan bentuk benjolan, lokasi tempat benjolan, dan faktor penyebab
terkena ganglion. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan
kadang melalui pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak
bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan. Melalui
transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa padat tapi merupakan
cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga
ditemukan adanya gangguan pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan
tangan ataupun lengan. sedangkan pada limpoma tidak terjadi di lokasi yang ditujukan
pasien, demikian juga pada nodul rheumatoid.
Analisis Penaktalaksanaan
Non Farmakologis
Dari hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang dapat kita
lihat diagnosis mengarah keganglion. Penatalaksaanaan untuk ganglion ini terdapat
tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama, membiarkan ganglion tersebut
jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien
diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan
pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika
ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis,
terdapat dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan
menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan
isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena
diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam
kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha
untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh cairan
kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti
hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan angka
kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan substansi tambahan.
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau
timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan
insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian
selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal. Lengan kemudian
dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi
dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat
pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
Pada pasien telah dilakukan pengangkatan kista dengan cara pembedahan. Karena
pasien merasa bahwa kista (ganglion) yang dideritanya sudah menimbulkan rasa tidak
nyaman, menimbulkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak.
Farmakologis
Untuk penatalaksanaan farmakologis pasien cukup diberikan obat analgetik,
obat analgetik disini bertujuan untuk mengurangi efek nyeri saat sesudah operasi.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Carter A. Michael, Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, editor Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, EGC, Jakarta, 1995.
Sjamsuhidajat R, Jong WD (ed.), Kulit dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997.