analisis hubungan karakteristik wirausaha … · percaya diri, semangat, supel, kreatif dan...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
DENGAN KEBERHASILAN USAHA PADA ANGGOTA
KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR
RIZKA ISNAENI UTAMI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Hubungan Karakteristik Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha Pada Anggota
Kelompok Wanita Tani Puspasari Kota Bogor” adalah karya saya sendiri dengan
arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Rizka Isnaeni Utami
H34144067
ii
ABSTRAK
RIZKA ISNAENI UTAMI. Hubungan Karakteristik Wirausaha Keberhasilan Usaha
pada Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Bogor. Dibimbing oleh HENY
KUSWANTI DARYANTO.
Kewirausahaan telah menjadi perhatian penting dalam mengembangkan
pertumbuhan sosio ekonomi suatu negara. Konsep kewirausahaan dapat
diterapkan pada beberapa sektor, salah satunya adalah sektor Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Salah satu pelaku industri kecil
rumahan di Kota Bogor yang memiliki preastasi baik adalah Kelompok Wanita
Tani (KWT) Puspasari. Para pelaku usaha harus memiliki karakter kewirausahaan
dalam dirinya untuk mengembangkan usaha. Tujuan dari penelitian untuk
mengukur hubungan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan usaha anggota
KWT. Karakteristik wirausaha yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
percaya diri, semangat, supel, kreatif dan inovatif dan motivasi berprestasi.
Keberhasilan usaha yang diukur antara lain pertumbuhan usaha dan pendapatan.
Alat analisis yang digunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat korelasi positif pada semua karakteristik
.
Kata kunci: karakteristik wirausaha, keberhasilan usaha, Kelompok Wanita Tani
ABSTRACT
RIZKA ISNAENI UTAMI. Entrepreneurial Characteristic Relationships with
Business Success Performance on Women Farmer Group Puspasari Bogor.
Supervised by HENY KUSWANTI DARYANTO
.
Entrepreneurship has become an important concern to develop
socioeconomic growth of the country. Entrepreneurship concept can be applied to
several sectors, such as Micro Small and Medium Enterprises (SMEs). SMEs
provide a substantial contribution to Gross Domestic Product of Indonesia. One of
those SMEs in Bogor are The Woman Farmer Group in Puspasari. The purpose of
this study ains to analyze and descriribe the character of the members of the
Women Farmers Group in Puspasari and to analyze the relationship between these
characteristics towards the success of Women Farmers Group in Puspasari. The
sampling method that was used were sensus. The purpose of this study to measure
the characteristics of an entrepreneurial relationship with success performance.
Entrepreneurial characteristics used in this study include self-
confidence,innovatife, passionate, sociable formed and will to achieve. KWT
Puspasari business success measured include business scale and business revenue.
Analyzer used Spearman Rank correlation showed a positive correlation the result
means that those five factors significantly affected the business success.
Keyword: characteristics of entrepreneurs, business success, Women Farmers
Group
i
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
DENGAN KEBERHASILAN USAHA PADA ANGGOTA
KELOMPOK WANITA TANI PUSPASARI KOTA BOGOR
RIZKA ISNAENI UTAMI
i
ii
i
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2015 ini ialah
karakteristik wirausaha, dengan judul Analisis Hubungan Karakteristik Wirausaha
dengan Keberhasilan Usaha pada Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Kota
Bogor
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Heny K. Daryanto, MEc selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan
dan arahan selama masa penyusunan tugas akhir. Ibu Popong Nurhayati, MM selaku
dosen penguji utama dan bapak Suprehatin SP, MAB selaku dosen penguji komisi
pendidikan yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Di samping itu, penulis sampaikan terimakasih
kepada anggota KWT Puspasari yang telah memberikan informasi selama proses
pengumpulan data. Randolph Wibowo S.Komp atas kesabaran dan doa selama
penulis menyusun skripsi ini, Shinta, Lulu, Nindya, Dea dan Nita atas keceriaan dan
dukungan yang diberikan selama kuliah. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada almarhum ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Bogor, September 2016
Rizka Isnaeni Utami
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 3
Tujuan Penulisan 4 Manfaat Penulisan 4
TINJAUAN PUSTAKA 5 Wanita Wirausaha 5
Karakteristik Wirausaha 5 Keberhasilan Usaha 6
Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan 7 KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Kewirausahaan 7
Karakteristik Wirausaha 8 Indikator Karakteristik Wirausaha 9
Keberhasilan Usaha 10 Kerangka Pemikiran Operasional 10
METODE PENELITIAN 13 Lokasi dan Waktu Penelitian 13
Metode Penentuan Responden 13 Data dan Instrumentasi 13
Metode Pengumpulan Data 14 Metode Pengolahan Data 15
Uji Validitas dan Realibilitas 16 Variabel Penelitian 18
Definisi Operasional 18 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19
Sejarah dan perkembangan Kelompok Wanita Tani Puspasari 19 Struktur Organisasi 20
Sarana dan Prasarana 22 Karakteristik Individu 22
HASIL DAN PEMBAHASAN 24 Karakteristik Wirausaha Pada Anggota KWT Puspasari 24
Keberhasilan Usaha Pada Anggota KWT Puspasari Kota Bogor 30 Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan Usaha 31
Hubungan percaya diri dengan keberhasilan usaha 32 Hubungan kreatif dengan keberhasilan usaha 32
Hubungan semangat dengan keberhasilan usaha 33 Hubungan supel dengan keberhasilan usaha 34
Hubungan motivasi berprestasi dengan keberhasilan usaha 35 SIMPULAN DAN SARAN 35
ii
Simpulan 35 Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37 LAMPIRAN 39
KUESIONER PENELITIAN 47 RIWAYAT HIDUP 52
DAFTAR TABEL
1 Nilai Produk Domestik Bruto sektor usaha mikro, kecil, menengah dan
nasional tahun 2010-2013 atas dasar harga berlaku 1
2 Karakteristik wirausaha dan indikator karakteristik wirausaha 8
3 Jenis dan sumber data 14
4 Penentuan kategori jumlah skor berdasarkan persentase kategori jawaban 16
5 Variabel, indikator penelitian dan landasan teori yang digunakan dalam 18
6 Sebaran responden anggota KWT Puspasari berdasarkan usia responden 23
7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan KWT Puspasari 23
8 Sebaran responden berdasarkan lama bergabung dalam KWT Puspasari 24
9 Distribusi responden menurut pendapatan pada anggota KWT Puspasari 24
10 Nilai karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari 25
11 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha percaya diri 25
12 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha kreatif dan 26
13 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha semangat 27
14 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha supel 29
15 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha motivasi 30
16 Kriteria penilaian dan jumlah skor keberhasilan usaha pada KWT 31
17 Hasil hubungan antara karakteristik wirausaha dengan keberhasilan 31
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran operasional 12
2 Struktur Organisasi KWT Puspasari Kota Bogor 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Reliabilitas kuisioner penelitian 39
2 Validitas kuisioner lama 39
3 Validitas Kuisioner baru 40
4 Korelasi percaya diri dengan pertumbuhan usaha 41
5 Korelasi kreatif dengan pertumbuhan usaha 41
6 Korelasi semangat dengan pertumbuhan usaha 41
7 Korelasi supel dengan pertumbuhan 42
iii
8 Korelasi motivasi berprestasi dengan pertumbuhan usaha 42
9 Korelasi percaya diri dengan pendapatan 42
10 Korelasi kreatif dengan pendapatan 43
11 Korelasi semangat dengan pendapatan 43
12 Korelasi supel dengan pendapatan 43
13 Korelasi motivasi prestasi dengan pendapatan 44
14 Dokumentasi 44
15 Kuisioner Penelitian 47
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada awal abad ke-20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi suatu
kajian menarik karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi.
Menurut Wennekers dan Thurik (1999) kewirausahaan merupakan faktor utama
yang memengaruhi pergerakan ekonomi yaitu dengan memperkenalkan inovasi,
menyediakan pekerjaan, meningkatkan persaingan dan kesejahteraan.
Konsep kewirausahaan dapat diterapkan pada beberapa sektor, salah
satunya adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pemberdayaan UMKM penting adanya karena memiliki peranan yang sangat
strategis dalam pemulihan ekonomi dan dalam menghadapi masalah
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Berdarkan data BPS 2014 jumlah
industri mikro pada tahun 2013 mencapai 2 887 015 unit industri dengan rata-rata
laju pertumbuhan 6.37 persen dan jumlah industri kecil mencapai 531 351 unit
usaha dengan rata-rata laju pertumbuhan 13.31 persen.1
UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk
Domestik Bruto Indonesia. Data pada Tabel 1 menunjukkan kinerja industri mikro
dan kecil sudah cukup baik dan memiliki kontribusi yang besar dalam
pembangunan perekonomian Indonesia yang terlihat dari sektor UMKM
memberikan kontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB nasional dan setiap
tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 presentase PDB
UMKM terhadap PDB Nasional sebesar 57.11 persen hingga tahun 2013 menjadi
59.86 persen. Data kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia dari tahun 2010
sampai 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Produk Domestik Bruto sektor usaha mikro, kecil, menengah dan
nasional tahun 2010-2013 atas dasar harga berlaku
Tahun 2010 2011 2012 2013
PDB UMKM (Milyar
Rupiah)
3 466 4 304 4 869 5440
PDB Nasional (Milyar
Rupiah)
6 069 7 427 8 241 9087
Persentase PDB
UMKM (%)
57.11 57.95 59.08 59.86
Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 (diolah)
Perkembangan kewirausahaan masih dikuasai oleh kaum pria sampai saat
ini, meskipun demikian, wanita wirausaha memiliki andil dalam mendorong
peranan wanita sebagai agen perubahan, hal tersebut merupakan sumber kegiatan
ekonomi yang cukup besar dalam penciptaan lapangan kerja baru, oleh karenanya
1 [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2014. Laju pertumbuhan nilai input dan nilai output industri
mikro, kecil, menengah dan besar tahun 2011-2013 [diunduh pada 2016 Agustus 23]. Tersedia
pada: www.bps.go.id
2
layak untuk mendapat perhatian (Tinaprilla 2007). Kondisi wirausaha wanita di
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, kondisi tersebut dapat terlihat
dari banyaknya koperasi-koperasi wanita baru dan beragam bisnis usaha kecil dan
menengah yang terbentuk dan sukses (SMECDA 2006). Jumlah UMKM yang
dikelola oleh wanita di Indonesia ternyata sangat banyak. Laporan Kemlu RI
(2010) menemukan, pertumbuhan UMKM yang dimiliki wanita di Indonesia
ternyata berada pada peringkat ke tiga tertinggi di Asia Pasifik. Laporan GEM
2013 kerjasama Internasional Development Research Center Canada-Indonesia
menemukan, Indonesia memiliki tingkat aktivitas wirausaha usaha baru tertinggi
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, dengan nilai Total Early-
stage Entrepreneurial Activity (TEA) antara wanita dan pria yang tidak berbeda
jauh, yaitu wanita 25 persen dan pria 26 persen (Nawangpalupi et al. 2014).
UMKM yang ada pada setiap provinsi di Indonesia memberikan kontribusi
terhadap PDB Indonesia begitu juga dengan provinsi Jawa Barat. Sejauh ini,
posisi dan peran UMKM di Jawa Barat merupakan pelaku ekonomi yang cukup
dominan dengan jumlah unit usaha mencapai 6.17 persen dari total pelaku
UMKM di Indonesia. Berdasarkan data tersebut, UMKM memberikan kontribusi
terbesar bagi penyerapan tenaga kerja yaitu mencapai 87.12 persen dari total
pekerja. Sektor UMKM di Jawa Barat memberikan kontribusi cukup besar
terhadap PDRB Jawa Barat yang mencapai 60.3 persen dimana sebesar 39 persen
PDRB Jawa Barat didapatkan dari UMKM yang dikelola oleh wanita (Dinas
KUMKM Jabar 2011).2
Salah satu industri kecil yang banyak digeluti oleh wirausaha wanita
adalah industri rumahan. Industri rumahan adalah suatu sistem produksi yang
menghasilkan produk melalui proses nilai tambah dari bahan baku tertentu, yang
dikerjakan di lokasi rumah dan bukan di pabrik. Kota Bogor adalah salah satu
wilayah Bogor yang terdapat usaha industri rumahan, dimana sebesar 53 persen
usaha rumahan di Kota Bogor dijalankan oleh wirausaha wanita.
Salah satu pelaku industri rumahan di Kota Bogor adalah Kelompok
Wanita Tani (KWT) Puspasari. Tambunan (2012) menyatakan bahwa
perkembangan wanita pengusaha atau wirausaha di dalam kelompok wanita
sangat berpotensi sebagai motor utama pendorong proses pemberdayaan wanita
dan transformasi sosial, yang pada akhirnya bisa sangat berdampak positif
terhadap penurunan tingkat kemiskinan.3 KWT Puspasari merupakan KWT
berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2015 yang dibentuk sebagai upaya
agar kaum perempuan secara langsung terlibat dalam usaha-usaha peningkatan
hasil pertanian dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan. KWT ini
memiliki program pengembangan kewirausahaan melalui pelatihan usaha
pengolahan hasil pertanian dan melakukan kegiatan yang memanfaatkan tanaman
obat sebagai bahan baku dalam merancang dan menyediakan produk olahan.
Perkembangan KWT Puspasari menuntut setiap anggota untuk memiliki
sikap karakteristik wirausaha. Karakteristik wirausaha yang dimiliki setiap
anggota akan menunjukkan keberhasilan usaha yang baik. Kewirausahaan
2[KUMKM Jabar] Koperasi dan UMKM Jawa Barat (ID). 2011. Kontribusi UMKM di Jawa Barat
terhadap PDRB [internet]. [diunduh pada 2016 Januari 15]. Tersedia pada:
diskumkm.jabarprov.go.id 3 Tambunan TH.2012. Wanita Pengusaha di UMKM di Indonesia : Motivasi dan Kendala.
[diunduh 2016 Februari 29] tersedia pada http://www.fe.trisakti.ac.id
3
merupakan suatu sikap yang diperlukan untuk memulai usaha dan
mengembangkan usaha. Seorang wirausaha akan memiliki cara berpikir yang
berbeda dengan pengusaha pada umumnya dengan menunjukan sikap dan perilaku
sebagai manusia yang unggul.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang peneliti lain terhadap
usaha kecil yang dikelola wanita juga telah memberikan inspirasi untuk mengkaji
lebih banyak dan lebih mendalam mengenai peran serta kaum wanita dalam dunia
wirausaha serta mengkaji variabel-variabel karakteristik wirausaha yang diduga
dimiliki oleh kaum wanita anggota KWT Puspasari Kota Bogor. Berdasarkan
kondisi tersebut maka kajian dengan tema wirausaha wanita dan keberhasilan
usaha yang dilakukan oleh kaum wanita relevan untuk dikaji, khususnya dalam
upaya meningkatkan kemandirian dan kemampuan wanita dalam berwirausaha.
Rumusan Masalah
Mayoritas penelitian tentang wirausaha yang dilakukan terfokus pada
pengusaha laki-laki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Deputi Bidang
Pengkajian Sumberdaya UKMK (2006) mengemukakan bahwa jumlah wirausaha
wanita lebih sedikit daripada laki-laki wirausaha. Meskipun kewirausahaan dan
bisnis didominasi oleh kaum laki-laki, sudah sangat banyak wanita yang menjadi
wirausaha dari tingkat mikro, kecil dan menengah, dengan maksud untuk
membantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
Wirusaha wanita penting adanya karena memiliki peranan yang strategis
dalam pembangunan ekonomi dalam menghadapi masalah pengangguran dan
kemiskinan di Kota Bogor, dimana sebesar 53 persen usaha rumahan di Kota
Bogor dijalankan oleh wirausaha. Berdasarkan data BPS Kota Bogor 2012
menunjukkan jumlah wanita wirausaha di Kota Bogor tahun 2012 sebesar 21 710
dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 21 9584. Hal ini menggambarkan bahwa
adanya tren peningkatan jumlah wanita berwirausaha di Kota Bogor.
KWT Puspasari adalah kelompok wanita wirausaha yang dibentuk pada
tahun 2011 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
sosial masyarakat melalui pengelolaan lingkungan hidup dan usaha
pengembangan industri pertanian. KWT Puspasari memiliki program pengelolaan
terhadap kebun bibit dan kebun percobaan tanaman obat yang ditanami 154 jenis
tanaman obat yang diolah menjadi Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan minuman
herbal. Selain itu, ada juga produk pupuk kompos yang diolah dari tempat
penampungan sampah oleh KWT Puspasari. Meskipun baru berjalan 5 tahun,
KWT Puspasari sudah mengalami perkembangan dalam menjalankan usahanya.
Perkembangan yang semakin membaik mengantarkan kelompok ini mendapatkan
penghargaan sebagai KWT terbaik di Kota Bogor.
Pembinaan dan pelatihan juga sering dilakukan oleh pemerintah untuk
KWT Puspasari dalam rangka peningkatan potensi diri anggota. Salah satu bentuk
pembinaan yang dilakukan adalah pengetahuan mengenai wirausaha. Pengetahuan
tersebut diberikan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
setiap satu bulan sekali. Sementara itu, program pelatihan dilakukan untuk
4 [BPS Kota Bogor] Badan Pusat Statistik Kota Bogor (ID). 2014. Jumlah wanita wirausaha Kota
Bogor [internet]. [diunduh pada 2016 Januari 20]. Tersedia pada: kotabogor.bps.go.id
4
meningkatkan keterampilan para anggota yang nantinya dapat menjadikan
anggota sebagai pribadi yang produktif, kreatif, dan inovatif. Pembinaan dan
dukungan dari pemerintah setempat melalui program pelatihan dan kewirausahaan
menjadikan kelompok wanita tani ini semakin dirasa kemajuannya. Hal ini
terbukti dengan produk KWT Puspasari sudah dapat dijual keluar Pulau Jawa
bersaing dengan produk lainnya serta diraihnya prestasi tingkat provinsi. Prestasi
tersebut telah membawa kelompok ini pada pengukuhan sebagai juara kedua.
Perkembangan prestasi serta kemajuan yang ditunjukkan oleh kelompok
ini dalam waktu yang cepat tidak lepas dari peran anggota yang telah
berkontribusi. Pengalaman para anggota KWT Puspasari mengikuti kompetisi dan
pengalaman mengikuti pelatihan kewirausahaan akan mempermudah anggota
untuk mengadopsi sikap wirausaha. Karakteristik wirausaha anggota diharapkan
dapat menunjang keberhasilan dari usaha yang dijalankan, dan pencapaian yang
diharapkan oleh para anggota KWT Puspasari. Berdasarkan uraian di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik wirausaha yang dimiliki anggota KWT Puspasari
Bogor?
2. Bagaimana keberhasilan usaha yang dimiliki anggota KWT Puspasari Bogor?
3. Bagaimana hubungan karakteristik wirausaha pelaku usaha anggota KWT
Puspasari Kota Bogor dengan keberhasilan dalam usaha?
Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari Kota Bogor
2. Mendeskripsikan keberhasilan usaha anggota KWT Puspasari Kota Bogor
3. Menganalisis hubungan karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari
terhadap keberhasilan usaha KWT Puspasari Kota Bogor
Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai berikut :
1. Bagi Kelompok Wanita Tani Puspasari penelitian ini memberikan manfaat
sebagai gambaran tentang karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari,
sehingga diharapkan dapat menjadi acuan untuk melaksanakan program-
program yang dapat mengembangkan karakter wirausaha anggota kelompok.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi kelompok wanita tani
dalam menjalankan kegiatannya sehingga karakter wirausaha anggota
kelompok dapat dikembangkan dan diharapkan dapat membawa kemajuan
usaha baik bagi kelompok maupun individu.
2. Bagi pemerintah sebagai bahan acuan dalam menyusun program kerja yang
dapat mengembangkan karakter wanita wirausaha sehingga diharapkan
perekonomian dapat tumbuh dengan adanya peran aktif wanita wirausaha.
5
3. Bagi akademisi sebagai bahan pertimbangan dan bahan pembanding dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan wirausaha.
4. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dibidang
wirausaha dan dapat menerapkan disiplin ilmu yang didapat saat kuliah.
TINJAUAN PUSTAKA
Wanita Wirausaha
Penelitian yang dilakukan Sari (2015) mengkaji aktivitas wanita wirausaha
dengan peryumbuhan usaha kentang di Kabupaten Kerinci menyimpulkan
beberapa hal terkait wanita wirausaha di antaranya: Profil dari wanita wirausaha
pengolahan kentang didominasi oleh wanita yang berkeluarga pada kelompok usia
35 sampai 45 tahun, dan berpengalaman dalam mengolah makanan. Karakteristik
kewirausahaan wanita wirausaha secara baik dibentuk oleh motivasi, risiko, dan
inovasi. Dengan demikian wanita yang mengolah kentang di Kabupaten Kerinci
adalah wirausaha karena terbukti memiliki karakter wirausaha. Aktivitas wanita
wirausaha pengolahan kentang oleh wanita terbukti positif dan signifikan
berpengaruh pada pertumbuhan usaha di Kabupaten Kerinci.
Penelitian terkait wanita wirausaha juga dilakukan oleh Nurhayati (2011)
di agroindustri perikanan di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Palabuhan Ratu,
Kabupaten Sukabumi, mayoritas wanita wirausaha di lokasi ini berpendidikan
Sekolah Dasar (SD), namun memiliki keinginan untuk tetap menjadi wanita yang
produktif dengan cara memperoleh pendapatan melalui keterampilan mengelola
usaha yang dimilikinya. Sebaran wirausaha wanita berdasarkan usia pada kegiatan
usaha agroindustri perikanan tergolong relatif muda, karena lebih dari 50 persen
berusia antara 30 hingga 50 tahun. Pengalaman berwirausaha yang dominan
adalah antara 5 sampai 10 tahun. Sumber modal usaha berasal dari uang pribadi
dan dari bank. Suami merupakan perintis kegiatan usaha, di samping kemandirian
usaha yang dimiliki wanita wirausaha tersebut.
Karakteristik Wirausaha
Nursiah (2015) melakukan penelitian karakteristik wirausaha UKM tempe
di Kabupaten Bogor dengan indikator pengalaman, pengambilan risiko,
ketekunan/kerja keras, inovatif, dan motivasi. Nursiah memaparkan dalam
penelitiannya dengan adanya risiko yang dihadapi, seorang wirausaha harus
mampu menyiasatinya. Salah satu cara yang dilakukan untuk menyiasati adanya
risiko adalah dengan melakukan inovasi. Inovatif merupakan salah satu ciri yang
harus dimiliki wirausaha. Untuk membentuk seseorang menjadi wirausaha
diperlukan motivasi yang kuat, karena menjadi wirausaha berarti menjalankan
usaha sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Karakteristik wirausaha
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap perilaku wirausaha pada UMKM
tempe. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan karakteristik wirausaha akan
6
meningkatkan perilaku wirausaha. Variabel yang berkontribusi paling besar
merefleksikan karakteristik wirausaha adalah variabel inovatif.
Suyatini (2004) menganalisis pengaruh karateristik wirausaha,
karakteristik psikologi yang diukur adalah kemampuan berinovasi, rasa percaya
diri, kemampuan mengambil risiko, dan kebutuhan akan keberhasilan. Penelitian
ini menjelaskan bahwa indikator karateristik wirausaha kepercayaan diri
merupakan kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah dengan tetap optimis
terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah tersebut. Indikator
keberanian mengambil risiko berkaitan dengan keberanian seseorang untuk
mempertaruhkan apa yang dimilikinya untuk membangun suatu usaha dengan
harapan memperoleh manfaat yang lebih besar dari apa yang telah mereka
pertaruhkan. Individu yang memiliki kemampuan berinovasi secara efektif dapat
menyeimbangkan ide-ide dan kenyataan menjadi ide-ide kerja yang baru.
Nurhayati et al. (2011) menjelaskan karakteristik psikologis meliputi kerja
keras, semangat, toleransi terhadap ketidakpastian. Indikator ketekunan dapat
mendukung daya berpikir seseorang untuk berpikir secara inovatif dan kreatif.
Sebagian besar responden memiliki karakteristik inovatif atau keinginan untuk
selalu melakukan inovasi baru dalam setiap pekerjaan yang ditekuninya. Sikap
toleransi terhadap ketidakpastian dapat mendorong dan menjadikannya sebagai
tantangan. pentingnya membangun karakteristik wirausaha karena karakteristik
tersebut sangat menentukan keberhasilan usaha dan mempermudah untuk
meningkatkan kompetensi wirausaha.
Penelitian oleh Rahayu (2014) menganalisis karakteristik wirausaha dalam
UMKM tempe dengan indikator yaitu meliputi percaya diri, berorientasi hasil,
pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Hasil
penelitian menunjukan dari nilai hasil persentase kategori skor karakteristik
wirausaha menunjukkan sikap percaya diri dalam kategori sangat baik dan sikap
berorientasi hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi
masa depan dalam kategori baik.
Hasil penelitian terdahulu menekankan pada beberapa indikator
karateristik wirausaha yaitu kepercayaan diri, keberanian mengambil risiko, dan
inovasi. Karakteristik wirausaha yang digunakan pada penelitian ini akan dibatasi
pada percaya diri, kreatif dan inovatif, semangat, kemampuan bersosialisasi
dengan lingkungan, dan motivasi berprestasi.
Keberhasilan Usaha
Dalam menjalankan kegiatan usaha, seorang wirausaha pasti memiliki
sasaran-sasaran tertentu yang telah ditetapkan untuk mencapai keberhasilan usaha.
Steam et al. dalam Burhanudin (2014) yang menggunakan data dari Global
Enterpreneurship Monitor menyimpulkan bahwa wirausaha yang ambisius
memberikan kontribusi lebih kuat untuk pertumbuhan makro ekonomi daripada
aktivitas kewirausahaan lainnya. Beragam bagian dari kewirausahaan mulai dari
karakterisitik, sikap, dan perilaku dimana kemampuan kewirausahaan yang
semakin berkembang akan mempengaruhi keberhasilan usaha yang pada akhirnya
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Noviana (2013) menganalisis keberhasilan peternak sapi perah
berdasarkan empat hal. Keempat hal tersebut yaitu keberlangsungan usaha,
7
penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,
meningkatkankesejahteraan keluarga dan meningkatkan kualitas hidup bagi
pemakai produk.
Keberhasilan usaha menurut penelitian Dirlanudin (2010) bukanlah
sesuatu yang dapat diraih dalam waktu yang sesaat namun memerlukan upaya
yang keras, ketekunan, dan kecekatan dalam mengelola usaha tersebut dengan
terus membaca lingkungan eksternal sejalan dengan perubahan dan tuntutan para
konsumen. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan para pengusaha kecil agro antara lain adalah jumlah pelanggan,
kecenderungan loyalitas, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan
keuntungan.
Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan
Puspitasari (2013), hasil penelitiannya perilaku kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan usaha anggrek. Hal ini
menunjukan bahwa perilaku kewirausahaan berperan penting dalam peningkatan
kinerja usaha, sehingga dengan ketekunan, ketanggapan terhadap peluang,
inovatif, keberanian mengambil risiko dan kemandirian pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja usaha.
Hasil penelitian Mafiroh (2014) terdapat lima karakter yang berhubungan
signifikan dengan keberhasilan pengusaha tanaman hias jika dilihat dari
pertumbuhan usaha. Namun hanya empat karakter yang berhubungan terhadap
penjualan. Karakter Orientasi masa depan, berani mengambil risiko, inovatif, dan
percaya diri berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan usaha maupun
penjualan, sedangkan bekerja keras hanya berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan usaha. Karakter orientasi masa depan, berani mengambil risiko, dan
inovatif memiliki korelasi yang sedang terhadap keberhasilan usaha sedangkan
bekerja keras dan percaya diri memiliki kekuatan korelasi yang lemah, sedangkan
untuk karakter bertanggung jawab tidak berhubungan signifikan terhadap
keberhasilan usaha tanaman hias di Meruya Selatan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kewirausahaan
Menurut Meredith (2005) dan Kao (1997) dalam Suryana dan Bayu
(2010), kewirausahaan merupakan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan
kesempatan dalam mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
memperoleh keuntungan dari pemanfaatan tersebut.
Menurut Alma (2005) pengertian wirausaha adalah seseorang yang selain
mampu berusaha dalam bidang ekonomi dan niaga secara tepat guna, efektif, serta
efisien, namun juga berkarakteristik atau berkepribadian merdeka lahir batin dan
berbudi luhur. Wirausaha ini lebih menekankan kepada jiwa serta semangat yang
diaplikasikan pada segala aspek kehidupan. Wirausaha berbeda dengan
pengusaha, wirausaha sebagai orang yang memulai bisnis, ikut terlibat dalam
usaha yang dijalankan, serta memiliki sifat berani mengambil risiko, inovatif,
8
memanfaatkan peluang yang ada, dan memperoleh balasan jasa berupa
keuntungan atau laba yang diperoleh. Sementara pengusaha adalah seseorang
yang memiliki bisnis namun tidak terlibat dalam usaha yang dijalankan,
pengusaha hanya menerima keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut.
Schumpeter dalam Alma (2005) bahwa wirausahawan adalah individu
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dan menggerakkan perekonomian
masyarakat untuk maju ke depan. Wirausahawan adalah individu-individu yang
berani mengambil risiko, mengkoordinasi, mengelola penanaman modal atau
sarana produksi serta mengenalkan fungsi faktor produksi baru atau yang mampu
memberikan respon secara kreatif dan inovatif.
Karakteristik Wirausaha
Berbagai definisi wirausahawan dan wirausaha sesungguhnya menyiratkan
karakteristik individu dari seseorang wirausahawan yang didefinisikan tersebut.
Namun demikian karakteristik wirausaha secara umum menggambarkan keunikan
personal atau psikologi seseorang yang terdiri dari dimensi nilai sikap dan
kebutuhan. Gambaran tersebut berdasarkan asumsi bahwa individu akan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan perilaku tersebut didorong
oleh keinginan untuk memuaskan kebutuhan (Yousof, et al. 2007). Oleh karena
itu perilaku wirausaha dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengamati
individu wirausahawan yang memiliki karakteristik wirausaha yang kuat ataupun
lemah.
Salah satunya teori wirausaha telah dikembangkan oleh Meredith et al.
(1989). Meredith mengemukakan ciri dan watak wirausaha, diantaranya percaya
diri, berorientasi, pengambilan risiko, kepemimpinan, dan keorsinilan yang
dijelaskan oleh Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik wirausaha dan indikator karakteristik wirausaha
Karakteristik wirausaha Indikator karakteristik wirausaha
Percaya diri Memiliki keyakinan yang kuat,
ketidaktergantungan, individualis, optimisme.
Berorientasi
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba,
ketekunan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan yang kuat.
Pengambilan risiko Kemampuan mengambil risiko yang wajar, suka
tantangan.
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi
dengan orang lain, terbuka terhadap saran dan
kritik.
Keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel
Berorientasi ke masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa
depan.
Sumber : Meredith et al. 1989
Wanita wirausaha memiliki karakter kepribadian yang membedakannya
dengan pria wirausaha. Karakter wirausaha tersebut antara lain: Percaya diri,
toleransi, kreatif dan inovatif, semangat dan berorientasi kedepan (Hisrichh et al.
9
2008). Menurut Alma (2005) mengenai karakteristik kepribadian pengusaha
wanita mempunyai sifat toleransi dan fleksibel, realistis dan kreatif, semangat dan
mampu berhubungan dengan lingkungan.
Indikator Karakteristik Wirausaha
Dari berbagai teori tentang wirausaha yang berbeda-beda, indikator
wirausaha, teori indikator yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Percaya Diri
Modal usaha seorang berwirausaha adalah kemauan yang kuat dan rasa
percaya diri. Seorang wirausaha harus memiliki sikap percaya diri. Percaya diri
adalah sikap yang mengacu pada sikap percaya terhadap kemampuan dan keahlian
yang ada pada diri sendiri, tidak memiliki keraguan dalam melakukan suatu hal
khususnya dalam menjalankan usaha dan selalu optimis bahwa usaha yang
dijalankan akan mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri adalah sikap dan
keyakinan seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya
(Suryana 2006). Oleh sebab itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang
mandiri dan memiliki sikap percaya diri.
2. Inovatif
Menurut Meredith et al. (1989) inovasi dalam bisnis menghasilkan barang
dan jasa yang berkualitas lebih tinggi yang merupakan hasil dari tindakan para
wirausaha, yang bersedia menerima tantangan-tantangan lebih besar dan memikul
risiko yang sudah diperhitungkan. Rahasia wirausaha dalam menciptakan nilai
tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi.
3. Supel
Menurut Hisrich et al (2008) karakter supel ini merupakan bentuk
sederhana dari karakter memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan
lingkungan sosial. Wanita wirausaha cenderung lebih mudah untuk beradaptasi
dan berhubungan baik dengan lingkungan disekitarnya.
4. Semangat
Seseorang yang semangat selalu mengutamakan hasil adalah orang yang
selalu mengutamakan niali-nilai motif berprestasi, berorientasi laba, ketekunan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif (Suryana
2006). Semangat dan kerja keras adalah sikap yang mengacu pada kemampuan
yang selalu terlibat dalam menjalankan usahanya dengan tidak mengeluh sampai
semua pekerjaan selesai dilakukan dan tidak hanya mengandalkan keberuntungan
saja.
5. Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi adalah sikap yang mengacu pada keinginan mencapai
suatu prestasi khususnya dalam pencapaian keberhasilan usaha dan menghindari
suatu kegagalan. Seorang wirausaha haruslah memiliki perspektif visi ke depan,
selalu mencari peluang dan tidak cepat puas dengan keberhasilan serta
berpandangan jauh kedepan (Suryana 2006). Memiliki perspektif dan pandangan
ke masa depan akan membuat seorang pengusaha selalu berusaha untuk berkarya
untuk mencapai suatu keberhasilan. Motivasi berprestasi adalah sikap yang
mengacu pada keinginan mencapai suatu prestasi khususnya dalam pencapaian
keberhasilan usaha dan menghindari suatu kegagalan.
10
Keberhasilan Usaha
Meredith et al. (1989) menjelaskan bahwa keberhasilan seorang wirausaha
dapat terlihat dari kemampuan dalam menetapkan tujuan dari usaha yang
dijalankan. Tujuan dari suatu usaha tentunya dapat ditinjau dari sisi keuangan dan
non-keuangan. Kesuksesan di sisi keuangan dapat dilihat dari sejauh mana
seorang wirausaha dapat meningkatkan pertumbuhan usaha dan keuntungan yang
diperoleh dari usaha yang dijalankannya. Dari sisi non-keuangan dapat diketahui
bahwa kesuksesan usaha dapat diketahui melalui meningkatnya kesejahteraan
keluarga dan orang lain, meningkatnya tingkat hidup bagi para pemakai produk,
menyediakan lapangan usaha, serta mampu meningkatkan kapasitas diri dan orang
lain. Hal serupa disampaikan oleh Griffin dan Ebbert (2006) yang menyatakan
bahwa seorang wirausaha memiliki ciri kesuksesan yang ditandai dengan adanya
pertumbuhan usaha yang dijalankan serta keinginan untuk melakukan ekspansi
dan memperluas usahanya.
Keberhasilan usaha menurut penelitian Dirlanudin (2010) bukanlah
sesuatu yang dapat diraih dalam waktu yang sesaat namun memerlukan upaya
yang keras, ketekunan, dan kecekatan dalam mengelola usaha tersebut dengan
terus membaca lingkungan eksternal sejalan dengan perubahan dan tuntutan para
konsumen. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan para pengusaha kecil agro antara lain adalah jumlah pelanggan,
kecenderungan loyalitas, perluasan pangsa pasar, kemampuan bersaing, dan
keuntungan.
Menurut pendapat Riyanti (2003) keberhasilan usaha dapat diukur dengan
menilai kinerja suatu usaha. Kinerja usaha menurut Kaplan dan Norton dalam
Riyanti (2003) diukur berdasarkan perspektif keuangan (laba), pelanggan (jumlah
pelanggan), proses bisnis internal (tingkat produksi dan perluasan usaha), dan
proses pertumbuhan (kepuasan kerja karyawan).
Steam et al. dalam Burhanudin (2014) yang menggunakan data dari
Global Enterpreneurship Monitor menyimpulkan bahwa wirausaha yang ambisius
memberikan kontribusi lebih kuat untuk pertumbuhan makro ekonomi daripada
aktivitas wirausaha lainnya. Beragam bagian dari kewirausahaan mulai dari
karakterisitik, sikap, dan perilaku dimana kemampuan kewirausahaan yang
semakin berkembang akan mempengaruhi keberhasilan usaha yang pada akhirnya
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kerangka Pemikiran Operasional
Kewirausahaan tidak terlepas kaitannya dengan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Sektor UMKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai
agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang
besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi
tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan dan keberhasilan usaha.
11
Salah satu industri kecil yang ada di Kota Bogor adalah industri rumahan
yang dijalankan KWT Puspasari. Usaha kecil yang dijalankan KWT Puspasari ini
memiliki peluang besar dalam mengembangkan usahanya dan dituntut dapat
menjalankan usahanya secara mandiri untuk dapat menghadapi persaingan, karena
untuk mencapai keberhasilan, diperlukan kemandirian yang merupakan salah satu
ciri wirausaha. Agar dapat mendukung sikap kemandirian para pelaku usaha,
pelaku usaha perlu melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
melalui pengembangan jiwa kewirausahaan. Setiap pelaku usaha dapat
berkembang dengan pengembangan individunya untuk lebih termotivasi dalam
menjalankan usaha dan mempertahankan prestasi yang sudah diraihnya. Aspek
kewirausahaan memiliki peran untuk mendayagunakan segala sumber yang
dimiliki dengan proses yang lebih kreatif dan inovatif menjadikan anggota KWT
Puspasari siap menghadapi tantangan.
Penelitian ini berfokus kepada karakteristik wirausaha dan keberhasilan
usaha. Menganalisis hubungan karakteristik wirausaha dengan keberhasilan dirasa
penting dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas usaha kecil, khususnya pada
KWT Puspasari. Indikator karakteristik wirausaha yang digunakan mengacu pada
teori Meredith et al. (1989), Nurhayati et al. (2011), Puspitasari (2013), Riyanti
(2003) dan Dirlanudin (2010) yaitu meliputi percaya diri, supel, keinovatifan,
semangat dan motivasi berprestasi. Indikator keberhasilan usaha dapat berupa
keberhasilan yang dapat diukur dan tidak terukur. Namun keberhasilan usaha yang
dilakukan pada penelitian ini merupakan kinerja yang dapat diukur berdasarkan
teori dan penelitian terdahulu, yaitu meliputi pertumbuhan usaha dan peningkatan
pendapatan. Hubungan karakteristik wirausaha dari anggota kelompok KWT
Puspasari terhadap keberhasilan usaha dianalisis menggunakan metode analisis
Rank Spearman. Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1.
12
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional
Keterangan :
---- Ruang lingkup penelitian
Keberhasilan Usaha :
1. Pertumbuhan Usaha
2. Pendapatan
Perlu adanya pengembangan SDM dengan pengembangan jiwa
kewirausahaan
Para pelaku UKM dituntut untuk mandiri agar dapat menghadapi
persaingan
KWT Puspasari
Karakteristik wirausaha :
1. Percaya Diri
2. Supel
3. Kreatif
4. Semangat
5. Motivasi berprestasi
Analisis hubungan karakteristik wirausaha
dengan keberhasilan usaha anggota KWT
Puspasari
Kewirausahaan merupakan salah satu solusi dalam membantu
peningkatan perekonomian
13
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di KWT Puspasari yang terletak di kelurahan
Kedung Badak, kecamatan Tanah Sareal kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KWT
Puspasari merupakan salah satu KWT yang berada di kota Bogor dan telah
memiliki program pengembangan wirausaha yang ditujukan bagi para
anggotanya. Selain itu, menurut hasil wawancara dengan Ketua Bidang
Kelembagaan Dinas Pertanian Kota Bogor (2015), KWT Puspasari merupakan
KWT yang telah memiliki prestasi yang baik dan direkomendasikan untuk dikaji
lebih jauh. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai
dengan April 2016.
Metode Penentuan Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah anggota KWT Puspasari Kota Bogor.
Pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu semua anggota populasi.
Sampel merupakan seluruh anggota KWT yang tersebar di kelurahan Kedung
Badak kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, namun saat pengambilan data di
lapangan, tidak semua responden bisa ditemui dan diwawancarai. Kondisi
responden yang tidak memungkinkan untuk dikumpulkan datanya yakni sudah
tidak aktif dalam kelompok dan tidak bisa dihubungi.
Data dan Instrumentasi
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan melakukan observasi dan survey serta wawancara langsung
yaitu tentang gambaran umum dan sejarah tentang KWT Puspasari dan kegiatan
yang dilakukan anggota sehari-hari. Selain itu pengambilan data menggunakan
kuisioner terhadap responden target, dengan hasil observasi dan wawancara dapat
diperoleh informasi mengenai karakter wirausaha yang dimiliki oleh responden
dan mengetahui tingkat keberhasilan usaha pada anggota KWT Puspasari Kota
Bogor. Sementara itu, data sekunder adalah data yang telah terdokumentasi
sebelumnya, data ini berupa data yang telah diterbitkan oleh organisasi atau
lembaga terkait dan bukan hasil pengolahan peneliti. Dalam penelitian ini data
sekunder baik berupa data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dinas-dinas, lembaga
penelitian atau publikasi di media yang relevan dengan tujuan penelitian ini. Data
primer dan sekunder pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.
14
Tabel 3 Jenis dan sumber data
Jenis
Data
Deskripsi Sumber Data
Primer -Gambaran umum KWT Puspasari
-Ciri atau karakteristik responden
-Karakteristik wirausaha
Anggota KWT Puspasari
-Keberhasilan usaha anggota KWT
Puspasari
Pengamatan dan partisipasi
langsung dalam kegiatan
KWT, wawancara anggota
kelompok dengan
kuisioner.
Sekunder -Nilai PDB Indonesia
-Jumlah UMKM Jawa Barat
-PDRB Jawa Barat
-Jumlah UMKM Bogor
-KWT berprestasi di Kota Bogor
-Tinjauan Pustaka
Wawancara, Literatur-
literatur, jurnal, media
elektronik (internet) yang
relevan dengan penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara dan
observasi lapang. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner untuk
memperoleh data secara utuh yang dapat menggambarkan fenomena yang terjadi
di lapangan. Selain itu, kuesioner digunakan untuk mendapatkan data dari pelaku
usaha terkait dengan karakteristik wirausaha yang dimiliki. Setiap pengisian
kuesioner peneliti melakukan pendampingan untuk mengantisipasi adanya
kesulitan atau kesalahpahaman dalam mengartikan pertanyaan kuesioner.
Pendampingan yang dilakukan dalam setiap pengisian kuesioner juga
dimaksudkan untuk mencari informasi lain yang lebih mendalam yang belum
tercakup dalam kuesioner.
Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dilakukan menggunakan
skala Likert. Skala inidigunakan untuk mengukur sikap masyarakat dengan
menggunakan item-item yang dapat dinilai baik atau buruk. Responden kemudian
diminta untuk memberikan skor. Skor tersebut kemudian dijumlahkan dan jumlah
ini merupakan total skor dan total skor ini ditafsirkan sebagai posisi responden
dalam skala Likert (Nazir 2011).
Pengolahan kuesioner dilakukan setelah responden memberikan
pembobotan nilai pada masing-masing pernyataan yang terdapat dalam kuesioner.
Pembobotan tersebut dilakukan berdasarkan rentang skala penilaian dalam kisaran
1 sampai dengan 5, dimana skala 1 menggambarkan sangat tidak setuju dan skala
5 menggambarkan sangat setuju. Kemudian pembobotan tersebut akan
dikelompokkan sesuai dengan masing-masing variabel yang digunakan. Setelah
diperoleh nilai hasil pembobotan pada masing-masing variabel yang digunakan,
selanjutnya akan ditentukan nilai total dari masing-masing variabel. Sehingga
dapat ditentukan nilai rataan untuk masing-masing variabel yang digunakan.
15
Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi selama
penelitian. Sedangkan data kuantitatif diperoleh berupa data anggota KWT
Puspasari serta data karakteristik individu, penilaian karakteristik wirausaha dan
keberhasilan usaha.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik wirausaha pada KWT
Puspasari. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah menggunakan software
computer Microsoft Excel dan SPSS For Windows. Analisis data dilakukan untuk
menjawab setiap pertanyaan yang tercantum dalam tujuan penelitian.
Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2011), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Analisis deskriptif
pada penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan kesuksesan yang telah
dicapai oleh KWT Puspasari Bogor yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Dengan demikian dapat diketahui korelasi dari setiap faktor-faktor tersebut
terhadap kesuksesan usaha.
Nazir (2011) menyatakan cara pengumpulan data untuk analisis ini
dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner. Untuk mewakili
keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan ukuran nilai pusat. Jenis
ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung (mean). Rata-rata hitung
secara umum dapat ditentukan dengan rumus:
∑
Keterangan:
Μ = mean
Σ Xi = jumlah pengamatan ke-i
N = jumlah data
Kriteria Penentuan Skor Karakteristik Wirausaha
Agar memudahkan dalam melakukan pengkategorian skor berdasarkan
karakteristik wirausaha, maka dilakukan penentuan kategori jawaban dari jumlah
skor. Jumlah skor diperoleh dari penjumlahan bobot yang dikalikan dengan
jumlah responden. Dari penjumlahan skor yang diperoleh tersebut kemudian
dipersentasekan dengan cara menghitung jumlah skor setiap karakteristik
wirausaha dibagi dengan nilai bobot maksimal dikali jumlah responden dikali
jumlah pertanyaan setiap kriteria karakteristik wirausaha. Secara matematis
pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
16
∑
Keterangan:
b = bobot (1-4)
r = responden (30 orang)
bm = bobot maksimum (4)
jk = Jumlah kriteria karakteristik wirausaha (4-5 kriteria)
Setelah diketahui persentase jawaban responden, kemudian hasil
perhitungan dikelompokkan berdasarkan kategori jawaban yang telah ditentukan
pada Tabel 4. Perhitungan persentase skor ini digunakan untuk memudahkan
dalam menentukan kategori jawaban karakteristik wirausaha responden. Jumlah
kriteria yang digunakan setiap karakteristik berbeda menyebabkan perbedaan
jumlah skor tertinggi pada setiap karakteristik wirausaha.
Tabel 4 Penentuan kategori jumlah skor berdasarkan persentase kategori jawaban
responden
Presentase kategori jawaban (%) Kategori skor
1-25
26-50
51-75
76-100
Kurang baik
Cukup baik
Baik
Sangat baik
Uji Validitas dan Realibilitas
Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner yang dipertanyakan kepada
pedagang terlebih dahulu dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas menyatakan bahwa sejauh mana alat pengukur mampu
mengukur apa yang diinginkan dari data sebuah kuisioner (Umar 2005). Dengan
kata lain, pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows. Penilaian valid atau
tidaknya masing-masing variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Corrected
Item-Total Correlation masing-masing variabel (pernyataan). Suatu variabel
dinyatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation > nilai r tabel.
Seluruh pernyataan yang diberikan dalam bentuk kuesioner pada responden
dikatakan valid sehingga kuesioner digunakan kembali untuk pengolahan data
selanjutnya. Hasil uji validitas dapat di lihat pada Lampiran.
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini, teknik
pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach karena skala
yangdigunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert Summated Rating. Sama
17
halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan
software SPSS 19.0 for Windows. Penilaian reliabel atau tidaknya masing-masing
variabel (pernyataan) dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha. Indikator
reliabilitas variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) adalah sebagai berikut:
1. Cronbach’s Alpha 0.00-0.20 = tidak reliable
2. Cronbach’s Alpha 0.21-0.50 = kurang reliable
3. Cronbach’s Alpha 0.51-0.60 = cukup reliable
4. Cronbach’s Alpha 0.61-0.80 = reliabel
5. Cronbach’s Alpha 0.81-1.00 = sangat reliable
Berdasarkan hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa variabel
yang diukur melalui kuisioner memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.927
yang dikategorikan reliabel.
Analisis Korelasi Rank Spearman
Pada penelitian ini dilakukan analisis korelasi Rank Spearman untuk
mengetahui derajat antara kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Variabel X yang digunakan dalam penelitian ini berupa karakteristik wirausaha
anggota KWT dan variabel Y dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai tingkat
keberhasilannya. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan karena kedua
variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur berdasarkan skala ordinal.
Nazir (2011) menyatakan bahwa uji rank spearman digunakan untuk
menguji apakah beberapa ukuran minimal ordinal berhubungan satu sama lain
atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi
mempunyai distribusi yang sama. Secara umum, uji rank spearman digunakan
dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan
hubungan antara beberapa populasi. Penelitian ini menggunakan program SPSS
for Windows dan Microsoft Excel.
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman merupakan pengukuran tentang
keeratan hubungan antara dua peubah yaitu X dan Y. Nilai koefisien korelasi
Rank Spearman dapat bertanda positif maupun negatif dengan nilai mutlak
maksimal 1 dan minimal 0. Tanda positif menunjukkan bahwa kedua variabel
berkorelasi searah, artinya semakin tinggi nilai variabel X maka variabel Y akan
cenderung memiliki nilai yang semakin tinggi pula, begitupun sebaliknya. Tanda
negatif menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi berlawanan arah, artinya
apabila nilai variabel X semakin tinggi, maka variabel Y akan cenderung semakin
rendah, begitupun sebaliknya. Bila nilai yang dihasilkan sama dengan 0, maka
kedua variabel tidak berkorelasi, apabila nilai Rank Spearman yang dihasilkan
sama dengan 1, maka kedua variabel memiliki korelasi sempurna. Secara
deskriptif, Harmini (2009) menjelaskan bahwa nilai koefisien korelasi Rank
Spearman dapat dikategorikan menjadi lima kategori berikut:
1. Bila 0.0 < |rs| < 0.2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat
lemah.
2. Bila 0.2 ≤ |rs| < 0.4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah.
3. Bila 0.4 ≤ |rs| < 0.6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang.
4. Bila 0.6 ≤ |rs| < 0.8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat.
5. Bila 0.8 ≤ |rs| < 1.0, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat.
18
Variabel Penelitian
Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha. Dasar dari pengukuran variabel
yaitu pada konsep yang telah terbukti secara empiris, sehingga dapat
diimplementasikan di lapangan serta mampu diukur sebagaimana seharusnya.
Tabel 5 menunjukkan variabel, indikator dan landasan teori yang digunakan
dalam penelitian.
Tabel 5 Variabel, indikator penelitian dan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian
Variabel Keterangan Landasan teori
Karakteristik
wirausaha
Percaya Diri Meredith et al. (1989),
Nurhayati et al. (2011)
Puspitasari (2013), Riyanti
(2003), Dirlanudin (2010)
Semangat
Kreatif dan inovatif
Supel
Motivasi Berprestasi
Keberhasilan
usaha
Pertumbuhan usaha Riyanti (2003), Mafiroh
(2014)
Pendapatan
Definisi Operasional
Karakteristik wirausaha merupakan suatu pola perilaku yang dimiliki oleh
seorang wirausaha. Atribut dari karakteristik wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Kreatif dan keinovatifan adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang
terbuka dengan hal-hal yang baru, berusaha mencari tahu mengenai hal yang
dianggap baru mengenai usaha yang dijalankan.
2. Semangat adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang selalu terlibat
dalam menjalankan usahanya dengan tidak menyerah sampai semua
pekerjaan selesai dilakukan dan tidak hanya mengandalkan keberuntungan
saja.
3. Supel adalah bentuk sederhana dari karakter memiliki kemampuan untuk
berhubungan dengan lingkungan dimana karakter mengacu pada kemampuan
individu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar terutama mitra usahanya.
4. Motivasi berprestasi adalah sikap yang mengacu pada keinginan mencapai
suatu prestasi khususnya dalam pencapaian keberhasilan usaha dan
menghindari suatu kegagalan.
5. Pertumbuhan usaha adalah pengukuran terhadap peningkatan
keberlangsungan usaha dari sudut pandang pelaku usaha.
6. Pendapatan adalah hasil yang didapatkan dari penjualan barang maupun jasa
oleh pelaku usaha setiap melakukan produksi yang dibandingkan dengan
pendapatan saat awal memulai usaha.
19
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Lokasi Geografis
Secara geografis Kota Bogor merupakan sebuah kabupaten yang ada di
Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan dan terletak
di antara 106o 48‟ BT dan 6o 26‟ LS.
Kedudukan geografis Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor
serta lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang
strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan
nasional untuk industri, perdagangan dan pariwisata. Hal ini memberikan dampak
positif, yaitu berkembangnya sentra-sentra industri di Kota Bogor. Salah satu
industri yang ada di Kota Bogor adalah angroindustri.
Kelurahan Kedung Badak merupakan salah satu kelurahan di wilayah
Kecamatan Tanah Sareal yang terletak di Kota Bogor. Kecamatan Tanah Sareal
terdiri dari 11 kelurahan yang salah satunya adalah Kelurahan Kedung Badak.
Kelurahan kedung badak merupakan merupakan salah satu kelurahan di
wilayah Kecamatan Tanah Sareal yang terletak di Kota Bogor. Luas wilayah
kelurahan ini sebesar 200 hektar yang terbagi menjadi 14 Rw dan 99 Rt. Wilayah
kelurahan ini sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukaresmi, sebelah
selatan berbatasan dengan kelurahan Kebon Pedes, bagian timur berbatasan
dengan kelurahan Cibuluh, serta sebelah barat berbatasan dengan Kedung Jaya.
KWT Puspasari berada di RW 07 Keluarahan Kedung Badak yaitu di
wilayah Cimanggu Permai. Areal kebun memiliki koleksi kurang lebih dari 100
jenis tanaman berkhasiat obat yang tumbuh secara alami dalam lingkungan taman
dan terbagi menjadi tiga bagian. Kebun bagian depan merupakan tempat
pemeliharaan dan koleksi, kebun bagian tengah merupakan bagian budidaya yang
terdiri dari green house, dan kebun bagian belakang yang dikhususkan untuk
tanaman buah dan kolam kecil.
Sejarah dan perkembangan Kelompok Wanita Tani Puspasari
KWT Puspasari merupakan salah satu kelompok wanita tani yang menjadi
mitra binaan dari Dinas Pertanian Kota Bogor dan dibentuk pada tahun 2011
dengan jumlah anggota 33 orang. Kelompok ini dibentuk oleh ibu-ibu PKK Tanah
Sareal yang sudah melakukan pemanfaatan lahan pekarangan. Awalnya, anggota
KWT Puspasari hanya ada 16 orang dan termasuk kedalam kelompok pemula..
Kelompok ini merupakan suatu kelompok yang bergerak di sektor pertanian,
khususnya budidaya dan pengolahan hasil pertanian. Selain itu, kelompok ini juga
merupakan salah satu wadah perkumpulan yang anggota seluruhnya adalah wanita
yang berada di Kelurahan Tanah Sareal.
Saat ini, kelompok wanita tani Puspasari telah memperoleh bantuan dari
pihak Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan kota Bogor. Bantuan-
bantuan tersebut berupa peralatan dan akses untuk memasarkan produk. Bantuan
peralatan yang diberikan yaitu mesin pengolah tanaman. Dinas Pertanian maupun
Dinas UMKM juga sering memberikan penyuluhan tentang pertanian maupun
wirausaha, namun belum pernah dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan
KWT.
20
KWT Puspasari dibentuk dengan tujuan untuk memberdayakan wanita,
khususnya ibu rumah tangga dalam rangka peningkatan kualitas hidup melalui
pendidikan dan pelatihan. KWT Puspasari memfokuskan pada kegiatan usaha
budidaya pertanian pengolahan pasca panen. Untuk mencapai hal tersebut,
kelompok wanita tani Puspasari memiliki beberapa program, yaitu :
1. Pemanfaatan lahan pekarangan
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan
ditingkat keluarga. Kegiatannya berupa penanaman tanaman sayuran, umbi-
umbian, dan buah-buahan di pekarang dengan menggunakan pot.
2. Kebun bibit dan kebun pecobaan
Kelompok Wanita Tani Puspasari mengelola kebun percobaan di
Kecamatan Tanah Sareal. Kebun percobaan digunakan sebagai sarana belajar
pengembangan pertanian perkotaan yang ramah lingkungan dan budidaya
tanaman obat
3. Pengembangan wirausaha produk pertanian
Kegiatan ini terdiri dari produksi dan pemasaran produk yang dilakukan
dengan mengembangkan unit usaha pengolahan pertanian, mengikuti pameran
rutin setiap bulan, memperbaiki kemasan dan penampilan produk, dan
mendaftarkan sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal dari MUI.
Pembinaan yang dilakukan oleh KWT Puspasari diadakan setiap bulan
sekali dengan agenda pembahasan dan saling tukar informasi mengenai usaha
yang dijalankan ataupun yang akan dijalankan.
Seiring perkembangannya, KWT Puspasari telah memperoleh
penghargaan sebagai juara lomba cipta menu tingkat Kota Bogor 2015 dan lomba
KWT berprestasi tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2015. Sementara itu, lomba
kategori kelompok wanita tani diselenggarakan oleh pihak Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Barat.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran yang menunjukkan kerangka dan
susunan perwujudan pola tetap setiap bagian dari suatu organisasi, lembaga, atau
instansi lainnya yang berisi segala hal yang berkaitan dengan fungsi dan gambaran
umum dari masing-masing bagian beserta dengan orang yang diberikan
kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi juga mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi,
koordinasi sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan
besaran (ukuran) satuan kerja. Sehingga, struktur organisasi perlu dibentuk dalam
suatu lembaga, baik formal maupun non formal khususnya bagi KWT Puspasari
dalam menjalankan fungsi dan perannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Struktur organisasi pada KWT Puspasari dapat dikatakan telah sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, yakni terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, dan
dibantu beberapa seksi-seksi yaitu humas, sarana produksi (saprodi), pemasaran,
serta hama dan penyakit. Pembentukan struktur organisasi pada KWT Puspasari
didasarkan pada pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh anggota.
Struktur organisasi yang baik adalah masing-masing pengurus menjalankan tugas
sesuai tanggung jawab yang diberikan dan anggota melaksanakan hak dan
kewajibannya, maka kegiatan dan kinerja dari suatu kelompok menjadi optimal.
21
Namun, kinerja kelompok menjadi kurang optimal apabila pengurus yang
diberikan tanggung jawab tidak menjalankan tugas sesuai dengan kedudukannya
dalam suatu kelompok. Gambar 2 menunjukkan struktur organisasi pada KWT
Puspasari.
Gambar 2 Struktur organisasi KWT Puspasari Kota Bogor
Setiap kedudukan dalam struktur organisasi pada suatu lembaga memiliki
tugas dan wewenang yang berbeda-beda, begitu pula struktur organisasi pada
Kelompok Wanita Tani Puspasari. Tugas dan wewenang dari masing-masing
pengurus Kelompok Wanita Tani Puspasari adalah sebagai berikut :
1. Ketua, memiliki tugas dan wewenang dalam melaksanakan visi dan misi yang
telah dibuat, memimpin dan mengendalikan semua kegiatan organisasi
kelompok wanita tani Puspasari, melakukan pembinaan dan pengendalian
terhadap anggota, menyusun program kerja dalam setahun selama masa
periode kepengurusan, dan bertanggung jawab atas kelola organisasi KWT
Puspasari.
2. Sekretaris, memiliki tugas dan wewenang dalam mengatur kegiatan
administrasi pembukuan kelompok wanita tani Puspasari, melakukan
pencatatan dokumen pada setiap pertemuan dan kegiatan usaha yang telah
dilaksanakan, serta mengagendakan dan mengarsipkan setiap kegiatan KWT
Puspasari.
3. Bendahara, bertugas dalam melaksanakan pencatatan transaksi keuangan
kelompok secara transparan, melaporkan kegiatan keuangan pada setiap
pertemuan.
4. Seksi sarana produksi (saprodi), bertugas untuk melaksanakan pemantauan dan
pengawasan terhadap penyaluran ataupun penggunaan sarana produksi, dan
melaksanakan pembinaan pengelolaan sarana produksi bagi anggota KWT
Puspasari.
Ketua
Pipit Puspitasari
Bendahara
Titin Bambang
Gina Widodo
Sekertaris
Aisah K. Diati
Seksi Produksi
Mintarsih
Anshari
Pipit Puspitasari
Seksi Pemasaran
Wiwiek Cuk
Seksi Pengolahan
Elin Arasyugo
Seksi Hama
Penyakit
Rita Affendi
22
5. Seksi pemasaran, bertugas dalam melaksanakan pemasaran hasil produksi atau
produk olahan dari anggota kelompok wanita tani Puspasari, dan mencari
informasi pasar terkait dengan pengembangan usaha anggota KWT Puspasari.
6. Seksi pengolahan bertugas melaksanakan koordinasi kegiatan pasca panen dan
pengolahan hasil, memotivasi penerapan teknologi pasca panen dan
pengolahan hasil serta mencatat seluruh kegiatan pasca panen dan pengolahan
hasil.
7. Seksi hama dan penyakit, bertugas dalam melaksanakan pemantauan dan
pengendalian terhadap hama dan penyakit, dan memberikan informasi
mengenai hama dan penyakit serta pencegahannya kepada anggota terkait
tanaman yang ditanam .
Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan produksi Kebun Tanaman Obat Puspasari memiliki
sarana dan prasarana, diantaranya :
1. Kawasan kebun tanaman obat
2. Ruang diskusi berupa saung yang berada di lokasi kebun dengan suasana yang
sejuk
3. Green house yang terletak di kebun percobaan . Green house digunakan
sebagai tempat untuk membudidayakan tanaman obat, selain kebun terbuka
yang juga ditanami tanaman obat.
4. Alat dan mesin pertanian
5. Dapur untuk memasak acara makan siang bersama anggota KWT sehingga
lebih kekeluaragaan.
6. Toilet
7. Gudang penyimpanan alat alat pertanian
Karakteristik Individu
KWT Puspasari merupakan salah satu kelompok wanita yang dibentuk
dengan tujuan membentuk wanita sebagai pribadi yang mandiri. Menurut hasil
survey yang dilakukan sebagian besar responden yang berprofesi sebagai seorang
wirausaha dan ibu rumah tangga dan aktif dalam kegiatan sosial, seperti PKK,
posyandu, dan kegiatan lainnya yang dilakukan di RW 07 Kelurahan Kedung
Badak. Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 anggota KWT Puspasari.
Karakteristik pengusaha ini dibagi berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan lama
bergabung dan pendapatan anggota. Uraian karakteristik anggota KWT Puspasari
Kota Bogor dijelaskan sebagai berikut:
Usia
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa responden memiliki
usia yang beragam. Usia responden terdiri dari 4 kategori, yaitu dengan rentang
usia 31 sampai 40 tahun, 41 sampai 50 tahun, 51 sampai 60 tahun dan 60 sampai
70 tahun. Berdasarkan tabel 6, lebih dari setengah dari jumlah keseluruhan
anggota KWT Puspasari berada pada kisaran umur 41 sampai 60 tahun dimana
usia 51 sampai 60 tahun sebesar 36.67 persen dan usia 41 sampai 50 sebesar 33.33
persen. Hanya sebagian kecil usaha tanaman obat dimiliki oleh responden pada
kisaran umur 31 sampai 40 tahun dan 60 sampai 70 tahun. Sebaran responden
anggota KWT Puspasari berdasarkan usia dapat dilihat di Tabel 6.
23
Tabel 6 Sebaran responden anggota KWT Puspasari berdasarkan usia responden
Usia Frekuensi Presentase (persen)
31-40 5 16.67
41-50 10 33.33
51-60 11 36.67
61-70 4 13.33
Jumlah 30 100.0
Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh anggota KWT Puspasari
diklasifikasikan menjadi empat jenjang pendidikan yaitu tamat SD, SMP, dan
SMA dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan penelitian di lapang, anggota KWT
Puspasari sebagian besar berpendidikan lulusan SMA dan Perguruan Tinggi.
Hasil survei yang dilakukan, sebesar 40 persen responden tamat perguruan
tinggi dimana 6 orang lulusan S1 dan 6 orang lulusan Diploma. Sebesar 56.67
persen responden berpendidikan SMA dan hanya satu orang responden
berpendidikan SMP. Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan perguruan tinggi
anggota KWT Puspasari memiliki minat untuk melakukan usaha. Sebaran
responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan KWT Puspasari
Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase
Tamat SD - 0
Tamat SMP 1 3.33
Tamat SMA 17 56.67
Tamat PT 12 40.00
Jumlah 30 100.00
Lama bergabung dalam KWT
Pada penelitian yang dilakukan, lama usaha atau pengalaman dalam
berwirausaha responden anggota KWT merupakan usaha baru yang dijalankan.
Lamanya usaha memengaruhi tingkat pengalaman dalam menjalankan usaha,
sehingga mempengaruhi cara mereka dalam pengambilan keputusan. Secara
umum para anggota KWT Puspasari sudah menjalankan usaha lebih dari satu
tahun. Sebanyak 46.67 persen responden bergabung selama lebih dari 4 tahun,
sebesar 10 persen responden bergabung selama lebih dari 3 tahun, sebanyak 13
persen bergabung selama 2 sampai 3 tahun, sebanyak 16.67 persen bergabung
selama 1 sampai 2 tahun dan sisanya bergabung kurang dari satu tahun, sehingga
dapat dikatakan para anggota sudah memiliki pengalaman yang cukup. Lamanya
bergabung anggota dalam KWT Puspasari dapat dilihat pada Tabel 8.
24
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan lama bergabung dalam KWT Puspasari
Lama Bergabung Jumlah (Orang) Presentase
Kurang dari 1 tahun 4 13.33
1-2 tahun 5 16.67
2-3 tahun 4 13.33
3-4 tahun 3 10.00
4-5 tahun 14 46.67
Jumlah 30 100.00
Pendapatan
Pada penelitian yang dilakukan, pendapatan responden bervariasi, mulai
dari tidak memiliki pendapatan hingga pendapatan yang mencapai antara Rp500
000 hingga lebih dari Rp2001 000 setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas responden yang memiliki pendapatan diatas Rp2001 000
sebanyak 56.67 persen dimana anggota KWT yang memiliki pendapatan diatas
Rp2001 000 adalah anggota yang memiliki usaha tanaman obat pribadi. Dalam
hal ini, responden yang memiliki pendapatan antara Rp500 000 sampai Rp 2 010
000 adalah responden yang hanya memiliki penghasilan dari menjual produk
KWT saja. Hal itu disebabkan karena mayoritas usia responden berada dalam
kategori tua yang mengakibatkan responden enggan untuk melakukan pekerjaan
yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh pendapatan suami yang telah
lebih dari cukup, sehingga bagi mereka bekerja bukan menjadi prioritas utama.
Tabel 9 Distribusi responden menurut pendapatan pada anggota KWT Puspasari
Kategori Jumlah Presentase
500 000 – 1 000 000 4 13.33
1001 000 –1 500 000 4 13.33
1 501 000 – 2 000 000 5 16.67
> 2 001 000 17 56.67
Jumlah 30 100.00
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Wirausaha Pada Anggota KWT Puspasari
Fokus pada penelitian ini adalah angota KWT Puspasari. Hal–hal yang
diteliti meliputi kepercayaan diri, semangat, kreatif, supel dan motivasi
berprestasi. Setiap karakter diukur menggunakan kuesioner, dengan masing–
masing karakter diwakili oleh empat hingga lima pernyataan. Setiap indikator
pada kuesioner akan dihitung skornya dan juga rataannya. Tabel 10 menunjukkan
rataan skor tertinggi diperoleh dari karakter kreatif dan inovatif dan karakter
motivasi berprestasi yaitu sebesar 84 persen, untuk skor karakter semangat dan
supel sebesar 83 dan untuk rataaan skor percaya diri sebesar 72. Karakteristik
wirausaha yang dimiliki oleh semua responden termasuk dalam kategori baik.
Dilihat dari hasil rata-rata skor menunjukkan seluruh karakteristik wirausaha yang
dimiliki anggota KWT Puspasari Bogor sudah berada dalam kategori sangat baik
(sebesar 82 persen).
25
Rataan skor untuk setiap indikator karakter wirausaha bisa dilihat didalam Tabel
10.
Tabel 10 Nilai karakteristik wirausaha anggota KWT Puspasari
Karakteristik Wirausaha Presentase Kategori
Jawaban
Kategori Skor
Percaya Diri 72 Baik
Kreatif dan Inovatif 84 Sangat baik
Semangat 83 Sangat baik
Supel 83 Sangat baik
Motivasi berprestasi 84 Sangat baik
Rata - rata 82 Sangat baik
Percaya Diri
Sikap percaya diri mengandung sikap optimis dan keyakinan seorang
anggota KWT dalam menjalankan usaha. Sikap ini harus dimiliki seorang
pengusaha agar mereka memiliki tanggungjawab dan yakin dalam menjalankan
usahanya. Hasil perhitungan menunjukkan pernyataan mampu berbicara didepan
umum memiliki skor 74, percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki skor 94,
percaya akan keberhasilan dalam usaha memiliki skor 97, tidak ragu ragu dalam
mengambil keputusan memiliki skor 90 dan mampu dipercaya mendapat skor 88.
Hasil perhitungan karakteristik wirausaha percaya diri disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha percaya diri
Karakteristik penilaian karakteristik wirausaha Jumlah skor
Skor Maks
Persentase (%)
Mampu berbicara didepan umum 74 120 61
Percaya akan kemampuan diri sendiri 94 120 78
Percaya diri akan keberhasilan dalam usaha 97 120 81
Tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan 90 120 75
Percaya diri jika dipercaya menjadi ketua panitia
acara dalam KWT
88 120 73
Total Skor 437 600 72
Pada sikap percaya diri, kriteria yang memiliki skor paling tinggi adalah
responden percaya bahwa usaha yang paling baik adalah usaha yang diikuti
dengan rasa percaya diri akan keberhasilan. Semakin responden yakin akan
berhasil maka akan semakin dekat dengan keberhasilan usaha. Mayoritas
responden sangat setuju dengan pernyataan ini karena menurut mereka ketika
mereka percaya akan berhasil, mereka akan semakin berusaha mencapai
keberhasilan.
Kedua, responden percaya diri akan kemampuan diri sendiri juga memiliki
skor sangat baik karena anggota KWT Puspasari merasa jika percaya akan
kemampuan diri sendiri maka responden akan berhasil tanpa harus iri melihat
orang lain berhasil, justru keberhasilan orang lain akan menjadi acuan untuk
mengembangkan kemampuan responden.
26
Ketiga, anggota harus mencoba berani dan tidak ragu dalam mengambil
keputusan. Sebagian anggota mengaku mereka tidak percaya diri dengan
keputusan yang akan diambil karena responden mau mendengar pendapat dari
anggota KWT yang lain terlebih dahulu sehingga belum percaya diri akan
keputusan yang diambil. Namun, sikap percaya diri anggota KWT ini masih
memiliki skor yang rendah dalam hal berani berbicara di depan umum dan saat
diberi kesempatan menjadi ketua panitia. Sebagian anggota merasa bahwa malu
untuk mengemukakan pendapat didepan umum karena merasa takut salah
berbicara dan beberapa anggota KWT saat diwawancarai mengaku senang saat
diberi kepercayaan oleh anggota lain namun ada juga yang merasa bahwa masih
banyak yang lebih pantas menjadi ketua panitia dalam acara yang diselenggarakan
KWT.
Jadi, sikap percaya diri anggkota KWT sudah dalam kategori baik, tetapi
perlu ditingkatkan pada kemampuan anggota untuk berani berbicara di depan
umum, sehingga anggota lebih berani dalam mengemukakan ide dari
pemikirannya.
Kreatif dan Inovatif
Sikap kreatif dan inovatif mendukung seorang pengusaha untuk dapat
menciptakan nilai tambah produknya dan melakukan efisiensi produksi. Ciri
utama seorang wirausaha adalah selalu mencari perubahan, berusaha mengikuti
dan menyesuaikan dengan perubahan dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Hasil perhitungan karakteristik wirausaha kreatif dan inovatif disajikan pada
Tabel 12.
Tabel 12 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha kreatif dan
inovatif
Karakteristik penilaian karakteristik
wirausaha
Jumlah
skor
Skor
Maksimal
Persentase
(%)
Menggunakan tekhnologi terbaru 97 120 81
Rajin mencari informasi 103 120 86
Melakukan promosi gencar 96 120 80
Senang mencoba cara baru 105 120 88
Membuat kemasan dengan inovasi 105 120 88
Total Skor 506 600 84
Ciri utama seorang wirausaha adalah selalu melakukan perubahan. Pada
indikator sikap kreatif dan inovatif, dilihat sejauh mana seorang wirausaha
memiliki karakter kreatif dan inovatif untuk mengembangkan usahanya.
Wirausaha harus kreatif dan inovatif agar usahanya berjalan lebih baik. Atribut
kreatif dan inovatif dari anggota KWT Puspasari terlihat dari sikap responden
yang terbuka dengan hal-hal yang baru dan berusaha mencari tahu mengenai hal
yang dianggap baru.
Dari kelima pertanyaan memiliki skor dengan kategori sangat baik namun
berdasarkan nilai skor sikap kreatif dan inovatif, kriteria melakukan promosi
gencar saat launching produk mempunyai nilai terendah dibandingkan indikator
lainnya. Sebab akses terhadap pemasaran untuk pengembangan usaha masih
27
sebatas menaruh produk di pameran dan dilokasi produksi saja dan menurut
anggota KWT itu sudah efektif.
Kriteria menggunakan tekhnologi baru juga memiliki nilai yang rendah
dibandingkan kriteria lain, hal ini karena usia anggota KWT yang sudah tua maka
mereka merasa harus banyak belajar lagi dalam menggunakan tekhnologi yang
baru. Ketiga, kreteria senang mencoba cara cara baru dalam melakukan pekerjaan
dalam kegiatan dan melakukan inovasi pada produk mendapat skor paling besar
diantara indikator lain. Setiap bulan anggota KWT mengikuti pelatihan peltihan
yang diberikan oleh Dinas di Kota Bogor, seperti pelatihan membuat tepung,
ternak hewan, mengolah hasil pertanian, dan lain-lain, hal ini membuktikan
anggota KWT Puspasari senang mencoba cara baru dalam melakukan kegiatan
dalam KWT. Keempat, responden juga menjawab pertanyaan terbuka yang
menyatakan akan melakukan inovasi pada kemasan, dan semua responden
cenderung setuju dengan sikap tersebut, karena dalam kegiatan dalam KWT juga
tercermin dimana packing kemasan minuman yang dihasilkan KWT Puspasari
yang dahulu hanya memakai botol plastik tanpa diberi merk, kini sudah diberi
merk. Selain itu anggota KWT juga sudah mencantumkan label halal maupun
kode BPOM pada kemasan mulai tahun 2012 karena menurut anggota itu hal yang
penting agar produk bisa diterima dipasaran. Kelima, responden rajin mencari
informasi.
Semangat
Berdasarkan indikator karakter semangat dalam penelitian ini, dengan
karakter semangat yang kuat, maka dapat dilihat antusiasme responden dalam
menjalankan bisnisnya. Antusisasme ini dapat dilihat dari keaktifan responden
mencari informasi terkait bisnisnya dan segera mengerjakan tugas lain setelah
selesai dengan tugas sebelumnya. Karakter semangat juga menyebabkan
responden tidak mudah mengeluh dan tidak menyerah saat mengalami kegagalan
dalam bisnisnya. Tabel 13 menunjukkan pernyataan bahwa responden selalu
mencari perkerjaan lain saat pekerjaan sudah selalesai memiliki skor 90, tidak
mengandalkan keberuntungan dalam usaha memiliki skor 96, Senang mengikuti
kompetisi KWT memiliki skor 110, mau menerima pesanan diluar kapasitas
mendapat skor 101 dan mencari dana saaat usaha mulai menurun dengan skor 102
dari 30 responden yang diwawancarai. Hasil perhitungan karakteristik wirausaha
semangat disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha semangat
Karakteristik penilaian karakteristik wirausaha Jumlah
skor
Skor
Maksimal
Persentase
(%)
Selalu mencari pekerjaan lain saat sudah
selesai
90 120 75
Tidak mengandalkan keberuntungan dalam
usaha
96 120 80
Senang mengikuti kompetisi KWT 110 120 91
Mau menerima pesanan diluar kapasitas 101 120 84
Mencari dana saat usaha mulai menurun 102 120 85
Total Skor 503 600 83
28
Dalam karakter semangat, skor berada dalam kategori sangat baik.
Pertama, hampir semua anggota KWT selalu mencari pekerjaan lain saat
pekerjaan yag lain telah selesai dikerjakan. Berdasarkan penelitian di lapang,
anggota KWT setiap harinya menghabiskan waktu enam hingga tujuh jam di
kebun tanaman obat untuk melakukan kegiatan kelompok. Kegiatan yang
dilakukan diantaranya menyiram tanaman, memupuk, makan siang bersama,
mengecek jumlah tanaman serta membersihkan alat alat yang dilakukan untuk
proses produksi.
Kedua, sebagian besar responden berpendapat bahwa dalam mencapai
suatu tujuan dibutuhkan usaha yang keras tidak hanya mengandalkan
keberuntungan dan nasib saja. “Kalau hanya mengandalkan nasib gak akan maju
usahanya, kalau nunggu beruntung juga belum tentu beruntung, jadi tetap harus
semangat dalam hidup” (Elin, anggota KWT Puspasari)
Ketiga, dalam karakter semangat, skor tertinggi didapat dari pertanyaan
Anggota KWT merasa senang jika KWT mendapat undangan kegiatan atau lomba
secara rutin. Hal ini menunjukkan bahwa anggota KWT memiliki semangat yang
tinggi menjalankan kegiatan dengan KWT walaupun usia anggota sudah tidak
muda lagi. Anggota KWT sering mengikuti perlombaan yang diadakan
pemerintah Kota Bogor maupun pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tidak hanya itu,
setiap minggunya ada saja kegiatan lomba, pelatihan, maupun seminar yang
diikuti anggota KWT Puspasari. Keempat, anggota mau menerima pesanan diluar
kapasitas. Anggota KWT pernah menerima pesanan dodol dan minuman diluar
kapasitas produksi mereka yang masih kecil. Mereka senang melakukan produksi
asalkan dilakukan bersama-sama dengan anggota KWT lain karena menurut
mereka berapapun besarnya produksi namun jika dilakukan bersama akan terasa
lebih menyenangkan. Sehingga banyak anggota yang tetap melakukan produksi
walaupun pesanannya diluar kapasitas. Kelima, mencari dana saat usaha yang
dijalankan mulai menurun. Anggota KWT banyak yang memilih setuju akan
pernyataan ini karena wirausaha harus bisa cepat mengatasi masalah terutama saat
usaha mulai jatuh. Namun ada sebagian yang beranggapan bahwa modal utama
dalam bisnis tidak selalu modal jadi tidak perlu mencari dana dari luar.
Anggota KWT Puspasari pada umumnya memiliki karakter semangat yang
cukup tinggi dilihat dari skor rataannya yang termasuk dalam kategori sangat baik
yaitu sebesar 83. Oleh karena itu, anggota KWT merasa harus selalu semangat
agar usahanya bisa terus berkembang karena sudah terbukti semangat para
anggota, KWT Puspasari bisa meraih juara dan menjadi KWT terbaik pada tingkat
Kota Bogor.
Supel
Karakter supel yang dikaji dalam penelitian ini untuk melihat sejauh mana
responden memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya, terutama
dalam hal bisnis dalam KWT. Karakter supel sendiri dapat dilihat dari
kemampuan responden ramah dalam berkomunikasi dengan mitra bisnisnya
maupun saat kegiatan di luar rumah yang disukai responden, salah satunya
berkumpul dengan teman-temannya sesama anggota KWT. Karakter supel juga
menunjukkan bahwa responden diterima baik oleh masyarakat luas. Indikator
dalam karakter ini diantaranya mampu berkomunikasi baik dengan mitra bisnis,
mengenal baik mitra bisnis, diterima semua kalangan dan senang berkumpul
29
dengan anggota KWT. Hasil perhitungan karakteristik wirausaha supel pada
anggota KWT Puspasari disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha supel
Karakteristik penilaian karakteristik wirausaha Jumlah
skor
Skor
Maksimal
Persentase
(%)
Berkomunikasi yang baik dengan mitra
bisnis
104 120 87
Mengenal baik siapa saja yang mampu
meningkatkan keberhasilan usaha
98 120 87
Diterima semua kalangan 96 120 80
Senang berkumpul dengan anggota KWT lain 103 120 86
Total Skor 401 480 83
Skor karakter supel yang dimiliki oleh rata-rata tresponden termasuk
dalam kategori sangat baik yaitu dengan rataan 83 persen. Berdasarkan indikator
karakter supel dalam penelitian ini, skor tertinggi didapat dari pernyataan
responden yang memilih mampu berkomunikasi dengan baik dengan mitra bisnis
sehingga meningkatkan kepercayaan mitra bisnis, sejauh ini anggota KWT belum
memiliki masalah dengan mitra bisnisnya karena saling menjaga hubungan baik
antara mitra bisnis dengan anggota KWT. Menurut beberapa anggota KWT
dengan menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis dapat menjaga
keberlangsungan usaha yang dijalankan KWT, menjaga hubungan baik dengan
mitra salah satunya dengan cara berkomunikasi dengan baik dan ramah.
Kedua, responden mengenal baik siapa saja yang mampu meningkatkan
keberhasilan usahanya. Hal ini penting karena seorang pengusaha harus memiliki
banyak relasi yang mampu membantu meningkatkan usahanya, responden harus
mampu mengenal siapa saja relasi yang dapat meningkatkan keberhasilan usaha.
Ketiga, responden merasa diterima oleh seluruh kalangan, responden yang
merasa diterima diseluruh kalangan diantaranya responden yang mampu berbicara
didepan umum karena mudah memulai pembicaraan. Dengan komunikasi yang
baik, responden bisa mudah diterima disemua kalangan.
Keempat, responden senang berkumpul dengan anggota KWT. Pernyataan
ini memiliki skor yang cukup tinggi karena responden merasa memiliki kegiatan
yang positif jika berkumpul dengan anggota KWT. Kegiatan yang dapat menjaga
hubungan baik sesama anggota KWT yang sering dilakukan adalah makan siang
bersama setiap harinya. Walaupun tidak ada kegiatan pelatihan maupun pameran
namun selalu ada kegiatan di saung kebun percobaan KWT sehingga anggota
dapat lebih akrab dengan anggota lainnya. Dengan karakter supel dalam kategori
sangat baik dapat disimpulkan bahwa anggota KWT Puspasari mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan diterima baik oleh masyarakat.
Motivasi berprestasi
Motivasi berprestasi merupakan atribut yang menggambarkan keinginan
pelaku usaha untuk mencapai suatu prestasi. Dalam penelitian ini khususnya
dalam kegiatan usahanya yaitu pencapaian keberhasilan usaha. Hasil perhitungan
karakteristik wirausaha motivasi berprestasi di anggota KWT Puspasari
ditunjukkan pada Tabel 15.
30
Tabel 15 Kriteria penilaian dan jumlah skor karakteristik wirausaha motivasi
berprestasi
Karakteristik penilaian karakteristik wirausaha Jumlah
skor
Skor
Maksimal
Persentase
(%)
Memiliki keinginan dan ambisi untuk
berprestasi
103 120 86
Persaingan dalam KWT merupakan ajang
berprestasi dan mengembangkan usaha
91 120 76
Selalu berusaha memperbaiki kinerja 103 120 86
Kegagalan tidak membuat usaha untuk
berprestasi menurun
106 120 89
Tetap memperbaiki kinerja walaupun
sudah menjadi juara
96 120 80
Total Skor 506 600 84
Motivasi berprestasi merupakan atribut karakter wirausaha yang
menggambarkan keinginan pelaku usaha untuk mencapai suatu prestasi.
Khususnya dalam kegiatan usahanya yaitu pencapaian keberhasilan usaha.
Karakter motivasi berprestasi juga berada dalam kategori sangat baik dengan skor
rataan 84 persen, artinya KWT Puspasari memiliki keinginan yang besar untuk
mencapai prestasi yang baik.
Persaingan yang sehat juga merupakan salah satu ajang dalam berprestasi
dalam mengembangkan usaha yang dijalankan KWT. Sebagian besar pelaku
usaha mengatakan bahwa kegagalan tidak membuat usaha untuk berprestasi
semakin menurun melainkan semakin meningkat. Selain itu skor cukup tinggi
juga didapat dari pernyataan bahwa ketika sudah mencapai keberhasilan, kinerja
harus tetap ditingkatkan. Menurut beberapa anggota KWT apabila KWT tersebut
mencapai keberhasilan diantaranya menjadi juara, maka para anggota akan lebih
meningkatkan kinerja agar keberhasilan juga semakin meningkat dan semakin
memiliki banyak prestasi.
Keberhasilan Usaha Pada Anggota KWT Puspasari Kota Bogor
Keberhasilan usaha anggota KWT Puspasari dilihat dari pertumbuhan
usaha dan pendapatan. Pertumbuhan usaha diukur dari empat indikator yang
disampaikan melalui pernyataaan dalam kuesioner membandingkan usaha saat
berdiri dengan usaha pada saat ini. Indikator tersebut yaitu keberlangsungan
usaha, peningkatan jumlah tanaman yang dijual, peningkatan jenis tanaman yang
dijual, peningkatan pelanggan. Sedangkan pendapatan diukur dari peningkatan
pendapatan dari awal berdiri hingga saat ini. Jawaban 30 pengusaha
diinterpretasikan dalam bentuk skor yang kemudian dirata-ratakan untuk
mendapatkan skor akhirnya. Skor tertinggi terlihat dari keberlangsungan usaha
yaitu 102, kedua peningkatan jumlah pelanggan dengan skor 99 diikuti dengan
peningkatan jumlah tanaman dengan skor 98 dan peningkatan jenis tanaman
dengan skor 88. Skor tiap indikator keberhasilan usaha disajikan pada Tabel 16.
31
Tabel 16 Kriteria penilaian dan jumlah skor keberhasilan usaha pada KWT Puspasari
Karakteristik penilaian keberhasilan
usaha
Jumlah
skor
Skor
Maksimal
Presentase (%)
Pertumbuhan Usaha
Keberlangsungan usaha 102 120 85
Peningkatan jenis tanaman 88 120 73
Peningkatan jumlah tanaman 98 120 81
Peningkatan jumlah pelanggan 99 120 83
Total Skor pertumbuhan usaha 387 480 81
Peningkatan Pendapatan 101 120 84
Total Skor peningkatan pendapatan 101 120 84
Berdasarkan hasil skor dari tiap pernyataan yang menjadi indikator
keberhasilan usaha maka diperoleh skor untuk pertumbuhan usaha sebesar 81 dan
pendapatan sebesar 84. Skor tersebut menunjukkan bahwa rata-rata anggota KWT
mengalami hal yang diungkapkan dalam pernyataan tersebut. Sehingga dikatakan
anggota KWT memiliki usaha yang berkembang dibandingkan saat awal memulai
usaha.
Hubungan Karakteristik Wirausaha dan Keberhasilan Usaha
Terdapat lima indikator yang digunakan untuk melihat hubungan
karakteristik wirausaha dengan keberhasilan usaha anggota pada KWT Puspasari.
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Begitu pula dengan
para anggota KWT Puspasari yang menjadi responden dalam penelitian kali ini.
Perbedaan karakteristik anggota KWT ini dapat dilihat melalui cara pengelolaan
usaha pertanian setiap anggota yang tentunya berbeda-beda pula. Sehingga setiap
anggota mampu memperoleh kesuksesan usaha yang berbeda-beda pula
tergantung bagaimana cara para anggota menjalankan usahanya. Oleh karena itu,
karakteristik wirausaha diduga memiliki hubungan dengan keberhasilan usaha.
Hasil analisis korelasi Rank Spearman antara karakteristik wirausaha anggota
KWT Puspasari dengan keberhasilan usaha dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Hasil hubungan antara karakteristik wirausaha dengan keberhasilan
usaha anggota KWT Puspasari
Karakteristik Wirausaha Keberhasilan Usaha
Pertumbuhan Pendapatan
Koefisien
Korelasi
Sig Koefisien
Korelasi
Sig
Percaya Diri** 0.492 0.006 0.562 0.001
Kreatif dan Inovatif* 0.474 0.008 0.296 0.110
Semangat** 0.732 0.000 0.543 0.002
Supel** 0.794 0.000 0.516 0.003
Motivasi Berprestasi** 0.705 0.000 0.574 0.001 Keterangan: * berhubungan nyata pada sig = 0.05
** berhubungan nyata pada sig = 0.01
32
Hubungan percaya diri dengan keberhasilan usaha
Kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai sikap percaya diri adalah
kemampuan responden tampil percaya diri, yakin pada diri sendiri, kemampuan
mengambil keputusan secara cepat dan rasa percaya diri atas kesempatan yang
diberikan.
Perhitungan analisis Rank Spearman pada Tabel 17 menunjukkan Hasil
analisis Rank Spearman untuk melihat hubungan antara percaya diri dengan
pertumbuhan usaha menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.492 yang
termasuk ke dalam kategori sedang. Sedangkan nilai koefisien percaya diri
terhadap pendapatan sebesar 0.562 yang termasuk kedalam kategori sedang.
Dapat disimpulkan analisis korelasi sikap percaya diri berhubungan nyata dan
memiliki hubungan sedang pada pertumbuhan usaha dan pendapatan. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mafiroh (2014) hasil perhitungan
hubungan percaya diri dengan keberhasilan usaha tanaman hias di Meruya Selatan
Jakarta yang termasuk dalam kategori lemah.
dari kuesioner yang diberikan kepada anggota KWT Puspasari mengenai
percaya diri sebagai salah satu karakter wirausaha menghasilkan nilai signifikansi
yang lebih kecil dari derajat alpha (α = 1 persen). Hal tersebut mengindikasikan
percaya diri berhubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha baik dari segi
pertumbuhan usaha maupun pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa percaya diri
dan keberhasilan usaha berhubungan signifikan. Jadi, sikap percaya diri dapat
digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi pertumbuhan usaha dan
pendapatan. Pengusaha dengan karakter percaya diri tinggi tidak lama untuk
mengambil keputusan sehingga tidak kehilangan kesempatan yang dapat
mendatangkan keuntungan, namun dalam hal ini masih perlu ditingkatkan lagi.
Selain itu percaya diri dalam pada kemampuan diri sendiri dapat berkaitan dengan
peningkatan kinerja dan mempengaruhi keberhasilan usaha.
Hubungan kreatif dengan keberhasilan usaha
Pada Tabel 17 dapat dilihat analisis korelasi karakter kreatif dan inovatif
berhubungan positif terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi sikap
kreatif semakin tinggi kinerja usaha yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan perhitungan, nilai kreatif dan inovatif berhubungan nyata dengan
keberhasilan usaha (nilai signifikansi lebih kecil dari alpha). Jadi sikap kreatif dan
inovatif dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi keberhasilan usaha
anggota KWT.
Nilai korelasi antara kreatif dengan keberhasilan usaha termasuk kedalam
kategori sedang pada pertumbuhan usaha (nilai korelasi 0.4 – 0.6) serta kategori
lemah pada pendapatan (nilai korelasi 0.2 – 0.4). Hal ini menujukkan bahwa
kriteria kreatif dan inovatif berhubungan lemah dan sedang dengan keberhasilan
usaha.
Pengusaha yang memiliki sikap inovatif akan membuat pengusaha mampu
menggunakan teknologi terbaru yang lebih efisien sehingga membuat kinerja
lebih baik dan berdampak pada pertumbuhan usaha. Penggunaan teknologi
membuat anggota KWT mampu melakukan efisiensi produksi. KWT puspasari
menerima hadiah alat pertanian dari Dinas Pertanian yang sekarang digunakan
oleh anggota dirasa sangat membantu anggota dalam pengelolaan tanaman.
33
Selain itu, rajin mencari informasi karena akan menemukan hal – hal baru
yang berguna untuk meningkatkan keberhasilan usaha merupakan salah satu ciri
dari wirausaha yang kreatif. Anggota KWT Puspasari banyak menemukan hal hal
baru dari penyuluhan, maupun pameran-pameran. Hal tersebut didukung dengan
pendapat salah satu responden yaitu “Anggota KWT sering sekali ikut pameran
sampai di luar kota karena kalau ikut pameran banyak informasi baru,
pengetahuan baru. Kalau informasinya bagus bisa diikuti” (Elin).
Selanjutnya, pengusaha yang mau melakukan promosi gencar saat
launching produk baru membantu pengusaha dalam pengembangan usaha yang
pada akhirnya akan meningkatan keberhasilan usaha. Untuk kreteria senang
mencoba cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan dalam kegiatan dan
melakukan inovasi dapat meningkatkan keberhasilan usaha para anggota KWT
dimana anggota KWT mendapat banyak pengetahuan baru yang diberikan oleh
dinas dan lembaga di Kota Bogor.
Seluruh kriteria kreatif dapat menghasilkan keberhasilan usaha yang
meskipun dalam hal pengetahuan tentang pemasaran masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, agar usaha bisa dikatakan berhasil, perlu dilakukan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki anggota agar dapat meningkatkan
usahanya.
Hubungan semangat dengan keberhasilan usaha
Hasil perhitungan nilai signifikansi dari kuesioner yang diberikan kepada
anggota KWT Puspasari mengenai karakter semangat sebagai salah satu karakter
wirausaha menghasilkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari derajat alpha 1
persen terhadap pertumbuhan usaha dan pendapatan. Berdasarkan nilai
signifikansi yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa kreatif sebagai salah satu
karakter wirausaha secara signifikan berhubungan dengan pertumbuhan usaha dan
pendapatan pada anggota KWT Puspasari. Hasil analisis Rank Spearman untuk
melihat hubungan antara semnagat dengan pertumbuhan usaha menghasilkan nilai
koefisien korelasi sebesar 0.732 yang termasuk ke dalam kategori kuat dan 0.543
untuk pendapatan yang termasuk dalam kategori sedang.
Anggota KWT Puspasari pada umumnya memiliki karakter semangat yang
cukup tinggi dilihat dari skor rataannya. Anggota KWT merasa harus selalu
semangat agar usahanya bisa berkembang. Hampir semua anggota KWT selalu
mencari pekerjaan lain saat pekerjaan yag lain telah selesai dikerjakan,
berdasarkan penelitian di lapang, anggota KWT setiap harinya menghabiskan
waktu enam hingga tujuh jam di kebun tanaman obat untuk melakukan kegiatan
kelompok.
Selain itu, berdasarkan hasil skor tertinggi yaitu anggota KWT merasa
senang jika KWT terus mengikuti kegiatan dan lomba setiap minggunya. Dengan
adanya lomba dan kegiatan positif tentunya akan menambah relasi sehingga
berdampak pada pertumbuhan usaha dan penjualan. Selain itu suatu saat KWT
Puspasari mendapatkan pesanan yang melebihi kapasitas, anggota akan tetap
menerima pesanan tersebut, namun KWT Puspasari baru satu kali menerima
pesanan diluar kapasitas karena pemasarannya hanya sebatas mengikuti pameran
saja.
Selanjutnya, jika memiliki usaha yang sedang menurun dan bangkrut
mereka memilih untuk berani meminjam. Namun, berdasarkan penelitian dilapang
34
mereka berpendapat modal usaha tidak selalu berbentuk uang, ada juga yang
berpendapat bahwa uang adalah cara untuk mengembangkan usaha.
Anggota KWT sudah memiliki karakter semangat yang baik yang dapat
meningkatkan pertumbuhan usaha dan pendapatan. Hal tersebut dikarenakan
anggota KWT yang bekerja keras merupakan pengusaha yang menjaga agar
usahanya dapat terus berlangsung dan berkembang sehingga berdampak pada
kenaikan pendapatan.
Berdasarkan Tabel 17 kriteria percaya diri menghasilkan nilai signifikansi
yang lebih kecil dari derajat alpha (α = 1 persen). Artinya karakter semangat
berhubungan nyata dan memiliki hubungan yang kuat dan sedang dengan
keberhasilan usaha. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha membuat
karakter semangat dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi
keberhasilan usaha anggota KWT Puspasari.
Hubungan supel dengan keberhasilan usaha
Perhitungan analisis Rank Spearman pada Tabel 17 menunjukkan nilai
koefisien supel dengan keberhasilan usaha berada pada kategori kuat (nilai
korelasi 0.6 – 0.8). Hubungan supel dengan keberhasilan usaha yang kuat ini
artinya karakter supel dalam usaha ini baik dan berhubungan langsung terhadap
keberhasilan usaha yang dihasilkan.
Ukuran penilaian yang digunakan diantaranya kemampuan responden
dalam berkomunikasi dengan baik dengan mitra bisnis. Hal ini dapat menjamin
kontinyuitas ketersediaan bahan baku, penyediaan kemasan, maupun pelanggan
produk. Jadi, akan terjalin hubungan baik dengan mitra bisnis yang akan
berdampak pada keberhasilan usaha. Kedua, kemampuan responden mengenal
baik siapa saja yang mampu meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini
diperlukan dalam bisnis, jika pengusaha mampu mengenal baik siapa saja yang
bisa membantu pengusaha dalam bisnisnya maka pengusaha tersebut mampu
memanfaatkan peluang yang diberikan dan akan berdampak pada keberhasilan
usaha baik dari pertumbuhan usaha maupun pendapatan. Ketiga, responden
senang berkumpul dengan anggota KWT lainnya. KWT adalah salah satu wadah
untuk responden belajar, mendapat mitra bisnis, sehingga responden yang gemar
berkumpul dengan anggota KWT lainnya bisa saling bertukar informasi. Selain
itu, salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan
berhubungan baik anggota KWT adalah kegiatan penyambutan dan pelayanan
kepada tamu-tamu dari berbagai daerah yang berkunjung atau tinggal untuk
beberapa waktu. Kunjungan ini berupa kunjungan instansi pemerintahan,
penelitian mahasiswa, magang, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Keempat,
responden merasa diterima oleh semua kalangan. Responden yang diterima semua
kalangan merupakan responden yang bisa menempatkan diri dimanapun ia berada,
bisa berkomunikasi dengan baik sehinggga bisa meningkatkan kinerja usaha yang
berdampak pada keberhasilan usaha.
Hasil perhitungan pada Tabel 17 dapat dilihat analisis korelasi karakter
supel berhubungan positif terhadap kinerja usaha. Hal ini berarti karakter supel
hasil berhubungan searah dengan keberhasilan usaha. Artinya semakin tinggi
sikap supel semakin tinggi pula keberhasilan usaha yang dihasilkan, begitu pula
sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan hubungan supel berhubungan nyata
35
(nilai signifikansi lebih kecil dari alpha), maka sikap supel dapat digunakan untuk
menjelaskan atau memprediksi keberhasilan anggota KWT Puspasari.
Hubungan motivasi berprestasi dengan keberhasilan usaha
Motivasi berprestasi merupakan atribut karakteristik wirausaha yang
menggambarkan keinginan pelaku usaha untuk mencapai suatu prestasi.
Khususnya dalam kegiatan usahanya yaitu pencapaian keberhasilan usaha.
Kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai karakter motivasi berprestasi
adalah adanya keinginan anggota KWT dalam mencapai prestasi dalam usaha.
Jika adanya keinginan responden untuk menjadi yang terbaik, responden akan
terus berusaha mencapai keberhasilan. Kedua, persepsi responden tentang
persaingan yang sehat antar KWT merupakan ajang untuk berprestasi dalam
mengembangkan usaha. Dengan mengikuti kompetisi, anggota KWT Puspasari
dapat melatih kemampuan, mendapat pengalaman dalam mengembangkan
usahanya. Ketiga, memperbaiki kinerja agar keberhasilan usaha meningkat karena
merupakan prestasi untuk mengoptimalkan diri. Semakin memperbaiki kinerja,
KWT Puspasari akan semakin berhasil sehingga anggota KWT harus terus
berusaha memperbaiki kinerja usahanya. Keempat, kegagalan tidak membuat
usaha untuk berprestasi menurun. Anggota KWT juga mengatakan walaupun
kalah dalam persaingan, kegagalan tidak membuat usaha untuk berprestasi
semakin menurun melainkan semakin meningkat. Kelima, saat mendapat
penghargaan KWT terbaik. Anggota KWT terus memperbaiki kinerja demi
mencapai keberhasilan usaha.
Berdasarkan Tabel 17 hubungan motivasi berprestasi dengan keberhasilan
usaha menghasilkan nilai koefisien pada kategori kuat untuk pertumbuhan usaha
(nilai korelasi 0.6 - 0.8) dan kategori sedang untuk pendapatan (0.4 - 0.6). Jadi
hubungan sikap motivasi berprestasi berada dalam kategori kuat dan sedang pada
pertumbuhan usaha dan pendapatan. Motivasi berprestasi berhubungan
pendapatan karena ketika pengusaha mendapat pendapatan maka pengusaha
tersebut akan menyisihkan pendapatannya yang digunakan untuk pengembangan
usaha. Pendapatan ini juga dapat digunakan untuk realisasi perencanaan usaha di
masa depan, hal ini menyebabkan motivasi berprestasi berhubungan terhadap
keberhasilan usaha.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Karakteristik wirausaha responden menunjukkan bahwa sebagian besar
pelaku usaha di KWT Puspasari Bogor setuju bahwa mereka memiliki tingkat
kepercayaan diri yang baik sedangkan untuk karakter kreatif, supel, semangat
dan motivasi berprestasi dalam kategori sangat baik. Sebagian besar
responden menyatakan bahwa mereka menekuni bisnis dan mencintai bisnis
yang dijalani tersebut serta memiliki semangat untuk menjalani bisnis.
36
2. Keberhasilan usaha pada anggota KWT berada dalam kategori sangat baik
untuk pertumbuhan usaha dengan skor 81 dan skor 84 untuk pendapatan. Rata
rata pelaku usaha mengalami peningkatan jumlah tanaman dan jenis tanaman
setiap tahunnya. Mayoritas anggota mengalami kenaikan pendapatan selama
menjadi anggota KWT.
3. Terdapat lima karakter yang berhubungan signifikan dengan keberhasilan
anggota KWT jika dilihat dari pertumbuhan usaha dan kenaikan pendapatan.
Karakter percaya diri berkorelasi sedang pada pertumbuhan usaha dan
kenaikan pendapatan. Karakter kreatif berkorelasi lemah untuk pertumbuhan
usaha dan berkorelasi sedang untuk kenaikan pendapatan. Karakter semangat
berkorelasi kuat untuk perttumbuhan usaha dan sedang untuk pendapatan
usaha. Karakter supel berkorelasi kuat kepada kedua indikator keberhasilan
usaha dan karakter motivasi berprestasi berkorelasi kuat untuk pertumbuhan
usaha dan berkorelasi sedang untuk kenaikan pendapatan.
Saran
1. Pembentukan karakteristik wirausaha bukan hal yang mudah meskipun sangat
nyata ditunjukkan bahwa karakteristik wirausaha berperan dalam
memudahkan seseorang dan meningkatkan keberhasilan usahanya. Oleh
karena itu perlu dibudayakan karakteristik-karakteristik wirausaha tersebut
dalam semua aspek kehidupan. Kepada pelaku usaha di KWT Puspasari
walupun sudah baik namun perlu tetap dikembangkan melalui berbagai
program-program pelatihan, seminar dan perlombaan wirausaha.
2. Pemerintah daerah melalui dinas/instansi terkait hendaknya terus mengadakan
penyuluhan terkait success story terutama ditiingkat kecamatan yang terdapat
kegiatan usaha kecil. Selain itu pemerintah dapat melatih penyuluh sesuai
dengan bidang usaha kecil dan tetap melakukan pengawasan serta
menciptakan jaringan usaha ke daerah lain.
37
DAFTAR PUSTAKA
Alma B. 2005. Kewirausahaan, edisi revisi. Alfabeta. Bandung.
Burhanudin. 2014. Pengaruh aktivitas kewirausahaan peternak ayam broiler
terhadap pertumbuhan ekonomi. [Disertasi]. Bogor (ID): Program Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Casson et al. 2008. The Oxford Handbook of Entrepreneurship. New York (US):
Oxford University Press.
Dirlanudin. 2010. Perilaku wirausaha dana keberdayaan pengusaha kecil industri
ggro. [Disertasi]. Bogor (ID): Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor
[GEM] Global Entrepreneurship Monitor. 2001. Executive Report, GEM Project,
Babson Collegel London Business School. Boston (USA): Global
Entrepreneurship Research Association.
Griffin RW, Ebert RJ. 2006. Bisnis edisi kedelapan. Wardhani S, penerjemah.
Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Business, 8th
Edition.
Harmini. 2009. Modul Matakuliah Metode Kuantitatif Bisnis I. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis FEM IPB.
Hisrich RD, Peters MP, Shepherd DA. 2008. Entrepreneurship. Ed ke-7. Sydney
(AU): McGraw-Hill.
[Kemlu RI] Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. 2010. Pengembangan
Kewirausahaan Perempuan Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015
[internet]. [diunduh 2016 Februari 11]. Tersedia pada:
http://www.kemlu.go.id
Mafiroh Y. 2014. Hubungan karakter wirausaha terhadap keberhasilan usaha
tanaman hias di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, DKI
Jakarta [Skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Mar‟atus S. 2011. Studi komparasi kemampuan wirausaha (analisis komparasi
kemampuan wirausaha antara pria dan wanita pada usaha kecil
makanan ringan di Pasar Peterongan Jombang).[Skripsi]. Malang (ID) :
Program Sarjana Universitas Islam Negeri Malang.
Meredith GG, Nelson RE, Neck PA. 1989. Kewirausaan Teori dan Praktek.
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Nawangpalupi CB, Pawitan G, Gunawan A, Widyarini M, Iskandarsjah T. 2014.
Global Entrepreneurship Monitor 2013 Indonesia Report. Bandung (ID) :
Universitas Katolik Parahyangan.
Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia
Noviana R. 2013. Hubungan faktor teknis dan watak wirausaha terhadap
kesuksesan perternak pada Kelompok Ternak Baru Sireum. [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Nurhayati P. 2011. Karakteristik dan kinerja wirausaha wanita pada UKM
agroindustri perikanan di Kabupaten Sukabumi. Di dalam : Rita N, Wahyu
BP, Siti J, Popong N, Amzul R, editor. Penelitian Unggulan Departemen
Agribisnis ; 2011 Desember 7 dan 14 ; Bogor, Indonesia. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis. hlm 271-285.
Nurhayati P, Sarianti T, Daryanto HK, Muflikh YT. 2011. Analisis pengaruh
karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja wirausaha pada Unit Usaha
38
Kecil dan Menengah (UKM) Agroindustri di Kabupaten Bogor. Prosiding
Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2011. 225-255
Nursiah T. 2015. Perilaku kewirausahaan pada pelaku UMK tempe di Bogor
[Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Puspitasari. 2013. Pengaruh perilaku kewirausahaan petani anggrek terhadap
kinerja usaha : kasus di Kecamatan Gunung Sindur dan Parung, Kabupaten
Bogor, dan Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan [Tesis]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Rahayu MNR. 2014. Hubungan karakteristik wirausaha dengan kinerja industri
tempe di Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Riyanti BPD. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian.
Jakarta: Grasindo.
Sari S. 2015.Pengaruh aktivitas wanita wirausaha terhadap pertumbuhan usaha
olahan kentang di Kabupaten Kerinci [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung (ID) : Alfabeta.
Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Bandung: Salemba Empat
Suryana Y, Bayu K. 2010. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group
Suyatini S. 2004. Analisis Pengaruh Karakteristik Wirausaha Terhadap Kepuasan
Berwirausaha dan Kepuasan Hidup Wirausahawan (Studi Empiris pada
Pemilik Industri Air Minum Isi Ulang di Kota Semarang Jawa Tengah)
[Tesis]. Semarang (ID): Universitas Dipenogoro.
Tinaprilla N. 2007. Jadi Kaya Dengan Berbisnis di Rumah. Jakarta (ID): Elex
Media.
Umar H. 2005. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen. Jakarta (ID): PT
Gramedia Pustaka Utama
Wennekers S, Thurik R. 1999. Linking entrepreneurship and economic growth.
SBE. 13 (1): 27-56.doi: 10.1023/A:1008063200484.
Winardi. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta (ID) : Kencana
Yousof M, MS. Shandu, dan KK. Jain. 2007. Relationship Between Psychological
Characteristics and Enterpreneurial Inclination: A Case Study of Studentsat
University Tun Abdul Razak (UNITAR) Malaysia. Journal of Asia
Entrepreneurship and Sustainability, vol. 2, issue. 3.
39
LAMPIRAN
Lampiran 1 Reliabilitas kuisioner penelitian
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 28
Lampiran 2 Validitas kuisioner lama Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 95.45 67.323 .681 .909
VAR00002 95.32 66.092 .700 .909
VAR00003 95.29 69.880 .763 .910
VAR00004 95.29 70.480 .283 .918
VAR00005 95.45 66.789 .626 .910
VAR00006 95.06 68.462 .742 .909
VAR00007 95.23 68.781 .429 .915
VAR00008 95.06 70.262 .516 .912
VAR00009 95.29 69.880 .763 .910
VAR00010 94.97 69.699 .570 .912
VAR00011 94.94 69.796 .558 .912
VAR00012 95.42 69.118 .528 .912
VAR00013 95.29 69.880 .763 .910
VAR00014 94.77 71.647 .363 .915
VAR00015 95.10 70.024 .556 .912
VAR00016 95.03 69.966 .545 .912
VAR00017 95.03 69.966 .545 .912
VAR00018 95.48 74.325 -.012 .925
VAR00019 95.29 69.880 .763 .910
VAR00020 95.23 70.514 .574 .912
VAR00021 94.97 71.632 .337 .915
VAR00022 95.03 70.699 .455 .913
VAR00023 95.16 78.206 -.395 .925
VAR00024 95.03 69.966 .545 .912
VAR00025 94.94 71.062 .405 .914
VAR00026 95.29 69.880 .763 .910
VAR00027 95.16 69.073 .718 .910
VAR00028 95.26 70.331 .638 .911
VAR00029 95.13 69.649 .620 .911
VAR00030 95.13 69.449 .646 .911
40
Lampiran 3 Validitas Kuisioner baru
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 89.32 62.426 .694 .922
VAR00002 89.19 61.561 .681 .923
VAR00003 89.16 65.006 .765 .923
VAR00005 89.32 61.892 .638 .924
VAR00006 88.94 63.529 .758 .922
VAR00007 89.10 64.157 .411 .929
VAR00008 88.94 65.262 .531 .925
VAR00009 89.16 65.006 .765 .923
VAR00010 88.84 64.540 .608 .924
VAR00011 88.81 64.761 .580 .924
VAR00012 89.29 64.413 .513 .926
VAR00013 89.16 65.006 .765 .923
VAR00014 88.65 66.970 .330 .928
VAR00015 88.97 65.099 .564 .925
VAR00016 88.90 65.024 .554 .925
VAR00017 88.90 65.024 .554 .925
VAR00019 89.16 65.006 .765 .923
VAR00020 89.10 65.557 .584 .925
VAR00021 88.84 66.873 .316 .928
VAR00022 88.90 65.690 .469 .926
VAR00023 89.03 73.099 -.400 .938
VAR00024 88.90 65.024 .554 .925
VAR00025 88.81 65.895 .437 .926
VAR00026 89.16 65.006 .765 .923
VAR00027 89.03 64.366 .700 .923
VAR00028 89.13 65.383 .649 .924
VAR00029 89.00 64.933 .601 .924
VAR00030 89.00 64.600 .646 .924
41
Lampiran 4 Korelasi percaya diri dengan pertumbuhan usaha
Correlations
Rank of PercayaDiri
Rank of PertumbuhanUsaha
Spearman's rho
Rank of PercayaDiri
Correlation Coefficient
1.000 .492**
Sig. (2-tailed) . .006
N 30 30
Rank of PertumbuhanUsaha
Correlation Coefficient
.492** 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 5 Korelasi kreatif dengan pertumbuhan usaha
Correlations
Rank of Kreatif
Rank of Pertumbuhan
Spearman's rho
Rank of Kreatif Correlation Coefficient 1.000 .474**
Sig. (2-tailed) . .008
N 30 30
Rank of Pertumbuhan Correlation Coefficient .474** 1.000
Sig. (2-tailed) .008 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 6 Korelasi semangat dengan pertumbuhan usaha
Correlations
Rank of Semangat
Rank of Pertumbuhan
Spearman's rho
Rank of Semangat Correlation Coefficient 1.000 .732**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Rank of Pertumbuhan Correlation Coefficient .732** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
42
Lampiran 7 Korelasi supel dengan pertumbuhan
Correlations
Rank of Supel
Rank of Pertumbuhan
Spearman's rho
Rank of Supel Correlation Coefficient 1.000 .794**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Rank of Pertumbuhan Correlation Coefficient .794** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 8 Korelasi motivasi berprestasi dengan pertumbuhan usaha
Correlations
Rank of Motif_Prestasi
Rank of Pertumbuhan
Spearman's rho
Rank of Motif_Prestasi
Correlation Coefficient 1.000 .705**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Rank of Pertumbuhan Correlation Coefficient .705** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 9 Korelasi percaya diri dengan pendapatan
Correlations
Rank of PercayaDiri
Rank of Pendapatan
Spearman's rho Rank of PercayaDiri
Correlation Coefficient
1.000 .562**
Sig. (2-tailed) . .001
N 30 30
Rank of Pendapatan
Correlation Coefficient
.562** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
43
Lampiran 10 Korelasi kreatif dengan pendapatan Correlations
Rank of Kreatif Rank of Pendapatan
Spearman's rho
Rank of Kreatif Correlation Coefficient 1.000 .298
Sig. (2-tailed) . .110
N 30 30
Rank of Pendapatan
Correlation Coefficient .298 1.000
Sig. (2-tailed) .110 .
N 30 30
Lampiran 11 Korelasi semangat dengan pendapatan
Correlations
Rank of Semangat
Rank of Pendapatan
Spearman's rho
Rank of Semangat Correlation Coefficient 1.000 .543**
Sig. (2-tailed) . .002
N 30 30
Rank of Pendapatan
Correlation Coefficient .543** 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 12 Korelasi supel dengan pendapatan
Correlations
Rank of Supel
Rank of Pendapatan
Spearman's rho
Rank of Supel Correlation Coefficient 1.000 .516**
Sig. (2-tailed) . .003
N 30 30
Rank of Pendapatan
Correlation Coefficient .516** 1.000
Sig. (2-tailed) .003 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
44
Lampiran 13 Korelasi motivasi prestasi dengan pendapatan
Correlations
Rank of Motif_prestasi Rank of Pendapatan
Spearman's rho
Rank of Motif_prestasi
Correlation Coefficient
1.000 .574**
Sig. (2-tailed) . .001
N 30 30
Rank of Pendapatan
Correlation Coefficient
.574** 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 14 Dokumentasi
Tanaman Obat di Kebun percobaan
KWT Puspasari
Informasi tentang KWT Puspasari
45
Informasi produk KWT Puspasari Minuman Produk KWT Puspasari
Tanaman polybag di KWT Puspasari Informasi masing-masing anggota KWT
Salah satu tanaman obat KWT
Puspasari
Penghargaan anggota KWT Puspasari
46
Tanaman di kebun percobaan KWT Sebagian anggota KWT Puspasari
Anggota KWT dengan piala lomba
yang dimenagkan KWT Puspasari Ibu Pipit ketua KWT Puspasari
47
Lampiran 15 Kuisioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA ANGGOTA KWT PUSPASARI
KOTA BOGOR
Tanggal Kuesioner………………...……… Nama Enumerator : …………………….....
Saya adalah Rizka Isnaeni Utami peneliti Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan
penelitian mengenai „Hubungan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap
Keberhasilan Anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Kota Bogor‟. Saya
bermaksud melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan pengisian
kuesioner kepada anggota Kelompok Wanita Tani Puspasari Bogor.
Kesediaan Saudari untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini
sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar
sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada jawaban yang benar
atau salah dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang diperoleh dari
kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan
akademik. Atas kesediaan dan bantuannya dalam pengisian kuesioner ini, saya
ucapkan terimakasih.
A. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian :
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda !
- Berilah tanda (√) pada kotak jawaban yang tersedia sesuai dengan identitas
anda
1. No Responden : …............
2. Nama Responden : …...........
3. Umur : ......... tahun
4. Pendidikan Terakhir :
[1] Tidak Sekolah
[2] SD
[3] SMP
[4] SMA
[5] Perguruan Tinggi
6. Lama menjadi anggota : …………..
7. Pendapatan per bulan : …………..
48
B. Karakteristik Wirausaha
Petunjuk Pengisian :
- Berilah tanda (√) pada kotak jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban
anda
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
1. Percaya diri
Pertanyaan STS TS S SS Keterangan
1 Saya terbiasa untuk tampil berbicara
dan memberikan pendapat saat ada
acara yang diselenggarakan KWT.
2 Saya tidak pernah iri melihat teman
anda mencapai keberhasilan dan
menganggap keberhasilan tersebut
karena bantuan orang lain.
3 Menurut saya, usaha yang paling
baik adalah usaha yang diikuti
dengan rasa percaya diri akan
keberhasilan.
4 Saya mengambil keputusan secara
cepat dan tidak ragu dengan pilihan
saya
5 Jika dalam KWT, suatu saat anda
diberikan kesempatan untuk menjadi
ketua panitia acara. Anda akan
menerima kesempatan itu karena
merasa pantas. Bagaimana menurut
anda dengan sikap tersebut?
2. Kreatif
Pertanyaan STS TS S SS Keterangan
1 2 3 4
1 Saya selalu berusaha menggunakan
teknologi terbaru yang lebih efisien
2 Saya rajin mencari informasi karena
akan menemukan hal – hal baru
yang berguna untuk meningkatkan
keberhasilan usaha.
3 Saat saya mempunyai usaha yang
masih baru maka saya akan
melakukan promosi yang gencar
untuk memperkenalkan produk
49
saya.
4 Saya senang mencoba cara cara baru
dalam melakukan pekerjaan dalam
kegiatan KWT.
5 Seorang pengusaha produk olahan
mengembangkan usahanya dengan
membuat kemasan dari produk olahan
yang lebih menarik dan membuat
produk yang dijual dapat laku
dipasaran. Bagaimana menurut anda
dengan sikap tersebut?
3. Semangat
Pertanyaan STS TS S SS Keterangan
1 Saya selalu mencari pekerjaan lain
saat pekerjaan yag lain telah selesai
saya kerjakan
2 Saya tidak bisa mengandalkan
keberuntungan dalam mencapai
keberhasilan.
3 Saya merasa senang jika KWT terus
mengikuti kegiatan dan lomba setiap
minggunya..
4 Jika suatu saat saya mendapatkan
pesanan yang melebihi kapasitas,
saya akan tetap menerima pesanan
tersebut.
5 Jika Anda memiliki usaha, akan
tetapi usaha anda semakin menurun
dan bangkrut. Anda berusaha untuk
mencari pinjaman kredit modal
untuk membangun usaha anda.
Bagaimana menurut anda dengan
sikap tersebut?
4. Supel
Pertanyaan STS TS S SS Keterangan
1 2 3 4
1 Saya selalu berkomunikasi dengan
baik dengan mitra bisnis.
2 Saya mengenal baik siapa saja yang
dapat membantu meningkatkan
usaha Toga saya.
3 Saya senang berkumpul dengan teman-
teman angggota KWT
4 Saya merasa diterima oleh semua
kalangan.
50
5. Motivasi berprestasi
Pertanyaan STS TS S SS Keterangan
1 Saya memiliki ambisi dan keinginan
untuk mencapai prestasi yang baik
dalam usaha.
2 Menurut saya, persaingan yang
sehat antar KWT merupakan ajang
untuk berprestasi dalam
mengembangkan usaha.
3 Saya selalu memperbaiki kinerja
karena merupakan prestasi untuk
mengoptimalkan diri.
4 Kegagalan tidak membuat usaha
untuk berprestasi saya menurun.
5 KWT Anda mendapatkan
penghargaan KWT terbaik. Anda
terus memperbaiki kinerja anda.
Bagaimana menurut anda dengan
sikap tersebut?
C. Keberhasilan Usaha
Petunjuk Pengisian :
- Berilah tanda (√) pada kotak jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban
anda
SR = Sangat rendah
LR = Lebih rendah
LT = Lebih tinggi
ST = Sangat tinggi
Pertanyaan SR LR LT ST Keterangan
Peningkatan Pertumbuhan usaha
1 Keberlangsungan usaha saat ini
dibandingkan saat awal memulai
usaha
Awal =
Saat ini =
2 Jenis tanaman yang dibudidayakan
dibandingkan saat awal memulai
usaha
Awal =
Saat ini =
3 Jumlah tanaman yang
dibudidayakan dibandingkan saat
awal memulai usaha
Awal =
Saat ini =
51
4 Jumlah pelanggan tetap
dibandingkan saat awal memulai
usaha
Awal =
Saat ini =
Peningkatan Pendapatan
1 Pendapatan dibandingkan saat awal
memulai usaha
Awal =
Saat ini =
52
RIWAYAT HIDUP
Rizka Isnaeni Utami dilahirkan di Bogor pada tanggal 18 Januari 1993. Anak
bungsu dari 2 bersaudara ini merupakan anak dari pasangan Bapak Almarhum
Kusmana dan Ibu Yetty Aprilianty.
Pada tahun 2011 penulis menyelesaikan pendidikan pada tingkat sekolah
menengah di SMA Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama pula penulis
melanjutkan pendidikannya pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis
Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jaluar Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun 2014 Penulis melanjutkan pendidikan di
Program Alih Jenis Agribisnis Institut Pertanian Bogor.
Prestasi yang pernah diraih penulis selama masa kuliah antara lain menjadi
juara 1 di kompetisi Program Kreatifitas Ilmiah Mahasiswa (PKIM) Mipro
AKMAPESA 2012, juara 1 lomba menggambar poster komunitas anak Sanggar
Juara Institut Pertanian Bogor 2013.