analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/artikel...

17
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2010-2013 ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi Oleh : NORMA PARAMITHA NIM : 2010310238 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS S U R A B A Y A 2015

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Sarjana

Jurusan Akuntansi

Oleh :

NORMA PARAMITHA

NIM : 2010310238

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

S U R A B A Y A

2015

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

N a m a : Norma Paramitha

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 15 Agustus 1992

NIM : 2010310238

Jurusan : Akuntansi

Program Pendidikan : Strata 1

Konsentrasi : Keuangan

J u d u l : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI 2010-

2013

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing,

Tanggal : ............................

(Prof. Dr. Drs. R. Wilopo, M.Si., Ak. CFE)

Ketua Program Sarjana Akuntansi

Tanggal : .............................

(Dr.Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si.)

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI 2010-2013

Norma Paramitha

2010310238

Email : [email protected]

ABSTRACT

This study aimstodetermine the factorsthatinfluence thecapitalstructureona

miningcompanylisted onthe Indonesia Stock Exchange. Independent variables usedare firm

size, growth,profitability, ownership structure andbusinessrisks, while thedependent

variableused is thecompany's capital structure. The method usedispurposive sampling

methodandobtained a sample of8companies. Datawere analyzedbythe classical assumption,

namelynormality test,multicollinearityandheteroscedasticity testusingSPSSversion16.00.

Based on the resultsof this study concludedthatthe size ofthe company,growth,profitability,

ownership structureand the businessrisks has no influence onthe company's capitalstructure.

Key words: Size, Growth, Profitability, Ownership Structure and Business Risk

PENDAHULUAN

Dunia usaha mengalami

kemunduran saat ini. Banyak hal yang

menyebabkan permasalahan keuangan

yang berimbas pada sulitnya perusahaan

mendapatkan pinjaman guna pendanaan

perusahaan. Sebagai contoh, kebijakan

moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam

negeri, tingkat suku bunga bank serta

tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap

kebijakan perusahaan untuk melakukan

pinjaman. Fenomena yang terjadi saat ini

adalah menurunnya harga minyak dalam

pasar Cina yang menunjukkan situasi

terburuk dalam lima tahun terakhir yang

sampai pada tingkat terendah di tahun

2009. Pasar modal Amerika dan Eropa

juga jatuh selama dua hari berturut - turut

sejak dibuka awal pekan lalu. Hal ini

diakibatkan kekhawatiran bahwa turunnya

harga minyak akan mengakibatkan

memburuknya perekonomian dunia.

Dampak dari peristiwa ini, pasar saham

Yunani sampai ajlok 13 persen. Contoh

kejadian tersebut pastinya berdampak pada

struktur modal perusahaan. Untuk

menghadapi permasalahan tersebut

perusahaan harus cermat dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan struktur

modal.

Struktur modal menggambarkan

pembiayaan permanen suatu perusahaan

yang terdiri dari hutang jangka panjang

dan modal sendiri. Jika realisasi hutang

dibawah target, maka memerlukan

pinjaman lebih dan apabila rasio hutang

melebihi target, maka saham akan dijual

(Margaretha, 2011:112). Tujuan dari

manajemen struktur modal adalah untuk

menggabungkan berbagai sumber dana

yang digunakan perusahaan untuk

membiayai operasionalnya pada waktu

tertentu (Ahmad dan Herni, 2010:138).

Hasil yang akan didapatkanyaitu biaya

modal yang minimum dan harga saham

yang maksimum. Pengertian struktur

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

2

modal berbeda dengan struktur keuangan,

dimana struktur keuangan menggambarkan

susunan keseluruhan pos neraca sisi kredit

yang terdiri dari hutang, baik jangka

pendek maupun jangka panjang dan modal

sendiri. Jadi, perbedaannya terletak pada

sebagian atau keseluruhan hutang suatu

perusahaan dengan modal sendiri.

Adapun aspek-aspek yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan

struktur modal yaitu, ukuran perusahaan,

pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,

struktur kepemilikan dan risiko bisnis.

Ukuran perusahaan merupakan ukuran

atau besarnya asset yang dimiliki

perusahaan (Saidi, 2004). Pertumbuhan

perusahaan dianggap mampu untuk

memberikan kesempatan berinvestasi bagi

para investor serta aspek-aspek positif

lainnya untuk mendukung kelangsungan

hidup perusahaan tersebut. Karena investor

menilai perusahaan dengan pertumbuhan

yang tinggi merupakan prospek yang

menguntungkan sehingga diharapkan akan

memberikan return yang tinggi pula.

Profitabilitas memiliki prioritas penting

dalam mempertahankan kelangsungan

hidup pada suatu usaha dalam periode

jangka panjang. Hal ini dikarenakan

profitabilitas menunjukkan apakah badan

usaha tersebut mempunyai prospek yang

baik di masa mendatang. Faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat

risiko yang akan ditanggung pemegang

saham beserta rate of return yang

diharapkan perusahaan yaitu besar

kecilnya keputusan struktur modal suatu

perusahaan.

Penelitian tentang struktur modal

telah banyak dilakukan sebelumnya.

Seperti yang dilakukan Glenn Indrajaya,

Herlina, Rini Setiadi (2011) yang meneliti

pengaruh struktur aktiva, ukuran

perusahaan, tingkat pertumbuhan,

profitabilitas, dan risiko bisnis terhadap

struktur modal pada perusahaan sector

pertambangan yang listing di BEI periode

2004-2007, Seftianne & Ratih Handayani

(2011) meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada

perusahaan publik sektor manufaktur,

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti

ingin mengetahui apakah ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

profitabilitas, struktur modal dan risiko

bisnis pada perusahaan sektor

pertambangan dari tahun 2010–2013

berpengaruh terhadap struktur modal?

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

pengaruh dari ukuran perusahaan,

pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,

struktur modal dan risiko bisnis terhadap

struktur modal di perusahaan sektor

pertambangan.

KERANGKA TEORITIS DAN

HIPOTESIS

Trade-Off Theory

Trade-Off Theory menyatakan bahwa tiap-

tiap perusahaan dapat menentukan rasio

hutang perusahaannya secara optimal.

Dalam menentukan struktur modal yang

optimal, perusahaan dapat memasukkan

beberapa faktor yang mempengaruhinya

diantaranya yaitu biaya keagenan (agency

costs), pajak dan biaya kesulitan keuangan

(financial distress) tetapi tetap

memperhatikan asumsi efisiensi pasar dan

asymmetric information. Donaldson

(1961) dalam Glenn (2011) melakukan

riset terhadap struktur modal perusahaan di

Amerika Serikat. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan-

perusahaan di Amerika Serikat yang

memiliki profitabilitas yang tinggi

cenderung memiliki rasio hutang yang

rendah. Hal ini berbanding terbalik dengan

Trade-Off Theory dimana teori ini tidak

dapat menjelaskan hubungan negatif antara

tingkat profitabilitas dan rasio hutang.

Dapat disimpulkan bahwa setiap

perusahaan harus menentukan target

struktur modal. Biaya dan keuntungan

(return) akibat dari penggunaan hutang

yaitu sama. Hal ini dikarenakan struktur

modal pada perusahaan tersebut dapat

memaksimalkan nilai perusahaannya.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

3

Agency Theory

Teori ini menyatakan bahwa adanya

hubungan agency yaitu hubungan

mengenai adanya pemisahan antara

pemilik dan pengelola (manajemen) dalam

suatu perusahaan (Lina dan Joni, 2010).

Pemisahan ini dapat terjadi karena pemilik

melakukan diversifikasi portofolio dengan

mendelegasikan kewenangan dan

pengambilan keputusan oleh manajer

dalam mengelola financial perusahaannya.

Teori ini digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara dua pihak yang memiliki

kepentingan yang berbeda.

Pecking Order Theory

Pecking Order Theory menyatakan bahwa

profitabilitas yang tinggi dalam suatu

perusahaan maka memiliki hutang yang

relatif kecil (Lina dan Joni, 2010). Teori

ini menyatakan bahwa tidak terdapat

adanya struktur modal yang optimal.

Gitman (2009) mengatakan bahwa terdapat

tahap-tahap dalam memilih sumber

pendanaan perusahaan, yaitu:

a. Sumber dana internal akan lebih dipilih

oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan

sumber dana internal lebih dapat

meminimalisir adanya asymmetric

information yang dapat terjadi

daripada sumber dana eksternal.

b. Apabila perusahaan membutuhkan

sumber dana eksternal, maka hal

pertama yang akan dilakukan

perusahaan yaitu memilih sekuritas

yang paling aman yaitu hutang dengan

tingkat risiko yang paling rendah.

Kedua memilih hutang dengan tingkat

risiko yang lebih tinggi sampai dengan

pilihan terakhir yaitu memilih saham

biasa.

c. Adanya kebijakan dividen yang tetap

yaitu dimana perusahaan akan

menetapkan jumlah pembayaran

dividen yang tetap dan tidak

terpengaruh dengan besar kecilnya

perusahaan tersebut dalam

memperoleh laba.

d. Perusahaan dapat mengantisipasi

apabila terjadi kekurangan atau

kelebihan dari persediaan kas karena

adanya faktor kebijakan dividen yang

tetap serta adanya kesempatan untuk

berinvestasi yaitu dengan mengambil

portofolio investasi yang tersedia.

Pecking Order Theory tidak

menjelaskan adanya target dalam

struktur modal tetapi menjelaskan

adanya tahapan dalam menggunakan

pendanaan manakah yang akan

digunakan berdasarkan tingkat risiko

yang ada.

Signaling Theory

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan

yang diambil manajemen perusahaan yang

memberikan petunjuk kepada investor

mengenai cara pandang manajemen

terhadap prospek perusahaan, baik saat ini

maupun dimasa yang akan datang

(Brigham dan Houston, 2006:40).

Signaling Theory didasari oleh adanya

asymmetric information antara manajer

dengan investor (shareholder). Karena

adanya asymmetric information dari waktu

ke waktu, maka perusahaan harus menjaga

kapasitas cadangan pinjamannya.

Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan adalah keputusan

tentang asal mula dana yang diperoleh

untuk membeli aktiva perusahaan.

Terdapat dua macam sumber dana, yaitu

dana pinjaman (hutang) atau biasa disebut

sebagai sumber dana eksternal yang

berasal dari luar perusahaan, seperti

kreditur dan modal sendiri yang disebut

sebagai sumber dana internal yang berasal

dari dalam perusahaan seperti laba ditahan

(I Made, 2011:3).

Ukuran Perusahaan

Gambaran kemampuan financial suatu

perusahaan pada waktu tertentu dapat

tercermin dalam ukuran perusahaan. Besar

kecilnya ukuran suatu perusahaan

merupakan cerminan seberapa besar

tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para

investor sebelum mereka melakukan

investasi pada perusahaan tersebut (Lina

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

4

dan Joni, 2010). Seperti yang telah

dijelaskan dalam Trade-Off Theory bahwa

umumnya perusahaan besar memiliki

kemungkinan yang kecil dalam

menghadapi risiko kebangkrutan. Brigham

dan Houston (2011:198) mengatakan

bahwa keputusan struktur modal suatu

perusahaan ditentukan dengan besar

kecilnya ukuran suatu perusahaan.

Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu

cerminan dari perkembangan bisnis yang

dikelola oleh suatu perusahaan pada

periode saat ini yang kemudian

dibandingkan dengan periode sebelumnya

(Rachmawati dan Pancawati, 2012). Dapat

disimpulkan pengertian pertumbuhan

perusahaan merupakan kemampuan

perusahaan untuk meningkatkan ukuran

perusahaan. Perusahaan yang tumbuh

dengan tinggi dapat terlihat dari

keuntungan yang didapatkan oleh

perusahaan tersebut.

Profitabilitas

Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba melalui semua

kemampuan sumber daya yang ada seperti

kegiatan penjualan, kas dan modal

(Harahap, 2013:304). Profitabilitas

merupakan tingkat pengembalian (rate of

return) perusahaan yang sangat tinggi atas

investasi maka perusahaan tersebut akan

menggunakan hutang yang relatif rendah

(Brigham dan Houston, 2011:198).

Tingkat pengembalian (rate of retun)

perusahaan yang tinggi memungkinkan

perusahaan tersebut untuk membiayai

kebutuhan pendanaannya dengan sumber

dana internal. Selain itu profitabilitas dapat

diartikan sebagai ukuran dalam

menentukan keseluruhan efektifitas

manajemen yang ditunjukkan oleh besar

kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh, baik melalui penjualan maupun

dengan investasi (Fahmi, 2011:135).

Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan susunan

kepemilikan saham yang dimiliki. Susunan

kepemilikan saham tersebut yakni

perbdaningan antara jumlah saham yang

dimiliki oleh orang dalam perusahaan

(insider) dengan jumlah yang dimiliki oleh

para investor (outsider) (Sugiarto,

2009:59). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa struktur kepemilikan

merupakan bagian antara kepemilikan

institusional dan kepemilikan manajemen

dalam kepemilikan saham suatu

perusahaan.

Struktur kepemilikan umumnya dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah

proporsi saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga

seperti perusahaan bank atau

kepemilikan institusi lainnya (Elva,

2012). Institusi dapat diartikan sebagai

suatu lembaga yang memiliki

kepentingan cukup besar terhadap

investasi, salah satunya yaitu investasi

saham. Institusi memantau

perkembangan terkait dengan investasi

yang dijalankannya sehingga potensi

adanya kecurangan dapat diminimalisir

karena tingkat pengendalian yang

tinggi diberikan terhadap tindakan

manajemen dan institusi melakukannya

secara profesional.

2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan

proporsi pemegang saham oleh

manajemen yang berkontribusi secara

aktif dalam pengambilan keputusan

perusahaan selain direktur dan

komisaris (Rimba, 2010). Kepemilikan

saham oleh pihak manajerial oleh

beberapa peneliti dipercaya mampu

untuk pengendalian.

Risiko Bisnis

Terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko binis

(business risk) dan risiko keuangan

(financial risk) (Margaretha, 2011:113).

Risiko bisnis merupakan risiko yang

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

5

dihadapi perusahaan dari adanya kegiatan

bisnisyang akan terjadi apabila perusahaan

tidak menggunakan dana hutang yang

dimilikinya. Sedangkan menurut Glenn

dan Rini (2011), risiko bisnis merupakan

risiko utama yang selalu dimiliki

perusahaan dan risiko keuangan (financing

risk) yang dianggap sebagai risiko lainnya

di dalam perusahaan akibat penggunaan

hutang oleh perusahaan. Dapat

disimpulkan bahwa risiko bisnis

merupakan suatu keadaan yang tidak dapat

dipastikan oleh siapapun, baik saat ini

maupun yang akan datang yang pasti akan

dihadapi seluruh perusahaan dalam

menjalankan kegiatan bisninya.

Modal

Modal yaitu aktiva tetap yang digunakan

untuk beroperasi (Margaretha, 2011:119).

Modal pada dasarnya terbagi atas dua

bagian yaitu modal aktif dan modal pasif.

Brigham dan Houston (2006:62)

menyatakan bahwa modal adalah jumlah

dari hutang jangka panjang, saham

preferen, dan saham biasa, atau pos-pos

tersebut ditambah dengan hutang jangka

pendek yang dikenakan beban bunga.

Definisi modal dalam Standar Akuntansi

Keuangan ialah hak residual atas asset

perusahaan setelah dikurangi kewajiban

(IAI, 2009:9). Modal dibagi menjadi dua

jenis pengertian, yaitu :

a. Modal Abstrak – Konkrit, modal

abstrak/capital value suatu perusahaan

untuk jangka waktu tertentu adalah

relatatif permanen, sedangkan modal

konkrit/capital goods mengalami

perubahan atau tidak tetap.

b. Modal Aktif – Pasif, modal aktif

adalah modal yang berada disebelah

debet dari neraca atau sebelah kanan

dari neraca dimana modal

menggambarkan sumber seluruh dana

yang diperoleh perusahaan

diutamakan. Sedangkan modal pasif

adalah modal yang menggambarkan

bentuk-bentuk asal mula dana yang

diperoleh perusahaan. Pembagian

modal aktif ini ditentukan oleh cara

dan lamanya rotasi. Modal aktif terbagi

antara aktiva lancar dan aktiva tetap.

Perbdaningan antara kedua aktiva

tersebut akan menentukan besar

kecilnya kekayaan yang dimiliki suatu

perusahaan. Selain itu aktiva juga bisa

dibedakan berdasarkan fungsi

bekerjanya yaitu modal aktif dibedakan

dalam modal kerja (working capital

assets) dan aktiva, modal aktif

dibedakan dalam modal kerja (working

capital assets) dan aktiva tetap (fixed

capital assets). Pembagian modal pasif

ditentukan berdasarkan asal mula dana

tersebut diperoleh. Modal pasif terbagi

atas modal sendiri dan modal asing.

Selain itu dapat ditinjau berdasarkan

dari lamanya penggunaan. Modal pasif

terbagi antara modal jangka panjang

dan modal jangka pendek.

Struktur Modal

Struktur modal adalah suatu

pengkombinasian atau perimbangan antara

hutang dengan modal sendiri yang

digunakan perusahaan untuk mendapatkan

modal (Sri, 2010:1). Struktur modal

merupakan suatu bagian atau persentase

dalam menentukan pemenuhan kebutuhan

pembelanjaan perusahaan (Ahmad dan

Herni, 2010:137). Menurut Fahmi

(2012:185) struktur modal merupakan

gambaran dari proporsi financial

perusahaan antara modal yang dimiliki

perusahaan dengan bersumber dari hutang

jangka panjang dan modal sendiri untuk

pembiayaan pembelanjaan perusahaan.

Pengertian yang berbeda mengenai

struktur modal perusahaan yaitu komposisi

hutang dengan ekuitas (Suko, 2006).

Tujuan struktur modal adalah

“menggabungkan sumber pendanaan yang

digunakan oleh perusahaan untuk

memaksimalkan nilai perusahaan dengan

cara memaksimalkan harga saham dan

meminimalkan biaya modal serta

menyeimbangkan antara risiko dengan

tingkat pengembaliannya” (Pratiwi, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa struktur modal

merupakan kombinasi antara hutang (dana

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

6

luar) dan modal sendiri (dana dalam)

perusahaan dengan tujuan untuk

mendapatkan modal yang digunakan untuk

operasional perusahaan.

FAKTOR – FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL

Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya suatu perusahaan dapat

tercermin dalam ukuran perusahaan

tersebut. Cerminan tersebut memberikan

isyarat bahwa ukuran suatu perusahaan

menentukan seberapa besar perusahaan

tersebut untuk memiliki kesempatan di

dalam mendapatkan sumber dana dari

berbagai pihak, khususnya para investor.

Perusahaan yang menggunakan modal

asing relatif tinggi, biasanya terdapat pada

perusahaan dengan ukuran yang besar.

Dapat ditelaah bahwa perusahaan dengan

ukuran besar jelas memiliki kebutuhan

pendanaan yang lebih besar pula

dibandingkan dengan perusahaan dengan

ukuran kecil.

H1 : ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap struktur modal

Pertumbuhan Perusahaan

Brigham dan Houston (2011:198)

mengatakan bahwa pertumbuhan suatu

perusahaan yang lebih cepat harus dapat

melebihi perusahaan dengan pertumbuhan

yang lebih lambat dalam mengandalkan

diri terhadap modal eksternal atau hutang.

Namun, perusahaan selalu dihadapkan

pada risiko yang lebih tinggi. Dengan

demikian, perusahaan cenderung

menurunkan minat mereka dalam

penggunaan modal eksternal atau hutang.

Hal ini juga mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Glenn dan Rini (2011)

dimana semakin tinggi tingkat

pertumbuhan suatu perusahaan, maka

semakin tinggi pula persentase hutang

yang akan digunakan dalam perusahaan

tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa

perusahaan tersebut menggunakan modal

yang lebih sedikit dibdaningkan dengan

persentase hutang yang dimiliki.

H2 : pertumbuhan perusahaan berpengaruh

terhadap struktur modal.

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan

suatu perusahaan dalam memperoleh laba

dengan jalan melakukan penjualan, total

aktiva serta modal sendiri (Margaretha dan

Lina, 2005). Kondisi keuangan perusahaan

yang stabil atau baik, maka perusahaan

tersebut akan menggunakan hutang yang

relatif lebih sedikit walaupun kesempatan

berhutang yang dimiliki lebih besar

dibandingkan dengan perusahaan yang

mengalami kondisi keuangan yang buruk.

Sehingga perusahaan lebih memilih

mendanai sebagaian besar kebutuhan

pendanaannya dengan sumber dana

internal yang mereka miliki. Hal ini

sejalan dengan Pecking Order Theory

dimana perusahaan lebih memilih

menggunakan sumber dana internal

daripada menggunakan sumber dana

eksternal. Dapat dikatakan bahwa semakin

tinggi laba perusahaan yang dimiliki maka

persentase modal yang dimiliki atau

digunakan akan semakin tinggi pula. Hal

ini menandakan bahwa persentase hutang

yang akan digunakan perusahaan akan

semakin menurun.

H3 : profitabilitas berpengaruh terhadap

struktur modal.

Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan mencerminkan

persentase atau bagian kepemilikan yang

dimiliki dalam suatu perusahaan.

Perusahaan yang dikuasai oleh insider

cenderung akan menggunakan hutang

dalam mempertahankan efektifitas kontrol

terhadap perusahaan. Dengan demikian

semakin besar proporsi kepemilikan

insider, maka akan semakin besar pula

proporsi hutang dalam struktur modal

perusahaan.

H4: struktur kepemilikan berpengaruh

terhadap struktur modal.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

7

Risiko Bisnis

Gitman (2009), risiko bisnis adalah risiko

yang dihadapi perusahaan ketika

perusahaan tidak mampu untuk membiayai

kegiatan bisnisnya. Brigham dan Houston

(2006) mengatakan bahwa meningkatnya

risiko bisnis dalam suatu perusahaan

diakibatkan oleh tingginya penggunaan

hutang oleh perusahaan. Akibat dari

meningkatnya risiko bisnis ini maka

persentase kebangkrutan yang akan

dihadapi perusahaan semakin besar pula.

Trade-Off Theory menjelaskan bahwa

semakin tinggi adanya kemungkinan

terjadinya financial distress maka semakin

meningkat pula persentase terjadinya

financial distress costs. Faktor inilah yang

kemudian menyebabkan hutang yang

digunakan perusahaan semakin rendah

sehingga hutang yang digunakan

perusahaan relatif kecil.

H5: risiko bisnis berpengaruh terhadap

struktur modal.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

yang menggunakan data kuantitatif, data

bersifat data sekunder karena data adalah

laporan keuangan perusahaan sektor

pertambangan dari tahun 201 – 2013. Data

diperoleh dari ICMD dan www.idx.com .

Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, metode

yang digunakan untuk memilih sampel

adalah purposive sampling .

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Identifikasi variabel :

Variabel dependent : struktur modal diukur

dengan rumus:

Variabel independent :

Ukuran perusahaan diukur dengan rumus:

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan

rumus:

Profitabilitas diukur dengan rumus:

Struktur kepemilikan diukur dengan

rumus:

Ukuran

(X1)

Pertumbuhan

(X2)

Profitabilitas

(X3)

Struktur

Kepemikikan

(X4)

Risiko Bisnis

(X5)

Struktur Modal

(Y)

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

8

Risiko bisnis diukur dengan rumus:

)

Teknik analisis data :

Teknik analisis yang digunakan

adalah SPSS for window yang terdiri dari

analisis deskrivtif terlebih dahulu,

kemudian melakukan uji asumsi klasik,

yang dimulai dari uji normalitas

menggunakan uji kolomogorof Smirnov

jika nilai sifnifikansi diatas 0,05

kesimpulannya data terdistribusi Normal,

uji heteroskedastisitas dilakukan dengan

uji glejser dilihat dari nilai signifikansinya

dan uji multikolonearitas dilihat dari

Variance Inflation Factor (VIF), jika VIF

dibawah 10 kesimpulannya variabel

independent tidak memiliki korelasi satu

sama lain. Kemudian melakukan uji

hipotesis yaitu uji F, koefisien determinasi

dan Uji t.

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji statistik

deskriptive yang dirangkum menjadi tabel

1 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

memiliki nilai minimum dan maksimum

yaitu 25.47 dan 30.72. Nilai minimum

menunjukkan bahwa PT. Mitra Investindo

Tbk pada tahun 2010 memiliki total asset

yang lebih kecil dibandingkan dari tahun

berikutnya. Hal ini menandakan bahwa

terjadi peningkatan, baik dalam hal piutang

maupun investasi yang dimiliki. PT.

Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

tinggi dari perusahaan-perusahaan lainnya

yang artinya PT. Aneka Tambang

(Persero) Tbk dapat memaksimalkan

penggunaan asset yang dimiliknya dengan

baik. Pertumbuhan perusahaan

menunjukkan hasil bahwa nilai minimum

dan maksimumnya yaitu -0.12 dan 2.67.

PT. Exploitasi Energi Indonesia Tbk

adalah perusahaan yang memiliki nilai

paling rendah dan nilai paling tinggi dari

perusahaan lainnya. Hal ini menandakan

bahwa terjadi penurunan dalam

penggunaan asset yang dimiliki oleh PT.

Exploitasi Energi Indonesia Tbk pada

tahun 2012, akan tetapi pihak manajemen

dapat memperbaikinya dengan cepat

sehingga hasilnya dapat terlihat pada tahun

2013 yang dapat mencapai nilai tertinggi

dari pada perusahaan lainnya. Profitabilitas

menunjukkan hasil bahwa nilai minimum

dan maksimumnya yaitu 0.0015 dan 0.27.

PT. Citatah Industri Marmer Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

rendah dari yang lainnya. Hal ini

menandakan bahwa PT. Citatah Industri

Marmer Tbk pada tahun 2013 mengalami

penurunan penjualan dari tahun

sebelumnya dan PT. Bukit Asam (Persero)

Tbk adalah perusahaan yang memiliki

profitabilitas paling tinggi daripada

perusahaan lainnya di tahun 2011. Struktur

kepemilikan dapat dibedakan menjadi dua

bentuk, yaitu kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial. Berdasarkan tabel

1 menunjukkan hasil bahwa nilai

minimum dan maksimum dari kepemilikan

institusional yaitu sebesar 0.25 dan 1. PT.

Exploitasi Energi Indonesia Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

rendah dari yang lainnya. Hal ini

menandakan bahwa pada perusahaan PT.

Exploitasi Energi Indonesia Tbk tidak

memiliki sebuah lembaga yang dapat

memantau perkembangan yang terjadi

didalam perusahaannya. Kelemahan yang

terjadi dimungkinkan karena pihak

manajemen yang kurang dapat menarik

para investor atau lembaga yang terkait

untuk dapat memantau kinerjanya selama

ini. PT. Golden Energy Mines Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai tertinggi

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

9

yang dapat diartikan bahwa perusahaan

tersebut dapat menarik para investor atau

lembaga yang dapat membantu pihak

manajemen dalam mengendalikan

perusahaan atau terkait dengan investasi

yang dijalankan dengan tingkat

professional yang tinggi. Nilai minimum

dan maksimum dari kepemilikan

manajerial yaitu sebesar 0.00 dan 0.75. PT.

Golden Energy Mines Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

rendah dari yang lainnya. Hal ini

menandakan bahwa PT. Golden Energy

Mines Tbk tidak memiliki para pemegang

saham yang berkontribusi secara aktif

dalam pengambilan keputusan. PT.

Exploitasi Energi Indonesia Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

tinggi dalam kepemilikan saham direksi.

Manfaatnya yaitu keputusan yang diambil

memberikan nilai positif dan bermanfaat

bagi keseluruhan perusahaan dibandingkan

dengan manfaat bagi para investor.Risiko

bisnis menunjukkan hasil bahwa nilai

minimum dan maksimumnya yaitu 52.23

dan 57.32. PT. Mitra Investindo Tbk

adalah perusahaan yang memiliki nilai

paling rendah dari yang lainnya. Hal ini

menandakan bahwa PT. Mitra Investindo

Tbk kurang dapat meminimalisir

terjadinya risiko yang akan datang,

sedangkan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk

adalah perusahaan yang dapat

meminimalisir terjadinya risiko di masa

mendatang. Struktur modal menunjukkan

hasil bahwa nilai minimum dan

maksimumnya yaitu 0.01 dan 0.28. PT.

Golden Energy Mines Tbk adalah

perusahaan yang memiliki nilai paling

rendah dan paling tinggi. Hal ini

menandakan bahwa PT. Golden Energy

Mines Tbk pada tahun 2010 dapat menarik

para investor karena perusahaan tersebut

memiliki nilai hutang yang lebih kecil

daripada nilai asset yang dimilikinya, akan

tetapi pada tahun 2011 mengalami

penurunan sehingga nilai hutang yang

dimiliki lebih rendah daripada nilai

assetnya.

Tabel 1

Ringkasan Hasil Uji Deskriptive

Variabel Minimum Maximum Mean Diatas Rata -

rata

Ukuran 25,4675 30,7159 28,396790 1,6657558

Pertumbuhan -,1211 2,6689 ,378234 ,6132854

Profitabilitas ,0015 ,2683 ,104449 ,0735708

Kep. Institusional ,2532 1,0000 ,615202 ,2250656

Kep. Manajerial ,0000 ,7468 ,328300 ,2405252

Risiko Bisnis 52,2309 57,3165 55,013043 1,6668351

Struktur Modal ,0068 ,2776 ,112865 ,0704467

Sebelum melakukan pengujian

hipotesisi data terlebih dahulu di uji

asumsi klasik agar hasilnya terbebas dari

bias. Berdasarkan tabel 3 diatas, uji

normalitas yang dilakukan dengan uji

kolomogorof smirnov mengatakan bahwa

data normal terlihat dari nilai

signifikansinya diatas 0.05. Uji

multikolinearitas menjelaskan berdasarkan

nilai VIF yang berada dibawah 10 bahwa

kelima variabel independen terdeteksi

adanya multikolinearitas. Uji

heteroskedastisitas menjelaskan bahwa

terdapat variabel independen yang

teridentifikasi heteroskedastisitas. Hal ini

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

10

dikarenakan nilai signifikansi t berada di bawah 0.05.

Tabel 2

Rangkuman Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik Hasil Kesimpulan

Uji Normalitas –

kolomogorov

smirnov

Asymp Sig. (2-

tailed)

0.686 Normal

Uji Multikolinearitas VIF Ukuran 30.109 Teridentifikasi

Multikolinearitas Pertumbuhan 1.670

Profitabilitas 3.243

Kep. Institusional 9.802

Kep. Manajerial 12.606

Risiko Bisnis 45.514

Uji

Heteroskedastisitas –

Uji glejser

Sig. t Ukuran 0.876 Terdeteksi

Heteroskedastisitas Pertumbuhan 0.888

Profitabilitas 0.487

Kep. Institusional 0.080

Kep. Manajerial 0.300

Risiko Bisnis 0.802

Uji F

Berdasarkana tabel 3 variabel

ukuran perusahaan, pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas, kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial dan

risiko bisnis secara simultan bersama–

sama tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen yaitu struktur modal. Nilai

signifikansi F nya diatas 0.05 yaitu 0.913

Tabel 3

Uji Statistik F

ANOVA

Model F Sig

Regression 0.334 0.913

Uji Koefisien determinasi

Dari tabel 5 dilihat pada Adjusted R

Square sebesar -0.148 atau 1.48 persen

artinya adalah variabel independen yang

terdiri dari ukuran perusahaan,

pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,

kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial dan risiko bisnisdapat

menjelaskan variabel dependen yaitu

struktur modal sebesar 1.48 persen,

sedangkan sisanya yaitu 98.52 persen

dijelaskan oleh faktor lain diluar model

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

11

Tabel 4

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R Square Adjusted R Square

1 0.074 -0.148

Tabel 5

Hasil Uji t

Coefficients

Model F Sig

(Constant) 0.774 0.446

Ukuran 0.892 0.381

Pertumbuhan -0.124 0.902

Profitabilitas 1.043 0.307

Kep. Institusional -0.292 0.773

Kep. Manajerial -0.254 0.802

Risiko Bisnis -0.811 0.425

Uji statistik t

Uji t yang dilakukan menyatakan

bahwa dari enam variabel bebas tidak

terdapat variabel bebas yang memberikan

pengaruhnya secara parsial terhadap

variabel terikat yaitu struktur modal.

Berdasarkan tabel 5ukuran perusahaan

dengan nilai t hitung dari hasil output

SPSS sebesar 0.892 dengan signifikansi

sebesar 0.381 > 0.05. Oleh karena itu

ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap struktur modal perusahaan.Tidak

adanya pengaruh ukuran perusahaan

terhadap struktur modal dapat

dimungkinkan merujuk pada konsistensi

terhadap teori yang menyatakan bahwa

perusahaan dengan ukuran besar memiliki

fleksibilitas untuk mengakses pasar modal

untuk mendapatkan dana eksternal.

Pertumbuhan perusahaan dengan

nilat t hitung dari hasil output SPSS

sebesar -0.124 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0.902 > 0.05. Artinya bahwa

pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan.Tidak adanya pengaruh dalam

penelitian ini dimungkinkan karena

perusahaan sektor pertambangan tidak

maksimal dalam penggunaan sumber daya

yang dimiliki.

Profitabilitas dengan nilai t hitung

dari hasil output SPSS sebesar 1.043

dengan signifikansi sebesar 0.307 > 0.05

berarti profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap struktur modal perusahaan.Tidak

adanya pengaruh profitabilitas dalam

penelitian ini dimungkinkan karena

perusahaan sektor pertambangan

mengalami penurunan dalam

menghasilkan laba sehingga semakin kecil

pula kemampuan perusahaan untuk

membiayai kebutuhan investasinya dari

sumber pendanaan internal.

Kepemilikan institusional memiliki

nilai t hitung dari hasil output SPSS

sebesar -0.292 dengan signifikansi sebesar

0.773 > 0.05 yang artinya kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap

struktur modal perusahaan.Tidak adanya

pengaruh pada penelitian ini

dimungkinkan karena suatu lembaga

keuangan atau institusi yang terdapat

didalam perusahaan sektor pertambangan

tidak memiliki kecenderungan untuk

berkontribusi secara aktif didalam

perusahaan.

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

12

Kepemilikan manajerial

menunjukkan nilai t hitung dari hasil

output SPSS sebesar -0.254 dengan

signifikansi sebesar 0.802 > 0.05.Hal ini

berarti H0 diterima dan H5 ditolak yang

artinya bahwa kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan.Tidak adanya pengaruh pada

penelitian ini dimungkinkan karena pihak

manajemen yang terdapat didalam

perusahaan sektor pertambangan tidak

maksimal dalam mengelola perusahaan.

Risiko bisnis menunjukkan nilai t

hitung dari hasil output SPSS sebesar -

0.811 dengan signifikansi sebesar 0.425 <

0.05. Artinya bahwa risiko bisnis

berpengaruh terhadap struktur modal

perusahaan.Tidak adanya pengaruh dari

risiko bisnis terhadap struktur modal dapat

dimungkinkan karena penurunan peluang

terjadinya laba setelah menurunnya harga

minyak dalam pasar Cina yang berakibat

pada memburuknya perekonomian dunia

dalam sektor pertambangan.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

DAN KETERBATASAN

Penelitian ini memiliki tujuan

untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Variabel independen yang dimaksud yaitu

ukuran perusahaan (size), pertumbuhan

perusahaan (growth), profitabilitas

(profitability), struktur kepemilikan

(ownership structure) dan risiko bisnis

(business risk) sedangkan variabel

dependennya yaitu struktur modal

perusahaan (capital structure). Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

perusaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2010-2013. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yang bersumber dari data sekunder,

dimana berasal dari Indonesian Capital

Market Directory (ICMD), Annual Report,

dan penelitian terdahulu. Total perusahaan

yang terdaftar selama periode penelitian

yakni 41 perusahaan, namun setelah

dilakukan purposive sampling data yang

dapat diolah dan sesuai dengan criteria

menjadi 8 perusahaan saja dan data yang

dapat diolah sebanyak 32 data.

Dalam penelitian ini menggunakan

uji regresi berganda, dimana sebelum

melakukan regresi terlebih dahulu data di

uji asumsi klasik agar mengetahui apakah

data terbebas dari penyakit–penyakit

asumsi klasik. Berdasarkan uji normalitas

data terdisribusi normal. Selain uji

normalitas data juga melakukan uji

multikolinearitas dan uji

heteroskedastisitas.

Data dalam penelitian ini terdeteksi

adanya multikolinearitas dan

heteroskedastisitas dari keenam variabel.

Pengujian selanjutnya adalah uji F yang

menjelaskan bahwa variabel ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan,

profitabilitas, kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial dan risiko bisnis

tidak berpengaruh secara simultan.

Berdasarkan uji t, dari keenam

variabel independen tidak ada variabel

yang memberikan pengaruh yang

signifikan secara parsial. Ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap

struktur modal perusahaan.Tidak adanya

pengaruh ukuran perusahaan terhadap

struktur modal dapat dimungkinkan

merujuk pada konsistensi terhadap teori

yang menyatakan bahwa perusahaan

dengan ukuran besar memiliki fleksibilitas

untuk mengakses pasar modal untuk

mendapatkan dana eksternal. Pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh dalam

penelitian ini dimungkinkan karena

perusahaan sektor pertambangan tidak

maksimal dalam penggunaan sumber daya

yang dimiliki. Profitabilitas tidak

berpengaruh profitabilitas dalam penelitian

ini dimungkinkan karena perusahaan

sektor pertambangan mengalami

penurunan dalam menghasilkan laba

sehingga semakin kecil pula kemampuan

perusahaan untuk membiayai kebutuhan

investasinya dari sumber pendanaan

internal. Kepemilikan institusional tidak

berpengaruh dimungkinkan karena suatu

lembaga keuangan atau institusi yang

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

13

terdapat didalam perusahaan sektor

pertambangan tidak memiliki

kecenderungan untuk berkontribusi secara

aktif didalam perusahaan. Kepemilikan

manajerial tidak menunjukkan

pengaruhnya dimungkinkan karena pihak

manajemen yang terdapat didalam

perusahaan sektor pertambangan tidak

maksimal dalam mengelola perusahaan.

Begitu pula dengan risiko bisnis yang

tidak berpengaruh terhadap struktur modal

dapat dimungkinkan karena penurunan

peluang terjadinya laba setelah

menurunnya harga minyak dalam pasar

Cina yang berakibat pada memburuknya

perekonomian dunia dalam sektor

pertambangan.

Adapun keterbatasan dalam

penelitian ini, pertama dalam penelitian ini

variabel yang digunakan hanya

memperhatikan faktor-faktor intern

perusahaan saja, kedua yaitu sampel yang

digunakan dalam penelitian ini hanya

berfokus pada sektor pertambangan saja.

Hal ini terkait adanya latar belakang yang

dipaparkan oleh peneliti dan didukung

oleh adanya fenomena yang terjadi saat

ini. Hasil dari penelitian ini tidak dapat

menjadi cerminan untuk keseluruhan

perusahaan yang melakukan kebijakan

struktur modal. Ketiga dalam penelitian ini

terdeteksi adanya multikolinearitas antar

variabel independen dalam model regresi

yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan

manajerial dan risiko bisnis. Keempat

berdasarkan pengujian yang dilakukan

dalam penelitian ini, maka tidak ditemukan

adanya pengaruh secara parsial pada

variabel independen terhadap variabel

independen.

Saran yang dapat diberikan dalam

penelitian ini adalah penelitian selanjutnya

dapat menggunakan variabel independen

lainnya seperti faktor-faktor ekstern yang

dimungkinkan dapat menilai kebijakan

struktur modal perusahaan, selain itu

peneliti selanjutnya dapat

mempertimbangkan untuk menggunakan

keseluruhan perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek

penelitiannya sehingga teori yang

diterapkan dapat valid.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Halim. 2007. Manajemen

Keuangan Bisnis, Bogor: Ghalia

Indonesia.

Agus Sartono. 2010.

ManajemenKeuangan: Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Badan

Penerbit Fakultas Ekonomi.

Ahmad Rodoni dan Herni Ali. 2010.

Manajemen Keuangan. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Amelia, Eka. 2010. “Analisis Pengaruh

Profitabilitas, Pertumbuhan Asset,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Struktur Modal”.

Bambang Riyanto.2008. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: Badan Penerbit

Fakultas Ekonomi.

Brigham, F Eugene and Houston. 2006.

Dasar-dasar Manajemen

Keuangan, Buku 2, Jakarta:

Salemba Empat.

Brigham, F Eugene and Houston. 2011.

Dasar-dasar Manajemen

Keuangan, Buku 4, Jakarta:

Salemba Empat.

Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan, dan Agency Cost

Terhadap Kinerja Perusahaan”.

Fahmi Irham.2012.Pengantar Manajemen

Keuangan Teori dan Soal Jawab.

Bandung. Alfabeta.

Glenn, Herlina dan Rini Setiadi. 2011.

“Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran

Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,

Profitabilitas dan RisikoBisnis

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

14

Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris

Pada Perusahaan Sektor

Pertambangan yang Listing Di

Bursa Efek Indonesia Periode

2004-2007”.

Gitman, Lawrence. 2009. Principles of

Managerial Finance. Prentice Hall

Hardi, Yusralaini dan Septi Dwiani. 2007.

“Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal

Perusahaan Manufaktur yang

Listing Di Bursa Efek

Indonesia”,Journal of Accounting.

16

Hermuningsih, Sri. 2013. “Pengaruh

Profitabilitas, Growth Opportunity,

Struktur Modal Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan

Publik Di Inonesia”.

Hidayati,Nurul. 2009. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan

Aktiva dan Risiko Bisnis Terhadap

Struktur Modal Studi

PadaPerusahaan yang Masuk

Kelompok Jakarta Islamic Index”.

Journal of Accounting.

I Made Sudana, 2011. Manajemen

Keuangan Perusahaan: Teori dan

Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program IBM

APSS 19. Edisi Cetakan ke

5.Semarang : Badan Penerbit

Undip

Khrisnan, V. Sivarama and Moyer, R.

Charles. 1996. “Determinants of

Capital Structure: An Empirical

Analysis of Firms in Industrialized

Countries”. Managerial Finance,

Vol. 22, Issue 2, pp. 39-55.

Lina dan Joni. 2010. “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal”,

Jurnal Bisnis dan Akuntansi,Vol

12, No 2, Hal 81-96.

Margaretha, Farah dan Lina Sari. 2005.

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Pada Perusahaan

Multinasional Di Indonesia”.

Media Riset Bisnis & Manajemen,

Vol 5, No 2, Hal 230-252.

Prabansari, Yuke & Hadri Kusuma, 2005.

“Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal

Pada Perusahaan Manufaktur Go

Public yang Terdaftar Di Bursa

Efek Jakarta”. Majalah Sinergi,

Edisi Khusus On Finance, hlm 1-

15.

Pratiwi, Made, 2011. “Pengaruh Struktur

Modal dan Struktur Kepemilikan

Terhadap Free Cash Flow dan

Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan-Perusahaan yang Go

Public Di Bursa Efeke Indonesia”,

Tesis S2 Universitas Udayana

Denpasar.

Rachmawati dan Pancawati. 2012.

“Determinan Kebijakan Hutang

(Dalam Agency Theory dan

Pecking Order Theory)”. Dinamika

Akuntansi, Keuangan dan

Perbankan, Hal 11-24.

Saidi. 2004. “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal

Pada Perusahaan Manufaktur Go

Public Di BEJ Tahun 1997-2002”,

Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 11,

No 1, Hal 44-58.

Seftianne dan Ratih Handayani, 2011.

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Pada Perusahaan

Publik Sektor Manufaktur”, Jurnal

Bisnis dan Akuntansi, Vol 13, No

1, Hal 39-56.

Setiana, Esa. 2012. “Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur yang Listing Di Bursa

Efek Indonesia (BEI)”.Journal of

Accounting, Vol 4, No 3.

Setyo, Dedy Adi Wibowo. 2007. “Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Go Public Di Bursa

Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2003-

2005”, Skripsi Sarjana S1

Universitas Negeri Semarang.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR …eprints.perbanas.ac.id/1531/1/ARTIKEL ILMIAH.pdf · Sebagai contoh, kebijakan moneter dan fiskal, pengaruh politik dalam negeri,

15

Sih, Dyah Rahayu. 2005. “Pengaruh

Kepemilikan Saham Manajerial

dan Institusional Pada Struktur

Modal Perusahaan”, Jurnal

Akuntansi dan Auditing, Vol 1, No

2,Hal 181-197.

Sri Dwi. 2010. Manajemen Keuangan

Lanjut, Edisi Pertama. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sriwardany. 2006. “Pengaruh

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Kebijaksanaan Struktur Modal dan

Dampaknya Terhadap Perubahan

Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur”, Tesis S2 Universitas

Sumatera Utara.