analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan …repository.utu.ac.id/138/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI IKAN ASIN DI KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
Yang disusun oleh :
Nama : Asmanidar
NIM : 07C20101152
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 19 Oktober 2013 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Abd. Jamal, SE, M.Si
(Ketua Penguji) .................................
2. Hj. Cut Mega Putri,SE.M.SM
(Anggota Penguji I) .................................
3. Afni Abdul Manan,SE
(Anggota Penguji II) .................................
4. Zulkipli,SE.M.Si
(Anggota Penguji III) .................................
Alue Peunyareng, 19 Oktober 2013
Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan
Yayuk EW, SE. M. Si
ii
ABSTRAK
Asmanidar. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Dibawah bimbingan Hj. Cut
Mega Putri dan Afni Abdul Manan.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor tenaga kerja dan modal terhadap produksi ikan asin di Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer yang diperoleh dari instansi terkait
seperti Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Barat, serta dari berbagai sumber dan literatur lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian uji t, menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi
ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, Karena thitung > ttabel (2.494 >1.694). Variabel modal secara individual tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat, karena thitung < ttabel (4.346 < 1.694).
Koefisien determinasi (R2) 0.789 menunjukkan bahwa variabel produksi
ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat sebesar 78,9 % dipengaruhi oleh variabel tenaga kerja dan modal, sedangkan sisanya sebesar 45,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model penelitian ini.
Kata kunci : Produksi, Tenaga Kerja, Modal dan Jam Kerja
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian Indonesia sampai saat ini mewujudkan suatu
tingkat kemajuan yang cukup baik. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut
merupakan langkah untuk menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dalam Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur, merata materiil dan sp irituil berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Dan pembangunan ekonomi diharapkan dapat
terwujudnya perekonomian Nasional yang mandiri untuk meningkatkan
kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Sehubungan dengan
itu, maka dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi sektor industri
memegang paranan yang sangat penting.
Industrialisasi merupakan alat pokok pembangunan Nasional dan
pembangunan daerah yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang maju dan
mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Selain berperan strategis untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan
meningkatkan produktivitas masyarakat, juga berperan menciptakan lapangan
usaha serta memperluas lapangan kerja, meningkatkan serta meratakan dan
mengentaskan kemiskinan.
2
Pembangunan industri yang dimaksud tidak hanya industri besar dengan
teknologi canggih saja, akan tetapi perlu dikembangkan juga industri kecil dan
rumah tangga yang kebanyakan berada di pedesaan. Industri kecil dan rumah
tangga yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah
pedesaan, menyebabkan pengembangan dari industri kecil dan rumah tangga
menjadi lebih efektif karena selain memperluas lapangan pekerjaan dan
kesempatan usaha juga dapat mendorong pembangunan Daerah dan pedesaan di
Indonesia.
Industri ikan asin juga sangat berperan dalam meningkatkan penghasilan
masyarakat. Namun demikian sangat dibutuhkan perhatian dari pemerintah
terhadap upaya peningkatan industri ikan asin dalam perekonomian nasional
melalui pembinaan yang mencakup permodalan seperti kredit untuk usaha,
bantuan teknologi dan informasi, pengembangan sumber daya manusia dan
pemasarannya sehingga tujuan akhir dari usaha ini yakni meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan sesuai dengan tujuan pembangunan
nasional.
Sebagaimana diketahui bahwa industri ikan asin yang ada di Kabupaten
Aceh Barat pada umumnya merupakan keterampilan kerajinan tangan perorangan
yang dikelola secara tradisional tidak memerlukan tempat yang relatif besar dan
dapat dikerjakan oleh tenaga kerja yang tidak terlalu banyak. Selain dari
keterampilan, perkembangan usaha industri ikan asin di Kabupaten Aceh Barat
juga dipicu oleh ketersediaan modal yang tidak terlalu besar untuk menjalankan
sebuah usaha industri ikan asin, sehingga modal untuk memulai usaha industri
tersebut dapat diperoleh dengan pinjaman dana kepada karib kerabat terdekat
3
ataupun membuka usaha industri ikan asin dengan modal yang dimiliki oleh pihak
lain yang memiliki dana sebagai modal awalnya, hal ini dilakukan atas dasar
kepercayaan dari pihak yang memberikan dana untuk membagi keuntungan sesuai
dengan kesepakatan bersama.
Melihat perkembangan industri ikan asin yang semakin berkembang pesat
di Kabupaten Aceh Barat, maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya
ilmiah yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Ikan Asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi
produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat?.
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ikan asin di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, manfaat yang diperoleh dengan
diadakannya penelitian ini :
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Untuk memberikan masukkan berupa informasi pada kalangan akademik
sebagai dasar penelitian selanjutnya serta memperoleh pemahaman yang
mendalam mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi produksi
ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk menerapkan teori-teori yang didapat penulis selama mengikuti
perkuliahan ke dalam praktek sehari-hari sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan penulis mengenai masalah yang akan dibahas
dalam penulisan ini.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi Pemerintah Daerah atau pihak yang lain yakni sebagai bahan
informasi dan arahan yang baik untuk ke depan dari pemerintah Kabupaten Aceh
Barat dan pihak lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini, sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
5
1.5. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang pokok-pokok
pembahasan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bagian kedua tinjauan pustaka yang meliputi pengertian usaha, pengertian
ikan asin, proses pembuatan ikan asin, faktor – faktor yang mempengaruhi
produksi ikan asin, tenaga kerja, dan faktor permodalan.
Bagian ketiga metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel,
data penelitian diantaranya jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
model analisis data, definisi operasional variabel, dan pengujian hipotesis.
Bagian keempat hasil dan pembahasan yang terdiri dari karakteristik
respoden penelitian, analisa hasil dan pembahasan variabel penelitian, deskriptif
variabel penelitian, dan analisis regresi linear berganda.
Bagian kelima simpulan dan saran, menguraikan kesimpulan dan
keterbatasan dari penelitian dan saran – saran.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Usaha
Usaha adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia atau
dilakukan oleh orang-orang dengan mengarahkan tenaga, fikiran atau badan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Usaha dapat dilakukan sendiri atau
berkelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Menurut Harmaizar Z dalam buku "Menangkap peluang Usaha" Usaha
atau dapat juga disebut suatu perusahaan adalah suatu bentuk usaha yang
melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha
yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan
dan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu negara.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2003, h. 125). “Usaha adalah suatu
kegiatan yang melakukan aktivitas produksi yang sangat beragam”. Bagian terbesar
dari kegiatan perekonomian dalam perekonomian pasar yang maju berlangsung dalam
beberapa bentuk usaha, salah satunya usaha perorangan atau pribadi dimana
modalnya berasal dari kekayaan pribadi dan resiko kerugiannya akan ditanggung
sendiri.
2.2. Pengertian Ikan Asin
Ikan asin adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini
daging ikan yang biasanya membusuk dalam waktu singkat dapat disimpan di
7
suhu kamar untuk jangka waktu berbulan – bulan, walaupun biasanya harus
ditutup rapat. Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan adalah diantaranya ikan
darat maupun ikan laut. Ikan – ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu
ditaburi atau direndam dalam larutan garam pekat. Ikan – ikan yang besar
biasanya dibelah atau dipotong – potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke
dalam daging. Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, Kristal – Kristal
garam akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya.
Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan (direktorat
Jendral Perikanan, 2002).
Proses ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di
luar dan di dalam daging. Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan
sel akan menghentikan proses autolysis dan menghambat pertumbuhan bakteri
dalam daging ikan, setelah itu, ikan – ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi
untuk meningkatkan keawetannya. Menurut hasan (2005) pengolahan dan
pengawetan hasil perikanan ditujukan :
1. Untuk menyelamatkan hasil tangkapan yang melimpah pada musim ikan.
2. Menghasilkan diversifikasi produk perikanan yang mempunyai flavour
yang spesifik.
3. Mengupayakan agar ikan dapat dipasarkan ke daerah – daerah yang jauh
dari sentral produksi.
Pada prinsipnya ada dua (2) cara pengolahan dan pengawetan, yaitu secara
tradisional dan modern. Cara tradisional adalah dengan menggunakan alat – alat
yang sederhana seperti penggaraman (pengasinan) yang diberikan pada ikan atau
8
ikan yang dicampuri dengan garam. Pengeringan yaitu ikan yang sudah dicampuri
atau ditaburi garam, lalu dikeringkan dengan sinar matahari atau cuaca lagi tidak
bagus serta pemindangan dan fermentasi, contohnya seperti ikan asin dan ikan
teri. Sedangkan cara modern adalah menggunakan teknologi maju seperti
pendinginan yaitu ikan yang dimasukkan ke dalam tempat pendingin atau
memakai es batu ataupun pembekuan. Pengalengan yaitu ikan yang diberi
pengawet lalu dikemas di dalam kaleng, contohnya seperti ikan sarden (ikan
kaleng). Pengolahan tradisional memegang peranan penting dalam posisi hasil
perikanan Indonesia hampir 50 % hasil tangkapan diolah secara tradisional.
Untuk cara pengolahan tradisional, misalnya dengan melakukan
penggaraman terhadap ikan. Penggaraman diartikan sebagai kombinasi proses
kimia dan fisika yaitu dengan penetrasi garam pada ikan dan menarik air keluar
jaringan tubuh ikan, sedangkan produk yang dihasilkan akan mengalami
perubahan berat (Asri, h.25. 2002).
2.3. Proses Pembuatan Ikan Asin
Beraneka jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan tawar maupun ikan
laut. Ikan – ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau
direndam dalam larutan garam pekat. Ikan – ikan yang besar biasanya dibelah atau
dipotong – potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging, karena
perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, Kristal – Kristal garam akan menarik
cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya (Mulyadi,h.40. 2007).
9
Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan, proses
ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di
dalam daging. Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan
menghentikan proses autolysis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam
daging ikan. Setelah itu, ikan – ikan ini dijemur, direbus atau di fermentasi untuk
meningkatkan keawetannya (Mulyadi, h,40. 2007).
Proses pengolahan ikan asin kering adalah :
1. Bahan Baku
Hal yang paling pokok dalam mempertahankan mutu kesegaran ikan adalah
cara penanganannya, umumnya dipergunakan es untuk menurunkan suhu dan
mempertahankan kesegaran ikan.
2. Penyiangan dan Pencucian
Pencucian setelah penerimaan bahan baku dipengolahan adalah untuk
membersihkan lagi sisa – sisa kotoran yang masih ada sekaligus mengurangi
bakteri. Menjelaskan, bahwa penyiangan dan pencucian bertujuan untuk
menghilangkan kotoran, sisik dan lendir dengan membelah bagian perut
sampai dekat anus, menghilangkan sisa kotoran, darah dan lapisan dinding
yang berwarna.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 21/MEN/2004
menjelaskan air yang digunakan untuk pencucian dan atau kontak langsung
dengan produk harus memenuhi persyaratan air minum atau air laut bersih.
3. Penggaraman
Digunakan untuk ikan – ikan berukuran besar maupun kecil yang dilumuri
garam dan bagian dasar wadah dilapisi garam setebal 3 cm disusun berlapis
10
dengan ikan. Di atas lapisan ikan ditaburkan garam secukupnya, demikian
seterusnya. Penggeringan dengan sinar matahari lebih baik dilakukan dengan
meletakkan bahan di rak – rak yang sekurang – kurangnya setinggi 0,5 meter
dari permukaan tanah, dijemur dipanas sinar matahari mencapai 6 – 8
jam/hari, diperlukan waktu pengeringan selama 3 hari berturut – turut. Untuk
mengukur tingkat kekeringan ikan dapat dilakukan dengan cara yaitu ditekan
dengan ibu jari dan telunjuk tangan pada tubuh ikan menimbulkan bekas dan
dilakukan dengan melipat tubuh ikan asin yang telah kering tidak akan patah.
Keuntungannya dari pengeringan dengan sinar matahari adalah biaya relatif
lebih murah, pelaksanaan mudah sedangkan kelemahannya adalah waktu
pengeringan sukar untuk ditentukan serta kebersihannya sukar dikontrol
(Mulyadi,h,45. 2007).
4. Pengepakan dan Penyimpanan
Ikan asin yang telah dikeringkan disusun rapi di dalam packing dengan kotak
kayu ( peti ) atau keranjang yang dilapisi kertas, dan ditaruh dalam ruangan
(gudang) yang sejuk dan kering, serta memiliki ventilasi yang baik. Tumpukan
peti / keranjang dalam gudang tersebut sedemikian rupa agar sirkulasi udara di
dalamnya tidak terhambat. Ikan asin kering harus disimpan dengan cara yang
benar agar tidak cepat rusak (Mulyadi. h, 45. 2007).
Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan
Laut merupakan salah satu karunia Tuhan yang tak terkira dan
menakjubkan. Banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di dalamnya
11
seperti ikan, rumput laut, bahan tambang serta senyawa kimia dan obat yang dapat
di ekplorasi dari laut dan salah satunya adalah garam.
Garam merupakan senyawa kimia yang sejak lama mewarnai kehidupan
manusia. Tanpa garam, makanan akan terasa hambar. Tanpa garam tak pernah ada
yang namanya ikan asin, Bahkan sekarang dipercaya metabolisme dalam tubuh
manusia dipengaruhi keseimbangan kadar garam dalam tubuh. Ringkasnya garam
merupakan kebutuhan essensial dalam kehidupan manusia dari masa ke masa.
2.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Asin
Dari proses pembuatan ikan asin atau ikan tradisional yang berpengaruh
dalam produksinya adalah :
1. Faktor dan cara pembuatan atau pengolahan ikan asin akan mempengaruhi
hasil produksi ikan asin, yaitu dari segi bentuk, mutu dan manfaatnya.
2. Faktor modal, yaitu bahan baku yang diperoleh oleh masyarkat untuk
pembuatan ikan tradisional dan fasilitas pendukung yang lebih layak lagi,
seperti alat – alat perikanan modern, mesin bermotor, diesel, jala nilon, jarring
dan sebagainya dapat mendorong produksi ikan dalam Negeri, dengan begitu
bisa meningkatkan mutu produk ikan asin.
3. Faktor dari pemasaran ikan tradisional atau ikan asin, yaitu pemasarannya
masih di dalam daerah dan sulit untuk di pasarkan keluar daerah ataupun
keluar negeri, serta tenaga kerja atau sumber daya manusia yang masih
kurang pengetahuannya.
12
2.4.1. Kesempatan Kerja
Secara umum golongan tenaga kerja menyangkut bagian penduduk yang
menyangkut tingkat usia 15 th – 64 th. Dalam pengertian angkatan kerja harus
diperhitungkan tingkat partisipasi dalam kegiatan ekonomi di antara jumlah
tenaga kerja untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin (Galih, 2005).
Bertambahnya angkatan kerja mempengaruhi tingkat upah nyata maupun
pembagian pendapatan masyarakat. Salah satu sebab rendahnya tingkat hidup di
negara sedang berkembang adalah kurangnya penggunaan tenaga kerja yang tidak
efisien di bandingkan negara-negara maju.
2.4.2. Tenaga Kerja
Salah satu faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa adalah tenaga kerja. Adapun pengertian tenaga
kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang atau pekerja bayaran baik
dalam proses produksi maupun non produksi. Sementara itu, keterampilan tenaga
kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kecakapan yang dimiliki
tenaga kerja dalam hal melakukan aktivitas kerja sesuai dengan permintaan
konsumen yang tujuannya adalah untuk menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas, untuk dapat bersaing, sehingga diharapkan dapat memuaskan
pengguna barang dan jasa.
Sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan nomor 14
tahun 1969 menjelaskan bahwa: yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
13
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut Suparmoko (2002, h.178), hal ini
selaras dengan sifat-sifat fungsi produksi dari neo klasik, bahwa semakin banyak
input yang digunakan semakin banyak output yang dihasilkan., maka dalam hal
ini jumlah dan keterampilan tenaga kerja sebagai variabel bebas yang juga
mempengaruhi tingkat keinginan masyarakat untuk mengembangkan usaha
industri ikan asin.
Beberapa definisi tentang tenaga kerja diatas maka dapat disimpulkan
bahwa tenaga kerja adalah jumlah masyarakat produktif yang dapat memproduksi
barang dan jasa sesuai dengan permintaan pengguna barang dan jasa mereka.
Selanjutnya menurut Heru (2008, h.45) Tenaga kerja adalah daya manusia
untuk melakukan pekerjaan. Pengertian umum tersebut sesuai dengan pengertian
tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No. 13
tahun 2003 yaitu “ Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam
maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.”
Lebih jauh lagi, menurut Sudarsono et. al (2002, h. 613) mengemukakan
bahwa:
“Sumber daya manusia mengandung dua pengertian yakni pertama, bahwa sumber daya manusia adalah kualitas atau karakteristik yang perlu dimiliki
oleh seseorang untuk menghasilkan barang dan jasa; kedua, bahwa sumber daya manusia menyangkut kelompok masyarakat yang mampu bekerja dan
memberi kontribusi terhadap perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian pengertian sumber daya manusia mencakup aspek kuantitas dan kualitas atau karakteristik manusia itu sendiri untuk melaksanakan proses
itu sendiri”.
Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas,
mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari
pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah atau mengurus rumah
14
tangga. Di Indonesia batas umur 10 tahun tanpa batas umur maksimum . Dengan
demikian tenaga kerja di Indonesia yang dimaksud sebagai penduduk usia 10
tahun dan penduduk di bawah 10 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja.
Pemilihan usia 10 tahun sebagai batas umur minimal berdasarkan
kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja atau
mencari pekerjaan terutama di desa dan ataupun diperkotaan karena sulitnya
perekonomian Tenaga kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja.
Menurut BPS (2002) yang dinamakan angkatan kerja adalah penduduk
usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan, baik yang
bekerja tetap maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab, seperti pegawai
sedang cuti. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang
mencari atau mengharap pekerjaan juga termasuk dalam angkatan kerja.
Sedangkan yang dimaksud bukan angkatan kerja adalah kelompok penduduk yang
selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yang tidak termasuk dalam
angkatan kerja (Heru 2008, h.48).
2.4.3. Faktor Permodalan
Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah modal, sebab
didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat
dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal dapat dibagi
sebagai berikut :
15
1. Modal Tetap :
Adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka
waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah
produksi.
2. Modal Lancar :
Modal lancar merupakan modal yang dikeluarkan hanya sekali dalam
proses produksi, bisa dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebutuhan lain sebagai
penunjang usaha tersebut.
Lebih lanjut Irawan & Suparmoko (2002, h.93) mengemukakan pengertian
modal secara luas, yakni : “Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat
digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk
menambah output”. Selanjutnya dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang
atau uang yang bersama-sama faktor- faktor produksi tanah dan tenaga kerja
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru.
Selain dari itu, menurut Suparmoko (2002), modal merupakan input
(faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya
pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor satu-satunya yang dapat
meningkatkan pendapatan. Sehingga dalam hal ini modal usaha bagi pedagang
ikan asin juga merupakan salah satu faktor produksi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan pedagang ikan asin.
16
2.5. Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis yang
dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Faktor modal, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat.
18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Berdasarkan penelitian ini populasi yang diambil adalah beberapa desa di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang terdapat 33 populasi
usaha ikan asin.
Penelitian ini, pengambilan sampel nya dilakukan secara acak atau simple
random sampling (penelitian sampel acak). Metode sample random sampling
memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen
populasi untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini relatif sederhana karena hanya
memerlukan satu tahap prosedur pemilihan sampel. Setiap elemen populasi secara
independen mempunyai probabilitas dipilih satu kali (tanpa pengembalian).
Berdasarkan metode tersebut diambil 33 responden yang dijadikan sampel
penelitian.
3.2. Data penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan penulis yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah merupakan data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sumber
data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pemilik usaha ikan
19
asin yang terpilih sebagai sampel didasarkan pada kuisioner yang telah
dipersiapkan.
2. Data Sekunder
Data skunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media Nusantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data ini bersumber dari instansi atau lembaga yang terkait dalam penelitian ini,
seperti Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi kabupaten
Aceh Barat.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan penulis dalam penelitian ini antara
lain :
a. Studi Pustaka (Library Research)
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan
cara membaca buku dan Literatur lainnya baik yang diwajibkan maupun
yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitanya dengan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
20
3.3. Model Analisis Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linear berganda. Menurut Duwi (2010,h.75) rumus regresi linear berganda adalah :
Y= a +b1X1+b2X2+e ......................................................................(1)
Y = a +b1X1 + b2 LnX2 + e .............................................................(2)
Dimana :
Y = Variabel terikat (produksi ikan asin diukur dalam kg)
a = Nilai Kostanta
b1 = koefision regresi faktor X1
b2 = Koefision regresi faktor X2
X1 = Variabel tenaga kerja, diukur dengan jumlah jam kerja
X2 = Variabel modal kerja, diukur dengan nilai rupiah
e = error term
Analisis Korelasi (r)
koefisien korelasi adalah suatu analisa untuk mengetahui seberapa besar
hubungan dengan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. koefisien berganda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Rumus koefisien korelasi berganda menurut Ruslan (2006, h.103)
21
)3.(............................................................
2
1
YiYiXiXi
YiXiXXir
Dimana :
r = Koefisien Korelasi Variabel Bebas X
Y = Jumlah Produksi ikan asin
X = Variabel yang diteliti
X1= Variabel tenaga kerja diukur dengan jam kerja
Uji t
uji t digunakan untuk menguji hipotesis suatu parameter bila sampel
berukuran kecil (n < 30) dan ragam populasi tidak diketahui menurut Ruslan
(2006, h.189).
)4...(............................................................21
2
r
rnt
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
r = Koefisien korelas
3.4. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji semua variabel bebas yaitu jumlah
produksi ikan asin, tenaga kerja (X1), dan modal (X2) secara bersama-sama
22
terhadap variabel produksi ikan asin (Y). Hasil perhitungan uji F dapat di lihat
pada tabel di bawah ini :
Hasil Regresi Uji F
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regression
Residual
Total
1317071259
352717832.1
1669789091
2
30
32
658535629.4
11757261.07
56.011 .000b
Hasil Regresi Data Oktober 2013
Berdasarkan tabel diatas nilai F hitung sebesar 56.011 lebih dari pada F tabel
maka variabel produksi ika asin, tenaga kerja dan modal secara simultan bersama-
sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi ikan asin di
Kabupaten Aceh Barat.
3.5. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel – variabel utama
pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing – masing variabel
sebagai berikut :
a. Jam Kerja (x1)
Jam kerja, yaitu banyaknya tenaga kerja yang dikerahkan dalam proses
jangka waktu atau jam kerja untuk menghasilkan produksi usaha ikan asin
di Kabupaten Aceh Barat dalam tahun 2013.
b. Modal (x2)
23
Modal adalah semua modal kerja atau uang yang dapat digunakan dalam
proses produksi untuk menambah output atau produk yang dihasilkan oleh
industri ikan asin di Kabupaten Aceh Barat yang diukur dalam satuan
rupiah dalam tahun 2013.
3.6. Pengujian Hipotesis
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. H0 ; ß = 0, Faktor-faktor yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.
b. H1 ; ß ≠ 0, faktor- faktor yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria uji t hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Apabila th > tt maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara faktor – faktor yang diteliti terhadap produksi ikan asin di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila th < tt maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara faktor – faktor yang diteliti terhadap produksi ikan asin
di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Kriteria uji F hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
24
a. Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak H1 diterima, artinya terdapat pengaruh
yang signifikan antara faktor – faktor yang diteliti terhadap produksi ikan asin
di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima H1 ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara faktor – faktor yang diteliti terhadap
produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Responden Penelitian
Dari sejumlah responden yang dipilih secara non probability sampling
untuk 33 sampel penelitian ini, maka diperoleh pernyataan yang dapat dijelaskan
dalam karakteristik responden sebagai berikut:
Tabel. 1 Karakteristik Jumlah Penduduk dan Umur
A. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Pendidikan Umur di Kecamatan Johan
Pahlawan
No Pendidikan Umur
Jumlah ≤ 34 35 – 39 40 – 44 ≥ 45
1. SD 2 5 3 1 11
2. SLTP 2 3 2 - 7
3. SLTA - 5 - 1 6
4. Diploma - 2 2 - 4
5. Sarjana S-1 - 3 2 - 5
6. S-2 - - - - -
Jumlah 4 18 9 2 33
B. Modal dan Pendapatan
No Modal Awal Pendapatan
Jumlah ≤ 1jt 1jt-1.999 2jt-2.999 3jt-3.999 4jt
1. < Rp. 10jt 4 4 1 - - 9
2. Rp. 10jt-19.999 4 8 2 - - 14
3. Rp. 20jt-29.999 2 1 4 - - 7
4. > Rp. 30jt - 3 - - - 3
Jumlah 10 16 7 0 0 33
24
C. Tenaga Kerja dan Lamanya Masa Usaha
No Lama Usaha Tenaga kerja
Jumlah < 3 Org 4– 6 Org >7 Org
1. < 1 Thn 5 2 1 8
2. 2 – 3 Thn 10 5 1 16
3. 4 – 5 Thn 2 2 1 5
4. > 6 Thn 4 - - 4
Jumlah 21 9 3 33
Sumber: Hasil Penelit ian, (Data dio lah September 2013).
Berdasarkan tabel karakteristik responden diatas dapat dijelaskan bahwa
dari total (N=33) sampel penelitian yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah sebanyak 23 orang responden berjenis kelamin laki- laki dan 10 orang
merupakan responden yang berjenis kelamin perempuan.
Dari 33 orang responden berjenis kelamin laki- laki, 4 orang diantaranya
berusia dibawah 34 tahun, 9 orang diantaranya berusia antara 35-40 tahun, 8
orang diantaranya berusia 41-45 tahun dan 2 orang diantaranya berusia lebih dari
46 tahun. Sedangkan untuk 10 orang responden berjenis kelamin perempuan 9
orang diantaranya berusia 35-45 tahun dan 1 orang diantaranya berusia 41-45
tahun.
Pendidikan terakhir dari 33 orang responden yaitu 11 diantaranya
berpendidikan Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari 5 orang laki- laki dan 6 orang
perempuan, 7 orang berpendidikan SMP/SLTP yang terdiri dari 6 orang laki- laki
dan 1 orang perempuan. Sementara itu untuk responden yang berpendidikan
SMA/SLTA berjumlah 6 orang yakni 5 orang laki- laki dan 1 orang perempuan,
sedangkan 4 orang responden berpendidikan Diploma yang terdiri dari 2 orang
25
perempuan dan 2 orang laki- laki. Responden yang berpendidikan Sarjana S-1
berjumlah 5 orang yang semuanya merupakan responden laki- laki.
Responden yang memperoleh penghasilan rata-rata perbulan lebih kecil
dari Rp. 1 Juta berjumlah 10 orang, untuk penghasilan rata-rata perbulan Rp.1 Juta
- 1.999.999,- berjumlah 16 orang responden, sedangkan untuk responden yang
berpenghasilan Rp.2 Juta – 2.999.999,- berjumlah 7 orang.
Sementara itu untuk responden yang memiliki modal dibawah Rp. 10 Juta
berjumlah 14 orang, 8 diantaranya berjenis kelamin laki- laki dan 6 orang lainnya
adalah perempuan. Sedangkan untuk pengusaha ikan asin yang memiliki modal
Rp. 10 Juta s/d dibawah Rp. 20 Juta berjumlah 7 orang, responden yang memiliki
modal dibawah Rp. 30 Juta berjumlah 3 orang.
Selanjutnya dari 33 pengusaha ikan asin yang memiliki tenaga kerja lebih
dari 7 orang berjumlah 3 pengusaha, sedangkan 9 orang diantaranya memiliki
tenaga kerja 4 – 6 orang dan 21 pengusaha lainnya memiliki jumlah tenaga kerja
kurang dari atau sama dengan 3 orang tenaga kerja.
Dilihat dari lamanya masa usaha ikan asin, dari 33 pengusaha ikan asin 8
pengusaha diantaranya baru memulai usahanya kurang dari 1 tahun, 16 pengusaha
diantaranya baru berjalan 2-3 tahun, sedangkan 4 pengusaha ikan asin sudah
memulai usahanya selama 4-5 tahun dan 4 pengusaha lainnya telah menjalankan
usaha ikan asin selama lebih dari 6 tahun.
26
4.2.Analisa Hasil dan Pembahasan Variabel Penelitian
4.2.1. Modal (X1)
Modal merupakan input ( faktor produksi ) yang sangat penting dalam
menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor
satu – satunya yang dapat meningkatkan pendapatan. Sehingga dalam hal ini
modal usaha bagi pedagang ikan asin juga merupakan salah satu faktor produksi
yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang ikan asin.
Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah modal,
sebab di dalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat
kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan.
Untuk melihat tingkat modal pada usaha ikan asin di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel B di atas.
Dari Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 33 pengusaha ikan asin
memiliki tingkat modal yang berbeda-beda.
4.2.2. Tenaga Kerja (X2)
Salah satu faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa adalah tenaga kerja. Untuk melihat jumlah tenaga
kerja pada usaha ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
dapat dilihat pada Tabel C di atas.
Dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 33 pengusaha ikan asin
memiliki tenaga kerja yang berbeda – beda, tenaga kerja yang terdiri dari 10
tenaga kerja dimiliki oleh 1 pengusaha ikan asin. Tenaga kerja yang terdiri dari 5
tenaga kerja dimiliki oleh 1 pengusaha ikan asin, tenaga kerja yang terdiri dari 3
27
tenaga kerja dimiliki oleh 2 pengusaha ikan asin dan tenaga kerja terdiri dari 2
tenaga kerja dimilki oleh 9 pengusaha ikan asin.
4.2.3. Produksi Usaha ikan asin (Y)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang produksi usaha ikan asin di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel. 2 Produksi Ikan Asin pada Usaha Ikan Asin
di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
N0 Nama
Responden
Produksi Ikan Asin Pertahun
Kg N0 Nama
Responden Produksi Ikan
Asin Pertahun Kg N0 Nama
Responden
Produksi Ikan Asin
PeratahunKg
1 Abu Bakar 1.200 12 Eriadi 1.200 23 Nga Inem 1.200
2 Basri.B 1.200 13 Maman.S 1.200 24 M. Yasin 1.200 3 M. Ali Akbar 1.200 14 Abdullah 1.200 25 Safrizal 1.200
4 M. Nasri 1.200 15 Darwin 1.200 26 M. Iksan 1.200
5 M. Yusuf 1.200 16 Jamal Hamid 1.200 27 Umardhani 1.200
6 Munar Khalil 1.200 17 Haris Budi 1.200 28 Fajran 1.200
7 Rusli.A 1.200 18 Nurdin.Z 1.200 29 Husnawiyah 1.200
8 Syahril 1.200 19 Mahyuddin 1.200 30 Rusniar 20.000
9 Mustafa.R 1.200 20 Mustajilin 1.200 31 Sriwarni 20.000
10 Samsunir 1.200 21 Siti Hajar 1.200 32 Kel. Danau.I 20.000
11 M. Nasir 1.200 22 Mainidar 1.200 33 Ramadhan 30.000
Sumber : Hasil Penelitian, (Data d iolah September 2013)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
memproduksi ikan asin tertinggi adalah 20.000 – 30.000 Kg di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2012, yaitu Rudin, Rusna, Ramlan
dan Rusmi.
Sementara hasil produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat yang nilai nya paling rendah adalah 1.200 kg, dan nilai ini
disebabkan antara lain dagingnya yang tipis, dan bahan bakunya yang sulit di
peroleh.
28
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel penelitian disajikan pada
tabel berikut ini.
Tabel. 3
Rata-rata Hasil Deviation dengan Abservasi
Variabel Rata-rata Std. Deviation N
Y 3781.82 7223.635 33
X1 2410.91 1356.107 33
X2 13.9727 .36161 33
Sumber : Hasil Penelitian, (Data d iolah September 2013)
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan variabel produksi ikan asin (Y)
dengan jumlah (N) sebanyak 33 mempunyai nilai rata – rata sebesar 378.82 dan
standar deviation sebesar 7223.635 Sedangkan variabel tenaga kerja (X1) dengan
jumlah (N) sebanyak 33 mempunyai nilai rata – rata sebesar 2410.91 dan standar
deviation sebesar 1356.107. Variabel modal (X2) dengan jumlah (N) sebanyak 33
mempunyai nilai rata – rata 13.9727 dan standar deviation sebesar .36161.
4.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh modal, dan
tenaga kerja terhadap produksi usaha ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat sebagai berkut :
29
Tabel. 4
Coeffisient
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -166400.558 36789.443
X1 1.816 .728 .341
X2 11866.308 2730.650 .594 Sumber : Hasil Pengolahan Data September 2013
Berdasarkan hasil pada tabel diatas maka dapat persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = a+b1X1+b2LnX2+e
Y = -166400.558 + 1.816 X1 + 11866.308 X2 + e
Dari persamaan tersebut mengandung pengertian bahwa :
1. Konstanta
Berdasarkan hasil persamaan regresi diperoleh nilai konstanta sebesar -
166400.558. Nilai konstanta ini menyatakan bahwa terdapat faktor – faktor
yang mempengaruhi produksi usaha ikan asin seperti modal, dan tenaga
kerja maka produksi usaha ikan asin mengalami peningkatan sebesar -
166400.558.
2. Koefisien regresi dari tenaga kerja (X1)
Berdasarkan hasil persamaan regresi diperoleh nilai variable jam kerja
(X1) mempunyai pengaruh terhadap produksi usaha ikan asin (Y), artinya
jika terjadi kenaikan sebesar 1 % pada variabel jam kerja, maka produksi
usaha ikan asin mengalami peningkatan sebesar 1.816.
30
3. Koefisien regresi modal (X2)
Berdasarkan hasil persamaan regresi diperoleh nilai koefisien regresi
modal sebesar 11866.308 hal ini menunjukkan bahwa variabel modal (X2)
mempunyai pengaruh terhadap produksi ikan asin mengalami peningkatan
sebesar 11866.308.
4.5. Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah diajukan dilakukan dengan
menggunakan uji t.
4.5.1. Uji t ( uji hipotesis secara individual )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel jam kerja, dan modal
terhadap variabel produksi ikan asin (Y) secara individual.
Tabel. 5 Uji Signifikan Parsial ( Uji t )
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -166400.558 36789.443 -4.523 .000
X1 1.816 .728 .341 2.494 .018
X2 11866.308 2730.650 .594 4.346 .000
Sumber : Hasil Regresi Data (2013)
Berdasarkan tabel diatas, pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dijelaskan sebagai berikut :
31
1. Variabel Jam Kerja (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk variabel jam kerja diperoleh
nilai t hitung sebesar 2.494 lebih besar dari t table sebesar 1.694, artinya
partial variabel jam kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi usaha
ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
2. Variabel Modal (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk variabel modal diperoleh
nilai t hitung sebesar 4.346 lebih kecil dari t table sebesar 1.694, artinya partial
variabel modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
usaha ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.5.2. Analisis Koefisien Determinasi
Setelah dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS 18 yang
menghasilkan tabel summary, dengan analisa ini dapat diketahui besarnya faktor –
faktor yang mempengaruhi produksi ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat. Adapun koefisien determinasi dalam penelitian ini yang
diketahui dengan penggunaan rumus perhitungan sebagai berikut :
KP = r2x 100 %
KP = (0,888)2X 100 %
KP = 78,9 %
32
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (R)2
sebesar 78,9 yang artinya bahwa peningkatan produksi ikan asin di Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat sebesar 78,9 % disumbangkan oleh faktor
jam kerja (X1), dan modal (X2) sedangkan sisanya 45.1 % disumbangkan oleh
variabel lain diluar model penelitian ini.
33
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunkan uji t
diketahui untuk variabel jam kerja di peroleh nilai t hitung sebesar 2.494 lebih
besar dari t tabel sebesar 1.694, artinya jam kerja berpengaruh signifikan
terhadap produksi usaha ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat.
2. Pengujian hipotesis secara parsial untuk variabel X2 yakni modal diperoleh
nilai t hitung lebih kecil dari t table (4.346 < 1.694), disimpulkan bahwa secara
parsial modal berpengaruh signifikan terhadap produksi usaha ikan asin di
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
3. Hubungan regresi linear berganda pada jam kerja dan modal produksi usaha
ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dinyatakan
pada persamaan Y= -166400.558 + 1.816 X1 + 11866.308 X2 + e
4. Koefisien determinasi (R)2 sebesar 0.789 menunjukkan bahwa usaha ikan asin
mempengaruhi produk ikan asin di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat, sebesar 78,9% dan 45.1% disumbangkan oleh variabel lain diluar
model penelitian ini.
34
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan
kepada Pemerintah :
1. Agar dapat membantu memmenambah sarana dan mampu memberi
peluang kredit untuk menambah modal dengan tujuan memperluas
usahanya.
2. Untuk Camat Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, agar
lebih memperhatikan masyarakatnya yang berpencaharian sebagai
pembuat ikan asin, untuk lebih meningkatkan lagi pendapatan masyarakat
di Kabupaten Aceh Barat.
3. Pada pelaku industri ikan asin agar lebih melakukan modernisasi :
a. Ikan asin yang bermutu baik dan harus memenuhi syarat standar
industri.
b. Harus mempunyai aroma, warna dan rasa ciri khas sendiri serta
memiliki bentuk yang bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Asri, 2002. Analisis Faktor –faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Perikanan
Laut Di Kota (Studi Kasus Kapal Motor Padang)-Tesis. Padang:Unand.
Badan Pusat Statistik, 2002. Indikator Sosial Ekonomi Aceh. Jakarta.
Derektorat Jendral Perikanan.2002. Program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan (Protekan) 2003. Jakarta:Deptan.
Duwi, Priyanto. (2010) Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom. Cetakan I. Galih Suryananto. 2005, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Konveksi (Studi Kasus di Pasar Godean, Sleman, Yogyakarta), Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.
Heru, Setiyadi. 2008, Tesis: Penyerapan tenaga kerja pada industri kecil
Konveksi (Studi Kasus Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten
Jepara), Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Hasan, 2005. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.Penerbit swadaya Jakarta. H. Buchari Alma, DR, Prof, 2006. Kewirausahaan Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta,
Bandung
Mimit, p. 2002. Panduan Pratikum Linear Programming. Fakultas
Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.
M. Fuad dkk, 2002, Pengatar Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Mulyadi, S. 2007. Ekonomi Kelautan . Edisi 1-2. PT.Raja Grafindo
Persada.Jakarta. Ruslan, Rosady.2006.Metodologi Penelitian Public Relayion dan
Komunikasi.PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudarsono, dkk, 2002, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Universitas Terbuka, Jakarta
Suparmoko, M. dan Irawan (2002), Ekonomi dan Pembangunan, Libarty,
Yogyakarta. Samuelson, A. Paul dan Nordhaus, Wiliam D. 2003. Mikro Ekonomi. Edisi Empat
Belas. Erlangga, Jakarta.
Yusuf. 2003. Sektor Perikanan.Dirjen Perikanan Tangkap.Jakarta.
William J Stanton, 2009, Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta
http//www.google.com.2011.Tesis Khairil Anwar.Situis Internet.Indonesia. Diakses tanggal 08 November 2011.