analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga...
TRANSCRIPT
i
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga
Kerja Melalui Program Kelompok Swadaya Masyarakat di
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
SKRIPSI
Oleh:
DASUKI
NIM. EES 150620
DOSEN PEMBIMBING
Dr. M. Nazori, S. Ag., M. Si
Bambang Kurniawan, S.P., ME
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
STS JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
⬧⬧ ◆➔ ❑◼ ⧫⬧ ❑⧫◆ ⬧ ◆
➔ ⧫❑⬧➔
Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”. (QS. Al- Jumu’ah: 10)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1)
Shalawat beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku
Muhammad Rasullah Saw.
Alhamdulillah sebagai ucapan terima kasih dan rasa syukur, cinta dan kasih
sayang yang tulus, kupersembahkan Skripsi ini kepada orang-orang tercinta:
Ayahanda Hasyim Tercinta dan Ibunda Zaima Tersayang
Yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa yang selalu
tercurahkan selama melewati proses hidup terutama dalam penyelesaian skripsi
ini.
Untuk nyai,ayuk,abang dan ponakan yang sangat saya sayangi
Untuk Sahabat-Sahabatku yang telah memberi support selama ini
vii
ABSTRAK
Dasuki; EES. 150620; Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja Melalui Program Kelompok Swadaya Masyarakat di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok
Swadaya Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, (2) Untuk
mengetahui pengaruh tenaga kerja melalui program kelompok Swadaya
Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Pendekatan analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatf-deskriptif. Populasinya dalam
penelitian ini dengan jumlah 198 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 66 orang. Hasil dalam penelitian ini bahwa uji F diatas di peroleh nilai
hitung sebesar 5,522 dengan nilai signifikan 0,002 dimana p<0,05 jadi hasil uji F
0,002>0,05 maka dapat dinyatakan variabel upah, investasi, tenaga kerja secara
simultan dapat dipengaruhi oleh variabel penyerapan tenaga kerja. Hasil variabel
upah berpengaruh positif dan tidak signifikan, variabel investasi berpengaruh
negatif dan signifikan dan variabel pendapatan berpengaruh positif namun tidak
signifikan.
Kata Kunci: Upah, Investasi, Pendapatan, dan Penyerapann Tenaga Kerja
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya serta anugerah yang tiada terkira, shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Rasullah SAW yang telah mengajarkan
suri tauladan, dan yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman modern
seperti yang kita rasakan sekarang sekarang dengan kemudahannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Program Kelompok Swadaya
Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi”.
Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan
kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karena itu, hal
yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS
Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
3. Ibu Rafidah, SE., M. EI,, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
4. Bapak Novi Mubriyanto, SE., ME. selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
ix
5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S. Ag., M. FI selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., MA dan G.W.I Awal Habibah, SE., M.E,
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
7. Bapak Dr. M. Nazori, S. Ag., M.SI, selaku dosen pembimbing I.
8. Bapak Bambang Kurniawan, S.P., ME selaku dosen pembimbing II.
9. Bapak dan Ibu Staff Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
Kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada ALLAH
SWT kita mohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh ALLAH SWT.
Jambi, Oktober 2019
Dasuki,
EES. 150620
x
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. ii
NOTA DINAS ............................................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viiii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
E. Kerangka Teori................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 30
G. Kerangka Pikir ................................................................................... 32
H. Hipotesis ............................................................................................. 32
BAB II METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 34
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 35
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 36
E. Operasional Variabel .......................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39
G. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 39
xi
H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 41
I. Sistematika Penulisan ........................................................................ 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kelompok Swadaya Masyarakat Kota Jambi ....................... 45
B. Visi & Misi ......................................................................................... 46
C. Struktur Organisasi ............................................................................ 47
D. Prasarana untuk Pembangunan Masyarakat ....................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .................................................................... 50
B. Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 51
C. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 54
D. Uji Hipotesis ...................................................................................... 57
E. Pembahasan ........................................................................................ 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 64
B. Saran ................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kependudukan Kecamatan Telanaipura Kota Jambi ..................... 7
Tabel 1.2 Kelompok Swadaya Masyarakat Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi. .................................................................................................... 8
Tabel 1.3 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 30
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1. .................................................................................................. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang
meliputi perubahan struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat
dan perubahan dalam kelembagaan (institusi) nasional. Pembangunan juga
meliputi perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi, pengurangan
ketimpangan pendapatan dan pemberantasan kemiskinan. Untuk mencapai
sasaran yang diinginkan, maka pembangunan suatu negara dapat diarahkan
pada tiga hal pokok yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi
kebutuhan pokok bagi masyarakat, meningkatkan standar hidup masyarakat
dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses kegiatan
ekonomi.1
Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial
dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam
bidang ini adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk dapat
mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja.
Kesempatan kerja, kuantitas, serta kualitas tenaga kerja menjadi indikator
penting dalam pembangun ekonomi karena fungsi yang menentukan dalam
pembangunan, yaitu :(1) tenaga kerja sebagai sumber daya untuk menjalakan
proses produksi serta distribusi barang dan jasa, dan (2) tenaga kerja sebagai
sasaran untuk menghidupkan dan mengembaangkan pasar. Kedua fungsi
1 Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Trans Haris Munandar (Jakarta:
Erlangga, 2000), hlm. 91.
2
tersebut memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-
menerus dalam jangka panjang, atau dapat dikatakan bahwa tenaga kerja
merupakan motor pergerakan dalam pembanguan.2
Kesempatan kerja dapat juga diartikan sebagai permintaan terhadapat
tenaga kerja di pasar tenaga kerja (demand for labour force ), oleh karena itu
kesempatan kerja sama dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia didunia
kerja. Tentunya semakin meningkat kegiatan pembangunan akan semakin
banyak kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini menjadi sangat penting
karena semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja maka kemajuan
kegiatan ekonomi masyarakat akan semakin baik, dan sebaliknya.3
Tenaga kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam proses
produksi. Tanpa adanya tenaga kerja, proses produksi tidak bisa berjalan
dengan lancar. Namun di sisi lain, tenaga kerja bisa menimbulkan berbagai
masalah, antara lain jumlah pengangguran tinggi, jumlah angkatan kerja yang
semakin meningkat, mutu tenaga kerja yang rendah, dan lain sebagainya.
Masalah tersebut menjadi salah satu penghambat pembangunan nasional.
Oleh karena itu, perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut.4
Melonjaknya pertumbuhan penduduk suatu wilayah yang diiringi
dengan pertambahan angkatan kerja telah menimbulkan permasalahan yang
2 Suroto, Strategi pembanguan dan perencanaan kesempatan kerja,(Yogyakarta: Gajah
Mada UniversityPress, 1992) 3 Badan Pusat Statiska, Keadaan angkatan kerja di Indonesia. BPS, Jakarta. 2007 4 Sony Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 43.
3
sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena belum berfungsinya semua
sektor kehidupan masyarakat dengan baik serta belum meratanya
pembangunan disegala bidang sehingga ketersediaan lapangan pekerjaan
tidak seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis.5
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah membentuk sebuah
kelompok yang mampu membangun keberdayaan masyarakat baik disisi
moril maupun materiil, pemberdayaan melalui KSM (kelompok swadaya
masyarakat) dinilai mampu dapat membangun dua aspek tersebut karena
KSM bertujuan untuk memperkuat masyarakat melalui kelompo-kelompok
sebagai media membangun solidaritas sosial dan bersepakat terlibat dengan
program penggulangan kemiskinan.
Strategi pemberdayaan melalui pendekatan kelompok yang selama ini
dilakukan oleh pemerintah atau lembaga lainnya selama ini belum
berlangsung secara kontinyu. Sedangkan melalui pemberdayaan berbasis
kelompok atau organisasi akan memungkinkan masyarakat yang tidak
mampu memiliki potensi untuk memecahkan problematika hidup yang
selama ini mereka hadapi.6
Bentuk program pemerdayaan yang nyata dalam masyarakat melalui
kelompok swadaya masyarakat. KSM merupakan kelompok masyarakat
dinilai cukup baik, karena lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat
sendiri. Dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber
5 Adil. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Sektor Industri Pengolahan (Makassar: Skripsi, 2017), hlm. 4. 6 Agus Sjafar, Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. (Yogyakerta: Graha ilmu,
2014), hlm. 6.
4
daya yang ada di masyarakat tersebut. Kelompok swadaya masyarakat (KSM)
adalah kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam
kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi dan misi
kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga kelompok tersebut memiliki
kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.7
Pendirian organisasi masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat
dalam berkumpul dan mengeluarkan pikiran, diatur dalam pasal 28 UUD
1995, pasal 28 UUD 1995 menyebutkan bahwa “kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan
dengan undang-undang” pada saat ini undang-undang yang dijadikan
instrumen pengaturan organisasi masyarakat adalah UU. 8 tahun 1985 tentang
organisasi kemasyarakatan. Sedangkan yang dimaksud dengan organisasi
masyarakat dalam undang-undang ini adalah “organisasi yang dibentuk oleh
anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas
dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Untuk berperan serta dalam pembanguan dalam
rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang Berdasarkan Pancasila.
Kecamatan Telanaipura merupakan salah satu Kecamatan yang
terletak di Kota Jambi, yang mana di Kecamatan ini khususnya disetiap
kelurahan masing-masing mempunyai Kelompok Swadaya sendiri. Adapun
jumlah kelurahan yang berada di Kecamatan Telanaipura berjumlah 6
7Tim persiapan PNPM petunjuk teknis Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) (Jakarta : Sekretariat P2KP pusat, 2014), hlm. 2.
5
Kelurahan, yaitu: Telanaipura, Simpang IV Sipin, Pematang Sulur, Teluk
Kenali, Buluran Kenali, dan Penyengat Rendah. Meskipun di setiap kelurahan
mempunyai Kelompok Swadaya namun hanya beberapa Kelurahan saja yang
memiliki data hal ini di karenakan belum adanya kebijakan masyarakat
dalam upaya untuk melegalitaskan Kelompok Swadaya yang mereka miliki.
Agar penelitian ini lebih jelas disini peneliti memaparkan beberapa
data yang berkaitan dengan kependudukan Kecamatan Telanai Pura serta
Kelompok Swadaya Masyarakat disetiap kelurahan. Adapun data
kependudukan Kecamatan Telanaipura sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kependudukan Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi 2014-2018
Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terjadi siklus pada jumlah
penduduk di Kecamatan Telanaipura. Hal ini dapat dilihat data di atas, namun
90
92
94
96
98
100
102
104
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018
P
L
6
rata-rata jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah penduduk
perempuan yang berada di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
Adapun kelompok swadaya masyarakat di Kecamatan Telanaipura,
khususnya di setiap kelurahan yang ada di Kecamatan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 2 Kelompok Swadaya Masyarakat Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi.
No
Nama
Kelurahan
RT Jenis Kelompok Swadaya
Masyarakat
Jumlah
Tenaga Kerja
1 Buluran
Kenali RT. 03
Kelompok Tani Padi Harapan
Kita 39
RT. 03 Kelompok Pembudidaya
Ikan(POKDAKAN) 32
RT. 12 Kelompok Tani Padi Payo
Geronggang 41
2 Pematang
Sulur RT 18
Kelompok Pembudidaya Ikan
Lele 26
RT 35 Kelompok Tani Bibit Sawit 17
3 Teluk
Kenali
RT 24 Kelompok Budi Daya Ikan 28
4 Penyegat
Rendah RT 12
Kelompok Tani Padi Payo
Rumbe 15
Jumlah 198
Sumber: Kelurahan Buluran Kenali, Kecamatan Telanaipura
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terdapat 7 kelompok
swadaya masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
Di sisi lain, meningkatnya jumlah angkatan kerja dalam waktu cepat dan
jumlah yang tinggi, sementara kesempatan kerja yang tersedia sangat terbatas
akan menyebabkan timbulnya penganguran. Inilah yang membuat permasalahan
ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung akan berkaitan dengan
masalah-masalah lainya seperti ketidak merataan pendapatan, kemiskinan,
7
perlambatan pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan intabilitas politik. Oleh
karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran yang
berimlikasi terhadap lambatnya laju pertumbuhan ekonomi, mengingat semakin
meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yang memasuki pasar kerja.
Disamping alasan diatas, peneliti juga tertarik untuk melakukan penelitian
ini karena didukung oleh beberapa literature terdahulu yang juga membahas
permasalahan yang sama di tepat yang berada. Misalnya penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Adil yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Sulawesi
Selatan Periode 2006-2015 dengan hasil investasi, UMR, dan belanja pemerintan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor
Industri pengolahan di provinsi Sulawesi Selatan tahun 2006-2015.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aditia Nugraha Tarsa yang
berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada
Industri Kecil Pengolahan Ikan di Kota Bandar Lampung dengan hasil var
iabel modal kerja dan tingkat output berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri Kecil Ikan di Kota Bandar
Lampung dan variabel upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil pengolahan ikan di Kota Bandar
Lampung.
Berdasarkan uraian diatas penulis meneliti penelitian ini dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
8
Melalui Program Kelompok Swadaya Masyarakat di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh tingkat upah, investasi dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok Swadaya Masyarakat
di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi?
2. Faktor manakah yang paling dominan antara tingkat upah, investasi dan
pendapatan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok
Swadaya Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat upah, investasi dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok Swadaya Masyarakat
di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan antara tingkat upah,
investasi dan pendapatan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui
program kelompok Swadaya Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota
Jambi.
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang di
maksud, maka karya penelitian ini di fokuskan pada kelompok swadaya
masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
9
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat dikategorikan kepada dua hal, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis. Dari segi teoritis, manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Penelitian ini bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya baik yang tertarik
dengan penelitian sebidang maupun non-sebidang dengan objek penelitian
ini. Sehingga penelitian ini dapat dijadikan studi relavan bagi penelti
tersebut.
b. Penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan bagi para akademii, mahasiswa
atau pelajar di perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok
swadaya masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
Sedangkan manfaat peneitian ini secara praktisnya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti pribadi sebagai bukti fisik telah
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
b. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti pribadi sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar strata satu (S1) pada ilmu Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
10
F. KERANGKA TEORI
1. Teori Tenaga Kerja
Di dalam hukum perburuhan dan ketenagakerjaan terdapat beberapa
istilah yang beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja,
dan lain-lain. Istilah buruh sejak dulu sudah populer dan kini masih sering
dipakai sehingga sebutan untuk kelompok tenaga kerja yang sedang
memperjuangkan program organisasinya. Istilah pekerja dalam praktek sering
dipakai untuk menunjukkan status hubungan kerja. Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan
kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.8
Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja
(workingage population). Sedangkan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal
1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar
penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja.9
Tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang
sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan lain seperti
8 Suroto, Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1992), hlm. 19. 9 Subijanto, Peran Negara Dalam Hubungan Tenaga Kerja Indonesia , Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan.
11
bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praksis pengertian tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja menurut dia hanya dibedakan oleh batas umur.10
Tenaga kerja adalah penduduk yang mempunyai umur didalam batas
usia kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut, supaya definisi yang
diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.
Setiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja
pada masing-masing negara juga berbeda, sehingga batasan usia kerja antar
negara menjadi tidak sama di Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga
kerja yaitu 15 tahun tanpa batas maksimal.11
Pemilihan umur 15 tahun sebagai batas umur minimal adalah
berdasarkan kenyataan penduduk umur 15 tahun di Indonesia sudah bekerja
atau mencari kerja terutama di desa-desa. Demikian juga Indonesia tidak
menetapkan batasan umur maksimal tenaga kerja karena belum adanya
jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk yang menerima
tunjangan hari tua, yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swata. Bagi
golongan ini pun pendapatan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan
sehari-hari sehingga mereka yang telah mencapai umur pensiun masih tetap
bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga mereka tetap digolongkan
sebagai tenaga kerja.12
10 Sendjun H Manululang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta:
PT Rineka Citra, 1998), hlm. 3. 11 Dumairy, Perekonomian Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 20. 12 Payman Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia (Jakarta: UI-Press,
1985), hlm. 98.
12
Dumairy di dalam andrik Mukamad Rofii mengatakan bahwa tenaga
kerja (man power) terdiri atas dua kelompok yaitu angkatan kerja (labour
force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labur force) adalah tenaga
kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
Sedangkan bukan angkatan kerja (unlabour force ) adalah tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekrjaan dan
sedang tidak mencari pekrjaan, yakni orang-orang yang kegitannya
bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus rumah tangga ( maksudnya
ibu-ibu yang bukan wanita karir), serta menerima pendapatan tapi bukan
merupakan imbalan langsung atas jasa kerja.13
Dari penjelas diatas bisa kita simpulkan bahwa tenaga kerja adalah
penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, serta tenaga kerja
(man power) terdiri atas dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja ( labor force) adalah tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun
sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan sedangkan bukan
angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekrja.
13Andrik Mukamad Rofii, Dkk. Analisis pengaruh Inflasi, penanaman modal Asing
(Pma) dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Di Jawa Timur, ( Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya. 2017 ), hlm. 5.
13
2. Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja
yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain
penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja terserap dan
tersebar di berbagai sektor yang menghasilkan barang atau jasa yang relatif
besar.
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah
terisi yang tercantum dari banyaknya jumlah penduduk kerja. Penduduk yang
bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya
penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja.
Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan
tenaga kerja.14
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
permintaan dengan harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, Permintaan
tenaga kerja berarti hubungan antara tingkat upah dengan kuantitas tenaga
kerja yang dikehendaki untuk pekerjaan. permintaan pengusaha atas tenaga
kerja berlainan denagan permintaan masayarakat terhadap barang dan jasa.
Masayarakat membeli barang dan jasa karena barang dan jasa tersebut
memberikan kepuasan kepadanya. Sementara pengusaha mempekerjakan
seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan saja
untuk di jual kepada masyarakat. Dengan kata lain, pertambahan permintaan
terhadap tenaga kerja bergantung pertambahan permintaan masyarakat akan
14 Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta LPFE UI, 2001)
14
barang dan jasa yang diproduksi permintaan tenaga kerja yang seperti itu
dinamakan derived demand.15
Penyerapan tenaga kerja ini sendiri dipengaruhi oleh adanya permintaan
tenaga kerja. permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh suatu unit usaha. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi
adanya perubahan tingkat upah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan hasil produksi, yaitu permintaan pasar akan hasil produksi dari
suatu unit usaha, yang tercermin dari besarnya volume produksi dan harga
barang-barang modal seperti mesin atau alat proses produksi.
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah
terisi yang tercermin dari banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja.
Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar diberbagai sektor perekonomian.
Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan
tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan
sebagai permintaan tenaga kerja.
Menurut Sudarsono dalam Subekti, permintaan tenaga kerja berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu unit usaha.
Permintaan tenaga kerja dipengaruhi perubahan tingkat upah dan faktor-
faktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, yaitu permintaan
pasar akan hasil produksi dari suatu unit usaha, yang tercermin dari besarnya
15 Simanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia ,(FE UI: Jakarta.1985) hlm. 46
15
volume produksi dan harga barang-barang modal seperti mesin atau alat
proses produksi.16
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Sumarono dalam Subekti, permintaan tenaga kerja berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu lapangan usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja adalah tingkat
upah, pendapatan dan investasi. Perubahan pada faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang diserap suatu lapanagan usaha.17
Tingkat upah akan mempengaruhi tingkat biaya produksi, apabila
dugunakan asumsi bahwa tingkat upah naik, maka akan terjadi hal-hal
sebagai berikut:
a. Tingkat Upah
Tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi yang selanjutnya
meningkatkan harga per unit barang yang di produksi, biasanya konsumen
akan merespon cepat bila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi
kosumsi atau bahkan tidak lagi membeli barang yang bersangkutan.
Akibatnya banyak barang yang tidak terjual dan terpaksa produsen
menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi
mengakibatkan bekurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Turunnya
16 Mohamad Agus Subekti. Pengaruh Upah, Nilai Produksi, Nilai Investasi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten Banjar Negara. Skripsi
SarjanaJurusanEkonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
(Semarang. 2007) hlm. 42 17 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sketor industri dikota
Bogor. I 2015
16
jumlah kebutuhan tenaga kerja karena turunnya skala produksi disebut
epek skala produksi atau scale effect.
Apabila upah naik (asumsi harga barang-barang modal lainya tidak
berubah), maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi
pada modal untuk produksinya dan mengganti kebutuhan tenaga kerja
dengan barang-barang modal seperti mesin dan lainnya. Turunya jumlah
kebutuhan tenaga kerja karena pengantian atau penambahan mesin-mesin
disebut efek substitusi tenaga kerja ( substitution effect ).18
Namun jika sektor rill mengalami kelesuan yang ditandai dengan
banyaknya perusahaan yang keluar dari pasar barang dan jasa, maka akan
menyebabkan penurunan tingkat dan penurunan penyerapan tenaga kerja.
Sehingga akan ada sejumlah pekerja yang keluar dari perusahaan dimana
dimana mereka bekerja atau akan ada perja menganggur. Pemerintah
biasanya mengeluarkan kebijakan di pasar kerja berupa penetapan upah
minimum. Berdasarkan teori, jika pemerintah menetapkan upah minimum
yang lebih tinggi dari sebelumnya, maka akan menimbulkan excess di
pasar kerja karena kenaikan tingkat upah menyebabkan kenaikan biasa
produksi sektor rill, maka sektor rill akan menguranggi pemakaian tenaga
kerja. Sementara itu, kenaikan upah tersebut akan direspon secara positif
oleh angkatan kerja sehingga penawaran tenaga kerja akan meninkat.
Walaupu demikian pada tingkat upah minimum tersebut penyerpan tenaga
kerja pada sektor rill hanya lebih sedikit dari pengurangan jumlah tenaga
18Ibid, hlm.10.
17
kerja sehingga kebijakan ini menyebabkan peningkatan jumlah
pengangguran.
Nilai produksi adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah
barang yang meruapakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha
yang selalanjutnya akan dijual atau samapai ketangan konsumen. apabila
permintaan hasil produksi perusahaan atau indutri meningkat, pruduser
cenderung untuk menambah kapasitas produksinya. Untuk maksud
tersebut produsen akan menambah penggunaan tenaga kerjanya.
Perubahan yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain
adalah naik turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari
perusahaan yang bersangkutan, tercermin melalui besarnya volume
produksi, dan harga barag-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang
digunakan dalam proses produksi19
Nilai output suatu daerah diperkirakan akan mengalami
peningkatan hasil produksi dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang
memproduksi barang yang sama. Para pengusaha akan membutuhkan
sejumlah uang yang akan diperoleh dengan tambahan perusahaan tersebut,
demikian juga dengan tenaga kerja. Perusahaan yang jumlahnya lebih
besar akan menghasilkan output yang besar pula, sehingga semakin
19 Sudarsono, Analisis Data I, Departemen dan Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta
1988). Hlm 39-42.
18
banyak jumlah perusahaan/unit berdiri maka akan semakin banyak
kemungkinan untuk menjadi penambahan output produksi.20
Menurut Sudarsono dalam Subekti, perubahan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi permintaan hasil produksi, antara lain adalah naik
turunnya permintaan pasar akan hasil produksi dari perusahaan yang
bersangkutan, teori ini melalui besarnya volume produksi, dan harga
barang-barang modal yaitu nilai mesin atau alat yang digunakan dalam
proses produksi. Lain halnya dengan Semanjuntak, yang menyatakan
bahwa pengusaha memperkerjakan seseorang karena itu membantu
memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu,
kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja. Tergantung dari
kenaikan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.21
b. Investasi
Investasi didefinisikan sebagai pengeluaran untuk membeli barang-
barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk
mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa
dimasa yang akan datang. Dengan kata lain dalam teori ekonomi, investasi
berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi
dalam perekonomian. Secara umum investasi meliputi pertambahan
barang dan jasa dalam masyarakat seperti pertambahan mesin-mesin baru,
20 Mazt,S.A. Bakery technologi and Engineering, 3rd Edition. Pan-Tech
International.(1978) Hlm 59. 21Semanjuntak, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, (BPFE UI, Jakarta 1985).
hlm.43.
19
pembuatan jalan baru, lahan baru dan sebagainya. Investasi tidak hanya
untuk memaksimalkan output tetapi untuk menentukan distribusi tenaga
kerja dan distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta
teknologi. Sedangkan, Dombush & Fisher berpendapat bahwa investasi
adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah
kapasitas produksi atau pendapatan dimasa mendatang.22
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah
penanaman uang yang dilakukan di suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli
suatu aset yang diharapkan dimasa yang akan datang dapat dijual kembali
dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.23
Investasi adalah penambahan barang modal secara neto positif.
Seseoraang yang membeli barang modal tetapi ditujukan untuk mengganti
barang modal yang telah menggalami kerusakan dalam proses produksi
bukanlah merupakan investasi, tetapi disebut dengan pembelian barang
modal untuk mengganti (replacement). Pembelian barang modal ini
merupakan investasi pada waktu yang akan datang.
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
22 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994), hlm. 65. 23 Bodie, dkk, Investments Investasi (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 3.
20
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat
pendapatan nasional serta kesempatan kerja adapula pertambahan barang
modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan
yang terakhir investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.24
Pada umumnya, investasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets) yaitu investasi
yang dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito,
commercial paper, surat berharga pasar uang dan lain-lain.
2. Investasi pada asset-asset rill (real assets) yaitu investasi yang
dilakukan di pasar modal misalnya berupa saham dan lain-lain.
Investasi pada asset-asset rill ini dapat berbentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan dan lainnya.25
Oleh karena itu, invetasi yang dilakukan dalam rangka penyedian
barang-barang modal seperti mesin dan perlengkapan produksi untuk
meningkat hasil output akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja
karena barang-barang modal tersebut membutuhkan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya semakin besar investasi yang dilakukan akkan
24 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994), hlm. 98. 25 Abdul Halim, Analisis Investasi (Jakarta: Salemba Empat, 2005), hlm. 4.
21
semakin banyak tenaga kerja yang diminta, terutama investasi yang
bersifat padat karya. Dengan demikian besarnya nilai investasi akan
menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa investasi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja, maka
investasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan
nasional, khususnya untuk mendorong pertumbuhn ekonomi. Investasi
merupakan salah satu komponen dari pembentukan pandapatan nasional
atau PDB. Sehingga pertumbuhan investasi akan berdampakpada
pertumbuhan pendapatan nasional. Dengan memperhitungkan efek
pengganda, maka besarnya persentase pertumbuhan ekonomi yang
ditimbilkan menjadi lebih besar dari besarnya persentase pertumbuhan
investasi.26
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah
usaha, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai
atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut.
Tohar menyatakan bahwa secara umum ada dua segi pengertian dari
pendapatan, yaitu dalam arti riil dan dalam arti jumlah luar. Pendapatan
dalam arti riil adalah nilai jumlah produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat selama jangka waktu tertentu. Sedangkan
pendapatan dalam arti jumlah uang merupakan penerimaan yang
26Ibid, hlm. 108.
22
diterimanya, bisa dalam bentuh upah dari bekerja atau uang hasil
penjualan, dan lain sebagainya.27
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan
keadaan yang sama pada akhir priode seperti keadaan semula. Tingkat
pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat
pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu
barang meningkat.28
Menurut Samuelson dan Nordhaus, pendapatan menunjukan jumlah
uang yang diterima oleh rumah tangga selama kurun waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Pendapat terdiri dari upah atau penerimaan tenaga
kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta
pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan
sosial atau asuransi penagangguran.
Pendapatan dalam bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa (rent),
bunga (interenst), laba (profit), dan sebagainya, bersama-sama dengan
tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain senagainya. Dalam
analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan
dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari
penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan
27 Nurul Huda, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta : Prenada Nedia Group, 2009), hlm.21. 28 Rahardja,Pratama, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi),
(Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI, 2010) hlm.25.
23
modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah, dan bunga, maupun laba,
secara berurutan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah : a.
Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak kesempatan kerja yang
tersedia, semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja
tersebut. b. Jenis pekerjaan, terdapat banyak jenis pekerjaan yang dapat
dipilih seseorang dalam melakukan pekerjaannya untuk mendapatkan
penghasilan. c. Kecakapan dan keahlian, dengan bekal kecakapan dan
keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
yang pada akhirnya pula terhadap penghasilan. d. Motivasi atau dorongan
juga mempengaruhi jumlah penghasilan, semakin besar dorongan untuk
melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh. e.
Keuletan bekerja f. Banyak sedikitnya modal yang digunakan.
4. Pengorganisasian Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Pengorganisasian berasal dari kata dasar organisasi, dalm kamus besar
bahasa indonesia diartikan sebagai kesatuan (susunan dan sebagainya) yang
terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan untuk
tujuan tertentu, pengertian kedua diartikan sebagai kelompok kerja sama
antara orang-orang tertentu untuk untuk mencapai tujuan bersama.29
Pengorganisasian dalam Bahasa Inggris berasal dari kata organizing yang
berasal dari kata organism. Organism itu sendiri artinya menciptakan
skturktur dengan bidang-bidang dan bagian-bagian yang dihimpun
29Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Edisi
Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Hlm 600
24
sedemikian rupa, sehingga hubungan kerja secara keseluruhan terikat antara
satu sama lain. Jadi dengan demikian pengorganisasian adalah suatu
pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama dari para anggota
organisasi.30
Kelompok swadaya masyarakat atau yang disingkat dengan (KSM)
seperti yang dikutip dalam jurnal petunjuk teknis pengembangan kelompok
swadaya masyarakat. Bahwa KSM adalah sebuah kelompok yang lahir
keswadayaan atau kesukarelaan masyarakat, kelompok masyarakat yang
paling baik adalah kemlompok yang memang lahir dari kebutuhan dan
kesadaran masyarakat sendiri, dikelola dan dikembangkan dengan
mengunakan sumber daya yang ada di masyarakat tersebut dengan tujuan
membangun masyarakat yang berdaya.31
5. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Kelompok swadaya masyarakat atau yang disingkat dengan KSM
merupakan salah satu komponen penanggulangan kemiskinan yang lahir dari
PNPM (Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat Mandiri) perkotaan.
Namun bukan berarti KSM sebagai kaki tangan dari PNPM perkotaan. Posisi
KSM dalam PNPM mandiri adalah pelaku langsung penanggulangan
kemiskinan yang bermitra dengan badan keswadayaan masyarakat dan unit
penggelola tingkatan badan keswadayaan masyarakat dan unit penggelola
30Abdulsyani, “Manajemen Organisasi”, (PT Bina Aksara : Jakarta, 1987) hlm. 107. 31Ibid , hlm 17.
25
terletak pada Kecamatan sedangkan KSM terletak di Kecamatan atau
pendesaan. Jadi dapat dikatakan KSM adalah organisasi akar rumput.32
Sasaran anggota KSM adalah miskin hingga masyarakat mampu yang
mempunyai satu tujuan yakni ikut andil dalam pengatasan kemiskinan. Boleh
jadi anggota KSM adalah professor yang nantinya akan sangat membantu
para masyarakat miskin dalam belajar. Tetapi penerima manfaat dari adanya
KSM harus masyarakat yang miskin. KSM adalah sebuah kelompok yang
lahir keswadayaan atau kesukarelaan masyarakat, karena sebuah kelompok
pemerdayaan masyarakat yang baik lahir dari kesadaran masyarakat akan
kebutuhannya sendiri.
6. Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen
a) Hubungan antara Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Upah adalah imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang
diberikannya dalam proses memproduksikan barang atau jasa di perusahaan.
Dengan demikian pekerja dan pengusaha mempunyai kepentingan langsung
mengenai sistem dan kondisi pengupahan di setiap perusahaan.Pekerja dan
keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan, dan kebutuhan lainnya.
Oleh karena itu, para pekerja selalu mengharapkan upah yang lebih besar
untuk meningkatkan taraf hidupnya. Di lain pihak, pengusaha melihat upah
sebagai bagian dari biaya produksi, sehingga pengusaha biasanya sangat hati-
hati untuk meningkatkan upah. Menurut Todaro, yang menyatakan bahwa
32Ibid, hlm. 7.
26
semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan kepada tenaga kerja hal ini akan
menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja.33
Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja melalui
dua daya yang saling berlawanan. Kenaikan tingkat upah di satu pihak
meningkatkan pendapatan (income effect) yang cenderung untuk mengurangi
tenaga kerja. Di pihak lain peningkatan upah membuat waktu senggang
(substitution effect). Daya substitusi ini akan meningkatkan jumlah tenaga
kerja tetapi setelah mencapai titik tertentu.34
Besar kecilnya upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya
produksi perusahaan. Biaya produksi yang tinggi meningkatkan harga produk
yang pada akhirnya membuat permintaan terhadap produk berkurang.Kondisi
ini memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk yang dihasilkan,
yang selanjutnya juga dapat mengurangi permintaan tenaga kerja. Penurunan
jumlah tenaga kerja akibat perubahan skala produksi disebut efek skala
produksi (scale effect). Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-
barang modal yang lain tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan
untuk menggantikan tenaga kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga
kerja akibat adanya penggantian dengan mesin disebut efek subtitusi
33 Sony Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 43. 34 Reza Wicaksono, Analisis Pengaruh PDB Sektor Industri, Suku Bunga Riil dan Jumlah
Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Pengolahan Sedang dan Besar di
Indonesia Tahun 1990-2008, Jurnal (Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013), hlm. 5.
27
(subtitution effect). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
upah mempunyai hubungan yang negatif dengan penyerapan tenaga kerja.35
b) Hubungan antara Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni:
a) Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,
pendapatan nasional serta kesempatan kerja. b) Pertambahan barang modal
sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi. c) Investasi selalu
diikuti oleh perkembangan teknologi.36
Hubungan antara investasi dengan kesempatan kerja menurut Harrod-
Domar investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga
memperbesar kapasitas produksi. Tenaga kerja yang merupakan salah satu
faktor produksi, otomatis akan ditingkatkan penggunanya. Dinamika
penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi,
mencerminkan marak lesunya pembangunan. Maka setiap negara berusaha
menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi terutama investasi
35 Sony Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 45. 36 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1994), hlm. 65.
28
swasta yang dapat membantu membuka lapangan kerja sehingga dapat
meningkatkan kesempatan kerja.37
Keberhasilan pembangunan di suatu daerah disamping ditentukan oleh
besarnya belanja pemerintah juga dipengaruhi oleh besarnya investasi di
daerah. Investasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Investasi
dapat menjadi titik tolak bagi keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan di
masa depan karena dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat membuka
kesempatan kerja baru bagi masyarakat yang pada gilirannya akan berdampak
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Investasi merupakan salah satu faktor yang krusial bagi kelangsungan
proses pembangunan ekonomi jangka panjang. Pembangunan ekonomi
melibatkan kegiatan-kegiatan produksi di semua sektor ekonomi.Untuk
keperluan tersebut maka dibangun pabrik-pabrik, perkantoran, alat-alat
produksi dan infrastruktur yang dibiayai melalui investasi baik berasal dari
pemerintah maupun swasta.38
Menurut teori yang dikemukakan oleh Harrod Domar, bahwa kenaikan
tingkat output dan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan adanya akumulasi
modal (investasi) dan tabungan. Investasi meningkatkan output perekonomian
dan dapat menghasilkan input. Oleh karena adanya investasi-investasi baru
maka memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap
faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan
37 Mulyadi, Ekonomi Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000),
hlm. 39. 38 Sony Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 43.
29
kerja baru yang akan menyerap tenaga kerja yang berkompeten dan
berkualitas. Salah satu input yang mendorong salah satunya adalah tenaga
kerja, tenaga kerja merupakan faktor pendorong penting dalam pertumbuhan
perekonomian. Karena adanya investasi maka akan meningkatkan kesempatan
kerja.39
c) Hubungan antara Pendapatan dengan Penyerapan Tenaga Kerja
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting
karena pendapatan adalah objek atas aktivitas perusahaan. Pendapatan
memiliki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk
meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa
ekonomi anatara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva
perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan royalti.
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari
suatu aktivitas yang dilakukannya, dan kebanyakan aktivitas tersebut adalah
aktivitas penjualan produk atau penjualan jasa pada konsumen.
Penyerapan tenaga kerja merupakan suatu jumlah kuantitas tertentu dari
tenaga kerja yang digunakan oleh suatu sektor atau unit usaha tertentu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah riil dari
tenaga kerja yang dikerjakan dalam suatu unit usaha. Menurut Badan Pusat
39 Gatot Setio Harijono, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi
Terhadap Kesempatan Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006-2010, Jurnal (Bali:
Universitas Udayana, 2012), hlm. 33.
30
Statistik penyerapan tenaga kerja adalah jumlah atau banyaknya orang yang
bekerja di semua sektor ekonomi.
G. Tinjauan Pustaka
Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari
penelitian yang sedang dilakukan. Selain itu, juga bertujuan untuk
membandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan
penelitian.
Tabel 1. 3 Tinjauan Pustaka
No Nama Judul Hasil
1. Adil Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja Pada Sektor
Industri Pengolahan di
Provinsi Sulawesi Selatan
Periode 2006-2015
Investasi, UMR dan belanja pemerintah
secara simultan berpengaruh sigifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja sektor
industri pengolahan di Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2006-2015.
2 Hildha Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja Pada Industri
Konveksi di Kabupaten
Klaten
Variabel proses produksi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja pada industri konveksi di Kabupaten
Klaten. Hasil uji t variabel proses produksi
sebesar. 4,366 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,000 yang berarti bahwa Ha diterima
dan menolak Ho.
3. Pangastuti Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja di Provinsi
Jawa Tengah
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja
memiliki hubungan yang negatif sebesar
0.000504. Pengaruh UMK terhadap
penyerapan tenaga kerja memiliki pengaruh
positif dengan besarnya koefisien 0.06523.
Pengaruh pengangguran terhadap penyerapan
tenaga kerja memiliki pengaruh positif
dengan besarnya koefisien 2.480002.
4. Aditia
Nugraha
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penyerapan
Hasil dari analisis menunjukkan variabel
modal kerja dan tingkat output berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penyerapan
31
Tarsa Tenaga Kerja pada Industry
Kecil Pengolahan Ikan di
Kota Bandar Lampung.
tenaga kerja pada industri kecil pengolahan
ikan di Kota Bandar Lampung . Variabel upah
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja pada industri kecil
pengolahan ikan di Kota Bandar Lampung.
5 Cikho
Khariza
Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja di satuan
wilayah pembangunan
gerbang kerto sulsilo
provinsi Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi menunjukkan hasil
yang positif dan tidak signifikan hasil, tingkat
upah minimum (UMK) menunjukkkan
hubungan yang positif dan tidak signifikan,
PMA dengan hasil positif dan signifikan,
sedangkan PMDN menunjukkan hasil yang
negatif tetapi tidak signifikan.
Bedasarkan hasil penelitian sebelumnya maka penulis memilih penelitian
dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga
Kerja Melalui Program Kelompok Swadaya Masyarakat Di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi, ada pun perbedaan dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada
Masyarakat Kecamatan Telanaipura Kota Jambi sebagai variabel yang akan
diteliti. Sedangkan perbedaan yang mendasar antara penelitian yang sekarang dan
terdahulu adalah penelitian saat ini memfokuskan objek pada Masyarakat Di
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
H. Kerangka Pikir
Komponen utama pada kerangka pemikiran yang dikembangkan adalah
Indevenden Variabel (Variable Bebas), Dependen Variable (Variabel Terikat).
Maksud dari kerangka pemikiran ini adalah bagaimana alur logita berjalannya
variabel dalam penelitian,yang baik akan menjelaskan teoritis pertautan antara
variabel independen dan dependen. Setelah sentesa atau kesimpulan sementara
dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka pemikiran. Kerangka
32
berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif atau
hubungan maupun koperatif perbandingan berikut ini alur kerangka pemikiran.40
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
I. Hipotesis
Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang mana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.41 Berdasarkan kajian teori dengan rumusan kerangka berpikir di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ha: Ada pengaruh tingkat upah, investasi, dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok swadaya
masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
H0: Tidak ada pengaruhi tingkat upah, investasi, dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok swadaya
masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
2. Ha: Ada pengaruh yang dominan antara tingkat upah, investasi, dan
pendapatan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui program
40 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2014), hlm. 95. 41 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 99.
Upah (X1)
Penyerapan Tenaga
Kerja (Y)
Investasi (X2)
Pendapatan (X3)
33
kelompok swadaya masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota
Jambi.
H0: Tidak ada pengaruh yang dominan antara tingkat upah, investasi, dan
pendapatan terhadap penyerapan tenaga kerja melalui program
kelompok swadaya masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota
Jambi.
34
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatf-deskriptif. Metode kuantitatif adalah data dalam penelitian berupa
angka-angka. Sementara metode deskriptif adalah mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.42
B. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil dari
pengisian kuisioner yang biasa di lakukan oleh penelitian. Data primer dari
penelitian ini adalah data langsung yang diperoleh dari analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja melalui program kelompok
swadaya masyarakat Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, artikel dan
berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah.43 Data
sekunder pada penelitian ini berupa sumber-sumber literature seperti buku,
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung; Alfabeta,
2013), hlm. 147. 43 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta:
Pustakabaru press, 2015), hlm. 89.
35
skripsi, jurnal dan literature yang berkaitan dengan penelitian dengan sumber
yang dapat dipercaya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua nilai baik dari hasil perhitungan maupun
pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik
tertentu mengenai sekelompok objek yang jelas dan lengkap.44
Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian ini yang
menjadi populasinya adalah masyarakat yang tergabung dalam kelompok
Swadaya masyarakat di kecamatan Telanaipura kota Jambi dengan jumlah
populasi 198 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi.45
Pengambilan sampel dalam hal ini menggunakan teknik Non-
probabilitas Sampling. Teknik Non-probabilitas Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
44 Usman Husaini, Akbar Setiadi Pronomo, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi
Aksana, 2012), hlm. 181. 45 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta
2014), hlm. 81.
36
setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel. Sampel
ditentukan berdasarkan perposive sampling. Perposive sampling
digunakan karena peneliti menginginkan keterwakilan responden.46
Penentuan besarnya sampel yang peneliti lakukan pada penelitian ini
memiliki populasi seluruhnya berjumlah 198 orang dapat ditentukan
dengan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10%, dirumuskan sebagai
berikut:
n = 𝑵
𝟏+𝑵(𝒆)𝟐
n = sampel
N = populasi
E = Error (Tingkat Kesalahan ditentukan 10%)
n = 𝑁
1+𝑁(𝑒)2
= 198
1+198(10)2
= 198
1+198(0,01)
= 198
2,98 = 66, 4 (66)
Dari hasil penelitian di atas dapat ditentukan jumlah sampel pada
penelitian ini adalah sebanyak 66 orang ketenagakerjaan swadaya
masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
46 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, Cet-5, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.150.
37
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian. Metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah:
a) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh penjelasan untuk
mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab bisa
sambil bertatap muka ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui media
telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang
diwawancara.47 Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
melalui program kelompok swadaya Masyarakat di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi.
b) Kuesioner(Angket)
Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.48 Dalam penelitian ini peneliti
memberikan kuesioner terhadap responden yang dimintai pendapat
atau jawaban untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini.
47 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta:
Pustakabarupress, 2015), hlm.31. 48 Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 143.
38
c) Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik penggunaan data dengan
memanfaatkan data sekunder yang tersedia dalam dokumen-dokumen
dengan menggunakan buku yang akurat. Data sekunder ini antara lain
dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/
tulisan, buku, arsip, jurnal, artikel dan sebagainya yang berhubungan
dengan permasalahan judul skripsi di atas.
E. Operasional Variabel
Table 2.1
Variabel Definisi Indikator Skala
X1
Upah
Upah yang diberikan kepada
pekerja atau buruh yang berlaku di
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi.
1. Tingkat
Upah
2. Penetapan
Upah
Likert
X2
Investasi
Investasi adalah sejumlah dana yang
diinvestasikan pada kelompok
swadaya masyarakat di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi.
1.Tingkat
invetasi
2.Keuntungan
Investasi
Likert
X3
Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang
yang diterima oleh suatu perusahaan
dari suatu aktivitas yang
dilakukannya, dan kebanyakan
aktivitas tersebut adalah aktivitas
penjualan kelompok swadaya
masyarakat di Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi.
1.Tingkat
pendapatan
2.Kesejahteraan
pendapatan Likert
Y
Penyerapan
Tenaga
Kerja
Menurut sumarono dalam Subekti,
permintaan tenaga kerja berkaitan
dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh suatu lapangan
usaha. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja adalah tingkat upah, pendapatan
dan investasi. Perubahan pada faktor-
faktor tersebut akan mempengaruhi
jumlah tenaga kerja yang diserap
suatu lapanagan usaha
1.Upaya
Meningkatkan
Taraf hidup
2.Kesejatraan
Masyarakat
likert
39
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas
Validitas digunanakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel.49 Uji validitas adalah uji coba terhadap instrumen penelitian
yang betujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat ke-valid-an suatu alat
pengukur yang digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan. Apabila
peneliti menggunakan koesioner dalam pengumpulan data penelitian,
maka koesioner tersebut harus mengukur data yang ingin diukur.
Kesimpulannya, uji validitas diperlukan untuk mengukur pertanyaan-
pertanyaan yang akan digunakan sebagai alat pengukur terhadap apa yang
ingin diukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.50 Suatu konstruk dikatakan
reliable jika memiliki Crobach Alpha > 0,60.51
49 Albert Kurniawan,, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 89. 50 Albert Kurniawan, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014)
hlm. 102. 51 Albert Kurniawan, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014)
hlm. 103.
40
G. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak.52 Model regresi yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian adalah memiliki nialai residul yang
berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolomogorov Smirnov untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini
merupakan jenis data yang berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variable-variabel bebas dalam suatu
model regresi linier berganda.53 Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebas (indepeden). Uji multikolinieritas
dilakukan juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam
pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen.54 Salah satu cara
mengukur multikolinieritas adalah menggunakan varience inflation factor
(VIF). VIF akan terlihat sejauh mana sebuah variabel penjelas dapat
dijelaskan oleh variabel penjelas lainnya.
52 Albert Kurniawan, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014)
hlm. 156. 53 Albert Kurniawan, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 157. 54 Albert Kurniawan,, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 157.
41
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.55 Permasalahan heteroskedastisitas terletak pada varian residul yang
bersifat tidak konstan ataupun tidak sama. Dalam model penelitian regresi
linier berganda yang baik adalah tidak terdeteksi adanya
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pendektesian terhadap
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot yang
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai
residualnya).
H. Teknik Analisa Data
1. Regresi Linier Berganda
Uji statistik regresi linier berganda digunakan untuk menguji
signifkan atau tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui
koefisien regresinya.56 Untuk memudahkan analisis data, penelitian ini
mengunakan bantuan SPSS 21. Model persamaannya adalah sebagai
berikut:
Yi = β0+β1Xi+β2Xi+ β3Xi + µi
Keterangan:
Yi = penyerapan tenaga kerja
β0 = konstanta
55 Albert Kurniawan, Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2014),
hlm. 158. 56 Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta,2017) hlm. 107.
42
β1= koefisien regresi 1
β2 = koefisien regresi 2
β3 = koefisien regresi 3
X1= upah
X2 = Investasi
X3 = Pendapatan
µi = error term
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar
presentase perubahan atau variasi dari variabel independen. Koefesien
determinasi digunakan baik secara parsial maupun secara bersama-sama
yang menyatakan besarnya keterandalan model yang digunakan, yaitu
digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel bebas memberikan
kontribusi pengaruh pada variabel terikat dari persamaan regresi yang
diperoleh.
Besarnya nilai koefisien determinasi berkisar 0 < R2 < 1. Apabila
nilai koefisien determinasi mendekati 1 merupakan indikator yang
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh perubahan variabel-variabel x
terhadap perubahan variabel Y.
3. Uji Simultan (uji F)
Pengujian ini di lakukan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel yang diteliti dalam penelitian ini memiliki tingkat kelayakan
yang tinggi untuk dapat menjelaskan fenomena yang dianalisis dengan
43
menggunakan uji F. Penelitian ini dilakukan dengan melihat pada Anova
yang membandingkan Mean Square dari Regression dan Mean Square
dari Residual sehingga dapat hasil yang dinamakan F hitung. Sebagai
dasar pengambilan kepurtusan dapat digunakan kriteria pengujian:
a. Apabila F hitung > F tabel dan apabila tingkat signifikansi < α
(0,05), maka variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Apabila F hitung < F tabel dan apabila tingkat signifikansi > α
(0,05), maka variabel independen secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
I. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah yang
menjadi objek penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, dan sistematika
penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Pada Bab ini diuraikan tentang metode penelitian dalam penulisan
skripsi ini. Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode
analisis yang digunakan untuk memberikan jawaban atas permasalahan
penelitian yang ada.
44
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Dalam Bab ini penulis menerangkan lokasi penelitian yang akan
diteliti oleh penulis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASA
Bab ini adalah inti dari penelitian, hasil analisis data dan
pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis
dengan menggunakan alat analisis yang telah disiapkan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir yang penting berisikan
tentang kesimpulan dan berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada
pihak-pihak tertentu serta penulis mengungkapkan keterbatasan penelitian.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kelompok Swadaya Masyarakat Kota Jambi
Sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat yang telah berdiri lebih 20
tahun, Bina Swadaya telah melakukan pendampingan dengan membuka akses
dan pelayanan kredit bagi masyarakat miskin dalam upaya pemberdayaan
masyarakat. Salah satunya adalah melalui Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) yang dinilai mampu dan menjadi fondasi masyarakat untuk keluar
dari jeratan kemiskinan.
Pengalaman-pengalaman pemberdayaan Bina Swadaya yang
dilakukan selama ini telah terfomulasi dalam beberapa 3 bentuk pendekatan.
Pendekatan pertama yang dilakukan Bina Swadaya adalah banking of the
poor yang mengembangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk
menumbuhkan semangat menabung dan mengelola pinjaman berdasarkan
kemampuan pendanaan dari masyarakat miskin tersebut.
Pendekatan kedua, banking with the poor yaitu mengembangkan pola
hubungan yang saling menguntungkan antara bank, KSM dan lembaga
pendampingnya. KSM dapat memperoleh akses kredit dari bank, sementara
bank dan lembaga pendamping mendapatkan jasa atas pelayanannya kepada
anggota KSM.
Pendekatan ketiga adalah banking for the poor. Pendekatan ini
merupakan pelayanan yang dirancang secara khusus bagi masyarakat miskin
45
45
atau pengusaha mikro dalam bentuk lembaga perbankan (dalam bentuk BPR).
Pendiri Yayasan Bina Swadaya Bambang Ismawan mengatakan, KSM
berproses sebagai wahana saling belajar-mengajar para anggotanya. Sebagai
media pembelajaran, KSM juga membaca masalah dan kemampuan bersama
untuk mengambil keputusan dalam rangka kemajuan memobilisasi sumber
daya bersama. Selain itu, KSM juga berperan menjadi instrumen komunikasi
dengan pihak ketiga pada posisi kesetaraan.
Sejak awal KSM didorong mengatasi masalah yang di hadapi secara
swadaya, berdasarkan ikatan pemersatu masing – masing dan ikatan
pemersatu (common bond of interest) yang bisa berupa kesamaan tempat
tinggal, bidang usaha, atau profesi. Pada umumnya mereka memulai kegiatan
pada kemandirian keuangan.
Dalam mengembangkan KSM, Bina Swadaya menerjunkan
pendamping yang sebelumnya di latih secara khusus. Para pendamping di
koordinasi secara efektif di lapangan melalui kantor-kantor wilayah Bina
Swadaya yang disebut Guswil (Gugus Wilayah).
KSM adalah kelembagaan masyarakat yang di introduksi dan di
kembangkan oleh Bina Swadaya sejak awal 1970an dengan norma-norma dan
struktur yang jelas, bahkan dengan tujuan dan mekanisme kerja yang jelas
pula. Pada hakekatnya KSM adalah koperasi yg tumbuh di ‘akar rumput’
yang menjadi instrumen masyarakat menolong diri sendiri untuk meraih
kemajuan dan peningkatan kesejahteraan.
46
46
B. Visi dan Misi
Visi : Terwujudnya masyarakat kecamatan Telanaipura Kota Jambi yang
sejahtera, maju, dan mandiri.
Misi :
1) Mengembangkan yang sehat, cerdas, trampil dan berbudaya yang
dilandasi dengan nilai kesabaran dan ketekunan.
2) Mengembangkan lingkungan yang aman, nyaman, bebas dari polusi
dan lestari yang berbasis nilai-nilai budaya dan agama.
3) Mengembangkan tata kelola kelembagaan yang amanah.
47
SITI RATNA, SE
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah
Di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
Tahun 2019
Sekertaris Camat
HARTONO. SE
Pelaksana
Kewilayahan
Lurah Buluran
Kenali
Lurah Pematang Sulur
M. FIRDAUS, SH FERRY Y., S. Pd SUDIRMAN, SH
Lurah Teluk Kenali Lurah Penyengat
Rendah
Sumber : Dokumen Kecamatan Telanaipura 2019
47
48
48
D. Prasarana untuk Pembangunan Masyarakat
Kegiatan pelatihan memerlukan tempat yang layak dengan fasilitas-
fasilitas yang memadai. Namun pada tahap awal, hal yang ajar itu harus ditunda,
program pelatihan yang sudah mendesak harus segera dilaksanakan dengan
fasilitas seadanya. Pada awal program pelatihan TPKS dilakukan di tempat
pemotongan ayam yang diubah menjadi ruang kelas, sementara para peserta di
akomodasi dengan cara tinggal live in di rumah-rumah penduduk sekitar bekas
tempat pemotongan ayam itu. “Fasilitas” seadanya itu seolah merupakan
kesempatan bagi para peserta pelatihan untuk merasakan kehidupan riel di desa-
desa dimana mereka akan tinggal kelak. Tentu saja ada pro dan kontra tentang hal
ini. Syukurlah tidak berlangsung lama, kondisi seperti diuraikan diatas
berlangsung 2 tahun, kemudian dengan dukungan Lembaga Donor Internasional
dibangunlah sebuah gedung tempat pelatihan lengkap dengan cottages dan kamar-
kamar tidur untuk 48 orang. Pada tanggal 18 Agustus 1982 diresmikan sebagai
Kampus Diklat Bina Swadaya yang kini lebih dikenal dengan nama “Wisma
Hijau”.
Salah satu program pelatihan yang terus dilakukan hingga kini adalah
pelatihan Tenaga Pendampingan Kelompok Swadaya Masyarakat (TPKS).
Program pelatihan TPKS semula dilakukan selama 3 bulan, namun sekarang
dipersingkat menjadi 1 bulan. Tentu Wisma Hijau tidak akan efisien jika hanya
melayani kepentingan internal Bina Swadaya untuk pelatihan TPKS dan oleh
karenanya kemudian dibuka untuk umum. Selain pelatihan, Wisma Hijau dapat
digunakan untuk seminar, lokakarya, rapat kerja dan kegiatan pertemuan lainnya.
49
49
Daya tampung Wisma Hijau saat ini 200 tempat tidur, dengan beberapa ruang
pertemuan (kelas) besar dan kecil sehingga bisa terselengara beberapa program
pelatihan/ seminar/ lokakarya paralel. Para pengguna jasa fasilitas ini berasal dari
lembaga Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Agama,
Perguruan Tinggi, dan Swasta yang setiap tahunnya mencapai occupancy rate
70%, menjadikan Pusdiklat ini sebagai badan prasarana pembangunan masyarakat
yang sekaligus sebagai income generation.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik data responden berdasarkan data tentang usia, jenis kelamin,
dan pendidikan. Berikut ini pembahasannya :
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Dari hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan usia diketahui
bahwa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 5 responden (7,5%)
yang berusia < 20 tahun, sedangkan usia 20 tahun sebanyak 3 responden
(4,5%), dan > 20 tahun sebanyak 58 responden (88%). Hal ini berarti mayoritas
responden karyawan berusia >20 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Dari hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pendidikan
terakhir diketahui bahwa para karyawan merupakan orang-orang yang
memiliki pendidikan. Data tersebut menginformasikan bahwa lulusan SMA
Sederajat sebanyak 45 responden (68,2 %), lulusan D3 sederajat sebanyak 5
responden (7,6 %), dan lulusan S1 sebanyak 16 responden (24,2%). Hal ini
berarti bahwa mayoritas responden penelitian adalah lulusan SMA Sederajat.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
olahan data dari 66 responden di Kecamatan Telanaipura Jambi, didominasikan
51
51
oleh laki-laki yaitu 60 responden (91%), dibandingkan dengan perempuan yang
berjumlah 6 responden (9%).
B. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
a. Upah
Hasil uji validitas upah yang terdiri dari 4 pertanyaan dapat diihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel. 4.1
Hasil Uji Validitas Upah
Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan
P1 0,916 0,254 Valid
P2 0,401 0,254 Valid
P3 0,315 0,254 Valid
P4 0,401 0,254 Valid
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
item untuk variabel upah berstatus valid dengan hasil rhitung>rtabel.
b. Investasi
Hasil uji validitas investasi yang terdiri dari 2 pertanyaan dapat dihat pada
tabel dbawah ini.
Tabel. 4.2
Hasil Uji Validitas Investasi
Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan
P1 0,435 0,254 Valid
P2 0,801 0,254 Valid
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
item untuk variabel investasi berstatus valid dengan hasil rhitung>rtabel.
52
52
c. Pendapatan
Hasil uji validitas pendapatan yang terdiri dari 2 pertanyaan dapat dihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel. 4.3
Hasil Uji Validitas Pendapatan
Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan
P1 0,888 0,254 Valid
P2 0,438 0,254 Valid
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
item untuk variable pendapatan berstatus valid dengan hasil rhitung>rtabel.
d. Penyerapan Tenaga Kerja
Hasil uji validitas penyerapan tenaga kerja yang terdiri dari 6 pertanyaan
dapat dihat pada tabel dibawah ini.
Tabel. 4.4
Hasil Uji Validitas Penyerapan tenaga kerja
Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan
P1 0,369 0,254 Valid
P2 0,369 0,254 Valid
P3 0,696 0,254 Valid
P4 0,409 0,254 Valid
P5 0,576 0,254 Valid
P6 0,750 0,254 Valid
Sumber : Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
item untuk variable penyerapan tenaga kerja berstatus valid dengan hasil
rhitung>rtabel.
53
53
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya dan diandalkan.57 Hasil uji reliabilitas terhadap
koesioner pada masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan bantuan
SPSS versi 21 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach’s
alpha
Standar
Reabilitas
Keterangan
Upah 0,612 0,6 Reliabel
Investasi 0,724 0,6 Reliabel
Pendapatan 0,653 0,6 Reliabel
Penyerapan Tenaga Kerja 0,629 0,6 Reliabel
Sumber: data yang diolah 2019
Berdasarkan data dari tabel diatas, hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa keempat variabel yaitu upah, investasi, pendapatan, dan penyerapan tenaga
kerja mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,6. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian berstatus
reliable sehingga jawaban-jawaban responden tersebut dapat digunakan untuk
penelitian.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
57 Albert Kurniawan, “Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis”, (Bandung: Alfabeta,
2014) hlm. 102.
54
54
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal
atau tidak.58 Model regresi yang baik adalah memiliki data yang berdistribusi
normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolomogorov
smirnov untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini merupakan jenis data
yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal adalah data yang
memiliki nilai signifikasi lebih besar daripada 0,05 (sig.> 0,05).
Hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel. 4.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,39282439
Most Extreme Differences
Absolute ,110
Positive ,071
Negative -,110
Kolmogorov-Smirnov Z ,894
Asymp. Sig. (2-tailed) ,400
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan hasil Kolmogorov Smirnov Test pada residual yang telah
dihitung menggunakan program pengolah data dan diperoleh nilai Kolmogorov
Smirnov Z sebesar 0,894 dan nilai signifikasi residual sebesar 0,400.
58 Albert Kurniawan,” Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis”,( Bandung: Alfabeta,
2014) hlm. 157.
55
55
Hasi uji normalitas menununjukkan bahwa semua variabel penelitian
menunjukkan nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (sig. > 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier
sederhana.59 Hasil uji multikolinieritas untuk masing-masing variabel dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
Upah 0,981 1,019 Tidak terjadi multikolinieritas
Investasi 0,926 1,080 Tidak terjadi multikolinieritas
Pendapatan 0,939 1,065 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: data primer yang diolah 2019
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel upah, investasi, dan pendapatan
mempunyai nilai Tolerance > 0,1 dan niai VIF <10. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi
multikolinieritas.
59 Albert Kurniawan,” Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis”,( Bandung: Alfabeta,
2014), hlm. 157.
56
56
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.60 Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi dalam penelitian
ini menggunakan metode sccate plot untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas.
Hasil uji heterokedastisitas terhadap model regresi disajikan dalam bentuk
chart dibawah ini.
Chart. 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan output scatterplot diatas, diketahui bahwa:
1. Titik-titik data penyebar berada diatas dan dibawah atau disekitar
angka (-2) -2.
2. Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
3. Penyebaran titik data tidak berpola.
60 Albert Kurniawan,” Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis”,( Bandung: Alfabeta,
2014) hlm. 158.
57
57
D. Uji Hipotesis
1. Uji Linier Berganda
Uji statistik regresi linier berganda digunakan untuk menguji signifikan
atau tidaknya hubungan ebih dari dua variabel melalui koefisien regresinya.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,919 ,405 9,675 ,000
UPAH ,002 ,001 ,188 1,651 ,104
INVESTASI -,228 ,063 -,425 -3,625 ,001
PENDAPATAN ,041 ,091 ,053 ,457 ,649
a. Dependent Variable: TENAGA_KERJA
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan hasil diatas maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
Y = 3.919+ 0,002 upah -0,228 Investasi+ 0,041 Pendapatan
Keterangan:
1) 3.919 adalah harga konstan, yaitu nilai penyerapan tenaga kerja tanpa
dipengaruhi oleh upah, investasi dan pendapatan.
2) 0,002 adalah harga koefisien regresi upah, yang artinya apabila upah naik
satu satuan maka akan menambah nilai upah sebesar 0,002 begitu juga
apabila upah turun sebesar satu satuan maka akan menurunkan nilai upah
58
58
sebesar 0,002. Upah terhadap penyerapan tenaga kerja 0,104 > 0,05
artinya tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
3) (-0,228) adalah harga koefisien regresi investasi, yang artinya apabila
investasi naik satu satuan maka akan menambah nilai investasi sebesar (-
0,228) begitu juga apabila investasi turun sebesar satu satuan maka akan
menurunkan nilai investasi sebesar (-0,228). Invetasi terhadap penyerapan
tenaga kerja 0,001 < 0,05 artinya memiliki pengaruh yang signifikan.
4) 0,041 adalah harga koefisien regresi pendapatan, yang artinya apabila
pendapatan naik satu satuan maka akan menambah nilai pendapatan
sebesar 0,041 begitu juga apabila pendapatan turun sebesar satu satuan
maka akan menurunkan nilai pendapatan sebesar 0,041. Pendapatan
terhadap penyerapan tenaga kerja 0,649 > 0,05 artinya tidak memiliki
pengaruh yang signifikan.
2. Uji Determinasi R2
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,446a ,199 ,160 ,39858
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, INVESTASI, UPAH
Sumber: data primer yang diolah 2019
Model summary memberikan informasi tentang koefisien determinasi R
(Square), yaitu seberapa besar kontribusi tenaga kerja dalam bentuk persentase
terhadap penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan model summary di atas diperoleh
R Square sebesar 0,199. Apabila dirubah kebentuk persentase menjadi 1,99%,
59
59
sehingga dapat dinyatakan bahwa peran upah, investasi dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja sebesar 1,99%.
3. Uji F
Tabel 4.10
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,489 3 ,830 5,522 ,002b
Residual 9,314 62 ,150
Total 11,803 65
a. Dependent Variable: TENAGA_KERJA
b. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, UPAH, INVESTASI
Sumber: data primer yang diolah 2019
Tabel annova memberikan informasi tentang uji F. Uji F bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel upah, investasi, dan pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja. Caranya dengan membandingkan signifikan dengan taraf
signifikansi 5% (0,05).
Berdasarkan hasil uji F diatas di peroleh nilai hitung sebesar 5,522 dengan
nilai signifikan 0,002 dimana p<0,05 jadi hasil uji F 0,002<0,05 maka dapat
dinyatakan variabel penyerapan tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh variabel
upah, investasi dan pendapatan secara bersama-sama.
E. Pembahasan
1. Pengaruh Upah (X1) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
Variabel Upah berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
dengan arah yang positif. Nilai signifikan dapat dilihat pada tabel 4.8 yang
menunjukkan nilai signifikan untuk variabel upah yaitu 0.104<0.05 sehingga
60
60
dapat dikatakan variabel Upah tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja melalui program kelompok swadaya masyarakat Kecamatan
Telanaipura.
Nilai koefisien regresinya yaitu sebesar 0.002 menunjukkan bahwa setiap
penambahan upah 1% maka akan menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja
sebesar 0.002%. Dengan melihat hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan
antara Upah terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan yang positif
dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini
dikarenakan upah tidak mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi
perusahaan. Naiknya tingkat upah akan meningkatkan biaya produksi perusahaan,
yang selanjutnya akan meningkatkan pula harga per unit barang yang diproduksi.
Hal ini senada dengan teori klasik yang menyatakan bahwa Upah memiliki
hubungan yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu semakin tinggi
Upah maka semakin rendah penyerapan tenaga kerja. Hal ini senada dengan yang
dikemukakan oleh Todaro yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat upah
yang ditawarkan kepada tenaga kerja hal ini akan menurunkan tingkat penyerapan
tenaga kerja. Pendapat ini pula didukung oleh Sumarsono bahwa besar kecilnya
upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Biaya
produksi yang tinggi akan meningkatkan harga produk yang pada akhirnya
membuat permintaan terhadap barang berkurang.61
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh oleh Cahyadi
(2013), yang menyatakan bahwa variabel upah tidak berpengaruh signifikan dan
61 Todaro, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Trans Haris Munandar (Jakarta:
Erlangga, 2000), hlm. 91.
61
61
berhubungan positif terhadap penyerapan tenaga kerja dengan tingkat signifikan
(0,057 > 0,05).62
2. Pengaruh Investasi (X2) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
Variabel investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja dengan arah yang negatif. Nilai signifikan dapat dilihat pada tabel 4.8 yang
menunjukkan nilai signifikan untuk variabel investasi yaitu 0.001 < 0.05 sehingga
dapat dikatakan variabel invetasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja melalui program swadaya masyarakat di Kec. Telanaipura Kota
Jambi.
Nilai koefisien regresinya yaitu sebesar -0.228 menunjukkan bahwa setiap
penambahan investasi 1% maka akan meningkatkan tingkat penyerapan tenaga
kerja sebesar -0.228%. Dengan melihat hasil analisis menunjukkan bahwa
hubungan antara investasi terhadap penyerapan tenaga kerja memiliki hubungan
yang negatif meskipun berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh investasi terhadap
penyerapan tenaga kerja signifikan meskipun berhubungan negatif. Hal ini
disebabkan ada indikasi bahwa investasi yang masuk lebih ke padat modal
dibanding padat karya. Sehingga yang harus dilakukan pemerintah yaitu
pemerintah harus lebih selektif dalam pemberian ijin investasi padat modal namun
memberi kemudahan ijin pada investasi padat karya sehingga investasi akan
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Setelah melihat kondisi tenaga
62 Luh Diah Citra Resmi Cahyadi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja di Sektor Industri di Kota Denpasar, Denpasar: Program Pasca Sarjana.
Universitas Udayana Denpasar (Tesis, 2013), hlm. 62.
62
62
kerja di Provinsi Jambi pemerintah harus lebih memberi perhatian terhadap
kebijakan di bidang investasi sehingga mengarahkan investor terhadap sektor-
sektor yang lebih menyerap tenaga kerja.63
Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Harrod-Domar
(1998) yang menyatakan bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan
tenaga kerja tetapi juga dapat memperbesar kapasitas produksi. Karena dengan
adanya investasi maka ini dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena
investasi yang banyak akan mampu menciptakan lapangan kerja baru atau
kesempatan kerja dan didukung oleh teori Baran (1989), yang menyatakan bahwa
investasi yang masuk ke suatu Negara lebih berorientasi pada padat modal
dibandingkan dengan padat karya, sehingga menyebabkan penyerapan tenaga
kerja dalam suatu Negara mengalami penurunan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yani (2011), dalam
analisisnya mengenai pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Sulawesi Selatan periode 2000-2009 dengan menggunakan model regresi
linier berganda. Berdasarkan hasil regresi, investasi berpengaruh signifikan
namun negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Ini terjadi karena kebanyakan
industri merupakan industri padat modal bukannya padat karya. Selain itu
investasi khususnya bersumber dari pemerintah lebih berorientasi pada
63 Gatot Setio Harijono, Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi
Terhadap Kesempatan Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006-2010, Jurnal (Bali:
Universitas Udayana, 2012), hlm. 356.
63
63
pembangunan sektor-sektor yang kurang menyerap tenaga kerja.64 Akan tetapi,
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umar (2013),
dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel investasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja hal ini disebabkan karena tingginya
investasi membuat perusahaan menambah tenaga kerjanya sehingga memperoleh
output yang lebih tinggi.65
3. Pengaruh Pendapatan (X3) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan untuk pengaruh pendapatan terhadap
penyerapan tenaga kerja pada program kelompok swadaya masyarakat diketahui
bahwa nilai 0,649< 0,05, sehingga H1 ditolak, artinya pendapatan tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada program kelompok
swadaya masyarakat Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas
perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena
pendapatan adalah objek atas aktivitas perusahaan. Pendapatan memiliki
pengertian yang bermacam-macam tergantung dari sisi mana untuk meninjau
pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi antara
lain penjualan barang, penjualan jasa, dan lain-lain.
64 Ahmad Yani, Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Sulawesi
Selatan Periode 2000- 2009, Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin
(Skripsi, 2011), hlm. 45. 65 Azis Umar, Pengaruh Investasi dan Upah Minimum Provinsi terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri (Skripsi, 2013), hlm. 62.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Program Kelompok
Swadaya Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil uji F diatas di peroleh nilai thitung sebesar 5,522 dengan
nilai signifikan 0,002 dimana p<0,05 jadi hasil uji F 0,002>0,05 maka
dapat dinyatakan variabel upah, investasi, tenaga kerja secara simultan
dapat dipengaruhi oleh variabel penyerapan tenaga kerja.
2. Berdasarkan hasil nilai regresi berganda dapat disimpulkan bahwa variabel
upah berpengaruh positif dan tidak signifikan, hal ini dapat ditunjukkan
dengan p>0.05 yaitu 0.104 > 0.05, variabel investasi berpengaruh negatif
dan signifikan hal ini dapat di tunjukkan dengan p<0.05 yaitu 0.001<0,05
dan variabel pendapatan berpengaruh positif namun tidak signifikan hal ini
dapat di tunjukkan dengan p > 0.05 yaitu 0,649 > 0.05.
Dari ketiga faktor tersebut, faktor investasi yang paling dominan
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja melalui Program Kelompok
Swadaya Masyarakat di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Hal ini di
tunjukkan dengan variabel investasi berpengaruh negatif dan signifikan.
65
65
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas makan saran penulis adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Kelompok Swadaya Masyarakat
Bagi swadaya masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas
dan sumber daya manusia untuk lebih baik lagi kedepannya.
2. Pemerintah Provinsi Jambi hendaknya dapat melihat pengalokasikan dana
investasi dengan baik, apakah dana investasi lebih kearah padat karya atau
kepada modal.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian
yang telah penulis lakukan dengan melihat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.
66
66
DAFTAR PUSTAKA
A. LITERATURE
Abdulsyani, 1987. Manajemen Organisasi, (PT Bina Aksara : Jakarta)
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendeketan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta)
Badan Pusat Statiska, 2007. Keadaan angkatan kerja di Indonesia. BPS, Jakarta.
Bhuono, Agung. 2005. Strategi Jitu memilih Metode statistik dengan Perangkat Lunak
(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2005)Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
tenaga kerja sketor industri dikota Bogor. I 2015
Husaini, Usman, 2012. Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksana)
Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset Untuk Ekonomi & Bisnis, (Bandung: Alfabeta)
Nicholson, Walter. 1992. Teori Ekonomi Mikro Prinsip Dasar dan Pengembangannya:
Edisi kedua diterjemahkan oleh Deliarnov. (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta)
Simanjuntak, 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Jakarta LPFE UI)
Sjafar, Agus. 2014. Kemiskinan dan Pemberdayaan Kelompok. (Yogyakerta: Graha ilmu)
Sudarsono, 1988. Analisis Data I, Departemen dan Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta)
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta)
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta:
Pustakabaru press)
Sumarsono, Sony. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu)
Suroto, 1992. Strategi Pembanguan dan Perencanaan Kesempatan Kerja,(Yogyakarta:
Gajah Mada UniversityPress)
Tim persiapan PNPM petunjuk teknis Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) (Jakarta : Sekretariat P2KP pusat, 2014)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka)
67
67
B. JURNAL
Jeifi Indri Liow Dkk. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada
Industri Rumah Pangung Kecamatan Tompaso Baru Kabupaten Minahasa selatan.
Agri-Sosio Ekonomi Unsrat. Vol 12 no.2A, Agustus 2016.
Adil. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor
Industri Pengolahan (Makassar: Skripsi, 2017)
Atikah, Analisis faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada industri
konveksi kota Malang, (Institut Teknologi Sepuluh November, 2014)
Andrik Mukamad Rofii, Dkk. Analisis pengaruh Inflasi, penanaman modal Asing (Pma)
dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Di Jawa Timur, ( Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya. 2017 )
Subekti, Mohamad Agus. Pengaruh Upah, Nilai Produksi,Nilai Investasi Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Genteng di Kabupaten Banjar
Negara.Skripsi SarjanaJurusanEkonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang. (Semarang. 2007)
68
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Dasuki
NIM : EES. 150620
Pekerjaan : Mahasiswa
Tempat dan Tanggal Lahir : Batu Sawar, 4 Juni 1995
Alamat : Kebun Ma 1, RT. 36 Blok C30 Kel. Mayang
Mengurai
Agama : Islam
E-mail : [email protected]
No. Kontak/ HP : 0821-8387-2662
Pendidikan Formal :
1. SD N 102/1 Desa Batu Sawar
2. SMP N SATAP Desa Batu Sawar
3. SMA N Batang HAri
4. UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Jambi, November 2019
Dasuki
EES. 150620
69
69
70
70
KUESIONER
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja
Melalui Program Kelompok Swadaya Masyarakat di Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi
Sehubungan dengan penyusunan skripsi dengan judul yang telah disebutkan diatas,
maka dengan hormat saya:
Nama : Dasuki
NIM : EES. 150620
Memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner (daftar
pertanyaan) yang saya ajukan ini secara jujur dan terbuka. Daftar pertanyaan ini
saya ajukan semata-mata untuk keperluan penelitian sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan jenjang Strata satu (S1), Jurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kebenaran dan
kelengkapan jawaban yang Saudara/i berikan akan sangat membantu bagi
penulis, dan selanjutnya akan menjadi masukan yang bermanfaat bagi hasil
penelitian yang penulis lakukan.
Atas partisipasi Saudara/i dalam mengisi daftar pertanyaan atau
kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Dasuki
EES. 150620
71
71
Petunjuk pengisian kuesioner :
1. Isilah data diri anda sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada
identitas responden.
2. Pilih salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan pengalaman yang anda
dapatkan sebagai pelanggan pada Rumah Makan Basuo pada komponen-
komponen variable. Masing-masing jawaban memiliki makna sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju nilainya 5
S : Setuju nilainya 4
N : Netral nilainya 3
KS : Kurang Setuju nilainya 2
STS : Sangat Tidak Setuju nilainya 1
3. Diharapkan untuk tidak menjawab lebih dari satu pilihan jawaban.
72
72
Variabel Upah (X1)
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Pemberian upah disesuaikan dengan
standar yang ditentukan.
2. Perusahaan menggunakan prosedur
pembayaran yang baik.
3. Hasil kerja yang dilakukan sesuai dengan
yang ditargetkan.
4. Upah rata-rata yang diterima karyawan,
akan dinaikkan apabila harga kebutuhan
pokok naik.
Variabel Investasi (X2)
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya memilih investasi dengan tingkat
yang rendah.
2. Saya menanamkan investasi dengan
harapan mendapat keuntungan.
Variabel Pendapatan (X3)
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Pendapatan yang saya peroleh sesuai
dengan harapan
2. Pendapatan yang saya peroleh setiap
tahunnya meningkat
73
73
Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan
oleh kelompok swadaya sebanyak lebih
dari 10 orang.
2. Jumlah tenaga kerja saat ini lebih dari 40
orang.
3. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki rata-
rata berpendidikan SMA sederajat.
4. Tenaga kerja dalam kelompok swadaya
berkisar usia 25-40 tahun
5. Program Kelompok swadaya sudah
terlalu banyak tenaga kerja.
6. Program Kelompok swadaya perlu
mengurangi jumlah tenaga kerja.
74
74
LAMPIRAN 2
DATA VALIDITAS DAN RELIABILITAS
NO UPAH INVESTASI PENDAPATAN PENYERAPAN TENAGA KERJA
P1 P2 P3 P4 X1 P1 P2 X2 P1 P2 X3 P1 P2 P3 P4 P5 P6 Y
1 5 2 4 4 3,75 2 5 3,5 2 4 3 4 2 2 4 2 2 2,7
2 2 4 4 5 3,75 4 1 2,5 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3,2
3 4 2 4 2 3 3 5 4 4 3 3,5 3 2 2 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
5 3 4 4 4 3,75 3 5 4 4 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,8
6 2 5 4 5 4 4 2 3 2 3 2,5 4 2 4 2 4 4 3,3
7 5 2 5 2 3,5 4 3 3,5 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3,7
8 3 3 4 3 3,25 3 2 2,5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3,7
9 4 4 3 4 3,75 4 4 4 2 3 2,5 2 3 2 2 3 4 2,7
10 2 2 3 2 2,25 2 5 3,5 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2,5
11 4 2 3 2 2,75 2 5 3,5 2 4 3 4 4 2 4 2 2 3
12 4 4 4 4 4 4 1 2,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
13 4 2 4 2 3 2 5 3,5 4 3 3,5 4 4 2 4 3 4 3,5
14 5 4 2 4 3,75 2 4 3 4 3 3,5 4 2 4 4 3 4 3,5
15 3 4 4 4 3,75 2 5 3,5 4 3 3,5 2 3 4 4 4 4 3,5
16 4 5 4 5 4,5 4 2 3 2 3 2,5 4 3 4 2 4 4 3,5
17 3 2 3 2 2,5 2 3 2,5 2 4 3 2 2 4 2 4 4 3
18 4 3 4 3 3,5 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3,8
19 2 4 4 4 3,5 4 4 4 2 3 2,5 4 3 2 2 3 4 3
20 4 2 3 2 2,75 2 5 3,5 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2,5
21 4 2 4 2 3 5 5 5 2 4 3 2 2 2 4 2 2 2,3
22 4 4 4 4 4 4 1 2,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
23 4 2 4 2 3 3 5 4 4 3 3,5 4 4 2 4 3 4 3,5
24 4 4 3 4 3,75 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
25 2 4 4 4 3,5 2 5 3,5 4 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,8
26 4 5 4 5 4,5 2 2 2 2 3 2,5 4 3 4 2 4 4 3,5
27 5 2 5 2 3,5 2 3 2,5 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3,7
28 4 3 4 3 3,5 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3,8
29 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2,5 4 3 2 2 3 4 3
30 4 2 3 2 2,75 2 5 3,5 4 4 4 2 3 2 2 3 2 2,3
31 5 2 4 2 3,25 2 5 3,5 2 4 3 2 4 2 4 2 2 2,7
32 4 4 4 4 4 2 1 1,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
33 4 2 4 2 3 3 5 4 4 3 3,5 2 4 2 4 3 4 3,2
34 4 4 2 4 3,5 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
35 3 4 4 4 3,75 2 5 3,5 4 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,8
36 3 5 4 5 4,25 2 2 2 2 3 2,5 2 3 4 2 4 4 3,2
37 5 2 2 2 2,75 4 3 3,5 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3,7
75
75
38 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3,8
39 4 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2,5 4 3 2 2 3 4 3
40 4 2 5 2 3,25 2 5 3,5 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2,7
41 5 2 4 2 3,25 5 5 5 2 4 3 4 4 2 4 2 2 3
42 4 4 2 4 3,5 2 1 1,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
43 4 2 3 2 2,75 2 5 3,5 4 3 3,5 4 4 2 4 3 4 3,5
44 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
45 3 4 2 4 3,25 3 5 4 4 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,8
46 4 5 3 5 4,25 2 2 2 2 3 2,5 4 3 4 2 4 4 3,5
47 5 2 4 2 3,25 2 3 2,5 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3,7
48 3 3 4 3 3,25 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3,7
49 4 4 3 4 3,75 4 4 4 2 3 2,5 4 3 2 2 3 4 3
50 2 2 4 2 2,5 2 5 3,5 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2,7
51 4 2 3 2 2,75 2 5 3,5 2 4 3 4 4 2 4 2 2 3
52 2 4 4 4 3,5 4 1 2,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
53 4 2 3 2 2,75 3 5 4 4 3 3,5 4 4 2 4 3 4 3,5
54 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
55 4 4 3 4 3.75 3 5 4 4 3 3,5 4 3 4 4 4 4 3,8
56 4 5 5 5 4,75 4 2 3 2 3 2,5 4 3 4 2 4 4 3,5
57 4 2 5 2 3,25 4 3 3,5 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3,3
58 4 3 3 3 3,25 3 2 2,5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3,8
59 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2,5 4 3 2 2 3 4 3
60 5 2 2 2 2,75 2 5 3,5 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2,7
61 5 2 4 2 3,25 5 5 5 2 4 3 4 4 2 4 2 2 3
62 4 4 3 4 3,75 4 1 2,5 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3,5
63 4 2 3 2 2,75 3 5 4 4 3 3,5 4 4 2 4 3 4 3,5
64 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3,5 4 4 4 4 3 4 3,8
65 4 4 5 4 2,25 3 5 4 4 3 3,5 2 3 4 4 4 4 3,5
66 3 5 2 5 3,75 4 2 3 2 3 2,5 4 3 4 2 4 4 3,5
76
76
LAMPIRAN 3
DATA REGRESI LINIER BERGANDA
RESPONDEN X1 X2 X3 Y
1 3,75 3,5 3,5 2,7
2 3,75 2,5 2,75 3,2
3 3 4 3,5 3
4 4 3 3,5 3,8
5 3,75 4 3,75 3,8
6 4 3 3,25 3,3
7 3,5 3,5 3,5 3,7
8 3,25 2,5 2,75 3,7
9 3,75 4 4 2,7
10 2,25 3,5 2,75 2,5
11 2,75 3,5 2,75 3
12 4 2,5 2,75 3,5
13 3 3,5 2,75 3,5
14 3,75 3 3 3,5
15 3,75 3,5 3,25 3,5
16 4,5 3 3,5 3,5
17 2,5 2,5 3 3
18 3,5 2 2,25 3,8
19 3,5 4 3,5 3
20 2,75 3,5 2,75 2,5
21 3 5 3,5 2,3
22 4 2,5 2,75 3,5
23 3 4 3 3,5
24 3,75 3 3,5 3,8
25 3,5 3,5 3,25 3,8
26 4,5 2 3 3,5
77
77
27 3,5 2,5 3 3,7
28 3,5 2 2,5 3,8
29 4 3 3,5 3
30 2,75 3,5 3,5 2,3
31 3,25 3,5 3,5 2,7
32 4 1,5 2,75 3,5
33 3 4 3,5 3,2
34 3,5 3 3,5 3,8
35 3,75 3,5 3,5 3,8
36 4,25 2 3 3,2
37 2,75 3,5 3,5 3,7
38 3 2 2,5 3,8
39 4 3 3,5 3
40 3,25 3,5 3,5 2,7
41 3,25 5 4,25 3
42 3,5 1,5 2,75 3,5
43 2,75 3,5 3,25 3,5
44 4 3 3,5 3,8
45 3,25 4 3,75 3,8
46 4,25 2 3 3,5
47 3,25 2,5 3 3,7
48 3,25 2 2,5 3,7
49 3,75 4 4 3
50 2,5 3,5 2,75 2,7
51 2,75 3,5 2,75 3
52 3,5 2,5 2,75 3,5
53 2,75 4 3 3,5
54 4 3 3,5 3,8
55 3.75 4 3,75 3,8
78
78
56 4,75 3 3,5 3,5
57 3,25 3,5 3,5 3,3
58 3,25 2,5 2,75 3,8
59 4 4 4 3
60 2,75 3,5 3,5 2,7
61 3,25 5 4,25 3
62 3,75 2,5 3,25 3,5
63 2,75 4 3,5 3,5
64 4 3 3 3,8
65 2,25 4 3,5 3,5
66 3,75 3 3,5 3,5
79
79
Statistics
Usia Pendidkan
Terakhir
Jenis Kelamin
N Valid 66 66 66
Missing 0 0 0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<20 5 10.2 10.2 10.2
20 3 6.1 6.1 16.3
>20 41 83.7 83.7 100.0
Total 49 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 15 30.6 30.6 30.6
Perempuan 34 69.4 69.4 100.0
Total 49 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SMA Sederajat 44 89.8 89.8 89.8
D3 4 8.2 8.2 98.0
S1 1 2.0 2.0 100.0
Total 49 100.0 100.0
80
80
VALIDITAS UPAH
Correlations
P1 P2 P3 P4 TOTAL
P1
Pearson Correlation 1 ,031 ,206 ,028 ,916**
Sig. (2-tailed) ,804 ,096 ,826 ,000
N 66 66 66 66 66
P2
Pearson Correlation ,031 1 -,023 ,969** ,401**
Sig. (2-tailed) ,804 ,853 ,000 ,001
N 66 66 66 66 66
P3
Pearson Correlation ,206 -,023 1 -,003 ,315**
Sig. (2-tailed) ,096 ,853 ,980 ,010
N 66 66 66 66 66
P4
Pearson Correlation ,028 ,969** -,003 1 ,401**
Sig. (2-tailed) ,826 ,000 ,980 ,001
N 66 66 66 66 66
TOTAL
Pearson Correlation ,916** ,401** ,315** ,401** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,010 ,001
N 66 66 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VALIDITAS INVESTASI
Correlations
P1 P2 TOTAL
P1
Pearson Correlation 1 -,191 ,435**
Sig. (2-tailed) ,124 ,000
N 66 66 66
P2
Pearson Correlation -,191 1 ,801**
Sig. (2-tailed) ,124 ,000
N 66 66 66
TOTAL
Pearson Correlation ,435** ,801** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
81
81
VALIDITAS PENDAPATAN
Correlations
P1 P2 TOTAL
P1
Pearson Correlation 1 -,024 ,888**
Sig. (2-tailed) ,846 ,000
N 66 66 66
P2
Pearson Correlation -,024 1 ,438**
Sig. (2-tailed) ,846 ,000
N 66 66 66
TOTAL
Pearson Correlation ,888** ,438** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VALIDITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 TOTAL
P1
Pearson Correlation 1 ,148 ,000 ,072 -,022 ,088 ,369**
Sig. (2-tailed) ,237 1,000 ,567 ,863 ,484 ,002
N 66 66 66 66 66 66 66
P2
Pearson Correlation ,148 1 -,086 ,257* -,205 ,137 ,369**
Sig. (2-tailed) ,237 ,494 ,038 ,099 ,273 ,002
N 66 66 66 66 66 66 66
P3
Pearson Correlation ,000 -,086 1 -,031 ,774** ,495*
*
,696**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,494 ,803 ,000 ,000 ,000
N 66 66 66 66 66 66 66
P4
Pearson Correlation ,072 ,257* -,031 1 -,281* ,084 ,409**
Sig. (2-tailed) ,567 ,038 ,803 ,022 ,500 ,001
N 66 66 66 66 66 66 66
P5
Pearson Correlation -,022 -,205 ,774** -,281* 1 ,634*
*
,576**
Sig. (2-tailed) ,863 ,099 ,000 ,022 ,000 ,000
N 66 66 66 66 66 66 66
P6
Pearson Correlation ,088 ,137 ,495** ,084 ,634** 1 ,750**
Sig. (2-tailed) ,484 ,273 ,000 ,500 ,000 ,000
N 66 66 66 66 66 66 66
TOTAL
Pearson Correlation ,369** ,369** ,696** ,409** ,576** ,750*
*
1
Sig. (2-tailed) ,002 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000
N 66 66 66 66 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
82
82
REABILITAS UPAH
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,612 5
REABILITAS INVESTASI
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,724 3
REABILITAS PENDAPATAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,653 3
REABILITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,629 7
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,39282439
Most Extreme Differences
Absolute ,110
Positive ,071
Negative -,110
Kolmogorov-Smirnov Z ,894
Asymp. Sig. (2-tailed) ,400
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
83
83
UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3,919 ,405 9,675 ,000
Upah ,002 ,001 ,188 1,651 ,104 ,981 1,019
Investasi -,228 ,063 -,425 -3,625 ,001 ,926 1,080
Pendapatan ,041 ,091 ,053 ,457 ,649 ,939 1,065
a. Dependent Variable: TENAGA_KERJA
UJI REGRESI BERGANDA
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,919 ,405 9,675 ,000
Upah ,002 ,001 ,188 1,651 ,104
Investasi -,228 ,063 -,425 -3,625 ,001
Pendapatan ,041 ,091 ,053 ,457 ,649
A. Dependent Variable: TENAGA_KERJA
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 2,489 3 ,830 5,522 ,002b
Residual 9,314 62 ,150
Total 11,803 65
a. Dependent Variable: TENAGA KERJA
b. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, UPAH, INVESTASI
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,446a ,199 ,160 ,39858
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, INVESTASI, UPAH