analisis faktor-faktor yang mempengaruhi … · 9. teman-teman seangkatan neni, desi, uny, tya dan...
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN
PERGANTIAN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Dita Dwi Lestari
NIM: 109082000133
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Dita Dwi Lestari
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Oktober 1990
3. Alamat : Gg. Moch Ali I Dalam No. 27 RT 008/003
Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat
10540
4. Telepon : 08989330629
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 03 Mangunreja 1997-2002
2. SDN 01 Tanah Tinggi 2002-2003
3. SMP Negeri 77 Jakarta 2003-2006
4. SMA Negeri 77 Jakarta 2006-2009
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua PMR SMA Negeri 77 Jakarta periode 2007-2008
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK oleh BEMJ Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
2. Think Acct 2009, “To Be Happy In Community Of Accounting”, 2009
3. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
4. Seminar oleh Dirjen Pajak: Potret Perpajakan Indonesia Menuju
Sistem Perpajakan yang Transparan, 2011.
vii
5. Seminar Umum: Bongkar Skandal Century Menuju Indonesia Tanpa
Korupsi 2012.
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Ending Sukarna
2. Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 02 Mei 1960
3. Ibu : Suhaeti
4. Tempat Tanggal Lahir : Kuningan, 20 Januari 1965
5. Alamat : Gg. Moch Ali I Dalam No. 27 RT 008/003
Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat 10540
6. Telepon : (021) 42884460
7. Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
viii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE FACTORS THAT INFLUENCE THE
MANUFACTURE COMPANY IN INDONESIA TO CHANGE THE AUDIT
FIRM
The purpose of this research is to examine the effect of change in
management, size of audit firm, growth rate of the company, and audit fee on the
change the audit firm. This research the sample of manufacture companies which
listed on the Indonesia Stock Exchange during 2009-2014 period. Sampling
determining is done by using purposive sampling method. This research has 145
samples from 29 companies with 5 years observation This research used logistic
regression to test the hyphotesis.
The result of this research show change in management, size of audit firm,
growth rate of the company, and audit fee no significantly influence to change of
audit firm.
Keyword: change of audit firm, change in management, growth rate of the
company, and audit fee.
ix
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pergantian manajemen,
ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap pergantian
KAP. Penelitia ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2014. Sampel ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini memiliki 145 sampel
dari 29 perusahaan dengan pengamatan 5 tahun. Dalam penelitian ini, hipotesis
diuji dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian manajemen, ukuran KAP,
tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap pergantian KAP.
Kata kunci: Pergantian KAP, pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat
pertumbuhan perusahaan dan fee audit.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan skripsi
yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA MELAKUKAN
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK”, dapat diselesaikan dengan
baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
merupakan teladan, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun
dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Kedua orangtuaku yang selalu memberikan dukungan, doa, motivasi dan kasih
sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakakku Tedy Suharyadi yang telah memberikan dukungan, nasihat dan
motivasi untuk kesuksesan penulis.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Faakultas Ekonomi dan
Bisnis Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Fitri Damayanti, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian dan kesabaran, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu
berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
xi
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Teman-teman seperjuangan dalam proses pembuatan skripsi, Okky, Alpin,
Ayu yang sama-sama berjuang untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih atas dorongan semangatnya.
9. Teman-teman seangkatan Neni, Desi, Uny, Tya dan Januar yang telah banyak
membantu penulis dalam memberikan ide dan masukannya kepada penulis.
10. Keluarga Threewinsinergi, khususnya kepada Kak Dewi, Kak Dwi, Kak
Faisal, Kak Fatma, Kak Dyna, Kak Winda, Kak Risna dan Wika yang telah
memberikan bantuan, saran dan masukannya kepada penulis. Terimakasih atas
doa dan dukungannya.
11. Teman-teman Akun D Angkatan 2009 akuntansi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu, terima kasih atas semua persahabatan, doa, dan
motivasinya.
12. Kepada segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang ikut
membantu kelancaran pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, maupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2016
Dita Dwi Lestari
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ......................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................... viii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Kata Pengantar ..................................................................................................... x
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar…………………………………………………………………xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 12
1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 15
A. Landasan Teori ......................................................................................... 15
xiii
1. Pengertian Audit.................................................................................. 15
2. Pergantian Kantor Akuntan Publik…………………………………. 16
3. Pergantian Manajemen ....................................................................... 18
4. Ukuran KAP…………………………………………………….……20
5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan ...................................................... 22
6. Fee Audit ............................................................................................. 23
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............................. 26
1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP ........... 26
2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP ........................... 27
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian KAP
……………………………………………………………….……….30
4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian KAP ................................. 31
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 33
D. Kerangka Berpikir .................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 39
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 39
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 40
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 41
1. Statistik Deskriptif ............................................................................ 41
2. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 42
E. Operasional Variabel ................................................................................ 46
1. Variabel Dependen ............................................................................. 46
xiv
2. Variabel Independen .......................................................................... 46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 51
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 51
1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 51
2. Deskripsi Sampel Penelitian…………………………….……………53
B. Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 53
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 54
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 55
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)…55
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)……….57
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi...…………………………....57
d. Hasil Uji Multikolonieritas……………………………………....58
e. Hasil Matriks Klasifikasi………………………………………...58
f. Hasil Uji Regresi Logistik……………………………………..…60
BAB V PENUTUP……………………………………………………………....65
A. Kesimpulan……………………………………………………………....65
B. Implikasi …………………………………………………………...…....66
C. Saran…………………………………………………………………..….67
DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………...….69
LAMPIRAN…………………………………………………………………..…73
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Kasus………………………………………………………….…. 4
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……………………………………... 34
3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya………………… 49
4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria………………………. 52
4.2 Statistik Deskriptif……………………………………………… 54
4.3 Menilai Keseluruhan Model……………………………………. 56
4.4 Koefisien Determinasi………………………………………….. 57
4.5 Menguji Kelayakan Model Regresi……………………………. 58
4.6 Hasil Uji Multikolinieritas…………………………………....... 58
4.7 Matriks Klasifikasi……………………………………………... 59
4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik…………………………... 60
4.9 Ringkasan Hasil Penelitian.……………………………………. 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Sampel……………………………………………. 73
2 Hasil Output SPSS …………………………………….. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan publik semakin berkembang karena kebutuhan perusahaan
publik yang membutuhkan jasa akuntan publik untuk menilai laporan
keuangannya. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh
keinginan perusahaan publik untuk menyajikan laporan keuangan secara
wajar. Laporan keuangan merupakan suatu media utama untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar entitas.
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian
informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, eksternal maupun internal (Jensen dan Meckling, 1976 dalam
Wijaya, 2013). Disinilah pentingnya sistem pelaporan akuntansi dan auditing
dalam proses pemenuhan kontrak sosial perusahaan dengan pihak
stakeholders (Wijaya, 2013). Keandalan laporan keuangan sangat dibutuhkan
oleh pihak stakeholder karena berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
Kinerja dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya dan
oleh karena itu, manajemen perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan
laporan keuangan yang dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Namun, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan bisa
berpotensi adanya unsur kepentingan pribadi, sementara pihak di luar entitas
membutuhkan informasi laporan keuangan yang dapat diandalkan. Auditor
2
sebagai pihak yang menyediakan fungsi audit diharapkan mampu
menjembatani kepentingan dari pihak manajemen maupun pihak stakeholder.
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan, auditor
harus memiliki objektivitas dalam menyatakan kewajaran laporan keuangan
tersebut. Objektivitas dipengaruhi oleh independensi yang merupakan keadaan
yang bebas dari pengaruh perusahaan klien. Melalui standar audit, seorang
auditor diwajibkan bersikap independen, dalam arti tidak mudah dipengaruhi,
karena pekerjaannya bertujuan untuk kepentingan mayarakat umum. Guna
menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum mengatur
persyaratan pribadi auditor. Kelompok standar ini mengatur keahlian dan
pelatihan teknis yang harus dipenuhi agar seseorang memenuhi syarat untuk
melakukan audit, sikap mental independen yang harus dipertahankan oleh
auditor dalam segala hal yang bersangkutan dengan pelaksanaan perikatannya,
dan keharusan auditor menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama (Mulyadi, 2002 dalam Rapina, et al, 2010).
Selain standar audit, akuntan publik atau auditor independen dalam
menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi baik dengan
sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini
mengatur tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,
3
objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku
profesional, dan standar teknis (Simamora, 2002 dalam Rapina et al, 2010).
Berkenaan dengan profesionalismenya tersebut sebagai seorang auditor,
pada satu sisi muncul berbagai keraguan mengenai independensi tersebut
yaitu, apakah hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien
kemungkinan menciptakan suatu ancaman terhadap hubungan yang terjalin
diantara mereka sehingga dapat mempengaruhi objektivitas dan independensi
KAP. Menurut Divianto (2011) independensi auditor adalah kunci utama dari
profesi audit, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan. Menurut
Badjuri (2011) independensi mencakup dua aspek yaitu independensi dalam
fakta (in fact) dan independensi dalam penampilan (in appearance).
Independensi in fact merupakan kemampuan auditor untuk bersikap bebas,
jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Sedangkan
independensi in appearance adalah independensi yang dipandang dari pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang
mengetahui hubungan antara auditor dengan kliennya. Ada beberapa kasus
yang terjadi karena lunturnya independensi auditor. Auditor mungkin saja
tidak menemukan bahkan mengabaikan kesalahan saji material, baik itu
merupakan suatu kecurangan maupun kekeliruan. Hal ini dapat menyebabkan
kegagalan audit (audit failure), di mana auditor tidak dapat menemukan
kesalahan salah saji material dalam laporan keuangan yang di auditnya,
sehingga berdampak pada terjadinya kesalahan dalam memberikan opini
terhadap laporan keuangan. Karena kelalaian tersebut, auditor mungkin saja
4
dapat dituntut secara hukum, terlebih jika kesalahan tersebut murni milik
auditor.
Berikut merupakan kasus-kasus perusahaan yang memiliki hubungan
dengan auditornya yang disajikan dalam tabel 1.1 ini:
Tabel 1.1
Kasus
No. Nama Perusahaan Kasus
1. Enron Corporation Laporan keuangan Enron Corporation sebelumnya
dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh Kantor
Akuntan Arthur Anderson, salah satu KAP dalam
jajaran Big Four, namun pada tanggal 2 Desember
2001 dinyatakan pailit. Kepailitan tersebut salah
satunya karena KAP Arthur Andersen memberikan
dua jasa sekaligus, yaitu sebagai auditor dan
konsultasi bisnis (Santoso, 2002 dalam
Trisnaningsih 2007).
2. PT Kereta Api
Indonesia (PT KAI)
Persero
Terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT
KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh KAP S.
Manan. Menurut komisaris PT KAI, seharusnya
perusahaan BUMN tersebut mengalami kerugian
sebesar Rp 63 miliar, namun dilaporkan
memperoleh keuntungan (Sagara dan Jalil, 2013).
Sumber: dari berbagai referensi
5
No. Nama Perusahaan Kasus
3. PT Great River
Internasional, Tbk.
Auditor investigasi dari BAPEPAM menemukan
indikasi penggelembungan account penjualan,
piutang dan aset hingga ratusan milyar rupiah pada
laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk
tahun 2003 yang mengakibatkan perusahaan tersebut
akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam
membayar utang. Sebelumnya PT Great River
Internasional, Tbk. Diaudit oleh KAP Justinus
Aditya Sidharta dan menyatakan KAP Justinus
Aditya Sidharta menjadi tersangka karena telah
salah dalam mengaudit perusahaan PT Great River
Internasional, Tbk (Hutabarat, 2012).
4. PT Kimia Farma, Tbk. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen
Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar
Rp 132 miliar, dan laporan tersebut diaudit oleh
Hans Tuanakotta dan Mustofa (HTM). Akan tetapi,
Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa
laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung
unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada
3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma
2001 disajikan kembali (restated), karena telah
ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Tabel 1.1 (Lanjutan)
Sumber: dari berbagai referensi
6
No. Nama Perusahaan Kasus
4. PT Kimia Farma, Tbk. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan
yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau
lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7%
dari laba awal yang dilaporkan (Sagara dan Jalil,
2013)
Sumber: dari berbagai referensi
Pembatasan tenure (masa perikatan audit) merupakan usaha untuk
mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu
independensi auditor. Salah satu anjuran adalah ketentuan pergantian KAP
secara wajib (mandatory) yang dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan
pergantian auditor dan KAP secara wajib diharapkan akan meningkatkan
independensi baik secara penampilan maupun secara fakta (Giri, 2010).
Pembatasan tenure auditor merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu
dekat berinteraksi dengan klien sehingga mengganggu independensinya (Giri,
2010). Menurut Wijayanti (2011) kritik terhadap independensi tersebut tidak
bisa dilepaskan pula dari fakta perbandingan jumlah Kantor Akuntan Publik
dengan jumlah perusahaan yang diaudit. Jumlah kantor akuntan selalu lebih
kecil daripada jumlah perusahaan yang meminta jasa audit. Kantor akuntan
sendiri memiliki perbedaan kualitas antara kantor akuntan yang satu dengan
kantor akuntan yang lain sehingga perusahaan akan cenderung memilih kantor
akuntan yang mempunyai kualitas auditor yang baik. Selain itu, ada
kecenderungan pula bahwa perusahaan hanya akan memilih kantor akuntan
Tabel 1.1 (Lanjutan)
7
yang sepakat dengan pilihan metode akuntansi tertentu. Kesimpulannya,
hubungan antara klien dengan auditor memang secara alami akan terjadi dan
sangat besar kemungkinan akan terjalin dalam jangka waktu yang panjang.
Di lain pihak sebenarnya auditor tidak keberatan untuk melayani klien dalam
waktu yang lama, namun karena adanya kecenderungan yang akan membuat
hubungan yang “merasa nyaman” antara auditor dengan klien dapat mengancam
independensi auditor dalam melakukan tugas auditnya, maka perlu adanya
pembatasan dalam masa perikatan audit. Dalam hal ini, perusahaan diberikan
pilihan, apakah akan tetap menggunakan KAP yang lama atau melakukan
pergantian KAP (auditor switching).
Pergantian KAP ini dapat dibedakan menjadi pergantian secara wajib
(mandatory) dan pergantian secara sukarela (voluntary). Pergantian terjadi
secara mandatory (wajib), seperti yang terjadi di Indonesia, hal itu terjadi
karena adanya peraturan yang mewajibkan.
Pergantian wajib dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia. Pergantian wajib dlakukan sesuai dengan KMK-
359/KMK.06/2003 tentang Jasa Akuntan Publik (merupakan perubahan atas
KMK-423/KMK.06/2002 yang berlaku sejak tanggal 30 September 2002),
yang isinya antara lain menyebutkan akuntan publik yang menandatangani
laporan audit hanya boleh menangani perusahaan yang sama paling lama 3
(tiga) tahun. Sedangkan KAP dibatasi paling lama 5 (lima) tahun. Peraturan
ini berlaku sejak tanggal 21 Agustus 2003. Peraturan tersebut kemudian
diperbaharui dengan PMK-17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
8
yang berlaku sejak tanggal 5 Februari 2008. Perubahannya ada 2 yaitu,
pemberian jasa audit umum oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun
berturut-turut dan oleh akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut pada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1), serta KAP dan
akuntan publik boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku
tidak memberikan jasa audit umum kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan
3).
Mulai tahun 2008, menurut PMK-17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik, perusahaan diwajibkan melakukan pergantian KAP setelah enam tahun
menerima penugasan jasa audit dari suatu KAP. Sedangkan pergantian
sukarela dilakukan apabila klien mengganti auditornya, ketika tidak ada
peraturan yang mewajibkannya untuk melakukan pergantian auditor (Susan
dan Trisnawati, 2011). Jika pergantian auditor terjadi secara voluntary
(sukarela), maka faktor-faktor penyebab dapat berasal dari sisi klien (misalnya
kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial
Public Offering, dan sebagainya) dan dari sisi auditor (misalnya fee audit,
kualitas audit, dan sebagainya).
Fenomena mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) memang
sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian auditor
atau KAP dengan hasil penelitian yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut
dapat dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor yang berasal dari auditor.
Bukti empiris menunjukkan, bahwa perusahaan yang melakukan penggantian
9
KAP secara sukarela disebabkan karena KAP yang terdahulu bertindak
konservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan manajemen perusahaan,
sehingga perusahaan melakukan penggantian KAP secara sukarela. Pergantian
KAP disebabkan karena perusahaan ingin mencari KAP yang dapat memenuhi
kepentingannya. Menurut Sinarwati (2010), jika terjadi pergantian KAP oleh
perusahaan di luar ketentuan peraturan yang telah ditetapkan maka akan
menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan dari investor sehingga penting
untuk diketahui faktor penyebabnya.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susan dan Trisnawati
(2011) yang menguji 5 faktor (pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan
keuangan perusahaan, ukuran KAP dan presentase perubahan ROA) yang
dianggap berpengaruh terhadap pergantian KAP pada perusahaan manufaktur
di Indonesia periode tahun 2004-2009 dan hasilnya variabel pergantian
manajemen dan ukuran KAP yang berpengaruh secara signifikan terhadap
pergantan KAP, sedangkan opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan dan
presentase perubahan ROA tidak berpengaruh.
Penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011) menguji ukuran KAP dan
opini auditor terhadap pergantian KAP. Penelitian ini memberikan bukti
bahwa opini audit berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangkan ukuran
KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Penelitian yang dilakukan oleh Aprillia (2013) menguji variabel
pergantian manajemen, kepemilikan publik (yang diproksikan dengan
persentase saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat), kesulitan
10
keuangan perusahaan dan ukuran KAP. Hasilnya hanya variabel ukuran KAP
saja yang berpengaruh terhadap pergantain KAP, sedangkan variabel
pergantian manajemen, kepemilikan publik dan kesulitan keuangan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Penelitian yang dilakukan oleh Kawijaya dan Juniarti (2002)
menggunakan variabel opini wajar dengan pengecualian, merger, pergantian
manajemen dan ekspansi. Hasilnya tidak ada yang signifikan dari variabel
yang diuji.
Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009) menyatakan
bahwa tipe KAP dan pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan total
asset) berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan pergantian KAP.
Sedangkan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan
perubahan sales, perubahan MVE dan perubahan income) dan masalah
keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi pergantian auditor di Indonesia.
Penelitian Pratini dan Astika (2013) yang menguji variabel opini auditor,
ukuran KAP, pergantian manajemen dan kesulitan keuangan perusahaan.
Dengan hasil penelitian pergantian manajemen dan kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pergantian auditor di
perusahaan manufaktur, sedangkan opini auditor dan ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap pergantian auditor di perusahaan manufaktur.
Penelitian yang dilakukan Suyono, et al., (2011) menyatakan kondisi
keuangan klien, tingkat persaingan di antara perusahaan audit dan masa
11
perikatan audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan
fee audit dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama, pergantian KAP yang terjadi di Indonesia
diindikasikan oleh adanya perusahaan-perusahaan tersebut melakukan
pergantian KAP secara wajib, bukan karena adanya suatu aturan yang
mengaharuskan untuk melakukan pergantian KAP, melainkan karena adanya
maksud dan kepentingan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan
pergantian KAP. Semakin tidak independen seorang auditor, maka kualitas
audit akan semakin rendah. Kedua, beberapa peneliti telah menguji faktor-
faktor yang mempengaruhi pergantian KAP dan memiliki hasil empiris yang
berbeda-beda. Penelitian ini mengacu dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variabel Penelitian sebelumnya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
pergantian KAP, dimana variabel independennya yaitu pergantian
manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP
dan presentase perubahan ROA. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti
mengambil 2 variabel yang signifikan saja yaitu pergantian manajemen
dan ukuran KAP dan menambahkan 2 variabel yaitu tingkat pertumbuhan
perusahaan dan fee audit.
2. Objek dalam penelitian ini adalah sektor manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014, sedangkan
12
penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 2004-2009.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Manufaktur di Indonesia Melakukan Pergantian Kantor Akuntan
Publik”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian kantor
akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
2. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan
publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
3. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian
kantor akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia?
4. Apakah fee audit berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik
pada sektor manufaktur di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris tentang:
13
a. Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian kantor akuntan
publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
b. Pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian kantor akuntan publik pada
sektor manufaktur di Indonesia.
c. Pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap pergantian kantor
akuntan publik pada sektor manufaktur di Indonesia.
d. Pengaruh fee audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada
sektor manufaktur di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Secara Praktis
1. Bagi Profesi Akuntan Publik
Menjadi bahan informasi pada profesi akuntan publik tentang
praktik pergantian KAP yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Menjadi bahan informasi bagi perusahaan mengenai faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
pergantian KAP.
b. Secara Teoritis
Adapun manfaat penelitian secara teoritis yang diharapkan adalah:
14
1. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan
dan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya
mengenai pergantian KAP.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini sebagai sumber referensi dan informasi untuk
memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai pembahasan
pergantian KAP.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Boynton et. al., (2001) adalah proses
sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.
Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan (Arens dan
Loebbecke, 2006 dalam Yohanes, 2012). Auditing harus dilaksanakan
oleh seseorang yang kompeten dan independen.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan audit sebagai proses
sistematis dengan serangkaian langkah atau prosedur yang logis,
terstruktur dan terorganisir yang memiliki perencanaan audit dan
perumusan strategi audit. Agar tujuan audit tercapai, perencanaan dan
perumusan strategi membutuhkan banyak pengambilan keputusan pada
saat prosedur pemilihan bukti audit dilakukan. Pengumpulan bukti
16
mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti
tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan
secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Pemakai yang
berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi
keuangan seperti pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor
dan kantor pelayanan pajak.
2. Pergantian Kantor Akuntan Publik
Pergantian kantor akuntan publik adalah perpindahan auditor atau
KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien. Pergantian KAP tersebut
muncul karena adanya kewajiban rotasi audit. Pergantian KAP tersebut
dapat bersifat mandatory (wajib) ataupun voluntary (sukarela) (Widowati
dan Mukodim, 2012). Aturan mengenai perpindahan KAP secara wajib
telah ditetapkan oleh banyak negara. Hal tersebut dipelopori oleh regulator
pemerintahan Amerika yang membuat The Sarbanas Oxley Act (SOX)
yang memuat aturan mengenai wajibnya perusahaan melakukan pergantian
KAP. Perpindahan KAP dapat pula terjadi karena voluntary (sukarela).
Perpindahan KAP secara sukarela ini dapat dipicu oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari klien maupun dari pihak auditor atau KAP.
Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas
dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi
auditor. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian
17
utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya jika pergantian secara wajib,
perhatian utama beralih kepada auditor (Pelu dan Kuswanto, 2012).
Pada pergantian secara wajib, yang terjadi adalah pemisahan paksa
oleh peraturan. Peraturan-peraturan pada kewajiban rotasi auditor
merupakan peraturan yang mengatur tentang pembatasan audit yaitu audit
tenure dan auditor switching sekarang ini di Indonesia. Peraturan
mengenai hal tersebut terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2011 Pasal 4 ayat 1) Pemberian jasa audit oleh Akuntan
Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk
tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu,
dan ayat 2) Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas
informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Peraturan
Pemerintah yang berkenaan dengan hal tersebut, yaitu Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 pasal 3 dapat
disimpulkan bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6
(enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor
akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak
memberikan jasa audit kepada klien yang lain.
Peraturan ini merupakan perbaharuan dari Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang
“Jasa Akuntan Publik” yaitu bahwa pemberian jasa audit umum atas
18
laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama
untuk 5 tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 tahun berturut-turut. Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan
Publik” dikeluarkan atas perbaharuan dari Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 4.
Apabila suatu KAP diminta untuk mengaudit laporan keuangan sebuah
perusahaan, hal pertama yang harus dipahami KAP adalah memahami
lingkungan bisnis perusahaan klien serta risiko audit klien. Pemahaman
dua faktor tersebut harus dilakukan oleh KAP yang baru dimana jika tidak
dilakukan maka konsekuensinya adalah meningkatnya kegagalan audit.
3. Pergantian Manajemen
Istilah manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara
aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya
operasi transaksi klien. Dalam konteks auditing, manajemen menunjuk
pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai
penyelia (supervisor). Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika
perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Pergantian manajemen
disebabkan karena pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri atau
keputusan rapat umum pemegang saham, sehingga pemegang saham harus
melakukan pergantian manajemen yang baru yaitu direktur utama atau
Chief Executive Officer (CEO). Dengan adanya CEO yang baru
mengakibatkan perubahan pada kebijakan di dalam perusahaan seperti
19
dalam bidang akuntansi,keuangan dan pemilihan sebuah KAP (Pratini dan
Astika, 2013).
Pergantian manajemen dapat menyebabkan adanya pergantian KAP
oleh pihak manajemen yang baru. Hal ini disebabkan karena adanya
pergantian manajemen dalam perusahaan tentunya akan diikuti dengan
adanya perubahan kebijakan. Pihak manajemen yang baru akan membuat
kebijakan yang sesuai dengan keinginan dan tujuan mereka (Pelu dan
Kuswanto, 2012). Menurut kajian pustaka, manajemen perusahaan ingin
mempengaruhi pilihan keputusan auditor dan memiliki motivasi
mengganti auditor untuk mengejar kepentingan diri mereka sendiri.
Dengan perubahan dalam pengelola perusahaan dan Direktur, manajer
baru dapat memilih untuk beralih auditor karena mereka memiliki
hubungan kerja yang lebih disukai dengan auditor tertentu (Williams, 1988
dalam Chadegani, et al 2011) atau mereka mencari auditor yang lebih
akomodatif dengan pilihan mereka dan penerapan kebijakan Akuntansi
(Schwartz & Menon, 1985 dalam Chadegani, et al, 2011). Wibowo (2012)
dalam Dwiyanti dan Sabeni (2014) menyatakan bahwa masuknya orang
baru, CEO atau manajer, dapat dipakai sebagai tanda bahwa cara lama
perlu berubah. Dengan adanya pergantian pada manajemen, dapat terjadi
perubahan akibat penerbitan kebijakan-kebijakan, salah satunya pergantian
KAP.
Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan
pelaporan akuntansinya. Manajemen akan memerlukan auditor yang lebih
20
berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan perusahaan yang cepat. Jika
hal ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan besar perusahaan akan
mengganti auditornya (Joher et al., 2000 dalam Susan dan Trisnawati,
2011).
4. Ukuran KAP
Salah satu peran Kantor Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan
adalah untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan.
Pemberian opini oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan meliputi
kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi
yang berlaku umum. Opini yang dikeluarkan oleh auditor akan menambah
keyakinan pihak yang berkepentingan atas informasi yang disajikan oleh
perusahaan. Kualitas audit yang dilaksanakan oleh akuntan publik dapat
dinilai dari ukuran KAP yang melaksanakan proses audit. KAP besar atau
KAP Big Four dipandang akan melaksanakan proses audit dengan lebih
berkualitas jika dibandingkan dengan KAP kecil atau KAP Non-Big Four
(Ginting dan Fransisca, 2014).
Ukuran KAP juga mempengaruhi kualitas audit yang berdampak pada
terjadinya pergantian auditor. Ukuran dari KAP digolongkan dalam Big
Four dan Non Big Four. KAP Big Four dianggap lebih mampu
meningkatkan indepedensi dibandingkan KAP yang kecil dan KAP Non
Big Four diaggap memiliki tingkat independensi lebih rendah daripada
KAP Big Four. Klien cenderung berpindah KAP ke Big Four untuk
mencari audit yang lebih baik (Pratini dan Astika, 2013).
21
Ukuran KAP bisa dilihat dari beberapa hal yang berkaitan dengan
KAP tersebut, misalnya number of client dan sales revenue dari KAP
tersebut (Beatty 1989 dalam Divianto, 2011). Namun banyak pula peneliti
yang menggunakan dikotomi brand name KAP yang sudah dikenal luas
sebagai pembedaan ukuran KAP, sedangkan istilah ukuran KAP sering
diganti dengan klasifikasi KAP (Divianto, 2011). Reputasi KAP Big Four
signal kredibilitas dan menciptakan nilai lebih bagi perusahaan di mata
pemegang saham dan kredibilitas auditor mungkin mengambil alih
pentingnya penemuan kecurangan perusahaan (Weiner, 2012).
Beberapa penelitian yang menggunakan ukuran KAP sebagai proksi
kualitas audit ternyata berhasil membuktikan secara empiris bahwa
terdapat perbedaan kualitas antara KAP berukuran besar (Big four
accounting firms) dengan KAP berukuran kecil (non big four accounting
firms). Hal ini mengindikasikan bahwa KAP Big Four lebih profesional
dibandingkan dengan KAP Non Big Four.
Adapun KAP dan auditor yang termasuk dalam kelompok The Big
Four yaitu:
a) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans
Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman
Bing Satrio & Rekan.
b) Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko &
Sandjaja; Purwantono; Sarwoko & Sandjaja.
22
c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan
Siddharta Siddharta & Widjaja.
d) PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto
Sahari & Rekan.
KAP non big four adalah semua KAP selain big four.
5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan adalah sebuah skala untuk mengukur
seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam
industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Ginting
dan Suryana, 2014). Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan
diproksikan dengan tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan
merupakan aktivitas utama perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan merupakan hal yang penting bagi
perusahaan. Tingkat pertumbuhan perusahaan menjadi salah satu hal yang
perlu dipertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan terhadap
investasinya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa bisnis yang dijalankan
oleh perusahaan tidak mengalami stagnancy. (Wijaya, 2013).
Pada umumnya, ukuran yang menjadi sinyal bahwa perusahaan
mengalami pertumbuhan atau company growth adalah ukuran finansial
seperti adanya peningkatan jumlah aset, jumlah pendapatan, dan jumlah
karyawan (Gunady dan Mangoting, 2013). Menurut Ratnawati (2007)
dalam Gunady dan Mangoting (2013), pertumbuhan perusahaan yang
berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh
23
tergantung pada bagaimana dukungan aset terhadap peningkatan penjualan
dengan cara mengurangkan penjualan bersih sekarang dengan penjualan
bersih tahun sebelumnya dibagi dengan total aset.
Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung
mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah.
Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk
independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas
untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit
yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman
(1968) dalam Dewi (2011) mengemukakan bahwa perusahaan dengan
negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah
kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada
penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya.
Ketika sebuah perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, sangat
dimungkinkan perusahaan memilih Kantor Akuntan Publik yang jauh
lebih baik dibanding sebelumnya demi menaikkan reputasi perusahaan di
mata pihak eksternal. Perusahaan akan mengganti Kantor Akuntan Publik
jika perusahaan menganggap Kantor Akuntan Publik yang lama tidak
dapat memenuhi tuntutan yang ada.
6. Fee Audit
Fee audit adalah imbalan berupa sejumlah uang tertentu yang
diperoleh akuntan ataupun KAP dari kliennya atas jasa audit yang
diberikan dengan dasar pembebanan, waktu dan biaya yang digunakan
24
akuntan dalam menjalankan keahliannya. Fee audit merupakan hal yang
tak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan. Selain itu bagaimana
proses penentuan fee audit juga penting bagi auditor yang bekerja di KAP,
terutama dalam menangani klien. Besarnya fee anggota dapat bervariasi
tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional
lainnya. Auditor tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan
cara menawarkan fee audit yang dapat berdampak merusak citra profesi
auditor.
Ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit (Halim
2008 dalam Amilin dan Desfiandi 2009), antara lain: (1) per diem basis,
(2) flat atau kontrak basis dan (3) maksimum fee basis. Penjelasannya
adalah sebagai berikut:
a. Per diem basis
Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan
oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian
dikalikan dengan jumlah waktu audit yang dihabiskan oleh tim. Tarif
fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda.
b. Flat atau kontrak basis
Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa
memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan
terselelesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian.
25
c. Maksimum fee basis
Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara di atas. Pertama kali
tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu
tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar
auditor tidak mengulur-ngulur waktu sehingga menambah jam atau
waktu kerja.
Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang
memadai sesuai dengan tugas audit yang dijalankannya. Oleh karena
itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama terlebih dahulu oleh
klien dan auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi
dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam pergantian
KAP. Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011)
menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan
dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan
auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan
dengan hal-hal yang dapat memicu terjadinya kenaikan fee audit.
Ketika fee audit melampaui batas tolerasni yang ditetapkan
perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee
audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang
biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka
bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian KAP,
26
sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee
audit yang mereka tawarkan.
B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Pergantian Manajemen Terhadap Pergantian KAP
Pergantian manajemen terjadi apabila perusahaan mengubah jajaran
dewan direksinya. Pergantian manajemen perusahaan dapat diikuti oleh
perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan
KAP. Selain itu pergantian manajemen juga disebabkan karena keputusan
rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena
kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengontrak atau
mengganti manajemen baru yaitu direktur utama atau CEO (Chief
Executive Officer). Berubahnya struktur manajemen merupakan hal yang
biasa terjadi, terutama untuk perusahaan-perusahaan go public. Perubahan
manajemen ini seperti perubahan dewan direksi, financial controller dan
direktur manajemen, serta perubahan pada struktur komite audit (Ismail et
al., 2008 dalam Wijaya 2013). Dengan adanya perubahan dalam struktur
jajaran dewan direksi, baik direktur maupun komisaris tidak menutup
kemungkinan perusahaan akan melakukan pergantian KAP karena setiap
manajemen memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Oleh sebab
itu, perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang sesuai dengan
kebijakan-kebijakan manajemennya.
27
Schwartz dan Menon (1985) dalam Chadegani et.al. (2011) serta
Pratini dan Astika (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan
pergantian manajemen akan mengganti KAP nya karena manajemen akan
mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
Berdasarkan penelitian tersebut bahwa jika terjadi pergantian CEO di
dalam perusahaan, maka pihak CEO akan memilih KAP yang sesuai
dengan kebijakannya. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Aprilia (2013), Susan dan Trisnawati (2011), Wijayani dan Juniarti (2011)
serta Sinarwati (2010) berhasil membuktikan bahwa pergantian
manajemen berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007),
Chadegani et.al. (2011) serta Suparlan dan Andayani (2010) tidak
menemukan pengaruh yang signifikan antara pergantian manajemen
dengan pergantian KAP. Berdasarkan hasil berbeda tersebut, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.
2. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP
Manajemen dan perusahaan akan mencari KAP yang bereputasi tinggi
karena investor dan para pihak yang menggunakan laporan keuangan
lebih percaya pada hasil audit yang dikeluarkan oleh KAP yang
mempunyai reputasi. Hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya para
investor dan para pemakai laporan keuangan menjadikan reputasi auditor
sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan. Adanya faktor expertise
28
itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga
perusahaan lebih memilih KAP besar (Mardiyah, 2002 dalam Divianto,
2011). Selain itu adanya persepsi bahwa semakin mahal biaya jasa
sebuah kantor akuntan publik maka akan semakin baik dan profesional
pula pelayanannya, yang kemudian hal tersebut akan menentukan
kesuksesan perusahaan klien. KAP yang besar (Big Four) biasanya sudah
memiliki reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis, dan cara mereka
mempertahankan reputasinya adalah dengan cara mempertahankan
independensi, sehingga image mereka di mata para pemakai laporan
keuangan tetap terjaga baik. KAP yang lebih besar juga sering dipandang
lebih dapat mempertahankan independensi dibandingkan KAP kecil,
karena KAP besar menyediakan layanan untuk klien dalam jumlah yang
besar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap klien
tertentu sehingga jika perusaan sudah menggunakan KAP besar maka
kecenderungan untuk melakukan penggantian KAP kecil
kemungkinannya. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2013) serta
Damayanti dan Sudarma (2007) menemukan bukti bahwa ukuran KAP
berpengaruh signifiikan terhadap pergantian KAP. Adanya faktor
expertise KAP akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan
akan lebih memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan di mata pelaku pasar.
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Susan dan Trisnawati (2011), yang menguji variabel ukuran KAP sebagai
29
faktor yang mepengaruhi pergantian KAP. Dan hasilnya ukuran KAP
berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP pada perusahaan-
perusahaan di Indonesia. Perusahaan akan lebih memilih KAP yang
kredibilitasnya tinggi karena dianggap lebih profesional dalam
penugasannya.
Penelitian Prastiwi dan Wilsya (2009) yang mengukur ukuran KAP
dengan mengidentifikasikannya dengan variabel tipe KAP. Variabel tipe
KAP didefinisikan sebagai besar kecilnya KAP yang mengaudit
perusahaan. KAP besar adalah KAP yang berafiliasi dengan KAP Big
Four, sedangkan KAP kecil adalah KAP yang tidak berafiliasi dengan
KAP Big Four. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan
Wilsya (2009) perusahaan yang bekerja sama dengan Big Four
menurunkan kemungkinan perpindahan auditor dibandingkan perusahaan
yang bekerja sama dengan Non Big Four. Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al.,
(2011), Wijayani dan Juniarti (2011) serta Juhantari dan Ramini (2013).
Ukuran KAP dapat menentukan kualitas jasa yang diberikan. KAP besar
atau dalam penelitian ini disebut KAP Big Four cenderung lebih banyak
pengalaman audit dibandingkan KAP kecil atau KAP Non Big Four.
KAP Big Four cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan audit dan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi
dibandingkan KAP Non Big Four. Sehingga untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan dan untuk menarik minat investor,
30
perusahaaan akan menggunakan jasa audit dari KAP besar. Hal inilah
yang menjadi dasar perusahaan yang sudah menggunakan KAP Big Four
tidak berpindah ke KAP Non Big Four. Sebaliknya, penelitian yang
dilakukan oleh Pratini dan Astika (2013) tidak berhasil membuktikan
adanya pengaruh ukuran KAP terhadap pergantian KAP. Berdasarkan
peryataan beragam di atas, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
Ha2: Ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP.
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian
KAP
Tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan
dalam mempertahankan kualitas baik industrinya maupun kualitas baik
kegiatan ekonominya secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992).
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan tingkat
penjualan perusahaan. Karena penjualan merupakan aktivitas utama
perusahaan.
Ketika pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung
mempertahankan KAP daripada pertumbuhan perusahaan yang rendah.
Hal ini dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk
independensi yang lebih tinggi dan perusahaan audit yang berkualitas
untuk mengurangi biaya keagenan serta memberikan layanan non-audit
yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan perusahaan. Altman
(1968) dalam Dewi (2011) mengemukakan bahwa perusahaan dengan
negative growth mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar kearah
31
kebangkrutan sehingga perusahaan yang mengalami penurunan pada
penjualan maka akan terjadi penurunan pula pada labanya. Apabila
manajemen tidak segera melakukan tindakan untuk memperbaikinya,
kemungkinan perusahaan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Perusahaan klien yang memiliki rasio pertumbuhan pemjualan
yang negatif cenderung untuk melakukan pergantian KAP. Berdasarkan
argumen diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan melakukan
pergantian KAP bagi klien yang pertumbuhannya besar lebih rendah
dibandingkan dengan klien yang pertumbuhannya kecil. Berdasarkan dari
argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian
KAP.
4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Pergantian KAP
Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya
sebagai alasan utama dalam pergantian KAP. Menurut Eichenseher dan
Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011) menemukan bahwa fee audit
dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan.
Perusahaan tentunya dihadapkan dengan hal-hal yang dapat memicu
terjadinya kenaikan fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi
yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan
penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas
auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan
32
perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang
mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan pergantian
KAP, sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee
audit yang mereka tawarkan.
Auditor menetapkan fee audit yang sesuai dan wajar dengan
mempertimbangkan tugas yang akan dikerjakan, apakah dalam
pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tinggi, tingkat kesulitan, serta
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses auditnya. Dorongan
untuk berpindah KAP dapat disebabkan oleh fee audit yang relatif tinggi
yang ditawarkan oleh suatu KAP pada perusahaan sehingga tidak ada
kesepakatan antara perusahaan dengan KAP tentang besarnya fee audit dan
dapat mendorong perusahaan untuk berpindah kepada KAP yang lain
(Schwartz dan Menon, 1985 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al., (2011) menemukan
bahwa fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP di
Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan
Sudarma (2007), Ginting dan Fransisca (2014) membuktikan bahwa fee
audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Berdasarakan
penelitian-penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Fee audit berpengaruh terhadap pergantian KAP.
33
C. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1
34
Tabel 2.1
No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian
Metodologi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Kawijaya
dan
Juniarti
(2002)
Faktor-faktor yang
Mendorong
Perpindahan Auditor
(Auditor Switch) pada
Perusahaan-perusahaan
di Surabaya dan
Sidoarjo
Variabel pergantian
manajemen, auditor
switch
Variabel qualified audit
opinion, merger, ekspansi.
Instrumen pengumpulan data
yang digunakan kuesioner,
responden yang menjadi
subjek penelitian adalah
perusahaan yang ada di Jawa
Timur, terutama yang
berdomisili di Surabaya dan
Sidoarjo, sedangkan peneliti
menggunakan objek
penelitian perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
BEI.
Penelitian ini tidak berhasil
membuktikan bahwa qualified
opinion, merger, management
changes, dan ekspansi
merupakan faktor yang
signifikan dalam memprediksi
perpindahan KAP (auditor
switch) yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang
menjadi objek penelitian.
2 Damayanti
dan
Sudarma
(2007)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah
Kantor Akuntan Publik
Variabel pergantian
manajemen, ukuran
KAP, fee audit.
Variabel peneliti terdahulu
menggunakan presentasi
perubahan ROA, kesulitan
keuangan, dan opini audit.
Objek penelitian pada
perusahaan go public di BEJ.
Variabel fee audit dan ukuran
KAP yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan
publik di Indonesia berpindah
KAP.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
35
Sumber: diolah dari berbagai referensi
No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Chadegani
et, al
(2011)
The Determinant Factor
of Auditor Switch Among
Companies Listed on
Tehran Stock Exchange
Variabel pergantian
manajemen, ukuran KAP,
audit fee
Variabel peneliti terdahulu
menggunakan variabel opini
audit Qualified, financial
distress, ukuran perusahaan
klien.
Hanya ukuran KAP secara
signifikan berhubungan
dengan auditor switch di
TSE.
4 Susan dan
Trisnawati
(2011)
Faktor- faktor yang
Mempengaruhi
Perusahaan Melakukan
Auditor Switch
Variabel pergantian
manajemen dan ukuran
KAP
Variabel pertumbuhan
perusahaan dan fee audit
Pergantian manajemen dan
ukuran KAP berpengaruh
terhadap auditor switch.
5 Suyono, et
al,. (2013)
Determinant Factors
Affecting the Auditor
Switching: An Indonesian
Case
Variabel ukuran KAP Variabel peneliti terdahulu
menggunakan variabel
tingkat persaingan diantara
perusahaan audit, dan masa
perikatan audit,
menggunakan metode
survey dengan menyebarkan
kuesioner.
Kondisi keuangan klien,
tingkat persaingan diantara
perusahaan audit dan masa
perikatan audit berpengaruh
signifikan terhadap auditor
switching.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(tahun) Judul Penelitian
Metodologi penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6 Putra
(2014)
Pengaruh Financial
Distress, Rentabilitas,
Pertumbuhan
Perusahaan, dan Opini
Audit pada Pergantian
Auditor
Variabel pertumbuhan
perusahaan, teknik
analisis data
menggunakan regresi
logistik
Peneliti terdahulu
menggunakan variabel
financial distress,
perubahan rentabilitas
dan opini audit.
Sedangkan peneliti
menggunakan variabel
pergantian manajemen,
ukuran KAP, dan fee
audit.
Financial distress, Perubahan
rentabilitas, Tingkat pertumbuhan
perusahaan klien tidak berpengaruh
pada pergantian auditor dan Opini
audit berpengaruh signifikan pada
pergantian auditor.
7
Ginting
dan
Fransisca
(2014)
Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor
Akuntan Publik pada
Perusahaan Manufaktur
di Bursa Malaysia
Variabel ukuran KAP,
tingkat pertumbuhan
perusahaan klien, fee
audit, sampel
perusahaan maufaktur
Peneliti terdahulu
menggunakan variabel
ukuran perusahaan
klien, opini audit.
Secara parsial, hanya fee audit yang
berpengaruh terhadap pergantian
KAP untuk perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Malaysia untuk periode 2008
sampai 2012. Sedangkan ukuran
KAP, ukuran klien, tingkat
pertumbuhan klien, fee audit dan
opini audit tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP
Sumber: diolah dari berbagai referensi
37
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah penting. Faktor-faktor tersebut yaitu pergantian manajemen,
ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit yang
dianggap dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian
KAP. Penelitian ini menguji pengaruh pergantian manajemen (X1), ukuran
KAP (X2), tingkat pertumbuhan perusahaan (X3), serta fee audit (X4)
terhadap pergantian KAP (Y).
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran
menyeluruh penelitian ini yang mengangkat tentang pengaruh yang terjadi
pada pergantian KAP dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka
berpikir sebagai berikut:
38
Gambar 2.2
Skema Kerangka Penelitian
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di
Indonesia Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”
Variabel Independen Variabel Dependen
Metode Analis: Regresi Logistik
Adanya tingkat kedekatan antara auditor dengan klien yang
menyebabkan skandal keuangan
Basis Teori: Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002
tentang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
Pergantian Manajemen (X1)
Ukuran KAP (X2)
Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan (X3)
Fee Audit (X4)
kkPppp Pergantian KAP (Y)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua varabel atau lebih. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji variabel independen yaitu pergantian manajemen,
ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap variabel
dependen yaitu pergantian kantor akuntan publik dengan menggunakan data
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan
periode 2009-2014.
B. Metode Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan
(purposive sampling) dan teknik berdasarkan pertimbangan (judgment
sampling), yaitu merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo 2002).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2014. Sektor
manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur lebih banyak terdaftar di
BEI dan perusahaan manufaktur umunya sudah menggambarkan keseluruhan
40
dari sektor perusahaan lainnya. Penelitian ini mengambil objek pada faktor-
faktor yang mempengaruhi perusahaan manufaktur berpindah KAP yang
terdaftar di BEI. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode
proposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-2014.
2. Terdaftar sebelum 1 Januari 2009.
3. Perusahaan tidak keluar (delisting) selama periode penelitian dari tahun
2009-2014.
4. Perusahaan menerbitkan informasi keuangan lengkap berupa informasi
nama CEO, nama KAP dan total penjualan bersih serta laporan keuangan
yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2009-2014.
5. Perusahaan menggunakan mata uang Rupiah sebagai mata uang pelaporan.
6. Perusahaan yang mengganti KAP selama periode 2009-2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data laporan keuangan
perusahaan manufaktur tahun 2009-2014, yaitu dengan penelusuran secara
manual dan komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan pengumpulan data sekunder dan observasi di Bursa Efek
Indonesia dari situs resmi BEI www.idx.co.id.
41
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Pengujian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan
yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif
dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik
(logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dummy
(melakukan pergantian KAP dan tidak melakukan pergantian KAP). Asumsi
normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan
campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (logistic
regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.
Jadi logistic regression umumnya dipakai jika asumsi multivariate normal
distribution tidak dapat dipenuhi (Ghozali, 2011).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
maksimum minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-
rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang
42
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian (Ghozali, 2011).
2. Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2011) pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan regresi logistic (logistic regression), yang variabel bebasnya
merupakan kombinasi antara metrik dan non-metrik (nominal). Teknik
analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik
pada variabel bebasnya.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%.
Kaidah pengambilan keputusan adalah:
a. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif
didukung.
b. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak
didukung.
Analisis yang digunakan dalam penggunaan logistic regression sebagai
pengujian terhadap hipotesis, yaitu:
a. Model Fit Test
Menurut Ghozali (2011) langkah pertama adalah menilai overall fit
model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai
hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihipotesiskan dengan data
HA: Model yang dihipotisiskan tidak fit dengan data
43
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada
fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji
hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi – 2LogL.
Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih
baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
b. Koefisien Determinasi (Negalkerke R Square)
Menurut Imam Ghozali (2011) Cox dan Snell’s R Square
merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple
regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan niai
maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Negelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan
Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai
1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s
R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat
diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen.
44
c. Menilai Kelayakan Model Regresi
Menurut Ghozali (2011) kelayakan model regresi dinilai dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa
data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
perbedaan antara model data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika
nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti
ada perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga Goodness of Fit Model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis
nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya.
d. Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.
45
e. Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang
dilakukan oleh perusahaan.
f. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Estimasi parameter dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien
regresi dari tiap variabel-variabel yang diujikan menunjukkan bentuk
hubungan antara variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara probabilitas (sig) dengan tingkat signifikan (α).
Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai
berikut:
CHANGES = βo + β1CEO + β2KAP + β3GROWTH + β4FEE + ε
Keterangan:
CHANGES = pergantian KAP
βo = konstanta
β1-β4 = koefisien regresi
CEO = pergantian manajemen
KAP = ukuran KAP
GROWTH = tingkat pertumbuhan perusahaan
FEE = fee audit
ε = residual error
46
E. Operasional Variabel
Pada bagian ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pergantian KAP.
Variabel pergantian KAP menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan
klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1, sedangkan jika
perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka diberikan nilai 0
(Susan dan Trisnawati, 2011).
2. Variabel Independen
Variabel Independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain (Indriantoro dan Supomo,
2002). Variabel independen dalam pemelitian ini adalah pergantian
manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan dan fee audit.
Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
a) Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang
terutama disebabkan oleh keputusan rapat umum pemegang saham dan
direksi berhenti karena kemauan sendiri. Perusahaan akan mencari KAP
yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Manajemen
memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi
tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi,
maka kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditornya (Joher et
47
al., 2000 dalam Susan dan Trisnawati, 2011). Pengukuran variabel ini
sebelumnya telah dilakukan oleh Susan dan Trisnawati (2011). Variabel
pergantian manajemen menggunakan variabel dummy. Jika terdapat
pergantian direksi dalam perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan
jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberikan
nilai 0.
b) Ukuran KAP
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan The
Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan The Big Four. Variabel
ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan
diaudit oleh KAP Big Four maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah
perusahaan diaudit oleh KAP non Big Four, maka diberikan nilai 0 (Susan
dan Trisnawati, 2011). Adapun kategori KAP Big Four di Indonesia, yaitu:
1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP
Drs. Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.
2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan
KAP Sidharta-Sidharta & Widjaja.
3. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio,
Sarwoko, & Sanjadja.
4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP
Hans Tuanakotta & Mustofa, Osman Ramli Satrio & Rekan (Divianto,
2011).
48
c) Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan difokuskan pada rasio
pertumbuhan penjualan karena pertumbuhan penjualan perusahaan
menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam operasinya
(Ginting dan Fransisca, 2014). Pertumbuhan penjualan menandakan
perusahaan memiliki kemampuan dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya. Perusahaan klien yang mempunyai tingkat rasio pertumbuhan
penjualan positif menandakan bahwa perusahaan tersebut dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Sehingga ketika bisnis
terus bertumbuh, akan berdampak pada peningkatan kebutuhan terhadap
perusahaan audit independen untuk mengurangi biaya agensi dan
peningkatan kebutuhan terhadap jasa non-audit dalam perluasan
perusahaannya. Hal ini berarti jika penjualan perusahaan terus tumbuh,
akibatnya perusahaan klien dapat mempertahankan auditor meskipun
membutuhkan audit fee yang tinggi dan berarti perusahaan yang
pertumbuhannya tinggi akan lebih rendah melakukan pergantian KAP.
Variabel pertumbuhan perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan rasio pertumbuhan perusahaan klien yaitu penjualan
bersih sekarang dikurangi dengan penjualan bersih tahun lalu, kemudian
dibagi penjualan bersih tahun lalu (Ginting dan Fransisca, 2014).
d) Fee Audit
Fee audit merupakan besarnya biaya yang dibayar oleh perusahaan
kepada auditor atas jasa mengaudit laporan keuangannya. Variabel fee
49
audit menggunakan variabel dummy. Jika klien melakukan change class
atau perpindahan kelas Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan
nilai 1. Sedangkan jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change
class) Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 0 (Ginting dan
Fransisca, 2014).
Variabel dan skala pegukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan
secara ringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya
No.
Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran
1 Pergantian KAP
(Susan dan
Trisnawati,
2011)
Variabel dummy, diberikan
nilai 1 jika perusahaan
melakukan pergantian KAP,
nilai 0 jika tidak melakukan
pergantian KAP
Nominal
2 Pergantian
Manajemen
(Susan dan
Trisnawati,
2011)
Variabel dummy, diberikan
nilai 1 jika perusahaan
mengganti direktur utama
(CEO), dan 0 perusahaan
tidak mengganti direktur
utama (CEO)
Nominal
Sumber: hasil data olahan
50
No.
Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran
3 Ukuran KAP
(Susan dan
Trisnawati,
2011)
Variabel dummy, jika
perusahaan diaudit oleh KAP
Big Four maka diberikan nilai
1, jika perusahaan diaudit
oleh KAP Non Big Four maka
diberikan nilai 0.
Nominal
4 Tingkat
Pertumbuhan
Perusahaan
(Ginting dan
Fransisca,
2014)
∆S = Net Salest – Net Salest-1
Net Salest-1
Rasio
5 Fee Audit
(Ginting dan
Fransisca,
2014)
Variabel dummy, jika klien
Melakukan perpindahan kelas
(change class) KAP dari big
four ke non big four maupun
dari non big four ke big four
maka diberikan nilai 1, jika
klien tidak melakukan
perpindahan kelas (change
class) KAP maka
diberikan nilai 0.
Nominal
Sumber: hasil data olahan
51
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2009-2014.
Perusahaan - perusahaan tersebut telah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari
2009 dan selama periode tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia
atau mengalami delisting. Industri manufaktur dipilih karena merupakan
industri yang memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak terdaftar di
BEI dibandingkan jenis industri lain. Fokus penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh dari pergantian manajemen, ukuran KAP, tingkat
pertumbuhan perusahaan dan fee audit terhadap pergantian KAP dalam
industri manufaktur.
Alasan peneliti menggunakan data dari laporan keuangan dan laporan
tahunan mulai dari tahun 2009-2014 adalah karena pada rentang waktu
2009-2014 merupakan data perusahaan yang dapat memberikan gambaran
tentang kondisi keuangan perusahaan industri manufaktur yang berkaitan
dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002
tentang jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang
jasa akuntan publik. Peraturan terbaru menyebutkan bahwa pemberian jasa
52
audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Namun, dalam analisa statistik peneliti hanya menggunakan data lima
tahun (2010-2014) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan data
dari tahun sebelumnya (t-1), yaitu variabel tingkat pertumbuhan
perusahaan, fee audit dan pergantian KAP, sehingga untuk tahun 2009
tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena beberapa data yang
dibutuhkan dari tahun 2009 tidak dipakai. Data tahun 2009 hanya untuk
melengkapi data tahun 2010.
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No. Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
Jumlah
1. Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2009-2014 139
2. Terdaftar sebelum 1 Januari 2009 121
3. Perusahaan delisting selama 2009-2014 1
4. Data lengkap perusahaan tidak ditemukan oleh peneliti 45
5. Perusahaan menggunakan US Dollar sebagai mata uang
pelaporan
8
6. Jumlah perusahaan yang tidak mengganti KAP 38
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 29
Tahun pengamatan 5
Jumlah sampel total selama periode penelitian 145
Jumlah perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2009-2014 berjumlah 139 perusahaan.
Sumber: data diolah
53
Dari 139 perusahaan manufaktur tersebut terdapat 121 perusahaan yang
terdaftar sebelum 1 Januari 2009. Dari 121 perusahaan manufaktur
tersebut terdapat 1 perusahaan yang delisting, 45 perusahaan yang data
laporan keuangan lengkap tidak ditemukan oleh peneliti, 8 perusahaan
yang menggunakan Dollar sebagai mata uang pelaporan, dan 38
perusahaan yang tidak mengganti KAP selama periode penelitian.
Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak
29 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel
penelitian ini adalah sebanyak 145 pengamatan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive
sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Sampel dipilih bagi perusahaan industri manufaktur yang menyajikan data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti nama KAP yang mengaudit
laporan keuangan perusahaan, nilai penjualan bersih, dan fee audit.
B. Analisis dan Pembahasan
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (pergantian
manajemen, ukuran KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit)
terhadap variabel dependen yaitu pergantian KAP.
54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif, diperoleh data yang
merupakan hasil perkalian dari jumlah sampel perusahaan yang berjumlah
29 perusahaan dengan jumlah periode tahun penelitian yang berjumlah 5
tahun, sehingga menghasilkan data penelitian sebesar 145 data penelitian.
Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CHANGES 145 0 1 .33 .472
CEO 145 0 1 .17 .379
KAP 145 0 1 .22 .416
GROWTH 145 -
.7341233000
2.94301030
00
.146099208
347
.369275472
7480
FEE 145 0 1 .01 .083
Valid N
(listwise)
145
Sumber: hasil output SPSS
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel
penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif terhadap pergantian KAP (CHANGES) menunjukkan
nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata
sebesar 0,33 dan standar deviasi 0,472. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan
rata-rata sebesar 0,17 dan standar deviasi 0,379. Hasil analisis dengan
55
menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran KAP (KAP)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan
rata-rata sebesar 0,22 dan standar deviasi 0,416. Hasil analisis dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan
(GROWTH) menunjukkan nilai minimum sebesar -0,734, nilai maksimum
sebesar 2.943 dengan rata-rata sebesar 0,146 dan standar deviasi 0,369.
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap fee audit
(FEE) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1
dengan rata-rata sebesar 0,01 dan standar deviasi 0,083.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan pergantian KAP
dan tidak melakukan pergantian KAP), maka pengujian terhadap hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam
pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan
sebagai berikut (Ghozali, 2011):
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa pengujian
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-
2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-
2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar
184,124. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai
-2LL akhir mengalami penurunan menjadi 177,395. Penurunan
Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
56
dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil uji
keseluruhan model dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.3
Menilai Keseluruhan Model
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant CEO KAP GROWTH FEE
Step
1
1 177,813 -,697 ,054 -,493 ,676 3,159
2 177,481 -,735 ,065 -,610 ,768 4,446
3 177,426 -,736 ,065 -,616 ,772 5,495
4 177,406 -,736 ,065 -,616 ,772 6,511
5 177,399 -,736 ,065 -,616 ,772 7,516
6 177,397 -,736 ,065 -,616 ,772 8,518
7 177,396 -,736 ,065 -,616 ,772 9,519
8 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 10,519
9 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 11,519
10 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 12,519
11 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 13,519
12 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 14,519
13 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 15,519
14 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 16,519
15 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 17,519
16 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 18,519
17 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 19,519
18 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 20,519
19 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 21,519
20 177,395 -,736 ,065 -,616 ,772 22,519
Initial -2 Log Likelihood:184,124
Sumber: hasil output SPSS
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R
57
Square adalah sebesar 0,063 yang berarti variabilitas variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah
sebesar 6,3%, sedangkan sisanya sebesar 93,7% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar model penelitian (Mahantara, 2013),
seperti ukuran perusahaan klien, opini going concern, financial
distress, dan lain-lain. Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji koefisien
determinasi (Nagelkerke R Square):
Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 177.395a ,045 ,063
Sumber: hasil output SPSS
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai
Chisquare sebesar 8,318 dengan signifikansi (p) sebesar 0,403.
Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai
observasinya. Hasil uji kelayakan model regresi disajikan pada tabel
4.6 berikut ini:
58
Tabel 4.5
Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 8,318 8 ,403
Sumber: hasil output SPSS
d. Hasil Uji Multikolonieritas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala
korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat
besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil tabel 4.7
menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang
nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak ada gejala multikolonieritas
yang serius antar variabel bebas (Damayanti dan Sudarma, 2007).
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Correlation Matrix
Constant CEO KAP GROWTH FEE
Step
1
Constant 1,000 -,243 -,342 -,306 ,000
CEO -,243 1,000 -,136 -,239 ,000
KAP -,342 -,136 1,000 ,045 ,000
GROWTH -,306 -,239 ,045 1,000 ,000
FEE ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
Sumber: Hasil output SPSS
e. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang
dilakukan oleh perusahaan sektor manufaktur. Matriks klasifkasi
disajikan pada tabel 4.8 berikut.
59
Tabel 4.7
Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Predicted
CHANGES
Percentage
Correct
0 1
Step
1
CHANGES 0 97 0 100,0
1 45 3 6,3
Overall
Percentage
69,0
Sumber: Hasil output SPSS
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar
6,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model
regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 3 perusahaan (6,3%) yang
diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total 48 perusahaan
yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi model
perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar
100%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada
sebanyak 97 perusahaan (100%) yang diprediksi tidak melakukan
pergantian KAP dari total 97 perusahaan yang tidak melakukan
pergantian KAP. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan prediksi dari
model regresi sebesar 69%.
60
f. Hasil Uji Regresi Logistik
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Keterangan
Step
1a
CEO ,065 ,496 ,017 1 ,896 Tidak Signifikan
KAP -,616 ,480 1,647 1 ,199 Tidak Signifikan
GROWTH ,772 ,545 2,003 1 ,157 Tidak Signifikan
FEE 22,519 40192,969 ,000 1 1,000 Tidak Signifikan
Constant -,736 ,222 10,964 1 ,001 -
Sumber: Hasil output SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan
model berikut ini:
CHANGES = -0,736 + 0,065CEO – 0,616KAP + 0,772GROWTH
+22,519FEE
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) di atas,
maka terdapat beberapa bagian interpretasi hasil yang disajikan.
1. Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP
Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien regresi
positif sebesar 0,065 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,896. Karena
tingkat signifikansi lebih dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 tidak
berhasil didukung. Penelitian ini membuktikan bahwa pergantian
61
manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Damayanti dan Sudarma (2007), Aprillia (2013), Weny (2014),
Suparlan dan Andayani (2010), Chadegani et al., (2011) namun tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni
(2014), Sinarwati (2010), Pratini dan Astika (2013).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak
selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam
menggunakan jasa suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Hal tersebut
menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama
tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan
cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak (Damayanti dan
Sudarma, 2007).
Selain itu, manajemen yang baru tidak perlu untuk mengganti KAP
yang lama dengan cara menunjuk KAP yang baru jika KAP yang lama
memiliki kredibilitas dan kinerja yang baik dan memuaskan
manajemen yang baru.
2. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Pergantian KAP
Variabel ukuran KAP meunjukkan koefisien negatif sebesar 0,616
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,199. Karena tingkat signifikansi
lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung.
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini mendukung
62
penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniaty (2014) dan Kristian
(2015). KAP Big Four dinilai memiliki reputasi baik di dunia
internasional karena mereka memiliki jaringan yang tersebar luas di
dunia serta memiliki auditor yang kompeten dan berpengalaman yang
banyak. Oleh karena itu, investor akan lebih cenderung pada data
akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang memiliki reputasi.
Namun, bukan berarti KAP Non Big Four tidak bagus. Jika perusahaan
sudah merasa puas dengan kinerja dari KAP yang lama, meskipun
tidak tergolong KAP besar, maka perusahaan memilih untuk tetap
menggunakan jasa KAP tersebut karena dalam hal berganti KAP tentu
ada biaya langsung dan tidak langsung yang harus dipertimbangkan
dengan baik. Biaya langsung seperti kontrak baru yang biasanya lebih
mahal dibandingkan melanjutkan kontrak yang lama. Adapun biaya
tidak langsung meliputi waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk masa
penyesuaian antara klien dengan auditor baru dan pihak pihak yang
terlibat di dalamnya (Kristian, 2015).
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pergantian
KAP
Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan klien menunjukkan
koefiesien regresi positif sebesar 0,772 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,157. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05,
maka hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak
berhasil membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan
63
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian dari Putra (2014) dan Mahantara
(2013). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya fenomena tingkat
pertumbuhan perusahaan tidak menyebabkan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP. Tidak ada jaminan bahwa perusahaan
yang mengalami peningkatan pada penjualan bersihnya juga akan
mengalami peningkatan pada laba bersihnya. Sehingga perusahaan
akan mempertimbangkan untuk tetap menggunakan KAP lama
dibandingkan melakukan pergantian KAP. Namun penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason
(2001), Suarjana dan Widhiyani (2015) yang menyatakan bahwa
pertumbuahan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP.
4. Pengaruh Fee Audit terhadap Pergantian KAP
Variabel fee audit menunjukkan koefisien regresi positif
sebesar 22,519 dengan tingkat signifikansi sebesar 1,000. Karena
tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka hipotesis ke-4
tidak berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hasil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), Ginting dan
Fransisca (2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Suyono et al., (2013), Dwiyanti
dan Sabeni (2012).
64
Pembayaran fee audit yang mahal pada kondisi tertentu tidak
membebani perusahaan manufaktur, sehingga tidak terbukti fee
audit mempengaruhi pergantian KAP. Kondisi ini dikarenakan
manajemen sebagai agent mempunyai fungsi decision making dan
otoritas, maka apabila manajemen menganggap KAP yang dipilih
sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dan dapat sejalan
dengan pandangan manajemen tersebut (salah satu contoh: kualitas
yang tinggi), penawaran fee yang cukup tinggi bukan merupakan
suatu masalah (Dwiyanti dan Sabeni 2012).
Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel 4.10 sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
(Pergantian KAP)
Pergantian Manajemen Tidak Berpengaruh
Ukuran KAP Tidak Berpengaruh
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Tidak Berpengaruh
Fee Audit Tidak Berpengaruh
65 65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa pergantian manajemen secara statistik tidak berpengaruh terhadap
pergantian KAP selama 6 tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan
Sudarma (2007), Aprillia (2013), Weny (2014), Suparlan dan Andayani
(2010), Chadegani et al., (2011) namun tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Dwiyanti dan Sabeni (2014), Susan dan Trisnawati (2011),
Sinarwati (2010), Pratini dan Astika (2013).
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 6
tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Kurniaty (2014) dan Kristian (2015).
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pergantian KAP selama enam tahun pengamatan (2009-2014). Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Putra
(2014), Mahantara (2013), Ginting dan Fransisca (2014).
66
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan
bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP selama 6
tahun pengamatan (2009-2014). Hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007),
Ginting dan Fransisca (2014) serta Astuti dan Ramantha (2013).
B. Implikasi
Hasil dari penelitian mengenai pengaruh pergantian manajemen, ukuran
KAP, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan fee audit terhadap pergantian
KAP ini diharapkan dapat memberikan imlikasi sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat keputusan untuk melakukan pergantian KAP atau tidak,
mengingat laporan auditor independen atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan ikut menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
2. Bagi auditor
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi
untuk meningkatkan profesionalisme dalam memberikan jasa audit kepada
kliennya, mengingat bahwa profesionalisme KAP menjadi bahan
pertimbangan perusahaan dalam keputusannya untuk melakukan
pergantian KAP.
67
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan
referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian yang berkaitan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan pergantian kantor akuntan
publik, sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Saran
Penelitian mengenai pergantian KAP selanjutnya diharapkan mampu
memberikan hasil yang lebih baik dan berkualitas, dengan mempertimbangkan
saran berikut ini:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menngunakan sektor industri lain sebagai populasi penelitian.
2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan beberapa variabel
independen lain, seperti ukuran perusahaan, financial distress, peluang
untuk memanipulasi income, opini audit going cocern, dan lain-lain.
3. Pengukuran terhadap tingkat pertumbuhan perusahaan pada penelitian
selanjutnya dapat menggunakan alternative proksi lain, seperti
menggunakan perubahan total aset, perubahan MVE, dan perubahan
income.
68
4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang
tahun pengamatan di atas 6 tahun melebihi peraturan tentang pergantian
KAP yang berlaku.
69
DAFTAR PUSTAKA
Amilin, Desfiandi. “Pengaruh Fee Audit, Kesadaran Etis dan Locus of Control
terhadap Perilaku Auditor Eksternal”. JMK Vol. 7 No. 4, September2009.
Aprillia, Ekka. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching”.
Accounting Analysis Journal, 2013.
Chadegani, Arezoo A., Zakiah M.M dan Azam Jari. “The Determinant Factors of
Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”.
International Research Journal of Finance and Economics. 2011.
Christian, Yohannes. “Peran Profesionalisme Auditor dalam Mengukur Tingkat
Materialitas pada Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, NO. 3, Mei 2012.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11,
Pontianak. 2007.
Dewi, Sofia Prima. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Going Concern”.
Jurnal Akuntansi, Volume 11, Nomor 2, November 2011.
Divianto. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan
Auditor Switch”. Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi, Vol. 1 No. 2,
Mei 2011.
Dwiyanti dan Arifin Sabeni. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Auditor
Switching secara Voluntary”. Diponegoro Journal of Accounting Volume
3, Nomor 3, Tahun 2014.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”.
Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Ginting dan Erlina Fransisca. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Malaysia”. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 2, Nomor 01, 2014.
Ginting dan Suryana. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit
Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 4, Nomor 02, 2014.
Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan
Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di
Indonesia”, Jurnal Seminar Akuntansi Nasional 13, Purwokerto, 2010.
70
Gunady dan Mangoting. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2012
Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. Tax & Accounting
Review, Vol. 3, NO.2, 2013.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Kawijaya, Nelly dan Juniarti. “Faktor-Faktor Yang Mendorong Perpindahan
Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan
Sidoarjo”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2, 2002.
Kristian, Michelle. “Pengaruh Kepemilikan Publik, Pertumbuhan Perusahaan,
dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Pergantian Auditor”. Jurnal
Ekonomi/Volume XX,No. 02, Juli 2015: 273-286.
Kurniaty, Vina. “Pengaruh Pergantian Manajemen, Opini Audit, Financial
Distress, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Klien terhadap Auditor
Switching pada Perusahaan Real Estate dan Properti di Bursa Efek
Indonesia”. JOM FEKON VOL.1 NO.2 Oktober 2004.
Mahantara. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan
Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tesis
Program Pascasarjana Universitas Udayana.2013
Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo
359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003.
Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008.
Prapitorini, Mirna Dyah dan Indira Juniarti. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit,
Debt Default dan Opini Shopping terhadap Penerimaan Opini Going
Concern”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 8 - No. 1,
Juni 2011;
Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. “Faktor-faktor yang mempengaruhi
pergantian auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia”.
Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1, pp. 62-75. 2009.
Pratini dan I.B Putra Astika. “Fenomena Pergantian Auditor di Bursa Efek
Indonesia”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 (2013): 470-482.
71
Putra, I Wayan Deva Widia. “Pengaruh Financial Distress, Rentabilitas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Opini Audit pada Pergantian Auditor”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014): 308-323.
Rapina, Lili Marlen Saragi dan Verani Carolina. “Pengaruh Independensi
Eksternal Auditor terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus pada
beberapa Kantor Akuntan Publik di Bandung”. Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi No.2 Tahun ke-1 Mei-Agustus 2010.
Sagara dan Jalil. “Auditing Dilengkapi dengan Kasus dan Pembahasan Kasus”.
UIN Jakarta Press. 2013
Sinarwati, N. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional
Akuntansi 13, Purwokerto. 2010.
Suparlan, dan W. Andayani. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik
Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 13,
Purwokerto. 2010.
Susan dan Estralita Trisnawati. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Melakukan Auditor Switch”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 13, No. 2,
2012.
Suyono, Feng Yi dan Riswan. “Determinant Factors Affecting The Auditor
Switching: An Indonesian Case”. Global Review of Accounting and
Finance Vol. 4. No. 2. September 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik
Wahyuningsih, Nur dan I Ketut Suryanawa. “Analisis Pengaruh Opini Audit
Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching”.
Jurnal Akuntansi FE Udayana. 2011.
Weiner, Jackie. “Auditor Size VS Audit Quality: An Analysis of Auditor Switches”.
Thesis. 2012.
Weston dan Copeland. “Manajemen Keuangan”. Binarupa Aksara, Jakarta. 1995
Widowati dan Mukodim. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Auditor
Switching pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia
di Bursa Efek Indonesia”. 2013.
72
Wijaya, R.M Aloysius Pangky. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian
Auditor Oleh Klien”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya. 2013.
Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”.
Simposium Nasional Akuntansi 14, Aceh. 2011.
73
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
1 PT Semen Gresik (Persero) Tbk. SMGR
2 PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. IKAI
3 PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. KIAS
4 PT Alakasa Industrindo Tbk. ALKA
5 PT Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO
6 PT Budi Acid Jaya Tbk. BUDI
7 PT Ekadharma Internasional Tbk. EKAD
8 PT Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA
9 PT Sorini Agro Asia Corp. Tbk. SOBI
10 PT Alam Karya Unggul Tbk. AKKU
11 PT Berlina Tbk. BRNA
12 PT Yanaprima Hastapersada Tbk. YPAS
13 PT Sierad Produce Tbk. SIPD
14 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI
15 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS
16 PT Selamat Sempurna Tbk. SMSM
17 PT Apac Citra Centertex Tbk. MYTX
18 PT Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY
19 PT Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT
20 PT Kabelindo Murni Tbk. KBLM
21 PT Akasha Wira Internasional Tbk. ADES
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI
23 PT Siantar Top STTP
24 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. ULTJ
25 PT Bentoel Internasional Investama Tbk. RMBA
26 PT Indofarma (Persero) Tbk. INAF
27 PT Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF
28 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBI
29 PT Unilever Indonesia Tbk. UNVR
74
Tabel Lampiran 2
No. Kode
Perusahaan
2010
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
1 SMGR 0 EY -0,003034581 0 0
2 IKAI 1 Griselda, Wisnu & Arum 0,012756684 0 1
3 KIAS 0 JAS & Rekan 0,617741286 0 0
4 ALKA 0 Grant Thornton 0,111044376 0 0
5 PICO 0 Doli, Bambang. Sudarmadji & Dadang -0,034344548 0 0
6 BUDI 1 Mulyamin Sensi Suryanto 0,192044697 0 1
7 EKAD 0 Morison Internasional 0,239051428 0 0
8 ETWA 0 RSM AAJ 0,059350045 0 0
9 SOBI 0 EY 0,274191412 0 0
10 AKKU 1 PKF 0,151008578 0 1
11 BRNA 0 Grant Thornton 0,058058782 0 0
12 YPAS 0 Morison Internasional 0,249157219 0 0
75
No. Kode
Perusahaan
2010
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
13 SIPD 1 BDO 0,123344261 0 1
14 KBRI 1 Hananta Budianto&Rekan -0,299793549 0 1
15 PRAS 1 BMY 0,781624051 0 1
16 SMSM 0 Morison Internasional 0,13613293 0 0
17 MYTX 0 Mulyamin Sensi Suryanto 0,158637105 0 0
18 RICY 0 Joachim Sulistyo & Rekan 0,142469014 0 0
19 UNIT 1 Moh Sofwan&rekan -0,091248435 0 1
20 KBLM 0 Doli, Bambang. Sudarmadji & Dadang 0,800739569 0 0
21 ADES 1 Johan Malonda Mustika & Rekan 0,627129234 0 1
22 MLBI 0 KPMG 0,107593809 0 0
23 STTP 0 RSM AAJ 0,216065675 0 0
24 ULTJ 0 KBS 0,165114853 0 0
25 RMBA 1 PWC 0,227314834 0 1
Tabel Lampiran 2 (Lanjutan)
76
No. Kode
Perusahaan
2010
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
26 INAF 0 Husni, Mucharam, Rasidi -0,068563055 0 0
27 KAEF 1 Grant Thornton 0,115544831 0 1
28 SQBI 1 PWC -0,272682401 0 1
29 UNVR 0 PWC 0,079102161 0 0
No. Kode
Perusahaan
2011
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
1 SMGR 0 EY 0,141841766 0 0
2 IKAI 0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan -0,077593835 0 1
3 KIAS 1 JAS & Rekan 0,117210729 0 0
4 ALKA 0 Johannes Patricia Juara & Rekan 0,033078839 0 1
Tabel Lampiran 2 (Lanjutan)
Tabel Lampiran 3
77
Tabel Lampiran 3 (Lanjutan)
No. Kode Perusahaan
2011
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
5 PICO 0 ARH&J 0,059551099 0 1
6 BUDI 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0,192044697 0 0
7 EKAD 0 Rodl & Partner 0,291745385 0 1
8 ETWA 0 Grant Thornton 0,115157848 0 1
9 SOBI 0 EY -0,616828262 0 0
10 AKKU 1 PKF -0,129150774 0 0
11 BRNA 0 Kreston Internasional 0,195322188 0 1
12 YPAS 0
Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl &
Partner 0,070871164 0 1
13 SIPD 0 BDO 0,106144152 0 0
78
Tabel Lampiran 3 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2011
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
14 KBRI 0 Hananta Budianto&Rekan -0,667792707 0 0
15 PRAS 0 PKF 0,150579092 0 1
16 SMSM 0
Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl &
Partner 0,157578358 0 1
17 MYTX 0 Mulyamin Sensi Suryanto 0,135195658 0 0
18 RICY 0 Joachim Sulistyo & Rekan 0,062159051 0 0
19 UNIT 0 ARH&J -0,089340358 0 1
20 KBLM 1 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 0,593666852 0 0
21 ADES 0 Johan Malonda Mustika & Rekan 0,368739371 0 0
22 MLBI 0 KPMG 0,038312691 0 0
79
Tabel La,piran 3 (Lanjutan)
23 STTP 0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan 0,347582887 0 1
24 ULTJ 0 KBS 0,118044519 0 0
25 RMBA 1 PWC 0,130899893 0 0
26 INAF 1 Husni, Mucharam, Rasidi 0,148436033 0 0
27 KAEF 0 Kreston Internasional 0,093389786 0 1
28 SQBI 0 PWC 0,119781332 0 0
29 UNVR
PWC 0,191921439 0 0
No. Kode
Perusahaan
2011
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
80
Tabel Lampiran 4
No. Kode
Perusahaan
2012
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
1 SMGR 0 EY 0,196562346 0 0
2 IKAI 0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang -0,046292408 0 1
3 KIAS 0 JAS & Rekan 0,199350016 0 0
4 ALKA 0 Johannes Patricia Juara & Rekan -0,041393065 0 0
5 PICO 0 Griselda, Wisnu & Arum -0,045018014 0 1
6 BUDI 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny -0,083313232 0 0
7 EKAD 0 Rodl & Partner 0,172250266 0 0
8 ETWA 0 Grant Thornton 0,108374122 0 0
9 SOBI 1 KPMG 0,190361551 0 1
10 AKKU 0 Budiman, Wawan, Pamudji&Rekan -0,375941629 0 1
11 BRNA 0 Kreston Internasional 0,232066782 0 0
12 YPAS 0 Teramiharja,Pradhono&Chandra/Rod Partner 0,109299974 0 0
81
Tabel Lampiran 4 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2012
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
13 SIPD 0 BDO 0,080746616 0 0
14 KBRI 0 Hananta Budianto&Rekan 0,761608359 0 0
15 PRAS 0 PKF -0,061197921 0 0
16 SMSM 0 Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl 0,044103112 0 0
17 MYTX 0 Mulyamin Sensi Suryanto -0,2237957 0 0
18 RICY 0 Joachim Sulistyo & Rekan 0,216708604 0 0
19 UNIT 0 Imam Syefei & Rekan -0,142989949 0 1
20 KBLM 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan 0,179756011 0 1
21 ADES 0 Johan Malonda Mustika & Rekan 0,591929434 0 0
22 MLBI 0 PWC -0,156968931 0 1
23 STTP 0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan 0,249154655 0 0
24 ULTJ 0 Bambang Budi Tresno 0,336507343 0 1
82
Tabel Lampiran 4 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2012
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
25 RMBA 1 PWC -0,021863076 0 0
26 INAF 0 Kreston Internasional -0,039400096 0 1
27 KAEF 1 Kreston Internasional 0,072698236 0 0
28 SQBI 0 PWC 0,133758285 0 0
29 UNVR 0 PWC 0,163364199 0 0
Tabel Lampiran 5
No. Kode
Perusahaan
2013
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
1 SMGR 0 Deloitte 0,250175063 0 1
2 IKAI 0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 0,051287296 0 0
83
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2013
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
3 KIAS 1 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0,167401523 0 1
4 ALKA 0 Johannes Patricia Juara & Rekan 0,31394089 0 0
5 PICO 0 Griselda, Wisnu & Arum 0,153694708 0 0
6 BUDI 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0,127903182 0 0
7 EKAD 0 Rodl & Partner 0,087346679 0 0
8 ETWA 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan 0,203380185 0 1
9 SOBI 0 KPMG 0,041047879 0 0
10 AKKU 1 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 2,943010211 0 1
11 BRNA 0 Kreston Internasional 0,148166676 0 0
12 YPAS 0 Teramiharja, Pradhono&Chandra/Rodl 0,062487554 0 0
13 SIPD 0 BDO -0,114870008 0 0
14 KBRI 0 Hananta Budianto&Rekan -0,734123275 0 0
84
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2013
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
15 PRAS 0 KBAA 0,019181663 0 1
16 SMSM 0 EY 0,04569401 1 1
17 MYTX 0 Mulyamin Sensi Suryanto 0,250972662 0 0
18 RICY 0 Joachim Sulistyo & Rekan 0,312294566 0 0
19 UNIT 0 Imam Syefei & Rekan 0,151699335 0 0
20 KBLM 0 Doli, Bambang, Sudarmadji, Dadang & Ali 0,012341107 0 1
21 ADES 1 Johan Malonda Mustika & Rekan 0,05430956 0 0
22 MLBI 1 KPMG 1,273149566 0 1
23 STTP 0 Hadori Sugiarto Adi&Rekan 0,320314407 0 0
24 ULTJ 0 BDO 0,231464185 0 1
25 RMBA 0 PWC 0,246051019 0 0
26 INAF 1 Kreston Internasional 0,319881872 0 0
85
Tabel Lampiran 5 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2013
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
27 KAEF 0 Kreston Internasional 0,164379554 0 0
28 SQBI 0 PWC 0,100380118 0 0
29 UNVR 0 PWC 0,126511945 0 0
Tabel Lampiran 6
No. Kode
Perusahaan
2014
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
1 SMGR 1 Deloitte 0,101455856 0 0
2 IKAI 0 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 0,240153523 0 0
3 KIAS 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny -0,013030587 0 0
4 ALKA 0 Johannes Patricia Juara & Rekan 0,11889963 0 0
5 PICO 0 Griselda, Wisnu & Arum 0,014440015 0 0
86
Tabel Lampiran 6 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2014
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
6 BUDI 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny -0,110840054 0 0
7 EKAD 0 Rodl & Partner 0,257733255 0 0
8 ETWA 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan -0,170786101 0 0
9 SOBI 0 KPMG 0,175691458 0 0
10 AKKU 0 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny -0,325627658 0 0
11 BRNA 1 Kreston Internasional 0,309928497 0 0
12 YPAS 0 Budiman, Wawan, Pramudji&Rekan -0,041312749 0 1
13 SIPD 0 BDO -0,349922562 0 0
14 KBRI 1 BDO 1,92528226 0 1
15 PRAS 0 KBAA 0,409551868 0 0
16 SMSM 0 EY 0,105366371 0 0
17 MYTX 0 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahyo & Rekan 0,120378761 0 1
87
Tabel Lampiran 6 (Lanjutan)
No. Kode
Perusahaan
2014
Pergantian
Manajemen Ukuran KAP
Tingkat
Pertumbuhan
Fee
Audit
Pergantian
KAP
18 RICY 0 Joachim Poltak Lian Michell&Rekan 0,204492506 0 1
19 UNIT 1 ARH&J 0,005514285 0 1
20 KBLM 0 Doli, Bambang, Sudarmadji, Dadang & Ali -0,109654285 0 0
21 ADES 0 BDO 0,151753946 0 1
22 MLBI 0 KPMG -0,161002182 0 0
23 STTP 1 Hadori Sugiarto Adi&Rekan 0,280558602 0 0
24 ULTJ 0 BDO 0,131944395 0 0
25 RMBA 0 PWC 0,148085222 0 0
26 INAF 1 Kreston Internasional 0,032851174 0 0
27 KAEF 0 Kreston Internasional 0,039776322 0 0
28 SQBI 0 PWC 0,166649086 0 0
29 UNVR 1 KPMG 0,122055009 0 1
88
LAMPIRAN SPSS
GET DATA /TYPE=XLSX
/FILE='D:\SKRIPSI BARU\RTF\4 variebel\Data sample.xlsx'
/SHEET=name 'INPUT 4 Var'
/CELLRANGE=full
/READNAMES=on
/ASSUMEDSTRWIDTH=32767.
EXECUTE.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
LOGISTIC REGRESSION VARIABLES CHANGES
/METHOD=ENTER CEO KAP GROWTH FEE
/CLASSPLOT
/PRINT=GOODFIT CORR ITER(1)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Logistic Regression
Notes
Output Created 28-May-2016 13:42:47
Comments
Input Active Dataset DataSet1
89
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File
145
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing
Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES
CHANGES
/METHOD=ENTER CEO KAP
GROWTH FEE
/CLASSPLOT
/PRINT=GOODFIT CORR ITER(1)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)
ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources Processor Time 00 00:00:00.031
Elapsed Time 00 00:00:00.031
[DataSet1]
90
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 145 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 145 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 145 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
0 0
1 1
91
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 184.148 -.676
2 184.124 -.703
3 184.124 -.704
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 184.124
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.
92
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
CHANGES Percentage
Correct 0 1
Step 0 CHANGES 0 97 0 100.0
1 48 0 .0
Overall Percentage 66.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.704 .176 15.892 1 .000 .495
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables CEO .114 1 .735
KAP 1.218 1 .270
93
GROWTH 2.715 1 .099
FEE 2.035 1 .154
Overall Statistics 6.495 4 .165
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant CEO KAP GROWTH FEE
Step 1 1 177.813 -.697 .054 -.493 .676 3.159
2 177.481 -.735 .065 -.610 .768 4.446
3 177.426 -.736 .065 -.616 .772 5.495
4 177.406 -.736 .065 -.616 .772 6.511
5 177.399 -.736 .065 -.616 .772 7.516
6 177.397 -.736 .065 -.616 .772 8.518
7 177.396 -.736 .065 -.616 .772 9.519
8 177.395 -.736 .065 -.616 .772 10.519
9 177.395 -.736 .065 -.616 .772 11.519
94
10 177.395 -.736 .065 -.616 .772 12.519
11 177.395 -.736 .065 -.616 .772 13.519
12 177.395 -.736 .065 -.616 .772 14.519
13 177.395 -.736 .065 -.616 .772 15.519
14 177.395 -.736 .065 -.616 .772 16.519
15 177.395 -.736 .065 -.616 .772 17.519
16 177.395 -.736 .065 -.616 .772 18.519
17 177.395 -.736 .065 -.616 .772 19.519
18 177.395 -.736 .065 -.616 .772 20.519
19 177.395 -.736 .065 -.616 .772 21.519
20 177.395 -.736 .065 -.616 .772 22.519
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 184.124
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final
solution cannot be found.
95
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 6.728 4 .151
Block 6.728 4 .151
Model 6.728 4 .151
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 177.395a .045 .063
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 8.318 8 .403
96
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
CHANGES = 0 CHANGES = 1
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 13 11.943 2 3.057 15
2 13 11.536 2 3.464 15
3 8 10.691 7 4.309 15
4 7 10.217 8 4.783 15
5 10 9.962 5 5.038 15
6 11 9.821 4 5.179 15
7 9 9.723 6 5.277 15
8 11 9.557 4 5.443 15
9 10 9.226 5 5.774 15
10 5 4.324 5 5.676 10
97
Classification Tablea
Observed
Predicted
CHANGES Percentage
Correct 0 1
Step 1 CHANGES 0 97 0 100.0
1 45 3 6.3
Overall Percentage 69.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a CEO .065 .496 .017 1 .896 1.067
KAP -.616 .480 1.647 1 .199 .540
GROWTH .772 .545 2.003 1 .157 2.163
FEE 22.519 40192.969 .000 1 1.000 6.026E9
Constant -.736 .222 10.964 1 .001 .479
a. Variable(s) entered on step 1: CEO, KAP, GROWTH, FEE.
98
Correlation Matrix
Constant CEO KAP GROWTH FEE
Step 1 Constant 1.000 -.243 -.342 -.306 .000
CEO -.243 1.000 -.136 -.239 .000
KAP -.342 -.136 1.000 .045 .000
GROWTH -.306 -.239 .045 1.000 .000
FEE .000 .000 .000 .000 1.000
Step number: 1
Observed Groups and Predicted Probabilities
32 +
+
I
I
I
I
F I
I
R 24 +
99
+
E I 1
I
Q I 1
I
U I 1
I
E 16 + 01
+
N I 011
I
C I 1 1010
I
Y I 0 1 1000
I
8 + 001 1 0000
+
I 000 1010000 1
I
I 0001 0010000100 1
I
I 0 10 00000 00000000000000 100 00 1 1
1I
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+-------
---
Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9
1
Group:
0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111
Predicted Probability is of Membership for 1
The Cut Value is .50
Symbols: 0 - 0
1 - 1
Each Symbol Represents 2 Cases.