analisis efisiensi usaha dan evaluasi strategi … · analisis efisiensi usaha dan evaluasi...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN EVALUASI STRATEGI
PEMASARAN AGROINDUSTRI SUWAR-SUWIR TANPA MERK
(Studi Kasus Pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember)
SKRIPSI
Oleh:
Siti Nurjanah
NIM.151510601148
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
i
ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN EVALUASI STRATEGI
PEMASARAN AGROINDUSTRI SUWAR-SUWIR TANPA MERK
(Studi Kasus Pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember
Oleh:
Siti Nurjanah
NIM.151510601148
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ayahku Sadi dan Ibuku Mujimah yang telah memberikan kasih sayang, serta
beribu-ribu doa yang selalu mengiringi langkah dan keberhasilanku.
2. Kakak dan Iparku tercinta Samsul Hadi dan Nurul Istiqomah yang telah
memberikan semangat, motivasi, dukungan dan doa.
3. Guru-guru sejak TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi terhormat yang telah
memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran dan dedikasi
yang tinggi.
4. Teman- teman Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Jember tahun Angkatan 2015, terimakasih kebersamaan, kekompakannya,
dan dukungannya.
5. Almamater Fakultas Pertanian Universitas Jember.
iii
MOTTO
“Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain”.
(Steve Jobs)
“Ketika kau sedang mengalami kesusahan dan bertanya-tanya kemana Allah,
cukup ingat bahwa seorang guru selalu diam saat ujian berjalan"
(Nourman Ali Khan)
“Ubahlah hidupmu mulai hari ini. Jangan bertaruh di masa depan nanti,
bertindaklah sekarang tanpa menunda-nunda lagi"
(Simone De Beauvoir)
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Nurjanah
NIM : 151510601148
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul
“Analisis Efisiensi Usaha dan Evaluasi Strategi Pemasaran Agroindustri
Suwar-Suwir Tanpa Merk (Studi Kasus Pada UD.Mutiara Rasa di
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember) ” adalah benar-benar hasil karya
sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah
diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya
bertanggungjawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 26 Juli 2019
Yang Menyatakan,
Siti Nurjanah
NIM 151510601148
v
SKRIPSI
ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN EVALUASI STRATEGI
PEMASARAN AGROINDUSTRI SUWAR-SUWIR TANPA MERK
(Studi Kasus Pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember)
Oleh :
Siti Nurjanah
NIM. 151510601148
Pembimbing:
Dosen Pembimbing Skripsi : Ebban Bagus Kuntadi, SP., M.Sc.
NIP. 198002202006041002
vi
PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Analisis Efisiensi Usaha dan Evaluasi Strategi Pemasaran
Agroindustri Suwar-Suwir Tanpa Merk (Studi Kasus Pada UD.Mutiara
Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember)” telah diuji dan disahkan pada:
Hari, tanggal : Jum’at, 26 Juli 2019
Tempat : Fakultas Pertanian Universitas Jember
Dosen Pembimbing Skripsi,
Ebban Bagus Kuntadi, SP., M.Sc.
NIP 198002202006041002
Dosen Penguji I,
Dr.Ir Jani Januar, MT.
NIP 195901021988031002
Dosen Penguji II,
Agus Supriono, SP., M.Si.
NIP 196908111995121001
Mengesahkan
Dekan,
Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D.
NIP 196005061987021001
vii
RINGKASAN
Analisis Efisiensi Usaha dan Evaluasi Strategi Pemasaran Agroindustri
Suwar-Suwir Tanpa Merk (Studi Kasus Pada Agroindustri Suwar-Suwir
UD.Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember). Siti Nurjanah,
151510601148, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
Agroindustri merupakan suatu kegiatan industri yang memanfaatkan
produk primer hasil pertanian sebagai bahan bakunya untuk diolah sedemikian
rupa sehingga menjadi produk baru baik bersifat setengah jadi yang dapat
dikonsumsi. Salah satu komoditas Pertanian yang banyak digunakan sebagai
bahan baku agroindustri adalah ubi kayu. Ubi kayu digunakan sebagai bahan baku
pembuatan makanan. Makanan yang dapat diolah dari ubi kayu salah satunya
adalah suwar-suwir. Suwar-suwir merupakan makanan oleh-oleh khas Kabupaten
Jember. Salah satu Agroindustri yang menjadi tempat pengolahan suwar-suwir di
Kabupaten Jember adalah agroindustri UD.Mutiara Rasa. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa menjual produk suwar-suwir tanpa merk dan kemasan. Hal
tersebut dilakukan di tengah persaingan agroindustri lain yang semakin
berkembang. Berdasarkan hal tersebut penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1)
Pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa , (2) Efisiensi usaha agroindustri
UD.Mutiara Rasa, (3) Evaluasi strategi pemasaran agroindustri UD.Mutiara Rasa.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja di UD.Mutiaara
Rasa Kabupaten Jember. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
Purposive Sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara, observasi, dan studi pustaka. Analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah analitik dan deskriptif. Rumusan masalah pertama
pendapatan agroindustri dianalisis menggunakan analisis pendapatan TR-TC,
rumusan masalah kedua efisiensi usaha agroindustri dianalisis menggunakan R/C
Ratio, rumusan masalah ketiga dianalisis menggunakan bauran pemasaran 4P.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa : (1) Agroindustri suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa menunjukkan pendapatan yang menguntungkan, (2)
Agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa efisien untuk diusahakan berdasarkan
viii
nilan R/C Ratio yang menunjukkan hasil > 1, dan (3) Evaluasi strategi bauran
pemasaran 4P berdasarkan kriteria (a) Produk menunjukkan bahwa produk suwar-
suwir yang dimiliki agroindustri UD.Mutiara Rasa memiliki keunggulan secara
kualitas dan kuantitas yang diminati konsumen, (b) Tempat menunjukkan bahwa
penjualan harus ditingkatkan pula pada konsumen primer, (c) Harga yaitu
menentukan harga yang beragam sesuai kualitas dan kuantitas suwar-suwir, (d)
menggunakan promosi direct selling dan sales promotion.
ix
SUMMARY
Efficiency Analysis of Business and Evaluation Marketing Strategy of No
Brand Suwar-suwir Agro-industry (Case Study at Suwar-suwir Agro-industry
of UD.Mutiara Rasa in Ajung Sub District Jember Regency). Siti Nurjanah,
151510601148, Agribusiness Program Studies, Department of Social Economic/
Agribusiness, Faculty of Agriculture University of Jember
Agro-industry is an industry activity utilizing the primary product of
agriculture result as the raw material to be processed in such a way so that
becomes a new half-finished product which can be consumed. One of the
agricultural commodities commonly used as a raw material of agro-industry is
cassava. Cassava is used as a raw material of food making. Food which can be
processed from cassava one of them is suwar-suwir. Suwar-suwir is a souvenir
food typically Jember Regency. One of the agro-industries which becomes a
processing place of suwar-suwir in Jember Regency is agro-industry of
UD.Mutiara Rasa. Agro-industry of UD.Mutiara Rasa sells the suwar-suwir
product without brand and packaging. That is done in the middle of other agro-
industry competition which is more developing. Based on that thing, the research
aimed to find out: (1) The income of UD.Mutiara Rasa agro-industry, (2) Business
efficiency of UD.Mutiara Rasa agro-industry, (3) Evaluation marketing strategy
of UD.Mutiara Rasa.agro-industry.
The determination of research location was done intentionally in
UD.Mutiara Rasa Jember Regency. The sample retrieval method was done by
Purposive Sampling. The data retrieval in this research used the interview,
observation, and study literature methods. The research method used in this
research was analytic and descriptive. The first problem statement the income of
agro-industry was analyzed by using income analysis of TR-TC, the second
problem statement business efficiency of agro-industry was analyzed using R/C
ratio, the third problem statement was analyzed using 4P marketing mix.
The results of the research showed that : (1) Suwar-suwir agro-industry of
UD.Mutiara Rasa showed a profitable income, (2) Suwar-suwir agro-industry of
UD.Mutiara Rasa was eficient to run the business based on the value of R/C ratio
x
which showed the result > 1, and (3) The evaluation strategy of a 4P marketing
mix based on the criteria of (a) Product showed that suwar-suwir product owned
by UD.Mutiara Rasa agro-industry has the excellence in the quality and quantity
which is in demand by the consumer, (b) Place showed that the sales have to be
increased on the primary consumer (c) Price that is determining various prices
corresponding to the quality and quantity of suwar-suwir, (d) using direct selling
promotion and sales promotion.
xi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efisiensi
Usaha dan Evaluasi Strategi Pemasaran Agroindustri Suwar-Suwir Tanpa
Merk (Studi Kasus Pada UD.Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ir. Sigit Soeparjono, M.S., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jember;
2. M. Rondhi, S.P., M.P., Ph.D., selaku Koordinator Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember;
3. Ebban Bagus Kuntadi, SP., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Dr. Ir.
Jani Januar, MT. selaku Dosen Penguji I, dan Agus Supriono, SP., M.Si
selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, nasihat, saran, dan motivasi, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini;
4. Agus Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi selama masa studi;
5. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Sadi dan Ibunda Mujimah yang
senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan doa yang tiada henti kepada
saya. Kakak saya Insiah, dan keluarga besar saya yang selalu memberikan
semangat dan doa kepada saya;
6. Keluarga besar bapak Hanifullah dan Keluarga besar UD Mutiara Rasa yang
telah mengizinkan dan meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam
memperoleh data penelitian selama di lapang dan penyelesaian skripsi ini;
xii
7. Sahabat dan teman-teman saya Desi, Rinda, Lutfi, Alfin, Indah, Yofita, Suni
yang telah memberikan semangat, motivasi, dan banyak membantu dalam
penyelesaian skripsi ini;
8. Teman-teman satu Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan semangat kepada saya selama ini;
9. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agribisnis 2015 Fakultas
Pertanian Universitas Jember atas semangat dan kebersamaan yang telah
diberikan selama ini;
10. Teman-teman KKN saya Imelda, Irsa, Defi, Asif, Azmy yang selalu memberi
semangat, dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini;
11. Teman-teman magang saya Winda, Yofita, Rizal, Engga yang selalu memberi
semangat dalam penyelesaian skripsi ini;
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Jember, Juli 2019
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ....... i
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ...... ii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... ..... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ..... iv
HALAMAN SKRIPSI .................................................................................... ...... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ..... vi
HALAMAN RINGKASAN ........................................................................... .... vii
HALAMAN SUMMARY .............................................................................. ..... ix
HALAMAN PRAKATA ................................................................................ ..... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. .. xvii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. ...... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... ....... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... ....... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ ..... 10
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................... .... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................. .... 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... .... 11
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. ..... 11
2.2 Landasan Teori .......................................................................... ..... 13
2.2.1 Komoditas Ubi Kayu ......................................................... .... 13
2.2.2 Konsep Agroindustri ......................................................... .... 15
2.2.3 Suwar- Suwir ..................................................................... .... 17
2.2.4 Teori Pendapatan .............................................................. .... 19
2.2.5 Teori Biaya ........................................................................ .... 21
2.2.6 Teori Efisiensi Penggunaan Biaya Produksi ...................... .... 22
xiv
2.2.7 Teori Pemasaran ................................................................ .... 23
2.2.8 Teori Evaluasi .................................................................... .... 24
2.2.9 Teori Evaluasi Strategi ....................................................... .... 25
2.2.10 Strategi Bauran Pemasaran .............................................. .... 25
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. ..... 29
2.4 Hipotesis ...................................................................................... ..... 34
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... .... 35
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ...................................... ..... 35
3.2 Metode Penelitian....................................................................... ..... 35
3.3 Metode Pengambilan Contoh.................................................... ..... 36
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... ..... 36
3.5 Metode Analisis Data ................................................................. ..... 37
3.6 Definisi Operasional................................................................... ..... 39
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... .... 42
4.1 Gambaran Umum Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa di Kabupaten Jember ...................................................... ..... 42
4.1.1 Profil Perusahaan ............................................................... .... 42
4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................ .... 44
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan .................................................. .... 45
4.1.4 Proses Produksi Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa .............. .... 45
4.2 Pendapatan Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa
di Kabupaten Jember ............................................................... ..... 49
4.3 Efisiensi Usaha Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa di Kabupaten Jember ...................................................... ..... 54
4.4 Evaluasi Strategi Pemasaran Agroindustri Suwar-Suwir
UD. Mutiara Rasa di Kabupaten Jember ............................... ..... 57
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... .... 75
5.1 Kesimpulan ................................................................................. ..... 75
5.2 Saran ........................................................................................... ..... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .... 77
LAMPIRAN .................................................................................................... .... 80
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Produksi Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2016 ..................................
2
1.2 Produksi Ubi Kayu di Indonesia Berdasarkan Kabupaten dan Kota
di Jawa Timur Tahun 2016 ...............................................................
3
1.3 Daftar Usaha Mikro Kecil dan Menengah Olahan Singkong di
Kabupaten Jember Tahun 2016 ........................................................
4
1.4 Perbedaan Harga Suwar-Suwir Secara Curah dengan Suwar-Suwir
Merk dan Kemasan
7
1.5 Penjualan Suwar-Suwir Agroindustri UD.Mutiara Rasa Tahun
2018
8
2.1 Variabel-Variabel Bauran Pemasaran ..............................................
29
4.1 Total Biaya Tetap (TFC) Pengolahan Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa ..................................................................................................
49
4.2 Total Biaya Variabel (TVC) Pengolahan Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa ..................................................................................................
50
4.3 Pendapatan Per Proses Produksi Usaha Pengolahan Suwar-Suwir
UD.Mutiara Rasa .............................................................................
52
4.4 Efisiensi Usaha Agroindustri UD.Mutiara Rasa ..........................
55
4.5 Perbedaan Strategi Pemasaran Agroindustri UD.Mutiara Rasa
Pada Setiap Outlet ............................................................................
71
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kurva Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel ........................... 21
2.2 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................ 32
3.1 Skema 4P Bauran Pemasaran .......................................................... 38
4.1 Struktur Organisasi UD.Mutiara Rasa .............................................. 43
4.2 Tape Singkong Yang Telah Digiling ................................................ 45
4.3 Campuran antara Tape Singkong Dengan Gula Pasir ...................... 46
4.4 Proses Pemasakan Suwar-Suwir ...................................................... 46
4.5 Proses Pemasiran Setalah Adonan Suwar-Suwir Matang ............... 47
4.6 Peletakan Suwar-Suwir Pada Meja Roll .......................................... 47
4.7 Proses Pemotongan Suwar-Suwir .................................................... 47
4.8 Proses Pengemasan Suwar-Suwir .................................................... 48
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data Produksi Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2016 .......................... 79
2. Data Produksi Ubi Kayu Berdasarkan Kabupaten dan Kota di Jawa
Timur Tahun 2016 ............................................................................
80
3. Data Daftar Usaha Mikro Kecil dan Menengah Olahan Singkong
di Kabupaten Jember Tahun 2016 ....................................................
81
4. Data Responden Dalam Penelitian Kelayakan Usaha dan Strategi
Pemasaran UD.Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember .............................................................................................
82
5. Data Penjualan Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa Tahun 2018 .........
83
6. Data Produksi Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa Pada Bulan Maret
2018 ..................................................................................................
84
7. Data Biaya Tetap Pengolahan Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa ...... 86
8. Perhitungan Penyusutan Biaya Tetap Peralatan Per Tahun ............. 87
9. Perhitungan Penyusutan Biaya Tetap Per Bulan ..............................
88
10. Perhitungan Penyusutan Biaya Tetap Per Kg Suwar-Suwir
RasaOriginal .........................................................................................
89
11. Perhitungan Penyusutan Biaya Tetap Per Kg Suwar-Suwir Mix
Rasa ..................................................................................................
90
12. Perhitungan Biaya Tetap Pengolahan Suwar-Suwir Per Proses
Produksi ............................................................................................
91
13. Perhitungan Biaya Variabel Suwar-Suwir Satu Kali Proses
Produksi ...........................................................................................
92
14. Perhitungan Biaya Variabel Bahan Baku Untuk Pembuatan 1 Kg
Suwar-Suwir ....................................................................................
93
15. Perhitungan Pembuatan Suwar-Suwir Dalam Satu Kali Proses
Produksi ............................................................................................
93
16. Perhitungan Biaya Variabel Tenaga Kerja Untuk Satu Proses
Produksi Suwar-Suwir .....................................................................
94
17. Perhitungan Biaya Variabel Tenaga Kerja Untuk Pembuatan 1 Kg
Suwar-Suwir ....................................................................................
94
18. Perhitungan Biaya Variabel Lain-lain ..............................................
94
19. Data Rangkuman Biaya Variabel Untuk Satu Proses Produksi ....... 95
xviii
20. Data Penerimaan Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa Dalam 1 Proses
Produksi Bulan Maret 2018 ..............................................................
95
21. Total Biaya Produksi Pembuatan Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa
Dalam 1 Proses Produksi ..................................................................
95
22. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Agroindustri UD.Mutiara
Rasa ...........................................................................................
95
23. Kuisioner Penelitian .........................................................................
96
24. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 112
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem
industri dan suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara
regional atau nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang
agribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu
subsistem agribisnis, baik hanya satu atau lebih subsistem dalam satu lini
komoditas atau lebih dari satu lini komoditas. Agribisnis adalah kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi kegiatan, usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha
sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan
pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan, dan
serat-seratan kepada konsumen. Salah satu mata rantai atau subsistem dalam
agribisnis yaitu subsistem agroindustri atau pengolahan hasil (Maulidah, 2012)
Salah satu jenis tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan
dibudidayakan oleh petani di seluruh wilayah nusantara, menurut Rukmana
(1997) adalah ubi kayu. Potensi nilai ekonomi dan sosial ubi kayu merupakan
bahan pangan masa depan yang berdaya guna, bahan baku berbagai industri dan
pakan ternak. Potensi ubi kayu sebagai bahan pangan yang berdaya guna di dunia
ditunjukkan dengan fakta bahwa tiap tahun 300 juta ton ubi-ubian dihasilkan di
dunia dan dijadikan bahan makanan sepertiga penduduk di negara-negara tropis.
Ubi kayu saat ini sudah digarap sebagai komoditas agroindustri, seperti produk
tepung tapioka, industri fermentasi, dan berbagai industri makanan.
Salah satu komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan baku
agroindustri, menurut Santoso dalam Leksana (2006), adalah ubi kayu. Sebagai
salah satu tanaman yang cukup potensial, tentunya ubi kayu sudah sepatutnya
untuk dikembangkan, hasilnya selain dapat digunakan sebagai penganekaragaman
menu rakyat, juga mempunyai prospek yang baik sebagai bahan baku industri.
Diberbagai daerah ubi kayu dikonsumsi sebagai bahan makanan basah maupun
kering, bahkan sudah dikembangkan pula pengolahan secara tradisional maupun
modern yaitu sebagai bahan campuran pembuatan kue atau roti yang
2
menggunakan peralatan modern. Bentuk bahan makanan asal ubi kayu
beranekaragam menurut masyarakat daerah konsumennya. misalnya dibuat
gaplek, kue kering, direbus, dibuat tape dan lain-lain. Tanaman ubi kayu sudah
banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berikut Tabel produksi ubi kayu di
Indonesia tahun 2016.
Tabel 1.1 Produksi Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2016 (Ton) No Provinsi Produksi (Ton) Share (%) Ranking
1. Aceh 24.531 0,12 29
2. Sumatera Utara 1.228.138 6,06 5
3. Sumatera Barat 201.201 0,99 10 4. Riau 105..992 0,52 15
5. Jambi 53.944 0,27 24
6. Sumatera Selatan 386.881 1,91 9 7. Bengkulu 65.693 0,32 20
8. Lampung 6.481.382 32,00 1
9. Kepulauan Bangka Belitung 61.471 0,30 24 10. Kepulauan Riau 24.012 0,12 31
11. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0,00 34
12. Jawa Barat 1.792.716 8,85 4 13. Jawa Tengah 3.536.711 17,46 2
14. DIY 1.125.375 5,56 6
15. Jawa Timur 2.924.933 14,44 3
16. Banten 90.629 0,45 17
17. Bali 99.370 0,49 16
18. NTB 55.041 0,27 18 19. NTT 618.281 3,05 7
20. Kalimantan Barat 163.023 0,80 11
21. Kalimantan Tengah 63.862 032 22 22. Kalimantan Selatan 80.904 0,40 19
23. Kalimantan Timur 56.508 0,28 21
24. Kalimantan Utara 37.262 0,18 28 25. Sulawesi Utara 45.522 0,22 25
26. Sulawesi Tengah 34.971 0,17 26
27. Sulawesi Selatan 416.553 2,06 8 28. Sulawesi Tenggara 161.492 0,80 12
29. Gorontalo 2.470 0,01 33
30. Sulawesi Barat 25.700 0,13 30 31. Maluku 151.767 0,75 13
32. Maluku Utara 98.907 0,49 14
33. Papua Barat 10.074 0,05 32 34. Papua 30.551 0,15 27
Sumber : Kementrian Pertanian (2017)
Berdasarkan data tersebut, produksi ubi kayu di Jawa Timur memiliki
produksi ubi kayu terbesar ke-3 setelah Lampung dan Jawa Tengah dengan hasil
nilai Share sebesar 14,44 %. Produksi ubi kayu di Jawa Timur banyak didominasi
oleh budidaya ubi kayu pada varietas lokal dan varietas unggul. Varietas ubi kayu
lokal di Jawa Timur terdiri dari : (a) pandemir, (b) mentega, (c) telo ijo, (d)
gatutkoco, (e) faroka, (f) ganyongputih, (e) sopongiro putih, (f) tenggengkuning,
dan (g) aspen. Sedangkan variaetas unggul terdiri dari : (a) UJ5, (b) adira 4, (c)
malang 6, dan (d) malang 4.
3
Budidaya ubi kayu di Jawa timur memiiki pemanfaatan hasil panen yang
berbeda dengan Provinsi Lampung sebagai penghasil utama ubi kayu di
Indonesia. Manfaat utama ubi kayu di Provinsi Lampung yaitu sebagai bahan
baku industri sedangkan di Jawa Timur sebagai bahan baku konsumsi. Di Jawa
Timur, budidaya ubi kayu tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota. Berikut Tabel
produksi ubi kayu berdasarkan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.
Tabel 1.2 Produksi Ubi Kayu Berdasarkan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur
Tahun 2016 (Ton) No. Kabupaten/Kota Produksi
(Ton)
Share (%) Rangking
1. Pacitan 322.139 11,01 2 2. Ponorogo 518.565 17,73 1
3. Trenggalek 226.279 7,74 4
4. Tulungagung 160.362 5,48 5 5. Blitar 119.175 4,07 8
6. Kediri 154.787 5,29 6
7. Malang 284.783 9,74 3 8. Lumajang 32.982 1,13 19
9. Jember 17.112 0,59 23
10. Banyuwangi 23.277 0,80 22
11. Bondowoso 82.073 2,81 10
12. Situbondo 4.935 0,17 28 13. Probolinggo 79.409 2,71 16
14. Pasuruan 85.551 2,92 13
15. Sidoarjo 0 0,00 33 16. Mojokerto 15.254 0,52 26
17. Jombang 24.587 0,84 25
18. Nganjuk 64.265 2,20 14 19. Madiun 88.151 3,01 17
20. Magetan 91.351 3,12 12
21. Ngawi 136.435 4,66 7 22. Bojonegoro 82.082 2,81 13
23. Tuban 96.976 3,32 9
24. Lamongan 35.709 1,22 21 25. Gresik 9.141 0,31 27
26. Bangkalan 36.600 1,25 20
27. Sampang 57.251 1,96 11 28. Pamekasan 17.413 0,60 24
29. Sumenep 52.203 1,78 18
30. Kota Kediri 417 0,01 31 31. Kota Blitar 0 0,00 33
32. Kota Malang 3.857 0,13 29
33. Kota Probolinggo 0 0,00 33 34. Kota Pasuruan 0 0,00 33
35. Kota Mojokerto 0 0,00 33
36. Kota Madiun 0 0,00 33 37. Kota Surabaya 20 0,00 32
38. Kota Batu 1.792 0,06 30
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017), diolah
Berdasarkan data Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa, share produksi ubi kayu
di Kabupaten Jember terhadap produksi ubi kayu di Jawa Timur berada pada
rangking 23. Meskipun demikian, ubi kayu di Kabupaten Jember dimanfaatkan
sebagai produk turunan oleh masyarakat di Kabupaten Jember sebagai bahan baku
agroindustri. Agroindustri berbahan baku ubi kayu di Kabupaten Jember dijadikan
4
sebagai bahan baku makanan oleh-oleh khas Jember yaitu, tape, suwar-suwir, prol
tape, tape bakar, pia tape, brownis tape, dan dodol tape. Olahan makanan yang
berbahan baku tape ubi kayu banyak diminati oleh masyarakat.
Salah satu makanan khas oleh-oleh Kabupaten Jember yang telah banyak
dikenal oleh masyarakat yaitu suwar-suwir, sehingga makanan suwar-suwir sulit
dijumpai di daerah-daerah lain. Hal ini menjadikan ubi kayu sangat potensial
untuk dijadikan bahan baku olahan makanan di Kabupaten Jember. Usaha mikro
kecil dan menengah yang banyak tumbuh di Kabupaten Jember dengan model
olahan makanan berbahan baku ubi kayu dapat dicermati pada Tabel 1.3. Tabel
agroindustri olahan singkong di Kabupaten Jember.
Tabel 1.3 Daftar Usaha Mikro Kecil dan Menengah Olahan Singkong di
Kabupaten Jember Tahun 2016 No. Nama UD/CV/Toko Jenis Usaha
1. A2 Family Produksi Kripik Singkong 2. Usaha Mikro Poduksi Tape
3. UD.96 Tape, Suwar-Suwir, Prol Tape dll
4. UD.Liberty Prol Tape, Kripik Tempe, Ceker Ayam 5. UD. Super Madu Tape dan Prol Tape
6. Usaha Mikro Produksi Tape
7. Adelia Putri Jual Kripik Singkong 8. Sumber Madu Sae Tape Singkong
9. Ziza Aneka Olahan Tape
10. Usaha Mikro Krupuk dan Krupuk Singkong 11. Usaha Mikro Camilan (Kripik Singkong)
12. Berkah Produksi Kripik Singkong
13. Makmur Jaya Produksi Kripik Singkong 14. Berkah Produksi Kripik Singkong
15. Elmalik Produksi Kripik Singkong
16. Karomah Jual Kripik Singkong 17. Usaha Mikro Kripik Singkong
18. Adi Putra Kripik Singkong
19. Usaha Mikro Kripik Singkong- Tempe 20. Usaha Mikro Kripik Singkong dan Tempe
21. Bunda Krupuk dan Kripik Singkong
22. Putra Mandiri Produksi Kripik Singkong dan Singkong 23. Tiga Putra Produksi Kripik Singkong dan Singkong
24. UD.Mutiara Rasa Suwar-Suwir
25. UD.Alianda Produksi Suwar-Suwir 26. Tape Kembang Madu Produksi Tape Singkong
27. Koplak Food Produksi Olahan Salak, dan Tape Singkong
28. Safira Jual Tape, Madu Mongso, Dodol Pisang, Sambal Goreng Tempe
29. Kube (Anak Singkong) Produksi Kripik Singkong
30. Kurnia Produksi Permen Asem dan Suwar-Suwir 31. Orangiro Produksi Kripik Singkong dan Jual Emping
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, (2016)
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat 31 UMKM yang
mengolah ubi kayu/singkong di Kabupaten Jember menjadi berbagai produk
olahan makanan seperti keripik singkong, tape, prol tape, suwar-suwir dan produk
olahan tape lainnya. Peluang untuk agroindustri pengolahan ubi kayu menjadi
5
suwar-suwir di Kabupaten Jember, memiliki prospek yang baik karena Kabupaten
Jember merupakan sentra makanan suwar-suwir. Prospek yang baik tersebut
membuat pertumbuhan agroindustri pengolahan suwar-suwir di Kabupaten
Jember semakin meningkat. Salah satu agroindustri yang bergerak dalam
pengolahan ubi kayu menjadi makanan suwar-suwir di Kabupaten Jember yaitu
UD. Mutiara Rasa. UD. Mutiara Rasa terletak di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember. Agroindustri ini merupakan agroindustri yang mengolah ubi kayu
menjadi suwar-suwir dengan memanfaatkan potensi ubi kayu yang terdapat di
Kabupaten Jember. UD Mutiara Rasa menjadi salah satu tempat produksi suwar-
suwir yang cukup terkenal di Jember. UD Mutiara Rasa menjadi agroindustri
pengolahan suwar-suwir sejak tahun 2000 dan telah memiliki ijin usaha yaitu
(Pangan Industri Rumah Tangga) P-IRT No. 215350924048-20. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa, memiliki keunggulan tersendiri sebagai agroindustri
pengolahan suwar-suwir dibandingkan dengan agroindustri pengolahan suwar-
suwir lainnya, keunggulan tersebut yaitu agroindustri UD.Mutiara Rasa
memproduksi suwar-suwir dengan dua jenis suwar-suwir yang berbeda yaitu
suwar-suwir original dan suwar-suwir dengan inovasi varian rasa, yaitu suwar-
suwir dengan rasa ekstrak kulit manggis, daun mint, kopi, coklat, strawbery, dan
ekstrak daun sirsak. Agroindustri UD.Mutiara Rasa menjual suwar-suwir hasil
produksinya secara curah tanpa menggunakan merk dan kemasan dan hal tersebut
telah berlangsung mulai dari awal pendirian agroind ustri UD.Mutiara Rasa sejak
tahun 2000 hingga saat ini. Agroindustri UD.Mutiara Rasa menjual suwar-suwir
hasil produksinya pada outlet-outlet penjualan makanan oleh-oleh di Kabupaten
Jember yang cukup ternama.
UD Mutiara Rasa setiap hari memproduksi suwar-suwir sebanyak ± 200
kg untuk memenuhi permintaan konsumen. UD.Mutiara Rasa dalam memperoleh
bahan baku tape singkong, melakukan mitra dengan seorang pengusaha tape.
Pengusaha tape memperoleh bahan baku ubi kayu, dengan membeli langsung ubi
kayu pada petani. Pengusaha tape yang bermitra dengan UD.Mutiara Rasa,
berasal dari Kecamatan Rambipuji, dengan pengusaha tape bernama Bapak
Abdul. Harga ubi kayu per kg yaitu Rp. 1200 dan harga ubi kayu setelah diolah
6
menjadi tape yaitu Rp. 7000/kg. UD.Mutiara Rasa membeli tape ubi kayu dari
pengusaha tape yang bermitra yaitu Rp. 7000/kg. Setiap hari UD Mutiara Rasa
membutuhkan sebanyak ±200 kg tape ubi kayu. Agroindustri UD.Mutiara Rasa
melakukan pemasaran suwar-suwir pada outlet-outlet yang menjual makanan
oleh-oleh. Agroindustri UD. Mutiara Rasa melakukan penjualan produk suwar-
suwir dengan sistem curah. Sistem curah yang dimaksud yaitu suwar-suwir yang
dipasarkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dijual per kg tanpa merk dan
kemasan dari UD.Mutiara Rasa sendiri. Merk dan kemasan suwar-suwir yang
dipasarkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa ditentukan oleh outlet-outlet yang
melakukan pembelian suwar-suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa.
Penggunaan merk dan kemasan oleh outlet-outlet yang membeli suwar-
suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa dilakukan melalui perjanjian lisensi
merk antara pihak UD.Mutiara Rasa dengan pihak outlet. Pihak UD Mutiara Rasa
telah melakukan kerjasama dengan berbagai outlet-outlet penjualan oleh-oleh
khas Jember yang cukup ternama. Pemesanan suwar-suwir, tidak hanya berasal
dari Kabupaten Jember saja melainkan hingga ke luar wilayah Kabupaten Jember
seperti Kalimantan dan Sulawesi. Selama menjalankan usaha menjadi agroindustri
pengolahan suwar-suwir, UD Mutiara Rasa tidak memiliki outlet untuk menjual
suwar-suwir dengan merk mereka sendiri. UD Mutiara Rasa lebih memilih untuk
menjual produk suwar-suwir dengan sistem curah. Penjualan suwar-suwir dengan
menggunakan sistem curah dengan penjualan suwar-suwir menggunakan merk
dan kemasan, terdapat perbedaan harga. Harga suwar-suwir yang dijual dengan
menggunakan sistem curah lebih murah jika dibandingkan dengan suwar-suwir
yang dijual dengan menggunakan merk dan kemasan. Perbedaan harga suwar-
suwir yang dijual secara curah dengan suwar-suwir yang dijual dengan
menggunakan merk dan kemasan dapat dicermati pada Tabel 1.4.
7
Tabel 1.4 Perbedaan Harga Suwar-Suwir Secara Curah dengan Suwar-Suwir
Merk dan Kemasan No. Produksi Suwar-Suwir Harga Curah (Rp/Kg) Harga Merk dan Kemasan
(Rp/Kg)
1. Original Rp. 28.000 Rp. 34.000
2. Mix Rasa (a) Ekstrak kulit
manggis
Rp. 30.000
Rp. 42.000
(b) Daun mint (c) Kopi
(d) Coklat
(e) Strawbery (f) Ekstrak daun sirsak
Rp. 30.000 Rp. 30.000
Rp. 30.000
Rp. 30.000 Rp. 30.000
Rp. 37.000 Rp. 37.000
Rp. 37.000
Rp. 37.000 Rp. 42.500
Sumber : Agroindustri UD.Mutiara Rasa dan Berbagai Outlet Oleh-Oleh.
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara
harga suwar-suwir yang dijual secara curah, dengan harga suwar-suwir yang
dijual dengan menggunakan merk dan kemasan. Selisih harga antara suwar-suwir
jenis original secara curah dengan merk dan kemasan yaitu sebesar Rp. 6000/kg,
dan selisih harga antara suwar-suwir mix rasa secara curah dengan merk dan
kemasan yaitu Rp. 7000/kg. Selisih harga pada suwar-suwir jenis mix rasa ekstrak
kulit manggis dan ekstrak daun sirsak lebih mahal jika dibandingkan dengan
suwar-suwir mix rasa yang lain. Selisih harga pada suwar-suwir mix rasa ekstrak
kulit manggis yaitu Rp. 12.000/kg dan ekstrak daun sirsak Rp. 12.500/kg.
UD.Mutiara Rasa sebagai agroindustri yang mengolah suwar-suwir di
Kabupaten Jember dan menjual produk suwar-suwirnya dengan sistem curah,
mampu bertahan ditengah persaingan agroindustri lain yang menjual produk
suwar-suwir dengan merk sendiri. Pada awal pendirian agroindustri UD.Mutiara
Rasa pada tahun 2000, agroindustri ini hanya mampu menjual suwar-suwir
sebanyak 10-20 kg/bulan dan itupun apabila bahan baku dan yang memesan telah
ada. Namun saat ini, agroindustri UD.Mutiara Rasa telah mampu meningkatkan
perkembangan penjualan suwar-suwir hasil produksinya menjadi lebih tinggi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.5 penjualan suwar-suwir pada Tahun 2018 .
8
Tabel 1.5 Penjualan Suwar-Suwir Agroindustri UD.Mutiara Rasa Tahun 2018
No. Bulan Penjualan Rasa Original (Kg) Penjualan Mix Rasa (Kg)
1. Januari 3600 1000
2. Februari 3950 950
3. Maret 3700 1000 4. April 4500 1000
5. Mei 4650 950
6. Juni 5500 950 7. Juli 3800 600
8. Agustus 4000 800
9. September 2800 600 10. Oktober 3750 650
11. November 3500 650
12. Desember 2000 600
Sumber : Agroindustri UD.Mutiara Rasa
Berdasarkan data tersebut, dapat diihat bahwa perkembangan penjualan
suwar-suwir agroindustri UD.Mutiara Rasa meningkat. Pada awal pendirian
Tahun 2000 hanya mampu menjual suwar-suwir sebanyak 10-20 kg, namun saat
ini meningkat sangat signifikan dengan penjualan pada Tahun 2018 mampu
menjual hingga 4650 kg suwar-suwir original dan 1000 kg suwar-suwir mix rasa.
Pada Tahun 2019, berdasarkan kegiatan survey pendahuuan yang dilakukan,
agroindustri UD.Mutiara Rasa pada bulan Januari telah mampu menjual suwar-
suwir > 5000 kg untuk kedua jenis suwar-suwir.
Kemampuan mempertahankan dan meningkatkan perkembangan usaha
agroindustri UD.Mutiara Rasa tersebut tentunya dilandasi oleh keuntungan atau
penerimaan yang didapatkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dan kepercayaan
konsumen, selama melakukan usaha dengan sistem penjualan secara curah.
Penerimaan atau keuntungan yang didapatkan oleh suatu agroindustri akan
menentukan keberlangsungan suatu usaha. Penerimaan atau keuntungan yang
diperoleh tersebut juga menentukan suatu usaha tersebut efisien dan layak atau
tidak layak untuk diusahakan. Penerimaan yang diperoleh oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa, salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan biaya produksi.
Penggunaan biaya produksi pada pengolahan suwar-suwir sering terkendala oleh
ketersediaan tape ubi kayu yang terkendala oleh musim sehingga pada saat musim
kemarau harga tape ubi kayu menjadi tinggi dan hal tersebut berpengaruh pada
kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi akan berpengaruh terhadap
penerimaan yang diperoleh oleh UD.Mutiara Rasa, sehingga perincian
penggunaan biaya pada suatu agroindustri perlu diperhatikan untuk mengetahui
9
besarnya pendapatan yang akan diterima oleh suatu agroindustri dan hal tersebut
juga akan mempengaruhi suatu usaha efisien sehingga layak atau tidak layak
untuk diusahakan.
Selain itu, sebagai satu-satunya agroindustri pengolahan suwar-suwir di
Kabupaten Jember yang menjual suwar-suwir hasil produksinya secara curah,
agroindustri UD.Mutiara Rasa mampu memasarkan suwar-suwirnya pada outlet-
outlet penjualan makanan oleh-oleh yang cukup terkenal di Kabupaten Jember.
Penjualan secara curah pada outlet-outlet yang cukup ternama di Kabupaten
Jember telah dilakukan mulai awal pendirian usaha pada Tahun 2000 hingga saat
ini ditengah persaingan agroindustri lain yang telah menjual suwar-suwir dengan
menggunakan merk dan kemasan. Kemampuan agroindustri UD.Mutiara
melakukan pemasaran suwar-suwir secara curah pada outlet-outlet ternama di
Kabupaten Jember, perlu untuk dilakukan suatu evaluasi pemasaran karena
agroindustri tersebut mampu mempertahankan penjualan secara curah hingga saat
ini ditengah persaingan agroindustri lain yang menjual dengan merk dan kemasan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait agroindustri suwar-suwir terutama kajian mengenai
efisiensi usaha serta evaluasi strategi pemasaran yang terdapat pada agroindustri
suwar-suwir tanpa merk UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan yang
diterima serta efisiensi usaha dan evaluasi strategi pemasaran pada agroindustri
UD.Mutiara Rasa di Kabupaten Jember.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendapatan yang diperoleh agroindustri suwar-suwir tanpa merk
dengan penjualan sistem curah pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember ?
2. Bagaimana efisiensi usaha agroindustri suwar-suwir tanpa merk dengan
penjualan sistem curah pada UD.Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember ?
10
3. Bagaimana evaluasi strategi pemasaran agroindustri suwar-suwir tanpa merk
dengan penjualan sistem curah pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember yang selama ini dilakukan ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pendapatan agroindustri suwar-suwir tanpa merk dengan
penjualan sistem curah pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember.
2. Mengetahui efisiensi usaha agroindustri suwar-suwir tanpa merk dengan
penjualan sistem curah pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember.
3. Mengetahui evaluasi strategi pemasaran agroindustri suwar-suwir tanpa merk
dengan penjualan sistem curah pada UD. Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember yang selama ini dilakukan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi agroindustri UD. Mutiara Rasa, hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi pertimbangan untuk pengembilan keputusan dalam pengembangan
usaha yang telah dijalankan.
2. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memberikan
bantuan modal bagi pelaku UKM agar dapat meningkatkan kemajuan
usahanya.
3. Bagi pembaca, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
11
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Wulandari (2017) melakukan penelitian tentang Pendapatan Berbagai Tipe
Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember. Judul penelitian tersebut adalah
“Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Berbagai Tipe Agroindustri Pengolahan
Tape dan Suwar-Suwir di Kabupaten Jember”. Salah satu tujuan penelitian
tersebut adalah mengetahui pendapatan agroindustri suwar-suwir UD.Rama di
Kabupaten Jember, Analisis yang digunakan pada penelitian tersebut
menggunakan analisis pendapatan. Berdasarkan hasil analisis pendapatan,
diketahui bahwa usaha agroindustri suwar-suwir UD.Rama di Kabupaten Jember
menunjukkan pendapatan yang menguntungkan, dimana pendapatan yang
diperoleh adalah Rp. 186.565,21/proses produksi. Jumlah penerimaan yang
didapatkan adalah Rp. 800.000/proses produksi dan biaya yang digunakan adalah
Rp. 613.434,79, sehingga dapat dikatakan agroindustri tersebut menguntungkan
karena TR > TC.
Wulandari (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Pendapatan dan Nilai Tambah Berbagai Tipe Agroindustri Pengolahan Tape dan
Suwar-Suwir di Kabupaten Jember” salah satu tujuan penelitiannya juga ingin
mengetahui efisiensi penggunaan biaya produksi agroindustri suwar-suwir
UD.Rama di Kabupaten Jember. Alat analisis yang digunakan adalah analisis R/C
Ratio. Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan biaya produksi menggunakan
analisis R/C Ratio, diketahui bahwa penggunaan biaya usaha agroindustri suwar-
suwir UD.Rama di Kabupaten Jember adalah efisien, dimana nilai R/C Ratio
menunjukkan nilai sebesar 1,30. Nilai R/C Ratio tersebut dapat diartikan bahwa
setiap penggunaan biaya produksi Rp 1, maka akan menghasilkan penerimaan
sebesar 1,30 rupiah, sehingga setiap Rp 1, biaya yang dikeluarkan memiliki
keuntungan 0,30 rupiah. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat keuntungan
agroindustri suwar-suwir UD.Rama di Kabupaten Jember adalah 30%.
12
Leksana (2005) melakukan penelitian tentang prospek agroindustri suwar-
suwir di Kabupaten Jember. Judul penelitian tersebut adalah “Analisis Nilai
Tambah dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember”. Salah
satu tujuan penelitian tersebut adalah mengetahui pendapatan agroindustri suwar-
suwir di Kabupaten Jember, Analisis yang digunakan pada penelitian tersebut
menggunakan analisis pendapatan. Berdasarkan hasil analisis pendapatan,
diketahui bahwa usaha agroindustri suwar-suwir di Kabupaten Jember
menunjukkan pendapatan yang menguntungkan, dimana pendapatan yang
diperoleh adalah Rp. 165.249,01/proses produksi. Jumlah penerimaan yang
didapatkan adalah Rp. 519.166,67/proses produksi dan biaya yang digunakan
adalah Rp. 353.920,66/proses produksi, sehingga dapat dikatakan agroindustri
tersebut menguntungkan karena TR > TC.
Leksana (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Nilai
Tambah dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir di Kabupaten Jember”. Salah
satu tujuan penelitiannya juga ingin mengetahui efisiensi penggunaan biaya
produksi agroindustri suwar-suwir di Kabupaten Jember. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis R/C Ratio. Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan
biaya produksi menggunakan analisis R/C Ratio, diketahui bahwa penggunaan
biaya usaha agroindustri suwar-suwir di Kabupaten Jember adalah efisien, dimana
nilai R/C Ratio menunjukkan nilai sebesar 1,46. Nilai R/C Ratio tersebut dapat
diartikan bahwa setiap penggunaan biaya produksi Rp 1, maka akan
menghasilkan penerimaan sebesar 1,46 rupiah, sehingga setiap Rp 1, biaya yang
dikeluarkan memiliki keuntungan 0,46 rupiah. Hal tersebut dapat dikatakan
bahwa tingkat keuntungan agroindustri suwar-suwir di Kabupaten Jember adalah
46%.
Kusumawaty (2018) melakukan penelitian dengan judul “Strategi
Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau (Keripik Nenas dan Rengginang
Ubi Kayu). Salah satu tujuan penelitian tersebut adalah ingin mengetahui strategi
pemasaran produk makanan khas Riau. Analisis yang digunakan dalam penelitian
tersebut menggunakan analisis bauran pemasaran dengan menggunakan
komponen bauaran pemasaran 4P (Product, Place, Price, Promotion). Hasil
13
analisis menunjukkan bahwa bauran pemasaran pada komponen produk yaitu
strategi produk menggunakan atribut produk, pemberian merk (Branding),
pengemasan, dan pemberian label. Strategi pada harga terdiri dari orientasi biaya,
orientasi terhadap permintaan dan orientasi harga kompetitor, sedangkan
penetapan harga keripik nenas dan rengginang ubi kayu ditentukan oleh penjual
berdasarkan biaya-biaya produksi. Strategi promosi terdiri dari promosi melalui
personal selling dan strategi distribusi pada penelitian tersebut yaitu terdiri dari
distribusi langsung dan distribusi tidak langsung.
Sari dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran
Agroindustri Keripik Tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu”. Salah satu tujuan penelitian tersebut adalah ingin
mengetahui strategi pemasaran agroindustri keripik tempe di Kabupaten Indragiri
Hulu. Analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan analisis
bauran pemasaran dengan menggunakan komponen bauaran pemasaran 4P
(Product, Place, Price, Promotion). Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi
pemasaran yang digunakan yaitu strategi pemasaran produk, harga, distribusi, dan
promosi. Strategi produk terdiri dari atribut produk, pemberian merk,
pengemasan, pemberian label, dan jasa pendukung produk. Strategi harga terdiri
dari penentuan harga yang berorientasi terhadap biaya produksi. Strategi distribusi
yang digunakan yaitu distribusi langsung kepada konsumen akhir/pedagang
pengecer. Strategi promosi yang digunakan yaitu strategi penjualan pribadi
(Personal Selling).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komoditas Ubi Kayu
Menurut Prihandana et al (2007), ubi kayu termasuk kelas
Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai
7.200 spesies, beberapa di antaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet
(Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), dan umbi-
umbian (Manihot spp). Klasifikasi tanaman ubi kayu sebagai berikut:
14
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Arhichlamydeae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Sub famili : Manihotae
G enus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz
Tanaman ubi kayu tumbuh di daerah antara 30° lintang utara, yakni daerah
dengan suhu rata-rata lebih dari 18°C dengan curah hujan di atas 500 mm/tahun.
Tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2000 m dpl atau di daerah sub-
tropika dengan suhu rata-rata 16°C. Di ketinggian tempat sampai 300 m dpl
tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik, tetapi tidak dapat
berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat
menghasilkan bunga dan biji. Ubi kayu merupakan tanaman pangan dan
perdagangan (cash crop), sebagai tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan
starch, gaplek, tepung ubi kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamat,
tepung aromatik, dan pellets. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu
dan hilir, sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi
sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan
ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan
penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain.
Tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang tidak membutuhkan
perawatan yang rumit, di lahan yang tergolong kritis pun ubi kayu masih dapat
tumbuh dan berproduksi. Budidaya tanaman ubi kayu di Indonesia saat ini sudah
cukup maju dan berkembang. Syarat utama agar tanaman ubi kayu dapat tumbuh
dan berproduksi baik adalah dengan memperhatikan lokasi dan struktur tanah
yang digunakan untuk budidaya. (Suprapti, 2005).
Menurut Rukmana (1997), ubi kayu mempunyai banyak nama daerah,
diantaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi inggris, telo puhung,
kasape, bodin, telo jenderal (Jawa), sampeu, huwi jenderal (Sunda), kasbek
(Ambon), dan Ubi Perancis (Padang). Bagian tanaman ubi kayu yang umum
15
digunakan sebagai bahan makanan manusia adalah ubinya dan daun-daun muda
(pucuk). Ubi kayu dapat diolah menjadi berbagai macam (jenis) produk. Aneka
jenis makanan dari bahan baku ubi kayu, antara lain adalah ubi kayu rebus
(kukus), ubi kayu bakar, ubi kayu goreng, kolak, keripik, opak, tape, dan enyek-
enyek. Disamping itu, ubi kayu dapat diolah menjadi produk antara (intermediate
product), seperti gaplek dan tepung tapioka.
Ubi kayu mengandung karbohidrat sangat tinggi, sekitar 34-38 gram per
100 gram kandungan energinya 146-157 kalori per 100 gram bahan, namun kadar
protein dalam singkong tergolong rendah, sehingga harus diimbangi dengan
pangan sumber protein saat mengkonsumsinya. Setelah mengalami pertumbuhan
teknologi, ubi kayu dijadikan bahan dasar pada industri makanan. Tingkat
produksi, sifat fisik dan kimia ubi kayu akan bervariasi menurut tingkat kesuburan
yang ditinjau dari lokasi penanaman ubi kayu. Ada dua jenis ubi kayu yang pahit
dan tidak pahit. Ubi kayu pahit mengandung hidrosianida (HCN) lebih dari 100
ppm. Namun, jenis ini mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi. (Setyawan,
2015).
2.2.2 Konsep Agroindustri
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan agroindustri yang
berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku
utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan
sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat
dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut, dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan, industri
yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian
(pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (sub sistem)
agribisnis yang memproses dan mentransformasikan bahan-bahan hasil pertanian
(bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang
langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang
16
digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin
pertanian dan lain-lain (Udayana, 2011).
Agroindustri merupakan sub sistem dalam sistem agribisnis. Secara garis
besar, terdapat lima sub sistem produksi /usahatani yaitu subsistem penyediaan
sarana produksi seperti pupuk, bibit (benih), obat-obatan, mesin pertanian dan
sebagainya, sub sistem pengolahan, sub sistem pemasaran, serta sub sistem
pendukung seperti pembiayaan dan asuransi. Dalam hal ini yang disebut
agroindustri adalah sub sistem yang menangani pengolahan hasil produksi
usahatani. Agroindustri merupakan bidang usaha yang mampu menciptakan
kesempatan kerja. Agroindustri menciptakan lapangan kerja sekitar 41% dari total
lapangan kerja pada industri pengolahan dan manufakturing. Agroindustri
merupakan sumber pertumbuhan, pangsa agroindustri terhadap total output
industri pengolahan mencapai 65,38%. Agroindustri merupakan jenis industri
yang memiliki keterkaitan ke bawah maupun keterkaitan ke atas. Umumnya
agroindustri berlokasi di pedesaan, karena itu kandungan lokalnya sangat tinggi,
serta memiliki social effect yang positif bagi sebagian besar rakyat kecil. Bahan
baku agroindustri dapat digolongkan kedalam kelompok bahan makanan, tanaman
perkebunan rakyat, tanaman perkebunan besar, peternakan dan hasilnya,
perikanan dan kehutanan (Iwantono, 2002).
Agroindustri adalah industri yang mengolah komoditas pertanian primer
menjadi produk olahan baik produk antara (intermediate product) maupun produk
akhir (finish product). Termasuk di dalamnya adalah penanganan pasca panen,
industri pengolahan makanan dan minuman, industri biofarmaka, industri bio
energy, industri pengolahan hasil ikutan (by product) serta agrowisata.
Agroindustri merupakan perusahaan yang memproses (mengolah) bahan baku
pertanian secara luas, seperti sayuran, buah, perikanan, peternakan, dan tanaman
pangan. Agroindustri dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat perubahan bahan
baku. Agroindustri menjadi salah satu rantai utama pembangunan pertanian,
karena akan terkait mulai dari perencanaan produksi pertanian sampai pada
pemasaran produknya. Terdapat tiga ciri utama pengembangan agroindustri
berkelanjutan yaitu, (1) secara ekonomi layak dan memberikan keuntungan yang
17
memadai, (2) secara sosial tidak menimbulkan ketimpangan, persoalan dan justru
menguatkan kelembagaan lokal, (3) secara lingkungan tidak menimbulkan
persoalan degradasi, pencemaran dan menjadi berkelanjutan pemanfaatan
sumberdaya di masa mendatang (Santoso, 2013).
Agroindustri menjadi pilihan untuk segera dikembangkan dengan konsepsi
pemberdayaan petani kecil. Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu
menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber
pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian
sasaran : (1) menyediakan pangan dengan berbagai ragam pangan olahan, (2)
sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah, (3) merupakan
pasar hasil pertanian, (4) menghasilkan devisa, (5) menyediakan lapangan
pekerjaan, (6) peningkatan pendapatan nasional, (7) tetap mempertahankan
kelestarian sumberdaya. Kegiatan agroindustri umumnya bersifat resourced based
industry. Kegiatan agroindustri mempunyai keterkaitan kedepan dan kebelakang
yang sangat besar ( Januar, 2006).
Menurut Soetriono dkk (2015), ruang lingkup kegiatan agroindustri
meliputi beberapa hal yaitu :
1. Industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk
akhir.
2. Industri penanganan hasil pertanian segar.
3. Industri pengadaan sarana produksi pertanian
4. Industri pengadaan alat-alat pertanian dan agroindustri
2.2.3 Suwar- Suwir
Suwar-suwir merupakan makanan khas jember yang berbahan baku
singkong. Bahan baku utama dari suwar-suwir yaitu singkong yang diolah
menjadi tape kemudian dicampurkan dengan bahan tape, gula dan tepung yang
dijemur dibawah matahari supaya kering serta tahan lama. Adonan suwar-suwir
seperti dodol tetapi memiliki struktur yang lebih padat, namun saat digigit lembut
dan lumer di lidah. Suwar-suwir memiliki rasa yang legit bercampur kecut,
18
selintas rasanya seperti tape. Manisnya pun tak terlalu menggigit. Suwar-suwir
memiliki bentuk kotak-kotak kecil memanjang menyerupai balok mini. Warna
suwar-suwir beraneka ragam, biasanya diwarnai dengan warna beraneka ragam
seperti warna hijau, cokelat, putih hingga merah. Makanan suwar-suwir hanya
digunakan untuk camilan, makanan ini tidak mengenyangkan karena ukurannya
hanya sebesar jempol orang dewasa. Suwar-suwir juga memiliki beraneka ragam
pilihan rasa seperti sirsak. stroberi, pandan, dan vanili. Awalnya hanya ada rasa
cokelat dan vanili, tetapi sejak sekitar tahun 2000 berkembang menjadi
bermacam-macam buah dan warna (Koesoemo, 2005).
Menurut Wiguna dan Widyatami (2017), suwar-suwir merupakan sebuah
olahan makanan yang berbahan baku utama adalah tape. Tape ini berasal dari
singkong yang dilakukan fermentasi terlebih dahulu. Tape ini kemudian diolah
dan dicampurkan dengan gula dan diberikan olahan rasa-rasa antara lain rasa
cokelat, sirsak, nangka dan nanas. Pemberian rasa pada suwar-suwir tergantung
pada salah satu rasa yang akan dibuat. Proses pencampuran antara tape gula dan
salah satu rasa dilakukan didalam sebuah wajan yang dipanaskan dengan
menggunakan api. Tahapan proses pembuatan suwar-suwir sebagai berikut :
1. Pencampuran bahan
Tape singkong yang telah dibuang tulang tengahnya diremas-remas hingga
lumat kemudian dicampur dengan gula pasir dan diaduk sampai merata di
wajan pemasakan.
2. Pemasakan
Setelah campuran bahan menjadi adonan yang tercampur rata dan mengental,
adonan dimasak selama 3 jam dan terus menerus diaduk dengan pengaduk
kayu hingga adonan menjadi kalis atau tidak lengket pada wajan.
3. Pemasiran
Pemasiran merupakan proses pengadukan setelah pemasakan dan pemberian
bahan tambah agar adonan menjadi lebih kalis dan tidak lengket. Setelah
dilakukan pemasakan. Wajan segera diangkat dan adonan tetap diaduk selama
setengah jam. Pada tahap ini adonan ditambahkan dengan susu bubuk, perisa
makanan, maupun pewarna makanan sesuai dengan keinginan.
19
4. Pencetakan dan pemotongan
Adonan suwar-suwir diletakkan pada meja cetakan. Untuk mendapatkan
permukaan yang rata digunakan roll penekan berbentuk silinder yang
dijalankan merata pada seluruh bagian cetakan. Setelah adonan yang dicetak
dingin, adonan dipotong-potong sesuai dengan keinginan.
5. Pengemasan
Pengemasan dilakukan sesuai dengan keinginan yang pada dasarnya ditujukan
untuk pengawetan produk, melindungi produk dan untuk meningkatkan daya
tarik konsumen.
Suwar-suwir tergolong kedalam makanan camilan. Meskipun demikian,
suwar-suwir ini juga memiliki kandungan gizi yang cukup baik yaitu berupa
energi 348,75 kkal, protein 3,25 g, lemak 8,4 g, karbohidrat 65,8 g, serat 0,1 g,
kolesterol 0 mg dan natrium 0,1 mg yang diperoleh dari 50 g tape singkong, 25 g
gula pasir, 25 g santan dan 25 g tepung. Kandungan tersebut diperoleh dari bahan
singkong, sebagai bahan baku utama pembuatan suwar-suwir. Meskipun
demikian, suwar-suwir merupakan makanan yang memiliki kandungan gula yang
cukup tinggi, sehingga tidak baik jika mengkonsumsi makanan ini secara
berlebihan. (Sari, 2012).
2.2.4 Teori Pendapatan
Pendapatan adalah total penerimaan seseorang atau suatu rumah tangga
selama periode tertentu. Pendapatan merupakan konsep aliran (flow concept)
yakni aliran uang, barang dan jasa serta kepuasan yang diperoleh dibawah
penguasaan keluarga untuk digunakan dalam memuaskan dan memenuhi
kebutuhannya. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis sebagai berikut
(Soekartawi, 1995):
Y= TR-TC
TR= P × Q
TC= TFC + TVC
20
Keterangan :
Y : Yield (Pendapatan)
TR : Total Revenue (Penerimaan Total)
TC : Total Cost (Total Biaya)
P : Price (Harga)
Q : Quantity (Unit)
TFC : Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC : Total Variable Cost (Biaya Variabel Total)
Menurut Soetriono (2017), pendapatan adalah total penerimaan (uang dan
bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu.
Penerimaan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga
petani, digunakan untuk bibit dalam usahatani, digunakan untuk pembayaran dan
yang disimpan. Pendapatan akan lebih besar apabila dapat menekan biaya variabel
yang dikeluarkan dan diimbangi dengan produksi yang tinggi. Biaya usahatani
adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam usahatani. Selisih antara
penerimaan usahatani dengan pengeluaran total usahatani disebut sebagai
pendapatan usahatani. Secara sistematis penjelasan tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :
TR – TC
Keterangan :
Pendapatan bersih
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Penjelasan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
TR = P.Q
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Rp)
P = Harga (Rp/Kg)
Q = Produksi (Kg)
21
2.2.5 Teori Biaya
Menurut Hariyati (2007), biaya tetap total (Total Fixed Cost) merupakan
biaya untuk faktor-faktor produksi tetap. Biaya ini memiliki arti dalam jangka
pendek, dimana faktor-faktor produksi yang dipergunakan merupakan faktor-
faktor produksi tetap. Jumlah biaya ini tidak tergantung pada jumlah produk yang
dihasilkan. Biaya variabel total (Total Variable Cost) biaya ini mewakili jumlah
biaya-biaya untuk faktor-faktor produksi variabel. Biaya ini dapat berbentuk uang
tunai, barang atau nilai uang jasa dan kerja yang sesungguhnya tidak dibayarkan.
Besar biaya variabel total ditentukan oleh fungsi produksi atau oleh produk total
dari proses produksi yang bersangkutan. Biaya total (Total Cost) merupakan
penjumlahan biaya tetap total dengan biaya variabel total. Tanpa memperhatikan
apakah produksi berlangsung dengan kenaikan hasil bertambah atau berkurang,
secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak produk yang dihasilkan
semakin besar biaya total yang digunakan. Kegunaan biaya total ini adalah untuk
menentukan pendapatan dari suatu usaha. Berikut rumus biaya total sebagai
berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC : Total Biaya (Total Cost)
TFC : Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost)
TVC : Total Biaya Variabel (Total Variabel Cost)
Kurva biaya-biaya untuk fungsi produksi dapat dilihat pada Gambar 2.1
Biaya (Rp) TC
0 Produksi (Q)
VC
VFC
Y1 Y2
Gambar 2.1 Kurva biaya total, biaya tetap, biaya variabel
22
Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya jumlah biaya tetap
tidak bergantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S terbalik,
menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktivitas dengan besarnya
biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan bahwa dalam jangka pendek,
peubah biaya total semata-mata ditunjukkan oleh peubah biaya variabel.
2.2.6 Teori Efisiensi Penggunaan Biaya Produksi
Menurut Soetriono dkk (2015), efisiensi memiliki arti penting mengingat
didalamnya terkandung pengertian tentang untung rugi yaitu membandingkan
besarnya biaya dengan besarnya nilai produksi yang diperoleh dari kegiatan
produksi. Masalah efisiensi dalam analisis ekonomi merupakan masalah penting
karena dapat bertindak sebagai alat ukur untuk menilai pemilihan-pemilihan
dalam keputusan berproduksi. Efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara
nilai hasil (Output) dan nilai masukan (Input). Suatu metode produksi dapat
dikatakan lebih efisien dari metode lainnya, bila metode itu menghasilkan output
yang lebih tinggi nilainya untuk tingkat korbanan yang sama.
Menurut Fahriyah dkk (2012), efisiensi adalah perbandingan antara total
penerimaan dan total biaya dimana penerimaan lebih besar dibandingkan dengan
total biaya. R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya,
Besarnya R/C ratio mempunyai prospek baik. Nilai R/C ratio yang lebih besar
dari 1 menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan oleh perusahaan layak untuk
diusahakan. Tingginya nilai R/C ratio disebabkan oleh produksi yang diperoleh
dan harga komoditi yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan petani sebagai
pengusaha. R/C ratio adalah perbandingan antara (nisbah) penerimaan dan biaya.
Menurut Soekartawi (1995), pada umumnya akan lebih baik apabila
analisis R/C dibagi dua yaitu menggunakan data pengeluaran (biaya produksi)
yang secara rill dikeluarkan oleh petani dan yang menghitung juga nilai tenaga
kerja keluarga, serta benih atau bibit yang disiapkan sendiri itu juga
diperhitungkan. Dengan cara ini dua macam R/C yaitu R/C berdasarkan data apa
adanya dan R/C berdasarkan data dengan memperhitungkan tenaga kerja, dalam
keluarga, sewa lahan dan sebagainya untuk mengetahui R/C ratio yang diperoleh :
23
R/C ratio = TR/TC
Keterangan:
R/C ratio = Perbandingan antara penerimaan dan biaya
TR = Total Penerimaan/Total Revenue (Rp)
TC = Biaya Total/Total Cost (Rp)
Keputusan :
a) R/C ratio > 1 = Berarti Usaha yang dilakukan efisien atau menguntungkan.
Artinya, apabila dikeluarkan biaya satu satuan mata uang (Rp.1) akan
didapatkan revenue (penerimaan) lebih besar dari satu satuan mata uang,
berarti usaha yang bersangkutan bersifat menguntungkan.
b) R/C ratio < 1 = Berarti usaha yang dilakukan tidak efisien atau tidak
menguntungkan. Artinya, apabila dikeluarkan biaya satu satuan mata uang
(Rp.1) tidak akan didapatkan revenue (penerimaan) lebih besar dari satu
satuan mata uang, berarti usaha yang bersangkutan bersifat tidak
menguntungkan.
c) R/C ratio = 1 = Berarti usaha mengalami titik impas (break event point).
2.2.7 Teori Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2006), pemasaran adalah proses
mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran
adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta
menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan.
Pemasaran yang kokoh menjadi penting bagi kesuksesan dalam semua organisasi.
Banyak orang berpikir bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan,
saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno sebagai
membuat penjualan, bercerita dan menjual tetapi dalam pemahaman modern yaitu
memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan,
mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nilai yang unggul bagi
pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan
jasa itu secara efektif maka produk dan jasa itu akan mudah dijual. Secara luas
definisi pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau
24
organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang
lebih sempit pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan
nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Oleh karena itu, pemasaran
didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan
dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut David (2004),
pemasaran sebagai proses mendefinisikan , mengantisipasi, menciptakan serta
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Terdapat 7
fungsi dasar pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa,
perencanaan produk dan jasa, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang.
Kegiatan pemasaran meliputi segala usaha yang dimaksudkan untuk
menghasilkan penjualan. Definisi pemasaran dibedakan menjadi definisi sosial
dan definisi manajerial. Menurut definisi sosial, pemasaran adalah suatu proses
sosial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang diinginkan dan
dibutuhkan melalui proses penciptaan, penawaran, dan pertukaran bebas produk
dan jasa dengan nilai tertentu antara satu sama lain. Sedangkan menurut definisi
manajerial pemasaran sering diartikan sebagai seni menjual produk. Kegiatan
pemasaran secara komprehensif dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan spesifik konsumen, merancang konsep produk atau
jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mengkomunikasikan produk
tersebut kepada konsumen target. Tujuannya agar mereka menyadari bahwa
produk tersebut bernilai bagi dirinya dan bersedia melakukan transaksi ekonomi
yang saling menguntungkan (Sumarwan, 2015).
2.2.8 Teori Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan ke
arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai kegiatan yang
dilakukan berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Suatu
aktivitas yang dirancang untuk menimbang manfaat program dalam spesifikasi
kriteria, teknik pengukuran, metode analisis dan bentuk rekomendasi. Saat sesuatu
25
dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai
atau manfaatnya. Evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan
melalui kegiatan asesmen (Zainul dan Nasution, 2001).
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh
mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai (Purwanto, 2002).
2.2.9 Teori Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para
manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan
baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi, dan meninjau
faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang.
Kegiatan evaluasi strategi yaitu mengkaji landasan strategi bisnis/perusahaan
membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan mengambil tindakan
korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Alasan perlunya
evaluasi strategi yaitu semakin kompleknya masalah lingkungan, semakin sulitnya
memprediksi masa organisasi, berkurangnya rentang waktu dimana perencanaan
dapat dilakukan dengan tingkat ketepatan tertentu. Strategi evaluasi pemasaran
harus dikembangkan untuk mendukung sasaran pemasaran ini untuk memperbesar
pangsa pasar. Perusahaan mungkin meningkatkan ketersediaan produk dan
promosi untuk memasuki pasar yang baru (Kotler 1996).
2.2.10 Strategi Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan
berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang
menguntungkan. Strategi pemasaran merupakan rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang
suatu kegiatan agar suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya. Strategi
26
pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran
perusahaan, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dan hubungannya dengan
keadaan lingkungan yang diharapkan, dan kondisi persaingan yang dihadapi
(Assauri, 2004).
Menurut Sumarwan (2015), dalam orientasi konsep pemasaran, untuk bisa
lebih efektif daripada pesaing dalam menggarap pasar target, tindakan yang dapat
dilakukan pemasaran adalah merancang program pemasaran terpadu. Pada
awalnya pemasar selalu dan terus-menerus memikirkan berbagai alternatif dalam
upaya meningkatkan penjualan produk yang ditawarkan, sehingga diperoleh
daftar yang cukup panjang cara-cara untuk meningkatkan penjualan. Cara untuk
meningkatkan penjualan tersebut dengan mengelompokkannya kedalam 4
komponen yaitu Product, Price, Place, Promotion yang kemudian dikenal dengan
bauran pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong (2006), bauran pemasaran merupakan
sekelompok variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan
untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen dalam pasar sasarannya.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P yaitu Product
(Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
Menurut Suharno (2010), keempat unsur atau variabel bauran pemasaran
(marketing mix) yaitu :
1. Produk (Product)
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan
dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Bagian produk ini meliputi
bagaimana cara mengembangkan produk yang tepat bagi sasaran pasar. Produk ini
dapat merupakan suatu barang fisik dan atau jasa yang dapat memenuhi beberapa
kebutuhan konsumen. Dengan wujud produk dimaksudkan adalah ciri-ciri atau
27
sifat fisik produk yang dilihat dari konsumen bahwa fungsinya dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Penekanan wujud fisik dari produk ini adalah fungsi
dari produk tersebut, disamping desain warna, ukuran, dan bungkus atau
pengepakan. Dari wujud fisik inilah konsumen atau pembeli membedakan suatu
produk dengan produk yang lain sehingga menarik konsumen atau pola
pembeliannya. Masing-masing jenis produk memiliki cara yang berbeda dalam
pemasarannya. Pasar sasaran memandang produk baik adalah dari bagaimana
produk memberikan solusi bagi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan
utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju
dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh
karena itu, strategi produk sebenarnya merupakan kemampuan strategi pemasaran
sehingga gagasan utama atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian
atau bidang pemasaran.
2. Tempat (Place)
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran. Tempat menjelaskan tentang produk yang nantinya dipasarkan
tepat kepada sasaran pasar. Suatu bararng tidak ada gunanya bagi seorang
konsumen apabila tidak tersedia pada waktu dan tempat dimana ia diperlukan.
Pada tempat, kita akan melihat dimana, bilamana, dan oleh siapa barang-barang
dan jasa-jasa dapat dijual. Perusahaan perlu menjamin bahwa produk yang
ditawarkan akan tersedia pada saat konsumen membutuhkan dimanapun,
kapanpun, dan, berapapun. Aktivitas terpenting dari distribusi dalam menjaga
kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh produk yang diinginkan pasar
sasaran. Tempat bagi kegiatan usaha menjadi faktor kunci. Kedekatan,
kemudahan menjangkau dan kenyamanan menjadi faktor penting bagi konsumen
untuk mendapatkan barang tersebut, sehingga keputusan tentang bagaimana
mengelola aspek tempat ini adalah keputusan tentang lokasi, sarana, dan akses
bagi konsumen atau pembeli. Perusahaan atau penjual perlu memperhatikan aspek
lokasi ini, khususnya dalam usaha membimbing sejauh mana lokasi akan
mempengaruhi pembelian konsumen. Penempatan atau penentuan lokasi tempat
pemasaran hendaknya dapat dengan mudah dicapai untuk wilayah pemasaran.
28
3. Promosi (Promotion)
Promosi berarti aktivitas menyampaikan manfaat produk dan membujuk
pelanggan membelinya. Bagian promosi meliputi pemberitahuan kepada pasar
sasaran mengenai produk yang tepat. Promosi meliputi penjualan perorangan,
penjualan massal, dan promosi penjualan. Kegiatan promosi yang dilakukan
sejalan dengan rencana pemasaran secara kesuluruhan, serta direncanakan akan
diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan dapat berperan secara
berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan
promosi ini juga diharapkan akan dapat mempertahankan ketenaran merk (brand)
selama ini dan bahkan, bila menggunakan program promosi yang tepat. Dalam
rangka menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan
efektifnya rencana pemasaran yang disusun maka perusahaan haruslah
menetapkan dan menjalankan strategi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan
suatu perusahaan menggunakan bauran promosi yang diantaranya adalah :
a. Advertensi
Suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang
dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. Media
yang sering digunakan adalah radio, televisi, majalah, surat kabar.
b. Personal selling
Penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau
lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
c. Promosi penjualan
Kegiatan promosi yang merangsang pembelian oleh konsumen dan
keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan demonstrasi dan segala
usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur dan terus-menerus.
d. Publisitas
Usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non
personal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial
tentang produk tersebut didalam media cetak atau tidak, maupun hasil
wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.
29
4. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang
mempengaruhi secara langsung, adalah bahan baku, biaya produksi, biaya
pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak
langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh
harga terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta
potongan harga untuk para penyalur dan konsumen. Menurut Kotler dan
Armstrong (2006), berikut tabel variabel-variabel bauran pemasaran.
Tabel 2.1 Variabel-variabel bauran pemasaran Produk Harga Promosi Tempat
Ragam Daftar Harga Iklan Saluran
Kualitas Diskon Penjualan pribadi Cakupan
Desain Potongan Harga Promosi penjualan Pemilahan
Fitur Periode Pembayaran Hubungan masyarakat Lokasi
Nama Merek Persyaratan Kredit Persediaan
Kemasan Transportasi
Layanan Logistik
Sumber : Kotler dan Armstrong (2006)
2.3 Kerangka Pemikiran
UD.Mutiara Rasa merupakan agroindustri pengolahan suwar-suwir yang
terletak di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. UD.Mutiara Rasa merupakan
usaha pengolahan suwar-suwir yang mengolah produk suwar-suwir dengan
inovasi varian rasa. Varian rasa suwar-suwir yang diproduksi UD.Mutiara Rasa
terdiri dari rasa coklat, ekstrak kulit manggis, ekstrak daun sirsak, mint,
strawbery, dan kopi. Produk suwar-suwir hasil olahan agroindustri UD.Mutiara
Rasa dipasarkan dengan cara curah. Agroindustri UD.Mutiara Rasa melakukan
penjualan suwar-suwir secara curah (tanpa merk dan kemasan). Agroindustri
UD.Mutiara Rasa melakukan pemasaran secara curah pada outlet-outlet ternama
yang berada di Kabupaten Jember. Penjualan secara curah oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa, mempu dipertahankan hingga saat ini ditengah persaingan
agroindustri lain yang menjual produk menggunakan merk dan kemasan.
30
Jangkauan pemasaran suwar-suwir oleh UD.Mutiara Rasa, tidak hanya pada
daerah lokal (Jember) saja, melainkan telah merambah hingga luar daerah
Kabupaten Jember yaitu Kalimantan dan Sulawesi.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi suwar-suwir yaitu tape
ubi kayu. Bahan baku ubi kayu didapatkan oleh UD.Mutiara Rasa dari pengusaha
tape yang teah bermitra dengan UD.Mutiara Rasa. Pengusaha yang bermitra
tersebut berasal dari Rambipuji. Dalam menyediakan bahan baku tape,
agroindustri UD.Mutiara Rasa sering mengalami kendala meskipun telah bermitra
dengan pengusaha tape. Kendala yang terjadi yaitu, harga tape akan mengalami
kenaikan pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh persediaan ubi kayu
yang sedikit pada saat musim kemarau, sehingga harga tape ubi kayu juga
semakin tinggi. Meningkatnya harga tape ubi kayu akan berpengaruh terhadap
kenaikan biaya produksi yang tentunya akan berpengaruh pada pendapatan dan
efisiensi usaha pada UD.Mutiara Rasa.
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada agroindustri UD.Mutiara Rasa
tersebut, perlu untuk mengetahui pendapatan yang diterima oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa, mengetahui efisiensi usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa dan
melakukan evaluasi strategi pemasaran agroindustri UD.Mutiara Rasa.
Pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa perlu untuk diketahui karena
pendapatan yang diterima oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa sebagai agroindustri
yang menjual suwar-suwir dengan sistem curah berbeda dengan pendapatan yang
diterima oleh agroindustri yang menjual suwar-suwir dengan merk sendiri.
Pendapatan yang diterima oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa yang menjual
suwar-suwir secara curah, lebih rendah dibandingkan dengan agroindustri yang
menjual dengan merk dan kemasan. Hal ini dapat terjadi karena, produk yang
dijual secara curah tidak menggunakan merk dan kemasan. Merk dan kemasan
harus dibuat dan ditentukan sendiri oleh konsumen yang membeli produk
tersebut. Agroindustri yang menjual produk dengan merk dan kemasan, dapat
memperoleh pendapatan yang menguntungkan karena dapat menjual atau
memasarkan produk dengan harga yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wulandari (2017), yang menganalisis mengenai pendapatan
31
yang diterima oleh agroindustri suwar-suwir UD.Rama yang menjual produk
dengan merk dan kemasan sendiri. Hasil analisis menunjukkan bahwa
agroindustri tersebut memperoleh pendapatan yang menguntungkan. Tetapi,
agroindustri yang menjual produk secara curah, diduga dapat memperoleh
pendapatan yang menguntungkan. Hal ini dikarenakan, biaya produksi pada
agroindustri yang menjual secara curah tidak dibebankan dengan biaya
pengemasan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dengan menekan biaya
produksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada teori yang dikemukakan oleh
Soetriono (2017), yang mengatakan bahwa pendapatan akan lebih besar apabila
dapat menekan biaya variabel yang dikeluarkan dan diimbangi dengan produksi
yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian diajukan hipotesis bahwa
pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa memiliki pendapatan yang
menguntungkan.
Terkait dengan efisiensi usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa, perlu untuk
dilakukan analisis mengenai efisiensi usaha, karena efisiensi usaha yang
dilakukan pada sebuah agroindustri akan menentukan agroindustri tersebut layak
atau tidak layak untuk dilanjutkan. Agroindustri UD.Mutiara Rasa sebagai
agroindustri yang menjual produk secara curah hingga saat ini, mampu bertahan
ditengah agroindustri lain yang menjual produk menggunakan produk dan
kemasan. Hal tersebut dilakukan karena dengan menjual produk secara curah,
agroindustri UD.Mutiara Rasa, dapat melakukan efisiensi penggunaan biaya
produksi terutama pada penggunaan biaya pengemasan. Permasalahan yang
terjadi pada tingginya bahan baku tape ubi kayu pada saat musim kemarau, dapat
diminimalisir dengan penjualan yang tinggi pada produksi suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa. Berdasarkan hal tersebut diduga agroindustri UD.Mutiara Rasa
memiliki penggunaan biaya produksi yang efisien sehingga usaha yang dilakukan
layak untuk dilanjutkan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Fahriyah dkk (2012), yang menyatakan bahwa tingginya nilai R/C ratio
(perbandingan antara penerimaan dan biaya) disebabkan oleh produksi yang
diperoleh dan biaya yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan petani sebagai
pengusaha.
32
Terkait dengan evaluasi strategi pemasaran, agroindustri UD.Mutiara Rasa
mampu untuk memasarkan suwar-suwir secara curah pada outlet-outlet ternama di
Kabupaten Jember. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa agroindustri
UD.Mutiara Rasa memiliki pangsa pasar yang baik di Kabupaten Jember, karena
mampu memasarkan produknya secara curah pada outlet-outlet ternama hingga
saat ini ditengah persaingan agroindustri lain yang menjual dengan merk dan
kemasan. Usaha dalam memasarkan produk suwar-suwir UD.Mutiara Rasa
dilakukan semaksimal mungkin untuk dapat memasarkan produknya secara curah
pada outlet-outlet ternama di Kabupaten Jember. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sumarwan (2015), yang menyatakan bahwa, dalam orientasi
konsep pemasaran, untuk bisa lebih efektif daripada pesaing dalam menggarap
pasar target, tindakan yang dapat dilakukan pemasaran adalah merancang program
pemasaran terpadu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawaty
(2018), untuk melakukan analisis strategi pemasaran dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis bauran pemasaran dengan menggunakan komponen 4P.
Berdasarkan pernyataan diatas, pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui analisis pendapatan, analisis efisiensi usaha, analisis evaluasi strategi
pemasaran agroindustri UD.Mutiara Rasa. Alat analisis yang digunakan yaitu (1)
untuk mengetahui pendapatan menggunakan analisis pendapatan TR-TC, (2)
untuk mengetahui efisiensi usaha menggunakan analisis R/C Ratio, dan untuk
melakukan evaluasi strategi pemasaran menggunakan analisis strategi bauran
pemasaran pada komponen 4P. Analisis-analisis yang dilakukan pada agroindustri
UD.Mutiara Rasa tersebut diharapkan dapat menjadi acuan peningkatan usaha
agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa secara berkelanjutan. Berdasarkan
uraian diatas, skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
33
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
UD.Mutiara Rasa di Kecamatan
Ajung Kabupaten Jember
Fenomena:
1. Menjual suwar-suwir secara
curah.
2. Memproduksi suwar-suwir
original dan mix rasa.
3. Penjualan secara curah pada
outlet-outlet ternama.
4. Penjualan secara curah
bertahan hingga saat ini.
5. Pemasaran lokal (Jember),
Luar Jember (Sulawesi dan
Kalimantan).
6. Bahan baku sulit ketika musim
kemarau.
Mengetahui
pendapatan Mengetahui efisiensi
usaha
Melakukan evaluasi
strategi pemasaran
Penelitian Terdahulu:
1.Wulandari (2017),
Pendapatan suwar-
suwir UD.Rama di
Kabupaten Jember
menguntungkan,
pendapatan yang
diperoleh Rp.
186.565,21.
2. Leksana (2005),
Pendapatan suwar-
suwir di Kabupaten
Jember
menguntungkan,
pendapatan Rp.
165.249,01
Penelitian terdahulu :
1. Wulandari (2017),
efisiensi usaha
agroindustri suwar-
suwir UD.Rama di
Kabupaten Jember
efisien. Nilai R/C
Ratio 1,30
2.Leksana (2005),
efisiensi penggunaan
biaya produksi
agroindustri suwar-
suwir di Kabupaten
Jember efisien
sehingga layak
dijalankan. Nilai R/C
Ratio 1,46.
Penelitian terdahulu :
1. Kusumawaty (2018),
Strategi pemasaran 4P.
Produk menggunakan
atribut produk. Harga
terdiri dari orientasi
biaya. Promosi Personal
Selling. Distribusi
langsung.
2. Sari dkk (2015),
Strategibauran pemasaran
4P. Produk pemberian
merk. Harga berdasar
biaya produksi. Distibusi
langsung. Promosi
Personal selling.
Analisis Pendapatan
(TR-TC)
Analisis Efisiensi
Penggunaan Biaya
Produksi (TR/TC).
Analisis Strategi Bauran
Pemasaran (Product,
Place, Price, Promotion)
Peningkatan Usaha Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa
Secara Berkelanjutan
Ingin mengetahui pendapatan,
efisiensi usaha, dan evaluasi strategi
pemasaran UD.Mutiara Rasa
34
2.4 Hipotesis
1. Usaha agroindustri suwar-suwir pada UD. Mutiara Rasa menguntungkan.
2. Usaha agroindustri suwar-suwir pada UD. Mutiara Rasa efisien sehingga layak
untuk dilanjutkan.
35
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method).
Purposive Method yaitu salah satu cara penentuan lokasi penelitian berdasarkan
beberapa pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Penentuan daerah dalam
penelitian ini yaitu memilih pada agroindustri UD. Mutiara Rasa yang berlokasi di
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember karena UD.Mutiara Rasa merupakan
agroindustri pengolahan suwar-suwir yang terletak di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember. UD.Mutiara Rasa merupakan usaha pengolahan suwar-suwir
yang mengolah produk suwar-suwir dengan inovasi varian rasa. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa melakukan penjualan suwar-suwir secara curah (tanpa merk dan
kemasan). Agroindustri UD.Mutiara Rasa melakukan pemasaran secara curah
pada outlet-outlet ternama yang berada di Kabupaten Jember. Penjualan secara
curah mempu dipertahankan hingga saat ini ditengah persaingan agroindustri lain
yang menjual produk menggunakan merk dan kemasan. Jangkauan pemasaran
suwar-suwir oleh UD.Mutiara Rasa, tidak hanya pada daerah lokal (Jember) saja,
melainkan telah merambah hingga luar daerah Kabupaten Jember yaitu
Kalimantan dan Sulawesi.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
analitik. Menurut Nazir (2013), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan metode
analitik merupakan metode yang bertujuan untuk menguji suatu hipotesis dan
mengadakan interpretasi yang lebih dalam. Metode analitik pada penelitian ini
digunakan untuk menguji hipotesis pada rumusan masalah yang pertama dan
kedua sedangkan metode deskriptif digunakan untuk menguji rumusan masalah
yang ketiga.
36
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Menurut (Soeratna dan Arsyad 1993) purposive sampling dilakukan
dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri
khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Informan kunci yang diambil dalam
penelitian ini yaitu pemilik sekaligus sebagai kepala bagian produksi pada
agroindustri UD. Mutiara Rasa. Pemilihan Informan pada pemilik UD. Mutiara
Rasa ini dikarenakan pemilik agroindustri yang mengerti dan mengetahui segala
informasi mengenai proses produksi suwar-suwir serta aliran biaya-biaya pada
proses produksi suwar-suwir pada UD. Mutiara Rasa. Informan lain yang berasal
dari luar agroindustri UD.Mutiara Rasa yaitu pemilik outlet-outlet penjualan
makanan oleh-oleh di Kabupaten Jember yang menjadi konsumen UD.Mutiara
Rasa.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden utama, untuk
mendapatkan data secara valid dan aktual maka penelitian ini mengumpulkan data
dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode wawancara, merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai (Bungin,
2006). Wawancara dilakukan dengan responden utama yaitu pemilik
agroindustri suwar-suwir UD. Mutiara Rasa untuk memperoleh informasi data
primer mengenai aliran keuangan agroindustri UD. Mutiara Rasa serta pemilik
outlet-outlet penjualan makanan oleh-oleh yang menjadi konsumen
UD.Mutiara Rasa untuk mengetahui strategi pemasaran suwar-suwir oleh
UD.Mutiara Rasa kepada outlet-outlet penjualan makanan oleh-oleh.
37
2. Metode observasi, merupakan cara pengumpulan data dengan cara melakukan
pencatatan secara cermat dan sistematik (Soeratna dan Arsyad 1993). Metode
observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung mengenai
kegiatan dalam mengolah ubi kayu menjadi suwar-suwir.
3. Studi Pustaka, merupakan ringkasan tertulis dari artikel jurnal, buku dan
dokumen lain yang menggambarkan keadaan masa lalu dan informasi saat ini,
mengatur literatur menjadi topik, dan mendokumentasikan kebutuhan untuk
penelitian yang diusulkan (Fitrah dan Luthfiyah, 2017). Studi pustaka
dilakukan dengan memperoleh data melalui instansi maupun buku-buku, dan
jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Studi pustaka juga
termasuk data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yaitu UMKM dan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember.
3.5 Metode Analisis Data
Untuk menguji rumusan masalah yang pertama mengenai pendapatan pada
agroindustri UD.Mutiara Rasa dapat dihitung dengan analisis pendapatan. Secara
matematis dapat dijabarkan sebagai berikut :
Y = TR – TC
TR = P × Q
TC = TFC + TVC
Keterangan :
Y : Yield (Pendapatan)
TR : Total Revenue (Pendapatan Total)
TC : Total Cost (Total Biaya)
P : Price (Harga)
Q : Quantity (Unit)
TFC : Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
TVC : Total Variable Cost (Biaya Variabel Total)
Kriteria Pengambilan Keputusan :
a. TR > TC, maka pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa menguntungkan.
38
b. TR < TC, maka pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa tidak
menguntungkan.
Pengujian rumusan masalah kedua mengenai efisiensi usaha agroindustri
UD.Mutiara Rasa menggunakan pendekatan R/C Ratio. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
R/C Ratio =
Kriteria Pengambilan Keputusan :
a. R/C Ratio > 1, maka usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa efisien sehingga
layak untuk dilanjutkan.
b. R/C Ratio < 1, maka usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa tidak efisien
sehingga tidak layak untuk dilanjutkan.
Pengujian rumusan masalah yang ketiga mengenai strategi pemasaran
agroindustri UD.Mutiara Rasa yaitu dengan menggunakan pendekatan bauran
pemasaran (marketing mix) yang mencakup konsep 4P yaitu Product,
Place/Distribution, Price, Promotion. Menurut Kotler dan Armstrong (2006),
keempat bauran pemasaran tersebut meliputi :
1. Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran.
2. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk.
3. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran.
4. Promosi adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk
pelanggan membelinya.
39
Gambar 3.1 Skema 4P Bauran Pemasaran
(Sumber Kotler dan Armstrong, 2006)
3.6 Definisi Operasional
1. Agroindustri suwar-suwir adalah salah satu usaha produk olahan yang
berbahan baku ubi kayu dan merupakan makanan khas Kabupaten Jember.
2. Proses produksi adalah proses pengolahan ubi kayu menjadi produk suwar-
suwir dengan bahan baku ubi kayu.
3. Proses produksi yang dilakukan oleh agroindustri suwar-suwir yaitu
dilakukan sebanyak 6 kali dalam seminggu dengan kapasitas produksi sebesar
200 kg dalam satu hari.
4. Bahan baku merupakan jumlah tape ubi kayu yang digunakan dalam satu kali
proses pengolahan suwar-suwir yang diukur dalam satuan kilogram (Kg).
Pasar
Sasaran
Harga
Daftar harga
suwar-suwir
Potongan harga
suwar-suwir
Periode
pembayaran
Promosi
Penjualan
langsung kepada
konsumen
Penjualan ke
outlet
Hubungan
masyarakat
Iklan
Tempat
Lokasi
Persediaan
Transportasi
Cakupan
Produk
Mutu,
Kualitas dan
kuantitas
produk
suwar-suwir
yang dijual
Kemasan
suwar-suwir
40
5. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh agroindustri pengolahan
suwar-suwir selama proses produksi, yaitu biaya tetap dan biaya variabel
yang ditetapkan dalam satuan rupiah (Rp).
6. Biaya investasi pada agroindustri suwar-suwir UD. Mutiara Rasa terdiri dari
peralatan, lahan, dan bangunan yang digunakan untuk produksi suwar-suwir
(Rp).
7. Biaya tetap pada agroindustri suwar-suwir UD. Mutiara Rasa terdiri dari
biaya pajak, peralatan, dan lahan yang digunakan untuk produksi suwar-suwir
(Rp).
8. Biaya variabel pada agroindustri suwar-suwir UD. Mutiara Rasa terdiri dari
biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan biaya input lainnya pada proses
produksi suwar-suwir (Rp).
9. Penerimaan merupakan hasil kali antara produk olahan berupa suwar-suwir
yang dijual dengan harga yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp/proses
produksi).
10. Pendapatan atau keuntungan agroindustri merupakan selisih antara
penerimaan agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dengan total biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi suwar-suwir yang dinyatakan dalam
satuan rupiah (Rp).
11. Pendapatan agroindustri UD.Mutiara Rasa dianalisis pada satu bulan.
12. Efisiensi usaha agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dianalisis
menggunakan analisis R/C Ratio.
13. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan analisis untuk melihat efisien dan
layak/tidaknya agroindustri UD.Mutiara Rasa berdasarkan penerimaan dibagi
total biaya produksi pada UD.Mutiara Rasa.
14. Strategi pemasaran merupakan strategi yang digunakan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa dalam memasarkan suwar-suwir secara curah pada outlet
UD.Primadona, Sumber Madu dan Outlet H.Slamet.
15. Penjualan secara curah merupakan penjualan tanpa menggunakan merk dan
kemasan yang dinyatakan dalam satuan (kg).
41
16. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan perangkat alat pemasaran
yang taktis yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon dalam pasar sasaran pada agroindustri UD.Mutiara Rasa.
17. Produk merupakan penawaran nyata suwar-suwir oleh produsen kepada
konsumen produk suwar-suwir.
18. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen suwar-
suwir UD.Mutiara Rasa.
19. Tempat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membuat suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa menjadi mudah diperoleh dan selalu tersedia untuk
pelanggan sasaran.
20. Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan
produk suwar-suwir dan untuk membujuk konsumen agar membeli produk
suwar-suwir pada UD.Mutiara Rasa.
42
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa di
Kabupaten Jember
4.1.1 Profil Perusahaan
UD.Mutiara Rasa merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang menjadi salah satu produsen makanan oleh-oleh suwar-suwir di Kabupaten
Jember. UD.Mutiara Rasa mulai didirikan pada tahun 2000 dan mulai resmi
memiliki ijin usaha pada tahun 2002 dengan nomor P-IRT (Pangan Industri
Rumah Tangga) No. 215350924048-20. UD.Mutiara Rasa didirikan oleh Bapak
Hanifullah pada tanggal 10 Maret 2000. UD.Mutiara Rasa terletak di Jalan
Cendrawasih no.60 Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Lokasi
tersebut dipilih karena lokasi tersebut merupakan tempat tinggal pemilik
agroindustri sehingga memudahkan dalam proses produksi dan pengawasan.
UD.Mutiara Rasa merupakan salah satu produsen yang mengolah makanan oleh-
oleh khas Jember yaitu suwar-suwir dengan bahan baku utama yaitu tape
singkong/ubi kayu. UD.Mutiara Rasa pertama kali didirikan oleh inisiatif bapak
Hanifullah yang dulunya bekerja sebagai tukang becak dan memiliki pelanggan
seorang produsen suwar-suwir, sehingga dengan melihat bahwa peluang usaha
membuat makanan suwar-suwir cukup menguntungkan di Kabupaten Jember,
maka bapak Hanifullah memutuskan untuk mendirikan usaha agroindustri suwar-
suwir. Pada saat awal pendirian, agroindustri ini mengalami perkembangan yang
fluktuatif dan setelah agroindustri ini mulai banyak dikenal oleh masyarakat, saat
ini agroindustri UD.Mutiara Rasa telah mengalami peningkatan.
UD.Mutiara Rasa memanfaatkan bahan baku singkong yang ada di
Kabupaten Jember sebagai bahan baku untuk pembuatan suwar-suwir.
Agroindustri suwar-suwir di Kabupaten Jember saat ini jumlahnya mulai
meningkat, sehingga untuk membedakan agroindustri UD.Mutiara Rasa dengan
agroindustri pengolahan suwar-suwir yang lain, UD.Mutiara Rasa mengkreasikan
suwar-suwir hasil olahannya dengan berbagai varian rasa. Varian rasa yang
43
dihasilkan oleh agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa yaitu rasa ekstrak kulit
manggis, daun mint, kopi, coklat, strawbery, dan ekstrak daun sirsak.. Varian rasa
yang diciptakan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa cukup diminati oleh
konsumen. Penambahan rasa pada suwar-suwir membuat konsumen dapat
menikmati suwar-suwir dengan campuran rasa yang beranekaragam.
UD.Mutiara Rasa sejak awal pendirian hingga saat ini telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Agroindustri ini telah memiliki sebanyak 16
tenaga kerja yang tediri dari 6 tenaga kerja laki-laki pada bagian produksi dan 10
tenaga kerja perempuan pada bagian pengemasan. Pemasaran suwar-suwir pada
UD.Mutiara Rasa dilakukan oleh anak dari pemilik agroindustri UD.Mutiara Rasa
yang bernama Umar Arifuddin, yang sekaligus sebagai kepala bagian pemasaran.
UD.Mutiara Rasa memproduksi suwar-suwir sebanyak 6 kali dalam seminggu,
setiap satu kali proses produksi UD.Mutiara Rasa membutuhkan sebanyak 200 kg
tape singkong. Produksi suwar-suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa
mengalami peningkatan terutama pada saat hari-hari besar seperti hari Raya Idul
Fitri dimana agroindustri ini mampu mengolah sebanyak 300 kg tape singkong
pada saat mendekati hari-hari besar untuk memenuhi peningkatan permintaan
suwar-suwir. Satu kali proses produksi yang dilakukan oleh UD.Mutiara Rasa
dapat menghasilkan produk suwar-suwir sebanyak 200 kg. Proses produksi suwar-
suwir dilakukan selama 7 jam yaitu mulai pukul 06.00-11.00.
Pemasaran suwar-suwir agroindustri UD.Mutiara Rasa telah berkembang
hingga ke luar daerah Kabupaten Jember seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Pemasaran suwar-suwir UD.Mutiara Rasa di Kabupaten Jember dilakukan pada
outlet-outlet penjualan makanan oleh-oleh yang cukup terkenal di Jember seperti
UD.Primadona, Sumber Madu, dan Outlet H.Slamet. Pemasaran suwar-suwir
yang dilakukan oleh agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dilakukan dengan
cara curah yaitu suwar-suwir yang dijual dengan cara dijual per kg dengan tidak
menggunakan merk dan kemasan dari UD.Mutiara Rasa, namun kemasan dan
merk yang digunakan ditentukan dari outlet yang membeli suwar-suwir dan telah
melakukan perjanjian lisensi merk antara pihak UD.Mutiara Rasa dan pihak
outlet. UD.Mutiara Rasa juga telah mengalami perkembangan dengan melakukan
44
pemasaran dengan cara online untuk konsumen yang berada di luar Kabupaten
Jember. Media online yang digunakan yaitu dengan menggunakan aplikasi
whatsapp, instagram, facebook dan email, dengan menggunakan pemasaran
online tersebut UD.Mutiara Rasa dapat dikenal oleh masyarakat luas dan dapat
mengembangkan wilayah pemasaran suwar-suwir semakin luas.
4.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD.Mutiara Rasa
A. Tugas dari Direktur/Pemilik antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan UD.Mutiara Rasa
2. Menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan perusahaan
3. Memberikan petunjuk dan bimbingan kepada para bawahan dalam
melaksanakan operasi penjualan
4. Mengadakan rapat-rapat dalam menyelesaikan masalah
5. Bertanggung jawab atas semua karyawan dan mengontrol aktivitas
UD.Mutiara Rasa
B. Tugas dari bagian keuangan antara lain :
1. Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi dan pengarsipan UD.Mutiara
Rasa
2. Mencatat transaksi perusahaan
3. Membuat laporan keuangan
4. Menyimpan bukti keluar masuknya kas perusahaan
C. Tugas bagian produksi antara lain :
1. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan
Direktur/Pemilik
Bagian
Keuangan
Bagian
Produksi
Bagian
Pemasaran
Karyawan
45
2. Menjaga ketetapan produksi
3. Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
D. Tugas bagian pemasaran antara lain :
1. Bertanggung jawab atas terjual atau tidaknya produk
2. Bertanggung jawab atas ketetapan produk sampai konsumen
3. Bertanggung jawab menjaga kualitas dan kuantitas produk selama
pengiriman
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi Perusahaan
Mencapai keuntungan yang optimal dalam rangka menjamin kontinuitas
proses produksi dan perolehan laba yang maksimal, berusaha menjadi pemimpin
pasar pada pasar lokal jember, memperluas pemasaran hingga nasional dan
internasional serta pelebaran mitra kerja penyedia bahan baku singkong ke petani
singkong.
B. Misi
1. Meningkatkan dan menjaga kualitas hasil produksi perusahaan. Kulitas
suatu barang merupakan kunci dalam kelancaran pemasaran sebab dengan
mutu yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen sehingga
akan meningkatkan pemasaran dari hasil produksi.
2. Menjaga kelancaran proses produksi dari kontinuitas perusahaan.
3. Meningkatkan volume penjualan serta kelancaran produksi ditambah
dengan laba yang maksimal, maka diharapkan kontinuitas perusahaan akan
lebih terjamin.
4.1.4 Proses Produksi Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa
UD.Mutiara Rasa memproduksi suwar-suwir 6 kali dalam seminggu dan
dalam satu kali proses produksi membutuhkan bahan baku tape singkong
sebanyak 200 kg. Perbandingan antara bahan baku utama tape singkong dengan
gula 1:1 yaitu setiap 200 kg tape singkong membutuhkan gula sebanyak 200 kg.
Hasil produksi menghasilkan berat bersih suwar-suwir sebayak 200 kg. Berikut
46
merupakan langkah-langkah proses pengolahan suwar-suwir pada UD.Mutiara
Rasa :
1. Memisahkan tape dengan serat yang ada pada tape menggunakan cara
manual yaitu dengan menggunakan tangan biasa.
2. Melakukan penggilingan pada tape yang sudah dipisahkan dengan
seratnya menggunakan mesin penggiling.
3. Setelah tape digiling, kemudian dicampurkan dengan gula dengan
perbandingan 1:1.
4. Setelah dicampurkan dengan gula, kemudian adonan suwar-suwir tape dan
gula tersebut dimasak dengan menggunakan wajan dan terus menerus
diaduk selama 6 jam.
5. Setelah adonan suwar-suwir matang, kemudian diangkat dan dilakukan
pemasiran pada wajan yang lebih kecil. Tujuan pemasiran agar suwar-
suwir yang telah matang menjadi kalis. Pada proses pemasiran ini,
sekaligus menambahkan pewarna dan perasa makanan untuk suwar-suwir
mix rasa.
6. Setelah proses pemasiran, kemudian suwar-suwir diletakkan pada meja
cetakan, dan menunggu adonan tersebut hingga keras.
7. Setelah suwar-suwir menjadi keras, kemudian suwar-suwir dipotong
menggunakan pisau sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
8. Setelah proses pemotongan, kemudian suwar-suwir dikemas menggunakan
kemasan dari kertas warna.
Berikut dokumentasi proses pembuatan suwar-suwir pada agroindustri
UD.Mutiara Rasa :
1. Menghaluskan tape singkong menggunakan mesin penggiling
Gambar 4.2 Tape singkong yang telah digiling
47
2. Mencampurkan adonan suwar-suwir antara tape singkong dan gula pasir
dengan perbandingan 1:1
Gambar 4.3 Campuran antara tape singkong dengan gula pasir
3. Memasak adonan hingga matang menjadi suwar-suwir
Gambar 4.4 Proses pemasakan suwar-suwir
4. Melakukan pemasiran agar adonan cepat mengeras sekaligus
mencampurkan perasa pada suwar-suwir mix rasa
48
Gambar 4.5 Proses pemasiran setelah adonan suwar-suwir telah matang
5. Meletakkan adonan suwar-suwir yang telah matang kedalam meja cetakan
Gambar 4.6 Proses peletakan suwar-suwir pada meja cetakan/meja roll
6. Melakukan pemotongan suwar-suwir menggunakan pisau
Gambar 4.7 Proses pemotongan suwar-suwir
49
7. Melakukan pengemasan pada suwar-suwir menggunakan kemasan kertas
dan plastik
Gambar 4.8 Proses pengemasan suwar-suwir
4.2 Pendapatan Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa di Kabupaten
Jember
Analisis pendapatan memiliki tujuan untuk mengetahui besarnya
pendapatan yang diperoleh oleh suatu usaha didalam melakukan suatu kegiatan
usaha yang dijalankan. Pendapatan yang tinggi merupakan tujuan utama dari
suatu kegiatan usaha. Besarnya pendapatan yang diterima oleh suatu usaha dapat
dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan. Jumlah pendapatan yang
diterima oleh suatu usaha dapat dipengaruhi oleh beberapa unsur diantaranya
biaya tetap, biaya variabel dan harga jual produk yang dihasilkan. Analisis
pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara total penerimaan dengan
total biaya yang dikeluarkan selama satu kali proses produksi. Total penerimaan
dapat diketahui dengan mengalikan antara harga produk dengan total produksi
yang dihasilkan, sedangkan total biaya dapat diperoleh dengan menjumlahkan
total biaya variabel dengan total biaya tetap.
Agroindustri UD.Mutiara Rasa merupakan agroindustri yang mengolah
suwar-suwir yang berada di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Keseluruhan
kegiatan produksi pengolahan suwar-suwir di UD.Mutiara Rasa pastinya
membutuhkan biaya produksi yang akan berpengaruh terhadap pendapatan yang
diterima oleh UD.Mutiara Rasa. Biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh
50
agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa terdiri dari biaya variabel dan biaya
tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang dapat berubah-ubah mengikuti
kapasitas produksi. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah
oleh adanya peningkatan atau penurunan kapasitas produksi.
Biaya tetap dalam proses produksi suwar-suwir dapat dihitung melalui
besarnya biaya bangunan, biaya kendaraan, dan biaya penyusutan peralatan.
Biaya bangunan meliputi bangunan dan pajak bangunan sedangkan biaya
kendaraan meliputi biaya kendaraan dan biaya pajak kendaraan dan biaya
penyusutan peralatan meliputi biaya tungku, wajan, timba, kompor kecil, meja
roll, alat pengaduk kayu, pisau, penggaris kayu, timbangan, komputer, printer,
mesin penghalus, staples, tabung gas dan lampu. Perhitungan penyusutan biaya
teap menggunakan metode garis lurus. Penyusutan peralatan atau biaya tetap
dalam proses produksi suwar-suwir dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Total Biaya Tetap (TFC) Pengolahan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa
No. Alat Jumlah Harga
satuan (Rp)
Umur ekonomis
(tahun)
Biaya
penyusutan
per bulan (Rp)
1. Bangunan 500 200.000 10 833.333
2. Pajak bangunan 1 50.000 1 4.167
4. Mobil pick up 1 40.000.000 5 666.667
5. tungku 2 100.000 5 3.333
6. wajan 3 300.000 4 18.750
7. timba 12 50.000 3 16.667
8. kompor kecil 1 85.000 4 1.771
9. meja cetakan 6 1500.000 7 107.143
10. alat pengaduk
kayu
3 37.000 5 1.850
11. pisau 6 45.000 4 5625
12. penggaris kayu 3 7500 5 375
13. timbangan 2 350.000 8 7292
14. komputer 1 3500.000 5 58.333
15. printer 1 700.000 3 19.444
16. mesin penghalus 1 2000.000 7 23.810
17. staples 4 75000 3 8.333
18. tabung gas 3 kg 1 280.000 5 4.667
19. lampu 4 25000 1 8333
20. pajak pick up 1 1000.000 1 83.333
Total 1.873.226
Sumber : Data primer diolah tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa total nilai penyusutan biaya
tetap peralatan per bulan yaitu sebesar Rp. 1.873.226. Penyusutan biaya tetap
51
terdiri dari penyusutan pada bangunan, pajak bangunan, pajak kendaraan dan
penyusutan peralatan yang digunakan untuk proses produksi suwar-suwir.
Penyusutan biaya tetap dihitung dengan model metode garis lurus. Nilai
penyusutan dihitung selama satu bulan. Rincian nilai penyusutan biaya tetap yaitu
pada penyusutan biaya bangunan sebesar Rp. 833.333/bulan, nilai penyusutan
biaya tetap pajak bangunan sebesar Rp. 4167/bulan, nilai penyusutan kendaraan
pick up sebesar Rp.666.667/bulan dan pajak kendaraan pick up sebesar Rp.
83.333/bulan. Selain rincian penyusutan biaya tetap pada bangunan dan pajak
bangunan, penyusutan biaya tetap yang lain yaitu pada penyusutan peralatan yang
digunakan pada proses produksi suwar-suwir. Nilai penyusutan peralatan yang
paling tinggi yaitu pada penyusutan meja cetakan sebesar Rp.107.143/bulan, dan
nilai penyusutan biaya tetap peralatan yang paling rendah yaitu alat penggaris
kayu sebesar Rp. 375/bulan. Komponen biaya yang digunakan pada produksi
suwar-suwir UD.Mutiara Rasa terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Berikut
rincian biaya variabel yang dikeluarkan dalam pengolahan suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Total Biaya Variabel Pengolahan Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa No. Uraian Jumlah
Total
Satuan
Unit
Nilai (Rp/bulan)
1. Biaya bahan baku
a. biaya tape singkong 4700 kg 32.900.000
b. Biaya gula 4700 kg 47.000.000
c. kayu bakar 23,5 kubik 7.050.000
d. perasa makanan 141 botol 1.057.000
e. pewarna makanan 117,5 botol 587.500
f. kemasan kertas warna 1175 lembar 1.762.000
g. gas 23,5 tabung 423.000
h. label mix rasa 235 pack 4.700.000
2. Biaya tenaga kerja 16 orang 15.600.000
3. Biaya pengangkutan 100 liter 900.000
4. Biaya komunikasi 1 bulan 300.000
Total 112.580.500
Sumber : Data primer diolah 2019
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa biaya variabel yang
digunakan oleh UD.Mutiara Rasa adalah sebesar Rp. 112.580.500 dalam satu
bulan. Biaya tersebut berasal dari beberapa biaya yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya pengangkutan dan biaya komunikasi dalam satu kali proses
produksi. Biaya variabel dapat berubah mengikuti kapasitas produksi suwar-suwir
dalam satu kali proses produksi. Biaya bahan baku tape singkong yang digunakan
52
dalam satu kali proses produksi yaitu Rp. 32.900.000 dengan jumlah tape
singkong sebanyak 4700 kg/proses produksi harga tape singkong Rp. 7000/kg,
Bahan baku tape ubi kayu didapatkan melalui pengusaha tape yang bermitra
dengan UD.Mutiara Rasa. dan biaya bahan baku lain yaitu gula pasir
membutuhkan biaya sebesar Rp. 47.000.000 dengan jumlah gula sebanyak 4700
kg/proses produksi, harga gula pasir Rp. 10.000/kg. Bahan bakar yang digunakan
dalam proses produksi suwar-suwir yaitu menggunakan bahan bakar kayu bakar
yang membutuhkan kayu bakar sebanyak 23,5 kubik dalam satu kali proses
produksi. Harga kayu bakar untuk satu kali proses produksi yaitu Rp. 7.050.000,
harga per kubik kayu bakar yaitu Rp. 300.000. Biaya bahan baku yang lain yaitu
biaya untuk pewarna dan perasa makanan. Pewarna dan perasa makanan hanya
digunakan untuk pembuatan suwar-suwir mix rasa dengan harga perasa makanan
sebesar Rp. 1.057.500 dan harga pewarna makanan sebesar 587.500. Biaya
kemasan yang digunakan untuk suwar-suwir hanya menggunakan kemasan
sederhana yaitu kertas warna dengan biaya sebesar Rp. 1.762.500. Gas yang
digunakan untuk pengolahan suwar-suwir hanya digunakan pada proses
pencampuran pewarna dan perasa makanan saja sehingga biaya gas hanya sebesar
Rp. 423.000. Biaya tambahan lain yang digunakan yaitu biaya label suwar-suwir
mix rasa untuk membedakan rasa pada setiap suwar-suwir yaitu sebesar Rp.
4.700.000. Biaya pemakaian listrik dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 300.000.
Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu bulan yaitu sebesar Rp.
15.600.000 dimana jumlah tenaga kerja yang ada pada UD.Mutiara Rasa
sebanyak 16 orang yang terdiri dari 6 orang bagian produksi dan 10 orang bagian
pengemasan. Sistem pembayaran tenaga kerja pada UD.Mutiara Rasa yaitu
dengan biaya upah per hari. Upah per hari untuk tenaga kerja pada bagian
produksi yaitu sebesar Rp. 50.000 dan upah per hari pada bagian pengemasan
sebesar Rp. 30.000. Jumlah gaji untuk 6 orang bagian produksi dan 10 orang
bagian pengemasan yaitu Rp. 7.800.000/bulan sehingga total keseluruhan gaji
karyawan untuk satu bulan yaitu sebesar Rp. 15.600.000. Biaya lain-lain yang
terdapat pada pengolahan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa yaitu terdapat biaya
pengangkutan dan biaya komunikasi. Biaya pengangkutan dalam satu kali proses
53
produksi yaitu 1 bulan sebesar Rp. 900.000 dimana biaya ini dibutuhkan untuk 2
kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan. Biaya komunikasi pada
UD.Mutiara Rasa yaitu terdiri dari biaya pulsa dan internet sebesar Rp.
300.000/bulan, sehingga total biaya lain-lain pada UD.Mutiara Rasa yaitu sebesar
Rp. 1200.000/bulan.
Jumlah total biaya variabel pada satu bulan produksi suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa yaitu sebesar Rp. 112.580.500 yang kemudian dijumlahkan
dengan total biaya tetap per satu bulan produksi suwar-suwir UD.Mutiara Rasa
sebesar Rp. 1.873.226/bulan sehingga menghasilkan total biaya produksi suwar-
suwir sebesar Rp. 114.453.726/bulan. Berdasarkan rincian biaya yang dikeluarkan
oleh agrondustri UD.Mutiara Rasa dalam satu bulan maka dapat dihitung
pendapatan usaha pengolahan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa pada setiap bulan
produksi suwar-suwir. Pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan
dengan total biaya yang dihitung dari total penerimaan dikurangi dengan total
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi output. Analisis pendapatan usaha
pengolahan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dapat dihitung dengan cara
mengurangi total penerimaan yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu bulan
dengan total biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan produksi suwar-suwir.
Besarnya pendapatan usaha pengolahan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa selama
satu bulan produksi suwar-suwir dapat diihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Pendapatan Per Bulan Usaha Pengolahan Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa No Uraian Nilai (Rp/Proses)
1. Total Penerimaan (TR) 133.600.000,00
2. Total Biaya (TC) 114.453.726
3. Pendapatan 19.146.274
Sumber : Data Primer diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil analisis pendapatan
pada agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa adalah menguntungkan yang
ditunjukkan dengan total nilai penerimaan (TR) yang menunjukkan nilai yang
lebih besar jika dibandingkan dengan total biaya (TC) dengan total pendapatan
yang diperoleh selama satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp.
19.146.274/bulan. Total pendapatan yang diterima agroindustri UD.Mutiara Rasa
54
tersebut diperoleh dengan cara mengurangi antara total penerimaan yang
diperoleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dalam satu bulan proses produksi yaitu
sebesar Rp. 133.600.000,00 dengan total biaya yang dibutuhkan dalam satu bulan
proses produksi yaitu sebesar Rp. 114.453.726/bulan. Total penerimaan
agroindustri UD.Mutiara Rasa sebesar Rp. 133.600.000,00 diperoleh dari
mengalikan jumlah penjualan suwar-suwir dalam 1 bulan dengan harga jual
suwar-suwir. Total penjualan suwar-suwir per bulan yaitu sebesar 4.700 kg,
dimana untuk penjualan suwar-suwir original sebesar 3700 kg dan penjualan
suwar-suwir mix rasa sebesar 1000 kg. Harga untuk suwar-suwir original sebesar
Rp. 28.000/kg sedangkan suwar-suwir mix rasa sebesar Rp. 30.000/kg. Total
penerimaan yang diterima UD.Mutiara Rasa lebih besar dibandingkan dengan
total biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan yang
diterima oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa menguntungkan. Hasil yang
diperoleh tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Hasil
analisis menunjukkan bahwa proses atau kegiatan agroindustri suwar-suwir yang
dijalankan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dapat memberikan pendapatan
yang menguntungkan bagi agroindustri UD.Mutiara Rasa.
4.3 Efisiensi Usaha Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa di
Kabupaten Jember
Analisis efisiensi usaha pada agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa
dianalisis dengan menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) yaitu
perbandingan jumlah keseluruhan penerimaan dengan jumlah produksi. Revenue
Cost Ratio (R/C Ratio) adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah
usaha yang dijalankan oleh seorang pelaku usaha efisien sehingga layak atau tidak
untuk dijalankan. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) dapat digunakan
dengan perhitungan membandingkan antara total penerimaan yang diperoleh
dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha. Analisis Revenue Cost
Ratio (R/C Ratio) merupakan analisis yang secara sederhana untuk mengetahui
keefisienan suatu usaha. Kriteria yang digunakan dalam analisis Revenue Cost
Ratio (R/C Ratio) adalah apabila nilai R/C > 1 maka usaha yang dijalankan dapat
55
dikatakan menguntungkan dan efisien sehingga layak untuk diusahakan, karena
besarnya pendapatan lebih besar dari besarnya biaya yang dikeluarkan, dan
sebaliknya jika nilai R/C < 1 maka usaha yang dijalankan dapat dikatakan tidak
menguntungkan dan tidak efisien sehingga tidak layak untuk dijalankan, karena
besarnya pendapatan lebih kecil dari besarnya biaya yang dikeluarkan, namun jika
besarnya nilai R/C = 1 maka usaha tersebut berada pada titik impas atau break
event point karena besarnya pendapatan sama dengan besarnya biaya yang
dikeluarkan.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha agroindustri
UD.Mutiara Rasa menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio).
Besarnya penggunaan biaya dan penerimaan yang diterima oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa sangat berpengaruh terhadap efisiensi usaha yang dijalankan
oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa. Efisiensi usaha yang dijalankan oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa sangat dipengaruhi oleh penggunaan biaya dan
penerimaan yang diterima oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa, oleh karena itu
penggunaan biaya produksi yang digunakan harus digunakan secara efisien agar
penerimaan yang diterima oleh agroindustri tersebut tetap tinggi dan
menguntungkan, terutama pada penggunaan biaya produksi. Biaya produksi
merupakan suatu aspek yang sangat perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha
pengolahan suwar-suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa. Rincian biaya yang
digunakan untuk produksi suwar-suwir dalam satu bulan proses produksi yaitu
terdiri dari dua jenis biaya yaitu biaya tetap (fix cost) dan biaya variabel (variable
cost). Biaya tetap yang dikeluarkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa terdiri dari
biaya-biaya pada alat-alat produksi dan biaya tempat pendirian usaha pengolahan
suwar-suwir UD.Mutiara Rasa. Biaya tidak tetap atau variabel cost pada
agroindustri UD.Mutiara Rasa terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
biaya pengangkutan, dan biaya komunikasi.
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa yaitu
sebesar Rp. 1.873.226/bulan. Total penggunaan biaya variabel yang dikeluarkan
oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dalam satu kali proses produksi yaitu sebesar
Rp. 112.580.500/bulan dengan rincian penggunaan biaya variabel yang digunakan
56
yaitu pada penggunaan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan
dan biaya komunikasi. Penggunaan biaya variabel yang paling tinggi yaitu pada
penggunaan biaya bahan baku, dimana pada penggunaan biaya bahan baku total
biaya yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi yaitu sebesar Rp.
95.780.500. Biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dalam satu kali
proses produksi yaitu sebesar Rp. 15.600.000 dan biaya tambahan seperti biaya
pengangkutan, biaya komunikasi membutuhkan biaya sebesar Rp. 1.200.000,
sehingga total biaya keseluruhan yang dibutuhkan UD.Mutiara Rasa untuk
pengolahan suwar-suwir sebesar Rp. 114.453.726/bulan.
Analisis efisiensi usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa dapat diketahui
dengan menghitung perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang
digunakan. Analisis efisiensi usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa dapat diihat
pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Efisiensi Usaha Agroindustri UD.Mutiara Rasa
No. Uraian Nilai (Rp/Proses)
1. Total Penerimaan 133.600.000,00
2. Total Biaya 114.453.726
3. Pendapatan 19.146.274
4. R/C Ratio 1,16
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa proses produksi pada
agroindustri UD.Mutiara Rasa dilakukan dalam waktu satu bulan. Asumsi yang
digunakan yaitu dalam satu bulan proses produksi diperoleh total penerimaan
yang diterima oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dalam satu bulan proses
produksi yaitu sebesar Rp. 133.600.000,00 hasil tersebut diperoleh dari penjualan
sebanyak 4700 kg suwar-suwir, 3700 kg untuk penjualan suwar-suwir rasa
original dan 1000 kg untuk penjualan suwar-suwir mix rasa. Harga jual suwar-
suwir original yaitu dijual dengan harga Rp. 28.000/kg dan harga jual suwar-suwir
mix rasa sebesar Rp. 30.000/kg. Total biaya yang digunakan yaitu sebesar Rp.
114.453.726/bulan, dimana hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan antara
penggunaan biaya tetap dan penggunaan biaya variabel. Penggunaan biaya tetap
sebesar Rp. 1.873.226/bulan dan penggunaan biaya variabel sebesar Rp.
57
112.580.500 per proses produksi. Pendapatan yang diperoleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa per bulan produksi suwar-suwir adalah sebesar Rp. 19.146.274.
Berdasarkan data perhitungan perbandingan antara total biaya dengan total
penerimaan yang diperoleh oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa maka didapatkan
nilai R/C Ratio pada pengolahan suwar-suwir agroindustri UD.Mutiara Rasa
sebesar 1,16. Nilai R/C Ratio sebesar 1,16 menunjukkan bahwa setiap
penggunaan biaya produksi Rp, 1, maka akan menghasilkan penerimaan sebesar
1,16 rupiah, sehingga setiap Rp, 1 biaya yang dikeluarkan memiliki keuntungan
0,16 rupiah. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat keuntungan agroindustri
suwar-suwir UD.Mutiara Rasa sebesar 16 %. Nilai R/C Ratio yang didapatkan
tersebut menunjukkan hasil bahwa usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa memiliki
kriteria efisien sehingga layak untuk diusahakan. Kriteria efisien untuk
diusahakan pada agroindustri UD.Mutiara Rasa mampu menjawab hipotesis yang
diajukan sehingga hipotesis yang diajukan tersebut diterima.
4.4 Evaluasi Strategi Pemasaran Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara
Rasa di Kabupaten Jember Usaha perdagangan atau penjualan yang dilakukan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa diperlukan adanya suatu evaluasi strategi pemasaran produk
suwar-suwir hasil produksinya dengan baik. Salah satu evaluasi strategi
pemasaran yang dapat dilakukan menggunakan strategi bauran pemasaran
(marketing mix) dengan komponen 4P yang terdiri dari Product (Produk), Place
(Tempat), Price (Harga) dan Promotion (Promosi). Empat variabel tersebut saling
berhubungan dan membentuk satu paket utuh yang akan menentukan derajat
kesuksesan program pemasaran yang dijalankan. Evaluasi strategi pemasaran
yang dilakukan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa dilihat dengan menggunakan
strategi bauran pemasaran. Seperti yang diketahui bahwa, pemasaran suwar-suwir
yang dilakukan UD.Mutiara Rasa dilakukan dengan sistem curah, dimana suwar-
suwir yang dipasarkan tidak diberi merk dan label dari agroindustri UD.Mutiara
Rasa sendiri. Pemasaran dengan sistem curah yang dilakukan oleh agroindustri
UD.Mutiara rasa mampu memasarkan produknya pada outlet-outlet penjualan
58
makanan oleh-oleh yang cukup terkenal di Kabupaten Jember. Hal ini perlu
dilakukan analisis untuk mengetahui evaluasi strategi pemasaran dengan
menggunakan bauran pemasaran 4P pada outlet-outlet penjualan makanan oleh-
oleh di Kabupaten Jember yang menjadi konsumen agroindustri UD.Mutiara
Rasa. Outlet-outlet penjualan makanan oleh-oleh tersebut yaitu UD.Primadona,
Sumber Madu, dan Outlet H. Slamet. Berikut uraian strategi pemasaran bauran
pemasaran 4P agroindustri UD.Mutiara Rasa pada outlet UD.Primadona, Sumber
Madu dan Outlet H. Slamet.
1. Strategi 4P Pada UD.Primadona
a. Strategi Produk
Strategi produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan pada
pasar/konsumen untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Agroindustri UD.Mutiara Rasa
memiliki potensi pemasaran suwar-suwir di Kabupaten Jember yang cukup bagus,
karena mampu menempatkan produk suwar-suwirnya pada outlet penjualan
makanan oleh-oleh yang cukup terkenal di Kabupaten Jember yaitu
UD.Primadona. Agroindustri UD.Mutiara Rasa mampu memasarkan produk
suwar-suwirnya pada UD.Primadona karena suwar-suwir tersebut dinilai memiliki
keunggulan produk yang cukup bagus yaitu dilihat dari segi kualitas, rasa suwar-
suwir, harga yang terjangkau, minat konsumen dan kemampuan agroindustri
UD.Mutiara Rasa memenuhi permintaan suwar-suwir secara kontinyu.
Produk suwar-suwir yang dihasilkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa
dinilai memiliki kualitas baik. Kualitas suwar-suwir yang baik menurut
UD.Primadona yaitu suwar-suwir yang memiliki tekstur yang lembut (tidak keras)
dan tidak mudah basi. Suwar-suwir yang dihasilkan oleh agroindustri UD.Mutiara
Rasa mampu bertahan hingga 6 bulan. Suwar-suwir yang dihasilkan oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa dinilai telah memenuhi kualitas suwar-suwir yang
baik menurut UD.Primadona. Selain itu, agroindustri UD.Mutiara Rasa telah
melakukan diversifikasi produk pada makanan suwar-suwir dengan
menambahkan varian rasa pada suwar-suwir, sehingga dengan penambahan varian
59
rasa tersebut suwar-suwir yang dihasilkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa
banyak diminati oleh konsumen pada outlet UD.Primadona. Produk yang lebih
diminati oleh konsumen UD.Primadona yaitu jenis suwar-suwir original, dan
produk yang kurang diminati yaitu suwar-suwir rasa coklat dan strawbery.
Penilaian produk selanjutnya yaitu berdasarkan harga yang ditetapkan oleh
UD.Mutiara Rasa. Harga suwar-suwir yang ditetapkan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa lebih terjangkau dibandingkan dari agroindustri lain. Hal ini
dapat dilakukan karena suwar-suwir yang dijual oleh agroindustri UD.Mutiara
Rasa tidak menggunakan merk dan kemasan atau dijual secara curah sehingga
harga jual ditetapkan hanya berdasarkan biaya yang digunakan dalam proses
produksi.
Penilaian produk selanjutnya yaitu berdasarkan kemampuan agroindustri
UD.Mutiara Rasa yang secara kontinyu mampu memenuhi permintaan suwar-
suwir dari UD.Primadona. Agroindustri UD.Mutiara Rasa selalu memenuhi
permintaan stok suwar-suwir dari UD.Primadona. UD.Primadona saat ini
memiliki banyak cabang outlet penjualan makanan oleh-oleh di Kabupaten
Jember, sehingga permintaan stok suwar-suwir juga semakin meningkat.
UD.Primadona sebenarnya memiliki tempat produksi suwar-suwir sendiri, namun
seiring dengan meningkatnya permintaan, UD.Primadona tidak mampu memenuhi
stok suwar-suwir sendiri sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut
UD.Primadona membeli suwar-suwir dari agroindustri UD.Mutiara Rasa dengan
sistem curah. Merk dan kemasan yang digunakan untuk suwar-suwir yang dibeli
dari UD.Mutiara Rasa,ditentukan sendiri oleh UD.Primadona. Pembelian produk
suwar-suwir oleh UD.Primadona yaitu sebesar 50 kg.
b. Strategi Tempat (Distribusi)
Strategi tempat merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
memasarkan barang dari produsen sampai ke konsumen agar pemasaran barang
dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam strategi
distribusi suwar-suwir yaitu pertimbangan pasar dan produk. Strategi tempat yang
dikaji pada distribusi produk suwar-suwir pada UD.Primadona yaitu berdasarkan
60
lokasi, persediaan dan transportasi. Produk suwar-suwir yang dihasilkan oleh
UD.Mutiara Rasa mudah terserap oleh pasar. Pemasaran atau distribusi produk
suwar-suwir yang dilakukan pada UD.Primadona melalui pemasaran langsung.
Hal ini dikarenakan pemasaran yang dilakukan tidak melibatkan lembaga
pemasaran. Pemasaran atau distribusi produk suwar-suwir dilakukan melalui
komunikasi telepon seluler. UD.Primadona akan menghubungi langsung pihak
agroindustri untuk melakukan pemesanan suwar-suwir. Produk suwar-suwir yang
telah dipesan, akan diantarkan langsung pada outlet UD.Primadona. Jarak antara
outlet dengan agroindustri UD.Mutiara Rasa berdekatan atau tidak jauh sehingga
pendistribusian produk suwar-suwir tidak dibebankan dengan biaya pengiriman.
c. Strategi Harga (Price)
Strategi harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah
uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Strategi harga
yang ditetapkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa pada UD.Primadona ditinjau
berdasarkan daftar harga yang ditetapkan, potongan harga suwar-suwir, dan
periode pembayaran.
Daftar harga yang ditetapkan pada pembelian produk suwar-suwir yaitu
ditetapkan oleh pihak agroindustri UD.Mutiara Rasa. Daftar harga yang
ditetapkan yaitu pada dua jenis produk suwar-suwir yang dibeli oleh
UD.Primadona. Dua jenis produk suwar-suwir tersebut yaitu suwar-suwir original
dan suwar-suwir mix rasa. Harga pada dua jenis suwar-suwir tersebut memiliki
harga yang berbeda. Harga yang ditetapkan pada suwar-suwir original yaitu Rp.
28.000/kg dan harga untuk suwar-suwir mix rasa Rp. 30.000/kg. Perbedaan
penetapan harga yang berbeda pada dua jenis suwar-suwir dipengaruhi oleh
penggunaan biaya produksi yang digunakan. Penetapan harga suwar-suwir oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa lebih terjangkau jika dibandingkan dengan
agroindustri lain. Hal ini dapat dilakukan karena suwar-suwir yang dijual pada
UD.Primadona menggunakan sistem curah (tanpa merk dan kemasan).
Penetapan harga suwar-suwir dari agroindustri UD.Mutiara Rasa kepada
61
UD.Primadona merupakan harga yang terjangkau jika dibandingkan dengan
agroindustri lain. Hal ini mengakibatkan agroindustri UD.Mutiara Rasa tidak
memberikan potongan harga suwar-suwir kepada UD.Primadona. UD.Primadona
tetap membeli suwar-suwir dengan harga Rp. 28.000/kg untuk suwar-suwir
original dan Rp.30.000/kg untuk suwar-suwir mix rasa.
Menurut Widayat (1999), terdapat beberapa macam transaksi pembayaran
yang dapat dilakukan dalam suatu kegiatan penjualan. Macam-macam transaksi
penjualan tersebut meliputi :
1. Penjualan tunai yaitu : transaksi penjualan yang memiliki sifat cash dan carry,
secara umum transaksi penjualan ini dilakukan secara kontan ataupun memiliki
jangka tertentu yang dianggap kontan (umumnya satu bulan).
2. Kredit yaitu transaksi penjualan yang pembayarannya memiliki tenggang waktu
yang biasanya dilakukan lebih dari satu bulan.
3. Tender yaitu penjualan yang dilakukan dengan berbagai prosedur dan aturan
tender.
4. Ekspor yaitu aktivitas penjualan suatu produk dari dalam negeri ke luar negeri.
Transaksi penjualan ini didorong dengan adanya permintaan dari pembeli luar
negeri yang mengimpor produk yang dibutuhkan.
5. Konsinyasi yaitu kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang
untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian.
6. Grosir yaitu produk yang dijual tidak dilakukan secara langsung dari penjual ke
pembeli namun melalui lembaga pemasaran seperti pedagang grosir atau
eceran.
Transaksi Pembayaran suwar-suwir yang dilakukan oleh UD.Primadona
kepada UD.Mutiara Rasa dilakukan secara konsinyasi atau pembayaran dilakukan
di akhir, artinya pembayaran baru dilakukan jika produk suwar-suwir pada
UD.Primadona telah terjual. Pembayaran dilakukan sesuai jumlah produk yang
terjual selama satu bulan.
62
d. Strategi Promosi
Promosi merupakan aktivitas menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya. Bagian promosi meliputi pemberitahuan
kepada pasar sasaran mengenai produk yang tepat. Promosi diperlukan dalam
proses pemasaran dengan tujuan agar produk yang dipasarkan dapat dikenal
masyarakat luas. Promosi produk yang dilakukan UD.Mutiara Rasa kepada
UD.Primadona ditinjau berdasarkan bentuk promosi penjualan ke outlet. Bentuk
promosi yang dilakukan kepada UD.Primadona melalui promosi direct selling.
Direct selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan yaitu dari mulut
ke mulut. Pihak UD.Mutiara Rasa menawarkan langsung produk suwar-suwir
kepada UD.Primadona. Penawaran tersebut dilakukan dengan mendatangi
langsung ke outlet dan melakukan pengenalan produk suwar-suwir secara lisan
kepada UD.Primadona.
2. Strategi 4P Pada Outlet Sumber Madu
a. Strategi Produk
Strategi produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan pada
pasar/konsumen untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk adalah suatu sifat yang
kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
harga, prestise, perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer,
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Outlet Sumber Madu merupakan salah satu outlet ternama di Kabupaten
Jember yang menjadi konsumen agroindustri UD.Mutiara Rasa. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa memiliki pasar sasaran yang baik karena mampu memasarkan
produknya pada Outlet Sumber Madu. Agroindustri UD.Mutiara Rasa memiliki
strategi produk yang diterapkan pada Outlet Sumber Madu. Strategi produk yang
diterapkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa pada Outlet Sumber Madu ditinjau
berdasarkan mutu, kualitas dan kuantitas produk, kemasan.
63
Produk yang dijual oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa kepada Oulet
Sumber Madu yaitu suwar-suwir. Outlet Sumber Madu merupakan
konsumen/pelanggan tetap dari agroindustri UD.Mutiara Rasa. Outlet Sumber
Madu memiliki penilaian yang baik terhadap produk suwar-suwir yang dihasilkan
oleh UD.Mutiara Rasa. Penilaian tersebut berdasarkan kualitas, kuantitas, dan
harga. Kualitas produk suwar-suwir UD.Mutiara Rasa menurut Outlet Sumber
Madu memiliki kualitas dari segi rasa, dan harga yang baik. Rasa suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa dinilai banyak diminati oleh konsumen. Rasa suwar-suwir yang
diminati oleh komsumn outlet Sumber Madu yaitu suwar-suwir rasa ekstrak kulit
manggis dan suwar-suwir origina. Harga yang ditetapkan lebih terjangkau jika
dibandingkan dengan harga suwar-suwir dari agroindustri lain.
Pembelian suwar-suwir oleh Outlet Sumber Madu yaitu sebesar 50-100
kg. Jumlah ini akan mengalami peningkatan pada peringatan hari-hari besar
seperti Hari Raya Idul Fitri. Produk suwar-suwir yang dibeli oleh Outlet Sumber
Madu tidak menggunakan kemasan karena outlet ini membeli dengan sistem
curah (tanpa kemasan dan merk). Hal ini dinilai menguntungkan menurut Outlet
Sumber Madu, karena dapat menentukan merk dan kemasan sendiri, sehingga
konsumen akan menilai bahwa produk suwar-suwir tersebut merupakan produk
yang dihasilkan sendiri oleh Outlet Sumber Madu. Selain itu, pembelian suwar-
suwir dengan sistem curah lebih terjangkau apabila dibandingkan dengan
membeli produk dari agroidustri lain yang menggunakan kemasan dan merk
sendiri.
b. Strategi Tempat (Distribusi)
Strategi tempat merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
memasarkan barang dari produsen sampai ke konsumen agar pemasaran barang
dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam strategi
distribusi suwar-suwir UD.Mutiara Rasa yaitu pertimbangan pasar dan produk.
Agroindustri UD.Mutiara Rasa melakukan distribusi atau pemasaran produk
suwar-suwir pada Outlet Sumber Madu. Strategi distribusi atau pemasaran produk
suwar-suwir pada Outlet Sumber Madu ditinjau berdasarkan lokasi dan
64
transportasi. Distribusi produk suwar-suwir pada Outlet Sumber Madu dilakukan
dengan sistem pemasaran langsung. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan
komunikasi telepon seluler untuk melakukan pemesanan produk suwar-suwir.
Lokasi/jarak antara Outlet Sumber Madu dengan agroindustri UD.Mutiara Rasa
tidak berjauhan sehingga produk yang dipesan diantarkan langsung pada Outlet
Sumber Madu. Proses distribusi produk suwar-suwir dilakukan dengan
menggunakan transportasi berupa mobil. Proses distribusi produk suwar-suwir
Outlet Sumber Madu tidak pernah mengalami kendala karena lokasi/jarak yang
dekat dan mudah dijangkau.
c. Strategi Harga
Strategi harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah
uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa melakukan pemasaran produk suwar-suwir kepada Outlet
Sumber Madu. Pemasaran tersebut tentunya dilakukan dengan menetapkan
strategi harga pada Outlet Sumber Madu. Strategi harga pada Outlet Sumber
Madu ditinjau berdasarkan daftar harga, potongan harga dan periode pembayaran.
Penetapan daftar harga pada Outlet Sumber Madu ditetapkan oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa. Penetapan harga tersebut didasarkan pada
penggunaan biaya produksi yang dilakukan. Penetapan harga tersebut dilakukan
pada dua produk suwar-suwir hasil produksi UD.Mutiara Rasa. Dua jenis suwar-
suwir tersebut merupakan suwar-suwir original dan suwar-suwir mix rasa. Harga
dari kedua suwar-suwir tersebut berbeda. Harga suwar-suwir mix rasa lebih mahal
dibandingkan dengan suwar-suwir original. Harga suwar-suwir mix rasa yaitu
sebesar Rp.30.000/kg dan suwar-suwir original sebesar Rp. 28.000/kg.
Jumlah pembelian suwar-suwir oleh Outlet Sumber Madu lebih banyak
jika dibandingkan dengan pembelian oleh UD.primadona, sehingga dengan
pertimbangan jumlah pembelian tersebut, agroindustri UD.Mutiara Rasa
memberikan potongan harga kepada Outlet Sumber Madu. Potongan harga
diberikan pada dua jenis suwar-suwir yaitu suwar-suwir original dan suwar-suwir
65
mix rasa. Potongan harga pada dua jenis suwar-suwir tersebut yaitu sebesar 10%.
Potongan harga sebesar 10% tersebut diberikan jika Outlet Sumber Madu
melakukan pembelian minimal 100 kg. Harga yang ditetapkan sebelum diberikan
potongan harga yaitu sebesar Rp. 28.000/kg untuk suwar-suwir original dan
Rp.30.000/kg untuk suwar-suwir mix rasa. Diskon 10% diberikan per kg pada
setiap pembelian suwar-suwir. Harga suwar-suwir original yang harus dibayarkan
oleh Outlet Sumber Madu untuk pembelian 100 kg suwar-suwir setelah
mendapatkan diskon yaitu Rp. 2.520.000. Harga suwar-suwir mix rasa yang harus
dibayarkan oleh Outlet Sumber Madu untuk pembelian 100 kg suwar-suwir
setelah mendapatkan diskon yaitu Rp. 2.700.000. Menurut Widayat (1999),
terdapat beberapa macam transaksi pembayaran yang dapat dilakukan dalam suatu
kegiatan penjualan. Macam-macam transaksi penjualan tersebut meliputi :
1. Penjualan tunai yaitu : transaksi penjualan yang memiliki sifat cash dan carry,
secara umum transaksi penjualan ini dilakukan secara kontan ataupun memiliki
jangka tertentu yang dianggap kontan (umumnya satu bulan).
2. Kredit yaitu transaksi penjualan yang pembayarannya memiliki tenggang waktu
yang biasanya dilakukan lebih dari satu bulan.
3. Tender yaitu penjualan yang dilakukan dengan berbagai prosedur dan aturan
tender.
4. Ekspor yaitu aktivitas penjualan suatu produk dari dalam negeri ke luar negeri.
Transaksi penjualan ini didorong dengan adanya permintaan dari pembeli luar
negeri yang mengimpor produk yang dibutuhkan.
5. Konsinyasi yaitu kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang
untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian.
6. Grosir yaitu produk yang dijual tidak dilakukan secara langsung dari penjual ke
pembeli namun melalui lembaga pemasaran seperti pedagang grosir atau
eceran.
Transaksi pembayaran suwar-suwir yang dilakukan Outlet Sumber Madu
kepada UD.Mutiara Rasa menggunakan transaksi secara konsinyasi. Transaksi
pembayaran secara konsinyasi ini dilakukan jika produk suwar-suwir telah terjual.
66
Hal ini dilakukan selama penjualan produk suwar-suwir pada outlet Sumber Madu
telah habis. Periode pembayaran secara konsinyasi dilakukan selama 1 bulan.
d. Strategi Promosi
Promosi diperlukan dalam proses pemasaran dengan tujuan agar produk
yang dipasarkan dapat dikenal masyarakat luas. Agroindustri UD.Mutiara Rasa
mampu melakukan pemasaran produk suwar-suwirnya pada Outlet Sumber Madu
yang merupakan Outlet yang ternama di Kabupaten Jember. Hal ini tentunya
dilakukan dengan melakukan strategi promosi kepada Outlet Sumber Madu.
Strategi promosi yang dilakukan agroindustri UD.Mutiara Rasa kepada Outlet
Sumber Madu ditinjau berdasarkan strategi promosi pada penjualan ke outlet. Jika
ditinjau berdasarkan promosi pada penjualan ke outlet, bentuk promosi yang
dilakukan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa pada Outlet Sumber Madu
dilakukan melalui promosi Sales Promotion. Menurut Kotler (2006), Sales
Promotion adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar
berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa
tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Bentuk
promosi yang dilakukan secara Sales Promotion ini dilakukan dengan
memberikan potongan harga kepada Outlet Sumber Madu jika outlet tersebut
membeli suwar-suwir dalam jumlah banyak. Potongan harga diberikan sebesar
10% jika Outlet Sumber Madu membeli suwar-suwir > 100 kg. Potongan harga
tersebut diberikan pada dua jenis suwar-suwir yaitu suwar-suwir mix rasa dan
original.
3. Strategi 4P Pada Outlet H.Slamet
a. Strategi Produk
Strategi produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan pada
pasar/konsumen untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk adalah suatu sifat yang
kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna,
67
harga, prestise, perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer,
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Outlet H.Slamet merupakan salah satu outlet penjualan makanan oleh-oleh
di Kabupaten Jember yang menjadi konsumen/pelanggan agroindustri
UD.Mutiara Rasa. Strategi produk yang diterapkan pada Outlet H.Slamet ditinjau
dari mutu, kualitas dan kuantitas produk yang dijual, dan kemasan. Produk yang
dibeli oleh Outlet H.Slamet adalah produk suwar-suwir. Outlet H.Slamet menilai
bahwa produk yang dihasilkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa memiliki
kualitas yang baik. Kualitas suwar-suwir yang dihasilkan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa diminati oleh konsumen dari Outlet H.Slamet. Produk suwar-
suwir tersebut dinilai tidak cepat basi, karena mampu bertahan selama 6 bulan.
Selain itu, rasa dari produk suwar-suwir yang dihasilkan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa disukai atau diminati oleh konsumen karena memiliki berbagai
varian rasa yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Rasa suwar-suwir dari
UD.Mutiara Rasa yang diminati oleh konsumen Outlet H.Slamet yaitu suwar-
suwir rasa ekstrak kulit manggis dan rasa mint. Rata-rata konsumen suwar-suwir
pada Outlet H.Slamet lebih meminati suwar-suwir yang dipadukan dengan
berbagai varian rasa. Varian rasa yang diminati oleh konsumen Outlet H.Slamet
tersebut, mampu dipenuhi oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa. Outlet H.Slamet
juga menilai bahwa agroindustri suwar-suwir tetap mempertahankan kualitas
produk suwar-suwir yang dipasarkan. Pembelian suwar-suwir oleh Outlet
H.Slamet sebesar 50 kg. Produk suwar-suwir yang dibeli oleh Outlet H.Slamet
menggunakan sistem curah (tanpa merk dan kemasan). Kemasan dan merk
ditentukan oleh Outlet H.Slamet sendiri. Outlet H.Slamet tidak melakukan
produksi suwar-suwir sendiri, sehingga outlet ini manggantungkan persediaan
suwar-suwir dari agroindustri UD.Mutiara Rasa.
b. Strategi Tempat (Distribusi)
Strategi tempat merupakan suatu strategi yang digunakan untuk
memasarkan barang dari produsen sampai ke konsumen agar pemasaran barang
dapat berjalan dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam strategi
68
distribusi suwar-suwir yaitu pertimbangan pasar dan produk. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa melakukan distribusi produk suwar-suwir kepada Outlet
H.Slamet. Strategi distribusi yang diterapkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa
pada Outlet H.Slamet dapat ditinjau melalui lokasi, persediaan dan transportasi.
Distribusi produk suwar-suwir pada Outlet H.Slamet dilakukan melalui
sistem pemasaran langsung. Distribusi produk suwar-suwir dilakukan dengan
melakukan pemesanan produk melalui komunikasi telepon seluler, atau bahkan
pihak Outlet H.Slamet mendatangi sendiri agroindustri UD.Mutiara Rasa untuk
melakukan pembelian. Hal ini dilakukan karena lokasi atau jarak antara Outlet
H.Slamet dengan agroindustri UD.Mutiara Rasa berdekatan. Distribusi produk
suwar-suwir yang telah dipesan akan diantarkan langsung pada outlet. Distribusi
produk suwar-suwir tersebut tidak dibebankan dengan biaya pengiriman karena
jarak atau lokasi antara agroindustri dan outlet tidak jauh. Agroindustri
UD.Mutiara Rasa mampu secara kontinyu memenuhi permintaan produk suwar-
suwir oleh Outlet H.Slamet, sehingga outlet ini menggantungkan persediaan
suwar-suwir dari agroindustri UD.Mutiara Rasa.
c. Strategi Harga
Strategi harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga adalah jumlah
uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Outlet
H.Slamet merupakan konsumen dari agroindustri UD.Mutiara Rasa, sehingga
outlet H.Slamet harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan produk
suwar-suwir dari agroindustri UD.Mutiara Rasa. Agroindustri UD.Mutiara Rasa
sebagai produsen suwar-suwir, menetapkan sejumlah strategi dalam penentuan
harga yang ditetapkan. Strategi harga oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa pada
Outlet H.Slamet ditinjau melalui daftar harga produk, potongan harga produk, dan
periode pembayaran.
Daftar harga yang dibayarkan oleh Outlet H.Slamet ditentukan oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa. Harga yang ditetapkan pada Outlet H.Slamet
69
sebesar Rp. 28.000/kg suwar-suwir original dan Rp.30.000/kg suwar-suwir mix
rasa, harga tersebut ditentukan berdasarkan biaya penggunaan biaya produksi.
Agroindustri UD.Mutiara Rasa sebagai produsen suwar-suwir, tidak
memberikan potongan harga pada Outlet H.Slamet pada strategi harga yang
dilakukan. Hal ini dikarenakan Outlet H.Slamet melakukan pembelian suwar-
suwir tidak dalam jumlah besar, sedangkan agroindustri UD.Mutiara Rasa akan
memberikan potongan harga jika melakukan pembelian dalam jumlah besar.
Outlet H.Slamet melakukan pembelian produk suwar-suwir sebesar 50 kg,
sedangkan UD.Mutiara Rasa akan memberikan potongan harga jika melakukan
pembelian produk minimal 100 kg. Berdasarkan hal ini UD.Mutiara Rasa tidak
memberikan potongan harga pada Outlet H.Slamet dan harga yang harus
dibayarkan yaitu tetap Rp.28.000/kg suwar-suwir original dan Rp.30.000/kg
suwar-suwir mix rasa.
Periode pembayaran yang dilakukan oleh Outlet H.Slamet yaitu dilakukan
dengan sistem penjualan tunai. Menurut Widayat (1999), terdapat beberapa
macam transaksi pembayaran yang dapat dilakukan dalam suatu kegiatan
penjualan. Macam-macam transaksi penjualan tersebut meliputi :
1. Penjualan tunai yaitu : transaksi penjualan yang memiliki sifat cash dan carry,
secara umum transaksi penjualan ini dilakukan secara kontan ataupun memiliki
jangka tertentu yang dianggap kontan (umumnya satu bulan).
2. Kredit yaitu transaksi penjualan yang pembayarannya memiliki tenggang waktu
yang biasanya dilakukan lebih dari satu bulan.
3. Tender yaitu penjualan yang dilakukan dengan berbagai prosedur dan aturan
tender.
4. Ekspor yaitu aktivitas penjualan suatu produk dari dalam negeri ke luar negeri.
Transaksi penjualan ini didorong dengan adanya permintaan dari pembeli luar
negeri yang mengimpor produk yang dibutuhkan.
5. Konsinyasi yaitu kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang
untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian.
70
6. Grosir yaitu produk yang dijual tidak dilakukan secara langsung dari penjual ke
pembeli namun melalui lembaga pemasaran seperti pedagang grosir atau
eceran.
Periode pembayaran secara tunai dilakukan oleh Outlet H.Slamet dengan
cara membayar tunai sejumlah produk yang dibeli dari agroindustri UD.Mutiara
Rasa. Pembayaran dilakukan pada saat pembelian produk suwar-suwir. Sistem
pembayaran secara tunai tersebut, dilakukan karena Outlet H.Slamet merupakan
outlet yang baru menjadi konsumen agroindustri UD.Mutiara Rasa, sehingga
periode pembayaran yang dilakukan berbeda dengan Outlet lain yang umumnya
membayar dengan sistem konsinyasi.
d. Strategi Promosi
Promosi merupakan aktivitas menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya. Bagian promosi meliputi pemberitahuan
kepada pasar sasaran mengenai produk yang tepat. Agroindustri UD.Mutiara Rasa
sebagai produsen suwar-suwir melakukan strategi promosi untuk menarik atau
membujuk pelanggannya agar melakukan pembelian atas produk yang dihasilkan.
Strategi promosi dilakukan pada Outlet H.Slamet sebagai konsumen UD.Mutiara
Rasa. Strategi promosi tersebut dilakukan agar Outlet H.Slamet menjadi
konsumen tetap agroindustri UD.Mutiara Rasa. Strategi promosi yang dilakukan
oleh UD.Mutiara Rasa pada Outlet H.Slamet ditinjau berdasarkan promosi pada
penjualan ke outlet. Berdasarkan bentuk promosi yang telah dilakukan oleh
UD.Mutiara Rasa pada Outlet H.Slamet yaitu promosi dilakukan secara Direct
Selling. Direct Selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan yaitu
dari mulut ke mulut. Cara atau bentuk promosi yang dilakukan oleh UD.Mutiara
Rasa dengan cara mendatangi langsung Outlet H.Slamet untuk melakukan
penawaran produknya secara langsung melalui mulut ke mulut. Selain promosi
secara Direct Selling, UD.Mutiara Rasa tidak pernah melakukan bentuk promosi
lain pada Outlet H.Slamet.
Evaluasi strategi pemasaran dengan menggunakan komponen bauran
pemasaran 4P (Product, Place, Price, Promotion) oleh agroindustri UD.Mutiara
71
Rasa pada 3 outlet penjualan makanan oleh-oleh yaitu UD.Primadona, Sumber
Madu dan Outlet H.Slamet di Kabupaten Jember yang telah dijelaskan, rata-rata
menggunakan strategi pemasaran yang hampir sama pada setiap outlet. Evaluasi
strategi pemasaran yang digunakan disesuaikan dengan kondisi pasar yang dituju
dan pesaing. Evaluasi strategi pemasaran yang digunakan pada setiap outlet tidak
seluruhnya sama, terdapat beberapa perbedaan evaluasi strategi pemasaran yang
diterapkan pada tiap-tiap outlet. Berikut perbedaan strategi pemasaran tiap-tiap
outlet pada tabel 4.5
72
Tabel 4.5 Perbedaan Evaluasi strategi Pemasaran Agroindustri UD.Mutiara Rasa pada Setiap Outlet
No. Strategi 4P UD.Primadona Outlet Sumber Madu Outlet H.Slamet
1. Product Menilai produk berdasarkan
kualitas, rasa suwar-suwir, harga
yang terjangkau, minat konsumen
dan kemampuan agroindustri
UD.Mutiara Rasa memenuhi
permintaan suwar-suwir secara
kontinyu.
Kualitas dan rasa dinilai baik.
UD.Primadona membeli secara
curah (tanpa merk dan kemasan).
Penilaian produk ditinjau
berdasarkan mutu, kualitas dan
kuantitas produk, kemasan.
Mutu, kualitas dan kuantitas
produk dinilai baik karena
diminati oleh konsumen dari
Outlet Sumber Madu. Produk
suwar-suwir yang dibeli Outlet
Sumber Madu pada UD.Mutiara
Rasa tidak menggunakan
kemasan dan merk (curah).
Ditinjau berdasarkan mutu,
kualitas dan kuantitas produk
yang dijual, dan kemasan.
Mutu, kualitas dan kuantitas
produk diminati terutama dari
segi rasa, dan tekstur suwar-
suwir yang tidak cepat basi.
Outlet H.Slamet membeli
produk suwar-suwir secara
curah (tanpa merk dan
kemasan).
2. Place Distribusi produk ditinjau
berdasarkan lokasi, persediaan dan
transportasi. Distribusi produk
menggunakan pemasaran langsung.
Distribusi produk ditinjau
berdasarkan lokasi dan
transportasi.
Distribusi produk menggunakan
pemasaran langsung. Produk
diantarkan pada Outlet karena
jarak atau lokasi yang
berdekatan.
Distribusi produk ditinjau
melalui lokasi, persediaan dan
transportasi.
Distribusi produk dilakukan
dengan pemasaran langsung.
Distribusi produk
dilakukan dengan mendatangi
langsung tempat agroindustri
UD.Mutiara Rasa untuk
melakukan pembelian produk.
Jarak atau lokasi agroindustri
dengan outlet berdekatan.
73
Lanjutan tabel 4.5
No. Strategi 4P UD.Primadona Outlet Sumber Madu Outlet H.Slamet
3. Price Strategi harga ditinjau berdasarkan
daftar harga yang ditetapkan,
potongan harga suwar-suwir, dan
periode pembayaran.
Daftar harga, ditetapkan sendiri
oleh UD.Mutiara Rasa sebesar Rp.
28.000/kg suwar-suwir original dan
Rp.30.000/kg suwar-suwir mix
rasa. Tidak memberikan potongan
harga karena UD.Primadona
membeli suwar-suwir dalam jumlah
sedikit. Periode pembayaran
dilakukan secara konsinyasi
Ditinjau berdasarkan daftar
harga, potongan harga dan
periode pembayaran.
Daftar harga ditentukan oleh
agroindustri UD.Mutiara Rasa
yaitu Rp. 28.000/kg suwar-suwir
original dan Rp.30.000/kg
suwar-suwir mix rasa.
Potongan harga diberikan
kepada Outlet Sumber Madu
karena membeli suwar-suwir
dalam jumlah banyak, potongan
harga akan diberikan jika
membeli suwar-suwir minimal
100 kg. Pembelian suwar-suwir
Outlet Sumber Madu yaitu 50-
100 kg. Pemberian potongan
harga sebesar 10% untuk kedua
jenis suwar-suwir.
Strategi harga produk ditinjau
berdasarkan daftar harga
produk, potongan harga
produk, dan periode
pembayaran.
Penetapan daftar harga produk
dilakukan oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa. Daftar
harga yang ditentukan yaitu
Rp. 28.000/kg suwar-suwir
original dan Rp. 30.000/kg
suwar-suwir mix rasa.
Potongan harga produk tidak
diberikan pada Outlet
H.Slamet karena outlet ini
tidak melakukan pembelian
produk dengan jumlah
banyak, sedangkan potongan
harga akan diberikan jika
pembelian produk dilakukan
dalam jumlah banyak minimal
100 kg. Pembelian produk
Outlet H.Slamet 50 kg.
Periode pembayaran yaitu
pembayaran secara tunai. Hal
ini dikarenakan Outlet
H.Slamet merupakan
konsumen baru.
74
Lanjutan tabel 4.5
No. Strategi 4P UD.Primadona Outlet Sumber Madu Outlet H.Slamet
4. Promotion Promosi produk ditinjau
berdasarkan promosi penjualan ke
outlet.
Bentuk promosi yang dilakukan
secara Personal Seliing dan tidak
pernah melakukan bentuk promosi
yang lain karena UD.Primadona
tidak melakukan pembelian produk
dalam jumlah besar.
Ditinjau berdasarkan strategi
promosi pada penjualan ke
outlet. Strategi promosi yang
dilakukan menggunakan strategi
Sales Promotion. Hal ini
dilakukan dengan melakukan
promosi dalam bentuk potongan
harga. Hal ini dilakukan karena
Outlet Sumber Madu melakukan
pembelian suwar-suwir dalam
jumlah banyak yaitu > 100 kg.
Potongan harga diberikan
sebesar 10% pada dua jenis
suwar-suwir.
Ditinjau berdasarkan promosi
pada penjualan ke outlet.
Bentuk promosi dilakukan
secara Personal Selling.
UD.Mutiara Rasa mendatangi
langsung pada outlet untuk
melakukan penawaran
produk. Bentuk promosi yang
lain tidak pernah dilakukan
oleh agroindustri UD.Mutiara
Rasa.
75
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pendapatan yang diperoleh agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa di
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember adalah menguntungkan. Pendapatan yang
diterima oleh UD.Mutiara Rasa dalam satu bulan adalah sebesar Rp.
19.146.274/bulan.
2. Efisiensi usaha agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa di Kecamatan
Ajung Kabupaten Jember yaitu efisien sehingga layak untuk diusahakan. Nilai
R/C Ratio sebesar 1,16 menunjukkan bahwa setiap penggunaan biaya produksi
Rp, 1, maka akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,16 rupiah, sehingga
setiap Rp, 1 biaya yang dikeluarkan memiliki keuntungan 0,16 rupiah. Hal
tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat keuntungan agroindustri suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa sebesar 16 %.
3. Evaluasi strategi pemasaran produk suwar-suwir pada 3 outlet penjualan
makanan oleh-oleh yaitu :
a. Strategi produk : Produk suwar-suwir yang dimiliki oleh agroindustri
UD.Mutiara Rasa memiliki keunggulan dalam mempertahankan
ketersediaan produk dan menyediakan produk suwar-suwir dengan kualitas
dan kuantitas yang diminati oleh konsumen serta harga yang terjangkau.
b. Strategi tempat : Memperluas jaringan pemasaran yang dimiliki artinya
tidak hanya menjual produk suwar-suwir pada outlet saja, tetapi juga
meningkatkan penjualan produk pada konsumen primer dengan
menggunakan kemasan dan merk sendiri.
c. Strategi harga : Menetapkan harga produk suwar-suwir yang beragam sesuai
dengan kualitas dan kuantitas produk suwar-suwir yang dimiliki.
d. Strategi Promosi : Promosi yang dilakukan dengan cara Direct selling atau
promosi secara lisan dan Sales Promotion.
76
5.2 Saran
1. Sebaiknya agroindustri UD.Mutiara Rasa memperhatikan manajemen rantai
pasok, khususnya pada penyediaan bahan baku tape agar dapat meminimalisir
penggunaan biaya tape yang tinggi pada saat musim kemarau.
2. Strategi pemasaran produk suwar-suwir yang harus dilakukan yaitu
meningkatkan promosi penjualan produk suwar-suwir dengan mengikuti
perkembangan penjualan produk yang sedang gencar saat ini yaitu dengan
model e-commmerce, dengan mempromosikan produk melalui sosial media
seperti instagram, facebook, dan media penjualan online.
77
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. 2013.
Diversifikasi Pangan dan Transformasi Pembangunan Pertanian. Jakarta :
IAARD Press.
Badan Pusat Statistik. 2017. Jawa Timur dalam Angka 2017. Surabaya. BPS
Provinsi Jawa Timur.
Bungin, B. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media
Group.
David, F, R. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta : Salemba Empat.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2018 : Jember.
Fahriyah, N.Hanani, dan R.Asmara. 2012. Strategi Peningkatan Daya Saing
Komoditas Pertanian. Malang : Gunung Samudera.
Fitrah, M dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian. Sukabumi : CV. Jejak.
Hariyati, Y. 2007. Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis). Jember:
CSS.
Iwantono, S. 2002. Kiat Sukses Berwirausaha. Jakarta : PT. Grasindo.
Januar, J. 2006. Agroindustri Peranan, Strategi dan Kebijakan. Jember : Fakultas
Pertanian UNEJ.
Koesoemo, D. 2005. Menyambut Pagi di Bromo, Melepas Penat di Raja Ampat.
Jakarta : IKAPI.
Kotler, P, dan G. Armstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta
:Erlangga.
Kotler, P, dan G. Armstrong. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Kusumawaty, Y. 2018. Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau
(Keripik Nenas dan Rengginang Ubi Kayu). Agribisnis, 20 (2) : 1-15
Leksana, T. 2006. Analisis Nilai Tambah dan Prospek Agroindustri Suwar-Suwir
di Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Jember.
Maulidah, S. 2012. Pengantar Manajemen Agribisnis. Malang : UB Press.
78
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Prihandana, R, K. Noerwijati, P. G. Adinurani, D. Setyoningsih, S. Setiadi, dan R.
Handoko. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Purwanto, N. 2002. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosda
Karya.
Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius.
Santoso, I. 2013. Pengantar Agroindustri. Malang : UB Press.
Saragih, B. 2018. Bawang Dayak (Tiwai) Sebagai Pangan Fungsional.
Yogyakarta : Anggota IKAPI.
Sari, D, I. 2012. Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Suwar-Suwir di
Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Jember.
Sari, N, E. Maharani, dan S. Khaswarina. 2015. Strategi Pemasaran Agroindustri
Keripik Tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten
Indragiri Hulu. Agribisnis, 2 (1) : 1-13.
Setyawan, B. 2015. Budidaya Umbi-Umbian Padat Nutrisi. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Soekartawi. 1995. Analisis UsahaTani. Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press).
Soeratna dan Arsyad, L. 1993. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : YKPN.
Soetriono, Suwandari, A, dan Rijanto. 1995. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember :
Universitas Jember.
Soetriono. 2017. Daya Saing Pertanian Dalam Tinjauan Analisis. Malang :
Intimedia.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Sumarwan, U. 2015. Pemasaran Strategik : Perspektif Perilaku Konsumen dan
Marketing Plan. Bogor : IPB Press.
Suparta. 2007. Fokus Pengawasan : Membangun Budaya Kerja Melalui Pakta
Intregitas. Jakarta : Inspektorat Jenderal Departemen Agama RI.
Suprapti, M.L. 2005. Tepung Tapioka. Yogyakarta : Kanisius.
79
Udayana, B, G, I. 2011. Peran Agroindustri dalam Pembangunan Pertaniaan.
Yogyakarta : Kanisius.
Widayat, Utoyo.1999. Akuntansi Keuangan Lanjutan: Ikhtisar Teori dan Soal.
Jakarta : LPFE UI.
Wiguna dan Widyatami. 2017. Inovasi Teknologi Dalam Rangka Peningkatan
Produktivitas dan Perbaikan Manajemen Pada Usaha Suwar-Suwir Doho
di Kabupaten Jember. Semnas. Jember: Seminar Nasional Hasil
Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Jember.
Wulandari, D. 2017. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Berbagai Tipe
Agroindustri Pengolahan Tape dan Suwar-Suwir di Kabupaten Jember.
Skripsi. Universitas Jember. Jember.
Zainul dan Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Dirjen Dikti.
80
LAMPIRAN
Lampiran 1. Produksi Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2016 (Ton)
No Provinsi Produksi (Ton) Share Ranking
1. Aceh 24.531 0,12 30
2. Sumatera Utara 1.228.138 6,06 5
3. Sumatera Barat 201.201 0,99 10
4. Riau 105..992 0,52 14
5. Jambi 53.944 0,27 24
6. Sumatera Selatan 386.881 1,91 9
7. Bengkulu 65.693 0,32 19
8. Lampung 6.481.382 32,00 1
9. Kepulauan Bangka Belitung 61.471 0,30 21
10. Kepulauan Riau 24.012 0,12 31
11. Daerah Khusus Ibukota Jakarta 0 0,00 34
12. Jawa Barat 1.792.716 8,85 4
13. Jawa Tengah 3.536.711 17,46 2
14. DIY 1.125.375 5,56 6
15. Jawa Timur 2.924.933 14,44 3
16. Banten 90.629 0,45 17
17. Bali 99.370 0,49 15
18. NTB 55.041 0,27 23
19. NTT 618.281 3,05 7
20. Kalimantan Barat 163.023 0,80 11
21. Kalimantan Tengah 63.862 032 20
22. Kalimantan Selatan 80.904 0,40 18
23. Kalimantan Timur 56.508 0,28 22
24. Kalimantan Utara 37.262 0,18 26
25. Sulawesi Utara 45.522 0,22 25
26. Sulawesi Tengah 34.971 0,17 27
27. Sulawesi Selatan 416.553 2,06 8
28. Sulawesi Tenggara 161.492 0,80 12
29. Gorontalo 2.470 0,01 33
30. Sulawesi Barat 25.700 0,13 29
31. Maluku 151.767 0,75 13
32. Maluku Utara 98.907 0,49 16
33. Papua Barat 10.074 0,05 32
34. Papua 30.551 0,15 28
Sumber : Kementrian Pertanian (2017)
81
Lampiran 2. Produksi Ubi Kayu Berdasarkan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur
Tahun 2016 (Ton)
No. Kabupaten/Kota Produksi
(Ton)
Share Rangking
1. Pacitan 322.139 11,01 2
2. Ponorogo 518.565 17,73 1
3. Trenggalek 226.279 7,74 4
4. Tulungagung 160.362 5,48 5
5. Blitar 119.175 4,07 8
6. Kediri 154.787 5,29 6
7. Malang 284.783 9,74 3
8. Lumajang 32.982 1,13 21
9. Jember 17.112 0,59 25
10. Banyuwangi 23.277 0,80 23
11. Bondowoso 82.073 2,81 14
12. Situbondo 4.935 0,17 28
13. Probolinggo 79.409 2,71 15
14. Pasuruan 85.551 2,92 12
15. Sidoarjo 0 0,00 33
16. Mojokerto 15.254 0,52 26
17. Jombang 24.587 0,84 22
18. Nganjuk 64.265 2,20 16
19. Madiun 88.151 3,01 11
20. Magetan 91.351 3,12 10
21. Ngawi 136.435 4,66 7
22. Bojonegoro 82.082 2,81 13
23. Tuban 96.976 3,32 9
24. Lamongan 35.709 1,22 20
25. Gresik 9.141 0,31 27
26. Bangkalan 36.600 1,25 19
27. Sampang 57.251 1,96 17
28. Pamekasan 17.413 0,60 24
29. Sumenep 52.203 1,78 18
30. Kota Kediri 417 0,01 31
31. Kota Blitar 0 0,00 34
32. Kota Malang 3.857 0,13 29
33. Kota Probolinggo 0 0,00 35
34. Kota Pasuruan 0 0,00 36
35. Kota Mojokerto 0 0,00 37
36. Kota Madiun 0 0,00 38
37. Kota Surabaya 20 0,00 32
38. Kota Batu 1.792 0,06 30
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017, diolah
82
Lampiran 3. Daftar Usaha Mikro Kecil dan Menengah Olahan Singkong di
Kabupaten Jember Tahun 2016
No. Nama UD/CV/Toko Jenis Usaha
1. A2 Family Produksi Kripik Singkong
2. Usaha Mikro Poduksi Tape
3. UD.96 Tape, Suwar-Suwir, Prol Tape dll
4. UD.Liberty Prol Tape, Kripik Tempe, Ceker Ayam
5. UD. Super Madu Tape dan Prol Tape
6. Usaha Mikro Produksi Tape
7. Adelia Putri Jual Kripik Singkong
8. Sumber Madu Sae Tape Singkong
9. Ziza Aneka Olahan Tape
10. Usaha Mikro Krupuk dan Krupuk Singkong
11. Usaha Mikro Camilan (Kripik Singkong)
12. Berkah Produksi Kripik Singkong
13. Makmur Jaya Produksi Kripik Singkong
14. Berkah Produksi Kripik Singkong
15. Elmalik Produksi Kripik Singkong
16. Karomah Jual Kripik Singkong
17. Usaha Mikro Kripik Singkong
18. Adi Putra Kripik Singkong
19. Usaha Mikro Kripik Singkong- Tempe
20. Usaha Mikro Kripik Singkong dan Tempe
21. Bunda Krupuk dan Kripik Singkong
22. Putra Mandiri Produksi Kripik Singkong dan
Singkong
23. Tiga Putra Produksi Kripik Singkong dan
Singkong
24. UD.Mutiara Rasa Suwar-Suwir
25. UD.Alianda Produksi Suwar-Suwir
26. Tape Kembang Madu Produksi Tape Singkong
27. Koplak Food Produksi Olahan Salak, dan Tape
Singkong
28. Safira Jual Tape, Madu Mongso, Dodol
Pisang, Sambal Goreng Tempe
29. Kube (Anak Singkong) Produksi Kripik Singkong
30. Kurnia Produksi Permen Asem dan Suwar-
Suwir
31. Orangiro Produksi Kripik Singkong dan Jual
Emping
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, (2016)
83
Lampiran 4. Data responden dalam penelitian Kelayakan Usaha dan strategi pemasaran UD.Mutiara Rasa di Kecamatan Ajung
Kabupaten Jember
Nama Umur
(Th)
Pendidikan
Terakhir Jabatan Perusahaan Alamat
Hanifullah 56 SMP Pemilik
Agroindustri UD.Mutiara
Rasa Jl. Cendrawasih No. 60 Ajung Jember
Umar
Arifuddin 29 S1 Marketing UD.Mutiara Rasa Jl. Cendrawasih No. 60 Ajung Jember
Devi 40 S1
Manager
Marketing Outlet Primadona 1 JL. Trunojoyo No. 137 Jember
Hardi 73 SMA Pemilik Outlet Sumber Madu JL. Gajah Mada No. 103 Jember
Muh. Rofi 25 SMK
Manager
marketing Outlet H. Slamet Jl. Brawijaya No. 01 Jubung Jember
84
Lampiran 5. Data penjualan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa Tahun 2018
No. Bulan Penjualan Rasa Original (Kg) Penjualan Mix Rasa (Kg)
1. Januari 3600 1000
2. Februari 3950 950
3. Maret 3700 1000
4. April 4500 1000
5. Mei 4650 950
6. Juni 5500 950
7. Juli 3800 600
8. Agustus 4000 800
9. September 2800 600
10. Oktober 3750 650
11. November 3500 650
12. Desember 2000 600
Total 45750 9750
Rata-rata 3.813 813
85
Lampiran 6. Data produksi suwar-suwir UD.Mutiara Rasa bulan Maret 2018
No Bahan baku masuk/tape singkong (kg) Produksi (kg) Produksi original (kg) Produksi mix rasa (kg)
1. 200 200 130 40
2. 200 200 140 38
3. 200 200 120 35
4. 200 200 150 30
5. 200 200 125 33
6. 100 100 150 35
7. 200 200 150 30
8. 200 200 140 35
9. 200 200 120 35
10. 200 200 125 40
11. 200 200 150 45
12. 150 150 150 40
13. 100 100 140 35
14. 250 250 150 33
15. 200 200 150 45
16. 150 150 140 40
17. 200 200 140 42
18. 250 250 150 40
19. 200 200 150 44
20. 150 150 140 42
21. 150 150 150 30
22. 200 200 150 45
23. 200 200 150 43
86
Lanjutan Lampiran 6.
24. 100 100 150 40
25. 200 200 150 45
26. 100 100 140 40
Total 4700 4700 3700 1000
Rata-rata 181 142 74
87
Lampiran 7. Data Biaya Tetap Pengolahan Suwar-Suwir
No
. Alat
Umur
ekonomis
(Tahun)
Kuantitas Satuan Harga Satuan Jumlah Investasi (Rp/Proses)
1 Bangunan 10 500 m² Rp 200.000 Rp 100.000.000
2 Pajak Bangunan 1 1 tahun Rp 50.000 Rp 50.000
4 Mobil Pick Up 5 1 unit Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
6 Pajak Pick Up 1 1 tahun Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
7 Tungku 5 2 unit Rp 100.000 Rp 200.000
8 Wajan 4 3 unit Rp 300.000 Rp 900.000
9 Timba 3 12 unit Rp 50.000 Rp 600.000
10 Kompor kecil 4 1 unit Rp 85.000 Rp 85.000
11 Meja roll 7 6 unit Rp 1.500.000 Rp 9.000.000
12 Alat pengaduk kayu 5 3 unit Rp 37.000 Rp 111.000
13 Pisau 4 6 unit Rp 45.000 Rp 270.000
14 Penggaris kayu 5 3 unit Rp 7.500 Rp 22.500
15 Timbangan 8 2 unit Rp 350.000 Rp 700.000
16 Komputer 5 1 unit Rp 3.500.000 Rp 3.500.000
17 Printer 3 1 unit Rp 700.000 Rp 700.000
18 Mesin penghalus 7 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
19 Staples 3 4 unit Rp 75.000 Rp 300.000
20 tabung gas 3 kg 5 1 unit Rp 280.000 Rp 280.000
21 Lampu 1 4 unit Rp 25.000 Rp 100.000
Total
Rp 159.818.500
88
Lampiran 8. Perhitungan penyusutan biaya tetap peralatan per tahun
No. Alat Jumlah Harga Satuan (Rp) Umur ekonomis
(thn) Bulan
Biaya penyusutan per
tahun (Rp)
1. Bangunan 500 200.000 10 120 Rp10.000.000
2. Pajak Bangunan 1 50.000 1 12 Rp.50.000
4. Mobil Pick Up 1 40.000.000 5 60 Rp8.000.000
6. Pajak Pick Up 1 1.000.000 1 12 Rp1.000.000
7. Tungku 2 100.000 5 60 Rp40.000
8. Wajan 3 300.000 4 48 Rp225.000
9. Timba 12 50.000 3 36 Rp200.000
10. Kompor kecil 1 85.000 4 48 Rp21.250
11. Meja roll 6 1.500.000 7 84 Rp1.285.714
12. Alat pengaduk kayu 3 37.000 5 60 Rp22.200
13. Pisau 6 45.000 4 48 Rp67.500
14. Penggaris kayu 3 7.500 5 60 Rp4.500
15. Timbangan 2 350.000 8 96 Rp87.500
16. Komputer 1 3.500.000 5 60 Rp700.000
17. Printer 1 700.000 3 36 Rp233.333
18. Mesin penghalus 1 2.000.000 7 84 Rp285.714
19. Staples 4 75.000 3 36 Rp100.000
20. tabung gas 3 kg 1 280.000 5 60 Rp56.000
21. Lampu 4 25.000 1 12 Rp100.000
Total Rp. 22.478.712
89
Lampiran 9. Perhitungan penyusutan biaya tetap per bulan
No. Alat Jumlah Harga Satuan
(Rp)
Umur Ekonomis
(Tahun) Bulan
Biaya Penyusutan Per
Bulan (Rp)
1. Bangunan 500 200.000 10 120 Rp833.333
2. Pajak Bangunan 1 50.000 1 12 Rp4.167
4. Mobil Pick Up 1 40.000.000 5 60 Rp666.667
6. Pajak Pick Up 1 1.000.000 1 12 Rp83.333
7. Tungku 2 100.000 5 60 Rp3.333
8. Wajan 3 300.000 4 48 Rp18.750
9. Timba 12 50.000 3 36 Rp16.667
10. Kompor kecil 1 85.000 4 48 Rp1.771
11. Meja roll 6 1.500.000 7 84 Rp107.143
12.
Alat pengaduk
kayu 3 37.000 5 60 Rp1.850
13. Pisau 6 45.000 4 48 Rp5.625
14. Penggaris kayu 3 7.500 5 60 Rp375
15. Timbangan 2 350.000 8 96 Rp7.292
16. Komputer 1 3.500.000 5 60 Rp58.333
17. Printer 1 700.000 3 36 Rp19.444
18. Mesin penghalus 1 2.000.000 7 84 Rp23.810
19. Staples 4 75.000 3 36 Rp8.333
20. tabung gas 3 kg 1 280.000 5 60 Rp4.667
21. Lampu 4 25.000 1 12 Rp8.333
Total Rp. 1.873.226
90
Lampiran 10. Perhitungan penyusutan biaya tetap per kg suwar-suwir original
No. Alat Jumlah Harga Satuan
(Rp)
Umur ekonomis
(tahun) bulan
Biaya penyusutan per kg
(suwar-suwir original)
1. Bangunan 500 200.000 10 120 Rp5.856
2. Pajak Bangunan 1 50.000 1 12 Rp29
4. Mobil Pick Up 1 40.000.000 5 60 Rp4.685
6. Pajak Pick Up 1 1.000.000 1 12 Rp586
7. Tungku 2 100.000 5 60 Rp23
8. Wajan 3 300.000 4 48 Rp132
9. Timba 12 50.000 3 36 Rp117
10. Kompor kecil 1 85.000 4 48 Rp12
11. Meja roll 6 1.500.000 7 84 Rp753
12. Pengaduk kayu 3 37.000 5 60 Rp13
13. Pisau 6 45.000 4 48 Rp40
14. Penggaris kayu 3 7.500 5 60 Rp3
15. Timbangan 2 350.000 8 96 Rp51
16. Komputer 1 3.500.000 5 60 Rp410
17. Printer 1 700.000 3 36 Rp137
18. Mesin penghalus 1 2.000.000 7 84 Rp167
19. Staples 4 75.000 3 36 Rp59
20. tabung gas 3 kg 1 280.000 5 60 Rp33
21. Lampu 4 25.000 1 12 Rp59
Total Rp13.163
91
Lampiran 11. Perhitungan penyusutan biaya tetap per kg suwar-suwir mix rasa
No. Alat Jumlah
Harga Satuan
(Rp) Umur ekonomis bulan Biaya penyusutan per kg
(tahun) (suwar-suwir mix rasa)
1. Bangunan 500 200.000 10 120 Rp11.250
2. Pajak Bangunan 1 50.000 1 12 Rp56
4. Mobil Pick Up 1 40.000.000 5 60 Rp9.000
6. Pajak Pick Up 1 1.000.000 1 12 Rp1.125
7. Tungku 2 100.000 5 60 Rp45
8. Wajan 3 300.000 4 48 Rp253
9. Timba 12 50.000 3 36 Rp225
10. Kompor kecil 1 85.000 4 48 Rp24
11. Meja roll 6 1.500.000 7 84 Rp1.446
12. Pengaduk kayu 3 37.000 5 60 Rp25
13. Pisau 6 45.000 4 48 Rp76
14. Penggaris kayu 3 7.500 5 60 Rp5
15. Timbangan 2 350.000 8 96 Rp98
16. Komputer 1 3.500.000 5 60 Rp788
17. Printer 1 700.000 3 36 Rp263
18. Mesin penghalus 1 2.000.000 7 84 Rp321
19. Staples 4 75.000 3 36 Rp113
20. tabung gas 3 kg 1 280.000 5 60 Rp63
21. Lampu 4 25.000 1 12 Rp113
Total Rp25.289
92
Lampiran 12. Perhitungan biaya tetap pengolahan suwar-suwir per bulan
No. Alat Jumlah Harga Nilai Umur ekonomis (Thn) Produksi/bulan Penyusutan
(Rp/Proses)
1. Bangunan 500 Rp200.000 Rp100.000.000 10 120 Rp833.333
2. Pajak Bangunan 1 Rp50.000 Rp50.000 1 12 Rp4.167
4. Mobil Pick Up 1 Rp40.000.000 Rp40.000.000 5 60 Rp666.667
6. Pajak Pick Up 1 Rp1.000.000 Rp1.000.000 1 12 Rp83.333
7. Tungku 2 Rp100.000 Rp200.000 5 60 Rp3.333
8. Wajan 3 Rp300.000 Rp900.000 4 48 Rp18.750
9. Timba 12 Rp50.000 Rp600.000 3 36 Rp16.667
10. Kompor kecil 1 Rp85.000 Rp85.000 4 48 Rp1.771
11. Meja roll 6 Rp1.500.000 Rp9.000.000 7 84 Rp107.143
12. Alat pengaduk kayu 3 Rp37.000 Rp111.000 5 60 Rp1.850
13. Pisau 6 Rp45.000 Rp270.000 4 48 Rp5.625
14. Penggaris kayu 3 Rp7.500 Rp22.500 5 60 Rp375
15. Timbangan 2 Rp350.000 Rp700.000 8 96 Rp7.292
16. Komputer 1 Rp3.500.000 Rp3.500.000 5 60 Rp58.333
17. Printer 1 Rp700.000 Rp700.000 3 36 Rp19.444
18. Mesin penghalus 1 Rp2.000.000 Rp2.000.000 7 84 Rp23.810
19. Staples 4 Rp75.000 Rp300.000 3 36 Rp8.333
20. tabung gas 3 kg 1 Rp280.000 Rp280.000 5 60 Rp4.667
21. Lampu 4 25.000 Rp100.000 1 12 Rp8.333
Total Rp1.873.226
93
Lampiran 13. Perhitungan biaya variabel suwar-suwir per bulan
No. Bahan baku Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Biaya/produksi (Rp)
1. Tape singkong 200 kg Rp7.000 Rp1.400.000
2. Gula Pasir 200 kg Rp10.000 Rp2.000.000
3. Perasa makanan 6 botol Rp7.500 Rp45.000
4. Pewarna makanan 5 botol Rp5.000 Rp25.000
5. Listrik 1 bulan Rp300.000 Rp300.000
6. Kemasan kertas warna 50 lembar Rp1.500 Rp75.000
7. Gas 1 tabung Rp18.000 Rp18.000
8. Kayu bakar 1 kibik Rp300.000 Rp300.000
9. Label mix rasa 10 pack 20000 Rp200.000
total Rp4.363.000
94
Lampiran 14. Perhitungan biaya variabel bahan baku untuk pembuatan 1 kg suwar-suwir
No. Bahan baku Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Biaya produksi (Rp)
1. Tape singkong 1 kg Rp7.000 Rp7.000
2. Gula Pasir 1 kg Rp10.000 Rp10.000
3. Perasa makanan 0,03 botol Rp7.500 Rp225
4. Pewarna makanan 0,025 botol Rp5.000 Rp125
5. Listrik 0,005 Bulan Rp300.000 Rp1.500
6. Kemasan kertas warna 0,25 lembar Rp1.500 Rp375
7. Gas 0,005 tabung Rp18.000 Rp90
8. Kayu bakar 0,005 kibik Rp300.000 Rp1.500
9. label mix rasa 0,05 pack 20000 Rp1.000
total Rp21.815
Lampiran 15. Perhitungan pembuatan suwar-suwir dalam satu bulan
No. Bahan baku Jumlah Satuan Harga satuan
(Rp)
Biaya/produksi
(Rp)
1. Tape singkong 4700 kg Rp7.000 Rp32.900.000
2. Gula Pasir 4700 kg Rp10.000 Rp47.000.000
3. Perasa makanan 141 botol Rp7.500 Rp1.057.500
4. Pewarna makanan 117,5 botol Rp5.000 Rp587.500
5. Listrik 1 Bulan Rp300.000 Rp300.000
6. Kemasan kertas warna 1175 lembar Rp1.500 Rp1.762.500
7. Gas 23,5 tabung Rp18.000 Rp423.000
8. Kayu bakar 23,5 kibik Rp300.000 Rp7.050.000
9. label mix rasa 235 pack 20000 Rp4.700.000
total Rp95.780.500
95
Lampiran 16. Perhitungan biaya variabel tenaga kerja satu bulan
No. Jenis kegiatan ∑ Tenaga kerja ∑ hari kerja Jumlah jam ∑ gaji/hari ∑ gaji
1. Bagian produksi 6 26 7 Rp50.000 Rp7.800.000
2. Bagian pengemasan 10 26 6 Rp30.000 Rp7.800.000
Total 16 52 13 Rp80.000 Rp15.600.000
Lampiran 17. Perhitungan biaya variabel tenaga kerja untuk pembuatan 1 kg suwar-suwir
No Jenis kegiatan satuan Jumlah TK Jumlah jam Biaya/produksi (Rp)
1. Bag.produksi orang 0,03 0,035 Rp39.000
2. Bag. Pengemasan orang 0,05 0,03 Rp39.000
Total 0 0,08 0,065 Rp78.000
Lampiran 18. Perhitungan biaya variabel lain-lain untuk satu bulan
No Jenis kegiatan
jumlah satuan harga satuan
(Rp) ∑ harga
1. Pengangkutan (Bensin)
100 liter Rp9.000 Rp900.000
2. Biaya komunikasi (pulsa dan internet) 1 bulan Rp300.000 Rp300.000
Total Rp1.200.000
96
Lampiran 19. Data rangkuman biaya variabel untuk satu bulan
No Uraian Total biaya
1. ∑ Biaya bahan baku Rp95.780.500
2. ∑ Biaya tenaga kerja Rp15.600.000
3. ∑ biaya lain-lain Rp1.200.000
total Rp112.580.500
Lampiran 20. Data penerimaan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dalam 1 bulan
No. Keterangan Penjualan (kg) Harga Jual (Rp) Penerimaan (TR)
1. Rasa original 3700 28000 103600000
2. Mix Rasa 1000 30000 30000000
Total 133600000
Lampiran 21. Total biaya produksi pembuatan suwar-suwir UD.Mutiara Rasa dalam 1 bulan
No Uraian Total biaya (Rp/Proses)
1. Biaya tetap Rp1.873.226
2. Biaya variabel Rp112.580.500
Total Rp114.453.726
Lampiran 22. Anallisis pendapatan dan efisiensi usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa dalam 1 bulan
No. Total biaya (TC) Total penerimaan (TR) Pendapatan Kelayakan usaha
(RC/Ratio)
1. Rp114.453.726 Rp133.600.000 Rp19.146.724 1,16728
97
Lampiran 23. Kuisioner Penelitian
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
KUISIONER
Judul : Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pemasaran
Agroindustri Suwar-Suwir tanpa Merk pada
UD.Mutiara Rasa Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember
Lokasi : Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Lama Kegiatan Usaha : Tahun
Pewawancara
Nama : Siti Nurjanah
NIM : 151510601148
Tanggal Wawancara :
Responden
( )
AGROINDUSTRI
98
A. GAMBARAN UMUM AGROINDUSTRI SUWAR-SUWIR
UD.MUTIARA RASA
1. Sejak kapan agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa ini didirikan?
Jawab : ........................................................................................................
2. Bagaimana asal mula berdirinya agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
3. Bagaimana status kepemilikan agroindustri suwar-suwir UD. Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
4. Apakah usaha agroindustri UD.Mutiara Rasa merupakan pekerjaan utama atau
sampingan?
Jawab : ........................................................................................................
5. Apakah alasan anda untuk melakukan usaha agroindustri suwar-suwir
UD.Mutiara Rasa?
a. Harga bahan baku murah
b. Ketersediaan bahan baku
c. Usaha turun menurun
d. Keinginan sendiri
e. Biaya produksi rendah
f. Keuntungan tinggi
g. Lain-lain
Jawab : ........................................................................................................
6. Suwar-suwir jenis apa saja yang dihasilkan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa?
Jawab : .........................................................................................................
7. Apakah anda melakukan pengolahan suwar-suwir setiap hari?
Jawab : .........................................................................................................
8. Bagaimana struktur organisasi pada agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara
Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
9. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan pada
agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
99
10. Apa saja peran tenaga kerja selama kegiatan dalam agroindustri suwar-suwir?
Jawab : ........................................................................................................
11. Apakah terdapat kriteria atau persyaratan khusus dalam perekrutan tenaga
kerja?
a. Ya b. Tidak
Keterangan : ..............................................................................................
12. Darimanakah modal yang anda dapatkan untuk melakukan usaha agroindustri
suwar-suwir UD.Mutiara Rasa?
Jawab : .......................................................................................................
13. Apakah terdapat kendala selama menjalankan kegiatan agroindustri suwar-
suwir UD.Mutiara Rasa?
a. Ya b. Tidak
Keterangan : .............................................................................................
14. Bagaimanakah cara anda mengatasi kendala tersebut?
Jawab : .......................................................................................................
a. Bahan baku suwar-suwir
1. Apa saja bahan baku yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi?
Jawab :.......................................................................................................
2. Darimana anda membeli bahan baku tersebut?
Jawab : ......................................................................................................
3. Apakah bahan baku untuk pembuatan suwar-suwir bisa kontinyu?
Jawab : ......................................................................................................
4. Untuk bahan baku utama singkong, berapa jumlah petani yang memasok bahan
baku?
Jawab : ......................................................................................................
5. Apakah anda memperoleh bahan baku hanya dari petani saja, tidak
membutuhkan dari pemasok lain?
Jawab : ......................................................................................................
6 Berapa harga bahan baku singkong untuk setiap kilogramnya?
Jawab : ......................................................................................................
100
6. Berapa banyak bahan baku yang anda butuhkan untuk setiap kali produksi?
Jawab : ......................................................................................................
8. Apakah terdapat kriteria atau kualitas khusus untuk bahan baku yang akan
digunakan?
a. Ya b. Tidak
Keterangan : .............................................................................................
9. Kriteria seperti apa yang biasanya digunakan untuk pemilihan bahan baku?
Jawab : ......................................................................................................
10. Singkong jenis apa yang biasanya anda gunakan untuk produksi suwar-suwir?
Jawab : ......................................................................................................
9. Apakah pernah terdapat kendala dalam memperoleh bahan baku tersebut?
Jawab : ......................................................................................................
10. Bagaimana cara anda untuk mengatasi kendala dalam memperoleh bahan
baku?
Jawab : ......................................................................................................
b. Proses Produksi
1. Teknologi apa saja yang anda gunakan untuk melakukan usaha agroindustri
suwar-suwir?
Jawab : ......................................................................................................
2. Darimana anda memperoleh teknologi tersebut?
a. Bantuan pemerintah
b. Beli sendiri
c. Lain-lain,
Jawab : ......................................................................................................
3. Apakah terdapat bahan bakar yang digunakan dalam kegiatan agroindustri
suwar-suwir?
a. Ya b. Tidak
Keterangan : .............................................................................................
4. Jenis bahan bakar apa yang anda gunakan?
Jawab : ......................................................................................................
101
5. Apakah hanya kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar dalam proses
produksi?
Jawab : ......................................................................................................
6. Jenis kayu bakar apa yang biasanya digunakan untuk proses produksi?
Jawab : .......................................................................................................
7. Darimanakah anda memperoleh kayu bakr tersebut?
Jawab : .....................................................................................................
9. Berapa kali anda membeli kayu bakar untuk proses produksi?
Jawab : ......................................................................................................
10. Berapa jumlah kayu bakar dalam 1 kali pembelian?
Jawab : ......................................................................................................
11. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli kayu bakar dalam sekali
pembelian?
Jawab : ......................................................................................................
12. Berapa frekuensi untuk satu kali proses produksi suwar-suwir?
Jawab : .......................................................................................................
13. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali proses produksi suwar-
suwir?
Jawab : .....................................................................................................
14. Berapa banyak produk yang dihasilkan untuk satu kali proses produksi?
Jawab : .....................................................................................................
15. Berapa berat bersih produk yang dihasilkan dalam sekali proses produksi
suwar-suwir?
Jawab : ......................................................................................................
16. Kendala apa yang sering anda alami dalam proses produksi suwar-suwir?
Jawab : ......................................................................................................
17. Bagaimana cara anda mengatasi kendala tersebut?
Jawab : ......................................................................................................
c. Produk Suwar-Suwir
1. Produk suwar-suwir apa saja yang anda hasilkan pada agroindustri anda?
102
Jawab : ......................................................................................................
2. Apakah terdapat perbedaan antara suwar-suwir original dengan suwar-suwir
mix rasa?
Jawab : ......................................................................................................
3 . Apa yang membedakan antara suwar-suwir original dan mix rasa?
Jawab : ......................................................................................................
4. Rasa apa saja yang ada pada produk suwar-suwir mix rasa?
Jawab : ......................................................................................................
5. Apakah terdapat perbedaan biaya antara produksi suwar-suwir original dengan
mix rasa?
Jawab : ......................................................................................................
6. Berapa biaya untuk produksi suwar-suwir original dan berapa biaya produksi
suwar-suwir mix rasa?
Jawab : ......................................................................................................
7. Apa kemasan yang anda gunakan untuk produk suwar-suwir anda?
Jawab : ........................................................................................................
8. Apakah terdapat perbedaan kemasan antara rasa original dengan mix rasa?
Jawab : ........................................................................................................
9. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk pengemasan?
Jawab : ........................................................................................................
d. Sarana Produksi
1. Bangunan jenis apa yang anda gunakan untuk proses produksi suwar-suwir?
Jawab : ........................................................................................................
2. Apakah bangunan tersebut milik anda sendiri atau sewa?
Jawab : ........................................................................................................
3. Jika milik sendiri, berapakah jumlah pajak yang anda bayarkan untuk
bangunan?
Jawab : ........................................................................................................
4. Berapakah jumlah pajak usaha yang anda bayarkan?
Jawab : .........................................................................................................
5. Jenis kendaraan apa yang anda gunakan untuk pengiriman suwar-suwir?
103
Jawab : .........................................................................................................
6. Berapa jumlah kendaraan yang anda gunakan untuk proses pengiriman suwar-
suwir?
Jawab : .........................................................................................................
7. Apakah kendaraan tersebut milik anda sendiri, atau sewa?
Jawab : .........................................................................................................
8. Berapa jumlah pajak kendaraan yang anda bayarkan?
Jawab : .........................................................................................................
9. Berapa jumlah tungku yang digunakan untuk proses produksi suwar-suwir?
Jawab : .........................................................................................................
10. Apakah terdapat biaya perbaikan, apabila tungku mengalami kerusakan?
Jawab : ........................................................................................................
11. Berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan tungku?
Jawab : .......................................................................................................
12. Berapa jumlah wajan yang anda gunakan untuk proses produksi?
Jawab : .......................................................................................................
13. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli wajan?
Jawab : .......................................................................................................
14. Berapa jumlah timba yang anda gunakan untuk proses produksi?
Jawab : .......................................................................................................
15. Berapa jumlah kompor kecil yang anda gunakan untuk proses produksi?
Jawab : .......................................................................................................
16. Berapa jumlah meja roll yang anda gunakan untuk proses produksi?
Jawab : .......................................................................................................
17. Jenis timbangan seperti apa yang anda gunakan?
Jawab : .......................................................................................................
18. Apa jenis komunikasi yang anda gunakan untuk berkomunikasi dengan
konsumen?
Jawab : .......................................................................................................
19. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk komunikasi tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
104
20. Berapa kali pengangkutan suwar-suwir setiap satu kali proses produksi?
Jawab : .....................................................................................................
21. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk proses pengangkutan suwar-suwir?
Jawab : .....................................................................................................
B. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Agroindustri Suwar-Suwir
UD.Mutiara Rasa
a. Penggunaan Biaya Produksi Agroindustri Suwar-Suwir UD.Mutiara Rasa
(Satu Kali Proses Produksi)
1. Biaya tetap
a. Penyusutan peralatan
No Komponen Jumlah Umur
ekonomis
(Tahun)
Harga
Satuan
(Rp)
Biaya
Penyusutan
1. Pajak bangunan
2. Pajak usaha
3. Pajak kendaraan
4. Tungku
5. Wajan
6. Timba
7. Kompor kecil
8. Meja roll
9. Alat pengaduk
kayu
10. Pisau
11. Penggaris kayu
12. Timbangan
13. Staples
14. Komputer dan
Printer
15. Mesin penghalus
Total Biaya
105
2. Biaya variabel
a. Biaya variabel untuk biaya bahan baku
No. Bahan Baku Jumlah Satuan Harga/satuan
1. Singkong
2. Gula pasir
3. Perasa dan
pewarna
makanan
Total biaya
b. Biaya bahan bakar
No Bahan bakar Jumlah Satuan Harga/satuan
1. Listrik
2. Kayu bakar
Total biaya
c. Biaya tenaga kerja
No Jenis kegiatan Jumlah Gaji
orang/produksi
Jumlah
produksi
Jumlah
gaji
1. Bag. pemasaran
dan keuangan
2. Bag. produksi
3. Bag.
pengemasan
Total biaya
106
d. Biaya pemasaran
No Jenis kegiatan Jumlah Satuan Harga/satuan
1. Pengangkutan
2. Pengemasan
3. Biaya
komunikasi
3. Produksi dan Harga Jual UD.Mutiara Rasa
No Keterangan Produksi Harga Jual Penerimaan
1. Suwar-suwir
original
2. Suwar-suwir
mix rasa
4. Pendapatan bersih agroindustri
No Total pendapatan
kotor
Total biaya
tetap
Total biaya
variabel
Total
pendapatan
bersih
107
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
KUISIONER
Judul : Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pemasaran
Agroindustri Suwar-Suwir tanpa Merk pada
UD.Mutiara Rasa Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember
Lokasi : Kecamatan Ajung Kabupaten Jember
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Lama Kegiatan Usaha : Tahun
Pewawancara
Nama : Siti Nurjanah
NIM : 151510601148
Tanggal Wawancara :
Responden
( )
OUTLET
108
A. STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SUWAR-SUWIR
UD.MUTIARA RASA
1. Penjualan Outlet A, B, dan C
1. Berapa jumlah (kg) pemesanan suwar-suwir yang anda lakukan?
Jawab : ........................................................................................................
2. Berapa kg untuk pemesanan suwar-suwir original?
Jawab : ........................................................................................................
3. Berapa kg untuk pemesanan suwar-suwir mix rasa?
Jawab : ........................................................................................................
4. Berapa jumlah (kg/kw) paling banyak anda membeli suwar-suwir?
Jawab : ........................................................................................................
4. Berapa harga per kg suwar-suwir yang anda beli?
Jawab : ........................................................................................................
5. Apakah sama harga suwar-suwir per kg antara original dengan mix rasa?
Jawab : ........................................................................................................
6. Jika beda, berapa harga untuk suwar-suwir original?
Jawab : ........................................................................................................
7. Berapa harga untuk suwar-suwir mix rasa?
Jawab : ........................................................................................................
8. Bagaimana penetapan harga produk suwar-suwir yang anda beli?
Jawab : ........................................................................................................
9. Berapa frekuensi pembelian suwar-suwir yang anda lakukan?
Jawab : ........................................................................................................
10. Bagaimana sistem pembelian yang anda lakukan?
Jawab : ........................................................................................................
11 Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan?
Jawab : ........................................................................................................
12. Apa saja kendala dalam pembelian suwar-suwir yang anda lakukan?
Jawab : ........................................................................................................
13. Bagaimana solusi anda dalam memecahkan kendala tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
14. Apakah terdapat peningkatan pemesanan/pembelian suwar-suwir setiap bulan
109
yang anda lakukan?
Jawab : ........................................................................................................
2. Produk
1. Keunggulan apa yang ada pada produk suwar-suwir UD.Mutiara Rasa
dibandingkan dengan produk suwar-suwir pada agroindustri lain?
Jawab : ........................................................................................................
2. Apakah produk suwar-suwir UD.Mutiara Rasa memiliki kualitas yang baik jika
dibandingkan dengan suwar-suwir dari agroindustri lain?
Jawab : ........................................................................................................
3. Bagaimana kualitas dari suwar-suwir dari UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
4. Apakah produk yang dihasilkan UD.Mutiara Rasa telah mampu memenuhi
permintaan konsumen pada outlet anda dari segi kuantitas maupun kualitas?
Jawab : ........................................................................................................
5. Kualitas produk suwar-suwir yang seperti apa yang biasanya diminta oleh
konsumen pada outlet anda?
Jawab : ........................................................................................................
6. Apakah anda hanya melakukan pembelian produk suwar-suwir pada
agroindustri UD.Mutiara Rasa?
7. Bagaimana kemasan produk suwar-suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
8. Apakah kemasan yang anda gunakan menggunakan kemasan dari outlet anda
sendiri?
Jawab : ........................................................................................................
9. Apakah terdapat kendala selama anda melakukan pembelian produk suwar-
suwir pada agroindustri UD.Mutiara Rasa?
10. Jika iya, kendala apa yang biasanya terjadi?
Jawab : ........................................................................................................
11. Bagaimana cara anda mengatasi kendala tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
110
12. Berapa banyak anda membeli produk suwar-suwir dari UD.Mutiara Rasa?
Jawab : .........................................................................................................
13. Apakah pembelian suwar-suwir pada UD.Mutiara Rasa dipengaruhi oleh hari-
hari besar?
Jawab : ........................................................................................................
3. Tempat
1. Siapa konsumen/pembeli yang anda pilih dalam pemasaran suwar-suwir pada
outlet anda?
Jawab : ........................................................................................................
2. Bagaimana saluran pemasaran yang anda gunakan?
Jawab : ........................................................................................................
3. Dimana saja suwar-suwir anda dipasarkan?
Jwab : ..........................................................................................................
4. Pada bulan-bulan apa saja permintaan suwar-suwir mengalami peningkatan?
Jawab : ........................................................................................................
5. Apakah terdapat kerjasama dengan lembaga/instansi dalam memasarkan suwar-
suwir anda?
Jawab : ........................................................................................................
6. Apakah terdapat pesaing dalam pemasaran suwar-suwir anda?
Jawab : ........................................................................................................
7. Bagaiman cara anda menghadapi pesaing tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
8. Strategi apa yang anda lakukan dalam memasarkan suwar-suwir anda?
Jawab : ........................................................................................................
9. Apa yang anda harapkan untuk pemasaran suwar-suwir anda kedepannya?
Jawab : ........................................................................................................
10. Apakah agroindustri UD.Mutiara Rasa selalu mampu memenuhi permintaan
suwar-suwir pada outlet anda?
Jawab : ........................................................................................................
4. Harga
1. Siapakah penentu harga produk suwar-suwir?
111
Jawab : ........................................................................................................
2. Bagaimana dengan penentuan harga tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
3. Permasalahan apa yang anda hadapi dalam penentuan harga jual produk suwar-
suwir?
Jawab : ........................................................................................................
4. Upaya apa yang anda lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
Jawab : ........................................................................................................
5. Apakah harga juga ditentukan berdasarkan wilayah/jarak dari pembeli?
Jawab : .........................................................................................................
6. Apakah agroindustri UD.Mutiara Rasa pernah memberikan potongan harga?
Jawab : ........................................................................................................
7. Berapa potongan harga yang diberikan oleh agroindustri UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
8. Pada saat apa, potongan harga tersebut diberikan?
Jawab : ........................................................................................................
9. Bagaimana sistem pembayaran yang anda lakukan dengan pihak agroindustri
UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
10. Apakah pembayaran dilakukan diawal pembelian produk suwar-suwir atau
dilakukan pada saat produk suwar-suwir pada outlet anda telah terjual habis?
Jawab : ........................................................................................................
5. Promosi
1. Mengapa anda melakukan pembelian suwar-suwir pada UD.Mutiara Rasa?
Jawab :
2. Darimana anda mengenal produk suwar-suwir UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
3. Apakah agroindustri UD.Mutiara Rasa pernah melakukan promosi produk
suwar-suwir kepada outlet anda?
Jawab : ........................................................................................................
4. Bentuk promosi seperti apa yang dilakukan UD.Mutiara Rasa?
112
Jawab : ........................................................................................................
5. Bagaimana cara anda melakukan pembelian suwar-suwir pada agroindustri
UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
6. Apakah UD.Mutiara Rasa pernah memberikan hadiah pada saat melakukan
pembelian suwar-suwir dalam jumlah banyak?
Jawab : ........................................................................................................
7. Apakah anda sebelumnya telah mengenal pemilik atau pihak dari agroindustri
UD.Mutiara Rasa?
Jawab : ........................................................................................................
113
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Wawancara dengan Marketing agroindustri UD.Mutiara Rasa
Gambar 2. Wawancara dengan pemilik agroindustri UD.Mutiara Rasa
114
Gambar 3. Wawancara dengan manager pemasaran outlet UD.Primadona
Gambar 4. Wawancara dengan pemilik outlet Sumber Madu
115
Gambar 5. Wawancara dengan manager marketing outlet H.Slamet
Gambar 6. Tempat produksi agroindustri suwar-suwir UD.Mutiara Rasa