analisis efisiensi dan efektivitas pelaksanaan …
TRANSCRIPT
1
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
ANGGARAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 249 TAHUN 2011
(Studi Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Malang Periode
2015 - 2017)
Disusun Oleh:
Daryoto Muslih Utomo (165020204111006)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing:
Risna Wijayanti, S.E., M.M., Ph.D., CFP.
ABSTRACT
The low budget absorption in Indonesia in 2017 raised questions regarding the
efficiency and effectiveness of budget implementation in public sector. The analysis on the
efficiency and effectiveness of budget implementation is based on the regulation of Ministry
of Finance Number 249/PMK.02/2011 concerning the Performance Measurement and
Evaluation of Ministry Work Plan and Budget Implementation. The aspect being analyzed
are implementation and benefits. This descriptive study aims to determine the financial
performance of public sector using a case study in the Office of State’s Treasury of Malang
in the period 2015 – 2017. The result show that (1) the performance of the office in 2015,
2016, and 2017 is very good, (2) the effectiveness of budget implementation of the office in
2015, 2016, and 2017 is very good, and (3) the efficiency of budget implementation of the
office in 2015 is poor, in 2016 is very good, and in 2017 is good. Based on the results of
this study, the office should improve its efficiency.
Keywords: budget implementations, effectiveness, efficiency
ABSTRAK
Penyerapan anggaran yang rendah di Indonesia pada tahun 2017 menimbulkan
pertanyaan terkait tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran sektor publik di
Indonesia. Analisis efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran didasarkan pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi
Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Aspek-aspek yang dianalisis yaitu aspek implementasi dan aspek manfaat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan sektor publik dengan studi kasus pada KPPN
Malang periode 2015 – 2017. Penelitian bersifat deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu (1)
nilai kinerja KPPN Malang tahun 2015, 2016, dan 2017 adalah “Sangat Baik”, (2) tingkat
efektivitas pelaksanaan anggaran KPPN Malang tahun 2015, 2016, dan 2017 adalah
“Sangat Baik”, dan (3) tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran KPPN Malang tahun 2015
berkategori “Kurang”, tahun 2016 berkategori “Sangat Baik”, sedangkan tahun 2017
berkategori “Baik”. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan KPPN Malang dapat
meningkatkan efisiensinya.
Kata kunci: efektivitas, efisiensi, pelaksanaan anggaran
2
PENDAHULUAN
Reformasi keuangan negara di
Indonesia pada tahun 2003 ditandai
dengan diterbitkannya tiga paket undang-
undang Keuangan Negara yaitu UU
17/2003 tentang Keuangan Negara, UU
1/2004 tentang Perbendaharaan Negara,
dan UU 15/2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab
Keuangan Negara. Berdasarkan reformasi
penganggaran di Indonesia yang
diamanatkan dalam Undang-undang
Keuangan Negara telah disyaratkan
bahwa dalam melaksanakan penyusunan
anggaran harus didasarkan pada
pendekatan kinerja yang menitikberatkan
pada terciptanya efisiensi dan efektivitas
rencana kerja dan anggaran pada masing-
masing kementrian/lembaga (Syakhroza,
2008). Menurut Mahmudi (2011, p. 22),
efisiensi terkait dengan hubungan antara
keluaran berupa barang atau pelayanan
yang dihasilkan dengan sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan keluaran
tersebut. Efektivitas (hasil guna)
merupakan dukungan antara pengeluaran
dengan tujuan atau sasaran yang harus
dicapai, pada dasarnya berhubungan
dengan pencapaian tujuan atau paket
kebijakan.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir, belanja kementerian negara/
lembaga telah menghasilkan pola belanja
dengan karakteristik penyerapan yang
rendah di semester pertama dan
menumpuk pada akhir tahun anggaran
berjalan. Kondisi tersebut mengganggu
rencana kinerja APBN dan berdampak
pada pertumbuhan ekonomi, penyerapan
tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan
yang menjadi sasaran kebijakan fiskal
secara khusus. Salah satu contoh nyata
atas pola penyerapan anggaran yang
rendah di daerah yaitu adanya fenomena
penumpukan realisasi anggaran pada
akhir tahun di Kota Malang.
Pembangunan infrastruktur mengalami
penyerapan yang rendah di Kota Malang
dimana hingga akhir November 2017 baru
51,82% anggaran yang terserap (Anam,
2017).
Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN) memiliki peran yang
sangat penting dalam hal penyerapan
anggaran. Berdasarkan PMK Nomor
262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan, KPPN memiliki
tugas melaksanakan kewenangan
perbendaharaan dan bendahara umum,
penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran serta penatusahaan penerimaan
dan pengeluaran anggaran melalui dan
dari kas negara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, guna
mewujudkan pelayanan unggulan kepada
sektor publik, serta memenuhi tuntutan
masyarakat atas peningkatan kinerja
3
pemerintah dalam bidang pembangunan,
kualitas layanan dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya.
KPPN Malang merupakan
pencerminan atas pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja pemerintah pusat
sebagai satuan kerja. KPPN Malang
dianggap sebagai panutan atau contoh
bagi satker-satker di wilayah kota Malang
dalam hal pelaksanaan anggaran. Sebagai
satuan kerja, sudah seharusnya
pelaksanaan anggaran pada KPPN
Malang efektif dan efisien, namun hingga
saat ini KPPN Malang belum
mendapatkan gambaran yang jelas terkait
nilai kinerjanya.
Pengukuran dan evaluasi kinerja atas
pelaksanaan anggaran telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Evaluasi
kinerja dilakukan dalam rangka
pelaksanaan akuntabilitas dan fungsi
peningkatan kualitas. Fungsi akuntabilitas
bertujuan untuk membuktikan dan
mempertanggungjawabkan secara
professional kepada masyarakat atas
penggunaan anggaran yang dikelola
Kementerian/Lembaga bersangkutan bagi
kepentingan masyarakat. Fungsi
peningkatan kualitas bertujuan untuk
mempelajari faktor-faktor yang menjadi
pendukung dan/atau kendala atas
pelaksanaan RKA-K/L serta upaya
peningkatan kinerja di tahun-tahun
berikutnya.
Pengukuran atas efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan anggaran yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan
belum sepenuhnya memberikan feedback
bagi KPPN Malang selaku satuan kerja
ternilai. Hal ini disebabkan karena laporan
yang dihasilkan oleh DJA merupakan
laporan nilai kinerja konsolidasi per
Kementerian, bukan per satuan kerja.
Oleh karena itu diperlukan penelitian
mengenai tingkat efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan anggaran pada KPPN
Malang berdasarkan PMK Nomor 249
tahun 2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Penelitian
ini diharapkan akan menghasilkan
gambaran yang jelas bagi KPPN Malang
terkait kinerja pelaksanaan anggarannya
apakah sudah dilaksanakan secara efektif
dan efisien, serta area mana saja yang
dapat dilakukan peningkatan setelah
penelitian ini dilaksanakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Manajemen
G.R. Terry dalam Sukarna (2011, p. 3)
menjelaskan bahwa manajemen adalah
sebuah proses yang khas, yang terdiri dari
4
tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating), dan
pengendalian (controlling) yang
dilakukan untuk mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya.
Proses manajemen sendiri tidak
terlepas dari berbagai fungsi yang melekat
di dalamnya. G.R. Terry dalam Sukarna
(2011, p. 10) membagi fungsi manajemen
ke dalam empat bagian yakni (1)
Planning, (2) Organizing, (3) Actuating,
dan (4) Controlling. Sementara itu, Henry
Fayol (Ladzi, 2012, p. 47) yang dikenal
dengan konsep “Classical Theory”
mengungkapkan lima fungsi manajemen
yakni (1) Planning, (2) Organizing, (3)
Coordinating, (4) Commanding, dan (5)
Controlling.
Organisasi Sektor Publik
Organisasi secara umum dapat
diartikan sebagai sekelompok orang yang
berkumpul dan berkerjasama dengan cara
yang terstruktur untuk mencapai tujuan
atau sejumlah sasaran tertentu yang telah
ditetapkan bersama-sama. Berdasarkan
tujuan dan sumber pendanaannya terdapat
dua tipe organisasi sektor publik (Mahsun
dalam Wirasata, 2010) yaitu:
1. Pure nonprofit organization, tujuan
organisasi ini adalah menyediakan
atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud untuk melayani dan
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sumber pendanaan
organisasi ini berasal dari pajak,
retribusi, dan penerimaan pemerintah
lainnya.
2. Quasi nonprofit organization, tujuan
organisasi ini adalah menyediakan
atau menjual barang dan/atau jasa
dengan maksud untuk melayani dan
memperoleh keuntungan (surplus).
Sumber pendanaan organisasi ini
bersal dari investor
pemerintah/swasta dan kreditor.
Anggaran Sektor Publik
Mardiasmo (2002) menjelaskan
mengenai definisi anggaran sektor publik
yaitu sebagai suatu rencana kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam
satuan moneter. Anggaran sektor publik
merupakan rincian seluruh aspek kegiatan
yang akan dilaksanakan yang tersusun
atas rencana pendapatan dan pengeluaran
yang akan dilaksanakan dalam kurun
waktu satu tahun. Dengan kata lain,
anggaran sektor publik merupakan suatu
rencana finansial yang menyatakan:
a. Berapa biaya atas rencana-rencana
yang dibuat (pengeluaran/belanja);
b. Berapa banyak dan bagaimana
caranya memperoleh uang untuk
mendanai rencana tersebut
(pendapatan).
5
Pentingnya Anggaran Sektor Publik
Mardiasmo (2002) berpendapat, alasan
pentingnya anggaran sektor publik adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai alat pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan,
dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2. Untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang tak terbatas dan
terus berkembang.
3. Adanya masalah keterbatasan sumber
daya (scarcity of resources), pilihan
(choice), dan trade offs.
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Anggaran
Pengukuran dan evaluasi kinerja atas
pelaksanaan anggaran telah diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran
dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga. Evaluasi
kinerja adalah proses untuk menghasilkan
informasi capaian kinerja yang telah
ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L.
Evaluasi kinerja dilakukan dalam rangka
pelaksanaan akuntabilitas dan fungsi
peningkatan kualitas.
Fungsi akuntabilitas bertujuan untuk
membuktikan dan mempertanggung-
jawabkan secara professional kepada
masyarakat atas penggunaan anggaran
yang dikelola Kementerian/Lembaga
bersangkutan bagi kepentingan
masyarakat. Fungsi peningkatan kualitas
bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor
yang menjadi pendukung dan/atau
kendala atas pelaksanaan RKA-K/L serta
upaya peningkatan kinerja di tahun-tahun
berikutnya.
Aspek-aspek dalam evaluasi kinerja
terdiri atas aspek implementasi, aspek
manfaat, dan aspek konteks.
Gambar 1. Aspek Evaluasi Kinerja
Sumber: PMK 249 tahun 2011 (data diolah)
Berdasarkan PMK 249 tahun 2011,
nilai kinerja didapatkan dari hasil
perhitungan penilaian aspek implementasi
dan aspek manfaat. Sedangkan aspek
konteks tidak termasuk dalam perhitungan
penilaian kinerja untuk satuan kerja
KPPN Malang. Aspek konteks digunakan
untuk menilai unit pembuat kebijakan
kantor pusat DJPb.
METODE PENELITIAN DAN
ANALISIS DATA
Jenis Penelitian dan Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan meng-
6
gunakan metode kualitatif. Peneliti
mencoba menggali lebih dalam hal-hal
yang menyebabkan kurangnya efisiensi
dan efektivitas dalam pelaksanaan
anggaran dan hasil penelitian dapat
menjadi arah kebijakan para pengambil
keputusan di masa mendatang. Ruang
lingkup dan objek penelitian adalah
KPPN Malang. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan anggaran KPPN
Malang dan untuk memberikan gambaran
terkait aspek-aspek yang dapat
ditingkatkan nilainya di masa mendatang.
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan
Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan wawancara dan
dokumentasi. Populasi pada penelitian ini
adalah KPPN Malang beserta keseluruhan
informasi keuangan tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017.
Definisi Operasional Variabel
Nilai kinerja adalah prestasi kerja
berupa keluaran dari suatu kegiatan atau
hasil dari suatu program dengan kuantitas
dan kualitas terukur. Dasar analisis yang
digunakan untuk penilaian kinerja adalah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249
tahun 2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
Variabel pada perhitungan nilai kinerja
terdiri atas:
1. Aspek Implementasi
Aspek implementasi adalah evaluasi
kinerja yang dilakukan dalam rangka
menghasilkan informasi kinerja
mengenai pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian keluaran. Indikator yang
diukur pada aspek implementasi
sesuai PP 90/2010 yaitu:
a. Penyerapan anggaran, yaitu
persentase perbandingan
akumulasi realisasi anggaran
Satuan Kerja dengan akumulasi
pagu anggaran Satuan Kerja
b. Konsistensi antara perencanaan
dan implementasi, yaitu
persentase rata-rata ketepatan
waktu penyerapan anggaran
setiap bulan
c. Pencapaian keluaran, yaitu
persentase rata-rata perbandingan
realisasi dan target volume
keluaran dengan rata-rata
perbandingan antara realisasi dan
target indikator kinerja keluaran
d. Efisiensi, yaitu persentase
perbandingan rata-rata dari
anggaran yang tidak
direalisasikan dengan pagu
anggaran untuk menghasilkan
satu keluaran
7
2. Aspek Manfaat
Aspek manfaat adalah evaluasi
kinerja yang dilakukan dalam rangka
menghasilkan informasi mengenai
perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dan/atau pemangku
kepentingan sebagai penerima
manfaat atas keluaran yang telah
dicapai. Indikator yang diukur pada
aspek manfaat adalah capaian hasil.
Capaian hasil adalah persentase rata-
rata perbandingan realisasi indikator
kinerja utama dengan target indikator
kinerja utama.
Metode Analisis Data
Nilai Kinerja dihitung dengan
menjumlahkan hasil perkalian antara
aspek implementasi dan aspek manfaat.
1. Aspek Implementasi
a. Penyerapan Anggaran
Penyerapan anggaran dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
P = 𝑅𝐴
𝑃𝐴 𝑥 100%
Keterangan:
P : Penyerapan anggaran
RA : Akumulasi Realisasi Anggaran
seluruh Satuan Kerja
PA : Akumulasi Pagu Anggaran
seluruh Satuan Kerja
b. Konsistensi antara Perencanaan dan
Implementasi
Rumus untuk pengukuran konsistensi
adalah sebagai berikut:
K =
∑ (∑ 𝑅𝐴 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑗𝑖
𝑗=1
∑ 𝑅𝑃𝐷 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑗𝑖𝑗=1
𝑥 100%)𝑛𝑖=1
𝑛
Keterangan:
K : Konsistensi antara perencanaan
dan implementasi
RA : Realisasi anggaran seluruh
Satuan Kerja
RPD : Rencana penarikan dana seluruh
Satuan Kerja
n : jumlah bulan
c. Pencapaian Keluaran
Pencapaian keluaran diukur dengan
rumus sebagai berikut:
PK =
∑ (𝑅𝑉𝐾 𝑘𝑒 𝑖𝑇𝑉𝐾 𝑘𝑒 𝑖
𝑥 ∑
𝑅𝑉𝐾𝐾𝑖 𝑘𝑒 𝑗𝑇𝑉𝐾𝐾𝑖 𝑘𝑒 𝑗
𝑚𝑗=1
𝑚 𝑥 100%)𝑛
𝑖=1
𝑛
Keterangan:
PK : Pencapaian Keluaran
RVK : Realisasi Volume Keluaran
TVK : Target Volume Keluaran
RVKKi : Realisasi indikator kinerja
keluaran ke i
TVKKi : Target indikator kinerja
keluaran ke i
m : Jumlah indikator kinerja
keluaran
n : Jumlah jenis keluaran
d. Efisiensi
Efisiensi diukur dengan rumus
sebagai berikut:
E = ∑ (1 −
𝑅𝐴𝐾 𝑘𝑒 𝑖 𝑅𝑉𝐾 𝑘𝑒 𝑖⁄𝑃𝐴𝐾 𝑘𝑒 𝑖 𝑇𝑉𝐾 𝑘𝑒 𝑖⁄
𝑥 100%)𝑛𝑖=1
𝑛
Keterangan:
8
E : Efisiensi
RAK : Realisasi Anggaran per
Keluaran
PAK : Pagu Anggaran per Keluaran
RVK : Realisasi Volume Keluaran
TVK : Target Volume Keluaran
n : Jumlah jenis keluaran
sedangkan Nilai Efisiensi (NE) diukur
dengan rumus sebagai berikut:
NE = 50% + (𝐸
20 𝑥 50)
2. Aspek Manfaat
Capaian hasil diukur dengan rumus
sebagai berikut:
CH = ∑
𝑅𝐾𝑈 𝑘𝑒 𝑖𝑇𝐾𝑈 𝑘𝑒 𝑖
𝑥 100%𝑛𝑖=1
𝑛
Keterangan:
CH : Capaian Hasil
RKU : Realisasi IKU
TKU : Target IKU
N : Jumlah IKU
3. Nilai Kinerja
Untuk mendapatkan Nilai Kinerja
(NK), seluruh indikator (penyerapan
anggaran, konsistensi antara perencanaan
dan implementasi, pencapaian keluaran,
dan efisiensi serta capaian hasil) harus
memiliki skala yang sama, yaitu dari 0%
– 100%. Rumus dari perhitungan tersebut
sebagai berikut:
NK = (𝐼 𝑥 𝑊𝐼) + (𝐶𝐻 𝑥 𝑊𝐶𝐻)
dengan
I = (𝑃 𝑥 𝑊𝑃) + (𝐾 𝑥 𝑊𝐾) + (𝑃𝐾 𝑥 𝑊𝑃𝐾) + (𝑁𝐸 𝑥 𝑊𝐸)
Keterangan:
NK : Nilai Kinerja
I : Nilai Aspek Implementasi
P : Penyerapan Anggaran
K : Konsistensi antara perencanaan
dan implementasi
PK : Pencapaian Keluaran
NE : Nilai Efisiensi
CH : Capaian Hasil
WI : Bobot aspek implementasi
WCH : Bobot capaian hasil
WP : Bobot penyerapan anggaran
WK : Bobot konsistensi antara
perencanaan dan implementasi
WPK : Bobot pencapaian keluaran
WE : Bobot efisiensi
Dengan bobot dari masing-masing aspek
sebagai berikut:
1. Aspek Implementasi (WI) = 33,3%
yang terdiri atas:
1. WP : 9,7%
2. WK : 18,2%
3. WPK : 43,5%
4. WE : 28,6%
2. Aspek Manfaat (WCH) = 66,7%
Hasil evaluasi akan dikelompokkan dalam
kategori berikut ini:
a. Nilai Kinerja lebih dari 90% sampai
dengan 100% dikategorikan dengan
Sangat Baik;
b. Nilai Kinerja lebih dari 80% sampai
dengan 90% dikategorikan dengan
Baik;
c. Nilai Kinerja lebih dari 60% sampai
dengan 80% dikategorikan dengan
Cukup atau Normal;
9
d. Nilai Kinerja lebih dari 50% sampai
dengan 60% dikategorikan dengan
Kurang;
e. Nilai Kinerja sampai dengan 50%
dikategorikan dengan Sangat Kurang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Efektivitas pada Aspek Implementasi
dan Aspek Manfaat
Efektivitas pelaksanaan anggaran
KPPN Malang diukur menggunakan
empat variabel, yaitu:
a. Penyerapan Anggaran
Tabel 1. Efektivitas Penyerapan Anggaran
KPPN Malang Tahun 2015 - 2017
Tahun Jenis Belanja P
(%)
Kategori
Efektivitas
2015 - B. Pegawai
- B. Barang
- B. Modal
Belanja 2015
97,87
99,25
99,15
98,42
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
2016 - B. Pegawai
- Belanja Barang
- Belanja Modal
Belanja 2016
99.95
94.07
87.03
97.86
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
2017 - B. Pegawai
- B. Barang
- B. Modal
Belanja 2017
99.26
89.11
98.93
94.29
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
tahun 2015 – 2017 (data diolah)
Penyerapan anggaran pada tahun 2015
merupakan nilai efektivitas penyerapan
anggaran yang paling tinggi selama tahun
2015 – 2017. Terjadi penurunan tingkat
efektivitas penyerapan anggaran pada
tahun 2016 dan 2017 akibat tidak
maksimalnya penyerapan anggaran pada
belanja modal tahun 2016 dan belanja
barang tahun 2017. Secara keseluruhan,
tingkat efektivitas penyerapan anggaran
tahun 2015 – 2017 sangat baik.
b. Konsistensi antara Perencanaan
dan Implementasi
Tabel 2. Efektivitas Konsistensi KPPN
Malang Tahun 2015 - 2017
Tahun Bulan Konsistensi
Awal Revisi
2015 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
112%
173%
175%
149%
142%
125%
135%
126%
115%
113%
108%
107%
102%
157%
160%
137%
131%
115%
125%
116%
106%
105%
100%
98%
K 131,67% 121,02%
2016 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
133%
136%
150%
129%
132%
134%
122%
115%
105%
103%
100%
100%
128%
131%
145%
125%
128%
130%
119%
112%
103%
101%
98%
98%
K 121,65% 118,31%
2017 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
85%
127%
137%
120%
114%
108%
97%
87%
78%
76%
70%
69%
138%
200%
210%
179%
169%
159%
141%
125%
111%
106%
97%
94%
K 97,37% 144,15%
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
Tahun 2015-2017 (data diolah)
Tabel efektivitas konsistensi KPPN
Malang tahun 2015 – 2017 menunjukkan
bahwa setiap tahun terdapat revisi DIPA
yang menyebabkan adanya penambahan
atau pengurangan anggaran. Rata-rata
pencapaian konsistensi setiap tahun
melebihi nilai 100% yang
mengindikasikan bahwa rata-rata
10
penarikan dana setiap bulannya melebihi
perencanaan.
Berdasarkan data yang diperoleh,
proses perencanaan penarikan tidak
direncanakan secara seksama dan pegawai
penyusun rencana penarikan dana
melakukan input perencanaan ini dengan
sistem secara otomatis sehingga sistem
melakukan generate pada perencanaan
berdasarkan history perencanaan.
Sebaiknya input perencanaan ini
dilakukan secara manual oleh petugas
dengan mempertimbangkan tingkat
akivitas keuangan KPPN Malang di
bulan-bulan tertentu dimana belanja
banyak dilaksanakan.
Berdasarkan analisis di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat
efektivitas konsistensi antara perencanaan
dan implementasi KPPN Malang tahun
2015 – 2017 adalah sangat baik.
c. Pencapaian Keluaran
Tabel 5. Efektivitas Pencapaian Keluaran
KPPN Malang Tahun 2015 - 2017
Tahun Keluaran PK
(%)
2015 a. Dokumen
Pencairan/Penarikan Dana
(Dokumen)
b. Laporan
Pertanggungjawaban
Tingkat Kuasa BUN
(Laporan)
c. Layanan Perkantoran (Bulan
layanan)
d. Perangkat Pengolah Data
dan Komunikasi (Unit)
e. Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran (Unit)
f. Gedung/Bangunan (M2)
100,64
100
100
100
100
100
Pencapaian Keluaran 2015 100,11
Tabel 5. lanjutan
Tahun Keluaran PK
(%)
2016 a. Dokumen
Pencairan/Penarikan Dana
(Dokumen)
b. Laporan
Pertanggungjawaban
Tingkat Kuasa BUN
(Laporan)
c. Layanan Perkantoran
(Bulan layanan)
d. Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran (Unit)
202,18
100
100
100
Pencapaian Keluaran 2016 125,55
2017 a. Layanan Pelaksanaan
Kuasa BUN di Daerah
(Satker)
b. LKPP Tingkat Kuasa
BUN (Laporan)
c. Layanan Internal
(Overhead) (Layanan)
d. Layanan Perkantoran
(Bulan Layanan)
82,43
100
100
100
Pencapaian Keluaran 2017 95,61
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
Tahun 2015 – 2017 (data diolah)
Berdasarkan analisis diatas dapat
diketahui bahwa nilai efektivitas
pencapaian keluaran KPPN Malang tahun
2015 – 2017 dalam kategori sangat baik.
Hal yang perlu dilakukan optimalisasi
adalah pencapaian keluaran pada layanan
pelaksanaan Kuasa BUN di daerah yang
memiliki nilai efektivitas sebesar 82,43%
yaitu dalam kategori baik yang
mengakibatkan nilai pencapaian keluaran
tahun 2017 hanya mencapai 95,61%.
Seharusnya KPPN Malang dapat
melakukan revisi atas pencapaian output
tersebut jika ternyata satker yang dilayani
tidak sesuai dengan target rencana.
11
d. Capaian Hasil
Tabel 6. Efektivitas Capaian Hasil KPPN
Malang Tahun 2015
No Uraian IKU 2015 CH
(%)
Kategori
1 Persentase Kinerja
pelaksanaan anggaran K/L
115 Sangat
Baik
2 Nilai LK Kuasa BUN KPPN
yang berkualitas
108 Sangat
Baik
3 Indeks kepuasan satker
terhadap layanan KPPN
107 Sangat
Baik
4 Indeks kepatuhan pengguna
layanan
100 Sangat
Baik
5 Persentase SPM Satker yang
diproses menjadi SP2D
102 Sangat
Baik
6 Persentase tingkat akurasi
dan ketepatan waktu Laporan
Kas Posisi
102 Sangat
Baik
7 Persentase retur SP2D 100 Sangat
Baik
8 Tingkat efektivitas edukasi
dan komunikasi
113 Sangat
Baik
9 Persentase penyampaian LPJ
Bendahara mitra kerja KPPN
melalui aplikasi pembukuan
bendahara secara andal dan
tepat waktu
104 Sangat
Baik
10 Deviasi antara rencana dan
penarikan dana satker yang
akurat
100 Sangat
Baik
11 Persentase pegawai KPPN
yang mendapatkan nilai
hardcompetency baik
111 Sangat
Baik
12 Persentase pegawai yang
mematuhi kode etik dan
disiplin pegawai
105 Sangat
Baik
13 Nilai hasil evaluasi
penerapan pemantauan
pengendalian intern
111 Sangat
Baik
14 Nilai kualitas pengelolaan
kinerja
121 Sangat
Baik
15 Persentase barang milik
negara dengan kondisi baik
99,8 Sangat
Baik
16 Persentase penyerapan
anggaran dan pencapaian
keluaran belanja KPPN
105 Sangat
Baik
Efektivitas Capaian 2015 106 Sangat
Baik
Sumber: Laporan Capaian IKU KPPN
Malang tahun 2015 (data diolah)
Tingkat efektivitas pada pencapaian
hasil KPPN Malang tahun 2015 termasuk
dalam kategori sangat baik dengan rata-
rata nilai capaian hasil adalah 106%. Satu
capaian hasil yang perlu dilakukan
optimalisasi adalah persentase barang
milik negara dengan kondisi baik yang
berada di bawah target. KPPN Malang
seharusnya dapat lebih menjaga dan
merawat BMN yang dikelolanya dengan
lebih baik lagi.
Tabel 7. Efektivitas Capaian Hasil KPPN
Malang Tahun 2016
No Uraian IKU 2016 CH
(%)
Kategori
1 Persentase Kinerja
pelaksanaan anggaran K/L
122 Sangat
Baik
2 Nilai LK Kuasa BUN KPPN
yang berkualitas
103 Sangat
Baik
3 Indeks kepuasan satker
terhadap layanan KPPN
101 Sangat
Baik
4 Persentase rekonsiliasi
Laporan Keuangan tingkat
UAKPA secara tepat waktu
103 Sangat
Baik
5 Persentase SPM Satker yang
diproses menjadi SP2D
101 Sangat
Baik
6 Persentase perencanaan
penarikan dana satker yang
akurat
113 Sangat
Baik
7 Persentase akurasi Buku Kas
Putih
102 Sangat
Baik
8 Persentase penyaluran dana
SP2D yang akurat
102 Sangat
Baik
9 Tingkat efektivitas edukasi
dan komunikasi
108 Sangat
Baik
10 Persentase penyampaian LPJ
Bendahara mitra kerja KPPN
melalui aplikasi pembukuan
bendahara secara andal dan
tepat waktu
103
Sangat
Baik
11 Nilai rata-rata
hardcompetency pegawai
131 Sangat
Baik
12 Persentase pegawai yang
mematuhi kode etik dan
disiplin pegawai
104 Sangat
Baik
13 Indeks capaian waktu
pelaksanaan coaching dan
conseling
100 Sangat
Baik
14 Nilai kualitas laporan
evaluasi penerapan
pemantauan pengendalian
intern
108
Sangat
Baik
15 Nilai kualitas pengelolaan
kinerja berbasis Strategy
Focused Organization
115 Sangat
Baik
16 Persentase penetapan status
penggunaan BMN Peralatan
dan Mesin
125 Sangat
Baik
17 Persentase kualitas
pelaksanaan anggaran KPPN
122 Sangat
Baik
Efektivitas Capaian 2016 110 Sangat
Baik
Sumber: Laporan Capaian IKU KPPN
Malang tahun 2016 (data diolah)
12
Tingkat efektivitas pada pencapaian
hasil KPPN Malang tahun 2016 termasuk
dalam kategori sangat baik dengan rata-
rata nilai capaian hasil adalah 110%.
Tabel 8. Efektivitas Capaian Hasil KPPN
Malang Tahun 2017
No Uraian IKU 2017 CH
(%)
Kategori
1 Presentase Kinerja
pelaksanaan anggaran K/L
133 Sangat
Baik
2 Nilai LK Kuasa BUN KPPN
yang berkualitas
106 Sangat
Baik
3 Indeks kepuasan satker
terhadap layanan KPPN
106 Sangat
Baik
4 Persentase rekonsiliasi
Laporan Keuangan tingkat
UAKPA secara tepat waktu
103 Sangat
Baik
5 Indeks kepatuhan satker
terhadap pengelolaan
rekening pemerintah
113 Sangat
Baik
6 Persentase SPM Satker yang
diproses menjadi SP2D
101 Sangat
Baik
7 Persentase akurasi rencana
penarikan dana satker
117 Sangat
Baik
8 Persentase akurasi
penyaluran dana SP2D
102 Sangat
Baik
9 Tingkat efektivitas edukasi
dan komunikasi
104 Sangat
Baik
10 Persentase penyampaian LPJ
Bendahara mitra kerja KPPN
melalui aplikasi pembukuan
bendahara secara andal dan
tepat waktu
104 Sangat
Baik
11 Persentase Exception Report
laporan keuangan
100 Sangat
Baik
12 Nilai rata-rata
hardcompetency pegawai
123 Sangat
Baik
13 Nilai hasil evaluasi
penerapan pemantauan
pengendalian intern
105 Sangat
Baik
14 Nilai kualitas pengelolaan
kinerja berbasis Strategy
Focused Organization
114 Sangat
Baik
15 Persentase pemenuhan BMN
sesuai standar
104 Sangat
Baik
16 Persentase kualitas
pelaksanaan anggaran KPPN
100 Sangat
Baik
Efektivitas Capaian 2017 108 Sangat
Baik
Sumber: Laporan Capaian IKU KPPN
Malang Tahun 2017 (data diolah)
Tingkat efektivitas pada pencapaian
hasil KPPN Malang tahun 2017 termasuk
dalam kategori sangat baik dengan rata-
rata nilai capaian hasil adalah 108%.
Berdasarkan analisis efektivitas
capaian hasil KPPN Malang tahun 2015 –
2017 di atas dapat disimpulkan bahwa
capaian hasil yang diperoleh oleh KPPN
Malang berturut-turut dari tahun 2015,
2016, dan 2017 memiliki tingkat
efektivitas yang sangat baik.
Efisiensi pada Aspek Implementasi
Efisiensi adalah suatu ukuran
keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai
hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Tabel 9. Analisis Efisiensi pada KPPN
Malang Tahun 2015
Keluaran E
(%)
NE
(%) Kategori
a. Dokumen
Pencairan/Penarikan
Dana (Dokumen) 1,96 54,90 Kurang
b. Laporan
Pertanggungjawaban
Tingkat Kuasa BUN
(Laporan)
2,59 56,48 Kurang
c. Layanan
Perkantoran (Bulan
layanan)
1,61 54,02 Kurang
d. Perangkat Pengolah
Data dan
Komunikasi (Unit) 0,18 50,45 Kurang
e. Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
(Unit)
0,75 51,87 Kurang
f. Gedung/Bangunan
(m2) 1,05 52,64 Kurang
Efisiensi Tahun
2015 1,36 53,39 Kurang
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
tahun 2015 (data diolah)
Berdasarkan hasil analisis efisiensi
KPPN Malang tahun 2015 terlihat bahwa
masing-masing keluaran KPPN Malang
memiliki nilai yang kurang dalam hal
efisiensi. Namun nilai tersebut tidak
13
berarti bahwa KPPN Malang tidak efisien
dalam melaksanakan anggaran karena jika
dilihat dari efisiensi yang dilaksanakan
selama nilainya lebih dari 0%
menunjukkan bahwa KPPN Malang telah
melakukan efisiensi.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan anggaran KPPN
Malang pada tahun 2015 telah terjadi
efisiensi sebesar 1,36% dan termasuk
dalam kategori kurang efisien.
Tabel 10. Analisis Efisiensi pada KPPN
Malang Tahun 2016
Keluaran E
(%)
NE
(%) Kategori
a. Dokumen
Pencairan/Penarikan
Dana (Dokumen)
57,70 194,26 Sangat
baik
b. Laporan
Pertanggungjawaban
Tingkat Kuasa BUN
(Laporan)
15,86 89,65 Baik
c. Layanan
Perkantoran (Bulan
layanan)
1,15 52,88 Kurang
d. Peralatan dan
Fasilitas
Perkantoran (Unit)
12,97 82,44 Baik
Efisiensi Tahun
2016 21,92 104,81
Sangat
Baik
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
tahun 2016 (data diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa
KPPN Malang telah melakukan efisiensi
pada setiap keluaran yang dihasilkannya
dibuktikan dengan efisiensi yang
memiliki nilai di atas 0%. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat nilai
efisiensi yang berkategori kurang pada
layanan perkantoran.
Kategori efisiensi yang sangat baik
terdapat pada output dokumen
pencairan/penarikan dana tahun 2016.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa efisiensi yang dilaksanakan oleh
KPPN Malang pada tahun 2016 adalah
sebesar 21,92% dengan kategori efisiensi
yang sangat baik.
Tabel 11. Analisis Efisiensi pada KPPN
Malang Tahun 2017
Keluaran E NE Kategori
a. Layanan
Pelaksanaan Kuasa
BUN di Daerah
(Satker)
18,30 95,75 Sangat
Baik
b. LKPP Tingkat
Kuasa BUN
(Laporan)
32,29 130,73 Sangat
Baik
c. Layanan Internal
(Overhead)
(Layanan)
1,07 52,67 Kurang
d. Layanan
Perkantoran (Bulan
Layanan)
2,38 55,95 Kurang
Efisiensi Tahun
2017 13,51 83,78 Baik
Sumber: Laporan Keuangan KPPN Malang
Tahun 2017 (data diolah)
Berdasarkan hasil analisis efisiensi
KPPN Malang tahun 2017, masih terdapat
pelaksanaan anggaran untuk
menghasilkan output dengan kurang
efisien, yaitu pada output layanan internal
dan layanan perkantoran sedangkan
output layanan pelaksanaan Kuasa BUN
di daerah dan output LKPP tingkat Kuasa
BUN memiliki kategori efisiensi yang
sangat baik.
Secara keseluruhan, KPPN Malang
telah melakukan efisiensi sebesar 13,51%
pada tahun 2017 dengan kategori efisiensi
yang baik.
14
Nilai Kinerja
Tabel 12. Analisis Aspek Implementasi
KPPN Malang Tahun 2015 – 2017
Thn P
(%) K
(%) PK
(%)
NE
(%)
I
(%) Kategori
2015 98,42 100 100 53,39 86,52 Baik
2016 97,86 100 100 100 99,79 Sangat
Baik
2017 94,29 100 95,61 83,78 92,90 Sangat
Baik
Sumber: KPPN Malang Tahun 2015 – 2017
(data diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
aspek implementasi pada tahun 2015
dalam kategori baik yang berarti bahwa
kinerja yang dilakukan oleh KPPN
Malang dalam rangka menghasilkan
informasi kinerja mengenai pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian keluaran tahun
2015 sudah baik.
Sedangkan tahun 2016 dan 2017 nilai
aspek implementasi KPPN Malang sudah
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
KPPN Malang telah melakukan perbaikan
kinerja pada aspek implementasi
pelaksanaan anggaran selama tiga tahun
terakhir.
Tabel 13. Nilai Kinerja KPPN Malang
Tahun 2015 – 2017
Tahun I CH NK Kategori
2015 86,52% 100% 95,51% Sangat
Baik
2016 99,79% 100% 99,93% Sangat
Baik
2017 92,90% 100% 97,63% Sangat
Baik
Sumber: KPPN Malang Tahun 2015 – 2017
(data diolah)
Berdasarkan hasil analisis nilai kinerja
tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa nilai kinerja KPPN Malang dari
tahun 2015 – 2017 memiliki kategori
Sangat Baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan anggaran
berdasarkan PMK 249 Tahun 2011 pada
KPPN Malang periode tahun 2015 – 2017
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. KPPN Malang mendapatkan nilai
kinerja dengan predikat “Sangat
Baik” pada tahun 2015, 2016, dan
2017.
2. Efektivitas pelaksanaan anggaran
KPPN Malang selama tahun 2015,
2016, dan 2017 berturut-turut
memiliki tingkat efektivitas
pelaksanaan anggaran yang sangat
baik.
3. KPPN Malang memiliki nilai kinerja
tertinggi pada tahun 2016. Hal ini
dipengaruhi oleh tingkat efisiensi
tahun 2016 yang merupakan tingkat
efisiensi tertinggi.
4. Nilai kinerja tahun 2015 merupakan
nilai kinerja paling rendah. Hal ini
dipengaruhi oleh rendahnya nilai
efisiensi yang menunjukkan bahwa
KPPN Malang masih harus terus
meningkatkan efisiensi pelaksanaan
anggarannya.
a. Tingkat efisiensi penggunaan
anggaran dalam hal pengadaan
15
belanja modal perangkat
pengolah data dan komunikasi
tahun 2015 berkategori cukup.
b. Tingkat efisiensi penggunaan
anggaran dalam hal pembelian
peralatan dan fasilitas
perkantoran tahun 2015
berkategori cukup.
Saran
1. KPPN Malang harus melakukan
perencanaan atas belanja yang akan
dilaksanakan dan melakukan kontrol
dengan cara monitoring dan evaluasi
pada proses penyerapan anggaran
tersebut setiap bulan sehingga
penyerapan anggaran dapat mencapai
100%.
2. Penyusunan rencana penarikan dana
(RPD) harus disesuaikan dengan
aktivitas keuangan KPPN Malang.
Dengan demikian implementasi
penggunaan anggaran akan sesuai
dengan rencana penarikan dana.
3. Penyusunan rencana penarikan dana
harus diinput secara manual dan tidak
dilakukan secara otomatis dari
aplikasi RKA-K/L untuk menghindari
perancanaan yang tidak sesuai dengan
aktivitas keuangan KPPN Malang.
4. KPPN Malang harus melakukan
perencanaan terkait output yang ingin
dicapai. Koordinasi dengan satker
mitra KPPN Malang perlu dilakukan
untuk menentukan banyaknya
pelayanan yang dibutuhkan satker.
Revisi atas output perlu dilakukan
apabila terjadi perubahan rencana
jumlah dan jenis output.
5. KPPN Malang harus melakukan
berbagai upaya efisiensi seperti
penghematan pada setiap proses
belanja dengan cara melakukan
perencanaan dan lelang terbuka agar
mendapatkan barang dengan harga
yang lebih murah. Proses ini harus
selalu dimonitor dan dievaluasi untuk
mencapai efisiensi yang lebih baik
lagi. Apabila dimungkinkan,
pencapaian target KPPN Malang
dilakukan lebih tinggi sebesar 125%
dengan penyerapan anggaran sesuai
pagu untuk menghasilkan nilai
efisiensi maksimal.
6. Pencapaian hasil harus selalu
dikoordinasikan dengan Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
terkait dengan jenis outcome dan
stakeholder yang menikmati manfaat
outcome tersebut. KPPN Malang
dapat memberikan masukan kepada
Kantor Pusat terkait outcome yang
menjadi target.
7. Untuk dapat lebih memotivasi
pegawai KPPN Malang, sebaiknya
diadakan reward bagi pegawai yang
dapat mewujudkan kinerja paling
efektif dan efisien pada KPPN
16
Malang berdasarkan capaian IKU
masing-masing pegawai. Reward
kepada pegawai dapat berupa insentif.
Reward juga dapat diberikan kepada
satuan kerja mitra KPPN Malang
berupa piagam bagi satker yang
mendapatkan nilai efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan anggaran
paling tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Choirul, 2017, Penyerapan
anggaran belanja pembangunan
Pemkot Malang melambat, diakses
pada 20 Maret 2018,
http://surabaya.bisnis.com/read/2017
1207/8/99015/penyerapan-anggaran-
belanja-pembangunan-pemkot-
malang-melambat
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, 2015, Laporan keuangan
KPPN Malang tahun 2015, Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, Malang.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, 2016, Laporan keuangan
KPPN Malang tahun 2016, Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, Malang.
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, 2017, Laporan keuangan
KPPN Malang tahun 2017, Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
Malang, Malang.
Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, 2017, Realisasi APBN
tahun anggaran 2017, diakses pada
23 Maret 2018,
https://www.kemenkeu.go.id/infor-
masi-publik/realisasi-apbn/realisasi-
apbn-tahun-anggaran-2017
Ladzi, S, 2012, Manajemen dan
Reformasi Pelayanan Publik dalam
Konteks Birokrasi Indonesia, Aditya
Media Publishing, Surabaya.
Mahmudi, 2007, Manajemen Kinerja
Sektor Publik, YKPN, Yogyakarta.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor
Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Republik Indonesia. 2010. Peraturan
Pemerintah Nomor 90 tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
Republik Indonesia. 2003. Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Republik Indonesia. 2011. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
atas Pelaksanaan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga.
17
Republik Indonesia. 2016. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
Sukarna, 2011, Dasar-Dasar Manajemen,
Mandar Maju, Bandung.
Syakhroza, Akhmad, 2008, ‘Telaah
governance sistem keuangan negara’,
Jurnal Usahawan, (No. 05) TH
XXXVII: 37-40.
Wirasata, Putu, 2010, ‘Analisis
pengukuran kinerja RSUD TG. Uban
provinsi Kepulauan Riau dengan
metode balanced scorecard’ Tesis,
Universitas Indonesia, Jakarta.
(dalam negeri).