analisis demografi hasil pendataan keluarga tahun 2013 provinsi
TRANSCRIPT
ANALISIS DEMOGRAFI HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2013
PROVINSI SULAWESI UTARA
PENULISURIP TRI WIJAYANTI
PENELITI PERTAMA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SULAWESI UTARA198310132010122002
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI SULAWESI UTARA
MANADO, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran demografi provinsi Sulawesi Utara berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2013.
Penelitian ini tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan dan masukan yang tidak ternilai pentingnya sebagai bahan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini.
Kami menyadari penulisan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan segala kerendahan dan keterbatasan dalam penyusunan, semoga karya ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi yang membacanya.
Manado, Penulis
( Urip Tri Wijayanti )
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. 5
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 6
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 6
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 7
1.3. Tujuan Analisis..................................................................................................... 8
1.4. Manfaat Analisis................................................................................................... 8
1.5. Batasan Analisis................................................................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 9
2.1. Pendataan Keluarga.............................................................................................. 9
2.2. Aspek Dalam Pendataan Keluarga....................................................................... 9
2.2.1. Indikator Demografi.................................................................................... 9
2.2.2. Indikator Keluarga Berencana..................................................................... 10
2.2.3. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera........................................................ 11
BAB III. METODE ANALISIS........................................................................................... 12
3.1. Sumber Data........................................................................................................ 12
3.2. Indikator yang dikaji........................................................................................... 12
3.3. Teknik Analisis.................................................................................................... 12
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 3
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 13
4.1. Jumlah Kepala Keluarga, Status Perkawinan, Tingkat Pendidikan
dan Status Pekerjaan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013................................ 13
4.2. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/duda/Belum Kawin
Terhadap Kepala Keluarga.................................................................................. 14
4.3. Persentase Kepala Keluarga Tidak tamat SD Terhadap Kepala Keluarga........... 15
4.4. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP Terhadap Kepala Keluarga......... 16
4.5. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA Terhadap Kepala Keluarga............... 17
4.6. Persentase Kepala Keluarga Tamat Perguruan Tinggi
Terhadap Kepala Keluarga.................................................................................. 18
4.7. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja Terhadap Kepala Keluarga............. 19
4.8. Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia
7-15 Tahun Sekolah............................................................................................. 20
4.9. Persentase Anak Laki-Laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah
Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah........................................................... 21
4.10. Persentase Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah
Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah........................................................... 22
4.11. Rata-Rata Jiwa Dalam Keluarga........................................................................ 23
4.12. Persentase Pasangan Usia Subur Terhadap Wanita Usia Subur......................... 24
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................................... 25
5.1. Kesimpulan........................................................................................................... 25
5.2. Rekomendasi........................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 27
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga, Status Perkawinan, Tingkat Pendidikan
dan Status Pekerjaan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013................................ 13
Tabel 2. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin
Terhadap Kepala Keluarga...................................................................................... 14
Tabel 3. Persentase Kepala Keluarga Tidak tamat SD Terhadap Kepala Keluarga.............. 15
Tabel 4. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP Terhadap Kepala Keluarga............ 16
Tabel 5. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA Terhadap Kepala Keluarga.................. 17
Tabel 6. Persentase Kepala Keluarga Tamat Perguruan Tinggi
Terhadap Kepala Keluarga...................................................................................... 18
Tabel 7. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja Terhadap Kepala Keluarga................. 19
Tabel 8. Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah
Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah.............................................................. 20
Tabel 9. Persentase Anak Laki-Laki 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap
Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah.............................................................................. 21
Tabel 10. Persentase Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap
Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah.............................................................................. 22
Tabel 11. Rata-Rata Jiwa Dalam Keluarga............................................................................ 23
Tabel 12. Persentase Pasangan Usia Subur Terhadap Wanita Usia Subur............................ 24
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terbitnya Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga merubah BKKBN yang semula Badan
Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. Perubahan ini tentunya merubah tugas dan fungsi BKKBN yang tidak
hanya berkonsentrasi pada kuantitas penduduk melalui program KB nasionalnya saja, namun
menjadi semakin luas ke arah kualitas penduduk.
Saat ini jumlah penduduk Indonesia sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 tercatat
sebanyak 237,6 juta jiwa dengan LPP 1,49 per tahun dan diproyeksikan pada tahun 2035
jumlahnya meningkat. Kondisi ini tentunya menuntut kebijakan baik segi pengendalian
kuantitas penduduk maupun dari segi peningkatan kualitas penduduk. Kondisi tersebut
membutuhkan kebijakan dan strategi yang tepat serta sesuai dengan kondisi wilayah masing-
masing daerah.
Kebijakan dan strategi yang dibuat tentunya tidak lepas dari ketersediaan data dan
informasi mengenai kependudukan yang tepat, cepat dan akurat untuk dilakukan analisa
agar dapat dimanfaatkan. Bahkan secara jelas termuat pada UU no 52 th 2009 Bab 8
Tentang data dan informasi kependudukan Pasal 49 ayat 1 dan 3 mengamanatkan “
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data
dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga” ayat yang selanjutnya menyatakan
bahwa “ data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib digunakan oleh pemerintah
dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan penyelenggaraan dan
pembangunan.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 6
Salah satu data dan informasi kependudukan yang ada di BKKBN adalah data hasil
pendataan keluarga. Pendataan keluarga ini dilakukan satu kali dalam setahun di seluruh
Indonesia. Data ini merupakan gambaran secara tepat dan menyeluruh tentang cirri dan
keadaan umum yang berkaitan dengan kondisi dan potensi keluarga serta hasil-hasil
pelaksanaan program keluarga berencana di lapangan.
Pendataan keluarga meruapkan bagian dari pencattan dan pelaporan program KKB
Nasional. Data basis yang dikumpulkan meliputi tiga aspek yaitu Demografi, Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera.
Untuk provinsi Sulawesi Utara hasil Pendataan keluarga yang terbaru yakni tahun
2013, agar data yang dihasilkan bisa dimanfaatkan terutama bagi kepentingan pengelolaan
program KKB dan secara umum untuk kepentingan program pembangunan nasional. Maka
perlu dilakukan analisa.
1.2. Rumusan Masalah
Merujuk pada UU no 52 th 2009 Bab 8 Tentang data dan informasi kependudukan
Pasal 49 ayat 1 dan 3 mengamanatkan “ Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan
keluarga” ayat yang selanjutnya menyatakan bahwa “ data dan informasi kependudukan dan
keluarga wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan
kebijakan penyelenggaraan dan pembangunan. Salah satu data dan informasi kependudukan
yang ada di BKKBN adalah data hasil pendataan keluarga. data tersebut akan lebih
bermanfaat bila dilakukan analisa sehingga bisa sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan dan penetapan kebijakan di lini terbawah. Maka tulisan ini
bertitik pada :
Seperti apa gambaran demografi Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan data
hasil pendataan keluarga tahun 2013 ?
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 7
1.3. Tujuan Analisa
Tujuan analisa ini ingin mengetahui gambaran demografi provinsi Sulawesi Utara
berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2013.
1.4. Manfaat Analisa
Manfaat analisa ini meliputi :
1. Bagi instansi perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu refrensi
dalam menentukan keputusan dan penetapan kebijakan yang sesuai dengan kondisi
demografi pada masing-masing kab/kota se Sulawesi Utara
2. Bagi masyarakat umum untuk menambah wawasan mengenai kondisi demografi
provinsi Sulawesi Utara
3. Bagi Peneliti sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya terutama lebih
kearah faktor-faktor yang mempengaruhi demografi di Sulawesi Utara
1.5. Batasan Analisa
Agar analisa ini fokus dan tidak meluas ke mana-mana, maka dibuat batasan analisa sebagai
berikut :
1. Kajian hanya dibatasi pada hasil pendataan keluarga tahun 2013
2. Data dan informasi yang dikaji menyangkut demografi.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendataan Keluarga
Pelaksanaan pendataan keluarga dimulai sejak tahun 1994 yang didasarkan
pada Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
Pembangunaan Keluarga Sejahtera. Pendataan keluarga itu sendiri adalah kegiatan
pengumpulan data primer tentang data Demografi, data Keluarga Berencana, data
Tahapan Keluarga Sejahtera dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh
masyarakat bersama pemerintah ( BKKBN).
Kegiatan pendataan keluarga ini dilakukan secara serentak dengan waktu yang
telah ditentukan yaitu pada bulan Juli sampai September setiap tahunnya melalui
kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah oleh PLKB/PKB, Kader Pendataan dan
tokoh masyarakat.
2.2. Aspek dalam Pendataan Keluarga
Ada tiga aspek yang tercakup dalam pendataan keluarga, yaitu aspek demografi,
aspek keluarga berencana, dan aspek tahapan keluarga sejahtera. Marilah kita bahas
satu per satu dari aspek pendataan keluarga.
2.2. 1. Indikator Demografi
Variabel-variabel yang mencerminkan indikator demografi antara lain:
a. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin
b. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja
c. Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD
d. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 9
e. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA
f. Persentase Kepala Keluarga Tamat Akademik/Perguruan Tinggi
g. Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah Anak
Usia 7-15 Tahun.
h. Persentase Anak Laki-laki Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah
Anak Laki-laki Usia 7-15 Tahun.
i. Persentase Anak Perempuan Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap
Jumlah Anak Perempuan Usia 7-15 Tahun.
j. Persentase Anak Laki-laki Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah
Anak Usia 7-15 Tahun.
k. Persentase Anak Perempuan Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap
Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun.
l. Rata-rata Jiwa Dalam Keluarga
m. Rasio Jenis Kelamin Anggota Keluarga
n. Rasio Anggota Keluarga Usia 0-4 Tahun Terhadap Jumlah Wanita Usia
Subur (WUS).
o. Persentase Anggota Keluarga Usia 0-15 Tahun
p. Persentase Anggota Keluarga Usia 60 Tahun Ke Atas
q. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Jumlah WUS
2.2.2. Indikator Keluarga Berencana
Variabel-variabel yang mencerminkan indikator keluarga berencana antara lain :
a. Persentase PUS yang Istrinya Berusia Di bawah 20 Tahun.
b. Persentase PUS yang Istrinya Berusia 20-29 Tahun
c. Persentase PUS yang Istrinya Berusia 30-49 Tahun
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 10
d. Persentase PUS Peserta KB
e. Persentase PUS Bukan Peserta KB
f. Persentase PUS Bukan Peserta KB Karena Hamil
g. Persentase PUS Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Segera
h. Persentase PUS Bukan Peserta KB Karena Ingin Anak Tapi Ditunda
i. Persentase PUS Bukan Peserta KB Karena Tidak Ingin Anak Lagi
j. Persentase Peserta KB Jalur Swasta
2.2.3. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera
Variabel-variabel yang mencerminkan indikator tahapan keluarga sejahtera
antara lain :
a. Persentase Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
b. Persentase Keluarga Sejahtera I (KS-I)
c. Persentase KPS dan KS-I
d. Persentase Keluarga Sejahtera II
e. Persentase Keluarga Sejahtera III
f. Persentase Keluarga Sejahtera III Plus
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder. Data ini bersumber dari Hasil
Pendataan Keluarga tahun 2013 yang termuat pada Rek.Prov.R/I/KS/07 tingkat provinsi.
3.2. Indikator Yang Dikaji
Indikator yang dikaji pada penelitian ini berupa aspek demografi yang meliputi :
a. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin
b. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja
c. Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD
d. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP
e. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA
f. Persentase Kepala Keluarga Tamat Akademik/Perguruan Tinggi
g. Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun.
h. Persentase Anak Laki-laki Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah Anak Laki-
laki Usia 7-15 Tahun.
i. Persentase Anak Perempuan Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Jumlah Anak
Perempuan Usia 7-15 Tahun.
j. Rata-rata Jiwa Dalam Keluarga
k. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Jumlah WUS
3.3. Teknik Analisis
Analisis Hasil Pendataan Keluarga ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode
analisis ini dipilih karena tujuan dari analisis hanya melihat gambaran demografi di Provinsi
Sulawesi Utara tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi indikator tersebut.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Demografi
Data demografi yang dianalisis antara lain berkaitan dengan jumlah kepala keluarga
menurut karakteristiknya ( status perkawinan, status pekerjaan dan tingkat pendidikan),
jumlah anak usia sekolah, jumlah jiwa dalam keluarga, rasio jenis kelamin anggota keluarga,
jumlah pasangan usia subur (PUS) dan jumlah wanita usia subur (WUS).
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga, Status Perkawinan, Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013
NoO Kab/Kota
Jml Kepala Status Perkawinan
Tingkat PendidikanStatus
Keluarga KawinJanda/Duda
Tdk Tamat
Tamat SD-SLTP Tamat
Tamat PT/AK
Tdk Bekerja
Bekerja
Blm Kawin SD SLTA 1 Sangihe 40135 78,98 21,01 26,69 46,87 21,33 5,11 12,05 87,952 Minahasa 94204 87,16 12,84 17,79 38,43 34,19 9,59 13,38 86,623 Bolmong 60738 90,49 9,5 23,39 54,69 18,35 3,57 9,8 90,24 Minahasa Selatan 61305 87,78 12,22 4,5 49,15 30 16,35 7,9 92,15 Manado 109005 91,54 8,46 4,3 31,64 48,65 15,41 6,6 93,46 Tomohon 23241 84,78 15,22 7,8 41,59 41,09 9,52 10,4 89,67 Bitung 54451 39,75 9,6 11,68 41,99 36,98 9,35 3,5 96,58 Talaud 24542 88,19 11,79 7,6 55,70 29,33 7,37 1,8 98,29 Minahasa Utara 57276 86,45 13,55 12,09 43,59 36,52 7,8 7,3 92,710 Kotamobagu 29061 88,71 11,29 11,19 41,95 35,49 11,37 6,4 93,611 Bolmut 20633 89,05 10,95 33,61 43,68 18,77 3,94 8,6 91,412 Sitaro 20489 85,05 14,95 15,21 50,22 29,09 5,48 4,9 95,1
13Minahasa Tenggara 28812 89,42 10,56 16,17 50,28 28,13 5,42 6,6
93,4
14 Boltim 18316 89,46 10,54 22,99 57,10 16,22 3,69 4,1 95,915 Bolsel 14933 89,31 10,69 19,19 63,76 13,97 3,08 5,1 94,9 J u m l a h 657141 88,15 11,85 14,81 44,13 32,64 8,42 7,9 92,1Sumber : Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 Provinsi Sulawesi Utara, Diolah Tahun 2014
Berdasarkan Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga, Status Perkawinan, Tingkat
Pendidikan dan Status Pekerjaan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013, terlihat dengan
jelas jumlah kepala keluarga tercatat sebanyak 657141 orang dengan 88,15 % berstatus
kawin dan 11,85 % berstatus janda/duda/blm kawin. Untuk tingkat pendidikan sebanyak
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 13
14,81 % tidak tamat SD, 44,13 % tamat SD –SLTP, 32,64 % Tamat SLTA, sementara yang
tamat PT sebanyak 8,42 %. Kemudian bila kita lihat status pekerjaan sebanyak 7,9 % tidak
bekerja sisanya sebesar 92,1 % bekerja.
Untuk lebih jelasnya berikut kami sajikan analisis per variabel demografi per kabupaten/kota
di Sulawesi Utara tahun 2013.
4.1. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda/Belum Kawin Terhadap Kepala
Keluarga
Untuk melihat persentase kepala keluarga berstatus janda/duda/belum kawin terhadap
kepala keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
21.01
12.849.5
12.228.46
15.22
9.611.79 13.55
11.29 10.9514.95
10.56 10.54 10.69
Tabel. 2. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/duda/Belum Kawin Terhadap Kepala Keluarga
Berdasar pada tabel 2. Persentase Kepala Keluarga Berstatus Janda/Duda/Belum
Kawin terhadap Kepala Keluarga terlihat dengan jelas Kab. Sangihe (21.01 %) memiliki
persentase yang lebih tinggi dibandingkan kab/kota yang lain di Provinsi Sulawesi Utara,
disusul selanjutnya kota Tomohon, Kab. Sitaro, kab Minahasa Utara, kab Minahasa Selatan
dst, sedangkan yang memiliki persentase paling kecil dibandingkan dengan kab/kota lainnya
berada di Kota Manado yaitu sebesar 8,46 %. Kemudian untuk persentase rata-rata di
Sulawesi Utara kepala keluarga yang berstatus janda/duda/belum kawin sebesar 11,85 %.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 14
Adanya kepala keluarga yang berstatus janda/duda/belum kawin bisa juga
dikarenakan adanya kematian maupun perceraian serta masih adanya kepala keluarga yang
belum kawin. Kondisi semakin kecil persentase kepala keluarga yang berstatus
janda/duda/belum kawin akan berkontribusi besar kepada ketahanan keluarga. Hal ini suatu
hal yang logis ketika kepala keluarga berstatus kawin secara psikologis memiliki rasa
tanggung jawab terhadap kelangsungan ketahanan keluarganya, sehingga berupaya untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang secara otomatis akan semakin menguatkan kondisi
ketahanan keluarga.
4.2. Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD Terhadap Kepala Keluarga
Untuk melihat persentase kepala keluarga tidak tamat SD terhadap kepala keluarga
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
26.69
17.7923.39
4.5 4.37.8
11.687.6
12.09 11.19
33.61
15.21 16.1722.99
19.19
Tabel.3 Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD Terhadap Kepala Keluarga
Berdasar tabel 3 Persentase Kepala Keluarga Tidak Tamat SD terhadap kepala
Keluarga, terlihat kab. Bolmut menduduki persentase yang paling tinggi sebesar (33,61 %)
dibandingkan kab/kota lainnya bahkan diatas persentase rata-rata provinsi Sualwesi Utara
yang hanya 14, 81 %. Kondisi masih adanya kepala keluarga yang tidak tamat SD bisa karena
beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi keluarga yang pas-pasan, akses untuk
menjangkau sarana pendidikan yang sulit, kondisi ini tentunya amat logis bagi daerah-daerah
yang memiliki pengorbanan besar untuk menjangkau fasilitas pendidikan sebagai contoh
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 15
untuk daerah kepulauan yang memiliki topografi bergunung serta terhalang lautan, misalnya
saja di kab. Sangihe, Kab. Sitaro dan Talaud. Selain karena kondisi tersebut mahalnya biaya
pendidikan juga bisa menjadi salah satu pemicu masih adanya kepala keluarga yang tidak
tamat SD, meskipun saat ini pemerintah telah menggerakkan program bagi pendidikan salah
satunya adanya dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah) yang diharapkan bisa mengatasi
persoalan biaya sekolah, namun nampaknya masih belum bisa mengatasi.
4.3. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP Terhadap Kepala Keluarga
Untuk mengetahui persentase kepala keluarga tamat SD-SLTP terhadap kepala
keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
46.8738.43
54.6949.15
31.64
41.5941.99
55.7
43.5941.9543.6850.2250.28
57.163.76
Tabel. 4 Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP Terhadap Kepala Keluarga
Bila melihat hasil pendataan keluarga jumlah kepala keluarga di provinsi Sulawesi
Utara sebanyak 657141 jiwa dan 44,13 % berpendidikan SD – SLTP sisanya berpendidikan
diatas SLTP. Kondisi ini merupakan modal bagi kuatnya ketahanan keluarga sebab
semakintinggi pendidikan kepala keluarga maka semakin besar memiliki kesempatan yang
luas di bursa kerja dengan tujuan semakin meningkatkan tingkat ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 16
Berdasarkan tabel 4. Persentase Kepala Keluarga Tamat SD-SLTP terhadap kepala
Keluarga terlihat kab Bolsel memiliki persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 63,76 %,
hal ini wajar mengingat kab Bolsel merupakan kab yang termuda di Sulawesi Utara dengan
kondisi ini mungkin tingkat ketersediaan sarana pendidikan belum menjangkau ke seluruh
lapisan masyarakat di kab. Bolsel. Kemudian untuk kab/kota yang memiliki persentase
kepala keluarga yang tamat SD-SLTP terrendah berada di kota Manado. Ini hal logis sebab
kota Manado merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara sudah tentu memiliki akses sarana
pendidikan yang mudah dijangkau serta lengkap.
4.4. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA Terhadap Kepala Keluarga
Untuk mengetahui persentase kepala keluarga tamat SLTA terhadap kepala keluarga
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
21.33
34.19
18.35
30
48.65
41.0936.98
29.33
36.52 35.49
18.77
29.09 28.13
16.22 13.97
Tabel 5. Persentase Kepala Keluarga Tamat SLTA Terhadap Kepala Keluarga
Berdasarkan hasil pendataan keluarga sebanyak 32,64 % kepala keluarga di Sulawesi
Utara berpendidikan terakhir tamat SLTA. Meskipun bila kita melihat persentase per
Kab/Kota masih ada kab/kota di bawah persentase provinsi. Bahkan persentase terendah
berada d Kab. Bolsel (13.97 %), bahkan bila kita melihat tabel sebelumnya untuk persentase
Kepala Keluarga yang Tamat SD- SLTP kab Bolsel menududki persentase yang tertinggi.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 17
Kemudian untuk kab/kota yang menduduki persentase tertinggi berada di Kota Manado
(48.65 %). Disusul Kota Tomohon (41.09 %). Tentunya kondisi tersebut tidak lepas dari
akses ke sarana pendidikan, lengkapnya fasilitas pendidikan, tingkat ketahanan dan
kesejahteraan keluarga serta faktor lainnya yang menjadi pendorong semakin tingginya
tingkat pendidikan kepala keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga
merupakan salah satu modal yang bisa menjadi nilai tawar dalam bursa kerja.
4.5. Persentase Kepala Keluarga Tamat Perguruan Tinggi Terhadap Kepala Keluarga
Untuk mengetahui persentase kepala keluarga tamat Perguruan Tinggi terhadap
kepala keluarga dapat dilihat pada tabel beriku ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
5.11
9.59
3.57
16.3515.41
9.529.350000000000
017.37 7.8
11.37
3.945.48 5.42
3.69 3.08
Tabel 6. Persentase Kepala Keluarga Tamat Perguruan Tinggi Terhadap Kepala Keluarga
Untuk tingkat provinsi Sulawesi Utara sebanyak 8,42 % kepala Keluarga
berpendidikan Perguruan Tinggi. Meskipun bila melihat rekapan per kab/kota masih ada
kab/kota dibawah persentase provinsi, kab Bolsel merupakan kab yang memiliki persentase
terendah ( 3.08 %) dan persentase tertinggi berada di kab. Minsel ( 16,35 % ). Hal ini
menarik, sebab bila kita melihat segala fasilitas dan lokasi Perguruan Tinggi di Sulawesi
Utara berpusat di Kota Manado. Namun kota Manado menempati kedua setelah kab Minsel.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 18
Ini memerlukan penelitian lebih lanjut agar bisa diketahui faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya.
4.6. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja Terhadap Kepala Keluarga
Untuk mengetahui persentase kepala keluarga tidak bekerha terhadap kepala keluarga
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
12.0513.38
9.87.9
6.6
10.4
3.51.8
7.3 6.48.6
4.96.6
4.15.1
Tabel 7. Persentase Kepala Keluarga Tidak Bekerja Terhadap Kepala Keluarga
Bila melihat hasil pendataan keluarga jumlah kepala keluarga di provinsi Sulawesi
Utara sebanyak 657141 jiwa sebanyak 7,9 % tidak bekerja sisanya sebanyak 92,1 % kepala
keluarga bekerja. Kondisi ini menunjukkan secara umum para kepala keluarga di Sulut
memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya serta secara
psikologis para kepala keluarga yang bekerja lebih percaya diri dalam memenuhi kebutuhan.
Sehingga tingkat ketahanan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga
terbilang baik.
Untuk rekapan per Kab/kota kab. Minahasa memiliki persentase lebih tinggi
dibandingkan kab/kota lainnya yaitu sebesar 13,38 % selanjutnya kab Sangihe sebesar 12,05
%. Hal ini kemungkinan karena rendahnya pendidikan sehingga kalah bersaing dalam bursa
kerja atau karena minimnya lapangan kerja yang mengharuskan para kepala keluarga
menunggu untuk mendapatkan kesempatan. Kemudian bagi kab yang memiliki persentase
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 19
terkecil berada di kab Talaud dan kota Bitung. Untuk kota Bitung hal ini wajar mengingat
kota ini sebagai sentra perindustrian di wilayah Sulut. Di Kota Bitung banyak berdiri pabrik-
pabrik yang menyerap tenaga kerja dan mampu mengurangi pengangguran di Kota Bitung
dan daerah sekitarnya. Secara letaknya kota ini juga memiliki akses yang cukup mudah untuk
berlabuhnya berbagai kapal baik dari pulau Jawa maupun dari negara tetangga Filipina, sebab
di kota Bitung ada pelabuhan yang cukup strategis bagi kegiatan perekonomian.
4.7. Persentase Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun
Sekolah
Untuk mengetahui persentase anak usia 7-15 tahun tidak sekolah terhadap anak usia
7-15 tahun sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
7.12
4.02
6.71
4.39
0.380000000000001
2.87
5.15
2.13.06
4.88
9.17
3.52
5.7 5.52
7.37
Tabel 8. Persentase Anak Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun
Berdasarkan hasil pendataan keluarga ada sebanyak 391992 jiwa jumlah anak yang
berusia 7-15 tahun dengan 1,6 % tidak bersekolah. Rendahnya persentase ini
mengindikasikan program pemerintah berupa Wajib Belajar Sembilan tahun dapat dikatakan
berhasil dan harapannya ditahun-tahun berikutnya persentase ini menurun.
Untuk per kab/kota memang ada kab yang masih memiliki persentase yang tinggi
untuk persentase anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah, kab yang dimaksud adalah kab
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 20
Bolmut (9.17 %). Kemudian untuk kab/kota yang memiliki persentase terendah diduduki
oleh Kota Manado (0,38 %). Harapannya untuk tahun-tahun kedepan kab/kota yang memiliki
persentase tinggi pada anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah dapat mengurangi
persentasenya, sehingga kebijakan tentang pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh anak usia
7-15 tahun. Selanjutnya bila kita melihat per jenis kelamin, maka bisa dilihat persentase anak
laki-laki/perempuan usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah.
4.8. Persentase Anak Laki-laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-
15 Tahun Sekolah
Untuk mengetahui persentase anak laki-laki usia 7-15 tahun tidak sekolah terhadap
anak usia 7-15 tahun sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
4.41
2.55
4.35
2
0.28
1.7
2.93
1.321.92
3.29
5.65
2.39
3.79 3.62
5.03
Tabel 9. Persentase Anak Laki-laki Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun
Berdasarkan tabel 9. persentase anak laki-laki usia 7-15 tahun tidak sekolah terlihat
bahwa kab Bolaang Mongondow Utara memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan
kab/kota lainnya yakni sebesar 5.03 % dan kota Manado memiliki persentase yang kecil
( 0,28 %). Bila melihat tabel 8. Kab Bolmut memiliki persentase yang lebih tinggi
dibandingkan kab/kota lainnya persentase anak laki-laki usia 7-15 tahun tidak bersekolah
kemudian bila dirinci sesuai jenis kelamin, kab Bolmut juga memiliki persentase yang tinggi.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 21
Kondisi ini tentunya memerlukan perhatian serius agar semua anak laki-laki di Kab Bolmut
usia 7-15 tahun dapat menikmati pendidikan.
4.9. Persentase Perempuan Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-15
Tahun Sekolah.
Untuk mengetahui persentase perempuan usia 7-15 tahun tidak sekolah terhadap anak
usia 7-15 tahun sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
2.7
1.47
2.37 2.39
1.11 1.17
2.21
0.781.14
1.58
3.52
1.13
1.9 1.92.34
Tabel 10. Persentase Perempuan Usia 7-15 tahun Tidak Sekolah Terhadap Anak Usia 7-15 Tahun Sekolah
Selanjutnya untuk persentase perempuan usia 7-15 tahun yang tidak sekolah, kembali
kab Bolaang Mongondow Utara memiliki persentase yang tinggi dibandingkan kab/kota
lainnya (3.52 %) dan Kab talaud sebagai kab yang memiliki persentase terendah (0,78 %).
Untuk kab Bolaang Mongondow Utara perlu mendapatkan perhatian serius mengingat untuk
usia 7-15 tahun baik laki-laki maupun perempuan tidak bersekolah memiliki persentase yang
tinggi dibandingkan kab/kota lainnya. Program intervensi yag mungkin bisa dilakukan
perwakilan BKKBN Provinsi dan SKPD KB kab Bolaang Mongondow Utara adalah
melakukan kerjasama dengan Dinas pendidikan, agar seluruh anak usai 7-15 tahun dapat
menikmati pendidikan. Diharapkan kedepan akses untuk mendapatkan pendidikan bagi anak
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 22
laki-laki maupun perempuan usia 7-15 tahun lebih dapat ditingkatkan sehingga seluruh anak
usia 7-15 tahun dapat bersekolah.
4.10. Rata-Rata Jiwa Dalam Keluarga
Untuk mengetahui rata-rata jiwa dalam keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
3.39 3.47 3.56 3.41
4.17
3.47 3.55 3.59 3.45 3.66 3.57 3.43 3.53 3.53.89
Tabel 11. Rata-Rata Jiwa Dalam Keluarga
Berdasarkan hasil pendataan keluarga jumlah keluarga sebanyak 657141 KK dan
jumlah jiwa sebanyak 2379102 jiwa, maka angka rata-rata jiwa per keluarga yaitu sebesar
3,62 jiwa. Bila melihat per kab/kota, kota Manado memiliki rata-rata jiwa dalam keluarga
yang lebih banyak (4,17) dan terendah kab. Minahasa Selatan (3,41).
Gambaran tentang beban hidup yang harus ditanggung dalam keluarga dapat dilihat
pada rata-rata jiwa pada keluarga. sebab semakin kecil rata-rata jiwa dalam keluarga maka
semakin ringan beban yang harus ditanggung sebuah keluarga, hal itu juga akan semakin
memperkuat tingkat ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Lain halnya bila rata-rata jiwa
dalam keluarga besar maka beban yang harus ditanggung keluarga semakin besar, misalnya
untuk pengeluaran biaya pendidikan, makan, kesehatan, dan seterusnya.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 23
4.11. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap Wanita Usai Subur (WUS)
Untuk mengetahui persentase pasangan usia subur terhadap wanita usia subur dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Sangih
e
Minahasa
Bolmong
Minsel
Manad
o
Tomohon
Bitung
Talau
dMinut
Kotamobagu
Bolmut
Sitaro Mitr
aBoltim
Bolsel
66.49 70.17 73.7766.66 62.72 67.38 71.42 68.58 70 67.91 69.46 66.51 71.75
78.7469.85
Tabel 12. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) Terhadap WUS
Untuk persentase pasangan usia subur terhadap wanita usia subur terlihat Kabupaten
Boltim memiliki persentase yang paling tinggi (78.74 %) kemudian yang terrendah di Kota
Manado ( 62,72 %). Bagi kab/kota yang memiliki persentase PUS terhadap WUS besar harus
mendapatkan perhatian yang serius oleh Perwakilan BKKBN beserta SKPD-KB di kab/kota
dan menggandeng instansi lainnya yaitu Dinas Kesehatan. Tentunya ke tiga instansi tersebut
harus saling bahu membahu dalam memberikan KIE yang dapat menggerakkan masyarakat
untuk mengikuti program KB. Selanjutnya diimbangi ketersediaan alat kontrasepsi yang
cukup dan tenaga kesehatan mumpuni, agar kelahiran dapat dikendalikan. Sebab bila kondisi
tersebut tidak diperhatikan akan mengakibatkan peledakan penduduk. Pada hal dampak
peledakan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak ke berbagai sektor baik ekonomi,
pendidikan, kesehatan, kriminalitas dst.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari analisa Hasil Pendataan Keluarga
Tahun 2013 pada Indikator Demografi, antara lain :
1. Jumlah kepala keluarga ada sebanyak 657141 keluarga, dengan 88.15 % berstatus
kawin dan 92.1 % bekerja. Kondisi ini menunjukkan secara umum para kepala
keluarga di Sulawesi Utara memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup anggota keluarganya serta secara psikologis para kepala keluarga yang
bekerja lebih percaya diri dalam memenuhi kebutuhan. Sehingga tingkat
ketahanan keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga terbilang
baik.
2. Pada tingkat pendidikan terakhir sebanyak 14,81 % kepala keluarganya tidak
tamat SD, 44.13 % Tamat SD-SLTP, 32.64 % Tamat SLTA dan sisanya 8.42 %
tamat Perguruan Tinggi. Kondisi ini menunjukan tingkat pendidikan para kepala
keluarga yang masih rendah, maka perlu adanya penanggulangan yang serius
mengingat kepala keluarga meruapkan pencari nafkah bagi keluarganya. Untuk
mampu memiliki nilai tawar di bursa kerja tentunya para kepala keluarga harus
memiliki pendidikan yang mumpuni agar mampu menghasilkan inovasi-inovasi.
3. Untuk jumlah anak yang usia 7-15 tahun ada sebanyak 391992 jiwa dengan 1,6 %
tidak sekolah, jadi sisanya sebanyak 98,4 % bersekolah. Kondisi ini
mengindikasikan program pemerintah berupa Wajib Belajar Sembilan Tahun
dapat dikatakan berhasil.
4. Rata-rata jiwa dalam keluarga sebesar 3,62 jiwa dengan kota Manado sebagai kota
yang memiliki rata-rata jiwa paling banyak dibandingkan kab/kota lainnya.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 25
5. Untuk Persentase PUS terhadap WUS didapatkan hasil sebanyak 68,51 % dengan
kab Bolaang Mongondow Timur memiliki persentase yang paling tinggi (78,74
%). Kabupaten ini tentunya memerlukan perhatian yang serius bagi Perwakilan
BKKBN, SKPD-KB serta Dinas lainnya yaitu Dinas Kesehatan, agar ketiganya
saling bahu membahu menggalakkan program KB di kabupaten tersebut dengan
tujuan mencegah peledakan penduduk.
5.2. Saran
Berdasarkan analisis hasil pendataan keluarga tahun 2013 pada indikator
demografi ini, saran yang kami ajukan bahwa instansi Perwakilan BKKBN Provinsi
Sulawesi Utara harus menggarap kab/kota yang memiliki ketertinggalan dibandingkan
kab/kota lainnya, maka dari itu harus bekerja sama dengan mitra kerja antara lain
SKPD-KB, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Adat dan LSM yang konsen pada persoalan kependudukan dan Keluarga
Berencana.
Analisis Demografi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013Provinsi Sulawesi Utara Page 26