analisis cuaca terkait kejadian angin puting beliung … · puting beliung, untuk sementara satu...
TRANSCRIPT
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN PUTING BELIUNG DI BULUKUMBA
TANGGAL 13 JULI 2017
Eusebio Andronikos Sampe, S.Tr
PMG Pelaksana Lanjutan
Stasiun Meteorologi Nabire
I. PENDAHULUAN
(penanggulangankrisis.kemkes.go.id) – Informasi Awal Pusat Krisis Kesehatan terhadap bencana Angin
Puting Beliung yang terjadi di 2 kecamatan, yaitu Kindang,Rilauale, BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN
pada tanggal 13-07-2017. Hujan lebat disertai angin puting beliung terjadi di wilayah kecamatan Kindang dan
kecamatan Rilau pada hari Kamis 13 Juli Pukul 14.30 WITA. WIlayah terdampak: - Kec.Kindang Ds Benteng
Palioli 50 unit rumah rusak - Kec.Rilau, Desa Topanda, Dusun Mattiwalie 1 Unit rumah rata dengan tanah dan
14 rumah rusak sedang, Angin Puting Beliung juga mengakibatkan kebun cengkeh dan Merica rusak. 2 Orang
warga mengalami luka ringan a/n Fina 19 Bulan dan Per Rasia 60 thn, kedua korban menjani perawatan medis di
Puskesmas Bontobangun.
BULUKUMBA (RAKYATKU.COM ) - Bencana angin puting beliung kembali terjadi di Kabupaten
Bulukumba, Kamis (13/7/2017). Kali ini 10 rumah yang berada di Desa Topanda Kecamatan Rilau Ale,
Bulukumba, disapu angin sekitar pukul 13.20 Wita. Menurut salah seorang warga setempat, Ardi, akibat angin
puting beliung, untuk sementara satu rumah yang terbilang parang dan rata tanah, "Yang paling parah kasihan
rumahnya Pak Ile yang istrinya bernama Ibu Raisa, porakporanda disapu angin," kata Ardi kepada Rakyatku.com.
Senada, menurut pengakuan warga, saat hendak terjadi, hujan tiba-tiba sangat lebat. Angin bertiup sangat kencang
yang mengakibatkan atap rumah beterbangan. "Terdengar suara gemuru pak, lalu saya melihat pondok yang ada
di depan rumah goyang dan terbongkar, tak lama menyapu ladang pembibitan cengkeh kami lalu menuju atap
tumah yang di serang," ungkap Sula, warga Topanda. Selain desa Topanda, informasi yang dihimpun
Rakyaku.com, angin puting beliung juga terjadi di desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang. Atap rumah warga
ikut tersapu angin. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan yang diterima terkait adanya korban jiwa atas
kejadian ini.
BULUKUMBA (Harianamanah.com) - Innalillah, musibah kembali terjadi di Kabupaten Bulukumba
Sulawesi Selatan. Bencana angin puting beliung yang terjadi mengakibatkan 10 rumah rata dengan tanah, siang
tadi, Kamis (13/7/2017).10 rumah tersebut berada di Desa Topanda Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba.
parahnya lagi, terjangan angin puting beliaung tidak hanya menimpa desa tersebut, namun ada beberapa desa
lainnya, seperti Desa Benteng Palioi, Kecamatan Kindang. Dirilis dari Rakyatku.com, kejadian tersebut terjadi
diawali hujan lebat yang disertai angin kencang dan mengakibatkan atap-atap rumah warga beterbangan.
"Terdengar suara gemuru pak, lalu saya melihat pondok yang ada di depan rumah goyang dan terbongkar, tak
lama menyapu ladang pembibitan cengkeh kami lalu menuju atap tumah yang di serang," ungkap Sula, warga
Topanda.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 1. Sumber Informasi kejadian angin puting beliung di Bulukumba
tanggal 13 Juli 2017
https://news.inikata.com/read/2017/07/13/26216/bulukumba-dilanda-bencana-pemda-bentuk-posko
http://penanggulangankrisis.kemkes.go.id/Angin%20Puting%20Beliung-di-BULUKUMBA-
SULAWESI%20SELATAN-13-07-2017-30
http://news.rakyatku.com/read/56298/2017/07/13/2-desa-di-bulukumba-disapu-angin-puting-beliung
http://harianamanah.id/berita-diterjang-angin-puting-beliung-10-rumah-di-bulukumba-rata-dengan-tanah-.html
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 2. Lokasi peta wilayah Kabupaten Bulukumba
(Sumber : google maps)
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Dinamika Atmosfer
A.1 Suhu Muka Laut
Nilai analisis suhu muka laut di perairan dekat wilayah Bulukumba, tanggal 13 Juli 2017 berkisar 27 s/d
32 0C dengan anomaly (+0.5) s/d (+2.0). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan berpotensi
adanya penguapan sehingga adanya pula pasokan untuk terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah
Bulukumba.
Gambar 3. SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : weather.unisys.com/)
A.2 MJO (Madden – Julian Oscillation)
Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 13 Juli 2017 yang berada di tengah lingkaran, sehingga
tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 4. Track MJO tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.3 Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) Anomalies tanggal 13 Juli 2017 nilai
anomali OLR disekitar wilayah Bulukumba : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif
menandakan tutupan awan cenderung tebal dari rata-rata klimatologisnya.
Gambar 5. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.4 Analisa Isobar
Berdasarkan gambar MSLP Analysis dari tanggal 13 Juli 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah
Indonesia bagian utara terdapat beberapa pola daerah tekanan rendah (Low Pressure) kisaran 1011 – 1013 hpa.
Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah
Indonesia bagian selatan menuju wilayah Indonesia bagian utara.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 6. Analisa MSLP pukul 00.00 tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.5 Angin Streamline
Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet tgl 13 Juli 2017 pukul 00.00 UTC
menunjukkan terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik, yang
menyebabkan terjadi pola shearline (pembelokan angin) tepat diatas wilayah Bulukumba. Kondisi ini yang dapat
menyebabkan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat serta angin puting beliung.
Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 – 25 knots.
Gambar 7. Analisa Streamline pukul 00.00 tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : www.bmkg.go.id/)
A.6 Kelembaban Relatif
Berdasarkan data kelembaban relatif tanggal 13 Juli 2017 pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul
06.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 80 - 90%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan di level
bawah sampai level atas cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian angin puting beliung, kondisi
udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah
Bulukumba.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 8. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 06.00 UTC tanggal 13 Juli 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.7 Analisa Udara Atas (Sounding)
Berdasarkan profil sounding dari Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin – Makassar tanggal 13 Juli 2017
jam 00.00 UTC menunjukkan bahwa kelembaban udara vertikal (grafik garis warna hijau sebelah kanan) lapisan
permukaan hingga lapisan ketinggian 300 mb (10 km). Kelembaban udara tersebut adalah kondisi ideal yang
mendukung pertumbuhan awan konvektif. Level ketinggian yang tinggi menunjukkan pertumbuhan jenis awan
Cumulunimbus, yang memiliki karakter durasi waktu hujan yang cukup singkat dan disertai angin kencang
maupun angin puting. Terlihat pada lapisan 900 mb & dari lapisan 550 s/d 500 mb serta pada lapisan 400 mb ,
garis suhu dan garis titik embun saling berimpit. Hal ini sangat mendukung pembentukan awan – awan konvektif
(awan cumulunimbus) dan berpotensi terjadinya cuaca buruk.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 9. Tampilan Sounding pukul 00.00 UTC tanggal 13 Juli 2017
A.8 Indeks Labilitas
Berdasarkan profil sounding dari Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin – Makassar tanggal 13 Juli
2017 jam 00.00 UTC, didapatkan nilai indeks labilitas :
KI = 30.0 (konvektif sedang (60-80% kemungkinan badai) = Udara Labil
SI = 0.12 (Kemungkinan tidak terjadi hujan)
LI = 1.65 (kondisi udara stabil)
SWEAT = 241.62 (TS Ringan / Kondisi udara Labil)
Total Totals = 43.5 (konvektif lemah / potensial lemah untuk kegiatan badai)
B. Satelit Cuaca
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 13 Juli 2017 yang diambil mulai pukul 05.00 s/d
07.20 UTC (13.00 s/d 15.20 WIB) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tebal meluas disekitaran
wilayah Bulukumba. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tebal tersebut bergerak masuk ke wilayah
Bulukumba berasal dari arah timur perairan Sulawesi. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk
adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit
Himawari 8 EH yaitu (-69) s/d (-75) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat maupun angin kencang serta angin puting beliung. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak
menuju wilayah Bulukumba pada jam 05.00 UTC.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
Gambar 10. Citra satelit Himawari 8 EH pukul 05.00 s/d 07.20 UTC tanggal 13 Juli 2017
III. KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisa dinamika atmosfer secara global diatas menunjukkan bahwa SST & OLR
berpengaruh pada kejadian angin puting beliung di wilayah Bulukumba.
2. Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 80 - 90 %. Hal ini menunjukkan
bahwa pada saat kejadian angin puting beliung, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat
berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Bulukumba.
3. Analisa pola streamline terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari
samudera Pasifik, yang menyebabkan terjadi pola shearline (pembelokan angin) tepat diatas wilayah
Bulukumba. Kondisi ini yang dapat menyebabkan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil
hujan lebat serta angin puting beliung. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 20 – 25 knots
4. Dari citra satelit HIMAWARI menunjukkan bahwa pengumpulan awan-awan cumulonimbus telah terjadi
sejak pukul 05.00 s/d 07.20 UTC tanggal 13 Juli 2017, menunjukkan sebaran awan-awan konvektif di
wilayah Bulukumba.
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V
STASIUN METEOROLOGI NABIRE
5. Indeks labilitas udara :
KI = 30.0 (konvektif sedang (60-80% kemungkinan badai) = Udara Labil
SI = 0.12 (Kemungkinan tidak terjadi hujan)
LI = 1.65 (kondisi udara stabil)
SWEAT = 241.62 (TS Ringan / Kondisi udara Labil)
Total Totals = 43.5 (konvektif lemah / potensial lemah untuk kegiatan badai)
6. Berdasarkan hasil pengamatan profil sounding tanggal 13 Juli 2017 jam 00.00 UTC, diperoleh bahwa
kelembaban udara vertikal lapisan permukaan hingga lapisan ketinggian 300 mb (10 km). Kelembaban
udara tersebut adalah kondisi ideal yang mendukung pertumbuhan awan konvektif. Level ketinggian yang
tinggi menunjukkan pertumbuhan jenis awan Cumulunimbus, yang memiliki karakter durasi waktu hujan
yang cukup singkat dan disertai angin kencang maupun angin puting. Terlihat pada lapisan 900 mb & dari
lapisan 550 s/d 500 mb serta pada lapisan 400 mb, garis suhu dan garis titik embun saling berimpit. Hal
ini sangat mendukung pembentukan awan – awan konvektif (awan cumulunimbus) dan berpotensi
terjadinya cuaca buruk.