analisis biaya produksi dalam penentuan harga pokok ...eprints.perbanas.ac.id/5648/1/artikel...
TRANSCRIPT
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUKSI UD. THALIA BAGS SURABAYA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Program Studi
Pendidikan Diploma III
Jurusan Akuntansi
Oleh:
MOCHAMAD ANUGRAH PUTRA OKTAVIANTO
NIM : 2015410658
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
SURABAYA
2019
1
1
ANALYSIS OF PRODUCTION COSTS IN THE DETERMINATION OF COST OF
PRODUCTION IN UD. THALIA BAGS SURABAYA
MOCHAMAD ANUGRAH PUTRA OKTAVIANTO
2015410658
STIE Perbanas Surabaya
E-mail : [email protected]
ABSTRACK
This final project research was conducted at UD. Thalia bag in the framework of applying
the theory received in lectures about the cost of production. UD. Thalia Bags is a
manufacturing company engaged in the world of bag production in accordance with the cost
of production is very much tied to manufacturing companies. Generate cost of goods agreed
against the company which minimizes costs incurred to get a small fee but has the same
quality. The lower the cost of production, the higher the selling price incurred produced by
the company.
Keyword : Production Cosh, Cosh of production.
PENDAHULUAN
Perkembangan dan keadaan
masyarakat saat ini kebutuhan bergaya
sangatlah berpengaruh didalam keseharian
terutama kaum wanita khususnya tas.
Tingginya harga kebutuhan bergaya
membuat perusahaan manufaktur di
bidang industri berpacu untuk
meningkatkan jumlah produksinya. Oleh
sebab itu juga mengakibatkan persaingan
diantara pengusaha khususnya UD. Thalia
Bags yang berkembang pesat terletak di
daerah Gadukan, Surabaya.
Setiap pengusaha harus mampu bersaing
dalam dunia industri untuk menciptakan
suatu produk yang baru. Pemilik dituntut
untuk menghasilkan produk yang bermutu
tinggi dengan biaya rendah untuk
mencapai harga jual yang kompetitif
dalam menciptakan suatu produk. Harga
jual produk merupakan faktor utama yang
berpengaruh untuk menentukan harga
pokok produksi, faktor-faktor yang
menentukan harga pokok produksi adalah
biaya.
Oleh sebab itu bedasarkan penelitian
pada UD. Thalia Bags diberi wewenang
mengambil data meliputi harga pokok
produksi dan laporan laba rugi. Alasan
memilih UD. Thalia Bags karena
perusahaan terbuka terhadap penelitian
yang akan ditelusuri untuk
menggambarkan keadaan yang ada dalam
perusahaan. Perusahaan juga memberitahu
apa saja yang perlu dilteliti di perusahaan
tersebut. Meliputi harga pokok produksi
yang sering naik turun ketika biaya
perolehan bahan baku naik. Perusahaan
dituntut untuk memberikan harga pokok
produksi yang stabil dengan bahan baku
berkualitas. Perusahaan juga hanya
memberi batasan kepada peneliti tentang
informasi harga perolehan bahan baku,
harga pokok produksi, dan laporan laba
rugi.
Selama ini UD. Thalia Bags hanya
mengestimasikan biaya yang akan
dikeluarkan untuk memproduksi
produknya. Selain itu perusahaan hanya
mengira-ngira harga produk yang akan
2
ditentukan tanpa ada rincian biaya
sehingga harga jual yang diberikan
perusahaan tidak tepat dalam perhitunga
secara akuntansi. Oleh sebab itu
perusahaan belum mencapai laba yang
diinginkan dan menjadi pekerjaan rumah
bagi perusahaan agar mencapai laba yang
diinginkan oleh perusahaan, tidak adanya
perbaikan sarana perhitungan dengan
menggunakan media elektronik yang
tersedia sehingga perhitungan yang
dilakukan tidak maksimal. Jika
dibandingkan dengan perusahaan yang
sudah menggunakan media aplikasi
elektronik seperti Excel For Accounting
(EFA) untuk menghitung maka
perhitungannya akan jauh lebih baik dan
sedikit sekali melakukan kesalahan
pencatatan dan perhitungan.
UD. Thalia Bags merupakan
perusahaan dibidang manufaktur
pembuatan tas yang berkembang di
Wilayah Surabaya Utara khususnya di
Gadukan Utara 3C. UD. Thalia Bags
mempunyai berbagai tujuan mulai dari
tujuan jangka pendek dan panjang,
sedangkan saya melihat berbagai produk
tas untuk menetukan harga jual dengan
efisien, jadi tidak sembarangan untuk
menetukan suatu harga produk tas yang
akan di pasarkan dengan penyesuaian
antara pengeluaran dan pemasukan,
sehingga harga pokok yang tinggi dan
rendah sangat di perhitungkan untuk
menentukan harga jual. Oleh sebab itu
penelitian ini ingin mengetahui
profitabilitas perusahaan apakah
perusahaan tersebut semakin berkembang
atau semakin menurun tingkat
profitabilitasnya. Berdasarkan uraian
diatas maka penulis mengambil judul
”Analisis Biaya Produksi Dalam Rangka
penentuan harga pokok produksi Pada
UD. Thalia bags’.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang, maka dapat merumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan biaya
produksi untuk menunjang
profitabilitas di UD. Thalia Bags ?
2. Bagaimana perhitungan harga
pokok produksi di UD. Thalia
Bags ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar
belakang, maka tujuan penelitian untuk :
1. Mengetahui perhitungan biaya
produksi di UD.Thalia Bags.
2. Mengetahui perkembangan
meningkat atau menurun jumlah
produksi di UD. Thalia Bags.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan untuk menambah
wawasan dalam memahami
perhitungan harga pokok produksi
dalam praktik yang sesungguhnya.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan informasi dan
refrensi bagi penelitian lebih lanjut
yang memiliki kajian yang sama.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu perusahaan dalam
memperbaiki atau mengembangkan
sistem perhitungan harga pokok
produksi dalam ketepatan,
keefektifan, dan keefisienan
perhitungan dapat ditingkatkan.
4. Bagi Penulis
Media atau wadah untuk menyusun
laporan tugas akhir yang baik
sesuai dengan pedoman yang sudah
ditentukan, dan mengimplement
asika materi yang diterima dalam
perkuliahan kedalam kegiatan
observasi yang dilakukan.
5. Bagi Lembaga (STIE Perbanas
Surabaya)
Laporan tugas akhir ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya, diharapkan menjadi
tambahan pustaka yang dapat
digunakan bagi pihak-pihak yang
3
berkaitan dengan penelitian dan
mahasiswa kedepannya lebih
berkarya lagi dalam pembuatan
laporan tugas akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap entitas usaha yang mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah
jadi ataupun barang jadi selalu
memerlukan prosedur pencatatan tentang
proses produksi yang mengenai bahan-
bahan tersebut. Proses tersebut meliputi:
pemakaian bahan untuk proses produksi,
perhitungan biaya produksi untuk menilai
persediaan barang jadi ataupun barang
setengah jadi dan persediaan bahan yang
sedang dalam proses tetapi belum selesai,
hal ini termasuk dalam bidang akuntansi
biaya.
Menurut Riwayadi (2018:01)
akuntansi biaya bertujuan menyediakan
beragam informasi biaya bagi manajemen
yang disebut akuntansi biaya. Akuntansi
biaya atau yang disebut cost accounting
sebagai objek dalam proses mencatat,
mengelola, peringkasan, dan penyajian.
Objek akuntansi biaya hanya terbatas pada
biaya-biaya yang terbatas pada transaksi
keuangan yang bersangkutan pada
transaksi.
Menurut Yong Jon (2014:227-228)
sistem estimasi biaya berbasis fitur untuk
bahan baku. Karena estimasi biaya
memberikan informasi berharga kepada
desainer, maka harus cepat dan akurat.
Dalam tulisan ini, manufaktur
diklasifikasikan ke dalam empat kategori.
Estimasi biaya untuk semua fitur dalam
suatu kategori didasarkan pada aktivitas
manufaktur. Estimasi biaya awal tidak
mempertimbangkan aktivitas manufaktur,
sehingga tidak akurat. Waktu operasi
termasuk waktu pemotongan kasar dan
waktu pemotongan selesai. Waktu
pendekatan alat dan waktu non-operasi
diambil dari pengalaman masa lalu dan
diperkirakan untuk modifikasi ke dalam
bentuk matematika. Kegiatan ini
mengembangkan sistem estimasi biaya
berdasarkan fitur manufaktur. Ini adalah
sistem perkiraan yang memasukkan
informasi tentang kegiatan produksi.
Menurut Lukman (2015:01)
akuntansi yang kegiatan bertujuan
menyediakan informasi biaya bagi
manajemen disebut akuntansi biaya.
Akuntansi biaya (cost accounting) adalah
proses pencatatan, pengelolaan,
peringkasan, dan penyajian biaya-biaya
pembuatan dan penjualan produk atau
penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu
beserta penafsiran terhadap hasilnya.
Objek akuntansi biaya hanya terbatas pada
transaksi keuangan yang menyangkut
biaya. Akuntansi biaya bertujuan pada
taransaksi keuangan yang menyangkut
biaya. Akuntansi baiaya bertujuan untuk
menghasilkan laporan biaya guna
memenuhi kebutuhan manajemen. Jadi
akuntansi biaya dapat diartikan sebagai
kunci atau alat yang penting guna
membantu manajemen dalam melakukan
penentuan dan pengendalian biaya dalam
menghasilkan dan memasarkan produk
yang dihasilkannya.
Menurut Cardinaels, E. (2015:582-
602) sebagian besar studi tentang
pengambilan keputusan berbasis biaya
meneliti dampak laba dari laporan biaya
yang mengandalkan berbagai metode
untuk mengalokasikan biaya. Dalam
praktiknya, laporan biaya perusahaan
sering menggunakan metode alokasi biaya
yang sama dengan variasi halus dalam cara
data biaya disajikan secara bersamaan.
Meneliti secara eksperimental dampak
laba dari format presentasi laporan biaya
sehubungan dengan tingkat pengetahuan
akuntansi biaya pengambil keputusan.
Dengan menggunakan laporan
profitabilitas pelanggan yang disiapkan
menggunakan penetapan biaya berbasis
aktivitas dan disajikan dalam format tabel
atau grafik, peserta menganalisis tugas
penetapan harga dan alokasi sumber daya
yang kompleks yang memengaruhi
profitabilitas perusahaan. Hasilnya
menunjukkan hubungan yang kuat antara
format presentasi dan pengetahuan
akuntansi biaya. Secara khusus, pembuat
4
keputusan dengan tingkat rendah
pengetahuan akuntansi biaya memperoleh
keuntungan lebih tinggi ketika mereka
menggunakan format grafis dibandingkan
dengan format tabel. Lebih mengejutkan
lagi, grafik (versus tabel) memiliki efek
buruk pada keuntungan bagi pengguna
dengan tingkat pengetahuan biaya yang
tinggi.
Menurut Carter (2014:11),
akuntansi biaya melengkapi manajemen
dengan alat yang diperlukan untuk
aktivitas perencanan dan pengendalian,
perbaikan kualitas dan efisensi, serta
pengambilan keputusan baik yang bersifat
rutin maupun yang bersifat strategi.
Pengumpulan, penyajian, dan analisis dari
informasi mengenai biaya dan manfaat
membantu manajemen untuk
menyelesaikan tugas-tugas sebagai
berikut:
a. Membuat dan melaksanakan
rencana dan anggaran untuk
operasi dalam kondisi komperatif
dan ekonomi yang telah diprediksi
sebelumnya. Suatu aspek penting
dari rencana adalah potensinya
untuk memotivasi orang agar
berkerja dengan cara yang
konsisten untuk tujuan perusahaan.
b. Menetapkan metode perhitungan
biaya yang memungkinkan
pengendalian aktivitas, mengurangi
biaya, dan memperbaiki kualitas.
c. Mengendalikan kualitas fisik dan
persedian, menentukan baya dari
setiap produk dan jasa.
d. Menentukan biaya dan laba
perusahaan untuk periode
akuntansi satu tahun atau periode
lainya yang lebih pendek. Hal ini
termasuk menentukan nilai
persedian dan harga pokok
penjualan sesuai dengan aturan
yang ditetapkan.
e. Memilih diantara dua atau lebih
alternatif jangka panjang atau
jangka pendek, yang dapat
mengubah pendapatan dan biaya.
Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut Lukman (2015:02) tujuan
akuntansi biaya adalah menyediakan
informasi biaya untuk kepentingan
manajemen guna membantu pihak terkait
mengelola perusahaan dan bagian-
bagiannya, yaitu :
1. Pencatatan laba melalui budget
Tujuan utama perusahaan adalah untuk
mendapatkan laba yang maksimal.
Tercapainya tujuan ini tergantung pada
beberapa unsur, antara lain unsur waktu
dari kegiatan. Unsur waktu menunjukan
masalah karena biasanya manajemen tidak
akan bisa meramalkan apa yang akan
terjadi dimasa depan. sehingga waktu
menunjukan masalah kepastian karena
biasanya kita tidak akan bisa meramalkan
apa yang terjadi dimasa datang. Oleh
sebab itu memperkecil faktor kepastian itu
maka perlu adanya perencanaan yang
matang untuk diterapkan dalam bentuk
budget.
2. Pengendalian biaya melalui
responsibility accounting
Pengendalian biaya yang telah diterapkan
perusahaan dapat dicapai dengan biaya
seminim mungkin. Dalam pengendalian
biaya harus diperhatikan beberapa masalah
pokok, yaitu :
a. Menetapkan tanggung jawab
pengendalian biaya.
b. Membatasi usaha-usaha pengendalian
perorangan pada biaya-biaya yang
dapat dikendalikan.
c. Laporan pelaksanaan orang-orang
yang bersangkutan.
3. Perhitungan laba disetiap periode,
termasuk penilaian terhadap persediaan
akhir. Tujuan utama perusahaan adalah
mendapatkan laba. Yakni untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut
memperoleh laba atau tidak, harus
diadakan perbandingan antara biaya yang
sudah dikeluarkan dengan penerimaan
pendapatan dalam periode tertentu, proses
perbandingan biaya dengan pendapatan ini
disebut matching of expred costc with
revenue.
5
4. Membantu menetapkan harga jual
dan kebijakan harga
Penetapan harga jual produk adalah sangat
penting bagi perusahaan karena erat
hubungannya dengan pendapatan yang
diperolehnya. Bahwa mengetahui harga
jual, lebih dahulu harus dihitung besarnya
biaya produksi setiap unit, yang kemudian
menentukan kebijakan mengenai harga
pokok produk tersebut. Seperti
menghitung harga pokok produksi,
perusahaan dapat menggunakan dua
metode yaitu metode full costing dan
variabel costing.
5. Membentuk data biaya relevan
untuk proses analisis pada pengambilan
keputusan.
Pemilik perusahaan masih menemukan
masalah dalam pengambilan keputusan,
yakni pada saat pengambilan keputusan
yang bersifat dua pilihan atau lebih.
Keputusan tersebut bersifat mutlak,
diataranya untuk memilih dua pilihan yang
berbeda; seperti keputusan menerima suatu
order atau menolak order. Biaya relevan
adalah biaya yang ditafsir akan terjadi
pada waktu yang akan datang atas
dipilihnya salah satu alternatif dari
beberapa alternatif yang ada.
Klasifikasi Biaya
Menurut Riwayadi (2014:04),
dengan adanya konsep biaya (cost
concept) dimana dikatakan bahwa biaya
berbeda untuk tujuan berbeda (differential
cost for different purposes), maka biaya
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi biaya berdasarkan
kedayatelusuran
Kedayatelusuran (traceability)
menunjukan mudahnya penelusuran
biaya ke objek biaya. Semakin mudah
biaya tersebut ditelusuri ke objek
biayanya, maka akan semakin akurat
pembebanan biaya tersebut ke objek
biaya. Objek Biaya (cost object) segala
sesuatu yang akan diukur atau dihitung
baiayanya. Istilah objek biaya memiliki
arti yang sangat luas karena segala sesatu
dapat dijadikan objek biaya. Objek biaya
dapat berupa produk, departemen,
proyek, aktivitas, pelanggan, dan lainnya.
Ada dua klasifikasi biaya berdasarkan
kedayatelusuran, yaitu :
a. Biaya langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah
biaya yang secara mudah dan akurat
ditelusuri ke objek biaya. “Mudah” disini
maksudnya adalah penulusurannya tidak
terlalu rumit sehingga tidak memerlukan
biaya yang mahal. “Akurat” disini
maksudnya adalah biaya sumber daya
yang dikonsumsi oleh objek biaya tersebut
dapat dihitung secara akurat karena tidak
perlu “alokasi biaya”. Biaya yang secara
mudah dan akurat ditelusuri ke objek
biaya, biaya untuk sumber daya (resource)
yang semata-mata digunakan oleh objek
biaya. Oleh karena itu sumber dayanya
hanya digunakan oleh objek biaya
tersebut, maka sumber daya tersebut dapat
sepenuhnya dibebankan ke objek biaya
tersebut. Karenanya pembebanan biaya
yang paling akurat ke objek biaya
langsung. Misalnya jika objek biaya yang
paling akurat ke objek biaya adalah tas
(produk), maka kain (bahan baku) yang
dipakai adalah biaya langsung karena
jumlah lembar kain yang dipakai untuk
pembuatan tas tersebut dapat ditentukan
secara mudah, misalnya 1/2 meter . Bila
harga 1 meter kain adalah Rp. 50.000,-
maka biaya bahan baku kain yang akan
dibebankan dapat dihitung dengan akurat,
yaitu Rp. 25.000,- (1/2 x Rp. 50.000,-).
Bila upah yang dibayarkan Rp. 25.000,-
dapat semuanya dibebankan ke dalam
produk tas tersebut.
b. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak mudah dan akurat
ditelusuri ke objek biaya. Biaya ini tidak
dapat mudah dan akurat ditelusuri ke objek
biaya dikarenakan dikonsumsi secara
bersama-sama oleh beberapa objek biaya.
Oleh Karena itu, biaya tidak langsung
seringkali disebut juga dengan biaya
bersama (common cost). Biaya ini
dibebankan produk dengan menggunakan
alokasi. Keakuratan pembebanan biaya ke
objek biaya sangat dipengaruh sekali oleh
6
keakuratan dalam memilih dasar alokasi.
Jika dasar alokasi tidak akurat, maka
pembebanan biaya ke objek biaya juga
tidak akurat. Misalnya utama dalam
perhitungan biaya suatu objek biaya adalah
pembebanan biaya tidak langsung karena
ketidak tepatan pemilihan dasar alokasi
biaya dapat mengakibatkan harga pokok
objek biaya terlalu tinggi (overcosting)
atau terlalu rendah (undercosting). Jika
harga pook terlalu tinggi maka produk
menjadi tidak kompetitif karena harga
jualnya akan lebih tinggi dari kompetitor.
Sebaliknya jika harga pokok terlalu
rendah, maka produk tersebut sangat
kompetitif sekali karena harga akan lebih
rendah dari kompetitor. Namun, produk
tersebut seakan-akan belaba, tapi
sebenarnya rugi. Misalnya, harga pokok
produk yang dihitung adalah Rp 4.500,-
padahal seharusnya adalah Rp 5.000,-
(terjadi undercosting) dan dijual Rp
4.750,- maka kelihatan disini bahwa
produk tersebut seakan-akan laba sebasar
Rp 250,- (Rp 4.750 – Rp 4.500), ternyata
rugi sebesar Rp 250,- ( Rp 5.000 – Rp
4.750). jika objek biaya adalah tas, maka
contoh biaya tidak langsung adalah biaya
listrik, biaya penyusutan pabrik, dan biaya
gaji manajer departemen produksi. Biaya
ini dikonsumsi oleh beberapa produk
seperti tas, dompet, dan produk lainya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian menggunakan
metode deskriptif merupakan penelitian
yang luas. Yaitu, mengungkapkan atau
menjelaskan secara spesifik mengenai
berbagai fenomena alam dan social dalam
kehidupan masyarakat yang menyebabkan
seorang peneliti terjun ke lapangan dan
memiliki komitmen. Metode ini
menggambarkarkan suatu penelitian yang
sesuai dengan apa yang terjadi di
lingkungan penelitian, mulai apa yang
dibicarakan, dilihat, dan dilakukan. Sebab
itu tujuan penelitian deskriptif adalah
mampu menjawab permaslahan dari
rumusan masalah yang ada.
Penelitian dengan bentuk deskriptif
dipilih untuk menjelaskan mengenai
analisis biaya produksi. Kegiatan
operasional adalah alat bagi manajemen
untuk mengendalikan kegiatan yang ada di
Ud. Thalia bags. Penulis mengambil
langkah wawancara (interview) dengan
pemilik perusahaan, dokumentasi, studi
pustaka dan obeservasi. Sebagai alat untuk
mengamati secara langsung dan
membuktikan kebenaran dari dokumentasi
yang tersedia di perusahaan mengenai
analisis biaya produksi sebagai alat
penetuan harga pokok produksi
manajemen.
Batasan Penelitian
Agar pembahasan dalam tugas
akhir ini tidak menyipang dan meluas dari
judul dan topik yang sudah ditentukan.
Kemudian diberi batasan penelitian
sebagai berikut dalam lingkup dari tugas
akhir.
1. Harga pokok produksi
a. Biaya bahan baku (raw
materials cost) adalah biaya
yang digunakan untuk bahan-
bahan yang bisa dengan mudah
dan langsung diidentifikasikan
dengan barang jadi.
(Hanggana:2014).
b. Biaya tenaga kerja (direct labor
cost) adalah biaya untuk tenaga
kerja secara langsung
menangabi proses produksi
atau bisa dihubungkan
langsung dengan barang jadi.
c. Biaya overhead (overhead cost)
adalah biaya pabrik selain
bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Jadi biaya ini tidak
dapat secara langsung
diidentifikasi dengan barang
yang dihasilkan.
2. Laporan laba rugi
a. Keuntungan (gain), seberapa
besar keuntungan perusahaan
dalam setiap penjualan produk.
b. Kerugian (loss), kerugian apa
saja yang timbul akibat proses
produksi berlangsung sehingga
muncul di laporan laba rugi.
7
c. Pendapatan (revenue),
pendapatan ada dua macam
yaitu yang bersifat dibayar
dimuka dengan pendapatan
langsung cash setalah menjual
produk.
d. Beban (exspanses), yaitu
seberapa besar beban yang
timbul akibat biaya produksi
untuk menghasilkan suatu
produk tertentu
3. Tidak tersedianya suatu sarana
perhitungan yang bisa menghitung
harga pokok produksi secara
menyeluruh di setiap produk
supaya produk tersebut dapat
diketahui berapa besar beban,
tenaga kerja dan overhead pabrik
yang dikeluarkan perusahaan untuk
mencapai harga jual yang
maksimal, sehingga harga jual
yang ditetapkan masih
menggunakan estimasi harga.
Data dan Metode Pengumpulan Data
A. Data
Menurut Ghozali (2013), sumber
data adalah tempat data diperoleh dengan
menggunakan metode tertentu baik
berupa manusia, artefak,ataupun
dokumen-dokumen. Pada penelitian
kualitatif, kegiatan-kegiatan ini
dilakukan secara sadar, terarah, dan
senantiasa bertujuan memperoleh suatu
informasi yang diperlukan.
1. Penelitian yang dilakukan pada
dasarkan tujuan untuk
mendapatkan data sebagai berikut :
Data Primer
Data yang didapatkan secara
langsung dari sumber yang
bersangkutan dengan topik
penelitian, yaitu berupa hasil
wawancara dengan pemili Ud.
Thalia bags. Oleh karena itu,
informan diharapkan dapat
menjawab pertanyaan dari peneliti.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber
yang telah ada, yaitu berupa
laporan laba rugi perusahaan.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan
sebagai berikut :
1. Metode wawancara
Metode wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab
dengan bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dan si
pejawab atau responden (Sugiyono,
2017). Metode yang dilakukan
melalui tanya jawab kepada pemilik
Ud. Thalia bags untuk mengetahui
bagaimana penetuan harga pokok
produksi dan kegiatan operasional
perusahaan.
2. Metode observasi
Metode observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala
pada objek penelitian (Sugiyono,
2017). Metode pengumpulan data
yang diperoleh dari pengamatan
yang sistematis dan akurat pada
perusahaan, serta membuat proposal
mengenai apa saja yang diobservasi
untuk diserahkan pada perusahaan
dan juga pada STIE Perbanas
Surabaya sebagai salah satu dari
persyaratan program studi diploma.
3. Dokumentasi
Kegiatan pengumpulan dokumen
yang berkaitan dengan topik
penelitian, yaitu laporan laba
rugi/bulan serta data komponen
harga pokok produksi.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini diantaranya adalah :
a. Data yang menggunakan metode
sampel yang dipilih secara acak.
b. Menyajikan laporan laba rugi per
bulan untuk mengetahui biaya apa
saja yang bersangkutan dengan
kegiatan produksi.
c. Memilah data – data yang
dibutuhkan untuk menentukan
8
harga pokok produksi yang tepat
da efisien.
d. Mengidentifikasi labporan laba
rugi guna penetuan harga pokok
produksi dengan urutan sebagai
berikut :
1. Laporan laba rugi
a. Keuntungan (gain), seberapa
besar keuntungan perusahaan
dalam setiap penjualan
produk.
b. Kerugian (loss), kerugian apa
saja yang timbul akibat
proses produksi berlangsung
sehingga muncul di laporan
laba rugi.
c. Pendapatan (revenue),
pendapatan ada dua macam
yaitu yang bersifat dibayar
dimuka dengan pendapatan
langsung cash setalah
menjual produk.
d. Beban (exspanses), yaitu
seberapa besar beban yang
timbul akibat biaya produksi
untuk menghasilkan suatu
produk tertentu.
2. Harga pokok produksi
a. Biaya bahan baku yang
digunakan oleh entitas dalam
penentuan harga pokok
produksi.
b. Biaya tenaga kerja, berapa
besarnya biaya tenaga kerja
yang masuk dalam
perhitungan harga pokok
produksi suatu produk,
c. Biaya overhead juga ikut
andil dalam penentuan harga
pokok produksi.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian di Ud. Thalia
Bags, peneliti memilih mengembangkan
penelitian tentang harga pokok produksi
disebabkan banyak mengalami
permasalahan dalam mengambil kebijakan
dalam menentukan harga produk yang
dihasilkan di perusahaan. Seringkali
perusahaan tidak menyadari bahwa ada
biaya yang seharusnya masuk dalam
perhitungan harga pokok produksi,
sehingga harga jual dan produksi
mendapatkan laba yang sedikit tetapi
dengan kuantitas yang banyak. Dalam
menentukan harga pokok produksi dengan
tepat, perusahaan perlu mempunyai kepala
difisi sebagai penanggung jawab disetiap
kegiatan opersiaonal perusahaan yang
nantinya dipertanggung jawabkan kepada
pemilik perusahaan.
Kebijakan Perhitungan Harga Pokok
Produksi
UD. Thalia Bags memiliki
kebijakan perhitungan harga pokok yang
berdasarkan area pemasaran dan bagian –
bagian yang terkait.
Area Pemasaran
Area pemasaran dibagi menjadi menjadi
tiga area. Setiap area memiliki harga
pokok yang berbeda tegantung besarnya
pesanan yang di ajukan. Sehingga harga
jual yang ditawarkan akan berbeda antara
memesan banyak dengan sedikit. Dua
pembagian area pemasaran adalah area
Pusat Grosir Surabaya (PGS), handmade
shoes dan pesanan untuk dijual secara
online shop melalui aplikasi shopee.
Bagian-Bagian Yang Terkait
Untuk menetapkan Harga Pokok
Produksi tas wanita pada Ud. Thalia
bags, terdapat bagian-bagian yang terkait,
yaitu :
1. Bagian Accounting
Bagian ini melakukan segala
jenis pencatatan. Pencatatan yang
dilakukan terkait dengan pembelian
bahan baku dari suplier, hasil
penjualan dari UD. Thalia Bags,
dan pembebanan biaya lain-lain
yang terkait dengan perhitungan
harga pokok produksi.
2. Bagian Quality Control (QC)
Bagian ini melakukan
pemeriksaan terhadap proses
produksi serta menentukan harga
pokok produksi UD. Thalia Bags
yang diperoleh dari bahan baku
langsung.
3. Bagian Produksi Tas
Bagian ini yang melakukan
9
proses produksi dari bahan mentah
menjadi bahan baku, proses
produksi mulai dari pengerjaan
pola, memotong pola tas, dan
menjahit hingga memasang pernak
pernik dilakukan oleh divisi
produksi.
4. Bagian Purchasing
Bagian ini melakukan
pembelian bahan baku untuk proses
produksi UD. Thalia Bags sendiri
masih dilakukan oleh ownernya
sendiri.
4.1.2 Dokumen Yang Terkait
Adapun dokumen-dokumen yang
terkait dalam produksi, sebaga
berikut :
a. Purchase Order
Purchase Order adalah
dokumen tertentu yang dibuat
owner dengan tujuan agar dokumen
tersebut diterima oleh supplier
demi memenuhi kebutuhan bahan
baku untuk proses produksi.
Purchase Order ini ditandatangani
oleh owner secara langsung.
Setelah ditandatangani, purchase
order tersebut dikirim kepada
supplier. Jika sudah diterima oleh
supplier, maka Pirchase order
tersebut di copy dua kali untuk
bagian accounting dan untuk arsip
data owner.
b. Invoice Supplier
Invoice Supplier adalah
surat tagihan yang dikeluarkan
oleh pihak supplier kepada UD.
Thalia Bags sesuai dengan
kesepakatan di Purchase Order.
Biasanya invoice dikirimkan
dengan lampiran Purchase Order
sebelumnya. Invoice berisi
tanggal terjadinya transaksi,
banyaknya barang, nama barang,
harga barang dan jumlah barang.
Pembahasan
Perusahaan Sebagai Supplier
Perusahaan bergerak sebagai
supplier bagi perusahaan dagang yang
berhubungan dengan kegiatan produksi
perusahaan. Contohnya sebagai supplier
barang produksi tas di PT. Handmade
Shoes Surabaya yang biasanya sekali kirim
bisa mencapai 1000 tas/ minggu dengan
model yang berbeda. Perusahaan juga
sebagai supplier dari toko-toko di Pusat
Grosir Surabaya (PGS) dengan cara
memesan produk dengan model yang
diinginkan oleh toko tersebut, dengan
quantity satu kodi per model. Berikut
adalah nama perusahaan dan toko reseller
produk perusahaan UD. Thalia Bags :
Tabel 4.1
Daftar Nama Reseller
Perusahaan
Nama Toko Reseller :
PT. Handmadeshoes Surabaya
Bags Beutifull ( Pusat Grosir Surabaya)
Pusgita ( Pusat Tas Grosir Tanggulangin)
Unsur-Unsur Biaya Produksi
Biaya produksi (manufacturing
cost) adalah biaya yang terjadi pada
fungsi produksi. Fungsi produksi adalah
fungsi yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Untuk menghasilkan
produk diperlukan bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan biaya
Overhead Pabrik. Berikut merupakan
penjelasan dari unsur-unsur biaya
produksi.
Data yang diambil menggunakan
metode sempel produk, hanya beberapa
produk yang diambil datanya untuk
menganalisa unsur unsur biaya yang
timbul dalam proses produksi. sempel
produk sudah mencakup semua tas
wanita ber ukuran besar, kecil, dan model
miniso. Metode sampel ini dilakukan
secara acak agar mempermudah dalam
menganalisa data yang dipilih.
Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah
biaya kulit/leather, benang, kepala
resleting, resleting, aksesoris, plastik
kemasan. UD. Thalia Bags ini
memperoleh bahan baku dari supplier.
10
Pada usaha ini, perusahaan mempunyai
produk dalam proses yang tersimpan.
Bahan baku diolah menjadi barang dalam
proses hingga menjadi barang jadi yang
nantinya diperjual belikan oleh
perusahaan.
Pembelian bahan baku dilakukan
satu minggu sebelum proses produksi.
Hal itu merupakan kebijakan perusahaan
karena semua bahan baku akan habis
terpakai pada proses produksi. Berikut
adalah harga beli bahan untuk pembuatan
Tas wanita untuk area Pusat Grosir
Surabaya (PGS), handmade shoes, dan
area online sales periode Januari-April
2019
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung (direct
labor) adalah tenaga kerja yang terlibat
langsung dalam pembuatan produk jadi
dan pembayaran upahnya berdasarkan
unit yang dihasilkan atau berdasarkan jam
kerja. Biaya tenaga kerja langsung(diret
labor cost) adalah upah yang di bayarkan
kepada tenaga kerja langsung. Biaya
tenaga kerja langsung dapat secara
mudah dan akurat ditelusuri ke produk
jadi. Biaya langsung, biaya tenaga kerja
langsung dibebankan secara langsung
keproduk. Tenaga kerja langsung dibagi
menjadi dua yaitu bagian produksi dan
bagian penjualan. Tenaga kerja langsung
bagian produksi yaitu oleh penjahit dan
pembuat pola, sedangkan bagian
penjualan ditangani langsung oleh owner
maka beban biaya untuk penjualan tidak
dimasukan dalam perhitungan biaya
tenaga kerja.
Perhitungan biaya tenaga kerja
langsung per unit produk sudah
ditentukan oleh perusahaan. Biaya tenaga
kerja langsung ini tidak hanya untuk
memproduksi satu jenis tas melainkan
juga memproduksi tas wanita yang
lainnya. Biaya tenaga kerja langsung
untuk bagian produksi ditetapkan sebesar
Rp 12.000,00 per unit produk. Biaya
tenaga kerja langsung untuk bagian
pembuat pola dan penjahit diperoleh dari
total gaji pegawai bagian produksi dibagi
dengan total produk yang diproduksi
pertahun (Rp. 21.120.000 : 1.760). Jadi,
total biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp 12.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah
semua biaya produksi selain dari biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik
merupakan biaya tidak langsung produk
(indirect cost of product). Biaya
overhead pabrik adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menunjang
proses produksi. Seperti halnya biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik sudah ditetapkan oleh perusahan.
Karena biaya overhead pabrik ini tidak
hanya untuk memproduksi satu tas wanita
melainkan juga memproduksi jenis tas
yang lainnya. Biaya overhead pabrik
termasuk silet dan gunting yang
ditetapkan sebesar Rp. 454,00. Biaya
Overhead Pabrik ini diperoleh dari total
banyaknya jumlah produksi tas yang
dibuat selama sebulan dibagi dengan total
produk yang dihasilkan selama sebulan (
Rp 799.040,00 : 1.760 ) sedangkan
overhead pabrik lainya seperti resleting
dan benang ditentukan oleh perusahaan
sebesar Rp.909,00, dengan kalkulasi total
biaya dibagi dengan jumlah produksi (Rp.
1.599.840,00 : 1.760). Biaya overhead
pabrik yaitu biaya utilitas yang
dianggarkan perusahaan selama satu
bulan sebesar 2.000.000 dikali dengan
empat bulan menjadi Rp. 8.000.000,00
jadi untuk BOP dibagi dengan jumlah
produksi pertahun sebesar 1.760, jadi
BOP yang dihasilkan sebesar Rp.
4.545,00 (Rp. 8.000.000,00 : 1.760).
Total biaya overhead pabrik untuk
perusahaan sebesar Rp. 5.908 (Rp. 454 +
Rp. 909 + Rp. 4.545)
Perhitungan Harga Pokok Produksi
UD. Thalia Bags memiliki
kebijakan dalam menentukan harga
pokok produksi yaitu biaya bahan baku
ditambah biaya tenaga kerja langsung
ditambah dengan biaya overhead pabrik.
Perhitungan ini tidak dapat menjadi
11
patokan karena bisa berubah sewaktu-
waktu ketika bahan baku naik atau bahan
baku yang lainnya harga perolehannya
naik. Perhitungan harga pokok produksi
dapat dilihat di tabel 4.3 sebagai beriku:
Jika sesuai dengan alur akuntansi,
maka harga pokok produksi akan diolah
lagi menjadi harga pokok penjualan agar
terhitung besarnya laba kotor dari
penjualan tas. Harga pokok produksi tas
wanita berasal dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
Perusahaan hanya mengambil sedikit
keuntungan yang didapat dari penujalan
produk tas dengan ukuran Miniso, tetapi
dari penjualan produk tas yang mereka jual
tingkat produksinya berlanjut dengan
asumsi produk tersebut sedang tranding
sehingga peminat tas dengan ukuran
tersebut stabil penjualannya. Perusahaan
mengambil kebijakan ini juga dengan
alasan yang jelas, karena pangsa pasar
yang terus stabil dan bahkan meningkat
ketika produk tas Miniso mempunyai
model terbaru. Oleh sebab itu perusahaan
berani mengambil keputusan memperoleh
laba sedikit namun produksinya stabil dan
pangsa pasar juga banyak.
Perusahaaan menyimpan persedian
bahan baku sisa produksi dan perusahaan
mengakui persediaan barang jadi awal dan
akhir. Jika dalam penjualan tas masih ada
sisa, maka produk ini tidak akan dijual dan
dijadikan contoh produk. Lagipula produk
tas dapat disimpan dan dijual selagi
produk tidak rusak dan cacat. Hal ini
menyebabkan perusahaan memiliki
persediaan barang jadi awal dan akhir.
Oleh karena itu, harga pokok produksi
berbeda dengan harga pokok penjualan.
Jadi, perhitungan laba kotor yaitu dari
penjualan dikurangi dengan harga pokok.
Produk yang sisa pada saat penjualan
dianggap sebagai contoh produk untuk
customer diluar area sales. Produk ini
dapat dikalkulasikan sebagai barang
tersedia untuk dijual atau barang contoh.
Barang atau produk yang rusak dicatat
pada Berita Acara Barang rusak.
Perusahaan membuat kebijakan dengan
membebankan semua biaya penjualan dan
administrasi umum, pembebanan biaya
.tersebut langsung mengurangi laba kotor
perusahaan.
Tabel 4.4
Perhitungan laba kotor Januar-April
2019
Sumber : UD. Thalia Bags
Perusahaan mempunyai laba bersih
sebesar Rp. 8.380.000,00 dengan ini
dapat disimpulkan bahwa perusahaan
mempunyai laba di setiap produknya
dengan sedikit laba namun penjualan
disetiap produknya dapat terjual di semua
kalangan dan produksinya berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan.
Penjualan kotor dihitung dari produk
yang dihasilkan per bulan dikalikan
dengan empat bulan kerja dikalikan
dengan harga jual (440 x 4 x Rp
30.000,00) dengan asumsi penjualan 440
produk dibulan Januari dikali dengan
harga semua jenis produk. Harga Pokok
Penjualan diperoleh dari produk yang
dihasilkan per bulan dikalikan dengan
empat bulan kerja dikalikan dengan harga
pokok penjualan per unit (440 x 4 x Rp
27.440,00) dengan asumsi yang sama
dikalikan dengan harga semua produk
untuk bulan Januari. Laba kotor diperoleh
dari penjualan kotor dikurangi dengan
Harga pokok penjualan. Total biaya
penjualan dan admin dikurangi dengan
laba kotor yang menghasilkan laba bersih
perusahaan.
Penjualan Kotor :
• Januari
• Februari
• Maret
• April
Total penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Rp 40.334.000
Rp 45.700.000
Rp 52.968.000
RP 75.718.000
Rp 214.720.000
Rp 201.940.000
Laba Kotor Rp 12.780.000
Kurir & BBM Rp 4.400.000
Laba Bersih Rp 8.380.000
12
Evaluasi Perhitungan Harga Pokok
Produksi
Harga Pokok Produksi adalah
seluruh biaya baik secara langsung
maupun tidak langsung yang dikeluarkan
untuk memproduksi suatu barang. Harga
pokok produksi meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik. harga pokok produksi
melekat pada barang yang siap dijual.
Perhitungan harga pokok produksi harus
perlu diamati, karena harga pokok
produksi dapat menetukan harga jual
suatu produk. Jika perhitungan harga
pokok produksi kurang cermat, maka
dalam menentukan harga jual pun akan
kurang akurat.
Namun terdapat beberapa
kekurangan dalam perhitungan harga
pokok produksi yang masih perlu
dievaluasi terutama dalam kebijakan-
kebijakan untuk menetukan harga pokok
produksi, diantaranya :
A. Biaya Bahan Baku
Pada perhitungan biaya bahan baku
langsung, kebijakan perusahaan jika
bahan baku terjadi kenaikan yang
signifikan maka akan mempengaruhi
harga jual produk tas wanita. Sebaliknya,
jika bahan baku baku terjadi kenaikan
yang tidak signifikan maka tidak akan
mempengaruhi harga jual. Perusahaan
tidak memisahkan bahan baku langsung
dengan bahan baku tidak langsung.
Dalam hal ini, seharusnya yang termasuk
bahan baku langsung adalah
Kulit/leather. Sedangkan yang lainnya
adalah bahan baku tidak langsung,
sehingga termasuk dalam biaya overhead
pabrik. Jadi, biaya bahan baku sebesar Rp
30.092,00 yang diperoleh dari semua
bahan baku meliputi kulit, resleting,
assesoris, dan plastik kemasan.
Penjualan kotor dihitung dari produk
yang dihasilkan 30 hari dikalikan dengan
hari kerja dikalikan dengan harga jual (440
x Rp 50.000,00). Harga Pokok Penjualan
diperoleh dari produk yang dihasilkan per
hari dikalikan dengan hari kerja dikalikan
dengan harga pokok penjualan per unit
(110 x 4 x Rp 27.440). Laba kotor
diperoleh dari penjualan kotor dikurangi
dengan Harga pokok penjualan. Total
biaya penjualan dan admin dikurangi
dengan laba kotor yang menghasilkan laba
bersih perusahaan.
Evaluasi analisis trend penjualan di
bulan Januari-Februari meningkat 15%.
Tidak pada bulan Januari-Februari saja yang
meningkat, penjualan perusahaan juga
meningkat sebesar 25% pada bulan
Februari-Maret. Bulan Maret-April
penjualan meningkat sebesar 60%.
Kesimpulannya produk yang dihasilkan
perusahaan mampu menarik pangsa pasar
dan menghasilkan laba di perusahaan. Maka
produk yang dihasilkan perusahaan
mempunyai prospek usaha untuk dijual di
pasaran.
PENUTUP
Saran
Bersarkan hasil penelitian dalam
lingkup perusahaan maka penulis
memberikan saran supaya proses kegiatan
di perusahaa lebih efektif dan efisien.
Pisahkan dana usaha dengan dana pribadi,
hal ini dapat membuat keuangan yang ada
di dalam perusahaan menjadi tidak valid
sehingga dapat menimbulkan masalah
masalah baru di keuangan perusahaan.
Dalam perhitungan tenaga kerja sebaiknya
perusahaan menentukan tarif biaya tenaga
kerja dihitung dari persentase omzet
penjualan produk dan pelaksanaan
produksi dilakukan pemisahan tugas antara
tenaga kerja untuk produksi Tas Wanita
dengan tenaga kerja yang memproduksi
jenis produk lainnya agar biaya.
Perusahaan memerlukan tenaga kerja
sebagai kepala bagian difisi, sehingga
tidak ada rangkap difisi yang dilakukan
oleh owner sebagai pemilik dan
penanggung jawab kegiatan produksi. Bila
perusahaan ingin berkembang maka harusa
mempunyai struktur organisasi.
Implikasi
Dari hasil kegiatan penelitian
mengenai proses penentuan harga pokok
produksi Tas Wanita di UD. Thalia Bags.
Saran ini diharapkan dapat memberikan
13
manfaat di masa yang akan datang bagi
perusahaaan. UD. Thalia Bags sebaiknya
dalam perhitungan biaya bahan baku
dipisahkan antara bahan baku langsung
dengan bahan baku tidak langsung.
Bahan baku tidak langsung akan
dimasukkan ke dalam baiya overhead
pabrik.
1. Biaya Overhead Pabrik seharusnya
di rinci agar biaya per unit lebih
akurat dan tidak rancu ketika
dilakukan pembukuan dan
perhitungan biaya yang timbul akibat
kegiatan produksi perusahaan.
2. Biaya yang timbul akibat proses
produksi juga diperhitungkan seperti
biaya biaya yang timbul akibat
penurunan nilai peralatan dan biaya
pemeliharaan perlatan yang
seharusnya dihitung untuk
mengetahui BOP yang timbul akibat
kegiatan produksi. Tidak hanya itu
kurangnya pengetahuan dalam
menentukan biaya biaya juga
termasuk faktor yang menentukan
akuratnya penentuan harga atau
biaya yang di pilih.
DAFTAR RUJUKAN
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya.
Cetakan keempat. Padang:
Penerbit Andalas University Press
William K. Carter. 2014. Akuntansi
Biaya. Edisi Empat Belas.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Cardinaels, Eddy. "The interplay
between cost accounting
knowledge and presentation
formats in cost-based decision-
making." Accounting,
Organizations and Society 33.6
(2015):
Lukman, S. (2015). Akuntansi Biaya:
Dasar-Dasar Perhitungan Harga
Pokok.
Surjadi, Lukman. "Akuntansi
Biaya." BPFE Yogyakarta (2015).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Hanggana, Sri. "Prinsip Dasar Akuntansi
Biaya." Surakarta:
Mediatama (2014).
Hanggana, Sri. "Modul Akuntansi
Biaya." Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Surakarta (2014).