analisis arsitektur modern pada bangunan fave hotel solo
DESCRIPTION
Analisis Arsitektur Modern pada bangunan Fave Hotel SoloTRANSCRIPT
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 1
ESTETIKA ARSITEKTUR-02
PRODI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013
Analisis Fave Hotel Adi Sucipto sebagai Bangunan
ber-Arsitektur Modern
OLEH:
Nurul Fajar Riskiani (I0212062)
OLEH:
Nurul Fajar Riskiani (I0212062)
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 2
DAFTAR ISI
Cover 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 3
1.2 Permasalahan............................................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................................... 4
Bab II Landasan Teori 5
2.1 Arsitektur Modern........................................................................................ 5
2.1.a Pengertian Arsitektur Modern..................................................................... 5
2.1.b Sejarah Arsitektur Modern........................................................................... 5
2.1.c Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern ....................... 7
2.1.d Karakteristik Bangunan pada Arsitektur Modern........................................ 8
2.1.e Contoh Bangunan Arsitektur Modern......................................................... 9
2.2 Teori Formal Estetika................................................................................... 11
Bab III Analisis 14
3.1 Spesifikasi Bangunan.................................................................................... 14
3.2 Arsitektur Modern pada Fave Hotel............................................................. 15
3.3 Analisis Estetika Formal pada Fasad Bangunan........................................... 21
3.3.a Proporsi........................................................................................................ 21
3.3.b Skala............................................................................................................. 22
3.3.c Sumbu dan Simetri....................................................................................... 24
3.3.d Hierarki........................................................................................................ 26
3.3.e Datum.......................................................................................................... 27
3.3.f Perulangan dan Irama................................................................................. 29
3.3.g Transformasi............................................................................................... 30
3.3.h Nilai Estetis.................................................................................................. 32
Bab IV Kesimpulan 34
Daftar Pustaka 35
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancangbangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.
Arsitektur terus berjalan dan berkembang dibawa waktu dan sesuai dengan
zaman. Arsitektur yang dulu membentuk arsitektur masa kini, keduanya saling
berpengaruh. Bentuk yang dulunya dipengaruhi oleh banyak hal seperti, budaya,
kerajaan, sosial, semakin ke kini semakin memudar dengan maraknya penekanan
fungsi pada suatu bentuk atau ruang. Sehingga hal-hal yang dianggap tidak
berpengaruh pada fungsi ruang kemudian dihapuskan.
Maka dari itu munculah pemikiran-pemikiran untuk menghasilkan desain
yang sederhana dengan penekanan pada pengaturan fungsibentuk atau ruang.
Arsitektur jenis ini biasa disebut dengan arsitektur modern.
Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah.
Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga
bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international style).
Indonesia merupakan negara yang menggunakan bangunan bergaya
arsitektur modern. Tidak hanya pada ibu kota ataupun kota-kota besar, Kota
Surakarta yang masih kental dengan budayanya pun mengadaptasi gaya arsitektur
modern pada bangunannya.
Fave Hotel, merupakan salah satu bangunan bergaya arsitektur modern
yang terletak di Kota Surakarta. Fave Hotel terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto
No.60. tepatnya pada daerah Sumber.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 4
2. Permasalahan
Gaya arsitektur modern yang sudah sangat mendunia ini tidak hanya
diaplikasikan pada bangunan yang terletak di kota-kota besar. Kota Surakarta yang
masih kental dengan budayanya pun menerapkan bentuk bangunan modern pada
beberapa bangunan misalnya Fave Hotel.
Penulis ingin mengamati permasalahan pada Fave Hotel, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan Arsitektur Modern?
2. Apa saja prinsip-prinsip pada bangunan Arsitektur Modern?
3. Apa saja prinsip-prinsip estetika modern pada bangunan Arsitektur Modern?
4. Bagaimana penerapan konsep Arsitektur Modern pada bangunan di
Karesidenan Surakarta?
5. Bagaimana analisis pada suatu bangunan tertentu ditinjau dari aspek
Arsitektur Modern nya?
3. Tujuan
1. Mengamati perkembangan Arsitektur Modern
2. Mengetahui prinsip-prinsip pada bangunan Arsitektur Modern
3. Mengetahui prinsip-prinsip estetika modern pada bangunan Arsitektur
Modern
4. Mengamati penerapan konsep Arsitektur Modern pada bangunan di
Karesidenan Surakarta
5. Melakukan analisis pada suatu bangunan tertentu ditinjau dari aspek
Arsitektur Modern nya
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Arsitektur Modern
a. Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur
dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya
arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan
aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur
modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus dalam
arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang,
kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga
akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara
nyata.
b. Sejarah Arsitektur Modern
i.) Tahun 1800an
Sampai dengan masa Neo-klasik abad ke-19, Arsitektur dianggap
sebagai pengetahuan kesenian, yaitu seni bangunan. Artinya Arsitektur
dianggap sebagai suatu olah rasa yang dibuat berdasarkan perasaan sebagai
sumber idenya dan tidak ada rumusnya.
Pada tahun 1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang berambisi
untuk menghasilkan Arsitektur dengan menggunakan akal dan idenya sebagai
sumber idenya, bukan seni dengan perasaan. Bagi mereka ini, Arsitektur
adalah olah pikir, bukan olah seni. Bagi dunia Arsitektur, apa yang dilakukan
oleh orang-orang Perancis ini adalah sebuah perubahan. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa Arsitektur Modern berupa ide, gagasan, pikiran
atau pengetahuan dasar tentang Arsitektur sudah hadir pada abad ke-18.
Dan kemudian, pikiran-pikiran tersebut baru mendapat kesempatan
untuk direalisasikan pada pertengahan abad 19 karena faktor-faktor yang
sangat mendorong percepatan dari Arsitektur Moderntersebut adalah :
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 6
Di pertengahan abad 19 itu secara resmi pendidikan Arsitektur telah
terbagi menjadi dua yaitu Arsitektur sebagai kesenian dan Arsitektur
sebagai ilmu teknik sipil.
Munculnya industri bahan bangunan, yang mampu menghasilkan
keseragaman ukuran dan kecepatan membangun.
ii.) Periode 1890 1930
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah
pertentangan dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui
munculnya berbagai eksperimen seperti : Arsitektur sebagai art vs
Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur
sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly,
dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya
machinal.
iii.) Periode 1950-1960an
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa
perjalanan Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling
berlawanan yakni:
Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern
a. Segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah
dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai
dengan realisasinya.
b. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk
mengekspresikan space/ruang.
c. Terjadi produksi massal bahan bangunan oleh pabrik. Hal ini
dapat mempercepat proses pembangunan. Namun, bahan
bangunan dapat menembus batas budaya dan geografis,
sehingga Arsitektur menjadi Internasional dan bangunan-
bangunan di dunia menjadi seragam. Dengan kata lain,
Arsitektur menjadi sangat demokratis.
Tahun 50-an dikatakan sebagai kegagalan Arsitektur Modern
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 7
a. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual
perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang
adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
b. engan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat
menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau mirip,
tapi dengan kualitas berbeda.
c. Karena penekanan perancangan pada ruang, maka desain
menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar.
d. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan
pemandangan yang tidak menyatu dengan lingkungan.
Maka tahun ini menjadi titik awal lahirnya Post-Modernisme yang
melawan Modernisme dengan pernyataannya: Less is Bore.
c. Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern
Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran
mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang.
Ditinjau dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan
untuk menghasilkan bentuk-bentuk yang tidak biasa karena perkembangan
teknologi struktur dan konstruksi serta perkembangan teknologi bahan pada
masa itu. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentukbentuk
geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. Arsitektur modern
pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional pada
awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa
kini bebas dalam mengembangkannya.
Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan arsitektur modern
bersifat lebih mengalir dan hirarki berdasarkan proses sirkulasi dan
berkegiatan (step to step). Satu hal yang tak dapat disangkal tentang
arsitektur modern adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam
sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam,
ketidakaturan dan tidak dapat diukur).
Dari segi konstruksi, perkembangan arsitektur modern ditandai oleh
penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-bahan bangunan
yang ringan dan dilihat dari segi fungsi.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 8
d. Karakteristik Bangunan pada Arsitektur Modern
Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya Arsitektur Modern :
i.) Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu
arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
ii.) Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena
tidak diolah.
iii.) Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap
arsitektur tersebut.
iv.) Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena
dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan
kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
v.) Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, sehingga tidak
dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya.
vi.) Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos,
ditampilkan apa adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah
beton, baja dan kaca. Misal : 1) Beton untuk menampilkan kesan
berat, massif, dingin 2) Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis 3)
Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.
vii.) Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi
polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apaapanya kecuali
geometri dan bahan aslinya.
viii.) Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak
perlu.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 9
e. Contoh Bangunan Arsitektur Modern
Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern
secara subjektif Menurut para tokoh arsitek terkemuka :
i. Le Corbusier
Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah
industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati.
Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk
yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana.
Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena
bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan
futuris.
ii. Mies van de Rohe
Gambar 2.1.e.1 Villa Savoye Sumber : http://cv-
yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-
Gambar 2.1.e.2Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950 Sumber : http://cv-
yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 10
Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika
berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang
dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus
terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).
Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.
iii. Walter Gropius
Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru
setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk
industri dan bukan dari alam.
Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang
yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya.
iv. Frank Lloyd Wright
Gambar 2.1.e.3Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line Sumber : http://cv-
yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-
Gambar 2.1.e.4Falling Water Sumber : http://cv-
yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 11
Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam.
Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau
mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam.
Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan
merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan arsitektur
terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk site itu
sendiri.
2. Teori Formal Estetika
a. Proporsi
Menurut Vitruvius, proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu
antara ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi dalam
arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara
bagian dengan keseluruhan. Menurut Alberti, proporsi berasal dari
kata concinnities, yang artinya suatu keberhasilan kombinasi dari angka dan
ukuran.
b. Skala
Skala Dalam arsitektur adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta
komponen-komponennya dengan manusia. Berikut ini adalah jenis-jenis skala:
- Skala Intim : menimbulkan kesan lebih kecil dari besaran yang
sesungguhnya.
- Skala Normal/Manusiawi/Natural : bersifat alamiah.
- Skala Monumental/Megah/Heroik : bersifat berlebihan dan terlihat megah.
- Skala Kejutan : bersifat seolah-olah diluar kekuasaan manusia dan tak
terduga.
c. Sumbu dan Simetri
Keseimbangan adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana
perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat
perhatian) adalah sama. Keseimbangan simetris adalah dimana pengaturan
objeknya seimbang terhadap garis tengah sumbu, axis. Tiap elemen diulang
sepasang-sepasang masing-masing di kiri dan kanan garis tengah sumbu tadi.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 12
Dari segi pembagian sumbu terdapat sumbu horizontal dan sumbu vertikal pada
bangunan yang memberi keseimbangan.
d. Hirarki
Artikulasi terhadap kepentingan suatu bentuk atau ruang melalui ukuran,
bentuk dasar, atau penempatannya relatif terhadap bentu dan ruang lain dari
organisasi tersebut. Hirarki menunjukan tingkatan-tingkatan mengenai
kepentingan komponen dalam suatu bidang, kepentingan tersebut dinilai dari
ukuran, bentuk dasar, dan penempatan suatu komponen bila dibandingkan
dengan komponen lain.
e. Datum
Datum adalah unsur titik, garis, atau bidang atau ruang acuan yang berguna
untuk mengumpulkan, mengelompokkan dan mengorganisir suatu komposisi.
Datum mengorganisir suatu pola acak unsur-unsur melalui keteraturan
kontinuitas dan kehadirannya yang konstan.
f. Irama
Irama adalah elemen desain yang dapat menggugah emosi atau perasaan
yang terdalam. Didalam seni visuil irama merupakan suatu obyek yang ditandai
dengan sistim pengulangan secara teratur.
Irama adalah sesuatu yang teratur atau harmonis berupa garis, bentuk,
wujud, warna bangunan. Cara yang paling meyakinkan untuk mendapatkan
irama adalah dengan memberi pola pada keadaan-keadaan tertentu. Irama
dalam arsitektur memberikan arti indah dan menimbulkan rasa puas bagi yang
melihatnya. Irama tersebut biasanya mengikuti suatu pola tertentu yang tiap kali
bentuk atau obyeknya muncul dengan atau tanpa variasi. Tujuan adanya irama
dalam bangunan adalah untuk mendapat kesan yang lebih menarik serta
mengurangi kesan yang membosankan.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 13
g. Perulangan (Repetisi)
Repetisi adalah pengulangan suatu bentuk dasar yang menciptakan sebuah
pola tertentu sehingga apabila dilanjutkan, kita bisa menebaknya. Repetisi
merupakan salah satu cara jitu untuk menciptakan irama.
h. Transformasi
Transformasi merupakan prinsip bahwa konsep arsitektur atau organisasi
dapat dipertahankan diperkuat dan dibangun melalui serangkaian manipulasi
dan perubahan bentuk. Prinsip yang menjelaskan bahwa suatu konsep, struktur,
atau organisasi arsitektural dapat diubah melalui serangkaian manipulasi dan
permutasi terpisah dalam upaya menanggapi sebuah lingkungan khusus atau
serangkaian kondisi, tanpa kehilangan identitas atau konsepnya.
i. Nilai Estetis
Nilai estetis merupakan penilaian terhadap karya seni tanpa keterlibatan secara
personal.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 14
BAB III
ANALISIS
1. Spesifikasi Bangunan
Spesifikasi bangunan Arsitektur Modern yang akan dibahas pada paper ini
adalah Fave Hotel Adi Sucipto.Fave Hotel Adi Sucipto adalah sebuah hotel yang
terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto No.60. Lokasi ini dekat dekat monumen
manahan.
Bangunan ini terletak dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Solo Square, Stadion
Manahan, The Sunan Hotel dan bangunan besar lainnya. Tidak hanya Fave Hotel, bangunan
yang berada di sekitar Fave Hotel juga banyak yang menggunakan gaya arsitektur
Modern.Fave Hotel Adi Sucipto terletak di tepi jalan besar yang membuat lokasi hotel
kurang private. Namun, pada hotel ini diberi peninggian entrance agar terlihat
menonjol.
Gambar 3.1.1 Lokasi Fave Hotel Adi Sucipto Sumber : Google Maps
Fave Hotel
Gambar 3.1.2 Lokasi Fave Hotel Adi Sucipto Sumber :
Gohttp://i1091.photobucket.com/albums/i395/Shaggy_Solo3/SOLO%20P j %202012/F h lS l Adi i j l
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 15
2. Arsitektur Modern pada Fave Hotel
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai Fave Hotel yang merupakan bagian
dari Arsitektur bergaya Modern. Berikut adalah karakteristik dari bangunan bergaya
Arsitektur Modern yang juga diterapkan pada Fave Hotel :
a. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu arsitektur
yang dapat menembus budaya dan geografis. Kota Surakarta yang masih kental
dengan budayanya juga tidak berpengaruh pada desain Fave Hotel. Berikut
contoh hotel di Surakarta yang masih mengadaptasi budaya di Surakarta, yaitu
The Sunan Hotel. The Sunan Hotel masih mengadopsi bentuk atap Joglo pada
pendhoponya.
Gambar 3.1.3 Situasi sekitar Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.1.2Situasi sekitar Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 16
Fave hotel tidak hanya terdapat di Surakarta, namun terdapat di banyak
kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Surabaya,
Surakarta, Balikpapan maupun Malaysia. Semua bentuk Fave Hotel pada
masing-masing daerah memiliki ciri khas yang sama sehingga budaya pada
masing-masing daerah tidak berpengaruh pada bentuk hotel. Fave Hotel
menggunakan konsep arsitektur modern pada desainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa arsitektur modern adalah gaya yang universal (sebagai international
style) dan tidak terpengaruh budaya.
Gambar3.2.a.2 Fave Hotel Jakarta Sumber : www.tripadvisor.co.id
Gambar 3.2.a.3 Fave Hotel Malaysia sumber : www.travelhouseuk.co.uk
Gambar 3.2.a.1 The Sunan Hotel Solo Sumber : http://soloupdate.co/wp-content/uploads/2013/08/The-Sunan-Hotel-Building.jpg
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 17
b. Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak
diolah. Bentuk dari Fave Hotel adalah balok (denah yang ditinggikan) dengan
tambahan kanopi sehingga bentuk menjadi monotone karena tidak diolah.
Hal ini disebabkan karena gaya arsitektur modern yang mengikuti fungsi.
Semakin sederhana suatu bentuk, merupakan suatu nilai tambah terhadap
nilai arsitektur tersebut.
c. Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena
dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan
kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. Pada
fasad Fave Hotel pun mengikuti prinsip ini, yaitu tidak menggunakan
ornamen.
Gambar 3.2.a.4 Fave Hotel Bali sumber : www.tripadvisor.com.au
Gambar 3.3.b.1 Bentuk Fave Hotel Sumber : http://surakarta.go.id/konten/hotel-di-solo
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 18
d. Karena bentuknya yang monotone, arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri
individu dari seorang arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek
yang satu dengan yang lainnya. Desain bangunan menjadi sederhana
sehingga format detail menjadi tidak perlu. Desain dari pembangunan fave
Hotel terlihat monotone juga antara satu hotel dan hotel lainnya sehingga
tidak dapat ditebak siapa arsitek yang merangcangnya. Desain Fave Hotel
seperti sudah memiliki acuan dari perusahaannya sendiri.
Gambar 3.2.c.1 Fasad Fave Hotel tidak menggunakan ornamen sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.3.d.2,3 Kemiripan Bentuk Fave Hotel di Surakarta Sumber :
http://surakarta.go.id/konten/hotel-di-solo
sumber : www.tripadvisor.co.id
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 19
e. Jenis bahan / material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa
adanya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Misal
: 1) Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin 2) Baja untuk kesan
kokoh, kuat, industrialis 3) Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.
Gambar 3.2.e.1Material Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Ket : a. Kaca b. Beton
a
b
Gambar 3.2.e.3 Kaca pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.2.e.2 Beton pada Fasad Fave Hotel
sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.2.e.4 Material pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.2.e.5 Batu Kali pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.2.e.6 Batu Candi pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.2.e.7 Batu susun sirih pada Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 20
f. Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos,
simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apaapanya kecuali geometri dan
bahan aslinya.
Menggunakan bidang kaca yang lebar
Bentuk geometris
Gambar 3.2.e.8 Pembangunan Fave Hotel yang menggunakan bahan fabrikasi sumber :
http://i1091.photobucket.com/albums/i396/Shaggy_Solo2/SOLO%20Projects
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 21
3. Analisis Estetika Formal pada Fasad Bangunan
a. Proporsi
Proporsi Fave Hotel terhadap site sudah cukup proporsional. Karena
luasan hotel yang dominan menempati bagian tengah site, sehingga bila
dilihat secara keseluruhan, penempatan hotel dan penentuan luasannya
terhadap site sudah sesuai. Parkiran tidak terlihat dari luar karena terletak di
basement.
Fave Hotel memiliki tinggi bangunan 50 meter dengan jumlah lantai 12.
Perbedaan tinggi bangunan dengan bangunan sekitarnya cukup jauh karena
sekitarnya terdapat toko-toko.
Gambar 3.3.a.1Proporsi Fave Hotel Sumber :
http://i1091.photobucket.com/albums/i395/Shaggy_Solo3/SOLO%20Projects%202012/FavehotelSolo.jpg
Gambar 3.3.a.2 Proporsi Fave Hotel Sumber : dok.pribadi, nov 2013
50m
25m 40m
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 22
Proporsi antara bidang horizontal dan vertikalnya sesuai karena total lebar
25M dan tingginya 50M. Bangunan tidak terlihat terlalu tinggi dan tidak terasa
akan tumbang karena tingginya yang proporsional.
b. Skala
Bila dilihat dari luar bangunan ini menggunakan skala monumental karena
merupakan bangunan paling tinggi di antara bangunan lainnya. Hal ini
dikarenakan hotel ini memiliki 12 lantai dengan ketinggian masing-masing lantai
4m dan total tinggi bangunan 50m, sedangkan disekelilingnya tidak ada lagi
bangunan pencakar langit lainnya. Bangunan tinggi disekitarnya hanyalah ruko-
ruko kecil, SMA Regina Pacis yang rata-rata memiliki dua lantai. Skala
monumental ini terlihat besar apabila dibandingkan dengan manusia. Sehingga
apabila manusia berada di dekatnya, maka manusia akan merasa kecil dan
memandang bangunan tersebut sebagai bangunan yang megah.
Gambar 3.3.a.3 Proporsi Fave Hotel Sumber : http://photos.wikimapia.org/p/00/02/86/22/09_full.jpg
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 23
Apabila dilihat hanya dari satu lantai ataupun dilihat dari dalam (interior),
maka skala yang digunakan Tune Hotel Solo bersifat normal/manusiawi.
Tinggi bangunan perlantai 4m. Ruang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil bila dibandingkan dengan manusia. Sehingga apabila manusia berada
dalam ruang tersebut, maka dapat dirasakan skala bangunan yang wajar
dengan ukuran manusia.
Meskipun terlihat tinggi menjulang, sebenarnya tinggi interior dari Fave
Hotel tidak terlalu tinggi, hal ini disebabkan karena bangunan Fave Hotel
memiliki jumlah lantai yang banyak.
Gambar 3.3.b.2 Skala Interior Lobby Fave Hotel Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html
50m
2m
Gambar 3.3.b.1 Skala Eksterior pada Fave Hotel Sumber : http://photos.wikimapia.org/p/00/02/86/22/09_full.jpg
2m
4m
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 24
c. Sumbu dan Simetri
Fave Hotel Solo disusun berdasarkan sumbu/axis horizontal. Dari sumbu atau
axis yang ada mempengaruhi pelatakan jendela dan beton antar lantai disusun.
Jendela dan beton disusun teratur ke atas berdasarkan sumbu. Kanopinya
terletak tepat di tengah bangunan dengan panjang sama ke kanan dan kiri.
Sumbu horizontal ini juga digunakan untuk membagi denah dengan
meletakkan posisi kamar-kamar pada hotel. Sumbu vertikal juga membagi
peletakkan pembagian kaca pada peruangan kamar hotel serta penampilan pada
fasad.
Gambar 3.3.c.1 Sumbu Vertikal Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.3.b.3 Skala Interior Lobby Fave Hotel Sumber : http://handiniaudita.blogspot.com/2013/04/fave-hotel-solo.html
4m
1,7m
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 25
Sumbu vertikal membagi sisi kanan dan kiri pada bangunan. Pada fasad
bangunan modern, menggunakan elemen yang sama pada sisi kanan dan kiri
bangunan, yaitu hanya jendela kotak monotone karena bangunan arsitektur
modern miskin akan dekorasi. Tiap elemen diulang sepasang-sepasang masing-
masing di kiri dan kanan garis tengah sumbu memberikan keseimbangan pada
bangunan.
Gambar 3.3.c.3 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.3.c.2 Kanopi terletak ditengah bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 26
Sumbu horizontal membagi bangunan menjadi bagian atas dan bawah.
Terdapat seikit perbedaan pada penggunaan kanopi di bagian bawah bangunan.
Hal ini juga menyesuaikan dengan fungsi kanopi, yaitu sebagai tempat drop out
baik pengguna maupun pemilik Hotel. Sumbu horizontal juga membagi denah
menjadi dua bagian yang simetri.
Dengan peletakan sumbu horizontal yang tepat berada di tengah,
menciptakan fasad dari Fave Hotel Solo ini simetris. Simetris ini terwujud dengan
keseimbangan penempatan jumlah kaca antara bagian kanan sumbu dengan
bagian kirinya. Keseimbangan yang diciptakan berupa simetri bilateral yang mana
disebut sebagai keseimbang formal.
d. Hierarki
Tingkatan atau hierarki pada fasad Fave Hotel Solo cenderung tidak terlihat.
Hal ini karena semua bagian memiliki nilai yang sama. Hal yang berbeda
ditunjukkan pada bagian entrance. Untuk menonjolkan bagian entrance, maka
dibuatlah sebuah kanopi. Pada lantai dua dan seterusnya terlihat penggunaan
tipe jendela yang sama sehingga tidak menimbulkan penekanan.
Bangunan modern di tekankan pada fungsinya, sehingga hierarki juga
terdapat pada perletakan fungsi ruang. Diurutkan dari bagian depan, yaitu
terdapat kanopi atau tempat drop out. Lalu dibagian bawahnya terdapat tempat
Gambar 3.3.c.3 Fasad Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 27
parkir. Naik satu lantai, terdapat lantai untuk kebutuhan service pengunjung,
misalnya lobby, ruang pertemuan ataupun restoran.
Lantai banyak yang menjulang tinggi dengan fasad jendela-jendela kaca
adalah bagian dari kamar tidur, dan lantai paling atas merupakan ruang service
lainnya seperti gudang ataupun ruang genset.
e. Datum
Aplikasi datum pada Fave Hotel Solo dapat dilihat pada peletakkan jendela.
Penataan letak jendela memiliki pola dan keteraturan tertentu. Jendela tersebut
berada dalam suatu lingkup bidang datum yang berfungsi mengumpulkannya
menjadi pola yang rapi. Datum bidang tersebut adalah bidang perpotongan
antara kolom dan balok pada fasad.
Gambar 3.3.e.1 Detail Jendela Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Main Entrance
Kanopi/Drop Out
Service pengunjung
Kamar Tidur Service CS
Parking Area
Diagram Hierarki Ruang
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 28
Garis-garis berwarna kuning horizontal dan oranye vertikal
merupakan datum yang berupa garis yang membentuk komposisi jendela.
Jendela disusun linear tanpa adanya emphasis.
Datum garis pada jendela di atas juga menerus pada kanopi(garis
merah dan ungu) dan kaca-kaca pada pintu(garis biru). Hal ini semakin
mendukung sifat miskin dekorasi pada bangunan arsitektur modern karena
tidak terdapat variasi maupun emphasis.
Gambar 3.3.e.1 Tampak Depan Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.3.e.3Datum Garis pada Fave Hotel sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 29
f. Perulangan dan Irama
Pengaplikasian unsur perulangan pada Fave Hotel Solo dapat ditemukan pada
pemilihan warna pada fasad bangunan. Fasad bangunan yang berwarna abu-abu
diberi sentuhan warna ungu yang diulang pada beberapa bagian. Pemakaian
warna merah yang pertama pada bagian papan nama Fave Hotel. Selanjutnya
pada papan in/out dan keterangan mengani hotel. Dengan hal ini, warna abu-abu
dan ungu mendominasi fasad bangunan dan menjadi identitas dari Fave Hotel.
Irama terbentuk dari perulangan penggunaan warna, perulangan
penggunaan material bangunan dan bentuk jendela.
Irama pada bangunan terbentuk dari perulangan penggunaan warna
ungu pada beberapa bagian dari bangunan, yaitu : a) papan in/out, b)
tulisan fave pada Fave Hotel, c) papan keterangan.
Gambar 3.3.f.1Irama warna ungu pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013
Gambar 3.3.f.2 Penggunaan warna ungu pada papan nama sumber : dok.pribadi, nov 2013
papan in/out
papan nama
papan keterangan
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 30
Penggunaan material tiga jenis batu alam yang berbeda pada bagian
depan bangunan yaitu batu candi(a), batu kali(b), dan batu susun sirih(c).
Pemilihan kombinasi warna batu yang gelap memberikan kesenadaan
pada warna frame bangunan yang gelap.
Susunan jendela yang monotone pun tetap memberi irama, karena
perulangan perletakkan jendela yang bersusun ke bawah. Material yang
digunakan pada jendela pun sama. Peletakkan jendela pada tampak
depan dengan jarak tentu dan simetris di setiap bagian membentuk
sebuah komposisi grid. Komposisi ini menjadi brand serta identitas dari
Fave Hotel Solo sendiri.
g. Transformasi
Hampir semua Fave Hotel di seluruh dunia menggunakan warna yang sama
sebagai identitas dan brand Hotel. Warna yang digunakan adalah dominasi
warna abu-abu dengan kombinasi ungu. Gaya arsitekturnya pun selalu modern
dengan komposisi fasad berbentuk grid (berupa jendela). Bentuk massa
bangunan pun hanya berbentuk platonik solid seperti balok atau kubus. Namun
desain bangunan selalu berbeda dengan sentuhan uniknya sendiri-sendiri.
Gambar 3.3.f.3 Grid memberi Irama jendela pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 31
Contohnya pada Fave Hotel di Malaysia yang menggunakan kombinasi warna
putih pada beberapa sisi. Kemudian terlihat permainan fasad yang maju pada
bagian peletakan AC fan.
Hal unik juga diterapkan oleh Fave Hotel yang terdapat di Bali. Hotel ini juga
menggunakan kombinasi putih dan ungu yang memang sudah menjadi ciri dari
Fave Hotel. Pada hotel ini menggunakan entrance dengan halaman yang luas
untuk drop pengunjung. Selain itu juga terdapat permainan garis-garis pada fasad
bangunan.
Inilah transformasi dari adaptasi bangunan Fave Hotel yang sudah berdiri
sebelumnya. Fave Hotel Adi Sucipto didesain untuk menciptakan kesan berbeda
dengan Fave Hotel lain namun tetap mempertahankan konsep identitas dari
jaringan Fave Hotel di penjuru dunia.
Gambar 3.3.g.1 Fave Hotel Malaysia sumber : www.travelhouseuk.co.uk
Gambar 3.3.g.2 Fave Hotel Bali sumber : www.tripadvisor.com.au
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 32
Fave Hotel memiliki proses transformasi dari bangunannya sendiri. Berikut
merupakan proses transformasi dari Fave Hotel :
Dari bentuk dwimatra, tampak depan bangunan Fave Hotel memiliki bentuk
persegi panjang -> pada bagian bawahnya ditarik bentuk persegi panjang lagi
membentuk kanopi -> dibuat jalan berbentuk setengah lingkaran untuk sirkulasi
pengantar/penjemput -> ditambahkan identitas hotel pada bagian depan hotel.
h. Nilai Estetis
Nilai estetis pada bangunan umumnya dituangkan dalam bentuk ornamen
bangunan seperti dalam bentuk patung, ukiran, serta lukisan. Namun pada
arsitektur modern, ornamen dianggap sebagai kejahatan dan perlu dihindari.
Prinsipnya semakin simple fasad bangunan maka semakin baik.
Oleh karen itu, Fave Hotel Solo yang mana menggunakan arsitektur gaya
modern tidak memiliki ornamen untuk menunjang nilai-nilai estetis. Satu-satunya
hal yang memberikan unsur keindahan dan keunikan hanyalah pemberian variasi
warna ungu pada bagian bawah bangunan. Peletakkan jendela yang konstan
Depan Samping Atas Depan Samping Atas
Depan Samping Atas Depan Samping Atas
Diagram Transformasi Bentuk Fave Hotel
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 33
tanpa perubahan menimbulkan kesan fasad bangunan yang cenderung monoton
dan membosankan.
Gambar 3.3.g.1 warna ungu memberi nilai estetis pada Fasad Bangunan sumber : dok.pribadi, nov 2013
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 34
BAB IV
KESIMPULAN
a. Fave Hotel, merupakan salah satu bangunan bergaya arsitektur modern yang
terletak di Kota Surakarta. Fave Hotel terletak di Jl.Laksamana Adi Sucipto
No.60. tepatnya pada daerah Sumber.
b. Arsitektur Modern muncul pada tahun 1920 dan mulai mengalami puncaknya
pada 1950. Pemikiran arsitektur modern mucul pada abad ke-19. Pada tahun
1750-an di Perancis, muncul orang-orang yang menganggap arsitektur adalah
olah pikir. Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah
pertentangan dalam dunia Arsitektur. Pada tahun 1950-1950 dikatakan sebagai
puncak dan kegagalan Arsitektur Modern. Maka tahun ini menjadi titik awal
lahirnya Post-Modernisme yang melawan Modernisme
c. Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai
konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang.
d. Karakteristik bangunannya adalah : gaya Internasional atau tanpa gaya
(seragam), bentuk mengikuti fungsi, sederhana dan tidak terdapat ornamen,
Tidak memiliki suatu ciri individu dari seorang arsitek, Jenis bahan/material yang
digunakan diekspos secara polos dan menggunakan konsep Nihilism.
e. Fave Hotel Adi Sucipto merupakan bangunan berarsitektur modern karena
mengikuti karakteristik yang dimiliki gaya arsitektur modern.
f. Bangunan Fave hotel dapat diulas dari segi estetika formal yang berisi proporsi,
skala, sumbu, simetri, hierarki, datum, perulangan, irama dan transformasi.
-
PRODI ARSITEKTUR UNS | SEMESTER AGUSTUS-DESEMBER 2013
Nurul Fajar Riskiani | I0212062 | Analisis Fave Hotel sebagai Bangunan ber-Arsitektur Modern Page 35
DAFTAR PUSTAKA
D.K Ching, Francis. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga .Jakarta :
2008
http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.com/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-
dalam.html
http://1301313y.wordpress.com/2009/02/01/pengertian-arsitektur-
modernpostmoderndekonstruksi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Foto Dokumentasi Pribadi