analisa penerapan keselamatan dan kesehatan kerja …
TRANSCRIPT
ANALISA PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA AREA WELDING
PADA PERUSAHAAN BENGKEL LAS DI BEKASI INDONESIA
OLEH
Fajar Azzam Pasha Akhmad
UNIVERSITAS MITRA KARYA
ABSTRAK--Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar tenaga kerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan nyaman, sehat, sehingga tercapai optimal. Oleh karena itu tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari meningkatkan produktivitas kerja serta terjaminnya keselamatan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja di perusahaan ini dilakukan diarea Welding / Workshop . dengan jumlah sample 14 orang yaitu operator. Pengumpulan data menggunakan metode obervasi dan menggunakan perhitungan metode FTA fault Tree Analiys. Hasil penelitian menunjukan bahwa variable keselamatan dan kesehatan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas karja karyawan karena 2019 – 2020 terjadi penurunan tingkat kecelakaan kerja dengan rentang nilai 50% dan tingkat keparahan juga adanya kenaikan ditahun 2020 dengan rentang nilai 9%, maka dapat disimpulkan kecelakaan dan kesehatan kerja dapat memperngaruhi secara signifikan produktivitas kerja karyawan karena hilang nya jam kerja.
Kata Kunci : Keselamatan, Kesehatan, Produktivitas Kerja, Fault Tree
Analiys
I.PENDAHULUAN
Dunia industri dewasa ini berkembang sangat pesat termasuk di
Indonesia. Hal ini sangat berdampak positif terhadap penyerapan
tenaga kerja. Bisnis yang serat akan persaingan sekarang ini
menimbulkan berbagai cara bagi perusahan untuk meningkatkan
produktifitas. Salah satu cara yang dilakukan adalah upaya
peningkatan produktivitas karyawan.
Di era industri ini seperti saat ini sebagian besar perusahan
mengembangkan permesinan dan perlatan yang berteknologi tinggi,
dengan teknologi tinggi dapat meningkatkan hasil produksi yang
maksimal. Namun kurangnya pengetahuan dan kecerobohan oleh
karyawan dapat menimbulkan kecelakan kerja yang sangat vatal. Oleh
karena itu proses pengawasan menjadi hal yang utama untul
menghindari kecelakan ditempat kerja menjadi perhatian utama bagi
setiap perusahaan.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar tenaga kerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan aman dan nyaman, sehat, sehingga
tercapai optimal. Oleh karena itu tenaga kerja harus memperoleh
perlindungan dari meningkatkan produktivitas nasional serta
terjaminnya keselamatan.
Kecelakan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusiaa, merusak harta benda
atau kerugian terhdapat proses . kecelakaan kerja juga dapat
didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau harta benda (
Suma’mur,2012).
Undang-undang No 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan kerja dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan cacat (disability),dan
kematian (death) . Dalam kegiatan industri kecelakan kerja mungkin
saja terjadi disetiap bidang kerja apapun karakteristik penyebab umum
kecelakaan kerja antara lain adalah karena faktor perilaku pekerja itu
sendiri yaitu kurangnya pengetahuan tentang alat perlindungan diri (
APD ) sikap pekerja yang merasah sudah professional sehingga
penggunaan APD tidak diperlukan lagi pada saat bekerja .
Masalah kecelakaan kerja banyak terjadi diberbagai industri , salah
satunya pengelasan. Pengelasan merupakan suatu kegiatan
pentingnya pada proses pabrikasi baja untuk menyatukan dua buah
baja sesuai dengan susunan dan rancagan yang telah ditetapkan.
Pengelasan atau welding adalah penyambungan dua bahan atau lebih
yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehinggan terjadi
penyatuan bagian bahan yang disambung ( Riswan, 2008 dalam
wicaksono 2014 )
Perusahaan yang kami teliti Sejati khususnya di area welding dalam
pengoprasian tak luput dari masalah yang dihadapi seperti :
a. proses welding tidak terlepas dari masalah asap, gas,
uap, dan debu. Asap merupakan pemcemaran udara
dari partikel padat yang dihasilakn dari pembakaran
bahan karbon ( senyawa organic ) yang tidak
sempurna sehinggan dihasilkan partikel karbon
berukuran sengat kecil atau sublinasi suatu senyawa.
Ukuran partikelnya 0,01 – 0,5 um. Gas adalah
pemcemranan udara tanpa bentuk atau dapat
dikatakan sebagai fluida tanpa bentuk. Sumber utama
gas di dalam industry ialah pengelasan atau
pembakaran pada mesin. Uap dihasilkan oleh
senyawa yang kondisi temperature dan tekanan
normal ( baik cairan maupun padat ) akan mengalami
evaporasi akibat perubahan temperature atau
tekanan.
Debu terdiri dari atas partikel padat kecil yang
terbawa oleh aliran udara. Partikel halus ini dihasilkan
oleh proses penghancuran penyayatan material,
penggilingan, peremukan dan penimbuhan.
b. belum adanya apron metal ( apron berlapis alumunium
) ,apron metal ini berfungisi sebagai penangkal
rasdiasi dan panas dari proses welding. Sedangkan
selama ini proses welding hanya menggunakan apron
kulit yang tipis dan berkualitas rendah dan beberapa
pekerja tidak menggunakan apron
c. Belum ada ketegasan bagi pekerja yang masih sulit
diberikan arahan tentang menggunakan Alat
Perlindungan Diri masih banyak yang bandel.
Salah satu cara dari perusahan untuk memberikan perlindungan
kepada karyawan nya adalah dengan menerapkan keselamatan kerja
dan kesehatan kerja. Dalam hal ini diperlukan rasa tanggung jawab
perusahaan,karena walu bagaimanapun karyawan adalah asset
perusaahan yang harus dilindungi hak-haknya terutama dalam
keselamatan dan kesehtaan kerja.
Menurut Eddy S.Gotto ( 2002:1) Keselamatan kerja adalah keadaan
terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. keselmatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja.
Tidak ada seorangpun didunia ini yang menginginkan terjadinya
kecelakan. Keselmatankerja sangat bergantung pda jenis,bentuk dan
lingkungan di mana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur – unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Adanya unsur-unsur kemanan dan keselamatan kerja
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan
keshatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.
Keselamatan berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja bahan dan
proses pengolahan. Landasan tempat kerja dan lingkungan nya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. Sasaran nya mencakup segala tempat
kerja ( darat, didalam tanah, perrmukaan dan dalam air, udara ); inustri,
pertanian, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, dan jasa.
Kesehatan, keselamatan kerja, dan keamanan kerja adalah upaya
perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan
selamat selama nekerja di tempat kerja. Tempay kerja adalah ruang
tertutp atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering di masuki tenaga
kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapat sumber-sumber
bahaya.
Pengetian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahanya,
landasanya tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja berlaku di segala tempat kerja, baik
darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun di udara.
Tempat – tempat demikan tersebar pada seganap kegiatan ekonomi,
seperti pertanian, industry, pertambangan , perhubungan, pekerjaan
umu, jsa dan lain-lainnya
Menurut Eddy.S..Gotto ( 2002:1 ) kesehetan kerja adalah suatu kondisi
keshstsn yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehtan setinggi-tingginya, naik jasmani, rohani, maupun sosial, atau
gangguan kesehatan yang disemababakan pelh pekerjaan atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
berkarja
Kesehatan dalam ruangan lingkup kesehatan, keselamatan,
Kesehatan, data dan kemanaan hanya diartikan sebagai suatu
keadaaan bebas dari penyakit. keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
Kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehtan jasmani dan rohani tenaga kerja serta
hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan,
keseleamatan, dan keamanan kerja adalah sebagai berikut :
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang
disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang
dotimbulkan dari kerja.
d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati
keracunan yang timbul dari kerja.
e. Menyesyaikan kemampuan dengan pekerjaan dan
f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat
pekerjaan.
Menurut sarinah shihombing dan R. simon Gultom (2013:146) bahwa
manfaat dari penerapan keselematan dan kesehatan kerja adalah :
a. Perlindungan terhadap karyawan
b. Memper;ihatkan kepatuhan pada peraturan dan
Undang-undang
c. Mengurangi biaya
d. Membuat sistem manajemen yang efektif.
e. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaaan
akibat kaerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggilingan,
yaitu
a. Menurut jenis kecelakaan, Seperti terjaduth, tertimpa
benda, tertumbuk atau terkena benda, terjepit,
terpotong, terbakar oleh benda yang bergerak atau
pengasruh suhu benda yang tinggu atau tegangan
arus listrik dan sebagainya.
b. Menurut penyebab, seperti akibat dari mesin, bahan
bahan / zat zat berbahaya dan lingkungan kerja.
c. Menurut sifat luka atu kelainan, seperti patah tulang,
dislokasi 9 keselo), regang otot (urat), memar dan luka
dalam yang lain, amputasi, luka dipermukaan, luka
bakar, dan sebagainya.
d. Menurut letak kelainan atau luka ditubuh, misalnya
kepala, leher, perut dan sebaginya
Menurut simanjutak ( dalam DR. Edy Sutrisno 2017:103) , ada bebrapa
faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu :
1. Pelatihan
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawn
dengan keterampilan dan cara” yang tepat unutk
menggunakan perlatan kerja, sehinggan dapat
mengerjakan sesuatu dengan benar dan tepat, serta
memperkecil kesalahan yang pernah dilakukan.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
Hal ini sangat penting untuk menjadikan perhatian
bagi organisai, sebab keadaan mental dan fisik
karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan produktivitas kerja .
3. Hubungan antara atasan dan bawahan
Apabila karyawan diperlakukan secara baik, maka
karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik
pula dalam proses produksi, sehingga akan
berpengaruh pada produktivitas kerja.
Menurut soedirman dan tarwka ( 2015:220 ) ,faktor –
faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja , anatara
lain :
1. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan atau motor pendorong
seseorang ke arah tujuan tertentu dan melibatkan
segala kemampuan untuk mencapainya.
2. Kedispilinan
Merupakan sikap mental yang tercermin dalam
perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok, atau
masyarakat beberapa ketaatan terhadap peraturan,
ketentuan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku.
3. Keterampilan
Baik keterampilan teknis maupun manajerial sangat
menentuka tingkat pencapaian produktivitas.
4. Pendidikan
Baik pendidikan formal maupun informal akan sangat
mendukung dalam penguasaan keterampilan ,
pengetahuan, dan kemampuan yang handal.
5. Etos kerja
Merupakan penilaian sejauh mana kita melakukan
pekerjaan dan berupaya mencapai hasil terbaik.
6. Sikap dan etika kerja
Sikap yang baik dalam menjalin hubungan dengan
orang / kelompok lain dan etika dalam hubungan kerja
akan meningkatkan produktivitas.
7. Gizi dan kesehatan
Gizi yang baik dari makanan yang dikonsumsi akan
mempengaruhi keshatan karyawan, semua itu akan
berpengaruh terhadap produktivitas.
8. Tingkat penghasilan
Dengan penghasilan yang cukup akan memberikan
kepuasan terhadap karyawan sehingga
menumbuhkan semangat kerja.
9. Lingkungan kerja dan iklim kerja
Dalam hal ini antara lain hubungan harmonis sesame
karyawan, karyawan dengan atasan, ruang kerja dan
lingkungan kerja yang menyenangkan dapat
mempengaruhi produktivitas
10. Teknologi
Teknologi yang canggih dapat mempengaruhi
produktivitas
11. Sarana produksi
Harus mendukung proses produksi dengan baik.
12. Jaminan sosial
Perhatikan dan pelayanan perusahaan tehadap
karyawn dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
diharapkan agar karyawan semakin bersemangat
dalam bekerja.
13. Manajemen
Dengan manajemen yang baik karyawan dapat
terorganisir dengan baik sehingga produktivitas
meningkat.
14. Kesempatan berprestasi
Dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka
karyawan akan meningkatkan kinerja nya dan
produktivitasnya.
Produktivitas tenaga kerja dapat diatur dengan menitik beratkan jumlah
tenaga kerja yang dikerahkan yaitu :
P =
Produktivitas kerja didefinsikan sebagai perbandingan ( rasio ) antara
output dan input nya, bilamana Output dalam hal ini adalah bentuk unit
keluaran yang dihasilkan dan semua masukan input dalam satuan
manometer ,
II. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di area welding bengkel las perusahaan yang
diteliti pada bulan September 2020, dengan langsung observasi ke
lapangan dan study pustaka.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Klasifikasi K3 Dari Tingkatan
Klasifikasi Kecelakaan Penanagan
Ringan 1. Terpleset
2. Terjatuh
3. Tertimpa
4. Tertindih beban
5. Terkilir
Melakukan Pengobatan
menggunakan obat merah
atau salep yang ada
didalam kotak P3K. jika
terlalu parah maka dibawa
ke klinik terdekat atau
puskesmas
Sedang Kecelakaan yang perlu
pengobatan > 2 hari
1. Terjepit hingga
memar
2. Teriris pisau
3. Tersiram air
generator
4. Iritasi mata karena
terkena debu
5. Terkilir parah dan
tidak bisa jalan
Dibawa ke klinik atau
puskesmas terdekat,
karena didalam Cv. Belum
adanya tenaga medis
yang handal. Dan
diperlukan istirahat yang
cukup
Berat Kecelakaan yang
mengakibatkan kerugian
pada pekerja seperti cacat,
amputasi
1. terkena pisau potng
jari hilang
2. Gangguan
Langsung ke klinik
meminta rujukan dilarikan
ke rumah sakit dengan
penagan pertama agar
tidak semakin parah.
pernafasan akibat
menghirup debu
1. 3. Luka Bakar
Terkena percikan
api
Tabel Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan.
Tahun Jml
Kecelakaan
kerja
Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2019 9 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 2
2020 5 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 2 0
Jumlah tenaga kerja bagian produksi dan Jam
kerja
Tahun Jumlah tenaga kerja (orang)
Jumlah jam kerja / bulan (jam orang)
Total jumlah jam kerja / tahun (jam orang)
2019 10 1.750 21.000
2020 11 1.925 23.100
Dari Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah jam keseluruhan dari tahun 2019 sampai 2020 meningkat,
Keterangan : Jumlah jam kerja / bulan sama. Jam kerja yang berlaku adalah 8 jam mulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam. Senin – Sabtu
Keterangan Kecelakaan Kerja dan jumlah Hari Hilang Tahun 2019
Bulan Kejadian Sebab Akibat Kecelakan
Kerja
Hari
Hilang
Ket (
orang )
Jan 1 Mengakat Beban
Terlalu Berat
Sehingga Jatuh
Tangan Keselo
akibat menahan
beban
2 1
Feb 1 Bekerja Sambil
Bercanda Hingga
Terjepit
Tangan Terluka 1 1
Mei 1 Terkena Percikan
Api Karena Tidak
Memakai Sepat
Kaki Terluka 1 1
Jul 1 Mata sering
Kemasukan debu (serbuk kayu)
Mata Iritasi 2 1
Agt 1
Terjepit pintu saat
Menutupr uangan
karena kurang
hati-hati
Jari tangan Memar
2
1
Okt 1 Terdindih Besi
saat diangkat Kaki memar
1 1
Nov 1 Terpeleset akibat
lantai luicn karena
hujan
Pergelangan kaki
keselo 1 1
Des
1 Tersiram air
pendingin
generator
Kulit Terkelupas 2 1
1 Terjepit Barang
Saat Dipinda Tangan Terluka
1 1
Jumlah 13 9
Keterangan Kecelakaan Kerja dan jumlah Hari Hilang Tahun 2020
Bulan Kejadian Sebab Akibat Kecelakan
Kerja
Hari
Hilang
Ket (
orang )
Apr 1 Terpeleset akibat
lantai licin Kaki terkilir 4 1
Mei 1
Kurang hati-hati Sehingga tangan
terkena pisu potong
Luka sobek 3 1
Okt 1
Mengangkat beban terlalu berat hingga
jatuh dan kepala Terbentur
Kepala terluka dan kaki terkilir
7
1
Nov
1 Terpeleset akibat
lantai lucin karena
hujan
Pergelangan kaki
keselo 1 1
1 Tidak menggunakan masker karena
malas memakainya
Sesak napas
12
1
Jumlah 27 5
B.PEMBAHASAN
Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam
kerja hilang dari tahun 2019 – 2020 seperti terlihat pada table berikut .
Rekapitulasi Jumlah jam Hilang Karyawan
Tahun Hilang Hari ( Hari ) Jam Hilang ( Jam )
2019 13 91
2020 27 189
Keterangan : jumlah jam kerja dalam sehari adalah 7 jam dalam sehari
Dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamtan
kerja dan nilai T selamat dalam 2 tahun periode 2019 – 2020 diperlukan
data-data dari beberapa kejadian kecelakaan kerja, jam kerja hilang
karyawan karyawan produksi.
Data-data teesebut digunakan untuk mengatur :
a. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja
b. Tingkat severity atau keparahankecelakaan kerja
c. Pengukuran nilai T selamat (Nts)
1. Pengukuran Tingkat Frekuensi / kekerapan kecelakaan
Untuk mendapatakan tingkat frekuensi / kekerapan kecelakaan ,
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Dimana :
F = Tingkat Frekuensi Kekerapan Kecelakaan
n = Jumlah Kecelakaan yang terjadi
N = Jumlah jam kerja karyawan
F ( 2018 ) = 8
= 85.7 • 86 Per 200.000 jam kerja
Tingkat frekuensi pada periode ini menunjukan bahwa dalam satu
tahun, kira-kira 85.7 kecelakaan yang menyebabkan luka telah terjadi
untuk setiap dua ratus ribu jam kerja.
Dengan cara yang sama sekali hasil pengukuran tingkat
frekuensi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :
Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja
Tahun Jumlah Kecelakaan
Kerja F
2019 9 85.7
2020 5 43.2
2. Pengukuran Tingkat Severity / Keparahan Cidera Cacat
Dimana :
S = tingkatan serverity keparahan kecelakaan
H = jumlah hari yang hilang
N = jumlah jam kerja karyawan
S ( 2018 ) =
= 866.666 • 867 jam per 200.000 jam kerja
Ini bahwa dalam setahun kira-kira 867 jam yang hilang untuk
setiap 200.000 jam kerja yang dijalankan atau 867 jam per dua ratus
ribu jam kerja yang dijalankan.
Dengan cara yang sama hasil pengukuran tingkat severity /
keparahan kecelekaan kerja adalah sebagai berikut :
Hasil pengukuran Tingkat Severity
Tahun Jumlah jam
hilang ( jam )
Jumlah jam Kerja
( jam ) S
2019 91 21.000 866.666
2020 189 23.100 1.636.36
Dalam usaha untuk meningkatkan kehandalan operasi pabrik, maka
perusahaan melakukan :
1. Audit keselamatan kerja
2. Inspeksi
3. Tindakan pengawasan dan pengaman semua dareah
4. Prossedur mengenai APD
5. Surat izin masuk perorangan arau kendaraan
6. Surat izin kerja
7. Pemasangan labal K3
8. Bahaya kebakaran
9. Lambang K3 dan penjelasan
10. Sarana kebakaran
11. Semua kebijakan tentang k3 dari perusahaan
Pembinaan maupun pelatihan tidak luput juga dari program K3
1. Trainng bagi karyawan lama atau baru tetang K3
2. Penyuluhan langsung dan tidak langsung, secara nasehat atau
seminar dan lambang K3 disetiap areah pabrik
3. Mendatangi pihak dinas tenaga kerjauntuk mengadakan rapat
atau seminar di perusahaan dan menjelaskan APD
IV.KESIMPULAN
Berdsarkan penelitian, maka peneliti dapat meniyimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Penerepan program keselamtan kerja dan kesehatan kerja di
area welding belum maksimal. Hal ini terbukti dari kondisi area
welding yang kotor, panas, dan berbau yang dapat meyembakan efek
buruk bagi kesehatan para operator welding.
2. Hasil pengukuran tingkat kecelakan kerja diketahui ada
penurunan dari 2019-2020 dengan frekuensi 86 (66%) dan pada
2020, 43 (34%). Terjadi penurunan tingkat kecelakaan kerja sampai
dengan 50%
3. Hasil pngukuran tingkat keparahan kecelakaan terjadi
pengingkatan pada tahun 2020 maka terjadi nya penuruna
produktivitas kerja dengan nilai pada tahun . 2019 pada nilai 866,666