analisa metode pelaksanaan struktur atas pasar …

64
ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR BARU EXTENSION Krish Madyon HW [email protected] JTS POLBAN ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pelaksanaan yang ada di Proyek Pasar Baru Extension yang menggunakan metode konvensional. Kemudian dari metode yang ada diusulkan penggantian ke metode pracetak pada pelat lantai. Pelat lantai pracetak yang digunakan adalah half-slab. Sistem precast half-slab menggunakan sistem pre- tensioning dengan kabel prategang ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran. Pada perancangan ini menggunakan perhitungan pembebanan yang dibandingkan dengan tabel load capacity dari suatu produk pelat lantai pracetak. Pada proses pengangkatan menggunakan perbandingan statika. Bentuk elemen pelat lantai pracetak mengikuti ukuran pada cutting list. Metode pelaksanaan pemasangan pelat lantai pracetak dibantu dengan alat angkat tower crane dengan metode sambungan yaitu sambungan basah. Sambungan pelat lantai pracetak menggunakan tulangan konektor dan shear conector. Pada toping dilakukan dengan pemasangan wiremesh dan dilakukan pengecoran ditempat dengan menggunakan bucket concrete. Dari hasil rancangan menggunakan sistem pelat lantai pracetak diperoleh pelat lantai pracetak half slab dengan ketebalan 80 mm dengan lebar 1,2 meter pada bentang 2,9 meter didapat load capacity sebesar 1.789,68 kg/m 2 .. Metode pelaksanaan pracetak dan metode pelaksanaan konvensional terdapat beberapa perbedaan pada cara kerja, alat, dan bahan yang digunakan. Metode pracetak lebih menguntungkan dari segi waktu, biaya, tenaga kerja. Kata kunci: Half Slab, Shear Connector, Pracetak, Load Capacity, Metode Pelaksanaan.

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR BARU EXTENSION

Krish Madyon HW

[email protected]

JTS POLBAN

ABSTRAK

Studi ini bertujuan untuk mengetahui metode pelaksanaan yang ada di Proyek Pasar Baru

Extension yang menggunakan metode konvensional. Kemudian dari metode yang ada

diusulkan penggantian ke metode pracetak pada pelat lantai. Pelat lantai pracetak yang

digunakan adalah half-slab. Sistem precast half-slab menggunakan sistem pre-

tensioning dengan kabel prategang ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang

telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran.

Pada perancangan ini menggunakan perhitungan pembebanan yang dibandingkan dengan

tabel load capacity dari suatu produk pelat lantai pracetak. Pada proses pengangkatan

menggunakan perbandingan statika. Bentuk elemen pelat lantai pracetak mengikuti ukuran

pada cutting list. Metode pelaksanaan pemasangan pelat lantai pracetak dibantu dengan alat

angkat tower crane dengan metode sambungan yaitu sambungan basah. Sambungan pelat

lantai pracetak menggunakan tulangan konektor dan shear conector. Pada toping dilakukan

dengan pemasangan wiremesh dan dilakukan pengecoran ditempat dengan menggunakan

bucket concrete.

Dari hasil rancangan menggunakan sistem pelat lantai pracetak diperoleh pelat lantai

pracetak half slab dengan ketebalan 80 mm dengan lebar 1,2 meter pada bentang 2,9 meter

didapat load capacity sebesar 1.789,68 kg/m2.. Metode pelaksanaan pracetak dan metode

pelaksanaan konvensional terdapat beberapa perbedaan pada cara kerja, alat, dan bahan yang

digunakan. Metode pracetak lebih menguntungkan dari segi waktu, biaya, tenaga kerja.

Kata kunci: Half Slab, Shear Connector, Pracetak, Load Capacity, Metode Pelaksanaan.

Page 2: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembang pesatnya teknologi pada dunia konstruksi bangunan gedung,

membuat para kontraktor atau pelaksana pembangunan mempunyai beberapa metode

pelaksanaan pembangunan. Pada saat ini juga sedang berkembang teknologi konstruksi yang

menggunakan pelat beton precast-prestress untuk menggantikan kontsruksi beton

konvensional dengan maksud bisa menghemat waktu dan biaya tanpa mengurangi mutu

suatu elemen bangunan tersebut.

Proyek Pasar Baru Extension di Kota Bandung merupakan bangunan yang berfungsi

sebagai hotel dengan 2 basement dan 15 lantai upper structure, dengan struktur yang terdiri

dari kolom, balok, dan pelat lantai dengan metode konvensional. Pada pembahasan ini hanya

membahas elemen struktur pelat lantai.

Pada proyek yang tinjau menggunakan metode konvensional dengan pelat dua arah,

sehingga lebih membutuhkan material, tenaga kerja yang banyak, serta runtutan pekerjaan

yang saling ketergantungan. Kemudian diusulkan untuk merubah metode konvensional

menjadi metode pelat beton precast-prestress satu arah. Hal ini dimaksudkan untuk bisa

mengefektifkan metode pelaksanaan pekerjaan yang praktis, volume pengecoran beton in-

situ lebih sedikit sehubungan pengecoran pelat beton precast-prestress dilakukan di

batching plan. Selain itu juga runtutan cara kerja yang lebih praktis, tidak memerlukan

tempat penyimpanan material pada lokasi kerja yang luas, alat yang digunakanpun lebih

sedikit. Keperluan tenaga kerja juga sedikit karena cara kerja yang praktis. Metode ini tidak

membutuhkan material bekisting dan perancah, sehingga dapat mempersingkat waktu

pelaksanaan. Metode ini juga menghemat biaya karena material, alat dan tenaga kerja

menjadi lebih sedikit dan pengendalian mutu dapat terjaga karena pengecoran dilaksanakan

batching plan, sehingga ketergantungan terhadap cuaca sangat kecil. Untuk struktur pelat

lantai precast-prestress yang kita gunakan berupa half slab dengan toping yang dicor di

lapangan (cast in situ).

Berawal dari permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini akan membahas

mengenai analisa metode pelaksanaan konvensional pada pelat lantai bangunan dan

penggunaan pelat beton precast-prestress yaitu berupa half slab sebagai alternatif. Hal ini

untuk mengetahui perubahan metode konvensional pada pelat dua arah menjadi metode

precast-prestress pada pelat satu arah.

Page 3: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Matriks perbandingan metode pelaksanaan beton konvensional dan beton precast-

prestress yang menjadi problem statment dalam studi ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

Konvensional

Precast-

prestress

(half slab)

Pekerjaan

Membutuhkan

tenaga yang

banyak

Membutuhkan

sedikit tenaga

Volume

Volume

pengecoran

diproyek

banyak

Volume

pengecoran

diproyek

sedikit

Cara

kerja

Lebih banyak

pekerjaan Lebih praktis

Lokasi

kerja

Penuh dengan

meterial

cetakan beton

Tidak

membutuhkan

tempat

penyimpanan

material

cetakan beton

Alat

Lebih banyak

memerlukan

alat

Lebih sedikit

membutuhkan

alat

Tenaga

kerja

Membutuhkan

banyak tenaga

kerja

Membutuhkan

sedikit tenaga

kerja

Material Membutuhkan

bekisting

Tidak

membutuhkan

bekisting

Waktu Lebih lama Lebih cepat

Biaya

Lebih banyak

mengeluarkan

biaya

Lebih sedikit

mengeluarkan

biaya

Mutu Sulit untuk

dikendalikan

Lebih mudah

untuk

mengendalikan

mutu

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Mengetahui metode pelaksanaan pengerjaan pelat lantai pada proyek pembangunan

Pasar Baru Extension Kota Bandung.

Mengusulkan alternatif dari metode konvensional ke metode pelat precast-prestress

pada lantai 5.

Membandingkan metode konvensional dan pelat precast-prestress dari cara kerja,

alat, dan material yang dibutuhkan.

Tabel 1.1 Matriks Perbandingan Beton Konvensional dan Beton Pracetak

Page 4: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

Metode pelaksanaan pelat lantai konvensional meliputi pelat lantai pada lantai 5.

Perancangan pelat lantai menggunakan pelat beton precast-prestress pada lantai 5

yang semula pelat lantai konvensional sebagai alternatif

Pengaruh dari perubahan sistem konvensional ke precast-prestress pada struktur

kolom dan balok tidak termasuk dalam bahasan penelitian.

Pembahasan metode pelaksanaan meliputi cara kerja, perbedaan alat dan material

yang dibutuhkan..

Pedoman yang digunakan adalah Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan

Gedung SNI 2847:2013, SK SNI T15-1991-03, SNI 1727-2013, SNI 2847-2002, dan

SNI 7394-2008.

Perhitungan struktur awal pelat beton konvensional, produktifitas alat, waktu, biaya,

dan volume pekerjaan tidak dibahas pada penelitian ini.

Gambar 1.2 Denah Lantai 5

Page 5: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

2. DASAR TEORI

Pelat lantai konvensional adalah pelat lantai yang dalam pekerjaan dilakukan

langsung di lapangan dan membutuhkan bekisting. Pengerjaan pelat lantai konvensioanl

biasanya berbarengan dengan pelaksanaan pekerjaan balok.

1. Pelat Lantai Konvensional

a. Langkah – langkah perencanaan pelat satu arah:

Diketahui pelat beton bertulang satu arah, bentang pelat, beban hidup LL,

beban mati DL, mutu beton dan mutu baja.

Merencanakan tebal pelat sesuai persyaratan tebal pelat minimum menurut

SK SNI T15-1991-03 Tabel 3.2.5(a).

Menentukan tebal effektif pelat d

d = h - sb -

Menghitung pembebanan

Berat sendiri pelat

Beban hidup

Beban mati

Kombinasi pembebanan

Momen ultimit

Merencanakan Penulangan

Cek daktilitas

Merencanakan penulangan susut dan temperatur

b. Langkah-langkah perencanaan pelat dua arah:

Diketahui pelat beton bertulang dua arah, bentang pelat, beban hidup LL,

beban mati DL, mutu beton dan mutu baja

Menentukan tebal pelat sesuai persyaratan tebal pelat minimum menurut

SK SNI T15-1991-03. Untuk menentukan tebal pelat dari sebuah denah

lantai, maka perhatikan panel dengan luas terbesar ,dengan sisi terpanjang,

ly, dan sisi terpendek, lx , yang akan menjadi acuan tebal pelat.

Menghitung nilai αm, sebelumnya hitung momen inersia balok disekeliling

panel maupun momen inersia pelat dengan mengasumsikan tebal awal

pelat.

Page 6: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

αm =

Menghitung tebal minimum pelat h dengan menggunakan persamaan yang

sesuai dengan nilai αm (di atas).

Untuk perancangan tulangan tentukan apakah panel merupakan pelat satu

atau dua arah.

Menghitung beban eksternal terfaktor Wu= 1,6 LL+ 1,2 (DL+DP)

Dengan menggunakan tabel 2 maka dapat diketahui momen-momen yang

bekerja pada pelat tersebut.

Menghitung besarnya momen-momen terfaktor untuk arah x dan y maupun

untuk lapangan dan tumpuan.

Menentukan diameter tulangan yang akan dipakai, sehingga dapat dihitung

tinggi effektif pelat d.

Perancangan tulangan pelat. Hitung momen nominal Mn

Cek Daktilitas

2. Pelat Precast-Prestress (half slab)

Pelat lantai precast-prestress adalah pelat lantai yang pembuatannya dilakukan di

batching plan (pabrik) kemudain diangkut dan dipasang di lokasi proyek dengan dilapisi

toping di atasnya

Berikut tahap-tahap perancangan pelat pracetak :

Diketahui pelat beton bertulang satu arah, bentang pelat, beban hidup LL,

beban mati DL, mutu beton dan mutu baja.

Merencanakan tebal pelat sesuai persyaratan tebal pelat minimum menurut

SK SNI T15-1991-03 Tabel 3.2.5(a).

Menghitung pembebanan berdasarkan SNI 1727-2013

Berat sendiri pelat

Beban hidup

Beban mati

Kombinasi pembebanan

Mencari daya dukung berdasarkan tabel daya dukung suatu produk precast-

prestress

Page 7: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

3. METODOLOGI

Untuk memperjelas rencana penyelesaian penelitian ini disampaikan dalam bentuk

diagram alir sebagai berikut :

Y

aa

aa

aa

aa

aa

aa

Tidak

Data-data

lengkap ?

Mulai

Data primer :

Gambar kerja,

Dokumentasi,

Tinjauan langsung

A

Studi pustaka

Pengumpulan data

Data sekunder:

SNI 2847-2013, SK

SNI T15-1991-03,

SNI 1727-2013,

Katalog PT. BEP

Usulan alternatif penggantian pelat

lantai konvensional dengan pracetak

Page 8: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pembuatan metode pelaksanaan pelat lantai pracetak

Desain pelat lantai pracetak

Apakah beban

minimum dapat

dipikul tabel

pembebanan half

slab?

Tidak

Ya

Hasil desain pelat lantai pracetak

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Simpulan

A

Page 9: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

3.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun

informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi

itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah,

tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Studi pustaka dilakukan sebelum pengerjaan tugas akhir dimulai. Hal ini bertujuan untuk

mengidentifikasi masalah yaitu penggantian pelat konvensional dengan pelat pracetak

sebagai alternatif. Alternatif pracetak diperlukan karena lebih menguntungkan dari segi

pekerjaan, volume, cara kerja, lokasi kerja, alat, tenaga kerja, material, waktu, biaya, dan

mutu.

3.2 Usulan Alternatif Penggantian Pelat Konvensional ke Pelat Pracetak

Penggunaan pracetak akan menguntungkan dari segi waktu, mutu dan biaya karena dapat

mengurangi pemakaian material untuk bekisting. Penggantian dari pelat konvensional ke

pracetak akan mengubah struktur sehingga penggunaan struktur akan lebih hemat

dibandingkan menggunakan konvensional.

3.3 Pengumpulan Data-data Proyek

Data-data proyek yang diperoleh adalah data-data yang berhubuga dengan studi yang

akan diambil. Data-data yang diperoleh dibagi menjadi 2, yaitu data primer dan data sekunder

:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari tinjauan langsung dan permintaan pada

proyek yang terkait. Data primer yaitu mencakup gambar kerja dan dokumentasi dengan

cara permintaan melalui surat permohonan dan dokumentasi langsung menggunakan

kamera.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari standar dan katalog yang terkait

menggunakan internet. Standar yang dipakai yaitu SNI 2847-2013 tentang persyaratan

beton struktural untuk bangunan gedung , SNI 1727-2013 tentang peraturan pembebanan

Page 10: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

indonesia untuk gedung, SK SNI T15-1991-03 tentang tata cara perhitungan struktur

beton pada bangunan gedung, dan katalog load capacity dari PT Beton Elemindo Perkasa

3.4 Peninjauan Pelaksanaan Proyek

Setelah pengurusan administrasi proyek dan dinyatakan diterima oleh proyek tersebut,

maka dilanjutkan dengan peninjauan proyek yang bertujuan untuk memahami kondisi lahan

proyek. Serta metode pelaksanaan yang digunakan. Hal ini dilakukan dengan beberapa kali

datang langsung ke lapangan karena perlu ketelitian dalam mengamati setiap detail dan

pelaksanaannya. Dari peninjauan tersebut dihasilkan suatu bahasan yang akan dijadikan topik

Tugas Akhir ini.

Peninjauan pelaksanaan proyek meliputi pekerjaan pengukuran, bekisting, penulangan,

pengecoran pelat lantai dan perawatan beton.

3.5 Desain Pelat Lantai Pracetak

Desain pada pelat lantai pracetak akan dijadikan acuan untuk dapat menghitung beban

mati dan beban hidup pada lantai menurut aturan SNI 2847-2013. Menurut SNI 2847-2013

setiap komponen struktur dan sistem penumpunya harus mempunyai dimensi desain yang

dipilih sehingga, setelah peninjauan toleransi, jarak dari tepi tumpuan ke ujung komponen

struktur pracetak dalam arah bentang paling sedikit ln/180, tetapi tidak kurang dari:

Untuk slab masif atau inti berongga (hollow core)........................... 50 mm

Untuk balok atau komponen struktur bertangkai (stemmed)...............75 mm

4. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Tinjauan Bangunan Proyek Pasar Baru Extension Kota Bandung

Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui struktur dan pelaksanaan Proyek

Pasar Baru Extension. Proyek ini menggunakan pelat lantai sistem dua arah. Dimensi dari

pelat lantai yaitu 130 mm menggunakan tulangan D10 bermutu U40 dengan jarak antar

tulangan 250 mm. Pada pelaksanaan pelat lantai dilakukan bersamaan dengan balok, dari

pemasangan bekisting sampai pengecoran dilakukan. Acuan perancah yang digunakan adalah

acuan perancah konvensional. Dengan menggunakan bahan plywood dan kayu kaso untuk

cetakan beton, dan scaffolding untuk support bekisting sementara.

Page 11: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4.2 Metode Pelaksanaan Pelat Lantai Proyek Pasar Baru Extension Kota Bandung

Menggunakan Beton Konvensional dan Beton Pracetak

4.2.1 Pelaksanaan Balok dan Pelat Lantai Konvensional

Pelaksanaan pekerjaan struktur balok dan pelat lantai konvensional pada

proyek Pasar Baru Extension dapat dilihat seperti diagram alir pada Gambar

4.21 di bawah ini:

Pekerjaan persiapan

Pekerjaan bekisting sisi balok

Ya

Pekerjaan bekisting balok

Tidak

Apakah bekisting

sudah rapat?

Ya

Pekerjaan bekisting pelat lantai

Apakah bekisting

sisi balok tegak ?

Tidak

Mulai

Pekerjaan penulangan balok

Apakah tulangan

yang dipasang

sudah sesuai

gambar?

Tidak

A

Ya

Page 12: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Test slump

Persiapan pengecoran

Apakan bekisting

pelat sudah rapat?

Ya

Tidak

Pekerjaan penulangan pelat lantai

Apakah

penulangan sesuai

gambar kerja ?

Ya

Tidak

Ya

Apakah sesuai dengan

nilai slump yang

direncanakan?

Tidak Pengembalian ready mix

beton dan penggantian

kembali

B

A

Page 13: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Diagram alir dari pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai konvensional akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan

Langkah awal untuk memulai setiap pekerjaan di lapangan adalah persiapan.

Tahap persiapan yaitu meliputi kegiatan pemahaman pada gambar (shop drawing),

persiapan peralatan untuk pekerjaan pelaksanaan, serta memastikan kesediaan

material/bahan bangunan sebelum dilaksanakan di lapangan.

Setelah itu, semua peralatan dan material dipersiapkan agar pada saat

pelaksanaan tidak terjadi hambatan yang ditimbulkan oleh peralatan yang belum

tersedia.

Perawatan beton

Pekerjaan pembongkaran

bekisting

Pekerjaan pengecoran

Gambar 4.1 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat

Lantai Konvensional

Selesai

Ya

Apakah hasil test

uji tekan sesuai

permintaan?

Tidak

Pembongkaran beton dan

pengecoran kembali

B

Page 14: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

2. Penulangan Balok dan Pelat Lantai

Runtutan pekerjaan pembesian meliputi pemotongan tulangan, pembengkokan

tulangan, serta pemasangan tulangan. Pembesian untuk balok dan pelat lantai

dilakukan di tempat, menggunakan besi ulir D10 untuk pelat dan D19 untuk balok.

Sebagai acuan untuk pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan

memerlukan BBS. Perhitungan BBS diperlukan agar jumlah tulangan yang

dibutuhkan pada pekerjaan pembesian dapat digunakan secara efektif.

Pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di tempat. Hal itu

bertujuan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif. Setelah dilakukan

pemotongan dan pembengkokan tulangan selesai, kemudian tulangan diangkut

menggunakan tower crane untuk dirakit pada lantai yang akan dibangun. Kegiatan

pemotongan dan pembengkokan tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Setelah pemotongan dan pembengkokan tulangan maka dilakukan perakitan

tulangan. Perakitan tulangan balok dan pelat dipasang sesuai ketentuan pada

gambar kerja. Setelah tulangan selesai dirakit, dilakukan pemasangan beton

decking. Pemasangan beton decking dilakukan setelah pengecekan tulangan selesai

dilakukan .

Gambar 4.2 Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan

Page 15: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN

SECTION

TOP BAR 9D19 5D19 13D19 5D19

BOT BAR 5D19 7D19 7D19 9D19

STIRRUPS D10-100 D10-100 D13-100 D13-150

SIDE BAR 2D10 2D10 4D10 4D10

TYPEB1 B1A

Pemasangan beton decking bertujuan untuk menjaga bekisting agar tidak

menyentuh tulangan sehingga dimensi beton sesuai dengan rencana. Setelah

tulangan selesai dirakit, dilakukan pengecekan tulangan. Kesesuaian pemasangan

tulangan dilihat dari parameter sebagai berikut:

Diameter tulangan

Jumlah tulangan

Kelurusan

Ikatan

Dimensi tulangan

Gambar kerja pada penulangan balok dapat dilihat pada gambar 4.3.

3. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

Agar memperoleh struktur sesuai rencana, pembuatan dan pemasangan

bekisting harus dikerjakan dengan baik. Kesalahan dalam pembuatan dan

pemasangan bekisting dapat berakibat pengurangan kekuatan pada struktur serta

cacat pada bentuk struktur. Bekisting pada Proyek Pasar Baru Extension

menggunakan bekisting konvensional.

Gambar 4.3 Skedule Balok

Page 16: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Bahan pembuatan bekisting menggunakan plywood yang berupa lembaran.

Papan plywood dan kaso kemudian diukur sesuai dengan dimensi struktur yang

akan dipasang bekisting, kemudian papan plywood dan kaso dipotong sesuai

ukuran. Setelah papan plywood selesai dipotong dan dirakit dengan kaso, lalu

dilakukan pekerjaan pemasangan bekisting. Agar tidak terjadi kebocoran ketika

adukan beton dituangkan, pemasangan antar papan bekisting harus dipastikan

serapat mungkin.

Pada bekisting konvensional diperlukan pemasangan perkuatan yaitu dengan

cara pengangkuran menggunakan kayu kaso bertujuan agar bekisting menjadi

tegak dan kaku sehingga mengurangi kegagalan saat pengecoran beton. Buruknya

perkuatan dapat menyebabkan cembungnya beton hasil coran, serta kemungkinan

terburuk berupa runtuhnya bekisting saat pengecoran.

Sebelum pengecoran dimulai, dilakukan pengecekan kesesuaian bekisting agar

tidak terjadi kegagalan pada pengecoran sebagai berikut:

Level bekisting

Kelayakan bahan bekisting

Kekokohan/kekakuan

Kerapatan bekisting/tidak ada yang bocor

Dimensi bekisting

Pengecekan bekisting mengacu pada gambar kerja. Apabila terjadi

ketidaksesuaian dengan gambar, maka bekisting harus diperbaiki dan pengocoran

ditunda sampai bekisting selesai diperbaiki. Tahapan pemasangan bekisting dapat

dilihat pada Gambar 4.4.

Page 17: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

(a)

(b)

(c)

Page 18: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4. Pengecoran

Pada proyek ini, pengecoran hanya dapat dilakukan pada malam hari hingga

pagi hari karena lokasi proyek terletak di Jalan Otista Kota Bandung yang padat

lalu lintas pada siang hari dan sore hari. Pada pekerjaan pengecoran hal pertama

yang dilakukan adalah pengecekan tulangan dan bekisting oleh pengawas agar

tidak terjadi kegagalan dalam pengecoran dan mengurangi mutu struktur.

Setelah itu, dilakukan pemesan beton ready mix. Sebelum beton dikirim pihak

penyedia beton ready mix harus memastikan bahwa spesifikasi mutu beton telah

sesuai. Setelah beton ready mix tiba ke lokasi proyek, dilakukan terlebih dahulu

pemeriksaan surat jalan pengiriman beton ready mix guna mengetahui informasi

tentang beton yang telah dikirim dari batching plan. Contoh surat jalan dapat

dilihat pada Gambar 4.5. Kemudian diambil sample beton dari truck mixer untuk

mengecek nilai slump dari beton. Pengujian slump dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Gambar 4.4 Pemasangan bekisitng

Gambar 4.5 Surat Jalan Pengiriman Beton Ready Mix

(d)

Page 19: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Slump test dilakukan oleh pihak kontraktor dengan jumlah sampel beton

diambil sebanyak satu kali dari setiap 4 truk mixer. Slump yang diinginkan yaitu

13+2 cm. Apabila tidak sesuai dengan permintaan, maka beton dikembalikan pada

pihak penyedia. Selain pengujian slump ̧dilakukan juga pembuatan benda uji kuat

tekan. Sampel diambil langsung dari beton yang siap dicor. Dari satu truk beton,

dibuat 4 benda uji yang berbentuk silinder seperti pada Gambar 4.7.

Setelah itu baru dilakukan pengecoran beton. Pengecoran beton dilakukan

menggunakan alat bantu bucket beton yang dapat dilihat pada Gambar 4.8. Bucket

yang telah terisi diangkat menggunakan tower crane menuju area yang akan dicor.

Sementara penuangan beton dilakukan, pekerja lain melakukan pemadatan

menggunakan vibrator seperti terlihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.7 Pembuatan Benda Uji

Gambar 4.6 Pelaksanaan Uji Slump

Page 20: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

5. Perawatan Beton

Perawatan beton dilakukan dengan tujuan untuk menghindari penguapan air

yang terkandung dalam beton sehingga dapat mengurangi mutu beton. Perawatan

beton dilakukan dengan menyiram beton yang telah mengeras dengan air.

Penyiraman beton dilakukan satu hari setelah pengecoran. Perawatan beton dapat

dilihat pada Gambar 4.10

Gambar 4.8 Pengecoran Beton

Gambar 4.9 Pemadatan Menggunakan Vibrator

Gambar 4.10 Perawatan Beton

Page 21: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

6. Pembongkaran Bekisting

Sebelum memulai pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai

dilakukan permintaan izin pembongkaran balok dan pelat lantai. Pembongkaran

bekisting pada balok dan pelat lantai dilakukan setelah beton dianggap mampu

menahan berat sendiri yaitu 7 hari.

Pembongkaran bekisting ini dilakukan dengan hati-hati agar beton yang sudah

mengeras tidak rusak. Selain itu pembongkaran bekisting dilakukan karena

bekisting yang telah dibongkar akan dipakai lagi untuk lantai berikutnya. Batas

layak pakai bekisting adalah setelah 2 kali pemakaian untuk sistem konvensional.

Tahapan pembongkaran bekisting dapat dilihat dalam diagram alir pada

Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Diagram Alir Pembongkaran Bekisting

Mulai

Pekerjaan Persiapan

Pembongkaran Scaffolding Pada Area Pelat Lantai

Pembongkaran Plywood Pelat Area Tengah

Pembongkaran Bekisting Samping Balok

Pembongkaran Bodeman

Pembongkaran Suri-suri dan Gelagar

Pembongkaran Scaffolding Pada area balok

Selesai

Apakah bekisting

beton siap

dibongkar?

Ya

Menunggu hingga

bekisting siap di

bongkar

Tidak

Page 22: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pembongkaran dimulai dari pelat lantai, yaitu dengan membongkar scaffolding

bagian bawah pelat. Kemudian pembongkaran dilanjutkan dengan mencopot

plywood area pelat lantai. Setelah itu dilakukan dengan pembongkaran bekisting

pada bagian sisi-sisi samping balok, dan dilanjutkan pembongkaran pada bodeman.

Selanjutnya adalah dengan pembongkaran suri-suri dan gelagar. Setelah itu barulah

dilakukan pembongkaran scaffolding pada area balok. Denah potongan A-A dapat

dilihat pada Gambar 4.12

Gambar 4.12 Denah Potongan A-A

Page 23: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Tahapan pembongkaran bekisting dapat dilihat dan disajikan pada Gambar

4.13.

(a)

(b)

Page 24: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

(c)

(d)

Gambar 4.13 Pembongkaran bekisting

Page 25: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4.2.2 Perancangan Menggunakan Beton Pracetak

Lantai 5 yang akan dirancang sebagai pertokoan. Pelat lantai dirancang

menggunakan beton prategang pre tension sebagai pelat lantai yaitu pelat satu arah.

Denah lantai 5 dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini:

Pelat pracetak ada 2 macam yaitu half slab dan hollow core slab. Half slab

digunakan pada bentang pendek dan hollow core slab pada bentang panjang.

Perbandingan half slab dan hollow core slab dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Gambar 4.14 Denah Lantai 5

Design Pelat

lantai

7 m

2,8

5

m

Page 26: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Hollow Core Slab Half Slab

Tebal pelat bervariasi Tebal pelat tidak bervariasi

Lebih berat Lebih ringan

Tebal pelat lebih besar Tebal pelat lebih kecil

Tidak membutuhkan toping Membutuhkan toping beton

Tidak membutuhkan tulangan

tambahan/wiremesh

Membutuhkan tulangan atas

tambahan/wiremesh

Melihat perbandingan diatas, maka digunakan pelat lantai precetak yaitu half

slab dikarenakan tebal pelat yang lebih tipis dan sesuai dipergunakan pada bentang

pendek. Pada perancangan ini, dimensi struktur balok dan kolom tidak ada

perubahan atau sama pada beton konvensional dan mengasumsikan bahwa

tumpuan pelat lantai adalah tumpuan sederhana. Pada struktur frame, beban gempa

hanya dipikul oleh kolom dan balok. Sehingga gaya gempa hanya terjadi pada

struktur balok dan kolom tidak diperhitungkan pada pada perancangan pelat lantai.

= pelat satu arah

Maka termasuk pelat satu arah

b = 1200 mm

L = 2850 mm = 2,85 m

hminpelat =

=

= 52,319 mm

htoping = 50 mm

BJ = 24 kN/m3

Tabel 4.1 Perbandingan Hollow Core Slab dan Half Slab

qu

2850

Gambar 4.15 Permodelan Tumpuan Sederhana pada Pelat

Page 27: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

’c = 45 MPa

ys = 400 MPa

qdl = 31,14KN/m

qll = 4 KN/m

Section Properties

A = b x h = 1000 x 80 = 80000 mm2

W =

I =

Pembebanan

Beban mati (DL)

˗ Beban toping setebal 50 mm = 0,05 x 24 = 1,2 kN/m2

˗ Beban plat precast = 0,08 x 24 = 1,92 kN/m2

˗ Beban pasir setebal 1cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/m2

˗ Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 =0,66 kN/m2

˗ Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m2

˗ Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/m2

˗ Beban konstruksi = 1 kN/m2

˗ Beban instalasi ME = 0,25 kN/m2

˗ Total beban mati = 5,61 kN/m2

DL = 5,61 kN/m2

qll = 4 kN/m2

qu = 1,2 qdl + 1,6 qll = (1,2) 5,61 + (1,6) 4 = 13,12 kN/m2

= 1.312 kg/m

2

Page 28: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Sesuai Tabel 4.2 Table Load Capacity Half Slab PT Beton Elemenindo

Perkasa di atas, pada pelat pracetak bentang 2,85 m dengan qu= 1.312 kg/m2.

Diperoleh pelat half slab dengan tebal 80 mm dan daya dukung maksimal=

1.789,68 kg/m2.

Berikut detail penampang half slab :

Gambar 4.17 Detail Half Slab Tebal 80 mm

Tabel 4.2 Tabel Load Capacity Half Slab PT. Beton Elemenindo Perkasa

Page 29: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4.2.3 Pembuatan Metode Pelaksanaan Struktur Lantai Pracetak

Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang material, peralatan, tenaga kerja dan

pelaksanaan struktur pelat lantai pracetak. Berikut tahap pelaksanaan pelat lantai

pracetak dapat dilihat seperti diagram alir pada Gambar 4.18 di bawah ini :

Mulai

Pekerjaan persiapan

Pemeriksaan berkas

dan pelat half slab

Apakah half slab

sesuai

pemesananan?

Pengembalian

kepenyedia half slab

Tidak

Pekerjaan persiapan

Ya

Pekerjaan persiapan

A

Page 30: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Proses pengangkatan pelat

half slab sesuai dengan

ukuran

Pemasangan pelat half slab

Pelat half slab

sesuai ukuran? Tidak

Pekerjaan persiapan

Pemasangan tulangan

konektor

Pengelasan tulangan konektor

dengan shear konektor balok

Pemasangan bekisting toping

pelat lantai

Bekisitng

sesuai

rencana?

Perbaiki bekisting sesuai

rencana

Tidak

Pekerjaan persiapan

Ya

Memilih pelat half slab

yang sesuai ukuran

A

B

Page 31: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Persiapan pengecoran toping

Hasil slump dan

surat jalan sesuai

pemesanan?

Pengecekan surat jalan dan test

slump beton ready mix

Pengembalian

kepenyedia ready mix

Tidak

Pekerjaan persiapan

Ya

Pembongkaran bekisting toping

Perawatan beton

Selesai

Gambar 4.18 Diagram Alir Pelaksanaan Pelat Lantai Pracetak

B

Page 32: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Diagram alir dari pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan adalah langkah awal dari setiap pekerjaan. Mulai dari

pemahaman gambar oleh pelaksana sampai dengan pemasangan alat pelindung diri

oleh tukang yang akan melakukan pekerjaan. Pekerjaan persiapan dapat dilihat

pada Gambar 4.19 sebagai berikut :

2. Pemeriksaan Berkas dan Pengecekan Pelat Half Slab

Pemeriksaan berkas dan pengecekan half slab dilakukan agar material pelat

lantai pracetak sesuai dengan pesanan dan barang tidak ada yang cacat.

Pengecekan half slab dilakukan dengan melihat label yg ada pada beton pracetak.

Pemeriksaan berkas dan pengecekan half slab dapat dilihat pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Pemeriksaan Berkas dan Pengecekan Pelat Half Slab

Gambar 4.19 Pekerjaan Persiapan

Page 33: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

3. Proses Pengangkatan Half Slab

Proses pengangkatan half slab harus dilakukan dengan cermat. Hal ini karena

pada saat pengangkatan, titik tumpu pada pelat pracetak harus tepat sehingga tidak

merusak dari struktur pelat pracetak tersebut. Bidang momen pada saat

pengangkatan pada half slab dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Berikut perhitungan pengangkatan pada half slab :

l = 1425 mm

M1 = M2

M1 =

qa

2

M2 =

ql

2 – M1

qa

2 =

ql

2 -

qa

2

qa2 =

ql

2

a2

=

l

2

a =

l

a =

1425 mm

Gambar 4.21 Bidang Momen Pada Saat Pengangkatan Half Slab

Page 34: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

a = 503,81 mm

Perhitungan titik angkat pada tiap bentang penampang half slab dapat dilihat

pada Tabel 4.3 dibawah ini :

L (mm) l (mm) a (mm)

2850 1425 503,81358

2500 1250 441,94174

2300 1150 406,5864

2000 1000 353,55339

1800 900 318,19805

1900 950 335,87572

1950 975 344,71456

2430 1215 429,56737

2700 1350 477,29708

1100 550 194,45436

L (mm) l (mm) a (mm)

2250 1125 397,74756

1950 975 344,71456

2800 1400 494,97475

3200 1600 565,68542

2900 1450 512,65242

3000 1500 530,33009

2750 1375 486,13591

2400 1200 424,26407

2250 1125 397,74756

Tabel 4.3 Perhitungan Titik Angkat Pada Tiap Bentang

Page 35: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pada Gambar 4.22 dijelaskan proses pengangkatan pelat pracetak :

Pengangkatan pelat beton pracetak dilakukan dengan cara mengikat kedua

ujung pelat pracetak dengan sabuk sling. Pengangkatan dilakukan langsung dari

atas truk karena mengurangi resiko kerusakan pelat pracetak jika dipindahkan

ketempat lain. Pengangkatan menggunakan tower crane dapat dilihat pada Gambar

4.23 dan Gambar 4.24 :

Setelah sabuk sling dipastikan kuat, pelat beton pracetak diangkat

menggunakan tower crane.

Gambar 4.22 Proses Pengangkatan Half Slab

Gambar 4.23 Proses Pengangkatan Half Slab

Page 36: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4. Pemasangan Half Slab

Pemasangan half slab harus benar-benar sesuai dengan ukuran pelat pracetak

yang akan dipasang. Saat pemasangan diperlukan kordinasi yang baik antara

operator tower crane dan pekerja yang menginstal pelat pracetak. Pemasangan half

slab dapat dilihat pada Gambar 4.25 dan Gambar 4.26 :

Gambar 4.24 Proses Pengangkatan Half Slab

Gambar 4.25 Pemasangan Half Slab

Page 37: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pada saat pemasangan half slab, pelat harus ditempatkan pada tumpuan yang

benar agar tidak terjadi slip atau kegagalan struktur pada pelat lantai pracetak.

Pengaturan posisi lantai pracetak dilakukan dengan menggunakan besi pengungkit.

Pemasangan half slab harus sesuai dengan denah urutan pekerjaan pemasangan

half slab pada Gambar 4.27. Pemasangan dimulai sesuai dengan nomor urutan

pemasangan. Urutan pemasangan ini memperrtimbangkan jarak lokasi pemasangan

half slab dengan truk pengangkut half slab dan juga kemudahan pergerakan alat

tower crane sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif.

Dalam pemasangan half slab diperlukan ukuran yang sesuai dengan dimensi

yang diinginkan. Pemasangan half slab harus sesuai urutan nomer pada cuting list

yang ada. Penomoran pada half slab berdasarkan dengan urutan pemasangan yang

dimulai dari yang terjauh dengan truk pengangkut half slab sampai titik terdekat

dari truk pengangkut half slab. Pada pemasangan pelat ini, ukuran disesuaikan

dengan cara pemotongan di pabrik. Kode pada cutting list terdapat abjad dan huruf.

Huruf untuk menentukan ukuran half slab sedangkan angka untuk urutan

pemasangan yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut contoh cutting list half slab

dan kegiatan pemasangan half slab pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.28 :

Gambar 4.26 Pemasangan Half Slab

Page 38: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Gambar 4.27 Denah Pekerjaan Pemasangan Half Slab

Page 39: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Lebar Panjang Atas Samping

A 60 1,2 2,85

A1 3 1,2 2,85

A2 1 1,2 3,2

Part QtyDimensi Tampak

Tabel 4.2 Cutting List Half Slab

Page 40: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

5. Pemasangan Tulangan Konektor

Pemasangan tulangan konektor adalah hal yang paling penting dalam

pelaksanaan lantai pracetak karena sambungan harus monolit. Pemasangan

tulangan konektor meggunakan baja berulir D10. Pemasangan tulangan konektor

dapat dilihat pada Gambar 4.27.

Gambar 4.29 Pemasangan Tulangan Konektor

Gambar 4.28 Pemasangan Half Slab

Page 41: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pemasangan tulangan konektor dilakukan dengan cara memasukan tulangan

ke dalam lubang sepanjang 7 cm yang telah disediakan dengan manual sampai

masuk pada lubang pelat pracetak yang bersebrangan seperti nampak pada Gambar

4.30 dan Gambar 4.31.

6. Pengelasan Tulangan Konektor dengan Shear Konektor pada Balok

Setelah pemasangan tulangan konektor dilakukan, dilanjutkan dengan

pengelasan tulangan konektor dengan shear konektor yang berada pada balok.

Pengelasan dilakukan menggunakan las listrik. Pengelasan tulangan konektor

dimaksudkan agar pelat pracetak monolit dan kuat menahan gaya geser. Detail

Gambar 4.30 Pemasangan Tulangan Konektor

Gambar 4.31 Sambungan Antar Tulangan Konektor

a

Page 42: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

tulangan konektor serta ilustrasi pengelasan tulangan konektor dapat dilihat pada

Gambar 4.32 dan Gambar 4.33.

7. Pemasangan Wiremesh

Pemasangan wire mesh dilakukan dipermukaan pelat lantai pracetak yang

betujuan sebagai tulangan susut pada toping beton agar tidak terjadi retak. Syarat

pemasangan terdapat pada aturan RSNI 03-2847-2002. Persyaratan sambungan

pada wiremesh dapat dilihat pada gambar 4.34 sebagai berikut :

Gambar 4.33 Pengelasan Tulangan Konektor

Gambar 4.32 Detail Tulangan Konektor

Page 43: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Wire mesh yang digunakan adalah tipe M5-150 dengan beton decking setebal

20 mm. Pemasangan wire mesh dapat dilihat pada Gambar 4.35 dan Gambar 4.36 :

Gambar 4.35 Pemasangan Wiremesh dan Beton Decking

Gambar 4.36 Pemasangan Wiremesh

Gambar 4.34 Persyaratan Pemasangan Sambungan Wiremesh

Sumber : SNI 003-2847-2002

Page 44: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

8. Pemasangan Bekisting Toping

Pemasangan bekisting toping dilakukan agar pengecoran toping yang

menggunakan beton ready mix dapat sesuai ukuran seperti yang direncanakan.

Bekisting toping dari bahan polywood sebagai cetakan dan kaso sebagai frame.

Pemasangan bekisting toping ini memerlukan ketelitan dalam kelurusan atau

ketegakan bekisting. Karena dapat mempengaruhi bentuk dari toping itu sendiri.

Pemasangan bekisting dapat dilihat pada Gambar 4.37.

Pemasangan bekisting untuk toping harus lurus dan sesuai ukuran yaitu

setinggi 50 mm sesuai dengan ketebalan topping. Pemasangan bekisting topping

dapat dilihat pada Gambar 4.38 :

9. Persiapan Pengecoran

Pada persiapan pengecoran dilakukan pengukuran slump dan pengambilan

sampel. Beton dirancang dengan slump yaitu 15+2 cm, dengan mutu beton yaitu K-

Gambar 4.37 Pembuatan Bekisting Toping

Gambar 4.38 Bekisitng Pinggir Toping

Page 45: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

300. Selain pengukuran slump dan pengambilan sampel beton, dilakukan

pengecekan kondisi bucket beton dan peralatan.

Persiapan pengecoran dapat dilihat pada Gambar 4.39 :

10. Pengecoran Toping Pelat Pracetak

Pengecoran dilakukan menggunakan bucket beton karena area pengecoran

berada pada ketinggian. Pengecoran toping berguna untuk menutup/mengrouting

celah yang berada pada pelat lantai pracetak. Jika celah ini tidak ditutup maka akan

menjadi sumber perlemahan struktur pelat pracetak. Setelah pengecoran dilakukan

perataan permukaan menggunakan alat perata. Pengecoran dapat dilihat pada

Gambar 4.40 dan Gambar 4.41 :

Gambar 4.39 Persiapan Pengecoran

Gambar 4.40 Pengangkatan Bucket Beton

Page 46: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pembagian zona dan urutan pengecoran seperti pada Gambar 4.42

Gambar 4.41 Pengangkatan Bucket Beton

Gambar 4.42 Denah Pengecoran Pelat Lantai

Page 47: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Pengecoran dilakukan menggunakan bucket concrete yang diangkut dari truck

mixer ke lokasi pengecoran. Dalam penentuan urutan pengecoran ini

mempertimbangkan aspek jarak dari lokasi pengecoran ke truck mixer, serta

kemudahan mobilisasi tower crane dan pekerja. Pengecoran dilakukan dari jarak

yang terjauh dengan maksud agar area yang sudah dicor tidak terinjak lagi oleh

pekerja dan pada saat pengangkatan bucket serpihan beton yang jatuh tidak

mengenai area yang sudah diratakan.

Tinggi pengecoran tidak boleh lebih dari 1 meter supaya mortar tidak akan

mengalami segregasi. Pengecoran dapat dilihat pada Gambar 4.43 dan Gambar

4.44. Pemadatan beton menggunakan vibrator seperti terlihat pada Gambar 4.45 :

Gambar 4.43 Pengecoran Toping

Page 48: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Setelah mortar dituangkan pada pelat, dilakukan pemerataan pengecoran

dengan alat perata seperti terlihat pada Gambar 4.46 :

Gambar 4.44 Pengecoran Toping

Gambar 4.46 Perataan Pengecoran

Gambar 4.45 Pemadatan Beton Menggunakan Vibrator

Page 49: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

11. Pembongkaran Bekisting Toping

Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan linggis. Metode

pembongkaran sama seperti metode struktur lainnya. Proses pembongkaran

bekisting dapat dilihat pada Gambar 4.47 :

12. Perawatan Beton

Perawatan beton pada toping lantai pracetak ini dilakukan dengan cara

menyiram air pada permukaan toping. Hal ini agar tidak menyebabkan retak pada

toping beton. Perawatan beton dapat dilihat pada Gambar 4.48 sebagai berikut :

4.3 Material, Peralatan, dan Tenaga Kerja Metode Konvensional dan Metode Pracetak

4.3.1 Material

Material adalah suatu komponen yang penting pada suatu proyek, karena berkaitan

dengan mutu suatu bangunan. Setiap material bangunan mempunyai karakteristik yang

berbeda-beda. Maka dari itu, pada proses kegiatan konstruksi material sangat krusial

Gambar 4.47 Pembongkaran Bekisting Toping

Gambar 4.48 Perawatan Beton

Page 50: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

pada kondisi tempat penyimpanannya. Karena jika salah dalam penempatan

penyimpanan akan merusak kualitas material tersebut dan membuat mutu dari suatu

bangunan akan menurun.

Material utama yang dibutuhkan pada metode konvensional dan pracetak dapat

dilihat pada Tabel 4.3

No Nama

Material Gambar Keterangan

Konvensio

nal Pracetak

1 Plywood

Fungsi :

cetakan

beton

Spek ukuran

: 2440 mm x

1120 mm

dan tebal 9

mm

berdasarkan

SNI 7394-

2008

Tabel 4.3 Material Utama Beton Konvensional dan Pracetak

Page 51: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

2 Beton

ready mix

Fungsi:

Pembuatan

beton

Spek : K-

300 dan nilai

slump 15+2

berdasarkan

data dari

proyek

terkait

3

Baja

tulangan

Fungsi :

sebagai

penopang

strukut pada

beton

bertulang

Spek :

-mutu

U40(deform

ed)

- Ukuran

D10

berdasarkan

gambar

proyek dan

PT Beton

Elemenindo

Perkasa

Page 52: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4 Kaso

Fungsi :

frame untuk

cetakan

beton

Spek ukuran

: 5cm x 7cm

panjang 4

meter

berdasarkan

7394-2008

5 Half slab

Fungsi :

pelat beton

pracetak

yang dicetak

dipabrik

Spek :

-mutu K-450

-ukuran

tebal 80 mm,

lebar 1200

mm, panjang

sesuai

pemesanan.

Berdasarkan

PT. Beton

Elemenindo

Perkasa

6 Wiremesh

Fungsi :

sebagai

tulangan

tekan pada

half slab

Spek : M5-

150

berdasarkan

Perbandingan material pelengkap metode konvensional dan pracetak dapat

dilihat pada Tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Material Pelengkap Beton Konvensional dan Pracetak

Page 53: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

No Nama

Material

Gambar Keterangan Konvensional Pracetak

1 Mortar

instan

Fungsi :

mengrouting

permukaan

beton yang

keropos

2 Beton

decking

Fungsi :

Menjaga

ketebalan

selimut

beton pada

saat

pengecoran

Ukuran :

berdasarkan

selimut

beton

3 Calbond

Fungsi :

menyambun

g antara

beton yang

lama dengan

beton yang

baru

Page 54: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4 Kawat

Fungsi :

mengikat

decking

beton atau

wiremesh

5 Paku

Fungsi :

sebagai

penyambung

plywood dan

kaso agar

menjadi

bekisitng

Tabel 4.3 dan Table 4.4 menjelaskan material utama dan pelengkap yang

digunakan pada kedua metode tersebut. Perbandingan material utama dan material

pelengkap terletak pada volume material yang digunakan. Perbandingan volume

meterial utama dan pelengkap dapat dibahas pada studi lanjut.

4.3.2 Peralatan Kerja Metode Konvensional dan Metode Pracetak

Peralatan kerja sangat berpengaruh dalam kegiatan konstruksi. Peralatan kerja akan

mempengaruhi kepada kualitas suatu pekerjaan dalam segi waktu dan kualitas hasil

pekerjaan. Berikut contoh alat berat dan alat perkakas yang digunakan untuk pelaksanaan

balok dan pelat lantai konvensional :

Perbandingan alat berat pada metode konvensional dan metode pracetak yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.5 :

No Nama Gambar Keterangan Konvensional Pracetak

Tabel 4.5 Alat Berat Pelaksanaan Beton Konvensional dan Pracetak

Page 55: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Peralatan

1 Tower crane

Fungsi : alat

angkut peralatan

dan alat angkut

bahan yang

berat/besar dari

bawah keatas atau

sebaliknya

Spek :

-tinggi 70 meter

-jangkauan lengan

maksimum 30

meter

- daya angkat

maksimum 4.4

ton

Sumber :

PT.Tower Crane

Munajat

2 Bar cutter

Fungsi :

memotong

tulangan

Spek : SP-32C

power : 3000 W,

voltage : 220/380

Volt, Cutting : 6-

32mm, Weight :

500kg

Sumber : PT.

TOYO

Page 56: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

3 Bar bending

Fungsi :

membengkokan

tulangan

Spek : SP-32B

power 4000 W,

voltage : 220/380

volt, bending 6-

32mm, weight :

700 kg

sumber : PT.

TOYO

4 Lift angkut

Fungsi : alat

mengangkut

material dari atas

kebawah atau

sebaliknya

Spek : 600 kg

5 Bucket

concrete

Fungsi : alat

angkut mortar

dari truk mixer

ketempat

pengecoran

Spek : 0,8 m3

6 Theodolite

Fungsi : alat yang

digunakan untuk

pengukuran sudut

horizontal,

vertikal, dan

elevasi

7 Vibrator Fungsi : untuk

memadatkan

beton pada saat

pengecoran

Page 57: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Spek : 2N50,

diameter 50mm,

voltage 380 V,

vibrator amplitude

1.0mm, vibration

speed 2800rpm

Sumber : PT.

Panca Jaya

Machinery

8 Sabuk sling

Fungsi : sabuk

pengangkatan half

slab.

Spek : 3 Ton

9 Scaffolding

Fungsi : untuk

penyangga

bekisting atau

pelat pracetak

Perbandingan alat perkakas pada metode konvensional dan metode pracetak yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.6 :

No Nama

perkakas Gambar Keterangan Konvensional Pracetak

1 Meteran Fungsi :

mengukur jarak

Tabel 4.6 Alat Perkakas Pelaksanaan Beton Konvensional dan Pracetak

Page 58: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

atau panjang

bekisitng dan nilai

slump

2 Skur

Fungsi : menjaga

ketegakan

bekisting

3 Linggis

Fungsi :

membongkar

bekisting

4 Gergaji kayu

Fungsi :

Memotong

plywood dan kaso

Page 59: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

5 Unting-

unting

Fungsi :

mengukur

ketegakan

bekisting

6 Palu

Fungsi : untuk

memukul paku

pada pekerjaan

bekisitng

7 Walkie talkie

Fungsi :

bekomunikasi

pada lokasi yang

berbeda

8 Alat perata

Fungsi :

meratakan pelat

saat pengecoran

9 Besi

pengungkit

Fungsi :

Membantu saat

pemasangan half

slab pada saat

erection

Pada Tabel 4.5 dan Table 4.6 dijelaskan alat berat dan alat perkakas yang

digunakan pada kedua metode. Perbandingan alat berat dan alat perkakas terletak

Page 60: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

pada jumlah peralatan yang digunakan. Perbandingan jumlah alat berat dan

perkakas dapat dibahas pada studi lanjut.

4.3.3 Perbandingan Tenaga Kerja Metode Konvensional dan Pracetak

Tenaga kerja sangat berpengaruh pada waktu dan kualitas pekerjaan. Setiap

pekerjaan akan dikerjakan oleh tenaga kerja dengan keahlian tertentu.

Kebutuhan tenaga kerja pada setiap pelaksanaan pembuatan pelat lantai dapat

dilihat pada Tabel 4.7:

Beton Konvensional Beton Pracetak

Tenaga ahli Tenaga ahli

Tukang kayu Tukang kayu

Tukang besi Tukang besi

Surveyor Surveyor

Tukang cor Tukang cor

K3 Tukang erection

K3

Pada Tabel 4.7 dijelaskan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan. Jenis pekerjaan

diatas berdasarkan tinjauan pada proyek. Jumlah tenaga kerja dapat dibahas pada

studi lanjut.

4.3.4 Tempat Penyimpanan Material dan Peralatan

Tempat penyimpanan material dan bahan sangat perlu diperhatikan, karena

beberapa material dan peralatan sangat sensitif terhadap suhu dan cuaca. Jika salah

Tabel 4.7 Tenaga Kerja Pelaksanaan Beton Konvensional dan Pracetak

Page 61: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

penenmpatan materail atau peralatan makan akan berdampak pada pekerjaan, waktu, dan

biaya. Tempat penyimpanan material dan perlatan pada Proyek Pasar Baru Extension

dapat dilihat pada Gambar 4.49 :

Gambar 4.49 Lokasi Penyimpanan Material dan Peralatan pada Lantai 1

Page 62: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan dari studi ini adalah sebagai berikut :

1. Proyek Pasar Baru Extension dengan menggunakan struktur pelat konvensional dua

arah menjadi pelat satu arah bila menggunakan pelat pracetak sebagai alternatif.

2. Pelaksanaan metode pracetak lebih menguntungkan daripada metode konvensional.

Perbandingan kedua metode ini dapat dilihat pada bab 4.3.

3. Pelat lantai konvensional dengan tebal 150 mm dengan mutu K-300 dan baja

tulangan D10 dengan mutu U40. Acuan perancah menggunakan acuan perancah

konvensional.

4. Pada pemilihan pelat lantai pracetak, half slab lebih direkomendasikan untuk

digunakan hal ini karena pelat yang dirancang termasuk bentang pendek dan half

slab lebih ringan dibandingkan dengan hollow core slab. Perbandingan selebihnya

dapat dilihat pada pembahasan pada bab 4.3.

5. Hasil perancangan pelat lantai yaitu menggunakan half slab bentang 2,85 meter

pada denah lantai 5 memperoleh nilai qu= kg/m2 sudah termasuk berat

sendiri toping beton.

6. Dari hasil perancangan pelat lantai pracetak diperoleh half slab dengan ketebalan

80 mm dan lebar 1,2 meter. Daya dukung maksimal pelat ini adalah 1789,68 kg/m2

. Mutu beton pracetak yaitu K-450.

7. Pada perancangan pelat pracetak, semua balok dan kolom diasumsikan mampu

menahan beban yang disalurkan dari pelat lantai pracetak. Kekuatan kolom dan

balok tidak dihitung dan dimensi tidak dirubah pada studi ini.

8. Sambungan pelat lantai pracetak merupakan sambungan basah yang menggunakan

tulangan konektor dari baja D10 dengan panjang 67,5 cm, disambungkan dengan

shear conector D10 yang berjarak setiap 20 cm dengan cara pengelasan. Toping

setebal 50 mm dengan wire mesh M5-150 pada seluruh permukaan pelat.

9. Pelaksanaan pengangkatan lantai pracetak dengan alat angkat menggunakan tower

crane yang diikat menggunakan sabuk sling. Pengangkatan dilakukan langsung

dari atas truk pengangkut lantai pracetak.

10. Perbandingan pelaksanaan metode dan konvensional sebagai berikut :

Page 63: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

Metode Konvensional Metode Pracetak

Lebih membutuhkan banyak material

yaitu plywood dan kaso

Membutuhkan sedikit material bekisting

yaitu plywood dan kaso

Runtutan pekerjaan yang banyak

sehingga dibutuhkan banyak tenaga

kerja

Runtutan pekerjaan yang sedikit/praktis

sehingga dibutuhkan tenaga kerja lebih

sedikit

Pelaksanaannya dipengaruhi oleh cuaca Pelaksanaannya tidak dipengaruhi cuaca

Cukup sulit mengendalikan mutu

karena bergantung pada waktu

Pengendalian mutu lebih mudah karena

pembuatan komponen bisa dilakukan

bersamaan

Komponen struktur lebih banyak Komponen struktur lebih sedikit karena

pada pelat beton pracetak menggunakan

sistem prategang

Struktur lebih monolit Struktur kurang monolit jika

dibandingkan dengan metode

konvensional

Menghabiskan banyak waktu karena

banyaknya runtutan pekerjaan

Lebih menghemat waktu karena

pelaksanaan yang praktis

Biaya lebih mahal karena

membutuhkan banyak material dan

tenaga kerja

Biaya lebih terjangkau karena tidak

membutuhkan bekisitng dan tidak

membutuhkan banyak tenaga kerja

11. Tinjauan dibatasi hanya pada perancangan dan pembuatan metode pelaksanaan.

Perhitungan produktivitas alat, waktu dan biaya tidak termasuk dalam bahasan ini.

5.2 Saran

Saran dari studi ini adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya pada penggantian metode konvensional ke pracetak perlu

memperhitungkan keseluruhan struktur pada bangunan tersebut.

2. Jika menggunakan pelat lantai pracetak akan mendapatkan dimensi pelat yang

relatif lebih kecil dari pelat lantai konvensional sehingga mempengaruhi beban

pada bangunan tersebut.

3. Sebaiknya pihak proyek menggunakan beton pracetak agar mendapatkan

keuntungan dari waktu, mutu, dan biaya

Tabel 5.1 Matriks Perbandingan Beton Konvensional dan Beton Pracetak

Page 64: ANALISA METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PASAR …

4. Alangkah lebih baik apabila dapat diteruskan dengan perhitungan volume,

produktifitas alat, waktu, biaya dan jumlah tenaga kerja yang dapat berhubungan

dengan pembahasan manajemen konstruksi agar dapat diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiadi, Andri. 2008, Desain Praktis Beton Prategang, Penerbit Andi Yogyakata.

Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Konstruksi.

Ferdiana, Maria Dwi. 2015. Pengenalan Dasar Konstruksi Beton Siku dan Pracetak.

Indonesia: INTAN PARIWARA.

Istimawan Dipohusodo. 1993, Struktur Beton Bertulang.

Istimawan Dipohusodo. 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi jilid 1dan jilid 2,

Penerbit Kanisius Jakarta.

Krisfinanto, B. Metode Perawatan Beton.

Pappung, Budi Metode Pelaksanaan Kontruksi Bangunan Gedung Manajemen Tempat

Pembangunan..

Phil M. Ferguson, 1995. Dasar-dasar Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga.

RSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 03-2847-2002.

SKSNI T-15-1991-03 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.

SNI Analisa Harga Satuan nomer 7394 tahun 2008.

SNI Pembebanan Untuk Bangunan Gedung nomer 1727 tahun 2013.

SNI Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan gedung nomer 2847 tahun 2013.

The Wiryanto Dewobroto's blog 16 juni 2017.

Wulfram L. Ervianto, 2004, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta.