analisa lingkungan eksternal dan internal telkomsel
TRANSCRIPT
ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL TELKOMSEL
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran
informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi
menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan
semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi
saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan
informasi.
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras
menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka
sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information
superhighway.
Sebagai operator selular yang terdepan di Indonesia, Telkomsel sadar bahwa saat ini semua mata
di industri telekomunikasi tertuju kepada Telkomsel dan kinerja finansial yang kuat tidaklah
cukup untuk kelangsungan bisnis Telkomsel. Terlebih lagi dalam industri yang sangat kompetitif
dengan adanya 11 operator telekomunikasi di Indonesia. Keadaan ini menyadarkan Telkomsel
bahwa pertumbuhan yang harus ditempuh oleh Telkomsel adalah pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Di dunia bisnis modern sekarang ini, makna berkelanjutan sendiri berarti melibatkan 3 aspek
kinerja, yaitu kinerja finansial, sosial, dan lingkungan, atau apa yang disebut oleh triple bottom
line. Dengan demikian, Telkomsel sejak awal telah berkomitmen untuk mencapai kinerja terbaik
di semua aspek, dengan terus bertumbuh selaras dengan harapan dan tuntutan dari para
pelanggan, pegawai masyarakat dan lingkungan hidup. Kinerja di semua aspek itulah yang
menjamin pertumbuhan berkelanjutan Telkomsel.
II COMPANY PROFILE
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Resmi didirikan tahun 1995 dengan kantor pusat di
Jakarta. Kepemillikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT Telekomunikasi Indonesia
(TELKOM: JSX:TLKM; NYSE:TLK;LSE:TKID) dan 35% SingTel Mobile, yang dimiliki 100%
oleh Singapore Telecommunications, Ltd. (SingTel: SGX:TELE.SI). Selama tahun 2009 tidak
ada perubahan signifikan terkait kepemilikan dan bentuk badan hukum perusahaan Telkomsel.
Visi Telkomsel
Menjadi penyedia gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak terkemuka dan terbaik di regional
Misi Telkomsel
Memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak dengan kualitas terbaik yang
melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan dan
pembangunan ekonomi bangsa.
Tata Kelola Perusahaan
Untuk melindungi kepentingan para pemilik saham dan pemangku kepentingan, Telkomsel
memiliki standar komitmen yang tinggi terhadap tata kelola perusahaan.Standar komimen ini
harus dibangun dalam nilai-nilai budaya perusahaan dan imbalan untuk pribadi, serta integritas
perusahaan, maupun berupa standar etik dan perasaan saling menghormati yang patut dicontoh.
Komitmen yang jelas terhadap tata kelola perusahaan merupakan hal yang esensial bagi seluruh
karyawan termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi
bertanggung jawab kepada para pemilik saham untuk menjamin bahwa Telkomsel beroperasi
sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Telkomsel mematuhi peraturan dan hukum
pemerintah RI dan karena itu mematuhi UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007. Sebagai
anak perusahaan PT Telkom, Telkomsel juga wajib mematuhi berbagai peraturan dan prinsip tata
kelola perusahaan yang ditentukan grup TELKOM.
Para Pemangku Kepentingan
Meski Telkomsel adalah perusahaan swasta, yang bukan perusahaan publik, Telkomsel telah
memiliki unit tersendiri untuk mendukung dan melaksanakan program-program perusahaan yang
berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan serta secara aktif menyediakan materi
informasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu tim CSR Program & Support Management
Divisio
Peta Para Pemangku Kepentingan Telkomsel
Telkomsel mengidentifikasi terdapat delapan kelompok pemangku kepentingan Telkomsel,
yaitu: (1) lingkungan; (2) masyarakat; (3) para karyawan, yang terdiri dari karyawan tetap,
karyawan paruh waktu, dan outsource; (4) mitra bisnis, yang terdiri dari supplier atau vendor,
mitra dealer dan partner sinergi; (5) regulator, yang terdiri dari regulator internasional,
pemerintah Indonesia, dan pemerintah daerah; (6) kreditur dan bank; (7) para pemegang saham;
dan (8) para customer/pelanggan, yang terdiri dari korporasi dan ritel. Telkomsel menyadari
pentingnya peranan para pemangku kepentingan bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Oleh sebab itu Telkomsel senantiasa membina hubungan baik dengan para pemangku
kepentingan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai budaya
korporat.
Produk Telkomsel
Telkomsel memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda.
KartuHALO untuk pelanggan pascabayar, simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar.
Telkomsel juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para
pelanggan, yang mencakup:
Call waiting
Call forwarding
Voice mail
International roaming
Short message service (SMS)
IDD/International Service
Flash
Blackberry
Produk Telkomsel
III ANALISA GENERAL BUSINESS ENVIRONTMENT
3.1 Govermental Environtment
Menindaklanjuti dari kebijakan pemerintah sehubungan dengan dengan Surat Edaran Plt Dirjen
Postel (atas nama Menteri Kominfo) No. 1598/SE/DJPT.1/KOMINFO/7/2010 tentang
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Terkait Dengan Pornografi. Direktur
utama PT Telkomsel Sarwoto Atmosutamo mengungkapkan bahwa perusahaannya telah
melakukan pemblokiran situs porno guna mendukung kebijakan pemerintah yang meminta
penyelenggara jasa internet (PJl) menutup akses situs negatif. Demo pemblokiran dilakukan
dengan menggunakan ponsel dan laptop yang sudah terkoneksi dengan akses Internet
TelkomselFlash. Seluruh pelanggan yang menggunakan layanan Internet Telkomsel, baik
melalui ponsel, komputer, maupun laptop, tidak akan bisa lagi mengakses situs-situs porno.
Untuk memblokir situs negatif tersebut, Telkomsel menerapkan sistem proxy atau gateway yang
secara otomatis memblok situs-situs porno yang diakses pelanggan. Melalui pemblokiran dengan
mekanisme blacklist internet access tersebut, pada layar ponsel, komputer, atau laptop pelanggan
akan tertulis "ACCESS IS DENIED DUE TO SECURITY POLICY ENFORCEMENT".
3.2 Domestic Political Environtment
Industri seluler memang agak unik. Industri ini sangat sensitif terhadap skala ekonomi. Investasi
dan fixed cost yang besar dan variable cost yang rendah membuat pemain-pemain baru tidak
punya pilihan selain harus merebut pelanggan baru dengan senjata “harga”. Selain itu, industri
ini membutuhkan jumlah pelanggan tertentu yang memungkinkan komunikasi on-net atau
komunikasi antar para pelanggan bisa terjadi. Jadi, walaupun banyak pelanggan yang tidak
menguntungkan karena penggunaannya sangat kecil, mereka dibutuhkan untuk menciptakan
penggunaan pulsa bagi pelanggan lain. Inilah industri yang bersifat network.
Pilihan dari perang terhadap harga adalah dengan terus meningkatkan kualitas baik produk,
pelayanan maupun faktor emosional. Telkomsel pada posisi yang sungguh kuat. Secara kualitas
produk seperti coverage, kekuatan signal, kejernihan suara dan fiturnya sudah berada di atas
pesaingnya. Demikian pula, jumlah customer base-nya yang paling besar, sudah menjadi
pertahanan sendiri dari serangan pesaing.
Bagi Telkomsel, adalah sungguh masuk akal kalau mereka akan memecah komponen kualitas
dari sisi kualitas pelayanan dan faktor emosional kepada pelanggannya. Ini jelas merupakan
sumber customer value yang sulit ditiru. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut adalah
Telkomsel sudah memiliki pelanggan yang lebih tepat. Segmen premium, heavy user dan mereka
yang tidak price sensitive, sebagian besar sudah menjadi pelanggan dari operator ini. Sebagian
dari mereka, tidak akan goyang dengan tawaran harga murah. Melihat segmen pelanggannya,
sangatlah tepat bagi operator ini kalau bertumpu kepada pelayanan sebagai sumber untuk
menciptakan customer value.
Ketika perang harga ini mulai mereda, maka sebagian pemain baru akan memperbaiki kualitas
produk seperti jaringan, coverage dan kekuatan sinyalnya. Bagi Telkomsel, dengan
meningkatkan kualitas pelayanan, sudah pasti akan membuat posisinya semakin sulit dikejar.
Tentunya, sebagai market leader akan mempunyai berbagai macam permasalahan. Salah satunya
adalah perlu menentukan dengan tepat, atribut pelayanan apakah yang perlu difokuskan saat ini.
Customer Value selalu terjadi migrasi. Apa yang dahulu dinilai bagus oleh pelanggan, dalam
beberapa tahun akan menjadi suatu hal yang biasa karena semua pesaing dapat menyediakan hal
yang sama.
3.3 International Political Environtment
Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai Temasek Holdings Pte Ltd
telah melanggar UU Antimonopoli dan memiliki kepemilikan silang di dua perusahaan
telekomunikasi Indonesia pada 19 November 2007 terjadi karena dianggap Temasek melanggar
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Temasek merupakan grup perusahaan asal Singapura yang menguasai Telkomsel (melalui
Singtel) sebesar 35% dan Indosat (melalui STT Telemedia) sekitar 42%.
Seperti diketahui, vonis KPPU terhadap Temasek yaitu grup perusahaan tersebut harus melepas
saham di Telkomsel atau Indosat paling lambat 2009. Pelepasan saham dilakukan dengan cara
masing-masing pembeli dibatasi pembeliannya 5% dari total saham yang dilepas.
Sebenarnya sejak masa Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
telah memberikan dukungannya terhadap upaya pembelian kembali (buy back) saham Indosat
dan Telkomsel dari tangan perusahaan Singapura tsb. Negara lain seperti Amerika Serikat (AS)
dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbeda system pun sama-sama tidak membiarkan
usaha telekomunikasinya dikendalikan dan dikuasai pihak lain.
Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Singapura dikenal sebagai pusat keuangan di Asia
Tenggara. Indikator-indikator ekonomi Singapura kerap menjadi tolak-ukur bagi pertumbuhan
ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Asian Defence and Diplomacy edisi Sept
2009, mewartakan bahwa pada tahun 2007 anggaran militer Singapura sudah mencapai 5,8
miliar dolar AS (4.1% dari GDP). Padahal Indonesia yang jauh lebih besar, anggaran militernya
pada hanya 4.1 miliar dollar (1.2% dari GDP). Hal lain bahwa 10 persen dari jumlah penduduk
Singapura yang sekarang berjumlah 3,2 juta penduduk, ternyata bekerja di bidang militer. 72.5
ribu personel bekerja full time, dan sekitar 250 ribu lainnya masuk kategori komponen cadangan
yang bisa digerakkan kapan saja.
Dalam memenuhi kebutuhannya terhadap peralatan militer berteknologi tinggi, Singapura
mengandalkan pada Israel. Secara psikologis, kedua negara memang memiliki ketakutan yang
sama. Keduanya sama-sama negara kecil, sama-sama berwilayah sempit, dan berpenduduk
pendatang yang bukan asli lokal. Dan dikelilingi oleh negara-negara besar berpenduduk
mayoritas Muslim. Pada 2000-2002, nilai investasi Singapura di Israel mencapai 400 juta dolar
AS, dan sebagian besar ditanamkan di sektor-sektor industri berteknologi tinggi.
Berdasarkan info dari Tabloid Intelijen edisi 13 - 26 Juli 2006, setidaknya dua perusahaan besar
bermain dalam bisnis raksasa tersebut termasuk Temasek Capital TIF Ventures, perusahaan yang
memiliki saham dominan di Telkomsel. Perusahaan tersebut milik Dewan Pengembangan
Ekonomi Singapura yang berinvestasi di lima perusahaan permodalan Israel.
Menurut beberapa sumber informasi, Badan intelijen Singapore, yang bernama Singapore
Intelligence Service (SIS). mereka ini berperan besar dalam membantu Megawati Sukarnoputri
menjadi Presiden sejak kejatuhan Suharto pada Mei 1998 lalu. Kalau kita menelusur lepasnya
Telkomsel ke tangan perusahaan Singapura adalah masa Laksamana Sukardi menjadi Menteri
BUMN era Megawati, sinyalemen tersebut jadi masuk akal adanya. Selain Laksamana Sukardi,
Mayor Jenderal Purnawirawan Theo Syafei disebut-sebut merupakan pemain kunci dalam
memfasilitasi terjadinya pengalihan asset kepemilikan BUMN ke Singapora. Syafei dikenal
sebagai perwira tinggi yang dekat dengan Benny Murdani.
Menurut informasi, para agen intelijen SIS tersebut berlindung atas nama Kedutaan Singapura.
Bahkan Tabloid Intelijen di edisi yang sama, menyebut koresponden Straits Times Derwin
Pereira sebagai salah satu mata-rantai dari operasi intelijen yang dilancarkan oleh SIS. Dalam
konteks ini, peran SIS harus dibaca sebagai bagian dari mata-rantai konspirasi yang dilancarkan
badan intelijen Amerika Serikat CIA dan badan intelijen Israel MOSSAD. Ketiga badan intelijen
tiga negara tersebut inilah yang diyakini banyak kalangan telah ikut berperan dalam menjatuhkan
Suharto dari tampuk kepresidenan pada Mei 1998.
Sehingga dari gambaran diatas, masuk akal agar supaya sarana komunikasi yang termasuk asset
yang strategis termasuk Telkomsel agar dijaga dengan baik sehingga jangan sampai jatuh ke
tangan dominasi negara lain yang bisa disalahgunakan dan membahayakan keamanan negara.
3.4 Demographical Environtment
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki jangkauan
terluas, lebih dari 35 ribu BTS yang diantara nya BTS Berteknologi 3G sebanyak lebih dari
7.000 BTS tersebar hingga pelosok Negeri. Selain itu Telkomsel merupakan operator selular
yang mengoperasikan BTS dengan sumber energi ramah lingkungan (BTS Go Green) terbanyak
di Asia dengan jumlah 132 BTS di seluruh Indonesia. Selain itu Telkomsel satu - satunya
jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh desa terpencil di 25.000 desa, serta
memberikan layanan broadband tercepat 21Mbps dan terluas di 25 kota besar. Tidak hanya itu
sebagai negeri Bahari, Indonesia dengan luas lautan 5,8 juta km persegi.Telkomsel juga
merupakan satu-satunya jaringan telekomunikasi di 15 Kapal PELNI menembus samudera yang
luas.
Indonesia memiliki jumlah Penduduk mencapai 200 juta lebih. Lebih dari 93 juta diantaranya
telah menjadi pelanggan setia Telkomsel kartuHALO, simPATI dan kartuAs ). Telkomsel juga
menghadirkan titik pelayanan pelanggan terbanyak untuk melayani pelanggan setia nya dengan
lebih dari 1 juta titik pelayanan yang terdiri dari: GraPARI, GeraiHALO, kiosHALO, outlet
authorized dealer, mitra retail nasional, dan M-Kios, serta memiliki call center terbesar di
Indonesia yang didukung sekitar 5.000 agent call center.
Indonesia adalah salah satu pengguna blackberry terbesar di dunia Telkomsel memiliki
komunitas Blackberry terbesar di Indonesia yang memberikan kapasitas data layanan
BlackBerry dengan koneksi tercepat 1,2Gbps
3.5 Technological Environtment: Information Technology
Dalam usaha menyediakan layanan telepon selular yang modern dan komprehensif agar dapat
menyampaikan suara, teks, data, dan video dalam paket yang kreatif, Telkomsel terus-menerus
mengembangkan teknologi jaringan broadband 3G dan 3,5G Telkomsel juga mengurangi
konsumsi listrik untuk sistem pendingin udara di BTS-BTS tertentu. Pada BTS yang secara
teknis memungkinkan, Telkomsel tidak menggunakan shelter yang membutuhkan sistem
pendingin udara. Tindakan ini akan mengurangi emisi gas, konsumsi listrik, sekaligus menekan
biaya.Kemudian Telkomsel menerapkan HSDPA, sebagai bagian dari upaya Telkomsel menjadi
perusahaan yang ramah lingkungan.
Telkomsel mencoba berbagai kemungkinan pemakaian energi alternatif, seperti panel sel
matahari, turbin angin, dan pembangkit listrik mikro-hidro. Berikutnya, Telkomsel bertekad
terus-menerus mencoba menggunakan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan hidrogen
sebagai sumber listrik, yang merupakan tonggak penerapan teknologi untuk menyediakan
layanan broadband bergerak (mobile) pada kecepatan di atas 14,4 Mbps dan HSDPA +21 Mbps
di beberapa kota besar tertentu.
Produk broadband ini membuat Telkomsel berada dalam posisi terdepan dalam bisnis telepon
selular. HSDPA bersama-sama dengan layanan berbasis 3G seperti video calls, mobile video dan
mobile TV merupakan produk-produk baru yang Telkomsel perkirakan akan menjadi pendorong
pertumbuhan Telkomsel di masa depan.
Sejalan dengan itu, Telkomsel terus memperluas penyebaran jaringan 3G dan HSDPA,
melengkapi BTS dengan 1.652 Node-B pada 2009, sehingga pada akhir 2009 Telkomsel
memiliki 4.870 Node-B yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu hal yang menggembirakan Telkomsel pada tahun 2009 adalah jumlah pelanggan
Telkomsel meningkat secara signifikan. Pada akhir 2008, pelanggan Telkomsel berjumlah 65,3
juta, kemudian meningkat menjadi 81,6 juta pada akhir 2009. Seiring dengan itu, Telkomsel
dipacu meningkatkan kemampuan dalam berbagai hal, antara lain meningkatkan kapasitas
jaringan telepon selular, menjamin kelancaran percakapan, serta menggabungkan maupun
menyambungkan beraneka sistem jaringan. Idealnya, jaringan Telkomsel mampu menyediakan
berbagai pilihan kepada para pelanggan. Artinya, pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih
berbagai tipe sambungan yang mereka kehendaki, kapan pun dan dimana pun. Untuk
mewujudkan kebebasan ini, Telkomsel perlu didukung oleh jaringan yang moderen dan dapat
diandalkan, satu jaringan yang mampu menawarkan layanan sangat luas berupa suara, teks, data,
dan video Sehubungan dengan itu, Telkomsel menjalankan tiga prakarsa strategis: (a) perluasan
kapasitas jaringan secara pesat; (b) manajemen strategi antisipasi dan pencegahan; dan (c)
penggunaan teknologi terbaru.
Peningkatan Broadband Network di Indonesia Timur
Telkomsel meningkatkan kapasitas jaringan broadband network untuk menghubungkan Jawa-
Makassar- Ambon-Papua, menggunakan transmisi Satelit IDR (Intermediate Data Rate),
mengingat koneksi ke wilayah tersebut tidak terdapat link transmisi fiber optic dan terrestrial.
Peningkatan ini merupakan upaya Telkomsel menambah kapasitas 930 Mega byte per second
(Mbps) agar tercapai High Performance Broadband Network.
Program peningkatan kapasitas ini dilakukan bersama mitra Telkomsel dan telah dimulai sejak
Juli 2008 hingga selesai April 2009. Sebelumnya, koneksi dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur
menggunakan transmisi satelit IDR tipe koneksi berbasis E1. Mengingat kebutuhan kapasitas
yang sangat besar, maka Telkomsel beralih menggunakan tipe koneksi bundling STM-1
(Synchronuse Transfer Mode 1), sebagai gambaran satu STM-1 setara dengan 63 E1 atau 155
Mbps. Penerapan link transmisi dalam bentuk bundling STM-1 berbasis IP (Internet Protocol) ini
merupakan yang pertama di dunia.
Penambahan STM-1 ini berjumlah enam link transmisi. Untuk mendukung kehandalan kinerja
link transmisi tersebut, pada titik hub di Makassar, Surabaya, dan Timika dipasang antena
ground station berdiameter 13 meter. Sedangkan di Ambon dan Jayapura dipasang antena
berdiameter 9 sampai 13 meter, yang didukung oleh provider satelit mitra Telkomsel. Dalam
pengoperasiannya, setiap STM-1 didukung dua transponder satelit sehingga enam STM-1
tersebut menggunakan 12 transponder, atau separuh kapasitas sebuah satelit. Telkomsel saat ini
telah menggunakan tiga satelit untuk melayani berbagai wilayah Indonesia terutama kawasan
Indonesia Timur, daerah pedalaman, dan perbatasan negara.
3.6 Technological Environtment:Processing Technology
Bertepatan dengan perayaan hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2009, Telkomsel secara
resmi meluncurkan program USO (Universal Service Obligation), yakni penggelaran akses
telekomunikasi dan informatika pedesaan, serta pengembangan jaringan Telkomsel MERAH
PUTIH (MEnembus daeRAH Pedesaan, indUstri TerpencIl dan baHari) di perbatasan Australia
dan Papua Nugini. Telkomsel resmi mendapat amanah dari pemerintah untuk program USO
membangun jaringan telekomunikasi di 2.056 desa di seluruh Indonesia.
Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditandai
dengan melakukan komunikasi video conference dari Jakarta ke 4 titik desa terpencil, yakni Desa
Sekatak di Bulungan Kalimantan Timur di perbatasan Malaysia; Desa Adaud di Saumlaki
Ambon di perbatasan perairan dengan Australia; Desa Ubrub, Papua di perbatasan Papua Nugini;
dan Desa Ranupani di Lumajang Jawa Timur di kaki Gunung Semeru.
Keseluruhan paket program USO itu meliputi paket 1 di Provinsi NAD, Sumatera Utara, dan
Sumatera Barat; paket 2 di Provinsi Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu,
Sumatra Selatan, dan Lampung; paket 3 di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan; paket 6 di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur; dan paket 7 di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Mulai April-Mei 2009, Telkomsel memulai proses produksi dan instalasi. Sampai dengan
Desember 2009 telah terpasang di 20.772 desa. Melalui bertambahnya perluasan jaringan hingga
daerah terpencil ini, cakupan pelayanan Telkomsel telah menjangkau hampir 100 persen wilayah
populasi Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia yang unik, memberikan tantangan tersendiri dalam percepatan
penggelaran jaringan, mengingat Indonesia sebagai Negara kepulauan sepanjang seperdelapan
bentangan dunia dengan luas 1,9 juta km persegi yang memiliki 18.000 pulau. Oleh karena itu,
Telkomsel menciptakan metode inovatif yang diberi nama MEDIAna (Media Evaluation
Deployment Integrated Analysis).
Dengan adanya aplikasi MEDIAna ini, jajaran Telkomsel dan mitra vendor akan lebih efektif
dan efisien dalam menyelesaikan program USO. Aplikasi MEDIAna adalah pusat informasi data
kondisi daerah sebagai dasar kebutuhan Solusi Teknologi (ST) di daerah tersebut, sekaligus
memiliki kemampuan Manajemen Aset, yakni menghitung secara otomatis nilai aset. Melalui
MEDIAna, Telkomsel membagi ST dalam dalam tiga kategori ketersediaan sinyal, yakni ST1
berarti sinyal kuat, ST2 sinyal lemah, ST3 tidak ada sinyal; dan dua kategori ketersediaan listrik,
yaitu A berarti ada listrik, B berarti tidak ada listrik.
Seiring dengan pelaksanaan USO membangun layanan akses telekomunikasi dan informatika
kepada sekitar 25.486 desa, Telkomsel secara resmi mengoperasikan program Desa Berdering di
Jakarta pada 30 November 2009. Peresmian program ini dilakukan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono, yang ditandai dengan berkomunikasi jarak jauh (teleconference) dari Istana Negara
di Jakarta ke dua titik Desa Berdering, yaitu Desa Sebandut, Kabupaten Bengkayang,
Kalimantan Barat; dan Desa Buwun Mas, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
Telkomsel juga menambahkan manfaat program USO ini dengan menghadirkan layanan
Pusyantip (Pusat Layanan Telekomunikasi dan Informasi Pedesaan), Portal Lumbung Desa, serta
Desa Pintar yang dilengkapi komputer dan layanan internet. Layanan Pusyantip dan Portal
Lumbung Desa ini dimaksudkan untuk memajukan perekonomian daerah, dengan menyediakan
fasilitas kepada 24.052 desa USO agar dapat berbagi informasi via SMS, misalnya mengenai
kebutuhan pupuk, bibit, hasil panen, hasil laut, dan lain-lain. Informasi itu akan diteruskan ke
Portal Lumbung Desa dan website internet, sehingga semua pihak bisa mengetahui potensi dan
kendala di suatu daerah. Sedangkan, Desa Pintar dimaksudkan untuk menghilangkan
kesenjangan informasi dan pendidikan, karena dengan adanya computer yang dilengkapi akses
internet, masyarakat dapat mengakses informasi apapun termasuk dunia pendidikan dan
pengetahuan lainnya.
3.7 Social Environtment
Program Peduli Banjir Telkomsel –NetApp yang Inovatif
Berbeda dengan program penanggulangan banjir biasa, Telkomsel dan NetApp Indonesia
melangkah lebih maju dengan meluncurkan program manajemen bencana banjir berbasis
komunitas pada 5 Maret 2009. Pada tahap awal, program ini dijalankan di Kampung Pulo-
Kampung Melayu, Jakarta Timur; Ulujami, Jakarta Selatan; Kampung Klingkit-Rawa Buaya,
Jakarta Barat, dan Jatiasih, Bekasi. Lokasi ini dipilih mengingat daerah tersebut merupakan
daerah hunian padat penduduk yang menjadi langganan bencana banjir. Jalan menuju lokasi itu
pun sulit dijangkau karena banyak berupa lorong sempit. ini tidak hanya memberi bantuan Posko
dan berbagai sarana penanggulangan banjir, tapi yang paling utama adalah upaya pemberdayaan
masyarakat melalui pelatihan Community Based Disaster Risk Management (CBDRM).
Melalui program ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses identifikasi, analisis,
penanggulangan, dan minimalisasi risiko bencana. Masyarakat akan terbantu sehingga lebih
tanggap mengantisipasi bencana banjir. Contohnya adalah para relawan yang juga penduduk
setempat dilatih mengevakuasi dan diberikan pemahaman tentang siapa yang harus dievakuasi
lebih dahulu, yaitu bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, orang sakit, atau penderita cacat.
Berkat program CBDRM, masyarakat akan mempunyai sistem penanganan bencana yang efektif.
Di wilayah rawan banjir tersebut telah dibangun jalur evakuasi dengan tanda yang mudah
dimengerti, berupa tiang, tali, dan bandul pelampung berwarna terang yang tetap terlihat walau
terendam air. Masyarakat juga dibekali pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan
perahu, tali temali, evakuasi, dan pengelolaan dapur umum.
Aksi Cepat Tanggap dan Bantuan untuk Korban Gempa Tasikmalaya dan Padang
Sejak hari pertama gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter (SR) melanda Tasikmalaya dan
sebagian Jawa Barat pada 2 September 2009, Telkomsel melakukan berbagai tindakan
percepatan pemulihan untuk meminimalisasi dampak bencana. Telkomsel menghadirkan layanan
telepon gratis, membuka dua Posko bantuan di Desa Cigorowong dan Desa Lengkong Jaya yang
menyediakan fasilitas dapur umum, layanan kesehatan gratis, serta Posko sandang. Di setiap
Posko bantuan tersebut, Telkomsel memberikan nasi bungkus, makanan, minuman, serta
pengobatan gratis yang cukup untuk melayani sekitar 2.000 korban setiap hari.
Tiga hari kemudian, 5 September 2009, Telkomsel melanjutkan kepedulian sosialnya dengan
menyerahkan bantuan bagi para korban senilai total Rp 200 juta. Bantuan tersebut berupa dapur
umum senilai Rp. 100 juta yang diserahkan melalui Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), layanan
kesehatan sebesar Rp. 50 juta melalui Rumah Zakat Indonesia, dan bantuan untuk kebutuhan
darurat seperti: selimut, lampu petromaks, sandal, dan lain-lain sebesar Rp 50 juta yang
disalurkan melalui Gada Musa. membawa suku cadang yang diterbangkan secara khusus dengan
pesawat sewaan.
Di tengah kerusakan yang melanda kantor GraPARI di Jl. Sudirman, Padang, Telkomsel
membuka kantor pelayanan di halaman kantor. Telkomsel juga membuka Posko Peduli berupa
Posko Kesehatan dan dapur umum di dua lokasi, yakni Pariaman dan Padang. Posko ini didirikan
bekerjasama dengan mitra. Di samping itu, Telkomsel telah mengirim bantuan 1.000 paket
darurat berisi selimut, sarung, handuk, sandal, serta lampu petromaks. Telkomsel memberikan
layanan gratis SMS selama tujuh hari bagi seluruh pelanggan yang berada di Padang dan
sekitarnya, serta memperpanjang masa aktif dan masa isi ulang bagi seluruh pelanggan prabayar
nomor Padang. Berikutnya, Telkomsel membuka Posko layanan terpadu di kantor GraPARI
yang menyediakan charger gratis, telepon umum gratis, kartu perdana gratis, dan pelayanan
pelanggan. Tidak ketinggalan, tersedia pula layanan kesehatan gratis dan dapur umum, serta
selimut, handuk, sarung, pembalut wanita, dan lain-lain.
Telkomsel menyediakan 25.000 kartu perdana gratis dengan pulsa Rp 5.000. Untuk mengatasi
keterbatasan pasokan listrik, pada hari kelima paska gempa, Telkomsel mengirim 300 genset dari
Jakarta, yang diterbangkan menggunakan pesawat sewaan khusus dari Jakarta.
Untuk menambah kapasitas penanganan lalulintas komunikasi, Telkomsel mendatangkan 10
mobile BTS atau Compact Mobile Base Transceiver (COMBAT) di kota Padang untuk
menggantikan BTS yang rusak. Lebih jauh, Telkomsel membantu pembangunan kembali sekolah
yang rusak akibat bencana, baik di Sumatera Barat maupun di Jawa Barat, yang disalurkan pada
tahun 2010.
3.8 Cultural Environtment
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun berupa buah pikiran
dan alam penghidupan. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Kebudayaan memiliki arti penting bagi suatu bangsa. Kebudayaan merupakan jati diri
nasional atau sarana pemersatu. Kebudayaan dinilai berperan jika memiliki hasil budaya yang
khas. Hasil budaya bukan hanya milik suatu bangsa, tapi sudah dianggap milik bersama, yakni
masyarakat dunia.Dalam rangka pembangunan nasional, generasi muda berperan penting untuk
mempertahankan kearifan budaya lokal, agar jangan sampai pada suatu saat anak cucu kita
melupakan kebudayaan-kebudayan bangsa Indonesia yang bernilai luhur tinggi.
TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan Budaya Lokal & Oriental”
TELKOMSEL CAMPUS COMMUNITY menghadirkan festival kebudayaan lokal & oriental
untuk pertama kalinya yang bertajuk TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan
Budaya Lokal & Oriental”. Salah satu budaya masyarakat oriental yang patut ditiru adalah
budaya kerja yang merupakan sikap terhadap pekerjaan yang dianggap baik dan menyenangkan
untuk dunia bekerja seperti sikap; rajin, jujur, giat, bersemangat, berinovasi, berkreasi, terbuka
dan bertanggung jawab dan sikap positif lainnya.
TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 akan menghadirkan berbagai kebudayaan lokal dan oriental,
khususnya yang diminati anak-anak muda diseluruh dunia. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi
suatu media ekspresif positif yang menarik dan menghibur bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan kesungguhan dan kebulatan tekad, panitia mentargetkan lebih dari 30.000 pengunjung
akan memeriahkan TELKOMSEL URBAN FEST ‘09.
Tujuan dari Telkomsel dalam melakukan kegiatan ini adalah:
1. Membuktikan kepedulian generasi muda pada kearifan budaya lokal.
2. Menunjukkan kebersamaan & persatuan yang erat pada generasi muda untuk bersama- sama
mempertahankan kebudayaan bangsa.
3. Menampilkan perpaduan yang unik antara kebudayaan lokal dan oriental.
4. Memberikan wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi secara positif dengan seni dan
kebudayaan lokal & oriental.
5. Memberikan wadah bagi komunitas penggemar kebudayaan oriental untuk mempresentasikan
aktivitasnya dalam kemasan yang atraktif.
6. Sebagai salah satu hiburan unik yang bertajuk akulturasi kebudayaan lokal dan oriental bagi
masyarakat umum.
3.9 Natural Environment
Telkomsel untuk Lingkungan : Green BTS
Telkomsel menyadari bahwa perubahan iklim mempengaruhi kualitas jaringan dan operasional
secara signifikan. Perubahan iklim ektrim berpotensi merusak infrastruktur telekomunikasi yang
telah dibangun dan pada akhirnya menyebabkan terganggunya kinerja system telekomunikasi
yang dampaknya akan sangat dirasakan oleh pelanggan Telkomsel. Oleh karenanya, Telkomsel
menjalankan prakarsa strategis dalam upaya perluasan jaringan yang ramah lingkungan, yakni
dengan mengadopsi “konsep ekonomi hijau” dalam pengoperasian BTS Telkomsel. Dalam
pengoperasian BTS, Telkomsel melangkah lebih maju dengan menerapkan konsep ekonomi/
teknologi ramah lingkungan (Green Economy Concept). Konsep ini sejalan dengan upaya di
tingkat nasional dan global untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat serta mencegah
perubahan iklim.
Konsep ekonomi ramah lingkungan telah berulangkali dikampanyekan Menteri Koordinator
Perekonomian Hatta Radjasa. Inti konsep ini adalah perkembangan yang seimbang antara
ekonomi dan lingkungan. Artinya kegiatan ekonomi terus mengalami kemajuan, namun tanpa
merusak lingkungan.
Terkait dengan penerapan konsep tersebut, Telkomsel telah membangun dan mengoperasikan
132 Green BTS, yakni BTS yang memanfaatkan energi matahari. Ratusan BTS ini tersebar di
Sumatera (33 BTS), Jawa (22 BTS), Bali-Nusa Tenggara (23 BTS), Kalimantan (18 BTS), dan
Sulawesi-Maluku-Papua (36 BTS). Selain menggunakan tenaga matahari, di wilayah Sumatera,
Telkomsel juga menerapkan teknologi fuel cell dengan memanfaatkan bahan bakar hidrogen.
Teknologi ini dipakai karena mempunyai keunggulan, seperti tidak bising karena tidak terdapat
komponen bergerak, dan tidak bersifat polutan. Keunggulan ini tercipta lantaran zat buangan dari
proses fuel cell adalah H2O alias air, yang tidak beracun dan berbau, serta memiliki efisiensi
jauh lebih baik dibandingkan system konvensional.
Tak ketinggalan, Telkomsel juga akan mengembangkan BTS dengan sumber energy alternatif
lain yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Misalnya mengembangkan BTS micro
hydro yang memanfaatkan aliran sungai di sekitar BTS dan BTS yang memanfaatkan bahan
bakar organik (biofuel). Pembangkit listrik mikro hidro lebih murah dari sumber-sumber bahan
bakar alternatif lainnya.
Hingga saat ini, dapat dikatakan Telkomsel merupakan perusahaan yang mengoperasikan Green
BTS terbanyak di seluruh Asia. Pemberdayaan energi alternatif ini bertujuan untuk mendukung
efisiensi penggunaan listrik dan mendukung masyarakat di wilayah pelosok agar tidak terisolir
serta terjangkau alat komunikasi. Yang tak kalah penting adalah Telkomsel berhasil mengurangi
gas emisi rumah kaca hingga 1.261,49 ton CO2 per tahun
3.10 Financial & Economic Development
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah salah satu operator jasa telekomunikasi selular
yang beroperasi di Indonesia. Berdasarkan market share dan revenue share, Telkomsel adalah
Market Leader dengan basis customer sebesar 72,1 juta pelanggan. Angka tersebut diperkirakan
mewakili kurang lebih 50% dari total market Indonesia. Dari data laporan keuangan Telkomsel
pada tahun 2009, laba bersih yang dihasilkan Telkomsel mengalami penigkatan dari tahun
sebelumnya yaitu sekitar RP 13.160 milyar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar
Rp.11.422 milyar pada tahun 2008.
Telkomsel adalah operator telekomukasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan layanan
GSM pra-bayar dan 3G service. Telkomsel memiliki jaringan terluas dibandingkan operator lain.
Jaringan Telkomsel mampu menjangkau 95% dari populasi Indonesia. Telkomsel mampu
menjangkau seluruh propinsi, kotamadya, kabupaten dan kecamatan di pulau Sumatera, Jawa,
Bali, dan Nusa Tenggara. Tahun ini, Telkomsel melakukan peningkatan broardband di Indonesia
bagian timur. Telkomsel berkomitmen untuk menghantarkan ICT kepada 100% populasi
Indonesia.
Pertumbuhan Pelanggan
Pada akhir 2009, KartuHALO memiliki 2,03 juta pelanggan, simPATI 57,99 juta pelanggan dan
Kartu As 22,62 pelanggan. Pelanggan Telkomsel seluruhnya berjumlah 81,64 juta atau 49 persen
dari total pasar telepon selular, yang kira-kira mencapai 166 juta pelanggan. Pada 2009 itu pula,
simPATI terus menjadi pusat pertumbuhan. Dengan pertambahan pelanggan bersih 14,96 juta,
simPATI menetapkan posisinya sebagai merek yang paling kokoh di pasar. Pertumbuhan
simPATI yang luar biasa selama beberapa tahun ini, kendati dalam kondisi sulit, disebabkan oleh
merek yang kuat dan strategi pasar yang efektif. Misalnya, simPATI telah menggabungkan
sejumlah program-program bersama layanan lainnya. KartuHALO juga mencetak hasil yang
sangat baik selama beberapa tahun. KartuHALO membukukan 94.000 pelanggan baru dan
memiliki ARPU (average revenue per user) paling tinggi di pasar telepon selular layanan
pascabayar. Sedangkan Kartu As tumbuh 6 persen dengan pelanggan baru meningkat 1,29 juta.
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh popularitas program Serba Seribu dan biaya yang
murah, yakni Rp 5.000 untuk kartu perdananya. Secara lengkap, data pertumbuhan pelanggan
dapat dilihat pada tabel ikhtisar usaha
Pemberdayaan Masyarakat Lewat UKM
Perkembangan dan kemajuan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia tidak luput dari
perhatian Telkomsel. Untuk mendukung perkembangan UKM, Telkomsel menghadirkan layanan
Hosted Push Mail BlackBerry Enterprise Service (BES) untuk pertama kalinya di negeri ini.
Melalui layanan tersebut, UKM dapat memiliki email korporat tanpa perlu berinvestasi,
membeli, meng-install, dan mengelola server, bahkan dapat mengakses informasi perusahaan
lewat BlackBerry kapanpun dan dimanapun.
Layanan Hosted Push Mail BES membantu UKM menikmati layanan hosting wireless email
sekelas perusahaan besar dengan mudah dan relatif murah. Investasi awal dan pemeliharaan
layanan ini akan dikerjakan Telkomsel, sehingga perusahaan dapat lebih fokus kepada bisnisnya
dengan memanfaatkan email berkelas perusahaan besar untuk komunikasi lebih efisien dan
bekerja lebih efektif. Pihak UKM juga mendapatkan domain atas nama perusahaan mereka
masing-masing. Contohnya adalah NamaAnda@Nama Perusahaan.com. Selain fungsi email,
pelanggan juga dapat melakukan sinkronisasi, look up, dan task kapanpun dan di manapun
mereka berada.
Layanan Hosted Push Mail BES menggunakan teknologi Microsoft Exchange Server yang
memiliki tingkat keamanan tinggi dalam hal perlindungan data melalui fitur enkripsi, back up,
dan recovery. Layanan ini juga menjamin keamanan data perusahaan dengan integrasi teknologi
anti-virus, anti-spam, dan anti phising. Bahkan bila BlackBerry pelanggan hilang atau dicuri,
fitur remote wipe dapat digunakan untuk menghapus data milik pelanggan agar tidak dapat
diakses orang lain.
Selain itu, fitur anywhere access memungkinkan penggunanya mengakses email dari mana saja,
baik melalui aplikasi Microsoft Outlook di komputer kantor, melalui web browser di computer
publik, atau melalui BlackBerry dengan fasilitas direct push. Melalui aplikasi tersebut, tidak ada
perbedaan signifikan dari sisi tampilan maupun komputasi antara BlackBerry dan computer
personal.
Lebih jauh, untuk melayani kebutuhan solusi korporat masing-masing perusahaan, Telkomsel
menyiapkan Tim Corporate Account Management di berbagai wilayah Indonesia, yang siap
memberikan pelayanan layaknya konsultan pribadi. Berikutnya tersedia layanan customer care
on line khusus untuk korporat melalui akses 128 dari telepon selular, yang siap melayani
kebutuhan pelanggan 24 secara gratis
3.11 Monetary & Fiscal Policies
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana menurunkan persentase biaya,
hak penyelenggaraan (BHP) jasa telekomunikasi dalam waktu dekat sebagai salah satu bentuk
insentif kepada para pelaku industri. Pit Dirjen Postel Kominfo Budi Setiawan mengatakan
pihaknya sudah melakukan pembicaraan untuk menurunkan BHP jasa telekomunikasi yang saat
ini besarnya 1,25% dari pendapatan kotor operator telekomunikasi. "Para operator
telekomunikasi sudah mengeluhkan beratnya kewajiban yang harus dibayarkan kepada regulator
karena ketatnya persaingan di tengah banyaknya jumlah pemain.
Penyelenggara telekomunikasi selama ini dikenakan BHP frekuensi dan BHP jasa
telekomunikasi yang dananya masuk dalam pendapatan negara bukan pajak (PNBP), selain
dikenakan pajak yang kebijakannya langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemen-keu).
Kominfo selaku regulator industri telekomunikasi sebelumnya menjanjikan insentif pajak bagi
PT Telkom Tbk karena telah membangun infrastruktur backbone Palapa Ring Mataram-Ku-pang
di luar konsorsium pemenang proyek Palapa Ring. Berdasarkan catatan Bisnis, insentif yang
dijanjikan tersebut belum jelas kapan bisa dicairkan, padahal pembangunan infrastruktur oleh
Telkom tersebut telah berjalan dan diharapkan selesai tahun ini.
Lebih rasional Sarwoto Atmosutarno,CEO Telkomsel yang sekaligus menjabat sebagai Ketua
Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), mengatakan kalangan operator menyambut
inisiatif pemerintah yang tengah memproses formula biaya BHP frekuensi. "Kami kira ini
inisiatif baik dari pemerintah bagi industri telekomunikasi karena dengan formula penghitungan
berbasis pita [frekuensi] yang baru ini diharapkan beban BHP frekuensi menjadi lebih rasional
bagi industri," ujarnya ditemui terpisah.
Menurut Sarwoto, beban BHP yang ditanggung operator telekomunikasi bervariasi yaitu antara
15%-22%. ia menambahkan selain beban BHP, masih banyak pungutan lain yang membebani
industri telekomunikasi di Indonesia di antaranya adalah pajak-pajak daerah.
ATSI menyarankan agar proyek-proyek infrastruktur dapat diwujudkan melalui pola kemitraan
pemerintah dan swasta (public private partnership) karena dengan adanya kerja sama maka akan
ada insentif tertentu yang dapat membuat biaya investasi menjadi lebih rendah. Sarwoto
menjelaskan dengan pembentukan kemitraan peme-rintah-swasta, pengurangan pajak, serta
kemudahan bea masuk perangkat, maka kebijakan itu diperkirakan dapat menurunkan biaya
produksi sampai 30%. Pada akhirnya, terobosan kebijakan pemerintah itu akan dapat
memperkuat operator telekomunikasi dalam melakukan ekspansi dan pemerataan layanan. Di
antaranya dalam melengkapi layanan Internet pita lebar bergerak (mobile broadband) agar dapat
menyebar ke seluruh kota-kota besar di Tanah Air.
Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Komunikasi dan
Informatika, mengatakan pihaknya sudah memutuskan hal tersebut agar tidak memberikan
preseden buruk bagi sistem pembayaran BHP di kemudian hari. "Jangan sampai nanti ada kesan
regulator bersikap diskriminatif," ujarnya. Dia menjelaskan batas pembayaran BHP telah
dipatuhi oleh para operator telekomunikasi karena mereka sangat menyadari konsekuensi yang
ada ketika terlambat membayar. Khusus untuk pembayaran BHP yang dilakukan oleh
perusahaan penyedia konten sebesar 2,5% dari pendapatan kotor perusahaan, regulator masih
menunggu keputusan hakim terkait gugatan yang disampaikan oleh beberapa perusahaan
penyedia konten.
3.12 Industry & sectoral Policies
Dalam konteks regulasi, peraturan perundang undangan yang paling fundamental mengatur
industri telekomunikasi adalah UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi. UU ini
mengatur semua aspek dalam sektor telekomunikasi termasuk kedaulatan Negara atas
telekomunikasi, penyelenggaraan, perizinan, interkoneksi, telekomunikasi khusus, perangkat
telekomunikasi dan aktifitas pengamanan dari sektor telekomunikasi.
UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi disahkan sebagai respon atas kegagalan UU
No. 3 Tahun 1989 karena tidak effektif memberikan kerangka hukum dan tidak sesuai dengan
perkembangan telekomunikasi modern. Secara khusus, pemerintah melahirkan UU ini untuk
merestrukturisasi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi dan
telekomunikasi khusus.
Dalam rangka menstandarkan sektor telekomunikasi, UU No. 36 Tahun 1999 membuka kerang
swasta dalam penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi Padalah sebelum UU ini lahir
penyelenggaraan telekomunikasi hanya diberikan kepada pemerintah dan BUMN.
Selain UU No. 36 Tahun 1999, industri telekomunikasi di Indonesia juga diatur oleh peraturan
pelaksana dari UU No. 36 Tahun 1999 tersebut baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden dan Peraturan Menteri Informasi dan Komunikasi RI. Industri telekomunikasi Indonesia
juga harus memperhatikan peraturan perundang undangan lainnya yang tidak terkait secara
langsung.
Regulasi dan kebijakan telekomunikasi di Indonesia masih belum optimal dalam menciptakan
iklim kompetisi yang sehat. Hal ini diperlihatkan masih memungkinkan lahirnya ” anak emas”
dan ”anak tiri”. Perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah masih sering diuntungkan dengan
kebijakan dan regulasi yang ada.
Hal ini diperparah dengan belum terciptanya iklim yang kondusif bagi pengambilan kebijakan
telekomunikasi yang meng-unbundle dan membuka kompetisi seluas-luasnya. Dalam
konteksnya, pemerintah harus benar-benar hanya menjadi regulator dan enabler dan tidak
mencampuri terlalu jauh bisnis telekomunikasi itu sendiri.
Dalam posisinya disini, Telkomsel sebagai salah satu anak dari perusahaan Negara posisinya
akan semakin kuat karna mendapat dukungan langsung dari pemerintah sehingga memperkuat
posisi Telkomsel sebagai “Market Leader pertelokomunikasian di Indonesia.
IV KESIMPULAN
4.1 Key Succes Factor
Dalam upaya untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Telkomsel melihat adanya tiga
tantangan besar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dan kelanjutan pertumbuhannya.
Tantangan pertama terkait masalah kebijakan, khususnya yang terkait dengan industri seluler.
Tantangan kedua adalah masalah kemajuan teknologi, khususnya yang terkait dengan industri
telekomunikasi seluler, dan tantangan ketiga adalah kompetisi yang semakin ketat dengan
operator lainnya.
Untuk dapat menjamin kelangsungan pertumbuhannya, Telkomsel menjalankan beberapa
pendekatan strategis. Sebagai perusahaan Indonesia yang juga diakui dan disegani di tingkat
regional, Telkomsel pertama-tama terus meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi yang ada, di
samping ikut aktif memberikan masukan kepada pihak pembuat kebijakan. Kedua, Telkomsel
melakukan sejumlah investasi strategis untuk menjadi selalu yang terdepan di bidang teknologi
selular. Ketiga, Telkomsel meningkatkan ragam produk yang bernilai tambah kepada para
pelanggan, sekaligus menjalankan program social yang bermanfaat kepada masyarakat, dan
program lingkungan hidup yang berkontribusi dalam upaya global mengatasi perubahan iklim
serta Mendukung program peningkatan kualitas hidup masyarakat.
4.2 Kesimpulan
PT Telkomsel Indonesia merupakan perusahaan seluler terbesar di Indonesia yang memberikan
berbagai solusi untuk menjawab semua kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia untuk
berkomunikasi. Strategi bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh Telkomsel mampu menjadikan
Telkomsel sebagai market leader di perusahaan telekomunikasi Indonesia. Layanan dan solusi
komunikasi yang ditawarkan oleh Telkomsel mampu mempengaruhi lingkungan bisnis dan
perekonomian di Indonesia.
• Dalam melaksanakan kegiatan industrinya Telkomsel tidak melanggar regulasi baik regulasi
nasional maupun internasional
• Tanggungjawab sosial Telkomsel diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan CSR, misalnya
penanggulangan bencana, pendidikan dan sebagainya
• Secara keseluruhan aktifitas industri telkomsel tidak mengganggu keseimbangan alam. Hal ini
disebabkan juga karena industri telkomsel tidak terlalu banyak menghasilkan limbah industri.
Namun perkembangan teknologi yang dilakukan oleh telkomsel telah memperhatikan kelestarian
alam
• Dalam mengembangkan produknya, Telkomsel berusaha untuk menyediakan layanan-layanan
baru yang mendukung kegiatan masyarakat