analisa kotari dan beaver

29
SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN Kelompok AYUTDIA MAHARANI 041142037 LATIFA INDIRA DEWI 041142054 INDAH KURNIYAWATI 041142058

Upload: ve-oo-ce

Post on 09-Dec-2014

113 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kotari Dan Beaver

SEMINAR AKUNTANSI

KEUANGAN

Kelompok

AYUTDIA MAHARANI 041142037LATIFA INDIRA DEWI 041142054INDAH KURNIYAWATI 041142058

MAGISTER AKUNTANSIPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: Analisa Kotari Dan Beaver

2013CAPITAL MARKET RESEARCH IN ACCOUNTING

S.P. KothariSloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge,

MA 02142, USA

Pendahuluan

Penelitian ini menguji tentang hubungan antara pasar modal dan laporan keuangan.

Setidaknya ada 4 sumber utama dari penelitian pasar modal di akuntansi ini adalah analisis

fundamental dan penilaian, menguji efisiensi pasar modal, dan Akuntansi dalam kontrak

kerja dan proses politik. Penelitian ini peneliti mengambil topik “current interest” termasuk

menguji efisiensi pasar. Apakah ada hubungan antara pasar modal yang efisien dengan

informasi akuntansi, analisis fundamental, dan nilai relevansi laporan keuangan?. Penelitian

ini dapat membantu pengambilan keputusan di pasar investasi, penyusunan standar akuntansi,

dan keputusan disclosure keuangan perusahaan.

Dalam penelitian pasar modal di Akuntansi setidaknya ada 4 sumber utama ini :

1. Analisis fundamental dan penilaian

Analisis fundamental ini menggunakan informasi laporan keuangan perusahaan

sebelum dan saat ini untuk menentukan pergerakan harga saham yang terjadi saat ini.

2. Menguji efisiensi pasar modal

Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka dimaksudkan pasar akan

bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut

ditunjukkan dengan perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Jika suatu

pengumuman mengandung informasi, maka akan tercermin dengan adanya abnormal

return yang diterima oleh investor.

3. Akuntansi dalam kontrak kerja dan proses politik

Page 3: Analisa Kotari Dan Beaver

- Teori Akuntansi Positif (TAP) memprediksi bahwa tingkat kesulitan keuangan

perusahaan dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi. Jika

perusahaan mengalami kesulitan keuangan, manajer sebagai agen dapat dianggap

akan melanggar kontrak.

- TAP beranggapan bahwa perusahaan akan mengorganisir diri dalam cara yang

efisien sehingga dapat memaksimalkan prospek mereka untuk bertahan hidup.

- TAP berkenaan dengan memprediksi tindakan-tindakan sebagai pilihan kebijakan

akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan merespon

standar akuntansi baru yang diusulkan.

4. Regulasi pengungkapan

SEC juga menjamin bahwa investor memperoleh pengungkapan informasi keuangan

yang dipublikasi di perdagangan sekuritas. Akibatnya badan ini memiliki kewenangan

untuk mengeluarkan standar akuntansi bagi perusahaan yang dibawah yuridiksinya.

SEC (Securities and Exchange Commission) mendelegasikan tanggung jawab kepada

FASB (Financial Accounting Standard Board). Contoh : tentang pengaturan pasar

modal, konsekuensi ekonomi yang menyebabkan penerbitan pengungkapan standar

baru.

Penelitian ini meninjau penelitian tahun 1980an dan 1990an :

1. Penelitian Koefisien Respon Laba

Ada 4 hipotesa yang menjelaskan besaran koefisien respon laba :

a. Harga yang menuntun laba (prices lead earnings)

b. Pasar Modal yang tidak Efisien

c. Gangguan (noise) pada laba dan kurang baiknya GAAP (Generally Accepted

Accounting Principles).

Page 4: Analisa Kotari Dan Beaver

d. Laba Transitori

Para peneliti telah menggunakan berbagai rancangan penelitian untuk memisahkan

keempat hipotesa diatas untuk menjelaskan lemahnya hubungan antara return dengan

laba dan mengapa koefisien respon laba konservatif terlalu rendah dibandingkan dengan

koefisien respon laba nonkonservatif berdasarkan properti runtun waktu langkah acak

laba tahunan.

2. Sifat time series, manajemen, dan analis peramalan laba.

Konservatisme yang diukur berdasarkan sifat-sifat time series dari earning menjelaskan

kecondongan dari distribusi earning relatif terhadap distribusi arus kas, dan variabilitas

earning terhadap arus kas.

3. Isu-isu metodologis dan penelitian pasar modal.

Isu-isu utama didalam penelitian pasar modal adalah :

a. Uji statistik bias karena korelasi silang dalam data atau sisa regresi

b. Model regresi return dan harga

c. Penggabungan informasi yang terkandung dalam model alternative

4. Model akrual discretionary dan non discretionary.

Pendekatan ini berusaha memisahkan total akrual menjadi komponen non discretionary

accruals (merupakan komponen yang akrual diluar kebijakan manajemen) dan

discretionary accruals (komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen atau

manajer melakukan intervensi dalam proses laporan keuangan).

1. Yang menarik dari paper ini :

Pertama, penelitian ini menguji pasar modal yang efisien terkait dengan informasi

akuntansi, analisis fundamental, dan nilai relevansi laporan keuangan dengan metodologi

event study. Kedua, penelitian analisis fundamental menggunakan rasio-rasio keuangan

Page 5: Analisa Kotari Dan Beaver

dan memprediksi laba dan tingkat pengembalian. Ketiga, memisahkan keempat hipotesa

diatas untuk menjelaskan lemahnya hubungan antara return dengan laba dan mengapa

koefisien respon laba konservatif terlalu rendah dibandingkan dengan koefisien respon

laba nonkonservatif berdasarkan properti runtun waktu langkah acak laba tahunan.

2. Poin kekuatan artikel ini :

Penelitian ini menawarkan perspektif baru dalam literatur akuntansi. Penelitian ini dapat

membantu pengambilan keputusan di pasar investasi, penyusunan standar akuntansi, dan

keputusan disclosure keuangan perusahaan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bagus untuk kepentingan akademisi, investor, dan badan yang mengatur pasar

keuangan serta penyusun standard.

Analisis Hipotesis dan Pengujian Artikel

Rumusan masalah:

Apakah ada hubungan antara pasar yang efisien dengan informasi akuntansi, analisis

fundamental, dan nilai relevansi laporan keuangan ?.

Topik penelitian ini menarik karena beberapa alasan:

Ide yang dikemukakan yaitu memberikan perspektif baru yang menyatakan bahwa

ternyata angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang

hubungan antara laba dan harga saham.

Hipotesis:

H1: Semakin tinggi kualitas Internal Audit Function (IAF) berpengaruh terhadap rendahnya

manajemen laba.

H2: Semakin efektif komite audit berpengaruh terhadap rendahnya manajemen laba.

Page 6: Analisa Kotari Dan Beaver

H3: Semakin tinggi kualitas eksternal auditor berpengaruh terhadap rendahnya manajemen

laba.

H4: Semakin tinggi management’ power berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H5: Semakin besar ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H6: Umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

H7: Semakin tinggi leverage berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H8: Semakin tinggi kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap tingginya manajemen

laba.

H9: Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap tingginya

manajemen laba.

H10: Semakin tinggi pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H11: Semakin tinggi market-to-book rasio berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H12: Semakin tinggi volatilitas cash flow berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H13: Semakin tinggi ROA berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H14: Semakin tinggi net loss berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H15: Perusahaan yang tercatat di NYSE berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H16: Semakin tinggi industri dummies berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H17: Semakin tinggi year dummies berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

2. Sampel dan Desain Penelitian

Sampel

Penelitian ini tidak menggunakan sampel

Desain Penelitian

a. Hipotesis diuji dengan memeriksa apakah variabel kualitas Internal Audit Function (IAF)

berpengaruh terhadap abnormal accrual. Selain itu dimasukkan pula variabel corporate

Page 7: Analisa Kotari Dan Beaver

governance lainnya untuk menguji manakah yang memiliki pengaruh paling besar dari

keempat variabel corporate goovernance. Untuk mengontrol insentif lainnya yang

berpengaruh terhadap abnormal accrual, maka variabel assets, age, complexity, CFO,

SalesGrowth, MB, CFOVolatility, ROA, Loss, NYSE, IndustryDummies, dan

YearDummies dimasukkan ke dalam model. Metode pengujian yang digunakan adalah

regresi multivariat.

AbnAccr = o + 1IAQuality + 2ACEffectiveness + 3AuditorSpecialist + 4Gindex +

5Assets + 6Age + 7Leverage + B8Complexity + 9CFO + 10SalesGrowth + 11MB +

12CFOVolatility + 13ROA + 14Loss + 15NYSE + 16-20IndustryDummies + 21-

25YearDummies +

b. Hipotesis diuji dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan sample perusahaan yang

missed analyst’ forecast, perusahaan yang met/beat analyst’ forecast, dan perusahaan

yang tidak memenuhi kedua kriteria tersebut. Selain itu masing-masing ketiga sample

perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya secara keseluruhan. Pengujian

dilakukan dengan chi-square k sample.

Above = o + 1IAQuality + 2ACEffectiveness + 3AuditorSpecialist + 4Gindex +

5Assets + 6Age + 7Leverage + B8Complexity + 9CFO + 10SalesGrowth + 11MB +

12CFOVolatility + 13ROA + 14Loss + 15NYSE + 16-20IndustryDummies + 21-

25YearDummies +

Metode pengujian hipotesis:

- Pengujian variabel independen terhadap variabel dependen abnormal accrual dengan

regresi multivariat.

- Pengujian variabel independen terhadap variabel dependen missed/met-beat analyst’

forecast dengan chi-square k sample.

- Sensitivitas analysis dilakukan dengan metode least-square 2 tahap.

Page 8: Analisa Kotari Dan Beaver

KONTRIBUSI

Penelitian ini memberikan pemahaman kepada perusahaan dan komite audit mengenai

pentingnya kualitas internal audit dan mengeksplorasi cara untuk meningkatkan fungsi

internal audit. Bagi internal audit standard-setters, mereka dapat mempertimbangkan temuan

penelitian ini terkait dengan peran potensial internal auditing dalam pelaporan eksternal.

Keterbatasan:

Beberapa keterbatasan penelitian adalah:

1. Pemilihan sample tidak dilakukan secara random, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat

digeneralisasi.

2. Terkait dengan terbatasnya ketersediaan data, sample pada penelitian ini relatif kecil

dibandingkan dengan banyak penelitian manajemen laba.

3. Data IIA database diperoleh melalui survey yang masih berlanjut, sehingga kemungkinan

mengandung respon error yang menyebabkan noise pada sample.

4. Econometric tools yang digunakan pada penelitian ini terbatas, sehingga hasil penelitian

ini sebaiknya diintepretasikan dengan hati-hati.

Implikasi:

Tidak disebutkan implikasi atas penelitian ini.

KRITIK

1. Penggunaan missed/met-beat analyst forecast sebagai proksi manajemen laba tidak tepat.

Menurut penelitian Lang dan Lundholm (1996), perusahaan yang banyak mengeluarkan

forthcoming disclosure dan dipublikasikan tepat waktu, analis cenderung mengurangi

bobot penilaiannya pada informasi lain dalam model forecasting-nya (lebih bergantung

pada forthcoming disclosure), sehingga forecast yang dihasilkan analyst sesuai dengan

Page 9: Analisa Kotari Dan Beaver

laporan earnings aktual. Temuan Lang dan Lundholm ini membantah asumsi yang

digunakan oleh penelitian ini bahwa semua laporan keuangan yang met-beat analyst

forecast mengandung manajemen laba, karena jika perusahaan tersebut banyak

mengeluarkan disclosure, maka analyst forecast justru yang menyesuaikan dengan

manajemen forecast.

2. Hasil pengujian IAF terhadap manajemen laba dengan menggunakan proksi abnormal

akrual bahwa IAF berpengaruh signifikan terhadap negatif akrual (income-decreasing),

tetapi tidak berpengaruh terhadap positif akrual (income-increasing). Penelitian ini

memberikan alasan bahwa eksternal auditor lebih concern dengan income-increasing,

sehingga membatasi internal auditor terhadap income-increasing. Menurut saya alasan ini

tidak masuk akal, berarti internal auditor yang berkualitas hanya peduli dengan income-

decreasing saja. Alasan ini bertolak belakang dengan teori pendukung yang digunakan

yaitu bahwa internal auditor sensitif terhadap insentif manajemen melakukan misreport

laporan keuangan dan mereka meningkatkan budget jam kerjanya ketika manajemen

memiliki insentif yang tinggi untuk misreport (Asare et all, 2008).

3. Peneliti yang hanya memiliki akses ke laporan keuangan tidak mungkin mengetahui

motivasi dibalik kenaikan (penurunan) piutang (utang), atau apakah kenaikan (penurunan)

tersebut termasuk diskresi atau non-diskresi atau keduanya. Untuk membedakan akrual

diskresi dan non-diskresi seharusnya peneliti memiliki akses ke pembukuan dan catatan-

catatan perusahaan dalam sampelnya agar dapat menentukan akrual diskresi spesifik yang

dilakukan manajemen perusahaan tersebut.

4. Data Institutes of Internal Auditors (IIA) yang digunakan sebagai sampel merupakan hasil

survey respon dari Chief Audit Executive (CAE) atau kepala internal audit perusahaan,

bukan mandatory, sehingga ada kemungkinan CAE memberikan hasil kompilasi yang

tidak sesuai realitas perusahaan (palsu). Hal ini dapat dilihat dari 4.178 firm-years

Page 10: Analisa Kotari Dan Beaver

observations di IIA database, sebesar 3.098 tidak cocok (matched) dengan data

Compustat. Ada kemungkinan sampel mengandung noise.

5. Hasil pengujian menyatakan efektivitas komite audit rendah pada perusahaan yang

missed analyst’ forecast dibandingkan dengan perusahaan yang met-beat analyst’

forecast. Penelitian ini tidak dapat menjelaskan temuan tersebut.

Menurut saya penyebabnya adalah proksi efektivitas komite audit (ACEffectiveness)

kurang tepat. Seharusnya peneliti juga menggunakan proksi ada atau tidaknya komite

audit.

Data tidak tersedia, maka digunakan proksi yang disarankan BRC (1999), yaitu: financial

literacy skill, assessing the committee’s charter, fulfilling the charter, accountability for

auditor relations, relation with external auditors, discussion of accounting, disclosure of

reviews, reviewing quaterly reports. Jadi dari data IIA dan compustat, peneliti melihat

apakah dari 10 proksi tersebut dilakukan oleh perusahaan. Bila ya, diberi point 1. Namun

belum tentu hal tersebut dilakukan oleh komite audit perusahaan.

6. Teori pendukung hipotesis yang digunakan adalah penelitian-penelitian terdahulu dan

logika pemikiran, bukan pada teori baku yang sudah diterima umum (textbook).

Akibatnya saat hasil pengujian tidak sesuai harapan, peneliti bingung memberikan alasan

yang tepat.

7. Proksi missed/met-beat analyst forecast mengandung masalah endogenitas. Hal ini dapat

dilihat dari analisis sensitivitas dengan menggunakan least square 2 tahap, menemukan

bahwa hubungan IAQuality dengan proksi missed/met-beat analyst forecast tidak

signifikan. Endogenitas dapat menimbulkan measurement error, autoregresi dengan

autokorelasi, omitted variables, dan sample selection errors.

Page 11: Analisa Kotari Dan Beaver

8. Pada bagian literatur review peneliti justru melakukan kritik atas penelitian sebelumnya

(Davidson et all, 2005), sehingga pengungkapan teori pendukung kurang tajam. Justru

pengungkapan teori pendukung lebih banyak pada bagian introduction.

9. Jumlah sample terlalu sedikit, sehingga tidak dapat digeneralisasi. Selain itu sample tidak

dipilih secara random, sehingga bila diujikan terhadap kelompok perusahaan lain

kemungkinan memberikan hasil pengujian yang berbeda.

PERSPECTIVES ON RECENT CAPITAL MARKET RESEARCH

William H. BeaverStanford University

Page 12: Analisa Kotari Dan Beaver

Pendahuluan

Penelitian ini mengklasifikasi riset-riset mengenai efisiensi pasar ke dalam tiga bidang

yaitu post earnings announcement drift, market to book ratios, dan isu-isu akuntansi

kontekstual. Riset dalam area isu-isu akuntansi kontekstual menguji efisiensi pasar

berdasarkan beberapa fitur

Penelitian ini menemukan bahwa kualitas Internal Audit Function (IAF) berpengaruh

signifikan negatif terhadap abnormal akrual (proksi ke-1 manajemen laba). Namun saat

diujikan dengan positif dan negatif abnormal akrual, kualitas IAF berpengaruh moderate

terhadap negatif abnormal akrual, dan tidak berpengaruh terhadap positif abnormal akrual.

Penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan yang missed analyst forecast (proksi ke-2

manajemen laba) memiliki kualitas IAF yang tinggi dibanding sample perusahaan lainnya.

Dalam analisis sensitivitas dengan pengujian least-square 2 tahap, ditemukan bahwa

model abnormal akrual tidak memiliki potensi endogenitas. Namun untuk pengujian model

missed/met-beat analyst forecast dengan least-square, ditemukan bahwa model ini tidak

signifikan.

Apa yang menjadi kekuatan artikel ini ?

Penelitian ini merupakan yang pertama menggunakan kualitas IAF untuk menguji

pengaruhnya terhadap manajemen laba, dan menghasilkan pengujian yang negatif signifikan

antar kedua variabel tersebut. Penelitian ini juga menjadi yang pertama menggunakan data

Institute of Internal Audit (IIA), yang baru tersedia sejak tahun 2000, sehingga belum ada

penelitian yang menggunakan data ini sebelumnya.

Penelitian ini juga merupakan kritik atas penelitian yang dilakukan Davidson (2005) yang

menemukan bahwa ada atau tidaknya IAF tidak berhubungan dengan rendahnya manajemen

Page 13: Analisa Kotari Dan Beaver

laba. Penelitian ini mengkritik penelitian Davidson (2005) bahwa penggunaan proksi

presence or absence IAF tidak tepat karena pekerjaan yang dilakukan IAF bervariasi

(keuangan, operasional, fraud, pengendalian, audit sistem, dsb), demikian pula kualitas IAF.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya untuk mencari proksi lain

untuk manajemen laba. Bila data tersedia, penelitian ini memberikan masukan agar

melakukan pengujian apakah perusahaan dengan kualitas IAF yang tinggi lebih kecil

kemungkinan mengalami laporan keuangan restatement, terkait dengan tuntutan SEC, atau

kemungkinan mengalami tuntutan atas penyimpangan laporan keuangan.

Analisa Hipotesis dan Pengujian Artikel

Rumusan masalah:

Apakah kualitas Internal Audit Function (IAF) berpengaruh terhadap manajemen laba?

Topik penelitian ini menarik karena beberapa alasan:

- Ide yang dikemukakan berangkat dari logika pemikiran yang sederhana, yaitu semakin

tinggi kualitas internal audit, semakin rendah manajemen laba, karena internal audit

berfungsi sebagai pihak ketiga yang melakukan monitor terhadap kemungkinan terjadinya

manajemen laba sepanjang tahun. Hal ini sesuai temuan Brown dan Pinello (2007) yang

menyatakan bahwa audit eksternal akhir tahun mampu mengurangi manajemen laba yang

terjadi pada kuartal keempat.

- Penelitian mengenai topik ini masih sangat sedikit, dan penelitian ini bermaksud

mendorong penelitian lebih lanjut mengenai peran internal audit dalam meningkatkan

kualitas pelaporan eksternal.

Hipotesis:

Page 14: Analisa Kotari Dan Beaver

H1: Semakin tinggi kualitas Internal Audit Function (IAF) berpengaruh terhadap rendahnya

manajemen laba.

H2: Semakin efektif komite audit berpengaruh terhadap rendahnya manajemen laba.

H3: Semakin tinggi kualitas eksternal auditor berpengaruh terhadap rendahnya manajemen

laba.

H4: Semakin tinggi management’ power berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H5: Semakin besar ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H6: Umur perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

H7: Semakin tinggi leverage berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H8: Semakin tinggi kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap tingginya manajemen

laba.

H9: Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap tingginya

manajemen laba.

H10: Semakin tinggi pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H11: Semakin tinggi market-to-book rasio berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H12: Semakin tinggi volatilitas cash flow berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H13: Semakin tinggi ROA berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H14: Semakin tinggi net loss berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H15: Perusahaan yang tercatat di NYSE berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H16: Semakin tinggi industri dummies berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

H17: Semakin tinggi year dummies berpengaruh terhadap tingginya manajemen laba.

Sampel dan Desain Penelitian

Sampel

Page 15: Analisa Kotari Dan Beaver

Penelitian ini menggunakan data yang dipublikasikan yaitu data Institute of Internal Audit

(IIA) dan compustat. Data IIA berupa suatu kompilasi atas respon survey dari Chief Audit

Executive perusahaan. Total perusahaan yang diperoleh dari data IIA adalah 218 perusahaan

untuk tahun 2000 – 2005 dengan 528 firm-year observations. Data perusahaan yang diperoleh

dari IIA diterima peneliti dalam kondisi anonim, sehingga peneliti harus menghubungkannya

dengan data compustat, untuk mengidentifikasi perusahaan.

Desain Penelitian

a. Hipotesis diuji dengan memeriksa apakah variabel kualitas Internal Audit Function (IAF)

berpengaruh terhadap abnormal accrual. Selain itu dimasukkan pula variabel corporate

governance lainnya untuk menguji manakah yang memiliki pengaruh paling besar dari

keempat variabel corporate goovernance. Untuk mengontrol insentif lainnya yang

berpengaruh terhadap abnormal accrual, maka variabel assets, age, complexity, CFO,

SalesGrowth, MB, CFOVolatility, ROA, Loss, NYSE, IndustryDummies, dan

YearDummies dimasukkan ke dalam model. Metode pengujian yang digunakan adalah

regresi multivariat.

AbnAccr = o + 1IAQuality + 2ACEffectiveness + 3AuditorSpecialist + 4Gindex +

5Assets + 6Age + 7Leverage + B8Complexity + 9CFO + 10SalesGrowth + 11MB +

12CFOVolatility + 13ROA + 14Loss + 15NYSE + 16-20IndustryDummies + 21-

25YearDummies +

b. Hipotesis diuji dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan sample perusahaan yang

missed analyst’ forecast, perusahaan yang met/beat analyst’ forecast, dan perusahaan

yang tidak memenuhi kedua kriteria tersebut. Selain itu masing-masing ketiga sample

perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya secara keseluruhan. Pengujian

dilakukan dengan chi-square k sample.

Page 16: Analisa Kotari Dan Beaver

Above = o + 1IAQuality + 2ACEffectiveness + 3AuditorSpecialist + 4Gindex +

5Assets + 6Age + 7Leverage + B8Complexity + 9CFO + 10SalesGrowth + 11MB +

12CFOVolatility + 13ROA + 14Loss + 15NYSE + 16-20IndustryDummies + 21-

25YearDummies +

Metode pengujian hipotesis:

- Pengujian variabel independen terhadap variabel dependen abnormal accrual dengan

regresi multivariat.

- Pengujian variabel independen terhadap variabel dependen missed/met-beat analyst’

forecast dengan chi-square k sample.

- Sensitivitas analysis dilakukan dengan metode least-square 2 tahap.

KRITIK

10. Penggunaan missed/met-beat analyst forecast sebagai proksi manajemen laba tidak tepat.

Menurut penelitian Lang dan Lundholm (1996), perusahaan yang banyak mengeluarkan

forthcoming disclosure dan dipublikasikan tepat waktu, analis cenderung mengurangi

bobot penilaiannya pada informasi lain dalam model forecasting-nya (lebih bergantung

pada forthcoming disclosure), sehingga forecast yang dihasilkan analyst sesuai dengan

laporan earnings aktual. Temuan Lang dan Lundholm ini membantah asumsi yang

digunakan oleh penelitian ini bahwa semua laporan keuangan yang met-beat analyst

forecast mengandung manajemen laba, karena jika perusahaan tersebut banyak

mengeluarkan disclosure, maka analyst forecast justru yang menyesuaikan dengan

manajemen forecast.

11. Hasil pengujian IAF terhadap manajemen laba dengan menggunakan proksi abnormal

akrual bahwa IAF berpengaruh signifikan terhadap negatif akrual (income-decreasing),

tetapi tidak berpengaruh terhadap positif akrual (income-increasing). Penelitian ini

Page 17: Analisa Kotari Dan Beaver

memberikan alasan bahwa eksternal auditor lebih concern dengan income-increasing,

sehingga membatasi internal auditor terhadap income-increasing. Menurut saya alasan ini

tidak masuk akal, berarti internal auditor yang berkualitas hanya peduli dengan income-

decreasing saja. Alasan ini bertolak belakang dengan teori pendukung yang digunakan

yaitu bahwa internal auditor sensitif terhadap insentif manajemen melakukan misreport

laporan keuangan dan mereka meningkatkan budget jam kerjanya ketika manajemen

memiliki insentif yang tinggi untuk misreport (Asare et all, 2008).

12. Peneliti yang hanya memiliki akses ke laporan keuangan tidak mungkin mengetahui

motivasi dibalik kenaikan (penurunan) piutang (utang), atau apakah kenaikan (penurunan)

tersebut termasuk diskresi atau non-diskresi atau keduanya. Untuk membedakan akrual

diskresi dan non-diskresi seharusnya peneliti memiliki akses ke pembukuan dan catatan-

catatan perusahaan dalam sampelnya agar dapat menentukan akrual diskresi spesifik yang

dilakukan manajemen perusahaan tersebut.

13. Data Institutes of Internal Auditors (IIA) yang digunakan sebagai sampel merupakan hasil

survey respon dari Chief Audit Executive (CAE) atau kepala internal audit perusahaan,

bukan mandatory, sehingga ada kemungkinan CAE memberikan hasil kompilasi yang

tidak sesuai realitas perusahaan (palsu). Hal ini dapat dilihat dari 4.178 firm-years

observations di IIA database, sebesar 3.098 tidak cocok (matched) dengan data

Compustat. Ada kemungkinan sampel mengandung noise.

14. Hasil pengujian menyatakan efektivitas komite audit rendah pada perusahaan yang

missed analyst’ forecast dibandingkan dengan perusahaan yang met-beat analyst’

forecast. Penelitian ini tidak dapat menjelaskan temuan tersebut.

Menurut saya penyebabnya adalah proksi efektivitas komite audit (ACEffectiveness)

kurang tepat. Seharusnya peneliti juga menggunakan proksi ada atau tidaknya komite

audit.

Page 18: Analisa Kotari Dan Beaver

Data tidak tersedia, maka digunakan proksi yang disarankan BRC (1999), yaitu: financial

literacy skill, assessing the committee’s charter, fulfilling the charter, accountability for

auditor relations, relation with external auditors, discussion of accounting, disclosure of

reviews, reviewing quaterly reports. Jadi dari data IIA dan compustat, peneliti melihat

apakah dari 10 proksi tersebut dilakukan oleh perusahaan. Bila ya, diberi point 1. Namun

belum tentu hal tersebut dilakukan oleh komite audit perusahaan.

15. Teori pendukung hipotesis yang digunakan adalah penelitian-penelitian terdahulu dan

logika pemikiran, bukan pada teori baku yang sudah diterima umum (textbook).

Akibatnya saat hasil pengujian tidak sesuai harapan, peneliti bingung memberikan alasan

yang tepat.

16. Proksi missed/met-beat analyst forecast mengandung masalah endogenitas. Hal ini dapat

dilihat dari analisis sensitivitas dengan menggunakan least square 2 tahap, menemukan

bahwa hubungan IAQuality dengan proksi missed/met-beat analyst forecast tidak

signifikan. Endogenitas dapat menimbulkan measurement error, autoregresi dengan

autokorelasi, omitted variables, dan sample selection errors.

17. Pada bagian literatur review peneliti justru melakukan kritik atas penelitian sebelumnya

(Davidson et all, 2005), sehingga pengungkapan teori pendukung kurang tajam. Justru

pengungkapan teori pendukung lebih banyak pada bagian introduction.

18. Jumlah sample terlalu sedikit, sehingga tidak dapat digeneralisasi. Selain itu sample tidak

dipilih secara random, sehingga bila diujikan terhadap kelompok perusahaan lain

kemungkinan memberikan hasil pengujian yang berbeda.