analisa jenis sesar paper
TRANSCRIPT
![Page 1: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/1.jpg)
ANALISA JENIS SESAR
SUNGAI BANYUMENENG
RENDA FAIZAL RACHMAN
21100112140085
Email : [email protected]
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSIAS DIPONEGORO
ABSTRAK
Sungai Banyumeneng berada di daerah Mranggen, Kabupaten Demak, Sungai
Banyumeneng memiliki daerah yang tersusun atas batuan sedimen. Unsur – unsur karbonat
mendominasi daerah ini sehingga litologi daerah ini tersusun atas unsur – unsur tersebut seperti
batu gamping, kalsit, dan batuan sedimen karbonat. Sehingga dapat diduga bahwa daerah in
merupakan hasil dari pengangkutan permukaan dasar laut. Sungai Banyumeneng memiliki tiga
jenis sesar yang akan dipelajari.
PENDAHULUAN
Sungai Banyumeneng
memiliki lokasi di desa
Banyumeneng, Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak.
Kabupaten Demak terletak di dataran
rendah dengan ketinggian berkisar 0-
100 m dpl dengan luas kemiringan
lahan meliputi; datar (0-2%) seluas
88,765 Ha, bergelombang (2-15%)
seluas 834 Ha, curam (15-40%)
seluas 408 Ha serata sangat curam
(>40%) seluas 136 Ha. Kabupaten
Demak ini dilintasi beberapa sungai
besar yaitu Sungai Sayung, Tuntang,
Serang dan Buyaran.
Kabupaten Demak memiliki
dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan. Pada tahun 2008 di
wilayah Kabupaten Demak curah
hujan yang terjadi sekitar 458 mm
sampai 1661 mm dengan kisaran
1.072-2.547mm/tahun dan suhu
udara relatif konstan sekitar 25°-33°
C. Jenis Tanah di Kabupaten Demak
adalah mediteran coklat tua, komplek
regosol dan gromosol kelabu tua,
asosiasi aluvial kelabu dan
kekelabuan, gromosol kelabu tua dan
1
![Page 2: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/2.jpg)
aluvial hidromorf. Persebaranya
sebagai berikut: Aluvial Hidromorf
terdapat di sepanjang pantai, Regosol
terdapat di sebagian besar
Kecamatan Mranggen dan
Karangawen, Grumosol Kelabu Tua
terdapat di daerah Bonang, Wedung
Mijen, Karanganyar, Gajah, Demak,
Wonosalam, Dempet dan Sayung,
Mediteran terdapat di sebagian besar
di daerah Kecamatan Mranggen dan
Karangawen. Berdasarkan morfologi
tektonik (litologi dan pola struktur),
maka wilayah Jawa bagian timur
(meliputi Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur) dapat dibagi mejadi
beberapa zona fisografis yakni :
Zona Pegunungan Selatan, Zona
Solo atau Depresi Solo, Zona
Kendeng, Depresi Randublatung, dan
Zona Rembang.
Zona Kendeng meliputi deretan
pegunungan dengan arah memanjang
barat-timur yang terletak langsung di
sebelah utara sub zona Ngawi.
Pegunungan ini tersusun oleh batuan
sedimen laut dalam yang telah
mengalami deformasi secara intensif
membentuk suatu antiklinorium.
Pegunungan ini mempunyai panjang
250 km dan lebar maksimum 40 km
(de Genevraye & Samuel, 1972)
membentang dari gunungapi
Ungaran di bagian barat ke timur
melalui Ngawi hingga daerah
Mojokerto. Di bawah permukaan,
kelanjutan zona ini masih dapat
diikuti hingga di bawah selatan
Madura. Ciri morfologi Zona
Kendeng berupa jajaran perbukitan
rendah dengan morfologi
bergelombang, dengan ketinggian
berkisar antara 50 hingga 200 meter.
Jajaran yang berarah barat-timur ini
mencerminkan adanya perlipatan dan
sesar naik yang berarah barat-timur
pula. Intensitas perlipatan dan
anjakan yang mengikutinya
mempunyai intensitas yang sangat
besar di bagian barat dan berangsur
melemah di bagian timur. Akibat
adanya anjakan tersebut, batas dari
satuan batuan yang bersebelahan
sering merupakan batas sesar.
Lipatan dan anjakan yang
disebabkan oleh gaya kompresi juga
berakibat terbentuknya rekahan,
sesar dan zona lemah yang lain pada
arah tenggara-barat laut, barat daya-
timur laut dan utara-selatan.
Proses eksogenik yang berupa
pelapukan dan erosi pada daerah ini
2
![Page 3: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/3.jpg)
berjalan sangat intensif, selain karena
iklim tropis juga karena sebagian
besar litologi penyusun Mandala
Kendeng adalah batulempung-napal-
batupasir yang mempunyai
kompaksitas rendah, misalnya pada
formasi Pelang, Formasi Kerek dan
Napal Kalibeng yang total ketebalan
ketiganya mencapai lebih dari 2000
meter. Karena proses tektonik yang
terus berjalan mulai dari zaman
Tersier hingga sekarang, banyak
dijumpai adanya teras-teras sungai
yang menunjukkan adanya
perubahan base of sedimentation
berupa pengangkatan pada Mandala
Kendeng tersebut. Sungai utama
yang mengalir di atas Mandala
Kendeng tersebut adalah Bengawan
Solo yang mengalir mulai dari utara
Sragen ke timur hingga Ngawi, ke
utara menuju Cepu dan membelok ke
arah timur hingga bermuara di Ujung
Pangkah, utara Gresik. Sungai lain
adalah Sungai Lusi yang mengalir ke
arah barat, dimulai dari Blora,
Purwodadi dan terus ke barat hingga
bermuara di pantai barat Demak-
Jepara.
Deformasi pertama pada Zona
Kendeng terjadi pada akhir Pliosen
(Plio – Plistosen), deformasi
merupakan manifestasi dari zona
konvergen pada konsep tektonik
lempeng yang diakibatkan oleh gaya
kompresi berarah relatif utara –
selatan dengan tipe formasi berupa
ductile yang pada fase terakhirnya
berubah menjadi deformasi brittle
berupa pergeseran blok – blok dasar
cekungan Zona Kendeng. Intensitas
gaya kompresi semakin besar ke arah
bagian barat Zona Kendeng yang
menyebabkan banyak dijumpai
lipatan dan sesar naik dimana banyak
zona sesar naik juga merupakan
kontak antara formasi atau anggota
formasi.
Deformasi Plio – Plistosen dapat
dibagi menjadi tiga fase/ stadia,
yaitu; fase pertama berupa perlipatan
yang mengakibatkan terbentuknya
Geantiklin Kendeng yang memiliki
arah umum barat – timur dan
menunjam di bagian Kendeng Timur,
fase kedua berupa pensesaran yang
dapat dibagi menjadi dua, yaitu
pensesaran akibat perlipatan dan
pensesaran akibat telah berubahnya
deformasi ductile menjadi deformasi
brittle karena batuan telah
melampaui batas kedalaman
3
![Page 4: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/4.jpg)
plastisnya. Kedua sesar tersebut
secara umum merupakan sesar naik
bahkan ada yang merupakan sesar
sungkup. Fase ketiga berupa
pergeseran blok – blok dasar
cekungan Zona Kendeng yang
mengakibatkan terjadinya sesar –
sesar geser berarah relatif utara –
selatan.
PEMBAHASAN
Menurut para ahli terdapat
dua cakupan penyebab keluarnya
semburan lumpur. Struktur geologi
merupakan bagian dari ilmu geologi
yang mempelajari tentang bentuk
(arsitektur) batuan sebagai hasil
proses deformasi/ perubahan bentuk
pada batuan. Pada lokasi ini yang
terbagi menjadi 3 STA memiliki
struktur geologi primer dan
sekunder. Struktur geologi primer
pada lokasi ini adalah terbentuknya
perlapisan pada batuan sedimen di
sekitar lokasi pengamatan,
sedangkan struktur sekunder berupa
sesar geser kiri/sinistral pada STA1,
struktur kekar dan sesar turun pada
STA 2 dan pada STA 3 LP 1 terdapat
struktur lipatan berupa antiklin dan
LP 2 memiliki struktur berupa sesar
geser kanan/destral.
Proses terbentuknya struktur
primer ini diawali dari proses
pengendapan dari material-material
yang terendapkan oleh arus sungai.
Material-material ini jika memiliki
jeda pengendapan yang pendek akan
terbentuk struktur laminasi namun
sebaliknya apabila jeda pengandapan
lama maka akan terbentuk struktur
perlapisan. Sehingga dari struktur
perlpisan ini dapat ditentukan strike
dan dipnya. Pada STA 1 diperoleh N
155o E/ 40o, N 54o E/ 79o, N 136o
E/ 65o, N 125o E/ 56o, N 148o E/
54o. Lalu pada STA 2 diperoleh
struktur geologi berupa kekar , strike
dan dipnya adalah :N 120o E/45o, N
130o E/32o , N 124o E/42o dan
struktur geologi berupa sesar, strike
dan dipnya adalah:N 320o E/32o, N
285o E/33o, N 230o E/30o.
Selanjutnya proses
terbentuknya struktur sekunder
diawali dari sesar sinistral/geser kiri
yang terdapat pada STA 1 terbentuk
akibat adanya suatu gaya endogen
terutama shear yang menyebabkan
struktur batuan mengalami
4
![Page 5: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/5.jpg)
deformasi, yang awalnya terjadi
retakan/ kekar lama-kelamaan
apabila gaya tersebut masih bekerja
pada lapisan batuan tersebut akan
terjadi suatu pergeseran yang
arahnya tergantung dari gaya shear
yang bekerka, bila lebih dominan kiri
maka terbentuk sesar sinistral. Sesar
ini dapat diketahui karenaa adanya
perbedaan batas batuan.
Lalu struktur selanjutnya
yang terdapat dalam STA 2 berupa
sesar turun dan kekar. Struktur ini
termasuk struktur sekunder yang
terbentuk setelah batuan tersebut ada.
Proses terjadinya struktur tersebut
diawali dari proses yang bekerja dari
suatu batuan berupa gaya/stress yang
terjadi dari dalam bumi/endogen.
Pada sesar turun ini awalnya
terbentuk akibat adanya gaya
tensionalyang merupaka suatu gaya
tariakan sehingga pada lapisan
batuan terbentuk suatu retakan-
retakan namun belum mengalami
pergeseran/ kekar dan bila gaya yang
bekerja pada batuan tersebut
berlanjut maka dapat terbentuk suatu
sesar/ rekahan yang bergeser. Selain
itu sesar turun ini terjadi akibat
adanya pengaruh dari gaya gravitasi
yang menyebabkan bidang hangging
wall menjadi lebih rendah dari
footwall.
Struktur berikutnya adalah
terdapatnya suatu lipatan berupa
antiklin yang terdapat pada STA 3
LP 1. Lipatan ini terbentuk
akibatadanya deformasi pada suatu
lapisan batuan yang terjadi akibat
adanyasuatu gaya tegasn sehingga
batuan yang bergerak dari
kedudukan semula membentuk
lengkungan. Antiklin terbentuk
akibat dari prose deformasi dari
suatu permukaan batuan yang
relative datar. Gaya penyebab
terbentuknya lipatan adalah gaya
tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng, sedangkan
bending atau pelengkungan gaya
utamanya mempunyai arah yang
tegak lurus pada permukaan
lempeng. Sehingga pada lipatan ini
cenderung melengkung ke atas.
Kemudian struktur
berikutnya berupa suatu sasar yang
cenderung geser kanan/ destral yang
terdapat pada STA 3 LP 2. Proses
terbentuknya sesar geser disebabkan
gaya tegasan kompresi. Posisi
tegasan utama pembentuk sesar ini
5
![Page 6: Analisa Jenis Sesar Paper](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081719/55721333497959fc0b91d10e/html5/thumbnails/6.jpg)
adalah horizontal, sama dengan
posisi tegasan minimumnya,
sedangkan posisi tegasan menengah
adalah vertikal. Umumnya bidang
sesar mendatar digambarkan sebagai
bidang vertikal, sehingga istilah
hanging wall dan foot wall tidak
lazim digunakan di dalam sistem
sesar ini. Berdasarkan gerak
relatifnya, sesar ini termasuk sesar
geser dekstral (menganan). Sesar ini
dapat diketahui karena adanya
perbedaan batas batuan.
KESIMPULAN
Sungai Banyumeneng
memiliki struktur Geologi yang
cenderung tersebar sepanjang dataran
banjirnya. Pada sungai ini memiliki
suatu bentang alam fluvial dengan
bentuk lahan berupa sungai dengan
dikelilingi perbukitan dan terdapat
struktur geologi beupa sesar geser
kiri/sinistral. Litologi yang terdapat
dalam lokasi ini berupa batuan
sedimen, batu lempung, batu pasir,
memiliki suatu struktur geologi
berupa sesar turun dengan bentuk
lahan berupa lereng dengan tebing
yang cukup curam dan struktur
geologi berupa kekar/ retakan
dengan litologi berupa batu gamping,
fosil, dan batuan sedimen, memiliki
suatu bentang alam fluvial dengan
bentuk lahan berupa sungai
dikelilingi perbukitan, struktur
geologi berupa sesar geser kanan/
destral pada LP1 dan lipatan berupa
antiklin pada LP2.
REFERENSI
Harsono, Pringgroprawiro.
1983. Stratigrafi daerah Mandala
Rembang dan sekitarnya . Jakarta
Rahardjo, Wartono. 2004.
Buku Panduan Ekskursi Geologi
Regional Pegunungan Selatan dan
Zona Kendeng. Jurusan Teknik
Geologi. Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada
6