analisa efisiensi pemesanan barang dengan …
TRANSCRIPT
ANALISA EFISIENSI PEMESANAN BARANG DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP)
PADA PERUSAHAAN YANG MEMPRODUKSI SPAREPART
OTOMOTIVE DI BEKASI INDONESIA
Fajar Azzam Pasha Akhmad
Universitas Mitra Karya
ABSTRAKSI
Pada perusahaan ini penulis mengamati penentuan kriteria sub kontraktor belum ada
standar yang baku, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari ketika
mengorder material atau part yang dikerjakan diluar. Diantara permasalahan tersebut
misalnya : kualitas, ketetapan delivery dan harga yang kurang kompetitif. Sehingga pada
akhirnya barang yang dikirim ke perusahaan kurang memenuhi standar efficiency (QCD).
Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah :
bagaimana mengoptimalkan pemesanan barang dari pemasok dengan memperhatikan
performasi pemasok sehingga dapat memenuhi standar efficiency (QCD).Salah satu dari
cara mengoptimalkan system supply chain tersebut, kami memilih teknik pemilihan
subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analaythical Hierarchy Process (AHP).
Hal ini menjadi pilihan penelitian ini. Karena penentuan subkontraktor memegang
peranan yang sangat penting, dimana akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
proses kelancaran produksi di suatu perusahaan. Untuk menerapkan Supply Chain
Management (SCM) yang sesuai dengan strategis bisnis, terlebih dulu dilakukan
penyusunan kriteria perusahaan pemasok yang didapat dari hasil brainstroeming dengan
bagian Purchasing. Kriteria yang menjadi kebijakan yaitu Quality, Cost, Delivery. Hirarki
yang dibuat berdasarkan pemilihan pemasok RAW Matrial ( Roll Matrial ).Dari kriteria
ke lima pemasok, prioritas tertinggi ada pada PT. POSMI untuk kriteria-kriteria lainnya
secara keseluruhan sebagai perusahaan pemasok terbaik sesuai dengan perhitungan nilai
priorita ini berarti PT. POSMI mendominasi 85% Quality, 81% Delivery, 40% Cost, dan
75% Improvement, secara keseluruhan dan menjadi perusahaan pemasok terpilih
dibandingkan dengan perusahaan pemasok lain.
Keyword : AHP, Supply Chain Management
I.PENDAHULUAN
Pada krisis global tahun 2008 yang lalu, dihampir semua perusahaan mengalami
kendala mengenai penjadualan produksi. Khususnya perusahaan-perusahaan
manufaktur, salah satunya seperti perusahaan yang kami teliti. Hal ini dikarekanan
forecast dari customer tidak diterima atau kalaupun diterima, tetapi hanya satu atau
dua bulan ke depan. Akibat pengiriman forecast ke supplier, dan penjadualan
untuk pembelian material untuk memenuhi rencana produksional lead time-nya
pendek sehingga pengadaan barang dari supplier sering terlambat dan berakibat
pada pembuatan barang terlambat dan ini akan mengakibatkan pengiriman barang
ke customer juga mengalami keterlambatan pula.
Dalam rangka mengoptimalkan pemesanan barang ke subcontraktor yang akan
menunjang kelancaran produksi, perlu kiranya supply chain yang terintegrasi
antara customer, dengan supplieratau subkontraktor. Sehingga tercipta system
informasi yang terpadu, yang akan menghasilkan suatu yang saling
menguntungkan.
Salah satu dari cara mengoptimalkan system supply chaintersebut, kami memilih
teknik pemilihan subkontraktor dengan menggunakan pendekatan Analytical
Hierarchy Process (AHP). Hal ini menjadi pilihan penelitian ini, karena penentuan
subkontraktor memegang peranan yang sangat penting, dimana akan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan proses kelancaran produksi di suatu
perusahaan.
Kinerja perusahaan merupakan tingkat pencapaian perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan atau aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dalam
mengoptimalkan pencapaian visi, misi, dan tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan yang dapat dinilai dengan cara membandingkan pencapaian dengan
target atau dengan kinerja beberapa perusahaan di industry yang sama. Agar
sesuatu perusahaan dapat bersaing dan memiliki kinerja perusahaan yang baik
maka dapat didukung dengan supply chain.
Di perusahaan, kami mengamati pemesanan barang dengan item yang sama, sering
berganti-gantu subkontraktor. Selain itu penentuan kriteria subkontraktor belum
ada standarnya, sehingga tidak jarang terjadi permasalahan dikemudian hari.
Diantara permasalahan tersebut misalnya : kualitas, ketepatan delivery, harga yang
tidak kompetitif, peralatan yang kurang memadai, sehingga pada akhirnya barang
yang dikirim ke peusahaan kurang memenuhi standar efficiency (QCD).
Supply Chain (rantai pasokan) adalah suatu system organisasi yang menyalurkan
barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan
jaringan-jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dengan tujuan
yang sama yaitu sebaik mungkin mengadakan barang, menyalurkan barang dan
jasa termasuk pengubahan barang tersebut, contohnya dari barang mentah menjadi
barang setengah jadi ataupun dari setengah jadi menjadi finish good.Konsep supply
chain merupakan konsep baru dalam persoalan logistik. Dalam penerapan konsep
terdahulu permasalahan yang lebih dihadapi lebih sebagai persoalan internal
masing-masing perusahaan dan solusi pemecahan masalah dititikberatkan pada
tingkat internal perusahaan masing-masing pula. Kemudian konsep yang baru
menawarkan integrase dan jangkauan yang luas dalam jaringan logistic yang
terbentang panjang mulai dari pengadaan bahan dasar hingga barang jadi yang
digunakan oleh konsumen tingkat akhir.
Manajemen rantai pasokan atau disebut supply chain management merupakan
pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari yang paling awal sampai akhir
dengan menggunakan pendekatan system distribusi yang terintegrasi dengan tujuan
yang sama.
Supply Chain Management meliputi beberapa tahap penerapan distribusi :
a. Pengangkut (Transportasi)
b. Pentransfer kredit dan tunai
c. Pemasok
d. Distribusi dan bank
e. Utang dan piutang
f. Pergudangan
g. Pemenuhan pesanan
h. Transformasi informasi mengenai ramalan permintaan produksi dan
pengendalian persediaan
Pemikiran yang mendalami hal ini adalah terfokus pada pencapaian efisiensi dan
efektifitas nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan para manajer rantai pasokan
meliputi disiplin ilmu akuntansi, pemasaran dan manajemen operasi.
Supply Chain Management berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari
pemasok, ke produksi, ke gudang, pendistribusian, sampau ke konsumen.
Sementara perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian
produk, kualitas yang tinggi, pengangguran biaya dan kecepatan mencapai pasar
diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan. Untuk lebih jelasnya
mengenai rantai pasokan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar Rantai Pasokan
Banya peluang yang tersedia dalam supply chain management untuk meningkatkan
nilai produk dengan biaya rendah. Dipihak pemasok teknik-teknik Just In Time
(JIT) dan kerjasama yang dapat membantu distribusi merupakan bagian dari supply
chain management. Dengan bantuan rancangan dan bantuan pemasok, suatu
perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generiknya dari
produknya selama mungkin. Teknik ini dikenal dengan nama Postphonement.
Postphonement menunda modifikasi atau penyesuaian produk selama mungkin.
Misalnya Hawlett-Packard (HP), setelah menganalisis rantai pasokan untuk
printer yang diproduksi, bersikeras bahwa bila pasokan steker printernya dipindah
PEMASOK
INFORMASI
PENJADUALANN
KONSUMEN
PERSEDIAAN
KAS
KONSUMEN
PEMASOK
KREDIT
KONSUMEN
PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
KONSUMEN
PEMASOK
PERUSAHAAN /
ORGANISASI
DISTRIBUTOR
dari printer itu sendiri kedalam suatu kabel listrik, HP dapat mengangkut
printernya kemana pun diseluruh dunia. HP melakukan modifikasi terhadap
printernya, kabel listriknya, pengemasan dan dokumentasinya, sehingga hanya
kabel listrik dan dokumentasi saja yang perlu ditambahkan di titik distribusi akhir.
Modifikasi ini memungkinkan dapat memanufaktur dan menyimpan persediaan
yang terpusat dari printer untuk diangkut mengiringi perubahan harga. Hanya
system listrik dan dokumentasi yang unik yang perlu disimpan disetiap negara.
Pemahaman atas keseluruhan rantai pasokan ini mengurangi resiko dan juga
investasi dalam persediaan.
Disisi distribusi, sering kali digunakan teknik yang dinamakan drop ship
yang berarti pemasok akan langsung mengirimkan kekonsumen sebagai pemakai,
dan bukan kepada penjual, agar menghemat waktu dan biaya mengangkut ulang.
Ukuran-ukuran lain yang biasa dipakai namun menghemat biaya mencakup
penggunaan kemasan khusus, label khusus dan lokasi tertentu dari label atau kode
barang (barcode). Bentuk lain yang dapat ditambahkan adalah ukuran dan jumlah
unit yang dimasukan kedalam peti container. Penghematan yang substansial dapat
menguntungkan unutk pedagang besar maupun eceran karena dapat membantu
mengatasi kerugian dalam bentuk hilang, rusak, atau dicuri, barang dagangannya
dan juga mengurangi biaya penyimpanan.
Teknik-teknik lainnya dibawah paying manajemen rantai pasokan adalah :
a. Pembentukan lini kredit bagi pemasok.
b. Pembentukan float bank (waktu uangnya sedang dalam transit).
c. Pengkordinasian produksi dan jadual pengiriman dengan pemasok dan
distributor.
d. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan digudang penyimpanan.
Kunci supply chain management yang dinilai efektif adalah dengan
penyeimbangan arus produksi dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-
ubah.
Dilingkungan operasi, fungsi pembelian biasanya dikelola oleh agen pembelian
yang secara formal memegang wewenang untuk melaksanakan kontrak atas nama
perusahaan. Diperusahaan-perusahaan besar, agen pembelian ini dapat juga
merupakan staf yang juga pembeli ekspeditur. Pembeli mewakili perusahaan yang
bersangkutan, menjalankan semua kegiatan departemen pembelian kecuali
penanda-tangan kontrak. Ekspeditur membantu pembeli untuk menindak-lanjuti
pembeli agar dapat dipastikan bahwa pengiriman barang tepat pada waktunya.
Didalam perusahaan-perusahaan besar manufaktur fungsi pembeli didukung oleh
engineering drawing dan spesifikasi dari produk-produk yang dibuat, dokumen-
dokumen pengendalian mutu, dan kegiatan pengujian yang mengevaluasikan item-
item yang dibeli. Didalam lingkungan jasa peranan pembelian terhapus karena
produk primernya merupakan produk intelektual. Di organisasi hokum maupun
pengobatan, misalnya : item utama yang diperoleh adalah fasilitas kantor,
perabotan, peralatan, mobil, serta perlengkapan. Meskipun demikian, jasa
semacam transportasi dan restoran, fungsi pembeliannya sangat penting.
Peranan departemen pembelian disini adalah mengevaluasi pemasok-pemasok
alternative dan memberikan data-data yang actual, akurat dan lengkap serta relevan
untuk alternative pembelian.
II.METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini, Studi
pendahuluan yang dilakukan adalah penyusunan kriteria perusahaan pemasok.
Kriteria apa saja yang diinginkan oleh perusahaan dalam memilih perusahaan
pemasok RAW Matrial. Kriteria perusahaan pemasok didapatkan dari hasil
brainstoreming dengaan divisi purchasing etelah melakukan studi pendahuluan,
maka dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada PT. Hanken Indonesia
yaitu masalah pemilihan perusahaan pemasok yang efektif dengan memperhatikan
performasi pemasok.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
Perusahaan yang berdomisili dikawasan Industri MM2100 Cikarang Barat Bekasi,
merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak disektor penjualan
komponen alat-alat berat (traktor). Perusahaan ini berdiri pada tahun 1995 yang
memiliki Customer baik dalam maupun luar negeri. Customer terbesar dari
perusahaan ini adalah Komatsu Grup. Sesuai dengan akte pendiriannya pada tahun
1995, tepatnya pada bulan juli 1995 adalah sebuah perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam Sheet Metal Fabrication (Perusahaan Pabrikasi / Manufaktur
dengan bahan dasar baja ) yang memproduksi Spare Part alat-alat berat selain
engine, yang mengekspor produknya kebeberapa negara besar seperti Amerika,
China, Eropa, Jerman, Jepang dan Thailand, dan selebihnya untuk produk local.
Produk atau barang yang dihasilkan oleh PT. Hanken Indonesia adalah komponen-
komponen alat berat seperti :
Tabel Produk-produk PT. Hanken Indonesia
Nama Produk Komponen Alat Berat Spesifikasi
Fuel Tank Excavator Komatsu PC 200-6
Hydraulic Excavator PC 1250 HD 785
Battery Case Excavator PC 200
Cover Door Excavator PC 200
Muffler Excavator PC 200
Filter Case Excavator PC 200
Fuel Tank Hd465 Drum Truck PC 2000
Hydraulic Tank
Hd465 Drum Truck
PC 2000
Hood Vibrating Roller PC 78US-5
Dash Boadr Vibrating Roller PC 78US-5
Base Generator PC 200
Kriteria diatas dipilih berdasarkan atas pertimbangan kualitas dan delivery yang
tepat dan sesuai, karena tujuan dari pertimbangan itu sendiri adalah membantu
identifikasi kualitas produk yang dapat diperoleh secara eksternal dan juga
mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan alternative-alternatif yang
terbaik bagi produk tersebut.
B.PEMBAHASAN
Untuk dapat menganalisis data, maka kita akan menganalisis tiap-tiap
kriteria yang dimiliki oleh setiap perusahaan pemasok tersebut.
Tabel Responden Value Character
NO ITEM JUMLAH % RESPON KETERANGAN
1 QUALITY 12 0,386
2 COST 7 0,240
3 DELIVERY 6 0,210
4 IMPROVEMENT 5 0,164
Untuk kriteria Cost Material. Kriteria ini menjadi urutan ke dua setelah
Quality dengan nilai 0,240 atau 24%, hal ini terlihat jelas bahwa biaya material
memiliki pengaruh terhadap kualitas material yang baik. Apabila kualitas
materialnya memiliki kualitas yang baik maka harganya pun juga mahal.
Masalahnya harga sangat sensitive sekali, karena ini berpengaruh terhadap harga
jual produk yang akan dibebankan kepada konsumen. Apabila terlalu mahal,
produk juga akan sulit terjual.
Tabel Kriteria Faktor QCD Supplier
NO SUPPLIER COST % Q’LITY % DVRY %
1 POSMI 12 39,6% 12 38,6% 11 35,6%
2 USC 11 36,2% 10 34,8% 11 36,2%
3 PANDAWA 3 11,4% 5 17,4% 5 17,7%
4 PERSADA 4 12,8% 3 9,2% 3 10,5%
Diantara keempat perusahaan pemasok ini ada dua yang memiliki harga yang
tinggi yaitu POSMI dan USC. Untuk perusahaan POSMI mendominasi sebesar
0,396 atau 39,6%. Dan untuk perusahaan USC menduduki urutan yang kedua
sebesar 0,362 atau 36,2%, sedangkan perusahaan PERSADA sebesar 0,128 atau
12,8%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,114 atau 11,4%. Kedua perusahaan
ini memang menjual materialnya lebih murah, namun perusahaan sangat terlalu
mensaingkan terhadap kualitas materialnya.
Kriteria quality merupakan factor yang paling dominan, hal ini dianggap bahwa
untuk membuat produk yang baik dan dapat diterima atau bersaing di pasaran
harus membutuhkan material yang berkualitas. Bila dilihat secara keseluruhan
perusahaan POSMI memiliki urutan pertama yaitu sebesar 0,386 atu 38,6%, karena
POSMI memang memiliki kualitas material yang sangat baik, dan lebih
mengutamakan mutu sehingga dari segi cost material menjadi mahal. Untuk
perusahaan USC menduduki urutan kedua sebesar 0,348 atau 34,8%, untuk
perusahaan PERSADA sebesar 0,174 atau 17,4% dan perusahaan PANDAWA
sebesar 0,092 atau 9,2%.
Tabel Return Product Supplier
Sedangkan untuk subkriteria dari quality yaitu perbaikan quality prioritas pertama
sebesar 0,750 atau 75%, hal ini sangat penting sekali guna meningkatkan kualitas
material. Untuk prioritas dari masing-masing perusahaan pemasok memiliki skor
NO SUPPLIER JUL AGU SEP OKT NOV DES AVR REJECT ACHIEV
1 POSMI 22 23 25 21 27 31 25 25% 75%
2 USC 20 27 28 30 33 29 28 28% 72%
3 PANDAWA 31 29 26 27 30 30 29 29% 71%
4 PERSADA 37 30 35 30 29 31 32 32% 68%
yang sama dengan quality. Sedangkan untuk reject delivery sebesar 0,250 atau
25%. Untuk perusahaan pemasoknya POSMI memiliki prioritas utama dalam
penanganan material yang rusak selama perjalanan dengan skor sebesar 0,846 atau
84,6%, untuk perusahaan USC sebesar 0,683 atau 68,3%, untuk perusahaan
PERSADA sebesar 0,719 atau 71,9%, dan perusahaan PANDAWA sebesar 0,590
atau 59,0%.
Tabel Responbility QTR Produk
NO SUPPLIER AVR NG CLOSE
QTR % QTR KET
1 POSMI 25 21 84,6%
2 USC 28 19 68,3%
3 PANDAWA 29 17 59,0%
4 PERSADA 32 23 71,9%
Sedangkan penggantian material/claim terhadap kesalahan atau kecacatan yang
diakibatkan karena hal pengiriman juga menjadi prioritas kedua, karena apabila itu
terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian yang diakibatkan pemasok
tidak menjamin kualitas materialnya. Untuk service delivery menjadi prioritas
yang ketiga, karena perusahaan menganggap, apabila pemasok memberikan
pelayanan yang baik dalam hal pengiriman, maka perusahaan merasa bahwa
pemasok tersebut adalah professional dan memiliki komitmen yang baik dalam hal
menjalin kerjasama atau rekanan.
Tabel Jenis NG Produk Supplier
NO SUPPLIER DENTED SCRATH CRACKING OUTSPEC DIRTY
1 POSMI 5 7 1 2 10
2 USC 2 6 2 3 15
3 PANDAWA 5 5 2 3 14
4 PERSADA 3 7 2 3 17
Grafik Jenis Ketidaksesuian Produk Supplier
Untuk kriteria delivery pada perusahaan pemasok walau memiliki tingkat prioritas
yang kecil namun delivery bisa mempengaruhi sebuah system proses produksi
apabila dalam pengirimannya mengalami keterlambatan. Pada subkriteria ini
penyebab stop produksi memiliki nilai prioritas terbesar, karena perusahaan
menganggap bahwa penyebab terjadinya stop produksi bisa disebabkan karena
keterlambatan dalam hal pengiriman material.
Tabel Keterlambatan Delivery Product
NO
SU
PP
LIE
R
JUL
AG
U
SE
P
OK
T
NO
V
DE
S
AV
R
TO
TA
L
AC
HIE
V
1 POSMI 30 30 30 30 30 30 30 180
81
%
2 USC 30 30 30 60 30 15 33 195
79
%
3 PANDAWA 45 60 60 30 30 45 45 270
71
%
4 PERSADA 60 60 60 45 30 30 48 285
69
%
Untuk alternative perusahaan pemasok yang memiliki kriteria yang baik dalam hal
delivery adalah perusahaan POSMI sebesar 81%, perusahaan USC sebesar 79%,
perusahaan PERSADA sebesar 69%, dan PANDAWA sebesar 71%.
Untuk perusahaan yang mengalami keterlambatan dalam hal delivery yang
menjadi penyebab stop produksi adalah perusahaan POSMI sebesar 19%,
perusahaan USC sebesar 21%, perusahaan PERSADA sebesar 31%, dan
perusahaan PANDAWA sebesar 29%.
Grafik Keterlambatan Delivery Produk (JIT) Supplier
Agar perusahaan dapat menentukan pilihan terhadap keinginan atau merespek
preferensi sesuai dengan kriteria yang dimaksud, maka perusahaan harus dapat
pandai-pandai meneliti kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki oleh
perusahaan pemasok tersebut agar tidak terjadi salah pilih dikemudian hari, karena
hal ini dapat mempengaruhi proses produksi didalam perusahaan. Berdasarkan
pengolahan data sebelumnya didapat data tentang respek perusahaan pemasok
terhadap preperensi tim ahli yakni yang diutamakan adalah Quality terlampir pada
tabel 4.6. dengan tingkat prioritas sebesar 0,550 atau 55% dibandingkan kriteria
lainnya, dengan prioritas terbesar adalah perusahaan POSMI untuk perbaikan
quality prioritasnya sebesar 0,750 atau 75% dan reject delivery prioritasnya sebesar
0,250 atau 25%.
Preferensi terhadap tim ahli dengan prioritas tinggi seperti yang dimiliki oleh
perusahaan POSMI ini akan dapat memberikan persepsi atau pola piker bahwa
perusahaan POSMI lebih mengutamakan dan menjaga kualitas mutu atau kualitas
produknya tersebut.
Analisis sintesis ini adalah analisis terhadap preferensi secara keseluruhan yang
mampu direspek oleh tim ahli, menurut hasil pengolahan data sebelumnya untuk
sintesis dengan prioritas terbesar ada pada perusahaan POSMI dengan nilai sebesar
0,379, hal tersebut berarti perusahaan POSMI mampu merespek preferensi secara
keseluruhan sesuai dengan tujuan tim ahli sebesar 75% secara keseluruhan dari
empat perusahaan pemasok lainnya, karena itu perusahaan sangat selektif sekali
pada kualitas produknya tersebut. Sehingga apabila produk yang dihasilkan
tersebut dijual harganya dapat bersaing tanpa mengurangi kualitas yang
sebenarnya.
PT. POSMI ternyata mendominasi 70% dari 100% tentang respeknya
terhadap preferensi tim ali, dengan begitu PT. POSMI dapat dikatakan sebagai
perusahaan pemasok yang menjadi partner atau rekanan bagi perusahaan.
Analithychal Performasi Sensitivity ini adalah suatu analisis terhadap sensitivitas
tim ahli kepada perusahaan pemasok pilihannya, tujuannya adalah untuk
mendapatkan pemasok dengan nilai sensitivitas yang tinggi, yang memperhatikan
pilihan beberapa tim ahli pada kriteria secara keseluruhan.
Menurut pengolahan data sebelumnya ternyata yang memiliki persentase
kriteria yang tinggi terhadap tujuan adalah PT. POSMI dengan presentase
alternative secara keseluruhan (overall) sebesar 70%, dan presentase kriteria
terhadap cost material sebesar 40%, quality sebesar 85%, dan delivery sebesar 81%
dan ini berarti PT. POSMI memiliki tingkat kriteria yang diinginkan diatas batas
standar QCD oleh perusahaan untuk keunggulan kualitas material sudah sesuai
dengan kriteria yang diinginkan.
Tabel 4.10. Performansi Overal Supplier
NO SUPPLIER QUALITY DELIVERY COST IMPROVE AVR
1 POSMI 85% 81% 40% 75% 70%
2 USC 68% 79% 36% 72% 64%
3 PANDAWA 59% 71% 11% 71% 53%
4 PERSADA 72% 69% 13% 68% 56%
Analisis Dynamic Sensitivity ini adalah suatu analisis untuk melihat tingkat
kedinamikan dari sensitivitas perusahaan pemasok terhadap persepsi perusahaan
melalui beberapa tim ahlinya.
Grafik Analisis Terhadap Dinamica Sensitivity
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.10 diketahui untuk kriteria cost,
diperoleh tingkat presentase perbaikan pada quality memiliki nilai yang lebih
tinggi dan untuk alternative perusahaannya dimiliki oleh PT. POSMI, yaitu sebesar
85% dimana presentase perbaikan quality dari sub-sub kriterianya yaitu 75% untuk
reject delivery sebesar 25% pada tabel 4.6. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa dalam kriteria PT. POSMI yang lebih diutamakan oleh para tim
ahli dari perusahaan adalah quality, dan yang memiliki hal tersebut adalah PT.
POSMI yang memiliki kriteria lebih baik dibandingkan dengan lainnya.dengan
data ini jelas untuk kriteria quality yang lebih diutamakan oleh hal tersebut
dimiliki oleh PT. POSMI sebagai perusahaan pemasok yang memiliki kualitas
material yang baik dengan mutu yang baik.
65
IV.KESIMPULAN
Berdasarkan atas apa yang telah diteliti dan juga berdasarkan data-data yang telah
diolah, serta analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perusahaan PT. POSMI merupakan perusahaan pemasok yang menjadi
pilihan terbaik bagi para tim ahli sebagai rekanan untuk memasok RAW
material yang diperlukan untuk membuat produk di, perusahaan dengan
mengandalkan kriteria quality yang menjadi prioritas utama yang dimiliki
perusahaan pemasok tersebut dengan nilai 85% Quality, 81% Delivery,
40% Cost, dan 75% Improvement.
2. Ke empat pemasok memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
memasok RAW matrialnya. PT. Hanken Indonesia diharapkan konsisten
memilih pemasok RAW matrialnya berdasarkan kriteria tersebut, sehingga
optimalisasi QCD dari pemesanan RAW Matrial akan tercapai.
3. Untuk dapat memilih perusahaan pemasok yang baik dan sesuai
dengan kriteria yang dimiliki perusahaan, maka seharusnya didukung
dengan banyak informasi masalah teknis dari mengenai kualitas material
tersebut, yaitu tim ahli harus dapat melihat kriteria-kriteria apa yang akan
ditetapkan oleh standarisasi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Robby Anharu Aplikasi AHP pada Supply Chain Manajemen Skripsi
Universitas Islam Jakarta 2008 Yang Tidak Dipublikasikan
[2] Saaty, Thomas L, 1993 , Pengambilan Keputusan Bagi Para
Pemimpin, PT. Pustaka Binaman Pressindo Jakarta.
[3] Saaty, Thomas L. , The Analythical Hierarchy Proses Planning,Priority,
Setting Respurce Allocation, Mc Graw-Hill International Book
Company,USA, 1980.
[4] Sofyan Assauri ( 1999:1 ) Manajemen Produksi dan Operasi
Penerbit fax Ekonomi UI.
[5] T. Hani Handoko ( 1984:II ) Dasar – dasar Manajemen Produksi dan
Operasi BPFE UGM Yogyakarta.
[6] Prof.Ir.I Nyoman Pujawan,M.Eng, Ph.D,CSCP,Mahendrawathi Er,
ST.,M.Sc.,Ph.D (2017) Supply Chain Manajement-Edisi 3 Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS), Yogyakarta.
[7] International Standar ISO 9001:2008 . Quality Manajemen
System – Requirement 2009