tugas pengantar bisnis diana cod.scr
Post on 29-Dec-2015
28 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Tugas Pengantar bisnis
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
OLEH :
“MARDIANA”
“A1A113145”
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN EKONOMI KOSENTRASI PARIWISATA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah dan sanjungannya hanya berhak kita panjatkan kehadirat
ALLAH SWT yang teleh menciptakan manusia dengan sempurna.Serta dengan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “TANGGUNG
JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS”.
Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan ,sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran bagi para pembaca,agar
penyusunan makalah selanjutnya bisa sempurna.
Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan trimakasi.
Kendari,14 Maret 2014
Penulis
MARDIANA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
BAB 11 PEMBAHASAN
1 2. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
2.2 Bidang-bidang Corporate SocialResponsibility (CSR)
2.3 Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR
2.4 Etika Dalam Suatu Bisnis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin maju serta laju perekonomian dunia
yang semakin cepat, dan diberlakukannya sistem perdagangan bebas sehingga batas kita dan
batas dunia akan semakin “kabur”. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu
sama lain untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan. Kadangkala untuk mendapatkan
kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara
mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu
serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling
menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan bagai mana jadinya jika pelaku bisnis
dihinggapi kehendak saling “menindas” agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat
ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika dan tangging jawab sosial bisnis.
Tanggung jawab sosial dunia bisnis tidak saja brorientasi pada komitmen sosial yang
menekankan pada pendekatan kemanusiaan,belas kasihan,keterpanggilan religi atau
keterpanggilan moral dan semacamnya tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya
dilaksanakan oleh pelaku bisnis dalm ikut serta mengatasi permassalahan sosial yang menimpa
masyarakat.Dalam perkembanganya praktik “tanggung jawab sosial pelaku bisnis” telah
banyak dilakukan secara sadar,artinya menerpakan “tanggung jawab pelaku bisnis” adalah
investasi untuk pertumbuhan dan keterlanjutan bisnis sehinga tak lagi dilirlik sebagai pusat
biaya.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial?
2.Apa saja alasan terkait bisnis?
3.Bagaimana etika dalam suatu bisnis?
1.3 Tujuan
1.Untuk memehami tanggung jawab sosial dalam suatu bisnis
2.Untuk mengetahui alasan terkait bisnis(business case)untuk CSR
3.Untuk memahami etika dalam suatu bisnis
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
Tanggung jawab sosial pelaku bisnis atau lebih dikenal di dunia
multinasional sebagai Corporate Sosial Responsibility(CSR) smapai saat ini
belum memiliki pengertian tunggal.Berikut ini adalah beberpa pengertian
CSR menurut lembaga bisnis international ataupun dari para pakar ekonomi
bisnis:
1.Menurut Bank Dunia
CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi berkelanjutan
ekonomi pembangunan yang bekerjadengan karyawan atau perwakilan
mereka,masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya
untukmeningkatkan kualitas hidup, dengan cara yangbaik baik untuk bisnis
dan baik untukpengembangan.
2.Menurut Organisasi Ekonomi Uni Eropa
CSR adalah Konsep di mana perusahaanmengintegrasikan sosial dan
lingkungankekhawatiran dalam operasi bisnis mereka dandalam interaksi mereka dengan para
pemangku kepentingan merekaatas dasar sukarela.
3.Ricky W. Griffin dan Michael W.Pustay
CSR adalah kumpulankewajiban organisasi untuk melindungi danmemajukan
masyarakat di mana organisasiberada.
Ada juga mengatakan bahwa tanggung jawab sosialpelaku usaha adalah komitmen
dankemampuan dunia usaha untukmelaksanakan hak dan kewajiban sosialterhadap lingkungan
sosialnya sebagai kerangka menciptakan masyarakat peduli (Caring Society) dan kemitraan.
(Bambang Wahyutomo,2003).
Dari beberapa definisi di atas biladitilik lebih jauh sebenarnya terkandung intiyang
hampir sama, yakni selalu mengacupada kenyataan bahwa tanggung jawabsosial perusahaan
merupakan bagianpenting dari strategi bisnis yang berkaitanerat dengan keberlangsungan usaha
dalamjangka panjang. Di samping itu, apa yangdilakukan dalam implementasi daritanggung
jawab sosial tersebut tidakberdasarkan pada tekanan dari masyarakatpemerintah, atau pihak lain,
tetapi berasaldari kehendak, komitmen, dan etika moraldunia bisnis sendiri yang tidak
dipaksakan
2.2 Bidang-bidang Corporate SocialResponsibility (CSR)
Para pelaku bisnis atau dunia bisnisdapat menerapkan tanggung jawab sosialterhadap
pihak-pihak yang berkepentinganatau stakeholder organisasi, lingkunganalam, dan kesejahteraan
sosial. Memangharus diakui bahwa beberapa organisasiusaha mengetahui tanggung jawab
merekadi ketiga bidang tersebut dan berusahadengan serius untuk mencapainya,sedangkan yang
lain menekankan hanyapada satu atau dua bidang.
Di samping itu,tidak sedikit yang sama sekali tidak tahudan tak mau menggubris
tanggung jawabsosial tersebut.Berikut ini adalah contoh beberpa aspek yang merupakan sasaran
penerapan tanggung jawab sosial perusahaan(pelaku bisnis):
1.Stakeholder
2. Kesejahteraan Sosial Umum
3. Dana komunitas local
4. Bantuan subsidi
5. Program bina lingkungan
Dan masih banyak contoh lainya yang intinya adalah bagaiana kita bertanggung jawab
tidak hanya dalm perusahaan sja akan tetapi juga wilayah extern perusahaan seperti halnya
bantuan dana seperti contoh diatas.
Bidang tanggung jawab sosial :
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan . para perusahaan, khushnya di bidang industri harus
memerhatikan hal-hal seperti polusi udara, polusi air, polusi tanah, pembuangan limbah
beracun, dan daur ulang
2. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah hak
konsumen, penetapan harga yang wajar, dan etika dalam periklanan
3. Tanggung jawab terhadap karyawan
4. Tanggung jawab terhadap penanam modal
Pendekatan tanggung jawab sosial
Mengingat adanya perbedaan pendapat, tidaklah mengherankan jika korporasi
menerapkan sejumlah ppendekatan tanggung jawab sosial, diantaranya :
- Sikap obstruktif
- Sikap defensif
- Sikap akomodatif
- Sikap proaktif
Cara mengelola program tanggung jawab sosial :
a. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari atas dan dianggap sebagai faktor dalam perencanaan
strategis
b. Komite manager puncak harus mengembangkan rencana yang merinci level dukungan
manajemen
c. Seorang eksekutif harus diberi tanggung jawab atas agenda perusahaan
d. Organisasi harus melakukan audit sosial (social audit) : analisis sistematis mengenai
keberhasilan perusahaanmenggunakan dana yang telah ditetapkan untuk tujuan tanggung jawab
sosial
1. Benturan dengan kepentingan masyarakat.
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan
perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil).
Benturan ini kerap kali terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Untuk menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan
etika bisnis.
Berikut adalah hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis :
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Kendala yang akan sering dihadapi
adalah adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa,
karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
2. Dorongan tanggung jawab sosial.
Berikut ini adalah klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung
jawab sosial pada sebuah bisnis :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan
tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang
manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.
Manfaat penerapan manajemen orientasi kemanusiaan
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang
antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas
kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi
manajemen parsitipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja
yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan
hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak.
3. Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat
dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA
tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta
mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya,
nuklir, angin air serta laut.
4. Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah
pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5. Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan
Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
b. Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak
menyesatkan masyarakat.
c. Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d. Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e. Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan
konsumen daripada promosi semata.
2.3 Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR
Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda
tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk
mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang
cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode “Empat belas poin balanced scorecard
oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes[3] yang menemukan suatu
korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja
keuangan perusahaan.
Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social
performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang
menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur
belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang
mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social
Responsibility–direncanakan terbit pada September 2010–akan lebih memudahkan perusahaan
untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur
keberhasilan CSR.
Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” (1999) yang dilakukan oleh Environics
International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader
Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam
membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap
karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand
image-lah yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya
atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi
perusahaan, atau manajemen.
lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah
ingin “menghukum” (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang
bersangkutan dan/atau bicara kepada Lebih orang lain tentang kekurangan perusahaan
tersebut. Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu
ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:
1. Sumberdaya manusia
Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat
sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar
pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi
peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat
perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan
lingkungan.
Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan,
perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat
juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf,
terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa
mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya “penyisihan gaji”,
“penggalangan dana” ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk
masyarakat.
2. Manajemen risiko
Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan.
Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam
sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan
hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari
penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa.
Membentuk suatu budaya kerja yang “mengerjakan sesuatu dengan benar”, baik itu
terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan–yang semuanya
merupakan komponen CSR–pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif
tersebut.
2.4 Etika Dalam Suatu Bisnis
Hubungan dan keterkaitan antara etika dengan tnggung jawab
bisnis,Sebenarnya keduanya merupakan bagian dari bagian yang lainya,atau
dengan kata lain etika adlah bagian dari tanggung jawab dalam dunia bisnis.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Ethos” yang berarti adat,
akhlak, waktu perasaan, sikap dan cara berfikir atau adat-istiadat. Etik
adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral
yang dilakukan oleh seseorang. Etika adalah tuntutan mengenai perilaku,
sikap dan tindakan yang diakui, sehubungan suatu jenis kegiatan manusia.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-
carauntuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yangberkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil
(fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada
kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan
transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
PentingnyaEtika Dalam Bisnis
Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat
ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai
(value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan
selalu menguntungkan erusahaan baik untuk jangka menengah maupun
jangka panjang karena :
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif,misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar,
larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun
nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja
yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan
yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang
karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling. berharga bagi
perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Memang benar. Kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia
bisnis dipenuhi oleh orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal
bulus serta kecurangan/manipulasi. Tetapi sungguh, tidak ada gunanya
berbisnis dengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah pemerintah
melakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan
sistem pasar (dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan sendirinya.
Menciptakan Etika Bisnis Berbasis Tanggung Jawab Sosial
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing
dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus
selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-
orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosia
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati.
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanggung jawab sosial dunia bisnisbukanlah bentuk tanggung jawab yangdipaksakan
apalagi atas dasar tekanan,ancaman, atau paksaan, melainkantanggung jawab yang didasari
kaidahmoral, komitmen sosial, dan etika bisnis.Tanggung jawab sosial dunia bisnisdipengaruhi
oleh berbagai kekuatan, yaitunorma sosial dan budaya, hukum sertaregulasi, praktik dan
budaya organisasi.Jadi, boleh dikatakan dia terbentuk karenadorongan kemanfaatan, moralitas,
dankeadilan
.Etika dalam berbisnis adalah mutlak dilakukan. Maju mundurnya bisnis yang dijalankan
adalah tergantung dari pelaku bisnis itu sendiri. Apa yang dia perbuat dengan konsekuensi apa
yang akan dia peroleh sudah sangat jelas.Pebisnis yang menjunjung tinggi nilai etika akan
mendapat point reward terhadap apa yang telah dia lakukan. Kemajuan perusahaan,
kepercayaan pelanggan, profit yang terus meningkat, pangsa pasar terus meluas, merupakan
dambaan bagi setiap pebisnis dan ini akan diperoleh dengan menjungjung tinggi nilai
etika.Sebaliknya, pelanggaran etika yang sedikit saja bias menyebabkan kondisi berbalik 180
derajat dalam waktu sekejap. Kehilangan pelanggan, deficit keuangan sampai ditutupnya
perusahaan dengan jumlah utang serta kerugian yang menggunung merupakan punishment
dari pelanggaran etika.
3.2 Saran
Saya sangat mengharapkan kritikan pembaca atas isi makalah ini,yang sifatnya
membangun untuk penulisan makalah selanjutnya.Atas kritakannya saya ucapkan
trimakasi.
DAFTAR PUSTAKA
Irwanto,Galih. 2011. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Bisnis:
Universitas Gunadarma Press
Website(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/etika-bisnis-dan-
tanggung-jawab-sosial-bisnis/)
Ardana,Komang,2008,Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial,Buletin Studi
Ekonomi(Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008).
Wikipedia,Social
Responsisbility,http://en.wikipedia.org/wiki/Social_responsibility
(Diakses Tanggal 8 Oktober 2012)
http://nizsadynda.ngeblogs.info/2010/12/18/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
top related