struktur baja asistensi
Post on 11-Dec-2014
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB IV
PERHITUNGAN PORTAL GABLE
4.1. Ketentuan - Ketentuan :
1. Type Konstruksi : Portal Gable
2. Bahan Penutup Atap : Seng Gelombang
3. Jarak Antar Portal : 4 meter
4. Bentang kuda – kuda (L) : 15 meter
5. Tinggi Kolom (H) : 4 meter
6. Kemiringan atap () : 200
7. Beban Angin : 50 kg/m2
8. Beban Berguna (P) : 100 kg
9. Alat sambung : Baut dan Las
10. Baja Profil : ST-37
11. Modulus elastisitas baja : 2,1x105 Mpa = 2,1x106 kg/cm2
12. Tegangan ijin baja : 1600 kg/cm2
13. Berat penutup atap : 10 kg/m2
14. Kapasitas Cranegirder : 25000 kg
4.2. Perhitungan Gording
4.2.1. Menghitung Panjang Balok
Diketahui (L) = 15 m
Jarak Miring
= 7,981 m
Tinggi kuda-kuda
x= tan 200 x 7,5 = 2,729 meter
Jarak gording yang direncanakan = 2 m
Banyaknya gording yang dibutuhkan
= 4,99 ≈ 5 buah
Jarak gording yang sebenarnya
x = ½ L
D
FC
yr
sb x
sb y
= 1,99 meter
4.2.2. Perhitungan Dimensi Gording
Untuk dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja Light Lip
Channel C150 . 65 . 20 . 3,2 dengan data-data sebagai berikut :
- A = 9,567 Cm2 - q = 7,51 kg/m
- lx = 332 Cm4 - Wx = 44,3 Cm3
- ly = 53,8 Cm4 - Wy = 12,2 Cm3
a. Beban mati / Dead Load
- Berat gording = 7,51 kg/m
- Berat penutup atap (1,99x10 kg/m2) = 19,9 kg/m
- Berat Sambungan ( 10% berat gording) = 0,751 kg/m
∑q = 28,161 kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px
bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:
Gambar gaya kerja pada gording
Px1 = q . sin α = 28,161 x sin 200 = 9,632 kg/m
Py1 = q . cos α = 28,161 x cos 200 = 26,463 kg/m
Gording diletakkan di atas beberapa tumpuan (kuda-kuda), sehingga
merupakan balok menerus di atas beberapa tumpuan dengan reduksi momen
lentur maksimum adalah 80 %.
q.cosα
q.sinα
q
Y X
α
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna
Momen maksimum akibat beban mati :
Mx1 = 1/8 . Px1 . (l)2 . 80%
= 1/8 x 9,632 x (4)2 x 0,8
= 15,41 kgm
My1 = 1/8 . Py1 . (l)2 . 80%
= 1/8 x 26,463 x (4)2 x 0,8
= 42,34 kgm
b. Beban hidup / Live Load
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di
tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang
bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P =
100 kg
Px2 = P . sin
= 100 . sin 200 = 34,20 kg
Py2 = P . cos
= 100 . cos 200 = 93,97 kg
P.cosα
P.sinα
P
Y X
α
Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.
Gambar momen akibat beban berguna
Momen maksimum akibat beban hidup
Mx2 = (¼ . Px2 . l) . 80 %
= (¼ . 34,20 . 4) . 0,8
= 27,36 kgm
My2 = (¼ . Py2 . l) . 80 %
= (¼ . 93,97 . 4) . 0,8
= 75,17 kgm
c. Beban Angin :
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif
(tiup) dan tekanan negatif (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap.
Menurut PPPURG 1987, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m2 . Dalam
perencanaan ini, besarnya tekanan angin (w) diambil sebesar 50 kg/m2.
Gambar gaya kerja pada beban angin
Wy
Y
X
α
Wx = 0
Ketentuan :
Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 x - 0,4)
Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
Beban angin kiri (W1) = 50 kg/m2
Beban angin kanan (W2) = 50 kg/m2
Kemiringan atap () = 200
Jarak Gording = 1,99 m
Koefisien Angin
o Angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4)
= (0,02 . 200 - 0,4) = 0
o Angin hisap ( c’) = -0,4
o Angin Tekan (wt) = c x W1 . (jarak gording)
= 0 . 50 . (1,99) = 0 kg/m
Angin Hisap (wh) = c’ . W1 . (jarak gording)
= -0,4 .50 . (1,99) = -39,8 kg/m
W max = 0 Kg/m
W x = 0, karena arah beban angin tegak lurus sumbu batang
balok.
Jadi momen akibat beban angin adalah :
Angin Tekan
Akibat Wx = 0
Mx3 = 1/8 . Wx . (I)2 . 80 %
= 1/8 . 0 . 4 . 0,8
= 0 kgm
Akibat Wy = 0
My3 = 1/8 . W . (l)2 . 80%
= 1/8 . 0 . (4)2 . 0,8
= 0 kgm
Angin Hisap
Akibat Wx = 0
Mx3 = 1/8 . Wx . (I)2 . 80 %
= 1/8 . 0 . 4 . 0,8
= 0 kgm
Akibat Wy = -39,8
My3 = 1/8 . W . (l)2 . 80%
= 1/8 . -39,8 . (4)2 . 0,8
= -63,68 kgm
D. Perhitungan Muatan Hujan
Ketentuan :
Koefisien air hujan ( c ) = (40 - 0,8)
= (40- 0,8(20))
= 24 Kg/m2
q = 24 . 1,99 m
q = 47,76 kg/m
qx = q Sin 400
= 47,76 Sin 20 = 16,33 kg/m
qy = q Cos 400
= 47,76.Cos 40 = 44,88 kg/m
MWx = 1/8 . Wx . (l)2 . 80 % MWy = 1/8 . Wy . (I)2 . 80 %
= 1/8 .16,33 (4)2 .0,8 = 1/8 . 44,88 . (4)2 . 0,8
= 26,13 Kgm = 71,81 Kgm
Wy
Y
X
α
Wx = 0
Tabel perhitungan momen
q, P dan M
Atap + Gording Beban Orang
Angin Hujan
(Beban Mati) (Beban Hidup)
P 28,161 Kg/m 100 Kg 0 Kg/m 24 Kg/m
qx, Pox 9,632 Kg/m 34,20 Kg 0 Kgm 16,33 kg/m
qy, Poy 26,462 Kg/m 93,97 Kg -39,8 Kg/m 44,88 kg/m
Mx 15,41 Kgm 27,36 Kgm 0 Kgm 26,14 Kgm
My 42,34 Kgm 75,17 Kgm -63,68 Kgm 71,81 Kgm
d. Kombinasi Pembebanan
Akibat Beban Tetap
M = M Beban Mati + M Beban Hidup
Mx = Mx1 + Mx2
= 15,41+ 27,36
= 42,77 kgm = 4277 kgcm
My = My1 + My2
= 42,34 + 75,17
= 117,51 kgm = 11751 kgcm
Akibat Beban Sementara 1
M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Angin
Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3
= 15,41+ 27,36+ 0
= 42,77 kgm = 4277 kgcm
My = My1 + My2 + My3
= 42,34 + 75,17+(-63,68)
= 53,83 kgm = 5383 kgcm
Akibat Beban Sementara 2
M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Hujan
Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3
= 15,41+ 27,36+ 26,13
= 68,9 kgm = 6890 kgcm
My = My1 + My2 + My3
= 42,34 + 75,17+71,81
= 189,32 kgm = 18932 kgcm
Akibat Beban Sementara 3
M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Hujan+ M
Beban Angin
Mx = Mx1 + Mx2 + Mx3 + Mx4
= 15,41+ 27,36+ 26,13+0
= 68,9 kgm = 6890 kgcm
My = My1 + My2 + My3 + My4
= 42,34 + 75,17+71,81+(-63,68)
= 125,64 kgm = 12564 kgcm
e. Kontrol Tegangan
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tabel profil baja dapat diketahui bahwa C150 . 65 . 20 . 3,2
Wx = 44,3 cm3
Wy = 12,2 cm3
Akibat Beban Mati + Beban Hidup
σ=MxWy
+MyWx ≤ = 1600 kg/cm2
= 615,83 kg/cm2 ≤ = 1600
kg/cm2
σ = 615,83 kg/cm2 ≤ σ−
=1600 kg/cm2 ............ OK
Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin
= 472,1 kg/cm2 ≤ = 1600
kg/cm2
σ = 472,1 kg/cm2 ≤ σ−
=1600 kg/cm2 ............ OK
Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Hujan
σ=MxWy
+MyWx ≤ = 1600 kg/cm2
= 992,11 kg/cm2 ≤ = 1600
kg/cm2
σ = 992,11 kg/cm2 ≤ σ−
=1600 kg/cm2 ............ OK
f. Kontrol Lendutan :
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri 2 wilayah
yang ditahan oleh trakstang).
Diketahui :
E = 2,1 . 106 Kg/cm2
l = 4 m = 400 cm
Ix = 332 cm4
Iy = 53,8 cm4
Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan hidup adalah
f = 1 /250 . l = 1 / 250 x 400 cm = 1,6 cm
1. Kontrol terhadap beban atap dan beban gording
qx = 9,632 Kg / m = 0,09632 Kg /cm
qy = 26,463 Kg / m = 0,26463 Kg /cm
Fx1 =
Fy1 =
2. Kontrol terhadap beban berguna
Px = 34,20 Kg
Py = 93,97 Kg
Fx2 =
Fy2 =
3. Kontrol terhadap beban angin
Wx = 0 Fx3 = 0
Wy = 0 Fx3 = 0
Akibat beban Hujan
qx = 16,33 Kg / m = 0,1633 Kg /cm
qy = 44,88 Kg / m = 0,4488 Kg /cm
Fx4 =
Fy4 =
Jadi pelenturannya adalah sebagai berikut :
f x total =
= 0,284 + 0,404 + 0 + 0,482 = 1,17 cm
f x total = 1,17 cm ≤ = 1,6 cm
f y total = ( f y1+f y2+ f y3+ f y4 )
= 0,127 + 0,179 + 0+ 0,214 = 0,52 cm
= 0,52 cm ≤ = 1,6 cm ….OK
f = √( f x total )2+( f y total )2≤f
= = 1,28 cm
= 1,28 cm ≤ = 1,6 cm ….OK
jadi, gording Light Lip Channel C150 .65 . 20 . 3,2 aman untuk digunakan.
4.3. Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)
Trakstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording
arah x dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah
sumbu x batang trakstang dipasang dua buah.
qx = ( berat sendiri gording+ berat yang didukung gording) pada sb.x
= 9,35 kg / m
Px = 34,20 Kg / m (Beban hidup)
Pts = qx . jarak antar portal + Px
= 9,632 . 4 + 34,20
= 72,728 Kg
Karena batang tarik dipasang dua buah maka per batang tarik
P = Ptotal/2 =72,728/2 = 36,364 kg
Fbr = 125% . Fn = 1,25 . 0,0227 = 0,0284 cm2
Fbr = ¼ . . d2, dimana :
d=√ 4 Fbrπ
=√ 4.0,02843,14
=0,19 cm = 1,90 mm
Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 6 mm, maka
tulangan batang tarik yang digunakan d = 6 mm.
4.4. Perhitungan Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik
saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka
yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya
berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang
tarik.
P P Nx
Kuda-kuda 7,981 m N
P N
Ny
Ikatan angin
4 m
N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya / tekanan
angin.
Tg = 7,981
4 = 1,99 = arc tg 1,99 = 63,38o
Beban angin = 50 kg/m2
P =beban angin . jarak miring
= 50 . 7,981
= 399,05 kg
H = 0, Nx = P
N cos = P
N = P
COSβ= 399,05
cos 63,38 = 890,59kg
σ= NFn
→ Fn= Nσ=890,59
1600=0,556 cm2
Fbr = 125% . Fn = 1,25 x 0,556 = 0,695 cm2
Fbr = ¼ d2
d=√ 4 Fbrπ
=√ 4 x 0,6953,14
=0,94 cm=9,4 mm
Maka ikatan angin yang dipakai adalah diameter 10 mm
4.5. Perhitungan Dimensi Balok Kuda-Kuda (Gable)
1. Pembebanan Pada Balok Gable
Gambar distribusi pembebanan
Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh gording
terpanjang 1,99 m
Gambar pembebanan yang dipikul gording
a. Beban Mati
Gording 1 (karena terletak di ujung balok maka menerima beban setengah
jarak gording = 0,985 m)
o Berat sendiri penutup atap : 4 m x 10 kg/m2 x 0.995 m = 39,8 kg
o Berat sendiri gording : (7.51 x 4) = 30,04 kg
o Berat alat penyambung : 10%*berat Gording =
Gording G2 = G3 = G4 (menerima beban setengah 2x setengah jarak
gording = 1,99 m)
o Berat sendiri penutup atap : 4 m x 10 kg/m2 x 1.99 m = 79,6 kg
o Berat sendiri gording : (7.51 x 6) = 30,04 kg
Dengan cara yang sama untuk mempermudah perhitungan beban-beban pada
balok gable akibat masing-masing gording dilakukan secara tabe laris sbb:
Tabel pembebanan pada gording
No Pembebanan G1 (Kg) G2 = G3 = G4(Kg)
1 Berat Penutup Atap 39,8 79,6
2 Berat Gording 30,04 30,04
3 Berat Alat Penyambung 3,004 3,004
P 69,84 109,64
q=∑ P12
L =62,48 kg/m
b. Beban Hidup = 100 kg
c. Tekanan angin pada bidang atap
Koefesien angin tekan Cth = 0 Wt = 0 x 50 x 4 = 0 kg/m
Koefesien angin hisap C’hs = -0,4 Wh = -0,4 x 50 x 4 = -80 kg/m
d. Tekanan angin pada bidang dinding
Koefesien angin tekan Ctk = 0,8, maka Wt = 0,8 x 50 x 4 = 160 kg/m
Koefesien angin hisap Chs = -0,4, maka Wh = -0,4 x 50 x 4 = -80 kg/m
Untuk kombinasi pembebanan ini beban angin dirubah menjadi vertikal :
q = Wt. cos 200 = 0 cos 200 = 44,879 kg/m
q’ = Wh. cos 200 = -80 cos 200 = -16,334 kg/m
d. Beban Air Hujan
e. Koefisien air hujan ( c ) = (40 - 0,8)
= (40- 0,8(20))
= 24 Kg/m2
q = 24 x 4 x = 96 Kg/m
Kombinasi Pembebanan Pada bidang atap :
Pembebanan tetap = beban mati + beban hidup
Pembebanan sementara 1 = beban mati + beban hidup + beban angin
Pembebanan sementara 2 = beban mati + beban hidup + beban Hujan
Pembebanan sementara 3 = beban mati + beban hidup + beban Angin +
Beban Hujan
a. Kombinasi pembebanan sementara 1 :
q = beban mati + beban hidup + beban angin
Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 0 = 210,656 kg/m
gh = 210,656 + (-75,175) = 135,4808 kg/m’
Akibat angin kanan = Akibat angin kiri.
Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang
terbesar : (qt = 210,656 kg/m’).
b. Kombinasi pembebanan sementara 2 :
q = beban mati + beban hidup + beban Hujan
Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 44,879 = 255,535 kg/m
gh = 210,656 + 16,334 = 226,991 kg/m
Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang
terbesar : (qt = 255,535 kg/m’).
c. Kombinasi pembebanan sementara 3 :
q = beban mati + beban hidup + beban Hujan + beban Angin
Akibat angin kiri : qt = 210,656 + 44,879 + 0 = 255,535 kg/m
gh = 210,656 + 16,334 + (-75,175) = 180,36 kg/m
Untuk perhitungan momen maka dari beban diatas diambil pembebanan yang
terbesar : (qt = 255,535 kg/m’).
Gambar beban merata pada konstruksi baja
6. Perhitungan Momen
Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000* V.11
Hasil Output SAP
Gambar Momen Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11
Gambar Reaksi Perletakan Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11
Gambar Gaya Normal Hasil Perhitungan SAP 2000 Versi 11
Gambar Tabel Momen Hasil Perhitungan SAP 2000
a. Kontrol Balok yang Direncanakan.
Terhadap Momen Tahanan ( Wx ).
M max = 5414.433 kgm = 541443.3 kgcm
Wx = 541443.3
1600 = 338.4 cm3.
Profil baja IWF 350.175.9.14 dengan harga Wx hitung = 338.4 cm3 < Wx
rencana = 641 cm3, maka profil baja ini dapat digunakan………. OK
Terhadap Balok yang Dibebani Lentur ( KIP ).
Profil balok yang digunakan adalah IWF 300.150.6,5.9 dengan data–data
sebagai berikut :
H = 300 mm b = 150 mm q = 36.7 kg/m
Ts = 9 mm tb = 6.5 mm A = 46.8 cm2
Wx = 481 cm3 Wy = 67.7 cm3 ix = 12.4 cm
Ix = 7210 cm4 Iy = 508 cm4
Cek profil berubah bentuk atau tidak :
o 75
351.4 75
25 75 ………. OK.
o
19735
1.25 x 9
1.4
5.63 15.625 ………… Tidak OK
Gambar 4.8 Penampang IWF 350.175.9.14
9
53.7
175
350
175161
14
322
Jadi, pada penampang terjadi perubahan bentuk ( PPBBI 1984 pasal 5.1(1)
)
o Terhadap bahaya lipatan KIP.
16
HB=16
(350−14−14 )=53.67 mm
Iy Bidang yang diarsir = ¿
= 625.26 + 0.33 = 625.59 cm4
Luas yang diarsir = (1.4 x 17.5) + (0.9 x 5.37) = 29.33 cm2
iy =√ 0.5 xIyA
=√ 0.5 x625.5929.33
=¿3.3 cm
= dengan L panjang batang = 1379.2 cm
Dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 197 cm
= 1973.3
=¿ 59.7 = 1.282 ( tabel 3 hal 15 PPBBG)
Syarat Berubah Bentuk
σ KIP=π 2 Eλy2 =
π2 xE
( lIy)
2=3.142 x 2100000
( 1379.23.3
)2 =¿
118.54 kg/cm2
1.282 x 118.54 = 151.96 kg/cm2 < kg/cm2
Jadi balok IWF 350.175.9.14 aman dan tidak mengalami tegangan KIP.
b. Kontrol Tegangan Syarat
θ ambil = 1 (PPBBI)
1) ωmax xNA+0.85 xθx
nxnx−1
xMxWx
≤ σ
2)NA+θx
MxWx
≤ σ
Dimana λx =Lx/ix dimana Lkx = 2L = 2 (13.792) = 27.584 m
λx =2758.4/14.5 =190,2≈191 → ωx =5.867
λy =Lky/iy
λy =197/3.3 =59.7≈60 → ωy =1.282
karena λx > λy maka menekuk terhadap sumbu-x dan kerena sumbu tekuk =
sumbu lentur maka perlu faktor amplikasi nx (buka PPBBI hal 37)
nx=σ EX . A
N dimana λx =191→σEX=568 kg/cm2
= 568 x52.68
1.5 x 4017.928= 4.96
Syarat PPBBI
1)
ωmax xNA+0.58 xθx
nxnx−1
xMxWx
=5.8674017.929
52.68+0.85 x 1 x
4.964.96−1
x541443.3
641
=1346,77 kg/cm2<
kg/cm2.........OK
2)NA+θx
MxWx
≤ kg/cm2
4017.92952.68
+1 x541443.3
641=920.96kg/cm2≤ σ 1600kg/
cm2..........................OK
Jadi balok IWF 350.175.9.14 aman digunakan.
c. Kontrol Terhadap Tegangan Lentur yang Terjadi
kg/cm2
σ=541443.3641
=844.69 kg /cm2
σ=844.69 kg /cm2≤ σ=1600 kg/cm2 ...................OK
Jadi balok aman terhadap tegangan lentur.
d. Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi
D = 1765,787 kg
Tegangan geser yang diijinkan :
Sx = F1 .y1 + F2 . Y2
= (17,5 x 1,4)x16,8 + (0,9 x 16,8) x 8,4
= 538,61 cm
τ=1765,787 x 538,610,9 x11100
= 95.2 kg/cm2 960 kg/cm2 .……………. OK
Jadi balok aman terhadap tegangan geser
e. Kontrol Terhadap Lendutan
q = 239.15 kg/m = 2.3915 kg/cm
fx =
¿5(2.3915)(1379.2)4
384 (2,1 x106 )11100
= 4.8 cm
f maks= 1250
x L= 1250
x1379.2=5.5 cm
fx = 4.8 cm fmaks = 5.5 cm ......... OK
(Balok aman terhadap lendutan)
7. Perencanaan Dimensi Kolom
a. Perhitungan Momen Kolom Setelah Menggunakan Cranegirder
Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000 V.11
Hasil Output SAP
Tabel hasil Perhitungan SAP 2000 V.11
Tabel hasil Perhitungan SAP 2000 V.11
Dari hasil analisa SAP didapatkan Pu kolom sebelum menggunakan crane
sebesar -3298.426 kg, karena menggunakan crane, maka Pu ditambah dengan
Pu setelah menggunakan crane, dimana Pu yang didapat dari hasil analisa SAP
setelah menggunakan crane adalah -1195.296 kg
Jadi Pu yang digunakan dalam perencanaan adalah:
(-3298.426) + (-1195.296) = - 4493.722 kg ≈- 4494 kg
Gambar pembebanan crane pada kolom
Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan
berikut :
Gambar perhitungan koefisin pada perencanaan kolom
Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi ujung jepit – sendi = 0,7
Tinggi kolom = 4 m = 400 cm
Lk = 0,7 x 400 cm = 280 cm
rmin ≥L
250=280
250=1.12 cm
b. Mencari luas bruto minimum :
Min ; dimana = 0,85
KL = L KL = L/2
L/4
L/4
L
0,7L
L
K = 1,0(a)
K = 0,7(c)
K = 0,5(b)
KL = L KL = L/2
L/4
L/4
L
0,7L
L
K = 1,0(a)
K = 0,7(c)
K = 0,5(b)
Nilai ω berdasarkan nilai λ :
λc= 1π
xLk
rmin √ fyE=1
πx
2801.12 √ 2400
2.1 x106=2.69
Karena λc > 1,2 maka nilai ω = 1,25 λc2 = 1,25 (2,69)2 = 9.05
Makanilai Ag=4494 x 9.050.85 x2400
=19.94 cm2
Coba pilih profil IWF 350.175.9.14
Data Profil :
Ag = 52.68 cm2 Ix = 11100 cm4 b = 175 mm
bf = 87.5 mm Iy = 792 cm4 h = 350 mm
ts = 14 mm Wx = 641 cm3
tb = 9 mm Wy = 91 cm3
c. Kontrol penampang :
1. Chek kelangsingan penampang
a) Pelat sayap
λ= b2tf
= 1752 .14
=6,25
λ p=170
√ fy= 170
√240=10,97
λ = 6,25 < λp = 10,97 ………...... Ok
b) Pelat badan
λ= htb=350
9=38.89
λ = 38.89 < λp = 108.44 ………………………… Ok
2. Kuat tekan rencana kolom, Pn
Pn = 0,85 x Ag x Fy = 0.85 x 52.68 x 2400 = 107467.2 kg
4494107467.2
=0.04<0.2maka digunakan persamaan :
3. Kuat lentur rencana kolom, Mnx
Mnx = Fy x Wx = 2400 x 641 = 1538400 kgcm = 15384 kgm
Diperoleh nilai Mmax = 6166,34 kgm + 1399,99 (Momen akibat beban
crane) = 7566,33 kgm
4. Rasio tegangan total
44942 x 107467.2
+ 7566.330.9 x15384
=0.56
0.56 < 1.0 …………………… OK
Jadi kolom IWF 350.175.9.14 kuat menerima beban dan memenuhi syarat.
8. Perencanaan Balok Keran (“Cranegirder”)
a. Data-data keran :
Kapasitas keran = 5 ton
Berat sendiri keran = 12 ton
Berat takel = 2 ton
Jarak bersih dihitung dari sisi atas rel ke puncak kolom (atau sisi luar balok)
= 1900 mm, ambil 1.9 m
Berat sendiri rel (ditaksir) = 30 kg/m
Jarak roda-roda keran = 3600mm = 3.6 m
Jarak bersih dari permukaan lur kolom ke rel = 225mm = 22.5cm
Jarak minimum lokasi takel terhadap rel = 680 mm ambil 1m
Gambar perencanaan crane pada kolom
Gambar pembebanan pada crane
RA = ½ (12) + 7 (23.575/24.55) = 12.71 ton
RA = 12.71 ton dipikul 2 roda keran, masing-masing 6.355 ton
b. Sekarang tinjau balok keran bentang 6 meter
Agar diperoleh momen maximum, maka pertengah antara resultante gaya 2
roda merupakan lokosi as balok tsb (lihat gambar)
RA=12.71+3.96
=8.262ton
RB = 12.71 – 8.262 = 4.448 ton
Momen maximum terjadi
di titik b = 8.262 (3-0,9-1.8) = 2.4786 tm
atau di titik b = 4.448 (3-0,9) = 9.7856 tm
Momen maximum = 9.7856 tm
Koef kejut = 1,15 (PPI 1983)
Momen maximum pada balok keran akibat beban hidup = 1,15x(9.7856) =
11.3 tm.
c. Akibat beban mati
Berat sendiri rel + berat sendiri balok keran taksir berat sendiri rel = 30kg/m
dan berat sendiri balok keran = 150 kg/m.
Jadi M = 1/8 (180)(6)2 = 810 kgm 0.81 tm
Jadi momen total = 0.81 + 11.3 = 12.11 tm
d. Reaksi maximum balok keran
Terjadi jika salah satu roda keran tepat pada perletakan balok tersebut.
Bs rel + bs balok keran = 180 kg/m
e. Akibat beban hidup keran
RA = 6.355 + 6.355 ((6-3,6)/6) = 8.897 ton
Koef kejut = 1,15
Jadi RA = 1,15 (8.897) = 10.23 ton
Akibat berat sendiri rel + balok keran
RA = 0.5 x (0.18) x (6) = 0.54 t/m
Jadi RA = 10.23 + 0.54 = 10.77 ton.
f. Gaya rem melintang : (“lateral force”)
Biasanya 1/15 (beban kapasitas keran + berat takel) untuk : lintasan dimana
ada 2 roda.
Beban lateral per roda = 0,5 . 1/15(5+2) = 0,233 ton.
Kita sudah tahu bahwa akibat beban roda 6.355 ton, momen maximum yang
bekerja pada balok keran = 9.7856 tm
Jadi akibat 0,233 ton, momen = (0.233/6.355) x 9.7856 = 0,359 tm
g. Menentukan profil balok keran
Mutu baja Fe360.
Momen maximum yang dipikul = 12.11 tm = 12.11 x 105 kgcm
Wx=12.11 x105
1600=756.875 cm3
Coba WF 300.200.8.12 (tinggi = 294 mm), dimana Wx = 771 cm3.
Dikombinasikan dengan memakai profil kanal C 220.80.9.12.5, yang
diikatkan pada flens WF.
Data-data :
Data – data profil C220.80.9.12,5 dan IWF 300.200.8.12:
C220.80.9.12,5 :
h = 220 mm ht = 167 mm ix = 8.48 cm
b = 80 mm A = 37.4 cm2 iy = 2.3 cm
d = 9 mm q = 29.4 kg/m Wx = 245 cm3
r1 = 6.5 mm Ix = 2690 cm4 Wy = 33.6 cm3
s = 21.4 mm Iy = 197 cm4
IWF 300.200.8.12 :
q = 56.8 kg/m A = 72.4 cm2 Wx = 771 cm3
h = 294 mm Ix = 11300 cm4 Wy = 160 cm3
b = 200 mm Iy = 1600 cm4 tb = 8 mm
ts = 12 mm ix = 12.5 cm iy = 4.71 cm
h. Tentukan garis berat penampang gabungan :
Berjarak dari serat atas :
= 11 cm
Ix = 11300 + (72.4)(14.5+0.9-11)2 + 197 + (37.4)(11-2.14)2 = 15834.55cm4
Cek kembali terhadap momen maximum :
σ atas=12.11 x105 x11
15834.55=841.26 kg /cm2(tekan)
σ tekan=12.11 x 105 x (29.4+0.9−11)
15834.55=1476 kg /cm2
i. Pengecekan tegangan akibat beban lateral.
Iy = Ix kanal + Iy flens tertekan dari WF dimana Iyflens tekan WF diambil
½ Iy dari WF = ½(1600) = 800 cm4.
Iy = 2690 + 800 = 3490 cm4.
Mmax lateral = 0.359 tm = 0,359. 105
σ tekan=0,359. 105 .( 22
2)
3490=113,15kg /cm2
Tekan total = 113,15 + 841,26 = 954,41 kg/cm2
j. Mencari tegangan izin kip, dari balok keran.
Karena akibat beban lateral tsb, balok keran mengalami kip.
Dimana =Iy = inersia penampang total terhadap sumbu Y
= 2690 + 1600 = 4290 cm4
h = jarak titik berat flens tekan (terdiri atas kanal + flens WF)
terhadap titik berat flens tarik.
Kita tentukan dulu letak titik berat flens tekan:
= 1.91 cm
Jarak titik berat flens tekan ke flens tarik = (29.4 +0.9 – (1.2/2) – 27) =
2.7cm
k. Tentukan konstanta torsi ( = j )
J = b t3
Dimana b = ukuran terbesar dari penampang persegi
t = ukuran terkecil dari penampang persegi
untuk badan WF : = 6.561 cm4
flens WF : = 23.04 cm4
badan kanal : = 4.74 cm4
flens kanal : = 10.41 cm4
j = 44.76 cm4
tentukan harga k2
Dari tabel k2 (Tabel 5-4 Design of steel structures by Arya Armani), didapat
k2 = 0,6. Jadi :
cr=1,0363 .107 4290 .27,8
( 15834,5511 ) .(600)2 √1+0,156 .
44,76 .(600)2
4290 . (27,8 )2+0,6 .
1,0363 .107 . 4290. 27,8
( 15834,5511 ).(600)2
= 3162,3 + 1430,95= 4593,25 kg/cm2
Mutu baja yang kita gunakan = Fe360 σy = 2400kg/cm2
Karena σcr > 1/2 σy maka kita pakai angka kekakuan ekivalen
untuk menentukan tegangan izin kip.
¿ π √ 2,1 .106
4593,25=67,14 cm
σ
cr =
¿2400(1− 2400
4 π2 .2,1 . 106(67,14 )2)
= 2086,81 kg/cm2
σ KIP=σ KIP
1,67=2086,81
1,67=1429,22 kg/cm2
Sedangkan tegangan tekan yang bekerja = 954,41 kg/cm2 < kip
=1429,22 kg/cm2 (Balok keran aman terhadap kip)
l. Gaya rem memanjang.
Besarnya 1/7 reaksi maksimum yang terjadi pada masing-masing roda = 1/7
(6.355) = 0.91 ton. Gaya ini bekerja pada rel.
Jika tinggi rel = 7,5 cm maka momen memanjang (“longitudinal moment”)
= 0.91 (7,5 + 11) = 16,835 ton. Tegangan yang tejadi :
σ= 91037,4+72,4
+ 1693515834,55/11
=8,29+11,76=20,05 kg/cm2
Kecil sekali ……………….. OK
m.Menentukan hubungan profil WF dan kanal.
Gaya lintang maksimum yang bekerja = 10.77 ton
=
Dimana S = statis momen bagian kanal terhadap sumbu x
= (37.4) (11 - 2,14) = 331.364 cm3
Gaya geser horizontal yang bekerja pada bidang kontak
FlensWF dan Kanal=10770.331,36415834,55
=225,38 kg /cm
Untuk sepanjang 600 cm, gaya geser horizontal = 225,38 x (600)
= 135227,98 kg
Dipikul oleh baut (pakai baut hitam mutu 4.6) MI6 (tak diulir penuh)
Ngeser 1 irisan = ¼ π(1,2)2 . 0,6. 1600 = 1085.7344 kg
Ntumpuan = 1.7*0.9*1600*1.5 = 3672 kg
Jumlah baut = 135227,981085,7344
= 124,5 pakai 2 x 70
Cek jarak baut : maksimum = 7d = 7 * 1.6 = 11.2 cm, pakai 10 cm
Jadi jumlah baut satu baris = 60010
= 60 buah
Jadi, pakai 2 baris baut M16 jarak satu sama lain = 10 cm
n. Merencanakan konsol.
Reaksi balok keran pada lokasi konsol akan maximum jika salah satu roda
tepat berada di perletakan tersebut.
RB = 6.355 + 2,4/6(6,355) = 8,897 ton
Koef kejut = 1,15
Jadi akibat beban keran
RB = 1,15(8,897) = 10,231 ton
Akibat berat rel (taksir 30kg/m) = 30(6) = 180 kg
Akibat berat balok keran (terdiri atas profil kanal C22+WF300x200) = (29.4
+ 56.8)(6) = 370,2 kg,
Rtotal = 10,231 + 0,18 + 0,3702 = 10,78 ton
M = 10,78 (0,225) = 2,43 tm
Pada lokasi gaya, bekerja tegangan geser
τ=10,78 .103
Abadan
=0,58 σ
Abadan=10,78 .103
0,58 .1600=11,61 cm2
Coba WF 200x100x4.5x7
Abadan = 0,45(20-0.7-0.7) = 8.375 cm2, berarti sisanya harus dipikul oleh
potongan WF (dr WF 200x100x4.5x7) setinggi (11.5 – 8.375)/0,45 = 7 cm,
ambil 7cm.
Panjang konsol ambil 22.5+20 = 42.5 cm,
tinggi WF potongan pada sisi luar kolom = , pakai baut
HTB 16 mm, jarak baut ambil 7d = 112mm 100mm.
Kt baut no 1 = = 2400 kg (dipikul 2 baut)
sebelumnya lebih baik kita periksa dulu WF konsol tepat sebelah kanan
sedikit dari luar kolom:
M = 2,43 tm
D = 10,78 t
Kita cek penampang sedikit sebelah kanan permukaan luar kolom.
data-data :
Ix = 1580 cm4
A = 23.18 cm2
=
=
= 18.240cm
Ix =
= 17415.6 cm4
σ atas=2,43 .105
( 17415,618,240
)=254,5 kg/cm2
Untuk geser, anggap hanya dipikul badan
τ= 107800,45.(20+21,25−0,7−0,7)
= 601,143 < 0,58 x 1600 = 928 …. OK
σ i=√(254,5)2+3(601,43)2
= 1072,34 kg/cm2 < 1600 …. OK
o. Baut
Baut HTB 16mm tipe A325_N
=
Gaya tarik awal T untuk 16mm tipe A325 = 85KN = 85000/9,8 = 8673.5
kg tegangan geser izin(akibat gabungan tarik + geser)
τijin = Fv(1 – ft , Abaut
T), dimana Fv = 15ksi = 1050 kg/cm2
= 1050 (1 – 2400/28673.5
) = 953 kg/cm2
Jumlah baut = 10 buah, gaya geser = 10,78 ton
τ = 10780
14
π (1.6)2 10 = 536,15 kg/cm2 < 928 kg/cm2 …..OK!!!!
9. Perencanaan Base Plate :
Gaya normal dan gaya lintang yang terjadi pada kolom setelah dibebani crane
adalah:
DA = (2895,193) + (3891,00) (beban setelah crane) = 6756,193 kg
NA = (4017,929) kg + (1195,296) kg (beban setelah crane) = 5213,225 kg
Mmax = 6166,34 kgm = 616634 kgcm
Ukuran base plate ditaksir 35 cm x 25 cm dan tebal = 10 mm = 1 cm
Kontrol tegangan yang timbul :
σ b=NAF+ M
Wu<σb=225 kg /cm2
F=a . b=45 . 27,5=1237,5 cm2
Wu=16
. a2 . b=16
. 452 .27,5=9281,25 cm2
τ b=5213,225
1237,5+ 616634
9281,25=70,65 kg /cm2<σb=225 kg /cm2→ A man
10. Angker Baut
Angker baut yang digunakan sebanyak 4 buah
Akibat beban Gaya geser, tiap baut memikul beban
DA4=6756,193
4=1689,05 kg
Diameter angker baut
d=√ DA14
. π . τ=√ 6756,193
14
. π . 960=2,99 cm=29,9 ≈ 30 mm
Ambil baut 16 mm sebanyak 4 buah
Fgs=4.14
. π . d2=4.14
. π .(1,6)2=8,04 cm2
Kontrol tegangan yang terjadi :
τ=0,6 σ=0,6 .1600=960 kg /cm2
τ=DA /4Fgs
=1689,058,04
=210.1kg
cm2<τ=960
kg
cm2→ A man !
11. Sambungan:
a. Pertemuan balok dan kolom :
Momen Maksimal yang bekerja 6166,34 kgm
Dipakai baut (mutu tinggi) 16
Jarak baut dalam 1 baris ambil = 5d = 8 cm (antara 2.5d s/d 7d)
Tinjau Akibat Momen 6166,34 Kgm
Berarti baut no.6 tertarik dan sebagai titik putar ambil baut no.1
K t=6166,34 .100 .(8+8+8+8+8+8+8)
482+402+322+242+162+82 =6361,86 kg
Dipikul 2 baut masing-masing = 3180,93 kg
σ tr=3180,93
14
. π .(1,6)2=1582,1
kg
cm2<44 ksi=3080
kg
cm2→ OK
Gaya geser yang bekerja 1765,787 kg, karena geser bekerja bersamaan
dengan tarik maka tegangan geser izin F'v = Fv(1- (ft.Abaut))
Dimana T = gaya pra tarik awal = 125 KN untuk baut
A325Ø16mm
= 125000/9,8 = 12755 kg
f t . Abaut=6361,86
2=3180,93 kg
F ' v=1050(1− 112755
(3180,93 ))=788,144 kg /cm2
Yang bekerja= 1765,787
12.14
. π .(1,6)2=73,2 kg /cm2<788,144 kg /cm2→ OK
b. Perhitungan Sambungan di titik Bahul
MC = 1675,35 kgm = 167535 kgcm
DC = 1233,59 kg
h=237,5
cos25=82,75 cm
Diameter baut ditaksir ½ “ = 12,7 mm
Jarak antar baut :
S1 = 1,5 d - 3 d
1,5(12,7) - 3(12,7)
19,05 mm -38,9 mm
1,905cm - 3,89 cm diambil S = 3 cm
S = 2,5 d - 7 d
2,5(12,7) - 7(12,7)
31,75 mm - 88,9 mm
3,175 cm - 8,89 cm diambil S = 8 cm
Direncanakan menggunakan baut ½ “ sebanyak 2 x 9 buah.
11 = 3 cm (11)2 = 9 cm2
12 = 9 cm (12)2 = 81 cm2
13 = 15 cm (13)2 = 225 cm2
14 = 21 cm (14)2 = 441 cm2
15 = 27 cm (15)2 = 729 cm2
16 = 33 cm (16)2 = 1089 cm2
17 = 39 cm (17)2 = 1521 cm2
18 = 45 cm (18)2 = 2025 cm 2 +
12 = 6120 cm2
Gaya baut terbesar pada baut paling atas ( T ) :
T=M . I 6
∑l2 =167535 .45
6120=1231,9 kg
Karena baut berpasangan, maka setiap baut menerima gaya sebesar :
P = ½ .T = ½ . 1231,9 = 615,94 kg
Kontrol tegangan aksial akibat momen terhadap ulir :
σ tr=P
14
. π . du2= 615,94
14
.3,14 .(0,999)2=1001,5 kg /cm2
dimana du = 9.99 mm = 0.999 cm
σ t .ijin=0,7 σ=0,7 .1600=1120 kg/cm2
σ tr=1001,5 kg /cm2<σ t . ijin=1120kg /cm2...........Aman
Gaya geser baut akibat gaya lintang :
DD = 1233,59 kg
Setiap baut memikul gaya geser sebesar Q = V/8 = 1233,59 / 8 = 154,2 kg
Gaya geser pada baut :
τ= QAbaut
= 154,214
. π . 1,272=121,7 kg /cm2<τ=960 kg /cm2→ Aman
Kombinasi gaya geser dan gaya aksial baut :
σ t=√σ ta2+1,56. τ2
σ t=√(1001,5)2+1,56.(121,7)2=1012,97 kg/cm2<σ=1600 kg /cm2
Gaya geser pada ulir :
τ= QAbaut
= 154,214
. π . 0,9992=196,73 kg /cm2<τ=960kg /cm2 → Aman
c. Perhitungan Las Pelat Sambung Arah Sejajar Kolom
Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm
Panjang las (lbr) = 36 cm
P = N balok = 3298,426 kg
Beban ditahan oleh las kiri dan las kanan, masing-masing sebesar P kiri dan
P kanan, dimana :
Pki = Pka = ½ . P = ½ . 3298,426 = 1649,213 kg
Ln = lbr – 3a = 36 – (3 x 0,4) = 34,8 cm
D = Pki . sin 45 = 1649,213 . sin 45 = 1166,17 kg
τ= PFgs
=1166,1736 . 0,4
=80,98 kg/cm2<τ=960 kg /cm2
σ= NF tr
= Nln. . a
= 1166,1734,8 . 0,4
=83,78 kg /cm2<σ=1600 kg /cm2
Kontrol :
σ i=√σ2+3 τ2=√83,782+3. 80,982=163.38 kg/cm2<σ=1600kg /cm2
Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung
arah sejajar kolom.
d. Perhitungan Las pelat Sambung Arah Sejajar Balok
Tebal las ditaksir a = 4 mm = 0,4 cm
Panjang las (lbr) = 100 cm
Mc = 167535 kgcm
Ln = lbr – 3a = 100 – (3 x0,4) = 98,8 cm
e = 1/3 . H + ¼ .0,4 .2
= 1/3 x 82,75 + ¼ x 0.4 . 2
= 27,72 cm
D=Me=167535
27,72=6043,83 kg
D = N = D sin 45 = 6043,83 sin 45 = 4273,63 kg
τ= PFgs
=4273,63100 . 0,4
=106,84 kg /cm2<τ=960 kg/cm2
σ= NF tr
= Nln. . a
= 4273,6398,8.0,4
=108,14 kg /cm2<σ=1600 kg/cm2
Kontrol :
σ i=√σ2+3 τ2=√108,142+3.(106,84)2=214,33 kg /cm2<σ=1600 kg/c m2
Kesimpulan : Tebal las 0,4 cm dapat digunakan pada pelat penyambung
arah sejajar balok.
4.6. Perhitungan Pondasi
Sebagai data awal dari penyelidikan tanah, diperoleh data sebagai berikut :
Kedalaman = 1,2 m
Nilai Conus = 26 kg/cm2 = 2,6 . 105 kg/m2
Perhitungan kapasitas daya dukung
Reaksi horizontal = 3626 Kg
Reaksi vertikal = 4677,4 Kg
Momen = 6958 Kgm
Perhitungan daya dukung tanah
Direncanakan kedalaman tanah L = 1,2 m
Beban Vertikal total Pv= reaksi vertikal + berat kolom (50/35 )
= 4677,4+ 0,5. 0,4. 2 ( 2400 ) = 5097,4 kg
Menentukan diameter pondasi =5097,4 Kg/26 Kg/cm2=196 cm2
A = 196 cm2→D =√ A14
. π=√ 196
14
. π=¿ 15,79 cm ≈ 25 cm
Qb = Ah . qc
Qb = (1/4. Л.D2).qc
= (1/4. 3,14. 252). 26
= 12762,14 kg
As = л.D. L
= 3,14 . 25. 120
= 9420 cm2
Fs = 0,012 . 26
= 0,312 kg/cm2
Qs = As. Fs
=9420 cm2 . 0,312 kg/cm2
=2939,04 kg
Q ult = Qb + Qs
= 12762,14 +2939,04
= 15701,18 kg
Q all = Qult/SF
= 15701,18/3
= 5233,73 kg
Q all = P safe = 5233,73 kg
Kontrol
P safe = 5233,73 kg > Pv =5097,4 kg...............OK
Dimensionering pondasi
Diameter pondasi = 25 cm
L (kedalaman) = 120 cm
Fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2
Vu = 3626 Kg
Stabilitas pondasi
Penulangan geser di daerah sendi plastis :
Gaya geser Vu = q safe =3626 kg
Vc = 4 √fc’ . bo . d = 4√250 . 25 . 20 = 31622,77 kg
Vu =3626 Kg ≤ φ Vc =0,6 . 31622,77 = 18973 Kg..............OK
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Deskripsi
i. Type Konstruksi : Portal rectangular gable
ii. Bahan penutup atap : Seng bergelombang
iii. Jarak portal : 6 m
iv. Panjang bentang : 25 m
v. Tinggi kolom : 4 m
vi. Kemiringan atap (α) : 250
vii. Berat Crane : 5ton
viii. Alat sambung : Las dan baut
ix. Pondasi : Sumuran
5.1.2. Pembebanan
i. DL + LL : 209,24 kg/m’
ii. Tekanan angin : 55 kg/m’
a. Angin tekan : 29,91 kg
b. Angin hisap : -119,63 kg
5.1.3. Dimensi Portal
i. Dimensi gording : Light Lip Channel C150 .
65 . 20 ,2,3
ii. Dimensi batang tarik (trackstang) : Φ 6mm
iii. Dimensi ikatan angin : Φ 8mm
iv. Dimensi balok gable : profil IWF 350 . 175 . 9 . 14
v. Dimensi kolom gable : profil IWF 350 . 175 . 9 . 14
Dimensi balok crane : profil IWF 450.200.8.12
: profil kanal
C220.80.9.12,5
vi. Dimensi base plate :45 x 27,5cm dan
tebal 10mm
vii. Dimensi pondasi
a. Mutu beton/baja : f’c = 25 MPa
b. Mutu baja tulangan pokok : St.37 4 Φ20mm
c. Mutu baja tulangan sengkang : St.37 4 Φ20mm
d. Tulangan utama : St.37 4 Φ20mm
e. Tulangan sengkang sendi plastis : St.37
f. Tulangan sengkang sendi luar plastis : St.37
5.1.4. Sambungan Baut dan Las
Jenis Las : las sejajar
Tebal Las Maximum : 0.4 mm
Sambungan di titik A
a. Dimensi Baut : Φ 10 mm
b. Banyak Baut : 4 baut
Sambungan di titik B=D
a. Dimensi Baut : Φ 16 mm
b. Banyak Baut : 6 baut
Sambungan di titik C
a. Dimensi Baut : Φ 12,7 mm
b. Banyak Baut : 8 baut
Sambungan di titik F
c. Dimensi Baut : Φ 16 mm
d. Banyak Baut : 5 baut
DAFTAR PUSTAKA
T, Gunawan & S, Margaret. 2005. Diktat Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi
Baja II Jilid I, Jakarta: Delta Teknik Group
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PBBI), DPMB, 1983.
Catatan Kuliah Konstruksi Baja II
Ir. Sunggono kh. 1995. Buku Teknik Sipil. Bandung. Nova.
top related