step 7 lbm 6 respirasi
Post on 01-Jan-2016
219 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ISNI KOERUNISA SGD 04
STEP 7 LBM 6
RESPIRASI SGD 04
1.Mengapa batuk berdahak dan bercampur dg
darah?
Jawab :
Paparan dari bahan – bahan seperti asap rokok,
polutan ( karsinogenik ) dalam jangka waktu yang
lama terinhalasi ke saluran pernafasan
mengaktifkan reaksi imunitas berupa reaksi inflamasi
bronkokonstriksi, hipervaskuler dan hipersekresi
mukus apabila hal ini terus terjadi maka akan
terjadi perubahan – perubahan seperti rusaknya silia
dan perubahan metaplasia ( perubahan bentuk epitel
bronkus ) pembuluh darah disekitarnya berdilatasi
dan bila berlangsung terus menerus pembuluh darah
tersebut bisa ruptur dan rusak darahnya bisa
keluar dan bercampur dengan mukus
mengaktifkan reseptor batuk batuk darah
Sumber : Arif N. Batuk darah dalam pulmonologi
klinik. Bagian pulmonologi FKUI; Jakarta :1992, 179-
183
ISNI KOERUNISA SGD 04
2.Mengapa disertai nyeri dada kanan bawah?
Jawab :
Karena adanya keabnormalan dari sel – sel pada
paru – paru yaitu terjadinya hiperplasi dan
metaplasia akibat paparan asap rokok atau polutan
( karsinogenik ) mengakibatkan timbulnya suatu
massa atau tumor pada paru tersebut, tumor
melakukan invasi ke dinding dada, mengenai pleura.
Tumor yang menekan dinding dada dapat
menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding
dada dan menimbulkan nyeri. Invasi adalah
penjalaran sel tumor ke daerah di sekitarnya
sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan di
sekitarnya tersebut. Reseptor nyeri pada thorax
terbatas pada pleura parietalis, mediastinum, dan
kemungkinan pada pembuluh darah besar.
Sumber : Nurhay Abdurachman. Nyeri dada. Buku
naskah pertemuan pra Konggres KOPERKI III, Jakarta,
1981
ISNI KOERUNISA SGD 04
3.Mengapa setelah diberi obat dan sudah habis,
sesak dan batuk kembali?
Jawab :
Obat – obatan yang diberikan hanya bersifat
simtomatik, yaitu untuk mengurangi gejala – gejala
yang timbul dan juga untuk mengurangi proses
inflamasi yang terus berlangsung, tetapi tidak
berpengaruh untuk menghentikan pertumbuhan atau
perkembangan dari abnormalitas sel – selnya,
sehingga apabila obatnya itu habis maka gejalanya
akan terasa lagi karena obatnya hanya bersifat
palitatif / sementara.
Pengobatannya juga harus disesuaikan dengan jenis
dari sel tumor atau kanker yang menyerangnya.
Sumber : Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu
Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
4.Mengapa dada terasa berat bila bernafas?
Jawab :
Karena terjadinya hiperplasia dan metaplasia dari sel
– sel abnormal di paru – paru maka terbentuklah
ISNI KOERUNISA SGD 04
massa pada paru yang membuat paru besar
sehingga memenuhi dari ruang potensial paru
( recessus ) yang normalnya hanya terisi pada
inspirasi dalam, tapi karena adanya massa jadi tidak
hanya saat inspirasi saja recessus terisi paru tapi
pada keadaan biasa juga sehingga pada saat
bernafas akan semakin berat.
Dan dengan adanya gangguan seperti penyempitan
bronkus karena inflamasi dan hipersekresi mukus
yang mengganggu saluran dan jalan nafas akan
menjadikan semakin berat bila bernafas.
Sumber : Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu
Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
5.Mengapa terdapat pekak di paru kanan?
Jawab :
Karena adanya massa pada paru kanan jadi tidak
ada udara dan bunyinya peka ketika diperkusi
ISNI KOERUNISA SGD 04
Sumber : Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu
Penyakit dalam Jilid II Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
6.Mengapa didapatkan gambaran Opaque pada
gambaran radiologi?
Jawab :
7.Mengapa pd gambaran radiologi batas tegas
namun terjadi keganasan?
Jawab :
Pemeriksaan Tomografi computer dapat memberikan
informasi lebih banyak. Penilaian pada massa primer
paru berupa besarnya densitas massa yang dapat
member gambaran yang inhomogen pada massa
sifat ganas atau homogen pada massa jinak, pinggir
massa dapat diperlihatkan lebih jelas, tidak teratur
atau spikula / pseudopodi pada massa ganas, batas
rata pada jinak.
Pemberian bahan kontras IV dapat menentukan sifat
massa yang menyangat pada massa ganas
umumnya dan tidak menyangat pada massa jinak.
ISNI KOERUNISA SGD 04
Keterlibatan organ sekitarnya atau mediastinum
lebih mudah terdeteksi, sebagai keterlibatan tulang
sekitarnya, pembesaran kelenjar getah bening hilus,
bifukarsio, paratrakhea dan massa bersinggungan
dengan dinding pembuluh darah besar thorax (aorta,
a.pulmonalis) yang merupakan non operable.
Sumber : Price, S.A., Wilson, L.M. (2006).
Patofisiologi:Konsep klinis Proses-
ProsesPenyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
8.Mengapa nafsu makannya menurun?
Jawab :
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus ( berat badan turun ), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara teratur.
Hal tersebut dipengaruhi juga oleh proses inflamasi yang terjadi dalam tubuh pasien tersebut, pada inflamasi di produksi TNF ( Tumor Necrosis Factor ) yaitu sitokin untuk menghambat pertumbuhan tumor dan menghancurkan sel – sel tumor. Di lain pihak, TNF menyebabkan anoreksia yang hebat melalui efeknya pada pusat nafsu makan di hipotalamus.
ISNI KOERUNISA SGD 04
TNF menimbulkan hambatan pengosongan di lambung sehingga menimbulkan perasaan kenyang. Di samping itu TNF menghambat kerja enzim lipoprotein lipase, yaitu enzim yang memindahkan lemak dalam serum ke sel – sel lemak sehingga lemak disintesis dan di simpan. Dengan adanya TNF, cadangan lemak dalam jaringan menjadi sangat menipis sehingga penderita tampak kurus. Karena walaupun asupan nutrisi berkurang, tumor yang berkembang biak menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme.Selain itu TNF dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan metabolisme berat seperti gula darah turun sampai kadar yang tidak memungkinkan untuk hidup. Hal ini disebabkan karena penggunaan yang berlebihan glukosa oleh otot dan hati dan gagal untuk manggantikannya.
Sumber : Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan. Survei kesehatan rumah tangga (SKRT)
tahun 1995. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1995.
9.Mengapa penderita mengalami badan panas
subfibril?
Jawab :
ISNI KOERUNISA SGD 04
10. Px penunjang apa yang disarankan untuk
kasus di scenario?
Jawab :
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang diarahkan
pada manifestasi klinik dapat memberi petunjuk
kemungkinan karsinoma para.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik, jari tangan berbentuk tabuh,
bentuk dinding toraks berubah dan trakhea
mengalami deviasi. Kadang-kadang tumor di daerah
perifer meluas pads dinding
toraks dan muncul berupa penonjolan. Pembesaran
kelenjar getah bening di leher dan aksila merupakan
manifestasi metastasis karsinoma paru dan dalam
keadaan tertentu merupakan kunci untuk diagnostik
tumor. Adanya suara nafas nyaring mirip asma
bronkhial merupakan simtom karsinoma para. Pada
stadium lanjut, muncul gejala klinik lebih berat :
suara parau, sindrom Homer, sindrom vena cava,
sindrom Pancoast dan gejala neurologik.
RADIOLOGI
Pemeriksaan fluoroskopi atau foto paru merupakan
alat diagnostik menentukan. Perselubungan di paru
ISNI KOERUNISA SGD 04
sering misdiagnosis dengan proses spesifik
tuberkulosis paru. Bila
pengobatan spesifik selama 4-8 minggu tidak
membawa perbaikan, sebaiknya dipikirkan
kemungkinan karsinoma paru. Perselubungan
disertai kalsifikasi lebih banyak disebabkan kelainan
jinak. Pada kasus yang meragukan dianjurkan
pemeriksaan
CT Scan.
BRONKHOSKOPI
Tumor yang letaknya di bronkhus merupakan
indikasi untuk bronkhoskopi. Dengan
mempergunakan seperangkat alat bronkhoskop
fiberoptik, perubahan mukosa bronkhus
dapat dievaluasi berupa benjolan atau gumpalan
daging. Dalam waktu yang bersamaan dilakukan
sitologi brush dan biopsi pads massa tumor untuk
diagnosis dan identifikasi tipe karsinoma.
Tumor yang letaknya di bronkhus kaliber besar atau
sedang, pemeriksaan bronkhoskopi tidak banyak
menemukan kesulitan.
Akan tetapi bila tumor terletak di perifer, ujung
bronkhoskop sulit mencapai massa tumor,pada
ISNI KOERUNISA SGD 04
kasus demikian, altematif paling balk adalah biopsi
aspirasi jarum halus transtorakal.
BIOPSI ASPIRASI TRANSTORAKAL
Metode biopsi aspirasi transtorakal merupakan salah
satu altematif untuk diagnosis karsinoma paru
terutama yang letaknya di perifer. Prosedur dan
teknik sederhana dengan akurasi diagnostik tinggi.
Dengan ban tuan fluoroskopposisi tumordalam
rongga dada dapat ditentukan dan insersi jarum
tidak sulit dilakukan. Kemajuan teknologi radiologi,
memungkinkan biopsy aspirasi lebih mudah
dilakukan dengan tuntunan fluoroskopTV. Pada kasus
yang riskan, sering didahului pemeriksaan Cf Scan
dan kemudian insersi jarum dapat dilakukan sampai
mencapai sasaran yang tepat. Pada kasus demikian
terdapat kerjasama yang baik antara radiologist dan
patologist.
Apabila pada palpasi kelenjar getah bening teraba
nodul besaratau kecil di supraklavikuler, biopsi
aspirasi sangat berguna untuk menentukan
kemungkinan ada metastasis karsinoma paru. Pada
kasus tertentu, di mana bronkhoskopi atau biopsi
ISNI KOERUNISA SGD 04
aspirasi transtorakal sulit dilakukan, biopsi aspirasi
kelenjar getah bening ini merupakan kunci
diagnostik.
MEDIASTINOSTOMI DAN TORAKOTOMI
Kedua metode ini dilakukan untuk biopsi massa
tumor, apabila bronkhoskopi atau biopsi aspirasi
gagal memperoleh spesimen.
www.medicastore.com
Penanda tumor primer sekunder??
Dilihat dari jenis sel pada daerah atau organ
tersebut, apakah sama atau tidak tidak. Biasanya
dengan sitologi atau histopatologi. Selain itu di
periksa juga secara keseluruhan pada tiap – tiap
organ untuk lebih jelas metastasisnya.
Prognosis??
11. DD?
- Pneumoni
- Tb paru
- Abses paru
ISNI KOERUNISA SGD 04
- Infark paru
12. Diagnosis?
Ca Paru
- Proses keganasan (patofisiologi / patogenesis)
ISNI KOERUNISA SGD 04
ISNI KOERUNISA SGD 04
ISNI KOERUNISA SGD 04
- Dicari ttg pembagian stadium ca paru
Secara patologi, untuk menentukan terapi:a) Kanker paru sel kecil (small cell lung
cancer, SCLC)Gambaran histologist khas : dominasi sel2 kecil hamper semua diisi mucus dg sebaran kromatin yg sedikit sekali tanpa nucleoli. Disebut juga “oat cell carcinoma” karena bentuknya mirip biji gandum. Sel ini cenderung berkumpul sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset. Sel2 yg bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yg terlepas myebabkan warna gelap sekitar pembuluh darah.b) Kanker paru sel tidak kecil (non small
cell lung cancer, NSCLC)Termasuk didalamnya adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe-tipe sel besar/campuran dari ketiganya.Karsinoma sel sqamos berciri khas proses kreatinisasi & pembentukan “bridge” intraseluler. Secara sitologi adanya perubahan nyata dari dysplasia squamosa ke Ca insitu.Diagnosis terlokalisasi, diatasi dengan reseksi bedah.
Buku Ajar IPD ed IV jilid II. FK UI.
PERBEDAAN
SCLC NSCLC
Histologi Sitoplasm Sitoplasma
ISNI KOERUNISA SGD 04
a sedikit; nucleus kecil hiperkromatik dengan pola kromatin halus; nucleolus tidak jelas; lembaran2 yg difus
banyak; nucleus pleomorfik dengan pola kromatin kasar; nucleolus sering mencolok; arsitektur glandular atau skuamosa
Penanda neuroendokrin (missal granula dense core pada mikroskop electron; ekspresi kromogranin, enolase spesifik neuron, sinaptofisin)
Biasanya ada
Biasanya tidak ada
Penanda Ada Ada
ISNI KOERUNISA SGD 04
epitel (antigen membrane epitel, antigen karsinoembrionik, dan filamen intermediate sitokeratin)
Musin Tidak ada Ada pada adenokarsinoma
Pembentukan hormone peptide
Hormone adenokorteks, hormone antidiuretik, peptide pelepas gastrin, kalsitonin
Parathyroid hormone-related peptide (PTH-rp)
Kelainan gen penekan tumor
- Delesi 3p- Mutasi RB
- >90%- Sekitar 90%- Sekitar 10%
- >80%- Sekitar 20%- >50%
ISNI KOERUNISA SGD 04
- Mutasi p16/CDKN2A
- Mutasi TP53
- >90% - >50%
Kelainan onkogen dominan
- Mutasi K-RAS- Ekspresi
berlebihan family MYC
- <1%- >50%
- Sekitar 30% (adeno Ca)
- >50%
Respon terhadap kemoterapi & radioterapi
Sering respon tuntas
Jarang respon tuntas
Robbins Kumar. Buku Ajar Patologi ed 7 vol 2. EGC.
Secara histology:Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) (30%)
Paling sering ditemukan; berasal dari permukaan epitel bronkus.Perubahan epitel termasuk metaplasia/dysplasia akibat merokok jangka panjang,secara khas mendahului timbulnya tumor.
Biasanya terletak disentral disekitar hilus & menonjol kedalam bronki besar.
ISNI KOERUNISA SGD 04
Diameter tumor jarang melampaui beberapa cm & cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada & mediastinum.
Sering disertai batuk &hemoptisis akibat iritasi /ulserasi, pneumonia,& pembentukan abses akibat obstruksi & infeksi sekunder.
Agak lamban dalam bermetastasis.Adenokarsinoma
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus&dapat mengandung mucus.Timbul dibagian perifer segmen bronkus&kadang2 dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru & fibrosis interstisial kronik. Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah & limfe pada stadium dini & sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala2.
Karsinoma sel bronchial alveolarJarang ditemukan, berasal dari epitel alveolus & bronkiolus terminalis. Awitan umumnya tidak nyata, disertai tanda2 yang menyerupai pneumonia.Makroskopis :neoplasma ini mirip konsolidasi uniform pneumonia lobaris.Mikroskopis :tampak kelompok2 alveolus yang dibatasi oleh sel2 jernih penghasil mucus & terdapat banyak sputum mukoid.Prognosis :buruk; kecuali kalau dilakukan pembuangan lobus yang terserang pada saat penyakit masih dini.
ISNI KOERUNISA SGD 04
Karsinoma sel besarAdalah sel-sel ganas yang besar & berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam.Cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif&cepat ke tempat2 yang jauh.
Karsinoma sel kecilSeperti tipe sel skuamosa biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tidak seperti kanker paru lain, jenis tumor ini timbul dari sel2 kulchitsky, komponen normal epitel bronkus.Mikroskopis :terbentuk dari sel2 kecil (sekitar 2x ukuran limfosit) dengan inti hiperkromatik pekat&sitoplasma sedikit.Sel2 ini sering menyerupai biji oat, sehingga diberi nama karsinoma sel oat. Prognosis :paling buruk dibandingkan yang lain. (sel kecil memiliki waktu pembelahan yang tercepat).Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi ed 6 vol 2. EGC.System stadium TNM Internasional atau Kanker paru 1997 American Joint Committee on Cancer (dimodifikasi dari Mountain CF : Revisions in the international system for staging lung cancer, chest 111 : 1710-1717, 1997) :
Gambaran TNM DEFINISI
ISNI KOERUNISA SGD 04
STATUS TUMOR PRIMER
T0 Tidak terbukti adanya tumor primer
Tx Ca yg tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus, tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopi
Tis Ca in situ (ditemukan sel tumor di suatu tempat & belum menyebar)
T1 Tumor berdiameter ≤ 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yg normal
T2 Tumor berdiameter > 3 cm atau ukuran berapapun yg
ISNI KOERUNISA SGD 04
sudah meyerang pleura viseralis atau mengakibatkan atelektasi yg meluas ke hilus; harus berjarak 2cm dari karina, tetapi tidak mengenai karina
T3 Tumor berukuran berapapun dg perluasan langsung pada dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trachea, esophagus, atau korpus vertebra; atau dalam jarak 2 cm dari karina , tetapi
ISNI KOERUNISA SGD 04
tidak mengenai karina
T4
KETERLIBATAN KGB REGIONAL (N)
N0 Tidak dapat terlihat metastasis pd KGB regional
N1 Metastasis pd peribronkial dan/atau kelenjar2 hilus ipsilateral
N2 Metastasis pd mediastinal ipsilateral atau KGB subkarina
N3 Metastasis pd mediastinal atau KGB hilus kontralateral; KGB skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau
ISNI KOERUNISA SGD 04
kontralateral
METASTASIS JAUH (M)
M0 Tidak diketahui adanya metastasis jauh
M1 Metastasis jauh terdapat pd tempat tertentu (missal otak)
KELOMPOK STADIUM
Ca tersembunyi
Tx, N0, M0
Sputum mengandung sel2 ganas tetapi tidak dapat dibuktikan adanya tumor primer atau metastasis
Stadium 0
Tis, N0, M0
Ca in situ
Stadium T1, N0, Tumor
ISNI KOERUNISA SGD 04
IA M0 termasuk T1 tanpa adanya bukti metastasis pd KGB regional atau tempat yg jauh
Stadium IB
T2, N0, M0
Tumor termasuk klasifikasi T2 dengan bukti metastasis pd KGB regional atau tempat yg jauh
Stadium IIA
T1, N1, M0
Tumor termasuk klasifikasi T2 dengan bukti hanya terdapat metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus
ISNI KOERUNISA SGD 04
kelenjar limfe ; tidak ada metastasis ke tempat yg jauh
Stadium IIB
T2, N1, M0T3, N0, M0
Tumor termasuk klasifikasi T2 atau T3 dengan atau tanpa bukti metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe; tidak ada metastasis ke tempat yg jauh
Stadium IIIA
T1-T3, N1, N2, M0
Tumor termasuk klasifikasi T1,T2 atau T3 dengan atau tanpa
ISNI KOERUNISA SGD 04
bukti metastasis ke peribronkial ipsilateral atau hilus kelenjar limfe; tidak ada metastasis ke tempat yg jauh
Stadium IIIB
T berapapun, N3, M0T4, N berapapun, M0
Setiap klasifikasi tumor dg metastasis ke hilus kontralateral atau KGB mediastinum atau ke skalenus atau kel limfe supraklavikular; atau setiap tumor yg diklasifikasik
ISNI KOERUNISA SGD 04
an sebagai T4 dg atau tanpa metastasis ke KGB regional; tidak ada metastasis ke tempat yg jauh
Stadium IV
T berapapun, N berapapun, M1
Setiap tumor dengan metastasis jauh
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi ed 6 vol 2. EGC.Klasifikasi WHO untuk Neoplasma Pleura & paru :KARSINOMA BRONKOGENIK
I. Ca epidermoid (squamosa)II. Ca sel kecil (termasuk sel oat)III. adenoCa (termasuk Ca sel alveolar)IV. Ca sel besarV. Gabungan adenoCa & epidermoid
LAIN-LAINVI. Tumor karsinoid (adenoma bronkus)VII. Tumor kel bronchialVIII. Tumor papilaris dari epitel permukaan
ISNI KOERUNISA SGD 04
IX. SarcomaX. Tak terklasifikasiXI. MesoteliomaXII. Melanoma
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi ed 6 vol 2. EGC.Bentuk lain kanker paru :
Adenoma bronkus- Definisi : sekelompok neoplasma kecil yg
ganas dg agresivitas rendah yg timbul pd trachea bagian bawah atau bronki utama.
- 2 bentuk yg paling penting : Karsinoid bronkus
- Mirip tumor karsinoid dari usus halus.- Beberapa tumor mensekresi serotonin,
5-hidroksitriptofan & substansi biologic lain membangkitkan kompleks gejala (sindrom karsinoid).
- Gejala : muka merah, bronkokonstriksi & mengi, diare.
Ca sel kecilasal sel2 Kulchitsky mukosa bronkus
Terjadi pada usia remaja – usia pertengahan (rata2 45 th), jumlah laki & perempuan yg terkena sama banyak.
Silindroma (jarang) Mesotelioma maligna
- Definisi : tumor pleura yg tidak umum, mayoritas terkait dg pajanan asbes (pajanan
ISNI KOERUNISA SGD 04
biasanya berlangsung singkat & waktu antara saat terpajan dengan awitan klinik 25 th).
- Sifat : sangat ganas kelangsungan hidup < 1th sejak didiagnosis
Sarcoma primer paru & melanoma maligna primer paru
- Merupakan bentuk kanker paru yg sangat ganas.
- Biasanya tipe kanker paru ini lebih merupakan metastasis dari tumor primer yg tak terdiagnosis daripada suatu lokus primer.
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofisiologi ed 6 vol 2. EGC.Klasifikasi histologist WHO 1999 tumor paru & tumor pleura :Epithelial tumors
Benign : papiloma, adenoma Preinvasive lesions : squamous dysplasia/Ca in
situ, atypical aadenomatous hyperplasi, diffuse idiopathic pulmonary neuroendocrine cell hyperplasia
Malignant- Squamous cell Ca : papillary, clear cell,
basaloid- Small cell Ca : combained small cell Ca- adenoCa :
o acinaro papillary
ISNI KOERUNISA SGD 04
o bronchoalveolar : non mucinous, mucinous, mixed mucinous and non mucinous or indeterminate cell type
o solid Ca with mucin formationo adenoCa with mixsubtypeso variants
- large cell Ca : large cell neuroendocrine Ca, basaloid Ca, Lymphoepithelioma-like carcinoma, clear cell Ca, large cell Ca with rhabdoid phenotype
- adenosquamous Ca- Ca woth pleomorphic sarcomatoid or
sarcomatous elements- Carcinoid tumor : typical carcinoid, atypical
karsinoid- Carcinomas of salicary gland type :
mucoepidermoid Ca, adenoid cystic Ca Others : soft tissue tumors Mesothelial tumors : Benign, Malignant
mesothelioma Miscellaneous tumors Lymphoproliferative diseases Secondary tumors Unclassified tumors Tumor like lesions
Buku Ajar IPD ed IV jilid II. FK UI.
13. Pencegahan dan penatalaksanaan?
ISNI KOERUNISA SGD 04
Pencegahan :
Berdasarkan yayasan kanker amerika, resiko yang
terjadi pada kanker tertentu kemungkinan dikurangi
dengan melakukan perubahan gaya hidup.
Cara yang diketahui mengurangi resiko pada
kanker :
o Menghindari merokok atau terkena asap
tembakau.
o Menghindari occupational carcinogen (misalnya,
asbestos).
o Menghindari terkena sinar matahari yang lama
tanpa perlindungan tabir surya.
o Menghindari asupan alkohol yang berlebihan.
o Menghindari penggunaan terapi hormon
(misalnya, estrogen dan progesterone).
Cara yang bisa mengurangi resiko pada kanker
:
o Membatasi asupan makanan berlemak tinggi,
terutama sekali dari bahan-bahan hewani
(misalnya, daging berlemak tinggi, produk yang
berasal dari lemak susu).
o Meningkatkan asupan buah-buahan dan sayur-
sayuran.
ISNI KOERUNISA SGD 04
o Menjadi aktif secara fisik.
o Menjaga berat badan dibawah tingkat obesitas.
Sumber : www.medicastore.com
Penatalaksanaan :
1.Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi2.Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikitdiantaranya.3.Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal4.Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.5.Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejaladengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan6.Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantumengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan
At a Glance, Medicine, Patrisk Davey, hal. 203
Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan tidak selalu membawa kesembuhan.
Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah menjalani pembedahan.
Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan. Pembedahan tidak perlu dilakukan jika: - kanker telah menyebar keluar paru-paru
ISNI KOERUNISA SGD 04
- kanker terlalu dekat dengan trakea - penderita memiliki keadaan yang serus (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru yang berat).
Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani pembedahan karena mereka memiliki penyakit lain yang serius. Tujuan dari penyinaran adalah memperlambat pertumbuhan kanker, bukan untuk penyembuhan. Terapi penyinaran juga bisa mengurangi nyeri otot, sindroma vena kava superior dan penekanan saraf tulang belakang. Tetapi terapi penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis karena penyinaran), dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala ini bisa dikurangi dengan corticosteroid (misalnya prednisone).
Pada saat terdiagnosis, karsinoma sel kecil hampir selalu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Kanker ini diobati dengan kemoterapi, kadang disetai terapi penyinaran.
Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paru-paru. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator).
www.medicastore.com
top related