standarisasi brotowali

Post on 17-Feb-2016

145 Views

Category:

Documents

21 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Mulai dari

TRANSCRIPT

STANDARISASI“SIMPLISIA BROTOWALI”1. Irma Widiati2. Istianatun

Khairiyah3. Joharoh4. Khoirunnisa

5. Kholifiah6. Linda Sari7. Mia Puspita Dewi8. Mohammad

Iswandi

S1 Farmasi STIKes BHAMADA SLawi

Klasifikasi Brotowali

• Kingdom: Plantae • Divisi : Spermatophyta • Class : Dicotyledon • Ordo : Ranunculales • Famili : Menispermaceae • Genus : Tinospora • Species : Tinospora crispa (L.)MIERS.

(Anonim, 2006)

Morfologi Tanaman Brotowali

Brotowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5 m atau lebih.

• Batang sebesar jari kelingking, berbintil- bintil rapat,dan rasanya pahit.

• Daun tunggal,bertangkai dan berbentuk seperti jantung atau agak membundar, berujung lancip dengan panjang 7-12 cm dan lebar 5-10 cm.

• Bunga kecil, berwarna hijau muda atau putih kehijauan.

• Akar Berwarna coklat kehitaman.(MMI, 1989)

Kandungan Senyawa Kimia Dalam Tanaman Brotowali

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium tanaman ini mengandung pati, alkaloid, glikosida, zat pahit pikroeretin dan berberin.

(Tobing, 2007)

Penaganan Pasca Panen Tanaman Brotowali

1. Cara PenanamanPotong batangn 15 cm lalu ditancapkan di tanah (stek). Di tanam di tanah yang gembur dan ada perlindungan (cagak).

2. Cara PanenMenggunakan sabit atau arit serta golok dengan cara memotong batang yang telah tua, dengan ukuran diameter sekitar 0,5 cm - 1 cm. Panen dilakukan ketika batang berwarna coklat kehitaman.

3. PencucianPencucian dilakukan dengan air mengalir yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran.

4. Pengecilan UkuranBatangnya dirajang pemotongan dilakaukan dengan cara melintang searah dengan ketebalan 2 mm - 3 mm.

5. PengeringanDikeringkan di bawah sinar matahari dengan menggunakan tampi atau tepal, dalam pengeringan simplisia tidak saling menindih agar kering merata. Untuk brotowali lama pengeringan 4 hari dengan bobot basah 5,1 kg.

6. Pengemasankemudian dikemas dalam kantung hitam dan diberi label yang tercantum nama tanaman, bobot kering dan tanggal pengemasan lalu disimpan di gudang.

Uji Pendahuluan

1. Organoleptis: Warna coklat, bau aromatis, rasa sangat pahit. 

2. Makroskopik: Potongan batang, warna hijau kecoklatan, permukaan tidak rata, bertonjolan, beralur-alur membujur, lapisan luar mudah terkelupas.

(MMI, 1989)

3. Mikroskopik:

Uji Parameter Non Spesifik

1. Uji Kadar AirMetode Titrimetri

Masukkan lebih kurang 20 ml metanol ke dalam labu titrasi. Sampel 100 mg titrasi dengan pereaksi Karl Fischer hingga titik akhir tercapai. Syarat Kadar Air <10 %.

(MMI, 1989)

2. Uji Kadar AbuProsedur praktikum penetapan kadar abu dilakukan dengan metode AOAC 2005. Syarat Kadar Abu 7,2%. Adapun, prosedurnya sebagai berikut : Dikeringkan cawan dalam oven pada suhu 105°C selama 1

jam

Didinginkan cawan selama 15 menit dalam desikator, dan ditimbang

 Dimasukkan sampel 1.5-2 gram, kemudian dimasukkan ke

dalam tanur yang suhunya 600°C selama 3 jam 

Didinginkan di luar tanur sampai suhu ±120°C, dimasukkan dalam desikator

Cawan dan abu ditimbang sehingga didapat berat konstan

Dilakukan perhitungan kadar abu.(Amelia et al 2014)

Tidak lebih dari 0.25%

Panaskan cawan petri kosong↓

Masukkan dalam desikator↓

Ditimbang sebagai bobot awal↓

Simplisia 10 gram dimasukkan dalam cawan petri, lalu ratakan

↓Petri + simplisia ditmbang lagi

↓Masukkan dalam tara (pemanas) selama

1 jam↓

Tutup dibuka untuk menghilangkan uap panas↓

Cawan petri + simplisia dimasukkan kembali dalam desikator

↓Cawan petri + simplisia ditimbang lagi

↓Ulangi langkah dua kali tapi dengan

waktu 30 menit

3. Uji Susut Pengeringan

(Dewi, 2014)

4. Uji Cemaran Mikroba• uji angka lempeng total

untuk mengetahui jumlah mikroba/ bakteri dalam sampel. Batasan angka lempeng total yang ditetapkan yaitu : ≤ 107 koloni/g

• uji angka kapanguntuk mengetahui adanya cemaran kapang.Batasan angka lempeng total yang ditetapkan yaitu ≤ 104 koloni/g

• Most probably number (MPN)untuk mengetahui seberapa banyak cemaran bakteri coliform( bakteri yang hidup di saluran pencernaan). Cemaran mikroba yang ditetapkan yaitu Escherichia coli : negatif/g Salmonella spp : negatif /g Pseudomonas aeruginosa : negatif/g

Staphylococcus aureus : negatif/g

(Perka BPOM No 12 Thn 2014)

UJi Parameter Spesifik

1. Uji Skrining FitokimiaUntuk membuktikan adanya kandungan

alkaloid dalam sampel dengan uji skrining fitokimia, yaitu serbuk batang tumbuhan Brotowali ditimbang sebanyak 5 g, dimaserasi dengan 20 ml etanol, selama 2 jam, disaring dan filtrat yang diperoleh dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

• Filtrat I : ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer ternyata terbentuk endapan warna putih, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida.

• Filtrat II : ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorf ternyata terbentuk endapan warna jingga, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida.

• Filtrat III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Wagner ternyata terbentuk endapan warna coklat, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida.

• Filtrat IV : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat ternyata terbentuk endapan warna coklat, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida.

(Tobing, 2007)

2. Uji Kromatografi• Fase gerak= Kloroform : etanol ( 4 : 1 v/v)• Fase diam= Silika gel 60 G • Sinar UV 365 nm

Bercak Biru, Biru Kehijauan dan Biru hijau kekuningan.Positif mengandung Alkaloid

• hRf = 0,5-0,95(Mutiatikum et al, 2004)

KESIMPULAN

• Bratawali merupakan tanaman merambat dengan potongan batang, warna hijau kecoklatan, permukaan tidak rata, bertonjolan, beralur-alur membujur, lapisan luar mudah terkelupas dan rasanya pahit.

• Senyawa kimia yang dikandung brotowali antara lain alkoloida, pati, glikosida, zat pahit pikroeretin, birberin.

• Standarisasi Simplisia meliputi Uji Pendahuluan, Uji Non Spesifik Dan Uji Spesifik.

top related