standarisasi igt

11
Sistem informasi Geografi (SIG) dan Standarisasi Pemetaan Tematik 1 Oleh : Dr. Mulyanto Darmawan Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Abstraks Dalam dekade terakhir-berkat SIG- penggunaan informasi geografis telah berkembang secara eksponensial. Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi geospasial yang bekerja di belakang layar, telah membantu berbagai program seperti peningkatan energi, produksi pertanian, dan mengetahui neraca air. Pemetaan dan peta adalah fitur yang diharapkan ada pada sistem informasi berbasis web dan ponsel. Dalam bidang administrasi pertanahan, SIG kadasteral bukan sekedar menghasilkan peta kadaster, tetapi sebuah sistem yang memungkinkan pembuatan peta baru secara cepat dan pemilihan lokasi serta analisa valuasi. SIG diperlukan dalam rangka memahami dan mengelola dunia nyata. Paper ini berupaya menggambarkan tentang Sistem Informasi geografi (SIG) dan kaitannya dengan standarisasi pemetaan tematik. Dibahas pula tentang perkembangan SIG pada pemetaan tematik secara umum, dan SIG untuk pemetaan tematik pada administrasi lahan. Selanjutanya sttandarisasi peta tematik mengacu pada Undang-undang no 4 tahun 2011 tentang informasi geospasial menjadi bagian akhir pembahasan. PENDAHULUAN Lima puluh tahun yang lalu, kebanyakan orang memiliki hubungan atau interaksi dengan dunia nyata lewat informasi geografis yang divisualisasikan hampir seluruhnya hanya dengan dengan peta. Penggunaan peta pun relatif terbatas. sebuah peta biasanya hanya ada pada edisi terbaru majalah Geografi Nasional atau ditempel pada dinding kelas. Namun dalam dekade terakhir, penggunaan informasi geografis telah berkembang secara eksponensial. Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi ke dalam kehidupan sehari- hari Teknologi geospasial yang bekerja di belakang layar berbagai program seperti peningkatan energi, produksi pertanian, dan mengetahui neraca air. Pemetaan adalah fitur yang diharapkan dari aplikasi ponsel dan situs web 2 . Teknologi SIG memungkinkan kita mencapai tujuan, membantu kondisi darurat dalam menemukan lokasi penyelamatan , dan semakin memberi kita pandangan yang lebih luas dari dunia kita. 1 Disampaikan dalam rangka Kajian Standarisasi Pemetaan Tematik Pertanahan, Jakarta 1-3 November 2011 2 The role of geographic information. ArcUser the magazine for Esri software users. 2010

Upload: tirtapelangi

Post on 22-Jun-2015

86 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Standarisasi IGT

TRANSCRIPT

Page 1: Standarisasi IGT

Sistem informasi Geografi (SIG) dan Standarisasi Pemetaan Tematik 1

Oleh : Dr. Mulyanto Darmawan Pusat Survei Sumberdaya Alam Darat

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)

Abstraks

Dalam dekade terakhir-berkat SIG- penggunaan informasi geografis telah berkembang secara eksponensial. Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi geospasial yang bekerja di belakang layar, telah membantu berbagai program seperti

peningkatan energi, produksi pertanian, dan mengetahui neraca air. Pemetaan dan peta adalah fitur yang diharapkan ada pada sistem informasi berbasis web dan ponsel. Dalam bidang administrasi

pertanahan, SIG kadasteral bukan sekedar menghasilkan peta kadaster, tetapi sebuah sistem yang memungkinkan pembuatan peta baru secara cepat dan pemilihan lokasi serta analisa valuasi. SIG

diperlukan dalam rangka memahami dan mengelola dunia nyata. Paper ini berupaya menggambarkan tentang Sistem Informasi geografi (SIG) dan kaitannya dengan standarisasi

pemetaan tematik. Dibahas pula tentang perkembangan SIG pada pemetaan tematik secara umum, dan SIG untuk pemetaan tematik pada administrasi lahan. Selanjutanya sttandarisasi peta tematik

mengacu pada Undang-undang no 4 tahun 2011 tentang informasi geospasial menjadi bagian akhir pembahasan.

PENDAHULUAN

Lima puluh tahun yang lalu, kebanyakan orang memiliki hubungan atau interaksi dengan dunia nyata lewat informasi geografis yang divisualisasikan hampir seluruhnya hanya dengan dengan peta. Penggunaan peta pun relatif terbatas. sebuah peta biasanya hanya ada pada edisi terbaru majalah Geografi Nasional atau ditempel pada dinding kelas.

Namun dalam dekade terakhir, penggunaan informasi geografis telah berkembang secara eksponensial. Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari Teknologi geospasial yang bekerja di belakang layar berbagai program seperti peningkatan energi, produksi pertanian, dan mengetahui neraca air. Pemetaan adalah fitur yang diharapkan dari aplikasi ponsel dan situs web2. Teknologi SIG memungkinkan kita mencapai tujuan, membantu kondisi darurat dalam menemukan lokasi penyelamatan , dan semakin memberi kita pandangan yang lebih luas dari dunia kita.

1 Disampaikan dalam rangka Kajian Standarisasi Pemetaan Tematik Pertanahan, Jakarta 1-3 November 2011 2 The role of geographic information. ArcUser the magazine for Esri software users. 2010

Page 2: Standarisasi IGT

Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG atau GIS) adalah sistem berbasis komputer bak perangkat keras, lunak dan prosedur) yang dapat digunakan untuk menyimpan, memanipulasi informasi geografi (Stand Aronof, 1993). Interaksi manussia dengan alam nyata dapat dapat terjadi dengan berbagai cara dan dapat diilustrasikan seperti gambar 1 di bawah.

Gambar 1. Dunia nyata sesungguhnya terdiri dari beberapa feature atau objek yanmewakili layer terpisah seperti persil, sungai, jalan, land use dan sebagainya (kiri). Mmasing feature ini dalam model informasi geografi diwakili oelh bentuk vektor atau(kanan).

Interaksiantara objek dalam dunia nyata dengan manusia dapat digambarkan dalambeberapa model. Misalkan sungai dapat diigambarkan sebagai mana tersaji dalam

Tabel 1. Penggambaran fetaure sungai dalam SIG

Fitur alam sungai Sungai adalah suatu lokasi terendah dengabantaran sungai.Fitur alam seringkali disimdalam bentuk foto

Jaringan Network Sungai Sungai digambarkan sebagi pola jaringan nDimana setiap garis mempunyai arah, voluatribut lain. Biasanya diterapkan untuk anaaliran hidrografi atau transportasi kapal

Batas administrasi Sungai seringkali juga digunakan sebagai bpemisah atau administrasi dua daerah seppropinsi ataupun batas region alam sepertliar.

Model permukaan Sungai juga dapat menggambarkan modelpermukaan bumi dalam bentuk tiga dimenBiasanya diterapkan untuk perhitunagn prkemiringan ataupun potensi area banjir

Detail Enginering Desain (DED) Sungai pada beberapa sistem juga digambsebagai desain

Dunia nyata

Raster

Vektor

g asing-

raster

tabel 1.

n pan

etwork. me dan lisa

atas erti i habitat

si. ofile dan

arkan

Page 3: Standarisasi IGT

Hubungan interaksi seperti digambarkan pada tabel 1 di atas, dapat digambarkan dalam sebuah sistem data. Sesungguhnya tidak ada model yang superior untuk menggambarkan hubungan satu objek dengan manusia. Model terbaik tergantung pada dua hal yaitu

à Jenis informasi yang akan dibuat : apakah peta atau statistik

à Tujuan : konteks problem yang akan dijawab

Model data geografi adalah gambaran abstraksi dari dunia nyata untuk satu set data agar dapat di display, edit, query dan analisis. Sistem informasi Geografi (SIG) bekerja atas dasar pengelolaan data bereferensi geografis. SIG tidak sekedar aplikasi (software) ataupun sekedar alat untuk membuat peta, namun SIG adalah sebuah sistem yang diperlukan sebagai kerangka untuk memahami dan mengelola dunia yang kita tempati. SIG bekerja dalam mengelola informasi geografi dan dengan SIG memungkinkan koneksi antar objek atau kegiatan berdasar analisis kedekatan (proximity analisis). SIG juga memungkinkan integrasi sistem informasi goespasial dengan sistem lain dalam sebuah sistem (Zeller, 1999)

PERKEMBANGAN SIG.

Pertama kali Sistem Informasi Geografi digunakan secara nasioanal adalah di Canada sekitar tahun 1960, oleh Canada Geographic Information System (CGIS) dalam proyek untuk pengembangan kemampuan lahan nasional (National land capability) dengan cara mengkompilasi dan inventarisasi potensi lahan produktip di Canada (Aronoff, 1989). Beberapa tahun sejak proyek CGIS Canada tersebut, SIG mulai intensif dikembangkan di berbagai bagian dunia khususnya di Eropa dan Amerika, bahkan badan dunia FAO (Food and Agriculture Organization) mulai intensif menggunakan SIG sejak tahun 1970 (Crain, 1987).

SIG awalnya berkembang dari dua independent disiplin ilmu yaitu : kartografi diijital dan database. Perkembangan dalam kartografi djital sebagai hasil dari berkembangnya dunia desain khususnya CAD (computer Aided Design) sejak tahun 1960am. Demikian pula perkembangan penggunaan data base khusunya sistem pengelolaan database atau Data Base Management Systems (DBMS) yang memungkinkan integrasi data spasial dan non spasial turut andil dalam memperceppat perkembangan SIG. Dalam Perkembangan lanjut SIG melibatkan berbagai disiplin yang sebenarnya saat ini menjadi akar dari perkembangan kedepan seperti remote sensing, fotogrametri dan survei.

Page 4: Standarisasi IGT

Gambar 2. Nature antar disiplin ilmu ppembangun SIG

Model data CAD (Computer Aided Desain) adalah smenggambar peta dengan garisraster menggunakan karakter tertentu pada printer garis.perbaikan atas perangkat keras grafis dan perangkat lunak untuk pemetaan yang bisa menghasilkan peta dengan kaidah kartografi tinggi.

Peta sistem CAD biasanya di buat uuntuk keperluan desain. Sistem dalam format binary yang menggambarkan titik, garis dan area. Sedikit infordisimpan dalam file dan Layer peta dan anotasi adalah tampilan utama dari atribut

Sejak 1981, ESRI (Environmental System Reserach Institute) Inc. berorientasi objek dikenal data coverage komersial dagangnya dikenal sebagai arcinfogenerasi lanjut berupa model data geodatabasearcview/arcGIS.

Dalam model Coverage dan geodatabase atribute di simpan dalam tabel data yang saling berhubungan. Konsep data tabelbaris mempunyai column yang samainteger, decimal, character dan penanggalan, dan (4) dijalankan .

Gambar 2. Nature antar disiplin ilmu ppembangun SIG

Model data CAD (Computer Aided Desain) adalah sistem komputer pertama yang dapat menggambar peta dengan garis-garis yang ditampilkan pada tabung sinar katoda dan peta raster menggunakan karakter tertentu pada printer garis. Model CAD menawarkan perbaikan atas perangkat keras grafis dan perangkat lunak untuk pemetaan yang bisa

peta dengan kaidah kartografi tinggi.

biasanya di buat uuntuk keperluan desain. Sistem iini menyimpan datadalam format binary yang menggambarkan titik, garis dan area. Sedikit infor

Layer peta dan anotasi adalah tampilan utama dari atribut

ESRI (Environmental System Reserach Institute) Inc. mengenalkan model data berorientasi objek dikenal data coverage dan model database georelasional

kenal sebagai arcinfo. Selanjutnya sekitar tahun 2000 dikenalkan lanjut berupa model data geodatabase,atau dikenal komersial sebagai

geodatabase atribute di simpan dalam tabel data yang saling Konsep data tabel meliputi : (1) Tabel terdiri atas row dan colum

baris mempunyai column yang sama, (3) tiap column mempunyai tipe data khusus spt imal, character dan penanggalan, dan (4) Fungsi operasi

istem komputer pertama yang dapat pada tabung sinar katoda dan peta

Model CAD menawarkan perbaikan atas perangkat keras grafis dan perangkat lunak untuk pemetaan yang bisa

iini menyimpan data dalam format binary yang menggambarkan titik, garis dan area. Sedikit informasi dapat

Layer peta dan anotasi adalah tampilan utama dari atribut.

engenalkan model data model database georelasional, yang merek

ekitar tahun 2000 dikenalkan komersial sebagai

geodatabase atribute di simpan dalam tabel data yang saling Tabel terdiri atas row dan columt, (2) Tiap

iap column mempunyai tipe data khusus spt Fungsi operasi relational dapat

Page 5: Standarisasi IGT

Coverage

Gambar 3. Data Model yang dikenalkan

Saat ini penggunaan SIG telah sangat

geospasial yang bekerja di belakang layar, telah membantu

berbagai proyek dan program pemerintah. Fitur peta saat ini tersedia hampir disetiap sistem informas. Mulai dari pelayanan informasi (service) hingga kebutuhan pencarian alamat, sesuatu hal yang sulit terjadi pada era tahun 1980 an di Indonesia.

Perkembangan pelayanan online beruptelah menggeser kehidupan sosial masyarakat dari budaya tanya kepada budaya peta. Sistem web berbasis SIG dan ponsel semakin diiminati menjadi bagian dari pengambilan keputuHardware dan software GIS yang makin populer dan tidak terhindarkan menjadikan Software GIS semakin mudah (user friendly).

1. Bekerja semakin efisien in desktop : menggambar meningkatkan proses kepemilikan data

2. Mampu mendesain dan skect peta secara interactive3. Mengelola dan membuat data lebih mudah 4. Menyediakan fitur untuk aplikasi webGIS dan mobile phone5. Interperobel dengan format lain

Geodatabase

Gambar 3. Data Model yang dikenalkan Esri berupa cooverage dan geodatabase

Saat ini penggunaan SIG telah sangat terintegrasi menyatu dalam kehidupan sehari

bekerja di belakang layar, telah membantu baik langsung atau tidak langsung m pemerintah. Fitur peta saat ini tersedia hampir disetiap sistem

informas. Mulai dari pelayanan informasi (service) hingga kebutuhan pencarian alamat, sesuatu hal yang sulit terjadi pada era tahun 1980 an di Indonesia.

Perkembangan pelayanan online berupa google map dan google earth yang makin populer telah menggeser kehidupan sosial masyarakat dari budaya tanya kepada budaya peta. Sistem web berbasis SIG dan ponsel semakin diiminati dan dicari masyarakat, SIG telah menjadi bagian dari pengambilan keputusan di berbagai lapisan masyarakat.Hardware dan software GIS yang makin populer dan tidak terhindarkan menjadikan Software GIS semakin mudah (user friendly). Trend kedepan sistem SIG mencirikan

Bekerja semakin efisien in desktop : menggambar lebih cepat dan responsive meningkatkan proses kepemilikan data Mampu mendesain dan skect peta secara interactive Mengelola dan membuat data lebih mudah Menyediakan fitur untuk aplikasi webGIS dan mobile phone Interperobel dengan format lain

Esri berupa cooverage dan geodatabase

kehidupan sehari-hari. Teknologi baik langsung atau tidak langsung

m pemerintah. Fitur peta saat ini tersedia hampir disetiap sistem informas. Mulai dari pelayanan informasi (service) hingga kebutuhan pencarian alamat,

yang makin populer telah menggeser kehidupan sosial masyarakat dari budaya tanya kepada budaya peta.

dan dicari masyarakat, SIG telah san di berbagai lapisan masyarakat. Pemakaian

Hardware dan software GIS yang makin populer dan tidak terhindarkan menjadikan Trend kedepan sistem SIG mencirikan

lebih cepat dan responsive

Page 6: Standarisasi IGT

Gambar 4. Sistem webGis dan ponsel yang memuat informasi geografi.

SIG UNTUK PEMETAAN TEMATIK

Mengacu kepada undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang informasi geospasial (IG) pada pasal 1 ayat 4 dan 5, dikenal dua jenis data IG yaitu IGD (informasi geospasial Dasar) dan IGT (informasi geospasial tematik). Pengertian dari masing-masing IG sebagai berikt\ut :

Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif lama. (pasal 1 ayat 4)

Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD. (PASAL 1 AYAT 5)

Pemetaan tematik banyak dihasilkan oleh sektoral untuk mendukung program dan kebijakan di ranah yang menjadi tugas pokok dan fungsi sektoral baik secara sendiri ataupun llewat kkerjasama antar sektor. Seperti peta indikasi indikasi penundaan ijin baru (PIPIB) merupakan hasil kerjasama antara kementrian kehutanan, Bakosurtanal, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan kementrian pertanian.

Negara eropa saat ini mengembangkan strategi baru ntuk memperbaiki ppengelolaan pemetaan Kadaster. SIG menawarkan berbagai fitur dan metode untuk melakukanassessment cepat dan produksi peta pada lokasi terpilih, pembangunan database hingga automatisasi pekerjaan enterprise. Kadaster atau yang lebih dikenal dengan pertanahan adalah sebuah sistem administrasi informasi persil tanah (land information system) yang berisi kepentingan-kepentingan atas tanah, yaitu hak, batasan, dan tanggung jawab (rights, restrictions, and responsibilities) dalam bentuk uraian geometrik (peta) dan daftar-daftar di suatu pemerintahan. Secara umum, kadaster dimaksudkan untuk pengelolaan hak atas tanah, nilai tanah, dan pemanfaatan tanah (land tenure,land value, and land use). (http://id.wikipedia.org/wiki/Kadaster).

Page 7: Standarisasi IGT

Dalam hal GIS untuk Kadaster, GIS Cadastral bukan sekedar peta persil. Tetapi sebuah sistem dimana peta baru dapat segara dibuat dan memungkinkan pemilihan area tertentu misal hanya pada wilayah komersial, perumahan ataupun pemukiman. Tiada batasan dalam GIS untuk cadasteral, batasannya hanya pada kreatifitas dan desain database.

Langkah pertama implementasi GIS untuk adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang teliti akan menghemat waktu, dana dan kesalahan dilapangan. Lebih baik memproses lambat daripada cepat tetapi membuat kesalahan yang tidak dapat dikembalikan. Langkah lanjut adalah pemilihan sistem SIG dan penggunaan peta dasar yang sesuai dengan skala yang diperlukan. Pada saat tidak tersedia peta dasar yang diperlukan, pemerintah daerah atau kementrian dapat bekerja sama dengan badan Informasi geospasial uuntuk melaksanakan peta dasar papda skala besar. Langkah terakhir adalah penggunaan data tambahan dan data persil tambahan

SIG menyediakan plafform untuk beberapa fungsi analisa dalam pemetaan kadaster seperti registrasi, modeling informasi tanah, sentralisasi pengelolaan data, integrasi dengan foto tag dan citra satelit, analisa dan reporting, perencanaan dan sistem valuasi (ArcUser, 2011).

SIG DAN STANDARISASI PETA TEMATIK

Tujuan standarisasi peta tematik yaitu mengurangi duplikasi produk antar lembaga, meingkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta meningkatkan ketersediaan data.

Standarisasi pemetaan tematik meliputi mulai dari sistem klasifikasi klas, standard metadata, standar metode dan standar penyajian dan layout cetak.

Penyelenggaraan pemetaan tematik diantaranya mengacu pada Undang-undang no 4 tahun 2011. Beberapa ketentuan umum yang menjadi kaidah penyelenggaraan dan pelaksanaan pemetaan tematik yaitu :

• IGT wajib mengacu pada IGD (psl 19)

• Dilarang membuat skala IGT lebih besar daripada skala IGD yang diacunya (psl 20 ayat b)

• IGT yang menggambarkan suatu batas yang mempunyai kekuatan hukum dibuat berdasarkan dokumen penetapan batas secara pasti oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. (psl 21 ayat 1)

• IGT dapat diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang; (psl 23 ayat 1)

• Pemerintah/Pemda dalam menyelenggarakan IGT dapat bekerjasama dengan BIG. (psl 23 ayat 3)

Beberapa standarisasi yang ada pada pemetaan tematik yaitu tersaji pda tabel 2.

Page 8: Standarisasi IGT

Tabel 2. SNI yang dihasilkan pada pemetaan tematik

Nomor SNI Judul

SNI 19-6725-2002 Peta Lingkungan Bandar Udara Indonesia skala 1 : 25.000

SNI 19-6726-2002 Peta Dasar Lingkungan Pantai Indonesia skala 1 : 50.000

SNI 19-6727-2002 Peta Dasar Lingkungan Pantai Indonesia skala 1 : 250.000

SNI 19-6728.1-2002 Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Air Spasial

SNI 19-6728.2-2002 Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Hutan Spasial

SNI 19-6728.3-2002 Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Lahan Spasial

SNI 19-6728.4-2002 Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1: Sumber Daya Mineral Spasial

SNI 7645-2010 Klasifikasi Penutup Lahan

Tujuan standarisasi peta tematik sejalan dengan tujuan pembangunan infratsruktur data spasial nasional yaitu menjamin termanfaatkannya data tematik yang ada secara benar, dan mengurangi duplikasi produk antar lembaga, meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan penyajian informasi tematik, membuat data lebih mudah diakses oleh publik, untuk meningkatkan manfaat data yang tersedia dan untuk membangun kemitraan serta meningkatkan ketersediaan data.

Standarisasi informasi tematik relatif lebih sulit, karena banyaknya pelaku yang menghasilkan iGT. Dalam dunia teknis standard sangat menentukan apa produknya diminati masyarakat. Misal peralatan listrik, peralatan air dan termasuk Alat tulis kantor. Bisa dipastikan produk-produk yang tidak standard akan ditinggalkan, karena kesulitan pemakaiannya.

Demikian pula standarisasi pemetaan tematik walaupun sulit tetap harus dilakukan, bisa dibayangkan pengguna kesulitan menggabungkan dua peta tematik apa bila tidak standard. Standard pada pemetaan tematik mulai dari sistem yang digunakan, sistem klasifikasi, metadata, metode dan penyajian dan layout cetak. Problem utama standarisasi adalah ego sektoral dan data sharing atau data interopeable selain itu terkadang implementasi dilapangan sulit karena berbeda sumberdaya manusia dan ketersediaan alat. Contoh standarisasi data adalah penyusunan pemetaan neraca sumberdaya lahan yang memuat definisi, sistem klasifikasi, metode perhitungan dan penyajian data.

GIS menyediakan platfrom untuk aplikasi pemetaan administtrasi lahan, antara lain meliputi :

• Cadastral • Registrastion • Modeling Land Informatn Environment • Centralized Data Management • Integrating Imagery • Analysis and Reporting

Page 9: Standarisasi IGT

• Land Information Systems • Planning • Integrating GIS and Valuation Systems

GIS Cadastral bukan sekedar peta persil. Tetapi sebuah sistem dimana peta baru cepat dibuat dan dipilih pada area tertentu misal komersial, perumahan atau pemukiman. Batasannya hanya pada kreatifitas dan desain database.

Langkah pertama untuk implementasi GIS adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang teliti akan menghemat waktu, dana dan kesalahan dilapangan. Lebih baik memproses lambat daripada cepat tetapi membuat kesalahan yang tidak dapat dikembalikan. Selanjutnya pemakaian input yang benar serta pemakaian Hardware dan software GIS yang standard adalah pekerjaan yang tidak terhindarkan. Terlebih kenyataan bahwa software GIS semakin mudah (user friendly). Pemanfaatan SIG untuk terilustrasi pada gambar 5.

Gambar 5. GIS untuk pemetaan administrasi lahan, mulai dari pengukuran langsung dilapangan, penyimpanan dalam format GIS dan pembuatan sistem tampilan dan terahir database yang bisa terkoneksi dan terakses kepada beberapa basis data.

Page 10: Standarisasi IGT

Pemetaan IGT yang dilakukan secara sistematik dan pada skala peta yang mengikuti pola alur indek dilaksanakan pada skala 1:1000.000 sampai 1:20.000. Indeks skala peta dasara yang ada tersaji pada gambar 6

Gambar 6. Indeks peta dasar yang tersedia, besar wilayah nasional belum selesai.

KESIMPULAN

• GIS diperlukan sebagai kerangka untuk memahami dan mengelola dunia nyata

• GIS memungkinkan fitur peta terintegrasi denganberbasis web dan ponsel

• GIS menyediakan Platform untuk

• GIS akan memudahkan data tematik (mempermudah ketersediaan dan tematik

• Langkah pertama untuk implementasi GIS adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang teliti akan menghemat waktu, dana dan pemakaian input yang benarHardware dan software GIS yang standard adalah pekerjaan yang tidak terhindarkan

Pemetaan IGT yang dilakukan secara sistematik dan pada skala peta yang mengikuti pola alur indek dilaksanakan pada skala 1:1000.000 sampai 1:20.000. Indeks skala peta dasara yang ada tersaji pada

. Indeks peta dasar yang tersedia, tampak pada skala 1:25.000 sebagian besar wilayah nasional belum selesai.

kerangka untuk memahami dan mengelola dunia nyata

peta terintegrasi dengan aplikasi laian seperti

GIS menyediakan Platform untuk standarisasi pemetaan tematik

hkan data tematik (seperti kadasteral, persil tanah, liptan lahan)ketersediaan dan pertukaran data, akses, update dan penggunaan data

Langkah pertama untuk implementasi GIS adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang teliti akan menghemat waktu, dana dan deteksi kesalahan dilapanganpemakaian input yang benar (Garbage input garbage output=GIGO)

n software GIS yang standard adalah pekerjaan yang tidak terhindarkan

Pemetaan IGT yang dilakukan secara sistematik dan pada skala peta yang mengikuti pola alur indek dilaksanakan pada skala 1:1000.000 sampai 1:20.000. Indeks skala peta dasara yang ada tersaji pada

tampak pada skala 1:25.000 sebagian

kerangka untuk memahami dan mengelola dunia nyata.

laian seperti sistem informasi

, liptan lahan) akan pertukaran data, akses, update dan penggunaan data

Langkah pertama untuk implementasi GIS adalah perencanaan yang baik. Perencanaan kesalahan dilapangan. Selanjutnya

(Garbage input garbage output=GIGO) serta pemakaian n software GIS yang standard adalah pekerjaan yang tidak terhindarkan.

Page 11: Standarisasi IGT

REFERENSI

ArcUser the magazine for Esri software users. The role of geographic information . 2010

ArcUser the magazine for Esri software users. Bring Map to life. 2011

Aronoff, S. 1993. Geographic Information Systems : A Management Perspective. WDL Publication. Otawa. Canada.

Brian McLaughlin, GIS Tools for cadastral. 2006. http://www.esri.com/news/arcuser/1000/rainsco.html

GIS for cadastral Managemen. Source http://www.esri.com/library/brochures/pdfs/gis-for-cad-mgmt.pdf

Briggs, R. 2007. Future GIS. UT Dallas. Source http://www.utdallas.edu

Zeller, M, 1991. Modelling Our World. Esri Guide to Geodatabase Design. Esri Press