presentasi komite kep 18 sept 2012 (rkz)
Post on 26-Dec-2015
74 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KOMITE KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT
Rosa Dwi Sahati
Nama : Rosa Dwi Sahati, S.Kep., Ners., MARS
Tempat/Tgl lahir : Surabaya, 5 Desember 1960
Jabatan Saat ini : Direktur Pelayanan
RSK St. Vincentius a Paulo (RKZ), Surabaya
Pendidikan :
• S2 Administrasi Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
• S1 Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya
• D3 Keperawatan St.Vincentius a Paulo Surabaya
• SPK St.Vincentius a Paulo Surabaya
• SMA Santa Maria Surabaya
Pengalaman Kerja
Th. 2007 – sekarang : Direktur Pelayanan
Th. 2004 – 2007 : Direktur Keperawatan
Th. 1998 – 2003 : Ka. Bidang Keperawatan
Th. 1996 – 1998 : Supervisor Keperawatan
Th. 1993 – 1997 : Kepala ruangan
Th. 1982 – 1992 : Perawat Pelaksana
TUJUAN PAPARAN
• Terbentuknya persamaan pemahaman,
persepsi dan cara pandang
penyelenggaraan komite keperawatan di
rumah sakit
PENDAHULUAN
• Perubahan sosioekonomi masyarakat
meningkatkan demand pelayanan Rumah Sakit
yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu
termasuk pelayanan keperawatan.
• Profesionalisme tenaga keperawatan harus
ditingkatkan untuk menjamin mutu pelayanan
keperawatan dan melindungi keselamatan
pasien
KEPERAWATAN
Suatu bentuk pelayanan profesional, merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Pelayanan Medik
Pelayanan Penunjang
Medik
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan Farmasi
PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT
• Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga non kesehatan.
UU RI N0.44 Th.2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 12
• Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan/atau
perawatan.
• Pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan dapat
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan & keamanannya.
• Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
UU RI No.36 Th.2009 Tentang Kesehatan Pasal 63
PROFESIONALISME KEPERAWATAN
Pelayanan keperawatan dilakukan oleh perawat sesuai tingkat kewenangan serta harus
berpedoman pada standar profesi yang meliputi standar kompetensi, praktik, pendidikan dan etik.
MENJAMIN KESELAMATAN
PASIEN
Perawat berjuang meningkatkan –
menjaga dan mendapat pengakuan
profesional
KOMITE KEPERAWATAN
• Komite Keperawatan merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh kepala/direktur
• Komite Keperawatan dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan keperawatan
Perawat berjuang meningkatkan –
menjaga dan mendapat pengakuan
profesional
KOMITE KEPERAWATAN
• Komite Keperawatan dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi
• Menjaga dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan di rumah sakit melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, serta pemeliharaan/ pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan.
Perawat berjuang meningkatkan –
menjaga dan mendapat pengakuan
profesional
SUSUNAN ORGANISASI
• Susunan organisasi komite keperawatan terdiri
dari: Ketua, Sekretaris dan anggota, dalam
melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu
oleh sub komite
• Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh
kepala/direktur rumah sakit
• Sekretaris Komite Keperawatan dan ketua sub
komite ditetapkan oleh kepala/direktur rumah
sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
keperawatan
STRUKTUR DAN KEDUDUKAN KOMITE KEPERAWATAN
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR KEPERAWATAN
KOMITE KEPERAWATAN
KOMITE MEDIS
SEKRETARIS
SUB- KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI
SUB-KOMITE MUTU PROFESI
SUB-KOMITE KREDENSIAL
PERAN KOMITE KEPERAWATAN
• Komite keperawatan mempunyai peran
strategis dalam mengendalikan kompetensi &
perilaku tenaga keperawatan di rumah sakit
• 3 (tiga) subkomite:
• Kredensial
• Mutu profesi
• Disiplin/etika
CREDENTIALING GLOSSARY
TERMINOLOGI PENJELASAN
Clinikal Appointment
(Surat Penugasan
Klinik)
Hak khusus seorang staf keperawatan untuk melakukan
sekelompok pelayanan medis dan keperawatan tertentu dalam
lingkungan RS untuk periode tertentu yang dilaksanakan
berdasarkan penugasan klinis dari Kepala RS/Direktur
Clinical Previlege list
(kewenangan Klinis)
Penugasan oleh Kepala RS/Direktur kepada seorang Staf
keperawatan untuk melakukan asKep di RS berdasaarkan daftar
kewenangan klinis yang ditetapkan baginya
White Paper (Buku
Putih)
Dokumen yang memuat kriteria untuk menyatakan bahwa seorang
perawat kompeten untuk melakukan tugas dalam suatu
Kewenangan klinis tertentu yang telah terinci
Peer Group
(Mitra Bestari)
Sekelompok Staf Keperawatan dengan REPUTASI dan KOMPETENSI
PROFESI yang BAIK untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
profesi Keperawatan
SUB KOMITE KREDENTIAL
• Merinci (delineasi) kewenangan klinis perawat yang akan bekerja di rumah sakit
• Menapis tenaga keperawatan yang kompeten dan etis dan memberikan kewenangan klinis (clinical privilege) oleh Mitra Bestari.
• Merekomendasikan penugasan klinis (clinical appointment) bagi setiap tenaga keperawatan
Menjamin tersedianya tenaga keperawatan yang kompeten dan etis
Merujuk pada Kewenangan Klinik Keperawatan Langkah dasar untuk menentukan strategi dalam
meningkatkan profesionalisme Keperawatan
Sistem KREDENSIAL
INSTRUMEN KREDENSIAL
Lima PILAR untuk mengembangkan Instrumen KREDENSIAL
HERKUTANTO, 2011
PATIENT CENTER BASED
EVIDENCE BASED
THEORITICAL BASED
CRITICAL THINKING
COLABORATION
Patient-centered Based
• Fokus pada kesejahteraan klien
• Fokus pada keselamatan klien
• Concern pada keterbatasan individual
• Clinical Privilege dan White Paper disusun dengan berorientasi pada kepentingan kesehatan klien - Duty of due care
Evidence Based
• Semua tindakan keperawatan bukan didasarkan pada intuisi atau pengalaman semata
• Setiap intervensi asuhan keperawatan harus berbasis bukti yang terkini
• Clinical Privilege dan White Paper dikembangkan berdasarkan evidence asuhan keperawatan yang terkini
Theoretical Based
• Perawat yang memiliki Clinical Privilege bekerja berlandaskan pada teori keperawatan yang berlaku
• Clinical Privilege dan White Paper disusun berdasarkan teori keperawatan yang berlaku
George, J. B. (2011). Using nursing theory in clinical practice. In J.B.George (Ed.), Nursing
Theories: The Base for Professional Nursing Practice (pp. 555-574). New Jersey: Pearson Education Inc.
Critical Thinking
• Setiap perawat di kredensial dengan menilai kemampuan berpikir kritisnya
• Audit mutu profesi oleh sub-komite mutu profesi menilai kemampuan berpikir kritis dalam setiap pengambilan putusan klinis dalam asuhan keperawatan
Boychuk Duchscher, J. E. (1999). Catching the wave: understanding the concept of critical
thinking. J.Adv.Nurs., 29, 577-583.
TIGA PROSES INTI KREDENSIAL
Buku Putih Clinical
Privilege
(Herkutanto & Susilo, 2009)
Tenaga keperawatan ~
Rekomendasi Clinical Appointment Mitra Bestari
SUB KOMITE PENINGKATAN MUTU PROFESI
• Mempertahankan dan mengembangkan kompetensi dan profesionalisme tenaga keperawatan
• Melakukan audit keperawatan, • Meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan melalui Continuing professional development.
Menjamin kualitas asuhan keperawatan yg berorientasi kepada keselamatan pasien
SUB KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI
• Menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi dalam melaksanakan asuhan keperawatan demi terjaminnya keselamatan pasien
• Melakukan pembinaan dan penegakan etik & disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi
Tindakan disiplin melalui rekomendasi pencabutan (suspensi) penugasan klinis
(clinical appointment)
TINDAKAN DISIPLIN KEPERAWATAN
Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin dan etika profesi keperawatan adalah hal-hal yang menyangkut: • Kompetensi klinis • Dugaan penyimpangan etika profesi
Sub-Komite Kredensial
MITRA BESTARI NURSING STAFF BYLAWS
Sub-Komite Disiplin
Sub-Komite Mutu Profesi
Th
e B
ox
of
pro
fess
ion
s T
he
Bo
x o
f pro
fessio
ns
CLINICAL A
PPOINTM
ENT
NURSING STAF BYLAWS
Peraturan internal staf keperawatan adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di rumah sakit
Persiapan Implementasi
• Top Management support
• Siapkan Hospital Policy
• Siapkan Instrumen
• Siapkan Database Mitra Bestari
• Siapkan sistem Informasi Rumah Sakit data management
Waspada Resistensi
change management
Professionalisme keperawatan berfokus pada keselamatan pasien
Komite keperawatan adalah pusat clinical governance profesi keperawatan
Kredensial, clinical privilege, dan clinical appointment merupakan pilar clinical governance profesi keperawatan
KESIMPULAN
Instrument CLINICAL PRIVILEGE ( CP ) PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. CP Pemenuhan kebutuhan oksigen
2. CP pemenuhan kebutuhan sirkulasi
3. CP pemenuhan kebutuhan cairan- elektrolit
4. CP pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. CP pemenuhan kebutuhan elminasi (Urine & Fecal)
6. CP pemenuhan kebutuhan rasa aman dan pencegahan cidera
7. CP pemenuhan kebutuhan nyaman (Nyeri)
8. CP pemenuhan kenutuhan higiene perseorangan
9. CP pemenuhan kebutuhan aktivitas
10. CP pemenuhan kebutuhan istirahat
11. CP pemenuhan kebutuhan psikososial dan spiritual
12. CP pemenuhan kebutuhan komunikasi
Lanjutan format CP
Lanjutan bentuk Instrument CP
Lanjutan instrument CP
Lanjutan bentuk Instrument CP
Lanjutan bentuk Instrument CP
Lanjutan instrument CP REKOMENDASI
Lanjutan instrument CP REKOMENDASI
REFERENSI
• Gawande A. (2009). The Checklist Manifesto. How to get things right. New York: Henry Holt & Company.
• George, J. B. (2011). Using nursing theory in clinical practice. In J.B.George (Ed.), Nursing Theories: The Base for Professional Nursing Practice (pp. 555-574). New Jersey: Pearson Education Inc.
• Herkutanto & Susilo, A. P. (2009). Hambatan dan Harapan Sistem Kredensial Dokter: Studi Kualitatif di Empat Rumah Sakit Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 12, 140-147.
• Herkutanto & Susilo, A.P. (2011). Questioning the professional nursing care in Indonesia: A qualitative study. AMEE Conference Vienna – research paper.
• Herkutanto (2011). Sistem Kredensial . Presentasi PERSI
• Makari, M.A., Sexton, J.B., Freischlag, J.A. Holzmueller, C.G., Millman, E.A., Rowen, L., Pronovost, P.J.(2006). Operating Room Teamwork among Physicians and Nurses: Teamwork in the Eye of the Beholder. Journal of the American College of Surgeons, 202 (5), 746-752
• Lucero, R. J., Lake, E. T., & Aiken, L. H. (2009). Variations in nursing care quality across hospitals. J.Adv.Nurs., 65, 2299-2310.
• Sciortino, R. (1995). Care-takers of Cure. An Anthropological Study of Health Centre Nurses in Rural Central Java. (2 ed.) Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
• The World Bank (2010). New insights into the provision of health services in Indonesia : a health work force study Washington DC: The World Bank.
• UU RI no 36 tahun 2006 tentang Kesehatan • UU RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
top related