perancangan buku visual jajanan tradisional … · cara membuat, cara menyajikan, namun juga cerita...
Post on 02-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERANCANGAN BUKU VISUAL JAJANAN TRADISIONAL DALAM PROSESI ADAT JAWA TIMUR GUNA MENDUKUNG BRANDING “FORGET THE REST, COME TO THE BEST” OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JATIM
Shelly Bertha Idelia Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK
Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka kuliner
Indonesia. Bukan saja karena jajan pasar enak rasanya atau unik warna dan
penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan unsur
simbolisme atau perlambangan dalam upacara tradisional Jawa Timur. Banyaknya
unsur kebudayaan Indonesia yang di klaim oleh Negara lain, jajanan tradisional yang
perlambangannya berbekal “word of mouth” dan lebih bersandar pada ingatan ini
harus didokumentasikan. tidak terdokumentasikannya budaya dapat menyebabkan
pengakuan kepemilikan budaya di Negara lain. Sejarah amat penting bagi generasi
sesudahnya sebab ingatan orang sangat terbatas. Akan sangat baik jika hasil
dokumentasikan itu dibukukan karena buku memang diakui sebagai sumber informasi
dan rujukan resmi. Masalah yang dihadapi adalah Bagaimana cara merancang sebuah
buku visual mengenai jajanan tradisional dalam prosesi adat Jawa Timur guna
mendukung branding Jawa timur “Forget the Rest, Come to the Best”.
Media yang akan digunakan adalah media yang cukup terjangkau dari segi biaya, dan
media yang mampu bertahan dalam masa yang cukup lama, pemilihan media dan
eksekusi akan dilakukan dengan riset pasar untuk mengetahui aspek desain, warna,
font, content, studi eksisting dan studi komparator untuk mencari bentuk desain
dengan cara bertutur buku komparator, proses pengumpulan data visual dilakukan
oleh perancang dengan mengikuti 5 prosesi daur hidup di berbagai tempat. Proses
penyuntingan foto dilakukan dengan variable kualitas foto, aspek cerita. Akan dirinci
secara mendetail yang mencakup Alternatif rancangan, konsep rancangan, acuan, isi
content dan promosi.
Berangkat dari kebutuhan masyarakat mengenai prosesi adat dan jajanan tradisioanal,
peneliti menemukan peluang untuk mengembangkan sebuah media buku yang
merangkul aspek pelestarian budaya sekaligus komersial. tujuannya Buku ini dapat
diaplikasikan langsung oleh masyarakat jika akan mengadakan upacara adat, sebagai
kamus atau tuntunan jajanan apa saja untuk upacara yang akan dilakukan tersebut
dan dapat menjadi attract attention yang dapat meningkatkan kunjungan ke Jawa
Timur, Menjadi salah satu pendukung dari Branding Jawa Timur yang masuk ke dalam
wisata budaya ini merupakan suatu media visual yang digunakan untuk memenuhi
pengetahuan serta sebagai bentuk dokumentasi budaya khususnya bagi pecinta
kuliner dan budaya, kolektor buku, serta yang ingin mengetahui seluk beluk mengenai
budaya jawa timur berupa kuliner khususnya jajanan tradisional. Buku dengan konsep
visualisasi memberikan foto-foto jajanan tradisional dan kegiatan interaksi masyarakat
dalam adat tradisi Jawa Timur.
Kata Kunci:
Buku Visual : jajanan tradisional, budaya, makna simbolis
ABSTRAC
Traditional snacks is one of the most important component ini Indonesian culinary
heritage. Not only because it is tasty or appealing but also because traditional snacks
is full of symbolism in East Java traditional ceremony. So that quite much Indonesian
heritage had been claimed by other countries, this traditional snacks which
inheritanced by memorizing should be documented. Non-documented heritage can
caused other countries claimed that heritage as their own. History really important for
the next generation because people’s memory is limited. That will be very good if the
result is documented as book since book has been approved as a legal source for
information. Problem that we are facing today is about how to design a traditional
snacks visual book in East java ritual to support East Java’s branding “Forget the Rest,
Come to the Best”.
Media that will be used is a media that affordable and survive for a long time. The
choice of media and execution will be done by market research to know design aspect,
color, font, content, existing study, and comparator study to find design shape of the
comparator, the collecting process of visual data was done by the designer by follow
five life-cycle process in various area. The photoshoot was done consider to photo
quality, story aspect. That will be specified about design alternative, design concept,
reference, content and promotion.
Based on market need about traditional ceremony and traditional snacks, the
researcher found a chance to develop a book that contains culture preservation as well
as having commercial value. The purpose of this book making is to be applied in
society if they want to hold a ritual procession as a dictionary or guidance to know what
snacks can be used to support that ritual and also can be used to support East Java
branding. This visual media which used to fulfill knowledge and also become a culture
documentation especially for culinary lover and culture appreciator, book collector, ans
anyone who want to know about East Java culinary especially the traditional one. Book
with visual concept give both traditional snacks and daily life interaction photograph in
East Java rituals.
KEYWORD Visual Book : traditional snack, culture, symbolic meaning
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama ini kuliner merupakan salah satu senjata efektif untuk meningkatkan
brand dan promosi bagi sebuah Negara. Setiap Negara pasti memiliki kekhasan yang
dapat membuat negaranya berbeda dari Negara lain. Sebut saja kreatifitas racikan
tangan dari berbagai negara yang sudah familiar ditengah masyarakat kita, seperti
masakan dan minuman anggur dari Perancis, Pizza dari Italia, Ice Cream dari Amerika,
Kebab dari Turki, Sushi dari Jepang, Roti Cane dari India, dan kuliner Negara lainnya
yang menyatu dengan simbol negara asalnya. Bukan hanya makanannya, bahkan
budaya sajian kulinernya pun sudah masuk dan menukar ranah tradisi budaya
tradisonal kita, seperti acara jamuan makan ala Perancis atau yang dikenal dengan
hidangan Perancis.1
Begitu pula di Indonesia, setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai
makanan dan jajanan khas. Seperti pada provinsi-provinsi lainnya, provinsi Jawa
Timur mempunyai jajan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Hal ini
seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Jajanan Tradisional adalah warisan
Perancis banyak sekali menawarkan kekhasannya pada
masyarakat dunia. Mulai dari tempat wisata hingga makanan khas. Orang Perancis
mempunyai roti-rotian khas seperti brioche (dihidangkan wajib ketika sarapan,
bentuknya unik dan klasik, dan dikenal diseluruh dunia) dan Savarin (dessert khas
perancis) yang mereka pelihara sampai kini. Bahkan ada juga jenis roti yang dibuat
tetap dengan menggunakan metode kuno.
1 http://empimuslion.wordpress.com/ Filsafat rendang
budaya yang unik,dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup diminati. Meskipun
kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa Indonesia yang
perlu dijaga dan dilestarikan, sebagai local jewel untuk memajukan pariwisata
Indonesia.2 Salah satu upaya untuk menjaganya adalah dengan mengenal lebih jauh
tentang bagaimana jenis-jenis jajan tradisional itu3
, bukan hanya resep, bahan dasar,
cara membuat, cara menyajikan, namun juga cerita dibalik jajan pasar itu sendiri,
mitologi, serta hubungannya dalam acara adat tradisional masyarakat Jawa. Kue-kue
tradisional mempunyai cita rasa yang khas. terbuat dari bahan alami yang tetap layak
dan bisa digali lagi untuk dijadikan sebagai salah satu pelestarian budaya yang
menjadi daya tarik wisatawan.
Gambar 1.1 Jajan pasar
Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka
kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya atau unik
warna dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat
dengan unsur simbolisme atau perlambangan. Di masa lalu, sangat banyak masakan
tradisional yang mempunyai makna khusus dan menjadi bagian dari sesajen dalam
upacara pelintasan (rite of passage, seperti: kehamilan, kelahiran, ulang tahun, dan
kematian). Misalnya ingkung ayam (ayam yang dimasak utuh dengan bumbu-bumbu
khusus) yang hampir selalu hadir dalam tumpeng masyarakat jawa. Jajanan
tradisional justru lebih kaya makna simbolisnya dalam adat masyarakat Jawa. Apem
(semacam serabi) yang diberi sekeping uang logam, misalnya, dilempar ke atap
2 Yuyun Alamsyah. Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar. 2006. Gramedia Pustaka
Utama:Jakarta 3 Ny. Sri Hartini. Aneka Resep Wisata Kuliner Nusantara. 2009. Tugu Publisher: Yogyakarta
rumah sebagai simbolisme mengirim ‘uang transpor’ bagi kerabat yang telah
meninggal. Tetapi, apem juga selalu hadir dalam sajian pada upacara Maulid Nabi.
Dan apem juga merupakan penganan yang popular di masyarakat kita. 4
Gambar 1.2 Petulo
Perlu didokumentasikan dan menjadi catatan sejarah karena jajan pasar itu
ada dan agar tidak hilang begitu saja ataupun diklaim oleh Negara lain. Ibu Yuyun
Alamsyah, penulis Buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar
mengatakan, “Saya ingin melestarikan cerita itu meskipun sumbernya dari mulut ke
mulut tapi harus saya dokumentasikan karena sebenarnya itu ada. Bagi saya ini
idealisme saya, sesuatu yang harus kita tulis”5
Tidak terdokumentasikannya budaya adalah salah satu penyebab mengapa
banyak budaya Indonesia yang diklaim Negara asing.
.
6
4 Yuyun Alamsyah. Warisan Kuliner Nusantara:Kue Basah dan Jajan Pasar. 2006. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
5 Hasil Depth Interview dengan Ibu Yuyun Alamsyah, Penulis buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar 6
Melindungi seni atau budaya
dalam hukum tetapi juga harus disebarluaskan. Jajan Pasar ada yang sudah jarang
ditemui tetapi masih ada juga yang masih sering dijumpai dipasaran. meskipun tidak
harus dipopulerkan kembali, namun perlu adanya pendokumentasian atau sesuatu
yang harus kita catat bahwa jajanan itu pernah ada dan merupakan kebudayaan jawa
timur. Dalam buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan Jajan Pasar, Pak
Bondan Winarno pernah mengatakan, “Bahkan ketika pemerintah masih
memandang soal kuliner dengan picingan mata, kami bertekad mempromosikan
Indonesia melalui jalur kuliner”7. Ketika orang meributkan tentang Malaysia yang
mengklaim beberapa kebudayaan di Indonesia, Bondan justru terinspirasi memulai
proyek pendataan kuliner khas Indonesia. Ia bertekad menerbitkan dokumentasi
masakan yang layak menjadi pusaka kuliner. 8
Tujuan
1. Dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat jika akan mengadakan
upacara adat, sebagai kamus atau tuntunan jajanan apa saja untuk upacara
yang akan dilakukan tersebut.
2. Digunakan sebagai Identitas bangsa (propinsi Jawa Timur) dan sebagai
attract attention salah satu pendukung branding Jatim untuk meningkatkan
kunjungan wisata.
Masalah
“Bagaimana cara merancang sebuah buku visual yang dapat menginformasikan
mengenai jajanan tradisional dalam prosesi adat Jawa Timur guna mendukung
Branding Jawa Timur”
Ruang Lingkup
Perancangan ini hanya berfokus pada jajanan tradisional Jawa Timur dengan
isi berupa foto-foto jajanan yang representative, foto upacara adat yang
berhubungan dengan jajanan, membahas jajan pasar dari segi mitologi, hubungan
dengan ritual masyarakatnya, kegiatan dan interaksi manusianya dalam acara adat
tradisional masyarakat Jawa.
Dari pemecahan masalah di atas, maka gambaran output adalah sebagai berikut:
Output
1. pengenalan verbal dan visual jajanan tradisional serta makna simbolis dari
jajan pasar tersebut dan interaksi manusianya dalam acara hajatan dan
selamatan dalam tradisi Jawa Timur, Upacara daur hidup meliputi Upacara
7 Op.cit hal 7: Bapak Bondan Winarno, kepala komunitas kuliner Jalansutra. 8 http://blog.tempointeraktif.com/nasional/perang-budaya-di-perbatasan/
Kelahiran (kehamilan bulan ketiga, mitoni, turun tanah), Upacara beranjak
dewasa yaitu khitanan, upacara perkawinan (lamaran, meminang, seserahan,
siraman, dodol dawet, pasrahan, kacar-kucur, yang ada hubungannya dengan
makanan), kematian, bersih desa.
2. pengenalan jajanan tradisional dalam upacara adat (Jajanan meliputi bubur
merah putih, wajik, tetel, iwel-iwel, lemper, kue tok, apem, ketan hitam,
bubur Madura, madu mongso, kucur, kue mangkok, jenang, lapis, dawet,
rujak, kolak, jajan pasar).
1. isi buku meliputi penjelasan upacara adat secara umum, kemudian
menjelaskan prosesi yang berkaitan dengan jajanan khusus pada acara itu
beserta simboliknya.
3. Fotografi berwarna. Untuk momen prosesi, menggunakan fotografi
jurnalistik-dokumenter narrative (photo story), menggunakan teknik dasar
bercerita/bertutur (seri dan blok) unsur cerita di dalam photo story
(interaksi, penanda utama, detil, dan penutup). Mencakup gambar proses
ketika masyarakat sedang membuat jajanan, menyiapkan untuk hajatan,
upacara adat yang berkaitan dengan jajanan, interaksi masyarakatnya,
human interest. Untuk memotret makanan menggunakan Still life
photography (Food Photography) dengan tata dan lighting yang sudah diatur.
4. Teks menjelaskan gambar. Porsi gambar dengan Teks adalah 60:40 atau
70:30. caption pendukung dari tiap foto.
5. Layout, menggunakan grid 2-4
6. Ukuran buku 20cmx22cm
Teori-teori yang digunakan sebagai acuan data adalah:
Teori-teori
1. Dra. Marianan, Rina Rifqie. Diktat Gastronomi (edisi pulau Jawa).1999. DIP
proyek P2T IKIP Malang, FSSJ Teknologi Boga dan Busana, program Tata
Boga, FPTK IKIP Malang.
2. Sumarsih, Sri. Jurnal Patrawidya vol. VIII seri penerbitan penelitian sejarah
dan budaya. Upacara Keduk Beji, Sebuah Refleksi Kepercayaan Masyarakat
Terhadap Sendang Tawun Hal. 877.2007:Yogyakarta
3. Rudini (mendagri). Profil Provinsi Republik Indonesia seri Jawa
Timur.1992.Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara PT. Intermasa: Jakarta
4. Upacara Adat Tawur Agung.2002.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
Jawa Timur.
5.
1. Pengambilan foto-foto upacara adat:
Metode Penelitian
• Kehamilan bulan ke tiga: Lumajang
• Mitoni (kehamilan bulan ke tujuh) : Surabaya
• Turun Tanah : Mojokerto
• Khitanan: Surabaya
• Pernikahan : Surabaya, Lumajang
• Bersih Desa : Lumajang, kecamatan Gucialit (daerah gunung)
• Kematian: Surabaya
2. Wawancara mendalam mengenai upacara adat dan jajanan tradisional:
• Drs. Bojadi Bayuputra, MC upacara adat di Surabaya, dosen Seni dan Budaya
UNESA
• Drs. Dwi Kristiastuti, dosen Tata Boga UNESA
• Yuyun Alamsyah, Penulis buku Warisan Kuliner Nusantara Kue Basah dan
Jajan Pasar
3. Kuesioner Activity, Interest, dan Opinion untuk mengetahui gaya hidup target
segmen, dan kuesioner media untuk mengetahui selera atau ekspktasi responden
untuk buku jajanan tradisional dalam upacara adat Jawa Timur dari segi content,
desain layout, warna, nomor halaman, font, pembabagan.
METODOLOGI
“Perancangan Buku Visual Jajanan Tradisional dalam Upacara Adat Jawa
Timur Dalam Rangka Branding Jatim Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Timur”.
Perancangan dapat diartikan sebagai kegiatan dalam membuat apa yang
direncanakan atau di program. Perancangan dalam hal ini dikhususkan untuk
membuat suatu informasi tentang jajan pasar dan hubungannya dengan kebudayaan
tradisional masyarakat jawa, khususnya sebagai simbolik atau perlambangan
kehidupan manusia pada acara selamatan dan hajatan dalam tradisi Jawa Timur.
Media buku dapat dipilih Karena buku bersifat everlasting, berbeda dengan majalah
dan juga surat kabar, buku direncanakan untuk dibaca dengan tak seberapa
memperdulikan kebaruannya karena tanggal terbitnya kurang mempengaruhi.
Dengan demikian buku merupakan alat komunikasi berjangka panjang dan mungkin
paling berpengaruh pada perkembangan kebudayaan manusia.9
9 Hoeve, Van. 1980. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve
Buku bisa disimpan,
dikoleksi, dibawa kemana-mana, ataupun dipinjamkan kepada kerabat atau kolega.
Bagan 3.1 Kerangka Berpikir
PEMBAHASAN
Target Audiens dari perancangan ini merupakan target audiens dari buku visual jajan
tradisional itu sendiri, yang secara garis besar adalah orang yang memiliki
ketertarikan pada kuliner, budaya dan jalan-jalan.
Analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Dalam merancang buku Jajan Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur, target
audience bisa dari berbagai kalangan. Namun dalam hal ini, untuk menentukan
target audiens difokuskan pada dua kelompok besar, yaitu orang yang pernah
berkunjung ke Jawa Timur dan yang belum pernah berkunjung ke Jawa Timur dalam
lingkup Indonesia ( dalam negeri ), Namun, tidak menutup kemungkinan untuk
wisatawan luar negeri akan dibuatkan buku English Version nya. Buku Jajanan
Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa ini disasarkan bagi masyarakat untuk
kepentingan individu seperti penggemar kuliner, penggemar jajanan tradisional dan
budaya lokal, kolektor buku, chef/ tataboga, maupun organisasi seperti institusi
pendidikan, perusahaan swasta dan pemerintah untuk tujuan komersial yang
memiliki ketertarikan akan budaya khususnya jajan tradisional dengan upacara
adatnya.
a. Geografis
Kota-kota yang berada di Jawa Timur, khususnya Surabaya. b. Demografis
• Usia : 24-40 tahun
• Pada masa dewasa madya ini juga mereka mulai memiliki ketertarikan
terhadap pemikiran dan pandangan yang dimiliki oleh orang lain. Minat yang
terbentuk juga telah menjadi lebih spesifik, mereka tahu dengan pasti apa
yang mereka mau. Selain itu pada tahapan usia ini biasanya manusia telah
memiliki kemapanan yang cukup dalam segi ekonomi dan daya beli.
• Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
• Pengeluaran : > Rp 5.000.000/ bulan
Melalui pengeluarannya dapat dilihat bahwa mereka memiliki pemasukan
yang cukup untuk menghidupi gaya hidup yang dimiliki, dan pengeluaran
mereka dapat mengindikasikan tingkat SES, dimana target segmen yang
dipilih adalah target segmen dengan tingkat SES yang tinggi, karena
menggambarkan kemapanan hidup dan kemampuan daya beli seseorang.
• Pendidikan : S1 dan S2
Tingkat pendidikan turut menentukan tingkat intelejensi target segmen dan
juga berhubungan dengan tingkat kemapanan dan kemampuan ekonomi
(SES).
c. Segmentasi Psikografis
• Kelas sosial : Menengah - Atas
Umumnya membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
• Gaya hidup : Cenderung konsumtif, berkumpul dengan teman,
dan suka bepergian
Kebiasaan cenderung untuk menghabiskan uang dan waktu untuk
bersenang-senang dan mencari hal baru di suatu daerah untuk dikunjungi.
Psikografis Target Segment
• Suka Membaca buku, aktif, menyukai budaya dan seni lokal, serta traveling.
Karakteristik • Banyak menghabiskan waktu bersama teman, baik itu dalam kehidupan
social dalam lingkup pergaulan maupun dalam lingkup pekerjaan. Misalnya
mereka memiliki waktu khusus yang dialokasikan untuk bergaul dan
menambah jaringan dengan cara bergumpul atau hangout sepulang kerja
ataupun pada saat akhir pekan.
• Memiliki idealisme terhadap pemikiran yang ada serta menghargai
pandangan yang dimiliki oleh orang lain.
• Suka jalan-jalan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan Alam,budaya
dan seni, seperti tempat – tempat wisata alam telaga, pegunungan dan
pantai, juga mengunjungi acara pentas budaya.
• Memiliki hobi khusus yang amat diminati dan menjadi bagian dari gaya hidup
dan mengalokasikan dana khusus untuk memenuhi minat dan hobinya
tersebut. Contohnya memiliki hobi fotografi, mengumpulkan kerajinan
tradisional dari berbagai daerah.
• Memiliki minat khusus (hobi) dan tidak membatasi pengeluaran untuk
keperluan minatnya tersebut.
• Pada saat berkutat dengan hobi yang dimilikinya mereka sering lupa waktu
dan konsentrasi penuh pada kegiatan yang sedang dilakukan.
• Memiliki kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat serta budaya
yang ada. Mengikuti isu-isu yang sedang marak berkembang di masyarakat.
Baik melalui surat kabar, televisi, internet maupun melalui bertukar informasi
dengan sesamanya.
• Menyukai traveling, pada saat mereka bepergian mereka cenderung mencari
hal-hal yang baru ataupun hal-hal yang sesuai dan menarik minat mereka.
Pada saat mereka menemukannya biasanya mereka tidak segan-segan untuk
mengeluarkan biaya guna memenuhi keinginan mereka.
• Suka mengabadikan moment yang ada. Pada saat mereka bepergian,mereka
mengabadikan moment yang ada. Bukan mengabadikan moment tentang diri
mereka sendiri, namun lebih kepada mengabadikan moment tentang apa
yang terjadi dalam kehidupan di sekitar mereka.
• Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu, sehingga tidak
sungkansungkan untuk mencari dan menggali informasi terhadap hal yang
mereka ingin tahu.
• Telah memiliki minat yang khusus, mereka bukan orang yang terlalu suka
mengikuti trend secara berlebihan. Mereka lebih menganggap trend sebagai
salah satu acuan saja, bukan sebuah gaya hidup. Karena mereka telah
memiliki pedoman gaya hidup sendiri (matang secara emosional)
• Menganggap budaya tradisional dan kehidupan tradisional adalah sesuatu
yang menarik dan unik bukannya sesuatu yang aneh dan ketinggalan jaman.
Mereka akan tertarik melihat seseorang yang menjadi buruh gendong di
sebuah jalanan pasar tradisional, karena hal tersebut tidak dapat mereka
temui dalam keseharian mereka.
Unique Selling Preposition
Buku budaya dalam hal kuliner tentang jajanan tradisional dalam upacara
adat, yang menyampaikan apa yang tidak diketahui oleh orang (sharing experience)
membagi pengetahuan dan membahas detail setiap informasi di dalamnya, dengan
layout minimalis dan esklusif, serta sesuai dengan minat target segmen. Didukung
oleh visual fotografi untuk memvisualkan baerbagai macam jajanan yang disuguhkan
dalam upacara adat Jawa. Jajanan tradisional mempunyai nilai budaya, tradisi, dan
sebagai perlambangan pada upacara adat. Unique Selling Preposition yang akan
diberikan buku budaya yang akan dirancang adalah: Berisi tentang upacara adat dan
hubungannya dengan makanan (jajanan), bahkan beberapa jajanan dipercaya
sebagai sajen untuk para leluhur ataupun hal-hal gaib lainnya. Jajan Tradisional yang
meliputi makna simbolis dari jajan tradisional itu sendiri, hubungan dengan ritual
masyarakatnya, kegiatan dan interaksi manusianya dalam acara adat tradisional
masyarakat Jawa. Seperti menyajikan buku cerita, narasi dan fotografi yang
ditampilkan ada alurnya, runtut dan lebih mengalir cara berceritanya. Foto-foto
interaksi manusia pada acara-acara tradisi local hajatan dan selamatan dalam tradisi
Jawa, saat prosesinya yang berhubungan dengan makanan, kegiatan pembuatnya,
pada saat bergotong royong saling membantu, karakteristik jajanan tradisionalnya,
saat mengemas, memakan, menyuguhkan, membagikan kepada tetangga, suasana
hajatan.
PERANCANGAN BUKU VISUAL JAJANAN TRADISIONAL DALAM PROSESI ADAT JAWA TIMUR GUNA MENDUKUNG BRANDING “FORGET THE REST, COME TO THE BEST” OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JATIM
Bagan 4.1 Konsep Desain
HASIL Buku Visual Jajan Tradisional ini akan membahas hal hal sebagai berikut :
Bab dalam buku ini secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:
1. Pembukaan
Berisi lanskap fotografi gambar dapur tradisional
a. Sekapur sirih
Sambutan dari Kepala Bidang Sarana Usaha Dinbudpar Jatim
b. Daftar Isi
Berisi urutan bab yang akan diceritakan.
c. Introduction
Perkenalan atau penjelasan singkat tentang jajanan tradisional sebagai
perlambangan dan tentang upacara adat di Jawa Timur.
2. Konten Utama
a. Jajanan pada Selamatan Kelahiran
(Kehamilan 3 bulan, mitoni, kelahiran, turun tanah)
b. Jajanan pada Selamatan Khitanan
c. Jajanan pada Selamatan Pernikahan
(Lamaran, dodol dawet, dahar walimah)
d. Jajanan pada Selamatan Bersih Desa
e. Jajanan pada Selamatan Kematian
3. Penutup
a. Index
b. Daftar Pustaka
c. Dari Penulis (riwayat singkat)
Kriteria Desain
Bagan 4.3 Kriteria Desain
Media Buku
Kebutuhan
Pengenalan budaya di bidang
kuliner jajanan tradisional dalam
upacara adat Jawa dengan essay foto
Acuan buku referensi Gambar dengan Body text 60 : 40 & 50 : 50
Fotografi
Obyek : - Lanscape - Potrait - Momen - Even - Aktifitas
masyarakatnya pada saat ada upacara adat
- Human interest
Longshot
Mediumshot
Close up
Warna Turunan skema warna dari jajanan tradisional, suasana upacara adat
Layout Lanscape, Potrait 3-4 grid
Font - Microsoft yi baiti(bodyt - Gabriola (subheading) - Calibri (caption) - Amer type MD BT (cov)
Komunikasi Pengenalan budaya
dalam bidang kuliner (jajanan tradisional)
Keyword : “ Traditional
Charm”
Kriteria Desain
Judul Buku “Jajanan Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur”
Ukuran 20 cm x 22 cm (antara A4-A5)
Macro
Documentary, journalis
photography, still life
photography
Spesifikasi Buku
Jenis Buku : Buku Budaya
Ukuran : 20 cm x 22 cm
Jumlah halaman : 144 halaman
Tebal kertas (isi) : 160 gram untuk halaman isi, dengan jenis kertas Artpaper
Cover : 120 gram laminasi glossy untuk cover depan dan cover belakang,
Dengan jenis kertas Artpaper
Finishing : Hard cover teknik jahit kertas board 3mm
Kemasan buku (Bally Band) dengan kertas foto Doff (Luster)
Jumlah cetak awal : 1000 eksemplar
Dalam setiap poin utama akan berisi:
1. foto momen berupa landskap atau portrait
2. foto still life jajanan tradisional
3. foto berwarna yang berisi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat
4. tulisan berisi mitologi jajanan tradisional dan narasi tentang upacara adat
yang berhubungan dengan jajanan
5. caption yang menjelaskan tentang kegiatan yang ada di dalam gambar yang
mungkin ada yang tidak dijelaskan dalam narasi.
Pada perancangan ini gaya desain yang akan digunakan adalah vintage atau
kuno. Sesuai dengan konsep awal yaitu Traditional dan Charm, kesan kuno
dianalogikan dari kata traditional yang secara denotative berarti tadisi atau
kebiasaan. Kesan vintage dimunculkan pada keseluruhan desain layout buku, dan
pemilihan font.
Buku ini berukuran 20 cm x 22 cm. Ukuran buku antara A4-A3 dipilih agar ada
space yang cukup antara gambar dengan teks juga memperhatikan kenyamanan
pada saat membaca dengan membandingkan ukuran buku dengan ketebalan buku,
sehingga buku ini nyaman dan efisien pada saat dibaca. Dengan bentuk portrait
sehingga dapat lebih menekankan foto still life jajan pasar dan foto-foto interaksi
manusia dalam kaitan acara tradisi Jawa.
Layout dan Grid
Untuk layout, akan menggunakan layout minimalis, menggunakan layout
sama sisi untuk bagian teks. Pada beberapa halaman akan menggunakan full page
photo layout agar dapat mencapai kesan landscape pada foto. Dominasi gambar
dengan teks berkisar antara 80-20%. Untuk full page photo jika akan diberi tulisan
keterangan, maka porsi perbandingan antara gambar dengan foto 10% -90% dengan
teks ataupun caption akan diberikan pada halaman tersebut.
Grid yang dipilih menggunakan system 2 hingga 4 grid. Bahkan
memungkinkan dikombinasi dalam 1 halaman. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memberikan space yang cukup bagi gambar dan sekaligus dapat memberikan layout
teks yang mudah dibaca dan fleksibel dalam peletakannya, terlihat tidak terlalu
monoton dan tidak membosankan. Adapun layout yang akan dipakai dalam buku
visual jajan pasar:
1. Variety
Tampilan desain memiliki nilai variasi, dalam arti aslinya adalah bermacam-
macam. Dalam hal ini yang dimaksud adalah tampilan tidak monotone dan
diulang berkali-kali sehingga membosankan. Variasi tidak perlu berlainan
secara mencolok, namun dapat dikejar dengan menggunakan unsure
contrast seperti tebal/tipis huruf (berat/ringan) dan ruang kosong, warna
ataupun gambar.
2. Rhythm
Suatu gerak dalam tampilan desain akan berfungsi mengarahkan perhatian
pemirsa dari suatu tempat atau bidang yang lain, sehingga tercipta kesan
gerak. Meskipun suatu tampilan statis, menggerakkan arah pandang mata
pemirsanya dari atas kebawah contohnya.
3. Scale
Jarak penglihatan tergantung pada suatu nada dan warna, beberapa warna
mungkin akan muncul ataupun menyusut. Perbandingan skala ilustrasi
dengan skala headline akan menentukan unsur mana yang seharusnya
terbaca dahulu oleh pembacanya.
4.13 Gaya Visual
Di dalam buku ini akan digunakan fotografi jurnalistik – dokumenter.
Menurut teori dari sebuah buku ensiklopedia tentang foto jurnalistik sendiri terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu single photo yang biasa digunakan dalam media cetak atau
hardnews dan jamak atau story. Dalam fotografi jurnalistik yang jamak masih dibagi
lagi menjadi 3 bagian, yaitu dokumenter yang bersifat deskriptif, naratif dimana
dalam setiap rangkaian foto terdapat klimaks dan anti klimaks, serta esai foto dimana
esai foto merupakan foto yang sudah kental dengan opini pribadi sang penulis.
Dalam perancangan ini teknik fotografi yang digunakan adalah fotografi
dokumenter, dimana Bentuk ini berupa suatu paket rangkaian foto-foto hasil
observasi dan liputan yang memiliki tema atau isue tertentu; sering kali bisa tanpa
permasalahan apa pun di dalamnya; yang disajikan tanpa alur yang tegas. Semacam
paparan saja. Pendek kata: sebuah kompilasi. Foto dokumenter atau deskriptif
bertumpu pada jumlah – banyak/sedikit – foto yang membentuknya; bukan pada alur
cerita. Urutan tak terlalu penting; susunan bisa dipertukarkan tanpa merubah cerita
yang hendak disampaikan.
Gambar 4.15 Atas kiri-kanan-bawah : karakteristik kue, kemudian kue dibungkusi, dikotaki,
dandimasukkan kantong untunk dibagikan pada tamu yang hadir
Gambar 4.16 Menginjak tetel dalam upacara turun tanah
Salah satu tips untuk membuat sebuah foto jurnalistik adalah “making
personal picture tell a story”, mengutip dari kalimat tersebut maka buku visual
jajanan tradisional akan memfokuskan pada jajanan tradisional serta gambaran nyata
interaksi manusia dalam acara tradisi jawa yang ditangkap oleh foto, sehingga
pembaca tidak hanya melihat dan membayangkan secara imajiner saja tentang acara
tradisi tersebut dan peranan jajan pasar didalamnya, namun dapat langsung melihat
secara nyata rekaman kegiatan yang masih dilakukan oleh sebagian besar
masyarakat Jawa.
Dalam perancangan buku visual jajanan tradisional ini gaya visual yang
dipakai merupakan gaya yang sederhana. Penggunaan grid-grid dan layout yang
bersih dipakai untuk mengimbangi foto yang memiliki banyak detail dan berkesan
berat.
Layout Pembagian Bab Dan Isi
Dalam penataan elemen gambar dan teks pada perancangan buku Jajanan
Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur menggunakan kriteria berdasarkan acara
adat. Menggunakan gambar(foto) yang mewakili acara adat tersebut.
pada bagian isi buku mengunakan margin tepi luar kertas 2 cm dan jarak
antar grids 0.5 cm merujuk pada buku existing yang ada. Mengacu pada buku
komparator, layout konstan yaitu 2-3 grid.
Gambar 4.17 Layout pembabagan
Gambar 4.18 Contoh layout isi
Gambar 4.19 Grid 2-3
Teknik Visual
Teknik yang digunakan dalam perancangan buku visual jajan pasar ini adalah
teknik fotografi, yaitu teknik penangkapan gambar dengan cahaya dengan
menggunakan kamera digital. Foto-foto yang terdapat pada buku ini, beberapa
diantaranya menggunakan teknik angle, prespektif, ruang tajam (sempit dan luas),
sillhouette, freeze, dan merekam moment. Teknik fotografi digunakan untuk
memperkuat media visual sehingga dengan membaca tulisan diharapkan pembaca
dapat mendapatkan gambaran dan informasi yang jelas serta mengerti isi dan
maksud dari media ini. Pengambilan foto ini dilakukan dua cara, yang pertama teknik
still life, menggunakan lighting dan di tata sedemikian rupa, khusus untuk beberapa
foto yang focus pada karakteristik jajanan. Yang kedua, foto jurnalis-dokumenter,
foto diambil pada kegiatan nyata, yaitu pada saat upacara adat sedang berlangsung
(merekam momen), namun jika memungkinkan pun bisa mensetting dahulu pada
saat acara berlangsung.
Fotografi Berwarna
Fotografi berwarna adalah jenis hasil fotografi yang paling lazim di masa
modern. Fotografi ini memberikan hasil gambar yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Fotografi ini dihasilkan dengan meletakan tiga layer warna yaitu red,
green dan blue (RGB) dalam tiap layer foto sehingga dapat menghasilkan fotografi
yang berwarna. Fotografi berwarna digunakan sebagai fotografi yang menunjukkan
kegiatan dan interaksi yang dilakukan, serta warna dan bentuk karakter jajanan
dimana sebisa mungkin kegiatan tersebut diambil dalam media foto semirip mungkin
dengan keadaan yang sebenarnya.
Selimut buku dan Cover Buku
Cover buku dibuat dengan gaya desain dan elemen layout yang konsisten
sehingga nuansa tradisionalnya dapat dirasakan oleh target audiens. Kemasan buku
juga akan dibuat seperti kemasan makanan yang memperlihatkan kesan tradisional.
Pada alternatif yang diberikan, 1 terpilih dari 4 alternatif yang sesuai dengan
konsep Traditional Charm yaitu cover dengan gambar daun pisang yang telah
dipanasi yang mana biasanya daun pisang selalu digunakan untuk pembungkus kue-
kue tradisional. gambar pita serta penulisan judul di dalam kartu menunjukkan
kemasan suatu berkatan yang dikemas secara modern yang biasanya terdapat pada
souvenir-souvenir pernikahan. Sedangkan warna hijau muda terang pada warna
daun menunjukkan ini tidak sekedar tradisional, tetapi juga charming.
Untuk cover buku, begron berwarna merah maroon dengan gambar salah
satu jajanan yaitu bubur Madura, menggunakan pencahayaan dan ditata sedemikian
rupa untuk menimbulkan kesan tradisional yang menggugah selera, nikmat, dan
menarik.
Alternatif Elemen Visual Cover luar / kemasan buku/bally band
Gambar 4.24 Alternatif gambar pada cover luar/ kemasan
Cover luar atau kemasan (bally band) terpilih
Gambar 4.40 Cover luar / kemasan
c. Alternatif cover dalam
Gambar 4.41 Alternatif cover (thumbnail)
Gambar 4.42 alternative rough desain cover depan
Gambar 4.43 Alternativ cover belakang (rough desain)
Gambar4.44 Cover yang terpilih (comphrehensiv)
Page number
Gambar 4.45 alternativ nomor halaman
Gamabar 4.46 Page number yang terpilih serta pengaplikasiannya
Teknis Produksi Buku
Pada simulasi perancangan buku Jajanan Tradisional Dalam Prosesi Adat Jawa Timur
ini, pihak penerbit menyatakan bahwa pada tahap awal akan diterbitkan 1000
eksemplar buku. Berikut ini adalah sistem produksi buku dari tahap awal hingga
akhir:
a. Pada tahap awal adalah penentuan kertas plano yang akan digunakan,
pada simulasi buku visual Jajanan Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa
Timur ini, ukuran buku adalah 20cm x 22cm, maka sesuai dengan ukuran
mesin yang dimiliki percetakan ukuran kertas yang efisien adalah plano
ukuran 79cm x 109cm.
b. Kertas plano yang digunakan harus melui proses cutting menjadi 4 bagian
berukuran 20cm x 22cm.
c. Adapun toleransi setiap bagian kertas yang dipotong adalah 2mm
keliling.
d. Setelah proses percetakan selesai maka buku dirangkai menggunakan
teknik hard cover jahit dengan tambahan sisi di bagian perekat 100 mm
dengan pertimbangan tebal buku.
Pada halaman bab menggunakan elemen foto dan teks (bahasa). pergantian bab
selalu berada pada bagian kanan dan bagian kiri. Satu image ful dibagi untuk dua
halaman. Full page di bagian kanan dan setengah halaman di bagian kiri kemudian
sisanya diisi dengan judul bab dan keterangan singkat. Pada halaman isi ini
menggunakan tiga jenis font yaitu pada bagian judul, caption, dan Bodytext sehingga
halaman ini terlihat ramai walaupun menggunakan background putih atau warna soft
lainnya.
Warna
Desain informasi adalah studi yang memfokuskan diri pada kebutuhan
pengguna informasi, sehingga pemahaman terhadap persepsi warna audiens juga
dibutuhkan. Pengaruh fisik, lingkungan, dan budaya ikut mempengaruhi cara melihat
dan menafsirkan warna.10
Pemilihan warna dalam perancangan ini karakteristik warnanya adalah warna
dingin namun bisa dikatakan sedikit hangat yaitu warna-warna seperti merah marun,
kuning, coklat muda, kuning kecoklatan, hijau. lalu warna yang mengandung unsur
natural, ‘ndeso’ tradisional, spiritual, membuat orang yang melihat bisa merasakan
kesan tradisionalnya.
10 O’Grady, Ken Visocky dan Jenn. 2008. The Information Design Handbook. Switzerland : RotoVision.
Coklat tua, hijau gelap, netral (putih), ungu tua.
Dalam perancangan Buku Jajanan Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur,
warna yang akan digunakan adalah warna cheerful and charm, karena berdasarkan
eksisting buku Wild, Wild east recipes and stories from Vietnam yang telah beredar di
pasar, memiliki kecenderungan mengankat tone warna Cheerful and charm.
Pemilihan warna cheerful and charm juga Selain tone warna powerful juga
digunakan tone warna earthy,atau warna – warna natural, warna budaya/sejarah.
Warna – warna natural dapat menggambarkan warna pada acara selamatan/upacara
adat. Warna yang mengandung unsur natural, ‘ndeso’ tradisional, spiritual
dikombinasikan dengan warna yang cerah, membuat orang yang melihat bisa
merasakan kesan tradisionalnya namun tetap terlihat charming.
Kombinasi kdua jenis warna tersebut merepresentasikan bahwa jajanan
tradisioanal merupakan warisan budaya masa lalu / heritage yang juga identik
dengan warna – warna yang menggambarkan sejarah budaya masa lampau namun
masih dinikmati hingga masa kini..
Warna merupakan salah satu elemen pembentuk visual dalam sebuah buku,
terlebih bila buku tersebut merupakan buku visual. Untuk itu, perencanaan akan
warna yang dipakai sangat penting dilakukan demi visualisasi yang sesuai dengan
target audien. Untuk itu, warna-warna yang akan dipakai dalam buku ini mengambil
warna-warna sesuai konsep desain yang telah ditentukan. Warna berfungsi sebagai
warna dominan yang terdapat pada buku visual jajan pasar sekaligus berfungsi
sebagai sistem grafis. Tone warna mengambil sample dari warna Kue tradisional dan
bahan-bahan kue, warna suasana dalam upacara adat sehingga media yang
dirancang secara tidak langsung merepresentasikan objek perancangan.Warna
tersebut juga merupakan pesan yang ingin disampaikan, yaitu “traditional Charm”.
Tradisional dengan sentuhan modern dan tampilan yang menarik. Seolah
menyimbolkan bahwa jajanan dalam acara tradsional ini mempunyai nilai-nilai sosial,
kebersamaan, saling berbagi. Jajan pasar biasanya dibagikan ke tetangga-tetangga,
ke tamu-tamu yang datang pada upacara tradisional. Rasa yang manis adalah sebagai
penyambutan terhadap tamu. Terbuka untuk siapa saja, hangat, ramah. Jajanan
tradisional mempunyai makna dan merupakan doa dan pengharapan yang baik.
menggambarkan bentuk tradisional dan menarik perhatian. Gambar ( elemen Visual )
Gambar yang digunakan keseluruhan dalam buku ini menggunakan teknik fotografi.
Gbr 4.24 gula merah yang merupakan bahan dasar Gbr 4.25 jajanan wajik
Gbr 4.26 selamatan desa
Gbr 4.27 jajanan berwarna warni Gbr 4.28 bubur Madura Gbr
4.29 dawet dan rujak
Gambar 4.30 pemilihan warna perancangan
Gambar 4.31 Tone warna
Sistem Grafis
Sistem grafis yang digunakan dalam perancangan buku ini adalah
memberikan simbol ikonik untuk memberikan trademark untuk keseluruhan isi
buku dan media pendukung.
Berikut adalah ilustrasi sistem grafis:
Gbr. 4.32 Sistem grafis running head
Running Head: Judul buku, bab/topik yang sedang dibaca, nama pengarang dan
informasi lainnya yang berulang ulang pada tiap halaman dan posisinya tidak
berubah. Simbol turunan dari jajanan ini diambil dari daun pisang yang
seringkali digunakan sebagai pembungkus jajanan, takir/wadah makanan,
hiasan pada penataan makanan.
Gbr.4.33 Sistem Grafis pembatas bab
Chapter: Pembatas setiap pergantian bab. Simbol ikonik berasal dari turunan
rangkaian kegiatan pada upacara adat siraman dan pernikahan.
Gambar 4.34 Sistem grafis sulur
Simbol sulur-sulur ini terletak pada cover depan dan cover belakang, serta pada
pengaplikasian media pendukung. Symbol ikonik berasal dari turunan daun kelapa,
pandan, atau makanan, dll yang dihias dalam upacara adat tersebut.
Typografi
Jenis huruf (font) yang digunakan adalah jenis type text yang memiliki
legibility yang bagus. Meskipun content text yang tersaji sedikit, namun font
merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung dan lebih memperjelas
visual, yang dalam hal ini adalah foto. Penempatan font juga menjadi suatu gaya
typografi, font minimalis penempatannya lebih pada white space atau ruang kosong
agar penempatan font tidak mengganggu foto. Font yang dipilih adalah Microsoft Yi
Baiti, Amer type Md BT, Gabriola, dan Calibri.
Gambar 4.32 Font Microsoft Yi Baiti untuk narasi
Gambar 4.33 Font Amer type Md BT untuk judul cover
Gambar 4.34 Font Gabriola untuk Subheading
Gambar 4.35 Font calibri untuk caption
Media promosi
Hasil akhir dari perancangan buku Visual Jajan Tradisional dalam Prosesi Adat
Jawa Timur ini selain bertujuan untuk melestarikan jajan dan upacara adat, juga
ditujukan untuk dinas arsip dan perpustakaan daerah Jawa Timur. juga tidak
menutup kemungkinan untuk di distribusikan kemasyarakat luas, maka dari itu
dibutuhkan media publikasi atau promosi yang mendukung buku Visual Jajanan
Tradisional dalam Prosesi Adat Jawa Timur . Dibawah ini beberapa media yang
digunakan untuk mendukung buku jajanan tradisional antara lain: x banner,
pembatas buku, dan Poster promo, notes.
Gambar 5.15 Pembatas Buku
Gambar 5.16 X-banner dan poster
Gambar 5.17 notes
Dalam merancang sebuah pendokumentasian atau perkenalan sebuah
instansi atau mengenai produk tertentu, pemahaman perancang akan obyek
dokumentasi serta pemahaman desainer akan obyek desain sangat penting. Hal ini
mengingat seorang desainer harus mampu menyampaikan pesan secara tepat yang
juga disertai strategi yang optimal untuk menyasar target audien dengan efektif.
Dalam perancangan ini, penulis mempelajari pemahaman –pemahaman yang harus
dimiliki dalam merancang sebuah proses tersebut. Pertama, pemahaman yang
dimaksud dalam hal ini adalah pemahaman mengenai atribut objek desain yang
bertemakan budaya jajanan tradisional sehingga dapat mengetahui pesan apa yang
akan disampaikan kepada audien. Kedua, pemahaman terhadap konsumen sehingga
dapat mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen dan dengan media apa saja
konsumen biasanya berinteraksi. Hal ini membantu untuk menentukan media apa
yang efektif menyasar pada target audien. Penyampaian pesan melalui usaha-usaha
komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Dalam pendokumentasian jajanan
tradisional dalam upacara adat Jatim sebagai salah satu output dari branding Jatim
melalui buku visual ini, proses komunikasi terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung pada target audience.
DAFTAR RUJUKAN
Buku Alamsyah, Yuyun. 2006. Warisan Kuliner Nusantara:Kue Basah dan Jajan Pasar.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Darmaprawira W. A Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas dalam
Penggunaannya. Bandung: ITB
Dameria, Anne. Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan Industri
grafika. 2007. Link and Match Graphic: Jakarta
Kristiastuti, Drs. Dwi, M.Pd. 2010. Modul Tata Boga Unesa. Kue dan Minuman
Nusantara.
Dra. Mariana, Rina Rifqie. Diktat Gastronomi (edisi pulau Jawa).1999. DIP proyek
P2T IKIP Malang, FSSJ Teknologi Boga dan Busana, program Tata Boga,
FPTK IKIP Malang.
Drs. Afdjani, Hadiono MM. Dampak Globalisasi Media Terhadap Masyarakat dan
Budaya Indonesia
Hoeve, Van. 1980. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve
Hartini ,Sri. 2009. Aneka Resep Wisata Kuliner Nusantara. Tugu Publisher:
Yogyakarta
Lou Manna, Bill Moss. Digital Food Photography
Pakar, Dadi, 2005, Pengantar Ihwal Penerbitan, Jakarta, IKAPI DKI Jakarta
Rudini (mendagri). 1992. Profil Provinsi Republik Indonesia seri Jawa Timur. Yayasan
Bhakti Wawasan Nusantara PT. Intermasa: Jakarta
Sihombing, Danton Mfa. Typhography Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Soekojo, Makarios. 2007. Fotomedia: Kiat Memotret Alam. 7:29-36.
Jakarta.:Gramedia Group
Sumarsih, Sri. 2007. Jurnal Patrawidya vol VIII seri penerbitan sejarah dan budaya,
Upacara Keduk Beji, Sebuah Refleksi Kepercayaan Masyarakat Terhadap
Sendang Tawun hal 877. Yogyakarta
Surianto Rustan, S.Sn. 2009. Layout dasar dan Penerapannya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Widagdho, Djoko. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Bumi Aksara. Hal 13
Widodo, Dukut Imam. 2011. Ndipun Mbadhog. Surabaya: Dukut Publishing
Wiranata, I Gede A.B. 2002. Antropologi Budaya. PT. Citra Aitya Bakti
Yuyun Alamsyah. Warisan Kuliner Nusantara:Kue Basah dan Jajan Pasar. 2006.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
TA Benedicta Maharani, DKV ITS, Seminar Bookface 2009
TA Benedicta Maharani, DKV ITS, The Vignelli Canon, Grid
TA Benedicta Maharani, DKV ITS Griffin, David. 2002. Monster Lighting Tactics: The
Workshop
TA Narendra, DKV ITS
Upacara Adat Tawur Agung. 2002. Surabaya: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Timur
Wawancara
Data dari Dinas Pariwisata Jatim “Pointers Pembangunan Bupdar Jatim 2009”
Data dari Dinas Pariwisata Jatim “Pointers Pembangunan Bupdar Jatim 2009
Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. M. Munif, MM, Kepala Seksi Usaha Sarana
Wisata
Hasil Wawancara dengan Bpk. Bayu Bojadi, dosen seni & budaya Unesa
Hasil Wawancara dengan ibu Dwi, dosen tataboga unesa
Hasil wawancara dengan Bapak Parso Adhiyanto, kepala seksi bidang Sejarah,
Museum, dan Purbakala Dinbudpar Jatim
Hasil wawancara dengan Ibu Yuyun Alamsyah, penulis buku Warisan Kuliner
Nusantara:Kue Basah dan Jajan Pasar
Internet
Departemen Budaya dan Pariwisata,
http://www.indonesia-peru.org.pe/Docs/Files/Konsep_PPBI_2009.pdf
http://www.republika.co.id/berita/70403/Malaysia_Klaim_Tari_Pendet_Bali
Ajistyatama, Wendra, 2003, Fotografi Jurnalistik Sebagai Media Komunikasi, http://www.fotografer.net/isi/artikel/lihat.php?id=16fotografer.net/ artikel
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/01/13/Fotograf/foto02.htm
Ali Anwar, http://bekasiheritage.multiply.com/journal?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal,
Pikiran Rakyat, Bekasi Raya, Senin, 30 Juni 2008
http://kem.ami.or.id/2011/10/lindungi-kebudayaan-tradisional/Menjadi Indonesia-kompetisi karya tulis ilmiah mahasiswa III-2011 – Lindungi Kebudayaan Tradisional – M.Imam
Nashef,
http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2009/11/17/dokumentasi-gambar-kesadaran-budaya/
Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/01/13/Fotograf/foto02.htm
Arbain Rambey dalam Klinik Foto Kompas
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/09/03523542/foto.seri.dan.foto.esa
http://www.republika.co.id/berita/70404/Kasus_Tari_Pendet_Pemerintah_RI_akan_Minta_Klarifi
kasi
www.sinarharapan.co.id/berita/0812/30/eko05.html
Arbain Rambey dalam Klinik Foto Kompas
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/09/03523542/foto.seri.dan.foto.esa
www.halamansatu.net
http://digital-photography-school.com/food-photography-an-introduction dan
http://citizenimages.kompas.com/forum/viewtopic.php?t=12
www.mypearson.com 10 Anatomi buku karya Iyan WB
http://jurnaltoddoppuli.wordpress.com/2009/11/17/dokumentasi-gambar-kesadaran-budaya/
www.mypearson.com 10 Anatomi buku karya Iyan WB
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/17/Pilwali2010/2010-04-
17/61680/Risma_Borong_Jajanan_Tradisional_di_Pasar_Atum
Gubernur Soekarwo,
http://www.kabarbisnis.com/lain-lain/2811829-
Tahun_kunjungan_pariwisata_Jatim_2011_dicanangkan.html
http://www.danielmahendra.com/2007/06/01/pengembangan-buku- terpadu/#more-274 oleh
Bambang Trim, praktisi perbukuan nasional
Batas Editing dalam Fotografi Jurnalistik,
http://www.solusisekolah.net/index.php?option=com_content&view=article&id=75:komponendes
ain-
warna&catid=40:desain&Itemid=85
Associated Press Rules on Image.
http://www.ap.org/newsvalues/index.html
Bondan Winarno,
http://blog.tempointeraktif.com/nasional/perang-budaya-di-perbatasan/
Didik W Simpson,
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/17/Pilwali2010/2010-04-
17/61680/Risma_Borong_Jajanan_Tradisional_di_Pasar_Atum
http://photocritic.org/rediscovering-black-and-white/
http://inventors.about.com/od/pstartinventions/a/stilphotography_2.htm
Arbain Rambey, Kompas, Klinik Fotografi. 2 Maret 2010
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/02/04305559/foto.komposit.dalam.dunia.jurnalistik
Digital Food Photography,
http://digital-photography-school.com/food-photography-an-introduction dan
http://citizenimages.kompas.com/forum/viewtopic.php?t=12
Fotografi berwarna, http://inventors.about.com/od/pstartinventions/a/stilphotography_2.htm
top related