peran biologi molekular dalam antisipasi...
Post on 02-Apr-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERAN BIOLOGI MOLEKULAR DALAM ANTISIPASI
BIOTERORISME DAN PENYIAPAN VAKSIN BIODEFENS
MENUJU KEMANDIRIAN BIDANG KESEHATAN DAN
KETAHANAN BANGSA INDONESIA.
Pidato
Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular
pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 17 Januari 2015
Oleh
CHAIRUL ANWAR NIDOM
1. Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-‐sia?
3. dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-‐bondong
4. yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar
5. sehingga mereka dijadikan-‐Nya seperti daun-‐daun yang dimakan ulat
QS: Al-‐Fil 1-‐5
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastyastu
Yang terhormat,
Ketua dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,
Ketua dan Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga,
Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga,
Para Guru Besar Universitas Airlangga,
Para Dekan dan Wakil Dekan di lingkungan Universitas Airlangga,
Para Ketua Lembaga di lingkungan Universitas Airlangga,
Teman Sejawat dan segenap Civitas Akademika Universitas Airlangga,
Sejawat Anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia,
Para Undangan, keluarga, dan hadirin yang mulia.
Pada hari yang berbahagia ini, izinkan saya mengucapkan rasa syukur
kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, ridha, dan karunia-Nya
saya bisa berdiri di mimbar ini dan kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan
sehat wal’afiat untuk menghadiri Sidang Universitas Airlangga dengan acara
pengukuhan saya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Biokimia dan Biologi
Molekular pada Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Sebagai bagian
dari rasa syukur ini, perkenankan pula saya dan keluarga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu dan para hadirin yang telah rela memenuhi undangan ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, para penerus dan para
pengikutnya.Amin.
Rektor dan Hadirin yang saya muliakan,
Sebagaimana lazimnya, sebagai seorang Guru Besar baru bisa menyampaikan
pengalaman dan pandangan ke depan terhadap bidang keilmuan yang ditekuni selama
ini, yaitu Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular. Bukan hanya untuk kepentingan
pendidikan Dokter Hewan dalam arti sempit, melainkan dapat memberikan
sumbangsih dalam pengembangan keilmuan dunia.
Melalui mimbar Akademik yang mulia ini, dengan mengharap ridloNYA,
perkenan saya menyampaikan pidato dengan judul :
PERAN BIOLOGI MOLEKULAR DALAM ANTISIPASI BIOTERORISME
DAN PENYIAPAN VAKSIN BIODEFENS MENUJU KEMANDIRIAN
BIDANG KESEHATAN DAN KETAHANAN BANGSA INDONESIA.
Rektor dan Hadirin yang terhormat,
Judul tersebut sangat dipengaruhi proses perkembangan keilmuan saya selama
ini. Bermula dari menjadi dosen FKH Universitas Airlangga yang langsung
ditempatkan di Bagian Ilmu Biokimia Fakultas Kedokteran, sehingga berkesempatan
MELAKUKAN interaksi secara intensif dengan kolega dari Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga dengan mencoba mendalami dinamika virus Hepatitis C pada
manusia. Dilanjutkan kemunculan wabah Flu Burung pada unggas di Indonesia pada
tahun 2003 yang diikuti penularan pada manusia sejak tahun 2005; munculnya
tantangan untuk menyiapkan sebuah seed vaksin Flu Burung Pre-pandemik untuk
manusia; kemudian ditemukan tanda-tanda awal adanya virus Ebola di beberapa
hewan di Indonesia.
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) telah mengindikasikan bahwa 60%
kuman penyakit pada manusia berasal dari kuman zoonosis, yaitu kuman yang dapat
menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya; 75% penyakit baru pada manusia di
dunia bersumber dari kuman zoonosis dan 80% dari kuman yang digunakan sebagai
agen kegiatan bioteroris berasal dari kuman zoonosis (Vallat, 2011).
Namun perlu ditekankan bahwa pembahasan penyakit zoonosis, seyogyanya
berujung pada keselamatan atau kesehatan manusia. Oleh karena itu, profesi dokter
hewan dituntut bukan hanya mampu menanggulangi penyakit-penyakit zoonosis pada
inang hewan saja, tetapi harus menyadari bahwa pengendalian penyakit zoonosis
harus bisa ikut menyelamatkan jiwa manusia, sesuai dengan motto dokter hewan:
Manusya Mriga Satwa Sewaka (Mengabdi pada Kesejahteraan Manusia Melalui
Dunia Hewan).
Kita perlu bersyukur bahwa akhir-akhir ini telah digaungkan pola pengabdian
kesehatan yaitu “one world one health” (OWOH), bahwa problematik penyakit
manusia tidak bisa diselesaikan sendirian tanpa adanya kesepahaman bahwa persoalan
kesehatan manusia saling terkait dengan kesehatan hewan dan lingkungan sekitarnya.
Apalagi telah ditengarai bahwa penyakit yang ada saat ini hanya sekitar 20-30% dari
jumlah penyakit yang sesungguhnya. Jadi sekitar 70% kuman penyakit manusia dan
hewan belum teridentifikasi dengan baik. Beberapa ilmuwan, menyebut Indonesia
dengan istilah “Diversity Disease Country”. Oleh karena itu, Biologi Molekular
sebagai salah satu ilmu yang berkembang pesat akhir-akhir ini, dituntut perannya
dalam hal diagnosa, pencegahan dan pengendalian terhadap berbagai ancaman
penyakit yang timbul pada manusia.
Dari rangkaian tersebut timbul keinginan yang kuat untuk mengembangkan
Biologi Molekular dalam hal mengidentifikasi kuman zoonosis yang menjadi
permasalahan pada kesehatan masyarakat dan yang bisa menimbulkan kerugian di
bidang agroekonomi dengan menemukan penanda aktivitas bioterorisme serta yang
paling utama dapat menyiapkan vaksin sebagai biodefens yang bersifat menyeluruh.
Telah disadari sepenuhnya bahwa keinginan tersebut dapat menimbulkan
proses dialektika yang dinamis, yang berpangkal pada perbedaan titik pandang
berlatar profesi, atau kesiapan menerima yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh
budaya penelitian yang belum kuat dan mengakar di Indonesia.
Rektor dan Hadirin yang saya hormati.
Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular
Perkenankan pada kesempatan ini saya menyampaikan bidang keilmuan yang
selama ini saya pelajari dan tekuni yaitu Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular yang
sering menjadi momok bagi para mahasiswa di semester awal. Ini bisa dimengerti dan
dipahami karena yang disampaikan adalah suatu reaksi kimia di dalam sebuah sel.
Penelitian molekular lebih pesat lagi setelah Watson & Crick tahun 1953
menemukan struktur heliks ganda (double helix) molekul asam nukleat atau DNA
(Deoxyribonucleic Acid). Struktur penyusun DNA hanya terdiri dari empat nukleotida
yang terdiri dari Adenin (A), Guanin (G), Timin (T) dan Sitosin (C) dan Urasil (U)
untuk pengganti Timin pada struktur penyusun RNA (Ribonucleic Acid). Jika
berdasarkan pada penyusun DNA dan RNA, semua makhluk di dunia memiliki
rangkaian asam nukleat yang sama. Manusia, hewan, tanaman, bakteri, virus, parasit,
jamur, semuanya memiliki nukleotida (DNA dan RNA) tersebut, sehingga tidak ada
lagi pembeda antar makhluk hidup di dunia. Pembedanya hanya susunan dan ekspresi
dari DNA dan RNA tersebut. Penemuan kedua Ilmuwan ini telah membawa Biologi
Molekular menjadi ilmu yang mendasari pengkajian suatu bidang ilmu lainnya seperti
bidang kajian “Forensic Molecular Biology; Molecular Pathology; Molecular
virology; Molecular microbiology, Molecular parasitology” dan sebagainya (Gann
and Witkowski, 2012).
Temuan Watson & Crick terus diikuti oleh penemuan-penemuan lainnya,
seperti enzim “restriksi endonuclease”, Rekombinan DNA, metoda sequensing Gilbert
& Maxam; Polymerase Chain Reaction (PCR), sintesis insulin, mesin sequenser
otomatis, Bioteknologi, bahkan sampai pada “Human Genome Project” tahun 2001.
Teknik PCR, salah satu teknik yang telah banyak digunakan dalam pengujian
molekuler terutama untuk menentukan agen penyebab penyakit. Teknik ini adalah
sebuah alternatif pengujian penyakit dengan hasil akhir yang relatif lebih cepat, akurat
dan aman karena tidak mengharuskan kuman harus hidup atau berasal dari kultur
kuman menular yang memiliki resiko bawaan (inherent risk) kesehatan yang tinggi
bagi operator laboratorium.
Akhir-akhir ini telah ditemukan suatu metode sequensing DNA yang disebut
Next Generation Sequencing atau Deep Sequencing yang memungkinkan kita bisa
mengetahui urutan DNA yang tidak terduga sebelumnya. Seperti penemuan urutan
DNA virus Influenza subtipe H18N11, virus Llov (Ebolavirus-Like Filovirus) pada
kelelawar, tanpa ditemukan virusnya (Tong et al. 2013, Negredo et al. 2011).
Rektor dan hadirin yang terhormat
Berawal dari wabah Flu Burung di Indonesia
Sejak virus influenza yang menginfeksi manusia berhasil diisolasi tahun 1933,
sebetulnya hanya ada empat kelompok dalam pengembangan metoda analisis riset
virus influenza. Salah satunya adalah kelompok peneliti Universitas Wisconsin dan
kelompok peneliti Universitas Tokyo, dibawah Pimpinan Prof. Yoshihiro Kawaoka
dan Prof. Gabriel Neumann.
Riset virus influenza mengalami percepatan ketika menggunakan pendekatan
biologi molekular. Setelah tahun 1975, terutama setelah ditemukan metoda PCR,
diikuti dengan mesin capillary sequencer, sehingga terjadi perkembangan bidang
kajian epidemiologi molekular, antara lain epidemiologi molekular virus Hepatitis C
(HCV) dan virus Flu Burung di Indonesia.
Pengalaman riset epidemiologi molekular virus Hepatitis C di Indonesia
tersebut, dengan menggunakan pendekatan analisis yang sama yaitu PCR dan
Sequencing DNA, penyebab kematian jutaan ayam di Indonesia pada tahun 2003,
dapat ditegakkan yaitu oleh virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1. Ditambah
dengan menggunakan analisis filogenetik atau kekerabatan, dapat diduga kuat virus
AI Indonesia berasal dari Guangdong atau Hunan. Di sinilah awal keterlibatan dan
terjebaknya saya dalam rangkaian riset untuk menekuni dan memahami pola dinamika
virus AI H5N1 di Indonesia (Kompas, 2004).
Saat ini para peneliti Virus, khususnya virus RNA utas negatif (negative
Strand RNA viruses) dapat melakukan kajian secara mendalam melalui kloning
complementary DNA (cDNA) dengan metoda reverse genetic, yaitu suatu metoda
yang memungkinkan peneliti membangun suatu virus dengan gen yang dikehendaki
yang berasal dari klon-klon cDNA. Teknologi ini baru berkembang pada tahun 1989,
yang dilakukan pada virus RNA utas negative. Sekarang teknologi ini sudah
dikembangkan untuk virus Rabies (Rhabdoviridae), virus Newcastle Disease
(Paramyxoviridae) dan influenza A, seperti Flu Burung dan Influenza B
(Orthomyxoviridae). Keuntungan penggunaan teknologi Reverse Genetic ini yaitu
pada riset di dalam laboratorium, karena rumitnya pola hidup virus-virus RNA utas
negatif ini, yang sangat mudah mengalami/melakukan mutasi. Hampir semua
penyakit hewan dan manusia yang disebabkan oleh virus RNA utas negative,
pengobatannya tidak terlalu mudah. Sebagaimana wabah Flu Burung H7N9 di
Tiongkok, munculnya virus MERS di Timur Tengah, mengganasnya virus Ebola di
Afrika maupun virus Nipah di Malaysia yang semuanya adalah virus RNA utas
negatif.
Ini belum lagi dugaan akan munculnya virus-virus RNA negatif yang belum
teridentifikasi selama ini, yang belum tahu akibat pada aspek klinisnya (Nidom,
2013).
Namun demikian, keuntungan lain dari teknologi Reverse Genetic ini, telah
membuka peluang proses pembuatan vaksin penyakit hewan dan manusia yang
disebabkan oleh virus ganas yang mudah mutasi, yang tidak mungkin diaplikasikan
dalam bentuk virus hidup, utuh atau dilakukan pelemahan terdahulu (atenuasi). Tanpa
harus menemukan virusnya terlebih dahulu, vaksin dengan teknologi Reverse genetic
dapat dibangun atau dibuat berdasarkan informasi urutan DNA virusnya saja.
Pembuatan vaksin Flu Burung dipersyaratkan harus menggunakan teknologi
ini, untuk menghindari rekombinasi antara seed vaksin Flu Burung dengan virus yang
berkembang di lapangan serta secara mudah membedakan keduanya (Kawaoka et al,
2009, Cook et al, 2012; Wit et al. 2007)
Prof. Yoshihiro Kawaoka dari Institute of Medical Science, University of
Tokyo (IMSUT) dan Influenza Research Institute University of Wisconsin-Madison
pemegang salah satu paten dunia untuk teknologi Reverse Genetic ini. Beliau telah
melakukan kolaborasi riset virus Influenza dengan Avian Influenza Research Center
(AIRC) Universitas Airlangga sejak tahun 2004.
Rektor dan Hadirin yang saya hormati.
Flu Pandemik H1N1, Flu Burung Subclade 2.3.2 dan Ebola
Ketika semua pihak mengkawatirkan terjadinya wabah global (pandemik)
virus Flu Burung H5N1, tiba-tiba dikejutkan munculnya wabah Flu Pandemik H1N1
2009. Dari data surveilans dunia ternyata virus Flu tersebut telah tersebar ke tiga
puluh negara dalam beberapa minggu saja dan terjadi penularan antar manusia,
sehingga WHO segera menetapkan bahwa penyakit Flu yang baru ini menjadi wabah
Flu Pandemik pertama pada abad 21 ini. Penetapan ini akan membawa konsekuensi
bagi setiap negara di dunia dalam melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap
wabah pandemik ini.
Jika dilihat struktur genoma penyusun virus Flu Pandemik H1N1 2009 ini,
telah menunjukan kekhususan atau keanehan pada pola reassorment (rekombinasi)
dari gen-gen penyusun virus tersebut. Cara penyusunannya seperti tidak alami, bila
dilihat asal tempat dan tahun isolasi virus flu penyumbang genomanya. Susunan
genoma ini, bisa mengkhawatirkan lagi jika dikaitkan kemungkinan bergabungnya
virus Flu Burung yang sudah ada di Indonesia dengan virus Flu Pandemik ini (Nidom,
2012).
Gambar 1.Pola reassorment genoma penyusun virus H1N1 pandemik 2009 (Smith et al. 2009)
Rektor dan Hadirin yang saya hormati.
Pada tahun 2012 bangsa Indonesia dikejutkan oleh munculnya virus Flu
Burung H5N1 subclade 2.3.2 yang banyak menyerang dan menyebabkan kematian
yang tinggi pada bebek. Dibandingkan dengan virus Flu Burung H5N1 subclade yang
sudah ada di Indonesia yaitu 2.1.1; 2.1.2 dan 2.1.3, munculnya subclade 2.3.2
menimbulkan banyak pertanyaan. Selama ini virus Flu Burung clade 2.1 belum
pernah menimbulkan kematian tinggi pada bebek. Jika ditinjau dari analisis
filogenetik (kekerabatan), maka virus Flu Burung subclade 2.3.2 ini sangat dekat
dengan virus Flu Burung subclade yang ada di Vietnam dan Tiongkok Selatan yang
banyak menginfeksi bebek dan unggas. Melalui telusuran epidemiologi maupun
perdagangan tidak ditemukan alasan kuat bahwa penyebabnya alami. Demikian juga
model mutasinya dari gen utamanya yaitu Haemagglutinin (HA) maupun Polymerase
Basic-2 (PB2) bisa dipastikan bukan hasil mutasi dari virus Flu Burung yang sudah
ada di Indonesia.
Pada akhirnya yang perlu mendapat kajian mendalam terhadap kemungkinan
virus Flu Burung subclade 2.3.2 ini sudah melakukan rekombinasi dengan virus Flu
Burung yang sudah ada di Indonesia sebelumnya dan akibat yang akan terjadi
termasuk ancaman pada kesehatan masyarakat serta kerugian ekonomi yang
ditimbulkan (Nidom et al. 2013; Nidom, 2012).
Gambar 2.Filogenetik Gen HA (kekerabatan) virus H5N1 subclade 2.3.2 Indonesia, dengan virus sejenis dari Vietnam (kotak merah) (Nidom et al. 2013)
Gambar 3.Filogenetik (kekerabatan) Gen PB2 virus H5N1 subclade 2.3.2 Indonesia, dengan virus sejenis dari Vietnam (kotak merah) (Nidom et al. 2013)
Lagi-lagi kita dikejutkan oleh data riset yang telah dihasilkan. Pada tahun
2009 di Filipina terjadi wabah virus Ebola strain Reston (REBOV) pada babi dan
monyet. Berdasarkan analisis epidemiologi, perlu dikaji kemungkinan kejadian yang
sama di Indonesia, mengingat jarak dan kegiatan masyarakat antar kedua negara.
Inisiatif ini mendorong semua stok spesimen yang berasal dari hewan yang telah diuji
untuk identifikasi Flu burung dilakukan pengujian terhadap REBOV dan strain
Filovirus lainnya. Namun hasil yang diperoleh, mengejutkan, diluar prediksi yang
ada, karena beberapa spesies hewan memiliki antibodi terhadap strain filovirus dan
dengan prevalensi yang tinggi bukan terhadap REBOV seperti di Filipina tetapi
terhadap virus Ebola Zaire (Zebov) yaitu sebanyak 20,1% Zebov dan Marburg,
sementara antibodi terhadap Rebov hanya 1,4%. Virus ZEBOV adalah virus Ebola
yang mewabah di beberapa negara Afrika akhir-akhir ini (Nidom et al., 2012;
Kompas, 2012).
Hasil penelitian ini, ternyata menimbulkan perdebatan nasional maupun
internasional dengan berbagai versi masing-masing. Namun demikian, sampai saat ini
dari perdebatan tersebut tidak menghilangkan esensi permasalahan yang ada yaitu
indikasi adanya jejak virus Ebola di Indonesia.
Pertanyaan berikutnya yang berkembang, apakah jejak Zebov dan Marburg ini
hanya peristiwa alam biasa yang tidak terpantau sebelumnya, atau ada hal-hal lain
yang belum menjadikan kesadaran bersama. Apakah adanya Zebov dan Marburg ini
tidak bisa dikaitkan dengan isu/kampanye internasional tentang kematian satwa liar
akibat usaha ekonomi di perkebunan sawit? Apakah betul penurunan populasi satwa
liar semata-,mata hanya oleh kegiatan perkebunan tersebut? Bukankah pangsa pasar
di tingkat global untuk minyak sawit sudah mulai menggeser pangsa minyak kedele?
Adakah sasaran lain yang lebih jauh yang ingin dicapai dari keadaan ini ?
Pertanyaan yang mirip juga bisa digunakan untuk kejadian Flu Burung H5N1
subclade 2.1 pada awal timbulnya Flu Burung di Indonesia, dan subclade 2.3 pada
ternak bebek, serta pada wabah pandemik virus influenza H1N1 2009.
Oleh karena itu, sebaiknya analisis dan perhatian terhadap timbulnya penyakit
strategis di Indonesia, tidak hanya semata-mata dipandang sebagai kejadian alami
saja, tetapi perlu juga dilakukan pengkajian terkait bidang lain seperti aspek ekonomi
yang dilakukan menggunakan cara tidak alami atau tindakan bioteroris.
Rektor dan Hadirin yang terhormat.
Waspada terhadap timbulnya Bioterorisme.
Saya mengajak untuk melihat timbulnya penyakit-penyakit tersebut bukan
berarti karena adanya rasa takut yang berlebihan (paranoid) terhadap masalah yang
ada, tetapi melihat aspek global yang terjadi sudah menggugurkan kendala yang
selama ini ada, sehingga suatu persiapan yang lebih baik secara dini merupakan
separuh dari kemenangan yang tercapai.
Selama ini bioterorisme diterjemahkan sebagai kegiatan teror yang disengaja
dengan menggunakan kuman patogen atau toksin dengan tujuan untuk membunuh
atau menimbulkan kerugian pada individu maupun populasi (manusia, hewan dan
tanaman) yang berdampak terhadap kondisi politik, ekonomi, sosial, dan budaya
(Sumodihadjo, 2007)
Wabah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu wabah alami (natural outbrake of
diseases) dan wabah tidak alami (un-natural outbrake of diseases). Wabah alami
merupakan wabah yang terjadi secara alami yang karakteristiknya dapat dijelaskan
secara epidemiologi dan hubungan sebab-akibat, sedangkan karakteristik wabah tidak
alami menunjukan sebaliknya. Wabah tidak alami sebagai wabah yang sengaja
diciptakan umumnya untuk tujuan tertentu (intentional outbreak of disease), salah
satunya dampak ekonomi menjadi tujuan utama (Jones, 2006).
Selain minimnya kesiapan dalam mengantisipasi wabah, Indonesia juga
memiliki kesulitan dalam mengidentifikasi wabah yang berjangkit, bisa dipilahkan
sebagai wabah alami atau wabah yang tidak alami. Bukan hanya persoalan perangkat
hukum yang mengatur belum tersedia, namun belum ditetapkan penanda (marker)
yang pasti terhadap perbedaan keduanya. Padahal wabah tidak alami memiliki
kesulitan pengendalian dan potensi ancaman yang lebih besar. Lebih-lebih kegiatan
surveilans kuman penyakit hewan maupun manusia belum menjadi kegiatan rutin dan
keharusan.
Untuk mencapai tujuan, biasanya kegiatan bioteroris tidak akan langsung
terlihat, tetapi munculnya kerusakan bisa terjadi setelah beberapa saat. Oleh karena
itu, para pelaku sering menggunakan kuman zoonosis sebagai senjata biologisnya,
mengingat pola hubungan antara manusia dan hewan (Human-Animal Interface) dan
peningkatan patogenisitas bisa dilakukan melalui hewan sebagai biosensor.
Gambar 4. Pola hubungan patogen Manusia, Hewan dan Satwa Liar (Human-Animal-Interface)
Wabah yang menjangkit di Indonesia harus ditelaah bukan dari sisi kesehatan
masyarakat saja, namun dari berbagai aspek yang dapat mengancam ketahanan
nasional yaitu kemampuan dan ketangguhan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan eksistensi untuk melangsungkan hidupnya sesuai cita-cita dan
citranya yang mencakup Astra Gatra geografi, demografi, Sumber Daya Alam,
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan militer (Wijanarni, 2007).
Indonesia perlu mengambil langkah awal untuk bersiap dan menghemat waktu
bila wabah seperti flu burung terjadi kembali, seperti mengamankan target yang
mungkin menjadi objek serangan, mengidentifikasi indikator secara dini, membangun
keahlian biologis dan analisis kuman pathogen penyakit masyarakat dan veteriner.
Berdasarkan fakta dan uraian di atas, antisipasi dini terhadap wabah sebagai potensi
ancaman bioterorisme sangat penting, mengingat senjata biologi yang terang-terangan
maupun sembunyi-sembunyi dapat membawa dampak buruk pada berbagai aspek
kehidupan dan akan mengganggu kedaulatan Bangsa Indonesia.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, , sejak tahun 2013 telah
memberikan pembekalan tentang antisipasi bioterorisme kepada para mahasiswa
semester-7 sebagai mata kuliah pilihan. Mata kuliah ini diampuh oleh Departemen
Bioproduk, Biosafti dan Bisekuti (B3), tetapi kami sering menyebutnya dengan nama
Departemen X (sepuluh), ex Departemen dari Program Studi Perikanan & Kelautan
FKH Unair yang saat ini sudah menjadi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga.
Tabel 1. Karakter Kuman Bioteroris (Dari berbagai sumber) Kuman Tipe Dosis
infeksi Masa Inkubasi
Simptom awal
Lamanya sakit
Mati Peran hewan
Antrax Bakteri 8.000 spora
1-6 hari Mirip Flu 3-5 hari 90% Ya
Plague Bakteri 100 kuman
2-3 hari Mirip Flu/ Pneumonia
1-6 hari 90-100%
ya
Tuleramia Bakteria 10 kuman
3-5 hari Mirip Flu > 14 hari 5-30%
ya
Avian Flu Virus 107pfu 3-7 hari Flu/ pneumonia
Hari-minggu
60% ya
Smallpox Virus 103pfu 12 hari Mirip Flu 4 minggu >30% Variasi Ensefalitis Virus 101pfu 2-6 hari Mirip-flu Hari-
minggu <20% Ya
Ebola Virus 101pfu 2-21 hari Mirip Flu 7-16 hari 50-90%
ya
Rektor dan Hadirin yang saya hormati.
Unair sebagai Pusat Ilmu Kesehatan (Health Science Center)
Tatkala kemajuan pesat telah dicapai, perlu kita menengok ke belakang untuk
mempersiapkan diri lebih baik guna menyongsong kemajuan yang akan datang.
Universitas Airlangga, demikian pula, ditengah kemajuan yang sangat pesat, menjadi
salah satu pusat pendadaran (Center of Excellence) baik nasional maupun
internasional, perlu menengok kembali ke belakang.
Jika disebut nama Universitas Airlangga, maka hampir sama yang terbersit
dalam benak masyarakat yaitu pusat pengembangan ilmu kesehatan. Ini tidak bisa
dipungkiri, karena cikal bakal Unair, adalah NIAS (Nederlandsch Indische Artsen
School), sekolah kedokteran dan kedokteran gigi zaman kolonial. Kemudian diikuti
berdirinya berbagai fakultas yang tidak lepas dari peran serta Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, termasuk berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga pada 01 Januari 1972.
Tatkala pada tahun 2011, sebuah gagasan untuk mendirikan Health Science
Center, dari para pimpinan dan senior di Lingkungan Unair, kiranya perlu dilakukan
akselerasi secepat mungkin, mengingat perkembangan munculnya problema
kesehatan masyarakat sangat dinamis. Sementara fasilitas yang dimiliki Unair,
khususnya di Kampus C ini yang terdiri dari Rumah Sakit Universitas Airlangga;
Rumah Sakit Penyakit Tropis Infeksi; Tropical Disease Center dan fasilitas Animal
BSL-3 yang sejak tahun 2013, dinaungi oleh Avian Influenza Research Center
(AIRC) Universitas Airlangga, dengan SK Rektor No. 9640/UN3/KR/2013 sudah
sangat komprehensif untuk segera menjawab problema kesehatan dalam arti luas.
Termasuk kebutuhan adanya Pusat Kajian Anti Bioterorisme, khususnya segera bisa
menemukan metoda pembeda untuk wabah alami dan tidak alami serta melakukan
analisis dampak yang akan ditimbulkan.
Sebagai penanggung jawab AIRC untuk merawat, menjaga dan memfungsikan
semua fasilitas yang dinaunginya, maka diusahakan untuk terus menerus melakukan
surveilans dan pemantauan virus Flu Burung di lapangan baik yang berasal dari
spesimen hewan maupun manusia. Dengan tujuan akhir untuk memberikan
sumbangan eliminasi virus Flu Burung dari Indonesia.
Pengendalian virus Flu Burung pada hewan akan menemukan kesulitan tatkala
program vaksinasi pada hewan dan penataan lokasi peternakan tidak dievaluasi secara
simultan. Penggunaan vaksin Flu Burung pada hewan bukan hanya semata-mata
untuk kepentingan ekonomi peternakan/pertanian, namun perlu diperhatikan akibat
yang ditimbulkan pada kesehatan masyarakat. Vaksinasi pada hewan hanya
mengurangi angka kesakitan dan kematian unggas saja tetapi tidak menghilangkan
virus Flu Burung yang ada bahkan akan menimbulkan varian baru dari virus Flu
Burung pada hewan (Nidom et al. 2012).
Sebetulnya, penggunaan vaksin pada hewan tidak memberikan keuntungan
jangka panjang dalam bisnis perunggasan. Meskipun jumlah kematian unggas sudah
sangat menurun, tetapi Indonesia belum bisa mengembalikan nilai ekspor sebagai
perluasan pasar seperti sebelum adanya wabah Flu Burung. Jika tetap akan digunakan
vaksin Flu Burung pada hewan, seharusnya digunakan teknologi Reverse Genetic
dengan struktur virus yang menjadi seed vaksin berbeda dengan struktur virus Flu
Burung alami-nya, sebagaimana rekombinasi WHO pada vaksin Flu atau Flu Burung
pada manusia.
Selain itu, antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin Flu Burung pada hewan
yang ada selama ini titernya cukup tinggi yaitu 28, tetapi dengan titer tersebut ternyata
masih tidak mampu menahan serangan virus alam, baik pada wabah alam maupun
pada uji tantang. Ini tidak mengherankan, tatkala antibodi dikaji dengan metoda SDS-
PAGE Proteomik dua dimensi, menunjukkan adanya perbedaan konfigurasi protein
antibodi satu dengan lainnya dan titik isoelektrik yang tidak cocok dengan virus
alaminya. Fakta ini tidak akan terlihat jika menggunakan metode konvensional
(Alamudi, 2013, Nidom et al. 2007).
Demikian juga, virus Flu Burung asal manusia ternyata bisa melakukan
“dancing mutation” tatkala dilakukan transmisi/penularan antar spesies (dari monyet-
ferret-unggas-monyet lagi). Artinya virus Flu Burung asal manusia akan bermutasi
yang berbeda tergantung pada spesies yang dihinggapi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemotongan mata rantai penularan atau penataan lokasi peternakan, untuk
menghindari mutasi yang meliuk tersebut (Kadek, 2013).
Rektor dan Hadirin yang saya muliakan.
Penyiapan vaksin Flu Burung untuk manusia sejak tahun 2009 yang terbangun
dalam pilar ABG (Academic-Business-Government) antara Universitas Airlangga-PT.
Biofarma (Persero) dan Pemerintah, bukan hanya untuk pengendalian infeksi Flu
Burung pada manusia saja, melainkan dalam kerangka penyiapan vaksin biodefens
untuk penyakit-penyakit yang tidak terduga pada masa yang akan datang.
Oleh karena itu, konstruksi seed vaksin selalu mendapat perbaikan metode
baik untuk mendapat efikasi yang terbaik, juga untuk efisiensi proses produksi vaksin
yang dikehendaki. Kerjasama diawali dengan membuat prototipe vaksin Flu Burung
dengan teknologi “inactivated whole seed virus” pada tahun 2009, kemudian
dilanjutkan dengan penyiapan seed vaksin virus dengan teknologi Reverse Genetic
pada tahun 2011, dengan konstruksi terdiri dari gen HA dan NA dari virus Flu Burung
alami. Untuk gen HA mengalami mutagenesis terlebih dahulu, sebelum direkonstruksi
bersama gen lainnya. Sementara itu, konstruksi vaksin Flu Burung mengalami
evaluasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dengan cara merekontruksi
seed vaksin yang terdiri dari gen HA mutagen dan gen NA dari virus Low Pathogenic
(Reviany et al. 2014).
Saat ini hasil formulasi vaksin Flu Burung dari PT. Biofarma (Persero) sedang
dilakukan uji imunogenesis dan uji tantang pada hewan ferret di fasilitas Animal
BSL-3 AIRC-Universitas Airlangga. Keberadaan hewan ferret adalah suatu keharusan
dari WHO, sementara Indonesia belum memiliki hewan ini yang terstandar.
Senyampang uji vaksin formulasi, juga dimafaatkan untuk konstruksi seed vaksin
Ebola dan MERS dengan konstruksi virus influenza yang dibuat cacat (Knock-out flu
virus).
Pengembangan vaksin biodefens, lebih ditujukan kepada penggertakan suatu
senyawa pertahanan tubuh yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, tatkala
menerima infeksi oleh semua kuman patogen, sehingga senyawa yang berkembang di
dalam tubuh merupakan mekanisme awal dalam pertahanan tubuh saat menghadapi
kuman bioterorisme, sambil menunggu identifikasi kuman yang digunakan sebagai
kuman bioterorisme. Senyawa yang dimaksud saat ini sedang dalam riset yang
intensif. Perbedaan antara vaksin biodefens dengan vaksin konvensional terletak pada
pola konstruksi antigennya, yang tidak mengikuti struktur kuman yang menginfeksi.
Perlu saya sampaikan bahwa keberhasilan membuat vaksin konvensional atau
vaksin biodefens dengan konstruksi kuman atau senyawa yang dirancang sesuai
dengan yang dikehendaki, maka kemampuan ini bisa juga digunakan untuk
menunjang dan menopang kemandirian dalam pengadaan alutsista Indonesia. Bahan
bakunya banyak di Indonesia, sebagaimana Indonesia dikenal sebagai “Biodiversity
disease country”.
Pengalaman dalam menyiapkan vaksin Flu Burung dengan berbagai teknologi,
dengan konsep kerjasama ABG terus dilakukan. Selama ini Universitas Airlangga
sebagai center of excellence dan AIRC telah terus menerus mengembangkan sumber
daya manusia (semua di bawah usia 35 tahun) dan teknologi secara simultan
(istikomah dan fokus) dengan berbagai daya imajinasi dan ketrampilannya.
Semua ini perlu dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh sivitas
akademik Universitas Airlangga untuk berperan aktif dan strategis menjadikan
UNAIR sebagai Universitas Riset (Research University) terdepan di Indonesia dan
dunia. Tujuan ini bisa tercapai dan bisa dipertahankan apabila “kebebasan mengelola
yang bertanggung jawab” diberikan oleh para Pemangku Kepentingan. Tanpa ada
kebebasan mimbar, tanpa ada otonomi pengelolaan, maka percepatan pencapaian cita-
cita bangsa sebagaimana digariskan dalam NAWA CITA Presiden RI yaitu khususnya
untuk kemandirian ekonomi dan revolusi karakter bangsa Indonesia akan mengalami
perlambatan.
Kita perlu bersyukur karena saat ini Pendidikan Tinggi telah digabungkan
dengan Kementrian Riset dan Teknologi. Tentunya penggabungan ini akan memberi
ruang yang lebih baik untuk melakukan aktivitas riset dengan pola A-B-G tersebut.
Penggabungan Pendidikan Tinggi dengan Riset dan Teknologi akan memudahkan
industri vaksin, termasuk vaksin biodefens untuk melakukan koordinasi dan
percepatan proses Riset Nasional.
Posisi Perguruan Tinggi dalam Kemenristek ini mendorong penguatan
paradigma perguruan tinggi menjadi Perguruan Tinggi yang berbasis riset.
Sebagaimana orang bijak berpendapat bahwa berkembangnya suatu negara ditentukan
oleh pendidikan rakyatnya, tetapi majunya suatu negara ditentukan oleh hasil riset
yang berkualitas. Saya yakin, dalam waktu dekat ini dikotomi bahwa dosen Indonesia
adalah seorang pengajar/pejabat yang kadang-kadang meneliti, segera berubah
menjadi seorang peneliti yang kadang-kadang mengajar/menjabat.
Sektor bisnis sebagai mitra dalam implementasi produk riset Perguruan
Tinggi, diharapkan ada penyesuaian diri, yang selama ini banyak beraktivitas dari
suatu bisnis berbasis perdagangan segera menjadi bisnis berbasis inovasi atau riset.
Sementara itu, Pemerintah sebagai regulator dan akselerator, bisa segera memfasilitasi
dan menerima perubahan atau inovasi yang dihasilkan oleh anak bangsa, baik dari
sektor penelitian maupun dari sektor bisnis.
Rektor dan Hadirin yang saya muliakan.
Saya tidak ingin menyimpulkan uraian dalam pidato ini, karena biarlah kita
bawa sebagai bagian dari suatu puzzle, yang bisa dirangkai oleh masing-masing kita
semua. Bila setuju, mari kita susun gambar Indonesia dari masing-masing puzzle yang
kita miliki, tetapi jika sebaliknya mari kita cari bersama
Namun diujung pidato saya ini, perkenankan saya memberikan apresiasi
kepada semua pihak yang berproses bersama saya selama ini.
Hadiri yang saya hormati.
Jabatan Guru Besar atau profesor suatu bidang ilmu merupakan pencapaian
tertinggi dalam bidang pendidikan tinggi dan penelitian. Setiap kejadian dan
pencapaian seseorang, minimal ditentukan oleh dua hal yaitu garis tangan dan adanya
campur tangan. Garis tangan seseorang tentunya sudah ditentukan dan diawali oleh
suatu takdir yang tertulis di Lauh Mahfuzh, kemudian harus diikuti oleh suatu amal
karya dan ibadah. Oleh karena itu, pertama saya tidak henti-hentinya bersyukur
kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Besar, yang telah menggoreskan garis tangan
saya dan mengizinkan saya untuk menerima jabatan Guru Besar ini. Tentunya
harapan dan do’a selalu dipanjatkan agar selalu memperoleh ridloNYA dan
disertaiNYA dalam mengukir dan melakukan amal karya dan amal ibadah di masa-
masa yang akan datang.
Garis tangan harus diikuti oleh campur tangan dari lingkungan saya, yang
diawali peran kedua orang tua saat memelihara mulai dari kandungan dan perjuangan
untuk membesarkan dan mendidik putranya menuju kepada garis tangannya.
Kepada Ibunda tercinta Hj. Sofeyah Abdullah dan almarhum ayahanda
H.M.Nidom, ananda persembakan pencapaian Jabatan Guru Besar ini kepada beliau
berdua. Meskipun Ibu dan Ayah tidak mengantongi selembarpun ijazah sekolah,
namun dengan kekuatan do’a dan sujud ke haribaan Ilahi yang telah dilakukan dan
dimulai sejak di dalam kandungan, sehingga putra-putrinya mencapai pendidikan
tertinggi. Terima kasih Ibu dan Ayah, semoga Allah SWT menerima segala amal
karya dan ibadah Ibu dan Ayah, dan memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada
Ibu dalam mendampingi putra-putri, cucu-cucu dan buyut-buyutnya.
Kepada mertua tercinta, almarhum ayah H. Achmadoen Imam Sudjono dan
almarhumah Ibu Hj. Daweyah, saya sampaikan rasa hormat yang tulus dan terima
kasih atas cinta kasih sayang yang diberikan, teriring do’a semoga Allah SWT
memuliakan keduanya di Surga.
Kepada istri tercinta, Achmamiek Hariati Achmadoen, selama ini dengan
sabar dan setia mendampingi, memberi semangat, menguatkan dengan do’a sepanjang
waktu, agar suaminya diberikan keselamatan dalam rangka mencari jati diri dan
eksistensinya, hanya ucapan terima kasih dengan cinta dan kasih yang bisa saya
berikan.
Anak-anak tercinta, Andra Kusuma Putra, dr.SpOG; Reviany V. Nidom
(Vivin); Valdy L.Nidom (Kaka) dan Astria N. Nidom (Keke); serta cucu tercinta Alif
Valeryan Kusuma, kalian telah menjadi mutiara indah dan telah menjadikan rumah
kita sebagai sebuah sorga. Semoga anugerah Guru Besar ini bisa menjadi inspirasi
bagi kalian dalam melangkah dengan berbagai tantangannya dan Allah SWT selalu
menyertai kalian.
Kepada Mbakyu Hj. Choirunisa, SSi,MSi dan keluarga, terima kasih atas
kebersamaan tumbuh dalam riang meskipun kekurangan. Kepada Saudara-saudara
tercinta, Om H. Syamsul Arifin, SH.MH; Om H.M.Sholeh, SPi, keponakan Hj.Ainur
Alfiah, drh; Hj.Luluk M, SPi, M. Riza Muzakki, drh, Ulfa Lailatul Inayah, SPi, juga
kepada saudara ipar, mas Budi, Mas Purnomo (alm), mbak Umi, Doni, Soni dan
Ir.H.Hadi P berserta keluarga masing-masing, saya sampaikan terima kasih atas
dukungan dan perhatian selama ini.
Kepada Bapak Ibu Guru SDN Kraton; Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif & guru
ngaji; SMPN-2 Pasuruan; SMAN Pasuruan, kepada para dosen IPB Bogor, para dosen
Program S2-IKD dan S-3 Ilmu Kedokteran FPS-Unair; diucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada Pemerintah RI yang diwakili
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu Prof.Dr.Ir.H. Mohammad
Nuh, DEA, yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk mengemban amanah
sebagai Guru Besar dalam Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular.
Kepada yang terhormat, Rektor Universitas Airlangga Prof.Dr. H. Fasich, Apt
beserta para Wakil Rektor dan juga para Rektor sebelumnya, Prof.Dr. Marsetio
Donoseputro; Prof. Soedarso Djojonegoro; Prof.H. Bambang Rahino S.;
Prof.Soedarto, dr. PhD,SpPar(K) dan Prof.Dr. Med Puruhito, dr.SpB, beserta masing-
masing Pembantu Rektor,
Kepada Pimpinan Senat Akademik Universitas, Prof. Fendi Suhariadi MT. dan
Prof. Sam Soeharto, dr.SpMK (Alm) serta Sudibjo,dr.MS.,PA dan Prof.Dr. Noor
Cholies Zaini,Apt., dengan tulus dan penuh rasa hormat saya menghaturkan terima
kasih atas dukungan, perhatian, kesempatan, dan kepercayaannya kepada saya sebagai
guru besar.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga, Prof.Hj. Romziah Sidik, PhD beserta para wakil
Dekan, serta para Dekan saat saya mengawali pengabdian di FKH Universitas
Airlangga, Prof. IGB Amitaba (Alm), Prof. Soehartojo, Prof. Rochiman Sasmita, Prof.
Ismudiono beserta masing-masing Pembantu Dekan, para ketua dan anggota Badan
Pertimbangan Fakultas.
Kepada Prof. Purnomo Suryohudoyo, sebagai ahli Biologi Molekular pertama
di Universitas Airlangga, yang selalu menjadi inspirator dan pembimbing dalam
memahami dan mengkaji Biologi Molekular dalam analisis penyakit-penyakit tropis,
diucapkan terima kasih. Kepada Prof. H. Soetjipto, dr.MS.PhD, sebagai pembimbing
dan mentor terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya, sehingga bisa
mengikuti JSPS-Short Course tahun 1997-1998 di Kobe University, dengan tuan
rumahnya Prof. Hak Hotta, MD.,PhD. Tanpa kesempatan yang diberikan ini, tidak
mungkin riset-riset yang berkaitan dengan virus penyakit tropis, seperti virus hepatitis
C, Flu Burung, Ebola, serta patogen lainnya, bisa kami laksanakan. Selain ucapan
terima kasih, teriring do’a semoga Allah SWT senantiasa membalas jasa dan
kebaikannya.
Kepada Prof.Dr. H. Yoes Prijatna Dachlan, dr.MS, sebagai ketua Tropical
Disease Center (TDC) Universitas Airlangga dan para Pimpinan lainnya diucapkan
terima kasih yang telah memberi izin untuk melakukan kerjasama riset dengan para
kolaborator di Jepang dan Amerika Serikat, serta di beberapa pusat penelitian lainnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Prof. Muh.Dikman Angsar,
dr.,Sp.OG(K); Prof.Dr. Mohamad Amin, dr.Sp.P(K); Prof.Dr. Nasronuddin,
dr.Sp.PD-KPTI; Prof.Dr. Boerhan Hidayat, dr.Sp.A(K); Prof.Dr. Suharto,
dr.MSc.,Sp.PD,KPTI; Prof.Dr.H.M.S. Wiyadi,dr.,Sp.THT(K).
Terima kasih disampaikan kepada para kolaborator luar negeri yang selama ini
bekerjasama dalam pengembangan keilmuan dan teknologi melalui kerjasama riset
yaitu dari the Institute of Medical Science, the University of Tokyo yaitu Prof.
Yoshihiro Kawaoka; Prof. Kiyoko Iwatsuki-Horimoto, Prof. Shinya T. Yamada
(Division Virology), Prof. Takeshi Noda (Division Ultrastructural Virology), dari
Hokkaido University Research Center for Zoonosis Control yaitu Prof Ayato Takada;
Prof. Reiko Yoshida, H. Miyamoto, PhD (Division Global Epidemiology); serta
berasal dari Influenza Research Institute University of Wisconsin-Madison AS yaitu
Prof. Yoshihiro Kawaoka; Prof. Gabriele Neumann; Eilleen Maher, PhD.
Penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada Direktur Utama, Bapak
Drs. Iskandar,MM beserta anggota Dewan Direksi, dan Komisaris Utama dan anggota
Dewan Komisaris PT. Biofarma (Persero) Bandung yang telah memberi kepercayaan
kepada kami sebagai anak bangsa untuk mengembangkan vaksin Flu Burung dengan
seed virus asli Indonesia dan vaksin lainnya untuk menuju kemandirian bangsa.
Ucapan terima kasih kepada Dirut PT. Riset Perkebunan Nusantara-Prof.
Dr.Ir. Didiek H.Goenadi dan staf; Direktur Puslit Kopi & Kakao Indonesia- Dr.Ir.
Teguh Wahyudi dan Staf, Dr.Ir. Misnawi; Direktur Puslit Teh & Kina, Dr.Ir. Karyudi,
Direktur Puslit Biotek & Bioindustri Indonesia- Dr.Priyono; Puslit Kelapa Sawit-
Dr.Witjaksana D dan Dr.Hasril H.Siregar; telah berkolaborasi riset untuk penyiapan
vaksin penyakit tanaman perkebunan dan vaksin Flu Burung melalui buah pisang.
Selain itu dalam perjalanan hidup, saya pernah menerima nasihat, contoh
perilaku baik sengaja maupun tidak, tetapi sangat berkesan hingga saat ini dan saya
jadikan acuan dalam hidup selama ini, tentunya selain Nabi Muhamad dengan
sunnahnya dan petuah orang tua, yaitu kepada almarhum KH. Masjkur Pasuruan, alm
KH. Mas’ud Kraton, alm Jenderal Besar Abdul Haris Nasution; Prof. Fasichul Lisan;
Prof. Yoes Priyatna; Prof. Sam Suharto (alm); drs. Iskandar, MM dan Oentoro
Tjahjadi. Terima kasih.
Kepada Pimpinan PT. Sindu Amrtha (SinA) Pasuruan, yang telah bersedia
menerima alm Ayah sebagai sopir tetap, sehingga kami bisa merancang dan
menempuh pendidikan lebih baik lagi. Terima kasih.
Kepada kolega di Departemen Ilmu Biokimia FK Universitas Airlangga, Prof.
Purnomo S, dr; Prof. Sri Utari, dr.; Prof. Soetjipto, dr.MS.PhD; Prof. Retno H, dr
PhD; Prof.Dr. Suhartati, dr.MS; Prof.Dr. Harianto N, dr.MS; Prof.Dr. Indri S, dr.MS:
dr. Toni B (Alm); dr. Lukman Siregar; dr.V.Pikanto W; Prapto S, dr.; Tri Martini, dr.;
Juniadi S, dr.; Agus Budiman, dr; Moh.Hanafi, dr.MBBS,MS; CM.Lokasari W, dr.;
Edhi Rianto, dr.MS; Swandito, dr.MS; Sudarno, dr.MKes; SjumanP, drg(Alm);
Basukihardjo, Apt.MS; Sutji KS,dr.MKes; Dr.Indeswati,drg; Gweny I.P, dr.MKes;
Ema, dr.MSi, diucapkan terima kasih atas rasa hangat yang diberikan selama ini yang
tidak terhalang oleh batas profesi dalam pengembangan keilmuan Biokimia dan
Biologi molekular.
Ucapan terima kasih, disampaikan kepada seluruh Ketua Departemen beserta
dosen FKH Universitas Airlangga, khususnya seluruh anggota Departemen Ilmu
Kedokteran Dasar Veteriner, khususnya dosen yang mengampu Ilmu Biokimia dan
Biologi Molekular Veteriner: Setiawati S., drh,MS.: Dr. Nove H., drh.MKes; Dr.Bimo
Aksoro, drh.MKes; Dr.Kadek R. drh.MKes, serta anggota Departemen X: Emmy KS,
dr.MKes; Prof.Dr. Pudji S., drh.MKes; M. Yunus, drh.MKes.PhD.
Kepada seluruh Pengurus RW IX Klampis Semolo Timur, Semolowaru
Surabaya, kepada kolega dan sahabat, teman sekolah, kuliah S1, S2 dan S3,
khususnya sahabat Wisma Andhini-FKH Bogor, serta semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, saya haturkan terima kasih atas semua kebaikannya. Kepada
segenap panitia pengukuhan yang dikoordinir oleh Ibu Nita Citrasari, SSi,MT
(Fakultas Sains & Teknologi), Dr. Kadek R, drh.MKes (Fakultas Kedokteran Hewan)
dan Dr. Gondo M, drh.MKes (Fakultas Kedokteran) yang telah bekerja keras dan
kepada Tim Paduan Suara, sehingga acara ini dapat diselenggarakan dengan baik
disampaikan terima kasih dan penghargaan setingginya.
Kepada para wartawan media cetak, on-line dan televisi, yang tidak bisa saya
sebut satu per satu, dari lubuk hati yang terdalam saya mengucapkan terima kasih dan
apresiasinya atas kerjasama yang baik selama ini untuk mensosialisasikan hasil-hasil
riset kami serta memberikan ide-ide riset selama ini.
Terakhir ucapan terima kasih dan penghargaan setingginya kepada para
peneliti, mahasiswa S1, S2 dan S3 yang tergabung dalam Avian Influenza Research
Center Universitas Airlangga (AIRC-Unair) selama ini, selain sibuk dalam
mengerjakan riset masing-masing, juga secara sukarela tanpa pamrih ikut membantu,
menjaga dan memelihara fasilitas Animal BSL-3, kami yakin sampai saat ini
merupakan satu-satunya di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara serta memelihara
peralatan riset canggih lainnya. Personal yang penuh dedikasi tersebut: Dr.
Moh.Yusuf Alamudi, SSi,MKes; Dr. Kadek Rachmawati, drh.MKes; Reviany V.
Nidom, Apt.MFarm; Ema Qurnianingsih, dr.MSi; Setyarina Indrasari, drh.MSi;
Rahmalia, drh.MSi; Kuncoro Puguh.,drh, MKes; Iswahyudi, drh; Kholik, drh.MSi;
Elsa B Putri, drh.MSi; Anies F.Astutik, SSi.MSi; Riza Muzakki, drh.; Elvin H. Arizal,
SSi; Surip, SSi. Pengabdian kalian, inshaAllah, tidak sia-sia dan Tuhan Yang Maha
Esa akan mencatat sebagai tabungan pahala kalian.
Rektor dan Hadirin yang saya hormati.
Demikianlah, disadari dengan khidmad bahwa tidak ada suatu karya budaya
yang sempurna, karena ketidak-sempurnaan itulah esensi dari suatu keharusan
bersilahtuhrahmi. Saya menghaturkan permohonan maaf bila ada yang tidak
berkenan, dan atas perhatian dan kesabarannya diucapkan terima kasih.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti shanti om
DAFTAR PUSTAKA Alamudi MY. 2013.Mekanisme Proteksi dan daya Hambat Vaksin Flu Burung H5N1-
RG Unair terhadap Virus Flu Burung Subclade 2.1.3. Disertasi Pasca Sarjana FK-Unair.
Cook BWM.,Cutts TA. Court DA. Theriault S. 2012. The generation of a reverse
genetics system for Kyasanur Forest Disease Virus and the ability to antagonize the induction of the antiviral state in vitro. Virus Research 163, 431-438.
Gann A and Witkowski J (ed).2012. The Annotated and Illustrated.Double
Helix.James D.Watson.Winner of the Nobel Prize.Simon & Schuster.New York.
Hoffmann E., Lipatov AS.Webby RJ. Govorkova EA.Webster RG.2006. Role of
Specific hemagglutinin amino acids in the immunogenicity and protection of H5N1influenza virus vaccines. PNAS,102:12915-12920
Jones MH. 2006. Distinguishing Between Natural and Unnatural Outbreaks Of
Animal Diseases, Department of Environmental Studies, Louisiana State University, Baton Rouge.pp:173-186
Kadek R.2013.Model Transmisi virus Avian Influenza Subtipe H5N1 asal manusia
Antar Spesies. Disertasi. Pasca Sarjana FK-Unair. Kawaoka Y (ed). 2009. Biology of Negative Strand RNA viruses : The Power of
Reverse Genetic. Springer-Verlag Berlin-New York. Kompas, 2004. Kematian 10 Juta Ayam Petelur di Indonesia akibat Flu
Burung.Harian Kompas 25 Januari 2004. Kompas.2012. Mewaspadai Ebola di Indonesia. Harian Kompas 12 September 2012. Maeda Y.,Hatta M. Takada A.,Neumann G. Kawaoka Y. 2005.Live Bivalent Vaccine
for Parainfluenza and Influenza Virus Infections. J. Virol.79. 6674-6679. Murakami S.,Horimoto T, Nidom C.A, Kawaoka Y. 2008. Growth Determinants for
H5N1 Influenza Vaccine Seed Viruses in MDCK cells.J.of Virol. 82,10502 Murakami S.,Iwasa A.,Nidom C.A.,Kawaoka Y. 2008. Cross-clade protective
immunity of H5N1 influenza vaccines in a mouse model. Vaccine, 26. 6398 Negredo A.,Palacios G.,Molero F.,Juste J.,Quetglas.,Tenorio A.2011. Discovery of an
Ebolavirus-Like Filovirus in Europe. PloS Pathog 7(10):e1002304 Neumann G, Fuji K, Kino Y, Kawaoka Y.2005.An Improved Reverse Genetics
System For Influenza virus generation and its implication for vaccine production. PNAS.102,16825-29.
Nidom CA.2011. Flu Burung di Indonesia. Kompas, 13 April 2011.
Nidom CA. 2012.Berperang melawan Flu Burung. Kompas, 31 Januari 2012. Nidom CA.2012.Flu Burung Lagi! Kompas, 28 Desember 2012. Nidom CA.2013.H7N9 yang membingungkan. Kompas 17 April 2013. Nidom CA.2014. MERS Mengintip di Beranda Kita. Kompas, 14 Mei 2014. Nidom CA. Nakayama E. Nidom RV. Alamudi MY. Daulay S, Dachlan YP. Amin M.
Igarashi M. Miyamoto H. Yoshida R. Takada A. 2012. Serological Evidance of Ebola Virus Infection in Indonesian Orangutans.PloS One:7(7) e40740.
Nidom CA.Ema Q.,Kadek R.,Alamudi MY.,Nidom RV.Setyarina I.,Kholik, Krisna
AH.Ratnani SH.,Elsa BP.2013.Isolation and Characterization of Clade 2.3.2 H5N1 Avian Influenza Viruses from Duck in Indonesia.JVSM 12(7).
Nidom CA.2005.Analisis Molekular Virus Avian Influenza H5N1 di Indonesia.
Disertasi. Program Studi Doktor.Pasca Sarjana Unair. Reviany VN., Ema Q., Kadek R., Alamudi MY., Iskandar. Nidom CA.2014.Growth
Optimation of H5N1 Influenza Vaccine Seed Strain Indonesia Low Pathogenic Viruses By Reverse Genetic in MDCK Cell. International Seminar and Workshop on Molecular Medicine. Jakarta.April 15-16,2014.
Samihardjo I. 2007. Faktor Intention dalam Kontra Proliferasi Nubika. J.Intelijen dan
Kontra Intelijen 3 (16):90 Tong S.,Zhu X., Li Y. Shi M, Stevens J.,Holmes EC.,Wilson IA.,Donis RO.2013.New
World Bats Harbor Diverse Influenza A Viruses. Plos Pathog 9 (10):e1003657. Uraki R, Kiso M, Takashita E, Ozawa M. Kawaoka Y. 2013.A Novel Bivalent
Vaccine Based on a PB2-Knockout Influenza Protect Mice from Pandemic H1N1 and Highly Pathogenic H5N1Virus Challenges.J. Virol. 87, 7874-7881.
Vallat B., 2011. Animals as detectors of Bio-events. OIE International Meeting of
Emerging Disease and Surveillance. Vienna.Austria 4-7 February 2011. Wijanarni CN.2007.Strategi Menghadapi Potensi Ancaman Sejata Biologi Sebagai
Upaya Dalam Menunjang Ketahanan Nasional Indonesia.Tesis UI.Jakarta. Wit E.,Spronken MJ.,Wervaet G.,Rimmelzwaan GF.,Osteshaus ADME and Fouchier
RAM. 2006. A reverse-genetics system for Influenza A virus using T7 RNA polymerase. J.Gen.Virol. 88. 1281-1287.
Yao K. 2008. Reverse Genetic for Live Attenuated Virus Vaccine Development.
Trend in Biopharmaceutical industry, 2. 57- 62
RIWAYAT HIDUP
Nama : Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom,MS.,drh.
NIP : 195803081984031003
Tempat & Tanggal lahir : Pasuruan, 08 Maret 1958
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Nama Istri : Achmamik Hariati Achmadoen
Nama Anak : Reviany Vibriaanita Nidom
Valdy Lazuardi Nidom
Astria Novitasari Nidom
Pangkat/ Golongan : Penata/III-c (tmt 01 Oktober 1994)
Jabatan : Guru Besar Bidang Ilmu Biokimia & Biologi Molekular
(tmt 1 September 2014)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Dasar dan Menengah
1964-1970 Sekolah Dasar Negeri Kraton Pasuruan
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif, Kraton Pasuruan
1970-1973 Sekolah Menengah Pertama Negeri-2 Pasuruan
1974-1976 Sekolah Menengah Atas Negeri Pasuruan
Pendidikan Tinggi
1977-1982 Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
1983-1986 Program Magister di Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar, Pascasarjana Universitas Airlangga
2000-2005 Program Doktor di Program Studi Ilmu Kedokteran, Pascasarjana
Universitas Airlangga
RIWAYAT PEKERJAAN
1983-sekarang : Dosen FKH Universitas Airlangga,
Mata Kuliah Ilmu Biokimia & Biologi Molekular.
KEANGGOTAAN PROFESI
1983- sekarang : Anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur I 2002-2005 : Ketua I Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur I 1983- Sekarang : Anggota Perhimpunan Ahli Biokimia & Biologi Molekular Indonesia (PBBMI). Cabang Jawa Timur 1998 – 2001 : Ketua PBBMI Cabang Jawa Timur. 1987 – 1992 : Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Cabang Surabaya 2005- sekarang : Anggota dari Komisi Nasional adhoc Karantina Hewan-Kementan; Flu Burung-Zoonosis Kemenko Kesra dan PINERE-Kemenkes RI 2008 - 2013 : Ketua I Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) 2009-sekarang : Anggota Association of Institute For Tropical Veterinary Medicine
(AIVTM) 2010-sekarang : Anggota the American Society of International Law (ASIL). 2010-sekarang : Reviewer Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner (ISSN: 0853-7380) 2010-sekarang : Reviewer Microbiology Indonesia (ISSN: 2087-8575) 2013-sekarang : Anggota Association for Molecular Pathology (AMP)
TANDA JASA DAN PENGHARGAAN
1. Satya Lencana 20 tahun (Tahun 2009) 2. Penghargaan lulus cum laude pada Program Doktor Pascasarjana Universitas
Airlangga, Program Studi Ilmu Kedokteran (Tahun 2005) 3. Dosen Prestasi Tingkat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
(Tahun 2007) 4. Dosen Prestasi Tingkat Universitas Airlangga (Tahun 2007) 5. Saintis dan Peneliti Teladan versi Majalah GATRA pada tahun 2009 dan 2010
NARA SUMBER
1. Dalam negeri : Seminar, Workshop, khususnya tentang Flu Burung, Zoonosis, dan Biosecurity-Biosafty, sejak tahun 2004 – hingga sekarang.
2. Luar negeri : Seminar & Workshop, khususnya tentang Flu Burung, Biosecurity-Biosafty sejak tahun 2004 – hingga sekarang.
AKTIVITAS PENELITIAN
1. 2015 – 2017 : Pembuatan Seed Vaksin Avian Influenza Trivalen Unggas Melalui Teknologi Virus Knock-out Influenza dan Reverse Genetic & Epidemic and Biological Research of Influenza viruses. Sumber Pembiayaan: e-ASIA Joint Research Program & Joint Collaboration between AIRC-UA & Div Virology IMSUT.
2. 2014 – 2015 : Studi Uji Tantang Vaksin Influenza Prepandemik Terhadap Wild strain. Sumber Pembiayaan : PT. Biofarma (Persero), Bandung.
3. 2013 – 2015 : Produksi Vaksin & Kit Diagnostic Virus Flu Burung Manusia dari Strain Indonesia Low Pathogenic Melalui Teknologi Reverse Genetic. Sumber Pembiayaan : PUSNAS – Kemendiknas.
4. 2013 – 2014 : Pendekatan Fenotipik dan Proteomik Sebagai Marker Deteksi Resistensi Plasmodium falciparum galur Papua 2300 pada Obat Antimalaria Artemisinin in Vitro. Sumber Pembiayaan : PUPT- Kemendiknas
5. 2013 – 2015 : Surveillance Influenza Viruses on Bats and other animals in Indonesia. Sumber Pembiayaan : JSPS-DGHE
6. 2013 : The anti-viral Activity of Cocoa Extract Against Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Viruses. Sumber Pembiayaan : PT. Riset Perkebunan Nusantara (Puslit Kopi & Kakao, Jember).
7. 2008 – sekarang : Surveillance and Characterization of Filoviruses in Human Animal Interface. Sumber Pembiayaan : J-GRID , Joint Collaboration research (AIRC & RCZC-Hokkaido Univ)
8. 2012 – 2014 : Deep sequencing analysis of Avian Influenza viruses in Indonesia. Sumber Pembiayaan : Joint Collaboration AIRC UA – IRI UW
9. 2012 – 2013 : Kajian Manfaat Teh Putih Klon Gamboeng (EGWT), sebagai antiviral Flu Burung Indonesia. Sumber Pembiayaan : PT. Riset Perkebunan Nusantara (Puslit Teh & Kina Bandung)
10. 2009 – 2010 : The Molecular Mechanism of H5N1 Subtype Avian Influenza Virus Infection from Birds to Mammals (As Human Infection Models). Sumber Pembiayaan : WHO – EU Searo Jakarta-India.
11. 2009 – 2011 : Penyiapan Seed Vaksin Flu Burung Prepandemik dengan Strain Indonesia. Sumber Pembiayaan : PT. Biofarma (Persero), Bandung.
12. 2009 : Fusi Protein Matriks dan Nukleoprotein Virus Avian Influenza H5N1 dengan Flagellin TLR-5 Sebagai Kandidiat Vaksin. Sumber Pembiayaan: Insentif Terapan Kemenristek.
13. 2007 – 2009 : Elucidation of H5N1 virus in Poultry and Mamalia including human. Sumber Pembiayaan : WHO-EU & Joint Research by JST.
14. 2006 – sekarang : Surveillance and Characterization of H5N1 viruses in Indonesia. Sumber Pembiayaan : Joint Collaboration Research Program.
KARYA PENELITIAN
International Publication 1. Reviany VN., Ema Q., Kadek R., Alamudi MY., Iskandar, Nidom CA. 2014.
Growth Optimation of H5N1 Influenza Vaccine Seed Strain Indonesia Low Pathogenic Viruses By Reverse Genetic in MDCK Cell. International Seminar and Workshop on Molecular Medicine. Jakarta,April 15-16,2014.
2. Hariyanto, Widodo B., Budiantara IN., Nidom CA. 2013.The Construction of a Model of Pre-Coalition between H1N1-p and H5N1 Influenza Virus in Indonesia. Applied Mathematical Sc. Vol 7 (99).
3. Nidom CA, Goenadi DH, Wahyudi T.,Jati M. 2013. The Antiviral Activity of Cocoa Extract Against Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Viruses. J.of Food Studies, 40: 1340-1345.
4. Fan S., Macken CA., Li C., Ozawa M.Goto H.,Iswahyudi., Nidom CA., Chen H.,Neumann G.,Kawaoka Y.2013. Synergistic effect of the PDZ and the p85B-binding domains of the NS1 protein in virulence of an avian H5N1 influenza A virus. J.Virol 02.2608-12
5. Sakabe S.,Takano R., Yamashita N., Nidom CA.,Horimoto KI.,Kawaoka Y.2012. Differences in Cytokine Production in Human Macrophages and in Virulence in Mice Are Attribute to the Acidic Polymerase Protein of Highly Pathogenic Influenza A Virus Subtype H5N1. J.Infec Dis 10:523-531.
6. Nidom CA., Yamada S, Reviany VN,Kadek R, Alamudi MY., Kholik, Setyarina I.,Hayati R.S.,Horimoto K.I, Kawaoka Y.2012. Genetic characterization of H5N1 influenza viruses isolated from chickens in Indonesia in 2010. Virus Gene, 44 (3):459 -65
7. Nidom CA, Nakayama E., Reviany N, Alamudi M.Y.,Daulay S.,Dharmayanti I.N.L.P, Dachlan Y.P.,Amin M.,Igarashi M.,Miyamoto H.,Yoshida R.,Takada A.2012. Serological Evidence of Ebola Virus Infection in Indonesian Orangutans.PLoS One: 7(7) e40740.
8. Takahashi T., Nidom CA., Suzuki T., Kawaoka Y. 2012. Amino Acid Determinants conferring Stable Sialidase Activity at low pH Influenza A Virus Neuraminidase. FEBS 2: 261-266.
9. Yamaoka M. JF.Palilingan, Wibisono J, Yudhawati, Reviany VN, Alamudi MY,
Makino A., Nidom CA, Shinya K, Kawaoka Y.2011.Virological surveillance of human influenza in Indonesia, October 2008-March 2010.Microbiol & Immunology,55 (7): 514-7
10. Sakabe S.,Horimoto K.I, Takano R. Nidom CA., Le Mai,Horimoto T,Kawaoka. 2011.Cytokine production by primary human macrophage infected with highly pathogenic H5N1 or pandemic H1N1 2009 influenza viruses. Gen Virol.92 (Pt6):1428-34
11. Lestari R.,Pancoro A.,Ahmad AS.,Manaf A.,Ahmad M. Nidom CA., Budiana. Pandemic Influenza simulation based on Genetic Algorithm and Agent Based Modeling.ICEEI,01/11.
12. Sakabe S, Horimoto K.I.,Horimoto T., Nidom CA., Le Mai, Takano R.,Okuno Y.,Ozawa M. Kawaoka Y.2010. A Cross-reactive neutralizing monoclonal antibody protects mice from H5N1 and pandemic (H1N1) 2009 virus infection. Antiviral Res.88 (3):249-55
13. Nidom CA, Takano R.,Yamada S.,Tagawa YS,Daulay, Aswadi D,Suzuki T.,Suzuki Y,Shinya K.,Horimoto KI, Muramoto Y.,Kawaoka Y.2010.Influenza A (H5N1) Viruses from Pigs, Indonesia. Emerg Infect Dis.16(10):1515-23.
14. Tagawa YS,Ozawa M,Le Mai, Nidom CA, Sugaya N, Kawaoka Y. 2010. Sensitivity of Influenza rapid diagnostic test to H5N1 and 2009 pandemic H1N1 viruses. J.Clin.Microbiol.48(8):2872-7
15. Monteerat Y.,Sakabe S,Ngamurulert S,Songserm T, Nidom CA, Le Mai, Horimoto KI, Kawaoka Y.2010. Induction of TNF-alpha in human macrophage by avian and human influenza viruses.Arch Virol.155(8):1273-9.
16. Li C, Hatta M, Nidom CA, Muramoto Y, Watanabe S, Neumann G, Kawaoka Y.2010.Reassortment between avian H5N1 and Human H3N2 influenza viruses creates hybrid viruses with substantial virulence. PNAS.107 (10):4687-92
17. Kiso M, Kubo S, Ozawa M, Le Mai, Nidom CA, Kawaoka Y. 2010. Efficacy of the new neuraminidase inhibitor CS-8958 against H5N1 influenza viruses.PLoS pathogens 6(2):e1000786
18. Yamada S, Hatta M, Staker BL. Watanabe S.,Imai M.Shinya K,Stacy R, Nidom CA, Lank SM, Kawaoka Y. 2010. Biological and structural characterization of a host-adapting amino acid in influenza virus. PLoS pathogens 6(8):e1001034.
19. Imai H, Shinya K, Takano R, Kiso M, Muramoto Y, Sakabe S, Murakami S, Ito M, Yamada S, Le Mai, Nidom CA, Tagawa YS, Noda T, Horimoto KI, Horimoto T, Kawaoka Y. 2010. The HA and NS genes of Human H5N1 influenza A Virus contribute to high virulence in ferrets.PLoS pathogens: 6 (9): e1001106
20. Takano R, Nidom CA, Kiso M, Muramoto Y, Yamada S, Tagawa YS, Macken C. Kawaoka Y. 2009. Phylogenetic characterization of H5N1 avian Influenza viruses isolated in Indonesia from 2003 – 2007. Virology 390 : 13-21
21. Takano R, Nidom CA, Kiso M, Muramoto Y, Yamada S, Tagawa YS, Macken C. Kawaoka Y. 2009.A comparation of the pathogenicity of avian ans swine H5N1 influenza viruses in Indonesia. Arch.Virology 154 (4):677-81
22. Murakami S, Iwasa A, Horimoto KI, Ito M, Kiso M, Kida H, Takada A, Nidom CA, Le Mai, Yamada S.,Imai H, Tagawa YS, Kawaoka Y, Horimoto T.2008.Cross-clade protective immunity of H5N1 influenza vaccines in mouse model. Vaccine, 26 :6398 – 6404.
23. Murakami S, Horimoto T, Le Mai, Nidom CA, Chen H, Muramoto Y., Yamada S.,Iwasa A, Horimoto KI, Shimojima M, Iwata A, Kawaoka Y. 2008. Growth determinant for H5N1 influenza vaccine seed viruses in MDCK cells. J.Virol, 82 (21):10502-10509
24. Hao L, Sakurai A, Watanabe T,Sorensen, Nidom CA. Newton MA, Kawaoka Y.2008. Drosophila RNAi screen identifies host genes important for influenza virus replication.Nature :08 :1 -6.
25. Takahashi K, Nidom C.A, Okuno Y. 2007. Development of the Rapid Diagnosis Test for Avian Influenza Viruses. Option VI The Control Influenza Conferrence, Toronto, Canada.
26. Nidom CA. Reviany V.N.,Kadek R.,Kamaluddin Z. Enami M. 2007.Clinical Evaluation of Conventional and Reverse Genetic Vaccines for Chickens Againts H5N1 HPAI Viruses. Option VI The Control Influenza Conferrence, Toronto, Canada.
27. Yamada S, Suzuki Y, Le MQ, Nidom CA, Tagawa Y, Muramoto Y, Ito M, Kiso M, Horimoto T, Shinya K, Sawada T, Kiso K, Usui T, Lin Y, Hay A, Russell RJ, Gamblin SJ, Skehel JJ & Kawaoka Y.2006. Hemagglutinin mutations responsible for the binding of H5N1 influenza A viruses to human-type receptors. Nature 444, 378-382.
28. Nidom CA, Iwatsuki K Horimoto, Kawaoka Y.2005.Molecular Analysis H5N1 Subtype of Avian Influenza Virus Genome in Indonesia. CAS-JSPS Asian Science. Dec.:48.
29. Lusida I.M.,Surayah, Sakugawa H.,Fujii, M.N.,Soetjipto, Mulyanto, Retno H.,Boediwarsono, Setiawan P.B., Nidom CA., Ohgimoto S.,Hotta,H. 2003. Genotype and Subtype Analyses of Hepatitis B Virus (HBV) and Possible Co-Infection of HBV and Hepatitis C Virus (HCV) or Hepatitis D Virus (HDV) in Bloods Donor, Patiens with Chronic Liver Disease and Patients on Hemodialysis in Surabaya, Indonesia. Microbiol.Immunol.47:969-975.
30. Lusida M.,I., Soetjipto, Retno H.,Adi P.,Fujii M., Nidom CA., Hotta H. 2001. Correlation Between Mutations in the Interferon Sensitivity Determining Region of NS5A Protein and Viral Load of Hepatitis C Virus Subtypes 1b,1c and 2a. Journal of Clinical Microbiology Vol 39.
31. Retno H., Soetjipto, Lusida M.I, Purnomo S., Adi P.,Setiawan P.B. Nidom CA., Soemarto, Katayama Y., Hotta H.2000.Prevalence of GB Virus C/Hepatitis G Virus Infection Various Populations in Surabaya, Indonesia and Identification of Novel Groups of Sequence Variants. Journal of Clinical Microbiology. Vol 38.
32. Lusida I.M.,Soetjipto, Retno H, Nidom CA.. Soemarto, Darmadi S. Adi P. Fujii M.,Fujita T.,Ishido S.,Hotta, H. 2000.Viral Load Indonesian Patients with Chronic Liver Disease and Blood Donors Infected with Different Subtypes of Hepatitis C Virus. Japanese Journal Infectious Disease. Vol.53.
33. Nidom CA, Katayama Y., Soetjipto, Lusida IM.,Retno H.,Hotta H.1997.Detection of Hepatitis TT Virus Among Patients on Maintenance Hemodialysis in Surabaya.Indonesia: A Preliminary Study.ICMR Annals.Vol 17.1-6
BUKU
1. Judul : “Menelusuri Penyebaran Virus Burung di Indonesia. 2010. AUP.
2. Judul : “Hewan Model dalam Penelitian Influenza”.2010.AUP
3. Judul : “Pandemik Influenza H1N1 2009”. 2011. AUP
4. Judul : “ Ebola Milik Siapa? 2014. PT.Tiga Serangkai.
top related